makalah bhbp topik 1 fkg unpad

181
BAB I PENDAHULUAN Dalam membuka praktek kedokteran gigi, maka kita harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti aspek pengorganisasian praktik, komponen staffing, persiapan ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan, selain itu kita juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja untuk mengontrol infeksi dalam praktek, serta kita harus memperhatikan lingkungan kerja yang ergonomic di tempat praktek. Dalam persiapan praktek dokter gigi ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan, kita harus memperhatikan masalah sampah, bahan kimia, air limbah, penerangan, kebisingan, getaran, radiasi non-ionisasi, serta ventilasi dan pencahayaan. Kita juga harus menciptakan lingkungan kerja yang ergonomic, yaitu kita harus memperhatikan posisi dokter, posisi pasien, posisi asisten, posisi sinar cahaya parallel yang tepat.

Transcript of makalah bhbp topik 1 fkg unpad

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam membuka praktek kedokteran gigi, maka kita

harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti aspek

pengorganisasian praktik, komponen staffing, persiapan

ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan, selain itu

kita juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan

kerja untuk mengontrol infeksi dalam praktek, serta

kita harus memperhatikan lingkungan kerja yang

ergonomic di tempat praktek.

Dalam persiapan praktek dokter gigi ditinjau dari

aspek kesehatan lingkungan, kita harus memperhatikan

masalah sampah, bahan kimia, air limbah, penerangan,

kebisingan, getaran, radiasi non-ionisasi, serta

ventilasi dan pencahayaan.

Kita juga harus menciptakan lingkungan kerja yang

ergonomic, yaitu kita harus memperhatikan posisi

dokter, posisi pasien, posisi asisten, posisi sinar

cahaya parallel yang tepat.

BAB II

ISI

2.1. Komponen Staffing

2.1.1.Definisi Staffing

Staffing adalah salah satu fungsi manajemen yang

melakukan penarikan, penyeleksian, pengembangan dan

penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pencapaian

tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Tujuan

2

dari staffing adalah untuk menarik, menempatkan pegawai

menurut jumlah, jenis, keahlian dan keterampilan,

sesuai dengan kebutuhan perusahaan agar pegawai dapat

bekerja secara efektif.

2.1.2. Job Analysis

Job analysis adalah menganalisa kegiatan-kegiatan

apa saja yang harus dilakukan pada suatu jabatan

tertentu, mengapa pekerjaan itu dilakukan dan bagaimana

melakukannya. Dari hasil analisa jabatan ini,

disusunlah uraian pekerjaan dan spesifikasi jabatan.

Job description adalah suatu uraian-uraian

mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab pada suatu

jabatan, berapa jumlah pegawai, peralatan apa yang

digunakan, bagaimana hubungannya dengan bagian yang

lain.

Job specification adalah suatu uraian tentang

persyaratan minimal pegawai untuk dapat memangju suatu

jabatan tertentu agar dapat bekerja secara efektif,

3

seperti pendidikan, jenis kelamin, usia, kondisi fisik,

pengalaman kerja, dll.

2.1.3. Recruitement

Sebelum melakukan penarikan/penerimaan tenaga

kerja, perusahaan harus terlebih dahulu

menginformasikan beberapa hal, seperti jumlah dan

kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan, syarat-syarat

(jenis kelamin, pendidikan. umur, dsb.),

menginformasikan kepada pasar masyarakat, menentukan

batas waktu penerimaan/pendaftaran.

Pada umumnya sumber pegawai/tenaga kerja dapat

digolongkan kepada dua sumber yaitu sumber dari dalam

perusahaan dan sumber dari luar perusahaan. Sumber dari

dalam perusahaan diartikan bahwa bilamana ada lowongan

yang kosong, maka para pegawai yang bekerja dalam

perusahaan dipilih atau diangkat untuk memangku jabatan

yang kosong tersebut.

4

Sumber dari luar perusahaan berarti pegawai yang

akan diterima berasal dari luar perusahaan itu sendiri.

Sumber dari luar perusahaan ini meliputi :

Lembaga-lembaga pendidikan

Kantor penempatan tenaga kerja (Depnaker)

Pasar tenaga kerja

Teman-teman pegawai perusahaan

Melalui advertansi dan sumber-sumber lain

2.1.4. Selection

Setelah selesai kegiatan pendaftaran, kemudian

dilakukan selesi/tes. Dalam seleksi ini akan meliputi :

Seleksi berkas/surat-surat lamaran

Seleksi tertulis

Lisan

Wawancara

Tes psikologi

Tes kesehatan, dan lain-lain sesuai kebutuhan

suatu perusahaan/organisasi.

5

2.1.5. Induction

Tahap berikutnya dari proses staffing adalah

tahap induction yang merupakan tahap pengenalan

untuk pekerja baru terhadap lingkungan kerjanya.

Tahap induksi terdiri dari beberapa jangka waktu

tertentu dimana pekerja baru memiliki kesempatan

untuk belajar cukup tentang praktek untuk menjadi

pekerja tetap dalam jangka waktu yang singkat.

1) Office manual

Di praktek kedokteran gigi, tahap induksi

dimulai dari menugaskan pekerja baru untuk

memahami office manual (panduan pekerjaan). Di

dalam panduan tersebut terdapat bagaimana

perusahaan tersebut dijalankan secara filosofis

dan aturan serta standar prosedur dari praktek

kedokteran gigi. Dengan membaca dan memahami

panduan pekerjaan tersebut, maka pekerja baru

dapat memahami mengenai pekerjaan yang harus

dilakukannya selama praktek. Selama tahap

6

pengenalan ini, diharapkan pekerja baru dapat

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai

posisi-posisi staf yang ada dan juga dapat

mulai berkomunikasi dengan pekerja lainnya.

Dokter gigi beserta anggota staf lainnya harus

mampu menjelaskan kepada pekerja baru mengenai

bagaimana praktek dijalankan serta standard

yang berlaku.

2) Practice organization

Selama tahap pengenalan, organisasi praktek

harus diberitahukan dengan jelas kepada pekerja

baru. Hal ini dapat meningkatkan kesempatan

para pekerja baru untuk menjadi pekerja tetap

dalam waktu yang singkat. Pada proses ini,

pekerja mulai mempelajari personal dan

professional preferensi dentis, hubungan antar

staf dan hubungan antara pekerja dan pasien.

Untuk dapat terjalinnya hubungan pekerjaan yang

efektif antara dokter gigi dengan pekerja baru,

maka dibutuhkan komunikasi yang terbuka dan

7

jelas sehingga apapun yang dikatakan oleh

dokter gigi dapat mudah dimengerti oleh pekerja

baru dengan mudah.

3) Job expectations

Tahap induksi juga merupakan suatu proses

yang dapat memberikan ekspektasi baik secara

formal maupun informal mengenai pekerjaan

kepada pekerja baru. Jika ekspektasi praktek

yang dibutuhkan berada di bawah kapasitas dan

kemampuan pekerja baru, maka mereka akan

berhenti karena merasa bosan. Sebaliknya, jika

tingkat kemampuan yang diharapakan lebih tinggi

daripada kapasitas mereka, maka mereka pun akan

berhenti juga karena mereka akan kesulitan

untuk menyesuaikan diri dengan kemampuan yang

diharapkan.

2.1.6. Training

Di dalam dunia kerja, telinga kita akrab dengan

istilah pelatihan kerja atau training. Sumber Daya

8

Manusia dalam suatu perusahaan merupakan aset penting

bagi perkembangan perusahaan. Untuk meningkatkan

kualitas dan keterampilan kerja para karyawan, banyak

perusahaan mengadakan pelatihan kerja/training.

Biasanya training dilakukan sebelum memulai kerja atau

pada saat awal masuk kerja. Mengingat pentingnya

pelatihan kerja/ training, mari kita bahas bersama

arti, fungsi dan apa saja program-program pelatihan

kerja tersebut?

Menurut PP No.31 tahun 2006 tentang Sistem

Pelatihan Kerja Nasional, Pelatihan kerja atau yang

sekarang biasa kita kenal dengan istilah training

adalah seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh,

meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,

produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada

tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai

dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Singkatnya,pelatihan kerja merupakan proses mengajarkan

pengetahuan dan pengembangan keterampilan bekerja

9

(vocational) serta sikap agar karyawan semakin terampil

dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin

baik sesuai dengan standar.

Ada banyak manfaat yang bisa kita ambil dengan

mengikuti pelatihan kerja. Diantaranya adalah:

a. Mewujudkan pelatihan kerja nasional yang efektif dan

efisien dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga

kerja

b. Memberikan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan,

pembinaan, dan pengendalian pelatihan kerja

c. Mengoptimalkan pendayagunaan dan pemberdayaan

seluruh sumber daya pelatihan kerja.

d. Untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan

operasional-operasional industri sejak hari pertama

masuk kerja

e. Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru

agar menjadi kompeten.

f. Untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada

jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta

10

mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih

tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial.

Program pelatihan kerja terdiri dari beberapa

jenis, yaitu:

a. Skills training

Pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang sering

di jumpai dalam organisasi. Program pelatihaannya

relatif sederhana: kebutuhan atau kekurangan

diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli.

Kriteria penilaian efektifitas pelatihan juga

berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam

tahap penilaian.

b. Retraining

Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para

karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan

untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah.

Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang

biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual

11

mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau

akses internet

c. Cross functional training

Pelatihan lintas fungsional melibatkan pelatihan

karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam

bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.

d. Team training

Pelatihan tim merupakan pelatihan yang terdiri

dari sekelompok individu dimana mereka harus

menyelesaikan bersama sebuah pekerjaan demi tujuan

bersama dalam tim.

e. Creativity training

Pelatihan kreatifitas berlandaskan pada asumsi

hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga

kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan

sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian

rasional dan biaya.

Metode atau teknik pelatihan kerja secara umum

dibagi menjadi dua yaitu on the job training dan off

12

the job training. On the job training lebih banyak

digunakan dibandingkan dengan off the job training.

Kenapa begitu? Karena program on the job training

lebih berfokus pada peningkatan produktivitas secara

cepat. Sedangkan metode off the job training lebih

cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan

jangka panjang.

On the job training terbagi menjadi enam macam

yaitu :

a. Job instruction training

Pelatihan ini memerlukan analisa kinerja

pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai

dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan,

dan menunjukan langkah-langkah pelaksanaan

pekerjaan.

b. Apprenticeship

Pelatihan ini mengarah pada proses penerimaan

karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah

bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu

13

tertentu. Efektif atau tidaknya pelatihan ini

tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam

mengawasi proses pelatihan.

c. Internship dan assistantships

Pelatihan ini mengarah pada kekosongan

pekerjaan yang menuntut pendidikan formal yang

lebih tinggi. Pelatihan bagi pelajar yang menerima

pendidikan formal di sekolah yang bekerja di suatu

perusahan dan diperlakukan sama seperti karyawan

dalam perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan

praktisi yang ahli.

d. Job rotation dan transfer

Job rotation dan transfer adalah proses belajar

yang dilakukan untuk mengisi kekosongan dalam

manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini

terdapat 2 kerugian yaitu: peserta pelatihan hanya

merasa dipekerjakan sementara dan tidak mempunyai

komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan

sungguh-sungguh, dan banyak waktu yang terbuang

14

untuk memberi orientasi pada perserta terhadap

kondisi pekerjaan yang baru.

Tetapi pelatihan ini juga mempunyai keuntungan

dimana jika pelatihan ini diberikan oleh manajer

yang ahli maka peserta akan memperoleh tambahan

pengetahuan mengenai pelaksanaan dan praktek dalam

pekerjaan.

e. Junior boards dan committee assignments

Alternatif pelatihan dengan memindahkan peserta

pelatihan ke dalam komite untuk bertanggung jawab

dalam pengambilan keputusan administrasi. Dan juga

menempatkan peserta dalam anggota eksekutif agar

memperoleh kesempatan dalam berinteraksi dengan

eksekutif yang lain.

f. Coaching dan counseling

Pelatihan ini merupakan aktifitas yang

mengharapkan timbal balik dalam penampilan kerja,

dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara

perlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara

tepat.

15

Off the job training dibagi menjadi 13 macam yaitu

:

a. Vestibule training

Pelatihan dimana dilakukan ditempat yang

kondisinya sama seperti tempat aslinya. Pelatihan

ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja

khusus.

b. Lecture

Pelatihan dimana pelatih menyampaikan berbagai

macam informasi/ mengajarkan pengetahuan kepada

sejumlah besar orang pada waktu bersamaan.

c. Independent self-study

Pelatihan dimana peserta diharapkan bisa

melatih diri sendiri misalnya dengan membaca buku,

mengambil kursus pada universitas lokal ataupun

mengikuti pertemuan profesional.

16

d. Visual presentations

Pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video,

atau presentasi.

e. Conferences dan discussion

Pelatihan ini biasa digunakan untuk pengambilan

keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan

yang Iainnya.

f. Teleconferencing

Pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana

pelatih dan peserta dimungkinkan untuk berada di

tempat yang berbeda.

g. Case studies

Pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis,

dimana peserta dituntut untuk menemukan prinsip-

prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.

h. Role playing

17

Pelatihan dimana peserta dikondisikan pada

suatu permasalahan tertentu, peserta harus dapat

menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-

olah terlibat langsung.

i. Simulation

Pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang

mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini

digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor

skill.

j. Programmed instruction

Merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi

operasional, biasanya menggunakan computer.

k. Computer-based training

Merupakan program pelatihan yang diharapkan

mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan

peserta, dimana peserta diminta untuk merespon

secara langsung selama proses belajar.

l. Laboratory training

Pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok

diskusi yang tak beraturan dimana peserta diminta

18

untuk mengungkapkan perasaan mereka antara satu

dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah

menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan

sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang

lain maupun dalam kelompok.

m. Programmed group exercise

Pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekerja

sama dalam memecahkan suatu permasalahan. Program

pelatihan kerja disusun berdasarkan Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ,

Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.

SKKNI sendiri disusun berdasarkan kebutuhan

lapangan usaha yang sekurang-kurangnya memuat

kompetensi teknis, pengetahuan, dan sikap kerja.

Pelatihan kerja dapat diadakan di tempat kerja

dan/atau di lembaga pelatihan kerja (instansi

pemerintah, badan hukum atau perorangan yang

memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan

pelatihan kerja) yang sudah ditetapkan.

19

2.1.7. Discharge-retirement

           PHK merupakan suatu tindakan pemecatan

karyawan dari suatu perusahaan, sehingga dengan

pemahaman itu mengakibatkan penilaiain negatif terhadap

perusahaan yang melakukan PHK tersebut. Bahwa pemutusan

hubungan kerja (PHK) merupakan pemberhentian karyawan

dari suatu perusahaan sehingga antara karyawan dan

perusahaan(organisasi) tidak ada hubungan lagi.

Ada beberapa sebab yang dapat terjadinya Pemutusan

Hubungan Kerja seperti :

Adanya alasan pribadi pegawai tertentu.

Karena pegawai dikenakan sanksi disiplin yang

sifatnya berat.

Karena faktor ekonomi seperti resesi, depresi,

atau stagflasi.

Karena adanya kebijaksanaan organisasi untuk

mengurangi kegiatannya yang pada gilirannya

menimbulkan keharusan untuk mengurangi jumlah

pegawai yang dibutuhkan oleh organisasi.

20

           Pada dasarnya Pemutusan Hubungan Kerja

memiliki dua jenis utama yaitu, Pemberhentian Normal

dan Pemberhentian Tidak Atas Permintaan Sendiri.

a. Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri

Seseorang tidak lagi bekerja pada organisasi

karena berhenti atas permintaan sendiri, berhenti

karena sudah mencapai usia pension dank arena

meninggal dunia.

b. Pemberhentian Tidak Atas Permintaan Sendiri

Bentuk pemberhentian pegawai bukan atas kemaunnya

sendiri melainkan karena suatu organisasi terpaksa

mengurangi jumlah karyawannya dank arena adanya

sanksi yang berat kepada pegawai sehingga berakibat

pemutusan hubungan kerja.

c. Pemberhentian Atas Persetujuan Dua Pihak

Dimana pemberhentian ini merupakan hasil

persetujuan organisasi/ perusahan dengan pegawainya

karena apabila masih melanjutkan hubungan kerja

dinilai akan saling merugikan.

21

Proses pemberhentian karyawan harus menurut

prosedur sebagai berikut ini :

a. Pendisiplinan awal berupa aksi ataupun teguran.

b. Pernyataan akhir tertulis apabila masih melanggar

peraturan.

c. Pengeluaran surat pemutusan hubungan kerja secara

formal

d. Mengurus pengambilan kembali inventaris alat-alat

kerja yang digunakan oleh pegawai.

Karyawan yang telah memutuskan  hubungannya dengan

perusahaan atau bisa disebut juga pemberhentian

karyawan, terdapat hak-hak yang didapat oleh karyawan

tersebut diantara lain adalah karyawan itu mendapat

uang upah kerja selama karyawan tersebut bekerja di

perusahaan. Apabila seseorang karyawan yang telah

mencapai usia tertentu, ia diberhentikan dengan hormat

dari jabatan dan pekerjaannya dengan hak

pensiun.                  

1. Larangan Terhadap PHK

22

PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu

hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak-hak dan

kewajiban (prestasi dan kontra-prestasi) antara pekerja/buruh

dengan pengusaha. (Pasal 1 angka 25) UUK No 13 Tahun

2003.

Prinsip utama PHK adalah dipersulit. Oleh karena

itu dalam hal-hal tertentu pengusaha dilarang melakukan

PHK terhadap Pekerja/Buruh, walaupun si Pekerja/Buruh

tidak dapat melaksanakan kewajiban bekerja sesuai

dengan perintah di Pengusaha.

Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

(Pasal 153 ayat 1) dengan tegas menyebutkan, bahwa

Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan buruh :

a. pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit

menurut keterangan dokter selama waktu tidak

melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-

menerus;

b. pekerja/buruh berhalangan menjalankan

pekerjaannya, karena memenuhi kewajiban terhadap

23

negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

c. pekerja/buruh menjalankan ibadah yang

diperintahkan agamanya;

d. pekerja/buruh menikah;

e. pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur

kandungan, atau menyusui bayinya;

2. Macam dan Persyaratan Pensiun  

Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas

keinginan perusahaan, undang-undang, ataupun keinginan

karyawan sendiri. Keinginan perusahaan mempensiunkan

karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai

akibat usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam

melaksanakan pekerjaan, dan lain sebagainya.

3. Macam Kompensasi bagi Pensiunan

Kompensasi merupakan hal yang kompleks dan sulit,

karena di dalamnya melibatkan dasar kelayakan, logika,

rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta

menyangkut faktor emosional dari aspek tenaga kerja.

24

Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan

rangsangan dan motivasi kepada tenaga kerja untuk

meningkatkan prestasi kerja, serta efisiensi dan

efektivitas produksi. Kepuasan kerja karyawan terletak

pada salah satu faktor, yaitu kompensasi yang merupakan

segala sesuatu yang diterima tenaga kerja sebagai

imbalan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan.

Kompensasi PHK menurut UU Ketenaga kerjaan terdiri

dari uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan

uang penggantian hak.

2.2. Tenaga Kesehatan Praktik Dokter Gigi

Dental team merupakan kumpulan orang - orang yang

memilki peranan , fungsi , dan waktu training yang

berbeda yang merawat pasien dalam kedokteran gigi.

Dental team terdiri dari Dokter gigi dan Dental

auxiliary. Pada umumnya 94 %. Dokter gigi

memperkerjakan seorang asisten dan 63 % dokter gigi

memperkerjakan Dental hygienist .

25

2.2.1. Dokter Gigi

Dokter gigi adalah seseorang yang di perbolehkan

untuk praktik dokter gigi dibawah hukum yang ada di

kota, daerah atau negara tempat berpraktik tersebut.

Hukum yang ada menjamin bahwa seorang dokter gig harus

memenuhi beberapa persyaratan seperti :

1) Menyelesaikan pendidikan kedokteran gig pada

institusi yang diakuai.

2) Memiliki kompetensi yang bisa di demonstrasikan

3) Memiliki personal yang memuaskan.

Mekanisme pemenuhan persyararatan ini berbeda di

masing – masing negara . Di Amerikadan Kanada misalnya

pendidikan professional terpisah dengan tes yang di

butuhkan untuk mendapatka lisensi praktik.

Seorang dokter gigi harus memiliki perhatian pada

upaya preventif dan kontrol penyakit rongga mulut dan

perawatan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan

seperti trauma dam malformasi keturunan. Seorag dokter

gigi dapat mendiagnosis dan merawat pasien secara

26

independent, meresapkan beberapa obat tertentu dan

memperkerjakan serta mengawasi dental auxiliary.

2.2.2. Dental Auxiliaries

Dental auxiliaries merupan orang –orang yang

memebantu dokter gigi dalam merawat pasien . Termasuk

didalamnya terdiri dari:

1) Dental hygienist , seseorang yang memiliki

wewenang untuk membersihkan mulut pasien

sebagai tindakan profilaksis

2) Dental assistant, seseorang yang membantu

dokter gigi untuk memegang instrumen dan

material selama prosedur

3) EFDA ( expanded function of dental

assistant), seorang higienis atau asisten

yang telah menjalani pendidikan khusus untuk

melakukan beberapa prosedur secara langsung

pada pasien namun tetap berada dalam

pengawasan langsung dari dokter gigi

27

4) Dental nurse,

5) Dental laboratory , seseorang yang bekerja

di laboratorium untuk membuat konstruksi

ekstra oral seperti gigi tiruan yang telah

dipesan oleh dokter gigi

6) Receptionist

7) Sekretaris.

Auxiliaries ini dapat diklasifikasikan sebagai

operating dan non operating, tergantung dari apakah

mereka bertugas alam perawatan intraoral pada pasien.

Semua auxiliaries ini beroperasi di bawah pengawasan

dokter gigi. Dalam perkembangan nya definisi supervise

ini menyebabkan kebingungan. Oleh karena itu pada tahun

2002 ADA ( American Dental Association) mendefinisikan

pengawasan ( supervise) dan membaginya menjadi 4

tingkatan :

1. Personal supervision.

Dokter gigi melakukan perawatan pada pasien ,

sementara perawatan tambahan diberikan kepada

auxiliaries.

28

2. Direct Supervision

Dokter gigi berada ditempat praktiknya dan

mendiagnosa kondisi yang akan diobati serta

memberikan autorisasi pada auxiliaries untuk melakukan

prosedur pengobatan secara personal, dokter gigi

tetap berada di tempat praktik sampai pengobatan

yang dilakukan oleh auxiliaries selesai lalu

mengevaluasi pekerjaan auxiliaries sebelum pasien

pulang.

3. Indirect supervision

Dokter gigi berada di tempat praktik dan sudah

mendiagnosa kondisi yang akan diobati serta

memberikan autorisasi pada auxiliariesi melakukan

pengobatan. Dokter gigi tetap berada di tempat

praktiknya sampai prosedur selesai lalu

mengevaluasi hasil kerja dari auxiliaries.

4. General Supervision

Dokter gigi tidak harus berada pada tempat praktik

saat prosedur berlangsung, tapi dokter gigi sudah

melakukan diagnosa dan memberikan autorisasi

29

kepada auxiliaries secara personal, setelah prosedur

selesai dokter gigi juga harus mengevaluasi hasil

kerja auxiliaries.

Dental hygienist adalah seorang yang memiliki izin

praktik dental hygiene dibawah hukm yang berlaku pada

negara tersebut. Dalam keputusan hukum seorang dental

hygienist harus memenuhi persyaratan yang sama dengan

dokter gigi seperti : 1) Menyelesaikan pendidikan

kedokteran gig pada institusi yang diakui. 2) Memiliki

kompetensi yang bisa di demonstrasikan 3) Memiliki

kepribadian dan sikap yang memuaskan.Tidak semua negara

mengenal istilah dental hygienist ini. Namun tugas nya

dari dental hygienist ini pada umumnya sama yaitu 1)

upaya prophylaxis 2) Menjaga kesehatan jaringan

pendukung gigi 3) Mencegah perkembangan penyakit dengan

cara prosedur klinik atau memberikan upaya edukasi

kepada pasien. Dental hygienist ini bekerja di bawah

pengawasan dokter gigi.

30

The Expanded- Duty Dental Auxiliary (EFDA) adalah dental

auxiliary yang baru berkembang dibeberapa negara. EFDA

merupakan asisten ataupun dental hygienist yang

menerima training lebih lanjut dalam melakukan perwatan

terhadap pasien , namun EFDA ini masih bekerja di bawah

pengawasan dokter gigi.

Dental Assistant adalah non-operating auxiliary yang

membantu dokter gigi atau dental hygienist namun tidak

boleh membuka tempat praktik sendiri. Biasanya tugas

dari dental assisten ini adalah handling alat – alat

dan bahan ke dokter gigi atau dental hygienist pada

saat melakukan perawatan pada pasien. Dibeberapa negara

terdapat program volunter bagi untuk mendapatkan

sertifikat untuk mendapatkan dental assitent yang

memenuhi persyaratan tertentu yang diminta oleh dokter

gigi. Namun dental assistant tidak harus memiliki

sertifikat atau menyelesaikan pendidikan tertentu untuk

menjadi seorang dental assiten. Pada umumnya dental

assiten mendapatkan pelatihna pada saat bekerja.

31

Dental Laboratory adalah seorang non-operating

auxiliary yang mengerjakan atau merepair alat –alat

intraoral yang di resepkan oleh oleh dokter gigi.

Denturist merupakan istilah bagi dental laboratory yang

membuat gigi tiruan.

Dental nurse dan dental therapist adalah operating

auxiliary yang diperbolehkan untuk melakukan perawatan

terhadap beberapa populasi pasien , biasanya pasien

anak-anak dengan pengawasan dari dokter gigi. Semua

dental nurse dan dental therapist ini harus memiliki

surat izin , teregistrasi , dan menyelaesaikan training

tertentu

2.3. Manajemen Pasien

2.3.1. Kebutuhan Pasien

Setiap orang yang mengadakan kontak dengan pasien

harus memiliki pemahaman mengenai pengaturan dasar yang

terlibat dalam hal memotivasi pasien. Kecuali jika

dokter gigi dan staffnya memiliki pemahaman dasar

32

mengenai hal ini, mereka akan dapat berkecil hati

setelah beberapa kegagalan yang terjadi dalam

memotivasi pasien untuk dapat menghargai dental health

yang baik dan kualitas dalam kedokteran gigi.

1) Maslow’s hierarchy needs

Dr. Abraham maslow telah menjelaskan sebuah

“Hierarchy of Needs” yang membantu dalam pemahaman

bagaimana kebutuhan seseorang dapat memotivasi

tingkah lakunya. Maslow, 1954, lebih menyukai

konsep motivasi belajar untuk memenuhi kebutuhan.

Beberapa kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh

kita semua adalah makanan, rasa aman, cinta, dan

pemeliharaan harga diri positif. Manusia berbeda

dalam tingkat pentingnya mereka menaruh perhatian

terhadap tiap-tiap kebutuhan itu. Sebagian orang

terus-menerus membutuhkan kepastian bahwa dirinya

dicintai dan dihargai; sementara itu yang lain

memiliki kebutuhan lebih besar untuk kenyamanan

fisik dan rasa aman. Di samping itu, orang yang

sama memiliki kebutuhan berbeda pada waktu yang

33

berbeda; segelas air akan jauh lebih disukai saat

ditawarkan setelah lari 5000 meter daripada saat

ditawarkan setelah selesai makan makanan ringan.

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima

kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau

disebut juga hirarki dari yang paling penting

hingga yang tidak penting dan dari yang mudah

hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat.

Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan

mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan maslow

harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu

kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting.

Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat

kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang

berada pada tingkat di bawahnya.

Maslow mengidentifikasi lima tingkatan dasar

kebutuhan disusun berdasarkan kebutuhan yang paling

penting hingga yang tidak terlalu krusial

1. Fisiologis atau biologis

34

Ini merupakan kebutuan jasmani, dan merupakan

yang utama untuk dipenuhi. Kita harus memenuhi

kebutuhan fisik ini, atau kita tidak akan bertahan

hidup lama untuk memenuhi kebutuhan social atau

psikologis. Jika kita sehat, makan teratur, dan

tinggal di tempat yang layak, kita dapat

melanjutkan ke tingkatan hierarki selanjutnya.

Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan /

makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis

seperti buang air besar, buang air kecil, dan

bernafas.

2. Kebutuhan keamanan dan perlindungan

Ketika kebutuhan biologis dapat tercapai, itu

artinya kita siap untuk tingkatan kedua hierarki.

Tingkatan ini memungkinkan kita untuk

mengembangkan lingkungan kita. Seperti anak kecil

yang mulai mengeksplor lingkungannya ketika

kebutuhan makanan dan kenyamanannya tercapai, kita

sebagai manusia dewasa juga mulai mengeksplor. Ini

35

adalah level di mana kita merasa aman dan bebas

dari rasa bahaya, ancaman, atau gangguan lainnya.

Jika kita memiliki pekerjaan yang tidak mengancam

keselamatan dan hidup di lingkungan yang aman,

kita akan merasa aman dan dapat melanjutkan ke

level selanjutnya.

Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas

dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari

teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial atau Dicintai (Disayangi)

Sekalinya kita merasa nyaman dalam lingkungan

di mana kita berada, kita dapat meningkat pada

level interaksi social. Pada tingkatan hierarki

ini, Maslow menyadari bahwa kita perlu

berinteraksi dengan orang lain di mana kita

berbagi kepercayaan yang sama, dan yang memberikan

kita dorongan untuk melanjutkan hubungan social.

Interkasi social memberikan kita rasa percaya diri

untuk meningkatkan ke level hierarki yang

selanjutnya.

36

Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki

keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan

lain-lain.

4. Kebutuhan untuk Dihargai (Esteem) atau harga

diri (ego)

Menurut Maslow, semua orang dalam masyarakat

(kecuali beberapa kasus yang patologis) mempunyai

kebutuhan atau menginginkan penilaian terhadap

dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat,

dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri

atau harga diri. Karenanya, Maslow membedakan

kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan

secara internal dan eksternal. Yang pertama

(internal) mencakup kebutuhan akan harga diri,

kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan,

kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan

kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal)

menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise,

pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat,

perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik.

37

Orang yang memiliki cukup harga diri akan

lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih

berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri

yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri,

rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta

perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan

pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan

rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat

perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar

dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang

karena kebutuhan akan hal-hal itu telah

terpuaskan. Contoh pujian, piagam, tanda jasa,

hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Aktualisasi Diri

Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas

kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan

untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya)

dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai

untuk mencapai citra dan cita diri seseorang.

Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan

38

kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan

antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat

melahirkan hasil produktivitas organisasi yang

lebih tinggi

Orang-orang yang mengaktualisasi dirinya

dimotivasi oleh kebutuhan untuk tumbuh. Untuk

mencapai kebutuhan ini, kita harus mencapai

kepuasan diri dan memiliki kepercayaan dalam diri

kita.

Kemudian, Maslow mengembangkan pikirannya

pada orang yang mengaktualisasi dirinya dan

mejelaskan bahwa untuk mencapai tingkat kebutuhan

dasar ini, secara positif menggunakan

kapasitasnya, dan dimotivasi oleh suatu keberadaan

atau nilai akhir pencarian personal (existing or

sought-after personal values). Seseorang pada level ini

sering ingin membantu orang lain untuk mencapai

tujuannya dengan mengajarkan hal yang telah

dipelajari pada tingkatan sebelumnya. Beberapa

39

orang tidak pernah mencapai level ini karena

mereka tidak menginginkannya.

Gambar 2.1. Maslow’s HierarchySumber : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/10/04/motivation-theory-is-

dead/

Menghubungkan hierarki ini dengan kedokteran

gigi artinya mengenali pasien dan individu dengan

siapa kita berhubungan. Sebelum seorang dokter gigi

dapat memotivasi pasien untuk menerima suatu jenis

perawatan dental, harus dimengerti di mana pasien

berada pada hierarki kebutuhan.

40

Mengatur rencana pembayaran untuk seorang

pasien sering menimbulkan konflik terhadap

kebutuhan. Pasien harus memastikan jika kebutuhan

dasar makanan, tempat tinggal, dan pakaian

terpenuhi, namun ada juga keinginan untuk memenuhi

kebutuhan social dengan memperbaiki penampilan

dengan melakukan beberapa bentuk perawatan gigi.

Konflik muncul dalam proses pembuatan keputusan

ketika pasien dikonfrontasi dengan konflik

bagaimana memenuhi semua kebutuhan tersebut dengan

dengan pendapatan yang spesifik. . Dokter gigi dan

staffnya harus membuat usaha untuk menentukan

kebutuhan pasien, menyadari konflik potensial

pasien, dan mempertimbangkan rencana perawatan

alternatif sehingga pasien dapat memiliki beberapa

pilihan.

Teori kebutuhan ini tidak hanya diterapkan

pada hubungan dengan pasien. Ini juga dapat

diterapkan pada interaksi antara anggota staff.

41

Dokter gigi, asisten, dan ahli kebersihan memiliki

kebutuhan yang sama. Seringnya konflik muncul

ketika seseorang menjadi tetap pada suatu level. Di

sana dapat terlihat tidak ada perubahan dalam

motivasi, dan orang tersebut akan menunjukan tidak

adanya perubahan perspektif. Ini sering dibuktikan

ketika seseorang memiliki suatu ketertarikan dalam

menghasilkan uang atau meningkatkan status social

tanpa memperhatikan tingkat motivasi orang lain.

Mungkin salah satu pelajaran terbaik yang

dapat kita pelajari dari teori Maslow adalah jika

suatu individu memiliki pilihan dalam menentukan

perilakunya. Meskipun kebutuhan dasal fisiologis

dan lingkungan memiliki pengaruh yang penting,

seorang individu membuat pilihan dengan sukarela.

2) Rogers’ Client-Centered Therapy

Dr. Carl Rogers, seorang psikolog humanistic

lainnya, meyakini bahwa “klien lah yang mengetahui

apa yang menyakitkan, ke arah mana harus pergi,

42

apa masalah yang krusial, apa pengalaman yang

dikubur dalam-dalam”. Rogers juga menyarankan

bahwa kita harus menerima pasien atau orang lain

apa adanya dengan segala nilai dan tujuannya, dan

bahwa jika orang-orang ini harus diperlakukan

dengan “unconditional positive regard”

Client-centered therapy mengasumsikan bahwa pasien

mengetahui apa yang mereka rasakan, apa yang

mereka inginkan, dan apa yang menjadi prioritas

mereka. Penerapan dalam kedokteran gigi, filosofi

ini medorong kita untuk mendengarkan pasien. Lebih

jauh lagi, konsep ini menyarankan agar kita harus

menghargai pasien sebagai manusia, tidak hanya

sekedar jumlah, studi kasus, atau proyek

penelitian. Orang-orang ini memiliki kebutuhan,

dan keinginannya tidak boleh ditekan. Kombinasi

konsep Maslow dan Rogers memberikan dasar untuk

humanistic, perilaku kepedulian, yang diharuskan

unk seluruh pemberi jasa kesehatan.

43

2.3.2. Hambatan Komunikasi Pasien

Sering kita tidak dapat berkomunikasi dengan

pasien karena terdapat hambatan. Salah satu hambatan

pertama yang mungkin dibuat adalah berprasangka terlalu

dini terhadap pasien.

Dokter gigi mungkin ragu memberikan pengobatan

yang luas untuk pasien karena cara berpakaian pasien

atau jenis mobil yang dia gunakan. Akibatnya pasien

tidak pernah diberitahu tentang bentuk-bentuk

alternatif pengobatan karena dokter tersebut telah

mengira-ngira status ekonomi pasien tersebut. Sering

praduga dituduhkan kepada penyandang cacat, pasien yang

memiliki anggota badan buatan, pasien dengan kursi

rona, atau yang memiliki tanda lahir pada wajah . jika

pasien ini dengan pengantar atau orang lain, pasien

mungkin tidak menyadari seoarang dokter tersebut

memiliki dugaan-dugaan tentangnya, sementara pertanyaan

diarahkan kepada orang yang menyertainya.

44

Hambatan lain terjadi ketika kamu mendengar tapi

tidak mendengarkan. Seorang dokter gigi professional

seharusnya tidak pernah terlalu sibuk untuk

mendengarkan dengan memahami pasien. Jangan hanya

mendengarkan kata-katanya. Mendengarkan arti dari kata-

kata dan rasa dari arti kata-kata tersebut. Sebelum

memberikan sudut pandang anda, anda harus bisa

mengemukakan kembali apa yang menjadi kepuasan pasien.

Kedengarannya mudah, tapi apakah anda pernah mencoba?

Sering seseorang terlalu bersemangat untuk memberikan

sudut pandangnya dan gagal memahami arti sebenarnya

dari apa yang pasien ingin katakan. Seperti pasien yang

mengatakan, “saya pikir saya akan menunggu untuk

pengobatan yang akan dilakukan” benar-benar

mengatakannya? Jika anda katakana, “Oh, tidak masalah,

tuan Gates, Saya mengerti,” anda tidak ingin mencari

tahu apa yang benar-benar pasien katakan. Anda mungkin

memotong komunikasi. Yang sebenarnya ingin pasien

katakan, “saya takut,” “Saya tidak mampu,” atau “Saya

tidak suka dengan cara anda memperlakukan saya.” Cara

45

terbaik untuk menerim arti perkataan yang sebenarnya

adalah dengan melanjutkan percakapan hingga kamu

mengetahui perasaan pasien yang sebenarnya. Sebagai

contoh:

Asisten : Tuan Romano, apakah anda merasa

perawatan harus di tunda ?

Pasien : Ya

Asisten : Apakah anda akan menunda karena anda

terlalu sibuk sekarang? (pasien mungkin akan

mengatakan ya dan mengakhiri percakapan pada titik

ini, atau percakapan masih terus berlanjut).

Pasien : Tidak, hanya saja saya tidak tahu

apakah saya seharusnya menghabiskan uang sebanyak

itu sekarang.

Asisten : apakah anda merasa bahwa keterikatan ini

adalah investasi yang lebih besar dari yang

direncanakan ?

Pasien : Baik, ini bukan tentang saya tidak

mampu membayarnya. Mungkin maksud saya, saya tidak

46

pernah tahu alternative perawatan lain dan saya

tidak yakin tentang apa saja yang harus terlibat.

Asisten : dengan kata lain, anda tidak mengerti

prosedurnya ?

Pasien : Ya, saya rasa begitu. Saya sedikit

ragu mengenai apa yang akan terjadi (Makna yang

tersembunyi menjadi jelas).

Dialog tersebut memperlihatkan bahwa asisten tidak

menawarkan solusi, seperti alternative rencana

pembayaran atau tanggal perjanjian berikutnya.

Melainkan asisten melanjutkan dialognya dengan pasien

dan menyampaikan ulang apa yang dikamsud pasien

sebenarnya.

Hambatan ketiga adalah terlalu sibuk. Dalam

rutinitas harian, banyak tuntutan pada waktu yang

bersamaan, dan kadang-kadang menjadi tidak fokus dan

memikirkan aktivitas lain saat berkomunikasi dengan

pasien. Pasien mencoba menjelaskan mengapa ia tidak

bisa hadir dalam waktu perjanjian yang telah

47

ditetapkan, dan secara tidak sadar anda menjadi tidak

mendengarkan apa yang dikatakan pasien tersebut karena

berkonsentrasi terhadap masalah lain. Kejadian ini

sering terjadi pada kantor yang kekurangan staf. Setiap

staf terlalu banyak pekerjaan, sehingga mendengarkan

pasien kadang-kadang hanya menambah beban tambahan.

Sayangnya, para pasien cepat menyadari setidak seriusan

dan menghentikan pembicaraan secar tiba-tiba atau

bahkan tidak datang kembali ke klinik tersebut. Seperti

yang dikatakan sebelumnya, pasien merupakan hal yang

paling penting dan harus diberikan perhatian khusus.

Ketidaksadaran mengenai pentingnya pasien,

ketidaksabaran, dan bahkan tidak mendengarkan adalah

hambatan komunikasi. Anda mungkin tidak menyadari

betapa pentingnya masalah pasien dan ingin mengabaikan.

Begitu juga anda mungkin tidak menyadari menemukan diri

anda menjadi tidak sabaran saat berhadapan dengan anak-

anak atau pasien lansia. Dengan kata lain, kemungkinan

anda tidak mendengar apa yang dikatakan pasien karena

tidak mendengar atau tidak memperhatikan.

48

Akan bermanfaat apabila kita tidak hanya tau

mengenai hambatan komunikasi tapi harus mempunyai

kemauan untuk melakukan sesuatu untuk mengevaluasi

diri. Sebelum berhubungan dengan pasien, pastikan telah

mengabaikan kegiatan lain dan memiliki kemauan untuk

mendengarkan dan mengerti apa masalah pasien sebelum

menawarkan solusinya.

2.3.3. Penjadwalan Pasien

Untuk mengefisienkan pengaturan jadwal harian,

diperlukan penggunaan kalender yang memuat kegiatan dan

tugas serta hal-hal apa saja yang harus dilakukan,

penentuan prioritas, fleksibilitas, penggunaan waktu

luang dan meninjau jadwal dengan dokter gigi.

Penggunaan kalender dan buku catatan janji

perorangan diperlukan untuk mengatur jadwal harian.

Buku catatan atau kalender elektronik dapat digunakan

sebagai pedoman dalam menjalankan jadwal harian.

49

Catatan mengenai hal-hal yang harus dilakukan

memuat ringkasan dari semua tugas yang tertunda, tidak

hanya memuat hal-hal yang harus dilakukan pada hari

tertentu saja. Daftar ini tidak termasuk tugas harian

rutin, seperti waktu buka dan tutup praktek.

Menetapkan prioritas dari yang paling utama,

diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya. Hal-hal

yang tercantum dalam daftar dapat diberi nomer, nomer 1

menunjukan hal yang harus dilakukan dengan segera,

nomer 2 menunjukan hal yang harus diselesaikan pada

hari itu, serta nomer 3 untuk hal yang dapat

diselesaikan kapan pun ada waktu.

Jadwal harian bisa bersifat fleksibel, karena

jika terjadi suatu kegawatdaruratan atau hal baru yang

harus diprioritaskan maka perubahan jadwal dapat

dilakukan. Sebagai tambahan pada daftar hal-hal yang

harus dilakukan, dibuat daftar lain yang memuat

perincian berbagai macam tugas yang harus diselesaikan

ketika ada waktu. Seperti daftar yang memuat tugas yang

50

harus dilakukan saat ada waktu luang atau ketika tidak

ada jadwal pasien.

2.3.4. Recall System

Recall system memberitahukan pasien dari waktu

rutin untuk melakukan perawatan gigi. Ini merupakan

bagian integral dari setiap praktek dokter gigi dan ini

sangat penting untuk dokter gigi dan pasienya. Recall

system adalah lifeline dari praktek. Ini membantu

memperoleh satu dari tujuan utama dalam kesehatan gigi

yaitu dengan membantu masyarakat untuk menjaga

kesehatan mulut dalam hidupnya. Perjanjian panggilan

rutin secara umum ditugaskan pada dental hygienist,

tetapi setiap dental professional pada prakteknya harus

menjaga recall system untuk mewujudkan recall system

yang sukses.

Paling sering pasien di panggil ke tempat praktek

adalah untuk oral prophylaxis dan pemeriksaan. Bagaimanapun

kunjungan panggilan harus di jadwalkan untuk bermacam

alasan lain :

51

Pemeriksanaan oral tissue setelah prosedur operasi

Pemeriksaan prosthetic seperti gigi tiruan

sebagian dan gigi tiruan lengkap atau inplant

Menentukan pola erupsi dari anak anak

Menentukan status dari perawatan orthodonti

Follow up pada perawatan endodontic

Follow up untuk implant

Menentukan status tissue periodontal

Recall system yang sukses bergantung dari beberapa

faktor, yaitu :

Pendidikan kesehatan gigi

Motivasi

Follow up yang konsisten

Sebagai asisten administratif kita harus membantu

pasien dalam membangun rasa tanggung jawab terhadap

kesehatan mulutnya, meskipun perubahan sikap tidak bisa

berubah secara cepat. Pasien harus memperhatikan

bagaimana recall system berjalan. Motivasi pasien,

sebagai faktor penting yang berpengaruh terhadap

52

keefektifan recall system, merupakan tanggung jawab

dari operator. Ketika pasien sudah memahami dan

termotivasi untuk menerima recall system, bagian

administrasi bertanggung jawab untuk terus memantau

keefektifan sistem yang telah berjalan tersebut.

Untuk menjaga agar pasien tetap terus mendapat

informasi, dapat dilakukan melalui beberapa cara

berikut ini :

1. Meng-update terus brosur praktek

2. Laporan berkala

3. Materi-materi yang diberikan secara audiovisual di

ruang resepsionis

4. Kamera intraoral

5. Foto sebelum dan sesudah perawatan

6. Papan bulletin

7. E-mail follow-up

a. Jenis recall system

Terdapat beberapa jenis recall system yang

dapat digunakan. Kebanyakan dokter gigi menemukan

53

bahwa tidak ada satu sistem yang sempurna, sehingga

mereka lebih memilih untuk menggunakan lebih dari 1

jenis. Berikut 3 jenis recall system yang paling

banyak digunakan oleh dokter gigi.

1. Advanced appointment system

Melalui jenis sistem ini, recall appointments

dijadwalkan sebelum pasien meninggalkan kantor.

Berikut keuntungan dan kerugian dari sistem ini.

1) Keuntungan:

(1) Tidak memerlukan biaya

(2) Sederhana

(3) No time required of the administrative

assistant

2) Kekurangan

(1) Pasien tidak mengetahui komitmen mereka

ke depannya

(2) Sering terjadi perubahan

2. Telephone recall system

54

Sistem ini memungkinkan didapatnya respon dalam

waktu yang cepat, oleh karena setiap perawat

administrasi dapat menghubungi setiap pasien

melalui telefon untuk menjadwal perjanjian recall.

Berikut beberapa ketentuan dalam melakukan sistem

ini.

1) Jangan menelepon pasien terlalu pagi

2) Pastikan suara kita menunjukkan etika yang

baik.

3) Menelepon di tempat yang private, tidak terdengar

oleh pasien lain

4) Jangan terlalu memaksakan kehendak pasien. Jika

mereka memberitahu akan menelepon kembali,

catat di di data recall, dan tunggu 2 sampai 3

minggu sebelum menghubungi mereka kembali. Jika

mereka tidak merespon setelah 3 kali menelepon,

tanyakan kepada mereka, apakah mereka berminat

terhadap program recall yang aktif.

5) Memiliki catatan recall pasien, sehingga kita

mendapat informasi yang benar.

55

6) Jika kita mendapatkan kotak pesan, oleh karena

pasien tidak dapat menjawab telefon, maka kita

haru memberikan pesan dengan suara yang jelas,

memberikan pesan secara lengkap, mencakup

alasan, waktu kapan klinik kita dibuka, nomor

telefon klinik, dan ucapan terimakasih.

Berikut keuntungan telephone recall system.

1) Mendapatkan respon pasien dengan cepat.

2) Praktek pembangunan

Sedangkan, kerugian dari telephone recall system

adalah sebagai berikut.

1) Terdapat kemungkinan tidak diangkat oleh pasien

2) Terdapat kemungkinan tidak dapat menjangkau

keberadaan pasien

3) Dapat mengganggu pasien

4) Memakan banyak waktu

5) Bagian administrasi bertanggung jawab dalam

sistem ini

56

3. Mail recall system

Melalui sistem ini, maka pasien yang dapat

menentukan waktu untuk appointment. Pasien

menerima kartu yang (1) meminta mereka untuk

menghubungi klinik untuk menjadwalkan waktu

kontrol dan (2) memberitahukan mereka mengenai

waktu perjanjian kontrol dan meminta mereka untuk

konfirmasi.

Keuntungan dari sistem ini adalah sebagai berikut.

1) Memberikan tanggung jawab kepada pasien

2) Visible reminder

Kerugian dari sistem ini adalah sebagai berikut.

1) Adanya kemungkinan pasien untuk menolak

2) Memerlukan biaya untuk pengiriman

3) Respon pasien tergolong lambat

2.3.5. Sistem Pembayaran Pasien

57

Umumnya pasien membayar dokter gigi dengan metode

fee-for-service, namun dengan berjalannya waktu muncul

metode baru yaitu capitation.

1.)Fee-for-service

Merupakan metode yang paling umum digunakan dari

penggantian secara profesional. Dengan metode ini,

dokter gigi menetapkan biaya yang bersifat “usual,

customary, dan reasonable”, dimana pasien membayar setelah

tindakan selesai dilakukan.

Menurut American Dental Association, “usual fee”

adalah biaya yang biasanya dikenakan untuk tindakan

yang dilakukan oleh seorang dokter gigi untuk seluruh

pasien swasta, maka dokter gigi memiliki biaya

tersebut. Untuk “customary fee” adalah saat biaya

tersebut berada di jangkauan “usual fee” yang dikenakan

oleh dokter gigi dengan pendidikan dan pengalaman yang

hampir sama untuk tindakan yang sama pada area

geografis yang sama. Sedangkan “reasonable fee” adalah

ketika biaya menemui kedua kriteria diatas dan dapat

58

dibenarkan dengan mempertimbangkan keadaan khusus dari

tindakan tertentu yang terlibat.

Keuntungan mekanisme ini adalah tingkat/ tarif

dapat berubah kapanpun jika dokter gigi merasa tarif

tersebut kurang sesuai karena inflasi atau perubahan

dalam prosedur, mekanisme ini pun memungkinkan adanya

hubungan langsung antara produksi dan pendapatan, maka

makin banyak pekerjaan selesai, makin banyak pendapatan

yang masuk.

Kerugian dari mekanisme ini berkaitan dengan

masalah menghitung/mengumpulkan transaksi. Aliran uang

yang masuk pun tergantung dari produksi atau pelayanan

yang diberikan, sehingga bisa muncul pendapatan per

bulan yang variatif tergantung dari jumlah pelayanan

dan proporsi perhitungan yang diterima. Sistem akun

yang baik akan membantu dokter gigi menghindari masalah

aliran uang yang inadekuat. Karena overhead cost

umumnya selalu sama, variasi pendapatan dapat

menyebabkan pengeluaran lebih tinggi dari pendapatan.

Selain itu kerugian metode ini adalah tipe tidndakan

59

yang dapat dilakukan pada pasien, karena walapun dokter

gigi merasa treatment tersebut adalah yang terbaik

untuk pasien, tindakan yang dilakukan tergantung dari

kemampuan pasien untuk membayar.

2.)Capitation

Metode ini menjadi cukup terkenal walaupun tidak

semua dokter gigi mengerti. Melalui sistem ini, dokter

gigi telah menyetujui kontrak untuk menangani kebutuhan

kesehatan gigi oleh sejumlah pasien. Dengan persetujuan

yang telah ditetapkan, suatu kelompok pasien yang

baisanya dibentuk melalui suatu mekanisme seperti

perusahaan atau perusahaan asuransi, setuju untuk

membayar sejumlah uang setiap bulan untuk suatu set

pelayanan. Pembayaran ini ditentukan oleh biaya yang

diperlukan, dinegosiasikan dengan dokter gigi, dan

dibayar di awal bulan.

Dilihat secara superficial, sistem ini dapat

memberikan profit atau keuntungan yang cukup besar,

namun sesuai perjanjian dokter gigi harus menyediakan

semua pelayanan yang mungkin dibutuhkan oleh pasien.

60

Maka itu secara ekonomi, pada sistem ini dokter gigi

harus lebih mengedepankan tindakan preventif dan

menjaga pasien dalam keadaan sesehat mungkin, dapat

dilakukan dengan kunjungan preventif, diagnostik awal,

dan tindakan screening, sehingga dapat menghindari

perawatan yang komplikatif di masa depan.

Sistem kapitasi ini sering dikaitkan dengan sistem

prepayment walaupun kedua sistem ini sangatlah berbeda.

Sistem kapitasi lebih mengarah ke bagaimana dokter gigi

menerima uang, sedangkan sistem prepayment mengarah

kepada kapan pasien membayarkan uangnya, yaitu bisa

sebelum pelayanan ditentukan, dalam suatu rencana

asuransi, atau setelah tindakan dilakukan seperti

sistem fee-for-service.

Keuntungan dari sistem ini yaitu pada saat kontrak

sudah disetujui, dokter gigi dapat langsung memiliki

jumlah pasien yang pasti, dengan demikian pendapatan

perbulan yang diterima pun stabil sesuai dengan jumlah

pasien yang ada dalam kontrak. Hal ini dapat

menguntungkan dokter gigi yang baru saja memulai

61

praktik, dia pun dapat sambil melaksanakan sistem fee-

for-service. Selain itu tidak ada collection problem

ataupun bad debts. Pendapatan pun tidak bergantung dari

jumlah kunjuungan, melainkan dari jumlah pasien yang

terdaftar. Dokter gigi pun dapat memilih treatment

apapun yang sesuai tanpa harus memikirkan kemampuan

pasien untuk membayar.

Sedangkan kerugian dari sistem ini adalah, jumlah

uang yang diterima setiap bulan per individu dapat

berubah hanya dengan suatu kontrak. Dimana masalah

pendapatan yang dapat muncul yaitu, pendapatan per jam

yang diterima tidak hanya ditentukan oleh jumlah pasien

tetapi juga oleh adverse initial selection, yaitu sejumlah

pasien yang membutuhkan perawatan rehabilitatif

ekstensif. Dokter gigi pun harus bekerja lebih lama

dibandingkan yang dipekirakan dalam merawat pasien,

sehingga menurunkan pendapatan merekan per jamnya.

Kebalikan dari keuntungan yang sudah diutarakan, dokter

gigi dapat kehilangan sejumlah pasien dalam satu waktu

62

karena selesainya suatu kontrak yang tentu saja

memengaruhi pendapatan dokter gigi.

2.4. Sistem Rekam Medis

2.4.1. Komponen Rekam Medis Dokter Gigi

Rekam medis berisi data yang dapat dikelompokkan

menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Identifikasi, meliputi:

a.       Nama lengkap

b.      Nama orang tua

c.       Tempat dan tanggal lahir

d.      Social security number

e.       Pekerjaan

f.       Jenis kelamin

g.      Status perkawinan

h.      Etnik

2. Sosial, meliputi:

a.       Ras

63

b.      Status dalam keluarga

c.       Pekerjaan

d.      Hobi dan kegemaran

e.       Informasi keluarga

f.       Gaya hidup

g.      Sikap

3. Medikal, meliputi:

a.  data langsung

- riwayat penyakit

- catatan perawat

- vital sign

- catatan perkembangan

- ECG, foto serta bukti langsung lainnya

b. Data dokter atau professional lainnya,

meliputi:

- laporan laboratorium

- laporan operasi termasuk anestesi, paska

anestesi, dan patologi

64

- diagnosis dan sinar-X

- perintah dokter

- foto serta lampiran

- laporan khusus

4. Finansial, meliputi:

a. perusahaan tempat bekerja

b. kedudukan

c. alamat perusahaan

d. orang yang bertanggung jawab menanggung biaya

e. jenis cakupan

f. nomor asuransi

g. cara pembayaran

2.4.2. Penyimpanan Rekam Medis

Kegiatan menyimpan rekam medis merupakan

usaha melindungi rekam

medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam

medis itu sendiri. Rekam medis harus disimpan dan

65

dirawat dengan baik karena rekam medis merupakan

harta benda rumah sakit yang sangat berharga.

Ada 2 (dua) cara pengurusan penyimpanan dalam

pengelolaan rekam medis yaitu:

1. Sentralisasi

Sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis

pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan

poliklinik maupun catatan selama seorang pasien

dirawat, disimpan pada satu tempat yaitu bagian

rekam medis. Kebaikan sistem sentralisasi adalah :

Dapat mengurangi terjadinya duplikasi dalam

pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis.

Mudah menyeragamkan tata kerja, peraturan dan

alat yang digunakan.

Efisiensi kerja petugas.

Permintaan akan rekam medis mudah dilayani

setiap saat.

Kelemahannya adalah :

Perlu waktu dalam pelayanan rekam medis.

66

Perlu ruangan yang luas, alat-alat dan tenaga

yang banyak terlebih bila tempat penyimpanan

jauh terpisah dengan lokasi penggunaan rekam

medis, misalnya dengan poliklinik.

2. Desentralisasi

Desentralisasi adalah penyimpanan rekam medis

pada masing-masing unit pelayanan. Terjadi

pemisahan antara rekam medis pasien poliklinik

dengan rekam medis pasien dirawat. Rekam medis

poliklinik disimpan pada poliklinik yang

besangkutan, sedangkan rekam medis pasien dirawat

disimpan dibagian rekam medis. Kebaikan sistem

desentralisasi adalah :

Efisiensi waktu, dimana pasien mendapat

pelayanan lebih cepat.

Beban kerja yang dilaksanakan petugas rekam

medis lebih ringan.

Pengawasan terhadap rekam medis lebih mudah

karena lingkungan lebih sempit.

67

Kelemahannya adalah :

Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis

sehingga informasi tentang riwayat penyakit

pasien terpisah.

Biaya yang diperlukan untuk pengadaan rekam

medis, peralatan dan ruangan lebih banyak.

Bentuk/isi rekam medis berbeda.

Menghambat pelayan bila rekam medis dibutuhkan

oleh unit lain.

Sistem penyimpanan rekam medis yang

dipergunakan adalah sistem numerik (berdasarkan

angka atau nomor). Ada 3 (tiga) macam

penyimpanan dengan sistem numerik yaitu:

1. Sistem nomor langsung (straight numerical

filing system)

Penyimpanan dengan sistem nomor langsung

adalah penyimpanan berkas rekam medis dalam rak

secara berurutan sesuai dengan urutan nomor rekam

medis. Misalnya, 225023, 225024, 225025, 225026.

Kebaikan dari sistem ini adalah :

68

Sangat mudah mengambil sejumlah rekam

medis sekaligus dengan nomor yang

berurutan dari rak pada waktu

diperlukan, juga untuk mengambil rekam

medis yang tidak aktif.

Mudah melatih petugas yang melaksanakan

pekerjaan penyimpanan.

Kelemahannya adalah :

Kesibukan tidak merata. Pekerjaan paling

sibuk terjadi pada rakpenyimpanan yaitu

rekam medis dengan nomor terbaru.

Perlu konsentrasi petugas yang sangat

tinggi, karena harus memperhatikan

seluruh angka dari nomor rekam medis

untuk menghindari tertukarnya angka-

angka yang bisa menyebabkan rekam medis

salah simpan.

Pengawasan kerapian sukar dilakukan.

69

2. Sistem angka akhir (terminal digit filing

system)

Sistem ini menggunakan nomor dengan 6 angka,

yang dikelompokkan menjadi 3, masing-masing

terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah

kelompok 2 angka yang terletak paling kanan, angka

kedua adalah kelompok 2 angka yang terletak di

tengah dan angka ketiga adalah kelompok 2 angka

yang terletak paling kiri. Contoh : 22 50 23 angka

ketiga angka kedua angka pertama (tertiary digits)

(secondary digits) (primary digits).

Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir

ada 100 kelompok angka pertama yaitu 00 sampai

dengan 99. pada waktu menyimpan, petugas harus

melihat angka pertama dan membawa rekam medis

tersebut kedaerah rakpenyimpanan untuk kelompok

angka pertama yang bersangkutan. Pada kelompok

angka pertama ini rekam medis disesuaikan urutan

letaknyamenurut angka kedua, kemudian rekam medis

dimpan didalam urutan sesuai dengan kelompok angka

70

ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan

nomor pada kelompok angka ketigalah yang selalu

berlainan.

Contoh :

22-50-23

23-50-23

24-50-23

25-50-24

26-50-25

Kebaikan sistem angka akhir ini adalah :

Pertambahan rekam medis merata ke 100

kelompok (section) di dalam rak

penyimpanan.

Pekerjaan penyimpanan dan pengambilan

rekam medis dapat dibagi secara merata.

Rekam medis yang tidak aktif dapat

diambil dari rak penyimpanan dari setiap

section, pada saat ditambahnya rekam

medis baru di setiap section tersebut.

Jumlah pertambahan rekam medis

71

terkontrol, memudahkan perencanaan rak.

Kekeliruan menyimpan dapat di cegah,

karena petugas hanya memperhatikan 2

(dua) angka akhir saja dalam memasukkan

rekam medis kedalam rak. Sedangkan

kelemahannya adalah perlu waktu yang

cukup lama untuk melatih dan membimbing

petugas penyimpanan.

3. Sistem angka tengah (middle digit)

Dalam sistem penyimpanan angka tengah, rekam

medis diurutkan dengan pasangan angka-angka. Angka

yang terletak ditengah menjadi angka pertama,

angka yang terletak paling kiri menjadi angka

kedua, dan angka paling kanan menjadi angka

ketiga. Contoh : 22 23 50 Angka kedua angka

pertama angka ketiga. Kebaikan sistem angka tengah

adalah :

Memudahkan pengambilan 100 buah rekam medis

yang nomornya berurutan.

72

Penggantian dari sistem nomor langsung ke

sistem angka tengah lebih muda daripada

penggantian sistem nomor langsung ke sistem

angka akhir.

Penyebaran nomor-nomor lebih merata jika

dibandingkan dengan sistem nomor langsung,

tetapi masih tidak menyamai sistem angka akhir.

Petugas dapat dibagi pada section penyimpanan

tertentu sehingga kekeliruan menyimpan dapat di

cegah.

Memerlukan latihan dan bimbingan yang lebih

lama bagi petugas.

Terjadi rak lowong pada beberapa section, bila

rekam medis dialihkan ke tempat penyimpanan in-

aktif (DEPKES, 1991 : 19).

2.4.3. Aspek Etika dan Hukum Rekam Medis

73

Menurut Keputusan MenKes

No.377/Menkes/SK/III/2007, Aspek Hukum dan Etika

Profesi Perekam medis mampu melakukan tugas dalam

memberikan pelayanan rekam medis dan informasi

kesehatan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan

perundangan dan etika profesi yang berlaku.

2.5. Konsep Kesehatan Lingkungan Kerja

2.5.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan hubungan timbal

balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat

atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Walter R.

Lym).

Kesehatan lingkungan merupakan suatu ilmu dan

keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada

pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan

fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan atau akan

menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisik,

kesehatan, ataupun kelangsungan hidup manusia (WHO).

74

2.5.2. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan

Kerja

Lingkungan kerja berkaitan dengan keadaan di

sekitar aktivitas pekerja dalam melakukan

pekerjaannnya. Kesehatan tenaga kerja sangat dipengaruhi

oleh kondisi lingkungan kerja, sebaliknya pengelolaan

lingkungan kerja yang tepat sangat bermanfaat bagi para

pekerja. Melalui pemahaman tentang proses produksi,

adanya potensi bahaya dan resiko di tempat kerja,

pengelolaan lingkungan kerja yang mendukung

pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan tenaga kerja

dapat terselenggara. Upaya pengenalan, penilaian atau

pengujian, pengendalian lingkungan kerja sekaligus

pemeriksaan kesehatan kerja, dan pemantauan biomedik

pada pekerja senantiasa perlu dilakukan sebagai upaya

pencegahan dan deteksi dini terhadap kemungkinan

timbulnya gangguan kesehatan pekerja.

2.5.3. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

75

1. Masalah Air

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan

setelah udara. Penyediaan sumber air bersih

harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena

persediaan air bersih yang terbatas akan

memudahkan timbulnya berbagai penyakit kepada

masyarakat. Standar air minum menurut WHO

diantaranya:

1) Memenuhi persyaratan fisik: suhu, warna, bau,

rasa, kekeruhan

2) Memenuhi persyaratan biologik: kuman parasit,

patogen, bakteri E. Coli

3) Tidak mengandung zat-zat kimia: PH, jumlah

zat padat dan bahan kimia lainnya

4) Tidak mengandung radioaktif

2. Masalah Sampah

76

Menurut Azwar pada tahun 1990, sampah adalah

sebagian dari sesuatu yang tidak terpakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang dibuang, umumnya

berasal dari kegiatan manusia dan bersifat padat.

Menurut Hadiwijoyo pada tahun 1983, sampah

adalah sisa bahan yang telah mengalami perlakuan

baik telah diambil bagian utamanya, telah

mengalami pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat,

dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta

dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran

atau gangguan kelestarian alam.

Berdasarkan zat pembentuknya sampah dibedakan

menjadi:

1) Sampah Organik (degradable)

Meliputi limbah padat semi basah berupa

bahan-bahan organik, umumnya berasal dari

limbah pertanian, mudah terurai oleh

mikroorganisme karena memiliki rantai karbon

yang pendek, mudah membusuk.

2) Sampah anorganik (undegradable)

77

Sampah padat yang cukup kering, sulit terurai

karena memiliki rantai karbon yang cukup

panjang.

3. Bahan Kimia

Bahan kimia adalah bahan-bahan yang pada

kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan, pada setiap tingkat pekerjaan yang

dilakukan (penyimpanan, pengangkutan, penggunaan,

pembuatan, dan pembuangan).

Bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan

menjadi:

1) Bahan kimia mudah meledak

Bahan kimia yang bila bereaksi dapat menjadi

bentuk gas dengan proses yang relatif singkat

disertai tenaga perusakan yang besar,

pelepasan tekanan yang besar, serta suara

yang keras.

2) Bahan kimia mudah terbakar

78

Bahan kimia yang bila mengalami suatu reaksi

oksidasi pada suatu kondisi tertentu akan

menghasilkan nyala api.

3) Bahan kimia beracun

Bahan kimia dalam jumlah relatif sedikit yang

bila terabsorbsi oleh tubuh dapat

mempengaruhi kesehatan manusia, bahkan

kematian.

4) Bahan kimia korosif

Bahan kimia yang sering mengakibatkan

kerusakan logam-logam bejana atau

penyimpanan.

5) Bahan kimia oksidator

Bahan kimia yang sangat reaktif untuk

memberikan oksigen, yang dapat mengakibatkan

kebakaran dengan bahan-bahan lainnya.

6) Bahan kimia reaktif

Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan bahan

lain, disertai pelepasan panas dan

79

menghasilkan gas yang mudah terbakar,

keracunan, atau korosi.

7) Bahan kimia radioaktif

Bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk

memancarkan sinar radioaktif yang dapat

membahayakan tubuh manusia.

Kecelakaan yang berhubungan dengan bahan kimia

dapat disebabkan oleh:

1) Alat dan bahan tidak aman (alat rusak, bahan

kimia berbahaya, dll)

2) Keadaan tidak aman (ruang terkontaminasi,

suhu terlalu tinggi, dll)

3) Tingkah laku pekerja (ceroboh, meremehkan

kemungkinan bahaya, tidak disiplin, dll)

4) Pengawas (salah memberikan prosedur, kurang

mengantisipasi kemungkinan bahaya, dll)

80

Penanganan bahan kimia berbahaya dapat dilakukan

dengan:

1) Pemahaman sifat-sifat fisik, kimia, dan racun

dari suatu bahan.

(1) Bahan mudah meledak

Disimpan di ruangan yang udaranya baik dan

bebas dari kelembaban, harus jauh dari

keramaian, lantai terbuat dari bahan yang

tidak menimbulkan loncatan api, dan

penerangan ruang penyimpanan menggunakan

penerangan alami atau penerangan anti

ledakan.

(2) Bahan yang mengoksidasi

Tempat penyimpanan terpisah dan

terisolasi, dijauhkan dari bahan yang

mengoksidasi, tempat penyimpanan sejuk

(tempat pertukaran udara baik), dan

bangunannya tahan api.

(3) Bahan mudah terbakar

81

Disimpan di tempat yang sejuk, jauh dari

sumber panas, dan dipisahkan dari bahan

oksidator kuat.

(4) Bahan beracun

Tempat penyimpanan harus sejuk, tidak

terkena sinar matahari langsung, jauh dari

sumber panas, dan harus dipisahkan dari

bahan kimia lainnya.

(5) Bahan korosif

Penyimpanannya harus terpisah dari

bangunan lain, terbuat dari dinding dan

lantai yang tahan korosi dan tidak tembus,

serta dilengkapi fasilitas penyalur

tumpahan.

2) Data bahan kimia

Dibuat oleh produsen untuk memudahkan

pengenalan bahan dan penanggulangan resiko

bahaya.

3) Tanda dan label bahan kimia berbahaya

82

Berupa peringatan tertulis pada kemasan untuk

bahan kimia berbahaya.

4) Penyimpanan bahan kimia berbahaya

4. Air Limbah

Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang

berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-

tempat umum lainnya. Umumnya mengandung bahan-

bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan

kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan

hidup. Air limbah yang tidak diolah terlebih

dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan

kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara

lain:

1) Menjadi transmisi penyebaran berbagai

penyakit.

2) Menjadi media kembang biak mikroorganisme

patogen.

3) Menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak

enak.

83

4) Merupakan sumber pencemaran air permukaan,

tanah dan lingkungan hidup lainnya.

5) Mengurangi produktivitas manusia karena orang

bekerja dengan tidak nyaman.

Untuk mencegah dan menanggulangi akibat buruk

tersebut dibuat suatu persyaratan dan upaya-upaya

sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut:

1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap

sumber air minum

2) Tidak mengakibatkan pencemaran permukaan

tanah

3) Tidak mengakibatkan pencemaran air

4) Tidak dapat dihinggapi serangga, tikus dan

tidak menjadi tempat berkembangbiaknya

berbagai bibit penyakit dan vektor

5) Tidak terbuka kena udara luar

6) Baunya tidak mengganggu

Cara-cara pengolahan air limbah yang sering

dilakukan adalah:

84

1) Dilution, yaitu mencairkan air limbah untuk

mencapai kekentalan yang amat rendah kemudian

dibuang ke alam.

2) Preliminary treatment, pemisahan partikel padat

dari air limbah, partikel dibuang, air limbah

dibuang ke alam.

3) Sedimentation of sewage, pengendapan air limbah.

4) Filtration, menyaring dengan saringan

pasir/trickling dengan batu atau koral.

5) Activated Sludge, mengalirkan udara ke dalam air

sehingga terjadi proses biologis.

6) Stabilzation Pond, menempatkan air limbah pada

lubang galian, terjadi proses biologis aerob.

7) Desinfection, pemberian zat desinfektan.

8) Sludge disposal, memakai prinsip biologis

anaerob.

9) Irigation, mengalirkan air untuk pertanian.

2.5.4. Pengaruh Lingkungan Fisik di Tempat

Praktik

85

1. Penerangan

Penerangan di ruangan praktek adalah salah

satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda

di tempat kerja. Penerangan yang buruk dapat

mengakibatkan:

1) Kelelahan mata

2) Memperpanjang waktu kerja

3) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit

kepala di sekitar mata

4) Kerusakan indera mata

5) Kelelahan mental

6) Menimbulkan terjadinya kecelakaan

Cara untuk mengendalikan penerangan dapat

dilakukan dengan:

1) Pengendalian teknis

(1) Memperbesar ukuran objek (kaca

pembesar atau layar monitor)

(2) Memperbesar intensitas penerangan

(3) Menambah waktu yang diperlukan

untuk melihat objek

86

(4) Bila menggunakan penerangan alami,

harus perhatikan agar jalan masuknya

sinar tidak terhalangi

(5) Mencegah kesilauan (misalnya dengan

tidak melapisi permukaan mesin dengan

bahan mengkilat)

(6) Menata warna dinding dan langit-

langit

2) Pengendalian administrative

(1) Untuk pekerjaan malam/pekerjaan

yang membutuhkan ketelitian tinggi dapat

memperkerjakan tenaga kerja yang berusia

relatif muda dan tidak menggunakan kaca

mata

(2) Menjaga kebersihan dinding, langit-

langit, dan lampu.

2. Kebisingan

Kebisingan adalah suara-suara yang tidak

diinginkan oleh telinga kita. Apabila

kebisingan terjadi dalam ruangan, maka akan

87

dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran

(bila terjadi terus menerus), dapat

mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh dan

mental serta dapat mengurangi kenyamanan. Untuk

menciptakan ruangan yang baik dapat dilakukan

hal berikut:

1) Memasang peredam bunyi pada sumber

2) Menghalangi antaran atau transmisi bunyi

3) Menutup pendengaran

4) Lokasi ruangan di daerah yang tidak begitu

ramai

5) Menanam pohon pelindung

3. Getaran

Getaran adalah gerakan yang teratur dari

benda atau media dengan arah bolak-balik dari

kedudukan keseimbangannya. Pengaruh getaran

antara lain:

1) Pengaruh getaran pada tenaga kerja

menimbulkan:

88

(1) Gangguan kenikmatan dalam bekerja

(2) Mempercepat terjadinya kelelahan

(3) Gangguan kesehatan

2) Getaran seluruh badan dapat memicu

terjadinya:

(1) Penglihatan kabur, sakit kepala,

gemetaran

(2) Kerusakan organ dalam

3) Getaran pada lengan dan tangan dapat

mengakibatkan:

(1) Sakit kepala dan sakit persendian dan

otot lengan

(2) Indera perasa pada jari-jari menurun

fungsinya

(3) Terbentuk noda putih pada punggung

jari/telapak tangan (white finger syndrome)

4) Pengendalian getaran dapat dilakukan dengan:

(1) Pengendalian secara teknis

89

(2) Menggunakan peralatan kerja yang

intensitas getarannya rendah (dilengkapi

dengan peredam)

(3) Memelihara/merawat peralatan dengan baik

(4) Meletakkan peralatan dengan teratur

(5) Menggunakan remote control

5) Pengendalian administrative

(1) Merotasi pekerjaan

(2) Mengurangi jam kerja

6) Pengendalian secara medis

(1) Dilakukan pemeriksaan berkala tiap 5

tahun sekali

(2) Bila kasus berkala dapat dilakukan

pemeriksaan 2-3 tahun sekali

7) Pemakaian alat pelindung diri

Dengan memakai sarung tangan yang dilengkapi

alat peredam (misalnya busa)

4. Radiasi; Nonradiasi

Radiasi non-ionisasi adalah radiasi dengan

energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron

90

atau molekul, tetapi energi tersebut tidak

cukup untuk membentuk ion baru. Terdiri dari:

1) Gelombang mikro

Kegunaan gelombang ini untuk gelombang

radio, televisi, radar, atau kegunaan

peralatan industri. Radiasi gelombang

mikro yang pendek (<1cm) akan diabsorbsi

oleh permukaan kulit sehingga kulit

seperti terbakar. Sedangkan gelombang

mikro yang lebih panjang (>1cm) sebagian

akan diabsorbsi oleh kulit dan sisanya

akan menembus jaringan kulit yang lebih

dalam bahkan pada frekuensi tertentu dapat

berpengaruh terhadap sistem saraf sentral.

2) Sinar ultraviolet

Sumber sinar ultraviolet selain dari

matahari juga dihasilkan oleh lampu-lampu

pijar, pengerjaan laser, dan lain-lain.

Pengaruhnya yaitu eritema (bercak merah

yang abnormal pada kulit dan fotoelektrika

91

pada mata. Untuk mencegah terpapar sinar

ultraviolet dapat dilakukan dengan

menggunakan kaca mata yang tidak tembus

sinar ultraviolet.

3) Sinar infra merah

Sinar inframerah dihasilkan dari benda

pijar. Sinar ini dapat menyebabkan

gangguan katarak pada mata. Untuk

mencegahnya dapat dilakukan dengan

menggunakan kacamata kobalt biru selain

itu juga perlu dilakukan pemeriksaan

kesehatan secara periodik bagi pekerja

yang memiliki resiko terpapar sinar

inframerah.

4) Sinar laser

Sinar laser adalah emisi energi tinggi

yang dihasilkan dari pengelasan,

pemotongan, pelapisan, alat-alat optis,

pembuatan mesin mikro, dan operasi

kedokteran. Sinar laser dapat

92

mengakibatkan kelainan pada kulit serta

kerusakan retina yang dapat mengakibatkan

kebutaan.

5) Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk:

(1) Menjaga agar aliran udara di dalam

ruangan tetap segar

(2) Membebaaskan udara ruangan dari

bakteri-bakteri, terutama bakteri

patogen

(3) Menjaga ruangan selalu tetap di

dalam kelembaban yang optimum

(4) Letak ventilasi yang baik akan

mempengaruhi penerangan

(5) Ruangan yang baik, pertukaran udara

yang baik dan memudahkan sinar

matahari masuk dan memberi

kehangatan, serta penerangan alami.

2.6. Desain Tempat Praktik dan Peralatan

93

2.6.1. Perencanaan Dasar Fasilitas Praktik Dokter

Gigi

Beberapa postulat dasar yang terlibat dalam

perencanaan fasilitas praktik dokter gigi.

Keputusan harus dibuat oleh tim perencanaan pada

dalil tersebut sebelum mengambil keputusan lebih

lanjut mengenai desain fasilitas yang dapat

dilakukan.

Tahap 1

Pada tahap pertama perencanaan, tim harus

menentukan layanan apa yang akan diberikan kepada

pasien dan siapa yang akan memberikan layanan ini.

Jelas, harus ada ruang yang cukup untuk layanan

yang akan diberikan secara efisien, ini menyangkut

kedua jenis layanan dan jumlah orang yang

dibutuhkan. Seorang dokter gigi tunggal dengan staf

94

besar mungkin dapat memberikan jumlah layanan yang

sama karena beberapa dokter gigi yang bekerja

sendiri, tetapi mungkin akan membutuhkan jumlah

ruang yang berbeda.

Umumnya, ukuran fasilitas untuk seorang

praktisi baru akan berkisar 700-1.100 meter

persegi, minimal 700 kaki persegi. Itu mungkin akan

terlalu besar dalam waktu tiga sampai lima tahun.

Sebuah tempat praktik dengan ukuran 1100 meter

persegi akan lebih memadai bagi praktisi baru dan

akan memungkinkan untuk perluasan ke ruang yang

tidak terpakai.

Tahap 2

Pada tahap 2, perencanaan harus memutuskan

ruangan perawatan akan berisi apa saja dan

bagaimana desain ruangannya. Standarisasi adalah

pertimbangan pertama untuk desain dari operator

dental, termasuk ukuran dan konfigurasi (persegi,

persegi panjang, wedge, atau melengkung), peralatan

95

yang akan digunakan (baik utama dan dukungan) di

setiap operator, dan penggunaan instrumen yang

standar.

Lingkungan kerja untuk dokter gigi harus

identik dalam semua operator. Setiap ruangan harus

dengan ukuran yang sama (minimal 80 meter persegi,

atau lebih dari 100 meter persegi) dan bentuk,

serta fasilitas harus tetap ditempatkan dalam letak

yang sama di setiap ruangan operator. Peralatan

utama juga harus sama. Standarisasi ini

memungkinkan operator untuk berpindah dari satu ke

yang lain tanpa harus beradaptasi dengan keadaan

yang berbeda, lebih efisien, bebas stres dari

operator satu ke operator lain. Peralatan pendukung

(instrumen, bor, obat-obatan, disposable) juga

harus menjadi standarisasi setiap operator untuk

memungkinkan dokter gigi untuk melakukan prosedur

apapun. Oleh karena itu penting untuk merancang

apa yang dianggap "ideal". Kemudian operator akan

96

membangun bagian sisa tempat praktik sekitar ini

ruang yang telah ditentukan.

Ruang operator yang akan digunakan oleh dokter

gigi harus memiliki desain dasar yang sama untuk

digunakan oleh dokter gigi yang lain. Seringkali,

karena alasan pengurangan biaya, peralatan yang

digunakan untuk operator lain mengakibatkan

penurunan efisiensi kebersihan, terutama jika ada

kesempatan lebih besar dalam kerusakan peralatan.

Beberapa keuntungan dari modal investasi untuk

menyediakan operator serupa untuk kebersihan adalah

untuk menyediakan unit cadangan untuk dokter gigi

dalam kasus kerusakan di operator lain dan

fleksibilitas yang lebih besar untuk penjadwalan

pasien.

Tahap 3

97

Pada tahap 3, tim perencanaan harus menentukan

berapa banyak operator dan daerah dukungan yang

diperlukan secara efisien untuk menyediakan layanan

yang telah ditentukan pada tahap 1 untuk

memproyeksikan populasi pasien. Peralatan,

perlengkapan, dan desain operator di semua kamar

perawatan harus identic sebagaimana ditentukan

dalam tahap 2.

Tahap 4

Tahap 4 menentukan kedekatan dan fungsi kawasan

dukungan untuk perawatan kamar untuk memungkinkan

operasi yang efisien dan efektif dari total

fasilitas. Bentuk akhir fasilitas harus didasarkan

pada tuntutan fungsi. Pepatah lama "from follows

function" terkait dengan fasilitas dental yang baik

untuk fasilitas manufaktur.

Karena jumlah operator yang meningkat,

kompleksitas hubungan mereka satu sama lain

meningkat. Dua operator relatif mudah untuk

98

ditempatkan. Tiga lebih sulit, enam sampai delapan

sangat sulit untuk ditempatkan dalam hubungan

fungsi satu sama lain dan ke berbagai area

dukungan. Umumnya jalur terpendek dari satu area

kerja ke yang lain adalah yang paling efisien

dalam situasi kerja.

Lokasi dari area dukungan harus didasarkan pada

hubungan mereka dengan operator. Laboratorium,

misalnya, harus ditempatkan dekat dengan operator

dan bersebelahan dengan operator yang akan paling

sering melakukan tindakan prostetik. Kantor pribadi

dokter gigi, selama hari kerja menyebabkan

frekuensi rendah, tidak perlu ditempatkan di lokasi

yang dekat dengan operator atau lainnya yang

termasuk wilayah kerja utama.

Area resepsionis dan kantor bisnis harus

ditempatkan di ruang utama berdekatan dengan pintu

masuk ke kantor. Hal ini penting untuk menjaga

visibilitas yang baik antara area resepsionis dan

99

ruang tunggu pasien. Dengan cara ini, akan terdapat

hubungan yang baik sehingga dapat difasilitasi

dengan membuatnya lebih mudah untuk resepsionis

ketika akan melihat dan berkomunikasi dengan pasien

di ruang tunggu. Tergantung pada ukuran dan jenis

praktek, dianjurkan untuk memiliki beberapa

komunikasi visual antara ruang tunggu dan operator.

Dalam kasus ini, pengembangan sistem komunikasi

audio yang baik antara operator dan daerah

resepsionis sangat penting. Pusat penyimpanan harus

ditempatkan di bagian central karena mempunyai

hubungan fungsional yang dekat dengan labolatorium,

area sterilisasi, dan operator. Hal yang sama

berlaku untuk area sterilisasi.

Pertimbangan lain, bagaimanapun, harus

dipertimbangkan ketika akan merencanakan fasilitas

dental. Siapa yang akan paling banyak berpindah-

staf, dokter gigi, atau pasien? Kebisingan yang

100

berasal dari labolatorium, dan komunikasi antara

daerah fasilitas juga harus dipertimbangkan.

Perhatian lain dalam tahap 4 adalah arah jalan

di seluruh fasilitas. Secara umum, pola terpendek

untuk staf adalah yang paling diinginkan. Gambar 1

mengilustrasikan perjalanan untuk operator yang

lebih lama dan kurang diinginkan daripada

perjalanan yang ditunjukkan pada Gambar 2. Meskipun

disederhanakan, prinsip yang ditunjukkan pada

Gambar 1 dan 2 dapat digunakan di seluruh

fasilitas. Namun, kita harus mempertimbangkan

kemungkinan kemacetan di daerah lain. Di beberapa

tempat praktik dokter gigi, ini bisa menimbulkan

masalah. Oleh karena itu ruang yang cukup

diperbolehkan untuk lalu lintas beberapa orang.

Solusi lain untuk masalah lalu lintas adalah

untuk menyediakan pemisahan arah jalan pasien dan

staf. Hasilnya akan tergantung pada imajinasi dari

tim perencanaan. Contoh sederhana ditunjukkan pada

101

gambar 3 dan 4. Gambar 3 menggambarkan susunan yang

relatif umum antara operator dengan pintu masuk dan

keluar dari koridor pusat. Gambar. 4 menunjukkan

operator yang sama dengan kursi pasien terbalik dan

"Staf koridor" dari pintu di "belakang" operator.

Modifikasi yang relatif kecil membuat staf menjadi

kurang bergerak. Dokter gigi dan staf mampu

bergerak dengan mudah dari operator satu ke yang

lain, dan staf dan pasien dapat memasuki atau

meninggalkan ruangan melalui koridor pusat dengan

mudah.

Terakhir perhatian utama dari tim perencanaan

dalam tahap 4 adalah komunikasi. Ada dua tipe dasar

komunikasi, pandangan dan suara, dengan kombinasi

dari keduanya menjadi kemungkinan ketiga.

Komunikasi visual didapat dari sistem cahaya atau

sistem nomor. Juga termasuk sinyal antara individu

seperti tangan atau tanda jari. Sistem suara

termasuk interkom, telepon, lonceng. Dari berbagai

102

sistem suara, telepon yang paling tidak bising.

Setiap tim harus memutuskan perencanaan apa yang

diperlukan dalam bidang komunikasi intrafacility,

desain sistem yang sesuai dengan syarat-syarat

pribadi dokter gigi.

2.6.2. Metode Desain

Terdapat empat metode yang dikembangkan untuk

mendesain fasilitas untuk efisiensi maksimum yang

dapat berguna di tempat praktek dokter gigi:

1) Flow Diagram

Tujuan dari flow diagram adalah menunjukkan jalan

yang harus diambil pekerja untuk melakukan

pekerjaan dan menunjukkan area dimana fasilitas

dapat disusun kembali untuk memperpendek jalan.

103

Gambar 2.2. Menunjukkan permasalahan layout

flow diagram. Gambar menunjukkan jalan alat-alat

dental ke dan dari area sterilisasi yang biasanya

ditemukan di tempat praktek dokter gigi.

Gambar 2.3. Menunjukkan revisi layout dengan

jarak jalan asisten untuk melakukan fungsi yang

sama memotong dari 40% menjadi 60%.

104

Banyaknya perpindahan alat bantu dari operator

ke area sterilisasi dan sebaliknya dikurangi.

Perpindahan dari operator ke operator diperpendek

untuk semua anggota staf.

Flow diagram, bagaimanapun, diaplikasikan hanya

pada tempat dengan repetitive yang tinggi,

mempunyai beberapa variasi dan perhatian hanya satu

item atau orang. Hampir masalah layout pada tempat

praktek dokter gigi lebih kompleks karena alur

kerja sebagian besar nonrepetitiv, berubah secara

random, dan perhatian pada banyak item atau orang.

Metode proximity chart and activity relationship biasanya

lebih efektif untuk banyak kasus perencanaan

dental, walaupun flow diagram dapat digunakan sebagai

perubahan minor.

2) Proximity charts and activity relationship diagram

Tujuan dari proximity charts and activity relationship

diagram adalah menempatkan fungsi yang berhubungan

105

secara berdekatan satu sama lain. Kerugian metode

ini adalah tergantung dari opini personal;

kesimpulan dapat eror.

Gambar 2.4. Menunjukkan simplified proximity chart

untuk mendemonstrasikan mekanika metode.

Terdapat enam area yang ditempatkan dalam batas

persegi panjang dan ditunjukkan dalam sketsa :

operator 1 (higenis), operator 2 (dokter gigi),

operator 3 (dokter gigi), laboratorium, tempat

kerja, dan penyimpanan. Ruang resepsi pasien

sebaiknya ditiadakan, namun dapat dipikirkan bahwa

tempat praktek sebaiknya bersebelahan dengan area

106

resepsi dan penyusunan akhir harus meminimalisir

adanya perpindahan tempat.

Proximity chart disusun dengan menringkaskan

nearness preferences (opini tentang seberapa dekat

variasi area satu sama lain) yang disetujui semua

anggota tim perencana. Hal tersebut dapat dilihat

di

gambar

4. Total

kedekatan (nearness) adalah berasal dari penambahan

angka pada dua kolom diagonal dari daftar fungsi.

Semakin tinggi total suatu area, semakin penting

area tersebut untuk berdekatan dengan area lainnya.

107

Gambar 2.5. Proximity chart

Proximity chart kemudian diubah menjadi activity

relationship diagram dengan menggambarkan enam

lingkaran pada dua baris horizontal, penamaan dua

lingkaran utama untuk menunjukkan dua area dengan

total kedekatan tertinggi, penamaan lingkaran yang

lain secara random, dan menghubungkan lingkaran

dengan garis menunjukkan nilai kode kedekatan.

(Nilai negative ditunjukkan dengan garis zig-zag).

108

Activity relationship diagram akan tampak seperti gambar

5.

Gambar 2.6. Activity relationship diagram

Lingkaran kemudian diubah untuk mengurangi

beberapa diagonal, memperpendek loop line, dan

memperpanjang garis zig-zag. Penyusunan optimal

akan terlihat pada gambar 6.

109

Gambar 2.7. Final activity relationship

diagram

Ketika activity relationship diagram telah ditentukan

yang paling baik, lantai disesuaikan, partisi telah

direncanakan, dan pintu telah ditempatkan, layout

akhir sebaiknya melindungi pekerja dan akan

terlihat pada gambar 7.

Gambar 2.8. Design Layout

110

Proximity charts mempunyai keuntungan dapat

digunakan sebelum gedung dibangun atau remodeling

dimulai. Kerugiannya, bergantung pada opini

manusia, yang benar atau tidak benar.

3) Statistical analysis/ Trip Frequency Analysis

Trip frequency analysis menghasilkan efisiensi

perpindahan dari satu spot ke yang lain selama hari

kerja. Penggunaan efektif trip frequency analysis

menghasilkan pengurangan jarak perpindahan orang

dan kelelahan pekerja. Teknik ini bergantung pada

data statistic untuk menentukan alur jalan paling

sering dalam sebuah fasilitas. Keberhasilan ini,

bergantung pada pekerja yang mencatat semua

perjalanan secara akurat.

Trip frequency data dikumpulkan untuk penggambaran

selama seminggu atau sebulan dengan menempatkan

formulir didalam setiap area pintu. Seluruh pekerja

menandai tempat tujuan setiap waktu mereka akan

111

meninggalkan satu area ke area lain di fasilitas

tersebut (gambar 8).

Gambar 2.9. Trip frequency data

Tahap selanjutnya adalah meringkaskan trip

frequency data dari semua area pada bagan trip frequency.

112

Gambar 2.10. Menunjukkan trip frequency data

untuk contoh sederhana yang digunakan pada

proximity chart.

Dengan penambahan data di kolom horizontal dan

vertical untuk setiap ruangan, traffic total untuk

masing-masing ditentukan dan ditunjukkan dalam

kurung di kolom sebelah kiri. Tanda bintang

menunjukkan dua ruangan dengan traffic total tertinggi;

lingkaran menunjukkan traffic total terendah antara

beberapa area.

113

Informasi ini kemudian diubah kedalam trip

frequency grid. Enam lingkaran digambar, seperti pada

activity relationship diagram. Dua lingkaran ditengah

diberi nama untuk dua area yang mempunyai lalu

lintas paling banyak, sementara empat lainnya

diberi nama secara random. Lingkaran kemudian

dihubungkan dengan beberapa garis yang menunjukkan

lalu lintas mutual. Hal ini diilustrasikan pada

gambar 10. Loop panjang paling luar menunjukkan

jalan paling boros. Oleh karena itu, semakin besar

total loop, semakin susah penyusunannya.

114

Gambar 2.11. Trip frequency grid

Gambar

2.12. Trip frequency grid-2

115

Penempatan lingkaran secara random disusun

untuk mengurangi banyak angka diluar loop dan

menggantikannya dengan loop angka yang lebih kecil.

Gambar 2.13. Menunjukkan penyusunan terbaik jika

seseorang menggunakan metode trip frequency.

Namun demikian, lebih dari satu penyusunan

dapat dibuat dengan total loop minimum. Pada kasus

ini, perencana mempunyai lebih dari satu pilihan

penyusunan. Pada poin ini, area lantai ditambahkan,

116

partisi ditempatkan dan pintu ditempatkan pada

gambar seperti gambar 13.

Gambar 2.14. Design layout hasil dari metode trip

frequency

4) Template methods

Template method menentukanlayout paling tepat

dalam ruang yang diberikan. Teknik ini digunakan

dalam fasilitas yang sudah ada atau akan

direncanakan, biasanya dalam satu ruangan.

Sebelumnya menjelaskan metode untuk layout

relative terbaik, template method memberikan layout

paling tepat. Teknik ini relative simple, tetapi

keefektifannya ditentukan oleh individu yang akan

merencanakan

117

2.6.3. Pemilihan Peralatan Operator

1) Kursi pasien

Kursi pasien harus memberikan dukungan maksimum

dan kenyamanan pasien, pada saat yang sama,

memungkinkan tim dental untuk duduk dalam posisi

yang seimbang, nyaman, santai dan bekerja secara

efisien.

Ada beberapa penyakit yang dapat membatasi

posisi terbalik dari pasien yaitu Penyakit

Meniere’s; asma yang parah, bronkitis kronis;

sinusitis yang parah dan sebagainya.

2) Operating stools (chairs)

Diperlukan karena pasien sepenuhnya telentang;

oleh karena itu dokter gigi harus bekerja dari

posisi duduk.Asisten duduk lebih tinggi dan

bersandar ke arah pasien lebih sering.Dengan

demikian kursi dirancang untuk menjamin stabilitas

maksimum.

118

3) Dental Unit

Dental unit berisi instrumen dinamis yang

digunakan dalam rongga mulut pasien. Dental unit

tersedia yang ditempatkan di belakang, di samping,

di atas, dan di depan rongga mulut pasien.

Penempatan paling efisien itu yang berada paling

dekat dengan rongga mulut tanpa mengganggu

pekerjaan yang dilakukan.

4) Mobile Cabinet

Mobile Cabinet asisten harus disediakan untuk

diposisikanbekerja pada permukaan bebas stres,

penggunaan yang efisien. Harus ada ruang

penyimpanan yang cukup untuk bahan-bahan dan

peralatan yang secara rutin digunakan sehingga

prosedur dapat diselesaikan tanpa asisten harus

meninggalkan posisi disamping pasien.bahan dan

peralatan untuk prosedur khusus dapat ditempatkan

pada permukaan kerja asisten.

119

2.6.4. Peralatan di Luar Area Perawatan

1) Ruangan resepsionis

Bagian yang paling sering diabaikan dari

fasilitas dental yaitu ruangan resepsionis,

meskipun fakta bahwa itu adalah daerah yang paling

penting untuk pasien ‘reaksi awalterhadap tempat

praktek’.Pada ruangan resesionis ini, tempat duduk

harus nyaman dan diatur sedemikian rupa sehingga

pasien bisa bersantai selama beberapa

saat.Pencahayaan yang memadai untuk membaca, tetapi

tidak begitu terang sehingga akan memberikan

ketegangan. Warna harus tenang dan hangat untuk

menimbulkan rasa peduli dan karpet dengan kualitas

yang baik sehingga bertahan beberapa

tahun.Pemilihan penggunaan tanaman dan karya seni

juga bisa ditata di ruangan resepsionis.Khusus

anak-anak dapat disediakan mainan dan buku-buku

untuk hiburan.

120

Ruang kerja untuk resepsionis harus mencakup

daerah untuk mesin bisnis dan buku.Lemari arsip

harus dalam posisi dan tinggi yang dapat dijangkau

sehingga resepsionis dapat dengan mudah mengambil

catatan jika diminta.

2) Dental laboratorium

Laboratorium memiliki hubungan fungsional untuk

operator dan harus terletak dekat dengan operator

untuk menghilangkan hal yang tidak perlu dan

mengganggu lalu lintas.Itu harus cukup besar untuk

menampung kebutuhan peralatan dan personil untuk

tercapainya suatu prosedur laboratorium. Langkah-

langkah yang harus diperhatiakan adalah sejumlah

laboratorium akan menghasilkan suatu kebisingan,

sehingga dibutuhkan peredam suara atau ruangan

kedap suara.

3) Kantor perusahaan

121

Kantor perusahaan layak untuk ditempatkan di

ruang utama, karena itu adalah pusat setiap dental

praktek. Kantor perusahaan harus bersebelahan

dengan ruang tamu dan berfungsi sebagai penyangga

antara area resepsionis dan ruangan lain.

4) Area lain diluar perawatan

Beberapa area lain yang mungkin termasuk dalam

sebuah fasilitas dental, tergantung pada pilihan

dan filosofi praktek di dokter gigi, meliputi :

Pusat Penyimpanan.Seperti namanya, daerah

pusat penyimpanan harus berlokasi di pusat

fasilitas.Harus memiliki ukuran yang cukup

untuk menyimpan persediaan yang dibeli dalam

jumlah besar (kertas barang, disposibles,

gypsum produk, material, dll) .

Ruangan mekanis. Daerah ini akan berisi

peralatan mekanik yang diperlukan untuk

mengoperasikan fasilitas dental modern.

Peralatan ini cukup berisik; dengan demikian

122

daerah ini harus terletak jauh dari operator

dan pasien serta daerah lainnya di kantor.

Peralatan yang biasanya terletak di daerah ini

termasuk central suction, pemanas unit,

pemanas air, air compressor, nitrous oksida

dan oksigen silinder dan manifold.

Area sterilisasi. Ini adalah salah satu

fasilitas yang sering dikunjungi.Ruangan ini

harus cukup luas untuk memberikan kemudahan

pekerjaan.Cahaya harus memadai untuk

memungkinkan nyaman visi di area kerja.Ruangan

ini harus terdiri dari ultrasonic cleaner,

autoclave (atau chemiclave), dry heat

sterilizer, dan nampan penyimpanan.

Ruangan Radiografi. Dalam hal ini, ruangan

harus cukup besar untuk menampung mesin

radiografi dental biasa, orthopantograph dan

alat cephalometric.

Ruangan Pengolahan Radiograf. Fasilitas kamar

gelap.

123

Ruang konsultasi.Banyak dental praktek modern

yang telah menyediakan ruang konsultasi untuk

membantu dalam rencana pengobatan, konseling

gizi, dan sebagainya.Ruangan ini tidak besar

(65-100 kaki persegi) dan memiliki dekorasi

yang sangat nyamansehingga akan memberikan

suasana untuk mengurangi stres.

Ruangan Pendidikan Pasien. Ruang ini berfungsi

sebagai daerah untuk menunjukan plak kontrol,

gizi konseling di disajikan, dan bahan-bahan

audiovisual pengajaran yang disajikan. Ruanga

ini harus memiliki wastafel, cermin, Meja, dan

semua peralatan yang diperlukan untuk program

kontrol plak serta peralatan dan bahan-bahan

yang diperlukan untuk menunjang pendidikan

pasien yang layak dan program gizi konseling.

Toilet. Biasanya satu toilet untuk pasien dan

satu untuk staf .pada beberapa bagian

dibutuhkan toilet untuk laki-laki dan wanita.

124

Staf lounge. Lounge staf adalah alat manajemen

yang penting di kantor multistaff modern. Itu

harus cukup besar untuk nyaman menyediakan

ruang untuk pertemuan staf mingguan res area

untuk rehat kopi, Penyimpanan untuk pakaian

luar, Kamar untuk mengubah untuk seragam, area

dapur kecil yang mencakup wastafel, lemari es,

unit pemanas, permukaan kerja, dll idealnya,

adjacement untuk area lounge ini harus toilet

staf.

Kantor Pribadi Dokter Gigi. Di dalamnya

terdapatfile pribadi, area untuk dokumen,

tempat yang nyaman untuk membaca, dan cukup

rak untuk mengakomodasi profesional

Perpustakaan buku dan jourals. Diploma dan

penghargaan sangat tepat ditampilkan di kantor

pribadi.

2.7. Konsep Dental Ergonomik

2.7.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomik

125

Kata ergonomic berasal dari bahasa Yunani,

yaitu Ergon yang artinya kerja, dan Nomos yang

berarti peraturan/ hukum. Jadi secara harfiah,

ergonomi diartikan sebagai Ilmu aturan tentang

kerja. Hasil lokakarya tentang penyusunan norma-

norma ergonomi di tempat kerja (1978) merumuskan

pengertian ergonomik sebagai berikut :

Ilmu serta penerapannya yang berusaha

menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang

atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya

prodiktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya

melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin.

Didalam ergonomik terkandung makna penyerasian

jenis pekerjaan dan lingkungan kerja terhadap tenaga

kerja atau sebaliknya. Hal ini terkait dengan

pengguanaan teknologi yang tepat, sesuai dan serasi

dengan jenis pekerjaan serta didukung oleh

lingkungan kerja yang aman , nyaman , dan sehat.

Secara praktis ergonomik adalah sebagai

teknologi untuk mendesain/mengatur kerja sedangkan

126

ruang lingkup ilmu ergonomi meliputi sejumlah

aplikasi beberapa ilmu lain yang saling mendukung,

seperti ilmu anatomi, ilmu faal, ilmu psikologi,

ilmu teknik, dan sejumlah ilmu lainnya yang bersama-

sama menempatkan faktor manusia sebagai focus utama

dalam rangkaian kerja yang terdapat dalam system

kerja.

Ergonomik bisa dibagi menjadi beberapa bagian

untuk lebih memudahkan pemahamannya. Ruang lingkup

ergonomik adalah :

1)Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh

manusia, anthropometri, karakteristik fisiologi dan

biomekanika yang berhubungan ddengan aktivitas

fisik.

2)Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental

manusia, termasuk didalamnya : persepsi, ingatan,

dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia

terhadap pemakaian elemen system.

127

3)Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi

system sosioleknik, termasuk struktur organisasi,

kebijakan dan proses.

4)Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan

pencahayaan, temperature, kebisingan dan getaran.

2.7.2. Kelelahan

Kelelahan merupakan kondisi melemahnya tenaga

untuk melakukan suatu kegiatan. Kelelahan dapat

dibagi menjadi tiga macam, yaitu kelelahan otot

(muscular fatigue) dan kelelahan umum (general

fatigue), dan kelelahan dunia kerja. Kelelahan

otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri yang

luar biasa seperti ketegangan otot dan daerah

sekitar sendi. Sedangkan kelelahan umum dapat

terlihat pada munculnya sejumlah keluhan yang

berupa perasaan lamban dan keengganan untuk

melakukan aktivitas.

1)Aspek kelelahan otot

128

Gejala kelelahan otot dapat terlihat dari luar

(external sign). Kinerja otot berkurang dengan

meningkatnya ketegangan otot sehingga stimulasi

tidak lagi menghasilkan respon tertentu. Irama

kontraksi otot akan terjadi setelah melalui suatu

periode akttivitas secara terus-menerus.

Kelelahan otot merupakan fenomena berkurangnya

kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui

fisik untuk suatu waktu tertentu. Gejala yang

ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan

fisik namun juga pada makin rendahnya gerakan.

Akibat yang dapat terjadi karena kelelahan otot

daoat berupa melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam

melakukan pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan

dalam melakukan kegiatan kerja. Akibat yang lebih

fatal adalah terjadiya kecelakaan kerja.

2) Aspek kelelahan umum

Gejala kelelahan umum yaitu perasaan letih luar

biasa. Akibatnya adalah semua aktivitas dapat

129

terganggu dan terhambat. Selain itu tidak adanya

gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun

psikis, segalanya terasa berat dan ‘ngantuk’.

Gejala-gejala tersebut dapat diatasi dengan

menyediakan waktu khusus untuk beristirahat dan

bersikap lebih santai. Menurut observasi, perasaan

letih, seperti haus, lapar, dan perasaan lainnya

yang sejenis merupakan alat pelindung alami sebagai

indikator bahwa kondisi fisik dan psikis seseorang

sedang dalam keadaan menurun. Perasaan mengantuk

dapat diantisipasi dengan beristirahat yang cukup.

Terdapat beberapa jenis kelelahan umum, yaitu:

(1) Kelelahan penglihatan, akibat dari letihnya

mata.

(2) Kelelahan seluruh tubuh, akibat dari terlalu

besarnya beban fisik bagi seluruh organ

tubuh.

(3) Kelelahan mental, akibat dari pekerjaan yang

bersifat mental dan intelektual.

130

(4) Kelelahan syaraf, akibat dari terlalu

tertekannya salah satu bagian dari sistem

psikomotorik.

(5) Kelelahan kronis, akibat dari akumulasi efek

kelelahan pada jangka waktu yang panjang.

(6) Kelelahan siklus hidup, akibat dari irama

hidup siang dan malam serta petukaran periode

tidur.

3) Aspek kelelahan dalam dunia kerja

(1) Penyebab kelelahan

Proses penyembuhan diperlukan untuk

memelihara kesehatan dan efisiensi. Proses

penyembuhan ini dapat terjadi terutama saat tidur

malam atau siang hari dan waktu jeda/rehat kerja.

Kondisi stress (karena aktivitas kerja) dengan

penyembuhan harus seimbang dalam siklus 24 jam.

Waktu istirahat ini dupayakan seefisien mungkin

guna kemampuan toleransi tubuh.

131

Sebagai kita ketahui, bahwa dalam kehidupan

sehari-hari, kelelahan yang kita kenal mempunyai

beragam penyebab yang berbeda seperti :

Gambar 2.15. Diagram Teoritik efek kombinasi

dari penyebab kelelahan dan usaha yang

diperlukan untuk memperbaiki keadaan tersebut

(Grandjean, 1988).

(2) Gejala kelelahan

Gejala kelelahan (fatigue symptoms) secara

subjektif dan objektif dapat digambarkan sebagai

berikut: Perasaan lesu, nagntuk, dan pusing.

132

Tidak/kurang mampu berkonsentrasi. Berkurangnya

tingkat kewaspadaan. Persepsi yang buruk dan

lambat. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani

Beberapa gejala ini dapat menyebabkan

penurunan efisiensi dan efektivitas kerja fisik

dan mental. Manifestasi dari gejala tersebut

dapat terlihat dari keluhan oleh tenaga kerja dan

seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja.

4) Pengukuran kelelahan

Para ahli ergonomic menyatakan bahwa terdapat

keterkaitan antara kelelahan dengan tingkat stress,

atau lebih tepatnya kelelahan dengan produktivitas

kerja. Hal ini terlihat dari reaksi tubuh terhadap

jenis-jenis stress yang berbeda, oleh karena itu

perlu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan solusi

bagi kecenderungan kinerja perusahaan.

133

Kesulitan dalam pengukuran kelelahan adalah

karena tidak adanya cara langsung yang dapat

mengukur sumber penyebab kelelahan itu sendiri.

Terdapat enam metoda dalam pengukuran kelelahan,

antara lain: Kualitas dan kuantitas kinerja.

Perekaman terhadap kelelahan menurut impresi

subjektif Electroencephalography (EEG), mengukur

frekuensi subjektif kedipan mata (Flicker fusion

eyes), pengujian psikomotorik, pengujian mental.

Bentuk pengukuran dengan menggunakan metoda

diatas seringkali dilakukan sebelum, selama, dan

setelah melakukan aktivitas suatu pekerjaan dan

sumber kelelahan dapat disimpulkan. Tetap hasil dari

suatu pengukuran mempunyai signifikasi yang sangat

relatif sehingga hasilnya akan dibandingkan dengan

tenaga kerja yang sedang dalam kondisi sehat atau

tidak stres. Kondisi ini menyebabkan belum ada cara

pengukuran kelelahan yang dianggal mutlak benar.

5) Pengaruh Kelelahan Pada Produktivitas Kerja

134

Terdapat keterkaitan yang erat antara kelelahan

yang dialami tenaga kerja dengan kinerja perusahaan.

Lebih jelasnya, apabila tingka produktivitas seorag

tenaga kerja terganggu yang disebabkan faktor

kelelahan fisik maupun psikis, maka akibat yang

ditimbulkannya akan dirasakan oleh perusahaan berupa

penurunan produktivitas perusahaan. Tenaga kerja

sebagai aset investasi perusahaan perlu dikelola

dengan baik dan benar, antara lain dengan

memperhatikan faktor-faktor kemungkinan timbulnya

kelelahan.

Sebagai diketahui, bahwa dengan peningkatan

kinerja organisasi melalui penanganan tata cara

kerja yang ergonomis adalah salah satu cara untuk

meningkatkan produktivitas, khususnya bila

organisasi tersebut tidak memiliki dana tambahan

investasi. Oleh karena itu, perbaikan terhadap

sistem kerja, rancangan piranti kerja dan faktor-

faktor fisik dan lingkungan kerja agar segera

135

dilakukan, sehingga tercipta suasana lingkungan

kerja yang aman, nyaman, sehat, dan kondusif.

Dalam kondisi demikian, diharapkan tingkat

kelelahan tenaga kerja dapat ditekan dan

dikendalikan ke tingkat yang wajar agar

produktivitas kerja tidak mengalami gangguan.Untuk

mencegah dan mengatasi memburuknya kondisi kerja

akibat faktor kelelahan paa tenaga kerja, disarankan

agar: Memperkenalkan perubahan pada rancangan produk

(bila perusahaan menghasilkan produk barang).

Merubah metoda kerja menjadi lebih efektif dan

efisien.

Menerapkan penggunaan peralatan dan piranti kerja

yang memenuhi standar ergonomi. Menjadwalkan waktu

istirahat yang cukup bagi seorang tenaga kerja.

Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat,

aman dan nyaman bagi tenaga kerja. Melakukan

pengujian dan evaluasi kinerja tenaga kerja secara

periodik untuk mendeteksi indikasi kelelahan secara

136

lebih dini dan menemukan solusi yang tepat.

Menerapkan sasaran produktivitas kerja berdasarkan

pendekatan manusiawi dan fleksibilitas tinggi.

2.7.3. Pengertian Dental Ergonomik

Ergonomi merupakan ilmu yang berhubungan dengan

interaksi antara manusia dengan linkungan kerja

mereka. Oleh karena itu, dental ergonomi merupakan

pengetahuan yang mempelajari tentang operator dan

linkungan pekerjaannya agar tidak menimbulkan

kelelahan, ketakutan dan kebosanan pasien. dental

ergonomi juga termasuk desain kursi yang khusus khas

untuk dokter gigi agar postur badan yang neutral

tetap dapat dipertahankan.

Tujuan dental ergonomic terdiri dari :

1)Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada

pekerjaan dokter gigi. hal ini dapat dicapai dengan

menguasai pengetahuan dan teknik kerja.

137

2)Menghemat waktu. Dengan menguasai urutan kerja dan

prosedur, dokter gigi dapat berkerja secara efisien

dan cepat tanpa ragu-ragu dan ini dapat menghematkan

waktu dalam perawatan.

3)Untuk bekerja secara efisien. Efisiensi kerja

dapat ditingkatkan dengan cara meletakkan peralatan

dan bahan disusun secara berurutan dengan tahap

prosedur kerja yang dilakukan.

4)Supaya dokter gigi dapat bekerja dengan nyaman.

Hal ini dapat dicapai dengan cara meletakkan dental

chair, meja peralata, lampu serta posisi operator

dan asistennya.

5)Untuk mendapatkan kepercayaan dari pasien. kerja

yang efisien dan kenyamanan pasien akan memberikan

rasa kepercayaan pasien kepada dokter gigi dan

membina hubungan yang positif antara pasien dengan

dokter gigi.

138

6)Memberikan keselesaan kepada dokter gigi saat

bekerja. Dokter gigi mungkin menderita

musculoskeletal disorder yang berhubungan dengan

kerja atau work-related musculoskeletal disorder

(WMSDs). Tanda dan gejala dari WMSD anyara lain

leher sakit pada waktu malam, punggung berasa kaku

pada waktu pagi, pergelangan tangan sakit, dan rasa

kebas pada jari.

2.7.4. Aspek-Aspek Penerapan Dental Ergonomik

a. Cara duduk

Duduk dengan sudut pada sendi paha kurang

lebih 45˚ dan paha dalam posisi yang abduksi

dapat mengeliminasi kebanyakan risiko

musculoskeletal disorder yang berhubungan dengan

waktu duduk yang lama. Punggung lurus dengan

orientasi yang tegak untuk mempertahankan kurva

spinalis yang neutral. Telapak kaki harus rata

pada lantai dan paha dalam keadaan terdukung dan

memberikan dukungan kepada tubuh. Hal ini dapat

139

menghindari hambatan terhadap sirkulasi darah ke

kaki dan telapak kaki.Kursi saddle dapat

memberikan posisi yang tegak ketika operator

duduk. Desain dari krusi saddle dapat

mempertahankan medulla spinalis pada susunan yang

benar sehingga rasa sakit pada punggung dapat

dikurangi dengan tekanan yang minimal pada diskus

vertebra.

Gambar posisi duduk

b. Cara memegang instrumen

Cara memegang instrumen adalah modified pen

grasp. Cara alat dipegang adalah dengan

menggunakan jari tengah, jari telunjuk, dan ibu

jari.Jari telunjuk dan ibu jari berada berdekatan

dengan gagang alat pada sisi yang berseberangan,

140

sedangkan jari tengah berada di atas leher alat.

Jari telunjuk ditekuk pada ruas kedua dan berada

di atas jari tengah pada sisi yang sama dari alat.

Ibu jari ditempatkan di antara telunjuk dan jari

tengah pada sisi yang berseberangan. Dengan posisi

ketiga jari yang demikian didapatkan efek tripod

yang akan mencegah terputarnya alat secara tak

terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu

instrumentasi. Selain itu, keuntungan dari cara

pemegangan instrumen ini adalah dimungkinkan

sensasi taktil oleh jari tengah yangdiletakkan di

atas leher alat.

Gambar cara memegang instrumen

c. Posisi pasien

141

Posisi pasien mempengaruhi kemampuan operator

untuk bekerja secara nyaman dan efisien.untuk

instrumentasi, kursi dental ditidurkan agar pasien

bersandar pada posisi telantang dengan kepala

terdukung. Kursi diatur sehingga pasien hampir

sejaj ar dengan lantai dan punggung kursi sedikit

dinaikkan. Kepala pasien harus berada dekat puncak

sandaran kursi.

Posisi pasien pada perawatan kwandran kiri

dan kanan rahang atas harus sehorizontal mungkin.

Manakala perawatan pada kwandran kiri rahang

bawah, pasien harus berbaring di krusi dengan

posisi sandaran krusi 30˚ dari bidang horizontal.

Untuk kwandran rahang bawah, pasien harus

berbaring dengan sudut 40˚ dari bidang horizontal.

Gambar posisi pasien pada perawatan

142

kuadran kiri dan kanan rahang atas

Gambar posisi pasien

pada perawatan kuadran kiri rahang bawah

.

Gambar posisi pasien pada perawatan

kuadran kanan rahang bawah

d. Posisi operator dan asisten terhadap pasien

Posisi saat perawatan kuadran kiri bagian

atas yaitu operator berada pada jam 11.00 dan

membentuk sudut 65o terhadap bidang vertikal dan

posisi operator berada pada jam 2.30.

143

Gambar Posisi saat perawatan kuadran kiri bagian atas

Posisi saat perawatan kuadran kanan bagian

atas yaitu operator berada pada jam 10.00 dan

membentuk sudut 35o terhadap bidang vertikal dan

posisi operator berada pada jam 2.

Gambar Posisi saat perawatan kuadran kanan bagian atas

Posisi saat perawatan kuadran kiri bagian

bawah yaitu operator berada pada jam 10.30 dan

144

membentuk sudut 45o terhadap bidang vertikal dan

posisi operator berada pada jam 2.30.

Gambar Posisi saat perawatan kuadran kiri bagian bawah

Posisi saat perawatan kuadran kanan bagian

bawah yaitu operator berada pada jam 10.00 dan

membentuk sudut 30o terhadap bidang vertikal dan

posisi operator berada pada jam 3.

Gambar Posisi saat perawatan kuadran kanan bagian

bawah

145

2.7.5. Four Handed Dentistry

a. Pengertian four handed dentistry.

Teknik dalam kedokteran gigi dimana dokter gigi

dan perawat gigi secara bersama melakukan tindakan

perawatan kepada pasien.Metode ini dilakukan bertujuan

untuk mempercepat proses dan mengurangi kelelahan baik

untuk pasien dan tenaga kesehatan gigi. Tujuan four-

handed dentistry yang lainnya adalah untuk memperpendek

waktu perawatan gigi yang diberikan kepada pasien dan

meningkatkan kualitas pekerjaan.

Metode ini sangat efektif dipergunakan, karena

transfer alat antara dokter gigi dan perawat gigi bias

lebih cepat, tidak hanya mempercepat tranfer alat

tetapi juga mempercepat penyiapan bahan-bahan untuk

perawatan.

b. Konsep Four Handed dentistry

146

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal

konsep pembagian zona kerja disekitar Dental Unit

yang disebut Clock Concept. Bila kepala pasien

dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang

kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2 disebut

Static Zone,arah jam 2 sampai jam 4 disebut

Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut

Transfer Zone, kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11

disebut Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan

Dokter Gigi

.

Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan

Dokter Gigi Maupun Perawat Gigi serta tidak terlihat

oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja

147

Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi

Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat

takut pasien.Assistant’s Zone adalah zona tempat

pergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi

inidilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan

Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada Dental

Unit yang lengkap. Transfer Zone adalah daerah tempat

alat dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter

gigi dan tangan Perawat Gigi. Sedangkan Operator’s

Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi Selain

pergerakan yang terjadi di seputar Dental chair.

c. Peralatan dalam four handed dentistry

1) Kursi dental

Kursi dental yang ergonomik adalah dengan

sandaran kepala yang sempit dan tipis.Bentuk

demikian memungkinkan operator meletakkan

tangannya dengan mudah dibawah pasien, memudahkan

pandangan ke daerah operasi, dan tetap

mempertahankan postur yang optimal.

148

2) Kursi operator

Bentuk sandaran yang mendukung punggung agar otot

punggung bagian bawah tetap tegak dan

lengkungannya dipertahankan.

3) Mobile cabinet

Dirancang untuk dapat memudahkan akses.

4) Instrumen tray

Meja dari kursi dental yang memungkinkan

pergerakan posisi vertical dan horisontal,

sehingga dapat disesuaikan dengan posisi operator

berada.

5) Lampu

Dental light yang dianjurkan jangan terlalu besar dan

lebar, pilih yang sempit dan focus hanya pada

mulut pasien dan tidak menghasilkan bayangan yang

mengganggu.

d. Tata Letak Penempatan Alat

Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan

alat kedokteran gigi adalah prinsip ergonomis yaitu

menyelaraskan antarara segala fasilitas yang

149

digunakan. Ruang periksa adalah ruang utama dalam

praktik dokter gigi sehingga tata letak peralatan

dalam ruangan ini memberi kemudahan dan kenyamanan

bagi dokter gigi, perawat gigi serta pasiennya

ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal

ruang perawatan untuk satu dental unit adalah 2,5 X

3,5 meter. Dalam ruangan ini dapat dimasukkan satu

buah dental unit, mobile cabinet serta dua buah

dental stool.

Perhatian pertama dalam mendesain penempatan

peralatan adalah terhadap dental unit. Alat ini

bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan

dinaik turunkan. Pada saat posisi rebah panjang

dental unit berkisar 1,8-2 meter. Di belakang dental

unit diperlukan ruang selebar 1 meter untuk operator

zone dan static zone

Dental unit umunya memiliki lebar 0,9 meter, bila

tray dalam posisi terbuka keluar maka lebar

keseluruhan dental unit dapat menjadi 1,5 meter.

150

Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 meter untuk

pergerakan di operator zone dan asisten zone.

Mobile cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan

alat yang akan digunakan pada saat perawatan

diletakkan di static zone dan terletak diantara

operator zone dan asisten zone sehingga opertor

maupun asisten dapat dengan mudah mengambil alat dan

bahan ang diperlukan dalam perawatan. Bila mobile

cabinet lebih dari satu maka mobile cabinet kedua

diletakkan di operator zone.

Alat lainnya yang berada di ruang perawatan adalah

dental cabinet sebgai tempat utama penyimpanan alat

dan bahan kedoktern gigi. Umumnya berbentuk bufet

setengah badan seperti kitchen cabinet dengan

ketebalan 0,6-0,8 meter. Bila hanya satu unit dapat

ditempatkan di static zone , sedangkan bila

berbentuk L dapat ditempatkan di static zine dan

asisten zone.

151

Gambar Desain tata letak penempatan alat

2.8. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Praktik Dokter

Gigi

2.8.1. Pengendalian Infeksi

Setelah munculnya antibiotik selama perang dunia II,

negara-negara maju menjadi tidak khawatir terhadap

penyakit menular. Namun periode itu berakhir dengan

munculnya epidemi HIV, bahwa infeksi penyakit

menular tidak hanya dapat disembuhkan oleh

antibiotik.

152

HIV bukan satu-satunya penyakit infeksius yang

dapat menimbulkan infeksi silang selama perawatan

gigi. Dokter gigi selalu mempunyai risiko tertular

infeksi saluran pernafasan atas dari pasien, tapi

infeksi virus hepatitis B (HBV) jauh lebih buruk

dibanding penyakit tersebut, dan risiko dari infeksi

HBV pada tempat praktik dokter gigi yang tidak

terproteksi jauh lebih tinggi dari pada kebanyakan

lingkungan lainnya. Sekarang ini pengendalian

infeksi merupakan salah satu kekuatan utama dalam

membentuk tempat praktik dokter gigi.

1. Pedoman untuk Pengendalian Infeksi

Berbagai penyakit dapat bertransmisi pada

perawatan dental. Oleh karena itu, dibentuklah

American Dental Association (ADA) dan Centers for

Disease Control and Prevention (CDC) untuk

memberikan pedoman kontrol infeksi dan prosedur

keamanan bagi Dental Health Care Worker (DHCW) guna

mencegah transmisi penyakit.

153

ADA dan CDC berisi rekomendasi kontrol infeksi.

Rekomendasi tersebut yaitu edukasi dan proteksi

terhadap seluruh tenaga medis dental, mencegah

transmisi patogen, kebersihan tangan, personal

protective equipment (PPE), kontak dermatitis dan

hipersensitivitas terhadap latex, sterilisasi dan

disinfeksi, kontrol infeksi lingkungan sekitar,

dental unit water lines, biofilm dan kualitas air

serta pertimbangan khusus seperti handpieces dan

peralatan lain, radiologi, medikasi parenteral,

prosedur pembedahan dan laboatorium.

Semua pedoman ini berdasarkan konsep universal

precautions. Konsep ini menekankan prosedur barrier,

yaitu menggunakan sarung tangan, masker, dan

kacamata pelindung, sebaiknya rutin juga melakukan

sterilisasi dengan autoklaf terhadap alat-alat yang

berpotensi menyebabkan infeksi silang. Dengan

menerapkan universal precautions, risiko transmisi dari

154

HIV atau HBV di tempat praktik dokter gigi akan

menjadi rendah.

2. Occupational Safety and Health Administration

(OSHA) dan Praktik Dokter Gigi

OSHA didirikan pada bulan Desember 1970.

Misinya adalah untuk memastikan keselamatan dan

kesehatan dalam lingkungan kerja untuk para pekerja

baik pria maupun wanita. OSHA bertanggung jawab

untuk menetapkan standar untuk kondisi kerja yang

aman dan sehat bagi semua karyawan dan mengatur

pemeliharaan standar tersebut. Standar OSHA mencakup

hampir semua industri, mulai dari tambang,

konstruksi, penebangan, penyedia jasa makanan, yang

termasuk di dalamnya industri kesehatan. OSHA juga

memiliki standar yang spesifik mengenai pekerja yang

menangani substansi atau material yang berbahaya

atau diduga berbahaya.

Dokter gigi, seperti pekerja lainnya, tunduk

pada undang-undang kesehatan dan keselamatan.

155

Regulasi OSHA yang paling mempengaruhi dokter gigi

adalah standar Bloodborne Pathogen (BP) yang mulai

berlaku sejak Maret 1992. Standar BP berlaku untuk

seluruh aktifitas petugas kesehatan yang akan

melakukan kontak dengan darah manusia atau cairan

tubuh lainnya. Hal ini berlaku di rumah sakit dan

fasilitas kesehatan lainnya, paramedik dan ambulans,

bank darah, fasilitas penelitian, dan tempat praktik

dokter gigi. Regulasi ini menyatakan agar setiap

tempat praktik dokter gigi mempersiapkan exposure

control plan, yang dimaksudkan untuk meminimalisir

tertularnya infeksi. Dalam hal ini termasuk

sterilisasi instrument dan penyimpanannya, penangan

peralatan yang potensial terkontaminasi, pembuangan

sampah medik, dan topik terkait lainnya. Secara

khusus disebutkan, bahwa dokter gigi harus

menawarkan vaksinasi HBV kepada stafnya dan

melaporkan insidensi dimana adanya kemungkinan

terinfeksi.

156

2.8.2. Isu HIV di Praktek Dokter Gigi

AIDS, akronim dari Acquired immunodeficiency

syndrome, merupakan poin akhir dari infeksi HIV. Virus

AIDS menyerang CD4 yang menyebabkan imunosupresi.

Seluruh dokter gigi harus farmiliar dengan oral

manifestasi dari infeksi HIV. Tanda yang utama adalah

kandidiasis oral, Kaposi sarkoma, dan oral hairy

leukoplakia, dan kondisi periodontal buruk pada pasien

dengan imunisupresi yang sudah buruk.

Berkembangnya hukum mengenai infeksi silang

menyadarkan seluruh dokter gigi untuk waspada. Dokter

gigi yang terinfeksi berada dalam posisi sulit.

Beberapa negara mencabut izin praktisi yang telah

terinfeksi.

Pada Americans wih Disabilities Act of 1990,

dokter gigi memiliki kewajiban untuk tidak menolak

perawatan terhadap pasien karena alasan pasien

157

terinfeksi. Menjadi semakin jelas pada tahun 1997 US

District Court judgmenet terhadap dokter gigi yang

menolak pasien dikarenakan pasien memiliki status HIV.

Kasus ini jika terjadi dilanjutkan di peradilan.

Peraturan ini berlaku dikarenakan terdapat bukti bahwa

resiko transmisi berkurang jika dilakukannya universal

precaution.

Keinginan untuk menangani perawatan pada pasien

yang terinfeksi HIV, harus diberitahukan sejak dini.

American Dental Association telah mencantumkan pernyataan

pada Code of Ethics mengenai penolakan penanganan

perawatan pada pasien yang terinfeksi HIV semata-mata

dikarenakan HIV dikatakan tidak etis. Penolakan

perawatan terhadap pasien yang terinfeksi yang

dikarenakan infeksi tersebut, tidak hanya tidak etis,

tetapi pada paragraph sebelumnya bahwa hal tersebut

ilegal. Hal ini dipertimbangkan karena resiko transmisi

HIV dari pasien dokter gigi menjadi kecil jika

menggunakan universal precaution dan banyaknya dokter gigi

158

yang telah melakukan perawatan pada pasien yang

terinfeksi HIV tanpa mengetahuinya.

Fakta yang terdapat bahwa adanya kecemasan yang

tinggi mengenai pasien yang terinfeksi HIV. Beberapa

dokter gigi tetap kukuh bahwa dia tidak memiliki

tanggung jawab secara etis untuk merawat pasien HIV-

positif. Dokter gigi ini cenderung kurang percaya

terhadap universal precaution dan khawatir apa yang

terjadi jika tempat praktik mereka diketahui bahwa

pasien dengan HIV-positif telah dirawat di sana.

Mayoritas dokter gigi memiliki tanggung jawab

secara etis untuk menerima pasien yang terinfeksi

walaupun mereka memilih untuk tidak merawat jika tidak

ada pilihan. Pada tahun 1991 survey nasional pada

mahasiwa kedokteran gigi, 76% setuju dengan tanggung

jawab etis untuk merawat pasien yang terinfeksi,

walaupun 54% mengakui terdapatnya ketakutan untuk

merawat pasien dan 53% lebih memilih untuk tidak

melakukan perawatan jika diberikan pilihan. Klinik AIDS

159

ada di beberapa kota besar dengan terdapatnya

professional dental yang berkomitmen untuk memberikan

perawatan yang sama pada seluruh pasien dengan tingkat

profesionalisme yang tinggi. Bagaimanapun juga, pada

akhir tahun 1990 untuk pasien yang terinfeksi sudah

banyak ditangani oleh banyak tempat praktik seperti

tempat praktik pribadi dan lainnya.

2.8.3. Dental Unit Waterlines

Menurut American Dental Association (ADA) tahun 1995,

jumlah mikroorganisme yang digunakan pada perawatan

dental yang sampai ke pasien terus berkembang. Pada

prosedur bedah non bedah, air yang sampai ke pasien

mengandung >200 colony forming unit/ml (cfu/ml).

Dental Unit Waterline harus dipertahankan secara

teratur untuk menjaga jumlah mikroorganisme yang

optimal dalam air. Mikroorganisme yang terdapat pada

selang yang sempit dapat menyebabkan terjadinya biofilm

dan akan menyebabkan bau.

160

Dental Unit Waterline harus dipertahankan dengan beberapa

cara, antara lain:

1. Peningkatan kualitas air

Pada Dental Unit Waterline harus dikalukan flushing atau

pembilasan setiap hari sebelum digunakan untuk

perawatan dental, untuk mencegah perkembangan

bakteri. Terdapat beberapa langkah untuk peningkatan

kualitas air tersebut yaitu:

1. Penampungan air independent.

2. Chemical treatment regimens.

3. Sistem perawatan sumber air.

4. Pengeringan dan pembersihan setiap hari.

5. Menggunakan penyaring.

2. Monitoring kualitas air

Kegiatan ini harus dijadwalkan secara teratur.

Cara ini merupakan suatu cara yang sederhana dan

murah untuk mempertahankan kualitas air.

161

3. Penggunaan irigasi bedah steril

Pada perawatan bedah, tidak digunakan air pada

dental unit waterline, melainkan air steril seperti

saline steril atau aquades.

4. Pelatihan dan edukasi

Latihan dan edukasi ini dilakukan kepada praktisi

dental dalam menghadapi kontaminasi mikroorganisme

dan biofilm pada dental unit waterline dan

meningkatkan kualitas air.

2.8.4. Pengelolaan Limbah Praktik Dokter Gigi

Menurut Depkes Republik Indonesia berbagai jenis

buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit

pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan

menimbulkan gangguan kesehataan bagi pengunjung,

masyarakat terutama petugas yang menanganinya disebut

sebagai limbah klinis Limbah klinis berasal dari

pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, farmasi

162

atau yang sejenisnya serta limbah ayng dihasilkan rumah

sakit pada saat dilakukan perawatan, pengobatan atau

penelitian.

Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya

limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda

tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi,

kimia, radio aktif dan limbah plastik.

1. Limbah Benda Tajam

Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang

memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian

menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit.

Misalnya : jarum hipodermik, perlengkapan intervena,

pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain

itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang

mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh,

bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.

2. Limbah Infeksius

Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan

dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit

menular serta limbah laboratorium yang berkaitan

163

dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik,

ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.

Yang termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah

mikrobiologis, produk sarah manusia, benda tajam,

bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh,

sprei, limbah raung isolasi, limbah pembedahan,

limbah unit dialisis dan peralatan terkontaminasi

(medical waste).

3. Limbah Jaringan Tubuh

Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh,

organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan

tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi.

Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan

penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi

label dan dibuang ke incinerator.

4. Limbah Citotoksik

Limbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi

atau mungkin terkontaminasi dengan obat citotoksik

selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi

citotoksik. Limbah yang terdapat limbah citotoksik

164

didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan

suhu diatas 1000°c.

5. Limbah Farmasi

Limbah farmasi berasal dari yaitu obat-obatan

kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch

tidak memenuhi spesifikasi atau telah

terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang atau

dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah

tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan

limbah hasil produksi obat-obatan.

6. Limbah Kimia

Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia

dalam tindakan medis, vetenary, laboratorium, proses

sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi

limbah farmasi dan limbah citotoksik

7. Limbah Radio Aktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi

dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan

medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini

antara lain dari tindakan kedokteran nuklir,

165

radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt berupa

padat, cair dan gas.

8. Limbah Plastik

Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang

oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan

kesehatan lain seperti barang-barang dissposable

yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan

dan perlengkapan medis.

Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan

pelaksanaan yang berbeda-beda antar fasilitas-fasilitas

kesehatan, yang umumnya terdiri dari yaitu:

1. Penimbulan (pemisahan dan pengurangan)

Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya

merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya

harus mempertimbangkan yaitu kelancaran penanganan

dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan

perlakuan pemisahan limbah B3 dan non B3 serta

menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan

dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis

166

sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan

pembuangan.

2. Penampungan

Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat

kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar

dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak

overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis

dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan

kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang

bermacam warna seperti telah ditetapkan dalam

Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong

berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk

sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan

simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong

berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah

radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan

“domestik”.

3. Pengangkutan

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu

pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan

167

internal berawal dari titik penampungan awal ke

tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-

site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan

kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan

dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana

dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja

khusus.

Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah

medis ketempat pembuangan di luar (off-site).

Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur

pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas

yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi

peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut

dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.

4. Pengolahan dan Pembuangan

Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang

sampah medis tergantung pada faktor-faktor khusus

yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan

peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang

berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan

168

sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan

adalah:

1. Incinerasi, yaitu sterilisasi dengan uap

panas/autoclaving pada kondisi uap jenuh bersuhu

121C.

2. Sterilisasi dengan gas. Gas yang digunakan berupa

ethylene oxide atau formaldehyde.

3. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding

(menggunakan cairan kimia sebagai desinfektan.

4. Radiasi dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi

seperti 60C.

KEGIATAN PRODUKSI LIMBAH

Perawatan Alat suntik, tabung infus, kasa,

kateter, sarung tangan, masker,

bungkus/botol obat.

Bedah Alat suntik, tabung infus, kasa,

kateter, sarung tangan, masker,

169

bungkus/botol obat, pisau bedah,

jaringan tubuh, kantong darah.

Laboratoriu

m

Alat suntik, pot sputum, pot

urine/faeces, reagent, chemicals,

kaca slide.

Poliklinik Alat suntik, tabung infus, kasa,

kateter, sarung tangan, masker,

bungkus/botol obat.

Farmasi Dos, botol obat plastik/kaca,

bungkus plastik, kertas, obat

kedaluarsa, sisa obat.

Radiologi Cartrige film, film, sarung

tangan , kertas, plastik.

IGD Alat suntik, tabung infus , kasa,

kateter, sarung tangan, masker,

bungkus/botol obat.

Dapur Sisa bahan makanan (sayur, daging,

tulang, bulu), sisa makanan,

170

kertas, plastik bungkus.

Laundry Kantong plastic.

Kantor Sisa bahan makanan (sayur, daging,

tulang, bulu,dlsb), sisa makanan,

kertas, plastik bungkus.

 KM / WC Pembalut, sabun, odol.

Tabel 2.1. Produksi Limbah

2.9. Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2.9.1. Pengertian Kesehatan Kerja

Menurut Sumamur (1976) kesehatan kerja merupakan

spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat

pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-

tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan

usaha preventif atau kuratif terhadap

penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh

factor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap

penyakit umum.

171

Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu

kesehatan, kesehatan kerja lebih memfokuskan lingkup

kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga

kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang

bertujuan untuk:

(1) Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan

pekerja

(2) Melindungi dan mencegah pekerja dari semua

gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja atau

pekerjaannya.

(3) Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan

fisik, mental dan pendidikan atau keterampilannya.

(4) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas

kerja.

Kesehatan kerja mencakup kegiatan yang

komfrehensif berupaya upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitative. Upaya promotif berupa

penyuluhan, pelatihan dan peningkatan pengetahuan

tentang upaya hidup sehat dalam bekerja, disamping

kegiatan pencegahan (preventif) terhadap resiko

172

gangguan kesehatan, lebih mengemuka dalam disiplin

kesehatan kerja

2.9.2. Faktor Risiko di Tempat Kerja

Potensi bahaya menunjukkan adanya sesuatu yang

potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit,

kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh

tenaga kerja atau perusahaan. Sedang kemungkinan

potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut

resiko.

Di tempat kerja, kesehatan dan kinerja seorang

pekerja sangat dipengaruhi oleh:

(1) Beban kerja, berupa beban fisik, mental dan

sosial, sehingga upaya penempatan pekerja yang

sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

(2) Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada

pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani,

ukuran tubuh, keadaaan gizi dan sebagainya.

173

(3) Lingkungan kerja sebagai beban tambahan, baik

berupa factor fisik, kimia, biologic, ergonomic

maupun aspek psikososial.

Berbagai potensi bahaya kesehatan dan kemungkinan

dampaknya, antara lain:

(1) Factor mesin/peralatan : cedera, kecelakaan

kerja

(2) Fisiologik dan beban kerja : gangguan

musculoskeletal, low back pain, kelelahan

(3) Factor fisik : noise induced hearing loss,

gangguan neuro vaskuler, efek radiasi

(4) Factor kimia : intoksikasi, alergi, kanker

(5) Factor psikologik : stress psikis, depresi,

ketidakpuasan

(6) Factor psikososial : konflik, monotoni,

kualitas kerja

2.9.3. Lingkungan Kerja dan Kesehatan Pekerja

174

Lingkungan kerja berkaitan dengan keadaan sekitar

aktivitas pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

Interaksi antara pekerja, pekerjaan dan lingkungan

kerja tentu saja tidak dapat dihindari karena

merupakan bagian aktivitas kehidupan.

Kesehatan kerha sangat dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan kerja, sebaliknya pengelolaan lingkungan

kerja sangat bermanfaat bagi para pekerja. Melalui

pemahaman tentang proses produksi, adanya potensi

bahaya dan resiko di tempat kerja, pengelolaan

lingkungan kerja yang mendukung pemeliharaan

kesehatan kerja dan pemantauan biomedik pada

pekerja, senantiasa perlu dilakukan sebagai upaya

pencegahan dan deteksi dini terhadap kemungkinan

timbulnya gangguan kesehatan pekerja.

2.9.4. Pengertian Keselamatan Kerja

175

Keselamatan kerja atau Occupational safety menurut

American Society of Safety Engineers (ASSE)

diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan

untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada

kaitannya dengan lingkungan dan situasi pekerja.

Materi keselamatan kerja juga diatur dalam Undang-

undang No 1 Tahun 1970 yang ruang lingkupnya

berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan

lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan

perlindungan terhadap sumber-sumber produksi

sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan

produktivitas.

2.9.5. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Pada masa lalu usaha keselamatan kerja

ditujukan hanya pada gejala dari sebab utama, yaitu

ketimpangan unsur utama produksi. Akibatnya

kecelakaan dan insiden tetap terjadi. Tetapi saat

176

ini terjadi perubahan pola sasaran keselamatan

kerja, dimana usaha keselamatan kerja ditujukan

untuk mencegah atau mengatasi terjadinya ketimpangan

pada unsure utama produksi.

Peningkatan usaha kesehaan dan keselamatan

kerja dapat ditujukan pada:

(1) Lingkungan Mikro, yang merupakan tugas

masing-masing perusahaan beserta sistem

manajemennya. Pada tingkat ini, usaha pertama

dapat diarahkan pada lingkungan fisik, antara

lain, yaitu:

a. Perencanaan mesin dan peralatan dengan

memperhatikan segi keselamatan dan kesehatan

kerja.

b. Merencanakan peralatan/lingkungan kerja yang

sesuai dengan kemampuan pekerja.

c. Pengelolaan bahan produksi.

d. Cara pembuangan limbah yang harus

diperhitungkan bahayanya

177

Usaha kedua diarahkan pada sistem manajemen dari

perusahaan atau unit kerja yang bersangkutan, yang

meliputi:

a. Penyebaran Health and safety policy statement

yang diikuti dengan pelaksanaan dan

pengawasannya.

b. Penentuan struktur, pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab dalam segi keselamatan dan

kesehan kerja yang jelas dan tegas, dan

petugas operasi dinilai berdasarkan

keberhasilannya dalam melaksanakan safe

production.

c. Menentukan, melaksanakan dan mengawasi

sistem/prosedur kerja yang benar

d. Membuat suatu sistem untuk menentukan dan

mengatasi bahaya yang mungkin timbul di

tempat kerja.

e. Menciptakan sistem pendidikan (K3)

f. Penggunaan standar dan kode terkini dan dapat

diandalkan

178

g. Menciptakan sistem pengamat yang dapat

menunjukkan adanya ketimpangan pada sistem

manajemen yang ada.

(2) Lingkungan Makro, yang merupakan tugas

pemerintah beserta aparat pelaksananya.

2.9.6. Penggunaan Alat Pelindung Diri (Universal

Precaution)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang

wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan

risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu

sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang

pelindung diri.

Kewaspadaan universal yaitu pengendalian infeksi

yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk

179

mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan

pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat

berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari

pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007)

Pasien terinfeksi atau tidak, setiap petugas

layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan

universal secara penuh dalam berhubungan dengan

semua pasien (pusat informasi penyakit infeksi

nosokomial, 2009).

Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Cuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun di air

mengalir setelah berhubungan dengan pasien.

b. Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang

basah atau terkontaminasi dengan cairan tubuh.

c. Pakai masker dan kaca mata pelindung bila ada

percikan cairan tubuh.

d. Tangani dan buang jarum suntuik dan alat kesehatan

tajam sekali pakai.

e. Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh

pasien dengan disinfektan

180

f. Penanganan alat medis harus sesuai dengan standar

disinfeksi dan sterilisasi

g. Tangani semua bahan yang telah tercemar cairan

tubuh pasien dengan cara sterilisasi dan

disinfeksi.

h. Pembuangan limbah sesuai dengan prosedur

pembuangan limbah RS.

181