SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

21
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA I. SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA Indonesia adalah negara yang memiliki letak geografis yang sangat strategis, karena berada di antara dua benua (Asia dan Eropa) serta dua samudra (Pasifik dan Hindia), sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran perdagangan antar benua. Perdagangan saat itu mengenal sebutan jalur sutra laut, yaitu jarur dari Tiongkok dan Indonesia yang melalui Selat Malaka menuju ke India. Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (Kekaisaran Romawi). Perdagangan di masa kerajaan- kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya. Raja-raja dan para bangsawan mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak ada proteksi terhadap jenis produk tertentu, karena mereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang lewat di daerah mereka. Sejarah Perekonomian Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4 masa, yaitu: 1. Masa Sebelum Kemerdekaan Daya tarik Indonesia akan sumber daya alam dan rempah-rempah membuat bangsa-bangsa Eropa berbondong-bondong datang untuk menguasai Indonesia. Sebelum merdeka setidaknya ada 4 negara yang pernah menjajah Indonesia, diantaranya adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada masa penjajahan Portugis, perekonomian Indonesia tidak banyak mengalami perubahan dikarenakan waktu Portugis menjajah tidaklah lama disebabkan kekalahannya oleh Belanda untuk menguasai Indonesia, sehingga belum banyak yang dapat diberlakukan kebijakan.

Transcript of SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIAI. SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

          Indonesia adalah negara yang memiliki letakgeografis yang sangat strategis, karena berada di antara duabenua (Asia dan Eropa) serta dua samudra (Pasifik dan Hindia),sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran perdaganganantar benua. Perdagangan saat itu mengenal sebutan jalur sutralaut, yaitu jarur dari Tiongkok dan Indonesia yang melaluiSelat Malaka menuju ke India. Perdagangan laut antara India,Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudahmasehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerahdi Barat (Kekaisaran Romawi). Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifatkapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalamperdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saatperdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat danEropa, mencapai zaman keemasannya. Raja-raja dan parabangsawan mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti danpajak. Tak ada proteksi terhadap jenis produk tertentu, karenamereka justru diuntungkan oleh banyaknya kapal yang lewat didaerah mereka.

Sejarah Perekonomian Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4 masa, yaitu:

     1.      Masa Sebelum Kemerdekaan

Daya tarik Indonesia akan sumber daya alam dan rempah-rempahmembuat bangsa-bangsa Eropa berbondong-bondong datang untukmenguasai Indonesia. Sebelum merdeka setidaknya ada 4 negarayang pernah menjajah Indonesia, diantaranya adalah Portugis,Belanda, Inggris, dan Jepang.

Pada masa penjajahan Portugis, perekonomian Indonesia tidakbanyak mengalami perubahan dikarenakan waktu Portugis menjajahtidaklah lama disebabkan kekalahannya oleh Belanda untukmenguasai Indonesia, sehingga belum banyak yang dapatdiberlakukan kebijakan.

Dalam masa penjajahan Belanda selama 350 tahun Belandamelakukan berbagai perubahan kebijakan dalam hal ekonomi,salah satunya dengan dibentuknya Vereenigde Oost-IndischeCompagnie (VOC). Belanda memberikan wewenang untuk mengaturHindia Belanda dengan tujuan menghindari persaingan antarsesama pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaanimperialis lain seperti EIC milik Inggris.

Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hakOctrooi, yang antara lain meliputi :a. Hak mencetak uangb. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawaic. Hak menyatakan perang dan damaid. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendirie. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja

Hak-hak itu seakan melegalkan keberadaan VOC sebagai“penguasa” Hindia Belanda. Namun walau demikian, tidak berartibahwa seluruh ekonomi Nusantara telah dikuasai VOC.Kenyataannya, sejak tahun 1620, VOC hanya menguasai komoditi-komoditi ekspor sesuai permintaan pasar di Eropa, yaiturempah-rempah.

Namun pada tahun 1795, VOC dibubarkan karena dianggap gagaldalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itunampak pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkanoleh :

a. Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC danmemakan biaya besarb.Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besarc.Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendirid.Pembagian dividen kepada para pemegang saham, walaupun kasdefisit

Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan padatahun 1836 atas inisiatif Van Den Bosch dengan tujuanmemproduksi berbagai komoditi yang diminta di pasar dunia.Sistem tersebut sangat menguntungkan Belanda namun semakinmenyiksa pribumi. Sistem ini merupakan pengganti sistemlandrent dalam rangka memperkenalkan penggunaan uang padamasyarakat pribumi. Masyarakat diwajibkan menanam tanamankomoditas ekspor dan menjual hasilnya ke gudang-gudang

pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang sudahditentukan oleh pemerintah. Cultuurstelstel melibatkan parabangsawan dalam pengumpulannya, antara lain denganmemanfaatkan tatanan politik Mataram–yaitu kewajiban rakyatuntuk melakukan berbagai tugas dengan tidak mendapat imbalan–dan memotivasi para pejabat Belanda dengan cultuurprocenten(imbalan yang akan diterima sesuai dengan hasil produksi yangmasuk gudang).Bagi masyarakat pribumi, sudah tentu cultuurstelstel amatmemeras keringat dan darah mereka, apalagi aturan kerja rodijuga masih diberlakukan. Namun segi positifnya adalah, merekamulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yangpada umumnya bukan tanaman asli Indonesia, dan masuknyaekonomi uang di pedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup

Sistem Ekonomi Pintu Terbuka (Liberal) terjadi karena adanyadesakkan kaum Humanis Belanda yang menginginkan perubahannasib warga pribumi kearah yang lebih baik dengan mendorongpemerintah Belanda mengubah kebijakkan ekonominya. Dibuatlahperaturan-peraturan agrarian yang baru, yang antara lainmengatur tentang penyewaan tanah pada pihak swasta untukjangka 75 tahun dan aturan tentang tanah yang boleh disewakandan yang tidak boleh. Pada akhirnya, sistem ini bukannyameningkatkan kesejahteraan pribumi, tapi malah menambahpenderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang tidakdiperlakukan layak.

Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telahhampir dua abad diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkanLandrent (pajak tanah). Selain itu, dengan landrent, makapenduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barangproduk Inggris atau yang diimpor dari India. Inilahimperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan tidaksekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadidaerah pemasaran produk dari negara penjajah.

Pemerintah militer Jepang menerapkan kebijakan pengerahansumber daya ekonomi untuk mendukung gerak maju Jepang dalamPerang Pasifik. Akibatknya terjadi perombakan besar-besarandalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan merosot tajamdan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahanmakanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyakjarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama.

     2.      Masa Orde Lama

a)      Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat burukkarena inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satumata uang secara tidak terkendali. Pada Oktober 1946pemerintah RI mengeluarkan ORI (Oeang Republik Indonesia)sebagai pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade ekonomioleh Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negerimengakibatkan kekosongan kas negara.

Dalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah menempuh berbagai kegiatan, diantaranya :

Pinjaman Nasional, menteri keuangan Ir. Soerachman denganpersetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat(BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.

Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation (BTC) berhasil mendatangkan Kapal Martin Behrman di pelabuhan Ciberon yang mengangkut kebutuhan rakyat, namunsemua muatan dirampas oleh angkatan laut Belanda.

Konferensi Ekonomi, Konferensi yang membahas mengenai peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status dan administrasi perkebunan asing.

Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran memperbanyak kebun bibit dan padi ungul, mencegah penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian, menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.

Keikutsertaan Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional,mengaktifkan dan mengajak partisipasi swasta dalam upaya menegakkan ekonomi pada awal kemerdekaan.

Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Negara Indonesia,

Sistem Ekonomi Gerakan Benteng (Benteng Group) Sistem Ekonomi Ali-Baba

b)      Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

Perekonomian diserahkan sepenuhnya pada pasar, padahal pengusaha pribumi masih belum mampu bersaing dengan pengusaha non-pribumi. Pada akhirnya hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:

Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun

Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu menumbuhkan wiraswasta pribumi agar bisa berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi nasional

Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.

c)      Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)

Sebagai akibat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segalanya diatur pemerintah). Namun lagi-lagi sistem ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Akibatnya adalah :

Devaluasi menurunkan nilai uang dan semua simpanan di bank diatas 25.000 dibekukan

Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin

Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter

     3.      Masa Orde Baru

Pada awal orde baru, stabilitas ekonomi dan politik menjadiprioritas utama. Program pemerintah berorintasi padapengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara danpengamanan kebutuhan pokok rakyat. Setelah melihat pengalamanmasa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyatapengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumidan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlahsistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomidemokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salah satuteori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalamperekonomian secara terbatas.

Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segalabidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok,pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatankerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasimuda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itudilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangkapanjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yangdisebut Pelita.

Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras,penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraanrakyat seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunanangka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat pesat.Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untukmenekan jumlah kelahiran lewat KB.

Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaranlingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaanekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, sertapenumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunanmenimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusidan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhanekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosialyang adil.

Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi,tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh.Akibatnya, ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dariekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang paling buruk.Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiahmelemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan disegala bidang, terutama ekonomi.

     4.      Masa Orde Reformasi

Orde reformasi dimulai saat kepemimpinan presiden BJ.Habibie,namun belum terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikandikarenakan masih adanya persoalan-persoalan fundamental yangditinggalkan pada masa orde baru. Kebijakan yang menjadiperhatian adalah cara mengendalikan stabilitas politik. Sampaipada masa kepemimipinan presiden Abdurrahman Wahit, MegawatiSoekarnoputri, hingga sekarang masa kepemimpinan presiden

Susilo Bambang Yudhoyono pun masalah-masalah yang diwariskandari masa orde baru masih belum dapat diselesaikan secarasepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN, inflasi,pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukarrupiah yang menjadi masalah polemik bagi perekonomianIndonesia.

Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri

Masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ekonomi antara lain :

a.     Meminta penundaan utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan paris Club ke-3 dan mengalokasikan pemabayaran utangluar negri sebesar 116,3 Trilliun.

b.     Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi yaitu menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatanpolitik dan mengurangi beban negara. Penjaualan tersebut berhasil menaikan partumbuhan ekonomi Indonesia menajadi 4,1%.Namun kebijakan ini menibulkan kontroversi yaitu BUMN yang di privatisasikan dijual pada perusahaan asing.

 

Masa kepemimpinan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono

Kebijakan kontroversial pertama Presiden Yudhoyono adalahmengurangi subsidi BBM, yang dilatarbelakangi oleh naiknyaharga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidisektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yangmendukung peningkatan kesejahteraan masyrakat. Kemudian munculpula kebijakan kontroversial yang kedua yakni BLT bantuanlangsung tunai bagi masyarakat miskin. Namun kebanyakanBLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagaiannya jugabanyak menimbulkan masalah sosial. Kebijkan yang ditempuhuntuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkanpembangunan infrastruktur summit pada bulan 2006 lalu, yangmempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.Dengan semakin banyak investasi asing di Indonesia,diharapakan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah. Pada

pertengahan bulan oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisahutang pada IMF sebesar 3,2 Miliar dolar AS. Harapankedepannya adalah Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-agendaIMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri.

Sistem Perekonomian Indonesia Saat Ini :

Sebagian orang berpendapat bahawa sistem yang digunakansekarang lebih condong ke barat atau disebut sistem ekonomiliberal/kapitalis, sistem yang membebaskan segala macam bentukkegiatan ekonomi. Pemerintah tak ada urusan dengan ekonomiyang dilakukan oleh rakyat. Mereka semua mendapat hak yangsama untuk berkreatifitas tak ada larangan. Intinya adalahsistem ini semua bebas melakukan apa saja sehingga takmengherankan kaum pemodal atau kapital menjadi kaum yang superpower pada sistem ekonomi sehingga membuat yang miskin semakinmiskin, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam,kesenjangan sosial, itulah yang terjadi pada perekonomianIndonesia. Sistem ekonomi liberal atau kapitalis yang tidaklama lagi akan menuju neo-liberal. Indikasi sistemperekonomian Indonesia diarahkan untuk mengikuti mekanismepasar disamping dominasi kekuatan korporasi swasta yangsemakin menguat. Sistem neo-liberal ini semakin subur manakalabola salju globalisasi semakin memasuki berbagai sendi-sendikehidupan. Semula globalisasi masih terkait dengan bidanginformasi dan komunikasi, namun bola salju globalisasi semakinmembesar dan menggulung bidang lainnya termasuk sektorekonomi,politik. Contohnya saja Harga BBM sudah didesak agarsecara bertahap mengikuti harga internasional. Di Indonesiasendiri dapat dihitung para konglomerat yang menguasaiperekonomian, itu hanya ada segelintir orang saja. Kondisi initerjadi sebagai konsekuesi kita menganut sistem kapitalis.Sebenarnya sistem inilah yang dijalan kan di Indonesiawalaupun pemerintah tidak mengakuinya secara terbuka.

Masuknya Sistem tersebut dapat  kita lihat dari beberapa Indikator yaitu :a. Dihapusnya berbagai subsidi untuk masyarakat secara bertahap, sehingga harga barang barang strategis ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar.b. Nilai Kurs rupiah tidak boleh dipatok dengan kurs tetap, sehingga besar kecilnya kurs rupiah akan ditentukan oleh mekanisme pasar.

c. Perusahaan BUMN  mulai beralih ke pihak swasta, sehingga peran pemerintah semakin berkurang.d. Keikutsertaan bangsa Indonesai dalam kancah WTO dan perjanjian GATT yang semakin menunjukan komitmen bangsa Indonesia dalam tata liberalisme dunia.

Dampak positif yang di timbulkan dari sistem kapitalis iniyaitu dari aspek permodalan, kita dapat dengan mudahmendapatkan modal dengan cepat dari investor asing sedangkandampak negatif dari sistem ini banyak terjadi masalah-masalahseperti pengangguran, kemiskinan, krisis ekonomi dan hutangluar negeri yang tinggi.

Namun meskipun demikian, bagi saya pribadi perekonomianIndonesia bisa dikatakan cukup memperlihakan peningkatan yangbisa dibanggakan. Terlihat pada saat terjadi krisis global,dimana banyak negara di dunia mengalami krisis namun tidaklahdemikian di Indonesia. Indonesia masih bisa bertahan darikrisis ekonomi. Walaupun masih dapat bertahan, sudahseharusnyalah pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia sadaruntuk memperbaiki perekonomian Indonesia yang lebih baik lagidengan memberantas KKN, memangkas pengeluaran pemerintah,membuka lapangan pekerjaan, dan lebih memperhatian rakyat demiterciptanya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada intinyakerjasamalah yang dibutuhkan bangsa ini untuk mewujudkantujuan tersebut.

II. PARADIGMA PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Paradigma pembangunan perekonomian adalah kerangka keyakinan yang digunakan sebagai pedoman untuk melihat suatu persoalan dan bagaimana melaksanakan pembangunan perekonomian.

Di awali pada 1997, terjadi peristiwa reformasi yangmenyebabkan perekonomian luluh lantak hingga mencapai titikterendah dalam sejarah perekonomian bangsa. Luluh lantaknyaperekonomian pada masa ini, hampir menyebabkan terpecahIndonesia menjadi negara Balkan.

Sejalan dengan reformasi Indonesia, perekonomian Indonesia punbereformasi dari sistem perekonomian otoriter menjadi demokrasi, dari perekonomian sentralisasi menjadi desentralisasi. Sampai 2004, walaupun belum menunjukkan

kepulihan total, perekonomian Indonesia mulai merangkak perlahan menuju kondisi yang lebih baik. Hampir seluruh pendapatan negara pada waktu itu digunakan untuk membayar hutang. Tingkat kemiskinan dan penganguran meningkat tajam. Visi 2025 sebagai paradigma baru perekonomian Indonesia, akan lebih berkonsentrasi pada perekonomian yang berbasis nasional dan sumber daya alam.

Masalah Pokok dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia :

A. Pengangguran

1. Pengertian Pengangguran

    Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orangyang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerjakurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yangsedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguranumumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau parapencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerjayang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkalimenjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanyapengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akanberkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan danmasalah-masalah sosial lainnya.

    Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerjayang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkanpenganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

2. Jenis & Macam Pengangguran

Ø  Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurangdari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Ø  Berdasarkan Penyebab Terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:

Pengangguran Friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampumemenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkankebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yanglebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran Konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkanoleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran Struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangkapanjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

1. Akibat permintaan berkurang2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi3. Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran Musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibatperubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran Siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

3. Kebijakan Pemerintah Mengatasi Pengangguran

Mengatasi masalah kependudukan dengan mengendalikan pertumbuhan penduduk,

Mendukung terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan membuka peluang dan kesempatan kerja lebih banyak,

Memperbanyak pusat pelatihan kerja dan memberi kemudahan pengelolahan sekolah kejuruan,

Membuka kesempatan dan lapangan kerja di daerah yang kurang berkembang kegiatan ekonominya,

Menggalakkan ekspor jasa berupa tenaga kerja ke luar negeri.

B. Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalahindikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Inflasi terjadi apabila :

- Diwarnai kenaikan harga-harga komoditi secara umum.

- Dapat diketahui dan dihitung jika telah berjalan dalam kurunwaktu tertentu dan dalam wilayah tertentu.

 

Inflasi dapat dibagi dalam :

- Inflasi ringan jika nilainya berkisar          0% s/d 10%

- Inflasi sedang jika nilainya berkisar         10% s/d 30%

- Inflasi berat jika nilainya berkisar            30% s/d 100%

-  Hyperinflasi jika nilainya                          > 100%

 Jika dilihat dari sebab-sebab kemuculannya dibagi dalam :

Inflasi karena naiknya permintaan

Inflasi karena naiknya permintaan adalah inflasi yang terjadi karena adanya gejala naiknnya permintaan secara umum.

Inflasi yang terjadi karena naiknnya biaya produksi

Inflasi ini terjadi jika kecenderungan naiknya harga lebih diakibatkan karena naiknya biaya produksi.

Inflasi yang berasal dari dalam negeri

Inflasi yang berasal dari dalam negeri adalah inflasi yang terjadi dikarenakan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam negeri.

Inflasi yang berasal dari luar negeri

Proses terjadinya diawali dengan masuknya komoditi impor yang telah terkena inflasi  (harga naik) dinegara asalnya.

 Inflasi memang akan membawa dampak yang kurang baik bagi beberapa aspek kegiatan ekonomi masyarakat, diantaranya :

- Pertama,      inflasi akan menjadikan turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki penghasilan tetap.

- Kedua,         inflasi menyebabkan turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang berbentuk kas.

- Ketiga,          inflasi akan menyebabkan nilai tabungan masyarakat menjadi turun.

- Keempat,     inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terhambat.

Beberapa sisi positif dari adanya inflasi :

-  Inflasi yang terkendali menggambarkan adanya aktivitas ekonomi dalam suatu negara.

-  Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk terus berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya.

2. Kebijakan Pemerintah Mengatasi Inflasi

Kebijakan Moneter, yaitu kebijakan yang berasal dari banksentral dalam mengatur jumlah uang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki.

Tiga kebijakan moneter yang bisa ditempuh bank sentral:

1. Kebijakan Diskonto (discount policy), yaitu kebijakan untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan atau menurunkan tingkat bunga.

2. Operasi Pasar Terbuka (open market operation), yaitu membeli dan menjual surat-surat berharga.

3. Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy), yaitu menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank.

Kebijakan Fiskal, yaitu melalui perubahan pengeluaran danpenerimaan pemerintah.

Dua jenis kebijakan fiscal yaitu:

1. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah, yaitu pemerintah harusmenjaga penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan perencanaan agar tidak terjadi pertambahan uang beredar.

2. Peningkatan Tarif Pajak, yaitu dengan dinaikkannya tarif pajak maka penghasilan rumah tangga akan diberikan kepadapemerintah sehingga daya beli masyarakat atas barang dan jasa akan berkurang.

Kebijakan lainnya yaitu:

1. Peningkatan Produksi, yaitu bila produksi meningkat walaupun jumlah uang bertambah, inflasi tidak terjadi.

2. Kebijakan Upah, yaitu menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) masyarakat. Penurunan disposable income dilakukan dengan menaikkan pajak penghasilan.

3. Pengawasan Harga, yaitu dengan menetapkan harga maksimal oleh pemerintah untuk menghindari kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha.

III. SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN INDONESIA YANG MENUJU INDONESIA EMAS

Negara yang maju adalah negara yang mempunyai sistem ekonomiyang kuat serta memiliki perencanaan pembangunan ekonomi yangterstruktur agar mencapai pembangunan yang merata. Pengertianpembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatantotal dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanyapertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamentaldalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatanbagi penduduk suatu negara. Berikut saya coba menjelaskanstrategi-strategi pembangunan ekonomi.

A. Macam – macam Strategi Pembangunan Ekonomi

Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatutindakan pemilihan atas faktor – faktor (variabel) yang akandijadikan faktor / variabel utama yang menjadi penentujalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategipembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :

1. Strategi Pertumbuhan

Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat padaupaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secaraseimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapatmenimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwapertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melaluiproses merambat ke bawah ( trickle – down – effect )pendistribusian kembali. Jika terjadi ketidak merataan haltersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalahbahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketidak merataan yangsemakin tajam.

2. Strategi Pembangunan dengan Pemerataan

Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannyapeningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paketprogram terpadu. 

3. Strategi Ketergantungan

Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorongpara ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategiketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantunganadalah :

Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkankarena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak /negara lainnya.

Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kotharidengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memangcukup relevan namun sayangnya telah menjadi semacam dalihterhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangunmasyarakat sendiri (Self Development).

4. Strategi yang Berwawasan Ruang

Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yangmengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskinberkembang secepat daerah yang lebih kaya/maju.Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembangsecepat daerah maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyetordari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripadaterjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya(Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebutadalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerahkaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya,sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.

5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok

Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi

Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang digunakan dalamproses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apatujuan yang hendak dicapai?’

Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakatyang mandiri, maka strategi ketergantungan yang mungkin akandipakai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataanpembanguanan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yangakan dipergunakan.

 C. Strategi Pembangunan Indonesia

Sebelum Orde Baru strategi pembangunan di Indonesia secarateori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhanekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanyakecenderungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuanpolitik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.Sedangkan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan diIndonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan danperbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usahauntuk menekan laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi).

Strategi-strategi tersebut kemudian dipertegas denganditetapkan sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita,yakni:

     REPELITA I              : Meletakkan titik berat padasektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanianmeletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

Kebijaksanaan pada periode Pelita I:

v  Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1970, mengenaipenyempurnaan tata niaga bidang eksport dan inport

v  Peraturan Agustus 1971, mengenai devaluasi mata uang Rupiahterhadap Dolar dengan sasaran pokok kestabilan harga bahan pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, serta penyebaran barang di dalam negeri.

     REPELITA II             : Meletakkan titik berat padasektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah

bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuatbagi tahap selanjutnya.

Periode ini diisi dengan kebijaksanaan mengenai pengkreditanuntuk mendorong para eksportir kecil dan menengah, disampingmendorong kemajuan pengusaha kecil/ekonomi lemah dengan produkKredit Investasi Kecil (KIK).

v  Kebijakan Fiskal

v  Kebijakan Moneter untuk menaikkan hasil produksi nasionaldan menaikkan daya saing komoditi ekspor

     REPELITA III                       : Meletakkan titikberat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan danmeningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barangjadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

Kebijaksanaan pada periode Pelita III :

v  Tata cara pelaksanaan impor dan lalu lintas devisa

v  Paket kebijaksanaan imbal beli (counter purchase)

v  Kebijaksanaan devaluasi dengan menurunkan nilai tukarRupiah terhadap Dolar

     REPELITA IV           : Meletakkan titik berat padasektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menujuswasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapatmenghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industriringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-repelitaselanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahapselanjutnya.

Kebijaksanaan pada periode Pelita IV :

v  Kebijaksanaan untuk meningkatkan ekspor non-migas (INPRESNo.4 Tahun 1985)

v  6 Mei 1986 (PAKEM) mendorong sector swasta di bidang ekspormaupun penanaman modal

v  Devaluasi 1986

v  25 Oktober 1986 deregulasi di bidang perdagangan, moneter,dan penanaman modal

v  15 Januari 1987 peningkatan efisiensi, inovasi, danproduktivitas sektor industry dalam rangka meningkatkan ekspornon migas

v  24 Desember 1987 (PAKDES) restrukturisasi bidang ekonomi,terutama memperlancar perijinan (deregulasi)

v  27 Oktober 1988 deregulasi untuk menggairahkan passer modaldan menghimpun dana masyarakat guna biaya pembangunan

v  21 November 1988 (PAKNOV) deregulasi dan debirokratisasi dibidang perdagangan dan hubungan laut

v  20 Desember 1988 (PAKDES) memberikan keleluasaan bagi pasarmodal dan perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebihproduktif

     REPELITA V             : Kebijaksanaan pemerintah diarahkan kepada pengawasan, pengendalian, dan upaya kondusif guna mempersiapkan proses tinggal landas menuju rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua.

D. Perencanaan Pembangunan

Adapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo, manfaat perencanaan adalah :

1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuanpembangunan.

2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. 

4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. 

5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.

6. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif.

7. Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap ataupertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan.

8. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.

Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomiIndonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :

Periode Orde Baru, dibagi dalam :

• Periode 1945 – 1950 

• Periode 1951 – 1955

• Periode 1956 – 1960

• Periode 1961 – 1966 

Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :

• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi

• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74

• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79

• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84

• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89

• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94