Psikologi - Perubahan psikologis seseorang yang dirawat di Rumah Sakit
-
Upload
stikeswilliambooth -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Psikologi - Perubahan psikologis seseorang yang dirawat di Rumah Sakit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sakit, merupakan suatu reaksi tubuh seorang individu
kala terserang suatu penyakit atau patogen, yang
dikarenakan banyak hal, mulai dari cuaca yang tidak
menentu (khususnya pada pancaroba), sistem imun
tubuh yang menurun, kebiasaan atau pola hidup yang
kurang baik, serta pengaruh stres yang tinggi kala
menjalani kehidupan. Keadaan sakit membuat orang
tidak bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik dan
maksimal, dan mengharuskan seseorang individu untuk
banyak beristirahat, dan membuat semua pekerjaan dan
tugas – tugas terbengkalai selama sakit.
Terlebih lagi jika sakit yang seseorang alami
mengharuskannya untuk menjalani pengobatan serta
perawatan di rumah sakit. Dirawat di Rumah Sakit
adalah situasi yang tidak menyenangkan bagi pasien.
Dengan masuk Rumah Sakit semua kebiasaan yang selama
ini dilakukan sendiri menjadi tidak bisa dilakukan
dan terbatas. Perasaan stres yang dirasakan oleh
pasien disebabkan karena banyaknya stressor baru
yang dihadapi secara bersamaan; misalnya lingkungan
yang asing di rumah sakit, perasaan sakit yang
sedang dirasakan, pasien juga akan menghadapi
berbagai prosedur tindakan keperawatan, tindakan
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 1
diagnostik, program terapi, perubahan pola nutrisi
pada makanan yang diasup, biaya perawatan yang
tentunya tidak sedikit, pekerjaan yang ditinggalkan
karena sakit, keluarga yang ditinggalkan, lingkungan
sosial yang ditinggalkan selama dirawat di rumah
sakit, dan faktor – faktor stres lainnya yang tentu
sedikit demi sedikit akan mengubah kondisi
psikologis yang dalam hal ini kondisi psikologis
pasien.
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang menyebabkan perubahan – perubahan
Psikologis itu terjadi pada Individu yang sakit
dan menjalani perawatan di Rumah Sakit ?
b. Aspek kejiwaan apa saja yang ikut berpengaruh /
berubah akibat berubahnya kondisi Psikologis pada
individu yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit?
c. Apa sajakah perubahan - perubahan Psikologis yang
dialami individu yang sakit dan dirawat di Rumah
Sakit ?
d. Mengapa perubahan – perubahan Psikologis yang
dialami tiap – tiap individu berbeda antara satu
dengan yang lainnya ?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 2
a. Menjelaskan penyebab terjadinya perubahan –
perubahan Psikologis pada individu yang sakit dan
dirawat di Rumah Sakit.
b. Menjelaskan beberapa aspek kejiwaan yang ikut
terpengaruh oleh karena perubahan Psikologis
individu yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
c. Menjelaskan perubahan – perubahan Psikologis yang
dialami individu yang sakit dan dirawat di Rumah
Sakit.
d. Menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan
perbedaan perubahan Psikologis pada tiap individu
yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
1.4. MANFAAT PENULISAN
a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan –
perubahan Psikologis pada individu yang sakit dan
dirawat di Rumah Sakit.
b. Untuk mengetahui aspek – aspek kejiwaan yang ikut
terpengaruh oleh perubahan Psikologis akibat sakit
dan dirawat di Rumah Sakit.
c. Untuk memahami perubahan – perubahan Psikologis
yang dialami ketika sakit dan dirawat di Rumah
Sakit.
d. Untuk memahami faktor – faktor yang menyebabkan
perbedaan perubahan Psikologis pada tiap individu
yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
BAB II
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
Manusia adalah merupakan makhluk hidup yang lebih
sempurna dibandingkan dengan makhluk – makhluk hidup
lainnya. Akibat dari unsur – unsur kehidupan yang
ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami
perubahan – perubahan baik perubahan – perubahan
psikologis maupun perubahan – perubahan dalam segi
fisiologis. Bagaimana manusia berkembang dibicarakan
secara mendalam dalam psikologi perkembangan
sebagai salah satu psikologi khusus yang
membicarakan tentang masalah perkembangan manusia.
Mengenai faktor – faktor yang menentukan dalam
perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam –
macam pendapat dari para ahli , sehingga pendapat –
pendapat itu menimbulkan bermacam – macam teori yang
lain, bahkan ada yang bertentangan satu dengan yang
lain. Teori – teori berkembangan tersebut ialah :
a. Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia
itu akan ditentukan oleh faktor – faktor nativus ,
yaitu faktor – faktor yang dibawa oleh individu
pada waktu dilahirkan. menurut teori ini, sewaktu
individu dilahirkan telah membawa sifat – sifat
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 4
tertentu, dan sifat – sifat inilah yang akan
menentukan keadaan individu yang bersangkutan,
sedangkan faktor lain yaitu lingkungan, termasuk
didalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak
berpengaruh terhadap perkembangan individu itu.
Teori ini dikemukakan oleh Schopenhauer (Bigot,
Kohhstamm, Palland, 1950). Teori ini menimbulkan
pandangan bahwa seakan – akan manusia telah
ditentukan oleh sifat – sifat sebelumnya, yang
tidak dapat diubah, sehingga indivdu akan
bergantung kepada sifat – sifat yang diturunkan
oleh kedua orangtuanya. Bila orangtuanya baik akan
menjadi baik, sebaliknya bila orangtuanya jahat
akan menjadi jahat, sifat baik atau jahat itu
tidak dapat diubah oleh kekuatan – kekuatan lain.
Teori ini menimbulkan konsekuensi pandangan bahwa
manusia bila dilahirkan baik akan tetap baik ,
sebaliknya bila manusia dilahirkan jahat akan
tetap menjadi jahat, yang tidak dapat diubah oleh
pendidikan dan lingkungan.
Karena itu, teori ini dalam pendidikan menimbulkan
pandangan yang pesimistis, yang memandang
pendidikan sebagai usaha yang tidak berdaya
menghadapi perkembangan manusia. Teori ini lebih
jauh lebih dapat menimbulkan suatu pendapat bahwa
untuk menciptakan masyarakat yang baik, langkah
yang dapat diambil ialah mengadakan seleksi
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 5
terhadap anggota masyarakat. Anggota masyarakat
yang tidak baik tidak diberikan kesempatan untuk
berkembang karena ini akan memberikan keturunan
yang tidak baik pula. Tetapi ternyata teori ini
tidak dapat diterima oleh ahli – ahli lain, ini
terbukti dari adanya teori – teori lain di
antaranya seperti yang dikemukakan William Stern.
b. Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa pekembangan seseorang
individu akan ditentukan oleh empirinya atau
pengalaman – pengalaman yang telah diperoleh
selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian
pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima
oleh individu yang bersangkutan. Menurut teori ini
individu yang dilahirkan itu sebagai kertas putih
yang bersih yang belum ada tulisan – tulisannya,
akan menjadi apakah individu itu kemudian,
tergantung kepada apa yang akan dituliskan di
atasnya. Karena itu peranan pendidikan dalam hal
ini sangat besar, pendidiklah yang akan menentukan
keadaan individu itu di kemudian hari. Karena itu
aliran atau teori ini dalam lapangan pendidikan
menimbulkan pandangan yang optimis yang memandang
bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu
untuk membentuk pribadi individu. Teori empirisme
ini dikemukakan oleh John Locke, juga sering
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 6
dikenal dengan teori ‘tabularasa’, yang memandang
keturunan, pembawaan tidak mempunyai peranan.
Bila dilihat kedua teori tersebut di atas
merupakan teori – teori yang saling bertentangan
satu dengan yang lain teori nativisme sangat
menitik beratkan pada segi keturunan atau
pembawaan. Sebaliknya teori empirisme sangat
menitik beratkan pada segi empiri, pada
lingkungan, kedua – duanya merupakan teori yang
sangat menyebelah.
Berhubungan dengan hal tersebut, ada usaha untuk
menggabungkan kedua teori ini, yaitu dengan adanya
teori konvergensi.
c. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan dari kedua
teori tersebut diatas, yaitu suatu teori yang
dikemukakan oleh William Stern. Menurut William
Stern, baik pembawaan maupun pengalaman atau
lingkungan mempunyai peran yang penting di dalam
perkebangan individu , perkembangan individu akan
ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak
lahir (endogen) maupun faktor lingkungan,
pengalaman, dan pendidikan (eksogen). Penyelidikan
dari William Stern memberikan bukti tentang
kebenaran dari teorinya. William Stern mengadakan
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 7
penelitian dengan anak – anak kembar di Hamburg,
Jerman. Dilihat dari segi faktor endogen atau
genetik, orang kembar mempunyai sifat – sifat
keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak – anak
tersebut dipisahkan dari pasangannya dan
ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Pemisahan itu segera
dilaksanakan setelah kelahiran. Maka ternyata
akhirnya anak – anak itu mempunyai sifat - sifat
yang berbeda satu dengan yang lain, sekalipun
secara keturunan mereka dapat dikatakan relatif
mempunyai kesamaan. Perbedaan sifat dan yang ada
pada anak itu disebabkan karena pengaruh
lingkungan di mana anak tersebut berada. Dengan
keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor
pembawaan tidak menentukan secara mutlak,
pembawaan bukan satu –satunya faktor yang
menentukan pribadi atau struktur kejiwaan
seseorang. Kemudian penyelidikan semacam itu
banyak dilakukan di tempat – tempat lain di
antaranya di Chicago dan Texas.
“Tentang Hubungan antara dasar dan keadaan ini
menurut lmu pendidikan ditetapkan adanya
‘konvergensi’ yang berarti bahwa kedua – duanya
saling mempengaruhi, hingga garis dasar keadaan
itu selalu tarik menarik dan akhirnya menjadi
satu. Mengenai perlu tidaknya tuntunan di dalam
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 8
tumbuhnya manusia, samalah keadaannya dengan soal
perlu atau tidaknya pemeliharaan dalam tumbuhnya
tanaman. Misalnya kalau sebutir jagung yang baik
dasarnya jatuh pada tanah baik, banyak airnya, dan
dapat sinar matahari, maka pemeliharaan dari Bapak
Tani tentu akan menambah baik tanaman. Kalau tak
ada pemeliharaan, sedangkan tanahnya tidak baik,
atau tempat jatuhnya biji jagung itu tidak
mendapat sinar matahari atau kekurangan air, maka
biji jagung itu walaupun dasarnya baik, tak akan
dapat tumbuh baik karena pengaruh keadaan.
Sebaliknya kalau sebutir jagung tidak baik
dasarnya, akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan
yang sebaik – baiknya oleh Bapak Tani, maka biji
itu akan dapat tumbuh lebih baik daripada biji –
biji lainnya yang tidak baik dasarnya” (Ki Hadjar
Dewantara, 1962).
LINGKUNGAN
Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan
menjadi :
a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam,
misalnya keadaan tanah, keadaan musim, dsb.
Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan
pengaruh yang berbeda pula kepada individu.
Misalnya: Daerah pegunungan yang memberikan
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 9
pengaruh yang lain bila dibandingkan dengan
daerah pantai. Daerah yang mempunyai musim dingin
akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan
lingkungan yang mempunyai musim panas.
b. Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan
masyarakat, dimana dalam lingkungan masyarakat ini
ada interaksi individu satu dengan individu lain.
Keadaan masyarakat pun akan memberikan pengaruh
tertentu terhadap perkembangan individu.
lingkungan sosial biasanya dibedakan :
1. Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial
dimana terdapat hubungan yang erat antara
anggota satu dengan anggota yang lain, anggota
satu saling kenal mengenal dengan baik dengan
anggota yang lain. Oleh karena itu di antara
anggota telah ada hubungan yang erat, maka
sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini
akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan
lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat.
2. Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial
yang berhubungan anggota satu dengan anggota
yang lain agak longgar. Pada umumnya anggota
satu dengan anggota lain kurang atau tidak
saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh
lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam
bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan
sosial primer.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 10
Pengaruh lingkungan sosial, baik primer maupun
sekunder sangat komplek dalam perkembangan individu,
hal ini secara mendalam dibicarakan tersendiri dalam
psikologi sosial.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata
tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya
lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap
individu. Hubungan antara individu dengan
lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal
balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu,
tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi
lingkungannya.
1) Individu menolak lingkungan, dalam keadaan ini
lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam diri
individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai individu
dapat memberikan bentuk atau perubahan lingkungan
seperti yang dikehendaki oleh individu yang
bersangkutan. Misalnya akibat banjir sebagian
jalan terputus. Untuk mengatasinya dibuat tanggul
untuk melawan pengaruh dari lingkungan itu.
sehingga orang tidak menerima begitu saja. Dalam
kehidupan bermasyarakat kadang – kadang orang
tidak cocok dengan norma – norma dalam suatu
masyarakat, orang dapat berusaha untuk dapat
mengubah norma yang tidak baik itu menjadi norma
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 11
yang baik. Jadi individu secara aktif memberikan
pengaruh terhadap lingkungannya.
2) Individu menerima lingkungan, dalam hal ini keadaan
sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri
individu, dengan demikian individu akan menerima
lingkungan itu.
3) Individu bersikap netral, dalam hal ini individu tidak
menerima tetapi juga tidak menolak. Individu dalam
status ‘quo’ terhadap lingkungan.
(BAB VIII MANUSIA, PEMBAWAAN, DAN LINGKUNGAN, Halaman
195, PSIKOLOGI UMUM. Abu Ahmadi).
b.2. KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar
dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini
digunakan sehari – hari dalam dunia psikologi. Di
bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian dari
berbagai sarjana, dalam menggambarkan betapa luasnya
pengertian yang dicakup oleh istilah tersebut.
1. Definisi Anekawarna
Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis
berupa dorongan, kecenderungan, selera, dan
instink yang dicampuri dengan sifat &
kecenderungan yang didapat melalui pengalaman yang
terdapat pada diri seseorang (Morton Prince, 1924)
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 12
2. Definisi Integratif & Konfiguratif (menekankan pada
pengorganisasian sifat – sifat yang ada pada pribadi seseorang)
Keseluruhan organisasi yang terdapat pada diri
manusia, pada setiap tingkat perkembangannya
(Warren & Carmichael, 1930) Integrasi interes –
interes yang menyebabkan individu yang
bersangkutan cenderung untuk bertingkah laku
tertentu (Mc Curdy, 1928).
3. Definisi Hirarkis
Merupakan tingkatan sifat – sifat dimana biasanya
sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh
yang menentukan (Mc Dougall dan teman – teman,
1930)
4. Definisi Penyesuaian Diri
“Integrasi daripada sistem kebiasaan – kebiasaan
yang menunjukan ciri khas pada individu untuk
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.” (E. Y.
Kempt, 1921)
Dengan mempertimbangkan definisi – definisi diatas,
Gordon W. Allport (1961) mengajukan sebuah definisi.
Ia menyatakan bahwa: “Kepribadian merupakan
organisasi dinamis dalam diri Individu yang terdiri
dari sistem – sistem psiko-fisik yang menentukan
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 13
cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari
individu tersebut terhadap lingkungan.
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN
Karena begitu banyak aspek – aspek serta
karakteristik – karakteristik dalam menentukan
kepribadian individu, para Ahli menentukan beberapa
karakteristik yang dipakai sebagai acuan, karena
beberapa karakteristik ini dinilai merupakan yang
paling besar pengaruhnya terhadap penentuan
kepribadian individu, diantaranya :
1. Penampilan fisik.
2. Tempramen.
3. Kecerdasan & Kemauan.
4. Arah minat & Pandangan mengenai nilai – nilai.
5. Sikap Sosial.
6. Kecenderungan – kecenderungan dalam motivasi.
7. Cara – cara pembawaan diri.
8. Kecenderungan Patologis.
(PSIKOLOGI DASAR, Abu Ahmadi, halaman 207)
b.3. PENGERTIAN PERASAAN
Perasaan biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan
jiwa yang dialami oleh setiap orang pada suatu
waktu. Misalnya : Orang merasa iba, haru, pilu,
gembira, senang atau tidak senang, tercengang, dan
sebagainya. Dengan perkataan lain, perasaan adalah
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 14
suatu keadaan jiwa sebagai akibat dari adanya
peristiwa- peristiwa yang umumnya datang dari luar,
yang dapat menimbulkan kegoncangan pada diri orang
yang bersangkutan.
Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi
seseorang. Tiap perasaan diiringi dengan peristiwa
pengenalan atau pengamatan, tetapi perasaan bukanlah
sifat kesadaran, pikiran dan sebagainya. Kekuatan
perasaan adalah lain daripada kekuatan kesan – kesan
yang berasal dari luar, karena ada kalanya suatu
keadaan sama sekali tidak menimbulkan perasaan.
Itulah sebabnya perasaan selain bergantung kepada
rangsangan dari luar, juga bergantung kepada tiga
faktor, yaitu:
a. Keadaan jasmani dan rohani yang bersangkutan pada
suatu ketika. Misalnya: Karena sakit atau lelah,
maka orang lekas marah, perasaannya menjadi lain
(kasar), mungkin lagu – lagu yang digemarinya kini
dibencinya.
b. Keadaan pembawaan seseorang. Hal ini erat
hubungannya dengan susunan kepribadian seseorang.
Misalnya ada orang yang pembawaan perasaan yang
halus, dan sebaliknya ada pula orang yang kebal
perasaannya. Dengan demikian susunan kepribadian
seseorang akan menentukan perasaannya.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 15
c. Keadaan perkembangan seseorang pada suatu waktu sejak
mengenal sesuatu. Karena itu mudah dimengerti
bahwa keadaan yang pernah mempengaruhinya akan
dapat memberikan corak dalam perkembangan
perasaannya. Contoh: Perkembangan perasaan yang
seseorang peroleh dalam lingkungan keluarganya,
kehidupan rumah tangga, dan sebagainya.
HUBUNGAN PERASAAN DENGAN JASMANI.
Gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan
mempunyai sangkut – paut dengan gejala – gejala
jasmaniah. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat
erat dan saling berkaitan. Misalnya: Kalau ada orang
yang sedang bercakap – cakap ada kalanya disertai
dengan gerakan – gerakan tangan. Gerakan ini tidak
lain merupakan ungkapan perasaan untuk menjelaskan
apa yang sedang dibicarakan atau dikatakan.
Disamping itu dapat dilihat, bahwa dengan
memperhatikan kerut kening seseorang, mulutnya yang
bergerak – gerak akan diketahui apakah orang itu
marah, ataukah gembira dan sebagainya. Banyak
perasaan yang timbul bersamaan dengan peristiwa
jasmani (tubuh). Misalnya: Tertawa, membentak –
bentak, mengepalkan tangan, menangis, dan lain
sebagainya adalah perbuatan – perbuatan tubuh untuk
melahirkan perasaan. Tanggapan – tanggapan tubuh
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 16
terhadap perasaan dapat diwujudkan dengan gerakan –
gerakan seperti perubahan mimik wajah, gerakan tubuh
seluruhnya atau sebagian tubuh (pantomimik)
Sehubungan dengan hal itu dapat dimasukan juga
bahasa orang bisu dan tuli, yang terdiri atas
gerakan – gerakan yang serupa dengan mimik dan
pantomimik. Tanggapan tubuh atas perasaan dapat pula
bersifat sintom – sintom (gejala), seperti denyut
jantung bertambah cepat, mula menjadi pucat, dan
sebagainya.
TEORI – TEORI PERASAAN
Perasaan bukanlah suatu proses psikis yang berdiri
sendiri melainkan senantiasa bersangkutan dengan
peristiwa – peristiwa lainnya. Bagaimana hubungan
itu terjadi masih banyak perbedaan pendapat. Ini
akan tampak jelas dalam beberapa teori perasaan
sebagai berikut:
a. Teori Sentral
Menurut teori ini, bahwa gejala kejasmaniahan ini
merupakan suatu akibat dari emosi yang dialami
seseorang. Jadi seseorang itu mengalami emosi
lebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan –
perubahan bahan dalam lapangan jasmaniahnya.
Sehingga berdasarkan teori ini dapat dikemukakan
bahwa akibat gejala jasmaniah itu merupakan akibat
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 17
dari emosi yang dialami oleh seseorang. Teori
Sentral ini dikemukakan oleh Cannon.
b. Teori Perifer
Menurut teori ini justru sebaliknya, yaitu gejala
– gejala jasmaniah itu bukanlah emosi yang dialami
oleh seseorang, tetapi malahan emosi yang dialami
oleh seseorang itu merupakan suatu akibat dari
gejala – gejala jasmaniah.
Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange. Teori
ini lebih menitik beratkan pada yang bersifat
perifer daripada yang bersifat sentral, dan teori
ini berhubungan erat dengan pandangan yang
bersifat biologis.
c. Teori Kepribadian
Teori ini dikemukakan oleh J. Linschoten, yang
mengatakan bahwa hubungan jasmani dengan rohani
itu sangat erat, sehingga yang menghayati perasaan
itu pribadi seseorang.
Berdasarkan teori tersebut dapat dimengerti bahwa
baik jasmani maupun rohani menyebabkan seseorang
mempunyai bermacam – macam perasaan sesuai dengan
perangsangnya. Misalnya: Seseorang menghadapi
ujian yang penuh dengan kekhawatiran mungkin lulus
atau tidak. Kekhawatiran itu meliputi perasaan
yang dapat dilihat dari raut muka yang murung.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 18
Tiba – tiba yang bersangkutan ternyata lulus, maka
timbul perasaan senang yang diekspresikan dengan
raut muka yang berseri – seri. Perasaan yang
diekspresikan yang tampak pada raut muka baik yang
murung maupun yang berseri – seri itu merupakan
penghayatan pribadi.
AFFEK DAN KEADAAN HATI
Affek ialah perasaan tegang yang berlebih – lebihan
dalam hidup kejiwaan, seperti marah, terkejut,
benci, dan sebagainya. Biasanya disertai dengan
peristiwa – peristiwa tubuh, misalnya mencucurkan
air mata, mengepalkan tangan, menggaruk – garuk
kepala dan sebagainya, sehingga sering – sering
melumpuhkan tenaga pikiran yang menyebabkan manusia
tidak sadar terhadap apa yang diperbuatnya.
Wilhelm Wundt membedakan affel atas tiga golongan
yaitu :
a. Affek yang disertai dengan perasaan senang atau
tidak senang.
b. Affek yang menggiatkan atau melemahkan pekerjaan
jiwa.
c. Affek yang penuh dengan ketegangan jiwa dan
kebalikannya.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 19
Keadaan hati atau suasana hati (stemming) adalah
suatu perasaan yang berlangsung lama, gembira maupun
susah. Suasana hati ini kadang – kadang berlangsung
disebabkan oleh sesuatu yang tampak dengan jelas,
misalnya berita baik atau buruk, untung atau malang,
dan sebagainya, tetapi kadang – kadang tidak
diketahui sebab musababnya. Dengan tidak diketahui
apa sebabnya sehari – hari selalu segan berbuat
sesuatu, segala – galanya terasa berat,
menjengkelkan, dan sebagainya. Sebaliknya dapat pula
terjadi dengan tidak diketahui sebabnya selalu
merasa senang, gembira dan riang, ringan tangan, dan
sebagainya.
Berhubungan dengan hal tersebut, ada golongan
manusia yang selalu hidup senang segala sesuatunya
dilihat dari sudut kebaikannya dan segi yang
menyenangkan. Golongan ini memandang masa depan yang
cemerlang yang penuh harapan yang disebut tipe
optimis. Sebaliknya, golongan lain selalu hidup
susah, segala sesuatunya dipandang dari sudut
kesulitan dan keberatan, yang memandang masa depan
penuh dengan kabut kesuraman disebut tipe pesimis.
(BAB I PERASAAN, ILMU JIWA UMUM jilid II, Dra. H. Zuhairini & Drs.
Sardjoe, halaman 9)
b.4. KEBIASAAN
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 20
Kebiasaan ialah rangkaian perbuatan yang dilakukan
dengan sendirinya, tetapi kadang – kadang masih
dipengaruhi oleh akal pikiran. Pada permulaan sangat
dipengaruhi oleh pikiran, tetapi makin lama pengaruh
pikiran itu makin berkurang, karena seringkali
dilakukan. Kebiasaan ini dapat diberikan contoh
sebagai berikut: Orang meletakan benda – benda pada
tempat tertentu, menggosok gigi setelah selesai
makan, merokok setelah makan, membaca surat kabar
setiap pagi, dan sebagainya.
KEINGINAN
Keinginan ialah suatu bentuk nafsu atau dorongan
yang disadari, yang tertuju kepada sesuatu benda
yang tertentu atau sesuatu yang konkrit. Contoh:
dorongan makan menimbulkan keinginan untuk makan,
keinginan bermain sepak bola, keinginan menikah
dengan gadis cantik, dan sebagainya. Kebalikan dari
keinginan ini disebut kebencian. Misalnya: benci
melihat makanan – makanan tertentu; melihat kain –
kain yang merah warnanya; dan benci melihat anak
yang malas bekerja dan sebagainya.
(BAB II KEHENDAK, ILMU JIWA UMUM jilif II, Dr. H. Zuhairini & Drs.
Sardjoe, halaman 32)
b.5. PENGERTIAN DAN DEFINISI PSIKOLOGIS
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 21
Banyak Ilmuan dan Dokter menemukan bahwa teknologi
dapat menganalisa keadaan psikologis dan emosional
seseorang. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya reaksi
emosional merupakan reaksi energi terhadap suatu
persepsi karena setiap orang memiliki persepsi
psikologis tentang diri dan lingkungannya dimana
persepsi ini menjadi suatu proses mental, membentuk
karakteristik impuls suatu proses mental serta
pembentukan karakteristik. Berikut ini adalah
pengertian dan definisi psikologis:
a. ANAS TAMSURI
Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau
emosional yang dapat meningkatkan risiko gangguan
cairan, elektrolit, dan asam-basa.
b. DENNIS J. BILLY
Secara tradisional, suara hati dipahami dalam
pengertian psikologis, yaitu kesadaran tentang
yang benar dan yang salah.
c. MYRA CHAVE – JONES
Psikologis merupakan gambaran garis besar mengenai
cara kerja pikiran kita.
d. EBEN NUBAN TIMO
Psikologis merupakan keyakinan dan pandangan
manusia tentang alam sekitar, manusia, dan Allah.
e. BILSON SIMAMORA
Psikologis merupakan faktor yang berasal dari
dalam individu seseorang dan unsur-unsur
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 22
psikologis ini meliputi motivasi, persepsi,
pembelajaran, kepribadian, memori, emosi,
kepercayaan, dan sikap.
f. NURSALAM
Psikologis merupakan hal yang merupakan
kepribadian dan kemampuan individu dalam
memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan
situasi dan lingkungan.
g. WILLY WONG
Psikologis merupakan bentuk dari mekanisme “fight or
flight problems” yang ada dalam diri manusia.
b.6. PENGERTIAN STRES DAN STRESSOR
Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik
terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu,
suatu fenomena universal yang terjadi dalam
kehidupan sehari – hari dan tidak dapat dihindari,
setiap orang mengalaminya, stres memberi dampak
secara total pada individu yaitu terhadap fisik,
psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual.
Stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis, stres
emosi dapat menimbulkan perasaan negatif atau
destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain,
stres intelektual akan mengganggu persepsi dan
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah,
stres sosial akan mengganggu hubungan individu
terhadap kehidupan (Hans Selye, 1956 ; Davis, at
all. 1989 ; Barbara Kozier, et all, 1989).
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 23
Stressor adalah variabel yang dapat
diidentifikasikan sebagai penyebab timbulnya stres.
Datangnya stressor dapat sendiri – sendiri atau
dapat pula bersamaan.
Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan
diluar tubuh, sumber stres dapat berupa
biologik/fisiologik, kimia, psikologik, sosial, dan
spiritual. Terjadinya stres karena stressor tersebut
dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai
suatu ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang
merupakan tanda umum dan awal dari gangguan
kesehatan fisik dan psikologis, contohnya:
a. Stressor biologik dapat berupa: Mikroba ; bakteri,
virus, dan jasad renik lainnya, hewan, binatang,
tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya yang dapat
mempengaruhi kesehatan misalnya tumbuhnya jerawat
(acne), demam, digigit binatang, dan lain – lain
yang dipersepsikan dapat mengancam konsep diri
individu.
b. Stressor fisik dapat berupa: perubahan iklim, alam,
suhu, cuaca, geografi; yang meliputi letak tempat
tinggal, domisili, demografi ; berupa jumlah
anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi,
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 24
kepadatan penduduk, imigrasi, kebisingan, dan lain
– lain.
c. Stressor kimia : dari dalam tubuh dapat berupa serum
darah dan glukosa sedangkan dari luar tubuh dapat
berupa obat, pengobatan, pemakaian alkohol,
nikotin, cafein, polusi udara gas beracun,
insektisida, pencemaran lingkungan, bahan – bahan
kosmetika, bahan – bahan pengawet, pewarna, dan
lain – lain.
d. Stressor sosial psikologik, yaitu labeling (penamaan) dan
prasangka ketidak puasan terhadap diri sendiri,
kekejaman (aniaya, perkosaan), konflik peran,
percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi
yang negatif, dan kehamilan.
e. Stressor spiritual; yaitu adanya persepsi negatif
terhadap nilai – nilai ke-Tuhanan.
Tidak hanya stressor negatif yang menyebabkan stres
tetapi stressor positif pun dapat menyebabkan stres,
misalnya kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh
kembang, menikah, mempunyai anak, dan lain – lain,
semua perubahan yang terjadi sepanjang daur
kehidupan. Tidak adanya stressor dalam kehidupan
dapat membahayakan kehidupan, karena akan
menimbulkan kebosanan, tidak adanya tuntutan dan
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 25
seperti ada yang kurang dalam pertumbuhan
kepribadian. Stressor diperlukan dalam kehidupan
dalam upaya untuk meningkatkan kewaspadaan,
kematangan kepribadian dan kompetisi dalam hidup.
MANIFESTASI PSIKOLOGIS INDIVIDU TERHADAP STRES
Manifestasi merupakan gejala atau gambaran yang
dapat diamati secara subyektif maupun objektif dari
individu yang mengalami stres psikologis. Kozier, at
all (1989) mengemukakan bahwa manifestasi psikologis
individu yang mengalami stres, antara lain ;
a. Kecemasan
Cemas adalah perasaan yang tidak menyenangkan,
tidak menentu dari individu, dimana penyebabnya
tidak pasti/ tidak ada objek yang nyata misalnya ;
cemas kalau nilai ujian jelek, cemas tidak naik
kelas, cemas menunggu kedatangan, dan lain – lain.
b. Marah
Marah adalah suatu reaksi emosi yang subyektif,
atau kejengkelan dan ketidak puasan individu
terhadap tuntutan yang tidak terpenuhi.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 26
MANIFESTASI KOGNITIF INDIVIDU TERHADAP STRES
Adalah reaksi individu yang mengalami stres dengan
menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
a. Penyelesaian masalah
Individu melakukan identifikasi dan menetapkan
masalah penyebab stres kemudian dengan kemampuan
kognitif menyelesaikan masalah dengan cara memilih
dan melaksanakan alternatif dan mengevaluasi
keberhasilan dan keefektifan upaya yang
dilakukannya.
b. Strukturisasi
Menata atau memanipulasi situasi agar kejadian
yang mengancam tidak muncul kembali. Misalnya
menjadwalkan pemeriksaan kesehatan, menyusun
kembali jadwal atau kegiatan sehari – hari yang
kacau.
c. Disiplin diri (self control)
Tindakan yang dilakukan oleh individu adalah
melatih diri membiasakan kebiasaan yang dapat
menghindari timbulnya stres, misalnya untuk
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 27
menghindari kemacetan dijalan dengan membiasakan
berangkat lebih pagi.
d. Supresi
Menekankan perasaan yang tidak menyenangkan
kedalam alam sadar; ...”aku tidak mau pikirkan itu
hari ini, besok saja” dengan cara ini masalah
tidak selesai tetapi untuk sementara terbebas dari
stres.
e. Fantasi dan melamun
Kebutuhan yang tidak tercapai dibayangkan
tercapai, sehingga hasilnya tidak realistis.
Misalnya seorang ibu yang sedang menunggu hasil
Laboratorium Biopsi Mammae melamunkan ahli bedah
akan mengatakan; ”anda tidak kanker’, sedangkan
fantasi yang mengarah pada penyelesaian masalah
adalah, “walaupun dokter mengatakan saya kanker,
tetapi telah ada tindakan pengangkatan kanker,
saya akan terima”.
f. Berdoa atau Sembahyang
Upaya menyelesaikan masalah dengan cara berserah
diri kepada Tuhan, namun harus disertai dengan
upaya dalam bentuk tindakan.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 28
RESPON INDIVIDU SECARA VERBAL DAN PSIKOMOTOR
TERHADAP STRES
Umumnya respon pertama individu terhadap stres
adalah merupakan spontanitas yang diungkapkan secara
verbal dan diikuti dengan gerakan dari ungkapan
emosional psikomotor.
a. Menangis
Dapat menurunkan perasaan tegang terhadap situasi
dari perasaan yang menyakitkan, menyenangkan, atau
menyedihkan. Menangis diterima secara umum,
khususnya di kalangan wanita, menangis berguna
menurunkan ketegangan apabila disertai dengan
upaya peyelesaian masalah.
b. Tertawa
Merupakan respon untuk menurunkan kecemasan atau
ketegangan yang dapat mengarah pada penyelesaian
masalah yang konstruktif, misalnya; suami yang
mendengar istrinya sakit, tetapi tertawa pada
waktu memakai sandal terbalik.
c. Teriak
Merupakan respon pada ketakutan, frustasi atau
marah misalnya terkejut karena tiba – tiba orang
muncul dari kegelapan, respon ini dapat menurunkan
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 29
ketegangan tetapi dapat berbahaya jika tidak dapat
dikontrol, individu yang ketakutan dan histeris
harus ditempatkan pada tempat yang tenang dan
aman.
d. Memukul dan Menyepak
Respon spontan pada ancaman fisik, pada orang
dewasa yang dapat mengendalikan diri mungkin
memukul meja atau menyepak keranjang sampah. Anak
yang akan disuntik memukul dan menyepak perawat.
Cara ini dapat menurunkan ketegangan namun perlu
diarahkan pada benda yang tidak dapat rusak,
kemudian bantu untuk menyelesaikan masalah.
e. Menggenggam, memegang, dan meremas
Merupakan respon pada keadaan senang, menyakitkan,
atau sedih. Cara ini memberi rasa aman dan tenang.
f. Mencerca dan mengumpat
Merupakan ungkapan perasaan yang tidak
menyenangkan dari yang ditujukan pada objek atau
kejadian yang merupakan sumber stres.
Stres sifatnya universal, yaitu umum dan semua orang
dapat merasakannya tetapi cara pengungkapannya yang
berbeda. Sesuai dengan karakteristik individu, maka
responnya terhadap stres berbeda – beda untuk setiap
orang. Respon yang berbeda tersebut dikarenakan
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 30
mekanisme kinerja pengatasan stres yang digunakan
oleh individu dengan sumber dan kemampuan yang
berbeda, dan kemampuan individu dalam mengatasi
stres berbeda pula, sehingga stres yang sama akan
mempunyai dampak dan reaksi yang berbeda.
(BAGIAN 1, STRES, KOPING dan ADAPTASI, Rasmun S.Kp., M.Kep.,
halaman 7 – 12, 18 – 25)
b.7. KONSEP ADAPTASI
Adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan
atau tuntutan baru; yaitu suatu usaha untuk mencari
keseimbangan kembali kedalam keadaan normal.
Penyesuaian terhadap kondisi lingkungan; modifikasi
dari organisme atau penyesuaian organ secara
sempurna untuk dapat eksis pada kondisi lingkungan
tersebut.
Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai
batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya
manusia memberikan respons terhadap semua rangsangan
baik positif maupun negatif. Kemampuan adaptasi
manusia berbeda – beda antara satu dengan lainnya,
jika seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan
perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk
menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.
(Bagian 3, STRES, KOPING dan ADAPTASI, Rasmun S.Kp., M.Kep.,
halaman 42-43)
BAB III
PEMBAHASAN
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 31
3.1. MANUSIA DAN KONDISI PSIKOLOGISNYA SAAT SAKIT DAN
DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
Manusia adalah merupakan makhluk hidup yang lebih
sempurna dibandingkan dengan makhluk – makhluk hidup
lainnya. Dan dalam kehidupannya, manusia selalu
mengalami apa yang dinamakan perkembangan.
Perkembangan ini meliputi perkembangan dalam aspek
psikologis atau kejiwaan, perkembangan intelektual,
perkembangan emosi, maupun perkembangan spiritual.
Dalam perkembangan Psikologis manusia, banyak teori
– teori yang dikemukakan oleh ahli – ahli psikologis
dalam mengetahui perkembangan psikologis suatu
individu. Namun secara umum, terdapat faktor –
faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis
manusia, yaitu faktor endogen dan faktor eksogen.
Faktor endogen adalah faktor yang mempengaruhi
perkembangan psikologis manusia yang berasal dari
dalam diri manusia itu sendiri, yaitu; genetis atau
keturunan, dimana psikologis yang dimiliki seseorang
merupakan hasil penurunan sifat dari kedua
orangtuanya. Dan adapun faktor eksogen, yang dimana
sangat berperan dalam pembentukan serta perkembangan
psikologis individu, dimana meliputi; Kondisi
lingkungan tempat dimana individu tinggal dan
beraktivitas, pendidikan yang individu jalani,
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 32
maupun interaksi yang individu lakukan dengan
individu lain dalam lingkungan tempat individu
tersebut beraktivitas dan tinggal.
Dalam tubuh manusia, terdapat banyak sekali sel –
sel yang didalamnya saling bekerjasama untuk
menjalankan sistem – sistem dalam tubuh manusia.
Baik dalam sistem pencernaan, sistem transportasi,
endokrin, sistem imun, dan lain – lain. Dan sistem –
sistem ini tidak lepas peranannya dari kondisi
psikologis, khususnya pada sistem imun dalam tubuh.
Jika kondisi psikologisnya baik, maka sel – sel yang
ada pada tubuh, bisa melakukan proses metabolisme
dan bisa menjaga kinerjanya agar dapat beraktivitas
dengan baik dan maksimal. Dan sistem imun pun akan
dapat bekerja dengan baik dalam menjaga daya tahan
tubuh terhadap patogen – patogen. Namun sebaliknya,
jika kondisi psikologis kurang baik bahkan memburuk,
maka kinerja sel – sel dalam tubuh dalam menjalankan
sistem – sistemnya menjadi tidak baik, dan begitu
pula pada kondisi imun yang menjadi tidak baik, dan
patogen – patogen pun mudah masuk dan menjangkit
tubuh manusia, yang menyebabkan tubuh manusia
menjadi sakit.
Secara umum, kondisi ini (sakit), akan menyebabkan
individu tersebut merasa tidak nyaman dan membuat
kondisi psikologisnya menjadi tidak seimbang. Begitu
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 33
pun saat dimana individu tersebut diharuskan untuk
menjalani pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit.
Akan timbul perasaan jenuh sebagai akibat dari
rutinitas kesehatan yang terjadwal yang individu
alami selama masa perawatan, baik itu waktu
istirahat, waktu makan, waktu pemberian obat –
obatan, dan lain – lain. Disamping itu terselip
pula rasa khawatir dan cemas pada diri individu,
seperti kecemasan mengenai progres kesehatan
individu selama perawatan, apakah membaik atau malah
memburuk, khawatir akan biaya yang harus ditanggung
nantinya, bahkan sampai mengkhawatirkan keluarga
yang ditinggalkan bagi individu yang telah bekerja.
Dan hal – hal tersebut diatas akan membuat individu
mengalami stres yang berat yang justru akan
memperburuk kondisi psikologis dan kesehatannya, dan
ini adalah hal yang membahayakan, mengingat kondisi
tubuhnya sedang dalam keadaan sakit. Inilah yang
menyebabkan individu mengalami perubahan psikologis
dalam dirinya ketika sakit dan menjalani perawatan
di Rumah Sakit.
3.2. ASPEK – ASPEK YANG BERKAITAN DENGAN PERUBAHAN
PSIKOLOGIS KETIKA SAKIT DAN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 34
Psikologis suatu individu yang terganggu, juga akan
mempengaruhi aspek – aspek psikologis yang lainnya,
karena aspek – aspek tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan seiring dengan
perkembangan psikologis individu.
Beberapa aspek – aspek psikologis tersebut antara
lain;
a. Perasaan
Keadaan jiwa individu saat sehat dibandingkan saat
sakit, terlebih hingga dirawat di Rumah Sakit,
tentu berbeda, peristiwa – peristiwa maupun hal –
hal yang terjadi yang menjadi diluar dari
kebiasaan, membuat perasaan dan psikologis
individu pun menjadi berubah. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi perasaan seseorang,
antara lain:
1. Keadaan jasmani dan rohani.
2. Keadaan pembawaan seseorang.
3. Keadaan perkembangan seseorang pada suatu waktu sejak
mengenal sesuatu.
b. Kebiasaan
Kebiasaan ialah rangkaian perbuatan yang dilakukan
dengan sendirinya, tetapi kadang – kadang masih
dipengaruhi oleh akal pikiran. Pada permulaan
sangat dipengaruhi oleh pikiran, tetapi makin lama
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 35
pengaruh pikiran itu makin berkurang, karena
seringkali dilakukan.
Tentu dalam hal ini, kebiasaan – kebiasaan yang
biasanya individu lakukan ketika masih sehat akan
terlihat berbeda dibandingkan ketika individu
sakit dan dirawat di Rumah Sakit, dimana Ia harus
mengikuti semua jadwal – jadwal perawatan yang
telah disusun dan harus dilakukan setiap harinya,
seperti; beristirahat, minum obat, makan, dan lain
sebagainya. Dan seiring berjalannya tindakan
perawatan ini, kondisi psikologis individu akan
mengalami perubahan karena penyesuaian –
penyesuaian akan kebiasaan yang harus ia jalani
selama perawatan.
c. Keinginan
Keinginan ialah suatu bentuk nafsu atau dorongan
yang disadari, yang tertuju kepada sesuatu benda
yang tertentu atau sesuatu yang konkrit. Dan dalam
hal ini, pembatasan – pembatasan akan keinginan
yang selama ini dilakukannya sewaktu masih sehat
akan membuat psikologi seseorang menjadi berubah,
seperti menu makanan yang harus sesuai dengan
asupan nutrisi selama menjalani perawatan di Rumah
Sakit, yang berlawanan dengan apa yang individu
ingin makan pada saat itu, serta keinginan untuk
segera sehat dan bertemu keluarga.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 36
d. Keadaan Hati dan Affek
Keadaan hati atau suasana hati adalah suatu
perasaan yang berlangsung lama, gembira maupun
susah. Suasana hati ini kadang – kadang
berlangsung disebabkan oleh sesuatu yang tampak
dengan jelas, misalnya berita baik atau buruk,
untung atau malang, dan sebagainya.
Affek ialah perasaan tegang yang berlebih –
lebihan dalam hidup kejiwaan, seperti marah,
terkejut, benci, dan sebagainya. Biasanya disertai
dengan peristiwa – peristiwa tubuh, misalnya
mencucurkan air mata, melamunkan suatu hal, dan
lain sebagainya, menjadikan manusia tidak sadar
terhadap apa yang diperbuatnya.
Dalam konteks ini, individu yang sakit dan
menjalani perawatan di Rumah Sakit, Banyak hal
yang dipikirkan, keadaan hati yang tidak menentu,
terkadang bersikap pesimis, namun terkadang juga
optimis akan kesembuhan, menjadikan psikologisnya
ikut berubah – ubah.
3.3. PERUBAHAN – PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI AKIBAT DARI
PERUBAHAN PSIKOLOGIS KETIKA SAKIT DAN DIRAWAT DI
RUMAH SAKIT
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 37
Selain dampak faal atau fisik yang terjadi akibat
keadaan sakit maupun dirawat di rumah sakit,
seseorang juga mengalami perubahan dalam berperilaku
yang berdampak pada dirinya. Berikut adalah
perubahan prilaku yang terjadi selama sakit, antara
lain:
a. Adanya perasaan ketakutan
Perubahan prilaku ini dapat terjadi pada semua
orang yang ditandai dengan adanya perasaan takut
sebagai dampak dari sakit.
b. Menarik diri
Seseorang yang sakit akan selalu mengalami proses
kecemasan. Tingkat kecemasannya pun akan berbeda.
Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang akan
berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak
diberi pertanyaan. Hal tersebut sebagai bentuk
upaya menghindari kecemasan.
c. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang
ditunjukan dengan selalu banyak mempersoalkan
dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan
perasaan orang lain atau memikirkan perasaan orang
lain. Perilaku ini ditunjukan dengan selalu ingin
bercerita tentang penyakitnya.
d. Sensitif terhadap persoalan kecil
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 38
Seseorang yang sakit perubahan perilaku ini
biasanya selalu ditimbulkan dengan mempersoalkan
hal-hal kecil sebagai dampak terganggunya
psikologis. seperti selalu mengomel jika keadaan
tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
e. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukan dari seseorang yang
mengalami sakit dengan mudah menangis,
tersinggung, marah, serta tuntutan perhatian yang
lebih dari orang sekitar.
f. Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit dapat
ditunjukan dengan timbul persepsi bahwa dokter dan
perawat adalah orang yang dapat membantu untuk
menyembuhkan sehingga menaruh harapan sangat besar
pada dokter dan perawat tersebut.
g. Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang ditunjukan pada seseorang
yang mengalami sakit adalah berkurangnya minat
karena terjadi stress yang diakibatkan penyakit
yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 39
3.4. FAKTOR – FAKTOR YANG MENJADIKAN TIAP INDIVIDU
MEMILIKI PERUBAHAN PSIKOLOGIS YANG BERBEDA KETIKA
SAKIT DAN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
Pada dasarnya, perubahan – perubahan psikologis yang
dialami oleh individu yang sakit dan dirawat di
Rumah Sakit, itu tidaklah sama antara individu satu
dengan yang lainnya. Banyak faktor yang menjadi
perbandingan, yang membedakan antara individu satu
dengan individu lain dalam hal perubahan psikologis,
diantaranya :
a. Kepribadian
Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar
dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini
digunakan sehari – hari dalam dunia psikologi. Di
bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian
dari berbagai sarjana, dalam menggambarkan betapa
luasnya pengertian yang dicakup oleh istilah
tersebut, diantaranya :
1. Definisi Anekawarna
Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis
berupa dorongan, kecenderungan, selera, dan
instink yang dicampuri dengan sifat &
kecenderungan yang didapat melalui pengalaman
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 40
yang terdapat pada diri seseorang (Morton
Prince, 1924)
2. Definisi Integratif & Konfiguratif (menekankan pada
pengorganisasian sifat – sifat yang ada pada pribadi
seseorang)
Keseluruhan organisasi yang terdapat pada diri
manusia, pada setiap tingkat perkembangannya
(Warren & Carmichael, 1930) Integrasi interes –
interes yang menyebabkan individu yang
bersangkutan cenderung untuk bertingkah laku
tertentu (Mc Curdy, 1928).
3. Definisi Hirarkis
Merupakan tingkatan sifat – sifat dimana
biasanya sifat yang tinggi tingkatannya
mempunyai pengaruh yang menentukan (Mc Dougall
dan teman – teman, 1930)
4. Definisi Penyesuaian Diri
“Integrasi daripada sistem kebiasaan –
kebiasaan yang menunjukan ciri khas pada
individu untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya.” (E. Y. Kempt, 1921)
Dengan mempertimbangkan definisi – definisi
diatas, Gordon W. Allport (1961) mengajukan sebuah
definisi. Ia menyatakan bahwa: “Kepribadian
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 41
merupakan organisasi dinamis dalam diri Individu
yang terdiri dari sistem – sistem psiko-fisik yang
menentukan cara penyesuaian diri yang unik
(khusus) dari individu tersebut terhadap
lingkungan.
b. Karakteristik kepribadian
Karena begitu banyak aspek – aspek serta
karakteristik – karakteristik dalam menentukan
kepribadian individu, para Ahli menentukan
beberapa karakteristik yang dipakai sebagai acuan,
karena beberapa karakteristik ini dinilai
merupakan yang paling besar pengaruhnya terhadap
penentuan kepribadian individu, diantaranya :
1. Penampilan fisik.
2. Tempramen.
3. Kecerdasan & Kemauan.
4. Arah minat & Pandangan mengenai nilai – nilai.
5. Sikap Sosial.
6. Kecenderungan – kecenderungan dalam motivasi.
7. Cara – cara pembawaan diri.
8. Kecenderungan Patologis.
c. Adaptasi
Adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan
atau tuntutan baru; yaitu suatu usaha untuk
mencari keseimbangan kembali kedalam keadaan
normal. Penyesuaian terhadap kondisi lingkungan;
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 42
modifikasi dari organisme atau penyesuaian organ
secara sempurna untuk dapat eksis pada kondisi
lingkungan tersebut.
Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai
batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya
manusia memberikan respons terhadap semua
rangsangan baik positif maupun negatif.
Kemampuan adaptasi manusia berbeda – beda antara
satu dengan lainnya, jika seseorang dapat
menyesuaikan dirinya dengan perubahan maka ia
mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan
baik positif maupun negatif.
d. Lingkungan Sosial
Yaitu merupakan lingkungan masyarakat, dimana
dalam lingkungan masyarakat ini ada interaksi
individu satu dengan individu lain. Keadaan
masyarakat pun akan memberikan pengaruh tertentu
terhadap perkembangan individu.
lingkungan sosial biasanya dibedakan menjadi :
1. Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial
dimana terdapat hubungan yang erat antara
anggota satu dengan anggota yang lain, anggota
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 43
satu saling kenal mengenal dengan baik dengan
anggota yang lain. Oleh karena itu di antara
anggota telah ada hubungan yang erat, maka
sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini
akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan
lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat.
2. Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial
yang berhubungan anggota satu dengan anggota
yang lain agak longgar. Pada umumnya anggota
satu dengan anggota lain kurang atau tidak
saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh
lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam
bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan
sosial primer.
Pengaruh lingkungan sosial, baik primer maupun
sekunder sangat komplek dalam perkembangan
individu, hal ini secara mendalam dibicarakan
tersendiri dalam psikologi sosial.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata
tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya
lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap
individu. Hubungan antara individu dengan
lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal
balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 44
individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat
mempengaruhi lingkungannya.
1. Individu menolak lingkungan, dalam keadaan ini
lingkungan tidak sesuai dengan yang ada dalam
diri individu. Dalam keadaan yang tidak sesuai
individu dapat memberikan bentuk atau
perubahan lingkungan seperti yang dikehendaki
oleh individu yang bersangkutan. Misalnya
akibat banjir sebagian jalan terputus. Untuk
mengatasinya dibuat tanggul untuk melawan
pengaruh dari lingkungan itu. sehingga orang
tidak menerima begitu saja. Dalam kehidupan
bermasyarakat kadang – kadang orang tidak
cocok dengan norma – norma dalam suatu
masyarakat, orang dapat berusaha untuk dapat
mengubah norma yang tidak baik itu menjadi
norma yang baik. Jadi individu secara aktif
memberikan pengaruh terhadap lingkungannya.
2. Individu menerima lingkungan, dalam hal ini keadaan
sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri
individu, dengan demikian individu akan
menerima lingkungan itu.
3. Individu bersikap netral, dalam hal ini individu tidak
menerima tetapi juga tidak menolak. Individu
dalam status ‘quo’ terhadap lingkungan.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 45
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai perubahan – perubahan
psikologis akibat sakit dan dirawat di Rumah Sakit,
dapat kami simpulkan bahwa:
a. Penyebab perubahan Psikologis tersebut terjadi
karena;
- Faktor endogen dan faktor eksogen dalam
individu.
- Timbul perasaan jenuh sebagai akibat dari
rutinitas kesehatan yang terjadwal yang
individu alami selama masa perawatan.
- Rasa khawatir dan cemas pada diri individu.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 46
b. Aspek – aspek yang berpengaruh akibat perubahan
psikologis;
- Perasaan
- Kebiasaan
- Keinginan
- Keadaan Hati dan Affek
c. Perubahan – perubahan perilaku sebagai akibat dari
perubahan psikologis;
- Adanya perasaan ketakutan
- Menarik diri
- Egosentris
- Sensitif terhadap persoalan kecil
- Reaksi emosional tinggi
- Perubahan persepsi
- Berkurangnya minat
d. Faktor – faktor yang menjadikan tiap individu
memiliki perubahan psikologis yang berbeda;
- Kepribadian
- Karakteristik Kepribadian
- Adaptasi
- Lingkungan Sosial
4.2. SARAN
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 47
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja
mengalami ketegangan hidup, yang diakibatkan adanya
tuntutan dan tantangan, kesulitan, ancaman, ataupun
ketakutan terhadap bahaya kehidupan yang semakin
sulit terpecahkan. Sehingga sering kali didapati
seseorang mengalami ketegangan psikologis, merasakan
keluhan yang kadang memerlukan perawatan dan
pengobatan.
Pada dasarnya, besar – kecilnya masalah yang
menegangkan tersebut adalah relatif, tergantung dari
tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian serta
bagaimana sudut pandang seseorang dalam
menghadapinya. Sebagian besar dari mereka yang
mengalami ketegangan mengambil jalan pintas,
misalnya: menghisap rokok secara berlebihan, minum
obat penenang, minum minuman keras dan lain
sebagainya dengan harapan terhindar dari stres.
Mereka tidak menyadari bahwa menghindari stres
dengan melakukan hal yang salah akan dapat menerima
akibat dari kesehatan yang amat buruk. Sebab stres
sesungguhnya tidak bisa dihilangkan dari proses
kehidupan, namun juga diperlukan untuk proses
pertumbuhan dan kematangan pribadi.
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 48
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu Drs. H. 2003. PSIKOLOGI UMUM. Jakarta. Rineka
Cipta
Farozin Muh Drs. H. M.Pd, Fathiyah Nur Kartika, S.Psi. 2004.
PEMAHAMAN TINGKAH LAKU;Buku Pegangan Kuliah. Jakarta. Rineka
Cipta
Irwanto Drs. 2002 PSIKOLOGI UMUM ; Buku Panduan Mahasiswa.
Jakarta. PT. Prenhallindo
RASMUN, S.Kp., M.Kep. 2004. Stres, Koping, dan Adaptasi: teori dan
pohon masalah keperawatan. Jakarta. SAGUNG SETO
Zuhairini Dra. H., Sardjoe Drs. 1983. ILMU JIWA UMUM jilid II.
Surabaya. Usaha Nasional.
http://neuronnisc11.blogspot.com/2012/01/tambahan-materi-
psikologi-orang-sakit.html
http://www.anneahira.com/psikologis.htm
http://carapedia.com/
pengertian_definisi_psikologis_info2055.html
Perubahan Psikologis akibat Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit | 49