Perekonomian Indonesia : Perekonomian Kalimantan Timur
Transcript of Perekonomian Indonesia : Perekonomian Kalimantan Timur
PEREKONOMIAN INDONESIA
(KALIMANTAN TIMUR)
1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011
tumbuh secara positif, yaitu sebesar 1,83%, pertumbuhan ini
lebih tinggi dibandingkandengan triwulan sebelumnya yang
mengalami pertumbuhan sebesar 1,43% (yoy).Dari sisi
permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh
peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh
meningkatnya permintaan masyarakat terutama komoditas makanan
karena memasuki musim liburan dan adanya even nasional Penas
KTNA di Kutai Kartanegara. Sementara itu kinerja ekspor dan
kegiatan investasi di Kaltim mengalami perlambatan.
2. PERKEMBANGAN INFLASI
Selama periode laju inflasi Kalimantan Timur meningkat
yakni dari sebesar 8,55% dari triwulan sebelumnya 7,59% (yoy)
hal ini ditopang oleh tren meningkatnya laju inflasi secara
bulanan pada April, Mei dan Juni 2011, yaitu masing-masing
sebesar 0,09%, -1,57% dan 3,31% Meningkatnya laju inflasi
Kalimantan Timur terutama bersumber dari kenaikan harga biaya
pendidikan, kenaikan harga bahan makanan pada bulan Juni
seperti daging ayam ras, ikan bandeng, ikan layang, ikan
tongkol, udang basah, dan tomat sayur, serta disumbangkan dari
kenaikan harga kelompok komoditas sandang yang berasal dari
peningkatan harga emas perhiasan di Samarinda dan Balikpapan.
3. PERKEMBANGAN PERBANKAN
Intermedasi perbankan cenderung membaik, hal ini
tercermi dari pertumbuhan positif yang dialami oleh sebagian
besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi
pertumbuhan aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan
penyaluran kredit perbankan yang mengalami peningkatan secara
triwulanan masing-masing sebesar 7,93%, 6,50% dan 7,88% (qtq).
Begitu juga bila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang
menunjukkan perkembangan kinerja yang positif pada Aset, DPK,
dan Kredit bank umum di Kaltim yang mengalami peningkatan
cukup tinggi masing-masing sebesar 18,24%, 17,70%, dan
28,98%,searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 17,11%, 14,37% dan 19,10%.
Sementara itu kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
menunjukkan perkembangan kinerja yang melambat. Hal ini
terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK, Kredit BPR yang
mencapai 13,26%, 8,69%, dan 13,65% (yoy), lebih rendah jika
dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan
sebelumnya yang masing-masing tumbuh mencapai 15,45%, 10,79%,
dan 14,50%.
4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Realisasi APBD Kaltim semester I tahun 2011 mengalami
peningkatan secara nilai dan secara prosentase jika
dibandingkan dengan realisasi APBD pada semester I tahun 2010.
Total pendapatan APBD provinsi Kaltim 2011 yang sudah
terealisasi pada semester I secara nilai mencapai Rp. 4,32
trilyun atau mengalami kenaikan 27,3% (yoy) jika dibandingkan
dengan total pendapatan pada Semester I tahun 2010 yang
sebesar Rp. 3,41 trilyun. Apabila dilihat rinciannya,
realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada semester I tahun
2011 tercatat sebesar Rp. 2,02 trilyun atau meningkat 21,70%
jika dibandingkan dengan realisasi APBD semester I tahun 2010
yang sebesarRp. 1,3 trilyun. Secara prosentase realisasi PAD
pada semester I- 2011 mencapai 76,60% dari total anggaran,
lebih tinggi dari realisasi semester I tahun sebelumnya yang
sebesar 62,82%. Total realisasi belanja APBD provinsi
Kalimantan Timur semester I tahun 2011 mencapai Rp. 2,10
trilyun atau secara prosentase sebesar 29,01%. Realisasi ini
mengalami peningkatan baik secara nilai maupun secara
prosentase jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada
APBD semester I tahun 2010 yang mencapai Rp 1,48 trilyun
(24,88%). Apabila dilihat menurut rincian jenis belanja,
belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai
prosentase realisasi masing-masing sebesar 22,20%, 23,04%, dan
73,23%
5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Perkembangan sistem pembayaran tunai di Kalimantan Timur
pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif,
ditunjukan oleh perkembangan transaksi tunai yang mencapai Rp.
3,32 trilyun pada triwulan II-2011 atau meningkat sebesar
104,12% (yoy). Sementara itu transaksi pembayaran melalui
kliring di wilayah Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan dari
sisi nilai dan volume masing-masing sebesar 15,20% dan 2,25% ,
begitu halnya transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement (RTGS) untuk wilayah Kalimantan Timur
juga mengalami peningkatan dari sisi nilai untuk transaksi
masuk ke Kaltim.
6. PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenaga kerjaan diKalimantan Timur menunjukan
penurunan. Indikasi ini terlihat dari pencairan Jaminan Hari
Tua (JHT) Jamsostek yang secara nominal mengalami peningkatan
dari Rp 15,56 milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 17,41
milyar pada triwulan II-2011Kondisi kesejahteraan di
Kalimantan Timur juga menunjukan penurunan diindikasikan oleh
turunnya Indeks Ekspektasi Konsumen yang turun dari rata-rata
126.66 pada triwulan I- 2011 menjadi rata-rata 124.28 di
triwulan II 2011.
7. PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2011
diperkirakan akan tetap tumbuh positif pada kisaran 2,9% s.d
3,9% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya.
Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh
meningkatnya kinerja ekspor Kalimantan Timur dan semakin
mengeliatnya kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran
pertumbuhan didukung oleh peningkatan kinerja sektor
pertambangan dan penggalian. Tekanan Inflasi pada triwulan
III-2011 diperkirakan mengalami peningkatan yang diindikasikan
oleh kenaikan harga beberapa komoditas utama bahan kebutuhan
pokok di Samarinda diantaranya beras, daging sapi, daging
ayam, bawang merah, cabe merah besar. Faktor pendorong inflasi
lainnya adalah peningkatan harga kelompok sandang (harga
pakaian dan emas perhiasan) memasuki bulan Ramadhan dan
perayaan hari raya lebaran.
1.1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2011
tumbuh secara positif, yaitu sebesar 1,83%, mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan I- 2011 yang
mengalami pertumbuhan sebesar 1,43% (yoy), namun lebih rendah
jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,49%
(Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim
pada triwulan I-2011 meningkat sebesar 0,89%, berbeda arah
jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang
terkontraksi sebesar -0,27%.
Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi
Kaltim secara tahunan pada triwulan II-2011 terutama berasal
dari peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga yang disebabkan
oleh peningkatan permintaan terutama komoditas makanan karena
memasuki musim libur sekolah dan penyelenggaran even Penas
KTNA di Kutai Kartanegara. Sementara itu kinerja ekspor Kaltim
sebagai faktor utama dari sisi permintaan mengalami
perlambatan, disebabkan melambatnya ekspor komoditas utama
Kaltim ke luar negeri, begitu pula pertumbuhan kegiatan
investasi dan belanja pemerintah yang sedikit melambat.
Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong
oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian
yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh
faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada
sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan II- 2011.
Selain itu sektor lainnya yang turut memberikan kontribusi
yang cukup signifikan adalah sektor perdagangan, hotel, dan
restoran karena penyelenggaraan even Penas KTNA di Kutai
Kartanegara pada bulan Juni 2011.
1.2. PERKEMBANGAN INDIKATOR PDRB SISI PERMINTAAN
Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan
laporan disumbangkansecara positif oleh sebagian besar
komponen permintaan. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi
berasal dari kegiatan investasi yaitu sebesar 0,81%, diikuti
oleh konsumsi rumahtangga sebesar 0,69%, serta pengeluaran
pemerintah sebesar 0,37%. Demikian juga kinerja ekspor Kaltim
memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Kaltim di
triwulan II-2011 yaitu sebesar 0,46%
1.3. KONSUMSI RUMAH TANGGA
Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan
II-2011 mengalami ekspansi sebesar 5,46%, meningkat jika
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,31%.
Peningkatan konsumsi rumah tangga pada periode triwulan
laporan ini berasal dari peningkatan konsumsi makanan,
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat memasuki
musim liburan sekolah dan dipicu oleh penyelenggaraan even
penas KTNA pada bulan Juni 2011 di Kutai Kartanegara sehingga
meningkatkan konsumsi makanan di Kutai Kertanegara, Samarinda,
dan Balikpapan, sedangkan konsumsi non makanan relatif
melambat. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang
dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan II tahun
2011, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum masih
menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (diatas level 100),
dengan level keyakinan yang cukup tinggi pada bulan April dan
Mei 2011, sedangkan pada bulan Juni mengalami penurunan.
Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan masih
tingginya optimism masyarakat pada triwulan laporan ini
(terutama pada April dan Mei 2011) disebabkan oleh masih
tingginya optimisme terhadap kondisi ekonomi (IKE) terutama
yang berasal dari meningkatnya penghasilan pada periode
tersebut, juga didukung dari masih positifnya ekspektasi
konsumen (IEK) terutama berasal dari ekspektasi terhadap
penghasilan dan kondisi ekonomi. Begitu pula ekspektasi
masyarakat terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang
menunjukkan peningkatan optimism dibandingkan triwulan
sebelumnya. Semakin banyaknya proyek pembangunan infrastruktur
serta meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim menjadi faktor
yang cukup menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan
lapangan kerja.
Peningkatan konsumsi rumah tangga di Kalimantan Timur
masih didorong oleh pertumbuhan positif kredit konsumsi pada
triwulan I-2011 secara tahunan sebesar 25,77%, atau meningkat
dari Rp. 9,99 trilyun pada triwulan II-2010 menjadi Rp. 12,57
trilyun pada triwulan II-2011. Pertumbuhan ini sedikit
melambat jika dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 30,54% .
Namun demikian, perkembangan kredit konsumsi ini mengalami
peningkatan secara triwulanan yaitu sebesar 5,04%(qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya dimana kredit yang
tersalurkan sebesar Rp. 11,97 trilyun.
1.4. PENGELUARAN PEMERINTAH
Pengeluaran pemerintah padatriwulan kedua tahun 2011
mengalami pertumbuhan sebesar 6,75%, sedikit melambat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I- 2011 yang
tercatat sebesar 7,03%. Perlambatan pertumbuhan belanja
pemerintah daerah pada triwulan II- 2011 ditunjukkan oleh
melambatnya konsumsi Pemda APBD secara tahunan, yang
disebabkan oleh melambatnya belanja operasi yang disebabkan
oleh realisasi belanja barang dan belanja keuangan yang cukup
rendah sampai dengan semester I-2011. Sementara itu belanja
modal menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik
secara tahunan dan relatif meningkat jika dibandingkan
triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan yang cukup
tinggi yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya kegiatan
proyek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang
sangat besar di Kaltim seperti pembangunan jalan freeway
Balikpapan-Samarinda dan pembangunan jembatan pulau Balang.
1.5. PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO ( PMTDB )
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Kalimantan Timur pada triwulan II-2011 mengalami perlambatan
pertumbuhan sebesar 6,18%, setelah tumbuh 7,86% pada triwulan
I-2010. Melambatnya pertumbuhan PMTDB sebagai proksi kegiatan
investasi dapat dilihat dari melambatnya rencana investasi
pada triwulan laporan , sementara itu faktor positif yang
masih menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode
berjalan ini dapat terlihat dari realisasi investasi dan
konsumsi Listrik industri yang menunjukkan trend peningkatan.
Perlambatan pertumbuhan investasi juga ditunjukkan oleh
melambatnya faktor pembiayaan kredit investasi perbankan
berdasarkanlokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp. 16,94
trilyun, tumbuh sebesar 22,48% atau melambat jika dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 32,89%
1.6. EKSPOR DAN IMPOR
Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan II-2011
tumbuh positif sebesa 0,18%, mengalami perlambatan jika
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan I-2011
yang tumbuh sebesar 0,42%. Perlambatan pertumbuhan disebabkan
oleh melambatnya kinerja ekspor Kaltim ke luar negeri,
sedangkan ekspor antar daerah mengalami peningkatan
pertumbuhan. Apabila dilihat berdasarkan jenis komoditasnya,
perlambatan kinerja ekspor kaltim disebabkan melambatnya
kinerja ekspor komoditas utama Kaltim yaitu migas dan batubara
(non migas). Melambatnya kinerja ekspor dapat dilihat dari
perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan
II-2011 tumbuh sebesar -40,10% dengan volume ekspor hanya
mencapai 7,90 juta ton. Apabila dilihat perkembangan ekspor
non migas berdasarkan data dari Ditjen Bea dan Cukai yang
diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kaltim triwulan
II-2011 (data sampai dengan Mei 2011) mencapai USD 2.564 juta,
mengalami pertumbuhan
secara tahunan sebesar 22,15% dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 2.099 juta.
Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan
pertumbuhan secara tahunan pada triwulan I-2011 yang mampu
tumbuh mencapai 33,03% . Sementara itu dari sisi volume,
kinerja ekspor non migas masih tumbuh 3,69% sedikit meningkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,39%
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur
pada triwulan laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor
terbesar yaitu 22,27%, diikuti oleh India (20,07%), dan Korea
Selatan (12,94%) (Grafik 1.11). Berdasarkan komoditasnya,
ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan
ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar
terbesar, yaitu mencapai 92,16% dengan nilai USD 2.363 juta.
Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 28,02%
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,
sehingga ekspansi ekspor. komoditas bahan bakar mineral
memberikan kontribusi sebesar 25,82% terhadap pertumbuhan
ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan.
Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan
Timur pada triwulan II- 2011 mengalami pertumbuhan sebesar
1,17% (yoy); melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan I-2011 yang mengalami pertumbuhan secara tahunan
sebesar 2,87%. Perlambatan impor diperkirakan disebabkan oleh
melambatnya kinerja impor migas Kaltim, sementara impor non
migas menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif. Berdasarkan
data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim
selama triwulan II-2011 (data sampai dengan Mei 2011)
berjumlah USD 265,19 juta, atau tumbuh 12,98%(yoy), berbeda
arah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya yang menurun 6,05%(yoy) (Grafik 1.12). Dari sisi
volume, kinerja impor non migas Kaltim juga mengalami
pertumbuhan positif, meningkat sebesar 303 %.
Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan
II-2011 adalah komoditas nuclear react., boilers, dan
mechanical appl. (pangsa 44,10%) dengan impor sebesar USD
116,96 juta atau meningkat 36,92% (yoy), diikuti oleh
komoditas fertilizer dengan nilai USD 25,74 juta (pangsa
9,71%) yang menurun 10,95% . Sementara berdasarkan negara asal
impor, mayoritas berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar
USD 91,27 juta (pangsa 21,61%), diikuti oleh Jepang sebesar
USD 60,73 juta (14,38%), dan Singapura sebesar USD 50,20 juta
(11,89%)
Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas
Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 masih mengalami net
export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi besar
dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD
2.298 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 23,31%.
1.7. PERKEMBANGAN INDIKATOR PDRB SISI PENAWARAN
Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari
sisi penawaran pada periode triwulan II-2011 berasal dari
sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa 49,54%)
dengan kontribusi sebesar 1,21% dan diikuti oleh kontribusi
sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh mulai
meningkatnya produksi pertambangan batubara di Kaltim.
Sementara itu pertumbuhan positif pada sektor perdagangan,
hotel, dan restoran dalam perekonomian Kaltim (pangsa 7,97%)
dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan ekonomi pada sektor
tersebut karena musim liburan dan penyelenggaraan even Penas
KTNA di Kutai Kertanegara.
Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim,
sektor industry pengolahan (pangsa 24,20%) mengalami penurunan
pertumbuhan pada triwulan II-2011 yaitu tumbuh sebesar -4,41%,
sehingga memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -1,19%.
Beberapa hal penyebab penurunan kinerja pada sektor ini masih
dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, sehingga
produksi LNG PT Badak Bontang mengalami penurunan, serta
produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan yang juga
mengalami penurunan produksi yang cukup tajam pada periode
triwulan laporan. Penurunan produksi kilang minyak Pertamina
Balikpapan disebabkan oleh adanya program maintenance besar
tiga tahunan yang dilakukan pada bulan April 2011, sehingga
menurunkan jumlah produksi pada bulan April dan Mei 2011.
1.8. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
pada triwulan II-2011 mengalami ekspansi pertumbuhan sebesar
3,02%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar
1,05%. Pertumbuhan positif sektor pertanian dipengaruhi oleh
peningkatan produktivitas jagung pada sub sektor tanaman bahan
makanan, meskipun padi sawah mengalami perlambatan
produktivitas. Peningkatan pertumbuhan juga terjadi pada
beberapa subsektor antara lain peningkatan produktivitas sapi
dan kambing pada subsektor peternakan, serta peningkatan
produktivitas tambak dan budidaya ikan pada subsektor
perikanan.
Sementara itu, dari subsector perkebunan, produksi
Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit masih menunjukkan
pertumbuhan positif secara tahunan. Namun demikian pertumbuhan
produksi TBS ini mengalami perlambatan dibandingkan periode
sebelumnya, terlihat dari melambatnya indeks produksi sawit.
Pertumbuhan positif kinerja sektor pertanian juga didukung
oleh kinerja positif penyaluran kredit berdasarkan lokasi
proyek yang disalurkan pada sektor pertanian di triwulan II-
2011 yang mencapai Rp. 6,64 trilyun atau meningkat 51,06%
1.9 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2011
mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu mencapai 2,44% atau
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2011
yang tumbuh sebesar 1,05%. Faktor pendukung yang menyebabkan
meningkatnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada
triwulan laporan adalah curah hujan yang relatif rendah di
sebagian besar wilayah pertambangan Kalimantan Timur (Kutai
Kartanegara, Kutai Timur, Paser) yang berada pada tingkat
rendah (0-100mm) dan menengah pada level rendah (101-200mm)
selama bulan April sampai dengan Juni 2011, sehingga
operasional kegiatan pertambangan dapat meningkat. Peningkatan
kinerja sektor pertambangan dan penggalian dapat terlihat dari
perkembangan produksi batubara tiga perusahaan terbesar di
Kaltim (KPC< Berau Coal, dan Kideco) yang secara total tumbuh
8,09% (yoy) lebih tinggi dari peningkatan pada triwulan
sebelumnya yang sebesar 7,68%.
Sementara itu perkembangan sektor pertambangan dan
penggalian yang meningkat pada triwulan laporan tidak dorong
oleh kinerja kredit lokasi proyek sektor pertambangan dan
penggalian yang secara tahunan tumbuh negatif 12,78%(yoy) atau
lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan kredit
pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang
meningkat sebesar 13,70%(yoy) (Grafik 1.19). Faktor positif
yang masih turut mendorong pertumbuhan pada sektor
pertambangan dan penggalian ini didukung oleh masih tingginya
harga dan permintaan komoditas pertambangan dan penggalian
terutama minyak dan batubara di pasar internasional sehingga
perusahaan tetap berusaha untuk mengoptimalkan produksinya.
2.0. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Sektor Industri Pengolahan masih mengalami kontraksi
pertumbuhan pada triwulan II-2011, yaitu sebesar -4,92%,
tumbuh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan negatif yang
terjadi pada triwulan I-2011 yang sebesar -4,41%(yoy).
Penurunan yang terjadi pada sektor ini dipengaruhi oleh
penurunan produksi pengilangan minyak Pertamina Balikpapan
pada triwulan II-2011 yang sempat turun tajam -68,96% di April
2011 dan -17,48% di Mei 2011 terkait dilaksanakannya kegiatan
turn around (maintenance) besar berkala tiga tahunan pada
April 2011 yang menyebabkan turunnya tingkat produksi
tersebut. Namun hingga akhir tahun ini diperkirakan tingkat
produksi akan kembali stabil pada tingkat normal dengan
tingkat utiliasi 90-95% Penurunan industri pengolahan juga
disebabkan masih menurunnya produksi LNG Karena semakin
terbatasnya jumlah pasokan gas PT Badak NGL. Pada tahun 2011
target pengapalan LNG sebanyak 288,8 cargo, turun 4,8%
dibandingkan tahun lalu sebesar 303,7 cargo . Selain itu
faktor yang kurang mendukung kinerja industry pengolahan juga
ditunjukkan oleh menurunnya kredit lokasi proyek sektor
perindustriani yang mencapai Rp. 2,07 trilyun tumbuh negatif
37,48% atau lebih rendah dari pertumbuhan tahunan triwulan
sebelumnya tumbuh positif 4,90%
2.1. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
Sektor listrik, gas, dan air bersih pada periode
triwulan laporan mengalami pertumbuhan sebesar 9,25%, lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor ini pada
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,56%. Salah satu
indicator yang menunjukkan peningkatan kinerja sektor ini
adalah penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek perbankan
pada triwulan II-2011 mencapai Rp. 572 milyar, meningkat
89,51% (yoy) dibandingkan jumlah nominal pada triwulan II 2010
yang sebesar Rp. 302 milyar. Secara triwulanan kredit sektor
perindustrian tumbuh 1,03% (qtq) dibandingkan posisi triwulan
sebelumnya yang sebesar Rp. 566 milyar (Grafik 1.24).
Meningkatnya proyek pembangunan pembangkit listrik di Kaltim
meningkatkan kinerja sektor Listrik, Gas, dan Air pada
triwulan II-2011.
2.2. SEKTOR BANGUNAN
Sektor bangunan pada triwulan II-2011 mengalami
pertumbuhan sebesar 8,97%, mengalami perlambatan dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan I-2011 oleh melambatnya nilai
bangunan bukan tempat tinggal dan bangunan campuran pada
triwulan II-2011. Perlambatan sektor bangunan ini juga
ditunjukkan oleh menurunnya kinerja kredit
konstruksiberdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kaltim
pada triwulan II-2011 yang mencapai Rp 2,36 trilyun, atau
masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar11,58% sebagaimana
triwulan sebelumnya yang tumbuh -14,18%.
2.3. SEKTOR PERDAGANGAN DAN RESTORAN
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan II-
2011 mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 8,40% (yoy),
meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2011
yang tumbuh sebesar 8,27%. Faktor penyebab meningkatnya
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada
triwulan ini adalah meningkatnya permintaan masyarakat
terutama terhadap kamar terjual (hotel) dan omset restoran
akibat faktor musiman memasuki masa liburan sekolah dan
penyelenggaraan even nasional Penas KTNA di Kutai Kartanegara
sehingga meningkatkan permintaan makanan dan hunian hotel di
kota Samarinda dan Tenggarong.
Faktor positif pendorong pertumbuhan pada sektor
perdagangan adalah pertumbuhan positif kredit lokasi proyek
perbankan yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel,
restoran di Kaltim pada triwulan II-2011 yang mencapai Rp 7,86
trilyun, mengalami pertumbuhan sebesar 30,54%(yoy), meskipun
melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 38,40%
2.4. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2011
mengalami pertumbuhan sebesar 8,02% , sedikit melambat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I- 2011 yang
sebesar 8,07%. Faktor penyebab melambatnya pertumbuhan sektor
ini dipengaruhi oleh melambatnya aktivitas perjalanan
masyarakat yang diperkirakan baru akan melakukan perjalanan
pada musim liburan sekolah pada bulan Juli atau libur lebaran
pada bulan Agustus. Melambatnya pertumbuhan sektor
pengangkutan dan komunikasi terutama terlihat dari
perkembangan Indeks Jumlah Penumpang Angkutan Darat yang
menunjukkan perlambatan terutama pada bulan April dan Mei,
meskipun mulai mengalami peningkatan pada Juni 2011.
2.5. SEKTOR KEUNGAN, PERSEWAAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada
triwulan II-2011 ini mengalami pertumbuhan positif sebesar
9,16% , mengalami peingkatan jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan I-2011 sebesar 8,56%.Faktor positif
yang masih mendukung sektor keuangan dan jasa perusahaan pada
triwulan II-2011 ini ditunjukkan oleh penyaluran kredit
perbankan berlokasi di Kaltim dimana penyaluran kredit
mencapai Rp. 36,28 trilyun, atau tumbuh sebesar 7,88% (qtq)
dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp. 33,63 trilyun.
Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan, perkembangan
kredit meningkat 28,98% , sedikit melambat dibandingkan
pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 30,64%
2.6. SEKTOR JASA-JASA
Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan
yang positif sebesar 7,24%, lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan tahunan pada triwulan I-2011 sebesar 6,57%.
Meningkatnya kinerja pada sektor jasa ini dipengaruhi oleh
makin meningkatnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur
di Kaltim dan semakin meningkatnya kegiatan investasi di
Kaltim.
PERKEMBANGAN INVESTASI DI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011
Dalam membangun komitmen peningkatan investasi berbasis
sumber daya lokal berbagai fokus upaya telah dilakukan oleh
seluruh pemangku kepentingan di Kaltim. Berdasarkan penelitian
Bank Dunia dan juga oleh KPPOD ada lima faktor utama yang
harus diperhatikan untuk meningkatkan daya tarik suatu daerah
yaitu, kelembagaan, sosial politik, ekonomi daerah,
produktivitas tenaga kerja dan infrastruktur fisik. Suatu
daerah yang mampu bersaing dengan daerah lain dalam
memproduksi dan memasarkan barang dan jasa disebut mempunyai
daya saing tinggi.
Lingkup persaingan tidak hanya berada dalam wilayah
satu negara, tetapi juga dengan wilayah yang berada di negara
lain. Selain itu diperlukan pengembangan potensi yang menjadi
unggulan daerah (produk unggulan daerah), agar kegiatan
investasi cepat menjadi satu kegiatan ekonomi yang riil,
menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk mengembangkan produk unggulan daerah,
diperlukan dukungan yang kuat dan komitmen dari pimpinan
pemerintah daerah, lembaga, legislatif, dunia usaha dan
kalangan akademisi di daerah. Pengembangan pengetahuan,
kemampuan inovasi, kompetisi, nilai tambah dan faktor
lokalitas merupakan esensi pembangunan ekonomi baru yang
menentukan keunggulan dalam persaingan global. Komoditas
unggulan daerah Kaltim seperti kelapa sawit, karet, kakao,
hasil laut, serta pariwisata yang bernilai ekonomi tinggi,
diharapkan dapat menarik minat investasi, jika dikembangkan
dengan lebih fokus, juga didukung ketersediaan infrastruktur
yang memadai.
PERKEMBANGAN INVESTASI DI KALTIM SEMESTER 1-2011
Apabila dilihat perkembangan investasi di Kaltim baik
dari dalam negeri maupun dari asing, masing-masing mengalami
perkembangan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan pertumbuhan realisasi investasi sampai dengan
semester I 2011 di kota/kabupaten yang ada di Kaltim jika
dibandingkan dengan realisasi investasi pada tahun 2010 lalu.
Realisasi penanaman modal asing (PMA) di Kaltim sampai dengan
semester I tahun 2011 telah mengalami pertumbuhan sebesar
11,76% (Tabel B1.1), dari USD 988,71 juta pada realisasi tahun
2010 meningkat menjadi USD 1104,94 juta di semester I 2011.
Apabila dilihat berdasarkan kota, diketahui mayoritas
modal asing diinvestasikan di kota Bontang yang telah menerima
modal asing sebesar USD 669 juta pada semester I 2011 atau
meningkat tinggi dibandingkan pada tahun 2010 yaitu hanya
sebesar USD 182 juta. Berdasarkan jenis sektor investasi
(Tabel B1.2), mayoritas modal asing telah disalurkan untuk
investasi ke sektor listrik gas dan air bersih yang secara
nilai mencapai USD 510 juta (pangsa 46,16% terhadap total
realisasi PMA), disusul oleh industri kimia dan farmasi dengan
nilai USD 264 juta (23,91%), serta tanaman pangan dan
perkebunan senilai USD 170 juta (15,43%). Diperkirakan
realisasi PMA sampai akhir tahun 2011 mampu mencapai USD
12.876 juta (dari rencana investasi yang terdaftar di BPPMD
Kaltim) dan diperkirakan dapat menarik tenaga kerja Indonesia
sekitar 85 ribu orang.
FAKTOR PENGHAMBAT INVESTASI
Perkembangan Investasi baik PMA maupun PMDN yang cukup
signifikan di Kaltim tahun 2011, ternyata masih menyisakan
beberapa faktor penghambat realisasi investasi yang harus
diatasi. Beberapa hal yang perlu menjadi fokus perhatian
antara lain pembangunan infrastruktur, energi (kelistrikan),
dan transportasi sebagai faktor pendukung pengembangan
perekonomian harus memadai. Sejumlah proyek infrastruktur
strategis telah ditawarkan seperti pembangunan beberapa
pembangkit listrik, pengembangan jalan darat, serta jalur
kereta api dari Muara Wahau ke Lebuk Tuning. Di bidang hukum
dan reformasi birokrasi, beberapa pembenahan yang diperlukan
antara lain pelayanan publik dan reformasi birokrasi,
pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta praktek-praktek
ekonomi yang melanggar aturan, misalnya pungutan liar dan
penambangan ilegal yang harus diperhatikan.
Terkait dengan permasalahan iklim investasi di Kaltim,
salah satu contoh yang paling gampang dan dirasakan hingga
kini adalah soal perizinan yang masih dikeluhkan sebagian
besar kalangan pengusaha karena membutuhkan waktu lama dan
biaya tinggi. Padahal, sejumlah daerah bahkan di tingkat
nasional telah berupaya membangun sistem perizinan satu pintu.
Namun, kenyataan di lapangan untuk menuju satu pintu itu harus
melalui berbagai persyaratan. Sementara itu pada bidang
kesejahteraan rakyat, kegiatan investasi harus mampu mengatasi
permasalahan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja seluas-
luasnya, dengan tetap memperhatikan aspek pendidikan, agama,
kesehatan, serta perubahan iklim dan lingkungan yang
ditimbulkan. Untuk itu diperlukan komitmen bersama dari
pemerintah daerah provinsi dan kabupaten kota, sehingga
terjadi sinergitas didalam perencanaan investasi di daerah,
baik untuk kepentingan pembangunan maupun untuk menarik minat
investasi baik dari dalam maupun dari luar negeri.