Metlit Cafetaria Unpad
Transcript of Metlit Cafetaria Unpad
“ PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PADA
CAFETARIA UNPAD”.
PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Bandung.
Disusun Oleh :
Gede Ary Pradnyana 120310110028
Hexa Decanov Isya 120310110044
Aisyah Tsabatiyah 12031011150
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disaat menunggu kelas maupun beristirahat, tidak sedikit
mahasiswa Unpad mengunjungi Cafetaria untuk memenuhi kebetuhannya
seperti sarapan atau makan siang bahkan Cafetaria kampus juga
menjadi tempat bagi mahasiswa untuk kumpul bersama mengerjakan
tugas dan saling berbagi cerita untuk melepas lelah setelah
perkuliahan. Aktivitas mahasiswa Unpad yang sangat menguras
tenaga dan pikiran sehingga harus diimbangi dengan asupan
makannan yang sehat dan bergizi agar dapat bertahan dalam
menempuh pendidikan di Unpad. Kenyataannya, sebagian besar
penyedia makanan di sekitaran kampus hanya mengusung aspek
estetika cita rasa dan belum memperhatikan aspek penting lainnya
seperti gizi dari makanan yang dijual estetika tempat, dan
kebersihan makanan maupun tempatnya. Mengingat pentingnya peranan
Cafetaria, mahasiswa sangat mengharapkan kantin yang baik dan
sesuai standar.
Cafetaria kampus hendaknya didirikan bukan untuk keuntungan
kampus semata namun untuk keuntungan bersama. Harga makanan dan
minuman di cafetaria juga harus terjangkau bagi para mahasiswa
karena banyaknya mahasiswa yang tinggal jauh dari orangtuanya.
Pelayanan dan penyajiannya diharapkan memadai dan cepat mengingat
singkatnya waktu istirahat mahasiswa. Lokasinya juga harus
strategis karena dapat mempengaruhi keefektifan operasi dan
koordinasi program-program kantin. Untuk menarik mahasiswa,
pengelola dari Unpad sendiri harus mampu menerapkan standar yang
sesuai serta mengontrol proses jual beli makanan itu sendiri.
Penjual makanan juga harus bertanggung jawab atas makanan yang
menarik dan bergizi serta dapat menjamin selera pembeli
Melihat banyaknya syarat yang harus dipenuhi agar Cafetaria
Unpad dapat dikatakan baik dan sesuai standar, kami tertarik
untuk memilih topik ini, yaitu kepuasan mahasiswa mengenai kantin
kampus Unpad. Ini semua agar kita dapat mengetahui apakah
Cafetaria di kampus Unpad telah memenuhi kebutuhan para mahasiswa
dan apakah dapat dikatakan sebagai cafetaria yang baik dan sesuai
standar.
1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang sudah ada ,
penulis mengidentifikasi masalah sebagi berikut :
1. Bagaimana tanggapan mahasiswa ( konsumen ) tentang pelayanan
yang dilakukan oleh penjual makanan di Cafetaria Unpad?
2. Bagaimana tanggapan mahasiswa ( konsumen) tentang kepuasanya
yang telah dilakukan oleh pihak Cafetaria Unpad?
3. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan yang dilakukan
oleh pihak Cafetaria Unpad terhadap loyalitas mahasiswa
( konsumen )
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan mahasiswa ( kosnumen )
tentang pelayanan yang di lakukan oleh pihak Cafetaria Unpad
2. Untuki mengetahui bagiamana tanggapan mahasiswa ( konsumen)
tentang kepuasanya yang telah dilakukan oleh pihak Cafetaria
Unpad
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan
yang dilakukan Cafetaria Unpad terhadap loyalitas mahasiswa
( konsumen )
1.3 Manfaat
Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan
hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian ,
yakni :
1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan kajian lebih lanjut. Yang khususnya berkaitan
dengan kualitas pelayanan yang berorientasi pada
loyalitas konsumen.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna
baik bagi secara langsung maupun tidak langsung bagi :
a. Bagi Cafetaria Unpad, sebagai salah satu bahan
preferensi, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan
pertimbangan dimasa yang akan dating dalam meningkatkan
kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen.
b. Bagi Penulis, diharapkan dapat meningkatkan wawasan
serta pengetahuan tentang hubungan kualitas pelayanan
dengan konsumen. Dan dapat memebandingkan teori yang di
pelajari dengan fakta yang terdapat di lapangan.
c. Bagi pihak lain yang berkepentingan, sebagai sumbangan
pikiran dan informasi terutama bagi rekan rekan
mahasiswa/I yang akan mengadakan penelitian lebih
lanjut mengenai kualitas pelayanan dan loyalitas
konsumen.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Konsumen
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, Pengertian
Definisi Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.”
Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada dua jenis konumen, yakni
konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah
distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk
dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang
adalah konsumen akhir. Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai
konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh
barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk
digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang
lain dan makhluk hidup lain.
2.1.2 Kepuasan
Phillip Kotler mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang
atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara
persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-
harapannya.
Assael menyebutkan bahwa “A satisfied customer is your best sales person.
Satisfied customer influence friends and relative to buy, dissatisfied customers inhibit
sales”(Seorang pelanggan yang puas merupakan penjual perorangan
terbaik. Pelanggan yang puas akan mempengaruhi rekan-rekannya dan
kecenderungan membeli, pelanggan yang tidak puas akan menghambat
penjualan).
Kepuasan pelanggan adalah konsep penting dalam pemasaran dan
penelitian konsumen. Sudah menjadi pendapat umum bahwa jika
konsumen merasa puas dengan suatu produk atau merek, mereka
cenderung akan terus membeli dan menggunakannya serta memberitahu
orang lain tentang pengal aman mereka yang menyenangkan dengan
produk tersebut. Jika mereka tidak dipuaskan, mereka cenderung
beralih merek serta mengajukan keberatan pada produsen, pengecer,
dan bahkan menceritakannya kepada konsumen atau pelanggan lain.
Hasil kepuasan pelanggan disebut juga dengan mutu, karena mutu
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui
keinginan dan kebutuhan pelanggan.
2.1.3 Barang dan Jasa
Definisi
a) Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa Menurut Phillip Kotler adalah setiap tindakan atau
unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak
lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan
perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan
bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
Secara umum ada empat karakteristik pokok yang membedakan
antara barang dan jasa. Menurur Kotler (2003, p.488), jasa
memiliki empat ciri utama yang mempengaruhi rancangan program
pemasaran yaitu :
1. Tidak berwujud (Tangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak dapat dilihat,
dirasakan, disentuh atau diraba sebelum dilakukan transaksi
pembelian untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli atau calon
pembeli akan mencari tahu tentang kualitas jasa tersebut
sebelum melakukan transaksi pembelian. Pembeli akan mengambil
kesimpulan mengenai kualitas jasa dengan mempertimbangkan
tempatnya (place), manusia (people), peralatan (equipment), alat
komunikasi (communication material), simbol – simbol (symbol), dan
harga (price).
2. Tidak terpisahkan (Inseparability)
Jasa pada umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada
waktu yang bersamaan. Jika jasa diberikan untuk seseorang, maka
orang tersebut merupakan bagian dari jasa yang diberikan,
karena pembeli juga hadir pada saat jasa disampaikan sehingga
interaksi penyedia merupakan ciri khusus dari pemasaran jasa.
3. Bervariasi (Variability)
Jasa sangat bervariasi karena bergantung kepada yang
menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. Sering kali
pembeli jasa menyadari akan keanekaragaman dan membicarakannya
dengan orang lain utamanya kepada orang yang pernah menggunakan
jasa tersebut. Sebelum mengambil keputusan untuk menggunakan
jasa yang akan memenuhi kebutuhannya.
4. Mudah lenyap atau tidak terpisahkan (Perishability)
Jasa tidak dapat disimpan, keadaan tidak tahan lama dan jasa
bukanlah masalah bila permintaan stabil, karena mudah untuk
dilakukan persiapan dalam pelayanannya. Jika permintaan
berfluktasi maka perusahaan jasa mengalami kesulitan yang cukup
rumit terutama yang memiliki kapasitas yang terbatas. Oleh
karena itu, perusahaan harus mengevaluasi kapasitas guna
menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dalam hal ini perlu
dilakukan analisis terhadap biaya dan pendapatan bila kapasitas
yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Perusahaan biasayanya menwarkan produknya disertai dengan
beberapa layanan. Komponen jasa ini memliki porsi besar arupun
kecil dari total penawaran . Berikut ini adalah lima kategori
jenis penawaran ( Kotler, 2003:445)
1. Pure tangible good : penawaran yang murni menawarkan barang
berwujud tanpa disertai pelayanan, misalnya sikat gigi,
sabun, dan lain-lain.
2. Tangible good woith accompanying service : penawaran yang terdiri
dari barang berwujud yang disertai satu atauh lebih jasa.
3. Hybrid : penawaran yang terdiri dari barang dan jasa ,
misalnya restoran
4. Major service with accompanying minor goods and service : penawaran yang
terdiri dari mayoritas jasa dan barang tambahan. Misalnya
penumpang pesawat dengan ditawari makanan, majalah, dan
lain-lain.
5. Pure service : penawaran berupa murni jasa, misalnya baby-siter.
Oleh karena itu Cafetaria Unpad sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang yang menawarkan produk Hybrid yang terdiri dari
barang dan jasa harus menyadari tentang akan pentingnya produk
yang berkualitas dan pelayanan yang optimal untuk dapat mencapai
kepuasan para konsumen.
Dalam era kompetisi bisnis yang ketat seperti sekarang,
kepuasan pelanggan merupakan hal yang utama, pelanggan
diibaratkan seorang raja yang harus dilayani namun hal ini bukan
berarti menyerahkan segalanya kepada pelanggan. Usaha memuskan
kebutuhan pelanggan harus dilakukan secara menguntungkan atau
bersifat win-win solution yaitu keadaan dimana kedua belah pihak
merasa menang dan tidak ada yang dirugikan Meskipun demikian,
tidaklah mudah untuk mewujudkan kepuasan konsumen secara
menyeluruh. Hal ini terjadu disebabkan harapan harapan para
konsumen ini di pengaruhi oleh pengalaman pembelian sebelumnya.
2.1.4. Kualitas
Menurut Kotler (2003, p.57) kualitas adalah keseluruhan ciri
– ciri dan karakteristik – karakteristik dari suatu produk atau
jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan
yang telah ditentukan atau bersifat laten
Menurut Wykcof (2002, p.59), kualitas pelayanan adalah
tingkat keinginan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan
menurut Zeithaml dan Beitner (2000, p.34) adalah sebagai berikut
: “ service quality as the delivery of excellent or superior service relative to customer
satisfaction “. Dari pendapat Zeithaml dan Beitner (2000, p.34)
mengemukakan bahwa kualitas pelayanan merupakan penyampaian
secara excellent atau superior pelayanan yang ditujukan untuk
memuaskan pelanggan sesuai dengan persepsi dan harapannya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pelanggan akan tercapai bila kualitas pelayanan yang
dirasakan oleh pelanggan sama dengan jasa yang diharapkan, dalam
arti kesenjangan atau gap yang terjadi adalah kecil atau masih
dalam batas toleransi.
Lima dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman,
Zeithaml, dan Berry (Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2007,
p. 133) berdasarkan urutan tingkat kepentingan relatifnya,
yaitu :
1. Bukti fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, peralatan,
dan berbagai materi komunikasi yang baik, menarik, dan terawat.
Pengukurannya meliputi :
- Pernyataan tentang penilaian yang modern dan memadai
- Pernyataan mengenai fasilitas fisik yang bagus, bersih, dan
memadai
- Pernyataan tentang fasilitas fisik yang menunjang kegiatan
bisnis
- Pernyataan tentang karyawan yang rapi dan sopan
2. Empati (empathy), yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha
untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada
pelanggan.
Pengukurannya meliputi :
- Pernyataan tentang pelayanan kepada konsumen secara
individual
- Pernyataan tentang perhatian karyawan secara pribadi kepada
konsumen
- Pernyataan tentang penyediaan karyawan yang dapat bertindak
sebagai penasehat pribadi
- Pernyataan tentang pemahaman kebutuhan konsumen
- Pernyataan tentang mengutamakan kepentingan konsumen
3. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan jasa
sesuai yang dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten.
Pengukurannya meliputi :
- Pernyataan tentang ketepatan jasa yang diberikan
- Pernyataan tentang ketepatan waktu pelayanan
- Pernyataan tentang kesungguhan dalam melayani konsumen
- Pernyataan tentang dapat dipercaya atau tidaknya dalam
melayani konsumen.
4. Responsivitas atau daya tanggap (responsiveness), yaitu
kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan
dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi
keluhan dari konsumen.
Pengukurannya meliputi :
- Pernyataan mengenai kecepatan pelayanan
- Pernyataan tentang ketepatan pelayanan
- Pernyataan tentang sikap untuk membantu konsumen
- Pernyataan tentang penyediaan waktu untuk melayani konsumen
5. Jaminan (assurance), yaitu berupa kemampuan karyawan untuk
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan kepada konsumen
Pengukurannya meliputi :
- Pernyataan tentang pengetahuan yang dimiliki karyawan
- Pernyataan tentang perasaan nyaman konsumen jika berhubungan
dengan karyawan
- Pernyataan tentang sikap sopan karyawan terhadap konsumen
- Pernyataan tentang kualitas pekerjaan karyawan.
Dengan terpenuhinya kualitas jasa makan akan menghasilkan
kepuasaan konsumen , Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat
sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang
diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Kotler (2000) mengatakan bahwa
kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan
denganharapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah
respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk
yang dirasakan setelah pemakaian (Tse danWilson dalam Nasution,
2004)
2.1.5 Loyalitas Pelanggan
Menurut Jill Griffin (2005 : 4) pengertian Loyalitas adalah:
“Loyalitas pelanggan adalah perilaku pembelian yang didefinisikan
pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh
beberapa unit pengambil keputusan”.
Dan menurut Fandy Tjiptono (2007 :110) mengatakan bahwa :
“Loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu
merek, toko, pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif
tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten”
Dari kedua definisi loyalitas diatas maka dapat disimpulkan
bahwa konsep loyalitas lebih mengarah pada perilaku (behavior)
dibandingkan dengan sikap (attitude) dan seorang konsumen yang
loyal akan memperlihatkan perilaku pembelian yang didefinisikan
sebagai pembeli yang teratur dan diperlihatkan sepanjang waktu
oleh beberapa unit pembuatan keputusan.
2.1.6 Karakteristik Loyalitas
Loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli.
Adapun karekteristik Pelanggan yang loyal adalah orang yang :
1. Melakukan pembelian berulang yang teratur;
2. Membeli antar lini produk dan jasa;
3. Mereferensikan kepada orang lain;
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Seorang konsumen dikatakan loyal jika ia mempunyai suatu komitmen
yang kuat untuk menggunakan lagi jasa yang diberikan secara
rutin. Banyak perusahaan meluncurkan program – program tertentu
yang tujuannya meningkatkan loyalitas konsumen misalnya :
a. Pemberian Reward, cara ini biayanya tinggi dan jika tidak
dikelola dengan baik akan menjadi bumerang bagi perusahaan
dan sulit dihentikan apabila dihentikan akan menimbulkan
ketidakpuasan konsumen.
b. Memberikan pelayanan dengan menyajikan keunggulan dan
diferensiasi di mata konsumen, hal ini dapat menimbulkan
ketertarikan konsumen terhadap produk/jasa lain.
Tetapi program – program untuk meningkatkan loyalitas
pelanggan sebaiknya tidak dilakukan secara terus menerus
karena konsumen nantinya tidak dapat membedakan antara produk
inti atau extra service.
2.1.7 Tahapan Menumbuhkan Loyalitas Pelanggan
Perusahaan mempunyai peluang yang besar untuk mengubah pembeli
menjadi pelanggan yang loyal dengan Tahap – tahap :
a. Suspect, adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa
kita, dan kita belum terlalu yakin konsumen akan membeli;
b. Prospek, adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa kita dan
memiliki kemampuan untuk membeli;
c. Prospek yang diskualifikasi, adalah prospek yang telah cukup kita
pelajari untuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan atau
tidak memiliki kemampuan untuk membeli;
d. Pelanggan pertama kali, adalah orang yang membeli produk kita satu
kali;
e. Pelanggan berulang, adalah orang yang membeli produk kita lebih
dari satu kali;
f. Klien, adalah orang yang membeli apapun yang kita jual dan dapat
ia gunakan;
g. Penganjur, adalah pendukung membeli apapun yang kita jual dan
dapat ia gunakan serta membeli secara teratur;
h. Pelanggan yang hilang, adalah seorang klien yang belum membeli
produk kita lagi dalam batas waktu pembelian normal.
2.1 Kerangka Pemikiran
Dengan meningkatnya standar kualitas Cafe dan Kantin di
lingkungan kampus dan menutut untuk selalu memperhatikan
kebutuhan dan keingan pelanggan dengan cara memuaskan daripada
yang dilakukan oleh pesaing yaitu pedagang makanan yang ada di
sekitar wilayah kampus. Bahkan semakin diyakini bahwa kunci utama
untuk memenangkan persaingan adalah dengan memberikan nilai dan
kepuasan kepada para konsumen melalui penyampaian produk dan jasa
berkualitas dengan harga bersaing. Dengan demikian maka
persaingan tidak hanya akan terjadi pada produk yang ditawarkan
tetapi juga pada jasa yang diberikan.
Kualitas jasa yang ditawarkan perusahaan dapat ditingkatkan
melaui suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi
kualitasnya .
Konsumen yang datang ke Cafetaria Unpad sebagaian besar
adalah mahasiswa, dosen maupun karyawan Universitas Padjadjaran.
Setelah mengkonsumsi dan merasakan pelayanan di Cafetaria, maka
konsumen akan memberikan penilaian mengenai kepuasan maupun
ketidakpuasan konsumen. Konsumen yang puas biasanya akan
melakuakan pembelian ulang dan berpotensi menjadi loyal,
sedangkan konsumen yang tidak puas tidak akan melakukan pembelian
ulang.
Konsumen yang puas maupun loyal cenderung memberitahu orang
lain informasi yang positif tentang Cafetaria Unpad. Dimana
informasi ini akan menarik minat orang yang belum pernah datang
untuk mencobanya. Meningkatnya jumlah konsumen yang loyal akan
berdampak pada peningkatan pendapatan.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah, tujuan
penelitian, dan kerangka pemikiran yang dibuat, penulis
mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut
Ho : Kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif terhadap
loyalitas konsumen
Ha : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap
loyalitas konsumen
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian menggunakan desain kasu, yaitu pertanyaan
“apa dan bagaimana” menjadi permasalahan utama penelitian,
sehingga haruss membuat analisa yang terbatas pada kasus
tertentu untuk menjawab permasalahan mengenai usaha dan
strategi yang digunakan untuk bisa meningkatkan kepuasan
konsumen.
2. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Cafetaria Universitas
Padjadjaran yang beralamat di JL. Dipatiukur no 35 Bandung
Jawa Barat
3. Sumber Data
1) Data Primer
Data primer menurut Ruslan (2003:138) adalah data yang
diperoleh secara langsung dari tempat penelitian dan
diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk
dimanfaatkan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dari kuisioner yang diberikan kepada mahasiswa
Universitas Padjadjaran yang menjadi konsumen Cafetaria.
2) Data Sekunder
Menurut Ruslan (2003:138) data sekunder yaitu data
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (dihasilkan satu pihak) atau digunakan
oleh lembaga lainnya yang bukan pengolahnya, tetapi dapat
dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan
serta dari buku-buku yang ada dan dari penulisan karya
ilmiah yang berhubungan dengan obyek penelitian yang
sedang diteliti.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner
Metode kuisioner menurut Bungin (2001:130) adalah bentuk
pertanyaan, kemudian pertanyaan yang disusun secara
sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim
kepada responden untuk diisi. Metode ini dilakukan dengan
cara menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa Universitas
Padjadjaran yang menjadi konsumen Cafetaria Unpad. Dengan
adanya teknik ini diharapkan nasabah lebih terbuka dan jujur
dalam menjawab.
Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini terdiri
dari 2 variabel. Variabel pertama yaitu kualitas jasa sebagai
variable independent (x) yang terdiri dari Tangible Reliability,
Responsivenes, Assurance, Empathy. Variabel kedua adalah loyalitas
pelanggan sebagai variable dependent (y) meliputi pembelian ulang
(Repurchase), penolakan terhadap produk pesaing (Retention),
pemberian referensi pada travel Cafetaria Unpad (Referral)
3.3 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.3.1 Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi merupakan analisis yang mencakup
gambaran frekuensi data secara umum seperti mean, media,
modus, deviasi, standar, varian, minimum, maksimum dan
sebagainya.
Data yang dipakai untuk statistik deskriptif bisa kualitatif
dan kuantatif
3.3.2 Anlisis Validitas
Menurut Singarimbun (1995 ; 124), uji validitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur agar dapat mengukur apa yang akan
diukur. Sekiranya penelitian menggunakan kuesioner di dalam
data penelitian, maka kuesioner yang disusun harus mengukur
apa yang ingin diukurnya.
3.3.3 Analisis Reliabilitas
Analisis reliabilitas adalah apabila suatu alat pengukur
sudah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur
reliabilitas dari alat. Reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik.
3.3.4 Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan
untuk menentukan kuatnya atau
derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih.
Semakin nyata hubungan linier (garis
lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis
lurus antara kedua variabel atau
lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan
koefisien korelasi.
1. Untuk melihat hubungan antar variable dalam suatu
penelitian, jika sebelumya analisis validitas untuk melihat
hubungan item pertanyaandengan sebuah variable, maka
sekarang kita akan melihat hubungan antar variable dalam
sebuah penelitian
2. Analisis validitas hanya untuk melihat hubungan secara satu
arah antar variable dan item pertanyaan
3.3.5 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen
secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2
berkisar antara 0 sampai 1(0≤R2≤1). Semakin besar nilai R2, maka semakin besar variasi
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskanoleh variabel independen.
3.3.6 Analisis Regresi Sederhana
Tujuan dari analisis regresi sederhana adalah untuk melihat
ada atau tidaknya pengaruh antar variable dependen dan
variable independen dalam sebuah penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN DATA
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini mengji bagaimana Dampak Kulitas Pelayanan Terhadap
Loyalitas Konsumen pada Cafetaria Unpad. Obyek yang digunakan
dalam penelitian adalah data dari jawaban responden dari kusioner
yang telah penulis sebar , berikut table data jawaban responden
dari kusioner :
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Frekuensix1
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 2 4.5 4.7 4.7
2.00 11 25.0 25.6 30.2
3.00 23 52.3 53.5 83.7
4.00 5 11.4 11.6 95.3
5.00 2 4.5 4.7 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
x2
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 2 4.5 4.7 4.7
2.00 10 22.7 23.3 27.9
3.00 18 40.9 41.9 69.8
4.00 11 25.0 25.6 95.3
5.00 2 4.5 4.7 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
x3
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 2 4.5 4.7 4.7
2.00 8 18.2 18.6 23.3
3.00 20 45.5 46.5 69.8
4.00 13 29.5 30.2 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
x4
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 7 15.9 16.3 16.3
2.00 11 25.0 25.6 41.9
3.00 20 45.5 46.5 88.4
4.00 5 11.4 11.6 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
x5
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 5 11.4 11.6 11.6
2.00 11 25.0 25.6 37.2
3.00 22 50.0 51.2 88.4
4.00 5 11.4 11.6 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
x6
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 3 6.8 7.0 7.0
2.00 11 25.0 25.6 32.6
3.00 20 45.5 46.5 79.1
4.00 9 20.5 20.9 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
x7
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 1 2.3 2.4 2.4
2.00 7 15.9 16.7 19.0
3.00 23 52.3 54.8 73.8
4.00 10 22.7 23.8 97.6
5.00 1 2.3 2.4 100.0
Total 42 95.5 100.0
Missing System 2 4.5
Total 44 100.0
x8
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 15 34.1 34.9 34.9
2.00 18 40.9 41.9 76.7
3.00 7 15.9 16.3 93.0
4.00 2 4.5 4.7 97.7
5.00 1 2.3 2.3 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
y1
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 4 9.1 9.3 9.3
2.00 21 47.7 48.8 58.1
3.00 17 38.6 39.5 97.7
4.00 1 2.3 2.3 100.0
Total 43 97.7 100.0
Missing System 1 2.3
Total 44 100.0
y2
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 14 31.8 33.3 33.3
2.00 15 34.1 35.7 69.0
3.00 11 25.0 26.2 95.2
4.00 1 2.3 2.4 97.6
5.00 1 2.3 2.4 100.0
Total 42 95.5 100.0
Missing System 2 4.5
Total 44 100.0
y3
Frequency PercentValidPercent
CumulativePercent
Valid 1.00 1 2.3 2.3 2.3
2.00 10 22.7 22.7 25.0
2.90 1 2.3 2.3 27.3
3.00 32 72.7 72.7 100.0
Total 44 100.0 100.0
4.2.2 Analisis Validitas
Variabel X
Correlations
Totalx
x1 Pearson Correlation
.640**
Sig. (1-tailed) .000
N 42
x2 Pearson Correlation
.620**
Sig. (1-tailed) .000
N 42
x3 Pearson Correlation
.570**
Sig. (1-tailed) .000
N 42
x4 Pearson Correlation
.501**
Sig. (1-tailed) .000
N 42
x5 Pearson Correlation
.717**
Sig. (1-tailed) .000
N 42
x6 Pearson Correlation
.632**
Sig. (1-tailed) .000
N 42
x7 Pearson Correlation
.577**
Sig. (1-tailed) .000
N 42
x8 Pearson Correlation
.377**
Sig. (1-tailed) .007
N 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa semua contoh pertanyaan variable x dapat dikatakan telah valid karena telah diatas 0,30.
Variabel Y
Correlations
Totally
y1 Pearson Correlation
.554**
Sig. (1-tailed) .000
N 41
y2 Pearson Correlation
.812**
Sig. (1-tailed) .000
N 41
y3 Pearson Correlation
.638**
Sig. (1-tailed) .000
N 41
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa semua contoh pertanyaan variable y dapat dikatakan telah valid karena telah diatas 0,30.
4.2.3 Analisis Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.739 11
Dapat dilihat dari table di atas bahwa contoh pertanyaan reliablekarena nilai Cronbach’s Alpha yang didapat lebih dari 0,5 yaitu sebesar 0,739
4.2.4 Analisis Korelasi
Hubungan antara variable kualitas pelayanan (x) terhadap loyalitas konsumen (y) adalah sebesar 0,374 artinya hubungan antara variable lemah
4.2.5 Analisis Koefisien Determinasi
Correlations
totalx totaly
totalx Pearson Correlation
1 .374*
Sig. (2-tailed) .017
N 42 40
totaly Pearson Correlation
.374* 1
Sig. (2-tailed) .017
N 40 41
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 .374a .140 .117 1.26242
a. Predictors: (Constant), totalx
Dari data di atas diperoleh koefisien korelasi multiple R=0,374. Secara deskriptif, kuatnya pengaruh x terhadap y berada pada tingkat yang rendah.Selain itu diperoleh koefisien determinasi : R2 = 0,140 = 14%. Secara deskriptif, pengaruh x terhadap y sebesar 14%. Dan sisanya86% dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
4.2.6 Analisis Regresi Sederhana
Y = 4,413 + 0,121
Nilai koefisien a sebesar 4,413 yang artinya tanpa dipengaruhi variable apapun nilai loyalitas konsumen sebesar 4,413
Nilai koefisien b sebesar 0,121 yang artinya setiap kenaikan satusatuan kualitas pelayanan maka loyalitas konsumen meningkat sebesar 0,121 satuan.
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.413 1.089 4.053 .000
totalx .121 .049 .374 2.485 .017
a. Dependent Variable: totaly
4.2.7 Uji T
Hipotesis:
Ho: Kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
Ha: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel atau –t hitung < –t tabe, dengan alpha 0,05
Hasil:
t-hitung : 2,485
t-tabel : 2,014
(t-hitung > t-tabel)
t-hitung lebih besar dibandingkan t-table yang artinya Ho ditolak
sehingga terdapat pengaruh yang positif antara kedua variable.