CRITICAL REVIEW SISTEM TRANSPORTASI
Transcript of CRITICAL REVIEW SISTEM TRANSPORTASI
CRITICAL REVIEW
Strategi Pengembangan
Transportasi Antar
Wilayah Di Provinsi Papua
Barat
NAMA : ERRICK WORABAY NRP : 3613100701
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2015
Tugas Individu
Nama : Errick Worabay NRP: 3613100701
Sistem Transportasi
Identitas Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian ini merupakan penelitian mengenai Perkembangan Sistem
Transportasi, berjudul Strategi Pengembangan Transportasi Antar Wilayah di Provinsi Papua
Barat yang disusun oleh Maria Goretti Oktaviana, Harnen Sulistio dan Achmad Wicaksono
dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. Jurnal ini
diterbitkan dalam JURNAL REKAYASA SIPIL Volume 5 Nomor 3 Tahun 2013 ISSN 1978-
5658 mulai dari halaman 180 sampai dengan halaman 190.
Deskripsi Penelitian
Issue yang dibahas dalam jurnal yang disusun oleh Maria Goretti Oktaviana, Harnen
Sulistio dan Achmad Wicaksono ini adalah karakteristik transportasi antar wilayah dan
indeks aksesbilitas wilayah.
Penyusun membahas issue ini didasari oleh kondisi aksesibilitas diprovinsi termuda
diindonesia yaitu papua barat yang masih minim karena kondisi wilayah di Papua Barat yang
mengalami beberapa kendala yaitu karakteristik wilayah dan konflik tata ruang (sebagian
besar wilayah adalah area cagar alam dan hutan lindung).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penyusun, penyusun melakukan penelitian
dalam lingkup administratif Provinsi Papua Barat pada 9 Kabupaten dan 1 kota (tidak
termasuk Kabupaten Meybrat dan Tambrauw). Sampel dan responden dalam penelitian ini
adalah stakeholder seluruh kabupaten dan stakeholder provinsi Papua Barat. Metode yang
digunakan adalah Analisa Deskriptif, IRAP dan analisis SWOT, IFAS-EFAS.
Ringkasan Jurnal Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Goretti Oktaviana, Harnen Sulistio dan Achmad
Wicaksono ini mengangkat tema perkembangan sistem transportasi yang mengangkat judul
Strategi Pengembangan Transportasi Antar Wilayah di Provinsi Papua Barat. Pada
pendahuluan jurnalnya, penyusun menjabarkan Karakteristik wilayah, kendala pembangunan
infrastuktur dan beberapa peran transportasi wilayah menurut beberapa sumber beserta aspek
– aspek yang dilibatkan.
Peneliti ini melakukan 3 teknik penelitian yang mengadop dari beberapa peneliti
yaitu Analisis Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) oleh (Sarkar, 2007) , Analisis
SWOT (Rangkuti, 2009) dan Identifikasi Variabel.
Tehnik sampling yang digunakan adalah Sampling Purposive, dilakukan dengan
mengambil orang-orang yang dipilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang
dimiliki sampel itu. Jumlah sampel 10 orang pada tingkat Kabupaten serta 10 orang
responden dan 10 orang narasumber pada tingkat Propinsi.
Pada pembahasannya, penyusun menjabarkan hasil sebagai berikut;
1. Karakteristik Transportasi antar wilayah di Provinsi Papua Barat.
Dari diagram pada gambar 1 dapat dijelaskan bahwa karakteristik perjalanan dilihat
dari maksud atau tujuan perjalanan, sebanyak 45% dilakukan untuk perjalanan yang
berhubungan dengan pekerjaan, sedangkan pariwisata dan pendidikan hanya sebanyak 5%
dan 10% karena tujuan perjalanan pendidikan tidak banyak dilakukan karena masyarakat
lebih memilih pendidikan keluar wilayah papua barat yang memiliki mutu pendidikan lebih
tinggi. Adapun perjalanan sosial dengan 25% dan tujuan perdagangan 15%.
Jika dilihat dari waktu perjalanan moda utama , rerata waktu perjalanan yang
dibutuhkan dalam 1 kali perjalanan antar wilayah adalah:
- Transport udara; 55 menit – 1,5 jam
- Transport Laut; 6,5 – 19,5 jam
- Transport Darat; 3,5 – 9,5 jam
Jika dilihat dari jarak antar wilayah yang dibutuhkan untuk 1 kali perjalanan wilayah
terpendek 24 km (dari kota sorong ke Kabupaten sorong), terpanjang adalah 616 km (dari
Kabupaten Manokwari ke Kabupaten Kaimana).
Jika dilihat dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa transport udara lebih dipih
dalam perjalanan pekerjaan dengan 56%; untuk perdagangan transport laut dipilih dengan
67% sementara transportasi darat dipilih untuk perjalanan sosial dengan 20%. Alasan mereka
memilih pun bermacam – macam yaitu Transport udara lebih cepat dan efisien , transport laut
lebih murah dan akses mudah dan yang terakhir transport darat tarif murah dan akses mudah.
Dari gambar 3
disamping dapat dilihat bahwa
tingkat sosial juga mempengaruh
moda kendaraan yang dipakai,
dapat dilihat 58% pendapatan
tinggi memilih menggunakan
transport udara dan 50%
pendapatan rendah memilih
transport laut serta 30%
pendapatan rendah memilih transport darat.
Dari gambar 4 dapat
disimpulkan bahwa transport udara
dipilih karena kenyaman; pengguna
transportasi laut dipilih karena
keamanan dan kepercayaan. Ketiga
faktor tersebut tidak berpengaruh
banyak pada pemilihan transportasi
darat karena kondisi prasarana
transportasi darat yg tidak memadai.
Dari tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa indeks aksesibilitas tertinggi diperoleh oleh
Raja Ampat (IA-7,08), kabupaten Sorong selatan (IA-7,04) dan Kabupaten Teluk Bintuni
(IA-7,08) dari data tersebut menunjukan wilayah ini memiliki aksesibilitas terburuk. Ya,
seperti yang kita ketahui karakteristik Raja Ampat yang adalah kepulauan hanya dapat
diakses dengan transportasi Laut dengan frekuensi, sarana dan kapasitas yang terbatas.
Sedangkan kabupaten teluk bintuni dan kabupaten sorong hanya dapat ditempuh melalui
jalan darat dengan kondisi prasaran yang kurang memadai.
Dapat dilihat dari Tabel
2 disamping bahwa IA sektor
tertinggi diperoleh dari sektor
mobilitas (IA-6,82), sementara
terendah diperoleh dari sektor kesehatan (IA-5,56) . dan Indeks Aksesibilitas subsektor
tertinggi antara lain Transportasi umum moda udara (IA-7,52), moda laut (IA-6,86) serta
akses ke ibukota provinsi (IA-6,74).
Faktor – faktor internal dan eksternal diperoleh dari hasil analisis data sebelumnya
dan dapat dilihat pada tabel 3 diatas.
X = Kekuatan + Kelemahan
= 2,41 + (-2,67)
= (-0,26)
Y = Peluang + Ancaman
= 3 + (-2,755)
= 0,245
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa posisi pengembangan transportasi
antar wilayah diprovinsi Papua Barat berada pada kuadran 2. Hal ini menandakan bahwa
pengembangan sektor transportasi antar wilayah di Papua Barat dalam kondisi yang lemah
dikarenakan menghadapi tantangan yang besar, tetapi sangat berpeluang untuk
dikembangkan. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Stabilisasi artinya
harus melakukan sesuatu (berbenah diri) untuk memperbaiki kondisi transportasi dengan cara
mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Pengambilan Keputusan dari tabel 4, Matriks tersebut menghasilkan 8 strategy:
1. Optimalisasi pembangunan infrastruktur transportasi guna memenuhi kebutuhan
transportasi antar wilayah serta menunjang pengembangan wilayah.
2. Singkronisasi kebijakan sector transportasi, pengembangan wilayah dan pembangunan
perekonomian.
3. Kebijakan transportasi wilayah yang menciptakan peluang serta minat investasi sektor
transportasi.
4. Pengembangan wilayah dan pengelolaan SDA yang sesuai dengan daya dukung wilayah.
5. Perencanaan transportasi antar wilayah guna mengurangi kesenjangan aksesibilitas, secara
terpadu, terintegrasi serta seuai dengan karakteristik wilayah.
6. Kebijakan transportasi dengan mempertimbangkan Penelitian Lingkungan Hidup Strategis.
7. Peningkatan kualitas SDM, serta sosialisasi untuk meningkatkan tingkat pemahaman
masyarakat terhadap pengembangan sektor transportasi.
8. Minimalisasi konflik kepentingan tata ruang melalui penataan kembali tata ruang wilayah
sesuai dengan kondisi, daya dukung dan karakteristik wilayah.
Berdasarkan tabel 5 diatas , dari hasil Nilai TAS diperoleh hasil strategi yang menjadi
prioritas utama yaitu Perencanaan Transportasi Antar Wilayah Guna Mengurangi
Kesenjangan Aksesibilitas Secara Terpadu, Terintegrasi Serta Sesuai Dengan Karakteristik
Wilayah.
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Kelebihan pada jurnal penelitian adalah jurnal ini menjelaskan dasar teori yang
dipakai oleh penyusun sebagai dasar dari penelitian ini. Penyusun menjabarkan hal-hal dan
teori-teori serta penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian penyusun
mengenai faktor – faktor yang menjadi kendala – kendala pengembangan sistem transportasi
diPapua Barat.
Kekurangan pada jurnal ini adalah peneliti menggunakan data sekunder dalam
penelitian yaitu data yang tidak dihimpun secara langsung tetapi melalui literatur yang sudah
ada seperti BAPPEDA PAPUA BARAT 2009.
Kesimpulan
Jurnal berjudul Strategi Pengembangan Transportasi Antar Wilayah di Provinsi Papua
Barat yang disusun oleh Maria Goretti Oktaviana, Harnen Sulistio dan Achmad Wicaksono
ini membahas tentang karakteristik transportasi antar wilayah dipapua barat dan Faktor –
faktor atau kendala yang mempengaruhi sistem transportasi diwilayah Papua Barat.
Lesson Learned
Hal-hal yang dapat menjadi pelajaran bagi pembaca mengenai apa yang ada dalam
jurnal penelitian yang disusun oleh Maria Goretti Oktaviana, Harnen Sulistio dan Achmad
Wicaksono ini adalah Sistem transportasi merupakan suatu penunjang untuk mengurangi
kesenjangan disuatu wilayah , dengan adanya fasilitas dan prasarana transportasi yang
memadai , dapat membantu kemajuan daerah tersebut.
Daftar Pustaka
Puspitasari, D., Safitri, V., & Irwansyah. (2010). ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP
PENGGUNA SPEEDY PADA PT. TELKOM. Jurnal Bina Darma.
Walpole, R. E. (2012). Probability & Statistics for Engineers & Scientists. Boston: Pearson Education,
Inc.
Sarkar, A.K., 2002. Application of IRAP in Rajasthan-India. ASIST Asia Pacific Mainstreaming Proverty
Reduction Strategies, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) Third Expert Group Meeting, ILO,
Bangkok. Report. p. 126-159