MAKALAH MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN "Konsep-konsep di Dalam Populasi"

28
MAKALAH MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN “Konsep-konsep di Dalam PopulasiOleh Nama : Putri Iga Untari NIM : 08101004050 JURUSAN BIOLOGI

Transcript of MAKALAH MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN "Konsep-konsep di Dalam Populasi"

MAKALAH MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN

“Konsep-konsep di Dalam Populasi”

Oleh

Nama : Putri Iga Untari

NIM : 08101004050

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Pemurah, karena dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan Makalah mengenai Konsep-konsep di Dalam Populasi

sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Ekologi Tumbuhan dan sebagai syarat memperoleh nilai

tugas pada mata kuliah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa

sepenuhnya masih banyak kekurangan, akan tetapi atas bantuan

semua pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat

diatasi.

Atas bantuan segala pihak, pada kesempatan yang baik ini,

penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yuanita Windusari

selaku dosen pengajar mata kuliah Ekologi Tumbuhan, dan teman-

teman yang telah bekerja sama dan memberikan masukan serta

penjelasan kepada penulis.

Semoga makalah yang penulis buat ini dapat berguna untuk

kita semua dan tak lupa pula kritik dan saran yang membangun

yang penulis harapkan demi sempurnanya makalah berikutnya.

Inderalaya, 5 November 2012

Penulis

DAFTAR ISI

I. Cover ………………………………………………………………………… 1

II. Kata Pengantar ………………………………………………………………. 2

III. Daftar Isi ……………………………………………………………………... 3

IV. Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 4

1.3 Tujuan …………………………………………………………………….. 4

1.4 Manfaat …………………………………………………………………… 4

V. Bab II. Landasan Teori

2.1 Definisi populasi

…………………………………………………………. 5

A. Beberapa sifat Kelompok Populasi (bukan

individu)

B. Kepadatan dan kerapatan populasi dan indeks

jumlah relatif

C. Ciri-Ciri Dasar Populasi

D. Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya

E. Parameter Utama Populasi

G. Struktur Umur Populasi

H. Faktor-faktoryang mempengaruhi penyebaran

populasi:

I. Faktor pembatas pertumbuhan populasi :

J. Dinamika Populasi

VI. Bab III. Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

VII. Daftar Pustaka

VIII. Lampiran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara

organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal

dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”).

Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik

interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara

makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama

kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Dalam

ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau

sistem dengan lingkungannya.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru,

yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi

mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.

Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat

mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar

makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat

hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu

kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan

botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba

memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan

kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh

komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang

stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah

satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya.

Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk

menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.

Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri

seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan

populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu

cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu

sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan

kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh

heewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia

Untuk lebih memahami mengenai ilmu ekologi ini, maka

terlebih dahulu kita harus mengetahui dan memahami konsep-

konsep populasi itu dahulu.

Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari

penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas.

Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi

pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam

perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-

kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan

pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika

itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan

pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang.

Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan

pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme

yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh

dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik.

Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang

untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak

ataupun punah.

    Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti

mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri

seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi

juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat

dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari,

pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian

heterospesies dan polispesies.

Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini meliputi

pengertian populasi, ciri-ciri populasi, kerapatan populasi

dan cara pengukurannya, pengukuran kerapatan nisbi,

kelangkaan hewan, parameter utama populasi, distribusi

individu dalam populasi, struktur utama populasi, piramida

ekologi dan pertumbuhan populasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. pengertian dari ekologi?

2. pengertian dari populasi?

3. Apa saja yang berkaitan dengan konsep-konsep populasi?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk:

1. Memenuhi tugas mata kuliah ekologi tumbuhan.

2. Mengetahui pengertian populasi.

3. Mengetahui konsep-konsep dalam populasi.

1.4 Manfaat

1. Pembaca dapat mengetahui pengertian populasi.

2. dapat mengetahui konsep-konsep dalam populasi.

BAB II

Landasan Teori

2.1 Definisi Populasi

Dalam ekologi maka satuan dasar pengkajiannya adalah

populasi. Sebagai contoh, misalnya dalam satu kolam dihuni

oleh jenis-jenis ganggang hijau, ganggang kersik bakteri,

Cyclops, cacing, serangga air, ikan mujahir, ikan lele, ikan

tambakan dan ikan emas. Setiap jenis jumlahnya lebih dari

satu. Kumpulan makhluk hidup sejenis dalam kola mini

membentuk suatu populasi. Jadi dalam kola mini dapat

ditemukan populasi makhluk hidup.

Soeriaatmadja R.E. mengemukakan bahwa cara menentukan

batasan populasi yang lebih baik adalah dengan

mendasarkannya pada pengaruh satu individu terhadap individu

yang lain dalam satu populasi. Jadi, populasi dipandang

sebagai suatu system yang dinamis dari segala individu yang

selalu melakukan saling berhubungan. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa populasi adalah kumpulan individu sejenis

yang selalu melakukan saling hubungan dan mempunyai potensi

untuk saling berbiak. Saling hubungan antara anggota

populasi bukan hanya dalam pembiakan tetapi juga dalam

persaingan mempertahankan hidupnya yang disebut kompetensi.

Lebih besar jumlah individu populasi dalam satuan luas

tertentu lebih hebat kompetisi yang terjadi. Akibat dari

kompetisi dalam jangka pendek ialah yang “kuat” yang menang

dan yang “lemah” tersisihkan, yaitu punah atau mencari

tempat tinggal baru (beremigrasi). Akibat jangka panjang

ialah terjadi perubahan berangsur-angsur pada populasi yang

memungkinkannya lebih sesuai atau lebih beradaptasi dengan

lingkungannya.

Menurut Sugiyono (2001: 55) pengertian populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-

benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau

subjek itu.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2287971-pengertian-populasi-menurut-para-ahli/#ixzz2BLtKUpVm

Pada suatu tempat populasi suatu tumbuhan mempengaruhi

populasi tumbuhan lain. Populasi jenis tumbuhan pohon akan

mempengaruhi populasi tumbuhan yang hidup pada pohon-pohon

itu serta yang tumbuh di bawah naungannya. Saling

pengaruhnya juga terlihat pada persainagn akan kebutuhan-

kebutuhan dalam mempertahankan hidup dan jenis. Kesatuan

seluruh populasi di suatu tempat tertentu membentuk

komunitas. Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan

individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup

menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-

anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu

sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep

populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika.

Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang

lebih luas.

Odum (1998) mendefinisikan populasi sebagai kelompok

kolektif organismee-organismee yang berasal dari species

yang sama yang menduduki ruang atau tempat tertentu,

memiliki ciri atau sifat tertentu yang bukan merupakan sifat

dari individu. Beberapa sifat itu adalah kerapatan,

natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian),

penyebaran umum, potensi biotik, disperse, dan bentuk

pertumbuhan atau perkembangan. Populasi juga memiliki sifat-

sifat genetik yang secara langsung berkaitan dengan

ekologinya yaitu sifat adaptif, sifat keserasian reproduktif

dan ketahanan.

A. Beberapa sifat Kelompok Populasi (bukan individu)

1. Densitas populasi (population dencity)

2. Populasi selalu berubah (Rate population)

3. Natalitas populasi (natality)

4. Mortalitas populasi (mortality)

5. Berdistribusi umur

6. Potensi biologis & Ketahanan lingkungan.

7. Bentuk &fluktuasi pertumbuhan

8. Berstruktur& beragregasi

9. Berisolasi & Teritorialitas

B. Kepadatan dan kerapatan populasi dan indeks jumlah

relatif

Istilah kepadatan biasanya digunakan untuk hewan dan

manusia, sedangkan istilah kerapatan untuk tumbuhan.

Kepadatan menunjukkan hubungan antara jumlah individu (dalam

populasi) dalam ruang yang ditempati pada waktu tertentu.

Misalnya 200 pohoh per hektar. Harap diingat bahwa

perhitungan jumlah terlalau mementingkan arti organisme

kecil sedangkan biomasa terlalu membesarkan arti organisme

besar, sedangkan komponen arus energi memberikan indeks yang

lebih baik untuk membandingkan populasi mana saja dalam

ekosistem

Dalam peraktik sering kali lebih penting mengetahui

apakah suatu populasi berubah (bertambah/berkurang) dari

pada mengetahui jumlah populasi pada suatu saat. Dalam hal

ini jumlah relatif bermanfaat bagi hubungannyadengan waktu

misalny jumlah burung yang terlihat setiap jam. Kesukaran

untuk mengukur kepadatan populasi ialah organisme tidak

tersebar merata, akan tetapi tersebar tidak merata atau

berkelompok, oleh karena itu dalam mengambil sampel

penelitian kepadatan populasi harus berhati-hati.

C. Ciri-Ciri Dasar Populasi

           Ada dua ciri dasar populasi, yaitu: ciri

biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh

individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri

statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau

kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan

lainnya.

1. Ciri-ciri biologi

         Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun

mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain:

a.   Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si

fatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi

dengan berjalannya waktu (umur)

b.   Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir,

tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua=senessens, dan mati)

c.   Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons

terhadap perubahan  lingkungan

d.   Mempunyai hereditas

e.   Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor-

fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam

hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran

reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini

adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan

keturunanuntuk waktu yang lama.

2. ciri- ciri statistik

             Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri

kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu,

melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri

individu itu sendiri, antara lain:

a.   Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi

berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi

seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi,

emigrasi.

b.   Sebaran (agihan, struktur) umur

c.   Komposisi genetik (“gene pool”=ganangan gen)

d.   Dispersi (sebaran individu intra populasi)

D. Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya

            Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi

yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya

diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan

biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau

persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya,

50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp

(zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar

luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per

daun.

             Pengaruh populasi terhadap  komunitas dan

ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari

organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya

atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk

membedakn kerapatan kasar dari kerapatan

ekologi( kerapatanspesifik.

             Kerapatan kasar adalah kerapatan yang

didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan

ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang

benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh

: kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan

kerapatan afik per daun,

             Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan

dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan

kerapatan nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak

diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada

penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh,

melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan

(lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang

berlimpah).

           

  Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan

sensus atau metode menggunakan sample (sampling).

A.       Kerapatan mutlak

             Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan

dengan cara:

1.    Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)

metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk

mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu

populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang

sempit pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya porifera

dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk

menentukan  populasi hewan  yang berjalan lambat, misalnya

jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain

2.    Metode Sampling (cuplikan)

pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan

(sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan

menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran

kerapatan (kelimpahan) populasi.

Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah

penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu

bersangkut paut pula dengan metode- metode

statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara

lain:

    a. Metode kuadrat

Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk

bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya.

Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua

individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan

mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area

yang diselidiki.

    b. Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang

Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode

ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: 1. individu-

individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap

secara acak.2. individu- individu yang diberi tanda

mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak

bertanda.3. tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak

hilang ataupun tidak tampak.

    c. Metode removal (pengambilan)

metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi

mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm

metode pengambilan adalah sebagai berikut: 1. populasi tetap

stasioner selama periode penangkapan.2. peluang setiap

individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda

panangkapan adalah sama.3. probabilitas penangkapan individu

dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama.

B.       Pengukuran kerapatan nisbi (relatif)

Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah

sebagai berikut :

·    Menggunakan perangkap

·    Menggunakan jala

·    Menghitung jumlah felet faeses

·    Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi

dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu

·    Tangkaan persatuan usaha

·    Jumlah artifakta

·    Daya makan

·    Kuesioner

·    Sensus tepi jalan

·    Umpan manusia

E. Parameter Utama Populasi

1. Natalitas

            Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah

atau ntukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu

baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui

aktifitas perkembangan.

Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per

betina per satuan waktu.

Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara

lain :

A.    fertilitas

tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan

dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur

dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak

yang dilahirkan.

B.    fekunditas

tingkat kinerja potensial populasi itu untuk

menghasilkan individu baru.

Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu:

1.natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n. 2.

natalitas ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi

lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.

2. Mortalitas

            Menunjukkan kematian individu dalam populasi.

           Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:

A. Mortalitas ekologik, mortalitas yang

direalisasikan yakni,matinya individu  dibawah

kondisi lingkungan tertentu.

B.  Mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya

individu dalam kondisi lingkungan  yang ideal,

optimum dan mati semata- mata karena usia tua.

3. Emigrasi, imigrasi dan migrasi.

         Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan

perpindahan.

·   Emigrasi  : perpindahan keluar dari area suatu

populasi.

·   Imigrasi   : perpindahan masuk ke dalam suatu area

populasi dan  mengakibatkan meningkatkan kerapatan

·   Migrasi   : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik

berangkat dan kembali dari populasi.

F. Distribusi Individu dalam Populasi

    Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut

sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran)

secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu:

1.    Acak (Random)

    Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk

menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah

sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan

bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa kehadiran

individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini

ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata

(x).

2.    Teratur (Seragam, unity):

Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu

dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada

antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi

penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur

ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan

statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh

varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x)

3.    Mengelompok (Teragregasi, Clumped)

Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di

alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena

perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat

pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians

(s2) yang lebih besar dari rata-rata (x)

G. Struktur Umur Populasi

    Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat

di lakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam bentuk

suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah

individu atau persentase jumlah individu dari tiap kelas

usia di gambarkan sebagai balok-balok horizontal dengan

panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk

piramida umur populasi, yakni :

1.    populasi yang sedang berkembang

2.    populasi yang stabil

3.    populasi yang senesens (tua)

Piramida Ekologi

    Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam

bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu

piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

a. Piramida jumlah

Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat

disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di

tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan

organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya

makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan

komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak

daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah

herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora

tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak

daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di

dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.

b. Piramida biomassa

Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang

membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem.

Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan

piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi

hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap

tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap

tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di

tiap tingkat diperkirakan.

Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan

massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur

dalam gram.  Untuk menghindari kerusakan habitat maka

biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian

total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti

ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa

yang terjadi pada ekosistem.

c. Piramida energi

Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi

informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu.

Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan

observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida

energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang

aliran energi dalam ekosistem. Pada piramida energi

terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang

tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang

terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.

1.  Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan

dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.

2.  Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan

dan dikeluarkan sebagai sampah.

3.  Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian

dari tubuh organisme.

H. Faktor-faktoryang mempengaruhi penyebaran populasi:

• Distribusi sumberdaya

• Perilaku sosial (pada hewan)

• Faktorlain (interaksiorganisme, tempatberlindung,oksigen

terlarut, dll)

    Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor

penting untuk analisis dinamika populasi

Pertumbuhan Populasi

    Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju

kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju

kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi. Dikenal

dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk

pertumbuhan eksponensial (dengan bentuk kurva J)

dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S)

1.    Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi

bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal

baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi

lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da

persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi

yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara

eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai

faktor pembatas mulai berlaku mendadak.

2.    Pertumbuhan Sigmoid

Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid

ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase

akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga

mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase

logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan

dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya

yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi

negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang

kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat

populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod,

yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi

di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya

dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi

maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus

hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.

I. Faktor pembatas pertumbuhan populasi :

• Tergantung kepadatan: makanan dan ruangan

• Tidak tergantung kepadatan: iklim dan bencana alam

Faktor pembatas menyebabkan spesies menerapkan strategi

untuk bertahan hidup.

Kelangkaan Hewan

    Kelangkaan suatu hewan dapat ditinjau dari aspek

kelimpahan, tepatnya intensitas (kerapatan) dan prevalensi

menunjukkan jumlah atau ukuran area-area yang di tempati

spesies itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh

makhluk di dalam kawasan secara keseluruhan.

    Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi

(=prevalen) dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah

penyebarannya luas, maka lebih sering dijumpai, sebab daerah

penyebarannya luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana.

Berbada halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya

rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dapat di

jumpai pada tempat-tempat tertentu saja (= terlokalisasi).

    Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hewan  yang

berkaitan dengan  tindakan manusia itu antara lain sebagai

berikut:

1.   Habitat hilang atau mengalami degradasi

Manusia banyak mengganggu habitat dalam melakukan

tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gangguan habitat

itu ada yang sampai menyebabkan habitat hilang, ada yang

mengalami degradasi dan paling tidak ada habitat yang

terganggu. Beberapa contoh habitat yang hilang, rusak

atau terganggu karena terganggu oleh perbuatan manusia

adalah sebagai berikut:

a.    Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman.

Ini merupakan contoh hilangnya habitat. Perubahan

hutan menjadi daerah perumahan, terutama perumahan di

daerah perkotaan menyebabkan pohon-pohonan dan

tumbuhan lain di tebang habis.

b.    Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit

yang di gunakan orang untuk menangkap ikan.

Penangkapan ikan dengan menggunakan dinamit pada

umumnya di lakukan di daerah yang dangkal yang banyak

di huni oleh hewan-hewan karang. Ledakan dinamit di

tempat tersebut dapat merusak terumbu karang.

2.   Fragmentasi habitat

Pembuatan jalan, pengembangan daerah pertanian dan

pembuatan daerah pemukiman di lingkungan habitat yang

luas tidak menghilangkan habitat secara keseluruhan.

Jalan, perkebunan, dan kota yang di bangun orang

menyebabkan habitat terpisah-terpisah. Pemisahan itu

menyebabkan habitat terpecah menjadi kecil-kecil,

sehingga menyebabkan hewan terkungkung pada lingkungan

sempit yang tidak memungkinkan hewan tumbuh dan

berkembangbiak secara optimal.

3.    Pemburuan komersial.

Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang sebagai

upaya untuk memperoleh penghasilan bukan untuk rekreasi.

4.    Faktor lain

Di negara-negara yang wilayahnya luas, misalnya

Amerika Serikat, jalan raya yang menghubungkan kota

dengan kota lain amat panjang. Jalan itu melintasi

tempat-tempat yang masih di huni oleh hewan liar,

masalnya hutan dan padang rumput. Jalan itu memisahkan

kawasan tersebut menjadi dua bagian, yaitu di kiri dan di

kanan jalan. Hewan-hewan liar yang hidup di kawasan itu

sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara

hewan-hewan itu banyak yang terlindas kendaraan yang

melintas di jalan tersebut.

J. Dinamika Populasi

    Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta

pengaturan populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan

parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan

populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent”

(mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme

“density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada

kerapatan).

    Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika

populasi adalah:

1. Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.

2. Perubahan jumlah individu dalam populasi.

3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu

dan proses yang menjaga kestabilan jumlah individu dalam

populasi.

4.  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan

jumlah individu dalam populasi.

   BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dinamika populasi adalah pengetahuan yang

mempelajari pertumbuhan populasi organisme. Populasi

adalah individu-individu yang hidup disuatu tempat

tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan

sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik

dinyatakan sebagai satu kelompok.

   Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu 

anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah

penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi

secara menyeluruh sulit di lakukan, besarnya ukuran

populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang

menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan

kepadatan populasi dapat di ukur dengan metode sensus,

sampling atau pengukuran nisbi.

Ada dua ciri dasar populasi, yaitu: ciri biologis,

yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-

individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri

statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan

atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu

dengan lainnya

       Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat.

Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan

perbedaan angka kelahiran dan angka kematian. Kecepatan

pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh jumlah

kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan

hidup pada umur tertentu.

1.2 Saran

Makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna, karena

itu, Penulis menerima masukan, saran, dan kritik yang

membangun dan berguna untuk kemajuan pembuatan makalah

selanjutnya di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Pengertian Populasi. http:// http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2287971-pengertian-populasi-menurut-para-ahli/ . Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012.

Anonimb. 2011. Ekologi dan Populasi.http://praycorp.blogspot.com/2011/03/dinamika-populasi.html. Diakses tanggal 29 Oktober 2012 jam 14.35

Kaligis, J.R.E, dkk. 2007. Pendidikan Lingkungan Hidup.Jakarta : Universitas Terbuka

Susanto, pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :DepartemenPendidikan Dan                Kebudayaan Direktorat Jendral PendidikanTinggi.

Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPAUNIMED

Zulkifli, hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan       Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.