pt. rumah sakit pelabuhan

43

Transcript of pt. rumah sakit pelabuhan

1

PT. RUMAH SAKIT PELABUHAN DAFTAR ISI

I. PENDAHALUAN …………………………………………………………………………………. 3 1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………….. 3 2. Tujuan Penyusunan Pedoman Good Corporate Governance ………………………. 3 3. Visi & Misi, Nilai & Motto Perusahaan …………………………………………………… 4 4. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance …………………………………………. 4 5. Dasar Hukum …………………………………………………………………………………. 5

II. PANDUAN BAGI ORGAN PERSEROAN ..……………………………………………………. 6

A. PEMEGANG SAHAM ……………………………………………………………….. 6 1. Hak Pemegang Saham ………...... ………………………………………………………... 6 2. Rapat Umum Pemegang Saham ………………………………………………………... 6 3. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)……………………………... 7 4. Keputusan Pemegang Saham di luar RUPS (sirkuler) ………………………………. 7 5. Akuntabilitas Pemegang Saham …………….…………………………………………… 8 B. DEWAN KOMISARIS ………………………………………………………………………… 8 1. Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris …………..…………………………………. 8 2. Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris ………………………………………………..... 10 3. Ketentuan Jabatan Dewan Komisaris ……………………..………………………....... 12 4. Rapat Dewan Komisaris ……….……………………………………………………….... 13 5. Organ Pendukung Dewan Komisaris ………………………………………………… 13 C. DIREKSI ………………………………………………………………………………………… 15 1. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi ……………………………………………… 15 2. Hak Direksi ……………………………………………………………………………………. 17 3. Ketentuan Jabatan Direksi …………….. ..………………………………………. 17 4. Pemilihan dan Pengangkatan Direksi …………………………………………………… 21 5. Rapat Direksi ………..…………………………………………………………………….. 21 6. Rapat Dinas dan Rapat Kerja …………………………………………….………….. 22 7. Organ Pendukung Direksi ……….…………………………………………………….. 23

III. PANDUAN BAGI DIREKSI A. PENILAIAN KINERJA ………………………………………………………………………… 25 1. Penilaian Kinerja Komisaris ………….…………………………………………………. 25 2. Penilaian Kinerja Direksi ………..……………………………………………………… 26 3. Penilaian Kinerja Pimpinan Cabang/ Unit …………………………………………… 26

B. MANAJEMEN RESIKO ………………………………………………………………………. 26 C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA …………………………………………….. 28 1. Latar Belakang …………………………………………………………………………… 28 2. Kebijakan Umum ………….……………………………………………………………… 28 3. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Manusia ……………………………………. 28

D. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI ……………………………………………….. 31 1. Latar Belakang ………………..……………………………………………………………… 31 2. Kebijakan Umum ……………….…………………………………………………………… 31 3. Tujuan Tata Kelola Teknologi Informasi ……………………………………………….. 31

2

E. PENGELOLAAAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI …………………………………. 31 1. Pengelolaan Informasi …………………..………………………………………………….. 31 2. Keterbukaaan Informasi …………………..……………………………………………… 31 3. Kebijakan Kerahasian Informasi ……………..…………………………………………. 32

IV. PANDUAN BAGI KORPORAT …………………………………………………………………. 33

A. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN ………………… 33 1. Kebijakan Umum …………………..………………………………………………………… 33 2. Tujuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan ………………...…… 33 3. Kebijakan Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan….. 34

B. LINGKUNGAN, KESEMPATAN KERJA, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA .. 34

1. Kebijakan Umum …………………………………………………………………………….. 34 2. Keselamatan Kerja …………………….……………………………………………………. 35 3. Kesempatan Kerja yang sama ……………………………………………………….. 35 4. Kesehatan Kerja ..................................................................................... 35 5. PerlindunganLingkungan ……. ………………………………………... 36 6. Etika Kerja ………………………….…………………………………………………… 36 7. Donasi ……………………….…………………………………………………………………. 38

V. PENUTUP …………..………………………………………………………………………………… 38 ISTILAH DAN PENGERTIAN ……………………………………………………………………… 39

3

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

PT.Rumah Sakit Pelabuhan didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang kesehatan dengan menyelenggarakan usaha jasa pelayanan kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut PT.Rumah Sakit Pelabuhan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : a. Pelayanan kesehatan b. Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan c. Pelayanan Jasa Konsultan Manajemen Kesehatan d. Perdagangan Farmasi dan Peralatan Kesehatan e. Pelayanan Asuransi Kesehatan f. Pelayanan Gizi Masyarakat g. Pelayanan Kebugaran Kesehatan h. Pelayanan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) i. Pelayanan Kegiatan Penunjang Kesehatan Lainnya.

Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut perusahaan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas yang sahamnya dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) C.q. PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia II sebesar 99,77% dan 0,23% dimiliki oleh Koperasi Pekerja Maritim Tg.Priok (KOPEGMAR). Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut di atas maka disusunlah Pedoman Good Corporate Governance sebagai acuan pelaksanaan Good Corporate Governance di PT Rumah Sakit Pelabuhan bagi Kuasa Pemegang Saham, Komisaris, Direksi dan seluruh Pekerja PT Rumah Sakit Pelabuhan.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk ::

a. Memaksimalkan kinerja dan nilai perusahaan bagi pemegang saham melalui pelaksanaan prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran agar perusahaan memiliki daya saing tinggi.

b. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan, efisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham;

4

c. Menjadi acuan pengelolaan perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaan;

3. Visi, Misi, Motto & Nilai-nilai Perusahaan

a. Visi :

Menjadi Perusahaan terbaik dalam Industri Kesehatan Nasional dengan layanan Profesional kelas Dunia.

b. Misi :

Menjalankan usaha layanan kesehatan berkualitas, berorientasi pada sinergi sumberdaya dan teknologi terkini serta pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.

c. Tata Nilai

Kerjasama, Semangat, Berwawasan, Beretika, Kesehatan Keuangan yang berkelanjutan.

d. Motto : “Ramah, Peduli dan Bersahabat”.

4. Prinsip – prinsip Good Corporate Governance

Dalam melaksanakan tugasnya Komisaris dan Direksi senantiasa harus memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang meliputi :

a. Keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan dengan cara yang mudah diakses oleh para pemangku kepentingan;

b. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

c. Tanggung Jawab (responsibility), yaitu berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundangan, Anggaran

5

Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melaksanakan tanggung jawab sosial antara lain kepedulian terhadap masyarakat kelestarian lingkungan terutama disekitar Perusahaan sehingga terpelihara kesinambungan Perusahaan;

d. Ketidak-berpihakan (independent), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

e. Kewajaran dan kesetaraan (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.

5. Dasar Hukum

Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance ini disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5702.

b. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara;

c. Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara;

d. Pedoman Good Corporate Governance yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance tahun 2006;

e. Anggaran Dasar PT Rumah Sakit Pelabuhan tercantum dalam Akte Notaris Ny. Nelly Eisye Tahamata, SH, Nomor 2 tanggal 1 Mei 1999 dan perubahannya dengan Akta Notaris Herdimansyah Chaidirsyah, SH, Nomor 32 tanggal 24 Juli 2001;

6

BAB II PANDUAN BAGI PEMEGANG SAHAM

A. PEMEGANG SAHAM

1. HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

Hak-hak pemegang saham adalah :

a. Hak untuk meminta diselenggarakannya RUPS;

b. Hak untuk meminta informasi tentang mata acara RUPS;

c. Hak untuk mengajukan usul-usul untuk dibahas dalam acara RUPS;

d. Menghadiri dan memberikan suara dalam suatu RUPS;

e. Hak untuk menghadiri dan memberikan suara RUPS;

f. Hak untuk menerima pembagian sebagian dari keuntungan Perusahaan yang diperuntukkan bagi pemegang saham/ pemilik modal dalam bentuk dividen, dan sisa kekayaan hasil likuidasi, sebanding dengan jumlah saham/ modal yang dimilikinya;

g. Hak lainnya berdasarkan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

2. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

a. Pemberitahuan untuk RUPS Tahunan harus disampaikan kepada Pemegang Saham paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum acara RUPS dilaksanakan, dan mencakup informasi mengenai : 1) Mata acara Agenda RUPS 2) Materi usulan dan penjelasan lain yang berkaitan dengan agenda

acara RUPS. 3) Tempat pelaksanaan RUPS di lokasi dimana perusahaan atau di

tempat lain di wilayah Republik Indonesia. b. Komisaris Utama membuka dan menutup RUPS serta menyerahkan

pembahasan mata acara RUPS kepada Pemegang Saham; c. Pengambilan keputusan RUPS harus diambil melalui prosedur yang

transparan dan adil;

7

d. Hasil keputusan RUPS dituangkan di dalam sebuah risalah yang mendukung maupun yang tidak mendukung usulan yang diajukan dan harus disimpan oleh Direksi sebagaimana mestinya.

e. RUPS menetapkan sistem gaji dan tunjangan bagi setiap anggota

Komisaris dan Direksi serta mencakup rincian mengenai gaji dan tunjangan yang diterima oleh anggota Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat.

f. RUPS menentukan sistem pengangkatan Komisaris dan Direksi serta sistem penilaian kinerja mereka. Untuk menetapkan sistem tersebut bilamana diperlukan RUPS dapat menugaskan Komisaris untuk membentuk Komite Remunerasi dan Komite Nominasi.

g. Dalam membuat laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan Direksi harus mengungkapkan pula setiap hal yang bertentangan dan atau tidak sesuai dengan pedoman ini dan memberikan alasan atas ketidaksesuaian dan atau tidak ditaatinya.

h. Bilamana diperlukan dan dikehendaki oleh Pemegang Saham bisa dilaksanakan pra RUPS terlebih dahulu.

i. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pemegang Saham melalui RUPS memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Dewan Komisaris atau Direksi.

3. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB)

a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), dapat diadakan

setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.

b. Direksi wajib menyelenggarakan RUPSLB sesuai permintaan tertulis dari Dewam Komisaris atau Pemegang Saham.

4. KEPUTUSAN PEMEGANG SAHAM DILUAR RUPS (SIRKULER).

Selain RUPS yang dilakukan dengan kehadiran seluruh Organ Perseroan Secara Fisik, dikenal juga Pemegang saham dapat mengambil keputusan di luar RUPS, dengan syarat semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan menandatangani keputusan yang dimaksud. RUPS tersebut mempunyai kekuatan hukum mengikat yang sama dengan keputusan RUPS secara fisik.

8

5. AKUNTABILITAS PEMEGANG SAHAM

a. Pemegang Saham berkewajiban untuk menjaga jalannya peruahaan

sehingga tujuan pendirian perusahaan tetap terlaksana dan memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi negara untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat.

b. Pemegang Saham tidak diperkenankan mencampuri kegiatan operasional perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pemegang Saham mempunyai tanggung jawab untuk memantau pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam proses pengelolaan perusahaan.

d. Pemegang Saham memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kegiatan pengelolaan perusahaan mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

B. DEWAN KOMISARIS

1. Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris

a. Tugas Dewan Komisaris

(1) Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk di dalamnya pengawasan atas pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk kepentingan Perseroan/Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan Tujuan Perseroan/Perusahaan serta melakukan penilaian atas kinerja Direksi.

(2) Hal-hal lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan serta Keputusan RUPS.

b. Wewenang Dewan Komisaris

9

(1) Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya,

memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan, memasuki pekarangan, gedung, kantor yang dipergunakan oleh Perseroan, meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi, meminta Direksi dan /atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris, mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris jika dianggap perlu, memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggran Dasar, membentuk komite-komite lain selain komite Audit jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perseroan, menggunakan tenaga ahli untuk hal-hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Jika dianggap perlu melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini, menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan, melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

(2) Memberikan persetujuan tertulis atas perbuatan-perbuatan Direksi sebagai berikut Menerima atau memberikan pinjaman jangka pendek dibawah

jumlah yang ditentukan oleh RUPS. Mengagunkan aktiva untuk keperluan kredit jangka pendek. Melepaskan dan menghapus aktiva bergerak, menghapuskan

piutang macet dan persediaan barang mati di bawah nilai yang ditentukan oleh RUPS.

Kerjasama operasi atau kontrak manajemen untuk jangka waktu 3 (tiga) s/d 5 (lima) tahun.

Perubahan struktur organisasi. Memberikan ijin perjalanan Direksi ke luar negeri.

(3) Memberikan saran dan pendapat tertulis atas perbuatan-perbuatan Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar untuk kemudian dimintakan persetujuannya kepada RUPS meliputi : Pengambilan atau pelepasan sebagian atau seluruh saham

perusahaan lain. Pendirian perusahaan baru.

10

Penerimaan atau pemberian pinjaman jangka menengah atau jangka panjang.

Pemberian pinjaman jangka pendek yang tidak bersifat operasional yang melebihi jumlah yang telah ditetapkan RUPS.

Pelepasan dan atau penghapusan aktiva tetap. Pengagunan aktiva tetap dalam rangka penarikan kredit jangka

panjang. Kerjasama atau perjanjian dengan pihak lain yaitu KSO (Kerja

Sama Operasional), kontrak manajemen, kerjasama lisensi, BOT (Build Operate and Transfer), BOO (Build Own and Operate) dan perjanjian lain yang mempunyai dampak keuangan bagi perusahaan.atau 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun atau satu siklus usaha.

Pengikatan perusahaan sebagai penjamin untuk suatu nilai yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh RUPS.

Penghapusan piutang macet, persediaan barang mati melebihi nilai yang ditetapkan RUPS.

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. (4) Memberikan penilaian atas kinerja Direksi atas hasil pelaksanaan

antara lain: Kinerja keuangan. Kinerja operasi. Penanganan resiko usaha. Penerapan strategi jangka panjang perusahaan. Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak

bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar untuk kemudian dimintakan persetujuannya kepada RUPS.

2. Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris

a. Hak Dewan Komisaris

(1) Hak untuk memperoleh akses informasi perusahaan secara tepat waktu , lengkap, terukur dan akurat;

(2) Untuk kelancaran tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perseroan. Sekretaris Dewan Komisaris ini memimpin sebuah sekretariat yang dibentuk oleh

11

Dewan Komisaris dan dibantu oleh staf sekretariat Dewan Komisaris.

(3) Menerima gaji, tunjangan dan imbalan lainnya yang besarnya

ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Seorang anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis dengan tembusan kepada pemegang saham, anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi Perseroan paling lambat 30 (tigapuluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya; prosedur pengunduran diri ini diatur menurut ketentuan teknis yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan.

(5) Atas biaya perusahaan mendapatkan bantuan tenaga profesional lainnya atau bila diperlukan dapat membentuk komite-komite sebagai berikut : Audit. Remunerasi. Nominasi. Asuransi dan Resiko Usaha.

(6) Komisaris dengan suara terbanyak berhak untuk memberhentikan sementara seseorang atau lebih anggota Direksi yang bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan mendesak bagi perusahaan dengan tatacara yang diatur di dalam Anggaran Dasar Perusahaan.

b. Kewajiban Dewan Komisaris

(1) Melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka tugas pengawasan

dan pemberian nasehat, termasuk didalamnya memberikan pendapat dan saran atas penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kepada Direksi sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

(2) Mengawasi pelaksanaan pedoman Good Corporate Governance dan menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS.

(3) Membentuk Komite Audit dan Komite lainnya untuk membantu Dewan Komisaris dalam melakukan Pengawasan.

12

(4) Mengajukan calon Auditor Eksternal kepada RUPS disertai dengan alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang diusulkan untuk Auditor Eksternal tersebut.

(5) Melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya yang ditentukan oleh

RUPS.

3. Ketentuan Jabatan Dewan Komisaris

(1) Dewan Komisaris dipilih dan diangkat oleh RUPS. Tata Cara pencalonan, pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris diatur dalam Anggran Dasar atau oleh RUPS.

(2) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bertentangan dengan pengangkatan Anggota Direksi kecuali pengangkatan untuk pertama kalinya pada waktu pendirian perusahaan.

(3) Lama masa jabatan anggota Dewan Komisaris untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu. Komisaris dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(4) Dalam komposisi Dewan Komisaris paling sedikitnya diatur sesuai dalam Anggaran Dasar Perseroan atau oleh RUPS merupakan anggota Dewan Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya.

(5) Anggota Komisaris, terkecuali dengan ijin RUPS tidak diperkenankan merangkap jabatan lain pada usaha swasta/ milik negara lainnya yang dapat menimbulkan perbenturan kepentingan secara langsung maupun secara tidak langsung dengan kepentingan perusahaan dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6) Antara anggota Komisaris dengan anggota Direksi tidak boleh ada hubungan darah.

(7) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Komisaris oleh suatu sebab maka pengisian jabatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.

(8) Program Pengenalan dilakukan oleh Komisaris Utama atau bilamana berhalangan digantikan oleh Direktur Utama wajib memberikan program pengenalan perusahaan bagi anggota Komisaris yang baru meliputi hal-hal sebagai berikut : Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Gambaran lengkap mengenai perusahaan

13

Keterangan yang berkaitan dengan tugas dan kewenangan. Keterangan mengenai sistim Audit. Tanggung jawab Komisaris dan Direksi. Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit usaha dan program lain yang dianggap sesuai dengan Perseroan.

4. Rapat Dewan Komisaris

(1) Dewan Komisaris mengadakan Rapat Dewan Komisaris yang

diselenggarakan secara rutin atau sewaktu-waktu diperlukan paling sedikit setiap bulan sekali.

(2) Dewan Komisaris dapat mengadakan Rapat Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi.

(3) Dewan Komisaris membuat risalah rapat mengenai hal yang dibicarakan, termasuk perbedaan pendapat (dissenting opinion) dan keputusan rapat.

(4) Salinan Risalah rapat Dewan Komisaris disimpan oleh Sekretaris Dewan Komisaris dan aslinya disampaikan kepada Direksi untuk disimpan dan dipelihara di kedudukan Perseroan.

(5) Undangan rapat dilakukan secara tertulis oleh Komisaris Utama atau oleh Komisaris yang ditunjuk memuat agenda rapat, waktu dan tempat pelaksanaan rapat serta disampaikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diselenggarakan.

(6) Dalam hal seorang anggota Komisaris berhalangan hadir, ia dapat memberikan kuasa khusus untuk keperluan itu kepada anggota Komisaris yang lain. Seorang anggota Komisaris hanya dapat mewakili seorang anggota Komisaris lainnya.

5. Organ Pendukung Dewan Komisaris

a. Sekretaris Dewan Komisaris

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dapat

mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris yang memimpin Sekretariat Dewan Komisaris dan dibantu Staf Sekretariat Dewan Komisaris.

(2) Sekretaris Dewan Komisaris dan Staf Sekretariat Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

14

(3) Tugas dari Sekretariat Dewan Komisaris adalah untuk melaksanakan kegiatan tata administrasi dan kesekretariat Dewan Komisaris; menyusun mempersiapkan dan mengkoordinasikan laporan yang dibuat dan/atau harus ditelaah Dewan Komisaris; serta sebagai penghubung (liasion officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain.

(4) Sekretaris Dewan Komisaris wajib memastikan dokumen penyelenggaraan kegiataan tugas Dewan Komisaris diatas tersimpan dengan baik di Perseroan.

b. Komite Audit

(1) Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit. (2) Dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam pelaporan ini Komite

Audit bekerja secara independen bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Komisaris.

(3) Keanggotaan Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari Satu orang sebagai Ketua Komite Audit yang merupakan Komisaris Independen atau komisaris yang bertindak independen dan anggota komite yang dapat berasal dari komisaris atau dari luar Perseroan yang bukan merupakan Pekerja Perusahaan yang bersangkutan.

(4) Proses pengangkatan, masa jabatan, persyaratan keanggotaan serta penghasilan Komite Audit ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Tugas Komite Audit ditetapkan dalam piagam Komite Audit dengan memperhatikan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

c. Komite Lainnya

(1) Dewan Komisaris dapat membentuk komite lainnya apabila

diperlukan dengan tetap memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku bagi Perseroan terkait Komite Dewan Komisaris.

(2) Proses pengangkatan, masa jabatan, persyaratan keanggotaan serta penghasilan Komite Lainnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Komite bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan wajib menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap pelaksanaan tugas disertai dengan rekomendasi jika diperlukan.

15

C. DIREKSI

1. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi

a. Tugas Direksi

(1) Mengelola perusahaan guna mencapai tujuan pendirian perusahaan dan memastikan agar perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder).

(2) Menyusun dan melaksanakan Master Plan dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) sebagai acuan pengembangan operasi perusahaan sesuai dengan tujuan dan maksud pendiriannya.

(3) Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai acuan operasi tahunan perusahaan dalam mencapai sasaran yang direncanakan.

(4) Menyusun Kebijakan Penanganan Resiko Usaha (manajemen resiko) dan tindak lanjutnya guna mengurangi kemungkinan kerugian dan gangguan operasi perusahaan lainnya.

(5) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan. (6) Memantau pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara

Manajemen dengan Serikat Pekerja Rumah Sakit Pelabuhan. (7) Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai

kepengurusan maupun kepemilikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar dan yang ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(8) Setiap Direktur wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

(9) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, Ketidak-berpihakan, pertanggungjawaban, kesetaraan serta kewajaran.

16

b. Program Pengenalan Bagi Anggota Direksi

Perseroan memberikan program pengenalan bagi Direksi yang baru diangkat agar komisaris tersebut dapat bekerja dengan optimal untuk kepentingan Perseroan. Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan program ini.

Program pengenalan yang diberikan kepada Direksi antara lain. a. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh

Perseroan. b. Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tyujuan, sifat,

rencana jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, resiko dan masalah.

c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan Audit Internal dan Eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian intern termasuk komite Audit.

d. Keterangan mengenai tugas dan tanggungjawab Direksi dan hal – hal yang tidak diperbolehkan.

e. Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit usaha dan program lain yang dianggap sesuai dengan Perseroan.

c. Wewenang Direksi

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi memiliki wewenang penuh untuk menetapkan kebijakan pengurusan perseroan; mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada anggota Direksi lainnya untuk mengambil keputusan dan atas nama Direksi atau mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain; merumuskan dan mendelegasikan tugas kepada pejabat Perseroan mengatur ketentuan-ketentuan mengenai sistem kepegawaian Perseroan; Mengangkat dan memberhentikan kerja perusahaan berdasarkan peraturan ketenagakerjaan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melakukan tindakan-tindakan mengenai pengurusan kekayaan Perseroan; mengikat Perseroan dengan pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau keputusan RUPS.

d. Kewajiban Direksi

17

Kewajiban Direksi adalah untuk mengusahakan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya dengan senantiasa menyiapkan rencana kerja Perseroan serta memberikan tanggung jawab atas segala rencana yang dijalankan kepada RUPS termasuk menyiapkan laporan-laporan mengenai kegiatan laporan; menyiapkan laporan keuangan Perseroan menyerahkan kepada Akuntan Publik Melaksanakan Good Corporate Governance dan memastikan agar informasi mengenai perusahaan diberikan kepada Komisaris secara tepat waktu dan lengkap menyampaikan hasil penerapannya dalam Laporan Tahunan Perusahaan dengan tetap memperhatikan azaz transparansi dan keseimbangan informasi dan komunikasi dengan pemegang saham perseroan.

e. Program Pengembangan / Pemutakhiran Kompetensi Program pengembangan knowledge and skills merupakan salah satu program penting bagi Direksi dalam menggikuti perkembangan terkini dari aktivitas perseroan dan pengetahuan-pengetahuan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas Direksi dan / Dewan Komisaris. Program pengembangan bagi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang dilakukan secara berkelanjutan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetens dan kapabilitas Direksi dan/ atau Dewan Komisaris dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.

2. Hak Direksi

Direksi mempunyai hak untuk :

a. Menerima gaji, tunjangan dan imbalan lainnya yang besarnya ditetapkan oleh RUPS serta dukungan fasilitas lain untuk kelancaran tugasnya yang diatur dalam Peraturan Perusahaan.

b. Anggota Direksi dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan BUMN yang dikelolanya selain gaji dan fasilitas sebagai anggota Direksi, yang ditentukan oleh RUPS/Pemilik Modal.

c. Mengundurkan diri dari jabatannya. d. Mengusulkan diselenggarakannya RUPS Luar Biasa.

3. Ketentuan Jabatan Direksi

18

a. Setiap anggota Direksi harus orang berwatak baik dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan jabatan yang didudukinya.

b. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak independen dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis.

c. Anggota Direksi tidak diperkenankan merangkap jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan secara langsung ataupun tidak langsung dengan perusahaan dan/atau yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku bagi anggota Direksi antara lain sebagai : (1) Anggota Direksi atau Komisaris pada BUMN lainnya atau (2) Anggota Direksi pada perusahaan swasta atau jabatan lain yang

berhubungan dengan pengelolaan perusahaan, atau (3) Pejabat struktural dan/atau pejabat fungsional instansi/lembaga

pemerintah pusat dan/atau daerah. d. Masa Jabatan Direksi.

(1) Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Bilamana sebelum masa jabatan Direksi berakhir, terdapat penggantian anggota Direksi, maka anggota baru tersebut mempunyai jabatan selama sisa jabatan Direksi.

(2) Pengangkatan menjadi Direksi dikukuhkan melalui Perjanjian Penunjukan sebagai anggota Direksi yang ditandatangani oleh anggota Direksi yang bersangkutan dan kuasa pemegang saham/pemilik modal Perjanjian penunjukkan ini memuat persyaratan penunjukkan dan pemberhentian, termasuk peran dan tanggung jawab.

(3) Jabatan anggota Direksi berakhir apabila masa jabatannya berakhir, mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan, meninggal dunia atau diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.

e. Sistem remunerasi Direksi. Remunerasi anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS.

f. Pembagian tugas antar Direksi ditetapkan sebagai berikut :

Direktur Utama :

19

(1) Pembuat kebijakan umum perusahaan dan pengambil keputusan strategis perusahaan serta koordinator Direksi.

(2) Bertanggung jawab atas kepengurusan perusahaan yang berkaitan dengan pembinaan : Kegiatan operasional dan usaha. Kegiatan keuangan. Kegiatan Personalia dan umum. Kegiatan Teknik. Kegiatan Internal Audit dan Sekretaris perusahaan. Kegiatan operasional cabang/unit. Kegiatan kerjasama usaha / manajemen / operasi dengan pihak

ketiga. (3) Menetapkan peraturan-peraturan tentang pembinaan operasional dan

usaha, keuangan, personalia dan umum, teknik, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan untuk dituangkan dalam keputusan Direksi.

(4) Bertanggung jawab selaku pimpinan perusahaan dan mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

Direktur Medik :

(1) Pembuat kebijakan dan pengambil keputusan strategis fungsional

perusahaan bidang operasional dan manajemen resiko. (2) Bertanggung jawab atas kepengurusan perusahaan yang berkaitan

dengan : a) Pembinaan kegiatan operasional pelayanan. b) Pembinaan kegiatan pelaporan. c) Pembinaan kegiatan jaminan mutu, resiko, Key Performance

Indicator, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Akreditasi serta Patient Safety.

d) Pembinaan perencanaan dan penggunaan peralatan medis. e) Master Plan.

Direktur Administrasi : (1) Pembuat kebijakan dan pengambil keputusan strategis fungsional

perusahaan bidang SDM dan Tata Usaha, bidang Keuangan, serta bidang Hukum dan Umum.

(2) Bertanggung jawab atas kepengurusan perusahaan yang berkaitan dengan :

a) Pembinaan kegiatan Keuangan.

20

b) Pembinaan kegiatan SDM dan Tata Usaha. c) Pembinaan kegiatan Hukum dan Umum. d) Pembinaan perencanaan dan penggunaan peralatan Non Medis.

(3) Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang kebijaksanaan bidang perencanaan teknik, konstruksi, peralatan Non Medis, dan sistem informasi, yang selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi.

(4) Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang rencana pembinaan keuangan baik yang menyangkut kegiatan pengendalian anggaran, akuntansi dan laporan keuangan perusahaan dan tresuri, yang selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi.

(5) Merumuskan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan tentang pembinaan sumber daya manusia dan organisasi, pengadaan dan perbekalan, serta hukum dan umum yang selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi.

Direktur Pemasaran (1) Pembuat kebijakan dan pengambil keputusan strategis fungsional

perusahaan bidang Pemasaran dan Pengembangan Usaha. (2) Bertanggung jawab atas kepengurusan perusahaan yang berkaitan

dengan : a) Pembinaan kegiatan pemasaran dan hubungan masyarakat (Public

Relation). b) Pembinaan kegiatan kemitraan dan bina lingkungan. c) Pembinaan kegiatan penyusunan rencana strategis perusahaan,

corporate plan dan bussines plan perusahaan, penyusunan, pengkajian sistem pentarifan jasa rumah sakit/ Bapel, analisis, evaluasi dan pengembangan segmen usaha pokok dan penunjang jasa perumah sakitan.

g. Selain tugas-tugas khusus di atas seluruh Direksi harus bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara serta mengembangkan sistem mutu sesuai dengan ketentuan akreditasi.

h. Program Pengenalan Direktur Utama, atau bilamana berhalangan digantikan oleh Komisaris

Utama, atau anggota Direksi yang ada, wajib memberikan program pengenalan Perusahaan bagi anggota Direksi yang baru yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

(1) Gambaran lengkap mengenai perusahaan. (2) Keterangan yang berkaitan mengenai tugas dan kewenangannya.

21

(3) Keterangan mengenai sistem audit. (4) Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. (5) Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

Program pengenalan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk presentasi, pertemuan, kunjungan ke unit usaha dan program lain yang dianggap sesuai dengan Perseroan.

i Ketentuan lain tentang Direksi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perusahaan.

4 Pemilihan dan Pengangkatan Direksi

a. Komposisi Direksi harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan Perseroan sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, cepat dan tepat.

b. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS.

c. Pengangkatan Direktur dilakukan melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).

d. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap sebagai anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas di BUMN/BUMD/Perusahaan swasta lain atau jabatan lainnya di perusahaan yang sama maupun perusahaan lain baik swasta maupun milik Negara yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

5 Rapat Direksi

a. Direksi mengadakan rapat minimal 1 (satu) kali setiap bulan. b. Direksi dapat mengadakan Rapat Direksi dengan mengundang Dewan

Komisaris. c. Rapat Direksi diselenggarakan di tempat kedudukan perusahaan atau di

tempat kegiatan usaha perusahaan atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia.

d. Rapat dianggap sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota Direksi atau wakilnya.

e. Pengambilan keputusan dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat. Apabila musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak. Apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju

22

sama, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, setiap Direktur berhak mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk direktur yang diwakilinya. Apabila jumlah suara setuju dan tidak setuju sama, maka usul yang bersangkutan dianggap ditolak, kecuali mengenai diri orang ditentukan dengan undian tertutup.

f. Risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan semua anggota Direksi yang hadir haruslah : (1) Memuat semua yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat,

termasuk pendapat yang berbeda (dissenting opinion). (2) Disampaikan kepada semua anggota Direksi termasuk yang tidak

hadir dalam rapat tersebut. (3) Disediakan waktu selama 14 (empat belas hari) sejak tanggal

pengiriman untuk mengemukakan keberatan, bila tidak ada tanggapan berarti tidak ada keberatan dan / atau usul perbaikan. Bila ada, usulan tersebut disampaikan kepada pimpinan rapat Direksi tersebut untuk diperbaiki.

(4) Risalah asli harus dijilid dalam kumpulan tahunan dan disimpan oleh Perusahaan dan harus selalu tersedia bila diperlukan. a) Semua yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat, termasuk

pendapat yang berbeda (dissenting opinion) harus dituliskan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan semua anggota Direksi yang hadir.

b) Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa melalui rapat Direksi, asal saja keputusan itu disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi.

c) Catatan jumlah rapat Direksi dan kehadiran nama-nama anggota Direksi dalam rapat tersebut harus dicantumkan dalam Laporan Tahunan perusahaan.

6 RAPAT DINAS DAN RAPAT KERJA :

a. RAPAT DINAS

(1) Rapat Dinas adalah rapat yang diselenggarakan untuk mengevaluasi kinerja Cabang/ Unit dan corporate, diselenggarakan oleh Direksi dan dihadiri oleh Kepala SPI, General Manager Rumah Sakit/ General Manager Bapel JPKM, Manager Food and Beverage dan staf terkait.

(2) Rapat Dinas diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun pada setiap akhir semester.

23

(3) Undangan rapat dilakukan secara tertulis oleh Direksi dan memuat agenda rapat, waktu dan tempat pelaksanaan rapat serta disampaikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diselenggarakan.

(4) Rapat Dinas dipimpin oleh Direktur Utama, atau bila berhalangan oleh anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direktur Utama.

(5) Semua hasil Rapat Dinas dituangkan secara tertulis dalam risalah rapat dan disahkan oleh Direktur Utama.

(6) Risalah asli tersebut harus disimpan perusahaan dan harus tersedia bila diperlukan.

b. RAPAT KERJA

(1) Rapat Kerja adalah rapat yang diselenggrakan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun yang bersangkutan, diselenggarakan oleh Direksi dan dihadiri oleh Kepala SPI, General Manager Rumah Sakit/ General Manager Bapel JPKM, Manager Food and Beverage dan staf terkait.

(2) Rapat Kerja diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun pada awal tahun anggaran.

(3) Undangan rapat dilakukan secara tertulis oleh Direksi dan memuat agenda rapat, waktu dan tempat pelaksanaan rapat serta disampaikan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diselenggarakan.

(4) Rapat Kerja dipimpin oleh Direktur Utama, atau bila berhalangan oleh anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direktur Utama.

(5) Semua hasil Rapat Kerja dituangkan secara tertulis dalam risalah rapat dan disahkan oleh Direktur Utama.

(6) Risalah asli tersebut harus disimpan perusahaan dan harus tersedia bila diperlukan.

7. ORGAN PENDUKUNG DIREKSI

a. Sekretaris Perusahaan

(1) Sekretaris Perusahan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur

Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Administrasi.

24

(2) Sekretaris Perusahan memiliki tugas pokok untuk memastikan bahwa kepatuhan keterbukaan yang sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris, sebagai penghubung (liaison officer) dan menatausahakan serta menyimpan dokumen.

b. Satuan Pengawasan Intern

(1) Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern. Pengawasan

Intern yang dimaksud adalah membentuk Satuan Pengawasan Intern dan membuat Piagam Pengawasan Intern. Satuan Pengawasan Intern berkedudukan secara langsung dibawah Direktur Utama untuk menjamin independensi kegiatan perusahaan yang dilakukannya. Kepala Satuan Pengawasan Intern diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan Persetujuan Dewan Komisaris.

(2) Fungsi dari Satuan Pengawasan Intern adalah untuk : Melakukan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian

intern, manajemem resiko, peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta proses tata kelola perusahan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan;

Melakuan pemeriksaan dan penilaian atas efesiensi dan

efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.

(3) Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional dan keuangan Perseroan, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada Perseroan serta memberikan saran-saran perbaikannya; memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern kepada Direktur Utama; dan memonitor tindak lanjut hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan serta memantau dan mengevaluasi peningkatan mutu keselamatan pasien..

25

BAB III PANDUAN BAGI DIREKSI

A. PENILAIAN KINERJA

1. PENILAIAN KINERJA KOMISARIS

(1) Dalam melaksanakan fungsi pokoknya, Komisaris dapat melakukan penilaian sendiri atas kinerjanya yang antara lain mencakup ketajaman pengawasan, kehadiran dalam rapat, pengetahuan bisnis, identifikasi resiko usaha, implementasi GCG.

(2) Komisaris menetapkan sendiri indikator-indikator yang akan digunakan dalam melakukan penilaian kinerja atas dirinya.

(3) Uraian rinci dari masing-masing tugas Anggota Komisaris terdapat dalam uraian tugas (job descriptions) yang ditetapkan oleh Komisaris Utama.

2. PENILAIAN KINERJA DIREKSI

(1) Penilaian kinerja Direksi dilaksanakan oleh Komisaris dengan mengacu pada hasil-hasil pelaksanaan kinerja, antara lain : a. Kinerja keuangan b. Kinerja operasi c. Kinerja administrasi d. Penanganan resiko usaha e. Penerapan rencana jangka panjang perusahaan f. Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance g. Hal-hal lain yang ditetapkan oleh pemegang saham.

(2) Penilaian kinerja dilaksanakan dengan menggunakan indikator penilaian kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu antara lain Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, Kesepakatan Bersama mengenai Indikator Tingkat Kesehatan Perusahaan Aspek Operasional, dan indikator-indikator lain yang sesuai dengan kelayakan pengelolaan korporasi yang sehat.

(3) Pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja tahunan perusahaan disajikan dalam buku Laporan Tahunan yang memuat laporan

26

pencapaian kinerja perusahaan dan dilaporkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.

3 PENILAIAN KINERJA PIMPINAN CABANG / UNIT

(1) Penilaian kinerja Pimpinan Cabang / Unit dilaksanakan oleh Direksi dengan mengacu pada Standar Performansi Jabatan Manajerial yang meliputi antara lain : a. Kinerja keuangan b. Kinerja operasional c. Kinerja administrasi d. Penanganan resiko usaha e. Penerapan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) f. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance g. Hal-hal lain yang ditetapkan oleh Direksi

(2) Pelaksanaan penilaian kinerja dilaksanakan dengan menggunakan indikator penilaian kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu antara lain, RKAP, Sasaran Mutu, Indikator keuangan dan administrasi sesuai dengan SK Menteri BUMN nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, dan indikator-indikator lain yang sesuai dengan kelayakan pengelolaan korporasi yang sehat.

(3) Evaluasi pelaksanaan kinerja berkala dilaksanakan dalam rapat dinas.

B. MANAJEMEN RESIKO

(1) Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG.

(2) Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dan perangkat pelaksananya yang merupakan suatu sistem pengendalian internal yang efektif dalam mengamankan investasi, asset dan pencapaian sasaran usaha sesuai dengan tujuan pendirian perusahaan.

(3) Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan internal perusahaan maupun keterkaitannya dengan pihak luar dalam melakukan kegiatan usaha perusahaan yang antara lain adalah : a. Kebijakan mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)

beserta mekanisme untuk pengendalian dan pemantauan pencapaian sasaran, maupun penyesuaian dengan perkembangan keadaan ekonomi makro nasional maupun internasional. Termasuk dalam kebijakan ini adalah penjelasan mengenai arahan dan gaya serta

27

filosofi manajemen yang akan digunakan dalam pencapaian sasaran tersebut; serta penggunaan RKAP sebagai alat pengendalian.

b. Kebijakan tentang pengembangan organisasi dan pengelolaan sumber daya manusia, yang merupakan asset yang paling berharga bagi perusahaan. Termasuk dalam kebijakan ini antara lain kebijakan mengenai rekrutmen, seleksi dan promosi yang berdasarkan kompetensi dan proses yang transparan dan adil, kebijakan mengenai pendidikan, pengembangan dan pembelajaran sumber daya manusia, kebijakan mengenai remunerasi, kesejahteraan, tunjangan, insentif dan bonus, kebijakan mengenai pengembangan organisasi dan lain sebagainya (Human Resource and Organizational Development Policy).

c. Kebijakan mengenai pengkajian berbagai macam resiko usaha yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah dilaksanakan, sehingga resiko tersebut telah ditemukenali, dan tatacara untuk mengantisipasi resiko tersebut serta kemungkinan untuk mereduksi kerugian yang akan terjadi telah dapat dipersiapkan lebih awal (Entreprise-Wide Risk Management Policy).

d. Kebijakan mengenai pengendalian terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan keberadaan perusahaan tersebut (Compliance Policy).

e. Kebijakan mengenai etika bisnis dan etika kerja yang berlaku untuk semua anggota perusahaan termasuk Dewan Komisaris, Direksi, Pimpinan dan Pekerja perusahaan. Etika ini dan harus dipahami, ditaati, dibagikan dan ditandatangani oleh semua anggota perusahaan (Code of Conduct).

f. Kebijakan mengenai sistem audit internal yang akan melaksanakan sistem pengawasan dan pengendalian internal lain, khususnya mengenai masalah audit financial, audit ketaatan dan audit operasional guna menghindari penyimpangan maupun pemborosan dan sekaligus untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem operasi perusahaan dan mengamankan asset serta investasi perusahaan (Audit Charter).

(4) Direksi berkewajiban untuk memastikan bahwa sistem pengawasan melekat dapat terlaksana secara efektif di seluruh tingkatan manajemen.

(5) Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada Dewan Komisaris sesuai dengan tingkat kebutuhan Perseroan.

(6) Dewan Komisaris memantau pelaksanaan pengelolaan risiko Perseroan dan memberikan masukan untuk perbaikan Perseroan.

28

C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

(1) Latar Belakang Perseroan berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki integritas tinggi, mengenali Sumber Daya Manusia sebagai mitra utama dan strategis bagi Perseroan demi menuju jasa pelayanan kesehatan dengan pelayanan yang berkualitas serta berorientasi pada pelayanan pelanggan.

(2) Kebijakan Umum

a. Direksi mempekerjakan, menetapkan gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya, tanpa memperhatikan latar belakang etnik seseorang, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Perseroan menetapkan dan melaksanakan sistem pengelolaan SDM yang berbasis kompetensi dan kinerja.

c. Pengelolaan SDM dimaksudkan untuk memastikan bahwa Perseroan selalu memiliki sumber daya manusia yang unggul dan dapat digerakkan untuk mencapai tujuan-tujuan Perseroan.

(3) Kebijakan Pengelolaan SDM Perusahaan menetapkan Kebijakan Pengelolaan SDM meliputi proses-proses sebagai berikut : a. Pengembangan Organisasi dan Perencanaan Tenaga Kerja

Direksi melakukan perencanaan organisasi di Rumah Sakit dengan memperhatikan kebutuhan Perusahaan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya perusahaan yang sehat dan baik, fokus pada efisiensi dan peraturan perundang-undangan serta menyadari pentingnya kepuasaan pelanggan, proses ini meliputi : a) Penetapan struktur organisasi; b) Penetapan nomenklatur jabatan; c) Penetapan ruang lingkup pekerjaan dan jabatan; d) Penetapan struktur gaji yang berdasarkan kenerja.

b. Rekruitmen Pekerja/Pegawai Rumah Sakit

29

Direksi menetapkan proses-proses rekruitmen pekerja/pegawai perusahaan yang bertujuan memberikan hasil yang nyata, beretika tinggi serta mampu membangun hubungan dan kerja sama tim dalam jangka waktu panjang. Proses rekruitmen pegawai dilakukan berdasarkan basis kompetensi yang jelas sebagai kriterian utama.

Proses ini minimal terdiri dari: a) Analisa beban kerja; b) Perencanaan tenaga kerja; c) Penetapan kebijakan dan program proses rekruitmen yag meliputi

proses rekruitmen, seleksi, penempatan pegawai serta orientasi, tenaga ahli daya dan pemutusan hubungan kerja.

c. Penetapan Struktur Organisasi Atas kesepakatan bersama menetapkan struktur organisasi yang efisien

dan efektif yang dapat selalu disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan. Perubahan struktur organisasi dapat dilakukan oleh Direksi atas kesepakatan bersama sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Struktur organisasi Perusahaan diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang berorientasi proses, tegas dan tepat sasaran tapi fleksibel, serta mampu menghilangkan batasan dalam hubungan kerja.

d. Pengembangan dan Pembelajaran Pekerja/Pegawai Penetapan pengembangan dan pembelajaran pekerja/pegawai

Perusahaan Rumah Sakit yang bertujuan untuk menciptakan SDM yang memiliki tata nilai yang mampu mendukung dan menuntun proses pengambilan keputusan dalam operasi Perusahaaan serta mampu meningkatkan kinerja SDM. Proses Pengembangan dan Pembelajaran karir pegawai ini dapat berupa : a) Proses Pengembangan Pekerja/ Pegawai. b) Pengembangan karir pegawai dilakukan berdasarkan kompetensi

jabatan dan profil kompetensi pekerja/pegawai serta berdasarkan jenjang karir yang dinamis bagi para pekerja/pegawai. Pengembangan karier meliputi jalur manajerial/struktural yang mengikuti jenjang struktur organisasi Perusahaan dan jalur tenaga ahli/ spesialis dengan dukungan Professional Develepoment Program.

c) Pengembangan Talent Pool Management System adalah sistem yang dikembangkan oleh Perusahaan untuk mencari SDM terbaik yang dimiliki oleh Perusahaan yang diharapkan untuk menjadi pemimpin masa depan Rumah Sakit. Pengembangan Talent Pool Management

30

System ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

d) Proeses Pembelajaran Pengembangan Knowledge Management System Sistem Knowledge Management System merupakan langkah-

langkah sistemik untuk mengelola aset pengetahuan Perusahaan berupa mengumpulkan, menyimpan dan menyebarluaskan serta menggunakan aset pengetahuan dalam proses bisnis Perusahaan secara berkelanjutan.

Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan. Adalah berupa program belajar dengan bekerjasama dengan

institusi pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sedangkan untuk pelatihan dapat berupa pengembangan kompetensi teknik pegawai operasional.

e. Manajemen Kinerja Pekerja/ Pegawai Direksi menetapkan sistem manajemen kinerja pegawai Perusahaan

untuk menciptakan pemahaman bersama antara perusahaan dengan pekerja/pegawai mengenai tujuan yang harus dicapai, cara serta optimalisasi sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dari proses ini adalah mewujudkan sistem penilaian kinerja pekerja/pegawai yang dapat membangun dan membina budaya pembelajar dan berprestasi serta memotivasi pekerja/pegawai untuk meningkatkan kompetensi dan kontribusi bagi Rumah Sakit. Perusahaan akan melakukan pengukuran kinerja pekerja/pegawai secara transparan, terukur dan objektis sehingga Perusahaan dapat memberikan kompensasi dan penghargaan secara adil dan sepadan dengan kinerja pekerja/pegawai Perusahaan.

Proses manajemen kinerja Pekerja/Pegawai meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Perencanaan dan penyusunan kontrak sasaran kinerja individu; b) Pemantauan kinerja individu; c) Penilaian dan umpan balik kinerja individu; d) Penghargaan kinerja individu.

f. Penghargaan Pekerja/ Pegawai Direksi menetapkan sistem penghargaan bagi pekerja/pegawai

Perusahaan berdasarkan kinerja individu. Tujuan dari sistem penghargaan Pekerja/Pegawai adalah untuk memberikan penghargaan atas kompetensi, pencapaian target serta kinerja yang baik dari Pekerja/Pegawai Perusahaan.

31

D. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

(1) Latar Belakang

Sebagai perwujudan visi dan misi Rumah Sakit maka teknologi informasi Perusahaan dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit serta efisiensi operasi di Rumah Sakit.

(2) Kebijakan Umum

a. Direksi dapat menetapkan tatakelola teknologi informasi yang efektif. b. Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi

tatakelola teknologi informasi di perusahaan. (3) Tujuan Tata Kelola Teknologi Informasi

Tujuan dari kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi adalah untuk memberikan standarisasi dan prosedur yang bersinergi mengatur cara penyediaan dan pengelolaaan sumber daya Teknologi Informasi Perusahaan.

E. PENGELOLAAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI

(1) Pengelolaan Informasi

a. Perusahaan wajib mengungkapkaninformasi penting dalam Laporan

Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.

b. Prinsip transparansi dan pengungkapan informasi mewajibkan Perusahaan untuk mengembangkan struktur pemantauan seperti Komite Audit, Satuan Pengawasan Intern dan Auditor Eksternal yang dapat memastikan penyajian posisi keuangan dan operasi perusahaan secara faktual dan dengan sebenar-benarnya.

(2) Keterbukaan Informasi Direksi juga mengungkapkan informasi mengenai hal-hal penting dalam pengelolaan perusahaan kepada pemegang saham, kreditur, dan stakeholders, antara lain mengenai :

32

a. Laporan manajemen yakni Laporan Manejemen Triwulan, Tahunan. Laporan Keuangan perusahaan dan laporan lain yang harus diungkapkan oleh Perusahaan yang bersifat insedental maupun sektoral yang dimintakan oleh regulator, pemegang saham, maupun pihak-pihak lain yang memiliki hak sesuai peraturan perundang-undangan;

b. Tujuan, sasaran usaha, dan strategi perusahaan; c. Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang; d. Penilaian terhadap perusahaan oleh eksternal auditor, lembaga

pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya; e. Riwayat hidup anggota Komisaris, Direksi, dan eksekutif kunci

perusahaan; f. Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk anggota Komisaris,

Direksi, dan eksekutif kunci perusahaan; g. Sistem pemberian honorarium untuk eksternal auditor perusahaan; h. Faktor resiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian

manajemen atas iklim berusaha dan faktor resiko; i. Informasi material mengenai karyawan perusahaan dan stakeholders; j. Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap perusahaan, dan

perkara yang ada di badan peradilan atau badan arbitrase yang melibatkan perusahaan;

k. Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang berlangsung;

l. Pelaksanaan pedoman good corporate governance.

(3) Kebijakan Kerahasian Informasi

Walaupun Perusahaan menganut prinsip tranparansi dalam pengelolaan Rumah Sakit, bukan berarti Perusahaan tidak melindungi yang bersifat rahasia mengenai perusahaan yakni Rahasia Medis, Manajemen Perusahaan dan pihak –pihak terkait lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan perundang-undangan lainnya. Oleh Karena itu Perusahaan menetapkan hal-hal sebagai berikut : a. Kebijakan pengelolaan informasi yang bersifat rahasia termasuk

klasifikasi informasi yang bersifat rahasia untuk menjamin keamanan informasi yang bersifat rahasia;

b. Anggota Komisaris, anggota Direksi, Auditor Eksternal, Auditor Internal, anggota Komite Audit, dan Pekerja perusahaan wajib menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

33

c. Penyampaian informasi yang bersifat rahasia hanya dapat dilakukan oleh pihak yang ditunjuk oleh Direksi:

d. Alternatif 1 : Sesuai dengan fungsi dan wewenang yang dimililki, sekretaris

Perusahaan menyampaikan informasi yang bersifat rahasia. Alternatif 2 : Setiap fungsi atau unit kerja Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk

mengelola informasi yang bersifat rahasia.

BAB IV

PANDUAN BAGI KORPORAT

A. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

(1) Kebijakan Umum

a. Perusahaan mewujudkan kepedulian kepada masyarakat sekitar Rumah Sakit dengan memberikan kontribusi nyata melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.

b. Tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR) merupakan bagian dari visi Perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dalam rangka terciptanya sinergi yang baik, maju dan tumbuh bersama.

c. Perusahaan mempuntyai kewajiban dan tanggung jawab secara hukum, sosial, moral serta etika untuk menghormati kepentingan masyarakat sekitar.

d. Perusahaan tidak dapat dIlepaskan dari hubungan yang harmonis, dinamis serta saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar.

(2) Tujuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan

a. Mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan masyarakat sekitar sehingga tercipta kondisi yang kondusif dalam mendukung pengembangan usaha dan pertumbuhan perusahaan;

b. Memberikan kontribusi yang menyentuh kehidupan masyarakat sehingga dapat membantu mengatasi atau mengurangi permasalahan sosial yang terjadi di sekitar lingkungan Perusahaan;

34

c. Menumbuhkan citra/ Image yang positif bagi perushaaan di mata masyarakat sekitar dan pemegang saham;

d. Ikut menciptakan kondisi sosial yang baik sehingga dapat menumbuhkan sikap masyarakat yang partisipasif dan mandiri;

e. Mewujudkan penerapan prinsip responsibilitas.

(3) Kebijakan Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan

a. Perusahaan menyusun program pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

b. Perencanaan program Tanggung Jawab Sosial harus dibuat sesuai dengan rencana kebutuhan nyata masyarakat sekitar dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan.

c. Pelaksanaaan program Tanggung Jawab Sosial dilaksanakan bersama masyarakat, serta berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi massa dan Perguruan Tinggi serta Instansi terkait lainnya, dengan memperhatikan sosial budaya masyarakat setempat, kondisi geografis dan kepentingan operasional Perusahaan.

d. Perusahaan ikut serta dalam memelihara kondisi sosial yang tenang, aman, stabil, dan kondusif di lingkungan lokasi usaha perusahaan. Perusahaan memelihara dan mengembangkan hubungan baik dengan melakukan pemberdayaan dan sosialisasi secara terus menerus.

e. Perusahaan memiliki suatu ukuran untuk menilai efektivitas pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial.

f. Perusahaan melakukan evaluasi yang berkesinambungan atas program-program yang telah dilakukan untuk meningkatkan hubungan baik yang lebih berkualitas dengan masyarakat sekitar.

B. LINGKUNGAN, KESELAMATAN, KESEMPATAN YANG SAMA DAN

KESEHATAN KERJA

(1) Kebijakan Umum Direksi wajib memastikan bahwa asset dan lokasi usaha serta fasilitas perusahaan lainya memenuhi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan. Menyertakan partisipasi Pekerja/Pegawai Perusahaan sebagai bagian dari upaya peningkatan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja.

35

(2) Keselamatan Kerja PT. Rumah Sakit Pelabuhan menetapkan standar keselamatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Menjamin ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja yang

dibutuhkan sesuai dengan standar keselamatan kerja yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.;

b. Melakukan penyesuaian dan perbaikan yang terus menerus terhadap perkembangan teknologi keselamatan kerja.

c. Mengutamakan tindakan yang bersifat promotif dan preventif untuk mengantisipasi situasi dilingkungan kerja PT. Rumah Sakit Pelabuhan.

d. Melakukan pemeriksaan, inspeksi dan evaluasi secara berkala terhadap semua sarana termasuk persyaratan-persyaratan sumber daya manusia, peralatan dan sistem proteksi pada gedung/bangunan untuk mencegah meminimalisir potensi bahaya keselamatan kerja.

e. Melaksanakan program pelatihan dan keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugas yang dilakukan.

(3) Kesempatan Kerja Yang Sama a. Direksi mempekerjakan, menetapkan gaji, memberikan pelatihan,

menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya, tanpa memperhatikan latar belakang etnik seseorang, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Direksi menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan (pelecehan) yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak, keadaan pribadi, dan latar belakang budaya seseorang.

c. Dalam hal perusahaan memperoleh keuntungan, maka perusahaan dapat memberikan tantiem kepada Komisaris dan Direksi serta bonus kepada karyawan sebagai imbalan atas prestasi kerjanya sesuai dengan ketetapan yang diputuskan dalam RUPS.

(4) Kesehatan Kerja

36

Perusahaan menetapkan peran aktif dari setiap Pekerja/Pegawai Perusahaan dalam upaya menjaga kesehatan pekerja/pegawai PT. Rumah Sakit Pelabuhan dan kesehatan lingkungan kerja salah satunya melakukan pemantauan dan pengukuran kesehatan lingkungan kerja.

(5) Perlindungan Lingkungan

PT. Rumah Sakit Pelabuhan memperhatikan aspek lingkungan kerja perushaan dengan cara sebagai berikut : a. Menjaga kelestarian lingkungan. b. Mentaaati peraturan perundang-undangan dan standar pengelolaan

lingkungan. c. Melakukan pengelolaan lingkungan sesuai dengan standar

pengelolaan lingkungan dan peraturan yang berlaku. d. Melakukan penyesuaian dan perbaikan yang terus menerus. e. Melakukan tindakan yang bersifat promotif dan preventif untuk

mengatisipasi keadaan darurat. f. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi secara berkala disekitar

lingkungan kerja PT. Rumah Sakit Pelabuhan. g. Meningkatkan wawasan mengenai lingkungan hidup bagi semua

Insan Perusahaaan dan Mitra Kerja secara berkala.

(6) Etika Kerja

a. Setiap Pimpinan Perusahaan selalu terbuka untuk berkomunikasi dengan bawahannya, berkoordinasi dengan unit lain, berusaha untuk menjadi suri tauladan bagi Pekerja di unit kerjanya dalam etos kerja yang kuat, proaktif dan integritas yang tinggi, berperilaku baik serta membina para bawahan melalui : Penciptaan suasana kerja yang sehat Pemberian penghargaan terhadap Pekerja yang berprestasi Penyeimbangan antara hak dan kewajiban masing-masing Penghormatan terhadap hak azasi manusia

b. Pimpinan dan seluruh Pekerja perusahaan menyadari bahwa agar perusahaan dapat bertahan, tumbuh dan berkembang serta unggul dalam semua aspek lingkungan usaha yang sangat cepat berubah dan persaingan usaha yang ketat menuntut Sumber Daya Manusia yang kompeten, taat azas dan nilai yang dianut oleh perusahaan, karena pelanggaran terhadap azas dan nilai tersebut akan merugikan perusahaan. Untuk itu pimpinan seluruh Pekerja selalu bersedia untuk :

37

Memfokuskan semua usaha untuk kemajuan dan perkembangan perusahaan;

Menghindari perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang tidak sehat dan merugikan perusahaan;

Berani mengambil keputusan dan bertindak serta siap menerima resiko atas keputusan tersebut;

Saling mengingatkan sesama Pekerja, Direksi dan Komisaris akan tekad ini

Berbesar hati apabila menerima kritik. c. Pimpinan dan seluruh Pekerja perusahaan sadar bahwa keberhasilan

perusahaan ditentukan oleh sikap profesional setiap pemangku jabatan, oleh karena itu penempatan Pekerja di PT.Rumah Sakit Pelabuhan, selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Suatu jabatan dibentuk karena adanya kebutuhan riil organisasi Setiap jabatan menuntut moral yang tinggi serta kompetensi

yang sesuai untuk jabatan tersebut Setiap penunjukan jabatan selalu didasari oleh kriteria yang jelas

dan proses seleksi yang fair dan transparan Setiap jabatan menuntut peningkatan kompetensi melalui

pembelajaran yang berkesinambungan d. Pimpinan dan seluruh Pekerja perusahaan sadar bahwa

kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kesetiaan pelanggan dan untuk menjadi perusahaan yang terpercaya bagi pelanggan memerlukan: Sikap mental yang baik dan pantang menyerah, siap melayani

secara prima sampai pada tingkat kepuasan pelanggan. Sikap wira usaha yang innovatif dan kreatif; Menghilangkan perilaku birokrat yang arogan; Penyelesaian masalah diutamakan secara musyawarah dan

saling menguntungkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. e. Pimpinan dan Pekerja perusahaan sadar bahwa efektivitas dan

efisiensi di segala bidang kegiatan sangat menentukan hasil usaha perusahaan. Untuk itu dalam mengelola perusahaan diperlukan : Kemampuan menetapkan skala prioritas yang paling

menguntungkan bagi perusahaan dan bukan golongan dan/atau pribadi;

Sikap untuk tidak melakukan pemborosan sumber daya perusahaan terutama dana, waktu dan tenaga.

f. Pimpinan dan seluruh Pekerja perusahaan menghindari setiap perilaku yang tidak terpuji, termasuk :

38

Korupsi, kolusi dan nepotisme; Benturan kepentingan antara kepentingan perusahaan dan

kepentingan pribadi; Menerima hadiah dan pemberian dari siapapun yang patut

diduga dapat mempengaruhi kemandirian dalam pengambilan keputusan;

Pelanggaran norma kesusilaan

(7). Donasi a. Dalam batas kepatutan, donasi untuk tujuan amal dapat dibenarkan. b. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan bila sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Perusahaan tidak diperkenankan memberikan dana, asset, atau

keuntungan perusahaan untuk kepentingan donasi politik kepada seorang atau lebih calon anggota/anggota Badan Legislatif kecuali dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB V PENUTUP

Pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan PT Rumah Sakit Pelabuhan.

MENGETAHUI, DEWAN KOMISARIS PT RS PELABUHAN

KOMISARIS

AMIR HAMZAH DILAGA

Jakarta, 10 Juni 2016 DIREKSI PT RS PELABUHAN

DIREKTUR UTAMA

DESSY EMASTARI P

39

ISTILAH DAN PENGERTIAN

Anak Perusahaan :

Adalah perusahaan yang dikendalikan secara langsung atau tidak langsung melalui :

1. Pemilikan saham lebih dari 50% (lima puluh persen) dengan hak suara atau; 2. Pemilikan saham 50% (lima puluh persen) dengan hak suara atau; 3. Pemilikan saham kurang dari 50% (lima puluh persen) dengan hak suara

dan memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Memiliki lebih dari 50% (lima puluh persen) hak suara berdasarkan

perjanjian dengan pemegang saham lainnya; b. Memiliki hak untuk menentukan kebijakan di bagian keuangan dan

operasional berdasarkan Anggaran Dasar atau perjanjian. c. Memiliki kemampuan untuk mengangkat atau memberhentikan

mayoritas anggota Direksi dan Komisaris. d. Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam

rapat Direksi dan Komisaris. Corporate Governance :

Adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

Daftar Khusus :

Adalah daftar yang berisi catatan kepemilikan saham anggota Direksi beserta keluarganya dan anggota Komisaris beserta keluarganya dan anggota Komisaris beserta keluarganya dalam perusahaan dan / atau perusahaan lain dan tanggal saham tersebut diperoleh.

Daftar Pemegang Saham :

Adalah daftar yang memuat :

1. Nama dan alamat para pemegang saham;

40

2. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para pemegang saham;

3. Jumlah yang disetor atas setiap saham; 4. Nama dan almaat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai

atas saham dan tanggal atas perolehan hak gadai tersebut; 5. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan 6. Keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi.

Dissenting opinion :

Adalah catatan mengenai pendapat anggota Komisaris / Direksi yang berbeda dengan keputusan yang diambil pada rapat Komisaris / Direksi.

Etika :

Adalah sekumpulan norma atau nilai yang diyakini oleh suatu kelompok sebagai suatu standar perilaku kelompok tersebut.

Hubungan darah :

Adalah hubungan kekerabatan menurut garis lurus ke atas, ayah / ibu, kakek / nenek atau ke bawah anak, cucu atau ke samping kakak, adik, sepupu, atau hubungan kekerabatan semenda, menantu, ipar, dlsb.

KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) :

Korupsi :

Adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi.

Kolusi :

Adalah permufakatan kerjasama yang melawan hukum antara Kuasa Pemegang, dan / atau anggota Komisaris dan / atau anggota Direksi dan / atau Pekerja Perusahaan dengan pihak lain yang merugikan perusahaan dan / atau negara, masyarakat dan orang lain.

Nepotisme :

Adalah setiap perbuatan Kuasa Pemegang Saham, Komisaris, Direksi, Pekerja perusahaan, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan yang secara melawan hukum menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas perusahaan, masyarakat, bangsa dan negara.

Master Plan :

Merupakan rencana induk perusahaan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana Rumah Sakit dalam kurun waktu sampai dengan 25 (duapuluh lima)

41

tahun, dan menentukan rencana peruntukan lahan darat dan perairan. Rencana induk Rumah Sakit ini minimum memuat aspek-aspek :

1) Ketentuan Rumah Sakit yang ditentukan DEPKES; 2) Keamanan dan keselamatan pelayanan kesehatan; 3) Rencana tata guna bangunan; 4) Rencana kegiatan operasional rumah sakit jangka pendek, jangka menengah

dan jangka panjang; 5) Kelayakan teknis, ekonomi dan lingkungan.

Masterplan ini juga harus ditinjau secara berkala sesuai dengan perkembangan ekonomi makro.

Organ :

Adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Komisaris dan Direksi perusahaan.

Pengendalian internal :

Komponen sistem pengendalian internal terdiri dari :

1. lingkungan pengendalian (control environment) 2. penaksiran resiko (risk assesment) 3. aktivitas pengendalian (control activities) 4. pemrosesan informasi dan komunikasi (information processing and

comunication) 5. pemantauan (monitoring)

Perusahaan :

Dalam pengertian pedoman ini perusahaan adalah PT.Rumah Sakit Pelabuhan, terkecuali bila dalam konteks kalimat terkait mempunyai arti perusahaan yang umum.

Pimpinan :

Adalah Komisaris, Direksi dan Pejabat Struktural di dalam perusahaan.

RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) :

Adalah penjabaran rencana jangka pendek Masterplan dan merupakan rencana strategis perusahaan yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Rencana ini memuat sekurang-kurangnya :

1. Evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya 2. Posisi perusahaan pada saat ini 3. Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJPP 4. Penetapan sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja RJPP beserta

keterkaitan antara unsur-unsur tersebut.

42

RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) :

Adalah penjabaran tahunan dari RJPP dan sekurang-kurangnya memuat :

1. Rencana kerja yang dirinci atas misi perusahaan, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan dan program kerja / kegiatan;

2. Anggaran perusahaan yang dirinci ata setiap anggaran program kegiatan; 3. Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya; 4. Hal-hal yang memerlukan keputusan RUPS / pemegang saham.

Stakeholders :

Adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yaitu pemegang saham, Komisaris, Direksi dan Karyawan serta pemerintah, Kreditur dan pihak berkepentingan lainnya.