Perekonomian Indonesia : Perekonomian Kalimantan Timur

30
PEREKONOMIAN INDONESIA (KALIMANTAN TIMUR) 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 1,83%, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkandengan triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 1,43% (yoy).Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat terutama komoditas makanan karena memasuki musim liburan dan adanya even nasional Penas KTNA di Kutai Kartanegara. Sementara itu kinerja ekspor dan kegiatan investasi di Kaltim mengalami perlambatan. 2. PERKEMBANGAN INFLASI Selama periode laju inflasi Kalimantan Timur meningkat yakni dari sebesar 8,55% dari triwulan sebelumnya 7,59% (yoy) hal ini ditopang oleh tren meningkatnya laju inflasi secara bulanan pada April, Mei dan Juni 2011, yaitu masing-masing sebesar 0,09%, -1,57% dan 3,31% Meningkatnya laju inflasi

Transcript of Perekonomian Indonesia : Perekonomian Kalimantan Timur

PEREKONOMIAN INDONESIA

(KALIMANTAN TIMUR)

1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011

tumbuh secara positif, yaitu sebesar 1,83%, pertumbuhan ini

lebih tinggi dibandingkandengan triwulan sebelumnya yang

mengalami pertumbuhan sebesar 1,43% (yoy).Dari sisi

permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh

peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh

meningkatnya permintaan masyarakat terutama komoditas makanan

karena memasuki musim liburan dan adanya even nasional Penas

KTNA di Kutai Kartanegara. Sementara itu kinerja ekspor dan

kegiatan investasi di Kaltim mengalami perlambatan.

2. PERKEMBANGAN INFLASI

Selama periode laju inflasi Kalimantan Timur meningkat

yakni dari sebesar 8,55% dari triwulan sebelumnya 7,59% (yoy)

hal ini ditopang oleh tren meningkatnya laju inflasi secara

bulanan pada April, Mei dan Juni 2011, yaitu masing-masing

sebesar 0,09%, -1,57% dan 3,31% Meningkatnya laju inflasi

Kalimantan Timur terutama bersumber dari kenaikan harga biaya

pendidikan, kenaikan harga bahan makanan pada bulan Juni

seperti daging ayam ras, ikan bandeng, ikan layang, ikan

tongkol, udang basah, dan tomat sayur, serta disumbangkan dari

kenaikan harga kelompok komoditas sandang yang berasal dari

peningkatan harga emas perhiasan di Samarinda dan Balikpapan.

3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

Intermedasi perbankan cenderung membaik, hal ini

tercermi dari pertumbuhan positif yang dialami oleh sebagian

besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi

pertumbuhan aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan

penyaluran kredit perbankan yang mengalami peningkatan secara

triwulanan masing-masing sebesar 7,93%, 6,50% dan 7,88% (qtq).

Begitu juga bila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang

menunjukkan perkembangan kinerja yang positif pada Aset, DPK,

dan Kredit bank umum di Kaltim yang mengalami peningkatan

cukup tinggi masing-masing sebesar 18,24%, 17,70%, dan

28,98%,searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami

peningkatan masing-masing sebesar 17,11%, 14,37% dan 19,10%.

Sementara itu kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

menunjukkan perkembangan kinerja yang melambat. Hal ini

terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK, Kredit BPR yang

mencapai 13,26%, 8,69%, dan 13,65% (yoy), lebih rendah jika

dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan

sebelumnya yang masing-masing tumbuh mencapai 15,45%, 10,79%,

dan 14,50%.

4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi APBD Kaltim semester I tahun 2011 mengalami

peningkatan secara nilai dan secara prosentase jika

dibandingkan dengan realisasi APBD pada semester I tahun 2010.

Total pendapatan APBD provinsi Kaltim 2011 yang sudah

terealisasi pada semester I secara nilai mencapai Rp. 4,32

trilyun atau mengalami kenaikan 27,3% (yoy) jika dibandingkan

dengan total pendapatan pada Semester I tahun 2010 yang

sebesar Rp. 3,41 trilyun. Apabila dilihat rinciannya,

realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada semester I tahun

2011 tercatat sebesar Rp. 2,02 trilyun atau meningkat 21,70%

jika dibandingkan dengan realisasi APBD semester I tahun 2010

yang sebesarRp. 1,3 trilyun. Secara prosentase realisasi PAD

pada semester I- 2011 mencapai 76,60% dari total anggaran,

lebih tinggi dari realisasi semester I tahun sebelumnya yang

sebesar 62,82%. Total realisasi belanja APBD provinsi

Kalimantan Timur semester I tahun 2011 mencapai Rp. 2,10

trilyun atau secara prosentase sebesar 29,01%. Realisasi ini

mengalami peningkatan baik secara nilai maupun secara

prosentase jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada

APBD semester I tahun 2010 yang mencapai Rp 1,48 trilyun

(24,88%). Apabila dilihat menurut rincian jenis belanja,

belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai

prosentase realisasi masing-masing sebesar 22,20%, 23,04%, dan

73,23%

5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan sistem pembayaran tunai di Kalimantan Timur

pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif,

ditunjukan oleh perkembangan transaksi tunai yang mencapai Rp.

3,32 trilyun pada triwulan II-2011 atau meningkat sebesar

104,12% (yoy). Sementara itu transaksi pembayaran melalui

kliring di wilayah Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan dari

sisi nilai dan volume masing-masing sebesar 15,20% dan 2,25% ,

begitu halnya transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia Real

Time Gross Settlement (RTGS) untuk wilayah Kalimantan Timur

juga mengalami peningkatan dari sisi nilai untuk transaksi

masuk ke Kaltim.

6. PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenaga kerjaan diKalimantan Timur menunjukan

penurunan. Indikasi ini terlihat dari pencairan Jaminan Hari

Tua (JHT) Jamsostek yang secara nominal mengalami peningkatan

dari Rp 15,56 milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 17,41

milyar pada triwulan II-2011Kondisi kesejahteraan di

Kalimantan Timur juga menunjukan penurunan diindikasikan oleh

turunnya Indeks Ekspektasi Konsumen yang turun dari rata-rata

126.66 pada triwulan I- 2011 menjadi rata-rata 124.28 di

triwulan II 2011.

7. PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2011

diperkirakan akan tetap tumbuh positif pada kisaran 2,9% s.d

3,9% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh

meningkatnya kinerja ekspor Kalimantan Timur dan semakin

mengeliatnya kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran

pertumbuhan didukung oleh peningkatan kinerja sektor

pertambangan dan penggalian. Tekanan Inflasi pada triwulan

III-2011 diperkirakan mengalami peningkatan yang diindikasikan

oleh kenaikan harga beberapa komoditas utama bahan kebutuhan

pokok di Samarinda diantaranya beras, daging sapi, daging

ayam, bawang merah, cabe merah besar. Faktor pendorong inflasi

lainnya adalah peningkatan harga kelompok sandang (harga

pakaian dan emas perhiasan) memasuki bulan Ramadhan dan

perayaan hari raya lebaran.

1.1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011

tumbuh secara positif, yaitu sebesar 1,83%, mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan I- 2011 yang

mengalami pertumbuhan sebesar 1,43% (yoy), namun lebih rendah

jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,49%

(Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim

pada triwulan I-2011 meningkat sebesar 0,89%, berbeda arah

jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -0,27%.

Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi

Kaltim secara tahunan pada triwulan II-2011 terutama berasal

dari peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga yang disebabkan

oleh peningkatan permintaan terutama komoditas makanan karena

memasuki musim libur sekolah dan penyelenggaran even Penas

KTNA di Kutai Kartanegara. Sementara itu kinerja ekspor Kaltim

sebagai faktor utama dari sisi permintaan mengalami

perlambatan, disebabkan melambatnya ekspor komoditas utama

Kaltim ke luar negeri, begitu pula pertumbuhan kegiatan

investasi dan belanja pemerintah yang sedikit melambat.

Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong

oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian

yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh

faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada

sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan II- 2011.

Selain itu sektor lainnya yang turut memberikan kontribusi

yang cukup signifikan adalah sektor perdagangan, hotel, dan

restoran karena penyelenggaraan even Penas KTNA di Kutai

Kartanegara pada bulan Juni 2011.

1.2. PERKEMBANGAN INDIKATOR PDRB SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan

laporan disumbangkansecara positif oleh sebagian besar

komponen permintaan. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi

berasal dari kegiatan investasi yaitu sebesar 0,81%, diikuti

oleh konsumsi rumahtangga sebesar 0,69%, serta pengeluaran

pemerintah sebesar 0,37%. Demikian juga kinerja ekspor Kaltim

memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Kaltim di

triwulan II-2011 yaitu sebesar 0,46%

1.3. KONSUMSI RUMAH TANGGA

Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan

II-2011 mengalami ekspansi sebesar 5,46%, meningkat jika

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,31%.

Peningkatan konsumsi rumah tangga pada periode triwulan

laporan ini berasal dari peningkatan konsumsi makanan,

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat memasuki

musim liburan sekolah dan dipicu oleh penyelenggaraan even

penas KTNA pada bulan Juni 2011 di Kutai Kartanegara sehingga

meningkatkan konsumsi makanan di Kutai Kertanegara, Samarinda,

dan Balikpapan, sedangkan konsumsi non makanan relatif

melambat. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang

dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan II tahun

2011, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum masih

menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (diatas level 100),

dengan level keyakinan yang cukup tinggi pada bulan April dan

Mei 2011, sedangkan pada bulan Juni mengalami penurunan.

Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan masih

tingginya optimism masyarakat pada triwulan laporan ini

(terutama pada April dan Mei 2011) disebabkan oleh masih

tingginya optimisme terhadap kondisi ekonomi (IKE) terutama

yang berasal dari meningkatnya penghasilan pada periode

tersebut, juga didukung dari masih positifnya ekspektasi

konsumen (IEK) terutama berasal dari ekspektasi terhadap

penghasilan dan kondisi ekonomi. Begitu pula ekspektasi

masyarakat terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang

menunjukkan peningkatan optimism dibandingkan triwulan

sebelumnya. Semakin banyaknya proyek pembangunan infrastruktur

serta meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim menjadi faktor

yang cukup menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan

lapangan kerja.

Peningkatan konsumsi rumah tangga di Kalimantan Timur

masih didorong oleh pertumbuhan positif kredit konsumsi pada

triwulan I-2011 secara tahunan sebesar 25,77%, atau meningkat

dari Rp. 9,99 trilyun pada triwulan II-2010 menjadi Rp. 12,57

trilyun pada triwulan II-2011. Pertumbuhan ini sedikit

melambat jika dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 30,54% .

Namun demikian, perkembangan kredit konsumsi ini mengalami

peningkatan secara triwulanan yaitu sebesar 5,04%(qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya dimana kredit yang

tersalurkan sebesar Rp. 11,97 trilyun.

1.4. PENGELUARAN PEMERINTAH

Pengeluaran pemerintah padatriwulan kedua tahun 2011

mengalami pertumbuhan sebesar 6,75%, sedikit melambat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I- 2011 yang

tercatat sebesar 7,03%. Perlambatan pertumbuhan belanja

pemerintah daerah pada triwulan II- 2011 ditunjukkan oleh

melambatnya konsumsi Pemda APBD secara tahunan, yang

disebabkan oleh melambatnya belanja operasi yang disebabkan

oleh realisasi belanja barang dan belanja keuangan yang cukup

rendah sampai dengan semester I-2011. Sementara itu belanja

modal menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik

secara tahunan dan relatif meningkat jika dibandingkan

triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan yang cukup

tinggi yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya kegiatan

proyek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang

sangat besar di Kaltim seperti pembangunan jalan freeway

Balikpapan-Samarinda dan pembangunan jembatan pulau Balang.

1.5. PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO ( PMTDB )

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Kalimantan Timur pada triwulan II-2011 mengalami perlambatan

pertumbuhan sebesar 6,18%, setelah tumbuh 7,86% pada triwulan

I-2010. Melambatnya pertumbuhan PMTDB sebagai proksi kegiatan

investasi dapat dilihat dari melambatnya rencana investasi

pada triwulan laporan , sementara itu faktor positif yang

masih menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode

berjalan ini dapat terlihat dari realisasi investasi dan

konsumsi Listrik industri yang menunjukkan trend peningkatan.

Perlambatan pertumbuhan investasi juga ditunjukkan oleh

melambatnya faktor pembiayaan kredit investasi perbankan

berdasarkanlokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp. 16,94

trilyun, tumbuh sebesar 22,48% atau melambat jika dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 32,89%

1.6. EKSPOR DAN IMPOR

Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan II-2011

tumbuh positif sebesa 0,18%, mengalami perlambatan jika

dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan I-2011

yang tumbuh sebesar 0,42%. Perlambatan pertumbuhan disebabkan

oleh melambatnya kinerja ekspor Kaltim ke luar negeri,

sedangkan ekspor antar daerah mengalami peningkatan

pertumbuhan. Apabila dilihat berdasarkan jenis komoditasnya,

perlambatan kinerja ekspor kaltim disebabkan melambatnya

kinerja ekspor komoditas utama Kaltim yaitu migas dan batubara

(non migas). Melambatnya kinerja ekspor dapat dilihat dari

perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan

II-2011 tumbuh sebesar -40,10% dengan volume ekspor hanya

mencapai 7,90 juta ton. Apabila dilihat perkembangan ekspor

non migas berdasarkan data dari Ditjen Bea dan Cukai yang

diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kaltim triwulan

II-2011 (data sampai dengan Mei 2011) mencapai USD 2.564 juta,

mengalami pertumbuhan

secara tahunan sebesar 22,15% dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 2.099 juta.

Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan

pertumbuhan secara tahunan pada triwulan I-2011 yang mampu

tumbuh mencapai 33,03% . Sementara itu dari sisi volume,

kinerja ekspor non migas masih tumbuh 3,69% sedikit meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,39%

Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur

pada triwulan laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor

terbesar yaitu 22,27%, diikuti oleh India (20,07%), dan Korea

Selatan (12,94%) (Grafik 1.11). Berdasarkan komoditasnya,

ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan

ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar

terbesar, yaitu mencapai 92,16% dengan nilai USD 2.363 juta.

Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 28,02%

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,

sehingga ekspansi ekspor. komoditas bahan bakar mineral

memberikan kontribusi sebesar 25,82% terhadap pertumbuhan

ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan.

Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan

Timur pada triwulan II- 2011 mengalami pertumbuhan sebesar

1,17% (yoy); melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2011 yang mengalami pertumbuhan secara tahunan

sebesar 2,87%. Perlambatan impor diperkirakan disebabkan oleh

melambatnya kinerja impor migas Kaltim, sementara impor non

migas menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif. Berdasarkan

data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim

selama triwulan II-2011 (data sampai dengan Mei 2011)

berjumlah USD 265,19 juta, atau tumbuh 12,98%(yoy), berbeda

arah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya yang menurun 6,05%(yoy) (Grafik 1.12). Dari sisi

volume, kinerja impor non migas Kaltim juga mengalami

pertumbuhan positif, meningkat sebesar 303 %.

Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan

II-2011 adalah komoditas nuclear react., boilers, dan

mechanical appl. (pangsa 44,10%) dengan impor sebesar USD

116,96 juta atau meningkat 36,92% (yoy), diikuti oleh

komoditas fertilizer dengan nilai USD 25,74 juta (pangsa

9,71%) yang menurun 10,95% . Sementara berdasarkan negara asal

impor, mayoritas berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar

USD 91,27 juta (pangsa 21,61%), diikuti oleh Jepang sebesar

USD 60,73 juta (14,38%), dan Singapura sebesar USD 50,20 juta

(11,89%)

Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas

Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 masih mengalami net

export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi besar

dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD

2.298 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 23,31%.

1.7. PERKEMBANGAN INDIKATOR PDRB SISI PENAWARAN

Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari

sisi penawaran pada periode triwulan II-2011 berasal dari

sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa 49,54%)

dengan kontribusi sebesar 1,21% dan diikuti oleh kontribusi

sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh mulai

meningkatnya produksi pertambangan batubara di Kaltim.

Sementara itu pertumbuhan positif pada sektor perdagangan,

hotel, dan restoran dalam perekonomian Kaltim (pangsa 7,97%)

dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan ekonomi pada sektor

tersebut karena musim liburan dan penyelenggaraan even Penas

KTNA di Kutai Kertanegara.

Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim,

sektor industry pengolahan (pangsa 24,20%) mengalami penurunan

pertumbuhan pada triwulan II-2011 yaitu tumbuh sebesar -4,41%,

sehingga memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -1,19%.

Beberapa hal penyebab penurunan kinerja pada sektor ini masih

dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, sehingga

produksi LNG PT Badak Bontang mengalami penurunan, serta

produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan yang juga

mengalami penurunan produksi yang cukup tajam pada periode

triwulan laporan. Penurunan produksi kilang minyak Pertamina

Balikpapan disebabkan oleh adanya program maintenance besar

tiga tahunan yang dilakukan pada bulan April 2011, sehingga

menurunkan jumlah produksi pada bulan April dan Mei 2011.

1.8. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

pada triwulan II-2011 mengalami ekspansi pertumbuhan sebesar

3,02%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar

1,05%. Pertumbuhan positif sektor pertanian dipengaruhi oleh

peningkatan produktivitas jagung pada sub sektor tanaman bahan

makanan, meskipun padi sawah mengalami perlambatan

produktivitas. Peningkatan pertumbuhan juga terjadi pada

beberapa subsektor antara lain peningkatan produktivitas sapi

dan kambing pada subsektor peternakan, serta peningkatan

produktivitas tambak dan budidaya ikan pada subsektor

perikanan.

Sementara itu, dari subsector perkebunan, produksi

Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit masih menunjukkan

pertumbuhan positif secara tahunan. Namun demikian pertumbuhan

produksi TBS ini mengalami perlambatan dibandingkan periode

sebelumnya, terlihat dari melambatnya indeks produksi sawit.

Pertumbuhan positif kinerja sektor pertanian juga didukung

oleh kinerja positif penyaluran kredit berdasarkan lokasi

proyek yang disalurkan pada sektor pertanian di triwulan II-

2011 yang mencapai Rp. 6,64 trilyun atau meningkat 51,06%

1.9 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2011

mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu mencapai 2,44% atau

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2011

yang tumbuh sebesar 1,05%. Faktor pendukung yang menyebabkan

meningkatnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada

triwulan laporan adalah curah hujan yang relatif rendah di

sebagian besar wilayah pertambangan Kalimantan Timur (Kutai

Kartanegara, Kutai Timur, Paser) yang berada pada tingkat

rendah (0-100mm) dan menengah pada level rendah (101-200mm)

selama bulan April sampai dengan Juni 2011, sehingga

operasional kegiatan pertambangan dapat meningkat. Peningkatan

kinerja sektor pertambangan dan penggalian dapat terlihat dari

perkembangan produksi batubara tiga perusahaan terbesar di

Kaltim (KPC< Berau Coal, dan Kideco) yang secara total tumbuh

8,09% (yoy) lebih tinggi dari peningkatan pada triwulan

sebelumnya yang sebesar 7,68%.

Sementara itu perkembangan sektor pertambangan dan

penggalian yang meningkat pada triwulan laporan tidak dorong

oleh kinerja kredit lokasi proyek sektor pertambangan dan

penggalian yang secara tahunan tumbuh negatif 12,78%(yoy) atau

lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan kredit

pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang

meningkat sebesar 13,70%(yoy) (Grafik 1.19). Faktor positif

yang masih turut mendorong pertumbuhan pada sektor

pertambangan dan penggalian ini didukung oleh masih tingginya

harga dan permintaan komoditas pertambangan dan penggalian

terutama minyak dan batubara di pasar internasional sehingga

perusahaan tetap berusaha untuk mengoptimalkan produksinya.

2.0. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Sektor Industri Pengolahan masih mengalami kontraksi

pertumbuhan pada triwulan II-2011, yaitu sebesar -4,92%,

tumbuh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan negatif yang

terjadi pada triwulan I-2011 yang sebesar -4,41%(yoy).

Penurunan yang terjadi pada sektor ini dipengaruhi oleh

penurunan produksi pengilangan minyak Pertamina Balikpapan

pada triwulan II-2011 yang sempat turun tajam -68,96% di April

2011 dan -17,48% di Mei 2011 terkait dilaksanakannya kegiatan

turn around (maintenance) besar berkala tiga tahunan pada

April 2011 yang menyebabkan turunnya tingkat produksi

tersebut. Namun hingga akhir tahun ini diperkirakan tingkat

produksi akan kembali stabil pada tingkat normal dengan

tingkat utiliasi 90-95% Penurunan industri pengolahan juga

disebabkan masih menurunnya produksi LNG Karena semakin

terbatasnya jumlah pasokan gas PT Badak NGL. Pada tahun 2011

target pengapalan LNG sebanyak 288,8 cargo, turun 4,8%

dibandingkan tahun lalu sebesar 303,7 cargo . Selain itu

faktor yang kurang mendukung kinerja industry pengolahan juga

ditunjukkan oleh menurunnya kredit lokasi proyek sektor

perindustriani yang mencapai Rp. 2,07 trilyun tumbuh negatif

37,48% atau lebih rendah dari pertumbuhan tahunan triwulan

sebelumnya tumbuh positif 4,90%

2.1. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

Sektor listrik, gas, dan air bersih pada periode

triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 9,25%, lebih

tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor ini pada

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,56%. Salah satu

indicator yang menunjukkan peningkatan kinerja sektor ini

adalah penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek perbankan

pada triwulan II-2011 mencapai Rp. 572 milyar, meningkat

89,51% (yoy) dibandingkan jumlah nominal pada triwulan II 2010

yang sebesar Rp. 302 milyar. Secara triwulanan kredit sektor

perindustrian tumbuh 1,03% (qtq) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya yang sebesar Rp. 566 milyar (Grafik 1.24).

Meningkatnya proyek pembangunan pembangkit listrik di Kaltim

meningkatkan kinerja sektor Listrik, Gas, dan Air pada

triwulan II-2011.

2.2. SEKTOR BANGUNAN

Sektor bangunan pada triwulan II-2011 mengalami

pertumbuhan sebesar 8,97%, mengalami perlambatan dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan I-2011 oleh melambatnya nilai

bangunan bukan tempat tinggal dan bangunan campuran pada

triwulan II-2011. Perlambatan sektor bangunan ini juga

ditunjukkan oleh menurunnya kinerja kredit

konstruksiberdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kaltim

pada triwulan II-2011 yang mencapai Rp 2,36 trilyun, atau

masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar11,58% sebagaimana

triwulan sebelumnya yang tumbuh -14,18%.

2.3. SEKTOR PERDAGANGAN DAN RESTORAN

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan II-

2011 mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 8,40% (yoy),

meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2011

yang tumbuh sebesar 8,27%. Faktor penyebab meningkatnya

pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada

triwulan ini adalah meningkatnya permintaan masyarakat

terutama terhadap kamar terjual (hotel) dan omset restoran

akibat faktor musiman memasuki masa liburan sekolah dan

penyelenggaraan even nasional Penas KTNA di Kutai Kartanegara

sehingga meningkatkan permintaan makanan dan hunian hotel di

kota Samarinda dan Tenggarong.

Faktor positif pendorong pertumbuhan pada sektor

perdagangan adalah pertumbuhan positif kredit lokasi proyek

perbankan yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel,

restoran di Kaltim pada triwulan II-2011 yang mencapai Rp 7,86

trilyun, mengalami pertumbuhan sebesar 30,54%(yoy), meskipun

melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 38,40%

2.4. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2011

mengalami pertumbuhan sebesar 8,02% , sedikit melambat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I- 2011 yang

sebesar 8,07%. Faktor penyebab melambatnya pertumbuhan sektor

ini dipengaruhi oleh melambatnya aktivitas perjalanan

masyarakat yang diperkirakan baru akan melakukan perjalanan

pada musim liburan sekolah pada bulan Juli atau libur lebaran

pada bulan Agustus. Melambatnya pertumbuhan sektor

pengangkutan dan komunikasi terutama terlihat dari

perkembangan Indeks Jumlah Penumpang Angkutan Darat yang

menunjukkan perlambatan terutama pada bulan April dan Mei,

meskipun mulai mengalami peningkatan pada Juni 2011.

2.5. SEKTOR KEUNGAN, PERSEWAAAN DAN JASA PERUSAHAAN

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada

triwulan II-2011 ini mengalami pertumbuhan positif sebesar

9,16% , mengalami peingkatan jika dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2011 sebesar 8,56%.Faktor positif

yang masih mendukung sektor keuangan dan jasa perusahaan pada

triwulan II-2011 ini ditunjukkan oleh penyaluran kredit

perbankan berlokasi di Kaltim dimana penyaluran kredit

mencapai Rp. 36,28 trilyun, atau tumbuh sebesar 7,88% (qtq)

dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp. 33,63 trilyun.

Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan, perkembangan

kredit meningkat 28,98% , sedikit melambat dibandingkan

pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 30,64%

2.6. SEKTOR JASA-JASA

Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan

yang positif sebesar 7,24%, lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan tahunan pada triwulan I-2011 sebesar 6,57%.

Meningkatnya kinerja pada sektor jasa ini dipengaruhi oleh

makin meningkatnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur

di Kaltim dan semakin meningkatnya kegiatan investasi di

Kaltim.

PERKEMBANGAN INVESTASI DI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011

Dalam membangun komitmen peningkatan investasi berbasis

sumber daya lokal berbagai fokus upaya telah dilakukan oleh

seluruh pemangku kepentingan di Kaltim. Berdasarkan penelitian

Bank Dunia dan juga oleh KPPOD ada lima faktor utama yang

harus diperhatikan untuk meningkatkan daya tarik suatu daerah

yaitu, kelembagaan, sosial politik, ekonomi daerah,

produktivitas tenaga kerja dan infrastruktur fisik. Suatu

daerah yang mampu bersaing dengan daerah lain dalam

memproduksi dan memasarkan barang dan jasa disebut mempunyai

daya saing tinggi.

Lingkup persaingan tidak hanya berada dalam wilayah

satu negara, tetapi juga dengan wilayah yang berada di negara

lain. Selain itu diperlukan pengembangan potensi yang menjadi

unggulan daerah (produk unggulan daerah), agar kegiatan

investasi cepat menjadi satu kegiatan ekonomi yang riil,

menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Untuk mengembangkan produk unggulan daerah,

diperlukan dukungan yang kuat dan komitmen dari pimpinan

pemerintah daerah, lembaga, legislatif, dunia usaha dan

kalangan akademisi di daerah. Pengembangan pengetahuan,

kemampuan inovasi, kompetisi, nilai tambah dan faktor

lokalitas merupakan esensi pembangunan ekonomi baru yang

menentukan keunggulan dalam persaingan global. Komoditas

unggulan daerah Kaltim seperti kelapa sawit, karet, kakao,

hasil laut, serta pariwisata yang bernilai ekonomi tinggi,

diharapkan dapat menarik minat investasi, jika dikembangkan

dengan lebih fokus, juga didukung ketersediaan infrastruktur

yang memadai.

PERKEMBANGAN INVESTASI DI KALTIM SEMESTER 1-2011

Apabila dilihat perkembangan investasi di Kaltim baik

dari dalam negeri maupun dari asing, masing-masing mengalami

perkembangan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan pertumbuhan realisasi investasi sampai dengan

semester I 2011 di kota/kabupaten yang ada di Kaltim jika

dibandingkan dengan realisasi investasi pada tahun 2010 lalu.

Realisasi penanaman modal asing (PMA) di Kaltim sampai dengan

semester I tahun 2011 telah mengalami pertumbuhan sebesar

11,76% (Tabel B1.1), dari USD 988,71 juta pada realisasi tahun

2010 meningkat menjadi USD 1104,94 juta di semester I 2011.

Apabila dilihat berdasarkan kota, diketahui mayoritas

modal asing diinvestasikan di kota Bontang yang telah menerima

modal asing sebesar USD 669 juta pada semester I 2011 atau

meningkat tinggi dibandingkan pada tahun 2010 yaitu hanya

sebesar USD 182 juta. Berdasarkan jenis sektor investasi

(Tabel B1.2), mayoritas modal asing telah disalurkan untuk

investasi ke sektor listrik gas dan air bersih yang secara

nilai mencapai USD 510 juta (pangsa 46,16% terhadap total

realisasi PMA), disusul oleh industri kimia dan farmasi dengan

nilai USD 264 juta (23,91%), serta tanaman pangan dan

perkebunan senilai USD 170 juta (15,43%). Diperkirakan

realisasi PMA sampai akhir tahun 2011 mampu mencapai USD

12.876 juta (dari rencana investasi yang terdaftar di BPPMD

Kaltim) dan diperkirakan dapat menarik tenaga kerja Indonesia

sekitar 85 ribu orang.

FAKTOR PENGHAMBAT INVESTASI

Perkembangan Investasi baik PMA maupun PMDN yang cukup

signifikan di Kaltim tahun 2011, ternyata masih menyisakan

beberapa faktor penghambat realisasi investasi yang harus

diatasi. Beberapa hal yang perlu menjadi fokus perhatian

antara lain pembangunan infrastruktur, energi (kelistrikan),

dan transportasi sebagai faktor pendukung pengembangan

perekonomian harus memadai. Sejumlah proyek infrastruktur

strategis telah ditawarkan seperti pembangunan beberapa

pembangkit listrik, pengembangan jalan darat, serta jalur

kereta api dari Muara Wahau ke Lebuk Tuning. Di bidang hukum

dan reformasi birokrasi, beberapa pembenahan yang diperlukan

antara lain pelayanan publik dan reformasi birokrasi,

pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta praktek-praktek

ekonomi yang melanggar aturan, misalnya pungutan liar dan

penambangan ilegal yang harus diperhatikan.

Terkait dengan permasalahan iklim investasi di Kaltim,

salah satu contoh yang paling gampang dan dirasakan hingga

kini adalah soal perizinan yang masih dikeluhkan sebagian

besar kalangan pengusaha karena membutuhkan waktu lama dan

biaya tinggi. Padahal, sejumlah daerah bahkan di tingkat

nasional telah berupaya membangun sistem perizinan satu pintu.

Namun, kenyataan di lapangan untuk menuju satu pintu itu harus

melalui berbagai persyaratan. Sementara itu pada bidang

kesejahteraan rakyat, kegiatan investasi harus mampu mengatasi

permasalahan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja seluas-

luasnya, dengan tetap memperhatikan aspek pendidikan, agama,

kesehatan, serta perubahan iklim dan lingkungan yang

ditimbulkan. Untuk itu diperlukan komitmen bersama dari

pemerintah daerah provinsi dan kabupaten kota, sehingga

terjadi sinergitas didalam perencanaan investasi di daerah,

baik untuk kepentingan pembangunan maupun untuk menarik minat

investasi baik dari dalam maupun dari luar negeri.

PEREKONOMIAN INDONESIA

(KALIMANTAN TIMUR)

Nama : Ary Bagus Octora

NIM : 09313066

Universitas Islam Indonesia