KONSEP RUMAH PROFESI

37
BAB I PENDAHULUAN 1. DEFINISI Pengertian rumah tinggal dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Rumah a. Bangunan untuk tempat tinggal (http://kbbi.web.id/rumah ) b. Bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah dapat menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan. Namun, tempat tinggal khusus hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang. (http://wikipedia.co.id ) 2. House adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menampung kegiatan hunian bagi penghuni yang tinggal di dalamnya. (http://home/viewer.php.htm ) 3. Home adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menampung kegiatan bagi penghuni yang tinggal di dalamnya dimana antara penghuni tersebut saling berinteraksi satu sama lain (ada proses sosialisasi). (http://home/viewer.php.htm ) Sedangkan pengertian lingkungan rumah tinggal juga dibedakan sebagai berikut: 1. Perumahan (housing) adalah suatu daerah yang terdiri dari sekelompok rumah tinggal (sekelompok rumah dengan ruang- ruang di dalamnnya, halaman dan utilitas dalam rumah). 2. Pemukiman (settlement) adalah suatu daerah yang terdiri dari sekelompok rumah dengan sarana dan prasarana pendukungnya, yang di dalam daerah tersebut terjadi proses sosialisasi.

Transcript of KONSEP RUMAH PROFESI

BAB I

PENDAHULUAN1. DEFINISI

Pengertian rumah tinggal dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Rumah

a. Bangunan untuk tempat tinggal

(http://kbbi.web.id/rumah)

b. Bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka

waktu tertentu. Rumah dapat menjadi tempat tinggal

manusia maupun hewan. Namun, tempat tinggal khusus hewan

biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang.

(http://wikipedia.co.id)

2. House adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk

menampung kegiatan hunian bagi penghuni yang tinggal di

dalamnya. (http://home/viewer.php.htm)

3. Home adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menampung

kegiatan bagi penghuni yang tinggal di dalamnya dimana

antara penghuni tersebut saling berinteraksi satu sama

lain (ada proses sosialisasi).

(http://home/viewer.php.htm)

Sedangkan pengertian lingkungan rumah tinggal juga dibedakan

sebagai berikut:

1. Perumahan (housing) adalah suatu daerah yang terdiri dari

sekelompok rumah tinggal (sekelompok rumah dengan ruang-

ruang di dalamnnya, halaman dan utilitas dalam rumah).

2. Pemukiman (settlement) adalah suatu daerah yang terdiri dari

sekelompok rumah dengan sarana dan prasarana pendukungnya,

yang di dalam daerah tersebut terjadi proses sosialisasi.

Yang dimaksud dengan sarana pendukung adalah utilitas

rumah dan lingkungan, sedangkan prasarana pendukung adalah

fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan dan fasilitas

pendukung lainnya. (digilib.petra.ac.id)

Rumah tinggal minimalis adalah rumah tinggal yang

menampilkan kesederhanaan dengang penggunaan elemen yang

sesuai dengan kebutuhan saja namun tetap terkesan elegan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut rumah

tinggal yang tepat yang akan dirancang menerapkan rumah

tinggal sebagai home dengan mengangkat konsep minimalis dan

back to nature untuk keluarga Ibu dr. Ismiarti A, Sp.A, M.ke,seorang dokter spesialis anak yang ada di daerah karanganyar.

Rumah tinggal yang akan dirancang disesuaikan dengan

kebutuhan penghuni, terutama kebutuhan ibu Ismiarti yang

membutuhkan ruang praktek untuk memeriksa pasien-pasiennya.

Selain itu rumah harus dapat digunakan untuk menjalani

kegiatan hunian dan dapat terjadi interaksi antar penghuni

rumah dengan nyaman, aman, dan sehat tanpa adanya gangguan

dari luar rumah.

2. LATAR BELAKANG

Setiap orang butuh wadah untuk menaungi semua

kegiatannya, keluarga Ibu Ismiarti misalnya, terdiri dari

ayah, ibu, dan tiga orang anak serta seorang pembantu yang

telah lama bekerja dengan keluarga ini. Rumah tinggal yang

akan dirancang menerapkan rumah tinggal tipe home dengan

konsep minimalis. Rumah minimalis dengan tipe home yang

dimaksud adalah rumah yang dapat menjadi tempat berlindung

dari cuaca dan bahaya, tempat melakukan aktivitas dan

beristirahat setelah melakukan serangkaian aktivitas, serta

tempat berkumpul bersama keluarga dalam jangka waktu yang

lama.

Rumah tinggal ini akan dirancang pada sebuah lahan yang

berada di Jl. Raya-Solo-Tawangmangu km 7, Jumog,

Karanganyar. Lahan yang dimiliki akan digunakan untuk rumah

tinggal Ibu Ismiarti seluas 400 m2 dengan luas bangunan

yang tidak lebih dari 60% luas lahan. Rumah tinggal akan

dirancang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni.

Ibu Ismiarti yang memiliki profesi sebagai seorang dokter

spesialis anak memerlukan beberapa ruang khusus agar bisa

berinteraksi dengan pasiennya serta ruangan yang disiapkan

untuk pasien anak-anak bermain.

Untuk memenuhi semua kegiatan tersebut maka rumah yang

akan dirancang harus memiliki 4 zona yaitu Publik, Semi

Publik, Private, dan Service. Zona public meliputi Halaman

dan Teras yang dapat dimasuki oleh siapa saja. Zona Semi

Publik meliputi Ruang tamu, Ruang Keluarga, dan Ruang

Praktek yang dapat dimasuki oleh orang luar apabila pemilik

rumah mengijinkan. Zona Private meliputi Ruang Makan, kamar

tidur utama, kamar mandi utama, kamar tidur anak, serta

kamar mandi keluarga (anak) yang hanya diperbolehkan bagi

penghuni rumah atau keluarga dekat. Zona yang terakhir

adalah zona Service yang meliputi kamar tidur pembantu,

kamar mandi pembantu, tempat cuci, gudang, tempat jemur,

garasi/carport, serta dapur.

Ibu Ismiarti menginginkan rumah tinggal yang minimalis

dengan bukaan-bukaan yang lebar sehingga udara dapat dengan

lancar keluar-masuk rumah. Rumah tinggal juga harus

nyaman, sehat, dan memiliki sirkulasi yang baik. Sehingga

rumah tidak memerlukan pendingin ruangan buatan dan

diharapkan rumah tersebut dapat menjadi wadah yang nyaman,

aman, dan sehat bagi keluarga yang bahagia dan tentram

hingga berpuluh-puluh tahun ke depan.

3. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

a. Permasalahan

Bagaimana merancang sebuah rumah tinggal yang dapat

menjadi wadah kegiatan seluruh anggota keluarga dengan

menerapkan rumah tinggal yang nyaman, aman, dan sehat

tanpa adanya kebisingan dan gangguan dari luar sehingga

dapat terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan tentram

di dalamnya?

b. Persoalan

Konsep rumah tinggal yang diinginkan Ibu Ismiarti

adalah Konsep Minimalis. Ruamah minimalis memiliki bentuk

dan garis geometri yang tegas, biasanya didominasi dengan

perulangan garis vertical/horizontal; terdapat bukaan-

bukaan yang lebar; atap cenderung datar atau nyaris

datar. Rumah diharapkan dapat menyatu dengan lingkungan

sekitarnya dan tetap terlihat indah/elegan tanpa harus

memberikan sentuhan-sentuhan yang berlebihan pada rumah.

Konsep rumah minimalis yang akan dirancang kan didukung

oleh tiga sub konsep sebagai berikut

1) Rumah yang nyaman

Rumah yang nyaman dapat dilihat dari sirkulasi

peruangannya. Selain itu, dapat diatur dari system

penghawaan, pencahayaan, posisi rumah, dan volume

ruang. Penggunaan bukaan-bukaan yang lebar pada rumah

serta jendela-jendela yang banyak dapat membantu udara

serta cahaya masuk dengan lancer ke dalam rumah. Dengan

memperhatikan letak bukaan dan jendela yang benar

cahaya dan udara yang masuk-keluar dapat dioptimalkan

dengan baik.

Posisi rumah terhadap matahari juga sangat

berpengaruh terhadap kenyamanan sebuah rumah tinggal.

Biasanya posisi rumah mempengaruhi letak pintu masuk

dan bukaan-bukaan. Jendela dan bukaan pada rumah

sebaiknya dioptimalkan di sebelah timur agar matahari

pagi dapat masuk dengan baik sedangkan untuk arah barat

sebisa mungkin diminimalkan karena matahari sore tidak

baik. Untuk arah pintu masuk, sebaiknya diletakkan di

arah selatan atau utara. Sinar matahari yang masuk dari

arah tersebut tidak sedikit dan juga tidak terlalu

berlebihan sehingga sangat cocok jiga pintu mengarah

kedua arah tersebut.

Volume ruang mempengaruhi sirkulasi udara yang

masuk dan keluar. Salah satunya dengan permainan

plafond. Ibu Ismiarti menginginkan plafon yang tinggi

hal ini disebabkan karena dengan penggunaan plafond

yang tinggi, rumah akan terasa lebih dingin dan sejuk.

Plafond yang tinggi akan memudahkan udara panas

bertukar ke udara dingin sebelum mencapai ke bawah.

2) Rumah yang sehat

Rumah yang sehat dapat dicapai dengan system

sanitasi yang benar. Adanya drainase yang dapat

mengalirkan air ke sungai atau tempat pembuangan akan

meminimalkan terjadinya peluapan air. Perlunya

septictank dengan ukuran yang tepat untuk menampung

tinja dan kotoran yang berasal dari saluran air kamar

mandi. Perlu adanya bak control yang menyimpan air

bersih yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-

hari. Penghawaan dan pencahayaan dalam rumah juga

menjadi salah satu factor utama agar rumah dapat

memiliki konsep sehat.

3) Rumah yang aman

Rumah yang aman dapat diwujudkan dengan penggunaan

pagar di sekeliling rumah. Pagar yang tidak terlalu

tinggi tapi dibuat tertutupi oleh tumbuhan-tumbuhan

rambat setidaknya dapat menutupi sebagian rumah dari

pandangan luar. Tetapi, penghuni rumah tetap dapat

berinteraksi secara intens dengan tetangga dan orang

luar. Pemberian vegetasi di sekitar rumah juga akan

menghalangi pandangan orang luar secara langsung.

Konsep Minimalis yang diterapkan juga akan

membantu rumah lebih aman karena konsep minimalis

memaksa rumah untuk terlihat sederhana dari luar.

4. TUJUAN DAN SASARAN

a. Tujuan

Merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi wadah

kegiatan seluruh anggota keluarga dengan menerapkan

konsep rumah tinggal minimalis yang nyaman, aman, dan

sehat tanpa adanya kebisingan dan gangguan dari luar

sehingga dapat terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan

tentram di dalamnya.

b. Sasaran

1) Merancang Rumah dengan konsep minimalis yang nyaman,

aman, dan sehat sehingga dapat membuat keluarga bahagia

dan tentram.

2) Merancang rumah tinggal yang nyaman dengan

mengoptimalkan utilitas pada bangunan.

3) Merancang rumah tinggal yang sehat dengan

mengoptimalkan utilitas pada bangunan.

4) Merancang rumah tinggal yang aman dapat dilakukan

dengan pemanfaatan tapak dan vegetasi-vegetasi yang ada

di sekitar bangunan.

BAB II

METODA DAN METODE PEMBAHASAN1. PENYAJIAN POLA PIKIR

2. PENYAJIAN DATA-DATA FISIK DAN NON FISIK

a. Data pengguna/ User

1) Ibu

Nama : dr. Ismiarti A, Sp.A, M.kes

Usia : 41 tahun

Pekerjaan : Dokter Spesialis Anak

Hobby : Mendengarkan musik

2) Ayah

Nama :

Usia : 49 tahun

Pekerjaan : Notaris

Hobby : Berkebun

3) Anak ke-1

Nama :

Usia : 15 tahun

Hobby : Menulis, bermain gitar & keyboard

4) Anak ke-2 (SMP)

Nama :

Usia : 13 tahun

Hobby : Main komputer

5) Anak ke-3 (TK)

Nama :

Usia : 6 tahun

Hobby : Berpetualang, pecinta binatang

6) Pembantu

Nama :

Usia : 20 tahun

b. Tabel aktivitas keluarga

User AktivitasIbu

PAGI

BangunSolatMandi

SarapanMengantar anak sekolah

Pergi ke kantor

SIANG

Pulang kantorMakan siang

SolatIstirahat

SORE-MALAM Praktek

MALAMMakan malamNgobrolTidur

Ayah

PAGI

BangunSolatMandi

SarapanMengantar anak sekolah

Pergi ke kantor

SIANG

Pulang kantorMakan siang

Solat Istirahat

SORE Berkebun

MALAMMakan malamNgobrolTidur

Anak 1

PAGI

BangunSolatMandi

SarapanBerangkat sekolah

SIANGPulang sekolahMakan siangIstirahat

SOREBermain keyboard

Nonton tvMandi

MALAM

SolatMakan malamBelajarTidur

Anak 2

PAGI

BangunSolatMandi

SarapanBerangkat sekolah

SIANGPulang sekolahMakan siangIstirahat

SOREBermain komputerBermain gitar

Mandi

c. SITE

Kondisi fisik site

Luas lahan 400 m2

Kontur tanah relatif datar

Orientasi site menghadap ke Selatan

Batas-batas site

Utara : Rumah penduduk

Timur : Rumah penduduk

Selatan : Jalan Raya Solo-Tawangmangu, Jumok,

Karanganyar

Barat : Rumah Penduduk

d. Konteks

Site ini terletak di pinggir jalan raya dan memiliki

kondisi ekonomi menengah-keatas, (tidak berada di dareah

kumuh), walaupun begitu, budaya saling hormat menghormati

antar warga masih kuat. Keluarga ibu ismiarti sering

berkomunikasi dengan tetangga sekitar namun tetap menjaga

privasi masing-masing. Di sekitar lingkungan sering

diadakan perkumpulan arisan, pkk, dan kegiatan masjid.

SIT MASJI

RUMAH PENDUDUKR.MAKAN

TOKOKELONTONG

TAMAN

JALAN RAYA SOLO-TAWANGMANGU, JUMOK,KARANGANYAR

U

3. METODA

Metoda perancangan yang di gunakan dalam proses perancangan

rumah tinggal Ibu Ismiarti adalah metoda analisis-

deskriptif.

Analisis/analisaadalah merupakan sebuah aktivitas berfikir

untuk menguraikan suatu permasalahan secara menyeruluh dari

data-data yang telah di kumpulkan sehingga dapat ditarik

menjadi sebuah informasi baru (berupa kesimpulan analisis).

Deskriptif adalah salah satu kaedah upaya pengolahan data

menjadi sesuatu yang dapat di utarakan secara jelas dan

tepat dengan tujuan agar dapat di mengerti oleh orang lain

yang tidak langsung mengalaminya sendiri.

Metode penelitian analisis-deskriptif adalah sebuah

metode penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan dan

menganalisa data dan fakta yang telah di kumpulkan dan

menerangkannya menjadi sebuah paragraf deskripsi agar mudah

dipahami da n di mengerti oleh orang lain.

Dalam Metoda perancangan Analisis-deskriptif, Terdapat

beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan

hasil akhir dari sebuah perancangan. Tahapan-tahapan

tersebut adalah:

1. Mencari Masalah/Problem dan Membuat gambaran awal Project

Yang di lakukan pada tahap pertama ini adalah

mencari masalah/problem berdasarkan data yang di peroleh

dari User sehingga dapat menemukan latar belakang issue,

fakta, kajian teoritik, presden dan Empirik. Masalah

tersebut dapat diketahui dengan pertanyaan 5W/1H (Who,

What, When, Where, Which dan How).

Setelah merumuskan permasalahan-permasalahan yang

ada, selanjutnya adalah membuat gambaran awal project,

dengan cara menentukan Tujuan (goal), Sasaran desain

dan juga Gambaran project yang akan di bangun nantinya

(dalam hal ini, rumah tinggal).

2. Mengumpulkan data dan informasi

Pada tahap kedua ini, Yang dilakukan adalah mengumpulkan

data-data dan informasi (information gathering). Data-

data yang perlu di ketahui adalah:

a. User

Mencari data dan informasi tentang siapakah usernya,

usia, profesi, hobi, dan aktivitas sehari-harinya

b. Site

Mencari data dan informasi tentang kondisi fisik Site,

Luasan, Kontur, Orientasi dari Site, serta batas-batas

di sekeliling Site (dari arah Utara, Timur, Selatan dan

Barat)

c. Konteks

Mencari data dan informasi tentang Tapak, kondisi

ekonomi, social-budaya dan teknologi di lingkungan

sekitar Site.

3. Merumuskan konsep perencanaan

Pada Tahapan ke tiga ini, perancang melakukan

pendekatan terhadap data-data dan informasi yang telah di

kumpulkan untuk memuat sebuah konsep perencanaan.

Pendekatan ini di lakukan dengan cara menganalisis

data-data dan informasi yang sudah di kumpulkan pada

tahap kedua.

Pada tahap ini, Perancang juga memulai melakukan

pendekatan untuk merumuskan kriteria dan konsep

perancangan.

4. Merumuskan kriteria desain/perancangan

Pada tahapan ini, perancang menentukan kriteria-

kriteria perancangangan. Kriteria tersebut antara lain

adalah :

a. Kriteria Penataan Tapak

Perancang menata Tapak berdasarkan factor-faktor

tertentu, misalnya terhadap Entrance (Jalur

masuk), Zona Kebisingan, zona sinar matahari,

Privasi dll.

b. Kriteria Peruangan

Perancang menentukan organisasi ruang akhir

sehingga dapat diperoleh pembentuk organisasi

denah yang final.

c. Kriteria Bentuk dan Tampilan

Perancang menentukan bentuk-bentuk yang akan

digunakan dan gambaran tampilan seperti misalnya

kriteria bentuk atap, dan bentuk bangunan.

d. Kriteria Sruktur

Perancang menentukan kritera struktur seperti

misalnya, material-material yang digunakan, dll.

e. Kriteria Utilitas

Perancang menentukan kriteria berdasarkan

fungsi.Misalnya saja penentuan tentang tata letak

bukaan-bukaan (jendela, pitu, bouvenlight) dll.

5. Transformasi desain (Trandes)

Tahapan terakir dari sebuah programming perancangan

adalah Transformasi Desain yang merupakan sintesis dari

konsep perancangan.Pada tahapan ini, perancang

mengembangkan desain-desain gambarnya sehingga

menghasilkan sebuah desain yang dapat memenuhi Tujuan

dari didirikannya bangunan tersebut.

Untuk lebih jelasnya, phase metode perancangan dapat dilihat

berdasarkan bagan di bawah ini:

METODE PERANCANGAN

METODE PENDEKATAN PROGRAMATIK ARSITEKTURAL

USER PendekatanProgram

Fungsional

PendekatanProgram

performancy

PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURALPendekatan:

Pemilihan Lokasi

Penataan Tapak Sistem

Peruangan Bentuk dan Tata Masa Struktur dan

Konstruksi Utilitas

SETTINGPERILAKUTAPAK

METODE

KONSEPPERENCANAAN

PROBLEM DATA DANINFORMASI

Kriteria danKonsep

Perancangan DESAIN

KONTEKS TAPAK,SOSIAL,BUDAYA,EKONOMI,TEKNOLOGI

BAB III

TINJAUAN TEORI RUMAH TINGGAL

Gambaran rumah yang akan dirancang didapat dari keinginan

Ibu Ismiarti yang menginginkan konsep minimalis untuk

rumahnya. Konsep minimalis memiliki bentuk dan garis geometri

yang tegas, biasanya didominasi dengan perulangan garis

vertical/horizontal; terdapat bukaan-bukaan yang lebar; atap

cenderung datar atau nyaris datar. Hampir seluruh fasad rumah

minimalis sangat sederhana bahkan material yang digunakan.

Namun, kesederhanaan tersebut tetap dapat memberikan kesan

elegan terhadap rumah. Ruangan terdiri dari Ruang tamu, Ruangkeluarga, Ruang makan, Kamar tidur utama + Kamar mandi, 3 Kamar

tidur anak + 1 Kamar mandi, Kamar tidur pembantu + Kamar mandi

Dapur, Tempat cuci+jemur, Garasi, Gudang, Ruang praktek, Kandang

anjing. Rumah memiliki komposisi ruang yang terpusat. Pusat dari

komposisi tersebut berada di meja makan.

Orientasi bangunan yang baik adalah menghadap ke arah

selatan atau utara. Karena mendapatkan sinar matahari yang

optimal, tidak berlebihan. Berbeda bila bangunan menghadap ke

arah timur atau barat. Sinar matahari akan langsung masuk ke

dalam rumah dan membuat rumah terasa panas, terutama dari arah

barat.

Penggunaan ventilasi silang pada rumah akan memudahkan

sirkulasi udara. Udara dingin yang masuk tidak akan hanya

melewati sati titik saja tetapi akan menyebar ke sudut-sudut

ruangan apabila menggunakan ventilasi silang ini. Lalu

penggunaan tritisan yang semakin lebar akan membuat rumah

lebih teduh karena bayangan tritisan akan membantu menutupi

bagian dalam rumah dari hujan maupun matahari.

Pemanfaatan vegetasi tidak hanya sebagai pengurang polusi

tetapi dapat juga sebagai barrier rumah. Dimana saat angina

tau hujan yang kencang datang, rumah tidak akan langsung

terkena karena ada vegetasi-vegetasi yang menahannya. Vegetasi

juga dapat dimafaatkan sebagai alat kedap suara

PERATURAN BANGUNAN:

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 06/PRT/M/2007 tanggal 16

Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan

Bagian III RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

Rencana Umum

Secara Fisik dan Non Fisik, meliputi penataan:

Pola, dimensi, dan standar umum

(i) Penetapan batasan umum terhadap blok, kaveling dan

massa bangunan dengan arahan pengembangan dan

fungsi/kegiatan yang mewadahinya

(ii) Penetapan batasan Garis Sempadan Bangunan (GSB),

Garis Samping/Belakang Bangunan (GSpB/GSbB), Garis Muka

Bangunan (GMB), ataupun batasan spesifik lain, seperti

Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Pantai, yang

terkait dengan kondisi kawasan perencanaan

(iii) Penetapan arahan umum dimensi/luas bangunan

dengan merujuk pada kebutuhan tipe dan langgan bangunan

yang akan diciptakan

Prinsip – prinsip pengembangan rancangan

Aturan – Aturan Dasar

(a) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan

pemberlakuan pada jenjang tertinggi seperti

Gubernur/Walikota/Bupati adalah:

(i) Peruntukan Lahan

(ii) Luas Lahan dan Batas Lahan

(iii) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

(iv) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

(v) Ketinggian Maksimum Bangunan

(vi) Transfer KLB >10%

(vii) Standar Perencanaan Kota

(b) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan

pemberlakuan dapat pada jenjang Kepala Dinas Tata

teknis setempat adalah:

(i) Garis Sempadan Bangunan (GSB)

(ii) Jarak Bebas

(iii) Transfer KLB <10% di dalam satu blok

- GSB pada site ini tergantung lebar jalan yang berada di

depan site tersebut

- Buillding Covering ≤ 60%

BAB IV

ANALISIS KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

1. PERENCANAAN

Ibu Ismiarti menginginkan rumah minimalis yang memiliki

suasana nyaman, sehat dan aman sehingga dapat membuat

keluarganya merasa bahagia dan tentram. Rumah minimalis

memiliki bentuk dan garis geometri yang tegas, biasanya

didominasi dengan perulangan garis vertical/horizontal;

terdapat bukaan-bukaan yang lebar; atap cenderung datar atau

nyaris datar. Fasadnya dibuat sederhana tetapi tetap

terkesan elegan. Selain minimalis, ibu Ismiarti menginginkan

rumah tinggalnya memiliki penghawaan yang baik sehingga

rumahnya tidak panas dan lembab. Selain itu, ia juga

menginginkan plafond rumah dibuat tinggi agar udara lebih

terasa dingin.

Kriteria ruang :

Ruang tamu ada 2 ( di dalam & di teras ) yang di teras

untuk tamu yang hanya sekedar mampir atau untuk tukang

pengirim paket. Ruang tamu yang di dalam dekat dengan

ruang keluarga / ruang makan, namun tidak langsung.

Ruang keluarga dekat dengan ruang makan. Ruang keluarga

sebagai tempat anak-anak belajar.

Ruang makan lebih private dari ruang keluarga. Sebagai

tempat berkumpulnya keluarga untuk berbincang-bincang.

Sebagai pusat sirkulasi.

Tempat jemur berada ditempat terbuka namun ada atapnya

agar apabila terjadi hujan, pakaian yang masih berada di

jemuran tidak basah.

Penentuan letak bangunan disesuaikan dengan proporsi dari

luas lahan ±400 m2

Desain dapat memenuhi kebutuhan ruang secara optimal

Organisasi ruang yang ada pada desain rumah dapat

memudahkan penghuni untuk melakukan aktivitasnya.

Baik sirkulasi antar ruang, udara, maupun pencahayaan

harus disusun sebaik dan seefisien mungkin.

Ruang praktek berada dekat dengan ruang keluarga. Ada

ruang tunggu. Ada kamar mandi. Ada wastafel dan kulkas yang

letaknya tersamar. Tempat bermain pasien anak. Furniture

yang digunakan tidak berbahaya untuk anak (jangan bersudut

dan pegangan laci tersamar). Suasana tidak seram. Memiliki

sirkulasi udara yang baik. Hembusan angin harus dari arah

tempat duduk dokter ke arah tempat duduk pasien. Sirkulasi

pasien hanya 10-15 menit.

Ayah yang sangat menyukai barang-barang antic/kuno

senang mengoleksi barang-barang seperti itu sehingga

beberapa sudut rumah dan dinding rumah dipasang barang-

barang antic yang digunakan sebagai hiasan.

2. PERANCANGAN

Berikut ini adalah table yang menunjukan hubungan antara

aktivitas penghuni dengan wadah/peruangan yang di perluhkan

User Aktivitas Wadah Besaran (m2)Ayah Parkir mobil Garasi ±

Mencuci mobil Carport ± Berkebun HalamanSantai, duduk-

duduk, menonton

tv

Ruang keluarga±

Makan Ruang makanTidur Kamar tidur utama ± MCK KM dalam ± Menerima tamu Ruang tamu ±

Ibu Parkir Garasi ± Praktek

(memeriksa

pasien)

Ruang Praktek ±

Santai, duduk-

duduk, menonton

tv

Ruang keluarga±

Makan Ruang makanTidur Kamar tidur utama ± MCK KM dalam ± Menerima tamu Ruang tamu ± Berkebun Kebun/taman

Anak ke-

1

Parkir Garasi ± Bermain gitar,

menulis

Kamar tidur ±Ruang Keluarga ±

Santai, duduk-

duduk, menonton

tv

Ruang keluarga±

Makan Ruang makanTidur Kamar tidur anak ±

MCK KM luar anak ±Anak ke-

2

Santai, duduk-

duduk, menonton

tv

Ruang keluarga±

Makan Ruang makanBermain Komputer Kamar Tidur ±Tidur Kamar tidur anak ± MCK KM luar anak ±

Anak

ke-3

Santai, duduk-

duduk, menonton

tv

Ruang keluarga ±

Berpetualang Halaman ±Bermain dengan

peliharaanHalaman ±

Makan Ruang makanTidur Kamar tidur anak ± MCK KM luar anak ±

Pembantu Tidur Kamar tidur pembantu ± MCK KM luar ± Memasak Dapur

± Menyuguhi tamu Pantry Menyimpan barang Gudang ± Menyetrika R. setrika ± Mencuci Ruang cuci ± Menjemur Tempat jemur Di halaman

GARASI

CARPORT

TERAS

RUANGTAMU

RUANGMakan

RUANGKELUARGA

KAMAR MANDI UTAMA (DALAM)

DAPUR

KAMAR TIDUR ANAK KE-2

KAMAR MANDI ANAK (LUAR)

KAMAR TIDUR ANAK KE-1

GUDANG

KAMAR TIDUR PEMBANTUKAMAR MANDI LUAR

RUANG CUCIRUANG SETRIKA

KAMAR TIDUR UTAMA

MAIN ENTRANCE

SIDE ENTRANC

E

3. ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

Berikut ini adalah Diagram yang menunjukkan hubungan-hubungan

ruang berdasarkan respon user terhadap organisasi ruang:

RUANG TUNGGU

RUANG PRAKTEK

KM/WC

TEMPAT BERMAIN ANAK

KETERANGAN :

WARNA ZONAPUBLICSERVICESEMI PRIVATEPRIVATE

table yang menunjukkan hubungan antara aktivitas User dengan

pemograman ruang:

USERAKTIVITAS PROGRAM RUANG

BESARAN

(m2)

ZONE

AYAH

IBU

ANAK ke-I

PARKIR, MENCUCI

MOTOR/MOBIL

CARPORT ±

PUBLICGARASI ±

AYAH

IBUMENYAMBUT TAMU

TERAS ± R.TAMU ±

IBU PRAKTEK

(MEMERIKSA

PASIEN)

R. PRAKTEK ±

SEMI

PUBLIKAYAH

IBU

ANAK KE-1

ANAK KE-2

BERKUMPUL,

MEMBACA,

MENGOBROL DAN

MENONTON TV

R.KELUARGA ±

AYAH

IBU

ANAK KE-1

ANAK KE-2

SARAPAN, MAKAN

SIANG DAN MAKAN

MALAM BERSAMA

R.MAKAN ± PRIVATE

AYAH

IBU

ANAK KE-1

ANAK KE-2

PEMBANTU

TIDUR,

BERISTIRAHAT,

BELAJAR

K.TIDUR UTAMA ±

K.TIDUR ANAK I ±

K.TIDUR ANAK II ±

K.TIDUR PEMBANTU ±

AYAH

IBU

ANAK KE-1

ANAK KE-2

PEMBANTU

KEGIATAN MCK

(MANDI CUCI

KAKUS)

KAMAR MANDI UTAMA ±

KAMAR MANDI ANAK ±

KAMAR MANDI LUAR ±

PEMBANTU

MENYIAPKAN

MAKAN/MINUM,

MEMASAK, CUCI

PIRING

DAPUR/PANTRY ±

SERVICEMENCUCI PAKAIAN TEMPAT CUCI ± MELIPAT PAKAIAN,

MENYETRIKA

PAKAIAN

RUANG SETRIKA ±

MENYIMPAN BARANG GUDANG ±

Berikut ini adalah Diagram Hubungan Ruang Makro berdasarkan

pembagian zonanya

Zone I : Publik

Digunakan sebgai zona pelayanan umum,

Menimbulkan keramaian dan kebisingan.

Zone II : Semi Publik

ZONA I

ZONA III

ZONA IVZONA II

Digunakan untuk kegiatan yang bersifat semi

umum, Tamu dapat masuk ke zona ini apabila

telah mendapat izin

Zone III : Private

Digunakan untuk kegiatan intern yang

membutuhkan ketenangan yang tinggi. Zona ini

hanya dapat di masuki oleh orang-orang

tertentu

Zone IV : Service

Digunakan sebagai zona Pelayanan

1

4 3

2

1 2

3

21

4

65 7

1 2

3 4

Berikut ini adalah Diagram hubungan Ruang Mikro berdasarkan

komponen ruang tiap zone,

Zone I :

1 Carport2 Garasi3 Teras4 Ruang tamu

Zone II :

1 Ruang keluarga2 Ruang Praktek

Zone III :

Zone IV :

1 Dapur2 Ruang Cuci3 Ruang Setrika4 Gudang

KETERANGAN:

: HUBUNGAN DEKAT

: HUBUNGAN

SEDANG

: HUBUNGAN JAUH

8

1 Kamar Tidur Utama2 Kamar Anak I3 Kamar Anak II4 Kamar Pembantu5 KM/WC Utama (dalam)6 KM/WC Anak (luar)7 KM/WC Luar8 Ruang Makan

4. ANALISIS BESARAN RUANG

a. Detail Besaran Ruang

Nama Ruangan Besaran (m2)Garasi ± Carport ± Teras ± Ruang tamu ± Ruang Praktek ±Ruang Keluarga

± Ruang MakanKamar Utama ± Kamar Mandi Utama ± Kamar Anak ke-1 ± Kamar Anak ke-2 ± Kamar Anak ke-3 ±Kamar Mandi Anak (luar) ± Dapur ± Kamar Tidur Pembantu ± Kamar Mandi pembantu (luar) ± Ruang Cuci ± Gudang ± R. setrika ± Kandang Anjing ±

±

KETERANGAN:

: HUBUNGAN DEKAT

: HUBUNGAN

SEDANG

: HUBUNGAN JAUH

keterangan:

Garasi dan carport tidak terhitung luasan lantainya

Teras terhitung ½ dari luasan aslinya

b. Lokasi/ Tapak

Lokasi bangunan yang akan dibangun terletak di Jalan.

Raya-Solo-Tawangmangu km 7, Jumog, Karanganyar dengan

lebar jalan di depannya m.

20 m

Skala 1:300

5. PENGOLAHAN TAPAK

a. Penataan Tapak

1) EntranceKETERANGAN:

A : PUBLIKB : SEMI PUBLIKC : PRIVAT

D

A

CB U

Garis Sepadan Bangunan(GSB)

Tapak berada pada selatan jalan utama perumahan. Di

sebelah timur dan barat sudah ada rumah yang dihuni dan

jalan pada sisi selatan.Dengan mempertimbangkan keadaan

tapak, maka alternatif pilihan untuk entrance adalah pada

sisi selatan di mana terdapat akses jalan. Sisi utara

tapak akan dibuat dua entrance, yaitu main entrance untuk

memudahkan user (tuan rumah dan tamu) untuk memasuki

tapak dan side entrance untuk sirkulasi pembantu, penjaga

dan kebutuhan servis lainnya juga tidak mengganggu

sirkulasi tuan rumah dan tamu.

2) Zoning

- Kebisingan

Sisi selatan tapak mempunyai tingkat kebisingan yang

tinggi karena merupakan jalur utama yang banyak dilewati

kendaraan. Zona A bagian utara pada gambar difungsikan

sebagai zona publik di mana menjadi area sirkulasi tuan

rumah dan tamu. Zona B difungsikan sebagai zona semi

publik dan zona servis dengan tingkat kebisingan yang

lebih rendah dan zona C difungsikan sebagai zona privat

KETERANGAN:

A : BISINGB : SEDIKIT BISINGC : TIDAK

A

B C

U

dengan tingkat kebisingan minimal sebagai tempat

istirahat.

- Terhadap Matahari

Zona A pada tapak mendapat sinar matahari pagi

secara maksimal.Zona A digunakan untuk area privat

seperti kamar tidur dan area berkebun untuk menanam

tanaman yang sangat membutuhkan sinar matahari pagi

supaya pertumbuhannya.Zona B pada tapak digunakan untuk

zona semi publik dan servis.

- Privasi

Privasi user diperlukan terutama pada saat ingin

beristirahat di ruang pribadi. Berdasarkan hal tersebut,

zona A pada tapak digunakan untuk zona yang membutuhkan

privasi seperti kamar tidur. Lokasinya yang jauh dari

kebisingan cocok untuk user yang membutuhkan

ketenangan.Kemudian zona B digunakan untuk ruang yang

bersifat semi publik seperti ruang makan dan ruang

keluarga.Zona B masih membutuhkan sedikit privasi untuk

kegiatan berkumpul bersama keluarga.Zona C menjadi area

servis dan tidak terlalu membutuhkan privasi.

b. Peruangan

KETERANGAN:

A: SINAR MATAHARI PAGI

B A

CA

B

KETERANGAN

A : PERLU PRIVASIB : SEDIKIT PRIVASIC : SERVIS

U

U

Carport Garasi

Ruang Tamu

Dapur

Teras

Ruang Keluarga

Ruang Makan

K.Tidur Pembantu

K. Tidur Anak II

K. Tidur Anak I

K. Tidur Utama

KM/WC Luar

KM/WC Anak

KM/WC Utama

R. Setrika

R. Cuci

Gudang

Main Entrance

Side Entrance

Halaman

Halaman

Bagan Studi penentuan organisasi ruang akhir

WARNA ZONAPUBLICSERVICESEMI PRIVATEPRIVATE

r.

r.

TEMPAT BERMAIN

KM/WC

Pembentuk Organisasi Denah

Diagram Bubble

Keterangan:

: : Hubungan langsung

: Hubungan tak langsung

1. Bentuk dan Tampilan

Atap bangunan yang dirancang akan didominasi

menggunakan atap dak beton dengan adanya penambahan

atap pelana dan limasan

Bentuk bangunan yang akan dirancang mengambil bentuk

dasar kubus disertasi dengan perubahan bentuk akibat

penambahan seperlunya.

2. Struktur

Konsep rumah Minimalis yang diinginkan Ibu Ismiarti

mempengaruhi bentuk atap rumah tinggal. Rumah minimalis

memiliki atap yang datar atau nyaris datar dengan tetap

mempertimbangkan kekuatan dan kestabilan bahan yang

digunakan. Selain itu konsep rumah minimalis lebih

UMUM BERSAMA

PRIVAT SERVIS

mengacu pada garis-garis vertical maupun horizontal.

Dimana hal itu terlihat sangat sederhana tetapi terkesan

elegan

Pemilihan struktur untuk bangunan berdasarkan beberapa

pertimbangan:

- Kesetabilan struktur

- Pemilihan bahan

- Bentang bangunan

Atap bangunan menggunakan bahan dari beton dan sedikit

kayu pada bagian yang menggunakan atap limas atau

pelana

Struktur pada bagian bawah bangunan menggunakan pondasi

lajur

3. Utilitas

Bukaan yang diletakkan pada fasad bangunan, sebagai

jendela, pintu, bouven, dll, berfungsi sebagai:

- Pencahayaan agar mendapat cahaya yang cukup

- Sirkulasi udara agar kondisi udara di dalam bangunan

tetap sehat

- Tidak panas dan tidak lembab

- Kenyamanan

Tritisan lebar sebagai penghalang sinar masuk yang

tidak dibutuhkan

Sudut atap yang rendah membuat bagian atap memerlukan

talang air agar air hujan tidak menggenang di atap.

Saluran sanitasi digunakan untuk menyalurkan air hujan

yang turun dari atap lalu di salurkan melalui saluran

air hujan untuk kemudian dialirkan ke roil kota. Begitu

juga dengan drainase dari dalam bangunan.

Penghawaan

Berdasarkan konsep yang digunakan merupakan rumah

tinggal yang menyatu dengan alam, maka penggunaan

penghawan buatan seperti AC atau kipas angin

diminimalkan. Penghawaan berasal dari luar (alami)

dengan pemakaian bukaan yang besar yang langsung

menghadap ke arahluar sehingga udara segar dapat

didapat dengan maksimal pada ruangan.

Air

Penggunaan air dalam rumah menggunakan sumber air

sendiri berupa sumur, selain itu juga menggunakan air

dari PAM jika air sumur sedang berkurang.

Pengolahan limbah

Untuk mendapatkan rumah tinggal yang sehat dan

nyaman perlu diperhatikan dalam masalah limbah, limbah

yang dimaskud berupa limbah rumah tangga cair dan

padat, serta sampah organik maupun an organik. Untuk

saluran pembuangan limbah padat dialirkan ke

septictank, sedangkan limbah cair sebagian disalurkan

dalam sumur peresapan sebagian lagi dialirkan ke kanal

kota. Untuk sampah berupa organik maupun an organik

dibuang ke TPS menggunakan jasa pengangkut sampah

Listrik

Bukaan yang banyak, selain untuk memaksimalkan

view dan penghawaan, juga untuk mengurangi penggunaan

listrik di siang hari. Karena cahaya buatan (lampu)

tidak perlu digunakan ketika ruangan sudah terang

secara alami (dengan banyaknya bukaan).