pemanfaatan katalog online (opac) sip marc oleh pemustaka ...

123
PEMANFAATAN KATALOG ONLINE (OPAC) SIP MARC OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: Ahmad Jauzi NIM : 1111025100023 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H / 2015 M

Transcript of pemanfaatan katalog online (opac) sip marc oleh pemustaka ...

PEMANFAATAN KATALOG ONLINE (OPAC) SIP MARC

OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM

DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Ahmad Jauzi

NIM : 1111025100023

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436H / 2015 M

i

ABSTRAK

Ahmad Jauzi (1111025100023). Pemanfaatan Katalog Online (OPAC)

SIP MARC Oleh Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta. Di bawah bimbingan Nurul Hayati, M.Hum. Program

Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku

pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC di Perpustakaan

Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data

melalui kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar pemustaka sudah mengetahui OPAC SIP MARC di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, namun pemustaka

belum familiar dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada

OPAC SIP MARC. Pemustaka memanfaatkan OPAC SIP MARC hanya

untuk mencari koleksi buku. Cara yang paling banyak mereka gunakan

untuk menemukan koleksi buku yaitu melalui kata kunci judul dengan

menggunakan fasilitas pencarian sederhana. Kesimpulan dari penelitian ini

yaitu OPAC SIP MARC belum sepenuhnya dimanfaatkan, karena

pemustaka belum familiar dengan fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC

SIP MARC. Pemustaka lebih memilih untuk mencari langsung ke rak

buku atau bertanya ke pustakawan, karena jumlah komputer OPAC yang

tidak memadai serta informasi mengenai status koleksi di OPAC yang

tidak sesuai dengan yang ada di rak.

Kata Kunci : OPAC, Pemustaka, Perpustakaan Umum

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada

Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan

skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

3. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

4. Ibu Nurul Hayati, M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang

sudah menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya serta selalu sabar

membantu dan membimbing penulis, untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Keluarga besar dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Keluarga besar Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

yang telah memberikan kesempatan dan berbagi ilmu serta

pengalaman di sana. Terutama kepada Bang Gigih, Pak Tugeno, Pak

Agus, Pak Jufri, Mba Rohana, Bang Asep, Bang Zihan, Bang Lana,

Bang Yanuar, Bang Daus, Ka Yulia, Bamas, Anisha, Mega, Lany, dan

Lidya.

7. Ka Rani, Ka Ulil, dan Ka Dila terimakasih ka atas waktu, pikiran,

semangat, dan doanya, dari awal penulisan skripsi ini hingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikannya.

8. Seluruh teman-teman JIP UIN 2011 terutama IPI A, yang sama-sama

berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

iii

9. Terimakasih kepada seluruh keluarga besar JIP UIN JAKARTA yang

selalu memberikan dukungan dan masukannya kepada penulis.

10. Terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis yaitu Fahmi, Adam,

Derry, Hasbi Fikri, Hanif, Yukha, Amirah, Zulfikar Arman, Hafiz

Salim, Lailatifa, Icha, Haikal, dan Anisya yang selalu memberikan

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Orang Tua dan keluarga penulis, yang selalu memberikan semangat

dan doa yang tidak pernah terputus sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Terimakasih kepada sahabat-sahabat KKN MPR Isti, Ibnu, Dadan,

Fadhli, Abdu, Oji, Shinta, Desy, Fitria, Sella, Boby, Nanda, Ina, Rida,

dan Tami yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya

13. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat diucapkan satu persatu,

Terimakasih untuk segalanya, semoga Allah SWT yang membalas

semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis. Amin.

Akhir kata, penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah SWT

memberikan balasan yang setara kepada semua pihak atas kebaikan dan

bantuannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ssemua

pihak yang memerlukan khususnya di dunia perpustakaan saat ini dan

seterusnya.

Ciputat, 21 September 2015

Ahmad Jauzi

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 6

1. Pembatasan Masalah ........................................................... 6

2. Perumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7

1. Tujuan Penelitian ................................................................ 7

2. Manfaat Penelitian .............................................................. 7

D. Definisi Istilah ......................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan .............................................................. 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR .............................................................. 10

A. Perpustakaan Umum ................................................................ 10

1. Pengertian Perpustakaan Umum .......................................... 10

2. Tujuan Perpustakaan Umum ............................................... 11

3. Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum ............................... 12

B. Katalog ..................................................................................... 14

1. Pengertian Katalog ............................................................... 14

2. Tujuan dan Fungsi Katalog .................................................. 15

a. Tujuan Katalog ................................................................ 15

b. Fungsi Katalog ................................................................ 17

3. Bentuk Katalog Perpustakaan ............................................. 19

C. Online Public Access Catalog (OPAC) ................................... 21

1. Pengertian Katalog Online (OPAC) .................................... 21

2. Perkembangan OPAC ......................................................... 23

3. Fungsi dan Manfaat OPAC ................................................. 24

a. Fungsi OPAC .................................................................. 24

v

b. Manfaat OPAC ............................................................... 26

4. Fasilitas OPAC .................................................................... 28

5. Kendala dalam Pemanfaatan OPAC ................................... 30

D. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis INDOMARC (SIP

MARC) ..................................................................................... 31

1. Sistem Informasi Perpustakaan ........................................... 31

2. OPAC dan Format MARC .................................................. 33

E. Penelitian Terdahulu ................................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 39

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................. 39

1. Jenis Penelitian .................................................................... 39

2. Pendekatan Penelitian ......................................................... 39

B. Sumber Data ............................................................................ 39

1. Data Primer ......................................................................... 39

2. Data Sekunder ..................................................................... 40

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 40

1. Populasi ............................................................................... 40

2. Sampel ................................................................................. 40

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 41

a. Angket/Kuesioner ............................................................... 41

b. Dokumentasi ....................................................................... 41

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 42

1. Editing ................................................................................. 42

2. Tabulasi ............................................................................... 42

3. Analisis Data ....................................................................... 43

F. Jadwal Penelitian ..................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 45

A. Profil Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta ........ 45

1. Sejarah Singkat ................................................................... 45

2. Tugas Pokok dan Fungsi ..................................................... 47

3. Visi dan Misi ....................................................................... 49

4. Struktur Organisasi dan SDM BPAD DKI Jakarta ............. 49

5. Koleksi Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

.............................................................................................. 51

vi

6. Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta ................................................................................. 51

7. Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta ................................................................................. 52

8. OPAC SIP MARC .............................................................. 54

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 58

1. Identitas Responden .............................................................. 59

2. Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP

MARC .................................................................................... 61

3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP

MARC .................................................................................... 64

C. Pembahasan .............................................................................. 74

1. Identitas Responden .............................................................. 74

2. Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP

MARC .................................................................................... 75

3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP

MARC .................................................................................... 79

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 86

A. Kesimpulan .............................................................................. 86

B. Saran ........................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ................................................................................... 44

Tabel 4.1 Jam Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta .......... 52

Tabel 4.2 Jumlah Anggota Berdasarkan Pendidikan .............................................. 53

Tabel 4.3 Jumlah Anggota Berdasarkan Pekerjaan ................................................ 53

Tabel 4.4 Jumlah Kuesioner ................................................................................... 58

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden ........................................................................ 59

Tabel 4.6 Kategori Pemustaka ................................................................................. 60

Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Pemustaka ...................................................................... 60

Tabel 4.8 Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC ........ 61

Tabel 4.9 Memanfaatkan OPAC Untuk Mencari Koleksi ....................................... 64

Tabel 4.10 Cara yang Biasa Dilakukan dalam Menemukan Koleksi ...................... 65

Tabe 4.11 Perbandingan Menemukan Koleksi Melalui OPAC dengan Langsung

ke Rak ................................................................................................. 65

Tabel 4.12 Cara Paling Efektif dan Efisien dalam Menemukan Koleksi .................. 65

Tabel 4.13 Koleksi yang Dicari di OPAC ................................................................. 67

Tabel 4.14 Kata Kunci yang Digunakan dalam Mencari Koleksi di OPAC ............. 68

Tabel 4.15 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Sederhana ................................. 68

Tabel 4.16 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Kombinasi ................................ 69

Tabel 4.17 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Tajuk ........................................ 70

Tabel 4.18 Penemuan Koleksi di OPAC ................................................................... 70

Tabel 4.19 Perilaku Pemustaka Ketika Gagal Menemukan Koleksi di OPAC ......... 71

Tabel 4.20 Perilaku Pemustaka Ketika Tempat OPAC Penuh .................................. 72

Tabel 4.21 Kendala Memanfaatkan OPAC ............................................................... 73

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tampilan Awal SIP MARC ................................................................... 55

Gambar 4.2 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Sederhana ................. 56

Gambar 4.3 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Kombinasi ................ 56

Gambar 4.4 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Tajuk ........................ 57

Gambar 4.5 Tampilan Informasi Koleksi Pada OPAC SIP MARC .......................... 58

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lampiran Foto

Lampiran 2 : Statistik Pengunjung Anggota dan Non Anggota Bulan Januari 2015

Lampiran 3: Buku Petunjuk Penggunaan Koleksi Perpustakaan

Lampiran 4: Jumlah Anggota Bulan Januari 2015 Berdasarkan Pendidikan dan

Pekerjaan

Lampiran 5: SDM Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

Lampiran 6: Kuesioner

Lampiran 7: Lembar Permohonan Pembimbing

Lampiran 8: Lembar Tugas Menjadi Pembimbing

Lampiran 9: Lembar Izin Penelitian

Lampiran 10: Lembar Penerimaan Izin Penelitian dari PTSP

Lampiran 11: Lembar Penerimaan Izin Penelitian dari BPAD DKI\

Lampiran 12: Lembar Penguji Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan umum merupakan salah satu wahana pembelajaran

sepanjang hayat seseorang. Pada umumnya, perpustakan umum merupakan

suatu perpustakaan yang ditujukan dan dilayankan kepada masyarakat umum

tanpa mengenal dan membedakan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, ras, etnis, agama dan lain sebagainya. Jadi, perpustakaan umum

melayani seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak hingga orang dewasa.1

Perpustakaan umum menyimpan berbagai jenis bahan pustaka. Disitu

masyarakat dapat memanfaatkan bahan pustaka tersebut untuk menambah

pengetahuan serta menemukan informasi-informasi yang ada di dalamnya.

Karena perpustakaan sebagai tempat menyimpan dan menemukan informasi,

maka diperlukan suatu sarana atau alat bantu penelusuran yang bisa

menemukan dan mengembalikan informasi tersebut. Salah satu sarana atau

alat yang bisa membantu menelusur informasi tersebut adalah katalog.

Katalog merupakan daftar buku atau media lain dengan segenap

keterangan kelengkapannya (data bibliografis) dari buku atau media yang

didaftarnya ini. Sebagai alat bantu penelusuran informasi bibliografi, katalog

secara lengkap memuat seluruh keterangan tentang kondisi buku dan media

lain secara fisik sehingga isi yang dibahas dalam buku atau media lain ini

1 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.

2.

2

dapat diketahui dengan jelas.2 Pada umumnya, katalog perpustakaan

mempunyai berbagai macam bentuk fisik yang diantaranya yaitu katalog buku,

katalog berkas, katalog kartu, dan katalog komputer yang biasa dikenal dengan

Online Public Access Catalog (OPAC). OPAC sama maknanya dengan katalog

online.3

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

informasi yang semakin canggih serta kebutuhan informasi yang semakin

meningkat, maka perpustakaan pun dituntut untuk berkembang mengikutinya.

Sesuai dengan perkembangan tersebut, perpustakaan yang merupakan sebagai

sarana sumber informasi dituntut untuk memberikan layanan informasi yang

terbaru (up to date) yang dapat diakses secara cepat, tepat, dan akurat sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh pemustaka. Maka dari itu proses temu balik

informasi merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan oleh suatu

perpustakaan.

Pada saat sekarang ini katalog online (OPAC) menjadi sebuah pilihan

alternatif untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

informasi. Online Public Access Catalog (OPAC) merupakan suatu bentuk

alat bantu penulusuran informasi yang mutakhir pada saat ini. Online Public

Access Catalog (OPAC) juga merupakan puncaknya dari alur sejarah

perkembangan katalog yang ada.

Berbicara tentang Online Public Access Catalog (OPAC), banyak

manfaat yang diperoleh dari penggunaan alat bantu penelusuran informasi ini.

2 Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information

Retrieval), (Jakarta: Kencana,2010), h. 215. 3 Heri Abi Burachman Hakim, “Optimalisasi Senayan Sebagai Perangkat Lunak Berbasis

Open Source Untuk Perpustakaan Seni,”Visipustaka: Majalah Perpustakaan.”

Vol.13,No.1(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 52.

3

Dengan menggunakan OPAC, pemustaka dapat mempermudah menemukan

khasanah yang ada di perpustakaan dengan hanya membuat pertanyaan atau

permintaan (query) melalui judul, pengarang, subjek, maupun kata kunci

bibliografis lainnya. Melalui OPAC juga dapat diketahui lokasi serta status

dari koleksi perpustakaan tersebut dan mengetahui apa saja yang sudah ditulis

oleh pengarang tertentu. Manfaat lainnya adalah OPAC dapat diakses dimana

saja dan kapan saja, karena penggunaannya tidak harus dilakukan di

perpustakaan tersebut dan tidak harus juga pada jam buka perpustakaan.

Uraian tentang manfaat OPAC di atas menunjukkan bahwa apabila

OPAC serta fasilitasnya dimanfaatkan secara optimal, maka akan membantu

pemustaka maupun pustakawan dalam penelusuran bahan pustaka.

Dewasa ini kehadiran OPAC sudah banyak digunakan di sebuah

perpustakaan umum yang salah satunya adalah Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

merupakan perpustakaan umum yang berada pada tingkat Provinsi yang

berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said

Kav.C-22, Kuningan Jakarta Selatan dan di Gedung Arsip Jayakarta, Jalan

Cikini Raya No.73 Jakarta Pusat. Namun, penelitian ini hanya dilakukan di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Gedung

Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan

Jakarta Selatan.

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta di dalam struktur

organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI

Jakarta menjalani tupoksi pada bidang layanan BPAD Provinsi DKI Jakarta.

4

Dalam struktur organisasi BPAD Provinsi DKI Jakarta juga membawahi 5

perpustakaan umum yang berada di tingkat kota/kabupaten administrasi di

DKI Jakarta, seperti: Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta

Timur, Jakarta Utara, serta Kepulauan Seribu. Perpustakaan umum tingkat

kota/kabupaten administrasi di DKI Jakarta pada saat ini dinamakan dengan

Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) yang tupoksinya masing-masing

dikepalai oleh Kepala Kantor.

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta saat ini sudah

memiliki alat bantu penelusuran bahan pustaka berupa katalog online (OPAC)

berbasis SIP MARC. Software berupa Sistem Informasi Perpustakaan yang

saat ini digunakan oleh BPAD Provinsi DKI Jakarta dan akan digunakan oleh

KPAK-KPAK di DKI Jakarta ini merupakan sistem automasi perpustakaan

yang berbasis INDOMARC. Untuk itu, katalog untuk bahan pustaka pada SIP

MARC ini mengacu pada peraturan INDOMARC dan Peraturan Katalogisasi

Indonesia yang disusun oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia agar

tetap sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di dunia perpustakaan.

Katalog online (OPAC) berbasis SIP MARC ini sudah dilengkapi beberapa

fasilitasnya yaitu seperti pencarian sederhana, pencarian kombinasi, pencarian

tajuk, dan informasi koleksi.

Masalahnya adalah pemanfaatan fasilitas OPAC SIP MARC di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang pemustakanya terdiri

dari semua lapisan masyarakat masih dikatakan belum maksimal. Berdasarkan

hasil pengamatan, masih banyak pemustaka yang jika mencari bahan pustaka

langsung menuju ke rak buku tanpa melihat katalog online (OPAC) terutama

5

pada pemustaka orang tua (dewasa). Banyak ditemukan pemanfaatan fasilitas

OPAC pada pemustaka kategori pelajar, namun fasilitas OPAC tersebut masih

belum dimanfaatkan secara optimal. Ditemukan juga beberapa pemustaka

kategori mahasiswa dalam menelusur koleksi yang sudah memanfaatkan

OPAC serta fasilitasnya, namun ketika dicek pada raknya, buku yang dicari

tidak ditemukan. Menurut Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti dalam bukunya,

apabila setelah dicek pada raknya, buku yang dicari tidak ada, maka bisa

ditanyakan langsung kepada pustakawan tersebut, apakah buku yang

bersangkutan sedang dipinjam orang lain atau ada kemungkinan lain terselip

atau hilang.4 Namun, kasus-kasus seperti ini bisa menjadi bahan pertimbangan

pustakawan untuk menetapkan sikap dan kebijaksanaan selanjutnya.5

Fenomena-fenomena permasalahan tersebut disebabkan oleh

kurangnya pengenalan akan pemanfaatan OPAC kepada pemustaka meskipun

di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki instruksi

manual berupa buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan.

Karena masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang pemanfaatan katalog online (OPAC) SIP MARC oleh

pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Dipilihnya

hanya Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai lokasi

penelitian semata-mata dikarenakan masih belum banyak ditemukannya

penelitian tentang pemanfaatan fasilitas OPAC pada pemustaka masyarakat

umum, maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut. Berdasarkan hal

4 Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information

Retrieval), (Jakarta: Kencana,2010), h. 245. 5 Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information

Retrieval), h. 245.

6

tersebut, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat permasalahan ini

dengan judul “Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) SIP MARC Oleh

Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang diambil, maka

penelitian ini hanya dilakukan pada bidang layanan Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta yaitu Perpustakaan

Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Gedung Nyi Ageng

Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan Jakarta

Selatan. Mengingat pembahasan katalog online (OPAC) sangat luas, maka

untuk menghindari penafsiran lebih luas, penulis perlu membatasinya

sebagai berikut:

a. Pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan fasilitias OPAC SIP

MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.

b. Perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dikemukakan

perumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan fasilitias

OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta?

7

b. Bagaimana perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP

MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini ialah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan

fasilitas OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta.

b. Untuk mengetahui perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC

SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan

masukan kepada pihak perpustakaan agar pemustaka dapat

memanfaatkan fasilitas OPAC secara optimal.

b. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan mampu mengetahui

keberhasilan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam

melakukan bimbingan OPAC kepada pemustaka.

c. Memperkaya khasanah di bidang ilmu perpustakaan.

d. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman peneliti mengenai Pemanfaatan Katalog Online (OPAC)

berbasis SIP MARC Oleh Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta.

8

D. Definisi Istilah

1. Pemanfaatan

Suatu cara atau perbuatan menggunakan sesuatu yang berkaitan dengan

benda dan mempunyai nilai fungsi oleh pemustaka.

2. OPAC

OPAC (Online Public Access Catalog) merupakan suatu alat bantuan

penelusuran via katalog komputer yang berisikan cantuman bibliografi dan

dapat diakses secara umum untuk menemukan koleksi di suatu

perpustakaan.

3. SIP MARC

Software yang digunakan oleh Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta berupa Sistem Informasi Perpustakaan berbasis INDOMARC.

4. Pemustaka

Pengguna perpustakaan baik perseorangan maupun kelompok yang sudah

menjadi anggota maupun non anggota yang memanfaatkan fasilitas

layanan perpustakaan.

E. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun penelitian ini, penulis membagi ke dalam 5 (lima) bab.

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusuan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan

sistematika penulisan.

9

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini memuat tentang tinjauan yang berhubungan dengan

tema penelitian yaitu: pengertian, tujuan, fungsi dan tugas

perpustakaan umum. Pengertian, tujuan, fungsi, dan bentuk

katalog. Pengertian OPAC, perkembangan OPAC, fungsi

dan manfaat OPAC, fasilitas OPAC, kendala dalam

pemanfaatan OPAC, sistem informasi perpustakaan

berbasis INDOMARC, serta penelitian terdahulu.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini beirisi tentang jenis dan pendekatan penlitian,

sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

data, teknik pengolahan dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini peneliti akan membahas tentang profil

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, hasil

penelitian dan pembahasan tentang Pemanfaatan Katalog

Online (OPAC) SIP MARC Oleh Pemustaka di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.

BAB V Penutup

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan

dari keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang

berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.

10

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Umum

1. Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang seluruh atau

sebagian dananya disediakan oleh masyarakat dan penggunanya tidak

terbatas pada kelompok orang tertentu.1 Menurut Sulistyo-Basuki yang

dikutip oleh Sutarno NS, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan

retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk

layanan.2 Menurut Hernandono dalam buku karangan Agus Sutoyo,

perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan yang terbuka

untuk umum, diselenggarakan dari dana yang berasal dari umum dengan

sasaran untuk melayani umum dengan tidak memandang perbedaan dan

kedudukan, pekerjaan, pandangan politik, agama, jenis kelamin, usia, dan

suku bangsa.3

Berdasarkan manifesto yang dikeluarkan oleh UNESCO pada

tahun 1972, maka perpustakaan umum merupakan lembaga yang didirikan

oleh dana umum untuk kepentingan umum dengan tidak memandang

perbedaan golongan, ras, warna kulit, agama, kepercayaan, jenis kelamin

1 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),

h.17. 2 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan (Jakarta : Samitra Media Utama, 2004), h. 38.

3 Agus Sutoyo dan Joko Santoso, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan (Jakarta: Sagung

Seto, 2001), h. 184.

11

dan pekerjaan.4 Dalam The Public Library: UNESCO / IFLA Library

Manifesto 1994 mengatakan bahwa:

“The services of the public library are provided on the basis of

equality of access for all, regardless of age, race, sex, religion,

nationality, language or social status.”5

Kalimat diatas maksudnya adalah, perpustakaan umum merupakan

suatu jasa yang disediakan atas dasar kesetaraan dan bisa diakses oleh

semua orang, tanpa memandang usia, ras, jenis kelamin, agama,

kebangsaan, bahasa atau status sosial.

Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang

perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan

bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa

membedakan umur, jenis kelamin, ras, agama, dan status sosial ekonomi.6

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang penyelenggaraannya

berasal dari dana umum untuk ditujukan dan dilayankan kepada

masyarakat umum tanpa mengenal dan membedakan antara usia, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, ras, etnis, agama dan lain sebagainya.

2. Tujuan Perpustakaan Umum

Dalam manifesto yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 1972

dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu:

4 Farli Elnumeri. dkk. Senarai Pemikiran Sulistyo-Basuki: Profesor Pertama Ilmu

Perpustakaan dan Informasi di Indonesia (Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan

Informasi Indonesia (ISIPII), 2014), h. 186. 5 IFLA, “IFLA/ UNESCO Public Library Manifesto 1994”, dari

http://www.ifla.org/publications/iflaunesco-public-library-manifesto-1994, diakses pada tanggal

19 Mei 2015. 6 Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta :

Perpustakaan Nasional RI, 2009), h. 3.

12

a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka

yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang

lebih baik.

b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi

masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi

mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan dimilikinya

sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat

sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan

bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan

berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup.

d. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan

pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya

masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran

budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang

dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi

masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.7

3. Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum

Fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut:

7 F.Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h. 5.

13

1. Fungsi edukatif

Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa

karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan

menambah pengetahuan secara mandiri.

2. Fungsi informatif

Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya,

yaitu menyediakan buku-buku refernsi, bacaan ilmiah popular berupa

buku dan majalah ilmiah serta data penting lainnya yang diperlukan

pembaca.

3. Fungsi kultural

Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai

hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk cetak/terekam.

4. Fungsi rekreasi

Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah,

tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan

majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa.8

Adapun tugas pokok dari perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk

melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat.

2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat

menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca

sedini mungkin.

3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai

dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk

menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal.

8 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h.21.

14

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk

dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak

sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.9

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan

umum mempunyai beberapa fungsi yang diantaranya adalah fungsi

edukatif, informatif, kultural, dan rekreasi. Adapun tugas pokok dari

perpustakaan umum adalah melayani kebutuhan masyarakat baik dari

segi penyediaan bahan pusataka, kegiatan belajar-mengajar,

menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal, serta

kebutuhan lainnya.

B. Katalog

1. Pengertian Katalog

Katalog merupakan istilah umum yang sering diartikan sebagai

suatu daftar barang atau benda yang terdapat pada tempat tertentu.10

Di

dunia perpustakaan, katalog adalah daftar sistematis dari sejumlah buku

atau bahan lain yang ada di perpustakaan dengan dilengkapi keterangan

judul buku, pengarang, edisi, penerbit, tahun terbit, tempat terbit,

penampilan fisik, bidang subjek, ciri-ciri khusus, dan tempat buku atau

bahan ini disimpan.11

Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Ilmu Perpustakaan, katalog merupakan daftar bahan perpustakaan atau

9 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),

h.18. 10

Yaya Suhendar, Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog Perpustakaan

(Jakarta: Kencana, 2007), h. 2. 11

Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information

Retrieval) (Jakarta: Kencana, 2010), h. 215.

15

buku yang terdapat di sebuah tempat.12

Menurut kamus istilah

perpustakaan, katalog adalah daftar buku, peta, atau bahan lainnya, yang

disusun menurut aturan tertentu; di dalam daftar itu dicatat, diperikan, dan

diindeks bahan-bahan dalam suatu koleksi, satu perpustakaan, atau

beberapa perpustakaan.13

Dalam Dictionary for Library and Information Science

menjelaskan bahwa katalog merupakan sebuah daftar lengkap dari buku-

buku, majalah, peta, dan bahan lainnya dalam koleksi yang diberikan,

diatur secara sistematis untuk memudahkan temu kembali (biasanya abjad

penulis, judul, dan/atau subjek).14

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog

perpustakaan merupakan daftar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan

baik tercetak maupun non tercetak dan disusun secara sistematis, alfabetis,

atau menurut sistem tertentu.

2. Tujuan dan Fungsi Katalog

a. Tujuan Katalog

Tujuan utama katalog adalah membantu pemakai perpustakaan

memperoleh dokumen seefisien mungkin.15

Alasan utama perpustakaan

dalam menyediakan katalog adalah untuk memungkinkan dan

12

Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka

Depdikbud, 1993), h. 272. 13

Nurhaidi Magetsari. dkk, “Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi”, dari

http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaanAdd.aspx?id=590, diakses pada tanggal 19 Mei 2015. 14

Joan M. Reitz. Dictionary for Library and Information Science, dari http://www.abc-

clio.com/ODLIS/odlis_c.aspx, diakses pada tanggal 19 Mei 2015. 15

Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 275.

16

membantu memudahkan pemustaka dalam melakukan pencarian yang

mereka inginkan di perpustakaan.16

Menurut Charless Cutter dalam buku The Organization of

Information karangan Arlene G.Taylor yang menjelaskan tujuan

katalog sebagai berikut:

“Charless Cutter gave his “Objects” of a catalog in 1904,

speaking only of library catalogs in which book were represented.

These objects is broadened to archives, museums, and the likes.”17

Pada kalimat tersebut Charless Cutter (1904) memberikan

pengertian tujuan katalog yaitu merepresentasikan dimana buku atau

koleksi berada di perpustakaan. Tidak hanya perpustakaan, akan tetapi

di lembaga arsip, museum, dan lembaga informasi lainnya.

Charles Ami Cutter dalam karyanya Rules for a Dictionary

Catalog (1876) yang dikutip oleh L.K. Somadikarta merumuskan

tujuan katalog yang sampai kini masih berlaku sebagai berikut:18

1) Untuk memungkinkan pengguna menemukan dokumen,

biarpun yang diketahui hanya salah satu unsur dokumen

berikut yaitu: nama pengarang; judul ; subjek

2) Untuk menunjukkan karya-karya yang terdapat dalam

koleksi perpustakaan: oleh pengarang tertentu; mengenai

subjek tertentu; dalam jenis atau bentuk sastra tertentu

3) Untuk membantu pemilihan dokumen dari segi: edisi;

(bibliografis); karakteristik (fiksi atau faktual)

16

J.H Bowman, Essential Cataloguing (London: Facet Publishing, 2003), h. 5. 17

Arlene G.Taylor, The Organization of Information, 2nd

ed (London: Libraries Unlimited

Inc, 2004), h.34. 18

L.K. Somadikarta, Titik Akses Subjek dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan, no.2

(Universitas Indonesia: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra, 1998), h. 5.

17

Tujuan katalog nomor (2) dan (3) dicapai dengan pembuatan

cantuman bibliografi untuk setiap dokumen yang terdapat dalam

koleksi perpustakaan. Cantuman bibliografi tersebut dituangkan pada

entri katalog yang disusun dalam katalog sebagai wakil dokumen.

Untuk memenuhi tujuan katalog nomor (1) perpustakaan harus

menyiapkan satu perangkat atau satu sistem katalog yang terdiri atas 3

macam susunan katalog, yaitu katalog pengarang, katalog judul, dan

katalog subjek.19

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan katalog

adalah untuk membantu pemustaka dalam mencari koleksi yang ada di

suatu perpustakaan seefisien mungkin.

b. Fungsi Katalog

Katalog sangat penting bagi perpustakaan, karena katalog

merupakan petunjuk bagi pemustaka sebagai awal pencarian sebelum

mencari di rak koleksi. Sama halnya seperti dijelaskan dalam buku

karangan J.H.Bowman menjelaskan seberapa pentingnya katalog di

perpustakaan sebagai berikut:

“Why are catalogues important? Why do they matter? They are

important because they provide a systematic means of retrieval of

items in a collection, and because they bring order to the arrangement

of that collection.”20

Maksud kalimat di atas adalah, mengapa katalog penting?

Mengapa mereka berarti? Katalog penting karena mereka

menyediakan sarana sistematis untuk menemukan barang di dalam

19

L.K. Somadikarta, Titik Akses Subjek dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan, no.2, h.

5. 20

J.H Bowman, Essential Cataloguing, h. 6.

18

suatu koleksi, dan karena mereka juga membantu dalam penataan

koleksi secara tersusun.

Dalam penyediaan katalog di perpustakaan, dalam penyusunan

juga harus ditampilkan secara terstruktur dan jelas, agar pemustaka

dapat memahami dan mudah dalam menelusuri informasi yang mereka

butuhkan. Berikut ini adalah fungsi katalog:

1) Untuk menunjukkan kepada pemustaka apa saja informasi yang

tersedia di perpustakaan. Katalog sebagai petunjuk yang di

dalamnya terdapat daftar koleksi yang disusun oleh

perpustakaan.

2) Untuk membantu pemustaka bahwa katalog sebagai pilihan

yang tepat dengan tersedianya semua informasi didalam

katalog, pemustaka juga bisa mendapatkan informasi yang

terkait seperti penulis, judul, penerbit, tanggal publikasi, subjek

tergolong, dan format materi seperti buku, rekaman video, dan

file komputer.

3) Untuk memberikan petunjuk dalam bentuk katalog dengan

memberikan kode berupa judul, penulis atau subjek. Lokasi

penempatan buku di rak kemudian ditandai dengan huruf dan

simbol nomor disebut sebagai nomor panggilan.21

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi katalog

perpustakaan adalah sebagai sarana temu kembali informasi, sistem

komunikasi, dan juga sebagai daftar inventaris bahan pustaka.

21

Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians (Newyork: The

Haworth Press, 1995), h. 9.

19

3. Bentuk Katalog Perpustakaan

Hadirnya katalog perpustakaan terdiri atas berbagai macam bentuk

fisik antara lain, katalog buku (book catalog), katalog kartu (card catalog),

katalog mikro (microform catalog), dan katalog komputer terpasang

(online computer catalog).22

Dalam buku The Organization of Information

karangan Arlene G.Taylor yang menjelaskan pengertian katalog buku

sebagai berikut:

”Book catalogs originally were just handwritten list. After the

invention of printing with moveable type, book catalogs were printed, but

no always in a discernible order, eventually, entries were printed in

alphabetical or classified order, but they were very expensive and could

not be reproduced and updated often.”23

Katalog buku awalnya hanya daftar tulisan tangan. Setelah

penemuan cetakan dalam berbagai jenis, katalog buku pun dicetak, tetapi

tidak selalu tersusun rapi seusai urutan, bahkan susunan entri dapat dicetak

dalam urutan abjad atau sesuai klasifikasinya, tetapi semua itu

membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta tidak dapat dikembangkan

dan diperbaruhi.

Bentuk fisik katalog perpustakaan lainnya adalah katalog kartu.

Selama lebih dari seratus tahun hingga akhir 1980-an, katalog kartu

merupakan jenis katalog yang paling banyak digunakan. Katalog kartu

menggunakan kartu 3x5 inci yang diajukan dalam urutan abjad kemudian

diletakkan di laci yang sesuai dalam lemari yang telah dirancang khusus.24

22

Arlene G. Taylor, Introduction to Cataloging and Classification, 10th

.ed (London: Libraries

Unlimited 2006), h. 9. 23

Arlene G.Taylor, The Organization of Information, 2nd

ed, h. 36. 24

Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h. 9.

20

Selain bentuk katalog buku dan katalog kartu, terdapat juga bentuk

katalog COM (Computer Output Microform). Dalam format katalog ini,

catatan bibliografi difoto dan kemudian direkam dalam microfilm atau

microfiche, katalog COM ini bisa dinilai relatif murah, karena dapat

menghemat ruang dibandingkan dengan katalog kartu dan format katalog

buku.25

Penciptaan katalog COM terjadi pada tahun 1960. Mereka

diproduksi dalam kedua format yaitu microfiche atau mikrofilm dan

memerlukan mesin pembaca microform agar dapat menggunakan katalog

tersebut. Namun, karena mereka tidak disusun di atas kertas dan terikat,

katalog ini benar-benar direproduksi atau diperbarui setiap tiga bulan

sekali.26

Bentuk katalog perpustakaan lainnya yang hingga saat ini sudah

banyak digunakan oleh perpustakaan adalah katalog komputer terpasang

(online computer catalog) sering disebut juga dengan online public access

catalogue (OPAC). OPAC dapat diintegrasikan dengan bidang pekerjaan

lain seperti pengatalogan, pengadaan, dan sirkulasi. Dengan sistem yang

terintegrasi pemakai tidak hanya mampu menemukan suatu koleksi namun

juga mengetahui kapan koleksi baru tersedia.27

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk katalog

perpustakaan terdapat beberapa macam yaitu: katalog buku (book

catalog), katalog kartu (card catalog), katalog mikro (microform catalog),

25

Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h. 11. 26

Arlene G.Taylor, The Organization of Information, 2nd

ed, h. 37. 27

Lois Mai Chan, Cataloging and Classfication: An Introduction, Second Edition (New York:

McGrraw-Hill, 1994), h. 8.

21

dan katalog komputer terpasang (online computer catalog) atau OPAC

yang sampai saat ini digunakan oleh berbagai perpustakan.

C. Online Public Access Catalog (OPAC)

1. Pengertian Katalog Online (OPAC)

Dalam kamus istilah Dictionary for Library Infromation Science

menjelaskan bahwa OPAC adalah sebagai berikut:

“An acronym for online public access catalog, a database

composed of bibliographic records describing the books and other

materials owned by a library or library system, accessible via public

terminals or workstations usually concentrated near the reference desk to

make it easy for users to request the assistance of a trained reference

librarian. Most online catalogs are searchable by author, title, subject,

and keywords and allow users to print, download, or export records to an

e-mail account”28

Maksud kalimat di atas menjelaskan bahwa OPAC merupakan

akronim untuk akses katalog online bagi publik. OPAC merupakan sebuah

database yang terdiri dari catatan bibliografi dengan menggambarkan

buku-buku dan bahan-bahan lain yang dimiliki oleh sistem perpustakaan

atau perpustakaan, diakses melalui terminal umum atau workstation

biasanya terkonsentrasi di dekat meja referensi untuk memudahkan bagi

pengguna dalam meminta bantuan dari pustakawan referensi. Katalog

online kebanyakan ditelusuri melalui pengarang, judul, subyek, kata kunci

dan memungkinkan pengguna untuk mencetak, men-download, atau

ekspor catatan ke account e-mail.

Dewasa ini setiap perpustakaan pasti memiliki katalog yang

kebanyakan sudah online (OPAC). Pemustaka bisa mengkases secara

28

Joan M. Reitz. Dictionary for Library and Information Science, dari http://www.abc-

clio.com/ODLIS/odlis_o.aspx, diakses pada tanggal 19 Mei 2015.

22

remote via web atau LAN atau langsung lewat komputer anjungan yang

disediakan khusus untuk kataog online di suatu perpustakaan. Mengakses

katalog, baik online maupun tradisional, adalah salah satu realitas fisik.29

Menurut Lucy A.Tedd, OPAC adalah sistem katalog terpasang

yang dapat diakses secara umum, dan dapat digunakan pemakai untuk

menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah

perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan infomasi

tentang lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem

sirkulasi, maka pemakai dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang

sedang dicari, sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.30

Menurut Abdul Rahman Saleh dan B. Mustafa, katalog online

(OPAC) adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan

komputer, pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh

perpustakaan baik menggunakan perangkat lunak buatan sendiri ataupun

perangkat lunak komersial.31

Sedangkan menurut Mary Liu Kao, OPAC

adalah sebuah katalog dari daftar bahan pustaka pada pangkalan

komputer.32

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa OPAC

(Online Public Access Catalog) merupakan suatu alat bantuan penelusuran

via katalog komputer yang berisikan cantuman bibliografi dan dapat

29

Maks Agustinus, “Optimalisasi Katalog Online”, Visi Pustaka: Majalah Perpustakaan, Vol.

14, No.3, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2012). 30

Lucy A. Tedd, An Introduction to Computer-based Library Systems (Chichester: Jhon

Willey & Sons, 1993), h. 141. 31

Abdul Rahman Saleh dan B. Mustafa, “Penggunaan Komputer Untuk Pelayanan Informasi

di Perpustakaan”, dalam Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan Tantangan (Jakarta: Kesaint

Blanc, 1992), h. 112. 32 Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h. 8.

23

diakses secara umum untuk menemukan koleksi di suatu perpustakaan,

toko buku, maupun unit informasi lainnya.

2. Perkembangan OPAC

Siao-Feng Su menyatakan, perkembangan sistem OPAC

dipengaruhi oleh Visi Don Swanson. Pada tahun 1964 Swanson

menerbitkan artikel dengan judul “Dialogues whith a Catalog” yang

mempresentasikan pemikirannya tentang bagaimana seharusnya sistem

katalog perpustakaan di masa mendatang. Swanson secara cemerlang

menguraikan interaksi (dialogue) yang ideal diantara seorang pemakai

perpustakaan dengan console (suatu jenis terminal yang dapat menemu

balikan berbagai jenis informasi bibliografi, dan mungkin informasi

lainnya). Melalui console, pemakai akan dapat berdialog dengan

pangkalan data, dan melakukan penelusuran informasi. Pemakai

diharapkan akan merasa puas terhadap dialog tersebut, karena informasi

bibliografis yang dibutuhkan dapat diperoleh lebih cepat.33

OPAC pertama kali muncul pada awal tahun 1980 dan banyak

terkait dengan sistem kontrol sirkulasi yang berbasis komputer.34

Perkembangan teknologi yang begitu pesat kemudian mengubah cara-cara

penciptaan katalog dari sistem manual dengan output katalog kartu sampai

berbasis web berupa metadata bibliografis koleksi suatu perpustakaan

yang dapat diakses secara lebih luas melalui ketersediaan jaringan web dan

internet bukan hanya oleh pemustaka yang langsung berkunjung ke

33

Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online”, dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf, artikel diakses pada

tanggal 19 Mei 2015.

34 Lucy A. Tedd, An Introduction to Computer-based Library Systems, h. 141.

24

perpustakaan tetapi oleh pemustaka yang terletak jauh secara

geografis.35

Selain itu katalog online (OPAC) juga dapat dihubungkan

dengan database jenis lainnya untuk menjawab dari pertanyaan yang

dirujuk, untuk menemukan kutipan pada artikel berkala, dan untuk

menemukan abstrak atau bahkan artikel teks lengkap.36

Sejak

pemunculannya di perpustakaan sampai perkembangan selanjutnya, sistem

OPAC berkembang seiring dengan perkembangan automasi

perpustakaan.37

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

perkembangan OPAC tidak terlepas dari berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi yang membuat kehadirannya dapat membantu

pemustaka dalam penelusuran informasi.

3. Fungsi dan Manfaat OPAC

a. Fungsi OPAC

Katalog online dapat berfungsi sebagai sarana promosi yang

dapat mempromosikan semua sumber-sumber informasi yang dimiliki

oleh suatu perpustakaan. Melalui katalog online berbantuan jaringan

internet maka sumber-sumber informasi yang terekam dakam katalog

dapat disebarluaskan pada masyarakat di berbagai belahan dunia baik

berbentuk data bibliografi maupun full text.

35

Ulfa Handayani, “Analisis Pemanfaatan Katalog Online Berbasis WEB (WEBPAC) dengan

Menggunakan Google Analytics”, didalam Al-Maktabah: Jurnal Komunikasi dan Informasi

Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 15. 36

Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h. 11. 37

Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online”, dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf, artikel diakses pada

tanggal 19 Mei 2015

25

Dengan melalui katalog online, pemustaka dapat mengetahui

kekayaan sumber informasi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan, dan

mengakses informasi yang terdapat di dalam koleksi perpustakaan.

Seperti dijelaskan oleh Marlene Clayton dan Chris Batt dalam bukunya

Managing Library Automation yaitu:

“The Online Public Access Catalogue should serve as the

access point for user of the system enabling bibliographic enquiries for

all types material included in the database.Users demands in this area

become increasingly sophisticated. But the following facilities and

techniques are the least which should be available.”38

Kalimat di atas mengandung makna bahwa OPAC berfungsi

sebagai sistem jalur akses untuk melayani pengguna dalam menelusur

informasi dengan jenis format bibliografi yang disimpan dalam bentuk

database. Pemustaka akan semakin mudah dalam menelusur informasi

dan katalog online pastinya harus dilengkapi dengan fitur-fitur sebagai

berikut:

1) OPAC berfungsi untuk mencari dan menyimpan seluruh database

berdasarkann bagian-bagian tertentu yang dipilih.

2) Dapat mencari semua istilah indeks yang telah ditentukan

(misalnya, penulis, judul, subjek, kata kunci atau nomor

klasifikasi).

3) OPAC berfungsi sebagai penyimpanan data secara potensial

berupa data anggota perpustakaan maupun data peminjaman

koleksi buku di perpustakaan.

38

Marlene Clayton and Chris Batt, Managing Library Automation, 1sted (USA: Ashgate

Publishing Limited, 1992), h. 63.

26

4) OPAC memiliki kemampuan untuk menyimpan hasil pencarian

untuk perbaikan lebih lanjut dalam bentuk tidak tercetak. Fasilitas

di OPAC juga terdapat rincian catatan koleksi berupa abstrak,

bibliografi dan lain-lain).39

Untuk mengakses sistem database dalam pencarian koleksi di

perpustakaan, pemustaka tentunya menggunakan OPAC. Staf

perpustakaan atau pustakawan juga dapat menggunakan OPAC, tetapi

tugas pustakawan yaitu untuk mengontrol database dengan

menggunakan katalog online secara langsung. Setidaknya beberapa

rincian bibliografi masuk pada tahap katalog dalam pencarian, sistem

biasanya memberikan pilihan untuk bidang apa yang ingin dicari.40

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

adanya OPAC di perpustakaan, maka akan mendatangkan banyak

fungsi terutama sebagai sarana sistem temu kembali informasi di

perpustakaan.

b. Manfaat OPAC

Hadirnya OPAC di perpustakaan, diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pustakawan atau staff perpustakaan dan juga

pemustaka. Menurut Qalyubi, ada beberapa faedah dari hadirnya

OPAC, diantaranya:

1. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

2. Pencarian dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling

mengganggu.

39

Marlene Clayton and Chris Batt, Managing Library Automation, 1sted, h. 63-64.

40 Anne Totterdel, An Introduction to Library and Information Work, Third Edition (London:

Facet Publishing, 2005), h. 132.

27

3. Jajaran tertentu tidak perlu di-file.

4. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek,

tahun terbit, penerbit, dan sebagainya. Yaitu dengan memanfaatkan

pencarian Boolean Logic.

5. Rekaman bibliografi yang dimasukan ke dalam entri katalog tidak

terbatas.

6. Pencarian dapat dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus

mengunjungi perpustakaan, yaitu dengan menggunakan sistem

jaringan LAN (local area network) atau WAN (wide area

network).41

Menurut Thomas R.Kochtanek dan Joseph R.Matthews, ada

beberapa manfaat dari OPAC adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi biaya untuk menyediakan katalog perpustakaan.

2. Meningkatkan akses ke lokasi.

3. Akses langsung ke lokasi serta mengetahui informasi status koleksi

tersebut.42

Pemustaka menggunakan OPAC adalah untuk menjawab query

(permintaan) tertentu. OPAC menjadi suatu sarana atau alat bantu bagi

pemustaka untuk melakukan penelusuran informasi di perpustakaan.

Melakukan penelusuran melalui OPAC, biasanya menggunakan suatu

terminal yang tersambung ke sistem komputer. Oleh karena itu, OPAC

41

Syihabuddin Qalyubi. dkk, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta:

Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab, 2007), h. 137. 42

Thomas R. Kochtanek dan Joseph R. Matthews, Library Information System (Westport:

Libraries Unlimited, 2002), h. 138.

28

merupakan sistem temu kembali informasi yang merupakan bagian

dari sistem komputer perpustakaan.43

Titik akhir pemanfaatan OPAC bagi pemustaka adalah bahwa

perancang sistem database harus memperhitungkan fakta bahwa

pemustaka memiliki kemampuan untuk menguasai sistem komputer

dan sebagaimana fungsinya bisa memberikan keuntungan dan

kemudahan dalam mencari informasi atau bisa disebut dengan istilah

“user friendly”.44

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hadirnya OPAC di

perpustakaan akan mendatangkan banyak manfaat, baik untuk

pustakawan maupun untuk pemustaka.

4. Fasilitas OPAC

Menurut Taufik Ridwan dalam tesisnya yang berjudul Kajian

Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati

Cirebon tahun 2011 membagi beberapa macam fasilitas OPAC

diantaranya yaitu:45

a. Penelusuran Sederhana

Pencarian sederhana merupakan pencarian bahan perpustakaan

dengan menggunakan berbagai titik akses, misalnya pengarang, judul,

subyek, lokasi, dan status. Pencarian ini dimaksudkan memudahkan

pengguna dalam menelusur secara acak.

43

Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online”,

artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf 44

R. J. Hartley.dkk, Online Searching: Principles and Practice (London: Bowker Saur, 1990),

h. 323 45

Taufik Ridwan,”Kajian Pemanfaatan IOPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung

Jati Cirebon,”(Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011), h.24.

29

b. Penelusuran Spesifik

Jenis penlusuran ini, pengguna diharapkan lebih spesifik

mencari bahan perpustakaan melalui titik akses baik pengarang, judul,

subjek dan lainnya. Perbedaannya pada lebih spesifiknya pencarian

sehingga pengguna disuguhkan dengan hasil yang diinginkan dan

sesuai yang dikehendaki.

Model ini sebenarnya memudahkan pengguna bagi yang

mengerti menggunakannya, karena lokasi yang disediakan di dalam

OPAC sangatlah sesuai dengan lokasi bahan perpustakaan disimpan.

b. Informasi Penggunaan

Fasilitas ini merupakan fasilitas dimana pengguna bisa

mengetahui bahan perpustakaan yang dipinjam karena terhubung

dengan modul sirkulasi, juga dapat mengetahui masa berlakunya kartu

anggota karena dihubungkan dengan modul anggota dan lain

sebagainya.

c. Administrasi Perpustakaan

Fasilitas ini merupakan promosi perpustakaan dan berbagai

informasi penggunaan OPAC secara menyeluruh, di dalamnya bisa

berisikan segala informasi tentang visi dan misi, struktur organisasi,

fasilitas layanan lain dan sebagainya. Justru yang menarik bila OPAC

dilengkapi informasi seluruh cara pemakaiannya sehingga pengguna

dapat memahami secara mandiri tentang berbagai penggunaan yang

ada di OPAC tersebut.

d. Link ke Perpustakaan Lain

30

Fasilitas ini dilakukan bertujuan pengguna dapat merujuk ke

beberapa perpustakaan atau lembagai informasi lainnya berkaitan

dengan bahan perpustakaan yang diinginkan tidak ditemukan di

perpustakaan tersebut. Pihak perpustakaan dapat membuat link

keberbagai perpustakaan lainnya dengan begitu kepuasan pengguna

dapat terealisasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa OPAC

mempunyai berbagai macam fasilitasi, diantaranya yaitu: penelusuran

sederhana, penelusuran spesifik, informasi penggunaan, administrasi

perpustakaan, dan link ke perpustakaan lain.

5. Kendala dalam Pemanfaatan OPAC

Menurut Bambang Hermanto, bahwa pemakaian OPAC

mempunyai masalah dalam pemanfaatan OPAC yaitu:

a. Belum semua bahan perpustakaan masuk ke data komputer

sehingga pengguna mengalami kesulitan dalam melakukan

penelusuran.

b. Tergantung aliran listrik, bila listrik mati maka kegiatan

penelusuran bahan perpustakaan akan terganggu.46

Menurut Taufik Ridwan, kendala dalam memanfaatkan OPAC

disebabkan karena dua faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal disebabkan dari dalam pengguna, yaitu: pengguna tidak

mau membuka diri terhadap perkembangan katalog, kurangnya usaha

pengguna untuk mempelajari OPAC dan tidak mengertinya pengguna

46

Bambamng Hermanto, “Manfaat Katalog Online Bagi Pengguna Perpustakaan”, artikel

dikses pada tanggal 20 juli 2015 dari

http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=245

31

tentang kegunaan OPAC secara mendalam. Sedangkan bagi pustakawan,

tidak mau memahami lebih mendalam tentang OPAC sehingga dapat

menjawab kebutuhan pengguna dalam melakukan penelusuran dengan

OPAC serta kurangnya kerjasama pustakawan dengan profesi lainnya.

Sedangkan kendala eksternal berasal dari fasilitas OPAC itu sendiri dan

kebijaksanaan dari lembaga tempat pustakawan bekerja. Selain itu yang

menjadi kekurangan dari OPAC adalah kurangnya ketersediaan komputer

terminal OPAC untuk menelusur informasi yang dimiliki perpustakaan.47

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemakaian

OPAC mempunyai masalah dalam pemanfaatan OPAC, baik dari faktor

internal maupun eksternal dari perpustakaan itu sendiri.

D. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis INDOMARC (SIP MARC)

1. Sistem Informasi Perpustakaan

Setelah teknologi komputer digital lahir, perpustakaan pun

menerapkan library automation system atau sistem otomatisasi

perpustakaan.48

Sistem otomatisasi perpustakaan (library automation

system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di

perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran

besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan

fasilitas utama dalam hal menyimpang, menemukan, dan menyajikan

informasi.49

47

Taufik Ridwan,”Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung

Jati Cirebon,”(Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011), h.28. 48

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa

Mandiri, 2008), h. 265. 49

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 222.

32

Secara lebih spesifik pula, sistem otomatisasi perpustakaan

mengandung sedikitnya empat sub-sistem utama, yaitu katalog online,

sub-sistem sirkulasi untuk mengelola transaksi peminjaman, sub-sistem

serial untuk mengelola koleksi yang berseri (jurnal, majalah, suratkabar,

dan sebagainya).50

Istilah sistem otomatisasi perpustakaan ini popular di tahun 1980an

dan mulai surut setelah teknologi PC, jaringan lokal, dan pangkalan data

relasional mulai merubah lanskap komputerisasi. Sebagai gantinya muncul

integrated library system atau sistem perpustakaan terintegrasi. Sistem ini

memperlihatkan kemampuan mengintegrasikan data yang lebih meluas,

dan dengan demikian memungkinkan manajemen informasi yang lebih

komprehensif.51

Akibat perluasan dan integrasi antara sistem yang digunakan di

perpustakaan dengan sistem-sistem lainnya, baik di lingkungan lembaga

induk perpustakaan itu, maupun di lingkungan yang lebih luas, maka

akhirnya istilah integrated library system juga diperluas menjadi library

information system atau sistem informasi perpustakaan.52

Sistem informasi perpustakaan menurut Gordon B.Darvis yang

dikutip oleh Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani adalah suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data

50

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 222. 51

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 265. 52

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 226.

33

harian, penunjang kegiatan dalam penyimpanan data, dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.53

Jika otomatisasi perpustakaan sangat berurusan dengan upaya

efisiensi kegiatan operasional, maka sistem informasi perpustakaan

dianggap lebih luas dari itu. Termasuk dalam pengembangan sistem

informasi perpustakaan adalah pengelolaan hubungan dengan pengguna,

misalnya dalam bentuk kegiatan information literacy. Selain itu, dalam

konteks perpustakaan digital, sistem informasi perpustakaan juga segera

dapat dikaitkan dengan infrastruktur yang lebih luas, misalnya dengan

cyberstructure.54

2. OPAC dan Format MARC

Menurut Harrod yang dikutip oleh Jonner Hasugian menyatakan

bahwa OPAC adalah sistem katalog terautomasi. Katalog itu disimpan

dalam bentuk yang terbaca mesin (machine readable), dapat diakses

secara online oleh pengguna perpustakaan melalui terminal, dan

menggunakan perangkat lunak yang mudah dioperasikan. Pendapat ini

mengindikasikan bahwa OPAC dibuat dengan menggunakan format

MARC (Machine Readable Catalogue), yaitu berupa format katalog

dimana data bibliografi disimpan atau dimasukkan ke dalam tengara (tag)

53

Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani, “Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Pada

Smp Negeri 3 Tulakan, Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan,”Indonesian Journal on

Networking and Security (IJNS), Vol.4, No.2 ( April 2015), h. 17, dari

http://ijns.org/journal/index.php/ijns/article/view/1308/1296 54

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 267-268.

34

yang telah ditentukan. Penyimpanan itu berdampak terhadap proses temu

balik dan pertukaran data bibliografis.55

MARC pertama kali dikembangkan oleh Library of Congress pada

tahun 1960 untuk keperluan transfer data yang waktu itu masih dimuat

dalam pita magnetic. Walaupun banyak kelemahan teknis, dan praktis

hanya dikenal di kalangan pustakawan, namun MARC akhirnya memang

satu-satunya standar yang ada untuk mengirim dan menerima data

bibliografi melalui jaringan komputer yang dipakai di berbagai negara.

Setiap negara mengembangkan sendiri format MARC berdasarkan format

asli dari Library of Congress. 56

Karena keperluan berbagai Negara tidak sama menyangkut data

bibliografi MARC dikembangkan di Negara masing-masing namanya

sedikit berubah. Misalnya MARC untuk Indonesia dikenal dengan nama

INDOMARC, Malaysia MALMARC, Australia AUSMARC, Amerika

Serika USMARC.57

INDOMARC dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk

kepentingan automasi pengatalogan bahan perpustakaan di Indonesia.

Dengan demikian, format INDOMARC juga merupakan implementasi dari

International Standard Organization (ISO) 2709 untuk Indonesia, yang

berupa sebuah format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui

pita magnetik (magnetic tape) atau media yang terbacakan mesin (machine

55

Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online”,

artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf 56

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 161. 57

Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan (Jakarta: Universitas

Terbuka, Depdikbud, 1996), h. 83.

35

readable) lainnya. INDOMARC mulai dikembangkan pada tahun 1986

dan telah mengalami empat kali revisi, terbit pertama kali tahun 1991,

edisi ke-2 tahun 1994, edisi ke-3 tahun 2006, dan edisi revisi terakhir

tahun 2011.58

Dengan demikian, OPAC adalah bentuk katalog terpasang yang

dirancang bangun dengan menggunakan format MARC. Pada 1960-an

MARC diperkenalkan, tahun 1970-an sistem pengatalogan terautomasi

dikembangkan, dan pada awal tahun 1980-an OPAC diperkenalkan dan

digunakan pada sejumlah perpustakaan tertentu.59

Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa istilah

sistem informasi perpustakaan muncul setalah adanya penerapan sistem

otomatisasi perpustakaan (library automation system) dan sistem

perpustakaan terintegrasi (integrated library system). Perpustakaan Umum

Daerah Provinsi DKI Jakarta pada saat ini sudah menerapkan software

berupa sistem informasi perpustakaan berbasis INDOMARC yang dikenal

dengan SIP MARC.

58Suharyanto, “Indonesian Machine Readable Cataoging (INDOMARC): Sejarah,

Perkembangan, dan penerapannya di Perpustakaan Nasional RI,” artikel diakses pada 19 oktober

2012 dari

http://pusbangkol.pnri.go.id/files/Indonesian%20Machine%20Readable%20Cataloging%20(Indo

MARC)%20%20sejarah,%20perkembangan%20dan%20penerapannya%20di%20Perpustakaan%2

0Nasional%20RI.pdf

59 Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online”,

artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf

36

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan tema pemanfaatan katalog online oleh pemustaka

(OPAC) pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan lainnya, antara lain:

1. Zaki Mubarok (2010) Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan

judul penelitian “Penggunaan Katalog Online (OPAC) di Perpustakaan

Pusat Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya”. Penelitian yang

dilakukan oleh Zaki Mubarok memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya terletak pada tema

penelitian yaitu sama-sama meneliti tentang katalog online (OPAC), dan

pendekatan penelitiannya yaitu dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Namun demikian, penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu

dari segi instansinya serta tujuan penelitiannya. Penelitian skripsi tersebut

dilakukan di perpustakaan perguruan tinggi yaitu Perpustakaan Pusat

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, sedangkan penelitian ini

dilakukan di perpustakaan umum yaitu Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui

perilaku pemakai dalam menggunakan OPAC, untuk mengetahui

hambatan dalam menggunakan OPAC, untuk mengetahui kemampuan

pemakai dalam menggunakan OPAC, dan untuk mengetahui kepuasan

pemakai OPAC. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC, dan

37

untuk mengetahui perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP

MARC.

2. Taufik Ridwan (2011) Magister Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, dengan judul penelitian

”Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya

Gunung Jati Cirebon”. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ridwan

memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis

lakukan. Persamaannya terletak pada tema penelitian yaitu sama-sama

meneliti tentang katalog online (OPAC) kepada pemustaka. Namun

demikian, penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu dari segi

instansinya serta pendekatan penelitiannya. Penelitian tesis tersebut

dilakukan di perpustakaan perguruan tinggi, sedangkan penelitian ini

dilakukan di perpustakaan umum. Penelitian tesis tersebut mengkaji lebih

dalam untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan OPAC di Perpustakaan

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon dengan menggunakan

pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana pemanfaatan katalog online (OPAC) SIP MARC di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif.

3. Husnul Khotimah (2014) Jurusan Ilmu Perpustakan, Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan

judul penelitian “Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) Sebagai Sarana

Penelusuran Informasi di Perpustakaan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta”. Penelitian yang dilakukan oleh

38

Husnul Khotimah memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang penulis lakukan. Persamaannya terletak pada tema penelitian yaitu

sama-sama meneliti tentang katalog online (OPAC). Namun demikian,

penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu dari segi instansinya, tujuan

penelitiannya, serta pendekatan penelitiannya. Penelitian tersebut

dilakukan di perpustakaan khusus yaitu Perpustakaan Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta, sedangkan penelitian ini

dilakukan di perpustakaan umum yaitu Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui

bagaimana pemanfaatan OPAC sebagai sarana penelusuran informasi di

Perpustakaan BPPT, dan usaha yang dilakukan oleh pihak perpustakaan

agar OPAC dimanfaatkan oleh pemustaka untuk menelusuri informasi.

Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan

pemustaka dalam memanfaatkan fasilitias OPAC SIP MARC dan perilaku

pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC. Pendekatan

penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif

(gabungan). Sedangkan penelitian ini hanya menggunakan pendekatan

kuantitatif.

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu

hal seperti apa adanya.1 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran tentang pemanfaatan OPAC SIP MARC oleh pemustaka di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Kuantitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap angka, baik

angka yang merupakan representasi dari suatu kuantitas (kuantitas murni)

maupun angka yang merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni

data kualitatif yang dikuantifikasikan).2

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari

sumbernya.3 Dalam hal ini data/sumber primer yang diambil adalah dari

angket/kuesioner responden di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta.

1 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis

(Jakarta: STIA-LAN,1999),h.60. 2 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h.

92. 3 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h.

86.

40

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder ini diperoleh dari dokumen (laporan, karya tulis

orang lain, koran, majalah).4

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data dalam penelitian.5 Dalam

hal ini yang menjadi populasi adalah pemustaka di Perpustakaan Umum

Daerah Provinsi DKI Jakarta. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta terdapat 2 kategori pemustaka yaitu kategori pemustaka anak-anak

berusia dini sampai dengan 12 tahun atau setingkat SD/sederajat dan

pemustaka remaja/dewasa. Populasi pemustaka dalam penelitian ini lebih

ditekankan kepada kategori remaja/dewasa. Populasi diambil dari rata-rata

kunjungan pada bulan januari 2015 yang tiap harinya adalah 169 orang.

Data pengunjung sebagai berikut:

Jumlah rata-rata kunjungan tiap harinya pada bulan januari 2015:

Jumlah kunjungan anggota + non anggota = 2174+3071 = 169.2

31 Hari 31

2. Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari populasi.6 Teknik pengambilan

sampel dilakukan secara insidental. Sampling Insidental merupakan teknik

4 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h.

87. 5 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: pustaka setia, 2008), h. 167.

6 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, h. 165.

41

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data.7 Penentuan sampel insidental dilakukan terhadap pemustaka

remaja/dewasa yang kebetulan mengunjungi perpustakaan saat penelitian

berlangsung. Jumlah sampel adalah sebanyak 30% X 169 orang =51

orang. Pengambilan sampel sebanyak 30% dari jumlah populasi yang

didasarkan beberapa pakar yang mengatakan bahwa bila populasi >100,

minimal sampel diambil 25-30%.8

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket/kuesioner

Angket/kuesioner merupakan teknik utama dalam pengumpulan

data di penelitian ini, yaitu dengan cara penyebaran angket berupa

pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang dipersiapkan

sebelumnya untuk mendapatkan data yang objektif dimana responden

yang dimaksud adalah pemustaka kategori remaja/dewasa di Perpustakaan

Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.

2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data melalui

dokumen-dokumen yang terdapat di perpustakaan yang berkaitan dengan

7 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)

(Bandung: Alfabeta,2010), h. 122. 8 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h.

183.

42

penelitian berupa buku petunjuk penggunaan koleksi di perpustakaan,

buku kunjungan, dokumen-dokumen yang berisi informasi tentang OPAC

SIP MARC, dan foto- foto perpustakaan yang peneliti ambil sendiri

setelah meminta izin dari pihak perpustakaan dengan tujuan sebagai arsip

yang sewaktu-waktu diperlukan dalam penyusunan penelitian ini.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data-data telah terkumpul dari hasil penyebaran

kuesioner/angket, kemudian data akan diolah dan dianalisis melalui

tahapan-tahapan berikut, yaitu:

1. Editing

Editing merupakan proses pemeriksaan data dan meneliti data

yang telah ada dalam angket/kuesioner, melalui tahap pemeriksaan

data ini diharapkan dapat meningkatkan mutu kebaikan (realibilitas)

data yang hendak diolah dan dianalisa. 9

2. Tabulasi

Tabulasi dalam artian adalah menyusun data ke dalam tabel

yang merupakan tahap lanjutan dalam rangka proses analisa data. Pada

tahap ini, data dapat dianggap telah selesai diproses, dan oleh karena

itu harus segera disusun ke dalam suatu pola formal yang telah

dirancang. Lewat tabulasi, data lapangan akan segera tampak ringkas

dan bersifat merangkum yang tersusun ke dalam suatu tabel yang baik,

9 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet.7 (Jakarta: PT Gramedia,

1985), h. 271.

43

data dapat dibaca dengan mudah dan maknanya pun akan segera

mudah dipahami.10

3. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul.11

Data-data yang diterima melalui angket/kuesioner ini

kemudian diolah dengan menggunakan teknik perhitungan persentase

dengan menggunakan rumus:

P = F/N X 100%

Dimana: P = Angka persentase untuk setiap kategorinya

F = Frekwensi jawaban responden

N = Jumlah responden12

Semua data diperoleh dan dihitung dengan menggunakan

rumus yang dijelaskan pada teknik perhitungan persentase

sebelumnya. Data diterjemahkan atau dideskripsikan dengan

menggunakan parameter-parameter yang dirumuskan oleh Hermawan

Wasito. Adapun parameter untuk penafsiran nilai persentase adalah

sebagai berikut:

0% : Tidak ada satupun

1%-25% : Sebagian kecil

10

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet.7, h. 280. 11

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), h. 206. 12

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet.9 (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1999), h.40

44

26%-49% : Hampir setengahnya

50% : Setengahnya

51%-75% : Sebagian besar

76%-99% : Hampir seluruhnya

100% : Seluruhnya13

4. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta yang berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R.

Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan Jakarta Selatan.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

13

Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi penelitian: Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 11

2015

Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September

Pengajuan

Proposal

Bimbingan

Penelitian

Pengajuan

Sidang

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan data-data yang diperoleh langsung dari Perpustakaan

Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, dan juga berdasarkan buku petunjuk

penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014,

berikut adalah profil singkat Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta.

1. Sejarah Singkat

Tahun 1950

Kegiatan perpustakaan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta

sudah dimulai sejak berbentuk Kotapradja, dengan sebutan Perpustakaan

Kotapradja Djakarta Raja.

Tahun 1961

Setelah Kotapradja Djakarta Raja ditingkatkan statusnya menjadi

Daerah Tingkat I Daerah Khusus Ibukota Djakarta Raja, kemudian

berubah menjadi Perpustakaan Balaikota Pemerintah Daerah Khusus

Ibukota Djakarta Raja.

Tahun 1972

Melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota

Jakarta tentang Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Pemerintah DKI

46

Jakarta, Bagian Perpustakaan dibagi atas Sub Bagian Perpustakaan dan

Sub Bagian Tata Usaha Perpustakaan, dimana perpustakaan merupakan

salah satu bagian pada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

Tahun 1978

Melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota

Jakarta dibentuk Lembaga Perpustakaan Umum yang menangani jenis

perpustakaan umum di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta, seperti

Perpustakaan Umum Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan

Perpustakaan Umum di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta.

Tahun 1981

Lembaga Perpustakaan Umum bernaung di bawah Biro Bina

Mental dan Spiritual dengan status non struktural.

Tahun 1989

Perpustakaan Umum di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta

dialihkan pengelolaannya kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran DKI

Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), sedangkan

Perpustakaan Umum Soemantri Brodjonegoro masih tetap dikelola Biro

Bina Mental Spiritual DKI Jakarta.

Tahun 1992

Gubernur DKI Jakarta mengirim surat kepada Menteri Dalam

Negeri agar di lingkungan Sekwilda DKI Jakarta dibentuk satu wadah

organisasi yang menangani semua jenis perpustakaan dan rekomendasi

dari Kepala Perpustakaan Nasional RI.

47

Tahun 1993

Dibentuk Perpustakaan Umum Pemerintah Daerah DKI Jakarta

dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 1993.

Tahun 2001

Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001

ditetapkan pembentukan Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta, dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor

109 Tahun 2001.

Tahun 2007

Dalam mengoptimalkan pengelolaan secara teknis, termasuk

pembinaan dan penyusutan arsip setiap unsure penyelenggara pemerintah

daerah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Kearsipan.

Tahun 2009

Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008

ditetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan Peraturan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta Nomor 153 Tahun 2009.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10

Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta Nomor 153 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, maka tugas pokok dan

fungsi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah:

48

Tugas:

Menyelenggarakan urusan perpustakaan dan kearsipan daerah.

Fungsi:

a. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah.

b. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan perpustakaan dan arsip

daerah.

c. Pembinaan perpustakaan dan arsip terhadap Perangkat Daerah.

d. Pelaksanaan retensi arsip dan/atau buku.

e. Pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional Arsiparis dan

Pustakawan.

f. Pengelolaan sistem informasi kepustakaan dan kearsipan.

g. Penggalian dan penelusuran arsip dan bahan perpustakaan.

h. Penyelenggaraan hubungan kerjasama di bidang Perpustakaan dan

Kearsipan.

i. Pengelolaan dan pelayanan perpustakaan dan kearsipan daerah.

j. Pembinaan pemasyarakatan perpustakaan dan kearsipan.

k. Akuisisi, penyusunan naskah sumber dan penyimpanan arsip.

l. Pembinaan perpustakaan yang dikelola masyarakat termasuk

perpustakaan masjid.

49

m. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan Perangkat Daerah.

n. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana kerja.

o. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah.

p. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

3. Visi dan Misi

Visi:

Terwujudnya Pelayanan Prima dalam Bidang Perpustakaan dan Arsip.

Misi:

a. Mewujudkan tata kelola penyelenggaraan perpustakaan dan arsip yang

baik dengan menerapkan kaidah-kaidah Good Governance.

b. Mengembangkan sarana dan prasarana perpustakaan dan arsip bertaraf

nasional dan/ atau internasional.

c. Meningkatkan peran dan fungsi perpustakaan dan arsip dalam

kehidupan bermasyarakat, berpemerintahan, berbangsa dan bernegara.

4. Struktur Organisasi dan SDM BPAD Provinsi DKI Jakarta

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Nomor 243 Tahun 2014 Tanggal 24 Desember 2014,

berikut bagan susunan organisasi BPAD Provinsi DKI Jakarta:

50

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi

di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22

Kuningan Jakarta Selatan di dalam struktur organisasi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta menjalani tupoksi pada

subbidang pelayanan perpustakaan. Saat ini Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta mempunyai 19 pegawai yang terdiri dari kepala

bidang perpustakaan, kepala subbidang pelayanan perpustakaan, 1 orang

pustakawan, 4 orang staff subbidang pelayanan perpustakaan, dan 12

orang tenaga teknis perpustakaan. Untuk nama dan latar belakang

pendidikan SDM disajikan dalam lampiran 5.

51

5. Koleksi Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

Jumlah koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta sekitar 46.066 judul dan 153.551 eksemplar buku.

Namun, setelah melakukan stock opname menurut data koleksi tahun 2013

jumlah koleksi yang berada di rak hingga saat ini berjumlah 102.439

eksemplar buku. Koleksi tersebut terdiri dari koleksi umum, koleksi

referensi dengan simbol (R), koleksi khusus betawi dengan simbol (KK),

koleksi deposit hasil serah simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dengan

simbol (KC), koleksi khusus anak-anak dengan simbol (A), koleksi

refrensi khusus anak-anak dengan simbol (A/R), dan koleksi Karya Cetak

dan Karya Rekam khusus untuk anak-anak dengan simbol (A/KC).

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta juga memiliki

koleksi non tercetak dengan melanggan jurnal online (e-journal) dan e-

book secara berkala yang dapat diakses oleh pemustaka yang sudah

menjadi anggota melalui situs web www.elibrary.bpadjakarta.net. Jurnal

online dan e-book yang dilanggan oleh Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta adalah Proquest, GALE (Cenggage Learning), IG

publishing.

6. Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta mempunyai

beberapa bentuk layanan yang disediakan yang diantaranya adalah:

layanan pemanfaatan koleksi di perpustakaan, layanan keanggotaaan,

layanan peminjaman dan pengembalian koleksi, layanan pemanfaatan

52

koleksi audio visual, layanan akses internet, layanan penelusuran

informasi, layanan bimbingan pemustaka/anggota, layanan anak, layanan

penggandaan koleksi, layanan paket perpustakaan, layanan perpustakaan

masyarakat Jakarta, dan layanan perpustakaan keliling.

Adapun jam operasional Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta, sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jam Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

Hari Jam Layanan Tambahan Jam

Layanan

Senin-Kamis 09.00-16.00 WIB 16.00-20.00 WIB

Jum’at 09.00-16.30 WIB

(11.30-13.00 WIB

tutup untuk shalat

Jumat)

16.30-20.00 WIB

Sabtu-Minggu 09.00-16.00 WIB 16.00-20.00 WIB

Libur Nasional TUTUP TUTUP

7. Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat 2

kategori pemustaka yaitu kategori pemustaka anak-anak berusia dini

sampai dengan 12 tahun atau setingkat SD/sederajat dan pemustaka

remaja/dewasa. Untuk menjadi anggota di Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta, pemustaka perlu mendaftarkan terlebih dahulu

53

kebagian keanggotaan dengan menyertakan fotokopi KTP Provinsi DKI

Jakarta/Kartu Keluarga/Kartu Pelajar DKI Jakarta.

Berdasarkan data laporan anggota pada SIP MARC, jumlah

anggota pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta

berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan pada bulan Januari 2015

sebanyak 28908, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Anggota Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3

Jumlah Anggota Berdasarkan Pekerjaan

Pendidikan Jumlah Anggota

SD 5114

SLTP 2163

PASCA 91

LAINLAIN 7516

SMU 10952

DOKTOR 14

DIPLOMA 424

SARJANA 2634

TOTAL 28908

Pekerjaan Jumlah Anggota

Pegawai Swasta 2217

PNS 2507

Guru 681

Wiraswasta 356

Dosen 46

Mahasiswa 10737

TNI/POLRI 23

Lain-lain 5658

Pelajar 6646

Peneliti 6

54

Anggota di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

diberikan kepada setiap orang yang berusia dini sampai dengan tidak

terbatas, penduduk Provinsi DKI Jakarta baik Warga Negara Indonesia

(WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA), pendatang di wilayah DKI

Jakarta, penduduk dan pendatang di wilayah Bogor, Depok, Tangerang,

dan Bekasi (Bodetabek) baik WNI maupun WNA yang menempuh

pendidikan atau bekerja di Jakarta, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI

Jakarta beserta keluarganya.

8. OPAC SIP MARC

Software yang saat ini digunakan oleh Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta bernama SIP MARC. SIP MARC merupakan Sistem

Informasi Perpustakaan berbasis web. Untuk memenuhi kebutuhan sistem

informasi perpustakaan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI

selama ini dikenal menjalin kerjasama dengan Perusahaan bernama PT.

Metro Network Solution untuk membangun sebuah sistem yang khusus

untuk memenuhi kebutuhan BPAD DKI itu sendiri.

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta menggunakan

SIP MARC pada tahun 2011 yang dikembangkan dan sudah menjadi hak

cipta oleh BPAD DKI Jakarta. Software berupa Sistem Informasi

Perpustakaan yang saat ini digunakan oleh BPAD Provinsi DKI Jakarta

Pensiunan 31

TOTAL 28908

55

dan digunakan oleh KPAK-KPAK di DKI Jakarta ini merupakan sistem

automasi perpustakaan yang berbasis INDOMARC.

SIP MARC ini menyediakan fasilitias dan laporan yang ada sesuai

dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (real

time) dan relevan untuk proses untuk pengambilan keputusan, mampu

menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus,

serta mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan

temu kembali yang cepat. Namun pada saat ini ruang lingkup SIP MARC

masih bersifat Local Area Network (LAN), untuk itu SIP MARC yang ada

di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta belum terintegrasi

dengan SIP MARC yang digunakan oleh KPAK-KPAK di DKI Jakarta.

SIP MARC mempunyai beberapa fitur yang telah disediakan, diantaranya

adalah fitur pengisian katalog, sirkulasi, migrasi data, laporan dan OPAC.

OPAC SIP MARC merupakan layanan bantuan penelusuran

koleksi via katalog komputer yang tersedia di lantai 7 dan 8. Katalog

Gambar 4.1 Tampilan Awal SIP MARC

56

online (OPAC) berbasis SIP MARC ini juga sudah dilengkapi beberapa

fasilitasnya yaitu seperti pencarian sederhana, pencarian kombinasi,

pencarian tajuk, dan informasi koleksi.

Pencarian sederhana merupakan pencarian koleksi dengan

menggunakan kata kunci berupa judul, pengarang, nomor panggil, subyek,

sembarang, dan penerbit. Pencarian ini dimaksudkan memudahkan

pengguna dalam menelusur secara acak.

Pencarian kombinasi merupakan pencarian koleksi melalui kata

kunci berupa judul, pengarang, dan subyek dengan menggunakan boolean

operators (“DAN”, “ATAU”).

Gambar 4.2 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Sederhana

Gambar 4.3 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Kombinasi

57

Pencarian tajuk merupakan pencarian koleksi melalui tipe

pencarian tajuk subyek berupa judul, klas, pengarang, sembarang, dan

subyek dengan menggunakan boolean operators (“DAN”, “ATAU”) serta

menggunakan kata kunci berupa frase, kata tepat, dan semua kata.

Informasi koleksi pada OPAC SIP MARC merupakan fasilitas

untuk melihat status koleksi tersebut apakah sedang dipinjam, tersedia,

sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan,

dan jumlah keseluruhan koleksi, serta mengetahui cara melihat lokasi

keberadaan koleksi tersebut. Menurut Rani Widyahany, salah satu

pustakawan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, pada

saat ini informasi koleksi pada OPAC SIP MARC tidak terhubung dengan

sistem sirkulasi. Ketika OPAC SIP MARC tidak terhubung dengan sistem

sirkulasi, maka semua informasi status koleksi seperti sedang dipinjam,

tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam

perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi menjadi tidak sesuai dengan

yang ada di rak koleksi.

Gambar 4.4 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Tajuk

58

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan katalog online

(OPAC) SIP MARC oleh pemustaka yang telah disebarkan oleh penulis dalam

bentuk kuesioner pada tanggal 20 Agustus 2015 telah mendapatkan hasil yang

tepat. Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner diolah secara manual

dengan menggunakan tabel yang bertujuan untuk memudahkan analisa data.

Jumlah kuesioner yang telah disebarkan kepada responden yaitu

sebanyak 51, dari kuesioner yang disebarkan tersebut seluruhnya dari 51

responden telah mengisi kuesioner. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Jumlah Kuesioner

Jumlah Kuesioner Frekwensi %

Kuesioner yang disebarkan 51 100

Kuesioner yang tidak disebarkan 0 0

Jumlah 51 100

Gambar 4.5 Tampilan Informasi Koleksi Pada OPAC SIP MARC

59

Tabel di atas menjelaskan mengenai jumlah kuesioner. Dengan

demikian dapat dilihat bahwa pada penelitian ini seluruhnya adalah kuesioner

yang disebarkan sebanyak 51 kuesioner (100%) dan tidak ada satupun (0%)

yang tidak disebarkan.

1. Identitas responden

a. Jenis Kelamin

Ditinjau dari jenis kelamin responden pada saat penyebaran

kuesioner sebagian besar adalah berjenis kelamin perempuan

sebanyak 56,9%, sedangkan sisanya sebanyak 43,1% adalah laki-laki.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekwensi %

laki-laki 22 56,9

Perempuan 29 43,1

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.5 pemustaka pada Perpustakaan Umum

Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar (56,9%) terdiri dari

perempuan, sedangkan hampir setengahnya (43,1%) adalah laki-laki.

Hal ini menggambarkan bahwa Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta lebih banyak dimanfaatkan oleh perempuan.

60

b. Kategori Pemustaka

Ditinjau dari kategori pemustaka pada saat penyebaran

kuesioner, sebagian besar (54,9%) responden sudah menjadi anggota,

sedangkan hampir setengahnya (45,1%) adalah belum menjadi

anggota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Kategori Pemustaka

Kategori Pemustaka Frekwensi %

Anggota 28 54,9

Non Anggota 23 45,1

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.6 pemustaka pada Perpustakaan Umum

Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar (54,9%) adalah sudah

menjadi anggota, sedangkan hampir setengahnya (45,1%) adalah

belum menjadi anggota. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian

besar pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta adalah sudah menjadi anggota.

c. Jenis Pekerjaan

Berikut tabel tentang jenis pekerjaan pemustaka yang disajikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7

Jenis Pekerjaan Pemustaka

Jenis Pekerjaan Frekwensi %

Pelajar 5 9,8

Mahasiswa 28 54,9

61

Guru 1 2

Peneliti 0 0

TNI/Polri 0 0

Dosen 0 0

Pensiunan 0 0

Wiraswasta 2 3,9

Pegawai 12 23,5

Lain-lain: Advokat, Ibu

Rumah Tangga,

Konsultan

3 5,9

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.7 tentang jenis pekerjaan pemustaka dari 51

responden yaitu sebagian kecil (9,8%) adalah pelajar, sebagian besar

(54,9%) adalah mahasiswa, guru 2%, peneliti 0%, TNI/Polri 0%,

dosen 0%, pensiunan 0%, wiraswasta 3,9%, pegawai 23,5%, dan lain-

lain yaitu seperti advokat, ibu rumah tangga, konsultan sebanyak

5,9%.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa responden dari

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah sebagian

besar dari mahasiswa.

2. Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC

Tabel 4.8

Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC

Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

Mengetahui apa itu OPAC/katalog

online

32

(62,7%)

19

(37,3%)

51

(100%)

Mengetahui OPAC itu dapat

memudahkan dalam penelusuran

koleksi di perpustakaan

31

(96,9%)

1

(3,1%)

32

(100%)

Mengetahui cara memanfaatkan

OPAC di perpustakaan

31

(96,9%)

1

(3,1%)

32

(100%)

62

Mengetahui cara menelusur di

OPAC melalui pencarian sederhana

31

(96,9%)

1

(3,1%)

32

(100%)

Mengetahui cara menelusur di

OPAC melalui pencarian kombinasi

14

(43,8%)

18

(56,2)

32

(100%)

Mengetahui cara menelusur di

OPAC melalui pencarian tajuk

12

(37,5%)

20

(62,5%)

32

(100%)

Mengetahui arti simbol KC, KK, R,

F, A, R/A, A/F, dan KC/A

14

(43,8%)

18

(56,2%)

32

(100%)

Mengetahui cara melihat informasi

status koleksi sedang dipinjam,

tersedia, sedang ditahan, rusak,

dalam cadangan, dipesan, hilang,

dalam perbaikan, dan jumlah

keseluruhan koleksi.

12

(37,5%)

20

(62,5%)

32

(100%)

Mengetahui cara melihat lokasi

keberadaan koleksi melalui OPAC

20

(62,5%)

12

(37,5%)

32

(100%)

Berdasarkan tabel 4.8 mengenai pengetahuan pemustaka dalam

memanfaatkan OPAC SIP MARC, dari 51 responden sebagian besar yang

menjawab mengetahui apa itu OPAC/ katalog online di perpustakaan

sebanyak 32 (62,7%), dan hampir setengahnya adalah tidak mengetahui

apa itu OPAC/ katalog online di perpustakaan sebanyak 19 (37,3%).

Untuk pertanyaan pengetahuan pemustaka tentang pemanfaatan OPAC

selanjutnya, maka jumlah responden sebanyak 32, dikarenakan jumlah

responden yang menjawab mengetahui apa itu OPAC/ katalog online di

perpustakaan sebanyak 32, maka sisanya yang menjawab tidak

mengetahui apa itu OPAC sebanyak 19 langsung menuju ke tabel bagian

perilaku pemustaka dalam pemanfaatan OPAC.

Dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) menjawab

mengetahui OPAC itu dapat memudahkan dalam penelusuran koleksi di

perpustakaan, dan sebagian kecil (3,1%) tidak mengetahuinya.

63

Dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) menjawab

mengetahui cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan, dan sebagian

kecil (3,1%) tidak mengetahuinya.

Dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) menjawab

mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian sederhana, dan

sebagian kecil (3,1%) tidak mengetahuinya.

Dari 32 responden hampir setengahnya (43,8%) menjawab

mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian kombinasi, dan

sebagian besar (56,2%) tidak mengetahuinya.

Dari 32 responden hampir setengahnya (37,5%) menjawab

mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian tajuk, dan

sebagian besar (62,5%) tidak mengetahuinya.

Dari 32 responden hampir setengahnya (43,8%) menjawab

mengetahui arti simbol KC, KK, R, F, A, R/A, A/F, dan KC/A, dan

sebagian besar (56,2%) tidak mengetahuinya.

Dari 32 responden hampir setengahnya (37,5%) menjawab

mengetahui cara melihat informasi status koleksi sedang dipinjam,

tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam

perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi. sebagian besar (76,5%)

responden tidak mengetahui cara melihat informasi status koleksi tersebut.

Dari 32 responden sebagian besar (62,5%) menjawab mengetahui

cara melihat lokasi keberadaan koleksi melalui OPAC, dan hampir

setengahnya (37,5%) tidak mengetahuinya.

64

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian

besar pemustaka sudah mengetahui OPAC SIP MARC, namun pemustaka

belum familiar dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada

OPAC SIP MARC.

3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC

Tabel 4.9

Memanfaatkan OPAC Untuk Mencari Koleksi

Memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi Frekwensi %

Selalu 12 23,5

Sering 15 29,4

Kadang-kadang 19 37,3

Tidak pernah 5 9,8

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.9 responden yang menjawab memanfaatkan

OPAC untuk mencari koleksi yaitu sebagian kecil (23,5%) selalu

memanfaatkan OPAC, hampir setengahnya (29,4%) sering memanfaatkan

OPAC, hampir setangahnya (37,3%) kadang-kadang memanfaatkan

OPAC, dan sebagian kecil (9,8%) tidak pernah memanfaatkan OPAC.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya

para responden kadang-kadang dalam memanfaatkan OPAC untuk

mencari koleksi.

65

Tabel 4.10

Cara yang Biasa Dilakukan dalam Menemukan Koleksi

Cara menemukan koleksi Frekwensi %

Langsung mencari ke rak koleksi 17 33,3

Memanfaatkan OPAC kemudian

mencari ke rak koleksi 30 58,8

Bertanya kepada pustakawan/petugas 4 7,9

Lainnya 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.10 terungkap cara yang biasa dilakukan

pemustaka dalam menemukan koleksi, hampir setengahnya (33,3%)

responden yang menjawab langsung mencari ke rak koleksi, setengahnya

(58,8%) yang menjawab memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak

koleksi, sebagian kecil (7,9%) yang menjawab bertanya kepada

pustakawan/petugas, dan tidak ada satupun (0%) yang menjawab lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya

para responden dalam menemukan koleksi adalah memanfaatkan OPAC,

kemudian disusul dengan langsung ke rak koleksi dan bertanya kepada

pustakawan/petugas.

Tabel 4.11

Perbandingan Menemukan Koleksi Melalui OPAC dengan Langsung

ke Rak

Menemukan koleksi melalui

OPAC lebih mudah Frekwensi %

Sangat setuju 7 13,7

66

Setuju 42 82,3

Tidak Setuju 1 2

Sangat tidak setuju 1 2

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.11 terungkap bahwa menemukan koleksi

melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak. Sebagian

kecil (13,7%) responden menjawab sangat setuju, hampir seluruhnya

(82,3%) setuju, sebagian kecil (2%) tidak setuju, dan sebagian kecil (2%)

sangat tidak setuju.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian

besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta setuju

bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan

langsung ke rak.

Tabel 4.12

Cara Paling Efektif dan Efisien dalam Menemukan Koleksi

Cara paling efektif dan efisien dalam

menemukan koleksi Frekwensi %

Memanfaatkan OPAC kemudian mencari

ke rak koleksi 34 66,7

Langsung mencari ke rak koleksi 13 25,5

Bertanya kepada petugas perpustakaan 4 7,8

Bertanya kepada teman 0 0

Lainnya 0 0

Jumlah 51 100

67

Berdasarkan tabel 4.12 cara paling efektif dan efisien dalam

menemukan koleksi yaitu sebagian besar (66,7%) responden menjawab

memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi, sebagian kecil

(25,5%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi, sebagian kecil (7,8%)

menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, tidak ada satupun (0%)

menjawab bertanya kepada teman, dan tidak ada satupun (0%) menjawab

lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian

besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

berpendapat cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi

adalah memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi.

Tabel 4.13

Koleksi yang Dicari di OPAC

Koleksi yang dicari Frekwensi %

Buku 51 100

Authority tag 0 0

Bahan kartografi 0 0

Berkas computer 0 0

Manuskrip 0 0

Rekaman suara 0 0

Rekaman video dan film 0 0

Serial 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.13 terungkap bahwa koleksi yang dicari di

OPAC adalah seluruhnya (100%) responden menjawab buku.

68

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa OPAC

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta seluruhnya

dimanfaatkan untuk mencari buku.

Tabel 4.14

Kata Kunci yang Digunakan dalam Mencari Koleksi di OPAC

B

e

r

Berdasarkan tabel 4.14 kata kunci yang digunakan pemustaka

dalam mencari koleksi di OPAC yang menjawab melalui judul adalah

setengahnya (53,7%) melalui judul, sebagian kecil (4,2%) melalui nomor

panggil dan penerbit, sebagian kecil (16,8%) melalui pengarang, sebagian

kecil (9,5%) melalui sembarang, dan sebagian kecil (11,6%) melalui

subyek.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemustaka

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta lebih banyak mencari

melalui judul dibanding dengan melalui nomor panggil, penerbit,

pengarang, sembarang, dan subyek.

Tabel 4.15

Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Sederhana

Pemanfaatan pencarian sederhana Frekwensi %

Selalu 12 23,5

Kata kunci yang digunakan Frekwensi %

Judul 51 53,7

Nomor panggil 4 4,2

Penerbit 4 4,2

Pengarang 16 16,8

Sembarang 9 9,5

Subyek 11 11,6

Jumlah 95 100

69

Sering 16 31,4

Kadang-kadang 20 39,2

Tidak pernah 3 5,9

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.15 tentang pemanfaatan OPAC melalui

pencarian sederhana, sebagian kecil (23,5%) responden menjawab selalu

memanfaatkan, hampir setengahnya (31,4%) menjawab sering

memanfaatkan, hampir setengahnya (39,2%) menjawab kadang-kadang

memanfaatkan, dan sebagian kecil (5,9%) menjawab tidak pernah

memanfaatkan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hampir

setengahnya pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

kadang-kadang memanfaatkan OPAC melalui pencarian sederhana.

Tabel 4.16

Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Kombinasi

Pemanfaatan pencarian kombinasi Frekwensi %

Selalu 1 2

Sering 2 3,9

Kadang-kadang 11 21,6

Tidak pernah 37 72,5

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.16 tentang pemanfaatan pencarian kombinasi,

sebagian kecil (2%) selalu memanfaatkan, sebagian kecil (3,9%) sering

memanfaatkan, sebagian kecil (21,6%) kadang-kadang memanfaatkan, dan

sebagian besar (72,5%) tidak pernah memanfaatkan.

70

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah

memanfaatkan OPAC melalui pencarian kombinasi.

Tabel 4.17

Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Tajuk

B

d

Berdasarkan tabel 4.17 tentang pemanfaatan pencarian tajuk, tidak

ada satupun (0%) responden yang menjawab selalu memanfaatkannya,

sebagian kecil (5,9%) sering memanfaatkan, sebagian kecil (19,6%)

kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian besar (74,5%) tidak pernah

memanfaatkan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah

memanfaatkan OPAC melalui pencarian tajuk.

Tabel 4.18

Penemuan Koleksi di OPAC

Penemuan koleksi di OPAC Frekwensi %

Selalu 3 5,9

Sering 13 25,5

Kadang-kadang 30 58,8

Tidak pernah 5 9,8

Jumlah 51 100

Pemanfaatan pencarian tajuk Frekwensi %

Selalu 0 0

Sering 3 5,9

Kadang-kadang 10 19,6

Tidak pernah 38 74,5

Jumlah 51 100

71

Berdasarkan tabel 4.18 tentang penemuan koleksi di OPAC,

sebagian kecil (5,9%) responden menjawab selalu menemukan koleksi di

OPAC, sebagian kecil (25,5%) menjawab sering, sebagian besar (58,8%)

menjawab kadang-kadang, dan sebagian kecil (9,8%) menjawab tidak

pernah.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa para responden

kadang-kadang menemukan koleksi yang ada di OPAC.

Tabel 4.19

Perilaku Pemustaka Ketika Gagal Menemukan Koleksi di OPAC

Perilaku pemustaka ketika gagal

menemukan koleksi di OPAC Frekwensi %

Mencoba lagi di OPAC dengan

menggunakan pilihan lain 10 19,6

Langsung mencari ke rak koleksi 19 37,3

Bertanya kepada petugas perpustakaan 18 35,3

Pindah ke perpustakaan lain 0 0

Tidak mencobanya lagi 4 7,8

Lainnya 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.19 tentang perilaku pemustaka ketika gagal

menemukan koleksi di OPAC, sebagian kecil (19,6%) responden

menjawab mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain,

hampir setengahnya (37,3%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi,

hampir setengahnya (35,3%) menjawab bertanya kepada petugas

72

perpustakaan, tidak ada satupun (0%) menjawab pindah ke perpustakaan

lain, sebagian kecil (7,8%) menjawab tidak mencobanya lagi, dan tidak

ada satupun (0%) yang menjawab lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung

mencari ke rak koleksi adalah perilaku pemustaka yang paling banyak

dilakukan ketika gagal menemukan koleksi di OPAC.

Tabel 4.20

Perilaku Pemustaka Ketika Tempat OPAC Penuh

Perilaku pemustaka ketika

tempat OPAC penuh Frekwensi %

Menunggu antrian didekat

komputer OPAC 14 27,5

Langsung mencari ke rak koleksi 20 39,2

Bertanya kepada petugas

perpustakaan 17 33,3

Lainnya 0 0

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.20 tentang perilaku pemustaka ketika tempat

OPAC penuh, hampir setengahnya (27,5%) responden menjawab

menunggu antrian didekat komputer OPAC, hampir setengahnya (39,2%)

menjawab langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya (33,3%)

menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, dan tidak ada satupun

(0%) yang menjawab lainnya.

73

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung

mencari ke rak koleksi juga merupakan perilaku pemustaka yang paling

banyak dilakukan ketika tempat OPAC penuh.

Tabel 4.21

Kendala Memanfaatkan OPAC

Kendala memanfaatkan OPAC Frekwensi %

Tidak bisa memanfaatkan fasilitas

penelusuran (misalnya pencarian

sederhana, kombinasi, dan tajuk)

7 8,3

Terlalu banyak hasil pencarian

sehingga membutuhkan banyak

waktu

4 4,8

Hasil pencarian yang tidak relevan

dengan permintaan (Query) 8 9,5

Sulit menentukan kata kunci yang

benar-benar sesuai 10 11,9

Jumlah komputer OPAC yang tidak

memadai 43 51,2

Lainnya:

Informasi status koleksi di OPAC

tidak sama dengan yang ada di rak.

12 14,3

Jumlah 84 100

Berdasarkan tabel 4.21 tentang kendala memanfaatkan OPAC,

sebagian kecil (8,3%) responden menjawab karena tidak bisa

memanfaatkan fasilitas penelusuran (misalnya pencarian sederhana,

kombinasi, dan tajuk), sebagian kecil (4,8%) menjawab karena terlalu

banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu, sebagian

kecil (9,5%) menjawab karena hasil pencarian yang tidak relevan dengan

74

permintaan (Query), sebagian kecil (11,9%) menjawab karena sulit

menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai, setengahnya (51,2%)

menjawab karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai, dan

sebagian kecil (14,3%) menjawab lainnya yaitu informasi di OPAC tidak

sama dengan yang ada di rak.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir

setengahnya kendala pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta dalam memanfaatkan OPAC yaitu karena jumlah komputer

OPAC yang tidak memadai.

C. Pembahasan

1. Identitas Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, sebagian

besar pemustaka yang terdapat di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 (56,9%).

Data selanjutnya adalah mengenai kategori pemustaka. Di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat dua kategori

pemustaka, yaitu pemustaka yang sudah menjadi anggota dan belum

menjadi anggota (non anggota). Dalam keanggotaan di Perpustakaan

Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, pemustaka yang berkunjung tidak

secara otomatis menjadi anggota. Oleh karena itu hampir setengahnya

pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 22

responden (45,1%) tidak menjadi anggota perpustakaan (non anggota).

Untuk menjadi anggota perpustakaan berdasarkan buku petunjuk

75

penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Tahun 2014, pemustaka hanya melampirkan fotocopy Kartu Tanda

Penduduk (KTP)/ Kartu Keluarga (KK)/ Kartu Pelajar. Untuk itu

pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang

berkunjung sebagian besar sudah menjadi anggota yaitu sebanyak 29

responden (54,9%).

Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang

perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran

sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, ras, agama, dan

status sosial ekonomi. Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta terdapat berbagai macam jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil

penelitian, pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI

Jakarta sebagian besar yang berkunjung adalah mahasiswa sebanyak 29

responden (54,9%) dan sebagian kecil sebanyak 12 responden (23,5%)

terdiri dari pegawai.

2. Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC

Untuk mengetahui apakah OPAC SIP MARC di Perpustakaan

Umum Daerah DKI Jakarta sudah dimanfaatkan oleh pemustaka, maka

penulis meneliti berbagai macam pengetahuan tentang OPAC yang di

miliki oleh pemustaka.

76

Pengetahuan pertama mengenai apa itu OPAC atau katalog online.

Menurut Lucy A.Tedd, OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat

diakses secara umum, dan dapat digunakan pemakai untuk menelusur

pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan

menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan infomasi tentang

lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi,

maka pemakai dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari

sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Berdasarkan

pengertian OPAC tersebut, dari 51 responden sebagian besar (62,7%)

responden di Perpustakaan Umum daerah Provinsi DKI Jakarta sudah

mengetahui apa itu OPAC/ katalog online dan hampir setengahnya

(37,3%) responden tidak mengetahuinya. Karena mengetahui apa itu

OPAC/katalog online merupakan pengetahuan dasar, maka pengetahuan

selanjutnya yang akan dibahas hanya kepada responden yang mengetahui

apa itu OPAC/katalog online sebanyak 32 responden (62,7%).

Pengetahuan selanjutnya mengenai manfaat OPAC yang dapat

membantu dan memudahkan pemustaka dalam menemukan koleksi.

Menurut J.H Bowman dalam bukunya Essential Cataloguing, alasan

utama perpustakaan dalam menyediakan katalog adalah untuk

memungkinkan dan membantu memudahkan pemustaka dalam melakukan

pencarian yang mereka inginkan di perpustakaan. Dari teori tersebut,

hampir seluruhnya (96,9%) dari 32 responden mengetahui OPAC atau

katalog online dapat membantu dan memudahkan pemustaka dalam

pencarian koleksi. Berdasarkan hal tersebut, maka pemustaka di

77

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mengatahui apa

itu katalog online/OPAC juga mengetahui bahwa OPAC itu dapat

memudahkan dalam penelusuran koleksi di perpustakaan.

Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai cara memanfaatkan

OPAC di perpustakaan. Berdasarkan buku petunjuk penggunaan koleksi

perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, terdapat bagaimana

cara menelusur koleksi dengan memanfaatkan OPAC/katalog online.

Berdasarkan hasil penelitian, hampir seluruhnya (96,9%) dari 32

responden mengetahui cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan.

Berdasarkan hal tersebut, maka pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta yang mengatahui apa itu katalog online/ OPAC dan

mengetahui bahwa OPAC itu dapat memudahkan dalam penelusuran

koleksi di perpustakaan, juga mengetahui cara memanfaatkan OPAC di

perpustakaan.

Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai fasilitas OPAC.

Menurut Taufik Ridwan dalam tesisnya yang berjudul Kajian

Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati

Cirebon tahun 2011 membagi beberapa macam fasilitas OPAC

diantaranya yaitu penelusuran sederhana, penelusuran spesifik, informasi

penggunaan, administrasi perpustakaan, dan link ke perpustakaan lain.

OPAC SIP MARC menyediakan beberapa macam fasilitasnya yaitu

pencarian sederhana, pencarian kombinasi, dan pencarian tajuk. Dari

beberapa fasilitas tersebut yang paling diketahui oleh pemustaka dalam

78

menelusur di OPAC adalah melalui fasilitas pencarian sederhana, untuk

fasilitas pencarian kombinasi dan pencarian tajuk masih dikatakan belum

optimal. Dilihat dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) mengetahui

cara menelusur di OPAC melalui pencarian sederhana dan sebagian kecil

(3,1%) tidak mengetahuinya. Untuk fasilitas pencarian kombinasi, dari 32

responden hampir setengahnya (43,8%) mengetahui cara menelusur di

OPAC melalui pencarian kombinasi dan sebagian besar (56,2%) tidak

mengetahuinya. Untuk fasilitas pencarian tajuk, dari 32 responden hampir

setengahnya (37,5%) menjawab mengetahui cara menelusur di OPAC

melalui pencarian tajuk, dan sebagian besar (62,5%) tidak mengetahuinya.

Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai arti simbol-simbol KC,

KK, R, F, A, R/A, A/F, dan KC/A di tampilan OPAC. Berdasarkan buku

petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Tahun 2014, terdapat petunjuk mengenai arti simbol-simbol KC, KK, R,

F, A, R/A, A/F, dan KC/A di tampilan OPAC. Namun berdasarkan hasil

penelitian, dari 32 responden hampir setengahnya (43,8%) yang

mengetahui arti simbol-simbol tersebut dan sebagian besar (56,2%) tidak

mengetahuinya.

Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai cara melihat status

koleksi tersebut apakah sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak,

dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah

keseluruhan koleksi, serta mengetahui cara melihat lokasi keberadaan

koleksi tersebut melalui OPAC. Menurut Thomas R. Kochtanek dan

79

Joseph R.Matthews dalam bukunya Library Information System OPAC

mempunyai beberapa manfaat yaitu mengetahui informasi status koleksi

tersebut dan meningkatkan akses ke lokasi. Lokasi keberadaan koleksi di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terbagi dalam berbagai

macam ruangan, diantaranya yaitu: ruangan baca umum, ruangan anak,

ruangan referensi, ruangan karya cetak dan karya rekam (KCKR), ruangan

koleksi khusus betawi, dan ruangan audio visual. Berdasarkan hasil

penelitian, dari 32 responden hampir setengahnya (37,5%) yang

mengetahui cara melihat status koleksi sedang dipinjam, tersedia, sedang

ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan

jumlah keseluruhan koleksi. Dan sebagian besar pemustaka (76,5%) tidak

mengetahui cara melihat status koleksi sedang dipinjam, tersedia, sedang

ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan

jumlah keseluruhan koleksi. Kemudian dari 32 responden sebagian besar

(62,5%) mengetahui cara melihat lokasi keberadaan koleksi melalui

OPAC, dan hampir setengahnya (37,5%) tidak mengetahuinya.

3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta melayani

seluruh kategori pemustaka dari anak-anak hingga orang dewasa. Dalam

hal ini, peneliti hanya membahas berbagai macam perilaku pemustaka

dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC pada kategori pemustaka remaja

dan dewasa.

80

Perilaku pemustaka yang pertama yaitu mengenai apakah

pemustaka pernah memanfaatkan OPAC SIP MARC untuk mencari

koleksi di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Menurut

Jonner Hasugian, OPAC menjadi suatu sarana atau alat bantu bagi

pemustaka untuk melakukan penelusuran informasi di perpustakaan.

Namun di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta hampir

setangahnya (37,3%) OPAC kadang-kadang pernah dimanfaatkan oleh

pemustaka sebagai alat bantu untuk mencari koleksi. Hal ini dapat

dikatakan bahwa pada saat ini pemustaka belum sepenuhnya menjadikan

OPAC SIP MARC sebagai sarana alat bantu untuk mencari koleksi.

Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai kemudahan

menemukan koleksi melalui OPAC dibandingkan dengan langsung ke rak.

Menurut J.H Bowman dalam bukunya Essential Cataloguing bahwa

alasan utama perpustakaan dalam menyediakan katalog adalah untuk

memungkinkan dan membantu memudahkan pemustaka dalam melakukan

pencarian yang mereka inginkan di perpustakaan. Berdasarkan hasil

penelitian, pernyataan ini hampir seluruhnya (82,3%) disetujui oleh

pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

bahwasannya perilaku menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah

dibandingkan dengan langsung ke rak. Pernyataan ini diperkuat juga

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa setengahnya (58,8%)

perilaku pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

dalam menemukan koleksi yaitu memanfaatkan OPAC kemudian mencari

ke rak koleksi.

81

Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai cara yang paling

efektif dan efisien dalam menemukan koleksi. Menurut Sulistyo-Basuki

dalam bukunya Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan bahwa tujuan

utama katalog adalah membantu pemakai perpustakaan memperoleh

dokumen seefisien mungkin. Pernyataan ini disetujui oleh sebagian besar

(66,7%) pemustaka bahwa perilaku memanfaatkan OPAC kemudian

mencari ke rak koleksi merupakan cara paling efektif dan efisien dalam

menemukan koleksi.

Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai jenis koleksi yang

dicari melalui OPAC. Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya Pengantar

Ilmu Perpustakaan, katalog merupakan daftar bahan perpustakaan atau

buku yang terdapat di sebuah tempat. Fasilitas OPAC SIP MARC

menyediakan berbagai macam jenis koleksi yang ingin dicari yaitu buku,

authority tag, bahan kartografi, berkas komputer, manuskrip, rekaman

suara, rekaman video dan film, dan serial. Namun berdasarkan hasil

penelitian, hampir seluruhnya (100%) perilaku pemustaka di Perpustakaan

Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta memanfaatkan OPAC hanya untuk

mencari koleksi buku.

Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai pendekatan

pencarian atau kata kunci yang digunakan dalam mencari koleksi di

OPAC. Menurut Syihabudiin Qalyubi dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, bahwa salah satu faedah (manfaat) dari

hadirnya OPAC yaitu pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek,

82

tahun terbit, penerbit, dan sebagainya yaitu dengan memanfaatkan

pencarian Boolean Logic. OPAC SIP MARC menyediakan berbagai

pendekatan pencarian atau kata kunci yang digunakan dalam mencari

koleksi yaitu melalui judul, nomor panggil, penerbit, pengarang,

sembarang, dan subyek. Berdasarkan hasil penelitian setengahnya (53,7%)

perilaku pemustaka dalam mencari koleksi di OPAC SIP MARC

menggunakan kata kunci atau pendekatan judul, dan sebagian kecil

(16,8%) melalui pengarang.

Perilaku pemustaka selanjutnya adalah mengenai pemanfaatan

pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk. Menurut Taufik Ridwan dalam

tesisnya yang berjudul Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon tahun 2011 membagi beberapa

macam fasilitas OPAC diantaranya yaitu penelusuran sederhana,

penelusuran spesifik, informasi penggunaan, administrasi perpustakaan,

dan link ke perpustakaan lain. Berdasarkan hasil penelitian dalam mencari

koleksi di OPAC SIP MARC, perilaku pemustaka lebih banyak

memanfaatkan pencarian sederhana dibandingkan dengan pencarian

kombinasi dan tajuk. Hasil tersebut dilihat dari hampir setengahnya

(39,2%) pemustaka kadang-kadang memanfaatkan pencarian sederhana,

sebagian besar (72,5%) pemustaka tidak pernah memanfaatkan pencarian

kombinasi, dan sebagian besar (74,5%) pemustaka tidak pernah

memanfaatkan pencarian tajuk.

Perilaku selanjutnya adalah mengenai apakah pemustaka

menemukan koleksi yang dicari di dalam OPAC. Menurut Lois Mai Chan

83

dalam bukunya Cataloging and Classification, bahwa OPAC dapat

diintegrasikan dengan bidang pekerjaan lain seperti pengatalogan,

pengadaan, dan sirkulasi. Dengan sistem yang terintegrasi pemakai tidak

hanya mampu menemukan suatu koleksi namun juga mengetahui kapan

koleksi baru tersedia. Namun berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar

(58,8%) pemustaka kadang-kadang menemukan koleksi yang dicari di

dalam OPAC. Untuk itu masih banyak pemustaka yang tidak selalu

mampu menemukan koleksi yang dicari di dalam OPAC.

Perilaku selanjutnya adalah yang dilakukan pemustaka ketika gagal

menemukan koleksi yang dicari di OPAC. Menurut Jonner Hasugian,

Pemustaka menggunakan OPAC adalah untuk menjawab query

(permintaan) tertentu. Berdasarkan hasil penelitian ketika OPAC SIP

MARC gagal dalam menemukan koleksi atau menjawab query

(permintaan) pemustaka, maka perilaku yang dilakukan oleh hampir

setengahnya (37,3%) pemustaka yaitu langsung mencari ke rak koleksi,

dan hampir setengahnya (35,3%) pemustaka bertanya kepada petugas

perpustakaan.

Perilaku selanjutnya adalah yang dilakukan pemustaka ketika

tempat OPAC penuh. Berdasarkan buku petunjuk penggunaan koleksi

perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, OPAC SIP MARC

tersedia di lantai 7 dan 8. Namun pada saat ini terminal OPAC SIP MARC

di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi

hanyalah di ruang baca umum lantai 7 sebanyak satu unit. Untuk itu ketika

84

OPAC penuh, perilaku yang dilakukan hampir setengahnya (39,2%)

pemustaka adalah langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya

(33,3%) pemustaka bertanya kepada petugas perpustakaan, dan hampir

setengahnya (27,5%) pemustaka menunggu antrian didekat komputer

OPAC.

Perilaku selanjutnya yaitu mengenai kendala yang dihadapi

pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC. Menurut Taufik

Ridwan dalam tesisnya yang berjudul Kajian Pemanfaatan OPAC di

Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon tahun 2011,

kendala dalam memanfaatkan OPAC yaitu kurangnya ketersediaan

komputer terminal OPAC untuk menelusur informasi yang dimiliki

perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, pernyataan ini setengahnya

(51,2%) disetujui oleh pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi

DKI Jakarta bahwasannya karena jumlah komputer OPAC yang tidak

memadai, membuat perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC

menghadapi kendala.

Selain kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC, kendala

yang dirasakan pemustaka adalah tidak sesuainya informasi status koleksi

di OPAC SIP MARC dengan yang ada di rak. Menurut Lucy A.Tedd jika

sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pemakai dapat

mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari, sedang tersedia di

perpustakaan atau sedang dipinjam. Karena pada saat ini OPAC SIP

MARC tidak terhubung dengan sistem sirkulasi, hal ini yang membuat

pemustaka menghadapi kendala dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC.

85

Hal tersebut dikarenakan informasi status koleksi di OPAC SIP MARC

seperti sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan,

dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi tidak

sesuai dengan yang ada di rak.

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian dan penjelasan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis

memberikan beberapa kesimpulan yang diambil dari penelitian tentang

pemanfaatan katalog online (OPAC) SIP MARC oleh pemustaka di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang diantaranya sebagai

berikut:

1. Pengetahuan pemustaka menunjukkan bahwa sebagian besar

mereka sudah mengetahui katalog online (OPAC) SIP MARC yang

ada di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Akan

tetapi walaupun mereka sudah mengetahuinya, ada beberapa

fasilitas OPAC SIP MARC yang belum familiar bagi pemustaka,

sehingga mereka belum sepenuhnya memanfaatkan OPAC SIP

MARC tersebut sebagai alat bantu untuk menelusur koleksi.

2. Pemustaka memanfaatkan OPAC SIP MARC hanya untuk mencari

koleksi buku, dan cara yang paling banyak mereka gunakan untuk

menemukan koleksi buku yaitu melalui kata kunci judul. Dari tiga

jenis fasilitas pencarian OPAC SIP MARC, yang paling banyak

digunakan oleh pemustaka adalah fasilitas pencarian sederhana.

Akan tetapi karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai

dan tidak sesuainya informasi status koleksi di OPAC dengan yang

87

ada di rak, membuat pemustaka lebih memilih untuk langsung

mencari ke rak koleksi atau bertanya ke pustakawan.

B. Saran

Agar pemanfaatan OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta ke depannya bisa lebih dioptimalkan oleh pemustaka,

maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut:

1. Seperti halnya yang telah disimpulkan di atas mengenai masih

banyaknya pemustaka yang belum sepenuhnya mengetahui

fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC, maka pihak

perpustakaan perlu memberikan literasi informasi yang lebih jelas

kepada pemustaka tentang fasilitas-fasilitas OPAC SIP MARC,

seperti: pencarian kombinasi, pencarian tajuk, dan informasi status

koleksi melalui bimbingan pemakai dan instruksi manual (buku

petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan). Hal ini diperlukan

agar pemustaka secara merata paham dan mampu dalam

memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC.

2. Pemustaka memanfaatkan OPAC SIP MARC menghadapi kendala

karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai dan tidak

sesuainya informasi status koleksi di OPAC dengan yang ada di

rak, untuk itu pihak perpustakaan perlu menambahkan jumlah

komputer OPAC yang pada saat ini hanya berfungsi satu unit agar

pemustaka tidak terlalu lama menunggu antrian untuk menelusur

koleksi di OPAC SIP MARC. Dan juga pihak perpustakaan perlu

88

untuk segera menghubungkan antara OPAC SIP MARC dengan

sistem sirkulasi, agar pemustaka tidak menghadapi kendala

terhadap informasi status koleksi yang ada di OPAC SIP MARC

dengan apa yang ada di rak.

3. Pihak perpustakaan perlu melakukan evaluasi dan perbaikan

fasilitas-fasilitas yang ada pada SIP MARC khususnya pada modul

OPAC, seperti menambahkan fasilitas informasi penggunaan pada

OPAC SIP MARC dimana pengguna bisa mengetahui waktu bahan

perpustakaan yang dipinjam dan dikembalikan karena terhubung

dengan modul sirkulasi.

4. Pihak perpustakaan perlu mengeintegrasikan OPAC SIP MARC

yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

dengan yang ada di KPAK-KPAK DKI Jakarta, agar bila bahan

perpustakaan yang diinginkan tidak ditemukan, maka pemustaka

dapat merujuk ke beberapa perpustakaan yang ada di KPAK-

KPAK DKI Jakarta.

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Saleh dan B. Mustafa. “Penggunaan Komputer Untuk Pelayanan

Informasi di Perpustakaan.” Di dalam Kepustakawanan Indonesia: Potensi

dan Tantangan. Jakarta: Kesaint Blanc, 1992.

Agus Sutoyo dan Joko Santoso. Strategi dan Pemikiran Perpustakaan. Jakarta:

Sagung Seto, 2001.

Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1999.

Anne Totterdel. An Introduction to Library and Information Work. Third Edition.

London: Facet Publishing, 2005.

Arlene G. Taylor. Introduction to Cataloging and Classification. 10th

.ed. London:

Libraries Unlimited 2006.

---------------------. The Organization of Information. 2nd

.ed. London: Libraries

Unlimited Inc, 2004.

Bambang Hermanto.“Manfaat Katalog Online Bagi Pengguna Perpustakaan.”

artikel dikses pada tanggal 20 juli 2015 dari

http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=245

Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka setia, 2008.

F.Rahayuningsih. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007.

Farli Elnumeri. dkk. Senarai Pemikiran Sulistyo-Basuki: Profesor Pertama Ilmu

Perpustakaan dan Informasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII), 2014.

Heri Abi Burachman Hakim. “Optimalisasi Senayan Sebagai Perangkat Lunak

Berbasis Open Source Untuk Perpustakaan Seni”. Di dalam Visipustaka:

Majalah Perpustakaan. Vol.13,No.1. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,

2011.

Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi penelitian: Buku Panduan Mahasiswa.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

IFLA. “IFLA/ UNESCO Public Library Manifesto 1994.” Artikel diakses pada

tanggal 19 Mei 2015 dari http://www.ifla.org/publications/iflaunesco-public-

library-manifesto-1994

J.H Bowman. Essential Cataloguing. London: Facet Publishing, 2003.

Joan M. Reitz. Dictionary for Library and Information Science. diakses pada

tanggal 19 Mei 2015.

dari http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_about.aspx

90

Jonner Hasugian, “Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog

Online”. Artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1777/1/perpus-jonner4.pdf

Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet.7. Jakarta: PT

Gramedia, 1985.

L.K. Somadikarta. Titik Akses Subjek dalam Organisasi Informasi di

Perpustakaan. No.2. Universitas Indonesia: Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Sastra, 1998.

Lois Mai Chan. Cataloging and Classfication: An Introduction, Second Edition.

New York: McGrraw-Hill, 1994.

Lucy A. Tedd. An Introduction to Computer-based Library Systems. Chichester:

Jhon Willey & Sons, 1993.

Maks Agustinus. “Optimalisasi Katalog Online”. Di dalam Visi Pustaka: Majalah

Perpustakaan. Vol. 14, No.3. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2012.

Marlene Clayton and Chris Batt. Managing Library Automation. 1st.ed. USA:

Ashgate Publishing Limited, 1992.

Mary Liu Kao. Cataloging and Classification for Library Technicians. Newyork:

The Haworth Press, 1995.

Nurhaidi Magetsari. dkk. “Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi.”

diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari

http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaanAdd.aspx?id=590

Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi

(Information Retrieval). Jakarta: Kencana, 2010.

Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan

praktis. Jakarta: STIA-LAN, 1999.

Putu Laxman Pendit. Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z. Jakarta: Cita

Karyakarsa Mandiri, 2008.

R. J. Hartley.dkk. Online Searching: Principles and Practice. London: Bowker

Saur, 1990.

Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani. “Perancangan Sistem Informasi

Perpustakaan Pada Smp Negeri 3 Tulakan, Kecamatan Tulakan Kabupaten

Pacitan.” Di dalam Indonesian Journal on Networking and Security (IJNS).

Vol.4, No.2 (April 2015), dari

http://ijns.org/journal/index.php/ijns/article/view/1308/1296

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta, 2010.

91

Suharyanto. “Indonesian Machine Readable Cataoging (INDOMARC): Sejarah,

Perkembangan, dan penerapannya di Perpustakaan Nasional RI”. Artikel

diakses pada 19 oktober dari

http://pusbangkol.pnri.go.id/files/Indonesian%20Machine%20Readable%2

0Cataloging%20(IndoMARC)%20%20sejarah,%20perkembangan%20dan

%20penerapannya%20di%20Perpustakaan%20Nasional%20RI.pdf

Sulistyo-Basuki. Materi Pokok Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan. Jakarta:

Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996.

----------------------. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:

Universitas Terbuka, Depdikbud. 1993.

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Samitra Media Utama, 2004.

Syihabuddin Qalyubi. dkk, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab,

2007.

Taslimah Yusuf. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka,

1996.

Taufik Ridwan.”Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya

Gunung Jati Cirebon.”Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,

Universitas Indonesia, 2011.

Thomas R. Kochtanek dan Joseph R. Matthews. Library Information System.

Westport: Libraries Unlimited, 2002.

Ulfa Handayani. “Analisis Pemanfaatan Katalog Online Berbasis WEB

(WEBPAC) dengan Menggunakan Google Analytics”. Di dalam Al-

Maktabah: Jurnal Komunikasi dan Informasi Perpustakaan. Jakarta:

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009.

Yaya Suhendar. Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog

Perpustakaan Jakarta: Kencana, 2007.

Lampiran 1: Lampiran Foto

LAMPIRAN FOTO

Ruangan Awal Masuk Perpustakaan Umum

Daerah Provinsi DKI Jakarta Gedung Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta

Layanan Sirkulasi Layanan Anak

Ruang Koleksi Ruang Referensi

Ruang Baca Umum Ruang Karya Cetak dan Karya Rekam

(KCKR)

OPAC SIP MARC yang berfungsi di

Ruang Baca Umum (lantai 7) OPAC SIP MARC yang tidak berfungsi

di Ruang Referensi ( Lantai 8)

Ruang Koleksi Khusus Betawi (KK) Ruang Audiovisual

Lampiran 2: Statistik Pengunjung Anggota dan Non Anggota Bulan Januari 2015

Lampiran 3: Buku Petunjuk Penggunaan Koleksi Perpustakaan

Lampiran 4: Jumlah Anggota Bulan Januari 2015 Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan

Lampiran 5: SDM Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

DAFTAR PEGAWAI SUBBIDANG LAYANAN

PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

TAHUN 2015

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN

1

Iwan Henry

Wardhana, SE.

MSiP., CBA.

Kepala Bidang

Perpustakaan

S2 Kajian Pengembangan

Perkotaan

2 Maksum Asmasari,

S.P, M.Si Kasubbid Layanan S2 Administrasi Publik

3 Rani Widyahany,

S.Hum Pustakawan

S1 Ilmu Perpustakaan

Universitas Indonesia

4 Jufri Staff Subbid layanan

(Perpustakaan) SMA

5 Agus Nedi Staff Subbid layanan

(Perpustakaan) SMA

6 Siti Rohana Siahan Staff Subbid layanan

(Perpustakaan) SMA

7 Tugeno Staff Subbid layanan

(Perpustakaan) SMA

8 Ahmad Jauzi Koordinator Tenaga

Teknis Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan UIN

Jakarta

9 Fadhilah Muliani,

S.Hum

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan

Universitas Diponegoro

10 Muhammad Zihan,

S.IP

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan UIN

Jakarta

11 Lana Andriana, S.IP Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan UIN

Jakarta

12 Maulidya Istiqfani,

S.IP

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan UIN

Jakarta

13

Anisha

Widyaningsih,

S.Hum

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan

Universitas Indonesia

14 Mega Alif

Marintan, S.Hum

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan

Universitas Indonesia

15 Lany Widyastuti,

S.Hum

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan

Universitas Indonesia

16 Yanuar Filayudha,

S.Hum

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan

Universitas Diponegoro

17 Bamas Praspasetyo Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Ilmu Perpustakaan UIN

Jakarta

18 Yulia Murdiati,

S.Pd

Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Pendidikan Universitas

Negeri Padang

19 Janatul Firdaus Tenaga Teknis

Perpustakaan

S1 Sistem Informasi UIN

Jakarta

Lampiran 6: Kuesioner

KUESIONER

PEMANFAATAN KATALOG ONLINE (OPAC) SIP MARC OLEH PEMUSTAKA DI

PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

Dengan Hormat,

Saya Ahmad Jauzi mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan

penelitian tentang “Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) SIP MARC Oleh Pemustaka di

Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta”.

Identitas maupun hasil kuesioner Anda bersifat rahasia dan terlindungi keamanannya.

Kuesioner ini digunakan untuk pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi, bukan untuk

hal yang lain. Saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini, atas waktu dan

kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk Pengisian : 1. Memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih

2. Mengisi titik-titik pada setiap jawaban pilihan “lainnya”

Identitas Responden:

Nama : ………………………………………………... (boleh tidak diisi)

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Kategori Pengunjung : Anggota Non Anggota (pilih salah satu)

Jenis Pekerjaan : Pelajar Mahasiswa Guru Peneliti

TNI/Polri Dosen Pensiunan Wiraswasta

Pegawai Lain-lain, Sebutkan………………………

(pilih salah satu)

Keterangan Istilah:

OPAC adalah katalog berbasis komputer yang Anda gunakan untuk mencari

koleksi di perpustakaan.

A. Pengetahuan pemustaka tentang pemanfaatan OPAC

Berilah tanda checklist ( √ ) pada jawaban pilihan Anda

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda tahu apa itu OPAC / katalog online di

perpustakaan? (jika memilih “Ya” maka lanjut ke nomor 2,

jika memilih “Tidak” maka langsung ke pertanyaan nomor

10)

2. Apakah anda tahu OPAC itu dapat memudahkan dalam

penelusuran koleksi di perpustakaan?

3. Apakah anda tahu cara memanfaatkan OPAC di

perpustakaan?

4. Apakah anda tahu cara menelusur di OPAC melalui

pencarian sederhana?

5. Apakah anda tahu cara menelusur di OPAC melalui

pencarian kombinasi?

6. Apakah anda tahu cara menelusur di OPAC melalui

pencarian tajuk?

7. Apakah anda tahu arti simbol KC, KK, R, F, A, R/A, A/F

dan KC/A pada tampilan OPAC?

8. Apakah anda tahu cara melihat informasi status koleksi

sedang di pinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam

cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah

keseluruhan koleksi.

9. Apakah anda tahu cara melihat lokasi keberadaan koleksi

melalui OPAC?

B. Perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC

Berilah tanda silang (X) pada jawaban pilihan Anda:

10. Apakah Anda pernah memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi di perpustakaan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

11. Bagaimana cara yang biasanya Anda lakukan dalam menemukan koleksi di

perpustakaan?

a. Langsung mencari ke rak koleksi

b. Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi

c. Bertanya kepada petugas perpustakaan

d. Lainnya, sebutkan…………………………………………………………………..

12. Dibandingkan dengan langsung mencari ke rak, menemukan koleksi melalui OPAC

lebih mudah?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

13. Menurut Anda cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi adalah?

a. Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi

b. Langsung mencari ke rak koleksi

c. Bertanya kepada petugas perpustakaan

d. Bertanya kepada teman

e. Lainnya, sebutkan…………………………………………………………………..

14. Anda memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi? (Jawaban boleh lebih dari

satu)

a. Buku

b. Authority Tag

c. Bahan Kartografi

d. Berkas Komputer

e. Mansukrip

f. Rekaman Suara

g. Rekaman video dan film

h. Serial

15. Dalam mencari koleksi perpustakaan di OPAC, melalui kata kunci apa yang biasanya

Anda lakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Melalui judul

b. Melalui nomor panggil

c. Melalui penerbit

d. Melalui pengarang

e. Melalui sembarang

f. Melalui subyek

16. Dalam mencari koleksi di OPAC, apakah Anda memanfaatkan pencarian sederhana?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17. Dalam mencari koleksi di OPAC, apakah Anda memanfaatkan pencarian kombinasi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18. Dalam mencari koleksi di OPAC, apakah Anda memanfaatkan pencarian tajuk?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19. Apakah Anda menemukan apa yang Anda cari di dalam OPAC?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20. Ketika Anda gagal menemukan koleksi yang anda cari di OPAC, apa yang akan Anda

lakukan?

a. Mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain

b. Langsung ke rak koleksi

c. Bertanya kepada petugas perpustakaan

d. Pindah ke perpustakaan lain, sebutkan……………………………………………..

e. Tidak mencobanya lagi

f. Lainnya, sebutkan…………………………………………………………………..

21. Ketika tempat OPAC penuh apa yang Anda lakukan?

a. Menunggu antrian didekat komputer OPAC

b. Langsung ke rak koleksi

c. Bertanya kepada petugas perpustakaan

d. Lainnya, sebutkan…………………………………………………………………..

22. Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam memanfaatkan OPAC? (Jawaban boleh

lebih dari satu)

a. Tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran (misalnya pencarian sederhana,

pencarian kombinasi, dan pencarian tajuk)

b. Terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu

c. Hasil pencarian yang tidak relevan dengan permintaan (Query)

d. Sulit menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai

e. Jumlah komputer OPAC yang tidak memadai

f. Lainnya, sebutkan…………..………………………………………………………