Tugas Mata Kuliah EKOLOGI INDUSTRI

24
Tugas Mata Kuliah EKOLOGI INDUSTRI Nama : Dahlyani Giriwati NIM : 114122503

Transcript of Tugas Mata Kuliah EKOLOGI INDUSTRI

Tugas Mata Kuliah

EKOLOGI INDUSTRI

Nama : Dahlyani GiriwatiNIM : 114122503

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA2015

Ekologi Industri

Ekologi industri adalah suatu sistem yang digunakan untukmengelola aliran energi atau material sehingga diperolehefisiensi yang tinggi dan menghasilkan sedikit polusi. Tujuanutamanya adalah untuk mengorganisasi sistem industri sehinggadiperoleh suatu jenis operasi yang ramah lingkungan danberkesinambungan. Strategi untuk mengimplementasikan konsepekologi industri ada empat elemen utama yaitu : mengoptimasipenggunaan sumber daya yang ada, membuat suatu siklus materialyang tertutup dan meminimalkan emisi, proses dematerialisasidan pengurangan dan penghilangan ketergantungan pada sumberenergi yang tidak terbarukan.

Dengan menerapkan konsep ekologi industri, kawasanindustri dapat mengembangkan sistem pertukaran limbah yangdapat bermanfaat bagi industri tersebut. Indonesia sebagainegara agraris dapat mengembangkan ekologi industri berbasisagroindustri. Keuntungan yang dapat diperoleh yaitu penurunanjumlah konsumsi energi fosil, sumber daya alam, dan mengurangidampak lingkungan. Biaya produksi juga dapat dikurangi.

Ekologi industrial diperkenalkan pada tahun 1989 di dalamjurnal Scientific American oleh Robert Frosch. Froschmenyampaikan visinya, "Mengapa sistem industri tidak berlakuseperti halnya ekosistem, di mana buangan sebuah spesiesmenjadi sumberdaya spesies lainnya? Mengapa keluaran sebuahindustri tidak menjadi masukan industri lainnya, sehinggamengurangi kebutuhan bahan baku, mengurangi polusi, danmenghemat pembuangan sampah?"

Pemikiran Frosch sebenarnya adalah lanjutan pemikiranyang sudah ada, seperti ide pengurangan buangan danpeningkatan efisiensi yang diajukan Buckminster Fuller danmurid-muridnya. Ide serupa yaitu kogenerasi energi jugadiajukan oleh Amory Lovins dan Rocky Mountain Institute.

Istilah ekologi industrial itu sendiri pertama kalidiperkenalkan oleh Harry Zvi Evan dalam sebuah seminar yangdiselenggarakan Komisi Ekonomi Eropa di Warsawa, Polandia padatahun 1973, lantas juga lewat artikel yang dimuat oleh Journalfor International Labour Review. Evan mendefinisikan ekologiindustri sebagai analisis sistematis mengenai operasi industridengan memasukkan faktor-faktor seperti teknologi, lingkungan,sumberdaya alam, aspek biomedis, aspek institusi, hukum, dansosio-ekonomi.

Konsep ekologi industri terkait secara dekat denganproses produksi bersih (cleaner production) dan merupakankomplementer satu dengan lainnya. Kedua konsep melibatkanpencegahan pencemaran dalam rangka melindungi lingkungan danmeningkatkan efisiensi ekonomi. Produksi bersih lebihmemfokuskan pada aspek pengurangan limbah, sementara ekologiindustri lebih menekankan pada pendauran suatu limbah yangterbentuknya tidak bisa dihindari (unavoidably produced waste)dengan mensinergikan antara unit satu dengan lainnya atauantara satu industri dengan industri lainnya. Selain terjadipemanfaatan suatu material yang dihasilkan oleh suatu unitoleh unit lain, juga dimungkinkan terjadinya integrasi energidari suatu unit oleh unit lain di dalam suatu kawasan.

Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang sedangmemacu pertumbuhan industri. Salah satu kebijakan yangditempuh adalah dengan membangun kawasan-kawasan industriterpadu. Pada awal perkembangan kawasan industri di Indonesiamasih berupa kumpulan industri yang ditata dengan terpadunamun masih terpisah satu sama lain.

Karakteristik kawasan industri di Negara berkembang termasukdi Indonesia adalah:1. Ketersediaan sumber daya alam yang masih melimpah dandisubsidi pemerintah.2. Bahan baku lebih murah dibandingkan dengan proses daurulang bahan.3. Pembuangan limbah atau polusi masih kurang diawasi secaraketat.4. Kurangnya perhatian masyarakat konsumen pada dampak

negatif proses produksi terhadap lingkungan.Indonesia sebagai negara agraris yang besar sangat

berpeluang untuk dikembangkan kawasan ekologi industriberbasis industry pengolahan hasil pertanian (agroindustri).Penduduk Indonesia yang mayoritas sebagai petani harus tetapmenjadi fokus untuk terus dikembangkan kesejahteraannya.Penataan kawasan ekologi industri dapat dimulai dari pendiriankawasan industri terpadu di dekat kawasan pertanianmasyarakat.

Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologiindustri ada empat elemen utama yaitu : (1) mengoptimasipenggunaan sumber daya yang ada; (2) membuat suatu siklusmaterial yang tertutup dan meminimalkan emisi; (3) prosesdematerialisasi; dan (4) pengurangan dan penghilanganketergantungan pada sumber energi yang tidak terbarukan.

Empat konsep ekologi industri yaitu:

(1) Optimasi penggunaan sumber daya (resource)Dengan sistem ekologi industri berbasis industry tebu

dapat menghasilkan konsep rantai makanan industri, yaitupemanfaatan produk samping dan limbah menjadi bahan baku bagikomponen sistem industri lain. Konsep ini menghasilkan suatukonsep kawasan ekologi industri terpadu. Dalam kawasan ini,industri-industri bekerja sama untuk mengoptimasi penggunaansumber daya yang ada sehingga limbah industri yang dihasilkanbisa diminimalisasi.

(2) Siklus material yang tertutup dan minimalisasi emisiPembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama

limbah yang dihasilkan industri. Ekologi industri padaindustri tebu diatas secara nyata dapat meningkatkan efisiensienergi dan emisi. Siklus material yang tertutup dapatmemberikan keuntungan. Masing-masing industri yang terlibatmembutuhkan energi yang jauh lebih kecil karena dibantu olehpasokan dari energi alternatif yang bersumber dari limbahindustri-industri lain. Dengan demikian, dampak lingkunganyang dihasilkan bisa diminimalisir.

(3) Proses dematerialisasiTujuan utama ekologi industri tidak hanya untuk

menghasilkan suatu siklus aliran material yang tertutup tetapijuga meminimalkan jumlah aliran bahan dan energi yangdigunakan untuk proses produksi. Proses dematerialisasi

relatif menjelaskan bahwa suatu proses produksi dan jasadiusahakan dapat menghasilkan produk dan jasa yang sebesar-besarnya dari penggunaan bahan baku yang ada. Prosesdematerialisasi absolut menganggap bahwa dalam proses produksiharus meminimalkan penggunaan bahan baku. Pengurangan danpenghilangan ketergantungan pada sumber energi tidakterbarukan. Penggunaan bahan bakar fosil dapat menyebabkankerusakan lingkungan seperti efek gas rumah kaca, pemanasanglobal, dan hujan asam. Dalam rangka untuk mensinergikandengan tujuan utama ekologi industri maka diperlukan langkahperbaikan. Dalam contoh ekologi industri berbasis industrigula di atas dapat diketahui bahwa langkah perbaikan yangdilakukan diantaranya yaitu usaha diversifikasi energiterutama energi yang dapat terbarukan yaitu limbah dariindustri tebu berupa tetes tebu dimanfaatkan sebagai bahanbaku pada industri penyulingan bioetanol.

(4) Simbiosis industrySimbiosis industri merupakan suatu bentuk kerja sama

diantara industri-industri yang berbeda. Bentuk kerja sama inidapat meningkatkan keuntungan masing-masing industri dan padaakhirnya berdampak positif pada lingkungan. Dalam prosessimbiosis ini limbah suatu industri diolah menjadi bahan bakuindustri lain. Proses simbiosis ini akan sangat efektif jikakomponen-komponen industri tersebut tertata dalam suatukawasan industri terpadu (eco-industrial parks).

Kawasan ekologi industri dapat diimplementasikan denganbaik jika masing-masing industri dalam kawasan tersebut dapatsaling terbuka dan terhubung dengan baik. Dalam hal inidiperlukan kesepakatan bersama tentang pengelolaan kawasanindustri bersama dengan tetap berpegang pada prinsip ekonomidan keselamatan lingkungan. Penerapan kawasan ekologi industridi Indonesia saat ini masih pada tahap pengembangan dan masihsangat sedikit kawasan industri yang menerapkannya. Hal inidisebabkan adanya ketakutan industri untuk membagi informasitentang bahan baku, proses produksi, dan limbah apa yangdihasilkan. Industri masih menganggap informasi tersebut dapat

disalahgunakan oleh industri lain untuk meniru produknya.Peran pemerintah dan masyarakat sebagai konsumen sangatdiperlukan untuk mendorong industri menerapkan ekologiindustri. Pemerintah dapat berperan dalam pembuatan kebijakanperaturan dan pemberian insentif bagi industri yang menerapkanekologi industri. Masyarakat sebagai konsumen dapat menekanindustri dengan memilih produk yang dihasilkan dari prosesyang ramah lingkungan.

Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan

Perkembangan industri dan pola kehidupan masyarakatmodern berhubungan langsung dengan peningkatan kebutuhanbarang dan jasa, pemakaian sumber-sumber energi, dan sumberdaya alam. Penggunaan sumber daya alam secara besar-besarantanpa mengabaikan lingkungan mengakibatkan berbagai dampaknegatif yang terasa dalam waktu yang relatif cepat maupundalam jangka panjang. Pembangunan berkelanjutan merupakansuatu upaya dan pola pendekatan dalam pemanfaatan sumber dayaalam yaitu suatu pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhankita sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatanguntuk memenuhi kebutuhan mereka

. Pada era global dan pasar bebas sekarang ini, industridihadapkan pada persaingan yang ketat, sehingga keunggulankomparatif yang menjadi andalan pada masa lalu sudah tak mampuuntuk menghadapi tantangan pasar bebas. Peningkatan efisiensimerupakan salah satu kunci untuk meningkatkan daya saingterhadap produk-produk sejenis dari Negara tetangga maupunnegara lain yang masuk ke Indonesia dan juga dalam melakukanproduk ekspor ekspor. Hanya dengan keunggulan kompetitif danproduk yang berkualitas yang akan mampu berkembang danmemenangkan persaingan dalam pasar bebas.

Berbagai proses produksi dan penyelenggaraan jasa menujupada suatu sistem yang mempertimbangkan aspek keunggulan dankepuasan konsumen. Harga suatu produk dan layanan jasa besaingdengan ketat, sementara tuntutan kualitas semakin tinggi.Produsenpun mulai dituntut berbagai aturan dan standar yang

berhubungan dengan lingkungan seperti ISO 14001 danEcolabeling.

Limbah dan emisi merupakan hasil yang tak diinginkan darikegiatan industri. Sebagian besar industri masih berkutat padapola pendekatan yang tertuju pada aspek limbah. Bahkan masihada yang berpandangan bahwa limbah bukanlah menjadi suatupermasalahan dan kalau perlu keberadaannya tidakdiperlihatkan. Pihak industri mungkin masih belum menyadaribahwa sebenarnya ”limbah” sama dengan ”uang” atau pengertiantentang limbah yang terbalik, artinya bahwa limbah merupakanuang atau biaya yang harus dikeluarkan dan mengurangikeuntungan. Memang benar bahwa dengan mengabaikan persoalanlimbah, keuntungan tidak akan berkurang untuk jangka pendek.

Pihak industri yang demikian mungkin belum melihat faktorbiaya yang berkaitan dengan ”image” perusahaan dan tuntutanpembeli dari luar negri yang mensyaratkan pengelolaanlingkungan dengan ketat. Kita melihat bahwa ada peluang yangsebenarnya mempunyai nilai ekonomi tinggi tetapi pada akhirnyaterlepas karena mengabaikan aspek lingkungan.

Produksi Bersih merupakan model pengeloaan lingkungandengan mengedepankan bagaimana pihak manajemen untuk selaluberpikir agar dalam setiap kegiatan yang dilakukan mempunyaiefisiensi tinggi sehingga timbulan limbah dari sumbernya dapatdicegah dan dikurangi. Penerapan Produksi Bersih akanmenguntungkan industri karena dapat menekan biaya produksi,adanya penghematan, dan kinerja lingkungan menjadi lebih baik.Penerapan Produksi Bersih di suatu kawasan industri dipakaisebagai pendekatan untuk mewujudkan Kawasan Eco-industrial(Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan). Penerapan ProduksiBersih di kawasan akan memberikan keuntungan berlebihdibanding dengan keuntungan yang diperoleh industri secarasendiri-sendiri.

Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan (Eco-IndustrialPark/ Esatate) merupakan sekumpulan industri dan bisnis jasayang berlokasi pada suatu tempat di mana pelaku-pelaku didalamnya secara bersama meningkatkan kinerja lingkungan,ekonomi dan sosialnya melalui kerjasama dalam mengelola issu

lingkungan dan sumberdaya. Dengan cara bekerjasama akandiperoleh manfaat bersama yang lebih besar dibandingpenjumlahan manfaat yang diperoleh oleh setiap industri.Bahasan komprehensif mengenai Kawasan Indutri BerwasasnLingkungan dilakukan oleh Lowe (2001).

Tujuan dari Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan adalahuntuk memperbaiki kinerja ekonomi bagi industri-industri didalamnya dengan cara meminimalkan dampak lingkungannya. Polapendekatan yang dipakai meliputi desain infrastruktur kawasandan pabrik berwawasan lingkungan, produksi bersih, efisiensienergi, dan kemitraan antar perusahaan.

Suatu kawasan industri tidak serta merta dapat menyatakansebagai kawasan industry berwawasan lingkungan sekedar hanyatelah melaksanakan satu atau beberapa hal sebagai berikut :

• pertukaran satu jenis produk samping • sebagai klusterbisnis daur ulang • kumpulan perusahaan berteknologi ramahlingkungan • kumpulan perusahaan yang membuat produk ramahlingkungan • kawasan industri yang dirancang dengan satu temalingkungan seperti pemanfaatan energi tenaga sinar matahari •kawasan yang memiliki infrastruktur atau konstruksi ramahlingkungan • pengembangan kawasan multi-pakai untuk industri,komersial dan permukiman

Beberapa program yang berkaitan dengan pengembanganindustri berwawasan lingkungan melalui :

1. Eco-industrial park (estate) (EIP / EIE) – kawasanindustri yang dikembangkan dan dikelola untuk mencapaimanfaat lingkungan, ekonomi dan sosial sebanyak mungkin danjuga manfaat bisnis Virtual Eco-Industrial Park – industri-industri di suatu daerah yang tidak harus berada dalam sustukawasan, namun terhubung melalui pertukaran limbah dankerjasama pada tingkatan yang berbeda

2. By-product exchange (BPX) – sekelompok perusahaanyang saling mempertukarkan dan menggunakan produk samping(energi, air, dan bahan) daripada membuangnya sebagailimbah. Istilah-istilah yang sering dipakai BPX adalahindustrial ecosystem, by-product synergy, industrial

symbiosis, industrial recycling network, green twinning,zero emission network.

3. Eco-industrial network (EIN)- sekelompok perusahaandi suatu daerah yang bekerja sama untuk meningkatkan kinerjalingkungan, sosial dan ekonomi

Konsep dasar dalam pengembangan Kawasan IndustriBerwawasan Lingkungan meliputi ekologi industri, produksibersih, perencanaan kota, aristektur, dan konstruksiberkelanjutan. Beberapa dasar ekologi industri yang dipakaiuntuk mengembangkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkunganmeliputi:

1. Memadukan suatu perusahaan ke dalam ekosistem industri,menggunakan pendekatan

• Lingkar tertutup melalui pakai ulang dan daur ulang •Memaksimalkan efisiensi pemakaian bahan dan energi •Meminimisasi timbulan limbah • Memanfaatkan semua limbahsebagai produk-produk potensial dan mencari pasar limbah

2. Menyeimbangkan masukan dan keluaran ke dalam kapasitasekosistem alam

• Mengurangi beban lingkungan yang diakibatka oleh adanyapelepasan energi dan bahan ke lingkungan • Merancang antarmukaindustri dengan alam terkait dengan karakteristik dansensitivitas (kepekaan) alam • Menghindari atau meminimisasipenciptaan dan transportasi bahan-bahan berbahaya dan beracun,dengan membuatnya secara lokal bila diperlu3. Merekayasa ulang (re-engineer) pemakaian energi dan bahan-bahan untuk keperluan industri

• Merancang ulang proses untuk mengurangi pemakaianenergi • Mengganti teknologi dan desain produk untukmengurangi pemakaian bahan-bahan yang penyebarannya kurangmemungkinkan untuk dilakukan pungut ulang (recapture) •Membuat produk menggunakan bahan sesedikit mungkin(Dematerialisasi)

4. Penyesuaian kebijakan industri dengan perspektif jangkapanjang dari evolusi system industri

5. Merancang sistem industri dengan kepedulian kebutuhansosial dan ekonomi masyarakat lokal

• Mengoptimasi peluang bisnis lokal dan pengembangankesempatan kerja • Memperkecil dampak pembangunan industripada sistem regional melalui berbagai investasi dalam program-program masyarakat

Dasar-dasar Desain dan Konstruksi Berkelanjutan yangditerapkan mulai dari pengembangan, perencanaan, desain,konstruksi, operasi, dan dekonstruksi. Aspek yang perludipertimbangkan meliputi sumberdaya energi, air, bahan baku,dan tanah.

Prinsip-prinsip yang diapkai meliputi : konservasi(conservation), pakai ulang (reuse), dapat diperbarui/daurulang (renew/recycle), perlindungan alam (protect nature),tidak beracun (non-toxic) dan perpaduan (integrasi).

1. Konservasi (Conservation) : Meminimasi pemakaian sumberdayaMerancang efisiensi energi untuk desain bangunan, sistempemanasan, ventilasi, air conditioning, dan penerangan •Menggunakan penerangan sinar matahari pada siang hari

2. Pakai Ulang (Reuse) : Memilih bahan-bahan yang dapatdidesain tahan lama.Memaksimalkan pemakaian ulang sumber daya • Mengembangkanwilayah yang sudah ada daripada membuka lahan baru •Menggunakan kembali bahan-bahan, produk-produk bangunan •Melakukan pengolahan air sehingga dapat dipakai ulang

3. Dapat diperbarui /Daur ulang (Renew/Recycle) :Menggunakan sumberdaya yang dapat diperbarui dan dapatdidaur ulang • Menggunakan bahan-bahah bangunan yangmengandung bahan yang dapat diadur ulang • Menggunakan kayu-kayu dari hutan berkelanjutan

4. Perlindungan Alam (Protect Nature) : Melakukan perlindunganterhadap alamMeminimasi kerusakan lingkungan pada saat persiapan danpembangunan • Memilih bahan-bahan yang mempunyai dampaklingkungan reandah pada saat pengambilan dan pemrosesan

5. Tidak-Beracun (Non-toxic) : Menciptakan lingkungan yangsehat, bebas dari bahan-bahan beracunMemilih material dan peralatan yang tidak beracun •Menyediakan udara segar bagi semua penghuni

6. Perpaduan (Integrasi) : Memadukan desain bangunan daninfrastruktur ke dalam lingkungan alam dan manusiaPerencanaan tata ruang dengan memanfaatkan danau, lahanbasah yang telah ada dan tanam-tamanan asli daerah untukmenangkap limpahan air • Mengembangkan untuk mengurangidampak dari pengembangan system transportasi masyarakat

Untuk mengembangkan Kawasan Industri BerwawasanLingkungan dimulai dari tingkatan perusahaan secara terusmenerus dengan cara meningkatkan kinerja lingkungannya. Limabuah skenario dalam mewujudkannya (Research Triangle Institutedalam Fleig (2000), adalah sebagai berikut :

Skenario 1 – Keadaan AwalKeadaan awal yang menggambarkan industri-industri anggota

kawasan dan kegiatan-kegiatan produksinya

Skenario 2 – Pencegahan PencemaranIndustri-industri di suatu kawasan mengimplementasikan

kegiatan Pencegahan Pencemaran secara sendiri-sendiri

Skenario 3 – Pencegahan Pencemaran dan Simbiose IndustriIndustri-industri di suatu kawasan mengembangkan hubungan

dengan anggota-anggota lainnya di kawasan dan mitra di luar

kawasan

Skenario 4 – Penambahan Industri Baru

Hubungan simbiose baru terjalin sebagai hasil adanya anggota

baru di kawasan

Skenario 5 – Relokasi dan Layanan Bersama Mitra di luar

kawasan berpindah lokasi masuk ke dalam kawasan. Kawasan

Industri Berwawasan Lingkungan menyediakan layanan yang

berkaitan dengan lingkungan Produksi Bersih dapat diterapkan

secara bersama-sama dengan melibatkan pihak manajemen kawasan,

atau dengan asosiasi industri di suatu kawasan, sehingga

penerapan Produksi Bersih di suatu kawasan industri akan

memberikan manfaat yang lebih besar dibanding dengan penerapan

pada industri yang berlokasi atau berdiri sendiri.

KONSEP DAN PENERAPAN PRODUKSIBERSIH

Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan suatu strategi untukmenghindari timbulnya pencemaran industri melalui pengurangantimbulan limbah (waste generation) pada setiap tahap dari prosesproduksi untuk meminimalkan atau mengeliminasi limbah sebelum segalajenis potensi pencemaran terbentuk. Istilah-istilah sepertiPencegaha Pencemaran (Pollution Prevention), Pengurangan pada sumber(Source Reduction), dan Minimasi Limbah (Waste Minimization) seringdisertakan dengan istilah Produksi Bersih (Cleaner Production)

Cleaner Production berfokus pada usaha pencegahan terbentuknyalimbah. Dimana limbah merupakan salah satu indikator inefisiensi,karena itu usaha pencegahan tersebut harus dilakukan mulai dari awal(Waste avoidance), pengurangan terbentuknya limbah (waste reduction)dan pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang (recycle).Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan pebghematan (saving) yangluar biasa karena penurunan biaya produksi yang signifikan sehinggapendekatan ini menjadi sumber pendapatan (revenue generator).

Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnyamengarah pada pencegahan (preventif) dan terpadu agar dapatditerapkan pada seluruh siklus produksi. Hal tersebut memilikitujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan memberikan tingkatefisiensi yang lebih baik dalam penggunaan bahan mentah, energi danair, mendorong performansi lingkungan yang lebih baik melaluisumber-sumber pembangkit limbah dan emisi serta mereduksi dampakproduk terhadap lingkungan melalui rancangan yang ramah lingkungan,namun efektif dari segi biaya. Penerapan produksi bersih umumnyadilakukan dalam suatu kegiatan industri untuk tujuan efesiensi danpeningkatan keuntungan, namun tetap memperhatikan kelestarianlingkungan.

A.                 Definisi Produksi Bersih

Di era globalisasi seperti sekarang ini pertumbuhan indusripada berbagai sekala menjadi suatu tren di berbagai negara mulaidari industri makanan, hingga indstri kimia. Keberadaan industrydalam berbagai sekala dan jenis ditujukan sebagai solusi dalammengatasi persoaalan ekonomi pada masing-masing Negara.

Perkembangan pembangunan disamping meningkatkan kesejahteraanmanusia juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.Industrialisasi dan urbanisasi yang cepat di banyak negara jugatelah mengakibatkan pencemaran yang serius. Untuk mengatasipencemaran yang dihasilkan, saat ini industri telah menitik beratkanpada pengolahan limbah sebagai pengelolaan lingkungan pada prosestahap akhir (end-of-pipe). Namun metoda pengolahan tahap akhir inisangatlah mahal. Oleh karena itu timbul pemikiran perlunya konseppencegahan pencemaran, yang akhirnya menuju kepada “ProduksiBersih”. Produksi bersih adalah alternatif untuk strategi manajemenlingkungan. (Suhartini, 2008)

Produksi Bersih merupakan istilah yang digunakan untukmenjelaskan pendekatan secara konseptual dan operasional terhadapproses produksi dan jasa, dimana dampaknya dari keseluruhan daurhidup produk terhadap lingkungan dan manusia diupayakan sekecilmungkin. Strategi Produksi Bersih mempunyai arti yang sangat luaskarena didalamnya termasuk upaya pencegahan pencemaran dan perusakanlingkungan melalui pilihan jenis proses, yang akrab lingkungan,minimisasi limbah, analisis daur hidup dan teknologi bersih.

Produksi bersih adalah suatu program strategis yang bersifatproaktif yang diterapkan untuk menselaraskan kegiatan pembangunanekonomi dengan upaya perlindungan lingkungan. Strategi konvensionaldalam pengelolaan limbah didasarkan pada pendekatan pengelolaanlimbah yang terbentuk (end-of pipe treatment). Pendekatan initerkonsentrasi pada upaya pengolahan dan pembuangan limbah dan untukmencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Strategi ini dinilaikurang efektif karena bobot pencemaran dan kerusakan lingkunganterus meningkat. Kelemahan yang terdapat pada pendekatan pengolahanlimbah secara konvensional adalah :

         Tidak efektif memecahkan masalah lingkungan karena hanyamengubah bentuk limbah dan memindahkannya dari suatu media ke medialain.

         Bersifat reaktif yaitu bereaksi setelah terbentuknya limbah.         Karakteristik limbah semakin kompleks dan semakin sulit diolah.         Tidak dapat mengatasi masalah pencemaran yang sifatnya non-point

sources pollution.         Inovestasi dan biaya operasi pengolahan limbah relatif mahal dan

hal ini sering dijadikan alasan oleh pengusaha untuk tidak membanguninstalasi pengolahan limbah.

         Peraturan perundang-undangan yang ada masih terpusat padapembuangan limbah, belum mencakup upaya pencegahan. (Konsep UmumProduksi Bersih )

Dasar Hukum Pelaksanaan Produksi Bersih adalah UU RI No. 23Tabun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 14 dan Pasal17. Pelaksanaan Produksi Bersih juga tercantum di dalam Dokumen ISO14001 Butir 3.13

B.                 Teknik Penerapan Teknologi BersihSecara garis besar pilihan penerapan produksi bersih dapat

dikelompokkan sebagai berikut :1.       Perubahan bahan Baku

a.       Mengurangi atau menghilangkan bahan baku yang mengandungbahan berbahaya dan beracun seperti logam berat dari zat warnapelarut (B3).

b.       Menggunakan bahan baku yang kualitasnya baik dan murni untukmenghindari komtaminan dalam proses.

2.       Tata Cara Operasi dan Housekeepinga.       Mencegah kehilangan bahan baku, produk maupun energi dari

pemborosan, kebocoran dan tercecer.b.       Penanganan material untuk mengurangi kehilangan material

akibat kesalahan penanganan, habisnya waktu tinggal bagi bahanyang sensetif terhadap waktu.

c.       Penjadwalan produksi membentu mencegah pembororsan (energi,material dan air) dan koordinasi pengelolaan limbah.

d.       Segregasi/ memisahkan limbah menurut jenisnya untukmengurangi volume limbah B3.

e.       Mengembangkan manajemen perawatan sehingga mengurangikehilangan akibat kerusakan.

3.       Penggunaan Kembalia.       Menggunakan kembali sisa air proses, air pendingin dan

material lain didalam pabrik.b.       Mengambil kembali bahan buangan sebagai energi. enciptakan

kegunaan limbah sebagai produk lain yang dapat dimanfaatkan olehpihak luar.

4.       Perubahan Teknologia.       Merubah peralatan, tata letak dan perpipaan untuk memperbaiki

aliran proses dan meningkatkan efesiensi.b.       Memeperbaiki kondisi proses sehingga meningkatkan kualitas

produksi dan mengurangi jumlah limbah.

5.       Perubahan Produka.       Merubah formulasi produk untuk mengurangi dampak lingkungan

pada waktu digunakan oleh konsumen.b.       Merancang produksi sedemikian rupa sehingga mudah untuk di

daur ulang.c.       Mengurangi kemasan yang tidak perlu. (Artiningsih)

C.                 Prinsip-prinsip Produksi Bersih      Dirancang secara komprehensif dan pada tahap sedini mungkin.

Produksi Bersih dipertimbangkan pada tahap sedini mungkin dalampengembangan proyek-proyek baru atau pada saat mengkaji proses atauaktivitas yang sedang berlangsung.

      Bersifat proaktif, harus diprakarsai oleh industri dankepentingan-kepentingan yang terkait.

      Bersifat fleksibel, dapat mengakomodasi berbagai perubahan,perkembangan di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, ilmupengetahuan dan teknologi dan kepentingan berbagai kelompokmasyarakat.

      Perbaikan berlanjut.

D.                 Konsep Penerapan Produksi BersihKonsep Produksi Bersih memiliki 4 (empat) prinsip dasar, yaitu:

1.         Prinsip kehati-hatian (precautionary), tanggung jawab yang utuhdari produsen agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan sekecilapapun.

2.         Prinsip pencegahan (preventive), penting untuk memahami siklushidup produk (product life cycle) dari pemilihan bagan baku hinggaterbentuknya limbah.

3.         Prinsip demokrasi, komitmen dan keterlibatan semua pihak dalamrantai produksi dan konsumsi.

4.         Prinsip holistic, pentingnya keterpaduan dalam pemanfaatansumber daya lingkungan dan konsumsi sebagai satu daur yang tidakdapat dipisahpisahkan.

Strategi yang digunakan dalam penerapan Produksi Bersih adalah:1.         Pencegahan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan2.         Program daur ulang,3.         Pengolahan dan pembuangan limbah tetap diperlukan sehingga

dapat saling melengkapi satu dengan lainnya.

Strategi untuk menghilangkan limbah atau mengurangi limbahsebelum terjadi (preventive strategy), lebih disukai daripadastrategi yang berurusan dengan pengolahan limbah atau pembuanganlimbah yang telah ditimbulkan (treatment strategy). Hal ini dapatdilakukan dengan menggunakan strategi berikut ini:

1.         EliminasiStrategi ini dimasukkan sebagai metode pengurangan limbah secaratotal. Bila perlu tidak mengeluarkan limbah sama sekali (zerodischarge). Didalam konsep penerapan Produksi Bersih hal inidimasukkan sebagai metode pencegahan pencemaran.

2.         Minimisasi Limbah (mengurangi sumber limbah)Strategi pengurangan limbah yang terbaik adalah strategi yangmenjaga agar limbah tidak terbentuk pada tahap awal. Pencegahanlimbah mungkin memerlukan beberapa perubahan penting terhadapproses.

3.         Daur UlangJika timbulnya limbah tidak dapat dihindarkan dalam suatu proses,maka strategi-strategi untuk meminimkan limbah tersebut sampai batastertinggi yang mungkin dilakukan harus dicari, seperti misalnya daurulang (recycle) dan/atau penggunaan kembali (re-use). Jika limbahtidak dapat dicegah, pengolahan limbah dapat dilakukan.

4.         Pengendalian PencemaranStrategi yang terpaksa dilakukan mengingat pada proses perancanganproduksi perusahaan belum mengantisipasi adanya teknologi baru yangsudah bebas terjadinya limbah.

5.         Pengolahan dan PembuanganStrategi terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah metoda-metodapembuangan altematif. Pembuangan limbah yang tepat merupakan suatukomponen penting dari keseluruhan program manajemen lingkungan;tetapi, ini adalah teknik yang paling tidak efektif.

6.         RemediasiStrategi penggunaan kembali bahan-bahan yang terbuang bersamalimbah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar peracunan dankuantitas limbah yang ada.

Esensi dasar dari produksi bersih adalah:         Pencegahan, pengurangan dan penghilangan limbah dari sumbernya.         Perubahan mendasar pada sikap manajemen dan diperlukan komitmen.         Pencegahan polusi harus dilaksanakan sedini mungkin, pada setiap

tahapan kegiatan yaitu pada pembuatan peraturan., kebijakan,implementasi proyek, proses produksi dan desain produk.

         Program harus dilaksanakan secara kontinyu dan selaras denganperkembangan sains dan teknologi

         Penerapan strategi yang komprehensif dan terpadu, agar produkdapat bersaing di pasar lokal maupun internasional.

         Produksi bersih hendaknya melibatkan pertimbangan daur hidupsuatu produk.

         Program multi media dan multi desain. Diterapkan di seluruhsektor: industri, pemerintah, pertanian, energi, transportasi, parakonsumen.

Pada dasarnya, fokus dari teknik Produksi Bersih adalah tentang“bagaimana mengurangi limbah dari sumbernya”. Adapun hal-hal yangdapat dilakukan teknik pengurangan limbah ini adalah:

  a. Manajemen

inventaris      Pengendalian

inventaris      Pengendalian

bahan

b.       Modifikasiproses produksi

      Prosedur operasidan pemeliharaan

      Perubahan bahan      Modifikasi

peralatan prosesc.       Pengurangan

volume      Pemilahan sumber

      Pengentalan

d.       Recovery      Recovery on –

site (di lokasi)      Recovery off –

site (diluarlokasi)

E.                   Aspek-Aspek Dalam Pelaksanaan Produksi BersihAspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pelaksanaan

Produksi Bersih adalah:1.       Proses

Mencakup upaya konservasi bahan baku dan energi, menghindaripemakaian bahan berbahaya dan beracun, mengurangi jumlah dantoksisitas semua limbah dan emisi yang dikeluarkan sebelummeninggalkan proses.

2.       ProdukMenitik beratkan pada upaya pengurangan dampak pada keseluruhan daurhidup produk, mulai dari ekstraksi bahan baku sampai pembuanganakhir setelah produk tidak digunakan.

3.       JasaMenitik beratkan pada upaya penggunaan proses 3R (Reduce, Re-use danRecycle) diseluruh kegiatannya, mulai dari penggunaan bahan bakusampai ke pembuangan akhir.

F.                  Peluang Penerapan Produksi BersihPeluang penerapan Produksi Bersih adalah:

1.       Memberi keuntungan ekonomi, sebab didalam Produksi Bersihterdapat strategi pencegahan pencemaran pada sumbernya (sourcereduction dan inprocess recycling) yaitu pencegahan terbentuknyalimbah secara dini dengan demikian dapat mengurangi biaya investasiyang harus dikeluarkan untuk pengolahan dan pembuangan limbah atauupaya perbaikan lingkungan.

2.       Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan.3.       Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka

panjang melalui konservasi sumber daya, bahan baku dan energi.4.       Mendorong pengembangan teknologi baru yang lebih efisien dan

akrab lingkungan5.       Mendukung prinsip `environmental equity' dalam rangka

pembangunan berkelanjutan.

6.       Mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasilingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam.

7.       Memelihara ekosistem lingkungan.8.       Memperkuat daya saing produk dipasar intemasional.

G.                  Penerapan Produksi Bersih di Industri

1.       Industri Kelapa Sawit

Table 1. jenis, dan pemanfaatan limbah kelapa sawit :Jenis Pemanfaatan

Tandan kosong Pupuk kompos, pulp kertas,papan patikel, energy

Wet decanter solid Pupuk kompos, makanan ternak,Cangkang Arang, karbon aktif, papan

partikelSerabut Energi, papan partikel, pulp

kertasLimbah cair Pupuk, Air irigasiSlude Sabun, pakan ternakTempurung Arang, briket, karbon aktifAir kondensat Air umpan boiler

(Pertanian, 2006)

2.       Pengolahan Limbah PT. Indo Acidatama

Stillage dari area 300 dialirkan kedalam 3 buah bak yang masing-masing mempunyai ukuran 145m x 45m x 7m yang prosesnya terjadisecara anaerob. Didalam bak ini limbah diberi nutrisi berupa urea,TSP dan NaOH untuk pengaturan PH, serta pengadukan denganmenggunakan pompa (setiap bak dilengkapi dengan 6 pompa). Waktutinggal didalam bak selama 99 hari. Hasil yang diperoleh dari ketigabak anaerobic tersebut adalah gas (bio gas) dengankadar methane 55%,CO2 43%, H2S 1% dan bahan organic yang lain sebesar 1% yang kemudiandi lewatkan di unit scrubber untuk mengikat gas H2S dan kemudiandigunakan sebagai bahan bakar boiler, dan sisanya digunakan untukpembuatan pupuk kompos.

Setelah keluar dari anaerobic lagoon cairan mencapai kadar COD25.000 ppm dan BOD 5000 ppm setelah itu dialirkan ke aerobic lagoonyang dilengkapi dengan aerator-aerator, untuk meningkatkanpertumbuhan bakteri maka diberi nutrisi berupa urea dan TSP denganwaktu tinggal di bak selama 20 jam, setelah dari aerobic lagooncairan di pompa ke biological clarifier untuk memisahkan sludgedengan cairanya. Sebagian sludge digunakana untuk campuran pembuatankompos sedang cairannya dimasukan dalam clarifier koagulan danflokulan. Di dalam clarifier, maka sludge dan cairan di isah, sludge

untuk dibuat pupuk sedangkan cairannya di lewatkan sand filter dancarbon filter kemudian dibuang kesungai karena telah memenuhi bakumutu yang ditetapkan yaitu dengan kandungan BOD 80 ppm. Untukpengukuran kandungan BOD, COD, dan pH dilakukan setiap 2 jam sekali.

Stilage yang dihasilkan stiap harinya sekitar 25% dimanfaatkanuntuk pembuatan pupuk. Di Pt. Indo AcidatamaTbk, pupuk yangdihasilkan adalah pupuk kompos, super alfinase, granulair alfinase.Pupuk super alfinase dibuat dari pupuk kompos yang ditambah dengaphospat, dolomite, abu sekam, bekatul, tembakau yang rusak, kotoranayam dan efektif mikro organisme (EM4). Sedang pupuk kompos sendiridibuat dari dedaunan dan grajen yang prosesnya dilakukan selama 26hari dan diaduk setiap hari, setelah menjadi kompos (C-N ratio < 20)diperkaya dengan bahan tertentu sampai kandungan N, P, K nya sesuaistandar.  Pupuk granulair alfinase dibuat darisuper alfinaseditambah sludge yang dipadatkan.(Novianingsih)

3.       Pengolahan Industri Otomotif Pt-X Jakarta

Pada awalnya, proses yang digunakan oleh proses produksi yangdigunakan adalah wet sanding. Pada pelaksanaannya proses wet sandingmenghasilkan limbah cair sebesar 68,9 l/unit. Dengan diterapkannyaproduksi bersih yang diimplementasikan dengan perubahan prosesproduksi, yaitu slight sanding, maka limbah cair yang dihasilkanmenjadi 12,2 l/unit. Berdasarkan uraian singkat di atas dapatdiketahui bahwa dengan perubahan proses produksi, limbah cair yangdihasilkan menjadi menurun. Hal ini sesuai dengan konsep produksibersih, yaitu mengurangi limbah langsung darisumbernya. (Implementasi Produksi Bersih di Bidang Industri, 2009)

4.       Pengolahan Limbah Industri Susu Pt. Ultra Jaya Milk

Limbah cair, limbah ini berasal dari hasil pencucian alat,limbah tersebut di tamping dilakukan peroses penguraian bakteriaerobic. Setelah itu dilakukan aerasi dan di diamkan selama 48 jamsupaya bakteri mengurai zat-zat organic. Kemudian dipisahkan air danlumpur aktif untuk dilakukan foltasi, ciran dimasukan kedalam baksedimentasi sehingga cairan yang dihasilkan menjadi tidak berwarna.

Limbah padat, limbah ini berasal dari kemasan produk yang sudahterpakai, kemasan tersebut dikirimkan pada badan pengolah kertaskemudian di campur dengan air selama kurang lebih 1 jam, hasilnyadapat digunakan untuk kertas tulis.

Limbah gas, limbah ini berasal dari hasil pembakaran, dari hasilpembakaran tersebut dibekukan untuk kebutuhan ice cream campina diSurabaya. (Siregar, Kurniawan, & Primasri)

5.       Pengolahan Limbah Radio Aktif

Sebelum limbah radioaktif dikirimkan, penghasil limbahberkewajiban melakukan pengelolaan limbah yang dihasilkannya dengantujuan meminimalisasi volume, kompleksitas, biaya dan resiko.Pengelolaan yang dilakukan meliputi mengumpulkan, mengelompokkan,atau mengolah dan menyimpan sementara. Pengumpulan danpengelompokkan limbah berdasarkan aktivitas, waktu paro, jenisradiasi, bentuk fisik-dan kimia, sifat racun dan asal limbahradioaktif atau mengolah limbahnya apabila memiliki fasilitaspengolahan.

Limbah padat dipisahkan menjadi dapat terbakar - tidak dapatterbakar, terkompaksi – tidak terkompaksi, aktivitas rendah dantinggi, umur paro panjang dan pendek, serta jenis radiasi. Limbahtersebut ditempatkan pada lokasi khusus yang diberi tanda bahayaradiasi sehingga hanya petugas tertentu yang dapat masuk ke ruangan.

Limbah cair yang berupa sisa zat radioaktif dan limbah cairhasil samping kegiatan dekontaminasi yang memiliki aktivitas tinggiatau umur paro panjang ditempatkan secara terpisah dengan limbahaktivitas rendah atau umur paro pendek. Untuk limbah cair hasilekskresi atau hasil kegiatan mandi dan cuci disalurkan secaraterpisah dengan saluran grey water dan disalurkan ke tempatpenampungan sementara untuk mengetahui dosis paparan radiasi yangditimbulkan, limbah radioaktif tersebut dapat di lepaskan ke badanair apabila memenuhi persyaratan pelepasan.

Limbah berbentuk gas sangat jarang terjadi. Seperti yang telahdisampaikan di muka untuk mengendalikan limbah radioaktif berbentukgas, maka sumber penghasil limbah ditempatkan pada tempat khusussehingga gas tidak mudah keluar ke lingkungan. Gas dapat di lepaskanke lingkungan setelah memenuhi persyaratan pelepasan. Penghasillimbah wajib memberikan informasi dengan lengkap dan benar secaratertulis (dalam manifes dokumen) kepada pengangkut tentang identitaslimbah, bahaya radiasi, dan sifat bahaya lain yang mungkin terjadidan cara penanggulangannya. Penghasil limbah juga berkewajibanmemberikan tanda, label, atau plakat pada kendaraan angkutan.

Pengolahan dan penyimpanan limbah radioaktif saat ini dilakukansecara terpadu di PTLRBATAN meskipun dalam menjalankan tugasnya,Badan Pelaksana sebetulnya dapat menunjuk dan/atau bekerja samadengan BUMN, swasta dan Koperasi. Sehingga sampai saat ini pihakpengolah atau penyimpan limbah radioaktif hanya PTLR-BATAN. Pihakpengolah/penyimpan /negara asal sumber radioaktif berkewajibanmemeriksa kesesuaian limbah yang diserahkan oleh pengangkut dengankualifikasi limbah sebagaimana tercantum dalam dokumen pengirimanlimbah. Apabila terdapat ketidaksesuaian maka pihakpengolah/penyimpan/negara asal sumber radioaktif wajibmemberitahukan ke Badan Pengawas dan penghasil limbah gunainvestigasi lebih lanjut. Namun apabila limbah radioaktif yang

diterima oleh pengolah sudah sesuai dengan dokumen pengiriman limbahmaka pihak pengolah/penyimpan dapat melakukan pengolahan/penyimpananlimbah radioaktif dengan teknologi yang sesuai. Sedangkan negaraasal sumber radioaktif dapat melakukan penanganan sumber radioaktifbekas yang diterimanya sesuai dengan kebijakan pengelolaan limbahradioaktif Negara tersebut.

Pengolahan limbah radioaktif yang dilakukan oleh pihak pengolahdimaksudkan untuk mereduksi volume limbah dan mengurangi paparanradiasi dari limbah radioaktif agar tidak membahayakan manusia danlingkungan sehingga dosis radiasi yang diterima oleh pekerja akibatadanya limbah tersebut tidak akan melebihi ketentuan dossis tahunanyang telah ditetapkan.

Jenis pengolahan limbah radioaktif berbentuk padat yang telahdipraktekkan, antara lain: kompaksi, insenerasi dan imobilisasitetapi tidak berlaku untuk sumber radioaktif bekas. (Alfian &Akhmad, 2010)

6.       Pengolahan Limbah Industri Baja

Untuk pengelolaan limbah industri baja ini, para pakar menilai,bahwa model penanganan limbah baja terdapat 2 (dua) opsi skenario.Skenario pertama,  perusahaan dapat mengolah limbah baja menjadiproduk yang mempunyai nilai tambah (value added). Opsi ini,perusahaan harus mengeluarkan dana untuk investasi awal yang cukupbesar dalam arti perusahaan mendirikan pabrik baru dengan bahansubstitusi (campuran) limbah. Berapa negara seperti Jepang sudahmemanfaatkan limbah baja untuk bahan substitusi (campuran) membuatproduk tersebut, seperti batako, genteng, paving block, lantaikeramik, dan sebagainya. Skenario kedua, perusahaan dapat menjuallangsung limbah yang dihasilkan oleh pabrik saat beroperasi prosesproduksi. Opsi ini telah dilakukan oleh perusahan dengan caramenjual limbah baja ke perusahaan lain di dalam dan luar negeri.Setiap bulannya perusahaan dapat menjual + 3.000 ton untuk pabriksemen di Indonesia dan pabrik baja di negara Cina. Skenario opsikedua dianggap mendukung program lingkungan bersih, karena secaraberangsur-angsur limbah yang berada di area penampungan semakinberkurang, maka sejak tahun 2007 perusahaan memulai melaksanakanpenanganan limbah baja dengan cara menjual. (Salim, 2009)