PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA ... - e-Campus
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA ... - e-Campus
PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DI
KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN
PHYSICAL QUALITY OF LIFE INDEX TAHUN 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Ekonomi Islam
Oleh :
KHAIRUN NIA NINGSIH
3214.023
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2018 M/ 1439 H
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
(Al-insyirah : 6)
Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah. Bukan hari
namanya jika hanya ada siang yang panas. Semua itu adalah warna
hidup yang harus dijalani dan dinikmati. Meski terasa berat, namun
manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya bisa dilalui
dengan baik.
Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang
senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi,
saat kulemah tak berdaya, Ayah dan Ibu tercinta (Khairun Nas dan
Erma Yuhana), yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta
dalam setiap sujudnya. Sehingga ananda bisa menyelesaikan
perkuliahan ini dalam waktu 4 tahun. Semoga ini menjadi langkah
awal untuk membuat ayah dan ibu menjadi bahagia. Terima kasih
untuk semuanya.
Terimakasih Kakanda Candra Alvines, S.Pd, Wirdatil Husna,
Amd. Keb., Despianti, Amd., Kakanda Roki Saputra, SE, dan
Ayunda Dira Ativa, SE yang telah membantu membimbing ku dalam
penulisan skripsi ini dan selalu mengisi hari-hariku dengan canda
tawa dan kasih sayangnya. Adik ku Elsa Vira Ningsih dan Chelsy
Novitra Ningsih semoga bisa menggapai keberhasilan juga di
kemudian hari.
Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa
melibatkan bantuan Allah swt dan orang lain. Tak ada tempat terbaik
untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat – sahabat terbaik.
Terimakasih kuucapkan kepada sahabat seperjuangan ku Fiki
Susanti, Ramadhani Nur Annisa, Lily Yuliana, Refmita, Fauziah
dan Riska Losari.
Teman-teman Ekonomi Islam A 2014 senasib, seperjuangan dan
sepenanggungan, terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang
luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti.
Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran.
Nikmatnya memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya
perjuangan menuntaskan pekerjaan. Hidup adalah perjuangan yang
harus dimenangkan. Pengalaman akan membawa kita pada kegagalan
dan keberhasilan, yang keduanya bersama-sama akan menempah kita
untuk terus berkembang dan akhirnya menggapai kesuksesan.
“Kepintaran Ada Dalam Situasi Tersulit”
“Hadiah Terbaik Ada Dalam Perjuangan Terberat”
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh
Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Di Kabupaten Dharmasraya Dengan Menggunakan
Physical Quality Of Life Index”. Sekaligus menyelesaikan pendidikan di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Kemudian shalawat dan
salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan risalah nya bagi umat manusia untuk menempuh jalan hidup
yang diridhai-Nya.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan
skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terimakasih yang tulus tak terhingga teristimewa kepada
Ayahanda Khairun Nas dan Ibunda Erma Yuhana serta Kakanda Candra
Alvines, S.Pd, Wirdatil Husna, Amd. Keb., Despianti, Amd., Kakanda Roki
Saputra, SE, dan Ayunda Dira Ativa, SE, yang telah membesarkan,
mengasuh, mendidik serta membina penulis dengan penuh kasih sayang dari
sejak kecil hingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
ii
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam
menuntut dan menimba ilmu pengetahuan.
2. Bapak H. Harfandi,SE., MA sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam (FEBI).
3. Bapak Yefri Joni, MA sebagai Ketua Jurusan S1 Ekonomi Islam yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
pendidikan.
4. Bapak Dr. Arsal, M.Ag sebagai pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
pendidikan.
5. Bapak Dr. Miswardi, SH., M.Hum dan Ibuk Hj. Zul Helmi, SE,. MM selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Yuwarman Mansur, SE,. MM yang telah memberikan motivasi dan
arahan selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai.
7. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan/ti IAIN Bukittinggi yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan mempermudah
menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini.
iii
8. Kepada Bapak Novri Satria selaku Subbagian Tata Usaha BPS Kabupaten
Dharmasraya yang telah bersedia memberi informasi yang di butuhkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Rekan-rekan Ekonomi Islam khususnya Ekonomi Islam (EI) A angkatan 2014
atas kebersamaan, kehebohan, kekompakan, dukungan, semangat dan
masukannya.
10. Kepada Masyarakat yang telah membantu dalam proses penelitian sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas
dukungan dan kasih sayang yang begitu luar biasa.
Akhirnya, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah atas selesainya
penyusunan karya ilmiah ini. Mudah-mudahan dapat berguna dan sebagai suatu
amal jariyah di sisi Allah SWT, serta semoga semua jerih payah dari semua pihak
tersebut dibalasi dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin Yaa
Rabbal’alamiin.....
Bukittinggi, September 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 13
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 14
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 14
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 14
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 15
G. Penjelasan Judul ..................................................................................... 15
H. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 17
I. Sistematika Penulisan .............................................................................. 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kesejahteraan ......................................................................................... 21
1. Pengertian Kesejahteraan .................................................................. 21
2. Landasan Syari’ah Mengenai Kesejahteraan ..................................... 23
3. Kesejahteraan Dalam Pandang Islam ................................................ 25
4. Pengertian Kesejahteraan Menurut Para Ahli ................................... 26
5. Kesejahteraan Sosial ........................................................................... 28
6. Kesejahteraan Ekonomi ...................................................................... 31
v
7. Asas Kesejahteraan ............................................................................. 33
8. Fungsi Kesejahteraan .......................................................................... 34
9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesejateraan .............................. 36
10. Indikator Kesejahteraan ...................................................................... 37
11. Physical Quality Of Life Index ........................................................... 43
B. Perkebunan Kelapa Sawit ....................................................................... 48
1. Tanaman Kelapa Sawit ...................................................................... 48
2. Pengertian Perkebunan ...................................................................... 49
3. Peranan Perkebunan .......................................................................... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 54
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 54
C. Jenis Dan Sumber Data ......................................................................... 55
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 55
E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 58
1. Sejarah Kabupaten Dharmasraya....................................................... 58
2. Profil Kabupaten Dharmasraya ......................................................... 59
B. Analisis Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawitterhadap Peningkatan
Kesejahteraan dengan Menggunakan Physical Quality of Life Index .... 64
C. Pembahasan Dan Analisis Penulis .......................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 70
B. Saran ........................................................................................................ 71
KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Dharmasraya Menurut Kelompok Umur Tahun
2012-2016 ...................................................................................... 5
Tabel 1.2 Data Perkebunan Kelapa Sawit di Dharmasraya Tahun 2012-2016
........................................................................................................ 7
Tabel 1.3 Angka Harapan Hidup di Kabupaten Dharmasraya ...................... 10
Tabel 1.4 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Dharmasraya ....................... 11
Tabel 1.5 Angka Melek Huruf di Kabupaten Dharmasraya .......................... 12
Tabel 2.1 Skala Penilaian PQLI ..................................................................... 47
vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “PENGARUH KEBERADAAN PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DI
KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN
PHYSICAL QUALITY OF LIFE INDEX TAHUN 2012 – 2016” yang
disusun oleh Khairun Nia Ningsih Nim. 3214.023, Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perkebunan kelapa
sawit terhadap peningkatan kesejahteraan di Kabupaten Dharmasraya dengan
menggunakan physical quality of life index tahun 2012 – 2016. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan
data dengan teknik dokumentasi dengan mencari data yang didapat dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dharmasraya. Teknik analisis data yang
digunakan adalah rumus
dimana IKH adalah Indeks
Kualitas Hidup, IHH adalah Angka Harapan Hidup, IKB adalah Angka
Kematian Bayi, IMH adalah Angka Melek Huruf, dengan skala penilaian 0-
100.
Hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai IKH
masyarakat Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2012 sebesar 52,24, pada
2013 55,34. Pada 2014 sebesar 56,37, pada 2015 sebesar 56,56 dan terus
mengalami peningkatan pada 2016 sebesar 57,19. Secara keseluruhan angka
IKH masyarakat Kabupaten Dharmasraya pada 2012 sampai dengan 2016
memiliki nilai di atas 51, itu artinya kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Dharmasraya dengan pengukuran PQLI termasuk dalam skala penilaian
sedang. Secara keseluruhan perkebunan kelapa sawit memiliki peran dalam
peningkatan kesejahteraan Dharmasraya.
Kata kunci : Perkebunan Kelapa Sawit, Kesejahteraan Masyarakat,
Physical Quality Of Life Index
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Islam, bekerja merupakan suatu kewajiban kemanusiaan.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mulk ayat 15 tentang
kewajiban manusia untuk bekerja dan berusaha mencari nafkah, yang
berbunyi:
Artinya :”Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezkinya.
Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (Al-Mulk :
15).
Maknanya adalah; Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi
kalian, sehingga dapat ditempati dan tidak bergoncang, maka berjalanlah di
segala penjurunya untuk mencari rizki dan makanlah sebagian dari rizki-
Nya1. Dan hanya kepada-Nya lah kalian dibangkitkan dari alam kubur untuk
mendapatkan balasan2.
Di dalam ayat ini terkandung motivasi untuk mencari rizki dan
bekerja3. Maka hendaknya seorang muslim optimis dan menempuh cara yang
1 Taisirul Karimir Rahman, 877.
2 Tafsirul Jalalain, 563.
3 At- Tafsirul Muyassar, Shalih bin Muhammad Alu Asy-Syaikh.
2
baik dalam mencari rizki. Karena suatu jiwa tidak akan pernah meninggal
dunia hingga ia menghabiskan seluruh rizki yang telah ditetapkan baginya.
Dari ayat di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, manusia di
perintahkan untuk bekerja dan bertebaran di muka bumi untuk mencari rezeki
sehingga tercapailah suatu maslahah dalam kehidupan terutama
perekonomian demi terpenuhinya kebutuhan pokok.
Kesejahteraan masyarakat ialah kondisi atau hal dimana orang-orang
yang berada didalam suatu daerah tersebut memiliki kemampuan dalam
pemenuhan kebutuhannya sebagai warga masyarakat. Pendapatan perkapita
mencerminkan standar hidup riil masyarakat. Standar hidup riil masyarakat
menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa
pendapatan perkapita merupakan kriteria tingkat kesejahteraan masyarakat.
Meskipun telah terdapat kesepakatan telah diterimanya dan digunakannya
pendapatan perkapita sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat
untuk suatu negara atau suatu wilayah, yang dikonsepkan oleh Simon
Kuznets (Universitas Harvard), namun banyak catatan kekurangannya dan
kelemahannya.4 Dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat memanglah
harus diperhatikan oleh pemerintah dan juga oleh masyarakat itu sendiri
sehingga memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses
pelaksanaannya.
4 Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Dan
Pertumbuhan Wilayah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 98.
3
Menurut Poernomosidi pendapatan perkapita bukan merupakan
indikator tingkat kesejahteraan wilayah yang tepat. Sebagai contoh, suatu
wilayah berpendapatan perkapita tinggi karena merupakan penghasil
kekayaan sumber daya alam (pertambangan) yang sangat potensial, tetapi
tidak tersedia pelayanan dokter ahli bedah jantung, sehingga penderita sakit
jantung terpaksa harus berobat ke ibukota negara (Jakarta). Tersedianya
pelayanan dokter ahli (dalam contoh) merupakan suatu kemudahan dalam
memenuhi pelayanan di bidang kesehatan.5
Kemudahan (easyness) diartikan sebagai tersedianya fasilitas
pelayanan (ekonomi dan sosial) sehingga masyarakat dapat memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan,
informasi, pelayanan ibadah, dan lainnya. Tersedianya fasilitas kemudahan
yang mampu memberikan pelayanan pemenuhan berbagai kebutuhan kepada
masyarakat, berarti masyarakat merasa berkecukupan atau berkesejahteraan
karena berbagai kebutuhan, keinginan dan kepentingan hidupnya dapat
terpenuhi dengan cukup, dengan mudah dan lancar.
Salah satu usaha yang mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat berada pada sektor pertanian. Ada beberapa alasan untuk
menjelaskan hal tersebut. Pertama, sektor pertanian menyediakan surplus
pangan yang semakin meningkat. Kedua, meningkatkan permintaan akan
produk industri dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor
5 Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Dan
Pertumbuhan Wilayah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal., 99.
4
sekunder dan tersier. Ketiga, menyediakan tambahan penghasilan devisa
untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil
pertanian terus-menerus. Keempat, meningkatkan pendapatan desa untuk
dimobilisasi pemerintah. Kelima, memperbaiki kesejahteraan rakyat
pedesaan6.
Di dalam buku lain juga dijelaskan, jika pembangunan juga
dimaksudkan untuk mensejahterakan kehidupan rakyat, maka dalam konteks
negara Indonesia pembangunan harus ditekankan pada wilayah pedesaan,
lebih khusus lagi rakyat yang bergulat pada kegiatan pertanian. Ada beberapa
alasan yang dapat menjelaskan hal tersebut. Pertama, pertanian merupakan
sektor yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pangan masyarakat
sehingga eksistensinya mutlak diperlukan. Bahkan ketika pertumbuhan
penduduk dunia kian tinggi, isu ketahanan pangan menjadi bagian yang tidak
terelakkan. Kedua, sektor pertanian menyediakan bahan baku (raw material)
bagi sektor industri (agroindustri) sehingga proses produksi aktivitas industri
dapat terus berlangsung. Dengan kata lain, tidak mungkin sektor industri
(agroindustri) dapat berkembang tanpa dukungan sektor pertanian yang kuat.
Ketiga, pertanian sampai kini merupakan sektor yang menyediakan
kesempatan kerja terbesar bagi tenaga kerja, melebihi sektor industri maupun
perdagangan, apalagi sektor lainnya7.
6 M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012), hal., 362. 7 Munawar Ismail dkk, Sistem Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2014),
hal., 160.
5
Dharmasraya, merupakan sebuah kabupaten pemekaran yang terletak
di daerah Sumatera Barat, dengan jumlah penduduk yang akan di jelaskan
dalam tabel 1.1.
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Dharmasraya
Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 s/d 2016
Umur
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
0-14 tahun 62.822 64.685 66.249 67.782 69.269
15-64 tahun 128.863 138.240 142.611 146.984 151.301
>65 tahun 10.976 7.764 8.045 8.346 8.743
Jumlah
penduduk 202.601 210.689 216.905 223.112 229.313
Sumber data : Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya 2016
Dari tabel jumlah kependudukan kabupaten Dharmasraya tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 di dapatkan persentase pertumbuhan penduduk
Dharmasraya yang mengalami penurunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak
3,99% pada tahun 2014 pertumbuhan penduduknya sebanyak 2,95% dan
pada tahun 2015 yaitu 2,86% serta pada tahun 2016 sebayak 2,78%.
Sebagaian besar masyarakat di Dharmasraya bekerja di sektor
pertanian itu dibuktikan bahwa pada tahun 2012 persentase ketenagakerjaan
6
masyarakat Dharmasraya pada lapangan usaha pertanian sebanyak 63,61%
hingga pada tahun 2015 sebanyak 53,06% merupakan angka yang tinggi
dibandingkan sektor lainnya walaupun mengalami penurunan8. Dan
masyarakat Dharmasraya bekerja untuk memenuhi kebutuhan terutama pada
perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet. Sektor pertanian selayaknya
dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam PDRB memungkinkan
bahwa keunggulan komperatif pada masing–masing daerah adalah di sektor
pertanian. Sehingga pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perekonomian nasional.
Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDRB
Kabupaten Dharmasraya atas harga berlaku mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya. Peningkatan yang terjadi sangat signifikan. Kontribusinya
meningkat dari 31,08 persen pada tahun 2015 menjadi 31,59 persen pada
tahun 2016. Nilai produksi sektor pertanian pada tahun 2016 mencapai Rp
2,664 triliun, meningkat sebesar Rp 264 miliar dari tahun sebelumnya.
Peningkatan ini tidak terlepas dari kontribusi yang besar dari produksi salah
satu komoditas pertanian, yaitu produksi tanaman tahunan. Pada tahun 2016,
nilai produksi perkebunan tanaman tahunan mencapai Rp 1,86 triliun, atau
sekitar 70 persen dari total produksi sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan. Nilai produksi ini mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar
Rp 215 miliar. Peningkatan kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan meningkat seiring dengan meningkatnya harga komoditas
8 Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya 2016, (Dharmasraya: BPS
Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 8.
7
unggulan Kabupaten Dharmasraya. Komoditi unggulan tersebut adalah
tanaman kelapa sawit sebagai oleaginous atau penghasil minyak dan tanaman
karet atau penghasil getah9.
Dari pengamatan penulis, perkebunan kelapa sawit yang ada di
kabupaten Dharmasraya dari tahun ke tahun terus membuka perkebunan baru,
sebagai contoh masyarakat yang awalnya memiliki perkebunan karet mereka
beralih memilih untuk menggantinya menjadi perkebunan kelapa sawit. Di
Dharmasraya luas lahan dan luas tanam perkebunan kelapa sawit dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan, akan tetapi luas areal perkapita mengalami
penurunan.
Berikut adalah data perkebunan kelapa sawit yang ada di
Dharmasraya sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2
Data Perkebunan Kelapa Sawit di Dharmasraya
Tahun 2012-2016
Sumber data : Dinas Perkebunan Dharmasraya 2017
9Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Dharmasraya 2016,
(Dharmasraya: BPS Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 9.
NAMA 2012 2013 2014 2015 2016 Satuan
1 Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat (Wujud Produksi Berupa CPO)
1) Luas Areal 29,713.69 30,081.69 30,269.19 30,495.19 30,704 Ha
2) Luas Tanam 29,713.69 30,081.69 30,26919 30,495.19 30704 Ha
3) Jumlah KK 15,144 14,964 15,546 15,730 15,730 Kepala
Keluarga
4) Luas Areal Perkapita
1.96 2.01 1.95 1.93 1.95 Ha
8
Secara tidak langsung bahwa sektor pertanian dalam hal ini
perkebunan kelapa sawit membuka lapangan kerja bagi masyarakat terbukti
sektor pertanian memiliki kontribusi tertinggi dalam ketenagakerjaan
kabupaten Dharmasraya. Kelapa sawit merupakan pengembangan subsektor
perkebunan yang berbasis agribisnis. Aktivitas perkebunan kelapa sawit dan
produk turunannya memberikan nilai tambah (value added) yang tinggi di
sektor perekonomian.
Hal ini sejalan dengan perluasan luas lahan dan luas tanam
perkebunan kelapa sawit, lalu bagaimana dengan kesejahteraan
masyarakatnya?
Menurut pengamatan penulis, tingkat kesejahteraan masyarakat di
kabupaten Dharmasraya setelah adanya perkebunan kelapa sawit dapat
diakatakan sejahtera dibuktikan dengan Multiplier Effect dimana dengan
adanya perkebunan kelapa sawit akan membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Dan itu akan mempengaruhi jumlah nominal atau pendapatan
yang diperoleh masyarakat. Secara tidak langsung dengan keberadaan
perkebunan kelapa sawit akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat
dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur fasilitas umum
dan sosial.
Sebagai contoh dalam hal ekonomi, dimana pendapatan masyarakat
meningkat juga akan mempengaruhi sektor perdagangan, dengan pendapatan
yang dimiliki masyarakat menanamkan modal dengan cara membuka toko,
9
warung. Dalam hal kesehatan, masyarakat bisa mencukupi kebutuhan gizi
yang diperlukan karena pendapatan yang dimiliki cukup besar. Pendidikan
masyarakat juga menjadi lebih baik karena dengan pendapatan yang dimiliki
juga memberikan sumbangsih untuk PDRB Kabupaten Dharmasraya
sehingga memiliki dana yang memadai dalam penunjang aktifitas pendidikan
yang merupakan kebutuhan dasar. Untuk infrastruktur yaitu terjadinya
pembukaan jalan baru, perlistrikan dan sebagainya.
Dalam rangka mengakselerasi pencapaian kesejahteraan masyarakat,
Pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai target-target
pembangunan. Oleh karena kesejahteraan masyarakat dalam penelitian ini
diukur melalui Physical Quality of Life Index (PQLI) yang di Indonesia
dikenal dengan istilah Indeks Kualitas Hidup (IKH) Berarti pemerintah harus
memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan angka IKH. Pada tahun
1979, Morris D. Morris memperkenalkan indikator ini. Ada tiga unsur pokok,
yakni tingkat harapan hidup selepas usia satu tahun, tingkat kematian bayi,
dan tingkat melek huruf.10
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu
tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku dilingkungan
masyarakat11
. Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk
10
Micheal P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000),
hal. 69. 11 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada
Selasa 22 Mei, pukul 20.02 WIB.
10
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya kesehatan.
Berikut Angka Harapan Hidup di Kabupaten Dharmasraya akan
dijelaskan dalam tabel 1.3.
Tabel 1.3
Angka Harapan Hidup di Kabupaten Dharmasraya
Tahun 2012-2016
Tahun Angka Harapan Hidup
2012 63,55
2013 66,55
2014 69,76
2015 70,16
2016 72,33
Sumber data : Badan Pusat Statistik 2017
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian bayi usia nol (0) tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup
pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan perseribu
kelahiran hidup)12
. Berikut akan di jelaskan Angka Kematian Bayi dalam
tabel 1.4.
12 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48. diakses pada
Selasa 22 Mei, pukul 20.10 WIB.
11
Tabel 1.4
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Dharmasraya
Tahun 2012-2016
Indikator
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Angka Kematian
Bayi (AKB) 2,27 2,154 1,510 2,015 1,76
Jumlah
kematian bayi
(yang berumur
kurang 1
tahun)
83 81 58 79 70
Jumlah
kelahiran
hidup pada
satu tahun
tertentu
3.650 3.761 3.841 3.921 3.961
Sumber data : Badan Pusat Statistik 2017
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang penting
untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena
bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat
orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitaannya dengan status sosial orang
tua si bayi. Kemajuan yang di capai dalam bidang pencegahan dan
pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara
jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian
bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang
dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.
12
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15
tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat
sederhana dalam huruf latin dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dl)
terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas13
. Kegunaan AMH adalah untuk
melihat pencapain indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah,
karena membaca merupakan dasar utama dalam memperluas ilmu
pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana
penduduk suatu daerah terbuka terhadapa pengetahuan. Berikut akan
dijelaskan Angka Melek Huruf di Kabupaten Dharmasraya dalam tabel 1.5.
Tabel 1.5
Capaian AMH di Kabupaten Dharmasraya
Tahun 2012-2016
Tahun Indikator
Angka Melek Huruf
2012 96,91
2013 97,33
2014 97,84
2015 97,53
2016 97,49
Sumber data : Dharmasraya Dalam Angka 2016
13 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48. diakses pada
Selasa 22 Mei, pukul 20.24 WIB.
13
Berdasarkan pemaparan tersebut penulis ingin mengkaji dan
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Keberadaan
Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Kabupaten Dharmasraya dengan Menggunakan Physical
Quality of Life Index.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa
masalah ,diantaranya yaitu :
1. Jumlah penduduk masyarakat Dharmasraya dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016 di dapatkan persentase pertumbuhan penduduk
Dharmasraya yang mengalami penurunan yaitu pada tahun 2013 sebanyak
3,83% pada tahun 2014 pertumbuhan penduduknya sebanyak 2,95% dan
pada tahun 2015 yaitu 2,86% serta pada tahun 2016 sebayak 2,77%.
2. Salah satu usaha yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
berada pada sektor pertanian. Di Dharmasraya, sektor pertanian memiliki
kontribusi tertinggi dalam ketenagakerjaan.
3. Mata pencarian masyarakat Dharmasraya pada umumnya berada pada
sektor pertanian terutama pada perkebunan karet dan perkebunan kelapa
sawit yang merupakan sektor penting dalam perekonomian kabupaten
Dharmasraya.
4. Dari tahun ke tahun luas areal dan luas tanam perkebunan kelapa sawit
yang ada di daerah Dharmasraya mengalami peningkatan, begitu juga
14
dengan pendapatan yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit di
kabupaten Dharmasraya yang mengalami peningkatan.
5. Belum diketahui pengaruh keberadaan perkebunan kelapa sawit terhadap
peningkatan kesejahteraan di kabupaten Dharmasraya dengan
menggunakan physical quality of life index.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka batasan masalah pada
penelitian ini adalah Pengaruh Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit
terhadap Peningkatan Kesejahteraan di Kabupaten Dharmasraya dengan
Menggunakan physical quality of life index.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dikemukakan
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh
Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Peningkatan Kesejahteraan di Kabupaten
Dharmasraya dengan Menggunakan Physical Quality of Life Index?”
E. Tujuan Penelitian
Peneliti mengadakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh keberadaan perkebunan kelapa sawit terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Dharmasraya dengan menggunakan
physical quality of life index.
15
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai bahan referensi
perpustakaan, untuk referensi perbandingan terhadap objek penelitian
yang sama khususnya memperluas kajian ekonomi pembangunan
khususnya tentang pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Memberikan masukan kepada pemerintah Dharmasraya dalam
rangka mengambil keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Manfaat Personal
Hasil penelitian dapat memperdalam pengetahuan penulis tentang
keberadaan sektor pertanian terutama perkebunan kelapa sawit
terhadap kesejahteraan masyarakat, serta sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di IAIN Bukittinggi.
G. Penjelasan Judul
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian tentang judul proposal
ini, maka penulis memberikan penjelasan judul diantaranya:
Pengaruh : Daya yang ditimbulkan dari sesuatu (orang
atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang.14
14
Susanto, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Indah, 1989), hal., 58.
16
Perkebunan kelapa sawit: Adalah segala kegiatan yang mengusaha
kan tanaman tertentu pada tanah dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat, yaitu kelapa sawit
tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar
(biodiesel).
Kesejahteraan sosial: Yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah
keadaan orang hidup aman dan tentram serta
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kesejahteraan hidup merupakan dambaan
manusia, dimana pun mereka berada.15
Indeks kualitas hidup: Salah satu indikator non ekonomi yang
dikembangkan oleh Morris, indeks ini terdiri
dari tiga unsur pokok, yakni tingkat harapan
hidup selepas usia satu tahun, tingkat kematian
bayi, tingkat melek huruf.16
15
Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga islam di
Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal 275. 16
Micheal P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2000), hal. 69.
17
Berdasarkan hal di atas yang penulis maksud dengan judul secara
keseluruhan adalah kajian tentang bagaimana perkebunan kelapa sawit bisa
memberikan kesejahteraan untuk masyarakat Dharmasraya dengan
menggunakan indikator non ekonomi yaitu physical quality of life index.
H. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap sumber kepustakaan,
penulis melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini belum pernah
diteliti sebelumnya. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya judul:
Jurnal Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian
Wilayah di Kabupaten Rokan Hulu oleh Irsyadi Siradjuddin, Universitas
Islam Negeri Syarif Kasim Riau.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit
terhadap perekonomian masyarakat17
.
Jurnal Dampak Keberadaan Perkebunan Sawit Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Di Desa Badak Mekar Kecamatan Muara
Badak Kabupaten Kutai Kartanegara oleh Laing, Universitas Mulawarman,
2015. Hasil penelitian menunjukkan sejak adanya perkebunan kelapa sawit
kondisi sosial ekonomi masyarakat mengalami peningkatan karena
masyarakat memiliki mata pencaharian dan mendapatkan upah setiap
bulannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tingkat pendidikan sekolah
menengah tingkat atas dan ada juga sampai perguruan tingi. Kesehatan
keluarga terjaga dengan baik karena mendapatkan fasilitas kesehatan dari
17
Jurnal Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian Wilayah
di Kabupaten Rokan Hulu oleh Irsyadi Siradjuddin.
18
pihak perkebunan namun masih ada kekurangan dari fasilitas kesehatan yang
diberikan. Selain itu perusahaan memberikan fasilitas tempat tinggal
karyawan yang tidak memiliki tempat tinggal dan tidak sedikit juga yang
tidak memiliki tempat tinggal sendiri dengan dilengkapi fasilitas yang cukup
memadai, dari kendaraan bermotor hingga mobil18
.
Skripsi Studi Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe
Utara oleh William Hendriono, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari, 2016. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, Dampak keberadaan perusahaan perkebunan kelap
sawit PT. Sultra Prima Lestari terhadap kondisi sosial sangat mempengaruhi
yaitu setelah adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sultra Prima
Lestari dibandingkan dengan sebelum adanya perusahaan perkebunan kelapa
sawit PT. Sultra Prima Lestari. Dampak tersebut seperti adanya akses
pendidikan di Kecamaytan Andowia, adanya aktivitas ekonomi baru seperti
penginapan, rumah makan, jasa penyebrangan dan salon19
.
Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis adalah Pengaruh
Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Kabupaten Dharmasraya dengan Menggunakan Physical
18 Jurnal Dampak Keberadaan Perkebunan Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Desa Di Desa Badak Mekar Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai
Kartanegara oleh Laing, Universitas Mulawarman, 2015.
19Skripsi Studi Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe Utara oleh William
Hendriono, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
Kendari, 2016.
19
Quality Of Life Index Perbedaan penelitian penulis dengan kajian terdahulu
diatas yaitu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana
perkebunan kelapa sawit bisa memberikan kesejahteraan masyarakat dengan
menggunakan indikator non ekonomi yaitu Physical Quality of Life Index
atau di indonesia lebih dikenal indeks kualitas hidup.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi landasan teori yang menjabarkan defenisi, teori,
asas kesejahteraan, fungsi kesejahteraan, kesejahteraan ekonomi
dan indeks kesejahteraan serta sektor pertanian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan lokasi penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik
analisis data.
20
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian yang membahas
secara umum objek penelitian. Analisis data yang menitikberatkan
pada hasil olahan data sesuai dengan alat dan teknik yang
digunakan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan
penyajian secara singkat apa yang telah diperoleh dari
pembahasan.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesejahteraan
1. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi
dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan
akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang
memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki
status sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap
sesama warga lainnya. Kalau menurut HAM, maka definisi kesejahteraan
kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki laki ataupun perempuan, pemuda
dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik dari segi kesehatan,
makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak maka hal
tersebut telah melanggar HAM.20
Kalau secara harfiah, yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah
keamanan dan keselamatan hidup. Ke dalam perkataan kesejahteraan telah
termasuk pengertian kemakmuran, yakni konsep yang menunjukan
keadaan, dimana setiap orang, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat, dapat memenuhi kebutuhan dengan mudah karena
tersedianya barang dan jasa yang diperoleh dengan harga yang relatif
murah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah
20
Ikhwan Abidin Basri. Islam dan Pembangunan Ekonomi. (Jakarta: Gema
Insani Press 2005), hal.,24.
22
keadaan orang hidup aman dan tentram serta dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kesejahteraan hidup merupakan dambaan manusia, dimana pun
mereka berada.21
Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak
indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini kesejahteraan
masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat
hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat
kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi,
dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan
cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan
menengah kebawah.22
Apabila membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat
berdasarkan pada tingkat pendapatan per kapita mereka, maka sadar atau
tidak sebenarnya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita masyarakat
tersebut. Salah satu kelemahan penting dari pendapatan per kapita sebagai
indeks tingkat kesejahteraan bersumber dari anggapan ini. Sudah lama
orang meragukan kesesuain dari anggapan bahwa tingkat pendapatan
21
Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga islam di
Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 275.
22 https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomi-kesejahteraan, diakses
Selasa Tanggal 08-03-2017 Pukul 10:45 WIB.
23
masyarakat merupakan pencerminan dari tingkatan kesejahteraan yang
dinikmati suatu masyarakat.23
2. Landasan Syari’ah Mengenai Kesejahteraan
a. QS. At-Thaha : 117-119
Artinya: “Maka kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis)
adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah
sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan
kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di
dalamnya dan tidak akan telanjang, Dan Sesungguhnya kamu tidak
akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di
dalamnya".
Pada ayat ini Allah telah menerangkan bahwa Dia telah
mengamanatkan kepada Adam supaya selalu waspada terhadap Iblis
yang merupakan musuhnya dan musuh istrinya Hawa. Memang Iblis
telah memperdayakannya dengan bujuk rayunya dan mengatakan
kepadanya bahwa pohon khuldi (keabadian) itu pohon yang paling baik,
barang siapa memakan buahnya pastilah dia akan kekal di dalam surga.
Karena keinginannya yang sangat agar dia kekal di dalam surga
menikmati karunia Allah yang tiada putus-putusnya, maka Adam lupa
akan amanat Allah dan larangan-Nya untuk tidak makan buah khuldi
23
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 56.
24
itu. Adam lupa bahwa Iblis itu musuhnya yang hendak
menjerumuskannya ke lembah dosa24
.
Sesungguhnya di surga kamu (Adam) dapat menikmati berbagai
macam penghidupan, maka kamu tidak lapar tidak pula telanjang, tidak
kehausan di dalam surga, tidak pula terganggu dengan cuaca panas dan
tidak terkena sengatan sinar matahari yang tajam, sebagaimana yang
terjadi pada penduduk bumi. Jelaslah perbedaan antara dua kenikmatan,
kenikmatan surga kekal abadi tanpa ada kelelahan padanya, dan
kenikmatan dunia yang terbatas dan disertai dengan berbagai macam
kelelahan dan risiko25
.
Dalam ayat lain dijelaskan mengenai kesejahteraan yang telah
Allah berikan dengan beberapa kenikmatan hidup, sebagaimana Allah
berfirman:
b. QS. Al-A’raf : 10
Artinya:“dan sungguh kami telah menetapkan kamu dibumi dan disana
kami sediakan sumber penghidupan untukmu, (tatapi) sedikit sekali
kamu bersyukur”.
Jadi dari beberapa ayat tentang kesejahteraan diatas dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya Allah telah memberikan
kesejahteraan hidup berupa kebutuhan hidup manusia yang tidak akan
terhitung seberapa besar dan banyak nikmat yang telah Allah berikan, tapi
disisi lain kesejahteraan itu hanyalah kesejahteraan duniawi saja, tapi yang
24
Al-Qura’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hal., 204. 25
Prof. Dr. Wahbah Az- Zuhaili, Tafsir Al-Wasith (Yunus-An-Naml), (Jakarta:
Gema Insani, 2013), hal., 557.
25
abadi dan indah hanyalah kesejahteraan syurgawi, dan disanalah semua
keindahan hidup yang sebenarnya tercermin dan pada kesejahteraan yang
didapat didunia sifatnya hanyalah sementara.
3. Kesejahteraan Dalam Pandang Islam
Konsep tentang kesejahteraan di dalam Islam bertujuan mencapai
kesejahteraan total umat manusia, yang kesejahteraan ekonomi hanyalah
merupakan bagian saja dari padanya26
.
Islam datang sebagai agama terakhir yang bertujuan untuk
mengantarkan pemeluknya menuju kepada kebahagian yang hakiki, oleh
karna itu islam sangat memperhatikan kebahagian manusia baik itu
kebahagian dunia maupun akhirat, dengan kata lain islam sangat
mengharapkan umat manusia untuk memperoleh kesejahteraan materi dan
spritual.
Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana untuk mencapai keadilan
distributif, karena mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru,
dengan terciptanya lapangan kerja baru maka pendapatan riil masyarakat
akan meningkat, dan ini merupakan salah satu indicator kesejahteraan
dalam ekonomi islam, tingkat pengangguran yang tinggi merupakan
masalah yang memerlukan perhatian serius seperti halnya dalam ekonomi
kapitalis, hanya saja dalam pemilikan liberal, tingkat pengangguran yang
tinggi bukan merupakan indikator kegagalan sistem ekonomi kapitalis
yang didasarkan pada pasar bebas, hal itu dianggap sebagai proses
26
Dr. Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,
2012), hal., 304.
26
tradisional, sehingga problem itu dipandang akan hilang begitu
pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan kesejahteraan dapat diperoleh
dengan membentuk mental menjadi mental yang hanya bergantung kepada
sang khalik dan berbicara dengan jujur dan benar. Serta allah swt juga
menganjurkan untuk menyiapkan generasi penerus yang kuat, baik kuat
dalam hal ketaqwaannya kepada allah swt maupun kuat dalam hal
ekonomi.
4. Pengertian Kesejahteraan Menurut Para Ahli27
a. Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux
Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari
usaha–usaha pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial, untuk
membantu individu–individu dan kelompok dalam mencapai tingkat
hidup serta kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar individu dan
relasi-relasi sosialnya memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya
untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan serta meningkatkan
atau menyempurnakan kesejahteraan sebagai manusia sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
27
http//www.PengertianKesejahteraan.com, di akses pada Selasa,15 Agustus
2017.13.35 WIB.
27
b. Walter A. Friendlander
Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari
usaha–usaha pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial
yang bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok–
kelompok agar mencapai standard-standard kehidupan dan kesehatan
yang memuaskan, serta hubungan-hubungan perorangan dan sosial
yang memungkinkan mereka memperkembangkan segenap kemampuan
dan meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-
kebutuhan keluarga maupun masyarakat.
c. Perserikatan Bangsa Bangsa
Kesejahteraan adalah suatu kegiatan yang terorganisir dengan
tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu
dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama
melalui teknik dan metode dengan maksud agar memungkinkan
individu, kelompok maupun komunitas memenuhi kebutuhan dan
memecahkan masalah penyesuaian diri mereka terhadap pola–pola
masyarakat, serta melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki
kondisi ekonomi dan sosial.
d. Alferd J. Khan
Kesejahteraan terdiri dari program-program yang tersedia selain
yang tercakup dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan
kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan kesejahteraan, dengan
tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan berfungsinya
28
individual, agar dapat mudah menggunakan pelayanan maupun
lembaga yang ada pada umumnya serta membantu mereka yang
mengalami kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
e. Todaro dan Stephen C. Smith
kesejahteraan masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan
masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik yang meliputi
peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar
seperti makanan, perumahan, kesehatan, dan perlindungan, peningkatan
tingkat kehidupan, tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih baik, dan
peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan, dan
memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu
dan bangsa.28
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulakan kesejahtreraan
adalah proses di mana untuk saling membantu antara individu atau
kelompok yang tujuannya untuk memperbaiki kondisi ekonomi sosial
hidupnya.
5. Kesejahteraan Sosial
Menurut Arthur Dubham kesejahteraan sosial didefinisikan sebagai
kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan didalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga
28
Michael P. Todaro and Stephen C. Smith, Economic Development, 9th
Edition, (New York: Pearson Addison Wesley,2006), hal., 22.
29
dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu sengga, standar-standar
kehidupan hubungan-hubungan sosial.
Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2009, kesejaheraan sosial
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1974, tentang
Ketentuan Pokok kesejahteraan sosial, pasal 2 ayat 1 yang berbunyi
sebagai berikut: “kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan
bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha untuk pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya
bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”.
Selain Undang-Undang No.11 dan 6 diatas terdapat juga aturan
perUndang-Undangan yang mengatur tentang kesejahteraan sosial yaitu
terdapat pada pasal 34 ayat 1, 2, 3 dan 429
yang berbunyi sebagai berikut:
a) Ayat1: Fakir miskin dan anak-anak tang terlantar dipelihara oleh
negara.
29
Sekretariat Jendral MPR RI, Panduan Pemasyarakatan UNdang-Undang
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dan Ketetapan MPR RI Edisi Revisi, ( Jakarata,
2009 ), hlm. 198-199.
30
b) Ayat 2: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
c) Ayat 3: Negara bertanggung jawab atas penyedian fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
d) Ayat4: Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam Undang-Undang.
Sesuai dengan pengaturan pasal 34 tentang kesejahteraan sosial,
telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial, Undang-Undang Nomor 13 tahun 2011 tentang
Penanganan fakir Miskin, Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Negara Indonesia merupakan negara kesejahteraan, berarti terdapat
tanggung jawab negara untuk mengembangkan kebijakan negara di
berbagai bidang kesejahteraan serta meningkatkan kualitas pelayanan
umum yang baik melalui penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan
oleh masyarakat.
Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini
menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas
kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan
sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami
hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani
kehidupan secara layak dan bermanfaat.
31
Kesejahteraan sosial dalam islam adalah pilar terpenting dalam
keyakinan seorang muslim adalah kepercayaan bahwa manusia diciptakan
oleh Allah SWT ia tidak tunduk kepada siapapun kecuali Allah SWT.
6. Kesejahteraan Ekonomi
Kesejahteraan ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang
menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak
efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan
yang saling berhubungan30
.
Sehingga sangat sulit dalam menemukan ekonomi yang dapat
menyejahterakan apabila dilihat dari mekanisme pasar yang ada.
Kesejahteraan ekonomi terbagi atas:
a. Kesejahteraan ekonomi Konvensional
Kesejahteraan ekonomi konvensional hanya menekankan pada
kesejahteraan material, dengan mengabaikan kesejahteraan spritual dan
moral.
b. Kesejahteraan ekonomi syari’ah
Kesejahteraan ekonomi syari’ah bertujuan mencapai
kesejahteraan manusia secara menyeluruh, yaitu kesejahteraan material,
spritual dan moral. Konsep ekonomi kesejahteraan syari’ah bukan saja
berdasarkan manifestasi nilai ekonomi, tetapi juga nilai moral dan
spritual, nilai sosial dan nilai politik islam.31
30
Lincoln Arsyad, Msc, Ekonomi Mikro, ( Jakarta : Gema Press, 1999 ), hal.23. 31
Dominick Salvatone, Teori Mikro Ekonomi, ( Jakarta : Erlangga, 2009 ), hal.
56.
32
Waqar Ahmad Husein, sebagai kesejahteraan sosial Islam,
sebagai kesejahteraan ekonom Islam merumuskan tujuan dan obyek-
obyek ekonomi, prinsip-prinsip, dan kriteria bagi kesejahteraan
ekonomi individu maupun masarakat.
Sebuah konsep penting mengenai mentalitas kultural Islam
integral, sebagaimana dikutip oleh Waqar Ahmad Husein yng
menyatakan bahwa kesejahteraan ekonomi bukan merupakan ukuran,
tetapi merupakan alat penting agar ia dapat mencapai kesejahteraan
total. Garis besar dari fungsi kesejahteraan ekonomi Islam dari prinsip-
prinsip dan tujuan-tujuan dasar ekonomi, serta sebagai kriteria dari
penegeluaran sosial. Prinsip-prinsip mengenai fungsi kesejahteraan
ekonomi Islam tadi, secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pemilikan Allah terhadap alam semesta.
b. Aktivitas ekonomi Islam didasarkan pada prinsip persaudaran,
persamaan dan perwalian ekonomi.
c. Ekonomi Islam didasarkan pada kesadaran, saling membantu.
Allah SWT menciptakan perbedaan dalam tujuan, kebernian,
perbedaan-perbedaan iini merupakan dasar keidupan ekonomi,
sehingga seorang manusia bergantung pada lainnya untuk dapat
memuaskan kebutuhan ekonominya.
Dalam mencapai kesejahteraan ini, maka tidak pernah lepas
dari faktor-faktor yang mendukung usaha peningkatan pendapatan dan
pemanfaatan sumber-sumber serta sarana yang ada. Faktor-faktor yang
33
mendukng tersebut dapat diterangkan sebagai berikut, seperti yang teah
diungkapkan oleh Usman Yatim, dalam upaya peningkatan pendapatan
dapat diukur melalui faktor-faktor prduksi, yaitu :
a. Modal
Modal merupakan faktor produksi yang sangat esensial
badi fakir miskin dalam proses meningkatkan mutu kehidupannya.
b. Keterampilan
Keterampilan merupakan faktor produksi yang sangat
strategis dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan fakir
miskin.
c. Teknologi
Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai usaha dalam
meningkatkan kesejahteraan fakir miskin, karena teknologi juga
dapat terbentuk metode baru dalam berproduksi.
d. Lahan usaha
Lahan usaha merupakan faktor yang sangat dibutuhkan
bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
7. Asas Kesejahteraan
Di antara asas untuk mewujudkan kesejahteraan adalah terjaminnya
hak mendapatkan keadilan. Dalam Universal Islamic Declaration of
Human Rights, yang disususn oleh Dewan Islam Eropa berdasarakan Al-
Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, yang di umumkan di Paris pada
34
tanggal 19 September 1981, hak seseorang atau masyarakat untuk
mendapatkan keadilan antara lain32
:
a. Hak untuk diperlakukan sesuai dengan hukum.
b. Hak untuk membela dan mempertahankan diri terhadap setiap tuduhan
yang dilontarakan kepadanya.
c. Hak untuk mempertahankan kepentingan pribadi dan kepentingan
masyarakat pada umumnya.
d. Hak untuk tidak mematuhi segala perintah dan larangan yang
bertentangan dengan hukum tanpa mempersoalkan siapa yang
memerintahkannya.
8. Fungsi Kesejahteraan
Dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, Imam Al-Ghazali
mengelompokkan dan mengidentifikasi semua masalah baik yang brupa
masalah (utilitas, manfaat) maupun mafasid (diutilitas, kerusakan) dalam
meningkatkan kesjahteraan sosial. Dimana fungsi kesejahteraan tersebut
dalam rangka hirarki kebutuhan individu dan sosial tergantung kepada
pencarian dan pemeliharaan lima tujuan besar, yaitu :33
a. Agama (ai-dien) adalah pemimoin manusia memberi petunjuk cara
mengatur kehidupan mengatur hak dan kewajiban sesamanya agar
manusia selamat didunia dan bahagia di akhirat.
32
Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga islam di
Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 277. 33
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012),
hlm.61-62.
35
b. Hidup atau jiwa (nafs) maksudnya sebagaimana syariah mewajibkan
manusia untuk memilihara diri dengan cara memperoleh atau
mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan seperti
makan,minum,pakaian ,dan tempat tinggal.islam juga mewajibkan
manusia untuk mencegah sesuatu yang membahyakan jiwa karena itu
maka diwajibkanlah qihas dan diyat.
c. Keluarga atau keturunan (nasl) adalah allah mensyariahkan pada
manusia untuk menikah untuk mendapatkan keturunan dan
mewajibkan untuk menjaga diri dari sanksi dan qadzaf.
d. Harta atau kekayaan (maal)adalah islam mewajibkan manusia untuk
berusaha mencari rejeki dan membolehkan muamalah atau transaksi
jual beli,barter dan perniagaan.dan haram hukumnya melakukan
pencurian,khianat,memakan harta orang lain secara ilegal dan
memberi sanksi bagi pelaku pelanggaran serta tidak membubazirkan
harta.
e. Intelek atau akal (aql)adalah allah mewajibkan manusia menjaga akal
oleh karena itu segala sesuatu yang memabukkan hukumnya haram
dikonsumsi dan pelakunya aka mendapat siksa.
36
Imam Al-Ghazali mengidentifikasi aspek ekonomi dari fungsi
kesejahteraan sosial dalam kerangka sebuah hirarki utilitas individu dan
sosial yang tripartite meliputi :
a. Kebutuhan.
b. Kenyamanan dan keenangan.
c. Kemewahan.
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Ada bebepara faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan
diantaranya adalah:34
a. Komposisi umur penduduk.
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas
dasar kriteria tertentu. Pengelompokan data dan kriteria ini disesuaikan
dengan tujuan tertentu. Misalnya, secara geografis, biologis, sosial, atau
ekonomi.
b. Distribusi pendapatan masyarakat.
Suatu ukuran yang digunakan untuk melihat berapa pembagian
dari pendapatan nasional yang diterima masyarakat. Dari perhitungan
ini akan dapat dilihat porsi pendapatan nasional akan dikuasai oleh
berapa persen dari penduduk.
34
Sadono, Sukirno, Ekonomi Pembanguanan: Proses, Masalah, Dan Dasar
Kebijakan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal., 58.
37
c. Pola pengeluaran mayarakat.
Seberapa besar pengeluaran masyarakat yang digunakan untuk
pangan, sandang dan papan. Hal ini menyangkut tentang konsumsi yang
dilakukan oleh masyarakat.
d. Komposisi pendapatan nasional.
e. Jumlah masa lapang yang dinikmati masyarakat.
Yaitu jumlah waktu luang atau leisure time yang digunakan oleh
masyarakat di dalam kesehariannya apakah berkualitas atau tidak.
f. Perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran.
10. Indikator (Indeks) Kesejahteraan
Indeks kesejahteraan adalah alat ukur yang dijadikan untuk
mengukur kesejahteraan masyarakat, ataupun alat ukur keberhasilan
pembangunan yang inklisif serta alat ukur terhadap pemenuhan hak – hak
dasar masyarakat. Pada dasarnya indeks kesejahteraan ini bertujuan untuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.
a. Indikator Ekonomi
1) Pendapatan perkapita
Pada mulanya pendapatan per kapita digunakan intuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu Negara, sebab
dapat menggambarkan laju perkembangan tingkat kesejahteraan
berbagai Negara35
.
35
Ahmad, Mayudi, Ekonomi Pembanguanan Dan Analisis Data Empiris,
(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004 ), hal.,151.
38
Namun, dalam perkembangannya, pendapatan perkapita yang
digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat banyak
memiliki kelemahan, diantaranya:36
a) Kelemahan yang bersumber dari ketidaksesuaian penggunaan
pendapatan pendapatan perkapita untuk menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan tingkat pembangunan.
b) Kelemahan yang bersifat statistik dan metodologi yang menghitung
pendapatan perkapita.
Menurut Rahardjo Adisasmita kelemahan pendapatan per kapita
terdiri dari:
a) Perbedaan kondisi geografis dan iklim.
b) Perbedaan corak masyarakat.
c) Perbedaan komposisi produksi.
d) Perbedaan dalam distribusi pendapatan.
e) Koreksi positif.37
2) Kesejahteraan ekonomi bersih ( Net Economic Walfare / NEW )
Menurut William Nordhaus dan James Tobin, untuk memperoleh
indikator ekonomi yang lebih baik, yaitu:
a) Koreksi positif, memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan
perekonomian sektor informal.
b) Indikator negatif, kurusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.
36
Sadono, Sukirno, Ekonomi Pembanguanan: Proses, Masalah, Dan Dasar
Kebijakan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal., 55. 37
Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Dan
Pertumbuhan Wilayah, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013 ), hal. 98.
39
3) GDP dengan purchasing power parity.
b. Indikator Non Ekonomi
1) Indikator sosial
a) Usaha membandingkan tingkat usaha masyarakat di dua Negara dengan
memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional.
b) Penyesuaian pendapatan masyarakat dibandingkan dengan
mempertimbangkan tingkat harga berbagai Negara.
c) Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara
berdasarkan data yang bersifat moneter.
2) Indeks Kualitas Hidup (Physical Quality of Life Index)
IKH digunakan untuk mengevaluasi kesejahteraan umum individu
dan masyarakat. Istilah ini digunakan dalam berbagai konteks, termasuk
bidang pembangunan internasional, kesehatan, politik. Kualitas hidup
tidak harus terbolak-balik dengan konsep standar hidup yang didasarkan
utamanya pada pendapatan. Sebaliknya, indikator kualitas hidup meliputi
tidak hanya kekayaan dan pekerjaan, akan tetapi juga lingkungan binaan,
fisik dan kesehatan mental, pendidikan, rekreasi, dan waktu luang.
Kualitas hidup yang sering diidentikkan dengan kesejahteraan.
Pengkajian kualitas hidup pernah dan terus dilakukan, bahkan
secara internasional, yang dimotori oleh Organization of Economic and
Culture Development (OECD) yang berkedudukan di Paris. Untuk
mengetahui kualitas hidup, harus diketahui terlebih dahulu indikatornya.
40
3) Indikator campuran ( BPS )
a) Tingkat pendidikan: tingkat melek huruf, tingkat partisipasi pendidikan.
b) Kesehatan: rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
c) Perumahan: sumber air bersih & listrik, sanitasi dan mutu rumah.
d) Angkatan kerja: partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja,
sumberpenghasilan utama, status pekerjaan.
e) Keluarga berencana dan fertilisasi: penggunaan ASI, tingkat imunisasi,
kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat
kontrasepsi.
f) Ekonomi: tingkat konsumsi perkapita.
g) Kriminalitas: jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan
pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
h) Perjalanan wisata: frekuensi perjalanan wisata pertahun.
i) Akses di media massa: jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah
televise.
Biro Pusat Statistik38
Indonesia menerangkan bahwa guna melihat
tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator
yang dapat dijadikan ukuran, antara lain adalah:
a) Tingkat pendapatan keluarga maksudnya berapa pendapatan keluarga
dalam 1 bulan.
b) Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan
pengeluaran untuk pangan dengan non pangan.
38
Dokumen Pusat Data Statistik Indonesia Tahun 2000.
41
c) Tingkat pendidikan keluarga maksudnya berapa orang anggota keluarga
yang di tingkat jenjang pendidikan.
d) Tingkat kesehatan keluarga.
e) Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.
4) Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator terciptanya
pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk
mengukur mutu modal manusia, United Nations Development Program
(UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama
Human Development indeks atau indeks pembangunan manusia (IPM).
Tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan
kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun terhadap
kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi.39
5) Prosperity index
Pengukuran kesejahteraan ekonomi dan sosial global terkemuka di
dunia. Meliputi 149 negara dan berdasarkan pada 104 indikator dan 15.000
poin data ini menyajikan wawasan unik tentang kesejahteraan
internasioanal dengan mengidentifikasi kondisi yang diperlukan untuk
negara-negara sejahtera. Konsep ini memiliki delapan indikator yaitu,
39
Michael P. Todaro, pembangunan ekonomi, Jakarta: PT Bumi aksara, 2000,
hal. 71
42
ekonomi, kesehatan, kewirausahaan, keamanan dan keselamatan, tata
pemerintahan, kebebasan individu, pendidikan, modal sosial.
6) Indeks Kemakmuran Sosial (Social Progress Index)
Indeks kemajuan sosial meneliti indikator sosial dan lingkungan
dengan tiga dimensi berbeda kemajuan sosial yaitu kebutuhan dasar
manusia, dasar-dasar kebutuhan akan kesejahteraan manusia dan peluang.
7) Human Wellbeing Index (HWI)
Ekosistem kesejahteraan menurut Prescott-Allen memiliki lima
dimensi yaitu: menjaga keragaman dan kualitas lahan alami, menjaga
keragaman dan kualitas air, mengembalikan keseimbangan kimia atmosfer
global dan kualitas udara setempat, menjaga spesies liar dan gendalam
proses demostikasi, penggunaan sumber daya alam dengan
mempertimbangkan daya dukung ekosistem.
8) Index of Happiness (Indeks Kebahagiaan)
Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang
dimiliki oleh setiap individu. Skalanya 0-100. Semakin tinggi angka
indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia. Dimensi
nya yaitu: kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga,
keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial,
kondisi rumah dan aset, keadaan lingkungan, kondisi keamanan.
43
9) The Better Life Indeks
Konsep pengukuran kesejahteraan ini banyak digunakan oleh
negara-negara maju (OECD) dimana memiliki sebelas indikator yakni:
perumahan, pendapatan, pekerjaan, kemasyarakatan, pendidikan,
lingkungan, kesehatan, kepuasan hidup, keamanan, keseimbangan hidup.
10) Index of Suitanable Economic Welfare (ISEW)
Indeks berkelanjutan kesejahteraan ekonomi, indeks ini juga
merupakan ekonomi dimana dimaksudkan untuk menggantikan Produk
Domestik Bruto (PDB), pada indikator makroekonomi utama Sistem
Neraca Nasional (SNA).
11) Genuine Progress Indicator (GPI)
Indeks ini mirip dengan ISEW dan juga digunakan oleh beberapa
pembuat kebijakan dalam mengukur variabel kesejahteraan terutama dari
sisi kesehatan masyarakat, keselamatan, lingkungan yang bersih, dan
indikator kesejahteraan ekonomi ke arah berkelanjutan (suistanable
development)40
.
11. Physical Quality of Life Index (Indeks Kualitas Hidup)
Pada tahun 1979, Morris D. Morris memperkenalkan satu indikator
alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara yaitu Indeks
Kualitas Hidup (IKH) atau Physical Quality of Life Index. Ada tiga
indikator utama yang dijadikan acuan pada indeks ini yaitu tingkat harapan
40
https://googleweblight.com/i?u=https://suyutimarzukidotcom.wordpress.com/2
017/05/09beberapa-konsep-pengukuran-kesejahteraan-masyarakat-di-dunia/&hl=id-ID,
diakses pada 21.39 WIB Jumat 21 September 2018.
44
hidup pada usia satu tahun, tingkat kematian bayi, dan tingkat melek
huruf.41
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih
akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada
suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku dilingkungan
masyarakat42
. Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya kesehatan.
Harapan hidup berbeda dengan lama hidup, lama hidup atau
panjang hidup yakni jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat
hidup. Usia harapan hidup ditentukan oleh besarnya angka jumlah
kematian bayi. Jika kematian bayi jumlahnya besar, usia hidup akan
rendah. Oleh karenanya, biasanya di negara-negara maju harapan hidupnya
tinggi karena pada umumnya tingkat kesehatan ibu dan bayinya tinggi.
Sebaliknya di negara berkembang biasanya relatif rendah karena buruknya
tingkat kesehatan.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian bayi usia nol (0) tahun dari setiap 1000 kelahiran
hidup pada tahun tertentu atau dapat diakatakan juga sebagai probabilitas
41
Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi oleh Prof.
Lincolin Arsyad 42 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada
Selasa, 22 Mei pukul 20.02 WIB.
45
bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan
perseribu kelahiran hidup)43
.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang penting
untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat,
karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan
tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitaannya dengan status
sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang di capai dalam bidang pencegahan
dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin
secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka
kematian bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya
intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang sangat
penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab
kematian kematian maupun program kesehatan ibu dan anak sebab angka
kematian bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak.
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15
tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat
sederhana dalam huruf latin dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji,
dl) terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas44
. Kegunaan AMH adalah
untuk melihat pencapain indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu
43 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada
Selasa 22, Mei pukul 20.10 WIB. 44 https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48, diakses pada
Selasa, 22 Mei pukul 20.24 WIB.
46
daerah, karena membaca merupakan dasar utama dalam memperluas ilmu
pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh
mana penduduk suatu daerah terbuka terhadapa pengetahuan.
Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya sebuah
sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program keaksaraan yang
memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan
menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan
melanjutkan pembelajaran. Berikut rumus indeks kualitas hidup (physical
quality of life index):
Di mana :
IHH: adalah indeks harapan hidup.
IKB: adalah tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran.
IMH: adalah indeks melek huruf.
a) Indeks Harapan Hidup dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
b) Indeks kematian bayi dapat di ukur dengan menggunakan
formula:
47
c) Indeks Melek Huruf (IMH) sama dengan persentase tingkat
melek huruf yaitu jumlah melek huruf per 100 orang dewasa.
Variabel tersebut menggambarkan kesejahteraan masyarakat,
karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status
pendidikan para anggotanya begitu juga dengan kesehatan dan angka
harapan hidup keluarga tersebut. Oleh para pembuatnya, indeks ini
dianggap sebagai hasil dari pembangunan, di samping pendapatan
perkapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
Skala penilaian angka phsical quality of life index dinilai dengan
skala 1-100. Penilaian ini dibuat oleh Overseas Development Council atau
dewan perkembangan luar negeri pada pertengahan tahun 1970-1n oleh
Morris David Morris45
. Berikut skala lengkap nya akan dijelaskan dalam
tabel 2.1.
Tabel 2.1
Skala Penilaian PQLI
No Skala penilaian 1-100 Kinerja PQLI
1 Angka 1-50 Jelek
2 Angka 51-79 Sedang
3 Angka 80-100 Baik
45
Micheal P. Todaro, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000),
hal. 69.
48
B. Perkebunan Kelapa Sawit
1. Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel)46
. Pohon
Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis
oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran
minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari
Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit elaeis
oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa sawit
menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19 yang
menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan pangan
dan industri sabun47
.
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon, tingginya dapat mencapai
0-24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak.
Buahnya kecil, apabila masak berwarna merah kehitaman. Daging dan
kulit buah kelapa sawit mengandung minyak. Minyak kelapa sawit
digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya
dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan
pembuatan makanan ayam.
46
Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Jakarta: LP3ES, 1989) hal., 55. 47
Dinas Perkebunan Indonesia Tahun 2007.
49
2. Pengertian Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuhan lainnya dalam ekosistem
yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman
tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan
serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat48
.
Lahan perkebunan merupakan lahan usaha pertanian yang luas,
biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk
menghasilkan komoditas perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan di
pasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi lokal. Perkebunan
dapat diatanami oleh tanaman industri seperti kelapa sawit, karet, kopi,
kakao, kelapa, teh, tebu dan sebagainya. Ukuran luas perkebunan sangat
relatif dan tergantung ukuran volume komoditas yang dipasarkannya.
Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum
untuk menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya.
Ciri perkebunan: menerapkan cara monokultur, paling tidak untuk setiap
blok yang ada di dalamnya, terdapat instalasi pengolahan atau pengemasan
terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum
produknya dikirim ke pembeli49
.
48
https://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunan, diakses pada Rabu, 7 Februari 2018. 49
Rahardi dkk, Agribisnis Perikanan, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1993).
50
3. Peranan Perkebunan
Perkebunan sendiri merupakan salah satu sub sektor dari pertanian
yang juga memiliki peranan besar bagi sektor pertanian dan perekonomian
nasional. Tanaman perkebunan memiliki dua potensi pasar yaitu di dalam
dan di luar negeri. Tanaman perkebunan di dalam negeri dapat dikonsumsi
langsung oleh masyarakat, diperlukan sebagai bahan baku industri. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman perkebunan memiliki arti ekonomi yang
penting. Artinya, bila diusahakan secara sungguh-sungguh atau profesional
bisa menjadi suatu bisnis yangmenjadikan keuntungan besar50
.
Tanaman perkebunan mempunyai peranan sebagai salah satu sumber
devisa sektor pertanian, penyedia bahan baku industri sehingga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri serta berperan dalam
kelestarian lingkungan hidup. Pemerintah secara berangsur mengurangi
petani yang tidak mempunyai tanah menjadi pemilik tanah dalam
pembangunan sektor pertanian. Pemilikan secara bertahap dilakukan
dengan program Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Tujuan dilaksanakannya
pembangunan PIR adalah untuk meningkatkan taraf hidup para petani atau
pengebun dengan jalan pembukaan areal-areal baru kurang produktif atau
lahan kritis serta menghentikan perladangan berpindah-pindah. Dengan
proyek Perkebunan Inti Rakyat maka petani dapat menjual komoditas hasil
kebunnya kepada pemerintah dengan harga pasaran ekspor serta kualitas
komoditas terjamin standartnya.
50
Rahardi dkk, Agribisnis Perikanan, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1993).
51
Potensi sub sektor perkebunan untuk diajdikan ekspor di masa-masa
mendatang sebenarnya sangat besar. Prasyarat yang diperlukan hanyalah
perbaikan dan penempurnaan iklim usaha dan struktur pasar komoditas
perkebunan dari sektor hulu sampai ke hilir. Mustahil kinerja ekspor akan
lebih baik jika kegiatan produksi di sektor hulu, pola perdagangan dan
distribusi komoditas perkebunan domestik masih mengalami banyak
hambatan.
Perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting bagi
pembangunan ekonomi. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang
ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada
sektor pada pertanian. Pembangunan perkebunan diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri,
meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas
kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha.
Sektor perkebunan di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif
hal itu disebabkan karena:
1. Indonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga perbedaan musim
menjadi jelas dan periodenya sedikit lama.
2. Karena lokasinya di khatulistiwa tanaman cukup memperoleh sinar
matahari untuk keperluan fotosintesisnya.
3. Curah hujan umumnya memadai.
4. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong
tumbuh dan berkembangnya sektor perkebunan.
52
Pembangunan perkebunan di Indonesia tetap dianggap terpenting
dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi sejak sektor perkebunan
ini menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru
pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya
negatif.
Menurut Heru A. Muawin visi pembangunan pertanian adalah
membangun petani melalui bisnis pertanian yang modern, efisien, dan
lestari yang terpadu dengan pembangunan wilayah. Ciri-ciri dari visi ini
adalah51
:
1. Membangun petani mengandung pengertian prioritas pembangunan
pertanian harus mendahulukan kesejahteraan petani dalam arti luas
sehingga mampu menumbuh kembangkan partisipasi petani dan mampu
meningkatkan keadaan sosial-ekonomi petani melalui peningkatan
akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.
2. Bisnis pertanian mengandung pengertian pertanian harus dikembangkan
dalam suatu sistem agribisnis pertanian mulai dari bisnis input
produksi, hasil produksi pertanian, deversifikasi usaha pertanian, serta
bisnis hasil olahannya yang mampu akses ke pasar internasional.
Melalui aktifitas agribisnis pertanian yang lebih luas ini diharapkan
mampu lebih meningkatkan peran pertanian terhadap pembangunan
nasional baik terhadap penyerapan tenaga kerja, pendapatan nasional,
perolehan devisa, maupun peningkatan gizi masyarakat.
51
www.herumuawin.blogspot.com,2015, diakses pada Kamis, 8 Februari 2018.
53
3. Modern mengandung pengertian menggunakan teknologi yang dinamis
dan spesifik lokasi pengembangan sesuai dengan tuntutan zaman.
4. Efisien mengandung pengertian mampu berdaya saing di pasar
internasional yang dicirikan pada pengembangan yang didasarkan 17
sumber daya yang mempunyai keunggulan komparatif dan berkualitas
tinggi.
5. Lestari mengandung pengertian menggunakan sumber daya yang
optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya
pertanian.
6. Terpadu dengan pembangunan wilayah mengandung pengertian
pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan wilayah
baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi
kemasyarakatan.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif, yang menguraikan atau menggambarkan pengaruh perkebunan
kelapa sawit terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
menggunakan indeks kualitas hidup di kabupaten Dharmasraya pada lima
tahun terakhir yakni 2012-2016.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah Kabupaten
Dharmasraya. Pemilihan lokasi ini didasarkan kepada potensi yang
terdapat di kabupaten Dharmasraya yang memilki perkebunan kelapa sawit
yang luas. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan mengenai
Pengaruh Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Di Kabupaten Dharmasraya Dengan Menggunakan
Physical Quality of Life Index Tahun 2012-2016.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan padabulan April 2018 sampai
penulisan skripsi ini selesai.
55
C. Sumber Data
Data sekunder yaitu data yang mendukung permasalahan yang akan
dibahas, yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan.52
Dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh dari BPS Kabupaten Dharmasraya
berupa data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dan literatur-literatur
serta informasi-informasi yang tertulis seperti buku-buku, skripsi, dokumen-
dokumen yang merupakan hasil penelitian dan sebagainya yang berasal dari
instansi terkait maupun internet, yang berhubungan dengan topik penelitian
untuk memperoleh data sekunder.53
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan
peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi
penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-
cara tertentu.54
Metode pengumpulan data berkaitan dengan teknik yang
akan digunakan, misalnya dengan cara observasinatau survey, penyebaran
angket yang berupa questionnaire,interview, observasi biasa, tes,
eksperimen, koleksi, atau teknik pengumpulan data lainnya.55
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berbentuk time
series dari tahun 2012 sampai dengan 2016 pada Kabupaten Dharmasraya.
52
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1999), hal.117. 53
Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, Cet.1, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2008), hlm.93. 54
Misbahudin dan Iqbal Hasan, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”,
Cet.1, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.27. 55
Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, Cet.1, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2008), hlm.109.
56
Data ini diperoleh dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
yang berkaitan dengan judul dan permasalahan penelitian dari berbagai
literatur seperti buku, jurnal, internet, Koran, lembaga atau instansi yang
terkait dalam penelitian, badan pusat statistik kabupaten Dharmasraya dan
lain sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan kesejahteraan
masyarakat yang ada di kabupaten Dharmasraya.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja, seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan secara umum analisis
data adalah memperkirakan atau dengan menetukan besarnya pengaruh secara
kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu
(beberapa) kejadian lainnyam serta memperkirakan atau meramalkan kejadian
lainnya. Kejadian (event) dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel.56
Analisis data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian.
Hal ini didasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang
diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan
kaidah yang ilmiah. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data, sebab
data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang
tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak
56
Misbahudin dan Iqbal Hasan, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”,
Cet.1, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.32.
57
berbunyi. Oleh karena itu, analisis data disini berfungsi untuk memberi arti,
makna dan nilai yang terkandung dalam data itu.57
Berdasarkan uraian yang ada sebelumnya, maka model yang
digunakan menggunakan Angka Indeks Kualitas Hidup (IKH) dapat
diperoleh dengan rumus:
Di mana :
IHH: adalah indeks harapan hidup.
IKB: adalah tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran.
IMH: adalah indeks melek huruf.
57
M. Kasirijm, “Metode Penelitian”, (Jakarta: Erlangga,2006),Ed.IV, hlm.274.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya merupakan kabupaten hasil pemekaran
dari Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang diresmikan tanggal 7 Januari
2004 oleh Presiden RI secara simbolik di Istana Negara. Dibentuk
berdasarkan Undang Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten
Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat yang diresmikan oleh Gubernur
Sumatera Barat atas nama Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Januari
2004.
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah seluruh proses
kegiatan manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Daerah yang
meliputi perencanaan, penetapan kebijakan, pelaksanaan,
pengorganisasian, pengawasan, pengendalian, pembiayaan, koordinasi,
pelestarian, penyempurnaan dan pengembangan. Pada hakikatnya
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah merupakan salah satu bentuk
pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang
menggunakan konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.
Sebagai konsekuensi dari kebijakan otonomi daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Laporan Penyelenggaraan
59
Pemerintahan Daerah merupakan salah satu sarana yang sangat penting
sebagai perekat hubungan hirarkis antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa Kepala Daerah
mempunyai kewajiban menyampaikan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Presiden melalui Menteri Dalam
Negeri untuk Gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui
Gubernur untuk Bupati/Walikota 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Aktifitas Pemerintahan telah dimulai sejak dilantiknya Penjabat
Bupati Dharmasraya pada tanggal 10 Januari 2004 dan baru pada tanggal
12 Agustus 2005 Kabupaten Dharmasraya memiliki Bupati/Wakil Bupati
Definitif hasil Pilkada Langsung Tahun 200558
.
2. Profil Kabupaten Dharmasraya
a. Kondisi geografis59
No. URAIAN KETERANGAN
1. Letak Geografis 0º 47 07 LS - 1º 41 56 LS
101º 09 21 BT - 101º 54 27 BT
2. Batas-Batas Daerah
Utara Kabupaten Sijunjung dan
Kabupaten Kuantan Singingi
Selatan Kabupaten Bungo dan Kerinci
Provinsi Jambi
Barat Kabupaten Solok dan Solok
Selatan
Timur Provinsi Jambi
3. Ketinggian dari
permukaan Laut 82 m – 1.525 m
58
Dharmasraya Dalam Angka 2014, diakses pada Minggu, 22 Juli 2018. 59
Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka 2016, (Dharmasraya: BPS
Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 9.
60
4. Luas Daerah 3023,25 Km
5. Jumlah Sungai 59 buah
6. Panjang Sungai 450.9 km
7. Panjang Jalan Negara 60.62 km
8. Panjang Jalan Provinsi 83.5 km
9. Panjang Jalan Kabupaten 1035.72M
b. Pemerintahan
Pada tahun 2008 ditetapkan Perda No. 3 Tahun 2008 tentang
Penataan dan Pembentukan Kecamatan, dimana jumlah kecamatan di
Kabupaten Dharmasraya dimekarkan dari 4 kecamatan menjadi 11
Kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Sungai Rumbai
2. Kecamatan Koto Besar
3. Kecamatan Asam Jujuhan
4. Kecamatan Koto Baru
5. Kecamatan Koto Salak
6. Kecamatan Tiumang
7. Kecamatan Padang Laweh
8. Kecamatan Sitiung
9. Kecamatan Timpeh
10. Kecamataan Pulau Punjung
11. Kecamatan IX Koto.
61
Pada Tahun 2009 dikeluarkan Perda No. 4 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Penataan Nagari. Dalam Perda tersebut terdapat beberapa
nagari yang dimekarkan sehingga dari 48 nagari menjadi 52 nagari di
Kabupaten Dharmasraya. Sedangkan jumlah jorong seluruhnya sebanyak 260
jorong. Dengan terbentuknya nagari, selanjutnya pembangunan yang
dilaksanakan di Dharmasraya sudah tentu akan berbasis nagari. Jika ditunjang
dengan semangatmembangun dari tingkat nagari maka aspirasi masyarakat
akan lebih mudah untuk disalurkan melalui nagari. Dari hasil pemekaran 11
kecamatan tahun 2009 berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2009 kecamatan yang
paling luas adalah Kecamatan Koto Besar dengan luas 488,19 Km2 dan
kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Sungai Rumbai 47,63 Km260
.
c. Kependudukan
jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya tahun 2016 sebanyak
229.313 jiwa, dan mengalami penambahan dari tahun 2015 yaitu 223.112
jiwa. Sehingga pertumbuhan penduduk meningkat sebesar 2,78 persen.
Berdarkan angka sex ratio, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Angka sex ratio Kabupaten
Dharmasraya tahun 2016 sebesar 107,50, yang artinya pada setiap 100
penduduk wanita terdapat sekitar 107 sampai 108 penduduk laki-laki.
Rasio penduduk usia muda (dibawah umur 15 tahun) di Kabupaten
Dharmasraya masih menunjukkan persentase yang cukup tinggi. Kemudian
rasio ketergantungan, yang merupakan perbandingan antara jumlah usia
60
Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka 2016, (Dharmasraya: BPS
Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 23.
62
produktif (15-64) dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (usia 0-14
tahun dan usia di atas 65 tahun), tahun 2016 sebesar 51,56 artinya setiap 100
penduduk produktif menanggung sekitar 51 sampai 52 orang penduduk tidak
produktif61
.
d. Ketengakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Dharmasraya
tahun 2015 sebesar 65,88. Artinya, sekitar 66 persen penduduk usia kerja aktif
dalam kegiatan ekonomi baik yang sedang bekerja maupun sedang mencari
pekerjaan.
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan persentase penduduk
yang bekerja terhadap angkatan kerja yang menggambarkan peluang seorang
calon pekerja untuk menggantikan posisi yang tersedia saat ini. Sementara
tingkat kesempatan kerja Kabupaten Dharmasraya tahun 2015 sebesar 96,49
persen. Artinya setiap 100 orang angkatan kerja terdapat 96 orang yang
bekerja.
Dilihat berdasarkan jenis kelamin, pekerja laki-laki jauh lebih banyak
dibandingkan pekerja perempuan di berbagai sektor, kecuali sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa yang pekerja perempuan
memiliki jumlah yang lebih besar.
Sektor pertanian masih memiliki kontribusi tertinggi dalam
ketenagakerjaan Kabupaten Dharmasraya, yaitu sebesar 53 persen. Sektor
61
Statistik DaerahKabupaten Dharmasraya 2017, (Dharmasraya: BPS
Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 5.
63
kedua yang memiliki kontribusi tertinggi kedua adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran yaitu sebesar 19 persen62
.
e. Perkebunan
Komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Dharmasraya meliputi
tanaman karet, kelapa, kelap sawit, kopi, lada, kakao dan lainnya. Karet
merupakan tanaman paling banyak ditanam di Kabupaten Dharmasraya yaitu
sebesar 38.432,5 hektar. Kelapa sawit merupakan tanaman kedua yang
terbanyak di Kabupaten Dharmasraya yaitu 30.495,19 hektar. Kedua
komoditas tersebut merupakan tanaman favorit yang ditanam di Kabupaten
Dharmasraya karena prospek yang menjanjikan. Luas tanam karet terluas di
Dharmasraya terdapat di Kecamatan Pulau Punjung lalu Kecamatan Koto
Besar.
Meskipun tanaman karet memliki luas tanam yang lebih luas daripada
tanaman kelapa sawit tapi untuk produksi, tanaman kelapa sawit jauh lebih
tinggi daripada karet. Pada tahun 2015, produksi kelapa sawit mencapai
74.020,05 ton sementara itu karet hanya mencapai 32.784,24 ton63
.
62
Statistik DaerahKabupaten Dharmasraya 2017, (Dharmasraya: BPS
Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 7. 63
Kabupaten Dharmasraya Dalam Angka 2016, (Dharmasraya: BPS
Kabupaten Dharmasraya), 2016, hal., 145.
64
B. Analisis Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Peningkatan
Kesejahteraan dengan Menggunakan Physical Quality Of Life Index
Proses pengolahan data menggunakan rumus indeks kualitas hidup
sebagai berikut:
Di mana :
IHH: adalah indeks harapan hidup.
IKB: adalah tingkat kematian bayi per 1.000 kelahiran.
IMH: adalah indeks melek huruf.
1) Indeks kualitas hidup tahun 2012
2) Indeks kualitas hidup tahun 2013
65
3) Indeks kualitas hidup tahun 2014
4) Indeks kualitas hidup tahun 2015
5) Indeks kualitas hidup tahun 2016
Berdasarkan skala penilaian angka PQLI dengan nilai 1-100 dapat
disimpulkan bahwa dari hasil pengolahan data pada tahun 2012 angka PQLI
masyarakat Dharmasraya di dapatkan 54,24, pada 2013 sebesar 55,34, pada
2014 sebesar 56,37, pada 2015 sebesar 56,56 dan terus meningkat pada 2016
sebesar 57,19. Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut, maka pada skala
66
penilaian 1-100 kinerja angka PQLI masyarakat Dharmasraya termasuk ke
dalam kategori kinerja sedang.
C. Pembahasan Dan Analisis Penulis
Berdasarkan hasil pengolahan data di dapatkan terlihat dengan
jelas bahwa perkebunan kelapa sawit memliki pengaruh yang positif atau
pengaruh yang baik terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Dharmasraya, dilihat dari hasil olahan tersebut yang menggunakan rumus
menunjukkan hasil yang baik yaitu IKH pada 2012 di
Kabupaten Dharmasraya sebesar 54,24 dan terus menunjukkan hasil kenaikan
yang signifikan hingga pada 2016 IKH di Kabupaten Dharmasraya sebesar
57,19. Jika di ukur dari penilaian skala IKH atau PQLI 1-100, maka nilai
IKH pada tahun 2012 sebesar 54,24 hingga terus naik sampai 2016 sebesar
57,19 merupakan penilaian dalam kategori sedang. Artinya, pengaruh
perkebunan kelapa sawit terhadap peningkatan kesejahteraan Kabupaten
Dharmasraya yang di ukur dengan menggunakan physical quality of life index
menunjukkan angka yang cukup. Perkebunan kelapa sawit memberikan
kontribusi atau memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan di
Kabupaten Dharmasraya, karena perkebunan kelapa sawit menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi Kabupaten Dharmasraya dalam melakukakan
aktivitas ekonomi dan produksi perkebunan kelapa sawit bisa mendorong
pembangunan ekonomi masyarakat kareana masyarakat memiliki pekerjaan
dan bisa menghasilkan sehingga pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat
67
akan terpenuhi seperti misalnya kenaikan akan Indeks Kualitas Hidup
masyarakat itu sendiri.
Pada dasarnya dapat dilihat bahwa adanya pengaruh perkebunan
kelapa sawit terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya
tersebut akan menggambarkan kebahagian ataupun kedamaian antara
masyarakat. Sesuai dengan UUD Tahun 1945 alinea keempat yang berbunyi “
dengan berkat Rahmat yang kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur
mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan
Indonesia yang bersatu, adil, makmur dan sejahtera”. Dari kutipan tersebut
maka dapat diketahui bahwa keejahteraan itu penting baik kesejahteraan
individu maupun kesejahteraan kelompok atau masyarakat.
Dengan adanya perkebunan kelapa sawit dapat mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya. Dan masyarakat
Kabupaten Dharmasraya hidup dengan aman, damai dan saling tolong-
menolong sehingga tidak ada masyarakat Kabupaten Dharmasraya yang
kelaparan. Selain UUD, Islam juga mengatur atau membahas kesejahteraan
ummat yaitu yang terdapat pada surah At-Thaha : 117-119 yang artinya :
Artinya: Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah
musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah
sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang
68
menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak
akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan
Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula)
akan ditimpa panas matahari di dalamnya".
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya Allah
telah memberikan kesejahteraan hidup berupa kebutuhan hidup manusia
yang tidak akan terhitung seberapa besar dan banyaknya nikmat yang
telah Allah berikan, yang dimaksud dengan tafsir ayat di atas adalah
kenikmatan (kesejahteraan) di surga, Sesungguhnya di surga kamu
(Adam) dapat menikmati berbagai macam penghidupan, maka kamu
tidak lapar tidak pula telanjang, tidak kehausan di dalam surga, tidak
pula terganggu dengan cuaca panas dan tidak terkena sengatan sinar
matahari yang tajam, sebagaimana yang terjadi pada penduduk bumi.
Jelaslah perbedaan antara dua kenikmatan, kenikmatan surga kekal
abadi tanpa ada kelelahan padanya, dan kenikmatan dunia yang terbatas
dan disertai dengan berbagai macam kelelahan dan risiko64
.
Sedangkan kenikmatan (kesejahteraan) di dunia harus di capai
dengan kerja keras dan kelelahan yang ditafsirkan dalam ayat yang
sama, Allah berfirman; wahai Ada,, sesungguhnya Iblis adalah musuh
bagimu dan bagi istrimu, maka dia tidak mau sujud kepadamu dan
mendurhakai-Ku. Oleh karena itu janganlah kamu patuh kepadanya,
dan jangan sampai dia menjadi sebab kamu berdua dikeluarkan dari
surga sehingga kamu mengalami kelelahan dalam kehidupan duniamu
64
Prof. Dr. Wahbah Az- Zuhaili, Tafsir Al-Wasith (Yunus-An-Naml), (Jakarta:
Gema Insani, 2013), hal., 557.
69
di bumi, yaitu lelah dalam menggapai berbagai macam sarana
penghidupan, seperti bercocok tanam di ladang dan di kebun, atau
jangan sampai kamu taat kepada setan yang menggoda, yang akibatnya
itu menjadi sebab keluarnya kamu berdua dari surga dan menjadi sebab
penderitaan,maksudnya kelelahan lantaran beban berccocok tanam dan
lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mendukung
dengan teori yang ada, apabila perkebunan kelapa sawit meningkat baik
itu luas areal dan luas tanam maka akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Dharmasraya, begitu juga sebaliknya. Dan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya sudah dapat dikatakan
sesuai dengan ekonomi Islam, dimana masyarakat Kabupaten
Dharmasraya hidup dengan cara bekerja bercocok tanam yaitu sebagai
petani kelapa sawit sehingga bisa mencapai mashlahah serta masyarakat
Dharmasraya hidup dengan damai, rukun, tidak ada yang merasa dizalimi
dan yang menzalami antara masyarakat.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Dharmasraya dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya aktivitas perkebunan kelapa sawit dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dharmasraya berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan menggunakan rumus
menunjukkan hasil yang baik yaitu IKH pada 2012 di
Kabupaten Dharmasraya sebesar 54,24, pada 2013 sebesar 55,34, pada 2104
sebesar 56,37, pada 2015 sebesar 56,56 hingga terus mengalami peningkatan
pada 2016 57,19.
Angka tersebut terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jika
dinilai menurut sakala penilaian PQLI dimana nilai 0-100, nilai 0-50 penilaian
dalam kateori jelek, nilai 51-79 merupakan nilai dalam kategori sedang, 80-
100 termasuk dalam penilaian baik. maka angka PQLI yang didapatkan
Kabupaten Dharmasraya termasuk ke dalam kategori penilaian sedang karena
nilai dari tahun 2012 sampai dengan 2016 menunjukkan nilai di atas 51.
71
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat Kabupaten Dharmasraya harus mampu
mempertahankan kesejahteraan keluarganya dengan memanfaatkan
sebaik-baiknya aktivitas ekonomi perkebunan kelapa sawit.
2. Untuk mendapat tambahan pendapatan dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat tidak harus bekerja sebagai petani saja, namun masyarakat
harus membuka usaha lainnya seperti perkebunan kakao, berdagang
dll.
3. Masyarakat Kabupaten Dharmasraya harus pandai dalam mengelola
dan memelihara serta merawat perkebunan kelapa sawit untuk hal-hal
yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat seperti
memperbanyak produksi kelapa sawit sehingga kesejahteraan
masyarakat meningkat karena terpenuhinya kehidupan hidup.
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Khairun Nia Ningsih
NIM : 3214.023
Tempat/Tanggal Lahir : Ampang Kuranji/ 30 September 1996
Hoby : Travelling, Membaca, Mendengarkan musik
Cita – cita : Pengusaha Sukses dan Dosen
Alamat : Ampang Kuranji, Kec. Koto Baru, Kab.
Dharmasraya
Nama Orangtua
Ayah
Ibu
:
:
Khairun Nas
Erma Yuhana
Pendidikan
SD : SDN 02 Paninjauan
MTs : MTsN Koto Baru
SMA : SMAN 2 Koto Baru
Perguruan Tinggi : IAIN Bukittinggi