pengertian Hutan Hujan Tropis
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengertian Hutan Hujan Tropis
Hutan Hujan Tropis
A. Pengertian Hutan Hujan Tropis
Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang
terletak di antara garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27"
Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis
terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia
bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan
Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika
Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari
keseluruhan wilayah di permukaan bumi.
Di daerah hutan tropis hanya terdapat dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan yang
tinggi.Berbeda dengan daerah sub tropis atau temperate yang
mempunyai empat musim yaitu musim panas (summer), musim gugur
(autum), musim dingin (winter) dan musim semi (spring).
Pada hutan hujan tropis di wilayah Situ Lembang, terutama
dalam kanopi pohon, terdapat berbagai kehidupan hewan serangga
yang jumlahnya tak terhitungdan kadang-kadang memiliki warna
yang indah sekali. Selain itu banyak jugaterdapat katak pohon,
kadal, ular, burung, tupai, monyet, dsb. Sebagian besar hidup
hewan-hewan tersebut di atas pohon dan sangat jarang turun
untuk menyentuh tanah selama hidupnya. Tumbuhan penyusun dari1 | P a g e
hutan hujan ini dapat berganti daun-daunya setiap tahunnya
secara individual. Namun demikian tidak terdapat perubahan
musiman yang teratur dan tidak juga berpengaruh
terhadapseluruh vegetasi yang ada. Sepanjang tahun terjadi
pembungaan dan pembentukkan buah, meskipun ada kecenderungan
setiap tumbuhannya memilikimusim pembuahan pada waktu-waktu
tertentu dan tidak sama untuk masing-masing jenis tumbuhan.
Proses demikian disebut dengan gejala cauliflory (berbunga
dan berbuah pada batang atau dahan-dahan yang telah tua dan
tidak berdaun lagi). Proses dan siklus yang demikian itu
merupakan gejala yang sangatumum dalam wilayah hutan hujan
tropis (Ardiananda, 2008).
Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim
tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara
1,750 millimetre (69 in) dan 2,000 millimetre (79 in).
Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C
(64 °F) di sepanjang tahun.
Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga
ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang
subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam
waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata
(jumlah bulan kering < 2).
Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya,
baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya,
2 | P a g e
maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air,
cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini
didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-
lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-
rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan
lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan
tajuk atas di hutan ini:
Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-
sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan)
sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan
ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol,
namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki
batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar
batang hingga 4,5 m.
Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara
24–36 m.
Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung.
Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon
yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang
tahan naungan.
Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal
berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad,
lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang
dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat,
membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya.
Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya
3 | P a g e
oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai
lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa
berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni
lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai
hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis
tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di
sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit
batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan
tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti
halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer)
lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan,
ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi
busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut
raksasa juga hidup di sini.
Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau
terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya),
lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi
oleh berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk
sejenis rimba yang rapat.
B.Ciri-ciri Umum Hutan Hujan Tropis 1. Lokasi: hutan hujan berada di daerah tropis.
4 | P a g e
2. Curah hujan: hutan hujan memperoleh curah hujan sebesar
paling tidak 80 inci setiap tahunnya.
3. Kanopi: hutan hujan memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan
cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya
pohon-pohon hutan hujan.
4. Keanekaragaman biota: hutan hujan memiliki tingkan
keragaman biota yang
tinggi (biodiversity). Biodiversity adalah sebutan untuk
seluruh benda hidup
seperti tumbuhan, hewan, dan jamur yang ditemukan di suatu
ekosistem.
Para peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan
dan hewan yang
ditemukan di muka bumi hidup di hutan hujan.
5. Hubungan simbiotik antar spesies: spesies di hutan hujan
seringkali bekerja
bersama. Hubungan simbiotik adalah hubungan dimana dua
spesies berbeda
saling menguntungkan dengan saling membantu. Contohnya,
beberapa
tumbuhan membuat struktur tempat tinggal kecil dan gula
untuk semut.
Sebagai balasannya, semut menjaga tumbuhan dari serangga-
serangga lain
yang mungkin ingin memakan daun dari tumbuhan tersebut
5 | P a g e
6. Ciri-ciri : Iklim selalu basah. curah hujan tinggi. dan
merata, tanah kering sampai lembab dan bermacam-macam jenis
tanah. Mayoritas hidup tumbuhan berkayu (perpohonan.
liana). tumbuhan berbatang kurus (tidak banyak cabang.
kulit tipis). Terdapat di pedalaman. pada tanah rendah
sampai berbukit (1000 mdpl) sampai pada dataran tinggi (s/d
4000 mdpi). Dapat dibedakan menjadi 3 zone menurut
ketinggiannya : Hutan Hujan Bawah (2 - 1000 mdpl). Hutan
Hujan Tengah (1000 - 3000 mdpl), Hutan Hujan Atas (3000 -
4000 mdpl). Terdapat terutama di Sumatera. Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Irian.
C. Fungsi Hutan Hujan Tropishujan berfungsi bagi ekosistem global. Hutan hujan:
menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan;
membantu menstabilkan iklim dunia;
melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi;
sumber dari obat-obatan dan makanan;
menyokong kehidupan manusia suku pedalaman; dan
adalah tempat menarik untuk dikunjungi
Hutan hujan menyediakan rumah bagi tumbuhan dan hewan
liar. Hutan hujan
merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan
hewan di dunia,
termasuk diantaranya spesies yang terancam punah.
Saat hutan ditebangi,6 | P a g e
banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan.
Beberapa spesies di hutan
hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli
mereka. Kebun binatang tidak
dapat menyelamatkan seluruh hewan.
Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan
cara menyerap
karbon dioksida dari atmosfer. Pembuangan karbon
dioksida ke atmosfer
dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim
melalui pemanasan
global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang
penting dalam
mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga
mempengaruhi kondisi cuaca
lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.
D. Tumbuhan Penyusun Hutan Hujan TropisTumbuhan utama penyusun hutan hujan tropis yang basah
(lembab), biasanya terdiri atas tujuh kelompok utama, yaitu:
Pohon-pohon Hutan
Pohon-pohon ini merupakan komponen struktural
utama, kadang-kadang untuk mudahnya dinamakan atap
7 | P a g e
atau tajuk (canopy). Kanopi ini terdiri dari tiga
tingkatan, dan masing-masing tingkatan ditandai dengan
jenis pohon yang berbeda. Tingkatan A merupakan
tingakatan tumbuhan yang menjulang tinggi, dengan
ketinggian lebih dari 30 meter. Pohon-pohonnya
dicirikan dengan jarak antar pohon yang agak berjauhan
dan jarang merupakan suatu lapisan kanopi yang
bersambung. Tingkatan B merupakan tumbuhan dengan
ketinggian antara 15-30 meter. Kanopi pada tingkatan
ini merupakan tajuk-tajuk pohon yang bersifat kontinu
(bersambung) dan membentuk sebuah massa yang dapat
disebut sebagai sebuahatap (kanopi). Sedangkan
tingkatan C merupakan tumbuhan dengan ketinggian
antara 5-15 meter. Tingkatan ini dicirikan dengan
bentuk pohon yang kecil dan langsing, serta memiliki
tajuk yang sempit meruncing. Tingkatan-tingkatan
kanopi hutan hujan tropis sebenarnya sukar sekali
dtentukan secara pasti. Hal ini disebabkan oleh
ketinggian pohon yang tidak seragam seperti telah
disebutkan dalam pembagian tingkatan di atas.
Pengamatan tingkatan kanopi di atas hanyalah bersifat
kausal saja.
Terna
Pada bagian hutan yang kanopinya tidak begitu
rapat, memungkinkan sinar matahari dapat tembus hingga
8 | P a g e
ke lantai hutan. Pada bagian ini banyak tumbuh dan
berkembang vegetasi tanah yang berwarna hijau yang
tidak bergantung pada bantuan dari luar. Tumbuhan yang
demikian hidup dalah iklim yang lembab dan cenderung
bersifat terna seperti paku-pakuan dan paku lumut
(Selagenella spp.) dengan bagian dindingnya sebagian
besar terdiri dari tumbuhan berkayu. Terna dapat
membentuk lapisan tersendiri, yaitu lapisan semak-
semak (D), terdiri dari tumbuhan berkayu agak tinggi.
Lapisan kedua yaitu semai-semai pohon (E) yang dapat
mencapai ketinggian 2 meter.
Lapisan semak-semak sering mencakup beberapa terna
besar sepertiScitamineae (pisang, jahe, dll.) yang
tingginya dapat melebihi 5 meter. Meskipun kondisi
iklim mikronya panas dan lembab, namun perkembangan
terna dalam wilayah hutan hujan tropis kurang baik.
Hal ini disebabkan kurangnya pencahayaan matahari
untuk membantu proses fotosintesisnya. Persebaran
terna yang baik terdapat pada wilayah terbuka dengan
air yang cukup melimpah atau pada tebing-tebing
terjal, dimana sinar matahari leluasa mencapai lantai
hutan.
Tumbuhan Pemanjat
Tumbuhan ini bergantung dan menunjang pada
tumbuhan utama dan memberikan hiasan utama pada hutan
9 | P a g e
hujan tropis. Tumbuhan pemanjat ini lebih dikenal
dengan sebutanLiana. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik,
besar dan banyak, sehingga mampu memberikan salah satu
sifat yang paling mengesankan dari hutan hujan tropis.
Tumbuhan ini dapat berbentuk tipis seperti kawat atau
berbentuk besar sebesar paha orang dewasa. Tumbuhan
ini seperti menghilang di dalam kerimbunan dedaunan
atau bergantungan dalam bentuk simpul-simpul tali
raksasa (ingat dalam film Tarzan, the Adventure).
Sering pula tumbuhan ini tumbuh di percabangan pohon-
pohon besar. Beberapa diantaranya dapat mencapai
panjang sampai 200 meter.
Epifita
Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batang, cabang
atau pada daun-daun pohon, semak, dan liana. Tumbuhan
ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan akan cahaya
matahari yang cukup tinggi. Beberapa dari tipe ini
hidup di atas tanah pada pohon- pohon yang telah mati.
Tumbuhan ini pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh
buruk terhadap inang yang menunjangnya. Tumbuhan ini
pun hanya memainkan peran yang kurang berarti dalam
ekonomi hutan.
Namun demikian, epfita memainkan peranan penting
dalam ekosistem sebagai habitat bagi hewan. Epifit pun
memainkan peranan penting dan sangat menarik untuk
10 | P a g e
menunjukkan adaptasi struktural terhadap habitatnya.
Jumlah jenisnya lebih beraneka ragam, biasanya
melibatkan kekayaan jenis-jenis tumbuhan spora, baik
dari golongan yang rendah maupun paku-pakuan dan
tumbuhan berbunga termasuk diantaranya semak-semak.
Kehadiran epifit dalam ukuran yang luas lagi digunakan
untuk membedakan antara hutan hujan tropis dengan
komunitas hutan di daerah iklim sedang.
Pencekik Pohon
Tumbuhan pencekik memulai kehidupannya sebagai
epifita, tetapi kemudian akar- akarnya menancap ke
tanah dan tidak menggantung lagi pada inangnya.
Tumbuhan ini sering membunuh pohon yang semula
membantu menjadi inangnya. Tumbuhan pencekik yang
paling banyak dikenal dan melimpah jumlahnya, baik
dari segi jenis ataupun populasinya, adalahFircus spp.
yang memainkan peranan penting baik dalam ekonomi
maupun fisiognomi hutan hujan tropis. Biji-biji dari
tumbuhan pencekik ini berkecambah diantara dahan-dahan
pohon besar yang tinggi atau semak yang merupakan
inangnya. Pada stadium ini tumbuhan pencekik masih
berupa epifit, namun akar-akarnya bercabang-cabang dan
menujam ke bawah melalui batang- batang inangnya
hingga mencapai tanah. Kemudian batang-batang pohon
itu tertutup dan terjalin oleh akar-akar tumbuhan
11 | P a g e
pencekik dengan sangat kuat. Setelah beberapa waktu
tertentu inang pohon pun akan mati dan membusuk
meninggalkan pencekiknya. Sementara itu tajuk tumbuhan
pencekik menjadi besar dan lebat.
Saprofita
Tipe tumbuhan ini mendapatkan zat haranya dari
bahan organik yang telah mati bersama-sama
denganparasit-parasit. Tumbuhan ini merupakan komponen
heterotrof yang tidak berwarna hijau di hutan hujan
tropis. Jenis tumbuhan ini terdiri atas cendawan atau
jamur (fungi), dan bakteri. Tumbuhan ini dapat
membantu terjadinya penguraian organik, terutama yang
hidup di dekat permukaan lantai hutan. Namun beberapa
jenis anggrek tertentu, suku Burmanniaceae dan
Gentianaceae, jenis-jenis Triuridaceae dan
Balanophoraceae yang sedikit mengandung klorofil dapat
hidup dengan cara saprofit yang sama. Tumbuhan ini
banyak ditemukan pada lantai hutan yang memiliki
rontokkan daun-daun yang cukup tebal dan terjadi
pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut
dapat dijumpai pada rongga-rongga atau sudut-sudut
diantara akar-akar banir pohon-pohon.
Parasit
12 | P a g e
Jenis tumbuhan ini biasanya mengambil unsur hara
dari pohon inangnya untuk kelangsungan hidupnya.
Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk merugikan tumbuhan
inangnya. Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan
bakteria yang digolongkan dalam 2 sinusia penting.
Pertama adalah parasit akar yang tumbuh di atas tanah
dan yang kedua adalah setengah parasit (hemiparasit)
yang tumbuh seperti epifita di atas pohon. Parasit
akar jumlahnya sangat sedikit dan tidak seberapa
penting artinya, namun bila dikaji secara mendalam
akan sangat menarik sekali. Hemiparasit yang bersifat
seperti epifit jenisnya sangat banyak sekali dan
jumlahnyanya pun melimpah ruah serta banyak dijumpai
di seluruh hutan hujan tropis. Kebanyakan hemiparasit
adalah dari suku benalu (Loranthaceae).
E. Komponen Penyusun Hutan Hujan Selain Tumbuhana.Hewan
Hutan hujan menyediakan makanan untuk hewan,
sehingga hutan hujan tropis di jadikan rumah bagi
berbagai jenis hewan di antarnya mamalia, reptile,
burung, amphibi, serangga dan ikan yang hidup di
perairan hutan hujan tropis.
Perairan hutan hujan tropis termasuk sungai, anak
sungai, danau, dan rawa-rawa adalah rumah bagi
13 | P a g e
mayoritas spesies ikan air tawar. Lembah sungai Amazon
sendiri memiliki 3000 spesies yang diketahui dan
kemungkinan spesies yang tidak teridentifikasi dalam
jumlah yang sama.
Banyak ikan tropis yang dipelihara di akuarium air
tawar berasal dari hutan hujan. Ikan seperti Angelfish,
Neon Tetras, Discus, dan lele pemakan ganggang berasal
dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, sedangkan
Danios, Gurameh, Siamese Fighting Fish (atau Betta),
dan Clown Loach berasal dari Asia.
Kebanyakan dari hewan yang ditemukan di hutan
hujan adalah serangga. Sekitar seperempat dari seluruh
spesies hewan yang telah diberi nama dan dideskripsikan
oleh ilmuwan adalah kumbang. Hampir 500.000 jenis
kumbang diketahui ada.
Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis
rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering
tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di
daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat
sejenis primata, seperti; gorilla, monyet, simpanse,
siamang, dan primata lainnya.
b.Manusia Hutan Hujan
Hutan hujan tropis merupakan rumah bagi manusia
pedalaman yang bergantung pada sekitar mereka untuk
makanan, tempat berlindung, dan obat-obatan. Saat ini
14 | P a g e
hanya sedikit manusia hutan yang hidup dengan cara
tradisional; kebanyakan telah digantikan dengan para
penetap dari luar atau telah dipaksa oleh pemerintah
untuk menyerahkan gaya hidup mereka.
Dari sisa-sisa manusia hutan yang ada, Amazon
memiliki jumlah populasi yang terbesar, walau orang-
orang tersebut juga telah dipengaruhi oleh dunia
modern. Sementara mereka masih menggunakan hutan
sebagai tempat untuk berburu dan mengumpulkan makanan,
kebanyakan Ameridian, panggilan yang biasa ditujukan
pada mereka, menanam hasil bumi (seperti pisang,
manioc, dan beras), menggunakan barang-barang dari
Barat (seperti panci, penggorengan, dan perkakas
metal), dan melakukan kunjungan reguler ke kota-kota
untuk membawa makanan dan barang ke pasar. Walau
begitu, manusia-manusia hutan ini dapat mengajarkan
banyak tentang hutan hujan pada kita. Pengetahuan
mereka tentang tanaman-tanaman obat yang digunakan
untuk merawat orang sakit tidak ada tandingannya dan
mereka memiliki pemahaman yang luar biasa mengenai
ekologi dari hutan hujan Amazon.
Di Afrika terdapat penghuni hutan asli yang kadang
dikenal dengan nama pygmies. Ukuran tertinggi dari
orang-orang ini, juga dikenal sebagai Mbuti, jarang
yang tingginya lebih dari 5 kaki. Ukuran mereka yang
kecil membuat mereka dapat bergerak di dalam hutan
15 | P a g e
dengan lebih efisien bila dibandingkan dengan orang
yang lebih tinggi.
F. Permukaan Tanah Hutan HujanDedaunan di kanopi membuat lapisan dasar dari hutan
hujan umumnya gelap dan lembab. Bagaimanapun, terlepas dari
bayang-bayang konstanya, permukaan tanah dari hutan hujan
adalah bagian yang penting dari ekosistem hutan.
Lantai hutan adalah dimana terjadinya pembusukan
(decomposation). Dekomposasi atau pembusukan adalah proses
ketika makhluk-makhluk pembusuk seperti jamur dan mikro
organism mengurai tumbuhan dan hewan yang mati dan mendaur
ulang material-material serta nutrisi-nutrisi yang berguna.
Banyak dari hewan-hewan terbesar hutan hujan ditemukan
di lantai hutan. Beberapa dari ini termasuk gajah, tapir,
dan macan kumbang.
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas Hutan Hujan TropisProduktivitas merupakan parameter ekologi yang sangat
penting. Produktivitas ekosistem adalah suatu indeks yang
mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan
16 | P a g e
interaksi yang berlangsung simultan di dalam ekosistem. Jika
produktivitas pada suatu ekosistem hanya berubah sedikit
dalam jangka waktu yang lama maka hal ini menandakan kondisi
lingkungan yang stabil, tetapi jika terjadi perubahan yang
dramatis, maka menunjukkan telah terjaDI perubahan
lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting
dalam interaksi di antara organisme-organisme yang menyusun
ekosistem.
Produktivitas khususnya di wilayah tropis dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain adalah:
Suhu dan cahaya matahariWilayah hutan hujan tropis menerima lebih banyak
sinar matahari tahunan yang tersedia bagi
fotosintesis dibanding dengan wilayah iklim sedang.
Hal ini disebabkan oleh 3 faktor: (1) Kemiringan
poros bumi menyebabkan wilayah tropika menerima lebih
banyak sinar matahari dibanding pada atmosfer luarnya
dibanding dengan wilayah iklim sedang. (2) Lewatnya
sinar matahari pada atmosfer yang lebih tipis (karena
sudut yang lebih tegak lurus di daerah tropika),
mengurangi jumlah sinaran yang diserap oleh atmosfer.
Di wilayah hutan hujan tropis, 56% sampai dengan 59 %
sinar matahari pada batas atmosfer dapat sampai di
permukaan tanah. (3) Masa tumbuh, yang terbatas oleh
17 | P a g e
keadaan suhu adalah lebih panjang di daerah hutan
hujan tropis (kecuali di tempat-tempat yang sangat
tinggi)
Suhu yang tinggi dan konstan hampir sepanjang
tahun dapat bermakna musim tumbuh bagi tumbuh-
tumbuhan akan berlangsung lama, yang pada gilirannya
akan meningkatkan produktivitas tumbuhan.
Curah Hujan Di daerah hutan hujan tropis jumlah curah hujan
per tahun berkisar antara 1600 sampai dengan 4000 mm
dengan sebaran bulan basah 9,5-12 bulan basah.
Kondisi ini menjadikan wilayah ini memiliki curah
hujan yang merata hampir sepanjang tahun yang akan
sangat mendukung produktivitas.
Walaupun memberi dampak positif bagi produktivitas
vegetasi menurut Resosoedarmo et al., (1986) curah
hujan yang tinggi akan menyebabkan tanah- tanah yang
tidak tertutupi oleh vegetasi rentan sekali terhadap
pencucian yang akan mengurangi kesuburan tanah dengan
cepat. Barbour et al, (1987) mengatakan bahwa sebagai
salah satu faktor siklus hara dalam sistem, pencucian
adalah penyebab utama hilangnya hara dari suatu
ekosistem. Hara yang mudah sekali tercuci terutama
adalah Ca dan K.
18 | P a g e
Interaksi Antara Suhu dan Curah HujanInteraksi antara suhu yang tinggi dan curah hujan
yang banyak yang berlangsung sepanjang tahun
menghasilkan kondisi kelembapan yang sangat ideal
bagi vegetasi hutan hujan tropis untuk meningkatkan
produktivitas. Warsito (1999) menjelaskan bahwa
kelembapan atmosfer merupakan fungsi dari lamanya
hari hujan, terdapatnya air yang tergenang, dan suhu.
Sumber utama air dalam atmosfer adalah hasil dari
penguapan dari sungai, air laut, dan genangan air
tanah lainnya serta transpirasi dari tumbuhan.
Menurut Jordan (1995) tingginya kelembapan pada
gilirannya akan meningkatkan laju aktivitas
mikroorganisme. Selain itu, proses lain yang sangat
dipengaruhi oleh proses ini adalah pelapukan tanah
yang berlangsung cepat. Pelapukan terjadi ketika
hidrogen dalam larutan tanah bereaksi dengan mineral-
mineral dalam tanah atau lapisan batuan, yang
mengakibatkan terlepas unsur-unsur hara . Hara-hara
ini ada yang dapat dengan segera diserap oleh
tumbuhan
Produktivitas SerasahProduktivitas serasah di hutan hujan tropis adalah
juga yang tertinggi di banding dengan wilayah-wilayah
lain sebagaimana yang terlihat pada Table 2. Oleh
19 | P a g e
karena produktivitas serasah yang tinggi maka akan
memberikan keuntungan bagi vegetasi untuk
meningkatkan produktivitas karena tersedianya sumber
hara yang banyak.
Tanah. Tanah adalah faktor di daerah tropis yang tidak
mendukung tingginya
produktivitas yang tinggi. Tanah di hutan hujan
tropis adalah tanah yang berumur sangat tua, kecuali
tanah vulkanik. Periode Pleistocene tidak berpengaruh
sama sekali pada tanah disini, dan kemungkinan besar
tanah disini berasal dari periode Tertiary.
HerbivorHerbivora adalah faktor biotik yang mempengaruhi
produktivitas vegetasi.
Sekitar 10 % dari produktivitas vegetasi darat dunia
dikonsumsi oleh herbivora
biofag. Persentase ini bervariasi menurut tipe
ekosistem darat (Barbour at al.,
1987). Oleh karena produktivitas yang tinggi, maka
dapat di antisipasi adanya
potensi yang tinggi untuk terjadi serangan insekta.
Namun, sedikit bukti yang ada sekurang-kurangnya di
hutan yang tumbuh secara alami, adanya serangan
20 | P a g e