Wawancara Yayasan Ponpes Darul hikmah Al-ghazaalie
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Wawancara Yayasan Ponpes Darul hikmah Al-ghazaalie
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, Laporan hasil penelitian dengan tema “Potret Pondok
Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Jember” dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan
telah terselesaikan.
Laporan ini tidak mungkin dapat tersaji tanpa bantuan dan
keterlibatan banyak pihak. Untuk itu Penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.Mahfudz Siddiq., MM. selaku Dosen Pembimbing.
3. Bapak Drs. KH. Achmad Nashihin AR, selaku Pengasuh Pondok
Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie.
4. Seluruh Jajaran Pengurus Pondok Pesantren juga kepada seluruh
santri Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
5. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya pula di sampaikan
kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Akhirnya, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, tegur sapa
demi perbaikan di kemudian hari sangat di nanti, semoga menjadi
kebaikan bagi semua, Amin...
Jember, 25 September 2014Penulis,
Febri Haris Putra W.
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................i
Kata Pengantar ...........................................1
Daftar Isi ................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................4
B. Rumusan Penelitian........................................6
C. Tujuan Penelitian .......................................7
D. Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian ....................8
E. Sistematika Penulisan ...................................9
BAB II KONDISI OBYEKTIF PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH AL-
GHAZAALIE
A. Letak Geografis Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie .........10
B. Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie .......10
C. Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ........11
D. Kriteria Pondok Pesantren ................................13
E. Kendala Yang di hadapi Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-
Ghazaalie ..................................................15
BAB III PEMBAHASAN
A. Philosofi pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
............................................................18
B. Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-ghazaalie.........19
C. Respon masyarakat dan santri terhadap Ponpes Darul Hikmah Al-
Ghazaalie ..................................................19
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...............................................22
B. Saran/Rekomendasi .......................................23
DAFTAR PUSTAKA .............................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tak asing nampaknya dengan sebutan Pondok Pesantren di
telinga kita, Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan
pentingnya modal keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Sejak saat itu, lembaga pesantren tersebut telah mengalami banyak
perubahan dan memainkan berbagai macam peran dalam masyarakat
Indonesia.
Secara historis, Pondok Pesantren dikenal di Indonesia sejak
zaman Walisongo. Ketika itu Sunan Ampel mendirikan sebuah
padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di
Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk
menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang
berasal dari Gowa dan Talo, Sulawesi.
Pesantren Ampel merupakan cikal bakal berdirinya pesantren-
pesantren di Tanah Air. Sebab para santri setelah menyelesaikan
studinya merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerahnya
masing-masing. Maka didirikanlah pondok-pondok pesantren dengan
mengikuti pada apa yang mereka dapatkan di Pesantren Ampel.
Materi yang dikaji adalah ilmu-ilmu agama, seperti fiqih,
nahwu, tafsir, tauhid, hadist dan lain-lain. Biasanya mereka
mempergunakan rujukan kitab turost atau yang dikenal dengan kitab
kuning. Di antara kajian yang ada, materi nahwu dan fiqih
mendapat porsi mayoritas. Ha litu karena mereka memandang bahwa
ilmu nahwu adalah ilmu kunci. Seseorang tidak dapat membaca kitab
kuning bila belum menguasai nahwu. Sedangkan materi fiqih karena
dipandang sebagai ilmu yang banyak berhubungan dengan kebutuhan
masyarakat (sosial). Tidak heran bila sebagian pakar meneybut
sistem pendidikan Islam pada pesantren dahulu bersifat “fiqih
orientied” atau “nahwu orientied”.
Pada zaman walisongo, pondok pesantren memainkan peran
penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Juga pada
zaman penjajahan Belanda, hampir semua peperangan melawan
pemerintah kolonial Belanda bersumber atau paling tidak dapat
dukungan sepenuhnya dari pesantren.
Berdasarkan fenomena diatas, maka Penulis merasa perlu untuk
meneliti ada potensi apa sehingga jumlah Pondok Pesantren satu
desa sedemikian banyak di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-
Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di
Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember ?
2. Bagaimana respon masyarakat dan santri terhadap existensi
Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di Desa Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Jember?
C. Tujuan Wawancara
1. Untuk mengetahui philosofi pendirian pondok pesantren di
Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.
2. Untuk memperoleh data profil Pondok Pesantren Darul Hikmah
Al-Ghazaalie di Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.
3. Untuk megetahui respon masyarakat sekitar dan santri akan
existensi Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di Desa
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.
D. Metode, Lokasi, Waktu dan Sumber Data Penelitian
1. Metode Penelitian
Untuk mengetahui dan memperoleh data yang
dibutuhkan, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data diataranya :
Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data dari
lapangan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian. Data yang dimaksud antara lain perilaku keseharian
para santri baik selama di dalam lingkungan pesantren amaupun
selama berada di dalam proses pembelajaran atau penyelenggaraan
pengajian kitab.
Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan dialog
atau tanya jawab secara langsung dengan sejumlah responden, baik
santri, kyai atau ustadz, serta pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian ini. Data yang dibutuhkan adalah masalah persepsi,
sikap, dan respon para responden tekhadap pembelajaran di Pondok
Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Jember.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darul
Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember.
3. Waktu Penelitian
Waktu dilakukan untuk penelitian ini adalah tiga
Minggu sejak bulan agustus hingga 26 September 2014
4. Sumber Data
a. Sumber data Primer, yaitu orang-orang yang terlibat dalam
Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
b. Sumber data Skunder, yaitu studi pustaka yang menunjang data-
data tertulis, baik berupa buku, website, blog, artikel dan
sejenis lainnya.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan ini akan dibagi menjadi empat bab,
dimana tiap babnya di bagi menjadi beberapa sub bab, yaitu :
Bab I : Merupakan Pendahuluan, terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, metode, lokasi, waktu dan
sistematika penulisan.
Bab II : Kondisi Obyektif lokasi penelitian terdiri dari Letak
Geografis,
Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie,
Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie, Kriteria
Pondok Pesantren, Kendala Yang dihadapi Pondok Pesantren Darul
Hikmah Al-Ghazaalie.
Bab III : Pembahasan, terdiri dari Philosofi pendirian Pondok Pesantren
Darul Hikmah Al-Ghazaalie, Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah
Al-Ghazaalie, Respon masyarakat dan santri terhadap Ponpes Darul
Hikmah Al-Ghazaalie, Keterkaitan isu terorisme di Indonesia
dengan pembelajaran di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-
Ghazaalie.
Bab IV : Kesimpulan, terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
KONDISI OBYEKTIF PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH AL-GHAZAALIE
A. Letak Geografis Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie terletak di Desa
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember tepatnya Jalan
Yos Sudarso nomer 114. Secara geografis, letak Pondok Pesantren
Darul Hikmah Al-Ghazaalie sangat strategis karena mudah untuk
diakses.
Hal ini semakin memposisikan betapa lokasi pesantren-
pesantren yang berada di desa Desa Kranjingan Kecamatan
Sumbersari ini menjadi salah satu tujuan utama bagi mereka-mereka
yang bertujuan untuk mencari dan mendalami ilmu keislaman
disamping ilmu lain di lembaga pendidikan formal lainnya.
B. Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie didirikan oleh Bapak KH.
Achmad Nashihin AR pada tahun sekitar 1982 M. Bapak KH. Achmad
Nashihin AR sendiri merupakan anak dari KH. Rofi’i dan Cucu dari
KH. Ghazaalie yang keduanya merupakan warga asli Desa Baratan
Arjasa. Bapak KH. Achmad Nashihin AR menikah dengan Hj Ummu
Azizah, dari hasil pernikahannya itu dikaruniai empat orang anak,
yakni Ustadzah Hj. Lu’luk Fajriyah, Ustad Sofyan Zidni Mubarok
AN, Ustadzah Ummi Hanik dan Ustadzah Linda yang kesemuanya turut
membantu membesarkan dan mengelola akan keberadaan pesantren
Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini.
Sebelum mendirikan Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
ini, KH. Achmad Nashihin AR mesantren untuk belajar ilmu ke
Islaman yakni di Desa Sukorejo Asembagus Situbondo.. Sekembalinya
dari PP. Salfiyah Syafi’iyah Sukorejo inilah KH. Achmad Nashihin
AR mendirikan pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie seperti
sekarang ini.
Pada saat awal Pondok Pesantren ini didirikan, hanya memiliki
4 orang santri putra dan 4 orang santri putri, di tambah
sebagian santri kalong (santri tidak mondok / pulang kerumah)
pada saat selesai belajar ilmu ke Islaman. Ketika dilakukan
wawancara jumlah santri di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-
Ghazaalie ini berjumlah 150 orang santri Putra dan 500 orang
santri putri. Apabila di cermati perkembangan santri dibandingkan
dengan waktu pendirian maka dapat dikatakan pesantren Darul
Hikmah Al-Ghazaalie ini mengalami kemajuan cukup pesat dari sisi
jumlah santri yang mondok.
C. Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
I. VISI
1. Membentuk pribadi santri yang sholeh atau sholihah.
2. Membentuk pribadi santri yang mulya bermanfaat bagi sesama.
II. MISI
1. Mempersiapkan santri menjadi Da’i atau Da’iyah.
2. Mempersiapkan santri untuk siap terjun ke masyarakat.
III. STRATEGI
1. Melakukan sistem pengajaran yang baik dan efektif,
2. Melatih santri trampil berpidato, ceramah, memimpin
tahlilan, memimpin debaan dll.
3. Melakukan proteksi kepada santri dari pengaruh negatif yang
datangnya dari luar pesantren.
4. Melakukan kerjasama dengan Pondok Pesantren yang lain.
5. Merekrut tenaga pengajar profesional di bidang dakwah.
IV. Jadwal Kegiatan Rutin Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-
Ghazaalie
Waktu belajar ngaji di Pondok Pesantren Darul Hikmah
Al-Ghazaalie setiap selesai sholat Subuh, setelah sholat Ashar
dan setelah sholat Magrib, selanjutnya kegiatan yang bersifat
rutin tetapi diluar ngaji kitab, berikut jadwalnya :
Malam rabu = sholat tasbih ba’da isya berjama’ah
Malam jum’at = ngaji yasin jama’ah ba’da maghrib
Malam jum’at = marhabanan + belajar
Puasa Padang Bulan Tanggal 13, 14, 15 setiap bulannya
Haul = akhir juni atau awal juli
Muludan = marhabanan tangal 1 – 12 mulud
Asyuro = ngaji yasin + do’a
Kupatan = tangal 8 syawal
Qurban = tanggal 10 dzulhijah
Nisfu sya’ban = yasinan + do’a
awal tahun hijriyah = yasianan+ do’a
V Kajian Kitab Klasik atau Kitab Kuning Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie mengkaji
dan mengajarkan kepada para santrinya kitab-kitab klasik atau
sering disebut dengan kitab kuning, diantaranya :
1. Kitab Fiqih : Safinatun an Najah, Fathul Muin, Taqrib,
Adurul Fiqih
2. Kitab Tafsir : Jalalen
3. Kitab Akhlaq : Ta’lim Muta’lim
4. Kitab Tajwid : Syifa’ul Jinan, Tufatul Atfal
5. Kitab Tauhid : Aqoidul Dariyah, Aqidatul ‘Awam, Jauhar
Tauhid
6. Kitab Nahwu : Jurumiyah, Imriti, Awamil, Alfiyah.
7. Kitab Nikahan : Uqudulu jain.
Selain kajian seperti di atas terdapat pula kegiatan
khas pesantren salaf yakni pembacaan Marhaba, Deba’ serta tahlil
yang dilaksanakan setiap malam jum’at.
D. Kriteria Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie nampaknya
sudah memenuhi kriteria sebuah Pondok pesantren menurut aturan
pendirian sebuah Pondok Pesantren, yakni ditandai dengan adanya :
Kyai / Ustadz
Pondok pesantren ini diasuh oleh KH. Achmad Nashihin
AR. Meskipun sudah usia lanjut, beliau masih bersemngat memajukan
para santrinya untuk siap terjun kemasyarakat sehingga harapannya
kedepan santrinya dapat dibutuhkan dan berguna khusus bagi
dirinya dan umumnya bagi masyarakat.
Dalam kiprahnya beliau memajukan pesantren yang
dipimpinnya, beliau dibantu oleh anak-anaknya juga 20 orang
ustadz dan 17 orang ustadzah yang kompeten dibidangnya. Hal yang
menarik di Ponpes ini adalah kesemua ustad yang membantu proses
belajar mengajar semuanya tidak diberi gajih oleh sang Pengasuh
Pondok, semuanya dilakukan semata-mata pengabdian dan lillahi
ta’ala.
Santri atau siswa
Jumlah Santri di pondok ini selalu mengalami pasang
surut dan tidak terlalu banyak yakni 650 orang santri, terdiri
dari 150 orang santri putra dan 500 orang santri putri. Tidak
terlalu banyak jumlahnya bila dibandingan dengan waktu berdirinya
yang cukup lama, hal ini dikarenakan para santri yang ada di
Pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini berstatus ganda,
yakni sebagai siswa pada lembaga pendidikan formal yang ada di
Pesantren tersebut. Mereka yang nyantri berasal dari daerah Jawa
timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Madura dan juga Bali. Ketika
sudah selesai menimba ilmunya di lembaga pendidikan formal, maka
secara otomatis mereka juga akan keluar dari pondok Pesantren
Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini, begitulah seterusnya dari sisi
jumlah mengalami fluktuatif.
Musolla / Masjid
Pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie memiliki 2
musholla meskipun masih berukuran kecil akan tetapi memuat
seluruh santri yang ada. Yakni 1 mushola untuk santri putra dan 1
mushola untuk santri putri. Keberadaan musholla nampaknya
dimanfaatkan benar oleh para santri untuk melakukan aktivitas
keseharian yang berhubungan dengan menimba ilmu-ilmu keagamaan
dan utamanya ilmu seni membaca Al-Qur’an. Al- Qur’an santri dan
sajadah serta perangkat musholla lainnya tertata rapih di
dalamnya.
Asrama/Pondokan
Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie memiliki
asrama/pondokan untuk santri putra sebanyak 12 kamar dan 35
kamar untuk santri putri. Semuanya tidak jauh dari tempat tinggal
dari keluarga Kyai, hal ini dimaksudkan agar lebih mudah untuk
mengadakan pengawasan terhadap santri itu sendiri. Satu Kamar
untuk para pengurus terpisah dengan kamar santri berada di sudut
ujung pesantren, hal ini juga dalam rangka untuk memudahkan
pemantauan terhadap para santri dari jarak jauh, serta tempat
menjemur pakaian juga tidak jauh dari pondokan masing-masing.
E. Kendala Yang Dihadapi Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
a. Terbatasnya Sarana dan Prasarana
Segala kebutuhan sarana dan prasana yang menyangkut
pembangunan pondok, masjid, koperasi, dengan segala
perlengkapannya masih sangat minim. Hal ini dikarenakan
pembiayaan selama ini lebih banyak diperoleh dari pribadi
Pengasuh Pondok dan keluarga juga dari swadaya masyarakat, tidak
mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat, Propinsi ataupun
Kabupaten. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada
akan tetapi kegiatan pondok pesantren berjalan sungguhpun tidak
mulus dan lancar.
b. Minimnya Dana dan Kesejahteraan Pengajar
Terbatasnya perbendaharaan dana lembaga sangat berpengaruh
terhadap tingkat kesejahteraan bagi tenaga pengajar. Untungnya
tenaga pengajar atau para ustadz di pondok Pesantren ini telah
siap dan terbiasa untuk tidak menerima gajih. Hal ini dilakukan
dalam rangka berbakti pada lembaga yang sebelumnya pernah
memberinya ilmu keagamaan dan sebagai perwujudan amal sholeh.
Dengan ini berarti para pengajar di pondok Pesantren ini sedang
berjual beli atau berniaga dengan Allah SWT.
Pondok pesantren ini untuk operasional kegiatan sehari-
hari hanya bersumber dari Syahriyah santri yang dikenai biaya
untuk makan 2 kali dengan menu sederhana sebesar Rp. 150.000 per
bulan ditambah uang air bersih dan listrik Rp. 15.000 per bulan
per orang santri.
c. Lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM)
Lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kendala
tersendiri bagi pengembangan dan peningkatan kualitas Pondok
Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini, Sebagaimana diungkapkan
oleh Bendahara Pondok Pesantren ibu Hj. Ummu Azizah saat
dilakukan wawancara, di Pondok ini masih kekurangan guru untuk
bidang Teknologi Informasi atau IT, guru untuk keterampilan
perkoperasian, Guru Menjahit dll.
Kelemahan berikutnya adalah ketika jabatan tertentu tidak
ditangani oleh yang bukan ahlinya atau kurang berpengalaman di
bidangnya, sehingga mengakibatkan hasil yang kurang maksimal.
Tidak ketinggalan bahwa kelemahan itu juga ditemukan pada
pengurus-pengurus santri. Mereka dapat dikatakan masih sangat
minim untuk mengurusi santri- santri untuk bisa maju lebih
optimal, hal ini disebabkan di antaranya oleh karena usia yang
masih relatif muda dan belum memiliki kharisma untuk menjadi
seorang pengurus, dalam hal ini lebih tepatnya karena faktor
senioritas semata.
Kendala lemahnya SDM ini erat kaitannya dengan lemahnya
pendanaan di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini.
Mendatangkan guru yang bukan alumni di pondok ini berarti harus
siap untuk sistim penggajihannya.
Namun demikian, usaha-usaha untuk meningkatkan
kualitas di antara mereka senantiasa dilakukan, seperti dalam
bentuk mengikutsertakan mereka dalam acara-acara seminar,
workshop, atau pelatihan-pelatihan lainnya.
Usaha yang dilakukan di dalam institusi pesantren sendiri
yakni dengan dibangun jiwa kebersamaan dan dasar keikhlasan dalam
beramal serta saling melengkapi, saling membutuhkan lebih-lebih
saling belajar di antara yang senior dengan yunior.
BAB III
P E M B A H A S A N
A. Philosofi pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-
Ghazaalie
Philosofis pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-
Ghazaalie ini adalah sebagai sarana untuk mengamalkan ilmu sang
Kyai atau pendiri pondok pesantren yang selama ini di pelajari
sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk sesama. Dimaklumi
bersama bahwa rata-rata pondok pesantren yang berada di desa
kranjingan ini mempunyai philosofi pendirian yang tidak jauh
berbeda dengan pendiri Ponpes Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini,
maksudnya hanya pesantren ini yang mempunyai motivasi pendirian
pesantrennya seperti itu, hal ini merupakan kekuatan dan ciri
khas tersendiri pesantren-pesantren di kranjingan, sehingga hal
ini perlu di contoh oleh pesantren-pesantren yang lain yang
cenderung mempunyai orientasi yang lain sehingga terkesan
melenceng dari substansi pesantren.
B. Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie apabila
ditinjau dari segi prasyarat suatu pondok pesantren yang telah
baku khususnya di Indonesia maka dapat dikatakan telah memenuhi
kriteria itu. Seperti telah adanya sosok Kyai/pengasuh/ustadz,
adanya santri, masjid/musolla, asrama/pemondokan dan adanya
kajian kitab klasik / kitab kuning.
Sungguhpun demikian di bidang manajemen dan SDM masih perlu
pembenahan, hal ini dapat terlihat bahwa para pengurus dan
ustadznya tidak memiliki kualifikafi pendidikan formal (S1, S2
maupun S3) padahal hampir 95 % dari santrinya berstatus
ganda, yakni sebagai santri dan sebagai siswa di lembaga
pendidikan formal seperti MTs atau SMP dan MA.
Hal ini akan lain dampaknya bila para pengurus maupun
ustadznya mempunyai kualifikasi pendidikan formal bisa cara
pengeloaanya menjadi lebih baik ataupun teknik pengajarannya
menggunakan media dan teknik yang pariatif sehigga suasana
pembelajaran di pesantren tidak jemu dan kaku.
C. Respon masyarakat dan santri terhadap Ponpes Darul Hikmah
Al-Ghazaalie
Berkaitan dengan respon masyarakat dan santri akan keberadaan
pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di desa Kranjingan ini
sangat menyambut baik dan benar-benar dirasakan manfaatnya.
Masih berkaitan dengan ini pula, maka tidak heran apabila para
alumni dari pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini
tersebar di kabupaten tadi untuk selanjunya terjun ke masyarakat
dan tidak sedikit pula yang meneruskan pendidikannya ke Perguruan
Tinggi di Indonesia bahkan ke luar negeri, seperti Maroko,
Turki, Tunisia maupun Mesir.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Philosofi pendirian pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie
adalah sebagai sarana untuk mengamalkan ilmu sang kyai sehingga
bermanfaat bagi manusia.
2. Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie telah
memenuhi kriteria sebuah pesantren, mulai dengan adanya Kyai,
santri, masjid/musollah, asrama, dan adanya kajian kitab kuning.
3. Bukan Hanya Pesantren yang berkembang namun di bidang KBIH
juga sedemikian rupa.
Saran :
1. Philosofi pendirian pondok pesanten hendaklah di ikuti oleh
pesantren yang lain sehingga suasana agamis penuh keikhlasan akan
semakin tampak dan menonjol bukan saja materi orientid.
2. Profil pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie telah
memenuhi prasyarat sebuah pesantren yang diakui oleh Pemerintah,
sehingga diharapkan adanya perhatian yang lebih dari pemerintah
pusat, propinsi maupun kabupaten sehingga pesantren dijadikan
mitra kerjasama dalam segala bidang terutama pendidikan dan
penanaman karakter Islami (akhlak mulia).
3. Respon masyarakat yang baik sebaiknya terus ditingkatkan dalam
kaitan kerjasama untuk melengkapi kekurangan dan meminimalisir
kendala yang dihadapi oleh pihak pondok pesantren Darul Hikmah
Al-Ghazaalie, sehingga diharapkan kedepan akan semakin maju baik
sisi kualitas maupun kuantitas santri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Mas’ud, “Sejarah dan Budaya Pesantren”, dalam, Ismail Huda
SM, ed., Dinamika Pesantren dan Madrasah (Yogjakarta : Pustaka
Pelajar, 2002)
Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren (Jakarta : Dharma Bhakti,
1399 H.)
Marwan Saridjo, Sejarah Pondok Pesantren (Jakarta : Dharma Bhakti,
1982)