sejarah transportasi bus sibualbuali antar kota antar provinsi ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of sejarah transportasi bus sibualbuali antar kota antar provinsi ...
SEJARAH TRANSPORTASI BUS SIBUALBUALI ANTAR KOTA
ANTAR PROVINSI TUJUAN JAMBI MEDAN 1986-2018
SKRIPSI
Disusun oleh:
Gumedio M H
I1A114011
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
JURUSAN SEJARAH, SENI, DAN ARKEOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
SEJARAH TRANSPORTASI BUS SIBUALBUALI ANTAR KOTA
ANTAR PROVINSI TUJUAN JAMBI MEDAN 1986-2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Porgram Studi Ilmu Sejarah Memenuhi Salah
Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S1) Pada
Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
Disusun oleh:
Gumedio M H
I1A114011
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
JURUSAN SEJARAH, SENI, DAN ARKEOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “Sejarah Transportasi Bus Sibualbuali Antar
Kota Antar Provinsi Tujuan Jambi Medan (1986-2018)” pada program studi Ilmu
Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
Nama : Gumedio M.H.
NIm : I1A114011
Telah disetujui oleh pembimbing sesuai prosedur, ketentuan dan kelaziman
yang berlaku untuk diajukan dalam ujian sidang skripsi pada tanggal yang tertera di
bawah ini.
Jambi, 8 Juli 2021 Jambi, 8 Juli 2021
Pembimbing Utama Pembimbing Pedamping
Dr. Supian, S.Ag, M.Ag. Denny Defrianti, S.Sos, M.Pd
NIP: 197310172006041002 NIK: 201501092005
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Gumedio M.H.
NIM : I1A114011
Program studi : Ilmu Sejarah
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dan skripsi
ini adalah hasil karya sendiri dan tidak plagiat.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada
bagian yang relevan dengan menggunakan foot note ( catatan kaki) dan daftar
pustaka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Apabila terbukti skripsi ini telah diajukan atau dalam proses pengajuan oleh
pihak lain dan terdapat plagiat di dalam skripsi ini maka, penulis bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Jambi.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jambi, Juli 2021
Gumedio M.H.
I1A114011
HALAMAN MOTTO
“Hendaklahengkausetiasampaimati, dan
Akuakanmengaruniakankepadamumahkotakehidupan”
(Wahyu 2 ayat 10)
“Ingatkepadaprosesdanpercayakepadakehidupanyangtelahdilalui”
(GJR)
“You have two hands, one to help your self and the seconds to help others”
(Granpa kitchen)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur, kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua
tercinta, motivator terbesar dalam hidup yang tak pernah lupa mendoakan dan
menyayangiku. Bapak (Luhut Sihombing) Ibu (Demma Sianipar). Serta kakak dan
adik saya (Bredda dan Aldo).
Kepada Bapak Dr. Supian, S.Ag, M.Ag Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah memberikan bekal Ilmu dan bimbingan kepada Saya.
Serta Kepada Ibu Denny Defrianti, S.Sos, M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah memberikan bekal Ilmu dan bimbingan kepada Saya serta memberi masukan
motivasi dan bantuan referensi kepada Saya.
Teruntuk Seluruh Keluarga Saya yang telah mendukung dan selalu memberikan
semangat kepada Saya.
Serta Kepada Teman Sahabat yang telah banyak membantu menyemangati dan
Mendo’akan agar Penelitian dan Penulisan Skripsi ini berjalan dengan baik.
Kemudian Saya juga sangat berterimakasih kepada bapak dan ibu yang bertugas di
loket PO. Bus Sibualbuali yang menjadi narasumber informan yang memberikan saya
banyak sekali sumber dan mengarahkan saya dalam Penelitian Pengumpulan Sumber
dan Bukti Peninggalan yang masih ada.
Serta Terimakasih untuk Teman Sahabat Almamater Mahasisa Ilmu Sejarah
Angkatan 2014 Universitas Jambi yang memberi dukungan kepada Saya
dan trimakasih untuk sahabat sedulurku.
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan perkenanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Sejarah Transportasi Bus Sibualbuali Antar Kota Antar Provinsi Tujuan
Jambi Medan (1986-2018)”, ini tidak mungkin terwujud dan selesai tanpa bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu patut kiranya penulis sampaikan
terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang banyak membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebanyak – banyaknya
kepada seluruh pihak yang membantu menyumbangkan ilmu waktu, pikiran dan
tenaga guna terselesaikannya skripsi ini oleh karna itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Sutrisno, M.Sc, Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi
2. Kepada bapak Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd, M.Sc selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Kepada bapak Abdurrahman, S.Pd, M.A selaku ketua Program Studi Ilmu
Sejarah
4. Kepada bapak Dr. Supian, S.Ag, M.Ag dosen pembimbing skripsi I yang
telah memberikan bekal Ilmu dan bimbingan kepada penulis
5. Kepada ibu Denny Defrianti, S.Sos, M.Pd dosen pembimbing skripsi II yang
telah memberikan bekal Ilmu dan bimbingan kepada penulis.
6. Kepada Bapak/ibu dosen, staf dan pegawai jurusan Ilmu Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi yang telah memberikan
bekal Ilmu kepada penulis.
7. Serta kepada orang tua saya tercinta dan yang paling istimewa bapakku
Luhut Sihombing dan ibuku Demma Sianipar yang telah berjuang dengan
segenap kemampuan, Baik Material, Motivasi serta nasehat untuk
kelancaran Studi penyusunan Peroposal ini, Do’a dan perhatian yang
dilakukan tak pernah lelah diberikan.
8. Kemudian terima kasih kepada kakakku Bredda dan adikku Aldo yang telah
memberikan doa dan support.
9. Terimakasih teruntuk 6 sahabat terbaik bagi saya Saut(sibauk), Elan Nur,
Rudi Hartono (ujok), Daniel Prayogi(sibengal), Teguh Yakob Maulana,
Pandu, yang telah bersama-sama saya dari awal perkuliahan hingga akhirnya
sampai pada penulisan skripsi.
10. Terimakasih juga buat sahabat sebat santuy rikson dan dodo yang saling
mengsupport dan membantu saya hingga akhirnya selesai dalam masa studi.
11. Kawan-kawan Ilmu Sejarah angkatan 2014, Dyah, nana, Junit, Asep, Futra,
Adit Bayu, Adit Nopri, Iqbal, Sri, Titik, Syilak, Sofiya, Radika, Hapsah,
Yeni, Riska, Anggi, Nia, Windra, Doni, Ardy, Ulil, Minul, dan lainnya.
Terimakasih teman-teman atas kebersamaanya selama menuntut ilmu di
Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Jambi.
12. Serta teman-teman Almamater Mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah, serta
sahabat dan kerabat terimakasih atas dukungan yang di berikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
penulis. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tulisan ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan ini.
Juli, 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………...
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI …………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………………… .iii
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………………...... iv
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………………… v
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………... vi
ABSTRAK …………………………………………………………………….….. vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...……. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………...………...... x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….….….... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang …………………………………………………………… 1
1.2 RumusanMasalah ……………………………………………………….. 4
1.3 RuangLingkupPenelitian …..…………………………………………..... 4
1.4 TujuanPenelitian…………………………………………………………. 5
1.4 ManfaatPenelitian.………………...………….…………………….....….... 5
1.4.1. ManfaatAkademis …………………………………………….. 5
1.4.2 Manfaat Praktis ………………………………………….…….. 5
1.5 TinjauanPustaka …………………………….………….…………………. 6
1.6 KerangkaKonseptual ….…………………………………………………... 8
1.7 MetodePenelitian ......…….………….…………………………………… 10
1.8 SistematikaPenelitian ................................................................................. 12
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA JAMBI
2.1 Sejarah Kota Jambi ...............………..…………………………………… 14
2.2 Perkembangan penduduk Kota Jambi ………….....……………………... 17
2.3 Kondisi Geografis Kota Jambi .....................................…………….......... 21
2.4 Pemerintahan Kota Jambi ........................................................................... 25
BAB III PERKEMBANGAN ARMADA BUS SIBUALBUALI DI KOTA
JAMBI
3.1 Sejarah Transportasi Sibualbuali ................................................................ 28
3.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan Bus Sibualbuali ........................................ 29
3.3 Loket Sibualbuali Kota Jambi .................................................................... 33
3.4 Ciri Khas Armada Bus Sibualbuali ............................................................ 33
3.5 Armada Bus Sibualbuali dari Masa pendudukan Jepang………………… 36
3.6 Armada Bus Sibualbuali dekade 1950-1968 …………………………...... 37
3.7 Armada Bus Sibualbuali tahun 2018 …………………………………...... 39
BAB IV PERANAN BUS SIBUALBUALI TERHADAP MASYARAKAT
KOTA JAMBI
4.1 Perdagangan ............................………………………………………….. 41
4.2 Pendidikan…………………………..…………………...………………. 41
4.3 Komunikasi ................................................................................................ 42
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 46
5.2 Saran ………………………………………………………………….... 46
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 49
LAMPIRAN ………………………………………………………………………. 50
ABSTRAK
Gumedio M.H. I1A114011. 2021. Sejarah Transportasi Bus Sibualbuali
Antar Kota Antar Provinsi Tujuan Jambi Medan 1986-2018. Skripsi : Program Studi
Ilmu Sejarah. Jurusan Sejarah Seni dan Arkeologi. Universitas Jambi. Pembimbing
(1) Dr. Supian, S. Ag., M. Ag (2) Denny Defrianti, S.Sos, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sejarah Bus Sibualbuali dalam
menemukan trayek dari Toba ke Kota Jambi, (2) Perkembangan Bus Sibualbuali, (3)
Dampak Bus Sibuabuali bagi Masyarakat Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian
historis atau menggunakan metodologi sejarah (historical method), yang terdiri dari
lima tahapan yaitu, heuristik, kritik sumber (intern/ekstern), interpretasi, dan
historiografi. Tahapan awal adalah mengumpulkan data baik berupa dokumen
maupun wawancara. Setelah data terkumpul, kemudian dokumen yang telah
ditemukan dikritik melalui kritik intern dan kritik ekstern dan selanjutnya
diinterpretasikan.
Penelitian ini membahas tentang bagimana Sejarah Bus Sibualbuali dalam
menemukan trayek dari Tanah Toba ke Kota Jambi pada tahun 1986-2018. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa Perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali atau
lengkapnya Fa. Odp. (Firma Oto Dinas Pengangkutan) Sibualbuali, merupakan bus
yang sempat menjadi bintang dalam dunia transportasi lintas Sumatra terutama
Sumatra Utara. Pada tahun 1986 Bus Sibualbuali melakukan pelebaran trayek karena
demi meningkatkan pendapatan ekonomi yang pada saat itu sedang mengalami
penurunan. Sehingga Bus sibualbuali ini berulangkali melakukan pergantian armada
bus sibualbuali demi memberi kenyamanan terhadap masyarakat dan meningkatkan
pendapatan dalam persaingan bisnis di Jambi. Setiap narasumber dalam penelitian ini
punya kenangan–kenangan tersendiri dengan armada bus Sibualbuali. Meskipun
perusahaan bus sibualbuali mengalami ambang kebangkrutan tetapi bus sibualbuali
tetap bertahan. Armada bus Sibualbuali yang hanya berlalu–lalang dilintas antar
daerah kabupaten Tapanuli Selatan, maupun lintas Timur pulau Sumatra menuju
provinsi Jambi dan provinsi Sumatra Selatan tepatnya Kota Palembang.
Kata kunci : Sejarah, Transportasi, Bus Sibualbuali
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi adalah sarana bagi manusia baik untuk keberlangsungan interaksi
antara manusia, maupun sebagai alat untuk memudahkan manusia dalam
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Aktivitas kehidupan sosial
merupakan ciri keberadaan manusia sebagai masyarakat makhluk sosial, maka
kegiatan masyarakat tersebut memerlukan alat atau sarana penunjang yang memadai.
Sarana penunjang tersebut antara lain layanan transportasi atau jaringan transportasi.
Oleh karena itu, transportasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena
keberadaan transportasi mendukung kelangsungan ekonomi, sosial ekonomi, sosial
budaya, politik, dan pertahanan keamanan.1
Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan antara asal dan tujuan.
Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan yang
terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat.
Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan tertentu yang menghubungkan asal dan
tujuan, menggunakan alat angkut atau kendaraan dengan kecepatan tertentu. Jadi,
perjalanan adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain. Secara
1
Sutiawan Herwana, “Perkembangan Transportasi Darat di Sukabumi Pengaruhnya
terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi dan Perkembangan Kota Tahun 1881-1942”, Skripsi:
Universitas Padjajaran, hlm. 2.
umum, moda transportasi dibagi menjadi tiga, yaitu transportasi darat, laut, dan
udara. Maka, yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah transportasi darat.2
Transportasi darat merupakan kegiatan atau usaha perpindahan barang dan
manusia yang dilakukan di daratan. Moda transportasi darat sering dianggap identik
dengan moda transportasi jalan raya. Transportasi memiliki sarana dan prasarana.
Yang termasuk dalam sarana transportasi darat adalah angkutan jalan (misalnya bis,
taksi, dan sebagainya), kereta api, dan trasportasi yang digunakan dalam skala kecil,
rekreasi, ataupun sarana-sarana transportasi baik di kota maupun di desa (misalnya
sepeda, becak, bajaj, bemo, helicak, dan delman). Selanjutnya, yang termasuk dalam
prasarana transportasi darat adalah jalan, jembatan, rel, terminal dan stasiun kereta
api, dan halte.3
Moda transportasi darat merupakan bentuk-bentuk transportasi yang pada
dasarnya berfungsi sebagai penunjang mobilitas penduduk jalur darat. Perkembangan
transportasi tersebut berjalan seiring dengan pola pikir manusia dalam bidang
teknologi. Awalnya, transportasi hanya menggunakan tenaga manusia dan
selanjutnya dipermudah dengan memanfaatkan tenaga hewan. Pada tahap ini,
munculnya moda transportasi darat berupa penggunaan gerobak, pedati, dan cikar
sebagai pengangkut manusia atau barang dengan tenaga hewan sebagai
penggeraknya.
2
Ahmad Amirrudin, “Perancangan Kembali Terminal Patria”, Skripsi: Universitas Islam
Negeri Malang, hlm. 9.
3 Ibid., 10.
Kemudian, transportasi darat mengalami perkembangan setelah ditemukannya
tenaga mesin sebagai alat transportasi yang lebih baik. Pemerintah pada waktu itu
berupaya memajukan sarana transportasi yang lebih baik guna memudahkan
pengangkutan hasil produksi perkebunan dari daerah-daerah. Meningkatnya investasi
asing dalam bidang perkebunan teh, kopi, tembakau, tebu, kina, dan lain-lain telah
mendorong pemerintah Hindia Belanda menyediakan layanan transportasi yang lebih
memadai.4
PO. Sibualbuali adalah bus yang sempat menjadi bintang dalam dunia
transportasi lintas Sumatera terutama Sumatera Utara. Sibualbuali dikenal oleh
masyarakat karena peranannya yang sangat membantu dalam kehidupan masyarakat.5
Perbaikan infrastruktur jalan raya dan impor kendaraan ke Sumatera terjadi
bersamaan dengan lonjakan tinggi harga karet pada pertengahan tahun 1920-an.
Jumlah truk dan bus yang diimpor ke Sumatera naik dari 94 pada tahun 1924 menjadi
1172 pada 1926, sementara impor kendaraan pribadi pada tahun yang sama
mengalami kenaikan dari 539 menjadi 3059. Awalnya, pemerintah kolonial Belanda
selalu menghalang-halangi berdirinya Organisasi Angkutan Nasional. Kemudian pada
tahun 1937, pemerintah kolonial terpaksa menyetujui berdirinya perusahaan
Sibualbuali yang berkedudukan di Sipirok dengan nama awal perusahaannya, Auto
Transport Dienst “SIBUALBUALI”, yang disingkat dengan ATD Sibualbuali.
4
Sutiawan Herwana, Op. Cit., hlm. 3. 5 Humala Parlaungan, “Sejarah Perusahaan Bus Angkatan Umum Sibualbuali (1937-1986)”,
Skripsi: Universitas Sumatera Utara, hlm. 16.
Perusahaan ini adalah pengangkutan umum yang berbentuk bus berukuran ¾ sampai
dengan 1 ton, dengan muatan penumpang sebanyak 16 orang.6
Namun pada masa kini kita hanya mendengar mendengar nama sibualbuali
dalam lagu sineger-neger dan armada bus berlalu-lalang dilintas antar daerah
kabupaten tapanuli selatan, maupun lintas timur Pulau Sumatra menuju provinsi
Jambi dan Provinsi Sumatra Selatan tepatnya Kota Palembang. Di Kota Jambi juga
masyarakat tidak terlalu tahu akan ada keberadaan bus sibualbuali ini, dikarenakan
masyarakat sekarang lebih memilih bus yang aman dan nyaman untuk keselamatan.
Namun masyarakat Jambi juga tidak tahu akan sejarah panjang bus sibual-buali
tersebut, memang mobil ini dalam tingkat kelayakan berkendara memang kurang,
namun mobil masih beroperasi hingga sekarang dan bahkan bus ini telah diperbaharui
sebagaimana perda jambi tahun 2018 dalam izin keselamatan berkendara lalulintas
keluar provinsi jambi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah diperlukan untuk memahami dan menyusun penelitian
kepada tahap selanjutnya. Dilihat dari gambaran latar belakang masalah, maka
rumusan masalah dari penelitian ini, sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah Bus Sibualbuali di Kota Jambi 1986-2018?
2. Bagaimana perkembangan Bus Sibualbuali 1986-2018?
3. Bagaimana dampak Bus Sibualbuali bagi masyarakat Jambi 1986-2018?
6 Ibid., hlm. 17.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah lingkup spasial dan lingkup
temporal. Lingkup spasial dalam penelitian ini adalah Kota Jambi, karena Kota Jambi
menjadi salah satu tujuan Bus Sibualbuali ketika beroperasi.
Lingkup temporal pada penelitian ini yaitu tahun 1986-2018. Alasan penulis
mengawali di tahun 1986 karena pada tahun ini Bus Sibualbuali pertama kali
menemukan trayek ke Kota Jambi. Alasan penulis mengakhiri di tahun 2018 karena
pada tahun tersebut telah diperbaharuinya PERDA. Dimana setiap PO harus
mempunyai izin kelayakan kendaraan dalam lalu lintas, mengingat tingginya angka
kecelakaan lalulintas di Indonesia. sedangkan batasan spasial penelitian ini ialah kota
jambi, karena merupakan salah satu bagian sejarah panjang bus sibualbuali. Secara
akademis penelitian ini termasuk pada kajian sejarah lokal.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ingin diteliti, maka tujuan penelitian,
sebagai berikut.
1. Mengetahui sejarah Bus Sibualbuali dalam menemukan trayek dari tanah
Toba ke Kota Jambi 1986-2018
2. Mengetahui perkembangan Bus Sibualbuali 1986-2018
3. Mengetahui dampak Bus Sibualbuali bagi masyarakat Jambi 1986-2018
Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut.
1. Manfaat Akademik
Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
mengenai Sejarah Masuknya Bus Sibualbuali ke Kota Jambi, sehingga
memperkaya kajian ilmu sejarah dalam bidang transportasi.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini ditujukan untuk semua orang yang tertarik untuk
mengetahui lebih jauh tentang Sejarah Masuknya Bus Sibualbuali ke Kota
Jambi.
1.5 Tinjauan Pustaka
Terdapat referensi yang relevan yang berisi informasi dan dapat dijadikan
acuan dalam penulisan penelitian ini. Pertama skripsi yang ditulis oleh Humala
Parlaungan yang berjudul “Sejarah Perusahaan Bus Angkutan Umum Sibualbuali
(1937-1986)”. Skripsi ini ditulis sebagai syarat ujian Sarjana dalam bidang Ilmu
Sejarah. Skripsi ini membahas tentang perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali,
yang merupakan bus yang sempat menjadi bintang dalam dunia transportasi lintas
Sumatera terutama Sumatera Utara.
Sibualbuali dikenal masyarakat karena peranannya yang sangat membantu
dalam kehidupan masyarakat. Sebelum perusahaan bus angkutan umum sibualbuali
berdiri, di daerah Tapanuli Selatan sudah berdiri beberapa perusahaan-perusahaan
angkutan umum. Banyak kesulitan-kesulitan yang dialami oleh pengusaha-pengusaha
maupun karyawan-karyawan angkutan umum sebelum perusahaan bus sibualbuali
berdiri.
Kesulitan-kesulitan tersebut disebabkan karena tidak adanya peraturan atau
tata tertib dari perusahaan-perusahaan angkutan umum itu sendiri, sehingga sering
terjadi keributan atau kerusuhan untuk mendapatkan penumpang dimana pengusaha
saling kejar mengejar yang mengakibatkan perkelahian. Kemudian muncul ide dari
Sutan Pangurabaan Pane untuk menggembleng para pengusaha-pengusaha maupun
karyawan-karyawan dari perusahaan angkutan, supaya dibentuk suatu badan atau
organisasi angkutan yang modern, yakni dengan ditetapkannya waktu keberangkatan
dengan jam yang sudah ditentukan. Ada atau tidaknya penumpang, kendaraan harus
diberangkatkan pada waktu yang telah ditentukan.
Walaupun resiko kerugian harus dihadapi, tetapi peraturan tersebut membuat
pengusah-pengusaha maupun karyawan-karyawan pengangkutan serta masyarakat
menghargai akan pentingnya waktu. Maka setiap perusahaan harus mempunyai izin
trayek (jalur) dan jam keberangkatan ke setiap jurusan yang akan dilalui. Peraturan
ini masih berlaku sampai saat ini.7
Kedua ada skripsi yang ditulis oleh Eni Setyowati yang berjudul “Sejarah
Transportasi Bus Esto dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Kota Salatiga Tahun
1923-1942. Skripsi ini ditulis sebagai syarat ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sejarah.
Skripsi ini membahas tentang sektor transportasi yang awalnya menggunakan tenaga
manusia dan hewan. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak sarana dan prasarana
yang banyak mengalami perbaikan seperti salah satunya jalan yang kemudian
mendorong adanya transportasi yang lebih modern.
7 Humala Parlaungan, Op. Cit., hlm. 16-18.
Adanya kemajuan sarana transportasi di Salatiga yaitu transportasi bermesin
masal yang dipelopori oleh perusahaan transportasi Esto. Awalnya, hanya
mengoperasikan truk dan mobil yang berfungsi sebagai taksi namun, seiring dengan
perkembangan zaman ditandai dengan adanya bus.sarana transportasi merupakan
salah satu elemen penting yang menunjang pembangunan ekonomi serta
perkembangan suatu kota.8
Ketiga ada Skripsi yang ditulis oleh Sutiawan Herwana yang berjudul
“Perkembangan Transportasi Darat di Sukabumi Pengaruhnya terhadap Kehidupan
Sosial Ekonomi dan Perkembangan Kota Tahun 1881-1942”. Skripsi ini ditulis
sebagai salah satu syarat ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sejarah. Skripsi ini
membahas tentang transportasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, baik untuk keberlangsungan interaksi antara manusia, maupun sebagai alat
untuk memudahkan manusia dalam memindahkan barang dari satu tempat ke tempat
lain. Untuk menunjang aktivitas tersebut, maka dibutuhkan layanan transportasi atau
jaringan transportasi.
Awalnya, transportasi hanya menggunakan tenaga manusia dan selanjutnya
dipermudah dengan menggunakan tenaga hewan. Pada tahap ini, sarana transportasi
menggunakan gerobak, pedati, dan cikar sebagai sarana pengangkut manusia atau
barang dengan memanfaatkan tenaga hewan. Kemudian alat transportasi mengalami
8 Eni Setyowati, “Sejarah Transportasi Bus Esto dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan
Kota Salatiga Tahun 1923-1942”, Skripsi: Universitas Negeri Semarang, hlm. 10.
perkembangan setelah ditemukannya tenaga mesin sebagai alat transportasi yang
lebih baik.
Di Pulau Jawa, perkembangan transportasi tidak lepas dari peran pemerintah
Hindia Belanda. Pada waktu itu, sarana trasnportasi yang maju akan memudahkan
pengangkutan hasil produksi perkebunan dari daerah-daerah di Jawa. Meningkatnya
investasi asing di dalam bidang perkebunan teh, kopi, tembakau, tebu, kina, dan lain-
lain telah mendorong pemerintah Hindia Belanda menyediakan layanan transportasi
yang lebih memadai.9
1.6 Kerangka Konseptual
Transportasi adalah alat yang digunakan untuk memudahkan manusia atau
barang dari satu tempat ke tempat yang lain yang digerakkan oleh manusia atau
wahana lain. Transportasi digunakan untuk memudahkan aktivitas manusia dalam
kegiatan sehari-hari.10
Perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali atau lengkapnya
Fa. Odp. (Firma Oto Dinas Pengangkutan) Sibualbuali, merupakan bus yang sempat
menjadi bintang dalam dunia transportasi lintas Sumatra terutama Sumatera Utara.
Armada-armada bus Sibualbuali dikenal masyarakat Sumatera Utara dengan ciri khas
dan peranannya yang sangat membantu dalam kehidupan masyarakat.
Pada tulisan di badan armada bus Sibualbuali tercantum tahun berdirinya
perusahaan bus ini, yakni tercantum tahun Namun masih terdapat masyarakat
Sumatera Utara yang tidak mengetahui awal mula berdirinya perusahaan ini tetapi
9 Sutiawan Herwana, Op. Cit., hlm. 1-3.
10 Agus Imam Rifusua, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Busway di
DKI Jakarta 2004-2008”, Tesis: Universitas Indonesia, hlm. 10.
masyarakat Sumatera Utara masih terkenang akan hadirnya perusahaan bus ini pada
masa masa kejayaannya di tahun enam puluhan sampai dengan tahun delapan
puluhan.
Di Kota Jambi juga masyarakat tidak terlalu mengetahui akan ada keberadaan
bus sibualbuali ini, dikarenakan masyarakat sekarang lebih memilih bus yang aman
dan nyaman untuk keselamatan. Namun masyarakat jambi juga tak tahu akan sejarah
panjang bus sibual-buali tersebut, memang mobil ini dalam tingkat kelayakan
berkendara memang kurang, namun mobil ini masih beroperasi hingga sekarang dan
bahkan bus ini telah diperbaharui sebagaimana PERDA jambi tahun 2018 dalam izin
keselamatan berkendara lalulintas keluar provinsi jambi.
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah metode sejarah.
Metode penelitian sejarah adalah suatu kumpulan yang sistematis dari prinsip-prinsip
PO. Sibual buali
Sejarah Perkembangan Dampak
Transpotasi
dan aturan-aturan yang dimaksudkan untuk membantu dengan efektif dalam
pengumpulan bahan-bahan sumber dari sejarah, dalam menilai atau menguji sumber-
sumber itu secara kritis, dan menyajikan suatu hasil (pada umumnya dalam bentuk
tertulis) dari hasil-hasil yang dicapai.11
Penelitian sejarah mempunyai lima tahap,
yaitu pemilihan topic, pengumpulan sumber, verifikasi (kritik sumber), interpretasi,
dan historiografi (penulisan sejarah).12
a. Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Merupakan langkah pertama yang harus dilakukan ketika akan menulis
sejarah, yaitu mencari dan mengumpulkan informasi dari sumber-sumber penelitian
baik itu sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian
dari seseorang yang melihat kejadian dengan mata kepala sendiri.
Sumber primer yang diperoleh dapat berbentuk dokumen arsip atau catatan
langsung pada zamannya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Di dalam
penelitian ini, penulis akan menggunakan sumber primer dari Bus Sibualbuali yang
didalamnya termasuk sejarah Bus Sibualbuali di Kota Jambi, tiket penumpang, dan
catatan-catatan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang akan dikaji.
Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari tangan kedua
atau sumber tidak langsung. Sumber sekunder yang digunakan penulis dalam
11
Wasino dan Endah Sri Hartatik, “Metode Penelitian Sejarah dari Riset hingga Penulisan”
(Yogyakarta, Magnum Pustaka Utama, 2018), hlm. 11. 12
Kuntowijoyo, “Pengantar Ilmu Sejarah” (Yogyakarta, PT Bentang Pustaka, 2005), hlm.
90.
penelitian ini adalah buku, skripsi, jurnal, serta sumber lain dari internet yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.
b. Verifikasi (Kritik Sejarah atau Keabsahan Sumber)
Langkah ini bertujuan untuk meneliti apakah sumber-sumber itu sejati, baik
dari bentuk maupun isinya.13
Terdapat dua jenis kritik sumber yaitu kritik eksternal
dan internal. Kritik eksternal digunakan untuk menguji keautentikan (keaslian) suatu
sumber. Kritik internal ditujukan untuk menguji kredibilitas suatu sumber14
yang
berhubungan dengan Sejarah Masuknya Bus Sibualbuali ke Kota Jambi, sehingga
kebenaran informasi yang disampaikan dapat terjamin.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan menafsirkan atau memberi makna kepada fakta-fakta
atau bukti-bukti sejarah. Interpretasi diperlukan karena pada dasarnya bukti-bukti
sejarah sebagai realitas di masa lampau adalah hanya saksi-saksi bisu belaka. Fakta-
fakta tersebut tidak bisa berbicara sendiri mengenai apa yang disaksikannya dari
realitas masa lampau.15
Sumber-sumber yang sudah diperoleh mengenai Sejarah
Masuknya Bus Sibualbuali ke Kota Jambi baik dari hasil pengamatan (observasi)
maupun wawancara lisan kemudian dianalisis dengan menyusun data dan
menggolongkan sesuai dengan kategori-kategori dan diinterpretasikan untuk
menggambarkan kenyataan yang sebenarnya sesuai ungkapan dari informan.
d. Historiografi
13
A. Daliman, “Metode Penelitian Sejarah” (Yogyakarta, Penerbit Ombak, 2018), hlm. 25. 14
Ibid., hlm. 59. 15
Ibid., hlm. 73.
Penyajian hasil sintesis yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah sejarah16
melalui pencarian sumber analisis sintesis yang dituangkan dalam benuk tulisan.
Penulisan sejarah memiliki pedoman-pedoman khusus, selain ditulis dengan ejaan
yang disempurnakan, penulisan sejarah juga disertai dengan footnote, table
penunjang, lampiran, foto, dan daftar pustaka.
1.8 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca untuk mengetahui dan memahami pokok-
pokok pembahasan yang ada dalam skripsi ini, maka penulis akan mendeskripsikan
ke dalam bentuk kerangka skripsi. Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman
judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan,
halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,
daftar lampiran, daftar singkatan, dan halaman abstrak.
Sedangkan bagian isi terdiri dari empat bab, masing-masing bab terdiri dari
sub bab dengan susunan sebagai berikut.
Bab I : Pendahuluan.
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, ruang
lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka konseptual, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II : Dalam bab ini akan dibahas mengenai sejarah masuknya Bus
Sibualbuali ke Kota Jambi yang terdiri dari gambaran umum Kota
16
Ibid., hlm. 26.
Jambi, Sejarah berdirinya bus Sibualbuali, Ciri khas armada bus
sibualbuali.
Bab III : Dalam bab ini akan dibahas mengenai perkembangan Bus Sibualbuali
di Kota Jambi yang terdiri dari armada bus sibualbuali tahun 1986,
armada bus sibualbuali tahun 2018.
Bab IV : Dalam bab ini akan dibahas mengenai Peranan Bus Sibualbuali bagi
masyarakat Jambi yang terdiri dari pendidikan, perdagangan,
komunikasi.
Bab V : Bab ini merupakan bab penutup dari keseluruhan rangkaian
pembahasan skripsi ini, maka penulis mengungkapkan beberapa
kesimpulan hasil studi analisis permasalahan, kemudian diikuti dengan
saran-saran.
BAB II
Kota Jambi Dalam Sejarah
Pembahasan pada bab ini akan memfokuskan tentang wilayah penulisan
skripsi yang akan di tulis peneliti, mengenai latar belakang sejarah kota Jambi,
penduduk, serta letak geografis dari kota Jambi sendiri yang tentu mendukung dalam
penulisan skripsi, selain itu juga bab ini juga membahas perkembangan pemerintahan
yang ada di kota Jambi.
2.1 Sejarah kota Jambi
Kota Jambi merupakan Ibukota Provinsi Jambi, yang merupakan salah satu
bagian dari 11 wilayah diantaranya 2 kotamadya dan 9 kabupaten yang ada di
provinsi Jambi. Secara historis, pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan ketetapan
gubernur sumatera No.103/1946 pada tanggal 17 mei 1946 sebagai daerah otonom
kota besar di Sumatera. Kemudian diperkuat dengan undang-undang no. 9/1956 dan
dinyatakan sebagai daerah Otonom kota besar dalam lingkungan provinsi Sumatera
Tengah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16 Tahun 1985 dan
disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi No. 156 Tahun
1986, tanggal 17 Mei 1946 itu sebagai Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi.17
Berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1948 tentang adanya perubahan
kota besar menjadi kota Praja. Kemudian berdasarkan undang-undang no. 18 tahun
1965tentang perubahan kota Praja menjadi kota Madya dan berdasarkan undang-
undang no. 22 tahun 1999 kota Madya berubah menjadi pemerintah kota Jambi
sampai sekarang.
Penetapan kota Jambi sebagai kota Praja yang mempunyai pemerintahan
sendiri sebagai pemerintah kota dengan ketetapan Gubernur Sumatera no. 103 tahun
1946 tertanggal 17 Mei 1946 dipilih dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota
Jambi no. 16 tahun 1985 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jambi No. 156 tahun 1986, tanggal 17 Mei 1946 itu ditetapkan sebagai hari
17
Usman Meng, Napak Tilas Liku-Liku Propinsi Jambi; Kerajaan Melayu Kuno sampai dengan
terbentuknya Propinsi Jambi. Jambi:…..1994
jadi Pemerintah Kota Jambi. 18
Sejarah kota Jambi yang meliputi masa kesultanan,
masa kolonial yang penuh perlawanan rakyat Jambi sampai terbentuknya kota Jambi
tercermin dalam lambang kota Jambi sebagai berikut:19
Gambar 2.1
Lambang Kota Jambi
Pada logo kota Jambi yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah Nomor 5
tahun 2002 yang tertera moto kalimat Tanah Pilih Pesako Betuah, yang mempunyai
arti sebagai berikut
1.Bidang berbentuk perisai bagian yang meruncing dibawah, dikelilingi 3
(tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau dan bagian luar
berwarna putih. Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar
dan didalamnya tercantum tulisan “KOTA JAMBI” yang melambangkan nama
daerah dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang
18
Peraturan Daerah (Perda) Prov. Jambi no 19
Pemerintah kota Jambi. arti lambing. https://jambikota.go.id/new/arti-lambang/
diakses pada 28 Oktober 2018 pukul. 14:13 wib
melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai
suku dan agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Senapan/Lelo, Gong & Angsa: melambangkan sejarah berdirinya kerajaan Jambi
sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk membangun kerajaan dia menemukan
sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi nama “SITIMANG” dan “SIDJIMAT”,
yang kemudian kedua benda tersebut menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi yang
disimpan di Museum Negeri Jambi, dan Angso melambangkan orang kayo hitam
dengan istrinya.
3.Keris tersebut bernama “Keris Siginjai” dan merupakan lambang kebesaran serta
kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu.
4. Garis biru 9 buah melambangkan luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang
meliputi 9 buah lurah dialiri oleh anak-anak sungai.
5. Garis Hijau 6 buah melambangkan bahwa wilayah Kota Jambi dahulunya secara
administratif terdiri dari 6 kecamatan
6. Pohon Pinang melambangkan asalnya isitlah atau perkataan “Djambe” dahulu yang
kemudiam dipakai sebagai nama untuk menyebut daerah Keresidenan Jambi, Propinsi
Jambi dan Kota Jambi.
7. Tanah pilih pesako betuah
a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah
yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan pusat pemerintahan kerajaan Melayu
Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat
berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak
cucu kita kelak.
b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman,
makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotong royongan.
2.2 Perkembangan Penduduk Kota Jambi
Kota Jambi sebagai daerah dengan sejarah kejayaan sebagai pusat
perdagangan salah satunya komunitas karet serta sebagai pusat ibadah umat beragama
menjadikan kota Jambi daerah yang dihuni oleh berbagai macam etnis diantaranya
adalah suku melayu yang merupakan mayoritas penduduk Jambi, banyak pula
penduduk pendatang yang berbagai macam etnis seperti orang Jawa, Batak,
Minangkabau, Madura, Bugis, Papua, Sunda. Di kota Jambi juga terdapat etnis asing
yang juga telah lama menetap yaitu etnis Arab, India, dan Cina. Umumnya para
warga Negara asing merupakan berprofesi sebagai pengusaha.
Tabel: 2.1
Kepadatan Penduduk Menurut Pembagian Kampung di Kota Jambi 2000
No Kampung Jumlah Penduduk Luas ha. Persegi
1 Pasar Jambi 12.262 73,6
2 Sungai Asam 29.371 934.25
3 Solok Sipin 14.178 521.15
4 Simpang III Sipin 5.047 339,
5 Simpang IV Sipin 1.566 884,87
6 Paal V 2.288 -
7 Buluran kenali 908 214,5
8 Kasang 29,227 659,9
9 The Hok 9.289 321,25
10 Pasir putih 2.238 642,45
11 Sidjenjang 1.748 1.689,15
12 Pasir Panjang 1.036 183,25
13 Tanjung Pasir 2.028 255,6
14 Olak kemang 4.266 254,6
15 Ulu Gedong 2.300 112,6
16 Kampung Tengah 1.595 133,25
17 Kampung Jelmu 1.238 82,5
18 Mudung laut 1.388 100,28
19 Arab melayu 2.588 55,8
Total 101.638 1.754
Sumber: Statistik Jambi 2000 hal. 11
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dengan luas wilayah Kota Jambi yang
mempunyai luas 1.754 ha pada tahun 2000 terdiri dari 21 kampung yang mempunyai
jumlah penduduk 101.638. Daerah dengan kepadatan penduduk paling banyak berada
di Sungai Asam dengan jumlah 29.371 jiwa, sedangkan untuk wilayah yang paling
sedikit jumlah penduduknya yaitu Pal V dengan jumlah penduduk 908 jiwa. Perantau
yang datang ke kota Jambi tidak hanya dari luar daerah yang ada di Indonesia saja,
tetapi juga para pendatang yang datang dari luar negeri. Berdasarkan badan statistik
Jambi pada tahun 2000 jumlah penduduk asing yang mendiami kota Jambi yakni
sebanyak 20.969 jiwa yang terdiri dari beberapa negara terutama dari tiongkok,
banyaknya jumlah penduduk asing di kota Jambi bisa dilihat berdasarkan tabel
berikut.
Tabel : 2.2
Jumlah Bangsa Asing di Kota Jambi Tahun 2000
No Kebangsaan Jumlah Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Tionghoa - - 20.145
2 Arab - - 711
3 Eropa - - 107
4 Lain-lain - - 6
Jumlah 20.969
Sumber: Statistik Jambi 2000. Hal 20
Dari 20.969 jiwa penduduk asing yang tinggal di kota Jambi, bangsa China
paling banyak dengan jumlah 20.145 jiwa. Hal ini tidak mengherankan karena para
pelaku perdagangan terutama perdagangan karet didominasi oleh orang-orang China
sedangkan untuk bangsa asing berikutnya ada bangsa Arab dengan 711 jiwa, bangsa
Arab banyak menetap di Jambi Seberang bahkan mereka membentuk perkampungan
yang dikenal dengan istilah kampong arab sampai saat ini. bangsa lainnya seperti
bangsa-bangsa dari eropa.
Pada tahun 2000 jumlah penduduk di kota Jambi mengalami peningkatan
yang signifikan hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel berikut yang diuraikan
sebagian jumlah penduduk kota Jambi berdasarkan jenis kelamin dan status dewasa
dan anak-anak.
Tabel. 2.3.
Penduduk Jambi Perkecamatan Dewasa, Anak-Anak dan Jenis Kelamin Tahun
2000
No Kecamatan Dewasa Anak-anak
Jumlah L P L P
1. Kota Baru 13.565 14.694 10.779 8.590 47.628
2. Jambi Selatan 17.442 16.937 13.461 13.340 61.180
3. Jelutung 14.971 14.271 11.658 11.652 52.552
4. Pasar Jambi 5.911 5.953 2.699 2.707 17.270
5. Telanaipura 20.648 18.507 17.003 17.014 73.172
6. Danau Teluk 3.095 2.827 2.157 2.247 10.326
7. Pelayangan 3.485 3.385 2.397 2.186 11.452
8. Jambi Timur 21.581 20.570 13.672 13.517 69.340
JUMLAH 100.697 97.144 73.826 71.253 342.920
Sumber: Statistik Penduduk Jambi Tahun 2000
Berdasarkan tabel diatas jumlah total keseluruhan penduduk kota Jambi pada
tahun 2000 berjumlah 342. 920 jiwa dengan jumlah laki-laki 73.826 jiwa sedangkan
perempuan berjiwa 71.253 jiwa, untuk wilayahnya kecamatan Jambi Timur
merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling banyak di kota
Jambi dengan jumlah keseluruhan 69.340 jiwa sedangkan jumlah kecamatan paling
sedikit berada di kecamatan Danau Teluk dengan jumlah 10.326 jiwa.
2.3 Kondisi Geografis Kota Jambi
Berdasarkan Undang-Undang No 6 tahun 1986 Kota Jambi secara geografis
terletak diantara 103O30
’1,67
” Bujur timur sampai 103
o40’0,22
” dan 01
o30’2,98”
Lintang Selatan Sampai 01o
7’ 1,07” dengan luas wilayah 205,38 Km2
atau setara
0,38 % dari total luas wilayah Provinsi Jambi. Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh
wilayah Kabupaten Muaro Jambi baik dari Utara, Selatan, Barat maupun sebelah
Timur.20
Luas wilayah Kota Jambi Terbagi menjadi 11 bagian, yaitu:
20
Pemerintah Kota Jambi, Sejarah Kota Jambi. https://jambikota.go.id/new/sejarah-
kota-jambi/ diakses pada 24 0ktober 2019
Tabel. 2.4
Luas Wilayah Kota Jambi Per Kecamatan
NO Kecamatan Luas Wilayah Persentase
1 Kota Baru 36,11 17,56
2 Alam Barajo 41,67 20,27
3 Jambi Selatan 11,41 5,55
4 Paal Merah 27,13 13,20
5 Jelutung 7,92 3,85
6 Pasar Jambi 4,02 1,96
7 Telanaipura 22,51 10,95
8 Pelayangan 15,29 7,44
9 Jambi Timur 15,94 7,75
10 Danau sipin 7,88 3,83
11 Danau Teluk 15,7 7,64
Sumber : Badan Pusat Stasistik 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat luas wilayah kota Jambi dalam 11
kecamatan, dimana kecamatan alam Barajo memiliki luas wilayah yang paling luas
dengan luas wilayah kecamatan Alam Barajo 41. 67 atau mencapai 20,27 persen luas
wilayah kota Jambi, sedangkan wilayah kecamatan yang paling kecil berada di
wilayah kecamatan pasar Jambi dengan luas 4.02 atau hanya 1,96 persen dari luas
wilayah kota Jambi. Dengan luas wilayah maka permanfaat wilayah perlu diatur
seperti tabel dibawah ini yang menjelaskan pemanfaatan lahan di Kota Jambi.
Tabel 2.5
Pola Pemanfaatan Lahan di Kota Jambi
No Kawasan Peruntukan Wilayah
1 Perumahan
a. Perumahan dengan kepadatan tinggi kurang lebih 813 Ha
Kec. Telanaipura, kec. Pasar Jambi,
Kec. Jambi Timur, kec. Jelutung,
Kec. Jambi selatan
b. Perumahan dengan kepadatan tinggi kurang lebih 6.903 Ha
Kec. Telanaipura, Kec.Jambi Timur,
kec. Jelutung, Kec.Jambi selatan,
Kec. Kota Baru
c. Perumahan dengan kepadatan tinggi kurang lebih 1.445 Ha
Kec. Pasar Jambi, Kec. Telanaipura,
Kec. Jambi Selatan, Kec. Kota Baru
2. Perdagangan dan jasa
a. Pasar Tradisional Kelurahan Legok Kec. Telanaipura
b. Pusat perbelanjaan modern Kec. Kotabaru, Kec. Telanaipura,
Kec. Jambi Selatan
c. Took dan ritel modern Kec. Kotabaru
3 Perkantoran
a. Perkantoran pemerintah Pemerintah kota : Kec. Kota Baru
b. Perkantoran swasta Kec; Pasar Jambi, Kec. Kota Jambi
4 Industri dan pergudangan
a. Kegiatan industri besar Kec: Pelayangan; Kec. Jambi Timur,
b. Kegiatan industry agro dan industri kecil dan menengah
Kec. Kota baru
c. Kegiatan industry dan pergudangan
Kelurahan kenali asam bawah kec
kota baru
Sumber : RPJMD kota Jambi. kondisi umum kota Jambi. hal.5
Pola pemanfaatan wilayah kota Jambi, memiliki pussat-pusat tersendiri
terutama daerah perdagangan dan perindustrian. Industri besar berada di kecamatan
Pelayangan dan kecamatan Jambi Timur Sedangkan untuk industri agro dan industri
kecil serta menengah berada di kecamatan Kota Baru, untuk pergudangan sendiri
berada di kelurahan Kenali Asam Bawah. Pusat pemerintahan sendiri berada di
kecamatan Kota Baru, sedangkan untuk pusat pasar tradisional berada di kelurahan
Legok dan kecamatan Telanaipura, kemudian pusat pembelanjaan modern berada di
kecamatan Kota Baru, kecamatan Telanai dan kecamatan Jambi Selatan.
Wilayah perumahan mempunyai klasifikasi wilayahnya sendiri pertama
perumahan yang memiliki kepadatan tinggi kurang lebih 813 ha berada hampir
seluruh wilayah kecamatan di Kota Jambi kecuali kecamtan Kota Baru, perumahan
dengan kepadatan tinggi kurang lebih 6.903 ha berada di kecamatan Telanaipura,
kecamatan Jambi Timur, kecamatan Jelutung, kecamatan Jambi Selatan serta
kecamatan Kota Baru sedangkan untuk perumahan dengan kepadatan tinggi kurang
lebih 1.445 ha kecamatan Pasar Jambi, kecamatan Telanaipura, kecamatan Jambi
Selatan, kecamatan Kota Baru.
2.4 Pemerintahan Kota Jambi
Setelah berakhirnya masa pendudukan Jepang di Indonesia maka berpengaruh
pula terhadap sistem pemerintahan khususnya daerah Jambi. Pada awal kemerdekaan
negara Indonesia dibagi menjadi 8 Provinsi, salah satunya Sumatra, kemudian pada
tahun 1946 Provinsi Sumatera dibagi menjadi 3 bagian yaitu Sumatra Utara, Sumatra
Tengah dan Sumatra Selatan,yang mana pada pembagian 3 wilayah Sumatra daerah
Jambi tergabung ke dalam wilayah provinsi Sumatra Tengah dengan karesidenan
Jambi terdiri atas dua kabupaten dan dan satu kota Praja yakni Kabupaten Merangin,
Kabupaten Batanghari dan KotaPraja Jambi.21
Setelah dikukuhkannya Undang-undang nomor 81 tahun 1958, maka
dibentuklah Provinsi Daerah Swatantra Tingkat I provinsi Jambi, provinsi daerah
tingkat I Jambi terdiri atas enam Kabupaten dan satu Kotamadya. 22
Tempat
kedudukan Residen yang telah memenuhi syarat, disebut kota tanpa terbentuk
struktur pemerintahan kota, dengan demikian kota Jambi sebagai tempat kedudukan
21
Wilayah Indonesia sesuai Undang-undang no.1 tahun 1945 terdiri dari Provinsi,
Karesidenan, Kewedanaan dan Kota 22
Departemen Pendidikan dan kebudayaan.Sejarah Pengaruh PelitaTerhadap Kehidupan
masyarakat Pedesaan di Daerah Jambi. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Hal 9
Residen Karesidenan Jambi belum berstatus dan memiliki pemerintahan sendiri. Kota
Jambi baru diakui berbentuk pemerintahan ditetapkan dengan ketetapan Gubernur
Sumatera No. 103 tahun 1946 tertanggal 17 Mei 1946 dengan sebutan Kota
Besar.23
Sejak terbentuknya pemerintahan Kota Jambi, Wali Kota merupakan
pimpinan tertinggi di pemerintahan kota Jambi, adapun nama-nama Wali Kota yang
menjabat dari tahun 1946- sekarang yaitu sebagai berikut.
Gambar 2.2.
Daftar WaliKota Kota Jambi
23
Pemerintah Kota Jambi., Sejarah Kota Jambi. https://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/
diakses pada 28 Oktober 2019 pukul 11:58
Setelah era reformasi, terjadi perubahan struktur Pemerintah Kota Jambi, yang
berdasarkan UU no. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (sebagai pengganti
UU no. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah), Walikota
sebagai Kepala Daerah, didampingi oleh Wakil Walikota maka struktur pemerintahan
kota Jambi mengalami perubahan dengan di damping wakil walikota.
BAB III
PERKEMBANGAN ARMADA BUS SIBUALBUALI DI KOTA JAMBI
3.1 Sejarah Transportasi Sibualbuali
Transportasi merupakan unsur terpenting dalam perkembangan suatu negara,
dimana transportasi menjadi salah satu dasar pembangunan ekonomi dan
perkambangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Di mana perkembangan
transportasi akan mendorong kegiatan perekonomian dan pembangunan di suatu
daerah maupun negara.24
Transportasi merupakan saran yang berperan dalam kehidupan manusia,
maupun sebagai alat untuk memudahkan manusia dalam memindahkan barang dari
satu tempat ketempat lainnya. Selain itu transportasi juga berfungsi sebagai
penunjang pembangunan memberikan pelayanan bagi peningkatan dan
pengembangan berbagai kegiatan pada sektor-sektor lain, misalnya dalam sektor
24
Siti fatimah”pengantar trasportasi”(ponorogo.Myria publiser.2019)
pertanian, perindustrian, perdagangan, pendidikan, kesehatan, pariswisata, dan
lainnya.
Perusahaan angkutan umum Sibualbuali atau lengkapnya Fa. Odp. (Firma Oto
Dinas Pengangkutan) Sibualbuali, merupakan bus yang sempat menjadi idola dalam
dunia transportasi lintas Sumatera terutama Sumatera Utara. Armada–armada bus
Sibualbuali dikenal masyarakat Sumatera Utara dengan ciri khas dan peranannya
yang sangat membantu dalam kehidupan masyarakat. Pada tulisan di badan armada
bus Sibualbuali tercantum tahun berdirinya perusahaan bus ini, yakni tercantum tahun
1937. Namun masih terdapat masyarakat Sumatera Utara yang tidak mengetahui awal
mula berdirinya perusahaan ini tetapi masyarakat Sumatera Utara masih terkenang
akan hadirnya perusahaan bus ini pada masa–masa kejayaannya di tahun enam
puluhan sampai dengan tahun delapan puluhan. Berikut penjelasan sejarah, ciri khas
armada dan loket atau stasiun perusahaan Sibual-buali yang masih menjadi kenangan
masyarakat.
3.2 SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN BUS SIBUALBUALI
Lonjakan tinggi pembangunan jalan raya dan impor kendaraan ke Sumatera
terjadi bersamaan dengan lonjakan tinggi harga karet pada pertengahan 1920–an.
Jumlah truk dan bus yang diimpor ke Sumatera naik dari 94 pada 1924 menjadi 1172
pada 1926, sementara impor kendaraan pribadi periode yang sama naik dari 539
menjadi 3059.20 Sebelum berdirinya perusahan bus angkutan umum Sibualbuali, di
daerah Tapanuli Selatan sudah berdiri beberapa perusahaan-perusahaan angkutan
umum.
Kesulitan–kesulitan yang dialami oleh pengusaha–pengusaha maupun
karyawan angkutan umum pada masa sebelum berdirinya perusahaan bus Sibualbuali
tersebut disebabkan tidak adanya peraturan ataupun tata–tertib dari perusahaan–
perusahaan angkutan umum itu sendiri, sehingga oleh karenanya setiap saat diliputi
kerusuhan dan keributan serta untuk mendapatkan penumpang pun sesama pengusaha
selalu kejar–mengejar, yang mengakibatkan sering terjadinya perkelahian. Pada saat
keadaan yang memburuk inilah timbul suatu ide dari Sutan Pangurabaan Pane untuk
menggembleng para pengusaha–pengusaha maupun karyawan–karyawan dari
perusahaan angkutan, supaya dibentuk suatu badan atau organisasi angkutan yang
modern, yakni dengan waktu pemberangkatan ditetapkan dengan jam yang tertentu,
seperti : ada atau tidaknya penumpang, kendaraan harus diberangkatkan pada waktu
yang telah ditentukan (dienst–regeling).25
Walaupun resiko kerugian harus dihadapi, tetapi dengan peraturan demikian
pengusaha–pengusaha atau karyawan–karyawan pengangkutan serta masyarakat pada
umumnya agar menghargai akan pentingnya waktu, maka cara–cara inilah yang
menjadi contoh (peraturan pengangkutan) bagi pemerintah kolonial Belanda.
Sehingga setiap perusahaan otobis (pengangkutan) harus mempunyai izin trayek
(jalur) dan jam keberangkatan ke setiap jurusan yang akan dilalui. Peraturan tersebut
masih berlaku sampai saat ini. Berdasarkan permasalahan yang terjadi inilah Sutan
Pangurabaan Pane memperjuangkannya kepada Pemerintah Kolonial Belanda, namun
25 Nurdin Siregar dan Abdul Jalil Girsang, Sejarah Singkat Perusahaan FA.ODP.SIBUALBUALI 1937,
Sipirok : dokumentasi perusahaan Fa.Odp. Sibulbuali, 2006,, lembar pertama poin 1.3.
pemerintah kolonial selalu menghalang–halangi berdirinya Organisasi Angkutan
Nasional. Pada tahun 1937 pemerintah kolonial terpaksa menyetujui berdirinya
perusahaan Sibualbuali yang berkedudukan di Sipirok dengan nama awal
perusahaannya, Auto Transport Dienst “SIBUALBUALI”, yang disingkat ATD.
Sibualbuali.- Pematang Siantar – Tarutung – Sipirok Perusahaan ini adalah
pengangkutan umum yang berbentuk bus berukuran ¾ sampai dengan 1 ton, dengan
muatan penumpang sebanyak 16 orang. Trayek awal yang telah ditentukan pertama
kali secara Vice – versa (pulang-pergi)
yakni :
- Sipirok – Padang Sidempuan – Kotanopan
- Kotanopan – Fort deKock (Bukit Tinggi).
Akte pendirian ATD. Sibualbuali baru dibuat dihadapan notaris: “Hasan gelar
Sutan Pane Paruhum di Sibolga pada tanggal 5 Juli 1940 onder nummer 2”, sesuai
dengan : “EXTRA – BIJVOEGSEL DER JAVASCHE COURANT VAN 8/11 – 1940
No. 70” dan terdapat : “Hot Hoofd Van Afdeling VII”. Disalin sesuai dengan aslinya:
A.N.Kepala Sie Penerbitan Lembaran/Berita Negara
Cap/Stempel Departemen Kehakiman
Republik Indonesia
Dto.
=D.A. SIMATUPANG=
Susunan pengurus pada Akte pendirian tersebut adalah sebagai berikut :
- Direktur : Sutan Pangurabaan Pane
- Sekretaris : Sutan Oloan Hutagalung
- Komisaris : Muda Siregar
- Bendahara : Barita Raja Siregar26
Sampai dengan tahun 1941 perusahaan Sibualbuali memiliki jumlah kendaraan
sebanyak 136 buah.
Dengan jumlah kendaraan yang begitu banyak, sedangkan trayek yang ada
begitu pendek, maka pada masa ini telah direncanakan memperluas trayek sampai ke
kota Palembang Sumatera Selatan. Jalan lintas yang menjadi trayek pertama armada
bus Sibualbuali merupakan “Jalan Raya Sumatra” (longitudinalen weg) yang pertama
dirancang pada 1916, tetapi jembatan terakhir yang menghubungkan jaringan selatan
dengan jaringan utara dan jaringan tengah baru selesai pada 1938.
Republik Indonesia dengan kode KIT SUMUT 987/61, jalan lintas tersebut
merupakan jaringan tengah dari “Jalan Raya Sumatra”. Karena pada peta tersebut
merupakan perlintasan jalan raya dari kota Padang sampai dengan pelabuhan
Belawan di kota Medan yang letaknya berada di tengah pulau Sumatra. Namun yang
membedakan dengan masa sekarang, jalur tersebut masih melintasi kota Sibolga di
pesisir barat pulau Sumatra.
Ciri khas yang menjadi trademark armada bus Sibualbuali bila dilihat dari
data–data foto dokumentasi pribadi narasumber maupun bersumber dari web adalah
warna badan bus yang berwarna merah dan kepala bus yang berwarna hijau. Selain
itu nama perusahaannya pun tak luput dicantumkan di samping body armada bus nya,
26 Ibid., poin 1.6.
dengan tulisan “F.A. ODP. SIBUALBUALI 1937”. Gambar gunung Sibualbuali pun
Jadi jalur perjalanan armada bus Sibualbuali pada masa awal berdiri lebih jauh
dibandingkan masa sekarang.
Dari sumber yang didapatkan dari narasumber, bahwasanya sebelum
dibangunnya “Jalan Lintas Sumatera”, jalan–jalan yang ada pada saat itu masih
beralaskan tanah, masih banyak jalan yang belum di aspal kecuali jalan menuju
sebuah kota, yang apabila hujan layaknya kubangan kerbau, karena jalan tanah yang
dibasahi hujan menjadi tanah liat dan di genangi air sehingga sulit untuk dilalui.
3.3 LOKET SIBUALBUALI KOTA JAMBI
Loket armada bus Sibualbuali di kota Jambi terletak di jalan Kapten Pattimura
no.65 Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Loket atau stasiun bus ini merupakan loket
terbilang cukup sentral karena lokasi yang tidak terlalu jauh dengan jalan lintas yang
akan dilalui untuk keluar provinsi Jambi. Lokasi loket ini juga cukup untuk
melakukan bisnis transport di kota yang cukup terbilang ramai karena berada dekat
dengan pusat kota.
Selain loket bus Sibualbuali, terdapat juga loket– loket bus–bus angkutan
umum antar provinsi dan antar kabupaten yang lain. Daerah lokasi loket di kota
Jambi ini juga dikelilingi para pedagang kaki lima yang dapat menguntungkan para
pedagang disekitar lokasi loket ini. Loket ini juga menyediakan tempat untuk makan
dan minum dan istirahat untuk konsumen dan sopir bus.
Halaman parkir diloket ini juga cukup luas padahal loket tersebut berada di
dekat kota. Loket sibualbuali ini juga menerima pengantaran barang keluar kota dan
provinsi, bahkan sibualbuali sanggup mengantar 2 unit motor ke kota medan. Padahal
trayek menuju kota medan adalah trayek yang sangat rawan namun keberanian para
sopir dan kernek sibualbuali mampu menjalaninya tanpa adanya rasa takut atau
cemas.
3.4 CIRI KHAS ARMADA BUS SIBUALBUALI
Dilukis dibelakang body armada bus sebagai tanda bahwasanya armada bus
ini berasal dari kota Sipirok. Bentuk yang selalu dikenang masyarakat akan armada
bus Sibualbuali adalah busnya memiliki “kepala”. Kepala yang dimaksud adalah
mesin bus yang terletak di bagian depan bus layaknya mobil jenis sedan, minibus,
ataupun SUV. Bus–bus ini dikenal dengan sebutan bus “GMC, CHEVROLET,
DODGE” yang merupakan busbus pabrikan amerika yang bahan bakarnya masih
menggunakan bensin (pada masa sekarang kendaraan bus sudah menggunakan solar).
Bus–bus tersebut tidak memiliki kaca pada jendela penumpang, maka sebagai ganti
kaca pada jendela penumpang diberikan terpal yang apabila turun hujan, maka terpal
tersebut yang telah terikat, ikatannya dapat dilepas untuk menutupi jendela bus agar
para penumpang tidak terkena air hujan yang masuk ke dalam bus.
Bagian atap armada bus pun menjadi ingatan tersendiri bagi tiap orang yang
hidup pada masa kejayaan perusahaan bus Sibualbuali. Hal ini dikarenakan bagian
atap bus Sibualbuali merupakan tempat untuk mengangkut barang–barang yang
dibawa oleh para penumpang, seperti hal nya koper, sayu–mayur, kain, buah–buahan
dan barang–barang dagangan yang lain. Apabila atap armada bus sudah siap ditata
barang–barang yang akan dibawa, maka barang–barang tersebut ditutup dengan kain
atau terpal.
Ketika armada bus melakukan perjalanan, di dalam bus pun dilengkapi
dengan alat-alat seperti; slink, kayu-kayu balok, sekop, pacul, jerigen minyak, ban
serap lebih dari satu, serta alat bantu lainnya. Alat-alat tersebut ditempatkan di bagian
belakang bus agar mudah diambil jika saatnya di butuhkan. Selain untuk tempat
menaruh barang bawaan penumpang, atap armada bus Sibualbuali juga terdapat kotak
yang unik.
Dari ciri–ciri fisik armada bus Sibualbuali yang telah dijelaskan, masih
Terdapat sebuah ciri unik yang dimiliki oleh armada bus Sibualbuali, yakni “Klakson
Angin”. Klakson angin adalah klakson atau bunyi yang dikeluarkan oleh armada bus
Sibualbuali untuk memperingati orang atau kendaraan yang ketika di jalan berada di
depan bus. Namun klakson tersebut terbuat dari angin layaknya rem angin. Bukan
klaksonnya saja yang bunyinya terbuat dari angina layaknya peluit yang ditiup, tapi
klakson angin tersebut dapat memainkan nada.
Selain pengakuan narasumber, klakson angin tersebut juga masuk ke dalam adegan
film “Pencopet”. Dalam adegan tersebut, Sophan Sophian selaku pemeran utama,
berperan menjadi Abdul Kadir yang bekerja sebagai supir bus Sibualbuali pada
adegan–adegan terakhir film. Ketika bus Sibualbuali sedang melewati daerah.
Parapat dengan latar Danau Toba, para penumpang sedang tertidur lelap.
Untuk membangunkan para penumpang agar melihat Danau Toba, Sophan Sophian
atau Abdul Kadir memainkan klakson angin bus yang dikendarainya.33 Dalam
menempuh perjalanan, setiap armada bus Sibualbuali terdiri dua supir, satu supir
utama dan yang satu supir cadangan. Lalu ada dua kenek yang menaikturunkan
barang maupun menjaga keamanan selama perjalanan, serta seorang Cincu. Cincu
adalah yang mengatur keuangan selama perjalanan armada bus Sibualbuali. Tugas
dari Cincu adalah pengaturan uang operasional untuk pembelian bahan bakar,
maupun penandatanganan surat jalan dari loket awal keberangkatan sebagai catatan
resmi bahwasanya armada bus tersebut melakukan perjalanan.
Perusahaan bus Sibualbuali memiliki jumlah loket yang banyak tiap kota dan
provinsi dari Kuta Raja di ujung utara Pulau Sumatera sampai dengan pelabuhan
Panjang di Tanjung Karang yang menjadi gerbang menuju Pulau Jawa sebelum
adanya pelabuhan Bakaheuni di ujung selatan Pulau Sumatera sesuai dengan ruterute
yang dituju oleh tiap armada bus Sibualbuali. Namun terdapat dua loket penting bagi
perusahaan Sibualbuali dibanding loket–loket yang lainnya, yakni loket bus
Sibualbuali di Kota Padang Sidempuan dan loket di Kota Medan. Letak kedua loket
tersebut berada dekat dengan pusat pasar di kedua kota tersebut. Kedua loket tersebut.
3.5 Armada Bus Sibualali dari masa pendudukan Jepang
Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Semula pengangkutan berjalan
seperti biasa, kemudian oleh pemerintah Pendudukan Jepang kendaraan–kendaraan
Pada dasarnya mobil Chevrolet Sub–Urban tersebut merupakan mobil pada
umumnya, namun dimodifikasi oleh para pengusaha transportasi, yakni karoseri dari
mobil ini diubah menjadi otoprah (truk) maupun bus.
Transportasi mulai dihentikan dengan berbagai macam alasan, maka
mengakibatkan pengangkutan mengalami kemacetan. Selain adanya perintah
penghentian angkutan oleh pemerintah Pendudukan Jepang, bahan bakar untuk
keperluan kendaraan transportasi tidak dapat diperoleh dengan bebas, maka
perjalanan angkutan berhenti sama sekali (sampai dengan Jepang menyerah pada
sekutu).
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, kegiatan pengangkutan mulai
kembali berjalan. Hubungan Medan–Bukit Tinggi serta pengangkutan pos mulai
berjalan. Pada tahun 1945 inilah nama perusahaan ditetapkan menjadi “OTO DINAS
PENGANGKUTAN SIBUALBUALI”, yang disingkat menjadi ODP.
SIBUALBUALI. Di tahun 1949 dengan hadirnya tentara NICA yang menduduki
kota–kota, maka semua pengangkutan darat terhenti. Sebagian besar dari karyawan–
karyawan perusahaan Sibualbuali ikut aktif ke medan juang dengan bergerilya pada
penyerahan kedaulatan.
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan
usaha kemerdekaan republik Indonesia, dengan melarang segala pelayaran
Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik
maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat.
Setelah kembali ke Pulau Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota
kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota.
Republik Indonesia pada 27 Desember 1949, setelah 4 tahun peperangan dan
negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada
pemerintahFederal Indonesia.
3.6 Armada Bus SibualBuali Dekade 1950 – 1968
Setelah penyerahan kedaulatan, armada Sibualbuali aktif kembali dibawah
pimpinan “Haji Barita Raja Siregar”, dengan mendapat sebanyak 9 buah kendaraan
baru untuk melanjutkan jasa pengangkutan yang pernah terhenti akibat dari Agresi
Militer Belanda ke-1 dan ke–2. Berkat keuletan dan ketabahan dari H. Barita Raja
Siregar, serta dengan pengalaman–pengalaman yang matang, perusahaan Sibualbuali
dapat berkembang kembali. Sehingga pada akhir tahun 1957 perusahaan Sibualbuali
telah memiliki 70 buah armada.
Pada masa Pemulihan Keamanan gerakan di daerah Jambi, perusahaan
Sibualbuali mengarahkan pikiran dan tenaganya untuk membantu TNI, dan sebagian
besar dari armada–armada bus Sibualbuali dipergunakan secara regulasi. Pada masa
ini juga beberapa buah armada bus Sibualbuali telah dibakar oleh oknum– oknum
yang tidak bertanggung jawab.
Pada tahun 1961 oleh pemerintah dikeluarkan suatu peraturan yang melarang
perusahaan–perusahaan pengangkutan mempunyai lebih dari 30 buah kendaraan
ditambah dengan 6 buah sebagai armada cadangan, mengakibatkan perusahaan–
perusahaan harus dipecah menjadi 2 atau 3 perusahaan, bahkan ada yang sampai 4.
Perusahaan–perusahaan kecil ini sudah barang tentu akan menjadi rival satu
sama lain, yang mengakibatkan kerusuhan–kerusuhan menyerupai pada masa
sebelum tahun 1937. Di masa ini perusahaan di seluruh Indonesia mengalami
kemerosotan, sehingga sebagian besar terpaksa gulung tikar.
Dapat dikatakan pada masa tahun–tahun ini, merupakan masa keemasan
perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali. Dalam tahun 1969 perusahaan bus
Sibualbuali merencanakan untuk memperluas trayek ke Daerah Istimewa Aceh.
Perencanaan trayek tersebut ditetapkan pada bulan September 1969.
Dan pada tahun 1970 trayek menuju ke Kuta Raja dibuka. Pada masa ini bus
Sibualbuali mencapai masa emasnya. Hal ini dibuktikan dengan diperluasnya trayek
Medan – Kuta Raja – Jambi – Palembang – Tanjung Karang – Pelabuhan Panjang,
sehingga dapat menghubungkan antar provinsi – provinsi di pulau Sumatera, yakni
provinsi: D.I. Aceh – Sumatera Utara – Riau – Sumatera Barat – Jambi – Sumatera
Selatan – Lampung.
Dalam melayani trayek ini, perusahaan bus Sibualbuali memiliki armada
sebanyak 80 unit, yang terdiri dari : 50 unit armada merk Chevrolet dan 30 unit
armada merk GMC. Pada masa emasnya inilah perusahaan bus Sibualbuali telah
berhasil menghubungkan pulau Sumatera, selain itu armada bus Sibualbuali juga
selalu membawa rombongan yang akan menuju pulau Jawa dengan mengantarkan
mereka sampai ke pelabuhan Tanjung Karang di provinsi Lampung.
Armada–armada bus Sibualbuali lebih dikenal dengan bus Chevrolet maupun
bus GMC. Namun sebenarnya bus–bus tersebut memiliki tipe tersendiri, seperti pada
bus Chevrolet merupakan buatan Chevrolet dengan tipe C, lalu untuk merk GMC
merupakan tipe K. dijelaskan bahwa, “tipe C/K merupakan tipe dari Chevrolet dan
GMC yang berbentuk truk pick up yang di Amerika Serikat diproduksi pada tahun
1960-1999”.
3.7 ARMADA BUS SIBUALBUALI TAHUN 2018
Pada masa ini perusahaan bus sibualbuali melakukan pergantian (revolusi)
terhadap moda transportasi sibualbuali dari mobil bertipe ¾ berganti menjadi model
bus yang panjang. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak ingin kalah saing dengan
perusahaan lainnya. Walaupun dengan dana yang minim tetapi perusahaan bus
sibualbuali tetap melakukan perombakan besar-besaran.
Perusahaan bus sibualbuali melakukan kerja sama dengan perusahaan mobil
Marcedes Benz guna mengganti armada-armada bus sibualbuali yang sebelumnya
menggunakan bus yang berbahan bakar bensin buatan Amerika, dengan bus yang
berbahan bakar solar buatan Marcedes Benz tersebut.
BAB IV
PERANAN BUS SIBUALBUALI TERHADAP MASYARAKAT
4.1 PERDAGANGAN
Hadirnya moda transportasi darat sangat membantu mobilitas manusia dan
juga perdagangan. Armada bus Sibualbuali juga memiliki peranan penting pada
sektor bidang perdagangan termasuk perdagangan buah salak yang menjadi
komoditas utama kota Padang Sidempuan. Hari pasaran tiap pekan sudah ada sejak
masa pemerintahan kolonial Belanda di pulau Sumatera. Hal ini seperti yang
diungkapkan William Marsden dalam bukunya, ”Sejarah Sumatra”. Menurut William
Marsden, untuk memudahkan pelaksanaan perdagangan di pedalaman. Orang-
orang di pedalaman membawa barang–barang mereka di tempat yang telah di
tentukan, yakni di tempat orang-orang dari padang sidempuan memasok salak ke
orang yang ada di Jambi. dari perekonomian armada bus Sibualbuali yang
mengangkut barang maupun penumpang yang merupakan para pedagang, mobilitas
perdagangan yang tadinya harus menempuh waktu yang lama karena jarak tempuh
yang jauh dapat teratasi.
4.2 PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar oleh semua kalangan
masyarakat. Dapat dikatakan pula bahwa dengan mencari ilmu pengetahuan di dalam
suatu lembaga pendidikan, maka dapat mewujudkan cita-cita sesuai dengan jurusan
pendidikan yang dipilih oleh peserta didik dalam lembaga pendidikan tersebut.
Minatnya pendidikan pada masyarakat kota Padang Sidempuan atau Tapanuli
sehingga para pelajar menempuh pendidikannya bukan hanya di kota Padang
Sidempuan tetapi hingga ke Provinsi yang ada di Sumatera termasuk Jambi. Pada
umumnya seperti yang dikatakan bapak Raja Parlindungan Pane,”Orang Tapsel,
terutama Sipirok punya budaya pendidikan, maka ada slogan Ikon de Sikola satinggi-
tinggi nya, yang memiliki arti keluarga secara adat dan budaya ingin anaknya
sekolah yang tinggi (sarjana)”.27
. Pada saat saya akan melanjutkan sekolah di Jambi pada tahun 1980, saya naik
Sibualbuali juga menuju Medan, lalu di susul naik kapal ke Tanjung Priuk”. Hal ini
pun dikatakan juga oleh bapak Raja Parlindungan Pane, ”Saya pertama kali ke Jambi
27 Hasil wawancara dengan bapak Raja Parlindungan Pane, pada 23 Februari 2021.
dari Sidempuan tahun 1980, jalur lintasnya itu lewat timur, pekan baru dulu itu
tempat peristirahatan karena ada loket Sibualbuali di situ.
Jadi waktu saya mau meneruskan pendidikan ke Provinsi Jambi (UNJA) pada
tahun 1980 saya naik Sibualbuali ke Jambi, Waktu itupun jalannya sudah aspal tapi
lebarnya kecil tidak seperti sekarang ”.28
Tidak hanya untuk masyarakat kota Padang Sidempuan yang akan
meneruskan pendidikannya di pulau Jambi, namun bus Sibualbuali juga membantu
masyarakat kota Padang Sidempuan yang akan meneruskan pendidikan di kota
lainnya.
4.3 KOMUNIKASI
Pada masa terdahulu telah terdapat surat–menyurat dengan mempergunakan
alat tulis–menulis yang lengkap. Mengingat kepandaian tulis
menulis terbatas pada lingkungan biara dan istana raja–raja, penyampaian berita
tertulis antara satu sama lain belum berkembang merata sehingga belum dapat di
temui korespondensi yang teratur dan berkesinambungan. Sungguhpun demikian
jelas bahwa penghubung yang bertugas menyampaikan surat itu (menyampaikan
berita tertulis) ada, sehingga tercipta komunikasi secara timbal–balik yang
bertujuan.29
28 Hasil wawancara dengan bapak Raja Parlindungan Pane, pada 23 Februari 2021.
29 Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Sejarah Pos Dan Telekomunikasi
DiIndonesia Jilid I Masa Pra Republik, Jakarta : CV Cahaya Makmur, 1980, hal. 41
Perusahaan angkutan umum milik warga keturunan Tionghoa. Sebagai
angkutan umum yang mengangkut manusia dan barang, bus Sibualbuali juga menjadi
sarana komunikasi dalam jasa pengiriman surat. Bapak Asrul Siregar pun
mengatakan, ”Di atas bus tersebut memiliki sebuah peti berukuran 1.5 m x 0,5 m
yang di letakkan diatas kepala bus. Peti tersebut merupakan tempat surat–surat yang
akan dikirim ke masing–masing daerah tujuan dengan rute yang dilalui oleh bus
Sibualbuali. Dulu bus ini di sebut juga sebagai Dinas Pos Negara karena memang bus
ini lah yang mengantarkan surat–surat ke kantor pos kantor pos.”.30
Perusahaan A.D. Lim merupakan sebuah perusahaan angkutan umum yang
berada di kota Sibolga. Pemilik perusahaan tersebut bernama Liem Hong Setelah
melalui perjuangan yang amat berat, pemerintah kolonial Belanda juga tidak
memberikan begitu saja kepercayaan kepada pengusaha pribumi terhadap
pengangkutan pos, sehingga permasalahan ini dibawa ke dalam sidang–sidang
Volksraad. Pada waktu itu perusahaan Sibualbuali mendapat sokongan dari anggota
anggota Volksraad, terutama dari anggota–anggota istimewanya, yakni : M. Hoesni
Thamrin dan DR. Rasyid Siregar. Dengan bantuan beliau–beliau inilah pemerintah
kolonial Belanda terpaksa mengambil alih pengangkutan pos dari A.D. Lim, dan
kemudian menyerahkan dan menyerahkan kepercayaan pengiriman pos kepada
30 Nurdin Siregar dan Abdul Jalil Girsang, Sejarah Singkat Perusahaan
FA.ODP.SIBUALBUALI 1937, Sipirok: dokumentasi perusahaan Fa.Odp. Sibulbuali, 2006, lembar
pertama poin 1.7
perusahaan bus Sibualbuali. Kantong–kantong pos yang diangkut setiap hari kurang
lebih 3 sampai 4 ton, sehingga terkadang sering terjadi para penumpang tidak
terangkut, karena tempa duduk telah di isi dengan kantong–kantong Pos, hal ini
dilakukan mengingat pos sangat penting. Walaupun resiko pengangkutan pos sangat
berat, di mana pada waktu itu keadaan jalan sangat buruk dan berlubang–lubang,
sehingga menimbulkan kerusakan–kerusakan bagi setiap kendaraan.
Memang bila kita melihat pada dekade tahun 1950 sampai dengan 1980,
alatkomunikasi seperti telepon menjadi barang yang langka dan mahal. Selain itu
teknologi pun tidak seperti saat ini yang sudah sangat canggih dibandingkan pada
dekade tahun tersebut. Hadirnya armada bus Sibualbuali sebagai alat pengangkut
surat sangat membantu komunikasi masyarakat Sumatra Utara dengan saudara
ataukerabat yang berada jauh dari daerah yang ditempati.
Selain untuk mengantarkan surat–surat pada setiap kantor Pos di seluruh rute
perjalanannya, namun peranan bus Sibualbuali pada aspek komunikasi juga dimiliki
oleh supir bus tersebut. Kembali diungkapkan oleh bapak Asrul Siregar,
bahwasanya,” Dekade tahun enam puluhan sampai dengan delapan puluhan, belum
semua orang bisa baca tulis, jadi bila ada orang kampung yang ingin mengabarkan
sesuatu, entah kabar duka, acara adat, pernikahan dan kabar–kabar lain buat
saudaranya, biasanya mereka menunggu di pinggir jalan menunggu bus Sibualbuali
lewat. Saat bus tersebut lewat, maka bus itu diberhentikan oleh orang tersebut, lalu
orang tersebut menitipkan pesan lisan kepada supir Sibualbuali untuk disampaikan
kepada saudaranya yang tinggal dekat loket–loket Sibualbuali. Jadi ketika bus
tersebut sampai di loket yang kebutulan dititipkan pesan lisan, maka supir akan
memberitahukan orang loket, nantinya orang loket yang akan mengabarkan pesan
lisan tersebut kepada saudara atau kerabat orang yang memberikan pesan.” Hal ini
dikarenakan mobilitas armada bus Sibualbuali yang tinggi, jadi banyak armada bus
nya yang sering melintas di berbagai daerah di Sumatra Utara.
Dari sumber-sumber baik lisan maupun pustaka, armada bus Sibualbuali ini
memang memiliki peranan penting dalam komunikasi masyarakat di provinsi
Jambi. Memang tidak dapat di sangsikan bahwasanya pada dekade tahun– tahun
tersebut masih banyak masyarakat Indonesia yang buta huruf. Jadi pesan lisan
yang dititipkan oleh supir bus Sibualbuali dapat menjadi alat komunikasi masyarakat
antar Provinsi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perusahaan bus angkutan umum Sibualbuali atau lengkapnya Fa. Odp. (Firma
Oto Dinas Pengangkutan) Sibualbuali, merupakan bus yang sempat menjadi bintang
dalam dunia transportasi lintas Sumatra terutama Sumatra Utara. Armada–armada bus
Sibualbuali dikenal masyarakat Sumatra Utara dengan ciri khas dan peranannya yang
sangat membantu dalam kehidupan masyarakat.
Pada awal mula pendirian perusahaan bus Sibualbuali, Sutan Pangurabaan
Pane selaku salah satu pendiri maupun direktur pertama perusahaan bus Sibualbuali
memperjuangkan kepada Pemerintah Kolonial Belanda yang selalu menghalang–
halangi berdirinya Organisasi Angkutan Nasional. Pada tahun 1937 pemerintah
kolonial terpaksa menyetujui berdirinya perusahaan Sibualbuali yang berkedudukan
di Sipirok dengan nama awal perusahaannya, Auto Transport Dienst
“SIBUALBUALI”, yang disingkat ATD.Sibualbuali.
Baru pada tahun 1945 inilah nama perusahaan ditetapkan menjadi “OTO
DINAS PENGANGKUTAN SIBUALBUALI”, yang disingkat menjadi ODP.
SIBUALBUALI. Ciri khas yang menjadi trademark armada bus Sibualbuali bila
dilihat dari data–data foto dokumentasi pribadi narasumber maupun bersumber dari
web adalah warna badan bus yang berwarna merah dan kepala bus yang berwarna
hijau.
Selain itu nama perusahaannya pun tak luput dicantumkan di samping body
armada bus nya, dengan tulisan “F.A. ODP. SIBUALBUALI 1937”. Gambar gunung
Sibualbuali pun dilukis dibelakang body armada bus sebagai tanda bahwasanya
armada bus ini berasal dari kota Sipirok.
Armada bus Sibualbuali beberapa kali berganti kendaraan dari masa ke masa.
Pada awal pendirian perusahaan bus Sibualbuali, armada busnya menggunakan bus
dengan merk Chevrolet tipe Suburban 1933. Lalu pada tahun 1958 armada bus
Sibualbuali menggunakan bus dengan merk Chevrolet tipe Viking. Dan pada masa
jayanya pada tahun–tahun 1970–an sampai dengan tahun 1980–an armada bus
Sibualbuali menggunakan bus merk Chevrolet tipe C–50 dan merk GMC tipe K.
Selain sebagai alat transportasi yang mengangkut orang dan barang, armada bus
Sibualbuali memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Dalam bidang perdagangan, armada bus Sibualbuali membantu para pedagang
untuk mendistribusikan barang–barang dagangannya ke daerah–daerah lain terutama
komoditas–komoditas yang ada di Sumatera Utara. Dalam bidang pendidikan, armada
bus Sibualbuali membantu masyarakat dalam mobilitasnya menuju kota–kota besar di
pulau Sumatera guna melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dalam bidang
komunikasi, armada bus Sibualbuali pernah menjadi Dinas Pos Negara yang
mengirimkan surat–surat sesuai daerah–daerah yang dilalui armada bus Sibualbuali,
selain itu pesan lisan yang dititipkan kepada supir bus Sibualbuali juga membantu
komunikasi masyarakat yang belum bisa baca tulis pada saat itu. Beberapa faktor
yang mengakibatkan menurunnya minat masyarakat terhadap pelayanan bus
Sibualbuali salah satunya adalah hadirnya pesaing–pesaing yang muncul dalam
persaingan bisnis transportasi di jalur lintas Sumatra Utara. Lalu manajemen yang
masih bersifat tradisional, sehingga tidak mampu bersaing denga manajemen yang
lebih professional yang dikelola oleh perusahaan–perusahaan angkutan umum lain
yang menjadi pesaingnya.
Selain itu, menjelang tahun delapan puluhan, dimana pemerintah
mengeluarkan peraturan bahwasanya pengurangan penjualan mobil buatan Amerika
yang bermesin bensin, perusahaan Sibualbuali tidak sanggup mengganti seluruh
armada bus nya dengan bus buatan Jerman atau Mercedez yang berbahan bakar solar,
maka mengganti seluruh armadanya dengan bus buatan Jepang dengan merk Hino
yang sebenarnya truk, namun karoserinya diubah menjadi bus, sedangkan
perusahaan–perusahaan pesaing perusahaan bus Sibualbuali telah mengganti armada
mereka dengan bus merk Mercedez tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Sejarah Pos Dan Telekomunikasi
di Indonesia Jilid I Masa Pra Republik, Jakarta : CV Cahaya Makmur, 1980
Eddy, Sutrisno, Kisah – Kisah Penemuan Sepanjang Zaman (Transportasi),
Jakarta: Inovasi, 2002
Elfrida, Nesty Br. Purba, ”Keberadaan Transportasi ALS Di Medan (1966 –
1999)”,dalam Skripsi sarjana Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2009.
Hamidy, Basyral Harahap, Pemerintah Kota PadangSidimpuan Menghadapi
Tantangan Zaman, PadangSidimpuan : Pemerintah Kota Padang
Sidempuan, 2003
Kamaludin, Rustian, Ekonomi Transportasi (Karakteristik, Teori, dan
Kebijakan), Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994
Kutoyo, Sutrisno Masykuri, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara, Medan:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Daerah, 1980/1981 Marsden, William, Sejarah Sumatra, Komunitas
Bambu, Jakarta, 2013
Reid, Anthony, Menuju Sejarah Sumatra : Antara Indonesia Dan Dunia,
Jakarta : KITLV-Jakarta – Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011 Rickflefs, M. C,
Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2004, Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2005.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Lampiran
Bus sibualbuali tahun 1968
Sumber : Koleksi sibualbali.
Generasi Keempat Armada Bus Sibualbuali (1969 – 1986)
Su
mb
er :
Kol
eksi
sib
ual
bali
.
Bus sibualbuali tahun 2000
Sumber : koleksi sibualbuali
Bus sibualbuali tahun 2018
sumber : koleksi Sibualuali