FERMENTASI MNYAK KELAPA
-
Upload
fitk-uinjkt -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of FERMENTASI MNYAK KELAPA
PENGARUH JUMLAH RAGI PADA PROSES FERMENTASI PEMBUATAN MINYAK
KELAPA
Disusun untuk memenuhi laporan praktikum bioteknologi
Disusun oleh:
Lulu Fauziayah : 1110016100037
Dini Rismayanti F : 1110016100049
Heni Lupita Sari :1110016100055
Endah.Lestari : 1110016100066
Ahmad Syahri S : 109016100049
Kelas : Biologi VI.B
Kelompok 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013 M / 1433 H
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak
biji tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak.
Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan
masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa
secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu
tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradsional ini
banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan
yang tinggi dapat merubah struktur minyak serta
menghasilkan warna minyak yang kurang baik. Dewasa ini
telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak kelapa yang
dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas.
Metode ini didasarkan pada penemuan bioteknologi
sederhana, yaitu penggunaan jamur Sacharomyces sp untuk
memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang
terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini
lebih dikenal dengan Pembuatan Minyak Kelapa dengan
Menggunakan Ragi atau Pembuatan Minyak Kelapa secara
Fermentasi.
Pada pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini
sebenarnya diperlukan enzim-enzim yang dihasilkan oleh
jamur Sacharomyces sp. Enzim yang diproduksi oleh jamur
Sacharomyces sp ini dilepaskan ke lingkungan sekitar jamur
untuk menghancurkan substrat tempat tumbuhnya menjadi
senyawa-senyawa organik dapat larut. Substrat yang
dihancurkan ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat.
Di dalam endosperm biji kelapa, minyak umumnya terdapat
berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan
dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan
Sacharomyces sp. Maka minyak maupun protein masing-masing
akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan karena
memiliki BJ yang ringan, sedangkan proteinnya akan
mnegendap. Protein yang mengendap inilah yang selanjutnya
oleh orang sunda disebut sebagai (galendo).
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki
banyak keuntungan dibandingkan dengan cara tardisional.
Pada cara tradisional, rendaman minyak yang diperoleh
sekitar 15-17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendaman
yang diperoleh 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak
kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat
menghemat bahan bakar, dan menghasilkan minyak yang
berwarna lebih jernih dengan kualitas yang memenuhi
standar minyak indonesia. Namun demikian, perli
diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan
metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis substart, jenis
ragi dan faktor lingkunngan yang mempengaruhi kehidupan
Sacharomyces sp.
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik
yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi
larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang
dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti
sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak
bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak
tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya
berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu
makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar
(misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak
rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun
sebagai wangi-wangian(misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di
alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar, misalnya dietil
eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon
lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau
triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”.
Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil
hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.
Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar
minyak: minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak
nabati) dan hewan (minyak hewani), dan minyak yang
diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).
Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid.
Dari sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja
dengan lemak. Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan
sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair
sedangkan lemak berwujud padat. Penyusunnya bermacam-
macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang
tersusun dari dua golongan saja:
Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak
makanan (minyak masak atau minyak sayur serta minyak
ikan), bahan baku industri sabun, bahan campuran minyak
pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini
biasanya berwujud padat atau cair pada suhu ruang
tetapi tidak mudah menguap.
Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak
atsiri, atau minyak eteris, atau minyak esensial
(bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan dasar
wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini
praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap
memiliki khasiat penyembuhan (aromaterapi).. Kelompok
minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya
yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut
juga minyak "aromatik").
Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan:
Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak
Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi
trans
Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat
murni, tetapi umumnya adalah larutan/campuran. Proses
pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak)
biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu
diikuti dengan pendinginan (kondensasi). Proses
pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan
dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan
membantu memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu
di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan
hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.
1.2 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah
ragi terhadap hasil fermentasi dalam pembuatan minyak kelapa
. Hasil dari percobaan ini diharapkan menjadi bahan
informasi untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan
pembanding pada percobaan selanjutnya.
1.3 Rumusan masalah
1. Apakah jumlah takaran ragi mempengaruhi hasil fermentasi
dalam pembuatan minyak kelapa?
2. Apakah minyak yang dihasilkan sama antara bau, tekstur
dan warna?
3. Bagaimanakah kondisi atau bentuk minyak kelapa yang
dihasilkan?
4. Adakah faktor lain yang mempengaruhi proses fermentasi
pembuatan minyak kelapa?
1.4 Pembatasan masalah
Minyak kelapa merupakan makanan yang di buat dengan
menggunakan mikroorganisme yaitu bakteri
1.5 Hipotesis
- Hipotesis nol : tidak adanya pengaruh jumlah ragi
terhadap kualitas minyak kelapa
- Hipotesis kerja : Adanya pengaruh jumlah ragi terhadap
kualitas minyak kelapa.
1.6 Pengumpulan data:
- Variabel bebas : Jumlah ragi (1 gr,2gr dan 4 gr)- Variabel kontrol : Temperatur, Waktupenyimpan, dan Tempat - Variabel terikat : Tekstur, bau dan warna
BAB II
BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Tempat Dan Waktu
Praktek ini dilaksanakan di lingkungan kampus
Universitas Islam Negeri (Laboratorium Biologi ) Fakultas
tarbiyah dan keguruan , Jakarta JL.Ir.H.Juanda pada tanggal
8 April 2013 pukul 09:30-11:30
2.2 Bahan Dan Alat
1. Alat
Wadah kelapa Pengaduk
Wadah fermentasi Gelas Kimia dan termometer
2.3 Langkah kerja
No. Langkah Kerja Gambar1. Rebuslah air hangat sampai
suhu mencapai ±40°C ukurlah
suhu air dengan menggunakan
termometer2. Masukan air hangat pada wadah
yang berisi kelapa yang sudah
diparut
3. Remaslah parutan kelapa yang
sudah diberi air hangat agar
merata.
4. Peraslah parutan kelapa
dengan menggunakan saringan
kelapa
5. Setelah proses perasan
takarlah kelapamasing-masing
250ml lalu masukan dalam
wadah untuk fermentasi
6. Timbanglah ragi dengan ukuran
1 gr, 2 gr dan 4 gr
7. Campur Santan dengan ragi
lalu tempatkan di wadah untuk
memulai fermentasi
8. Jagalah suhu santan dan
kemaslah agar udara tidak
dapat masuk kedalam wadah dan
diamkan selama 2 hari amati
hasilnya9. Lubangi tempat fermentasi
untuk memisahkan air pada
lapisan ketiga agar hanya
tersisa minyak saja.BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil pengamatan
No
.
Jenis Stater Warna Tekstur Bau
1.
1 gram ragi
Lapisan 1: putih
keruh
Lapisan 2:
gumpalan santan
Lapisan 3: minyak
Terdapat3 lapislarutanair,gumpalansantandan
sedikit
busuk
3
2
1
brwarna bening minyak2.
2 gram ragi
Lapisan 1: putih
kekuningan
Lapisan 2:
gumpalan santan
Lapisan 3: minyak
brwarna bening
Terdapat
3 lapis
larutan
air,
gumpalan
santan
dan
minyak
Aga busuk
3.
4 gram ragi
Lapisan 1: kuning
pekat
Lapisan 2:
gumpalan santan
Lapisan 3: minyak
brwarna bening
Seperti
minyak
tetapi
hanya
pada
bagian
atas
Busuk
Hasil perbandingan dari 3 jenis fermentasi:
3.2 Pembahasan
Gumpalankelapa
Lapisan minyak berwarna bening
Pada praktikum kali ini kita akan melakukan percobaan
yaitu pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi. Minyak
kelapa adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa. Minyak
kelapa dapat diekstrak dari daging buah kelapa segar atau
diekstrak dari daging kelapa yang sudah dikeringkan.Minyak
kelapa memiliki banyak manfaat bagi manusia. Minyak kelapa
biasa digunakan untuk berbagai bahan baku industri atau
sebagai minyak goreng. Selain itu, minyak kelapa dapat dipakai
untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit
seperti diabetes, jantung, kolesterol, kangker, dan lain-lain.
Hal ini salah satunya dikarenakan miyak kelapa memiliki
kandungan asam laurat yang tinggi.
Kita mengetahui bahwa pengolahan atau pembuatan minyak kelapa
dapat dilakukan dengan berbagai cara dimana pada kali ini cara
yang kelompok kami gunakan adalah dengan cara yang masih
tradisional yaitu dengan cara fermentasi. Dimana dapat kita
berdasarkan prosedur kerja yang sudah kita lakukan terdapat
beberapa hasil dari pembuatan minyak tersebut.
Pada wadah pertama yang berisi santan dengan tambahan
atau campuran ragi sebanyak 1 gram menimbulkan hasil yang
memiliki tekstur cair dengan terdapat tiga lapisa yaitu pada
lapisan permukaan atau lapisan atas kita dapat melihat lapisan
warna santan yang sudah didiamkan selama tiga hari lalu pada
lapisan kedua terdapat gumpalan santan dan pada lapisan ketiga
kita dapat melihat warna minyak yang terbentuk yaitu berwarna
bening, dan untuk aromanya ialah menimbulkan aroma yang kurang
sedap (agak busuk).
Pada wadah yang kedua yang berisi santan dengan tambahan
atau campuran ragi sebanyak 2 gram menimbulkan hasil dengan
tekstur yang tidak jauh berbeda dengan minyak pada wadah
pertama. Dimana terdapat tiga lapisan yang dimana lapisan
permukaan dan kedua sama persis dengan lapisan diwadah yang
pertama dan pada lapisan ketiga kita dapat melihat warna
minyak yang terbentuk yaitu berwarna bening juga. Terdapat
perbedaan antara wadah pertama tadi dengan wadah kedua ini
dimana aroma yang ditimbulkan pada minyak ini jauh lebih pekat
atau lebih tinggi aroma tidak sedapnya (busuk) haltersebut
dikarenakan oleh faktor jumlah takaran ragi yang kita gunakan
untuk proses fermentasi ini.
Sedangkan pada wadah ketiga atau wadah terakhir ini yang
berisi campuran santan dengan 4 gram ragi menimbulkan tekstur
yang sama dengan wadah pertama dan kedua hanya saja pada
minyak yang dihasilkan di wadah ini menimbulkan aroma yang
sangat tidak enak dibandingkan kedua wadah sebelumnya (busuk)
Berdasarkan hasil terbentuknya aroma pada setiap wadah
minyak dari yang beraroma kurang busuk hingga busuk ternyta
hal tersebut dip0engaruhi oleh jumlah takaran ragi yang kita
gunakan. Semakin tinggi takaran yang kita gunakan semakin
tidak enak aroma yang akan terbentuk.
Proses pembuatan minyak ini memakan waktu ± 3 hari.
Dimana dalam proses pembuatan minyak kelapa dengan cara
fermentasi banyak hal yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan jumlah minyak dengan takaran yang sesuai dan kita
harapkan. Beberapa faktor atau banyaknya variabel yang
menentukan banyak atau sedikitnya kandungan minyak yang
terbentuk dari perasan santan ialah habitat tanaman kelapa
yang dipakai, varietas juga sangat berpengaruh, umur pohon
kelapa yang lebih tua jauh lebih baik, demikian pula umur
panen buah kelapa segar serta cara penyimpanan buah kelapa
segar yang sudah di panen. Buah kelapa segar yang sudah masak
sebaiknya tidak langsung di olah melainkan didiamkan terlebih
dahulu. Sedangkan buah kelapa yang cukup umur untuk dibuat
sebagai bibit, memiliki kandungan total minyak yang maksimal.
Selain memperhatikan hal yang telah dijelaskan tadi
teknik pembuatan minyak kelapa yang tidak efektif dan tidak
efisien juga menentukan hasil akhir pembuatan minyak. Alat dan
bahan juga mempengaruhi dimana jika tempat proses awal sampai
akhir tidak terjaga kebersihannya ditakutkan kontaminasi dapat
terjadi.
3.3 Evaluasi
Pertanyaan:
1. Berdasarkan prosedur kerja pembuatan minyak yang
dlakukan:
a. Apakah santan parut yang akan diperas perlu diberi
air hangat sebelumnya? Berikan alasannya!
b. Berapa lama terbentuknya minyak hasil fermentasi?
c. Bagaimana tekstur, bau yang dihasilkan?
d. Apakah faktor sanitasi tempat bekerja berpengaruh
terhadap minyak yang dihasilkan?
2. Bagaimanakah perbedaan minyak yang dihasilkan dengan
jumlah ragi yang diberikan? Apakah terdapat perbedaan
hasilnya?
3. Kendala apa yang dihadapi dalam merancang percobaan
pembuatan minyak secara fermentasi?
4. Berkan saran untuk percobaan-percobaan selanjutnya!
Jawaban
1. a. iya, santan yang akan diperas perlu diberi air
hangat sebelumnya karena dengan diberi air hangat
membuat minyak benar-benar keluar dari ampas kelapa dan
mempermudah pada saat proses pemerasan ampas kelapa
guna memperoleh air santannya.
b. berdasarkan praktikum atau percobaan dari kelompok
kami, waktu terbentuknya minyak kelapa dari proses
fermentasi ialah sekitar ± 3 hari.c. tekstur dan bau minyak kelapa yang terbentuk dari
hasil proses fermentasi ini ialah bergantung pada
jumlah pemakaian ragi. Semakin banyak jumlah pemakaian
raginya semakin tinggi pula aroma yang tidak enak
(busuk) yang terbentuk pada minyak tersebut. Sedangkan
untuk teksturnya pada umumnya sama berbentuk cair
dengan terbentuknya gumpalan-gumpalan.
d. iya, faktor sanitasi sangat mempengaruhi terhadap
hasil pembentukan minyak. Dikarenakan jika alat dan
bahan atau lingkungan sekitar tidak diperhatikan
kebersihannya bisa saja kontaminasi mengancam dalam
proses fermentasi minyak tersebut yang menyebabkan
dapat merubah hasil kualitas minyak kelapa yang kita
inginkan.
2. Iya terdapat perbedaan pada hasil minyak yang terbentuk
berdasarkan dari jumlah ragi. Dimana santan yang
diberikan ragi dengan jumlah yang besar menyebabkan
aroma yang tidak sedap (busuk) ketika minyak itu
terbentuk begitu juga sebaliknya jumlah ragi yang
sedikit membentuk aroma yang tidak terlalu busuk.
3. Kendala yang dihadapi oleh kelompok kami dalam
merancang percobaan pembuatan minyak secara fermentasi
ialah penyediaan bahan utamanya yaitu kelapa. Dimana
kita tidak boleh sembarang memilih kelapa. Karena jenis
kelapa sangat mempengaruhi hasil minyak yang akan
terbentuk nanti dan untuk alat-alatnya bagaimana sebisa
mungkin harus berada dalam keadaan yang aseptis, baik
mulai dari tempat penampungan santan sampai alat
perasan santannyapun harus terjaga kebersihannya dan
proses penutupan santan di wadahnya harus rapat guna
tidak menimbulkan kontaminasi dari bakteri yang tidak
kita inginkan.
4. Saran yang dapat kami berikan guna menunjang proses
percobaan pembuatan minyak fermentasi yang akan dating
lebih baik lagi ialah harus memperhatikan jenis kelapa
yang akan kita gunakan jika bisa seharusnya praktikan
tahu bahwa jenis kelapa apakah yang akan digunakan
dalam proses pembuatan minyak secara fermentasi,
selanjutnya kebersihan lingkungan sekitar harussangat
diperhatikan mulai dari alat-alat yang akan digunakan
sampai tempat penyimpanan minyak guna menunggu hasil
fermentasi juga harus diperhatikan, dan yang paling
penting adalah harus mengikuti langkah prosedur
pembuatan fermentasi minya secara sistematis guna
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dari pembuatan minyak kelapa secara
fermentasi dapat disimpulkan bahwa:
Jumlah takaran ragi yang akan kita gunakan dalam
proses pembuatan minyak kelapa secara fermentasi
ternyata sangat mempengaruhi hasil akhir dalam
pembuatan minyak tersebut
Minyak yang dihasilkan memiliki krietria yang pada
umunya sama baik tekstur maupun warna hanya saja untuk
aroma yang terbentuk bergantung pada jumlah takaran
ragi yang digunakan.
Semakin tinggi takaran ragi yang kita gunakan semakin
tinggi pula aroma tidak sedap yang akan dihasilkan
oleh hasil minyak kelapa secara fermentasi.
Kondisi yang dihasilkan dari proses pembentukan minyak
kelapa pada umumnya sama yaitu memiliki lapisan yang
dimana lapisan tersebut terbagi menjadi 3 bagian.
Lapisan paling atas tingkat perbedaan warna, lapisan
kedua adanya gumpalan santan dan lapisan terakhir
dimana minyak tersebut terbentuk.
Selain faktor sanitasi yang mempengaruhi hasil
pembentukan minyak kelapa secara fermentasi ini proses
pemilihan jenis kelapa yang akan digunakan juga sangat
mempengaruhi keberhasilan pembentukan minyak tersebut.
1.2 saran
Saran yang dapat kami berikan guna menunjang proses
percobaan pembuatan minyak fermentasi yang akan dating
lebih baik lagi ialah harus memperhatikan jenis kelapa
yang akan kita gunakan jika bisa seharusnya praktikan
tahu bahwa jenis kelapa apakah yang akan digunakan dalam
proses pembuatan minyak secara fermentasi, selanjutnya
kebersihan lingkungan sekitar harussangat diperhatikan
mulai dari alat-alat yang akan digunakan sampai tempat
penyimpanan minyak guna menunggu hasil fermentasi juga
harus diperhatikan, dan yang paling penting adalah harus
mengikuti langkah prosedur pembuatan fermentasi minya
secara sistematis guna mendapatkan hasil minyak sesuai
dengan yang kita harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baswardjojo, D. 2005. Seluk Beluk Pembuatan Minyak Kelapa.Jakarta : coco-vicoDr. Zulfiani, M.Pd, dkk. Bioteknologi. Jakarta: UIN Press. 2012
http://navanafaa.blogspot.com/2013/03/laporan-praktikum-
pembuatan-virgin.html
diakses pada tgl 12 April 2013 pkl.20:30
http://coconutmic.com/id/berita-industri/111-how-to-make-
coconut-oil-from-fermentation-method diakses pada tgl 12 April
2013 pkl.20:55
http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/laporan-praktikum-pembuatan-minyak-kelapa/