kriteria Rumah sehat

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, sebagai tempat bergaul dengan keluarga, sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya, sebagai lambang status sosial, tempat menyimpan kekayaan (Azwar, 1996). Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H Amandemen UUD 1945, rumah adalah salah satu hak dasar setiap rakyat Indonesia, maka setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Kepadatan populasi penduduk indonesia terus bertambah, dengan luas wilayah 1.890.754 km2, terecatat tahun 2005 jumlah penduduk adalah 218.868.791 jiwa. Program keluarga berencana ( KB) yang tidak aktif lagi, memungkinkan akan terus terjadi peningkatan populasi indonesia. Belum meratanya pembangunan, membuat banyak keluarga berorientasi datang ke kota dengan perimbangan di kota lebih menjanjikan peluang pekerjaan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi daripada di Page | 1

Transcript of kriteria Rumah sehat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai

tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah

penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, sebagai

tempat bergaul dengan keluarga, sebagai tempat

untuk melindungi diri dari bahaya, sebagai lambang

status sosial, tempat menyimpan kekayaan (Azwar,

1996). Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang

Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H Amandemen UUD

1945, rumah adalah salah satu hak dasar setiap

rakyat Indonesia, maka setiap warga negara berhak

untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan

hidup yang baik dan sehat.

Kepadatan populasi penduduk indonesia terus

bertambah, dengan luas wilayah 1.890.754 km2,

terecatat tahun 2005 jumlah penduduk adalah

218.868.791 jiwa. Program keluarga berencana ( KB)

yang tidak aktif lagi, memungkinkan akan terus

terjadi peningkatan populasi indonesia. Belum

meratanya pembangunan, membuat banyak keluarga

berorientasi datang ke kota dengan perimbangan di

kota lebih menjanjikan peluang pekerjaan yang

memiliki nilai ekonomi lebih tinggi daripada di

P a g e | 1

pinggir kota. Padahal untuk bertinggal,

ketersidiaan lahan di kota sangat terbatas,

sehingga harga satu unit rumah menjadi sangat

mahal. Kondisi tersebut menjadikan daerah pinggir

kota sebagai lahan incaran untuk bertinggal

terutama bagi keluarga muda berpenghasilan

menengah.

Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1992

tentang Perumahan dan Permukiman, rumah adalah

bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal

atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah

merupakan kebutuhan dasar manusia dalam

meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan

penghidupan, serta sebagai pencerminan diri

pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, serta

pembentukan watak, karakter dan kepribadian

bangsa.

B. Maksud dan Tujaun

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas dalam mata kuliah KOMUNITAS 3 :

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah akan

membahas apa yang dimakasud dengan rumah sehat

dan program pemerintah untuk mewujudkan rumah

sehat.

P a g e | 2

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini

adalah akan membahas masalah-masalah:

a. Definisi rumah sehat,

b. Syarat rumah sehat,

c. Parameter dan Indikator Penilaian Rumah

Sehat,

d. Letak rumah,

e. Program-program untuk mewujudkan rumah sehat.

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah

hanya akan membahas Definisi rumah sehat Syarat

rumah sehat, Parameter dan Indikator Penilaian

Rumah Sehat, Letak rumah serta Program-program

untuk mewujudkan rumah sehat.

BAB II

P a g e | 3

PEMBAHASAN

A. DEFINISI RUMAH SEHAT.

Rumah adalah struktur fisik atau bangunan sebagai

tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur

tersebut berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani

serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga

dan individu (WHO dalam Keman, 2005). Rumah sehat

merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi

syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban

yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan

sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang

baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai

rumah yang tidak terbuat dari tanah (Depkes RI,

2003).

Dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan

tempat berlindung dan beristirahat yang menumbuhkan

kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,

sehingga seluruh anggota keluarga dapat memperoleh

derajat kesehatan yang optimal

P a g e | 4

Gb. Rumah sehat.

B. SYARAT RUMAH SEHAT

Rumah sehat menurut Winslow dan APHA (American Public

Health Association) harus memiliki syarat, antara

lain:

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain

pencahayaan, penghawaan (ventilasi), ruang gerak

yang cukup, terhindar dari kebisingan/suara yang

mengganggu.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain

cukup aman dan nyaman bagi masing-masing

penghuni rumah, privasi yang cukup, komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni

rumah, lingkungan tempat tinggal yang memiliki

tingkat ekonomi yang relatif sama.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan

penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan

air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah

rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,

P a g e | 5

kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar

matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman

dari pencemaran.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya

kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar

maupun dalam rumah. Termasuk dalam persyaratan

ini antara lain bangunan yang kokoh, terhindar

dari bahaya kebakaran, tidak menyebabkan

keracunan gas, terlindung dari kecelakaan lalu

lintas, dan lain sebagainya.

C. PARAMETER DAN INDIKATOR PENILAIAN RUMAH SEHAT

Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah

sehat adalah sebagaimana yang tercantum dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan

kesehatan perumahan. meliputi 3 lingkup kelompok

komponen penilaian, yaitu :

1) Kelompok komponen rumah, meliputi langit-

langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana

pembuangan asap dapur dan pencahayaan.

2) Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air

bersih, pembuangan kotoran, pembuangan air

limbah, sarana tempat pembuangan sampah.

3) Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka

jendela ruangan dirumah, membersihkan rumah dan

P a g e | 6

halaman, membuang tinja ke jamban, membuang

sampah pada tempat sampah.

Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah

sehat adalah :

1. Langit-langit

Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik

adalah dapat menahan debu dan kotoran lain yang

jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap

serta mudah dibersihkan.

2. Dinding

Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat

dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila

sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban

diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi

oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak

meresap naik sehingga dinding terhindar dari

basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.

3. Lantai

Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya,

tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan

lantai mudah dibersihkan. Menurut Sanropie (1989),

lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab

bila musim hujan akan lembab sehingga dapat

menimbulkan gangguan/penyakit terhadap

penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan

P a g e | 7

lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang

tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke

dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm

dari permukaan tanah.

4. Pembagian ruangan / tata ruang

Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang

sesuai dengan fungsinya. Adapun syarat pembagian

ruangan yang baik adalah :

a. Ruang untuk istirahat/tidur

Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar

tidur orang tua dengan kamar tidur anak,

terutama anak usia dewasa. Tersedianya jumlah

kamar yang cukup dengan luas ruangan

sekurangnya 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk

lebih dari 2 orang agar dapat memenuhi

kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan.

b. Ruang dapur

Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri,

karena asap dari hasil pembakaran dapat membawa

P a g e | 8

dampak negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur

harus memiliki ventilasi yang baik agar

udara/asap dari dapur dapat teralirkan keluar.

c. Kamar mandi dan jamban keluarga

Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit

memiliki satu lubang ventilasi untuk

berhubungan dengan udara luar.

Gb. Sketsa rumah

3 dimensi yang

Dapat dihuni

Oleh 2-3 orang.

Gb. Rumah yang memiliki dinding pemisah dan ventilasiAtaupun jendela setiap ruangannya.

5. Ventilasi

Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke

dalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotor

suatu ruangan baik alamiah maupun secara buatan.

Ventilasi harus lancar diperlukan untuk

menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan

P a g e | 9

kesehatan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus

mempunyai syarat-syarat, diantaranya :

a. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari

luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang

ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)

minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% kali

luas lantai ruangan.

b. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak

dicemari oleh asap kendaraan, dari pabrik,

sampah, debu dan lainnya.

c. Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan

menempatkan dua lubang jendela berhadapan

antara dua dinding ruangan sehingga proses

aliran udara lebih lancar.

Gb, Ventilasi disetiap ruangan dan adapergantian udara dari dalam keluar dan sebaliknya.

P a g e | 10

6. Pencahayaan

Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam

rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini

dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya alami dan

cahaya buatan. Yang perlu diperhatikan,

pencahayaan jangan sampai menimbulkan kesilauan.

a. Pencahayaan alamiah

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya

sinar matahari ke dalam ruangan melalui

jendela, celah maupun bagian lain dari rumah

yang terbuka, selain untuk penerangan, sinar

ini juga mengurangi kelembaban ruangan,

mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan

membunuh kuman penyebab penyakit tertentu

(Azwar, 1996). Suatu cara sederhana menilai

baik tidaknya penerangan alam yang terdapat

dalam sebuah rumah adalah: baik, bila jelas

membaca dengan huruf kecil, cukup; bila

samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang;

bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk;

bila sukar membaca huruf besar.

P a g e | 11

Gb. Pencahayaaan di pagi hari Gb. Pencahayaan

disore hari

b. Pencahayaan buatan

Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya

buatan, seperti lampu minyak tanah, listrik

dan sebagainya. (Azwar, 1996).

7. Luas Bangunan Rumah

Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk

penghuni di dalamnya, artinya luas bangunan harus

disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas

bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah

penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni

(overcrowded). Hal ini tidak sehat, disamping

menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, bila salah

satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi

P a g e | 12

akan mudah menular kepada anggota keluarga yang

lain. Sesuai kriteria Permenkes tentang rumah

sehat, dikatakan memenuhi syarat jika ≥ 8 m2 /

orang.

Gb. Luas bangunan harus memenuhi syarat.

Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa

sarana lingkungan yang berkaitan dengan perumahan sehat

adalah sebagai berikut :

1. Sarana Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam

P a g e | 13

Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra,

2009).

Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama,

antara lain :

a. Syarat fisik

Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan

suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan

rasa nyaman.

b. Syarat kimia

Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh

zat kimia, terutama yang berbahaya bagi

kesehatan.

c. Syarat bakteriologis

Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme.

Misal sebagai petunjuk bahwa air telah dicemari

oleh faces manusia adalah adanya E. coli karena

bakteri ini selalu terdapat dalam faces manusia

baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif

lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.

P a g e | 14

Gb. Sanitasi air bersih

Air bersih adalah air yang secara fisik tidak berwarna,tidak berbau, terasa tawar, segar, dan relatif jernih, secara kimiawi: tidak mengandung zat yang membahayakan/ dapat merusak benda, secara bakteorologi; tidak mengandung bakteri yang mengganggu kesehatan.

2. Jamban (sarana pembuangan kotoran)

Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang

digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk

buang air besar. Cara pembuangan tinja, prinsipnya

yaitu :

a. Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.

b. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan /

air tanah.

c. Kotoran manusia tidak dijamah lalat.

d. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

e. Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.

Ada 4 cara pembuangan tinja (Azwar, 1996), yaitu :

P a g e | 15

a. Pembuangan tinja di atas tanah

Pada cara ini tinja dibuang begitu saja diatas

permukaan tanah, halaman rumah, di kebun, di tepi

sungai dan sebagainya. Cara demikian tentunya

sama sekali tidak dianjurkan, karena dapat

mengganggu kesehatan.

b. Kakus lubang gali (pit privy)

Dengan cara ini tinja dikumpulkan kedalam lubang

dibawah tanah, umumnya langsung terletak dibawah

tempat jongkok. Fungsi dari lubang adalah

mengisolasi tinja sehingga tidak memungkinkan

penyebaran bakteri. Kakus semacam ini hanya baik

digunakan ditempat dimana air tanah letaknya

dalam.

c. Kakus Air (Aqua pravy)

Cara ini hampir mirip dengan kakus lubang gali,

hanya lubang kakus dibuat dari tangki yang kedap

air yang berisi air, terletak langsung dibawah

tempat jongkok. Cara kerjanya merupakan peralihan

antara lubang kakus dengan septic tank. Fungsi dari

tank adalah untuk menerima, menyimpan, mencernakan

tinja serta melindunginya dari lalat dan serangga

lainnya.

d. Septic Tank

Septic Tank merupakan cara yang paling dianjurkan.

Terdiri dari tank sedimentasi yang kedap air

P a g e | 16

dimana tinja dan air masuk dan mengalami proses

dekomposisi yaitu proses perubahan menjadi bentuk

yang lebih sederhana (penguraian).

Gb. Sistem septic tank tinja

P a g e | 17

3. Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari

rumah tangga, industri, dan tempat umum lainnya dan

biasanya mengandung bahan atau zat yang membahayakan

kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian

lingkungan (Chandra, 2007).

Menurut Azwar (1996) air limbah dipengaruhi oleh

tingkat kehidupan masyarakat, dapat dikatakan makin

tinggi tingkat kehidupan masyarakat, makin kompleks

pula sumber serta macam air limbah yang ditemui. Air

limbah adalah air tidak bersih mengandung berbagai

zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia

ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil perbuatan

manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang

lazim dikenal adalah :

a. Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar

mandi dan dapur.

b. Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran,

kolam renang.

c. Limbah industri.

P a g e | 18

Gb. Saluran pekarangan

4. Sampah

Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat,

sebagai akibat aktifitas manusia, yang dianggap

sudah tidak bermanfaat. Entjang (2000) berpendapat

agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia,

maka perlu pengaturan pembuangannya, seperti tempat

sampah yaitu tempat penyimpanan sementara sebelum

sampah tersebut dikumpulkan untuk dibuang

(dimusnahkan).

Syarat tempat sampah adalah :

a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat

sehingga tidak mudah bocor, kedap air.

b. Harus ditutup rapat sehinga tidak menarik

serangga atau binatang-binatang lainnya seperti

tikus, kucing dan sebagainya.

P a g e | 19

D. LETAK RUMAH.

Letak rumah adalah salah satu faktor yang

penting artinya bagi kesehatan penghuni. Sebagai

contoh adalah, sebuah rumah seharusnya tidak

didirikan di dekat tempat dimana sampah

dikumpulkan atau dibuang, dengan pertimbangan

karena di tempat pembuangan sampah tersebut akan

banyak lalat, serangga maupun tikus yang akan

membawa kuman penyakit kedalam lingkungan rumah

(WHO, 1995).

Perlu diperhatikan juga letak sebuah bangunan

hendaknya menyerong dari arah lintasan matahari

yaitu arah utara–selatan untuk mencegah penyinaran

yang terus-menerus pada satu bagian rumah. Di

bangun dengan lubang bukaan maksimal pada arah

utara, arah selatan, dan arah timur, serta

seminimal mungkin pada arah barat. Lubang bukaan

pada arah utara-selatan diharapkan sebanyak

P a g e | 20

mungkin memasukan sinar matahari dari kubah

langit. Sementara lubang pada arah timur untuk

memasukan sinar matahari pagi yang dapat

meningkatkan kesehatan.

Kurangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam

rumah. Rumah terasa sumpek, pengap, panas, dan

dapat menimbulkan ketidaknyamanan penghuni. Selain

berguna untuk penerangan sinar ini juga mengurangi

kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga

lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit

tertentu, misalnya untuk membunuh bakteri adalah

cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar, 1996).

E. PROGRAM-PROGRAM UNTUK MEWUJUDKAN RUMAH SEHAT

a. Program perbaikan rumah tidak layak huni di kota

surakarta

Program perbaikan rumah tidak layak huni

merupakan bantuan yang diberikan kepada

masyarakat miskin yang menempati/mempunyai

rumah tidak layak huni dengan tujuan dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup/derajat

kesehatan masyarakat miskin. Pelaksanaan

program perbaikan rumah tak layak huni di sini

telah diatur dalam Peraturan Walikota Surakarta

Nomor 5 A Tahun 2008 Tentang Pedoman

P a g e | 21

Pelaksanaan Pemberian Bantuan Pembangunan/

Perbaikan Rumah Tak Layak Huni Bagi Masyarakat

Miskin Kota Surakarta, mulai dari kepanitiaan,

mekanisme pengajuan bantuan dan mekanisme

pencairan bantuan, yang mana melibatkan

komponen-komponen sumber daya perumahan dan

permukiman secara luas dan integratif. Evaluasi

program perbaikan rumah tidak layak huni di

Kota Surakarta ini dilakukan untuk melihat

sejauh mana keberhasilan program tersebut,

dengan menggunakan indikator dan tolok ukur

berdasarkan kriteria efektifitas, efisiensi,

kecukupan, responsibilitas, dan ketepatan.

b. Program kerja nasional asosiasi pengembang rumah

sederhana sehat nasional periode 2012 – 2017

Bahwa APERNAS sebagai organisasi profesi

pengembang tempat berhimpunnya para Pengembang

Kecil , yang bemanfaat untuk menjalin hubungan

silaturahmi dan membangun jaringan kerja

kemitraan ( networking ) diharapkan mampu

mewujudkan Visi , Misi dan Panca Krida serta

tujuan APERNAS , yang selaras dengan amanat UUD

1945 Pasal 28 H ayat (1) yang menyatakan "Setiap

orang berhak hidup sejahtera lahir batin , bertempat tinggal,

P a g e | 22

dan mendapatkan lingkungan hidup yang balk dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan", yang

selanjutnya dijabarkan kedalam UU Nomor 4 Tahun

1992 Tentang Perumahan dan Permukiman Pasal 5

yang menyatakan "Setiap warga negara mempunyai hak

untuk menempati dan / atau menikmati dan atau memiliki

rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi,

dan teratur".

Untuk mencapai cita-cita dan tujuan tersebut,

DPP APERNAS merumuskan berbagai Program Kerja

Nasional yang terukur dan dapat dipertanggung

jawabkan antara lain :

1) Berperan aktif dalam membantu sepenuhnya

target Pemerintah untuk membangun Rumah

Sederhana Sehat/Rumah Murah tapak dan susun

bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, serta

siap bekerjasama dengan Pemerintah dalam

mengatasi Rumah Kumuh Kota dan Rumah kumuh

dibantaran Sungai,diseluruh Wilayah

Indonesia.

2) Melaksanakan koordinasi,audiensi dan

komunikasi intensif dan berkesinambungan

dengan seluruh Instansi Pemerintah Pusat,

Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah

Kabupaten/Kota , serta dengan Instansi

P a g e | 23

Perbankkan dan Lembaga Keuangan Non Bank

serta dengan Konsumen Masyarakat

Berpenghasilan Rendah(MBR).

3) Menjalin kerjasarna dan kemitraan yang saling

menguntungkan secara efektif dan produktif

dengan sesama Pengembang Kecil, atau bila

memungkinkan dengan Pengembang Menengah dan

Pengembang Besar sepanjang saling hormat

menghormati, dan bermanfaat bagi MBR.

c. Program  kegiatan  pengurus rw 04 perumahan sehat bojong masa bakti 2013-2015Program kerja ini dilakukan oleh pengurus rw

setempat dengan mewujudkan rumah sehat, dengan

cara membentuk program kerja seperti contoh

dibawah ini :

1. program untuk melengkapi sarana dan prasarana

peribadatan

2. program kepedulian sosial dengan mengunjungi

kelg.lansia dan mengalami musibah

3. Lomba kebersihan lingkungan antar RT

4. Memberdayakan ibu2 untuk menciptakan karya /

industri rumah tangga

5. Merencanakan dan melaksanakan kerja bakti

massal

6. Merencanakan,mengawasi dan mengontrol

kebersihan & lingkungan

P a g e | 24

7. Melarang membuang sampah sisa bangunan

(puing)

8. Menyelenggarakan Foging

9. Lomba kebersihan lingkungan  antar RT      

(17 Agustus)

10. Perawatan SPAL

      

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Rumah sehat adalah tempat dimana seseorang dapat

berlindung, merasakan kenyamanan dan keamanan dengan

syarat-syarat rumah sehat adalah Memenuhi kebutuhan

fisiologis (pencahayaan, penghawaan (ventilasi),

ruang gerak yang cukup, terhindar dari

kebisingan/suara yang mengganggu), Memenuhi kebutuhan

psikologis (privasi yang cukup, komunikasi yang sehat

P a g e | 25

anatar keluarga, lingkungan tempat tinggal memiliki

ekonomi relatif sama), Memenuhi persyaratan

pencegahan penularan penyakit (penyediaan air

bersing, pengelolah tinja dan sampah rumah tangga

yang baik, bebas dari vektor penyakit, cukup sinar

matahari, tidak adanya kepadatan penghuniaan serta

tidak ada pencemaran), Memenuhi persyaratan

pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar maupun dalam rumah ( bangunan

yang harus kokoh, terhindar dari bahaya kebakaran dan

terhindar dari kecelakaan lalu lintas).

Program rumah sehat juga telah banyak di lakukan

dibeberapa pelosok daerah seperti adanya, Program

perbaikan rumah tidak layak huni di kota surakarta, Program

kerja nasional asosiasi pengembang rumah sederhana sehat

nasional (APERNAS) periode 2012 – 2017, Program  kegiatan

pengurus rw 04 perumahan sehat bojong masa bakti 2013-2015.

Semua program kerja tersebut dibuat agar semua

masyarakat indonesia dapat mengetahui arti pentingnya

rumah sehat bagi dirinya, keluarga dan seluruh

msyarakat. Dengan banyaknya program rumah sehat yang

di canangkan pemerintah dan apabila semua program

tersebut di lakukan maka paradigma indonesia sehat

2020 akan tercapai.

P a g e | 26

DAFTAR PUSTAKA

- Dirjen Cipta Karya, DepPU, Rumah dan Lingkungan

Perumahan Sehat, Jakarta: Oktober 1993

- INTISARI, Rumahku Sehat Bumiku Selamat. Desember 2001

- WHO(1989), tentang prinsip rumah sehat

- Kepmenkes RI No:829/MENKES/SK/VII/1999 tentang

Persyaratan Kesehatan - Perumahan

- http:www.kompas.com Memilih Rumah Sehat Lingkungan,

jumat 13 juni 2014

P a g e | 27

P a g e | 28