Makalah ekologi

24
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI EKOSISTEM Disusun oleh : NOVIA LOCITA SAPUTRI (13308141013) DINDA MARDIANI LUBIS (13308141016) YUNIAR AJENG PRATIWI (13308141018) SURYANINGSIH (13308141027) BIOLOGI B FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of Makalah ekologi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

EKOSISTEM

Disusun oleh :

NOVIA LOCITA SAPUTRI (13308141013)

DINDA MARDIANI LUBIS (13308141016)

YUNIAR AJENG PRATIWI (13308141018)

SURYANINGSIH (13308141027)

BIOLOGI B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi didefinisikan sebagai pengkajian hubungan

organisme – organisme atau kelompok – kelompok

organisme terhadap lingkungan, atau ilmu hubungan

timbal balik antara orgaisme – organisme hidup dan

lingkungannya.

Ekologi memperhatikan setiap tingkat – tingkat

organisme seperti sel, organ, organisme, populasi,

dan komunitas. Populasi diciptaan untuk menyatakan

sekelompok manusia, diperluas meliputi golongan –

golongan individu dari satu jenis organisme apa

saja. Demikian pula dengan komunitas adalah semua

populasi – populasi yang menduduki daerah

tertentu. Komunitas dan lingkungannya yang tidak

hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi

atau ekosistem.

Manusia dengan makhluk hidup lainnya saling

ketergantungan, saling berhubungan dalam

kelangsungan hidup, dan hal – hal tersebut tidak

dapat dipisahkan. Sebagai contoh, individu suatu

organisme tidak dapat bertahan hidup untuk waktu

yang lama tanpa populasi sedangkan organ mampu

bertahan hidup untuk waktu yang lama sebagai

satuan yang melestarikan diri tanpa organismenya.

Demikian pula dengan komunitas, komunitas tidak

dapat bertahan tanpa peredaran bahan-bahan dan

arus energi di dalam ekosistem.

Pernyataan organisme – organisme hidup dan

lingkungan tidak hidup (abiotik) berhubungan erat

dan saling mempengaruhi satu sama lain. Satuan

yang mencakup semua organisme ( komunitas ) di

dalam suatu daerah yang saling mempengaruhi dengan

lingkungan fisiknya sehingga arus energi mengarah

ke struktur makanan, keanekaragaman biotik, dan

daur – daur bahan yang jelas ( pertukaran bahan

antara bagian hidup dengan bagian yang tidak hidup

) di dalam sistem, merupakan sistem ekologi atau

ekosistem (Eugene, 1993).

Kehidupan semua jenis makhluk hidup yang saling

mempengaruhi serta berinteraksi dengan alam

membentuk kesatuan yang disebut

ekosistem.Sedangkan kajian tentang baik interaksi

antar makhluk hidup maupun interkasi antara

makhluk hidup dengan lingkungannya diartikan

sebagai ekologi. Pembahasan ekologi tidak lepas

dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen

penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik

(Campbell et al, 2002:271)

Komponen penyusun ekosistem dibedakan berdasarkan

sifat serta fungsinya. Berdasarkan sifatnya,

ekosistem tersusun atas faktor biotik dan abiotik:

a. Faktor biotik

Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk

hidup di bumi.Dalam ekosistem, tumbuhan berperan

sebagai produsen; hewan berperan sebagai konsumen; dan

mikroorganisme berperan sebagai dekomposer (pengurai).

Faktor biotik juga meliputi tingkatan organisasi di

dalam ekologi yang meliputi:

1. Individu, yaitu merupakan organisme tunggal,

misalnya seekor tikus, sebatang pohon jambu dan

seorang manusia

2. Populasi, yaitu individu sejenis yang hidup pada

suatu daerah dan waktu tertentu dan saling

berinteraksi (Campbell et al, 2002:.272)

3. Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi

yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu

yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu

sama lain (Campbell et al, 2002:.272).

b. Faktor Abiotik

Faktor abiotik adalah faktor yang meliputi faktor fisik

dan kimia. Menurut Campbell et al (2002: 273-274),

Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem

diantaranya, yaitu:

1. Suhu, merupakan salah satu syarat yang diperlukan

organisme untuk hidup.

2. Sinar matahari, mempengaruhi ekosistem secara

global karena matahari menentukan suhu lingkungan.

Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang

dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk

berfotosintesis.

3. Air, dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme

baik sebagai tempat hidup, sarana transportasi,

juga sebagai pelarut dan pelapuk bagi unsur

abiotik lain.

4. Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme

karena menyediakan unsur-unsur penting bagi

pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. Angin,

selain berperan dalam menentukan kelembapan, juga

berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.

Berdasarkan fungsinya, yaitu ditinjau dari jabatan

fungsional organisme dalam habitatnya, ekosistem

tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut:

1. Produsen, yaitu organisme yang bersifat autotrof

(mampu menyediakan makanan sendiri melalui

pengubahan bahan anorganik menjadi bahan organik

dengan bantuan energi seperti energi matahari dan

kimia). Contohnya tumbuhan hijau dan alga.

2. Konsumen, yaitu organisme yang bersifat

heterotrof, memanfaatkan bahan organik yang

terdapat pada organisme lain sebagai bahan

makanannya. Contohnya manusia dan hewan.

3. Pengurai (dekomposer) adalah organisme heterotrof

yang menguraikan bahan organik yang berasal dari

organisme mati. Dekomposer menyerap sebagian hasil

penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan

yang sederhana untuk dapat digunakan kembali oleh

produsen. Organisme yang tergolong dekomposer

yaitu bakteri dan jamur.

4. Detritivor adalah organisme yang memanfaatkan

serpihan organik padat (detritus) sebagai sumber

makanan. Contoh organisme detritivor adalah cacing

tanah, luing dan sebagian anggota Echinodermata

Secara sekilas penulis gambarkan bahwa masalah

lingkungan bukanlah masalah yang mudah, namun

merupakan masalah yang sangat global. Oleh karena

itu, dilaksanakan suatu kegiatan penelitian untuk

mata kuliah Ekologi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?

2. Apa saja komponen dalam ekosistem?

3. Bagaimana hubungan antara komponen penyusun

ekosistem?

C. Tujuan

1. Mengenali komponen penyusun ekosistem baik

biotik maupun abiotik

2. Mengklasifikasikan komponen ekosistem yang

teridentifikasi ke dalam kelompok

Edafik dan klimatik organik dan anorganik

untuk komponen abiotik

Nama jenis dan tingkatan trofi, untuk

komponen biotik

3. Mencari hubungan antar komponen penyusun

ekosistem

4. Mengevaluasi ekosistem yang dipelajari,

berdasarkan kelengkapan komponen penyusunnya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh

Ernest Haeckel ahli biologi jerman tahun 1869. Berasal

dari kata oikos yang berarti rumah atau tenmpat

tinggal., dan logos bersifat telaah atau studi. Jadi

ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal

makhluk. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari timbal balik antara makhluk hidup dengan

lingkungannya.

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam

ekologi. Suatu system ekologi yang terbentuk oleh

hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan

lingkungannya disebut dengan ekosistem. Ekosistem juga

merupakan suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari

komunitas berbagai spesies yang berinteraksi dengan

lingkungannya baik biotic dan abiotik. Di dalam suatu

ekosistem dapat ditemukan adanya daur materi dan aliran

energy. Pada setiap ekosistem, organism hidup

berinteraksi dengan sesame jenis, berlainan jenis, dan

juga berinteraksi dengan lingkungan fisiknya.

Beberapa Ciri ekosistem yaitu mempunyai sumber

energy yang konstan, menyimpan energy dalam bentuk

materi organic, terdapat daur materi, yang

berkesinambungan, terdapat aliran energy. Ekosistem

dapat bermacam-macam bentuknya sesuai dengan bentangan

atau hamparan tempat ekosistem berada, seperti

ekosistem hutan, rawa, danau, dan lain-lain. Sumber

energy bagi ekosistem umumnya adalah sinar matahari.

Ekosistem tertentu bergantung pada sumber energy lain,

seperti panas bumi pada ekosistem yang ditemukan

didasar laut.

Komponen ekosistem

1. Factor abiotik

Merupakan komponen fisik atau bagian yang tak

hidup dari lingkungan. Misalnya intensitas cahaya,

kisaran suhu, banyaknya kadar air (kelembaban),

tipe tanah atau batuan, ketersediaan mineral dan

substansi organic lainnya.

2. Factor biotic

Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk

semua organism yang dapat berinteraksi satu sama

lain. Contohnya tumbuhan sebagai produsen, hewan

sebagai konsumen, dan mikroba sebagai pengurai.

Hubungan makan

Merupakan interaksi yang terjadi dalam ekosistem

yang melibatkan organism pemakan (pemangsa) dan

yang dimakan (mangsa). Berdasarkan cara perolehan

nutrisi yang dikenal, hubungan makan dapat dibagi

menjadi:

1. Organism autotrof yaitu organism yang dapat

mensintesis makanannya sendiri (dari bahan

anorganik) dengan sumber energy yang bberasal

dari luar system.

2. Organism heterotrof yaitu organism yang

bergantung pada organism lain sebagai sumber

makanannya. Berdasarkan sumber nutrisinya,

organism heterotrof terdiri dari:

a. Saprofit: organisme yang menggunakan bahan

organic dari organism yang sudah mati sebagai

sumber makanannya. Kebanyakan saprofit adalah

pengurai(decomposer).contoh organism pengurai

adalah bakteri pembusuk dan beberapa jamur.

b. Herbivore: hewan pemakan tumbuhan. Contohnya

sapi, kuda, kelinci, dan lain-lain.

c. Karnivora: hewan yang memakan hewan lain,

dapat berupa:

- Pemangsa (predator) yang membunuh dan

memakan hewan mangsa. Contohnya singa,

elang, dan hiu.

- Pemakan bangkai, yang memakan organism

yang sudah mati tetapi tidak dibunuhnya

sendiri. Contohnya kepiting, hyena dan

lain-lain.

d. omnivore adalah organism pemakan tumbuhan,

hewan dan organism lain. Contohnya manusia,

semut dan lain-lain.

Aliran energy

Semua organism memerlukan energy untuk aktivitas

hidupnya. Energy tersebut diperoleh dari makanan.

Proses mengkonsumsi makanan merupakan proses transfer

atau perpindahan energy. Aliran energy dalam ekosistem

dari satu organism ke organisme yang lain dapat

digambaarkan dengan rantai makanan dan jarring makanan.

Dalam setiap ekosistem terdapat beberapa tingkatan

organism atau disebut juga tingkatan trofik:

1. Produsen adalah organism autotrof (tumbuhan hijau)

2. Konsumen adal;ah organism yang memakan langsung

tumbuhan hijau(produsen), disebut juga sebagai

konsumen primer atau konsumen tingkat pertama.

Organime yang memakan konsumen primer disebut juga

konsumen sekunder atau konsumen tahap kedua.

3. Pengurai (decomposer) adalah organism yang

menguraikan bahan organic mati menjadi bahan

anorganik(detritus). Organism pemakan detritus

disebut detrivora.

Rantai makanan

Rantai makanan dimulai dengan tumbuhan

hijau(Produsen) atau organism autotrof yang mengubah

energy matahari menjadi energy kimia. Energy ini

akan diteruskan ke konsumen primer, kemudian

konsumen sekunder, dan seterusnya. Urutan ini

disebut dengan rantai makanan. Contoh rantai makanan

adalah rumput sebagai produsen dimakan oleh belalang

sebagai konsumen primer, kemudian belalang dimakan

tikus sebagai konsumen sekunder, setelah itu tikus

mati dan diurakan oleh pengurai.

Jaring makanan

Kebanyakan hewan memakan lebih dari satu macam

makanan. Oleh karena itu hubungan makan dan aliran

energy pada ekosistem alami lebih kompleks

dibandingkan dengan sekedar rantai makanan.

Interaksi ini dinyatakan dalam jaring makanan.

Jenis ekosistem

Istilah lain untuk ekosistem disebut juga bioma.

Bioma dapat diartikan sebagai suatu satuan komunitas

pada suatu ekosistem sebagai hasil interaksi iklim

regional dengan biota dan substratnya. Iklim dan

substrata tau lahan menentukan jenis biota yang

hidup di suatu wilayah. Berdasarkan jenis ekosistem

dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem

perairan. Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi

sejumlah bioma, sedangkan ekosistem perairan

dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air

laut.

1. Ekosistem darat

Ekosistem yang lingkungannya berupa daratan

disebut ekosistem darat. Dalam ekosistem darat

terdapat sejumlah bioma, yaitu: bioma gurun, bioma

padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan

gugur, bioma taiga, dan bioma tundra.

2. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar memiliki cirri-ciri antara

lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya

kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.

Tumbuhan yang umumnya dijumpai adalah ganggang dan

tumb uhan biji.

Ekosistem air tawar dapat dikelompokan menjadi air

tenang dan air mengalir. Danau dan rawa termasuk

ekosistem air tenang, sedangkan sungai termasuk

ekosistem air mengalir.

3. Ekosistem air laut

4. Sebagaimana ekosistem daratan, ekosistem air laut

juga dapat dibedakan menjadi lautan, pantai,

estuary, dan terumbu karang.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Higrometer

Luxmeter

Suhu tanah

Animometer

Termometer

3.2 Bahan

Tumbuhan A

Tumbuhan B

Tumbuhan C

Pohon A

Pohon B

Laba-laba

Semut hitam

Semut merah

Kecebong

Siput

Semut angkrang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Komponen Abiotik Ekosistem

PLOT

EDAFIK MIKROKLIMATIK

Kelembaban (%)

pH Struktur

Tekstur

Suhu(oC)

Kelembaban (%)

IntensitasCahaya(lux)

KecepatanAngin

1 6 7 Berpasir

Halus

31 5 115x10 -

2 7 31 8 780x10 -3 6 7 Be

rpasir

Kasar

33 5 368x100 -

Plot pH air Suhu Air (oC)

2 7 28

Tabel 2. Komponen Biotik

PLOT Produsen/

Tanaman

Konsumen

1 Tumbuhan A Laba-laba

Tumbuhan B Semut hitamTumbuhan C Semut merahTumbuhan DTumbuhan E

2 Tumbuhan A KecebongTumbuhan B SiputTumbuhan C Mikroorganisme

3 Pohon A Semut hitamPohon B Semut angkrang

DATA PEMBANDING

Tanggal pengamatan : 17 September 2014

Waktu : 13.30-14.20 WIB

Lokasi Pengamatan : Kolam disela-sela

Laboratorium Biologi UNY.

Tabel 1. Komponen Abiotik Ekosistem

PLOT Ph AIR SUHU1 7 24

7 247 24

2 7 24

7 247 24

Tabel 2. Komponen Abiotik Ekosistem (MIKROKLIMATIK)

PLOT Suhu(°C) Kelembaban

(%)

Intensita

s Cahaya

(Lux)

Kecepatan

Angin

1 24 7 420 0,324 7 227 0,224 7 209 0,1

2 24 6 250 0,324 6 311 0,224 6 327 01

Tabel 3. Komponen Biotik

PLOT Produsen/Tanaman Konsumen1 Tanaman X (1) Ikan Nila (6)

Tanaman Kelengkeng (2) Ikan Cethol (>10)Lumut Keong (5)

2 Lumut Ikan Nila (20)Ikan Cethol (>10)Keong (8)Semut (>10)

Keterangan :

Plot A = Di depan D13.105

Plot B = Lab. Genetika (D13.110)

B. PEMBAHASAN

Praktikum Ekologi kali ini membahas kajian

mengenai ekosistem. Praktikum ini bertujuan untuk

mengenali komponen penyusun ekosistem baik biotik

maupun abiotik, mengklasifikasi komponen ekosistem

yang teridentifikasi ke dalam kelompok: edafik dan

klimatik, organik dan anorganik untuk komponen

abiotik nama jenis dan tingkatan trofik, untuk

komponen biotik, mencari hubungan antar komponen

penyusun ekosistem, dan mengevaluasi ekosistem yang

dipelajarinya, berdasarkan kelengkapan komponen.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17

September 2014 dimulai pada pukul 14.00-14.30 WIB di

Kebun Biologi UNY. Untuk pengamatan ini, digunakan 3

plot sebagai sampel yang diharapkan dapat mewakili

ekosistem di Kebun Biologi UNY. Plot pertama

merupakan daerah yang berada di timur gedung yang

terletak di Kebun Biologi UNY. Plot ini berukuran

1x1 m. Pada plot ini diamati komponen abiotik dan

biotik yang menyusunnya. Sehingga diperoleh bahwa

lokasi ini mempunyai komponen-komponen abiotik

sebagai berikut:

1. Edafik

- Kelembaban tanah :6%

- pH tanah :7

- Struktur tanah :berpasir

- Tekstur tanah :halus

2. Klimatik

- Kelembaban udara : 5%

- Suhu udara :31°C

- Intensitas cahaya :115x10 Lux

Dan komponen-komponen biotiknya sebagai berikut:

1. Konsumer tingkat I/ primer

-Laba-laba :2

-Semut merah :15

-Semut hitam :7

2. Produser

-Tumbuhan A :1

-Tumbuhan B :3

-Tumbuhan C :3

-Tumbuhan D :1

-Tumbuhan E :2

Pada plot 1 dapat diketahui bahwa komponen

ekosistem abiotik untuk kelompok edafiknya adalah

tekstur tanahnya halus,strukturnya berpasir dengan

pH tanah 7, dan Kelembaban tanahnya 6%. Untuk

komponen ekosistem abiotik kelompok klimatiknya

yaitu kelembaban udaranya 5%, suhu udara 31oC dan

intensitas cahayanya 115x10 Lux.

Sedangkan untuk komponen-komponen biotiknya

terdapat dua tingkatan trofik yaitu produser dan

konsumer tingkat 1/primer. Yang merupakan produsen

pada plot 1 ini adalah tanaman A yang berjumlah 1,

tanaman B yang berjumlah 3 , tanaman C berjumlah 3,

tanaman D yang berjumlah 1, dan tanaman E yang

berjumlah 2. Tanaman-tanaman yang terdapat pada plot

1 ini semuanya hidup secara soliter. Yang termasuk

konsumer tingkat I pada plot 1 ini adalah semut

merah, semut hitam dan. Tetapi hanya ditemukan 2

laba-laba dalam polt ini. Antara komponen-komponen

penyusun ekosistem pada plot 1 ini terjadi suatu

interaksi. Interaksi ini dapat terjadi antara satu

individu dengan individu lainnya yang masih satu

spesies (intraspesies) dan satu sepesies dengan

spesies lain (interspesies) yang merupakan interaksi

antara komponen biotik dengan biotik. Sedangkan

interaksi yang lain adalah interaksi antara individu

dengan lingkungannya yang merupakan interaksi antara

komponen biotik dengan abiotik.

Contoh nteraksi antara komponen biotik dengan

biotik :

1. Intraspesies

Interaksi yang terjadi pada populasi semut

merah pada saat pembangunan sarang, pada saat

mencari makanan, dan proses perkawinan.

2. Interspesies

Contoh interaksi interspesies yang terjadi

adalah antara semut dengan rerumputan yang ada

pada plot ini. Semut-semut tersebut memakan

sisa-sisa organik dari rerumputan tersebut.

Plot kedua merupakan daerah kolam yang berada di

timur gedung yang terletak di Kebun Biologi UNY.

Plot ini berukuran 1x1 m. Pada plot ini diamati

komponen abiotik dan biotik yang menyusunnya.

Sehingga diperoleh bahwa lokasi ini mempunyai

komponen-komponen abiotik sebagai berikut:

1. Edafik

- Kelembaban tanah :-

- pH tanah :-

- Tekstur tanah :-

-pH air :7

-Suhu air :

2. Klimatik

- Kelembaban udara : 8%

- Suhu udara :31°C

- Intensitas cahaya :780x10 Lux

Dan komponen-komponen biotiknya sebagai berikut:

1. Tingkatan trofik konsumer tingkat I / primer

-Kecebong :23

-Siput :5

-Mikroorganisme:81

2. Tingkatan trofik Produser

-Tumbuhan A :5

-Tumbuhan B :10

-Tumbuhan C :9

Pada plot 2 yang lokasi pengamatannya di daerah

kolam dapat diketahui bahwa komponen ekosistem

abiotik untuk pH air 7 dan Suhu air x. Untuk

komponen ekosistem abiotik kelompok klimatiknya

yaitu kelembaban udaranya 8%, suhu udara 31oC dan

intensitas cahayanya 780x10 Lux.

Sedangkan untuk komponen-komponen biotiknya

terdapat dua tingkatan trofik yaitu produser,

konsumer tingkat I. Yang merupakan produser pada

plot 2 ini adalah tanaman A dengan jumlah 5, tanaman

B yang berjumlah 10, tanaman C yang berjumlah 9.

Tanaman-tanaman yang terdapat pada plot 2 ini

semuanya hidup secara soliter. Yang termasuk

konsumer tingkat I pada plot 2 ini adalah Kecebong,

Siput dan Mikroorganisme.

Plot ketiga merupakan daerah yang berada di Hutan

Kebun Biologi UNY. Plot ini berukuran 1x1 m. Pada

plot ini diamati komponen abiotik dan biotik yang

menyusunnya. Sehingga diperoleh bahwa lokasi ini

mempunyai komponen-komponen abiotik sebagai berikut:

1. Edafik

- Kelembaban tanah :6%

- pH tanah :7

- Struktur tanah :berpasir

-Tekstur :Kasar

2. Klimatik

- Kelembaban udara : 5%

- Suhu udara :33°C

- Intensitas cahaya :368x100 Lux

Dan komponen-komponen biotiknya sebagai berikut:

1. Tingkatan trofik konsumer tingkat I

-Semut hitam :11

-Semut angkrang:17

2. Tingkatan trofik Produser

- Pohon A :1

- Pohon B :1

Pada plot 3 yang lokasi pengamatannya terkena

cahaya matahari dari 12 jam sehari dapat diketahui

bahwa komponen ekosistem abiotik untuk kelompok

edafiknya adalah Struktur tanahnya berpasir,

Kelembaban tanah 6%, dan pH tanahnya 7. Untuk

komponen ekosistem abiotik kelompok klimatiknya

yaitu kelembaban udaranya 5%, suhu udara 33oC dan

intensitas cahayanya 368x100Lux.

Sedangkan untuk komponen-komponen biotiknya

terdapat dua tingkatan trofik yaitu produser dan

konsumer tingkat I. Yang merupakan produser pada

plot 3 ini adalah pohon A dengan jumlah 1, pohon B

yang berjumlah 1,. Tanaman-tanaman yang terdapat

pada plot 3 ini semuanya hidup secara soliter. Yang

termasuk konsumer tingkat I pada plot 3 ini adalah

semut angkrang dan semut hitam.

Sedangkan untuk pembandingnya, adalah data dari

kelompok lain yang melakukan pengamatan di sela-sela

kolam Laboratorium Biologi UNY. Pada plot pembanding

ini dititik beratkan pada kolam. Sehingga kami dapat

membandingkan pada data penelitian plot ke 2 kami. Pada