LAPORAN PEREKONOMIAN - Bank Indonesia
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of LAPORAN PEREKONOMIAN - Bank Indonesia
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI SULAWESI TENGGARAJl. Sultan Hasanuddin No.150 Kota KendariSulawesi Tenggara 93122Telepon: (0401) 3121655www.bi.go.id
LAPORANPEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara
Mei2021
Penanggung Jawab : Bimo Epyanto
(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara)
Redaktur : Taufik Ariesta Ardhiawan
(Kepala Tim Perumusan KEKDA Provinsi)
Penyunting : Randy Cavendish
(Kepala Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi)
Penulis : Abdel Jawad Shodiq
(Asisten Analis)
: Agus Santoso
(Asisten Analis)
: M. Fauzan Robbani
(Asisten Analis)
: Perdana Wahyu H.
(Asisten Analis)
: Harbianty
(Pelaksana)
Kontributor : Ali Muhasan
(Asisten Analis)
Azhari Angriawan
(Pelaksana)
Dewan RedaksiLaporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
Visi
Misi
Nilai-nilai Strategis Organisasi
Visi, Misi & Nilai StrategisBank Indonesia
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran
Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank
Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank
Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan
organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran
internasional yang proaktif.
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik
di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan atau
berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination
and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
iiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia lain dapat diakses secara online pada :
www.bi.go.id/web/id/Publikasi/
Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi :
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA
Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi
Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi
Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari
No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax. (0401) 3122718
Visi
Misi
Nilai-nilai Strategis Organisasi
Visi, Misi & Nilai StrategisBank Indonesia
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran
Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank
Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank
Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan
organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran
internasional yang proaktif.
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik
di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan atau
berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination
and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
iiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia lain dapat diakses secara online pada :
www.bi.go.id/web/id/Publikasi/
Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi :
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA
Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi
Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi
Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari
No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax. (0401) 3122718
vLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mempublikasikan
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2021.
Kami menyusun Laporan Perekonomian Provinsi setiap triwulan
sebagai masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam
merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial maupun
sistem pembayaran serta perwujudan peran kami sebagai
strategic partner bagi stakeholders dalam membangun
perekonomian Sulawesi Tenggara. Laporan perekonomian
Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan menjadi evaluasi triwulan I
2021, dan prospek tahun 2021 yang analisanya mencakup kondisi
perekonomian, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan
dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan
pengelolaan uang, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan
masyarakat.
Secara ringkas, pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi
Tenggara mengalami perbaikan dan berhasil tumbuh positif
seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia
usaha. Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
tercatat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami
kontraksi sebesar 2,15% (yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan
perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong
oleh peningkatan konsumsi, investasi serta penurunan impor.
Namun di sisi lain kinerja ekspor juga mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya sehingga menahan
peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya
pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama, yakni lapangan
usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan
usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan
eceran.
Di sisi inflasi, pada triwulan I 2021 Provinsi Sulawesi Tenggara
tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi dari
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai
pulihnya aktivitas dan daya beli masyarakat menjadi salah satu
faktor pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain
itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang
laut maupun curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya
pasokan pada periode laporan yang mendorong peningkatan
harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran.
Kedepan, perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021
diperkirakan mengalami perbaikan seiring dengan peningkatan
optimisme masyarakat Sulawesi Tenggara dan lapangan usaha
karena berbagai upaya terkoordinasi Pemerintah dan lembaga
terkait dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi
nasional. Di sisi lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi nasional
yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih tinggi
dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan
daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik
diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya
peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.
Kata Pengantar
Dalam penyusunan laporan ini, data dan informasi selain dari
internal Bank Indonesia, juga bersumber dari berbagai instansi
terkait, seperti Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kanwil
Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara, berbagai
perusahaan, perbankan, asosiasi dan akademisi serta sumber
lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua
pihak yang membantu penyusunan buku ini.
Kendari, Mei 2021
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Ttd
Bimo Epyanto
Deputi Direktur
iv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mulai
menunjukkan optimisme dan berhasil mencatatkan
pertumbuhan yang positif sebesar 0,06% (yoy). Kedepannya,
perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan
mengalami perbaikan pertumbuhan seiring dengan
peningkatan optimisme masyarakat dan dunia usaha seiring
upaya Pemerintah dan lembaga terkait dalam penanganan
Covid-19 yang semakin membaik.
“
“
Akhir kata, selain bermanfaat sebagai referensi terkait kondisi
perekonomian Sulawesi Tenggara kami berharap laporan ini
dapat memperkuat optimisme akan prospek perekonomian
Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Saran serta masukan dari
para pembaca sangat kami harapkan untuk menghasilkan kajian
yang lebih baik ke depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa,
senantiasa melimpahkan keberkahan, kesempurnaan, dan
kemudahan bagi setiap langkah kita dalam berkarya dan
berupaya untuk memajukan perekonomian Indonesia
khususnya Sulawesi Tenggara.
vLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mempublikasikan
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2021.
Kami menyusun Laporan Perekonomian Provinsi setiap triwulan
sebagai masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam
merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial maupun
sistem pembayaran serta perwujudan peran kami sebagai
strategic partner bagi stakeholders dalam membangun
perekonomian Sulawesi Tenggara. Laporan perekonomian
Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan menjadi evaluasi triwulan I
2021, dan prospek tahun 2021 yang analisanya mencakup kondisi
perekonomian, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan
dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan
pengelolaan uang, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan
masyarakat.
Secara ringkas, pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi
Tenggara mengalami perbaikan dan berhasil tumbuh positif
seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia
usaha. Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
tercatat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami
kontraksi sebesar 2,15% (yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan
perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong
oleh peningkatan konsumsi, investasi serta penurunan impor.
Namun di sisi lain kinerja ekspor juga mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya sehingga menahan
peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya
pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama, yakni lapangan
usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan
usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan
eceran.
Di sisi inflasi, pada triwulan I 2021 Provinsi Sulawesi Tenggara
tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi dari
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai
pulihnya aktivitas dan daya beli masyarakat menjadi salah satu
faktor pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain
itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang
laut maupun curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya
pasokan pada periode laporan yang mendorong peningkatan
harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran.
Kedepan, perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021
diperkirakan mengalami perbaikan seiring dengan peningkatan
optimisme masyarakat Sulawesi Tenggara dan lapangan usaha
karena berbagai upaya terkoordinasi Pemerintah dan lembaga
terkait dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi
nasional. Di sisi lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi nasional
yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih tinggi
dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan
daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik
diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya
peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.
Kata Pengantar
Dalam penyusunan laporan ini, data dan informasi selain dari
internal Bank Indonesia, juga bersumber dari berbagai instansi
terkait, seperti Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kanwil
Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara, berbagai
perusahaan, perbankan, asosiasi dan akademisi serta sumber
lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua
pihak yang membantu penyusunan buku ini.
Kendari, Mei 2021
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Ttd
Bimo Epyanto
Deputi Direktur
iv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mulai
menunjukkan optimisme dan berhasil mencatatkan
pertumbuhan yang positif sebesar 0,06% (yoy). Kedepannya,
perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan
mengalami perbaikan pertumbuhan seiring dengan
peningkatan optimisme masyarakat dan dunia usaha seiring
upaya Pemerintah dan lembaga terkait dalam penanganan
Covid-19 yang semakin membaik.
“
“
Akhir kata, selain bermanfaat sebagai referensi terkait kondisi
perekonomian Sulawesi Tenggara kami berharap laporan ini
dapat memperkuat optimisme akan prospek perekonomian
Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Saran serta masukan dari
para pembaca sangat kami harapkan untuk menghasilkan kajian
yang lebih baik ke depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa,
senantiasa melimpahkan keberkahan, kesempurnaan, dan
kemudahan bagi setiap langkah kita dalam berkarya dan
berupaya untuk memajukan perekonomian Indonesia
khususnya Sulawesi Tenggara.
Perkembangan Inflasi DaerahBAB III
3.1. Kondisi Umum Inflasi
3.2. Perkembangan Inflasi Bulanan (Month to Month)
3.3. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year on Year)
3.4. Perkembangan Inflasi Menurut Kota
3.5. Inflasi Triwulan II 2021
3.6. Upaya Pengendalian Inflasi
22
23
23
25
26
27
viiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
DAFTAR ISI
Ekonomi Makro RegionalBAB I
Visi Misi Bank Indonesia
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik
Ringkasan Eksekutif
Tabel Indikator Ekonomi
iii
iv
vi
viii
ix
xii
xvi
1.1. Kondisi Umum
1.2. Sisi Permintaan
1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga
1.2.2. Konsumsi Pemerintah
1.2.3. Investasi
1.2.4. Ekspor dan Impor
1.3. Sisi Penawaran: Lapangan Usaha Utama
1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
1.3.2. Pertambangan dan Penggalian
1.3.3. Industri Pengolahan
1.3.4. Perdagangan Besar dan Eceran
1.3.5. Konstruksi
1.4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Lapangan Usaha
Pertambangan
Keuangan PemerintahBAB II
2.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Di
Sulawesi Tenggara
2.2. Perkembangan Realisasi Anggaran APBD
2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi
2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi
2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
2.3. Perkembangan Realisasi Anggaran APBN
2.3.1. Realisasi APBN Provinsi
2.3.2. Realisasi Anggaran Dana Desa
14
14
14
15
16
18
18
18
2
3
3
4
4
5
6
7
8
8
9
9
10
vi Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Stabilitas Keuangan DaerahBAB IV
4.1. Gambaran Umum Stabilitas Keuangan Daerah
4.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi SektorRumah
Tangga
4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan
4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
4.3. Asesmen Sektor Korporasi
4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
4.3.2. Kinerja Korporasi
4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
4.4. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) dI
Sulawesi Tenggara
4.4.1. Aset Bank Umum
4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
4.4.3. Penyaluran Kredit
4.4.4. Perbankan Syariah
4.5. Akses Keuangan
4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.2. Akses Keuangan Kepada Penduduk
34
34
34
35
36
38
38
38
39
41
41
42
43
45
46
46
47
Sistem Pembayaran& Pengelolaan Uang Rupiah
BAB V
5.1. GAMBARAN UMUM
5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai
5.2.1. Perkembangan Transaksi Kliring
5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGS
5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)
5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan
Bank (KUPVA-BB)
5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)
5.3. Pengelolaan Uang Tunai
5.3.1. Aliran Uang Kartal
5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli
52
52
53
54
54
56
56
57
57
58
58
Kondisi Tenaga Kerja& Kesejahteraan
BAB VI
64
64
66
6.1 Gambaran Umum
6.2 Ketenagakerjaan
6.3 Kesejahteraan
Prospek Perekonomian DaerahBAB VII
72
72
72
73
74
7.1. Prospek Perekonomian Global dan Nasional
7.1.1. Prospek Perekonomian Global
7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional
7.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara
7.3. Prospek Inflasi Sulawesi Tenggara
Perkembangan Inflasi DaerahBAB III
3.1. Kondisi Umum Inflasi
3.2. Perkembangan Inflasi Bulanan (Month to Month)
3.3. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year on Year)
3.4. Perkembangan Inflasi Menurut Kota
3.5. Inflasi Triwulan II 2021
3.6. Upaya Pengendalian Inflasi
22
23
23
25
26
27
viiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
DAFTAR ISI
Ekonomi Makro RegionalBAB I
Visi Misi Bank Indonesia
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik
Ringkasan Eksekutif
Tabel Indikator Ekonomi
iii
iv
vi
viii
ix
xii
xvi
1.1. Kondisi Umum
1.2. Sisi Permintaan
1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga
1.2.2. Konsumsi Pemerintah
1.2.3. Investasi
1.2.4. Ekspor dan Impor
1.3. Sisi Penawaran: Lapangan Usaha Utama
1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
1.3.2. Pertambangan dan Penggalian
1.3.3. Industri Pengolahan
1.3.4. Perdagangan Besar dan Eceran
1.3.5. Konstruksi
1.4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Lapangan Usaha
Pertambangan
Keuangan PemerintahBAB II
2.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Di
Sulawesi Tenggara
2.2. Perkembangan Realisasi Anggaran APBD
2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi
2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi
2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
2.3. Perkembangan Realisasi Anggaran APBN
2.3.1. Realisasi APBN Provinsi
2.3.2. Realisasi Anggaran Dana Desa
14
14
14
15
16
18
18
18
2
3
3
4
4
5
6
7
8
8
9
9
10
vi Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Stabilitas Keuangan DaerahBAB IV
4.1. Gambaran Umum Stabilitas Keuangan Daerah
4.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi SektorRumah
Tangga
4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan
4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
4.3. Asesmen Sektor Korporasi
4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
4.3.2. Kinerja Korporasi
4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
4.4. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) dI
Sulawesi Tenggara
4.4.1. Aset Bank Umum
4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
4.4.3. Penyaluran Kredit
4.4.4. Perbankan Syariah
4.5. Akses Keuangan
4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.2. Akses Keuangan Kepada Penduduk
34
34
34
35
36
38
38
38
39
41
41
42
43
45
46
46
47
Sistem Pembayaran& Pengelolaan Uang Rupiah
BAB V
5.1. GAMBARAN UMUM
5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai
5.2.1. Perkembangan Transaksi Kliring
5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGS
5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)
5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan
Bank (KUPVA-BB)
5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)
5.3. Pengelolaan Uang Tunai
5.3.1. Aliran Uang Kartal
5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli
52
52
53
54
54
56
56
57
57
58
58
Kondisi Tenaga Kerja& Kesejahteraan
BAB VI
64
64
66
6.1 Gambaran Umum
6.2 Ketenagakerjaan
6.3 Kesejahteraan
Prospek Perekonomian DaerahBAB VII
72
72
72
73
74
7.1. Prospek Perekonomian Global dan Nasional
7.1.1. Prospek Perekonomian Global
7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional
7.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara
7.3. Prospek Inflasi Sulawesi Tenggara
Daftar Tabel
23
24
25
26
41
41
44
44
64
68
3
7
15
16
17
18
18
Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi
Permintaan
Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi
Penawaran
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara
Kumulatif Triwulan I 2021
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja
Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
Pendapatan dan Belanja APBD per
Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021
Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada
Triwulan I 2021
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok
Barang/Jasa (%, mtm)
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan
Sulawesi Tenggara
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok
Barang & Jasa (%, yoy)
Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota
Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi
Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten
Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten
Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi
Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun
Ke Atas Di Sulawesi Tenggara
Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi
Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020
viii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Daftar Grafik
10
10
14
14
14
17
17
22
22
22
22
25
25
26
26
34
34
34
34
35
35
35
35
36
36
36
36
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
5
6
6
6
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
9
10
10
10
Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi
Tenggara Triwulan I 2021
Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I
2021
Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan
Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)
Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor
Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Sulawesi Tenggara
Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per
Sektor
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri
Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara
Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara
Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara
Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank
Indonesia
Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara
Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara
Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara
Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei
Bank Indonesia
Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara
Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan
Sulawesi Tenggara
Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi
Sulawesi Tenggara
Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi
dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan
APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi
Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama
Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi
Tenggara
Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari
Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara
Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara
Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota
Kendari dan Kota Baubau
Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan
Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap
PDRB Sulawesi Tenggara
Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit
dan DPK Sulawesi Tenggara
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara
Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara
Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara
Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT
Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT
Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT
ixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Daftar Tabel
23
24
25
26
41
41
44
44
64
68
3
7
15
16
17
18
18
Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi
Permintaan
Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi
Penawaran
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara
Kumulatif Triwulan I 2021
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja
Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
Pendapatan dan Belanja APBD per
Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021
Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada
Triwulan I 2021
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok
Barang/Jasa (%, mtm)
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan
Sulawesi Tenggara
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok
Barang & Jasa (%, yoy)
Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota
Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi
Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten
Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten
Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi
Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun
Ke Atas Di Sulawesi Tenggara
Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi
Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020
viii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Daftar Grafik
10
10
14
14
14
17
17
22
22
22
22
25
25
26
26
34
34
34
34
35
35
35
35
36
36
36
36
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
5
6
6
6
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
9
10
10
10
Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi
Tenggara Triwulan I 2021
Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I
2021
Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan
Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)
Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor
Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Sulawesi Tenggara
Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per
Sektor
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi
Tenggara
Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri
Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara
Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara
Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara
Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank
Indonesia
Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara
Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara
Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara
Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei
Bank Indonesia
Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara
Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan
Sulawesi Tenggara
Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi
Sulawesi Tenggara
Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi
dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan
APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi
Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama
Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi
Tenggara
Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari
Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara
Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara
Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota
Kendari dan Kota Baubau
Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan
Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap
PDRB Sulawesi Tenggara
Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit
dan DPK Sulawesi Tenggara
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara
Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara
Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara
Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT
Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT
Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT
ixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Daftar Grafik
52
52
52
52
53
53
53
53
54
54
54
54
55
55
55
55
55
55
56
56
56
56
57
57
57
57
37
37
37
37
37
37
38
38
38
39
39
40
40
40
40
42
42
43
43
43
43
45
45
46
46
46
46
46
46
47
47
47
47
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit
Grafik 4.14 NPL KPR
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit
Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB
Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna
Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor
Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison
Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan
Korporasi di Sulawesi Tenggara
Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan
Korporasi di Sulawesi Tenggara
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi
Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di
Perbankan Sulawesi Tenggara
Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara
Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara
Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah
Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah
Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah
Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM
Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara
Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja
Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran
Nontunai di Sulawesi Tenggara
Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran
Nontunai Sulawesi Tenggara
Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring
Debet Penyerahan di Sultra
Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten
Grafik 5.12 P e r k e m b a n g a n Tr a n s a k s i K l i r i n g P e r
Kota/Kabupaten
Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar
Negeri
Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar
Negeri
Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik
Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik
Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan
Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.22 qPersebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota
Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD
Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi
Tenggara
x Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Daftar Grafik
57
58
58
64
65
65
65
66
66
67
67
67
67
72
73
73
74
74
Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas
Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas
Keliling di Sulawesi Tenggara
Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan
Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan
Lapangan Pekerjaan
Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja
Berdasarkan Sektor Usaha
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga
Kerja
Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan
Kerja Sulawesi Tenggara
Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi
Tenggara
Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi
Tenggara
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen
Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi
Tenggara
Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen
Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia
Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao
xiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Daftar Grafik
52
52
52
52
53
53
53
53
54
54
54
54
55
55
55
55
55
55
56
56
56
56
57
57
57
57
37
37
37
37
37
37
38
38
38
39
39
40
40
40
40
42
42
43
43
43
43
45
45
46
46
46
46
46
46
47
47
47
47
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit
Grafik 4.14 NPL KPR
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit
Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB
Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna
Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor
Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison
Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan
Korporasi di Sulawesi Tenggara
Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan
Korporasi di Sulawesi Tenggara
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi
Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di
Perbankan Sulawesi Tenggara
Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara
Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara
Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah
Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah
Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah
Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM
Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara
Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi
Tenggara
Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja
Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran
Nontunai di Sulawesi Tenggara
Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran
Nontunai Sulawesi Tenggara
Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring
Debet Penyerahan di Sultra
Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten
Grafik 5.12 P e r k e m b a n g a n Tr a n s a k s i K l i r i n g P e r
Kota/Kabupaten
Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar
Negeri
Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar
Negeri
Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik
Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik
Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan
Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.22 qPersebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota
Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD
Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi
Tenggara
Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di
Sulawesi Tenggara
Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi
Tenggara
x Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Daftar Grafik
57
58
58
64
65
65
65
66
66
67
67
67
67
72
73
73
74
74
Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas
Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas
Keliling di Sulawesi Tenggara
Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan
Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan
Lapangan Pekerjaan
Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja
Berdasarkan Sektor Usaha
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga
Kerja
Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan
Kerja Sulawesi Tenggara
Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi
Tenggara
Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi
Tenggara
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen
Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi
Tenggara
Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen
Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia
Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao
xiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Secara agregat pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami perbaikan dan
berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode
laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy).
Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong oleh
perbaikan konsumsi RT, investasi serta penurunan impor. Disatu sisi kinerja ekspor tercatat mengalami
perlambatan meskipun secara pertumbuhan masih dalam level pertumbuhan yang tinggi. Sementara itu,
dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh
meningkatnya pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian, lapangan
usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
RINGKASANEKSEKUTIF
Perekonomian Sulawesi
Tenggara mengalami
pertumbuhan pada triwulan
I 2021. Peningkatan
aktivitas masyarakat dan
perbaikan sebagian besar
lapangan usaha utama
mendorong perbaikan
perekonomian Sulawesi
Tenggara pada periode
tersebut
Pada triwulan I 2021, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar
14,42% dari rencana APBD Provinsi Tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya sebesar 13,70%. Demikian juga secara nominal, realisasi pendapatan tersebut
mengalami peningkatan sebesar Rp28,78 miliar dari sebelumnya Rp570,79 miliar menjadi Rp599,57
miliar. Peningkatan juga terjadi pada penyerapan realisasi belanja APBD yang mengalami peningkatan
dari 4,99% pada triwulan I 2020 menjadi 5,86% pada periode laporan. Realisasi belanja APBN tercatat
sebesar 18,33% dari pagu anggaran, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan
serapan 11,83%. Tingginya serapan tersebut didorong oleh realisasi belanja modal dan belanja barang
masing-masing 23,41% dan 13,46%. Secara nominal, penyerapan anggaran belanja APBN Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021 juga mengalami peningkatan sebesar Rp543,21 miliar dari periode yang
sama tahun sebelumnya.
Keuangan PemerintahRealisasi pendapatan dan
belanja pada APBD serta
realisasi belanja pada APBN
di Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan
xii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas
dan daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan inflasi pada
triwulan I 2021. Selain itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun
curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode laporan yang mendorong
peningkatan harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran. Upaya pengendalian inflasi
yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya menjaga kestabilan
harga dan pasokan menjelang perayaan Bulan ramadhan dan HBKN melalui berbagai kegiatan, seperti
sidak pasar dan operasi pangan murah, pengembangan program klaster, serta inisiasi kerjasama
antardaerah.
Inflasi DaerahTekanan inflasi tahunan
Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan
pada triwulan I 2021 dengan
capaian sebesar 1,87% (yoy)
Pada triwulan I 2021 pertumbuhan kredit menurut lokasi proyek mencatatkan kontraksi sebesar 0,35%
(yoy), belum terlihat perbaikan jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar yang tumbuh sebesar
5,53% (yoy). Meskipun demikian, dari sisi risiko kondisi Sultra masih relatif terjaga dengan mencatatkan
rasio NPL dibawah 5% meskipun tercatat terjadi kenaikan dari sebelumnya 1,96% menjadi 2,06% pada
triwulan I 2021. Hal ini karena sebagian besar kondisi lapangan usaha yang masih mengalami tekanan
selama pandemi Covid-19. Disisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga di perbankan Sulawesi Tenggara
tercatat mengalami peningkatan dari tumbuh sebesar 18,37% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 21,34%
(yoy) pada triwulan I 2021.
Stabilitas Keuangan DaerahStimulus pemerintah dan
otoritas terkait belum
mampu mendorong
pemulihan kinerja lembaga
keuangan di Sultra.
Meskipun demikian,
stabilitas keuangan daerah
masih terjaga.
Selama triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi nominal mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari nominal transaksi BI RTGS dan SKNBI
pada triwulan I 2021 sebesar Rp6,47 triliun, turun sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun, namun mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan triwulan I 2020 sebesar 28,51% (yoy). Transaksi nontunai secara nominal
didominasi oleh penggunaan RTGS sebesar 65,16% dan sisanya sebesar 34,84% menggunakan SKNBI.
Disisi lain, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021 mencatatkan net-inflow sebesar Rp1,52
triliun, dengan detail inflow sebesar Rp1,76 triliun atau tumbuh 19,86% (yoy) dibandingkan inflow yang
terjadi pada triwulan I 2020 yang sebesar Rp1,47 triliun yang menandakan kegiatan ekonomi masyarakat
masih tertahan dikarenakan kebutuhan uang di masyarakat cenderung menurun. Pada Triwulan I 2021,
jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi Tenggara sebanyak 6.159 agen, mengalami
peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau tumbuh sebesar
31,10% (yoy). Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI Sultra
meningkatkan kerja sama dengan perbankan terutama untuk penyediaan uang layak edar kepada
masyarakat. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk mengurangi aktivitas kas keliling guna
mencegah terjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.
Sistem Pembayaran dan Pengelolaan UangKegiatan transaksi baik
tunai maupun nontunai di
Sulawesi Tenggara
cenderung mengalami
penurunan dibandingkan
dengan triwulan
sebelumnya. Kondisi
tersebut sejalan dengan
pola historis pada triwulan
sebelumnya yang
merupakan periode puncak,
sehingga mengalami
moderasi pada triwulan I
2021.
xiiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Kinerja ketenagakerjaan masyarakat Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya dan beberapa indikator masih berada pada level pesimis. Hal tersebut
dipengaruhi oleh belum kembali normalnya kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan,
serta efisiensi oleh penyedia lapangan pekerjaan yang menyebabkan jumlah penyerapan tenaga kerja
yang masih berada dibawah peningkatan jumlah angkatan kerja, sehingga berimplikasi pada
peningkatan tingkat pengangguran. Demikian juga dari sisi kesejahteraan masyarakat Sulawesi
Tenggara pada triwulan I yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang
terlihat dari indeks penghasilan masyarakat yang mengalami penurunan. Hal ini juga sejalan dengan
penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode tersebut dan penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
tercatat mengalami peningkatan.
Kondisi Tenaga Kerja dan KesejahteraanKondisi ketenagakerjaan
terindikasi mengalami
penurunan dan masih berada
pada level pesimis. Selain itu,
tingkat kesejahteraan
masyarakat juga terpantau
mengalami penurunan.
Secara agregat pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami perbaikan dan
berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode
laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy).
Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong oleh
perbaikan konsumsi RT, investasi serta penurunan impor. Disatu sisi kinerja ekspor tercatat mengalami
perlambatan meskipun secara pertumbuhan masih dalam level pertumbuhan yang tinggi. Sementara itu,
dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh
meningkatnya pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian, lapangan
usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
RINGKASANEKSEKUTIF
Perekonomian Sulawesi
Tenggara mengalami
pertumbuhan pada triwulan
I 2021. Peningkatan
aktivitas masyarakat dan
perbaikan sebagian besar
lapangan usaha utama
mendorong perbaikan
perekonomian Sulawesi
Tenggara pada periode
tersebut
Pada triwulan I 2021, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar
14,42% dari rencana APBD Provinsi Tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya sebesar 13,70%. Demikian juga secara nominal, realisasi pendapatan tersebut
mengalami peningkatan sebesar Rp28,78 miliar dari sebelumnya Rp570,79 miliar menjadi Rp599,57
miliar. Peningkatan juga terjadi pada penyerapan realisasi belanja APBD yang mengalami peningkatan
dari 4,99% pada triwulan I 2020 menjadi 5,86% pada periode laporan. Realisasi belanja APBN tercatat
sebesar 18,33% dari pagu anggaran, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan
serapan 11,83%. Tingginya serapan tersebut didorong oleh realisasi belanja modal dan belanja barang
masing-masing 23,41% dan 13,46%. Secara nominal, penyerapan anggaran belanja APBN Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021 juga mengalami peningkatan sebesar Rp543,21 miliar dari periode yang
sama tahun sebelumnya.
Keuangan PemerintahRealisasi pendapatan dan
belanja pada APBD serta
realisasi belanja pada APBN
di Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan
xii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas
dan daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan inflasi pada
triwulan I 2021. Selain itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun
curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode laporan yang mendorong
peningkatan harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran. Upaya pengendalian inflasi
yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya menjaga kestabilan
harga dan pasokan menjelang perayaan Bulan ramadhan dan HBKN melalui berbagai kegiatan, seperti
sidak pasar dan operasi pangan murah, pengembangan program klaster, serta inisiasi kerjasama
antardaerah.
Inflasi DaerahTekanan inflasi tahunan
Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan
pada triwulan I 2021 dengan
capaian sebesar 1,87% (yoy)
Pada triwulan I 2021 pertumbuhan kredit menurut lokasi proyek mencatatkan kontraksi sebesar 0,35%
(yoy), belum terlihat perbaikan jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar yang tumbuh sebesar
5,53% (yoy). Meskipun demikian, dari sisi risiko kondisi Sultra masih relatif terjaga dengan mencatatkan
rasio NPL dibawah 5% meskipun tercatat terjadi kenaikan dari sebelumnya 1,96% menjadi 2,06% pada
triwulan I 2021. Hal ini karena sebagian besar kondisi lapangan usaha yang masih mengalami tekanan
selama pandemi Covid-19. Disisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga di perbankan Sulawesi Tenggara
tercatat mengalami peningkatan dari tumbuh sebesar 18,37% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 21,34%
(yoy) pada triwulan I 2021.
Stabilitas Keuangan DaerahStimulus pemerintah dan
otoritas terkait belum
mampu mendorong
pemulihan kinerja lembaga
keuangan di Sultra.
Meskipun demikian,
stabilitas keuangan daerah
masih terjaga.
Selama triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi nominal mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari nominal transaksi BI RTGS dan SKNBI
pada triwulan I 2021 sebesar Rp6,47 triliun, turun sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun, namun mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan triwulan I 2020 sebesar 28,51% (yoy). Transaksi nontunai secara nominal
didominasi oleh penggunaan RTGS sebesar 65,16% dan sisanya sebesar 34,84% menggunakan SKNBI.
Disisi lain, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021 mencatatkan net-inflow sebesar Rp1,52
triliun, dengan detail inflow sebesar Rp1,76 triliun atau tumbuh 19,86% (yoy) dibandingkan inflow yang
terjadi pada triwulan I 2020 yang sebesar Rp1,47 triliun yang menandakan kegiatan ekonomi masyarakat
masih tertahan dikarenakan kebutuhan uang di masyarakat cenderung menurun. Pada Triwulan I 2021,
jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi Tenggara sebanyak 6.159 agen, mengalami
peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau tumbuh sebesar
31,10% (yoy). Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI Sultra
meningkatkan kerja sama dengan perbankan terutama untuk penyediaan uang layak edar kepada
masyarakat. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk mengurangi aktivitas kas keliling guna
mencegah terjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.
Sistem Pembayaran dan Pengelolaan UangKegiatan transaksi baik
tunai maupun nontunai di
Sulawesi Tenggara
cenderung mengalami
penurunan dibandingkan
dengan triwulan
sebelumnya. Kondisi
tersebut sejalan dengan
pola historis pada triwulan
sebelumnya yang
merupakan periode puncak,
sehingga mengalami
moderasi pada triwulan I
2021.
xiiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Kinerja ketenagakerjaan masyarakat Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami penurunan
dibandingkan periode sebelumnya dan beberapa indikator masih berada pada level pesimis. Hal tersebut
dipengaruhi oleh belum kembali normalnya kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan,
serta efisiensi oleh penyedia lapangan pekerjaan yang menyebabkan jumlah penyerapan tenaga kerja
yang masih berada dibawah peningkatan jumlah angkatan kerja, sehingga berimplikasi pada
peningkatan tingkat pengangguran. Demikian juga dari sisi kesejahteraan masyarakat Sulawesi
Tenggara pada triwulan I yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang
terlihat dari indeks penghasilan masyarakat yang mengalami penurunan. Hal ini juga sejalan dengan
penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode tersebut dan penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
tercatat mengalami peningkatan.
Kondisi Tenaga Kerja dan KesejahteraanKondisi ketenagakerjaan
terindikasi mengalami
penurunan dan masih berada
pada level pesimis. Selain itu,
tingkat kesejahteraan
masyarakat juga terpantau
mengalami penurunan.
xiv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan
tahun 2020 dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni dalam range 3,0% -
4,0%. Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap penanganan Covid-19
diperkirakan akan terus mendorong kenaikan aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah
perkiraan perbaikan kondisi pendapatan. Perbaikan juga didorong oleh konsumsi pemerintah juga
diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh kembali berlanjutnya pembangunan proyek-
proyek pemerintah yang sempat tertunda pada masa pandemi, serta peningkatan berbagai kegiatan
MICE. Selain itu, kinerja ekspor juga diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan kinerja industri
Besi dan Baja, serta industri pengolahan makanan. Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan
diperkirakan akan terjadi pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha pertanian,
lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan. Di sisi
lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi
nasional yaitu sebesar 3,0% ± 1%, namun sedikit lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Peningkatan aktivitas dan daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik diperkirakan
menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.
Prospek PerekonomianPertumbuhan ekonomi
Sultra pada tahun 2021
diperkirakan mengalami
peningkatan. Sejalan
dengan hal tersebut, inflasi
juga diperkirakan akan
mengalami peningkatan
namun masih berada dalam
sasaran target inflasi
nasional.
xiv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan
tahun 2020 dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni dalam range 3,0% -
4,0%. Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap penanganan Covid-19
diperkirakan akan terus mendorong kenaikan aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah
perkiraan perbaikan kondisi pendapatan. Perbaikan juga didorong oleh konsumsi pemerintah juga
diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh kembali berlanjutnya pembangunan proyek-
proyek pemerintah yang sempat tertunda pada masa pandemi, serta peningkatan berbagai kegiatan
MICE. Selain itu, kinerja ekspor juga diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan kinerja industri
Besi dan Baja, serta industri pengolahan makanan. Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan
diperkirakan akan terjadi pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha pertanian,
lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan. Di sisi
lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi
nasional yaitu sebesar 3,0% ± 1%, namun sedikit lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Peningkatan aktivitas dan daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik diperkirakan
menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.
Prospek PerekonomianPertumbuhan ekonomi
Sultra pada tahun 2021
diperkirakan mengalami
peningkatan. Sejalan
dengan hal tersebut, inflasi
juga diperkirakan akan
mengalami peningkatan
namun masih berada dalam
sasaran target inflasi
nasional.
TABELINDIKATOR
INDIKATORI II
2019
III IV I
2020
II III IV
PDRB dan IHK
xviii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Sumber : BPS
1)Indeks Harga Konsumen
- Kendari
- Baubau
1)Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)
- Sulawesi Tenggara
PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik, Gas
5. Pengadaan Air
6. Konstruksi
7. Perdagangan Besar & Eceran,
8. Transportasi dan Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi
11. Jasa Keuangan
12. Real Estate
13. Jasa Perusahaan
14. Adm Pemerintahan,
15. Jasa Pendidikan
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17. Jasa Lainnya
PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
5. Perubahan Inventori
6. Ekspor
7. Impor
Total PDRB (Rp Miliar)
Pertumbuhan PDRB (%, yoy)
129,1
136,5
2,60
5.169
4.519
1.403
11
41
2.665
2.731
996
128
574
493
326
46
1.075
1.084
220
322
10.603
254
2.622
8.764
(60)
5.208
5.586
21.805
6,4
135,4
137,7
3,49
5.442
4.921
1.510
12
42
2.910
2.999
1.074
129
580
511
342
50
1.127
1.087
225
328
11.059
268
3.322
9.479
(57)
6.338
7.118
23.290
6,3
135,4
137,7
3,49
5.442
4.921
1.510
12
42
2.910
2.999
1.074
129
580
511
342
50
1.127
1.087
225
328
11.059
268
3.322
9.479
(57)
6.338
7.118
23.290
6,3
132,6
138,5
2,70
5.606
5.292
1.454
12
44
3.311
3.197
1.184
145
602
560
363
52
1.248
1.142
239
336
11.348
264
3.680
10.429
(127)
7.354
8.162
24.786
6,9
103,2
102,3
0,99
5.400
4.766
1.525
12
44
2.692
2.851
1.022
133
616
537
352
47
1.088
1.144
241
324
11.140
246
2.619
9.012
94
6.556
6.872
22.794
4,5
104,8
103,2
(0,15)
5.443
4.623
1.487
11
45
2.793
2.819
936
116
635
508
347
45
1.186
1.160
240
304
10.779
245
3.230
9.010
(105)
7.066
7.526
22.699
(2,5)
105,6
103,9
1,43
5.370
4.916
1.576
11
44
3.207
2.918
1.062
132
639
536
343
49
1.192
1.193
251
317
11.104
259
3.552
9.754
314
9.531
10.757
23.756
(1,8)
105,3
104,8
1,33
5.484
4.909
1.700
13
44
3.300
2.905
1.136
138
639
571
344
49
1.281
1.151
256
320
11.232
263
3.545
10.135
(145)
14.096
14.886
24.241
(2,2)
1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018
I
105,3
104,2
1,87
5.482
4.513
1.586
13
44
2.728
2.871
1.005
135
630
559
353
47
1.123
1.145
248
314
11.090
241
2.542
9.000
101
11.476
11.655
22.795
0,1
2021
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah 1) Lokasi Bank
INDIKATOR
PERBANKAN
Total Asset (Rp miliar)
- Bank Konvensional
- Bank Syariah
Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar)
- Giro
- Tabungan
- Deposito
1) Kredit Bank Umum (Rp miliar)
- Modal Kerja
- Investasi
- Konsumsi
NPL Bank Umum(%)
LDR (%)
KAS (RP MILIAR)
- Inflow
- Outflow
- Net (Inflow - Outflow)
KLIRING
- Volume (ribu transaksi)
- Nominal (Rp miliar)
RTGS DARI PERBANKAN SULTRA
- Volume (transaksi)
- Nominal (Rp miliar)
I II
2019
29.965
28.499
1.466
20.739
4.630
10.114
5.995
23.792
6.225
2.488
15.079
2,42
113
1.440
416
1.024
48
1.660
662
1.110
31.078
29.531
1.547
21.661
5.935
10.341
5.385
24.456
6.481
2.564
15.411
2,52
108
1.560
1.494
66
49
1.719
634
2.015
III
32.116
30.455
1.661
22.166
5.598
10.629
5.939
25.045
6.635
2.657
15.754
2,51
113
868
1.011
(143)
55
1.911
2.180
4.136
IV
34.027
32.401
1.626
21.914
3.202
12.493
6.219
25.528
6.650
2.640
16.237
2,33
116
413
2.135
(1.723)
62
2.360
2.901
5.477
I
32.339
30.593
1.747
21.014
4.527
11.087
5.400
26.036
6.899
2.672
16.465
2,65
124
1.466
316
1.150
53
2.145
2.091
2.895
2020
II
33.594
31.782
1.812
22.891
4.529
11.887
6.475
25.845
6.815
2.599
16.431
2,55
113
831
1.455
(624)
49
1.950
2.138
2.921
III
35.391
33.476
1.915
25.880
5.757
12.606
7.517
26.454
7.323
2.592
16.539
2,27
102
731
1.108
(378)
56
2.157
2.535
2.981
IV
37.210
35.170
2.040
25.940
3.454
14.512
7.975
27.258
7.856
2.637
16.766
1,96
105
325
2.249
(1.924)
66
2.510
3.559
4.159
Perbankan & Sistem Pembayaran
xixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
I
36.114
33.968
2.146
25.497
4.793
13.755
6.948
27.717
8.104
2.728
16.884
2,06
108
1.757
238
1.519
72
2.021
3.451
3.780
2021
TABELINDIKATOR
INDIKATORI II
2019
III IV I
2020
II III IV
PDRB dan IHK
xviii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Sumber : BPS
1)Indeks Harga Konsumen
- Kendari
- Baubau
1)Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)
- Sulawesi Tenggara
PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik, Gas
5. Pengadaan Air
6. Konstruksi
7. Perdagangan Besar & Eceran,
8. Transportasi dan Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi
11. Jasa Keuangan
12. Real Estate
13. Jasa Perusahaan
14. Adm Pemerintahan,
15. Jasa Pendidikan
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17. Jasa Lainnya
PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
5. Perubahan Inventori
6. Ekspor
7. Impor
Total PDRB (Rp Miliar)
Pertumbuhan PDRB (%, yoy)
129,1
136,5
2,60
5.169
4.519
1.403
11
41
2.665
2.731
996
128
574
493
326
46
1.075
1.084
220
322
10.603
254
2.622
8.764
(60)
5.208
5.586
21.805
6,4
135,4
137,7
3,49
5.442
4.921
1.510
12
42
2.910
2.999
1.074
129
580
511
342
50
1.127
1.087
225
328
11.059
268
3.322
9.479
(57)
6.338
7.118
23.290
6,3
135,4
137,7
3,49
5.442
4.921
1.510
12
42
2.910
2.999
1.074
129
580
511
342
50
1.127
1.087
225
328
11.059
268
3.322
9.479
(57)
6.338
7.118
23.290
6,3
132,6
138,5
2,70
5.606
5.292
1.454
12
44
3.311
3.197
1.184
145
602
560
363
52
1.248
1.142
239
336
11.348
264
3.680
10.429
(127)
7.354
8.162
24.786
6,9
103,2
102,3
0,99
5.400
4.766
1.525
12
44
2.692
2.851
1.022
133
616
537
352
47
1.088
1.144
241
324
11.140
246
2.619
9.012
94
6.556
6.872
22.794
4,5
104,8
103,2
(0,15)
5.443
4.623
1.487
11
45
2.793
2.819
936
116
635
508
347
45
1.186
1.160
240
304
10.779
245
3.230
9.010
(105)
7.066
7.526
22.699
(2,5)
105,6
103,9
1,43
5.370
4.916
1.576
11
44
3.207
2.918
1.062
132
639
536
343
49
1.192
1.193
251
317
11.104
259
3.552
9.754
314
9.531
10.757
23.756
(1,8)
105,3
104,8
1,33
5.484
4.909
1.700
13
44
3.300
2.905
1.136
138
639
571
344
49
1.281
1.151
256
320
11.232
263
3.545
10.135
(145)
14.096
14.886
24.241
(2,2)
1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018
I
105,3
104,2
1,87
5.482
4.513
1.586
13
44
2.728
2.871
1.005
135
630
559
353
47
1.123
1.145
248
314
11.090
241
2.542
9.000
101
11.476
11.655
22.795
0,1
2021
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah 1) Lokasi Bank
INDIKATOR
PERBANKAN
Total Asset (Rp miliar)
- Bank Konvensional
- Bank Syariah
Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar)
- Giro
- Tabungan
- Deposito
1) Kredit Bank Umum (Rp miliar)
- Modal Kerja
- Investasi
- Konsumsi
NPL Bank Umum(%)
LDR (%)
KAS (RP MILIAR)
- Inflow
- Outflow
- Net (Inflow - Outflow)
KLIRING
- Volume (ribu transaksi)
- Nominal (Rp miliar)
RTGS DARI PERBANKAN SULTRA
- Volume (transaksi)
- Nominal (Rp miliar)
I II
2019
29.965
28.499
1.466
20.739
4.630
10.114
5.995
23.792
6.225
2.488
15.079
2,42
113
1.440
416
1.024
48
1.660
662
1.110
31.078
29.531
1.547
21.661
5.935
10.341
5.385
24.456
6.481
2.564
15.411
2,52
108
1.560
1.494
66
49
1.719
634
2.015
III
32.116
30.455
1.661
22.166
5.598
10.629
5.939
25.045
6.635
2.657
15.754
2,51
113
868
1.011
(143)
55
1.911
2.180
4.136
IV
34.027
32.401
1.626
21.914
3.202
12.493
6.219
25.528
6.650
2.640
16.237
2,33
116
413
2.135
(1.723)
62
2.360
2.901
5.477
I
32.339
30.593
1.747
21.014
4.527
11.087
5.400
26.036
6.899
2.672
16.465
2,65
124
1.466
316
1.150
53
2.145
2.091
2.895
2020
II
33.594
31.782
1.812
22.891
4.529
11.887
6.475
25.845
6.815
2.599
16.431
2,55
113
831
1.455
(624)
49
1.950
2.138
2.921
III
35.391
33.476
1.915
25.880
5.757
12.606
7.517
26.454
7.323
2.592
16.539
2,27
102
731
1.108
(378)
56
2.157
2.535
2.981
IV
37.210
35.170
2.040
25.940
3.454
14.512
7.975
27.258
7.856
2.637
16.766
1,96
105
325
2.249
(1.924)
66
2.510
3.559
4.159
Perbankan & Sistem Pembayaran
xixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
I
36.114
33.968
2.146
25.497
4.793
13.755
6.948
27.717
8.104
2.728
16.884
2,06
108
1.757
238
1.519
72
2.021
3.451
3.780
2021
1.1. KONDISI UMUM
2 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2021
Sulawesi, Maluku, Papua
3,26%
Tw I'21 ≥ Tw I'20
Tw I’21 ≤ Tw I’20
Sumatera
-0,86%
Jawa -0,83%
Balinusra -5,16%
Kalimantan
-2,23%
Aceh : -1,95%
Sumut : -1,85%
Riau : 0,41%
Sumbar : -0,16%
Lampung : -2,10%
Kepri : -1,19%
Bengkulu : -1,58%
Kep. Babel : 0,97%
Sumsel : 0,41%
Jambi : 0,33%
Kalbar : -0,10%
Kalsel : -1,25%
Kaltim : -2,96%
Kalteng : -3,12%
Kaltara : -1,91%
Banten : -0,39%
Jakarta : -1,65%
Jabar : -0,83%
Jateng : -0,87%
Yogyakarta : 6,14%
Jatim : 0,44%
Bali : -9,85%
Ntb : -1,13%
Ntt : 0,12%
Sulut : 1,87%
Gorontalo : -1,98%
Sulteng : 6,26%
Sulbar : -1,20%
Sulsel : -0,21%
Sultra : -0,06%
Maluku : -1,88%
Maluku Utara : 13,45%
Papua : 14,28%
Papua Barat : 1,47%
3,26%-0,83% -5,16%-2,23%Sumatera
-0,86%
Sulawesi,Maluku, Papua Jawa Balinusra Kalimantan
NASIONAL : -0,74% (YoY)
SUMBER: BPS, DIOLAH
% YOY
Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONALPERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA
Sultra2019 = 6,50%
Sultra2020 = -0,65% 0,06%
-0,74%
-8,0%
-6,0%
-4,0%
-2,0%
0,0%
2,0%
4,0%
6,0%
8,0%
Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I 2021
SUMBER: BPS, ADHB, DIOLAH
Pertanian 25,01%
Pertambangan 19,72%
Perdagangan 12,58%
Konstruksi 12,78%
Jasa Pendidikan 4,75%
Adm Pemerintahan 4,92%
Transportasi3,97%
PRIMER SEKUNDERTERSIER
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Ind Pengolahan 7,20%
3BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
1.2.1. Konsumsi Rumah TanggaRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, konsumsi rumah tangga tercatat mengalami
kontraksi sebesar 0,43% (yoy), walaupun masih tumbuh negatif angka
tersebut lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami
kontraksi sebesar 1,02% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut sejalan dengan
perbaikan penanganan Covid-19 antara lain melalui vaksinasi yang mulai
dilakukan yang mendorong peningkatan aktivitas masyarakat pada
periode laporan serta ekspektasi masyarakat. Peningkatan tersebut juga
disertai dengan peningkatan aktivitas lapangan usaha. Peningkatan
aktivitas masyarakat antara lain tercermin dari data Google Mobility Report
Pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami
perbaikan dan berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan
aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode laporan,
perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06%
(yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020
yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy) (Grafik 1.1). Tren perbaikan
ekonomi tersebut juga terjadi hampir pada seluruh provinsi di Indonesia
yang menyebabkan perekonomian Indonesia juga mengalami perbaikan
dan tetap dalam jalur pemulihan meskipun masih mengalami kontraksi
sebesar 0,74% (yoy).
Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada
triwulan I 2021 didorong oleh perbaikan konsumsi dan investasi, serta
penurunan impor. Namun di sisi lain kinerja ekspor tercatat mengalami
perlambatan meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi.
Sementara itu dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan
beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian,
lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.
Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan
Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi
tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga
mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%
pada periode laporan.
Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan
Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi
tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga
mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%
pada periode laporan.
%
Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan
SUMBER: BPS, DIOLAH
KONS. PEMERINTAHKONSUMSI
PERUBAHAN INVENTORIINVESTASI
IMPOREKSPOR
-35,00-30,00-25,00-20,00-15,00-10,00-5,000,005,00
10,0015,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV 20202019I
2021
1.2. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan (komponen pengeluaran pada PDRB), perbaikan
perekonomian yang terjadi pada triwulan I 2021 disebabkan oleh
peningkatan pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan
investasi serta penurunan impor meskipun sedikit tertahan oleh
penurunan kinerja ekspor. Berdasarkan pangsanya, perekonomian
Sulawesi Tenggara didominasi oleh konsumsi rumah tangga, kinerja impor
dan ekspor dengan pangsa masing-masing sebesar 50,7%, 43,1% dan
41,4% (Tabel 1.1).
yang menunjukkan rata-rata aktivitas di toko bahan makanan dan apotek
meningkat dari 13,8% di atas baseline pada triwulan IV 2020 menjadi
sebesar 15,7% di atas baseline pada triwulan I 2021. Kenaikan konsumsi
rumah tangga ini juga selaras dengan kenaikan konsumsi durable goods
dan indeks ekspektasi ekonomi masyarakat dalam Survey Konsumen
Sulawesi Tenggara.
Selain itu berbagai upaya yang dilakukan pemerintah melalui bantuan
sosial juga diperkirakan memiliki dampak positif untuk menjaga
ketahanan keuangan masyarakat yang berujung pada peningkatan
konsumsi. Peningkatan penerimaan juga terlihat dari peningkatan indeks
Yang Diterima dalam NTP sebesar 1,02% (yoy) menjadi sebesar 101,37, lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 100,98
(Grafik 1.5).
Di tengah perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, penyaluran kredit
konsumsi justru mengalami penurunan yang mengindikasikan
masyarakat cenderung self sufficient dan menghindari beban kredit di
masa mendatang. Pada triwulan I 2021, kredit konsumsi tercatat
mengalami kontraksi sebesar 2,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan
periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,32% (yoy) (Grafik 1.6).
Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
KOMPONEN PENGELUARAN
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi LNPRT
Konsumsi Pemerintah
PMTB
Perubahan Inventori
Ekspor
Impor
PDRB
I II
2019
5.65
12.13
3.91
2.89
(116.42)
35.21
11.25
6.38
6.20
12.22
6.54
3.96
(77.90)
66.52
57.40
6.32
III
6.17
7.91
6.81
6.83
6.31
35.79
31.45
6.43
IV
6.20
7.36
5.84
7.19
(4.44)
43.76
37.82
6.86
I
5.05
(3.04)
(2.23)
2.83
(256.67)
25.97
22.22
4.53
2020
II
(2.95)
(8.32)
(4.81)
(4.94)
84.52
11.88
4.71
(2.59)
III
(1.30)
(2.28)
0.02
(3.23)
52.01
40.29
35.99
(1.89)
IV
(1.02)
(0.63)
(2.87)
(2.82)
13.56
92.05
83.10
(2.15)
PANGSA
50.7%
1.0%
11.7%
37.9%
0.5%
41.4%
43.1%
Sumber: BPS, ADHK, diolah Rasio = perbandingan terhadap total PDRB di Tw I 2020LNPRT= Lembaga Non Profit melayani Rumah Tangga PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi);p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara
I
(0.43)
(2.03)
0.68
(0.13)
7.84
75.33
71.92
0.06
2021
18,11 18,22
Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara
KREDIT KONSUMSI GKREDI N U ( B N )T KO S MSI S . KA AN
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-2,68%
4,32%
100,98 101,37
Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)
INDEKS YANG DITERIMA (NTP) GINDEKS YANG DITERIMA (NTP)
RP TRILIUN
SUMBER: BPS, DIOLAH
YOY1,02%
-19,41%
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-25,00%
-20,00%
-15,00%
-10,00%
-5,00%
0,00%
5,00%
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-5,00%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
14,50
15,00
15,50
16,00
16,50
17,00
17,50
18,00
18,50
19,00
1.1. KONDISI UMUM
2 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2021
Sulawesi, Maluku, Papua
3,26%
Tw I'21 ≥ Tw I'20
Tw I’21 ≤ Tw I’20
Sumatera
-0,86%
Jawa -0,83%
Balinusra -5,16%
Kalimantan
-2,23%
Aceh : -1,95%
Sumut : -1,85%
Riau : 0,41%
Sumbar : -0,16%
Lampung : -2,10%
Kepri : -1,19%
Bengkulu : -1,58%
Kep. Babel : 0,97%
Sumsel : 0,41%
Jambi : 0,33%
Kalbar : -0,10%
Kalsel : -1,25%
Kaltim : -2,96%
Kalteng : -3,12%
Kaltara : -1,91%
Banten : -0,39%
Jakarta : -1,65%
Jabar : -0,83%
Jateng : -0,87%
Yogyakarta : 6,14%
Jatim : 0,44%
Bali : -9,85%
Ntb : -1,13%
Ntt : 0,12%
Sulut : 1,87%
Gorontalo : -1,98%
Sulteng : 6,26%
Sulbar : -1,20%
Sulsel : -0,21%
Sultra : -0,06%
Maluku : -1,88%
Maluku Utara : 13,45%
Papua : 14,28%
Papua Barat : 1,47%
3,26%-0,83% -5,16%-2,23%Sumatera
-0,86%
Sulawesi,Maluku, Papua Jawa Balinusra Kalimantan
NASIONAL : -0,74% (YoY)
SUMBER: BPS, DIOLAH
% YOY
Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONALPERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA
Sultra2019 = 6,50%
Sultra2020 = -0,65% 0,06%
-0,74%
-8,0%
-6,0%
-4,0%
-2,0%
0,0%
2,0%
4,0%
6,0%
8,0%
Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I 2021
SUMBER: BPS, ADHB, DIOLAH
Pertanian 25,01%
Pertambangan 19,72%
Perdagangan 12,58%
Konstruksi 12,78%
Jasa Pendidikan 4,75%
Adm Pemerintahan 4,92%
Transportasi3,97%
PRIMER SEKUNDERTERSIER
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Ind Pengolahan 7,20%
3BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
1.2.1. Konsumsi Rumah TanggaRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, konsumsi rumah tangga tercatat mengalami
kontraksi sebesar 0,43% (yoy), walaupun masih tumbuh negatif angka
tersebut lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami
kontraksi sebesar 1,02% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut sejalan dengan
perbaikan penanganan Covid-19 antara lain melalui vaksinasi yang mulai
dilakukan yang mendorong peningkatan aktivitas masyarakat pada
periode laporan serta ekspektasi masyarakat. Peningkatan tersebut juga
disertai dengan peningkatan aktivitas lapangan usaha. Peningkatan
aktivitas masyarakat antara lain tercermin dari data Google Mobility Report
Pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami
perbaikan dan berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan
aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode laporan,
perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06%
(yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020
yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy) (Grafik 1.1). Tren perbaikan
ekonomi tersebut juga terjadi hampir pada seluruh provinsi di Indonesia
yang menyebabkan perekonomian Indonesia juga mengalami perbaikan
dan tetap dalam jalur pemulihan meskipun masih mengalami kontraksi
sebesar 0,74% (yoy).
Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada
triwulan I 2021 didorong oleh perbaikan konsumsi dan investasi, serta
penurunan impor. Namun di sisi lain kinerja ekspor tercatat mengalami
perlambatan meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi.
Sementara itu dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan
beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian,
lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.
Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan
Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi
tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga
mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%
pada periode laporan.
Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan
Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi
tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan
perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga
mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%
pada periode laporan.
%
Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan
SUMBER: BPS, DIOLAH
KONS. PEMERINTAHKONSUMSI
PERUBAHAN INVENTORIINVESTASI
IMPOREKSPOR
-35,00-30,00-25,00-20,00-15,00-10,00-5,000,005,00
10,0015,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV 20202019I
2021
1.2. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan (komponen pengeluaran pada PDRB), perbaikan
perekonomian yang terjadi pada triwulan I 2021 disebabkan oleh
peningkatan pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan
investasi serta penurunan impor meskipun sedikit tertahan oleh
penurunan kinerja ekspor. Berdasarkan pangsanya, perekonomian
Sulawesi Tenggara didominasi oleh konsumsi rumah tangga, kinerja impor
dan ekspor dengan pangsa masing-masing sebesar 50,7%, 43,1% dan
41,4% (Tabel 1.1).
yang menunjukkan rata-rata aktivitas di toko bahan makanan dan apotek
meningkat dari 13,8% di atas baseline pada triwulan IV 2020 menjadi
sebesar 15,7% di atas baseline pada triwulan I 2021. Kenaikan konsumsi
rumah tangga ini juga selaras dengan kenaikan konsumsi durable goods
dan indeks ekspektasi ekonomi masyarakat dalam Survey Konsumen
Sulawesi Tenggara.
Selain itu berbagai upaya yang dilakukan pemerintah melalui bantuan
sosial juga diperkirakan memiliki dampak positif untuk menjaga
ketahanan keuangan masyarakat yang berujung pada peningkatan
konsumsi. Peningkatan penerimaan juga terlihat dari peningkatan indeks
Yang Diterima dalam NTP sebesar 1,02% (yoy) menjadi sebesar 101,37, lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 100,98
(Grafik 1.5).
Di tengah perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, penyaluran kredit
konsumsi justru mengalami penurunan yang mengindikasikan
masyarakat cenderung self sufficient dan menghindari beban kredit di
masa mendatang. Pada triwulan I 2021, kredit konsumsi tercatat
mengalami kontraksi sebesar 2,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan
periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,32% (yoy) (Grafik 1.6).
Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
KOMPONEN PENGELUARAN
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi LNPRT
Konsumsi Pemerintah
PMTB
Perubahan Inventori
Ekspor
Impor
PDRB
I II
2019
5.65
12.13
3.91
2.89
(116.42)
35.21
11.25
6.38
6.20
12.22
6.54
3.96
(77.90)
66.52
57.40
6.32
III
6.17
7.91
6.81
6.83
6.31
35.79
31.45
6.43
IV
6.20
7.36
5.84
7.19
(4.44)
43.76
37.82
6.86
I
5.05
(3.04)
(2.23)
2.83
(256.67)
25.97
22.22
4.53
2020
II
(2.95)
(8.32)
(4.81)
(4.94)
84.52
11.88
4.71
(2.59)
III
(1.30)
(2.28)
0.02
(3.23)
52.01
40.29
35.99
(1.89)
IV
(1.02)
(0.63)
(2.87)
(2.82)
13.56
92.05
83.10
(2.15)
PANGSA
50.7%
1.0%
11.7%
37.9%
0.5%
41.4%
43.1%
Sumber: BPS, ADHK, diolah Rasio = perbandingan terhadap total PDRB di Tw I 2020LNPRT= Lembaga Non Profit melayani Rumah Tangga PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi);p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara
I
(0.43)
(2.03)
0.68
(0.13)
7.84
75.33
71.92
0.06
2021
18,11 18,22
Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara
KREDIT KONSUMSI GKREDI N U ( B N )T KO S MSI S . KA AN
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-2,68%
4,32%
100,98 101,37
Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)
INDEKS YANG DITERIMA (NTP) GINDEKS YANG DITERIMA (NTP)
RP TRILIUN
SUMBER: BPS, DIOLAH
YOY1,02%
-19,41%
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-25,00%
-20,00%
-15,00%
-10,00%
-5,00%
0,00%
5,00%
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-5,00%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
14,50
15,00
15,50
16,00
16,50
17,00
17,50
18,00
18,50
19,00
4 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara
REALISASI APBD GREALISASI APBD (RHS)
RP MILIAR
SUMBER: LRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA, BPKAD, DIOLAH
%,YOY
28,43 10,25
1.926,45
306,69
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
1.036,75
83,04
Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah
DPK PEMERINTAH GDPK PEMERINTAH
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI KC/KCP, DIOLAH
YOY
(96,95)
(4,45)
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
- 500
1.000 1.500
2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000
1.2.3. InvestasiRealisasi Triwulan I 2021Investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi
sebesar 0,13% (yoy), mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,82% (yoy). Perbaikan laju
investasi disebabkan oleh peningkatan realisasi penanaman modal asing
dan penanaman modal dalam negeri seiring dengan terus berjalannya
proyek stategis nasional, pembangunan smelter industri pengolahan nikel
serta investasi terkait industri pengolahan lainnya (gula dan aspal).
Kinerja penanaman modal asing (PMA) berada dalam tren meningkat
dengan tumbuh sebesar 0,43% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 0,52% (yoy). Terus
berlangsungnya pembangunan smelter mendorong peningkatan investasi
investasi logam dasar. Peningkatan investasi tersebut sejalan dengan
upaya peningkatan produktivitas industri pengolahan nikel untuk
memenuhi permintaan dari Tiongkok.
Sejalan dengan tren pada penanaman modal asing, penanaman modal
dalam negeri (PMDN) juga mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2021,
PMDN tumbuh sebesar 3,95% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan
Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor
US$ (JUTA)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
-
100
200
300
400
500
600
TRANSPORTASI, GUDANG & TELEKOMUNIKASIIND. LOGAM DASARIND. LOGAM DASAR
PERTAMBANGANPERUMAHAN
LAINNYAIND. MINERAL NON LOGAM
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara
PMA (US$ JUTA) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
US$ (JUTA)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
YOY
0,43
(0,52)
234,20
549,34
-100%-50%0%50%100%150%200%250%300%350%400%
-
100
200
300
400
500
600
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara
PMDN (RP MILIAR) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
RP (MILIAR)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
YOY
3,95
0,19
-200%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
219,42 520,36
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor
RP MILIAR
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
IND. MAKANPERTANIAN
LISTRIK, GAS & AIRIND. LOGAM DASAR
LAINNYAPERTAMBANGAN
-
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara
KREDIT INVESTASI G KREDIT INVESTASI (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-22,06%-14,95%
5,395,16
-30,0%
-20,0%
-10,0%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
1.2.2. Konsumsi PemerintahRealisasi Triwulan I 2021Pada triwulan I 2021, konsumsi pemerintah tercatat mengalami perbaikan
kinerja dengan tumbuh sebesar 0,68% (yoy), lebih baik dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,87% (yoy).
Peningkatan tersebut terjadi karena berbagai upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah untuk mempercepat penyerapan anggaran. Capaian
realisasi anggaran Pemerintah Daerah pada triwulan I 2021 (terutama
APBN) melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selain itu,
belanja operasional (termasuk belanja pegawai seperti kegiatan rapat dan
kedinasan) juga mengalami peningkatan seiring dengan normalisasi
aktivitas paska vaksinasi (Grafik1.7). Belanja pemerintah daerah tercatat
mengalami peningkatan sebesar 28,43% (yoy), lebih tinggi jika
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,25%
(yoy).
Peningkatan konsumsi pemerintah tersebut juga tercermin dari DPK
pemerintah yang tercatat mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021 DPK
pemerintah daerah mengalami penurunan dari -4,45% (yoy) pada triwulan
IV 2020 menjadi -96,95% (yoy) pada periode laporan. Penurunan DPK yang
lebih cepat mengindikasikan pencairan anggaran yang lebih awal.
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,19% (yoy). Hal tersebut
disebabkan oleh peningkatan penanaman modal pada sektor pertanian
untuk mendukung rencana produksi perdana industri pengolahan gula
pada triwulan II 2021. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada sektor
industri logam dasar dan pertambangan seiring dengan peningkatan
aktivitas industri pengolahan nikel.
Ditengah perbaikan kinerja investasi pada triwulan I 2021, pertumbuhan
kredit investasi di Sulawesi Tenggara justru mengalami perlambatan. Pada
triwulan I 2021, kredit investasi di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
kontraksi sebesar 22,06% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 14,95% (yoy).
1.2.4. Ekspor dan ImporRealisasi Ekspor Triwulan I 2021
Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat mengalami perlambatan, meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi sebesar 75,33% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 92,05% (yoy). Perlambatan kinerja ekspor dipicu oleh penurunan kinerja ekspor antardaerah seiring penurunan produksi komoditas perikanan yang selama ini menjadi komoditas andalan Sulawesi Tenggara. Hal tersebut tercermin dari pendaratan ikan yang mengalami kontraksi sebesar 11,13% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 10,59% (yoy). Anomali gelombang yang terjadi terutama di sekitar fishing ground menyebabkan penurunan produksi ikan tersebut.
Meskipun demikian, perlambatan kinerja ekspor masih tertahan oleh ekspor luar negeri yang tercatat mengalami peningkatan yang menyebabkan kinerja ekspor masih dapat tumbuh tinggi pada triwulan I 2021. Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar 87,48% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 58,62% (yoy). Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor stainless steel, meskipun disisi lain terdapat penurunan laju pertumbuhan ekspor feronikel pada periode laporan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya penyerapan hasil produksi industri feronikel oleh industri olahan stainless steel. Pada
Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
EKSPOR SULTRA G EKSPOR SULTRA (SB. KANAN)
JUTA US$
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
87,48%
58,62%
942,39
781,07
- 100 200 300 400 500 600 700 800 900
1.000
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
Tiongkok
India
92,64%
4,66%
Korea Selatan
Belanda
0,45%
1,28%
Lainnya0,97%
4 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara
REALISASI APBD GREALISASI APBD (RHS)
RP MILIAR
SUMBER: LRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA, BPKAD, DIOLAH
%,YOY
28,43 10,25
1.926,45
306,69
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
1.036,75
83,04
Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah
DPK PEMERINTAH GDPK PEMERINTAH
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI KC/KCP, DIOLAH
YOY
(96,95)
(4,45)
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
- 500
1.000 1.500
2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000
1.2.3. InvestasiRealisasi Triwulan I 2021Investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi
sebesar 0,13% (yoy), mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,82% (yoy). Perbaikan laju
investasi disebabkan oleh peningkatan realisasi penanaman modal asing
dan penanaman modal dalam negeri seiring dengan terus berjalannya
proyek stategis nasional, pembangunan smelter industri pengolahan nikel
serta investasi terkait industri pengolahan lainnya (gula dan aspal).
Kinerja penanaman modal asing (PMA) berada dalam tren meningkat
dengan tumbuh sebesar 0,43% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 0,52% (yoy). Terus
berlangsungnya pembangunan smelter mendorong peningkatan investasi
investasi logam dasar. Peningkatan investasi tersebut sejalan dengan
upaya peningkatan produktivitas industri pengolahan nikel untuk
memenuhi permintaan dari Tiongkok.
Sejalan dengan tren pada penanaman modal asing, penanaman modal
dalam negeri (PMDN) juga mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2021,
PMDN tumbuh sebesar 3,95% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan
Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor
US$ (JUTA)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
-
100
200
300
400
500
600
TRANSPORTASI, GUDANG & TELEKOMUNIKASIIND. LOGAM DASARIND. LOGAM DASAR
PERTAMBANGANPERUMAHAN
LAINNYAIND. MINERAL NON LOGAM
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara
PMA (US$ JUTA) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
US$ (JUTA)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
YOY
0,43
(0,52)
234,20
549,34
-100%-50%0%50%100%150%200%250%300%350%400%
-
100
200
300
400
500
600
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara
PMDN (RP MILIAR) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
RP (MILIAR)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
YOY
3,95
0,19
-200%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
219,42 520,36
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor
RP MILIAR
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
IND. MAKANPERTANIAN
LISTRIK, GAS & AIRIND. LOGAM DASAR
LAINNYAPERTAMBANGAN
-
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara
KREDIT INVESTASI G KREDIT INVESTASI (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-22,06%-14,95%
5,395,16
-30,0%
-20,0%
-10,0%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
1.2.2. Konsumsi PemerintahRealisasi Triwulan I 2021Pada triwulan I 2021, konsumsi pemerintah tercatat mengalami perbaikan
kinerja dengan tumbuh sebesar 0,68% (yoy), lebih baik dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,87% (yoy).
Peningkatan tersebut terjadi karena berbagai upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah untuk mempercepat penyerapan anggaran. Capaian
realisasi anggaran Pemerintah Daerah pada triwulan I 2021 (terutama
APBN) melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selain itu,
belanja operasional (termasuk belanja pegawai seperti kegiatan rapat dan
kedinasan) juga mengalami peningkatan seiring dengan normalisasi
aktivitas paska vaksinasi (Grafik1.7). Belanja pemerintah daerah tercatat
mengalami peningkatan sebesar 28,43% (yoy), lebih tinggi jika
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,25%
(yoy).
Peningkatan konsumsi pemerintah tersebut juga tercermin dari DPK
pemerintah yang tercatat mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021 DPK
pemerintah daerah mengalami penurunan dari -4,45% (yoy) pada triwulan
IV 2020 menjadi -96,95% (yoy) pada periode laporan. Penurunan DPK yang
lebih cepat mengindikasikan pencairan anggaran yang lebih awal.
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,19% (yoy). Hal tersebut
disebabkan oleh peningkatan penanaman modal pada sektor pertanian
untuk mendukung rencana produksi perdana industri pengolahan gula
pada triwulan II 2021. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada sektor
industri logam dasar dan pertambangan seiring dengan peningkatan
aktivitas industri pengolahan nikel.
Ditengah perbaikan kinerja investasi pada triwulan I 2021, pertumbuhan
kredit investasi di Sulawesi Tenggara justru mengalami perlambatan. Pada
triwulan I 2021, kredit investasi di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
kontraksi sebesar 22,06% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 14,95% (yoy).
1.2.4. Ekspor dan ImporRealisasi Ekspor Triwulan I 2021
Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat mengalami perlambatan, meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi sebesar 75,33% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 92,05% (yoy). Perlambatan kinerja ekspor dipicu oleh penurunan kinerja ekspor antardaerah seiring penurunan produksi komoditas perikanan yang selama ini menjadi komoditas andalan Sulawesi Tenggara. Hal tersebut tercermin dari pendaratan ikan yang mengalami kontraksi sebesar 11,13% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 10,59% (yoy). Anomali gelombang yang terjadi terutama di sekitar fishing ground menyebabkan penurunan produksi ikan tersebut.
Meskipun demikian, perlambatan kinerja ekspor masih tertahan oleh ekspor luar negeri yang tercatat mengalami peningkatan yang menyebabkan kinerja ekspor masih dapat tumbuh tinggi pada triwulan I 2021. Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar 87,48% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 58,62% (yoy). Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor stainless steel, meskipun disisi lain terdapat penurunan laju pertumbuhan ekspor feronikel pada periode laporan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya penyerapan hasil produksi industri feronikel oleh industri olahan stainless steel. Pada
Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
EKSPOR SULTRA G EKSPOR SULTRA (SB. KANAN)
JUTA US$
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
87,48%
58,62%
942,39
781,07
- 100 200 300 400 500 600 700 800 900
1.000
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
Tiongkok
India
92,64%
4,66%
Korea Selatan
Belanda
0,45%
1,28%
Lainnya0,97%
6 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran
SUMBER: BPS, DIOLAH
PERTAMBANGANPERTANIAN
KONSTRUKSIINDUSTRI PENGOLAHAN
LAINNYAPERDAGANGAN
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV 20202019I
2021
Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
IMPORT SULTRA G IMPORT SULTRA (SB. KANAN)
JUTA US$
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
12,11%-36,43%
344,45 367,43
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
700%
800%
-
100
200
300
400
500
600
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
Tiongkok
Australia
49,29%
17,51%
Afsel
Lainnya
27,36%
5,84%
1.3. SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA UTAMADari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terjadi selaras dengan peningkatan laju pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 25,01% dan 19,72%. Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar 12,78%, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 12,58% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,20%. Struktur ekonomi tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
7BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Realisasi Impor Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
penurunan. Impor pada periode tersebut tumbuh sebesar 71,92% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 83,10% (yoy). Penurunan yang terjadi pada impor tersebut
disebabkan oleh penurunan pada impor antardaerah, meskipun
peningkatan impor luar negeri menahan penurunan lebih jauh. Penurunan
pada impor antardaerah ditengarai disebabkan meningkatnya
pemenuhan kebutuhan masyarkat dari dalam wilayah Sulawesi Tenggara
terutama setelah berlalunya HKBN natal dan tahun baru.
Berbeda halnya dengan impor antardaerah, kinerja impor luar negeri
mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada triwulan I 2021, impor
luar negeri tumbuh sebesar 12,11% (yoy), jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang terkontrakasi sebesar 36,43% (yoy).
Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara
RIBU USD
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
IKAN BEKU RAJUNGAN UDANG GURITA DAGING IKAN LAINNYA
TW IV 2020 TW I 2021
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
Berdasarkan data Bea Cukai, impor Sulawesi Tenggara pada periode
laporan adalah sebesar 367,43 juta dollar Amerika, mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar
344,45 juta dollar Amerika.
Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh barang
antara dengan pangsa sebesar 85,43% kemudian diikuti oleh impor
barang modal dengan pangsa sebesar 14,47%. Sementara untuk negara
asalnya, kegiatan impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh barang-
barang dari Tiongkok dengan pangsa mencapai 49,29% kemudian diikut
oleh Afrika Selatan dan Australia dengan pangsa masing-masing sebesar
27,36% dan 17,51%.
Pada triwulan I 2021, impor barang antara tumbuh sebesar 60,98% (yoy),
meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang kontraksi sebesar
35,65% (yoy). Peningkatan tersebut seiring kebutuhan operasional
industri stainless stee; dan feronikel Sulawesi Tenggara. Selain itu, impor
barang konsumsi juga mengalami peningkatan yaitu dari sebesar -45,40%
(yoy) menjadi 28,99% (yoy). Peningkatan impor luar negeri lebih jauh pada
periode laporan tertahan oleh penurunan impor barang modal. Pada
triwulan I 2021, impor barang modal tercatat terkontraksi sebesar 59,88%
(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
terkontraksi sebesar 38,43% (yoy).
1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan PerikananRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
(selanjutnya disebut usaha pertanian) mengalami peningkatan
pertumbuhan. Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 1,51% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi
Dalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi TenggaraSumber: BPS, ADHK, diolah
Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
KOMPONEN PENGELUARAN
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik, Gas
Pengadaan Air
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran
Transportasi dan Pergudangan
Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Sosial
Jasa Lainnya
PDRB
I II
2019
5.19
6.57
2.51
7.11
6.44
10.13
8.24
2.12
6.27
7.32
1.53
2.53
5.76
6.98
9.77
7.85
4.98
6.38
6.51
5.81
16.69
7.71
5.07
4.64
7.82
2.02
2.05
7.94
3.55
1.57
4.57
2.35
6.39
6.55
5.63
6.32
III
3.09
8.68
12.31
4.72
1.99
7.93
7.62
4.58
3.95
7.89
7.35
4.35
4.69
(0.01)
6.14
8.52
4.93
6.43
IV
5.33
6.78
12.18
8.04
2.55
5.78
7.40
8.49
7.46
8.15
15.45
6.76
5.86
5.34
5.92
10.66
2.83
6.86
I
4.47
4.84
10.80
7.54
5.42
1.01
4.27
2.56
3.57
7.27
8.86
7.77
1.14
1.28
5.57
9.67
0.66
4.53
2020
II
(0.02)
(6.91)
0.44
(6.13)
6.05
(4.02)
(5.99)
(12.84)
(10.06)
9.55
(0.60)
1.38
(9.24)
5.20
6.73
6.43
(7.48)
(2.59)
III
(0.05)
(8.32)
4.19
(5.84)
1.79
0.03
(5.14)
(6.25)
(4.87)
9.38
3.04
(1.59)
(2.34)
4.01
2.40
9.29
(4.04)
(1.89)
IV
(2.17)
(6.25)
13.52
3.38
0.16
(0.35)
(9.14)
(4.01)
(4.19)
6.17
1.92
(5.15)
(4.44)
2.68
0.80
7.06
(4.73)
(2.15)
PANGSA
25.01%
19.72%
7.20%
0.04%
0.18%
12.78%
12.58%
3.97%
0.58%
1.84%
2.58%
1.39%
0.20%
4.92%
4.75%
1.03%
1.23%
I
1.51
(3.85)
(0.02)
3.22
1.04
1.35
0.81
(1.66)
1.68
2.25
4.10
0.30
(0.40)
3.16
0.08
2.83
(3.23)
0.06
2021
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara
LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
LUAS (RIBU HA)
SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH
YOY
31,45%
24,75%
64,32
19,24
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-
10
20
30
40
50
60
70
80
-100%
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
sebesar 2,17% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan
produksi padi pada periode laporan seiring dengan pergeseran pola panen
yang lebih awal. Pada triwulan I 2021, produksi padi di Sulawesi Tenggara
tercatat tumbuh sebesar 31,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,75% (yoy) (Grafik 1.20).
Meskipun demikian, peningkatan tersebut tertahan oleh penurunan pada
produksi ikan seiring anomali gelombang yang terjadi pada periode
laporan. Produksi ikan mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu dari
10,59% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi -11,13% (yoy) pada triwulan I
2021 (Grafik1.21).
triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy), lebih rendah
jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh
sebesar 7,64% (yoy).
Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didominasi
oleh feronikel dan stainless steel dengan pangsa pasar masing-masing
sebesar 52,55% dan 46,14%. Berdasarkan negara tujuan ekspornya,
Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari Sulawesi Tenggara
dengan pangsa mencapai 92,64% diikuti oleh India dan Korea Selatan
dengan pangsa masing-masing sebesar 4,66% dan 0,45%.
Pada periode mendatang, perekonomian Sulawesi Tenggara diperkirakan
akan kembali mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi yang didukung
oleh perbaikan kinerja pada seluruh lapangan usaha utama Sulawesi
Tenggara seiring peningkatan aktivitas perekonomian pada periode
mendatang.
6 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran
SUMBER: BPS, DIOLAH
PERTAMBANGANPERTANIAN
KONSTRUKSIINDUSTRI PENGOLAHAN
LAINNYAPERDAGANGAN
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV 20202019I
2021
Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
IMPORT SULTRA G IMPORT SULTRA (SB. KANAN)
JUTA US$
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
12,11%-36,43%
344,45 367,43
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
700%
800%
-
100
200
300
400
500
600
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
Tiongkok
Australia
49,29%
17,51%
Afsel
Lainnya
27,36%
5,84%
1.3. SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA UTAMADari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terjadi selaras dengan peningkatan laju pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 25,01% dan 19,72%. Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar 12,78%, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 12,58% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,20%. Struktur ekonomi tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
7BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Realisasi Impor Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
penurunan. Impor pada periode tersebut tumbuh sebesar 71,92% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 83,10% (yoy). Penurunan yang terjadi pada impor tersebut
disebabkan oleh penurunan pada impor antardaerah, meskipun
peningkatan impor luar negeri menahan penurunan lebih jauh. Penurunan
pada impor antardaerah ditengarai disebabkan meningkatnya
pemenuhan kebutuhan masyarkat dari dalam wilayah Sulawesi Tenggara
terutama setelah berlalunya HKBN natal dan tahun baru.
Berbeda halnya dengan impor antardaerah, kinerja impor luar negeri
mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada triwulan I 2021, impor
luar negeri tumbuh sebesar 12,11% (yoy), jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang terkontrakasi sebesar 36,43% (yoy).
Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara
RIBU USD
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
IKAN BEKU RAJUNGAN UDANG GURITA DAGING IKAN LAINNYA
TW IV 2020 TW I 2021
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
Berdasarkan data Bea Cukai, impor Sulawesi Tenggara pada periode
laporan adalah sebesar 367,43 juta dollar Amerika, mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar
344,45 juta dollar Amerika.
Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh barang
antara dengan pangsa sebesar 85,43% kemudian diikuti oleh impor
barang modal dengan pangsa sebesar 14,47%. Sementara untuk negara
asalnya, kegiatan impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh barang-
barang dari Tiongkok dengan pangsa mencapai 49,29% kemudian diikut
oleh Afrika Selatan dan Australia dengan pangsa masing-masing sebesar
27,36% dan 17,51%.
Pada triwulan I 2021, impor barang antara tumbuh sebesar 60,98% (yoy),
meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang kontraksi sebesar
35,65% (yoy). Peningkatan tersebut seiring kebutuhan operasional
industri stainless stee; dan feronikel Sulawesi Tenggara. Selain itu, impor
barang konsumsi juga mengalami peningkatan yaitu dari sebesar -45,40%
(yoy) menjadi 28,99% (yoy). Peningkatan impor luar negeri lebih jauh pada
periode laporan tertahan oleh penurunan impor barang modal. Pada
triwulan I 2021, impor barang modal tercatat terkontraksi sebesar 59,88%
(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
terkontraksi sebesar 38,43% (yoy).
1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan PerikananRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
(selanjutnya disebut usaha pertanian) mengalami peningkatan
pertumbuhan. Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 1,51% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi
Dalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi TenggaraSumber: BPS, ADHK, diolah
Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
KOMPONEN PENGELUARAN
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik, Gas
Pengadaan Air
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran
Transportasi dan Pergudangan
Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Sosial
Jasa Lainnya
PDRB
I II
2019
5.19
6.57
2.51
7.11
6.44
10.13
8.24
2.12
6.27
7.32
1.53
2.53
5.76
6.98
9.77
7.85
4.98
6.38
6.51
5.81
16.69
7.71
5.07
4.64
7.82
2.02
2.05
7.94
3.55
1.57
4.57
2.35
6.39
6.55
5.63
6.32
III
3.09
8.68
12.31
4.72
1.99
7.93
7.62
4.58
3.95
7.89
7.35
4.35
4.69
(0.01)
6.14
8.52
4.93
6.43
IV
5.33
6.78
12.18
8.04
2.55
5.78
7.40
8.49
7.46
8.15
15.45
6.76
5.86
5.34
5.92
10.66
2.83
6.86
I
4.47
4.84
10.80
7.54
5.42
1.01
4.27
2.56
3.57
7.27
8.86
7.77
1.14
1.28
5.57
9.67
0.66
4.53
2020
II
(0.02)
(6.91)
0.44
(6.13)
6.05
(4.02)
(5.99)
(12.84)
(10.06)
9.55
(0.60)
1.38
(9.24)
5.20
6.73
6.43
(7.48)
(2.59)
III
(0.05)
(8.32)
4.19
(5.84)
1.79
0.03
(5.14)
(6.25)
(4.87)
9.38
3.04
(1.59)
(2.34)
4.01
2.40
9.29
(4.04)
(1.89)
IV
(2.17)
(6.25)
13.52
3.38
0.16
(0.35)
(9.14)
(4.01)
(4.19)
6.17
1.92
(5.15)
(4.44)
2.68
0.80
7.06
(4.73)
(2.15)
PANGSA
25.01%
19.72%
7.20%
0.04%
0.18%
12.78%
12.58%
3.97%
0.58%
1.84%
2.58%
1.39%
0.20%
4.92%
4.75%
1.03%
1.23%
I
1.51
(3.85)
(0.02)
3.22
1.04
1.35
0.81
(1.66)
1.68
2.25
4.10
0.30
(0.40)
3.16
0.08
2.83
(3.23)
0.06
2021
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara
LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
LUAS (RIBU HA)
SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH
YOY
31,45%
24,75%
64,32
19,24
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-
10
20
30
40
50
60
70
80
-100%
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
sebesar 2,17% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan
produksi padi pada periode laporan seiring dengan pergeseran pola panen
yang lebih awal. Pada triwulan I 2021, produksi padi di Sulawesi Tenggara
tercatat tumbuh sebesar 31,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,75% (yoy) (Grafik 1.20).
Meskipun demikian, peningkatan tersebut tertahan oleh penurunan pada
produksi ikan seiring anomali gelombang yang terjadi pada periode
laporan. Produksi ikan mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu dari
10,59% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi -11,13% (yoy) pada triwulan I
2021 (Grafik1.21).
triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy), lebih rendah
jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh
sebesar 7,64% (yoy).
Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didominasi
oleh feronikel dan stainless steel dengan pangsa pasar masing-masing
sebesar 52,55% dan 46,14%. Berdasarkan negara tujuan ekspornya,
Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari Sulawesi Tenggara
dengan pangsa mencapai 92,64% diikuti oleh India dan Korea Selatan
dengan pangsa masing-masing sebesar 4,66% dan 0,45%.
Pada periode mendatang, perekonomian Sulawesi Tenggara diperkirakan
akan kembali mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi yang didukung
oleh perbaikan kinerja pada seluruh lapangan usaha utama Sulawesi
Tenggara seiring peningkatan aktivitas perekonomian pada periode
mendatang.
8 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
KREDIT PERTAMBANGAN G KREDIT PERTAMBANGAN (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-55,95%
-45,68%
1,01 0,93-100,0%
-50,0%
0,0%
50,0%
100,0%
150,0%
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
%, YOY
Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank Indonesia
SUMBER: SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
-2,94-2,21
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara
LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
LUAS (RIBU HA)
SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH
YOY
-1,69%
79,83%
20,97
74,43
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-100%-80%-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%
-
10
20
30
40
50
60
70
80
Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara
KREDIT PERTANIAN GKREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
29,31%34,00%
3,263,32
-50,0%
0,0%
50,0%
100,0%
150,0%
200,0%
250,0%
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
1.3.2. Pertambangan dan PenggalianRealisasi Triwulan I 2021
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode
triwulan I 2021 mengalami peningkatan kinerja. Pada periode laporan
lapangan usaha pertambangan terkontraksi sebesar 3,85% (yoy), lebih
baik dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar
6,25% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut selaras dengan peningkatan
aktivitas penambangan nikel dalam rangka memenuhi permintaan
industri feronikel dan stainless steel. Selain itu, berjalannya proyek
pembangunan fisik yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta turut
memberikan dampak terhadap kinerja pertambangan terutama
penggalian pasir dan batu.
Ditengah peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan, penyaluran
kredit pertambangan oleh perbankan masih mengalami penurunan. Pada
triwulan I 2021, kredit pertambangan terkontraksi sebesar 55,95% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
terkontraksi sebesar 45,68% (yoy) (Grafik 1.24). Pembiayaan melalui
perbankan umumnya digunakan untuk pembelian peralatan berat.
1.3.3. Industri PengolahanRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, lapangan usaha industri mengalami perlambatan
kinerja dan menjadi salah satu lapangan usaha yang menahan laju
perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada periode laporan.
Lapangan usaha tersebut terkontraksi sebesar 0,02% (yoy), mengalami
penurunan signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
tumbuh hingga 13,52% (yoy). Hal tersebut juga terkonfirmasi dari hasil
9BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara
PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN(SB. KANAN)
JUMLAH (RIBU TON)
SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH
YOY
-11,13%
10,59%
5,81 6,34
-50%
-40%
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
-
2
4
6
8
10
12
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara
EKSPOR SULTRA (VOLUME) G EKSPOR SULTRA (SB.KANAN)
VOLUME (JUTA TON)
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
57,17%
-91,38%
0,61 0,47
-500,0%
-400,0%
-300,0%
-200,0%
-100,0%
0,0%
100,0%
200,0%
-
1
2
3
4
5
6
7
8
Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara
IMPOR VOLUME G IMPORT VOLUME (SB. KANAN)
VOLUME (JUTA TON)
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
56,61%-50,91%
981,98
1.283,57
-200%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
KREDIT INDUSTRI G KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)
RP MILIAR
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
58,93%63,02%
1.099,66 1.128,73
-40,0%
-20,0%
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
-
200
400
600
800
1.000
1.200
Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara
EKPOR INDUSTRI G EKSPOR INDUSTRI (SB. KANAN)
JUTA US$
SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH
YOY
88,28%
176,74%
936,09
778,29
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
0%
50%
100%
150%
200%
-
200
400
600
800
1.000
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Ditengah peningkatan laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian,
penyaluran kredit pada lapangan usaha tersebut mengalami perlambatan.
Kredit usaha pertanian pada triwulan I 2021 tetap tumbuh tinggi sebesar
29,31% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 34,00% (yoy) (Grafik 1.23).
Meskipun demikian pembiayaan perusahaan yang berasal dari luar
perbankan sebagian besar juga diperoleh dari perusahaan induk di luar
negeri.
SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja
industri pengolahan mengalami penurunan dengan nilai SBT yang
terkontraksi sebesar 2,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode
sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar 2,21% (yoy) (Grafik 1.25).
Penurunan kinerja lapangan usaha tersebut terjadi akibat penurunan
aktivitas industri pengolahan bahan makanan yang umumnya berukuran
mikro dan kecil. Selain itu, penurunan tersebut juga disebabkan oleh base
effect dari tinggi pertumbuhan kinerja lapangan usaha industri
pengolahan pada triwulan I 2020 yang mencapai 10,80% (yoy). Hal tersebut
selaras dengan ekspor sektor industri di Sulawesi Tenggara yang
mengalami penurunan laju pertumbuhan dari 176,74% (yoy) pada triwulan
IV 2020 menjadi 88,28% (yoy) pada periode laporan (Grafik 1.64)
Sejalan dengan kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang
mengalami penurunan, penyaluran kredit ke industri pengolahan juga
cenderung mengalami perlambatan meskipun masih mampu tumbuh
tinggi. Pada triwulan I 2021, penyaluran kredit untuk industri pengolahan
tumbuh sebesar 58,93% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 63,02% (yoy) (Grafik 1.27).
1.3.4. Perdagangan Besar dan EceranRealisasi Triwulan I 2021
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan I 2021
tercatat mengalami perbaikan kinerja dengan tumbuh sebesar
1.3.5. KonstruksiRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, kinerja lapangan usaha konstruksi mengalami
peningkatan pertumbuhan sebesar 1,35% (yoy), meningkat jika
dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya yang mengalami
kontraksi sebesar 0,35% (yoy). Terus berjalannya proyek pembangunan
smelter oleh swasta dan juga berlangsungnya proyek pembangunan
proyek jalan Kendari - Toronipa serta proyek pemerintah lainnya menjadi
faktor pendorong peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi.
Peningkatan aktivitas pembangunan fisik tersebut linear dengan
0,81% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya yang
mengalami kontraksi sebesar 9,14% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi
seiring normalisasi aktivitas masyarakat dan jalur distribusi yang disertai
perbaikan daya beli dan persepsi masyarakat. Berdasarkan data dari
Google Mobility Report, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan
mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada area toko bahan
makanan mengalami peningkatan dari 15,4% terhadap baseline pada
triwulan V 2020 menjadi 15,6% terhadap baseline pada periode laporan.
Ditengah perbaikan kinerja lapangan usahanya, penyaluran kredit ke
sektor perdagangan justru mengalami penurunan walaupun tetap tumbuh
positif. Pada triwulan I 2021, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar
5,91% (yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi
periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 5,95% (yoy).
8 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
KREDIT PERTAMBANGAN G KREDIT PERTAMBANGAN (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-55,95%
-45,68%
1,01 0,93-100,0%
-50,0%
0,0%
50,0%
100,0%
150,0%
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
%, YOY
Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank Indonesia
SUMBER: SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
-2,94-2,21
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara
LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
LUAS (RIBU HA)
SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH
YOY
-1,69%
79,83%
20,97
74,43
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-100%-80%-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%
-
10
20
30
40
50
60
70
80
Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara
KREDIT PERTANIAN GKREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
29,31%34,00%
3,263,32
-50,0%
0,0%
50,0%
100,0%
150,0%
200,0%
250,0%
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
1.3.2. Pertambangan dan PenggalianRealisasi Triwulan I 2021
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode
triwulan I 2021 mengalami peningkatan kinerja. Pada periode laporan
lapangan usaha pertambangan terkontraksi sebesar 3,85% (yoy), lebih
baik dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar
6,25% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut selaras dengan peningkatan
aktivitas penambangan nikel dalam rangka memenuhi permintaan
industri feronikel dan stainless steel. Selain itu, berjalannya proyek
pembangunan fisik yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta turut
memberikan dampak terhadap kinerja pertambangan terutama
penggalian pasir dan batu.
Ditengah peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan, penyaluran
kredit pertambangan oleh perbankan masih mengalami penurunan. Pada
triwulan I 2021, kredit pertambangan terkontraksi sebesar 55,95% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
terkontraksi sebesar 45,68% (yoy) (Grafik 1.24). Pembiayaan melalui
perbankan umumnya digunakan untuk pembelian peralatan berat.
1.3.3. Industri PengolahanRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, lapangan usaha industri mengalami perlambatan
kinerja dan menjadi salah satu lapangan usaha yang menahan laju
perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada periode laporan.
Lapangan usaha tersebut terkontraksi sebesar 0,02% (yoy), mengalami
penurunan signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
tumbuh hingga 13,52% (yoy). Hal tersebut juga terkonfirmasi dari hasil
9BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara
PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN(SB. KANAN)
JUMLAH (RIBU TON)
SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH
YOY
-11,13%
10,59%
5,81 6,34
-50%
-40%
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
-
2
4
6
8
10
12
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara
EKSPOR SULTRA (VOLUME) G EKSPOR SULTRA (SB.KANAN)
VOLUME (JUTA TON)
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
57,17%
-91,38%
0,61 0,47
-500,0%
-400,0%
-300,0%
-200,0%
-100,0%
0,0%
100,0%
200,0%
-
1
2
3
4
5
6
7
8
Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara
IMPOR VOLUME G IMPORT VOLUME (SB. KANAN)
VOLUME (JUTA TON)
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
YOY
56,61%-50,91%
981,98
1.283,57
-200%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
KREDIT INDUSTRI G KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)
RP MILIAR
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
58,93%63,02%
1.099,66 1.128,73
-40,0%
-20,0%
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
-
200
400
600
800
1.000
1.200
Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara
EKPOR INDUSTRI G EKSPOR INDUSTRI (SB. KANAN)
JUTA US$
SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH
YOY
88,28%
176,74%
936,09
778,29
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
0%
50%
100%
150%
200%
-
200
400
600
800
1.000
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Ditengah peningkatan laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian,
penyaluran kredit pada lapangan usaha tersebut mengalami perlambatan.
Kredit usaha pertanian pada triwulan I 2021 tetap tumbuh tinggi sebesar
29,31% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 34,00% (yoy) (Grafik 1.23).
Meskipun demikian pembiayaan perusahaan yang berasal dari luar
perbankan sebagian besar juga diperoleh dari perusahaan induk di luar
negeri.
SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja
industri pengolahan mengalami penurunan dengan nilai SBT yang
terkontraksi sebesar 2,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode
sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar 2,21% (yoy) (Grafik 1.25).
Penurunan kinerja lapangan usaha tersebut terjadi akibat penurunan
aktivitas industri pengolahan bahan makanan yang umumnya berukuran
mikro dan kecil. Selain itu, penurunan tersebut juga disebabkan oleh base
effect dari tinggi pertumbuhan kinerja lapangan usaha industri
pengolahan pada triwulan I 2020 yang mencapai 10,80% (yoy). Hal tersebut
selaras dengan ekspor sektor industri di Sulawesi Tenggara yang
mengalami penurunan laju pertumbuhan dari 176,74% (yoy) pada triwulan
IV 2020 menjadi 88,28% (yoy) pada periode laporan (Grafik 1.64)
Sejalan dengan kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang
mengalami penurunan, penyaluran kredit ke industri pengolahan juga
cenderung mengalami perlambatan meskipun masih mampu tumbuh
tinggi. Pada triwulan I 2021, penyaluran kredit untuk industri pengolahan
tumbuh sebesar 58,93% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 63,02% (yoy) (Grafik 1.27).
1.3.4. Perdagangan Besar dan EceranRealisasi Triwulan I 2021
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan I 2021
tercatat mengalami perbaikan kinerja dengan tumbuh sebesar
1.3.5. KonstruksiRealisasi Triwulan I 2021
Pada triwulan I 2021, kinerja lapangan usaha konstruksi mengalami
peningkatan pertumbuhan sebesar 1,35% (yoy), meningkat jika
dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya yang mengalami
kontraksi sebesar 0,35% (yoy). Terus berjalannya proyek pembangunan
smelter oleh swasta dan juga berlangsungnya proyek pembangunan
proyek jalan Kendari - Toronipa serta proyek pemerintah lainnya menjadi
faktor pendorong peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi.
Peningkatan aktivitas pembangunan fisik tersebut linear dengan
0,81% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya yang
mengalami kontraksi sebesar 9,14% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi
seiring normalisasi aktivitas masyarakat dan jalur distribusi yang disertai
perbaikan daya beli dan persepsi masyarakat. Berdasarkan data dari
Google Mobility Report, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan
mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada area toko bahan
makanan mengalami peningkatan dari 15,4% terhadap baseline pada
triwulan V 2020 menjadi 15,6% terhadap baseline pada periode laporan.
Ditengah perbaikan kinerja lapangan usahanya, penyaluran kredit ke
sektor perdagangan justru mengalami penurunan walaupun tetap tumbuh
positif. Pada triwulan I 2021, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar
5,91% (yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi
periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 5,95% (yoy).
10 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei Bank Indonesia
KONSUMSI SEMEN PERTUMBUHAN KONS SEMEN (SB.KANAN)
TON
SUMBER: ASOSIASI SEMEN INDONESIA
YOY
16,07%
6,60%
259,79 245,16
-10,0%
-5,0%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
-
50
100
150
200
250
300
Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara
KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-38,13%
1,68%
0,99
0,58
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-50%
-40%
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
5,91%5,95%
6,056,19
-2,0%
0,0%
2,0%
4,0%
6,0%
8,0%
10,0%
12,0%
14,0%
5,00
5,20
5,40
5,60
5,80
6,00
6,20
6,40
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara
% TERHADAP BASELINE
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
I
2020
II III IV I
2021
PERUMAHANGROCERY AND FARMASI
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
15,6
2,3
1.4. PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA LAPANGANUSAHA PERTAMBANGAN
Realisasi Triwulan I 2021
Sejalan dengan perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara,
pertumbuhan lapangan usaha non tambang pada triwulan I 2021 juga
mengalami perbaikan. Pada periode laporan lapangan usaha nontambang
tumbuh sebesar 1,08% (yoy), meningkat dibanding periode sebelumnya
yang terkontraksi sebesar 1,05% (yoy). Perbaikan terjadi hampir di seluruh
lapangan usaha utama kecuali lapangan usaha industri pengolahan yang
mengalami perlambatan pertumbuhan.
peningkatan konsumsi semen di Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I
2021 tumbuh sebesar 16,07% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,60% (yoy) (Grafik 1.32).
Pada triwulan I 2021, ditengah dengan peningkatan yang terjadi di
lapangan usaha konstruksi, penyaluran kredit ke lapangan usaha tersebut
terkontraksi sebesar 38,13% (yoy), turun signifikan dibandingkan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,68% (yoy). Penurunan signifikan
terjadi terutama pada kredit modal kerja untuk konstruksi perumahan dan
gedung (Grafik 1.33).
Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara
%, (YOY)
SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV
PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRAPERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANGPERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG
2018 2019 2020
-10,0-8,0-6,0-4,0-2,00,02,04,06,08,0
10,0
I
2021
Peningkatan juga terjadi pada lapangan usaha yang terkait dengan jasa-
jasa seperti lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lapangan
usaha jasa keuangan, jasa perusahaan dan lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum akibat peningkatan aktivitas masyarakat
dan dunia usaha pada periode laporan.
Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih mendominasi
perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar
31,2% diikuti oleh lapangan usaha konstuksi dan lapangan usaha
perdagangan besar dengan pangsa masing-masing sebesar 15,9% dan
15,7%.
10 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei Bank Indonesia
KONSUMSI SEMEN PERTUMBUHAN KONS SEMEN (SB.KANAN)
TON
SUMBER: ASOSIASI SEMEN INDONESIA
YOY
16,07%
6,60%
259,79 245,16
-10,0%
-5,0%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
-
50
100
150
200
250
300
Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara
KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
-38,13%
1,68%
0,99
0,58
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-50%
-40%
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)
RP TRILIUN
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
YOY
5,91%5,95%
6,056,19
-2,0%
0,0%
2,0%
4,0%
6,0%
8,0%
10,0%
12,0%
14,0%
5,00
5,20
5,40
5,60
5,80
6,00
6,20
6,40
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara
% TERHADAP BASELINE
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
I
2020
II III IV I
2021
PERUMAHANGROCERY AND FARMASI
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
15,6
2,3
1.4. PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA LAPANGANUSAHA PERTAMBANGAN
Realisasi Triwulan I 2021
Sejalan dengan perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara,
pertumbuhan lapangan usaha non tambang pada triwulan I 2021 juga
mengalami perbaikan. Pada periode laporan lapangan usaha nontambang
tumbuh sebesar 1,08% (yoy), meningkat dibanding periode sebelumnya
yang terkontraksi sebesar 1,05% (yoy). Perbaikan terjadi hampir di seluruh
lapangan usaha utama kecuali lapangan usaha industri pengolahan yang
mengalami perlambatan pertumbuhan.
peningkatan konsumsi semen di Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I
2021 tumbuh sebesar 16,07% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,60% (yoy) (Grafik 1.32).
Pada triwulan I 2021, ditengah dengan peningkatan yang terjadi di
lapangan usaha konstruksi, penyaluran kredit ke lapangan usaha tersebut
terkontraksi sebesar 38,13% (yoy), turun signifikan dibandingkan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,68% (yoy). Penurunan signifikan
terjadi terutama pada kredit modal kerja untuk konstruksi perumahan dan
gedung (Grafik 1.33).
Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara
%, (YOY)
SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV
PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRAPERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANGPERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG
2018 2019 2020
-10,0-8,0-6,0-4,0-2,00,02,04,06,08,0
10,0
I
2021
Peningkatan juga terjadi pada lapangan usaha yang terkait dengan jasa-
jasa seperti lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lapangan
usaha jasa keuangan, jasa perusahaan dan lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum akibat peningkatan aktivitas masyarakat
dan dunia usaha pada periode laporan.
Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih mendominasi
perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar
31,2% diikuti oleh lapangan usaha konstuksi dan lapangan usaha
perdagangan besar dengan pangsa masing-masing sebesar 15,9% dan
15,7%.
Anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara pada
triwulan I 2021 secara total mencapai Rp31,01 Triliun, dengan realisasi
kumulatif sampai dengan triwulan I 2021 sebesar 8,31% terhadap pagu
anggaran. Total pagu anggaran tersebut lebih besar 3,46% (yoy)
dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,97
triliun. Realisasi total anggaran pada periode laporan lebih rendah dari
realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yang tercatat sebesar
8,83%.
Dari sisi pagu, kontributor terbesar anggaran pemerintah di Sulawesi
Tenggara adalah APBD Kabupaten/Kota dengan total pagu sebesar
Rp17,63 triliun atau 56,85% dari total pagu anggaran belanja dan transfer
pemerintah di Sulawesi Tenggara. Pagu tersebut lebih tinggi 4,08% (yoy)
dibandingkan pagu anggaran tahun sebelumnya yang tercatat Rp16,94
triliun. Pagu terkecil pada periode ini adalah dana desa yang tercatat
sebesar Rp1,64 triliun lebih rendah 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp1,65 triliun.
Dari sisi realisasi, capaian terbesar pada triwulan I 2021 terjadi pada
penyerapan APBN dengan capaian realisasi sebesar 18,33% karena
tingginya penyerapan pada komponen belanja modal pada periode
laporan. Disisi lain capaian realisasi terkecil terjadi pada APBD
Kabupaten/Kota dengan capaian realisasi sebesar 4,08% yang terjadi
karena tidak optimalnya penyerapan anggaran belanja selama periode
laporan sebagai dampak keterlambatan penyusunan maupun penetapan
APBD 2021 yang terjadi pada beberapa Kabupaten/Kota di Sulawesi
Tenggara.
2.1. PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGANPEMERINTAH DI SULAWESI TENGGARA
14 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
2.2. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD
Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara hingga akhir periode
laporan terealisasi sebesar Rp599,57 miliar atau 14,42% dari total pagu
anggaran APBD 2021 sebesar Rp4,16 triliun. Capain tersebut lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan realisasi sebesar
13,70% (Tabel 2.1). Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi
RP TRILIUN % YOY
GROWTH BELANJABELANJA
Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
-8,72
26,46
KET: APBD 2017 DAN 2020 ADALAH APBD PERUBAHANSUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH
4,14
5,24
2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012 2021
-20
-10
0
10
20
30
40
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
RP TRILIUN % YOY
GROWTH PENDAPATANPENDAPATAN
Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
-1,932,63
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH
2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012
(5) - 5 10 15 20 25 30 35 40 45
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
4,05 4,16
2021
Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH
2020 2021
20%
116%
12%
8%
4%
0%
35
30
25
20
15
10
5
-
% REALISASIREALISASIANGGARAN
APBN
2020 2021
APBN PROVINSI
2020 2021
APBN KAB/KOTA
2020 2021
DANA DESA
2020 2021
TOTAL
pada periode pelaporan meningkat seiring dengan berbagai upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengefektifkan penerimaan ditengah
pemulihan kondisi perekonomian dan penanganan pandemi Covid-19
Sulawesi Tenggara.
Sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
masih didominasi oleh pendapatan transfer atau dana perimbangan
(Daper) dengan pangsa mencapai 71,19% dari total pendapatan dengan
nominal Rp2,96 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang
mencapai 74,00% dengan nominal Rp2,97 triliun. Apabila dibandingkan
dengan target APBD, realisasi Daper pada triwulan I 2021 mencapai
14,63%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I 2020 yang tercatat
sebesar 18,95%. Penurunan realisasi Daper tersebut terutama terjadi
karena penurunan realisasi transfer pemerintah pusat dari Rp560,98
miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp433,10 miliar pada
periode laporan.
Pada Triwulan I 2021, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi
Tenggara mencapai 27,82% dari total pendapatan dengan nominal Rp1,16
triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 24,12%
dengan nominal Rp967,42 miliar. Capaian realisasi PAD pada triwulan I 2021
tercatat sebesar Rp166,48 miliar atau 14,39% dari total target tahun 2021.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode
yang sama tahun sebelumnya yang realisasi tercatat sebesar Rp9,81 miliar
atau 0,87%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan
realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 16,49% dan lain-
15BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara Kumulatif Triwulan I 2021
URAIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan
Lain-lain PAD
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya
Dana Penyesuaian
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat
Pendapatan Lainnya
ANGGARAN REALISASI
APBD 2020
4,010.91
967.42
781.69
18.42
56.85
110.46
2,968.15
2,919.22
72.30
158.42
1,459.67
1,228.83
48.93
48.93
75.34
75.34
-
-
570.79
9.81
-
4.21
-
5.60
560.98
560.98
-
10.26
544.50
6.22
-
-
-
-
-
-
SERAP (%)
13.70
0.87
-
18.95
-
3.02
18.95
19.03
-
11.30
33.73
0.51
-
-
-
-
-
-
ANGGARAN
4,158.36
1,156.65
931.82
24.38
64.69
135.75
2,960.49
2,960.49
-
-
-
-
-
-
41.22
41.22
-
-
APBD 2021
REALISASI
599.57
166.48
153.66
0.42
-
12.40
433.10
433.10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SERAP (%)
14.80
16.23
21.62
2.02
-
5.40
14.67
14.92
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
lain PAD yang realisasi sebesar 9,13%. Walau demikian, peningkatan lebih
jauh tertahan dengan penurunan pada realisasi retribusi daerah.
Akselerasi yang terjadi pada penerimaan tersebut terjadi karena upaya
pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-
19 mulai memberikan dampak positif pada kondisi perekonomian di
daerah.
Lebih detail, target pendapatan pajak daerah padahun 2021 masih
mendominasi PAD dengan target mencapai Rp 931,82 miliar atau sekitar
80,56% dari total pendapatan daerah, kontribusi ini lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya yang menargetkan pajak daerah sebesar
Rp781,69 miliar atau sekitar 80,80% dari total PAD. Realisasi pendapatan
pajak daerah pada triwulan I mencapai Rp 153,66 miliar atau sekitar 3,70%
dari total pagu, jauh lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama
tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disumbang dari
pendapatan pajak kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan
sejalan dengan program pembebasan denda pajak kendaraan bermotor
oleh pemerintah Sulawesi Tenggara.
Selain pajak asli daerah, target hasil retribusi daerah mencapai 2,11% dari
total PAD dengan nominal sekitar Rp 24,38 miliar, target hasil pengelolaan
yang dipisahkan mencapai 5,59% dari total PAD dengan nominal sekitar
Rp 64,69 miliar serta target lain-lain PAD mencapai 11,74% dari total PAD
dengan nominal sekitar Rp 135,75 miliar.
Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 tercatat
sebesar Rp5,23 triliun lebih tinggi sebesar 9,33% dibandingkan pagu
tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp4,78 triliun. Peningkatan tersebut
terutama terjadi pada anggaran belanja modal. Sebagai informasi pada
tahun 2021 mayoritas anggaran belanja APDB Sulawesi Tenggara terdiri
atas belanja operasi sebesar Rp 2,94 triliun atau sekitar 56,27% dari total
belanja Pemprov, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp 2,90 triliun. Secara kontribusi, belanja operasi
lebih rendah rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 60,60%
dari total belanja Pemprov. Komponen belanja modal sebesar Rp 1,69
triliun atau sekitar 32,47% dari total belanja Pemprov yang lebih tinggi
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 1,34 triliun
atau sekitar 28,14% dari total belanja Pemprov. Pada triwulan I 2021
realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat
sebesar sebesar Rp306,69 miliar atau 5,86% terhadap pagu (Tabel 2.2).
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp 238,80 miliar atau 4,99% dari
pagu. Peningkatan tersebut terjadi karena akselerasi realisasi belanja
modal dan belanja operasi.
Pada triwulan I tahun 2021, realisasi belanja operasi tercatat sebesar
Rp234,03 miliar atau 7,94% dari target belanja APBD, lebih tinggi
dibandingkan realiasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang
tercatat sebesar Rp234,03 miliar atau 6,58%.
2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi
Anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara pada
triwulan I 2021 secara total mencapai Rp31,01 Triliun, dengan realisasi
kumulatif sampai dengan triwulan I 2021 sebesar 8,31% terhadap pagu
anggaran. Total pagu anggaran tersebut lebih besar 3,46% (yoy)
dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,97
triliun. Realisasi total anggaran pada periode laporan lebih rendah dari
realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yang tercatat sebesar
8,83%.
Dari sisi pagu, kontributor terbesar anggaran pemerintah di Sulawesi
Tenggara adalah APBD Kabupaten/Kota dengan total pagu sebesar
Rp17,63 triliun atau 56,85% dari total pagu anggaran belanja dan transfer
pemerintah di Sulawesi Tenggara. Pagu tersebut lebih tinggi 4,08% (yoy)
dibandingkan pagu anggaran tahun sebelumnya yang tercatat Rp16,94
triliun. Pagu terkecil pada periode ini adalah dana desa yang tercatat
sebesar Rp1,64 triliun lebih rendah 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp1,65 triliun.
Dari sisi realisasi, capaian terbesar pada triwulan I 2021 terjadi pada
penyerapan APBN dengan capaian realisasi sebesar 18,33% karena
tingginya penyerapan pada komponen belanja modal pada periode
laporan. Disisi lain capaian realisasi terkecil terjadi pada APBD
Kabupaten/Kota dengan capaian realisasi sebesar 4,08% yang terjadi
karena tidak optimalnya penyerapan anggaran belanja selama periode
laporan sebagai dampak keterlambatan penyusunan maupun penetapan
APBD 2021 yang terjadi pada beberapa Kabupaten/Kota di Sulawesi
Tenggara.
2.1. PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGANPEMERINTAH DI SULAWESI TENGGARA
14 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
2.2. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD
Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara hingga akhir periode
laporan terealisasi sebesar Rp599,57 miliar atau 14,42% dari total pagu
anggaran APBD 2021 sebesar Rp4,16 triliun. Capain tersebut lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan realisasi sebesar
13,70% (Tabel 2.1). Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi
RP TRILIUN % YOY
GROWTH BELANJABELANJA
Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
-8,72
26,46
KET: APBD 2017 DAN 2020 ADALAH APBD PERUBAHANSUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH
4,14
5,24
2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012 2021
-20
-10
0
10
20
30
40
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
RP TRILIUN % YOY
GROWTH PENDAPATANPENDAPATAN
Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
-1,932,63
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH
2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012
(5) - 5 10 15 20 25 30 35 40 45
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
4,05 4,16
2021
Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH
2020 2021
20%
116%
12%
8%
4%
0%
35
30
25
20
15
10
5
-
% REALISASIREALISASIANGGARAN
APBN
2020 2021
APBN PROVINSI
2020 2021
APBN KAB/KOTA
2020 2021
DANA DESA
2020 2021
TOTAL
pada periode pelaporan meningkat seiring dengan berbagai upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mengefektifkan penerimaan ditengah
pemulihan kondisi perekonomian dan penanganan pandemi Covid-19
Sulawesi Tenggara.
Sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
masih didominasi oleh pendapatan transfer atau dana perimbangan
(Daper) dengan pangsa mencapai 71,19% dari total pendapatan dengan
nominal Rp2,96 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang
mencapai 74,00% dengan nominal Rp2,97 triliun. Apabila dibandingkan
dengan target APBD, realisasi Daper pada triwulan I 2021 mencapai
14,63%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I 2020 yang tercatat
sebesar 18,95%. Penurunan realisasi Daper tersebut terutama terjadi
karena penurunan realisasi transfer pemerintah pusat dari Rp560,98
miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp433,10 miliar pada
periode laporan.
Pada Triwulan I 2021, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi
Tenggara mencapai 27,82% dari total pendapatan dengan nominal Rp1,16
triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 24,12%
dengan nominal Rp967,42 miliar. Capaian realisasi PAD pada triwulan I 2021
tercatat sebesar Rp166,48 miliar atau 14,39% dari total target tahun 2021.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode
yang sama tahun sebelumnya yang realisasi tercatat sebesar Rp9,81 miliar
atau 0,87%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan
realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 16,49% dan lain-
15BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara Kumulatif Triwulan I 2021
URAIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan
Lain-lain PAD
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya
Dana Penyesuaian
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat
Pendapatan Lainnya
ANGGARAN REALISASI
APBD 2020
4,010.91
967.42
781.69
18.42
56.85
110.46
2,968.15
2,919.22
72.30
158.42
1,459.67
1,228.83
48.93
48.93
75.34
75.34
-
-
570.79
9.81
-
4.21
-
5.60
560.98
560.98
-
10.26
544.50
6.22
-
-
-
-
-
-
SERAP (%)
13.70
0.87
-
18.95
-
3.02
18.95
19.03
-
11.30
33.73
0.51
-
-
-
-
-
-
ANGGARAN
4,158.36
1,156.65
931.82
24.38
64.69
135.75
2,960.49
2,960.49
-
-
-
-
-
-
41.22
41.22
-
-
APBD 2021
REALISASI
599.57
166.48
153.66
0.42
-
12.40
433.10
433.10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SERAP (%)
14.80
16.23
21.62
2.02
-
5.40
14.67
14.92
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
lain PAD yang realisasi sebesar 9,13%. Walau demikian, peningkatan lebih
jauh tertahan dengan penurunan pada realisasi retribusi daerah.
Akselerasi yang terjadi pada penerimaan tersebut terjadi karena upaya
pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-
19 mulai memberikan dampak positif pada kondisi perekonomian di
daerah.
Lebih detail, target pendapatan pajak daerah padahun 2021 masih
mendominasi PAD dengan target mencapai Rp 931,82 miliar atau sekitar
80,56% dari total pendapatan daerah, kontribusi ini lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya yang menargetkan pajak daerah sebesar
Rp781,69 miliar atau sekitar 80,80% dari total PAD. Realisasi pendapatan
pajak daerah pada triwulan I mencapai Rp 153,66 miliar atau sekitar 3,70%
dari total pagu, jauh lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama
tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disumbang dari
pendapatan pajak kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan
sejalan dengan program pembebasan denda pajak kendaraan bermotor
oleh pemerintah Sulawesi Tenggara.
Selain pajak asli daerah, target hasil retribusi daerah mencapai 2,11% dari
total PAD dengan nominal sekitar Rp 24,38 miliar, target hasil pengelolaan
yang dipisahkan mencapai 5,59% dari total PAD dengan nominal sekitar
Rp 64,69 miliar serta target lain-lain PAD mencapai 11,74% dari total PAD
dengan nominal sekitar Rp 135,75 miliar.
Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 tercatat
sebesar Rp5,23 triliun lebih tinggi sebesar 9,33% dibandingkan pagu
tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp4,78 triliun. Peningkatan tersebut
terutama terjadi pada anggaran belanja modal. Sebagai informasi pada
tahun 2021 mayoritas anggaran belanja APDB Sulawesi Tenggara terdiri
atas belanja operasi sebesar Rp 2,94 triliun atau sekitar 56,27% dari total
belanja Pemprov, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp 2,90 triliun. Secara kontribusi, belanja operasi
lebih rendah rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 60,60%
dari total belanja Pemprov. Komponen belanja modal sebesar Rp 1,69
triliun atau sekitar 32,47% dari total belanja Pemprov yang lebih tinggi
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 1,34 triliun
atau sekitar 28,14% dari total belanja Pemprov. Pada triwulan I 2021
realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat
sebesar sebesar Rp306,69 miliar atau 5,86% terhadap pagu (Tabel 2.2).
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp 238,80 miliar atau 4,99% dari
pagu. Peningkatan tersebut terjadi karena akselerasi realisasi belanja
modal dan belanja operasi.
Pada triwulan I tahun 2021, realisasi belanja operasi tercatat sebesar
Rp234,03 miliar atau 7,94% dari target belanja APBD, lebih tinggi
dibandingkan realiasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang
tercatat sebesar Rp234,03 miliar atau 6,58%.
2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi
Peningkatan realisasi tersebut disebabkan oleh tingginya realisasi belanja
pegawai dengan realisasi sebesar Rp206,97 miliar atau 13,22% dari pagu,
lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar Rp
155,13 miliar atau 10,36% dari pagu. Disamping itu, pada periode laporan
terdapat realisasi belanja bunga sebesar 1,61% dimana periode
sebelumnya tidak terdapat realiasasi pada komponen belanja tersebut. Di
sisilain terdapat realisasi komponen belanja operasi yang mengalami
penurunan yaitu belanja barang dan jasa yang mencatatkan realisasi
sebesar Rp25,73 miliar atau 3,17%, lebih rendah dari periode sebelumnya
yang terealisasi sebesar Rp31 miliar atau 3.99%.
Pada triwulan I 2021 capaian realisasi belanja modal tercatat sebesar
Rp72,66 miliar atau 4,27% lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang
tercatat hanya sebesar Rp31,61 miliar atau 2,35%. Peningkatan tersebut
didorong oleh peningkatan belanja subkomponen belanja jalan, jaringan
dan irigasi yang menyumbang realisasi Rp72,66 miliar atau sebesar
8,38% dari pagu belanja. Akselerasi yang terjadi pada subkompenen
belanja tersebut terjadi karena percepatan jadwal pelaksanaan proyek
yang dilakukan oleh Pemprov.
Namun, kurang optimalnya realisasi belanja modal untuk subkomponen
lainnya terjadi karena adanya kendala teknis yang dialami dalam
proses/tahapan pengadaan melalui aplikasi SIPD (Sistem Informasi
Pemerintah Daerah). Terkait kendala tersebut, pemerintah Sulawesi
Tenggara mengajukan penyesuaian dan koreksi Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) serta permohonan penggunaan kembali aplikasi lama
SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) yang telah familiar bagi
Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021
URAIAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Keuangan
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bangunan dan Gedung
Belanja Jalan, irigasi & Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
BELANJA TIDAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga
TRANSFER
Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota
ANGGARAN REALISASI
APBD 2020
4,788.39
2,901.83
1,497.72
777.90
26.95
571.21
28.05
1,347.50
0.04
170.01
544.29
594.42
39.02
57.84
57.84
481.22
481.22
238.80
190.93
155.13
31.00
-
4.80
-
31.61
-
5.37
25.71
0.53
-
3.00
3.00
13.26
13.26
SERAP (%)
4.99
6.58
10.36
3.99
-
0.84
-
2.35
-
3.16
4.72
0.09
-
5.19
5.19
2.76
2.76
ANGGARAN
5,235.19
2,945.98
1,565.39
811.49
82.24
481.72
5.14
1,699.94
-
124.66
676.53
866.90
31.86
19.97
19.97
569.30
-
APBD 2021
REALISASI
306.69
234.02
206.97
25.73
1.32
-
-
72.66
-
-
-
72.66
-
-
-
-
-
SERAP (%)
5.86
7.94
13.22
3.17
1.61
-
-
4.27
-
-
-
8.38
-
-
-
-
-
Berdasarkan data dari Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran
(TEPRA), pada tahun 2021 total anggaran APBD Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 meningkat 4,08% (yoy) menjadi
Rp17,63 triliun. Namun demikian, dari nilai APBD tersebut, terdapat
sejumlah Kabupaten/Kota yang masih dalam tahap pengesahan sehingga
belum terekap dalam laporan TEPRA dan masih terdapat kemungkinan
untuk berubah.
Dari total anggaran tersebut, realisasi selama periode triwulan I 2021
tercatat sebesar Rp734,08 miliar atau 4,16% dari pagunya. Capaian
tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan penyerapan pada
periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,45%.
Penurunan persentase realisasi APBD Kabupaten/Kota pada periode
laporan disebabkan oleh menurunnya realisasi yang terjadi hampir di
seluruh Kabupaten/Kota. Penurunan persentase realisasi terjadi di 16
Kabupaten/Kota dengan penurunan tertinggi adalah Kabupaten Kolaka
(turun 56,19%(yoy)), diikuti oleh Kota Kendari (turun 53,11% (yoy)) serta
Kabupaten Konawe Kepulauan, Konawe, Kabupaten Kolaka Timur,
Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton Tengah (masing-masing
turun 47,77% (yoy), 37,00% (yoy), 36,76% (yoy), 34,92 (yoy) dan 31,13% (yoy).
2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
mereka. Apabila permohonan tersebut disetujui, pemerintah Sulawesi
Tenggara optimis dapat melakukan penyerapan dan realisasi APBD secara
lebih optimal pada periode berikutnya. Berdasarkan informasi yang
diperoleh kendala serupa juga dialami oleh beberapa daerah lainnya.
16 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
REALISASITARGET
Grafik 2.4
SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 120%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara
1 2 3
2021
100,00%
48,17%
0,00%0,00%
Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan APBD Sulawesi Tenggara
SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
REALISASITARGET
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2021
100,00%
22,00%
0,00%0,00%
Disamping itu, masih terdapat 6 Kabupaten/Kota yang belum melakukan
realisasi sama sekali yaitu Kabupaten Buton, Konawe Selatan, Konawe
Utara, Baubau, Buton Utara dan Muna. Namun pada periode triwulan I 2021
terdapat satu daerah yang realisasinya mengalami peningkatan dibanding
periode sebelumnya yaitu Kabupaten Bombana yang meningkat 112,94%
(yoy) pada periode laporan mencapai Rp165,09 miliar atau 14,93% (Tabel
2.3).
Penurunan realisasi pada mayoritas Kabupaten/Kota disebabkan oleh
adanya perubahan kebijakan dalam pengelolaan keuangan di daerah,
mulai pada tahap perencanaan dan penyusunan kegiatan yang mulai
diterapkan pada 2021. Perubahan tersebut menyebabkan diperlukannya
koordinasi yang lebih panjang dibandingkan periode sebelumnya terlebih
Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar Rupiah*) angka pagu bersumber dari berbagai media online
Sumber: Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran, diolah
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021
KOTA/KAB
Kendari
Konawe
Konawe Selatan*
Konawe Utara*
Konawe Kepulauan
Kolaka
Kolaka Utara
Kolaka Timur
Bombana
Bau-Bau*
Buton*
Buton Utara
Buton Tengah
Buton Selatan
Muna*
Muna Barat
Wakatobi
Seluruh kab/kota
PAGU REALISASI
2020
1,605.35
1,492.80
1,375.66
825.85
520.39
1,358.14
985.97
768.23
1,126.64
951.54
1,022.14
626.62
682.78
743.64
1,275.14
659.16
919.86
16,939.90
150.30
103.07
105.98
37.96
47.03
121.84
96.20
111.89
77.53
79.47
47.03
53.88
51.85
63.92
136.57
72.82
73.41
1,430.75
% REALISASI
9.36
6.90
7.70
4.60
9.04
8.97
9.76
14.56
6.88
8.35
4.60
8.60
7.59
8.60
10.71
11.05
7.98
8.45
PAGU
1,835.25
1,385.07
1,430.00
964.11
600.93
1,129.14
959.17
731.64
1,105.78
1,090.19
956.00
679.67
677.43
706.16
1,700.00
659.93
1,021.10
17,631.56
2021
REALISASI
80.57
60.25
-
-
28.36
44.38
83.26
67.38
165.09
-
-
-
35.43
52.68
-
47.45
69.23
734.08
% REALISASI
4.39
4.35
0.00
0.00
4.72
3.93
8.68
9.21
14.93
0.00
0.00
0.00
5.23
7.46
0.00
7.19
6.78
4.16
adanya pembatasan mobilisasi. Namun demikian, kedepan diperkirakan
akan terjadi percepatan realisasi seiring dengan meningkatnya
pemahaman terkait dengan kebijakan dan sistem yang baru.
Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Daerah
(LKPP), kinerja keuangan per bulan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara
selama triwulan I 2021 masih tercatat 0,00% baik dalam target maupun
realisasi (Grafik 2.3). Hal serupa juga terjadi pada realisasi penyelesaian
fisik pengadaan pada periode laporan yang masih tercatat 0,00% baik dari
target maupun realisasi (Grafik 2.4). Hal ini terjadi karena hingga akhir
periode laporan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih mengalami
kendala dalam penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah
Daerah).
17BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Peningkatan realisasi tersebut disebabkan oleh tingginya realisasi belanja
pegawai dengan realisasi sebesar Rp206,97 miliar atau 13,22% dari pagu,
lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar Rp
155,13 miliar atau 10,36% dari pagu. Disamping itu, pada periode laporan
terdapat realisasi belanja bunga sebesar 1,61% dimana periode
sebelumnya tidak terdapat realiasasi pada komponen belanja tersebut. Di
sisilain terdapat realisasi komponen belanja operasi yang mengalami
penurunan yaitu belanja barang dan jasa yang mencatatkan realisasi
sebesar Rp25,73 miliar atau 3,17%, lebih rendah dari periode sebelumnya
yang terealisasi sebesar Rp31 miliar atau 3.99%.
Pada triwulan I 2021 capaian realisasi belanja modal tercatat sebesar
Rp72,66 miliar atau 4,27% lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang
tercatat hanya sebesar Rp31,61 miliar atau 2,35%. Peningkatan tersebut
didorong oleh peningkatan belanja subkomponen belanja jalan, jaringan
dan irigasi yang menyumbang realisasi Rp72,66 miliar atau sebesar
8,38% dari pagu belanja. Akselerasi yang terjadi pada subkompenen
belanja tersebut terjadi karena percepatan jadwal pelaksanaan proyek
yang dilakukan oleh Pemprov.
Namun, kurang optimalnya realisasi belanja modal untuk subkomponen
lainnya terjadi karena adanya kendala teknis yang dialami dalam
proses/tahapan pengadaan melalui aplikasi SIPD (Sistem Informasi
Pemerintah Daerah). Terkait kendala tersebut, pemerintah Sulawesi
Tenggara mengajukan penyesuaian dan koreksi Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) serta permohonan penggunaan kembali aplikasi lama
SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) yang telah familiar bagi
Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021
URAIAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Keuangan
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bangunan dan Gedung
Belanja Jalan, irigasi & Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
BELANJA TIDAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga
TRANSFER
Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota
ANGGARAN REALISASI
APBD 2020
4,788.39
2,901.83
1,497.72
777.90
26.95
571.21
28.05
1,347.50
0.04
170.01
544.29
594.42
39.02
57.84
57.84
481.22
481.22
238.80
190.93
155.13
31.00
-
4.80
-
31.61
-
5.37
25.71
0.53
-
3.00
3.00
13.26
13.26
SERAP (%)
4.99
6.58
10.36
3.99
-
0.84
-
2.35
-
3.16
4.72
0.09
-
5.19
5.19
2.76
2.76
ANGGARAN
5,235.19
2,945.98
1,565.39
811.49
82.24
481.72
5.14
1,699.94
-
124.66
676.53
866.90
31.86
19.97
19.97
569.30
-
APBD 2021
REALISASI
306.69
234.02
206.97
25.73
1.32
-
-
72.66
-
-
-
72.66
-
-
-
-
-
SERAP (%)
5.86
7.94
13.22
3.17
1.61
-
-
4.27
-
-
-
8.38
-
-
-
-
-
Berdasarkan data dari Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran
(TEPRA), pada tahun 2021 total anggaran APBD Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 meningkat 4,08% (yoy) menjadi
Rp17,63 triliun. Namun demikian, dari nilai APBD tersebut, terdapat
sejumlah Kabupaten/Kota yang masih dalam tahap pengesahan sehingga
belum terekap dalam laporan TEPRA dan masih terdapat kemungkinan
untuk berubah.
Dari total anggaran tersebut, realisasi selama periode triwulan I 2021
tercatat sebesar Rp734,08 miliar atau 4,16% dari pagunya. Capaian
tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan penyerapan pada
periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,45%.
Penurunan persentase realisasi APBD Kabupaten/Kota pada periode
laporan disebabkan oleh menurunnya realisasi yang terjadi hampir di
seluruh Kabupaten/Kota. Penurunan persentase realisasi terjadi di 16
Kabupaten/Kota dengan penurunan tertinggi adalah Kabupaten Kolaka
(turun 56,19%(yoy)), diikuti oleh Kota Kendari (turun 53,11% (yoy)) serta
Kabupaten Konawe Kepulauan, Konawe, Kabupaten Kolaka Timur,
Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton Tengah (masing-masing
turun 47,77% (yoy), 37,00% (yoy), 36,76% (yoy), 34,92 (yoy) dan 31,13% (yoy).
2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
mereka. Apabila permohonan tersebut disetujui, pemerintah Sulawesi
Tenggara optimis dapat melakukan penyerapan dan realisasi APBD secara
lebih optimal pada periode berikutnya. Berdasarkan informasi yang
diperoleh kendala serupa juga dialami oleh beberapa daerah lainnya.
16 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
REALISASITARGET
Grafik 2.4
SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 120%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara
1 2 3
2021
100,00%
48,17%
0,00%0,00%
Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan APBD Sulawesi Tenggara
SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
REALISASITARGET
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2021
100,00%
22,00%
0,00%0,00%
Disamping itu, masih terdapat 6 Kabupaten/Kota yang belum melakukan
realisasi sama sekali yaitu Kabupaten Buton, Konawe Selatan, Konawe
Utara, Baubau, Buton Utara dan Muna. Namun pada periode triwulan I 2021
terdapat satu daerah yang realisasinya mengalami peningkatan dibanding
periode sebelumnya yaitu Kabupaten Bombana yang meningkat 112,94%
(yoy) pada periode laporan mencapai Rp165,09 miliar atau 14,93% (Tabel
2.3).
Penurunan realisasi pada mayoritas Kabupaten/Kota disebabkan oleh
adanya perubahan kebijakan dalam pengelolaan keuangan di daerah,
mulai pada tahap perencanaan dan penyusunan kegiatan yang mulai
diterapkan pada 2021. Perubahan tersebut menyebabkan diperlukannya
koordinasi yang lebih panjang dibandingkan periode sebelumnya terlebih
Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar Rupiah*) angka pagu bersumber dari berbagai media online
Sumber: Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran, diolah
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021
KOTA/KAB
Kendari
Konawe
Konawe Selatan*
Konawe Utara*
Konawe Kepulauan
Kolaka
Kolaka Utara
Kolaka Timur
Bombana
Bau-Bau*
Buton*
Buton Utara
Buton Tengah
Buton Selatan
Muna*
Muna Barat
Wakatobi
Seluruh kab/kota
PAGU REALISASI
2020
1,605.35
1,492.80
1,375.66
825.85
520.39
1,358.14
985.97
768.23
1,126.64
951.54
1,022.14
626.62
682.78
743.64
1,275.14
659.16
919.86
16,939.90
150.30
103.07
105.98
37.96
47.03
121.84
96.20
111.89
77.53
79.47
47.03
53.88
51.85
63.92
136.57
72.82
73.41
1,430.75
% REALISASI
9.36
6.90
7.70
4.60
9.04
8.97
9.76
14.56
6.88
8.35
4.60
8.60
7.59
8.60
10.71
11.05
7.98
8.45
PAGU
1,835.25
1,385.07
1,430.00
964.11
600.93
1,129.14
959.17
731.64
1,105.78
1,090.19
956.00
679.67
677.43
706.16
1,700.00
659.93
1,021.10
17,631.56
2021
REALISASI
80.57
60.25
-
-
28.36
44.38
83.26
67.38
165.09
-
-
-
35.43
52.68
-
47.45
69.23
734.08
% REALISASI
4.39
4.35
0.00
0.00
4.72
3.93
8.68
9.21
14.93
0.00
0.00
0.00
5.23
7.46
0.00
7.19
6.78
4.16
adanya pembatasan mobilisasi. Namun demikian, kedepan diperkirakan
akan terjadi percepatan realisasi seiring dengan meningkatnya
pemahaman terkait dengan kebijakan dan sistem yang baru.
Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Daerah
(LKPP), kinerja keuangan per bulan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara
selama triwulan I 2021 masih tercatat 0,00% baik dalam target maupun
realisasi (Grafik 2.3). Hal serupa juga terjadi pada realisasi penyelesaian
fisik pengadaan pada periode laporan yang masih tercatat 0,00% baik dari
target maupun realisasi (Grafik 2.4). Hal ini terjadi karena hingga akhir
periode laporan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih mengalami
kendala dalam penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah
Daerah).
17BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Sesuai data dari Kajian Fiskal Regional (KFR) Kanwil DJPb Provinsi
Sulawesi Tenggara, total pagu dana desa untuk 17 Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar Rp1,64 triliun, lebih tinggi
0,22% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar
sebesar Rp 1,63 triliun. Pada triwulan I 2021, besaran Dana Desa yang telah
2.3.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada Triwulan I 2021
JENIS
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Belanja Bantuan Sosial
Total
PAGU REALISASI
KUMULATIF TW 2020
2,278.70
2,728.45
2,312.44
28.96
7,348.55
435.09
290.21
121.64
0.01
846.95
% THD TARGET
19.09
10.64
5.26
0.02
11.53
PAGU
2,417.73
2,666.75
2,493.65
6.77
7,584.90
KUMULATIF TW 2021
REALISASI
447.54
358.82
583.79
-
1,390.16
% THD TARGET
18.51
13.46
23.41
-
18.33
2.3. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBN
Alokasi anggaran belanja APBN Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2021
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Anggaran
belanja APBN 2021 Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp7,58 triliun atau
naik 3,22% (yoy) dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp7,35
triliun. Berdasarkan jenisnya, pangsa terbesar total APBN Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2021 diperuntukkan bagi belanja barang sebesar
35,16% atau Rp2,66 triliun, diikuti oleh belanja modal sebesar Rp2,49
triliun (32,88%), belanja pegawai sebesar Rp2,41 triliun (31,88%) dan
belanja bantuan sosial Rp6,77 miliar (0,09%). Komposisi tersebut tidak
jauh berbeda jika dibandingkan periode tahun 2020.
Pada triwulan I 2021, realisasi APBN tercatat sebesar Rp1,39 triliun (18,33%
dari total pagu) lebih tinggi Rp543,21 miliar atau 6,80% (yoy) dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp846,95
miliar (11,53% dari total pagi). Pencapaian realisasi periode laporan
melebihi target realisasi yang ditetapkan sebesar 15,00% disebabkan oleh
adanya pergeseran paradigma dalam proses/tahapan pengadaan antara
lain pelaksanaan proses lelang yang dapat dilakukan dari akhir tahun
sebelumnya sehingga realisasi program dapat dilakukan pada awal tahun
anggaran berjalan.
Peningkatan capaian realisasi APBN Pada triwulan I 2021, terjadi karena
peningkatan realisasi belanja modal dan belanja barang. Realisasi belanja
modal tercatat sebesar 23,41% atau sebesar Rp583,79 miliar, lebih tinggi
jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
5,26% atau Rp121,64 miliar. Realisasi belanja barang tercatat sebesar
13,46% atau Rp358,82 miliar, lebih tinggi dibanding periode sama tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar 10,64% atau Rp290,21 miliar.
Peningkatan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam
mendorong percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19
serta realisasi program multi years yang terus digodok penyelesaiannya
sesuai target.
Disisi lain, persentasi realisasi belanja pegawai tercatat sebesar 18,51%,
mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya yang tercatat
2.3.1. Realisasi APBN Provinsi sebesar 19,09%. Namun demikian, secara nominal realisasi belanja
pegawai mengalami peningkatan sebesar Rp12,45 miliar atau 3,05% (yoy)
menjadi Rp447,54 miliar pada periode laporan.
18 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
direalisasikan adalah sebesar Rp 147,59 miliar atau 9,02% dari total pagu
(Tabel 2.5). Realisasi tersebut mengalami peningkatan dibanding periode
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 131,32 miliar atau 8,04% dari
total pagu. Daerah dengan tingkat realisasi dana desa tertinggi secara
berurutan berasal dari Kabupaten Kolaka Timur, Kolaka Utara, Buton
Selatan dan Kolaka dengan tingkat realisasi masing-masing sebesar
36,27%, 34,71%, 27,18% dan 13,33%.
Terdapat 5 kabupaten dengan tingkat penyerapan masih berada pada
0,00% atau belum melakukan realisasi sama sekali yaitu Kabupaten
Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten
Konawe Utara dan Kabupaten Muna. Selain itu terdapat daerah dengan
realisasi dana desa dibawah sepuluh persen yaitu Kabupaten Konawe
Selatan (0,19%), Kabupaten Buton Tengah (5,19%), Kabupaten Wakatobi
(5,66%), Kabupaten Bombana (7,58%), Kabupaten Konawe (7,91%) dan
Kabupaten Muna Barat (8,00%). Penyerapan yang belum optimal di
beberapa daerah tersebut terjadi karena kendala dalam proses
penatausahaan administrasi dan kurang memadainya kelengkapan
dokumen yang dibutuhkan dalam proses realisasi atau pencairan dana
desa. Kedepan apabila permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan
efektif diperkirakan proses pencairan dan realisasi anggaran dana desa
secara umum dapat terakselerasi.
PAGU(RP MILIAR)
REALISASI(RP MILIAR)
REALISASI(%)
106.17
73.89
62.35
65.69
70.03
87.25
96.68
127.19
223.45
75.26
251.85
125.76
124.18
79.80
67.31
1,636.86
8.05
-
16.95
3.41
-
11.63
35.06
44.15
17.68
-
0.48
-
-
6.38
3.81
147.59
7.58
0.00
27.18
5.19
0.00
13.33
36.27
34.71
7.91
0.00
0.19
0.00
0.00
8.00
5.66
9.02
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021
KAB/KOTA
Kab. Bombana
Kab. Buton
Kab. Buton Selatan
Kab. Buton Tengah
Kab. Buton Utara
Kab. Kolaka
Kab. Kolaka Timur
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe
Kab. Konawe Kepulauan
Kab. Konawe Selatan
Kab. Konawe Utara
Kab. Muna
Kab. Muna Barat
Kab. Wakatobi
Total
Keterangan: Pagu dalam Rp Miliar. Penyerapan Desa dihitung terhadap realisasi RKUD terhadap RKDSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
19BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Sesuai data dari Kajian Fiskal Regional (KFR) Kanwil DJPb Provinsi
Sulawesi Tenggara, total pagu dana desa untuk 17 Kabupaten/Kota di
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar Rp1,64 triliun, lebih tinggi
0,22% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar
sebesar Rp 1,63 triliun. Pada triwulan I 2021, besaran Dana Desa yang telah
2.3.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada Triwulan I 2021
JENIS
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Belanja Bantuan Sosial
Total
PAGU REALISASI
KUMULATIF TW 2020
2,278.70
2,728.45
2,312.44
28.96
7,348.55
435.09
290.21
121.64
0.01
846.95
% THD TARGET
19.09
10.64
5.26
0.02
11.53
PAGU
2,417.73
2,666.75
2,493.65
6.77
7,584.90
KUMULATIF TW 2021
REALISASI
447.54
358.82
583.79
-
1,390.16
% THD TARGET
18.51
13.46
23.41
-
18.33
2.3. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBN
Alokasi anggaran belanja APBN Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2021
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Anggaran
belanja APBN 2021 Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp7,58 triliun atau
naik 3,22% (yoy) dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp7,35
triliun. Berdasarkan jenisnya, pangsa terbesar total APBN Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2021 diperuntukkan bagi belanja barang sebesar
35,16% atau Rp2,66 triliun, diikuti oleh belanja modal sebesar Rp2,49
triliun (32,88%), belanja pegawai sebesar Rp2,41 triliun (31,88%) dan
belanja bantuan sosial Rp6,77 miliar (0,09%). Komposisi tersebut tidak
jauh berbeda jika dibandingkan periode tahun 2020.
Pada triwulan I 2021, realisasi APBN tercatat sebesar Rp1,39 triliun (18,33%
dari total pagu) lebih tinggi Rp543,21 miliar atau 6,80% (yoy) dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp846,95
miliar (11,53% dari total pagi). Pencapaian realisasi periode laporan
melebihi target realisasi yang ditetapkan sebesar 15,00% disebabkan oleh
adanya pergeseran paradigma dalam proses/tahapan pengadaan antara
lain pelaksanaan proses lelang yang dapat dilakukan dari akhir tahun
sebelumnya sehingga realisasi program dapat dilakukan pada awal tahun
anggaran berjalan.
Peningkatan capaian realisasi APBN Pada triwulan I 2021, terjadi karena
peningkatan realisasi belanja modal dan belanja barang. Realisasi belanja
modal tercatat sebesar 23,41% atau sebesar Rp583,79 miliar, lebih tinggi
jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
5,26% atau Rp121,64 miliar. Realisasi belanja barang tercatat sebesar
13,46% atau Rp358,82 miliar, lebih tinggi dibanding periode sama tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar 10,64% atau Rp290,21 miliar.
Peningkatan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam
mendorong percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19
serta realisasi program multi years yang terus digodok penyelesaiannya
sesuai target.
Disisi lain, persentasi realisasi belanja pegawai tercatat sebesar 18,51%,
mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya yang tercatat
2.3.1. Realisasi APBN Provinsi sebesar 19,09%. Namun demikian, secara nominal realisasi belanja
pegawai mengalami peningkatan sebesar Rp12,45 miliar atau 3,05% (yoy)
menjadi Rp447,54 miliar pada periode laporan.
18 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
direalisasikan adalah sebesar Rp 147,59 miliar atau 9,02% dari total pagu
(Tabel 2.5). Realisasi tersebut mengalami peningkatan dibanding periode
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 131,32 miliar atau 8,04% dari
total pagu. Daerah dengan tingkat realisasi dana desa tertinggi secara
berurutan berasal dari Kabupaten Kolaka Timur, Kolaka Utara, Buton
Selatan dan Kolaka dengan tingkat realisasi masing-masing sebesar
36,27%, 34,71%, 27,18% dan 13,33%.
Terdapat 5 kabupaten dengan tingkat penyerapan masih berada pada
0,00% atau belum melakukan realisasi sama sekali yaitu Kabupaten
Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten
Konawe Utara dan Kabupaten Muna. Selain itu terdapat daerah dengan
realisasi dana desa dibawah sepuluh persen yaitu Kabupaten Konawe
Selatan (0,19%), Kabupaten Buton Tengah (5,19%), Kabupaten Wakatobi
(5,66%), Kabupaten Bombana (7,58%), Kabupaten Konawe (7,91%) dan
Kabupaten Muna Barat (8,00%). Penyerapan yang belum optimal di
beberapa daerah tersebut terjadi karena kendala dalam proses
penatausahaan administrasi dan kurang memadainya kelengkapan
dokumen yang dibutuhkan dalam proses realisasi atau pencairan dana
desa. Kedepan apabila permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan
efektif diperkirakan proses pencairan dan realisasi anggaran dana desa
secara umum dapat terakselerasi.
PAGU(RP MILIAR)
REALISASI(RP MILIAR)
REALISASI(%)
106.17
73.89
62.35
65.69
70.03
87.25
96.68
127.19
223.45
75.26
251.85
125.76
124.18
79.80
67.31
1,636.86
8.05
-
16.95
3.41
-
11.63
35.06
44.15
17.68
-
0.48
-
-
6.38
3.81
147.59
7.58
0.00
27.18
5.19
0.00
13.33
36.27
34.71
7.91
0.00
0.19
0.00
0.00
8.00
5.66
9.02
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021
KAB/KOTA
Kab. Bombana
Kab. Buton
Kab. Buton Selatan
Kab. Buton Tengah
Kab. Buton Utara
Kab. Kolaka
Kab. Kolaka Timur
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe
Kab. Konawe Kepulauan
Kab. Konawe Selatan
Kab. Konawe Utara
Kab. Muna
Kab. Muna Barat
Kab. Wakatobi
Total
Keterangan: Pagu dalam Rp Miliar. Penyerapan Desa dihitung terhadap realisasi RKUD terhadap RKDSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
19BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
1Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat
sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Inflasi Sulawesi Tenggara
pada periode laporan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang
tercatat sebesar 1,37% (yoy) namun masih dibawah inflasi regional
Sulawesi yang tercatat sebesar 2,03% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas dan
daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor
pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain itu,
perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun
curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode
3.1. KONDISI UMUM INFLASI
%, MTM
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara
KET:< 2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00 INDEKS
Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari
KET: 2019 =100; PRODUKSI IKAN: PENDARATAN IKAN DI PPS KENDARISUMBER: BMKG, DIOLAH
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 -
20
40
60
80
100
120
140
160
20192018 2020 2021
1 2 3
2021
KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)
Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama
SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BANK INDONESIA
Makanan, Minuman dan Tembakau
Perumahan
31,45%
13,74%
Transportasi
Kelompok Lainnya
14,60%
40,21%I
2020
II III IV
0,99
-0,15
1,43 1,33
-5,38
-0,17 -0,81
-0,20
2,493,02
SULAWESI TENGGARA CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI
PROPORSI KELOMPOK
Makanan, Minuman dan Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,Bahan Bakar RT
Transportasi
Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021
INF ≥ 4%
3% ≤ INF < 4%
2% ≤ INF < 3%
INF < 2%
Aceh 1,61%
Sumut 1,43%
Riau 1,87%
Sumbar 1,78%
Lampung 1,75%
Kepri 1,56%
Bengkulu 1,44%
Kep. Babel 2,06%
Sumsel 1,12%
Jambi 2,65%
Kalbar 1,02%
Kalsel 2,02%
Kaltim 0,74%
Kalteng 1,02%
Kaltara 1,13%
Banten 1,39%
Jakarta 1,11%
Jabar 1,43%
Jateng 1,48%
Yogyakarta 1,43%
Jatim 1,28%
Bali 0,84%
Ntb 1,56%
Ntt 0,78%
Sulut 1,69%
Gorontalo 2,03%
Sulteng 2,31%
Sulbar 3,31%
Sulsel 2,07%
Sultra 1,87%
2,03%1,73% 0,72%1,13%Sumatera
1,60%SulawesiJawa Balinusra Kalimantan
INFLASI NASIONAL : 1,37% (YoY)
Sulawesi
2,03%Sumatera
1,60%
Jawa 1,28%
Balinusra 1,01%
Kalimantan
1,13%
SUMBER: BPS
Mapua1,46%
Maluku 0,07%
Maluku Utara 1,36%
Papua 2,47%
Papua Barat 1,73%
1,46%Mapua
I
2021
1,87
2020
II III IV I
20212020
II III IV I
2021 2020
II III IV I
2021
0,16
0,56
0,15
0,07
2,224,66
laporan yang mendorong peningkatan harga pada beberapa komoditas
ikan segar dan sayur-sayuran.
Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi di Sulawes
Tenggara pada triwulan I 2021 disebabkan kenaikan harga di dua kelompok
utama, yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Kelompok
Transportasi. Sebagai catatan, Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata proporsi sebesar
31,45%, kelompok transportasi sebesar 14,60%, dan kelompok
perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,74%.
Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
1.
22 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Secara bulanan, pergerakan inflasi IHK Sulawesi Tenggara selama triwulan
I 2021 memiliki tren yang menurun, bahkan cenderung mengalami deflasi
jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan
pada periode laporan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm),
lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan triwulan
sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,00% (mtm). Berdasarkan
sumbernya, penyumbang terbesar deflasi bulanan rata-rata berasal dari
Kelompok Transportasi dan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin RT. Disisi lain, Kelompok Kesehatan dan Kelompok
Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami peningkatan tekanan inflasi
(Tabel 3.1).
Dilihat dari capaian inflasi per bulannya, pada Januari 2021 Sulawesi
Tenggara tercatat mengalami deflasi sebesar 0,39% (mtm), pada bulan
Februari 2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,03% (mtm) dan pada Maret
2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,07% (mtm) (Tabel 3.2).
3.2. PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN(MONTH TO MONTH)
Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)
KELOMPOK
Makanan, Minuman dan Tembakau
Pakaian dan Alas Kaki
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT
Kesehatan
Transportasi
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya
Pendidikan
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Inflasi (mtm)
OKT NOV
-0.88
-0.72
-0.09
0.05
0.01
-1.27
0.00
0.01
0.41
0.00
-0.41
-0.53
-0.68
0.06
-0.07
0.35
0.10
0.63
0.00
0.00
0.00
0.19
0.21
-0.08
DES
1.12
0.39
-0.02
0.06
0.14
1.50
0.22
0.02
0.00
0.00
-0.05
0.61
RERATA
TW IV 2020
-0.15
-0.09
-0.06
0.15
0.08
0.29
0.07
0.01
0.14
0.06
-0.08
0.00
JAN FEB
-0.37
-0.57
-0.05
-0.27
0.12
-1.56
0.00
0.01
0.00
0.00
0.19
-0.39
0.40
0.04
-0.02
-0.54
0.37
-0.24
0.00
-0.46
0.00
0.01
-0.40
0.03
MAR
0.04
0.13
-0.01
-0.03
0.04
0.47
0.00
-0.43
0.00
0.00
-0.14
0.07
RERATA
TW I 2021
0.02
-0.13
-0.03
-0.28
0.18
-0.44
0.00
-0.29
0.00
0.00
-0.12
-0.10
OKT NOV
-0.28
-0.05
-0.01
0.00
0.00
-0.19
0.00
0.00
0.02
0.00
-0.03
-0.53
-0.21
0.00
-0.01
0.02
0.00
0.09
0.00
0.00
0.00
0.01
0.01
-0.08
DES
0.35
0.03
0.00
0.00
0.00
0.22
0.02
0.00
0.00
0.00
0.00
0.61
RERATA
TW IV 2020
-0.05
-0.01
-0.01
0.01
0.00
0.04
0.01
0.00
0.01
0.00
-0.01
0.00
JAN FEB
-0.12
-0.04
-0.01
-0.01
0.00
-0.23
0.00
0.00
0.00
0.00
0.01
-0.39
0.13
0.00
0.00
-0.03
0.01
-0.04
0.00
-0.01
0.00
0.00
-0.03
0.03
MAR
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.07
0.00
-0.01
0.00
0.00
-0.01
0.07
RERATA
TW I 2021
0.01
-0.01
0.00
-0.01
0.00
-0.07
0.00
-0.01
0.00
0.00
-0.01
-0.10
INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)
Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi mengalami rata-rata deflasi
sebesar 0,44% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar -0,07%, menurun
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi
dengan rata-rata sebesar 0,29% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar
0,04%. Deflasi yang terjadi pada kelompok tersebut disebabkan oleh
penurunan tekanan harga pada komoditas angkutan udara yang
mencatatkan rata-rata deflasi 2,57% (mtm) pada periode laporan.
Normalisasi jasa angkutan udara paska masa high season pada triwulan
sebelumnya serta masih ketatnya kebijakan terkait dengan penerbangan
serta masih rendahnya minat wisata masyarakat menjadi faktor
pendorong penurunan harga pada Kelompok Transportasi.
Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan PemeliharaanRutin RT
Pada triwulan I 2021, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin RT mengalami rata-rata deflasi sebesar 0,28% (mtm)
dengan rata-rata andil sebesar -0,04%, menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,15% (mtm)
dengan rata-rata andil sebesar 0,02%. Deflasi yang terjadi pada kelompok
tersebut disebabkan oleh penurunan tekanan harga pada komoditas
barang pecah belah dan peralatan makan minum yang secara rata-rata
bulanan dari inflasi sebesar 0,73% (mtm) pada triwulan IV 2020 menjadi
deflasi 0,34% (mtm) pada periode laporan.
Penurunan harga yang terjadi karena normalisasi permintaan pada
komoditas peralatan dan perlengkapan RT sesuai dengan pola historisnya
yang meningkat pada festive season dan relatif stabil diluar masa tersebut.
Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi
sebesar 1,33% (yoy) (Grafik 3.5). Kondisi tersebut sama dengan perubahan
tekanan inflasi di regional yang juga mengalami peningkatan
dibandingkan periode sebelumnya. Di lain sisi, inflasi nasional
menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi tahunan dipicu
oleh tingginya tekanan harga pada Kelompok Makanan, minuman dan
tembakau, serta Kelompok Transportasi.
3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN(YEAR ON YEAR)
23BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
1Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat
sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Inflasi Sulawesi Tenggara
pada periode laporan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang
tercatat sebesar 1,37% (yoy) namun masih dibawah inflasi regional
Sulawesi yang tercatat sebesar 2,03% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas dan
daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor
pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain itu,
perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun
curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode
3.1. KONDISI UMUM INFLASI
%, MTM
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara
KET:< 2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV-2,00
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00 INDEKS
Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari
KET: 2019 =100; PRODUKSI IKAN: PENDARATAN IKAN DI PPS KENDARISUMBER: BMKG, DIOLAH
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 -
20
40
60
80
100
120
140
160
20192018 2020 2021
1 2 3
2021
KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)
Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama
SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BANK INDONESIA
Makanan, Minuman dan Tembakau
Perumahan
31,45%
13,74%
Transportasi
Kelompok Lainnya
14,60%
40,21%I
2020
II III IV
0,99
-0,15
1,43 1,33
-5,38
-0,17 -0,81
-0,20
2,493,02
SULAWESI TENGGARA CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI
PROPORSI KELOMPOK
Makanan, Minuman dan Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,Bahan Bakar RT
Transportasi
Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021
INF ≥ 4%
3% ≤ INF < 4%
2% ≤ INF < 3%
INF < 2%
Aceh 1,61%
Sumut 1,43%
Riau 1,87%
Sumbar 1,78%
Lampung 1,75%
Kepri 1,56%
Bengkulu 1,44%
Kep. Babel 2,06%
Sumsel 1,12%
Jambi 2,65%
Kalbar 1,02%
Kalsel 2,02%
Kaltim 0,74%
Kalteng 1,02%
Kaltara 1,13%
Banten 1,39%
Jakarta 1,11%
Jabar 1,43%
Jateng 1,48%
Yogyakarta 1,43%
Jatim 1,28%
Bali 0,84%
Ntb 1,56%
Ntt 0,78%
Sulut 1,69%
Gorontalo 2,03%
Sulteng 2,31%
Sulbar 3,31%
Sulsel 2,07%
Sultra 1,87%
2,03%1,73% 0,72%1,13%Sumatera
1,60%SulawesiJawa Balinusra Kalimantan
INFLASI NASIONAL : 1,37% (YoY)
Sulawesi
2,03%Sumatera
1,60%
Jawa 1,28%
Balinusra 1,01%
Kalimantan
1,13%
SUMBER: BPS
Mapua1,46%
Maluku 0,07%
Maluku Utara 1,36%
Papua 2,47%
Papua Barat 1,73%
1,46%Mapua
I
2021
1,87
2020
II III IV I
20212020
II III IV I
2021 2020
II III IV I
2021
0,16
0,56
0,15
0,07
2,224,66
laporan yang mendorong peningkatan harga pada beberapa komoditas
ikan segar dan sayur-sayuran.
Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi di Sulawes
Tenggara pada triwulan I 2021 disebabkan kenaikan harga di dua kelompok
utama, yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Kelompok
Transportasi. Sebagai catatan, Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata proporsi sebesar
31,45%, kelompok transportasi sebesar 14,60%, dan kelompok
perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,74%.
Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
1.
22 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Secara bulanan, pergerakan inflasi IHK Sulawesi Tenggara selama triwulan
I 2021 memiliki tren yang menurun, bahkan cenderung mengalami deflasi
jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan
pada periode laporan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm),
lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan triwulan
sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,00% (mtm). Berdasarkan
sumbernya, penyumbang terbesar deflasi bulanan rata-rata berasal dari
Kelompok Transportasi dan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin RT. Disisi lain, Kelompok Kesehatan dan Kelompok
Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami peningkatan tekanan inflasi
(Tabel 3.1).
Dilihat dari capaian inflasi per bulannya, pada Januari 2021 Sulawesi
Tenggara tercatat mengalami deflasi sebesar 0,39% (mtm), pada bulan
Februari 2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,03% (mtm) dan pada Maret
2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,07% (mtm) (Tabel 3.2).
3.2. PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN(MONTH TO MONTH)
Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)
KELOMPOK
Makanan, Minuman dan Tembakau
Pakaian dan Alas Kaki
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT
Kesehatan
Transportasi
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya
Pendidikan
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Inflasi (mtm)
OKT NOV
-0.88
-0.72
-0.09
0.05
0.01
-1.27
0.00
0.01
0.41
0.00
-0.41
-0.53
-0.68
0.06
-0.07
0.35
0.10
0.63
0.00
0.00
0.00
0.19
0.21
-0.08
DES
1.12
0.39
-0.02
0.06
0.14
1.50
0.22
0.02
0.00
0.00
-0.05
0.61
RERATA
TW IV 2020
-0.15
-0.09
-0.06
0.15
0.08
0.29
0.07
0.01
0.14
0.06
-0.08
0.00
JAN FEB
-0.37
-0.57
-0.05
-0.27
0.12
-1.56
0.00
0.01
0.00
0.00
0.19
-0.39
0.40
0.04
-0.02
-0.54
0.37
-0.24
0.00
-0.46
0.00
0.01
-0.40
0.03
MAR
0.04
0.13
-0.01
-0.03
0.04
0.47
0.00
-0.43
0.00
0.00
-0.14
0.07
RERATA
TW I 2021
0.02
-0.13
-0.03
-0.28
0.18
-0.44
0.00
-0.29
0.00
0.00
-0.12
-0.10
OKT NOV
-0.28
-0.05
-0.01
0.00
0.00
-0.19
0.00
0.00
0.02
0.00
-0.03
-0.53
-0.21
0.00
-0.01
0.02
0.00
0.09
0.00
0.00
0.00
0.01
0.01
-0.08
DES
0.35
0.03
0.00
0.00
0.00
0.22
0.02
0.00
0.00
0.00
0.00
0.61
RERATA
TW IV 2020
-0.05
-0.01
-0.01
0.01
0.00
0.04
0.01
0.00
0.01
0.00
-0.01
0.00
JAN FEB
-0.12
-0.04
-0.01
-0.01
0.00
-0.23
0.00
0.00
0.00
0.00
0.01
-0.39
0.13
0.00
0.00
-0.03
0.01
-0.04
0.00
-0.01
0.00
0.00
-0.03
0.03
MAR
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.07
0.00
-0.01
0.00
0.00
-0.01
0.07
RERATA
TW I 2021
0.01
-0.01
0.00
-0.01
0.00
-0.07
0.00
-0.01
0.00
0.00
-0.01
-0.10
INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)
Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi mengalami rata-rata deflasi
sebesar 0,44% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar -0,07%, menurun
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi
dengan rata-rata sebesar 0,29% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar
0,04%. Deflasi yang terjadi pada kelompok tersebut disebabkan oleh
penurunan tekanan harga pada komoditas angkutan udara yang
mencatatkan rata-rata deflasi 2,57% (mtm) pada periode laporan.
Normalisasi jasa angkutan udara paska masa high season pada triwulan
sebelumnya serta masih ketatnya kebijakan terkait dengan penerbangan
serta masih rendahnya minat wisata masyarakat menjadi faktor
pendorong penurunan harga pada Kelompok Transportasi.
Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan PemeliharaanRutin RT
Pada triwulan I 2021, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin RT mengalami rata-rata deflasi sebesar 0,28% (mtm)
dengan rata-rata andil sebesar -0,04%, menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,15% (mtm)
dengan rata-rata andil sebesar 0,02%. Deflasi yang terjadi pada kelompok
tersebut disebabkan oleh penurunan tekanan harga pada komoditas
barang pecah belah dan peralatan makan minum yang secara rata-rata
bulanan dari inflasi sebesar 0,73% (mtm) pada triwulan IV 2020 menjadi
deflasi 0,34% (mtm) pada periode laporan.
Penurunan harga yang terjadi karena normalisasi permintaan pada
komoditas peralatan dan perlengkapan RT sesuai dengan pola historisnya
yang meningkat pada festive season dan relatif stabil diluar masa tersebut.
Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi
sebesar 1,33% (yoy) (Grafik 3.5). Kondisi tersebut sama dengan perubahan
tekanan inflasi di regional yang juga mengalami peningkatan
dibandingkan periode sebelumnya. Di lain sisi, inflasi nasional
menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi tahunan dipicu
oleh tingginya tekanan harga pada Kelompok Makanan, minuman dan
tembakau, serta Kelompok Transportasi.
3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN(YEAR ON YEAR)
23BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Sumber: BPS, Perhitungan BI
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara
KOMODITAS ANDIL (%)
Cabai Rawit
Ikan Layang
Mobil
Ikan Selar
Daging Ayam Ras
Tempe
Tarif Kendaraan Roda 4 Online
Cabai Merah
Pir
Ayam Hidup
Angkutan Udara
Ikan Kembung
Daun Kelor
Bawang Merah
Ikan Katamba
Celana Panjang Jeans Pria
Kacang Panjang
Kangkung
Telur Ayam Ras
Ikan Bubara
0.06
0.05
0.05
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
-0.29
-0.10
-0.06
-0.03
-0.02
-0.02
-0.02
-0.02
-0.02
-0.01
FEBRUARI 2021JANUARI 2021 MARET 2021
KOMODITAS ANDIL (%)
PENYUMBANG INFLASI
Ikan Selar
Ikan Layang
Ikan Kembung
Ikan Bandeng
Kangkung
Kacang Panjang
Wortel
Mie Kering Instant
Ikan Rambe
Daging Ayam Ras
Cabai Rawit
Angkutan Udara
Telur Ayam Ras
Bawang Merah
Parfum
Biskuit
Air Kemasan
Sabun Detergen Bubuk/Cair
Shampo
Mainan Anak
0.05
0.04
0.03
0.02
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
-0.05
-0.05
-0.03
-0.02
-0.02
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
KOMODITAS ANDIL (%)
Cabai Rawit
Ikan Teri
Angkutan Udara
Ikan Cakalang
Tarif Kendaraan Roda 4 Online
Daun Kelor
Ikan Rambe
Bawang Merah
Minyak Goreng
Kacang Panjang
Ikan Layang
Ikan Kembung
Ikan Selar
Kangkung
Emas Perhiasan
Mainan Anak
Ayam Hidup
Ikan Katamba
Celana Pendek Pria
Ikan Tuna
0.07
0.06
0.04
0.03
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
-0.10
-0.06
-0.04
-0.02
-0.02
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
0.00
PENYUMBANG DEFLASI
Kelompok Makanan, Minuman dan TembakauKelompok bahan makanan pada triwulan I 2021 tercatat mengalami inflasi
sebesar 4,66% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 3,02% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi tersebut disebabkan kenaikan harga
beberapa komoditas ikan segar seperti Ikan Layang (26,06%; yoy) dan ikan
Cakalang (30,90%; yoy). Masih tingginya gelombang laut di area utama
penangkapan ikan di Sulawesi Tenggara menyebabkan produksi ikan pada
triwulan tersebut masih cenderung terbatas. Siklus tahunan dan pola
musim beberapa ikan seperti Ikan Cakalang, Ikan Tuna, dan Ikan Layang
juga menyebabkan penurunan produksi lebih jauh. Selain penurunan
supply ikan segar, anomali cuaca yang terjadi periode laporan juga
menyebabkan penurunan pasokan sayur-sayuran sehingga terjadi
peningkatan harga tahunan yang cukup sigifikan pada beberapa
komoditas seperti antara lain Daun Kelor (58,93%; yoy) dan Jeruk
Nipis/Limau (35,51%, yoy).
Meskipun demikian, peningkatan inflasi lebih jauh tertahan oleh
penurunan harga secara tahunan pada komoditas Bawang Merah (-
24,29%; yoy) dan Bawang Putih (-34,38%; yoy). Penurunan tersebut dipicu
oleh meningkatnya pasokan aneka bawang secara drastis dari luar daerah
sehingga total pasokan dalam wilayah Sulawesi Tenggara berlebih.
Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi tercatat mengalami
peningkatan tekanan inflasi tahunan. Pada periode laporan kelompok
transportasi mengalami inflasi sebesar 2,22% (yoy) dengan andil sebesar
0,32% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi pada triwulan
sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,81% (yoy) dengan andil
sebesar -0,12% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi pada periode laporan didorong oleh
peningkatan harga angkutan udara dibandingkan tahun lalu, dimana
inflasi angkutan udara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 3,37% (yoy).
Sebagai penjelas, pada periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan
permintaan jasa angkutan udara yang cukup dalam karena pandemi yang
memaksa maskapai untuk menurunkan harga jual tiketnya. Pada periode
laporan, permintaan sudah mulai menunjukkan pemulihan walaupun
belum kembali normal dan masih lebih rendah dibandingkan pada periode
festive. Hal tersebut mendorong maskapai untuk mulai menaikkan harga
tiket pesawat. Selain itu, peningkatan inflasi secara tahunan juga terjadi
pada harga mobil yang meningkat dari 5,42% (yoy) pada triwulan IV 2020
menjadi 6,78% (yoy) pada periode laporan.
24 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
RR
Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara
KET: BERDASARKAN LOKASI STASIUN CUACA YANG ADA DI SULTRA SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 10
100
200
300
400
500
600
KENDARIBAUBAU KOLAKA KONAWE SELATAN
2021
%, YOY
Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI
NASIONALSULTRA SULAWESI
1,87%2,03%
1,37%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-1,00%
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
2 3
Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)
KELOMPOK
Makanan, Minuman dan Tembakau
Pakaian dan Alas Kaki
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT
Kesehatan
Transportasi
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya
Pendidikan
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Inflasi (yoy)
I II
3,70
1,84
0,27
1,53
4,31
-6,28
-0,99
0,83
4,35
2,69
4,18
0,99
-0,20
1,22
0,16
1,33
2,90
-5,38
-2,02
-0,54
4,78
3,10
4,94
-0,15
III
2,49
0,01
0,56
2,02
2,92
-0,17
-3,32
-0,53
3,53
1,72
6,97
1,43
IV
2020
I
4.66
-0.98
0.07
0.75
1.22
2.22
-3.18
-0.86
1.75
0.86
3.72
1.87
INFLASI (%,YOY)
3,02
-0,51
0,15
2,35
2,85
-0,81
-3,02
-0,49
1,78
1,86
6,39
1,33
2021
I II
1.10
0.13
0.04
0.08
0.09
-0.99
-0.08
0.02
0.18
0.15
0.27
0.99
-0.06
0.08
0.02
0.07
0.06
-0.84
-0.15
-0.01
0.20
0.17
0.31
-0.15
III
0.78
0.00
0.08
0.11
0.06
-0.02
-0.25
-0.01
0.15
0.10
0.45
1.43
IV
2020
I
1.43
-0.07
0.01
0.04
0.03
0.32
-0.24
-0.02
0.08
0.05
0.25
1.87
ANDIL (%,YOY)
0.93
-0.04
0.02
0.12
0.06
-0.12
-0.23
-0.01
0.08
0.11
0.41
1.33
2021
Secara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasi tahunan
didorong oleh terjadinya peningkatan tekanan inflasi tahunan di Kota
Kendari. Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 2,10% (yoy) pada triwulan
I 2021, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 1,37% (yoy). Disisi lain, Kota
Baubau mengalami penurunan tekanan inflasi dari 1,25% (yoy) pada
triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode laporan (Grafik 3.7).
3.4. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA
Kota Kendari memberikan andil sebesar 1,10% terhadap inflasi Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021. Peningkatan tekanan inflasi tahunan di
Kota Kendari disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok
dengan proporsi terbesar, yaitu Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau, serta Kelompok Transportasi.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan inflasi
dari -2,04% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 5,33% (yoy) pada periode
laporan. Kondisi gelombang yang cukup tinggi dan siklus tahunan musim
In�asi Kota Kendari
ikan menyebabkan produksi beberapa jenis ikan segar menurun yang
menyebabkan kenaikan harga ikan antara lain Ikan Layang (39,86%; yoy)
dan Ikan Cakalang (29,64%; yoy).
Selain itu, peningkatan tekanan inflasi di kota Kendari juga didorong
peningkatan harga yang terjadi pada Kelompok Transportasi. Pada
triwulan I 2021, kelompok tersebut tercatat mengalami inflasi sebesar
2,85% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang mengalami deflasi sebesar 0,14% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi
yang pada jasa angkutan udara lebih disebabkan karena base effect
dimana pada akhir periode yang sama pada tahun lalu terjadi major drop
pada permintaan tiket pesawat dan saat ini sejalan dengan peningkatan
kualitas penanganan Covid-10, mobilitas masyarakat antar daerah mulai
menunjukkan pemulihan dan memberi ruang untuk maskapai menaikkan
harga tiketnya.
25BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Sumber: BPS, Perhitungan BI
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara
KOMODITAS ANDIL (%)
Cabai Rawit
Ikan Layang
Mobil
Ikan Selar
Daging Ayam Ras
Tempe
Tarif Kendaraan Roda 4 Online
Cabai Merah
Pir
Ayam Hidup
Angkutan Udara
Ikan Kembung
Daun Kelor
Bawang Merah
Ikan Katamba
Celana Panjang Jeans Pria
Kacang Panjang
Kangkung
Telur Ayam Ras
Ikan Bubara
0.06
0.05
0.05
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
-0.29
-0.10
-0.06
-0.03
-0.02
-0.02
-0.02
-0.02
-0.02
-0.01
FEBRUARI 2021JANUARI 2021 MARET 2021
KOMODITAS ANDIL (%)
PENYUMBANG INFLASI
Ikan Selar
Ikan Layang
Ikan Kembung
Ikan Bandeng
Kangkung
Kacang Panjang
Wortel
Mie Kering Instant
Ikan Rambe
Daging Ayam Ras
Cabai Rawit
Angkutan Udara
Telur Ayam Ras
Bawang Merah
Parfum
Biskuit
Air Kemasan
Sabun Detergen Bubuk/Cair
Shampo
Mainan Anak
0.05
0.04
0.03
0.02
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
-0.05
-0.05
-0.03
-0.02
-0.02
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
KOMODITAS ANDIL (%)
Cabai Rawit
Ikan Teri
Angkutan Udara
Ikan Cakalang
Tarif Kendaraan Roda 4 Online
Daun Kelor
Ikan Rambe
Bawang Merah
Minyak Goreng
Kacang Panjang
Ikan Layang
Ikan Kembung
Ikan Selar
Kangkung
Emas Perhiasan
Mainan Anak
Ayam Hidup
Ikan Katamba
Celana Pendek Pria
Ikan Tuna
0.07
0.06
0.04
0.03
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
-0.10
-0.06
-0.04
-0.02
-0.02
-0.01
-0.01
-0.01
-0.01
0.00
PENYUMBANG DEFLASI
Kelompok Makanan, Minuman dan TembakauKelompok bahan makanan pada triwulan I 2021 tercatat mengalami inflasi
sebesar 4,66% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 3,02% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi tersebut disebabkan kenaikan harga
beberapa komoditas ikan segar seperti Ikan Layang (26,06%; yoy) dan ikan
Cakalang (30,90%; yoy). Masih tingginya gelombang laut di area utama
penangkapan ikan di Sulawesi Tenggara menyebabkan produksi ikan pada
triwulan tersebut masih cenderung terbatas. Siklus tahunan dan pola
musim beberapa ikan seperti Ikan Cakalang, Ikan Tuna, dan Ikan Layang
juga menyebabkan penurunan produksi lebih jauh. Selain penurunan
supply ikan segar, anomali cuaca yang terjadi periode laporan juga
menyebabkan penurunan pasokan sayur-sayuran sehingga terjadi
peningkatan harga tahunan yang cukup sigifikan pada beberapa
komoditas seperti antara lain Daun Kelor (58,93%; yoy) dan Jeruk
Nipis/Limau (35,51%, yoy).
Meskipun demikian, peningkatan inflasi lebih jauh tertahan oleh
penurunan harga secara tahunan pada komoditas Bawang Merah (-
24,29%; yoy) dan Bawang Putih (-34,38%; yoy). Penurunan tersebut dipicu
oleh meningkatnya pasokan aneka bawang secara drastis dari luar daerah
sehingga total pasokan dalam wilayah Sulawesi Tenggara berlebih.
Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi tercatat mengalami
peningkatan tekanan inflasi tahunan. Pada periode laporan kelompok
transportasi mengalami inflasi sebesar 2,22% (yoy) dengan andil sebesar
0,32% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi pada triwulan
sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,81% (yoy) dengan andil
sebesar -0,12% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi pada periode laporan didorong oleh
peningkatan harga angkutan udara dibandingkan tahun lalu, dimana
inflasi angkutan udara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 3,37% (yoy).
Sebagai penjelas, pada periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan
permintaan jasa angkutan udara yang cukup dalam karena pandemi yang
memaksa maskapai untuk menurunkan harga jual tiketnya. Pada periode
laporan, permintaan sudah mulai menunjukkan pemulihan walaupun
belum kembali normal dan masih lebih rendah dibandingkan pada periode
festive. Hal tersebut mendorong maskapai untuk mulai menaikkan harga
tiket pesawat. Selain itu, peningkatan inflasi secara tahunan juga terjadi
pada harga mobil yang meningkat dari 5,42% (yoy) pada triwulan IV 2020
menjadi 6,78% (yoy) pada periode laporan.
24 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
RR
Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara
KET: BERDASARKAN LOKASI STASIUN CUACA YANG ADA DI SULTRA SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 10
100
200
300
400
500
600
KENDARIBAUBAU KOLAKA KONAWE SELATAN
2021
%, YOY
Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI
NASIONALSULTRA SULAWESI
1,87%2,03%
1,37%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-1,00%
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
2 3
Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)
KELOMPOK
Makanan, Minuman dan Tembakau
Pakaian dan Alas Kaki
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT
Kesehatan
Transportasi
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya
Pendidikan
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Inflasi (yoy)
I II
3,70
1,84
0,27
1,53
4,31
-6,28
-0,99
0,83
4,35
2,69
4,18
0,99
-0,20
1,22
0,16
1,33
2,90
-5,38
-2,02
-0,54
4,78
3,10
4,94
-0,15
III
2,49
0,01
0,56
2,02
2,92
-0,17
-3,32
-0,53
3,53
1,72
6,97
1,43
IV
2020
I
4.66
-0.98
0.07
0.75
1.22
2.22
-3.18
-0.86
1.75
0.86
3.72
1.87
INFLASI (%,YOY)
3,02
-0,51
0,15
2,35
2,85
-0,81
-3,02
-0,49
1,78
1,86
6,39
1,33
2021
I II
1.10
0.13
0.04
0.08
0.09
-0.99
-0.08
0.02
0.18
0.15
0.27
0.99
-0.06
0.08
0.02
0.07
0.06
-0.84
-0.15
-0.01
0.20
0.17
0.31
-0.15
III
0.78
0.00
0.08
0.11
0.06
-0.02
-0.25
-0.01
0.15
0.10
0.45
1.43
IV
2020
I
1.43
-0.07
0.01
0.04
0.03
0.32
-0.24
-0.02
0.08
0.05
0.25
1.87
ANDIL (%,YOY)
0.93
-0.04
0.02
0.12
0.06
-0.12
-0.23
-0.01
0.08
0.11
0.41
1.33
2021
Secara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasi tahunan
didorong oleh terjadinya peningkatan tekanan inflasi tahunan di Kota
Kendari. Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 2,10% (yoy) pada triwulan
I 2021, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 1,37% (yoy). Disisi lain, Kota
Baubau mengalami penurunan tekanan inflasi dari 1,25% (yoy) pada
triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode laporan (Grafik 3.7).
3.4. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA
Kota Kendari memberikan andil sebesar 1,10% terhadap inflasi Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021. Peningkatan tekanan inflasi tahunan di
Kota Kendari disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok
dengan proporsi terbesar, yaitu Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tembakau, serta Kelompok Transportasi.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan inflasi
dari -2,04% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 5,33% (yoy) pada periode
laporan. Kondisi gelombang yang cukup tinggi dan siklus tahunan musim
In�asi Kota Kendari
ikan menyebabkan produksi beberapa jenis ikan segar menurun yang
menyebabkan kenaikan harga ikan antara lain Ikan Layang (39,86%; yoy)
dan Ikan Cakalang (29,64%; yoy).
Selain itu, peningkatan tekanan inflasi di kota Kendari juga didorong
peningkatan harga yang terjadi pada Kelompok Transportasi. Pada
triwulan I 2021, kelompok tersebut tercatat mengalami inflasi sebesar
2,85% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang mengalami deflasi sebesar 0,14% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi
yang pada jasa angkutan udara lebih disebabkan karena base effect
dimana pada akhir periode yang sama pada tahun lalu terjadi major drop
pada permintaan tiket pesawat dan saat ini sejalan dengan peningkatan
kualitas penanganan Covid-10, mobilitas masyarakat antar daerah mulai
menunjukkan pemulihan dan memberi ruang untuk maskapai menaikkan
harga tiketnya.
25BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari dan Kota Baubau
% (YOY)
KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH
KENDARI BAUBAU SULTRA NASIONAL SULAMPUA
TW IV 2020 TW I 2021
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
Grafik 3.8
KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH
TW IV 2020 TW I 2021
MAK
ANAN
M
INU
MAN
PAKA
IAN
PERU
MAH
AN
PERL
ENGK
A-PA
N R
T
KESE
HAT
AN
TRA
NSP
ORTA
SI
INFO
RMAS
I
REK
REAS
I
PEN
DIDI
KAN
RES
TORA
N
PER
AWAT
AN
PRIB
ADI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
%YOY
-5,000,005,00
10,00
Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau
1,37 1,25 1,33
0,45
1,47
2,10
1,10
1,87
1,37
1,88
%YOY
-5,00
0,00
5,00
Sumber: BPS, diolah
Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara
KELOMPOK
Inflasi Umum
Sulawesi Tenggara
Kota Kendari
Kota Baubau
Inflasi Makanan, Minuman & Tembakau
Sulawesi Tenggara
Kota Kendari
Kota Baubau
I II
0.99
1.18
0.37
3.70
4.40
1.24
-0.15
-0.30
0.40
-0.20
-0.67
1.55
III
1.43
1.24
2.08
2.31
2.10
3.09
IV
2020
I
1.87
2.10
1.10
4.66
5.33
2.27
INFLASI (%,YOY)
1.33
1.37
1.25
2.70
2.04
5.16
2021
I II
0.99
1.18
0.37
1.10
1.33
0.36
-0.15
-0.30
0.40
-0.06
-0.21
0.45
III
1.43
1.24
2.08
0.78
0.52
1.64
IV
2020
I
2.10
1.10
1.87
1.43
1.66
0.66
ANDIL (%,YOY)
1.33
1.37
1.25
0.93
0.87
1.12
2021
Kondisi berbeda terjadi di Kota Baubau yang mengalami penurunan inflasi
dari 1,25% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode
laporan. Penurunan tersebut terjadi karena menurunnya tekanan inflasi
kelompok utama yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta
Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT.
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami penurunan
inflasi dari 5,16% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 2,77% (yoy) pada
periode laporan. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan peningkatan
pasokan Bawang Merah dari Enrekang serta peningkatan produksi ikan
segar di Baubau (kondisi sebaliknya terjadi di Kota Kendari) yang menekan
perubahan harga tahunan beberapa komoditas seperti Ikan Selar (-
20,75%) dan Bawang Merah (-17,49%) .
Penurunan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok Perlengkapan,
Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT dari 2,06% (yoy) pada triwulan IV
2020 menjadi 0,57% (yoy) pada periode laporan. Penurunan tekanan inflasi
pada kelompok tersebut disebabkan oleh penurunan harga komoditas
tekstil rumah tangga seperti yang turun dari 2,48% (yoy) pada triwulan IV
2020 menjadi -0,70% (yoy) pada periode laporan. Selain itu, penurunan
tekanan inflasi juga didorong oleh penurunan harga komoditas barang
pecah belah dan peralatan makan minum yang turun dari 5,95% (yoy) pada
triwulan IV 2020 menjadi -1,32% (yoy) pada periode laporan.
In�asi Kota BaubauPada April 2021, Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi sebesar
0,35% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya
yang mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm). Peningkatan tekanan inflasi
tersebut disebabkan oleh peningkatan tekanan inflasi yang terjadi di Kota
Baubau. Pada periode tersebut, Kota Kendari tercatat mengalami
penurunan tekanan inflasi dari 0,39% (mtm) pada Maret 2021 menjadi
0,21% (mtm) pada April 2021. Sedangkan, peningkatan tekanan inflasi
terjadi di Kota Baubau yang mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm), lebih
tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami
deflasi sebesar 0,99% (mtm).
Peningkatan tekanan inflasi bulanan yang terjadi pada April 2021
disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada Kelompok Makanan,
Minuman dan Tembakau, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin RT, serta Kelompok Pakian dan Alas Kaki.
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tercatat mengalami inflasi
sebesar 0,90% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm). Peningkatan
permintaan pada Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri
menyebabkan peningkatan harga secara bulanan pada beberapa
komoditas pangan seperti Pisang (24,05%), Ikan Kembung (4,28%), dan
Telur Ayam Ras (4,29%).
3.5. INFLASI TRIWULAN II 2021
26 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT yang tercatat
mengalami inflasi sebesar 1,33% (mtm). Capaian tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar
0,03% (mtm). Kebiasaan masyarakat untuk memperbaiki dan menghias
rumah menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri mendorong peningkatan
harga beberapa komoditas seperti Pasir 6,59% (mtm) dan Kain Gorden
8,04% (mtm).
Sejalan dengan inflasi bulanan yang cenderung mengalami peningkatan,
inflasi tahunan di Sultra pada April 2021 juga cenderung mengalami
peningkatan. Pada April 2021, inflasi tahunan Sultra tercatat sebesar
2,06% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi tahunan periode
sebelumnya yang sebesar 1,87% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
peningkatan tekanan inflasi pada Kelompok Peralatan, Perlengkapan dan
Pemeliharaan Rutin RT yang meningkat dari 0,75% (yoy) menjadi 2,01%
(yoy) pada periode laporan. Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga
didorong oleh peningkatan harga pada Kelompok Transportasi yang
meningkat dari 2,22% (yoy) menjadi 2,32% (yoy).
Laju inflasi tahunan Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2021 diperkirakan
akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya. Kondisi tersebut diakibatkan oleh permintaan yang
diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas dan
daya beli masyarakat. Hal ini sejalan dengan perkembangan data Google
Mobility Report (GMR) pada area pusat grosir yang tercatat mengalami
peningkatan pertumbuhan dari 15,7% (mtm) pada triwulan I 2021 menjadi
46,9% (mtm) pada Mei 2021. Selain itu, perkiraan peningkatan tekanan
inflasi juga didorong oleh keterbatasan pasokan beberapa komoditas ikan
segar, seperti Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan Tongkol dan beberapa jenis
ikan pelagis lainnya yang pada triwulan II mengalami penurunan produksi
akibat pola musim timur, serta keterbatasan pasokan pangan, seperti
Bawang Merah dan Telur Ayam Ras yang pada Mei 2021 tercatat mengalami
penurunan masing-masing sebesar -16,4% (mtm) dan -4,1% (mtm).
Dari sisi permintaan, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2021 juga
didorong oleh peningkatan permintaan komoditas olahan makanan dan
minuman, sejalan dengan informasi kontak liaison di sektor ritel yang
menyatakan pada triwulan II 2021 terjadi peningkatan penjualan seiring
dengan meningkatnya jumlah pengunjung dibandingkan rata-rata setiap
harinya.
Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah
bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya
menjaga kestabilan harga melalui berbagai kegiatan untuk menjamin
ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas. Secara
ringkas langkah-langkah pengendalian inflasi yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
3.6. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI
Telah dilakukan Realisasi Kerjasama Antardaerah (KAD) antara TPID
Kab. Muna dengan TPID Kota Kendari untuk mendukung stabilitas
pasokan dan harga untuk komoditas Daging Sapi. Sebagai sentra
produksi Daging Sapi di Sulawesi Tenggara, Kab. Muna menjalin
kerjasama perdagangan dengan Kota Kendari, dimana dalam
kerjasama tersebut Kab. Muna akan mensuplai kebutuhan Daging Sapi
di Kota Kendari dan sebaliknya, Kota Kendari akan mensuplai
kebutuhan Beras ke Kab. Muna. Perjanjian kerjasama perdagangan
antar daerah ini sudah pada tahap realisasi perdagangan.
Selain itu, TPID Kota Baubau dan TPID Kota Kendari juga telah
merealisasikan KAD untuk komoditas Ikan Segar. Komoditas ikan
segar seperti Ikan Cakalang dan Ikan Kembung seringkali menjadi
salah satu komoditas penyumbang inflasi dan deflasi terbesar baik di
Kota Kendari dan Kota Baubau. Pergerakan harga ikan segar sangat
sensitif terhadap ketersediaan pasokan. Karenanya, sebagai salah
satu sentra ikan segar di Sulawesi Tenggara Kota Baubau mensuplai
kebutuhan ikan segar di Kota Kendari, sebaliknya, Kota Kendari
mensuplai kebutuhan makanan pokok ke Kota Baubau. Kerjasama ini
sudah sampai pada tahap realisasi, dimana dalam waktu dekat ini akan
dilakukan transaksi perdana.
1. Inisiasi Kerjasama Antardaerah.
Pada bulan Maret 2021, telah dilakukan High Level Meeting TPID se-
Provinsi Sulawesi Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi. Dalam
pertemuan tersebut, dibahas berbagai i upaya pengendalian inflasi
dalam jangka pendek melalui penguatan sinergi dalam menjaga
stabilitas pasokan dan harga menjelang HBKN antara lain melalui
kegiatan sidak pasar dan operasi pasar murah.
2. High Level Meeting TPID
Menindaklanjuti hasil High Level Meeting TPID se-Provinsi Sulawesi
Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi pada Maret 2021 dalam upaya
menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan menjelang
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, TPID Sulawesi Tenggara dan Kota
Kendari, serta Satgas Pangan melakukan Sidak Pasar di Pasar
Mandonga, Pasar Kota, Gudang Bulog serta Pasar Modern pada bulan
April 2021. Selain itu, TPID Provinsi dan Kabupaten-Kota juga
melaksanakan Operasi Pangan Murah pada 29 April hingga 3 Mei 2021 di
Kabupaten Muna dan kegiatan Pasar Murah pada 3-8 Mei 2021 di
Kendari.
3. Sidak Pasar dan Operasi Pangan Murah
TPID melalui Bank Indonesia melakukan pengembangan klaster
Bawang Merah melalui penyaluran Program Sosial Bank Indonesia
(PSBI) berupa rumah produksi pupuk dan bibit unggul dengan teknologi
ozon untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan kemandirian
pangan. Hal ini terbukti dari produksi Bawang Merah pada lahan
demplot mencapai 14,7 ton/Ha, meningkat 110% dari sebelumnya yang
4. Pengembangan Program Klaster
27BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari dan Kota Baubau
% (YOY)
KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH
KENDARI BAUBAU SULTRA NASIONAL SULAMPUA
TW IV 2020 TW I 2021
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
Grafik 3.8
KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH
TW IV 2020 TW I 2021
MAK
ANAN
M
INU
MAN
PAKA
IAN
PERU
MAH
AN
PERL
ENGK
A-PA
N R
T
KESE
HAT
AN
TRA
NSP
ORTA
SI
INFO
RMAS
I
REK
REAS
I
PEN
DIDI
KAN
RES
TORA
N
PER
AWAT
AN
PRIB
ADI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
%YOY
-5,000,005,00
10,00
Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau
1,37 1,25 1,33
0,45
1,47
2,10
1,10
1,87
1,37
1,88
%YOY
-5,00
0,00
5,00
Sumber: BPS, diolah
Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara
KELOMPOK
Inflasi Umum
Sulawesi Tenggara
Kota Kendari
Kota Baubau
Inflasi Makanan, Minuman & Tembakau
Sulawesi Tenggara
Kota Kendari
Kota Baubau
I II
0.99
1.18
0.37
3.70
4.40
1.24
-0.15
-0.30
0.40
-0.20
-0.67
1.55
III
1.43
1.24
2.08
2.31
2.10
3.09
IV
2020
I
1.87
2.10
1.10
4.66
5.33
2.27
INFLASI (%,YOY)
1.33
1.37
1.25
2.70
2.04
5.16
2021
I II
0.99
1.18
0.37
1.10
1.33
0.36
-0.15
-0.30
0.40
-0.06
-0.21
0.45
III
1.43
1.24
2.08
0.78
0.52
1.64
IV
2020
I
2.10
1.10
1.87
1.43
1.66
0.66
ANDIL (%,YOY)
1.33
1.37
1.25
0.93
0.87
1.12
2021
Kondisi berbeda terjadi di Kota Baubau yang mengalami penurunan inflasi
dari 1,25% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode
laporan. Penurunan tersebut terjadi karena menurunnya tekanan inflasi
kelompok utama yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta
Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT.
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami penurunan
inflasi dari 5,16% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 2,77% (yoy) pada
periode laporan. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan peningkatan
pasokan Bawang Merah dari Enrekang serta peningkatan produksi ikan
segar di Baubau (kondisi sebaliknya terjadi di Kota Kendari) yang menekan
perubahan harga tahunan beberapa komoditas seperti Ikan Selar (-
20,75%) dan Bawang Merah (-17,49%) .
Penurunan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok Perlengkapan,
Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT dari 2,06% (yoy) pada triwulan IV
2020 menjadi 0,57% (yoy) pada periode laporan. Penurunan tekanan inflasi
pada kelompok tersebut disebabkan oleh penurunan harga komoditas
tekstil rumah tangga seperti yang turun dari 2,48% (yoy) pada triwulan IV
2020 menjadi -0,70% (yoy) pada periode laporan. Selain itu, penurunan
tekanan inflasi juga didorong oleh penurunan harga komoditas barang
pecah belah dan peralatan makan minum yang turun dari 5,95% (yoy) pada
triwulan IV 2020 menjadi -1,32% (yoy) pada periode laporan.
In�asi Kota BaubauPada April 2021, Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi sebesar
0,35% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya
yang mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm). Peningkatan tekanan inflasi
tersebut disebabkan oleh peningkatan tekanan inflasi yang terjadi di Kota
Baubau. Pada periode tersebut, Kota Kendari tercatat mengalami
penurunan tekanan inflasi dari 0,39% (mtm) pada Maret 2021 menjadi
0,21% (mtm) pada April 2021. Sedangkan, peningkatan tekanan inflasi
terjadi di Kota Baubau yang mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm), lebih
tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami
deflasi sebesar 0,99% (mtm).
Peningkatan tekanan inflasi bulanan yang terjadi pada April 2021
disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada Kelompok Makanan,
Minuman dan Tembakau, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin RT, serta Kelompok Pakian dan Alas Kaki.
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tercatat mengalami inflasi
sebesar 0,90% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm). Peningkatan
permintaan pada Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri
menyebabkan peningkatan harga secara bulanan pada beberapa
komoditas pangan seperti Pisang (24,05%), Ikan Kembung (4,28%), dan
Telur Ayam Ras (4,29%).
3.5. INFLASI TRIWULAN II 2021
26 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT yang tercatat
mengalami inflasi sebesar 1,33% (mtm). Capaian tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar
0,03% (mtm). Kebiasaan masyarakat untuk memperbaiki dan menghias
rumah menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri mendorong peningkatan
harga beberapa komoditas seperti Pasir 6,59% (mtm) dan Kain Gorden
8,04% (mtm).
Sejalan dengan inflasi bulanan yang cenderung mengalami peningkatan,
inflasi tahunan di Sultra pada April 2021 juga cenderung mengalami
peningkatan. Pada April 2021, inflasi tahunan Sultra tercatat sebesar
2,06% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi tahunan periode
sebelumnya yang sebesar 1,87% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
peningkatan tekanan inflasi pada Kelompok Peralatan, Perlengkapan dan
Pemeliharaan Rutin RT yang meningkat dari 0,75% (yoy) menjadi 2,01%
(yoy) pada periode laporan. Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga
didorong oleh peningkatan harga pada Kelompok Transportasi yang
meningkat dari 2,22% (yoy) menjadi 2,32% (yoy).
Laju inflasi tahunan Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2021 diperkirakan
akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya. Kondisi tersebut diakibatkan oleh permintaan yang
diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas dan
daya beli masyarakat. Hal ini sejalan dengan perkembangan data Google
Mobility Report (GMR) pada area pusat grosir yang tercatat mengalami
peningkatan pertumbuhan dari 15,7% (mtm) pada triwulan I 2021 menjadi
46,9% (mtm) pada Mei 2021. Selain itu, perkiraan peningkatan tekanan
inflasi juga didorong oleh keterbatasan pasokan beberapa komoditas ikan
segar, seperti Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan Tongkol dan beberapa jenis
ikan pelagis lainnya yang pada triwulan II mengalami penurunan produksi
akibat pola musim timur, serta keterbatasan pasokan pangan, seperti
Bawang Merah dan Telur Ayam Ras yang pada Mei 2021 tercatat mengalami
penurunan masing-masing sebesar -16,4% (mtm) dan -4,1% (mtm).
Dari sisi permintaan, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2021 juga
didorong oleh peningkatan permintaan komoditas olahan makanan dan
minuman, sejalan dengan informasi kontak liaison di sektor ritel yang
menyatakan pada triwulan II 2021 terjadi peningkatan penjualan seiring
dengan meningkatnya jumlah pengunjung dibandingkan rata-rata setiap
harinya.
Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah
bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya
menjaga kestabilan harga melalui berbagai kegiatan untuk menjamin
ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas. Secara
ringkas langkah-langkah pengendalian inflasi yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
3.6. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI
Telah dilakukan Realisasi Kerjasama Antardaerah (KAD) antara TPID
Kab. Muna dengan TPID Kota Kendari untuk mendukung stabilitas
pasokan dan harga untuk komoditas Daging Sapi. Sebagai sentra
produksi Daging Sapi di Sulawesi Tenggara, Kab. Muna menjalin
kerjasama perdagangan dengan Kota Kendari, dimana dalam
kerjasama tersebut Kab. Muna akan mensuplai kebutuhan Daging Sapi
di Kota Kendari dan sebaliknya, Kota Kendari akan mensuplai
kebutuhan Beras ke Kab. Muna. Perjanjian kerjasama perdagangan
antar daerah ini sudah pada tahap realisasi perdagangan.
Selain itu, TPID Kota Baubau dan TPID Kota Kendari juga telah
merealisasikan KAD untuk komoditas Ikan Segar. Komoditas ikan
segar seperti Ikan Cakalang dan Ikan Kembung seringkali menjadi
salah satu komoditas penyumbang inflasi dan deflasi terbesar baik di
Kota Kendari dan Kota Baubau. Pergerakan harga ikan segar sangat
sensitif terhadap ketersediaan pasokan. Karenanya, sebagai salah
satu sentra ikan segar di Sulawesi Tenggara Kota Baubau mensuplai
kebutuhan ikan segar di Kota Kendari, sebaliknya, Kota Kendari
mensuplai kebutuhan makanan pokok ke Kota Baubau. Kerjasama ini
sudah sampai pada tahap realisasi, dimana dalam waktu dekat ini akan
dilakukan transaksi perdana.
1. Inisiasi Kerjasama Antardaerah.
Pada bulan Maret 2021, telah dilakukan High Level Meeting TPID se-
Provinsi Sulawesi Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi. Dalam
pertemuan tersebut, dibahas berbagai i upaya pengendalian inflasi
dalam jangka pendek melalui penguatan sinergi dalam menjaga
stabilitas pasokan dan harga menjelang HBKN antara lain melalui
kegiatan sidak pasar dan operasi pasar murah.
2. High Level Meeting TPID
Menindaklanjuti hasil High Level Meeting TPID se-Provinsi Sulawesi
Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi pada Maret 2021 dalam upaya
menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan menjelang
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, TPID Sulawesi Tenggara dan Kota
Kendari, serta Satgas Pangan melakukan Sidak Pasar di Pasar
Mandonga, Pasar Kota, Gudang Bulog serta Pasar Modern pada bulan
April 2021. Selain itu, TPID Provinsi dan Kabupaten-Kota juga
melaksanakan Operasi Pangan Murah pada 29 April hingga 3 Mei 2021 di
Kabupaten Muna dan kegiatan Pasar Murah pada 3-8 Mei 2021 di
Kendari.
3. Sidak Pasar dan Operasi Pangan Murah
TPID melalui Bank Indonesia melakukan pengembangan klaster
Bawang Merah melalui penyaluran Program Sosial Bank Indonesia
(PSBI) berupa rumah produksi pupuk dan bibit unggul dengan teknologi
ozon untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan kemandirian
pangan. Hal ini terbukti dari produksi Bawang Merah pada lahan
demplot mencapai 14,7 ton/Ha, meningkat 110% dari sebelumnya yang
4. Pengembangan Program Klaster
27BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
sebesar 7 ton/Ha. Selain itu, TPID juga mengembangkan Digital Eco
Farming Padi Sawah yang terintegrasi dengan peternakan.
Pengembangan klaster Padi Sawah ini terbukti meningkatkan
produktivitas dari 5 ton/Ha menjadi 6 ton/Ha pada lahan yang sama.
28 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 3
BOKS 3 : Sinergi Pengendalian Harga Bawang Merah Pada Musim Tanamdan Panen Raya
Berdasarkan analisis surplus defisit komoditas pangan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2019,
Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk kedalam provinsi yang
mengalami defisit Bawang Merah (Grafik 1). Kondisi ketergantungan
ini terus berlanjut dimana pada tahun 2020 Provinsi Sulawesi
Tenggara mencatatkan net transaksi masuk sebesar 1300 ton.
Defisit komoditas Bawang Merah berimplikasi pada peningkatan
tekanan inflasi Bawang Merah di Sulawesi Tenggara, dimana secara
rata-rata pada tahun 2019 Bawang Merah tercatat mengalami inflasi
sebesar 17,21& (yoy). Kondisi ini terus berlanjut hingga 2020, dimana
secara rata-rata terjadi peningkatan tekanan inflasi dengan capaian
sebesar 24,91% (yoy). Pergerakan harga komoditas Bawang Merah
utamanya didorong oleh faktor eksternal, seperti curah hujan,
pasokan dari luar, serta produksi domestik yang mendorong
terjadinya volatilitas (naik-turun) harga.
Jika dilihat berdasarkan volatilitas harga di Sulawesi Tenggara,
Bawang Merah memiliki volatilitas yang cukup tinggi disamping
Cabai Rawit dan termasuk kedalam salah satu komoditas
penyumbang inflasi/deflasi terbesar. Jika melihat pola tanam
tahunan, komoditas Bawang Merah di Sulawesi Tenggara memiliki
dua kali masa panen raya, yaitu pada bulan Januari hingga Maret dan
bulan Agustus hingga Oktober. Meskipun mengalami pergeseran
tanam akibat pergeseran cuaca, akan tetapi pola panen raya dapat
dilihat dari pergerakan harga Bawang Merah secara bulanan, dimana
secara rutin pada bulan April hingga Mei adalah periode inflasi
Bawang Merah akibat terbatasnya pasokan dan curah hujan yang
masih cenderung tinggi di Sulawesi Tenggara. Sedangkan
berdasarkan data luas panen dari Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Sulawesi Selatan Tahun 2020-2021,
pada bulan Februari hingga Juni terlihat Sulawesi Selatan
(Enrekang) mulai memasuki panen raya Bawang Merah, sehingga
semestinya surplus komoditas tersebut dapat disalurkan untuk
memenuhi kebutuhan pasokan di Sulawesi Tenggara dan menekan
peningkatan inflasi pada bulan tersebut.
Di wilayah Sulawesi sendiri terdapat Sulawesi Selatan sebagai
sentra Bawang merah yang menjadi penyokong pasokan Bawang
Merah di wilayah Sulawesi. Jika dilihat dari grafik pemasukan
komoditas secara bulanan, terlihat peningkatan komoditas yang
masuk ke Sultra secara drastis terjadi pada awal triwulan II hingga
memasuki awal triwulan III. Hal ini sejalan dengan periode panen
Sultra yang berakhir pada triwulan I, sehingga menyebabkan
pemasukan komoditas Bawang Merah dari luar Sultra pada periode
berikutnya menjadi besar. Akan tetapi, terkadang terjadi missmatch
total permintaan dengan pasokan yang ada, seperti yang terjadi
Grafik 1. Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah 2019
SUMBER : DITJEN HORTIKULTURA, 2019
Grafik 2. Volatilitas Komoditas Utama Penyumbang Inflasi
SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Bawang Merah, 11.10
Beras, 1.90
Daging Ayam Ras, 4.27
Ikan Cakalang, 9.09
Ikan Layang, 8.58
Telur Ayam Ras, 3.92
Daun kelor, 15.11
Cabai Raw 16.10
Grafik 3. Siklus Panen Tahunan Bawang Merah Sultra
SUMBER : BERBAGAI SUMBER, DIOLAH
MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR
PANEN
TANAM PANEN
TANAM
MUSIMHUJAN
MUSIM KEMARAU
PERALIHANMUSIM
Grafik 4. Pola Inflasi Bulanan Bawang Merah Sultra
SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH
2015 2016 2017 2018
40
30
20
10
0
-10
-20
-30
MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR
2019 2020 2021
DEFLASI INFLASI DEFLASI INFLASI
29BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
sebesar 7 ton/Ha. Selain itu, TPID juga mengembangkan Digital Eco
Farming Padi Sawah yang terintegrasi dengan peternakan.
Pengembangan klaster Padi Sawah ini terbukti meningkatkan
produktivitas dari 5 ton/Ha menjadi 6 ton/Ha pada lahan yang sama.
28 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 3
BOKS 3 : Sinergi Pengendalian Harga Bawang Merah Pada Musim Tanamdan Panen Raya
Berdasarkan analisis surplus defisit komoditas pangan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2019,
Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk kedalam provinsi yang
mengalami defisit Bawang Merah (Grafik 1). Kondisi ketergantungan
ini terus berlanjut dimana pada tahun 2020 Provinsi Sulawesi
Tenggara mencatatkan net transaksi masuk sebesar 1300 ton.
Defisit komoditas Bawang Merah berimplikasi pada peningkatan
tekanan inflasi Bawang Merah di Sulawesi Tenggara, dimana secara
rata-rata pada tahun 2019 Bawang Merah tercatat mengalami inflasi
sebesar 17,21& (yoy). Kondisi ini terus berlanjut hingga 2020, dimana
secara rata-rata terjadi peningkatan tekanan inflasi dengan capaian
sebesar 24,91% (yoy). Pergerakan harga komoditas Bawang Merah
utamanya didorong oleh faktor eksternal, seperti curah hujan,
pasokan dari luar, serta produksi domestik yang mendorong
terjadinya volatilitas (naik-turun) harga.
Jika dilihat berdasarkan volatilitas harga di Sulawesi Tenggara,
Bawang Merah memiliki volatilitas yang cukup tinggi disamping
Cabai Rawit dan termasuk kedalam salah satu komoditas
penyumbang inflasi/deflasi terbesar. Jika melihat pola tanam
tahunan, komoditas Bawang Merah di Sulawesi Tenggara memiliki
dua kali masa panen raya, yaitu pada bulan Januari hingga Maret dan
bulan Agustus hingga Oktober. Meskipun mengalami pergeseran
tanam akibat pergeseran cuaca, akan tetapi pola panen raya dapat
dilihat dari pergerakan harga Bawang Merah secara bulanan, dimana
secara rutin pada bulan April hingga Mei adalah periode inflasi
Bawang Merah akibat terbatasnya pasokan dan curah hujan yang
masih cenderung tinggi di Sulawesi Tenggara. Sedangkan
berdasarkan data luas panen dari Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Sulawesi Selatan Tahun 2020-2021,
pada bulan Februari hingga Juni terlihat Sulawesi Selatan
(Enrekang) mulai memasuki panen raya Bawang Merah, sehingga
semestinya surplus komoditas tersebut dapat disalurkan untuk
memenuhi kebutuhan pasokan di Sulawesi Tenggara dan menekan
peningkatan inflasi pada bulan tersebut.
Di wilayah Sulawesi sendiri terdapat Sulawesi Selatan sebagai
sentra Bawang merah yang menjadi penyokong pasokan Bawang
Merah di wilayah Sulawesi. Jika dilihat dari grafik pemasukan
komoditas secara bulanan, terlihat peningkatan komoditas yang
masuk ke Sultra secara drastis terjadi pada awal triwulan II hingga
memasuki awal triwulan III. Hal ini sejalan dengan periode panen
Sultra yang berakhir pada triwulan I, sehingga menyebabkan
pemasukan komoditas Bawang Merah dari luar Sultra pada periode
berikutnya menjadi besar. Akan tetapi, terkadang terjadi missmatch
total permintaan dengan pasokan yang ada, seperti yang terjadi
Grafik 1. Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah 2019
SUMBER : DITJEN HORTIKULTURA, 2019
Grafik 2. Volatilitas Komoditas Utama Penyumbang Inflasi
SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Bawang Merah, 11.10
Beras, 1.90
Daging Ayam Ras, 4.27
Ikan Cakalang, 9.09
Ikan Layang, 8.58
Telur Ayam Ras, 3.92
Daun kelor, 15.11
Cabai Raw 16.10
Grafik 3. Siklus Panen Tahunan Bawang Merah Sultra
SUMBER : BERBAGAI SUMBER, DIOLAH
MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR
PANEN
TANAM PANEN
TANAM
MUSIMHUJAN
MUSIM KEMARAU
PERALIHANMUSIM
Grafik 4. Pola Inflasi Bulanan Bawang Merah Sultra
SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH
2015 2016 2017 2018
40
30
20
10
0
-10
-20
-30
MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR
2019 2020 2021
DEFLASI INFLASI DEFLASI INFLASI
29BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 3
pada rata-rata bulan Februari yang mengalami deflasi cukup dalam
setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan masih berlangsungnya sisa
musim panen Bawang Merah dari Buton dan Kolaka Utara, akan
tetapi pada periode yang sama pemasukan komoditas dari luar
daerah (Enrekang dan Surabaya) cukup besar akibat musim panen
yang hampir bersamaan Dengan permintaan yang cenderung tetap
pada awal tahun, kondisi ini menyebabkan harga Bawang Merah
cenderung mengalami penurunan akibat kelebihan pasokan.
Jika dilihat melalui perbandingan harga Bawang Merah di Sultra dan
wilayah sentra Bawang Merah di sekitarnya, terlihat adanya
Grafik 5. Pemasukan Bawang Merah Dari Luar Sultra
SUMBER : BKP, DIOLAH
MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR
2020
JAN FEB MAR APR
2021
-
50
100
150
200
250
300
Grafik 6. Pergerakan Harga Bulanan Bawang Merah
SUMBER : DATA PIHPS 2021, DIOLAH
70000
60000
50000
40000
30000
20000MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR JAN
2020 2021
JATIM SULSEL SULTRA SULTENG
1. Terus mendorong upaya ekstensifikasi pada beberapa
daerah sentra produksi seperti Kolaka Utara, Buton,
Wakatobi, dan Kolaka Timur
2. Perluasan pengembangbiakan varietas bibit unggul baik
yang berasal dari dalam provinsi (Varietas Lokananta)
maupun pengembangan bibit unggul dari luar provinsi
(Varietas Trisula, Bangkok, Brebes) yang memiliki
produktivitas tinggi dan usia panen yang lebih cepat.
3. Optimalisasi penyaluran PSBI dalam pengembangan
klaster Bawang Merah untuk mendorong produktivitas,
maupun value added bagi petani.
1. Melakukan pemetaan pola tanam dan panen dengan
provinsi sentra Bawang Merah melalui koordinasi antar
TPID agar tidak terjadi missmatch antara supply dan
demand yang berimbas pada peningkatan inflasi/deflasi
secara signifikan.
2. Penjajakan kerjasama antardaerah untuk menjaga
ketersediaan pasokan dan stabilitas harga. Selain untuk
menjaga stabilitas harga, penjajakan kerjasama
antardaerah juga diupayakan untuk mempertahankan
nilai tukar pertanian dan pendapatan petani.
Dari Sisi Internal Dari Sisi Eksternal
disparitas harga yang cukup tinggi yang dapat menjadi daya tarik
perdagangan Bawang Merah ke Sultra. Dengan adanya tarikan faktor
harga ini, semestinya provinsi sekitar dapat menyalurkan Bawang
Merah ke Sultra pada saat musim tanam sedang berlangsung,
seperti pada bulan Maret terjadi disparitas harga yang cukup tinggi
antara Sultra dengan Provinsi Sulsel dan Jatim. Karenanya, sebagai
upaya menekan volatilitas harga saat musim tanam dan musim
panen yang terpantau cukup tinggi, beberapa upaya yang dapat
dilakukan oleh TPID adalah sebagai berikut:
30 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 3
pada rata-rata bulan Februari yang mengalami deflasi cukup dalam
setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan masih berlangsungnya sisa
musim panen Bawang Merah dari Buton dan Kolaka Utara, akan
tetapi pada periode yang sama pemasukan komoditas dari luar
daerah (Enrekang dan Surabaya) cukup besar akibat musim panen
yang hampir bersamaan Dengan permintaan yang cenderung tetap
pada awal tahun, kondisi ini menyebabkan harga Bawang Merah
cenderung mengalami penurunan akibat kelebihan pasokan.
Jika dilihat melalui perbandingan harga Bawang Merah di Sultra dan
wilayah sentra Bawang Merah di sekitarnya, terlihat adanya
Grafik 5. Pemasukan Bawang Merah Dari Luar Sultra
SUMBER : BKP, DIOLAH
MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR
2020
JAN FEB MAR APR
2021
-
50
100
150
200
250
300
Grafik 6. Pergerakan Harga Bulanan Bawang Merah
SUMBER : DATA PIHPS 2021, DIOLAH
70000
60000
50000
40000
30000
20000MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR JAN
2020 2021
JATIM SULSEL SULTRA SULTENG
1. Terus mendorong upaya ekstensifikasi pada beberapa
daerah sentra produksi seperti Kolaka Utara, Buton,
Wakatobi, dan Kolaka Timur
2. Perluasan pengembangbiakan varietas bibit unggul baik
yang berasal dari dalam provinsi (Varietas Lokananta)
maupun pengembangan bibit unggul dari luar provinsi
(Varietas Trisula, Bangkok, Brebes) yang memiliki
produktivitas tinggi dan usia panen yang lebih cepat.
3. Optimalisasi penyaluran PSBI dalam pengembangan
klaster Bawang Merah untuk mendorong produktivitas,
maupun value added bagi petani.
1. Melakukan pemetaan pola tanam dan panen dengan
provinsi sentra Bawang Merah melalui koordinasi antar
TPID agar tidak terjadi missmatch antara supply dan
demand yang berimbas pada peningkatan inflasi/deflasi
secara signifikan.
2. Penjajakan kerjasama antardaerah untuk menjaga
ketersediaan pasokan dan stabilitas harga. Selain untuk
menjaga stabilitas harga, penjajakan kerjasama
antardaerah juga diupayakan untuk mempertahankan
nilai tukar pertanian dan pendapatan petani.
Dari Sisi Internal Dari Sisi Eksternal
disparitas harga yang cukup tinggi yang dapat menjadi daya tarik
perdagangan Bawang Merah ke Sultra. Dengan adanya tarikan faktor
harga ini, semestinya provinsi sekitar dapat menyalurkan Bawang
Merah ke Sultra pada saat musim tanam sedang berlangsung,
seperti pada bulan Maret terjadi disparitas harga yang cukup tinggi
antara Sultra dengan Provinsi Sulsel dan Jatim. Karenanya, sebagai
upaya menekan volatilitas harga saat musim tanam dan musim
panen yang terpantau cukup tinggi, beberapa upaya yang dapat
dilakukan oleh TPID adalah sebagai berikut:
30 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Pada triwulan IV 2020 berbagai upaya telah dilakukan oleh Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan dan mempercepat pemuihan ekonomi Sulawesi Tenggara.
Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap ekonomi ke
depan yang semakin optimis, diharapkan mampu mendorong pemulihan
ekonomi lebih cepat.
Satu garis merah dari indikator berbagai unsur sistem keuangan Sulawesi
Tenggara adalah peningkatan perilaku kehati-hatian yang mungkin di satu
sisi dapat menekan laju pertumbuhan keuangan namun dapat membantu
pencegahan materialisasi risiko sistemik.
Kedepannya, dibutuhkan langkah yang padu dan nyata dari seluruh
otoritas di sistem keuangan dan ekonomi untuk dapat mendorong kinerja
sistem keuangan yang pada akhirnya dapat menyokong pertumbuhan
ekonomi yang sehat dengan tetap menekankan mitigasi risiko yang baik.
4.1. GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGANDAERAH
Rumah tangga (RT) di Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki peranan yang
sangat penting dalam perekonomian dan sistem keuangan daerah. Hal
tersebut ditunjukkan oleh kontribusi maupun keterkaitannya dengan
perbankan, pemerintah, lembaga keuangan lainnya dan korporasi. Dari sisi
4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor
Rumah Tangga
kontribusi, terlihat bahwa secara konstan konsumsi RT memiliki pangsa
yang tinggi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara (Grafik 4.1).
Di sistem keuangan, peranan RT terhadap intermediasi perbankan di
Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa pasar DPK RT terhadap
total DPK perbankan dan pangsa pasar kredit kepada RT terhadap total
kredit perbankan (Grafik 4.2). Secara umum, banyak faktor yang dapat
menjadi sumber kerentanan sektor rumah tangga antara lain dampak
perkembangan perekonomian, feedback loop kepada sistem
perekonomian itu sendiri serta perilaku meminjam yang berisiko.
Untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor rumah tangga,
salah satu indikator yang dapat digunakan adalah Indeks keyakinan rumah
tangga. Dalam hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi, kita dapat melihat
ekspektasi rumah tangga terhadap kondisi ekonomi masa depan dan
penilaian terhadap kondisi ekonomi saat ini melalui variabel Indeks
Keyakinan Konsumen (IKK) dari hasil Survei Konsumen (SK). Angka IKK di
atas 100 menunjukkan optimisme RT dan angka di bawah 100
menunjukkan pesimisme RT terhadap perekonomian. Pada periode
pelaporan, ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 mengalami sedikit
peningkatan, hal ini terlihat dari penurunan rata-rata IKK yaitu dari 123,43
menjadi 121,56 pada periode laporan (Grafik 4.3). Penurunan rata-rata IKK
terjadi karena penurunan rata-rata komponennya Indeks Kondisi Ekonomi
% PANGSA THD PDRB % YOY
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara
-0,4
0,1
SUMBER: BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
48,7
GKONSUMSI RT (SB. KANAN)PANGSA KONSUMSI RT GPDRB (SB. KANAN)
-4,0
-2,0
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
44,0
45,0
46,0
47,0
48,0
49,0
50,0 %,PANGSA
Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA DIOLAH
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
100,00
KREDIT RT DPK RT
0,00I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
202177
,771
,2
INDEKS
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara
SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
IKEIKK IEK
40
60
80
100
120
140
160
180
122,5
85,3
159,7
INDEKS
Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULTRA, DIOLAH
EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILAN EKSPEKTASI LAP.KERJA
EST. JUL 21 EST. AGU 21 EST. SEP 21
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
200,0
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2021
179
128
158
181
148 150
174
127
154
34 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
PANGSA
Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
0%
20%
40%
60%
80%
100%
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
68,5
629
,21
%, YOY
Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
TABUNGANGIRO DEPOSITO DPK RT (SB KANAN)
%, YOY
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
-80
-40
0
40
80
120
160
7,14
24,0018,02
19,04
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
PANGSA
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
TOTAL
RT BUKAN RT
TABUNGANGIRODEPOSITO
IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 20210%
20%
40%
60%
80%
100% %,YOY TRILIUN RP
Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
21,26
19,04
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
18,17
DPK RTNOMINAL DPK RT (SB KANAN) TOTAL DPK
0
5
10
15
20
25
0,0
20,0
40,0
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
28.75
71.25
Saat Ini (IKE) namun penurunan lebih jauh tertahan peningkatan rata-rata
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) karena adanya peningkatan ekspektasi
konsumen terhadap kondisi usaha untuk 6 bulan ke depan dan ekspektasi
terhadap penghasilan, sedangkan pada ekspektasi lapangan kerja
mengalami penurunan (Grafik 4.4). Peningkatan ekspektasi masyarakat
yang terlihat optimis sejak Agustus 2020 mengindikasikan semakin
membaiknya indikator ekonomi Sulawesi Tenggara kedepan. Perbaikan ini
juga didorong oleh perkembangan penanganan Covid-19 di Sulawesi
Tenggara yang semakin membaik sejak triwulan III 2020 hingga saat ini.
Dari sisi ekspektasi usaha, secara rata-rata RT mencatatkan angka
sebesar 178,00 dimana bulan Agustus 2021 diekspektasikan sebagai bulan
paling tinggi dan membaik seiring waktu. Dari sisi penghasilan, rumah
tangga mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 134,33 untuk bulan Juli
- September 2021 dimana optimisme tertinggi berada pada bulan Agustus
2021. RT menunjukkan optimisme dalam ekspektasi lapangan pekerjaan
dengan mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 154,00 dimana
optimisme tertinggi berada pada bulan Juli 2021. Peningkatan optimisme
ke depannya dapat terus meningkat seiring dengan perbaikan
penanganan pandemi Covid-19.
Sektor RT masih mendominasi placement dana pihak ketiga (DPK) di
perbankan Sulawesi Tenggara. Hal ini tercermin dari pangsa DPK
perseorangan yang mencapai 71,25% (Grafik 4.5) dari keseluruhan DPK di
Sulawesi Tenggara dengan nominal mencapai Rp18,17 triliun (Grafik 4.7).
4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan
Pada triwulan I 2021, walaupun masih mendominasi pangsa DPK Perbankan
Sultra, DPK perseorangan menunjukkan penurunan laju pertumbuhan
dengan tumbuh sebesar 19,04% (yoy), lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,11% (yoy)
(Grafik 4.6). Hal ini mengindikasikan masyarakat mulai menggunakan
dananya di Perbankan seiring dengan semakin menurunnya suku bunga
simpanan di Perbankan.
Dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang dimanfaatkan RT, produk tabungan masih menjadi pilihan utama RT dengan pangsa placement yang mencapai 68,56% dari total DPK RT, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya yang mencatatkan proporsi 68,78%. Selain itu, produk deposito tercatat memiliki proporsi sebesar 29,21% dari total DPK RT, angka tersebut lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 28,93%. Produk giro hanya memiliki proporsi sebesar 2,23% (Grafik 4.7). Adanya sedikit pergeseran preferensi rumah tangga dari produk tabungan ke instrumen deposito mengindikasikan bahwa sebagian masyarakat rumah tangga mulai lebih memilih menyimpan dananya untuk jangka panjang meskipun sebagian besar lainnya masih menyimpannya untuk jangka pendek dan menjaga likuiditas di instrumen tabungan.
Pada triwulan I 2021 penurunan laju pertumbuhan DPK RT disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan pada instrumen tabungan dan deposito sedangkan instrumen giro mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Pada periode pelaporan tabungan perseorangan masih tumbuh positif sebesar 24,00% (yoy) turun dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar
35BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Pada triwulan IV 2020 berbagai upaya telah dilakukan oleh Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan dan mempercepat pemuihan ekonomi Sulawesi Tenggara.
Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap ekonomi ke
depan yang semakin optimis, diharapkan mampu mendorong pemulihan
ekonomi lebih cepat.
Satu garis merah dari indikator berbagai unsur sistem keuangan Sulawesi
Tenggara adalah peningkatan perilaku kehati-hatian yang mungkin di satu
sisi dapat menekan laju pertumbuhan keuangan namun dapat membantu
pencegahan materialisasi risiko sistemik.
Kedepannya, dibutuhkan langkah yang padu dan nyata dari seluruh
otoritas di sistem keuangan dan ekonomi untuk dapat mendorong kinerja
sistem keuangan yang pada akhirnya dapat menyokong pertumbuhan
ekonomi yang sehat dengan tetap menekankan mitigasi risiko yang baik.
4.1. GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGANDAERAH
Rumah tangga (RT) di Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki peranan yang
sangat penting dalam perekonomian dan sistem keuangan daerah. Hal
tersebut ditunjukkan oleh kontribusi maupun keterkaitannya dengan
perbankan, pemerintah, lembaga keuangan lainnya dan korporasi. Dari sisi
4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor
Rumah Tangga
kontribusi, terlihat bahwa secara konstan konsumsi RT memiliki pangsa
yang tinggi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara (Grafik 4.1).
Di sistem keuangan, peranan RT terhadap intermediasi perbankan di
Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa pasar DPK RT terhadap
total DPK perbankan dan pangsa pasar kredit kepada RT terhadap total
kredit perbankan (Grafik 4.2). Secara umum, banyak faktor yang dapat
menjadi sumber kerentanan sektor rumah tangga antara lain dampak
perkembangan perekonomian, feedback loop kepada sistem
perekonomian itu sendiri serta perilaku meminjam yang berisiko.
Untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor rumah tangga,
salah satu indikator yang dapat digunakan adalah Indeks keyakinan rumah
tangga. Dalam hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi, kita dapat melihat
ekspektasi rumah tangga terhadap kondisi ekonomi masa depan dan
penilaian terhadap kondisi ekonomi saat ini melalui variabel Indeks
Keyakinan Konsumen (IKK) dari hasil Survei Konsumen (SK). Angka IKK di
atas 100 menunjukkan optimisme RT dan angka di bawah 100
menunjukkan pesimisme RT terhadap perekonomian. Pada periode
pelaporan, ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 mengalami sedikit
peningkatan, hal ini terlihat dari penurunan rata-rata IKK yaitu dari 123,43
menjadi 121,56 pada periode laporan (Grafik 4.3). Penurunan rata-rata IKK
terjadi karena penurunan rata-rata komponennya Indeks Kondisi Ekonomi
% PANGSA THD PDRB % YOY
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara
-0,4
0,1
SUMBER: BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
48,7
GKONSUMSI RT (SB. KANAN)PANGSA KONSUMSI RT GPDRB (SB. KANAN)
-4,0
-2,0
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
44,0
45,0
46,0
47,0
48,0
49,0
50,0 %,PANGSA
Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA DIOLAH
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
100,00
KREDIT RT DPK RT
0,00I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
77,7
71,2
INDEKS
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara
SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
IKEIKK IEK
40
60
80
100
120
140
160
180
122,5
85,3
159,7
INDEKS
Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULTRA, DIOLAH
EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILAN EKSPEKTASI LAP.KERJA
EST. JUL 21 EST. AGU 21 EST. SEP 21
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
200,0
1 2 3 4 5
2020
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2021
179
128
158
181
148 150
174
127
154
34 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
PANGSA
Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
0%
20%
40%
60%
80%
100%
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
68,5
629
,21
%, YOY
Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
TABUNGANGIRO DEPOSITO DPK RT (SB KANAN)
%, YOY
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
-80
-40
0
40
80
120
160
7,14
24,0018,02
19,04
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
PANGSA
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
TOTAL
RT BUKAN RT
TABUNGANGIRODEPOSITO
IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 20210%
20%
40%
60%
80%
100% %,YOY TRILIUN RP
Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
21,26
19,04
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
18,17
DPK RTNOMINAL DPK RT (SB KANAN) TOTAL DPK
0
5
10
15
20
25
0,0
20,0
40,0
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
28.75
71.25
Saat Ini (IKE) namun penurunan lebih jauh tertahan peningkatan rata-rata
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) karena adanya peningkatan ekspektasi
konsumen terhadap kondisi usaha untuk 6 bulan ke depan dan ekspektasi
terhadap penghasilan, sedangkan pada ekspektasi lapangan kerja
mengalami penurunan (Grafik 4.4). Peningkatan ekspektasi masyarakat
yang terlihat optimis sejak Agustus 2020 mengindikasikan semakin
membaiknya indikator ekonomi Sulawesi Tenggara kedepan. Perbaikan ini
juga didorong oleh perkembangan penanganan Covid-19 di Sulawesi
Tenggara yang semakin membaik sejak triwulan III 2020 hingga saat ini.
Dari sisi ekspektasi usaha, secara rata-rata RT mencatatkan angka
sebesar 178,00 dimana bulan Agustus 2021 diekspektasikan sebagai bulan
paling tinggi dan membaik seiring waktu. Dari sisi penghasilan, rumah
tangga mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 134,33 untuk bulan Juli
- September 2021 dimana optimisme tertinggi berada pada bulan Agustus
2021. RT menunjukkan optimisme dalam ekspektasi lapangan pekerjaan
dengan mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 154,00 dimana
optimisme tertinggi berada pada bulan Juli 2021. Peningkatan optimisme
ke depannya dapat terus meningkat seiring dengan perbaikan
penanganan pandemi Covid-19.
Sektor RT masih mendominasi placement dana pihak ketiga (DPK) di
perbankan Sulawesi Tenggara. Hal ini tercermin dari pangsa DPK
perseorangan yang mencapai 71,25% (Grafik 4.5) dari keseluruhan DPK di
Sulawesi Tenggara dengan nominal mencapai Rp18,17 triliun (Grafik 4.7).
4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan
Pada triwulan I 2021, walaupun masih mendominasi pangsa DPK Perbankan
Sultra, DPK perseorangan menunjukkan penurunan laju pertumbuhan
dengan tumbuh sebesar 19,04% (yoy), lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,11% (yoy)
(Grafik 4.6). Hal ini mengindikasikan masyarakat mulai menggunakan
dananya di Perbankan seiring dengan semakin menurunnya suku bunga
simpanan di Perbankan.
Dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang dimanfaatkan RT, produk tabungan masih menjadi pilihan utama RT dengan pangsa placement yang mencapai 68,56% dari total DPK RT, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya yang mencatatkan proporsi 68,78%. Selain itu, produk deposito tercatat memiliki proporsi sebesar 29,21% dari total DPK RT, angka tersebut lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 28,93%. Produk giro hanya memiliki proporsi sebesar 2,23% (Grafik 4.7). Adanya sedikit pergeseran preferensi rumah tangga dari produk tabungan ke instrumen deposito mengindikasikan bahwa sebagian masyarakat rumah tangga mulai lebih memilih menyimpan dananya untuk jangka panjang meskipun sebagian besar lainnya masih menyimpannya untuk jangka pendek dan menjaga likuiditas di instrumen tabungan.
Pada triwulan I 2021 penurunan laju pertumbuhan DPK RT disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan pada instrumen tabungan dan deposito sedangkan instrumen giro mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Pada periode pelaporan tabungan perseorangan masih tumbuh positif sebesar 24,00% (yoy) turun dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar
35BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
%, YOY
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
KPR/KPAKREDIT KONSUMSI RT KKB MULTIGUNA
(15,00)
(10,00)
(5,00)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
-2,98
8,01
-10,94
-4,05
%, TERTIMBANG
Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
NPL KREDIT KONS RT (SB.KANAN)SB.KREDIT KONS RT
%, GROSS
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,50
11,00
11,50
12,00
12,50
13,00
13,50
11,46
1,05
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
PANGSA
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
0%
20%
40%
60%
80%
100%
KREDIT RT KREDIT NON RT
77,7
022
,30
Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Modal Kerja
Investasi
25,93
8,16
Konsumsi65,91
KPR/KPA
KKB
17,15
6,02
Peralatan RT0,27
Multiguna76,82
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Selain DPK, keterkaitan RT dengan perbankan juga dapat terlihat dari
penyaluran kredit perbankan. Di Sulawesi Tenggara kredit perbankan ke RT
mendominasi realisasi penyaluran kredit pada triwulan I 2021. Hal tersebut
terlihat dari pangsa kredit untuk perseorangan yang mencapai 77,70% dari
total kredit yang direalisasikan pada periode laporan (Grafik 4.9). Dari total
kredit RT yang mencapai Rp27,64 triliun tersebut, sebagian besar kredit
tersebut masih digunakan untuk konsumsi dengan pangsa sebesar 65,91%
lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 66,78%. Sementara itu,
pangsa kredit produktif modal kerja dan investasi masing-masing
mencapai 25,93% dan 8,16% dari total kredit RT lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya dengan masing-masing sebesar 25,26% dan 7,96% hal ini
mengindikasikan perbankan mulai sedikit meningkatkan penyaluran
kepada sektor produktif untuk mendorong perekonomian dan dunia usaha.
Berdasarkan breakdown yang lebih jauh, mayoritas kredit konsumsi yang
diberikan bank kepada RT disalurkan dalam bentuk kredit yang fleksibel
yaitu kredit multiguna dengan pangsa sebesar 76,82% (Grafik 4.10).
Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan I 2021 terkontraksi
sebesar 2,98% (yoy), lebih rendah dibanding pertunbuhan periode
sebelumnya yang sebesar 4,48% (yoy). Penurunan laju pertumbuhan kredit
4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
36 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
33,34% (yoy), deposito juga masih tumbuh sebesar 18,02% (yoy) turun dari periode sebelumnya yang sebesar 30,93% (yoy). Giro pada periode pelaporan mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,14% (yoy) lebih tinggi daripada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,46% (yoy) (Grafik 4.8).
konsumsi RT tersebut disebabkan menurunnya laju pertumbuhan jenis
kredit KKB dan Multiguna di tengah peningkatan yang terjadi pada kredit
KPR/KPA. Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar
4,05% (yoy), pertumbuhan kredit kepemilikan rumah/apartemen
(KPR/KPA) tumbuh sebesar 8,01% (yoy), dan kredit kendaraan bermotor
(KKB) terkontraksi sebesar 10,94% (yoy) (Grafik 4.11).
Dilihat dari sisi suku bunganya, suku bunga kredit konsumsi RT di Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami sedikit penurunan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yaitu menjadi sebesar 11,46% (Grafik 4.12).
Penurunan suku bunga tersebut disertai penurunan risiko kredit yang
tercermin dari rendahnya NPL kredit konsumsi perseorangan yang
tercatat sebesar 1,05% pada triwulan I 2021.
Kredit Kepemilikan RumahKPR dan KPA di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar
8,01% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 5,36% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut disebabkan
oleh peningkatan kredit untuk pembelian beberapa tipe properti.
Peningkatan laju pertumbuhan KPR ruko menjadi 10,20% (yoy) memiliki
efek yang cukup besar pada laju pertumbuhan ke seluruh KPR karena KPR
ruko memiliki porsi 7,21% dari total KPR, menempati urutan kedua setelah
pangsa dari rumah sedang (Tipe >21-70) (Grafik 4.13).
Dari sisi risiko, KPR memiliki risiko yang terjaga di bawah threshold dan
menunjukkan penurunan pada periode laporan. Indikator NPL KPR untuk
hampir seluruh jenis properti pada periode pelaporan tercatat dibawah
NPL %
Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
SK. BUNGA
<RP50JTMULTIGUNA >RP50JT - RP100 JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT SK.BUNGA (RHS)
12,0
12,2
12,4
12,6
12,8
13,0
13,2
13,4
13,6
0,0
2,5
5,0
7,5
0.49
0.870.88
0.41
1.8412.49
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
%, YOY
Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
%, YOY
>RP50JT - RP100 JT<RP50JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT MULTIGUNA (RHS)
-35,02-24,35
-1,3815,18
-4,05
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
-36
-21
-6
9
24
39
54
69
84
99
-14,82
-25,83
-10,89
%, YOY
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
SEPEDA MOTORMOBIL KKB
-30
-15
0
15
30
45
60
75
Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
9,5
10,0
10,5
11,0
11,5
12,0
12,5
13,0
0,0
2,5
5,0
7,5
10,0
3,47
1,93
2,20
10,98
NPL %
SEPEDA MOTORMOBIL KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)
SK. BUNGA%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
NPL %
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
SK. BUNGA%
TIPE >21-70TIPE SD 21 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN)
0,0
2,5
5,0
7,5
10,0
12,5
15,0
17,5
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
3,44
2,19
3,75
10,26
2,90
7,26
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
%, YOY
Grafik 4.14 NPL KPR
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO
3,75
2,19
10,26
3,442,90
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
16,0
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5,0% yaitu sebesar 2,90% (Grafik 4.14). Namun demikian, penyaluran KPR
Ruko perlu mendapatkan perhatian khusus dari perbankan karena NPL-
nya yang relatif tinggi hingga mencapai 10,26%, diatas batas threshold
sejak tahun 2016.
Kredit Kepemilikan Kendaraan BermotorKredit kendaraan bermotor (KKB) di Sulawesi Tenggara pada triwulan I
2021 terkontraksi sebesar 14,82% (yoy), lebih dalam dari periode
sebelumnya yang tercatat sebesar -6,85% (yoy). Deselerasi ini utamanya
disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan KKB mobil. Pada periode
pelaporan penyaluran kredit kendaraan roda 2 terkontraksi sebesar
25,83% (yoy) dan kendaraan roda 4 terkontraksi sebesar 10,89% (yoy)
(Grafik 4.15). Data tersebut mengindikasikan bahwa terjadi pergeseran
Kredit MultigunaDominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di
triwulan I 2021 menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah tangga
untuk kebutuhan lain di luar kebutuhan untuk memiliki rumah, kendaraan
bermotor maupun peralatan rumah tangga masih sangat besar meskipun
pola konsumsi masyarakat yang sedikit menahan uangnya untuk
membelanjakan pada sektor kendaraan bermotor dengan menggunakan
kredit dari perbankan.
Pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL gross tetap
terjaga, yaitu 2,20%, lebih rendah dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tercatat sebesar 2,98% (Grafik 4.16).
37BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
%, YOY
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
KPR/KPAKREDIT KONSUMSI RT KKB MULTIGUNA
(15,00)
(10,00)
(5,00)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
-2,98
8,01
-10,94
-4,05
%, TERTIMBANG
Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
NPL KREDIT KONS RT (SB.KANAN)SB.KREDIT KONS RT
%, GROSS
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,50
11,00
11,50
12,00
12,50
13,00
13,50
11,46
1,05
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
PANGSA
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
0%
20%
40%
60%
80%
100%
KREDIT RT KREDIT NON RT
77,7
022
,30
Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Modal Kerja
Investasi
25,93
8,16
Konsumsi65,91
KPR/KPA
KKB
17,15
6,02
Peralatan RT0,27
Multiguna76,82
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Selain DPK, keterkaitan RT dengan perbankan juga dapat terlihat dari
penyaluran kredit perbankan. Di Sulawesi Tenggara kredit perbankan ke RT
mendominasi realisasi penyaluran kredit pada triwulan I 2021. Hal tersebut
terlihat dari pangsa kredit untuk perseorangan yang mencapai 77,70% dari
total kredit yang direalisasikan pada periode laporan (Grafik 4.9). Dari total
kredit RT yang mencapai Rp27,64 triliun tersebut, sebagian besar kredit
tersebut masih digunakan untuk konsumsi dengan pangsa sebesar 65,91%
lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 66,78%. Sementara itu,
pangsa kredit produktif modal kerja dan investasi masing-masing
mencapai 25,93% dan 8,16% dari total kredit RT lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya dengan masing-masing sebesar 25,26% dan 7,96% hal ini
mengindikasikan perbankan mulai sedikit meningkatkan penyaluran
kepada sektor produktif untuk mendorong perekonomian dan dunia usaha.
Berdasarkan breakdown yang lebih jauh, mayoritas kredit konsumsi yang
diberikan bank kepada RT disalurkan dalam bentuk kredit yang fleksibel
yaitu kredit multiguna dengan pangsa sebesar 76,82% (Grafik 4.10).
Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan I 2021 terkontraksi
sebesar 2,98% (yoy), lebih rendah dibanding pertunbuhan periode
sebelumnya yang sebesar 4,48% (yoy). Penurunan laju pertumbuhan kredit
4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
36 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
33,34% (yoy), deposito juga masih tumbuh sebesar 18,02% (yoy) turun dari periode sebelumnya yang sebesar 30,93% (yoy). Giro pada periode pelaporan mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,14% (yoy) lebih tinggi daripada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,46% (yoy) (Grafik 4.8).
konsumsi RT tersebut disebabkan menurunnya laju pertumbuhan jenis
kredit KKB dan Multiguna di tengah peningkatan yang terjadi pada kredit
KPR/KPA. Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar
4,05% (yoy), pertumbuhan kredit kepemilikan rumah/apartemen
(KPR/KPA) tumbuh sebesar 8,01% (yoy), dan kredit kendaraan bermotor
(KKB) terkontraksi sebesar 10,94% (yoy) (Grafik 4.11).
Dilihat dari sisi suku bunganya, suku bunga kredit konsumsi RT di Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami sedikit penurunan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yaitu menjadi sebesar 11,46% (Grafik 4.12).
Penurunan suku bunga tersebut disertai penurunan risiko kredit yang
tercermin dari rendahnya NPL kredit konsumsi perseorangan yang
tercatat sebesar 1,05% pada triwulan I 2021.
Kredit Kepemilikan RumahKPR dan KPA di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar
8,01% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 5,36% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut disebabkan
oleh peningkatan kredit untuk pembelian beberapa tipe properti.
Peningkatan laju pertumbuhan KPR ruko menjadi 10,20% (yoy) memiliki
efek yang cukup besar pada laju pertumbuhan ke seluruh KPR karena KPR
ruko memiliki porsi 7,21% dari total KPR, menempati urutan kedua setelah
pangsa dari rumah sedang (Tipe >21-70) (Grafik 4.13).
Dari sisi risiko, KPR memiliki risiko yang terjaga di bawah threshold dan
menunjukkan penurunan pada periode laporan. Indikator NPL KPR untuk
hampir seluruh jenis properti pada periode pelaporan tercatat dibawah
NPL %
Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
SK. BUNGA
<RP50JTMULTIGUNA >RP50JT - RP100 JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT SK.BUNGA (RHS)
12,0
12,2
12,4
12,6
12,8
13,0
13,2
13,4
13,6
0,0
2,5
5,0
7,5
0.49
0.870.88
0.41
1.8412.49
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
%, YOY
Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
%, YOY
>RP50JT - RP100 JT<RP50JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT MULTIGUNA (RHS)
-35,02-24,35
-1,3815,18
-4,05
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
-36
-21
-6
9
24
39
54
69
84
99
-14,82
-25,83
-10,89
%, YOY
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
SEPEDA MOTORMOBIL KKB
-30
-15
0
15
30
45
60
75
Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
9,5
10,0
10,5
11,0
11,5
12,0
12,5
13,0
0,0
2,5
5,0
7,5
10,0
3,47
1,93
2,20
10,98
NPL %
SEPEDA MOTORMOBIL KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)
SK. BUNGA%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
NPL %
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
SK. BUNGA%
TIPE >21-70TIPE SD 21 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN)
0,0
2,5
5,0
7,5
10,0
12,5
15,0
17,5
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
3,44
2,19
3,75
10,26
2,90
7,26
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
%, YOY
Grafik 4.14 NPL KPR
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO
3,75
2,19
10,26
3,442,90
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
16,0
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5,0% yaitu sebesar 2,90% (Grafik 4.14). Namun demikian, penyaluran KPR
Ruko perlu mendapatkan perhatian khusus dari perbankan karena NPL-
nya yang relatif tinggi hingga mencapai 10,26%, diatas batas threshold
sejak tahun 2016.
Kredit Kepemilikan Kendaraan BermotorKredit kendaraan bermotor (KKB) di Sulawesi Tenggara pada triwulan I
2021 terkontraksi sebesar 14,82% (yoy), lebih dalam dari periode
sebelumnya yang tercatat sebesar -6,85% (yoy). Deselerasi ini utamanya
disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan KKB mobil. Pada periode
pelaporan penyaluran kredit kendaraan roda 2 terkontraksi sebesar
25,83% (yoy) dan kendaraan roda 4 terkontraksi sebesar 10,89% (yoy)
(Grafik 4.15). Data tersebut mengindikasikan bahwa terjadi pergeseran
Kredit MultigunaDominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di
triwulan I 2021 menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah tangga
untuk kebutuhan lain di luar kebutuhan untuk memiliki rumah, kendaraan
bermotor maupun peralatan rumah tangga masih sangat besar meskipun
pola konsumsi masyarakat yang sedikit menahan uangnya untuk
membelanjakan pada sektor kendaraan bermotor dengan menggunakan
kredit dari perbankan.
Pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL gross tetap
terjaga, yaitu 2,20%, lebih rendah dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tercatat sebesar 2,98% (Grafik 4.16).
37BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
Mete
Perikanan
0,07%
0,85%
Feronikel
Stainless Steel
52,55%
46,14%
Lainnya0,14%
Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
410
GEKSPOR (SB. KANAN)EKSPOR FERONIKEL
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
87,48%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
terjadi penurunan pada triwulan I 2021. Hal ini terjadi karena pengajuan
kredit multiguna yang relatif lebih mudah dengan jaminan/agunan yang
relatif ringan dan dana yang diterima dapat secara leluasa digunakan oleh
rumah tangga dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat jenisnya.
Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar 4,05% (yoy)
lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
5,40% (yoy) (Grafik 4.17). Pada periode laporan, NPL kredit multiguna tetap
rendah tercatat sebesar 0,49%, meskipun sedikit meningkat dan lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 0,45% (Grafik 4.18).
4.3. ASESMEN SEKTOR KORPORASI4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor KorporasiPada triwulan I 2021, kondisi sektor korporasi yang tercermin dari kinerja
perekonomian dari sisi penawaran secara umum terpantau mengalami
penurunan dibandingkan triwulan lalu. Namun demikian, penurunan lebih
dalam tertahan oleh Kinerja sektor industri pengolahan khususnya ekspor
stainless steel yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan yang
cukup signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Kinerja perusahaan di industri pengolahan stainless steel yang cukup baik
tersebut belum dapat mendorong ekspor Sultra secara keseluruhan
karena di sisi lain laju pertumbuhan feronikel mengalami penurunan yang
disebabkan oleh penyerapan feronikel oleh industri pengolahan stainless
steel. Pada triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat
tumbuh sebesar 7,64% (yoy) (Grafik 4.20). Aktivitas keuangan tersebut
mendorong terjadinya perubahan pangsa ekspor dimana ekspor feronikel
dan besi baja mencapai lebih dari 90% ekspor Sultra pada triwulan I 2021
(Grafik 4.19). Kondisi tersebut tentu memunculkan kerentanan terhadap
kinerja korporasi, terutama sektor pertambangan sebagai industri hulu
dan sektor pengolahan sebagai industri hilir.
4.3.2. Kinerja Korporasi
Untuk memperkaya analisis, berdasarkan hasil Survei Liaison yang
dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
Tenggara, dapat terlihat kinerja korporasi mulai mengalami peningkatan
walaupun masih tertekan pada triwulan I tahun 2021.
Penjualan domestik pada triwulan I 2021 mengalami peningkatan diikuti
kinerja ekspor secara umum pada triwulan I 2021 yang juga mengalami
peningkatan, meski tidak signifikan. Hal ini tercermin dari rata-rata nilai
LS penjualan ekspor triwulan I 2021 sebesar 0,75, lebih tinggi dibandingkan
penjualan ekspor triwulan IV 2020 (Rata-rata LS 0,5). Prospek positif
industri pengolahan Nikel dan peningkatan permintaan Baja dunia yang
meningkat menjadi faktor ekspor di triwulan I 2021 meningkat.
Kinerja penjualan domestik di sektor industri pengolahan mengalami
peningkatan sejalan dengan meningkatnya penjualan komoditas NPI pada
triwulan I 2021. Seiring dengan peningkatan kinerja pada sektor
pengolahan nikel. Kinerja penjualan korporasi di sektor perdagangan juga
mengalami peningkatan pada triwulan I 2021 yang terkonfirmasi dengan
peningkatan penjualan Ore Nikel.
Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat, kinerja penjualan
korporasi di sektor perdagangan menunjukan peningkatan seiring dengan
peningkatan penjualan pada perdagangan besar subsektor kendaraan
roda empat.
Namun, sektor konstruksi masih mengalami penurunan, seiring dengan
menurunnya jumlah proyek yang ada di Sulawesi Tenggara semasa
pandemi.
Omset Penjualan
Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison
KETERANGAN SKALA LIKERT:+/- 4,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SIGNIFIKAN DI LUAR RATA-RATA/POLA NORMAL KORPORASI+/- 3,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI ATAS RATA-RATA POLA NORMAL+/- 2,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SESUAI DENGAN POLA NORMALNYA+/- 1,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI BAWAH POLA NORMALNYASUMBER: LIAISON KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
LIKERT SCALE
PEN
JUAL
ANDO
MES
TIK
PEN
JUAL
AN
EKSP
OR
KAPA
SITA
S U
TILI
SASI
PERS
EDIA
AN
INVE
STAS
I
BIAY
A
HAR
GA J
UAL
MAR
JIN
PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN TRANSPORTASI PERTAMBANGAN
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
38 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Di sisi ekspor, Korporasi di sektor industri pengolahan subsektor
pengolahan nikel mulai mengalami peningkatan diikuti oleh sektor
pertanian subsektor perikanan. Hal ini terjadi karena peningkatan
permintaan dari Tiongkok seiring dengan membaiknya sektor konstruksi
di negara tujuan tersebut serta meningkatnya permintaan di negara
tujuan ekspor ikan seperti Eropa serta beberapa negara Asia.
Biaya produksi secara umum stabil. Hal ini terlihat dari nilai likert scale
sebesar 0,35; sama seperti triwulan IV 2021 sebesar 0,35. Hal ini
mengindikasikan beberapa sektor dunia usaha melakukan efisiensi di
tengah kenaikan jumlah permintaan untuk memperbesar margin
usahanya. Namun demikian, biaya tenaga kerja di beberapa sektor
terdapat sedikit mengalami kenaikan sementara sebagian besar lainnya
tetap. Kenaikan biaya tenaga kerja di beberapa sektor tersebut
dikarenakan permintaan domestik mulai meningkat.
Tingkat biaya di korporasi sektor pertanian subsektor perikanan
cenderung meningkat seiring peningkatan biaya bahan baku. Di sisi lain,
tingkat biaya di pertanian stabil menjelang musim panen. Meskipun harga
bahan baku di tingkat petani dan pengumpul saat ini berada di bawah
harga normalnya karena permintaan yang belum 100% kembali normal,
namun kontak di sektor pertanian memperbanyak outputnya untuk
menghadapi musim panen sehingga biaya tetap stabil.
Tingkat biaya di korporasi sektor industri pengolahan cenderung
meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan bahan baku khususnya di
sektor industri pengolahan baja yang didorong oleh naiknya penjualan.
Biaya
Harga jual dan margin korporasi cenderung mengalami peningkatan di
periode laporan. Hal ini ditunjukkan oleh likert scale harga jual untuk
triwulan I 2021 yang tercatat 0,89; lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya -0,03. Peningkatan harga jual dialami oleh korporasi di sektor
pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan.
Peningkatan harga jual di sektor pertambangan dan industri pengolahan
nikel disebabkan oleh naiknya harga nikel global seiring naiknya
permintaaan.
Margin Keuntungan
Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan I 2021 secara umum kondisi
likuiditas keuangan korporasi jauh lebih baik dibanding triwulan
sebelumnya. Pada periode pelaporan, persentase responden yang
menyatakan kondisi likuiditas perusahaan dalam kondisi baik meningkat
dari 14,00% menjadi 15,33% pada periode ini pula disertai dengan
penurunan jumlah responden yang menyatakan kondisi likuiditas
perusahaan berada pada kondisi yang buruk untuk memenuhi kebutuhan
operasionalnya dari 18,00% menjadi 11,33% pada triwulan ini (Grafik 4.22).
Kondisi likuiditas keuangan korporasi
Grafik 4.23
SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
BAIK CUKUP BURUK
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
4,67
%73
,33%
12,0
0%
Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi juga terpantau dalam
kondisi yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Pada periode
pelaporan persentase responden yang menyatakan kondisi rentabilitas
perusahaan dalam kondisi baik mengalami peningkatan dari 12,70%
menjadi 14,67% pada triwulan laporan dengan disertai meningkatnya
responden yang menyatakan kondisi rentabilitas perusahaan berada pada
kondisi yang buruk dari 19,33% menjadi 12,00% pada triwulan laporan
(Grafik 4.23).
4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiSelain pemetaan risk factor dan kerentanan sektor korporasi, untuk
memitigasi risiko sistemik diperlukan juga analisis interkoneksi
antarsektor. Dalam usahanya, sektor korporasi sangat terkait erat dengan
sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK korporasi pada
perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada korporasi untuk
modal kerja dan investasi.
Grafik 4.22
SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
BAIK CUKUP BURUK
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara
4,67
%73
,33%
12,0
0%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di PerbankanProduk simpanan perbankan yang dimanfaatkan korporasi didominasi
produk giro yang pangsanya mencapai 37,38%, produk deposito memiliki
proporsi sebesar 32,05% Sementara produk tabungan memiliki proporsi
sebesar 30,57% (Grafik 4.24).
39BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
Mete
Perikanan
0,07%
0,85%
Feronikel
Stainless Steel
52,55%
46,14%
Lainnya0,14%
Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
410
GEKSPOR (SB. KANAN)EKSPOR FERONIKEL
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
87,48%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
terjadi penurunan pada triwulan I 2021. Hal ini terjadi karena pengajuan
kredit multiguna yang relatif lebih mudah dengan jaminan/agunan yang
relatif ringan dan dana yang diterima dapat secara leluasa digunakan oleh
rumah tangga dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat jenisnya.
Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar 4,05% (yoy)
lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
5,40% (yoy) (Grafik 4.17). Pada periode laporan, NPL kredit multiguna tetap
rendah tercatat sebesar 0,49%, meskipun sedikit meningkat dan lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 0,45% (Grafik 4.18).
4.3. ASESMEN SEKTOR KORPORASI4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor KorporasiPada triwulan I 2021, kondisi sektor korporasi yang tercermin dari kinerja
perekonomian dari sisi penawaran secara umum terpantau mengalami
penurunan dibandingkan triwulan lalu. Namun demikian, penurunan lebih
dalam tertahan oleh Kinerja sektor industri pengolahan khususnya ekspor
stainless steel yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan yang
cukup signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Kinerja perusahaan di industri pengolahan stainless steel yang cukup baik
tersebut belum dapat mendorong ekspor Sultra secara keseluruhan
karena di sisi lain laju pertumbuhan feronikel mengalami penurunan yang
disebabkan oleh penyerapan feronikel oleh industri pengolahan stainless
steel. Pada triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy),
lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat
tumbuh sebesar 7,64% (yoy) (Grafik 4.20). Aktivitas keuangan tersebut
mendorong terjadinya perubahan pangsa ekspor dimana ekspor feronikel
dan besi baja mencapai lebih dari 90% ekspor Sultra pada triwulan I 2021
(Grafik 4.19). Kondisi tersebut tentu memunculkan kerentanan terhadap
kinerja korporasi, terutama sektor pertambangan sebagai industri hulu
dan sektor pengolahan sebagai industri hilir.
4.3.2. Kinerja Korporasi
Untuk memperkaya analisis, berdasarkan hasil Survei Liaison yang
dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
Tenggara, dapat terlihat kinerja korporasi mulai mengalami peningkatan
walaupun masih tertekan pada triwulan I tahun 2021.
Penjualan domestik pada triwulan I 2021 mengalami peningkatan diikuti
kinerja ekspor secara umum pada triwulan I 2021 yang juga mengalami
peningkatan, meski tidak signifikan. Hal ini tercermin dari rata-rata nilai
LS penjualan ekspor triwulan I 2021 sebesar 0,75, lebih tinggi dibandingkan
penjualan ekspor triwulan IV 2020 (Rata-rata LS 0,5). Prospek positif
industri pengolahan Nikel dan peningkatan permintaan Baja dunia yang
meningkat menjadi faktor ekspor di triwulan I 2021 meningkat.
Kinerja penjualan domestik di sektor industri pengolahan mengalami
peningkatan sejalan dengan meningkatnya penjualan komoditas NPI pada
triwulan I 2021. Seiring dengan peningkatan kinerja pada sektor
pengolahan nikel. Kinerja penjualan korporasi di sektor perdagangan juga
mengalami peningkatan pada triwulan I 2021 yang terkonfirmasi dengan
peningkatan penjualan Ore Nikel.
Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat, kinerja penjualan
korporasi di sektor perdagangan menunjukan peningkatan seiring dengan
peningkatan penjualan pada perdagangan besar subsektor kendaraan
roda empat.
Namun, sektor konstruksi masih mengalami penurunan, seiring dengan
menurunnya jumlah proyek yang ada di Sulawesi Tenggara semasa
pandemi.
Omset Penjualan
Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison
KETERANGAN SKALA LIKERT:+/- 4,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SIGNIFIKAN DI LUAR RATA-RATA/POLA NORMAL KORPORASI+/- 3,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI ATAS RATA-RATA POLA NORMAL+/- 2,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SESUAI DENGAN POLA NORMALNYA+/- 1,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI BAWAH POLA NORMALNYASUMBER: LIAISON KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
LIKERT SCALE
PEN
JUAL
ANDO
MES
TIK
PEN
JUAL
AN
EKSP
OR
KAPA
SITA
S U
TILI
SASI
PERS
EDIA
AN
INVE
STAS
I
BIAY
A
HAR
GA J
UAL
MAR
JIN
PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN TRANSPORTASI PERTAMBANGAN
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
38 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Di sisi ekspor, Korporasi di sektor industri pengolahan subsektor
pengolahan nikel mulai mengalami peningkatan diikuti oleh sektor
pertanian subsektor perikanan. Hal ini terjadi karena peningkatan
permintaan dari Tiongkok seiring dengan membaiknya sektor konstruksi
di negara tujuan tersebut serta meningkatnya permintaan di negara
tujuan ekspor ikan seperti Eropa serta beberapa negara Asia.
Biaya produksi secara umum stabil. Hal ini terlihat dari nilai likert scale
sebesar 0,35; sama seperti triwulan IV 2021 sebesar 0,35. Hal ini
mengindikasikan beberapa sektor dunia usaha melakukan efisiensi di
tengah kenaikan jumlah permintaan untuk memperbesar margin
usahanya. Namun demikian, biaya tenaga kerja di beberapa sektor
terdapat sedikit mengalami kenaikan sementara sebagian besar lainnya
tetap. Kenaikan biaya tenaga kerja di beberapa sektor tersebut
dikarenakan permintaan domestik mulai meningkat.
Tingkat biaya di korporasi sektor pertanian subsektor perikanan
cenderung meningkat seiring peningkatan biaya bahan baku. Di sisi lain,
tingkat biaya di pertanian stabil menjelang musim panen. Meskipun harga
bahan baku di tingkat petani dan pengumpul saat ini berada di bawah
harga normalnya karena permintaan yang belum 100% kembali normal,
namun kontak di sektor pertanian memperbanyak outputnya untuk
menghadapi musim panen sehingga biaya tetap stabil.
Tingkat biaya di korporasi sektor industri pengolahan cenderung
meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan bahan baku khususnya di
sektor industri pengolahan baja yang didorong oleh naiknya penjualan.
Biaya
Harga jual dan margin korporasi cenderung mengalami peningkatan di
periode laporan. Hal ini ditunjukkan oleh likert scale harga jual untuk
triwulan I 2021 yang tercatat 0,89; lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya -0,03. Peningkatan harga jual dialami oleh korporasi di sektor
pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan.
Peningkatan harga jual di sektor pertambangan dan industri pengolahan
nikel disebabkan oleh naiknya harga nikel global seiring naiknya
permintaaan.
Margin Keuntungan
Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan I 2021 secara umum kondisi
likuiditas keuangan korporasi jauh lebih baik dibanding triwulan
sebelumnya. Pada periode pelaporan, persentase responden yang
menyatakan kondisi likuiditas perusahaan dalam kondisi baik meningkat
dari 14,00% menjadi 15,33% pada periode ini pula disertai dengan
penurunan jumlah responden yang menyatakan kondisi likuiditas
perusahaan berada pada kondisi yang buruk untuk memenuhi kebutuhan
operasionalnya dari 18,00% menjadi 11,33% pada triwulan ini (Grafik 4.22).
Kondisi likuiditas keuangan korporasi
Grafik 4.23
SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
BAIK CUKUP BURUK
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
4,67
%73
,33%
12,0
0%
Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi juga terpantau dalam
kondisi yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Pada periode
pelaporan persentase responden yang menyatakan kondisi rentabilitas
perusahaan dalam kondisi baik mengalami peningkatan dari 12,70%
menjadi 14,67% pada triwulan laporan dengan disertai meningkatnya
responden yang menyatakan kondisi rentabilitas perusahaan berada pada
kondisi yang buruk dari 19,33% menjadi 12,00% pada triwulan laporan
(Grafik 4.23).
4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiSelain pemetaan risk factor dan kerentanan sektor korporasi, untuk
memitigasi risiko sistemik diperlukan juga analisis interkoneksi
antarsektor. Dalam usahanya, sektor korporasi sangat terkait erat dengan
sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK korporasi pada
perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada korporasi untuk
modal kerja dan investasi.
Grafik 4.22
SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
BAIK CUKUP BURUK
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara
4,67
%73
,33%
12,0
0%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di PerbankanProduk simpanan perbankan yang dimanfaatkan korporasi didominasi
produk giro yang pangsanya mencapai 37,38%, produk deposito memiliki
proporsi sebesar 32,05% Sementara produk tabungan memiliki proporsi
sebesar 30,57% (Grafik 4.24).
39BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
4.83
-15.46
38.76
-35.11
RP TRILIUN%, YOY
0
1
2
3
4
5
6
7
8
GKREDIT KORPORASIG TOTAL GKREDIT MODAL KERJA GKREDIT INVESTASI
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
43,7
656
,24
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
-0,4
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
GIRODPK KORPORASI (SB. KANAN) TABUNGAN DEPOSITO
-100%
-50%
0%
50%
100%
150%
200%
40,11%30,58%
176,95%
60,61%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
37,3
8%30
,57%
32,0
5%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Pada triwulan I 2021 DPK Korporasi mengalami peningkatan pertumbuhan
menjadi sebesar 60,61% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya yang
tumbuh sebesar 28,40% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh
peningkatan pada penghimpunan giro dan tabungan yang tumbuh sebesar
40,11% (yoy) dan 170,95% (yoy) (Grafik 4.25). Hal ini menunjukkan Korporasi
di Sultra secara umum lebih menjaga kondisi likuiditas yang dapat
digunakan sewaktu-waktu (jangka pendek) yaitu dengan Insturmen
Tabungan dan Giro. Disisi lain, walaupun masih tumbuh tinggi, penurunan
tingkat pertumbuhan terjadi pada instrumen deposito yang tumbuh
sebsar 30,58% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 31,81% (yoy).
4.3.3.2 Kredit Korporasi dari PerbankanEksposur kredit perbankan pada sektor korporasi pada triwulan I 2021
tercatat sebesar 22,30% meningkat dari triwulan sebelumnya yang
sebesar 16,75% dari total kredit di Sulawesi Tenggara (berdasarkan lokasi
proyek). Meskipun eksposur kredit perbankan pada sektor korporasi
masih berada di bawah kredit rumah tangga, namun korporasi menjadi
sumber pendapatan rumah tangga (melalui jalur tenaga kerja) sehingga
gangguan pada korporasi pada akhirnya berdampak pada sistem
keuangan melalui jalur rumah tangga tersebut. Dari total kredit yang
disalurkan ke korporasi di Sulawesi Tenggara, sebagian besar yaitu
sebesar 56,24% dari total kredit merupakan kredit investasi dan 43,76%
dari total kredit disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja.
Secara total, sektor pertambangan dan pertanian mendominasi kredit
yang diberikan kepada korporasi di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I
2021, sebanyak 16,30% dan 35,57% dari total kredit korporasi diberikan
kepada sektor pertambangan dan pertanian dengan masing-masing NPL
1,01% dan 0,00%. Baki debit kedua sektor tersebut masing-masing
terkontraksi sebesar 59,34% (yoy) dan tumbuh sebesar 21,59% (yoy).
Adapun sektor yang perlu menjadi perhatian adalah sektor jasa lainnya
karena pada triwulan I 2021 mencatatkan NPL sebesar 15,6% diatas
threshold 5%, dan dengan pangsa 0,64% (Tabel 4.1). Diperlukan langkah-
langkah korporasi dan perbankan untuk mendorong perbaikan NPL sektor
jasa.
Kredit Korporasi berdasarkan Sektor Ekonomi Unggulan
Secara nominal, kredit perbankan pada sektor korporasi di Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp4,83 triliun, menurun
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,48 triliun
atau terkontraksi sebesar 15,46% (yoy). Hal ini disebabkan adanya
kontraksi dari segmen kredit investasi sebesar 35,11% (yoy) dan kredit
modal kerja yang tumbuh 38,76% (yoy) menurun dari periode sebelumnya
(Grafik 4.27). Kondisi kredit yang menurun di tengah peningkatan DPK
korporasi mengindikasikan secara umum korporasi masih relatif berhati-
hati dalam melakukan ekspansi usaha dengan tidak menambah beban
biaya serta lebih menjaga level likuiditasnya terutama dalam jangka
pendek.
40 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
SEKTOR
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LGA
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN
PERHOTELAN
TRANSPORTASI KOMUNIKASI
JASA USAHA
JASA LAINNYA
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1746.18
800.33
601.68
8.28
416.71
617.73
199.48
46.85
21.97
31.21
0.36
0.16
0.12
0.00
0.08
0.13
0.04
0.01
0.00
0.01
Growth yoy (%)
0.22
-0.59
1.02
-0.93
-0.46
-0.10
0.02
-0.22
-0.43
-0.29
NPL (%)
TOTAL
0.00
0.01
0.00
0.01
0.09
0.09
0.01
0.00
0.01
0.16
MODAL KERJA INVESTASI
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
49.91
770.53
39.88
0.98
385.20
517.28
2.85
6.30
6.36
14.04
0.02
0.36
0.02
0.00
0.18
0.24
0.00
0.00
0.00
0.01
Growth yoy (%)
2.53
3.37
-0.23
-0.87
-0.37
-0.09
1.87
-0.46
-0.35
-0.38
NPL (%)
0.00
0.01
0.04
0.08
0.09
0.10
0.00
0.00
0.00
0.10
MARET 2021
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1696.27
29.80
561.80
7.31
31.52
100.46
196.63
40.55
15.61
17.18
0.62
0.01
0.20
0.00
0.01
0.04
0.07
0.01
0.01
0.01
Growth yoy (%)
0.19
-0.98
1.28
-0.93
-0.80
-0.11
0.01
-0.16
-0.46
-0.19
NPL (%)
0.00
0.04
0.00
0.00
0.10
0.07
0.01
0.00
0.01
0.20
SEKTOR
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LGA
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN
PERHOTELAN
TRANSPORTASI KOMUNIKASI
JASA USAHA
JASA LAINNYA
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1769.92
880.90
596.61
90.40
833.44
601.17
197.96
47.05
28.49
37.56
0.32
0.16
0.11
0.02
0.15
0.11
0.04
0.01
0.01
0.01
Growth yoy (%)
0.24
-0.48
1.04
-0.19
0.18
-0.08
-0.04
-0.26
-0.30
-0.19
NPL (%)
TOTAL
0.00
0.01
0.00
0.00
0.04
0.09
0.01
0.00
0.00
0.13
MODAL KERJA INVESTASI
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
47.40
744.66
40.27
0.99
708.60
502.72
0.72
7.59
9.80
20.93
0.02
0.31
0.02
0.00
0.29
0.21
0.00
0.00
0.00
0.01
Growth yoy (%)
2.48
4.85
-0.13
-0.88
0.23
-0.07
-0.25
-0.55
0.12
-0.22
NPL (%)
0.00
0.01
0.01
0.08
0.05
0.09
0.00
0.00
0.00
0.07
DESEMBER 2020
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1722.52
136.25
556.33
89.41
124.84
98.46
197.24
39.46
18.68
16.63
0.56
0.04
0.18
0.03
0.04
0.03
0.06
0.01
0.01
0.01
Growth yoy (%)
0.22
-0.91
1.26
-0.14
-0.06
-0.12
-0.04
-0.16
-0.41
-0.14
NPL (%)
0.00
0.01
0.00
0.00
0.02
0.06
0.01
0.00
0.01
0.21
4.4. ASESMEN INSTITUSI KEUANGAN(PERBANKAN) DI SULAWESI TENGGARA
4.4.1. Aset Bank UmumSecara keseluruhan, aset bank umum yang berada di Sulawesi Tenggara
pada triwulan I 2021 mencapai Rp36,11 triliun, tumbuh 11,67% (yoy) (Grafik
4.28) yang didorong oleh peningkatan DPK khususnya dana murah yaitu
Tabungan dan Giro. Peningkatan pertumbuhan aset tersebut disebabkan
oleh naiknya laju pertumbuhan pada bank Pemerintah yang memiliki
pangsa mencapai 83,91% menjadi tumbuh sebesar 11,35% (yoy).
Sedangkan total aset bank swasta nasional yang mencatatkan pangsa
sebesar 16,09% dari total aset bank umum di Sulawesi Tenggara
mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,41% (yoy) (Grafik 4.29).
Secara spasial, aset perbankan masih terkonsentrasi di Kota Kendari
dengan pangsa mencapai 61,95% dari keseluruhan aset bank umum yang
ada di Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut masih menunjukkan bahwa
perbankan masih terkonsentrasi di daerah ibu kota provinsi sebagai motor
penggerak perekonomian.
Daerah selain Kota Kendari yang memiliki aset bank cukup besar adalah
Kabupaten Kolaka dan Kota Bau-Bau dengan pangsa masing-masing
sebesar 11,38% dan 9,30%. Tingginya aset perbankan di kedua Kota dan
Kabupaten tersebut juga didasari besarnya kegiatan ekonomi di daerah
tersebut.
Dari sisi perkembangannya, pertumbuhan aset yang tinggi justru terjadi
pada daerah-daerah dengan pangsa aset yang relatif kecil seperti di
Kabupaten Buton dan Kabupaten Bombana (Tabel 4.2). Aset perbankan di
Kabupaten Buton tumbuh sebesar 18,86% (yoy) sementara di Kabupaten
Bombana tumbuh 18,86% (yoy). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perbankan juga melakukan ekspansi bisnis ke berbagai kabupaten di
Sulawesi Tenggara, namun demikian masih diperlukan dukungan seluruh
stakeholders untuk lebih meningkatkan pemerataan aktivitas
perekonomian di seluruh Kabupaten/Kota se-Sultra.
41BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
4.83
-15.46
38.76
-35.11
RP TRILIUN%, YOY
0
1
2
3
4
5
6
7
8
GKREDIT KORPORASIG TOTAL GKREDIT MODAL KERJA GKREDIT INVESTASI
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
43,7
656
,24
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
-0,4
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
GIRODPK KORPORASI (SB. KANAN) TABUNGAN DEPOSITO
-100%
-50%
0%
50%
100%
150%
200%
40,11%30,58%
176,95%
60,61%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
37,3
8%30
,57%
32,0
5%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Pada triwulan I 2021 DPK Korporasi mengalami peningkatan pertumbuhan
menjadi sebesar 60,61% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya yang
tumbuh sebesar 28,40% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh
peningkatan pada penghimpunan giro dan tabungan yang tumbuh sebesar
40,11% (yoy) dan 170,95% (yoy) (Grafik 4.25). Hal ini menunjukkan Korporasi
di Sultra secara umum lebih menjaga kondisi likuiditas yang dapat
digunakan sewaktu-waktu (jangka pendek) yaitu dengan Insturmen
Tabungan dan Giro. Disisi lain, walaupun masih tumbuh tinggi, penurunan
tingkat pertumbuhan terjadi pada instrumen deposito yang tumbuh
sebsar 30,58% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 31,81% (yoy).
4.3.3.2 Kredit Korporasi dari PerbankanEksposur kredit perbankan pada sektor korporasi pada triwulan I 2021
tercatat sebesar 22,30% meningkat dari triwulan sebelumnya yang
sebesar 16,75% dari total kredit di Sulawesi Tenggara (berdasarkan lokasi
proyek). Meskipun eksposur kredit perbankan pada sektor korporasi
masih berada di bawah kredit rumah tangga, namun korporasi menjadi
sumber pendapatan rumah tangga (melalui jalur tenaga kerja) sehingga
gangguan pada korporasi pada akhirnya berdampak pada sistem
keuangan melalui jalur rumah tangga tersebut. Dari total kredit yang
disalurkan ke korporasi di Sulawesi Tenggara, sebagian besar yaitu
sebesar 56,24% dari total kredit merupakan kredit investasi dan 43,76%
dari total kredit disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja.
Secara total, sektor pertambangan dan pertanian mendominasi kredit
yang diberikan kepada korporasi di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I
2021, sebanyak 16,30% dan 35,57% dari total kredit korporasi diberikan
kepada sektor pertambangan dan pertanian dengan masing-masing NPL
1,01% dan 0,00%. Baki debit kedua sektor tersebut masing-masing
terkontraksi sebesar 59,34% (yoy) dan tumbuh sebesar 21,59% (yoy).
Adapun sektor yang perlu menjadi perhatian adalah sektor jasa lainnya
karena pada triwulan I 2021 mencatatkan NPL sebesar 15,6% diatas
threshold 5%, dan dengan pangsa 0,64% (Tabel 4.1). Diperlukan langkah-
langkah korporasi dan perbankan untuk mendorong perbaikan NPL sektor
jasa.
Kredit Korporasi berdasarkan Sektor Ekonomi Unggulan
Secara nominal, kredit perbankan pada sektor korporasi di Sulawesi
Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp4,83 triliun, menurun
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,48 triliun
atau terkontraksi sebesar 15,46% (yoy). Hal ini disebabkan adanya
kontraksi dari segmen kredit investasi sebesar 35,11% (yoy) dan kredit
modal kerja yang tumbuh 38,76% (yoy) menurun dari periode sebelumnya
(Grafik 4.27). Kondisi kredit yang menurun di tengah peningkatan DPK
korporasi mengindikasikan secara umum korporasi masih relatif berhati-
hati dalam melakukan ekspansi usaha dengan tidak menambah beban
biaya serta lebih menjaga level likuiditasnya terutama dalam jangka
pendek.
40 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
SEKTOR
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LGA
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN
PERHOTELAN
TRANSPORTASI KOMUNIKASI
JASA USAHA
JASA LAINNYA
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1746.18
800.33
601.68
8.28
416.71
617.73
199.48
46.85
21.97
31.21
0.36
0.16
0.12
0.00
0.08
0.13
0.04
0.01
0.00
0.01
Growth yoy (%)
0.22
-0.59
1.02
-0.93
-0.46
-0.10
0.02
-0.22
-0.43
-0.29
NPL (%)
TOTAL
0.00
0.01
0.00
0.01
0.09
0.09
0.01
0.00
0.01
0.16
MODAL KERJA INVESTASI
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
49.91
770.53
39.88
0.98
385.20
517.28
2.85
6.30
6.36
14.04
0.02
0.36
0.02
0.00
0.18
0.24
0.00
0.00
0.00
0.01
Growth yoy (%)
2.53
3.37
-0.23
-0.87
-0.37
-0.09
1.87
-0.46
-0.35
-0.38
NPL (%)
0.00
0.01
0.04
0.08
0.09
0.10
0.00
0.00
0.00
0.10
MARET 2021
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1696.27
29.80
561.80
7.31
31.52
100.46
196.63
40.55
15.61
17.18
0.62
0.01
0.20
0.00
0.01
0.04
0.07
0.01
0.01
0.01
Growth yoy (%)
0.19
-0.98
1.28
-0.93
-0.80
-0.11
0.01
-0.16
-0.46
-0.19
NPL (%)
0.00
0.04
0.00
0.00
0.10
0.07
0.01
0.00
0.01
0.20
SEKTOR
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LGA
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN
PERHOTELAN
TRANSPORTASI KOMUNIKASI
JASA USAHA
JASA LAINNYA
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1769.92
880.90
596.61
90.40
833.44
601.17
197.96
47.05
28.49
37.56
0.32
0.16
0.11
0.02
0.15
0.11
0.04
0.01
0.01
0.01
Growth yoy (%)
0.24
-0.48
1.04
-0.19
0.18
-0.08
-0.04
-0.26
-0.30
-0.19
NPL (%)
TOTAL
0.00
0.01
0.00
0.00
0.04
0.09
0.01
0.00
0.00
0.13
MODAL KERJA INVESTASI
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
47.40
744.66
40.27
0.99
708.60
502.72
0.72
7.59
9.80
20.93
0.02
0.31
0.02
0.00
0.29
0.21
0.00
0.00
0.00
0.01
Growth yoy (%)
2.48
4.85
-0.13
-0.88
0.23
-0.07
-0.25
-0.55
0.12
-0.22
NPL (%)
0.00
0.01
0.01
0.08
0.05
0.09
0.00
0.00
0.00
0.07
DESEMBER 2020
Baki Debit (triliun Rp)
Pangsa(%)
1722.52
136.25
556.33
89.41
124.84
98.46
197.24
39.46
18.68
16.63
0.56
0.04
0.18
0.03
0.04
0.03
0.06
0.01
0.01
0.01
Growth yoy (%)
0.22
-0.91
1.26
-0.14
-0.06
-0.12
-0.04
-0.16
-0.41
-0.14
NPL (%)
0.00
0.01
0.00
0.00
0.02
0.06
0.01
0.00
0.01
0.21
4.4. ASESMEN INSTITUSI KEUANGAN(PERBANKAN) DI SULAWESI TENGGARA
4.4.1. Aset Bank UmumSecara keseluruhan, aset bank umum yang berada di Sulawesi Tenggara
pada triwulan I 2021 mencapai Rp36,11 triliun, tumbuh 11,67% (yoy) (Grafik
4.28) yang didorong oleh peningkatan DPK khususnya dana murah yaitu
Tabungan dan Giro. Peningkatan pertumbuhan aset tersebut disebabkan
oleh naiknya laju pertumbuhan pada bank Pemerintah yang memiliki
pangsa mencapai 83,91% menjadi tumbuh sebesar 11,35% (yoy).
Sedangkan total aset bank swasta nasional yang mencatatkan pangsa
sebesar 16,09% dari total aset bank umum di Sulawesi Tenggara
mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,41% (yoy) (Grafik 4.29).
Secara spasial, aset perbankan masih terkonsentrasi di Kota Kendari
dengan pangsa mencapai 61,95% dari keseluruhan aset bank umum yang
ada di Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut masih menunjukkan bahwa
perbankan masih terkonsentrasi di daerah ibu kota provinsi sebagai motor
penggerak perekonomian.
Daerah selain Kota Kendari yang memiliki aset bank cukup besar adalah
Kabupaten Kolaka dan Kota Bau-Bau dengan pangsa masing-masing
sebesar 11,38% dan 9,30%. Tingginya aset perbankan di kedua Kota dan
Kabupaten tersebut juga didasari besarnya kegiatan ekonomi di daerah
tersebut.
Dari sisi perkembangannya, pertumbuhan aset yang tinggi justru terjadi
pada daerah-daerah dengan pangsa aset yang relatif kecil seperti di
Kabupaten Buton dan Kabupaten Bombana (Tabel 4.2). Aset perbankan di
Kabupaten Buton tumbuh sebesar 18,86% (yoy) sementara di Kabupaten
Bombana tumbuh 18,86% (yoy). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perbankan juga melakukan ekspansi bisnis ke berbagai kabupaten di
Sulawesi Tenggara, namun demikian masih diperlukan dukungan seluruh
stakeholders untuk lebih meningkatkan pemerataan aktivitas
perekonomian di seluruh Kabupaten/Kota se-Sultra.
41BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
Bank Pemerintah
Bank Swasta Nasional
16,09% ; Rp 5,81 triliun
83,91% ; Rp 30,30 triliun
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
36.11
RP TRILIUN%, YOY
ASET BANK UMUMASET BANK BANK PEMERINTAH BANK SWASTA NASIONAL
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV18
23
28
33
38
43
-15,0
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
I
2021
13,4111,3511,67
Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, Pertumbuhan Aset secara yoyDaftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah
Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten
KOTA/KABUPATEN
KAB. BOMBANA
KAB. BUTON UTARA
KAB. KONAWE UTARA
KAB. WAKATOBI
KAB. KOLAKA UTARA
KAB. KONAWE SELATAN
KAB. BUTON
KOTA BAUBAU
KOTA KENDARI
KAB. KOLAKA
KAB. KONAWE
KAB. MUNA
KAB. KOLAKA TIMUR
SULAWESI TENGGARA
(RP MILIAR)
PANGSA THD
468.32
228.85
438.78
429.66
526.28
685.21
215.11
3,359.65
22,372.75
4,110.83
810.88
2,193.64
274.52
36,114.50
SULTRA (%)
1.30
0.63
1.21
1.19
1.46
1.90
0.60
9.30
61.95
11.38
2.25
6.07
0.76
100.00
I 2020
14.80
(3.56)
6.93
11.69
19.83
11.21
11.60
3.92
7.40
9.85
10.64
9.28
22.75
7.92
PERTUMBUHAN ASET (%, YOY)
II 2020
13.94
(7.96)
3.16
5.46
10.75
5.69
9.97
3.18
10.02
8.13
6.91
2.24
2.00
8.10
III 2020
9.93
20.05
3.70
26.97
9.88
2.65
67.22
14.34
9.73
8.82
4.98
8.28
(0.20)
10.20
IV 2020
13.86
5.70
2.61
(1.21)
27.13
(1.30)
16.09
5.52
10.77
10.16
5.63
3.21
14.26
9.35
ASET
I 2021
18.86
5.96
2.45
2.10
23.21
(1.36)
18.86
6.67
14.18
9.34
1.81
7.93
12.23
11.67
4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak KetigaDana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang
berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mencapai Rp25,50
triliun, tumbuh sebesar 21,34% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,37% (yoy) di dorong oleh
peningkatan DPK RT (Grafik 4.31). Sebagian besar DPK yang dihimpun oleh
bank umum di Sulawesi Tenggara ditempatkan dalam bentuk tabungan
dengan pangsa 53,95%. Sedangkan untuk giro dan deposito pada triwulan
I 2021 masing-masing tercatat memiliki pangsa pasar sebesar 18,80% dan
27,25%.
Bila dilihat dari sisi pertumbuhan per komponen, pada triwulan I 2021
hampir seluruh jenis simpanan masyarakat (kecuali giro) di perbankan
Sultra, mengalami peningkatan laju pertumbuhan dimana giro tumbuh
sebesar 5,89% (yoy), deposito tumbuh 28,67% (yoy) dan tabungan tumbuh
sebesar 24,07% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya kecuali
instrument giro (Grafik 4.31). Kenaikan performa dari DPK dapat
mengindikasikan bahwa kondisi keuangan masyarakat di Sulawesi
TabunganPada triwulan I 2021, secara nominal, total tabungan masyarakat di
Sulawesi Tenggara sampai dengan periode laporan mencapai Rp13,75
triliun. Dari sisi pertumbuhan, tabungan masyarakat di Sulawesi Tenggara
tumbuh sebesar 24,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,16% (yoy).
Tengara membaik, sehingga kebutuhan dana dalam bentuk likuid tidak
terlalu banyak.
Deposito Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada
triwulan I 2021 tercatat Rp6,95 triliun, menurun bila dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,97 triliun. Dari sisi
pertumbuhan, deposito masyarakat Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar
28,67% (yoy) meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 28,24% (yoy).
42 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
27,72RP TRILIUN%, YOY
KMKTOTAL KREDIT KI KK GTOTAL KREDIT
0
5
10
15
20
25
30
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0%, yoy
6,46
17,47
2,552,13
Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
29,2
49,
8460
,92
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
25,50
5,8921,34
RP TRILIUN
%, YOY
24,07
GIRONOMINAL DPK BANK UMUM DEPOSITO TABUNGAN GDPK BANK UMUM
0
5
10
15
20
25
-30,0
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
28,67
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
18,8
0%53
,95%
27,2
5%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
GiroPada triwulan I 2021, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp4,79 triliun.
Dari sisi pertumbuhan, DPK perbankan berupa Giro mengalami
pertumbuhan sebesar 5,89 (yoy), menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,86% (yoy).
4.4.3. Penyaluran KreditPada triwulan I 2021 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang
berkantor di Sulawesi Tenggara menurun dibandingkan triwulan lalu.
Kredit perbankan tumbuh sebesar 6,46% (yoy) menurun dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,78% (yoy). Secara
nominal, kredit perbankan yang disalurkan sampai dengan triwulan I 2021
mencapai Rp27,71 triliun (Grafik 4.32).
Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi kredit yang
diberikan bank di Sulawesi Tenggara dengan pangsa mencapai 60,92%
sedangkan kredit modal kerja merupakan kredit produktif terbesar yang
diberikan oleh perbankan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar
29,24% dari total kredit dan kredit investasi mencatatkan proporsi yang
terkecil yaitu sebesar 9,84%.
Kredit Berdasarkan Lokasi BankSerupa dengan DPK, secara spasial, penyaluran kredit masih
terkonsentrasi di Kota Kendari, dengan pangsa sebesar 54,33% dari
seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di
Kredit Berdasarkan Sektor EkonomiBerdasarkan penyaluran kredit menurut sektor ekonomi, terdapat variasi
pertumbuhan kredit. Pertumbuhan terbesar dicatatkan oleh sektor
informasi dan komunikasi serta jasa perusahaan yang mencatatkan
pertumbuhan berturut turut sebesar 255,57% (yoy) dan 95,31% (yoy).
Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh sektor jasa keuangan
yang terkontraksi sebesar -70,21% (yoy). Sektor perdagangan yang
memiliki pangsa terbesar untuk kategori kredit produktif (56,35% dari
total kredit produktif) mengalami pertumbuhan sebesar 7,33% (yoy)
dengan NPL yang sudah mendekati threshold yaitu sebesar 4,36%. Hal
tersebut perlu menjadi perhatian agar tidak menyebabkan contagion
effect ke sektor lainnya. Sedangkan sektor pertanian yang memiliki
Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,79% (Tabel
4.3). Pertumbuhan kredit tertinggi dibukukan oleh Kabupaten Kolaka
Utara dengan laju pertumbuhan sebesar 25,37% (yoy) dan NPL terendah
dicatatkan oleh Kabupaten Wakatobi dan Kolaka Utara yaitu sebesar
0,15%.
Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian besar
kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan konsumsi. Adapun
untuk kegiatan produktif, hanya terdapat 4 daerah yang memiliki pangsa
kredit modal kerja cukup besar yaitu Kota Kendari, Kota Bau-Bau, Kab.
Kolaka, dan Kab. Muna.
43BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
Bank Pemerintah
Bank Swasta Nasional
16,09% ; Rp 5,81 triliun
83,91% ; Rp 30,30 triliun
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
36.11
RP TRILIUN%, YOY
ASET BANK UMUMASET BANK BANK PEMERINTAH BANK SWASTA NASIONAL
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV18
23
28
33
38
43
-15,0
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
I
2021
13,4111,3511,67
Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, Pertumbuhan Aset secara yoyDaftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah
Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten
KOTA/KABUPATEN
KAB. BOMBANA
KAB. BUTON UTARA
KAB. KONAWE UTARA
KAB. WAKATOBI
KAB. KOLAKA UTARA
KAB. KONAWE SELATAN
KAB. BUTON
KOTA BAUBAU
KOTA KENDARI
KAB. KOLAKA
KAB. KONAWE
KAB. MUNA
KAB. KOLAKA TIMUR
SULAWESI TENGGARA
(RP MILIAR)
PANGSA THD
468.32
228.85
438.78
429.66
526.28
685.21
215.11
3,359.65
22,372.75
4,110.83
810.88
2,193.64
274.52
36,114.50
SULTRA (%)
1.30
0.63
1.21
1.19
1.46
1.90
0.60
9.30
61.95
11.38
2.25
6.07
0.76
100.00
I 2020
14.80
(3.56)
6.93
11.69
19.83
11.21
11.60
3.92
7.40
9.85
10.64
9.28
22.75
7.92
PERTUMBUHAN ASET (%, YOY)
II 2020
13.94
(7.96)
3.16
5.46
10.75
5.69
9.97
3.18
10.02
8.13
6.91
2.24
2.00
8.10
III 2020
9.93
20.05
3.70
26.97
9.88
2.65
67.22
14.34
9.73
8.82
4.98
8.28
(0.20)
10.20
IV 2020
13.86
5.70
2.61
(1.21)
27.13
(1.30)
16.09
5.52
10.77
10.16
5.63
3.21
14.26
9.35
ASET
I 2021
18.86
5.96
2.45
2.10
23.21
(1.36)
18.86
6.67
14.18
9.34
1.81
7.93
12.23
11.67
4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak KetigaDana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang
berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mencapai Rp25,50
triliun, tumbuh sebesar 21,34% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,37% (yoy) di dorong oleh
peningkatan DPK RT (Grafik 4.31). Sebagian besar DPK yang dihimpun oleh
bank umum di Sulawesi Tenggara ditempatkan dalam bentuk tabungan
dengan pangsa 53,95%. Sedangkan untuk giro dan deposito pada triwulan
I 2021 masing-masing tercatat memiliki pangsa pasar sebesar 18,80% dan
27,25%.
Bila dilihat dari sisi pertumbuhan per komponen, pada triwulan I 2021
hampir seluruh jenis simpanan masyarakat (kecuali giro) di perbankan
Sultra, mengalami peningkatan laju pertumbuhan dimana giro tumbuh
sebesar 5,89% (yoy), deposito tumbuh 28,67% (yoy) dan tabungan tumbuh
sebesar 24,07% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya kecuali
instrument giro (Grafik 4.31). Kenaikan performa dari DPK dapat
mengindikasikan bahwa kondisi keuangan masyarakat di Sulawesi
TabunganPada triwulan I 2021, secara nominal, total tabungan masyarakat di
Sulawesi Tenggara sampai dengan periode laporan mencapai Rp13,75
triliun. Dari sisi pertumbuhan, tabungan masyarakat di Sulawesi Tenggara
tumbuh sebesar 24,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,16% (yoy).
Tengara membaik, sehingga kebutuhan dana dalam bentuk likuid tidak
terlalu banyak.
Deposito Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada
triwulan I 2021 tercatat Rp6,95 triliun, menurun bila dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,97 triliun. Dari sisi
pertumbuhan, deposito masyarakat Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar
28,67% (yoy) meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 28,24% (yoy).
42 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
27,72RP TRILIUN%, YOY
KMKTOTAL KREDIT KI KK GTOTAL KREDIT
0
5
10
15
20
25
30
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0%, yoy
6,46
17,47
2,552,13
Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
29,2
49,
8460
,92
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
25,50
5,8921,34
RP TRILIUN
%, YOY
24,07
GIRONOMINAL DPK BANK UMUM DEPOSITO TABUNGAN GDPK BANK UMUM
0
5
10
15
20
25
-30,0
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
28,67
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
18,8
0%53
,95%
27,2
5%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
GiroPada triwulan I 2021, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp4,79 triliun.
Dari sisi pertumbuhan, DPK perbankan berupa Giro mengalami
pertumbuhan sebesar 5,89 (yoy), menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,86% (yoy).
4.4.3. Penyaluran KreditPada triwulan I 2021 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang
berkantor di Sulawesi Tenggara menurun dibandingkan triwulan lalu.
Kredit perbankan tumbuh sebesar 6,46% (yoy) menurun dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,78% (yoy). Secara
nominal, kredit perbankan yang disalurkan sampai dengan triwulan I 2021
mencapai Rp27,71 triliun (Grafik 4.32).
Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi kredit yang
diberikan bank di Sulawesi Tenggara dengan pangsa mencapai 60,92%
sedangkan kredit modal kerja merupakan kredit produktif terbesar yang
diberikan oleh perbankan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar
29,24% dari total kredit dan kredit investasi mencatatkan proporsi yang
terkecil yaitu sebesar 9,84%.
Kredit Berdasarkan Lokasi BankSerupa dengan DPK, secara spasial, penyaluran kredit masih
terkonsentrasi di Kota Kendari, dengan pangsa sebesar 54,33% dari
seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di
Kredit Berdasarkan Sektor EkonomiBerdasarkan penyaluran kredit menurut sektor ekonomi, terdapat variasi
pertumbuhan kredit. Pertumbuhan terbesar dicatatkan oleh sektor
informasi dan komunikasi serta jasa perusahaan yang mencatatkan
pertumbuhan berturut turut sebesar 255,57% (yoy) dan 95,31% (yoy).
Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh sektor jasa keuangan
yang terkontraksi sebesar -70,21% (yoy). Sektor perdagangan yang
memiliki pangsa terbesar untuk kategori kredit produktif (56,35% dari
total kredit produktif) mengalami pertumbuhan sebesar 7,33% (yoy)
dengan NPL yang sudah mendekati threshold yaitu sebesar 4,36%. Hal
tersebut perlu menjadi perhatian agar tidak menyebabkan contagion
effect ke sektor lainnya. Sedangkan sektor pertanian yang memiliki
Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,79% (Tabel
4.3). Pertumbuhan kredit tertinggi dibukukan oleh Kabupaten Kolaka
Utara dengan laju pertumbuhan sebesar 25,37% (yoy) dan NPL terendah
dicatatkan oleh Kabupaten Wakatobi dan Kolaka Utara yaitu sebesar
0,15%.
Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian besar
kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan konsumsi. Adapun
untuk kegiatan produktif, hanya terdapat 4 daerah yang memiliki pangsa
kredit modal kerja cukup besar yaitu Kota Kendari, Kota Bau-Bau, Kab.
Kolaka, dan Kab. Muna.
43BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
pangsa kedua terbesar yaitu sebesar 15,25% kembali mencatatkan
pertumbuhan double digit sebesar 40,27% (yoy) dengan NPL yang rendah
yaitu sebesar 1,02%. Hal ini membuka peluang untuk perbankan untuk
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
SEKTOR EKONOMI
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK GAS
AIR
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN
TRANSPORTASI-PERGUDANGAN
AKOMODASI MAKAN MINUM
INFORMASI KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN
REAL ESTATE
JASA PERUSAHAAN
ADM PEMERINTAHAN
JASA PENDIDIKAN
JASA KESEHATAN SOSIAL
JASA LAINNYA
Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
1,578.86
129.55
600.52
5.59
9.03
507.90
5,834.94
147.92
593.07
3.72
0.51
120.43
197.44
92.60
16.91
72.01
442.99
15.25
1.25
5.80
0.05
0.09
4.91
56.35
1.43
5.73
0.04
0.00
1.16
1.91
0.89
0.16
0.70
4.28
Growth yoy (%)
40.27
-6.95
20.26
-47.80
23.71
-7.20
7.33
7.79
14.76
255.57
-70.21
16.10
95.31
86.60
-26.95
25.81
11.35
NPL (%)
MARET 2021
1.02
3.80
1.76
1.78
4.32
8.89
4.36
1.80
1.78
0.54
47.27
28.46
0.43
0.00
21.81
0.00
2.82
Ket: gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy), Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit Investasi
NPL = Non Performing Loan
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
1,575.33
131.13
598.63
5.53
9.11
529.58
5,882.16
147.56
589.18
3.70
0.48
123.44
189.23
99.71
17.05
72.37
447.02
15.12
1.26
5.74
0.05
0.09
5.08
56.44
1.42
5.65
0.04
0.00
1.18
1.82
0.96
0.16
0.69
4.29
Growth yoy (%)
48.11
-3.55
23.73
-58.29
33.73
-1.76
6.40
3.03
14.94
374.58
-80.64
8.46
90.83
51.97
-24.28
17.41
7.69
NPL (%)
DES 2020
0.87
2.98
1.51
1.60
1.60
7.76
4.17
0.97
1.90
0.08
47.97
31.38
0.20
0.00
20.75
0.01
2.42
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
1,414.11
137.20
565.34
6.57
9.96
545.07
5,690.02
141.00
561.42
2.43
0.37
116.14
165.74
6.58
15.98
67.66
398.51
14.37
1.39
5.74
0.07
0.10
5.54
57.80
1.43
5.70
0.02
0.00
1.18
1.68
0.07
0.16
0.69
4.05
Growth yoy (%)
40.21
-1.37
22.49
-37.31
-7.00
-18.47
3.85
1.76
11.70
178.61
-89.36
9.13
86.71
-92.32
-48.42
175.45
-11.52
NPL (%)
SEP 2020
1.04
2.17
1.90
0.57
3.17
8.76
5.07
1.09
2.25
0.00
62.38
4.33
0.46
0.00
22.40
1.38
3.62
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
KABUPATEN/KOTA
KAB. BUTON
KAB. MUNA
KAB. KOLAKA
KAB. WAKATOBI
KAB. KONAWE
KAB. KONAWE SELATAN
KAB. BOMBANA
KAB. KOLAKA UTARA
KAB. BUTON UTARA
KAB. KONAWE UTARA
KAB. KOLAKA TIMUR
KAB. BUTON TENGAH
KOTA BAU-BAU
KOTA KENDARI
TOTAL
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
181.07
2166.40
3872.21
206.28
787.58
688.90
430.11
502.68
217.74
430.72
248.55
0.00
2685.89
14840.26
27258.39
0.66
7.95
14.21
0.76
2.89
2.53
1.58
1.84
0.80
1.58
0.91
0.00
9.85
54.44
100.00
Growth yoy (%)
4.39
6.53
6.21
2.51
0.01
-0.05
12.79
23.11
3.58
2.56
4.81
0.00
7.06
4.89
5.47
NPL (%)
DESEMBER 2020
0.56
1.04
1.63
0.14
1.64
1.30
0.16
0.08
0.58
0.79
0.79
0.00
0.40
2.74
1.96
Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten
KI
0.00
0.20
1.41
0.02
0.01
0.03
0.13
0.26
0.02
0.00
0.02
0.00
0.79
6.77
9.67
KMK
0.05
3.01
5.97
0.05
0.24
0.17
0.14
0.12
0.04
0.06
0.13
0.00
3.44
15.40
28.82
KK
0.61
4.74
6.83
0.68
2.64
2.33
1.31
1.46
0.75
1.52
0.76
0.00
5.62
32.27
61.51
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
188.24
2209.90
3910.71
213.40
793.55
679.48
446.43
518.45
219.52
430.73
264.83
38.53
2761.34
15080.82
27755.94
0.68
7.96
14.09
0.77
2.86
2.45
1.61
1.87
0.79
1.55
0.95
0.14
9.95
54.33
100.00
Growth yoy (%)
5.18
4.88
3.78
5.79
0.69
-0.74
15.67
25.37
3.06
1.26
11.73
0,00
6.34
4.34
4.77
NPL (%)
MARET 2021
1.06
1.14
1.98
0.15
1.62
1.26
0.25
0.19
0.44
0.78
0.47
0.14
0.65
2.79
2.06
0.01
0.18
1.46
0.03
0.01
0.01
0.14
0.26
0.01
0.00
0.02
0.01
0.76
6.96
9.85
0.05
3.16
5.99
0.07
0.24
0.17
0.16
0.13
0.04
0.06
0.15
0.02
3.64
15.38
29.26
0.62
4.63
6.66
0.68
2.61
2.28
1.30
1.48
0.74
1.49
0.79
0.12
5.57
32.07
61.03
Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi, K.K = Kredit Konsumsi
Growth= pertumbuhan Kredit (%, yoy) Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
PANGSAKI KMK KK
PANGSA
merelokasi kredit dari sektor-sektor yang sudah jenuh dan berisiko ke
sektor yang potensial dan lebih aman (Tabel 4.4).
44 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
NPL MODAL KERJANPL (RHS) NPL INVESTASI NPL KONSUMSI
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
2,06
3,754,01
0,94
%NPL
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
25,5
027
,72
108,71
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Non Performing Loan (NPL) per Jenis KreditPada triwulan I 2021, pertumbuhan penyaluran kredit disertai dengan
peningkatan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya
indikator Non Performing Loan (NPL) Gross dari 1,96% pada triwulan IV
2020 menjadi 2,06% pada triwulan I 2021 namun masih berada di bawah
threshold 5% (Grafik 4.35).
Pada periode laporan, penyaluran kredit investasi memiliki risiko kredit
terbesar yaitu mencapai 4,01% menurun dari periode sebelumnya sebesar
4,08% namun hal ini tetap perlu diwaspadai karena sudah berada dekat
threshold NPL 5%.
Loan to Deposit Ratio (LDR)Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi
perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menghitung
rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh perbankan. Pada
triwulan I 2021 LDR bank umum di Sulawesi Tenggara mencapai 108,71%,
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
105,08% (Grafik 4.34). Peningkatan LDR tersebut terjadi karena adanya
peningkatan penyaluran kredit pada rumah tangga khususnya segmen
kredit modal kerja yang tumbuh 22,58% (yoy) dan kredit investasi yang
tumbuh -2,97% (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya sehingga
mendorong penyaluran kredit secara umum lebih tinggi daripada DPK
yang ada khususnya karena DPK rumah tangga tumbuh sebesar 19,04%
(yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya. Sementara pada kredit
korporasi di semua segmen mengalami penurunan dari periode
sebelumnya namun secara DPK meningkat khususnya pada dana murah
yaitu Tabungan serta Giro. Sehingga secara umum kredit nominal kredit
sebanyak 27,72 Trilyun dan DPK sebesar 25,50 Trilyun pada periode
laporan. Nilai LDR sebesar 100% berarti seluruh DPK yang dikelola oleh
perbankan Sulawesi Tenggara disalurkan dalam bentuk kredit dan
terdapat pinjaman antar bank dari Kantor Pusat Bank di Sultra yang
disalurkan ke kredit. Sedangkan pencapaian pada triwulan I 2021
menunjukkan bahwa dalam rangka menyalurkan kredit, perbankan di
Sulawesi Tenggara memerlukan dana dari daerah lain. Tingkat LDR yang
terlalu tinggi maupun terlalu rendah dapat menjadi sumber kerentanan
apabila tidak disertai dengan tingkat risiko kredit yang terjaga di tingkat
yang aman.
4.4.4. Perbankan SyariahPangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil. Dari
sisi aset, perbankan syariah hanya memiliki aset sebesar Rp2,15 triliun,
atau sebesar 5,77% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi
Tenggara. Pangsa ini relatif meningkat bila dibandingkan periode
sebelumnya (Grafik 4.36). Pada triwulan I 2021, pangsa pembiayaan hanya
mencapai 5,04% dari total realisasi pembiayaan oleh bank umum, pangsa
ini masih stabil bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan
penghimpunan DPK bank syariah mencapai 5,53%, pangsa ini meningkat
bila dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 5,40%.
Sampai dengan triwulan I 2021, penyaluran pembiayaan syariah terus
mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode laporan pembiayaan
syariah tumbuh sebesar 22,76% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp1,52
triliun, meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 16,76% (yoy) (Grafik 4.38). Sama dengan penyaluran perbankan
umum, penyaluran pembiayaan syariah juga paling banyak dilakukan
untuk penggunaan konsumsi dilanjutkan modal kerja dan investasi.
Dari sisi risiko pembiayaan, tekanan pada risiko pembiayaan syariah
mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari NPF (Non Performing Financing)
yang tercatat sebesar 2,52% pada triwulan I 2021, lebih rendah dari
periode sebelumnya yang tercatat sebesar 3,13% dan angka tersebut
berada di bawah threshold 5%. Baik pembiayaan investasi dan modal kerja
perlu di waspadai karena masing-masing mencatatkan NPF yang tinggi
yaitu 6,39% dan 6,09%.
Kondisi berbeda dialami oleh penghimpunan DPK perbankan syariah yang
mencatatkan penurunan pertumbuhan. Pada triwulan I 2021, jumlah DPK
bank syariah mencapai Rp1,43 triliun atau tumbuh sebesar 20,75% (yoy),
lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 24,41% (yoy). Penurunan pertumbuhan DPK disebabkan oleh
penurunan laju pertumbuhan penempatan DPK di fasilitas giro dan
deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 35,33% (yoy) dan 11,36%
(yoy) (Grafik 4.37).
Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah baik dalam
bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang berkantor pusat di Sultra. Perlu
45BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
pangsa kedua terbesar yaitu sebesar 15,25% kembali mencatatkan
pertumbuhan double digit sebesar 40,27% (yoy) dengan NPL yang rendah
yaitu sebesar 1,02%. Hal ini membuka peluang untuk perbankan untuk
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
SEKTOR EKONOMI
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK GAS
AIR
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN
TRANSPORTASI-PERGUDANGAN
AKOMODASI MAKAN MINUM
INFORMASI KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN
REAL ESTATE
JASA PERUSAHAAN
ADM PEMERINTAHAN
JASA PENDIDIKAN
JASA KESEHATAN SOSIAL
JASA LAINNYA
Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
1,578.86
129.55
600.52
5.59
9.03
507.90
5,834.94
147.92
593.07
3.72
0.51
120.43
197.44
92.60
16.91
72.01
442.99
15.25
1.25
5.80
0.05
0.09
4.91
56.35
1.43
5.73
0.04
0.00
1.16
1.91
0.89
0.16
0.70
4.28
Growth yoy (%)
40.27
-6.95
20.26
-47.80
23.71
-7.20
7.33
7.79
14.76
255.57
-70.21
16.10
95.31
86.60
-26.95
25.81
11.35
NPL (%)
MARET 2021
1.02
3.80
1.76
1.78
4.32
8.89
4.36
1.80
1.78
0.54
47.27
28.46
0.43
0.00
21.81
0.00
2.82
Ket: gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy), Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit Investasi
NPL = Non Performing Loan
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
1,575.33
131.13
598.63
5.53
9.11
529.58
5,882.16
147.56
589.18
3.70
0.48
123.44
189.23
99.71
17.05
72.37
447.02
15.12
1.26
5.74
0.05
0.09
5.08
56.44
1.42
5.65
0.04
0.00
1.18
1.82
0.96
0.16
0.69
4.29
Growth yoy (%)
48.11
-3.55
23.73
-58.29
33.73
-1.76
6.40
3.03
14.94
374.58
-80.64
8.46
90.83
51.97
-24.28
17.41
7.69
NPL (%)
DES 2020
0.87
2.98
1.51
1.60
1.60
7.76
4.17
0.97
1.90
0.08
47.97
31.38
0.20
0.00
20.75
0.01
2.42
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
1,414.11
137.20
565.34
6.57
9.96
545.07
5,690.02
141.00
561.42
2.43
0.37
116.14
165.74
6.58
15.98
67.66
398.51
14.37
1.39
5.74
0.07
0.10
5.54
57.80
1.43
5.70
0.02
0.00
1.18
1.68
0.07
0.16
0.69
4.05
Growth yoy (%)
40.21
-1.37
22.49
-37.31
-7.00
-18.47
3.85
1.76
11.70
178.61
-89.36
9.13
86.71
-92.32
-48.42
175.45
-11.52
NPL (%)
SEP 2020
1.04
2.17
1.90
0.57
3.17
8.76
5.07
1.09
2.25
0.00
62.38
4.33
0.46
0.00
22.40
1.38
3.62
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
KABUPATEN/KOTA
KAB. BUTON
KAB. MUNA
KAB. KOLAKA
KAB. WAKATOBI
KAB. KONAWE
KAB. KONAWE SELATAN
KAB. BOMBANA
KAB. KOLAKA UTARA
KAB. BUTON UTARA
KAB. KONAWE UTARA
KAB. KOLAKA TIMUR
KAB. BUTON TENGAH
KOTA BAU-BAU
KOTA KENDARI
TOTAL
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
181.07
2166.40
3872.21
206.28
787.58
688.90
430.11
502.68
217.74
430.72
248.55
0.00
2685.89
14840.26
27258.39
0.66
7.95
14.21
0.76
2.89
2.53
1.58
1.84
0.80
1.58
0.91
0.00
9.85
54.44
100.00
Growth yoy (%)
4.39
6.53
6.21
2.51
0.01
-0.05
12.79
23.11
3.58
2.56
4.81
0.00
7.06
4.89
5.47
NPL (%)
DESEMBER 2020
0.56
1.04
1.63
0.14
1.64
1.30
0.16
0.08
0.58
0.79
0.79
0.00
0.40
2.74
1.96
Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten
KI
0.00
0.20
1.41
0.02
0.01
0.03
0.13
0.26
0.02
0.00
0.02
0.00
0.79
6.77
9.67
KMK
0.05
3.01
5.97
0.05
0.24
0.17
0.14
0.12
0.04
0.06
0.13
0.00
3.44
15.40
28.82
KK
0.61
4.74
6.83
0.68
2.64
2.33
1.31
1.46
0.75
1.52
0.76
0.00
5.62
32.27
61.51
Baki Debit (Miliar Rp)
Pangsa(%)
188.24
2209.90
3910.71
213.40
793.55
679.48
446.43
518.45
219.52
430.73
264.83
38.53
2761.34
15080.82
27755.94
0.68
7.96
14.09
0.77
2.86
2.45
1.61
1.87
0.79
1.55
0.95
0.14
9.95
54.33
100.00
Growth yoy (%)
5.18
4.88
3.78
5.79
0.69
-0.74
15.67
25.37
3.06
1.26
11.73
0,00
6.34
4.34
4.77
NPL (%)
MARET 2021
1.06
1.14
1.98
0.15
1.62
1.26
0.25
0.19
0.44
0.78
0.47
0.14
0.65
2.79
2.06
0.01
0.18
1.46
0.03
0.01
0.01
0.14
0.26
0.01
0.00
0.02
0.01
0.76
6.96
9.85
0.05
3.16
5.99
0.07
0.24
0.17
0.16
0.13
0.04
0.06
0.15
0.02
3.64
15.38
29.26
0.62
4.63
6.66
0.68
2.61
2.28
1.30
1.48
0.74
1.49
0.79
0.12
5.57
32.07
61.03
Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi, K.K = Kredit Konsumsi
Growth= pertumbuhan Kredit (%, yoy) Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
PANGSAKI KMK KK
PANGSA
merelokasi kredit dari sektor-sektor yang sudah jenuh dan berisiko ke
sektor yang potensial dan lebih aman (Tabel 4.4).
44 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
NPL MODAL KERJANPL (RHS) NPL INVESTASI NPL KONSUMSI
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
2,06
3,754,01
0,94
%NPL
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
25,5
027
,72
108,71
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Non Performing Loan (NPL) per Jenis KreditPada triwulan I 2021, pertumbuhan penyaluran kredit disertai dengan
peningkatan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya
indikator Non Performing Loan (NPL) Gross dari 1,96% pada triwulan IV
2020 menjadi 2,06% pada triwulan I 2021 namun masih berada di bawah
threshold 5% (Grafik 4.35).
Pada periode laporan, penyaluran kredit investasi memiliki risiko kredit
terbesar yaitu mencapai 4,01% menurun dari periode sebelumnya sebesar
4,08% namun hal ini tetap perlu diwaspadai karena sudah berada dekat
threshold NPL 5%.
Loan to Deposit Ratio (LDR)Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi
perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menghitung
rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh perbankan. Pada
triwulan I 2021 LDR bank umum di Sulawesi Tenggara mencapai 108,71%,
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
105,08% (Grafik 4.34). Peningkatan LDR tersebut terjadi karena adanya
peningkatan penyaluran kredit pada rumah tangga khususnya segmen
kredit modal kerja yang tumbuh 22,58% (yoy) dan kredit investasi yang
tumbuh -2,97% (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya sehingga
mendorong penyaluran kredit secara umum lebih tinggi daripada DPK
yang ada khususnya karena DPK rumah tangga tumbuh sebesar 19,04%
(yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya. Sementara pada kredit
korporasi di semua segmen mengalami penurunan dari periode
sebelumnya namun secara DPK meningkat khususnya pada dana murah
yaitu Tabungan serta Giro. Sehingga secara umum kredit nominal kredit
sebanyak 27,72 Trilyun dan DPK sebesar 25,50 Trilyun pada periode
laporan. Nilai LDR sebesar 100% berarti seluruh DPK yang dikelola oleh
perbankan Sulawesi Tenggara disalurkan dalam bentuk kredit dan
terdapat pinjaman antar bank dari Kantor Pusat Bank di Sultra yang
disalurkan ke kredit. Sedangkan pencapaian pada triwulan I 2021
menunjukkan bahwa dalam rangka menyalurkan kredit, perbankan di
Sulawesi Tenggara memerlukan dana dari daerah lain. Tingkat LDR yang
terlalu tinggi maupun terlalu rendah dapat menjadi sumber kerentanan
apabila tidak disertai dengan tingkat risiko kredit yang terjaga di tingkat
yang aman.
4.4.4. Perbankan SyariahPangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil. Dari
sisi aset, perbankan syariah hanya memiliki aset sebesar Rp2,15 triliun,
atau sebesar 5,77% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi
Tenggara. Pangsa ini relatif meningkat bila dibandingkan periode
sebelumnya (Grafik 4.36). Pada triwulan I 2021, pangsa pembiayaan hanya
mencapai 5,04% dari total realisasi pembiayaan oleh bank umum, pangsa
ini masih stabil bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan
penghimpunan DPK bank syariah mencapai 5,53%, pangsa ini meningkat
bila dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 5,40%.
Sampai dengan triwulan I 2021, penyaluran pembiayaan syariah terus
mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode laporan pembiayaan
syariah tumbuh sebesar 22,76% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp1,52
triliun, meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 16,76% (yoy) (Grafik 4.38). Sama dengan penyaluran perbankan
umum, penyaluran pembiayaan syariah juga paling banyak dilakukan
untuk penggunaan konsumsi dilanjutkan modal kerja dan investasi.
Dari sisi risiko pembiayaan, tekanan pada risiko pembiayaan syariah
mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari NPF (Non Performing Financing)
yang tercatat sebesar 2,52% pada triwulan I 2021, lebih rendah dari
periode sebelumnya yang tercatat sebesar 3,13% dan angka tersebut
berada di bawah threshold 5%. Baik pembiayaan investasi dan modal kerja
perlu di waspadai karena masing-masing mencatatkan NPF yang tinggi
yaitu 6,39% dan 6,09%.
Kondisi berbeda dialami oleh penghimpunan DPK perbankan syariah yang
mencatatkan penurunan pertumbuhan. Pada triwulan I 2021, jumlah DPK
bank syariah mencapai Rp1,43 triliun atau tumbuh sebesar 20,75% (yoy),
lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 24,41% (yoy). Penurunan pertumbuhan DPK disebabkan oleh
penurunan laju pertumbuhan penempatan DPK di fasilitas giro dan
deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 35,33% (yoy) dan 11,36%
(yoy) (Grafik 4.37).
Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah baik dalam
bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang berkantor pusat di Sultra. Perlu
45BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH
ASET PEBIAYAAN DPK
5,77% ; Rp 2,15 triliun 5,04% ; Rp 1,33 triliun 5,53% ; Rp 1,43 triliun
Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
GIROSYARIAH TABUNGAN DEPOSITO
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
35,3324,83
11,36
20,75
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat mendorong
terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di Sultra untuk
mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan memberikan pilihan bagi
masyarakat Sultra dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.
4.5. AKSES KEUANGAN4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKMPada triwulan I 2021, kredit yang diterima oleh UMKM di Sulawesi Tenggara
(berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp9,35 triliun atau memiliki pangsa
mencapai 28,61% dari total penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara. Kredit
kepada UMKM tersebut, sebagian besar diberikan kepada usaha kecil
sebesar 50,48% dan usaha mikro dengan pangsa sebesar 25,40%.
Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
%, YOY
(21,58)
42,06
28,97
17,50
UMKM MIKRO KECIL MENENGAH
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
22.98%
54.67%
22.35%
Non UMKM
Usaha MenengahUsaha KecilUsaha Mikro
UMKM
Rp 10,6 T55,80%
54,20%
Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
2,52
6,396,09
1,49
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
-15,0
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
22,76
18,90
5,74
27,40
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Sedangkan untuk usaha menengah memiliki pangsa sebesar 24,13% dari
total kredit UMKM (Grafik 4.40).
Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan I 2021 tumbuh melambat dengan
pertumbuhan sebesar 4,03% (yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya.
Secara jenis, pertumbuhan kredit secara signifikan terjadi pada kredit
usaha menengah yang tumbuh hingga 23,25% (yoy). Disisi lain,
pertumbuhan kredit usaha mikro terkontraksi sebesar 23,24% (yoy)
menjadi faktor penahan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi (Grafik 4.41).
Jika dilihat dari sektor penyalurannya, kredit UMKM secara berurutan
disalurkan kepada sektor perdagangan dengan pangsa sebesar 56,14%,
pertanian sebesar 13,05%, dan industri pengolahan sebesar 5,09% serta
sisanya disalurkan kepada sektor lainnya.
46 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
% NASABAH RIBU
REKENING DPK (SB KANAN) RASIO DPK
300
250
200
150
100
50
0 0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
276.37
3,56
3
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
% NASABAH RIBU
REKENING KREDIT (SB KANAN) RASIO KREDIT
359
27,8
8
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0
5
10
15
20
25
30
Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Perdagangan
Akomodasi Mamin
47,7%
6,0%
Industri Pengolahan
Jasa masyarakat
6,6%
4,0%
Pertanian27,9%
Perikanan4,7%
Transportasi1,4%
Jasa Usaha
Lainnya
1,4%
0,3%
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
BAKI DEBET (RP MILIAR)
NASABAH
KUR REKENING (SB.KANAN)
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000100.000
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
81,876
2,57
2
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Seiring dengan adanya perubahan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat)
pada tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada usaha
rakyat. Sampai dengan triwulan I 2021, baki debet KUR di Sulawesi
Tenggara mencapai Rp2,75 triliun dengan jumlah debitur aktif mencapai
77.913 nasabah (Grafik 4.42). Penyaluran KUR di Sulawesi Tenggara masih
terkonsentrasi pada usaha di sektor perdagangan dengan pangsa
mencapai 47,7%, diikuti penyaluran pada sektor primer seperti ke
pertanian dengan pangsa sebesar 27,9% (Grafik 4.43).
4.5.2. Akses Keuangan Kepada PendudukIndikator akses keuangan di Sulawesi Tenggara baik dari sisi
penghimpunan dana maupun penyaluran kredit mengalami peningkatan.
Rasio jumlah rekening DPK terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi
Tenggara tetap menunjukkan rasio yang tinggi, pada triwulan I 2021
tercatat sebesar 276,37% (Grafik 4.44). Rasio yang lebih besar dari 100%
menunjukkan bahwa terdapat penduduk angkatan kerja di Sulawesi
Tenggara yang memiliki rekening simpanan lebih dari satu. Selain itu rasio
lebih dari 100% juga mengindikasikan adanya penduduk bukan angkatan
kerja yang juga memiliki rekening seperti siswa sekolah maupun
mahasiswa.
Kemudian, pada triwulan I 2021 rasio jumlah rekening kredit terhadap
penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara meningkat menjadi
27,88% (Grafik 4.45). Meningkatnya rasio rekening kredit menunjukkan
bahwa fasilitas pembiayaan sudah banyak digunakan oleh masyarakat di
provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyaluran
kredit di masa yang akan datang. Upaya pengembangan akses keuangan
memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,
KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya memberikan dan
memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk menabung
dan melakukan pengelolaan keuangan.
47BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH
ASET PEBIAYAAN DPK
5,77% ; Rp 2,15 triliun 5,04% ; Rp 1,33 triliun 5,53% ; Rp 1,43 triliun
Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
GIROSYARIAH TABUNGAN DEPOSITO
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
35,3324,83
11,36
20,75
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat mendorong
terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di Sultra untuk
mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan memberikan pilihan bagi
masyarakat Sultra dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.
4.5. AKSES KEUANGAN4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKMPada triwulan I 2021, kredit yang diterima oleh UMKM di Sulawesi Tenggara
(berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp9,35 triliun atau memiliki pangsa
mencapai 28,61% dari total penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara. Kredit
kepada UMKM tersebut, sebagian besar diberikan kepada usaha kecil
sebesar 50,48% dan usaha mikro dengan pangsa sebesar 25,40%.
Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
%, YOY
(21,58)
42,06
28,97
17,50
UMKM MIKRO KECIL MENENGAH
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
22.98%
54.67%
22.35%
Non UMKM
Usaha MenengahUsaha KecilUsaha Mikro
UMKM
Rp 10,6 T55,80%
54,20%
Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
2,52
6,396,09
1,49
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
-15,0
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
22,76
18,90
5,74
27,40
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Sedangkan untuk usaha menengah memiliki pangsa sebesar 24,13% dari
total kredit UMKM (Grafik 4.40).
Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan I 2021 tumbuh melambat dengan
pertumbuhan sebesar 4,03% (yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya.
Secara jenis, pertumbuhan kredit secara signifikan terjadi pada kredit
usaha menengah yang tumbuh hingga 23,25% (yoy). Disisi lain,
pertumbuhan kredit usaha mikro terkontraksi sebesar 23,24% (yoy)
menjadi faktor penahan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi (Grafik 4.41).
Jika dilihat dari sektor penyalurannya, kredit UMKM secara berurutan
disalurkan kepada sektor perdagangan dengan pangsa sebesar 56,14%,
pertanian sebesar 13,05%, dan industri pengolahan sebesar 5,09% serta
sisanya disalurkan kepada sektor lainnya.
46 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
% NASABAH RIBU
REKENING DPK (SB KANAN) RASIO DPK
300
250
200
150
100
50
0 0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
276.37
3,56
3
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
% NASABAH RIBU
REKENING KREDIT (SB KANAN) RASIO KREDIT
35927
,88
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0
5
10
15
20
25
30
Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Perdagangan
Akomodasi Mamin
47,7%
6,0%
Industri Pengolahan
Jasa masyarakat
6,6%
4,0%
Pertanian27,9%
Perikanan4,7%
Transportasi1,4%
Jasa Usaha
Lainnya
1,4%
0,3%
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
BAKI DEBET (RP MILIAR)
NASABAH
KUR REKENING (SB.KANAN)
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000100.000
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
81,876
2,57
2
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Seiring dengan adanya perubahan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat)
pada tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada usaha
rakyat. Sampai dengan triwulan I 2021, baki debet KUR di Sulawesi
Tenggara mencapai Rp2,75 triliun dengan jumlah debitur aktif mencapai
77.913 nasabah (Grafik 4.42). Penyaluran KUR di Sulawesi Tenggara masih
terkonsentrasi pada usaha di sektor perdagangan dengan pangsa
mencapai 47,7%, diikuti penyaluran pada sektor primer seperti ke
pertanian dengan pangsa sebesar 27,9% (Grafik 4.43).
4.5.2. Akses Keuangan Kepada PendudukIndikator akses keuangan di Sulawesi Tenggara baik dari sisi
penghimpunan dana maupun penyaluran kredit mengalami peningkatan.
Rasio jumlah rekening DPK terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi
Tenggara tetap menunjukkan rasio yang tinggi, pada triwulan I 2021
tercatat sebesar 276,37% (Grafik 4.44). Rasio yang lebih besar dari 100%
menunjukkan bahwa terdapat penduduk angkatan kerja di Sulawesi
Tenggara yang memiliki rekening simpanan lebih dari satu. Selain itu rasio
lebih dari 100% juga mengindikasikan adanya penduduk bukan angkatan
kerja yang juga memiliki rekening seperti siswa sekolah maupun
mahasiswa.
Kemudian, pada triwulan I 2021 rasio jumlah rekening kredit terhadap
penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara meningkat menjadi
27,88% (Grafik 4.45). Meningkatnya rasio rekening kredit menunjukkan
bahwa fasilitas pembiayaan sudah banyak digunakan oleh masyarakat di
provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyaluran
kredit di masa yang akan datang. Upaya pengembangan akses keuangan
memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,
KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya memberikan dan
memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk menabung
dan melakukan pengelolaan keuangan.
47BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 4
BOKS 4 : Efektivitas Relaksasi LTV Terhadap Peningkatan Kredit Propertidi Sulawesi Tenggara
Bank Indonesia memberlakukan rasio loan to value (LTV) dan
Financing to Value (FTV) untuk kredit pembiayaan properti maksimal
100 persen mulai 1 Maret hingga 31 Desember 2021. Pemberlakuan
kebijakan relaksasi rasio LTV ini memberikan keringanan bagi
konsumen karena uang muka (down payment) untuk kredit properti
turun menjadi 0 persen. Bersamaan dengan kebijakan ini juga
terdapat penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25
bps menjadi 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan
suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Relaksasi ini merupakan
tahap II setelah tahap I pada tahun 2019 akhir terdapat relaksasi
berupa pengurangan LTV/FTV menjadi 5% sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 21/13/PBI/2019, namun
adanya relaksasi tersebut belum cukup mendorong laju
pertumbuhan kredit properti pada awal adanya pandemi covid yang
dampaknya terasa di triwulan I - III tahun 2020. Namun demikian,
mulai triwulan IV tahun 2020 dampak dari kebijakan tersebut mulai
terasa di sektor Properti di Sulawesi Tenggara.
Sejalan dengan target Pemerintah untuk meningkatkan penjualan
properti di sebagai salah satu upaya membangkitkan
perekonomian, Bank Indonesia kembali mengeluarkan kebijakan
relaksasi LTV dan PPN hingga sebesar 0% yang berhasil mendorong
pertumbuhan kredit properti yang secara kontinu tumbuh positif
dan membaik sejak awal tahun 2021.
Peningkatan kredit properti pada periode laporan diiringi dengan
terjaganya NPL dibawah threshold yang sebesar 5% kecuali pada
KPR Ruko yang NPLnya relatif tinggi. Relaksasi tahap I LTV/FTV yang
dikeluarkan pada akhir 2019 sempat berdampak pada peningkatan
NPL khususnya pada tipe >70 pada triwulan I tahun 2020 serta tipe
s.d 21 pada triwulan II 2020 sementara tipe lainnya relatif stabil dan
cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh sempat terdampaknya
sektor properti khususnya pada triwulan I - III 2020 akibat pandemi
covid-19. Seiring mulai terasanya transimi kebijakan relaksasi
LTV/FTV di triwulan IV 2020, secara bersamaan di seluruh segmen
properti memiliki tren NPL yang menurun serta penyaluran
kreditnya meningkat, meskipun pada triwulan I 2021 mulai terjadi
peningkatan kembali NPL pada tipe s.d 21 dan Ruko seiring mulai
berlakunya relaksasi LTV/FTV tahap II.
Kebijakan penurunan suku bunga acuan pada triwulan I 2021
berdampak positif pada pertumbuhan KPR khususnya pada produk
KPR Tipe sd 21 dan Tipe >21-70 di Sulawesi Tenggara yang meningkat
pada periode tersebut (Grafik 2). Hal ini mengindikasikan
masyarakat yang sebelumnya menahan konsumsi mulai terdorong
untuk melakukan konsumsi pada sektor perumahan seiring dengan
adanya relaksasi rasio LTV dan PPN serta penurunan suku bunga
acuan.
Berdasarkan wilayahnya pertumbuhan kredit properti tertinggi
berada di Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka untuk tipe rumah >21-
70. KPR ruko dengan laju pertumbuhan yang meningkat juga terjadi
di Kota Kendari. Sedangkan untuk rumah tipe s.d 21 pertumbuhan
mulai terlihat di Kabupaten Kolaka .
Grafik 2. Perkembangan NPL Kredit Properti Sultra
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
16.0
14.0
12.0
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
%, YOY
10.26
3.75
2.902.19
2.44
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO
Grafik 1. Pertumbuhan KPR Sulawesi Tenggara
18.50
17.50
16.50
15.50
14.50
13.50
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
-2.00
-4.00I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
APRIL
PANGSA KPR G KPR (SB. KANAN)
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
Grafik 3. Pertumbuhan Kredit Properti Berdasarkan Tipe
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
3020100
-10-20-30-40-50-60-70
15.948.88
-17.38
-32.35
-13.36
TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
APRIL
48 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 4
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
20
15
10
5
0
45.21
7.00
1.20
3.77
2.30
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
140
120
100
80
60
40
20
0
KAB. MUNAKAB. BUTON KAB. KOLAKA KAB. KONAWE KOTA BAU-BAU KOTA KENDARI
Grafik 4. Perkembangan KPR Tipe s.d 21 dan Tipe >21-70 Berdasarkan Wilayahnya per Triwulan I 2021
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
2500
2000
1500
1000
500
0I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
KOTA BAU-BAUKAB. KOLAKA KOTA KENDARI
193.42183.88
2113.65
49BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 4
BOKS 4 : Efektivitas Relaksasi LTV Terhadap Peningkatan Kredit Propertidi Sulawesi Tenggara
Bank Indonesia memberlakukan rasio loan to value (LTV) dan
Financing to Value (FTV) untuk kredit pembiayaan properti maksimal
100 persen mulai 1 Maret hingga 31 Desember 2021. Pemberlakuan
kebijakan relaksasi rasio LTV ini memberikan keringanan bagi
konsumen karena uang muka (down payment) untuk kredit properti
turun menjadi 0 persen. Bersamaan dengan kebijakan ini juga
terdapat penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25
bps menjadi 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan
suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Relaksasi ini merupakan
tahap II setelah tahap I pada tahun 2019 akhir terdapat relaksasi
berupa pengurangan LTV/FTV menjadi 5% sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 21/13/PBI/2019, namun
adanya relaksasi tersebut belum cukup mendorong laju
pertumbuhan kredit properti pada awal adanya pandemi covid yang
dampaknya terasa di triwulan I - III tahun 2020. Namun demikian,
mulai triwulan IV tahun 2020 dampak dari kebijakan tersebut mulai
terasa di sektor Properti di Sulawesi Tenggara.
Sejalan dengan target Pemerintah untuk meningkatkan penjualan
properti di sebagai salah satu upaya membangkitkan
perekonomian, Bank Indonesia kembali mengeluarkan kebijakan
relaksasi LTV dan PPN hingga sebesar 0% yang berhasil mendorong
pertumbuhan kredit properti yang secara kontinu tumbuh positif
dan membaik sejak awal tahun 2021.
Peningkatan kredit properti pada periode laporan diiringi dengan
terjaganya NPL dibawah threshold yang sebesar 5% kecuali pada
KPR Ruko yang NPLnya relatif tinggi. Relaksasi tahap I LTV/FTV yang
dikeluarkan pada akhir 2019 sempat berdampak pada peningkatan
NPL khususnya pada tipe >70 pada triwulan I tahun 2020 serta tipe
s.d 21 pada triwulan II 2020 sementara tipe lainnya relatif stabil dan
cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh sempat terdampaknya
sektor properti khususnya pada triwulan I - III 2020 akibat pandemi
covid-19. Seiring mulai terasanya transimi kebijakan relaksasi
LTV/FTV di triwulan IV 2020, secara bersamaan di seluruh segmen
properti memiliki tren NPL yang menurun serta penyaluran
kreditnya meningkat, meskipun pada triwulan I 2021 mulai terjadi
peningkatan kembali NPL pada tipe s.d 21 dan Ruko seiring mulai
berlakunya relaksasi LTV/FTV tahap II.
Kebijakan penurunan suku bunga acuan pada triwulan I 2021
berdampak positif pada pertumbuhan KPR khususnya pada produk
KPR Tipe sd 21 dan Tipe >21-70 di Sulawesi Tenggara yang meningkat
pada periode tersebut (Grafik 2). Hal ini mengindikasikan
masyarakat yang sebelumnya menahan konsumsi mulai terdorong
untuk melakukan konsumsi pada sektor perumahan seiring dengan
adanya relaksasi rasio LTV dan PPN serta penurunan suku bunga
acuan.
Berdasarkan wilayahnya pertumbuhan kredit properti tertinggi
berada di Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka untuk tipe rumah >21-
70. KPR ruko dengan laju pertumbuhan yang meningkat juga terjadi
di Kota Kendari. Sedangkan untuk rumah tipe s.d 21 pertumbuhan
mulai terlihat di Kabupaten Kolaka .
Grafik 2. Perkembangan NPL Kredit Properti Sultra
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
16.0
14.0
12.0
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
%, YOY
10.26
3.75
2.902.19
2.44
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO
Grafik 1. Pertumbuhan KPR Sulawesi Tenggara
18.50
17.50
16.50
15.50
14.50
13.50
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
-2.00
-4.00I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
APRIL
PANGSA KPR G KPR (SB. KANAN)
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
Grafik 3. Pertumbuhan Kredit Properti Berdasarkan Tipe
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
3020100
-10-20-30-40-50-60-70
15.948.88
-17.38
-32.35
-13.36
TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO
I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
APRIL
48 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 4
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
20
15
10
5
0
45.21
7.00
1.20
3.77
2.30
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
140
120
100
80
60
40
20
0
KAB. MUNAKAB. BUTON KAB. KOLAKA KAB. KONAWE KOTA BAU-BAU KOTA KENDARI
Grafik 4. Perkembangan KPR Tipe s.d 21 dan Tipe >21-70 Berdasarkan Wilayahnya per Triwulan I 2021
SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH
2500
2000
1500
1000
500
0I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
KOTA BAU-BAUKAB. KOLAKA KOTA KENDARI
193.42183.88
2113.65
49BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
5.1. GAMBARAN UMUM
Secara umum, terdapat 2 (dua) sistem pembayaran nontunai yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang dimanfaatkan oleh
masyarakat yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS). Selama Triwulan I 2021
kedua sistem tersebut berjalan dengan aman, efisien, lancar, dan andal di
5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI
Pada Triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi jumlah
transaksi mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini
tercermin dari kenaikan volume transaksi melalui BI RTGS dan SKNBI.
Sementara itu, jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) pada
Triwulan I 2021 tercatat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang
yang keluar (outflow) dari Bank Indonesia sehinnga secara umum tercatat
net inflow.
Berbagai kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong
penggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif, antara lain dengan
berbagai sosialisasi terkait QRIS di berbagai kelompok masyarakat dan
pendampingan kepada pemda terkait elektronifikasi transaksi.
Selanjutnya pada 9 Februari 2021, sebagai buah sinergi percepatan
pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)
antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Kendari, telah diresmikan
pembentukan pilot project TP2DD di Kota Kendari dan dilanjutkan dengan
penjajakan untuk pembentukan TP2DD di level Provinsi dan seluruh
kab/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
TRANSAKSI NOMINAL
34,8 %65,1 %
95,4 %4,54 %
SKNBI BI-RTGS
Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
SKNBI BI-RTGS SP NONTUNAI
RP JUTA
1.09
76,33
27,85
0,51,01,52,02,53,03,54,0
1030507090110130
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
TRANSAKSI
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
SKNBI BI-RTGS
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
SKNBI BI-RTGS
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Provinsi Sulawesi Tenggara. Penguatan infrastruktur dan kebijakan sistem
pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara konsisten dan
berkesinambungan mampu memitigasi berbagai risiko settlement dan
operasional dalam sistem pembayaran.
Pada Triwulan I 2021, nilai transaksi pembayaran nontunai di Sulawesi
Tenggara melalui BI RTGS dan SKNBI tercatat sebesar Rp6,47 triliun.
Capaian tersebut meningkat sebesar 28,51% (yoy) dibandingkan Triwulan I
2020 yang tercatat sebesar Rp5,04 triliun, namun mengalami penurunan
sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun (Grafik 5.1). Hal tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara semakin mengandalkan transaksi
nontunai walaupun secara pola historisnya umum terjadi penurunan pada
awal tahun karena normalisasi paska HKBN. Dari volume transaksi,
pembayaran nontunai mengalami peningkatan secara tahunan maupun
triwulan dengan pertumbuhan masing-masing 37,34% (yoy) dan 9,98%
(qtq) (Grafik 5.2). Capaian volume yang meningkat terebut semakin
mengkonfirmasi transisi pola hidup masyarakat dari masyarakat yang
mengandalkan transaksi tunai menjadi nontunai.
Dari sisi nominal, transaksi nontunai menggunakan BI-RTGS mendominasi
transaksi non tunai masyarakat Sulawesi Ternggara dengan pangsa
terhadap total nominal transaksi sebesar 65,16% dan sisanya sebesar
34,84% menggunakan SKNBI. Hal tersebut merupakan hal yang wajar
mengingat minimal nominal BI-RTGS yang lebih besar dibandingkan
SKNBI. Namun lebih jauh, diketahui bahwa dari sisi jumlah transaksi,
52 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan di Sultra
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
207,08 Miliar Cek
4.126 Cek 12.384 BG 41 Lain
321,91 Miliar BG0,43 Miliar Lain
Transaksi
Nominal39.11%60,80%0,08%
26,53%73,20%0,26%
CEK BILYET GIRO LAIN
NOMINALTRANSAKSI
Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR/ HARI
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET TOTAL KLIRING
05
1015
20253035404550
0.08
44.96
36.43
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
21,04 %78,96 %
SHAREGrafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
TRANSAKSI
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
18,97 %81,03 %
SHAREGrafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5.2.1. Perkembangan Transaksi KliringSelama Triwulan I 2021, nilai transaksi sistem pembayaran nontunai
melalui SKNBI di Sulawesi Tenggara mencapai Rp2,69 triliun atau tumbuh
sebesar 25,76% (yoy). Kondisi tersebut mengalami percepatan yang
signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,37% (yoy). Sementara itu dari sisi
penggunaan SKNBI mendominasi transaksi non tunai masyarakat
Sulawesi Tenggara dengan kontribusi mencapai 95,46% terhadap total
jumlah transaksi dimana penggunaan BI-RTGS hanya sebesar 4,54%
(Grafik 5.3). Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar
transaksi perekonomian di Sulawesi Tenggara masih merupakan
transaksi ritel, dimana pada triwulan I 2021, tercatat bahwa rata-rata
nominal transaksi SKNBI masyarakat Sulawesi Tenggara adalah sebesar
Rp27,86 juta per transaksi. Sementara untuk transaksi sistem
pembayaran nilai besar yang menggunakan BI-RTGS rata-rata dapat
mencapai sebesar Rp1,1 miliar per transaksi (Grafik 5.4).
Dari sisi aliran transfer dana, terdapat peningkatan transfer dana dari luar
negeri yang masuk ke Sulawesi Tenggara. Namun, sebaliknya terjadi
penurunan aliran transfer dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri.
Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana dari luar negeri ke Sulawesi
Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar atau meningkat sebesar
33,05% (yoy), sementara transaksi ke luar negeri tercatat sebesar Rp792
juta atau terkontraksi sebesar 10,61% (yoy).
volume, transaksi SKNBI pada Triwulan I 2021 tercatat sebesar 72.549 kali
atau tumbuh sebesar 36,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 5,54% (yoy).
Dilihat dari sisi penggunaannya, sebagian besar transaksi kliring tersebut
menggunakan kliring kredit baik secara nominal maupun volume. Kliring
kredit memiliki pangsa sebesar 81,03% dalam nominal dan 78,96% dari sisi
volume. Sementara itu, penggunaan kliring debet mencapai 18,97% dalam
nominal dan 21,04% dalam volume (Grafik 5.5 dan 5.6). Peningkatan
kemudahan transfer antar bank, baik melalui teller bank, ATM dan e-
banking semakin memperbesar penggunaan kliring kredit.
1Pada periode tersebut rata-rata kliring kredit adalah sebesar Rp38,15 juta 2per transaksi, sementara kliring debet hanya sebesar Rp33,52 juta per
transaksi. Lebih detail, dalam melakukan transaksi, pemilik rekening giro
lebih banyak memanfaatkan Bilyet Giro (BG) daripada cek. Pada Triwulan I
2021, sebanyak 60,80% transaksi kliring debet menggunakan BG dengan
nominal mencapai Rp321,91 miliar. Sementara itu, pemanfaatan cek
sebanyak 39,11% dengan nilai sebesar Rp207,08 miliar, sedangkan
penggunaan warkat lain hanya sebesar 0,08% dari total transaksi kliring
debet (Grafik 5.7).
Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi
Tenggara terus melanjutkan tren positif. Pada Triwulan I 2021, perputaran
kliring mencapai Rp44,96 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai
1.209 transaksi/hari. Dari jumlah tersebut, perputaran kliring kredit dapat
Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.
1.2.
53BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
5.1. GAMBARAN UMUM
Secara umum, terdapat 2 (dua) sistem pembayaran nontunai yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang dimanfaatkan oleh
masyarakat yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS). Selama Triwulan I 2021
kedua sistem tersebut berjalan dengan aman, efisien, lancar, dan andal di
5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI
Pada Triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi jumlah
transaksi mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini
tercermin dari kenaikan volume transaksi melalui BI RTGS dan SKNBI.
Sementara itu, jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) pada
Triwulan I 2021 tercatat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang
yang keluar (outflow) dari Bank Indonesia sehinnga secara umum tercatat
net inflow.
Berbagai kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong
penggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif, antara lain dengan
berbagai sosialisasi terkait QRIS di berbagai kelompok masyarakat dan
pendampingan kepada pemda terkait elektronifikasi transaksi.
Selanjutnya pada 9 Februari 2021, sebagai buah sinergi percepatan
pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)
antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Kendari, telah diresmikan
pembentukan pilot project TP2DD di Kota Kendari dan dilanjutkan dengan
penjajakan untuk pembentukan TP2DD di level Provinsi dan seluruh
kab/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
TRANSAKSI NOMINAL
34,8 %65,1 %
95,4 %4,54 %
SKNBI BI-RTGS
Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
SKNBI BI-RTGS SP NONTUNAI
RP JUTA
1.09
76,33
27,85
0,51,01,52,02,53,03,54,0
1030507090110130
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
TRANSAKSI
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
SKNBI BI-RTGS
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
SKNBI BI-RTGS
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Provinsi Sulawesi Tenggara. Penguatan infrastruktur dan kebijakan sistem
pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara konsisten dan
berkesinambungan mampu memitigasi berbagai risiko settlement dan
operasional dalam sistem pembayaran.
Pada Triwulan I 2021, nilai transaksi pembayaran nontunai di Sulawesi
Tenggara melalui BI RTGS dan SKNBI tercatat sebesar Rp6,47 triliun.
Capaian tersebut meningkat sebesar 28,51% (yoy) dibandingkan Triwulan I
2020 yang tercatat sebesar Rp5,04 triliun, namun mengalami penurunan
sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun (Grafik 5.1). Hal tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara semakin mengandalkan transaksi
nontunai walaupun secara pola historisnya umum terjadi penurunan pada
awal tahun karena normalisasi paska HKBN. Dari volume transaksi,
pembayaran nontunai mengalami peningkatan secara tahunan maupun
triwulan dengan pertumbuhan masing-masing 37,34% (yoy) dan 9,98%
(qtq) (Grafik 5.2). Capaian volume yang meningkat terebut semakin
mengkonfirmasi transisi pola hidup masyarakat dari masyarakat yang
mengandalkan transaksi tunai menjadi nontunai.
Dari sisi nominal, transaksi nontunai menggunakan BI-RTGS mendominasi
transaksi non tunai masyarakat Sulawesi Ternggara dengan pangsa
terhadap total nominal transaksi sebesar 65,16% dan sisanya sebesar
34,84% menggunakan SKNBI. Hal tersebut merupakan hal yang wajar
mengingat minimal nominal BI-RTGS yang lebih besar dibandingkan
SKNBI. Namun lebih jauh, diketahui bahwa dari sisi jumlah transaksi,
52 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan di Sultra
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
207,08 Miliar Cek
4.126 Cek 12.384 BG 41 Lain
321,91 Miliar BG0,43 Miliar Lain
Transaksi
Nominal39.11%60,80%0,08%
26,53%73,20%0,26%
CEK BILYET GIRO LAIN
NOMINALTRANSAKSI
Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR/ HARI
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET TOTAL KLIRING
05
1015
20253035404550
0.08
44.96
36.43
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
21,04 %78,96 %
SHAREGrafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
TRANSAKSI
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
18,97 %81,03 %
SHAREGrafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5.2.1. Perkembangan Transaksi KliringSelama Triwulan I 2021, nilai transaksi sistem pembayaran nontunai
melalui SKNBI di Sulawesi Tenggara mencapai Rp2,69 triliun atau tumbuh
sebesar 25,76% (yoy). Kondisi tersebut mengalami percepatan yang
signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,37% (yoy). Sementara itu dari sisi
penggunaan SKNBI mendominasi transaksi non tunai masyarakat
Sulawesi Tenggara dengan kontribusi mencapai 95,46% terhadap total
jumlah transaksi dimana penggunaan BI-RTGS hanya sebesar 4,54%
(Grafik 5.3). Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar
transaksi perekonomian di Sulawesi Tenggara masih merupakan
transaksi ritel, dimana pada triwulan I 2021, tercatat bahwa rata-rata
nominal transaksi SKNBI masyarakat Sulawesi Tenggara adalah sebesar
Rp27,86 juta per transaksi. Sementara untuk transaksi sistem
pembayaran nilai besar yang menggunakan BI-RTGS rata-rata dapat
mencapai sebesar Rp1,1 miliar per transaksi (Grafik 5.4).
Dari sisi aliran transfer dana, terdapat peningkatan transfer dana dari luar
negeri yang masuk ke Sulawesi Tenggara. Namun, sebaliknya terjadi
penurunan aliran transfer dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri.
Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana dari luar negeri ke Sulawesi
Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar atau meningkat sebesar
33,05% (yoy), sementara transaksi ke luar negeri tercatat sebesar Rp792
juta atau terkontraksi sebesar 10,61% (yoy).
volume, transaksi SKNBI pada Triwulan I 2021 tercatat sebesar 72.549 kali
atau tumbuh sebesar 36,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 5,54% (yoy).
Dilihat dari sisi penggunaannya, sebagian besar transaksi kliring tersebut
menggunakan kliring kredit baik secara nominal maupun volume. Kliring
kredit memiliki pangsa sebesar 81,03% dalam nominal dan 78,96% dari sisi
volume. Sementara itu, penggunaan kliring debet mencapai 18,97% dalam
nominal dan 21,04% dalam volume (Grafik 5.5 dan 5.6). Peningkatan
kemudahan transfer antar bank, baik melalui teller bank, ATM dan e-
banking semakin memperbesar penggunaan kliring kredit.
1Pada periode tersebut rata-rata kliring kredit adalah sebesar Rp38,15 juta 2per transaksi, sementara kliring debet hanya sebesar Rp33,52 juta per
transaksi. Lebih detail, dalam melakukan transaksi, pemilik rekening giro
lebih banyak memanfaatkan Bilyet Giro (BG) daripada cek. Pada Triwulan I
2021, sebanyak 60,80% transaksi kliring debet menggunakan BG dengan
nominal mencapai Rp321,91 miliar. Sementara itu, pemanfaatan cek
sebanyak 39,11% dengan nilai sebesar Rp207,08 miliar, sedangkan
penggunaan warkat lain hanya sebesar 0,08% dari total transaksi kliring
debet (Grafik 5.7).
Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi
Tenggara terus melanjutkan tren positif. Pada Triwulan I 2021, perputaran
kliring mencapai Rp44,96 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai
1.209 transaksi/hari. Dari jumlah tersebut, perputaran kliring kredit dapat
Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.
1.2.
53BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Kendari
Baubau
58,96%
23,03%
Muna
Konut
15,13%
2,81%
Bombana0,80%
Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
0100200300400500
KENDARI BAUBAU MUNA KONUT
863.17
700
1.100
1.500
1.900
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
337.21
221.46
41.09
Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
% TOLAKAN
CEK BG TOTAL
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
5,02%
3,36%
2,29%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)
RP MILIAR TRANSAKSI
290
17,77
0
200
400
600
0
5
10
15
20
25
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
mencapai Rp36,43 miliar/hari, sementara kliring debet sebesar Rp 8,53
miliar/hari (Grafik 5.8).
Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada Triwulan
I 2021 tercatat sebanyak 290 lembar lebih tinggi dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tecatat sebanyak 277 lembar. Dari sisi
persentase, jumlah cek dan BG kosong secara total meningkat menjadi
sebesar 1,60% pada triwulan I 2021. Sejalan dengan hal tersebut, nominal 3penarikan cek dan BG kosong juga mengalami peningkatan sebesar 97,13
juta dibandingkan triwulan lalu menjadi Rp17,77 miliar pada periode
laporan (Grafik 5.9). Peningkatan penggunaan cek dan BG kosong yang
terjadi mendorong jumlah penolakan cek dan BG pada triwulan laporan
masing-masing menjadi sebesar 5,02% dan 2,29% (Grafik 5.10).
Secara spasial, transaksi SKNBI masih dominan dilakukan di Kota Kendari
dengan pangsa nominal mencapai 58,96% dari total transaksi kliring di
Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian, total transaksi kliring di Kota
Kendari menurun menjadi Rp863,17 miliar pada triwulan laporan dari
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1.061 miliar. Kondisi serupa
juga terjadi di Kota Bau-Bau yang merupakan kota dengan pangsa
transaksi kliring terbesar kedua sebesar 23,03% yang mengalami
penurunan transaksi kliring menjadi Rp337,21 miliar pada triwulan laporan
dari dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp382,36 miliar
(Grafik 5.12).
Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat debet namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan pendebetan.
3.
5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGSPada Triwulan I 2021 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi Tenggara
tercatat sebesar Rp3,78 triliun tumbuh sebesar 15,09% (yoy) jauh lebih
baik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang terkontraksi
sebesar 24,07% (yoy). Namun dibandingkan triwulan sebelumnya BI-RTGS
mengalami penurunan sebesar 9,10% (qtq) (Grafik 5.13). Pertumbuhan
tahunan yang positif tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi
masyarakat yang mulai pulih, sedangkan penurunan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya masih sesuai dengan pola historis karena faktor base
effect tingginya transaksi pada festive period dan berakhirnya tahun buku
pada akhir Desember.
Secara nominal, rata-rata transaksi BI-RTGS pada triwulan I 2021 tercatat
sebesar Rp1,09 miliar per transaksi, lebih rendah dari triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp1,17 miliar.
5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)Penyelenggara Transfer Dana diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia
melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/23/PBI/2012 tentang
transfer dana. Transfer dana adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memindahkan sejumlah dana dari pengirim kepada penerima yang dapat
berupa uang tunai maupun melalui rekening. Kegiatan transfer dana yang
dilayani oleh PTD selain bank dapat berupa transaksi domestik maupun
transaksi luar negeri.
54 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
5000
35000
65000
95000
125000
155000
185000
21500069,298
111,648
RP JUTATRANSAKSI
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
98,174
RP JUTA
6000
86000
166000
246000
326000
406000
486000
566000
646000
8000
12000
16000
20000
24000
28000
32000
36000
40000TRANSAKSI
34,744
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
0
50
100
150
200
250
300
350
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
792
RP JUTA TRANSAKSI
174
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
23,922
RP JUTA TRANSAKSI
6,942
4000500060007000800090001000011000120001300014000
15000
17000
19000
21000
23000
25000
27000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana luar negeri Sulawesi Tenggara
mengalami net inflow sebesar Rp 23,130 juta. Aliran inflow dari luar negeri
ke Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar tumbuh
sebesar 33,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 21,06% (yoy) (Grafik 5.15). Sementara
itu, outflow dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri tercatat sebesar
Rp792 juta terkontraksi sebesar 10,61% (yoy) meningkat apabila
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar
23,22% (yoy) (Grafik 5.16).
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)
RP MILIAR TRANSAKSI
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
3,780
3,451
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
Selain itu, pada triwulan I 2021 transaksi transfer dana domestik di
Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp 34,55 miliar. Jumlah
aliran dana yang masuk (inflow) ke Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
sebesar Rp34,74 miliar naik sebesar 5,30% (yoy) menurun apabila
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 20,61%
(yoy) (Grafik 5.17). Jumlah aliran inflow domestik tersebut lebih kecil
dibandingkan aliran outflow yang tercatat sebesar Rp69,29 miliar, naik
sebesar 157,81% (yoy) meningkat apabila dibandingkan periode
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 43,18% (yoy) (Grafik 5.18).
Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RATA-RATA HARIAN NOMINAL RATA-RATA HARIAN TRANSAKSI
RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI 70
60
50
40
30
20
10
00
10
20
30
40
50
60
70
80
90
57,52
63,00
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
55BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Kendari
Baubau
58,96%
23,03%
Muna
Konut
15,13%
2,81%
Bombana0,80%
Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
0100200300400500
KENDARI BAUBAU MUNA KONUT
863.17
700
1.100
1.500
1.900
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
337.21
221.46
41.09
Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
% TOLAKAN
CEK BG TOTAL
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
5,02%
3,36%
2,29%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)
RP MILIAR TRANSAKSI
290
17,77
0
200
400
600
0
5
10
15
20
25
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
mencapai Rp36,43 miliar/hari, sementara kliring debet sebesar Rp 8,53
miliar/hari (Grafik 5.8).
Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada Triwulan
I 2021 tercatat sebanyak 290 lembar lebih tinggi dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang tecatat sebanyak 277 lembar. Dari sisi
persentase, jumlah cek dan BG kosong secara total meningkat menjadi
sebesar 1,60% pada triwulan I 2021. Sejalan dengan hal tersebut, nominal 3penarikan cek dan BG kosong juga mengalami peningkatan sebesar 97,13
juta dibandingkan triwulan lalu menjadi Rp17,77 miliar pada periode
laporan (Grafik 5.9). Peningkatan penggunaan cek dan BG kosong yang
terjadi mendorong jumlah penolakan cek dan BG pada triwulan laporan
masing-masing menjadi sebesar 5,02% dan 2,29% (Grafik 5.10).
Secara spasial, transaksi SKNBI masih dominan dilakukan di Kota Kendari
dengan pangsa nominal mencapai 58,96% dari total transaksi kliring di
Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian, total transaksi kliring di Kota
Kendari menurun menjadi Rp863,17 miliar pada triwulan laporan dari
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1.061 miliar. Kondisi serupa
juga terjadi di Kota Bau-Bau yang merupakan kota dengan pangsa
transaksi kliring terbesar kedua sebesar 23,03% yang mengalami
penurunan transaksi kliring menjadi Rp337,21 miliar pada triwulan laporan
dari dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp382,36 miliar
(Grafik 5.12).
Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat debet namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan pendebetan.
3.
5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGSPada Triwulan I 2021 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi Tenggara
tercatat sebesar Rp3,78 triliun tumbuh sebesar 15,09% (yoy) jauh lebih
baik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang terkontraksi
sebesar 24,07% (yoy). Namun dibandingkan triwulan sebelumnya BI-RTGS
mengalami penurunan sebesar 9,10% (qtq) (Grafik 5.13). Pertumbuhan
tahunan yang positif tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi
masyarakat yang mulai pulih, sedangkan penurunan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya masih sesuai dengan pola historis karena faktor base
effect tingginya transaksi pada festive period dan berakhirnya tahun buku
pada akhir Desember.
Secara nominal, rata-rata transaksi BI-RTGS pada triwulan I 2021 tercatat
sebesar Rp1,09 miliar per transaksi, lebih rendah dari triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp1,17 miliar.
5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)Penyelenggara Transfer Dana diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia
melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/23/PBI/2012 tentang
transfer dana. Transfer dana adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memindahkan sejumlah dana dari pengirim kepada penerima yang dapat
berupa uang tunai maupun melalui rekening. Kegiatan transfer dana yang
dilayani oleh PTD selain bank dapat berupa transaksi domestik maupun
transaksi luar negeri.
54 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
5000
35000
65000
95000
125000
155000
185000
21500069,298
111,648
RP JUTATRANSAKSI
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
98,174
RP JUTA
6000
86000
166000
246000
326000
406000
486000
566000
646000
8000
12000
16000
20000
24000
28000
32000
36000
40000TRANSAKSI
34,744
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
0
50
100
150
200
250
300
350
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
792
RP JUTA TRANSAKSI
174
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL
23,922
RP JUTA TRANSAKSI
6,942
4000500060007000800090001000011000120001300014000
15000
17000
19000
21000
23000
25000
27000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana luar negeri Sulawesi Tenggara
mengalami net inflow sebesar Rp 23,130 juta. Aliran inflow dari luar negeri
ke Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar tumbuh
sebesar 33,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 21,06% (yoy) (Grafik 5.15). Sementara
itu, outflow dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri tercatat sebesar
Rp792 juta terkontraksi sebesar 10,61% (yoy) meningkat apabila
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar
23,22% (yoy) (Grafik 5.16).
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)
RP MILIAR TRANSAKSI
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
3,780
3,451
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
Selain itu, pada triwulan I 2021 transaksi transfer dana domestik di
Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp 34,55 miliar. Jumlah
aliran dana yang masuk (inflow) ke Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021
sebesar Rp34,74 miliar naik sebesar 5,30% (yoy) menurun apabila
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 20,61%
(yoy) (Grafik 5.17). Jumlah aliran inflow domestik tersebut lebih kecil
dibandingkan aliran outflow yang tercatat sebesar Rp69,29 miliar, naik
sebesar 157,81% (yoy) meningkat apabila dibandingkan periode
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 43,18% (yoy) (Grafik 5.18).
Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RATA-RATA HARIAN NOMINAL RATA-RATA HARIAN TRANSAKSI
RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI 70
60
50
40
30
20
10
00
10
20
30
40
50
60
70
80
90
57,52
63,00
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
55BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Kendari
Baubau
16,3%
3,5%
Buton
Kolaka
15,5%
20,1%
Wakatobi 2,4%
Konsel
Bombana
15,1%
5,7%
Kolut
Muna
6,0%
18,1%
Lainnya 8,6%
Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
6159
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
CNY
JPY
0,12%
0,64%
SAR
SGD
0,50%
80,03%
USD 17,55%
lainnya 1,2%
Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
INDEKS3,12
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5.2.4.
Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli
valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara lain
dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian uang,
pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya.
Pada Triwulan I 2021, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 19,52 milliar tumbuh sebesar 1,18%
(yoy) melambat dibanding periode sebelumnya yang mengalami
pertumbuhan sebesar 1,92% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut
didominasi oleh Dolar Singapura (SGD) yang memiliki pangsa 80,03% dari
seluruh transaksi KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.20). Hal ini
dikarenakan terjadi penjualan tanah oleh individu kepada WNA Singapura
dan kemudian menukarkan hasil penjualan tersebut kepada KUPVA.
Kegiatan Usaha Penukaran Valuta AsingBukan Bank (KUPVA-BB)
5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa sistem
pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan
pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat teknologi
berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif. Agen LKD yang
merupakan perpanjangan tangan dari perbankan diharapkan dapat
menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama unbanked people yang 5saat ini masih mencapai 51% dari penduduk dewasa di Indonesia. Selain
itu, agen LKD juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat inklusi
Keuangan di Indonesia. Transaksi yang dapat dilakukan di agen LKD terdiri
atas isi ulang, pembayaran tagihan rutin/berkala, fasilitator registrasi
pemegang, transfer person to person, dan transfer person to account.
Pada Triwulan I 2021, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi
Tenggara adalah sebanyak 6.159 agen mengalami peningkatan
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau
tumbuh sebesar 31,10% (yoy). Secara spasial, daerah yang memiliki agen
terbanyak adalah Kabupaten Kolaka yaitu sebanyak 1.115 agen atau 20,13%
dari seluruh agen di Sulawesi Tenggara (Grafik 5.22) Hal ini dikarenakan
jumlah Bank di Kolaka masih terbatas yaitu 9 Bank dan kebutuhan
masyarakat cukup banyak dikarenakan ada program bansos nontunai.
Peningkatan jumlah agen LKD yang sangat signifikan ini disebabkan oleh
adanya program bantuan sosial non tunai yang sedang dijalankan di
seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dan juga penetrasi
perbankan ke daerah-daerah yang belum di jangkau terutama di masa
pandemi Covid-19.
Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada
Triwulan I 2021 adalah Rp17,58 miliar, meningkat apabila dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,65 miliar. Transaksi yang
paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran tagihan yaitu
sebesar Rp10,01 miliar dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp6,84 miliar.
56 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
NET OUTFLOW
NET INFLOW
-1.519,2
-2000
-1500
-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
4.541
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000
100.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2A TRANSFER P2P
FASILITATOR REGISTRASI ISI ULANG (TOP UP) TARIK TUNAI
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Selain itu, jumlah kepemilikan rekening uang elektronik di Sulawesi
Tenggara juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pada Triwulan I
2021, terdapat 4.514 rekening uang elektronik yang dimiliki masyarakat di
Sulawesi Tenggara, tumbuh 67,07% (yoy) dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.814 rekening. Secara spasial, jumlah
rekening uang elektronik terbanyak berada di Kota Kendari yang mencapai
1.812 rekening atau memiliki pangsa sebesar 55,11%, selanjutnya diikuti
oleh Kabupaten Konawe Selatan dengan total jumlah rekening sebanyak
841 rekening atau pangsa sebesar 25,58%.
5.3.1. Aliran Uang KartalSecara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021
mencatatkan net inflow sebesar Rp1,52 trilliun. Net inflow tersebut sesuai
dengan pola historis ekonomi tahunan pada triwulan IV yang mengalami
puncak dan mengalami moderasi pada triwulan I. Secara lebih detail,
inflow pada periode triwulan I mencapai Rp1,76 trilliun, mengalami
pertumbuhan sebesar 19,9% (yoy) dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,47 trilliun. Sebaliknya
untuk outflow pada periode yang sama tercatat sebesar Rp238,02 milliar,
terkontraksi sebesar 24,6% (yoy) dibandingkan outflow yang terjadi pada
triwulan I 2020 yang sebesar Rp315,76 milliar (Grafik 5.26).
5.3. PENGELOLAAN UANG TUNAI
Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu.
6.
Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara
RP MILIAR
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
%
OUTFLOW INFLOW G INFLOW (SB. KANAN) G OUTFLOW (SB. KANAN)
-100
-50
0
50
100
-2500
-1500
-500
500
1500
2500
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
238,0
(1,757,2)
Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah Sulawesi
Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan ke daerah 6yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk daerah sekitar .
Hingga triwulan I 2021, KPw BI Sulawesi Tenggara memiliki 2 (dua) Kas
Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas Titipan Bau-Bau dan Kas Titipan
Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Uang Layak Edar (ULE)
dan meningkatkan kualitas uang yang beredar.
Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
57BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Kendari
Baubau
16,3%
3,5%
Buton
Kolaka
15,5%
20,1%
Wakatobi 2,4%
Konsel
Bombana
15,1%
5,7%
Kolut
Muna
6,0%
18,1%
Lainnya 8,6%
Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
6159
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
CNY
JPY
0,12%
0,64%
SAR
SGD
0,50%
80,03%
USD 17,55%
lainnya 1,2%
Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
INDEKS3,12
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
5.2.4.
Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli
valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara lain
dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian uang,
pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya.
Pada Triwulan I 2021, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 19,52 milliar tumbuh sebesar 1,18%
(yoy) melambat dibanding periode sebelumnya yang mengalami
pertumbuhan sebesar 1,92% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut
didominasi oleh Dolar Singapura (SGD) yang memiliki pangsa 80,03% dari
seluruh transaksi KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.20). Hal ini
dikarenakan terjadi penjualan tanah oleh individu kepada WNA Singapura
dan kemudian menukarkan hasil penjualan tersebut kepada KUPVA.
Kegiatan Usaha Penukaran Valuta AsingBukan Bank (KUPVA-BB)
5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa sistem
pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan
pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat teknologi
berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif. Agen LKD yang
merupakan perpanjangan tangan dari perbankan diharapkan dapat
menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama unbanked people yang 5saat ini masih mencapai 51% dari penduduk dewasa di Indonesia. Selain
itu, agen LKD juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat inklusi
Keuangan di Indonesia. Transaksi yang dapat dilakukan di agen LKD terdiri
atas isi ulang, pembayaran tagihan rutin/berkala, fasilitator registrasi
pemegang, transfer person to person, dan transfer person to account.
Pada Triwulan I 2021, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi
Tenggara adalah sebanyak 6.159 agen mengalami peningkatan
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau
tumbuh sebesar 31,10% (yoy). Secara spasial, daerah yang memiliki agen
terbanyak adalah Kabupaten Kolaka yaitu sebanyak 1.115 agen atau 20,13%
dari seluruh agen di Sulawesi Tenggara (Grafik 5.22) Hal ini dikarenakan
jumlah Bank di Kolaka masih terbatas yaitu 9 Bank dan kebutuhan
masyarakat cukup banyak dikarenakan ada program bansos nontunai.
Peningkatan jumlah agen LKD yang sangat signifikan ini disebabkan oleh
adanya program bantuan sosial non tunai yang sedang dijalankan di
seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dan juga penetrasi
perbankan ke daerah-daerah yang belum di jangkau terutama di masa
pandemi Covid-19.
Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada
Triwulan I 2021 adalah Rp17,58 miliar, meningkat apabila dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,65 miliar. Transaksi yang
paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran tagihan yaitu
sebesar Rp10,01 miliar dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp6,84 miliar.
56 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
NET OUTFLOW
NET INFLOW
-1.519,2
-2000
-1500
-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
4.541
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000
100.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2A TRANSFER P2P
FASILITATOR REGISTRASI ISI ULANG (TOP UP) TARIK TUNAI
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Selain itu, jumlah kepemilikan rekening uang elektronik di Sulawesi
Tenggara juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pada Triwulan I
2021, terdapat 4.514 rekening uang elektronik yang dimiliki masyarakat di
Sulawesi Tenggara, tumbuh 67,07% (yoy) dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.814 rekening. Secara spasial, jumlah
rekening uang elektronik terbanyak berada di Kota Kendari yang mencapai
1.812 rekening atau memiliki pangsa sebesar 55,11%, selanjutnya diikuti
oleh Kabupaten Konawe Selatan dengan total jumlah rekening sebanyak
841 rekening atau pangsa sebesar 25,58%.
5.3.1. Aliran Uang KartalSecara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021
mencatatkan net inflow sebesar Rp1,52 trilliun. Net inflow tersebut sesuai
dengan pola historis ekonomi tahunan pada triwulan IV yang mengalami
puncak dan mengalami moderasi pada triwulan I. Secara lebih detail,
inflow pada periode triwulan I mencapai Rp1,76 trilliun, mengalami
pertumbuhan sebesar 19,9% (yoy) dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,47 trilliun. Sebaliknya
untuk outflow pada periode yang sama tercatat sebesar Rp238,02 milliar,
terkontraksi sebesar 24,6% (yoy) dibandingkan outflow yang terjadi pada
triwulan I 2020 yang sebesar Rp315,76 milliar (Grafik 5.26).
5.3. PENGELOLAAN UANG TUNAI
Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu.
6.
Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara
RP MILIAR
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
%
OUTFLOW INFLOW G INFLOW (SB. KANAN) G OUTFLOW (SB. KANAN)
-100
-50
0
50
100
-2500
-1500
-500
500
1500
2500
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
238,0
(1,757,2)
Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah Sulawesi
Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan ke daerah 6yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk daerah sekitar .
Hingga triwulan I 2021, KPw BI Sulawesi Tenggara memiliki 2 (dua) Kas
Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas Titipan Bau-Bau dan Kas Titipan
Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Uang Layak Edar (ULE)
dan meningkatkan kualitas uang yang beredar.
Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
57BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
5.3.2. Penyediaan Uang Layak EdarBank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak
edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli yang
memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang rupiah yang
berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah sebagai salah
satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu,
ULE akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi bagi masyarakat.
Uang rupiah dinyatakan tidak layak edar berdasarkan standar Bank
Indonesia apabila kondisinya telah berubah, antara lain karena jamur,
minyak, bahan kimia dan coretan atau uang yang fisiknya berubah karena
terbakar, berlubang atau robek.
Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI
Provinsi Sultra akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait
terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk
menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah terjadinya kerumunan
masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli Selama triwulan I 2021, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak 66
lembar, dengan rincian sebanyak 60 lembar uang pecahan 100ribu dan 6
lembar uang pecahan 50ribu. Jumlah tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya yang sebanyak 23
lembar (Grafik 5.29). Jumlah tersebut menurun sebesar 186,96 % (yoy).
Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran uang palsu sekaligus
memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang
rupiah, secara intensif Bank Indonesia melakukan kegiatan sosialisi CBP
(Cinta Bangga dan Paham Rupiah) dalam rangka menumbuhkan
pemahaman masyarakat terkait uang rupiah di Sulawesi Tenggara.
Kegiatan tersebut antara lain dilakukan dengan memperkenalkan ciri-ciri
keaslian uang melalui 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Selain itu untuk
menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan 5
Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaplles, jangan
dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas.
Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
0
50
100
150
200
250
300
PEC. 100.000 PEC. 50.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
PENUKARAN KAS KELILING
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
58 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
9713
19947
27825
33228
41917
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
BOMBANA
BUTON
3%
2%
BUTON UTARA
KOLAKA
0%
10%
KOLAKA UTARA4%
KONAWE3%
KONAWE SELATAN
KONAWE UTARA
5%
0%
MUNA
WAKATOBI
3%
1%
BAU-BAU6%
KENDARI64%
BOKS 5
BOKS 5 : Perkembangan Ekosistem Keuangan Digital di Sulawesi Tenggara
Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman
semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang
dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru
kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut
mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank
Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran
mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di
Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)
2025.
Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi
Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang
sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka
peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi
fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi
yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi
segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan
keuangan tradisional.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus
mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan
terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah
satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian
Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat
melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah
merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah
sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami
pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan
teknologi (Grafik 5.30).
Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara
lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan
ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi
Bps.go.id/SensusPenduduk20207.
keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan
layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,
akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi
Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum
meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya
pembangunan hanya di beberapa daerah saja.
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya
mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan
terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna
menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor
telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan
dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower
di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong
percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di
lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara
Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat
terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal
transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.
239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)
namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding
periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar
dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat
pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada
triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun
mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal
tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi
Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan
digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi
masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).
59BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
5.3.2. Penyediaan Uang Layak EdarBank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak
edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli yang
memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang rupiah yang
berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah sebagai salah
satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu,
ULE akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi bagi masyarakat.
Uang rupiah dinyatakan tidak layak edar berdasarkan standar Bank
Indonesia apabila kondisinya telah berubah, antara lain karena jamur,
minyak, bahan kimia dan coretan atau uang yang fisiknya berubah karena
terbakar, berlubang atau robek.
Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI
Provinsi Sultra akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait
terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk
menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah terjadinya kerumunan
masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli Selama triwulan I 2021, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak 66
lembar, dengan rincian sebanyak 60 lembar uang pecahan 100ribu dan 6
lembar uang pecahan 50ribu. Jumlah tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya yang sebanyak 23
lembar (Grafik 5.29). Jumlah tersebut menurun sebesar 186,96 % (yoy).
Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran uang palsu sekaligus
memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang
rupiah, secara intensif Bank Indonesia melakukan kegiatan sosialisi CBP
(Cinta Bangga dan Paham Rupiah) dalam rangka menumbuhkan
pemahaman masyarakat terkait uang rupiah di Sulawesi Tenggara.
Kegiatan tersebut antara lain dilakukan dengan memperkenalkan ciri-ciri
keaslian uang melalui 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Selain itu untuk
menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan 5
Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaplles, jangan
dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas.
Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
0
50
100
150
200
250
300
PEC. 100.000 PEC. 50.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
RP MILIAR
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
PENUKARAN KAS KELILING
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
58 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
9713
19947
27825
33228
41917
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
BOMBANA
BUTON
3%
2%
BUTON UTARA
KOLAKA
0%
10%
KOLAKA UTARA4%
KONAWE3%
KONAWE SELATAN
KONAWE UTARA
5%
0%
MUNA
WAKATOBI
3%
1%
BAU-BAU6%
KENDARI64%
BOKS 5
BOKS 5 : Perkembangan Ekosistem Keuangan Digital di Sulawesi Tenggara
Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman
semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang
dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru
kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut
mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank
Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran
mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di
Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)
2025.
Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi
Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang
sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka
peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi
fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi
yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi
segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan
keuangan tradisional.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus
mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan
terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah
satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian
Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat
melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah
merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah
sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami
pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan
teknologi (Grafik 5.30).
Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara
lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan
ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi
Bps.go.id/SensusPenduduk20207.
keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan
layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,
akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi
Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum
meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya
pembangunan hanya di beberapa daerah saja.
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya
mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan
terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna
menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor
telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan
dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower
di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong
percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di
lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara
Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat
terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal
transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.
239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)
namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding
periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar
dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat
pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada
triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun
mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal
tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi
Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan
digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi
masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).
59BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
9713
19947
27825
33228
41917
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
BOMBANA
BUTON
3%
2%
BUTON UTARA
KOLAKA
0%
10%
KOLAKA UTARA4%
KONAWE3%
KONAWE SELATAN
KONAWE UTARA
5%
0%
MUNA
WAKATOBI
3%
1%
BAU-BAU6%
KENDARI64%
BOKS 5
Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman
semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang
dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru
kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut
mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank
Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran
mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di
Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)
2025.
Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi
Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang
sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka
peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi
fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi
yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi
segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan
keuangan tradisional.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus
mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan
terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah
satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian
Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat
melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah
merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah
sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami
pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan
teknologi (Grafik 5.30).
Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara
lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan
ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi
keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan
layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,
akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi
Bps.go.id/SensusPenduduk20207.
Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum
meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya
pembangunan hanya di beberapa daerah saja.
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya
mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan
terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna
menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor
telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan
dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower
di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong
percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di
lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara
Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat
terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal
transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.
239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)
namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding
periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar
dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat
pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada
triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun
mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal
tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi
Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan
digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi
masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekosistem keuangan
digital, Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
Tenggara terus mengupayakan perluasan infrastruktur dan
ketersediaan layanan pendukung seperti mesin reader uang
elektronik yang hingga pada triwulan I 2021 sudah tercatat sebanyak
7.125 (Grafik 5.34) dengan sebaran paling banyak ada di Kota Kendari
dengan pangsa 70,84% kemudian disusul oleh Kota Bau-bau dengan
60 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 5
Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
I
2019
II III IVI
2018
II III IV
257,602.36
239,691.88
Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
I
2019
II III IVI
2018
II III IV
26,443
25,006
Grafik 5.34 Jumlah Mesin Reader Uang Elektronik
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
I
2020
II III IV I
2021
IV
2019
5,3505,763
6,177 6,265 6,3887,125
Grafik 5.35 Persebaran Mesin Reader Uang Elektronik per Kab/Kota
BOMBANA
-
1,95%
-
KONAWE SELATAN
KONAWE
3,52%
6.78%
KOLAKA4,80%
--
KONAWE SELATAN
BAU-BAU
-
8,01%
KENDARI70,84%
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
pangsa 8,01% (Grafik 5.35). Sebaran tersebut terus didorong pada
setiap kab/kota di Sulawesi Tenggara guna mendorong
implementasi keuangan digital.
Ekonomi keuangan digital dapat menjadi salah satu cara
meningkatkan daya saing pariwisata di wilayah Sulawesi Tenggara,
melalui peningkatan perkembangan ekosistem keuangan digital
diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Saat ini salah satu kendala dalam penetrasi ekosistem keuangan
digital adalah infrastruktur yang kurang merata di setiap wilayah
kab/kota di Sulawesi Tenggara, namun pada sektor telekomunikasi
pada triwulan I 2021 kapasitas jaringan sudah meningkat
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut
menunjukan kapasitas jaringan sudah menjangkau di banyak
wilayah dengan adanya 750 tower di beberapa titik/site yang
meningkat dari awal tahun sebanyak 700 tower dengan kapasitas 1
tower dapat menampung 9 atau 10 bts dengan koneksi 4G dan 1 bts
hanya dapat menjangkau 1-1.5km. Pada tahun 2021 juga
direncanakan akan adanya penambahan 11 tower di Wakatobi dan 4
di Kendari guna mendorong perkembangan ekosistem pariwisata
berbasis digital.
61BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
9713
19947
27825
33228
41917
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara
BOMBANA
BUTON
3%
2%
BUTON UTARA
KOLAKA
0%
10%
KOLAKA UTARA4%
KONAWE3%
KONAWE SELATAN
KONAWE UTARA
5%
0%
MUNA
WAKATOBI
3%
1%
BAU-BAU6%
KENDARI64%
BOKS 5
Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman
semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang
dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru
kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut
mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank
Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran
mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di
Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)
2025.
Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi
Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang
sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka
peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi
fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi
yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi
segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan
keuangan tradisional.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus
mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan
terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah
satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian
Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat
melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah
merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah
sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami
pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan
teknologi (Grafik 5.30).
Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara
lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan
ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi
keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan
layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,
akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi
Bps.go.id/SensusPenduduk20207.
Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum
meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya
pembangunan hanya di beberapa daerah saja.
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya
mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan
terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna
menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor
telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan
dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower
di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong
percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di
lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara
Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat
terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal
transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.
239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)
namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding
periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar
dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat
pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada
triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun
mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal
tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi
Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan
digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi
masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekosistem keuangan
digital, Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
Tenggara terus mengupayakan perluasan infrastruktur dan
ketersediaan layanan pendukung seperti mesin reader uang
elektronik yang hingga pada triwulan I 2021 sudah tercatat sebanyak
7.125 (Grafik 5.34) dengan sebaran paling banyak ada di Kota Kendari
dengan pangsa 70,84% kemudian disusul oleh Kota Bau-bau dengan
60 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
BOKS 5
Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
I
2019
II III IVI
2018
II III IV
257,602.36
239,691.88
Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara
I
2020
II III IV I
2021
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
I
2019
II III IVI
2018
II III IV
26,443
25,006
Grafik 5.34 Jumlah Mesin Reader Uang Elektronik
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
I
2020
II III IV I
2021
IV
2019
5,3505,763
6,177 6,265 6,3887,125
Grafik 5.35 Persebaran Mesin Reader Uang Elektronik per Kab/Kota
BOMBANA
-
1,95%
-
KONAWE SELATAN
KONAWE
3,52%
6.78%
KOLAKA4,80%
--
KONAWE SELATAN
BAU-BAU
-
8,01%
KENDARI70,84%
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
pangsa 8,01% (Grafik 5.35). Sebaran tersebut terus didorong pada
setiap kab/kota di Sulawesi Tenggara guna mendorong
implementasi keuangan digital.
Ekonomi keuangan digital dapat menjadi salah satu cara
meningkatkan daya saing pariwisata di wilayah Sulawesi Tenggara,
melalui peningkatan perkembangan ekosistem keuangan digital
diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Saat ini salah satu kendala dalam penetrasi ekosistem keuangan
digital adalah infrastruktur yang kurang merata di setiap wilayah
kab/kota di Sulawesi Tenggara, namun pada sektor telekomunikasi
pada triwulan I 2021 kapasitas jaringan sudah meningkat
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut
menunjukan kapasitas jaringan sudah menjangkau di banyak
wilayah dengan adanya 750 tower di beberapa titik/site yang
meningkat dari awal tahun sebanyak 700 tower dengan kapasitas 1
tower dapat menampung 9 atau 10 bts dengan koneksi 4G dan 1 bts
hanya dapat menjangkau 1-1.5km. Pada tahun 2021 juga
direncanakan akan adanya penambahan 11 tower di Wakatobi dan 4
di Kendari guna mendorong perkembangan ekosistem pariwisata
berbasis digital.
61BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Penawaran Tenaga KerjaSelaras dengan Indonesia yang diproyeksi akan merasakan bonus
demografi pada tahun 2030-2040, saat ini Sulawesi Tenggara juga sedang
merasakan peningkatan penduduk usia produktif. Pada Februari 2021
jumlah penduduk usia kerja Sulawesi Tenggara tercatat sejumlah 1,95 juta
jiwa, meningkat 37 ribu jiwa atau tumbuh sebesar 1,96% (yoy)
dibandingkan jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2020. Lebih jauh,
jumlah angkatan kerja tumbuh sebesar 1,28% (yoy) menjadi 1,38 juta jiwa.
Proporsi total angkatan kerja tersebut terhadap penduduk usia kerja
disebut tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Pada Februari 2021,
Sulawesi Tenggara mencatatkan TPAK sebesar 70,76% menurun dari
71,24% pada periode Februari 2020 (Tabel 6.1).
Menurunnya TPAK menandakan meningkatnya pertumbuhan penduduk
bukan angkatan kerja. Pada Februari 2021, penduduk bukan angkatan
kerja tumbuh sebesar 3,65% (yoy) menjadi 570 ribu jiwa. Peningkatan
tersebut dapat disebabkan meningkatnya penduduk usia kerja yang
melanjutkan sekolah, memilih untuk mengurus rumah tangga atau
melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
6.1. GAMBARAN UMUMSerupa dengan kondisi ekonomi yang sedang dalam fase pemulihan,
kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengggara juga juga masih menuju
kondisi normal. Di tengah masih berjalannya upaya efisiensi oleh penyedia
lapangan pekerjaan, jumlah penyerapan tenaga kerja mulai menunjukkan
peningkatan walaupun disertai dengan kenaikan jumlah pengangguran
karena lapangan kerja baru belum dapat mengimbangi penambahan
jumlah angkatan kerja yang terus tumbuh positif. Efisiensi yang dilakukan
oleh lapangan usaha untuk menjaga keberlangsungan usahanya serta
masih belum pulih kondisi ekonomi berdampak pada tingkat
kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I 2021
yang menunjukkan penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Namun
dari sisi lain, kondisi yang ada menunjukkan bahwa saat ini terjadi
perbaikan terkait ketimpangan di Sulawesi Tenggara dan pembangunan
manusia terus belangsung.
6.2. KETENAGAKERJAANSecara umum, Sulawesi Tenggara berada pada periode penambahan
penduduk usia produktif. Data yang ada menunjukkan selaras dengan
kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan. Dari data kondisi
ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terdapat
indikasi awal dampak dari pandemi sudah mulai mereda meskipun masih
belum dalam kondisi normal dimana penanaman modal di Sulawesi
Tenggara terbukti meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Secara sektoral, sektor informal masih menjadi penyerap tenaga kerja
terbesar pada periode laporan yang bila disandingkan dengan data
pengangguran. Permintaan Tenaga KerjaWalapun terjadi peningkatan angkatan kerja sebesar 1,27% (yoy) menjadi
1,38 juta jiwa pada Februari 2021, tingkat penyerapan tenaga kerja hanya
tumbuh 0,11% (yoy) sebesar 1.508 jiwa menjadi 1,32 juta jiwa yang
mayoritas bekerja di sektor informal. Sisa penambahan angkatan kerja
tidak terserap dan menjadi pengangguran pada periode laporan (Tabel
6.1).
Pertumbuhan tersebut sebenarnya selaras dengan perbaikan
perkonomian Sultra yang walaupun berhasil tumbuh sebesar 0,06% (yoy)
pada triwulan I 2021 namun belum kembali ke tingkat pertumbuhan pada
masa normal.
Satu hal positif pada periode ini adalah penduduk bukan angkatan kerja
dampak Covid-19 tercatat mengalami penurunan sebesar -75,02% atau
turun sebesar 4.555 jiwa menjadi hanya 1.517 jiwa. Lebih lanjut, data survei
yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan bahwa terjadi perbaikan
ekspektasi rumah tangga terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang
terlihat dari kenaikan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan walau
angkanya masih belum berada dalam zona optimis seperti pada masa
sebelum pandemi.
Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
INDEKS
SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH
SBT, INDEKS
0
20
40
60
80
100
120
140
160
-0,15
-0,1
-0,05
0
0,05
0,1
68,0
-7,11%
INDEKS PENGGUNAAN TENAKER - SISI PELAKU USAHA INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN PEKERJAAN-SISI RT (SB.KANAN)
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
2019 2020
4.53
1,914,822
1,364,049
1,321,728
36.33
63.37
42,321
550,773
6,072
71.24
3.10
0.06
1,952,359
1,381,479
1,323,236
37.75
62.25
58,243
570,880
1,517
70.76
4.22
Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Sulawesi Tenggara
JENIS KEGIATAN
Pertumbuhan Ekonomi Tw.IV
Penduduk Usia Kerja
Angkatan Kerja
Bekerja
Formal
Informal
Pengangguran
Bukan Angkatan Kerja (BAK)
BAK karena Dampak COVID-19
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Sumber: BPS (Sakernas Agustus), diolah
64 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja
JIWA
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW FOR INVESTMENT, DIOLAH
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
PMA PMDN
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha
SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Industri
4. Listrik, Gas & Air
5. Konstruksi
6. Perdagangan
7. Hotel & Resto
8. Real Estate
9. Bank & Jasa Keuangan
SULTRA
TETAP NAIK TURUN
1.052
1.902
Lebih jauh, Indeks Penggunaan Tenaga Kerja dari survei yang dilakukan
Bank Indonesia menunjukkan bahwa dunia usaha masih melakukan
efisiensi pada pengunaan tenaga kerja untuk menjaga keberlangsungan
usaha. Hal tersebut tercermin dari penurunan indeks dari 1,61% (yoy) pada
triwulan IV 2020 turun menjadi -7,11% (yoy) pada periode laporan. (Grafik
6.1).
Tanda mulainya pemulihan penyerapan tenaga kerja yang tetap disertai
efisiensi dunia usaha didukung data BPS yang menunjukkan bahwa
walaupun mayoritas (78% dari pelaku usaha) menyerap tenaga kerja pada
level yang tetap namun 14% dari total usaha di Sulawesi Tenggara masih
melakukan pengurangan penyerapan tenaga kerja, dan hanya 8% usaha
yang mulai meningkatkan penyerapan tenaga kerjanya. Berdasarkan jenis
usahanya, penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada berbagai
sektor ekonomi terutama Sektor Industri (23,08% dari total pelaku usaha),
diikuti oleh Sektor Hotel dan Resto (23,33% dari total pelaku usaha), serta
Sektor Perdagangan (17,86% dari total pelaku usaha). Menurunnya
permintaan masyarakat, terbatasnya aktivitas serta turunnya jumlah
kunjungan wisatawan ditengah kehati-hatian masyarakat berdampak
secara langsung pada pengurangan tenaga kerja pada sektor-sektor
tersebut. Selanjutnya, sektor ekonomi yang melakukan peningkatan
jumlah tenaga kerja yang cukup besar tanpa pengurangan jumlah tenaga
kerja adalah Sektor Real Estate dan Bank dan Jasa Keuangan. Sementara
itu, Sektor Listrik, Gas, dan Air 100% tetap mempertahankan jumlah
tenaga kerja.
Ke depannya perlu sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan
lapangan kerja yang dapat menampung peningkatan angkatan kerja di
Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat mencapai hal
tersebut adalah dengan membuka peluang investasi. Dari data yang ada,
baik investasi PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman
Modal Dalam Negeri) pada periode laporan terbukti membuka lapangan
pekerjaan untuk masyarakat Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021,
realisasi investasi swasta yang dilakukan di Sulawesi Tenggara dapat
menciptakan total lapangan pekerjaan bagi 2.954 tenaga kerja yang
64,4%nya merupakan lapangan pekerjaan dari investasi PMA, sementara
sisanya yang sebesar 35,6% berasal dari investasi PMDN (Grafik 6.3).
Penyerapan tenaga kerja tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan
Kondisi Tenaga Kerja & PengangguranData Sakernas Februari 2021 menunjukkan bahwa dari total 1,32 juta jiwa
tenaga kerja, 62,25%nya bekerja di sektor informal dan sisanya bekerja
pada sektor formal. Lebih detail, sektor informal yaitu Sektor Pertanian
masih mendominasi penyerapan penduduk bekerja dengan serapan
sebesar 35,91%, Sektor Perdagangan menyerap 17,59% tenaga kerja dan
Industri Pengolahan sebesar 9,42%. Sementara itu, di sektor formal
serapan penduduk bekerja dipimpin oleh Sektor Administrasi
Pemerintahan dengan serapan sebesar 8,38% dan Sektor Pendidikan
dengan serapan sebesar 6,17%. (Grafik 6.5).
Menurut jam kerjanya, peningkatan terbesar terjadi pada kategori pekerja
yang bekerja antara 1-7 jam per minggu dengan pertumbuhan 58% (yoy)
dan pangsa 4,64%, disusul pekerja full time atau >35 jam per minggu yang
tumbuh sebesar 1,60% (yoy) dengan pangsa sebesar 63,67%. Sementara
itu, jumlah pekerja yang bekerja 15-24 jam per terkontraksi sebesar 11,67%
(yoy) dengan pangsa sebesar 12,44%.
Seperti disampaikan sebelumnya, laju pertumbuhan angkatan kerja yang
tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan penduduk bekerja berarti
terjadi peningkatan pengangguran. Pada Februari 2021, jumlah
pengangguran pada bulan Februari 2021 tercatat sebanyak 58.243 jiwa,
bertambah sebanyak 16.568 jiwa atau tumbuh 37,62% (yoy) dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang mampu menciptakan 2.305 tenaga
kerja baru.
Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
ANGKATAN KERJAPENDUDUK >15 TH BUKAN ANGKATAN KERJA
FEB 2016 FEB 2017 FEB 2018 FEB 2019 FEB 2020
%, YOY
FEB 2021
5,40
4,99
6,39
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
65BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Penawaran Tenaga KerjaSelaras dengan Indonesia yang diproyeksi akan merasakan bonus
demografi pada tahun 2030-2040, saat ini Sulawesi Tenggara juga sedang
merasakan peningkatan penduduk usia produktif. Pada Februari 2021
jumlah penduduk usia kerja Sulawesi Tenggara tercatat sejumlah 1,95 juta
jiwa, meningkat 37 ribu jiwa atau tumbuh sebesar 1,96% (yoy)
dibandingkan jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2020. Lebih jauh,
jumlah angkatan kerja tumbuh sebesar 1,28% (yoy) menjadi 1,38 juta jiwa.
Proporsi total angkatan kerja tersebut terhadap penduduk usia kerja
disebut tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Pada Februari 2021,
Sulawesi Tenggara mencatatkan TPAK sebesar 70,76% menurun dari
71,24% pada periode Februari 2020 (Tabel 6.1).
Menurunnya TPAK menandakan meningkatnya pertumbuhan penduduk
bukan angkatan kerja. Pada Februari 2021, penduduk bukan angkatan
kerja tumbuh sebesar 3,65% (yoy) menjadi 570 ribu jiwa. Peningkatan
tersebut dapat disebabkan meningkatnya penduduk usia kerja yang
melanjutkan sekolah, memilih untuk mengurus rumah tangga atau
melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
6.1. GAMBARAN UMUMSerupa dengan kondisi ekonomi yang sedang dalam fase pemulihan,
kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengggara juga juga masih menuju
kondisi normal. Di tengah masih berjalannya upaya efisiensi oleh penyedia
lapangan pekerjaan, jumlah penyerapan tenaga kerja mulai menunjukkan
peningkatan walaupun disertai dengan kenaikan jumlah pengangguran
karena lapangan kerja baru belum dapat mengimbangi penambahan
jumlah angkatan kerja yang terus tumbuh positif. Efisiensi yang dilakukan
oleh lapangan usaha untuk menjaga keberlangsungan usahanya serta
masih belum pulih kondisi ekonomi berdampak pada tingkat
kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I 2021
yang menunjukkan penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Namun
dari sisi lain, kondisi yang ada menunjukkan bahwa saat ini terjadi
perbaikan terkait ketimpangan di Sulawesi Tenggara dan pembangunan
manusia terus belangsung.
6.2. KETENAGAKERJAANSecara umum, Sulawesi Tenggara berada pada periode penambahan
penduduk usia produktif. Data yang ada menunjukkan selaras dengan
kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan. Dari data kondisi
ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terdapat
indikasi awal dampak dari pandemi sudah mulai mereda meskipun masih
belum dalam kondisi normal dimana penanaman modal di Sulawesi
Tenggara terbukti meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Secara sektoral, sektor informal masih menjadi penyerap tenaga kerja
terbesar pada periode laporan yang bila disandingkan dengan data
pengangguran. Permintaan Tenaga KerjaWalapun terjadi peningkatan angkatan kerja sebesar 1,27% (yoy) menjadi
1,38 juta jiwa pada Februari 2021, tingkat penyerapan tenaga kerja hanya
tumbuh 0,11% (yoy) sebesar 1.508 jiwa menjadi 1,32 juta jiwa yang
mayoritas bekerja di sektor informal. Sisa penambahan angkatan kerja
tidak terserap dan menjadi pengangguran pada periode laporan (Tabel
6.1).
Pertumbuhan tersebut sebenarnya selaras dengan perbaikan
perkonomian Sultra yang walaupun berhasil tumbuh sebesar 0,06% (yoy)
pada triwulan I 2021 namun belum kembali ke tingkat pertumbuhan pada
masa normal.
Satu hal positif pada periode ini adalah penduduk bukan angkatan kerja
dampak Covid-19 tercatat mengalami penurunan sebesar -75,02% atau
turun sebesar 4.555 jiwa menjadi hanya 1.517 jiwa. Lebih lanjut, data survei
yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan bahwa terjadi perbaikan
ekspektasi rumah tangga terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang
terlihat dari kenaikan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan walau
angkanya masih belum berada dalam zona optimis seperti pada masa
sebelum pandemi.
Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
INDEKS
SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH
SBT, INDEKS
0
20
40
60
80
100
120
140
160
-0,15
-0,1
-0,05
0
0,05
0,1
68,0
-7,11%
INDEKS PENGGUNAAN TENAKER - SISI PELAKU USAHA INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN PEKERJAAN-SISI RT (SB.KANAN)
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
2019 2020
4.53
1,914,822
1,364,049
1,321,728
36.33
63.37
42,321
550,773
6,072
71.24
3.10
0.06
1,952,359
1,381,479
1,323,236
37.75
62.25
58,243
570,880
1,517
70.76
4.22
Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Sulawesi Tenggara
JENIS KEGIATAN
Pertumbuhan Ekonomi Tw.IV
Penduduk Usia Kerja
Angkatan Kerja
Bekerja
Formal
Informal
Pengangguran
Bukan Angkatan Kerja (BAK)
BAK karena Dampak COVID-19
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Sumber: BPS (Sakernas Agustus), diolah
64 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja
JIWA
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW FOR INVESTMENT, DIOLAH
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
PMA PMDN
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha
SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Industri
4. Listrik, Gas & Air
5. Konstruksi
6. Perdagangan
7. Hotel & Resto
8. Real Estate
9. Bank & Jasa Keuangan
SULTRA
TETAP NAIK TURUN
1.052
1.902
Lebih jauh, Indeks Penggunaan Tenaga Kerja dari survei yang dilakukan
Bank Indonesia menunjukkan bahwa dunia usaha masih melakukan
efisiensi pada pengunaan tenaga kerja untuk menjaga keberlangsungan
usaha. Hal tersebut tercermin dari penurunan indeks dari 1,61% (yoy) pada
triwulan IV 2020 turun menjadi -7,11% (yoy) pada periode laporan. (Grafik
6.1).
Tanda mulainya pemulihan penyerapan tenaga kerja yang tetap disertai
efisiensi dunia usaha didukung data BPS yang menunjukkan bahwa
walaupun mayoritas (78% dari pelaku usaha) menyerap tenaga kerja pada
level yang tetap namun 14% dari total usaha di Sulawesi Tenggara masih
melakukan pengurangan penyerapan tenaga kerja, dan hanya 8% usaha
yang mulai meningkatkan penyerapan tenaga kerjanya. Berdasarkan jenis
usahanya, penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada berbagai
sektor ekonomi terutama Sektor Industri (23,08% dari total pelaku usaha),
diikuti oleh Sektor Hotel dan Resto (23,33% dari total pelaku usaha), serta
Sektor Perdagangan (17,86% dari total pelaku usaha). Menurunnya
permintaan masyarakat, terbatasnya aktivitas serta turunnya jumlah
kunjungan wisatawan ditengah kehati-hatian masyarakat berdampak
secara langsung pada pengurangan tenaga kerja pada sektor-sektor
tersebut. Selanjutnya, sektor ekonomi yang melakukan peningkatan
jumlah tenaga kerja yang cukup besar tanpa pengurangan jumlah tenaga
kerja adalah Sektor Real Estate dan Bank dan Jasa Keuangan. Sementara
itu, Sektor Listrik, Gas, dan Air 100% tetap mempertahankan jumlah
tenaga kerja.
Ke depannya perlu sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan
lapangan kerja yang dapat menampung peningkatan angkatan kerja di
Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat mencapai hal
tersebut adalah dengan membuka peluang investasi. Dari data yang ada,
baik investasi PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman
Modal Dalam Negeri) pada periode laporan terbukti membuka lapangan
pekerjaan untuk masyarakat Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021,
realisasi investasi swasta yang dilakukan di Sulawesi Tenggara dapat
menciptakan total lapangan pekerjaan bagi 2.954 tenaga kerja yang
64,4%nya merupakan lapangan pekerjaan dari investasi PMA, sementara
sisanya yang sebesar 35,6% berasal dari investasi PMDN (Grafik 6.3).
Penyerapan tenaga kerja tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan
Kondisi Tenaga Kerja & PengangguranData Sakernas Februari 2021 menunjukkan bahwa dari total 1,32 juta jiwa
tenaga kerja, 62,25%nya bekerja di sektor informal dan sisanya bekerja
pada sektor formal. Lebih detail, sektor informal yaitu Sektor Pertanian
masih mendominasi penyerapan penduduk bekerja dengan serapan
sebesar 35,91%, Sektor Perdagangan menyerap 17,59% tenaga kerja dan
Industri Pengolahan sebesar 9,42%. Sementara itu, di sektor formal
serapan penduduk bekerja dipimpin oleh Sektor Administrasi
Pemerintahan dengan serapan sebesar 8,38% dan Sektor Pendidikan
dengan serapan sebesar 6,17%. (Grafik 6.5).
Menurut jam kerjanya, peningkatan terbesar terjadi pada kategori pekerja
yang bekerja antara 1-7 jam per minggu dengan pertumbuhan 58% (yoy)
dan pangsa 4,64%, disusul pekerja full time atau >35 jam per minggu yang
tumbuh sebesar 1,60% (yoy) dengan pangsa sebesar 63,67%. Sementara
itu, jumlah pekerja yang bekerja 15-24 jam per terkontraksi sebesar 11,67%
(yoy) dengan pangsa sebesar 12,44%.
Seperti disampaikan sebelumnya, laju pertumbuhan angkatan kerja yang
tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan penduduk bekerja berarti
terjadi peningkatan pengangguran. Pada Februari 2021, jumlah
pengangguran pada bulan Februari 2021 tercatat sebanyak 58.243 jiwa,
bertambah sebanyak 16.568 jiwa atau tumbuh 37,62% (yoy) dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang mampu menciptakan 2.305 tenaga
kerja baru.
Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
ANGKATAN KERJAPENDUDUK >15 TH BUKAN ANGKATAN KERJA
FEB 2016 FEB 2017 FEB 2018 FEB 2019 FEB 2020
%, YOY
FEB 2021
5,40
4,99
6,39
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
65BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan jumlah pengangguran
tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara pada
bulan Februari 2021 tercatat sebesar 4,22%, meningkat dibandingkan
dengan kondisi pada bulan Februari 2020 yang tercatat sebesar 3,17%.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, diketahui bahwa Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan sebesar 7,82% lebih tinggi
daripada TPT di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 2,29%. Hal yang
menarik adalah TPT Februari 2021 di perkotaan lebih tinggi dibanding TPT
Februari 2020 namun TPT Februari 2021 di pedesaan lebih rendah (Grafik
6.6). Data pangsa dan juga sebaran TPT tersebut di atas mengindikasikan
bahwa perubahan kondisi yang ada (termasuk pandemi Covid-19) lebih
berdampak pada masyarakat di perkotaan yang mayoritas lapangan
usahanya adalah sektor formal dan terdapat indikasi terjadi pergeseran
tenaga kerja ke pedesaan terutama di Sektor Pertanian.
Kedepan, seiring dengan membaiknya kinerja investasi di Sektor Industri
Pengolahan Sulawesi Tenggara, pemerintah daerah dapat
mengoptimalkan pengembangan industri untuk meningkatkan
penyerapan tenaga kerja dan menekan pertumbuhan TPT di Sulawesi
Tenggara.
6.3. KESEJAHTERAANEfisiensi yang dilakukan sektor usaha serta kondisi perekonomian yang
masih dalam fase pemulihan juga tertranslasi dalam data terkait
kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021
terlihat moderasi dalam kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dari
penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) serta penurunan indeks pendapatan
yang diperoleh dari hasil survei konsumen Bank Indonesia.
Penghasilan Petani (NTP)NTP merupakan alat ukur kesejahteraan yang relevan di Sulawesi
Tenggara dengan mempertimbangkan lebih dari sepertiga tenaga kerja di
Sulawesi Tenggara bekerja di sektor pertanian. Pada triwulan I 2021, NTP
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 96,89 mengalami sedikit penurunan
jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tercatat sebesar 101,78
(Grafik 6.8). Dilihat dari subsektornya, penurunan NTP terjadi pada petani
Subsektor Hortikultura sebesar -0,87 poin dari 104,74 pada triwulan IV
2020 menjadi 103,87 pada triwulan I 2021, Subsektor Tanaman Perkebunan
Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
PERKOTAAN SULTRAPERDESAAN
7,82 2,29
FEB-19 FEB-20 FEB-21
%, YOY
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,007,82
2,29
Pert
ania
n
Tam
bang
Indu
stri
LGA
Kons
truk
si
Perd
agan
gan
Tra
npor
tasi
Akom
odas
i & M
kan
Min
um
Info
kom
, Jas
a Ke
u, R
A &
Jas
a Pe
usah
aan
Adm
inis
tras
i P
emer
inta
han
Pend
idik
an
Kese
hata
n &
Sos
ial
Jasa
Lai
nnya
Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS PROV. SULTRA (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
0
10
20
30
40 %PANGSA
FEB-20 FEB-21
Rakyat sebesar -1,89 poin dari 94,13 pada triwulan IV 2020 menjadi 92,24
pada triwulan I 2021, dan Subsektor Perikanan sebesar -0,20 poin dari
99,70 pada triwulan IV 2020 menjadi 99,50 pada triwulan I 2021. Dilain sisi,
petani pada Subsektor Peternakan dan Tanaman Pangan menunjukkan
kenaikan NTP masing-masing sebesar 0,96 dan 1,63 poin.
Indeks Penghasilan Konsumen (Hasil Survei Konsumen)Selaras dengan data BPS yang menunjukkan TPT di perkotaan yang
mengalami peningkatan, hasil Survei Konsumen pada Maret 2021 uang
dilakukan Bank Indonesia di wilayah perkotaan juga menunjukkan Indeks
Penghasilan Konsumen (IPK) yang menurun dari 94,30 pada triwulan IV
2021 menjadi 67,00 pada triwulan I 2021 (Grafik 6.7). Hal ini menunjukkan
bahwa rumah tangga cenderung menunjukkan pesimisme terhadap
kondisi pendapatannya pada triwulan I 2021. Meskipun demikian, selaras
dengan perbaikan kondisi ekonomi yang disertai berbagai upaya
penanganan Covid-19 yang semakin efektif, masyarakat semakin optimis
bahwa pendapatannya akan membaik dalam waktu 6 bulan mendatang.
Hal tersebut terlihat dari peningkatan Indeks Ekspektasi Penghasilan dari
134,3 pada triwulan IV 2020 menjadi sebesar 147 pada periode laporan.
KemiskinanBerdasarkan data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi data
triwulan III 2020 (lag 2 triwulan dari data ketenagakerjaan dan
penghasilan), Pada September 2020, terdapat kenaikan garis kemiskinan
yang merupakan gambaran kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat
sebesar Rp368.529 per kapita atau naik sebesar 6,37% point-to-point jika
dibandingkan dengan garis kemiskinan pada September 2019 yang
tercatat sebesar Rp346.466 per kapita. Berdasarkan jenisnya,
peningkatan garis kemiskinan disebabkan oleh meningkatnya garis
kemiskinan non makanan dan garis kemiskinan makanan. Pada periode
laporan, garis kemiskinan makanan masih menjadi penyumbang utama di
Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 74,86%.
Di tengah menurunnya pendapatan masyarakat serta peningkatan jumlah
pengangguran seiring dengan adanya pandemi Covid-19, peningkatan
garis kemiskinan disertai dengan kenaikan kemiskinan. Pada September
2020, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak
67 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
317,32 ribu orang, meningkat 17,35 ribu orang jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk miskin pada September 2019. Secara persentase
terhadap total penduduk, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan dari 11,00% pada September 2019 menjadi 11,69%
pada September 2020 (Grafik 6.9).
Berdasarkan lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
mayoritas berada di daerah pedesaan dengan pangsa sebesar 76,93%,
sementara 23,07% sisanya berada di daerah perkotaan. Lebih jauh,
penduduk miskin di perkotaan meningkat dari 6,81% pada September 2019
menjadi 7,62% pada September 2020, sementara penduduk miskin di
pedesaan mengalami peningkatan yaitu dari 13,77% pada September 2019
menjadi 13,93% pada September 2020. Peningkatan penduduk miskin di
Kota terlihat lebih tinggi dibandingkan sdi wilayah pedesaan. Hal ini
Ketimpangan PendapatanDitengah dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap kondisi
ketenagakerjaan dan kemiskinan, tingkat ketimpangan pendapatan
penduduk Sulawesi justru menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari
gini ratio Sulawesi Tenggara yang menurun pada perode laporan menjadi
0,388 dari 0,393 pada September 2019.
Jika dilihat berdasarkan lokasinya, penurunan gini ratio pada September
2020 terjadi di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 0,348 pada Bulan
September 2020, mengalami penurunan sebesar 0,005 dibandingkan
September 2019 yang tercatat sebesar 0,353. Sementara itu, ketimpangan
Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS PROV SULTRA, DIOLAH
PEDESAANPERKOTAAN SULTRA
2020
MAR SEP
2019
MAR SEP
2018
MAR SEP
2017
SEP
0,403
0,348
0,388
0,3
0,32
0,34
0,36
0,38
0,4
0,42
0,44
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara
RIBU JIWA
SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH
SEP-17 MAR-18 SEP-18 MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20
%
73,22
244,1
10,00
11,00
12,00
13,00
0
50
100
150
200
250
300
350
11,69
PENDUDUK MISKIN KOTA PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (SB.KANAN)PENDUDUK MISKIN DESA
Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH
2021 I 2020 IV
70 80 90 100 110
Total
Tanaman Pangan
Hortikultura
Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
96,89
98,69
103,87
92,24
104,67
99,50
101,78
97,06
104,74
94,13
103,71
99,7
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen
SUMBER: SK KPW BI SULTRA, DIOLAH
INDEKS EKSPEKTASI PENGHASILANINDEKS PENGHASILAN SAAT INI
SBT
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
67,0
134,3
0
50
100
150
200
Sumber: BPS (Sakernas)
Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020
KOMPONEN
Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH)
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Pengeluaran Per Kapita
IPM
Pertumbuhan IPM
2014
70,39
12,78
8,02
8.555
68,07
0,78
2015
70,44
13,07
8,18
8.697
68,75
0,99
2016
70,46
13,07
8,32
8.697
69,31
0,81
2017
70,47
13,36
8,46
9.094
69,86
0,79
2018
70,72
13,53
8,69
9.262
70,61
1,07
2019
70,97
13,55
8,91
9.436
71,20
0,84
2020
71,22
13,65
9,04
9.331
71,45
0,25
SATUAN
Tahun
Tahun
Tahun
Rp ribu
%
2013
70,28
12,45
7,93
8.537
67,55
0,72
didorong oleh peningkatan TPT di wilayah perkotaan yang relatif lebih
tinggi dibandingkan di wilayah pedesaan.
68BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan jumlah pengangguran
tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara pada
bulan Februari 2021 tercatat sebesar 4,22%, meningkat dibandingkan
dengan kondisi pada bulan Februari 2020 yang tercatat sebesar 3,17%.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, diketahui bahwa Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan sebesar 7,82% lebih tinggi
daripada TPT di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 2,29%. Hal yang
menarik adalah TPT Februari 2021 di perkotaan lebih tinggi dibanding TPT
Februari 2020 namun TPT Februari 2021 di pedesaan lebih rendah (Grafik
6.6). Data pangsa dan juga sebaran TPT tersebut di atas mengindikasikan
bahwa perubahan kondisi yang ada (termasuk pandemi Covid-19) lebih
berdampak pada masyarakat di perkotaan yang mayoritas lapangan
usahanya adalah sektor formal dan terdapat indikasi terjadi pergeseran
tenaga kerja ke pedesaan terutama di Sektor Pertanian.
Kedepan, seiring dengan membaiknya kinerja investasi di Sektor Industri
Pengolahan Sulawesi Tenggara, pemerintah daerah dapat
mengoptimalkan pengembangan industri untuk meningkatkan
penyerapan tenaga kerja dan menekan pertumbuhan TPT di Sulawesi
Tenggara.
6.3. KESEJAHTERAANEfisiensi yang dilakukan sektor usaha serta kondisi perekonomian yang
masih dalam fase pemulihan juga tertranslasi dalam data terkait
kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021
terlihat moderasi dalam kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dari
penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) serta penurunan indeks pendapatan
yang diperoleh dari hasil survei konsumen Bank Indonesia.
Penghasilan Petani (NTP)NTP merupakan alat ukur kesejahteraan yang relevan di Sulawesi
Tenggara dengan mempertimbangkan lebih dari sepertiga tenaga kerja di
Sulawesi Tenggara bekerja di sektor pertanian. Pada triwulan I 2021, NTP
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 96,89 mengalami sedikit penurunan
jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tercatat sebesar 101,78
(Grafik 6.8). Dilihat dari subsektornya, penurunan NTP terjadi pada petani
Subsektor Hortikultura sebesar -0,87 poin dari 104,74 pada triwulan IV
2020 menjadi 103,87 pada triwulan I 2021, Subsektor Tanaman Perkebunan
Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
PERKOTAAN SULTRAPERDESAAN
7,82 2,29
FEB-19 FEB-20 FEB-21
%, YOY
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,007,82
2,29
Pert
ania
n
Tam
bang
Indu
stri
LGA
Kons
truk
si
Perd
agan
gan
Tra
npor
tasi
Akom
odas
i & M
kan
Min
um
Info
kom
, Jas
a Ke
u, R
A &
Jas
a Pe
usah
aan
Adm
inis
tras
i P
emer
inta
han
Pend
idik
an
Kese
hata
n &
Sos
ial
Jasa
Lai
nnya
Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS PROV. SULTRA (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
0
10
20
30
40 %PANGSA
FEB-20 FEB-21
Rakyat sebesar -1,89 poin dari 94,13 pada triwulan IV 2020 menjadi 92,24
pada triwulan I 2021, dan Subsektor Perikanan sebesar -0,20 poin dari
99,70 pada triwulan IV 2020 menjadi 99,50 pada triwulan I 2021. Dilain sisi,
petani pada Subsektor Peternakan dan Tanaman Pangan menunjukkan
kenaikan NTP masing-masing sebesar 0,96 dan 1,63 poin.
Indeks Penghasilan Konsumen (Hasil Survei Konsumen)Selaras dengan data BPS yang menunjukkan TPT di perkotaan yang
mengalami peningkatan, hasil Survei Konsumen pada Maret 2021 uang
dilakukan Bank Indonesia di wilayah perkotaan juga menunjukkan Indeks
Penghasilan Konsumen (IPK) yang menurun dari 94,30 pada triwulan IV
2021 menjadi 67,00 pada triwulan I 2021 (Grafik 6.7). Hal ini menunjukkan
bahwa rumah tangga cenderung menunjukkan pesimisme terhadap
kondisi pendapatannya pada triwulan I 2021. Meskipun demikian, selaras
dengan perbaikan kondisi ekonomi yang disertai berbagai upaya
penanganan Covid-19 yang semakin efektif, masyarakat semakin optimis
bahwa pendapatannya akan membaik dalam waktu 6 bulan mendatang.
Hal tersebut terlihat dari peningkatan Indeks Ekspektasi Penghasilan dari
134,3 pada triwulan IV 2020 menjadi sebesar 147 pada periode laporan.
KemiskinanBerdasarkan data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi data
triwulan III 2020 (lag 2 triwulan dari data ketenagakerjaan dan
penghasilan), Pada September 2020, terdapat kenaikan garis kemiskinan
yang merupakan gambaran kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat
sebesar Rp368.529 per kapita atau naik sebesar 6,37% point-to-point jika
dibandingkan dengan garis kemiskinan pada September 2019 yang
tercatat sebesar Rp346.466 per kapita. Berdasarkan jenisnya,
peningkatan garis kemiskinan disebabkan oleh meningkatnya garis
kemiskinan non makanan dan garis kemiskinan makanan. Pada periode
laporan, garis kemiskinan makanan masih menjadi penyumbang utama di
Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 74,86%.
Di tengah menurunnya pendapatan masyarakat serta peningkatan jumlah
pengangguran seiring dengan adanya pandemi Covid-19, peningkatan
garis kemiskinan disertai dengan kenaikan kemiskinan. Pada September
2020, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak
67 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
317,32 ribu orang, meningkat 17,35 ribu orang jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk miskin pada September 2019. Secara persentase
terhadap total penduduk, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan dari 11,00% pada September 2019 menjadi 11,69%
pada September 2020 (Grafik 6.9).
Berdasarkan lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
mayoritas berada di daerah pedesaan dengan pangsa sebesar 76,93%,
sementara 23,07% sisanya berada di daerah perkotaan. Lebih jauh,
penduduk miskin di perkotaan meningkat dari 6,81% pada September 2019
menjadi 7,62% pada September 2020, sementara penduduk miskin di
pedesaan mengalami peningkatan yaitu dari 13,77% pada September 2019
menjadi 13,93% pada September 2020. Peningkatan penduduk miskin di
Kota terlihat lebih tinggi dibandingkan sdi wilayah pedesaan. Hal ini
Ketimpangan PendapatanDitengah dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap kondisi
ketenagakerjaan dan kemiskinan, tingkat ketimpangan pendapatan
penduduk Sulawesi justru menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari
gini ratio Sulawesi Tenggara yang menurun pada perode laporan menjadi
0,388 dari 0,393 pada September 2019.
Jika dilihat berdasarkan lokasinya, penurunan gini ratio pada September
2020 terjadi di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 0,348 pada Bulan
September 2020, mengalami penurunan sebesar 0,005 dibandingkan
September 2019 yang tercatat sebesar 0,353. Sementara itu, ketimpangan
Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS PROV SULTRA, DIOLAH
PEDESAANPERKOTAAN SULTRA
2020
MAR SEP
2019
MAR SEP
2018
MAR SEP
2017
SEP
0,403
0,348
0,388
0,3
0,32
0,34
0,36
0,38
0,4
0,42
0,44
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara
RIBU JIWA
SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH
SEP-17 MAR-18 SEP-18 MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20
%
73,22
244,1
10,00
11,00
12,00
13,00
0
50
100
150
200
250
300
350
11,69
PENDUDUK MISKIN KOTA PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (SB.KANAN)PENDUDUK MISKIN DESA
Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH
2021 I 2020 IV
70 80 90 100 110
Total
Tanaman Pangan
Hortikultura
Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
96,89
98,69
103,87
92,24
104,67
99,50
101,78
97,06
104,74
94,13
103,71
99,7
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen
SUMBER: SK KPW BI SULTRA, DIOLAH
INDEKS EKSPEKTASI PENGHASILANINDEKS PENGHASILAN SAAT INI
SBT
I II
2018
III IV I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
67,0
134,3
0
50
100
150
200
Sumber: BPS (Sakernas)
Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020
KOMPONEN
Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH)
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Pengeluaran Per Kapita
IPM
Pertumbuhan IPM
2014
70,39
12,78
8,02
8.555
68,07
0,78
2015
70,44
13,07
8,18
8.697
68,75
0,99
2016
70,46
13,07
8,32
8.697
69,31
0,81
2017
70,47
13,36
8,46
9.094
69,86
0,79
2018
70,72
13,53
8,69
9.262
70,61
1,07
2019
70,97
13,55
8,91
9.436
71,20
0,84
2020
71,22
13,65
9,04
9.331
71,45
0,25
SATUAN
Tahun
Tahun
Tahun
Rp ribu
%
2013
70,28
12,45
7,93
8.537
67,55
0,72
didorong oleh peningkatan TPT di wilayah perkotaan yang relatif lebih
tinggi dibandingkan di wilayah pedesaan.
68BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
a. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup lebih besar hingga
71,22 tahun, meningkat 0,25 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah
selama 13,65 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan dengan tahun
2019.
c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah
menempuh pendidikan selama 9,04 tahun, meningkat 0,13 tahun
dibandingkan tahun 2019.
d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada tahun
2020 tercatat sebesar Rp9.331.000, meningkat Rp105.000
dibandingkan tahun 2019.
Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan pembangunan dalam upaya membangun kualitas
hidup manusia. Sejak tahun 2018 hingga 2020 IPM Sulawesi Tenggara
tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, IPM Sulawesi
Tenggara terus mengalami peningkatan dari 71,20 pada tahun 2019
menjadi 71,45 pada tahun 2020. Meskipun demikian, capain IPM tersebut
masih berada dibawah nasional yang tercatat sebesar 71,94, khususnya
pada komponen Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHHL) dan Pengeluaran
per Kapita.
Pada tahun 2020, komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan,
antara lain:
pendapatan justru mengalami peningkatan di daerah perkotaan yang
meningkat sebesar 0,001 dari 0,402 pada September 2019 menjadi 0,403
pada September 2020. Hal tersebut cukup selaras dengan kenaikan TPT
yang terjadi di wilayah perkotaan yang disertai dengan menurunnya TPT di
wilayah pedesaan.
69 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
a. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup lebih besar hingga
71,22 tahun, meningkat 0,25 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah
selama 13,65 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan dengan tahun
2019.
c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah
menempuh pendidikan selama 9,04 tahun, meningkat 0,13 tahun
dibandingkan tahun 2019.
d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada tahun
2020 tercatat sebesar Rp9.331.000, meningkat Rp105.000
dibandingkan tahun 2019.
Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan pembangunan dalam upaya membangun kualitas
hidup manusia. Sejak tahun 2018 hingga 2020 IPM Sulawesi Tenggara
tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, IPM Sulawesi
Tenggara terus mengalami peningkatan dari 71,20 pada tahun 2019
menjadi 71,45 pada tahun 2020. Meskipun demikian, capain IPM tersebut
masih berada dibawah nasional yang tercatat sebesar 71,94, khususnya
pada komponen Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHHL) dan Pengeluaran
per Kapita.
Pada tahun 2020, komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan,
antara lain:
pendapatan justru mengalami peningkatan di daerah perkotaan yang
meningkat sebesar 0,001 dari 0,402 pada September 2019 menjadi 0,403
pada September 2020. Hal tersebut cukup selaras dengan kenaikan TPT
yang terjadi di wilayah perkotaan yang disertai dengan menurunnya TPT di
wilayah pedesaan.
69 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
7.1. PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL DAN NASIONAL
Setelah mengalami periode yang cukup buruk akibat terjadinya pandemi
Covid-19, perekonomian global diyakini mulai memasuki fase pemulihan.
Hal tersebut tercemin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang
membaik sebagaimana yang dirilis oleh IMF melalui World Economic
Outlook April 2021. Pada rilis tersebut, perekonomian global pada tahun
2021 diperkirakan akan mengalami perbaikan sebesar 6,0% (yoy) membaik
jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari 2021 yang diperkirakan
tumbuh sebesar 5,5% (yoy). Perbaikan tersebut sejalan dengan
implementasi vaksinasi Covid 19 di banyak negara untuk membangun herd
immunity dan mendorong mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta
berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.
Perbaikan perekonomian global tersebut didukung oleh pemulihan yang
terjadi pada perekonomian negara maju dan perekonomian negara
berkembang. Pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi di negara maju
ditopang terutama oleh Amerika Serikat, sedangkan di negara
berkembang didorong oleh perbaikan ekonomi Tiongkok. Amerika Serikat
menjadi negara yang diyakini perekonomiannya akan membaik jika
dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yaitu diperkirakan tumbuh
6,4% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari
2021 yang sebesar 5,1% (yoy). Selain itu, perekonomian Kawasan Eropa
juga diperkirakan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
perkiraan pada Januari 2021 yaitu dari 4,2% (yoy) menjadi 4,4% (yoy). Hal
serupa juga terjadi di Jepang yang diperkirakan perekonomiannya akan
tumbuh sebesar 3,3% (yoy), membaik jika dibandingkan dengan proyeksi
pada Januari 2020 yang tumbuh sebesar 3,1% (yoy). Kondisi tersebut
menyebabkan perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebesar
5,1% (yoy) dibandingkan proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,8%
(yoy).
Kondisi serupa terjadi pada perekonomian negara berkembang yang juga
mengalami perbaikan sebesar 6,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
proyeksi sebelumnya sebesar 6,3% (yoy). Kondisi tersebut disebabkan
oleh perekonomian negara berkembang di Asia yang diperkirakan akan
mengalami perbaikan, yaitu sebesar 8,6% (yoy) dibandingkan dengan
proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,3% (yoy). Kondisi tersebut
disebabkan oleh perkiraan perbaikan pada pada perekonomian India
(12,5% yoy) dan Tiongkok (8,4% yoy), meskipun masih tertahan oleh
perekonomian ASEAN-5 yang diperkirakan akan lebih rendah
dibandingkan proyeksi sebelumnya seiring dengan kasus COVID-19 yang
masih tinggi dibeberapa negara seperti Malaysia. Selain itu, proyeksi
perekonomian yang lebih baik juga terjadi pada negara berkembang
lainnya seperti Russia, Brazil, dan Meksiko.
Melihat kondisi tersebut, kondisi perekonomian global diperkirakan akan
melanjutkan pemulihannya pada tahun 2021. Perekonomian ekonomi
global diperkirkan dapat tumbuh sebesar 6,0% (yoy) didukung oleh
7.1.1. Prospek Perekonomian Global
perekonomian negara maju yang tumbuh sebesar 5,1% (yoy) dan
perekonomian negara berkembang yang tumbuh sebesar 6,7% (yoy).
Kinerja positif sejumlah indikator pada Maret 2021 mengkonfirmasi
berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut. Purchasing Manager's
Index (PMI) manufaktur dan jasa, penjualan ritel dan keyakinan konsumen
di beberapa negara yang terus meningkat. Sejalan dengan perbaikan
ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia
terus meningkat yang mendorong perbaikan perekonomian di masa
mendatang. Meskipun demikian, pemulihan yang tidak merata didorong
antara lain program vaksinasi yang lebih masif di negara maju
dibandingkan dengan negara berkembang.
Sejalan dengan perekonomian global, perekonomian Indonesia juga sudah
memasuki tren pemulihan. Hal tersebut tercermin dari perekonomian
Indonesia yang kembali mengalami perbaikan pada triwulan I 2020 dengan
kontraksi yang lebih rendah dari triwulan IV 2020, yaitu dari -2,19% (yoy)
menjadi -0,74% (yoy). Perbaikan terutama didorong oleh kinerja ekspor
akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal
(belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi
nonbangunan. Sementara itu, perbaikan konsumsi rumah tangga masih
belum kuat dipengaruhi oleh masih terbatasnya mobilitas masyarakat
sejalan dengan pengendalian Covid-19 di sejumlah wilayah. Secara spasial,
perbaikan ekonomi terjadi di seluruh wilayah, dengan Sulawesi-Maluku-
Papua (Sulampua) melanjutkan pertumbuhan positif. Pada triwulan II 2021,
berbagai indikator dini menunjukkan ekonomi terus membaik, seperti
tercermin pada ekspektasi konsumen, penjualan eceran, PMI Manufaktur,
serta realisasi ekspor dan impor yang tetap meningkat. Dari sisi
permintaan, perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan
ekspor dan investasi nonbangunan. Dari sisi lapangan usaha (LU),
peningkatan terjadi di sejumlah sektor seperti Industri Pengolahan,
Perdagangan, dan Konstruksi. Dengan perkembangan tersebut,
pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia
pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1% - 5,1%.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga Mei 2021 memutuskan
untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI 7-day Reverse Repo
Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan dengan prakiraan inflasi yang
7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SUMBER: WORLD ECONOMIC OUTLOOK IMF APRIL 2021
2019 : 2,82020 : -3,32021P : 6,0PDB DUNIA
AS2019 : 2,22020 : -3,52021P : 6,4
EROPA2019 : 1,32020 : -6,62021P : 4,4
TIONGKOK2019 : 6,02020 : 2,32021P : 8,4
INDIA2019 : 4,22020 : -8,02021P : 12,5
JEPANG2019 : 0,32020 : -4,82021P : 3,3
72 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
tetap rendah, serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan
mempercepat upaya pemulihan ekonomi. Bank Indonesia juga terus
mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial
akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia
untuk memperkuat upaya pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut melalui
berbagai langkah kebijakan sebagai berikut a) melanjutkan kebijakan nilai
tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan
fundamental dan mekanisme pasar, b) melanjutkan penguatan strategi
operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter
akomodatif, c) melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar
Kredit (SBDK) perbankan dengan penekanan pada komponen-komponen
SBDK (cost of fund, overhead cost, dan profit margin) dan masih lambatnya
penurunan suku bunga kredit baru, d) memperkuat kebijakan
makroprudensial akomodatif melalui penyempurnaan kebijakan rasio
kredit UMKM menjadi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif
Makroprudensial (RPIM) antara lain melalui perluasan mitra bank dalam
penyaluran pembiayaan inklusif, sekuritisasi pembiayaan inklusif, dan
model bisnis lain, e) menurunkan batas maksimum suku bunga Kartu
Kredit dari 2% menjadi 1,75% per bulan dalam rangka mendukung
transmisi kebijakan suku bunga dan efisiensi transaksi nontunai, berlaku
sejak 1 Juli 2021, f) memperluas pendalaman pasar uang melalui
percepatan pendirian Central Counterparty (CCP) dan standardisasi
transaksi repo yang dapat dikliringkan melalui CCP, g) memfasilitasi
penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan
sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama
dengan instansi terkait.
Adapun target inflasi nasional pada tahun 2021 diperkirakan masih sama
dengan tahun sebelumnya yaitu berada pada kisaran sasaran sebesar
3,0%±1%. Permintaan domestik yang meningkat seiring recovery
perekonomian domestik dapat menjadi faktor pendorong permintaan
inflasi di tahun 2021. Meskipun demikian, Bank Indonesia tetap
berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi
kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah
melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID), guna menjaga inflasi IHK
sesuai kisaran targetnya.
7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMISULAWESI TENGGARA
Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison,
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan
mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2020
dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni
dalam range 3,0% - 4,0%. Perbaikan ekonomi yang lebih tinggi
terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah indikator dini, seperti
perkiraan kegiatan usaha dari sisi konsumen dan perkiraan omzet
penjualan korporasi yang terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut,
harga komoditas nikel yang terus meningkat juga mendorong perbaikan
ekonomi di masa mendatang.
Terus membaiknya penanganan Covid-19 melalui program vaksinasi yang
terencana dan terlaksana dengan baik diperkirakan akan terus
meningkatkan optimisme masyarakat serta dunia usaha dan menjadi
faktor utama akselerasi pemulihan kondisi ekonomi Sulawesi Tenggara
pada tahun 2021. Meskipun demikian, penyebaran Covid varian baru
berpotensi menyebabkan disrupsi pada perdagangan antarwilayah dan
negara.
Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap
penanganan Covid-19 diperkirakan akan terus mendorong kenaikan
aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah perbaikan kondisi
pendapatan yang berdampak langsung pada peningkatan konsumsi.
Selain itu berbagai bantuan yang diberikan pemerintah juga diperkirakan
akan terus dapat menjaga konsumsi masyarakat tidak mampu. Konsumsi
pemerintah juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh
lembali meningkatnya pembangunan proyek-proyek pemerintah yang
sempat tertunda pada masa pandemi serta peningkatan berbagai
kegiatan MICE. Peningkatan harga komoditas dunia yang disertai dengan
kemudahan investasi diperkirakan akan menjadi daya tarik untuk investor
baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi pada industri yang
terkait dengan komoditas unggulan Sulawesi Tenggara.
Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung
oleh industri stainless steel yang menurut rencana akan mencapai
kapasitas maksimalnya pada tahun 2021. Selain itu, beroperasionalnya
pabrik gula dan pabrik aspal dengan kapasitas yang cukup besar juga
SKALA LIKERT
Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi
SUMBER: LIAISON KPW BI SULTRA, BI
I
2019
II III IV I
2020
II III IV
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
-0,50
-1,00I
2021
I
2018
II III IV
LS PENJ. EKSPORLS PENJ. DOMESTIK LS EKSPEKTASI PENJUALAN
II
SBT
Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen
SUMBER: SK KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
PDRB (SB. KANAN)INDEKS PERKIRAAN USAHA (MOV.2Q)
190
180
170
160
150
140
130
120
110
100
%, YOY 8
6
4
2
0
-2
-4I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I IIP
73BAB VIILaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
7.1. PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL DAN NASIONAL
Setelah mengalami periode yang cukup buruk akibat terjadinya pandemi
Covid-19, perekonomian global diyakini mulai memasuki fase pemulihan.
Hal tersebut tercemin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang
membaik sebagaimana yang dirilis oleh IMF melalui World Economic
Outlook April 2021. Pada rilis tersebut, perekonomian global pada tahun
2021 diperkirakan akan mengalami perbaikan sebesar 6,0% (yoy) membaik
jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari 2021 yang diperkirakan
tumbuh sebesar 5,5% (yoy). Perbaikan tersebut sejalan dengan
implementasi vaksinasi Covid 19 di banyak negara untuk membangun herd
immunity dan mendorong mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta
berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.
Perbaikan perekonomian global tersebut didukung oleh pemulihan yang
terjadi pada perekonomian negara maju dan perekonomian negara
berkembang. Pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi di negara maju
ditopang terutama oleh Amerika Serikat, sedangkan di negara
berkembang didorong oleh perbaikan ekonomi Tiongkok. Amerika Serikat
menjadi negara yang diyakini perekonomiannya akan membaik jika
dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yaitu diperkirakan tumbuh
6,4% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari
2021 yang sebesar 5,1% (yoy). Selain itu, perekonomian Kawasan Eropa
juga diperkirakan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
perkiraan pada Januari 2021 yaitu dari 4,2% (yoy) menjadi 4,4% (yoy). Hal
serupa juga terjadi di Jepang yang diperkirakan perekonomiannya akan
tumbuh sebesar 3,3% (yoy), membaik jika dibandingkan dengan proyeksi
pada Januari 2020 yang tumbuh sebesar 3,1% (yoy). Kondisi tersebut
menyebabkan perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebesar
5,1% (yoy) dibandingkan proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,8%
(yoy).
Kondisi serupa terjadi pada perekonomian negara berkembang yang juga
mengalami perbaikan sebesar 6,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
proyeksi sebelumnya sebesar 6,3% (yoy). Kondisi tersebut disebabkan
oleh perekonomian negara berkembang di Asia yang diperkirakan akan
mengalami perbaikan, yaitu sebesar 8,6% (yoy) dibandingkan dengan
proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,3% (yoy). Kondisi tersebut
disebabkan oleh perkiraan perbaikan pada pada perekonomian India
(12,5% yoy) dan Tiongkok (8,4% yoy), meskipun masih tertahan oleh
perekonomian ASEAN-5 yang diperkirakan akan lebih rendah
dibandingkan proyeksi sebelumnya seiring dengan kasus COVID-19 yang
masih tinggi dibeberapa negara seperti Malaysia. Selain itu, proyeksi
perekonomian yang lebih baik juga terjadi pada negara berkembang
lainnya seperti Russia, Brazil, dan Meksiko.
Melihat kondisi tersebut, kondisi perekonomian global diperkirakan akan
melanjutkan pemulihannya pada tahun 2021. Perekonomian ekonomi
global diperkirkan dapat tumbuh sebesar 6,0% (yoy) didukung oleh
7.1.1. Prospek Perekonomian Global
perekonomian negara maju yang tumbuh sebesar 5,1% (yoy) dan
perekonomian negara berkembang yang tumbuh sebesar 6,7% (yoy).
Kinerja positif sejumlah indikator pada Maret 2021 mengkonfirmasi
berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut. Purchasing Manager's
Index (PMI) manufaktur dan jasa, penjualan ritel dan keyakinan konsumen
di beberapa negara yang terus meningkat. Sejalan dengan perbaikan
ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia
terus meningkat yang mendorong perbaikan perekonomian di masa
mendatang. Meskipun demikian, pemulihan yang tidak merata didorong
antara lain program vaksinasi yang lebih masif di negara maju
dibandingkan dengan negara berkembang.
Sejalan dengan perekonomian global, perekonomian Indonesia juga sudah
memasuki tren pemulihan. Hal tersebut tercermin dari perekonomian
Indonesia yang kembali mengalami perbaikan pada triwulan I 2020 dengan
kontraksi yang lebih rendah dari triwulan IV 2020, yaitu dari -2,19% (yoy)
menjadi -0,74% (yoy). Perbaikan terutama didorong oleh kinerja ekspor
akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal
(belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi
nonbangunan. Sementara itu, perbaikan konsumsi rumah tangga masih
belum kuat dipengaruhi oleh masih terbatasnya mobilitas masyarakat
sejalan dengan pengendalian Covid-19 di sejumlah wilayah. Secara spasial,
perbaikan ekonomi terjadi di seluruh wilayah, dengan Sulawesi-Maluku-
Papua (Sulampua) melanjutkan pertumbuhan positif. Pada triwulan II 2021,
berbagai indikator dini menunjukkan ekonomi terus membaik, seperti
tercermin pada ekspektasi konsumen, penjualan eceran, PMI Manufaktur,
serta realisasi ekspor dan impor yang tetap meningkat. Dari sisi
permintaan, perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan
ekspor dan investasi nonbangunan. Dari sisi lapangan usaha (LU),
peningkatan terjadi di sejumlah sektor seperti Industri Pengolahan,
Perdagangan, dan Konstruksi. Dengan perkembangan tersebut,
pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia
pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1% - 5,1%.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga Mei 2021 memutuskan
untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI 7-day Reverse Repo
Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan dengan prakiraan inflasi yang
7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SUMBER: WORLD ECONOMIC OUTLOOK IMF APRIL 2021
2019 : 2,82020 : -3,32021P : 6,0PDB DUNIA
AS2019 : 2,22020 : -3,52021P : 6,4
EROPA2019 : 1,32020 : -6,62021P : 4,4
TIONGKOK2019 : 6,02020 : 2,32021P : 8,4
INDIA2019 : 4,22020 : -8,02021P : 12,5
JEPANG2019 : 0,32020 : -4,82021P : 3,3
72 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
tetap rendah, serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan
mempercepat upaya pemulihan ekonomi. Bank Indonesia juga terus
mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial
akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia
untuk memperkuat upaya pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut melalui
berbagai langkah kebijakan sebagai berikut a) melanjutkan kebijakan nilai
tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan
fundamental dan mekanisme pasar, b) melanjutkan penguatan strategi
operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter
akomodatif, c) melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar
Kredit (SBDK) perbankan dengan penekanan pada komponen-komponen
SBDK (cost of fund, overhead cost, dan profit margin) dan masih lambatnya
penurunan suku bunga kredit baru, d) memperkuat kebijakan
makroprudensial akomodatif melalui penyempurnaan kebijakan rasio
kredit UMKM menjadi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif
Makroprudensial (RPIM) antara lain melalui perluasan mitra bank dalam
penyaluran pembiayaan inklusif, sekuritisasi pembiayaan inklusif, dan
model bisnis lain, e) menurunkan batas maksimum suku bunga Kartu
Kredit dari 2% menjadi 1,75% per bulan dalam rangka mendukung
transmisi kebijakan suku bunga dan efisiensi transaksi nontunai, berlaku
sejak 1 Juli 2021, f) memperluas pendalaman pasar uang melalui
percepatan pendirian Central Counterparty (CCP) dan standardisasi
transaksi repo yang dapat dikliringkan melalui CCP, g) memfasilitasi
penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan
sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama
dengan instansi terkait.
Adapun target inflasi nasional pada tahun 2021 diperkirakan masih sama
dengan tahun sebelumnya yaitu berada pada kisaran sasaran sebesar
3,0%±1%. Permintaan domestik yang meningkat seiring recovery
perekonomian domestik dapat menjadi faktor pendorong permintaan
inflasi di tahun 2021. Meskipun demikian, Bank Indonesia tetap
berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi
kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah
melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID), guna menjaga inflasi IHK
sesuai kisaran targetnya.
7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMISULAWESI TENGGARA
Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison,
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan
mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2020
dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni
dalam range 3,0% - 4,0%. Perbaikan ekonomi yang lebih tinggi
terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah indikator dini, seperti
perkiraan kegiatan usaha dari sisi konsumen dan perkiraan omzet
penjualan korporasi yang terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut,
harga komoditas nikel yang terus meningkat juga mendorong perbaikan
ekonomi di masa mendatang.
Terus membaiknya penanganan Covid-19 melalui program vaksinasi yang
terencana dan terlaksana dengan baik diperkirakan akan terus
meningkatkan optimisme masyarakat serta dunia usaha dan menjadi
faktor utama akselerasi pemulihan kondisi ekonomi Sulawesi Tenggara
pada tahun 2021. Meskipun demikian, penyebaran Covid varian baru
berpotensi menyebabkan disrupsi pada perdagangan antarwilayah dan
negara.
Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap
penanganan Covid-19 diperkirakan akan terus mendorong kenaikan
aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah perbaikan kondisi
pendapatan yang berdampak langsung pada peningkatan konsumsi.
Selain itu berbagai bantuan yang diberikan pemerintah juga diperkirakan
akan terus dapat menjaga konsumsi masyarakat tidak mampu. Konsumsi
pemerintah juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh
lembali meningkatnya pembangunan proyek-proyek pemerintah yang
sempat tertunda pada masa pandemi serta peningkatan berbagai
kegiatan MICE. Peningkatan harga komoditas dunia yang disertai dengan
kemudahan investasi diperkirakan akan menjadi daya tarik untuk investor
baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi pada industri yang
terkait dengan komoditas unggulan Sulawesi Tenggara.
Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung
oleh industri stainless steel yang menurut rencana akan mencapai
kapasitas maksimalnya pada tahun 2021. Selain itu, beroperasionalnya
pabrik gula dan pabrik aspal dengan kapasitas yang cukup besar juga
SKALA LIKERT
Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi
SUMBER: LIAISON KPW BI SULTRA, BI
I
2019
II III IV I
2020
II III IV
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
-0,50
-1,00I
2021
I
2018
II III IV
LS PENJ. EKSPORLS PENJ. DOMESTIK LS EKSPEKTASI PENJUALAN
II
SBT
Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen
SUMBER: SK KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
PDRB (SB. KANAN)INDEKS PERKIRAAN USAHA (MOV.2Q)
190
180
170
160
150
140
130
120
110
100
%, YOY 8
6
4
2
0
-2
-4I
2019
II III IV I
2020
II III IV I
2021
I IIP
73BAB VIILaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
USD/KG
Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao
SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020
COCOANICKEL
USD/KG17.000
16.000
15.000
14.000
13.000
12.000
11.000
10.000
9.000
8.000
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
2017 2018 2019 20202015 2016 2021P
USD/bbl
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia
SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
2017 2018 2019 20202015 2016 2021P
dapat mendorong peningkatan ekspor Sulawesi Tenggara. Sejalan dengan
kinerja ekspor yang meningkat, kinerja impor juga diperkirakan akan
mengalami peningkatan untuk mendukung aktivitas ekspor tersebut.
Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan diperkirakan akan terjadi
pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha
pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi,
dan lapangan usaha perdagangan. Kinerja lapangan usaha pertanian
diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring peningkatan
permintaan sejalan dengan perbaikan daya beli masyarakat. Sedangkan,
kinerja lapangan usaha pertambangan juga diperkirakan akan mengalami
peningkatan untuk mendukung hilirisasi pengolahan nikel di Sulawesi
Tenggara.
Selain itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan mengalami
peningkatan sejalan dengan pulihnya daya beli dan aktivitas masyarakat
seiring implementasi penanganan Covid-19 yang lebih baik (termasuk
vaksinasi). Lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan akan mengalami
peningkatan didorong oleh pelaksanaan berbagai proyek pembangunan
fisik baik oleh pemerintah maupun swasta setelah tahun lalu banyak
dilakukan penundaan.
Meskipun demikian, upaya peningkatan perekonomian daerah harus terus
dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan
berkualitas pada periode mendatang. Upaya yang dapat dilakukan yakni a)
pengembangan sektor potensial yang memiliki daya dorong besar
terhadap perekonomian dengan risiko penyebaran COVID-19 yang rendah
seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, b) pengembangan
UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru Sulawesi Tenggara, c)
membentuk ekosistem ekonomi dan keuangan digital dalam rangka
mendorong upaya percepatan pemulihan dan pengembangan
perekonomian daerah, serta d) mempercepat realisasi APBD dan stimulus
fiskal untuk mendorong pemulihan ekonomi, dukungan dan
pengembangan UMKM serta insentif usaha.
Tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada
pada sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih
tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan
daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik
diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya
peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah terutama terkait dengan
penetapan tarif cukai rokok dan kenaikan harga tiket angkutan udara
sejalan dengan prakiraan membaiknya penanganan Covid-19 dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan inflasi pada tahun
2021. Disamping itu, potensi kenaikan harga komoditas dunia sejalan
dengan membaiknya ekonomi global dan kebijakan Bank Sentral lainnya
juga dapat mempengaruhi capaian infasi pada tahun 2021. Meskipun
demikian, sinergi TPID yang terus membaik melalui upaya penguatan 4K
(Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancara distribusi, dan
Komunikasi Efektif) dan realisasi KAD perdagangan dapat menjadi faktor
yang menahan peningkatkan inflasi pada periode mendatang sehingga
inflasi tetap terjaga dalam sasaran target.
7.3. PROSPEK INFLASI SULAWESI TENGGARA
74 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021
USD/KG
Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao
SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020
COCOANICKEL
USD/KG17.000
16.000
15.000
14.000
13.000
12.000
11.000
10.000
9.000
8.000
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
2017 2018 2019 20202015 2016 2021P
USD/bbl
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia
SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
2017 2018 2019 20202015 2016 2021P
dapat mendorong peningkatan ekspor Sulawesi Tenggara. Sejalan dengan
kinerja ekspor yang meningkat, kinerja impor juga diperkirakan akan
mengalami peningkatan untuk mendukung aktivitas ekspor tersebut.
Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan diperkirakan akan terjadi
pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha
pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi,
dan lapangan usaha perdagangan. Kinerja lapangan usaha pertanian
diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring peningkatan
permintaan sejalan dengan perbaikan daya beli masyarakat. Sedangkan,
kinerja lapangan usaha pertambangan juga diperkirakan akan mengalami
peningkatan untuk mendukung hilirisasi pengolahan nikel di Sulawesi
Tenggara.
Selain itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan mengalami
peningkatan sejalan dengan pulihnya daya beli dan aktivitas masyarakat
seiring implementasi penanganan Covid-19 yang lebih baik (termasuk
vaksinasi). Lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan akan mengalami
peningkatan didorong oleh pelaksanaan berbagai proyek pembangunan
fisik baik oleh pemerintah maupun swasta setelah tahun lalu banyak
dilakukan penundaan.
Meskipun demikian, upaya peningkatan perekonomian daerah harus terus
dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan
berkualitas pada periode mendatang. Upaya yang dapat dilakukan yakni a)
pengembangan sektor potensial yang memiliki daya dorong besar
terhadap perekonomian dengan risiko penyebaran COVID-19 yang rendah
seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, b) pengembangan
UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru Sulawesi Tenggara, c)
membentuk ekosistem ekonomi dan keuangan digital dalam rangka
mendorong upaya percepatan pemulihan dan pengembangan
perekonomian daerah, serta d) mempercepat realisasi APBD dan stimulus
fiskal untuk mendorong pemulihan ekonomi, dukungan dan
pengembangan UMKM serta insentif usaha.
Tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada
pada sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih
tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan
daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik
diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya
peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah terutama terkait dengan
penetapan tarif cukai rokok dan kenaikan harga tiket angkutan udara
sejalan dengan prakiraan membaiknya penanganan Covid-19 dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan inflasi pada tahun
2021. Disamping itu, potensi kenaikan harga komoditas dunia sejalan
dengan membaiknya ekonomi global dan kebijakan Bank Sentral lainnya
juga dapat mempengaruhi capaian infasi pada tahun 2021. Meskipun
demikian, sinergi TPID yang terus membaik melalui upaya penguatan 4K
(Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancara distribusi, dan
Komunikasi Efektif) dan realisasi KAD perdagangan dapat menjadi faktor
yang menahan peningkatkan inflasi pada periode mendatang sehingga
inflasi tetap terjaga dalam sasaran target.
7.3. PROSPEK INFLASI SULAWESI TENGGARA
74 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021