Pandan Yudhapramesti - Jurnal Unpad

22
Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor Pada Harian Jurnal Bogor dan Radar Bogor Galih Setiono 1 , Dadang Rahmat Hidayat S. 2 , Pandan Yudhapramesti 3 Jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author: [email protected] Abstrack The study was aimed to determine the news framing about the GKI Yasmin Bogor conflict in Daily Newspaper Jurnal Bogor and Radar Bogor edition 10 to 13 October 2011. The study was used qualitative framing analysis by Robert N. Entman as study technique. It was used to determine how mass media construct reality by defining the problem, determine the problem cause, make moral decisions, and emphasizes problem solving in the case. The conclusions of study is the first, Jurnal Bogor and Radar Bogor defining the GKI Yasmin conflict problem with Satpol PP and GKI church on October 9, 2011 as law and religion matter. Second, the Jurnal Bogor and Radar Bogor estimated source of the problem in the case is mayor of Bogor, Diani Budiarto. Third, Jurnal Bogor determines that licensing poor can have major impact; one result is clash between Satpol PP and lead the congregation in action. While Radar Bogor determines that such clashes are GKI church effort in championing human rights to worship. Fourth, Jurnal Bogor and Radar Bogor emphasize problem solving in the follow up of cases reported between Satpol PP together with the GKI church to the police. Suggestions from the study is Jurnal Bogor and Radar Bogor in conflict reporting events expected to more proportional and balanced to all parties. This is consistent with peace journalism concept to show frame wider, more balanced and more accurate. Keywords : news framing 1 Penulis 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping Page 1 of 22 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Transcript of Pandan Yudhapramesti - Jurnal Unpad

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor Pada Harian Jurnal Bogor dan Radar Bogor

Galih Setiono1, Dadang Rahmat Hidayat S.2, Pandan Yudhapramesti3

Jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Padjadjaran

Corresponding Author: [email protected]

Abstrack

The study was aimed to determine the news framing about the GKI Yasmin Bogor conflict in

Daily Newspaper Jurnal Bogor and Radar Bogor edition 10 to 13 October 2011. The study

was used qualitative framing analysis by Robert N. Entman as study technique. It was used to

determine how mass media construct reality by defining the problem, determine the problem

cause, make moral decisions, and emphasizes problem solving in the case. The conclusions of

study is the first, Jurnal Bogor and Radar Bogor defining the GKI Yasmin conflict problem

with Satpol PP and GKI church on October 9, 2011 as law and religion matter. Second, the

Jurnal Bogor and Radar Bogor estimated source of the problem in the case is mayor of

Bogor, Diani Budiarto. Third, Jurnal Bogor determines that licensing poor can have major

impact; one result is clash between Satpol PP and lead the congregation in action. While

Radar Bogor determines that such clashes are GKI church effort in championing human

rights to worship. Fourth, Jurnal Bogor and Radar Bogor emphasize problem solving in the

follow up of cases reported between Satpol PP together with the GKI church to the police.

Suggestions from the study is Jurnal Bogor and Radar Bogor in conflict reporting events

expected to more proportional and balanced to all parties. This is consistent with peace

journalism concept to show frame wider, more balanced and more accurate.

Keywords : news framing

1 Penulis2 Pembimbing Utama3 Pembimbing Pendamping

Page 1 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Hampir tiga tahun lamanya kasus pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di

Kota Bogor belum juga menemukan titik terang. Kasus ini diindikasikan GKI Yasmin

melakukan pemalsuan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk mendirikan gereja

tersebut.

Pada Oktober 2011, salah satu kasus yang cukup menyita perhatian publik ialah kasus

bentrok antara pihak Satpol PP dengan GKI Yasmin yang melibatkan Kepala Satuan Polisi

Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Bogor, Bambang Budiyanto jatuh pingsan dan dilarikan ke

rumah sakit. Bambang disinyalir mendapat pukulan dari salah satu jemaat GKI saat upayanya

pemindahan jemaat GKI yang beribadah di trotoar, depan lokasi pembangunan gedung

gereja.

Bogor - Kisruh soal izin mendirikan gereja di Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,

diwarnai pemukulan yang dialami Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Bambang

Budiyanto, Ahad 9 Oktober 2011. Di antara upayanya menggiring paksa jemaat

Gereja Kristen Indonesia dari lokasi ibadahnya selama ini di atas trotoar pagi tadi

Bambang mendapat pukulan di bagian belakang kepalanya dan sempat pingsan.

(http://www.tempo.co/read/news/2011/10/09/064360582/Kepala-Satpol-PP-Pingsan-

Dipukul | Selasa, 8 November 2011| 21.50)

Kasus pemukulan Kasatpol PP ini terjadi ketika dilakukannya penertiban oleh Satpol

PP Kota Bogor kepada jemaat GKI Yasmin. Status gereja tersegel, yang menyebabkan jemaat

beribadah di trotoar bakal pos (bapos) gereja. Harian Radar Bogor menuliskan pemukulan

Kasatpol PP seperti di bawah ini,

Pemukulan Bambang berawal ketika ia dan ratusan anak buahnya berusaha

membubarkan kebaktian yang dilakukan jemaat GKI Yasmin di depan RSIA

Hermina. Para jemaat beribadah di trotoar depan RSIA Hermina karena trotoar depan

GKI ditutup dengan kendaraan D Polres Bogor Kota dan Satpol PP.

Saat itu, petugas Satpol PP berusaha membubarkan paksa kebaktian. Bambang

mendekati pimpinan jemaat dan meminta agar kegiatan ibadah dihentikan serta

pindah ke lokasi yang telah ditentukan Pemkot Bogor. Namun, para jemaat meminta

pendeta tetap bertahan. Bambang kemudian berusaha menarik pendeta dari posisinya.

Aksi Bambang dihalangi beberapa jemaat, sehingga terjadi aksi saling tarik dan

Page 2 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

dorong antara jemaat dan Bambang, hingga akhirnya beberapa jemaat terjatuh.

Puncaknya, Bambang disikut dan dipukul hingga tersungkur.

Melihat pentolannya dipukul, petugas Satpol PP emosi. Mereka marah dan

nyaris memukul para jemaat. Beruntung aparat kepolisian cepat meredam dan

memisahkan mereka.

(Dikutip dari “Eksekusi Rusuh, Kasatpol PP Pingsan” Harian Radar Bogor | Senin, 10

Oktober 2011|)

Sedangkan harian Jurnal Bogor seperti di bawah ini,

"Setelah relokasi, kami perintahkan bagian Dinas Pertamanan untuk membuat taman

di area trotoar sepanjang Jalan Abdullah bin Nuh. Jadi mohon maaf teman-teman di

GKI, hal ini dilakukan untuk kepentingan publik dan menjaga stabilitas Kota Bogor,

serta memberikan rasa nyaman kepada jemaat beribadah di tempat yang representatif.

Kami mengharapkan jangan seperti yang terjadi di kota-kota lain," kata Ade.

(Dikutip dari “Yasmin Ricuh Lagi” Harian Jurnal Bogor | Senin, 10 Oktober 2011|)

Terlihat perbedaan antara harian Radar Bogor dan Jurnal Bogor. Dalam Harian

Radar Bogor, media tersebut terlihat menonjolkan isu mengenai alasan pemukulan terhadap

Kasatpol PP yaitu menggunakan kata “membubarkan paksa kebaktian.” Menurut peneliti,

Radar Bogor lebih memihak terhadap GKI Yasmin, tampak dari banyaknya tulisan yang

menjatuhkan Satpol PP dan Walikota Bogor. Berbanding terbalik dengan Harian Jurnal

Bogor yang lebih netral dengan memberikan pernyataan dari Kasatpol PP dan pihak GKI.

Media tersebut juga memaparkan alasan pembubaran kebaktian yang sedang berjalan.

Radar Bogor sebagai surat kabar lokal yang selalu mengangkat permasalahan GKI

Yasmin dipilih karena peneliti menilai muatan lokal dari media ini cukup signifikan. Radar

Bogor yang merupakan satu grup dengan Jawa Pos ini memberitakan suatu kasus dengan apa

adanya, tanpa menutupi suatu masalah atau pun melihat dari ideologinya.

Selain Radar Bogor, Jurnal Bogor dipilih penulis karena ideologi media yang

mempengaruhi konten isi dari pemberitaan GKI Yasmin di Bogor. Jurnal Bogor merupakan

bawahan dari Jurnal Nasional, yang dimiliki oleh suatu partai besar yaitu Partai Demokrat.

Secara logika, Jurnal Bogor tidak memberitakan hal-hal yang dapat mencemarkan nama baik

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan pemerintah pusat karena konflik GKI Yasmin

sudah menjadi sorotan dari pemerintah pusat maupun dunia.

Page 3 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Dalam kasus ini, peranan Satpol PP (Pamong Praja) ikut turun tangan menghadapi

permasalahan kasus GKI Yasmin merupakan kaki tangan Pemkot menghadapi permasalahan

penyegelan pembangunan gereja. Pemerintah pusat tidak dapat melakukan apa-apa karena

permasalahan yang ada merupakan wewenang dari Pemkot Bogor yaitu Walikota Bogor.

Walikota Bogor yang terlibat langsung dalam kasus ini, Diani Budiarto. Secara personal ia

merupakan pihak kontra terhadap pendirian gereja Yasmin.

Pemilihan surat kabar Jurnal Bogor dan Radar Bogor juga berdasarkan permasalahan

GKI Yasmin yang merupakan peristiwa lokal dan dibingkai oleh media lokal, dimana

memiliki nilai berita kedekatan yaitu secara geografis dan psikologis. Selain itu, Jurnal

Bogor dan Radar Bogor merupakan hanya dua media lokal yang terdapat di Bogor. Hal

tersebut sangat berpengaruh kepada khayalak/masyarakat Bogor dalam menerima informasi.

Inilah yang ingin diteliti oleh penulis, bagaimana Jurnal Bogor dan Radar Bogor melakukan

pembingkaian pada pemberitaan “Bentroknya Satpol PP dengan jemaat GKI dalam konflik

GKI Yasmin”.

Pada dasarnya, peristiwa konflik akan menjadi sebuah nilai berita yang tinggi dalam

pemberitaan di media massa. Oleh karenanya, peristiwa konflik hampir selalu mewarnai tiap

halaman media massa cetak, begitu pula dengan media elektronik. Hal ini tidak bisa

dihindari, karena konflik selalu ada di berbagai lini kehidupan manusia, dan media massa

selalu siap mengangkatnya untuk menjadi konsumsi publik. Konflik atau pertentangan,

merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak akan pernah habis (Sumadiria,

2005:80).

Begitu banyak peristiwa dan kerusuhan yang menjadi konsumsi pemberitaan sehari-

hari. Mirisnya kini kebanyakan media massa cenderung mengeksploitasi aspek dramatik

konflik demi penciptaan sensasi. Implikasi yang berkembang subur justru potensi konfliknya

dibandingkan potensi integrasi, sehingga eskalasi konflik semakin meluas.

Walaupun pada dasarnya mengangkat peristiwa kekerasan menjadi suatu berita

merupakan hal yang wajar karena mengandung realitas yang bernilai berita. Namun, akan

menjadi persoalan manakala kondisi sistem sosial politik Indonesia sat ini sedang mengalami

kerawanan. Artinya, peran strategis pemberitaan media massa yang cenderung akan

menciptakan potensi konflik akan menjadi signifikan untuk dibicarakan.

Konsep berita “Bad news is good news” menjadi hal yang lumrah di media massa

manapun. Catatan-catatan Dasar Jurnalisme (Ishwara, 2005) mengatakan bahwa kebanyakan

konflik adalah layak berita. Konflik fisik seperti peperangan dan perkelahian layak berita

Page 4 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

karena biasanya ada kerugian dan korban. Kekerasan itu sendiri membangkitkan emosi dari

yang menyaksikan dan mungkin ada kepentingan langsung (Ishwara, 2005:43).

Secara teoritis, ada tiga posisi media dalam memberitakan konflik. Pertama, media

sebagai issue intensifier dimana media berposisi memunculkan dan isu atau konflik dan

mempertajamnya. Isu yang diangkat media akan memunculkan dan menampakkan dimensi

isu secara tajam. Dengan posisi sebagai intensifier, media memblow-up realitas yang jadi isu

sehingga seluruh dimensi isu menjadi transparan.

Kedua, media sebagai conflict diminisher, yakni media menenggelamkan suatu isu

atau konflik. Secara sengaja media meniadakan isu tersebut, terutama bila menyangkut

kepentingan media bersangkutan, entah kepentingan ideologis atau pragmatis. Ketiga, media

juga bisa berfungsi jadi pengarah conflict resolution, yakni media menjadi mediator dengan

menampilkan isu dari berbagai perpektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada

penyelesaian konflik (Syahputra: 2006).

Pola peliputan yang seperti ini kemudian dikenal dengan jurnalisme damai yang

mempunyai tugas utama untuk memetakan konflik, mengidentifikasi pihak-pihak yang

terlibat dan menganalisis tujuan-tujuan mereka, dan membicarakan informasi yang mereka

sediakan dalam agenda khusus mereka.

Jurnalisme damai memang hanya sekadar opsi. Jurnalisme bisa mengadopsi atau

bahkan mengabaikannya. Namun harus diingat, keberadaan pers bukanlan sekadar sebagai

mirror of reality, tetapi juga molder of reality (pembentuk rupa) masyarakat. Jika keberadaan

jurnalisme adalah dalam rangka menjalankan fungsi pembentuk rupa masyarakat, maka

seyogyanya jurnalisme damai menjadi opsi yang tak terelakkan.

Pemberitaan konflik yang biasanya mewarnai halaman media massa di Indonesia

salah satunya adalah pemberitaan konflik berlatar belakang agama. Negara ini tak jemu-

jemunya dihadapkan pada situasi yang mencekam karena pertentangan yang berlatar

belakang agama. Yang lebih memprihatinkan lagi, kasus GKI Yasmin ini berawal dari

konflik perizinan mendirikan bangunan (IMB) yang melebar hingga konflik sarat agama.

Secara substansial, tentunya tak ada satu pun agama yang mengajarkan permusuhan di

kalangan pemeluknya. Semua agama secara universal mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan

dan penghargaan terhadap hakikat kehidupan sebagai karunia Tuhan. Oleh karena itu, bila

agama dijadikan dasar untuk melakukan permusuhan dan pembantaian adalah sama sekali

tidak masuk akal.

Page 5 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Fenomena itu, menurut Arief Budiman (1993: 18-29), hanya bisa terjadi penguatan

organisasi agama menjadi lebih penting daripada ajaran agama itu sendiri. Proses penguatan

organisasi agama daripada ajarannya itu antara lain ditandai dengan semakin dominannya

peranan simbol dan ornamen, termasuk simbol politik. Sehingga, ketika organisasi agama

telah begitu pentingnya, maka berlakulah isu-isu sentimen keagamaan, seperti “pelecehan”,

“penghinaan”, dan lain-lain., jika ada sesuatu yang bersinggungan dengan simbol-simbol itu.

Serta melalui isu-isu tersebut, bergeraklah organisasi agama dengan memanipulasi ajaran

agama untuk melegalisasi terjadinya pembersihan, bahkan dengan kekerasan, terhadap

mereka yang dianggap sebagai lawan organisasi tersebut.

Untuk berita yang akan diteliti, penulis mengambil berita-berita satu hari setelah

peristiwa hingga tiga hari ke depan yaitu 10–13 Oktober 2011. Selama konflik ini

berlangsung, bentrok disertai aksi pukul pertama kali terjadi pada 9 Oktober 2011. Konflik

aksi pukul ini memicu adanya pendapat dari Menag, Dewan Gereja Kristen Dunia, dan tentu

saja pendapat kedua belah pihak yang saling bertentangan. Selain itu, setelah insiden ini,

pihak kepolisian belum secara detil mengidentifikasi peristiwa ini. Dan beberapa pemberitaan

di media cetak maupun elektronik yang penulis amati, wartawan mendefinisikan realitas yang

masih simpang siur ini secara mandiri dengan mencantumkan narasumber-narasumber seperti

kepolisian walaupun belum resmi dan detil dalam memberikan keterangan, pihak GKI

Yasmin, dan demonstran yang berhasil diwawancarai. Bahkan untuk menambahkan nuansa

dalam pemberitaan, wartawan memilih narasumber diluar peristiwa seperti tokoh agama,

tokoh masyarakat, bahkan presiden untuk menyikapi hal ini.

Hal inilah yang menjadi menarik, bagaimana peran wartawan dalam hal ini menjadi

agen konstruksi sebuah realitas. Lebih jauh bagaimana media tempat wartawan bekerja pada

akhirnya kita dapat mengetahui seperti apa keberpihakan masing-masing media terhadap

pemerintahan. Dalam mengkonstruksi konflik antara Satpol PP dengan jemaat GKI Yasmin

yang dipicu peristiwa pemukulan Kasatpol PP Kota Bogor pada 9 Oktober 2011 ini tidak

menutup kemungkinan media juga akan mencitrakan pemerintah yang akan mempengaruhi

pandangan atau opini pembaca/khalayak/publik.

Dari delapan berita ini penulis menggunakan empat perangkat analisis framing dari

Robert M. Entman. Berita-berita yang dipilih dianggap cukup mampu menjawab tujuan

peneliti. Di samping itu, tiap berita memiliki isi tulisan yang terasa memiliki perspektif yang

mewakili ideologi dan sikap masing-masing media atas permasalahan konflik GKI Yasmin

Bogor yang dipicu peristiwa pemukulan Kasatpol PP Kota Bogor. Selain itu, peneliti ingin

Page 6 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

melihat bagaimana isu lokal diberitakan dan dibingkai oleh media lokal yang memiliki

kedekatan secara geografis, psikologis, dan lainnya.

Dengan pendekatan framing kita juga melihat bagaimana tiap-tiap media

menampilkan praktek jurnalisme damai dalam tiap pemberitaannya. Melalui empat perangkat

Entman dalam menganalisis teks berita, hal-hal mendasar seperti definisi masalah, penyebab

masalah, nilai moral, dan penyelesaian masalah bisa ditemukan. Keempat hal inilah yang

juga akan mencerminkan seperti apa media melakukan praktek jurnalisme damai.

Selanjutnya pemberitaan media lebih diorientasikan untuk mencari inisiatif-inisiatif

solusi dan rekonsiliasi, sekaligus mencegah terjadinya kekerasan baru di masyarakat. Di

sinilah perlunya kepandaian dan kreativitas kalangan jurnalis. Di satu sisi mereka tetap

mengungkap fakta, namun di sisi lain mereka dituntut arif, dengan memberikan bingkai pada

fakta itu, bahwa kekerasan hanya akan memunculkan penderitaan dan kehancuran. Dan

kedamaian hanya akan terwujud bila kekerasan ditiadakan.

Dari uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut: “Bagaimana Harian Jurnal Bogor dan Radar Bogor memberitakan konflik GKI

Yasmin Bogor Edisi 10 – 13 Oktober 2011.”

Penelitian ini dapat mengetahui penyeleksian isu dan penonjolan fakta yang dilakukan

oleh Harian Jurnal Bogor dan Radar Bogor dalam pemberitaan konflik GKI Yasmin Bogor.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstrukstivisme. Perspektif konstruktivisme

memberikan penjelasan bahwa individu menginterpretasikan dan mengaktualisasikan konsep

dalam tindakan tidak begitu saja terjadi. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui proses seleksi dan

penonjolan informasi tertentu dalam suatu berita, penulis memilih metode analisis framing

sebagai alat bedah yang sesuai. Lebih spesifik lagi, penulis akan menggunakan model analisis

framing Robert M. Entman. Oleh Entman, framing dapat dipandang sebagai penempatan

informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar

dari isu lainnya.

Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan

bagaimana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat teks. Kata penonjolan di

sini dapat didefinisikan sebagai usaha membuat informasi terlihat lebih jelas, lebih bermakna,

atau lebih mudah diingat oleh pembaca.

Dalam paparannya, Entman memberikan empat perangkat dalam konsep framing-nya.

Pertama adalah pendefinisian masalah. Ini merupakan perangkat utama dengan menekankan

Page 7 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

pemahaman wartawan terhadap sebuah peristiwa. Perangkat kedua adalah memperkirakan

penyebab masalah. Ini digunakan untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor suatu

peristiwa, bisa berupa apa (what) dan juga bisa berupa siapa (who). Perangkat ketiga adalah

membuat pilihan moral. Perangkat ini dipakai untuk membenarkan atau memberi

argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Perangkat terakhir adalah

menempatkan penyelesaian. Ini dipakai untuk menilai solusi mana yang dikehendaki

wartawan. Penyelesaian masalah itu tentu saja sangat bergantung pada bagaimana peristiwa

itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah.

PEMBAHASAN

Objek penelitian ini adalah pemberitaan tentang konflik GKI Yasmin yang dimuat

oleh surat kabar lokal Jurnal Bogor dan Radar Bogor. Pemilihan dua surat kabar ini

berdasarkan permasalahan GKI Yasmin yang merupakan peristiwa lokal dan dibingkai oleh

media lokal, dimana memiliki nilai berita kedekatan secara geografis dan psikologis.

Kedekatan (Sumadiria, 2005: 80-92) mengandung dua arti, yaitu kedekatan geografis dan

kedekatan psikologis. Kedekatan geografis merujuk pada suatu peristiwa atau berita yang

terjadi di sekitar kita. Sedangkan kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat

keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau

berita.

Selain itu, kedua surat kabar ini intensif menerbitkan berita GKI Yasmin sejak 2008

pada halaman utama maupun di rubrik lainnya. Pada 10-13 Oktober 2011, Jurnal Bogor

memuat berita GKI Yasmin pada halaman pertama. Sama halnya dengan Radar Bogor yang

memberitakan GKI Yasmin pada 10-13 Oktober 2011 di halaman utama.

Peneliti membatasi objek penelitian selama sepekan, sejak terjadinya pemukulan

Kasatpol PP Kota Bogor, Bambang Budiyanto yang disinyalir dilakukan oleh pihak jemaat

GKI. Pemukulan terjadi ketika Satpol PP menertibkan jemaat yang melaksanakan kebaktian

di trotoar Bakal Pos (Bapos) gereja, yang saat itu Bapos disegel oleh Pemkot Bogor.

Pemberitaan yang peneliti ambil memang tidak mewakili permasalahan GKI Yasmin

secara keseluruhan. Sebelumnya, konflik GKI terjadi hanya berupa demo yang menentang

pendirian gereja GKI. Demo juga dilakukan dari pihak GKI yang menilai ketidakadilan

dalam mendirikan tempat ibadah. Peneliti mengambil pemberitaan tersebut karena baru kali

ini terjadi aksi pukul selama konflik GKI Yasmin berlangsung yaitu pada 9 Oktober 2011.

Page 8 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Dalam aksi fisik ini, pemukulan tidak terjadi antara jemaat GKI dan ormas islam, melainkan

Satpol PP dengan pihak GKI. Satpol PP yang seharusnya menjadi penengah dalam kisruh ini

justru ikut terlibat dalam aksi pukul ini. Ini pentingnya pemberitaan yang peneliti teliti karena

tidak hanya menyangkut peraselisihan kedua belah pihak saja. Jika hal ini dibiarkan, akan

dapat memperkeruh suasana.

Selain itu, peristiwa aksi pukul memicu adanya pendapat dari Menteri Agama

Suryadharma Ali, mendatangkan Dewan Gereja Kristen Dunia Walter Altmann, sampai

laporan kepolisian yang sudah ditangani oleh Polda Jabar dari saling tuding pemukulan yang

menimpa Kasatpol PP, Bambang Budiyanto. Jadi, peneliti mengambil tanggal 10-13 Oktober

2011 untuk objek penelitian.

Fokus penelitian ini dipilih dengan membatasi tulisan-tulisan yang termasuk ke dalam

kategori teks berita langsung (straight news) saja yang berkaitan dengan konflik GKI Yasmin

Bogor, khususnya dalam masalah bentroknya jemaat GKI Yasmin dengan Satpol PP Kota

Bogor.

Secara keseluruhan, terdapat 8 berita langsung di kedua media massa tersebut sejak

tanggal 10-13 Oktober 2011, dengan rincian 4 berita di Jurnal Bogor dan 4 berita di Radar

Bogor. Peneliti mengambil 8 berita sebagai objek penelitian karena dari kedelapan berita

tersebut mewakili pertanyaan penulis, dengan memiliki latar belakang kasus yang sama,

narasumber yang sama, tetapi penyajian penulisan dan penonjolan fakta yang berbeda.

Kedua media massa ini mengangkat konflik GKI Yasmin secara intensif karena

dinilai memiliki nilai berita yang tinggi di wilayah Bogor. Nilai berita bukan hanya menjadi

ukuran dan standar kerja, tetapi juga membenarkan dan memperkuat mengapa peristiwa

tertentu diliput, sedangkan yang lain tidak, mengapa peristiwa tersebut diletakkan di halaman

satu, sedangkan yang lain tidak (Eriyanto, 2011:120-121).

Selain itu, pemberitaan yang dilakukan oleh kedua media ini memiliki nilai berita

konflik. Konflik pada dasarnya selalu melibatkan antara dua pihak atau lebih mengenai nilai

atau anggapan yang dianggap tinggi. Dalam Jurnalisme Damai, (Syahputra, 2006:12) konflik

terjadi saat muncul ketidaksepakatan dalm setting social yang dapat ditandai dengan friksi

emosional antara individu atau kelompok.

Dalam hal ini, peneliti melihat ada konflik yang terjadi antara Kasatpol PP yaitu

Bambang Budiyanto, dengan jemaat GKI terkait kasus aksi saling pukul yang terjadi pada 9

Oktober 2011. Konflik terjadi ketika dilakukannya penertiban oleh Satpol PP Kota Bogor

kepada jemaat GKI Yasmin. Bambang disinyalir mendapat hantaman dari salah satu jemaat

Page 9 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

yang mengakibatkan jatuh pingsan. Bambang melaporkan kepada pihak kepolisian atas

penganiayaan dan melawan pejabat yang sedang melakukan tugas, sementara pihak GKI

Yasmin juga melaporkan Bambang atas dasar penghalangan peribadatan dengan kekerasan.

Dalam pemberitaan ini, Jurnal Bogor dan Radar Bogor menonjolkan aspek Walikota Bogor,

Diani Budiarto sebagai penyebab terjadinya bentrok antara Satpol PP dengan GKI.

Rangkuman Identifikasi Masalah oleh Radar Bogor

JudulBerita

PendefinisianMasalah

PerkiraanSumberMasalah

Evaluasi Moral PenekankanPenyelesaian

“EksekusiRusuh,

KasatpolPP

Pingsan,GKI

BantahPukul

Bambang”

Radar Bogormemaknai kasuspada berita inisebagai masalahhak asasi,karena iniberkaitandenganterampasnyahak asasi jemaatGKI Yasmindalammelaksanakankebaktian yangsaat ituditertibkan olehSatpol PP. Hakasasi inimerupakansalah satudiskriminasiibadah jemaatGKI yangmenyangkutdalam masalahagama.

Radar BogormenilaiWalikota BogorDiani BudiartosebagaipenyebabmasalahbentroknyaSatpol PP danjemaat GKIkarena iapemberiwewenang untukmenertibkanGKI yangmelakukankebaktian ditrotoar bakal pos(bapos) gerejaTaman Yasmin.

Radar BogormenilaipartisipasiBambang yangturut dalammenertibkanjemaat GKIadalah untukmembentukimage baikkarena ia barusaja mendudukijabatan eselon IIdi PemkotBogor. Selainitu, Radar Bogormenilai polemikGKI Yasminbelum jugamenemukan titikterang.

Radar Bogormenilai langkahyang palingtepat untukmenyelesaikankonflik aksipukul antaraBambangdengan jemaatGKI adalahdenganmenindaklanjutikejadian tersebutkepada pihakkepolisian.

“MenagAngkatTangan”

Radar Bogormendefinisikanmasalah inisebagai masalahhukum karenabentrok antaraSatpol PPdengan jemaat

Radar BogormenilaiWalikota Bogorsebagaipenyebabmasalah dalamkasus ini karenadianggap tidak

Radar Bogoringinmemperlihatkankepada pembacabahwa buruknyaperizinanmendirikanbangunan (IMB)

Radar Bogormenawarkanpenyelesaiandenganmenindaklanjutikasuspemukulan olehsalah satu jemaat

Page 10 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

GKI berawaldari masalahperizinanmendirikanbangunan(IMB).

inisiatifmenyelesaikanpermasalahanGKI Yasmin.

di Indonesiadapat berdampakbesar, khususnyapermasalahanGKI Yasmin.

GKI danpembatasanberibadah olehSatpol PP.

“DewanGereja

SeduniaKunjungi

GKI”

Radar BogormemaknaidatangnyaModerator PusatDewan GerejaSedunia (DGD),Walter Altmansebagai masalahagama.KedatanganWalter dinilaisebagai bentuksolidaritaskristiani karenajemaat GKItidakdiperbolehkanmenjalankanibadah.

Pada berita ini,Walikota Bogor,Diani Budiartodinilai sebagaiaktor yangmenghalangiupaya beribadahjemaat GKIdenganmenyegel GerejaTaman Yasmin.

Radar Bogormenilai kasusGKI Yasminmerupakan salahsatu tindakandiskriminasipendirian gerejadi Indonesiadenganmenggunakancara kekerasansebagai jalankeluar danPresiden SBYdinilai tidakinisiatif dalamkasus ini.

Radar Bogormenginginkankasus GKI dapatcepatterselesaikandan tenggangrasa antar umatberagama tetapterjaga diIndonesia.

“PoldaJabar

TanganiKisruhGKI

Yasmin”

Radar Bogormemandangkasus tersebutsebagai masalahhukum karenalaporankepolisian olehpihak Satpol PPdan jemaat GKIsudah ditanganioleh PoldaJabar.

Radar BogormenilaiBambang adalahpihak yangbersalah karenapihak kepolisianbelum jugamenerima hasilvisumpemukulan yangdisinyalirdilakukan olehjemaat GKI.

Radar Bogormenilaikeputusan PoldaJabar mengambillaporan keduabelah pihak(Bambang danpihak GKI)semata-matauntukmenghindariadanya konflikyangberkepanjanganantara GKIdengan pemkot.

Radar Bogormenawarkanpenyelesaiandenganmempercepatproses laporankedua belahpihak.

Rangkuman Identifikasi Masalah oleh Jurnal Bogor

JudulBerita

PendefinisianMasalah

PerkiraanSumberMasalah

Evaluasi Moral PenekankanPenyelesaian

Page 11 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

“YasminRicuhLagi”

Jurnal Bogormemaknai kasustersebut sebagaimasalah hukumkarenapermasalahanizin mendirikanbangunan (IMB)merupakan titikawal peristiwaricuhnya SatpolPP denganjemaat GKI.

Jurnal Bogormenilai Dianimerupakanpenyebabmasalahbentrok yangterjadi antaraSatpol PPdengan GKI.Diani dianggapsebagai pemberikeputusanuntukmembubarkankebaktian yangdilaksanakanjemaat ditrotoar Baposgereja kepadaSatpol PP.

Jurnal Bogoringinmemperlihatkankepada pembacabahwaperibadatanyang dilakukandi trotoar tidakpantas dilakukanoleh jemaatgereja danrelokasi yangdilakukan olehSatpol PP tidakmenggunakancara kekerasan.

Denganmenempuh jalurhukum dinilaiJurnal Bogordapatmenyelesaikanperselisihanantara Satpol PPdengan pihakGKI.

“Menag:Kasus

YasminBukan

MasalahAgama”

Jurnal Bogormengidentifikasiperistiwa angkatbicaraSuryadharmadalam polemikGKI Yasminmerupakanmasalah hukumkarena berawaldari perizinanmendirikanbangunan(IMB).

Jurnal BogormenilaiWalikotaBogor, DianiBudiartosebagai pihakyang bersalahkarena tidakadanyakejelasan ataspenyegelanBakal pos(Bapos) gereja.Hal itudianggapSuryadharmaAli,menghambatpembangunangereja yangmenimbulkanjemaatmelakukanperibadatan ditrotoar.

Jurnal Bogoringinmenunjukkankepada pembacabahwa peristiwabentrok yangterjadi antaraSatpol PPdengan jemaatGKI tidak akanterjadi jikasemua pihakdapat menahandiri dan tidakmenggunakankekerasansebagai jalankeluar.

Denganmenahan diri,duduk bersamamencari solusiyang terbaikdiyakini JurnalBogor dapatmenyelesaikankonflik GKIYasmin.

“’DamailahKristiani-Muslim’”

Jurnal Bogormemaknai sikapGKI dengan

Jurnal BogormemosisikanPemkot Bogor

Jurnal Bogormenilai PemkotBogor tidak

Jurnal Bogormenyarankanagar pemerintah

Page 12 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

mendatangkanDewan Gereja-gereja Dunia(DGD), sebagaimasalah hukumkarena kembalilagi kepadamasalahpembangunandan perizinanyaitu perizinanmendirikanbangunan(IMB).

atau WalikotaBogor, DianiBudiartosebagai pihakyang bersalahkarena tidakdapatmenyelesaikanpermasalahanGKI yasmin.

bekerja denganbenar, tidaksesuai aturanyang berlakudan kedatanganWalter dianggapsebagai harapanmunculnyatenggang rasaberibadah antarumat beragama.

lokal maupunpusat dapatmenjalankankeputusansebagaimanamestinya.Terkait kasuspemukulan,Jurnal Bogormenawarkanpenyelesaiandenganmenindaklanjutikasus tersebut.

“PoldaTangani

Kasus GKIYasmin-

Satpol PP”

Jurnal Bogormendefinisikanberita inisebagai masalahhukum karenaPolda Jabarsudahmenanganikasus pelaporanBambang danjemaat GKI.

Jurnal BogormenilaiWalikotaBogor, DianiBudiartosebagai pihakyang bersalahkarenamenyerahkanSatpol PP untukmenertibkanjemaat GKI.

Pada berita ini,Jurnal Bogorkembalimenonjolkanfakta kepadapembaca bahwamoral yangingindisampaikanadalahketidaketisanjemaat gerejamelaksanakanperibadatan ditrotoar.

Jurnal Bogoringinmempercepatproses laporandemimenyelesaikanpermasalahanantara Satpol PPdengan jemaatGKI.

Tabel Seleksi Isu dan Penonjolan Aspek dalam Pemberitaan Mengenai Konflik GKI

Yasmin oleh Radar Bogor

Judul Berita Seleksi isu Aspek yang ditonjolkan“Eksekusi

Rusuh,Kasatpol PP

Pingsan”

- Upaya Satpol PPmenertibkan jemaat GKIberujung rusuh.

- Imbas dari pembubaranjemaat GKI adalahterpukulnya Kasatpol PPBambang Budiyantohingga dilarikan kerumah sakit.

- Terjadi saling laporantara Bambang denganjemaat GKI.

- Dalam peristiwapemindahan jemaat GKI

- Diletakkan di halamanpertama sebagai headline.

- Penulisan judul tebal danbesar.

- Terdapat karikatur yangmenggambarkan terpukulnyaKasatpol PP BambangBudiyanto dalampengevakuasi jemaat GKI.Dalam karikatur tersebutBambang dipukul oleh sarungtinju yang bertuliskan‘Polemik Rumah Ibadah’.

- Ada penjelasan Bambang

Page 13 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

terdapat pula ratusanorang yang tergabungdalam ForumKomunikasi MuslimIndonesia (Forkami)berunjuk rasa di depanGKI Yasmin. MenurutKetua Forkami, tidak adatindakan tegas daripemerintah untukmenyelesaikan kasusGKI.

yang baru saja naik jabatanmenjadi Eselon II dilingkungan pemkot Bogordari jabatan Mantan CamatBogor Utara.

- Ada pemaparan secara detailmengenai kronologisterpukulnya Bambang yangawalnya mencoba menarikpendeta.

- Ada pemaparan juru bicaraGKI Yasmin, BonaSigalingging yang mengecamtindakan Walikota Bogoruntuk mengusir jemaat dariYasmin.

- Ada pemparan dari KetuaForum Komunikasi MuslimIndonesia (Forkami), AhmadIman yang menyatakanpendapatnya bahwa SatpolPP tak mampu mengentaskanpermasalahan GKI Yasmin.

- Ada pemaparan secara detailmengenai kesalahan SatpolPP dalam memindahkanjemaat GKI ke GedungHarmoni Yasmin Center,terlebih Walikota Bogoradalah pemberi tugaspemindahan GKI.

“MenagAngkatTangan”

- Menteri Agama,Suryadharma Alidimintai pendapat terkaitkasus bentrok yangterjadi antara Satpol PPdengan jemaat GKI.

- Jalan emosi dinilaipolitisi Partai Demokrat,Fero Sopacau adalahjalan yang salah karenamembuat kekhawatiranwarga sekitar.

- Antara Satpol PP denganjemaat GKI dinilai KetuaDPD PKS Kota Bogor,Jajat Sudrajat harussaling menghormati.

- Kasus kedua pelaporan

- Diletakkan di halamanpertama sebagai berita utama.

- Dari judul menggambarkanbahwa pemerintah tidakinisiatif menyelesaikan kasusGKI

- Ada pemaparan Suryadharmayang tak ingin banyak bicaramengenai polemik GKIYasmin.

- Terdapat pernyataanSuryadharma yang menolakjika permasalahan GKIditangani langsung olehPresiden Soesilo BambangYudhoyono.

- Terdapat masalah politikdalam permasalahan GKI

Page 14 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

masih dalampenyelidikan terhadappara saki.

Yasmin, terlihat daripemilihan narasumber danpencantuman gelar yangdimuat oleh Radar Bogor,salah satunya politisi partaiDemokrat yaitu FeroSopacua.

- Ada pemaparan Ketua DPDPKS Kota Bogor, JajatSudrajat sekilas pernyataanprihatin mengenai kasusbentrok antara Satpol PPdengan jemaat GKI oleh.

“DewanGereja

SeduniaKunjungi

GKI”

- Kedatangan ModeratorDewan Gereja Dunia(DGD), Walter Altmanmerupakan solidaritasdari seluruh gerejaanggota DGD kepadajemaat GKI TamanYasmin.

- GKI Yasmin lapor keDGD karena mendapatdiskriminasi dalamberibadah.

- Permasalahan GKIYasmin sudah mendapatperhatian besar lembaga-lembaga HAM sepertiHuman Rights Watch,Amnesty InternationalUni Eropa dan KomisiTinggi HAM PBB.

- Diletakkan di halamanpertama sebagai berita utama

- Terdapat pemaparan polemikGKI menjadi pusat perhatiandunia.

- Ada pemaparan ModeratorDewan Gereja Dunia (DGD)Walter Altman mengenaidiskriminasi beribadah.

- Ada pemaparan Waltertentang tidak inisiatifnyaPresiden SBY dalammenyelesaikan polemik GKI.

- Ada pemaparan jemaat GKImendapat perlakuandiskriminasi dengan carakekerasan.

- Ada pemaparan GKImendapat perhatian besarlembaga-lembaga dunia.

“Polda JabarTangani

Kisruh GKIYasmin”

- Laporan terpukulnyaBambang dan laporandiskriminasi ibadah olehjemaat GKI sudahditangani oleh PoldaJabar.

- Polda Jabar sudahmemberikan wewenangpenuh kepada PolresBogor agar tidak ada lagibentrok.

- Hasil visum Bambangbelum juga diterima olehpihak kepolisian.

- Diletakkan di halamanpertama sebagai berita utama.

- Terdapat pemaparan KapolresBogor Kota AKBP Hilmanmengenai keputusandiambilnya dua berkaspelaporan polisi kedua belahpihak semata-mata untukmenghindari konflik yangberkepanjangan.

- Ada pemaparan KasatReskrim Polres Bogor KotaAKP Iman Imanuddintentang pihak Bambang yangbelum menerima hasil visum

Page 15 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

pemeriksaan dari RS.

Tabel Seleksi Isu dan Penonjolan Aspek dalam Pemberitaan Mengenai Konflik GKI

Yasmin oleh Jurnal Bogor

Judul Berita Seleksi isu Aspek yang ditonjolkan“Yasmin

RicuhLagi”

- Kisruh antara Satpol PPdengan jemaat adalah salahsatu upaya Walikota Bogoruntuk kembali mencobamembubarkan ibadahPerjamuan Kudus GKIBapos Taman YasminBogor.

- Pemindahan jemaat GKIdilakukan denganmenggunakan busTranspakuan tetapi terjadipenolakan dari jemaat GKI.

- Bambang terpukul olehsalah satu jemaat GKI.

- Bambang dan pihak GKIsaling lapor pada pihakkepolisian.

- Diletakkan di halamanpertama sebagai headline.

- Penulisan judul besar dantebal.

- Terdapat sub judul yangmenggambarkan Bambangdipukul hingga pingsan.

- Ada pemparan Satpol PPingin memindahkan jemaatGKI ke tempat yang lebihrepresentatif.

- Ada pemaparan penolakanjemaat GKI dalam prosesrelokasi.

- Ada pemaparan tentangmengganggu kepentinganpublik oleh Asisten TataPraja Kota Bogor, AdeSyarif ketika jemaat GKImelakukan peribadatan ditrotoar.

- Ada pemaparan secara detailtentang terpukulnyaBambang.

- Porsi berita mengenaiterpukulnya Bambang lebihbesar dibandingkanpembelaan dari jemaat GKI.

“Menag:Kasus Yasmin

BukanMasalahAgama”

- Kasus bentrok antaraSatpol PP dengan jemaatGKI mengakibatkan turutbicaranya Menteri Agama,Suryadharma Ali.Menurutnya, polemik GKItidak akan berlanjut jikapermasalahan perizinanIMB sudah terselesaikan.

- Diulas kembali peristiwaaksi pukul antara Satpol PPdengan jemaat GKI yangmengakibatkan Bambangjatuh pingsan.

- Diletakkan di halamanpertama sebagai beritautama.

- Ada penjelasanpermasalahan perizinan yangmerupakan titik awal daripermasalahan GKI Yasmin.

- Terdapat pengulanganterpukulnya Bambang olehjemaat GKI.

- Ada pengulangan kronologisdari jatuh pingsannyaBambang.

- Porsi paragraf menjelaskan

Page 16 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

- Kasus kedua pelaporanmasih dalam penyelidikanlebih lanjut.

terpukulnya Bambang lebihbesar dibandingkan porsiparagraf pihak GKI.

“’DamailahKristian-Muslim’”

- Walter Atlman mendatangiBapos GKI Yasmin.Kedatangannya inginmenyatakan solidaritaskepada GKI Yasmin.

- Kasus pelaporan pihakBambang dan GKI masihdalam pemeriksaan saksi-saksi.

- Diletakkan di halamanpertama sebagai beritautama.

- Penulisan judulmenggunakan kutipan yangmenyiratkan bahwakedatangan ModeratorDewan Gereja Dunia(DGD), Walter Altmanadalah upaya untukmenyatukan perdamaianantara jemaat GKI danmuslim di Bogor.

- Terdapat pemaparan bahwakedatangan Walter dikawal400 personel aparat PolresBogor Kota.

- Terdapat pengulanganMenteri Agama yangmengatakan bahwapermasalahan GKI adalahmasalah pemalsuan suratizin IMB yang dilakukanoleh pihak GKI.

- Ada pemaparan dariGubernur Jawa Barat AhmadHeryawan yang menunggukeputusan Walikota Bogoruntuk menyelesaikanPolemik GKI Yasmin.

“PoldaTangani KasusGKI Yasmin-

Satpol PP”

- Polda Jabar sudahmenangani kasus pelaporandari kedua pihak yaitulaporan dipukulnyaBambang dan laporandiskriminasi ibadah olehjemaat GKI.

- Pengulangan kembalikejadian bentrok antaraSatpol PP dengan jemaatGKI.

- Diletakkan di halamanpertama sebagai beritautama.

- Ada pengulangan mengenaipemukulan jemaat GKIterhadap Bambang.

- Ada pengulangan kronologisBambang yang ditarik dandipukul oleh jemaat GKI.Sedangkan pihak GKI hanyadipaparkan melaporkankepada kepolisian.

- Porsi paragraf tentangpemukulan Bambang lebihbesar dari porsi paragraf

Page 17 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

pihak GKI.

1. Mendefinisikan Masalah

Radar Bogor dan Jurnal Bogor mendefinisikan masalah konflik GKI Yasmin dalam

bentroknya Satpol PP dengan jemaat GKI pada 9 Oktober 2011 sebagai masalah hukum dan

agama. Hal ini terlihat jelas dari 4 berita yang dituliskan masing-masing media massa

tersebut.

Inti persoalan yang disampaikan Radar Bogor dan Jurnal Bogor sama-sama

menyoroti persoalan hukum yaitu permasalahan perizinan yang belum terselesaikan antara

Walikota Bogor, Diani Budiarto dengan pihak GKI Yasmin. Perihal agama juga tersorori

karena ini berkaitan dengan terampasnya hak asasi jemaat GKI Yasmin dalam melaksanakan

kebaktian yang saat itu ditertibkan oleh Satpol PP. Hak asasi ini merupakan salah satu

diskriminasi ibadah jemaat GKI yang menyangkut dalam masalah agama. Ditambah angkat

bicaranya Menteri Agama, Dewan Gereja Dunia (DGD) dalam menyikapi bentrok yang

berujung aksi pukul ini.

2. Penyebab Masalah

Radar Bogor menyatakan sumber masalah bentroknya Satpol PP dengan jemaat GKI

adalah Walikota Bogor, Diani Budiarto yang memberikan keputusan untuk membubarkan

kebaktian. Upaya membubarkan dan memindahkan jemaat GKI ke Gedung Harmoni Center

dinilai salah satu upaya Walikota Bogor dalam pengalihan permasalahan yang ada. Dalam

keempat beritanya, Radar Bogor menggiring pembaca bahwa terpukulnya Kasatpol PP

Bambang Budiyanto saat menertibkan jemaat GKI akibat dari ulahnya sendiri. Diani

dianggap salah memberi keputusan untuk membubarkan kebaktian jemaat GKI.

Sama halnya dengan Jurnal Bogor yang menyatakan bahwa Diani Budiarto adalah

sumber masalah dari polemik yang berkelanjutan. Jurnal Bogor selalu memaparkan

informasi bahwa Walikota Bogor adalah pihak yang bersalah karena tidak dapat

menyelesaikan permasalahan dengan GKI Yasmin. Hal ini menggambarkan bahwa Satpol PP

adalah pihak yang dirugikan karena menjalankan perintah dari Walikota Bogor.

Aplikasi konsep jurnalisme damai yang salah satunya bingkai (frame) lebih luas, lebih

berimbang, dan lebih akurat bisa dilihat dari perangkat ini. Hasilnya, Radar Bogor tidak

secara berimbang dalam hal menyorot bentroknya Satpol PP dengan jemaat GKI karena lebih

banyak memberikan ruang untuk argumentasi pihak jemaat GKI. Sama halnya dengan Jurnal

Page 18 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Bogor yang banyak memberikan porsi argumentasi dari pihak Satpol PP. Melalui perangkat

penyebab masalah ini, Radar Bogor dan Jurnal Bogor kurang dalam penerapan konsep

jurnalisme damai.

3. Membuat Keputusan Moral

Radar Bogor membuat keputusan moral bahwa kasus bentrok yang terjadi adalah

salah satu usaha jemaat GKI dalam memperjuangkan hak asasi untuk beribadah. Peribadatan

yang dilakukan oleh jemaat GKI di trotoar adalah salah satu bentuk ketidakjelasaan

pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Sementara Jurnal Bogor

menentukan bahwa buruknya perizinan mendirikan bangunan (IMB) dalam permasalahan

GKI Yasmin dapat berdampak besar, salah satu akibatnya adalah bentrok antara Satpol PP

dan jemaat GKI dengan berujung aksi pukul. Bagi Jurnal Bogor, relokasi yang dilakukan

oleh Satpol PP tidak menggunakan cara kekerasan dan peristiwa bentrok yang terjadi antara

Satpol PP dengan jemaat GKI tidak akan terjadi jika semua pihak dapat menahan diri serta

tidak menggunakan kekerasan sebagai jalan keluar.

Dilihat dari penerapan jurnalisme damai, dalam memaparkan keputusan moralnya,

Jurnal Bogor sudah cukup seimbang pada keempat beritanya. Seimbang dalam arti,

pemaparan narasumber dari pihak Kasatpol PP dan jemaat GKI terkait kasus tersebut.

Sementara Radar Bogor dalam keempat berita langsungnya, terlalu banyak menyampaikan

pendapat narasumber dari sisi GKI dibandingkan Kasatpol PP.

4. Menekankan Penyelesaian Masalah

Radar Bogor dan Jurnal Bogor menekankan penyelesaian masalah pada

menindaklanjuti kasus saling lapor antara Satpol PP dengan jemaat GKI kepada pihak

kepolisian. Kasatpol PP, Bambang Budiyanto mewakili Satpol PP melaporkan jemaat GKI

atas dasar melawan pejabat yang tengah menyalahkan tugas. Sedangkan pihak GKI

melaporkan Satpol PP atas dasar menghalangi peribadatan dengan cara kekerasan.

Dalam aspek jurnalisme damai yaitu dapat mendorong media menegasikan

pentingnya penyelesaian hukum dalam konflik sara. Selain menyoroti harapan-harapan

hubungan kedua belah pihak, media juga dapat berperan sebagai pengingat bahwa konflik

GKI Yasmin adalah konflik hukum yang berkepanjangan dan dipandang sara oleh sebagian

khayalak. Melalui perangkat ini aplikasi jurnalisme damai terpenuhi oleh kedua media karena

keduanya sudah menyoroti hal tersebut.

Page 19 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Secara keseluruhan, Radar Bogor lebih memihak kepada GKI Yasmin untuk dapat

melaksanakan ibadah dan meneruskan pembangunan gereja. Dalam pemberitaannya, Radar

Bogor pun kerap terlihat menggambarkan Satpol PP sebagai penghalang peribadatan jemaat

GKI dengan cara membubarkan kebaktian yang dilakukan jemaat GKI di trotoar bapos

gereja. Hal itu tak lepas dari keputusan Diani Budiarto sebagai pemberi keputusan Satpol PP

untuk menertibkan jemaat GKI.

Dalam penulisan beritanya, terlihat bahwa wartawan Radar Bogor sangat

menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Satpol PP dan Walikota Bogor. Pemindahan jemaat

GKI ke Gedung Harmoni Center dinilai salah satu upaya Walikota Bogor dalam pengalihan

permasalahan yang ada. Gedung Harmoni Center merupakan gedung pertemuan yang

sewaktu-waktu dapat dipergunakan jika ada kepentingan pribadi, seperti pernikahan, rapat

golongan tertentu, dan sebagainya. Peribadatan GKI dinilai Radar Bogor tidak dapat

dilaksanakan secara rutinitas karena gedung tersebut bukanlah tempat ibadah.

Sementara Jurnal Bogor lebih memihak kepada Satpol PP dalam pertikaian aksi

pukul. Satpol PP adalah pihak yang dirugikan karena menjalankan perintah dari Walikota

Bogor. Itulah mengapa Jurnal Bogor selalu memaparkan informasi bahwa Walikota Bogor

adalah pihak yang bersalah. Jurnal Bogor menilai Walikota Bogor tidak dapat menyelesaikan

permasalahan secara personal dengan GKI Yasmin. Menurut Jurnal Bogor pula, jemaat GKI

tidak dapat melaksanakan peribadatan di trotoar bapos gereja karena dapat mengganggu

kepentingan publik dan aktivitas pengguna jalan. Jurnal Bogor memiliki perspektif bahwa

perizinan adalah awal dari polemik yang ada. Jika masalah kedua belah pihak dapat

terselesaikan secara baik, permasalahan bentrok antara Satpol PP dengan GKI tidak akan

terjadi.

Penulis memiliki tiga saran untuk Radar Bogor dan Jurnal Bogor terkait masalah

yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, Radar Bogor dan Jurnal Bogor dalam

memberitakan peristiwa konflik diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih

proposional dan berimbang kepada setiap pihak yang berkonflik. Hal ini sesuai dengan

konsep jurnalisme damai yaitu mampu memperlihatkan bingkai (frame) lebih luas, lebih

berimbang dan lebih akurat.

Kedua, Radar Bogor dan Jurnal Bogor diharapkan terus menjalankan kontrol sosial

dengan memberikan informasi dan fakta yang saling mendukung dan mampu memberikan

solusi bagi pemegang kekuasaan dalam menengahi konflik yang berlangsung.

Page 20 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Ketiga, Radar Bogor dan Jurnal Bogor disarankan untuk tidak memusatkan perhatian

hanya kepada pihak yang bertikai dan hanya mencari perbedaan dari ucapan kedua belah

pihak tentang apa yang mereka inginkan. Akan lebih baik jika keduanya memunculkan

kesamaan-kesamaan yang bisa diterapkan bagi kedua belah pihak.

Daftar Pustaka

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komalasari, dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi

Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Budiman, Arief. 1993. Hubungan Utara-Selatan: Konflik atau Kerja Sama.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Bungin, Burhan. 2000. Konstruksi Sosial Media Massa: Realitas Iklan Televisi

dalam Masyarakat Kapitalis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 21 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)

Galih Setiono - Pemberitaan Konflik GKI Yasmin Bogor ...Program Studi Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi © 2012http://journals.unpad.ac.id

Eriyanto dan Deddy Mulyana. 2002. Analisis Framming: Konstruksi, Ideologi,

dan Politik Media. Yogyakarta: LKIS.

Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas.

Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication. Wadsworth:

Belmont.

McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar

(Diterjemahkan oleh Agus Dharma dan Aminuddin Ram). Jakarta:

Erlangga.

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama Sebuah Pengantar. Jakarta: Mirzan.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Saripudin H.A. dan Qusyaini Hasan. 2003. Tomy Winata dalam Citra Media,

Analisis Berita Pers Indonesia. Jakarta: JARI.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudibyo, Agus, Ibnu Hamad dan Mr. Qodari. 2001. Kabar-kabar Kebencian,

Prasangka Agama di Media Massa. Jakarta: ISAI.

Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.

Cetakan Pertama. Bandung: Simbiosa Rekata Media.

Sunarjo, dan Djoenaesih S. Sunarjo. 1995. Himpunan Istilah Komunikasi.

Yogyakarta: Liberty.

Suwardi, Harsono. 1993. Peranan Pers Dalam Politik Indonesia. Jakarta: Pustaka

Utama.

Syahputra, Iswandi. 2006. Jurnalisme Damai, Meretas Ideologi Peliputan di Area

Konflik. Yogyakarta: P_Idea.

Page 22 of 22

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)