PENGERTIAN KEPARIWISATAAN

27
PENGERTIAN KEPARIWISATAAN Pengertian Kepariwisataan Pada awal perkembangan kepariwisataan -, paradigma kepariwisataan dunia mengusung keyakinan bahwa kepariwisataan tidak menghabiskan sumber daya alam. Namun dewasa ini, pandangan tentang sumber daya alam tersebut dilihat juga dari sudut nilai-nilainya, tidak semata-mata dari kuantitasnya belaka. Dengan adanya “drive” ke arah pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan kepariwisataan, misalnya bahan bangunan kayu, yang digunakan untuk membangun hotel, restoran, gedung pertemuan/konferensi, furniture dsb., serta sumber alam mineral seperti Bahan Bakar Minyak yang digunakan untuk keperluan angkutan wisatawan, serta kerusakan lingkungan alam yang disebabkan oleh pembangunan fasilitas dan sarana kepariwisataan, menyebabkan paradigma itu bergeser ke arah pemahaman bahwa sumber alam, – cepat atau lambat -, semakin berkurang nilainya disebabkan karena perkembangan kepariwisataan. Pada gilirannya, kuantitasnya pun semakin berkurang, dalam bentuk berkurangnya luas hutan, luas lahan hijau, jumlah keragaman hayati (bio-diversity), debit air tanah, dsb. Atas dasar pemikiran tersebutlah timbul berbagai gerakan, berupa pembahasan, pengamatan, penelitian dsb. -, yang menunjang penyelenggaraan kepariwisataan berkelanjutan. Meskipun demikian, gerakan itu bukanlah tidak berhadapan dengan kendala. Adapun salah satu kendalanya adalah perbedaan pemahaman tentang pembangunan berkelanjutan itu sendiri, terutama dalam hubungannya dengan pemahaman tentang Wisata Eco (Ecotourism). Perkembangan pemahaman tentang ecotourism berawal di tahun 1970- an dengan berkembangnya kepariwisataan berbasis alam, yang pada intinya merupakan “acara perjalanan” yang meliputi kunjungan ke tempat-tempat yang berada di lingkungan alam. Pada awal tahun 1990-an, perkembangan dan pertumbuhan ecotourism, – bersama dengan pariwisata alam, budaya, peninggalan sejarah dan petualangan -, secara global telah menjadi sektor industri pariwisata yang mengalami laju pertumbuhan terpesat.

Transcript of PENGERTIAN KEPARIWISATAAN

PENGERTIAN KEPARIWISATAAN

Pengertian Kepariwisataan

Pada awal perkembangan kepariwisataan -, paradigmakepariwisataan dunia mengusung keyakinan bahwa kepariwisataantidak menghabiskan sumber daya alam. Namun dewasa ini,pandangan tentang sumber daya alam tersebut dilihat juga darisudut nilai-nilainya, tidak semata-mata dari kuantitasnyabelaka.Dengan adanya “drive” ke arah pemanfaatan sumber daya alam untukkepentingan kepariwisataan, misalnya bahan bangunan kayu, yangdigunakan untuk membangun hotel, restoran, gedungpertemuan/konferensi, furniture dsb., serta sumber alammineral seperti Bahan Bakar Minyak yang digunakan untukkeperluan angkutan wisatawan, serta kerusakan lingkungan alamyang disebabkan oleh pembangunan fasilitas dan saranakepariwisataan, menyebabkan paradigma itu bergeser ke arahpemahaman bahwa sumber alam, – cepat atau lambat -, semakinberkurang nilainya disebabkan karena perkembangankepariwisataan. Pada gilirannya, kuantitasnya pun semakinberkurang, dalam bentuk berkurangnya luas hutan, luas lahanhijau, jumlah keragaman hayati (bio-diversity), debit air tanah,dsb.Atas dasar pemikiran tersebutlah timbul berbagai gerakan,berupa pembahasan, pengamatan, penelitian dsb. -, yangmenunjang penyelenggaraan kepariwisataan berkelanjutan.Meskipun demikian, gerakan itu bukanlah tidak berhadapandengan kendala. Adapun salah satu kendalanya adalah perbedaanpemahaman tentang pembangunan berkelanjutan itu sendiri,terutama dalam hubungannya dengan pemahaman tentang Wisata Eco(Ecotourism).Perkembangan pemahaman tentang ecotourism berawal di tahun 1970-an dengan berkembangnya kepariwisataan berbasis alam, yangpada intinya merupakan “acara perjalanan” yang meliputikunjungan ke tempat-tempat yang berada di lingkungan alam.Pada awal tahun 1990-an, perkembangan danpertumbuhan ecotourism, – bersama dengan pariwisata alam,budaya, peninggalan sejarah dan petualangan -, secara globaltelah menjadi sektor industri pariwisata yang mengalami lajupertumbuhan terpesat.

Source :http://caretourism.wordpress.com/2011/08/30/pengertian-kepariwisataan-ecotourism/ 

Salah satu istilah yang digunakan secara “resmi” sebagai namasebuah kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan danPariwisata yang berwenang menangani “kebudayaan” dan“kepariwisataan“, tidak menggunakan istilah “kepariwisataan”melainkan “pariwisata“, berbeda halnya dengan istilah“kebudayaan” yang digunakannya secara berdampingan.Sementara itu Undang-undang no. 10/Th 2009 (UU no.10/2009)disebutnya sebagai Undang-undang tentang “Kepariwisataan”. Disamping itu, kita sering mendengar dan membaca adanya istilah“obyek wisata” dan “atraksi wisata“. Oleh karena itu tidaklahheran jika banyak pihak yang mempertanyakan akan perbedaanantara wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Atas dasar apapilihan istilah wisata, pariwisata dan kepariwisataan itudigunakan?Dengan diundangkannya UU no.10/2009 tentang Kepariwisataan,diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebihtertib sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagimenimbulkan pengertian yang membingungkan.Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkanberbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, diantaranya sebagai berikut.

WISATA        : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan olehseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempattertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, ataumempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalamjangka waktu tertentu;

WISATAWAN    : adalah orang yang melakukan wisata; PARIWISATA    : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan olehmasyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;

KEPARIWISATAAN    : adalah keseluruhan kegiatan yang terkaitdengan pariwisata dan bersifat multidimensi sertamultidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orangdan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakatsetempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah danpengusaha.

Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebutmerupakan salah satu definisi di antara sekian banyak definisiyang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagaiacuan dalam upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia. Tidakberlaku universal.Untuk memperoleh pengertian yang sama mengenai istilah-istilahtersebut, sebaiknya kita tinjau juga dari sudut lainnya yangbersifat universal dan ditujukan untuk memberikan acuan bagikebutuhan lainnya, antara lain kebutuhan statistik dan / ataupengaturan dan pengelolaan kepariwisataan secarainternasional. Tinjauan tersebut dapat dilakukan dari dua segipengertian, yaitu Pengertian istilah (etimologi) danPengertian ilmiah (definisi);

Source :http://caretourism.wordpress.com/2010/08/12/pengertian-dasar-kepariwisataan/ 

Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972Maurice Menerbitkan buku petunjuk “ The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciateits Beealities, Learn thelanguage and take exercise “. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaituperjalanan besar dan kecil ( Grand Tourdan Perit Tour ).

Pertengahan  abad  ke-19  jumlah  orang  yang  berwisata  masih  terbatas karena butuh waktu lamadanbiaya besar, keamanankurang terjamin, dan sarananya  masih  sederhana.  Tetapi  sesudah  Revolusi Industri  keadaan  itu berubah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengahjuga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad ke-20 terutama   setelah   perang   dunia   II  kemajuan   teknik   produksi   dan   teknik penerbangan menimbulkanpeledakan

pariwisata.Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket ( Package tour ).

Bila  dilihat  dari  segi  etimologinya,  kata  pariwisata  berasal  dari  bahasa Sansekerta yang terdiridari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar- putar, berkali-kali, dari dan ke. Dan kata wisataberarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikianpengertianpariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali- kali, berputar-putar  dari  suatu  tempat  ke  tempat  lain  ataupun  suatu  perjalanan yang sempur na.

Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata pariwisata lebih dikenal dengan istilah tourisme. Kemudiandiselenggarakan Munas (MusyawarahNasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam musyawarah itudihasilkan sebuah istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini diusulkanoleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan atashimbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan selanjutnya pada tahun1960 istilah DewanTourisme Indonesia diganti menjadiDewan Pariwisata Nasional.

Pengertian pariwisata di atas belum memberikan pengertian yang jelas dan tidak mempunyaiketentuan mengenai batasan-batasan dari pengertian pariwisata tersebut. Oleh karena itu sebagai bahanpertimbangan dapat kita lihat beberapa pendapat ahli kepariwisataan mengenai pengertian pariwisata.

 Source : The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learnthe language and take exercise

 Kesimpulan :

 

 Kepariwisataan adalah kegiatan yang dimana orang melakukan

perjalanan ke suatu tempat yang menarik, dari segi tempatmaupun dari segi keindahaan tempat tersebut,dengan bertujuanuntuk melihat aspek keindahan dan dan tinggal disana selamakurang lebih 24 jam

PENGERTIAN KEPARIWISATAAN

Pengertian Kepariwisataan

Pada awal perkembangan kepariwisataan -, paradigmakepariwisataan dunia mengusung keyakinan bahwa kepariwisataantidak menghabiskan sumber daya alam. Namun dewasa ini,pandangan tentang sumber daya alam tersebut dilihat juga darisudut nilai-nilainya, tidak semata-mata dari kuantitasnyabelaka.Dengan adanya “drive” ke arah pemanfaatan sumber daya alam untukkepentingan kepariwisataan, misalnya bahan bangunan kayu, yangdigunakan untuk membangun hotel, restoran, gedungpertemuan/konferensi, furniture dsb., serta sumber alammineral seperti Bahan Bakar Minyak yang digunakan untukkeperluan angkutan wisatawan, serta kerusakan lingkungan alamyang disebabkan oleh pembangunan fasilitas dan saranakepariwisataan, menyebabkan paradigma itu bergeser ke arahpemahaman bahwa sumber alam, – cepat atau lambat -, semakinberkurang nilainya disebabkan karena perkembangankepariwisataan. Pada gilirannya, kuantitasnya pun semakinberkurang, dalam bentuk berkurangnya luas hutan, luas lahanhijau, jumlah keragaman hayati (bio-diversity), debit air tanah,dsb.Atas dasar pemikiran tersebutlah timbul berbagai gerakan,berupa pembahasan, pengamatan, penelitian dsb. -, yangmenunjang penyelenggaraan kepariwisataan berkelanjutan.Meskipun demikian, gerakan itu bukanlah tidak berhadapandengan kendala. Adapun salah satu kendalanya adalah perbedaanpemahaman tentang pembangunan berkelanjutan itu sendiri,terutama dalam hubungannya dengan pemahaman tentang Wisata Eco(Ecotourism).Perkembangan pemahaman tentang ecotourism berawal di tahun 1970-an dengan berkembangnya kepariwisataan berbasis alam, yangpada intinya merupakan “acara perjalanan” yang meliputikunjungan ke tempat-tempat yang berada di lingkungan alam.Pada awal tahun 1990-an, perkembangan danpertumbuhan ecotourism, – bersama dengan pariwisata alam,budaya, peninggalan sejarah dan petualangan -, secara global

telah menjadi sektor industri pariwisata yang mengalami lajupertumbuhan terpesat.

Source :http://caretourism.wordpress.com/2011/08/30/pengertian-kepariwisataan-ecotourism/ 

Salah satu istilah yang digunakan secara “resmi” sebagai namasebuah kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan danPariwisata yang berwenang menangani “kebudayaan” dan“kepariwisataan“, tidak menggunakan istilah “kepariwisataan”melainkan “pariwisata“, berbeda halnya dengan istilah“kebudayaan” yang digunakannya secara berdampingan.Sementara itu Undang-undang no. 10/Th 2009 (UU no.10/2009)disebutnya sebagai Undang-undang tentang “Kepariwisataan”. Disamping itu, kita sering mendengar dan membaca adanya istilah“obyek wisata” dan “atraksi wisata“. Oleh karena itu tidaklahheran jika banyak pihak yang mempertanyakan akan perbedaanantara wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Atas dasar apapilihan istilah wisata, pariwisata dan kepariwisataan itudigunakan?Dengan diundangkannya UU no.10/2009 tentang Kepariwisataan,diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebihtertib sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagimenimbulkan pengertian yang membingungkan.Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkanberbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, diantaranya sebagai berikut.

WISATA        : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan olehseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempattertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, ataumempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalamjangka waktu tertentu;

WISATAWAN    : adalah orang yang melakukan wisata; PARIWISATA    : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan olehmasyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;

KEPARIWISATAAN    : adalah keseluruhan kegiatan yang terkaitdengan pariwisata dan bersifat multidimensi sertamultidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orangdan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat

setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah danpengusaha.Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebutmerupakan salah satu definisi di antara sekian banyak definisiyang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagaiacuan dalam upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia. Tidakberlaku universal.Untuk memperoleh pengertian yang sama mengenai istilah-istilahtersebut, sebaiknya kita tinjau juga dari sudut lainnya yangbersifat universal dan ditujukan untuk memberikan acuan bagikebutuhan lainnya, antara lain kebutuhan statistik dan / ataupengaturan dan pengelolaan kepariwisataan secarainternasional. Tinjauan tersebut dapat dilakukan dari dua segipengertian, yaitu Pengertian istilah (etimologi) danPengertian ilmiah (definisi);

Source :http://caretourism.wordpress.com/2010/08/12/pengertian-dasar-kepariwisataan/ 

Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972Maurice Menerbitkan buku petunjuk “ The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciateits Beealities, Learn thelanguage and take exercise “. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaituperjalanan besar dan kecil ( Grand Tourdan Perit Tour ).

Pertengahan  abad  ke-19  jumlah  orang  yang  berwisata  masih  terbatas karena butuh waktu lamadanbiaya besar, keamanankurang terjamin, dan sarananya  masih  sederhana.  Tetapi  sesudah  Revolusi Industri  keadaan  itu berubah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengahjuga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad ke-20 terutama   setelah   perang   dunia   II  kemajuan   

teknik   produksi   dan   teknik penerbangan menimbulkanpeledakanpariwisata.Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket ( Package tour ).

Bila  dilihat  dari  segi  etimologinya,  kata  pariwisata  berasal  dari  bahasa Sansekerta yang terdiridari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar- putar, berkali-kali, dari dan ke. Dan kata wisataberarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikianpengertianpariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali- kali, berputar-putar  dari  suatu  tempat  ke  tempat  lain  ataupun  suatu  perjalanan yang sempur na.

Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata pariwisata lebih dikenal dengan istilah tourisme. Kemudiandiselenggarakan Munas (MusyawarahNasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam musyawarah itudihasilkan sebuah istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini diusulkanoleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan atashimbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan selanjutnya pada tahun1960 istilah DewanTourisme Indonesia diganti menjadiDewan Pariwisata Nasional.

Pengertian pariwisata di atas belum memberikan pengertian yang jelas dan tidak mempunyaiketentuan mengenai batasan-batasan dari pengertian pariwisata tersebut. Oleh karena itu sebagai bahanpertimbangan dapat kita lihat beberapa pendapat ahli kepariwisataan mengenai pengertian pariwisata.

 Source : The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learnthe language and take exercise

 Kesimpulan :

 

 Kepariwisataan adalah kegiatan yang dimana orang melakukan

perjalanan ke suatu tempat yang menarik, dari segi tempatmaupun dari segi keindahaan tempat tersebut,dengan bertujuanuntuk melihat aspek keindahan dan dan tinggal disana selamakurang lebih 24 jam

PENGERTIAN PARIWISATA, KEPARIWISATAAN DANPERJALANAN WISATA

PENGERTIAN PARIWISATA, KEPARIWISATAAN DAN PERJALANAN WISATAA. Pengertian Pariwisata, Kepariwisataan dan Perjalanan WisataIstilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri darisuku kata “pari” berarti berkeliling atau bersama, dan suku kata“wisata” berarti perjalanan. Jadi secara pengertiannya pariwisataberarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain.Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkankekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti : hasil budaya,peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman.Perjalanan wisata adalah perjalanan keliling yang memakan waktu lebihdari tiga hari, yang dilakukan sendiri maupun di atur oleh BiroPerjalanan Umum dengan acara meninjau beberapa kota atau tempat baik didalam maupun di luar negeri.Adapun wisatawan menurut definisi International Union of TravelOrganization (IUOTO) adalah :

1.      Visitor (pengunjung) : seseorang yang melakukan perjalanan ke suatuNegara yang bukan Negara tempat ia tinggal, karena suatu alasan yangbukan pekerjaannya sehari-hari.

2.      Tourist (wisatawan) : pengunjung yang tinggal sementara di suatutempat paling sedikit 24 jam di negara yang dikunjungi dengan motivasiperjalanannya adalah :- Berhibur (bersenang-senang, liburan, kesehatan, studi, alasankeagamaan dan olahraga)- Berdagang,, kunjungan keluarga, misi dan pertemuan-pertemuan.3. Excursionist (pelancong) : pengunjung sementara di suatu negaratanpa menginap.

Jadi, wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempattinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanandan kunjungan itu.Adapun motivasi perjalanan wisatawan dari zaman ke zaman :

1.      Di jaman kuno motivasi perjalanan adalah :      Kebutuhan praktis, misalnya politik dan perdagangan.      Dambaan ingin tahu misalnya tentang adapt istiadat dan kebiasaan

orang atau bangsa lain.      Dorongan keagamaan misalnya ziarah dan lain-lain.2.      Di abad pertengahan umumnya petugas negara, pedagang besar, peziarah

dan mahasiswa.

3.      Di zaman modern perjalanan wisata perorangan mula-mula untuk tujuankesenangan.

4.      Di masa kini karena kemajuan teknologi menjadikan faktor pendoronguntuk pengembangan pariwisata karena :

      Kecepatan bertamabah      Kapasitas pengangkutan lebih besar, menambah daya tampung      Biaya yang menjadi lebih rendah.      Pelayanan lebih baik dan lebih mudah      Menimbulkan rasa nyaman dan aman

Demikian maka kemajuan teknologi membawa suatu era baru dalam bidangkepariwisataan yang semakin tumbuh pesat sehingga dapat menjadikansuatu sumber pendapatan negara dan penghasil devisa suatu industri.Jika kita ambil kesimpulan dari uraian di atas, maka motivasi wisatawanyang mendorong mereka untuk mengadakan perjalanan wisata yaitu :

      Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan ber-rekreasi      Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian      Dorongan kebutuhan keagamaan      Dorongan kebutuhan kesehatan      Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian      Dorongan kepentingan hubungan keluarga      Dorongan kepentingan keamanan      Dorongan kepentingan politik

B. Biro Perjalanan Umum, Cabang Biro Perjalanan Umum dan AgenPerjalananKepariwisataan sebagai suatu industri yang utama ialahpengangkutan. Pengangkutan meliputi pengurusan berpergian seseorangdari tempat kediamannya menuju ke daerah tujuan wisata, baik yangbersangkutan dengan dokumen perjalanan, urusan batal territorial suatuNegara maupun transportnya. Sektor kegiatan yang tercakup di dalamnyaialah perusahaan-perusahaan angkutan darat, laut maupun udara dan biroperjalanan. Industri yang kedua ialah akomodasi, dan yang ketiga yaitusegala sesuatu yang menarik wisatawan untuk berkunjung.Peraturan pokok pengusahaan perusahaan perjalanan (travel agency) mula-mula diatur dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan No : SK.242/H1970tanggal 5 Agustus 1970. Sesuai dengan sifat kegiatannya perusahaanperjalanan dibedakan menjadi dua yaitu :

1.      Wholesaler adalah perusahaan perjalan yang menyusun rencana perjalanyang menyeluruh (travel package, tour) ataupun secara khusus yangdiperjualkan kepada retail travel agent.

2.      Retailer (retailer travel agent) adalah perusahaan perjalanan yangmenjual tour atau melakukan perantaraan perjalanan langsung kepadakonsumen/wisatawan.Adapun bidang kegiatan perusahaan perjalanan (travelagency) ialah :

      Menyelenggarakan penerangan dan promosi penjualan (sales promotion)kepariwisataan.

      Menyelenggarakan asistensi perjalanan baik untuk perorangan maupunkelompok.

      Menyelenggarakan keagenan perusahaan-perusahaan pengangkutan darat,laut dan udara, hotel, restaurant, hiburan dan tour operation.

      Mengeluarkan tanda-tanda perjalanan (vouchers) untuk pengangkutan,hotel, restaurant, hiburan, tours, hunting, wildlife safari dan lainsebagainya.

      Mengurus dokumen perjalanan dan alat-alat pembayaran untukkepentingan perjalanan.

      Menyelenggarakan angkutan wisata untuk keperluan sightseeing, toursdan transfers.

      Menyelenggarakan guiding dan tour conducting.      Menyelenggarakan mailing service atas barang-barang milik atau

pembelian wisatawan dan menyelenggarakan cargo sales.      Menyelenggarakan valuta asing.

Ketentuan pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No : SK.242/H1970 tersebut di atas dituangkan dalam Surat Keputusan DirekturJenderal Pariwisata No : 13/Kpts/1170-Par tanggal 24 November 1970.Akan tetapi karena kesulitan teknis pelaksanaan dari Surat KeputusanMenteri Perhubungan pembagian kegiatan usaha perusahaan perjalananmenjadi wholesaler dan retailer tidak dapat dijalankan sebagaimanamestinya.Akhirnya dikeluarkan lagi Surat Keputusan Menteri Perhubungan No :PM.9/PW.104/Phb.77 tanggal 22 Desember 1977 yang isinya mencabut SuratKeputusan Menteri Perhubungan No : SK 242/H/1970 tersebut danselanjutnya menetapkan sebagai berikut :

      Biro Perjalanan Umum adalah perusahaan yang melakukan kegiatan paketwisata dan agen perjalanan.

      Agen Perjalanan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualanticket/karcis sarana angkutan dan lain-lain serta pemesanan saranawisata.

      Cabang Biro Perjalanan Umum adalah satuan-satuan usaha dari suatuBiro Perjalanan Umum yang berkedudukan di tempat yang sama atau ditempat lain dan yang memberikan pelayanan sehubungan dengan kegiatan-kegiatan Biro Perjalanan Umum.Adapun kegiatan-kegiatan usaha tercantum dalam Bab II Pasal 2 sebagaiberikut :

      Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri kepada umum atau ataspermintaan.

      Menyelenggarakan dan menjual pelayaran wisata (cruise).      Menyusun dan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum atau atas

permintaan.

      Menyelenggarakan pemanduan wisata (guiding dan tour conducting)      Menyediakan fasilitas sewa mobil untuk wisatawan.      Menjual ticket/karcis sarana angkutan dan lain-lain.      Mengadakan pemesanan sarana wisata.      Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan-peraturan

yang berlaku.

PENGERTIAN DASAR KEPARIWISATAANPosted on August 12, 2010 by Care Tourism

 

 

 

 

 

 

20 Votes

Bagi Anda yang telah mengalami “asam-garam” di bidang kepariwisataan pengertian dasar kepariwisataan bukan lagi merupakan masalah. Namun kami yakin banyak di antara kita yang masih belum faham berbagai istilah kepariwisataan yang acapkali kita jumpai sehari-hari, merupakan hal yang menimbulkan pengertian yang “kisruh”. Lihat saja contoh di bawah ini.Salah satu istilah yang digunakan secara “resmi” sebagai nama sebuah kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang berwenang menangani “kebudayaan” dan “kepariwisataan“, tidak menggunakan istilah “kepariwisataan” melainkan “pariwisata“, berbeda halnya dengan istilah “kebudayaan” yang digunakannya secara berdampingan.Sementara itu Undang-undang no. 10/Th 2009 (UU no.10/2009) disebutnya sebagai Undang-undang tentang “Kepariwisataan”. Di samping itu, kita sering mendengar dan membaca adanya istilah “obyek wisata” dan “atraksi wisata“. Oleh karena itu tidaklah heran jika banyak pihak yang mempertanyakan akan perbedaan antara wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Atas dasar apa pilihan istilah wisata, pariwisata dan kepariwisataan itu digunakan?Dengan diundangkannya UU no.10/2009 tentang Kepariwisataan, diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebih tertib sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagi menimbulkan pengertian yang membingungkan.Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut.

WISATA        : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu;

WISATAWAN    : adalah orang yang melakukan wisata; PARIWISATA    : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;

KEPARIWISATAAN    : adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagaiwujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan danmasyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.

Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebut merupakan salah satu definisidi antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia. Tidak berlaku universal.Untuk memperoleh pengertian yang sama mengenai istilah-istilah tersebut, sebaiknya kita tinjau juga dari sudut lainnya yang bersifat universal dan ditujukan untuk memberikan acuan bagi kebutuhan lainnya, antara lain kebutuhan statistik dan / ataupengaturan dan pengelolaan kepariwisataan secara internasional. Tinjauan tersebut dapat dilakukan dari dua segi pengertian, yaitu Pengertian istilah (etimologi) dan Pengertian ilmiah (definisi);(1). Pengertian IstilahKata ‘pariwisata’ telah berhasil dipopulerkan, pada mulanya diperkenalkan oleh Menteri PDPTP (Perhubungan, Pos, Telekomunikasi & Pariwisata), pada waktu itu Let.Jen. Djatikusumo, dalam kesempatan Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa Timur, pada tahun 1958.Diperkenalkannya istilah ‘pariwisata’ dimaksudkan sebagai pengganti ‘tourisme’ (Belanda, Perancis) atau ‘tourism’ (Inggris).Bila diuraikan menurut arti-katanya, maka ‘pariwisata’ yang berasalkan kata ‘pari’ dan ‘wisata’ dari bahasa Sansekerta, akan berarti sebagai berikut:Pari        = seringkali, berulangkali/berkali-kali; dapat juga berarti ‘umum’ (bandingkan dengan: sidang ‘paripurna’ = sidang umum & lengkap, – umum masalahnya yang dibicarakan dan lengkap anggotanya yang hadir -, bermakna sama dengan “sidang pleno, plenary session/meeting”);Wisata        = pergi (to go, kata kerja), bepergian (to travel, kata kerja); dapatjuga berarti ‘perjalanan’ (travel, kata benda);Pariwisata    = beberapa perjalanan yang dilakukan secara bersambung/ berantai darisatu tempat ke tempat berikutnya dan diakhiri di tempat keberangkatan (=tour, perjalanan keliling);Sebagaimana lazim dalam bahasa Indonesia, pembubuhan awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘-an’memberikan arti yang lebih luas kepada asal katanya, seperti ‘seni’ menjadi ‘kesenian’, ‘budaya’ menjadi ‘kebudayaan’. Dalam bahasa Belanda dan Inggris, masing-masing membubuhkan akhiran ‘-isme’ dan      ‘-ism’, seperti ‘hinduism’, ‘budhism’.Maka atas dasar faham tersebut, ‘tourisme’ atau ‘tourism’ sebetulnya lebih tepat digantikan dengan ‘kepariwisataan’;Secara ringkas dapatlah tersusun beberapa istilah seperti berikut:

Wisata                     = bepergian (to travel); perjalanan (travel); Wisatawan             = orang yang bepergian (traveler); Para Wisatawan   = wisatawan-wisatawan, orang-orang yang bepergian

(travelers); Pariwisata              = perjalanan keliling (tour); Kepariwisataan    = hal-hal yang menyangkut, – terkait dengan -, pariwisata

(tourism); Pariwisatawan       = orang yang melakukan perjalanan keliling (tourist); Para Pariwisatawan     =    pariwisatawan-pariwisatawan, orang-orang yang

melakukan perjalanan keliling (tourists);

Pada prakteknya penggunaan istilah-istilah tersebut seringkali dikacaukan satu dengan lainnya, seperti seringkali kata ‘pariwisata’ digunakan sebagai sinonim dari‘kepariwisataan’. Demikian pula kata ‘wisatawan’ acapkali digunakan sebagai sinonimdari ‘pariwisatawan’ atau tourist, bahkan tidak jarang digunakan pula sebagai sinonim dari ‘pengunjung’ atau visitor.(2). Pengertian ilmiahYang dimaksud dengan pengertian ilmiah di sini adalah pengertian yang dinyatakan dalam bentuk definisi, yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan “Apa sebenarnya kepariwisataan itu?”Dari sekian banyak definisi, dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam pengertian ‘kepariwisataan’ terkandung adanya tiga fikiran dasar mengenai:

Adanya ‘gerak’, – perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya; Adanya ‘jeda’, – perhentian untuk sementara waktu (bukan untuk menetap),

daripada orang-orang yang bergerak tersebut, di satu  atau beberapa tempat yang bukan tempat tinggalnya;

Persinggahan dan/atau kunjungan tersebut tidak untuk mencari nafkah.

Dengan bertolak dari tiga fikiran dasar tersebut dapatlah disusun suatu definisi yang dapat mencakup pengertian yang lebih luas dan bersifat flexible, dapat digunakan untuk berbagai maksud, sebagai berikut.Kepariwisataan adalah gejala-gejala yang menyangkut lalulintas manusia, berikut barang bawaannya, yang melakukan perjalanan untuk tujuan apa pun sepanjang tidak untuk maksud-maksud menetap sertamemangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang dikunjunginya.Bila kepariwisataan (tourism) adalah gejala-gejala mengenai lalulintas manusia, maka pariwisatawan (tourist) adalah orang-orangnya yang berlalulintas, sehingga dapat dinyatakan bahwa:Pariwisatawan,    adalah orang yang malakukan perjalanan untuk tujuan apapun sepanjang tujuannya tidak untuk maksud-maksud menetap dan memangku suatu jabatan dengan memperoleh upah dari tempat yang dikunjunginya, paling sedikit tinggal selama 24 jam di tempat ia berkunjung tersebut.Landasan pemikiran daripada definisi tersebut di atas adalah definisi yang dianjurkan oleh IUOTO (International Union of Official Travel Organizations – yang sekarang bernama WTO, World Tourism Organization) dalam rekomendasinya kepada Komisi Statistik PBB, sebagai hasil konferensi mengenai perjalanan dan pariwisata internasional (The United Nations Conference on International Travel and Tourism) di Roma, 21 Agustus – 5 September 1963.IUOTO memberikan definisi tersebut dalam hubungannya dengan maksud-maksud statistik, yang digunakan juga oleh Indonesia, sebagai berikut:Untuk maksud-maksud statistik, dengan istilah “pengunjung” (visitor) dimaksudkan:“Setiap orang yang berkunjung ke suatu negara selain dari negara di mana ia biasanya bertempat

tinggal, untuk tujuan apapun selain untuk maksud memangku jabatan dengan memperoleh upah dari negara yang dikunjunginya”.Pada hakekatnya, penghitungan pengunjung tidak dilakukan berdasarkan jumlah orang, melainkan jumlah kunjungan (visit).Dengan demikian seseorang dapat dihitung lebih dari satu kali kunjungan. Misalnya seorang melakukan kunjungan tiga kali dalam setahun, maka pengunjungnya = 1; kunjungan = 3).

BAB II URAIAN TEORITS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Definisi Kepariwisataan Secara umum, pengertian “pariwisata” adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata yang dikunjungi dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan yang bersifat sementara. Namun, dengan berkembangnya Ilmu Pariwisata, Pariwisata bisa memiliki beberapa banyak pengertian dalam pemikiran manusia. Bukan hanya sebagai suatu perjalanan melainkan pariwisata bisa dikatakan sebuah bisnis yang bisa dikelolaoleh industri pariwisata. Disamping dari pengertian diatas, berikut ini adalah pendapat beberapa ahli pariwisata tentang pengertian “pariwisata”, yaitu sebagai berikut : 1. Undang-undang No.9 Tahun 1990 Pariwisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. 11 Universitas SumateraUtara12 2. Prof. Salah Wahab dalam bukunya berjudul “An IntroductionOn Tourist Theoraphy” (dalam Yoeti : 1996 : 116) (dalam Kesrul : 2003) Menjelaskan bahwa Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian di antara orangorang dalam suatu Negara itu sendiri ataupun di luar negeri meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialami di tempat ia memperoleh pekerjaan tetap. 3. Menurut Hornby dalam buku berjudul “Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata” (dalam M. Kesrul, S.E, M.B.A, 2003:3) “Tour is a journey in which short stays are made at anumber of places, and the traveller finally returns to his or her own place.” Pariwisata adalah suatu perjalanan dimana seseorang dalam perjalanannya singgah sementara di beberapa tempat dan akhirnya kembali ke tempat asal, yang merupakan tempat ia memulai perjalanan. 4. “World Tourist Organizer” (WTO, dalam Richard &

Flicker, 2004:6) (dalam Kesrul : 2003) “The activities of person travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business, and other purpose.” Universitas Sumatera Utara13 Itulah beberapa pengertian tentang “pariwisata” yang dikemukakan oleh beberapa ahli Ilmu Pariwisata. Dengan beberapa pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pariwisata adalah sebuah aktifitas seseorang sebagai turis/wisatawan melakukan perjalanan ke dan tinggal di tempat di luar tempat tinggalnya sehari-hari untuk periode tidak lebih dari 12 bulan untuk beragam kegiatan leisure, bisnis, agama, dan alasan pribadi lainnya tetapi tidak mendapat gaji/upah dari perjalanan tersebut. Pariwisata bukan hanya dikatakan sebagai ilmu yang memiliki pengertian suatu perjalanan, tetapi juga Pariwisata memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Dimana pengertian tersebutbukan dasar utama dari pengertian Ilmu Pariwisata yang berawal dari sebuah perjalanan. Melainkan pengertian kedua untuk Ilmu Pariwisata tersebut. Berikut ini adalah pengertian kedua dari Ilmu Pariwisata tersebut, yaitu : 1. Pariwisata adalah sebuah “Pergerakan”. 2. Pariwisata adalah sebuah “Bisnis”. Universitas Sumatera Utara14 2.1.1 Pariwisata adalah sebuah “Pergerakan” Pada pengertian di atas adalah dimana setiap perjalanan seseorang (turis) dalam kegiatan pariwisata pasti ada pergerakan yang ada di dalamnya. Secara umum, Pergerakan adalah pemindahan yang berdasarkan hal-hal yang berhubungan yang dimulai dari satu titik ke satu titik lainnya atau ke beberapa titik lainnya. Namun, dalam Pariwisata arti dari Pergerakan tersebut adalah perpindahan dari langkah atau setiap perjalanan seorang turis atau wisatawan yang di mulai dari : Titik Pertama (Place of Origins) Merupakan titik awal yang menjelaskan tempat asal usul dimana seseorang memulai melakukan sebuah perjalanan tersebut. Titik Yang Di Singgahi (Tourism Destination) Merupakan konteks perjalanan utama yang dimana daerah-daerah yang disinggahi atau dikunjungi oleh wisatawan. Universitas Sumatera Utara15 2.1.2 Pariwisata adalah sebuah “Bisnis” Dari pengertian utama kata pariwisata adalah sebuah perjalanan, pariwisata bisa dijadikan sebuah bisnis yang bisa dikelola baik itu dari pihak-pihakyang berada di Place Of Origins ataupun Tourism Destination. Bisnis Pariwisata sama halnya dengan industri bisnis lainnya. Namun, yang dijual adalah jasa bukan barang yang dimana jasa tersebut adalah berupa pelayanan (service) tentang objek-objek wisata yang akan diberikan dan dinikmati oleh konsumen atau wisatawan. Berikut ini

merupakan bisnis-bisnis pariwisata yang bisa dikelola oleh beberapa pengusaha pariwisata berdasarkan pengertian pariwisata sebagai pergerakan, yaitu sebagai berikut : 1. Corebuisness (Bisnis Utama) Merupakan bisnis yang paling utama dan umum serta sangat besar keuntungannya bila dijalankan dengan baik. Universitas Sumatera Utara16 a) Berdasarkan pada Place Of Origins (Titik awal Wisatawan),mencakup bisnis-bisnis berikut ini Transportasi, dalam melakukan perjalanan wisata seorang turis membutuhkan alat untuk mengangkut dirinya dengan tujuan untuk mengunjungi Daerah Tujuan Wisata. Travel Agency (Jasa Informasi), dimana seorang wisatawan membutuhkan informasi-informasi yang menarik dari Daerah Tujuan Wisata yang akan dikunjungi yang diperoleh dari bisnis Travel Agencytersebut. b). Berdasarkan pada Tourism Destination (Daerah Tujuan Wisata), mencakup bisnis-bisnis berikut ini : Akomodasi, dimana setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh ke Daerah Tujuan Wisata. Seorang wisatawan merasakan kelelahan, maka akomodasi merupakan tempat beristirahat seorang wisatawan untuk memulihkan kesehatan demi melanjutkan perjalanan kembali. Universitas Sumatera Utara17 Restaurant (Rumah Makan), dimana selain membutuhkan tempatpenginapan. Maka, seorang wistawan membutuhkan makanan untuk mengisiperut ataupun mencicipi makanan yang khas dari Daerah Tujuan wisata yang dikunjungi. 2. Supporting Buisness (Bisnis Pendukung) Merupakanbisnis-bisnis kecil-kecilan yang biasanya dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat. a). Berdasarkan Place Of Origins (Titik awal Wisatawan), mencakup bisnisbisnis berikut ini : Alat Perlengkapan, bekal makanan, atau obat-obatan. Bisnis pendukung inijarang terlihat, karena biasanya digunakan oleh wisatawan “Bag Packer”, dimana mereka membutuhkan bekal makanan dan obat-obatan dalam perjalanan agar bisa lebih irit. Bahan Bakar Minyak (BBM) Merupakan bisnis pendukung yang penting, yang bisa digunakan oleh wisatawan yang membawa kendaraan pribadi sendiri. Maupun sebuah travel yang memakai jasa transportasi Bus untuk melayani wisatawan. Universitas Sumatera Utara18 b). Berdasarkan Tourism Destination (Daerah Tujuan Wisata) mencakup bisnis-bisnis berikut ini : Biro perjalanan wisata Biasanya bisnis ini digunakan oleh para wisatawanberkelompok. Baik itu perusahaan yang berdiri sendiri atau perusahaan yang terikat oleh hotel. Sewa Mobil (Car Rental) Bisnisyang memperbolehkan wisatawan mengendarai mobil untuk menikmati daerah tujuan wisata. Namun, bisnis ini sudah jarang terlihat, karena bisa menimbulkan tindakan pencurian. Entertainment

(Hiburan) Sebuah bisnis yang bersifat menghibur seperti konser musik, acara ultah di hotel, bartender, serta wahana bermain bagi wisatawan baik yang berada di dalam hotel/gedung, serta diluar (daerah alam sekitar). Universitas Sumatera Utara19 Souvenir Dimana sebuah bisnis pendukung yang dikelola oleh masyarakat setempat secara swadaya yang membuat pernak pernik atau cinderamata yang menarik dan khas dari Daerah Tujuan Wisata yang dikunjungi olehwisatawan. Atraksi Wisata atau Budaya Dimana sebuah bisnis pendukung yang sangat besar pengaruhnya. Seperti atraksi kesenian budaya, baik itu dari segi tarian tradisional, tempat bersejarah, atau warisan-warisan leluhur, maupun konservasi flora dan fauna yangada di Daerah Tujuan Wisata yang memiliki keunikan dari masing-masing daerah. Sebenarnya bisnis ini sangat besar sekali pengaruhnya, dimana seorang wisatawan bukan hanya menikmati perjalanannya melainkan bisa mendapatkan pembelajaran tentang kebudayaan-kebudayaan yang berbeda-beda dari setiap daerah yang dikunjunginya. Universitas Sumatera Utara20 2.2 Sejarah Munculnya Pariwisata Sesungguhnya, data atau fakta tentang munculnya Ilmu Pariwisata itu belum ada data yang pasti dan akurat. Namun, dalam kertas karya ini penulis mencoba untuk merincikan tentang asal mula Pariwisata yang telah penulis peroleh dari beberapa data pustaka, yaitu sebagai berikut : 2.2.1 Sejarah Pariwisata di Dunia Pada zamanprasejarah, manusia hidup berpindah-pindah (nomadism) sehingga perjalanan yang jauh (travelling) merupakan gaya dan cara untuk bertahan hidup. Orang primitif sering melintasi tempat yang jauh untuk mencari makanan, minuman, pakaian, dan iklim yang mendukung kehidupannya (Theoblad, 2005 : 6; Macdonald, 2004 : 8) (dalam Pitana& Diarta :2009). Sejarah panjang dari Nomaden mempengaruhi pikiran manusia sehingga secara tidak sadar membuat aktifitas perjalanan (travel) secara insting menjadi perilaku yang alamiah. Seiring perjalanan waktu, orang dengan sengaja melakukannya karena aktifitastersebut menyenangkan. Universitas Sumatera Utara21 Di abad 11 sampai 15 dalam sejarah peradaban barat, terjadi model baru perjalanan manusia untuk melakukan ziarah ke tempat khusus untuk alasan religius. Selanjutnya, abad 17 sampai 20 merupakan era perpindahan dan perjalanan manusia melintasi Negara dan Benua. Ini adalah periode migrasi dimana jutaan manusia meninggalkan satu benuauntuk bermukim di benua lain. Seiring dengan sejarah, motivasi dan tujuan orang berpergian juga bertambah, tidak saja untuk berwisata tetapi juga untuk kegiatan ekonomi, perjalanan religius, perang,

migrasi, dan keperluan studi. (Theoblad, 2005 : 6 ; MacDonald, 2004 : 8) (dalam Pitana & Diarta : 2009). Istilah Tour telah menjadiperbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris sejak berabad-abad lalu, yang artinya adalah perjalanan ke suatu tempat yang mana orang tersebut akan kembali ke titik awal dari mana dia berangkat. Kata Tour itu sendiri berasal dari Bahasa Latin (Yunani), yang awalnya berarti alat untuk membuat lingkaran. Journal Of Tourism History mengklaim bahwa sebuah keluarga di Eropa, de la tour, di tahun 1500an mempunyai bisnis memberangkatkan orang. Namun, istilah Tour yang berarti perjalanan baru secara luas dikenal dan dipakai setelahabad ke-16. Universitas Sumatera Utara22 1.2.1 Sejarah BerkembangnyaPariwisata di Indonesia Sesungguhnya, Pariwisata berkembang di Indonesia sejak penghujung tahun 1970an. Hal ini disebabkan karena pada tahun itu harga minyak dan gas menurun. Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia mengalami kebingungan karena satusatunya pendapatan Negara (income) adalah minyak bumi dan gas alam tersebut. Maka dengan keadaan tersebut, mereka berpikir untuk mengembangkan Pariwisata di Indonesia pada penghujung tahun 1970an sampai 1980an. Setelah pemerintah menetapkan keputusan tersebut, tetapi mereka masih bingung karena mereka tidak tahu apa yang bisa dipromosikan dari Pariwisata tersebut. Maka, pemerintah menyewa dan mamanggil beberapa ahli Pariwisata dari PATA (Pacific Area Travel Association) yaitu suatu organisasi yang menangani minat Pariwisata yang berpusat di San Fransisco. Pemerintah menyewa beberapa ahli Pariwisata tersebut untuk melakukan sebuah penelitian di Sumatera Utara. Dari hasil penelitian tersebut, maka para ahli PATA menyimpulkan bahwa di daerah Sumatera Utara terdapat kekayaan SumberDaya yang bisa dipromosikan sebagai objek Pariwisata yang bisa dijual. Baik itu kekayaan Sumber Daya Alam maupun Kebudayaan dan kehidupan masyarakat setempat. Bukan hanya di daerah Sumatera Utara saja yang mereka teliti, melainkan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Maka beberapa ahli PATA tersebut menetapkan 8 Daerah Objek Wisata Original di Indonesia, yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara23 Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat. 2.3 Jenis-jenis Pariwisata Sebelum penulis mengklasifikasikan jenis-jenis Pariwisata. Terlebih dahulu, penulis akan menjelaskan bahwasannya jenis-jenis Pariwisata yang akan dijabarkan oleh penulis berkaitan dengan persamaan antara jenis-jenis Pariwisata tersebut dengan tujuan atau motivasi seseorang atau

wisatawan melakukan perjalanan wisata tersebut. Dimana, tujuan seseorang melakukan perjalananan wisata tersebut berkaitan dengan jenis-jenis Pariwisata yang akan dibahas oleh penulis. Universitas Sumatera Utara24 Dengan demikian, penulis mengambil sebuah contoh yang mengandung jenisjenis Pariwisata dalam sebuah “Konferensi Roma : Purpose To Visit” yang diselenggarakan pada tahun 1963, yang berisi tentang : 1. Holiday (Bersifat Langsung) Dimana seorang turis/wisatawan melakukan perjalanan wisata pasti dengan tujuan utama yaitu berlibur untuk menikmati Objek Daerah Tujuan Wisata yangdikunjungi untuk melepas kepenatan dari rutinitas yang dijalani. 2. Visited Tired Of Relativities (No.2 dan seterusnya bersifat Tidak Langsung) Dimana seseorang yang ada keperluan untuk mengunjungi keluarganya yang sedang sakit atau melepas kerinduan dengan keluarganya tersebut. Maka, setelah itu barulah seseorang tersebut melakukan perjalanan wisata. 3. Buisness (Bisnis) Dimana seseorang mengunjungi daerah/Negara lain dengan 1 sampai 2 hari untuk urusan pekerjaan bisnis dengan kleinnya. Setelah pekerjaannya selesai maka dia akan melakukan perjalanan wisata di daerah yang dikunjunginya. Universitas Sumatera Utara25 4. MICE (Meeting Intencive Convention Exadition) Dimana beberapa orang pengusaha-pengusaha berkumpul di satu daerah wisata untuk melakukan meeting project. Setelah urusan mereka selesai, maka mereka akan berwisata di daerah wisata tersebut. 5. Healthy (Kesehatan) Dimana seseorang yang mengalami sakit akan berobat di daerah/Negara lain yang memang telah direkomendasi dari Negara/daerah asal. Setelah melakukan pengobatan dan perawatan, maka dia bisa melakukan perjalanan wisata di Negara/daerah yang dikunjunginya. 6. Sport (Olahraga) Dimana seseorang mengikuti sebuah kegiatan turnamen perlombaan bidang olahraga di Negara lain yang menjadi tuan rumah dari ajang pelombaantersebut. Setelah perlombaan itu selesai, maka dia berkesempatan untuk berwisata di daerah/Negara yang dikunjunginya. Universitas Sumatera Utara26 7. Ziarah Dimana seseorang melakukan ibadah atau berziarah ke makam orang yang berpengaruh di kepercayaannya. Setelahdia melakukan ibadah dan ziarah tersebut, dia akan melanjutkan dengan kegiatan berwisata di daerah yang dikunjunginya. 8. Studi (Sekolah) Dimana seseorang yang mendapat beasiswa atau yang memang ingin melanjutkan kuliah atau sekolah di Negara lain. Maka, meraka akan menetap untuk beberapa tahun. Dan juga mereka bisa menikmati Objek Daerah Tujuan Wisata tempat mereka kuliah atau sekolah. Universitas Sumatera Utara27 2.3 Bentuk-bentuk Pariwisata Menurut

Nyoman.S.Pendit, (1994) (dalam Tanjung : 2011) dalam bukunya Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, mengklasifikasikan berbagai macam bentuk Pariwisata yang dapat dibagi kedalam 5 kategori, yaitu sebagai berikut : 1. Menurut asal wisatawan, terbagi atas : • Pariwisata Dalam Negeri adalah seorang wisatawan yang melakukan kegiatan wisata dalam negeri (domestik). • Pariwisata Internasional adalah seorang wisatawan yang melakukan kegiatan wisata luar negeri (mancanegara). 2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran • Pariwisata Aktif adalah kedatangan wisatawan domestik ke dalam negeri yang bersifat positif • Pariwisata Pasif adalah kepergian wisatawan domestik ke luar negeri yang bersifat negatif. UniversitasSumatera Utara28 3. Menurut Jangka Waktu • Pariwisata Jangka Pendek adalah seorang wisatawan yang mengunjungi Daerah Tujuan Wisata hanya1 hari, 2 hari, atau seminggu. • Pariwisata Jangka Panjang adalah seorang wisatawan yang mengunjungi Daerah Tujuan Wisata lebih dari seminggu atau bahkan lebih dari sebulah. 4. Menurut Jumlah Wisatawan• Pariwisata Tunggal adalah kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan hanya satu orang atau satu keluarga. • Pariwisata Kelompokadalah kegiatan wisata yang dilakukan secara berkelompok atau rombongan yang berjumlah 15 sampai 20 orang. 5. Menurut alat angkut yang digunakan • Pariwisata Udara adalah kegiatan wisata yang menggunakan pesawat udara. • Pariwisata Laut adalah kegiatan wisata yang menggunakan kapal laut. Universitas Sumatera Utara29 • Pariwisata Darat adalah kegiatan wisata yang menggunakan bus, keretaapi, mobil, dan lain sebagainya. 2.5 Dampak Positif dan Negatif Berkembangnya Industri Pariwisata Seperti layaknya sebuah industri, pastinya sebuah industri memiliki paham pro dan kontra pada sebuah industri yang dikembangkan tersebut. Seperti industri pariwisata saat ini yang dibahas oleh penulis pada bab ini, memiliki dampak postif dan negatif bagi masyarakat dan lainnya atas perkembangan pariwisata tersebut. Berikut ini penulis mencoba menjabarkan beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari industri pariwisata tersebut. 2.5.1 Dampak Positif Industri Pariwisata Menurut World Travel Organitation (WTO) (1980 ; 9-12) (dalam Pitana & Diarta : 2009), mengungkapkan dampak positif pariwisata, yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatnya permintaan akan produk pertanian lokal. 2.Memacu perkembangan lokasi atau lahan yang kurang produktif. 3. Menstimulasi minat dan permintaan akan produk eksotik dan tipikal bagi suatu daerah/Negara. Universitas Sumatera Utara30 4. Meningkatkan jumlah dan permintaan akan produk perikanan. 5.

Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru. 6. Menghindari konsentrasi penduduk dan penyebaran aktifitas ekonomi. 7. Penyebaran infrastruktur ke pelosok wilayah. 8. Manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas lokal. 2.5.2 Dampak Negatif Industri Pariwisata Menurut WTO(1980 : 9-12) (dalam Pitana & Diarta : 2009), dampak negatif yang ditimbulkan pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Kelangkaan akan sumber bahan makanan. 2. Ketidakcocokan produk lokal dengan permintaan pasar pariwisata. 3. Kelangkaan sumber energi dan bertambahnya biaya pengelolaan. Universitas Sumatera Utara31 2.6 Pengaruh Pariwisata Terhadap Masyarakat Seperti halnya sebuah konsepatau ilmu, pastinya pariwisata memiliki sifat yang dapat berpengaruhpada sikap dan perilaku masyarakat setempat atau daerah yang berada di Daerah Tujuan Wisata. Maka dari itu, penulis menjabarkan pengaruhtersebut sebagai objek yang ditujukan kepada wisatawan yang bisa menimbulkan pengaruh yang berbeda-beda terhadap perilaku masyarakat setempat menerima kedatangan seorang wisatawan, yaitu sebagai berikut : 1. Euphoria Yaitu sifat dimana masyarakat sangat antusias dengan pembangunan pariwisata di daerahnya. Dan juga kedatangan wisatawan karena sebagai pembawa rejeki buat mereka yang ada di Daerah Tujuan Wisata tersebut. 2. Apathy Yaitu sifat dimana mulai pengaruh buruk dari pengembangan pariwisata tersebut dan juga perilaku wisatawan yang bisa menimbulkan gaya hidup yang tidak sesuai dengan adat istiadat masyarakat setempat. Universitas Sumatera Utara32 3. Imitation Yaitu sifat dimana semakin buruknya pengaruh wisatawan yang egois dan acuh terhadap lingkungan. Dan hilangnya kebudayaan lokal pada daerah tersebut membuat masyarakat setempat merasa kesal atas kedatangan wisatawan. 4. Antagonism Yaitusifat dimana sudah tidak peduli dengan kedatangan wisatawan, karena bisa mengancam kebudayaan lokal mereka. Maka, mereka tidak ingin bergaul dan merasa benar terhadap wisatawan datang.

DEFINISI, KOMPONEN, DAN SISTEM PARIWISATAJANUARY 31, 2013 BY ANNISA MUAWANAH

Definisi dan Komponen Pariwisata

Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berputar-putar dan lingkup, sedangkan pariwisata adalah perjalanan. Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan (Sutrisno ,1998). Suatu perjalanan dianggap sebagaiperjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :

1.harus bersifat sementara2.harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak

terjadi karena terpaksa3.Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah atau

bayaran

Definisi lain tentang pariwisata, terdapat dalam Undang UndangNo. 10/2009 tentang Kepariwisataan, dimana yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakanmasyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Menurut World Tourism Organization (WTO), pariwisata adalah kegiatanseseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya. Menurut Pendit (1999) wisata dapat dibagi ke dalam dua kategori berdasarkan jenis-jenisnya, yaitu:

1.Wisata Alam, yang terdiri dari wisata alam, cagar alam, buru dan argo.

2.Wisata sosial budaya, yang meliputi peninggalan sejarah, monumen dan museum.

Dalam merencanakan kebijakan dan perencanaan pengembangan pariwisata, sangat penting untuk memahami perbedaan bentuk danfisik dari pengembangan pariwisata yang sesuai untuk suatu

negara, kota, atau wilayah. Untuk mendukung perencanaan pengembangan pariwisata diperlukan pencarian data sebagai tahap awal dalam analisis perencanaan pariwisata diperlukan komponen-komponen pariwisata yang disebutkan menurut Inskeep (1991:38). Komponen-komponen dasar dalam pariwisata adalah:

Home               : komponen pariwisata yang merupakan tempat tinggal wisatawan, yang dapat mempengaruhi terjadinya kegiatan pariwisata.

Destination     : komponen pariwisata yang merupakan tujuan wisatawan untuk bepergian menikmati obyek wisata.

Trasportation : komponen pariwisata yang merupakan pembawa (carrier) wisatawan dari home ke destination dan sebaliknya.

 

Sistem Pariwisata

Sistem Pariwisata menurut  Jordan (dalam Leiper, 2004:48) adalah tatanan komponen dalam industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh. Sedangkan Bertalanffy (dalamLeiper, 2004:48) mendefinisikan sistem sebagai satu  kesatuan elemen yang saling terkait satu sama lain didalamnya dan dengan lingkungannya. Leiper (2004)  mencoba menjelaskan sistem pariwisata secara  menyeluruh (whole tourism system) dimulai dengan mendeskripsikan perjalanan seorang wisatawan. Dari hasil analisisnya  ia mencatat 5 elemen sebagai subsistemdalam setiap sistem pariwisata yang menyeluruh, yaitu:

1.Wisatawan (tourist) yang merupakan elemen manusia yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata

2.Daerah asal wisatawan (traveller-generating regions), merupakanelemen geografi yaitu tempat dimana wisatawan mengawali dan mengakhiri perjalanannya.

3.Jalur pengangkutan (transit route) merupakan elemen geografitempat dimana perjalanan wisata utama berlangsung.

4.Daerah tujuan wisata (tourist destination region) sebagai element geografi yaitu tempat utama yang dikunjungi  wisatawan .

5.Industri pariwisata (tourist industry) sebagai elemen organisasi, yaitu kumpulan dari  organisasi yang bergerakusaha pariwisata, bekerjasama dalam  pemasaran pariwisatauntuk menyediakan barang, jasa dan fasilitas pariwisata

 Dalam melakukan aktivitas wisatanya, terdapat 4 tujuan yang hendak dicapai/didapatkan oleh wisatawan :

Something to see, adalah di daerah tujuan wisata terdapat daya tarik khusus disamping atraksi wisata yang menjadi interestnya.

Something to do, adalah bahwa selain banyak yang dapat disaksikan, harus terdapat fasilitas rekreasi yang membuat wisatawan betah tinggal di objek itu.

Something to buy, adalah bahwa di tempat wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja souvenir atau hasil kerajinan untuk oleh-oleh.

Something to know, adalah bahwa objek wisata selain memberikan ketiga hal diatas, juga dapat memberi nilai edukasi bagi wisatawan.