Jurnal transportasi
Transcript of Jurnal transportasi
TINJAUAN LAIK FUNGSI JALAN PADA DAERAH RAWANKECELAKAAN
(STUDI KASUS: PEREMPATAN JL. A. YANI - JL. BUDIUTOMO - JL. M. T. HARYONO)
Bayu Andila PratamaProgram Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Haluoleo KendariJalan H.E.A Mokodompit Kendari
ABSTRAKPenelitian ini mengambil sudut pandang dari tingkat kelaikanfungsi jalan sebagai penyebab kecelakaan yang terjadi padadaerah rawan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui seberapa besar pengaruh tingkat kelaikan fungsijalan terhadap kecelakaan yang terjadi pada daerah tersebut.Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan yaknipengumpulan data kecelakaan untuk melihat faktor penyebabkecelakaan dan pengukuran serta pengamatan langsung dilapangan terhadap parameter faktor jalan penyebab kecelakaanyakni faktor geometri jalan, faktor struktur perkerasanjalan, faktor pemanfaatan bagian-bagian jalan dan faktormanajemen dan rekayasa lalu lintas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan yangterjadi pada daerah rawan kecelakaan dalam kurun waktu limatahun (tahun 2008 hingga tahun 2012) adalah sebanyak 12kasus kecelakaan dimana 9 kasus diantaranya disebabkan olehfaktor jalan dengan persentase 75% dan 3 kasus selebihnyadisebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 25%. Faktorjalan (kelaikan fungsi jalan) penyebab kecelakaan dibagilagi menjadi 4 parameter yakni faktor struktur perkerasanjalan sebanyak 4 kasus dengan persentase 44,44%, faktormanajemen dan rekayasa lalulintas sebanyak 3 kasus denganpersentase 33,33%, dan faktor geometri jalan sebanyak 2kasus dengan persentase 22,22%. Berdasarkan seluruh hasil penelitian yang dilakukanmengindikasikan bahwa tingkat kelaikan fungsi jalan sangatberpengaruh terhadap kecelakaan yang terjadi.
Kata Kunci : laik fungsi jalan, kecelakaan, daerah rawankecelakaan.
ABSTRACT
This study takes the point of view of the level of function airworthiness as thecause of road accident in accident prone area. This research was conducted intwo phases namely accident data collection to see accident prone areas and thefact ors of accident cause and measurment also direct observation in the locationon parametric factors causing road accidents namely road geometry factor,pavement structure factor, utilization of the road section factor andmanagement and traffic engineering factor.The result showed the number of accident that happened in accident prone areasin the five years period (from 2008 to 2012) are 12 cases which 9 cases ofaccident are caused by human factor with percentage of 25%. Road factor (roadworthiness function) as the cause of accident is further divided into 4 parametersnamely pavement structure as much as 4 cases with percentage of 44,44%,traffic management an engineering factors as much as 3 cases with percentage33,33%, and road geometry factor as much as 2 cases wit percentage 22,22%.Based on all the result of research conducted indicated that the level of roadfunction airworthiness affect the accident happened.
Keywords: road worthy functions, accident, accident prone ereas.
1. Pendahuluan
Pesatnya pembangunan suatu daerah disertai dengan
pertambahan jumlah kendaraan yang tidak terkendali akan
membawa dampak kepada peningkatan kecelakaan lalu
lintas di jalan. Secara garis besar ada empat faktor
utama penyebab terjadinya kecelakaan yaitu faktor
manusia, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor
lingkungan. Faktor manusia berpengaruh pada pola
perjalanan masing-masing individu yang akan
mempengaruhi pola perjalanan secara umum sehingga
terjadi konflik lalu lintas. Faktor kendaraan
berpengaruh dari tingkat kehandalan komponen-komponen
kendaraan untuk melakukan manuver pada saat tertentu
sebagai reaksi dalam ruang geraknya. Faktor lingkungan
berpengaruh pada pertimbangan cuaca yang tidak
menguntungkan yang dapat mempengaruhi kecelakaan lalu
lintas, akan tetapi tingkat pengaruhnya belum dapat
ditentukan. Sedangkan Faktor jalan berpengaruh pada
kehandalan infrastruktur jalan untuk mendukung
keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengemudi dalam
berkendara di jalan raya termasuk permasalahan kelaikan
fungsi jalan itu sendiri. Jumlah kecelakaan yang tinggi
pada suatu ruas jalan merupakan indikasi rendahnya
tingkat keamanan dan kenyamanan jalan tersebut.
Kota Kendari yang merupakan Ibukota Propinsi
Sulawesi Tenggara adalah salah satu kota yang ada di
Indonesia dengan tingkat kecelakaan lalu lintas yang
cukup tinggi. Menurut data dari Polres Kendari,
diketahui bahwa dalam lima tahun terakhir jumlah
peristiwa kecelakaan terbanyak berturut-turut sejak
tahun 2008 hingga 2012 terjadi pada perempatan Jl. A.
Yani – Jl. M. T. Haryono – Jl. Budi Utomo. Angka
kecelakaan tersebut adalah angka kecelakaan yang
tercatat saja (reported accidents), kenyataannya bisa
melebihi dari angka kecelakaan tersebut, karena pada
kenyataannya masyarakat kadang enggan melaporkan
kejadian kecelakaan tersebut pada pihak yang berwenang.
Dari data tersebut maka diperlukan adanya upaya untuk
mengurangi jumlah kecelakaan.
Berdasarkan dengan masalah tersebut di atas, maka
peneliti ingin menganalisa tingkat kelaikan fungsi
jalan pada daerah-daerah rawan kecelakaan yang ada di
kota Kendari (studi kasus: Perempatan Jl. A. Yani – Jl.
Budi Utomo – Jl. M.T. Haryono).
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Jalan Perkotaan
Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai
berikut ini.
1. Jalan dua lajur dua arah (2/2 UD).
2. Jalan empat lajur dua arah.
a. Tak terbagi (tanpa median) (4/2 UD).
b. Terbagi (dengan median) (4/2 D).
3. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D).
4. Jalan satu arah (1-3/1).
2.2 Parameter Penilaian Kondisi Kelaikan Fungsi Jalan
a. Geometri Jalan
Potongan Melintang Badan Jalan
1. Jalur dan Lajur Lalu Lintas
Gambar 2.1 Bagian-bagian jalan
Keterangan gambar:
a. Jalur lalu lintas
b. Lajur lalu lintas
c. Bahu jalan
d. Jalur pejalan kaki
e. Saluran drainase
f. Sempadan jalan
g. Ruang manfaat jalan (rumaja)
h. Ruang milik jalan (Rumija)
i. Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
Jumlah lajur untuk tipe jalan arteri adalah:
Jalan bebas hambatan: minimal 2 lajur/arah
Jalan raya: minimal 2 lajur/arah
Jalan sedang: minimal 2 lajur/2 arah
Jalan kecil: minimal 2 lajur/2arah
Jumlah lajur untuk tipe jalan kolektor adalah:
Jalan bebas hambatan: minimal 2 lajur/arah
Jalan raya: minimal 2 lajur/arah
Jalan sedang: minimal 2 lajur/2 arah
Jalan kecil: minimal 2 lajur/2arah
Lebar lajur untuk tipe jalan arteri adalah:
Jalan bebas hambatan: minimum 3,5 m
Jalan raya: minimum 3,5 m
Jalan sedang: minimum 3,5 m
Jalan kecil: minimum 2,75 m
Lebar lajur untuk tipe jalan kolektor adalah:
Jalan bebas hambatan: minimum 3,5 m
Jalan raya: minimum 3,5 m
Jalan sedang: minimum 3,5 m
Jalan kecil: minimum 3,5 m
2. Bahu Jalan
Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan
dapat dibedakan atas:
1. Bahu yang tidak diperkeras, yaitu bahu yang
hanya dibuat dari material perkerasan jalan
tanpa bahan pengikat.
2. Bahu yang di perkeras.
Dilihat dari letaknya bahu jalan terhadap
arah lalu lintas, maka bahu jalan dapat
dibedakan atas:
1. Bahu kiri/bahu luar adalah bahu yang terletak
di sebelah kiri dari jalur lalu lintas.
2. Bahu kanan/bahu dalam adalah bahu yang
terletak di tepi sebelah kanan dari jalur
lalu lintas.
Lebar bahu untuk jalan arteri (primer) adalah:
Jalan bebas hambatan: 2,5 m
Jalan raya: 2 m
Jalan sedang: 1,5 m
Jalan kecil: 0,5 m
Lebar bahu untuk jalan arteri (sekunder) adalah:
Jalan bebas hambatan: 0,25 m (kiri/kanan)
Jalan raya: 0,25 m (kiri/kanan)
Jalan sedang: 0,25 m (kiri/kanan)
Jalan kecil: 0,25 m (kiri/kanan)
Lebar bahu jalan untuk jalan kolektor (primer)
adalah:
Jalan bebas hambatan: 2,5 m
Jalan raya: 2 m
Jalan sedang: 1,5 m
Jalan kecil: 0,5 m
Lebar bahu untuk jalan kolektor (sekunder)
adalah:
Jalan bebas hambatan: 0,25 m (kiri/kanan)
Jalan raya: 0,25 m (kiri/kanan)
Jalan sedang: 0,25 m (kiri/kanan)
Jalan kecil: 0,25 m (kiri/kanan)
3. Median
Median merupakan suatu bagian tengah jalan
yang secara fisik memisahkan arus lalu lintas
yang berlawanan arah.
Lebar median jalan ada dua yaitu:
Tipe ditinggikan (minimum 1,2 m)
Tipe diturunkan (minimum 0,9 m)
Tipe median jalan ada tiga yaitu:
Median datar adalah jarak dua buah garis utuh
lebih besar dari 18 cm, di dalamnya
terdapat marka serong.
Median diturunkan adalah cekung, dengan
kemiringan 6 - 15% dari sisi luar ke tengah
median.
Median ditinggikan adalah tinggi median dari
permukaan jalan adalah 18 – 25 cm,
menggunakan kerb.
Jenis perkerasan median adalah:
Median datar (hanya menggunakan marka)
Median diturunkan (permukaan hanya
menggunakan material yang mampu meredam
kecepatan)
Median ditinggikan (menggunakan kerb, dengan
tingi 18 - 25 cm, menggunakan beton/rumput
pada permukaan)
Bukaan median jalan (arteri) adalah:
Antar kota
Jarak bukaan: minimum 5 m
Lebar bukaan: minimum 7 m
Dalam kota
Jarak bukaan: minimum 0,5 m
Lebar bukaan: minimum 4 m
Bukaan median jalan (kolektor) adalah:
Antar kota
Jarak bukaan: minimum 3 m
Lebar bukaan: minimum 4 m
Dalam kota
Jarak bukaan: minimum 0,3 m
Lebar bukaan: minimum 4 m
b. Struktur Perkerasan Jalan
1. Jenis Perekerasan Jalan/Kesesuaian Struktur
Perkerasan Jalan dengan Lalu Lintas yang
Dilayani, Kelas Fungsi Jalan, dan Kelas
Penggunaan Jalan
a. Jalan bebas hambatan: super paved, beton
semen, beton aspal.
b. Jalan raya: beton aspal, perkerasan beraspal.
c. Jalan sedang: perkerasan beraspal.
d. Jalan kecil: perkerasan beraspal, jalan
kerikil/tanah.
2. Kondisi Perkerasan Jalan
1. Kedalaman lubang
a. Shallow: <50 mm
b. Deep: >50 mm
2. Intensitas lubang
a. Baik: 0 - 40 m2/Km
b. Sedang: 40 - 200 m2/Km
c. Rusak: 200 - 600 m2/Km
d. Rusak berat: >600 m2/Km
3. Lebar retak
a. Retak buaya: retak yang mempunyai celah
lebih besar atau sama dengan 3 mm, saling
berangkai membentuk kotak-kotak kecil
menyerupai kulit buaya.
b. Retak acak: retak yang terjadi pada
tempat-tempat tertentu secara acak.
c. Retak melintang: retak yang terjadi
melintang sumbu jalan.
d. Retak memanjang: retak yang terjadi
memanjang atau sejajar sumbu jalan.
4. Intensitas retak
a. Baik: 0 – 100 m2/Km
b. Sedang: 100 – 500 m2/Km
c. Rusak: 500 – 1.000 m2/Km
d. Rusak berat: >1.000 m2/Km
5. Tekstur perkerasan jalan
a. Baik: permukaan jalan rata tanpa ada
perubahan bentuk.
b. Kegemukan: permukaan jaln licin dan
mengkilat,tidak ada batu yang tampak pada
saat hari sedang terik permukaan jalan
menjadi lunak dan lengket.
c. Pelepasan butir: keadaan dimana bahan
pengikat aspal tidak mengikat batu
sehingga banyak batu yang terlepas.
d. Kekurusan: permukaan jalan hancur dan
hampir seluruh bahan pengikat aspal
hilang.
e. Pengelupasan: pelepasan permukaan jalan
secara melempeng.
f. Permukaan rapat: keadaan permukaan jalan
yang licin.
c. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
1. Marka
Marka jalan meliputi tanda garis membujur,
garis melintang, kerucut lalu lintas serta
lambang-lambang lainnya yang ditempatkan di
atas permukaan jalan.
Marka persimpangan
a. Garis pengarah: lebar garis = 0,12 m
b. Garis stop: lebar garis = 0,3 m
c. Garis pendekat:
Arteri:
v = 60 Km/jam, panjang garis = 18 m
v = 30 Km/jam, panjang garis = 9 m
Kolektor:
v = 60 Km/jam, panjang garis = 18 m
v = 30 Km/jam, panjang garis = 9 m
Lebar garis = 0,15 m
d. Zebra cross: panjang garis minimum = 2,5 m,
lebar garis = 0,30 cm, jarak antar garis =
0,30 m
2. Rambu
a. Rambu larangan
b. Rambu peringatan
c. Rambu perintah
d. Rambu petunjuk
e. Rambu sementara
f. Papan tambahan
3. Pulau Jalan
Pulau jalan adalah bagian dari persimpangan
yang ditinggikan dengan kerb, yang dibangun
sebagai pengarah arus lalu lintas, serta merupakan
tempat untuk pejalan kaki pada saat menunggu
kesempatan menyeberang.
Macam-macam pulau jalan ada tiga yaitu:
Pulau kanal: untuk mengatur dan memperlancar
lalu lintas.
Pulau pemisah: untuk memastikan arus lalu
lintas searah dan berlawanan.
Pulau pengaman: untuk pejalan kaki.
4. Trotoar
Lebar trotoar dibutuhkan oleh volume pejalan
kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki yang
diinginkan fungsi jalan. Untuk itu lebar 1,5 - 3 m
merupakan nilai yang umum digunakan.
d. Pemanfaatan Bagian-bagian Jalan
1. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan
ambang pengamannya.
Lebar dan tinggi rumaja :
a. Arteri
Jalan bebas hambatan:
42,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 14
m
35,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 11
m
28,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 7 m
Jalan raya:
38,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 14
m
31,0 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 11
m
24,0 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 7 m
Jalan sedang:
13,0 m untuk lebar jalur lalu lintas = 7 m
Jalan kecil:
8,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 5,5 m
5,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2,5 m
Tinggi rumaja = 5 m
Kedalaman rumaja 1,5 m
b. Kolektor
Jalan bebas hambatan:
42,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 14
m
35,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 11
m
28,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 7 m
Jalan raya:
38,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 14
m
31,0 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 11
m
24,0 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2 x 7 m
Jalan sedang:
13,0 m untuk lebar jalur lalu lintas = 7 m
Jalan kecil:
8,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 5,5 m
5,5 m untuk lebar jalur lalu lintas = 2,5 m
Tinggi rumaja = 5 m
Kedalaman rumaja 1,5 m
Pemanfaatan rumaja :
Rumaja diperuntukkan untuk median, perkerasan
jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi
jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan
dan galian, gorong-gorong, pelengkap jalan,
bangunan pelengkap jalan lainnya.
2. Ruang Milik Jalan (Rumija)
Rumija terdiri dari ruang manfaat jalan dan
sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat
jalan.
Lebar Rumija :
a. Arteri
Jalan bebas hambatan: 30 m
Jalan raya: 25 m
Jalan sedang: 15 m
Jalan kecil: 11 m
b. Kolektor
Jalan bebas hambatan: 30 m
Jalan raya: 25 m
Jalan sedang: 15 m
Jalan kecil: 11 m
Pemanfaatan Rumija :
Pelebaran jalan atau penambahan lajur lalu
lintas dimasa yang akan datang, kebutuhan ruang
untuk pengaman jalan, ruang terbuka hijau yang
berfungsi sebagai landscape jalan, kebutuhan ruang
untuk penempatan utilitas.
3. Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)
Ruwasja adalah ruang tertentu di luar ruang
milik jalan yang pengunaannya ada di bawah
pengawasan penyelenggara jalan.
Lebar ruwasja :
a. Arteri
Primer: minimum 15 m
Sekunder: minimum 15 m
b. Kolektor
Primer: minimum 10 m
Sekunder: minimum 5 m
Pemanfaatan Ruwasja :
Diperuntukkan bagi pemandangan bebas pengemudi
dan pengaman konstruksi jalan dan pengamanan
fungsi jalan.
2.3 Kecelakaan
Kecelakaan lalu lintas menurut UU RI Pasal 1 No.
22 tahun 2009 pasal 1 adalah suatu peristiwa di jalan
raya yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta
benda.
2.4 Daerah Rawan KecelakaanDaerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai
angka kecelakaan tinggi, resiko dan potensi kecelakaan
yang tinggi pada suatu ruas jalan. Lokasi rawan
kecelakaan lalu lintas adalah lokasi tempat sering
terjadi kecelakaan lalu lintas dengan tolak ukur
tertentu, yaitu ada titik awal dan titik akhir yang
meliputi ruas (penggal jalur rawan kecelakaan lalu
lintas) atau simpul (persimpangan) yang masing-masing
mempunyai jarak panjang atau rasidu tertentu. Ruas jalan
di dalam kota ditentukan maksimum 1 (satu) km dan di luar
kota ditentukan maksimum 3 (tiga) km. Simpul
(persimpangan) dengan radius 100 meter.
Tabel 2.1 Tolak ukur kerawanan kecelakaan lalu lintas
pada ruas dan simpul
Lokasi Rawan
Kecelakaan Dalam Kota Luar KotaPada ruas dan
simpul jalan
Minimal 2 kecelakan
lalulintas dengan
akibat meninggal dunia
atau 5 kecelakaan lalu
lintas dengan akibat
luka/rugi material
(pertahun)
Minimal 3
kecelakaan
lalulintas
dengan akibat
meninggal
dunia atau 5
kecelakaan
lalulintas
dengan akibat
luka/rugi
material
(pertahun)
2.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
Faktor–faktor penyebab kecelakaan dibagi atas
4 kelompok yaitu:
1. Faktor manusia
2. Faktor kendaraan
3. Faktor jalan
4.Faktor lingkungan
3. Metode Penelitian
Penelitian ini mencangkup penelitian dan
pengamatan visual serta pengukuran-pengukuran langsung
terhadap tingkat kelaikan fungsi jalan pada titik-titik
rawan kecelakaan atau daerah rawan yakni pada
perempatan Jl. A. Yani – Jl. Budi Utomo - Jl. M. T.
Haryono berdasarkan geometri jalan, struktur perkerasan
jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan
pemanfaatan bagian-bagian jalan sesuai dengan standar
laik fungsi jalan nasional dengan sumber data
kecelakaan lalu lintas yang diperoleh dari Polres
Kendari dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah mengumpulkan data-data kecelakaan lalu lintas
Kota Kendari yang diperoleh dari Polres Kendari dalam
kurun lima tahun terakhir kemudian menggabungkan
kesemua data tersebut untuk mendapatkan titik rawan
kecelakaan atau daerah rawan kecelakaan di Kota
Kendari. Setelah titik rawan kecelakan didapatkan
kemudian dilakukan pengukuran terhadap tingkata
kelaikan fungsi jalan di daerah tersebut dengan membagi
ruas jalan masing—masing menjadi 4 segmen kemudian
diteliti dan diukur berdasarkan parameter yang dicari.
Pengukuran tingkat kelaikan fungsi jalan mengambil
parameter penelitian yakni Penelitian teknis Geometri
Jalan (jalur dan lajur lalu lintas, bahu jalan dan
median jalan), teknis Struktur Perkerasan Jalan (jenis
perkerasan jalan, kondisi perkerasan jalan), dan teknis
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (marka, rambu, pulau
jalan, trotoar) berdasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Laik Fungsi Jalan sebagai acuan.
Setelah hasil pengukuran didapatkan maka kemudian
dilakukan analisa data untuk mendapatkan hasil
penelitian yakni tingkat kelaikan jalan pada daerah
rawan kecelakaan tersebut.
Gambar 3.1 Diagram penelitian
4. Hasil Penelitian
Pengambilan Data
Survey
Data Primer
Data kecelakaan lalu lintas
Hasil
Pengolahan Data
Data Sekunder
Kondisi jalan
Analisis Data
Hasil penelitian meliputi: Hasil penelitian teknis
Geometri Jalan, teknis Struktur Perkerasan Jalan,
teknis Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan teknis
Pemanfaatan Bagian-bagian Jalan.
4.1 Hasil Penelitian Parameter Kelaikan Fungsi Jalan
Penelitian ini dilakukan dengan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan sebagai acuan. Penelitian
parameter kelaikan fungsi jalan meliputi: Penelitian
teknis Geometri Jalan (jalur dan lajur lalu lintas,
bahu jalan dan median jalan), teknis Struktur
Perkerasan Jalan (jenis perkerasan jalan, kondisi
perkerasan jalan), dan teknis Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas (marka, rambu, pulau jalan, trotoar).
a. Hasil Penelitian Teknis Geometri Jalan
Penelitian dilakukan terhadap kondisi geometri
jalan di lokasi penelitian untuk mengetahui nilai-nilai
dari parameter teknis geometri jalan tersebut. Hasil
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.1, tabel 4.2,
tabel 4.3 dan tabel 4.4.
I II III IV VJumlah Lajur M in. 2 lajur/arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah M emenuhi
Lebar Setiap Lajur M in. 3,5 m 5,7 m 3,4 m 3,4 m 3,4 m 3,4 m M emenuhi hanya pada segmen I
2 Bahu Lebar bahu 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m M emenuhiLebar median jalan >18 cm - 12 cm - - - Tidak memenuhi
M edian DatarM edian DiturunkanM edian DitinggikanHanya Berupa M arkaM aterial yang M ampu M eredam KecepatanM enggunakan KerbJarak bukaan: M in. 0,3 m - - - - -Lebar bukaan: M in. 4 m - - - - -
I II III IV VJumlah Lajur M in. 2 lajur/arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah M emenuhi
Lebar Setiap Lajur M in. 3,5 m 5,5 m 3,2 m 3.6 3.6 3.6 Tidak memenuhi pada segmen II
2 Bahu Lebar bahu 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m M emenuhiLebar median jalan 1,2 m - 0,54 m - - - Tidak memenuhi
M edian DatarM edian Diturunkan
Hanya Berupa M arka
M enggunakan KerbJarak bukaan: M in. 0,3 m - - - - -Lebar bukaan: M in. 4 m - - - - -
3 M edian
M edian
M edian tidak memenuhi standar
- M edian Datar - - -
Tipe median jalan -M edian
ditinggikan (t = 10 cm)
- - -
Uji Laik Fungsi Teknis G eom etri Jalan (potongan m elintang badan jalan) Arah Selatan (Jl. A. Yani)Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Bukaan pada median
Tidak memenuhi
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian
1 Lajur Lalu Lintas
Tabel 4.2. Uji Laik Fungsi Geometri Jalan (Potongan M elintang Badan Jalan) Arah Selatan (Jl. A. Yani)
Keterangan
-
Lajur Lalu Lintas
Uji Laik Fungsi Teknis G eom etri Jalan (potongan m elintang badan jalan) Arah Utara (Jl. A. Yani)
Standar Laik FungsiFokus PengujianKomponen Jalan yang DiujiNo.
1
Jenis perkerasan median - Hanya berupa marka - -
Hasil
Tipe median jalan
Lebar median tidak memenuhi standar
Lebar median tidak memenuhi standar
3
Hasil penelitian teknis geometri jalan menunjukkan
bahwa kondisi geometri jalan pada lokasi penelitian
I II III IV VJumlah Lajur M in. 2 lajur/arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah M emenuhi
Lebar Setiap Lajur M in. 3,5 m 5,7 m 3,4 m 3,4 m 3,4 m 3,4 m M emenuhi hanya pada segmen I
2 Bahu Lebar bahu 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m M emenuhiLebar median jalan >18 cm - 12 cm - - - Tidak memenuhi
M edian DatarM edian DiturunkanM edian DitinggikanHanya Berupa M arkaM aterial yang M ampu M eredam KecepatanM enggunakan KerbJarak bukaan: M in. 0,3 m - - - - -Lebar bukaan: M in. 4 m - - - - -
I II III IV VJumlah Lajur M in. 2 lajur/arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah M emenuhi
Lebar Setiap Lajur M in. 3,5 m 5,5 m 3,2 m 3.6 3.6 3.6 Tidak memenuhi pada segmen II
2 Bahu Lebar bahu 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m M emenuhiLebar median jalan 1,2 m - 0,54 m - - - Tidak memenuhi
M edian DatarM edian Diturunkan
Hanya Berupa M arka
M enggunakan KerbJarak bukaan: M in. 0,3 m - - - - -Lebar bukaan: M in. 4 m - - - - -
3 M edian
M edian
M edian tidak memenuhi standar
- M edian Datar - - -
Tipe median jalan -M edian
ditinggikan (t = 10 cm)
- - -
Uji Laik Fungsi Teknis G eom etri Jalan (potongan m elintang badan jalan) Arah Selatan (Jl. A. Yani)Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Bukaan pada median
Tidak memenuhi
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian
1 Lajur Lalu Lintas
Tabel 4.2. Uji Laik Fungsi Geometri Jalan (Potongan M elintang Badan Jalan) Arah Selatan (Jl. A. Yani)
Keterangan
-
Lajur Lalu Lintas
Uji Laik Fungsi Teknis G eom etri Jalan (potongan m elintang badan jalan) Arah Utara (Jl. A. Yani)
Standar Laik FungsiFokus PengujianKomponen Jalan yang DiujiNo.
1
Jenis perkerasan median - Hanya berupa marka - -
Hasil
Tipe median jalan
Lebar median tidak memenuhi standar
Lebar median tidak memenuhi standar
3
I II III IV VJumlah Lajur M in. 2 lajur/arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah M emenuhi
Lebar Setiap Lajur M in. 3,5 m 5,1 m 2,7 m 2,7 m 2,7 m 2,7 m M emenuhi hanya pada segmen I
2 Bahu Lebar bahu 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m M emenuhiLebar median jalan >18 cm - 12 cm 12 cm 12 cm 12 cm Tidak memenuhi
M edian DatarM edian DiturunkanM edian DitinggikanHanya Berupa M arkaM aterial yang M ampu M eredam KecepatanM enggunakan KerbJarak bukaan: M in. 0,3 m - - - - -Lebar bukaan: M in. 4 m - - - - -
I II III IV VJumlah Lajur M in. 2 lajur/arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah 4 lajur/2 arah M emenuhi
Lebar Setiap Lajur M in. 3,5 m 5,3 m 3 m 3 m 3 m 3 m M emenuhi hanya pada segmen I
2 Bahu Lebar bahu 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m 0,25 m M emenuhiLebar median jalan 1,2 m - 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5 m Tidak memenuhi
M edian DatarM edian DiturunkanM edian Ditinggikan (t = 18-25 cmHanya Berupa M arkaM aterial yang M ampu M eredam KecepatanM enggunakan KerbJarak bukaan: M in. 0,3 m - - - - -Lebar bukaan: M in. 4 m - - - - -
1 Lajur Lalu Lintas
3 M edian
Tipe median jalan
Bukaan pada median
Jenis perkerasan median M enggunakan kerb
Jenis perkerasan median
1 Lajur Lalu Lintas
3 M edian
M edian tidak memenuhi standarBukaan pada median
Uji Laik Fungsi Teknis Geom etri Jalan (potongan m elintang badan jalan) Arah Tim ur (Jl. M . T. Haryono)No. Komponen Jalan yang
Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Keterangan
Lebar median tidak memenuhi standar
Hanya berupa marka- Hanya berupa
markaHanya berupa
markaHanya berupa
marka
M emenuhi
-M edian
ditinggikan (35 cm)
M emenuhiM edian
ditinggikan (35 cm)
M edian ditinggikan (35
cm)
M edian ditinggikan (35
cm)
M enggunakan kerb
M enggunakan kerb
M enggunakan kerb
Tipe median jalan - M edian Datar M edian Datar M edian Datar M edian Datar Tidak memenuhi
Uji Laik Fungsi Teknis Geom etri Jalan (potongan m elintang badan jalan) Arah Barat (Jl. Budi Utom o)No. Komponen Jalan yang
Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil
Tabel 4.3. Uji Laik Fungsi Geometri Jalan (Potongan M elintang Badan Jalan) Arah Barat(Jl. Budi Utomo)
Tabel 4.4. Uji Laik Fungsi Geometri Jalan (Potongan M elintang Badan Jalan) Arah Timur (Jl. M . T. Haryono)
Tidak mempunyai bukaan
sebagian besar tidak memenuhi standar kelaikan fungsi
jalan.
b. Hasil Penelitian Teknis Struktur Perkerasan Jalan
Penelitian dilakukan terhadap kondisi struktur
perkerasan jalan di lokasi penelitian untuk mengetahui
nilai-nilai dari parameter teknis struktur perkerasan
jalan tersebut. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada
tabel 4.5, tabel 4.6, tabel 4.7, dan tabel 4.8.
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan, dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, Perkerasan beraspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal M emenuhi
1. Deep (60 mm)2. Shallow (20 mm)3. Deep (60 mm)4. shallow (40 mm)
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Perlu/tidak pemeriksaan lebih lanjut (lendutan, jenis perkerasan, dll.)
Kondisi permukaan harus rata dan tidak terdapat kerusakan pada perkerasan
Perlu Perlu Tidak Tidak TidakPerlu perbaikan pada segmen I dan II
1. Gorong- gorong2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan, dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, Perkerasan beraspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal M emenuhi
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Utara (Jl. A. Yani)No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Drainase permukaan perkerasan jalanBahan perkerasan
Kekuatan Konstruksi Jalan3
Shallow: <50 mm
Deep: >50 mmKedalaman lubang
Kondisi perkerasan jalan
Tekstur perkerasan jalan
Intensitas retak
Lebar retak
Intensitas lubang
2
1. Shallow (40 mm)- - - Perlu perbaikan
- - - - -
Perlu perbaikan pada segmen I dan II
Saluran samping Saluran samping Saluran samping Saluran samping Saluran samping M emenuhi
Sebagian tidak baik (terjadi pelepasan butir)
Sebagian tidak baik (terjadi pelepasan butir) Baik Baik Baik
M emenuhi
Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Selatan (Jl. A. Yani)No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Perkerasan lentur Perkerasan lentur Perkerasan lentur Perkerasan lentur Perkerasan lentur
Tabel 4.6. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Selatan (Jl. A. Yani)
Tabel 4.5. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Utara (Jl. A. Yani)
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan, dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, Perkerasan beraspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal M emenuhi
1. Deep (60 mm)2. Shallow (20 mm)3. Deep (60 mm)4. shallow (40 mm)
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Perlu/tidak pemeriksaan lebih lanjut (lendutan, jenis perkerasan, dll.)
Kondisi permukaan harus rata dan tidak terdapat kerusakan pada perkerasan
Perlu Perlu Tidak Tidak TidakPerlu perbaikan pada segmen I dan II
1. Gorong- gorong2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan, dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, Perkerasan beraspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal M emenuhi
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Utara (Jl. A. Yani)No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Drainase permukaan perkerasan jalanBahan perkerasan
Kekuatan Konstruksi Jalan3
Shallow: <50 mm
Deep: >50 mmKedalaman lubang
Kondisi perkerasan jalan
Tekstur perkerasan jalan
Intensitas retak
Lebar retak
Intensitas lubang
2
1. Shallow (40 mm)- - - Perlu perbaikan
- - - - -
Perlu perbaikan pada segmen I dan II
Saluran samping Saluran samping Saluran samping Saluran samping Saluran samping M emenuhi
Sebagian tidak baik (terjadi pelepasan butir)
Sebagian tidak baik (terjadi pelepasan butir) Baik Baik Baik
M emenuhi
Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Selatan (Jl. A. Yani)No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Perkerasan lentur Perkerasan lentur Perkerasan lentur Perkerasan lentur Perkerasan lentur
Tabel 4.6. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Selatan (Jl. A. Yani)
Tabel 4.5. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Utara (Jl. A. Yani)
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan, dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, Perkerasan beraspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal M emenuhi
1. Deep (120 mm) 1. Shallow (50 mm)1. Shallow (20 mm)2. Shallow (30mm) 2. Shallow (30 mm)3. Deep (60 mm)
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Perlu/tidak pemeriksaan lebih lanjut (lendutan, jenis perkerasan, dll.)
Kondisi permukaan harus rata dan tidak terdapat kerusakan pada perkerasan
Perlu Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu
2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Tidak Perlu Perlu Tidak Tidak
2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
Perlu perbaikan
Pelepasan butir (sebagian badan jalan) Baik
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Baik Baik Perlu perbaikan
3 Kekuatan Konstruksi Jalan
- Perlu perbaikan
2 Kondisi perkerasan jalan
Kedalaman lubangShallow: <50 mm
-Deep: >50 mm
Intensitas lubang
Lebar retak
Intensitas retak
Tekstur perkerasan jalanKegemukan (sebagian badan jalan)
Retak melintang (4 m)
Tabel 4.7. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utomo)Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utom o)
Hasil penelitian teknis struktur perkerasan jalan
menunjukkan bahwa kondisi struktur perkerasan jalan
pada lokasi penelitian sebagian kecil tidak memenuhi
standar kelaikan fungsi jalan.
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan, dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, Perkerasan beraspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal M emenuhi
1. Deep (120 mm) 1. Shallow (50 mm)1. Shallow (20 mm)2. Shallow (30mm) 2. Shallow (30 mm)3. Deep (60 mm)
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Perlu/tidak pemeriksaan lebih lanjut (lendutan, jenis perkerasan, dll.)
Kondisi permukaan harus rata dan tidak terdapat kerusakan pada perkerasan
Perlu Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu
2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
I II III IV V
1 Jenis Perkerasan Jalan Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal Beton aspal
Baik: 0-40 m²/kmSedang: 40-200 m²/kmRusak: 200-600 m²/kmRusak Berat: >600 m²/kmRetak buayaRetak acakRetak melintangRetak memanjangBaik: 0-100 m²/kmSedang: 100-500 m²/kmRusak: 500-1000 m²/kmRusak Berat: >1000 m²/kmBaikKegemukanPelepasan butirKekurusanPengelupasanPermukaan rapat
Tidak Perlu Perlu Tidak Tidak
2. Saluran samping1. Perkerasan lentur2. Perkerasan kaku
Perlu perbaikan
Pelepasan butir (sebagian badan jalan) Baik
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
Baik Baik Perlu perbaikan
3 Kekuatan Konstruksi Jalan
- Perlu perbaikan
2 Kondisi perkerasan jalan
Kedalaman lubangShallow: <50 mm
-Deep: >50 mm
Intensitas lubang
Lebar retak
Intensitas retak
Tekstur perkerasan jalanKegemukan (sebagian badan jalan)
Retak melintang (4 m)
Tabel 4.7. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utomo)Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utom o)
c. Hasil Penelitian Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian
Jalan
Penelitian dilakukan terhadap kondisi pemanfaatan
bagian-bagian jalan di lokasi penelitian untuk
mengetahui nilai-nilai dari parameter teknis
pemanfaatan bagian-bagian jalan tersebut. Hasil secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 4.9, tabel 4.10, tabel
4.11, dan tabel 4.12.
I II III IV V38,5 m untuk lebar jalur 2 x 14 m31,0 m untuk lebar jalur 2 x 11 m24,0 m untuk lebar jalur 2 x 7 m
Pemanfaatan rumaja Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiKeselamatan lalu lintas - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar rumija 25 m - 17,22 m 17,22 m 17,22 m 17,22 m Tidak memenuhiPemanfaatan rumija - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar ruwasja M in. 5 m - 8,75 m 8,75 m 8,75 m 8,75 m M emenuhiPemanfaatan Ruwasja - M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
I II III IV V1 Ruang manfaat jalan
(Rumaja) Lebar rumaja 38,5 m untuk lebar jalur 2 x 14 m - 17,09 m 16,67 m 16,67 m 16,67 m Tidak memenuhi31,0 m untuk lebar jalur 2 x 11 m24,0 m untuk lebar jalur 2 x 7 m
Pemanfaatan rumaja - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiKeselamatan lalu lintas - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar rumija 25 m - 19,34 m 18,92 m 18,92 m 18,92 m Tidak memenuhiPemanfaatan rumija - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar ruwasja M in. 5 m - 5,6 m 5,6 m 5,6 m 5,6 m M emenuhiPemanfaatan Ruwasja - M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi
Tabel 4.10. Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Selatan (Jl. A. Yani)Uji Laik Fungsi Teknis Pem anfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Selatan (Jl. A. Yani)
3 Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
3 Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
2
2 Ruang milik jalan (rumija)
16,54 m 16,54 mRuang manfaat jalan (Rumaja) -
16,54 mLebar rumaja 16,54 m
Tabel 4.9. Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Utara (Jl. A. Yani)Uji Laik Fungsi Teknis Pem anfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Utara (Jl. A. Yani)
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
1
Ruang milik jalan (rumija)
Tidak memenuhi
I II III IV V38,5 m untuk lebar jalur 2 x 14 m31,0 m untuk lebar jalur 2 x 11 m24,0 m untuk lebar jalur 2 x 7 m
Pemanfaatan rumaja - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiKeselamatan lalu lintas - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar rumija 25 m - 18,5 m 18,5 m 18,5 m 18,5 m Tidak memenuhiPemanfaatan rumija - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar ruwasja M in. 5 m - 11 m 11 m 11 m 11 m M emenuhiPemanfaatan Ruwasja - M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
I II III IV V38,5 m untuk lebar jalur 2 x 14 m31,0 m untuk lebar jalur 2 x 11 m24,0 m untuk lebar jalur 2 x 7 m
Pemanfaatan rumaja - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiKeselamatan lalu lintas - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar rumija 25 m - 16,72 m 16,72 m 16,72 m 16,72 m Tidak memenuhiPemanfaatan rumija - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar ruwasja M in. 5 m - 3,17 m 3,17 m 3,17 m 3,17 m Tidak memenuhiPemanfaatan Ruwasja - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi
Tabel 4.12. Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utomo)Uji Laik Fungsi Teknis Pem anfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utom o)
Lebar rumaja 17,78 m 17,78 m 17,78 m
Uji Laik Fungsi Teknis Pem anfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Tim ur (Jl. M . T. Haryono)
Lebar rumaja 16,22 m 16,22 m16,22 m
Standar Laik Fungsi Hasil
17,78 m
3 Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
No. Komponen Jalan yang Diuji
-Ruang manfaat jalan (Rumaja)
Keterangan
1 Ruang manfaat jalan (Rumaja)
-
2 Ruang milik jalan (rumija)
1
16,22 m
Fokus Pengujian
Tabel 4.11. Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Timur (Jl. M . T. Haryono)
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Hasil penelitian teknis pemanfaatan bagian-bagian
jalan menunjukkan bahwa kondisi pemanfaatan bagian-
bagian jalan pada lokasi penelitian hampir seluruhnya
tidak memenuhi standar kelaikan fungsi jalan.
d. Hasil Penelitian Teknis Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas
Penelitian dilakukan terhadap kondisi manajemen
dan rekayasa lalu lintas di lokasi penelitian untuk
mengetahui nilai-nilai dari parameter teknis manajemen
dan rekayasa lalu lintas jalan tersebut. Hasil secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 4.13, tabel 4.14,
tabel 4.15, dan tabel 4.16.
I II III IV V38,5 m untuk lebar jalur 2 x 14 m31,0 m untuk lebar jalur 2 x 11 m24,0 m untuk lebar jalur 2 x 7 m
Pemanfaatan rumaja - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiKeselamatan lalu lintas - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar rumija 25 m - 18,5 m 18,5 m 18,5 m 18,5 m Tidak memenuhiPemanfaatan rumija - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar ruwasja M in. 5 m - 11 m 11 m 11 m 11 m M emenuhiPemanfaatan Ruwasja - M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
I II III IV V38,5 m untuk lebar jalur 2 x 14 m31,0 m untuk lebar jalur 2 x 11 m24,0 m untuk lebar jalur 2 x 7 m
Pemanfaatan rumaja - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiKeselamatan lalu lintas - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar rumija 25 m - 16,72 m 16,72 m 16,72 m 16,72 m Tidak memenuhiPemanfaatan rumija - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiLebar ruwasja M in. 5 m - 3,17 m 3,17 m 3,17 m 3,17 m Tidak memenuhiPemanfaatan Ruwasja - Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi
Tabel 4.12. Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utomo)Uji Laik Fungsi Teknis Pem anfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Barat (Jl. Budi Utom o)
Lebar rumaja 17,78 m 17,78 m 17,78 m
Uji Laik Fungsi Teknis Pem anfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Tim ur (Jl. M . T. Haryono)
Lebar rumaja 16,22 m 16,22 m16,22 m
Standar Laik Fungsi Hasil
17,78 m
3 Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
No. Komponen Jalan yang Diuji
-Ruang manfaat jalan (Rumaja)
Keterangan
1 Ruang manfaat jalan (Rumaja)
-
2 Ruang milik jalan (rumija)
1
16,22 m
Fokus Pengujian
Tabel 4.11. Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Arah Timur (Jl. M . T. Haryono)
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
I II III IV VGaris sumbu dan pemisah terputusGaris sumbu dan pemisah penuhHanya garis sumbu terputus-putusGaris Pengarah: Lebar garis = 0,12 m - - - - - Tidak memenuhiGaris stop: Lebar garis = 0,3 m - M emenuhi - - - PudarGaris pendekat - - - - - Tidak memenuhi
Pulau kanal: untuk mengatur dan memperlancar arus lalu Pulau pemisah: Untuk memastikan arus lalu lintas searah dan berlawananPulau pengaman: Untuk pejalan kaki
Garis Pengarah: Lebar garis = 0,12 mGaris peringatanGaris pendekatChevron
W arna kerb W arna-warna yang bersifat reflektor - - - - - Tidak memiliki pulau jalan
Kebutuhan manajemen lalu Sebagai fasilitas pejalan kaki M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhiBlok BetonBetonLatasirPlesteranBeraspalTidak beraspalUbin blokBetonKerb
2
M arka pembagi jalur dan lajur
Zebra cross
M arka persimpangan
Kebutuhan manajemen lalu lintas
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan.
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan.
Rambu
- - - - Tidak memenuhi
Perkerasan
Trotoar
Pada umumnya berbentuk segitiga/persegi panjang dengan ujung pulau bulatBentuk pulau jalan
M arka
-
-
Rambu petunjuk - Rambu petunjuk -
- - -
Standar Laik FungsiUji Laik Fungsi Teknis M anajem en Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Utara (Jl. A. Yani)
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Hasil Keterangan
M arka1
Panjang garis minimum = 2,5 , lebar garis = 0,30 m, jarak antar garis = 0,30 m
3
4
-Hanya garis
sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusHanya garis sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusPudar
M emenuhi- - - - Pudar
- M emenuhi -
-Kebutuhan manajemen lalu lintas
Pulau jalan
M emenuhi -
-
Tidak memenuhi
- - - - - Tidak memenuhi
- - - -Tidak memiliki pulau
jalan
Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton
Rambu peringatan "pengarah tikungan ke kanan/kiri" ditempakan sepanjang radius tikungan dengan jarak antar Rambu pengarah -
Tabel 4.13. Uji Laik Fungsi Teknis M anajemen Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Utara (Jl. A. Yani)
I II III IV VGaris sumbu dan pemisah terputusGaris sumbu dan pemisah penuhHanya garis sumbu terputus-putusGaris Pengarah: Lebar garis = 0,12 m - - - - - Tidak memenuhiGaris stop: Lebar garis = 0,3 m - M emenuhi - - - PudarGaris pendekat - - - - - Tidak memenuhi
Pulau kanal: untuk mengatur dan memperlancar arus lalu Pulau pemisah: Untuk memastikan arus lalu lintas searah dan berlawananPulau pengaman: Untuk pejalan kaki
Garis Pengarah: Lebar garis = 0,12 mGaris peringatanGaris pendekatChevron
W arna kerb W arna-warna yang bersifat reflektor - - - - - Tidak memiliki pulau jalan
Kebutuhan manajemen lalu Sebagai fasilitas pejalan kaki M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhiBlok BetonBetonLatasirPlesteranBeraspalTidak beraspalUbin blokBetonKerb
2
M arka pembagi jalur dan lajur
Zebra cross
M arka persimpangan
Kebutuhan manajemen lalu lintas
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan.
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan.
Rambu
- - - - Tidak memenuhi
Perkerasan
Trotoar
Pada umumnya berbentuk segitiga/persegi panjang dengan ujung pulau bulatBentuk pulau jalan
M arka
-
-
Rambu petunjuk - Rambu petunjuk -
- - -
Standar Laik FungsiUji Laik Fungsi Teknis M anajem en Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Utara (Jl. A. Yani)
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Hasil Keterangan
M arka1
Panjang garis minimum = 2,5 , lebar garis = 0,30 m, jarak antar garis = 0,30 m
3
4
-Hanya garis
sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusHanya garis sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusPudar
M emenuhi- - - - Pudar
- M emenuhi -
-Kebutuhan manajemen lalu lintas
Pulau jalan
M emenuhi -
-
Tidak memenuhi
- - - - - Tidak memenuhi
- - - -Tidak memiliki pulau
jalan
Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton
Rambu peringatan "pengarah tikungan ke kanan/kiri" ditempakan sepanjang radius tikungan dengan jarak antar Rambu pengarah -
Tabel 4.13. Uji Laik Fungsi Teknis M anajemen Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Utara (Jl. A. Yani)
I II III IV VGaris sumbu dan pemisah terputusGaris sumbu dan pemisah penuhHanya garis sumbu terputus-putusGaris Pengarah: Lebar garis = 0,12 m - - - - - Tidak memenuhiGaris stop: Lebar garis = 0,3 m - M emenuhi - - - PudarGaris pendekat - - - - - Tidak memenuhi
Pulau kanal: untuk mengatur dan memperlancar arus lalu Pulau pemisah: Untuk memastikan arus lalu lintas searah dan berlawananPulau pengaman: Untuk pejalan kaki
Garis Pengarah: Lebar garis = 0,12 mGaris peringatanGaris pendekatChevron
W arna kerb W arna-warna yang bersifat reflektor - - - - - Tidak memiliki pulau jalan
Kebutuhan manajemen lalu Sebagai fasilitas pejalan kaki - - - - - Tidak memiliki trotoarBlok BetonBetonLatasirPlesteranBeraspalTidak beraspalUbin blokBetonKerb
Tidak memiliki trotoar
- Rambu petunjuk -
Pada umumnya berbentuk segitiga/persegi panjang dengan ujung pulau bulat
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan.
Standar Laik Fungsi
M emenuhi
No. Komponen Jalan yang Diuji Fokus Pengujian Hasil
Rambu petunjuk
Kondisi trotoar - - - - -
Kebutuhan manajemen lalu lintas
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan. - M emenuhi - M emenuhi
- -
- -
-
Hanya garis sumbu terputus-
putusHanya garis sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusPudar
Rambu peringatan "pengarah tikungan ke kanan/kiri" ditempakan sepanjang radius tikungan dengan jarak antar
4 Trotoar
Perkerasan
-
- -Tidak memiliki pulau jalan
- - - Tidak memiliki trotoar
- - - - - Tidak memenuhi
Rambu pengarah
Bentuk pulau jalan
-2 Rambu
Uji Laik Fungsi Teknis M anajem en Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Selatan (Jl. A. Yani)Keterangan
1 M arka
M arka pembagi jalur dan lajur
M arka persimpangan
Zebra cross Panjang garis minimum = 2,5 , lebar garis = 0,30 m, jarak antar garis = 0,30 m - - - - Pudar
-Hanya garis
sumbu terputus-putus
3 Pulau jalan
Kebutuhan manajemen lalu lintas - - - - - Tidak memenuhi
- - - - - Tidak memenuhi
M arka
Tabel 4.14. Uji Laik Fungsi Teknis M anajemen Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Selatan (Jl. A. Yani)
I II III IV VGaris sumbu dan pemisah terputusGaris sumbu dan pemisah penuhHanya garis sumbu terputus-putusGaris Pengarah: Lebar garis = 0,12 m - - - - - Tidak memenuhiGaris stop: Lebar garis = 0,3 m - M emenuhi - - - PudarGaris pendekat - - - - - Tidak memenuhi
Pulau kanal: untuk mengatur dan memperlancar arus lalu Pulau pemisah: Untuk memastikan arus lalu lintas searah dan berlawananPulau pengaman: Untuk pejalan kaki
Garis Pengarah: Lebar garis = 0,12 mGaris peringatanGaris pendekatChevron
Kebutuhan manajemen lalu Sebagai fasilitas pejalan kaki M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhiBlok BetonBetonLatasirPlesteranBeraspalTidak beraspalUbin blokBetonKerb
Tidak memenuhi
Bentuk pulau jalan Pada umumnya berbentuk segitiga/persegi panjang dengan ujung pulau bulat
- -
Kebutuhan manajemen lalu lintas - - - - -
- - - - Tidak memenuhi
Rambu pengarah Rambu peringatan "pengarah tikungan ke kanan/kiri" ditempakan sepanjang radius tikungan dengan jarak antar - - - - -
Tidak memiliki pulau jalan
Tidak memiliki pulau jalan
Uji Laik Fungsi Teknis M anajem en Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Barat (Jl. Budi Utom o)No. Komponen Jalan
yang Diuji Fokus Pengujian
3 Pulau jalan
- - - Tidak memenuhi
M arka
Standar Laik Fungsi Hasil Keterangan
1 M arka
M arka pembagi jalur dan lajur -
Hanya garis sumbu terputus-
putus
Hanya garis sumbu terputus-
putus
-
Hanya garis sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusPudar
M arka persimpangan
- - - PudarZebra cross Panjang garis minimum = 2,5 , lebar garis = 0,30 m, jarak antar garis = 0,30 m - M emenuhi
2 RambuKebutuhan manajemen lalu lintas
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan. - M emenuhi - M emenuhi -
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan. - Rambu petunjuk - Rambu petunjuk -
4 Trotoar
Perkerasan Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton
Kondisi trotoar Ubin blok Ubin blok Ubin blok Ubin blok Ubin blok
Tabel 4.15. Uji Laik Fungsi Teknis M anajemen Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Barat (Jl. Budi utomo)
W arna kerb W arna-warna yang bersifat reflektor - - - - -
I II III IV VGaris sumbu dan pemisah terputusGaris sumbu dan pemisah penuhHanya garis sumbu terputus-putusGaris Pengarah: Lebar garis = 0,12 m - - - - - Tidak memenuhiGaris stop: Lebar garis = 0,3 m - M emenuhi - - - PudarGaris pendekat - - - - - Tidak memenuhi
Pulau kanal: untuk mengatur dan memperlancar arus lalu Pulau pemisah: Untuk memastikan arus lalu lintas searah Pulau pengaman: Untuk pejalan kaki
Garis Pengarah: Lebar garis = 0,12 mGaris peringatanGaris pendekatChevron
Kebutuhan manajemen lalu lintas Sebagai fasilitas pejalan kaki M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi Hanya pada sisi kiri
jalanBlok BetonBetonLatasirPlesteranBeraspalTidak beraspalUbin blokBetonKerb
Uji Laik Fungsi Teknis M anajem en Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Tim ur (Jl. M . T. Haryono)No. Komponen Jalan
yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil
1 M arka
M arka pembagi jalur dan lajur -
Hanya garis sumbu terputus-
putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusHanya garis sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusPudar
M arka persimpangan
Zebra cross Panjang garis minimum = 2,5 , lebar garis = 0,30 m, jarak antar garis = 0,30 m
Keterangan
2 RambuKebutuhan manajemen lalu lintas
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan. - M emenuhi - M emenuhi -
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan. - Rambu petunjuk - Rambu petunjuk -
- M emenuhi - - - Pudar
Tidak memenuhi- -
Tidak memenuhi
Pada umumnya berbentuk segitiga/persegi panjang dengan ujung pulau bulat
4 Trotoar Perkerasan Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton Hanya pada sisi kiri
jalan
Kondisi trotoar Ubin blok Ubin blok Ubin blok Ubin blok Ubin blok Hanya pada sisi kiri jalan
Tidak memiliki pulau jalan
Tidak memiliki pulau jalan-
Tidak memenuhi
Tabel 4.16. Uji Laik Fungsi Teknis M anajemen Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Timur (Jl. M . T. Haryono)
3 Pulau jalan
W arna kerb W arna-warna yang bersifat reflektor - - - -
Rambu pengarah Rambu peringatan "pengarah tikungan ke kanan/kiri" ditempakan sepanjang radius tikungan dengan jarak antar
Bentuk pulau jalan - -
Kebutuhan manajemen lalu lintas - - -
Blok Beton
- - - -
- - -
-
M arka - - - - -
Hasil penelitian teknis manajemen dan rekayasa
lalu lintas menunjukkan bahwa kondisi manajemen dan
rekayasa lalu lintas pada lokasi penelitian sebagian
besar tidak memenuhi standar kelaikan fungsi jalan.
4.1.2 Faktor Penyebab kecelakaan
Faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas yang
sering terjadi pada perempatan Jl. A. Yani – Jl. Budi
Utomo – Jl. M. T. Haryono merupakan gabungan dari
beberapa faktor yaitu faktor teknis kelaikan fungsi
jalan meliputi kondisi geometri jalan, struktur
perkerasan jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas
serta pengemudi yang lalai mengendarai kendaraannya.
Faktor penyebab kecelakaan tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.17 dan diagram berikut.
I II III IV VGaris sumbu dan pemisah terputusGaris sumbu dan pemisah penuhHanya garis sumbu terputus-putusGaris Pengarah: Lebar garis = 0,12 m - - - - - Tidak memenuhiGaris stop: Lebar garis = 0,3 m - M emenuhi - - - PudarGaris pendekat - - - - - Tidak memenuhi
Pulau kanal: untuk mengatur dan memperlancar arus lalu Pulau pemisah: Untuk memastikan arus lalu lintas searah Pulau pengaman: Untuk pejalan kaki
Garis Pengarah: Lebar garis = 0,12 mGaris peringatanGaris pendekatChevron
Kebutuhan manajemen lalu lintas Sebagai fasilitas pejalan kaki M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi M emenuhi Hanya pada sisi kiri
jalanBlok BetonBetonLatasirPlesteranBeraspalTidak beraspalUbin blokBetonKerb
Uji Laik Fungsi Teknis M anajem en Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Tim ur (Jl. M . T. Haryono)No. Komponen Jalan
yang Diuji Fokus Pengujian Standar Laik Fungsi Hasil
1 M arka
M arka pembagi jalur dan lajur -
Hanya garis sumbu terputus-
putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusHanya garis sumbu terputus-putus
Hanya garis sumbu terputus-
putusPudar
M arka persimpangan
Zebra cross Panjang garis minimum = 2,5 , lebar garis = 0,30 m, jarak antar garis = 0,30 m
Keterangan
2 RambuKebutuhan manajemen lalu lintas
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan. - M emenuhi - M emenuhi -
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya
Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan. - Rambu petunjuk - Rambu petunjuk -
- M emenuhi - - - Pudar
Tidak memenuhi- -
Tidak memenuhi
Pada umumnya berbentuk segitiga/persegi panjang dengan ujung pulau bulat
4 Trotoar Perkerasan Blok Beton Blok Beton Blok Beton Blok Beton Hanya pada sisi kiri
jalan
Kondisi trotoar Ubin blok Ubin blok Ubin blok Ubin blok Ubin blok Hanya pada sisi kiri jalan
Tidak memiliki pulau jalan
Tidak memiliki pulau jalan-
Tidak memenuhi
Tabel 4.16. Uji Laik Fungsi Teknis M anajemen Dan Rekayasa Lalu lintas Arah Timur (Jl. M . T. Haryono)
3 Pulau jalan
W arna kerb W arna-warna yang bersifat reflektor - - - -
Rambu pengarah Rambu peringatan "pengarah tikungan ke kanan/kiri" ditempakan sepanjang radius tikungan dengan jarak antar
Bentuk pulau jalan - -
Kebutuhan manajemen lalu lintas - - -
Blok Beton
- - - -
- - -
-
M arka - - - - -
1611
Faktor Penyebab Kecelakaan
Faktor Penyebab Kecelakaan
Gambar 4.1. Diagram faktor penyebab kecelakaan
Dari tabel dan diagram penyebab kecelakaan di atas
dapat dilihat bahwa sebagian besar kecelakaan yang
terjadi disebabkan oleh faktor jalan. Hal ini
menunjukan bahwa 75% penyebab kecelakaan yang terjadi
disebabkan oleh tingkat kelaikan fungsi jalan yang
rendah di daerah tersebut.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Tingkat Kelaikan Fungsi Jalan
Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas
Tingkat kelaikan fungsi jalan terhadap jumlah
kecelakaan yang terjadi adalah suatu hal dimana keadaan
fisik suatu jalan menjadi tolak ukur terhadap tingkat
kecelakaan yang terjadi. Dari hasil penelitian yang
dilakukan dan telah dijabarkan pada tabel kronologi
kecelakaan di atas menunjukkan bahwa kecelakaan yang
terjadi di lokasi penelitian (persimpangan Jl. A. Yani
– Jl. Budi Utomo – Jl. M. T. Haryono) hampir seluruhnya
diakibatkan oleh tidak terpenuhinya kelaikan fungsi
jalan yang sesuai standar.
Berdasarkan data kecelakan lalu lintas yang
diperoleh dari Polres Kendari selama lima tahun
terakhir yakni yang dimulai dari tahun 2008 hingga
tahun 2012 menyatakan jumlah kecelakaaan terbanyak
terdapat di persimpangan Jl. A. Yani – Jl. Budi Utomo -
Jl. M. T. Haryono yakni sebanyak 12 kasus kecelakaan.
Dari 12 kasus kecelakaan tersebut, 9 kasus diantaranya
disebabkan oleh parameter kelaikan fungsi jalan itu
sendiri sedangkan sisanya yakni 3 kasus kecelakaan
disebabkan oleh faktor pengemudi.
Faktor kelaikan fungsi jalan itu sendiri dibagi
lagi menjadi 4 parameter yakni faktor geometri jalan
sebanyak 2 kasus kecelakaan, faktor struktur perkerasan
jalan sebanyak 4 kasus, faktor manajemen dan rekayasa
lalu lintas sebanyak 2 kasus dan faktor pemanfaatan
bagian-bagian jalan sebanyak 0 kasus. Persentase dari
masing-masing parameter tersebut dapat dilihat pada
diagram berikut.
0.0030.0060.0090.00
22.2244.44
0.0033.33
Parameter Faktor Jalan
Pers
enta
se (
%)
Gambar 4.2. Diagram persentase parameter faktor
jalan
Diagram persentase faktor parameter jalan di atas
menunjukan bahwa penyebab kecelakaan yang terjadi
berasal dari 22,22% untuk faktor geometri jalan, 44,44%
untuk faktor struktur perkerasan jalan, 0% untuk
pemanfaatan bagian-bagian jalan, dan 33,33% untuk
manajemen dan rekayasa lalu lintas. Faktor struktur
perkerasan jalan menjadi faktor tertinggi penyebab
terjadinya kecelakaan di daerah tersebut. Faktor-faktor
tersebut secara langsung menjadi penyebab terjadinya
kecelakaan. Lubang-lubang dan lendutan penyebab
kecelakaan yang terdapat di jalan itu sendiri merupakan
bagian dari kerusakan struktur perkerasan jalan, begitu
pula dengan tidak adanya garis pengarah merupakan
bagian dari tidak sempurnanya manajemen dan rekayasa
lalu lintas serta median dan lebar lajur yang tidak
efisien merupakan bagian dari kesalahan teknis geometri
jalan. Hal ini mengindikasikan bahwa sangat diperlukan
penanganan terhadap ketidaklaikan fungsi jalan di
daerah tersebut khususnya pada faktor struktur
perkerasan jalan untuk mengurangi angka kecelakaan yang
terjadi.
Berdasarkan seluruh hasil penelitian yang
dilakukan menunjukan bahwa tingkat kelaikan fungsi
jalan sangat berpengaruh pada kecelakaan yang terjadi.
Semakin rendah tingkat kelaikan fungsi jalan maka
semakin tinggi jumlah kecelakaan yang terjadi.
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada daerah rawan kecelakaan
yaitu persimpangan Jl. A. Yani – Jl. Budi Utomo – Jl.
M. T. Haryono yang berdasarkan pada acuan Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan jumlah kecelakaan yang
terjadi pada persimpangan Jl. A. Yani – Jl.
Budi Utomo – Jl. M. T. Haryono adalah sebanyak
12 kasus kecelakaan dan 9 kasus diantaranya
disebabkan oleh tingkat kelaikan fungsi jalan
yang rendah pada daerah tersebut yakni 2 kasus
kecelakaan yang terjadi dengan persentase
22,22% akibat faktor geometri jalan yang tidak
memenuhi standar, 4 kasus kecelakaan dengan
persentase 44,44% yang disebabkan oleh faktor
struktur perkerasan jalan yang juga tidak
memenuhi standar dan 3 kasus kecelakaan dengan
persentase 33,33 % yang disebabkan karena tidak
sempurnanya faktor manajemen dan rekayasa lalu
lintas. Hal ini membuktikan bahwa tingkat
kelaikan fungsi jalan pada persimpangan Jl. A.
Yani – Jl. Budi Utomo – Jl. M. T. Haryono
rendah sehingga menjadi daerah yang tingkat
kecelakaannya paling tinggi selama lima tahun
terakhir.
2. Berdasarkan seluruh hasil penelitian yang
dilakukan menunjukan bahwa tingkat kelaikan
fungsi jalan sangat berpengaruh pada kecelakaan
yang terjadi. Semakin rendah tingkat kelaikan
fungsi jalan maka semakin tinggi jumlah
kecelakaan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).Departemen
Pekerjaan Umum.Direktorat Jendral Bina
Marga.Jakarta:1997.
C.S.T., Kansil.Disiplin Berlalulintas Dijalan Raya.Jakarta.Rineka
Cipta:1991.
Hobbs, FD.Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas.Edisi 2.Gadja Mada
University
Pres.Yogyakarta:1995.
Jotin, C. Kent B. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi.Jilid
1.Edisi Ke Tiga
Erlangga.Jakarta:2003.
Vazza, Herry.Petunjuk Teknik Pelaksanaan Laik Fungsi
Jalan.Direktorat Bina Teknik.Direktorat Jenderal
Bina Marga.Jakarta:2011.
Direktorat Jenderal Bina Marga, RSNI T-14-2004-B,
Pedoman Perencanaan Geometri Jalan Perkotaan, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta 1997.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 013/T/Bt/1995, Pedoman
Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta 1995.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 05/T/BNKT/1991, Survey
Kondisi Jalan Kota, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
1991.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 009/PW/2004, Perencanaan
Fasilitas Pengendali Kecepatan Lalu Lintas, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta 2004.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 01/P/BNKT/1991,
Pemasangan Marka dan Rambu Jalan Perkotaan, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta 1991.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 001/P/BNKT/1991,
Pemasangan Marka dan Rambu Jalan Perkotaan, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta 1991.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. xxx/PRT/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan.
PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan.
Repermen PTJ lampiran, 16 Desember 2010.