Wawancara Yayasan Ponpes Darul hikmah Al-ghazaalie

25
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Laporan hasil penelitian dengan tema “Potret Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember” dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan telah terselesaikan. Laporan ini tidak mungkin dapat tersaji tanpa bantuan dan keterlibatan banyak pihak. Untuk itu Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Drs.Mahfudz Siddiq., MM. selaku Dosen Pembimbing. 3. Bapak Drs. KH. Achmad Nashihin AR, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie. 4. Seluruh Jajaran Pengurus Pondok Pesantren juga kepada seluruh santri Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie 5. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya pula di sampaikan kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Akhirnya, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, tegur sapa demi perbaikan di kemudian hari sangat di nanti, semoga menjadi kebaikan bagi semua, Amin...

Transcript of Wawancara Yayasan Ponpes Darul hikmah Al-ghazaalie

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT, Laporan hasil penelitian dengan tema “Potret Pondok

Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan

Sumbersari Jember” dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan

telah terselesaikan.

Laporan ini tidak mungkin dapat tersaji tanpa bantuan dan

keterlibatan banyak pihak. Untuk itu Penulis ucapkan banyak

terima kasih kepada :

1.     Bapak Drs.Mahfudz Siddiq., MM. selaku Dosen Pembimbing.

3.     Bapak Drs. KH. Achmad Nashihin AR, selaku Pengasuh Pondok

Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie.

4.     Seluruh Jajaran Pengurus Pondok Pesantren juga kepada seluruh

santri Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

5.     Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya pula di sampaikan

kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Akhirnya, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, tegur sapa

demi perbaikan di kemudian hari sangat di nanti, semoga menjadi

kebaikan bagi semua, Amin...

Jember, 25 September 2014Penulis,

Febri Haris Putra W.

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................i

Kata Pengantar ...........................................1

Daftar Isi ................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang ..........................................4

B.    Rumusan Penelitian........................................6

C.    Tujuan Penelitian .......................................7

D.    Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian ....................8

E.     Sistematika Penulisan ...................................9

BAB II KONDISI OBYEKTIF PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH AL-

GHAZAALIE

A.    Letak Geografis Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie .........10

B.    Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie .......10

C.    Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ........11

D.    Kriteria Pondok Pesantren ................................13

E.     Kendala Yang di hadapi Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-

Ghazaalie ..................................................15

BAB III PEMBAHASAN

A.    Philosofi pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

............................................................18

B.    Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-ghazaalie.........19

C.    Respon masyarakat dan santri terhadap Ponpes Darul Hikmah Al-

Ghazaalie ..................................................19

BAB IV KESIMPULAN

A.    Kesimpulan ...............................................22

B.    Saran/Rekomendasi .......................................23

DAFTAR PUSTAKA .............................................24

BAB I

PENDAHULUAN

A.              Latar Belakang Masalah

Tak asing nampaknya dengan sebutan Pondok Pesantren di

telinga kita, Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan

tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan

pentingnya modal keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Sejak saat itu, lembaga pesantren tersebut telah mengalami banyak

perubahan dan memainkan berbagai macam peran dalam masyarakat

Indonesia.

Secara historis, Pondok Pesantren dikenal di Indonesia sejak

zaman Walisongo. Ketika itu Sunan Ampel mendirikan sebuah

padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di

Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk

menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang

berasal dari Gowa dan Talo, Sulawesi.

 Pesantren Ampel merupakan cikal bakal berdirinya pesantren-

pesantren di Tanah Air. Sebab para santri setelah menyelesaikan

studinya merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerahnya

masing-masing. Maka didirikanlah pondok-pondok pesantren dengan

mengikuti pada apa yang mereka dapatkan di Pesantren Ampel.

 Materi yang dikaji adalah ilmu-ilmu agama, seperti fiqih,

nahwu, tafsir, tauhid, hadist dan lain-lain. Biasanya mereka

mempergunakan rujukan kitab turost atau yang dikenal dengan kitab

kuning. Di antara kajian yang ada, materi nahwu dan fiqih

mendapat porsi mayoritas. Ha litu karena mereka memandang bahwa

ilmu nahwu adalah ilmu kunci. Seseorang tidak dapat membaca kitab

kuning bila belum menguasai nahwu. Sedangkan materi  fiqih karena

dipandang sebagai ilmu yang banyak berhubungan dengan kebutuhan

masyarakat (sosial). Tidak heran bila sebagian pakar meneybut

sistem pendidikan Islam pada pesantren dahulu bersifat “fiqih

orientied” atau “nahwu orientied”.

Pada zaman walisongo, pondok pesantren memainkan peran

penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Juga pada

zaman penjajahan Belanda, hampir semua peperangan melawan

pemerintah kolonial Belanda bersumber atau paling tidak dapat

dukungan sepenuhnya dari pesantren.

Berdasarkan fenomena diatas, maka Penulis merasa perlu untuk

meneliti ada potensi apa sehingga jumlah Pondok Pesantren satu

desa sedemikian banyak di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-

Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.

B.              Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka

dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di

Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember ?

2.       Bagaimana respon masyarakat dan santri terhadap existensi

Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di Desa Kranjingan

Kecamatan Sumbersari Jember?

C.              Tujuan Wawancara

1.       Untuk mengetahui philosofi pendirian pondok pesantren di

Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.

2.       Untuk memperoleh data profil Pondok Pesantren Darul Hikmah

Al-Ghazaalie di Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.

3.       Untuk megetahui respon masyarakat sekitar dan santri akan

existensi Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di Desa

Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember.

D.               Metode, Lokasi, Waktu dan Sumber Data Penelitian

1.   Metode Penelitian

Untuk mengetahui dan memperoleh data yang

dibutuhkan, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data diataranya :

  Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data dari

lapangan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian.  Data yang dimaksud antara lain perilaku keseharian

para santri baik selama di dalam lingkungan pesantren amaupun

selama berada di dalam proses pembelajaran atau penyelenggaraan

pengajian kitab.

  Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan dialog

atau tanya jawab secara langsung dengan sejumlah responden, baik

santri, kyai atau ustadz, serta pihak-pihak yang terkait dengan

penelitian ini. Data yang dibutuhkan adalah masalah persepsi,

sikap, dan respon para responden tekhadap pembelajaran di Pondok

Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan

Sumbersari Jember.

2.   Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darul

Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari

Kabupaten Jember.

3.   Waktu Penelitian

Waktu dilakukan untuk penelitian ini adalah tiga

Minggu sejak bulan agustus hingga 26 September 2014

4.   Sumber Data

a.       Sumber data Primer, yaitu orang-orang yang terlibat dalam

Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Desa Kranjingan

Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

b.       Sumber data Skunder, yaitu studi pustaka yang menunjang data-

data tertulis, baik berupa buku, website, blog, artikel dan

sejenis lainnya.

E.               Sistematika Penulisan

Penulisan Laporan ini akan dibagi menjadi empat bab,

dimana tiap babnya di bagi menjadi beberapa sub bab, yaitu :

Bab I : Merupakan Pendahuluan, terdiri dari latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, metode, lokasi, waktu dan

sistematika penulisan.

Bab II : Kondisi Obyektif lokasi penelitian terdiri dari Letak

Geografis,

Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie,

Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie, Kriteria

Pondok Pesantren, Kendala Yang dihadapi Pondok Pesantren Darul

Hikmah Al-Ghazaalie.

Bab III : Pembahasan, terdiri dari Philosofi pendirian Pondok Pesantren

Darul Hikmah Al-Ghazaalie, Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah

Al-Ghazaalie, Respon masyarakat dan santri terhadap Ponpes Darul

Hikmah Al-Ghazaalie, Keterkaitan isu terorisme di Indonesia

dengan pembelajaran di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-

Ghazaalie.

Bab IV : Kesimpulan, terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

KONDISI OBYEKTIF PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH AL-GHAZAALIE

A.    Letak Geografis Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie terletak di Desa

Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember tepatnya Jalan

Yos Sudarso nomer 114. Secara geografis, letak Pondok Pesantren

Darul Hikmah Al-Ghazaalie sangat strategis karena mudah untuk

diakses.

Hal ini semakin memposisikan betapa lokasi pesantren-

pesantren yang berada di desa Desa Kranjingan Kecamatan

Sumbersari ini menjadi salah satu tujuan utama bagi mereka-mereka

yang bertujuan untuk mencari dan mendalami ilmu keislaman

disamping ilmu lain di lembaga pendidikan formal lainnya.

B.    Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie didirikan oleh Bapak KH.

Achmad Nashihin AR pada tahun sekitar 1982 M. Bapak KH. Achmad

Nashihin AR sendiri merupakan anak dari KH. Rofi’i dan Cucu dari

KH. Ghazaalie yang keduanya merupakan warga asli Desa Baratan

Arjasa. Bapak KH. Achmad Nashihin AR menikah dengan Hj Ummu

Azizah, dari hasil pernikahannya itu dikaruniai empat orang anak,

yakni Ustadzah Hj. Lu’luk Fajriyah, Ustad Sofyan Zidni Mubarok

AN, Ustadzah Ummi Hanik dan Ustadzah Linda yang kesemuanya turut

membantu membesarkan dan mengelola akan keberadaan pesantren

Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini.

Sebelum mendirikan Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

ini, KH. Achmad Nashihin AR mesantren untuk belajar ilmu ke

Islaman yakni di Desa Sukorejo Asembagus Situbondo.. Sekembalinya

dari PP. Salfiyah Syafi’iyah Sukorejo inilah KH. Achmad Nashihin

AR mendirikan pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie seperti

sekarang ini.

Pada saat awal Pondok Pesantren ini didirikan, hanya memiliki

4 orang santri putra dan 4 orang santri putri, di tambah

sebagian santri kalong (santri tidak mondok / pulang kerumah)

pada saat selesai belajar ilmu ke Islaman. Ketika dilakukan

wawancara jumlah santri di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-

Ghazaalie ini berjumlah 150 orang santri Putra dan 500 orang

santri putri. Apabila di cermati perkembangan santri dibandingkan

dengan waktu pendirian maka dapat dikatakan pesantren Darul

Hikmah Al-Ghazaalie ini mengalami kemajuan cukup pesat dari sisi

jumlah santri yang mondok.

C.    Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

I.         VISI

1.     Membentuk pribadi santri yang sholeh atau sholihah.

2.     Membentuk pribadi santri yang mulya bermanfaat bagi sesama.

II.       MISI

1.   Mempersiapkan santri menjadi Da’i atau Da’iyah.

2.   Mempersiapkan santri untuk siap terjun ke masyarakat.

III.     STRATEGI

1.     Melakukan sistem pengajaran yang baik dan efektif,

2.     Melatih santri trampil berpidato, ceramah, memimpin

tahlilan, memimpin debaan dll.

3.     Melakukan proteksi kepada santri dari pengaruh negatif yang

datangnya dari luar pesantren.

4.     Melakukan kerjasama dengan Pondok Pesantren yang lain.

5.     Merekrut tenaga pengajar profesional di bidang dakwah.

IV.    Jadwal Kegiatan Rutin Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-

Ghazaalie

Waktu belajar ngaji di Pondok Pesantren Darul Hikmah

Al-Ghazaalie setiap selesai sholat Subuh, setelah sholat Ashar

dan setelah sholat Magrib, selanjutnya kegiatan yang bersifat

rutin tetapi diluar ngaji kitab, berikut jadwalnya :

Malam rabu = sholat tasbih ba’da isya berjama’ah

Malam jum’at = ngaji yasin jama’ah ba’da maghrib

Malam jum’at = marhabanan + belajar

Puasa Padang Bulan Tanggal 13, 14, 15 setiap bulannya

Haul = akhir juni atau awal juli

Muludan = marhabanan tangal 1 – 12 mulud

Asyuro = ngaji yasin + do’a

Kupatan = tangal 8 syawal

Qurban = tanggal 10 dzulhijah

Nisfu sya’ban = yasinan + do’a

awal tahun hijriyah = yasianan+ do’a

V    Kajian Kitab Klasik atau Kitab Kuning Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie mengkaji

dan mengajarkan kepada para santrinya kitab-kitab klasik atau

sering disebut dengan kitab kuning, diantaranya :

1.        Kitab Fiqih : Safinatun an Najah, Fathul Muin, Taqrib,

Adurul Fiqih

2.        Kitab Tafsir : Jalalen

3.        Kitab Akhlaq : Ta’lim Muta’lim

4.        Kitab Tajwid : Syifa’ul Jinan, Tufatul Atfal

5.        Kitab Tauhid : Aqoidul Dariyah, Aqidatul ‘Awam, Jauhar

Tauhid

6.        Kitab Nahwu : Jurumiyah, Imriti, Awamil, Alfiyah.

7.        Kitab Nikahan : Uqudulu jain.

Selain kajian seperti di atas terdapat pula kegiatan

khas pesantren salaf yakni pembacaan Marhaba, Deba’ serta tahlil

yang dilaksanakan setiap malam jum’at.

D.    Kriteria Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie nampaknya

sudah memenuhi kriteria sebuah Pondok pesantren menurut aturan

pendirian sebuah Pondok Pesantren, yakni ditandai dengan adanya :

Kyai / Ustadz

Pondok pesantren ini diasuh oleh KH. Achmad Nashihin

AR. Meskipun sudah usia lanjut, beliau masih bersemngat memajukan

para santrinya untuk siap terjun kemasyarakat sehingga harapannya

kedepan santrinya dapat dibutuhkan dan berguna khusus bagi

dirinya dan umumnya bagi masyarakat.

Dalam kiprahnya beliau memajukan pesantren yang

dipimpinnya, beliau dibantu oleh anak-anaknya juga 20 orang

ustadz dan 17 orang ustadzah yang kompeten dibidangnya. Hal yang

menarik di Ponpes ini adalah kesemua ustad yang membantu proses

belajar mengajar semuanya tidak diberi gajih oleh sang Pengasuh

Pondok, semuanya dilakukan semata-mata pengabdian dan lillahi

ta’ala.

Santri atau siswa

Jumlah Santri di pondok ini selalu mengalami pasang

surut dan tidak terlalu banyak yakni 650 orang santri, terdiri

dari 150 orang santri putra dan 500 orang santri putri. Tidak

terlalu banyak jumlahnya bila dibandingan dengan waktu berdirinya

yang cukup lama, hal ini dikarenakan para santri yang ada di

Pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini berstatus ganda,

yakni sebagai siswa pada lembaga pendidikan formal yang ada di

Pesantren tersebut. Mereka yang nyantri berasal dari daerah Jawa

timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Madura dan juga Bali. Ketika

sudah selesai menimba ilmunya di lembaga pendidikan formal, maka

secara otomatis mereka juga akan keluar dari pondok Pesantren

Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini, begitulah seterusnya dari sisi

jumlah mengalami fluktuatif.

Musolla / Masjid

Pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie memiliki 2

musholla meskipun masih berukuran kecil akan tetapi memuat

seluruh santri yang ada. Yakni 1 mushola untuk santri putra dan 1

mushola untuk santri putri. Keberadaan musholla nampaknya

dimanfaatkan benar oleh para santri untuk melakukan aktivitas

keseharian yang berhubungan dengan menimba ilmu-ilmu keagamaan

dan utamanya ilmu seni membaca Al-Qur’an. Al- Qur’an santri dan

sajadah serta perangkat musholla lainnya tertata rapih di

dalamnya.

   Asrama/Pondokan

Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie memiliki

asrama/pondokan untuk santri putra sebanyak 12 kamar dan 35

kamar untuk santri putri. Semuanya tidak jauh dari tempat tinggal

dari keluarga Kyai, hal ini dimaksudkan agar lebih mudah untuk

mengadakan pengawasan terhadap santri itu sendiri. Satu Kamar

untuk para pengurus terpisah dengan kamar santri berada di sudut

ujung pesantren, hal ini juga dalam rangka untuk memudahkan

pemantauan terhadap para santri dari jarak jauh, serta tempat

menjemur pakaian juga tidak jauh dari pondokan masing-masing.

E.     Kendala Yang Dihadapi Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

a.    Terbatasnya Sarana dan Prasarana

Segala kebutuhan sarana dan prasana yang menyangkut

pembangunan pondok, masjid, koperasi, dengan segala

perlengkapannya masih sangat minim. Hal ini dikarenakan

pembiayaan selama ini lebih banyak diperoleh dari pribadi

Pengasuh Pondok dan keluarga juga dari swadaya masyarakat, tidak

mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat, Propinsi ataupun

Kabupaten. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada

akan tetapi kegiatan pondok pesantren berjalan sungguhpun tidak

mulus dan lancar.

b.   Minimnya Dana dan Kesejahteraan Pengajar

Terbatasnya perbendaharaan dana lembaga sangat berpengaruh

terhadap tingkat kesejahteraan bagi tenaga pengajar. Untungnya

tenaga pengajar atau para ustadz di pondok Pesantren ini telah

siap dan terbiasa untuk tidak menerima gajih. Hal ini dilakukan

dalam rangka berbakti pada lembaga yang sebelumnya pernah

memberinya ilmu keagamaan dan sebagai perwujudan amal sholeh.

Dengan ini berarti para pengajar di pondok Pesantren ini sedang

berjual beli atau berniaga dengan Allah SWT.

Pondok pesantren ini untuk operasional kegiatan sehari-

hari hanya bersumber dari Syahriyah santri yang dikenai biaya

untuk makan 2 kali dengan menu sederhana sebesar Rp. 150.000 per

bulan ditambah uang air bersih dan listrik Rp. 15.000 per bulan

per orang santri.

c.    Lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM)

Lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kendala

tersendiri bagi pengembangan dan peningkatan kualitas Pondok

Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini, Sebagaimana diungkapkan

oleh Bendahara Pondok Pesantren ibu Hj. Ummu Azizah saat

dilakukan wawancara, di Pondok ini masih kekurangan guru untuk

bidang Teknologi Informasi atau IT, guru untuk keterampilan

perkoperasian, Guru Menjahit dll.

Kelemahan berikutnya adalah ketika jabatan tertentu tidak

ditangani oleh yang bukan ahlinya atau kurang berpengalaman di

bidangnya, sehingga mengakibatkan hasil yang kurang maksimal.

Tidak ketinggalan bahwa kelemahan itu juga ditemukan pada

pengurus-pengurus santri. Mereka dapat dikatakan masih sangat

minim untuk mengurusi santri- santri untuk bisa maju lebih

optimal, hal ini disebabkan di antaranya oleh karena usia yang

masih relatif muda dan belum memiliki kharisma untuk menjadi

seorang pengurus, dalam hal ini lebih tepatnya karena faktor

senioritas semata.

Kendala lemahnya SDM ini erat kaitannya dengan lemahnya

pendanaan di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini.

Mendatangkan guru yang bukan alumni di pondok ini berarti harus

siap untuk sistim penggajihannya.

Namun demikian, usaha-usaha untuk meningkatkan

kualitas di antara mereka senantiasa dilakukan, seperti dalam

bentuk mengikutsertakan mereka dalam acara-acara seminar,

workshop, atau pelatihan-pelatihan lainnya.

Usaha yang dilakukan di dalam institusi pesantren sendiri

yakni dengan dibangun jiwa kebersamaan dan dasar keikhlasan dalam

beramal serta saling melengkapi, saling membutuhkan lebih-lebih

saling belajar di antara yang senior dengan yunior.

BAB III

P E M B A H A S A N

A.              Philosofi pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-

Ghazaalie

Philosofis pendirian Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-

Ghazaalie ini adalah sebagai sarana untuk mengamalkan ilmu sang

Kyai atau pendiri pondok pesantren yang selama ini di pelajari

sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk sesama. Dimaklumi

bersama bahwa rata-rata pondok pesantren yang berada di desa

kranjingan ini mempunyai philosofi pendirian yang tidak jauh

berbeda dengan pendiri Ponpes Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini,

maksudnya hanya pesantren ini yang mempunyai motivasi pendirian

pesantrennya seperti itu, hal ini merupakan kekuatan dan ciri

khas tersendiri pesantren-pesantren di kranjingan, sehingga hal

ini perlu di contoh oleh pesantren-pesantren yang lain yang

cenderung mempunyai orientasi yang lain sehingga terkesan

melenceng dari substansi pesantren.

B.              Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie apabila

ditinjau dari segi prasyarat suatu pondok pesantren yang telah

baku khususnya di Indonesia maka dapat dikatakan telah memenuhi

kriteria itu. Seperti telah adanya sosok Kyai/pengasuh/ustadz,

adanya santri, masjid/musolla, asrama/pemondokan dan adanya

kajian kitab klasik / kitab kuning.

Sungguhpun demikian di bidang manajemen dan SDM masih perlu

pembenahan, hal ini dapat terlihat bahwa para pengurus dan

ustadznya tidak memiliki kualifikafi pendidikan formal (S1, S2

maupun S3) padahal hampir 95 % dari santrinya berstatus

ganda, yakni sebagai santri dan sebagai siswa di lembaga

pendidikan formal seperti MTs atau SMP dan MA.

Hal ini akan lain dampaknya bila para pengurus maupun

ustadznya mempunyai kualifikasi pendidikan formal bisa cara

pengeloaanya menjadi lebih baik ataupun teknik pengajarannya

menggunakan media dan teknik yang pariatif sehigga suasana

pembelajaran di pesantren tidak jemu dan kaku.

C.              Respon masyarakat dan santri terhadap Ponpes Darul Hikmah

Al-Ghazaalie

Berkaitan dengan respon masyarakat dan santri akan keberadaan

pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie di desa Kranjingan ini

sangat menyambut baik dan benar-benar dirasakan manfaatnya.

Masih berkaitan dengan ini pula, maka tidak heran apabila para

alumni dari pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie ini

tersebar di kabupaten tadi untuk selanjunya terjun ke masyarakat

dan tidak sedikit pula yang meneruskan pendidikannya ke Perguruan

Tinggi di Indonesia bahkan ke luar negeri, seperti Maroko,

Turki, Tunisia maupun Mesir.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

1.     Philosofi pendirian pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie

adalah sebagai sarana untuk mengamalkan ilmu sang kyai sehingga

bermanfaat bagi manusia.

2.     Profil Pondok Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie telah

memenuhi kriteria sebuah pesantren, mulai dengan adanya Kyai,

santri, masjid/musollah, asrama, dan adanya kajian kitab kuning.

3.     Bukan Hanya Pesantren yang berkembang namun di bidang KBIH

juga sedemikian rupa.

Saran :

1.     Philosofi pendirian pondok pesanten hendaklah di ikuti oleh

pesantren yang lain sehingga suasana agamis penuh keikhlasan akan

semakin tampak dan menonjol bukan saja materi orientid.

2.     Profil pondok pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie telah

memenuhi prasyarat sebuah pesantren yang diakui oleh Pemerintah,

sehingga diharapkan adanya perhatian yang lebih dari pemerintah

pusat, propinsi maupun kabupaten sehingga pesantren dijadikan

mitra kerjasama dalam segala bidang terutama pendidikan dan

penanaman karakter Islami (akhlak mulia).

3.     Respon masyarakat yang baik sebaiknya terus ditingkatkan dalam

kaitan kerjasama untuk melengkapi kekurangan dan meminimalisir

kendala yang dihadapi oleh pihak pondok pesantren Darul Hikmah

Al-Ghazaalie, sehingga diharapkan kedepan akan semakin maju baik

sisi kualitas maupun kuantitas santri.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mas’ud, “Sejarah dan Budaya Pesantren”, dalam, Ismail Huda

SM, ed., Dinamika Pesantren dan Madrasah (Yogjakarta : Pustaka

Pelajar, 2002)

Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren (Jakarta : Dharma Bhakti,

1399 H.)

Marwan Saridjo, Sejarah Pondok Pesantren (Jakarta : Dharma Bhakti,

1982)

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994)

Wawancara dengan KH. Achmad Nashihin AR dan Hj. Ummu Azizah

tanggal 12 September 2014

Wawancara dengan KH. Achmad Nashihin AR dan Hj. Amiroh tanggal 17

September 2014