Lampiran 1 SKEMA KODING WAWANCARA Data Responden ...

11
85 Lampiran 1 SKEMA KODING WAWANCARA Data Responden Nama Subjek Penelitian Jabatan Koding Informan Sekar (Nama Samaran) Mahasiswa Sekertaris Umum Unit Kegiatan Mahasiswa M 1 Leo (Nama Samaran) Mahasiswa Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa M 2 Saleh (Nama Samaran) Mahasiswa Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa M 3 Pablo (Nama Samaran) Dosen Staf Ahli Dekanat D 1 Fanny (Nama Samran) Dosen Staf Ahli Dekanat D 2 Aspek yang Diteliti: i. Penggunaan Dana Mahasiswa ii. Kecurangan Laporan Pertanggung Jawaban iii. Faktor Tekanan iv. Faktor Kesempatan v. Faktor Rasionalisasi vi. Faktor Kemampuan Petunjuk Coding Nomor Aspek + Koding Informan Contoh: I + M1

Transcript of Lampiran 1 SKEMA KODING WAWANCARA Data Responden ...

85

Lampiran 1

SKEMA KODING WAWANCARA

Data Responden

Nama Subjek

Penelitian

Jabatan Koding

Informan

Sekar (Nama

Samaran)

Mahasiswa Sekertaris Umum

Unit Kegiatan

Mahasiswa

M 1

Leo (Nama

Samaran)

Mahasiswa Presiden Badan

Eksekutif

Mahasiswa

M 2

Saleh (Nama

Samaran)

Mahasiswa Bendahara Umum

Badan Eksekutif

Mahasiswa

M 3

Pablo (Nama

Samaran)

Dosen Staf Ahli Dekanat D 1

Fanny (Nama

Samran)

Dosen Staf Ahli Dekanat D 2

Aspek yang Diteliti:

i. Penggunaan Dana Mahasiswa

ii. Kecurangan Laporan Pertanggung Jawaban

iii. Faktor Tekanan

iv. Faktor Kesempatan

v. Faktor Rasionalisasi

vi. Faktor Kemampuan

Petunjuk Coding

Nomor Aspek + Koding Informan

Contoh: I + M1

86

Coding Data Wawancara

Aspek Keterangan Koding

Penggunaan

Dana

Mahasiswa Berapa dana kemahasiswaan yang ada dan bagaimana cara dan proses

untuk mendapatkan dana dari Dekanat

jadi kalo untuk di awal tahun, ee UKM-UKM di FEB itu udah ada

porsinya masing-masing biasanya jadi dari fakultas tuh, fakultas

hanya misal nyediain dana misalkan 200 juta nah itu kita harus

bagi bareng-bareng dan dirumbukin bareng-bareng supaya itu

terasa adil buat seluruh UKM nah dari dana itu masing-masing

UKM harus menentukan anggarannya tuh ke acara apa untuk apa

itu harus ada di awal tahun, nah dari yang udah dianggarkan itu

nanti setiap akan melaksanakan acara tersebut mereka harus

mengajukan proposal, nah proposal itu memang ada step-stepnya

kayak harus kemana dulu kemana dulu baru nanti dananya bisa

cair I.M1a

anggaran kemahasiswaan di KMFEB itu kan ada 1,2 milyar

kemudian dari 1,2 milyar itu full untuk anggaran wadek 3, wadek

3 itu sebesar 1,2 71%nya itu dialokasi kan langsung ke organisasi

kemahasiswaan intra di fakultas dan akhirnya dari 1,2 itu 71%nya

yaitu 850juta dan dari 850 juta ini langsung diserahkan kepada

BEM sepenuhnya kemudian pihak dekanat dari wadek 3 itu

meminta BEM untuk membagi-bagi atau pun menyusun

rancangan anggarannya sesuai dengan lembaga-lembaga yang

mengajukan, yang akhirnya dari BEM ini mengadakan rapat

anggaran untuk dimusyawaratkan antar lembaga untuk pengajuan

rancangannya I.M2a1

kan dari awal periode sudah dirancang rapat anggaran kemudian

ada rancangan anggarannya yaa itu nanti sudah kita plot kan ke

masing-masing program kerja dari program kerja yang sudah di

plot kan itu ketika program kerjanya mulai berjalan nah itu mulai

diajukan, nah pengajuannya pun tidak satu lembaga satu proposal

tapi per program kerja atau kepanitiaan. Ee untuk prosedurnya yaa

sama mengajukan proposal dan ada prosedur khusus langsung

dari kemahasiswaan dan seterusnya I.M2a2

87

prosedur untuk anggaran, jadi anggaran kan disalurkan melalui

lembaga yaa yaitu yang dianggap lembaga ini jadi perwakilan

teman-teman mahasiswa. Nanti di awal tahun lembaga nganggarin

satu tahun ini butuh berapa untuk pelaksanaan program-

programnya nah nanti itu dirapatin di rapat anggaran sama

mahasiswa yang dimana di awal tahun itu dari dekanat itu udah

ngasih tau tahun ini anggaran mahasiswa dapet berapa, nah itu

dapet segitu baru nanti kita pasin sama temen-temen mahasiswa

yaa kebutuhannya berapa I.M3a

kuota anggarannya itu sedemikian dan secara lebih teknisnya pak

Fatchur mengambil keputusan bahwa 850 juta itu untuk proses

penganggarannya silahkan ditentukan oleh KMFEB meskipun

sebetulnya itu tidak wajib dilakukan oleh pimpinan tetapi itu

pilihan kebijakan yang diambil oleh pimpinan jadi ini bukan benar

atau salah tapi itu adalah pilihan untuk menjaga situasi yang

kondusif antara dekanat dan kemahasiswaan oke, 850 juta dibagi

melalui mekanisme yang diketahui bersama-sama oleh

mahasiswa, LO dan dilaporkan kepada dekanat semua dokumen

pembagiannya ada ceritanya bagaimana Saweri Gading mendapat

sekian belas juta, HMJM mendapat berapa puluh juta itu sudah

ada berita acaranya dan itu pun dijadikan laporan perencanaan

awal tahun oleh bagian keuangan di fakultas dan dilampirkan

sebagai laporan keuangan di akhir tahun. I.D1a

kalo saya ditanya begitu mungkin dari pada saya baypass nanti

ada miss persepsi sebetulnya penentuan anggaran mahasiswa itu

kami selalu mengawali di awal anggaran awal tahun, jadi setiap

bulan januari atau februari kami selalu menggelar semacam

worshop, diskusi dengan antar KMFEB yang mana setiap

lembaga akan menentukan misalkan HMJA dapetnya berapa,

kemudian LSME berapa, EGO berapa dan seterusnya. Nah

penetuan berapa rupiah itu sebetulnya bukan dari ranah kami

sebagai… sebagai apa yaa dalam tanda kutip ‘pemegang

anggaran’ tetapi itu semua adalah diskusi antar mahasiswa, jadi

kami sudah berpesan di awal “temen-temen, tolong jangan sampe

ada yang di belakangnya berubah yaa, jadi silahkan diselesaikan

dengan baik antar mahasiswa.” Nah kalo sudah selesai di dok

kami sudah sampai rapat berhari-hari selesai clear baru kita

distribusikan anggaran setiap lembaga ke bagian keuangan dan

yang lainnya yang terkait, nah kalo sudah yaa sudah berarti

mereka mengjukan proposal sesuai dengan yang tadi kita sepakati

bersama I.D2a

88

Bagaimana cara dan proses untuk mencairkan anggaran serta kesulitan

dan peraturannya

kan kita pertama harus ke BEM dulu di BEM ini sendiri bagian

keuangan itu nggak cuma satu dua orang, biasanya oke satu dua

orang itu intinya yang bagian tanda tangan nah biasanya dia itu

punya bawahan-bawahan di mana yang biasanya ngoreksi itu

bawahan-bawahannya di mana tiap orang itu beda-beda persepsi

kadang satu bilang ini boleh, satu bilang ini nggak boleh. Nah

disitu itu menghambat apalagi ketika misalnya kita di awal masuk

dikoreksi oleh si A terus kita udah revisi kita masukin lagi

dikoreksi oleh si B nah ternyata si A dan si B ini beda persepsi

akhirnya kan kita harus balik lagi balik lagi nah itu kan

memperpanjang waktu sebenernya kita bisa selesai satu minggu

bisa jadi dua minggu I.M1b

dari awal yaa, kalo SOPnya alurnya itu udah ada diawal udah

disetujui juga jadi temen-temen mahasiswa dari lembaganya

masing-masing ngajuin proposal yang sudah disetujui sama

lembaganya lalu masukin ke BEM disitu yang jadi coordinator

lembaga nanti disitu diperiksa apakah sudah bener sudah sesuai

dengan regulasi yang ada kalau udah baru ditanda tangani sama

BEM baru masuk ke wadek 3 di staff wadek 3 nah itu nanti

diperiksa lagi di sana di staff wadek 3 ini pemeriksaannya lagi

hanya tidak sekedar anggaran karena anggaran sudah beberapa

dari BEM tapi dilihat juga dari konsep acara apakah memenuhi

target kinerja fakultas atau enggak nah itu kalo sudah sejalan dan

bisa dijalankan sudah sesuai baru disetujui baru setelah itu ke

bagian PSIK dimana nanti kegiatan temen-temen akan dipost

disemua media humasnya FEB dicatet juga di kemahasiswaan

baru setelah itu taruh di keuangan nanti keuangan yang

menyetorkan ke rektorat karena disini sistemnya bukan uangnya

yang turun ke rektorat eh ke fakultas tapi uang tetep ada di

rektorat tapi kita ngajuin proposalnya ke rektorat Cuma di himpun

di keuangan FEB I.M3b1

89

kalo itu sih biasanya masalahnya ada di staff wadek 3 yaa karena

di sana pemeriksaannya lebih ditel dan kadang-kadang orangnya

susah ditemui nah itu sih karena dosen kan kewajibannya banyak

selain itu juga kadang kurangnya kurang sepahamnya antara BEM

nya sama dekanatnya kadang di sini udah bener di sana disalahin

kadang juga ada regulasi baru yang belum disampaikan yang

kayak gitu-gitu sih yang diulang-ulang biasanya I.M3b2

ada mekanisme melalui proposal sama dengan fakultas untuk gaji

misalnya, gaji katakanlah membutuhkan 20 Milyar gitu itu nggak

kemudian 20 Milyar itu langsung diterima di fakultas di awal

tahun enggak harus dibagi tiap bulannya nah tiap bulan ini pun

perjalannya bukan gaji bulan januari kemudian cairnya januari

endak baru kan cairnya di bulan februari kenapa? karena gaji

bulan januari ini direkap pada tanggal 25 biasanya per 25

kemudian diajukan kepada rektorat, rektorat mengajukan pada

bendahara Negara barulah cair sehingga pada tanggal 1 baru ada,

nah rata-rata proses cair pengajuan dan sebagainya itu 2 sampai 3

minggu I.D1b1

mekanisme untuk kemahasiswaannya supaya 3 minggunya ini itu

tidak temen-temen tidak menunggu lama dan tidak menggunakan

uangnya pribadi maka pak Fatchur membuat SOP, SOPnya itu

juga sudah dikomunikasikan bahwa setiap pengajuan proposal

kegiatan itu minimal harus h-30 sebelum kegiatan jadi kalo

kegiatannya tanggal 1 maret jadi 1 februari proposal sudah harus

masuk di mejanya pak Fatchur sudah ditanda tangani, sudah tidak

ada revisi proposalnya dengan harapan dalam waktu 3 minggu ke

depan atau kadang-kadang bisa dalam waktu satu minggu kalau

fakultas ada pety cash tadi itu dana 70% sudah bisa disampaikan

kepada mahasiswa jadi pada hari h itu temen-temen nggak

bingung duitnya seperti apa atau urunan dulu seperti itu endak nah

itu adalah suatu SOP yang dibuat untuk memudahkan mahasiswa

kenapa harus 30 kok masih lama? Karena mengantisipasi 3

minggu itu tadi nah kebijakannya kalo h-30 itu belum masuk di

pak Fatchur maka kegiatan ini harus mundur pertimbangan kami

adalah kemudian kalo harus dipaksakan yang pertama adalah

untuk meng-arrange dana ini cash flow dari fakultas pasti akan

kacau juga I.D1b2

90

kalo SPJnya terlambat maka kegiatan berikutnya itu akan di

pending sampai LPJnya selesai kenapa? Supaya pengguna

anggarannya itu temen-temen juga segera bertanggung jawab kalo

yang kegiatan kemaren belom selese maka fakultas tidak akan

mengeluarkan untuk kegiatan yang berikutnya sampe itunya

selesai jadi tanggung jawabnya harus berantai I.D1b3

kalo proses pencairannya yaa kami membagi menjadi dua sistem,

tadikan proposal masuk itu pencairannya 70% kalo LPJ sudah

selesai clear tidak ada revisi lagi berarti yang 30% turun I.D2b

Bagaimana cara dan proses pembuatan Laporan Pertanggung Jawaban

dikumpulkan bukti pembayarannya, bukti transaksi disetiap apa

namanya transaksi untuk kegiatan itu, kemudian itu nanti disusun

laporan pertanggung jawabannya kemudian itu dijadikan bukti I.M2c

mengikuti PMK Peraturan Menteri Keuangan tergantung

tahunnya, yang terbarukan tahun 2017 di sana sudah ada standar

ee.. biaya untuk pengeluaran dan jenis-jenis pengeluaran apa yang

diijinkan beserta pagu maksimalnya, pagu minimal memang tidak

ada tapi hanya pagu maksimalnya. pengeluaran yang

menggunakan anggaran Negara baik yang menggunakan APBN

atau PNBP diharuskan melalui mekanisme seperti itu, pun juga

dengan bukti-bukti yang menyertai misalnya kalo pembelian

barang berarti harus ada kwitansinya kemudian jika itu diatas 1

juta harus menggunakan materai 6000, kemudian harus ada

kwitansinya itu mencantumkan nama toko atau penyedia barang

atau jasa yang valid lama jadi tidak bisa kemudian hanya

menggunakan kosongan, lalu walaupun kosongan pada nilai

tertentu biasanya di bawah 1 juta atau di bawah 500.000 itu

BPKnya masih memperbolehkan nota kemudian ada stampel

nama tokonya inikan hanya untuk sebagai apa ya.. ee..

mempermudah tidak semua toko atau penyedia barang jasa

memiliki kwitansi yang formal I.D1c1

sudah ada berita acaranya dan itu pun dijadikan laporan

perencanaan awal tahun oleh bagian keuangan di fakultas dan

dilampirkan sebagai laporan keuangan di akhir tahun I.D1c2

hanya pernah satu kali kita dapet audit BPK itu mengembalikan

dana pada saat itu kasusnya ada Indikator, EGO, Icosh sama apa

gitu loh itu pak Fatchur ee.. apa yaa masih ingin membantu ada

sekitar 8 juta sekian itu laporan dana yang sebetulnya secara

keuangan, dokumen keuangan itu sebenernya belum bisa I.D1c3

91

dicairkan masih banyak revisi, revisinya yaa banyak mulai salah

laporan, format dan bentuk fisiknya tetapi karena pak Fatchur

pada saat itu ingin membantu temen-temen sehingga teteplah

dicairkan 8 juta itu dengan bukti yang dalam tanda kutip masih

revisi tetapi temen-temen pun juga seperti menggampangkan

ketika tidak ditagih padahal itu sudah dicairkan dari KPN sudah

dicairkan 8 juta sekian itu sehingga masuk di idle cash di fakultas

pada saat audit BPK dana itu tidak segera diambil laporan

akhirnya tidak kunjung diserahkan kepada fakultas dan itu jadi

temuan seharusnya jalur yang bener ketika bukti fisiknya belum

diserahkan kepada fakultas itu tidak boleh dicairkan dalam hal ini

memang secara administratif dari fakultas

Kalo peraturan LPJ itu kami memiliki batas waktu pengumpulan

maksimal H+ 2 minggu dari tanggal pelaksanaan I.D2c

Kecurangan

Laporan

Pertanggung

Jawaban

apakah pernah ada tindakan-tindakan yang menyimpang ketika penyusunan

laporan pertanggung jawaban

kalo untuk ngebalikin itu pasti kan misal UKM punya beberapa

anggaran misal kalo salah satu anggaran itu kurang atau lebih

pasti akan ditutupkan ke yang lain, misalnya aku mengajukan 10

juta untuk acara A ternyata kelebihan 2 juta sedangkan di laporan

sebenernya aku bisa ngeluarin 8 juta di sisi lain di acara B aku

kekurangan dana 2 juta daripada aku ribet untuk balikin dan nanti

ngambil lagi, lebih baik dari yang 8 juta laporannya aku bikin 10

juta supaya 2 jutanya bisa dipake di acara B gitu

II.M1

kalau dikembalikan nggak pernah yaa Cuma… paling nanti di

LPJnya dibukti pembayarannya itu yang kita manipulasi, mau

nggak mau harus sesuai dengan jumlah yang sudah dicairkan

II.M2

92

banyak sih kayak misalkan kita belanja di satu toko tapi toko itu

nggak memenuhi syarat kita cari ke toko lain tapi kita nggak beli

kita minta notanya aja beberapa ada yang mau diminta notanya

aja, terus juga ada yang bahkan sampe fotokopi nota atau bikin

sendiri atau bahkan yang paling jahat itu bikin stampel sendiri,

nah itu sih yang kayak gitu-gitu II.M3

Yang sering terjadi itu adalah oke anggarannya sesuai pagunya

oke tetapi bukti fisik dari penggunaan anggarannya itu atau bukti

pembayarannya itu sering kali salah. Nah kalo memang ada

beberapa kasus yang paling yang saya inget 2 tahun yang lalu itu

mungkin sama-sama sudah tau yaa dari Forstiling itu kemudian

menggunakan ee.. nota yang yaa scan seperti itu bagi kami yang

sudah biasa mengaudit laporan keuangan seperti itu akan taulah

mana laporan keuangan atau stampel mana yang basah atau yang

tidak, nah karena itu masih dalam koridor internal ini maka yaa

pemanggilannya hanya secara persuasif saja II.D1a

tapi ada beberapa jadi sampling BPK sehingga fakultas dalam

tanda kutip mencari back up ya rekanan mencarikan bukti baru

fotokopian dan sebagainya itu untuk mengganti data itu tadi

karena tidak mungkin ketika minta audit nyari mahasiswanya iya

kalo mahasiswanya masih aktif biasanya udah luluskan nggak

mungkin juga secara hukum tidak ada kewajibannya mahasiswa

itu untuk bertanggung jawab tetapi kan ini kebijakan antara

pimpinan dan mahasiswa supaya temen-temen juga belajar itu II.D1b

: mm… kalo ditanya pernah atau tidak pasti pernah gitu yaa, ada

saya ambil contoh waktu itu bukan tahun ini yaa beberapa tahun

yang lalu kalo ditanya lembaganya apa jujur saya lupa apalagi

nama kegiatannya apa saya sudah lupa yaa bisa saja temen-temen

itu melakukan yang saya masih inget kadang kalo kita ke toko kan

dapet nota nah nota itu antara nota asli dan tidak asli itu kan

kelihatan tintanya akhirnya setelah kami konfirmasi ke anaknya

ternyata betul bahwa itu bukan nota asli dari tokonya nah maka

pada akhirnya saya waktu itu berfikir mungkin teman-teman di

sini kan anak-anak sudah pada pinter design tuh sehingga

dikondisikan sedemikian rupa itu kwintansi bentuknya mirip

sekali dengan yang asli namun kalo disandingkan gitu beda sekali

gitu, gitu sih II.D2

93

Faktor

Tekanan

Apa saja kesulitan yang dialami dalam penyusunan Laporan Pertanggung

Jawaban

kalo kayak gitu kan kalo proposal kan mungkin cuma kita

mengajukan untuk apa apa jadi biasanya untuk ngakali itu nggak

ada karena cuma proposal biasanya kejadiannya itu di LPJ karena

LPJ itu kita harus, kita di deadline 2 minggu harus selesai dari

pihak dekanat 2 minggu harus selesai kalo nggak dana itu nggak

akan turun 30% nya, itu kita udah cuma dikasih waktu 2 minggu

ada miss persepsi antara anak keuangan BEM yakan mau nggak

mau harus ngebut tuh ya, nah ngebut itu kan dalam LPJ pasti kan

ada nota-nota, kwitansi-kwitansi di mana kalo kita keluar kota

kita nggak mungkin balik lagi nah disitu kita mau nggak mau

harus malsu, kita pilihannya antara kita malsu dengan dana misal

cuma 100-200 untuk malsu atau kita balik ke kota yang kita

terjadi dana keluar itu, kan kalo kita mahasiswa pasti ambil yang

murah kan disitu kita mau nggak mau sebenernya untuk malsu itu III.M1

sebenernya kalo mempersulit itu enggak yaa, nggak mempersulit

secara administrative hanya saja mungkin mempersulit di efisiensi

kaya gitu kenapa permintaan dekanat kalo transaksi diatas satu

juta harus bermaterai dan tempat membelinya harus punya NPWP

akhirnya tempat yang kita beli itu harganya tidak terjangkau gitu,

bukan harga mahasiswa atau bukan harga mahasiswa gitu karena

memang mereka sudah perusahaan besar yang sudah punya

NPWP III.M2

kalo melihat sih pernah pasti melihat yaa karena gimana yaa

bener-bener begitu sih peraturan, dimana aturannya yang begitu

apa yaa aturan sama realita yang ada di lapangan itu kadang susah

untuk disatukan karena banyak aturan yang kayak apa setiap

barang yang kita beli itu tokonya harus lengkap gitu loh surat-

suratnya sementara di Malang ini khususnya banyak toko-toko

biasa aja gitu yang dia nggak ngurus surat-suratnya tapi harganya

bisa bersahabat sama mahasiswa jadi kan selain kita harus belanja

kita harus memperhitungkan apakah ini pas buat belanja yang

lain, nah itu sih sehingga yaa itu ngakalinnya yang pasti ketika

emang toko ini nggak memenuhi syarat yaa mau nggak mau kita

harus cari nota lain kebanyakan sih itu kasusnya notanya nggak

sesuai sama yang dibeli III.M3

94

kami harus melakukan LPJ sama seperti LPJ yang dilakukan oleh

dosen ataupun karyawan, nah pada saat itu pula akhirnya teman-

teman ketika kami evaluasi triwulan itu banyak yang melaporkan

kesulitan bu kalo begini begini, begitu dan begini karena mungkin

mereka sudah terbiasa dengan kemudahan yang seperti itu III.D2

Faktor

Kesempatan

Apa yang sekiranya membuat tindakan manipulasi ini mudah

dilakukan

pernah ada kejadian juga yaa kita disuruh cari nota padahal kita

belum belanja itu pernah bahkan pihak dekanat yang nyaranin,

yaa sama-sama tau sih IV.M3

Karena memang aturannya seperti itu, yang berhak memiliki

wewenang untuk melakukan pembelian itu adalah pejabat yang

ditunjuk ataupun PNS ataupun pegawai yang ditunjuk oleh

pejabat yang berwenang dalam hal ini PPK nya. Nah tetapi kan

tidak mungkin dalam teknis lapangannya misalnya Pak Candra

PPK nya maupun Pak Rudjito kemudian pejabat yang berkaitan

lansung yaitu Pak Fatchur membelikan seluruh kebutuhan

mahasiswa mulai lem, backdrop dan lain sebagainya sehingga

dalam koridor ini diputuskan lah kebijakan bahwa anggaran itu

harus terbuka IV.D1a

kalo mahasiswa terkait tidak mungkin saya berikan sanksi dalam

arti “kamu yang mengajukan yaa, kamu saya beri sanksi” tidak

mungkin karena itu atas nama lembaga IV.D2

Faktor

Rasionalisasi

Apa alasan yang menjadi rasionalisasi terjadinya manipulasi

tersebut

kalo dari… pasti sebelum-sebelumnya udah ada soalnya dulu di birokasi itu dulu nggak seribet ini, kalo nggak seribet ini pasti lebih mudah untuk memalsukan daripada yang sekarang lebih ribet, kita ditekan sebenernya nggak bisa dipalsu kita harus dipalsu gitu. Jadi kalo setau ku sih emang nggak di lembaga ku aja, dari lembaga lain itu malah lebih terlihat kalo

itu palsu kayak misalnya nota itu di scan terus di print itu kan keliatan banget nah itu sempet bikin dekanat bener-bener marah ‘kok sampe segininya’…

V.M1

95

yaa itu, kita melakukan hal itu karena kan kita pengen bisa diterima gitu dengan regulasi yang ada misalkan kita belanja nih semua yang kita belanja ini ada beberapa yang nggak bisa di LPJin cuma duitnya udah kebeli jadikan mau nggak mau kita harus mengalihkan ke item-item

yang memang bisa di LPJin untuk menghindari supaya nggak ditolak. harusnya yang dibenahi yaa ini tempat-tempat belanjanyaa supaya bisa memenuhi standar V.M3

Faktor

Kemampuan

Kapabilitas apa yang perlu dimiliki untuk melakukan tindak manipulasi

tersebut

pasti ini yaa pasti fungsionaris dari kepanitiaan itu tapi biasanya

sih divisi administrasi itu yang pasti mengurusi laporan

pertangganggung jawaban, mulai dari proposal sampai laporan

pertanggung jawaban VI.M2

saya selalu bilang ke mahasiswa bahwa kalo bikin proker itu

direncanakan dengan baik masalah timeline karena apa hampir

semua lembaga itu menumpuknya kegiatan itu di semester ke dua

terlebih dibulan September ke atas itu mereka buru-buru nah kalo

sudah begitu pasti LPJ nya kacau jadi adalah masalah manajemen

waktu itu yang jadi problem utamanya VI.D2