pengertian Hutan Hujan Tropis

21
Hutan Hujan Tropis A. Pengertian Hutan Hujan Tropis Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi. Di daerah hutan tropis hanya terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan yang tinggi.Berbeda dengan daerah sub tropis atau temperate yang mempunyai empat musim yaitu musim panas (summer), musim gugur (autum), musim dingin (winter) dan musim semi (spring). Pada hutan hujan tropis di wilayah Situ Lembang, terutama dalam kanopi pohon, terdapat berbagai kehidupan hewan serangga yang jumlahnya tak terhitungdan kadang-kadang memiliki warna yang indah sekali. Selain itu banyak jugaterdapat katak pohon, kadal, ular, burung, tupai, monyet, dsb. Sebagian besar hidup hewan-hewan tersebut di atas pohon dan sangat jarang turun untuk menyentuh tanah selama hidupnya. Tumbuhan penyusun dari 1 | Page

Transcript of pengertian Hutan Hujan Tropis

Hutan Hujan Tropis

A. Pengertian Hutan Hujan Tropis

Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang

terletak di antara garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27"

Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis

terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia

bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan

Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika

Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari

keseluruhan wilayah di permukaan bumi.

Di daerah hutan tropis hanya terdapat dua musim yaitu

musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan yang

tinggi.Berbeda dengan daerah sub tropis atau temperate yang

mempunyai empat musim yaitu musim panas (summer), musim gugur

(autum), musim dingin (winter) dan musim semi (spring).

Pada hutan hujan tropis di wilayah Situ Lembang, terutama

dalam kanopi pohon, terdapat berbagai kehidupan hewan serangga

yang jumlahnya tak terhitungdan kadang-kadang memiliki warna

yang indah sekali. Selain itu banyak jugaterdapat katak pohon,

kadal, ular, burung, tupai, monyet, dsb. Sebagian besar hidup

hewan-hewan tersebut di atas pohon dan sangat jarang turun

untuk menyentuh tanah selama hidupnya. Tumbuhan penyusun dari1 | P a g e

hutan hujan ini dapat berganti daun-daunya setiap tahunnya

secara individual. Namun demikian tidak terdapat perubahan

musiman yang teratur dan tidak juga berpengaruh

terhadapseluruh vegetasi yang ada. Sepanjang tahun terjadi

pembungaan dan pembentukkan buah, meskipun ada kecenderungan

setiap tumbuhannya memilikimusim pembuahan pada waktu-waktu

tertentu dan tidak sama untuk masing-masing jenis tumbuhan.

Proses demikian disebut dengan gejala cauliflory (berbunga

dan berbuah pada batang atau dahan-dahan yang telah tua dan

tidak berdaun lagi). Proses dan siklus yang demikian itu

merupakan gejala yang sangatumum dalam wilayah hutan hujan

tropis (Ardiananda, 2008).

Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim

tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara

1,750 millimetre (69 in) dan 2,000 millimetre (79 in).

Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C

(64 °F) di sepanjang tahun.

Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga

ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang

subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam

waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata

(jumlah bulan kering < 2).

Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya,

baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya,

2 | P a g e

maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air,

cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini

didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-

lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-

rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan

lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan

tajuk atas di hutan ini:

Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-

sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan)

sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan

ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol,

namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki

batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar

batang hingga 4,5 m.

Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara

24–36 m.

Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung.

Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon

yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang

tahan naungan.

Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal

berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad,

lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang

dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat,

membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya.

Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya

3 | P a g e

oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai

lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa

berjalan di dasar hutan.

Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni

lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai

hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis

tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di

sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit

batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan

tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti

halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer)

lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan,

ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi

busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut

raksasa juga hidup di sini.

Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau

terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya),

lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi

oleh berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk

sejenis rimba yang rapat.

B.Ciri-ciri Umum Hutan Hujan Tropis 1. Lokasi: hutan hujan berada di daerah tropis.

4 | P a g e

2. Curah hujan: hutan hujan memperoleh curah hujan sebesar

paling tidak 80 inci  setiap tahunnya.

3. Kanopi: hutan hujan memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan

cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya

pohon-pohon hutan hujan.

4. Keanekaragaman biota: hutan hujan memiliki tingkan

keragaman biota yang

tinggi (biodiversity). Biodiversity adalah sebutan untuk

seluruh benda hidup

seperti tumbuhan, hewan, dan jamur yang ditemukan di suatu

ekosistem.

Para peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan

dan hewan yang

ditemukan di muka bumi hidup di hutan hujan.

5. Hubungan simbiotik antar spesies: spesies di hutan hujan

seringkali bekerja

bersama. Hubungan simbiotik adalah hubungan dimana dua

spesies berbeda

saling menguntungkan dengan saling membantu. Contohnya,

beberapa

tumbuhan membuat struktur tempat tinggal kecil dan gula

untuk semut.

Sebagai balasannya, semut menjaga tumbuhan dari serangga-

serangga lain

yang mungkin ingin memakan daun dari tumbuhan tersebut

5 | P a g e

6. Ciri-ciri : Iklim selalu basah. curah hujan tinggi. dan

merata, tanah kering sampai lembab dan bermacam-macam jenis

tanah. Mayoritas hidup tumbuhan berkayu (perpohonan.

liana). tumbuhan berbatang kurus (tidak banyak cabang.

kulit tipis). Terdapat di pedalaman. pada tanah rendah

sampai berbukit (1000 mdpl) sampai pada dataran tinggi (s/d

4000 mdpi). Dapat dibedakan menjadi 3 zone menurut

ketinggiannya : Hutan Hujan Bawah (2 - 1000 mdpl). Hutan

Hujan Tengah (1000 - 3000 mdpl), Hutan Hujan Atas (3000 -

4000 mdpl). Terdapat terutama di Sumatera. Kalimantan,

Sulawesi, Maluku dan Irian.

C. Fungsi Hutan Hujan Tropishujan berfungsi bagi ekosistem global. Hutan hujan:

menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan;

  membantu menstabilkan iklim dunia;

melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi;

sumber dari obat-obatan dan makanan;

menyokong kehidupan manusia suku pedalaman; dan

adalah tempat menarik untuk dikunjungi

Hutan hujan menyediakan rumah bagi tumbuhan dan hewan

liar. Hutan hujan

merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan

hewan di dunia,

termasuk diantaranya spesies yang terancam punah.

Saat hutan ditebangi,6 | P a g e

banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan.

Beberapa spesies di hutan

hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli

mereka. Kebun binatang tidak

dapat menyelamatkan seluruh hewan.

Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan

cara menyerap

karbon dioksida dari atmosfer. Pembuangan karbon

dioksida ke atmosfer

dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim

melalui pemanasan

global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang

penting dalam

mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga

mempengaruhi kondisi cuaca

lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.

D. Tumbuhan Penyusun Hutan Hujan TropisTumbuhan utama penyusun hutan hujan tropis yang basah

(lembab), biasanya terdiri atas tujuh kelompok utama, yaitu:

Pohon-pohon Hutan

Pohon-pohon ini merupakan komponen struktural

utama, kadang-kadang untuk mudahnya dinamakan atap

7 | P a g e

atau tajuk (canopy). Kanopi ini terdiri dari tiga

tingkatan, dan masing-masing tingkatan ditandai dengan

jenis pohon yang berbeda. Tingkatan A merupakan

tingakatan tumbuhan yang menjulang tinggi, dengan

ketinggian lebih dari 30 meter. Pohon-pohonnya

dicirikan dengan jarak antar pohon yang agak berjauhan

dan jarang merupakan suatu lapisan kanopi yang

bersambung. Tingkatan B merupakan tumbuhan dengan

ketinggian antara 15-30 meter. Kanopi pada tingkatan

ini merupakan tajuk-tajuk pohon yang bersifat kontinu

(bersambung) dan membentuk sebuah massa yang dapat

disebut sebagai sebuahatap (kanopi). Sedangkan

tingkatan C merupakan tumbuhan dengan ketinggian

antara 5-15 meter. Tingkatan ini dicirikan dengan

bentuk pohon yang kecil dan langsing, serta memiliki

tajuk yang sempit meruncing. Tingkatan-tingkatan

kanopi hutan hujan tropis sebenarnya sukar sekali

dtentukan secara pasti. Hal ini disebabkan oleh

ketinggian pohon yang tidak seragam seperti telah

disebutkan dalam pembagian tingkatan di atas.

Pengamatan tingkatan kanopi di atas hanyalah bersifat

kausal saja.

Terna

Pada bagian hutan yang kanopinya tidak begitu

rapat, memungkinkan sinar matahari dapat tembus hingga

8 | P a g e

ke lantai hutan. Pada bagian ini banyak tumbuh dan

berkembang vegetasi tanah yang berwarna hijau yang

tidak bergantung pada bantuan dari luar. Tumbuhan yang

demikian hidup dalah iklim yang lembab dan cenderung

bersifat terna seperti paku-pakuan dan paku lumut

(Selagenella spp.) dengan bagian dindingnya sebagian

besar terdiri dari tumbuhan berkayu. Terna dapat

membentuk lapisan tersendiri, yaitu lapisan semak-

semak (D), terdiri dari tumbuhan berkayu agak tinggi.

Lapisan kedua yaitu semai-semai pohon (E) yang dapat

mencapai ketinggian 2 meter.

Lapisan semak-semak sering mencakup beberapa terna

besar sepertiScitamineae (pisang, jahe, dll.) yang

tingginya dapat melebihi 5 meter. Meskipun kondisi

iklim mikronya panas dan lembab, namun perkembangan

terna dalam wilayah hutan hujan tropis kurang baik.

Hal ini disebabkan kurangnya pencahayaan matahari

untuk membantu proses fotosintesisnya. Persebaran

terna yang baik terdapat pada wilayah terbuka dengan

air yang cukup melimpah atau pada tebing-tebing

terjal, dimana sinar matahari leluasa mencapai lantai

hutan.

Tumbuhan Pemanjat

Tumbuhan ini bergantung dan menunjang pada

tumbuhan utama dan memberikan hiasan utama pada hutan

9 | P a g e

hujan tropis. Tumbuhan pemanjat ini lebih dikenal

dengan sebutanLiana. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik,

besar dan banyak, sehingga mampu memberikan salah satu

sifat yang paling mengesankan dari hutan hujan tropis.

Tumbuhan ini dapat berbentuk tipis seperti kawat atau

berbentuk besar sebesar paha orang dewasa. Tumbuhan

ini seperti menghilang di dalam kerimbunan dedaunan

atau bergantungan dalam bentuk simpul-simpul tali

raksasa (ingat dalam film Tarzan, the Adventure).

Sering pula tumbuhan ini tumbuh di percabangan pohon-

pohon besar. Beberapa diantaranya dapat mencapai

panjang sampai 200 meter.

Epifita

Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batang, cabang

atau pada daun-daun pohon, semak, dan liana. Tumbuhan

ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan akan cahaya

matahari yang cukup tinggi. Beberapa dari tipe ini

hidup di atas tanah pada pohon- pohon yang telah mati.

Tumbuhan ini pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh

buruk terhadap inang yang menunjangnya. Tumbuhan ini

pun hanya memainkan peran yang kurang berarti dalam

ekonomi hutan.

Namun demikian, epfita memainkan peranan penting

dalam ekosistem sebagai habitat bagi hewan. Epifit pun

memainkan peranan penting dan sangat menarik untuk

10 | P a g e

menunjukkan adaptasi struktural terhadap habitatnya.

Jumlah jenisnya lebih beraneka ragam, biasanya

melibatkan kekayaan jenis-jenis tumbuhan spora, baik

dari golongan yang rendah maupun paku-pakuan dan

tumbuhan berbunga termasuk diantaranya semak-semak.

Kehadiran epifit dalam ukuran yang luas lagi digunakan

untuk membedakan antara hutan hujan tropis dengan

komunitas hutan di daerah iklim sedang.

Pencekik Pohon

Tumbuhan pencekik memulai kehidupannya sebagai

epifita, tetapi kemudian akar- akarnya menancap ke

tanah dan tidak menggantung lagi pada inangnya.

Tumbuhan ini sering membunuh pohon yang semula

membantu menjadi inangnya. Tumbuhan pencekik yang

paling banyak dikenal dan melimpah jumlahnya, baik

dari segi jenis ataupun populasinya, adalahFircus spp.

yang memainkan peranan penting baik dalam ekonomi

maupun fisiognomi hutan hujan tropis. Biji-biji dari

tumbuhan pencekik ini berkecambah diantara dahan-dahan

pohon besar yang tinggi atau semak yang merupakan

inangnya. Pada stadium ini tumbuhan pencekik masih

berupa epifit, namun akar-akarnya bercabang-cabang dan

menujam ke bawah melalui batang- batang inangnya

hingga mencapai tanah. Kemudian batang-batang pohon

itu tertutup dan terjalin oleh akar-akar tumbuhan

11 | P a g e

pencekik dengan sangat kuat. Setelah beberapa waktu

tertentu inang pohon pun akan mati dan membusuk

meninggalkan pencekiknya. Sementara itu tajuk tumbuhan

pencekik menjadi besar dan lebat.

Saprofita

Tipe tumbuhan ini mendapatkan zat haranya dari

bahan organik yang telah mati bersama-sama

denganparasit-parasit. Tumbuhan ini merupakan komponen

heterotrof yang tidak berwarna hijau di hutan hujan

tropis. Jenis tumbuhan ini terdiri atas cendawan atau

jamur (fungi), dan bakteri. Tumbuhan ini dapat

membantu terjadinya penguraian organik, terutama yang

hidup di dekat permukaan lantai hutan. Namun beberapa

jenis anggrek tertentu, suku Burmanniaceae dan

Gentianaceae, jenis-jenis Triuridaceae dan

Balanophoraceae yang sedikit mengandung klorofil dapat

hidup dengan cara saprofit yang sama. Tumbuhan ini

banyak ditemukan pada lantai hutan yang memiliki

rontokkan daun-daun yang cukup tebal dan terjadi

pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut

dapat dijumpai pada rongga-rongga atau sudut-sudut

diantara akar-akar banir pohon-pohon.

Parasit

12 | P a g e

Jenis tumbuhan ini biasanya mengambil unsur hara

dari pohon inangnya untuk kelangsungan hidupnya.

Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk merugikan tumbuhan

inangnya. Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan

bakteria yang digolongkan dalam 2 sinusia penting.

Pertama adalah parasit akar yang tumbuh di atas tanah

dan yang kedua adalah setengah parasit (hemiparasit)

yang tumbuh seperti epifita di atas pohon. Parasit

akar jumlahnya sangat sedikit dan tidak seberapa

penting artinya, namun bila dikaji secara mendalam

akan sangat menarik sekali. Hemiparasit yang bersifat

seperti epifit jenisnya sangat banyak sekali dan

jumlahnyanya pun melimpah ruah serta banyak dijumpai

di seluruh hutan hujan tropis. Kebanyakan hemiparasit

adalah dari suku benalu (Loranthaceae).

E. Komponen Penyusun Hutan Hujan Selain Tumbuhana.Hewan

Hutan hujan menyediakan makanan untuk hewan,

sehingga hutan hujan tropis di jadikan rumah bagi

berbagai jenis hewan di antarnya mamalia, reptile,

burung, amphibi, serangga dan ikan yang hidup di

perairan hutan hujan tropis.

Perairan hutan hujan tropis termasuk sungai, anak

sungai, danau, dan rawa-rawa adalah rumah bagi

13 | P a g e

mayoritas spesies ikan air tawar. Lembah sungai Amazon

sendiri memiliki 3000 spesies yang diketahui dan

kemungkinan spesies yang tidak teridentifikasi dalam

jumlah yang sama.

Banyak ikan tropis yang dipelihara di akuarium air

tawar berasal dari hutan hujan. Ikan seperti Angelfish,

Neon Tetras, Discus, dan lele pemakan ganggang berasal

dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, sedangkan

Danios, Gurameh, Siamese Fighting Fish (atau Betta),

dan Clown Loach berasal dari Asia.

Kebanyakan dari hewan yang ditemukan di hutan

hujan adalah serangga. Sekitar seperempat dari seluruh

spesies hewan yang telah diberi nama dan dideskripsikan

oleh ilmuwan adalah kumbang. Hampir 500.000 jenis

kumbang diketahui ada.

Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis

rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering

tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di

daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat

sejenis primata, seperti; gorilla, monyet, simpanse,

siamang, dan primata lainnya.

b.Manusia Hutan Hujan

Hutan hujan tropis merupakan rumah bagi manusia

pedalaman yang bergantung pada sekitar mereka untuk

makanan, tempat berlindung, dan obat-obatan. Saat ini

14 | P a g e

hanya sedikit manusia hutan yang hidup dengan cara

tradisional; kebanyakan telah digantikan dengan para

penetap dari luar atau telah dipaksa oleh pemerintah

untuk menyerahkan gaya hidup mereka.

Dari sisa-sisa manusia hutan yang ada, Amazon

memiliki jumlah populasi yang terbesar, walau orang-

orang tersebut juga telah dipengaruhi oleh dunia

modern. Sementara mereka masih menggunakan hutan

sebagai tempat untuk berburu dan mengumpulkan makanan,

kebanyakan Ameridian, panggilan yang biasa ditujukan

pada mereka, menanam hasil bumi (seperti pisang,

manioc, dan beras), menggunakan barang-barang dari

Barat (seperti panci, penggorengan, dan perkakas

metal), dan melakukan kunjungan reguler ke kota-kota

untuk membawa makanan dan barang ke pasar. Walau

begitu, manusia-manusia hutan ini dapat mengajarkan

banyak tentang hutan hujan pada kita. Pengetahuan

mereka tentang tanaman-tanaman obat yang digunakan

untuk merawat orang sakit tidak ada tandingannya dan

mereka memiliki pemahaman yang luar biasa mengenai

ekologi dari hutan hujan Amazon.

Di Afrika terdapat penghuni hutan asli yang kadang

dikenal dengan nama pygmies. Ukuran tertinggi dari

orang-orang ini, juga dikenal sebagai Mbuti, jarang

yang tingginya lebih dari 5 kaki. Ukuran mereka yang

kecil membuat mereka dapat bergerak di dalam hutan

15 | P a g e

dengan lebih efisien bila dibandingkan dengan orang

yang lebih tinggi.

F.   Permukaan Tanah Hutan HujanDedaunan di kanopi membuat lapisan dasar dari hutan

hujan umumnya gelap dan lembab. Bagaimanapun, terlepas dari

bayang-bayang konstanya, permukaan tanah dari hutan hujan

adalah bagian yang penting dari ekosistem hutan.

Lantai hutan adalah dimana terjadinya pembusukan

(decomposation). Dekomposasi atau pembusukan adalah proses

ketika makhluk-makhluk pembusuk seperti jamur dan mikro

organism mengurai tumbuhan dan hewan yang mati dan mendaur

ulang material-material serta nutrisi-nutrisi yang berguna.

Banyak dari hewan-hewan terbesar hutan hujan ditemukan

di lantai hutan. Beberapa dari ini termasuk gajah, tapir,

dan macan kumbang.

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produktivitas Hutan Hujan TropisProduktivitas merupakan parameter ekologi yang sangat

penting. Produktivitas ekosistem adalah suatu indeks yang

mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan

16 | P a g e

interaksi yang berlangsung simultan di dalam ekosistem. Jika

produktivitas pada suatu ekosistem hanya berubah sedikit

dalam jangka waktu yang lama maka hal ini menandakan kondisi

lingkungan yang stabil, tetapi jika terjadi perubahan yang

dramatis, maka menunjukkan telah terjaDI perubahan

lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting

dalam  interaksi di antara organisme-organisme yang menyusun

ekosistem.

Produktivitas khususnya di wilayah tropis dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain adalah:

Suhu dan cahaya matahariWilayah hutan hujan tropis menerima lebih banyak

sinar matahari tahunan yang tersedia bagi

fotosintesis dibanding dengan wilayah iklim sedang.

Hal ini disebabkan oleh 3 faktor: (1) Kemiringan

poros bumi menyebabkan wilayah tropika menerima lebih

banyak sinar matahari dibanding pada atmosfer luarnya

dibanding dengan wilayah iklim sedang. (2) Lewatnya

sinar matahari pada atmosfer yang lebih tipis (karena

sudut yang lebih tegak lurus di daerah tropika),

mengurangi jumlah sinaran yang diserap oleh atmosfer.

Di wilayah hutan hujan tropis, 56% sampai dengan 59 %

sinar matahari pada batas atmosfer dapat sampai di

permukaan tanah. (3) Masa tumbuh, yang terbatas oleh

17 | P a g e

keadaan suhu adalah lebih panjang di daerah hutan

hujan tropis (kecuali di tempat-tempat yang sangat

tinggi)

Suhu yang tinggi dan konstan hampir sepanjang

tahun dapat bermakna musim tumbuh bagi tumbuh-

tumbuhan akan berlangsung lama, yang pada gilirannya

akan meningkatkan produktivitas tumbuhan.

Curah Hujan Di daerah hutan hujan tropis jumlah curah hujan

per tahun berkisar antara 1600 sampai dengan 4000 mm 

dengan sebaran bulan basah 9,5-12 bulan basah.

Kondisi ini menjadikan wilayah ini memiliki curah

hujan yang merata hampir sepanjang tahun yang akan

sangat mendukung produktivitas.

Walaupun memberi dampak positif bagi produktivitas

vegetasi menurut Resosoedarmo et al., (1986) curah

hujan yang tinggi akan menyebabkan tanah- tanah yang

tidak tertutupi oleh vegetasi rentan sekali terhadap

pencucian yang akan mengurangi kesuburan tanah dengan

cepat. Barbour et al, (1987) mengatakan bahwa sebagai

salah satu faktor siklus hara dalam sistem, pencucian

adalah penyebab utama hilangnya hara dari suatu

ekosistem. Hara yang mudah sekali tercuci terutama

adalah Ca dan K.

18 | P a g e

Interaksi Antara Suhu dan Curah HujanInteraksi antara suhu yang tinggi dan curah hujan

yang banyak yang berlangsung sepanjang tahun

menghasilkan kondisi kelembapan yang sangat ideal

bagi vegetasi hutan hujan tropis untuk meningkatkan

produktivitas. Warsito (1999) menjelaskan bahwa

kelembapan atmosfer merupakan fungsi dari lamanya

hari hujan, terdapatnya air yang tergenang, dan suhu.

Sumber utama air dalam atmosfer adalah hasil dari

penguapan dari sungai, air laut, dan genangan air

tanah lainnya serta transpirasi dari tumbuhan.

Menurut Jordan (1995) tingginya kelembapan pada

gilirannya akan meningkatkan laju aktivitas

mikroorganisme. Selain itu, proses lain yang sangat

dipengaruhi oleh proses ini adalah pelapukan tanah

yang berlangsung cepat. Pelapukan terjadi ketika

hidrogen dalam larutan tanah bereaksi dengan mineral-

mineral dalam tanah atau lapisan batuan, yang

mengakibatkan terlepas unsur-unsur hara . Hara-hara

ini ada yang dapat dengan segera diserap oleh

tumbuhan

Produktivitas SerasahProduktivitas serasah di hutan hujan tropis adalah

juga yang tertinggi di banding dengan wilayah-wilayah

lain sebagaimana yang terlihat pada Table 2. Oleh

19 | P a g e

karena produktivitas serasah yang tinggi maka akan

memberikan keuntungan bagi vegetasi untuk

meningkatkan produktivitas karena tersedianya sumber

hara yang banyak.

Tanah. Tanah adalah faktor di daerah tropis yang tidak

mendukung tingginya

produktivitas yang tinggi. Tanah di hutan hujan

tropis adalah tanah yang berumur sangat tua, kecuali

tanah vulkanik. Periode Pleistocene tidak berpengaruh

sama sekali pada tanah disini, dan kemungkinan besar

tanah disini berasal dari periode Tertiary.

HerbivorHerbivora adalah faktor biotik yang mempengaruhi

produktivitas vegetasi.

Sekitar 10 % dari produktivitas vegetasi darat dunia

dikonsumsi oleh herbivora

biofag. Persentase ini bervariasi menurut tipe

ekosistem darat (Barbour at al.,

1987). Oleh karena produktivitas yang tinggi, maka

dapat di antisipasi adanya

potensi yang tinggi untuk terjadi serangan insekta.

Namun, sedikit bukti yang ada sekurang-kurangnya di

hutan yang tumbuh secara alami, adanya serangan

20 | P a g e

insekta pada areal berskala luas. Banyak pohon

mengembangkan alat

pelindung terhadap herbivora melalui produksi bahan

kimia tertentu yang jika

dikonsumsi oleh herbivora memberi efek yang kurang

baik bagi herbivora.

21 | P a g e