Pengertian Wawancara

56
A. Pengertian Wawancara wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal. B. Tujuan Wawancara dalam pengkajian data keperawatan: C. · Mendapatkan informasi yg diperlukan dalam mengidentifikasi & merencanakan tindakana keperawatan D. · Meningkatkan hubungan perawat-klien dalam komunikasi E. · Membantu klien memperoleh informasi & berpartisipasi dalam identifikasi masalah & tujuan F. · Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian. G. (Iyer et.al.,1996). H. Komunikasi keperawatan,adalah: proses kompleks yg butuh kemampuan skill komunikasi & interaksi. Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta 2011 Minggu, 30 Desember 2012

Transcript of Pengertian Wawancara

A. Pengertian Wawancarawawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.

B. Tujuan Wawancara dalam pengkajian data keperawatan:C. ·       Mendapatkan informasi yg diperlukan dalam

mengidentifikasi & merencanakan tindakana keperawatanD. ·       Meningkatkan hubungan perawat-klien dalam komunikasiE. ·       Membantu klien memperoleh informasi & berpartisipasi

dalam identifikasi masalah & tujuanF. ·       Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih

lanjut selama tahap pengkajian.G. (Iyer et.al.,1996).H. Komunikasi keperawatan,adalah: proses kompleks yg butuh

kemampuan skill komunikasi & interaksi.

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksudmerasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian

S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta 2011 Minggu, 30 Desember 2012

asuhan keperawatan pasien diare

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDiare merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat baikk di negara berkembang maupun di negara berkembang. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktuyang singkat.Diare yang akut gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare yang kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksimaupun non infek;si. Dari penyebab diare yang banyak adalahdiare infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Diare infeksi juga dapat menyebabkan kematian.Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2006 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli. (Anonym. Wikipedia, The Free Encyclopedia.

B. Tujuan 1. Tujuan UmumMahasiswa diharapkan dapat memahami cara pengkajian sampai dengan pendokumentasian asuhan keperawatan pasien Diare.2. Tujuan KhususMahasiswa dapat:a. Menjelaskan definisi diareb. Menjelaskan penyebab diarec. Menjelaskan gejala diared. Menjelaskan cara pencegahan diaree. Melakukan pengkajian pada pasien diaref. Melakukan analisa data pada pasien diareg. Melakukan diagnosa pada pasien diareh. Merumuskan intervensi keperawatani. Melakukan implementasi keperawatanj. Melakukan evaluasi dari tindakan keperawatank. Pendokumentasian proses keperawatan

C. Manfaat1. Manfaat bagi pasien dan keluargaPasien dan keluarga dapat mengetahui tentang penyakit diare yang diderita dan mengetahui cara perawatan diare dengan benar. 2. Manfaat bagi institusiDapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang datang.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Definisi

Diare menurut mansjoer (2000) adalah frekuensi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah ateu tinja yang terjadisecara mendadak yang berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat.Sedangkan menurut  Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah BABdengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat.Jadi kesimpulannya adalah Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya dari 200 g atau 200 ml/24 jam.

B. EtiologiFaktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah:1. Infeksi Enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakanpenyebab utama diare.                                                       Infeksi Bakteria  :    Vibrio, E.coli, Salomella campilo baster. Infeksi Virus  : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus,    Astrovirus. Infeksi Parasit  : Cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoeba histolica,giardia lambia), jamur (candida aibicans).

2. Infeksi Parenteral :Infeksi diluar alat penceranaan makananseperti Tonsilitis, broncopneumonia, Encefalitis,meliputi:• Faktor Malabsorbsi : karbohidrat, lemak, protein• Faktor Makanan  : basi, racun, alergi• Faktor Psikologi  :  rasa takut dan cemas

C. Manifestasi KlinisBeberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001)antara lain:1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.2. Terdapat lika tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek ( elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata cekung,

membran mukosa kering.3. Kram abdomenal.4. Demam.5. Mual dan muntah.6. Anoreksia.7. Lemah.8. Pucat.9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.

D. PatofisiologiMenurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya mutilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium,potasium, dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metalbolik.Diare yang terjadi nerupakan proses dari transpor aktif akibatrangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus, sel dalam mukosa, intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsikan cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi.Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada tiga macam :1. Gangguan OsmotikAkibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserapakan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi ronggausus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.2. Gangguan SekresiAkibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas UsusHiperteristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan:a. Kehilangan air dan eliktrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibat gangguan keseombangan asam basa (asidosis metabolikhipokalemia)b. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaranbertambah)c. Hipoglikemiad. Gangguan sirkulasi darah

E. Pathway

F. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah : a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan. b. Pemeriksaan intubasi duodenum. c. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.

d. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.

Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 ) adalah :a. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi terhadap berbagai antibiotik. b. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit ( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang ). c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. d. 4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

G. Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan. a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuahsup, air tajin, ASI. Jangan memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol karena cairan yang terlalu banyak mengandung gula akan memperburuk diare. b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yangmengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral ( LRO ). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi kedalam 1 liter air bersih. c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping LRO.

Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain : a.  Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung

tangan bila menyentuh barang terinfeksi. c. Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero patogen dan cara mengurangi penularan.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus TerkaitAn. N umur 7 th diantar oleh keluarganya ke RS Sejahtera Medika karena sudah 4 hari buang air besar terus menerus, dalam sehari bisa lebih dari 6x, bahkan kemarin dalam sehari BAB sebanyak 9x, BAB cair dan berbusa serta bau yang sangat menyengat. An. N juga mengatakan perut seperti diremas-remas dan sangat sakit sehingga c Orang tua An. N sudah berusaha membelikan obat di warung tetapi tetap saja tidak ada perubahan justru semakin hari demamnya semakin meningkat, An. N juga terlihat semakin lemas dan tidak mau lagi melakukan aktivitas yang biasa An. N lakukan, An. N hanya rebahan di kamar tidur dan menangis. Ibu An. N mengatakan semenjak sakit An. N tidak bisa tidur nyenyak dan tidak pernah tidur siang seperti biasanya, selain itu An. N juga rewel serta menangis terus menerus dan tidak mau makan karena takut jika makan perutnya akan bertambah sakit. Kedua orang tua An. N juga mengatakan cemas dan takut dengan keadaan anaknya tersebut.Saat dilakukan pengkajian didapat hasil bibir kering, kulit bersisik, mata bengkak dan merah, terlihat lemah serta raut wajah terlihat meringis menahan sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik TTV di dapat hasil S= 400 C, N= 82X/menit, RR= 22X/menit.

B. Pengkajian Keperawatan1. Biodata :Pasien Nama    : An. NUsia   : 7 thAgama   : IslamPendidikan  : SDPekerjaan   : Pelajar

Status pernikahan : Belum MenikahAlamat   : Jalan Kledokan blok B41 CT Depok, Sleman, YogyakartaDiagnosa Medis : DiareTanggal Masuk RS : 08.00 WIB/ 22 April 2012Tanggal pengkajian : 08.00 WIB/ 23 April 2012Penanggung JawabNama   : Tn.MTUsia   : 35 thAgama   : IslamPendidikan  : S1Alamat   : Jalan Kledokan blok B41 CT Depok, Sleman, YogyakartaHubungan dengan klien : Ayah Kandung

2. Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit perut seperti diremas-remas dan sangat sakit.Riwayat Kesehatan :Riwayat penyakit sekarang, pasien masuk ke Rumah Sakit Sejahtera Medika karena sudah 4 hari BAB terus menerus, dalam sehari bisa lebih dari 6x sehari, bahkan kemarin dalam sehari BAB sebanyak 9x, BAB cair dan berbusa serta bau yang menyengat.Riwayat penyakit dahulu, klien pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.Riwayat penyakit keluarga, ibu klien mengatakan kakek klien mengalami penyakit diabetes mellitus dan ibu klien pernah menderita asma saat SMA.

 GENOGRAM

Keterangan :

  : Laki-laki

  : Perempuan

  : Klien

  : Tinggal satu rumah

3. Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien1. Aktivitas dan latihanNO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT1 Makan  2 22 Mandi  2 23 Berpakian  2 24 Toileting  2 35 Tingkat mobilitas di tempat tidur 0 26 Berpindah  0 27 Kemampuan ROM 0 28 Berjalan  0 39 Kekuatan otot 0 4

Keterangan : 0 bisa melakukan aktivitas dengan mandiri1 memerlukan bantuan alat2 memerlukan bantuan orang lain3 memerlukan bantuan orang lain dan alat4 ketergantungan sepenuhnya

2. Tidur dan istirahat Data sujektif : orang tua klien mengatakan klien biasanya tidur selama 9-10 jam, klien biasanya tidur siang. Saat di Rumah Sakit klien hanya tidur selam 3-4 jam, klien mengalami kesulitan tidur selama di Rumah Sakit, sering terbangun saat tidur dengan alasan klien mengeluh perutnya sangat sakit seperti di remas-remas.Data objektif : klien terlihat lemas.

3. Kenyaman dan nyeriNyeri : Palliative/Profokatif : paliatif saat tidur, profokatif saat tidak tidur Quality   : Nyeri seperti dirremas-remas Region   : Di bagian perut Scale   : 6Time   : 7 kali

4. NutrisiData subjektif : Klien mengatakan nafsu makannya berkurang, klien sulit makan. Ayah klien mengatakan BB sebelum sakit adalah 18 kg, TB : 75,6 cm. Saat di Rumah Sakit BB klien menurun menjadi 15 kg, klien takut makan karena jika makan perutnya akan bertambah sakit. Klien mengkonsumsi jenis makanan kabohidrat dan protein, makanan yang disukai klien adalah soup. Klien tidak mempunyai makanan pantang. Sebelum sakit, klien tidak mengalami kesulitan makan, klien tidak mengeluh mual dan muntah. Sebelumnya, klien tidak pernah mengalami operasi. Di Rumah Sakit, klien mendapatkan diet bubur dan hanya bisa menghabiskan setengah porsi, klien makan tanpa dibantu oleh orang lain.Data objektif : mukosa mulut klien kering, tidak terdapat lesipada bibir, kelembaban bibir klien kering, tidak ada perdarahan pada gusi.

5. Cairan, elektrolit dan asam basaNo Intake Output Balance cairan1 Minum= 800cc Bab 9x x 300cc= 2700cc  BC= intake – output2 Infuse= 2500cc (5 fabot infuse) Kencing 600ccMual muntah= 100cc = 3300 – 3429.4=   -129.4 cc3 Makan= 100cc Iwl (insisble water loss) 30-7= 23cc x 15 (bb)=345 x 37.5% (12.5% x 3o peningkatan suhu tubuh dari nilai normal) = 129.4 cc/kg bb  Total= 3300cc Total= 3529.4 cc Data subjektif : ayah klien mengatakan klien minum 800 cc/24 jam (4 gelas 200 cc), jenis minuman yang di konsumsi klien adalah air mineral yang mengandung elektrolit.Data objektif : turgor kulit klien tidak elastis dan bersisik,membran mukosa kering, tidak terdapat lesi pada bibir.

6. Oksigenasi Data subjektif : orang tua klien mengatakan klien tidak sesak nafas, batuk tidak produktif, tidak ada sakit dada.Data objektif : suara nafas vesikuler, batuk kering (non produktif), tidak ada batuk darah, tidak ada sputum, tidak adasianosis, tidak ada pernafasan cuping hidung.

7. Eliminasi fekal/bowelData subjektif : sebelum sakit An.N BAB 1-2x sehari, warna feses coklat, bau khas, konsistensi padat berbentuk silinder, tanpa disertai darah. Setelah sakit  An.N BAB 7x dalam sehari,berwarna kuning, berbau menyengat dan berbusa. Kebutuan pemenuhan eliminasi fekal An.N dibantu oleh orang tuanya.Data objektif : warna feses kuning, bau sangat menyengat, konsistensi cair, berlendirSetelah diberikan obat diare  warna feses kuning kecoklatan dengan konsistensi agak padat

8. Eliminasi UrinData subjektif : orang tua klien mengatakan tidak ada kelainanpada saat klien buang air kecil, klien tidak sering buang air kecil pada malam hari.Data objektif : urin klien tidak pekat, warna kuning jernih, bau khas, tidak menggunakan kateter, frekuensi 4x/hari, jumlah600 cc/24 jam. Kebutuhan pemenuhan eliminasi urin klien dibantu orang tua.

9. Sensori, persepsi, dan kognitifData sujektif : orang tua klien mengatakan anaknya tidak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, penciuman, sensasi taktil, dan pengecapan.Data objektif : reaksi terhadap rangsangan baik, orientasi baik, reaksi kedua pupil terhadap cahaya positif, pendengaran baik, penciuman terhadap bau-bauan baik.

4. Pemeriksaan Fisika. Keadaan UmumPada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran Composmentis, keadaan umum lemas, untuk tanda-tanda vital, suhu = 400 C, nadi = 82X/menit irama reguler, kekuatan sedang,  pernafasan =22X/menit irama reguler.b. Kepala

Bentuk kepala mecochephal, rambut hitam pendek, tidak ada ketombe. Muka tidak ada lesi. Mata, konjungtiva anemis, skleraikteris, pupil isokor, palpebra normal, lensa normal, visus normal. Hidung normal, bersih tidak ada sekret, dapat membedakan aroma makanan. Mulut, membran mukosa kering, bibir kering. Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen,bersih, bila ditanya dapat menjawab. c. LeherLeher normal, tidak ada pembesaran tiroid. Tenggoroka normal, tidak ada nyeri saat menelan.d. DadaDada, paru-paru inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama, palpasi : tidak ada nyeri tekan, perkusi : sonor, auskultasi: vesikuler. Jantung inpeksi : ictus codis tidak tampak, palpasi : ictus cordis tidak teraba, perkusi : pekak, auskultasi : reguler, bunyi jantung 1 dan 2 terdengar.e. Abdomen Abdomen inspeksi : simetris kanan dan kiri, auskultasi : terdengar peristatik usus 26 x/menit, palpasi : suara tympani,perkusi : ada nyeri tekan. f. GenetaliaGenetalia : bersih, tidak terpasang kateter.g. Rektum Anus : normal, tidak ada benjolan. h. Ekstremitas

5. Psiko sosio budaya dan spiritualPsikologis:Klien hanya mempunyai sedikit pengetahuan mengenai penyakit yang ada, karena klien juga baru berusia 7 tahun. Saat sakit, klien sangat rewel, klien ingin cepat pulang, klien menangis terus-terusan.Orang tua klien memiliki koping yang adaptif terhadap penyakitklien karena orang tua klien menerima kenyataan penyakit anaknya dan orang tua klien percaya bahwa penyakit klien dapatdisembuhkan.

Sosial :Klien beraktivitas layaknya anak-anak lainnya. Setiap sore klien bermain bersama teman-teman lingkungan tempat tinggalnya. Klien dikenal sebagai anak yang sopan di

lingkungannya.Budaya :Suku bangsa klien adalah Indonesia, budaya yang diikuti klien adalah budaya dari Jawa. Tidak ada kebudayaan klien yang merugikan kesehatan.Spiritual :Klien selalu menjalankan salat didampingi orang tuanya. Saat sakit, klien tidak pernah beribadah. Klien selalu mengikuti pengajian. Dalam keluarga klien, tidak ada keyakinan bahwa sakit ditimbulkan karena dosa atau kutukan dari Tuhan.

6. Pemeriksaan PenunjangHasil pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 22 April 2012 pukul 14.00 WIB :Leukosit : 11000 (5000-10000 /ul)Trombosit : 156.000 ( 150.000-400.000 /ul)Hemoglobin : 12,8 gr/dl (N=L=13 – 16, P=12 -14 gr/dl)Hematokrit : 52 % (N=L=40 – 48, P=37 - 43%)Pemeriksaan feses : terdapat bakteri E. coli.

7. Terapi MedisTerapi cairan infuse RL 500 ml (40 tpm)Fuazolidone 5ml 4 kali perhariParasetamol 250mg/hrTomit 5mg 3x/hari

C. Analisa Data

Nama klien : An. N    No. Register  :11130107Umur  : 7 th    Diagnosa Medis :Ruang Rawat : Melati   Alamat   : Jln.Kledokan blok b41 CT, Depok, Yogyakarta.

No. Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem1 22-04-2012/08.30 wib DS:• Ibu klien mengatakan anak An. N BAB 7x sehari, dengan feses berwarna kuning, berbau menyengat dan berbusa.DO:• Saat dilakukan pengkajian didapat hasil bibir kering, kulit bersisik, mata bengkak dan merah• BC -129.4 cc• Turgor kulit tidak elastic• Suhu = 400 C.• Klien terlihat lemah• Hematokrit : 52 % (N=L=40 – 48, P=37 - 43%) Kehilangan cairan aktif Kekurangan volume cairan2. 22-04-2012/08.30 wib DS:• Klien mengatakan nafsu makannya berkurang, klien sulit makan. • Ayah klien mengatakan BB sebelum sakit adalah 18 kg, TB : 75,6 cm. Saat di Rumah Sakit BB klien menurun menjadi 15 kg,• Ibu An.N mengatakan anaknya sudah 4 hari BAB terus menerus,dalam sehari bisa lebih dari 6x, bahkan kemarin dalam

sehari bab sebanyak 9x,BAB cair dan berbusa serta bau yang sangat menyengat.• Ibu klien mengatakan An. N mual dan muntahDO: • Klien tampak lemah• Bibir kering• Klien menghabiskan bubur setengah porsi• Hemoglobin : 12,8 gr/dl Hilangnya nafsu makan Nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh3.  DS:• Ibu klien mengatakan anak An. N BAB 7x sehari, dengan feses berwarna kuning, berbau menyengat dan berbusa.• An. N juga mengatakan perut seperti diremas-remas dan sangatsakit sehingga DO :• An. N terlihat selalu memegangi perutnya• Leukosit : 11000 (5000-10000 /ul)• Pemeriksaan feses : terdapat bakteri E. coli.

 Parasit Diarea4  DS: • Ibu klien mengatakan An. N mual dan muntah Orang tua An. N sudah berusaha membelikan obat di warung tetapi tetap saja tidak ada perubahan justru semakin hari demamnya semakin meningkatDO:• S= 40o C dehidrasi hipertermia5  DS : • An. N juga mengatakan perut seperti diremas-remas dan sangatsakit• Ibu An. N mengatakan semenjak sakit An. N tidak bisa tidur nyenyak dan tidak pernah tidur siang seperti biasanya, selain itu An. N juga rewel serta menangis terus menerus• Skala nyeri 6DO :• Raut wajah terlihat meringis menahan sakit Agen cidera biologis Nyeri akut

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan Ibu klien mengatakan anak An. N BAB 7x sehari, dengan feses berwarna kuning, berbau menyengat

dan berbusa., Saat dilakukan pengkajian didapat hasil bibir kering, kulit bersisik, mata bengkak dan merah, BC -129.4 cc, Turgor kulit tidak elastic, TTV di dapat hasil S= 400 C, Klienterlihat lemah, Hematokrit : 52 % (N=L=40 – 48, P=37 - 43%).2. Diare berhubungan dengan parasit ditandai dengan Ibu klien mengatakan anak An. N BAB 7x sehari, dengan feses berwarna kuning, berbau menyengat dan berbusa, An. N juga mengatakan perut seperti diremas-remas dan sangat sakit sehingga , An. N terlihat selalu memegangi perutnya, Leukosit : 11000 (5000-10000 /ul), Pemeriksaan feses : terdapat bakteri E. coli.3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan ditandai dengan Klien mengatakan nafsu makannya berkurang, klien sulit makan, Ayah klien mengatakan BB sebelum sakit adalah 18 kg, TB : 75,6 cm. Saat di Rumah Sakit BB klien menurun menjadi 15 kg, Ibu An.N mengatakan anaknya sudah 4 hari BAB terus menerus,dalam sehari bisa lebihdari 6x, bahkan kemarin dalam sehari bab sebanyak 9x,BAB cair dan berbusa serta bau yang sangat menyengat., Ibu klien mengatakan An. N mual dan muntah, Klien tampak lemah, Bibir kering, Klien menghabiskan bubur setengah porsi, Hemoglobin : 12,8 gr/dlE.   Rencana TindakanNama klien : An. N    No. Register  :11130107Umur  : 7 th    Diagnosa Medis :Ruang Rawat : Melati   Alamat   : Jln. Kledokan Blok B41 CT, Depok, Yogyakarta.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi Nama/TTD1. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam  maka klien akan mendemostrasikan kekurangan volume cairan teratasi dengan  kriteria hasil :• Turgor kulit elastis• Membran  mukosa serta kulit lembab• BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi padat, berwarna kuning, berbau khas dan tidak berbusa• BC dalam rentang normal • Suhu dalam rentang normal (36-370C)• Hematokrit dalam rentang normal (40 – 48%)

 1. Pantau TTV

2. Pantau status hidrasi 3. Monitor intakeoutput4. Pantau hasil labortorium yang relevan dengan keseimbangan cairan5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan IV 1. Mengetahui keadaan umum klien2. Dapat menentukan kehilangan cairan berlebihan3. Pemantauan intake-otput klien dapat mengetahui keseimbangancairan tubu klien.4. Hasil laboratorium dapat menunjang adanya kehilangan cairanyang berlebihan5. memenuhi caian tubuh klien  2 Diare berhubungan dengan parasit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam maka diare pasien teratasi dengan kriteria hasil :• BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi padat, berwarna kuning, berbau khas dan tidak berbusa• Leukosit dalam rentang normal (5000-10000 /ul)• Tidak terdapat bakteri E.coli dalam feses 1. Pantau a adanyairitasi dan ulcerasi kulit di area perineal2. Pantau  nilai laboratorium (leuokosit)3. Anjurkan keluarga untuk mencatat warna, frekuensi, dan konsistensi feses4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antidiare. 1.Pemantauan awal dapat mencegah terjadinya kerusakan  integritas kulit2. Dapat mengetahui keparahan adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri E.coli3. Mengetahui perkembangan status diare klien4. Mengatasi diare klien   3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka klien akan mendemonstrasikan nutrisi terpenuhi. dengan kriteria hasil :• Nafsu makan meningkat• Porsi makan yang diberikan habis• Tidak mual dan muntah • BB dipertahankan atau naik • Klien tampak segar • BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi padat, berwarna kuning, berbau khas dan tidak berbusa• Bibir lembab

• Hemoglobin dalam rentang normal (13 – 16 gr/dl) 1. Pantau  nilai laboratorium2. Timbang BB klien dengan interval yang tepat3. Catat asupan nutrisi4. Kolaborasi dengan tim medis dlam pemberian  - makanan TKTP- obat anti mual dan muntah  1. Dengan pemantauan nilai laboratorium dapat mengetahui keseimbangan nutrisi dalam tubuh2. Mengetahui perkembangan BB klien3. Mengetahui masukan nutrisi klien4. Makanan TKTP dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan obat antimual dan muntah dapt mengurangi mual dn muntah yang dialami klen

F.  Implementasi

Catatan Perkembangan INama klien : An. N    No. Register  :11130107Umur  : 7 th    Diagnosa Medis : DiareRuang Rawat : Melati   Alamat   : Jln. Kledokan blok b41 CT, Depok, Yogyakarta.

Hari Pertama : 23 April 2012 Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTDKekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 23/04/2012 08.00

08.10

 1. Memantau TTV2. Memantau status hidrasi 3. Memonitor intakeoutput4. Memantau hasil labortorium yang relevan dengan keseimbangancairan5. Menberikan cairan IV RL 40tpm Jam :13.00S : • Ibu klien mengatakan An.A BAB 5X, warna kuning, bau msih menyengat dan masih berbusa

O :• Bibir kering,,kulit bersisik, mata bengkak dan merah• BC :-129,4• Turgor kulit tidak elastic• Suhu 390C• Klien masih terlihat lemah• Hematokrit 51%A: Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan semua intervensi

Diare berhubungan dengan parasit 23-04-2012 08.30 1. Memantau a adanya iritasi dan ulcerasi kulit di area perineal2. Memantau  nilai laboratorium (leuokosit)3. Menganjurkan keluarga untuk mencatat warna, frekuensi, dan konsistensi feses4. Memberikan obat antidiare sesuai indikasi (Fuazolidone 5ml 4 kali perhari)

 S :• Ibu klien mengatakan An.A BAB 5X, warna kuning, bau msih menyengat dan masih berbusa• Klien mengatakan perutnya masih terasa sakitO :• Klien masih terlihat memegangi perutnya• Leukosit 11000/u• Masih terdapat bakteri E.coliA: tujuan belum tercapaiP : lanjutkan semua intervensi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan 23/04/2012 08.10 1. Memantau  nilai laboratorium2. Menimbang BB klien dengan interval yang tepat3. Menatat asupan nutrisi4. Memberikan makanan TKTP dan obat anti mual dan muntah

(Tomit 5mg 3x/hari)

 Jam :13.00S :• Klien mengatakan nafsu makannya masih menurun,• Ibu klien mengatakan An.A BAB 5X, warna kuning, bau msih menyengat dan masih berbusa, O:• BB klien 15 kg• Klien masih tampak lemah, bibir masih terhat kering, • klien masih menghabiskan makanan setengah porsi• HB : 12,8 gr/dlA : tujuan belum teratasiP : lanjutkan semua intervensi

Catatan Perkembangan II

Nama klien : An. N    No. Register  :11130107Umur  : 7 th    Diagnosa Medis : DiareRuang Rawat : Melati   Alamat   : Jln. Kledokan blok b41 CT, Depok, Yogyakarta.

Hari Kedua : 24 April 2012 Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTDKekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 24/04/2012 08.00

08.10

 1. Memantau TTV2. Memantau status hidrasi 3. Memonitor intakeoutput4. Memantau hasil labortorium yang relevan dengan keseimbangancairan5. Menberikan cairan IV RL 40tpm Jam :14.00

S : • Ibu klien mengatakan An.A BAB 4X, warna kuning, bau sedikit menyengat dan berbusaO :• Bibir dan kulit mulai lembab • BC :-50 cc• Turgor kulit elastis• Suhu 380C• Klien masih terlihat lemah• Hematokrit 50%A: Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan semua intervensi

Diare berhubungan dengan parasit 24-04-2012 08.30 1. Memantau a adanya iritasi dan ulcerasi kulit di area perineal2. Memantau  nilai laboratorium (leuokosit)3. Menganjurkan keluarga untuk mencatat warna, frekuensi, dan konsistensi feses4. Memberikan obat antidiare sesuai indikasi (Fuazolidone 5ml 4 kali perhari)

 S :• Ibu klien mengatakan An.A BAB 4X, warna kuning, bau sedikit menyengat dan berbusa• Klien mengatakan perutnya masih terasa sakitO :• Klien masih terlihat memegangi perutnya• Leukosit 11000/u• Masih terdapat bakteri E.coliA: tujuan belum tercapaiP : lanjutkan semua intervensi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan 24/04/2012 08.10 1. Memantau  nilai laboratorium

2. Menimbang BB klien dengan interval yang tepat3. Mencatat asupan nutrisi4. Memberikan makanan TKTP dan obat anti mual dan muntah (Tomit 5mg 3x/hari)

 Jam :14.00S :• Klien mengatakan nafsu makannya masih menurun,• Ibu klien mengatakan An.A BAB 4X, warna kuning, bau sedikit menyengat dan berbusaO:• BB klien 15 kg• Klien masih tampak lemah, bibir mulai lembab, • klien masih menghabiskan makanan setengah porsi• HB : 12,9 gr/dlA : tujuan belum teratasiP : lanjutkan semua intervensi

Catatan Perkembangan III

Nama klien : An. N    No. Register  :11130107Umur  : 7 th    Diagnosa Medis : DiareRuang Rawat : Melati   Alamat   : Jln. Kledokan blok b41 CT, Depok, Yogyakarta.

Hari Ketiga : 25 April 2012 Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTDKekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 25/04/2012 08.00

08.10

 1. Memantau TTV

2. Memantau status hidrasi 3. Memonitor intakeoutput4. Memantau hasil labortorium yang relevan dengan keseimbangancairan5. Menberikan cairan IV RL 40tpm Jam :S : • Ibu klien mengatakan An.A BAB 3X, warna kuning, bau khas dantiak berbusaO :• Bibir dan kulitlembab • BC : 0 cc• Turgor kulit elastis• Suhu 370C• Klien tampak segr • Hematokrit 48%A: Tujuan tercapaiP : pertahankan intevensi

Diare berhubungan dengan parasit 22-04-2012 08.30 1. Memantau a adanya iritasi dan ulcerasi kulit di area perineal2. Memantau  nilai laboratorium (leuokosit)3. Menganjurkan keluarga untuk mencatat warna, frekuensi, dan konsistensi feses4. Memberikan obat antidiare sesuai indikasi (Fuazolidone 5ml 4 kali perhari)

 S :• Ibu klien mengatakan An.A BAB 3X, warna kuning, bau khas dantidak berbusa• Klien mengatakan tidak sakit perutO :• Leukosit 10000/ul• Masih terdapat bakteri E.coliA: tujuan tercapai

P : pertahankan intervensi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan 25/04/2012 08.10 1. Memantau  nilai laboratorium2. Menimbang BB klien dengan interval yang tepat3. Menatat asupan nutrisi4. Memberikan makanan TKTP dan obat anti mual dan muntah (Tomit 5mg 3x/hari)

 Jam :14.00S :• Klien mengatakan nafsu makannya meningkat,• Ibu klien mengatakan An.A BAB 3X, warna kuning, bau khas dantidak berbusaO:• BB klien 15 kg• Klien tampak segar , bibir lembab, • klien menghabiskan ¾ pors yang diberikan • HB : 13gr/dlA : tujuan teratasiP : pertahankan intervensi

BAB IVPEMBAHASANA. TEORI

Diare merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat baikk di negara berkembang maupun di negara berkembang. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktuyang singkat.Diare yang akut gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare yang kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksimaupun non infeksi. Dari penyebab diare yang banyak adalahdiare infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan

parasit. Diare infeksi juga dapat menyebabkan kematian.Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2006 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli. (Anonym. Wikipedia, The Free Encyclopedia.

B. PENGKAJIAN Proses pengkajian yang dilakukan pada klien An. N dengan Diarea di RS Sejahtera Medika dilakukan perawat dengan  melakukan wawancara dengan ibu klien, observasi dan pemeriksaan fisik langsung kepada klien. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi klien saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian ibuklien cukup terbuka sehingga mempermudah perawat  dalam mengkaji  pasien dan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Halini dibuktikan dengan ibu klien mau menjawab pertanyaan dari perawat. Data yang di dapat pada saat pengkajian pada An. N dengan Ibu klien mengatakan anak An. N BAB 7x sehari, dengan feses berwarna kuning, berbau menyengat dan berbusa.Dari hasilpengkajian An. N terlihat selalu memegangi perutnya Leukosit: 11000 (5000-10000 /ul) Pemeriksaan feses : terdapat bakteri E.coli. Raut wajah terlihat meringis menahan sakit Klien tampak

lemah Bibir kering Klien menghabiskan bubur setengah porsiHemoglobin: 12,8 gr/dl Saat dilakukan pengkajian didapat hasilbibir kering, kulit bersisik, mata bengkak dan merah BC -129.4cc Turgor kulit tidak elastic Suhu = 400 C. Klien terlihat lemah Hematokrit: 52 % (N=L=40 – 48, P=37 - 43%)Dari hasil pengkajian tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang ada pada klien tidak jauh berbeda dengan konsep teori yang ada. Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan.C. DIAGNOSA KEPERAWATANBerdasarkan tinjauan teoritis pada BAB II,  pada klien An. N dengan diarea adalah ada 3 diagnosa yang diangkat, meliputi :1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 2.   Diare berhubungan dengan parasit 3.   Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan  Alasan kelompok mengambil diagnose yang pertama Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan Ibu klien mengatakan anak An. N BAB 7x sehari,dengan feses berwarna kuning, berbau menyengat dan berbusa., Saat dilakukan pengkajian didapat hasil bibir kering, kulit bersisik, mata bengkak dan merah, BC -129.4 cc, Turgor kulit tidak elastic, TTV di dapat hasil S= 400 C, Klien terlihat lemah, Hematokrit : 52 % (N=L=40 – 48, P=37 - 43%). Kemudian kelompok mengambil diagnosa kedua yaitu Diare berhubungan dengan parasit ditandai dengan Ibu klien mengatakan anak An. NBAB 7x sehari, dengan feses berwarna kuning, berbau menyengat dan berbusa, An. N juga mengatakan perut seperti diremas-remasdan sangat sakit sehingga , An. N terlihat selalu memegangi perutnya, Leukosit: 11000 (5000-10000 /ul), Pemeriksaan feses : terdapat bakteri E. coli. Dan kelompok mengambil diagnosa ketiga yaitu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan ditandai dengan Klienmengatakan nafsu makannya berkurang, klien sulit makan, Ibu klien mengatakan BB sebelum sakit adalah 18 kg, TB : 75,6 cm. Saat di Rumah Sakit BB klien menurun menjadi 15 kg, Ibu An.N mengatakan anaknya sudah 4 hari BAB terus menerus,dalam seharibisa lebih dari 6x, bahkan kemarin dalam sehari bab sebanyak

9x,BAB cair dan berbusa serta bau yang sangat menyengat., Ibu klien mengatakan An. N mual dan muntah, Klien tampak lemah, Bibir kering, Klien menghabiskan bubur setengah porsi, Hemoglobin: 12,8 gr/dl.Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakan selanjutnya dilakukan pembuatan rencana tindakan dan kriteria hasil untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada klien.D. PERENCANAANPerencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompkkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalahyang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatanditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis. Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alatukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan, pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan dengan waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh perawat yaitu selama 3x24 jam. Perencanaan yang dibuat pada An. N dengan masalah utama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam  maka klien akan mendemostrasikan kekurangan volume cairan teratasi.

E. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan pada An. N dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimilki oleh klien berdasarkan ilmu – ilmu keperawatan dan ilmu – ilmu lainnya yang terkait. Seluruh perencanaan tindakanyang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik.Klien diberikan obat-obatan berupa :  Terapi cairan infuse RL 500 ml (40 tpm), Fuazolidone 5ml 4 kali perhari, Parasetamol 250mg/hr,Tomit 5mg 3x/hari, yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan volume cairan dan diarea.

F. EVALUASI Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan menunjukkan apakah

tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkanlebih dulu.Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan pada An. N adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan. Dari  ketiga  diagnosa, diagnosa kekurangan volume cairan, diarea dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya dari 200 g atau 200 ml/24jam.2. Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah:1. Infeksi Enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakanpenyebab utama diare.                                                       Infeksi Bakteria  :    Vibrio, E.coli, Salomella campilo baster. Infeksi Virus  : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus,    Astrovirus. Infeksi Parasit  : Cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoeba histolica,giardia lambia), jamur (candida aibicans).2. Infeksi Parenteral :Infeksi diluar alat penceranaan makananseperti Tonsilitis, broncopneumonia, Encefalitis,meliputi:• Faktor Malabsorbsi : karbohidrat, lemak, protein• Faktor Makanan  : basi, racun, alergi• Faktor Psikologi  :  rasa takut dan cemas3. Beberapa tanda dan gejala tentang diarea: Sering BAB dengan

konsistensi tinja cair atau encer.Terdapat lika tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek ( elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. Kram abdomenal. Demam. Mual dan muntah. Anoreksia. Lemah. Pucat. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.4. Pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan lab, Leukosit, Trombosit, hemoglobin, hematokrit, pemeriksaan feses.5. Diagonasa Keperawatan yang muncul :a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif b.   Diare berhubungan dengan parasit c.   Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan B. `Saran Harapan penulis, bagi mahasiswa/I keperawatan dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan dan memperluas wawasan serta pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang biasa di temui di dunia kesehatan khususnya Diarea.

Alodokter  |  Informasi Kesehatan Terlengkap dan TerpercayaLogin | Daftar

Penyakit A-Z o Virus o Kanker o Jantung o Otak o Psikologi o Defisiensi o Infeksi o Mata

o Pencernaan o Semua Penyakit

Obat A-Z Hidup Sehat Keluarga Tanya

Diare

Pengertian Gejala Penyebab Diagnosis Pengobatan Pencegahan

Pengertian DiareDiare ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan atau buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Penderita diare di Indonesia

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalammasyarakat Indonesia. Pada tahun 2003, diare akibat kontaminasi bakteri merenggut sekitar 100.000 nyawa dan menjadi salah satu alasan utama perawatan inap di rumah sakit Indonesia.

Proporsi kematian akibat diare di Indonesia adalah sekitar 3,5%. Ini membuat diare menduduki peringkat ke 13 dalam penyebab kematian semua umur. Tetapi untuk bayi berumur antara29 hari hingga 11 bulan, diare merupakan penyebab kematian pertama dengan persentase sebesar 31,4%. Sedangkan untuk balita berumur 1-4 tahun, 25% meninggal akibat diare yang berujung kepada dehidrasi.

Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Maka dari itu, walaupun umum, diare tidak seharusnya dianggap enteng.

Gejala diare pada orang dewasa dan anak-anak

Gejala diare tergantung kepada penyebab dan siapa yang mengalaminya, yakni orang dewasa atau anak-anak. Penderita diare ada yang hanya mengalami sakit perut singkat dengan tinja yang sedikit encer atau ada juga yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan kram perut hebat.

Faktor penyebab diare secara umum

Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi usus. Infeksi usus sendiri terjadi karena mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksiusus adalah bakteri, parasit, dan virus seperti norovirus dan rotavirus.

Diare juga bisa timbul akibat faktor-faktor berikut ini:

Efek samping obat-obatan tertentu Gelisah Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan

Cara-cara dalam mendiagnosis diare

Dalam mendiagnosis diare, dokter biasanya akan mencari tahu penyebabnya. Di antaranya adalah dengan meneliti sampel tinja,melakukan pemeriksaan rektum, atau bahkan pemeriksaan darah.

Seputar pengobatan diare

Jika parah, diare bisa berujung pada dehidrasi. Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawapenderitanya terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebihkecil dibandingkan dengan pada orang dewasa. Maka dari itu orang tua disarankan untuk mewaspadai tanda-tanda dehidrasi pada anak dan penderita disarankan untuk meminum banyak cairansaat diare masih berlangsung.

Oralit bisa diminum untuk menghindari dehidrasi, tetapi konsultasikanlah pemakaiannya terlebih dahulu dengan dokter

atau apoteker, terutama jika Anda menderita penyakit tertentu,seperti penyakit jantung.

Obat anti-diare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi mereka yang memiliki aktivitas padat atau yang ingin bepergian jarak jauh. Salah satu obat anti-diare yang efektif dan cepat dalam menghentikan diare adalah loperamide. Namun loperamide tidak boleh diberikan kepada anak-anak.

Sebagian besar penderita diare sembuh setelah beberapa hari tanpa melakukan pengobatan. Pada orang-orang dewasa, diare biasanya sembuh setelah dua hingga empat hari, sedangkan pada anak-anak, diare biasanya berlangsung lebih lama, yakni antaralima hingga tujuh hari.

Saatnya memeriksakan diri ke dokter

Jika anak Anda mengalami diare yang parah, berkelanjutan, ataujika dia mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, segera bawalah anak Anda ke dokter. Diare sebanyak enam kali atau lebih dalam jangka waktu 24 jam pada anak juga sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.

Begitu juga dengan diare yang membuat kondisi tubuh Anda menurun drastis, harus dikonsultasikan kepada dokter, terlebihjika ada darah atau nanah pada tinja Anda.

Pemeriksaan tinja di laboratorium mungkin diperlukan untuk penelitian lebih jauh. Diare yang berlangsung lebih dari beberapa minggu pada orang dewasa bisa diakibatkan oleh sindrom iritasi usus, kanker usus, dan penyakit Crohn.

Cara untuk mencegah diare

Diare bukan saja berdampak pada si penderita, tapi juga berpotensi menyebar, terutama kepada anggota keluarganya. Olehsebab itu diare sebaiknya dicegah mulai dari aspek kontak pertama hingga penyebarannya.

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibatkontaminasi:

Mencuci tangan sebelum makan

Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum air keran

Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan

tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan

Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah seperti berikut ini untuk mencegah diare   menyebar kepada orang-orang di sekitar Anda:

Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota rumah lainnya

Membersihkan toilet dengan disinfektan setiap setelah buang air besar

Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir

Mencuci tangan sehabis dari toilet atau sebelum makan danmenyiapkan makanan

About Page 1 Page 2 Page 3 Page 4

Asuhan Keperawatan Kumpulan Asuhan Keperawatan

Home anak maternitas

Type here

lain lain

Blog Archive ▼   2011 (30)

o ►   Oktober (24) o ▼   September (6)

Arthritis Reumatoid Osteoarthritis Asuhan Keperawata pada Anak dengan Leukimia Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Thypoid Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Diare Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Kejang

Demam

Labels Asuhan Keperawatan Anak (1) Asuhan Keperawatan Anak (3) Hematologi Anak (6) Hepatologi (8) Nefrologi Anak (6) Reumatologi (6)

Popular Posts

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Thypoid

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Thypoid I.        Pengertian Thypoid fever/demam tifoid atau thypus abdominalis merupakan penyakit inf...

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Diare

Asuhan Keperawatan Diare I.        KONSEP DASAR A.     Pengertian Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau cair (Hipocrates) ...

Purpura Trombositopenia Idiopatik

Purpura Trombositopenia Idiopatik (PTI) adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit ataupun selaput lender dan ber...

FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEKS REKOMENDASI BOYKE!

Suami Bilang Vagina KENDOR?

Bikin mr P tambah GEDE & Perkasa secara Alami

Cara MERAPATKAN VAGINA 100% AMPUH

KumpulBlogger.com:Demo Targeted Ads

Beranda

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Diare

pada Kamis, September 22, 2011 Diposkan oleh dianindriyani 0 komentar

Asuhan Keperawatan Diare

I.       KONSEP DASAR

A.    PengertianDiare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau cair(Hipocrates)Diare adalah buang air besar yang tida nomral dan cair, denganfrekuensi lebih banyak dari biasanya (Neonatoes > 4 kali danbayi-anak > 3 kali dalam sehari) (Lab IKA FKUI, 1988).

 B. Epidemiologi            Diare akut lebih sering terjadi pada bayi daripada anak. Penularan melalui fecal-oral (Lab IKA FKUI, 1988)

 C.     EtiologiPenyebab diare (Lab IKA FKUA, 1984)

1.      Infeksia.       Infeksi enteral :

 Bakteri      : Vibrio, entamoeba coli, salmonella, shigela Virus         : enterovorus, adenovirus, rotavirus,asatrovirus Parasit       : cacing, protozoa, jamur

b.      Infeksi parenteral                         Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan ( ISPA, saluran kemih dan OMA)

2.   Malabsorbsia.       Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)b.      Malabsorbsi proteinc.       Malabsorbsi lemak

3.      Faktor makanann4.   Faktor psikologis

 D. Patofisiologi

 E. Derajat Dehidrasi (Lab IKA FKUI, 1988)

1. Kehilangan berat badan

a.       2,5 % tidak ada dehidrasib.      2,5-5% Dehidrasi ringanc.       5-10 % dehidrasi sedangd.      > 10% dehidras berat

2. Skor Maurice King

Bagian Tubuh N I L A IYang

Diperiksa0 1 2

Keadaan Umum

TurgorMataUUBMulutDenyut Nadi

Sehat

NormalNomralNormalNormalKuat< 120

Gelisahcengeng,apatis,ngantukSedikit,kurangSedikit cekungSedikit cekungKeringSedang(120-140)

Mengigau,koma/syok

Sangat kurangSangat cekungSangat cekungKering,sianosisLemah> 140

KETERANGAN :Skor :

-          0-2 dehidrasi ringan-          3-6 dehidrasi sedang

-          7-12 Dehidrasi beratPada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutupUntu k kekenyalan kulit :

-   1 detik         : dehidrasi ringan-   1-2 detik     : dehidrasi sedang-   > 2 detik     : dehidrasi berat

II.                PENGKAJIANA.    Identitas

Diare akut lebih sering terjadi pad a bayi dari pada anak,frekuensi diare untuk neonatus > 4 kali/hari sedangkan untukanak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendahmerupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinyadiare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan danperawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahuitingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulandata melalui wawancara atau interview. Alamat berhubungandengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang) ( Lab. FKUI,1988).

B.     Keluhan utamaKeluhan yang membuat klien dibawa ke rumahsakit. Manifestasiklnis berupa BAB yang tidaknomral/cair lebih banyak daribiasanya (LAN IKA, FKUA, 1984)

C.     Riwayat Penyakit SekarangPaliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yangtelah dilakukan. Diare dapat disebabkan olehkarena infeksi,malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya beraklebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah ataulendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan,badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahantubuh dan aktivitas sehari-hari.Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yangterjadi karena  infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diareakut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis> 14 hari (Lab IKA FKUA, 1984)

D.    Riwayat Penyakti sebelumnyaInfeksi parenteralseperti ISPA, Infeksi Saluran kemih, OMA(Otitis Media Acut) merupakan faktor predisposisi terjadinyadiare (Lab IKA FKUA, 1984)

E.     Riwayat Prenatal, Natal dan Postnatal1.      Prenatal

Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilansemester pertama, penyakti selama kehamilan yang menyertaiseperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhipertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.

2.      NatalUmur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapatmempengaruhi fungsi dan maturitas organ vital .

3.      Post NatalApgas skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.

F.  Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap individu mempunyai ciri-ciri  struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo, 1995)

G . Riwayat Kesehatan Keluarga1.      Penyakit

Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetanggayang berhubungan dengan distribusi penularan.2.      Lingkungan rumah dan komunitasLingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yangkurang mudah terkena kuma penyebab diare.3.      Perilaku yang mempengaruhi kesehatanBAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan carabermain anak yangkurang higienis dapat mempermudah masuknyakuman lewat Fecal-oral.4.      Persepsi keluarga

Kondisi emah dan mencret yang berlebihan perlu suatukeputusanuntuk penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkatpengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota keluagra(orang tua).

H.  Pola Fungsi kesehatan1.      Pola Nutrisi

Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygieneberpengaruh terjadinya diare, sehingga status gizi dapatberubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia.Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahapdehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Beratbadan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula denganrendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikanmakananpadat atau makanan cair.

2.      Pola eliminasiBAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir,darah dapat mendukung secara makroskopis terhadap kumanpenyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikajiuntuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.

3.      Pola istirahatPada bayi, anak dengan diare kebutuha istirahat dapatterganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehinggamenjadi rewel.

4.      Pola aktivitas Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunderuntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

I.  Pemeriksaan Fisik  (Robert Priharjo, 1995).

1. Sistem Neurologi, Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang.Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. Keadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma. Palpasi, adakah parese, anestesia, Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.

2.      Sistem PenginderaanSubyektif, klien merasa haus, mata berkungang-kunang, Inspeksi :

Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum(-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepalakering, pada neonatus dan bayi  ubun-ubun besar tampak cekung.Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakahicterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosisatau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syokhipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkanasidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosisrespiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampakadanya pernafasan cuping hidung.Telinga,  adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh padakemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkanterjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)Palpasi,Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkanuntuk anak-anak ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2tahun. Mata, tekanan bola mata dapat menurun, Telinga, nyeritakan, mastoiditis.

3.      Sistem IntegumenSubyektif, kulit keringInspeksi ,  kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosakeringPalpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulitkembali dalam 1 detik = dehidrasi ringan, 1-2 detik =dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKAFKUI, 1988).

4.      Sistem KardiovaskulerSubyektif,   badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kakiterasa dinginInspeksi,  pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisiictus cordis (-), adakah pembesaran jantung, suhu tubuhmeningkat.Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun,heart rate meningkat karena casodilatasi pemuluh darah,tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat.Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi. Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasarpada kausus diare acut masih dalam batas nomral (batas kir

umunya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garismidsternal pada spasium interkostalis ke 4,5 dan 8.  Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadigangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmuratau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.

5.      Sistem PernafasanSubyektif, sesak atau tidakInspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostalatau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalamanpernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafasinspirasi atau ekspirasi.Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisanekspansi, tacti vremitus (-). Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafasvesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi,wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta sepertibroncho pnemonia atau infeksi lainnya.

6.      Sistem PencernaanSubyektif, Kelaparan, hausInspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek),frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertailendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-)dankesemitrisan abdomen.Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragmastetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20detik dengan durasi 1 detik.Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar danlien tidak membesar suara tymphani.Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa(-). Hepar dan lien tidak teraba.

7.      Sistem PerkemihanSubyektif,  kencing sedikit lain dari biasanyaInspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apaklabio mayor menutupi labio minor, pemebsaran scrotum (-),rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluarankencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24jam atau sesuai ketentuan.Palpasi, adakah pemebsaran scrotum,infeksi testis ataufemosis.

8.      Sistem MuskuloskletalSubyektif, lemahInspeksi, klien tampak lemah, aktivitas  menurunPalpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun.Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berat badan dan tinggibadan , kekuatan otot.

J.  Pemeriksaan Penunjang1.      Laboratorium (Lab IKA FKUI, 1988)

a.       Faeces lengkapØ  Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli)Ø  PH dankadar gulaØ  Biakan dan uji resistensi

b.      Pemeriksaan Asam BasaAnalisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolikdengan kompensasi alkalosis respiratorik.

c.       Pemeriksaan kada ureum kreatininUntuk mengetahui faali ginjal

d.      Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yangmemungkinkan terjadi penuruna kesadaran dan kejang.

e.       Pemeriksaan intubasi duedenumTerutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atauparasit secara kualitatif dan kuantitatif.

2.      Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit ataupenyakit penyerta seperti bronchopnemonia dll seperti fotothorax AP/PA Lateral.

K. Penatalaksanaan (Lab IKA FKUI, 1988 dan FKUA, 1984)1.      Rehidrasi

a.       Jenis cairan-          cara rehidrasi oral :

·         Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) sepertioralit,pedyalit setiap kali diare.

·         Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti LGG,tajin

-          cairan parenteral :

·         usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm)D10%.

·         Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS·         Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS·         Usia > 3 tahun D51/2NS·         HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk

diare > usia 3 bulan.b.      Jalan pemberian

-          Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anakmau minum serta kesadaran baik)

-          Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi,anak tidakmau makan dankesadaran menurun).

-          IV line bila dehidrasi berat

c.       Jumlah cairanJumlah cairan yang diberikan tergantung pada :

-          Defisit (derajat dehidrasi)-          Kehilangan sesaat (concurent loss)-          Rumatan (maintenance)

d.      Jadual/kecepatanJadua atau kecepatan pemeberian cairan tergantung pada tingkatdehidrasi dan umur. Untuk defisit diberikan 3 jampertama dandilanjutkan maintenance.

2.  Obat-oabatana.       Obat anti sekresi

-          Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg-          Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg BB/hr

b.      Obat antispasmotilitikPapaverin, opium. loperamid

c.       Antibiotik-          Penyebab jelas-          Ada penyakit penyerta

3. Dietetika.       Anak < 1 tahu atau > 1 tahun denga BB < 7 kg

-          Susu ASI/ susu formula dengan laktosa rendah-          Makanan setengah padat (bubur susu), makana padat

b.      Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kgMakanan padat/ maknan cair/susu

c.  Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein sususapi dapat diberikan elemental/semi elemental  formula.

4.  Supporatif a. Vitamin A 200.000 iu Im          usia < 1 tahunb. Vitamin A 100.000 iuIM          usia 1-5 tahunc. Vitamin A 5000 iu                    usia > 5 tahund. Vitamin A 2.500 iu po              usia < 1 tahune. Vitamin A 5.000 iu po              usia > 1 tahun

f.       B kompleks, vit C

L. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH1

2

Data Subyektif : Berak cair lebih dari 3kaliData Obyektif : -    Keadaan umum lemah - Pemeriksaan fisikmetoeismus (-), distensi(-), Bising ususmeningkat.

-  Bab (Konsistensi cair,warna kuning, bau (-),frekuensi pada apadabayi > 3 kali/hari,neonatus > 4 kalisehari.

-   Tanda-tanda dehidrasi:

o Turgor kulit menurun,Ubun-ubun besar cekung,mukosa mulut kering

o Berat badan menurun,mata cowong, denyut nadilebih dari 120kali/menit

-  Hasil pemeriksaanlaboratorium (serumelektrolit  :

o Kadar Natrium < 135 meqo Kadar Kalium < 3,5 meq

Data Subyektif :-  Berak cair lebih dari3 kali sehari

Diare

gangguan sirkulasi

tekanan koloidosmotik menurun,

tekanan hisrostatikmeningkat

volumeplasma menurun

imballance cairan danelektrolit

Intakemenurun

faktorpenyeba diarelainnya

Proses absorbsi zat-zat makanan menurun

nutrisi sel menurun

ketidakseimbangan cairandanelektrolit

Pemenuhannutrisikurang dariyangdibutuhkantubuh

3

- Klien tidak mau makan,mual, muntak, nafsumakan menurunData Obyektif :

-  Keadaan umum lemah-  Anak gelisah dan rewel- Bab cair untuk anaklebih dari 4 kali seharidan neonatus lebih dari3 kali sehari

- Mual, muntah, asupanmakanan menurun

- Pemeriksaan fisikmetoeismus (-), distensi(-), Bising ususmeningkat.

Data Subyektif :-  Bab lebih dari 3 kalisehari

- Anak mengais terus danrewel

- Sering Bab dan digantipakaian bawahnyaData obyektif :

- Bab lebih dari 3 kalisehari

- Area perianal basahoelh cairan Bab dankencing

-  Anak sering menangsidan rewel

-  Posisi tidur klienterlentang

dan ketidakseimbangancairan dan elektrolit

keadaan umum lemah

aktivitas menurun

Frekuensi Bab lebihdari 3 kali sehari

Peningkatan keasamandan kelembaban padaarea perianal dan

sekitarnya

penekanan lama padaarea

perianal(avaskularisasi)

iritasi kulit areaanus

disintegrasi kulit

Risikoinjury kulitareaperianal

III.       Diagnosa Keperawatan

A.    Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengankehilangan cairan sekunder terhadap diare.

B.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan tidak adeguatnya intake dan diare

C.     Risiko injury kulit (area perianal) berhubungan denganpeningkatan frekuensi diare.

IV.       Nursing Care Planning

A.    Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengankehilangan cairan sekunder terhadap diare.Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapatdipertahankan secara optimal.Kriteria :

- Tanda-tanda vital dalam batas normal- Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa

basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.

-  Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari-  Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010;

BUN dalam batas normal.-  BGA dalam batas normal1.      Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)

R/ Penuruna volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringanjaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapipergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.

2.      Pantau intake dan out putR/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidakmencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasidapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluarantak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.

3.      Timbang BB setiap hari.R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksikehilangan cairan.

4.      Penatalaksanaan rehidrasi :a.       Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak

(LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalitmengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secaraperoral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangidistensi.

b.      Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umurdan penyulit (penyakit penyerta).R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dansedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlupemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairanyang telah hilang.

5.      Kolaborasi :

a.       Pemeriksaan serum elektrolit(Na, K dan Ca serta BUN)R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan danelektrolit. BUN untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).

b.      Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan danelektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsiuntuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai antibakteriberspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.

B.           Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan tidak adeguatnya intake dan diareTujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria :

- Nafsu makan baik- BB ideal sesuai denga numur dan kondisi tubuh- Hasil pemeriksaan laborat  protein dalam batas normal (3-5mg/dalam)

1.      Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makananyang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.

2.      Timbang BB setiap hariR/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin.

3.      Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan danbantu sesuai dengan kebutuhan.R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.

4.      Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yangsesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuhterutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya.

5.      Kolaborasi :a.       Dietetik -          anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI

atau formula rendah laktosa), makan setengah padat/makananpadat.R/ Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktoseinaktif sehingga intoleransi laktose.

-          Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair danpadat

R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisikesehatan.

b.      Rehidrasi parenteral (IV line)R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dansedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlupemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairanyang telah hilang.

c.       Supporatif (pemberian vitamin A)R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yangdiperlukan tubuh terutama pada bayi untuk proses pertumbuhan.

C.           Risiko injury kulit (area perianal) berhubungan denganpeningkatan frekuensi diareTujuan : Injury kulit tidak terjadiKriteria :

-  Integritas kulit utuh-  Iritasi tidak terjadi-  Kulittidak hiperemia,atau iscemia-  Kebersihan peranal terjaga dan tetap bersih- Keluarga dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatanperianal dengan baik dan benar

  Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur .R/ Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adeguatmelalui metode diskusi dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran partisipasi dalam peningkatan kesehatan.

2.      Libatkan dan demonstrasikan cara perawatan perianal bilabasah akibat diare atau kencing dengan mengeringkannya danmengganti pakaian bawah. serta alasnya.R/ Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatandan pencegahan untuk mencegah terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan.

  Menganjurkan keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan faktor pencetus timbulnya iritasi. Untuk itu pengertian akan mendorong keluarga untuk mengatasi masalah tersebut.

  Lindungi area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan dan pemberian lotion dari iritasi.

  Atur posisi klien selang 2-3 jam.

R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada proses vaskularisasi lancar dan mengurangi penekanan yang lama, sehingga mencegah ischemia dan iritasi.

ASUHAN KEPERAWATANPADA ANAK DENGAN DIARE

I.       PengkajianA.    Identitas

Nama klien                              : An. DJenis kelamin                           : Laki-lakiUmur                                       : 2 tahun

Nama orang tua           Ayah/umur                              : Tn S/ 27 tahunIbu/umur                                 : Ny. T/25 tahunPekerjaan                                 : SopirPendidikan                              : SMPAlamat                                    :

No. Regester                           : 11054875Diagnosa Medis                      : GE + Dehidrasi SedangSumber informasi                    : Ibu klienMRS                                        : 13 Juni 2011 jam01.00 WIBTanggal pengkajian                 : 13 Juni 2011 jam 08.00WIB

B.     Keluhan utamaMencret lebih dari 5 kali dalam sehari

C.     Riwayat penyakti sekarang2 hari sebelum masuh rumah sakit klien kejang 2 kali  yang didahului dengan panas atau demam, lama kejang kurang lebih 10menit. Selaian itu klien juga mencret lebih dari 5 kali dalam sehari kurang lebih banyak seperempat – setengah gelas, terdapat ampas, tidak berlendir dan tidak berdarah. Nafsu makan menurun, mual (-), muntah (-), makan dan minum kurang. Sebelumnya klien dibawa ke rumah sakit tambak rejo dan mendapat pelayanan tindakan pemebraian cairan (infus) dan pengobatan kemudian  selang 1 jam dikirim ke RSUD Dr Soetomo di IRD untuk observasi kejang. Selama di IRD klien kejang 4

kali mulai jam 01.00 s/d 04.00 WIB. Kondisi  klien tampak lebih baik kemudia dikirim ke ruang menular anak. Mulai jam 07.00-10.00 WIB klien mencret 5 kali sehari dengan konsistensilember, cair, warna kuning tidak disertai lendir atau darah. Klien sedang diinfus HSD dengan kebutuhan    500 cc/3 jam dilanjutkan dengan maintenance 1000 cc/24 jam                                                                                                                                                                        

D.    Riwayat penyakit sebelumnyaKlien pernah dirawat di rumah sakit Blitar karena mengalami panas yang tinggi dan disertai dengan kejang.

E.     Riwayat prenatal, natal dan postnatal1.      Prenatal

Kesehatan waktu ibu hami baik, perawatan ante natal care kebidan terdekat mendapat suntikan TT 2 kali dan obat-obatansehat yang diminum sesuai dengan anjuran. Selama hamil belumpernah meminum jamu-jamuan. Ibu klien tidak menderita penyakitselama hamil .

2.      NatalUmur kehamilan saat melahirkan kklien umur 9 bulan lebih 7hari dengan BB 3000 gr, panjang badan lahir tak terkaji.Persalinan spontan B, obat-obatan saat lahir berupa obatsehat, tindakan resusitasi (-), pernafasan spontan danmenangis.

3.      PostnatalApgar scor 8-9, warna kulit merah, sianosis (-), pucat (-),kejang (-), menangis (+), gangguan minum (-).

F.      Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan perkembangan klien dalam batas nomral sesuai dengan kelompok usia sebayanya. Mengangkat kepala umur 2 bulan, telengkup 4 bulan, duduk sendiri 8 bulan, merangkak 9 bulan, berjalan 15 bulan dan berbicara 19 bulan, ngompol (+). Riwayat imunisasi lengkap.

G.    Riwayat kesehatan keluargaAnggota keluarga klien tidak ada yang menderita diare. Lingkungan rumah dan komunitas tinggal di rumah yang padat dengan kebersihan lingkungan yang cukup. Perilaku yang

mempengaruhi kesehatan anaknya sering bermain di luar rumah tanpa alas kaki, bermain di tanah. Persepsi keluarga dalam keadaan klien yang lemah dan tidak mau makan dan minum akhirnya di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, pemeriksaan dan pengobatan supaya sembuh atau pulih kembali.

H.    Pola fungsi kesehatan

1.      Pola nutrisi, Sejak sakit panas disertai kejang dan diare, nafsu makan menurun, makan dan minum kurang dari biasanya, mual dan muntah (-). Biasanya klien mendapatkan makanan bubur kasar/nasi tim, sayur-sayuran dan mendapatkan susu SGM 3, frekuensi makan 3 kali sehari.

2.      Pola eliminasi, BAB mulai jam 02.00-09.00 sebanyak 7 kali ,warna kuning, campur coklat (cair dan lembek), lendir (-). BAKspontan lancar, dengan out put tak terkaji (ngompol)tetapi lebioh sedikit dari biasanya.

3.      Pola istirahat, klien cengeng dan rewel, istirahat kurang dari kebutuhan karena mules dan diarenya. Tetapi kadang-kadangklien masih bisa istirahat kurang lebih 15-30 menit.

4.      Pola aktivitas, klien agak aktif dalam aktivitas, berbaringdi tempat tidur, mirng kanan dan kiri, tangan kiri di pasang infus. Semua kebutuhan klien dapat dipenuhi dengan ketergantungan sekunder dari keluargaatau perawat.

I.       Pemeriksaan fisik1.      Sistem neurologi

Subyektif ,  klien sering menangisInspeksi ; Kesadaran komposmentis, keadaan sakit sedang.Palpasi ; tidak didapatkan tanda-tanda parestesia.Perkusi ; refleks fisiologis nomral, refleks patologis (-).

2.      Sistem penginderaanSubyektif, klien merasa hausInspeksi; Kepala ; bentuk kepala oval, distribusi rambut merata dan lebat, tak ada kelainan, ubun-ubun sudah menutup. Mata ; agak cowong, mata bengkak minimal karena sering menangis, refleks cahaya baik, air mata (+).Hidung; pernafasan cuping hidung (-)Telinga, anatomi dan fungsional dalam batas nomrmal.Palpasi;kluit agak kering.

3.      Sistem integumenSubyektif; Kulit agak kering, kadang-kadang berkeringatInspeksi ; kadang-kadang berkeringat, sekresi ludah menurun, sub mokosa agak kering.Palpasi ; kulit kering kdang berkeringat, turgor kulit cukup (elastisitas), kulit panas, akral hangat.

4.      Sistem kardiovaskulerSubyektif : panas badanInspeksi ; tidak ada kelainanPalpasi ; suhu tubuh 38,6 C, nadi 120 j kali /menit, reguler.Auskultasi ; HR 120 kali/menit, S1 dan S2 normal.Perkusi ;  redup

5.      Sistem pernafasanSubyektif : sesak (-)Inspeksi ; bentuk simetris, retraksi (-), RR 32 kali/menit, irama reguler, laringitis  (-)Palapsi ; tidak didapatkan massa.Auskulatasi; suara nafas vesikuler, tidak didapatkan ronchi atau wheezing.

6.      Sistem pencernaanSubyektif; klien merasa haus, nafsu makan menurun, makan dan minum berkurangInspeksi ; BAB konsistensi lember, cair mulai jam 07-09.00 5 kali sebanyak kurang lebih seperempat gelas warna kuning campur coklat, lendir (-), darah (+-), tenggorokan; tonsil hiperemia (-), farinitis (-) Auskultasi ; bising usus meningkat, Perkusi; suara tymphani, meteorismus (-), distensi (-)Palpasi ; supel, superfisial pembuluh darah (-), hepar/lien tak teraba

7.      Sistem perkemihanSubyektif ; kencing lebih sedikit dari biasanyaInspeksi ; testis (-)Palpasi ; tidak ada infeksi.

8.      Sistem muskuloskletalSubyektif ; pergerakan klien cukup kuat, klien minta digendongInspeksi ; klien tampak tidur terlentang, kadang bergerak ke kanan dan kekiri, kebutuhan sehari-hari dibantupalapasi : hipotoni (+-) kekuatan otot baik rata-rata 5, kulitagak kering, BB 10 kg, panjang badan 86 cm, lingkar kepala 47 cm, lingkar dada 55 cm dan lingkar lengan atas 15 cm.

J.       Pemeriksaan penunjang1.      Laboratorium

Tanggal 12 juni 2001Darah lengkap

Hb                   : 11,6 gr %                   ( 13,4-17 gr%)Leukosit          : 14,2 x 10 9 /L                  (4,3-10,3 x 10 9 /L)Trombosit        : 273 x 10 9  /L            (150-350)PCV                : 0,34                           (0,40-0,47)GDA               : 122 mg/dl      (< 200 mg/dl)

Urine lengkap :Albumin          : -Reduksi           : -Bilirubin          : -Urobilirubin     : -Sedimen          :

-  erytrosit     : --  leukosit      : + (0-1)-  epitel         : + (0-1)-  Kristal       : --  Silinder      : -

Faeces lengkapMakroskopis    : cair, kuning, darah (+), lendir (-)Mikroskopis    :

-  Amoeba     : --  Leukosit    : (++) penuh -  erytrosit     : (+) banyak-  Cyste         : hystolitica (+)-  Telur          : -

DL (13 juni 2001) di ruanganHb                   : 12,2 gr %Leukosit          : 6.800Diff count       : -/-/1/60/27/2

K.    Penatalaksanaan1.      Observasi intake dan out put2.      Rehidrasi :- 3 jam pertama infus HSD 500 cc/3 jam-   HSD 1000 cc/24 jam maintenace

3.      Upaya dehidrai oral :-  Setelah rehidrasi dapat dipbetrika pedyalit 10 cc/kg BB/mencret-  Susu formula dapat diberikan susuai petunjuk LLM4.      Observasi Tanda-tanda vital

Obsevasi kejang5.      Pemeriksaan lab lengkap (UL, FL, DL) dan serum elektrolit6.      Terapi -  Ampicilin 3 x 35 mg IV-  Paracetamol dan luminal 3 x 1 pulv.-  Vitamin A. 200.000 iu IM

                                                                                                                               10 B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri. 2. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cair