Psikologi - Perubahan psikologis seseorang yang dirawat di Rumah Sakit

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sakit, merupakan suatu reaksi tubuh seorang individu kala terserang suatu penyakit atau patogen, yang dikarenakan banyak hal, mulai dari cuaca yang tidak menentu (khususnya pada pancaroba), sistem imun tubuh yang menurun, kebiasaan atau pola hidup yang kurang baik, serta pengaruh stres yang tinggi kala menjalani kehidupan. Keadaan sakit membuat orang tidak bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik dan maksimal, dan mengharuskan seseorang individu untuk banyak beristirahat, dan membuat semua pekerjaan dan tugas – tugas terbengkalai selama sakit. Terlebih lagi jika sakit yang seseorang alami mengharuskannya untuk menjalani pengobatan serta perawatan di rumah sakit. Dirawat di Rumah Sakit adalah situasi yang tidak menyenangkan bagi pasien. Dengan masuk Rumah Sakit semua kebiasaan yang selama ini dilakukan sendiri menjadi tidak bisa dilakukan dan terbatas. Perasaan stres yang dirasakan oleh pasien disebabkan karena banyaknya stressor baru yang dihadapi secara bersamaan; misalnya lingkungan yang asing di rumah sakit, perasaan sakit yang sedang dirasakan, pasien juga akan menghadapi berbagai prosedur tindakan keperawatan, tindakan Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 1

Transcript of Psikologi - Perubahan psikologis seseorang yang dirawat di Rumah Sakit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sakit, merupakan suatu reaksi tubuh seorang individu

kala terserang suatu penyakit atau patogen, yang

dikarenakan banyak hal, mulai dari cuaca yang tidak

menentu (khususnya pada pancaroba), sistem imun

tubuh yang menurun, kebiasaan atau pola hidup yang

kurang baik, serta pengaruh stres yang tinggi kala

menjalani kehidupan. Keadaan sakit membuat orang

tidak bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik dan

maksimal, dan mengharuskan seseorang individu untuk

banyak beristirahat, dan membuat semua pekerjaan dan

tugas – tugas terbengkalai selama sakit.

Terlebih lagi jika sakit yang seseorang alami

mengharuskannya untuk menjalani pengobatan serta

perawatan di rumah sakit. Dirawat di Rumah Sakit

adalah situasi yang tidak menyenangkan bagi pasien.

Dengan masuk Rumah Sakit semua kebiasaan yang selama

ini dilakukan sendiri menjadi tidak bisa dilakukan

dan terbatas. Perasaan stres yang dirasakan oleh

pasien disebabkan karena banyaknya stressor baru

yang dihadapi secara bersamaan; misalnya lingkungan

yang asing di rumah sakit, perasaan sakit yang

sedang dirasakan, pasien juga akan menghadapi

berbagai prosedur tindakan keperawatan, tindakan

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 1

diagnostik, program terapi, perubahan pola nutrisi

pada makanan yang diasup, biaya perawatan yang

tentunya tidak sedikit, pekerjaan yang ditinggalkan

karena sakit, keluarga yang ditinggalkan, lingkungan

sosial yang ditinggalkan selama dirawat di rumah

sakit, dan faktor – faktor stres lainnya yang tentu

sedikit demi sedikit akan mengubah kondisi

psikologis yang dalam hal ini kondisi psikologis

pasien.

1.2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang menyebabkan perubahan – perubahan

Psikologis itu terjadi pada Individu yang sakit

dan menjalani perawatan di Rumah Sakit ?

b. Aspek kejiwaan apa saja yang ikut berpengaruh /

berubah akibat berubahnya kondisi Psikologis pada

individu yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit?

c. Apa sajakah perubahan - perubahan Psikologis yang

dialami individu yang sakit dan dirawat di Rumah

Sakit ?

d. Mengapa perubahan – perubahan Psikologis yang

dialami tiap – tiap individu berbeda antara satu

dengan yang lainnya ?

1.3. TUJUAN PENULISAN

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 2

a. Menjelaskan penyebab terjadinya perubahan –

perubahan Psikologis pada individu yang sakit dan

dirawat di Rumah Sakit.

b. Menjelaskan beberapa aspek kejiwaan yang ikut

terpengaruh oleh karena perubahan Psikologis

individu yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit.

c. Menjelaskan perubahan – perubahan Psikologis yang

dialami individu yang sakit dan dirawat di Rumah

Sakit.

d. Menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan

perbedaan perubahan Psikologis pada tiap individu

yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit.

1.4. MANFAAT PENULISAN

a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan –

perubahan Psikologis pada individu yang sakit dan

dirawat di Rumah Sakit.

b. Untuk mengetahui aspek – aspek kejiwaan yang ikut

terpengaruh oleh perubahan Psikologis akibat sakit

dan dirawat di Rumah Sakit.

c. Untuk memahami perubahan – perubahan Psikologis

yang dialami ketika sakit dan dirawat di Rumah

Sakit.

d. Untuk memahami faktor – faktor yang menyebabkan

perbedaan perubahan Psikologis pada tiap individu

yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit.

BAB II

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Manusia adalah merupakan makhluk hidup yang lebih

sempurna dibandingkan dengan makhluk – makhluk hidup

lainnya. Akibat dari unsur – unsur kehidupan yang

ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami

perubahan – perubahan baik perubahan – perubahan

psikologis maupun perubahan – perubahan dalam segi

fisiologis. Bagaimana manusia berkembang dibicarakan

secara mendalam dalam psikologi perkembangan

sebagai salah satu psikologi khusus yang

membicarakan tentang masalah perkembangan manusia.

Mengenai faktor – faktor yang menentukan dalam

perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam –

macam pendapat dari para ahli , sehingga pendapat –

pendapat itu menimbulkan bermacam – macam teori yang

lain, bahkan ada yang bertentangan satu dengan yang

lain. Teori – teori berkembangan tersebut ialah :

a. Teori Nativisme

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia

itu akan ditentukan oleh faktor – faktor nativus ,

yaitu faktor – faktor yang dibawa oleh individu

pada waktu dilahirkan. menurut teori ini, sewaktu

individu dilahirkan telah membawa sifat – sifat

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 4

tertentu, dan sifat – sifat inilah yang akan

menentukan keadaan individu yang bersangkutan,

sedangkan faktor lain yaitu lingkungan, termasuk

didalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak

berpengaruh terhadap perkembangan individu itu.

Teori ini dikemukakan oleh Schopenhauer (Bigot,

Kohhstamm, Palland, 1950). Teori ini menimbulkan

pandangan bahwa seakan – akan manusia telah

ditentukan oleh sifat – sifat sebelumnya, yang

tidak dapat diubah, sehingga indivdu akan

bergantung kepada sifat – sifat yang diturunkan

oleh kedua orangtuanya. Bila orangtuanya baik akan

menjadi baik, sebaliknya bila orangtuanya jahat

akan menjadi jahat, sifat baik atau jahat itu

tidak dapat diubah oleh kekuatan – kekuatan lain.

Teori ini menimbulkan konsekuensi pandangan bahwa

manusia bila dilahirkan baik akan tetap baik ,

sebaliknya bila manusia dilahirkan jahat akan

tetap menjadi jahat, yang tidak dapat diubah oleh

pendidikan dan lingkungan.

Karena itu, teori ini dalam pendidikan menimbulkan

pandangan yang pesimistis, yang memandang

pendidikan sebagai usaha yang tidak berdaya

menghadapi perkembangan manusia. Teori ini lebih

jauh lebih dapat menimbulkan suatu pendapat bahwa

untuk menciptakan masyarakat yang baik, langkah

yang dapat diambil ialah mengadakan seleksi

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 5

terhadap anggota masyarakat. Anggota masyarakat

yang tidak baik tidak diberikan kesempatan untuk

berkembang karena ini akan memberikan keturunan

yang tidak baik pula. Tetapi ternyata teori ini

tidak dapat diterima oleh ahli – ahli lain, ini

terbukti dari adanya teori – teori lain di

antaranya seperti yang dikemukakan William Stern.

b. Teori Empirisme

Teori ini menyatakan bahwa pekembangan seseorang

individu akan ditentukan oleh empirinya atau

pengalaman – pengalaman yang telah diperoleh

selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian

pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima

oleh individu yang bersangkutan. Menurut teori ini

individu yang dilahirkan itu sebagai kertas putih

yang bersih yang belum ada tulisan – tulisannya,

akan menjadi apakah individu itu kemudian,

tergantung kepada apa yang akan dituliskan di

atasnya. Karena itu peranan pendidikan dalam hal

ini sangat besar, pendidiklah yang akan menentukan

keadaan individu itu di kemudian hari. Karena itu

aliran atau teori ini dalam lapangan pendidikan

menimbulkan pandangan yang optimis yang memandang

bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu

untuk membentuk pribadi individu. Teori empirisme

ini dikemukakan oleh John Locke, juga sering

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 6

dikenal dengan teori ‘tabularasa’, yang memandang

keturunan, pembawaan tidak mempunyai peranan.

Bila dilihat kedua teori tersebut di atas

merupakan teori – teori yang saling bertentangan

satu dengan yang lain teori nativisme sangat

menitik beratkan pada segi keturunan atau

pembawaan. Sebaliknya teori empirisme sangat

menitik beratkan pada segi empiri, pada

lingkungan, kedua – duanya merupakan teori yang

sangat menyebelah.

Berhubungan dengan hal tersebut, ada usaha untuk

menggabungkan kedua teori ini, yaitu dengan adanya

teori konvergensi.

c. Teori Konvergensi

Teori ini merupakan teori gabungan dari kedua

teori tersebut diatas, yaitu suatu teori yang

dikemukakan oleh William Stern. Menurut William

Stern, baik pembawaan maupun pengalaman atau

lingkungan mempunyai peran yang penting di dalam

perkebangan individu , perkembangan individu akan

ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak

lahir (endogen) maupun faktor lingkungan,

pengalaman, dan pendidikan (eksogen). Penyelidikan

dari William Stern memberikan bukti tentang

kebenaran dari teorinya. William Stern mengadakan

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 7

penelitian dengan anak – anak kembar di Hamburg,

Jerman. Dilihat dari segi faktor endogen atau

genetik, orang kembar mempunyai sifat – sifat

keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak – anak

tersebut dipisahkan dari pasangannya dan

ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda

satu dengan yang lainnya. Pemisahan itu segera

dilaksanakan setelah kelahiran. Maka ternyata

akhirnya anak – anak itu mempunyai sifat - sifat

yang berbeda satu dengan yang lain, sekalipun

secara keturunan mereka dapat dikatakan relatif

mempunyai kesamaan. Perbedaan sifat dan yang ada

pada anak itu disebabkan karena pengaruh

lingkungan di mana anak tersebut berada. Dengan

keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor

pembawaan tidak menentukan secara mutlak,

pembawaan bukan satu –satunya faktor yang

menentukan pribadi atau struktur kejiwaan

seseorang. Kemudian penyelidikan semacam itu

banyak dilakukan di tempat – tempat lain di

antaranya di Chicago dan Texas.

“Tentang Hubungan antara dasar dan keadaan ini

menurut lmu pendidikan ditetapkan adanya

‘konvergensi’ yang berarti bahwa kedua – duanya

saling mempengaruhi, hingga garis dasar keadaan

itu selalu tarik menarik dan akhirnya menjadi

satu. Mengenai perlu tidaknya tuntunan di dalam

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 8

tumbuhnya manusia, samalah keadaannya dengan soal

perlu atau tidaknya pemeliharaan dalam tumbuhnya

tanaman. Misalnya kalau sebutir jagung yang baik

dasarnya jatuh pada tanah baik, banyak airnya, dan

dapat sinar matahari, maka pemeliharaan dari Bapak

Tani tentu akan menambah baik tanaman. Kalau tak

ada pemeliharaan, sedangkan tanahnya tidak baik,

atau tempat jatuhnya biji jagung itu tidak

mendapat sinar matahari atau kekurangan air, maka

biji jagung itu walaupun dasarnya baik, tak akan

dapat tumbuh baik karena pengaruh keadaan.

Sebaliknya kalau sebutir jagung tidak baik

dasarnya, akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan

yang sebaik – baiknya oleh Bapak Tani, maka biji

itu akan dapat tumbuh lebih baik daripada biji –

biji lainnya yang tidak baik dasarnya” (Ki Hadjar

Dewantara, 1962).

LINGKUNGAN

Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan

menjadi :

a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam,

misalnya keadaan tanah, keadaan musim, dsb.

Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan

pengaruh yang berbeda pula kepada individu.

Misalnya: Daerah pegunungan yang memberikan

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 9

pengaruh yang lain bila dibandingkan dengan

daerah pantai. Daerah yang mempunyai musim dingin

akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan

lingkungan yang mempunyai musim panas.

b. Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan

masyarakat, dimana dalam lingkungan masyarakat ini

ada interaksi individu satu dengan individu lain.

Keadaan masyarakat pun akan memberikan pengaruh

tertentu terhadap perkembangan individu.

lingkungan sosial biasanya dibedakan :

1. Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial

dimana terdapat hubungan yang erat antara

anggota satu dengan anggota yang lain, anggota

satu saling kenal mengenal dengan baik dengan

anggota yang lain. Oleh karena itu di antara

anggota telah ada hubungan yang erat, maka

sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini

akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan

lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat.

2. Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial

yang berhubungan anggota satu dengan anggota

yang lain agak longgar. Pada umumnya anggota

satu dengan anggota lain kurang atau tidak

saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh

lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam

bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan

sosial primer.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 10

Pengaruh lingkungan sosial, baik primer maupun

sekunder sangat komplek dalam perkembangan individu,

hal ini secara mendalam dibicarakan tersendiri dalam

psikologi sosial.

Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata

tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya

lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap

individu. Hubungan antara individu dengan

lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal

balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu,

tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi

lingkungannya.

1) Individu menolak lingkungan, dalam keadaan ini

lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam diri

individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai individu

dapat memberikan bentuk atau perubahan lingkungan

seperti yang dikehendaki oleh individu yang

bersangkutan. Misalnya akibat banjir sebagian

jalan terputus. Untuk mengatasinya dibuat tanggul

untuk melawan pengaruh dari lingkungan itu.

sehingga orang tidak menerima begitu saja. Dalam

kehidupan bermasyarakat kadang – kadang orang

tidak cocok dengan norma – norma dalam suatu

masyarakat, orang dapat berusaha untuk dapat

mengubah norma yang tidak baik itu menjadi norma

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 11

yang baik. Jadi individu secara aktif memberikan

pengaruh terhadap lingkungannya.

2) Individu menerima lingkungan, dalam hal ini keadaan

sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri

individu, dengan demikian individu akan menerima

lingkungan itu.

3) Individu bersikap netral, dalam hal ini individu tidak

menerima tetapi juga tidak menolak. Individu dalam

status ‘quo’ terhadap lingkungan.

(BAB VIII MANUSIA, PEMBAWAAN, DAN LINGKUNGAN, Halaman

195, PSIKOLOGI UMUM. Abu Ahmadi).

b.2. KEPRIBADIAN

Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar

dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini

digunakan sehari – hari dalam dunia psikologi. Di

bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian dari

berbagai sarjana, dalam menggambarkan betapa luasnya

pengertian yang dicakup oleh istilah tersebut.

1. Definisi Anekawarna

Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis

berupa dorongan, kecenderungan, selera, dan

instink yang dicampuri dengan sifat &

kecenderungan yang didapat melalui pengalaman yang

terdapat pada diri seseorang (Morton Prince, 1924)

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 12

2. Definisi Integratif & Konfiguratif (menekankan pada

pengorganisasian sifat – sifat yang ada pada pribadi seseorang)

Keseluruhan organisasi yang terdapat pada diri

manusia, pada setiap tingkat perkembangannya

(Warren & Carmichael, 1930) Integrasi interes –

interes yang menyebabkan individu yang

bersangkutan cenderung untuk bertingkah laku

tertentu (Mc Curdy, 1928).

3. Definisi Hirarkis

Merupakan tingkatan sifat – sifat dimana biasanya

sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh

yang menentukan (Mc Dougall dan teman – teman,

1930)

4. Definisi Penyesuaian Diri

“Integrasi daripada sistem kebiasaan – kebiasaan

yang menunjukan ciri khas pada individu untuk

menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.” (E. Y.

Kempt, 1921)

Dengan mempertimbangkan definisi – definisi diatas,

Gordon W. Allport (1961) mengajukan sebuah definisi.

Ia menyatakan bahwa: “Kepribadian merupakan

organisasi dinamis dalam diri Individu yang terdiri

dari sistem – sistem psiko-fisik yang menentukan

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 13

cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari

individu tersebut terhadap lingkungan.

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN

Karena begitu banyak aspek – aspek serta

karakteristik – karakteristik dalam menentukan

kepribadian individu, para Ahli menentukan beberapa

karakteristik yang dipakai sebagai acuan, karena

beberapa karakteristik ini dinilai merupakan yang

paling besar pengaruhnya terhadap penentuan

kepribadian individu, diantaranya :

1. Penampilan fisik.

2. Tempramen.

3. Kecerdasan & Kemauan.

4. Arah minat & Pandangan mengenai nilai – nilai.

5. Sikap Sosial.

6. Kecenderungan – kecenderungan dalam motivasi.

7. Cara – cara pembawaan diri.

8. Kecenderungan Patologis.

(PSIKOLOGI DASAR, Abu Ahmadi, halaman 207)

b.3. PENGERTIAN PERASAAN

Perasaan biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan

jiwa yang dialami oleh setiap orang pada suatu

waktu. Misalnya : Orang merasa iba, haru, pilu,

gembira, senang atau tidak senang, tercengang, dan

sebagainya. Dengan perkataan lain, perasaan adalah

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 14

suatu keadaan jiwa sebagai akibat dari adanya

peristiwa- peristiwa yang umumnya datang dari luar,

yang dapat menimbulkan kegoncangan pada diri orang

yang bersangkutan.

Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi

seseorang. Tiap perasaan diiringi dengan peristiwa

pengenalan atau pengamatan, tetapi perasaan bukanlah

sifat kesadaran, pikiran dan sebagainya. Kekuatan

perasaan adalah lain daripada kekuatan kesan – kesan

yang berasal dari luar, karena ada kalanya suatu

keadaan sama sekali tidak menimbulkan perasaan.

Itulah sebabnya perasaan selain bergantung kepada

rangsangan dari luar, juga bergantung kepada tiga

faktor, yaitu:

a. Keadaan jasmani dan rohani yang bersangkutan pada

suatu ketika. Misalnya: Karena sakit atau lelah,

maka orang lekas marah, perasaannya menjadi lain

(kasar), mungkin lagu – lagu yang digemarinya kini

dibencinya.

b. Keadaan pembawaan seseorang. Hal ini erat

hubungannya dengan susunan kepribadian seseorang.

Misalnya ada orang yang pembawaan perasaan yang

halus, dan sebaliknya ada pula orang yang kebal

perasaannya. Dengan demikian susunan kepribadian

seseorang akan menentukan perasaannya.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 15

c. Keadaan perkembangan seseorang pada suatu waktu sejak

mengenal sesuatu. Karena itu mudah dimengerti

bahwa keadaan yang pernah mempengaruhinya akan

dapat memberikan corak dalam perkembangan

perasaannya. Contoh: Perkembangan perasaan yang

seseorang peroleh dalam lingkungan keluarganya,

kehidupan rumah tangga, dan sebagainya.

HUBUNGAN PERASAAN DENGAN JASMANI.

Gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan

mempunyai sangkut – paut dengan gejala – gejala

jasmaniah. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat

erat dan saling berkaitan. Misalnya: Kalau ada orang

yang sedang bercakap – cakap ada kalanya disertai

dengan gerakan – gerakan tangan. Gerakan ini tidak

lain merupakan ungkapan perasaan untuk menjelaskan

apa yang sedang dibicarakan atau dikatakan.

Disamping itu dapat dilihat, bahwa dengan

memperhatikan kerut kening seseorang, mulutnya yang

bergerak – gerak akan diketahui apakah orang itu

marah, ataukah gembira dan sebagainya. Banyak

perasaan yang timbul bersamaan dengan peristiwa

jasmani (tubuh). Misalnya: Tertawa, membentak –

bentak, mengepalkan tangan, menangis, dan lain

sebagainya adalah perbuatan – perbuatan tubuh untuk

melahirkan perasaan. Tanggapan – tanggapan tubuh

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 16

terhadap perasaan dapat diwujudkan dengan gerakan –

gerakan seperti perubahan mimik wajah, gerakan tubuh

seluruhnya atau sebagian tubuh (pantomimik)

Sehubungan dengan hal itu dapat dimasukan juga

bahasa orang bisu dan tuli, yang terdiri atas

gerakan – gerakan yang serupa dengan mimik dan

pantomimik. Tanggapan tubuh atas perasaan dapat pula

bersifat sintom – sintom (gejala), seperti denyut

jantung bertambah cepat, mula menjadi pucat, dan

sebagainya.

TEORI – TEORI PERASAAN

Perasaan bukanlah suatu proses psikis yang berdiri

sendiri melainkan senantiasa bersangkutan dengan

peristiwa – peristiwa lainnya. Bagaimana hubungan

itu terjadi masih banyak perbedaan pendapat. Ini

akan tampak jelas dalam beberapa teori perasaan

sebagai berikut:

a. Teori Sentral

Menurut teori ini, bahwa gejala kejasmaniahan ini

merupakan suatu akibat dari emosi yang dialami

seseorang. Jadi seseorang itu mengalami emosi

lebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan –

perubahan bahan dalam lapangan jasmaniahnya.

Sehingga berdasarkan teori ini dapat dikemukakan

bahwa akibat gejala jasmaniah itu merupakan akibat

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 17

dari emosi yang dialami oleh seseorang. Teori

Sentral ini dikemukakan oleh Cannon.

b. Teori Perifer

Menurut teori ini justru sebaliknya, yaitu gejala

– gejala jasmaniah itu bukanlah emosi yang dialami

oleh seseorang, tetapi malahan emosi yang dialami

oleh seseorang itu merupakan suatu akibat dari

gejala – gejala jasmaniah.

Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange. Teori

ini lebih menitik beratkan pada yang bersifat

perifer daripada yang bersifat sentral, dan teori

ini berhubungan erat dengan pandangan yang

bersifat biologis.

c. Teori Kepribadian

Teori ini dikemukakan oleh J. Linschoten, yang

mengatakan bahwa hubungan jasmani dengan rohani

itu sangat erat, sehingga yang menghayati perasaan

itu pribadi seseorang.

Berdasarkan teori tersebut dapat dimengerti bahwa

baik jasmani maupun rohani menyebabkan seseorang

mempunyai bermacam – macam perasaan sesuai dengan

perangsangnya. Misalnya: Seseorang menghadapi

ujian yang penuh dengan kekhawatiran mungkin lulus

atau tidak. Kekhawatiran itu meliputi perasaan

yang dapat dilihat dari raut muka yang murung.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 18

Tiba – tiba yang bersangkutan ternyata lulus, maka

timbul perasaan senang yang diekspresikan dengan

raut muka yang berseri – seri. Perasaan yang

diekspresikan yang tampak pada raut muka baik yang

murung maupun yang berseri – seri itu merupakan

penghayatan pribadi.

AFFEK DAN KEADAAN HATI

Affek ialah perasaan tegang yang berlebih – lebihan

dalam hidup kejiwaan, seperti marah, terkejut,

benci, dan sebagainya. Biasanya disertai dengan

peristiwa – peristiwa tubuh, misalnya mencucurkan

air mata, mengepalkan tangan, menggaruk – garuk

kepala dan sebagainya, sehingga sering – sering

melumpuhkan tenaga pikiran yang menyebabkan manusia

tidak sadar terhadap apa yang diperbuatnya.

Wilhelm Wundt membedakan affel atas tiga golongan

yaitu :

a. Affek yang disertai dengan perasaan senang atau

tidak senang.

b. Affek yang menggiatkan atau melemahkan pekerjaan

jiwa.

c. Affek yang penuh dengan ketegangan jiwa dan

kebalikannya.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 19

Keadaan hati atau suasana hati (stemming) adalah

suatu perasaan yang berlangsung lama, gembira maupun

susah. Suasana hati ini kadang – kadang berlangsung

disebabkan oleh sesuatu yang tampak dengan jelas,

misalnya berita baik atau buruk, untung atau malang,

dan sebagainya, tetapi kadang – kadang tidak

diketahui sebab musababnya. Dengan tidak diketahui

apa sebabnya sehari – hari selalu segan berbuat

sesuatu, segala – galanya terasa berat,

menjengkelkan, dan sebagainya. Sebaliknya dapat pula

terjadi dengan tidak diketahui sebabnya selalu

merasa senang, gembira dan riang, ringan tangan, dan

sebagainya.

Berhubungan dengan hal tersebut, ada golongan

manusia yang selalu hidup senang segala sesuatunya

dilihat dari sudut kebaikannya dan segi yang

menyenangkan. Golongan ini memandang masa depan yang

cemerlang yang penuh harapan yang disebut tipe

optimis. Sebaliknya, golongan lain selalu hidup

susah, segala sesuatunya dipandang dari sudut

kesulitan dan keberatan, yang memandang masa depan

penuh dengan kabut kesuraman disebut tipe pesimis.

(BAB I PERASAAN, ILMU JIWA UMUM jilid II, Dra. H. Zuhairini & Drs.

Sardjoe, halaman 9)

b.4. KEBIASAAN

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 20

Kebiasaan ialah rangkaian perbuatan yang dilakukan

dengan sendirinya, tetapi kadang – kadang masih

dipengaruhi oleh akal pikiran. Pada permulaan sangat

dipengaruhi oleh pikiran, tetapi makin lama pengaruh

pikiran itu makin berkurang, karena seringkali

dilakukan. Kebiasaan ini dapat diberikan contoh

sebagai berikut: Orang meletakan benda – benda pada

tempat tertentu, menggosok gigi setelah selesai

makan, merokok setelah makan, membaca surat kabar

setiap pagi, dan sebagainya.

KEINGINAN

Keinginan ialah suatu bentuk nafsu atau dorongan

yang disadari, yang tertuju kepada sesuatu benda

yang tertentu atau sesuatu yang konkrit. Contoh:

dorongan makan menimbulkan keinginan untuk makan,

keinginan bermain sepak bola, keinginan menikah

dengan gadis cantik, dan sebagainya. Kebalikan dari

keinginan ini disebut kebencian. Misalnya: benci

melihat makanan – makanan tertentu; melihat kain –

kain yang merah warnanya; dan benci melihat anak

yang malas bekerja dan sebagainya.

(BAB II KEHENDAK, ILMU JIWA UMUM jilif II, Dr. H. Zuhairini & Drs.

Sardjoe, halaman 32)

b.5. PENGERTIAN DAN DEFINISI PSIKOLOGIS

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 21

Banyak Ilmuan dan Dokter menemukan bahwa teknologi

dapat menganalisa keadaan psikologis dan emosional

seseorang. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya reaksi

emosional merupakan reaksi energi terhadap suatu

persepsi karena setiap orang memiliki persepsi

psikologis tentang diri dan lingkungannya dimana

persepsi ini menjadi suatu proses mental, membentuk

karakteristik impuls suatu proses mental serta

pembentukan karakteristik. Berikut ini adalah

pengertian dan definisi psikologis:

a. ANAS TAMSURI

Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau

emosional yang dapat meningkatkan risiko gangguan

cairan, elektrolit, dan asam-basa.

b. DENNIS J. BILLY

Secara tradisional, suara hati dipahami dalam

pengertian psikologis, yaitu kesadaran tentang

yang  benar dan yang salah.

c. MYRA CHAVE – JONES

Psikologis merupakan gambaran garis besar mengenai

cara kerja pikiran kita.

d. EBEN NUBAN TIMO

Psikologis merupakan keyakinan dan pandangan

manusia tentang alam sekitar, manusia, dan Allah.

e. BILSON SIMAMORA

Psikologis merupakan faktor yang berasal dari

dalam individu seseorang dan unsur-unsur

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 22

psikologis ini meliputi motivasi, persepsi,

pembelajaran, kepribadian, memori, emosi,

kepercayaan, dan sikap.

f. NURSALAM

Psikologis merupakan hal yang merupakan

kepribadian dan kemampuan individu dalam

memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan

situasi dan lingkungan.

g. WILLY WONG

Psikologis merupakan bentuk dari mekanisme “fight or

flight problems” yang ada dalam diri manusia.

b.6. PENGERTIAN STRES DAN STRESSOR

Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik

terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu,

suatu fenomena universal yang terjadi dalam

kehidupan sehari – hari dan tidak dapat dihindari,

setiap orang mengalaminya, stres memberi dampak

secara total pada individu yaitu terhadap fisik,

psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual.

Stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis, stres

emosi dapat menimbulkan perasaan negatif atau

destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain,

stres intelektual akan mengganggu persepsi dan

kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah,

stres sosial akan mengganggu hubungan individu

terhadap kehidupan (Hans Selye, 1956 ; Davis, at

all. 1989 ; Barbara Kozier, et all, 1989).

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 23

Stressor adalah variabel yang dapat

diidentifikasikan sebagai penyebab timbulnya stres.

Datangnya stressor dapat sendiri – sendiri atau

dapat pula bersamaan.

Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan

diluar tubuh, sumber stres dapat berupa

biologik/fisiologik, kimia, psikologik, sosial, dan

spiritual. Terjadinya stres karena stressor tersebut

dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai

suatu ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang

merupakan tanda umum dan awal dari gangguan

kesehatan fisik dan psikologis, contohnya:

a. Stressor biologik dapat berupa: Mikroba ; bakteri,

virus, dan jasad renik lainnya, hewan, binatang,

tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya yang dapat

mempengaruhi kesehatan misalnya tumbuhnya jerawat

(acne), demam, digigit binatang, dan lain – lain

yang dipersepsikan dapat mengancam konsep diri

individu.

b. Stressor fisik dapat berupa: perubahan iklim, alam,

suhu, cuaca, geografi; yang meliputi letak tempat

tinggal, domisili, demografi ; berupa jumlah

anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi,

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 24

kepadatan penduduk, imigrasi, kebisingan, dan lain

– lain.

c. Stressor kimia : dari dalam tubuh dapat berupa serum

darah dan glukosa sedangkan dari luar tubuh dapat

berupa obat, pengobatan, pemakaian alkohol,

nikotin, cafein, polusi udara gas beracun,

insektisida, pencemaran lingkungan, bahan – bahan

kosmetika, bahan – bahan pengawet, pewarna, dan

lain – lain.

d. Stressor sosial psikologik, yaitu labeling (penamaan) dan

prasangka ketidak puasan terhadap diri sendiri,

kekejaman (aniaya, perkosaan), konflik peran,

percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi

yang negatif, dan kehamilan.

e. Stressor spiritual; yaitu adanya persepsi negatif

terhadap nilai – nilai ke-Tuhanan.

Tidak hanya stressor negatif yang menyebabkan stres

tetapi stressor positif pun dapat menyebabkan stres,

misalnya kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh

kembang, menikah, mempunyai anak, dan lain – lain,

semua perubahan yang terjadi sepanjang daur

kehidupan. Tidak adanya stressor dalam kehidupan

dapat membahayakan kehidupan, karena akan

menimbulkan kebosanan, tidak adanya tuntutan dan

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 25

seperti ada yang kurang dalam pertumbuhan

kepribadian. Stressor diperlukan dalam kehidupan

dalam upaya untuk meningkatkan kewaspadaan,

kematangan kepribadian dan kompetisi dalam hidup.

MANIFESTASI PSIKOLOGIS INDIVIDU TERHADAP STRES

Manifestasi merupakan gejala atau gambaran yang

dapat diamati secara subyektif maupun objektif dari

individu yang mengalami stres psikologis. Kozier, at

all (1989) mengemukakan bahwa manifestasi psikologis

individu yang mengalami stres, antara lain ;

a. Kecemasan

Cemas adalah perasaan yang tidak menyenangkan,

tidak menentu dari individu, dimana penyebabnya

tidak pasti/ tidak ada objek yang nyata misalnya ;

cemas kalau nilai ujian jelek, cemas tidak naik

kelas, cemas menunggu kedatangan, dan lain – lain.

b. Marah

Marah adalah suatu reaksi emosi yang subyektif,

atau kejengkelan dan ketidak puasan individu

terhadap tuntutan yang tidak terpenuhi.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 26

MANIFESTASI KOGNITIF INDIVIDU TERHADAP STRES

Adalah reaksi individu yang mengalami stres dengan

menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

a. Penyelesaian masalah

Individu melakukan identifikasi dan menetapkan

masalah penyebab stres kemudian dengan kemampuan

kognitif menyelesaikan masalah dengan cara memilih

dan melaksanakan alternatif dan mengevaluasi

keberhasilan dan keefektifan upaya yang

dilakukannya.

b. Strukturisasi

Menata atau memanipulasi situasi agar kejadian

yang mengancam tidak muncul kembali. Misalnya

menjadwalkan pemeriksaan kesehatan, menyusun

kembali jadwal atau kegiatan sehari – hari yang

kacau.

c. Disiplin diri (self control)

Tindakan yang dilakukan oleh individu adalah

melatih diri membiasakan kebiasaan yang dapat

menghindari timbulnya stres, misalnya untuk

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 27

menghindari kemacetan dijalan dengan membiasakan

berangkat lebih pagi.

d. Supresi

Menekankan perasaan yang tidak menyenangkan

kedalam alam sadar; ...”aku tidak mau pikirkan itu

hari ini, besok saja” dengan cara ini masalah

tidak selesai tetapi untuk sementara terbebas dari

stres.

e. Fantasi dan melamun

Kebutuhan yang tidak tercapai dibayangkan

tercapai, sehingga hasilnya tidak realistis.

Misalnya seorang ibu yang sedang menunggu hasil

Laboratorium Biopsi Mammae melamunkan ahli bedah

akan mengatakan; ”anda tidak kanker’, sedangkan

fantasi yang mengarah pada penyelesaian masalah

adalah, “walaupun dokter mengatakan saya kanker,

tetapi telah ada tindakan pengangkatan kanker,

saya akan terima”.

f. Berdoa atau Sembahyang

Upaya menyelesaikan masalah dengan cara berserah

diri kepada Tuhan, namun harus disertai dengan

upaya dalam bentuk tindakan.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 28

RESPON INDIVIDU SECARA VERBAL DAN PSIKOMOTOR

TERHADAP STRES

Umumnya respon pertama individu terhadap stres

adalah merupakan spontanitas yang diungkapkan secara

verbal dan diikuti dengan gerakan dari ungkapan

emosional psikomotor.

a. Menangis

Dapat menurunkan perasaan tegang terhadap situasi

dari perasaan yang menyakitkan, menyenangkan, atau

menyedihkan. Menangis diterima secara umum,

khususnya di kalangan wanita, menangis berguna

menurunkan ketegangan apabila disertai dengan

upaya peyelesaian masalah.

b. Tertawa

Merupakan respon untuk menurunkan kecemasan atau

ketegangan yang dapat mengarah pada penyelesaian

masalah yang konstruktif, misalnya; suami yang

mendengar istrinya sakit, tetapi tertawa pada

waktu memakai sandal terbalik.

c. Teriak

Merupakan respon pada ketakutan, frustasi atau

marah misalnya terkejut karena tiba – tiba orang

muncul dari kegelapan, respon ini dapat menurunkan

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 29

ketegangan tetapi dapat berbahaya jika tidak dapat

dikontrol, individu yang ketakutan dan histeris

harus ditempatkan pada tempat yang tenang dan

aman.

d. Memukul dan Menyepak

Respon spontan pada ancaman fisik, pada orang

dewasa yang dapat mengendalikan diri mungkin

memukul meja atau menyepak keranjang sampah. Anak

yang akan disuntik memukul dan menyepak perawat.

Cara ini dapat menurunkan ketegangan namun perlu

diarahkan pada benda yang tidak dapat rusak,

kemudian bantu untuk menyelesaikan masalah.

e. Menggenggam, memegang, dan meremas

Merupakan respon pada keadaan senang, menyakitkan,

atau sedih. Cara ini memberi rasa aman dan tenang.

f. Mencerca dan mengumpat

Merupakan ungkapan perasaan yang tidak

menyenangkan dari yang ditujukan pada objek atau

kejadian yang merupakan sumber stres.

Stres sifatnya universal, yaitu umum dan semua orang

dapat merasakannya tetapi cara pengungkapannya yang

berbeda. Sesuai dengan karakteristik individu, maka

responnya terhadap stres berbeda – beda untuk setiap

orang. Respon yang berbeda tersebut dikarenakan

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 30

mekanisme kinerja pengatasan stres yang digunakan

oleh individu dengan sumber dan kemampuan yang

berbeda, dan kemampuan individu dalam mengatasi

stres berbeda pula, sehingga stres yang sama akan

mempunyai dampak dan reaksi yang berbeda.

(BAGIAN 1, STRES, KOPING dan ADAPTASI, Rasmun S.Kp., M.Kep.,

halaman 7 – 12, 18 – 25)

b.7. KONSEP ADAPTASI

Adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan

atau tuntutan baru; yaitu suatu usaha untuk mencari

keseimbangan kembali kedalam keadaan normal.

Penyesuaian terhadap kondisi lingkungan; modifikasi

dari organisme atau penyesuaian organ secara

sempurna untuk dapat eksis pada kondisi lingkungan

tersebut.

Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai

batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya

manusia memberikan respons terhadap semua rangsangan

baik positif maupun negatif. Kemampuan adaptasi

manusia berbeda – beda antara satu dengan lainnya,

jika seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan

perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk

menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.

(Bagian 3, STRES, KOPING dan ADAPTASI, Rasmun S.Kp., M.Kep.,

halaman 42-43)

BAB III

PEMBAHASAN

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 31

3.1. MANUSIA DAN KONDISI PSIKOLOGISNYA SAAT SAKIT DAN

DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

Manusia adalah merupakan makhluk hidup yang lebih

sempurna dibandingkan dengan makhluk – makhluk hidup

lainnya. Dan dalam kehidupannya, manusia selalu

mengalami apa yang dinamakan perkembangan.

Perkembangan ini meliputi perkembangan dalam aspek

psikologis atau kejiwaan, perkembangan intelektual,

perkembangan emosi, maupun perkembangan spiritual.

Dalam perkembangan Psikologis manusia, banyak teori

– teori yang dikemukakan oleh ahli – ahli psikologis

dalam mengetahui perkembangan psikologis suatu

individu. Namun secara umum, terdapat faktor –

faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis

manusia, yaitu faktor endogen dan faktor eksogen.

Faktor endogen adalah faktor yang mempengaruhi

perkembangan psikologis manusia yang berasal dari

dalam diri manusia itu sendiri, yaitu; genetis atau

keturunan, dimana psikologis yang dimiliki seseorang

merupakan hasil penurunan sifat dari kedua

orangtuanya. Dan adapun faktor eksogen, yang dimana

sangat berperan dalam pembentukan serta perkembangan

psikologis individu, dimana meliputi; Kondisi

lingkungan tempat dimana individu tinggal dan

beraktivitas, pendidikan yang individu jalani,

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 32

maupun interaksi yang individu lakukan dengan

individu lain dalam lingkungan tempat individu

tersebut beraktivitas dan tinggal.

Dalam tubuh manusia, terdapat banyak sekali sel –

sel yang didalamnya saling bekerjasama untuk

menjalankan sistem – sistem dalam tubuh manusia.

Baik dalam sistem pencernaan, sistem transportasi,

endokrin, sistem imun, dan lain – lain. Dan sistem –

sistem ini tidak lepas peranannya dari kondisi

psikologis, khususnya pada sistem imun dalam tubuh.

Jika kondisi psikologisnya baik, maka sel – sel yang

ada pada tubuh, bisa melakukan proses metabolisme

dan bisa menjaga kinerjanya agar dapat beraktivitas

dengan baik dan maksimal. Dan sistem imun pun akan

dapat bekerja dengan baik dalam menjaga daya tahan

tubuh terhadap patogen – patogen. Namun sebaliknya,

jika kondisi psikologis kurang baik bahkan memburuk,

maka kinerja sel – sel dalam tubuh dalam menjalankan

sistem – sistemnya menjadi tidak baik, dan begitu

pula pada kondisi imun yang menjadi tidak baik, dan

patogen – patogen pun mudah masuk dan menjangkit

tubuh manusia, yang menyebabkan tubuh manusia

menjadi sakit.

Secara umum, kondisi ini (sakit), akan menyebabkan

individu tersebut merasa tidak nyaman dan membuat

kondisi psikologisnya menjadi tidak seimbang. Begitu

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 33

pun saat dimana individu tersebut diharuskan untuk

menjalani pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit.

Akan timbul perasaan jenuh sebagai akibat dari

rutinitas kesehatan yang terjadwal yang individu

alami selama masa perawatan, baik itu waktu

istirahat, waktu makan, waktu pemberian obat –

obatan, dan lain – lain. Disamping itu terselip

pula rasa khawatir dan cemas pada diri individu,

seperti kecemasan mengenai progres kesehatan

individu selama perawatan, apakah membaik atau malah

memburuk, khawatir akan biaya yang harus ditanggung

nantinya, bahkan sampai mengkhawatirkan keluarga

yang ditinggalkan bagi individu yang telah bekerja.

Dan hal – hal tersebut diatas akan membuat individu

mengalami stres yang berat yang justru akan

memperburuk kondisi psikologis dan kesehatannya, dan

ini adalah hal yang membahayakan, mengingat kondisi

tubuhnya sedang dalam keadaan sakit. Inilah yang

menyebabkan individu mengalami perubahan psikologis

dalam dirinya ketika sakit dan menjalani perawatan

di Rumah Sakit.

3.2. ASPEK – ASPEK YANG BERKAITAN DENGAN PERUBAHAN

PSIKOLOGIS KETIKA SAKIT DAN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 34

Psikologis suatu individu yang terganggu, juga akan

mempengaruhi aspek – aspek psikologis yang lainnya,

karena aspek – aspek tersebut merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat terpisahkan seiring dengan

perkembangan psikologis individu.

Beberapa aspek – aspek psikologis tersebut antara

lain;

a. Perasaan

Keadaan jiwa individu saat sehat dibandingkan saat

sakit, terlebih hingga dirawat di Rumah Sakit,

tentu berbeda, peristiwa – peristiwa maupun hal –

hal yang terjadi yang menjadi diluar dari

kebiasaan, membuat perasaan dan psikologis

individu pun menjadi berubah. Adapun beberapa

faktor yang mempengaruhi perasaan seseorang,

antara lain:

1. Keadaan jasmani dan rohani.

2. Keadaan pembawaan seseorang.

3. Keadaan perkembangan seseorang pada suatu waktu sejak

mengenal sesuatu.

b. Kebiasaan

Kebiasaan ialah rangkaian perbuatan yang dilakukan

dengan sendirinya, tetapi kadang – kadang masih

dipengaruhi oleh akal pikiran. Pada permulaan

sangat dipengaruhi oleh pikiran, tetapi makin lama

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 35

pengaruh pikiran itu makin berkurang, karena

seringkali dilakukan.

Tentu dalam hal ini, kebiasaan – kebiasaan yang

biasanya individu lakukan ketika masih sehat akan

terlihat berbeda dibandingkan ketika individu

sakit dan dirawat di Rumah Sakit, dimana Ia harus

mengikuti semua jadwal – jadwal perawatan yang

telah disusun dan harus dilakukan setiap harinya,

seperti; beristirahat, minum obat, makan, dan lain

sebagainya. Dan seiring berjalannya tindakan

perawatan ini, kondisi psikologis individu akan

mengalami perubahan karena penyesuaian –

penyesuaian akan kebiasaan yang harus ia jalani

selama perawatan.

c. Keinginan

Keinginan ialah suatu bentuk nafsu atau dorongan

yang disadari, yang tertuju kepada sesuatu benda

yang tertentu atau sesuatu yang konkrit. Dan dalam

hal ini, pembatasan – pembatasan akan keinginan

yang selama ini dilakukannya sewaktu masih sehat

akan membuat psikologi seseorang menjadi berubah,

seperti menu makanan yang harus sesuai dengan

asupan nutrisi selama menjalani perawatan di Rumah

Sakit, yang berlawanan dengan apa yang individu

ingin makan pada saat itu, serta keinginan untuk

segera sehat dan bertemu keluarga.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 36

d. Keadaan Hati dan Affek

Keadaan hati atau suasana hati adalah suatu

perasaan yang berlangsung lama, gembira maupun

susah. Suasana hati ini kadang – kadang

berlangsung disebabkan oleh sesuatu yang tampak

dengan jelas, misalnya berita baik atau buruk,

untung atau malang, dan sebagainya.

Affek ialah perasaan tegang yang berlebih –

lebihan dalam hidup kejiwaan, seperti marah,

terkejut, benci, dan sebagainya. Biasanya disertai

dengan peristiwa – peristiwa tubuh, misalnya

mencucurkan air mata, melamunkan suatu hal, dan

lain sebagainya, menjadikan manusia tidak sadar

terhadap apa yang diperbuatnya.

Dalam konteks ini, individu yang sakit dan

menjalani perawatan di Rumah Sakit, Banyak hal

yang dipikirkan, keadaan hati yang tidak menentu,

terkadang bersikap pesimis, namun terkadang juga

optimis akan kesembuhan, menjadikan psikologisnya

ikut berubah – ubah.

3.3. PERUBAHAN – PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI AKIBAT DARI

PERUBAHAN PSIKOLOGIS KETIKA SAKIT DAN DIRAWAT DI

RUMAH SAKIT

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 37

Selain dampak faal atau fisik yang terjadi akibat

keadaan sakit maupun dirawat di rumah sakit,

seseorang juga mengalami perubahan dalam berperilaku

yang berdampak pada dirinya. Berikut adalah

perubahan prilaku yang terjadi selama sakit, antara

lain:

a. Adanya perasaan ketakutan

Perubahan prilaku ini dapat terjadi pada semua

orang yang ditandai dengan adanya perasaan takut

sebagai dampak dari sakit.

b. Menarik diri

Seseorang yang sakit akan selalu mengalami proses

kecemasan. Tingkat kecemasannya pun akan berbeda.

Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang akan

berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak

diberi pertanyaan. Hal tersebut sebagai bentuk

upaya menghindari kecemasan.

c. Egosentris

Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang

ditunjukan dengan selalu banyak mempersoalkan

dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan

perasaan orang lain atau memikirkan perasaan orang

lain. Perilaku ini ditunjukan dengan selalu ingin

bercerita tentang penyakitnya.

d. Sensitif terhadap persoalan kecil

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 38

Seseorang yang sakit perubahan perilaku ini

biasanya selalu ditimbulkan dengan mempersoalkan

hal-hal kecil sebagai dampak terganggunya

psikologis. seperti selalu mengomel jika keadaan

tersebut tidak sesuai dengan dirinya.

e. Reaksi emosional tinggi

Perilaku ini dapat ditunjukan dari seseorang yang

mengalami sakit dengan mudah menangis,

tersinggung, marah, serta tuntutan perhatian yang

lebih dari orang sekitar.

f. Perubahan persepsi

Terjadinya perubahan persepsi selama sakit dapat

ditunjukan dengan timbul persepsi bahwa dokter dan

perawat adalah orang yang dapat membantu untuk

menyembuhkan sehingga menaruh harapan sangat besar

pada dokter dan perawat tersebut.

g. Berkurangnya minat

Perubahan perilaku yang ditunjukan pada seseorang

yang mengalami sakit adalah berkurangnya minat

karena terjadi stress yang diakibatkan penyakit

yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam

melakukan aktivitas sehari-hari.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 39

3.4. FAKTOR – FAKTOR YANG MENJADIKAN TIAP INDIVIDU

MEMILIKI PERUBAHAN PSIKOLOGIS YANG BERBEDA KETIKA

SAKIT DAN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

Pada dasarnya, perubahan – perubahan psikologis yang

dialami oleh individu yang sakit dan dirawat di

Rumah Sakit, itu tidaklah sama antara individu satu

dengan yang lainnya. Banyak faktor yang menjadi

perbandingan, yang membedakan antara individu satu

dengan individu lain dalam hal perubahan psikologis,

diantaranya :

a. Kepribadian

Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar

dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini

digunakan sehari – hari dalam dunia psikologi. Di

bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian

dari berbagai sarjana, dalam menggambarkan betapa

luasnya pengertian yang dicakup oleh istilah

tersebut, diantaranya :

1. Definisi Anekawarna

Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis

berupa dorongan, kecenderungan, selera, dan

instink yang dicampuri dengan sifat &

kecenderungan yang didapat melalui pengalaman

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 40

yang terdapat pada diri seseorang (Morton

Prince, 1924)

2. Definisi Integratif & Konfiguratif (menekankan pada

pengorganisasian sifat – sifat yang ada pada pribadi

seseorang)

Keseluruhan organisasi yang terdapat pada diri

manusia, pada setiap tingkat perkembangannya

(Warren & Carmichael, 1930) Integrasi interes –

interes yang menyebabkan individu yang

bersangkutan cenderung untuk bertingkah laku

tertentu (Mc Curdy, 1928).

3. Definisi Hirarkis

Merupakan tingkatan sifat – sifat dimana

biasanya sifat yang tinggi tingkatannya

mempunyai pengaruh yang menentukan (Mc Dougall

dan teman – teman, 1930)

4. Definisi Penyesuaian Diri

“Integrasi daripada sistem kebiasaan –

kebiasaan yang menunjukan ciri khas pada

individu untuk menyesuaikan dirinya dengan

lingkungannya.” (E. Y. Kempt, 1921)

Dengan mempertimbangkan definisi – definisi

diatas, Gordon W. Allport (1961) mengajukan sebuah

definisi. Ia menyatakan bahwa: “Kepribadian

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 41

merupakan organisasi dinamis dalam diri Individu

yang terdiri dari sistem – sistem psiko-fisik yang

menentukan cara penyesuaian diri yang unik

(khusus) dari individu tersebut terhadap

lingkungan.

b. Karakteristik kepribadian

Karena begitu banyak aspek – aspek serta

karakteristik – karakteristik dalam menentukan

kepribadian individu, para Ahli menentukan

beberapa karakteristik yang dipakai sebagai acuan,

karena beberapa karakteristik ini dinilai

merupakan yang paling besar pengaruhnya terhadap

penentuan kepribadian individu, diantaranya :

1. Penampilan fisik.

2. Tempramen.

3. Kecerdasan & Kemauan.

4. Arah minat & Pandangan mengenai nilai – nilai.

5. Sikap Sosial.

6. Kecenderungan – kecenderungan dalam motivasi.

7. Cara – cara pembawaan diri.

8. Kecenderungan Patologis.

c. Adaptasi

Adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan

atau tuntutan baru; yaitu suatu usaha untuk

mencari keseimbangan kembali kedalam keadaan

normal. Penyesuaian terhadap kondisi lingkungan;

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 42

modifikasi dari organisme atau penyesuaian organ

secara sempurna untuk dapat eksis pada kondisi

lingkungan tersebut.

Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai

batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya

manusia memberikan respons terhadap semua

rangsangan baik positif maupun negatif.

Kemampuan adaptasi manusia berbeda – beda antara

satu dengan lainnya, jika seseorang dapat

menyesuaikan dirinya dengan perubahan maka ia

mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan

baik positif maupun negatif.

d. Lingkungan Sosial

Yaitu merupakan lingkungan masyarakat, dimana

dalam lingkungan masyarakat ini ada interaksi

individu satu dengan individu lain. Keadaan

masyarakat pun akan memberikan pengaruh tertentu

terhadap perkembangan individu.

lingkungan sosial biasanya dibedakan menjadi :

1. Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial

dimana terdapat hubungan yang erat antara

anggota satu dengan anggota yang lain, anggota

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 43

satu saling kenal mengenal dengan baik dengan

anggota yang lain. Oleh karena itu di antara

anggota telah ada hubungan yang erat, maka

sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini

akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan

lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat.

2. Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial

yang berhubungan anggota satu dengan anggota

yang lain agak longgar. Pada umumnya anggota

satu dengan anggota lain kurang atau tidak

saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh

lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam

bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan

sosial primer.

Pengaruh lingkungan sosial, baik primer maupun

sekunder sangat komplek dalam perkembangan

individu, hal ini secara mendalam dibicarakan

tersendiri dalam psikologi sosial.

Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata

tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya

lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap

individu. Hubungan antara individu dengan

lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal

balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 44

individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat

mempengaruhi lingkungannya.

1. Individu menolak lingkungan, dalam keadaan ini

lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam

diri individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai

individu dapat memberikan bentuk atau

perubahan lingkungan seperti yang dikehendaki

oleh individu yang bersangkutan. Misalnya

akibat banjir sebagian jalan terputus. Untuk

mengatasinya dibuat tanggul untuk melawan

pengaruh dari lingkungan itu. sehingga orang

tidak menerima begitu saja. Dalam kehidupan

bermasyarakat kadang – kadang orang tidak

cocok dengan norma – norma dalam suatu

masyarakat, orang dapat berusaha untuk dapat

mengubah norma yang tidak baik itu menjadi

norma yang baik. Jadi individu secara aktif

memberikan pengaruh terhadap lingkungannya.

2. Individu menerima lingkungan, dalam hal ini keadaan

sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri

individu, dengan demikian individu akan

menerima lingkungan itu.

3. Individu bersikap netral, dalam hal ini individu tidak

menerima tetapi juga tidak menolak. Individu

dalam status ‘quo’ terhadap lingkungan.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 45

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai perubahan – perubahan

psikologis akibat sakit dan dirawat di Rumah Sakit,

dapat kami simpulkan bahwa:

a. Penyebab perubahan Psikologis tersebut terjadi

karena;

- Faktor endogen dan faktor eksogen dalam

individu.

- Timbul perasaan jenuh sebagai akibat dari

rutinitas kesehatan yang terjadwal yang

individu alami selama masa perawatan.

- Rasa khawatir dan cemas pada diri individu.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 46

b. Aspek – aspek yang berpengaruh akibat perubahan

psikologis;

- Perasaan

- Kebiasaan

- Keinginan

- Keadaan Hati dan Affek

c. Perubahan – perubahan perilaku sebagai akibat dari

perubahan psikologis;

- Adanya perasaan ketakutan

- Menarik diri

- Egosentris

- Sensitif terhadap persoalan kecil

- Reaksi emosional tinggi

- Perubahan persepsi

- Berkurangnya minat

d. Faktor – faktor yang menjadikan tiap individu

memiliki perubahan psikologis yang berbeda;

- Kepribadian

- Karakteristik Kepribadian

- Adaptasi

- Lingkungan Sosial

4.2. SARAN

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 47

Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja

mengalami ketegangan hidup, yang diakibatkan adanya

tuntutan dan tantangan, kesulitan, ancaman, ataupun

ketakutan terhadap bahaya kehidupan yang semakin

sulit terpecahkan. Sehingga sering kali didapati

seseorang mengalami ketegangan psikologis, merasakan

keluhan yang kadang memerlukan perawatan dan

pengobatan.

Pada dasarnya, besar – kecilnya masalah yang

menegangkan tersebut adalah relatif, tergantung dari

tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian serta

bagaimana sudut pandang seseorang dalam

menghadapinya. Sebagian besar dari mereka yang

mengalami ketegangan mengambil jalan pintas,

misalnya: menghisap rokok secara berlebihan, minum

obat penenang, minum minuman keras dan lain

sebagainya dengan harapan terhindar dari stres.

Mereka tidak menyadari bahwa menghindari stres

dengan melakukan hal yang salah akan dapat menerima

akibat dari kesehatan yang amat buruk. Sebab stres

sesungguhnya tidak bisa dihilangkan dari proses

kehidupan, namun juga diperlukan untuk proses

pertumbuhan dan kematangan pribadi.

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 48

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu Drs. H. 2003. PSIKOLOGI UMUM. Jakarta. Rineka

Cipta

Farozin Muh Drs. H. M.Pd, Fathiyah Nur Kartika, S.Psi. 2004.

PEMAHAMAN TINGKAH LAKU;Buku Pegangan Kuliah. Jakarta. Rineka

Cipta

Irwanto Drs. 2002 PSIKOLOGI UMUM ; Buku Panduan Mahasiswa.

Jakarta. PT. Prenhallindo

RASMUN, S.Kp., M.Kep. 2004. Stres, Koping, dan Adaptasi: teori dan

pohon masalah keperawatan. Jakarta. SAGUNG SETO

Zuhairini Dra. H., Sardjoe Drs. 1983. ILMU JIWA UMUM jilid II.

Surabaya. Usaha Nasional.

http://neuronnisc11.blogspot.com/2012/01/tambahan-materi-

psikologi-orang-sakit.html

http://www.anneahira.com/psikologis.htm

http://carapedia.com/

pengertian_definisi_psikologis_info2055.html

Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 49