PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA ... - e-Campus

88
PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN PHYSICAL QUALITY OF LIFE INDEX TAHUN 2012-2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Ekonomi Islam Oleh : KHAIRUN NIA NINGSIH 3214.023 PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2018 M/ 1439 H

Transcript of PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA ... - e-Campus

PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DI

KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN

PHYSICAL QUALITY OF LIFE INDEX TAHUN 2012-2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Ekonomi Islam

Oleh :

KHAIRUN NIA NINGSIH

3214.023

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2018 M/ 1439 H

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.

(Al-insyirah : 6)

Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah. Bukan hari

namanya jika hanya ada siang yang panas. Semua itu adalah warna

hidup yang harus dijalani dan dinikmati. Meski terasa berat, namun

manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya bisa dilalui

dengan baik.

Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang

senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi,

saat kulemah tak berdaya, Ayah dan Ibu tercinta (Khairun Nas dan

Erma Yuhana), yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta

dalam setiap sujudnya. Sehingga ananda bisa menyelesaikan

perkuliahan ini dalam waktu 4 tahun. Semoga ini menjadi langkah

awal untuk membuat ayah dan ibu menjadi bahagia. Terima kasih

untuk semuanya.

Terimakasih Kakanda Candra Alvines, S.Pd, Wirdatil Husna,

Amd. Keb., Despianti, Amd., Kakanda Roki Saputra, SE, dan

Ayunda Dira Ativa, SE yang telah membantu membimbing ku dalam

penulisan skripsi ini dan selalu mengisi hari-hariku dengan canda

tawa dan kasih sayangnya. Adik ku Elsa Vira Ningsih dan Chelsy

Novitra Ningsih semoga bisa menggapai keberhasilan juga di

kemudian hari.

Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa

melibatkan bantuan Allah swt dan orang lain. Tak ada tempat terbaik

untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat – sahabat terbaik.

Terimakasih kuucapkan kepada sahabat seperjuangan ku Fiki

Susanti, Ramadhani Nur Annisa, Lily Yuliana, Refmita, Fauziah

dan Riska Losari.

Teman-teman Ekonomi Islam A 2014 senasib, seperjuangan dan

sepenanggungan, terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang

luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti.

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran.

Nikmatnya memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya

perjuangan menuntaskan pekerjaan. Hidup adalah perjuangan yang

harus dimenangkan. Pengalaman akan membawa kita pada kegagalan

dan keberhasilan, yang keduanya bersama-sama akan menempah kita

untuk terus berkembang dan akhirnya menggapai kesuksesan.

“Kepintaran Ada Dalam Situasi Tersulit”

“Hadiah Terbaik Ada Dalam Perjuangan Terberat”

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT atas

limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh

Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Di Kabupaten Dharmasraya Dengan Menggunakan

Physical Quality Of Life Index”. Sekaligus menyelesaikan pendidikan di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Kemudian shalawat dan

salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah

menyampaikan risalah nya bagi umat manusia untuk menempuh jalan hidup

yang diridhai-Nya.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan

skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ucapkan terimakasih yang tulus tak terhingga teristimewa kepada

Ayahanda Khairun Nas dan Ibunda Erma Yuhana serta Kakanda Candra

Alvines, S.Pd, Wirdatil Husna, Amd. Keb., Despianti, Amd., Kakanda Roki

Saputra, SE, dan Ayunda Dira Ativa, SE, yang telah membesarkan,

mengasuh, mendidik serta membina penulis dengan penuh kasih sayang dari

sejak kecil hingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

ii

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam

menuntut dan menimba ilmu pengetahuan.

2. Bapak H. Harfandi,SE., MA sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam (FEBI).

3. Bapak Yefri Joni, MA sebagai Ketua Jurusan S1 Ekonomi Islam yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

pendidikan.

4. Bapak Dr. Arsal, M.Ag sebagai pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

pendidikan.

5. Bapak Dr. Miswardi, SH., M.Hum dan Ibuk Hj. Zul Helmi, SE,. MM selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Yuwarman Mansur, SE,. MM yang telah memberikan motivasi dan

arahan selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai.

7. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan/ti IAIN Bukittinggi yang telah

membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan mempermudah

menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini.

iii

8. Kepada Bapak Novri Satria selaku Subbagian Tata Usaha BPS Kabupaten

Dharmasraya yang telah bersedia memberi informasi yang di butuhkan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Rekan-rekan Ekonomi Islam khususnya Ekonomi Islam (EI) A angkatan 2014

atas kebersamaan, kehebohan, kekompakan, dukungan, semangat dan

masukannya.

10. Kepada Masyarakat yang telah membantu dalam proses penelitian sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas

dukungan dan kasih sayang yang begitu luar biasa.

Akhirnya, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah atas selesainya

penyusunan karya ilmiah ini. Mudah-mudahan dapat berguna dan sebagai suatu

amal jariyah di sisi Allah SWT, serta semoga semua jerih payah dari semua pihak

tersebut dibalasi dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin Yaa

Rabbal’alamiin.....

Bukittinggi, September 2018

Penulis

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 13

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 14

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 14

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 14

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 15

G. Penjelasan Judul ..................................................................................... 15

H. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 17

I. Sistematika Penulisan .............................................................................. 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kesejahteraan ......................................................................................... 21

1. Pengertian Kesejahteraan .................................................................. 21

2. Landasan Syari’ah Mengenai Kesejahteraan ..................................... 23

3. Kesejahteraan Dalam Pandang Islam ................................................ 25

4. Pengertian Kesejahteraan Menurut Para Ahli ................................... 26

5. Kesejahteraan Sosial ........................................................................... 28

6. Kesejahteraan Ekonomi ...................................................................... 31

v

7. Asas Kesejahteraan ............................................................................. 33

8. Fungsi Kesejahteraan .......................................................................... 34

9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesejateraan .............................. 36

10. Indikator Kesejahteraan ...................................................................... 37

11. Physical Quality Of Life Index ........................................................... 43

B. Perkebunan Kelapa Sawit ....................................................................... 48

1. Tanaman Kelapa Sawit ...................................................................... 48

2. Pengertian Perkebunan ...................................................................... 49

3. Peranan Perkebunan .......................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 54

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 54

C. Jenis Dan Sumber Data ......................................................................... 55

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 55

E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 58

1. Sejarah Kabupaten Dharmasraya....................................................... 58

2. Profil Kabupaten Dharmasraya ......................................................... 59

B. Analisis Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawitterhadap Peningkatan

Kesejahteraan dengan Menggunakan Physical Quality of Life Index .... 64

C. Pembahasan Dan Analisis Penulis .......................................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 70

B. Saran ........................................................................................................ 71

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Dharmasraya Menurut Kelompok Umur Tahun

2012-2016 ...................................................................................... 5

Tabel 1.2 Data Perkebunan Kelapa Sawit di Dharmasraya Tahun 2012-2016

........................................................................................................ 7

Tabel 1.3 Angka Harapan Hidup di Kabupaten Dharmasraya ...................... 10

Tabel 1.4 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Dharmasraya ....................... 11

Tabel 1.5 Angka Melek Huruf di Kabupaten Dharmasraya .......................... 12

Tabel 2.1 Skala Penilaian PQLI ..................................................................... 47

vii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN

KELAPA SAWIT TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DI

KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN

PHYSICAL QUALITY OF LIFE INDEX TAHUN 2012 – 2016” yang

disusun oleh Khairun Nia Ningsih Nim. 3214.023, Jurusan Ekonomi Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perkebunan kelapa

sawit terhadap peningkatan kesejahteraan di Kabupaten Dharmasraya dengan

menggunakan physical quality of life index tahun 2012 – 2016. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan

data dengan teknik dokumentasi dengan mencari data yang didapat dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dharmasraya. Teknik analisis data yang

digunakan adalah rumus

dimana IKH adalah Indeks

Kualitas Hidup, IHH adalah Angka Harapan Hidup, IKB adalah Angka

Kematian Bayi, IMH adalah Angka Melek Huruf, dengan skala penilaian 0-

100.

Hasil analisis

menunjukkan bahwa nilai IKH

masyarakat Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2012 sebesar 52,24, pada

2013 55,34. Pada 2014 sebesar 56,37, pada 2015 sebesar 56,56 dan terus

mengalami peningkatan pada 2016 sebesar 57,19. Secara keseluruhan angka

IKH masyarakat Kabupaten Dharmasraya pada 2012 sampai dengan 2016

memiliki nilai di atas 51, itu artinya kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Dharmasraya dengan pengukuran PQLI termasuk dalam skala penilaian

sedang. Secara keseluruhan perkebunan kelapa sawit memiliki peran dalam

peningkatan kesejahteraan Dharmasraya.

Kata kunci : Perkebunan Kelapa Sawit, Kesejahteraan Masyarakat,

Physical Quality Of Life Index

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Islam, bekerja merupakan suatu kewajiban kemanusiaan.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mulk ayat 15 tentang

kewajiban manusia untuk bekerja dan berusaha mencari nafkah, yang

berbunyi:

Artinya :”Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezkinya.

Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (Al-Mulk :

15).

Maknanya adalah; Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi

kalian, sehingga dapat ditempati dan tidak bergoncang, maka berjalanlah di

segala penjurunya untuk mencari rizki dan makanlah sebagian dari rizki-

Nya1. Dan hanya kepada-Nya lah kalian dibangkitkan dari alam kubur untuk

mendapatkan balasan2.

Di dalam ayat ini terkandung motivasi untuk mencari rizki dan

bekerja3. Maka hendaknya seorang muslim optimis dan menempuh cara yang

1 Taisirul Karimir Rahman, 877.

2 Tafsirul Jalalain, 563.

3 At- Tafsirul Muyassar, Shalih bin Muhammad Alu Asy-Syaikh.

2

baik dalam mencari rizki. Karena suatu jiwa tidak akan pernah meninggal

dunia hingga ia menghabiskan seluruh rizki yang telah ditetapkan baginya.

Dari ayat di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, manusia di

perintahkan untuk bekerja dan bertebaran di muka bumi untuk mencari rezeki

sehingga tercapailah suatu maslahah dalam kehidupan terutama

perekonomian demi terpenuhinya kebutuhan pokok.

Kesejahteraan masyarakat ialah kondisi atau hal dimana orang-orang

yang berada didalam suatu daerah tersebut memiliki kemampuan dalam

pemenuhan kebutuhannya sebagai warga masyarakat. Pendapatan perkapita

mencerminkan standar hidup riil masyarakat. Standar hidup riil masyarakat

menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa

pendapatan perkapita merupakan kriteria tingkat kesejahteraan masyarakat.

Meskipun telah terdapat kesepakatan telah diterimanya dan digunakannya

pendapatan perkapita sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat

untuk suatu negara atau suatu wilayah, yang dikonsepkan oleh Simon

Kuznets (Universitas Harvard), namun banyak catatan kekurangannya dan

kelemahannya.4 Dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat memanglah

harus diperhatikan oleh pemerintah dan juga oleh masyarakat itu sendiri

sehingga memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses

pelaksanaannya.

4 Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Dan

Pertumbuhan Wilayah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 98.

3

Menurut Poernomosidi pendapatan perkapita bukan merupakan

indikator tingkat kesejahteraan wilayah yang tepat. Sebagai contoh, suatu

wilayah berpendapatan perkapita tinggi karena merupakan penghasil

kekayaan sumber daya alam (pertambangan) yang sangat potensial, tetapi

tidak tersedia pelayanan dokter ahli bedah jantung, sehingga penderita sakit

jantung terpaksa harus berobat ke ibukota negara (Jakarta). Tersedianya

pelayanan dokter ahli (dalam contoh) merupakan suatu kemudahan dalam

memenuhi pelayanan di bidang kesehatan.5

Kemudahan (easyness) diartikan sebagai tersedianya fasilitas

pelayanan (ekonomi dan sosial) sehingga masyarakat dapat memenuhi

berbagai kebutuhan hidupnya, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan,

informasi, pelayanan ibadah, dan lainnya. Tersedianya fasilitas kemudahan

yang mampu memberikan pelayanan pemenuhan berbagai kebutuhan kepada

masyarakat, berarti masyarakat merasa berkecukupan atau berkesejahteraan

karena berbagai kebutuhan, keinginan dan kepentingan hidupnya dapat

terpenuhi dengan cukup, dengan mudah dan lancar.

Salah satu usaha yang mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat berada pada sektor pertanian. Ada beberapa alasan untuk

menjelaskan hal tersebut. Pertama, sektor pertanian menyediakan surplus

pangan yang semakin meningkat. Kedua, meningkatkan permintaan akan

produk industri dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor

5 Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Dan

Pertumbuhan Wilayah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal., 99.

4

sekunder dan tersier. Ketiga, menyediakan tambahan penghasilan devisa

untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil

pertanian terus-menerus. Keempat, meningkatkan pendapatan desa untuk

dimobilisasi pemerintah. Kelima, memperbaiki kesejahteraan rakyat

pedesaan6.

Di dalam buku lain juga dijelaskan, jika pembangunan juga

dimaksudkan untuk mensejahterakan kehidupan rakyat, maka dalam konteks

negara Indonesia pembangunan harus ditekankan pada wilayah pedesaan,

lebih khusus lagi rakyat yang bergulat pada kegiatan pertanian. Ada beberapa

alasan yang dapat menjelaskan hal tersebut. Pertama, pertanian merupakan

sektor yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pangan masyarakat

sehingga eksistensinya mutlak diperlukan. Bahkan ketika pertumbuhan

penduduk dunia kian tinggi, isu ketahanan pangan menjadi bagian yang tidak

terelakkan. Kedua, sektor pertanian menyediakan bahan baku (raw material)

bagi sektor industri (agroindustri) sehingga proses produksi aktivitas industri

dapat terus berlangsung. Dengan kata lain, tidak mungkin sektor industri

(agroindustri) dapat berkembang tanpa dukungan sektor pertanian yang kuat.

Ketiga, pertanian sampai kini merupakan sektor yang menyediakan

kesempatan kerja terbesar bagi tenaga kerja, melebihi sektor industri maupun

perdagangan, apalagi sektor lainnya7.

6 M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2012), hal., 362. 7 Munawar Ismail dkk, Sistem Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2014),

hal., 160.

5

Dharmasraya, merupakan sebuah kabupaten pemekaran yang terletak

di daerah Sumatera Barat, dengan jumlah penduduk yang akan di jelaskan

dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Dharmasraya

Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 s/d 2016

Umur

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

0-14 tahun 62.822 64.685 66.249 67.782 69.269

15-64 tahun 128.863 138.240 142.611 146.984 151.301

>65 tahun 10.976 7.764 8.045 8.346 8.743

Jumlah

penduduk 202.601 210.689 216.905 223.112 229.313

Sumber data : Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya 2016

Dari tabel jumlah kependudukan kabupaten Dharmasraya tahun 2012

sampai dengan tahun 2016 di dapatkan persentase pertumbuhan penduduk

Dharmasraya yang mengalami penurunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak

3,99% pada tahun 2014 pertumbuhan penduduknya sebanyak 2,95% dan

pada tahun 2015 yaitu 2,86% serta pada tahun 2016 sebayak 2,78%.

Sebagaian besar masyarakat di Dharmasraya bekerja di sektor

pertanian itu dibuktikan bahwa pada tahun 2012 persentase ketenagakerjaan

6

masyarakat Dharmasraya pada lapangan usaha pertanian sebanyak 63,61%

hingga pada tahun 2015 sebanyak 53,06% merupakan angka yang tinggi

dibandingkan sektor lainnya walaupun mengalami penurunan8. Dan

masyarakat Dharmasraya bekerja untuk memenuhi kebutuhan terutama pada

perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet. Sektor pertanian selayaknya

dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam PDRB memungkinkan

bahwa keunggulan komperatif pada masing–masing daerah adalah di sektor

pertanian. Sehingga pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan

perekonomian nasional.

Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDRB

Kabupaten Dharmasraya atas harga berlaku mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya. Peningkatan yang terjadi sangat signifikan. Kontribusinya

meningkat dari 31,08 persen pada tahun 2015 menjadi 31,59 persen pada

tahun 2016. Nilai produksi sektor pertanian pada tahun 2016 mencapai Rp

2,664 triliun, meningkat sebesar Rp 264 miliar dari tahun sebelumnya.

Peningkatan ini tidak terlepas dari kontribusi yang besar dari produksi salah

satu komoditas pertanian, yaitu produksi tanaman tahunan. Pada tahun 2016,

nilai produksi perkebunan tanaman tahunan mencapai Rp 1,86 triliun, atau

sekitar 70 persen dari total produksi sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan. Nilai produksi ini mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar

Rp 215 miliar. Peningkatan kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan meningkat seiring dengan meningkatnya harga komoditas

8 Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya 2016, (Dharmasraya: BPS

Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 8.

7

unggulan Kabupaten Dharmasraya. Komoditi unggulan tersebut adalah

tanaman kelapa sawit sebagai oleaginous atau penghasil minyak dan tanaman

karet atau penghasil getah9.

Dari pengamatan penulis, perkebunan kelapa sawit yang ada di

kabupaten Dharmasraya dari tahun ke tahun terus membuka perkebunan baru,

sebagai contoh masyarakat yang awalnya memiliki perkebunan karet mereka

beralih memilih untuk menggantinya menjadi perkebunan kelapa sawit. Di

Dharmasraya luas lahan dan luas tanam perkebunan kelapa sawit dari tahun

ke tahun mengalami peningkatan, akan tetapi luas areal perkapita mengalami

penurunan.

Berikut adalah data perkebunan kelapa sawit yang ada di

Dharmasraya sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2

Data Perkebunan Kelapa Sawit di Dharmasraya

Tahun 2012-2016

Sumber data : Dinas Perkebunan Dharmasraya 2017

9Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Dharmasraya 2016,

(Dharmasraya: BPS Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 9.

NAMA 2012 2013 2014 2015 2016 Satuan

1 Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat (Wujud Produksi Berupa CPO)

1) Luas Areal 29,713.69 30,081.69 30,269.19 30,495.19 30,704 Ha

2) Luas Tanam 29,713.69 30,081.69 30,26919 30,495.19 30704 Ha

3) Jumlah KK 15,144 14,964 15,546 15,730 15,730 Kepala

Keluarga

4) Luas Areal Perkapita

1.96 2.01 1.95 1.93 1.95 Ha

8

Secara tidak langsung bahwa sektor pertanian dalam hal ini

perkebunan kelapa sawit membuka lapangan kerja bagi masyarakat terbukti

sektor pertanian memiliki kontribusi tertinggi dalam ketenagakerjaan

kabupaten Dharmasraya. Kelapa sawit merupakan pengembangan subsektor

perkebunan yang berbasis agribisnis. Aktivitas perkebunan kelapa sawit dan

produk turunannya memberikan nilai tambah (value added) yang tinggi di

sektor perekonomian.

Hal ini sejalan dengan perluasan luas lahan dan luas tanam

perkebunan kelapa sawit, lalu bagaimana dengan kesejahteraan

masyarakatnya?

Menurut pengamatan penulis, tingkat kesejahteraan masyarakat di

kabupaten Dharmasraya setelah adanya perkebunan kelapa sawit dapat

diakatakan sejahtera dibuktikan dengan Multiplier Effect dimana dengan

adanya perkebunan kelapa sawit akan membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Dan itu akan mempengaruhi jumlah nominal atau pendapatan

yang diperoleh masyarakat. Secara tidak langsung dengan keberadaan

perkebunan kelapa sawit akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat

dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur fasilitas umum

dan sosial.

Sebagai contoh dalam hal ekonomi, dimana pendapatan masyarakat

meningkat juga akan mempengaruhi sektor perdagangan, dengan pendapatan

yang dimiliki masyarakat menanamkan modal dengan cara membuka toko,

9

warung. Dalam hal kesehatan, masyarakat bisa mencukupi kebutuhan gizi

yang diperlukan karena pendapatan yang dimiliki cukup besar. Pendidikan

masyarakat juga menjadi lebih baik karena dengan pendapatan yang dimiliki

juga memberikan sumbangsih untuk PDRB Kabupaten Dharmasraya

sehingga memiliki dana yang memadai dalam penunjang aktifitas pendidikan

yang merupakan kebutuhan dasar. Untuk infrastruktur yaitu terjadinya

pembukaan jalan baru, perlistrikan dan sebagainya.

Dalam rangka mengakselerasi pencapaian kesejahteraan masyarakat,

Pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai target-target

pembangunan. Oleh karena kesejahteraan masyarakat dalam penelitian ini

diukur melalui Physical Quality of Life Index (PQLI) yang di Indonesia

dikenal dengan istilah Indeks Kualitas Hidup (IKH) Berarti pemerintah harus

memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan angka IKH. Pada tahun

1979, Morris D. Morris memperkenalkan indikator ini. Ada tiga unsur pokok,

yakni tingkat harapan hidup selepas usia satu tahun, tingkat kematian bayi,

dan tingkat melek huruf.10

Angka Harapan Hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan

dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu

tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku dilingkungan

masyarakat11

. Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk

10

Micheal P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000),

hal. 69. 11 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada

Selasa 22 Mei, pukul 20.02 WIB.

10

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada

khususnya kesehatan.

Berikut Angka Harapan Hidup di Kabupaten Dharmasraya akan

dijelaskan dalam tabel 1.3.

Tabel 1.3

Angka Harapan Hidup di Kabupaten Dharmasraya

Tahun 2012-2016

Tahun Angka Harapan Hidup

2012 63,55

2013 66,55

2014 69,76

2015 70,16

2016 72,33

Sumber data : Badan Pusat Statistik 2017

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya kematian bayi usia nol (0) tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup

pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan perseribu

kelahiran hidup)12

. Berikut akan di jelaskan Angka Kematian Bayi dalam

tabel 1.4.

12 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48. diakses pada

Selasa 22 Mei, pukul 20.10 WIB.

11

Tabel 1.4

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Dharmasraya

Tahun 2012-2016

Indikator

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Angka Kematian

Bayi (AKB) 2,27 2,154 1,510 2,015 1,76

Jumlah

kematian bayi

(yang berumur

kurang 1

tahun)

83 81 58 79 70

Jumlah

kelahiran

hidup pada

satu tahun

tertentu

3.650 3.761 3.841 3.921 3.961

Sumber data : Badan Pusat Statistik 2017

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang penting

untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena

bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat

orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitaannya dengan status sosial orang

tua si bayi. Kemajuan yang di capai dalam bidang pencegahan dan

pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara

jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian

bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang

dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

12

Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15

tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat

sederhana dalam huruf latin dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dl)

terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas13

. Kegunaan AMH adalah untuk

melihat pencapain indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah,

karena membaca merupakan dasar utama dalam memperluas ilmu

pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana

penduduk suatu daerah terbuka terhadapa pengetahuan. Berikut akan

dijelaskan Angka Melek Huruf di Kabupaten Dharmasraya dalam tabel 1.5.

Tabel 1.5

Capaian AMH di Kabupaten Dharmasraya

Tahun 2012-2016

Tahun Indikator

Angka Melek Huruf

2012 96,91

2013 97,33

2014 97,84

2015 97,53

2016 97,49

Sumber data : Dharmasraya Dalam Angka 2016

13 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48. diakses pada

Selasa 22 Mei, pukul 20.24 WIB.

13

Berdasarkan pemaparan tersebut penulis ingin mengkaji dan

mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Keberadaan

Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat di Kabupaten Dharmasraya dengan Menggunakan Physical

Quality of Life Index.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa

masalah ,diantaranya yaitu :

1. Jumlah penduduk masyarakat Dharmasraya dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2016 di dapatkan persentase pertumbuhan penduduk

Dharmasraya yang mengalami penurunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak

3,83% pada tahun 2014 pertumbuhan penduduknya sebanyak 2,95% dan

pada tahun 2015 yaitu 2,86% serta pada tahun 2016 sebayak 2,77%.

2. Salah satu usaha yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

berada pada sektor pertanian. Di Dharmasraya, sektor pertanian memiliki

kontribusi tertinggi dalam ketenagakerjaan.

3. Mata pencarian masyarakat Dharmasraya pada umumnya berada pada

sektor pertanian terutama pada perkebunan karet dan perkebunan kelapa

sawit yang merupakan sektor penting dalam perekonomian kabupaten

Dharmasraya.

4. Dari tahun ke tahun luas areal dan luas tanam perkebunan kelapa sawit

yang ada di daerah Dharmasraya mengalami peningkatan, begitu juga

14

dengan pendapatan yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit di

kabupaten Dharmasraya yang mengalami peningkatan.

5. Belum diketahui pengaruh keberadaan perkebunan kelapa sawit terhadap

peningkatan kesejahteraan di kabupaten Dharmasraya dengan

menggunakan physical quality of life index.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka batasan masalah pada

penelitian ini adalah Pengaruh Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit

terhadap Peningkatan Kesejahteraan di Kabupaten Dharmasraya dengan

Menggunakan physical quality of life index.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dikemukakan

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh

Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Peningkatan Kesejahteraan di Kabupaten

Dharmasraya dengan Menggunakan Physical Quality of Life Index?”

E. Tujuan Penelitian

Peneliti mengadakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh keberadaan perkebunan kelapa sawit terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Dharmasraya dengan menggunakan

physical quality of life index.

15

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai bahan referensi

perpustakaan, untuk referensi perbandingan terhadap objek penelitian

yang sama khususnya memperluas kajian ekonomi pembangunan

khususnya tentang pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Memberikan masukan kepada pemerintah Dharmasraya dalam

rangka mengambil keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

3. Manfaat Personal

Hasil penelitian dapat memperdalam pengetahuan penulis tentang

keberadaan sektor pertanian terutama perkebunan kelapa sawit

terhadap kesejahteraan masyarakat, serta sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di IAIN Bukittinggi.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian tentang judul proposal

ini, maka penulis memberikan penjelasan judul diantaranya:

Pengaruh : Daya yang ditimbulkan dari sesuatu (orang

atau benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan, atau perbuatan seseorang.14

14

Susanto, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Indah, 1989), hal., 58.

16

Perkebunan kelapa sawit: Adalah segala kegiatan yang mengusaha

kan tanaman tertentu pada tanah dengan

bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

permodalan serta manajemen untuk

mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha

perkebunan dan masyarakat, yaitu kelapa sawit

tumbuhan industri penting penghasil minyak

masak, minyak industri, maupun bahan bakar

(biodiesel).

Kesejahteraan sosial: Yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah

keadaan orang hidup aman dan tentram serta

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kesejahteraan hidup merupakan dambaan

manusia, dimana pun mereka berada.15

Indeks kualitas hidup: Salah satu indikator non ekonomi yang

dikembangkan oleh Morris, indeks ini terdiri

dari tiga unsur pokok, yakni tingkat harapan

hidup selepas usia satu tahun, tingkat kematian

bayi, tingkat melek huruf.16

15

Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga islam di

Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal 275. 16

Micheal P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2000), hal. 69.

17

Berdasarkan hal di atas yang penulis maksud dengan judul secara

keseluruhan adalah kajian tentang bagaimana perkebunan kelapa sawit bisa

memberikan kesejahteraan untuk masyarakat Dharmasraya dengan

menggunakan indikator non ekonomi yaitu physical quality of life index.

H. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap sumber kepustakaan,

penulis melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini belum pernah

diteliti sebelumnya. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya judul:

Jurnal Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian

Wilayah di Kabupaten Rokan Hulu oleh Irsyadi Siradjuddin, Universitas

Islam Negeri Syarif Kasim Riau.Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit

terhadap perekonomian masyarakat17

.

Jurnal Dampak Keberadaan Perkebunan Sawit Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Di Desa Badak Mekar Kecamatan Muara

Badak Kabupaten Kutai Kartanegara oleh Laing, Universitas Mulawarman,

2015. Hasil penelitian menunjukkan sejak adanya perkebunan kelapa sawit

kondisi sosial ekonomi masyarakat mengalami peningkatan karena

masyarakat memiliki mata pencaharian dan mendapatkan upah setiap

bulannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tingkat pendidikan sekolah

menengah tingkat atas dan ada juga sampai perguruan tingi. Kesehatan

keluarga terjaga dengan baik karena mendapatkan fasilitas kesehatan dari

17

Jurnal Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian Wilayah

di Kabupaten Rokan Hulu oleh Irsyadi Siradjuddin.

18

pihak perkebunan namun masih ada kekurangan dari fasilitas kesehatan yang

diberikan. Selain itu perusahaan memberikan fasilitas tempat tinggal

karyawan yang tidak memiliki tempat tinggal dan tidak sedikit juga yang

tidak memiliki tempat tinggal sendiri dengan dilengkapi fasilitas yang cukup

memadai, dari kendaraan bermotor hingga mobil18

.

Skripsi Studi Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe

Utara oleh William Hendriono, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari, 2016. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, Dampak keberadaan perusahaan perkebunan kelap

sawit PT. Sultra Prima Lestari terhadap kondisi sosial sangat mempengaruhi

yaitu setelah adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sultra Prima

Lestari dibandingkan dengan sebelum adanya perusahaan perkebunan kelapa

sawit PT. Sultra Prima Lestari. Dampak tersebut seperti adanya akses

pendidikan di Kecamaytan Andowia, adanya aktivitas ekonomi baru seperti

penginapan, rumah makan, jasa penyebrangan dan salon19

.

Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis adalah Pengaruh

Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat di Kabupaten Dharmasraya dengan Menggunakan Physical

18 Jurnal Dampak Keberadaan Perkebunan Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Di Desa Badak Mekar Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai

Kartanegara oleh Laing, Universitas Mulawarman, 2015.

19Skripsi Studi Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe Utara oleh William

Hendriono, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo

Kendari, 2016.

19

Quality Of Life Index Perbedaan penelitian penulis dengan kajian terdahulu

diatas yaitu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana

perkebunan kelapa sawit bisa memberikan kesejahteraan masyarakat dengan

menggunakan indikator non ekonomi yaitu Physical Quality of Life Index

atau di indonesia lebih dikenal indeks kualitas hidup.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi landasan teori yang menjabarkan defenisi, teori,

asas kesejahteraan, fungsi kesejahteraan, kesejahteraan ekonomi

dan indeks kesejahteraan serta sektor pertanian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan lokasi penelitian, sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik

analisis data.

20

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian yang membahas

secara umum objek penelitian. Analisis data yang menitikberatkan

pada hasil olahan data sesuai dengan alat dan teknik yang

digunakan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan

penyajian secara singkat apa yang telah diperoleh dari

pembahasan.

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kesejahteraan

1. Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi

dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan

akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta

kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang

memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki

status sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap

sesama warga lainnya. Kalau menurut HAM, maka definisi kesejahteraan

kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki laki ataupun perempuan, pemuda

dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik dari segi kesehatan,

makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak maka hal

tersebut telah melanggar HAM.20

Kalau secara harfiah, yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah

keamanan dan keselamatan hidup. Ke dalam perkataan kesejahteraan telah

termasuk pengertian kemakmuran, yakni konsep yang menunjukan

keadaan, dimana setiap orang, baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat, dapat memenuhi kebutuhan dengan mudah karena

tersedianya barang dan jasa yang diperoleh dengan harga yang relatif

murah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah

20

Ikhwan Abidin Basri. Islam dan Pembangunan Ekonomi. (Jakarta: Gema

Insani Press 2005), hal.,24.

22

keadaan orang hidup aman dan tentram serta dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Kesejahteraan hidup merupakan dambaan manusia, dimana pun

mereka berada.21

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak

indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini kesejahteraan

masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat

hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat

kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi,

dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan

cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan

menengah kebawah.22

Apabila membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat

berdasarkan pada tingkat pendapatan per kapita mereka, maka sadar atau

tidak sebenarnya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan

masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita masyarakat

tersebut. Salah satu kelemahan penting dari pendapatan per kapita sebagai

indeks tingkat kesejahteraan bersumber dari anggapan ini. Sudah lama

orang meragukan kesesuain dari anggapan bahwa tingkat pendapatan

21

Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga islam di

Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 275.

22 https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomi-kesejahteraan, diakses

Selasa Tanggal 08-03-2017 Pukul 10:45 WIB.

23

masyarakat merupakan pencerminan dari tingkatan kesejahteraan yang

dinikmati suatu masyarakat.23

2. Landasan Syari’ah Mengenai Kesejahteraan

a. QS. At-Thaha : 117-119

Artinya: “Maka kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis)

adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah

sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan

kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di

dalamnya dan tidak akan telanjang, Dan Sesungguhnya kamu tidak

akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di

dalamnya".

Pada ayat ini Allah telah menerangkan bahwa Dia telah

mengamanatkan kepada Adam supaya selalu waspada terhadap Iblis

yang merupakan musuhnya dan musuh istrinya Hawa. Memang Iblis

telah memperdayakannya dengan bujuk rayunya dan mengatakan

kepadanya bahwa pohon khuldi (keabadian) itu pohon yang paling baik,

barang siapa memakan buahnya pastilah dia akan kekal di dalam surga.

Karena keinginannya yang sangat agar dia kekal di dalam surga

menikmati karunia Allah yang tiada putus-putusnya, maka Adam lupa

akan amanat Allah dan larangan-Nya untuk tidak makan buah khuldi

23

Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 56.

24

itu. Adam lupa bahwa Iblis itu musuhnya yang hendak

menjerumuskannya ke lembah dosa24

.

Sesungguhnya di surga kamu (Adam) dapat menikmati berbagai

macam penghidupan, maka kamu tidak lapar tidak pula telanjang, tidak

kehausan di dalam surga, tidak pula terganggu dengan cuaca panas dan

tidak terkena sengatan sinar matahari yang tajam, sebagaimana yang

terjadi pada penduduk bumi. Jelaslah perbedaan antara dua kenikmatan,

kenikmatan surga kekal abadi tanpa ada kelelahan padanya, dan

kenikmatan dunia yang terbatas dan disertai dengan berbagai macam

kelelahan dan risiko25

.

Dalam ayat lain dijelaskan mengenai kesejahteraan yang telah

Allah berikan dengan beberapa kenikmatan hidup, sebagaimana Allah

berfirman:

b. QS. Al-A’raf : 10

Artinya:“dan sungguh kami telah menetapkan kamu dibumi dan disana

kami sediakan sumber penghidupan untukmu, (tatapi) sedikit sekali

kamu bersyukur”.

Jadi dari beberapa ayat tentang kesejahteraan diatas dapat

disimpulkan bahwa pada hakikatnya Allah telah memberikan

kesejahteraan hidup berupa kebutuhan hidup manusia yang tidak akan

terhitung seberapa besar dan banyak nikmat yang telah Allah berikan, tapi

disisi lain kesejahteraan itu hanyalah kesejahteraan duniawi saja, tapi yang

24

Al-Qura’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hal., 204. 25

Prof. Dr. Wahbah Az- Zuhaili, Tafsir Al-Wasith (Yunus-An-Naml), (Jakarta:

Gema Insani, 2013), hal., 557.

25

abadi dan indah hanyalah kesejahteraan syurgawi, dan disanalah semua

keindahan hidup yang sebenarnya tercermin dan pada kesejahteraan yang

didapat didunia sifatnya hanyalah sementara.

3. Kesejahteraan Dalam Pandang Islam

Konsep tentang kesejahteraan di dalam Islam bertujuan mencapai

kesejahteraan total umat manusia, yang kesejahteraan ekonomi hanyalah

merupakan bagian saja dari padanya26

.

Islam datang sebagai agama terakhir yang bertujuan untuk

mengantarkan pemeluknya menuju kepada kebahagian yang hakiki, oleh

karna itu islam sangat memperhatikan kebahagian manusia baik itu

kebahagian dunia maupun akhirat, dengan kata lain islam sangat

mengharapkan umat manusia untuk memperoleh kesejahteraan materi dan

spritual.

Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana untuk mencapai keadilan

distributif, karena mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru,

dengan terciptanya lapangan kerja baru maka pendapatan riil masyarakat

akan meningkat, dan ini merupakan salah satu indicator kesejahteraan

dalam ekonomi islam, tingkat pengangguran yang tinggi merupakan

masalah yang memerlukan perhatian serius seperti halnya dalam ekonomi

kapitalis, hanya saja dalam pemilikan liberal, tingkat pengangguran yang

tinggi bukan merupakan indikator kegagalan sistem ekonomi kapitalis

yang didasarkan pada pasar bebas, hal itu dianggap sebagai proses

26

Dr. Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,

2012), hal., 304.

26

tradisional, sehingga problem itu dipandang akan hilang begitu

pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan kesejahteraan dapat diperoleh

dengan membentuk mental menjadi mental yang hanya bergantung kepada

sang khalik dan berbicara dengan jujur dan benar. Serta allah swt juga

menganjurkan untuk menyiapkan generasi penerus yang kuat, baik kuat

dalam hal ketaqwaannya kepada allah swt maupun kuat dalam hal

ekonomi.

4. Pengertian Kesejahteraan Menurut Para Ahli27

a. Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux

Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari

usaha–usaha pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial, untuk

membantu individu–individu dan kelompok dalam mencapai tingkat

hidup serta kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar individu dan

relasi-relasi sosialnya memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya

untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan serta meningkatkan

atau menyempurnakan kesejahteraan sebagai manusia sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

27

http//www.PengertianKesejahteraan.com, di akses pada Selasa,15 Agustus

2017.13.35 WIB.

27

b. Walter A. Friendlander

Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari

usaha–usaha pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial

yang bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok–

kelompok agar mencapai standard-standard kehidupan dan kesehatan

yang memuaskan, serta hubungan-hubungan perorangan dan sosial

yang memungkinkan mereka memperkembangkan segenap kemampuan

dan meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-

kebutuhan keluarga maupun masyarakat.

c. Perserikatan Bangsa Bangsa

Kesejahteraan adalah suatu kegiatan yang terorganisir dengan

tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu

dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama

melalui teknik dan metode dengan maksud agar memungkinkan

individu, kelompok maupun komunitas memenuhi kebutuhan dan

memecahkan masalah penyesuaian diri mereka terhadap pola–pola

masyarakat, serta melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki

kondisi ekonomi dan sosial.

d. Alferd J. Khan

Kesejahteraan terdiri dari program-program yang tersedia selain

yang tercakup dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan

kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan kesejahteraan, dengan

tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan berfungsinya

28

individual, agar dapat mudah menggunakan pelayanan maupun

lembaga yang ada pada umumnya serta membantu mereka yang

mengalami kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

e. Todaro dan Stephen C. Smith

kesejahteraan masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan

masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik yang meliputi

peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar

seperti makanan, perumahan, kesehatan, dan perlindungan, peningkatan

tingkat kehidupan, tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih baik, dan

peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan, dan

memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu

dan bangsa.28

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulakan kesejahtreraan

adalah proses di mana untuk saling membantu antara individu atau

kelompok yang tujuannya untuk memperbaiki kondisi ekonomi sosial

hidupnya.

5. Kesejahteraan Sosial

Menurut Arthur Dubham kesejahteraan sosial didefinisikan sebagai

kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan didalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga

28

Michael P. Todaro and Stephen C. Smith, Economic Development, 9th

Edition, (New York: Pearson Addison Wesley,2006), hal., 22.

29

dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu sengga, standar-standar

kehidupan hubungan-hubungan sosial.

Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2009, kesejaheraan sosial

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1974, tentang

Ketentuan Pokok kesejahteraan sosial, pasal 2 ayat 1 yang berbunyi

sebagai berikut: “kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan

penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa

keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan

bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha untuk pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya

bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak

asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”.

Selain Undang-Undang No.11 dan 6 diatas terdapat juga aturan

perUndang-Undangan yang mengatur tentang kesejahteraan sosial yaitu

terdapat pada pasal 34 ayat 1, 2, 3 dan 429

yang berbunyi sebagai berikut:

a) Ayat1: Fakir miskin dan anak-anak tang terlantar dipelihara oleh

negara.

29

Sekretariat Jendral MPR RI, Panduan Pemasyarakatan UNdang-Undang

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dan Ketetapan MPR RI Edisi Revisi, ( Jakarata,

2009 ), hlm. 198-199.

30

b) Ayat 2: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan

tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

c) Ayat 3: Negara bertanggung jawab atas penyedian fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

d) Ayat4: Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini

diatur dalam Undang-Undang.

Sesuai dengan pengaturan pasal 34 tentang kesejahteraan sosial,

telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem

Jaminan Sosial, Undang-Undang Nomor 13 tahun 2011 tentang

Penanganan fakir Miskin, Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Negara Indonesia merupakan negara kesejahteraan, berarti terdapat

tanggung jawab negara untuk mengembangkan kebijakan negara di

berbagai bidang kesejahteraan serta meningkatkan kualitas pelayanan

umum yang baik melalui penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan

oleh masyarakat.

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini

menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas

kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan

sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami

hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani

kehidupan secara layak dan bermanfaat.

31

Kesejahteraan sosial dalam islam adalah pilar terpenting dalam

keyakinan seorang muslim adalah kepercayaan bahwa manusia diciptakan

oleh Allah SWT ia tidak tunduk kepada siapapun kecuali Allah SWT.

6. Kesejahteraan Ekonomi

Kesejahteraan ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang

menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak

efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan

yang saling berhubungan30

.

Sehingga sangat sulit dalam menemukan ekonomi yang dapat

menyejahterakan apabila dilihat dari mekanisme pasar yang ada.

Kesejahteraan ekonomi terbagi atas:

a. Kesejahteraan ekonomi Konvensional

Kesejahteraan ekonomi konvensional hanya menekankan pada

kesejahteraan material, dengan mengabaikan kesejahteraan spritual dan

moral.

b. Kesejahteraan ekonomi syari’ah

Kesejahteraan ekonomi syari’ah bertujuan mencapai

kesejahteraan manusia secara menyeluruh, yaitu kesejahteraan material,

spritual dan moral. Konsep ekonomi kesejahteraan syari’ah bukan saja

berdasarkan manifestasi nilai ekonomi, tetapi juga nilai moral dan

spritual, nilai sosial dan nilai politik islam.31

30

Lincoln Arsyad, Msc, Ekonomi Mikro, ( Jakarta : Gema Press, 1999 ), hal.23. 31

Dominick Salvatone, Teori Mikro Ekonomi, ( Jakarta : Erlangga, 2009 ), hal.

56.

32

Waqar Ahmad Husein, sebagai kesejahteraan sosial Islam,

sebagai kesejahteraan ekonom Islam merumuskan tujuan dan obyek-

obyek ekonomi, prinsip-prinsip, dan kriteria bagi kesejahteraan

ekonomi individu maupun masarakat.

Sebuah konsep penting mengenai mentalitas kultural Islam

integral, sebagaimana dikutip oleh Waqar Ahmad Husein yng

menyatakan bahwa kesejahteraan ekonomi bukan merupakan ukuran,

tetapi merupakan alat penting agar ia dapat mencapai kesejahteraan

total. Garis besar dari fungsi kesejahteraan ekonomi Islam dari prinsip-

prinsip dan tujuan-tujuan dasar ekonomi, serta sebagai kriteria dari

penegeluaran sosial. Prinsip-prinsip mengenai fungsi kesejahteraan

ekonomi Islam tadi, secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Pemilikan Allah terhadap alam semesta.

b. Aktivitas ekonomi Islam didasarkan pada prinsip persaudaran,

persamaan dan perwalian ekonomi.

c. Ekonomi Islam didasarkan pada kesadaran, saling membantu.

Allah SWT menciptakan perbedaan dalam tujuan, kebernian,

perbedaan-perbedaan iini merupakan dasar keidupan ekonomi,

sehingga seorang manusia bergantung pada lainnya untuk dapat

memuaskan kebutuhan ekonominya.

Dalam mencapai kesejahteraan ini, maka tidak pernah lepas

dari faktor-faktor yang mendukung usaha peningkatan pendapatan dan

pemanfaatan sumber-sumber serta sarana yang ada. Faktor-faktor yang

33

mendukng tersebut dapat diterangkan sebagai berikut, seperti yang teah

diungkapkan oleh Usman Yatim, dalam upaya peningkatan pendapatan

dapat diukur melalui faktor-faktor prduksi, yaitu :

a. Modal

Modal merupakan faktor produksi yang sangat esensial

badi fakir miskin dalam proses meningkatkan mutu kehidupannya.

b. Keterampilan

Keterampilan merupakan faktor produksi yang sangat

strategis dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan fakir

miskin.

c. Teknologi

Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai usaha dalam

meningkatkan kesejahteraan fakir miskin, karena teknologi juga

dapat terbentuk metode baru dalam berproduksi.

d. Lahan usaha

Lahan usaha merupakan faktor yang sangat dibutuhkan

bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

7. Asas Kesejahteraan

Di antara asas untuk mewujudkan kesejahteraan adalah terjaminnya

hak mendapatkan keadilan. Dalam Universal Islamic Declaration of

Human Rights, yang disususn oleh Dewan Islam Eropa berdasarakan Al-

Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, yang di umumkan di Paris pada

34

tanggal 19 September 1981, hak seseorang atau masyarakat untuk

mendapatkan keadilan antara lain32

:

a. Hak untuk diperlakukan sesuai dengan hukum.

b. Hak untuk membela dan mempertahankan diri terhadap setiap tuduhan

yang dilontarakan kepadanya.

c. Hak untuk mempertahankan kepentingan pribadi dan kepentingan

masyarakat pada umumnya.

d. Hak untuk tidak mematuhi segala perintah dan larangan yang

bertentangan dengan hukum tanpa mempersoalkan siapa yang

memerintahkannya.

8. Fungsi Kesejahteraan

Dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, Imam Al-Ghazali

mengelompokkan dan mengidentifikasi semua masalah baik yang brupa

masalah (utilitas, manfaat) maupun mafasid (diutilitas, kerusakan) dalam

meningkatkan kesjahteraan sosial. Dimana fungsi kesejahteraan tersebut

dalam rangka hirarki kebutuhan individu dan sosial tergantung kepada

pencarian dan pemeliharaan lima tujuan besar, yaitu :33

a. Agama (ai-dien) adalah pemimoin manusia memberi petunjuk cara

mengatur kehidupan mengatur hak dan kewajiban sesamanya agar

manusia selamat didunia dan bahagia di akhirat.

32

Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga islam di

Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 277. 33

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012),

hlm.61-62.

35

b. Hidup atau jiwa (nafs) maksudnya sebagaimana syariah mewajibkan

manusia untuk memilihara diri dengan cara memperoleh atau

mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan seperti

makan,minum,pakaian ,dan tempat tinggal.islam juga mewajibkan

manusia untuk mencegah sesuatu yang membahyakan jiwa karena itu

maka diwajibkanlah qihas dan diyat.

c. Keluarga atau keturunan (nasl) adalah allah mensyariahkan pada

manusia untuk menikah untuk mendapatkan keturunan dan

mewajibkan untuk menjaga diri dari sanksi dan qadzaf.

d. Harta atau kekayaan (maal)adalah islam mewajibkan manusia untuk

berusaha mencari rejeki dan membolehkan muamalah atau transaksi

jual beli,barter dan perniagaan.dan haram hukumnya melakukan

pencurian,khianat,memakan harta orang lain secara ilegal dan

memberi sanksi bagi pelaku pelanggaran serta tidak membubazirkan

harta.

e. Intelek atau akal (aql)adalah allah mewajibkan manusia menjaga akal

oleh karena itu segala sesuatu yang memabukkan hukumnya haram

dikonsumsi dan pelakunya aka mendapat siksa.

36

Imam Al-Ghazali mengidentifikasi aspek ekonomi dari fungsi

kesejahteraan sosial dalam kerangka sebuah hirarki utilitas individu dan

sosial yang tripartite meliputi :

a. Kebutuhan.

b. Kenyamanan dan keenangan.

c. Kemewahan.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Ada bebepara faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan

diantaranya adalah:34

a. Komposisi umur penduduk.

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas

dasar kriteria tertentu. Pengelompokan data dan kriteria ini disesuaikan

dengan tujuan tertentu. Misalnya, secara geografis, biologis, sosial, atau

ekonomi.

b. Distribusi pendapatan masyarakat.

Suatu ukuran yang digunakan untuk melihat berapa pembagian

dari pendapatan nasional yang diterima masyarakat. Dari perhitungan

ini akan dapat dilihat porsi pendapatan nasional akan dikuasai oleh

berapa persen dari penduduk.

34

Sadono, Sukirno, Ekonomi Pembanguanan: Proses, Masalah, Dan Dasar

Kebijakan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal., 58.

37

c. Pola pengeluaran mayarakat.

Seberapa besar pengeluaran masyarakat yang digunakan untuk

pangan, sandang dan papan. Hal ini menyangkut tentang konsumsi yang

dilakukan oleh masyarakat.

d. Komposisi pendapatan nasional.

e. Jumlah masa lapang yang dinikmati masyarakat.

Yaitu jumlah waktu luang atau leisure time yang digunakan oleh

masyarakat di dalam kesehariannya apakah berkualitas atau tidak.

f. Perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran.

10. Indikator (Indeks) Kesejahteraan

Indeks kesejahteraan adalah alat ukur yang dijadikan untuk

mengukur kesejahteraan masyarakat, ataupun alat ukur keberhasilan

pembangunan yang inklisif serta alat ukur terhadap pemenuhan hak – hak

dasar masyarakat. Pada dasarnya indeks kesejahteraan ini bertujuan untuk

mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.

a. Indikator Ekonomi

1) Pendapatan perkapita

Pada mulanya pendapatan per kapita digunakan intuk

mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu Negara, sebab

dapat menggambarkan laju perkembangan tingkat kesejahteraan

berbagai Negara35

.

35

Ahmad, Mayudi, Ekonomi Pembanguanan Dan Analisis Data Empiris,

(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004 ), hal.,151.

38

Namun, dalam perkembangannya, pendapatan perkapita yang

digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat banyak

memiliki kelemahan, diantaranya:36

a) Kelemahan yang bersumber dari ketidaksesuaian penggunaan

pendapatan pendapatan perkapita untuk menentukan tingkat

kesejahteraan masyarakat dan tingkat pembangunan.

b) Kelemahan yang bersifat statistik dan metodologi yang menghitung

pendapatan perkapita.

Menurut Rahardjo Adisasmita kelemahan pendapatan per kapita

terdiri dari:

a) Perbedaan kondisi geografis dan iklim.

b) Perbedaan corak masyarakat.

c) Perbedaan komposisi produksi.

d) Perbedaan dalam distribusi pendapatan.

e) Koreksi positif.37

2) Kesejahteraan ekonomi bersih ( Net Economic Walfare / NEW )

Menurut William Nordhaus dan James Tobin, untuk memperoleh

indikator ekonomi yang lebih baik, yaitu:

a) Koreksi positif, memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan

perekonomian sektor informal.

b) Indikator negatif, kurusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.

36

Sadono, Sukirno, Ekonomi Pembanguanan: Proses, Masalah, Dan Dasar

Kebijakan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal., 55. 37

Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Dan

Pertumbuhan Wilayah, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013 ), hal. 98.

39

3) GDP dengan purchasing power parity.

b. Indikator Non Ekonomi

1) Indikator sosial

a) Usaha membandingkan tingkat usaha masyarakat di dua Negara dengan

memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional.

b) Penyesuaian pendapatan masyarakat dibandingkan dengan

mempertimbangkan tingkat harga berbagai Negara.

c) Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara

berdasarkan data yang bersifat moneter.

2) Indeks Kualitas Hidup (Physical Quality of Life Index)

IKH digunakan untuk mengevaluasi kesejahteraan umum individu

dan masyarakat. Istilah ini digunakan dalam berbagai konteks, termasuk

bidang pembangunan internasional, kesehatan, politik. Kualitas hidup

tidak harus terbolak-balik dengan konsep standar hidup yang didasarkan

utamanya pada pendapatan. Sebaliknya, indikator kualitas hidup meliputi

tidak hanya kekayaan dan pekerjaan, akan tetapi juga lingkungan binaan,

fisik dan kesehatan mental, pendidikan, rekreasi, dan waktu luang.

Kualitas hidup yang sering diidentikkan dengan kesejahteraan.

Pengkajian kualitas hidup pernah dan terus dilakukan, bahkan

secara internasional, yang dimotori oleh Organization of Economic and

Culture Development (OECD) yang berkedudukan di Paris. Untuk

mengetahui kualitas hidup, harus diketahui terlebih dahulu indikatornya.

40

3) Indikator campuran ( BPS )

a) Tingkat pendidikan: tingkat melek huruf, tingkat partisipasi pendidikan.

b) Kesehatan: rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.

c) Perumahan: sumber air bersih & listrik, sanitasi dan mutu rumah.

d) Angkatan kerja: partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja,

sumberpenghasilan utama, status pekerjaan.

e) Keluarga berencana dan fertilisasi: penggunaan ASI, tingkat imunisasi,

kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat

kontrasepsi.

f) Ekonomi: tingkat konsumsi perkapita.

g) Kriminalitas: jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan

pertahun, jumlah perkosaan pertahun.

h) Perjalanan wisata: frekuensi perjalanan wisata pertahun.

i) Akses di media massa: jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah

televise.

Biro Pusat Statistik38

Indonesia menerangkan bahwa guna melihat

tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator

yang dapat dijadikan ukuran, antara lain adalah:

a) Tingkat pendapatan keluarga maksudnya berapa pendapatan keluarga

dalam 1 bulan.

b) Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan

pengeluaran untuk pangan dengan non pangan.

38

Dokumen Pusat Data Statistik Indonesia Tahun 2000.

41

c) Tingkat pendidikan keluarga maksudnya berapa orang anggota keluarga

yang di tingkat jenjang pendidikan.

d) Tingkat kesehatan keluarga.

e) Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

4) Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator terciptanya

pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk

mengukur mutu modal manusia, United Nations Development Program

(UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama

Human Development indeks atau indeks pembangunan manusia (IPM).

Tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan

kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-sumber

pertumbuhan ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun terhadap

kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi.39

5) Prosperity index

Pengukuran kesejahteraan ekonomi dan sosial global terkemuka di

dunia. Meliputi 149 negara dan berdasarkan pada 104 indikator dan 15.000

poin data ini menyajikan wawasan unik tentang kesejahteraan

internasioanal dengan mengidentifikasi kondisi yang diperlukan untuk

negara-negara sejahtera. Konsep ini memiliki delapan indikator yaitu,

39

Michael P. Todaro, pembangunan ekonomi, Jakarta: PT Bumi aksara, 2000,

hal. 71

42

ekonomi, kesehatan, kewirausahaan, keamanan dan keselamatan, tata

pemerintahan, kebebasan individu, pendidikan, modal sosial.

6) Indeks Kemakmuran Sosial (Social Progress Index)

Indeks kemajuan sosial meneliti indikator sosial dan lingkungan

dengan tiga dimensi berbeda kemajuan sosial yaitu kebutuhan dasar

manusia, dasar-dasar kebutuhan akan kesejahteraan manusia dan peluang.

7) Human Wellbeing Index (HWI)

Ekosistem kesejahteraan menurut Prescott-Allen memiliki lima

dimensi yaitu: menjaga keragaman dan kualitas lahan alami, menjaga

keragaman dan kualitas air, mengembalikan keseimbangan kimia atmosfer

global dan kualitas udara setempat, menjaga spesies liar dan gendalam

proses demostikasi, penggunaan sumber daya alam dengan

mempertimbangkan daya dukung ekosistem.

8) Index of Happiness (Indeks Kebahagiaan)

Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang

dimiliki oleh setiap individu. Skalanya 0-100. Semakin tinggi angka

indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia. Dimensi

nya yaitu: kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga,

keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial,

kondisi rumah dan aset, keadaan lingkungan, kondisi keamanan.

43

9) The Better Life Indeks

Konsep pengukuran kesejahteraan ini banyak digunakan oleh

negara-negara maju (OECD) dimana memiliki sebelas indikator yakni:

perumahan, pendapatan, pekerjaan, kemasyarakatan, pendidikan,

lingkungan, kesehatan, kepuasan hidup, keamanan, keseimbangan hidup.

10) Index of Suitanable Economic Welfare (ISEW)

Indeks berkelanjutan kesejahteraan ekonomi, indeks ini juga

merupakan ekonomi dimana dimaksudkan untuk menggantikan Produk

Domestik Bruto (PDB), pada indikator makroekonomi utama Sistem

Neraca Nasional (SNA).

11) Genuine Progress Indicator (GPI)

Indeks ini mirip dengan ISEW dan juga digunakan oleh beberapa

pembuat kebijakan dalam mengukur variabel kesejahteraan terutama dari

sisi kesehatan masyarakat, keselamatan, lingkungan yang bersih, dan

indikator kesejahteraan ekonomi ke arah berkelanjutan (suistanable

development)40

.

11. Physical Quality of Life Index (Indeks Kualitas Hidup)

Pada tahun 1979, Morris D. Morris memperkenalkan satu indikator

alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara yaitu Indeks

Kualitas Hidup (IKH) atau Physical Quality of Life Index. Ada tiga

indikator utama yang dijadikan acuan pada indeks ini yaitu tingkat harapan

40

https://googleweblight.com/i?u=https://suyutimarzukidotcom.wordpress.com/2

017/05/09beberapa-konsep-pengukuran-kesejahteraan-masyarakat-di-dunia/&hl=id-ID,

diakses pada 21.39 WIB Jumat 21 September 2018.

44

hidup pada usia satu tahun, tingkat kematian bayi, dan tingkat melek

huruf.41

Angka Harapan Hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih

akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada

suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku dilingkungan

masyarakat42

. Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada

khususnya kesehatan.

Harapan hidup berbeda dengan lama hidup, lama hidup atau

panjang hidup yakni jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat

hidup. Usia harapan hidup ditentukan oleh besarnya angka jumlah

kematian bayi. Jika kematian bayi jumlahnya besar, usia hidup akan

rendah. Oleh karenanya, biasanya di negara-negara maju harapan hidupnya

tinggi karena pada umumnya tingkat kesehatan ibu dan bayinya tinggi.

Sebaliknya di negara berkembang biasanya relatif rendah karena buruknya

tingkat kesehatan.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya kematian bayi usia nol (0) tahun dari setiap 1000 kelahiran

hidup pada tahun tertentu atau dapat diakatakan juga sebagai probabilitas

41

Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi oleh Prof.

Lincolin Arsyad 42 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada

Selasa, 22 Mei pukul 20.02 WIB.

45

bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan

perseribu kelahiran hidup)43

.

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang penting

untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat,

karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan

tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitaannya dengan status

sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang di capai dalam bidang pencegahan

dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin

secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka

kematian bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya

intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang sangat

penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab

kematian kematian maupun program kesehatan ibu dan anak sebab angka

kematian bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak.

Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15

tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat

sederhana dalam huruf latin dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji,

dl) terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas44

. Kegunaan AMH adalah

untuk melihat pencapain indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu

43 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada

Selasa 22, Mei pukul 20.10 WIB. 44 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada

Selasa, 22 Mei pukul 20.24 WIB.

46

daerah, karena membaca merupakan dasar utama dalam memperluas ilmu

pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh

mana penduduk suatu daerah terbuka terhadapa pengetahuan.

Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya sebuah

sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program keaksaraan yang

memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan

menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan

melanjutkan pembelajaran. Berikut rumus indeks kualitas hidup (physical

quality of life index):

Di mana :

IHH: adalah indeks harapan hidup.

IKB: adalah tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran.

IMH: adalah indeks melek huruf.

a) Indeks Harapan Hidup dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

b) Indeks kematian bayi dapat di ukur dengan menggunakan

formula:

47

c) Indeks Melek Huruf (IMH) sama dengan persentase tingkat

melek huruf yaitu jumlah melek huruf per 100 orang dewasa.

Variabel tersebut menggambarkan kesejahteraan masyarakat,

karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status

pendidikan para anggotanya begitu juga dengan kesehatan dan angka

harapan hidup keluarga tersebut. Oleh para pembuatnya, indeks ini

dianggap sebagai hasil dari pembangunan, di samping pendapatan

perkapita sebagai ukuran kuantitas manusia.

Skala penilaian angka phsical quality of life index dinilai dengan

skala 1-100. Penilaian ini dibuat oleh Overseas Development Council atau

dewan perkembangan luar negeri pada pertengahan tahun 1970-1n oleh

Morris David Morris45

. Berikut skala lengkap nya akan dijelaskan dalam

tabel 2.1.

Tabel 2.1

Skala Penilaian PQLI

No Skala penilaian 1-100 Kinerja PQLI

1 Angka 1-50 Jelek

2 Angka 51-79 Sedang

3 Angka 80-100 Baik

45

Micheal P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000),

hal. 69.

48

B. Perkebunan Kelapa Sawit

1. Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil

minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel)46

. Pohon

Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis

oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran

minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari

Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit elaeis

oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa sawit

menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19 yang

menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan pangan

dan industri sabun47

.

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon, tingginya dapat mencapai

0-24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak.

Buahnya kecil, apabila masak berwarna merah kehitaman. Daging dan

kulit buah kelapa sawit mengandung minyak. Minyak kelapa sawit

digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya

dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan

pembuatan makanan ayam.

46

Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: LP3ES, 1989) hal., 55. 47

Dinas Perkebunan Indonesia Tahun 2007.

49

2. Pengertian Perkebunan

Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman

tertentu pada tanah dan/atau media tumbuhan lainnya dalam ekosistem

yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman

tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan

serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha

perkebunan dan masyarakat48

.

Lahan perkebunan merupakan lahan usaha pertanian yang luas,

biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk

menghasilkan komoditas perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan di

pasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi lokal. Perkebunan

dapat diatanami oleh tanaman industri seperti kelapa sawit, karet, kopi,

kakao, kelapa, teh, tebu dan sebagainya. Ukuran luas perkebunan sangat

relatif dan tergantung ukuran volume komoditas yang dipasarkannya.

Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum

untuk menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya.

Ciri perkebunan: menerapkan cara monokultur, paling tidak untuk setiap

blok yang ada di dalamnya, terdapat instalasi pengolahan atau pengemasan

terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum

produknya dikirim ke pembeli49

.

48

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan, diakses pada Rabu, 7 Februari 2018. 49

Rahardi dkk, Agribisnis Perikanan, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1993).

50

3. Peranan Perkebunan

Perkebunan sendiri merupakan salah satu sub sektor dari pertanian

yang juga memiliki peranan besar bagi sektor pertanian dan perekonomian

nasional. Tanaman perkebunan memiliki dua potensi pasar yaitu di dalam

dan di luar negeri. Tanaman perkebunan di dalam negeri dapat dikonsumsi

langsung oleh masyarakat, diperlukan sebagai bahan baku industri. Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman perkebunan memiliki arti ekonomi yang

penting. Artinya, bila diusahakan secara sungguh-sungguh atau profesional

bisa menjadi suatu bisnis yangmenjadikan keuntungan besar50

.

Tanaman perkebunan mempunyai peranan sebagai salah satu sumber

devisa sektor pertanian, penyedia bahan baku industri sehingga dapat

mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri serta berperan dalam

kelestarian lingkungan hidup. Pemerintah secara berangsur mengurangi

petani yang tidak mempunyai tanah menjadi pemilik tanah dalam

pembangunan sektor pertanian. Pemilikan secara bertahap dilakukan

dengan program Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Tujuan dilaksanakannya

pembangunan PIR adalah untuk meningkatkan taraf hidup para petani atau

pengebun dengan jalan pembukaan areal-areal baru kurang produktif atau

lahan kritis serta menghentikan perladangan berpindah-pindah. Dengan

proyek Perkebunan Inti Rakyat maka petani dapat menjual komoditas hasil

kebunnya kepada pemerintah dengan harga pasaran ekspor serta kualitas

komoditas terjamin standartnya.

50

Rahardi dkk, Agribisnis Perikanan, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1993).

51

Potensi sub sektor perkebunan untuk diajdikan ekspor di masa-masa

mendatang sebenarnya sangat besar. Prasyarat yang diperlukan hanyalah

perbaikan dan penempurnaan iklim usaha dan struktur pasar komoditas

perkebunan dari sektor hulu sampai ke hilir. Mustahil kinerja ekspor akan

lebih baik jika kegiatan produksi di sektor hulu, pola perdagangan dan

distribusi komoditas perkebunan domestik masih mengalami banyak

hambatan.

Perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting bagi

pembangunan ekonomi. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang

ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada

sektor pada pertanian. Pembangunan perkebunan diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri,

meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas

kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha.

Sektor perkebunan di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif

hal itu disebabkan karena:

1. Indonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga perbedaan musim

menjadi jelas dan periodenya sedikit lama.

2. Karena lokasinya di khatulistiwa tanaman cukup memperoleh sinar

matahari untuk keperluan fotosintesisnya.

3. Curah hujan umumnya memadai.

4. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong

tumbuh dan berkembangnya sektor perkebunan.

52

Pembangunan perkebunan di Indonesia tetap dianggap terpenting

dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi sejak sektor perkebunan

ini menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru

pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya

negatif.

Menurut Heru A. Muawin visi pembangunan pertanian adalah

membangun petani melalui bisnis pertanian yang modern, efisien, dan

lestari yang terpadu dengan pembangunan wilayah. Ciri-ciri dari visi ini

adalah51

:

1. Membangun petani mengandung pengertian prioritas pembangunan

pertanian harus mendahulukan kesejahteraan petani dalam arti luas

sehingga mampu menumbuh kembangkan partisipasi petani dan mampu

meningkatkan keadaan sosial-ekonomi petani melalui peningkatan

akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.

2. Bisnis pertanian mengandung pengertian pertanian harus dikembangkan

dalam suatu sistem agribisnis pertanian mulai dari bisnis input

produksi, hasil produksi pertanian, deversifikasi usaha pertanian, serta

bisnis hasil olahannya yang mampu akses ke pasar internasional.

Melalui aktifitas agribisnis pertanian yang lebih luas ini diharapkan

mampu lebih meningkatkan peran pertanian terhadap pembangunan

nasional baik terhadap penyerapan tenaga kerja, pendapatan nasional,

perolehan devisa, maupun peningkatan gizi masyarakat.

51

www.herumuawin.blogspot.com,2015, diakses pada Kamis, 8 Februari 2018.

53

3. Modern mengandung pengertian menggunakan teknologi yang dinamis

dan spesifik lokasi pengembangan sesuai dengan tuntutan zaman.

4. Efisien mengandung pengertian mampu berdaya saing di pasar

internasional yang dicirikan pada pengembangan yang didasarkan 17

sumber daya yang mempunyai keunggulan komparatif dan berkualitas

tinggi.

5. Lestari mengandung pengertian menggunakan sumber daya yang

optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya

pertanian.

6. Terpadu dengan pembangunan wilayah mengandung pengertian

pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan wilayah

baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi

kemasyarakatan.

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif, yang menguraikan atau menggambarkan pengaruh perkebunan

kelapa sawit terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan

menggunakan indeks kualitas hidup di kabupaten Dharmasraya pada lima

tahun terakhir yakni 2012-2016.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah Kabupaten

Dharmasraya. Pemilihan lokasi ini didasarkan kepada potensi yang

terdapat di kabupaten Dharmasraya yang memilki perkebunan kelapa sawit

yang luas. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan mengenai

Pengaruh Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan

Kesejahteraan Di Kabupaten Dharmasraya Dengan Menggunakan

Physical Quality of Life Index Tahun 2012-2016.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan padabulan April 2018 sampai

penulisan skripsi ini selesai.

55

C. Sumber Data

Data sekunder yaitu data yang mendukung permasalahan yang akan

dibahas, yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan.52

Dalam

penelitian ini data sekunder diperoleh dari BPS Kabupaten Dharmasraya

berupa data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dan literatur-literatur

serta informasi-informasi yang tertulis seperti buku-buku, skripsi, dokumen-

dokumen yang merupakan hasil penelitian dan sebagainya yang berasal dari

instansi terkait maupun internet, yang berhubungan dengan topik penelitian

untuk memperoleh data sekunder.53

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan

peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi

penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-

cara tertentu.54

Metode pengumpulan data berkaitan dengan teknik yang

akan digunakan, misalnya dengan cara observasinatau survey, penyebaran

angket yang berupa questionnaire,interview, observasi biasa, tes,

eksperimen, koleksi, atau teknik pengumpulan data lainnya.55

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berbentuk time

series dari tahun 2012 sampai dengan 2016 pada Kabupaten Dharmasraya.

52

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1999), hal.117. 53

Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, Cet.1, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2008), hlm.93. 54

Misbahudin dan Iqbal Hasan, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”,

Cet.1, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.27. 55

Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, Cet.1, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2008), hlm.109.

56

Data ini diperoleh dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin

yang berkaitan dengan judul dan permasalahan penelitian dari berbagai

literatur seperti buku, jurnal, internet, Koran, lembaga atau instansi yang

terkait dalam penelitian, badan pusat statistik kabupaten Dharmasraya dan

lain sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan kesejahteraan

masyarakat yang ada di kabupaten Dharmasraya.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja, seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan secara umum analisis

data adalah memperkirakan atau dengan menetukan besarnya pengaruh secara

kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu

(beberapa) kejadian lainnyam serta memperkirakan atau meramalkan kejadian

lainnya. Kejadian (event) dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel.56

Analisis data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian.

Hal ini didasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang

diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan

kaidah yang ilmiah. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data, sebab

data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang

tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak

56

Misbahudin dan Iqbal Hasan, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”,

Cet.1, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.32.

57

berbunyi. Oleh karena itu, analisis data disini berfungsi untuk memberi arti,

makna dan nilai yang terkandung dalam data itu.57

Berdasarkan uraian yang ada sebelumnya, maka model yang

digunakan menggunakan Angka Indeks Kualitas Hidup (IKH) dapat

diperoleh dengan rumus:

Di mana :

IHH: adalah indeks harapan hidup.

IKB: adalah tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran.

IMH: adalah indeks melek huruf.

57

M. Kasirijm, “Metode Penelitian”, (Jakarta: Erlangga,2006),Ed.IV, hlm.274.

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Kabupaten Dharmasraya

Kabupaten Dharmasraya merupakan kabupaten hasil pemekaran

dari Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang diresmikan tanggal 7 Januari

2004 oleh Presiden RI secara simbolik di Istana Negara. Dibentuk

berdasarkan Undang Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten

Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat yang diresmikan oleh Gubernur

Sumatera Barat atas nama Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Januari

2004.

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah seluruh proses

kegiatan manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Daerah yang

meliputi perencanaan, penetapan kebijakan, pelaksanaan,

pengorganisasian, pengawasan, pengendalian, pembiayaan, koordinasi,

pelestarian, penyempurnaan dan pengembangan. Pada hakikatnya

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah merupakan salah satu bentuk

pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang

menggunakan konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.

Sebagai konsekuensi dari kebijakan otonomi daerah dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Laporan Penyelenggaraan

59

Pemerintahan Daerah merupakan salah satu sarana yang sangat penting

sebagai perekat hubungan hirarkis antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa Kepala Daerah

mempunyai kewajiban menyampaikan Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Presiden melalui Menteri Dalam

Negeri untuk Gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui

Gubernur untuk Bupati/Walikota 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Aktifitas Pemerintahan telah dimulai sejak dilantiknya Penjabat

Bupati Dharmasraya pada tanggal 10 Januari 2004 dan baru pada tanggal

12 Agustus 2005 Kabupaten Dharmasraya memiliki Bupati/Wakil Bupati

Definitif hasil Pilkada Langsung Tahun 200558

.

2. Profil Kabupaten Dharmasraya

a. Kondisi geografis59

No. URAIAN KETERANGAN

1. Letak Geografis 0º 47 07 LS - 1º 41 56 LS

101º 09 21 BT - 101º 54 27 BT

2. Batas-Batas Daerah

Utara Kabupaten Sijunjung dan

Kabupaten Kuantan Singingi

Selatan Kabupaten Bungo dan Kerinci

Provinsi Jambi

Barat Kabupaten Solok dan Solok

Selatan

Timur Provinsi Jambi

3. Ketinggian dari

permukaan Laut 82 m – 1.525 m

58

Dharmasraya Dalam Angka 2014, diakses pada Minggu, 22 Juli 2018. 59

Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka 2016, (Dharmasraya: BPS

Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 9.

60

4. Luas Daerah 3023,25 Km

5. Jumlah Sungai 59 buah

6. Panjang Sungai 450.9 km

7. Panjang Jalan Negara 60.62 km

8. Panjang Jalan Provinsi 83.5 km

9. Panjang Jalan Kabupaten 1035.72M

b. Pemerintahan

Pada tahun 2008 ditetapkan Perda No. 3 Tahun 2008 tentang

Penataan dan Pembentukan Kecamatan, dimana jumlah kecamatan di

Kabupaten Dharmasraya dimekarkan dari 4 kecamatan menjadi 11

Kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Sungai Rumbai

2. Kecamatan Koto Besar

3. Kecamatan Asam Jujuhan

4. Kecamatan Koto Baru

5. Kecamatan Koto Salak

6. Kecamatan Tiumang

7. Kecamatan Padang Laweh

8. Kecamatan Sitiung

9. Kecamatan Timpeh

10. Kecamataan Pulau Punjung

11. Kecamatan IX Koto.

61

Pada Tahun 2009 dikeluarkan Perda No. 4 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Penataan Nagari. Dalam Perda tersebut terdapat beberapa

nagari yang dimekarkan sehingga dari 48 nagari menjadi 52 nagari di

Kabupaten Dharmasraya. Sedangkan jumlah jorong seluruhnya sebanyak 260

jorong. Dengan terbentuknya nagari, selanjutnya pembangunan yang

dilaksanakan di Dharmasraya sudah tentu akan berbasis nagari. Jika ditunjang

dengan semangatmembangun dari tingkat nagari maka aspirasi masyarakat

akan lebih mudah untuk disalurkan melalui nagari. Dari hasil pemekaran 11

kecamatan tahun 2009 berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2009 kecamatan yang

paling luas adalah Kecamatan Koto Besar dengan luas 488,19 Km2 dan

kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Sungai Rumbai 47,63 Km260

.

c. Kependudukan

jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya tahun 2016 sebanyak

229.313 jiwa, dan mengalami penambahan dari tahun 2015 yaitu 223.112

jiwa. Sehingga pertumbuhan penduduk meningkat sebesar 2,78 persen.

Berdarkan angka sex ratio, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Angka sex ratio Kabupaten

Dharmasraya tahun 2016 sebesar 107,50, yang artinya pada setiap 100

penduduk wanita terdapat sekitar 107 sampai 108 penduduk laki-laki.

Rasio penduduk usia muda (dibawah umur 15 tahun) di Kabupaten

Dharmasraya masih menunjukkan persentase yang cukup tinggi. Kemudian

rasio ketergantungan, yang merupakan perbandingan antara jumlah usia

60

Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka 2016, (Dharmasraya: BPS

Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 23.

62

produktif (15-64) dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (usia 0-14

tahun dan usia di atas 65 tahun), tahun 2016 sebesar 51,56 artinya setiap 100

penduduk produktif menanggung sekitar 51 sampai 52 orang penduduk tidak

produktif61

.

d. Ketengakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Dharmasraya

tahun 2015 sebesar 65,88. Artinya, sekitar 66 persen penduduk usia kerja aktif

dalam kegiatan ekonomi baik yang sedang bekerja maupun sedang mencari

pekerjaan.

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan persentase penduduk

yang bekerja terhadap angkatan kerja yang menggambarkan peluang seorang

calon pekerja untuk menggantikan posisi yang tersedia saat ini. Sementara

tingkat kesempatan kerja Kabupaten Dharmasraya tahun 2015 sebesar 96,49

persen. Artinya setiap 100 orang angkatan kerja terdapat 96 orang yang

bekerja.

Dilihat berdasarkan jenis kelamin, pekerja laki-laki jauh lebih banyak

dibandingkan pekerja perempuan di berbagai sektor, kecuali sektor

perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa yang pekerja perempuan

memiliki jumlah yang lebih besar.

Sektor pertanian masih memiliki kontribusi tertinggi dalam

ketenagakerjaan Kabupaten Dharmasraya, yaitu sebesar 53 persen. Sektor

61

Statistik DaerahKabupaten Dharmasraya 2017, (Dharmasraya: BPS

Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 5.

63

kedua yang memiliki kontribusi tertinggi kedua adalah sektor perdagangan,

hotel dan restoran yaitu sebesar 19 persen62

.

e. Perkebunan

Komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Dharmasraya meliputi

tanaman karet, kelapa, kelap sawit, kopi, lada, kakao dan lainnya. Karet

merupakan tanaman paling banyak ditanam di Kabupaten Dharmasraya yaitu

sebesar 38.432,5 hektar. Kelapa sawit merupakan tanaman kedua yang

terbanyak di Kabupaten Dharmasraya yaitu 30.495,19 hektar. Kedua

komoditas tersebut merupakan tanaman favorit yang ditanam di Kabupaten

Dharmasraya karena prospek yang menjanjikan. Luas tanam karet terluas di

Dharmasraya terdapat di Kecamatan Pulau Punjung lalu Kecamatan Koto

Besar.

Meskipun tanaman karet memliki luas tanam yang lebih luas daripada

tanaman kelapa sawit tapi untuk produksi, tanaman kelapa sawit jauh lebih

tinggi daripada karet. Pada tahun 2015, produksi kelapa sawit mencapai

74.020,05 ton sementara itu karet hanya mencapai 32.784,24 ton63

.

62

Statistik DaerahKabupaten Dharmasraya 2017, (Dharmasraya: BPS

Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 7. 63

Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka 2016, (Dharmasraya: BPS

Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 145.

64

B. Analisis Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Peningkatan

Kesejahteraan dengan Menggunakan Physical Quality Of Life Index

Proses pengolahan data menggunakan rumus indeks kualitas hidup

sebagai berikut:

Di mana :

IHH: adalah indeks harapan hidup.

IKB: adalah tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran.

IMH: adalah indeks melek huruf.

1) Indeks kualitas hidup tahun 2012

2) Indeks kualitas hidup tahun 2013

65

3) Indeks kualitas hidup tahun 2014

4) Indeks kualitas hidup tahun 2015

5) Indeks kualitas hidup tahun 2016

Berdasarkan skala penilaian angka PQLI dengan nilai 1-100 dapat

disimpulkan bahwa dari hasil pengolahan data pada tahun 2012 angka PQLI

masyarakat Dharmasraya di dapatkan 54,24, pada 2013 sebesar 55,34, pada

2014 sebesar 56,37, pada 2015 sebesar 56,56 dan terus meningkat pada 2016

sebesar 57,19. Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut, maka pada skala

66

penilaian 1-100 kinerja angka PQLI masyarakat Dharmasraya termasuk ke

dalam kategori kinerja sedang.

C. Pembahasan Dan Analisis Penulis

Berdasarkan hasil pengolahan data di dapatkan terlihat dengan

jelas bahwa perkebunan kelapa sawit memliki pengaruh yang positif atau

pengaruh yang baik terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Dharmasraya, dilihat dari hasil olahan tersebut yang menggunakan rumus

menunjukkan hasil yang baik yaitu IKH pada 2012 di

Kabupaten Dharmasraya sebesar 54,24 dan terus menunjukkan hasil kenaikan

yang signifikan hingga pada 2016 IKH di Kabupaten Dharmasraya sebesar

57,19. Jika di ukur dari penilaian skala IKH atau PQLI 1-100, maka nilai

IKH pada tahun 2012 sebesar 54,24 hingga terus naik sampai 2016 sebesar

57,19 merupakan penilaian dalam kategori sedang. Artinya, pengaruh

perkebunan kelapa sawit terhadap peningkatan kesejahteraan Kabupaten

Dharmasraya yang di ukur dengan menggunakan physical quality of life index

menunjukkan angka yang cukup. Perkebunan kelapa sawit memberikan

kontribusi atau memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan di

Kabupaten Dharmasraya, karena perkebunan kelapa sawit menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat bagi Kabupaten Dharmasraya dalam melakukakan

aktivitas ekonomi dan produksi perkebunan kelapa sawit bisa mendorong

pembangunan ekonomi masyarakat kareana masyarakat memiliki pekerjaan

dan bisa menghasilkan sehingga pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat

67

akan terpenuhi seperti misalnya kenaikan akan Indeks Kualitas Hidup

masyarakat itu sendiri.

Pada dasarnya dapat dilihat bahwa adanya pengaruh perkebunan

kelapa sawit terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya

tersebut akan menggambarkan kebahagian ataupun kedamaian antara

masyarakat. Sesuai dengan UUD Tahun 1945 alinea keempat yang berbunyi “

dengan berkat Rahmat yang kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur

mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan

Indonesia yang bersatu, adil, makmur dan sejahtera”. Dari kutipan tersebut

maka dapat diketahui bahwa keejahteraan itu penting baik kesejahteraan

individu maupun kesejahteraan kelompok atau masyarakat.

Dengan adanya perkebunan kelapa sawit dapat mempengaruhi

kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya. Dan masyarakat

Kabupaten Dharmasraya hidup dengan aman, damai dan saling tolong-

menolong sehingga tidak ada masyarakat Kabupaten Dharmasraya yang

kelaparan. Selain UUD, Islam juga mengatur atau membahas kesejahteraan

ummat yaitu yang terdapat pada surah At-Thaha : 117-119 yang artinya :

Artinya: Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah

musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah

sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang

68

menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak

akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan

Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula)

akan ditimpa panas matahari di dalamnya".

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya Allah

telah memberikan kesejahteraan hidup berupa kebutuhan hidup manusia

yang tidak akan terhitung seberapa besar dan banyaknya nikmat yang

telah Allah berikan, yang dimaksud dengan tafsir ayat di atas adalah

kenikmatan (kesejahteraan) di surga, Sesungguhnya di surga kamu

(Adam) dapat menikmati berbagai macam penghidupan, maka kamu

tidak lapar tidak pula telanjang, tidak kehausan di dalam surga, tidak

pula terganggu dengan cuaca panas dan tidak terkena sengatan sinar

matahari yang tajam, sebagaimana yang terjadi pada penduduk bumi.

Jelaslah perbedaan antara dua kenikmatan, kenikmatan surga kekal

abadi tanpa ada kelelahan padanya, dan kenikmatan dunia yang terbatas

dan disertai dengan berbagai macam kelelahan dan risiko64

.

Sedangkan kenikmatan (kesejahteraan) di dunia harus di capai

dengan kerja keras dan kelelahan yang ditafsirkan dalam ayat yang

sama, Allah berfirman; wahai Ada,, sesungguhnya Iblis adalah musuh

bagimu dan bagi istrimu, maka dia tidak mau sujud kepadamu dan

mendurhakai-Ku. Oleh karena itu janganlah kamu patuh kepadanya,

dan jangan sampai dia menjadi sebab kamu berdua dikeluarkan dari

surga sehingga kamu mengalami kelelahan dalam kehidupan duniamu

64

Prof. Dr. Wahbah Az- Zuhaili, Tafsir Al-Wasith (Yunus-An-Naml), (Jakarta:

Gema Insani, 2013), hal., 557.

69

di bumi, yaitu lelah dalam menggapai berbagai macam sarana

penghidupan, seperti bercocok tanam di ladang dan di kebun, atau

jangan sampai kamu taat kepada setan yang menggoda, yang akibatnya

itu menjadi sebab keluarnya kamu berdua dari surga dan menjadi sebab

penderitaan,maksudnya kelelahan lantaran beban berccocok tanam dan

lainnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mendukung

dengan teori yang ada, apabila perkebunan kelapa sawit meningkat baik

itu luas areal dan luas tanam maka akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Dharmasraya, begitu juga sebaliknya. Dan

kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya sudah dapat dikatakan

sesuai dengan ekonomi Islam, dimana masyarakat Kabupaten

Dharmasraya hidup dengan cara bekerja bercocok tanam yaitu sebagai

petani kelapa sawit sehingga bisa mencapai mashlahah serta masyarakat

Dharmasraya hidup dengan damai, rukun, tidak ada yang merasa dizalimi

dan yang menzalami antara masyarakat.

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Dharmasraya dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya aktivitas perkebunan kelapa sawit dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan menggunakan rumus

menunjukkan hasil yang baik yaitu IKH pada 2012 di

Kabupaten Dharmasraya sebesar 54,24, pada 2013 sebesar 55,34, pada 2104

sebesar 56,37, pada 2015 sebesar 56,56 hingga terus mengalami peningkatan

pada 2016 57,19.

Angka tersebut terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jika

dinilai menurut sakala penilaian PQLI dimana nilai 0-100, nilai 0-50 penilaian

dalam kateori jelek, nilai 51-79 merupakan nilai dalam kategori sedang, 80-

100 termasuk dalam penilaian baik. maka angka PQLI yang didapatkan

Kabupaten Dharmasraya termasuk ke dalam kategori penilaian sedang karena

nilai dari tahun 2012 sampai dengan 2016 menunjukkan nilai di atas 51.

71

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran

sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat Kabupaten Dharmasraya harus mampu

mempertahankan kesejahteraan keluarganya dengan memanfaatkan

sebaik-baiknya aktivitas ekonomi perkebunan kelapa sawit.

2. Untuk mendapat tambahan pendapatan dalam pemenuhan kebutuhan

masyarakat tidak harus bekerja sebagai petani saja, namun masyarakat

harus membuka usaha lainnya seperti perkebunan kakao, berdagang

dll.

3. Masyarakat Kabupaten Dharmasraya harus pandai dalam mengelola

dan memelihara serta merawat perkebunan kelapa sawit untuk hal-hal

yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat seperti

memperbanyak produksi kelapa sawit sehingga kesejahteraan

masyarakat meningkat karena terpenuhinya kehidupan hidup.

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Khairun Nia Ningsih

NIM : 3214.023

Tempat/Tanggal Lahir : Ampang Kuranji/ 30 September 1996

Hoby : Travelling, Membaca, Mendengarkan musik

Cita – cita : Pengusaha Sukses dan Dosen

Alamat : Ampang Kuranji, Kec. Koto Baru, Kab.

Dharmasraya

Nama Orangtua

Ayah

Ibu

:

:

Khairun Nas

Erma Yuhana

Pendidikan

SD : SDN 02 Paninjauan

MTs : MTsN Koto Baru

SMA : SMAN 2 Koto Baru

Perguruan Tinggi : IAIN Bukittinggi