Makalah kelompok 1

24
KATA PENGANTAR segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-NYA, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah perkembangan peseta didik yang berjudul “Karakteristik Perkembangan Pada Masa Sekolah’ Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Universitas Negeri Jakarta Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. 1

Transcript of Makalah kelompok 1

KATA PENGANTAR

segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan

rahmat dan ridho-NYA, sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah perkembangan peseta didik yang berjudul “Karakteristik

Perkembangan Pada Masa Sekolah’ Penulisan makalah ini

merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah

Perkembangan Peserta Didik di Universitas Negeri Jakarta

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah, khususnya

kepada dosen kami yang telah memberikan arahan dalam pembuatan

makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat

pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak

kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat

akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran

dari semua pihak yang membangun sangat kami harapkan demi

penyempurnaan makalah ini.

1

Jakarta, November 2014

Tim penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………… 3

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………. 3

C. TUJUAN ……………………………………………………………………....3

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI…………………………………………………………………….. 4

B. ASPEK-ASPEK…………………………………………………………….....6

C. IMPLIKASI ………………………………………………………………… 11

BAB III PENUTUP

2

A. KESIMPULAN……………………………………………………………...15

B. SARAN……………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..16

BAB

I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai mahasiswa yang kelak akan menjadi pendidik,

tentunya harus mempunyai kesiapan yang matang, baik

kesiapan ilmu yang telah didapatkan ataupun mental

dalam menghadapi siswa-siswa yang akan dididik. Ilmu

psikolgi telah berkontribusi dalam membantu para calon

pendidik, terutama dalam pembahasan perkembangan pada

masa sekolah. Semua calon pendidik membutuhkan ilmu3

yang satu ini karena setiap calon pendidik harus

mengetahui karakter dari setiap siswa yang akan

dididiknya.

Dalam makalah ini penulis akan menyajikan beberapa

pembahasan yang berkaitan dengan perkembangan pada masa

sekolah, yaitu sebagai berikut: pengertian, ciri aspek

fisik-kognitif-emosi-sosial dan implikasinya dalam

pembelajaran. Penulis berharap semoga makalah ini

berguna bagi pembacanya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian atau klasifikasi dari perkembangan

masa sekolah?

2. Apa aspek yang ada di dalam perkembangan masa

sekolah?

3. Bagaimana mengimplikasikan perkembangan masa sekolah

dalam pembelajaran?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalh ini yaitu:

1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah perkembangan

Peserta Didik

2. Mengetahui dan mempelajari pengertian, serta aspek-

aspek dalam perkembangan masa sekolah.

3. Memberi wawasan tentang karakteristik perkembangan

masa sekolah kepada pembaca

4

BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi perkembangan masa sekolah a. Karakteristik perkembangan pada masa sekolah

Ada yang berpendapat bahwa masa usia sekolah adalah

masa matang untuk belajar atau untuk sekolah. Disebut

masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha

mencapai sesuatu, sedangkan masa matang untuk

bersekolah karena mereka sudah menginginkan kecakapan-

kecakapan baru yang dapat diberikan oleh sekolah.

Proses pendidikan merupakan salah satu aktivitas

manusia. Fungsi motivasi dalam proses pendidikan adalah

membangkitkan dorongan untuk melakukan aktvitas dalam

pendidikan. Keaktifan dapat menghasilkan perubahan

dalam kognitif, psikomotor, dan afektif siswa.

Perubahan relative konstan dan terbatas. Perumusan ini

berlaku bagi setiap pembelajaran dalam proses belajar-

mengajar.

Ciri-ciri Anak Pada Usia Masa Sekolah

1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi

2. Sikap tunduk terhadap peraturan-peraturan permainan tradisional

3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri

5

4. Membandingkan dirinya dengan anak lain5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka

soal itu dianggap tidak penting6. Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak

menghendaki nilai angka rapor yang baik, tampa memngingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak

7. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret

8. Amat realistic, rasa ingin tahu dan ingin belajar9. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-

hal atau kepada mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus

10. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atauorang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya

11. Pada masa ini anak memandang nilai(angka rapor)sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya

12. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudahada), mereka membentuk peraturan sendiri.

Secara umum masa sekolah terbagi menjadi dua bagian,

yaitu:

1. Masa kelas rendah (usia sekitar 6 atau 7 tahun – 9 atau

10 tahun)

Sifat-sifat khas pada masa kelas rendah, yaitu:

a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan

kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi

sekolah.

6

b. Adanya sikap meamatuhi peraturan-peraturan permainan

tradisional

c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri

d. Tidak menganggap penting dalam menyelesaikan suatu

hal

2. Masa kelas tinggi (usia sekitar 9 atau 10 tahun – 12

tahun)

Sifat-sifat khas pada masa kelas tinggi, yaitu:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang

kongkrit

b. Amat realistic, ingin tahu, dan ingin belajar

c. Gemar membentuk kelompok sebaya

d. Membutuhkan guru atau orang lain dalam menyelesaikan

tugas-tugasnya

b. Faktor- faktor yang memengaruhi perkembangan anak

Perkembangan fisik anak merupakan dasar bagi

perkembangan tubuh, baik ukuran, berat, dan tinggi

maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat

mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi

terhadap lingkungannya tanpa bantuan orang tua dan

orang lain di sekitarnya. Secara umum perkembangan anak

selama masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang terangkum dalam dua factor yakni

faktor internal dan factor eksternal.

7

1. Faktor internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala

sesuatu yang ada di dalam diri individu yang

keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan.

Termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut

adalah faktor jasmaniah, factor psikologis dan

factor kematangan fisik dan psikis.

2. Faktor eksternal

Factor eksternal adalah segala sesuatu yang berada

di luar diri individu yang keberadaannya memengaruhi

terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk factor

eksternal antara lain: faktor social, faktor budaya,

factor lingkungan fisik, dan factor lingkungan non

fisik.

B.Aspek-aspek dalam perkembangan masa sekolah a. Aspek kognitif

Beberapa perubahan yang tampak dan penting pada umur6 tahun dalam kehidupan anak adalah kemampuan kongnitifmereka. Pada pandangan Piaget (1952), kemampuan atauperkembangan kognitif adalah hasil dari hubunganperkembangan otak dan sistem nerfous dan pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasidengan lingkungannya.

Piaget(1964) berpendapat, karena manusia secaragenetik sama dan mempunyai pengalaman yang hampir sama,mereka dapat diharapkan untuk sungguh-sungguhmemperlihatkan keseragaman dalam perkembangan kognitifmereka. Oleh karena itu, dia mengembangkan 4 tahap

8

tingkatan perkembangan kognitif yang terjadi selamamasa kanak-kanak dan remaja, yaitu sensori motor (0-2tahun) dan praoperasional (2-7 tahun).

Menurut Jean Piaget, perkembangan manusia melalui 4tahap perkembangan kognitif dari lahir sampai dewasa.Setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuanintelektual baru dimana manusia mulai mengerti duniayang bertambah kompleks

Tahap-Tahap Umur KemampuanSensori-motorik 0-2 tahun Menunjukkan pada konsep

permanensi objek, yaitu kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada. Meskipun pada waktu itu tidak tampak oleh kita dan tidak bersangkutan dengan aktivitas pada wakti itu. Tetapi, pada stadium ini permanen objek belum sempurna.

Praoperasional 2-7 tahun Perkembangan kemampuan yang menggunakan simbol-simbol yang menggambarkanobjek yang ada disekitarnya. Berpikir masih egosentris dan berpusat.

Operasional 7-11 tahun Mampu berpikir logis. Mampu konkret memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat menghubungkan dimensi inisatu sama lain. Kurang egosentris. Belum bisa berpikir abstrak.

Operasional formal 11 tahun- dewasa

Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan

9

kemudian menyelesaikan masalah.

Piaget berpendapat bahwa anak-anak tidak sesederhanaorang dewasa yang kurang tahu. Sebaliknya orang dewasatidak sesederhana anak-anak yang berpengetahuan banyak.Piaget berpercaya bahwa anak yang lebih dewasamempunyai perkembangan kognitif yang lebih luas. Merekamempunyai pengalaman yang lebih luas dan dapatmemproses informasi. Dengan cara-cara yang lebihberpengalaman, karena perkembangan biologi danperkembangan adaptasi dari struktur kognitif.

1) Tahap sensori motorik (0-2 tahun)Tahap pertama dari perkembangan kognitif adalahketidaktepatan objek (permanensi objek) yang belumpenuh berkembang. Permanensi objek menuju padakemampuan untuk mengahadirkan objek, apakah ini adaatau tidak. Menurut Piaget, permanensi objekdiperlukan sebelum anak dapat menyelesaikan masalah,atau sebelum mereka berpikir dengan apa yangdikeluarkan dari dalam otak mereka, dan menggunakansimbol-simbol mental atau pesan kesan.

2) Tahap praoperasional (2-7 tahun)Perbedaan penting antara tahap sensori motorik dantahap praoperasional adalah pada perkembangan danpenggunaan symbol dan kesan dari dalam (internal).Perkembangan pikiran, seperti pembentukan ketepatanobjek, ditandai dengan dipisahkannya garis antaratahap sensori motorik dan tahap praoperasional.Pikiran yang ada dalam otak mungkin sebagai tanda darikesadaran diri.

Dalam tahap praoperasional, anak menunjukkanpenggunaan fungsi simbol yang lebih besar.Perkembangan bahasa bertambah secara dramatis danpermainan imajinasi menjadi lebih tampak perbedaanlain yang dapat dilihat bahwa anak-anak dapat menirutingkah laku orang lain sesudah beberapa waktu yanglalu. Semua kegiatan ini menunjukan bahwa kognitif

10

dari dalam adalah perantara antara stimuli yang datangdengan respon yang timbul. Pemikiran anak –anak dalamtahap praoperasional terbatas, karena mereka cenderungegosentris dan terlalu mementingkan diri sendiri.Berfikir egosentris adalah salah satu keterbatasan.Yang dihadapi oleh anak-anak dalam tahappraoperasional. Piaget menyebut keterbatasan kognitifini sebagai kegagalan yang wajar, karena anakcenderung hanya memusatkan pada satu aspek masalah.

b. Aspek Perkembangan Sosial Menurut Elizabet B.Hurlock, perkembangan social

adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsure sosialisasi dimasyarakat. Hal ini akan banyk dipengaruhi oleh sikap pribadi individu, yaiti sikap introvert dan extrovert.

Abu Ahmadi, berpendapat bahwa ada sebagian psikolog yang berargumentasi tentang perkembanga social yang dimulai sejak manusia itu lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi social antara anak dan lingkungannya.

Menurut Singgih D. Gunarsa, perkembangan social merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya menyangkut norma-norma dan social budaya masyarakatnya.

Menurut Muhibinsyah, dikutip dari Bruno, perkembangan social merupakan proses pembentukkan

11

social(social self), yakmni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan Negara.

Jadi, dapat diartikan bahwa perkembangan social akanmenekankan perhatiannya kepada pertumbuhan yangbersifat progresif. Seorang anak atau individu yanglebih besar tidak bersifat statis dalampergaulannya, karena ia di rangsang oleh lingkungansocial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompokdimana ia sebagai salah satu anggota kelompoknya,dan minat serta keinginannya. Tingkah laku batiniahdan lahiriah akan berubah seiring dengan perubahanlingkungannya. Demikian juga tidak seorangpun yangbersikap pasif dalam menerima pengaruh daripergaulannya. Kesadaran dan karakter socialmerupakan hasil pertumbuhan dari kegiatan individuyang konsisten dengan dasar dan taraf darikeseluruhan pola dan arah pertumbuhannya, sehinggaperkembangan itu akan berjalan menurut situasilingkungan untuk mencapai kedewasaan.

- Pertumbuhan Sosial Pada Masa Sekolah Dasar

Permulaan pendidikan formal bukan hanya menambahkesempatan untuk meningkatkan perkembangansosialnya, tetapi juga akan menimbulkan kemampuanuntuk menyesuaikan diri, sehingga dapat mendoronguntuk bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkanoleh masyarakat. Salah satu jalan pemecahannyaterletak pada bimbingan guru yang terampil dan sikapyang simpatik.

Anak yang berumur antara 6-12 tahun biasanyamemperlihatkan penyesuaian diri yang luar biasaterhadap lingkungan sosialnya yang selalu berubah.Pada umur 6 tahun anak tersebut mengalamikebingungan karena taraf kesadaran social dankemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan pola

12

social diterima di sekolah berbeda dengan pengalamanyang diterima sebelumnya.

Apapun pola apapun yang terjadi, pada saat iamemasuki SD kelas 1 ia sudah diliputi oleh banyakmasalah yang berkaitan dengan perkembangansosialnya. Kemajuan diperoleh melalui SD. Selamatahun-tahun pertama, biasanya mereka membentukkelompok 4 sampai 5 orang, meskipun sering munculperbedaan pendapat dan pertengkaran, tetapi ia akanmemberikan kesetiannya kepada kelompoknya bila adagangguan dari kelompok lain. Pada saat anak-anakmenginjak kelas pertengahan, ukuran anggotakelompoknya akan bertambah, yaitu kira-kira 6 sampai8 orang, sudah mulai ada pemisahan jenis kelamin,anak laki-laki biasanya digerakkan oleh minat danhobi yang sama seperti olahraga petualangan, danlain-lain. Sedangkan anak perempuan cenderung minatdengan urusan rumah tangga.

Sebaliknya bagi anak yang terisolasi akan bisamenimbulkan kesulitan bagi dirinya dalam mengikutikegiatan anak yang normal, karena ia bersifat peka.Anak tunggal mungkin akan memperlihatkan hal yangseperti ini. Biasanya anak seperti ini memperolehperaturan yang ketat di rumah dan orang tua dengankeras membentuk tingkah laku anak. Apabila bertemukasus seperti ini, guru di sekolah dapat memberibimbingan melalui konseling.

c. Aspek Fisik

Selama di sekolah dasar, perkembangan fisik anak-anaktumbuh lebih lambat dibandingkan ketika mereka memasukimasa kanak-kanak. Anak-anak pada masa ini mengalamiperubahan yang relative sedikit. Perkembangan otot didahului oleh perkembangan tulangdan kerangka oleh karena itu, untuk pertumbuhan otot

13

diperlukan banyak latihan. Ketika anak-anak mulai masuksekolah, mereka telah mengembangkan banyak keterampilandasar yang dibutuhkan untuk keseimbangan, sepertiberlari, meloncat, melempar, dan memanjat. Walaupunpada umumnya pada masa ini mereka sehat, tetapi tidaksemua ank betul-betul sehat. Untuk menanggulangipenyakit-penyakit yang biasanya menyerang seperticampak, cacar, dipteria, dan polio, anak-anakdilindungin dengan suntikan imunisasi. Pada umur kira kira 9-10 tahun banyak anak perempuanyang tumbuh terus sampai mereka umur 18 tahun, atauberakhir sampai pubertas. Pertumbuhan ini dimulaidengan makin panjanganya tangan dan kaki secara cepat.Masa ini tidak di barengi dengan perubahan ukuran tubuhmereka. Tampaknya, hanya tangan dan kaki mereka sajayang panjang. Tumbuhnya tulang ini terjadi sebelumperkembangan yang ada hubungannya dengan otot dantulang rawan. Anak anak pada saat ini kadang-kadangkehilangan beberapa koordinasi, dan kekuatan merekamenjadi canggung atau kikuk, atau kadang-kadang merasabingung mengapa mereka kurang terkoordinasidibandingkan saat mereka berumur 7-8 tahun. Pada anakperempuan sudah mulai tumbuh buah dada dan rambut padaalat kelaminnya. Saat mulai mengunjak umur 11-12 tahun, hampir semuaanak perempuan telah tumbuh otot dan tulang rawan padaanggota badan mereka. Pada saat ini, anak perempuanmulai matang dan mendapatkan kembali kekuatan dankoordinasi mereka, karena sebagian besar anak perempuanpada umur ini telah mulai tumbuh dan akhir umur 11tahun mereka lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuatdari pada anak laki-laki.Pada umur 13 tahun hamper semua anak perempuanmendekati puncak pertumbuhan dan anak laki-laki mulaimatang dilanjutkan perlahan lahan dan tetap tumbuhsampai akhir anak-anak.

14

Anak perempuan akan mulai datang bulan atau menstruasipada masa umur (biasanya) 13 tahun. Untuk anak laki-laki, akhir dari pra remaja ditandai dari olehejakulasi pertama atau terjadi antara 13 dan 16 tahun.

d. Aspek Emosi

Menurut L. Crow & A. Crow, emosi adalah pengalamanefektif yang disertai oleh penyesuaian batin secaramenyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi sedangdalam kondisi meluap-luap juga dapat di perlihatkandengan tingkah laku yang jelas dan nyata. Menurut Kaplan dan Saddock, emosi adalah keadaanperasaan yang kompleks yang mengandung komponenkejiwaan, badan, dan perilaku yang berkaitan denganaffect dan mood. Affect merupakan ekspresi sebagai tampakoleh orang lain dan affect dapat bervariasi sebagairespon terhadap perubahan emosi, sedangkan mood adalahsuatu perasaan yang meluas, meresap dan terus menerusyang secara subjektif dialami dan dikatakan olehindividu dan juga dilihat oleh orang lain. Menurut Goleman, emosi adalah perasaan dan fikirankhasnya; suatu keadaan biologis dan psikologis; suaturentangan dari kecenderungan untuk bertindak. Menurut kamus The American College Dictionary, emosi adalahsuatu keadaan afektif yang disadari dimana dialamiperasaan seperti kegembiraan (joy), kesedihan, takut,benci, dan cinta(dibedakan dari keadaan kognitif dankeinginan yang disadari); dan juga perasaan sepertikegembiraan (joy), kesedihan, takut, benci, dan cinta.Perkembangan emosional melibatkan banyak variable,seperti rangsangan yang menimbulkan emosi, perubahanfisiologis, suasan lingkungan, kondisi kesehatan,ketersediaan kebutuhan, iklim interaksi denganlingkungan, dan orang lain, dan sebagainya. Replikanyabisa beragam, seperti suka vs tidak suka, senang vstidak senang, kuat vs lemah, dan sebagainya.

15

Perkembangan emosi pada masa pertumbuhan anak semakinlama semakin haus dalam mengekspresikannya sampai padamasa remaja. Peralihan ekspresi emosi yang tadinyakasar, karena terpengaruh latihan dan control,berangsur-angsur tingkah laku emosionalnya berubah.Misalnya anak yang tadinya mejerit-jerit karena senang,pada saat remaja ia akan memperhalus ekspresinya.Sebgaia orang tua dan guru sebaliknya bisa menyadariekspresi yang lebih lunak ini tidak berarti emosinyatidak lagi memaminkan peranan yang penting padakehidupan anak, karena sebenarnya ia masih membutuhkanstimulant yang positif, bagi perkembangan emosionalyang selanjutnya. Selama anak bertambah kekuatan fisikdan pengertiannya, ia akan merespon dengan cara yangberbeda-beda terhadap segala sesuatunya, karena sudahterlebih dahulu dipertimbangkannya.

C.Implikasi dalam pembelajaransebagai calon guru sudah seharusnya kita mempersiapkan

sikap dan mental kita sebelum menjadi guru yang

sesungguhnya. Di bagian bab ini akan dijelaskan cara

mengimplikasikan ke dalam pembelajaran. Ada sejumlah cara

untuk mengimplikasikan cara mengajar, pada pembahasan

cara mengajar ini akan menggunakan metode teori kognitif

dalam pendidikan. Dalam implikasi teori kognitif dalam

pendidikan, ada sejumlah cara untuk menggunakan model

16

belajar kognitif dalam kelas. Pertama, kita akan melihat

strategi mengajar pada umumnya, terutama yang menyangut

rencana pelajaran. Kemudian, kita akan memusatkan

perhatian untuk membantu siswa dalam mengingat informasi

baru. Berikut tahapan-tahapan untuk mengimplikasikan cara

mengajar kepada siswa.

1. Strategi mengajar

Guru-guru dapat membantu siswa untuk menaruh perhatian

pada pelajaran. Ini penting untuk mengidentifikasi apa

yang penting, sulit, atau sesuatu yang belum dikenal,

membangkitkan kembali informasi yang telah dipelajari,

dan memahami metode baru dengan menghubungkan materi

itu dengan informasi yang telah ada dalam ingatan

jangka panjang. Berikut cara-cara dalam mengajar.

a. Memusatkan perhatian

Banyak faktor yang memengaruhi perhatian siswa.

Dalam permulaan pelajaran, guru dapat membuat kontak

mata atau berbuat sesuatu yang mengejutkan siswa

dengan maksud untuk menarik perhatian siswa. Berikut

ada beberapa saran untuk untuk menarik perhatian

siswa.

● katakana kepada siswa tujuan mata pelajaran yang

anda berikan

● tunjukan bagaimana belajar mata pelajaran yang

nantinya berguna bagi siswa

● tanyakan pada siswa mengapa mereka berpikir bahwa

mata pelajaran ini penting bagi mereka

17

● gunakan gerakan, sikap tubuh, dan perubahan nada

suara dengan berjalan di antara siswa-siswa,

berbicara pelan, dan kemudian lebih tegas.

b. Mengidentifikasi apa yang penting, sulit, dan tidak

biasa

Siswa sering memperhatikan dan belajar keras, tatapi

mereka memusatkan pada metode yang salah. Mereka

mungkin menghabiskan waktu belajar mereka dengan hal-

hal yang tidak penting dan kehilangan pokok-pokok yang

penting. Mereka mungkin berkonsentrasi pada materi yang

telah mereka ketahui dan menghindari mengerjakan tugas-

tugas yang sulit atau kurang dikenal. Beberapa siswa

ada yang lebih baik dari yang lain dalam

mempertimbangkan pelajaran mana yang penting setelah

mereka betul-betul mengerti ide yang disampaikan guru.

c. Belajar dapat dipertinggi jika guru membantu siswa

merasa betapa pentingnya informasi guru

suatu strategi untuk melakukan ini adalah membuat

tujuan pelajaran sejenis mungkin. Jika siswa-siswa tahu

apa yang diharapkan dan mereka untuk melakukan sesuatu

dengan infromasi, mereka akan lebih dapat memusatkan

perhatian pada hal-hal yang penting.

d. Membantu siswa mengingat kembali informasi yang

telah dipelajari sebelumnya

18

Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar

suatu integrasi atau gabungan antara informasi baru dan

struktur kognitif yang ada. Sebelum integrasi dibuat,

siswa dapat mengingat kembali informasi yang mereka

ketahui. Belajar sebelumnya mungkin dapat bentuk

konsep, definisi, dan huku-hukum. Ketika siswa haru

menguasai informasi baru, konsep. Definisi, dan hokum-

hkum ini sudah harus dikuasi. Strategi untuk membantu

siswa mengingat kembali pelajaran yang sudah diberikan

dapat berupa meninjau kembali secara singkat pelajaran

yang sudah diberikan, atau mendiskusikan kata-kata

kunci dalam pelajaran kosakata.

e. Membantu siswa dalam memahami dan menggabungkan

informasi

Mungkin satu-satunya metode terbaik untuk membantu

siswa memahami pelajaran dan mengkombinasikan informasi

yang telah ada dengan infromasi baru adalah membuat

setiap pelajaran sedapat mungkin bermakna (meaningful).

Pelajaran yang berarti itu sendiri artinya bukan suatu

perubahan, dan pelajaran itu selalu berhubungan dengan

informasi atau konsep siswa yang telah ada. Pelajaran

yang berarti disampaikan dalam perbendaharaan kata yang

dapat dimengerti oleh siswa. istilah baru dijelaskan

melalui penggunaan kata dan ide-ide yang sudah dikenal.

Pelajaran yang berarti umumnya terorganisasi dengan

19

baik dan dengan jelas menghubungkan diantara unsur-

unsur pelajaran yang berbeda. Akhirnya, pelajaran yang

bermakna membuat wajar penggunaan informasi-informasi

yang sudah ada untuk membantu siswa mengerti informasi

baru dengan memberikan contoh atau analogi.

2. Strategi untuk membantu siswa mengingat

Linsay dan Norman (1987) menyampaikan tiga aturan umum

untuk memperbaiki ingatan. Pertama, menghafal

memerlukan usaha; ini sering tidak mudah. Kedua, materi

yang harus dihafal atau diingat seharusnya berhubungan

dengan hal-hal lain. Menguraikan dengan kata-kata

sendiri dan menggambarkan dalam khayalan mungkin dapat

membantu. Ketiga, menghafal atau mengingat memerlukan

organisasi. Materi dapat dibagi dalam kelompok atau

nagian-bagian kecil dan kemudian diletakkan kembali

bersama-bersama dalam pola yang berarti. Siswa

seharusnya juga mencari struktur dalam materi itu

sendiri dan gunakan bantuan mnemonic ( suatu metode

untuk mengingat yang menekankan atau membentuk struktur

bagi hal-hal atau benda-benda yang perlu diingat

sehingga mempermudah mengingat kembali ) jika

diperlukan.

Saran terakhir, menggunakan mnemonic telah menjadi

sedikit popular akhir-akhir ini walaupun sudah ada.

Mnemonic juga berarti alat untuk membantu mengingat,

tujuannya untuk menghubungkan materi baru yang telah

20

depelajari dengan informasi yang telah diketahui dengan

baik.

3. Kemampuan metakognitif

Kemampuan metakognitif untuk memonitori prestasi siswa

sendiri dengan menggunakan strategi yang berbeda agar

belajar dan mengingat dapat berkembang bersamaan dengan

umur. Mengidentifikasi ide-ide penting, mengecek untuk

menentukan apakah siswa mengerti, mengubah strategi jika

yang satu tidak bekerja, merencanakan, meramalkan hasil,

memutuskan bagaimana menggunakan waktu dan melatih

kembali informasi, membentuk hubungan dengan bayangan

atau kesan, menggunakan mnemonic dan mengatur bahan-bahan

baru, membuat bahan itu lebih mudah untuk diingat, dan

semua yang disebutkan diatas ini adalah keterampilan yang

sulit bagi anak kecil dan anak yang kurang pandai. Pada

umumnya, kemampuan seperti ini mulai berkembang sekita 5-

7 tahun. Sekolah mencoba memberikan keterampilan ini,

tetapi mengalami kesulitan karena adanya perbedaan

individu. Sebagian siswa sedang dalam masa transisi

ketika sebetulnya mereka dapat menerka keterampilan ini

jika diingat, tetapi mereka sendiri tidak akan melakukan.

( Brown, Campione and Day, 1981 ).

4. Model pengajaran menurut teori kognitif

sebagai calon guru sudah seharusnya kita mempersiapkan

sikap dan mental kita sebelum menjadi guru yang

sesungguhnya. Di bagian bab ini akan dijelaskan cara

21

mengimplikasikan ke dalam pembelajaran. Ada sejumlah cara

untuk mengimplikasikan cara mengajar, pada pembahasan ini

akan menggunakan metode teori kognitif dalam pendidikan.

Dalam implikasi teori kognitif dalam pendidikan, ada

sejumlah cara untuk menggunakan model belajar kognitif

dalam kelas. Pertama, kita akan melihat strategi mengajar

pada umumnya, terutama yang menyangut rencana pelajaran.

Kemudian, kita akan memusatkan perhatian untuk membantu

siswa dalam mengingat informasi baru.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada pembahasan tentang karakteristik pada masa sekolahbisa disimpulkan bahwa klasisfikasi pada masa sekolahberusia 6 – 12 tahun dan pada masa ini perkembangananak sedang mangalami pertumbuhan yang yang signifikan,baik pada aspek kognitif, fisik, perkembangan social,dan emosi. Pada aspek kognitif diawali berpikir logishingga mampu berpikir abstrak dengan mampu menganalisismasalah secara ilmiah. Pada aspek fisik pertumbuhanmengalami perkembangan pada tinggi badan, sifat, danorgan-organ vital. Kemudian pada aspek perkembangansocial diawali dengan kebingungan dalam beradaptasisosial hingga mampu beradaptasi pada lingkungansekitar. Pada aspek yang terakhir, yaitu aspek emosi,

22

dari emosi yang labih sampai seorang anak bisamengontrol emosinya. Lalu yang terakhir adalahimplikasi pada pembelajaran, dimana lebih dikhususkanpada calon guu dan dijelaskan bahwa terdapat cara-caramengajar yang efekif seperti memahami cara belajarsiswa yang sedang diajar, serta strategi agar siswalebih mudah untuk belajar.

B. Saran

Pembahasan tentang perkembangan pada masa sekolah telahmenjelaskan klasifikasi perkembangan yang dialami olehseorang anak. Saran dari penulis khusunya kepada calonpengajar agar lebih memahami karakteristik perkembanganyang dialami oleh siswa nya karena setiap individumemiliki perbedaan cara belajar dan perbedaan caramemahami tentang objek. Maka dari itu, baik untukpembaca dan calon pengajar khusunya agar lebih memahamikarakteristik individu sesuai perkembangan nya.

DAFTAR PUSTAKA

Djaali, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara

H. Khairil & Danim, Sudarwan, 2010,Psikologi Pendidikan (Dalam Prespektif Baru), Bandung: ALFABETA

23

Makmun, Abin Syamsuddin,2009, Psikologi Pendidikan ‘Perangkat Sistem Pengajaran Modul’,Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Hartono, Agung & Sunarto, 2006, Perkembangan Peserta Didik,Jakarta:PT RINEKA CIPTA JAKARTA

Djiwandono, Sri Esti Wuryani, 2003, PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Jakarta: PT GRASINDO

http://www.slideshare.net/hidayat256/memahami-karakteristik-perkembangan-anak-usia-sekolah

Sri esti wuryani djiwandono, psikologi pendidikan

24