Pengertian EKSTRAPOLASI

34
Pengertian EKSTRAPOLASI Perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia. memperkirakan nilai fungsi di luar titik data yang tersedia , tetapi tidak mengubah jumlah variabel. metode untuk menentukan atau memperkirakan suatu nilai yang berada di luar interval atau dua titik yang segaris berikut adalah gambar contoh grafiknya

Transcript of Pengertian EKSTRAPOLASI

Pengertian EKSTRAPOLASI

Perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia.

memperkirakan nilai fungsi di luar titik data yang tersedia , tetapi tidak mengubah jumlah variabel.

metode untuk menentukan atau memperkirakan suatu nilai yang berada di luar interval atau dua titik yang segaris

berikut adalah gambar contoh grafiknya

Ekstrapolasi adalah metode yang dipergunakan dalam memprediksi nilai dari suatu data atau fungsi yang berada di luar interval (data awal yang telah diperoleh). Untuk dapat memprediksi persamaan yang berada diluar interval maka sebelumnya perlu mengetahui atau terlebih dulu hafal konsep dari suatupersamaan ketika hanya diberikan sebuah grafik untuk di analisis dan didapatkan suatu prediksi (pendekatanyang tepat).

INFLASI dan DEFLASI

A. Pengertian Inflasi

Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada

beberapa sumber. Diantaranya:

v  Inflasi adalah kenaikan harga secara umum

Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga,

yaitu adanya kecenderungan bahwa harga barang meningkat

secara terus-menerus.

v  Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang

secara kontinu.

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan

tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga

yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi

v  Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan

tingkat harga barang-barang secara umum.

Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan

jasa itu banyak sekali jumlah dan jenisnya. Ada

kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang

lainnya yang justru naik harganya. Kenaikan satu dua

barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali bila

kenaikan harga barang tersebut meluas pada sebagian

besar harga barang-barang lainya.

Definisi Inflasi menurut para ahli :

Ekonom Parkin dan Bade

Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga.

Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa

juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk

memperoleh barang tersebut.

Menurut Nopirin (1987:25)

Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus

menerus selama peride tertentu.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)

Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi

tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum

yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price

level (year t-l) rice level (year t-l)

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan

telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala (2001:203)

1)      Kenaikan harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih

tinggi darpada harga periode sebelumnya.

2)      Bersifat umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan

inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga

secara umum naik.

3)      Berlangsung terus menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan

memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu

perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu

minimal bulanan.

B. Macam-Macam Inflasi

1. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya

Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau

tidaknya yaitu:

a)      Inflasi ringan

Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping

inflation)adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10%

per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara

berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan.

b)      Inflasi sedang

Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara

10% sampai 30% per tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai

membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat laju

inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan

harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat

yang berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun

dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan

dengan kenaikan harga.

c)      Inflasi berat

Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30%

sampai 100%.Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.Hal

ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang

memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.

d)     Inflasi liar (hyperinflation)

Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi

dari 100% per tahun. Inflasi ini terjadi bila setiap

saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga

orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan

nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak

terkendali (Hyperinflastion).

2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

a)      Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi

permintaan (demand full inflation)

Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh

besarnya permintaan masyarakat akan barang-barang.

Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh

membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi

permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada

tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau

likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap

barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan

terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya

permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian

menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi,

inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam

permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan

dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih

disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar

yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga

disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama

tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur

peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank

sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di

sektor industri keuangan.

b)      Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost

push inflation)

Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat

penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk

adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara

umum tidak ada perubahan yang meningkat secara

signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi

ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-

rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga

sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran,

atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian

yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau

skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi

sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya

masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan,

dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku

untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi

(penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi

yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang

sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal

ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat

penting.

Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price

push inflation) karena kenaikan harga bahan-bahan baku

dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga

minyak;

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages

cosh inflation) misalnya karena kenaikan gaji pegawai

negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka

harga-harga barang barang lain juga ikut naik.Biasanya

inflasi karena kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti

karena akan bias menimbulkan inflasi secara

berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga akan naik.

Karena harga barang naik, maka upah harus dinaikkan dan

ini kemungkinan akan terus berkelanjutan.

3. Inflasi Berdasarkan Asalnya

Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :

a)      Inflasi yang berasal dalam negeri seperti defisit

anggaran belanja Negara yang terus menerus.

Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah

mengintruksikan Bank Indonesia mencetak uang baru dalam

jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain

itu inflasi dari dalam negeri juga dapat disebabkan

oleh adanya gagal panen dan sebagainya.

b)      Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported

inflation).

Inflasi ini timbul karena adanya karena adanya inflasi

dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga

barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya

banyak dialami oleh negara-negara yang sedang

berkembang yang notabene sebagian besar usaha

produksinya mempergunakan bahan dan alat dari luar

negeri yang timbul karena dari adanya perdagangan

internasional.

4. Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan

sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1)      Merayap {Creeping Inflation)

Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun),

kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase yang

kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.

2)      Inflasi menengah {Galloping Inflation)

Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan

kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek

serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-

harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan

lalu dan seterusnya.

3)      Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)

Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan

kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang

merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul

apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.

C. Penyebab Inflasi

Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang

beredar.Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab

terjadinya inflasi.

1). Teori Kuantitas

Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas

tentang inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini

mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi

Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal

sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Teori

ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan

harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga

terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah

sebagai berikut :

1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume

uang beredar, baik uang kartal maupun giral.

2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan

jumlah uang beredar  dan oleh harapan (ekspektasi)

masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.

Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya

berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh

jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan

antara jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah

maka harga-harga akan naik.Ini berarti nilai uang menurun

karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas

harga-harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang

beredar atau sering di tulis sebagai berikut.

P = k . M

Keterangan :

P : tingkat harga

k : proporsi tertentu

M : jumlah uang

Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving

Fisher yaitu yang dikenal Teori Jumlah Peredaran Uang

(Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk

membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli

akan sama dengan jumlah uang diterima oleh penjual yaitu :

MV = PT

Keterangan :

M : Jumlah uang yang beredar

V : Kecepatan perputaran uang

P : Tingkat harga

T : Banyaknya transaksi

2). Teori Keynes

Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling

menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah

permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait

dengan produksi dan kapasitas produksi yang

tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi

berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul

lagi inflasi.

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi

terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas

kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan

efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan

agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia

(penawaran agregat), akibatnya akan terjadi  inflationary

gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran

agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas

produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan

permintaan agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan

kaum  monetarist,  Keynesian models ini lebih banyak dipakai

untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek.

Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di

masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan

terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan

masyarakat yang memiliki daya beli yang relatif rendah

kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang

lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat.

Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah

satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana

(tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian

barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan

efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi

supply  barang (inflationary gap menghilang)

3). Teori Strukturalis

Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang

sedang berkembang. Menurut teori ini yang mempengaruhi

perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan

inflasi yaitu :

a)      Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.

Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan

sector-sektor lain. Adapun penyebabnya yaitu :

Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara

tersebut semakin memburuk.

Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap

kenaikan harga.

b)      Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan

Makanan di dalam Negeri.

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh

secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per

kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam

negeri cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan

harga barang-barang lain.Dampak yang ditimbulkan yaitu

timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan

upah dan gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan

kenaikan ongkos produksi yang memacu kenaikan harga

barang pula.

Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:

1. Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes

up.

2. Supply dari barang yang berkurang

3. Permintaan terhadap uang tersebut menurun

4. Permintaan untuk barang – barang lain naik. (Donny S.

Makalew)

D. Pengaruh Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang

secara normal. Dalam kaitanya dengan pertumbuhan ekonomi,

inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :

a)         Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif

Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung

melakukan investasi spekulatif,misalnya dengan cara

membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang

berharga yang lebih menguntungkan bila dibandingkan

melakukan investasi produktif yang belum tentu akan

memberikan kontribusi positif untuk selanjutnya.

b)        Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi

di masa depan.

Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di

kendalikan. Gagal mengendalikan inflasi akan

menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di

ramalkan sehingga akan dapat mengurangi kegairahan

pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.

c)         Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran

Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih

murah bila dibandingkan dengan harga barang produksi

dalam negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi

ekspor akan bertambah lambat.Dengan demikian arus modal

ke luar negeri akan lebih banyak dari pada yang masuk

ke dalam negeri.Keadaan seperti ini akan mengakibatkan

terjadinya defisit neraca pembayaran dan kemerosotan

nilai mata uang dalam negeri.

E. Akibat Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif-

tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu

ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti

dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan

pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk

bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya,

dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi

inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian

menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi

tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi

dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para

penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau

karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan

menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka

menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Secara singkat dapat di pilah akibat buruk dari inflasi

tersebut.

1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan

Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah,

rumah, bangunan, pertokoan dan sebagainya akan

mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut

seringkali lebih cepat dari kenaikan inflasi itu

sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk

berpengahasilan rendah merosot. Dengan demikian maka

inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan

antara anggota-anggota masyarakat.

2. Pendapatan Riil Merosot

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi

sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan

pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang

pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian,

daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.

Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya

dalam masa inflasi kenaikan harga cenderung selalu

mendahului kenaikan pendapatan.Dengan demikian inflasi

cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil

sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti kemakmuran

masyarakat merosot.

3. Nilai Riil Tabungan Merosot

Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya

dalam benatuk deposito dan tabungan di Bank, dalam masa

inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot,

tidak hanya itu masyarakat yang memegang uang tunai pun

akan dirugikan karena penurunan nilai riilnya. Memang,

tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi

di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila

orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan

sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha

membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan

masyarakat.

4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur),

inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran

utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah

dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur

atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami

kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah

jika dibandingkan pada saat peminjaman.

5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila

pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan

biaya produksi.

Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk

melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada

pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan

naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan

produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan

produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya

untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup

mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin

akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya

investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga,

mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,

kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi,

defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan

dan kesejahteraan masyarakat.

F. Cara Mengatasi Inflasi

Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan

mengakibatkan kekhawatiran pemerintah. Oleh sebab itu

pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya

karena inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali.

Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi yang

dibiarkan secara terus menerus karena pemerintah mengizinkan

penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran

dengan mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi

tidak disertai dengan kenaikan suplai uang ,maka inflasi itu

disebut inflasi yang tidak disahkan.

Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan

ketegangan social.Oleh sebab itu,tiap-tiap Negara berusaha

menghindari inflasi dengan melakukan kebijakan-

kebijakan.Untuk mengatasi inflasi Bank sentral memainkan

peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral

suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat

inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral

bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian

bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di

luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan

karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang

kurang independen — salah satunya disebabkan intervensi

pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter

untuk mendorong perekonomian — akan mendorong tingkat

inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar

dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam

mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga

berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang

domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang

dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi)

maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting

banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,

termasuk oleh Bank Indonesia.

Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk

menekan laju inflasi diantaranya kebijakan moneter dan

kebijakan fiskal.

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang

diambil oleh penguasa moneter biasanya bank

sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar

sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang

beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan

ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan

moneter yaitu :

a)      Politik Diskonto

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank

sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan

menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan menaikan

tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di

masyarakat akan berkurang, karena orang akan lebih

banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada menjalankan

investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku

bunga jika timbul deflasi (yang akan dibahas lebih

dalam pada halaman berikutnya).Dengan diturunkannya

suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya

dari bank karena bunga tidak memadai.

b)      Kebijakan Pasar Terbuka

Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga

di jalankan yaitu dengan politik pasar terbuka (open

market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual

surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat

berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat

bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual

surat-surat berharga diharapkan uang beredar di

masyarakat dapat tersedot dari masyarakat.

c)      Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)

Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu

angka perbandingan minimum antara uang tunai yang

dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral

(cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank

yang bersangkutan.

d)     Perubahan Cadangan Minimum

Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank

umum dapat mempengaruhi jumlah uang yang

beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum

diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan

sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang

yang beredar cenderung turun.

2. Kebijakan Fiskal

a)      Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam

hal ini diharapkan penggunaan anggaran negara agar

sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara

melampui batas yang telah ditentukan akan mendorong

terjadinya pertambahan uang yang beredar begitu juga

sebaliknya.

b)      Menaikan Tarif Pajak

Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah

uang beredar tersebut dapat dikurangi dengan jalan

menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang

yang dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus

diperhatikan agar tidak terjadi ketimpangan atau

ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat

mana yang dinaikkan pajaknya.

c)      Mengadakan Pimjaman Pemerintah

Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik

dengan jalan paksaan ataupun tidak,untuk mengurangi

uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling ampuh

dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan

jalan membekukan simpanan yang dimiliki oleh masyarakat

yang ada di bank.Dapat juga ditempuh dengan jalan

memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung.

3. Kebijakan Non-Moneter

a)      Menaikan Hasil Produksi

Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju

inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat dilakukan dengan

cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan

berakibat impor barang meningkat.Pertambahan jumlah

barang di dalam negericenderung menurunkan harga.

b)      Kebijakan Upah

Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan

gaji dengan cara gaji tidak sering dinaikan.Kenaikan

gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal

ini pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-

barang secara keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka

akan menimbulkan inflasi.

c)      Pengaman harga dan distribusi barang

Pemerintah harus dapat mengendalikan kenaikan harga

berbagai macam barang. Oleh karena itu,pemerintah

menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi),

melakukan pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup

berat.Apabila penetapan harga tidak disertai dengan

pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil

yang diharapkan. Namun, kadang-kadang pengamanan harga

oleh pemerintah sering menimbulkan pasar yang tidak

diinginkan.(pasar gelap).

G. Menghitung Laju Inflasi

1. GNP Deflator

GNP Deflator adalah rasio GNP (Gross National Product)

nominal pada tahun tertentu terhadap GNP riil pada

tahun tersebut. Hal ini merupakan ukuran inflasi dari

periode dimana harga dasar untuk perhitungan GNP riil

digunakan sampai GNP sekarang.Perhitungan cara ini

melibatkan semua barang yang di produksi.

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI)

Indeks Harga Konsumen berfungsi mengukur biaya

pembelian kelompok barang dan jasa yang di anggap

mewakili belanja konsumen. Biasanya, kelompok barang

yang digunakan masyarakat dapat berubah. Hal ini

disesuaikan dengan pola konsumsi yang ada.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke

dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of

individual consumption by purpose – COICOP), yaitu :

1)      Kelompok Bahan Makanan

2)      Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau

3)      Kelompok Perumahan

4)      Kelompok Sandang

5)      Kelompok Kesehatan

6)      Kelompok Pendidikan dan Olah Raga

7)      Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Perbedaan IHK dan GNP Deflator sebagai berikut :

a)      GNP Deflator mengukur harga barang lebih besar

daripada IHK.

b)      IHK mengukur biaya pembelian yang relative sama dari

tahun ke tahun.Hal ini tergantung jenis dan jumlah barang

yang di produksi.

c)      IHK secara langsung mencakup barang impor,sedangkan

GNP Deflator hanya mencakup barang yang di produksi dalam

negeri.

3. Indeks Harga Produsen (IHP)

Indeks Harga Produsen (IHP) ini mengukur harga barang

yang dibeli oleh produsen,yang meliputi bahan mentah

dan barang setengah jadi.IHP juga digunakan untuk

mengukur indeks harga pada awal distribusi.Kenaikan IHP

dapat dijadikan tanda kenaikan IHK.

4. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).

5. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga

dari komoditas-komoditas tertentu.

6. Indeks harga barang-barang modal

DEFLASI

 A. Pengertian Deflasi

Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana

harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.

Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi

terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di

masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya

jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi

didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap

uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.

B. Penyebab Deflasi

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :

1. Menurunnya Persediaan Uang di Masyarakat.

Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini

cenderung disebabkan karena sebagian besar masyarakat

menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya

di bank kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga

yang tinggi karena dapat memberikan keuntungan yang

cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan uang

yang ada di masyarakat semakin berkurang.Jika

persediaan uang lebih sedikit bila dibandingkan dengan

jumlah barang maka akan dapat menimbulkan deflasi.

2. Meningkatnya Persediaan Barang

Kadang kala produksi barang tidak bisa di bendung

apabila permintaan barang meningkat.Produsen cenderung

terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi

seperti itu.Jika jumlah barang yang diproduksi tersebut

tidak habis terjual kepada konsumen dan produksi tetap

dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin

berkurang maka akan dapat meningkatkan jumlah

persediaan barang di masyarakat akibatnya harga barang

tersebut semakin menurun karena jumlahnya banyak.

3. Menurunnya Permintaan Akan Barang.

Apabila permintaan akan suatu barang menurun sedangkan

produksi tetap dilakukan maka cenderung hal tersebut

akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.

C. Pengaruh dan Akibat Deflasi

1. Penurunan persediaan uang

Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di

masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti

yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar

Investasi akan mengalami kekacauan.

2. Memperlambat aktivitas ekonomi

Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen

memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih

lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih

jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan

memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary

spiral).

3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah

banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki

bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan

demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit

dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin

berkurang.

4. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya

investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya

ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak

ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.

5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara

menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku

bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah

paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank

yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.

Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi

adalah sebagai berikut.

a)      Baik, deflasi akan membuat orang menyimpan uang

sehingga uang benar-benar dihargai dan jaminan keamanan

sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan

ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan

menguat.

b)      Buruk. deflasi akan membuat jatuh nilai properti.

Orang lebih suka mendepositokan uangnya di bank atau pasar

modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga

terus turun maka produsen cenderung kurang berminat

memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang karena banyak

PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga

pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara

keseluruhan mengalami kemunduran.

D. Cara Mengatasi Deflasi

Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan

menurunkan tingkat suku bunga. Deflasi dapat diibaratkan

jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila

seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas

menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya

otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam jangka

waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan

sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk

digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak

mungkin akan mengalami kelumpuhanselamanya.

Hal ini parallel dengan inflasi. Cara terbaik untuk

mengatasinya adalah dengan melatih kembali otot-otot yang

sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal

ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan

otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi

menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak

yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan

ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut.

Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Lazim

dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan

kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat

yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat

menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga

bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi.

Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol

juga atau bahkan negative. Akibatnya, biaya impor menjadi

terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan

signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh

aksi spekulan semata-mata.

Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus

ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan

demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar.

Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan

belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari

sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan

peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang

sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain

itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun

seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah

jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar

pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan

mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.

Selain itu kebijakan moneter dan fiskal juga dapat di

terapkan oleh pemerintah.

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang

diambil oleh penguasa moneter biasanya bank

sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar

sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang

beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan

ekonomi masyarakat.Ada beberapa macam kebijakan moneter

yaitu :

a)      Politik Diskonto

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank

sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan

menurunkan tingkat bunga.Dengan menurunkan tingkat

bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat

akan bertambah ,karena orang akan lebih banyak menarik

uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.

b)      Kebijakan Pasar Terbuka

Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga

di jalankan yaitu dengan politik pasar terbuka (open

market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual

surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat

berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat

bertambah,sehingga uang yang beredar dimasyarakat

semakin bertambah.

c)      Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)

Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu

angka perbandingan minimum antara uang tunai yang

dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral

(cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank

yang bersangkutan.Pada saat deflasi pemerintah akan

mengurangi persediaan uang kas.Sehingga uang kas yang

beredar di masyarakat akan semakin meningkat.

d)     Perubahan Cadangan Minimum

Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank

umum dapat mempengaruhi jumlah uang yang

beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum

diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan

sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang

yang beredar cenderung turun.Jadi pada saat deflasi

pemerintah lewat bank sentral akan lebih baik

menurunkan cadangan minimum.

2. Kebijakan Fiskal

a)      Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam

hal ini diharapkan penggunaan anggaran negara agar

sesuai dengan perencaan. Kalau pembelajaan negara

melampui batas yang telah ditentukan akan mendorong

terjadinya pertambahan uang yang beredar di masyarakat.

Meski demikian diharapkan pembelanjaan negara tidak

melampui batas yang telah ditentukan.

b)      Menurunkan Tarif Pajak

Saat terjadi deflasi uang beredar sedikit dimasyarakat.

Jumlah uang beredar tersebut dapat ditambah dengan

jalan menurunkan tarif pajak. Jika tariff pajak

diturunkan uang yang dibelanjakan oleh masyarakat

cenderung meningkat. Sehingga dengan demikian uang akan

lebih banyak kemasyarakat.

c)      Mengadakan Pimjaman Pemerintah

Pemerintah dapat mengadakan pinjaman pemerintah baik dengan

jalan paksaan ataupun tidak,untuk menambah uang yang beredar

di masyarakat. Cara yang paling ampuh dilakukan untuk

menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan mencairkan

simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank

lebih banyak.Jika, dalam keadaan deflasi.

3. Kebijakan Non-Moneter

a)      Menurunkan Hasil Produksi

Menurunkan hasil produksi dapat memperkecil laju

deflasi.Penurunan hasil produksi dapat dilakukan dengan

cara memberikan batasan terhadap produsen. Pengurangan

jumlah barang di dalam negeri cenderung menaikan harga.

b)      Kebijakan Upah

Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan

gaji dengan cara gaji sering dinaikan.Kenaikan gaji dan

upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada

akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang

secara keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka akan

menimbulkan inflasi. Jadi untuk kebijakan ini resiko

yang harus dihadapi cukup besar karena sedikit saja

mengalami kesalahan inflasi akan membayangi.

dari berbagai sumber