LAPORAN PEREKONOMIAN - Bank Indonesia

95
LAPORAN PEREKONOMIAN Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2021

Transcript of LAPORAN PEREKONOMIAN - Bank Indonesia

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI SULAWESI TENGGARAJl. Sultan Hasanuddin No.150 Kota KendariSulawesi Tenggara 93122Telepon: (0401) 3121655www.bi.go.id

LAPORANPEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

Mei2021

Penanggung Jawab : Bimo Epyanto

(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara)

Redaktur : Taufik Ariesta Ardhiawan

(Kepala Tim Perumusan KEKDA Provinsi)

Penyunting : Randy Cavendish

(Kepala Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi)

Penulis : Abdel Jawad Shodiq

(Asisten Analis)

: Agus Santoso

(Asisten Analis)

: M. Fauzan Robbani

(Asisten Analis)

: Perdana Wahyu H.

(Asisten Analis)

: Harbianty

(Pelaksana)

Kontributor : Ali Muhasan

(Asisten Analis)

Azhari Angriawan

(Pelaksana)

Dewan RedaksiLaporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

Visi

Misi

Nilai-nilai Strategis Organisasi

Visi, Misi & Nilai StrategisBank Indonesia

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran

Kebijakan Bank Indonesia;

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank

Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;

3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui

sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah

serta kebijakan mitra strategis lain;

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui

sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah

serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank

Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah;

7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan

organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran

internasional yang proaktif.

Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik

di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan atau

berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination

and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

iiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia lain dapat diakses secara online pada :

www.bi.go.id/web/id/Publikasi/

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi :

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA

Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi

Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi

Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari

No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax. (0401) 3122718

Visi

Misi

Nilai-nilai Strategis Organisasi

Visi, Misi & Nilai StrategisBank Indonesia

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran

Kebijakan Bank Indonesia;

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank

Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;

3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui

sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah

serta kebijakan mitra strategis lain;

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui

sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah

serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank

Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah;

7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan

organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran

internasional yang proaktif.

Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik

di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan atau

berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination

and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

iiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia lain dapat diakses secara online pada :

www.bi.go.id/web/id/Publikasi/

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi :

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA

Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi

Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi

Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari

No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax. (0401) 3122718

vLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mempublikasikan

Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2021.

Kami menyusun Laporan Perekonomian Provinsi setiap triwulan

sebagai masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam

merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial maupun

sistem pembayaran serta perwujudan peran kami sebagai

strategic partner bagi stakeholders dalam membangun

perekonomian Sulawesi Tenggara. Laporan perekonomian

Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan menjadi evaluasi triwulan I

2021, dan prospek tahun 2021 yang analisanya mencakup kondisi

perekonomian, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan

dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan

pengelolaan uang, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan

masyarakat.

Secara ringkas, pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi

Tenggara mengalami perbaikan dan berhasil tumbuh positif

seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia

usaha. Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

tercatat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami

kontraksi sebesar 2,15% (yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan

perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong

oleh peningkatan konsumsi, investasi serta penurunan impor.

Namun di sisi lain kinerja ekspor juga mengalami penurunan

dibandingkan periode sebelumnya sehingga menahan

peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan

ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya

pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama, yakni lapangan

usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan

usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan

eceran.

Di sisi inflasi, pada triwulan I 2021 Provinsi Sulawesi Tenggara

tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai

pulihnya aktivitas dan daya beli masyarakat menjadi salah satu

faktor pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain

itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang

laut maupun curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya

pasokan pada periode laporan yang mendorong peningkatan

harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran.

Kedepan, perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021

diperkirakan mengalami perbaikan seiring dengan peningkatan

optimisme masyarakat Sulawesi Tenggara dan lapangan usaha

karena berbagai upaya terkoordinasi Pemerintah dan lembaga

terkait dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi

nasional. Di sisi lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada

tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi nasional

yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih tinggi

dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan

daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik

diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya

peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.

Kata Pengantar

Dalam penyusunan laporan ini, data dan informasi selain dari

internal Bank Indonesia, juga bersumber dari berbagai instansi

terkait, seperti Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kanwil

Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara, berbagai

perusahaan, perbankan, asosiasi dan akademisi serta sumber

lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua

pihak yang membantu penyusunan buku ini.

Kendari, Mei 2021

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Ttd

Bimo Epyanto

Deputi Direktur

iv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mulai

menunjukkan optimisme dan berhasil mencatatkan

pertumbuhan yang positif sebesar 0,06% (yoy). Kedepannya,

perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan

mengalami perbaikan pertumbuhan seiring dengan

peningkatan optimisme masyarakat dan dunia usaha seiring

upaya Pemerintah dan lembaga terkait dalam penanganan

Covid-19 yang semakin membaik.

Akhir kata, selain bermanfaat sebagai referensi terkait kondisi

perekonomian Sulawesi Tenggara kami berharap laporan ini

dapat memperkuat optimisme akan prospek perekonomian

Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Saran serta masukan dari

para pembaca sangat kami harapkan untuk menghasilkan kajian

yang lebih baik ke depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa,

senantiasa melimpahkan keberkahan, kesempurnaan, dan

kemudahan bagi setiap langkah kita dalam berkarya dan

berupaya untuk memajukan perekonomian Indonesia

khususnya Sulawesi Tenggara.

vLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mempublikasikan

Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2021.

Kami menyusun Laporan Perekonomian Provinsi setiap triwulan

sebagai masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam

merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial maupun

sistem pembayaran serta perwujudan peran kami sebagai

strategic partner bagi stakeholders dalam membangun

perekonomian Sulawesi Tenggara. Laporan perekonomian

Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan menjadi evaluasi triwulan I

2021, dan prospek tahun 2021 yang analisanya mencakup kondisi

perekonomian, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan

dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan

pengelolaan uang, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan

masyarakat.

Secara ringkas, pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi

Tenggara mengalami perbaikan dan berhasil tumbuh positif

seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia

usaha. Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

tercatat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami

kontraksi sebesar 2,15% (yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan

perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong

oleh peningkatan konsumsi, investasi serta penurunan impor.

Namun di sisi lain kinerja ekspor juga mengalami penurunan

dibandingkan periode sebelumnya sehingga menahan

peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan

ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya

pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama, yakni lapangan

usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan

usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan

eceran.

Di sisi inflasi, pada triwulan I 2021 Provinsi Sulawesi Tenggara

tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai

pulihnya aktivitas dan daya beli masyarakat menjadi salah satu

faktor pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain

itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang

laut maupun curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya

pasokan pada periode laporan yang mendorong peningkatan

harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran.

Kedepan, perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021

diperkirakan mengalami perbaikan seiring dengan peningkatan

optimisme masyarakat Sulawesi Tenggara dan lapangan usaha

karena berbagai upaya terkoordinasi Pemerintah dan lembaga

terkait dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi

nasional. Di sisi lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada

tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi nasional

yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih tinggi

dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan

daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik

diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya

peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.

Kata Pengantar

Dalam penyusunan laporan ini, data dan informasi selain dari

internal Bank Indonesia, juga bersumber dari berbagai instansi

terkait, seperti Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kanwil

Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara, berbagai

perusahaan, perbankan, asosiasi dan akademisi serta sumber

lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua

pihak yang membantu penyusunan buku ini.

Kendari, Mei 2021

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Ttd

Bimo Epyanto

Deputi Direktur

iv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mulai

menunjukkan optimisme dan berhasil mencatatkan

pertumbuhan yang positif sebesar 0,06% (yoy). Kedepannya,

perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan

mengalami perbaikan pertumbuhan seiring dengan

peningkatan optimisme masyarakat dan dunia usaha seiring

upaya Pemerintah dan lembaga terkait dalam penanganan

Covid-19 yang semakin membaik.

Akhir kata, selain bermanfaat sebagai referensi terkait kondisi

perekonomian Sulawesi Tenggara kami berharap laporan ini

dapat memperkuat optimisme akan prospek perekonomian

Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Saran serta masukan dari

para pembaca sangat kami harapkan untuk menghasilkan kajian

yang lebih baik ke depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa,

senantiasa melimpahkan keberkahan, kesempurnaan, dan

kemudahan bagi setiap langkah kita dalam berkarya dan

berupaya untuk memajukan perekonomian Indonesia

khususnya Sulawesi Tenggara.

Perkembangan Inflasi DaerahBAB III

3.1. Kondisi Umum Inflasi

3.2. Perkembangan Inflasi Bulanan (Month to Month)

3.3. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year on Year)

3.4. Perkembangan Inflasi Menurut Kota

3.5. Inflasi Triwulan II 2021

3.6. Upaya Pengendalian Inflasi

22

23

23

25

26

27

viiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

DAFTAR ISI

Ekonomi Makro RegionalBAB I

Visi Misi Bank Indonesia

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Grafik

Ringkasan Eksekutif

Tabel Indikator Ekonomi

iii

iv

vi

viii

ix

xii

xvi

1.1. Kondisi Umum

1.2. Sisi Permintaan

1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga

1.2.2. Konsumsi Pemerintah

1.2.3. Investasi

1.2.4. Ekspor dan Impor

1.3. Sisi Penawaran: Lapangan Usaha Utama

1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

1.3.2. Pertambangan dan Penggalian

1.3.3. Industri Pengolahan

1.3.4. Perdagangan Besar dan Eceran

1.3.5. Konstruksi

1.4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Lapangan Usaha

Pertambangan

Keuangan PemerintahBAB II

2.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Di

Sulawesi Tenggara

2.2. Perkembangan Realisasi Anggaran APBD

2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi

2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi

2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota

2.3. Perkembangan Realisasi Anggaran APBN

2.3.1. Realisasi APBN Provinsi

2.3.2. Realisasi Anggaran Dana Desa

14

14

14

15

16

18

18

18

2

3

3

4

4

5

6

7

8

8

9

9

10

vi Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Stabilitas Keuangan DaerahBAB IV

4.1. Gambaran Umum Stabilitas Keuangan Daerah

4.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi SektorRumah

Tangga

4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan

4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

4.3. Asesmen Sektor Korporasi

4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

4.3.2. Kinerja Korporasi

4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

4.4. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) dI

Sulawesi Tenggara

4.4.1. Aset Bank Umum

4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

4.4.3. Penyaluran Kredit

4.4.4. Perbankan Syariah

4.5. Akses Keuangan

4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.2. Akses Keuangan Kepada Penduduk

34

34

34

35

36

38

38

38

39

41

41

42

43

45

46

46

47

Sistem Pembayaran& Pengelolaan Uang Rupiah

BAB V

5.1. GAMBARAN UMUM

5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai

5.2.1. Perkembangan Transaksi Kliring

5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGS

5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)

5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan

Bank (KUPVA-BB)

5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)

5.3. Pengelolaan Uang Tunai

5.3.1. Aliran Uang Kartal

5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar

5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli

52

52

53

54

54

56

56

57

57

58

58

Kondisi Tenaga Kerja& Kesejahteraan

BAB VI

64

64

66

6.1 Gambaran Umum

6.2 Ketenagakerjaan

6.3 Kesejahteraan

Prospek Perekonomian DaerahBAB VII

72

72

72

73

74

7.1. Prospek Perekonomian Global dan Nasional

7.1.1. Prospek Perekonomian Global

7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional

7.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara

7.3. Prospek Inflasi Sulawesi Tenggara

Perkembangan Inflasi DaerahBAB III

3.1. Kondisi Umum Inflasi

3.2. Perkembangan Inflasi Bulanan (Month to Month)

3.3. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year on Year)

3.4. Perkembangan Inflasi Menurut Kota

3.5. Inflasi Triwulan II 2021

3.6. Upaya Pengendalian Inflasi

22

23

23

25

26

27

viiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

DAFTAR ISI

Ekonomi Makro RegionalBAB I

Visi Misi Bank Indonesia

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Grafik

Ringkasan Eksekutif

Tabel Indikator Ekonomi

iii

iv

vi

viii

ix

xii

xvi

1.1. Kondisi Umum

1.2. Sisi Permintaan

1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga

1.2.2. Konsumsi Pemerintah

1.2.3. Investasi

1.2.4. Ekspor dan Impor

1.3. Sisi Penawaran: Lapangan Usaha Utama

1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

1.3.2. Pertambangan dan Penggalian

1.3.3. Industri Pengolahan

1.3.4. Perdagangan Besar dan Eceran

1.3.5. Konstruksi

1.4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Lapangan Usaha

Pertambangan

Keuangan PemerintahBAB II

2.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Di

Sulawesi Tenggara

2.2. Perkembangan Realisasi Anggaran APBD

2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi

2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi

2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota

2.3. Perkembangan Realisasi Anggaran APBN

2.3.1. Realisasi APBN Provinsi

2.3.2. Realisasi Anggaran Dana Desa

14

14

14

15

16

18

18

18

2

3

3

4

4

5

6

7

8

8

9

9

10

vi Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Stabilitas Keuangan DaerahBAB IV

4.1. Gambaran Umum Stabilitas Keuangan Daerah

4.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi SektorRumah

Tangga

4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan

4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

4.3. Asesmen Sektor Korporasi

4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

4.3.2. Kinerja Korporasi

4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi

4.4. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) dI

Sulawesi Tenggara

4.4.1. Aset Bank Umum

4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

4.4.3. Penyaluran Kredit

4.4.4. Perbankan Syariah

4.5. Akses Keuangan

4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKM

4.5.2. Akses Keuangan Kepada Penduduk

34

34

34

35

36

38

38

38

39

41

41

42

43

45

46

46

47

Sistem Pembayaran& Pengelolaan Uang Rupiah

BAB V

5.1. GAMBARAN UMUM

5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai

5.2.1. Perkembangan Transaksi Kliring

5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGS

5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)

5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan

Bank (KUPVA-BB)

5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)

5.3. Pengelolaan Uang Tunai

5.3.1. Aliran Uang Kartal

5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar

5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli

52

52

53

54

54

56

56

57

57

58

58

Kondisi Tenaga Kerja& Kesejahteraan

BAB VI

64

64

66

6.1 Gambaran Umum

6.2 Ketenagakerjaan

6.3 Kesejahteraan

Prospek Perekonomian DaerahBAB VII

72

72

72

73

74

7.1. Prospek Perekonomian Global dan Nasional

7.1.1. Prospek Perekonomian Global

7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional

7.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara

7.3. Prospek Inflasi Sulawesi Tenggara

Daftar Tabel

23

24

25

26

41

41

44

44

64

68

3

7

15

16

17

18

18

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi

Permintaan

Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi

Penawaran

Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan

Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara

Kumulatif Triwulan I 2021

Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja

Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021

Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan

Pendapatan dan Belanja APBD per

Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021

Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan

Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada

Triwulan I 2021

Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021

Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok

Barang/Jasa (%, mtm)

Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan

Sulawesi Tenggara

Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok

Barang & Jasa (%, yoy)

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota

Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi

Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten

Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten

Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi

Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun

Ke Atas Di Sulawesi Tenggara

Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi

Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020

viii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Daftar Grafik

10

10

14

14

14

17

17

22

22

22

22

25

25

26

26

34

34

34

34

35

35

35

35

36

36

36

36

2

2

2

2

3

3

4

4

4

4

5

5

5

5

5

6

6

6

7

7

8

8

8

8

8

9

9

9

9

10

10

10

Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi

Tenggara Triwulan I 2021

Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I

2021

Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan

Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)

Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara

Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah

Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor

Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di

Sulawesi Tenggara

Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per

Sektor

Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri

Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri

Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran

Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara

Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara

Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank

Indonesia

Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara

Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara

Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara

Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei

Bank Indonesia

Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara

Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan

Sulawesi Tenggara

Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi

Sulawesi Tenggara

Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi

dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara

Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan

APBD Sulawesi Tenggara

Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi

Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama

Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021

Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi

Tenggara

Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari

Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara

Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara

Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota

Kendari dan Kota Baubau

Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan

Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap

PDRB Sulawesi Tenggara

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit

dan DPK Sulawesi Tenggara

Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara

Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga

Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara

Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara

Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara

Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya

Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT

Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT

Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT

Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT

ixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Daftar Tabel

23

24

25

26

41

41

44

44

64

68

3

7

15

16

17

18

18

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi

Permintaan

Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi

Penawaran

Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan

Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara

Kumulatif Triwulan I 2021

Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja

Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021

Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan

Pendapatan dan Belanja APBD per

Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021

Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan

Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada

Triwulan I 2021

Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021

Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok

Barang/Jasa (%, mtm)

Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan

Sulawesi Tenggara

Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok

Barang & Jasa (%, yoy)

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota

Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi

Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten

Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten

Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi

Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun

Ke Atas Di Sulawesi Tenggara

Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi

Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020

viii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Daftar Grafik

10

10

14

14

14

17

17

22

22

22

22

25

25

26

26

34

34

34

34

35

35

35

35

36

36

36

36

2

2

2

2

3

3

4

4

4

4

5

5

5

5

5

6

6

6

7

7

8

8

8

8

8

9

9

9

9

10

10

10

Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi

Tenggara Triwulan I 2021

Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I

2021

Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan

Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)

Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara

Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah

Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor

Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di

Sulawesi Tenggara

Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per

Sektor

Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi

Tenggara

Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri

Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri

Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran

Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara

Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara

Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank

Indonesia

Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara

Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara

Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara

Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara

Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara

Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei

Bank Indonesia

Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara

Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan

Sulawesi Tenggara

Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi

Sulawesi Tenggara

Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi

dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara

Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan

APBD Sulawesi Tenggara

Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi

Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama

Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021

Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi

Tenggara

Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari

Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara

Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara

Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota

Kendari dan Kota Baubau

Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan

Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap

PDRB Sulawesi Tenggara

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit

dan DPK Sulawesi Tenggara

Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara

Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga

Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara

Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara

Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara

Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya

Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT

Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT

Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT

Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT

ixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Daftar Grafik

52

52

52

52

53

53

53

53

54

54

54

54

55

55

55

55

55

55

56

56

56

56

57

57

57

57

37

37

37

37

37

37

38

38

38

39

39

40

40

40

40

42

42

43

43

43

43

45

45

46

46

46

46

46

46

47

47

47

47

Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit

Grafik 4.14 NPL KPR

Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit

Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB

Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna

Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna

Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor

Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara

Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison

Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan

Korporasi di Sulawesi Tenggara

Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan

Korporasi di Sulawesi Tenggara

Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi

Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di

Perbankan Sulawesi Tenggara

Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi

Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara

Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank

Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara

Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan

Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah

Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah

Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah

Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah

Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM

Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM

Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara

Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja

Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja

Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran

Nontunai di Sulawesi Tenggara

Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran

Nontunai Sulawesi Tenggara

Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring

Debet Penyerahan di Sultra

Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian

Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat

Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

Grafik 5.12 P e r k e m b a n g a n Tr a n s a k s i K l i r i n g P e r

Kota/Kabupaten

Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar

Negeri

Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar

Negeri

Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik

Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik

Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing

Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan

Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.22 qPersebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota

Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD

Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi

Tenggara

x Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Daftar Grafik

57

58

58

64

65

65

65

66

66

67

67

67

67

72

73

73

74

74

Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas

Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas

Keliling di Sulawesi Tenggara

Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan

Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan

Lapangan Pekerjaan

Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan Sektor Usaha

Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga

Kerja

Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan

Kerja Sulawesi Tenggara

Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi

Tenggara

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi

Tenggara

Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen

Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara

Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi

Tenggara

Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen

Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi

Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia

Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao

xiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Daftar Grafik

52

52

52

52

53

53

53

53

54

54

54

54

55

55

55

55

55

55

56

56

56

56

57

57

57

57

37

37

37

37

37

37

38

38

38

39

39

40

40

40

40

42

42

43

43

43

43

45

45

46

46

46

46

46

46

47

47

47

47

Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit

Grafik 4.14 NPL KPR

Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit

Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB

Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna

Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna

Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor

Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara

Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison

Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan

Korporasi di Sulawesi Tenggara

Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan

Korporasi di Sulawesi Tenggara

Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi

Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di

Perbankan Sulawesi Tenggara

Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi

Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara

Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank

Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara

Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan

Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah

Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah

Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah

Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah

Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM

Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM

Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara

Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi

Tenggara

Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja

Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja

Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran

Nontunai di Sulawesi Tenggara

Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran

Nontunai Sulawesi Tenggara

Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring

Debet Penyerahan di Sultra

Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian

Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat

Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

Grafik 5.12 P e r k e m b a n g a n Tr a n s a k s i K l i r i n g P e r

Kota/Kabupaten

Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar

Negeri

Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar

Negeri

Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik

Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik

Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing

Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan

Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.22 qPersebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota

Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD

Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi

Tenggara

Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di

Sulawesi Tenggara

Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi

Tenggara

x Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Daftar Grafik

57

58

58

64

65

65

65

66

66

67

67

67

67

72

73

73

74

74

Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas

Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas

Keliling di Sulawesi Tenggara

Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan

Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan

Lapangan Pekerjaan

Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan Sektor Usaha

Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga

Kerja

Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan

Kerja Sulawesi Tenggara

Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi

Tenggara

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi

Tenggara

Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen

Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara

Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi

Tenggara

Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen

Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi

Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia

Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao

xiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Secara agregat pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami perbaikan dan

berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode

laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy).

Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong oleh

perbaikan konsumsi RT, investasi serta penurunan impor. Disatu sisi kinerja ekspor tercatat mengalami

perlambatan meskipun secara pertumbuhan masih dalam level pertumbuhan yang tinggi. Sementara itu,

dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh

meningkatnya pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian, lapangan

usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.

Pertumbuhan Ekonomi Daerah

RINGKASANEKSEKUTIF

Perekonomian Sulawesi

Tenggara mengalami

pertumbuhan pada triwulan

I 2021. Peningkatan

aktivitas masyarakat dan

perbaikan sebagian besar

lapangan usaha utama

mendorong perbaikan

perekonomian Sulawesi

Tenggara pada periode

tersebut

Pada triwulan I 2021, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar

14,42% dari rencana APBD Provinsi Tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun sebelumnya sebesar 13,70%. Demikian juga secara nominal, realisasi pendapatan tersebut

mengalami peningkatan sebesar Rp28,78 miliar dari sebelumnya Rp570,79 miliar menjadi Rp599,57

miliar. Peningkatan juga terjadi pada penyerapan realisasi belanja APBD yang mengalami peningkatan

dari 4,99% pada triwulan I 2020 menjadi 5,86% pada periode laporan. Realisasi belanja APBN tercatat

sebesar 18,33% dari pagu anggaran, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan

serapan 11,83%. Tingginya serapan tersebut didorong oleh realisasi belanja modal dan belanja barang

masing-masing 23,41% dan 13,46%. Secara nominal, penyerapan anggaran belanja APBN Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021 juga mengalami peningkatan sebesar Rp543,21 miliar dari periode yang

sama tahun sebelumnya.

Keuangan PemerintahRealisasi pendapatan dan

belanja pada APBD serta

realisasi belanja pada APBN

di Sulawesi Tenggara

mengalami peningkatan

xii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas

dan daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan inflasi pada

triwulan I 2021. Selain itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun

curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode laporan yang mendorong

peningkatan harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran. Upaya pengendalian inflasi

yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah

(TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya menjaga kestabilan

harga dan pasokan menjelang perayaan Bulan ramadhan dan HBKN melalui berbagai kegiatan, seperti

sidak pasar dan operasi pangan murah, pengembangan program klaster, serta inisiasi kerjasama

antardaerah.

Inflasi DaerahTekanan inflasi tahunan

Sulawesi Tenggara

mengalami peningkatan

pada triwulan I 2021 dengan

capaian sebesar 1,87% (yoy)

Pada triwulan I 2021 pertumbuhan kredit menurut lokasi proyek mencatatkan kontraksi sebesar 0,35%

(yoy), belum terlihat perbaikan jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar yang tumbuh sebesar

5,53% (yoy). Meskipun demikian, dari sisi risiko kondisi Sultra masih relatif terjaga dengan mencatatkan

rasio NPL dibawah 5% meskipun tercatat terjadi kenaikan dari sebelumnya 1,96% menjadi 2,06% pada

triwulan I 2021. Hal ini karena sebagian besar kondisi lapangan usaha yang masih mengalami tekanan

selama pandemi Covid-19. Disisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga di perbankan Sulawesi Tenggara

tercatat mengalami peningkatan dari tumbuh sebesar 18,37% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 21,34%

(yoy) pada triwulan I 2021.

Stabilitas Keuangan DaerahStimulus pemerintah dan

otoritas terkait belum

mampu mendorong

pemulihan kinerja lembaga

keuangan di Sultra.

Meskipun demikian,

stabilitas keuangan daerah

masih terjaga.

Selama triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi nominal mengalami penurunan

dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari nominal transaksi BI RTGS dan SKNBI

pada triwulan I 2021 sebesar Rp6,47 triliun, turun sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun, namun mengalami peningkatan apabila

dibandingkan dengan triwulan I 2020 sebesar 28,51% (yoy). Transaksi nontunai secara nominal

didominasi oleh penggunaan RTGS sebesar 65,16% dan sisanya sebesar 34,84% menggunakan SKNBI.

Disisi lain, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021 mencatatkan net-inflow sebesar Rp1,52

triliun, dengan detail inflow sebesar Rp1,76 triliun atau tumbuh 19,86% (yoy) dibandingkan inflow yang

terjadi pada triwulan I 2020 yang sebesar Rp1,47 triliun yang menandakan kegiatan ekonomi masyarakat

masih tertahan dikarenakan kebutuhan uang di masyarakat cenderung menurun. Pada Triwulan I 2021,

jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi Tenggara sebanyak 6.159 agen, mengalami

peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau tumbuh sebesar

31,10% (yoy). Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI Sultra

meningkatkan kerja sama dengan perbankan terutama untuk penyediaan uang layak edar kepada

masyarakat. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk mengurangi aktivitas kas keliling guna

mencegah terjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan UangKegiatan transaksi baik

tunai maupun nontunai di

Sulawesi Tenggara

cenderung mengalami

penurunan dibandingkan

dengan triwulan

sebelumnya. Kondisi

tersebut sejalan dengan

pola historis pada triwulan

sebelumnya yang

merupakan periode puncak,

sehingga mengalami

moderasi pada triwulan I

2021.

xiiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Kinerja ketenagakerjaan masyarakat Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami penurunan

dibandingkan periode sebelumnya dan beberapa indikator masih berada pada level pesimis. Hal tersebut

dipengaruhi oleh belum kembali normalnya kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan,

serta efisiensi oleh penyedia lapangan pekerjaan yang menyebabkan jumlah penyerapan tenaga kerja

yang masih berada dibawah peningkatan jumlah angkatan kerja, sehingga berimplikasi pada

peningkatan tingkat pengangguran. Demikian juga dari sisi kesejahteraan masyarakat Sulawesi

Tenggara pada triwulan I yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang

terlihat dari indeks penghasilan masyarakat yang mengalami penurunan. Hal ini juga sejalan dengan

penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode tersebut dan penduduk miskin di Sulawesi Tenggara

tercatat mengalami peningkatan.

Kondisi Tenaga Kerja dan KesejahteraanKondisi ketenagakerjaan

terindikasi mengalami

penurunan dan masih berada

pada level pesimis. Selain itu,

tingkat kesejahteraan

masyarakat juga terpantau

mengalami penurunan.

Secara agregat pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami perbaikan dan

berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode

laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06% (yoy), mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy).

Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didorong oleh

perbaikan konsumsi RT, investasi serta penurunan impor. Disatu sisi kinerja ekspor tercatat mengalami

perlambatan meskipun secara pertumbuhan masih dalam level pertumbuhan yang tinggi. Sementara itu,

dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh

meningkatnya pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian, lapangan

usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.

Pertumbuhan Ekonomi Daerah

RINGKASANEKSEKUTIF

Perekonomian Sulawesi

Tenggara mengalami

pertumbuhan pada triwulan

I 2021. Peningkatan

aktivitas masyarakat dan

perbaikan sebagian besar

lapangan usaha utama

mendorong perbaikan

perekonomian Sulawesi

Tenggara pada periode

tersebut

Pada triwulan I 2021, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar

14,42% dari rencana APBD Provinsi Tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun sebelumnya sebesar 13,70%. Demikian juga secara nominal, realisasi pendapatan tersebut

mengalami peningkatan sebesar Rp28,78 miliar dari sebelumnya Rp570,79 miliar menjadi Rp599,57

miliar. Peningkatan juga terjadi pada penyerapan realisasi belanja APBD yang mengalami peningkatan

dari 4,99% pada triwulan I 2020 menjadi 5,86% pada periode laporan. Realisasi belanja APBN tercatat

sebesar 18,33% dari pagu anggaran, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan

serapan 11,83%. Tingginya serapan tersebut didorong oleh realisasi belanja modal dan belanja barang

masing-masing 23,41% dan 13,46%. Secara nominal, penyerapan anggaran belanja APBN Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021 juga mengalami peningkatan sebesar Rp543,21 miliar dari periode yang

sama tahun sebelumnya.

Keuangan PemerintahRealisasi pendapatan dan

belanja pada APBD serta

realisasi belanja pada APBN

di Sulawesi Tenggara

mengalami peningkatan

xii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas

dan daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan inflasi pada

triwulan I 2021. Selain itu, perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun

curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode laporan yang mendorong

peningkatan harga pada beberapa komoditas ikan segar dan sayur-sayuran. Upaya pengendalian inflasi

yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah

(TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya menjaga kestabilan

harga dan pasokan menjelang perayaan Bulan ramadhan dan HBKN melalui berbagai kegiatan, seperti

sidak pasar dan operasi pangan murah, pengembangan program klaster, serta inisiasi kerjasama

antardaerah.

Inflasi DaerahTekanan inflasi tahunan

Sulawesi Tenggara

mengalami peningkatan

pada triwulan I 2021 dengan

capaian sebesar 1,87% (yoy)

Pada triwulan I 2021 pertumbuhan kredit menurut lokasi proyek mencatatkan kontraksi sebesar 0,35%

(yoy), belum terlihat perbaikan jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar yang tumbuh sebesar

5,53% (yoy). Meskipun demikian, dari sisi risiko kondisi Sultra masih relatif terjaga dengan mencatatkan

rasio NPL dibawah 5% meskipun tercatat terjadi kenaikan dari sebelumnya 1,96% menjadi 2,06% pada

triwulan I 2021. Hal ini karena sebagian besar kondisi lapangan usaha yang masih mengalami tekanan

selama pandemi Covid-19. Disisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga di perbankan Sulawesi Tenggara

tercatat mengalami peningkatan dari tumbuh sebesar 18,37% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 21,34%

(yoy) pada triwulan I 2021.

Stabilitas Keuangan DaerahStimulus pemerintah dan

otoritas terkait belum

mampu mendorong

pemulihan kinerja lembaga

keuangan di Sultra.

Meskipun demikian,

stabilitas keuangan daerah

masih terjaga.

Selama triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi nominal mengalami penurunan

dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari nominal transaksi BI RTGS dan SKNBI

pada triwulan I 2021 sebesar Rp6,47 triliun, turun sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun, namun mengalami peningkatan apabila

dibandingkan dengan triwulan I 2020 sebesar 28,51% (yoy). Transaksi nontunai secara nominal

didominasi oleh penggunaan RTGS sebesar 65,16% dan sisanya sebesar 34,84% menggunakan SKNBI.

Disisi lain, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021 mencatatkan net-inflow sebesar Rp1,52

triliun, dengan detail inflow sebesar Rp1,76 triliun atau tumbuh 19,86% (yoy) dibandingkan inflow yang

terjadi pada triwulan I 2020 yang sebesar Rp1,47 triliun yang menandakan kegiatan ekonomi masyarakat

masih tertahan dikarenakan kebutuhan uang di masyarakat cenderung menurun. Pada Triwulan I 2021,

jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi Tenggara sebanyak 6.159 agen, mengalami

peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau tumbuh sebesar

31,10% (yoy). Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI Sultra

meningkatkan kerja sama dengan perbankan terutama untuk penyediaan uang layak edar kepada

masyarakat. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk mengurangi aktivitas kas keliling guna

mencegah terjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan UangKegiatan transaksi baik

tunai maupun nontunai di

Sulawesi Tenggara

cenderung mengalami

penurunan dibandingkan

dengan triwulan

sebelumnya. Kondisi

tersebut sejalan dengan

pola historis pada triwulan

sebelumnya yang

merupakan periode puncak,

sehingga mengalami

moderasi pada triwulan I

2021.

xiiiLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Kinerja ketenagakerjaan masyarakat Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami penurunan

dibandingkan periode sebelumnya dan beberapa indikator masih berada pada level pesimis. Hal tersebut

dipengaruhi oleh belum kembali normalnya kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan,

serta efisiensi oleh penyedia lapangan pekerjaan yang menyebabkan jumlah penyerapan tenaga kerja

yang masih berada dibawah peningkatan jumlah angkatan kerja, sehingga berimplikasi pada

peningkatan tingkat pengangguran. Demikian juga dari sisi kesejahteraan masyarakat Sulawesi

Tenggara pada triwulan I yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang

terlihat dari indeks penghasilan masyarakat yang mengalami penurunan. Hal ini juga sejalan dengan

penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode tersebut dan penduduk miskin di Sulawesi Tenggara

tercatat mengalami peningkatan.

Kondisi Tenaga Kerja dan KesejahteraanKondisi ketenagakerjaan

terindikasi mengalami

penurunan dan masih berada

pada level pesimis. Selain itu,

tingkat kesejahteraan

masyarakat juga terpantau

mengalami penurunan.

xiv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Sulawesi

Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan

tahun 2020 dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni dalam range 3,0% -

4,0%. Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap penanganan Covid-19

diperkirakan akan terus mendorong kenaikan aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah

perkiraan perbaikan kondisi pendapatan. Perbaikan juga didorong oleh konsumsi pemerintah juga

diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh kembali berlanjutnya pembangunan proyek-

proyek pemerintah yang sempat tertunda pada masa pandemi, serta peningkatan berbagai kegiatan

MICE. Selain itu, kinerja ekspor juga diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan kinerja industri

Besi dan Baja, serta industri pengolahan makanan. Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan

diperkirakan akan terjadi pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha pertanian,

lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan. Di sisi

lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi

nasional yaitu sebesar 3,0% ± 1%, namun sedikit lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Peningkatan aktivitas dan daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik diperkirakan

menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.

Prospek PerekonomianPertumbuhan ekonomi

Sultra pada tahun 2021

diperkirakan mengalami

peningkatan. Sejalan

dengan hal tersebut, inflasi

juga diperkirakan akan

mengalami peningkatan

namun masih berada dalam

sasaran target inflasi

nasional.

xiv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Sulawesi

Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan

tahun 2020 dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni dalam range 3,0% -

4,0%. Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap penanganan Covid-19

diperkirakan akan terus mendorong kenaikan aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah

perkiraan perbaikan kondisi pendapatan. Perbaikan juga didorong oleh konsumsi pemerintah juga

diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh kembali berlanjutnya pembangunan proyek-

proyek pemerintah yang sempat tertunda pada masa pandemi, serta peningkatan berbagai kegiatan

MICE. Selain itu, kinerja ekspor juga diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan kinerja industri

Besi dan Baja, serta industri pengolahan makanan. Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan

diperkirakan akan terjadi pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha pertanian,

lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan. Di sisi

lain, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada pada sasaran inflasi

nasional yaitu sebesar 3,0% ± 1%, namun sedikit lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Peningkatan aktivitas dan daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik diperkirakan

menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.

Prospek PerekonomianPertumbuhan ekonomi

Sultra pada tahun 2021

diperkirakan mengalami

peningkatan. Sejalan

dengan hal tersebut, inflasi

juga diperkirakan akan

mengalami peningkatan

namun masih berada dalam

sasaran target inflasi

nasional.

TABELINDIKATOR

INDIKATORI II

2019

III IV I

2020

II III IV

PDRB dan IHK

xviii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Sumber : BPS

1)Indeks Harga Konsumen

- Kendari

- Baubau

1)Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

- Sulawesi Tenggara

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Pengadaan Listrik, Gas

5. Pengadaan Air

6. Konstruksi

7. Perdagangan Besar & Eceran,

8. Transportasi dan Pergudangan

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

10. Informasi dan Komunikasi

11. Jasa Keuangan

12. Real Estate

13. Jasa Perusahaan

14. Adm Pemerintahan,

15. Jasa Pendidikan

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

17. Jasa Lainnya

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto

5. Perubahan Inventori

6. Ekspor

7. Impor

Total PDRB (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (%, yoy)

129,1

136,5

2,60

5.169

4.519

1.403

11

41

2.665

2.731

996

128

574

493

326

46

1.075

1.084

220

322

10.603

254

2.622

8.764

(60)

5.208

5.586

21.805

6,4

135,4

137,7

3,49

5.442

4.921

1.510

12

42

2.910

2.999

1.074

129

580

511

342

50

1.127

1.087

225

328

11.059

268

3.322

9.479

(57)

6.338

7.118

23.290

6,3

135,4

137,7

3,49

5.442

4.921

1.510

12

42

2.910

2.999

1.074

129

580

511

342

50

1.127

1.087

225

328

11.059

268

3.322

9.479

(57)

6.338

7.118

23.290

6,3

132,6

138,5

2,70

5.606

5.292

1.454

12

44

3.311

3.197

1.184

145

602

560

363

52

1.248

1.142

239

336

11.348

264

3.680

10.429

(127)

7.354

8.162

24.786

6,9

103,2

102,3

0,99

5.400

4.766

1.525

12

44

2.692

2.851

1.022

133

616

537

352

47

1.088

1.144

241

324

11.140

246

2.619

9.012

94

6.556

6.872

22.794

4,5

104,8

103,2

(0,15)

5.443

4.623

1.487

11

45

2.793

2.819

936

116

635

508

347

45

1.186

1.160

240

304

10.779

245

3.230

9.010

(105)

7.066

7.526

22.699

(2,5)

105,6

103,9

1,43

5.370

4.916

1.576

11

44

3.207

2.918

1.062

132

639

536

343

49

1.192

1.193

251

317

11.104

259

3.552

9.754

314

9.531

10.757

23.756

(1,8)

105,3

104,8

1,33

5.484

4.909

1.700

13

44

3.300

2.905

1.136

138

639

571

344

49

1.281

1.151

256

320

11.232

263

3.545

10.135

(145)

14.096

14.886

24.241

(2,2)

1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018

I

105,3

104,2

1,87

5.482

4.513

1.586

13

44

2.728

2.871

1.005

135

630

559

353

47

1.123

1.145

248

314

11.090

241

2.542

9.000

101

11.476

11.655

22.795

0,1

2021

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah 1) Lokasi Bank

INDIKATOR

PERBANKAN

Total Asset (Rp miliar)

- Bank Konvensional

- Bank Syariah

Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar)

- Giro

- Tabungan

- Deposito

1) Kredit Bank Umum (Rp miliar)

- Modal Kerja

- Investasi

- Konsumsi

NPL Bank Umum(%)

LDR (%)

KAS (RP MILIAR)

- Inflow

- Outflow

- Net (Inflow - Outflow)

KLIRING

- Volume (ribu transaksi)

- Nominal (Rp miliar)

RTGS DARI PERBANKAN SULTRA

- Volume (transaksi)

- Nominal (Rp miliar)

I II

2019

29.965

28.499

1.466

20.739

4.630

10.114

5.995

23.792

6.225

2.488

15.079

2,42

113

1.440

416

1.024

48

1.660

662

1.110

31.078

29.531

1.547

21.661

5.935

10.341

5.385

24.456

6.481

2.564

15.411

2,52

108

1.560

1.494

66

49

1.719

634

2.015

III

32.116

30.455

1.661

22.166

5.598

10.629

5.939

25.045

6.635

2.657

15.754

2,51

113

868

1.011

(143)

55

1.911

2.180

4.136

IV

34.027

32.401

1.626

21.914

3.202

12.493

6.219

25.528

6.650

2.640

16.237

2,33

116

413

2.135

(1.723)

62

2.360

2.901

5.477

I

32.339

30.593

1.747

21.014

4.527

11.087

5.400

26.036

6.899

2.672

16.465

2,65

124

1.466

316

1.150

53

2.145

2.091

2.895

2020

II

33.594

31.782

1.812

22.891

4.529

11.887

6.475

25.845

6.815

2.599

16.431

2,55

113

831

1.455

(624)

49

1.950

2.138

2.921

III

35.391

33.476

1.915

25.880

5.757

12.606

7.517

26.454

7.323

2.592

16.539

2,27

102

731

1.108

(378)

56

2.157

2.535

2.981

IV

37.210

35.170

2.040

25.940

3.454

14.512

7.975

27.258

7.856

2.637

16.766

1,96

105

325

2.249

(1.924)

66

2.510

3.559

4.159

Perbankan & Sistem Pembayaran

xixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

I

36.114

33.968

2.146

25.497

4.793

13.755

6.948

27.717

8.104

2.728

16.884

2,06

108

1.757

238

1.519

72

2.021

3.451

3.780

2021

TABELINDIKATOR

INDIKATORI II

2019

III IV I

2020

II III IV

PDRB dan IHK

xviii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Sumber : BPS

1)Indeks Harga Konsumen

- Kendari

- Baubau

1)Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

- Sulawesi Tenggara

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Pengadaan Listrik, Gas

5. Pengadaan Air

6. Konstruksi

7. Perdagangan Besar & Eceran,

8. Transportasi dan Pergudangan

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

10. Informasi dan Komunikasi

11. Jasa Keuangan

12. Real Estate

13. Jasa Perusahaan

14. Adm Pemerintahan,

15. Jasa Pendidikan

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

17. Jasa Lainnya

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto

5. Perubahan Inventori

6. Ekspor

7. Impor

Total PDRB (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (%, yoy)

129,1

136,5

2,60

5.169

4.519

1.403

11

41

2.665

2.731

996

128

574

493

326

46

1.075

1.084

220

322

10.603

254

2.622

8.764

(60)

5.208

5.586

21.805

6,4

135,4

137,7

3,49

5.442

4.921

1.510

12

42

2.910

2.999

1.074

129

580

511

342

50

1.127

1.087

225

328

11.059

268

3.322

9.479

(57)

6.338

7.118

23.290

6,3

135,4

137,7

3,49

5.442

4.921

1.510

12

42

2.910

2.999

1.074

129

580

511

342

50

1.127

1.087

225

328

11.059

268

3.322

9.479

(57)

6.338

7.118

23.290

6,3

132,6

138,5

2,70

5.606

5.292

1.454

12

44

3.311

3.197

1.184

145

602

560

363

52

1.248

1.142

239

336

11.348

264

3.680

10.429

(127)

7.354

8.162

24.786

6,9

103,2

102,3

0,99

5.400

4.766

1.525

12

44

2.692

2.851

1.022

133

616

537

352

47

1.088

1.144

241

324

11.140

246

2.619

9.012

94

6.556

6.872

22.794

4,5

104,8

103,2

(0,15)

5.443

4.623

1.487

11

45

2.793

2.819

936

116

635

508

347

45

1.186

1.160

240

304

10.779

245

3.230

9.010

(105)

7.066

7.526

22.699

(2,5)

105,6

103,9

1,43

5.370

4.916

1.576

11

44

3.207

2.918

1.062

132

639

536

343

49

1.192

1.193

251

317

11.104

259

3.552

9.754

314

9.531

10.757

23.756

(1,8)

105,3

104,8

1,33

5.484

4.909

1.700

13

44

3.300

2.905

1.136

138

639

571

344

49

1.281

1.151

256

320

11.232

263

3.545

10.135

(145)

14.096

14.886

24.241

(2,2)

1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018

I

105,3

104,2

1,87

5.482

4.513

1.586

13

44

2.728

2.871

1.005

135

630

559

353

47

1.123

1.145

248

314

11.090

241

2.542

9.000

101

11.476

11.655

22.795

0,1

2021

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah 1) Lokasi Bank

INDIKATOR

PERBANKAN

Total Asset (Rp miliar)

- Bank Konvensional

- Bank Syariah

Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar)

- Giro

- Tabungan

- Deposito

1) Kredit Bank Umum (Rp miliar)

- Modal Kerja

- Investasi

- Konsumsi

NPL Bank Umum(%)

LDR (%)

KAS (RP MILIAR)

- Inflow

- Outflow

- Net (Inflow - Outflow)

KLIRING

- Volume (ribu transaksi)

- Nominal (Rp miliar)

RTGS DARI PERBANKAN SULTRA

- Volume (transaksi)

- Nominal (Rp miliar)

I II

2019

29.965

28.499

1.466

20.739

4.630

10.114

5.995

23.792

6.225

2.488

15.079

2,42

113

1.440

416

1.024

48

1.660

662

1.110

31.078

29.531

1.547

21.661

5.935

10.341

5.385

24.456

6.481

2.564

15.411

2,52

108

1.560

1.494

66

49

1.719

634

2.015

III

32.116

30.455

1.661

22.166

5.598

10.629

5.939

25.045

6.635

2.657

15.754

2,51

113

868

1.011

(143)

55

1.911

2.180

4.136

IV

34.027

32.401

1.626

21.914

3.202

12.493

6.219

25.528

6.650

2.640

16.237

2,33

116

413

2.135

(1.723)

62

2.360

2.901

5.477

I

32.339

30.593

1.747

21.014

4.527

11.087

5.400

26.036

6.899

2.672

16.465

2,65

124

1.466

316

1.150

53

2.145

2.091

2.895

2020

II

33.594

31.782

1.812

22.891

4.529

11.887

6.475

25.845

6.815

2.599

16.431

2,55

113

831

1.455

(624)

49

1.950

2.138

2.921

III

35.391

33.476

1.915

25.880

5.757

12.606

7.517

26.454

7.323

2.592

16.539

2,27

102

731

1.108

(378)

56

2.157

2.535

2.981

IV

37.210

35.170

2.040

25.940

3.454

14.512

7.975

27.258

7.856

2.637

16.766

1,96

105

325

2.249

(1.924)

66

2.510

3.559

4.159

Perbankan & Sistem Pembayaran

xixLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

I

36.114

33.968

2.146

25.497

4.793

13.755

6.948

27.717

8.104

2.728

16.884

2,06

108

1.757

238

1.519

72

2.021

3.451

3.780

2021

EkonomiMakroRegional

BAB I

EkonomiMakroRegional

BAB I

1.1. KONDISI UMUM

2 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2021

Sulawesi, Maluku, Papua

3,26%

Tw I'21 ≥ Tw I'20

Tw I’21 ≤ Tw I’20

Sumatera

-0,86%

Jawa -0,83%

Balinusra -5,16%

Kalimantan

-2,23%

Aceh : -1,95%

Sumut : -1,85%

Riau : 0,41%

Sumbar : -0,16%

Lampung : -2,10%

Kepri : -1,19%

Bengkulu : -1,58%

Kep. Babel : 0,97%

Sumsel : 0,41%

Jambi : 0,33%

Kalbar : -0,10%

Kalsel : -1,25%

Kaltim : -2,96%

Kalteng : -3,12%

Kaltara : -1,91%

Banten : -0,39%

Jakarta : -1,65%

Jabar : -0,83%

Jateng : -0,87%

Yogyakarta : 6,14%

Jatim : 0,44%

Bali : -9,85%

Ntb : -1,13%

Ntt : 0,12%

Sulut : 1,87%

Gorontalo : -1,98%

Sulteng : 6,26%

Sulbar : -1,20%

Sulsel : -0,21%

Sultra : -0,06%

Maluku : -1,88%

Maluku Utara : 13,45%

Papua : 14,28%

Papua Barat : 1,47%

3,26%-0,83% -5,16%-2,23%Sumatera

-0,86%

Sulawesi,Maluku, Papua Jawa Balinusra Kalimantan

NASIONAL : -0,74% (YoY)

SUMBER: BPS, DIOLAH

% YOY

Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH

PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONALPERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA

Sultra2019 = 6,50%

Sultra2020 = -0,65% 0,06%

-0,74%

-8,0%

-6,0%

-4,0%

-2,0%

0,0%

2,0%

4,0%

6,0%

8,0%

Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I 2021

SUMBER: BPS, ADHB, DIOLAH

Pertanian 25,01%

Pertambangan 19,72%

Perdagangan 12,58%

Konstruksi 12,78%

Jasa Pendidikan 4,75%

Adm Pemerintahan 4,92%

Transportasi3,97%

PRIMER SEKUNDERTERSIER

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Ind Pengolahan 7,20%

3BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

1.2.1. Konsumsi Rumah TanggaRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, konsumsi rumah tangga tercatat mengalami

kontraksi sebesar 0,43% (yoy), walaupun masih tumbuh negatif angka

tersebut lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar 1,02% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut sejalan dengan

perbaikan penanganan Covid-19 antara lain melalui vaksinasi yang mulai

dilakukan yang mendorong peningkatan aktivitas masyarakat pada

periode laporan serta ekspektasi masyarakat. Peningkatan tersebut juga

disertai dengan peningkatan aktivitas lapangan usaha. Peningkatan

aktivitas masyarakat antara lain tercermin dari data Google Mobility Report

Pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami

perbaikan dan berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan

aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode laporan,

perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06%

(yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020

yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy) (Grafik 1.1). Tren perbaikan

ekonomi tersebut juga terjadi hampir pada seluruh provinsi di Indonesia

yang menyebabkan perekonomian Indonesia juga mengalami perbaikan

dan tetap dalam jalur pemulihan meskipun masih mengalami kontraksi

sebesar 0,74% (yoy).

Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada

triwulan I 2021 didorong oleh perbaikan konsumsi dan investasi, serta

penurunan impor. Namun di sisi lain kinerja ekspor tercatat mengalami

perlambatan meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi.

Sementara itu dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan

beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian,

lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta

lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.

Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan

Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi

tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga

mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%

pada periode laporan.

Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan

Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi

tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga

mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%

pada periode laporan.

%

Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan

SUMBER: BPS, DIOLAH

KONS. PEMERINTAHKONSUMSI

PERUBAHAN INVENTORIINVESTASI

IMPOREKSPOR

-35,00-30,00-25,00-20,00-15,00-10,00-5,000,005,00

10,0015,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV 20202019I

2021

1.2. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan (komponen pengeluaran pada PDRB), perbaikan

perekonomian yang terjadi pada triwulan I 2021 disebabkan oleh

peningkatan pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan

investasi serta penurunan impor meskipun sedikit tertahan oleh

penurunan kinerja ekspor. Berdasarkan pangsanya, perekonomian

Sulawesi Tenggara didominasi oleh konsumsi rumah tangga, kinerja impor

dan ekspor dengan pangsa masing-masing sebesar 50,7%, 43,1% dan

41,4% (Tabel 1.1).

yang menunjukkan rata-rata aktivitas di toko bahan makanan dan apotek

meningkat dari 13,8% di atas baseline pada triwulan IV 2020 menjadi

sebesar 15,7% di atas baseline pada triwulan I 2021. Kenaikan konsumsi

rumah tangga ini juga selaras dengan kenaikan konsumsi durable goods

dan indeks ekspektasi ekonomi masyarakat dalam Survey Konsumen

Sulawesi Tenggara.

Selain itu berbagai upaya yang dilakukan pemerintah melalui bantuan

sosial juga diperkirakan memiliki dampak positif untuk menjaga

ketahanan keuangan masyarakat yang berujung pada peningkatan

konsumsi. Peningkatan penerimaan juga terlihat dari peningkatan indeks

Yang Diterima dalam NTP sebesar 1,02% (yoy) menjadi sebesar 101,37, lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 100,98

(Grafik 1.5).

Di tengah perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, penyaluran kredit

konsumsi justru mengalami penurunan yang mengindikasikan

masyarakat cenderung self sufficient dan menghindari beban kredit di

masa mendatang. Pada triwulan I 2021, kredit konsumsi tercatat

mengalami kontraksi sebesar 2,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan

periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,32% (yoy) (Grafik 1.6).

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

KOMPONEN PENGELUARAN

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi LNPRT

Konsumsi Pemerintah

PMTB

Perubahan Inventori

Ekspor

Impor

PDRB

I II

2019

5.65

12.13

3.91

2.89

(116.42)

35.21

11.25

6.38

6.20

12.22

6.54

3.96

(77.90)

66.52

57.40

6.32

III

6.17

7.91

6.81

6.83

6.31

35.79

31.45

6.43

IV

6.20

7.36

5.84

7.19

(4.44)

43.76

37.82

6.86

I

5.05

(3.04)

(2.23)

2.83

(256.67)

25.97

22.22

4.53

2020

II

(2.95)

(8.32)

(4.81)

(4.94)

84.52

11.88

4.71

(2.59)

III

(1.30)

(2.28)

0.02

(3.23)

52.01

40.29

35.99

(1.89)

IV

(1.02)

(0.63)

(2.87)

(2.82)

13.56

92.05

83.10

(2.15)

PANGSA

50.7%

1.0%

11.7%

37.9%

0.5%

41.4%

43.1%

Sumber: BPS, ADHK, diolah Rasio = perbandingan terhadap total PDRB di Tw I 2020LNPRT= Lembaga Non Profit melayani Rumah Tangga PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi);p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara

I

(0.43)

(2.03)

0.68

(0.13)

7.84

75.33

71.92

0.06

2021

18,11 18,22

Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara

KREDIT KONSUMSI GKREDI N U ( B N )T KO S MSI S . KA AN

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-2,68%

4,32%

100,98 101,37

Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)

INDEKS YANG DITERIMA (NTP) GINDEKS YANG DITERIMA (NTP)

RP TRILIUN

SUMBER: BPS, DIOLAH

YOY1,02%

-19,41%

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-25,00%

-20,00%

-15,00%

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

14,50

15,00

15,50

16,00

16,50

17,00

17,50

18,00

18,50

19,00

1.1. KONDISI UMUM

2 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2021

Sulawesi, Maluku, Papua

3,26%

Tw I'21 ≥ Tw I'20

Tw I’21 ≤ Tw I’20

Sumatera

-0,86%

Jawa -0,83%

Balinusra -5,16%

Kalimantan

-2,23%

Aceh : -1,95%

Sumut : -1,85%

Riau : 0,41%

Sumbar : -0,16%

Lampung : -2,10%

Kepri : -1,19%

Bengkulu : -1,58%

Kep. Babel : 0,97%

Sumsel : 0,41%

Jambi : 0,33%

Kalbar : -0,10%

Kalsel : -1,25%

Kaltim : -2,96%

Kalteng : -3,12%

Kaltara : -1,91%

Banten : -0,39%

Jakarta : -1,65%

Jabar : -0,83%

Jateng : -0,87%

Yogyakarta : 6,14%

Jatim : 0,44%

Bali : -9,85%

Ntb : -1,13%

Ntt : 0,12%

Sulut : 1,87%

Gorontalo : -1,98%

Sulteng : 6,26%

Sulbar : -1,20%

Sulsel : -0,21%

Sultra : -0,06%

Maluku : -1,88%

Maluku Utara : 13,45%

Papua : 14,28%

Papua Barat : 1,47%

3,26%-0,83% -5,16%-2,23%Sumatera

-0,86%

Sulawesi,Maluku, Papua Jawa Balinusra Kalimantan

NASIONAL : -0,74% (YoY)

SUMBER: BPS, DIOLAH

% YOY

Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH

PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONALPERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA

Sultra2019 = 6,50%

Sultra2020 = -0,65% 0,06%

-0,74%

-8,0%

-6,0%

-4,0%

-2,0%

0,0%

2,0%

4,0%

6,0%

8,0%

Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I 2021

SUMBER: BPS, ADHB, DIOLAH

Pertanian 25,01%

Pertambangan 19,72%

Perdagangan 12,58%

Konstruksi 12,78%

Jasa Pendidikan 4,75%

Adm Pemerintahan 4,92%

Transportasi3,97%

PRIMER SEKUNDERTERSIER

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Ind Pengolahan 7,20%

3BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

1.2.1. Konsumsi Rumah TanggaRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, konsumsi rumah tangga tercatat mengalami

kontraksi sebesar 0,43% (yoy), walaupun masih tumbuh negatif angka

tersebut lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar 1,02% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut sejalan dengan

perbaikan penanganan Covid-19 antara lain melalui vaksinasi yang mulai

dilakukan yang mendorong peningkatan aktivitas masyarakat pada

periode laporan serta ekspektasi masyarakat. Peningkatan tersebut juga

disertai dengan peningkatan aktivitas lapangan usaha. Peningkatan

aktivitas masyarakat antara lain tercermin dari data Google Mobility Report

Pada triwulan I 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara mengalami

perbaikan dan berhasil tumbuh positif seiring dengan peningkatan

aktivitas masyarakat dan dunia usaha. Pada periode laporan,

perekonomian Sulawesi Tenggara tercatat dapat tumbuh sebesar 0,06%

(yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020

yang mengalami kontraksi sebesar 2,15% (yoy) (Grafik 1.1). Tren perbaikan

ekonomi tersebut juga terjadi hampir pada seluruh provinsi di Indonesia

yang menyebabkan perekonomian Indonesia juga mengalami perbaikan

dan tetap dalam jalur pemulihan meskipun masih mengalami kontraksi

sebesar 0,74% (yoy).

Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada

triwulan I 2021 didorong oleh perbaikan konsumsi dan investasi, serta

penurunan impor. Namun di sisi lain kinerja ekspor tercatat mengalami

perlambatan meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi.

Sementara itu dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Tenggara disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan

beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha pertanian,

lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta

lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.

Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan

Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi

tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga

mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%

pada periode laporan.

Meskipun mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi, pangsa

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi dan

Nasional cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021, andil

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian Sulawesi

tercatat sebesar 12,10%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang sebesar 12,51%. Sementara itu, sumbangan

perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap perekonomian nasional juga

mengalami penurunan dari 0,84% pada triwulan IV 2020 menjadi 0,79%

pada periode laporan.

%

Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan

SUMBER: BPS, DIOLAH

KONS. PEMERINTAHKONSUMSI

PERUBAHAN INVENTORIINVESTASI

IMPOREKSPOR

-35,00-30,00-25,00-20,00-15,00-10,00-5,000,005,00

10,0015,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV 20202019I

2021

1.2. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan (komponen pengeluaran pada PDRB), perbaikan

perekonomian yang terjadi pada triwulan I 2021 disebabkan oleh

peningkatan pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan

investasi serta penurunan impor meskipun sedikit tertahan oleh

penurunan kinerja ekspor. Berdasarkan pangsanya, perekonomian

Sulawesi Tenggara didominasi oleh konsumsi rumah tangga, kinerja impor

dan ekspor dengan pangsa masing-masing sebesar 50,7%, 43,1% dan

41,4% (Tabel 1.1).

yang menunjukkan rata-rata aktivitas di toko bahan makanan dan apotek

meningkat dari 13,8% di atas baseline pada triwulan IV 2020 menjadi

sebesar 15,7% di atas baseline pada triwulan I 2021. Kenaikan konsumsi

rumah tangga ini juga selaras dengan kenaikan konsumsi durable goods

dan indeks ekspektasi ekonomi masyarakat dalam Survey Konsumen

Sulawesi Tenggara.

Selain itu berbagai upaya yang dilakukan pemerintah melalui bantuan

sosial juga diperkirakan memiliki dampak positif untuk menjaga

ketahanan keuangan masyarakat yang berujung pada peningkatan

konsumsi. Peningkatan penerimaan juga terlihat dari peningkatan indeks

Yang Diterima dalam NTP sebesar 1,02% (yoy) menjadi sebesar 101,37, lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 100,98

(Grafik 1.5).

Di tengah perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, penyaluran kredit

konsumsi justru mengalami penurunan yang mengindikasikan

masyarakat cenderung self sufficient dan menghindari beban kredit di

masa mendatang. Pada triwulan I 2021, kredit konsumsi tercatat

mengalami kontraksi sebesar 2,68% (yoy), lebih rendah dibandingkan

periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,32% (yoy) (Grafik 1.6).

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

KOMPONEN PENGELUARAN

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi LNPRT

Konsumsi Pemerintah

PMTB

Perubahan Inventori

Ekspor

Impor

PDRB

I II

2019

5.65

12.13

3.91

2.89

(116.42)

35.21

11.25

6.38

6.20

12.22

6.54

3.96

(77.90)

66.52

57.40

6.32

III

6.17

7.91

6.81

6.83

6.31

35.79

31.45

6.43

IV

6.20

7.36

5.84

7.19

(4.44)

43.76

37.82

6.86

I

5.05

(3.04)

(2.23)

2.83

(256.67)

25.97

22.22

4.53

2020

II

(2.95)

(8.32)

(4.81)

(4.94)

84.52

11.88

4.71

(2.59)

III

(1.30)

(2.28)

0.02

(3.23)

52.01

40.29

35.99

(1.89)

IV

(1.02)

(0.63)

(2.87)

(2.82)

13.56

92.05

83.10

(2.15)

PANGSA

50.7%

1.0%

11.7%

37.9%

0.5%

41.4%

43.1%

Sumber: BPS, ADHK, diolah Rasio = perbandingan terhadap total PDRB di Tw I 2020LNPRT= Lembaga Non Profit melayani Rumah Tangga PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi);p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara

I

(0.43)

(2.03)

0.68

(0.13)

7.84

75.33

71.92

0.06

2021

18,11 18,22

Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara

KREDIT KONSUMSI GKREDI N U ( B N )T KO S MSI S . KA AN

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-2,68%

4,32%

100,98 101,37

Grafik 1.5 Indeks Yang Diterima (NTP)

INDEKS YANG DITERIMA (NTP) GINDEKS YANG DITERIMA (NTP)

RP TRILIUN

SUMBER: BPS, DIOLAH

YOY1,02%

-19,41%

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-25,00%

-20,00%

-15,00%

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

14,50

15,00

15,50

16,00

16,50

17,00

17,50

18,00

18,50

19,00

4 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara

REALISASI APBD GREALISASI APBD (RHS)

RP MILIAR

SUMBER: LRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA, BPKAD, DIOLAH

%,YOY

28,43 10,25

1.926,45

306,69

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

1.036,75

83,04

Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah

DPK PEMERINTAH GDPK PEMERINTAH

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI KC/KCP, DIOLAH

YOY

(96,95)

(4,45)

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

- 500

1.000 1.500

2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000

1.2.3. InvestasiRealisasi Triwulan I 2021Investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi

sebesar 0,13% (yoy), mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,82% (yoy). Perbaikan laju

investasi disebabkan oleh peningkatan realisasi penanaman modal asing

dan penanaman modal dalam negeri seiring dengan terus berjalannya

proyek stategis nasional, pembangunan smelter industri pengolahan nikel

serta investasi terkait industri pengolahan lainnya (gula dan aspal).

Kinerja penanaman modal asing (PMA) berada dalam tren meningkat

dengan tumbuh sebesar 0,43% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 0,52% (yoy). Terus

berlangsungnya pembangunan smelter mendorong peningkatan investasi

investasi logam dasar. Peningkatan investasi tersebut sejalan dengan

upaya peningkatan produktivitas industri pengolahan nikel untuk

memenuhi permintaan dari Tiongkok.

Sejalan dengan tren pada penanaman modal asing, penanaman modal

dalam negeri (PMDN) juga mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2021,

PMDN tumbuh sebesar 3,95% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan

Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor

US$ (JUTA)

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

-

100

200

300

400

500

600

TRANSPORTASI, GUDANG & TELEKOMUNIKASIIND. LOGAM DASARIND. LOGAM DASAR

PERTAMBANGANPERUMAHAN

LAINNYAIND. MINERAL NON LOGAM

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara

PMA (US$ JUTA) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

US$ (JUTA)

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

YOY

0,43

(0,52)

234,20

549,34

-100%-50%0%50%100%150%200%250%300%350%400%

-

100

200

300

400

500

600

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara

PMDN (RP MILIAR) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

RP (MILIAR)

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

YOY

3,95

0,19

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

219,42 520,36

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor

RP MILIAR

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

IND. MAKANPERTANIAN

LISTRIK, GAS & AIRIND. LOGAM DASAR

LAINNYAPERTAMBANGAN

-

500,0

1.000,0

1.500,0

2.000,0

2.500,0

3.000,0

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara

KREDIT INVESTASI G KREDIT INVESTASI (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-22,06%-14,95%

5,395,16

-30,0%

-20,0%

-10,0%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

1.2.2. Konsumsi PemerintahRealisasi Triwulan I 2021Pada triwulan I 2021, konsumsi pemerintah tercatat mengalami perbaikan

kinerja dengan tumbuh sebesar 0,68% (yoy), lebih baik dibandingkan

dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,87% (yoy).

Peningkatan tersebut terjadi karena berbagai upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah untuk mempercepat penyerapan anggaran. Capaian

realisasi anggaran Pemerintah Daerah pada triwulan I 2021 (terutama

APBN) melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selain itu,

belanja operasional (termasuk belanja pegawai seperti kegiatan rapat dan

kedinasan) juga mengalami peningkatan seiring dengan normalisasi

aktivitas paska vaksinasi (Grafik1.7). Belanja pemerintah daerah tercatat

mengalami peningkatan sebesar 28,43% (yoy), lebih tinggi jika

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,25%

(yoy).

Peningkatan konsumsi pemerintah tersebut juga tercermin dari DPK

pemerintah yang tercatat mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021 DPK

pemerintah daerah mengalami penurunan dari -4,45% (yoy) pada triwulan

IV 2020 menjadi -96,95% (yoy) pada periode laporan. Penurunan DPK yang

lebih cepat mengindikasikan pencairan anggaran yang lebih awal.

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,19% (yoy). Hal tersebut

disebabkan oleh peningkatan penanaman modal pada sektor pertanian

untuk mendukung rencana produksi perdana industri pengolahan gula

pada triwulan II 2021. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada sektor

industri logam dasar dan pertambangan seiring dengan peningkatan

aktivitas industri pengolahan nikel.

Ditengah perbaikan kinerja investasi pada triwulan I 2021, pertumbuhan

kredit investasi di Sulawesi Tenggara justru mengalami perlambatan. Pada

triwulan I 2021, kredit investasi di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami

kontraksi sebesar 22,06% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 14,95% (yoy).

1.2.4. Ekspor dan ImporRealisasi Ekspor Triwulan I 2021

Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat mengalami perlambatan, meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi sebesar 75,33% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 92,05% (yoy). Perlambatan kinerja ekspor dipicu oleh penurunan kinerja ekspor antardaerah seiring penurunan produksi komoditas perikanan yang selama ini menjadi komoditas andalan Sulawesi Tenggara. Hal tersebut tercermin dari pendaratan ikan yang mengalami kontraksi sebesar 11,13% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 10,59% (yoy). Anomali gelombang yang terjadi terutama di sekitar fishing ground menyebabkan penurunan produksi ikan tersebut.

Meskipun demikian, perlambatan kinerja ekspor masih tertahan oleh ekspor luar negeri yang tercatat mengalami peningkatan yang menyebabkan kinerja ekspor masih dapat tumbuh tinggi pada triwulan I 2021. Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar 87,48% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 58,62% (yoy). Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor stainless steel, meskipun disisi lain terdapat penurunan laju pertumbuhan ekspor feronikel pada periode laporan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya penyerapan hasil produksi industri feronikel oleh industri olahan stainless steel. Pada

Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

EKSPOR SULTRA G EKSPOR SULTRA (SB. KANAN)

JUTA US$

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

87,48%

58,62%

942,39

781,07

- 100 200 300 400 500 600 700 800 900

1.000

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

Tiongkok

India

92,64%

4,66%

Korea Selatan

Belanda

0,45%

1,28%

Lainnya0,97%

4 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.7 Belanja Operasi APBD Sulawesi Tenggara

REALISASI APBD GREALISASI APBD (RHS)

RP MILIAR

SUMBER: LRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA, BPKAD, DIOLAH

%,YOY

28,43 10,25

1.926,45

306,69

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

1.036,75

83,04

Grafik 1.8 DPK Pemerintah Daerah

DPK PEMERINTAH GDPK PEMERINTAH

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI KC/KCP, DIOLAH

YOY

(96,95)

(4,45)

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

- 500

1.000 1.500

2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000

1.2.3. InvestasiRealisasi Triwulan I 2021Investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi

sebesar 0,13% (yoy), mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,82% (yoy). Perbaikan laju

investasi disebabkan oleh peningkatan realisasi penanaman modal asing

dan penanaman modal dalam negeri seiring dengan terus berjalannya

proyek stategis nasional, pembangunan smelter industri pengolahan nikel

serta investasi terkait industri pengolahan lainnya (gula dan aspal).

Kinerja penanaman modal asing (PMA) berada dalam tren meningkat

dengan tumbuh sebesar 0,43% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 0,52% (yoy). Terus

berlangsungnya pembangunan smelter mendorong peningkatan investasi

investasi logam dasar. Peningkatan investasi tersebut sejalan dengan

upaya peningkatan produktivitas industri pengolahan nikel untuk

memenuhi permintaan dari Tiongkok.

Sejalan dengan tren pada penanaman modal asing, penanaman modal

dalam negeri (PMDN) juga mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2021,

PMDN tumbuh sebesar 3,95% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan

Grafik 1.10 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor

US$ (JUTA)

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

-

100

200

300

400

500

600

TRANSPORTASI, GUDANG & TELEKOMUNIKASIIND. LOGAM DASARIND. LOGAM DASAR

PERTAMBANGANPERUMAHAN

LAINNYAIND. MINERAL NON LOGAM

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara

PMA (US$ JUTA) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

US$ (JUTA)

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

YOY

0,43

(0,52)

234,20

549,34

-100%-50%0%50%100%150%200%250%300%350%400%

-

100

200

300

400

500

600

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.11 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara

PMDN (RP MILIAR) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

RP (MILIAR)

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

YOY

3,95

0,19

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

219,42 520,36

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor

RP MILIAR

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

IND. MAKANPERTANIAN

LISTRIK, GAS & AIRIND. LOGAM DASAR

LAINNYAPERTAMBANGAN

-

500,0

1.000,0

1.500,0

2.000,0

2.500,0

3.000,0

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara

KREDIT INVESTASI G KREDIT INVESTASI (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-22,06%-14,95%

5,395,16

-30,0%

-20,0%

-10,0%

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

1.2.2. Konsumsi PemerintahRealisasi Triwulan I 2021Pada triwulan I 2021, konsumsi pemerintah tercatat mengalami perbaikan

kinerja dengan tumbuh sebesar 0,68% (yoy), lebih baik dibandingkan

dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,87% (yoy).

Peningkatan tersebut terjadi karena berbagai upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah untuk mempercepat penyerapan anggaran. Capaian

realisasi anggaran Pemerintah Daerah pada triwulan I 2021 (terutama

APBN) melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selain itu,

belanja operasional (termasuk belanja pegawai seperti kegiatan rapat dan

kedinasan) juga mengalami peningkatan seiring dengan normalisasi

aktivitas paska vaksinasi (Grafik1.7). Belanja pemerintah daerah tercatat

mengalami peningkatan sebesar 28,43% (yoy), lebih tinggi jika

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,25%

(yoy).

Peningkatan konsumsi pemerintah tersebut juga tercermin dari DPK

pemerintah yang tercatat mengalami penurunan. Pada triwulan I 2021 DPK

pemerintah daerah mengalami penurunan dari -4,45% (yoy) pada triwulan

IV 2020 menjadi -96,95% (yoy) pada periode laporan. Penurunan DPK yang

lebih cepat mengindikasikan pencairan anggaran yang lebih awal.

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,19% (yoy). Hal tersebut

disebabkan oleh peningkatan penanaman modal pada sektor pertanian

untuk mendukung rencana produksi perdana industri pengolahan gula

pada triwulan II 2021. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada sektor

industri logam dasar dan pertambangan seiring dengan peningkatan

aktivitas industri pengolahan nikel.

Ditengah perbaikan kinerja investasi pada triwulan I 2021, pertumbuhan

kredit investasi di Sulawesi Tenggara justru mengalami perlambatan. Pada

triwulan I 2021, kredit investasi di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami

kontraksi sebesar 22,06% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 14,95% (yoy).

1.2.4. Ekspor dan ImporRealisasi Ekspor Triwulan I 2021

Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat mengalami perlambatan, meskipun masih berada pada level pertumbuhan yang tinggi sebesar 75,33% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 92,05% (yoy). Perlambatan kinerja ekspor dipicu oleh penurunan kinerja ekspor antardaerah seiring penurunan produksi komoditas perikanan yang selama ini menjadi komoditas andalan Sulawesi Tenggara. Hal tersebut tercermin dari pendaratan ikan yang mengalami kontraksi sebesar 11,13% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 10,59% (yoy). Anomali gelombang yang terjadi terutama di sekitar fishing ground menyebabkan penurunan produksi ikan tersebut.

Meskipun demikian, perlambatan kinerja ekspor masih tertahan oleh ekspor luar negeri yang tercatat mengalami peningkatan yang menyebabkan kinerja ekspor masih dapat tumbuh tinggi pada triwulan I 2021. Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar 87,48% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 58,62% (yoy). Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor stainless steel, meskipun disisi lain terdapat penurunan laju pertumbuhan ekspor feronikel pada periode laporan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya penyerapan hasil produksi industri feronikel oleh industri olahan stainless steel. Pada

Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

EKSPOR SULTRA G EKSPOR SULTRA (SB. KANAN)

JUTA US$

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

87,48%

58,62%

942,39

781,07

- 100 200 300 400 500 600 700 800 900

1.000

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

Tiongkok

India

92,64%

4,66%

Korea Selatan

Belanda

0,45%

1,28%

Lainnya0,97%

6 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran

SUMBER: BPS, DIOLAH

PERTAMBANGANPERTANIAN

KONSTRUKSIINDUSTRI PENGOLAHAN

LAINNYAPERDAGANGAN

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV 20202019I

2021

Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

IMPORT SULTRA G IMPORT SULTRA (SB. KANAN)

JUTA US$

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

12,11%-36,43%

344,45 367,43

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

-

100

200

300

400

500

600

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

Tiongkok

Australia

49,29%

17,51%

Afsel

Lainnya

27,36%

5,84%

1.3. SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA UTAMADari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terjadi selaras dengan peningkatan laju pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 25,01% dan 19,72%. Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar 12,78%, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 12,58% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,20%. Struktur ekonomi tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

7BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Realisasi Impor Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami

penurunan. Impor pada periode tersebut tumbuh sebesar 71,92% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 83,10% (yoy). Penurunan yang terjadi pada impor tersebut

disebabkan oleh penurunan pada impor antardaerah, meskipun

peningkatan impor luar negeri menahan penurunan lebih jauh. Penurunan

pada impor antardaerah ditengarai disebabkan meningkatnya

pemenuhan kebutuhan masyarkat dari dalam wilayah Sulawesi Tenggara

terutama setelah berlalunya HKBN natal dan tahun baru.

Berbeda halnya dengan impor antardaerah, kinerja impor luar negeri

mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada triwulan I 2021, impor

luar negeri tumbuh sebesar 12,11% (yoy), jauh lebih tinggi jika dibandingkan

dengan periode sebelumnya yang terkontrakasi sebesar 36,43% (yoy).

Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara

RIBU USD

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

IKAN BEKU RAJUNGAN UDANG GURITA DAGING IKAN LAINNYA

TW IV 2020 TW I 2021

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Berdasarkan data Bea Cukai, impor Sulawesi Tenggara pada periode

laporan adalah sebesar 367,43 juta dollar Amerika, mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar

344,45 juta dollar Amerika.

Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh barang

antara dengan pangsa sebesar 85,43% kemudian diikuti oleh impor

barang modal dengan pangsa sebesar 14,47%. Sementara untuk negara

asalnya, kegiatan impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh barang-

barang dari Tiongkok dengan pangsa mencapai 49,29% kemudian diikut

oleh Afrika Selatan dan Australia dengan pangsa masing-masing sebesar

27,36% dan 17,51%.

Pada triwulan I 2021, impor barang antara tumbuh sebesar 60,98% (yoy),

meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang kontraksi sebesar

35,65% (yoy). Peningkatan tersebut seiring kebutuhan operasional

industri stainless stee; dan feronikel Sulawesi Tenggara. Selain itu, impor

barang konsumsi juga mengalami peningkatan yaitu dari sebesar -45,40%

(yoy) menjadi 28,99% (yoy). Peningkatan impor luar negeri lebih jauh pada

periode laporan tertahan oleh penurunan impor barang modal. Pada

triwulan I 2021, impor barang modal tercatat terkontraksi sebesar 59,88%

(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 38,43% (yoy).

1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan PerikananRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan

(selanjutnya disebut usaha pertanian) mengalami peningkatan

pertumbuhan. Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 1,51% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi

Dalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi TenggaraSumber: BPS, ADHK, diolah

Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

KOMPONEN PENGELUARAN

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik, Gas

Pengadaan Air

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran

Transportasi dan Pergudangan

Akomodasi dan Makan Minum

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Sosial

Jasa Lainnya

PDRB

I II

2019

5.19

6.57

2.51

7.11

6.44

10.13

8.24

2.12

6.27

7.32

1.53

2.53

5.76

6.98

9.77

7.85

4.98

6.38

6.51

5.81

16.69

7.71

5.07

4.64

7.82

2.02

2.05

7.94

3.55

1.57

4.57

2.35

6.39

6.55

5.63

6.32

III

3.09

8.68

12.31

4.72

1.99

7.93

7.62

4.58

3.95

7.89

7.35

4.35

4.69

(0.01)

6.14

8.52

4.93

6.43

IV

5.33

6.78

12.18

8.04

2.55

5.78

7.40

8.49

7.46

8.15

15.45

6.76

5.86

5.34

5.92

10.66

2.83

6.86

I

4.47

4.84

10.80

7.54

5.42

1.01

4.27

2.56

3.57

7.27

8.86

7.77

1.14

1.28

5.57

9.67

0.66

4.53

2020

II

(0.02)

(6.91)

0.44

(6.13)

6.05

(4.02)

(5.99)

(12.84)

(10.06)

9.55

(0.60)

1.38

(9.24)

5.20

6.73

6.43

(7.48)

(2.59)

III

(0.05)

(8.32)

4.19

(5.84)

1.79

0.03

(5.14)

(6.25)

(4.87)

9.38

3.04

(1.59)

(2.34)

4.01

2.40

9.29

(4.04)

(1.89)

IV

(2.17)

(6.25)

13.52

3.38

0.16

(0.35)

(9.14)

(4.01)

(4.19)

6.17

1.92

(5.15)

(4.44)

2.68

0.80

7.06

(4.73)

(2.15)

PANGSA

25.01%

19.72%

7.20%

0.04%

0.18%

12.78%

12.58%

3.97%

0.58%

1.84%

2.58%

1.39%

0.20%

4.92%

4.75%

1.03%

1.23%

I

1.51

(3.85)

(0.02)

3.22

1.04

1.35

0.81

(1.66)

1.68

2.25

4.10

0.30

(0.40)

3.16

0.08

2.83

(3.23)

0.06

2021

Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara

LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

LUAS (RIBU HA)

SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH

YOY

31,45%

24,75%

64,32

19,24

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-

10

20

30

40

50

60

70

80

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

sebesar 2,17% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan

produksi padi pada periode laporan seiring dengan pergeseran pola panen

yang lebih awal. Pada triwulan I 2021, produksi padi di Sulawesi Tenggara

tercatat tumbuh sebesar 31,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,75% (yoy) (Grafik 1.20).

Meskipun demikian, peningkatan tersebut tertahan oleh penurunan pada

produksi ikan seiring anomali gelombang yang terjadi pada periode

laporan. Produksi ikan mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu dari

10,59% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi -11,13% (yoy) pada triwulan I

2021 (Grafik1.21).

triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy), lebih rendah

jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh

sebesar 7,64% (yoy).

Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didominasi

oleh feronikel dan stainless steel dengan pangsa pasar masing-masing

sebesar 52,55% dan 46,14%. Berdasarkan negara tujuan ekspornya,

Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari Sulawesi Tenggara

dengan pangsa mencapai 92,64% diikuti oleh India dan Korea Selatan

dengan pangsa masing-masing sebesar 4,66% dan 0,45%.

Pada periode mendatang, perekonomian Sulawesi Tenggara diperkirakan

akan kembali mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi yang didukung

oleh perbaikan kinerja pada seluruh lapangan usaha utama Sulawesi

Tenggara seiring peningkatan aktivitas perekonomian pada periode

mendatang.

6 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran

SUMBER: BPS, DIOLAH

PERTAMBANGANPERTANIAN

KONSTRUKSIINDUSTRI PENGOLAHAN

LAINNYAPERDAGANGAN

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV 20202019I

2021

Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

IMPORT SULTRA G IMPORT SULTRA (SB. KANAN)

JUTA US$

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

12,11%-36,43%

344,45 367,43

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

-

100

200

300

400

500

600

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

Tiongkok

Australia

49,29%

17,51%

Afsel

Lainnya

27,36%

5,84%

1.3. SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA UTAMADari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terjadi selaras dengan peningkatan laju pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran. Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 25,01% dan 19,72%. Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar 12,78%, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 12,58% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,20%. Struktur ekonomi tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

7BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Realisasi Impor Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami

penurunan. Impor pada periode tersebut tumbuh sebesar 71,92% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 83,10% (yoy). Penurunan yang terjadi pada impor tersebut

disebabkan oleh penurunan pada impor antardaerah, meskipun

peningkatan impor luar negeri menahan penurunan lebih jauh. Penurunan

pada impor antardaerah ditengarai disebabkan meningkatnya

pemenuhan kebutuhan masyarkat dari dalam wilayah Sulawesi Tenggara

terutama setelah berlalunya HKBN natal dan tahun baru.

Berbeda halnya dengan impor antardaerah, kinerja impor luar negeri

mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada triwulan I 2021, impor

luar negeri tumbuh sebesar 12,11% (yoy), jauh lebih tinggi jika dibandingkan

dengan periode sebelumnya yang terkontrakasi sebesar 36,43% (yoy).

Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara

RIBU USD

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

IKAN BEKU RAJUNGAN UDANG GURITA DAGING IKAN LAINNYA

TW IV 2020 TW I 2021

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Berdasarkan data Bea Cukai, impor Sulawesi Tenggara pada periode

laporan adalah sebesar 367,43 juta dollar Amerika, mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar

344,45 juta dollar Amerika.

Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh barang

antara dengan pangsa sebesar 85,43% kemudian diikuti oleh impor

barang modal dengan pangsa sebesar 14,47%. Sementara untuk negara

asalnya, kegiatan impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh barang-

barang dari Tiongkok dengan pangsa mencapai 49,29% kemudian diikut

oleh Afrika Selatan dan Australia dengan pangsa masing-masing sebesar

27,36% dan 17,51%.

Pada triwulan I 2021, impor barang antara tumbuh sebesar 60,98% (yoy),

meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang kontraksi sebesar

35,65% (yoy). Peningkatan tersebut seiring kebutuhan operasional

industri stainless stee; dan feronikel Sulawesi Tenggara. Selain itu, impor

barang konsumsi juga mengalami peningkatan yaitu dari sebesar -45,40%

(yoy) menjadi 28,99% (yoy). Peningkatan impor luar negeri lebih jauh pada

periode laporan tertahan oleh penurunan impor barang modal. Pada

triwulan I 2021, impor barang modal tercatat terkontraksi sebesar 59,88%

(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 38,43% (yoy).

1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan PerikananRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan

(selanjutnya disebut usaha pertanian) mengalami peningkatan

pertumbuhan. Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 1,51% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi

Dalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi TenggaraSumber: BPS, ADHK, diolah

Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

KOMPONEN PENGELUARAN

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik, Gas

Pengadaan Air

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran

Transportasi dan Pergudangan

Akomodasi dan Makan Minum

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Sosial

Jasa Lainnya

PDRB

I II

2019

5.19

6.57

2.51

7.11

6.44

10.13

8.24

2.12

6.27

7.32

1.53

2.53

5.76

6.98

9.77

7.85

4.98

6.38

6.51

5.81

16.69

7.71

5.07

4.64

7.82

2.02

2.05

7.94

3.55

1.57

4.57

2.35

6.39

6.55

5.63

6.32

III

3.09

8.68

12.31

4.72

1.99

7.93

7.62

4.58

3.95

7.89

7.35

4.35

4.69

(0.01)

6.14

8.52

4.93

6.43

IV

5.33

6.78

12.18

8.04

2.55

5.78

7.40

8.49

7.46

8.15

15.45

6.76

5.86

5.34

5.92

10.66

2.83

6.86

I

4.47

4.84

10.80

7.54

5.42

1.01

4.27

2.56

3.57

7.27

8.86

7.77

1.14

1.28

5.57

9.67

0.66

4.53

2020

II

(0.02)

(6.91)

0.44

(6.13)

6.05

(4.02)

(5.99)

(12.84)

(10.06)

9.55

(0.60)

1.38

(9.24)

5.20

6.73

6.43

(7.48)

(2.59)

III

(0.05)

(8.32)

4.19

(5.84)

1.79

0.03

(5.14)

(6.25)

(4.87)

9.38

3.04

(1.59)

(2.34)

4.01

2.40

9.29

(4.04)

(1.89)

IV

(2.17)

(6.25)

13.52

3.38

0.16

(0.35)

(9.14)

(4.01)

(4.19)

6.17

1.92

(5.15)

(4.44)

2.68

0.80

7.06

(4.73)

(2.15)

PANGSA

25.01%

19.72%

7.20%

0.04%

0.18%

12.78%

12.58%

3.97%

0.58%

1.84%

2.58%

1.39%

0.20%

4.92%

4.75%

1.03%

1.23%

I

1.51

(3.85)

(0.02)

3.22

1.04

1.35

0.81

(1.66)

1.68

2.25

4.10

0.30

(0.40)

3.16

0.08

2.83

(3.23)

0.06

2021

Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara

LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

LUAS (RIBU HA)

SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH

YOY

31,45%

24,75%

64,32

19,24

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-

10

20

30

40

50

60

70

80

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

sebesar 2,17% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan

produksi padi pada periode laporan seiring dengan pergeseran pola panen

yang lebih awal. Pada triwulan I 2021, produksi padi di Sulawesi Tenggara

tercatat tumbuh sebesar 31,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,75% (yoy) (Grafik 1.20).

Meskipun demikian, peningkatan tersebut tertahan oleh penurunan pada

produksi ikan seiring anomali gelombang yang terjadi pada periode

laporan. Produksi ikan mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu dari

10,59% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi -11,13% (yoy) pada triwulan I

2021 (Grafik1.21).

triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy), lebih rendah

jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh

sebesar 7,64% (yoy).

Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 didominasi

oleh feronikel dan stainless steel dengan pangsa pasar masing-masing

sebesar 52,55% dan 46,14%. Berdasarkan negara tujuan ekspornya,

Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari Sulawesi Tenggara

dengan pangsa mencapai 92,64% diikuti oleh India dan Korea Selatan

dengan pangsa masing-masing sebesar 4,66% dan 0,45%.

Pada periode mendatang, perekonomian Sulawesi Tenggara diperkirakan

akan kembali mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi yang didukung

oleh perbaikan kinerja pada seluruh lapangan usaha utama Sulawesi

Tenggara seiring peningkatan aktivitas perekonomian pada periode

mendatang.

8 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara

KREDIT PERTAMBANGAN G KREDIT PERTAMBANGAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-55,95%

-45,68%

1,01 0,93-100,0%

-50,0%

0,0%

50,0%

100,0%

150,0%

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

%, YOY

Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank Indonesia

SUMBER: SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

-2,94-2,21

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

LUAS (RIBU HA)

SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH

YOY

-1,69%

79,83%

20,97

74,43

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-100%-80%-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%

-

10

20

30

40

50

60

70

80

Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara

KREDIT PERTANIAN GKREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

29,31%34,00%

3,263,32

-50,0%

0,0%

50,0%

100,0%

150,0%

200,0%

250,0%

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

1.3.2. Pertambangan dan PenggalianRealisasi Triwulan I 2021

Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode

triwulan I 2021 mengalami peningkatan kinerja. Pada periode laporan

lapangan usaha pertambangan terkontraksi sebesar 3,85% (yoy), lebih

baik dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar

6,25% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut selaras dengan peningkatan

aktivitas penambangan nikel dalam rangka memenuhi permintaan

industri feronikel dan stainless steel. Selain itu, berjalannya proyek

pembangunan fisik yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta turut

memberikan dampak terhadap kinerja pertambangan terutama

penggalian pasir dan batu.

Ditengah peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan, penyaluran

kredit pertambangan oleh perbankan masih mengalami penurunan. Pada

triwulan I 2021, kredit pertambangan terkontraksi sebesar 55,95% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 45,68% (yoy) (Grafik 1.24). Pembiayaan melalui

perbankan umumnya digunakan untuk pembelian peralatan berat.

1.3.3. Industri PengolahanRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, lapangan usaha industri mengalami perlambatan

kinerja dan menjadi salah satu lapangan usaha yang menahan laju

perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada periode laporan.

Lapangan usaha tersebut terkontraksi sebesar 0,02% (yoy), mengalami

penurunan signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang

tumbuh hingga 13,52% (yoy). Hal tersebut juga terkonfirmasi dari hasil

9BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara

PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN(SB. KANAN)

JUMLAH (RIBU TON)

SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH

YOY

-11,13%

10,59%

5,81 6,34

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

-

2

4

6

8

10

12

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara

EKSPOR SULTRA (VOLUME) G EKSPOR SULTRA (SB.KANAN)

VOLUME (JUTA TON)

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

57,17%

-91,38%

0,61 0,47

-500,0%

-400,0%

-300,0%

-200,0%

-100,0%

0,0%

100,0%

200,0%

-

1

2

3

4

5

6

7

8

Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara

IMPOR VOLUME G IMPORT VOLUME (SB. KANAN)

VOLUME (JUTA TON)

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

56,61%-50,91%

981,98

1.283,57

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara

KREDIT INDUSTRI G KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)

RP MILIAR

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

58,93%63,02%

1.099,66 1.128,73

-40,0%

-20,0%

0,0%

20,0%

40,0%

60,0%

80,0%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara

EKPOR INDUSTRI G EKSPOR INDUSTRI (SB. KANAN)

JUTA US$

SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH

YOY

88,28%

176,74%

936,09

778,29

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

0%

50%

100%

150%

200%

-

200

400

600

800

1.000

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Ditengah peningkatan laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian,

penyaluran kredit pada lapangan usaha tersebut mengalami perlambatan.

Kredit usaha pertanian pada triwulan I 2021 tetap tumbuh tinggi sebesar

29,31% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 34,00% (yoy) (Grafik 1.23).

Meskipun demikian pembiayaan perusahaan yang berasal dari luar

perbankan sebagian besar juga diperoleh dari perusahaan induk di luar

negeri.

SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja

industri pengolahan mengalami penurunan dengan nilai SBT yang

terkontraksi sebesar 2,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode

sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar 2,21% (yoy) (Grafik 1.25).

Penurunan kinerja lapangan usaha tersebut terjadi akibat penurunan

aktivitas industri pengolahan bahan makanan yang umumnya berukuran

mikro dan kecil. Selain itu, penurunan tersebut juga disebabkan oleh base

effect dari tinggi pertumbuhan kinerja lapangan usaha industri

pengolahan pada triwulan I 2020 yang mencapai 10,80% (yoy). Hal tersebut

selaras dengan ekspor sektor industri di Sulawesi Tenggara yang

mengalami penurunan laju pertumbuhan dari 176,74% (yoy) pada triwulan

IV 2020 menjadi 88,28% (yoy) pada periode laporan (Grafik 1.64)

Sejalan dengan kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang

mengalami penurunan, penyaluran kredit ke industri pengolahan juga

cenderung mengalami perlambatan meskipun masih mampu tumbuh

tinggi. Pada triwulan I 2021, penyaluran kredit untuk industri pengolahan

tumbuh sebesar 58,93% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 63,02% (yoy) (Grafik 1.27).

1.3.4. Perdagangan Besar dan EceranRealisasi Triwulan I 2021

Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan I 2021

tercatat mengalami perbaikan kinerja dengan tumbuh sebesar

1.3.5. KonstruksiRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, kinerja lapangan usaha konstruksi mengalami

peningkatan pertumbuhan sebesar 1,35% (yoy), meningkat jika

dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar 0,35% (yoy). Terus berjalannya proyek pembangunan

smelter oleh swasta dan juga berlangsungnya proyek pembangunan

proyek jalan Kendari - Toronipa serta proyek pemerintah lainnya menjadi

faktor pendorong peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi.

Peningkatan aktivitas pembangunan fisik tersebut linear dengan

0,81% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya yang

mengalami kontraksi sebesar 9,14% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi

seiring normalisasi aktivitas masyarakat dan jalur distribusi yang disertai

perbaikan daya beli dan persepsi masyarakat. Berdasarkan data dari

Google Mobility Report, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan

mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada area toko bahan

makanan mengalami peningkatan dari 15,4% terhadap baseline pada

triwulan V 2020 menjadi 15,6% terhadap baseline pada periode laporan.

Ditengah perbaikan kinerja lapangan usahanya, penyaluran kredit ke

sektor perdagangan justru mengalami penurunan walaupun tetap tumbuh

positif. Pada triwulan I 2021, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar

5,91% (yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi

periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 5,95% (yoy).

8 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.24 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara

KREDIT PERTAMBANGAN G KREDIT PERTAMBANGAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-55,95%

-45,68%

1,01 0,93-100,0%

-50,0%

0,0%

50,0%

100,0%

150,0%

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

%, YOY

Grafik 1.25 Kinerja Sektor Industri Berdasarkan Survei Bank Indonesia

SUMBER: SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

-2,94-2,21

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-4,00

-3,00

-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

Grafik 1.22 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

LUAS (RIBU HA)

SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH

YOY

-1,69%

79,83%

20,97

74,43

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-100%-80%-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%

-

10

20

30

40

50

60

70

80

Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara

KREDIT PERTANIAN GKREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

29,31%34,00%

3,263,32

-50,0%

0,0%

50,0%

100,0%

150,0%

200,0%

250,0%

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

1.3.2. Pertambangan dan PenggalianRealisasi Triwulan I 2021

Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode

triwulan I 2021 mengalami peningkatan kinerja. Pada periode laporan

lapangan usaha pertambangan terkontraksi sebesar 3,85% (yoy), lebih

baik dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar

6,25% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut selaras dengan peningkatan

aktivitas penambangan nikel dalam rangka memenuhi permintaan

industri feronikel dan stainless steel. Selain itu, berjalannya proyek

pembangunan fisik yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta turut

memberikan dampak terhadap kinerja pertambangan terutama

penggalian pasir dan batu.

Ditengah peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan, penyaluran

kredit pertambangan oleh perbankan masih mengalami penurunan. Pada

triwulan I 2021, kredit pertambangan terkontraksi sebesar 55,95% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 45,68% (yoy) (Grafik 1.24). Pembiayaan melalui

perbankan umumnya digunakan untuk pembelian peralatan berat.

1.3.3. Industri PengolahanRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, lapangan usaha industri mengalami perlambatan

kinerja dan menjadi salah satu lapangan usaha yang menahan laju

perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara pada periode laporan.

Lapangan usaha tersebut terkontraksi sebesar 0,02% (yoy), mengalami

penurunan signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang

tumbuh hingga 13,52% (yoy). Hal tersebut juga terkonfirmasi dari hasil

9BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.21 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara

PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN(SB. KANAN)

JUMLAH (RIBU TON)

SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH

YOY

-11,13%

10,59%

5,81 6,34

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

-

2

4

6

8

10

12

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.28 Volume Ekspor Sulawesi Tenggara

EKSPOR SULTRA (VOLUME) G EKSPOR SULTRA (SB.KANAN)

VOLUME (JUTA TON)

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

57,17%

-91,38%

0,61 0,47

-500,0%

-400,0%

-300,0%

-200,0%

-100,0%

0,0%

100,0%

200,0%

-

1

2

3

4

5

6

7

8

Grafik 1.29 Volume Impor Sulawesi Tenggara

IMPOR VOLUME G IMPORT VOLUME (SB. KANAN)

VOLUME (JUTA TON)

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

YOY

56,61%-50,91%

981,98

1.283,57

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.27 Kredit Industri Sulawesi Tenggara

KREDIT INDUSTRI G KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)

RP MILIAR

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

58,93%63,02%

1.099,66 1.128,73

-40,0%

-20,0%

0,0%

20,0%

40,0%

60,0%

80,0%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

Grafik 1.26 Ekspor Industri Sulawesi Tenggara

EKPOR INDUSTRI G EKSPOR INDUSTRI (SB. KANAN)

JUTA US$

SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH

YOY

88,28%

176,74%

936,09

778,29

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

0%

50%

100%

150%

200%

-

200

400

600

800

1.000

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Ditengah peningkatan laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian,

penyaluran kredit pada lapangan usaha tersebut mengalami perlambatan.

Kredit usaha pertanian pada triwulan I 2021 tetap tumbuh tinggi sebesar

29,31% (yoy), meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 34,00% (yoy) (Grafik 1.23).

Meskipun demikian pembiayaan perusahaan yang berasal dari luar

perbankan sebagian besar juga diperoleh dari perusahaan induk di luar

negeri.

SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja

industri pengolahan mengalami penurunan dengan nilai SBT yang

terkontraksi sebesar 2,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode

sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar 2,21% (yoy) (Grafik 1.25).

Penurunan kinerja lapangan usaha tersebut terjadi akibat penurunan

aktivitas industri pengolahan bahan makanan yang umumnya berukuran

mikro dan kecil. Selain itu, penurunan tersebut juga disebabkan oleh base

effect dari tinggi pertumbuhan kinerja lapangan usaha industri

pengolahan pada triwulan I 2020 yang mencapai 10,80% (yoy). Hal tersebut

selaras dengan ekspor sektor industri di Sulawesi Tenggara yang

mengalami penurunan laju pertumbuhan dari 176,74% (yoy) pada triwulan

IV 2020 menjadi 88,28% (yoy) pada periode laporan (Grafik 1.64)

Sejalan dengan kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang

mengalami penurunan, penyaluran kredit ke industri pengolahan juga

cenderung mengalami perlambatan meskipun masih mampu tumbuh

tinggi. Pada triwulan I 2021, penyaluran kredit untuk industri pengolahan

tumbuh sebesar 58,93% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 63,02% (yoy) (Grafik 1.27).

1.3.4. Perdagangan Besar dan EceranRealisasi Triwulan I 2021

Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan I 2021

tercatat mengalami perbaikan kinerja dengan tumbuh sebesar

1.3.5. KonstruksiRealisasi Triwulan I 2021

Pada triwulan I 2021, kinerja lapangan usaha konstruksi mengalami

peningkatan pertumbuhan sebesar 1,35% (yoy), meningkat jika

dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar 0,35% (yoy). Terus berjalannya proyek pembangunan

smelter oleh swasta dan juga berlangsungnya proyek pembangunan

proyek jalan Kendari - Toronipa serta proyek pemerintah lainnya menjadi

faktor pendorong peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi.

Peningkatan aktivitas pembangunan fisik tersebut linear dengan

0,81% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya yang

mengalami kontraksi sebesar 9,14% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi

seiring normalisasi aktivitas masyarakat dan jalur distribusi yang disertai

perbaikan daya beli dan persepsi masyarakat. Berdasarkan data dari

Google Mobility Report, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan

mengalami peningkatan pada periode laporan. Pada area toko bahan

makanan mengalami peningkatan dari 15,4% terhadap baseline pada

triwulan V 2020 menjadi 15,6% terhadap baseline pada periode laporan.

Ditengah perbaikan kinerja lapangan usahanya, penyaluran kredit ke

sektor perdagangan justru mengalami penurunan walaupun tetap tumbuh

positif. Pada triwulan I 2021, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar

5,91% (yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi

periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 5,95% (yoy).

10 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei Bank Indonesia

KONSUMSI SEMEN PERTUMBUHAN KONS SEMEN (SB.KANAN)

TON

SUMBER: ASOSIASI SEMEN INDONESIA

YOY

16,07%

6,60%

259,79 245,16

-10,0%

-5,0%

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

-

50

100

150

200

250

300

Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara

KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-38,13%

1,68%

0,99

0,58

-

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara

KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

5,91%5,95%

6,056,19

-2,0%

0,0%

2,0%

4,0%

6,0%

8,0%

10,0%

12,0%

14,0%

5,00

5,20

5,40

5,60

5,80

6,00

6,20

6,40

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara

% TERHADAP BASELINE

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

I

2020

II III IV I

2021

PERUMAHANGROCERY AND FARMASI

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

15,6

2,3

1.4. PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA LAPANGANUSAHA PERTAMBANGAN

Realisasi Triwulan I 2021

Sejalan dengan perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara,

pertumbuhan lapangan usaha non tambang pada triwulan I 2021 juga

mengalami perbaikan. Pada periode laporan lapangan usaha nontambang

tumbuh sebesar 1,08% (yoy), meningkat dibanding periode sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 1,05% (yoy). Perbaikan terjadi hampir di seluruh

lapangan usaha utama kecuali lapangan usaha industri pengolahan yang

mengalami perlambatan pertumbuhan.

peningkatan konsumsi semen di Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I

2021 tumbuh sebesar 16,07% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,60% (yoy) (Grafik 1.32).

Pada triwulan I 2021, ditengah dengan peningkatan yang terjadi di

lapangan usaha konstruksi, penyaluran kredit ke lapangan usaha tersebut

terkontraksi sebesar 38,13% (yoy), turun signifikan dibandingkan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,68% (yoy). Penurunan signifikan

terjadi terutama pada kredit modal kerja untuk konstruksi perumahan dan

gedung (Grafik 1.33).

Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara

%, (YOY)

SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV

PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRAPERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANGPERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG

2018 2019 2020

-10,0-8,0-6,0-4,0-2,00,02,04,06,08,0

10,0

I

2021

Peningkatan juga terjadi pada lapangan usaha yang terkait dengan jasa-

jasa seperti lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lapangan

usaha jasa keuangan, jasa perusahaan dan lapangan usaha penyediaan

akomodasi dan makan minum akibat peningkatan aktivitas masyarakat

dan dunia usaha pada periode laporan.

Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih mendominasi

perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar

31,2% diikuti oleh lapangan usaha konstuksi dan lapangan usaha

perdagangan besar dengan pangsa masing-masing sebesar 15,9% dan

15,7%.

10 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei Bank Indonesia

KONSUMSI SEMEN PERTUMBUHAN KONS SEMEN (SB.KANAN)

TON

SUMBER: ASOSIASI SEMEN INDONESIA

YOY

16,07%

6,60%

259,79 245,16

-10,0%

-5,0%

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

-

50

100

150

200

250

300

Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara

KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

-38,13%

1,68%

0,99

0,58

-

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.30 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara

KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

YOY

5,91%5,95%

6,056,19

-2,0%

0,0%

2,0%

4,0%

6,0%

8,0%

10,0%

12,0%

14,0%

5,00

5,20

5,40

5,60

5,80

6,00

6,20

6,40

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 1.31 Google Mobility Report Sulawesi Tenggara

% TERHADAP BASELINE

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

I

2020

II III IV I

2021

PERUMAHANGROCERY AND FARMASI

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

15,6

2,3

1.4. PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA LAPANGANUSAHA PERTAMBANGAN

Realisasi Triwulan I 2021

Sejalan dengan perbaikan perekonomian Sulawesi Tenggara,

pertumbuhan lapangan usaha non tambang pada triwulan I 2021 juga

mengalami perbaikan. Pada periode laporan lapangan usaha nontambang

tumbuh sebesar 1,08% (yoy), meningkat dibanding periode sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 1,05% (yoy). Perbaikan terjadi hampir di seluruh

lapangan usaha utama kecuali lapangan usaha industri pengolahan yang

mengalami perlambatan pertumbuhan.

peningkatan konsumsi semen di Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I

2021 tumbuh sebesar 16,07% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,60% (yoy) (Grafik 1.32).

Pada triwulan I 2021, ditengah dengan peningkatan yang terjadi di

lapangan usaha konstruksi, penyaluran kredit ke lapangan usaha tersebut

terkontraksi sebesar 38,13% (yoy), turun signifikan dibandingkan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,68% (yoy). Penurunan signifikan

terjadi terutama pada kredit modal kerja untuk konstruksi perumahan dan

gedung (Grafik 1.33).

Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara

%, (YOY)

SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV

PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRAPERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANGPERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG

2018 2019 2020

-10,0-8,0-6,0-4,0-2,00,02,04,06,08,0

10,0

I

2021

Peningkatan juga terjadi pada lapangan usaha yang terkait dengan jasa-

jasa seperti lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lapangan

usaha jasa keuangan, jasa perusahaan dan lapangan usaha penyediaan

akomodasi dan makan minum akibat peningkatan aktivitas masyarakat

dan dunia usaha pada periode laporan.

Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih mendominasi

perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar

31,2% diikuti oleh lapangan usaha konstuksi dan lapangan usaha

perdagangan besar dengan pangsa masing-masing sebesar 15,9% dan

15,7%.

KeuanganPemerintah

BAB II

KeuanganPemerintah

BAB II

Anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara pada

triwulan I 2021 secara total mencapai Rp31,01 Triliun, dengan realisasi

kumulatif sampai dengan triwulan I 2021 sebesar 8,31% terhadap pagu

anggaran. Total pagu anggaran tersebut lebih besar 3,46% (yoy)

dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,97

triliun. Realisasi total anggaran pada periode laporan lebih rendah dari

realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yang tercatat sebesar

8,83%.

Dari sisi pagu, kontributor terbesar anggaran pemerintah di Sulawesi

Tenggara adalah APBD Kabupaten/Kota dengan total pagu sebesar

Rp17,63 triliun atau 56,85% dari total pagu anggaran belanja dan transfer

pemerintah di Sulawesi Tenggara. Pagu tersebut lebih tinggi 4,08% (yoy)

dibandingkan pagu anggaran tahun sebelumnya yang tercatat Rp16,94

triliun. Pagu terkecil pada periode ini adalah dana desa yang tercatat

sebesar Rp1,64 triliun lebih rendah 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp1,65 triliun.

Dari sisi realisasi, capaian terbesar pada triwulan I 2021 terjadi pada

penyerapan APBN dengan capaian realisasi sebesar 18,33% karena

tingginya penyerapan pada komponen belanja modal pada periode

laporan. Disisi lain capaian realisasi terkecil terjadi pada APBD

Kabupaten/Kota dengan capaian realisasi sebesar 4,08% yang terjadi

karena tidak optimalnya penyerapan anggaran belanja selama periode

laporan sebagai dampak keterlambatan penyusunan maupun penetapan

APBD 2021 yang terjadi pada beberapa Kabupaten/Kota di Sulawesi

Tenggara.

2.1. PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGANPEMERINTAH DI SULAWESI TENGGARA

14 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

2.2. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD

Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara hingga akhir periode

laporan terealisasi sebesar Rp599,57 miliar atau 14,42% dari total pagu

anggaran APBD 2021 sebesar Rp4,16 triliun. Capain tersebut lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan realisasi sebesar

13,70% (Tabel 2.1). Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi

RP TRILIUN % YOY

GROWTH BELANJABELANJA

Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

-8,72

26,46

KET: APBD 2017 DAN 2020 ADALAH APBD PERUBAHANSUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH

4,14

5,24

2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012 2021

-20

-10

0

10

20

30

40

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

RP TRILIUN % YOY

GROWTH PENDAPATANPENDAPATAN

Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

-1,932,63

SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH

2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012

(5) - 5 10 15 20 25 30 35 40 45

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

4,05 4,16

2021

Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH

2020 2021

20%

116%

12%

8%

4%

0%

35

30

25

20

15

10

5

-

% REALISASIREALISASIANGGARAN

APBN

2020 2021

APBN PROVINSI

2020 2021

APBN KAB/KOTA

2020 2021

DANA DESA

2020 2021

TOTAL

pada periode pelaporan meningkat seiring dengan berbagai upaya yang

dilakukan pemerintah untuk mengefektifkan penerimaan ditengah

pemulihan kondisi perekonomian dan penanganan pandemi Covid-19

Sulawesi Tenggara.

Sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

masih didominasi oleh pendapatan transfer atau dana perimbangan

(Daper) dengan pangsa mencapai 71,19% dari total pendapatan dengan

nominal Rp2,96 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang

mencapai 74,00% dengan nominal Rp2,97 triliun. Apabila dibandingkan

dengan target APBD, realisasi Daper pada triwulan I 2021 mencapai

14,63%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I 2020 yang tercatat

sebesar 18,95%. Penurunan realisasi Daper tersebut terutama terjadi

karena penurunan realisasi transfer pemerintah pusat dari Rp560,98

miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp433,10 miliar pada

periode laporan.

Pada Triwulan I 2021, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi

Tenggara mencapai 27,82% dari total pendapatan dengan nominal Rp1,16

triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 24,12%

dengan nominal Rp967,42 miliar. Capaian realisasi PAD pada triwulan I 2021

tercatat sebesar Rp166,48 miliar atau 14,39% dari total target tahun 2021.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode

yang sama tahun sebelumnya yang realisasi tercatat sebesar Rp9,81 miliar

atau 0,87%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan

realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 16,49% dan lain-

15BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara Kumulatif Triwulan I 2021

URAIAN

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pendapatan Pajak Daerah

Hasil Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan

Lain-lain PAD

PENDAPATAN TRANSFER

Transfer Pemerintah Pusat

Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya

Dana Penyesuaian

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat

Pendapatan Lainnya

ANGGARAN REALISASI

APBD 2020

4,010.91

967.42

781.69

18.42

56.85

110.46

2,968.15

2,919.22

72.30

158.42

1,459.67

1,228.83

48.93

48.93

75.34

75.34

-

-

570.79

9.81

-

4.21

-

5.60

560.98

560.98

-

10.26

544.50

6.22

-

-

-

-

-

-

SERAP (%)

13.70

0.87

-

18.95

-

3.02

18.95

19.03

-

11.30

33.73

0.51

-

-

-

-

-

-

ANGGARAN

4,158.36

1,156.65

931.82

24.38

64.69

135.75

2,960.49

2,960.49

-

-

-

-

-

-

41.22

41.22

-

-

APBD 2021

REALISASI

599.57

166.48

153.66

0.42

-

12.40

433.10

433.10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

SERAP (%)

14.80

16.23

21.62

2.02

-

5.40

14.67

14.92

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

lain PAD yang realisasi sebesar 9,13%. Walau demikian, peningkatan lebih

jauh tertahan dengan penurunan pada realisasi retribusi daerah.

Akselerasi yang terjadi pada penerimaan tersebut terjadi karena upaya

pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-

19 mulai memberikan dampak positif pada kondisi perekonomian di

daerah.

Lebih detail, target pendapatan pajak daerah padahun 2021 masih

mendominasi PAD dengan target mencapai Rp 931,82 miliar atau sekitar

80,56% dari total pendapatan daerah, kontribusi ini lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya yang menargetkan pajak daerah sebesar

Rp781,69 miliar atau sekitar 80,80% dari total PAD. Realisasi pendapatan

pajak daerah pada triwulan I mencapai Rp 153,66 miliar atau sekitar 3,70%

dari total pagu, jauh lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama

tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disumbang dari

pendapatan pajak kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan

sejalan dengan program pembebasan denda pajak kendaraan bermotor

oleh pemerintah Sulawesi Tenggara.

Selain pajak asli daerah, target hasil retribusi daerah mencapai 2,11% dari

total PAD dengan nominal sekitar Rp 24,38 miliar, target hasil pengelolaan

yang dipisahkan mencapai 5,59% dari total PAD dengan nominal sekitar

Rp 64,69 miliar serta target lain-lain PAD mencapai 11,74% dari total PAD

dengan nominal sekitar Rp 135,75 miliar.

Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 tercatat

sebesar Rp5,23 triliun lebih tinggi sebesar 9,33% dibandingkan pagu

tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp4,78 triliun. Peningkatan tersebut

terutama terjadi pada anggaran belanja modal. Sebagai informasi pada

tahun 2021 mayoritas anggaran belanja APDB Sulawesi Tenggara terdiri

atas belanja operasi sebesar Rp 2,94 triliun atau sekitar 56,27% dari total

belanja Pemprov, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp 2,90 triliun. Secara kontribusi, belanja operasi

lebih rendah rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 60,60%

dari total belanja Pemprov. Komponen belanja modal sebesar Rp 1,69

triliun atau sekitar 32,47% dari total belanja Pemprov yang lebih tinggi

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 1,34 triliun

atau sekitar 28,14% dari total belanja Pemprov. Pada triwulan I 2021

realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat

sebesar sebesar Rp306,69 miliar atau 5,86% terhadap pagu (Tabel 2.2).

Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp 238,80 miliar atau 4,99% dari

pagu. Peningkatan tersebut terjadi karena akselerasi realisasi belanja

modal dan belanja operasi.

Pada triwulan I tahun 2021, realisasi belanja operasi tercatat sebesar

Rp234,03 miliar atau 7,94% dari target belanja APBD, lebih tinggi

dibandingkan realiasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp234,03 miliar atau 6,58%.

2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi

Anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara pada

triwulan I 2021 secara total mencapai Rp31,01 Triliun, dengan realisasi

kumulatif sampai dengan triwulan I 2021 sebesar 8,31% terhadap pagu

anggaran. Total pagu anggaran tersebut lebih besar 3,46% (yoy)

dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,97

triliun. Realisasi total anggaran pada periode laporan lebih rendah dari

realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yang tercatat sebesar

8,83%.

Dari sisi pagu, kontributor terbesar anggaran pemerintah di Sulawesi

Tenggara adalah APBD Kabupaten/Kota dengan total pagu sebesar

Rp17,63 triliun atau 56,85% dari total pagu anggaran belanja dan transfer

pemerintah di Sulawesi Tenggara. Pagu tersebut lebih tinggi 4,08% (yoy)

dibandingkan pagu anggaran tahun sebelumnya yang tercatat Rp16,94

triliun. Pagu terkecil pada periode ini adalah dana desa yang tercatat

sebesar Rp1,64 triliun lebih rendah 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp1,65 triliun.

Dari sisi realisasi, capaian terbesar pada triwulan I 2021 terjadi pada

penyerapan APBN dengan capaian realisasi sebesar 18,33% karena

tingginya penyerapan pada komponen belanja modal pada periode

laporan. Disisi lain capaian realisasi terkecil terjadi pada APBD

Kabupaten/Kota dengan capaian realisasi sebesar 4,08% yang terjadi

karena tidak optimalnya penyerapan anggaran belanja selama periode

laporan sebagai dampak keterlambatan penyusunan maupun penetapan

APBD 2021 yang terjadi pada beberapa Kabupaten/Kota di Sulawesi

Tenggara.

2.1. PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGANPEMERINTAH DI SULAWESI TENGGARA

14 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

2.2. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD

Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara hingga akhir periode

laporan terealisasi sebesar Rp599,57 miliar atau 14,42% dari total pagu

anggaran APBD 2021 sebesar Rp4,16 triliun. Capain tersebut lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan realisasi sebesar

13,70% (Tabel 2.1). Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi

RP TRILIUN % YOY

GROWTH BELANJABELANJA

Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

-8,72

26,46

KET: APBD 2017 DAN 2020 ADALAH APBD PERUBAHANSUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH

4,14

5,24

2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012 2021

-20

-10

0

10

20

30

40

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

RP TRILIUN % YOY

GROWTH PENDAPATANPENDAPATAN

Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

-1,932,63

SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH

2017 2018 2019 20202013 2014 2015 20162011 2012

(5) - 5 10 15 20 25 30 35 40 45

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

4,05 4,16

2021

Grafik 2.1 Pagu Anggaran Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH

2020 2021

20%

116%

12%

8%

4%

0%

35

30

25

20

15

10

5

-

% REALISASIREALISASIANGGARAN

APBN

2020 2021

APBN PROVINSI

2020 2021

APBN KAB/KOTA

2020 2021

DANA DESA

2020 2021

TOTAL

pada periode pelaporan meningkat seiring dengan berbagai upaya yang

dilakukan pemerintah untuk mengefektifkan penerimaan ditengah

pemulihan kondisi perekonomian dan penanganan pandemi Covid-19

Sulawesi Tenggara.

Sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

masih didominasi oleh pendapatan transfer atau dana perimbangan

(Daper) dengan pangsa mencapai 71,19% dari total pendapatan dengan

nominal Rp2,96 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang

mencapai 74,00% dengan nominal Rp2,97 triliun. Apabila dibandingkan

dengan target APBD, realisasi Daper pada triwulan I 2021 mencapai

14,63%, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I 2020 yang tercatat

sebesar 18,95%. Penurunan realisasi Daper tersebut terutama terjadi

karena penurunan realisasi transfer pemerintah pusat dari Rp560,98

miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp433,10 miliar pada

periode laporan.

Pada Triwulan I 2021, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi

Tenggara mencapai 27,82% dari total pendapatan dengan nominal Rp1,16

triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 24,12%

dengan nominal Rp967,42 miliar. Capaian realisasi PAD pada triwulan I 2021

tercatat sebesar Rp166,48 miliar atau 14,39% dari total target tahun 2021.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode

yang sama tahun sebelumnya yang realisasi tercatat sebesar Rp9,81 miliar

atau 0,87%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan

realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 16,49% dan lain-

15BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara Kumulatif Triwulan I 2021

URAIAN

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pendapatan Pajak Daerah

Hasil Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan

Lain-lain PAD

PENDAPATAN TRANSFER

Transfer Pemerintah Pusat

Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya

Dana Penyesuaian

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat

Pendapatan Lainnya

ANGGARAN REALISASI

APBD 2020

4,010.91

967.42

781.69

18.42

56.85

110.46

2,968.15

2,919.22

72.30

158.42

1,459.67

1,228.83

48.93

48.93

75.34

75.34

-

-

570.79

9.81

-

4.21

-

5.60

560.98

560.98

-

10.26

544.50

6.22

-

-

-

-

-

-

SERAP (%)

13.70

0.87

-

18.95

-

3.02

18.95

19.03

-

11.30

33.73

0.51

-

-

-

-

-

-

ANGGARAN

4,158.36

1,156.65

931.82

24.38

64.69

135.75

2,960.49

2,960.49

-

-

-

-

-

-

41.22

41.22

-

-

APBD 2021

REALISASI

599.57

166.48

153.66

0.42

-

12.40

433.10

433.10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

SERAP (%)

14.80

16.23

21.62

2.02

-

5.40

14.67

14.92

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

lain PAD yang realisasi sebesar 9,13%. Walau demikian, peningkatan lebih

jauh tertahan dengan penurunan pada realisasi retribusi daerah.

Akselerasi yang terjadi pada penerimaan tersebut terjadi karena upaya

pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-

19 mulai memberikan dampak positif pada kondisi perekonomian di

daerah.

Lebih detail, target pendapatan pajak daerah padahun 2021 masih

mendominasi PAD dengan target mencapai Rp 931,82 miliar atau sekitar

80,56% dari total pendapatan daerah, kontribusi ini lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya yang menargetkan pajak daerah sebesar

Rp781,69 miliar atau sekitar 80,80% dari total PAD. Realisasi pendapatan

pajak daerah pada triwulan I mencapai Rp 153,66 miliar atau sekitar 3,70%

dari total pagu, jauh lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama

tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disumbang dari

pendapatan pajak kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan

sejalan dengan program pembebasan denda pajak kendaraan bermotor

oleh pemerintah Sulawesi Tenggara.

Selain pajak asli daerah, target hasil retribusi daerah mencapai 2,11% dari

total PAD dengan nominal sekitar Rp 24,38 miliar, target hasil pengelolaan

yang dipisahkan mencapai 5,59% dari total PAD dengan nominal sekitar

Rp 64,69 miliar serta target lain-lain PAD mencapai 11,74% dari total PAD

dengan nominal sekitar Rp 135,75 miliar.

Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 tercatat

sebesar Rp5,23 triliun lebih tinggi sebesar 9,33% dibandingkan pagu

tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp4,78 triliun. Peningkatan tersebut

terutama terjadi pada anggaran belanja modal. Sebagai informasi pada

tahun 2021 mayoritas anggaran belanja APDB Sulawesi Tenggara terdiri

atas belanja operasi sebesar Rp 2,94 triliun atau sekitar 56,27% dari total

belanja Pemprov, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp 2,90 triliun. Secara kontribusi, belanja operasi

lebih rendah rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 60,60%

dari total belanja Pemprov. Komponen belanja modal sebesar Rp 1,69

triliun atau sekitar 32,47% dari total belanja Pemprov yang lebih tinggi

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 1,34 triliun

atau sekitar 28,14% dari total belanja Pemprov. Pada triwulan I 2021

realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat

sebesar sebesar Rp306,69 miliar atau 5,86% terhadap pagu (Tabel 2.2).

Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp 238,80 miliar atau 4,99% dari

pagu. Peningkatan tersebut terjadi karena akselerasi realisasi belanja

modal dan belanja operasi.

Pada triwulan I tahun 2021, realisasi belanja operasi tercatat sebesar

Rp234,03 miliar atau 7,94% dari target belanja APBD, lebih tinggi

dibandingkan realiasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp234,03 miliar atau 6,58%.

2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi

Peningkatan realisasi tersebut disebabkan oleh tingginya realisasi belanja

pegawai dengan realisasi sebesar Rp206,97 miliar atau 13,22% dari pagu,

lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar Rp

155,13 miliar atau 10,36% dari pagu. Disamping itu, pada periode laporan

terdapat realisasi belanja bunga sebesar 1,61% dimana periode

sebelumnya tidak terdapat realiasasi pada komponen belanja tersebut. Di

sisilain terdapat realisasi komponen belanja operasi yang mengalami

penurunan yaitu belanja barang dan jasa yang mencatatkan realisasi

sebesar Rp25,73 miliar atau 3,17%, lebih rendah dari periode sebelumnya

yang terealisasi sebesar Rp31 miliar atau 3.99%.

Pada triwulan I 2021 capaian realisasi belanja modal tercatat sebesar

Rp72,66 miliar atau 4,27% lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang

tercatat hanya sebesar Rp31,61 miliar atau 2,35%. Peningkatan tersebut

didorong oleh peningkatan belanja subkomponen belanja jalan, jaringan

dan irigasi yang menyumbang realisasi Rp72,66 miliar atau sebesar

8,38% dari pagu belanja. Akselerasi yang terjadi pada subkompenen

belanja tersebut terjadi karena percepatan jadwal pelaksanaan proyek

yang dilakukan oleh Pemprov.

Namun, kurang optimalnya realisasi belanja modal untuk subkomponen

lainnya terjadi karena adanya kendala teknis yang dialami dalam

proses/tahapan pengadaan melalui aplikasi SIPD (Sistem Informasi

Pemerintah Daerah). Terkait kendala tersebut, pemerintah Sulawesi

Tenggara mengajukan penyesuaian dan koreksi Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) serta permohonan penggunaan kembali aplikasi lama

SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) yang telah familiar bagi

Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021

URAIAN

BELANJA

BELANJA OPERASI

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Bunga

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Keuangan

BELANJA MODAL

Belanja Tanah

Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Bangunan dan Gedung

Belanja Jalan, irigasi & Jaringan

Belanja Aset Tetap Lainnya

BELANJA TIDAK TERDUGA

Belanja Tak Terduga

TRANSFER

Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota

ANGGARAN REALISASI

APBD 2020

4,788.39

2,901.83

1,497.72

777.90

26.95

571.21

28.05

1,347.50

0.04

170.01

544.29

594.42

39.02

57.84

57.84

481.22

481.22

238.80

190.93

155.13

31.00

-

4.80

-

31.61

-

5.37

25.71

0.53

-

3.00

3.00

13.26

13.26

SERAP (%)

4.99

6.58

10.36

3.99

-

0.84

-

2.35

-

3.16

4.72

0.09

-

5.19

5.19

2.76

2.76

ANGGARAN

5,235.19

2,945.98

1,565.39

811.49

82.24

481.72

5.14

1,699.94

-

124.66

676.53

866.90

31.86

19.97

19.97

569.30

-

APBD 2021

REALISASI

306.69

234.02

206.97

25.73

1.32

-

-

72.66

-

-

-

72.66

-

-

-

-

-

SERAP (%)

5.86

7.94

13.22

3.17

1.61

-

-

4.27

-

-

-

8.38

-

-

-

-

-

Berdasarkan data dari Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran

(TEPRA), pada tahun 2021 total anggaran APBD Kabupaten/Kota di

Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 meningkat 4,08% (yoy) menjadi

Rp17,63 triliun. Namun demikian, dari nilai APBD tersebut, terdapat

sejumlah Kabupaten/Kota yang masih dalam tahap pengesahan sehingga

belum terekap dalam laporan TEPRA dan masih terdapat kemungkinan

untuk berubah.

Dari total anggaran tersebut, realisasi selama periode triwulan I 2021

tercatat sebesar Rp734,08 miliar atau 4,16% dari pagunya. Capaian

tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan penyerapan pada

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,45%.

Penurunan persentase realisasi APBD Kabupaten/Kota pada periode

laporan disebabkan oleh menurunnya realisasi yang terjadi hampir di

seluruh Kabupaten/Kota. Penurunan persentase realisasi terjadi di 16

Kabupaten/Kota dengan penurunan tertinggi adalah Kabupaten Kolaka

(turun 56,19%(yoy)), diikuti oleh Kota Kendari (turun 53,11% (yoy)) serta

Kabupaten Konawe Kepulauan, Konawe, Kabupaten Kolaka Timur,

Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton Tengah (masing-masing

turun 47,77% (yoy), 37,00% (yoy), 36,76% (yoy), 34,92 (yoy) dan 31,13% (yoy).

2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota

mereka. Apabila permohonan tersebut disetujui, pemerintah Sulawesi

Tenggara optimis dapat melakukan penyerapan dan realisasi APBD secara

lebih optimal pada periode berikutnya. Berdasarkan informasi yang

diperoleh kendala serupa juga dialami oleh beberapa daerah lainnya.

16 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

REALISASITARGET

Grafik 2.4

SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 120%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara

1 2 3

2021

100,00%

48,17%

0,00%0,00%

Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan APBD Sulawesi Tenggara

SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

REALISASITARGET

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2021

100,00%

22,00%

0,00%0,00%

Disamping itu, masih terdapat 6 Kabupaten/Kota yang belum melakukan

realisasi sama sekali yaitu Kabupaten Buton, Konawe Selatan, Konawe

Utara, Baubau, Buton Utara dan Muna. Namun pada periode triwulan I 2021

terdapat satu daerah yang realisasinya mengalami peningkatan dibanding

periode sebelumnya yaitu Kabupaten Bombana yang meningkat 112,94%

(yoy) pada periode laporan mencapai Rp165,09 miliar atau 14,93% (Tabel

2.3).

Penurunan realisasi pada mayoritas Kabupaten/Kota disebabkan oleh

adanya perubahan kebijakan dalam pengelolaan keuangan di daerah,

mulai pada tahap perencanaan dan penyusunan kegiatan yang mulai

diterapkan pada 2021. Perubahan tersebut menyebabkan diperlukannya

koordinasi yang lebih panjang dibandingkan periode sebelumnya terlebih

Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar Rupiah*) angka pagu bersumber dari berbagai media online

Sumber: Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran, diolah

Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021

KOTA/KAB

Kendari

Konawe

Konawe Selatan*

Konawe Utara*

Konawe Kepulauan

Kolaka

Kolaka Utara

Kolaka Timur

Bombana

Bau-Bau*

Buton*

Buton Utara

Buton Tengah

Buton Selatan

Muna*

Muna Barat

Wakatobi

Seluruh kab/kota

PAGU REALISASI

2020

1,605.35

1,492.80

1,375.66

825.85

520.39

1,358.14

985.97

768.23

1,126.64

951.54

1,022.14

626.62

682.78

743.64

1,275.14

659.16

919.86

16,939.90

150.30

103.07

105.98

37.96

47.03

121.84

96.20

111.89

77.53

79.47

47.03

53.88

51.85

63.92

136.57

72.82

73.41

1,430.75

% REALISASI

9.36

6.90

7.70

4.60

9.04

8.97

9.76

14.56

6.88

8.35

4.60

8.60

7.59

8.60

10.71

11.05

7.98

8.45

PAGU

1,835.25

1,385.07

1,430.00

964.11

600.93

1,129.14

959.17

731.64

1,105.78

1,090.19

956.00

679.67

677.43

706.16

1,700.00

659.93

1,021.10

17,631.56

2021

REALISASI

80.57

60.25

-

-

28.36

44.38

83.26

67.38

165.09

-

-

-

35.43

52.68

-

47.45

69.23

734.08

% REALISASI

4.39

4.35

0.00

0.00

4.72

3.93

8.68

9.21

14.93

0.00

0.00

0.00

5.23

7.46

0.00

7.19

6.78

4.16

adanya pembatasan mobilisasi. Namun demikian, kedepan diperkirakan

akan terjadi percepatan realisasi seiring dengan meningkatnya

pemahaman terkait dengan kebijakan dan sistem yang baru.

Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Daerah

(LKPP), kinerja keuangan per bulan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara

selama triwulan I 2021 masih tercatat 0,00% baik dalam target maupun

realisasi (Grafik 2.3). Hal serupa juga terjadi pada realisasi penyelesaian

fisik pengadaan pada periode laporan yang masih tercatat 0,00% baik dari

target maupun realisasi (Grafik 2.4). Hal ini terjadi karena hingga akhir

periode laporan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih mengalami

kendala dalam penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah

Daerah).

17BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Peningkatan realisasi tersebut disebabkan oleh tingginya realisasi belanja

pegawai dengan realisasi sebesar Rp206,97 miliar atau 13,22% dari pagu,

lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar Rp

155,13 miliar atau 10,36% dari pagu. Disamping itu, pada periode laporan

terdapat realisasi belanja bunga sebesar 1,61% dimana periode

sebelumnya tidak terdapat realiasasi pada komponen belanja tersebut. Di

sisilain terdapat realisasi komponen belanja operasi yang mengalami

penurunan yaitu belanja barang dan jasa yang mencatatkan realisasi

sebesar Rp25,73 miliar atau 3,17%, lebih rendah dari periode sebelumnya

yang terealisasi sebesar Rp31 miliar atau 3.99%.

Pada triwulan I 2021 capaian realisasi belanja modal tercatat sebesar

Rp72,66 miliar atau 4,27% lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang

tercatat hanya sebesar Rp31,61 miliar atau 2,35%. Peningkatan tersebut

didorong oleh peningkatan belanja subkomponen belanja jalan, jaringan

dan irigasi yang menyumbang realisasi Rp72,66 miliar atau sebesar

8,38% dari pagu belanja. Akselerasi yang terjadi pada subkompenen

belanja tersebut terjadi karena percepatan jadwal pelaksanaan proyek

yang dilakukan oleh Pemprov.

Namun, kurang optimalnya realisasi belanja modal untuk subkomponen

lainnya terjadi karena adanya kendala teknis yang dialami dalam

proses/tahapan pengadaan melalui aplikasi SIPD (Sistem Informasi

Pemerintah Daerah). Terkait kendala tersebut, pemerintah Sulawesi

Tenggara mengajukan penyesuaian dan koreksi Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) serta permohonan penggunaan kembali aplikasi lama

SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) yang telah familiar bagi

Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan I 2021

URAIAN

BELANJA

BELANJA OPERASI

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Bunga

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Keuangan

BELANJA MODAL

Belanja Tanah

Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Bangunan dan Gedung

Belanja Jalan, irigasi & Jaringan

Belanja Aset Tetap Lainnya

BELANJA TIDAK TERDUGA

Belanja Tak Terduga

TRANSFER

Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota

ANGGARAN REALISASI

APBD 2020

4,788.39

2,901.83

1,497.72

777.90

26.95

571.21

28.05

1,347.50

0.04

170.01

544.29

594.42

39.02

57.84

57.84

481.22

481.22

238.80

190.93

155.13

31.00

-

4.80

-

31.61

-

5.37

25.71

0.53

-

3.00

3.00

13.26

13.26

SERAP (%)

4.99

6.58

10.36

3.99

-

0.84

-

2.35

-

3.16

4.72

0.09

-

5.19

5.19

2.76

2.76

ANGGARAN

5,235.19

2,945.98

1,565.39

811.49

82.24

481.72

5.14

1,699.94

-

124.66

676.53

866.90

31.86

19.97

19.97

569.30

-

APBD 2021

REALISASI

306.69

234.02

206.97

25.73

1.32

-

-

72.66

-

-

-

72.66

-

-

-

-

-

SERAP (%)

5.86

7.94

13.22

3.17

1.61

-

-

4.27

-

-

-

8.38

-

-

-

-

-

Berdasarkan data dari Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran

(TEPRA), pada tahun 2021 total anggaran APBD Kabupaten/Kota di

Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 meningkat 4,08% (yoy) menjadi

Rp17,63 triliun. Namun demikian, dari nilai APBD tersebut, terdapat

sejumlah Kabupaten/Kota yang masih dalam tahap pengesahan sehingga

belum terekap dalam laporan TEPRA dan masih terdapat kemungkinan

untuk berubah.

Dari total anggaran tersebut, realisasi selama periode triwulan I 2021

tercatat sebesar Rp734,08 miliar atau 4,16% dari pagunya. Capaian

tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan penyerapan pada

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,45%.

Penurunan persentase realisasi APBD Kabupaten/Kota pada periode

laporan disebabkan oleh menurunnya realisasi yang terjadi hampir di

seluruh Kabupaten/Kota. Penurunan persentase realisasi terjadi di 16

Kabupaten/Kota dengan penurunan tertinggi adalah Kabupaten Kolaka

(turun 56,19%(yoy)), diikuti oleh Kota Kendari (turun 53,11% (yoy)) serta

Kabupaten Konawe Kepulauan, Konawe, Kabupaten Kolaka Timur,

Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton Tengah (masing-masing

turun 47,77% (yoy), 37,00% (yoy), 36,76% (yoy), 34,92 (yoy) dan 31,13% (yoy).

2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota

mereka. Apabila permohonan tersebut disetujui, pemerintah Sulawesi

Tenggara optimis dapat melakukan penyerapan dan realisasi APBD secara

lebih optimal pada periode berikutnya. Berdasarkan informasi yang

diperoleh kendala serupa juga dialami oleh beberapa daerah lainnya.

16 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

REALISASITARGET

Grafik 2.4

SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 120%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara

1 2 3

2021

100,00%

48,17%

0,00%0,00%

Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan APBD Sulawesi Tenggara

SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

REALISASITARGET

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2021

100,00%

22,00%

0,00%0,00%

Disamping itu, masih terdapat 6 Kabupaten/Kota yang belum melakukan

realisasi sama sekali yaitu Kabupaten Buton, Konawe Selatan, Konawe

Utara, Baubau, Buton Utara dan Muna. Namun pada periode triwulan I 2021

terdapat satu daerah yang realisasinya mengalami peningkatan dibanding

periode sebelumnya yaitu Kabupaten Bombana yang meningkat 112,94%

(yoy) pada periode laporan mencapai Rp165,09 miliar atau 14,93% (Tabel

2.3).

Penurunan realisasi pada mayoritas Kabupaten/Kota disebabkan oleh

adanya perubahan kebijakan dalam pengelolaan keuangan di daerah,

mulai pada tahap perencanaan dan penyusunan kegiatan yang mulai

diterapkan pada 2021. Perubahan tersebut menyebabkan diperlukannya

koordinasi yang lebih panjang dibandingkan periode sebelumnya terlebih

Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar Rupiah*) angka pagu bersumber dari berbagai media online

Sumber: Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran, diolah

Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota pada Triwulan I 2021

KOTA/KAB

Kendari

Konawe

Konawe Selatan*

Konawe Utara*

Konawe Kepulauan

Kolaka

Kolaka Utara

Kolaka Timur

Bombana

Bau-Bau*

Buton*

Buton Utara

Buton Tengah

Buton Selatan

Muna*

Muna Barat

Wakatobi

Seluruh kab/kota

PAGU REALISASI

2020

1,605.35

1,492.80

1,375.66

825.85

520.39

1,358.14

985.97

768.23

1,126.64

951.54

1,022.14

626.62

682.78

743.64

1,275.14

659.16

919.86

16,939.90

150.30

103.07

105.98

37.96

47.03

121.84

96.20

111.89

77.53

79.47

47.03

53.88

51.85

63.92

136.57

72.82

73.41

1,430.75

% REALISASI

9.36

6.90

7.70

4.60

9.04

8.97

9.76

14.56

6.88

8.35

4.60

8.60

7.59

8.60

10.71

11.05

7.98

8.45

PAGU

1,835.25

1,385.07

1,430.00

964.11

600.93

1,129.14

959.17

731.64

1,105.78

1,090.19

956.00

679.67

677.43

706.16

1,700.00

659.93

1,021.10

17,631.56

2021

REALISASI

80.57

60.25

-

-

28.36

44.38

83.26

67.38

165.09

-

-

-

35.43

52.68

-

47.45

69.23

734.08

% REALISASI

4.39

4.35

0.00

0.00

4.72

3.93

8.68

9.21

14.93

0.00

0.00

0.00

5.23

7.46

0.00

7.19

6.78

4.16

adanya pembatasan mobilisasi. Namun demikian, kedepan diperkirakan

akan terjadi percepatan realisasi seiring dengan meningkatnya

pemahaman terkait dengan kebijakan dan sistem yang baru.

Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Daerah

(LKPP), kinerja keuangan per bulan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara

selama triwulan I 2021 masih tercatat 0,00% baik dalam target maupun

realisasi (Grafik 2.3). Hal serupa juga terjadi pada realisasi penyelesaian

fisik pengadaan pada periode laporan yang masih tercatat 0,00% baik dari

target maupun realisasi (Grafik 2.4). Hal ini terjadi karena hingga akhir

periode laporan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih mengalami

kendala dalam penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah

Daerah).

17BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Sesuai data dari Kajian Fiskal Regional (KFR) Kanwil DJPb Provinsi

Sulawesi Tenggara, total pagu dana desa untuk 17 Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar Rp1,64 triliun, lebih tinggi

0,22% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar

sebesar Rp 1,63 triliun. Pada triwulan I 2021, besaran Dana Desa yang telah

2.3.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada Triwulan I 2021

JENIS

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bantuan Sosial

Total

PAGU REALISASI

KUMULATIF TW 2020

2,278.70

2,728.45

2,312.44

28.96

7,348.55

435.09

290.21

121.64

0.01

846.95

% THD TARGET

19.09

10.64

5.26

0.02

11.53

PAGU

2,417.73

2,666.75

2,493.65

6.77

7,584.90

KUMULATIF TW 2021

REALISASI

447.54

358.82

583.79

-

1,390.16

% THD TARGET

18.51

13.46

23.41

-

18.33

2.3. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBN

Alokasi anggaran belanja APBN Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2021

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Anggaran

belanja APBN 2021 Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp7,58 triliun atau

naik 3,22% (yoy) dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp7,35

triliun. Berdasarkan jenisnya, pangsa terbesar total APBN Provinsi

Sulawesi Tenggara tahun 2021 diperuntukkan bagi belanja barang sebesar

35,16% atau Rp2,66 triliun, diikuti oleh belanja modal sebesar Rp2,49

triliun (32,88%), belanja pegawai sebesar Rp2,41 triliun (31,88%) dan

belanja bantuan sosial Rp6,77 miliar (0,09%). Komposisi tersebut tidak

jauh berbeda jika dibandingkan periode tahun 2020.

Pada triwulan I 2021, realisasi APBN tercatat sebesar Rp1,39 triliun (18,33%

dari total pagu) lebih tinggi Rp543,21 miliar atau 6,80% (yoy) dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp846,95

miliar (11,53% dari total pagi). Pencapaian realisasi periode laporan

melebihi target realisasi yang ditetapkan sebesar 15,00% disebabkan oleh

adanya pergeseran paradigma dalam proses/tahapan pengadaan antara

lain pelaksanaan proses lelang yang dapat dilakukan dari akhir tahun

sebelumnya sehingga realisasi program dapat dilakukan pada awal tahun

anggaran berjalan.

Peningkatan capaian realisasi APBN Pada triwulan I 2021, terjadi karena

peningkatan realisasi belanja modal dan belanja barang. Realisasi belanja

modal tercatat sebesar 23,41% atau sebesar Rp583,79 miliar, lebih tinggi

jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

5,26% atau Rp121,64 miliar. Realisasi belanja barang tercatat sebesar

13,46% atau Rp358,82 miliar, lebih tinggi dibanding periode sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 10,64% atau Rp290,21 miliar.

Peningkatan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam

mendorong percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19

serta realisasi program multi years yang terus digodok penyelesaiannya

sesuai target.

Disisi lain, persentasi realisasi belanja pegawai tercatat sebesar 18,51%,

mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya yang tercatat

2.3.1. Realisasi APBN Provinsi sebesar 19,09%. Namun demikian, secara nominal realisasi belanja

pegawai mengalami peningkatan sebesar Rp12,45 miliar atau 3,05% (yoy)

menjadi Rp447,54 miliar pada periode laporan.

18 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

direalisasikan adalah sebesar Rp 147,59 miliar atau 9,02% dari total pagu

(Tabel 2.5). Realisasi tersebut mengalami peningkatan dibanding periode

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 131,32 miliar atau 8,04% dari

total pagu. Daerah dengan tingkat realisasi dana desa tertinggi secara

berurutan berasal dari Kabupaten Kolaka Timur, Kolaka Utara, Buton

Selatan dan Kolaka dengan tingkat realisasi masing-masing sebesar

36,27%, 34,71%, 27,18% dan 13,33%.

Terdapat 5 kabupaten dengan tingkat penyerapan masih berada pada

0,00% atau belum melakukan realisasi sama sekali yaitu Kabupaten

Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten

Konawe Utara dan Kabupaten Muna. Selain itu terdapat daerah dengan

realisasi dana desa dibawah sepuluh persen yaitu Kabupaten Konawe

Selatan (0,19%), Kabupaten Buton Tengah (5,19%), Kabupaten Wakatobi

(5,66%), Kabupaten Bombana (7,58%), Kabupaten Konawe (7,91%) dan

Kabupaten Muna Barat (8,00%). Penyerapan yang belum optimal di

beberapa daerah tersebut terjadi karena kendala dalam proses

penatausahaan administrasi dan kurang memadainya kelengkapan

dokumen yang dibutuhkan dalam proses realisasi atau pencairan dana

desa. Kedepan apabila permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan

efektif diperkirakan proses pencairan dan realisasi anggaran dana desa

secara umum dapat terakselerasi.

PAGU(RP MILIAR)

REALISASI(RP MILIAR)

REALISASI(%)

106.17

73.89

62.35

65.69

70.03

87.25

96.68

127.19

223.45

75.26

251.85

125.76

124.18

79.80

67.31

1,636.86

8.05

-

16.95

3.41

-

11.63

35.06

44.15

17.68

-

0.48

-

-

6.38

3.81

147.59

7.58

0.00

27.18

5.19

0.00

13.33

36.27

34.71

7.91

0.00

0.19

0.00

0.00

8.00

5.66

9.02

Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021

KAB/KOTA

Kab. Bombana

Kab. Buton

Kab. Buton Selatan

Kab. Buton Tengah

Kab. Buton Utara

Kab. Kolaka

Kab. Kolaka Timur

Kab. Kolaka Utara

Kab. Konawe

Kab. Konawe Kepulauan

Kab. Konawe Selatan

Kab. Konawe Utara

Kab. Muna

Kab. Muna Barat

Kab. Wakatobi

Total

Keterangan: Pagu dalam Rp Miliar. Penyerapan Desa dihitung terhadap realisasi RKUD terhadap RKDSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

19BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Sesuai data dari Kajian Fiskal Regional (KFR) Kanwil DJPb Provinsi

Sulawesi Tenggara, total pagu dana desa untuk 17 Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar Rp1,64 triliun, lebih tinggi

0,22% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar

sebesar Rp 1,63 triliun. Pada triwulan I 2021, besaran Dana Desa yang telah

2.3.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar RupiahSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada Triwulan I 2021

JENIS

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bantuan Sosial

Total

PAGU REALISASI

KUMULATIF TW 2020

2,278.70

2,728.45

2,312.44

28.96

7,348.55

435.09

290.21

121.64

0.01

846.95

% THD TARGET

19.09

10.64

5.26

0.02

11.53

PAGU

2,417.73

2,666.75

2,493.65

6.77

7,584.90

KUMULATIF TW 2021

REALISASI

447.54

358.82

583.79

-

1,390.16

% THD TARGET

18.51

13.46

23.41

-

18.33

2.3. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBN

Alokasi anggaran belanja APBN Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2021

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Anggaran

belanja APBN 2021 Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp7,58 triliun atau

naik 3,22% (yoy) dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp7,35

triliun. Berdasarkan jenisnya, pangsa terbesar total APBN Provinsi

Sulawesi Tenggara tahun 2021 diperuntukkan bagi belanja barang sebesar

35,16% atau Rp2,66 triliun, diikuti oleh belanja modal sebesar Rp2,49

triliun (32,88%), belanja pegawai sebesar Rp2,41 triliun (31,88%) dan

belanja bantuan sosial Rp6,77 miliar (0,09%). Komposisi tersebut tidak

jauh berbeda jika dibandingkan periode tahun 2020.

Pada triwulan I 2021, realisasi APBN tercatat sebesar Rp1,39 triliun (18,33%

dari total pagu) lebih tinggi Rp543,21 miliar atau 6,80% (yoy) dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp846,95

miliar (11,53% dari total pagi). Pencapaian realisasi periode laporan

melebihi target realisasi yang ditetapkan sebesar 15,00% disebabkan oleh

adanya pergeseran paradigma dalam proses/tahapan pengadaan antara

lain pelaksanaan proses lelang yang dapat dilakukan dari akhir tahun

sebelumnya sehingga realisasi program dapat dilakukan pada awal tahun

anggaran berjalan.

Peningkatan capaian realisasi APBN Pada triwulan I 2021, terjadi karena

peningkatan realisasi belanja modal dan belanja barang. Realisasi belanja

modal tercatat sebesar 23,41% atau sebesar Rp583,79 miliar, lebih tinggi

jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

5,26% atau Rp121,64 miliar. Realisasi belanja barang tercatat sebesar

13,46% atau Rp358,82 miliar, lebih tinggi dibanding periode sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 10,64% atau Rp290,21 miliar.

Peningkatan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam

mendorong percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19

serta realisasi program multi years yang terus digodok penyelesaiannya

sesuai target.

Disisi lain, persentasi realisasi belanja pegawai tercatat sebesar 18,51%,

mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya yang tercatat

2.3.1. Realisasi APBN Provinsi sebesar 19,09%. Namun demikian, secara nominal realisasi belanja

pegawai mengalami peningkatan sebesar Rp12,45 miliar atau 3,05% (yoy)

menjadi Rp447,54 miliar pada periode laporan.

18 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

direalisasikan adalah sebesar Rp 147,59 miliar atau 9,02% dari total pagu

(Tabel 2.5). Realisasi tersebut mengalami peningkatan dibanding periode

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 131,32 miliar atau 8,04% dari

total pagu. Daerah dengan tingkat realisasi dana desa tertinggi secara

berurutan berasal dari Kabupaten Kolaka Timur, Kolaka Utara, Buton

Selatan dan Kolaka dengan tingkat realisasi masing-masing sebesar

36,27%, 34,71%, 27,18% dan 13,33%.

Terdapat 5 kabupaten dengan tingkat penyerapan masih berada pada

0,00% atau belum melakukan realisasi sama sekali yaitu Kabupaten

Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten

Konawe Utara dan Kabupaten Muna. Selain itu terdapat daerah dengan

realisasi dana desa dibawah sepuluh persen yaitu Kabupaten Konawe

Selatan (0,19%), Kabupaten Buton Tengah (5,19%), Kabupaten Wakatobi

(5,66%), Kabupaten Bombana (7,58%), Kabupaten Konawe (7,91%) dan

Kabupaten Muna Barat (8,00%). Penyerapan yang belum optimal di

beberapa daerah tersebut terjadi karena kendala dalam proses

penatausahaan administrasi dan kurang memadainya kelengkapan

dokumen yang dibutuhkan dalam proses realisasi atau pencairan dana

desa. Kedepan apabila permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan

efektif diperkirakan proses pencairan dan realisasi anggaran dana desa

secara umum dapat terakselerasi.

PAGU(RP MILIAR)

REALISASI(RP MILIAR)

REALISASI(%)

106.17

73.89

62.35

65.69

70.03

87.25

96.68

127.19

223.45

75.26

251.85

125.76

124.18

79.80

67.31

1,636.86

8.05

-

16.95

3.41

-

11.63

35.06

44.15

17.68

-

0.48

-

-

6.38

3.81

147.59

7.58

0.00

27.18

5.19

0.00

13.33

36.27

34.71

7.91

0.00

0.19

0.00

0.00

8.00

5.66

9.02

Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan I 2021

KAB/KOTA

Kab. Bombana

Kab. Buton

Kab. Buton Selatan

Kab. Buton Tengah

Kab. Buton Utara

Kab. Kolaka

Kab. Kolaka Timur

Kab. Kolaka Utara

Kab. Konawe

Kab. Konawe Kepulauan

Kab. Konawe Selatan

Kab. Konawe Utara

Kab. Muna

Kab. Muna Barat

Kab. Wakatobi

Total

Keterangan: Pagu dalam Rp Miliar. Penyerapan Desa dihitung terhadap realisasi RKUD terhadap RKDSumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

19BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

PerkembanganInflasiDaerah

BAB III

PerkembanganInflasiDaerah

BAB III

1Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat

sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Inflasi Sulawesi Tenggara

pada periode laporan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang

tercatat sebesar 1,37% (yoy) namun masih dibawah inflasi regional

Sulawesi yang tercatat sebesar 2,03% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas dan

daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor

pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain itu,

perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun

curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode

3.1. KONDISI UMUM INFLASI

%, MTM

Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara

KET:< 2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00 INDEKS

Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari

KET: 2019 =100; PRODUKSI IKAN: PENDARATAN IKAN DI PPS KENDARISUMBER: BMKG, DIOLAH

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 -

20

40

60

80

100

120

140

160

20192018 2020 2021

1 2 3

2021

KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)

Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama

SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BANK INDONESIA

Makanan, Minuman dan Tembakau

Perumahan

31,45%

13,74%

Transportasi

Kelompok Lainnya

14,60%

40,21%I

2020

II III IV

0,99

-0,15

1,43 1,33

-5,38

-0,17 -0,81

-0,20

2,493,02

SULAWESI TENGGARA CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI

PROPORSI KELOMPOK

Makanan, Minuman dan Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,Bahan Bakar RT

Transportasi

Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021

INF ≥ 4%

3% ≤ INF < 4%

2% ≤ INF < 3%

INF < 2%

Aceh 1,61%

Sumut 1,43%

Riau 1,87%

Sumbar 1,78%

Lampung 1,75%

Kepri 1,56%

Bengkulu 1,44%

Kep. Babel 2,06%

Sumsel 1,12%

Jambi 2,65%

Kalbar 1,02%

Kalsel 2,02%

Kaltim 0,74%

Kalteng 1,02%

Kaltara 1,13%

Banten 1,39%

Jakarta 1,11%

Jabar 1,43%

Jateng 1,48%

Yogyakarta 1,43%

Jatim 1,28%

Bali 0,84%

Ntb 1,56%

Ntt 0,78%

Sulut 1,69%

Gorontalo 2,03%

Sulteng 2,31%

Sulbar 3,31%

Sulsel 2,07%

Sultra 1,87%

2,03%1,73% 0,72%1,13%Sumatera

1,60%SulawesiJawa Balinusra Kalimantan

INFLASI NASIONAL : 1,37% (YoY)

Sulawesi

2,03%Sumatera

1,60%

Jawa 1,28%

Balinusra 1,01%

Kalimantan

1,13%

SUMBER: BPS

Mapua1,46%

Maluku 0,07%

Maluku Utara 1,36%

Papua 2,47%

Papua Barat 1,73%

1,46%Mapua

I

2021

1,87

2020

II III IV I

20212020

II III IV I

2021 2020

II III IV I

2021

0,16

0,56

0,15

0,07

2,224,66

laporan yang mendorong peningkatan harga pada beberapa komoditas

ikan segar dan sayur-sayuran.

Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi di Sulawes

Tenggara pada triwulan I 2021 disebabkan kenaikan harga di dua kelompok

utama, yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Kelompok

Transportasi. Sebagai catatan, Kelompok Makanan, Minuman, dan

Tembakau di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata proporsi sebesar

31,45%, kelompok transportasi sebesar 14,60%, dan kelompok

perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,74%.

Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.

1.

22 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Secara bulanan, pergerakan inflasi IHK Sulawesi Tenggara selama triwulan

I 2021 memiliki tren yang menurun, bahkan cenderung mengalami deflasi

jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan

pada periode laporan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm),

lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan triwulan

sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,00% (mtm). Berdasarkan

sumbernya, penyumbang terbesar deflasi bulanan rata-rata berasal dari

Kelompok Transportasi dan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin RT. Disisi lain, Kelompok Kesehatan dan Kelompok

Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami peningkatan tekanan inflasi

(Tabel 3.1).

Dilihat dari capaian inflasi per bulannya, pada Januari 2021 Sulawesi

Tenggara tercatat mengalami deflasi sebesar 0,39% (mtm), pada bulan

Februari 2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,03% (mtm) dan pada Maret

2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,07% (mtm) (Tabel 3.2).

3.2. PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN(MONTH TO MONTH)

Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI

Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)

KELOMPOK

Makanan, Minuman dan Tembakau

Pakaian dan Alas Kaki

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT

Kesehatan

Transportasi

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya

Pendidikan

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

Inflasi (mtm)

OKT NOV

-0.88

-0.72

-0.09

0.05

0.01

-1.27

0.00

0.01

0.41

0.00

-0.41

-0.53

-0.68

0.06

-0.07

0.35

0.10

0.63

0.00

0.00

0.00

0.19

0.21

-0.08

DES

1.12

0.39

-0.02

0.06

0.14

1.50

0.22

0.02

0.00

0.00

-0.05

0.61

RERATA

TW IV 2020

-0.15

-0.09

-0.06

0.15

0.08

0.29

0.07

0.01

0.14

0.06

-0.08

0.00

JAN FEB

-0.37

-0.57

-0.05

-0.27

0.12

-1.56

0.00

0.01

0.00

0.00

0.19

-0.39

0.40

0.04

-0.02

-0.54

0.37

-0.24

0.00

-0.46

0.00

0.01

-0.40

0.03

MAR

0.04

0.13

-0.01

-0.03

0.04

0.47

0.00

-0.43

0.00

0.00

-0.14

0.07

RERATA

TW I 2021

0.02

-0.13

-0.03

-0.28

0.18

-0.44

0.00

-0.29

0.00

0.00

-0.12

-0.10

OKT NOV

-0.28

-0.05

-0.01

0.00

0.00

-0.19

0.00

0.00

0.02

0.00

-0.03

-0.53

-0.21

0.00

-0.01

0.02

0.00

0.09

0.00

0.00

0.00

0.01

0.01

-0.08

DES

0.35

0.03

0.00

0.00

0.00

0.22

0.02

0.00

0.00

0.00

0.00

0.61

RERATA

TW IV 2020

-0.05

-0.01

-0.01

0.01

0.00

0.04

0.01

0.00

0.01

0.00

-0.01

0.00

JAN FEB

-0.12

-0.04

-0.01

-0.01

0.00

-0.23

0.00

0.00

0.00

0.00

0.01

-0.39

0.13

0.00

0.00

-0.03

0.01

-0.04

0.00

-0.01

0.00

0.00

-0.03

0.03

MAR

0.01

0.01

0.00

0.00

0.00

0.07

0.00

-0.01

0.00

0.00

-0.01

0.07

RERATA

TW I 2021

0.01

-0.01

0.00

-0.01

0.00

-0.07

0.00

-0.01

0.00

0.00

-0.01

-0.10

INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)

Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi mengalami rata-rata deflasi

sebesar 0,44% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar -0,07%, menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi

dengan rata-rata sebesar 0,29% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar

0,04%. Deflasi yang terjadi pada kelompok tersebut disebabkan oleh

penurunan tekanan harga pada komoditas angkutan udara yang

mencatatkan rata-rata deflasi 2,57% (mtm) pada periode laporan.

Normalisasi jasa angkutan udara paska masa high season pada triwulan

sebelumnya serta masih ketatnya kebijakan terkait dengan penerbangan

serta masih rendahnya minat wisata masyarakat menjadi faktor

pendorong penurunan harga pada Kelompok Transportasi.

Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan PemeliharaanRutin RT

Pada triwulan I 2021, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin RT mengalami rata-rata deflasi sebesar 0,28% (mtm)

dengan rata-rata andil sebesar -0,04%, menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,15% (mtm)

dengan rata-rata andil sebesar 0,02%. Deflasi yang terjadi pada kelompok

tersebut disebabkan oleh penurunan tekanan harga pada komoditas

barang pecah belah dan peralatan makan minum yang secara rata-rata

bulanan dari inflasi sebesar 0,73% (mtm) pada triwulan IV 2020 menjadi

deflasi 0,34% (mtm) pada periode laporan.

Penurunan harga yang terjadi karena normalisasi permintaan pada

komoditas peralatan dan perlengkapan RT sesuai dengan pola historisnya

yang meningkat pada festive season dan relatif stabil diluar masa tersebut.

Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi

sebesar 1,33% (yoy) (Grafik 3.5). Kondisi tersebut sama dengan perubahan

tekanan inflasi di regional yang juga mengalami peningkatan

dibandingkan periode sebelumnya. Di lain sisi, inflasi nasional

menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi tahunan dipicu

oleh tingginya tekanan harga pada Kelompok Makanan, minuman dan

tembakau, serta Kelompok Transportasi.

3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN(YEAR ON YEAR)

23BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

1Pada triwulan I 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat

sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 1,33% (yoy). Inflasi Sulawesi Tenggara

pada periode laporan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang

tercatat sebesar 1,37% (yoy) namun masih dibawah inflasi regional

Sulawesi yang tercatat sebesar 2,03% (yoy). Mulai pulihnya aktivitas dan

daya beli masyarakat pada tahun 2021 menjadi salah satu faktor

pendorong peningkatan inflasi pada triwulan I 2021. Selain itu,

perkembangan cuaca yang kurang kondusif (baik gelombang laut maupun

curah hujan) menjadi penyebab berkurangnya pasokan pada periode

3.1. KONDISI UMUM INFLASI

%, MTM

Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara

KET:< 2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV-2,00

-1,00

0,00

1,00

2,00

3,00 INDEKS

Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari

KET: 2019 =100; PRODUKSI IKAN: PENDARATAN IKAN DI PPS KENDARISUMBER: BMKG, DIOLAH

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 -

20

40

60

80

100

120

140

160

20192018 2020 2021

1 2 3

2021

KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)

Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama

SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BANK INDONESIA

Makanan, Minuman dan Tembakau

Perumahan

31,45%

13,74%

Transportasi

Kelompok Lainnya

14,60%

40,21%I

2020

II III IV

0,99

-0,15

1,43 1,33

-5,38

-0,17 -0,81

-0,20

2,493,02

SULAWESI TENGGARA CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI

PROPORSI KELOMPOK

Makanan, Minuman dan Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,Bahan Bakar RT

Transportasi

Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2021

INF ≥ 4%

3% ≤ INF < 4%

2% ≤ INF < 3%

INF < 2%

Aceh 1,61%

Sumut 1,43%

Riau 1,87%

Sumbar 1,78%

Lampung 1,75%

Kepri 1,56%

Bengkulu 1,44%

Kep. Babel 2,06%

Sumsel 1,12%

Jambi 2,65%

Kalbar 1,02%

Kalsel 2,02%

Kaltim 0,74%

Kalteng 1,02%

Kaltara 1,13%

Banten 1,39%

Jakarta 1,11%

Jabar 1,43%

Jateng 1,48%

Yogyakarta 1,43%

Jatim 1,28%

Bali 0,84%

Ntb 1,56%

Ntt 0,78%

Sulut 1,69%

Gorontalo 2,03%

Sulteng 2,31%

Sulbar 3,31%

Sulsel 2,07%

Sultra 1,87%

2,03%1,73% 0,72%1,13%Sumatera

1,60%SulawesiJawa Balinusra Kalimantan

INFLASI NASIONAL : 1,37% (YoY)

Sulawesi

2,03%Sumatera

1,60%

Jawa 1,28%

Balinusra 1,01%

Kalimantan

1,13%

SUMBER: BPS

Mapua1,46%

Maluku 0,07%

Maluku Utara 1,36%

Papua 2,47%

Papua Barat 1,73%

1,46%Mapua

I

2021

1,87

2020

II III IV I

20212020

II III IV I

2021 2020

II III IV I

2021

0,16

0,56

0,15

0,07

2,224,66

laporan yang mendorong peningkatan harga pada beberapa komoditas

ikan segar dan sayur-sayuran.

Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi di Sulawes

Tenggara pada triwulan I 2021 disebabkan kenaikan harga di dua kelompok

utama, yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Kelompok

Transportasi. Sebagai catatan, Kelompok Makanan, Minuman, dan

Tembakau di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata proporsi sebesar

31,45%, kelompok transportasi sebesar 14,60%, dan kelompok

perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,74%.

Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.

1.

22 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Secara bulanan, pergerakan inflasi IHK Sulawesi Tenggara selama triwulan

I 2021 memiliki tren yang menurun, bahkan cenderung mengalami deflasi

jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan

pada periode laporan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm),

lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan triwulan

sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,00% (mtm). Berdasarkan

sumbernya, penyumbang terbesar deflasi bulanan rata-rata berasal dari

Kelompok Transportasi dan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin RT. Disisi lain, Kelompok Kesehatan dan Kelompok

Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami peningkatan tekanan inflasi

(Tabel 3.1).

Dilihat dari capaian inflasi per bulannya, pada Januari 2021 Sulawesi

Tenggara tercatat mengalami deflasi sebesar 0,39% (mtm), pada bulan

Februari 2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,03% (mtm) dan pada Maret

2021 mencatatkan inflasi sebesar 0,07% (mtm) (Tabel 3.2).

3.2. PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN(MONTH TO MONTH)

Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI

Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)

KELOMPOK

Makanan, Minuman dan Tembakau

Pakaian dan Alas Kaki

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT

Kesehatan

Transportasi

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya

Pendidikan

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

Inflasi (mtm)

OKT NOV

-0.88

-0.72

-0.09

0.05

0.01

-1.27

0.00

0.01

0.41

0.00

-0.41

-0.53

-0.68

0.06

-0.07

0.35

0.10

0.63

0.00

0.00

0.00

0.19

0.21

-0.08

DES

1.12

0.39

-0.02

0.06

0.14

1.50

0.22

0.02

0.00

0.00

-0.05

0.61

RERATA

TW IV 2020

-0.15

-0.09

-0.06

0.15

0.08

0.29

0.07

0.01

0.14

0.06

-0.08

0.00

JAN FEB

-0.37

-0.57

-0.05

-0.27

0.12

-1.56

0.00

0.01

0.00

0.00

0.19

-0.39

0.40

0.04

-0.02

-0.54

0.37

-0.24

0.00

-0.46

0.00

0.01

-0.40

0.03

MAR

0.04

0.13

-0.01

-0.03

0.04

0.47

0.00

-0.43

0.00

0.00

-0.14

0.07

RERATA

TW I 2021

0.02

-0.13

-0.03

-0.28

0.18

-0.44

0.00

-0.29

0.00

0.00

-0.12

-0.10

OKT NOV

-0.28

-0.05

-0.01

0.00

0.00

-0.19

0.00

0.00

0.02

0.00

-0.03

-0.53

-0.21

0.00

-0.01

0.02

0.00

0.09

0.00

0.00

0.00

0.01

0.01

-0.08

DES

0.35

0.03

0.00

0.00

0.00

0.22

0.02

0.00

0.00

0.00

0.00

0.61

RERATA

TW IV 2020

-0.05

-0.01

-0.01

0.01

0.00

0.04

0.01

0.00

0.01

0.00

-0.01

0.00

JAN FEB

-0.12

-0.04

-0.01

-0.01

0.00

-0.23

0.00

0.00

0.00

0.00

0.01

-0.39

0.13

0.00

0.00

-0.03

0.01

-0.04

0.00

-0.01

0.00

0.00

-0.03

0.03

MAR

0.01

0.01

0.00

0.00

0.00

0.07

0.00

-0.01

0.00

0.00

-0.01

0.07

RERATA

TW I 2021

0.01

-0.01

0.00

-0.01

0.00

-0.07

0.00

-0.01

0.00

0.00

-0.01

-0.10

INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)

Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi mengalami rata-rata deflasi

sebesar 0,44% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar -0,07%, menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi

dengan rata-rata sebesar 0,29% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar

0,04%. Deflasi yang terjadi pada kelompok tersebut disebabkan oleh

penurunan tekanan harga pada komoditas angkutan udara yang

mencatatkan rata-rata deflasi 2,57% (mtm) pada periode laporan.

Normalisasi jasa angkutan udara paska masa high season pada triwulan

sebelumnya serta masih ketatnya kebijakan terkait dengan penerbangan

serta masih rendahnya minat wisata masyarakat menjadi faktor

pendorong penurunan harga pada Kelompok Transportasi.

Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan PemeliharaanRutin RT

Pada triwulan I 2021, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin RT mengalami rata-rata deflasi sebesar 0,28% (mtm)

dengan rata-rata andil sebesar -0,04%, menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,15% (mtm)

dengan rata-rata andil sebesar 0,02%. Deflasi yang terjadi pada kelompok

tersebut disebabkan oleh penurunan tekanan harga pada komoditas

barang pecah belah dan peralatan makan minum yang secara rata-rata

bulanan dari inflasi sebesar 0,73% (mtm) pada triwulan IV 2020 menjadi

deflasi 0,34% (mtm) pada periode laporan.

Penurunan harga yang terjadi karena normalisasi permintaan pada

komoditas peralatan dan perlengkapan RT sesuai dengan pola historisnya

yang meningkat pada festive season dan relatif stabil diluar masa tersebut.

Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

tercatat mengalami inflasi sebesar 1,87% (yoy), lebih tinggi jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi

sebesar 1,33% (yoy) (Grafik 3.5). Kondisi tersebut sama dengan perubahan

tekanan inflasi di regional yang juga mengalami peningkatan

dibandingkan periode sebelumnya. Di lain sisi, inflasi nasional

menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi tahunan dipicu

oleh tingginya tekanan harga pada Kelompok Makanan, minuman dan

tembakau, serta Kelompok Transportasi.

3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN(YEAR ON YEAR)

23BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Sumber: BPS, Perhitungan BI

Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara

KOMODITAS ANDIL (%)

Cabai Rawit

Ikan Layang

Mobil

Ikan Selar

Daging Ayam Ras

Tempe

Tarif Kendaraan Roda 4 Online

Cabai Merah

Pir

Ayam Hidup

Angkutan Udara

Ikan Kembung

Daun Kelor

Bawang Merah

Ikan Katamba

Celana Panjang Jeans Pria

Kacang Panjang

Kangkung

Telur Ayam Ras

Ikan Bubara

0.06

0.05

0.05

0.02

0.02

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

-0.29

-0.10

-0.06

-0.03

-0.02

-0.02

-0.02

-0.02

-0.02

-0.01

FEBRUARI 2021JANUARI 2021 MARET 2021

KOMODITAS ANDIL (%)

PENYUMBANG INFLASI

Ikan Selar

Ikan Layang

Ikan Kembung

Ikan Bandeng

Kangkung

Kacang Panjang

Wortel

Mie Kering Instant

Ikan Rambe

Daging Ayam Ras

Cabai Rawit

Angkutan Udara

Telur Ayam Ras

Bawang Merah

Parfum

Biskuit

Air Kemasan

Sabun Detergen Bubuk/Cair

Shampo

Mainan Anak

0.05

0.04

0.03

0.02

0.02

0.02

0.02

0.01

0.01

0.01

-0.05

-0.05

-0.03

-0.02

-0.02

-0.01

-0.01

-0.01

-0.01

-0.01

KOMODITAS ANDIL (%)

Cabai Rawit

Ikan Teri

Angkutan Udara

Ikan Cakalang

Tarif Kendaraan Roda 4 Online

Daun Kelor

Ikan Rambe

Bawang Merah

Minyak Goreng

Kacang Panjang

Ikan Layang

Ikan Kembung

Ikan Selar

Kangkung

Emas Perhiasan

Mainan Anak

Ayam Hidup

Ikan Katamba

Celana Pendek Pria

Ikan Tuna

0.07

0.06

0.04

0.03

0.02

0.02

0.02

0.01

0.01

0.01

-0.10

-0.06

-0.04

-0.02

-0.02

-0.01

-0.01

-0.01

-0.01

0.00

PENYUMBANG DEFLASI

Kelompok Makanan, Minuman dan TembakauKelompok bahan makanan pada triwulan I 2021 tercatat mengalami inflasi

sebesar 4,66% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 3,02% (yoy).

Peningkatan tekanan inflasi tersebut disebabkan kenaikan harga

beberapa komoditas ikan segar seperti Ikan Layang (26,06%; yoy) dan ikan

Cakalang (30,90%; yoy). Masih tingginya gelombang laut di area utama

penangkapan ikan di Sulawesi Tenggara menyebabkan produksi ikan pada

triwulan tersebut masih cenderung terbatas. Siklus tahunan dan pola

musim beberapa ikan seperti Ikan Cakalang, Ikan Tuna, dan Ikan Layang

juga menyebabkan penurunan produksi lebih jauh. Selain penurunan

supply ikan segar, anomali cuaca yang terjadi periode laporan juga

menyebabkan penurunan pasokan sayur-sayuran sehingga terjadi

peningkatan harga tahunan yang cukup sigifikan pada beberapa

komoditas seperti antara lain Daun Kelor (58,93%; yoy) dan Jeruk

Nipis/Limau (35,51%, yoy).

Meskipun demikian, peningkatan inflasi lebih jauh tertahan oleh

penurunan harga secara tahunan pada komoditas Bawang Merah (-

24,29%; yoy) dan Bawang Putih (-34,38%; yoy). Penurunan tersebut dipicu

oleh meningkatnya pasokan aneka bawang secara drastis dari luar daerah

sehingga total pasokan dalam wilayah Sulawesi Tenggara berlebih.

Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi tercatat mengalami

peningkatan tekanan inflasi tahunan. Pada periode laporan kelompok

transportasi mengalami inflasi sebesar 2,22% (yoy) dengan andil sebesar

0,32% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi pada triwulan

sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,81% (yoy) dengan andil

sebesar -0,12% (yoy).

Peningkatan tekanan inflasi pada periode laporan didorong oleh

peningkatan harga angkutan udara dibandingkan tahun lalu, dimana

inflasi angkutan udara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 3,37% (yoy).

Sebagai penjelas, pada periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan

permintaan jasa angkutan udara yang cukup dalam karena pandemi yang

memaksa maskapai untuk menurunkan harga jual tiketnya. Pada periode

laporan, permintaan sudah mulai menunjukkan pemulihan walaupun

belum kembali normal dan masih lebih rendah dibandingkan pada periode

festive. Hal tersebut mendorong maskapai untuk mulai menaikkan harga

tiket pesawat. Selain itu, peningkatan inflasi secara tahunan juga terjadi

pada harga mobil yang meningkat dari 5,42% (yoy) pada triwulan IV 2020

menjadi 6,78% (yoy) pada periode laporan.

24 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

RR

Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara

KET: BERDASARKAN LOKASI STASIUN CUACA YANG ADA DI SULTRA SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 10

100

200

300

400

500

600

KENDARIBAUBAU KOLAKA KONAWE SELATAN

2021

%, YOY

Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI

NASIONALSULTRA SULAWESI

1,87%2,03%

1,37%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-1,00%

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

2 3

Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI

Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)

KELOMPOK

Makanan, Minuman dan Tembakau

Pakaian dan Alas Kaki

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT

Kesehatan

Transportasi

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya

Pendidikan

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

Inflasi (yoy)

I II

3,70

1,84

0,27

1,53

4,31

-6,28

-0,99

0,83

4,35

2,69

4,18

0,99

-0,20

1,22

0,16

1,33

2,90

-5,38

-2,02

-0,54

4,78

3,10

4,94

-0,15

III

2,49

0,01

0,56

2,02

2,92

-0,17

-3,32

-0,53

3,53

1,72

6,97

1,43

IV

2020

I

4.66

-0.98

0.07

0.75

1.22

2.22

-3.18

-0.86

1.75

0.86

3.72

1.87

INFLASI (%,YOY)

3,02

-0,51

0,15

2,35

2,85

-0,81

-3,02

-0,49

1,78

1,86

6,39

1,33

2021

I II

1.10

0.13

0.04

0.08

0.09

-0.99

-0.08

0.02

0.18

0.15

0.27

0.99

-0.06

0.08

0.02

0.07

0.06

-0.84

-0.15

-0.01

0.20

0.17

0.31

-0.15

III

0.78

0.00

0.08

0.11

0.06

-0.02

-0.25

-0.01

0.15

0.10

0.45

1.43

IV

2020

I

1.43

-0.07

0.01

0.04

0.03

0.32

-0.24

-0.02

0.08

0.05

0.25

1.87

ANDIL (%,YOY)

0.93

-0.04

0.02

0.12

0.06

-0.12

-0.23

-0.01

0.08

0.11

0.41

1.33

2021

Secara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasi tahunan

didorong oleh terjadinya peningkatan tekanan inflasi tahunan di Kota

Kendari. Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 2,10% (yoy) pada triwulan

I 2021, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 1,37% (yoy). Disisi lain, Kota

Baubau mengalami penurunan tekanan inflasi dari 1,25% (yoy) pada

triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode laporan (Grafik 3.7).

3.4. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA

Kota Kendari memberikan andil sebesar 1,10% terhadap inflasi Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021. Peningkatan tekanan inflasi tahunan di

Kota Kendari disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok

dengan proporsi terbesar, yaitu Kelompok Makanan, Minuman, dan

Tembakau, serta Kelompok Transportasi.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan inflasi

dari -2,04% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 5,33% (yoy) pada periode

laporan. Kondisi gelombang yang cukup tinggi dan siklus tahunan musim

In�asi Kota Kendari

ikan menyebabkan produksi beberapa jenis ikan segar menurun yang

menyebabkan kenaikan harga ikan antara lain Ikan Layang (39,86%; yoy)

dan Ikan Cakalang (29,64%; yoy).

Selain itu, peningkatan tekanan inflasi di kota Kendari juga didorong

peningkatan harga yang terjadi pada Kelompok Transportasi. Pada

triwulan I 2021, kelompok tersebut tercatat mengalami inflasi sebesar

2,85% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang mengalami deflasi sebesar 0,14% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi

yang pada jasa angkutan udara lebih disebabkan karena base effect

dimana pada akhir periode yang sama pada tahun lalu terjadi major drop

pada permintaan tiket pesawat dan saat ini sejalan dengan peningkatan

kualitas penanganan Covid-10, mobilitas masyarakat antar daerah mulai

menunjukkan pemulihan dan memberi ruang untuk maskapai menaikkan

harga tiketnya.

25BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Sumber: BPS, Perhitungan BI

Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara

KOMODITAS ANDIL (%)

Cabai Rawit

Ikan Layang

Mobil

Ikan Selar

Daging Ayam Ras

Tempe

Tarif Kendaraan Roda 4 Online

Cabai Merah

Pir

Ayam Hidup

Angkutan Udara

Ikan Kembung

Daun Kelor

Bawang Merah

Ikan Katamba

Celana Panjang Jeans Pria

Kacang Panjang

Kangkung

Telur Ayam Ras

Ikan Bubara

0.06

0.05

0.05

0.02

0.02

0.01

0.01

0.01

0.01

0.01

-0.29

-0.10

-0.06

-0.03

-0.02

-0.02

-0.02

-0.02

-0.02

-0.01

FEBRUARI 2021JANUARI 2021 MARET 2021

KOMODITAS ANDIL (%)

PENYUMBANG INFLASI

Ikan Selar

Ikan Layang

Ikan Kembung

Ikan Bandeng

Kangkung

Kacang Panjang

Wortel

Mie Kering Instant

Ikan Rambe

Daging Ayam Ras

Cabai Rawit

Angkutan Udara

Telur Ayam Ras

Bawang Merah

Parfum

Biskuit

Air Kemasan

Sabun Detergen Bubuk/Cair

Shampo

Mainan Anak

0.05

0.04

0.03

0.02

0.02

0.02

0.02

0.01

0.01

0.01

-0.05

-0.05

-0.03

-0.02

-0.02

-0.01

-0.01

-0.01

-0.01

-0.01

KOMODITAS ANDIL (%)

Cabai Rawit

Ikan Teri

Angkutan Udara

Ikan Cakalang

Tarif Kendaraan Roda 4 Online

Daun Kelor

Ikan Rambe

Bawang Merah

Minyak Goreng

Kacang Panjang

Ikan Layang

Ikan Kembung

Ikan Selar

Kangkung

Emas Perhiasan

Mainan Anak

Ayam Hidup

Ikan Katamba

Celana Pendek Pria

Ikan Tuna

0.07

0.06

0.04

0.03

0.02

0.02

0.02

0.01

0.01

0.01

-0.10

-0.06

-0.04

-0.02

-0.02

-0.01

-0.01

-0.01

-0.01

0.00

PENYUMBANG DEFLASI

Kelompok Makanan, Minuman dan TembakauKelompok bahan makanan pada triwulan I 2021 tercatat mengalami inflasi

sebesar 4,66% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 3,02% (yoy).

Peningkatan tekanan inflasi tersebut disebabkan kenaikan harga

beberapa komoditas ikan segar seperti Ikan Layang (26,06%; yoy) dan ikan

Cakalang (30,90%; yoy). Masih tingginya gelombang laut di area utama

penangkapan ikan di Sulawesi Tenggara menyebabkan produksi ikan pada

triwulan tersebut masih cenderung terbatas. Siklus tahunan dan pola

musim beberapa ikan seperti Ikan Cakalang, Ikan Tuna, dan Ikan Layang

juga menyebabkan penurunan produksi lebih jauh. Selain penurunan

supply ikan segar, anomali cuaca yang terjadi periode laporan juga

menyebabkan penurunan pasokan sayur-sayuran sehingga terjadi

peningkatan harga tahunan yang cukup sigifikan pada beberapa

komoditas seperti antara lain Daun Kelor (58,93%; yoy) dan Jeruk

Nipis/Limau (35,51%, yoy).

Meskipun demikian, peningkatan inflasi lebih jauh tertahan oleh

penurunan harga secara tahunan pada komoditas Bawang Merah (-

24,29%; yoy) dan Bawang Putih (-34,38%; yoy). Penurunan tersebut dipicu

oleh meningkatnya pasokan aneka bawang secara drastis dari luar daerah

sehingga total pasokan dalam wilayah Sulawesi Tenggara berlebih.

Kelompok TransportasiPada triwulan I 2021, Kelompok Transportasi tercatat mengalami

peningkatan tekanan inflasi tahunan. Pada periode laporan kelompok

transportasi mengalami inflasi sebesar 2,22% (yoy) dengan andil sebesar

0,32% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi pada triwulan

sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,81% (yoy) dengan andil

sebesar -0,12% (yoy).

Peningkatan tekanan inflasi pada periode laporan didorong oleh

peningkatan harga angkutan udara dibandingkan tahun lalu, dimana

inflasi angkutan udara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 3,37% (yoy).

Sebagai penjelas, pada periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan

permintaan jasa angkutan udara yang cukup dalam karena pandemi yang

memaksa maskapai untuk menurunkan harga jual tiketnya. Pada periode

laporan, permintaan sudah mulai menunjukkan pemulihan walaupun

belum kembali normal dan masih lebih rendah dibandingkan pada periode

festive. Hal tersebut mendorong maskapai untuk mulai menaikkan harga

tiket pesawat. Selain itu, peningkatan inflasi secara tahunan juga terjadi

pada harga mobil yang meningkat dari 5,42% (yoy) pada triwulan IV 2020

menjadi 6,78% (yoy) pada periode laporan.

24 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

RR

Grafik 3.6 Curah Hujan Bulanan di Sulawesi Tenggara

KET: BERDASARKAN LOKASI STASIUN CUACA YANG ADA DI SULTRA SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 10

100

200

300

400

500

600

KENDARIBAUBAU KOLAKA KONAWE SELATAN

2021

%, YOY

Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BI

NASIONALSULTRA SULAWESI

1,87%2,03%

1,37%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-1,00%

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

2 3

Ket: 2018 (100)Sumber: BPS, Perhitungan BI

Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)

KELOMPOK

Makanan, Minuman dan Tembakau

Pakaian dan Alas Kaki

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT

Kesehatan

Transportasi

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya

Pendidikan

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

Inflasi (yoy)

I II

3,70

1,84

0,27

1,53

4,31

-6,28

-0,99

0,83

4,35

2,69

4,18

0,99

-0,20

1,22

0,16

1,33

2,90

-5,38

-2,02

-0,54

4,78

3,10

4,94

-0,15

III

2,49

0,01

0,56

2,02

2,92

-0,17

-3,32

-0,53

3,53

1,72

6,97

1,43

IV

2020

I

4.66

-0.98

0.07

0.75

1.22

2.22

-3.18

-0.86

1.75

0.86

3.72

1.87

INFLASI (%,YOY)

3,02

-0,51

0,15

2,35

2,85

-0,81

-3,02

-0,49

1,78

1,86

6,39

1,33

2021

I II

1.10

0.13

0.04

0.08

0.09

-0.99

-0.08

0.02

0.18

0.15

0.27

0.99

-0.06

0.08

0.02

0.07

0.06

-0.84

-0.15

-0.01

0.20

0.17

0.31

-0.15

III

0.78

0.00

0.08

0.11

0.06

-0.02

-0.25

-0.01

0.15

0.10

0.45

1.43

IV

2020

I

1.43

-0.07

0.01

0.04

0.03

0.32

-0.24

-0.02

0.08

0.05

0.25

1.87

ANDIL (%,YOY)

0.93

-0.04

0.02

0.12

0.06

-0.12

-0.23

-0.01

0.08

0.11

0.41

1.33

2021

Secara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasi tahunan

didorong oleh terjadinya peningkatan tekanan inflasi tahunan di Kota

Kendari. Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 2,10% (yoy) pada triwulan

I 2021, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 1,37% (yoy). Disisi lain, Kota

Baubau mengalami penurunan tekanan inflasi dari 1,25% (yoy) pada

triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode laporan (Grafik 3.7).

3.4. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA

Kota Kendari memberikan andil sebesar 1,10% terhadap inflasi Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021. Peningkatan tekanan inflasi tahunan di

Kota Kendari disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok

dengan proporsi terbesar, yaitu Kelompok Makanan, Minuman, dan

Tembakau, serta Kelompok Transportasi.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan inflasi

dari -2,04% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 5,33% (yoy) pada periode

laporan. Kondisi gelombang yang cukup tinggi dan siklus tahunan musim

In�asi Kota Kendari

ikan menyebabkan produksi beberapa jenis ikan segar menurun yang

menyebabkan kenaikan harga ikan antara lain Ikan Layang (39,86%; yoy)

dan Ikan Cakalang (29,64%; yoy).

Selain itu, peningkatan tekanan inflasi di kota Kendari juga didorong

peningkatan harga yang terjadi pada Kelompok Transportasi. Pada

triwulan I 2021, kelompok tersebut tercatat mengalami inflasi sebesar

2,85% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang mengalami deflasi sebesar 0,14% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi

yang pada jasa angkutan udara lebih disebabkan karena base effect

dimana pada akhir periode yang sama pada tahun lalu terjadi major drop

pada permintaan tiket pesawat dan saat ini sejalan dengan peningkatan

kualitas penanganan Covid-10, mobilitas masyarakat antar daerah mulai

menunjukkan pemulihan dan memberi ruang untuk maskapai menaikkan

harga tiketnya.

25BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari dan Kota Baubau

% (YOY)

KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH

KENDARI BAUBAU SULTRA NASIONAL SULAMPUA

TW IV 2020 TW I 2021

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

Grafik 3.8

KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH

TW IV 2020 TW I 2021

MAK

ANAN

M

INU

MAN

PAKA

IAN

PERU

MAH

AN

PERL

ENGK

A-PA

N R

T

KESE

HAT

AN

TRA

NSP

ORTA

SI

INFO

RMAS

I

REK

REAS

I

PEN

DIDI

KAN

RES

TORA

N

PER

AWAT

AN

PRIB

ADI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

%YOY

-5,000,005,00

10,00

Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau

1,37 1,25 1,33

0,45

1,47

2,10

1,10

1,87

1,37

1,88

%YOY

-5,00

0,00

5,00

Sumber: BPS, diolah

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara

KELOMPOK

Inflasi Umum

Sulawesi Tenggara

Kota Kendari

Kota Baubau

Inflasi Makanan, Minuman & Tembakau

Sulawesi Tenggara

Kota Kendari

Kota Baubau

I II

0.99

1.18

0.37

3.70

4.40

1.24

-0.15

-0.30

0.40

-0.20

-0.67

1.55

III

1.43

1.24

2.08

2.31

2.10

3.09

IV

2020

I

1.87

2.10

1.10

4.66

5.33

2.27

INFLASI (%,YOY)

1.33

1.37

1.25

2.70

2.04

5.16

2021

I II

0.99

1.18

0.37

1.10

1.33

0.36

-0.15

-0.30

0.40

-0.06

-0.21

0.45

III

1.43

1.24

2.08

0.78

0.52

1.64

IV

2020

I

2.10

1.10

1.87

1.43

1.66

0.66

ANDIL (%,YOY)

1.33

1.37

1.25

0.93

0.87

1.12

2021

Kondisi berbeda terjadi di Kota Baubau yang mengalami penurunan inflasi

dari 1,25% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode

laporan. Penurunan tersebut terjadi karena menurunnya tekanan inflasi

kelompok utama yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta

Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT.

Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami penurunan

inflasi dari 5,16% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 2,77% (yoy) pada

periode laporan. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan peningkatan

pasokan Bawang Merah dari Enrekang serta peningkatan produksi ikan

segar di Baubau (kondisi sebaliknya terjadi di Kota Kendari) yang menekan

perubahan harga tahunan beberapa komoditas seperti Ikan Selar (-

20,75%) dan Bawang Merah (-17,49%) .

Penurunan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok Perlengkapan,

Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT dari 2,06% (yoy) pada triwulan IV

2020 menjadi 0,57% (yoy) pada periode laporan. Penurunan tekanan inflasi

pada kelompok tersebut disebabkan oleh penurunan harga komoditas

tekstil rumah tangga seperti yang turun dari 2,48% (yoy) pada triwulan IV

2020 menjadi -0,70% (yoy) pada periode laporan. Selain itu, penurunan

tekanan inflasi juga didorong oleh penurunan harga komoditas barang

pecah belah dan peralatan makan minum yang turun dari 5,95% (yoy) pada

triwulan IV 2020 menjadi -1,32% (yoy) pada periode laporan.

In�asi Kota BaubauPada April 2021, Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi sebesar

0,35% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya

yang mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm). Peningkatan tekanan inflasi

tersebut disebabkan oleh peningkatan tekanan inflasi yang terjadi di Kota

Baubau. Pada periode tersebut, Kota Kendari tercatat mengalami

penurunan tekanan inflasi dari 0,39% (mtm) pada Maret 2021 menjadi

0,21% (mtm) pada April 2021. Sedangkan, peningkatan tekanan inflasi

terjadi di Kota Baubau yang mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm), lebih

tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami

deflasi sebesar 0,99% (mtm).

Peningkatan tekanan inflasi bulanan yang terjadi pada April 2021

disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada Kelompok Makanan,

Minuman dan Tembakau, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin RT, serta Kelompok Pakian dan Alas Kaki.

Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tercatat mengalami inflasi

sebesar 0,90% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm). Peningkatan

permintaan pada Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri

menyebabkan peningkatan harga secara bulanan pada beberapa

komoditas pangan seperti Pisang (24,05%), Ikan Kembung (4,28%), dan

Telur Ayam Ras (4,29%).

3.5. INFLASI TRIWULAN II 2021

26 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT yang tercatat

mengalami inflasi sebesar 1,33% (mtm). Capaian tersebut lebih tinggi jika

dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar

0,03% (mtm). Kebiasaan masyarakat untuk memperbaiki dan menghias

rumah menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri mendorong peningkatan

harga beberapa komoditas seperti Pasir 6,59% (mtm) dan Kain Gorden

8,04% (mtm).

Sejalan dengan inflasi bulanan yang cenderung mengalami peningkatan,

inflasi tahunan di Sultra pada April 2021 juga cenderung mengalami

peningkatan. Pada April 2021, inflasi tahunan Sultra tercatat sebesar

2,06% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi tahunan periode

sebelumnya yang sebesar 1,87% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

peningkatan tekanan inflasi pada Kelompok Peralatan, Perlengkapan dan

Pemeliharaan Rutin RT yang meningkat dari 0,75% (yoy) menjadi 2,01%

(yoy) pada periode laporan. Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga

didorong oleh peningkatan harga pada Kelompok Transportasi yang

meningkat dari 2,22% (yoy) menjadi 2,32% (yoy).

Laju inflasi tahunan Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2021 diperkirakan

akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya. Kondisi tersebut diakibatkan oleh permintaan yang

diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas dan

daya beli masyarakat. Hal ini sejalan dengan perkembangan data Google

Mobility Report (GMR) pada area pusat grosir yang tercatat mengalami

peningkatan pertumbuhan dari 15,7% (mtm) pada triwulan I 2021 menjadi

46,9% (mtm) pada Mei 2021. Selain itu, perkiraan peningkatan tekanan

inflasi juga didorong oleh keterbatasan pasokan beberapa komoditas ikan

segar, seperti Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan Tongkol dan beberapa jenis

ikan pelagis lainnya yang pada triwulan II mengalami penurunan produksi

akibat pola musim timur, serta keterbatasan pasokan pangan, seperti

Bawang Merah dan Telur Ayam Ras yang pada Mei 2021 tercatat mengalami

penurunan masing-masing sebesar -16,4% (mtm) dan -4,1% (mtm).

Dari sisi permintaan, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2021 juga

didorong oleh peningkatan permintaan komoditas olahan makanan dan

minuman, sejalan dengan informasi kontak liaison di sektor ritel yang

menyatakan pada triwulan II 2021 terjadi peningkatan penjualan seiring

dengan meningkatnya jumlah pengunjung dibandingkan rata-rata setiap

harinya.

Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah

bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya

menjaga kestabilan harga melalui berbagai kegiatan untuk menjamin

ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas. Secara

ringkas langkah-langkah pengendalian inflasi yang ditempuh adalah

sebagai berikut:

3.6. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI

Telah dilakukan Realisasi Kerjasama Antardaerah (KAD) antara TPID

Kab. Muna dengan TPID Kota Kendari untuk mendukung stabilitas

pasokan dan harga untuk komoditas Daging Sapi. Sebagai sentra

produksi Daging Sapi di Sulawesi Tenggara, Kab. Muna menjalin

kerjasama perdagangan dengan Kota Kendari, dimana dalam

kerjasama tersebut Kab. Muna akan mensuplai kebutuhan Daging Sapi

di Kota Kendari dan sebaliknya, Kota Kendari akan mensuplai

kebutuhan Beras ke Kab. Muna. Perjanjian kerjasama perdagangan

antar daerah ini sudah pada tahap realisasi perdagangan.

Selain itu, TPID Kota Baubau dan TPID Kota Kendari juga telah

merealisasikan KAD untuk komoditas Ikan Segar. Komoditas ikan

segar seperti Ikan Cakalang dan Ikan Kembung seringkali menjadi

salah satu komoditas penyumbang inflasi dan deflasi terbesar baik di

Kota Kendari dan Kota Baubau. Pergerakan harga ikan segar sangat

sensitif terhadap ketersediaan pasokan. Karenanya, sebagai salah

satu sentra ikan segar di Sulawesi Tenggara Kota Baubau mensuplai

kebutuhan ikan segar di Kota Kendari, sebaliknya, Kota Kendari

mensuplai kebutuhan makanan pokok ke Kota Baubau. Kerjasama ini

sudah sampai pada tahap realisasi, dimana dalam waktu dekat ini akan

dilakukan transaksi perdana.

1. Inisiasi Kerjasama Antardaerah.

Pada bulan Maret 2021, telah dilakukan High Level Meeting TPID se-

Provinsi Sulawesi Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi. Dalam

pertemuan tersebut, dibahas berbagai i upaya pengendalian inflasi

dalam jangka pendek melalui penguatan sinergi dalam menjaga

stabilitas pasokan dan harga menjelang HBKN antara lain melalui

kegiatan sidak pasar dan operasi pasar murah.

2. High Level Meeting TPID

Menindaklanjuti hasil High Level Meeting TPID se-Provinsi Sulawesi

Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi pada Maret 2021 dalam upaya

menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan menjelang

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, TPID Sulawesi Tenggara dan Kota

Kendari, serta Satgas Pangan melakukan Sidak Pasar di Pasar

Mandonga, Pasar Kota, Gudang Bulog serta Pasar Modern pada bulan

April 2021. Selain itu, TPID Provinsi dan Kabupaten-Kota juga

melaksanakan Operasi Pangan Murah pada 29 April hingga 3 Mei 2021 di

Kabupaten Muna dan kegiatan Pasar Murah pada 3-8 Mei 2021 di

Kendari.

3. Sidak Pasar dan Operasi Pangan Murah

TPID melalui Bank Indonesia melakukan pengembangan klaster

Bawang Merah melalui penyaluran Program Sosial Bank Indonesia

(PSBI) berupa rumah produksi pupuk dan bibit unggul dengan teknologi

ozon untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan kemandirian

pangan. Hal ini terbukti dari produksi Bawang Merah pada lahan

demplot mencapai 14,7 ton/Ha, meningkat 110% dari sebelumnya yang

4. Pengembangan Program Klaster

27BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari dan Kota Baubau

% (YOY)

KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH

KENDARI BAUBAU SULTRA NASIONAL SULAMPUA

TW IV 2020 TW I 2021

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

Grafik 3.8

KET: <2020: 2012 (100)2020: 2018 (100)SUMBER: BPS, DIOLAH

TW IV 2020 TW I 2021

MAK

ANAN

M

INU

MAN

PAKA

IAN

PERU

MAH

AN

PERL

ENGK

A-PA

N R

T

KESE

HAT

AN

TRA

NSP

ORTA

SI

INFO

RMAS

I

REK

REAS

I

PEN

DIDI

KAN

RES

TORA

N

PER

AWAT

AN

PRIB

ADI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

%YOY

-5,000,005,00

10,00

Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau

1,37 1,25 1,33

0,45

1,47

2,10

1,10

1,87

1,37

1,88

%YOY

-5,00

0,00

5,00

Sumber: BPS, diolah

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Kota Perhitungan Inflasi di Sulawesi Tenggara

KELOMPOK

Inflasi Umum

Sulawesi Tenggara

Kota Kendari

Kota Baubau

Inflasi Makanan, Minuman & Tembakau

Sulawesi Tenggara

Kota Kendari

Kota Baubau

I II

0.99

1.18

0.37

3.70

4.40

1.24

-0.15

-0.30

0.40

-0.20

-0.67

1.55

III

1.43

1.24

2.08

2.31

2.10

3.09

IV

2020

I

1.87

2.10

1.10

4.66

5.33

2.27

INFLASI (%,YOY)

1.33

1.37

1.25

2.70

2.04

5.16

2021

I II

0.99

1.18

0.37

1.10

1.33

0.36

-0.15

-0.30

0.40

-0.06

-0.21

0.45

III

1.43

1.24

2.08

0.78

0.52

1.64

IV

2020

I

2.10

1.10

1.87

1.43

1.66

0.66

ANDIL (%,YOY)

1.33

1.37

1.25

0.93

0.87

1.12

2021

Kondisi berbeda terjadi di Kota Baubau yang mengalami penurunan inflasi

dari 1,25% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 1,10% (yoy) pada periode

laporan. Penurunan tersebut terjadi karena menurunnya tekanan inflasi

kelompok utama yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta

Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT.

Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami penurunan

inflasi dari 5,16% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi 2,77% (yoy) pada

periode laporan. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan peningkatan

pasokan Bawang Merah dari Enrekang serta peningkatan produksi ikan

segar di Baubau (kondisi sebaliknya terjadi di Kota Kendari) yang menekan

perubahan harga tahunan beberapa komoditas seperti Ikan Selar (-

20,75%) dan Bawang Merah (-17,49%) .

Penurunan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok Perlengkapan,

Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT dari 2,06% (yoy) pada triwulan IV

2020 menjadi 0,57% (yoy) pada periode laporan. Penurunan tekanan inflasi

pada kelompok tersebut disebabkan oleh penurunan harga komoditas

tekstil rumah tangga seperti yang turun dari 2,48% (yoy) pada triwulan IV

2020 menjadi -0,70% (yoy) pada periode laporan. Selain itu, penurunan

tekanan inflasi juga didorong oleh penurunan harga komoditas barang

pecah belah dan peralatan makan minum yang turun dari 5,95% (yoy) pada

triwulan IV 2020 menjadi -1,32% (yoy) pada periode laporan.

In�asi Kota BaubauPada April 2021, Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi sebesar

0,35% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya

yang mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm). Peningkatan tekanan inflasi

tersebut disebabkan oleh peningkatan tekanan inflasi yang terjadi di Kota

Baubau. Pada periode tersebut, Kota Kendari tercatat mengalami

penurunan tekanan inflasi dari 0,39% (mtm) pada Maret 2021 menjadi

0,21% (mtm) pada April 2021. Sedangkan, peningkatan tekanan inflasi

terjadi di Kota Baubau yang mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm), lebih

tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami

deflasi sebesar 0,99% (mtm).

Peningkatan tekanan inflasi bulanan yang terjadi pada April 2021

disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada Kelompok Makanan,

Minuman dan Tembakau, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan

Pemeliharaan Rutin RT, serta Kelompok Pakian dan Alas Kaki.

Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tercatat mengalami inflasi

sebesar 0,90% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm). Peningkatan

permintaan pada Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri

menyebabkan peningkatan harga secara bulanan pada beberapa

komoditas pangan seperti Pisang (24,05%), Ikan Kembung (4,28%), dan

Telur Ayam Ras (4,29%).

3.5. INFLASI TRIWULAN II 2021

26 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT yang tercatat

mengalami inflasi sebesar 1,33% (mtm). Capaian tersebut lebih tinggi jika

dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar

0,03% (mtm). Kebiasaan masyarakat untuk memperbaiki dan menghias

rumah menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri mendorong peningkatan

harga beberapa komoditas seperti Pasir 6,59% (mtm) dan Kain Gorden

8,04% (mtm).

Sejalan dengan inflasi bulanan yang cenderung mengalami peningkatan,

inflasi tahunan di Sultra pada April 2021 juga cenderung mengalami

peningkatan. Pada April 2021, inflasi tahunan Sultra tercatat sebesar

2,06% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi tahunan periode

sebelumnya yang sebesar 1,87% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

peningkatan tekanan inflasi pada Kelompok Peralatan, Perlengkapan dan

Pemeliharaan Rutin RT yang meningkat dari 0,75% (yoy) menjadi 2,01%

(yoy) pada periode laporan. Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga

didorong oleh peningkatan harga pada Kelompok Transportasi yang

meningkat dari 2,22% (yoy) menjadi 2,32% (yoy).

Laju inflasi tahunan Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2021 diperkirakan

akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode

sebelumnya. Kondisi tersebut diakibatkan oleh permintaan yang

diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas dan

daya beli masyarakat. Hal ini sejalan dengan perkembangan data Google

Mobility Report (GMR) pada area pusat grosir yang tercatat mengalami

peningkatan pertumbuhan dari 15,7% (mtm) pada triwulan I 2021 menjadi

46,9% (mtm) pada Mei 2021. Selain itu, perkiraan peningkatan tekanan

inflasi juga didorong oleh keterbatasan pasokan beberapa komoditas ikan

segar, seperti Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan Tongkol dan beberapa jenis

ikan pelagis lainnya yang pada triwulan II mengalami penurunan produksi

akibat pola musim timur, serta keterbatasan pasokan pangan, seperti

Bawang Merah dan Telur Ayam Ras yang pada Mei 2021 tercatat mengalami

penurunan masing-masing sebesar -16,4% (mtm) dan -4,1% (mtm).

Dari sisi permintaan, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2021 juga

didorong oleh peningkatan permintaan komoditas olahan makanan dan

minuman, sejalan dengan informasi kontak liaison di sektor ritel yang

menyatakan pada triwulan II 2021 terjadi peningkatan penjualan seiring

dengan meningkatnya jumlah pengunjung dibandingkan rata-rata setiap

harinya.

Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah

bersama Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

Provinsi Sulawesi Tenggara selama triwulan I 2021 difokuskan pada upaya

menjaga kestabilan harga melalui berbagai kegiatan untuk menjamin

ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas. Secara

ringkas langkah-langkah pengendalian inflasi yang ditempuh adalah

sebagai berikut:

3.6. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI

Telah dilakukan Realisasi Kerjasama Antardaerah (KAD) antara TPID

Kab. Muna dengan TPID Kota Kendari untuk mendukung stabilitas

pasokan dan harga untuk komoditas Daging Sapi. Sebagai sentra

produksi Daging Sapi di Sulawesi Tenggara, Kab. Muna menjalin

kerjasama perdagangan dengan Kota Kendari, dimana dalam

kerjasama tersebut Kab. Muna akan mensuplai kebutuhan Daging Sapi

di Kota Kendari dan sebaliknya, Kota Kendari akan mensuplai

kebutuhan Beras ke Kab. Muna. Perjanjian kerjasama perdagangan

antar daerah ini sudah pada tahap realisasi perdagangan.

Selain itu, TPID Kota Baubau dan TPID Kota Kendari juga telah

merealisasikan KAD untuk komoditas Ikan Segar. Komoditas ikan

segar seperti Ikan Cakalang dan Ikan Kembung seringkali menjadi

salah satu komoditas penyumbang inflasi dan deflasi terbesar baik di

Kota Kendari dan Kota Baubau. Pergerakan harga ikan segar sangat

sensitif terhadap ketersediaan pasokan. Karenanya, sebagai salah

satu sentra ikan segar di Sulawesi Tenggara Kota Baubau mensuplai

kebutuhan ikan segar di Kota Kendari, sebaliknya, Kota Kendari

mensuplai kebutuhan makanan pokok ke Kota Baubau. Kerjasama ini

sudah sampai pada tahap realisasi, dimana dalam waktu dekat ini akan

dilakukan transaksi perdana.

1. Inisiasi Kerjasama Antardaerah.

Pada bulan Maret 2021, telah dilakukan High Level Meeting TPID se-

Provinsi Sulawesi Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi. Dalam

pertemuan tersebut, dibahas berbagai i upaya pengendalian inflasi

dalam jangka pendek melalui penguatan sinergi dalam menjaga

stabilitas pasokan dan harga menjelang HBKN antara lain melalui

kegiatan sidak pasar dan operasi pasar murah.

2. High Level Meeting TPID

Menindaklanjuti hasil High Level Meeting TPID se-Provinsi Sulawesi

Tenggara yang dipimpin Sekda Provinsi pada Maret 2021 dalam upaya

menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan menjelang

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, TPID Sulawesi Tenggara dan Kota

Kendari, serta Satgas Pangan melakukan Sidak Pasar di Pasar

Mandonga, Pasar Kota, Gudang Bulog serta Pasar Modern pada bulan

April 2021. Selain itu, TPID Provinsi dan Kabupaten-Kota juga

melaksanakan Operasi Pangan Murah pada 29 April hingga 3 Mei 2021 di

Kabupaten Muna dan kegiatan Pasar Murah pada 3-8 Mei 2021 di

Kendari.

3. Sidak Pasar dan Operasi Pangan Murah

TPID melalui Bank Indonesia melakukan pengembangan klaster

Bawang Merah melalui penyaluran Program Sosial Bank Indonesia

(PSBI) berupa rumah produksi pupuk dan bibit unggul dengan teknologi

ozon untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan kemandirian

pangan. Hal ini terbukti dari produksi Bawang Merah pada lahan

demplot mencapai 14,7 ton/Ha, meningkat 110% dari sebelumnya yang

4. Pengembangan Program Klaster

27BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

sebesar 7 ton/Ha. Selain itu, TPID juga mengembangkan Digital Eco

Farming Padi Sawah yang terintegrasi dengan peternakan.

Pengembangan klaster Padi Sawah ini terbukti meningkatkan

produktivitas dari 5 ton/Ha menjadi 6 ton/Ha pada lahan yang sama.

28 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 3

BOKS 3 : Sinergi Pengendalian Harga Bawang Merah Pada Musim Tanamdan Panen Raya

Berdasarkan analisis surplus defisit komoditas pangan yang

dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2019,

Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk kedalam provinsi yang

mengalami defisit Bawang Merah (Grafik 1). Kondisi ketergantungan

ini terus berlanjut dimana pada tahun 2020 Provinsi Sulawesi

Tenggara mencatatkan net transaksi masuk sebesar 1300 ton.

Defisit komoditas Bawang Merah berimplikasi pada peningkatan

tekanan inflasi Bawang Merah di Sulawesi Tenggara, dimana secara

rata-rata pada tahun 2019 Bawang Merah tercatat mengalami inflasi

sebesar 17,21& (yoy). Kondisi ini terus berlanjut hingga 2020, dimana

secara rata-rata terjadi peningkatan tekanan inflasi dengan capaian

sebesar 24,91% (yoy). Pergerakan harga komoditas Bawang Merah

utamanya didorong oleh faktor eksternal, seperti curah hujan,

pasokan dari luar, serta produksi domestik yang mendorong

terjadinya volatilitas (naik-turun) harga.

Jika dilihat berdasarkan volatilitas harga di Sulawesi Tenggara,

Bawang Merah memiliki volatilitas yang cukup tinggi disamping

Cabai Rawit dan termasuk kedalam salah satu komoditas

penyumbang inflasi/deflasi terbesar. Jika melihat pola tanam

tahunan, komoditas Bawang Merah di Sulawesi Tenggara memiliki

dua kali masa panen raya, yaitu pada bulan Januari hingga Maret dan

bulan Agustus hingga Oktober. Meskipun mengalami pergeseran

tanam akibat pergeseran cuaca, akan tetapi pola panen raya dapat

dilihat dari pergerakan harga Bawang Merah secara bulanan, dimana

secara rutin pada bulan April hingga Mei adalah periode inflasi

Bawang Merah akibat terbatasnya pasokan dan curah hujan yang

masih cenderung tinggi di Sulawesi Tenggara. Sedangkan

berdasarkan data luas panen dari Dinas Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan Sulawesi Selatan Tahun 2020-2021,

pada bulan Februari hingga Juni terlihat Sulawesi Selatan

(Enrekang) mulai memasuki panen raya Bawang Merah, sehingga

semestinya surplus komoditas tersebut dapat disalurkan untuk

memenuhi kebutuhan pasokan di Sulawesi Tenggara dan menekan

peningkatan inflasi pada bulan tersebut.

Di wilayah Sulawesi sendiri terdapat Sulawesi Selatan sebagai

sentra Bawang merah yang menjadi penyokong pasokan Bawang

Merah di wilayah Sulawesi. Jika dilihat dari grafik pemasukan

komoditas secara bulanan, terlihat peningkatan komoditas yang

masuk ke Sultra secara drastis terjadi pada awal triwulan II hingga

memasuki awal triwulan III. Hal ini sejalan dengan periode panen

Sultra yang berakhir pada triwulan I, sehingga menyebabkan

pemasukan komoditas Bawang Merah dari luar Sultra pada periode

berikutnya menjadi besar. Akan tetapi, terkadang terjadi missmatch

total permintaan dengan pasokan yang ada, seperti yang terjadi

Grafik 1. Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah 2019

SUMBER : DITJEN HORTIKULTURA, 2019

Grafik 2. Volatilitas Komoditas Utama Penyumbang Inflasi

SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH

18.00

16.00

14.00

12.00

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

Bawang Merah, 11.10

Beras, 1.90

Daging Ayam Ras, 4.27

Ikan Cakalang, 9.09

Ikan Layang, 8.58

Telur Ayam Ras, 3.92

Daun kelor, 15.11

Cabai Raw 16.10

Grafik 3. Siklus Panen Tahunan Bawang Merah Sultra

SUMBER : BERBAGAI SUMBER, DIOLAH

MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR

PANEN

TANAM PANEN

TANAM

MUSIMHUJAN

MUSIM KEMARAU

PERALIHANMUSIM

Grafik 4. Pola Inflasi Bulanan Bawang Merah Sultra

SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH

2015 2016 2017 2018

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR

2019 2020 2021

DEFLASI INFLASI DEFLASI INFLASI

29BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

sebesar 7 ton/Ha. Selain itu, TPID juga mengembangkan Digital Eco

Farming Padi Sawah yang terintegrasi dengan peternakan.

Pengembangan klaster Padi Sawah ini terbukti meningkatkan

produktivitas dari 5 ton/Ha menjadi 6 ton/Ha pada lahan yang sama.

28 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 3

BOKS 3 : Sinergi Pengendalian Harga Bawang Merah Pada Musim Tanamdan Panen Raya

Berdasarkan analisis surplus defisit komoditas pangan yang

dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2019,

Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk kedalam provinsi yang

mengalami defisit Bawang Merah (Grafik 1). Kondisi ketergantungan

ini terus berlanjut dimana pada tahun 2020 Provinsi Sulawesi

Tenggara mencatatkan net transaksi masuk sebesar 1300 ton.

Defisit komoditas Bawang Merah berimplikasi pada peningkatan

tekanan inflasi Bawang Merah di Sulawesi Tenggara, dimana secara

rata-rata pada tahun 2019 Bawang Merah tercatat mengalami inflasi

sebesar 17,21& (yoy). Kondisi ini terus berlanjut hingga 2020, dimana

secara rata-rata terjadi peningkatan tekanan inflasi dengan capaian

sebesar 24,91% (yoy). Pergerakan harga komoditas Bawang Merah

utamanya didorong oleh faktor eksternal, seperti curah hujan,

pasokan dari luar, serta produksi domestik yang mendorong

terjadinya volatilitas (naik-turun) harga.

Jika dilihat berdasarkan volatilitas harga di Sulawesi Tenggara,

Bawang Merah memiliki volatilitas yang cukup tinggi disamping

Cabai Rawit dan termasuk kedalam salah satu komoditas

penyumbang inflasi/deflasi terbesar. Jika melihat pola tanam

tahunan, komoditas Bawang Merah di Sulawesi Tenggara memiliki

dua kali masa panen raya, yaitu pada bulan Januari hingga Maret dan

bulan Agustus hingga Oktober. Meskipun mengalami pergeseran

tanam akibat pergeseran cuaca, akan tetapi pola panen raya dapat

dilihat dari pergerakan harga Bawang Merah secara bulanan, dimana

secara rutin pada bulan April hingga Mei adalah periode inflasi

Bawang Merah akibat terbatasnya pasokan dan curah hujan yang

masih cenderung tinggi di Sulawesi Tenggara. Sedangkan

berdasarkan data luas panen dari Dinas Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan Sulawesi Selatan Tahun 2020-2021,

pada bulan Februari hingga Juni terlihat Sulawesi Selatan

(Enrekang) mulai memasuki panen raya Bawang Merah, sehingga

semestinya surplus komoditas tersebut dapat disalurkan untuk

memenuhi kebutuhan pasokan di Sulawesi Tenggara dan menekan

peningkatan inflasi pada bulan tersebut.

Di wilayah Sulawesi sendiri terdapat Sulawesi Selatan sebagai

sentra Bawang merah yang menjadi penyokong pasokan Bawang

Merah di wilayah Sulawesi. Jika dilihat dari grafik pemasukan

komoditas secara bulanan, terlihat peningkatan komoditas yang

masuk ke Sultra secara drastis terjadi pada awal triwulan II hingga

memasuki awal triwulan III. Hal ini sejalan dengan periode panen

Sultra yang berakhir pada triwulan I, sehingga menyebabkan

pemasukan komoditas Bawang Merah dari luar Sultra pada periode

berikutnya menjadi besar. Akan tetapi, terkadang terjadi missmatch

total permintaan dengan pasokan yang ada, seperti yang terjadi

Grafik 1. Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah 2019

SUMBER : DITJEN HORTIKULTURA, 2019

Grafik 2. Volatilitas Komoditas Utama Penyumbang Inflasi

SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH

18.00

16.00

14.00

12.00

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

Bawang Merah, 11.10

Beras, 1.90

Daging Ayam Ras, 4.27

Ikan Cakalang, 9.09

Ikan Layang, 8.58

Telur Ayam Ras, 3.92

Daun kelor, 15.11

Cabai Raw 16.10

Grafik 3. Siklus Panen Tahunan Bawang Merah Sultra

SUMBER : BERBAGAI SUMBER, DIOLAH

MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR

PANEN

TANAM PANEN

TANAM

MUSIMHUJAN

MUSIM KEMARAU

PERALIHANMUSIM

Grafik 4. Pola Inflasi Bulanan Bawang Merah Sultra

SUMBER : DATA BPS 2015-2021, DIOLAH

2015 2016 2017 2018

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR

2019 2020 2021

DEFLASI INFLASI DEFLASI INFLASI

29BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 3

pada rata-rata bulan Februari yang mengalami deflasi cukup dalam

setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan masih berlangsungnya sisa

musim panen Bawang Merah dari Buton dan Kolaka Utara, akan

tetapi pada periode yang sama pemasukan komoditas dari luar

daerah (Enrekang dan Surabaya) cukup besar akibat musim panen

yang hampir bersamaan Dengan permintaan yang cenderung tetap

pada awal tahun, kondisi ini menyebabkan harga Bawang Merah

cenderung mengalami penurunan akibat kelebihan pasokan.

Jika dilihat melalui perbandingan harga Bawang Merah di Sultra dan

wilayah sentra Bawang Merah di sekitarnya, terlihat adanya

Grafik 5. Pemasukan Bawang Merah Dari Luar Sultra

SUMBER : BKP, DIOLAH

MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR

2020

JAN FEB MAR APR

2021

-

50

100

150

200

250

300

Grafik 6. Pergerakan Harga Bulanan Bawang Merah

SUMBER : DATA PIHPS 2021, DIOLAH

70000

60000

50000

40000

30000

20000MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR JAN

2020 2021

JATIM SULSEL SULTRA SULTENG

1. Terus mendorong upaya ekstensifikasi pada beberapa

daerah sentra produksi seperti Kolaka Utara, Buton,

Wakatobi, dan Kolaka Timur

2. Perluasan pengembangbiakan varietas bibit unggul baik

yang berasal dari dalam provinsi (Varietas Lokananta)

maupun pengembangan bibit unggul dari luar provinsi

(Varietas Trisula, Bangkok, Brebes) yang memiliki

produktivitas tinggi dan usia panen yang lebih cepat.

3. Optimalisasi penyaluran PSBI dalam pengembangan

klaster Bawang Merah untuk mendorong produktivitas,

maupun value added bagi petani.

1. Melakukan pemetaan pola tanam dan panen dengan

provinsi sentra Bawang Merah melalui koordinasi antar

TPID agar tidak terjadi missmatch antara supply dan

demand yang berimbas pada peningkatan inflasi/deflasi

secara signifikan.

2. Penjajakan kerjasama antardaerah untuk menjaga

ketersediaan pasokan dan stabilitas harga. Selain untuk

menjaga stabilitas harga, penjajakan kerjasama

antardaerah juga diupayakan untuk mempertahankan

nilai tukar pertanian dan pendapatan petani.

Dari Sisi Internal Dari Sisi Eksternal

disparitas harga yang cukup tinggi yang dapat menjadi daya tarik

perdagangan Bawang Merah ke Sultra. Dengan adanya tarikan faktor

harga ini, semestinya provinsi sekitar dapat menyalurkan Bawang

Merah ke Sultra pada saat musim tanam sedang berlangsung,

seperti pada bulan Maret terjadi disparitas harga yang cukup tinggi

antara Sultra dengan Provinsi Sulsel dan Jatim. Karenanya, sebagai

upaya menekan volatilitas harga saat musim tanam dan musim

panen yang terpantau cukup tinggi, beberapa upaya yang dapat

dilakukan oleh TPID adalah sebagai berikut:

30 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 3

pada rata-rata bulan Februari yang mengalami deflasi cukup dalam

setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan masih berlangsungnya sisa

musim panen Bawang Merah dari Buton dan Kolaka Utara, akan

tetapi pada periode yang sama pemasukan komoditas dari luar

daerah (Enrekang dan Surabaya) cukup besar akibat musim panen

yang hampir bersamaan Dengan permintaan yang cenderung tetap

pada awal tahun, kondisi ini menyebabkan harga Bawang Merah

cenderung mengalami penurunan akibat kelebihan pasokan.

Jika dilihat melalui perbandingan harga Bawang Merah di Sultra dan

wilayah sentra Bawang Merah di sekitarnya, terlihat adanya

Grafik 5. Pemasukan Bawang Merah Dari Luar Sultra

SUMBER : BKP, DIOLAH

MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR

2020

JAN FEB MAR APR

2021

-

50

100

150

200

250

300

Grafik 6. Pergerakan Harga Bulanan Bawang Merah

SUMBER : DATA PIHPS 2021, DIOLAH

70000

60000

50000

40000

30000

20000MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DESJAN FEB MAR APR JAN

2020 2021

JATIM SULSEL SULTRA SULTENG

1. Terus mendorong upaya ekstensifikasi pada beberapa

daerah sentra produksi seperti Kolaka Utara, Buton,

Wakatobi, dan Kolaka Timur

2. Perluasan pengembangbiakan varietas bibit unggul baik

yang berasal dari dalam provinsi (Varietas Lokananta)

maupun pengembangan bibit unggul dari luar provinsi

(Varietas Trisula, Bangkok, Brebes) yang memiliki

produktivitas tinggi dan usia panen yang lebih cepat.

3. Optimalisasi penyaluran PSBI dalam pengembangan

klaster Bawang Merah untuk mendorong produktivitas,

maupun value added bagi petani.

1. Melakukan pemetaan pola tanam dan panen dengan

provinsi sentra Bawang Merah melalui koordinasi antar

TPID agar tidak terjadi missmatch antara supply dan

demand yang berimbas pada peningkatan inflasi/deflasi

secara signifikan.

2. Penjajakan kerjasama antardaerah untuk menjaga

ketersediaan pasokan dan stabilitas harga. Selain untuk

menjaga stabilitas harga, penjajakan kerjasama

antardaerah juga diupayakan untuk mempertahankan

nilai tukar pertanian dan pendapatan petani.

Dari Sisi Internal Dari Sisi Eksternal

disparitas harga yang cukup tinggi yang dapat menjadi daya tarik

perdagangan Bawang Merah ke Sultra. Dengan adanya tarikan faktor

harga ini, semestinya provinsi sekitar dapat menyalurkan Bawang

Merah ke Sultra pada saat musim tanam sedang berlangsung,

seperti pada bulan Maret terjadi disparitas harga yang cukup tinggi

antara Sultra dengan Provinsi Sulsel dan Jatim. Karenanya, sebagai

upaya menekan volatilitas harga saat musim tanam dan musim

panen yang terpantau cukup tinggi, beberapa upaya yang dapat

dilakukan oleh TPID adalah sebagai berikut:

30 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

StabilitasKeuanganDaerah

BAB IV

StabilitasKeuanganDaerah

BAB IV

Pada triwulan IV 2020 berbagai upaya telah dilakukan oleh Komite

Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga stabilitas sistem

keuangan dan mempercepat pemuihan ekonomi Sulawesi Tenggara.

Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap ekonomi ke

depan yang semakin optimis, diharapkan mampu mendorong pemulihan

ekonomi lebih cepat.

Satu garis merah dari indikator berbagai unsur sistem keuangan Sulawesi

Tenggara adalah peningkatan perilaku kehati-hatian yang mungkin di satu

sisi dapat menekan laju pertumbuhan keuangan namun dapat membantu

pencegahan materialisasi risiko sistemik.

Kedepannya, dibutuhkan langkah yang padu dan nyata dari seluruh

otoritas di sistem keuangan dan ekonomi untuk dapat mendorong kinerja

sistem keuangan yang pada akhirnya dapat menyokong pertumbuhan

ekonomi yang sehat dengan tetap menekankan mitigasi risiko yang baik.

4.1. GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGANDAERAH

Rumah tangga (RT) di Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki peranan yang

sangat penting dalam perekonomian dan sistem keuangan daerah. Hal

tersebut ditunjukkan oleh kontribusi maupun keterkaitannya dengan

perbankan, pemerintah, lembaga keuangan lainnya dan korporasi. Dari sisi

4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor

Rumah Tangga

kontribusi, terlihat bahwa secara konstan konsumsi RT memiliki pangsa

yang tinggi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara (Grafik 4.1).

Di sistem keuangan, peranan RT terhadap intermediasi perbankan di

Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa pasar DPK RT terhadap

total DPK perbankan dan pangsa pasar kredit kepada RT terhadap total

kredit perbankan (Grafik 4.2). Secara umum, banyak faktor yang dapat

menjadi sumber kerentanan sektor rumah tangga antara lain dampak

perkembangan perekonomian, feedback loop kepada sistem

perekonomian itu sendiri serta perilaku meminjam yang berisiko.

Untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor rumah tangga,

salah satu indikator yang dapat digunakan adalah Indeks keyakinan rumah

tangga. Dalam hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi, kita dapat melihat

ekspektasi rumah tangga terhadap kondisi ekonomi masa depan dan

penilaian terhadap kondisi ekonomi saat ini melalui variabel Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK) dari hasil Survei Konsumen (SK). Angka IKK di

atas 100 menunjukkan optimisme RT dan angka di bawah 100

menunjukkan pesimisme RT terhadap perekonomian. Pada periode

pelaporan, ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 mengalami sedikit

peningkatan, hal ini terlihat dari penurunan rata-rata IKK yaitu dari 123,43

menjadi 121,56 pada periode laporan (Grafik 4.3). Penurunan rata-rata IKK

terjadi karena penurunan rata-rata komponennya Indeks Kondisi Ekonomi

% PANGSA THD PDRB % YOY

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara

-0,4

0,1

SUMBER: BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

48,7

GKONSUMSI RT (SB. KANAN)PANGSA KONSUMSI RT GPDRB (SB. KANAN)

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

44,0

45,0

46,0

47,0

48,0

49,0

50,0 %,PANGSA

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA DIOLAH

10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

100,00

KREDIT RT DPK RT

0,00I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

202177

,771

,2

INDEKS

Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara

SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

IKEIKK IEK

40

60

80

100

120

140

160

180

122,5

85,3

159,7

INDEKS

Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga

SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULTRA, DIOLAH

EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILAN EKSPEKTASI LAP.KERJA

EST. JUL 21 EST. AGU 21 EST. SEP 21

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

180,0

200,0

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2021

179

128

158

181

148 150

174

127

154

34 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

PANGSA

Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

0%

20%

40%

60%

80%

100%

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

68,5

629

,21

%, YOY

Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

TABUNGANGIRO DEPOSITO DPK RT (SB KANAN)

%, YOY

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

-80

-40

0

40

80

120

160

7,14

24,0018,02

19,04

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

PANGSA

Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

TOTAL

RT BUKAN RT

TABUNGANGIRODEPOSITO

IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 20210%

20%

40%

60%

80%

100% %,YOY TRILIUN RP

Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara

21,26

19,04

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

18,17

DPK RTNOMINAL DPK RT (SB KANAN) TOTAL DPK

0

5

10

15

20

25

0,0

20,0

40,0

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

28.75

71.25

Saat Ini (IKE) namun penurunan lebih jauh tertahan peningkatan rata-rata

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) karena adanya peningkatan ekspektasi

konsumen terhadap kondisi usaha untuk 6 bulan ke depan dan ekspektasi

terhadap penghasilan, sedangkan pada ekspektasi lapangan kerja

mengalami penurunan (Grafik 4.4). Peningkatan ekspektasi masyarakat

yang terlihat optimis sejak Agustus 2020 mengindikasikan semakin

membaiknya indikator ekonomi Sulawesi Tenggara kedepan. Perbaikan ini

juga didorong oleh perkembangan penanganan Covid-19 di Sulawesi

Tenggara yang semakin membaik sejak triwulan III 2020 hingga saat ini.

Dari sisi ekspektasi usaha, secara rata-rata RT mencatatkan angka

sebesar 178,00 dimana bulan Agustus 2021 diekspektasikan sebagai bulan

paling tinggi dan membaik seiring waktu. Dari sisi penghasilan, rumah

tangga mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 134,33 untuk bulan Juli

- September 2021 dimana optimisme tertinggi berada pada bulan Agustus

2021. RT menunjukkan optimisme dalam ekspektasi lapangan pekerjaan

dengan mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 154,00 dimana

optimisme tertinggi berada pada bulan Juli 2021. Peningkatan optimisme

ke depannya dapat terus meningkat seiring dengan perbaikan

penanganan pandemi Covid-19.

Sektor RT masih mendominasi placement dana pihak ketiga (DPK) di

perbankan Sulawesi Tenggara. Hal ini tercermin dari pangsa DPK

perseorangan yang mencapai 71,25% (Grafik 4.5) dari keseluruhan DPK di

Sulawesi Tenggara dengan nominal mencapai Rp18,17 triliun (Grafik 4.7).

4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan

Pada triwulan I 2021, walaupun masih mendominasi pangsa DPK Perbankan

Sultra, DPK perseorangan menunjukkan penurunan laju pertumbuhan

dengan tumbuh sebesar 19,04% (yoy), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,11% (yoy)

(Grafik 4.6). Hal ini mengindikasikan masyarakat mulai menggunakan

dananya di Perbankan seiring dengan semakin menurunnya suku bunga

simpanan di Perbankan.

Dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang dimanfaatkan RT, produk tabungan masih menjadi pilihan utama RT dengan pangsa placement yang mencapai 68,56% dari total DPK RT, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya yang mencatatkan proporsi 68,78%. Selain itu, produk deposito tercatat memiliki proporsi sebesar 29,21% dari total DPK RT, angka tersebut lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 28,93%. Produk giro hanya memiliki proporsi sebesar 2,23% (Grafik 4.7). Adanya sedikit pergeseran preferensi rumah tangga dari produk tabungan ke instrumen deposito mengindikasikan bahwa sebagian masyarakat rumah tangga mulai lebih memilih menyimpan dananya untuk jangka panjang meskipun sebagian besar lainnya masih menyimpannya untuk jangka pendek dan menjaga likuiditas di instrumen tabungan.

Pada triwulan I 2021 penurunan laju pertumbuhan DPK RT disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan pada instrumen tabungan dan deposito sedangkan instrumen giro mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Pada periode pelaporan tabungan perseorangan masih tumbuh positif sebesar 24,00% (yoy) turun dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar

35BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Pada triwulan IV 2020 berbagai upaya telah dilakukan oleh Komite

Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga stabilitas sistem

keuangan dan mempercepat pemuihan ekonomi Sulawesi Tenggara.

Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap ekonomi ke

depan yang semakin optimis, diharapkan mampu mendorong pemulihan

ekonomi lebih cepat.

Satu garis merah dari indikator berbagai unsur sistem keuangan Sulawesi

Tenggara adalah peningkatan perilaku kehati-hatian yang mungkin di satu

sisi dapat menekan laju pertumbuhan keuangan namun dapat membantu

pencegahan materialisasi risiko sistemik.

Kedepannya, dibutuhkan langkah yang padu dan nyata dari seluruh

otoritas di sistem keuangan dan ekonomi untuk dapat mendorong kinerja

sistem keuangan yang pada akhirnya dapat menyokong pertumbuhan

ekonomi yang sehat dengan tetap menekankan mitigasi risiko yang baik.

4.1. GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGANDAERAH

Rumah tangga (RT) di Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki peranan yang

sangat penting dalam perekonomian dan sistem keuangan daerah. Hal

tersebut ditunjukkan oleh kontribusi maupun keterkaitannya dengan

perbankan, pemerintah, lembaga keuangan lainnya dan korporasi. Dari sisi

4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor

Rumah Tangga

kontribusi, terlihat bahwa secara konstan konsumsi RT memiliki pangsa

yang tinggi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara (Grafik 4.1).

Di sistem keuangan, peranan RT terhadap intermediasi perbankan di

Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa pasar DPK RT terhadap

total DPK perbankan dan pangsa pasar kredit kepada RT terhadap total

kredit perbankan (Grafik 4.2). Secara umum, banyak faktor yang dapat

menjadi sumber kerentanan sektor rumah tangga antara lain dampak

perkembangan perekonomian, feedback loop kepada sistem

perekonomian itu sendiri serta perilaku meminjam yang berisiko.

Untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor rumah tangga,

salah satu indikator yang dapat digunakan adalah Indeks keyakinan rumah

tangga. Dalam hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi, kita dapat melihat

ekspektasi rumah tangga terhadap kondisi ekonomi masa depan dan

penilaian terhadap kondisi ekonomi saat ini melalui variabel Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK) dari hasil Survei Konsumen (SK). Angka IKK di

atas 100 menunjukkan optimisme RT dan angka di bawah 100

menunjukkan pesimisme RT terhadap perekonomian. Pada periode

pelaporan, ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 mengalami sedikit

peningkatan, hal ini terlihat dari penurunan rata-rata IKK yaitu dari 123,43

menjadi 121,56 pada periode laporan (Grafik 4.3). Penurunan rata-rata IKK

terjadi karena penurunan rata-rata komponennya Indeks Kondisi Ekonomi

% PANGSA THD PDRB % YOY

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara

-0,4

0,1

SUMBER: BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

48,7

GKONSUMSI RT (SB. KANAN)PANGSA KONSUMSI RT GPDRB (SB. KANAN)

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

44,0

45,0

46,0

47,0

48,0

49,0

50,0 %,PANGSA

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA DIOLAH

10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

100,00

KREDIT RT DPK RT

0,00I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

77,7

71,2

INDEKS

Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara

SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

IKEIKK IEK

40

60

80

100

120

140

160

180

122,5

85,3

159,7

INDEKS

Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga

SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULTRA, DIOLAH

EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILAN EKSPEKTASI LAP.KERJA

EST. JUL 21 EST. AGU 21 EST. SEP 21

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

180,0

200,0

1 2 3 4 5

2020

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2021

179

128

158

181

148 150

174

127

154

34 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

PANGSA

Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

0%

20%

40%

60%

80%

100%

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

68,5

629

,21

%, YOY

Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

TABUNGANGIRO DEPOSITO DPK RT (SB KANAN)

%, YOY

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

-80

-40

0

40

80

120

160

7,14

24,0018,02

19,04

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

PANGSA

Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

TOTAL

RT BUKAN RT

TABUNGANGIRODEPOSITO

IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 2021 IV 2020 I 20210%

20%

40%

60%

80%

100% %,YOY TRILIUN RP

Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara

21,26

19,04

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

18,17

DPK RTNOMINAL DPK RT (SB KANAN) TOTAL DPK

0

5

10

15

20

25

0,0

20,0

40,0

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

28.75

71.25

Saat Ini (IKE) namun penurunan lebih jauh tertahan peningkatan rata-rata

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) karena adanya peningkatan ekspektasi

konsumen terhadap kondisi usaha untuk 6 bulan ke depan dan ekspektasi

terhadap penghasilan, sedangkan pada ekspektasi lapangan kerja

mengalami penurunan (Grafik 4.4). Peningkatan ekspektasi masyarakat

yang terlihat optimis sejak Agustus 2020 mengindikasikan semakin

membaiknya indikator ekonomi Sulawesi Tenggara kedepan. Perbaikan ini

juga didorong oleh perkembangan penanganan Covid-19 di Sulawesi

Tenggara yang semakin membaik sejak triwulan III 2020 hingga saat ini.

Dari sisi ekspektasi usaha, secara rata-rata RT mencatatkan angka

sebesar 178,00 dimana bulan Agustus 2021 diekspektasikan sebagai bulan

paling tinggi dan membaik seiring waktu. Dari sisi penghasilan, rumah

tangga mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 134,33 untuk bulan Juli

- September 2021 dimana optimisme tertinggi berada pada bulan Agustus

2021. RT menunjukkan optimisme dalam ekspektasi lapangan pekerjaan

dengan mencatatkan rata-rata ekspektasi sebesar 154,00 dimana

optimisme tertinggi berada pada bulan Juli 2021. Peningkatan optimisme

ke depannya dapat terus meningkat seiring dengan perbaikan

penanganan pandemi Covid-19.

Sektor RT masih mendominasi placement dana pihak ketiga (DPK) di

perbankan Sulawesi Tenggara. Hal ini tercermin dari pangsa DPK

perseorangan yang mencapai 71,25% (Grafik 4.5) dari keseluruhan DPK di

Sulawesi Tenggara dengan nominal mencapai Rp18,17 triliun (Grafik 4.7).

4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan

Pada triwulan I 2021, walaupun masih mendominasi pangsa DPK Perbankan

Sultra, DPK perseorangan menunjukkan penurunan laju pertumbuhan

dengan tumbuh sebesar 19,04% (yoy), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,11% (yoy)

(Grafik 4.6). Hal ini mengindikasikan masyarakat mulai menggunakan

dananya di Perbankan seiring dengan semakin menurunnya suku bunga

simpanan di Perbankan.

Dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang dimanfaatkan RT, produk tabungan masih menjadi pilihan utama RT dengan pangsa placement yang mencapai 68,56% dari total DPK RT, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya yang mencatatkan proporsi 68,78%. Selain itu, produk deposito tercatat memiliki proporsi sebesar 29,21% dari total DPK RT, angka tersebut lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 28,93%. Produk giro hanya memiliki proporsi sebesar 2,23% (Grafik 4.7). Adanya sedikit pergeseran preferensi rumah tangga dari produk tabungan ke instrumen deposito mengindikasikan bahwa sebagian masyarakat rumah tangga mulai lebih memilih menyimpan dananya untuk jangka panjang meskipun sebagian besar lainnya masih menyimpannya untuk jangka pendek dan menjaga likuiditas di instrumen tabungan.

Pada triwulan I 2021 penurunan laju pertumbuhan DPK RT disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan pada instrumen tabungan dan deposito sedangkan instrumen giro mengalami peningkatan laju pertumbuhan. Pada periode pelaporan tabungan perseorangan masih tumbuh positif sebesar 24,00% (yoy) turun dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar

35BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

%, YOY

Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

KPR/KPAKREDIT KONSUMSI RT KKB MULTIGUNA

(15,00)

(10,00)

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

-2,98

8,01

-10,94

-4,05

%, TERTIMBANG

Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

NPL KREDIT KONS RT (SB.KANAN)SB.KREDIT KONS RT

%, GROSS

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

10,50

11,00

11,50

12,00

12,50

13,00

13,50

11,46

1,05

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

PANGSA

Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

0%

20%

40%

60%

80%

100%

KREDIT RT KREDIT NON RT

77,7

022

,30

Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Modal Kerja

Investasi

25,93

8,16

Konsumsi65,91

KPR/KPA

KKB

17,15

6,02

Peralatan RT0,27

Multiguna76,82

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Selain DPK, keterkaitan RT dengan perbankan juga dapat terlihat dari

penyaluran kredit perbankan. Di Sulawesi Tenggara kredit perbankan ke RT

mendominasi realisasi penyaluran kredit pada triwulan I 2021. Hal tersebut

terlihat dari pangsa kredit untuk perseorangan yang mencapai 77,70% dari

total kredit yang direalisasikan pada periode laporan (Grafik 4.9). Dari total

kredit RT yang mencapai Rp27,64 triliun tersebut, sebagian besar kredit

tersebut masih digunakan untuk konsumsi dengan pangsa sebesar 65,91%

lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 66,78%. Sementara itu,

pangsa kredit produktif modal kerja dan investasi masing-masing

mencapai 25,93% dan 8,16% dari total kredit RT lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya dengan masing-masing sebesar 25,26% dan 7,96% hal ini

mengindikasikan perbankan mulai sedikit meningkatkan penyaluran

kepada sektor produktif untuk mendorong perekonomian dan dunia usaha.

Berdasarkan breakdown yang lebih jauh, mayoritas kredit konsumsi yang

diberikan bank kepada RT disalurkan dalam bentuk kredit yang fleksibel

yaitu kredit multiguna dengan pangsa sebesar 76,82% (Grafik 4.10).

Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan I 2021 terkontraksi

sebesar 2,98% (yoy), lebih rendah dibanding pertunbuhan periode

sebelumnya yang sebesar 4,48% (yoy). Penurunan laju pertumbuhan kredit

4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

36 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

33,34% (yoy), deposito juga masih tumbuh sebesar 18,02% (yoy) turun dari periode sebelumnya yang sebesar 30,93% (yoy). Giro pada periode pelaporan mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,14% (yoy) lebih tinggi daripada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,46% (yoy) (Grafik 4.8).

konsumsi RT tersebut disebabkan menurunnya laju pertumbuhan jenis

kredit KKB dan Multiguna di tengah peningkatan yang terjadi pada kredit

KPR/KPA. Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar

4,05% (yoy), pertumbuhan kredit kepemilikan rumah/apartemen

(KPR/KPA) tumbuh sebesar 8,01% (yoy), dan kredit kendaraan bermotor

(KKB) terkontraksi sebesar 10,94% (yoy) (Grafik 4.11).

Dilihat dari sisi suku bunganya, suku bunga kredit konsumsi RT di Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami sedikit penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yaitu menjadi sebesar 11,46% (Grafik 4.12).

Penurunan suku bunga tersebut disertai penurunan risiko kredit yang

tercermin dari rendahnya NPL kredit konsumsi perseorangan yang

tercatat sebesar 1,05% pada triwulan I 2021.

Kredit Kepemilikan RumahKPR dan KPA di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar

8,01% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 5,36% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut disebabkan

oleh peningkatan kredit untuk pembelian beberapa tipe properti.

Peningkatan laju pertumbuhan KPR ruko menjadi 10,20% (yoy) memiliki

efek yang cukup besar pada laju pertumbuhan ke seluruh KPR karena KPR

ruko memiliki porsi 7,21% dari total KPR, menempati urutan kedua setelah

pangsa dari rumah sedang (Tipe >21-70) (Grafik 4.13).

Dari sisi risiko, KPR memiliki risiko yang terjaga di bawah threshold dan

menunjukkan penurunan pada periode laporan. Indikator NPL KPR untuk

hampir seluruh jenis properti pada periode pelaporan tercatat dibawah

NPL %

Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

SK. BUNGA

<RP50JTMULTIGUNA >RP50JT - RP100 JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT SK.BUNGA (RHS)

12,0

12,2

12,4

12,6

12,8

13,0

13,2

13,4

13,6

0,0

2,5

5,0

7,5

0.49

0.870.88

0.41

1.8412.49

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

%, YOY

Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

%, YOY

>RP50JT - RP100 JT<RP50JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT MULTIGUNA (RHS)

-35,02-24,35

-1,3815,18

-4,05

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-36

-21

-6

9

24

39

54

69

84

99

-14,82

-25,83

-10,89

%, YOY

Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

SEPEDA MOTORMOBIL KKB

-30

-15

0

15

30

45

60

75

Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

9,5

10,0

10,5

11,0

11,5

12,0

12,5

13,0

0,0

2,5

5,0

7,5

10,0

3,47

1,93

2,20

10,98

NPL %

SEPEDA MOTORMOBIL KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)

SK. BUNGA%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

NPL %

Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

SK. BUNGA%

TIPE >21-70TIPE SD 21 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN)

0,0

2,5

5,0

7,5

10,0

12,5

15,0

17,5

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

3,44

2,19

3,75

10,26

2,90

7,26

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

%, YOY

Grafik 4.14 NPL KPR

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO

3,75

2,19

10,26

3,442,90

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5,0% yaitu sebesar 2,90% (Grafik 4.14). Namun demikian, penyaluran KPR

Ruko perlu mendapatkan perhatian khusus dari perbankan karena NPL-

nya yang relatif tinggi hingga mencapai 10,26%, diatas batas threshold

sejak tahun 2016.

Kredit Kepemilikan Kendaraan BermotorKredit kendaraan bermotor (KKB) di Sulawesi Tenggara pada triwulan I

2021 terkontraksi sebesar 14,82% (yoy), lebih dalam dari periode

sebelumnya yang tercatat sebesar -6,85% (yoy). Deselerasi ini utamanya

disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan KKB mobil. Pada periode

pelaporan penyaluran kredit kendaraan roda 2 terkontraksi sebesar

25,83% (yoy) dan kendaraan roda 4 terkontraksi sebesar 10,89% (yoy)

(Grafik 4.15). Data tersebut mengindikasikan bahwa terjadi pergeseran

Kredit MultigunaDominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di

triwulan I 2021 menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah tangga

untuk kebutuhan lain di luar kebutuhan untuk memiliki rumah, kendaraan

bermotor maupun peralatan rumah tangga masih sangat besar meskipun

pola konsumsi masyarakat yang sedikit menahan uangnya untuk

membelanjakan pada sektor kendaraan bermotor dengan menggunakan

kredit dari perbankan.

Pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL gross tetap

terjaga, yaitu 2,20%, lebih rendah dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,98% (Grafik 4.16).

37BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

%, YOY

Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

KPR/KPAKREDIT KONSUMSI RT KKB MULTIGUNA

(15,00)

(10,00)

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

-2,98

8,01

-10,94

-4,05

%, TERTIMBANG

Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

NPL KREDIT KONS RT (SB.KANAN)SB.KREDIT KONS RT

%, GROSS

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

10,50

11,00

11,50

12,00

12,50

13,00

13,50

11,46

1,05

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

PANGSA

Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

0%

20%

40%

60%

80%

100%

KREDIT RT KREDIT NON RT

77,7

022

,30

Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Modal Kerja

Investasi

25,93

8,16

Konsumsi65,91

KPR/KPA

KKB

17,15

6,02

Peralatan RT0,27

Multiguna76,82

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Selain DPK, keterkaitan RT dengan perbankan juga dapat terlihat dari

penyaluran kredit perbankan. Di Sulawesi Tenggara kredit perbankan ke RT

mendominasi realisasi penyaluran kredit pada triwulan I 2021. Hal tersebut

terlihat dari pangsa kredit untuk perseorangan yang mencapai 77,70% dari

total kredit yang direalisasikan pada periode laporan (Grafik 4.9). Dari total

kredit RT yang mencapai Rp27,64 triliun tersebut, sebagian besar kredit

tersebut masih digunakan untuk konsumsi dengan pangsa sebesar 65,91%

lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 66,78%. Sementara itu,

pangsa kredit produktif modal kerja dan investasi masing-masing

mencapai 25,93% dan 8,16% dari total kredit RT lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya dengan masing-masing sebesar 25,26% dan 7,96% hal ini

mengindikasikan perbankan mulai sedikit meningkatkan penyaluran

kepada sektor produktif untuk mendorong perekonomian dan dunia usaha.

Berdasarkan breakdown yang lebih jauh, mayoritas kredit konsumsi yang

diberikan bank kepada RT disalurkan dalam bentuk kredit yang fleksibel

yaitu kredit multiguna dengan pangsa sebesar 76,82% (Grafik 4.10).

Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan I 2021 terkontraksi

sebesar 2,98% (yoy), lebih rendah dibanding pertunbuhan periode

sebelumnya yang sebesar 4,48% (yoy). Penurunan laju pertumbuhan kredit

4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

36 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

33,34% (yoy), deposito juga masih tumbuh sebesar 18,02% (yoy) turun dari periode sebelumnya yang sebesar 30,93% (yoy). Giro pada periode pelaporan mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,14% (yoy) lebih tinggi daripada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,46% (yoy) (Grafik 4.8).

konsumsi RT tersebut disebabkan menurunnya laju pertumbuhan jenis

kredit KKB dan Multiguna di tengah peningkatan yang terjadi pada kredit

KPR/KPA. Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar

4,05% (yoy), pertumbuhan kredit kepemilikan rumah/apartemen

(KPR/KPA) tumbuh sebesar 8,01% (yoy), dan kredit kendaraan bermotor

(KKB) terkontraksi sebesar 10,94% (yoy) (Grafik 4.11).

Dilihat dari sisi suku bunganya, suku bunga kredit konsumsi RT di Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021 mengalami sedikit penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yaitu menjadi sebesar 11,46% (Grafik 4.12).

Penurunan suku bunga tersebut disertai penurunan risiko kredit yang

tercermin dari rendahnya NPL kredit konsumsi perseorangan yang

tercatat sebesar 1,05% pada triwulan I 2021.

Kredit Kepemilikan RumahKPR dan KPA di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar

8,01% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 5,36% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut disebabkan

oleh peningkatan kredit untuk pembelian beberapa tipe properti.

Peningkatan laju pertumbuhan KPR ruko menjadi 10,20% (yoy) memiliki

efek yang cukup besar pada laju pertumbuhan ke seluruh KPR karena KPR

ruko memiliki porsi 7,21% dari total KPR, menempati urutan kedua setelah

pangsa dari rumah sedang (Tipe >21-70) (Grafik 4.13).

Dari sisi risiko, KPR memiliki risiko yang terjaga di bawah threshold dan

menunjukkan penurunan pada periode laporan. Indikator NPL KPR untuk

hampir seluruh jenis properti pada periode pelaporan tercatat dibawah

NPL %

Grafik 4.17 NPL dan Suku Bunga Multiguna

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

SK. BUNGA

<RP50JTMULTIGUNA >RP50JT - RP100 JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT SK.BUNGA (RHS)

12,0

12,2

12,4

12,6

12,8

13,0

13,2

13,4

13,6

0,0

2,5

5,0

7,5

0.49

0.870.88

0.41

1.8412.49

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

%, YOY

Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

%, YOY

>RP50JT - RP100 JT<RP50JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT MULTIGUNA (RHS)

-35,02-24,35

-1,3815,18

-4,05

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-36

-21

-6

9

24

39

54

69

84

99

-14,82

-25,83

-10,89

%, YOY

Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

SEPEDA MOTORMOBIL KKB

-30

-15

0

15

30

45

60

75

Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

9,5

10,0

10,5

11,0

11,5

12,0

12,5

13,0

0,0

2,5

5,0

7,5

10,0

3,47

1,93

2,20

10,98

NPL %

SEPEDA MOTORMOBIL KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)

SK. BUNGA%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

NPL %

Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

SK. BUNGA%

TIPE >21-70TIPE SD 21 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN)

0,0

2,5

5,0

7,5

10,0

12,5

15,0

17,5

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

3,44

2,19

3,75

10,26

2,90

7,26

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

%, YOY

Grafik 4.14 NPL KPR

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO

3,75

2,19

10,26

3,442,90

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5,0% yaitu sebesar 2,90% (Grafik 4.14). Namun demikian, penyaluran KPR

Ruko perlu mendapatkan perhatian khusus dari perbankan karena NPL-

nya yang relatif tinggi hingga mencapai 10,26%, diatas batas threshold

sejak tahun 2016.

Kredit Kepemilikan Kendaraan BermotorKredit kendaraan bermotor (KKB) di Sulawesi Tenggara pada triwulan I

2021 terkontraksi sebesar 14,82% (yoy), lebih dalam dari periode

sebelumnya yang tercatat sebesar -6,85% (yoy). Deselerasi ini utamanya

disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan KKB mobil. Pada periode

pelaporan penyaluran kredit kendaraan roda 2 terkontraksi sebesar

25,83% (yoy) dan kendaraan roda 4 terkontraksi sebesar 10,89% (yoy)

(Grafik 4.15). Data tersebut mengindikasikan bahwa terjadi pergeseran

Kredit MultigunaDominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di

triwulan I 2021 menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah tangga

untuk kebutuhan lain di luar kebutuhan untuk memiliki rumah, kendaraan

bermotor maupun peralatan rumah tangga masih sangat besar meskipun

pola konsumsi masyarakat yang sedikit menahan uangnya untuk

membelanjakan pada sektor kendaraan bermotor dengan menggunakan

kredit dari perbankan.

Pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL gross tetap

terjaga, yaitu 2,20%, lebih rendah dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,98% (Grafik 4.16).

37BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

Mete

Perikanan

0,07%

0,85%

Feronikel

Stainless Steel

52,55%

46,14%

Lainnya0,14%

Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

410

GEKSPOR (SB. KANAN)EKSPOR FERONIKEL

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

87,48%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

terjadi penurunan pada triwulan I 2021. Hal ini terjadi karena pengajuan

kredit multiguna yang relatif lebih mudah dengan jaminan/agunan yang

relatif ringan dan dana yang diterima dapat secara leluasa digunakan oleh

rumah tangga dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat jenisnya.

Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar 4,05% (yoy)

lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar

5,40% (yoy) (Grafik 4.17). Pada periode laporan, NPL kredit multiguna tetap

rendah tercatat sebesar 0,49%, meskipun sedikit meningkat dan lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 0,45% (Grafik 4.18).

4.3. ASESMEN SEKTOR KORPORASI4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor KorporasiPada triwulan I 2021, kondisi sektor korporasi yang tercermin dari kinerja

perekonomian dari sisi penawaran secara umum terpantau mengalami

penurunan dibandingkan triwulan lalu. Namun demikian, penurunan lebih

dalam tertahan oleh Kinerja sektor industri pengolahan khususnya ekspor

stainless steel yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan yang

cukup signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Kinerja perusahaan di industri pengolahan stainless steel yang cukup baik

tersebut belum dapat mendorong ekspor Sultra secara keseluruhan

karena di sisi lain laju pertumbuhan feronikel mengalami penurunan yang

disebabkan oleh penyerapan feronikel oleh industri pengolahan stainless

steel. Pada triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat

tumbuh sebesar 7,64% (yoy) (Grafik 4.20). Aktivitas keuangan tersebut

mendorong terjadinya perubahan pangsa ekspor dimana ekspor feronikel

dan besi baja mencapai lebih dari 90% ekspor Sultra pada triwulan I 2021

(Grafik 4.19). Kondisi tersebut tentu memunculkan kerentanan terhadap

kinerja korporasi, terutama sektor pertambangan sebagai industri hulu

dan sektor pengolahan sebagai industri hilir.

4.3.2. Kinerja Korporasi

Untuk memperkaya analisis, berdasarkan hasil Survei Liaison yang

dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi

Tenggara, dapat terlihat kinerja korporasi mulai mengalami peningkatan

walaupun masih tertekan pada triwulan I tahun 2021.

Penjualan domestik pada triwulan I 2021 mengalami peningkatan diikuti

kinerja ekspor secara umum pada triwulan I 2021 yang juga mengalami

peningkatan, meski tidak signifikan. Hal ini tercermin dari rata-rata nilai

LS penjualan ekspor triwulan I 2021 sebesar 0,75, lebih tinggi dibandingkan

penjualan ekspor triwulan IV 2020 (Rata-rata LS 0,5). Prospek positif

industri pengolahan Nikel dan peningkatan permintaan Baja dunia yang

meningkat menjadi faktor ekspor di triwulan I 2021 meningkat.

Kinerja penjualan domestik di sektor industri pengolahan mengalami

peningkatan sejalan dengan meningkatnya penjualan komoditas NPI pada

triwulan I 2021. Seiring dengan peningkatan kinerja pada sektor

pengolahan nikel. Kinerja penjualan korporasi di sektor perdagangan juga

mengalami peningkatan pada triwulan I 2021 yang terkonfirmasi dengan

peningkatan penjualan Ore Nikel.

Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat, kinerja penjualan

korporasi di sektor perdagangan menunjukan peningkatan seiring dengan

peningkatan penjualan pada perdagangan besar subsektor kendaraan

roda empat.

Namun, sektor konstruksi masih mengalami penurunan, seiring dengan

menurunnya jumlah proyek yang ada di Sulawesi Tenggara semasa

pandemi.

Omset Penjualan

Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison

KETERANGAN SKALA LIKERT:+/- 4,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SIGNIFIKAN DI LUAR RATA-RATA/POLA NORMAL KORPORASI+/- 3,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI ATAS RATA-RATA POLA NORMAL+/- 2,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SESUAI DENGAN POLA NORMALNYA+/- 1,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI BAWAH POLA NORMALNYASUMBER: LIAISON KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

LIKERT SCALE

PEN

JUAL

ANDO

MES

TIK

PEN

JUAL

AN

EKSP

OR

KAPA

SITA

S U

TILI

SASI

PERS

EDIA

AN

INVE

STAS

I

BIAY

A

HAR

GA J

UAL

MAR

JIN

PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN TRANSPORTASI PERTAMBANGAN

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

38 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Di sisi ekspor, Korporasi di sektor industri pengolahan subsektor

pengolahan nikel mulai mengalami peningkatan diikuti oleh sektor

pertanian subsektor perikanan. Hal ini terjadi karena peningkatan

permintaan dari Tiongkok seiring dengan membaiknya sektor konstruksi

di negara tujuan tersebut serta meningkatnya permintaan di negara

tujuan ekspor ikan seperti Eropa serta beberapa negara Asia.

Biaya produksi secara umum stabil. Hal ini terlihat dari nilai likert scale

sebesar 0,35; sama seperti triwulan IV 2021 sebesar 0,35. Hal ini

mengindikasikan beberapa sektor dunia usaha melakukan efisiensi di

tengah kenaikan jumlah permintaan untuk memperbesar margin

usahanya. Namun demikian, biaya tenaga kerja di beberapa sektor

terdapat sedikit mengalami kenaikan sementara sebagian besar lainnya

tetap. Kenaikan biaya tenaga kerja di beberapa sektor tersebut

dikarenakan permintaan domestik mulai meningkat.

Tingkat biaya di korporasi sektor pertanian subsektor perikanan

cenderung meningkat seiring peningkatan biaya bahan baku. Di sisi lain,

tingkat biaya di pertanian stabil menjelang musim panen. Meskipun harga

bahan baku di tingkat petani dan pengumpul saat ini berada di bawah

harga normalnya karena permintaan yang belum 100% kembali normal,

namun kontak di sektor pertanian memperbanyak outputnya untuk

menghadapi musim panen sehingga biaya tetap stabil.

Tingkat biaya di korporasi sektor industri pengolahan cenderung

meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan bahan baku khususnya di

sektor industri pengolahan baja yang didorong oleh naiknya penjualan.

Biaya

Harga jual dan margin korporasi cenderung mengalami peningkatan di

periode laporan. Hal ini ditunjukkan oleh likert scale harga jual untuk

triwulan I 2021 yang tercatat 0,89; lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya -0,03. Peningkatan harga jual dialami oleh korporasi di sektor

pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan.

Peningkatan harga jual di sektor pertambangan dan industri pengolahan

nikel disebabkan oleh naiknya harga nikel global seiring naiknya

permintaaan.

Margin Keuntungan

Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan I 2021 secara umum kondisi

likuiditas keuangan korporasi jauh lebih baik dibanding triwulan

sebelumnya. Pada periode pelaporan, persentase responden yang

menyatakan kondisi likuiditas perusahaan dalam kondisi baik meningkat

dari 14,00% menjadi 15,33% pada periode ini pula disertai dengan

penurunan jumlah responden yang menyatakan kondisi likuiditas

perusahaan berada pada kondisi yang buruk untuk memenuhi kebutuhan

operasionalnya dari 18,00% menjadi 11,33% pada triwulan ini (Grafik 4.22).

Kondisi likuiditas keuangan korporasi

Grafik 4.23

SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

BAIK CUKUP BURUK

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

4,67

%73

,33%

12,0

0%

Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi juga terpantau dalam

kondisi yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Pada periode

pelaporan persentase responden yang menyatakan kondisi rentabilitas

perusahaan dalam kondisi baik mengalami peningkatan dari 12,70%

menjadi 14,67% pada triwulan laporan dengan disertai meningkatnya

responden yang menyatakan kondisi rentabilitas perusahaan berada pada

kondisi yang buruk dari 19,33% menjadi 12,00% pada triwulan laporan

(Grafik 4.23).

4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiSelain pemetaan risk factor dan kerentanan sektor korporasi, untuk

memitigasi risiko sistemik diperlukan juga analisis interkoneksi

antarsektor. Dalam usahanya, sektor korporasi sangat terkait erat dengan

sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK korporasi pada

perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada korporasi untuk

modal kerja dan investasi.

Grafik 4.22

SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

BAIK CUKUP BURUK

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara

4,67

%73

,33%

12,0

0%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di PerbankanProduk simpanan perbankan yang dimanfaatkan korporasi didominasi

produk giro yang pangsanya mencapai 37,38%, produk deposito memiliki

proporsi sebesar 32,05% Sementara produk tabungan memiliki proporsi

sebesar 30,57% (Grafik 4.24).

39BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

Mete

Perikanan

0,07%

0,85%

Feronikel

Stainless Steel

52,55%

46,14%

Lainnya0,14%

Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

410

GEKSPOR (SB. KANAN)EKSPOR FERONIKEL

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

87,48%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

terjadi penurunan pada triwulan I 2021. Hal ini terjadi karena pengajuan

kredit multiguna yang relatif lebih mudah dengan jaminan/agunan yang

relatif ringan dan dana yang diterima dapat secara leluasa digunakan oleh

rumah tangga dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat jenisnya.

Pada triwulan I 2021, kredit multiguna terkontraksi sebesar 4,05% (yoy)

lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar

5,40% (yoy) (Grafik 4.17). Pada periode laporan, NPL kredit multiguna tetap

rendah tercatat sebesar 0,49%, meskipun sedikit meningkat dan lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 0,45% (Grafik 4.18).

4.3. ASESMEN SEKTOR KORPORASI4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor KorporasiPada triwulan I 2021, kondisi sektor korporasi yang tercermin dari kinerja

perekonomian dari sisi penawaran secara umum terpantau mengalami

penurunan dibandingkan triwulan lalu. Namun demikian, penurunan lebih

dalam tertahan oleh Kinerja sektor industri pengolahan khususnya ekspor

stainless steel yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan yang

cukup signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Kinerja perusahaan di industri pengolahan stainless steel yang cukup baik

tersebut belum dapat mendorong ekspor Sultra secara keseluruhan

karena di sisi lain laju pertumbuhan feronikel mengalami penurunan yang

disebabkan oleh penyerapan feronikel oleh industri pengolahan stainless

steel. Pada triwulan I 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 3,38% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat

tumbuh sebesar 7,64% (yoy) (Grafik 4.20). Aktivitas keuangan tersebut

mendorong terjadinya perubahan pangsa ekspor dimana ekspor feronikel

dan besi baja mencapai lebih dari 90% ekspor Sultra pada triwulan I 2021

(Grafik 4.19). Kondisi tersebut tentu memunculkan kerentanan terhadap

kinerja korporasi, terutama sektor pertambangan sebagai industri hulu

dan sektor pengolahan sebagai industri hilir.

4.3.2. Kinerja Korporasi

Untuk memperkaya analisis, berdasarkan hasil Survei Liaison yang

dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi

Tenggara, dapat terlihat kinerja korporasi mulai mengalami peningkatan

walaupun masih tertekan pada triwulan I tahun 2021.

Penjualan domestik pada triwulan I 2021 mengalami peningkatan diikuti

kinerja ekspor secara umum pada triwulan I 2021 yang juga mengalami

peningkatan, meski tidak signifikan. Hal ini tercermin dari rata-rata nilai

LS penjualan ekspor triwulan I 2021 sebesar 0,75, lebih tinggi dibandingkan

penjualan ekspor triwulan IV 2020 (Rata-rata LS 0,5). Prospek positif

industri pengolahan Nikel dan peningkatan permintaan Baja dunia yang

meningkat menjadi faktor ekspor di triwulan I 2021 meningkat.

Kinerja penjualan domestik di sektor industri pengolahan mengalami

peningkatan sejalan dengan meningkatnya penjualan komoditas NPI pada

triwulan I 2021. Seiring dengan peningkatan kinerja pada sektor

pengolahan nikel. Kinerja penjualan korporasi di sektor perdagangan juga

mengalami peningkatan pada triwulan I 2021 yang terkonfirmasi dengan

peningkatan penjualan Ore Nikel.

Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat, kinerja penjualan

korporasi di sektor perdagangan menunjukan peningkatan seiring dengan

peningkatan penjualan pada perdagangan besar subsektor kendaraan

roda empat.

Namun, sektor konstruksi masih mengalami penurunan, seiring dengan

menurunnya jumlah proyek yang ada di Sulawesi Tenggara semasa

pandemi.

Omset Penjualan

Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison

KETERANGAN SKALA LIKERT:+/- 4,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SIGNIFIKAN DI LUAR RATA-RATA/POLA NORMAL KORPORASI+/- 3,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI ATAS RATA-RATA POLA NORMAL+/- 2,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SESUAI DENGAN POLA NORMALNYA+/- 1,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI BAWAH POLA NORMALNYASUMBER: LIAISON KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

LIKERT SCALE

PEN

JUAL

ANDO

MES

TIK

PEN

JUAL

AN

EKSP

OR

KAPA

SITA

S U

TILI

SASI

PERS

EDIA

AN

INVE

STAS

I

BIAY

A

HAR

GA J

UAL

MAR

JIN

PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN TRANSPORTASI PERTAMBANGAN

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

38 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Di sisi ekspor, Korporasi di sektor industri pengolahan subsektor

pengolahan nikel mulai mengalami peningkatan diikuti oleh sektor

pertanian subsektor perikanan. Hal ini terjadi karena peningkatan

permintaan dari Tiongkok seiring dengan membaiknya sektor konstruksi

di negara tujuan tersebut serta meningkatnya permintaan di negara

tujuan ekspor ikan seperti Eropa serta beberapa negara Asia.

Biaya produksi secara umum stabil. Hal ini terlihat dari nilai likert scale

sebesar 0,35; sama seperti triwulan IV 2021 sebesar 0,35. Hal ini

mengindikasikan beberapa sektor dunia usaha melakukan efisiensi di

tengah kenaikan jumlah permintaan untuk memperbesar margin

usahanya. Namun demikian, biaya tenaga kerja di beberapa sektor

terdapat sedikit mengalami kenaikan sementara sebagian besar lainnya

tetap. Kenaikan biaya tenaga kerja di beberapa sektor tersebut

dikarenakan permintaan domestik mulai meningkat.

Tingkat biaya di korporasi sektor pertanian subsektor perikanan

cenderung meningkat seiring peningkatan biaya bahan baku. Di sisi lain,

tingkat biaya di pertanian stabil menjelang musim panen. Meskipun harga

bahan baku di tingkat petani dan pengumpul saat ini berada di bawah

harga normalnya karena permintaan yang belum 100% kembali normal,

namun kontak di sektor pertanian memperbanyak outputnya untuk

menghadapi musim panen sehingga biaya tetap stabil.

Tingkat biaya di korporasi sektor industri pengolahan cenderung

meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan bahan baku khususnya di

sektor industri pengolahan baja yang didorong oleh naiknya penjualan.

Biaya

Harga jual dan margin korporasi cenderung mengalami peningkatan di

periode laporan. Hal ini ditunjukkan oleh likert scale harga jual untuk

triwulan I 2021 yang tercatat 0,89; lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya -0,03. Peningkatan harga jual dialami oleh korporasi di sektor

pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan.

Peningkatan harga jual di sektor pertambangan dan industri pengolahan

nikel disebabkan oleh naiknya harga nikel global seiring naiknya

permintaaan.

Margin Keuntungan

Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan I 2021 secara umum kondisi

likuiditas keuangan korporasi jauh lebih baik dibanding triwulan

sebelumnya. Pada periode pelaporan, persentase responden yang

menyatakan kondisi likuiditas perusahaan dalam kondisi baik meningkat

dari 14,00% menjadi 15,33% pada periode ini pula disertai dengan

penurunan jumlah responden yang menyatakan kondisi likuiditas

perusahaan berada pada kondisi yang buruk untuk memenuhi kebutuhan

operasionalnya dari 18,00% menjadi 11,33% pada triwulan ini (Grafik 4.22).

Kondisi likuiditas keuangan korporasi

Grafik 4.23

SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

BAIK CUKUP BURUK

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

4,67

%73

,33%

12,0

0%

Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi juga terpantau dalam

kondisi yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Pada periode

pelaporan persentase responden yang menyatakan kondisi rentabilitas

perusahaan dalam kondisi baik mengalami peningkatan dari 12,70%

menjadi 14,67% pada triwulan laporan dengan disertai meningkatnya

responden yang menyatakan kondisi rentabilitas perusahaan berada pada

kondisi yang buruk dari 19,33% menjadi 12,00% pada triwulan laporan

(Grafik 4.23).

4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiSelain pemetaan risk factor dan kerentanan sektor korporasi, untuk

memitigasi risiko sistemik diperlukan juga analisis interkoneksi

antarsektor. Dalam usahanya, sektor korporasi sangat terkait erat dengan

sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK korporasi pada

perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada korporasi untuk

modal kerja dan investasi.

Grafik 4.22

SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

BAIK CUKUP BURUK

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara

4,67

%73

,33%

12,0

0%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di PerbankanProduk simpanan perbankan yang dimanfaatkan korporasi didominasi

produk giro yang pangsanya mencapai 37,38%, produk deposito memiliki

proporsi sebesar 32,05% Sementara produk tabungan memiliki proporsi

sebesar 30,57% (Grafik 4.24).

39BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

4.83

-15.46

38.76

-35.11

RP TRILIUN%, YOY

0

1

2

3

4

5

6

7

8

GKREDIT KORPORASIG TOTAL GKREDIT MODAL KERJA GKREDIT INVESTASI

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

43,7

656

,24

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

GIRODPK KORPORASI (SB. KANAN) TABUNGAN DEPOSITO

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

40,11%30,58%

176,95%

60,61%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

37,3

8%30

,57%

32,0

5%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Pada triwulan I 2021 DPK Korporasi mengalami peningkatan pertumbuhan

menjadi sebesar 60,61% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya yang

tumbuh sebesar 28,40% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh

peningkatan pada penghimpunan giro dan tabungan yang tumbuh sebesar

40,11% (yoy) dan 170,95% (yoy) (Grafik 4.25). Hal ini menunjukkan Korporasi

di Sultra secara umum lebih menjaga kondisi likuiditas yang dapat

digunakan sewaktu-waktu (jangka pendek) yaitu dengan Insturmen

Tabungan dan Giro. Disisi lain, walaupun masih tumbuh tinggi, penurunan

tingkat pertumbuhan terjadi pada instrumen deposito yang tumbuh

sebsar 30,58% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 31,81% (yoy).

4.3.3.2 Kredit Korporasi dari PerbankanEksposur kredit perbankan pada sektor korporasi pada triwulan I 2021

tercatat sebesar 22,30% meningkat dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 16,75% dari total kredit di Sulawesi Tenggara (berdasarkan lokasi

proyek). Meskipun eksposur kredit perbankan pada sektor korporasi

masih berada di bawah kredit rumah tangga, namun korporasi menjadi

sumber pendapatan rumah tangga (melalui jalur tenaga kerja) sehingga

gangguan pada korporasi pada akhirnya berdampak pada sistem

keuangan melalui jalur rumah tangga tersebut. Dari total kredit yang

disalurkan ke korporasi di Sulawesi Tenggara, sebagian besar yaitu

sebesar 56,24% dari total kredit merupakan kredit investasi dan 43,76%

dari total kredit disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja.

Secara total, sektor pertambangan dan pertanian mendominasi kredit

yang diberikan kepada korporasi di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I

2021, sebanyak 16,30% dan 35,57% dari total kredit korporasi diberikan

kepada sektor pertambangan dan pertanian dengan masing-masing NPL

1,01% dan 0,00%. Baki debit kedua sektor tersebut masing-masing

terkontraksi sebesar 59,34% (yoy) dan tumbuh sebesar 21,59% (yoy).

Adapun sektor yang perlu menjadi perhatian adalah sektor jasa lainnya

karena pada triwulan I 2021 mencatatkan NPL sebesar 15,6% diatas

threshold 5%, dan dengan pangsa 0,64% (Tabel 4.1). Diperlukan langkah-

langkah korporasi dan perbankan untuk mendorong perbaikan NPL sektor

jasa.

Kredit Korporasi berdasarkan Sektor Ekonomi Unggulan

Secara nominal, kredit perbankan pada sektor korporasi di Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp4,83 triliun, menurun

dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,48 triliun

atau terkontraksi sebesar 15,46% (yoy). Hal ini disebabkan adanya

kontraksi dari segmen kredit investasi sebesar 35,11% (yoy) dan kredit

modal kerja yang tumbuh 38,76% (yoy) menurun dari periode sebelumnya

(Grafik 4.27). Kondisi kredit yang menurun di tengah peningkatan DPK

korporasi mengindikasikan secara umum korporasi masih relatif berhati-

hati dalam melakukan ekspansi usaha dengan tidak menambah beban

biaya serta lebih menjaga level likuiditasnya terutama dalam jangka

pendek.

40 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

SEKTOR

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LGA

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

PERHOTELAN

TRANSPORTASI KOMUNIKASI

JASA USAHA

JASA LAINNYA

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1746.18

800.33

601.68

8.28

416.71

617.73

199.48

46.85

21.97

31.21

0.36

0.16

0.12

0.00

0.08

0.13

0.04

0.01

0.00

0.01

Growth yoy (%)

0.22

-0.59

1.02

-0.93

-0.46

-0.10

0.02

-0.22

-0.43

-0.29

NPL (%)

TOTAL

0.00

0.01

0.00

0.01

0.09

0.09

0.01

0.00

0.01

0.16

MODAL KERJA INVESTASI

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

49.91

770.53

39.88

0.98

385.20

517.28

2.85

6.30

6.36

14.04

0.02

0.36

0.02

0.00

0.18

0.24

0.00

0.00

0.00

0.01

Growth yoy (%)

2.53

3.37

-0.23

-0.87

-0.37

-0.09

1.87

-0.46

-0.35

-0.38

NPL (%)

0.00

0.01

0.04

0.08

0.09

0.10

0.00

0.00

0.00

0.10

MARET 2021

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1696.27

29.80

561.80

7.31

31.52

100.46

196.63

40.55

15.61

17.18

0.62

0.01

0.20

0.00

0.01

0.04

0.07

0.01

0.01

0.01

Growth yoy (%)

0.19

-0.98

1.28

-0.93

-0.80

-0.11

0.01

-0.16

-0.46

-0.19

NPL (%)

0.00

0.04

0.00

0.00

0.10

0.07

0.01

0.00

0.01

0.20

SEKTOR

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LGA

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

PERHOTELAN

TRANSPORTASI KOMUNIKASI

JASA USAHA

JASA LAINNYA

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1769.92

880.90

596.61

90.40

833.44

601.17

197.96

47.05

28.49

37.56

0.32

0.16

0.11

0.02

0.15

0.11

0.04

0.01

0.01

0.01

Growth yoy (%)

0.24

-0.48

1.04

-0.19

0.18

-0.08

-0.04

-0.26

-0.30

-0.19

NPL (%)

TOTAL

0.00

0.01

0.00

0.00

0.04

0.09

0.01

0.00

0.00

0.13

MODAL KERJA INVESTASI

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

47.40

744.66

40.27

0.99

708.60

502.72

0.72

7.59

9.80

20.93

0.02

0.31

0.02

0.00

0.29

0.21

0.00

0.00

0.00

0.01

Growth yoy (%)

2.48

4.85

-0.13

-0.88

0.23

-0.07

-0.25

-0.55

0.12

-0.22

NPL (%)

0.00

0.01

0.01

0.08

0.05

0.09

0.00

0.00

0.00

0.07

DESEMBER 2020

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1722.52

136.25

556.33

89.41

124.84

98.46

197.24

39.46

18.68

16.63

0.56

0.04

0.18

0.03

0.04

0.03

0.06

0.01

0.01

0.01

Growth yoy (%)

0.22

-0.91

1.26

-0.14

-0.06

-0.12

-0.04

-0.16

-0.41

-0.14

NPL (%)

0.00

0.01

0.00

0.00

0.02

0.06

0.01

0.00

0.01

0.21

4.4. ASESMEN INSTITUSI KEUANGAN(PERBANKAN) DI SULAWESI TENGGARA

4.4.1. Aset Bank UmumSecara keseluruhan, aset bank umum yang berada di Sulawesi Tenggara

pada triwulan I 2021 mencapai Rp36,11 triliun, tumbuh 11,67% (yoy) (Grafik

4.28) yang didorong oleh peningkatan DPK khususnya dana murah yaitu

Tabungan dan Giro. Peningkatan pertumbuhan aset tersebut disebabkan

oleh naiknya laju pertumbuhan pada bank Pemerintah yang memiliki

pangsa mencapai 83,91% menjadi tumbuh sebesar 11,35% (yoy).

Sedangkan total aset bank swasta nasional yang mencatatkan pangsa

sebesar 16,09% dari total aset bank umum di Sulawesi Tenggara

mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,41% (yoy) (Grafik 4.29).

Secara spasial, aset perbankan masih terkonsentrasi di Kota Kendari

dengan pangsa mencapai 61,95% dari keseluruhan aset bank umum yang

ada di Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut masih menunjukkan bahwa

perbankan masih terkonsentrasi di daerah ibu kota provinsi sebagai motor

penggerak perekonomian.

Daerah selain Kota Kendari yang memiliki aset bank cukup besar adalah

Kabupaten Kolaka dan Kota Bau-Bau dengan pangsa masing-masing

sebesar 11,38% dan 9,30%. Tingginya aset perbankan di kedua Kota dan

Kabupaten tersebut juga didasari besarnya kegiatan ekonomi di daerah

tersebut.

Dari sisi perkembangannya, pertumbuhan aset yang tinggi justru terjadi

pada daerah-daerah dengan pangsa aset yang relatif kecil seperti di

Kabupaten Buton dan Kabupaten Bombana (Tabel 4.2). Aset perbankan di

Kabupaten Buton tumbuh sebesar 18,86% (yoy) sementara di Kabupaten

Bombana tumbuh 18,86% (yoy). Hal tersebut menunjukkan bahwa

perbankan juga melakukan ekspansi bisnis ke berbagai kabupaten di

Sulawesi Tenggara, namun demikian masih diperlukan dukungan seluruh

stakeholders untuk lebih meningkatkan pemerataan aktivitas

perekonomian di seluruh Kabupaten/Kota se-Sultra.

41BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

4.83

-15.46

38.76

-35.11

RP TRILIUN%, YOY

0

1

2

3

4

5

6

7

8

GKREDIT KORPORASIG TOTAL GKREDIT MODAL KERJA GKREDIT INVESTASI

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

43,7

656

,24

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

GIRODPK KORPORASI (SB. KANAN) TABUNGAN DEPOSITO

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

40,11%30,58%

176,95%

60,61%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

37,3

8%30

,57%

32,0

5%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Pada triwulan I 2021 DPK Korporasi mengalami peningkatan pertumbuhan

menjadi sebesar 60,61% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya yang

tumbuh sebesar 28,40% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh

peningkatan pada penghimpunan giro dan tabungan yang tumbuh sebesar

40,11% (yoy) dan 170,95% (yoy) (Grafik 4.25). Hal ini menunjukkan Korporasi

di Sultra secara umum lebih menjaga kondisi likuiditas yang dapat

digunakan sewaktu-waktu (jangka pendek) yaitu dengan Insturmen

Tabungan dan Giro. Disisi lain, walaupun masih tumbuh tinggi, penurunan

tingkat pertumbuhan terjadi pada instrumen deposito yang tumbuh

sebsar 30,58% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 31,81% (yoy).

4.3.3.2 Kredit Korporasi dari PerbankanEksposur kredit perbankan pada sektor korporasi pada triwulan I 2021

tercatat sebesar 22,30% meningkat dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 16,75% dari total kredit di Sulawesi Tenggara (berdasarkan lokasi

proyek). Meskipun eksposur kredit perbankan pada sektor korporasi

masih berada di bawah kredit rumah tangga, namun korporasi menjadi

sumber pendapatan rumah tangga (melalui jalur tenaga kerja) sehingga

gangguan pada korporasi pada akhirnya berdampak pada sistem

keuangan melalui jalur rumah tangga tersebut. Dari total kredit yang

disalurkan ke korporasi di Sulawesi Tenggara, sebagian besar yaitu

sebesar 56,24% dari total kredit merupakan kredit investasi dan 43,76%

dari total kredit disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja.

Secara total, sektor pertambangan dan pertanian mendominasi kredit

yang diberikan kepada korporasi di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I

2021, sebanyak 16,30% dan 35,57% dari total kredit korporasi diberikan

kepada sektor pertambangan dan pertanian dengan masing-masing NPL

1,01% dan 0,00%. Baki debit kedua sektor tersebut masing-masing

terkontraksi sebesar 59,34% (yoy) dan tumbuh sebesar 21,59% (yoy).

Adapun sektor yang perlu menjadi perhatian adalah sektor jasa lainnya

karena pada triwulan I 2021 mencatatkan NPL sebesar 15,6% diatas

threshold 5%, dan dengan pangsa 0,64% (Tabel 4.1). Diperlukan langkah-

langkah korporasi dan perbankan untuk mendorong perbaikan NPL sektor

jasa.

Kredit Korporasi berdasarkan Sektor Ekonomi Unggulan

Secara nominal, kredit perbankan pada sektor korporasi di Sulawesi

Tenggara pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp4,83 triliun, menurun

dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,48 triliun

atau terkontraksi sebesar 15,46% (yoy). Hal ini disebabkan adanya

kontraksi dari segmen kredit investasi sebesar 35,11% (yoy) dan kredit

modal kerja yang tumbuh 38,76% (yoy) menurun dari periode sebelumnya

(Grafik 4.27). Kondisi kredit yang menurun di tengah peningkatan DPK

korporasi mengindikasikan secara umum korporasi masih relatif berhati-

hati dalam melakukan ekspansi usaha dengan tidak menambah beban

biaya serta lebih menjaga level likuiditasnya terutama dalam jangka

pendek.

40 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

SEKTOR

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LGA

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

PERHOTELAN

TRANSPORTASI KOMUNIKASI

JASA USAHA

JASA LAINNYA

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1746.18

800.33

601.68

8.28

416.71

617.73

199.48

46.85

21.97

31.21

0.36

0.16

0.12

0.00

0.08

0.13

0.04

0.01

0.00

0.01

Growth yoy (%)

0.22

-0.59

1.02

-0.93

-0.46

-0.10

0.02

-0.22

-0.43

-0.29

NPL (%)

TOTAL

0.00

0.01

0.00

0.01

0.09

0.09

0.01

0.00

0.01

0.16

MODAL KERJA INVESTASI

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

49.91

770.53

39.88

0.98

385.20

517.28

2.85

6.30

6.36

14.04

0.02

0.36

0.02

0.00

0.18

0.24

0.00

0.00

0.00

0.01

Growth yoy (%)

2.53

3.37

-0.23

-0.87

-0.37

-0.09

1.87

-0.46

-0.35

-0.38

NPL (%)

0.00

0.01

0.04

0.08

0.09

0.10

0.00

0.00

0.00

0.10

MARET 2021

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1696.27

29.80

561.80

7.31

31.52

100.46

196.63

40.55

15.61

17.18

0.62

0.01

0.20

0.00

0.01

0.04

0.07

0.01

0.01

0.01

Growth yoy (%)

0.19

-0.98

1.28

-0.93

-0.80

-0.11

0.01

-0.16

-0.46

-0.19

NPL (%)

0.00

0.04

0.00

0.00

0.10

0.07

0.01

0.00

0.01

0.20

SEKTOR

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LGA

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

PERHOTELAN

TRANSPORTASI KOMUNIKASI

JASA USAHA

JASA LAINNYA

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1769.92

880.90

596.61

90.40

833.44

601.17

197.96

47.05

28.49

37.56

0.32

0.16

0.11

0.02

0.15

0.11

0.04

0.01

0.01

0.01

Growth yoy (%)

0.24

-0.48

1.04

-0.19

0.18

-0.08

-0.04

-0.26

-0.30

-0.19

NPL (%)

TOTAL

0.00

0.01

0.00

0.00

0.04

0.09

0.01

0.00

0.00

0.13

MODAL KERJA INVESTASI

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

47.40

744.66

40.27

0.99

708.60

502.72

0.72

7.59

9.80

20.93

0.02

0.31

0.02

0.00

0.29

0.21

0.00

0.00

0.00

0.01

Growth yoy (%)

2.48

4.85

-0.13

-0.88

0.23

-0.07

-0.25

-0.55

0.12

-0.22

NPL (%)

0.00

0.01

0.01

0.08

0.05

0.09

0.00

0.00

0.00

0.07

DESEMBER 2020

Baki Debit (triliun Rp)

Pangsa(%)

1722.52

136.25

556.33

89.41

124.84

98.46

197.24

39.46

18.68

16.63

0.56

0.04

0.18

0.03

0.04

0.03

0.06

0.01

0.01

0.01

Growth yoy (%)

0.22

-0.91

1.26

-0.14

-0.06

-0.12

-0.04

-0.16

-0.41

-0.14

NPL (%)

0.00

0.01

0.00

0.00

0.02

0.06

0.01

0.00

0.01

0.21

4.4. ASESMEN INSTITUSI KEUANGAN(PERBANKAN) DI SULAWESI TENGGARA

4.4.1. Aset Bank UmumSecara keseluruhan, aset bank umum yang berada di Sulawesi Tenggara

pada triwulan I 2021 mencapai Rp36,11 triliun, tumbuh 11,67% (yoy) (Grafik

4.28) yang didorong oleh peningkatan DPK khususnya dana murah yaitu

Tabungan dan Giro. Peningkatan pertumbuhan aset tersebut disebabkan

oleh naiknya laju pertumbuhan pada bank Pemerintah yang memiliki

pangsa mencapai 83,91% menjadi tumbuh sebesar 11,35% (yoy).

Sedangkan total aset bank swasta nasional yang mencatatkan pangsa

sebesar 16,09% dari total aset bank umum di Sulawesi Tenggara

mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,41% (yoy) (Grafik 4.29).

Secara spasial, aset perbankan masih terkonsentrasi di Kota Kendari

dengan pangsa mencapai 61,95% dari keseluruhan aset bank umum yang

ada di Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut masih menunjukkan bahwa

perbankan masih terkonsentrasi di daerah ibu kota provinsi sebagai motor

penggerak perekonomian.

Daerah selain Kota Kendari yang memiliki aset bank cukup besar adalah

Kabupaten Kolaka dan Kota Bau-Bau dengan pangsa masing-masing

sebesar 11,38% dan 9,30%. Tingginya aset perbankan di kedua Kota dan

Kabupaten tersebut juga didasari besarnya kegiatan ekonomi di daerah

tersebut.

Dari sisi perkembangannya, pertumbuhan aset yang tinggi justru terjadi

pada daerah-daerah dengan pangsa aset yang relatif kecil seperti di

Kabupaten Buton dan Kabupaten Bombana (Tabel 4.2). Aset perbankan di

Kabupaten Buton tumbuh sebesar 18,86% (yoy) sementara di Kabupaten

Bombana tumbuh 18,86% (yoy). Hal tersebut menunjukkan bahwa

perbankan juga melakukan ekspansi bisnis ke berbagai kabupaten di

Sulawesi Tenggara, namun demikian masih diperlukan dukungan seluruh

stakeholders untuk lebih meningkatkan pemerataan aktivitas

perekonomian di seluruh Kabupaten/Kota se-Sultra.

41BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

Bank Pemerintah

Bank Swasta Nasional

16,09% ; Rp 5,81 triliun

83,91% ; Rp 30,30 triliun

Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

36.11

RP TRILIUN%, YOY

ASET BANK UMUMASET BANK BANK PEMERINTAH BANK SWASTA NASIONAL

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV18

23

28

33

38

43

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

I

2021

13,4111,3511,67

Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, Pertumbuhan Aset secara yoyDaftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten

KOTA/KABUPATEN

KAB. BOMBANA

KAB. BUTON UTARA

KAB. KONAWE UTARA

KAB. WAKATOBI

KAB. KOLAKA UTARA

KAB. KONAWE SELATAN

KAB. BUTON

KOTA BAUBAU

KOTA KENDARI

KAB. KOLAKA

KAB. KONAWE

KAB. MUNA

KAB. KOLAKA TIMUR

SULAWESI TENGGARA

(RP MILIAR)

PANGSA THD

468.32

228.85

438.78

429.66

526.28

685.21

215.11

3,359.65

22,372.75

4,110.83

810.88

2,193.64

274.52

36,114.50

SULTRA (%)

1.30

0.63

1.21

1.19

1.46

1.90

0.60

9.30

61.95

11.38

2.25

6.07

0.76

100.00

I 2020

14.80

(3.56)

6.93

11.69

19.83

11.21

11.60

3.92

7.40

9.85

10.64

9.28

22.75

7.92

PERTUMBUHAN ASET (%, YOY)

II 2020

13.94

(7.96)

3.16

5.46

10.75

5.69

9.97

3.18

10.02

8.13

6.91

2.24

2.00

8.10

III 2020

9.93

20.05

3.70

26.97

9.88

2.65

67.22

14.34

9.73

8.82

4.98

8.28

(0.20)

10.20

IV 2020

13.86

5.70

2.61

(1.21)

27.13

(1.30)

16.09

5.52

10.77

10.16

5.63

3.21

14.26

9.35

ASET

I 2021

18.86

5.96

2.45

2.10

23.21

(1.36)

18.86

6.67

14.18

9.34

1.81

7.93

12.23

11.67

4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak KetigaDana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang

berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mencapai Rp25,50

triliun, tumbuh sebesar 21,34% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,37% (yoy) di dorong oleh

peningkatan DPK RT (Grafik 4.31). Sebagian besar DPK yang dihimpun oleh

bank umum di Sulawesi Tenggara ditempatkan dalam bentuk tabungan

dengan pangsa 53,95%. Sedangkan untuk giro dan deposito pada triwulan

I 2021 masing-masing tercatat memiliki pangsa pasar sebesar 18,80% dan

27,25%.

Bila dilihat dari sisi pertumbuhan per komponen, pada triwulan I 2021

hampir seluruh jenis simpanan masyarakat (kecuali giro) di perbankan

Sultra, mengalami peningkatan laju pertumbuhan dimana giro tumbuh

sebesar 5,89% (yoy), deposito tumbuh 28,67% (yoy) dan tabungan tumbuh

sebesar 24,07% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya kecuali

instrument giro (Grafik 4.31). Kenaikan performa dari DPK dapat

mengindikasikan bahwa kondisi keuangan masyarakat di Sulawesi

TabunganPada triwulan I 2021, secara nominal, total tabungan masyarakat di

Sulawesi Tenggara sampai dengan periode laporan mencapai Rp13,75

triliun. Dari sisi pertumbuhan, tabungan masyarakat di Sulawesi Tenggara

tumbuh sebesar 24,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,16% (yoy).

Tengara membaik, sehingga kebutuhan dana dalam bentuk likuid tidak

terlalu banyak.

Deposito Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada

triwulan I 2021 tercatat Rp6,95 triliun, menurun bila dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,97 triliun. Dari sisi

pertumbuhan, deposito masyarakat Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar

28,67% (yoy) meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 28,24% (yoy).

42 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

27,72RP TRILIUN%, YOY

KMKTOTAL KREDIT KI KK GTOTAL KREDIT

0

5

10

15

20

25

30

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0%, yoy

6,46

17,47

2,552,13

Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

29,2

49,

8460

,92

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

25,50

5,8921,34

RP TRILIUN

%, YOY

24,07

GIRONOMINAL DPK BANK UMUM DEPOSITO TABUNGAN GDPK BANK UMUM

0

5

10

15

20

25

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

28,67

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

18,8

0%53

,95%

27,2

5%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

GiroPada triwulan I 2021, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp4,79 triliun.

Dari sisi pertumbuhan, DPK perbankan berupa Giro mengalami

pertumbuhan sebesar 5,89 (yoy), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,86% (yoy).

4.4.3. Penyaluran KreditPada triwulan I 2021 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang

berkantor di Sulawesi Tenggara menurun dibandingkan triwulan lalu.

Kredit perbankan tumbuh sebesar 6,46% (yoy) menurun dibandingkan

dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,78% (yoy). Secara

nominal, kredit perbankan yang disalurkan sampai dengan triwulan I 2021

mencapai Rp27,71 triliun (Grafik 4.32).

Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi kredit yang

diberikan bank di Sulawesi Tenggara dengan pangsa mencapai 60,92%

sedangkan kredit modal kerja merupakan kredit produktif terbesar yang

diberikan oleh perbankan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar

29,24% dari total kredit dan kredit investasi mencatatkan proporsi yang

terkecil yaitu sebesar 9,84%.

Kredit Berdasarkan Lokasi BankSerupa dengan DPK, secara spasial, penyaluran kredit masih

terkonsentrasi di Kota Kendari, dengan pangsa sebesar 54,33% dari

seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di

Kredit Berdasarkan Sektor EkonomiBerdasarkan penyaluran kredit menurut sektor ekonomi, terdapat variasi

pertumbuhan kredit. Pertumbuhan terbesar dicatatkan oleh sektor

informasi dan komunikasi serta jasa perusahaan yang mencatatkan

pertumbuhan berturut turut sebesar 255,57% (yoy) dan 95,31% (yoy).

Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh sektor jasa keuangan

yang terkontraksi sebesar -70,21% (yoy). Sektor perdagangan yang

memiliki pangsa terbesar untuk kategori kredit produktif (56,35% dari

total kredit produktif) mengalami pertumbuhan sebesar 7,33% (yoy)

dengan NPL yang sudah mendekati threshold yaitu sebesar 4,36%. Hal

tersebut perlu menjadi perhatian agar tidak menyebabkan contagion

effect ke sektor lainnya. Sedangkan sektor pertanian yang memiliki

Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,79% (Tabel

4.3). Pertumbuhan kredit tertinggi dibukukan oleh Kabupaten Kolaka

Utara dengan laju pertumbuhan sebesar 25,37% (yoy) dan NPL terendah

dicatatkan oleh Kabupaten Wakatobi dan Kolaka Utara yaitu sebesar

0,15%.

Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian besar

kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan konsumsi. Adapun

untuk kegiatan produktif, hanya terdapat 4 daerah yang memiliki pangsa

kredit modal kerja cukup besar yaitu Kota Kendari, Kota Bau-Bau, Kab.

Kolaka, dan Kab. Muna.

43BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

Bank Pemerintah

Bank Swasta Nasional

16,09% ; Rp 5,81 triliun

83,91% ; Rp 30,30 triliun

Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

36.11

RP TRILIUN%, YOY

ASET BANK UMUMASET BANK BANK PEMERINTAH BANK SWASTA NASIONAL

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV18

23

28

33

38

43

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

I

2021

13,4111,3511,67

Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, Pertumbuhan Aset secara yoyDaftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten

KOTA/KABUPATEN

KAB. BOMBANA

KAB. BUTON UTARA

KAB. KONAWE UTARA

KAB. WAKATOBI

KAB. KOLAKA UTARA

KAB. KONAWE SELATAN

KAB. BUTON

KOTA BAUBAU

KOTA KENDARI

KAB. KOLAKA

KAB. KONAWE

KAB. MUNA

KAB. KOLAKA TIMUR

SULAWESI TENGGARA

(RP MILIAR)

PANGSA THD

468.32

228.85

438.78

429.66

526.28

685.21

215.11

3,359.65

22,372.75

4,110.83

810.88

2,193.64

274.52

36,114.50

SULTRA (%)

1.30

0.63

1.21

1.19

1.46

1.90

0.60

9.30

61.95

11.38

2.25

6.07

0.76

100.00

I 2020

14.80

(3.56)

6.93

11.69

19.83

11.21

11.60

3.92

7.40

9.85

10.64

9.28

22.75

7.92

PERTUMBUHAN ASET (%, YOY)

II 2020

13.94

(7.96)

3.16

5.46

10.75

5.69

9.97

3.18

10.02

8.13

6.91

2.24

2.00

8.10

III 2020

9.93

20.05

3.70

26.97

9.88

2.65

67.22

14.34

9.73

8.82

4.98

8.28

(0.20)

10.20

IV 2020

13.86

5.70

2.61

(1.21)

27.13

(1.30)

16.09

5.52

10.77

10.16

5.63

3.21

14.26

9.35

ASET

I 2021

18.86

5.96

2.45

2.10

23.21

(1.36)

18.86

6.67

14.18

9.34

1.81

7.93

12.23

11.67

4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak KetigaDana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang

berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 mencapai Rp25,50

triliun, tumbuh sebesar 21,34% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,37% (yoy) di dorong oleh

peningkatan DPK RT (Grafik 4.31). Sebagian besar DPK yang dihimpun oleh

bank umum di Sulawesi Tenggara ditempatkan dalam bentuk tabungan

dengan pangsa 53,95%. Sedangkan untuk giro dan deposito pada triwulan

I 2021 masing-masing tercatat memiliki pangsa pasar sebesar 18,80% dan

27,25%.

Bila dilihat dari sisi pertumbuhan per komponen, pada triwulan I 2021

hampir seluruh jenis simpanan masyarakat (kecuali giro) di perbankan

Sultra, mengalami peningkatan laju pertumbuhan dimana giro tumbuh

sebesar 5,89% (yoy), deposito tumbuh 28,67% (yoy) dan tabungan tumbuh

sebesar 24,07% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya kecuali

instrument giro (Grafik 4.31). Kenaikan performa dari DPK dapat

mengindikasikan bahwa kondisi keuangan masyarakat di Sulawesi

TabunganPada triwulan I 2021, secara nominal, total tabungan masyarakat di

Sulawesi Tenggara sampai dengan periode laporan mencapai Rp13,75

triliun. Dari sisi pertumbuhan, tabungan masyarakat di Sulawesi Tenggara

tumbuh sebesar 24,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,16% (yoy).

Tengara membaik, sehingga kebutuhan dana dalam bentuk likuid tidak

terlalu banyak.

Deposito Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada

triwulan I 2021 tercatat Rp6,95 triliun, menurun bila dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,97 triliun. Dari sisi

pertumbuhan, deposito masyarakat Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar

28,67% (yoy) meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 28,24% (yoy).

42 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

27,72RP TRILIUN%, YOY

KMKTOTAL KREDIT KI KK GTOTAL KREDIT

0

5

10

15

20

25

30

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0%, yoy

6,46

17,47

2,552,13

Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

29,2

49,

8460

,92

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

25,50

5,8921,34

RP TRILIUN

%, YOY

24,07

GIRONOMINAL DPK BANK UMUM DEPOSITO TABUNGAN GDPK BANK UMUM

0

5

10

15

20

25

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

28,67

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

18,8

0%53

,95%

27,2

5%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

GiroPada triwulan I 2021, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp4,79 triliun.

Dari sisi pertumbuhan, DPK perbankan berupa Giro mengalami

pertumbuhan sebesar 5,89 (yoy), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,86% (yoy).

4.4.3. Penyaluran KreditPada triwulan I 2021 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang

berkantor di Sulawesi Tenggara menurun dibandingkan triwulan lalu.

Kredit perbankan tumbuh sebesar 6,46% (yoy) menurun dibandingkan

dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,78% (yoy). Secara

nominal, kredit perbankan yang disalurkan sampai dengan triwulan I 2021

mencapai Rp27,71 triliun (Grafik 4.32).

Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi kredit yang

diberikan bank di Sulawesi Tenggara dengan pangsa mencapai 60,92%

sedangkan kredit modal kerja merupakan kredit produktif terbesar yang

diberikan oleh perbankan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar

29,24% dari total kredit dan kredit investasi mencatatkan proporsi yang

terkecil yaitu sebesar 9,84%.

Kredit Berdasarkan Lokasi BankSerupa dengan DPK, secara spasial, penyaluran kredit masih

terkonsentrasi di Kota Kendari, dengan pangsa sebesar 54,33% dari

seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di

Kredit Berdasarkan Sektor EkonomiBerdasarkan penyaluran kredit menurut sektor ekonomi, terdapat variasi

pertumbuhan kredit. Pertumbuhan terbesar dicatatkan oleh sektor

informasi dan komunikasi serta jasa perusahaan yang mencatatkan

pertumbuhan berturut turut sebesar 255,57% (yoy) dan 95,31% (yoy).

Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh sektor jasa keuangan

yang terkontraksi sebesar -70,21% (yoy). Sektor perdagangan yang

memiliki pangsa terbesar untuk kategori kredit produktif (56,35% dari

total kredit produktif) mengalami pertumbuhan sebesar 7,33% (yoy)

dengan NPL yang sudah mendekati threshold yaitu sebesar 4,36%. Hal

tersebut perlu menjadi perhatian agar tidak menyebabkan contagion

effect ke sektor lainnya. Sedangkan sektor pertanian yang memiliki

Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,79% (Tabel

4.3). Pertumbuhan kredit tertinggi dibukukan oleh Kabupaten Kolaka

Utara dengan laju pertumbuhan sebesar 25,37% (yoy) dan NPL terendah

dicatatkan oleh Kabupaten Wakatobi dan Kolaka Utara yaitu sebesar

0,15%.

Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian besar

kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan konsumsi. Adapun

untuk kegiatan produktif, hanya terdapat 4 daerah yang memiliki pangsa

kredit modal kerja cukup besar yaitu Kota Kendari, Kota Bau-Bau, Kab.

Kolaka, dan Kab. Muna.

43BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

pangsa kedua terbesar yaitu sebesar 15,25% kembali mencatatkan

pertumbuhan double digit sebesar 40,27% (yoy) dengan NPL yang rendah

yaitu sebesar 1,02%. Hal ini membuka peluang untuk perbankan untuk

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

SEKTOR EKONOMI

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK GAS

AIR

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

TRANSPORTASI-PERGUDANGAN

AKOMODASI MAKAN MINUM

INFORMASI KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN

REAL ESTATE

JASA PERUSAHAAN

ADM PEMERINTAHAN

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN SOSIAL

JASA LAINNYA

Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

1,578.86

129.55

600.52

5.59

9.03

507.90

5,834.94

147.92

593.07

3.72

0.51

120.43

197.44

92.60

16.91

72.01

442.99

15.25

1.25

5.80

0.05

0.09

4.91

56.35

1.43

5.73

0.04

0.00

1.16

1.91

0.89

0.16

0.70

4.28

Growth yoy (%)

40.27

-6.95

20.26

-47.80

23.71

-7.20

7.33

7.79

14.76

255.57

-70.21

16.10

95.31

86.60

-26.95

25.81

11.35

NPL (%)

MARET 2021

1.02

3.80

1.76

1.78

4.32

8.89

4.36

1.80

1.78

0.54

47.27

28.46

0.43

0.00

21.81

0.00

2.82

Ket: gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy), Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit Investasi

NPL = Non Performing Loan

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

1,575.33

131.13

598.63

5.53

9.11

529.58

5,882.16

147.56

589.18

3.70

0.48

123.44

189.23

99.71

17.05

72.37

447.02

15.12

1.26

5.74

0.05

0.09

5.08

56.44

1.42

5.65

0.04

0.00

1.18

1.82

0.96

0.16

0.69

4.29

Growth yoy (%)

48.11

-3.55

23.73

-58.29

33.73

-1.76

6.40

3.03

14.94

374.58

-80.64

8.46

90.83

51.97

-24.28

17.41

7.69

NPL (%)

DES 2020

0.87

2.98

1.51

1.60

1.60

7.76

4.17

0.97

1.90

0.08

47.97

31.38

0.20

0.00

20.75

0.01

2.42

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

1,414.11

137.20

565.34

6.57

9.96

545.07

5,690.02

141.00

561.42

2.43

0.37

116.14

165.74

6.58

15.98

67.66

398.51

14.37

1.39

5.74

0.07

0.10

5.54

57.80

1.43

5.70

0.02

0.00

1.18

1.68

0.07

0.16

0.69

4.05

Growth yoy (%)

40.21

-1.37

22.49

-37.31

-7.00

-18.47

3.85

1.76

11.70

178.61

-89.36

9.13

86.71

-92.32

-48.42

175.45

-11.52

NPL (%)

SEP 2020

1.04

2.17

1.90

0.57

3.17

8.76

5.07

1.09

2.25

0.00

62.38

4.33

0.46

0.00

22.40

1.38

3.62

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

KABUPATEN/KOTA

KAB. BUTON

KAB. MUNA

KAB. KOLAKA

KAB. WAKATOBI

KAB. KONAWE

KAB. KONAWE SELATAN

KAB. BOMBANA

KAB. KOLAKA UTARA

KAB. BUTON UTARA

KAB. KONAWE UTARA

KAB. KOLAKA TIMUR

KAB. BUTON TENGAH

KOTA BAU-BAU

KOTA KENDARI

TOTAL

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

181.07

2166.40

3872.21

206.28

787.58

688.90

430.11

502.68

217.74

430.72

248.55

0.00

2685.89

14840.26

27258.39

0.66

7.95

14.21

0.76

2.89

2.53

1.58

1.84

0.80

1.58

0.91

0.00

9.85

54.44

100.00

Growth yoy (%)

4.39

6.53

6.21

2.51

0.01

-0.05

12.79

23.11

3.58

2.56

4.81

0.00

7.06

4.89

5.47

NPL (%)

DESEMBER 2020

0.56

1.04

1.63

0.14

1.64

1.30

0.16

0.08

0.58

0.79

0.79

0.00

0.40

2.74

1.96

Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten

KI

0.00

0.20

1.41

0.02

0.01

0.03

0.13

0.26

0.02

0.00

0.02

0.00

0.79

6.77

9.67

KMK

0.05

3.01

5.97

0.05

0.24

0.17

0.14

0.12

0.04

0.06

0.13

0.00

3.44

15.40

28.82

KK

0.61

4.74

6.83

0.68

2.64

2.33

1.31

1.46

0.75

1.52

0.76

0.00

5.62

32.27

61.51

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

188.24

2209.90

3910.71

213.40

793.55

679.48

446.43

518.45

219.52

430.73

264.83

38.53

2761.34

15080.82

27755.94

0.68

7.96

14.09

0.77

2.86

2.45

1.61

1.87

0.79

1.55

0.95

0.14

9.95

54.33

100.00

Growth yoy (%)

5.18

4.88

3.78

5.79

0.69

-0.74

15.67

25.37

3.06

1.26

11.73

0,00

6.34

4.34

4.77

NPL (%)

MARET 2021

1.06

1.14

1.98

0.15

1.62

1.26

0.25

0.19

0.44

0.78

0.47

0.14

0.65

2.79

2.06

0.01

0.18

1.46

0.03

0.01

0.01

0.14

0.26

0.01

0.00

0.02

0.01

0.76

6.96

9.85

0.05

3.16

5.99

0.07

0.24

0.17

0.16

0.13

0.04

0.06

0.15

0.02

3.64

15.38

29.26

0.62

4.63

6.66

0.68

2.61

2.28

1.30

1.48

0.74

1.49

0.79

0.12

5.57

32.07

61.03

Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi, K.K = Kredit Konsumsi

Growth= pertumbuhan Kredit (%, yoy) Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data

PANGSAKI KMK KK

PANGSA

merelokasi kredit dari sektor-sektor yang sudah jenuh dan berisiko ke

sektor yang potensial dan lebih aman (Tabel 4.4).

44 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

NPL MODAL KERJANPL (RHS) NPL INVESTASI NPL KONSUMSI

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

2,06

3,754,01

0,94

%NPL

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

25,5

027

,72

108,71

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Non Performing Loan (NPL) per Jenis KreditPada triwulan I 2021, pertumbuhan penyaluran kredit disertai dengan

peningkatan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya

indikator Non Performing Loan (NPL) Gross dari 1,96% pada triwulan IV

2020 menjadi 2,06% pada triwulan I 2021 namun masih berada di bawah

threshold 5% (Grafik 4.35).

Pada periode laporan, penyaluran kredit investasi memiliki risiko kredit

terbesar yaitu mencapai 4,01% menurun dari periode sebelumnya sebesar

4,08% namun hal ini tetap perlu diwaspadai karena sudah berada dekat

threshold NPL 5%.

Loan to Deposit Ratio (LDR)Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi

perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menghitung

rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh perbankan. Pada

triwulan I 2021 LDR bank umum di Sulawesi Tenggara mencapai 108,71%,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

105,08% (Grafik 4.34). Peningkatan LDR tersebut terjadi karena adanya

peningkatan penyaluran kredit pada rumah tangga khususnya segmen

kredit modal kerja yang tumbuh 22,58% (yoy) dan kredit investasi yang

tumbuh -2,97% (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya sehingga

mendorong penyaluran kredit secara umum lebih tinggi daripada DPK

yang ada khususnya karena DPK rumah tangga tumbuh sebesar 19,04%

(yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya. Sementara pada kredit

korporasi di semua segmen mengalami penurunan dari periode

sebelumnya namun secara DPK meningkat khususnya pada dana murah

yaitu Tabungan serta Giro. Sehingga secara umum kredit nominal kredit

sebanyak 27,72 Trilyun dan DPK sebesar 25,50 Trilyun pada periode

laporan. Nilai LDR sebesar 100% berarti seluruh DPK yang dikelola oleh

perbankan Sulawesi Tenggara disalurkan dalam bentuk kredit dan

terdapat pinjaman antar bank dari Kantor Pusat Bank di Sultra yang

disalurkan ke kredit. Sedangkan pencapaian pada triwulan I 2021

menunjukkan bahwa dalam rangka menyalurkan kredit, perbankan di

Sulawesi Tenggara memerlukan dana dari daerah lain. Tingkat LDR yang

terlalu tinggi maupun terlalu rendah dapat menjadi sumber kerentanan

apabila tidak disertai dengan tingkat risiko kredit yang terjaga di tingkat

yang aman.

4.4.4. Perbankan SyariahPangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil. Dari

sisi aset, perbankan syariah hanya memiliki aset sebesar Rp2,15 triliun,

atau sebesar 5,77% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi

Tenggara. Pangsa ini relatif meningkat bila dibandingkan periode

sebelumnya (Grafik 4.36). Pada triwulan I 2021, pangsa pembiayaan hanya

mencapai 5,04% dari total realisasi pembiayaan oleh bank umum, pangsa

ini masih stabil bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan

penghimpunan DPK bank syariah mencapai 5,53%, pangsa ini meningkat

bila dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 5,40%.

Sampai dengan triwulan I 2021, penyaluran pembiayaan syariah terus

mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode laporan pembiayaan

syariah tumbuh sebesar 22,76% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp1,52

triliun, meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 16,76% (yoy) (Grafik 4.38). Sama dengan penyaluran perbankan

umum, penyaluran pembiayaan syariah juga paling banyak dilakukan

untuk penggunaan konsumsi dilanjutkan modal kerja dan investasi.

Dari sisi risiko pembiayaan, tekanan pada risiko pembiayaan syariah

mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari NPF (Non Performing Financing)

yang tercatat sebesar 2,52% pada triwulan I 2021, lebih rendah dari

periode sebelumnya yang tercatat sebesar 3,13% dan angka tersebut

berada di bawah threshold 5%. Baik pembiayaan investasi dan modal kerja

perlu di waspadai karena masing-masing mencatatkan NPF yang tinggi

yaitu 6,39% dan 6,09%.

Kondisi berbeda dialami oleh penghimpunan DPK perbankan syariah yang

mencatatkan penurunan pertumbuhan. Pada triwulan I 2021, jumlah DPK

bank syariah mencapai Rp1,43 triliun atau tumbuh sebesar 20,75% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 24,41% (yoy). Penurunan pertumbuhan DPK disebabkan oleh

penurunan laju pertumbuhan penempatan DPK di fasilitas giro dan

deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 35,33% (yoy) dan 11,36%

(yoy) (Grafik 4.37).

Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah baik dalam

bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang berkantor pusat di Sultra. Perlu

45BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

pangsa kedua terbesar yaitu sebesar 15,25% kembali mencatatkan

pertumbuhan double digit sebesar 40,27% (yoy) dengan NPL yang rendah

yaitu sebesar 1,02%. Hal ini membuka peluang untuk perbankan untuk

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

SEKTOR EKONOMI

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK GAS

AIR

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

TRANSPORTASI-PERGUDANGAN

AKOMODASI MAKAN MINUM

INFORMASI KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN

REAL ESTATE

JASA PERUSAHAAN

ADM PEMERINTAHAN

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN SOSIAL

JASA LAINNYA

Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

1,578.86

129.55

600.52

5.59

9.03

507.90

5,834.94

147.92

593.07

3.72

0.51

120.43

197.44

92.60

16.91

72.01

442.99

15.25

1.25

5.80

0.05

0.09

4.91

56.35

1.43

5.73

0.04

0.00

1.16

1.91

0.89

0.16

0.70

4.28

Growth yoy (%)

40.27

-6.95

20.26

-47.80

23.71

-7.20

7.33

7.79

14.76

255.57

-70.21

16.10

95.31

86.60

-26.95

25.81

11.35

NPL (%)

MARET 2021

1.02

3.80

1.76

1.78

4.32

8.89

4.36

1.80

1.78

0.54

47.27

28.46

0.43

0.00

21.81

0.00

2.82

Ket: gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy), Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit Investasi

NPL = Non Performing Loan

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

1,575.33

131.13

598.63

5.53

9.11

529.58

5,882.16

147.56

589.18

3.70

0.48

123.44

189.23

99.71

17.05

72.37

447.02

15.12

1.26

5.74

0.05

0.09

5.08

56.44

1.42

5.65

0.04

0.00

1.18

1.82

0.96

0.16

0.69

4.29

Growth yoy (%)

48.11

-3.55

23.73

-58.29

33.73

-1.76

6.40

3.03

14.94

374.58

-80.64

8.46

90.83

51.97

-24.28

17.41

7.69

NPL (%)

DES 2020

0.87

2.98

1.51

1.60

1.60

7.76

4.17

0.97

1.90

0.08

47.97

31.38

0.20

0.00

20.75

0.01

2.42

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

1,414.11

137.20

565.34

6.57

9.96

545.07

5,690.02

141.00

561.42

2.43

0.37

116.14

165.74

6.58

15.98

67.66

398.51

14.37

1.39

5.74

0.07

0.10

5.54

57.80

1.43

5.70

0.02

0.00

1.18

1.68

0.07

0.16

0.69

4.05

Growth yoy (%)

40.21

-1.37

22.49

-37.31

-7.00

-18.47

3.85

1.76

11.70

178.61

-89.36

9.13

86.71

-92.32

-48.42

175.45

-11.52

NPL (%)

SEP 2020

1.04

2.17

1.90

0.57

3.17

8.76

5.07

1.09

2.25

0.00

62.38

4.33

0.46

0.00

22.40

1.38

3.62

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

KABUPATEN/KOTA

KAB. BUTON

KAB. MUNA

KAB. KOLAKA

KAB. WAKATOBI

KAB. KONAWE

KAB. KONAWE SELATAN

KAB. BOMBANA

KAB. KOLAKA UTARA

KAB. BUTON UTARA

KAB. KONAWE UTARA

KAB. KOLAKA TIMUR

KAB. BUTON TENGAH

KOTA BAU-BAU

KOTA KENDARI

TOTAL

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

181.07

2166.40

3872.21

206.28

787.58

688.90

430.11

502.68

217.74

430.72

248.55

0.00

2685.89

14840.26

27258.39

0.66

7.95

14.21

0.76

2.89

2.53

1.58

1.84

0.80

1.58

0.91

0.00

9.85

54.44

100.00

Growth yoy (%)

4.39

6.53

6.21

2.51

0.01

-0.05

12.79

23.11

3.58

2.56

4.81

0.00

7.06

4.89

5.47

NPL (%)

DESEMBER 2020

0.56

1.04

1.63

0.14

1.64

1.30

0.16

0.08

0.58

0.79

0.79

0.00

0.40

2.74

1.96

Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten

KI

0.00

0.20

1.41

0.02

0.01

0.03

0.13

0.26

0.02

0.00

0.02

0.00

0.79

6.77

9.67

KMK

0.05

3.01

5.97

0.05

0.24

0.17

0.14

0.12

0.04

0.06

0.13

0.00

3.44

15.40

28.82

KK

0.61

4.74

6.83

0.68

2.64

2.33

1.31

1.46

0.75

1.52

0.76

0.00

5.62

32.27

61.51

Baki Debit (Miliar Rp)

Pangsa(%)

188.24

2209.90

3910.71

213.40

793.55

679.48

446.43

518.45

219.52

430.73

264.83

38.53

2761.34

15080.82

27755.94

0.68

7.96

14.09

0.77

2.86

2.45

1.61

1.87

0.79

1.55

0.95

0.14

9.95

54.33

100.00

Growth yoy (%)

5.18

4.88

3.78

5.79

0.69

-0.74

15.67

25.37

3.06

1.26

11.73

0,00

6.34

4.34

4.77

NPL (%)

MARET 2021

1.06

1.14

1.98

0.15

1.62

1.26

0.25

0.19

0.44

0.78

0.47

0.14

0.65

2.79

2.06

0.01

0.18

1.46

0.03

0.01

0.01

0.14

0.26

0.01

0.00

0.02

0.01

0.76

6.96

9.85

0.05

3.16

5.99

0.07

0.24

0.17

0.16

0.13

0.04

0.06

0.15

0.02

3.64

15.38

29.26

0.62

4.63

6.66

0.68

2.61

2.28

1.30

1.48

0.74

1.49

0.79

0.12

5.57

32.07

61.03

Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi, K.K = Kredit Konsumsi

Growth= pertumbuhan Kredit (%, yoy) Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data

PANGSAKI KMK KK

PANGSA

merelokasi kredit dari sektor-sektor yang sudah jenuh dan berisiko ke

sektor yang potensial dan lebih aman (Tabel 4.4).

44 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

NPL MODAL KERJANPL (RHS) NPL INVESTASI NPL KONSUMSI

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

2,06

3,754,01

0,94

%NPL

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

25,5

027

,72

108,71

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Non Performing Loan (NPL) per Jenis KreditPada triwulan I 2021, pertumbuhan penyaluran kredit disertai dengan

peningkatan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya

indikator Non Performing Loan (NPL) Gross dari 1,96% pada triwulan IV

2020 menjadi 2,06% pada triwulan I 2021 namun masih berada di bawah

threshold 5% (Grafik 4.35).

Pada periode laporan, penyaluran kredit investasi memiliki risiko kredit

terbesar yaitu mencapai 4,01% menurun dari periode sebelumnya sebesar

4,08% namun hal ini tetap perlu diwaspadai karena sudah berada dekat

threshold NPL 5%.

Loan to Deposit Ratio (LDR)Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi

perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menghitung

rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh perbankan. Pada

triwulan I 2021 LDR bank umum di Sulawesi Tenggara mencapai 108,71%,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

105,08% (Grafik 4.34). Peningkatan LDR tersebut terjadi karena adanya

peningkatan penyaluran kredit pada rumah tangga khususnya segmen

kredit modal kerja yang tumbuh 22,58% (yoy) dan kredit investasi yang

tumbuh -2,97% (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya sehingga

mendorong penyaluran kredit secara umum lebih tinggi daripada DPK

yang ada khususnya karena DPK rumah tangga tumbuh sebesar 19,04%

(yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya. Sementara pada kredit

korporasi di semua segmen mengalami penurunan dari periode

sebelumnya namun secara DPK meningkat khususnya pada dana murah

yaitu Tabungan serta Giro. Sehingga secara umum kredit nominal kredit

sebanyak 27,72 Trilyun dan DPK sebesar 25,50 Trilyun pada periode

laporan. Nilai LDR sebesar 100% berarti seluruh DPK yang dikelola oleh

perbankan Sulawesi Tenggara disalurkan dalam bentuk kredit dan

terdapat pinjaman antar bank dari Kantor Pusat Bank di Sultra yang

disalurkan ke kredit. Sedangkan pencapaian pada triwulan I 2021

menunjukkan bahwa dalam rangka menyalurkan kredit, perbankan di

Sulawesi Tenggara memerlukan dana dari daerah lain. Tingkat LDR yang

terlalu tinggi maupun terlalu rendah dapat menjadi sumber kerentanan

apabila tidak disertai dengan tingkat risiko kredit yang terjaga di tingkat

yang aman.

4.4.4. Perbankan SyariahPangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil. Dari

sisi aset, perbankan syariah hanya memiliki aset sebesar Rp2,15 triliun,

atau sebesar 5,77% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi

Tenggara. Pangsa ini relatif meningkat bila dibandingkan periode

sebelumnya (Grafik 4.36). Pada triwulan I 2021, pangsa pembiayaan hanya

mencapai 5,04% dari total realisasi pembiayaan oleh bank umum, pangsa

ini masih stabil bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan

penghimpunan DPK bank syariah mencapai 5,53%, pangsa ini meningkat

bila dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 5,40%.

Sampai dengan triwulan I 2021, penyaluran pembiayaan syariah terus

mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode laporan pembiayaan

syariah tumbuh sebesar 22,76% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp1,52

triliun, meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 16,76% (yoy) (Grafik 4.38). Sama dengan penyaluran perbankan

umum, penyaluran pembiayaan syariah juga paling banyak dilakukan

untuk penggunaan konsumsi dilanjutkan modal kerja dan investasi.

Dari sisi risiko pembiayaan, tekanan pada risiko pembiayaan syariah

mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari NPF (Non Performing Financing)

yang tercatat sebesar 2,52% pada triwulan I 2021, lebih rendah dari

periode sebelumnya yang tercatat sebesar 3,13% dan angka tersebut

berada di bawah threshold 5%. Baik pembiayaan investasi dan modal kerja

perlu di waspadai karena masing-masing mencatatkan NPF yang tinggi

yaitu 6,39% dan 6,09%.

Kondisi berbeda dialami oleh penghimpunan DPK perbankan syariah yang

mencatatkan penurunan pertumbuhan. Pada triwulan I 2021, jumlah DPK

bank syariah mencapai Rp1,43 triliun atau tumbuh sebesar 20,75% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh

sebesar 24,41% (yoy). Penurunan pertumbuhan DPK disebabkan oleh

penurunan laju pertumbuhan penempatan DPK di fasilitas giro dan

deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 35,33% (yoy) dan 11,36%

(yoy) (Grafik 4.37).

Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah baik dalam

bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang berkantor pusat di Sultra. Perlu

45BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH

ASET PEBIAYAAN DPK

5,77% ; Rp 2,15 triliun 5,04% ; Rp 1,33 triliun 5,53% ; Rp 1,43 triliun

Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

GIROSYARIAH TABUNGAN DEPOSITO

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

35,3324,83

11,36

20,75

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat mendorong

terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di Sultra untuk

mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan memberikan pilihan bagi

masyarakat Sultra dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.

4.5. AKSES KEUANGAN4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKMPada triwulan I 2021, kredit yang diterima oleh UMKM di Sulawesi Tenggara

(berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp9,35 triliun atau memiliki pangsa

mencapai 28,61% dari total penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara. Kredit

kepada UMKM tersebut, sebagian besar diberikan kepada usaha kecil

sebesar 50,48% dan usaha mikro dengan pangsa sebesar 25,40%.

Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

%, YOY

(21,58)

42,06

28,97

17,50

UMKM MIKRO KECIL MENENGAH

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

22.98%

54.67%

22.35%

Non UMKM

Usaha MenengahUsaha KecilUsaha Mikro

UMKM

Rp 10,6 T55,80%

54,20%

Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

2,52

6,396,09

1,49

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

22,76

18,90

5,74

27,40

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Sedangkan untuk usaha menengah memiliki pangsa sebesar 24,13% dari

total kredit UMKM (Grafik 4.40).

Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan I 2021 tumbuh melambat dengan

pertumbuhan sebesar 4,03% (yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya.

Secara jenis, pertumbuhan kredit secara signifikan terjadi pada kredit

usaha menengah yang tumbuh hingga 23,25% (yoy). Disisi lain,

pertumbuhan kredit usaha mikro terkontraksi sebesar 23,24% (yoy)

menjadi faktor penahan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi (Grafik 4.41).

Jika dilihat dari sektor penyalurannya, kredit UMKM secara berurutan

disalurkan kepada sektor perdagangan dengan pangsa sebesar 56,14%,

pertanian sebesar 13,05%, dan industri pengolahan sebesar 5,09% serta

sisanya disalurkan kepada sektor lainnya.

46 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

% NASABAH RIBU

REKENING DPK (SB KANAN) RASIO DPK

300

250

200

150

100

50

0 0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

276.37

3,56

3

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

% NASABAH RIBU

REKENING KREDIT (SB KANAN) RASIO KREDIT

359

27,8

8

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

0

50

100

150

200

250

300

350

400

0

5

10

15

20

25

30

Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Perdagangan

Akomodasi Mamin

47,7%

6,0%

Industri Pengolahan

Jasa masyarakat

6,6%

4,0%

Pertanian27,9%

Perikanan4,7%

Transportasi1,4%

Jasa Usaha

Lainnya

1,4%

0,3%

Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

BAKI DEBET (RP MILIAR)

NASABAH

KUR REKENING (SB.KANAN)

010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000100.000

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

81,876

2,57

2

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Seiring dengan adanya perubahan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat)

pada tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada usaha

rakyat. Sampai dengan triwulan I 2021, baki debet KUR di Sulawesi

Tenggara mencapai Rp2,75 triliun dengan jumlah debitur aktif mencapai

77.913 nasabah (Grafik 4.42). Penyaluran KUR di Sulawesi Tenggara masih

terkonsentrasi pada usaha di sektor perdagangan dengan pangsa

mencapai 47,7%, diikuti penyaluran pada sektor primer seperti ke

pertanian dengan pangsa sebesar 27,9% (Grafik 4.43).

4.5.2. Akses Keuangan Kepada PendudukIndikator akses keuangan di Sulawesi Tenggara baik dari sisi

penghimpunan dana maupun penyaluran kredit mengalami peningkatan.

Rasio jumlah rekening DPK terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi

Tenggara tetap menunjukkan rasio yang tinggi, pada triwulan I 2021

tercatat sebesar 276,37% (Grafik 4.44). Rasio yang lebih besar dari 100%

menunjukkan bahwa terdapat penduduk angkatan kerja di Sulawesi

Tenggara yang memiliki rekening simpanan lebih dari satu. Selain itu rasio

lebih dari 100% juga mengindikasikan adanya penduduk bukan angkatan

kerja yang juga memiliki rekening seperti siswa sekolah maupun

mahasiswa.

Kemudian, pada triwulan I 2021 rasio jumlah rekening kredit terhadap

penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara meningkat menjadi

27,88% (Grafik 4.45). Meningkatnya rasio rekening kredit menunjukkan

bahwa fasilitas pembiayaan sudah banyak digunakan oleh masyarakat di

provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyaluran

kredit di masa yang akan datang. Upaya pengembangan akses keuangan

memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan

mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,

KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya memberikan dan

memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan untuk

memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta

menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk menabung

dan melakukan pengelolaan keuangan.

47BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH

ASET PEBIAYAAN DPK

5,77% ; Rp 2,15 triliun 5,04% ; Rp 1,33 triliun 5,53% ; Rp 1,43 triliun

Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

GIROSYARIAH TABUNGAN DEPOSITO

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

35,3324,83

11,36

20,75

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat mendorong

terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di Sultra untuk

mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan memberikan pilihan bagi

masyarakat Sultra dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.

4.5. AKSES KEUANGAN4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKMPada triwulan I 2021, kredit yang diterima oleh UMKM di Sulawesi Tenggara

(berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp9,35 triliun atau memiliki pangsa

mencapai 28,61% dari total penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara. Kredit

kepada UMKM tersebut, sebagian besar diberikan kepada usaha kecil

sebesar 50,48% dan usaha mikro dengan pangsa sebesar 25,40%.

Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

%, YOY

(21,58)

42,06

28,97

17,50

UMKM MIKRO KECIL MENENGAH

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

22.98%

54.67%

22.35%

Non UMKM

Usaha MenengahUsaha KecilUsaha Mikro

UMKM

Rp 10,6 T55,80%

54,20%

Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

2,52

6,396,09

1,49

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

22,76

18,90

5,74

27,40

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Sedangkan untuk usaha menengah memiliki pangsa sebesar 24,13% dari

total kredit UMKM (Grafik 4.40).

Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan I 2021 tumbuh melambat dengan

pertumbuhan sebesar 4,03% (yoy) lebih rendah dari periode sebelumnya.

Secara jenis, pertumbuhan kredit secara signifikan terjadi pada kredit

usaha menengah yang tumbuh hingga 23,25% (yoy). Disisi lain,

pertumbuhan kredit usaha mikro terkontraksi sebesar 23,24% (yoy)

menjadi faktor penahan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi (Grafik 4.41).

Jika dilihat dari sektor penyalurannya, kredit UMKM secara berurutan

disalurkan kepada sektor perdagangan dengan pangsa sebesar 56,14%,

pertanian sebesar 13,05%, dan industri pengolahan sebesar 5,09% serta

sisanya disalurkan kepada sektor lainnya.

46 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

% NASABAH RIBU

REKENING DPK (SB KANAN) RASIO DPK

300

250

200

150

100

50

0 0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

276.37

3,56

3

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

% NASABAH RIBU

REKENING KREDIT (SB KANAN) RASIO KREDIT

35927

,88

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

0

50

100

150

200

250

300

350

400

0

5

10

15

20

25

30

Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Perdagangan

Akomodasi Mamin

47,7%

6,0%

Industri Pengolahan

Jasa masyarakat

6,6%

4,0%

Pertanian27,9%

Perikanan4,7%

Transportasi1,4%

Jasa Usaha

Lainnya

1,4%

0,3%

Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

BAKI DEBET (RP MILIAR)

NASABAH

KUR REKENING (SB.KANAN)

010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000100.000

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

81,876

2,57

2

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Seiring dengan adanya perubahan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat)

pada tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada usaha

rakyat. Sampai dengan triwulan I 2021, baki debet KUR di Sulawesi

Tenggara mencapai Rp2,75 triliun dengan jumlah debitur aktif mencapai

77.913 nasabah (Grafik 4.42). Penyaluran KUR di Sulawesi Tenggara masih

terkonsentrasi pada usaha di sektor perdagangan dengan pangsa

mencapai 47,7%, diikuti penyaluran pada sektor primer seperti ke

pertanian dengan pangsa sebesar 27,9% (Grafik 4.43).

4.5.2. Akses Keuangan Kepada PendudukIndikator akses keuangan di Sulawesi Tenggara baik dari sisi

penghimpunan dana maupun penyaluran kredit mengalami peningkatan.

Rasio jumlah rekening DPK terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi

Tenggara tetap menunjukkan rasio yang tinggi, pada triwulan I 2021

tercatat sebesar 276,37% (Grafik 4.44). Rasio yang lebih besar dari 100%

menunjukkan bahwa terdapat penduduk angkatan kerja di Sulawesi

Tenggara yang memiliki rekening simpanan lebih dari satu. Selain itu rasio

lebih dari 100% juga mengindikasikan adanya penduduk bukan angkatan

kerja yang juga memiliki rekening seperti siswa sekolah maupun

mahasiswa.

Kemudian, pada triwulan I 2021 rasio jumlah rekening kredit terhadap

penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara meningkat menjadi

27,88% (Grafik 4.45). Meningkatnya rasio rekening kredit menunjukkan

bahwa fasilitas pembiayaan sudah banyak digunakan oleh masyarakat di

provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyaluran

kredit di masa yang akan datang. Upaya pengembangan akses keuangan

memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan

mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,

KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya memberikan dan

memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan untuk

memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta

menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk menabung

dan melakukan pengelolaan keuangan.

47BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 4

BOKS 4 : Efektivitas Relaksasi LTV Terhadap Peningkatan Kredit Propertidi Sulawesi Tenggara

Bank Indonesia memberlakukan rasio loan to value (LTV) dan

Financing to Value (FTV) untuk kredit pembiayaan properti maksimal

100 persen mulai 1 Maret hingga 31 Desember 2021. Pemberlakuan

kebijakan relaksasi rasio LTV ini memberikan keringanan bagi

konsumen karena uang muka (down payment) untuk kredit properti

turun menjadi 0 persen. Bersamaan dengan kebijakan ini juga

terdapat penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25

bps menjadi 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan

suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Relaksasi ini merupakan

tahap II setelah tahap I pada tahun 2019 akhir terdapat relaksasi

berupa pengurangan LTV/FTV menjadi 5% sebagaimana tertuang

dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 21/13/PBI/2019, namun

adanya relaksasi tersebut belum cukup mendorong laju

pertumbuhan kredit properti pada awal adanya pandemi covid yang

dampaknya terasa di triwulan I - III tahun 2020. Namun demikian,

mulai triwulan IV tahun 2020 dampak dari kebijakan tersebut mulai

terasa di sektor Properti di Sulawesi Tenggara.

Sejalan dengan target Pemerintah untuk meningkatkan penjualan

properti di sebagai salah satu upaya membangkitkan

perekonomian, Bank Indonesia kembali mengeluarkan kebijakan

relaksasi LTV dan PPN hingga sebesar 0% yang berhasil mendorong

pertumbuhan kredit properti yang secara kontinu tumbuh positif

dan membaik sejak awal tahun 2021.

Peningkatan kredit properti pada periode laporan diiringi dengan

terjaganya NPL dibawah threshold yang sebesar 5% kecuali pada

KPR Ruko yang NPLnya relatif tinggi. Relaksasi tahap I LTV/FTV yang

dikeluarkan pada akhir 2019 sempat berdampak pada peningkatan

NPL khususnya pada tipe >70 pada triwulan I tahun 2020 serta tipe

s.d 21 pada triwulan II 2020 sementara tipe lainnya relatif stabil dan

cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh sempat terdampaknya

sektor properti khususnya pada triwulan I - III 2020 akibat pandemi

covid-19. Seiring mulai terasanya transimi kebijakan relaksasi

LTV/FTV di triwulan IV 2020, secara bersamaan di seluruh segmen

properti memiliki tren NPL yang menurun serta penyaluran

kreditnya meningkat, meskipun pada triwulan I 2021 mulai terjadi

peningkatan kembali NPL pada tipe s.d 21 dan Ruko seiring mulai

berlakunya relaksasi LTV/FTV tahap II.

Kebijakan penurunan suku bunga acuan pada triwulan I 2021

berdampak positif pada pertumbuhan KPR khususnya pada produk

KPR Tipe sd 21 dan Tipe >21-70 di Sulawesi Tenggara yang meningkat

pada periode tersebut (Grafik 2). Hal ini mengindikasikan

masyarakat yang sebelumnya menahan konsumsi mulai terdorong

untuk melakukan konsumsi pada sektor perumahan seiring dengan

adanya relaksasi rasio LTV dan PPN serta penurunan suku bunga

acuan.

Berdasarkan wilayahnya pertumbuhan kredit properti tertinggi

berada di Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka untuk tipe rumah >21-

70. KPR ruko dengan laju pertumbuhan yang meningkat juga terjadi

di Kota Kendari. Sedangkan untuk rumah tipe s.d 21 pertumbuhan

mulai terlihat di Kabupaten Kolaka .

Grafik 2. Perkembangan NPL Kredit Properti Sultra

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

16.0

14.0

12.0

10.0

8.0

6.0

4.0

2.0

0.0

%, YOY

10.26

3.75

2.902.19

2.44

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO

Grafik 1. Pertumbuhan KPR Sulawesi Tenggara

18.50

17.50

16.50

15.50

14.50

13.50

12.00

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

-2.00

-4.00I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

APRIL

PANGSA KPR G KPR (SB. KANAN)

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

Grafik 3. Pertumbuhan Kredit Properti Berdasarkan Tipe

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

3020100

-10-20-30-40-50-60-70

15.948.88

-17.38

-32.35

-13.36

TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

APRIL

48 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 4

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

20

15

10

5

0

45.21

7.00

1.20

3.77

2.30

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

140

120

100

80

60

40

20

0

KAB. MUNAKAB. BUTON KAB. KOLAKA KAB. KONAWE KOTA BAU-BAU KOTA KENDARI

Grafik 4. Perkembangan KPR Tipe s.d 21 dan Tipe >21-70 Berdasarkan Wilayahnya per Triwulan I 2021

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

2500

2000

1500

1000

500

0I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

KOTA BAU-BAUKAB. KOLAKA KOTA KENDARI

193.42183.88

2113.65

49BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 4

BOKS 4 : Efektivitas Relaksasi LTV Terhadap Peningkatan Kredit Propertidi Sulawesi Tenggara

Bank Indonesia memberlakukan rasio loan to value (LTV) dan

Financing to Value (FTV) untuk kredit pembiayaan properti maksimal

100 persen mulai 1 Maret hingga 31 Desember 2021. Pemberlakuan

kebijakan relaksasi rasio LTV ini memberikan keringanan bagi

konsumen karena uang muka (down payment) untuk kredit properti

turun menjadi 0 persen. Bersamaan dengan kebijakan ini juga

terdapat penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25

bps menjadi 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan

suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Relaksasi ini merupakan

tahap II setelah tahap I pada tahun 2019 akhir terdapat relaksasi

berupa pengurangan LTV/FTV menjadi 5% sebagaimana tertuang

dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 21/13/PBI/2019, namun

adanya relaksasi tersebut belum cukup mendorong laju

pertumbuhan kredit properti pada awal adanya pandemi covid yang

dampaknya terasa di triwulan I - III tahun 2020. Namun demikian,

mulai triwulan IV tahun 2020 dampak dari kebijakan tersebut mulai

terasa di sektor Properti di Sulawesi Tenggara.

Sejalan dengan target Pemerintah untuk meningkatkan penjualan

properti di sebagai salah satu upaya membangkitkan

perekonomian, Bank Indonesia kembali mengeluarkan kebijakan

relaksasi LTV dan PPN hingga sebesar 0% yang berhasil mendorong

pertumbuhan kredit properti yang secara kontinu tumbuh positif

dan membaik sejak awal tahun 2021.

Peningkatan kredit properti pada periode laporan diiringi dengan

terjaganya NPL dibawah threshold yang sebesar 5% kecuali pada

KPR Ruko yang NPLnya relatif tinggi. Relaksasi tahap I LTV/FTV yang

dikeluarkan pada akhir 2019 sempat berdampak pada peningkatan

NPL khususnya pada tipe >70 pada triwulan I tahun 2020 serta tipe

s.d 21 pada triwulan II 2020 sementara tipe lainnya relatif stabil dan

cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh sempat terdampaknya

sektor properti khususnya pada triwulan I - III 2020 akibat pandemi

covid-19. Seiring mulai terasanya transimi kebijakan relaksasi

LTV/FTV di triwulan IV 2020, secara bersamaan di seluruh segmen

properti memiliki tren NPL yang menurun serta penyaluran

kreditnya meningkat, meskipun pada triwulan I 2021 mulai terjadi

peningkatan kembali NPL pada tipe s.d 21 dan Ruko seiring mulai

berlakunya relaksasi LTV/FTV tahap II.

Kebijakan penurunan suku bunga acuan pada triwulan I 2021

berdampak positif pada pertumbuhan KPR khususnya pada produk

KPR Tipe sd 21 dan Tipe >21-70 di Sulawesi Tenggara yang meningkat

pada periode tersebut (Grafik 2). Hal ini mengindikasikan

masyarakat yang sebelumnya menahan konsumsi mulai terdorong

untuk melakukan konsumsi pada sektor perumahan seiring dengan

adanya relaksasi rasio LTV dan PPN serta penurunan suku bunga

acuan.

Berdasarkan wilayahnya pertumbuhan kredit properti tertinggi

berada di Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka untuk tipe rumah >21-

70. KPR ruko dengan laju pertumbuhan yang meningkat juga terjadi

di Kota Kendari. Sedangkan untuk rumah tipe s.d 21 pertumbuhan

mulai terlihat di Kabupaten Kolaka .

Grafik 2. Perkembangan NPL Kredit Properti Sultra

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

16.0

14.0

12.0

10.0

8.0

6.0

4.0

2.0

0.0

%, YOY

10.26

3.75

2.902.19

2.44

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO

Grafik 1. Pertumbuhan KPR Sulawesi Tenggara

18.50

17.50

16.50

15.50

14.50

13.50

12.00

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

-2.00

-4.00I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

APRIL

PANGSA KPR G KPR (SB. KANAN)

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

Grafik 3. Pertumbuhan Kredit Properti Berdasarkan Tipe

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

3020100

-10-20-30-40-50-60-70

15.948.88

-17.38

-32.35

-13.36

TIPE SD 21KPR/KPA TIPE >21-70 TIPE > 70 RUKO

I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

APRIL

48 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 4

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

20

15

10

5

0

45.21

7.00

1.20

3.77

2.30

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

140

120

100

80

60

40

20

0

KAB. MUNAKAB. BUTON KAB. KOLAKA KAB. KONAWE KOTA BAU-BAU KOTA KENDARI

Grafik 4. Perkembangan KPR Tipe s.d 21 dan Tipe >21-70 Berdasarkan Wilayahnya per Triwulan I 2021

SUMBER : LBU BANK INDONESIA 2021, DIOLAH

2500

2000

1500

1000

500

0I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

KOTA BAU-BAUKAB. KOLAKA KOTA KENDARI

193.42183.88

2113.65

49BAB IVLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

SistemPembayaran &PengelolaanUang Rupiah

BAB V

SistemPembayaran &PengelolaanUang Rupiah

BAB V

5.1. GAMBARAN UMUM

Secara umum, terdapat 2 (dua) sistem pembayaran nontunai yang

diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang dimanfaatkan oleh

masyarakat yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS). Selama Triwulan I 2021

kedua sistem tersebut berjalan dengan aman, efisien, lancar, dan andal di

5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI

Pada Triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi jumlah

transaksi mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini

tercermin dari kenaikan volume transaksi melalui BI RTGS dan SKNBI.

Sementara itu, jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) pada

Triwulan I 2021 tercatat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang

yang keluar (outflow) dari Bank Indonesia sehinnga secara umum tercatat

net inflow.

Berbagai kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong

penggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif, antara lain dengan

berbagai sosialisasi terkait QRIS di berbagai kelompok masyarakat dan

pendampingan kepada pemda terkait elektronifikasi transaksi.

Selanjutnya pada 9 Februari 2021, sebagai buah sinergi percepatan

pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)

antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Kendari, telah diresmikan

pembentukan pilot project TP2DD di Kota Kendari dan dilanjutkan dengan

penjajakan untuk pembentukan TP2DD di level Provinsi dan seluruh

kab/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

TRANSAKSI NOMINAL

34,8 %65,1 %

95,4 %4,54 %

SKNBI BI-RTGS

Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

SKNBI BI-RTGS SP NONTUNAI

RP JUTA

1.09

76,33

27,85

0,51,01,52,02,53,03,54,0

1030507090110130

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

TRANSAKSI

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

SKNBI BI-RTGS

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

SKNBI BI-RTGS

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Provinsi Sulawesi Tenggara. Penguatan infrastruktur dan kebijakan sistem

pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara konsisten dan

berkesinambungan mampu memitigasi berbagai risiko settlement dan

operasional dalam sistem pembayaran.

Pada Triwulan I 2021, nilai transaksi pembayaran nontunai di Sulawesi

Tenggara melalui BI RTGS dan SKNBI tercatat sebesar Rp6,47 triliun.

Capaian tersebut meningkat sebesar 28,51% (yoy) dibandingkan Triwulan I

2020 yang tercatat sebesar Rp5,04 triliun, namun mengalami penurunan

sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun (Grafik 5.1). Hal tersebut menunjukkan

bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara semakin mengandalkan transaksi

nontunai walaupun secara pola historisnya umum terjadi penurunan pada

awal tahun karena normalisasi paska HKBN. Dari volume transaksi,

pembayaran nontunai mengalami peningkatan secara tahunan maupun

triwulan dengan pertumbuhan masing-masing 37,34% (yoy) dan 9,98%

(qtq) (Grafik 5.2). Capaian volume yang meningkat terebut semakin

mengkonfirmasi transisi pola hidup masyarakat dari masyarakat yang

mengandalkan transaksi tunai menjadi nontunai.

Dari sisi nominal, transaksi nontunai menggunakan BI-RTGS mendominasi

transaksi non tunai masyarakat Sulawesi Ternggara dengan pangsa

terhadap total nominal transaksi sebesar 65,16% dan sisanya sebesar

34,84% menggunakan SKNBI. Hal tersebut merupakan hal yang wajar

mengingat minimal nominal BI-RTGS yang lebih besar dibandingkan

SKNBI. Namun lebih jauh, diketahui bahwa dari sisi jumlah transaksi,

52 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan di Sultra

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

207,08 Miliar Cek

4.126 Cek 12.384 BG 41 Lain

321,91 Miliar BG0,43 Miliar Lain

Transaksi

Nominal39.11%60,80%0,08%

26,53%73,20%0,26%

CEK BILYET GIRO LAIN

NOMINALTRANSAKSI

Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR/ HARI

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET TOTAL KLIRING

05

1015

20253035404550

0.08

44.96

36.43

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

21,04 %78,96 %

SHAREGrafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

TRANSAKSI

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

18,97 %81,03 %

SHAREGrafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5.2.1. Perkembangan Transaksi KliringSelama Triwulan I 2021, nilai transaksi sistem pembayaran nontunai

melalui SKNBI di Sulawesi Tenggara mencapai Rp2,69 triliun atau tumbuh

sebesar 25,76% (yoy). Kondisi tersebut mengalami percepatan yang

signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,37% (yoy). Sementara itu dari sisi

penggunaan SKNBI mendominasi transaksi non tunai masyarakat

Sulawesi Tenggara dengan kontribusi mencapai 95,46% terhadap total

jumlah transaksi dimana penggunaan BI-RTGS hanya sebesar 4,54%

(Grafik 5.3). Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar

transaksi perekonomian di Sulawesi Tenggara masih merupakan

transaksi ritel, dimana pada triwulan I 2021, tercatat bahwa rata-rata

nominal transaksi SKNBI masyarakat Sulawesi Tenggara adalah sebesar

Rp27,86 juta per transaksi. Sementara untuk transaksi sistem

pembayaran nilai besar yang menggunakan BI-RTGS rata-rata dapat

mencapai sebesar Rp1,1 miliar per transaksi (Grafik 5.4).

Dari sisi aliran transfer dana, terdapat peningkatan transfer dana dari luar

negeri yang masuk ke Sulawesi Tenggara. Namun, sebaliknya terjadi

penurunan aliran transfer dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri.

Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana dari luar negeri ke Sulawesi

Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar atau meningkat sebesar

33,05% (yoy), sementara transaksi ke luar negeri tercatat sebesar Rp792

juta atau terkontraksi sebesar 10,61% (yoy).

volume, transaksi SKNBI pada Triwulan I 2021 tercatat sebesar 72.549 kali

atau tumbuh sebesar 36,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 5,54% (yoy).

Dilihat dari sisi penggunaannya, sebagian besar transaksi kliring tersebut

menggunakan kliring kredit baik secara nominal maupun volume. Kliring

kredit memiliki pangsa sebesar 81,03% dalam nominal dan 78,96% dari sisi

volume. Sementara itu, penggunaan kliring debet mencapai 18,97% dalam

nominal dan 21,04% dalam volume (Grafik 5.5 dan 5.6). Peningkatan

kemudahan transfer antar bank, baik melalui teller bank, ATM dan e-

banking semakin memperbesar penggunaan kliring kredit.

1Pada periode tersebut rata-rata kliring kredit adalah sebesar Rp38,15 juta 2per transaksi, sementara kliring debet hanya sebesar Rp33,52 juta per

transaksi. Lebih detail, dalam melakukan transaksi, pemilik rekening giro

lebih banyak memanfaatkan Bilyet Giro (BG) daripada cek. Pada Triwulan I

2021, sebanyak 60,80% transaksi kliring debet menggunakan BG dengan

nominal mencapai Rp321,91 miliar. Sementara itu, pemanfaatan cek

sebanyak 39,11% dengan nilai sebesar Rp207,08 miliar, sedangkan

penggunaan warkat lain hanya sebesar 0,08% dari total transaksi kliring

debet (Grafik 5.7).

Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi

Tenggara terus melanjutkan tren positif. Pada Triwulan I 2021, perputaran

kliring mencapai Rp44,96 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai

1.209 transaksi/hari. Dari jumlah tersebut, perputaran kliring kredit dapat

Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.

1.2.

53BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

5.1. GAMBARAN UMUM

Secara umum, terdapat 2 (dua) sistem pembayaran nontunai yang

diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang dimanfaatkan oleh

masyarakat yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS). Selama Triwulan I 2021

kedua sistem tersebut berjalan dengan aman, efisien, lancar, dan andal di

5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI

Pada Triwulan I 2021, aktivitas pembayaran nontunai dari sisi jumlah

transaksi mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini

tercermin dari kenaikan volume transaksi melalui BI RTGS dan SKNBI.

Sementara itu, jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) pada

Triwulan I 2021 tercatat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang

yang keluar (outflow) dari Bank Indonesia sehinnga secara umum tercatat

net inflow.

Berbagai kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong

penggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif, antara lain dengan

berbagai sosialisasi terkait QRIS di berbagai kelompok masyarakat dan

pendampingan kepada pemda terkait elektronifikasi transaksi.

Selanjutnya pada 9 Februari 2021, sebagai buah sinergi percepatan

pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)

antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Kendari, telah diresmikan

pembentukan pilot project TP2DD di Kota Kendari dan dilanjutkan dengan

penjajakan untuk pembentukan TP2DD di level Provinsi dan seluruh

kab/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

TRANSAKSI NOMINAL

34,8 %65,1 %

95,4 %4,54 %

SKNBI BI-RTGS

Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

SKNBI BI-RTGS SP NONTUNAI

RP JUTA

1.09

76,33

27,85

0,51,01,52,02,53,03,54,0

1030507090110130

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

TRANSAKSI

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

SKNBI BI-RTGS

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.1 Nilai Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

SKNBI BI-RTGS

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Provinsi Sulawesi Tenggara. Penguatan infrastruktur dan kebijakan sistem

pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara konsisten dan

berkesinambungan mampu memitigasi berbagai risiko settlement dan

operasional dalam sistem pembayaran.

Pada Triwulan I 2021, nilai transaksi pembayaran nontunai di Sulawesi

Tenggara melalui BI RTGS dan SKNBI tercatat sebesar Rp6,47 triliun.

Capaian tersebut meningkat sebesar 28,51% (yoy) dibandingkan Triwulan I

2020 yang tercatat sebesar Rp5,04 triliun, namun mengalami penurunan

sebesar 2,87% (qtq) apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp6,66 triliun (Grafik 5.1). Hal tersebut menunjukkan

bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara semakin mengandalkan transaksi

nontunai walaupun secara pola historisnya umum terjadi penurunan pada

awal tahun karena normalisasi paska HKBN. Dari volume transaksi,

pembayaran nontunai mengalami peningkatan secara tahunan maupun

triwulan dengan pertumbuhan masing-masing 37,34% (yoy) dan 9,98%

(qtq) (Grafik 5.2). Capaian volume yang meningkat terebut semakin

mengkonfirmasi transisi pola hidup masyarakat dari masyarakat yang

mengandalkan transaksi tunai menjadi nontunai.

Dari sisi nominal, transaksi nontunai menggunakan BI-RTGS mendominasi

transaksi non tunai masyarakat Sulawesi Ternggara dengan pangsa

terhadap total nominal transaksi sebesar 65,16% dan sisanya sebesar

34,84% menggunakan SKNBI. Hal tersebut merupakan hal yang wajar

mengingat minimal nominal BI-RTGS yang lebih besar dibandingkan

SKNBI. Namun lebih jauh, diketahui bahwa dari sisi jumlah transaksi,

52 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan di Sultra

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

207,08 Miliar Cek

4.126 Cek 12.384 BG 41 Lain

321,91 Miliar BG0,43 Miliar Lain

Transaksi

Nominal39.11%60,80%0,08%

26,53%73,20%0,26%

CEK BILYET GIRO LAIN

NOMINALTRANSAKSI

Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR/ HARI

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET TOTAL KLIRING

05

1015

20253035404550

0.08

44.96

36.43

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

21,04 %78,96 %

SHAREGrafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

TRANSAKSI

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

18,97 %81,03 %

SHAREGrafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5.2.1. Perkembangan Transaksi KliringSelama Triwulan I 2021, nilai transaksi sistem pembayaran nontunai

melalui SKNBI di Sulawesi Tenggara mencapai Rp2,69 triliun atau tumbuh

sebesar 25,76% (yoy). Kondisi tersebut mengalami percepatan yang

signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,37% (yoy). Sementara itu dari sisi

penggunaan SKNBI mendominasi transaksi non tunai masyarakat

Sulawesi Tenggara dengan kontribusi mencapai 95,46% terhadap total

jumlah transaksi dimana penggunaan BI-RTGS hanya sebesar 4,54%

(Grafik 5.3). Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar

transaksi perekonomian di Sulawesi Tenggara masih merupakan

transaksi ritel, dimana pada triwulan I 2021, tercatat bahwa rata-rata

nominal transaksi SKNBI masyarakat Sulawesi Tenggara adalah sebesar

Rp27,86 juta per transaksi. Sementara untuk transaksi sistem

pembayaran nilai besar yang menggunakan BI-RTGS rata-rata dapat

mencapai sebesar Rp1,1 miliar per transaksi (Grafik 5.4).

Dari sisi aliran transfer dana, terdapat peningkatan transfer dana dari luar

negeri yang masuk ke Sulawesi Tenggara. Namun, sebaliknya terjadi

penurunan aliran transfer dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri.

Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana dari luar negeri ke Sulawesi

Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar atau meningkat sebesar

33,05% (yoy), sementara transaksi ke luar negeri tercatat sebesar Rp792

juta atau terkontraksi sebesar 10,61% (yoy).

volume, transaksi SKNBI pada Triwulan I 2021 tercatat sebesar 72.549 kali

atau tumbuh sebesar 36,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 5,54% (yoy).

Dilihat dari sisi penggunaannya, sebagian besar transaksi kliring tersebut

menggunakan kliring kredit baik secara nominal maupun volume. Kliring

kredit memiliki pangsa sebesar 81,03% dalam nominal dan 78,96% dari sisi

volume. Sementara itu, penggunaan kliring debet mencapai 18,97% dalam

nominal dan 21,04% dalam volume (Grafik 5.5 dan 5.6). Peningkatan

kemudahan transfer antar bank, baik melalui teller bank, ATM dan e-

banking semakin memperbesar penggunaan kliring kredit.

1Pada periode tersebut rata-rata kliring kredit adalah sebesar Rp38,15 juta 2per transaksi, sementara kliring debet hanya sebesar Rp33,52 juta per

transaksi. Lebih detail, dalam melakukan transaksi, pemilik rekening giro

lebih banyak memanfaatkan Bilyet Giro (BG) daripada cek. Pada Triwulan I

2021, sebanyak 60,80% transaksi kliring debet menggunakan BG dengan

nominal mencapai Rp321,91 miliar. Sementara itu, pemanfaatan cek

sebanyak 39,11% dengan nilai sebesar Rp207,08 miliar, sedangkan

penggunaan warkat lain hanya sebesar 0,08% dari total transaksi kliring

debet (Grafik 5.7).

Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi

Tenggara terus melanjutkan tren positif. Pada Triwulan I 2021, perputaran

kliring mencapai Rp44,96 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai

1.209 transaksi/hari. Dari jumlah tersebut, perputaran kliring kredit dapat

Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.

1.2.

53BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Kendari

Baubau

58,96%

23,03%

Muna

Konut

15,13%

2,81%

Bombana0,80%

Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

0100200300400500

KENDARI BAUBAU MUNA KONUT

863.17

700

1.100

1.500

1.900

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

337.21

221.46

41.09

Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

% TOLAKAN

CEK BG TOTAL

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

5,02%

3,36%

2,29%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)

RP MILIAR TRANSAKSI

290

17,77

0

200

400

600

0

5

10

15

20

25

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

mencapai Rp36,43 miliar/hari, sementara kliring debet sebesar Rp 8,53

miliar/hari (Grafik 5.8).

Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada Triwulan

I 2021 tercatat sebanyak 290 lembar lebih tinggi dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tecatat sebanyak 277 lembar. Dari sisi

persentase, jumlah cek dan BG kosong secara total meningkat menjadi

sebesar 1,60% pada triwulan I 2021. Sejalan dengan hal tersebut, nominal 3penarikan cek dan BG kosong juga mengalami peningkatan sebesar 97,13

juta dibandingkan triwulan lalu menjadi Rp17,77 miliar pada periode

laporan (Grafik 5.9). Peningkatan penggunaan cek dan BG kosong yang

terjadi mendorong jumlah penolakan cek dan BG pada triwulan laporan

masing-masing menjadi sebesar 5,02% dan 2,29% (Grafik 5.10).

Secara spasial, transaksi SKNBI masih dominan dilakukan di Kota Kendari

dengan pangsa nominal mencapai 58,96% dari total transaksi kliring di

Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian, total transaksi kliring di Kota

Kendari menurun menjadi Rp863,17 miliar pada triwulan laporan dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1.061 miliar. Kondisi serupa

juga terjadi di Kota Bau-Bau yang merupakan kota dengan pangsa

transaksi kliring terbesar kedua sebesar 23,03% yang mengalami

penurunan transaksi kliring menjadi Rp337,21 miliar pada triwulan laporan

dari dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp382,36 miliar

(Grafik 5.12).

Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat debet namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan pendebetan.

3.

5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGSPada Triwulan I 2021 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi Tenggara

tercatat sebesar Rp3,78 triliun tumbuh sebesar 15,09% (yoy) jauh lebih

baik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang terkontraksi

sebesar 24,07% (yoy). Namun dibandingkan triwulan sebelumnya BI-RTGS

mengalami penurunan sebesar 9,10% (qtq) (Grafik 5.13). Pertumbuhan

tahunan yang positif tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi

masyarakat yang mulai pulih, sedangkan penurunan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya masih sesuai dengan pola historis karena faktor base

effect tingginya transaksi pada festive period dan berakhirnya tahun buku

pada akhir Desember.

Secara nominal, rata-rata transaksi BI-RTGS pada triwulan I 2021 tercatat

sebesar Rp1,09 miliar per transaksi, lebih rendah dari triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp1,17 miliar.

5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)Penyelenggara Transfer Dana diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia

melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/23/PBI/2012 tentang

transfer dana. Transfer dana adalah kegiatan yang bertujuan untuk

memindahkan sejumlah dana dari pengirim kepada penerima yang dapat

berupa uang tunai maupun melalui rekening. Kegiatan transfer dana yang

dilayani oleh PTD selain bank dapat berupa transaksi domestik maupun

transaksi luar negeri.

54 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

5000

35000

65000

95000

125000

155000

185000

21500069,298

111,648

RP JUTATRANSAKSI

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

98,174

RP JUTA

6000

86000

166000

246000

326000

406000

486000

566000

646000

8000

12000

16000

20000

24000

28000

32000

36000

40000TRANSAKSI

34,744

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

0

50

100

150

200

250

300

350

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

792

RP JUTA TRANSAKSI

174

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

23,922

RP JUTA TRANSAKSI

6,942

4000500060007000800090001000011000120001300014000

15000

17000

19000

21000

23000

25000

27000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana luar negeri Sulawesi Tenggara

mengalami net inflow sebesar Rp 23,130 juta. Aliran inflow dari luar negeri

ke Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar tumbuh

sebesar 33,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 21,06% (yoy) (Grafik 5.15). Sementara

itu, outflow dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri tercatat sebesar

Rp792 juta terkontraksi sebesar 10,61% (yoy) meningkat apabila

dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar

23,22% (yoy) (Grafik 5.16).

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)

RP MILIAR TRANSAKSI

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

3,780

3,451

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara

Selain itu, pada triwulan I 2021 transaksi transfer dana domestik di

Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp 34,55 miliar. Jumlah

aliran dana yang masuk (inflow) ke Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

sebesar Rp34,74 miliar naik sebesar 5,30% (yoy) menurun apabila

dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 20,61%

(yoy) (Grafik 5.17). Jumlah aliran inflow domestik tersebut lebih kecil

dibandingkan aliran outflow yang tercatat sebesar Rp69,29 miliar, naik

sebesar 157,81% (yoy) meningkat apabila dibandingkan periode

sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 43,18% (yoy) (Grafik 5.18).

Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RATA-RATA HARIAN NOMINAL RATA-RATA HARIAN TRANSAKSI

RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI 70

60

50

40

30

20

10

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

57,52

63,00

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

55BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Kendari

Baubau

58,96%

23,03%

Muna

Konut

15,13%

2,81%

Bombana0,80%

Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

0100200300400500

KENDARI BAUBAU MUNA KONUT

863.17

700

1.100

1.500

1.900

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

337.21

221.46

41.09

Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

% TOLAKAN

CEK BG TOTAL

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

5,02%

3,36%

2,29%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)

RP MILIAR TRANSAKSI

290

17,77

0

200

400

600

0

5

10

15

20

25

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

mencapai Rp36,43 miliar/hari, sementara kliring debet sebesar Rp 8,53

miliar/hari (Grafik 5.8).

Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada Triwulan

I 2021 tercatat sebanyak 290 lembar lebih tinggi dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang tecatat sebanyak 277 lembar. Dari sisi

persentase, jumlah cek dan BG kosong secara total meningkat menjadi

sebesar 1,60% pada triwulan I 2021. Sejalan dengan hal tersebut, nominal 3penarikan cek dan BG kosong juga mengalami peningkatan sebesar 97,13

juta dibandingkan triwulan lalu menjadi Rp17,77 miliar pada periode

laporan (Grafik 5.9). Peningkatan penggunaan cek dan BG kosong yang

terjadi mendorong jumlah penolakan cek dan BG pada triwulan laporan

masing-masing menjadi sebesar 5,02% dan 2,29% (Grafik 5.10).

Secara spasial, transaksi SKNBI masih dominan dilakukan di Kota Kendari

dengan pangsa nominal mencapai 58,96% dari total transaksi kliring di

Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian, total transaksi kliring di Kota

Kendari menurun menjadi Rp863,17 miliar pada triwulan laporan dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1.061 miliar. Kondisi serupa

juga terjadi di Kota Bau-Bau yang merupakan kota dengan pangsa

transaksi kliring terbesar kedua sebesar 23,03% yang mengalami

penurunan transaksi kliring menjadi Rp337,21 miliar pada triwulan laporan

dari dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp382,36 miliar

(Grafik 5.12).

Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat debet namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan pendebetan.

3.

5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGSPada Triwulan I 2021 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi Tenggara

tercatat sebesar Rp3,78 triliun tumbuh sebesar 15,09% (yoy) jauh lebih

baik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang terkontraksi

sebesar 24,07% (yoy). Namun dibandingkan triwulan sebelumnya BI-RTGS

mengalami penurunan sebesar 9,10% (qtq) (Grafik 5.13). Pertumbuhan

tahunan yang positif tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi

masyarakat yang mulai pulih, sedangkan penurunan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya masih sesuai dengan pola historis karena faktor base

effect tingginya transaksi pada festive period dan berakhirnya tahun buku

pada akhir Desember.

Secara nominal, rata-rata transaksi BI-RTGS pada triwulan I 2021 tercatat

sebesar Rp1,09 miliar per transaksi, lebih rendah dari triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp1,17 miliar.

5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)Penyelenggara Transfer Dana diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia

melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/23/PBI/2012 tentang

transfer dana. Transfer dana adalah kegiatan yang bertujuan untuk

memindahkan sejumlah dana dari pengirim kepada penerima yang dapat

berupa uang tunai maupun melalui rekening. Kegiatan transfer dana yang

dilayani oleh PTD selain bank dapat berupa transaksi domestik maupun

transaksi luar negeri.

54 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

5000

35000

65000

95000

125000

155000

185000

21500069,298

111,648

RP JUTATRANSAKSI

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

98,174

RP JUTA

6000

86000

166000

246000

326000

406000

486000

566000

646000

8000

12000

16000

20000

24000

28000

32000

36000

40000TRANSAKSI

34,744

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

0

50

100

150

200

250

300

350

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

792

RP JUTA TRANSAKSI

174

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

VOLUME TRANSAKSI SB. KANAN NOMINAL

23,922

RP JUTA TRANSAKSI

6,942

4000500060007000800090001000011000120001300014000

15000

17000

19000

21000

23000

25000

27000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Pada triwulan I 2021, transaksi transfer dana luar negeri Sulawesi Tenggara

mengalami net inflow sebesar Rp 23,130 juta. Aliran inflow dari luar negeri

ke Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak Rp23,92 miliar tumbuh

sebesar 33,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tumbuh sebesar 21,06% (yoy) (Grafik 5.15). Sementara

itu, outflow dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri tercatat sebesar

Rp792 juta terkontraksi sebesar 10,61% (yoy) meningkat apabila

dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat terkontraksi sebesar

23,22% (yoy) (Grafik 5.16).

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN)

RP MILIAR TRANSAKSI

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

3,780

3,451

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara

Selain itu, pada triwulan I 2021 transaksi transfer dana domestik di

Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp 34,55 miliar. Jumlah

aliran dana yang masuk (inflow) ke Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021

sebesar Rp34,74 miliar naik sebesar 5,30% (yoy) menurun apabila

dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 20,61%

(yoy) (Grafik 5.17). Jumlah aliran inflow domestik tersebut lebih kecil

dibandingkan aliran outflow yang tercatat sebesar Rp69,29 miliar, naik

sebesar 157,81% (yoy) meningkat apabila dibandingkan periode

sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 43,18% (yoy) (Grafik 5.18).

Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RATA-RATA HARIAN NOMINAL RATA-RATA HARIAN TRANSAKSI

RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI 70

60

50

40

30

20

10

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

57,52

63,00

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

55BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Kendari

Baubau

16,3%

3,5%

Buton

Kolaka

15,5%

20,1%

Wakatobi 2,4%

Konsel

Bombana

15,1%

5,7%

Kolut

Muna

6,0%

18,1%

Lainnya 8,6%

Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

6159

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

CNY

JPY

0,12%

0,64%

SAR

SGD

0,50%

80,03%

USD 17,55%

lainnya 1,2%

Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

INDEKS3,12

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5.2.4.

Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli

valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara lain

dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian uang,

pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya.

Pada Triwulan I 2021, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di

Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 19,52 milliar tumbuh sebesar 1,18%

(yoy) melambat dibanding periode sebelumnya yang mengalami

pertumbuhan sebesar 1,92% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut

didominasi oleh Dolar Singapura (SGD) yang memiliki pangsa 80,03% dari

seluruh transaksi KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.20). Hal ini

dikarenakan terjadi penjualan tanah oleh individu kepada WNA Singapura

dan kemudian menukarkan hasil penjualan tersebut kepada KUPVA.

Kegiatan Usaha Penukaran Valuta AsingBukan Bank (KUPVA-BB)

5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa sistem

pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan

pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat teknologi

berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif. Agen LKD yang

merupakan perpanjangan tangan dari perbankan diharapkan dapat

menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama unbanked people yang 5saat ini masih mencapai 51% dari penduduk dewasa di Indonesia. Selain

itu, agen LKD juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat inklusi

Keuangan di Indonesia. Transaksi yang dapat dilakukan di agen LKD terdiri

atas isi ulang, pembayaran tagihan rutin/berkala, fasilitator registrasi

pemegang, transfer person to person, dan transfer person to account.

Pada Triwulan I 2021, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi

Tenggara adalah sebanyak 6.159 agen mengalami peningkatan

dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau

tumbuh sebesar 31,10% (yoy). Secara spasial, daerah yang memiliki agen

terbanyak adalah Kabupaten Kolaka yaitu sebanyak 1.115 agen atau 20,13%

dari seluruh agen di Sulawesi Tenggara (Grafik 5.22) Hal ini dikarenakan

jumlah Bank di Kolaka masih terbatas yaitu 9 Bank dan kebutuhan

masyarakat cukup banyak dikarenakan ada program bansos nontunai.

Peningkatan jumlah agen LKD yang sangat signifikan ini disebabkan oleh

adanya program bantuan sosial non tunai yang sedang dijalankan di

seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dan juga penetrasi

perbankan ke daerah-daerah yang belum di jangkau terutama di masa

pandemi Covid-19.

Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada

Triwulan I 2021 adalah Rp17,58 miliar, meningkat apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,65 miliar. Transaksi yang

paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran tagihan yaitu

sebesar Rp10,01 miliar dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp6,84 miliar.

56 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

NET OUTFLOW

NET INFLOW

-1.519,2

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

4.541

010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000

100.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2A TRANSFER P2P

FASILITATOR REGISTRASI ISI ULANG (TOP UP) TARIK TUNAI

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Selain itu, jumlah kepemilikan rekening uang elektronik di Sulawesi

Tenggara juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pada Triwulan I

2021, terdapat 4.514 rekening uang elektronik yang dimiliki masyarakat di

Sulawesi Tenggara, tumbuh 67,07% (yoy) dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.814 rekening. Secara spasial, jumlah

rekening uang elektronik terbanyak berada di Kota Kendari yang mencapai

1.812 rekening atau memiliki pangsa sebesar 55,11%, selanjutnya diikuti

oleh Kabupaten Konawe Selatan dengan total jumlah rekening sebanyak

841 rekening atau pangsa sebesar 25,58%.

5.3.1. Aliran Uang KartalSecara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021

mencatatkan net inflow sebesar Rp1,52 trilliun. Net inflow tersebut sesuai

dengan pola historis ekonomi tahunan pada triwulan IV yang mengalami

puncak dan mengalami moderasi pada triwulan I. Secara lebih detail,

inflow pada periode triwulan I mencapai Rp1,76 trilliun, mengalami

pertumbuhan sebesar 19,9% (yoy) dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,47 trilliun. Sebaliknya

untuk outflow pada periode yang sama tercatat sebesar Rp238,02 milliar,

terkontraksi sebesar 24,6% (yoy) dibandingkan outflow yang terjadi pada

triwulan I 2020 yang sebesar Rp315,76 milliar (Grafik 5.26).

5.3. PENGELOLAAN UANG TUNAI

Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu.

6.

Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara

RP MILIAR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

%

OUTFLOW INFLOW G INFLOW (SB. KANAN) G OUTFLOW (SB. KANAN)

-100

-50

0

50

100

-2500

-1500

-500

500

1500

2500

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

238,0

(1,757,2)

Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah Sulawesi

Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan ke daerah 6yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk daerah sekitar .

Hingga triwulan I 2021, KPw BI Sulawesi Tenggara memiliki 2 (dua) Kas

Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas Titipan Bau-Bau dan Kas Titipan

Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Uang Layak Edar (ULE)

dan meningkatkan kualitas uang yang beredar.

Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

57BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Kendari

Baubau

16,3%

3,5%

Buton

Kolaka

15,5%

20,1%

Wakatobi 2,4%

Konsel

Bombana

15,1%

5,7%

Kolut

Muna

6,0%

18,1%

Lainnya 8,6%

Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

6159

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

CNY

JPY

0,12%

0,64%

SAR

SGD

0,50%

80,03%

USD 17,55%

lainnya 1,2%

Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

INDEKS3,12

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

5.2.4.

Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli

valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara lain

dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian uang,

pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya.

Pada Triwulan I 2021, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di

Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 19,52 milliar tumbuh sebesar 1,18%

(yoy) melambat dibanding periode sebelumnya yang mengalami

pertumbuhan sebesar 1,92% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut

didominasi oleh Dolar Singapura (SGD) yang memiliki pangsa 80,03% dari

seluruh transaksi KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.20). Hal ini

dikarenakan terjadi penjualan tanah oleh individu kepada WNA Singapura

dan kemudian menukarkan hasil penjualan tersebut kepada KUPVA.

Kegiatan Usaha Penukaran Valuta AsingBukan Bank (KUPVA-BB)

5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa sistem

pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan

pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat teknologi

berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif. Agen LKD yang

merupakan perpanjangan tangan dari perbankan diharapkan dapat

menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama unbanked people yang 5saat ini masih mencapai 51% dari penduduk dewasa di Indonesia. Selain

itu, agen LKD juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat inklusi

Keuangan di Indonesia. Transaksi yang dapat dilakukan di agen LKD terdiri

atas isi ulang, pembayaran tagihan rutin/berkala, fasilitator registrasi

pemegang, transfer person to person, dan transfer person to account.

Pada Triwulan I 2021, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi

Tenggara adalah sebanyak 6.159 agen mengalami peningkatan

dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yaitu 4.698 agen atau

tumbuh sebesar 31,10% (yoy). Secara spasial, daerah yang memiliki agen

terbanyak adalah Kabupaten Kolaka yaitu sebanyak 1.115 agen atau 20,13%

dari seluruh agen di Sulawesi Tenggara (Grafik 5.22) Hal ini dikarenakan

jumlah Bank di Kolaka masih terbatas yaitu 9 Bank dan kebutuhan

masyarakat cukup banyak dikarenakan ada program bansos nontunai.

Peningkatan jumlah agen LKD yang sangat signifikan ini disebabkan oleh

adanya program bantuan sosial non tunai yang sedang dijalankan di

seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dan juga penetrasi

perbankan ke daerah-daerah yang belum di jangkau terutama di masa

pandemi Covid-19.

Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada

Triwulan I 2021 adalah Rp17,58 miliar, meningkat apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp13,65 miliar. Transaksi yang

paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran tagihan yaitu

sebesar Rp10,01 miliar dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp6,84 miliar.

56 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.26 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

NET OUTFLOW

NET INFLOW

-1.519,2

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

4.541

010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000

100.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2A TRANSFER P2P

FASILITATOR REGISTRASI ISI ULANG (TOP UP) TARIK TUNAI

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Selain itu, jumlah kepemilikan rekening uang elektronik di Sulawesi

Tenggara juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pada Triwulan I

2021, terdapat 4.514 rekening uang elektronik yang dimiliki masyarakat di

Sulawesi Tenggara, tumbuh 67,07% (yoy) dibandingkan dengan periode

sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.814 rekening. Secara spasial, jumlah

rekening uang elektronik terbanyak berada di Kota Kendari yang mencapai

1.812 rekening atau memiliki pangsa sebesar 55,11%, selanjutnya diikuti

oleh Kabupaten Konawe Selatan dengan total jumlah rekening sebanyak

841 rekening atau pangsa sebesar 25,58%.

5.3.1. Aliran Uang KartalSecara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2021

mencatatkan net inflow sebesar Rp1,52 trilliun. Net inflow tersebut sesuai

dengan pola historis ekonomi tahunan pada triwulan IV yang mengalami

puncak dan mengalami moderasi pada triwulan I. Secara lebih detail,

inflow pada periode triwulan I mencapai Rp1,76 trilliun, mengalami

pertumbuhan sebesar 19,9% (yoy) dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,47 trilliun. Sebaliknya

untuk outflow pada periode yang sama tercatat sebesar Rp238,02 milliar,

terkontraksi sebesar 24,6% (yoy) dibandingkan outflow yang terjadi pada

triwulan I 2020 yang sebesar Rp315,76 milliar (Grafik 5.26).

5.3. PENGELOLAAN UANG TUNAI

Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu.

6.

Grafik 5.25 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara

RP MILIAR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

%

OUTFLOW INFLOW G INFLOW (SB. KANAN) G OUTFLOW (SB. KANAN)

-100

-50

0

50

100

-2500

-1500

-500

500

1500

2500

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

238,0

(1,757,2)

Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah Sulawesi

Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan ke daerah 6yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk daerah sekitar .

Hingga triwulan I 2021, KPw BI Sulawesi Tenggara memiliki 2 (dua) Kas

Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas Titipan Bau-Bau dan Kas Titipan

Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Uang Layak Edar (ULE)

dan meningkatkan kualitas uang yang beredar.

Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

57BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

5.3.2. Penyediaan Uang Layak EdarBank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak

edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli yang

memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang rupiah yang

berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah sebagai salah

satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu,

ULE akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi bagi masyarakat.

Uang rupiah dinyatakan tidak layak edar berdasarkan standar Bank

Indonesia apabila kondisinya telah berubah, antara lain karena jamur,

minyak, bahan kimia dan coretan atau uang yang fisiknya berubah karena

terbakar, berlubang atau robek.

Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI

Provinsi Sultra akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait

terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk

menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah terjadinya kerumunan

masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.

5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli Selama triwulan I 2021, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak 66

lembar, dengan rincian sebanyak 60 lembar uang pecahan 100ribu dan 6

lembar uang pecahan 50ribu. Jumlah tersebut mengalami peningkatan

dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya yang sebanyak 23

lembar (Grafik 5.29). Jumlah tersebut menurun sebesar 186,96 % (yoy).

Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran uang palsu sekaligus

memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang

rupiah, secara intensif Bank Indonesia melakukan kegiatan sosialisi CBP

(Cinta Bangga dan Paham Rupiah) dalam rangka menumbuhkan

pemahaman masyarakat terkait uang rupiah di Sulawesi Tenggara.

Kegiatan tersebut antara lain dilakukan dengan memperkenalkan ciri-ciri

keaslian uang melalui 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Selain itu untuk

menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan 5

Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaplles, jangan

dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas.

Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

0

50

100

150

200

250

300

PEC. 100.000 PEC. 50.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

PENUKARAN KAS KELILING

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

58 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

9713

19947

27825

33228

41917

45000

40000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000

0

Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

BOMBANA

BUTON

3%

2%

BUTON UTARA

KOLAKA

0%

10%

KOLAKA UTARA4%

KONAWE3%

KONAWE SELATAN

KONAWE UTARA

5%

0%

MUNA

WAKATOBI

3%

1%

BAU-BAU6%

KENDARI64%

BOKS 5

BOKS 5 : Perkembangan Ekosistem Keuangan Digital di Sulawesi Tenggara

Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman

semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang

dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru

kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut

mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank

Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran

mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di

Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)

2025.

Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi

Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang

sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka

peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi

fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi

yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi

segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan

keuangan tradisional.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus

mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan

terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah

satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian

Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat

melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah

merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah

sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami

pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan

teknologi (Grafik 5.30).

Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara

lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan

ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi

Bps.go.id/SensusPenduduk20207.

keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan

layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,

akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi

Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum

meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya

pembangunan hanya di beberapa daerah saja.

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya

mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan

terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna

menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor

telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan

dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower

di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong

percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di

lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara

Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat

terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal

transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.

239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)

namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding

periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar

dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat

pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada

triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun

mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal

tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi

Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan

digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi

masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).

59BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

5.3.2. Penyediaan Uang Layak EdarBank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak

edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli yang

memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang rupiah yang

berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah sebagai salah

satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu,

ULE akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi bagi masyarakat.

Uang rupiah dinyatakan tidak layak edar berdasarkan standar Bank

Indonesia apabila kondisinya telah berubah, antara lain karena jamur,

minyak, bahan kimia dan coretan atau uang yang fisiknya berubah karena

terbakar, berlubang atau robek.

Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI

Provinsi Sultra akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait

terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan setelah kebijakan untuk

menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah terjadinya kerumunan

masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.

5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli Selama triwulan I 2021, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak 66

lembar, dengan rincian sebanyak 60 lembar uang pecahan 100ribu dan 6

lembar uang pecahan 50ribu. Jumlah tersebut mengalami peningkatan

dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya yang sebanyak 23

lembar (Grafik 5.29). Jumlah tersebut menurun sebesar 186,96 % (yoy).

Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran uang palsu sekaligus

memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang

rupiah, secara intensif Bank Indonesia melakukan kegiatan sosialisi CBP

(Cinta Bangga dan Paham Rupiah) dalam rangka menumbuhkan

pemahaman masyarakat terkait uang rupiah di Sulawesi Tenggara.

Kegiatan tersebut antara lain dilakukan dengan memperkenalkan ciri-ciri

keaslian uang melalui 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Selain itu untuk

menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan 5

Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaplles, jangan

dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas.

Grafik 5.29 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

0

50

100

150

200

250

300

PEC. 100.000 PEC. 50.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 5.28 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

RP MILIAR

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

PENUKARAN KAS KELILING

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

58 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

9713

19947

27825

33228

41917

45000

40000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000

0

Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

BOMBANA

BUTON

3%

2%

BUTON UTARA

KOLAKA

0%

10%

KOLAKA UTARA4%

KONAWE3%

KONAWE SELATAN

KONAWE UTARA

5%

0%

MUNA

WAKATOBI

3%

1%

BAU-BAU6%

KENDARI64%

BOKS 5

BOKS 5 : Perkembangan Ekosistem Keuangan Digital di Sulawesi Tenggara

Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman

semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang

dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru

kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut

mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank

Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran

mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di

Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)

2025.

Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi

Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang

sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka

peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi

fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi

yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi

segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan

keuangan tradisional.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus

mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan

terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah

satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian

Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat

melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah

merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah

sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami

pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan

teknologi (Grafik 5.30).

Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara

lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan

ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi

Bps.go.id/SensusPenduduk20207.

keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan

layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,

akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi

Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum

meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya

pembangunan hanya di beberapa daerah saja.

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya

mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan

terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna

menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor

telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan

dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower

di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong

percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di

lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara

Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat

terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal

transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.

239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)

namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding

periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar

dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat

pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada

triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun

mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal

tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi

Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan

digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi

masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).

59BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

9713

19947

27825

33228

41917

45000

40000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000

0

Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

BOMBANA

BUTON

3%

2%

BUTON UTARA

KOLAKA

0%

10%

KOLAKA UTARA4%

KONAWE3%

KONAWE SELATAN

KONAWE UTARA

5%

0%

MUNA

WAKATOBI

3%

1%

BAU-BAU6%

KENDARI64%

BOKS 5

Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman

semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang

dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru

kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut

mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank

Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran

mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di

Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)

2025.

Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi

Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang

sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka

peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi

fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi

yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi

segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan

keuangan tradisional.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus

mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan

terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah

satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian

Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat

melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah

merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah

sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami

pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan

teknologi (Grafik 5.30).

Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara

lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan

ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi

keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan

layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,

akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi

Bps.go.id/SensusPenduduk20207.

Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum

meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya

pembangunan hanya di beberapa daerah saja.

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya

mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan

terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna

menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor

telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan

dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower

di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong

percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di

lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara

Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat

terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal

transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.

239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)

namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding

periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar

dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat

pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada

triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun

mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal

tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi

Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan

digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi

masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekosistem keuangan

digital, Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi

Tenggara terus mengupayakan perluasan infrastruktur dan

ketersediaan layanan pendukung seperti mesin reader uang

elektronik yang hingga pada triwulan I 2021 sudah tercatat sebanyak

7.125 (Grafik 5.34) dengan sebaran paling banyak ada di Kota Kendari

dengan pangsa 70,84% kemudian disusul oleh Kota Bau-bau dengan

60 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 5

Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

0

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

I

2019

II III IVI

2018

II III IV

257,602.36

239,691.88

Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

-

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

I

2019

II III IVI

2018

II III IV

26,443

25,006

Grafik 5.34 Jumlah Mesin Reader Uang Elektronik

8,000

7,000

6,000

5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

-

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

I

2020

II III IV I

2021

IV

2019

5,3505,763

6,177 6,265 6,3887,125

Grafik 5.35 Persebaran Mesin Reader Uang Elektronik per Kab/Kota

BOMBANA

-

1,95%

-

KONAWE SELATAN

KONAWE

3,52%

6.78%

KOLAKA4,80%

--

KONAWE SELATAN

BAU-BAU

-

8,01%

KENDARI70,84%

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

pangsa 8,01% (Grafik 5.35). Sebaran tersebut terus didorong pada

setiap kab/kota di Sulawesi Tenggara guna mendorong

implementasi keuangan digital.

Ekonomi keuangan digital dapat menjadi salah satu cara

meningkatkan daya saing pariwisata di wilayah Sulawesi Tenggara,

melalui peningkatan perkembangan ekosistem keuangan digital

diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi

Tenggara khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Saat ini salah satu kendala dalam penetrasi ekosistem keuangan

digital adalah infrastruktur yang kurang merata di setiap wilayah

kab/kota di Sulawesi Tenggara, namun pada sektor telekomunikasi

pada triwulan I 2021 kapasitas jaringan sudah meningkat

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut

menunjukan kapasitas jaringan sudah menjangkau di banyak

wilayah dengan adanya 750 tower di beberapa titik/site yang

meningkat dari awal tahun sebanyak 700 tower dengan kapasitas 1

tower dapat menampung 9 atau 10 bts dengan koneksi 4G dan 1 bts

hanya dapat menjangkau 1-1.5km. Pada tahun 2021 juga

direncanakan akan adanya penambahan 11 tower di Wakatobi dan 4

di Kendari guna mendorong perkembangan ekosistem pariwisata

berbasis digital.

61BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 5.30 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

9713

19947

27825

33228

41917

45000

40000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000

0

Grafik 5.31 Sebaran merchant QRIS di Sulawesi Tenggara

BOMBANA

BUTON

3%

2%

BUTON UTARA

KOLAKA

0%

10%

KOLAKA UTARA4%

KONAWE3%

KONAWE SELATAN

KONAWE UTARA

5%

0%

MUNA

WAKATOBI

3%

1%

BAU-BAU6%

KENDARI64%

BOKS 5

Tuntutan terhadap layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman

semakin menguat seiring dengan pengalaman baru konsumen yang

dimanjakan oleh layanan baru yang serba seamless. Pola baru

kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy turut

mereduksi peran institusi keuangan sebagai middle man. Bank

Indonesia sebagai regulator dalam sistem pembayaran

mengupayakan keseimbangan ekosistem sistem pembayaran di

Indonesia melalui Blueprint System Pembayaran Indonesia (BSPI)

2025.

Populasi yang terbilang besar dan didominasi oleh generasi Y 725,87% dan Z 27,94% dari total penduduk 270,20 Juta jiwadi

Sulawesi Tenggara menjadi pasar yang prospektif. Pada saat yang

sama angka penduduk unbanked masih tinggi sehingga membuka

peluang pasar lebih besar lagi. Kuatnya dampak digitalisasi menjadi

fenomena yang jamak di negara emerging karena akses teknologi

yang semakin terjangkau memungkinkan peningkatan partisipasi

segmen masyarakat yang selama ini tidak terjangkau layanan

keuangan tradisional.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus

mengupayakan peningkatan akseptasi keuangan digital dengan

terus mendorong penggunaan layanan keuangan digital salah

satunya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian

Standard) yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat

melalui ponsel yang mereka miliki, hingga triwulan I 2021 jumlah

merchant yang menggunakan QRIS di Sulawesi Tenggara sudah

sebanyak 41.917 dan diperkirakan akan terus mengalami

pertumbuhan seiring terbukanya masyarakat pada perkembangan

teknologi (Grafik 5.30).

Ekonomi Keuangan Digital sendiri memiliki banyak potensi antara

lain menumbuhkan inovasi, entrepreneurship & pertumbuhan

ekonomi, memperluas akses yang lebih besar terutama pada inklusi

keuangan dan UMKM, identitas digital yang dapat meningkatan

layanan sosial dan publik menjadi lebih baik, dan terjangkau. Namun,

akselerasi penerapan ekonomi keuangan digital di Sulawesi

Bps.go.id/SensusPenduduk20207.

Tenggara sendiri memiliki beberapa kendala diantaranya belum

meratanya infrastruktur serta masih tersentralisasinya

pembangunan hanya di beberapa daerah saja.

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya

mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai dengan

terus melakukan koordinasi bersama pemda dan K/L terkait guna

menciptakan Ekosistem Keuangan Digital yang merata di Wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2021, perkembangan sektor

telekomunikasi di Wilayah Sulawesi Tenggara direncanakan akan

dilakukan penambahan infrastruktur telekomunikasi yaitu 11 tower

di Wakatobi dan 4 di Kendari. Hal tersebut guna mendorong

percepatan akselerasi ekonomi keuangan digital khususnya di

lokasi pariwisata potensial di Sulawesi Tenggara

Perkembangan konsumsi masyarakat melalui kanal digital tercatat

terus meningkat dari awal tahun 2020 hingga 2021. Secara nominal

transaksi e-commerce di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp.

239,691.88 miliar mengalami peningkatan sebesar 106,14% (yoy)

namun mengalami penurunan sebesar 6,95% (qtq) dibanding

periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 257,602.36 miliar

dikarenakan pola konsumsi yang memang cenderung meningkat

pada akhir tahun. Secara volume transaksi e-commerce pada

triwulan I 2021 menunjukan penurunan 1,43% (yoy) namun

mengalami kenaikan sebesar 5.75% (qtq) atau sebesar 26.443. Hal

tersebut menunjukan secara umum masyarakat di Sulawesi

Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan ekonomi keuangan

digital, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pola konsumsi

masyarakat melalui platform digital (Grafik 5.32).

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekosistem keuangan

digital, Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi

Tenggara terus mengupayakan perluasan infrastruktur dan

ketersediaan layanan pendukung seperti mesin reader uang

elektronik yang hingga pada triwulan I 2021 sudah tercatat sebanyak

7.125 (Grafik 5.34) dengan sebaran paling banyak ada di Kota Kendari

dengan pangsa 70,84% kemudian disusul oleh Kota Bau-bau dengan

60 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

BOKS 5

Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

0

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

I

2019

II III IVI

2018

II III IV

257,602.36

239,691.88

Grafik 5.32 Nilai Transaksi E-commerce di Sulawesi Tenggara

I

2020

II III IV I

2021

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

-

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

I

2019

II III IVI

2018

II III IV

26,443

25,006

Grafik 5.34 Jumlah Mesin Reader Uang Elektronik

8,000

7,000

6,000

5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

-

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

I

2020

II III IV I

2021

IV

2019

5,3505,763

6,177 6,265 6,3887,125

Grafik 5.35 Persebaran Mesin Reader Uang Elektronik per Kab/Kota

BOMBANA

-

1,95%

-

KONAWE SELATAN

KONAWE

3,52%

6.78%

KOLAKA4,80%

--

KONAWE SELATAN

BAU-BAU

-

8,01%

KENDARI70,84%

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

pangsa 8,01% (Grafik 5.35). Sebaran tersebut terus didorong pada

setiap kab/kota di Sulawesi Tenggara guna mendorong

implementasi keuangan digital.

Ekonomi keuangan digital dapat menjadi salah satu cara

meningkatkan daya saing pariwisata di wilayah Sulawesi Tenggara,

melalui peningkatan perkembangan ekosistem keuangan digital

diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi

Tenggara khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Saat ini salah satu kendala dalam penetrasi ekosistem keuangan

digital adalah infrastruktur yang kurang merata di setiap wilayah

kab/kota di Sulawesi Tenggara, namun pada sektor telekomunikasi

pada triwulan I 2021 kapasitas jaringan sudah meningkat

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut

menunjukan kapasitas jaringan sudah menjangkau di banyak

wilayah dengan adanya 750 tower di beberapa titik/site yang

meningkat dari awal tahun sebanyak 700 tower dengan kapasitas 1

tower dapat menampung 9 atau 10 bts dengan koneksi 4G dan 1 bts

hanya dapat menjangkau 1-1.5km. Pada tahun 2021 juga

direncanakan akan adanya penambahan 11 tower di Wakatobi dan 4

di Kendari guna mendorong perkembangan ekosistem pariwisata

berbasis digital.

61BAB VLaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Kondisi Tenaga Kerja& Kesejahteraan

BAB VI

Kondisi Tenaga Kerja& Kesejahteraan

BAB VI

Penawaran Tenaga KerjaSelaras dengan Indonesia yang diproyeksi akan merasakan bonus

demografi pada tahun 2030-2040, saat ini Sulawesi Tenggara juga sedang

merasakan peningkatan penduduk usia produktif. Pada Februari 2021

jumlah penduduk usia kerja Sulawesi Tenggara tercatat sejumlah 1,95 juta

jiwa, meningkat 37 ribu jiwa atau tumbuh sebesar 1,96% (yoy)

dibandingkan jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2020. Lebih jauh,

jumlah angkatan kerja tumbuh sebesar 1,28% (yoy) menjadi 1,38 juta jiwa.

Proporsi total angkatan kerja tersebut terhadap penduduk usia kerja

disebut tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Pada Februari 2021,

Sulawesi Tenggara mencatatkan TPAK sebesar 70,76% menurun dari

71,24% pada periode Februari 2020 (Tabel 6.1).

Menurunnya TPAK menandakan meningkatnya pertumbuhan penduduk

bukan angkatan kerja. Pada Februari 2021, penduduk bukan angkatan

kerja tumbuh sebesar 3,65% (yoy) menjadi 570 ribu jiwa. Peningkatan

tersebut dapat disebabkan meningkatnya penduduk usia kerja yang

melanjutkan sekolah, memilih untuk mengurus rumah tangga atau

melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

6.1. GAMBARAN UMUMSerupa dengan kondisi ekonomi yang sedang dalam fase pemulihan,

kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengggara juga juga masih menuju

kondisi normal. Di tengah masih berjalannya upaya efisiensi oleh penyedia

lapangan pekerjaan, jumlah penyerapan tenaga kerja mulai menunjukkan

peningkatan walaupun disertai dengan kenaikan jumlah pengangguran

karena lapangan kerja baru belum dapat mengimbangi penambahan

jumlah angkatan kerja yang terus tumbuh positif. Efisiensi yang dilakukan

oleh lapangan usaha untuk menjaga keberlangsungan usahanya serta

masih belum pulih kondisi ekonomi berdampak pada tingkat

kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I 2021

yang menunjukkan penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Namun

dari sisi lain, kondisi yang ada menunjukkan bahwa saat ini terjadi

perbaikan terkait ketimpangan di Sulawesi Tenggara dan pembangunan

manusia terus belangsung.

6.2. KETENAGAKERJAANSecara umum, Sulawesi Tenggara berada pada periode penambahan

penduduk usia produktif. Data yang ada menunjukkan selaras dengan

kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan. Dari data kondisi

ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terdapat

indikasi awal dampak dari pandemi sudah mulai mereda meskipun masih

belum dalam kondisi normal dimana penanaman modal di Sulawesi

Tenggara terbukti meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Secara sektoral, sektor informal masih menjadi penyerap tenaga kerja

terbesar pada periode laporan yang bila disandingkan dengan data

pengangguran. Permintaan Tenaga KerjaWalapun terjadi peningkatan angkatan kerja sebesar 1,27% (yoy) menjadi

1,38 juta jiwa pada Februari 2021, tingkat penyerapan tenaga kerja hanya

tumbuh 0,11% (yoy) sebesar 1.508 jiwa menjadi 1,32 juta jiwa yang

mayoritas bekerja di sektor informal. Sisa penambahan angkatan kerja

tidak terserap dan menjadi pengangguran pada periode laporan (Tabel

6.1).

Pertumbuhan tersebut sebenarnya selaras dengan perbaikan

perkonomian Sultra yang walaupun berhasil tumbuh sebesar 0,06% (yoy)

pada triwulan I 2021 namun belum kembali ke tingkat pertumbuhan pada

masa normal.

Satu hal positif pada periode ini adalah penduduk bukan angkatan kerja

dampak Covid-19 tercatat mengalami penurunan sebesar -75,02% atau

turun sebesar 4.555 jiwa menjadi hanya 1.517 jiwa. Lebih lanjut, data survei

yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan bahwa terjadi perbaikan

ekspektasi rumah tangga terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang

terlihat dari kenaikan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan walau

angkanya masih belum berada dalam zona optimis seperti pada masa

sebelum pandemi.

Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

INDEKS

SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH

SBT, INDEKS

0

20

40

60

80

100

120

140

160

-0,15

-0,1

-0,05

0

0,05

0,1

68,0

-7,11%

INDEKS PENGGUNAAN TENAKER - SISI PELAKU USAHA INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN PEKERJAAN-SISI RT (SB.KANAN)

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

2019 2020

4.53

1,914,822

1,364,049

1,321,728

36.33

63.37

42,321

550,773

6,072

71.24

3.10

0.06

1,952,359

1,381,479

1,323,236

37.75

62.25

58,243

570,880

1,517

70.76

4.22

Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Sulawesi Tenggara

JENIS KEGIATAN

Pertumbuhan Ekonomi Tw.IV

Penduduk Usia Kerja

Angkatan Kerja

Bekerja

Formal

Informal

Pengangguran

Bukan Angkatan Kerja (BAK)

BAK karena Dampak COVID-19

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Sumber: BPS (Sakernas Agustus), diolah

64 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja

JIWA

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW FOR INVESTMENT, DIOLAH

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

PMA PMDN

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha

SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1. Pertanian

2. Pertambangan

3. Industri

4. Listrik, Gas & Air

5. Konstruksi

6. Perdagangan

7. Hotel & Resto

8. Real Estate

9. Bank & Jasa Keuangan

SULTRA

TETAP NAIK TURUN

1.052

1.902

Lebih jauh, Indeks Penggunaan Tenaga Kerja dari survei yang dilakukan

Bank Indonesia menunjukkan bahwa dunia usaha masih melakukan

efisiensi pada pengunaan tenaga kerja untuk menjaga keberlangsungan

usaha. Hal tersebut tercermin dari penurunan indeks dari 1,61% (yoy) pada

triwulan IV 2020 turun menjadi -7,11% (yoy) pada periode laporan. (Grafik

6.1).

Tanda mulainya pemulihan penyerapan tenaga kerja yang tetap disertai

efisiensi dunia usaha didukung data BPS yang menunjukkan bahwa

walaupun mayoritas (78% dari pelaku usaha) menyerap tenaga kerja pada

level yang tetap namun 14% dari total usaha di Sulawesi Tenggara masih

melakukan pengurangan penyerapan tenaga kerja, dan hanya 8% usaha

yang mulai meningkatkan penyerapan tenaga kerjanya. Berdasarkan jenis

usahanya, penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada berbagai

sektor ekonomi terutama Sektor Industri (23,08% dari total pelaku usaha),

diikuti oleh Sektor Hotel dan Resto (23,33% dari total pelaku usaha), serta

Sektor Perdagangan (17,86% dari total pelaku usaha). Menurunnya

permintaan masyarakat, terbatasnya aktivitas serta turunnya jumlah

kunjungan wisatawan ditengah kehati-hatian masyarakat berdampak

secara langsung pada pengurangan tenaga kerja pada sektor-sektor

tersebut. Selanjutnya, sektor ekonomi yang melakukan peningkatan

jumlah tenaga kerja yang cukup besar tanpa pengurangan jumlah tenaga

kerja adalah Sektor Real Estate dan Bank dan Jasa Keuangan. Sementara

itu, Sektor Listrik, Gas, dan Air 100% tetap mempertahankan jumlah

tenaga kerja.

Ke depannya perlu sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan

lapangan kerja yang dapat menampung peningkatan angkatan kerja di

Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat mencapai hal

tersebut adalah dengan membuka peluang investasi. Dari data yang ada,

baik investasi PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman

Modal Dalam Negeri) pada periode laporan terbukti membuka lapangan

pekerjaan untuk masyarakat Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021,

realisasi investasi swasta yang dilakukan di Sulawesi Tenggara dapat

menciptakan total lapangan pekerjaan bagi 2.954 tenaga kerja yang

64,4%nya merupakan lapangan pekerjaan dari investasi PMA, sementara

sisanya yang sebesar 35,6% berasal dari investasi PMDN (Grafik 6.3).

Penyerapan tenaga kerja tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan

Kondisi Tenaga Kerja & PengangguranData Sakernas Februari 2021 menunjukkan bahwa dari total 1,32 juta jiwa

tenaga kerja, 62,25%nya bekerja di sektor informal dan sisanya bekerja

pada sektor formal. Lebih detail, sektor informal yaitu Sektor Pertanian

masih mendominasi penyerapan penduduk bekerja dengan serapan

sebesar 35,91%, Sektor Perdagangan menyerap 17,59% tenaga kerja dan

Industri Pengolahan sebesar 9,42%. Sementara itu, di sektor formal

serapan penduduk bekerja dipimpin oleh Sektor Administrasi

Pemerintahan dengan serapan sebesar 8,38% dan Sektor Pendidikan

dengan serapan sebesar 6,17%. (Grafik 6.5).

Menurut jam kerjanya, peningkatan terbesar terjadi pada kategori pekerja

yang bekerja antara 1-7 jam per minggu dengan pertumbuhan 58% (yoy)

dan pangsa 4,64%, disusul pekerja full time atau >35 jam per minggu yang

tumbuh sebesar 1,60% (yoy) dengan pangsa sebesar 63,67%. Sementara

itu, jumlah pekerja yang bekerja 15-24 jam per terkontraksi sebesar 11,67%

(yoy) dengan pangsa sebesar 12,44%.

Seperti disampaikan sebelumnya, laju pertumbuhan angkatan kerja yang

tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan penduduk bekerja berarti

terjadi peningkatan pengangguran. Pada Februari 2021, jumlah

pengangguran pada bulan Februari 2021 tercatat sebanyak 58.243 jiwa,

bertambah sebanyak 16.568 jiwa atau tumbuh 37,62% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang mampu menciptakan 2.305 tenaga

kerja baru.

Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH

ANGKATAN KERJAPENDUDUK >15 TH BUKAN ANGKATAN KERJA

FEB 2016 FEB 2017 FEB 2018 FEB 2019 FEB 2020

%, YOY

FEB 2021

5,40

4,99

6,39

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

65BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Penawaran Tenaga KerjaSelaras dengan Indonesia yang diproyeksi akan merasakan bonus

demografi pada tahun 2030-2040, saat ini Sulawesi Tenggara juga sedang

merasakan peningkatan penduduk usia produktif. Pada Februari 2021

jumlah penduduk usia kerja Sulawesi Tenggara tercatat sejumlah 1,95 juta

jiwa, meningkat 37 ribu jiwa atau tumbuh sebesar 1,96% (yoy)

dibandingkan jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2020. Lebih jauh,

jumlah angkatan kerja tumbuh sebesar 1,28% (yoy) menjadi 1,38 juta jiwa.

Proporsi total angkatan kerja tersebut terhadap penduduk usia kerja

disebut tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Pada Februari 2021,

Sulawesi Tenggara mencatatkan TPAK sebesar 70,76% menurun dari

71,24% pada periode Februari 2020 (Tabel 6.1).

Menurunnya TPAK menandakan meningkatnya pertumbuhan penduduk

bukan angkatan kerja. Pada Februari 2021, penduduk bukan angkatan

kerja tumbuh sebesar 3,65% (yoy) menjadi 570 ribu jiwa. Peningkatan

tersebut dapat disebabkan meningkatnya penduduk usia kerja yang

melanjutkan sekolah, memilih untuk mengurus rumah tangga atau

melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

6.1. GAMBARAN UMUMSerupa dengan kondisi ekonomi yang sedang dalam fase pemulihan,

kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengggara juga juga masih menuju

kondisi normal. Di tengah masih berjalannya upaya efisiensi oleh penyedia

lapangan pekerjaan, jumlah penyerapan tenaga kerja mulai menunjukkan

peningkatan walaupun disertai dengan kenaikan jumlah pengangguran

karena lapangan kerja baru belum dapat mengimbangi penambahan

jumlah angkatan kerja yang terus tumbuh positif. Efisiensi yang dilakukan

oleh lapangan usaha untuk menjaga keberlangsungan usahanya serta

masih belum pulih kondisi ekonomi berdampak pada tingkat

kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara yang pada triwulan I 2021

yang menunjukkan penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Namun

dari sisi lain, kondisi yang ada menunjukkan bahwa saat ini terjadi

perbaikan terkait ketimpangan di Sulawesi Tenggara dan pembangunan

manusia terus belangsung.

6.2. KETENAGAKERJAANSecara umum, Sulawesi Tenggara berada pada periode penambahan

penduduk usia produktif. Data yang ada menunjukkan selaras dengan

kondisi perekonomian yang masih dalam fase pemulihan. Dari data kondisi

ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2021 terdapat

indikasi awal dampak dari pandemi sudah mulai mereda meskipun masih

belum dalam kondisi normal dimana penanaman modal di Sulawesi

Tenggara terbukti meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Secara sektoral, sektor informal masih menjadi penyerap tenaga kerja

terbesar pada periode laporan yang bila disandingkan dengan data

pengangguran. Permintaan Tenaga KerjaWalapun terjadi peningkatan angkatan kerja sebesar 1,27% (yoy) menjadi

1,38 juta jiwa pada Februari 2021, tingkat penyerapan tenaga kerja hanya

tumbuh 0,11% (yoy) sebesar 1.508 jiwa menjadi 1,32 juta jiwa yang

mayoritas bekerja di sektor informal. Sisa penambahan angkatan kerja

tidak terserap dan menjadi pengangguran pada periode laporan (Tabel

6.1).

Pertumbuhan tersebut sebenarnya selaras dengan perbaikan

perkonomian Sultra yang walaupun berhasil tumbuh sebesar 0,06% (yoy)

pada triwulan I 2021 namun belum kembali ke tingkat pertumbuhan pada

masa normal.

Satu hal positif pada periode ini adalah penduduk bukan angkatan kerja

dampak Covid-19 tercatat mengalami penurunan sebesar -75,02% atau

turun sebesar 4.555 jiwa menjadi hanya 1.517 jiwa. Lebih lanjut, data survei

yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan bahwa terjadi perbaikan

ekspektasi rumah tangga terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang

terlihat dari kenaikan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan walau

angkanya masih belum berada dalam zona optimis seperti pada masa

sebelum pandemi.

Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

INDEKS

SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH

SBT, INDEKS

0

20

40

60

80

100

120

140

160

-0,15

-0,1

-0,05

0

0,05

0,1

68,0

-7,11%

INDEKS PENGGUNAAN TENAKER - SISI PELAKU USAHA INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN PEKERJAAN-SISI RT (SB.KANAN)

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

2019 2020

4.53

1,914,822

1,364,049

1,321,728

36.33

63.37

42,321

550,773

6,072

71.24

3.10

0.06

1,952,359

1,381,479

1,323,236

37.75

62.25

58,243

570,880

1,517

70.76

4.22

Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Sulawesi Tenggara

JENIS KEGIATAN

Pertumbuhan Ekonomi Tw.IV

Penduduk Usia Kerja

Angkatan Kerja

Bekerja

Formal

Informal

Pengangguran

Bukan Angkatan Kerja (BAK)

BAK karena Dampak COVID-19

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Sumber: BPS (Sakernas Agustus), diolah

64 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja

JIWA

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW FOR INVESTMENT, DIOLAH

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

PMA PMDN

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha

SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1. Pertanian

2. Pertambangan

3. Industri

4. Listrik, Gas & Air

5. Konstruksi

6. Perdagangan

7. Hotel & Resto

8. Real Estate

9. Bank & Jasa Keuangan

SULTRA

TETAP NAIK TURUN

1.052

1.902

Lebih jauh, Indeks Penggunaan Tenaga Kerja dari survei yang dilakukan

Bank Indonesia menunjukkan bahwa dunia usaha masih melakukan

efisiensi pada pengunaan tenaga kerja untuk menjaga keberlangsungan

usaha. Hal tersebut tercermin dari penurunan indeks dari 1,61% (yoy) pada

triwulan IV 2020 turun menjadi -7,11% (yoy) pada periode laporan. (Grafik

6.1).

Tanda mulainya pemulihan penyerapan tenaga kerja yang tetap disertai

efisiensi dunia usaha didukung data BPS yang menunjukkan bahwa

walaupun mayoritas (78% dari pelaku usaha) menyerap tenaga kerja pada

level yang tetap namun 14% dari total usaha di Sulawesi Tenggara masih

melakukan pengurangan penyerapan tenaga kerja, dan hanya 8% usaha

yang mulai meningkatkan penyerapan tenaga kerjanya. Berdasarkan jenis

usahanya, penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada berbagai

sektor ekonomi terutama Sektor Industri (23,08% dari total pelaku usaha),

diikuti oleh Sektor Hotel dan Resto (23,33% dari total pelaku usaha), serta

Sektor Perdagangan (17,86% dari total pelaku usaha). Menurunnya

permintaan masyarakat, terbatasnya aktivitas serta turunnya jumlah

kunjungan wisatawan ditengah kehati-hatian masyarakat berdampak

secara langsung pada pengurangan tenaga kerja pada sektor-sektor

tersebut. Selanjutnya, sektor ekonomi yang melakukan peningkatan

jumlah tenaga kerja yang cukup besar tanpa pengurangan jumlah tenaga

kerja adalah Sektor Real Estate dan Bank dan Jasa Keuangan. Sementara

itu, Sektor Listrik, Gas, dan Air 100% tetap mempertahankan jumlah

tenaga kerja.

Ke depannya perlu sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan

lapangan kerja yang dapat menampung peningkatan angkatan kerja di

Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat mencapai hal

tersebut adalah dengan membuka peluang investasi. Dari data yang ada,

baik investasi PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman

Modal Dalam Negeri) pada periode laporan terbukti membuka lapangan

pekerjaan untuk masyarakat Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021,

realisasi investasi swasta yang dilakukan di Sulawesi Tenggara dapat

menciptakan total lapangan pekerjaan bagi 2.954 tenaga kerja yang

64,4%nya merupakan lapangan pekerjaan dari investasi PMA, sementara

sisanya yang sebesar 35,6% berasal dari investasi PMDN (Grafik 6.3).

Penyerapan tenaga kerja tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan

Kondisi Tenaga Kerja & PengangguranData Sakernas Februari 2021 menunjukkan bahwa dari total 1,32 juta jiwa

tenaga kerja, 62,25%nya bekerja di sektor informal dan sisanya bekerja

pada sektor formal. Lebih detail, sektor informal yaitu Sektor Pertanian

masih mendominasi penyerapan penduduk bekerja dengan serapan

sebesar 35,91%, Sektor Perdagangan menyerap 17,59% tenaga kerja dan

Industri Pengolahan sebesar 9,42%. Sementara itu, di sektor formal

serapan penduduk bekerja dipimpin oleh Sektor Administrasi

Pemerintahan dengan serapan sebesar 8,38% dan Sektor Pendidikan

dengan serapan sebesar 6,17%. (Grafik 6.5).

Menurut jam kerjanya, peningkatan terbesar terjadi pada kategori pekerja

yang bekerja antara 1-7 jam per minggu dengan pertumbuhan 58% (yoy)

dan pangsa 4,64%, disusul pekerja full time atau >35 jam per minggu yang

tumbuh sebesar 1,60% (yoy) dengan pangsa sebesar 63,67%. Sementara

itu, jumlah pekerja yang bekerja 15-24 jam per terkontraksi sebesar 11,67%

(yoy) dengan pangsa sebesar 12,44%.

Seperti disampaikan sebelumnya, laju pertumbuhan angkatan kerja yang

tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan penduduk bekerja berarti

terjadi peningkatan pengangguran. Pada Februari 2021, jumlah

pengangguran pada bulan Februari 2021 tercatat sebanyak 58.243 jiwa,

bertambah sebanyak 16.568 jiwa atau tumbuh 37,62% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang mampu menciptakan 2.305 tenaga

kerja baru.

Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH

ANGKATAN KERJAPENDUDUK >15 TH BUKAN ANGKATAN KERJA

FEB 2016 FEB 2017 FEB 2018 FEB 2019 FEB 2020

%, YOY

FEB 2021

5,40

4,99

6,39

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

65BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan jumlah pengangguran

tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara pada

bulan Februari 2021 tercatat sebesar 4,22%, meningkat dibandingkan

dengan kondisi pada bulan Februari 2020 yang tercatat sebesar 3,17%.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, diketahui bahwa Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan sebesar 7,82% lebih tinggi

daripada TPT di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 2,29%. Hal yang

menarik adalah TPT Februari 2021 di perkotaan lebih tinggi dibanding TPT

Februari 2020 namun TPT Februari 2021 di pedesaan lebih rendah (Grafik

6.6). Data pangsa dan juga sebaran TPT tersebut di atas mengindikasikan

bahwa perubahan kondisi yang ada (termasuk pandemi Covid-19) lebih

berdampak pada masyarakat di perkotaan yang mayoritas lapangan

usahanya adalah sektor formal dan terdapat indikasi terjadi pergeseran

tenaga kerja ke pedesaan terutama di Sektor Pertanian.

Kedepan, seiring dengan membaiknya kinerja investasi di Sektor Industri

Pengolahan Sulawesi Tenggara, pemerintah daerah dapat

mengoptimalkan pengembangan industri untuk meningkatkan

penyerapan tenaga kerja dan menekan pertumbuhan TPT di Sulawesi

Tenggara.

6.3. KESEJAHTERAANEfisiensi yang dilakukan sektor usaha serta kondisi perekonomian yang

masih dalam fase pemulihan juga tertranslasi dalam data terkait

kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021

terlihat moderasi dalam kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dari

penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) serta penurunan indeks pendapatan

yang diperoleh dari hasil survei konsumen Bank Indonesia.

Penghasilan Petani (NTP)NTP merupakan alat ukur kesejahteraan yang relevan di Sulawesi

Tenggara dengan mempertimbangkan lebih dari sepertiga tenaga kerja di

Sulawesi Tenggara bekerja di sektor pertanian. Pada triwulan I 2021, NTP

Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 96,89 mengalami sedikit penurunan

jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tercatat sebesar 101,78

(Grafik 6.8). Dilihat dari subsektornya, penurunan NTP terjadi pada petani

Subsektor Hortikultura sebesar -0,87 poin dari 104,74 pada triwulan IV

2020 menjadi 103,87 pada triwulan I 2021, Subsektor Tanaman Perkebunan

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH

PERKOTAAN SULTRAPERDESAAN

7,82 2,29

FEB-19 FEB-20 FEB-21

%, YOY

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,007,82

2,29

Pert

ania

n

Tam

bang

Indu

stri

LGA

Kons

truk

si

Perd

agan

gan

Tra

npor

tasi

Akom

odas

i & M

kan

Min

um

Info

kom

, Jas

a Ke

u, R

A &

Jas

a Pe

usah

aan

Adm

inis

tras

i P

emer

inta

han

Pend

idik

an

Kese

hata

n &

Sos

ial

Jasa

Lai

nnya

Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS PROV. SULTRA (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH

0

10

20

30

40 %PANGSA

FEB-20 FEB-21

Rakyat sebesar -1,89 poin dari 94,13 pada triwulan IV 2020 menjadi 92,24

pada triwulan I 2021, dan Subsektor Perikanan sebesar -0,20 poin dari

99,70 pada triwulan IV 2020 menjadi 99,50 pada triwulan I 2021. Dilain sisi,

petani pada Subsektor Peternakan dan Tanaman Pangan menunjukkan

kenaikan NTP masing-masing sebesar 0,96 dan 1,63 poin.

Indeks Penghasilan Konsumen (Hasil Survei Konsumen)Selaras dengan data BPS yang menunjukkan TPT di perkotaan yang

mengalami peningkatan, hasil Survei Konsumen pada Maret 2021 uang

dilakukan Bank Indonesia di wilayah perkotaan juga menunjukkan Indeks

Penghasilan Konsumen (IPK) yang menurun dari 94,30 pada triwulan IV

2021 menjadi 67,00 pada triwulan I 2021 (Grafik 6.7). Hal ini menunjukkan

bahwa rumah tangga cenderung menunjukkan pesimisme terhadap

kondisi pendapatannya pada triwulan I 2021. Meskipun demikian, selaras

dengan perbaikan kondisi ekonomi yang disertai berbagai upaya

penanganan Covid-19 yang semakin efektif, masyarakat semakin optimis

bahwa pendapatannya akan membaik dalam waktu 6 bulan mendatang.

Hal tersebut terlihat dari peningkatan Indeks Ekspektasi Penghasilan dari

134,3 pada triwulan IV 2020 menjadi sebesar 147 pada periode laporan.

KemiskinanBerdasarkan data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi data

triwulan III 2020 (lag 2 triwulan dari data ketenagakerjaan dan

penghasilan), Pada September 2020, terdapat kenaikan garis kemiskinan

yang merupakan gambaran kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.

Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat

sebesar Rp368.529 per kapita atau naik sebesar 6,37% point-to-point jika

dibandingkan dengan garis kemiskinan pada September 2019 yang

tercatat sebesar Rp346.466 per kapita. Berdasarkan jenisnya,

peningkatan garis kemiskinan disebabkan oleh meningkatnya garis

kemiskinan non makanan dan garis kemiskinan makanan. Pada periode

laporan, garis kemiskinan makanan masih menjadi penyumbang utama di

Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 74,86%.

Di tengah menurunnya pendapatan masyarakat serta peningkatan jumlah

pengangguran seiring dengan adanya pandemi Covid-19, peningkatan

garis kemiskinan disertai dengan kenaikan kemiskinan. Pada September

2020, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak

67 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

317,32 ribu orang, meningkat 17,35 ribu orang jika dibandingkan dengan

jumlah penduduk miskin pada September 2019. Secara persentase

terhadap total penduduk, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara

mengalami peningkatan dari 11,00% pada September 2019 menjadi 11,69%

pada September 2020 (Grafik 6.9).

Berdasarkan lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara

mayoritas berada di daerah pedesaan dengan pangsa sebesar 76,93%,

sementara 23,07% sisanya berada di daerah perkotaan. Lebih jauh,

penduduk miskin di perkotaan meningkat dari 6,81% pada September 2019

menjadi 7,62% pada September 2020, sementara penduduk miskin di

pedesaan mengalami peningkatan yaitu dari 13,77% pada September 2019

menjadi 13,93% pada September 2020. Peningkatan penduduk miskin di

Kota terlihat lebih tinggi dibandingkan sdi wilayah pedesaan. Hal ini

Ketimpangan PendapatanDitengah dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap kondisi

ketenagakerjaan dan kemiskinan, tingkat ketimpangan pendapatan

penduduk Sulawesi justru menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari

gini ratio Sulawesi Tenggara yang menurun pada perode laporan menjadi

0,388 dari 0,393 pada September 2019.

Jika dilihat berdasarkan lokasinya, penurunan gini ratio pada September

2020 terjadi di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 0,348 pada Bulan

September 2020, mengalami penurunan sebesar 0,005 dibandingkan

September 2019 yang tercatat sebesar 0,353. Sementara itu, ketimpangan

Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS PROV SULTRA, DIOLAH

PEDESAANPERKOTAAN SULTRA

2020

MAR SEP

2019

MAR SEP

2018

MAR SEP

2017

SEP

0,403

0,348

0,388

0,3

0,32

0,34

0,36

0,38

0,4

0,42

0,44

Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara

RIBU JIWA

SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH

SEP-17 MAR-18 SEP-18 MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20

%

73,22

244,1

10,00

11,00

12,00

13,00

0

50

100

150

200

250

300

350

11,69

PENDUDUK MISKIN KOTA PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (SB.KANAN)PENDUDUK MISKIN DESA

Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH

2021 I 2020 IV

70 80 90 100 110

Total

Tanaman Pangan

Hortikultura

Perkebunan Rakyat

Peternakan

Perikanan

96,89

98,69

103,87

92,24

104,67

99,50

101,78

97,06

104,74

94,13

103,71

99,7

Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen

SUMBER: SK KPW BI SULTRA, DIOLAH

INDEKS EKSPEKTASI PENGHASILANINDEKS PENGHASILAN SAAT INI

SBT

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

67,0

134,3

0

50

100

150

200

Sumber: BPS (Sakernas)

Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020

KOMPONEN

Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH)

Harapan Lama Sekolah (HLS)

Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Pengeluaran Per Kapita

IPM

Pertumbuhan IPM

2014

70,39

12,78

8,02

8.555

68,07

0,78

2015

70,44

13,07

8,18

8.697

68,75

0,99

2016

70,46

13,07

8,32

8.697

69,31

0,81

2017

70,47

13,36

8,46

9.094

69,86

0,79

2018

70,72

13,53

8,69

9.262

70,61

1,07

2019

70,97

13,55

8,91

9.436

71,20

0,84

2020

71,22

13,65

9,04

9.331

71,45

0,25

SATUAN

Tahun

Tahun

Tahun

Rp ribu

%

2013

70,28

12,45

7,93

8.537

67,55

0,72

didorong oleh peningkatan TPT di wilayah perkotaan yang relatif lebih

tinggi dibandingkan di wilayah pedesaan.

68BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan jumlah pengangguran

tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara pada

bulan Februari 2021 tercatat sebesar 4,22%, meningkat dibandingkan

dengan kondisi pada bulan Februari 2020 yang tercatat sebesar 3,17%.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, diketahui bahwa Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan sebesar 7,82% lebih tinggi

daripada TPT di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 2,29%. Hal yang

menarik adalah TPT Februari 2021 di perkotaan lebih tinggi dibanding TPT

Februari 2020 namun TPT Februari 2021 di pedesaan lebih rendah (Grafik

6.6). Data pangsa dan juga sebaran TPT tersebut di atas mengindikasikan

bahwa perubahan kondisi yang ada (termasuk pandemi Covid-19) lebih

berdampak pada masyarakat di perkotaan yang mayoritas lapangan

usahanya adalah sektor formal dan terdapat indikasi terjadi pergeseran

tenaga kerja ke pedesaan terutama di Sektor Pertanian.

Kedepan, seiring dengan membaiknya kinerja investasi di Sektor Industri

Pengolahan Sulawesi Tenggara, pemerintah daerah dapat

mengoptimalkan pengembangan industri untuk meningkatkan

penyerapan tenaga kerja dan menekan pertumbuhan TPT di Sulawesi

Tenggara.

6.3. KESEJAHTERAANEfisiensi yang dilakukan sektor usaha serta kondisi perekonomian yang

masih dalam fase pemulihan juga tertranslasi dalam data terkait

kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2021

terlihat moderasi dalam kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dari

penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) serta penurunan indeks pendapatan

yang diperoleh dari hasil survei konsumen Bank Indonesia.

Penghasilan Petani (NTP)NTP merupakan alat ukur kesejahteraan yang relevan di Sulawesi

Tenggara dengan mempertimbangkan lebih dari sepertiga tenaga kerja di

Sulawesi Tenggara bekerja di sektor pertanian. Pada triwulan I 2021, NTP

Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 96,89 mengalami sedikit penurunan

jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tercatat sebesar 101,78

(Grafik 6.8). Dilihat dari subsektornya, penurunan NTP terjadi pada petani

Subsektor Hortikultura sebesar -0,87 poin dari 104,74 pada triwulan IV

2020 menjadi 103,87 pada triwulan I 2021, Subsektor Tanaman Perkebunan

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH

PERKOTAAN SULTRAPERDESAAN

7,82 2,29

FEB-19 FEB-20 FEB-21

%, YOY

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,007,82

2,29

Pert

ania

n

Tam

bang

Indu

stri

LGA

Kons

truk

si

Perd

agan

gan

Tra

npor

tasi

Akom

odas

i & M

kan

Min

um

Info

kom

, Jas

a Ke

u, R

A &

Jas

a Pe

usah

aan

Adm

inis

tras

i P

emer

inta

han

Pend

idik

an

Kese

hata

n &

Sos

ial

Jasa

Lai

nnya

Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS PROV. SULTRA (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH

0

10

20

30

40 %PANGSA

FEB-20 FEB-21

Rakyat sebesar -1,89 poin dari 94,13 pada triwulan IV 2020 menjadi 92,24

pada triwulan I 2021, dan Subsektor Perikanan sebesar -0,20 poin dari

99,70 pada triwulan IV 2020 menjadi 99,50 pada triwulan I 2021. Dilain sisi,

petani pada Subsektor Peternakan dan Tanaman Pangan menunjukkan

kenaikan NTP masing-masing sebesar 0,96 dan 1,63 poin.

Indeks Penghasilan Konsumen (Hasil Survei Konsumen)Selaras dengan data BPS yang menunjukkan TPT di perkotaan yang

mengalami peningkatan, hasil Survei Konsumen pada Maret 2021 uang

dilakukan Bank Indonesia di wilayah perkotaan juga menunjukkan Indeks

Penghasilan Konsumen (IPK) yang menurun dari 94,30 pada triwulan IV

2021 menjadi 67,00 pada triwulan I 2021 (Grafik 6.7). Hal ini menunjukkan

bahwa rumah tangga cenderung menunjukkan pesimisme terhadap

kondisi pendapatannya pada triwulan I 2021. Meskipun demikian, selaras

dengan perbaikan kondisi ekonomi yang disertai berbagai upaya

penanganan Covid-19 yang semakin efektif, masyarakat semakin optimis

bahwa pendapatannya akan membaik dalam waktu 6 bulan mendatang.

Hal tersebut terlihat dari peningkatan Indeks Ekspektasi Penghasilan dari

134,3 pada triwulan IV 2020 menjadi sebesar 147 pada periode laporan.

KemiskinanBerdasarkan data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi data

triwulan III 2020 (lag 2 triwulan dari data ketenagakerjaan dan

penghasilan), Pada September 2020, terdapat kenaikan garis kemiskinan

yang merupakan gambaran kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.

Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat

sebesar Rp368.529 per kapita atau naik sebesar 6,37% point-to-point jika

dibandingkan dengan garis kemiskinan pada September 2019 yang

tercatat sebesar Rp346.466 per kapita. Berdasarkan jenisnya,

peningkatan garis kemiskinan disebabkan oleh meningkatnya garis

kemiskinan non makanan dan garis kemiskinan makanan. Pada periode

laporan, garis kemiskinan makanan masih menjadi penyumbang utama di

Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 74,86%.

Di tengah menurunnya pendapatan masyarakat serta peningkatan jumlah

pengangguran seiring dengan adanya pandemi Covid-19, peningkatan

garis kemiskinan disertai dengan kenaikan kemiskinan. Pada September

2020, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak

67 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

317,32 ribu orang, meningkat 17,35 ribu orang jika dibandingkan dengan

jumlah penduduk miskin pada September 2019. Secara persentase

terhadap total penduduk, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara

mengalami peningkatan dari 11,00% pada September 2019 menjadi 11,69%

pada September 2020 (Grafik 6.9).

Berdasarkan lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara

mayoritas berada di daerah pedesaan dengan pangsa sebesar 76,93%,

sementara 23,07% sisanya berada di daerah perkotaan. Lebih jauh,

penduduk miskin di perkotaan meningkat dari 6,81% pada September 2019

menjadi 7,62% pada September 2020, sementara penduduk miskin di

pedesaan mengalami peningkatan yaitu dari 13,77% pada September 2019

menjadi 13,93% pada September 2020. Peningkatan penduduk miskin di

Kota terlihat lebih tinggi dibandingkan sdi wilayah pedesaan. Hal ini

Ketimpangan PendapatanDitengah dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap kondisi

ketenagakerjaan dan kemiskinan, tingkat ketimpangan pendapatan

penduduk Sulawesi justru menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari

gini ratio Sulawesi Tenggara yang menurun pada perode laporan menjadi

0,388 dari 0,393 pada September 2019.

Jika dilihat berdasarkan lokasinya, penurunan gini ratio pada September

2020 terjadi di daerah pedesaan yang tercatat sebesar 0,348 pada Bulan

September 2020, mengalami penurunan sebesar 0,005 dibandingkan

September 2019 yang tercatat sebesar 0,353. Sementara itu, ketimpangan

Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS PROV SULTRA, DIOLAH

PEDESAANPERKOTAAN SULTRA

2020

MAR SEP

2019

MAR SEP

2018

MAR SEP

2017

SEP

0,403

0,348

0,388

0,3

0,32

0,34

0,36

0,38

0,4

0,42

0,44

Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara

RIBU JIWA

SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH

SEP-17 MAR-18 SEP-18 MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20

%

73,22

244,1

10,00

11,00

12,00

13,00

0

50

100

150

200

250

300

350

11,69

PENDUDUK MISKIN KOTA PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (SB.KANAN)PENDUDUK MISKIN DESA

Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara

SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH

2021 I 2020 IV

70 80 90 100 110

Total

Tanaman Pangan

Hortikultura

Perkebunan Rakyat

Peternakan

Perikanan

96,89

98,69

103,87

92,24

104,67

99,50

101,78

97,06

104,74

94,13

103,71

99,7

Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen

SUMBER: SK KPW BI SULTRA, DIOLAH

INDEKS EKSPEKTASI PENGHASILANINDEKS PENGHASILAN SAAT INI

SBT

I II

2018

III IV I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

67,0

134,3

0

50

100

150

200

Sumber: BPS (Sakernas)

Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020

KOMPONEN

Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH)

Harapan Lama Sekolah (HLS)

Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Pengeluaran Per Kapita

IPM

Pertumbuhan IPM

2014

70,39

12,78

8,02

8.555

68,07

0,78

2015

70,44

13,07

8,18

8.697

68,75

0,99

2016

70,46

13,07

8,32

8.697

69,31

0,81

2017

70,47

13,36

8,46

9.094

69,86

0,79

2018

70,72

13,53

8,69

9.262

70,61

1,07

2019

70,97

13,55

8,91

9.436

71,20

0,84

2020

71,22

13,65

9,04

9.331

71,45

0,25

SATUAN

Tahun

Tahun

Tahun

Rp ribu

%

2013

70,28

12,45

7,93

8.537

67,55

0,72

didorong oleh peningkatan TPT di wilayah perkotaan yang relatif lebih

tinggi dibandingkan di wilayah pedesaan.

68BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

a. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup lebih besar hingga

71,22 tahun, meningkat 0,25 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah

selama 13,65 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan dengan tahun

2019.

c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah

menempuh pendidikan selama 9,04 tahun, meningkat 0,13 tahun

dibandingkan tahun 2019.

d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada tahun

2020 tercatat sebesar Rp9.331.000, meningkat Rp105.000

dibandingkan tahun 2019.

Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk

mengukur keberhasilan pembangunan dalam upaya membangun kualitas

hidup manusia. Sejak tahun 2018 hingga 2020 IPM Sulawesi Tenggara

tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, IPM Sulawesi

Tenggara terus mengalami peningkatan dari 71,20 pada tahun 2019

menjadi 71,45 pada tahun 2020. Meskipun demikian, capain IPM tersebut

masih berada dibawah nasional yang tercatat sebesar 71,94, khususnya

pada komponen Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHHL) dan Pengeluaran

per Kapita.

Pada tahun 2020, komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan,

antara lain:

pendapatan justru mengalami peningkatan di daerah perkotaan yang

meningkat sebesar 0,001 dari 0,402 pada September 2019 menjadi 0,403

pada September 2020. Hal tersebut cukup selaras dengan kenaikan TPT

yang terjadi di wilayah perkotaan yang disertai dengan menurunnya TPT di

wilayah pedesaan.

69 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

a. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup lebih besar hingga

71,22 tahun, meningkat 0,25 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah

selama 13,65 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan dengan tahun

2019.

c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah

menempuh pendidikan selama 9,04 tahun, meningkat 0,13 tahun

dibandingkan tahun 2019.

d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada tahun

2020 tercatat sebesar Rp9.331.000, meningkat Rp105.000

dibandingkan tahun 2019.

Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk

mengukur keberhasilan pembangunan dalam upaya membangun kualitas

hidup manusia. Sejak tahun 2018 hingga 2020 IPM Sulawesi Tenggara

tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, IPM Sulawesi

Tenggara terus mengalami peningkatan dari 71,20 pada tahun 2019

menjadi 71,45 pada tahun 2020. Meskipun demikian, capain IPM tersebut

masih berada dibawah nasional yang tercatat sebesar 71,94, khususnya

pada komponen Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHHL) dan Pengeluaran

per Kapita.

Pada tahun 2020, komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan,

antara lain:

pendapatan justru mengalami peningkatan di daerah perkotaan yang

meningkat sebesar 0,001 dari 0,402 pada September 2019 menjadi 0,403

pada September 2020. Hal tersebut cukup selaras dengan kenaikan TPT

yang terjadi di wilayah perkotaan yang disertai dengan menurunnya TPT di

wilayah pedesaan.

69 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

ProspekPerekonomianDaerah

BAB VII

ProspekPerekonomianDaerah

BAB VII

7.1. PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL DAN NASIONAL

Setelah mengalami periode yang cukup buruk akibat terjadinya pandemi

Covid-19, perekonomian global diyakini mulai memasuki fase pemulihan.

Hal tersebut tercemin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang

membaik sebagaimana yang dirilis oleh IMF melalui World Economic

Outlook April 2021. Pada rilis tersebut, perekonomian global pada tahun

2021 diperkirakan akan mengalami perbaikan sebesar 6,0% (yoy) membaik

jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari 2021 yang diperkirakan

tumbuh sebesar 5,5% (yoy). Perbaikan tersebut sejalan dengan

implementasi vaksinasi Covid 19 di banyak negara untuk membangun herd

immunity dan mendorong mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta

berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.

Perbaikan perekonomian global tersebut didukung oleh pemulihan yang

terjadi pada perekonomian negara maju dan perekonomian negara

berkembang. Pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi di negara maju

ditopang terutama oleh Amerika Serikat, sedangkan di negara

berkembang didorong oleh perbaikan ekonomi Tiongkok. Amerika Serikat

menjadi negara yang diyakini perekonomiannya akan membaik jika

dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yaitu diperkirakan tumbuh

6,4% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari

2021 yang sebesar 5,1% (yoy). Selain itu, perekonomian Kawasan Eropa

juga diperkirakan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

perkiraan pada Januari 2021 yaitu dari 4,2% (yoy) menjadi 4,4% (yoy). Hal

serupa juga terjadi di Jepang yang diperkirakan perekonomiannya akan

tumbuh sebesar 3,3% (yoy), membaik jika dibandingkan dengan proyeksi

pada Januari 2020 yang tumbuh sebesar 3,1% (yoy). Kondisi tersebut

menyebabkan perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebesar

5,1% (yoy) dibandingkan proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,8%

(yoy).

Kondisi serupa terjadi pada perekonomian negara berkembang yang juga

mengalami perbaikan sebesar 6,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

proyeksi sebelumnya sebesar 6,3% (yoy). Kondisi tersebut disebabkan

oleh perekonomian negara berkembang di Asia yang diperkirakan akan

mengalami perbaikan, yaitu sebesar 8,6% (yoy) dibandingkan dengan

proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,3% (yoy). Kondisi tersebut

disebabkan oleh perkiraan perbaikan pada pada perekonomian India

(12,5% yoy) dan Tiongkok (8,4% yoy), meskipun masih tertahan oleh

perekonomian ASEAN-5 yang diperkirakan akan lebih rendah

dibandingkan proyeksi sebelumnya seiring dengan kasus COVID-19 yang

masih tinggi dibeberapa negara seperti Malaysia. Selain itu, proyeksi

perekonomian yang lebih baik juga terjadi pada negara berkembang

lainnya seperti Russia, Brazil, dan Meksiko.

Melihat kondisi tersebut, kondisi perekonomian global diperkirakan akan

melanjutkan pemulihannya pada tahun 2021. Perekonomian ekonomi

global diperkirkan dapat tumbuh sebesar 6,0% (yoy) didukung oleh

7.1.1. Prospek Perekonomian Global

perekonomian negara maju yang tumbuh sebesar 5,1% (yoy) dan

perekonomian negara berkembang yang tumbuh sebesar 6,7% (yoy).

Kinerja positif sejumlah indikator pada Maret 2021 mengkonfirmasi

berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut. Purchasing Manager's

Index (PMI) manufaktur dan jasa, penjualan ritel dan keyakinan konsumen

di beberapa negara yang terus meningkat. Sejalan dengan perbaikan

ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia

terus meningkat yang mendorong perbaikan perekonomian di masa

mendatang. Meskipun demikian, pemulihan yang tidak merata didorong

antara lain program vaksinasi yang lebih masif di negara maju

dibandingkan dengan negara berkembang.

Sejalan dengan perekonomian global, perekonomian Indonesia juga sudah

memasuki tren pemulihan. Hal tersebut tercermin dari perekonomian

Indonesia yang kembali mengalami perbaikan pada triwulan I 2020 dengan

kontraksi yang lebih rendah dari triwulan IV 2020, yaitu dari -2,19% (yoy)

menjadi -0,74% (yoy). Perbaikan terutama didorong oleh kinerja ekspor

akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal

(belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi

nonbangunan. Sementara itu, perbaikan konsumsi rumah tangga masih

belum kuat dipengaruhi oleh masih terbatasnya mobilitas masyarakat

sejalan dengan pengendalian Covid-19 di sejumlah wilayah. Secara spasial,

perbaikan ekonomi terjadi di seluruh wilayah, dengan Sulawesi-Maluku-

Papua (Sulampua) melanjutkan pertumbuhan positif. Pada triwulan II 2021,

berbagai indikator dini menunjukkan ekonomi terus membaik, seperti

tercermin pada ekspektasi konsumen, penjualan eceran, PMI Manufaktur,

serta realisasi ekspor dan impor yang tetap meningkat. Dari sisi

permintaan, perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan

ekspor dan investasi nonbangunan. Dari sisi lapangan usaha (LU),

peningkatan terjadi di sejumlah sektor seperti Industri Pengolahan,

Perdagangan, dan Konstruksi. Dengan perkembangan tersebut,

pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia

pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1% - 5,1%.

Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga Mei 2021 memutuskan

untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI 7-day Reverse Repo

Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan dengan prakiraan inflasi yang

7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

SUMBER: WORLD ECONOMIC OUTLOOK IMF APRIL 2021

2019 : 2,82020 : -3,32021P : 6,0PDB DUNIA

AS2019 : 2,22020 : -3,52021P : 6,4

EROPA2019 : 1,32020 : -6,62021P : 4,4

TIONGKOK2019 : 6,02020 : 2,32021P : 8,4

INDIA2019 : 4,22020 : -8,02021P : 12,5

JEPANG2019 : 0,32020 : -4,82021P : 3,3

72 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

tetap rendah, serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan

mempercepat upaya pemulihan ekonomi. Bank Indonesia juga terus

mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial

akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia

untuk memperkuat upaya pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut melalui

berbagai langkah kebijakan sebagai berikut a) melanjutkan kebijakan nilai

tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan

fundamental dan mekanisme pasar, b) melanjutkan penguatan strategi

operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter

akomodatif, c) melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar

Kredit (SBDK) perbankan dengan penekanan pada komponen-komponen

SBDK (cost of fund, overhead cost, dan profit margin) dan masih lambatnya

penurunan suku bunga kredit baru, d) memperkuat kebijakan

makroprudensial akomodatif melalui penyempurnaan kebijakan rasio

kredit UMKM menjadi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif

Makroprudensial (RPIM) antara lain melalui perluasan mitra bank dalam

penyaluran pembiayaan inklusif, sekuritisasi pembiayaan inklusif, dan

model bisnis lain, e) menurunkan batas maksimum suku bunga Kartu

Kredit dari 2% menjadi 1,75% per bulan dalam rangka mendukung

transmisi kebijakan suku bunga dan efisiensi transaksi nontunai, berlaku

sejak 1 Juli 2021, f) memperluas pendalaman pasar uang melalui

percepatan pendirian Central Counterparty (CCP) dan standardisasi

transaksi repo yang dapat dikliringkan melalui CCP, g) memfasilitasi

penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan

sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama

dengan instansi terkait.

Adapun target inflasi nasional pada tahun 2021 diperkirakan masih sama

dengan tahun sebelumnya yaitu berada pada kisaran sasaran sebesar

3,0%±1%. Permintaan domestik yang meningkat seiring recovery

perekonomian domestik dapat menjadi faktor pendorong permintaan

inflasi di tahun 2021. Meskipun demikian, Bank Indonesia tetap

berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi

kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah

melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID), guna menjaga inflasi IHK

sesuai kisaran targetnya.

7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMISULAWESI TENGGARA

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison,

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan

mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2020

dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni

dalam range 3,0% - 4,0%. Perbaikan ekonomi yang lebih tinggi

terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah indikator dini, seperti

perkiraan kegiatan usaha dari sisi konsumen dan perkiraan omzet

penjualan korporasi yang terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut,

harga komoditas nikel yang terus meningkat juga mendorong perbaikan

ekonomi di masa mendatang.

Terus membaiknya penanganan Covid-19 melalui program vaksinasi yang

terencana dan terlaksana dengan baik diperkirakan akan terus

meningkatkan optimisme masyarakat serta dunia usaha dan menjadi

faktor utama akselerasi pemulihan kondisi ekonomi Sulawesi Tenggara

pada tahun 2021. Meskipun demikian, penyebaran Covid varian baru

berpotensi menyebabkan disrupsi pada perdagangan antarwilayah dan

negara.

Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap

penanganan Covid-19 diperkirakan akan terus mendorong kenaikan

aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah perbaikan kondisi

pendapatan yang berdampak langsung pada peningkatan konsumsi.

Selain itu berbagai bantuan yang diberikan pemerintah juga diperkirakan

akan terus dapat menjaga konsumsi masyarakat tidak mampu. Konsumsi

pemerintah juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh

lembali meningkatnya pembangunan proyek-proyek pemerintah yang

sempat tertunda pada masa pandemi serta peningkatan berbagai

kegiatan MICE. Peningkatan harga komoditas dunia yang disertai dengan

kemudahan investasi diperkirakan akan menjadi daya tarik untuk investor

baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi pada industri yang

terkait dengan komoditas unggulan Sulawesi Tenggara.

Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung

oleh industri stainless steel yang menurut rencana akan mencapai

kapasitas maksimalnya pada tahun 2021. Selain itu, beroperasionalnya

pabrik gula dan pabrik aspal dengan kapasitas yang cukup besar juga

SKALA LIKERT

Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi

SUMBER: LIAISON KPW BI SULTRA, BI

I

2019

II III IV I

2020

II III IV

2,50

2,00

1,50

1,00

0,50

0,00

-0,50

-1,00I

2021

I

2018

II III IV

LS PENJ. EKSPORLS PENJ. DOMESTIK LS EKSPEKTASI PENJUALAN

II

SBT

Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen

SUMBER: SK KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

PDRB (SB. KANAN)INDEKS PERKIRAAN USAHA (MOV.2Q)

190

180

170

160

150

140

130

120

110

100

%, YOY 8

6

4

2

0

-2

-4I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I IIP

73BAB VIILaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

7.1. PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL DAN NASIONAL

Setelah mengalami periode yang cukup buruk akibat terjadinya pandemi

Covid-19, perekonomian global diyakini mulai memasuki fase pemulihan.

Hal tersebut tercemin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang

membaik sebagaimana yang dirilis oleh IMF melalui World Economic

Outlook April 2021. Pada rilis tersebut, perekonomian global pada tahun

2021 diperkirakan akan mengalami perbaikan sebesar 6,0% (yoy) membaik

jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari 2021 yang diperkirakan

tumbuh sebesar 5,5% (yoy). Perbaikan tersebut sejalan dengan

implementasi vaksinasi Covid 19 di banyak negara untuk membangun herd

immunity dan mendorong mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta

berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.

Perbaikan perekonomian global tersebut didukung oleh pemulihan yang

terjadi pada perekonomian negara maju dan perekonomian negara

berkembang. Pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi di negara maju

ditopang terutama oleh Amerika Serikat, sedangkan di negara

berkembang didorong oleh perbaikan ekonomi Tiongkok. Amerika Serikat

menjadi negara yang diyakini perekonomiannya akan membaik jika

dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yaitu diperkirakan tumbuh

6,4% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan proyeksi pada Januari

2021 yang sebesar 5,1% (yoy). Selain itu, perekonomian Kawasan Eropa

juga diperkirakan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

perkiraan pada Januari 2021 yaitu dari 4,2% (yoy) menjadi 4,4% (yoy). Hal

serupa juga terjadi di Jepang yang diperkirakan perekonomiannya akan

tumbuh sebesar 3,3% (yoy), membaik jika dibandingkan dengan proyeksi

pada Januari 2020 yang tumbuh sebesar 3,1% (yoy). Kondisi tersebut

menyebabkan perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebesar

5,1% (yoy) dibandingkan proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,8%

(yoy).

Kondisi serupa terjadi pada perekonomian negara berkembang yang juga

mengalami perbaikan sebesar 6,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

proyeksi sebelumnya sebesar 6,3% (yoy). Kondisi tersebut disebabkan

oleh perekonomian negara berkembang di Asia yang diperkirakan akan

mengalami perbaikan, yaitu sebesar 8,6% (yoy) dibandingkan dengan

proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,3% (yoy). Kondisi tersebut

disebabkan oleh perkiraan perbaikan pada pada perekonomian India

(12,5% yoy) dan Tiongkok (8,4% yoy), meskipun masih tertahan oleh

perekonomian ASEAN-5 yang diperkirakan akan lebih rendah

dibandingkan proyeksi sebelumnya seiring dengan kasus COVID-19 yang

masih tinggi dibeberapa negara seperti Malaysia. Selain itu, proyeksi

perekonomian yang lebih baik juga terjadi pada negara berkembang

lainnya seperti Russia, Brazil, dan Meksiko.

Melihat kondisi tersebut, kondisi perekonomian global diperkirakan akan

melanjutkan pemulihannya pada tahun 2021. Perekonomian ekonomi

global diperkirkan dapat tumbuh sebesar 6,0% (yoy) didukung oleh

7.1.1. Prospek Perekonomian Global

perekonomian negara maju yang tumbuh sebesar 5,1% (yoy) dan

perekonomian negara berkembang yang tumbuh sebesar 6,7% (yoy).

Kinerja positif sejumlah indikator pada Maret 2021 mengkonfirmasi

berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut. Purchasing Manager's

Index (PMI) manufaktur dan jasa, penjualan ritel dan keyakinan konsumen

di beberapa negara yang terus meningkat. Sejalan dengan perbaikan

ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia

terus meningkat yang mendorong perbaikan perekonomian di masa

mendatang. Meskipun demikian, pemulihan yang tidak merata didorong

antara lain program vaksinasi yang lebih masif di negara maju

dibandingkan dengan negara berkembang.

Sejalan dengan perekonomian global, perekonomian Indonesia juga sudah

memasuki tren pemulihan. Hal tersebut tercermin dari perekonomian

Indonesia yang kembali mengalami perbaikan pada triwulan I 2020 dengan

kontraksi yang lebih rendah dari triwulan IV 2020, yaitu dari -2,19% (yoy)

menjadi -0,74% (yoy). Perbaikan terutama didorong oleh kinerja ekspor

akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal

(belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi

nonbangunan. Sementara itu, perbaikan konsumsi rumah tangga masih

belum kuat dipengaruhi oleh masih terbatasnya mobilitas masyarakat

sejalan dengan pengendalian Covid-19 di sejumlah wilayah. Secara spasial,

perbaikan ekonomi terjadi di seluruh wilayah, dengan Sulawesi-Maluku-

Papua (Sulampua) melanjutkan pertumbuhan positif. Pada triwulan II 2021,

berbagai indikator dini menunjukkan ekonomi terus membaik, seperti

tercermin pada ekspektasi konsumen, penjualan eceran, PMI Manufaktur,

serta realisasi ekspor dan impor yang tetap meningkat. Dari sisi

permintaan, perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan

ekspor dan investasi nonbangunan. Dari sisi lapangan usaha (LU),

peningkatan terjadi di sejumlah sektor seperti Industri Pengolahan,

Perdagangan, dan Konstruksi. Dengan perkembangan tersebut,

pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia

pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1% - 5,1%.

Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga Mei 2021 memutuskan

untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI 7-day Reverse Repo

Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan dengan prakiraan inflasi yang

7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

SUMBER: WORLD ECONOMIC OUTLOOK IMF APRIL 2021

2019 : 2,82020 : -3,32021P : 6,0PDB DUNIA

AS2019 : 2,22020 : -3,52021P : 6,4

EROPA2019 : 1,32020 : -6,62021P : 4,4

TIONGKOK2019 : 6,02020 : 2,32021P : 8,4

INDIA2019 : 4,22020 : -8,02021P : 12,5

JEPANG2019 : 0,32020 : -4,82021P : 3,3

72 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

tetap rendah, serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan

mempercepat upaya pemulihan ekonomi. Bank Indonesia juga terus

mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial

akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia

untuk memperkuat upaya pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut melalui

berbagai langkah kebijakan sebagai berikut a) melanjutkan kebijakan nilai

tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan

fundamental dan mekanisme pasar, b) melanjutkan penguatan strategi

operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter

akomodatif, c) melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar

Kredit (SBDK) perbankan dengan penekanan pada komponen-komponen

SBDK (cost of fund, overhead cost, dan profit margin) dan masih lambatnya

penurunan suku bunga kredit baru, d) memperkuat kebijakan

makroprudensial akomodatif melalui penyempurnaan kebijakan rasio

kredit UMKM menjadi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif

Makroprudensial (RPIM) antara lain melalui perluasan mitra bank dalam

penyaluran pembiayaan inklusif, sekuritisasi pembiayaan inklusif, dan

model bisnis lain, e) menurunkan batas maksimum suku bunga Kartu

Kredit dari 2% menjadi 1,75% per bulan dalam rangka mendukung

transmisi kebijakan suku bunga dan efisiensi transaksi nontunai, berlaku

sejak 1 Juli 2021, f) memperluas pendalaman pasar uang melalui

percepatan pendirian Central Counterparty (CCP) dan standardisasi

transaksi repo yang dapat dikliringkan melalui CCP, g) memfasilitasi

penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan

sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama

dengan instansi terkait.

Adapun target inflasi nasional pada tahun 2021 diperkirakan masih sama

dengan tahun sebelumnya yaitu berada pada kisaran sasaran sebesar

3,0%±1%. Permintaan domestik yang meningkat seiring recovery

perekonomian domestik dapat menjadi faktor pendorong permintaan

inflasi di tahun 2021. Meskipun demikian, Bank Indonesia tetap

berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi

kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah

melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID), guna menjaga inflasi IHK

sesuai kisaran targetnya.

7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMISULAWESI TENGGARA

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison,

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan

mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2020

dan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni

dalam range 3,0% - 4,0%. Perbaikan ekonomi yang lebih tinggi

terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah indikator dini, seperti

perkiraan kegiatan usaha dari sisi konsumen dan perkiraan omzet

penjualan korporasi yang terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut,

harga komoditas nikel yang terus meningkat juga mendorong perbaikan

ekonomi di masa mendatang.

Terus membaiknya penanganan Covid-19 melalui program vaksinasi yang

terencana dan terlaksana dengan baik diperkirakan akan terus

meningkatkan optimisme masyarakat serta dunia usaha dan menjadi

faktor utama akselerasi pemulihan kondisi ekonomi Sulawesi Tenggara

pada tahun 2021. Meskipun demikian, penyebaran Covid varian baru

berpotensi menyebabkan disrupsi pada perdagangan antarwilayah dan

negara.

Dari sisi permintaan, peningkatan keyakinan masyarakat terhadap

penanganan Covid-19 diperkirakan akan terus mendorong kenaikan

aktivitas dan juga minat belanja masyarakat di tengah perbaikan kondisi

pendapatan yang berdampak langsung pada peningkatan konsumsi.

Selain itu berbagai bantuan yang diberikan pemerintah juga diperkirakan

akan terus dapat menjaga konsumsi masyarakat tidak mampu. Konsumsi

pemerintah juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung oleh

lembali meningkatnya pembangunan proyek-proyek pemerintah yang

sempat tertunda pada masa pandemi serta peningkatan berbagai

kegiatan MICE. Peningkatan harga komoditas dunia yang disertai dengan

kemudahan investasi diperkirakan akan menjadi daya tarik untuk investor

baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi pada industri yang

terkait dengan komoditas unggulan Sulawesi Tenggara.

Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan didukung

oleh industri stainless steel yang menurut rencana akan mencapai

kapasitas maksimalnya pada tahun 2021. Selain itu, beroperasionalnya

pabrik gula dan pabrik aspal dengan kapasitas yang cukup besar juga

SKALA LIKERT

Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi

SUMBER: LIAISON KPW BI SULTRA, BI

I

2019

II III IV I

2020

II III IV

2,50

2,00

1,50

1,00

0,50

0,00

-0,50

-1,00I

2021

I

2018

II III IV

LS PENJ. EKSPORLS PENJ. DOMESTIK LS EKSPEKTASI PENJUALAN

II

SBT

Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen

SUMBER: SK KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

PDRB (SB. KANAN)INDEKS PERKIRAAN USAHA (MOV.2Q)

190

180

170

160

150

140

130

120

110

100

%, YOY 8

6

4

2

0

-2

-4I

2019

II III IV I

2020

II III IV I

2021

I IIP

73BAB VIILaporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

USD/KG

Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao

SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020

COCOANICKEL

USD/KG17.000

16.000

15.000

14.000

13.000

12.000

11.000

10.000

9.000

8.000

3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

2017 2018 2019 20202015 2016 2021P

USD/bbl

Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia

SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020

75

70

65

60

55

50

45

40

35

30

2017 2018 2019 20202015 2016 2021P

dapat mendorong peningkatan ekspor Sulawesi Tenggara. Sejalan dengan

kinerja ekspor yang meningkat, kinerja impor juga diperkirakan akan

mengalami peningkatan untuk mendukung aktivitas ekspor tersebut.

Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan diperkirakan akan terjadi

pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha

pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi,

dan lapangan usaha perdagangan. Kinerja lapangan usaha pertanian

diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring peningkatan

permintaan sejalan dengan perbaikan daya beli masyarakat. Sedangkan,

kinerja lapangan usaha pertambangan juga diperkirakan akan mengalami

peningkatan untuk mendukung hilirisasi pengolahan nikel di Sulawesi

Tenggara.

Selain itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan mengalami

peningkatan sejalan dengan pulihnya daya beli dan aktivitas masyarakat

seiring implementasi penanganan Covid-19 yang lebih baik (termasuk

vaksinasi). Lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan akan mengalami

peningkatan didorong oleh pelaksanaan berbagai proyek pembangunan

fisik baik oleh pemerintah maupun swasta setelah tahun lalu banyak

dilakukan penundaan.

Meskipun demikian, upaya peningkatan perekonomian daerah harus terus

dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan

berkualitas pada periode mendatang. Upaya yang dapat dilakukan yakni a)

pengembangan sektor potensial yang memiliki daya dorong besar

terhadap perekonomian dengan risiko penyebaran COVID-19 yang rendah

seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, b) pengembangan

UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru Sulawesi Tenggara, c)

membentuk ekosistem ekonomi dan keuangan digital dalam rangka

mendorong upaya percepatan pemulihan dan pengembangan

perekonomian daerah, serta d) mempercepat realisasi APBD dan stimulus

fiskal untuk mendorong pemulihan ekonomi, dukungan dan

pengembangan UMKM serta insentif usaha.

Tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada

pada sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih

tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan

daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik

diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya

peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.

Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah terutama terkait dengan

penetapan tarif cukai rokok dan kenaikan harga tiket angkutan udara

sejalan dengan prakiraan membaiknya penanganan Covid-19 dapat

menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan inflasi pada tahun

2021. Disamping itu, potensi kenaikan harga komoditas dunia sejalan

dengan membaiknya ekonomi global dan kebijakan Bank Sentral lainnya

juga dapat mempengaruhi capaian infasi pada tahun 2021. Meskipun

demikian, sinergi TPID yang terus membaik melalui upaya penguatan 4K

(Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancara distribusi, dan

Komunikasi Efektif) dan realisasi KAD perdagangan dapat menjadi faktor

yang menahan peningkatkan inflasi pada periode mendatang sehingga

inflasi tetap terjaga dalam sasaran target.

7.3. PROSPEK INFLASI SULAWESI TENGGARA

74 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

USD/KG

Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao

SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020

COCOANICKEL

USD/KG17.000

16.000

15.000

14.000

13.000

12.000

11.000

10.000

9.000

8.000

3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

2017 2018 2019 20202015 2016 2021P

USD/bbl

Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia

SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2020

75

70

65

60

55

50

45

40

35

30

2017 2018 2019 20202015 2016 2021P

dapat mendorong peningkatan ekspor Sulawesi Tenggara. Sejalan dengan

kinerja ekspor yang meningkat, kinerja impor juga diperkirakan akan

mengalami peningkatan untuk mendukung aktivitas ekspor tersebut.

Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan diperkirakan akan terjadi

pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha

pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi,

dan lapangan usaha perdagangan. Kinerja lapangan usaha pertanian

diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring peningkatan

permintaan sejalan dengan perbaikan daya beli masyarakat. Sedangkan,

kinerja lapangan usaha pertambangan juga diperkirakan akan mengalami

peningkatan untuk mendukung hilirisasi pengolahan nikel di Sulawesi

Tenggara.

Selain itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan mengalami

peningkatan sejalan dengan pulihnya daya beli dan aktivitas masyarakat

seiring implementasi penanganan Covid-19 yang lebih baik (termasuk

vaksinasi). Lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan akan mengalami

peningkatan didorong oleh pelaksanaan berbagai proyek pembangunan

fisik baik oleh pemerintah maupun swasta setelah tahun lalu banyak

dilakukan penundaan.

Meskipun demikian, upaya peningkatan perekonomian daerah harus terus

dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan

berkualitas pada periode mendatang. Upaya yang dapat dilakukan yakni a)

pengembangan sektor potensial yang memiliki daya dorong besar

terhadap perekonomian dengan risiko penyebaran COVID-19 yang rendah

seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, b) pengembangan

UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru Sulawesi Tenggara, c)

membentuk ekosistem ekonomi dan keuangan digital dalam rangka

mendorong upaya percepatan pemulihan dan pengembangan

perekonomian daerah, serta d) mempercepat realisasi APBD dan stimulus

fiskal untuk mendorong pemulihan ekonomi, dukungan dan

pengembangan UMKM serta insentif usaha.

Tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada

pada sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% + 1%, namun sedikit lebih

tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas dan

daya beli masyarakat seiring recovery perekonomian domestik

diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya

peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi Tenggara.

Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah terutama terkait dengan

penetapan tarif cukai rokok dan kenaikan harga tiket angkutan udara

sejalan dengan prakiraan membaiknya penanganan Covid-19 dapat

menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan inflasi pada tahun

2021. Disamping itu, potensi kenaikan harga komoditas dunia sejalan

dengan membaiknya ekonomi global dan kebijakan Bank Sentral lainnya

juga dapat mempengaruhi capaian infasi pada tahun 2021. Meskipun

demikian, sinergi TPID yang terus membaik melalui upaya penguatan 4K

(Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancara distribusi, dan

Komunikasi Efektif) dan realisasi KAD perdagangan dapat menjadi faktor

yang menahan peningkatkan inflasi pada periode mendatang sehingga

inflasi tetap terjaga dalam sasaran target.

7.3. PROSPEK INFLASI SULAWESI TENGGARA

74 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi TenggaraMei 2021

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI SULAWESI TENGGARAJl. Sultan Hasanuddin No.150 Kota KendariSulawesi Tenggara 93122Telepon: (0401) 3121655www.bi.go.id

LAPORANPEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara