KEBERADAAN ISIS DI SURIAH

25
DAFTAR ISI DAFTAR ISI……………………………………………………………………………1 ABSTRACT…………………………………………………………………………….2 BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..3 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………3 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………4 TUJUAN…………………………………………………………………………………4 MANFAAT………………………………………………………………………………4 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………5 BAB III METODOLOGI……………………………………………………………11 BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………..12 KESIMPULAN……………………………………………………………………….12 SARAN…………………………………………………………………………………13 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………14 1

Transcript of KEBERADAAN ISIS DI SURIAH

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………1ABSTRACT…………………………………………………………………………….2BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..3LATAR BELAKANG…………………………………………………………………3RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………4TUJUAN…………………………………………………………………………………4MANFAAT………………………………………………………………………………4BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………5BAB III METODOLOGI……………………………………………………………11BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………..12KESIMPULAN……………………………………………………………………….12SARAN…………………………………………………………………………………13DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………14

1

AbstractThe research is aimed to figure out ISIS interest andUSA interest on Syria. The Concern with what kind ofaction for Another Countries to finish conflict onSyria. This is a behavioral legal research. The sourcesused in this research are evidence and facts about thebehavior of another countries on Syria and the respondsof actors. Through this research, it can be councludedthat ISIS on Syria just like media for USA and anothercountries to attain their national interest on Syria.The point, USA and another Countries have plans toattain their national interest and the powerful planswill be the winners and the others will be the losers.

Keywords : International relations, international laws,philosophy of laws, terrorism

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)

adalah salah satu kelompok teroris yang

beroperasi di wilayah Timur Tengah khususnya

di Irak dan Suriah. Amerika Serikat mengambil3

langkah militer untuk menghilangkan aksi

terorisme tersebut. Akan Tetapi, pemimpin

ISIS, Abu Bakar al-Baghdady mendeklarasikan

ISIS sebagai negara baru pada tanggal 9 April

2013, menyusul terjadinya perang saudara di

Irak dan Suriah. Tentu saja deklarasi

kemerdekaan ini masih bersifat sepihak,

dimana pemerintah Irak dan pemerintah Suriah

tidak merestuinya. Begitu juga Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum

mengakui ISIS sebagai negara yang berdaulat

(Tim Redaksi Republ ika Onl ine , 02 Agustus 2014 at

11:22 AM WIB).

Ketika kita membahas konflik di Suriah,

pertanyaan seperti “Seberapa besar pengaruh

Amerika Serikat terhadap konflik di Suriah?”

Tentu menjadi pokok permasalahan yang

menarik, dimana Amerika Serikat membantu

oposisi Suriah yang menuntut pengunduran diri

presiden Bashar al-Assad, menggulingkan

4

pemerintahan, dan memulai era demokrasi. “Apa

keuntungan Amerika Serikat terhadap

penyelesaian konflik di Suriah?” Amerika

Serikat dan Suriah memiliki hubungan yang

kurang baik, sehingga ada kemungkinan

keberadaan ISIS di Suriah akan membawa

keuntungan bagi Amerika Serikat.

1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaimana dunia internasional menyikapi

konflik di Suriah?

2.Apakah langkah Dewan Keamanan PBB untuk

mengakhiri ISIS juga berakibat berakhirnya

konflik di Suriah?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui tindakan dunia

internasional dalam menyikapi konflik di

Suriah

5

2.Untuk mengetahui langkah Dewan Keamanan PBB

untuk mengahiri ISIS sekaligus konflik di

Suriah

1.4 Manfaat

1.Dapat mengetahui tindakan dunia

internasional dalam menyikapi konflik di

Suriah

2.Dapat mengetahui langkah Dewan Keamanan PBB

untuk mengahiri ISIS sekaligus konflik di

Suriah

6

BAB II

PEMBAHASAN

Pandangan Dunia Internasional terhadap

Konflik di Suriah

Gejolak politik di Suriah mulai memanas

setelah Hafiz al-Assad dilaporkan meninggal

dunia tanggal 10 Juni 2000. Perubahan

konstitusi terjadi dan putra Hafiz al Assad,

Bashar al-Assad terpilih sebagai presiden.

Bashar al-Assad secara resmi dilantik tanggal

17 Juli 2000 (Tim Redaksi Hikmat, 23

September 2013).

Pada awal pemerintahannya, terdapat

beberapa konflik seperti konflik antar agama

dan kejadian Arab Spring. Konflik antar agama

berupa sengketa antara masyarakat pemeluk

agama islam Syiah dan islam sunni, sedangkan

kejadian Arab Spring adalah kejadian demo

besar-besaran pada awal tahun 2011 di Timur

Tengah yang menuntut berakhirnya era

7

kediktatoran negara menjadi era baru

demokrasi (Tim Redaksi Hikmat, 23 September

2013).

Presiden Bashar al-Assad menawarkan

kebijakan untuk partisipasi masyarakat dan

melakukan penindasan untuk menekan oposisi.

Akan tetapi, kekuatan oposisi yang meningkat

dan mulai terorganisir membuat penindasan

lebih sering dilakukan dari pada kompromi.

Pada pertengahan bulan Agustus 2011, presiden

Barack Obama mengeluarkan pernyataan tentang

peningkatan sanksi terhadap Suriah dan

tuntutan agar presiden Bashar al-Assad

mengundurkan diri dari jabatannya. PBB juga

merilis sebuah laporan yang menuduh rezim

Assad melakukan kejahatan Hak Asasi Manusia

(HAM). Ditambah lagi kecaman internasional

terhadap Suriah yang dilontarkan bahkan dari

tetangga Suriah, seperti Arab Saudi, Bahrain,

8

dan Kuwait (Tim Redaksi Hikmat, 23 September

2013).

Pada tanggal 21 Agustus 2013, terjadi

penyerangan dengan menggunakan senjata kimia

di Damaskus, Suriah yang menewaskan banyak

oposisi termasuk warga sipil. Amerika Serikat

beserta sekutunya berkeyakinan presiden

Bashar al-Assad berada di balik penyerangan

itu, sementara Rusia percaya serangan

tersebut merupakan propaganda kelompok

tertentu yang ingin menjatuhkan rezim Bashar

al-Assad. Akan tetapi, Amerika Serikat dan

negara-negara sekutunya tetap yakin pada

persepsi mereka dan semakin menyuarakan

kemungkinan akan digelar aksi militer ke

Suriah (Palupi Annisa Auliani, 27 Agustus

2013 at 04:08 AM WIB).

Menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergei

Lavrov, ide merobohkan infrastruktur rezim

militer dan membantu oposisi merupakan

9

kesalahan besar yang merusak perdamaian dan

juga merupakan symbol babak berdarah baru

untuk Suriah. Dia menambahkan akan memukul

balik aksi militer Amerika Serikat beserta

sekutunya melalui penguatan kerja sama dengan

rezim Bashar al-Assad. Selain itu, para

petinggi Rusia menyebut rencana serangan ke

Suriah tidak jauh beda dengan invasi Amerika

Serikat ke Irak yang disebut Vladimir Putin

dilakukan berdasarkan kecerdasan yang cacat

tentang kepemilikan senjata pemusnah massal

oleh Rezim Saddam Hussein (Palupi Annisa

Auliani, 27 Agustus 2013 at 04:08 AM WIB).

Penggunaan senjata kimia di Suriah

menciptakan dua kubu besar di kalangan

internasional. Kubu pertama, yakni negara

yang ingin melakukan aksi militer ke Suriah

dan kubu kedua, yang menentang aksi militer

tersebut.

10

Kubu pertama dipimpin oleh Amerika Serikat

beserta sekutunya di barat dan sejumlah

negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan

Qatar yang diketahui telah lama memasok

senjata untuk oposisi menjatuhkan rezim

Bashar al-Assad. Berbeda dengan kubu pertama,

kubu kedua merupakan negara-negara yang

selalu bertentangan pendapat dengan Amerika

Serikat. Rusia sebagai contohnya, merupakan

negara yang selalu berdiri paling depan dalam

kubu ini, selain Cina dan Iran. Bagi Rusia,

Suriah merupakan pertaruhan gengsinya dengan

Amerika Serikat, berbeda dengan Iran yang

secara aliran agama memiliki kedekatangan

dengan presiden Bashar al-Assad (Tim Redaksi

Republ ika Onl ine , 02 September 2013 at 01:21 AM

WIB).

Washington Pos t menulis ada empat alasan

mengapa Rusia ingin melindungi rezim Assad.

Pertama, Rusia memiliki pangkalan di Suriah

11

yang cukup strategis. Pangkalan ini merupakan

markas militer terakhir Rusia di luar negara-

negara Uni Soviet. Kedua, Rusia masih

memiliki jiwa mental perang dingin. Dia ingin

tetap mempertahankan aliansi militer

terakhirnya. Ketiga, Rusia membenci ide

intervensi Barat seperti yang dilakukan

terhadap Suriah. Keempat, Suriah telah

membeli perlengkapan militer cukup besar dari

Rusia. Sejak abad 20, Rusia mungkin telah

menjual lebih dari 1,5 miliar dolar AS

senjata ke Suriah. Belakangan ini, Rusia

dikabarkan telah menjual pesawat tempur MiG-

29 dan s-300 ke Suriah.

Dalam tanggapan terakhirnya soal rencana

serangan Amerika Serikat ke Suriah, Vladimir

Putin meminta Amerika Serikat dan negara-

negara sekutunya agar memperkuat bukti mereka

dahulu. Rusia bersama Cina juga berulang kali

mengeblok keinginan Amerika Serikat yang

12

bersikeras ingin menjatuhkan presiden Bashar

al-Assad melalui solusinya (Tim Redaksi

Republ ika Onl ine , 02 September 2013 at 01:21 AM

WIB).

Media Iran, P ress TV dalam salah satu

artikelnya mengatakan, senjata kimia berasal

dari intelijen Arab Saudi. Laporan ini memang

tidak sepenuhnya bisa diterima. Akan tetapi,

konflik di Suriah bisa menguntungkan Arab

Saudi, baik secara ekonomi maupun politik.

Secara ekonomi, mereka bisa mendapatkan

keuntungan dari naiknya harga minyak,

sedangkan dari politik, jika rezim Assad

jatuh, mereka akan kehilangan satu kelompok

Syiah Arab.

Hubungan Antara Teroris, Perang, dan

Perdamaian

13

Republ i ka Onl ine , dalam artikel “ISIS Lahir

dari Kerusuhan Irak dan Suriah” menjelaskan

ISIS terbentuk dari gejolak dalam negeri di

Irak dan Suriah. Diawali pada tanggal 18

Maret 2003, ketika Amerika Serikat dan

sekutunya menyerang Irak, karena dianggap

memiliki senjata pemusnah massal oleh rezim

Saddam Hussein. Dalam penyerangan tersebut,

rakyat Irak yang terhimpun dalam beberapa

kelompok gerilyawan memilih bertahan. Mereka

bahkan melakukan perang gerilya untuk

mempertahankan negerinya, meskipun pada

akhirnya rezim Saddam Hussein runtuh oleh

koalisi Amerika Serikat

Pada tanggal 15 Agustus 2005, kelompok

pejuang mempersatukan diri dan membentuk

Majelis Syura Mujahidin. Dari Majelis Syura

Mujahidin inilah ISIS terbentuk, tepatnya

pada tanggal 13 Oktober 2006, dan mengangkat

Abu Umar al-Baghdady sebagai pemimpinnya (Tim

14

Redaksi Republ ika Onl ine , 02 Agustus 2014 at

11:22 AM WIB).

Abu Umar al-Baghdady kemudian meninggal

dalam pertempuran, dan posisinya digantikan

oleh Abu Bakar al-Baghdady sejak 15 Mei 2010.

Pada saat itu terjadi revolusi di sejumlah

negara Jazirah Arab, termasuk beberapa negara

di Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, dan

Libya (Tim Redaksi Republ i ka Onl ine , 02 Agustus

2014 at 11:22 AM WIB).

Abu Bakar al-Baghdady mendeklarasikan ISIS

sebagai negara baru pada tanggal 9 April

2013, menyusul terjadinya perang saudara di

Irak dan Suriah. Tentu saja deklarasi

kemerdekaan ini masih bersifat sepihak,

dimana pemerintah Irak dan pemerintah Suriah

tidak merestuinya. Begitu juga Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum

mengakui ISIS sebagai negara yang berdaulat.

15

(Tim Redaksi Republ ika Onl ine , 02 Agustus 2014 at

11:22 AM WIB).

Amerika Serikat dan para sekutunya,

termasuk negara-negara Arab meliputi Arab

Saudi, Yordania, Bahrain, Uni Emirat Arab,

dan Qatar, telah meluncurkan serangan udara

untuk melawan ISIS di Suriah. Serangan udara

tersebut adalah bagian dari janji Presiden

Amerika Serikat Barack Obama untuk menurunkan

dan menghancurkan ISIS yang telah menguasai

sebagian besar Suriah maupun Irak. (Tim

Rekdasi DW, 23 September 2014).

Pemerintah Suriah sendiri belum secara

resmi memberikan persetujuan adanya serangan

udara di wilayah mereka. Namun, mereka telah

menerima informasi akan adanya serangan

udara. Menurut wartawan BBC di Washington DC,

Barbara Plett, mengatakan serangan udara di

Suriah berbeda dengan yang pernah dilakukan

Amerika Serikat di Irak yang pada saat itu

16

pemerintah Irak memang meminta Amerika

Serikat melakukan intervensi terhadap ISIS.

Di lain pihak, pemerintah Suriah tidak

meminta Amerika Serikat untuk hal serupa.

Dengan demikian, Amerika Serikat menyerang

ISIS tanpa persetujuan pemerintah Suriah (Tim

Redaksi Tempo, 23 September 2014 at 02:00 PM

WIB).

BAB III

METODOLOGI

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengkaji perilaku-perilaku

dunia internasional terhadap konflik di

Suriah. Penelitian ini menggunakan metode

secara observasi berupa penelitian yang

memusatkan pada tanggapan-tanggapan dan fakta

dari sumber berupa koran, buku, dan artikel

berita.

LOKASI PENELITIAN

17

Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang

dan Website kumpulan artikel berita berupa

Tempo.co dan Konpas . com.

WAKTU PENELITIAN

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 11

April 2015 sampai 12 April 2015.

SUMBER DATA

Buku An Int roduct ion to G loba l S tud ies dan Artikel

berita berupa Tempo.co dan Kompas .com.

BAB IV

PENUTUP

18

4.1 Kesimpulan

Dunia internasional menyikapi konflik di

Suriah sebagai ajang melawan musuh mereka

masing-masing. Apabila dianalogikan negara

Suriah seperti media untuk negara-negara

besar mencapai kepentingannya.

Intelegensi negara-negara yang ikut campur

di dalamnya tentu memiliki solusi untuk

mencapai kepentingan mereka masing-masing.

Berakhirnya ISIS tidak akan menyelesaikan

konflik di Suriah kecuali Amerika Serikat

beserta sekutunya memiliki strategi yang luar

biasa dan sulit diprediksi. Meskipun

demikian, Amerika Serikat masih memiliki

peluang akibat pelanggaran hukum

internasional yang dilakukan rezim Bashar al-

Assad, sehingga ada kemungkinan Amerika

Serikat dapat mengahiri ISIS sekaligus

mengahiri konflik di Suriah.

19

4.2 Saran

Kita tidak seharusnya mengutuk/membenci

presiden Bashar al-Assad yang keras kepala

tetap menjabat sebagai presiden Suriah.

Mempertahankan posisi presiden berarti dia

akan diburu oleh oposisi yang mengincar

nyawanya, sedangkan jika memilih mundur,

berarti dia telah mengecewakan sekutunya

terutama Iran yang secara aliran agama sama-

sama menganut agama islam Syiah. jika harus

memilih antara dua pilihan tersebut, tidak

heran kalau presiden Bashar al-Assad tetap

mempertahankan posisinya. Meskipun hidup

20

tidak tentram, tapi dia mendapat dukungan

oleh negara-negara kuat seperti Rusia, China,

dan Iran.

Terorisme adalah suatu kegiatan

individu/kelompok yang berkeinginan keras

mencapai tujuan dengan hard power. Hard power

meliputi paksaan, kekerasan, pembunuhan, dan

lain sebagainya (Patricia J. Campbell, dkk.,

2010: 45-49).

“Bagaimana cara menghentikan terorisme di

muka bumi ini?” pertanyaan yang sulit untuk

dijawab. Kebanyakan orang di abad 21

mengatakan orang terdulu adalah kaum

barbarian, Kenyataannya orang terdulu

meskipun tidak modern masih menjunjung tinggi

satu aspek penting dalam hidup, yakni

menghargai kehidupan. Berbeda dengan orang

terdahulu, orang di zaman ini semakin canggih

teknologi, semakin melupakan kodrat manusia.

21

menyamakan cara membunuh kecoak dengan

membunuh sesama manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Patricia J., MacKinnon, A., dan

Stevens, Christy R. (2010). An Int roduct ion to

Globa l S tud ies. New York: Wiley-Blackwell.

Tim Redaksi Hikmat. “Sejarah Negara Suriah”

dalam http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-

negara-suriah/. Diunduh pada tanggal 11 April

2015, pukul 05:00 PM WIB..

Auliani, Palupi A. (2013). “Konflik Suriah

Bawa Puncak Babak Baru Perseteruan Rusia

dan Barat” dalam http://

internasional.kompas.com/read/2013/08/27/0408161/Konfl

22

ik.Suriah.Bawa.

Puncak.Babak.Baru.Perseteruan.Rusia.dan.Barat?

utm_source=news&utm_ medium=bp-

kompas&utm_campaign=related&. Diunduh pada tanggal

11 April 2015, pukul 05:00 PM WIB.

Tim Redaksi Republika Online (2013). “Konflik

Suriah Picu Rusia Melawan Amerika” dalam

http://www.republika.co.id/berita/

internasional/timur-tengah/13/09/01/msgb9k-konflik-

suriah-picu-rusia -melawan-amerika. Diunduh

pada tanggal 11 April 2015, pukul 05:00 PM

WIB.

Gesagt, Kurz (2014). “Bagaimana ISIS

Terbentuk?” dalam http:

//internasional.kompas.com/read/2014/08/05/09525751/Ba

gaimana.ISIS .Terbentuk . Diunduh pada tanggal 11

April 2015, pukul 05:00 PM WIB.

23

Tim Redaksi Republika Online (2014). “ISIS

Lahir Dari Kerusuhan Irak dan Suriah”

dalam

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/

08/02/n9nw4s-isis-lahir -dari-kerusuhan-irak-dan-

suriah. Diunduh pada tanggal 11 April 2015,

pukul 05:00 PM WIB.

Tim Redaksi Tempo (2014). “AS dan Sekutu Arab

Mulai Gempur ISIS di Suriah” dalam

http://www.tempo.co/read/news/2014

/09/23/115609087/AS-dan-Sekutu-Arab-Mulai-Gempur-

ISIS-di-Suriah. Diunduh pada tanggal 11 April

2015, pukul 05:00 PM WIB.

Tim Redaksi DW (2014). “AS Mulai Menyerang

Basis ISIS di Suriah” dalam http://www.dw.de/as-

24

mulai-menyerang-basis-isis-di-suriah /a-17941003#.

Diunduh pada tanggal 11 April 2015, pukul

05:00 PM WIB.

25