LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peradaban manusia sejak kuno hingga kini selalu
tergantung pada lingkungan. Keperluan akan makanan
senantiasa menjadi masalah yang tak ada putusnya.
Kurang pangan seolah-olah sudah merupakan persoalan
yang akrab dengan manusia, yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan. Sadar atau tidak, baik primitif atau
super modern manusianya, ia pasti memerlukan bahan
makanan sebagai penyambung hidup. Namun problema bahan
pangan tak henti-hentinya mengendala, yang pada
gilirannya memaksa manusia memikirkan suatu cara
terbaik untuk mendapatkan suatu manfaat dari lingkungan
guna mengatasi masalah tersebut.
Pada mulanya tindakan agronomi manusia berawal dari
berburu dan mengumpulkan hasil hutan dimakan. Mereka
berpindah pindah tempat, hanya mengandalkan naluri yang
purbais. Gerak pindah mencari pemenuhan hasrat makan
1
demikian sudah merupakan kegiatan rutin. Dari zaman ke
zaman, teknologi purba yang demikian terus mengalami
perkembangan hingga menjelma menjadi suatu ilmu yang
lazim disebut agronomi.
Ilmu agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara
pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk
memperoleh produksi maksimum. Agronomi berasal dari
kata agros dan nomos. Agros berarti lapangan produksi
(field) dan nomos yaitu pengelolaan.
Dengan demikian agronomi di artikan suatu ilmu yang
mempelajari cara pengolahan tanman pertanin dan
lingkungan guna memperoleh produksi yang maksimal.
Dengan demikian pengertian tersebut mengandung rangka
acuan yang berisi 3 pengertian pokok (unsure unsure
agronomi) antara lain:.lapang produksi (lingkungan
tanaman), pengelolaan (manajemen) dan produksi maksimum
(sebagai hasil proses 2 faktor di atas). Fokus
agronomi:lapang produksi,bisa berupa sebidang
tanah,bak,pot,gelas plastik, dll.Letak yang alamih juga
berupa buatan. Saran agronomi yang bisa menjadi
2
pelengkap lapang adalah: sarana teknologi misalkan:
a.sarana pengolahan, b.sarana penyimpanan, c.sarana
penyimpanan dan d.sarana pengangkut produksi.Sasaran
agronomi adalah memaksimalkan produksi yang mungkin
berupa buah,biji,getah, dalam sasaran satuan kg,ton.
Ilmu agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara
pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk
memperoleh produksi maksimum. Fokus agronomi adalah
lapang produksi, ia bisa berupa sebidang tanah, bak,
pot, gelas plastik dan lain-lain, letak yang alamiah
atau bisa juga yang buatan. Sarana agronomi adalah yang
bisa juga yang buatan. Sarana agronomi adalah yang bisa
menjadi pelengkap lapangan yaitu sarana teknologi.
Misalnya sarana pengolahan, sarana penyimpanan, dan
sarana pengangkutan produksi. Sarana juga dapat
berbentuk penyuluhan dan kegiatan kelompok. Sarana
agronomi adalah memaksimalkan produksi, yang mungkin
berupa buah, biji, getah dalam satuan kg, ton dll.
Tindak agronomi yang sudah sempurna ditandai oleh
adanya lapang produksi, pengelolaan yang terencana,
3
memiliki minat untuk mencapai produksi maksimum dengan
menerapkan berbagai ilmu dan teknologi. Tingkatan
tindak agronomi berjenjang dari yang sederhana samapai
dengan yang maju. Nilainya tergantung pada tingkat
ketiga pengertian pokok agronomi. Sementara itu tingkat
lapang produksi beragam dari yang kotor samapai yang
bersih dan dari yang tradisional samapai dengan yang
modern dengan penyerapan teknologi maju. Tingkatan
tindak agronomi dicerminkan oleh tingkatan pengelolaan
lapang produksi.
Hampir semua kalangan masyarakat memanfaatkan
buncis, mulai dari ibu rumahtangga yang membutuhkan
dalam jumlah sedikit sampai ke industri pengolahanyang
membutuhkan dalam jumlah besar dan continue.Selain
dikonsumsi di dalam negeri ternyata buncis juga telah
diekspor. Negara-negara yang sering mengimpor buncis
dari Indonesia antara lain Singapura,Hongkong,
Australia, Malaysia, dan Inggris. Bentuk-bentuk yang
diekspor bermacam-macam, ada yang berbentuk polong
segar, didinginkan atau dibekukan,dan adapula yang
4
berbentuk biji kering.Mengingat buncis sangat
dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dan masyarakatluar
negeri maka bisa dibayangkan banyaknya produksi buncis
yang dibutuhkan.Oleh karena itu, buncis dapat dikatakan
merupakan komoditi yang mempunyaimasa depan cerah.
Menurut informasi yang diperoleh dari LIPI
diperkirakan bahwa orang Indonesia membutuhkan kacang-
kacangan 40 gr am/hari.Untuk tetap mempertahankan
eksistensinya maka buncis harus mempunyaikualitas yang
baik. Untuk mendapatkan kualitas yang baik maka
proses pembudidayaan sangat menentukan sekali. Cara
yang dilakukan antara lainmelalui intensifikasi, yaitu
dengan penerapan sapta usaha tani sedangkan
denganekstensifikasi yaitu dengan penambahan luas areal
panen.Pilihan lain untuk menaikkan produktivitas buncis
adalah dengan jalandiversifikasi. Diversifikasi
merupakan suatu usaha menaikkan produksi
denganmemanfaatkan lahan-lahan kosong disekitar
pertanaman sehingga akan dapatdiperoleh
penganekaragaman hasil-hasil pertanian.
5
Kacang buncis merupakan salah satu sayuran yang
jamak diolah menjadi salah satu masakan rumah tangga
masyarakat Indonesia. Bahkan Indonesia termasuk sebagai
Negara yang memproduksi buncis terbesar di dunia
bersama Argentina, China, Perancis, Italia, Belanda,
Spanyol, dan Amerika Serikat. Tetapi buncis bukanlah
tanaman asli Indonsia. Buncis diperkirakan berasal dari
Peru. Buncis dapat menyebar ke seluruh dunia karena
peran dari penjajah Spanyol yang memperkenalkan sayuran
buncis ke seluruh Eropa dan akhirnya berkembang ke
seluruh dunia.
Buncis mempunyai nama latin Phaseolus vulgaris L. Menurut
Deptan (2009) buncis merupakan sayuran buah yang termasuk
famili Leguminosae. Tanaman buncis cocok dibudidayakan
dan diproduksi baik pada dataran rendah maupun dataran
tinggi. Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe
yaitu tipe merambat (bersifat indeterminate) dan tipe
tegak (bentuk semak dan bersifat determinate). Kultipar
merambat memiliki percabangan yang lebih banyak dan
jumlah buku bunga yang lebih banyak sehingga mempunyai
6
potensi hasil yang lebih besar. Tipe buncis rambat
panjangnya dapat mencapai 3 meter dan mudah rebah
sehingga memerlukan lanjaran/turus agar dapat tumbuh
dengan baik, tipe tegak umumnya pendek dengan tinggi
tidak lebih dari 60 cm.
Ubi jalar memiliki prospek dan peluang yang sangat
baik untuk menjamin ketersediaan pangan, terutama jika
produksi padi dan jagung tidak dapat mengimbangi
kebutuhan pangan masyarakat.
Ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang
berprospek cerah, produk ubi jalar tidak hanya
potensial sebagai sumber karbohidrat dalam tatanan
bahan pangan bagi sebagian penduduk dunia, tetapi juga
multi guna untuk diproyeksikan untuk bahan baku
berbagai industri dan pakan ternak. Citra ubi jalar
dapat di tingkatkan menjadi komoditas sampai ke pasar
Internasional.
Ubi jalar atau ketela rambat atau ( Ipomea batatas
) diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani
dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi
7
jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika
bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli
botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal
tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar
mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara
beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol
menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama
Filipina, Jepang, dan Indonesia.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari teknik budidaya
tanaman kacang tanah, buncis, ubi jalar, kacang
panjang, gambas, dan jagung yang baik dan mengetahui
pengelolaan yang tepat sehingga menghasilkan tanaman
yang berkualitas baik dan juga dapat dipasarkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1. Kacang Tanah
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak
yang berasal dari Amerika Selatan. Tepatnya dari
brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang
indian (suku asli bangsa amerika). Pertama kali kacang
tanah masuk ke indonesia diperkirakan dibawa oleh
pedagang spanyol sewaktu melakukan pelayaran dari
meksiko ke maluku setelah 1597. Pada tahun 1863, Holle
memasukkan kacang tanah dari inggris dan pada tahun
1864 Scheffer memasukkan pula kacang tanah dari mesir
(Purwono, 2007)
Klasifikasi tanaman kacang tanah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotiledoneae
Ordo : Leguminales
Famili : Papilonaceae
9
Genus : Arachis
Spesies : Arachis Hypogea L.
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang bisa
digunakan adalah tipe tegak dan tipe menjalar. Tipe
tegak adalah jenis kacang yang tumbuh lurus atau
sedikit miring keatas , buahnya terdapat pada ruas-ruas
depan rumpun, umumnya pendek dan kemasakan buahnya
serempak. (Purwono, 2007)
Kacang tanah tipe menjalar adalah jenis yang tumbuh
kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah
terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah
dan umumnya berumur panjang. (Purwono, 2007)
Perakaran kacang tanah banyak, dalam dan
berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai dua meter.
Daun kacang tanah beranak empat helai daun. Setelah
terjadi penyerbukan, ginofor akan tumbuh dari dasar
bunga. Ginofor ini akan terus tumbuh secara geotropisme
(menuju tanah). Setelah menembus tanah dan mencapai
kedalaman 2-7 cm, ginofor tumbuh mendatar, membengkak
10
dan membentuk polong. Panjang ginofor tergantung pada
letak atau jarak bunga dengan permukaan tanah. Biasanya
dengan panjangnya lebih dari 15 cm, ginofor akan
berhenti tumbuh. (Purwono, 2007)
Syarat pertumbuhan kacang tanah -curah hujan yang
sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300
mm/tahun -suhu udara minimal bagi tanaman kacang tanah
adalah 28-320 C -kelembaban udara untuk tanaman kacang
tanah berkisar antara 65-75 %. -penyinaran matahari
secara penuh dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah,
terutama kesuburan dan perkembangan besarnya kacang. -
jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah
adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan
subur -derajat kemasaman tanah yang sesuai adalah Ph
antara 6,0-6,5 -kekurangan air akan menyebabkan tanaman
kurus kerdil, layu dan akhirnya mati. ketinggian tempat
yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah
pada ketinggian 500 mdpl ( Purwono, 2007)
2.2. Kacang Buncis
11
Kacang buncis berasal dari amerika , sedangkan
buncis tipe tegak adalah tanaman asli lembah Tahuaacan-
Meksiko. Penyebar luasan tanaman buncis dari Amerika-
Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran
dimulai di inggris, menyebar kenegara-negara Eropa,
Afrika sampai ke Indonesia. (Soeharoedjian, 1993)
Adapun klasifikasi tanaman buncis adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L
12
Syarat Tumbuh Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris .L.)
antara lain :yang pertama Tanah ,Tanaman buncis dapat
tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi,
yaitu sekitar 1.000 - 1.500 meter di atas permukaan
laut. Jenis tanah yang cocok adalah andosol dan regosol
karena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol
hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai
iklim sedang dengan curah hujan di atas 1.500-2.500
mm/tahun. Yang kedua Curah hujan,Tanaman buncis dapat
tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1.500
- 2.500 mm per tahun. Tanaman ini paling baik ditanam
pada akhir musim kemarau (menjelang musim hujan) atau
akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat
peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga
sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal tanaman
buncis, fase pengisian, dan pemasakan polong. Pada fase
tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak
bila curah hujan terlalu tinggi.Yang ketiga Suhu Suhu
udara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis adalah
20 - 25°C. Pada suhu kurang dari 20 °C tanaman tidak
dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik,
13
akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan
jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya,
pada suhu udara yang lebih tinggi dari 25 °C banyak
polong yang hampa. Hal ini terjadi karena proses
pernapasan (respirasi) lebih besar daripada proses
fotosintesis pada suhu tinggi.Yang keempat Cahaya
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses
fotosintesis. Umumnya tanaman buncis membutuhkan cahaya
matahari yang besar atau sekitar 400 - 800 footcandles.
(Maesan, 1992)
Oleh karena itu, tanaman buncis termasuk tanaman
yang tidak membutuhkan naungan.Yang kelima Kelembaban
Udara ,Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis
sekitar 50 - 60 % (sedang). Kelembapan ini agak sulit
diukur, tetapi dapat diperkirakan dari lebat dan
rimbunnya tanaman. Kelembapan yang terlalu tinggi dapat
mempengaruhi terhadap tingginya serangan hama dan
penyakit. Beberapa jenis aphis (kutu) dapat berkembang
biak dengan cepat pada kelembapan 70 - 80 %. (Rukmana,
1998)
14
2.3. Ubi Jalar
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang
berasal dari daerah tropis Amerika. Ubi jalar dapat
tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan
dengan suhu 270C dan lama penyinaran 11-12 jam
perhari . Pada tahun 1960, ubi jalar sudah tersebar ke
hampir setiap daerah Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Papua dan Sumatra. Namun sampai
saat ini hanya Papua saja yang memanfaatkan ubi jalar
sebagai makanan pokok, walaupun belum menyamai padi dan
jagung. (Nazir, 2000)
Kedudukan taksonomi tanaman ubi jalar adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulus
Familia : Convolvulacea
15
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea batatas L.
Komoditas ini mempunyai daya adaptasi luas,
sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di
seluruh nusantara. Ubi jalar dapat tumbuh dengan baik
pada daerah dengan ketinggian 0 – 3000 m dpl. Pada
temperatur 240 C tumbuh dengan baik, namun pertumbuhan
terhambat jika temperatur di bawah 00 C. Curah hujan
yang optimum untuk pertumbuhannya antara 750 mm hingga
1.000 mm per tahun. Menyukai sandy-loam soil dengan kadar
bahan organik tinggi dan permeable sub-soil. Tumbuh kurang
baik pada tanah liat. Tanah dengan kerapatan tinggi
atau aerasi jelek menghambat pembentukan akar dan hasil
rendah. Media yang gembur diperlukan untuk pertumbuhan
umbi, sehingga penanamannya harus dilakukan di atas
guludan. Apabila pertanaman tidak dilakukan di atas
guludan maka umumnya akan dihasilkan umbi yang kecil-
kecil sebab biasanya batang menjalar ke segala arah dan
setiap perakaran pada buku yang berhubungan dengan
16
tanah menghasilkan umbi yang kecil-kecil. Keasaman
tanah optimum untuk pertumbuhannya yaitu antara 5,6 –
6,6. Ubi jalar juga peka terhadap garam. Ubi jalar
merupakan tanaman yang suka cahaya dan tumbuh baik pada
intensitas cahaya yang relatif tinggi. Pembungaan dan
pembentukan akar dipacu dengan hari pendek, 11 jam atau
kurang. Pada panjang hari lebih dari 13,5 jam bunga
akan gagal terbentuk. (Juanda, 2000)
Sistem perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh
faktor genetis oleh tanaman bersangkutan, tetapi telah
dibuktikan juga bahwa sistem perakaran tersebut dapat
dipengaruhi oleh kondisi tanah dan tempat lingkungan.
Pertumbuhan sistem tanaman ini dapat menyimpang dari
kondisi idealnya, jika kondisi tanah sebagai tempat
tumbuhnya tidak pada kondisi optimal. (Juanda, 2000)
Tanaman ubi jalar berbatang lunak, berbentuk
bulat, dan teras bagian tengah bergabus, batang ubi
jalar beruas-ruas dan panjang satu ruas antara 1-3 cm
dan setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau
cabang. Panjang batang utama beragam yaitu tergantung
17
varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2-3 meter
untuk varietas ubi jalar merambat. (Juanda, 2000)
Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering
dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk.
Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek
batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Bibit
berasal dari varietas atau klon unggul. b. Bahan
tanaman berumur 2 bulan atau lebih c. Pertumbuhan
tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat,
normal, tidak terlalu subur. d. Ukuran panjang stek
batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya
rapat dan buku-bukunya tidak berakar. e. Mengalami masa
penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. Bahan
tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan
dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau
melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan
stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus
mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada generasi-
generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5
generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara
18
menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
(Nazir, 2000)
.
2.4. Kacang Panjang
tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis (L.)
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman perdu
semusim. Tanaman ini berbentuk perdu yang tumbuhnya
menjalar atau merambat. Daunnya berupa daun majemuk,
terdiri dari tiga helai. Batangnya liat dan sedikit
berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat
nitrogen (N) bebas dari udara. Hal ini
dapat menyuburkan tanah. (Sri Setyadi, 1979)
19
Kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran
sebagai sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagai
pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan dan
ketahanan tubuh serta memperlancar proses pencernaan
karena kandungan seratnya yang tinggi. Kacang panjang
dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
merambat dan tidak merambat. Kelompok kacang panjang
yang banyak dibudidayakan adalah kelompok yang
merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan
buahnya panjang ± 40-70 cm berwarna hijau atau putih
kehiijauan. (Sri Setyadi, 1979)
syarat tumbuh tanaman kacang panjang adalah sebagai
berikut ini : Lahan yang cocok adalah sawah
berpengairan teknis dengan ketinggian tempat sekitar
600m dpl, suhu 25-35oC, pH tanah 5,5-6,5 dengan
struktur tanah yang gembur dan kaya bahan organik.
Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada
musim kemarau. Iklimnya kering, curah hujan antara 600-
1.500 mm/tahun. (Nazir, 2000)
Media tanam yang cocok untuk budidaya tanaman
kacang panjang adalah : a.Hampir semua jenis tanah
20
cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling
baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya
baik. b.Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH
terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya
nodula-nodula akar. (Nazir, 2000)
Penyakit Utama Kacang Panjang yang pertama
Antraknose Penyebab: jamur Colletotricum lindemuthianum.
Gejala: serangan dapat diamati pada bibit yang baru
berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada
bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan
rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan
fungisida mankozeb dan karbendazim.Yang kedua Penyakit
mozaik Penyebab: virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV.
Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik
yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh
vektor kutu daun. Pengendalian: dengan menggunakan
benih yang sehat dan bebas virus, disemprot dengan
insektisida yang efektif untuk kutu daun dengan bahan
aktif abamektin dan tanaman yang terserang dicabut dan
dibakar. Yang ketiga Penyakit sapu Penyebab: virus
21
Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus. Gejala:
pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas(buku-buku)
batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan
membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
Yang keempat Layu bakteri, Penyebab: bakteri
Pseudomonas solanacearum E.F. Smith. Gejala: tanaman
mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman
mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan
drainase dan mencabut tanaman yang mati, dan
penyemprotan fungisida bahan aktif mankozeb atau
klorotalonil dengan konsentrasi 2-3gr/liter. (Sri
Setyadi, 1979)
Ciri-ciri kacang panjang yang siap dipanen adalah
ukuran dan panjang polong telah maksimal, mudah
dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak
menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore
hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Cara panen
pada tanaman kacang panjang cukup memotong pangkal
buahnya saja. Produksi polong muda per satuan luas
dapat mencapai minimal 2,0 ton/ha, tergantung
22
varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2
ton/ha dan KP-2 sebesar 2,1 ton/ha. Selepas panen,
polong kacang panjang dikumpulkan di tempat
penampungan, lalu dicuci dan ditiriskan. Kemudian
menyortir atau memisahkan polong yang baik dengan yang
rusak. Untuk sasaran pasar ekspor, kriteria mutu polong
muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm, tingkat ketuaan
polong tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol
dan warna hijau dan segar.Untuk mempertahankan
kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum
dipasarkan sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan
remukan es/lemari pendingin, sedangkan polong tua
disimpan di dalam kaleng dan diletakkan di tempat yang
kering dan sirkulasi udara. (Sri Setyadi, 1979)
2.5. Gambas
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan
tanaman gambas diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : plantae
Subkingdom : tracheobionta
Divisi : magnoliophiyta
23
Kelas : magnoliopsida
Subkelas : dilleniidae
Ordo : violales
Famili : cucurbitaceae
Genus : luffa
Spesies : luffa acutangula
Morfologi dari tanaman ini yaitu pada daun memiliki
tekstur permukaan yang kasar yang amat mirip dengan
daun mentimun, tetapi lebih besardan bersudut lebih
banyak dengan cuping yang lebih beragam. Batangnya
bersudut empat atau lima dengan sulur bercabang. Bunga
berwarna kuning, berdiameter sekitar 5 cm. Bunga jantan
5-10 kuntum, berkelompok dalam tandan dan ketiak daun
sedangkan bunga betina tumbuh tunggal dan juga
terbentuk padaketiak daun yang sama. Bunga Luffa
acutangula berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat
kurang sehingga, dapat menyebabkan buah terbentuk tidak
sempurna. Perlakuan dengan zat pengatur tumbuh, asam
indol asetat (Indole Acetic Acetat – IAA) dapat
mengurangi nisbah bunga jantan terhadap bunga betina
dan hari pendek cenderung meningkatkan pembungaan
24
betina. Pada saat penyerbukan tidak memadai, banyak
terbentuk biji hitam pipih, panjang sekitar 12mm dan
lebar 8 mm. (Rubatzty, 1998)
Hama yang dapat menyerang pada tanaman oyong ialah
cacantal (seperti ulat), gejalanya daun menjadi
korokan. Chrysomelidae (Aula copora), gejalanya
menyebabkan daun dan buah berlubang. Liriomyza sp,
gejalanya menyebabkan korokan pada daun.
Ulat(Pyrallidae), gejalanya daun menjadi
trasnparan. Thrips, gejalanya banyak terdapat di
permukaan bawah daun sehingga daun menjadi kering.
(Rubatzty, 1998)
hama yang dapat menyerang tanaman oyong diantaranya
adalah kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah dan lalat
buah. Pengendalian hama tersebut dilakukan tergantung
pada hama yang menyerang. Bila harus menggunakan
pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai
rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat
dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu
aplikasi, interval aplikasi serta cara
aplikasinya.Penyakit yang ditemukan pada tanaman oyong
25
adalah menguningnya dan berlubangnya daun oyong.
Munculnya bercak-bercak kuning pada daun oyong
menandakan bahwa tanaman oyong terserang penyakit.
Bercak tersebut lama-lama menyebabkan daun menguning
dan menjadi kering dan akhirnya buah oyong bisa
membusuk. (Rubatzty, 1998)
penyakit yang bias menyerang tanaman oyong adalah
busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan
virus mosaik. Pemberantasan hama dan penyakit pada
tanaman oyong dapat dilakukan dengan membersihkan
daerah di sekitar bedengan termasuk mencabuti
rumput liar atau gulma yang ada di sekitar tanaman
serta menyemprotkan pestisida yang relatif aman untuk
membunuh hama yang dapat menjadi salah satu faktor
perantara penyakit yang menyerang tanaman oyong.
(Ronoprawiro, 1993)
2.6. Jagung
Jagung merupakan tanaman pangan yang banyak digunakan
untuk bahan makanan pokok. Salah satu produk dari
tanaman jagung yang mempunyai prospek cerah untuk
26
dikembangkan adalah jagung semi (baby corn), yaitu
jagung yang dipanen saat masih muda dan belum membentuk
biji. Kendala yang umum timbul dalam memproduksi jagung
semi antara lain adalah belum tersedianya varietas
unggul jagung yang dirakit khusus sebagai jagung semi.
Sebagian besar produksi jagung semi menggunakan
varietas jagung pipil yang sudah tersedia di pasar.
(Suprapto, 2005)
Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung
dikenal dengan nama ilmiah Zea mays L. , familly poaceae
( graminea ). Adapun klasifikasinya adalah sebagai
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat
fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya
27
matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang
terbuka berupa sawah atau ladang yang tidak terlindung
dari cahaya matahari. Lokasi untuk tanaman jagung
sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air
yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk
tanaman jagung. Sebaiknya harus sesuai dengan syarat
tumbuh tanaman jagung atau yang dibutuhkan oleh tanaman
jagung. Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi
jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh
tanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur
dengan humus, dan pupuk yang mencukupi persediaan
untuk tumbuh (Suprapto, 2005)
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang
terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar
adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari
radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar
tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu
sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Semenatara akar
udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku
terbawah dekat permukaan tanah, dan keadaan air tanah.
Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silindris, dan
28
terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku
ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol.
Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat
penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung
memanjang dan keluar dari buku – buku batang. Jumlah
daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung varietas.
Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun,
lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya
membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat
lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan
berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke
dalam kelopak daun dan batang. (Purwono, 2007)
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga
disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk
bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina
berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat
di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak
daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada
jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh
dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya
terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ).
29
Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain.
Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya
berasal dari tanaman sendiri. Biji jagung tersusun rapi
pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 – 400
biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian
paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua
yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji.
Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau
lembaga. (Suprapto, 2005)
Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur
hara yang diserap melalui tanah. Hara N, P, dan K
diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering
kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg,
dan S diperlukan dalam jumlah sedang dan disebut hara
sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut hara
makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan
tanaman dalam jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur
C, H, dan O diperoleh dari air dan udara. Beberapa
faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah
untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total
pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah,
30
dan sifat fisik maupun kimia tanah. Keseluruhan faktor
ini berlaku umum untuk setiap unsur hara (Suprapto,
2005)
Pola serapan hara tanaman jagung dalam satu musim
mengikuti pola akumulasi bahan kering Sedikit N, P, dan
K diserap tanaman pada pertumbuhan fase 2, danserapan
hara sangat cepat terjadi selama fase vegetatif dan
pengisian biji. Unsur N dan P terus-menerus diserap
tanaman sampai mendekati matang, sedangkan K terutama
diperlukan saat silking. Sebagian besar N dan P dibawa
ke titik tumbuh, batang, daun, dan bunga jantan, lalu
dialihkan kebiji. Sebanyak 2/3-3/4 unsur K tertinggal
di batang. Dengan demikian, N dan P terangkut dari
tanah melalui biji saat panen, tetapi K tidak.
(Suprapto, 2005)
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1.Waktu dan Tempat
31
Pada praktikum dasar-dasar agronomi ini
dilaksanakan dari bulan maret sampai dengan bulan mei
2015 pukul 07.30 WIB di kebun percobaan fakultas
pertanian universitas andalas padang.
3.2.Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah cangkul,meteran,parang,bambu,tali raffia,ember
dan mesin traktor.Sedangkan bahan yang digunakan adalah
benih kacang tanah,buncis,ubi jalar,kacang
panjang,gambas dan jagung,serta pupuk urea,pupuk
kandang dan sekam.
3.3.Cara Kerja
1.Pengolahan Tanah dan Bedengan
Yang pertama dilakukan adalah dengan membersihkan
lahan dari sampah-sampah yang masih tersisa-sisa
seperti sampah daun,sampah batang kayu,dan
sebagainya.Selanjutnya membuat bedengan dengan
menggunakan cangkul.Ukuran bedengan adalah 5m x 3 m dan
tinggi ± 30 cm.
32
2.Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Sekam
Yang pertama dilakukan adalah dengan menggemburkan
dulu tanah tersebut supaya tidak padat sehingga mudah
di olah.Dan setelah itu diberi pupuk kandang sebanyak 1
karung yang telah dicampur dengan sekam.Lalu pupuk tadi
di taburkan dibedengan secara merata.Selanjutnya tanah
digemburkan lagi agar pupuk yang telah ditabur tadi
masuk kedalam bagian tanah yang paling bawahh.
3.Penanaman
Setelah di beri pupuk, dibuat lubang tanam dengan
jarak tanam 40 cm x 20 cm.Jarak tanam ini dibuat supaya
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Setiap lubang
dimasukkan 1/3 bagian stek ubi jalar, lubang tersebut
ditutup lalu disiram dengan air.
4.Pemeliharaan
Setelah dilakukan penanaman selanjutnya di beri
pupuk. Untuk buncis diberikan pupuk urea sebanyak 50gr,
SP36 150gr, dan KCL 150gr, dan untuk tanaman ubi jalar
di beri pupuk urea 150gr, SP36 75gr, dan KCL 225gr.
33
Seluruh tersebut di campurkan kemudian diberikan
disekitar tanaman. Seluruh tersebut dicampurkan,
kemudian diberikan disekitar tanaman. Apabila terdapat
gulma pada sekitar tanaman tersebut maka pemeliharaan
dilakukan dengan membersihkan tanaman dari gulma
tersebut. Gulma tersebut di cangkul dan kemudian
dimasukan kedalam tanah yang telah digemburkan
5. Panen
Setelah beberapa minggu dilakukan pengamatan,
pemeliharaan dan pemupukan, maka kita dapat melakukan
pemanenan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel hasil pengamatan ubi jalar
Sampel Pengamatan Pertama
Tinggi Batang Helai Daun
34
1 15 6
2 11 5
3 13 4
4 13 5
5 12 5
SampelPengamatan Kedua
Tinggi Batang Helai Daun
1 17 8
2 14 8
3 20 7
4 19 6
5 15 7
SampelPengamatan Ketiga
Tinggi Batang Helai Daun
1 20 11
2 17 14
3 23 15
4 21 11
5 19 12
35
SampelPengamatan Keempat
Tinggi Batang Helai Daun
1 25 21
2 23 19
3 25 19
4 26 25
5 24 22
Grafik Pertumbuhan Ubi Jalar
36
Pengamatan pertama
Pengamatan kedua
Pengamatan ketiga
Pengamatan Keempat
0
5
10
15
20
25
30
Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5
4.2. Pembahasan
Ubi jalar adalah tanaman budidaya yang
dimanfaatkan pada bagian akar saat membentuk umbi.
selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga
dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang
dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Ubi jalar dapat dibudidayakan melalui
stolon/batang rambatnya. cara menanamnya cukup mudah,
dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga
stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam
tanah. pemeliharaannya cukup mudah. ubi jalar akan
tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung,
37
pemeliharaan dari gulma untuk menghindari persaingan
unsur hara disekitar tanaman. pemberian pupuk urea atau
Organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus.
Panen ubi jalar yaitu dengan mencangkuli sekitar
tanaman,ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena
cangkul atau alat pertanian.
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan sebanyak
empat kali pengamatan, dimana pengamatan itu dilakukan
satu kali dalam seminggu. Dapat dilihat dari hasil yang
didapatkan bahwa grafik laju pertumbuhan ubi jalar
mengalami kenaikan pada bagian tinggi batang dan jumlah
helaian daunnya.
Stadium hama yang merusak tanaman ubi jalar adalah
larva (ulat). Cirinya adalah membuat lubang kecil
memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian ubi. Di
dalam lubang tersebut dapat ditemukan larva (ulat).
Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian
batang mudah patah, daun-daun menjadi layu, dan
akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian:
(1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama;
(2) pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap
38
gejala serangan hama: bila serangan hama >5 %, perlu
dilakukan pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan
dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat; (4)
penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil,
seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan
konsentrasi yang dianjurkan.
Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.)
berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya
berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang
betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil
meletakkan telur di tempat yang terlindung (ternaungi).
Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat
akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau
ubi yang terdapat di permukaan tanah terbuka. Gejala:
terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang
tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau
menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi
jalar yang sudah berubi. Bila hama terbawa oleh ubi ke
gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga
menurunkan kuantitas dan kualitas produksi secara
39
nyata. Pengendalian: (1) pergiliran atau rotasi tanaman
dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi
jalar, misalnya padi-ubi jalar-padi; (2) pembumbunan
atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka;
(3) pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama
cukup berat; (4) pengamatan/monitoring hama di
pertanaman ubi jalar secara periodik: bila ditemukan
tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan
pengendalian hama secara kimiawi; (5) penyemprotan
insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5
EC atau Monitor 200 LC dengan konsentrasi yang
dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi jalar yang berkulit
tebal dan bergetah banyak; (7) pemanenan tidak
terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih
berat.
Penyakit yang ada pada ubi jalar adalah (a) Kudis
atau Scab, disebabkan cendawan Elsinoe batatas dengan
gejala adanya benjolan pada tangkai sereta urat daun,
dan daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat
serangan yang berat menyebabkan daun tidak produktif
dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun
40
bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Pengendalian:
(1) pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus siklus
hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas
tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3)
kultur teknik budi daya secara intensif; (4) penggunaan
bahan tanaman (bibit) yang sehat. b) Layu fusarium
disebabkan jamur Fusarium oxysporum f. Batatas, dengan
gejala tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu,
dan akhirnya mati. Cendawan fusarium dapat bertahan
selama beberapa tahun dalam tanah. Penularan penyakit
dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa
oleh bibit. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang
sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran /rotasi tanaman
yang serasi di suatu daerah dengan tanaman yang bukan
famili; (3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar
yang tahan terhadap penyakit Fusarium. c) Virus,
Beberapa jenis virus yang ditemukan menyerang tanaman
ubi jalar adalah Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot,
Yellow Dwarf. Gejala: pertumbuhan batang dan daun tidak
normal, ukuran tanaman kecil dengan tata letak daun
bergerombol di bagian puncak, dan warna daun klorosis
41
atau hijau kekuning-kuningan. Pada tingkat serangan
yang berat, tanaman ubi jalar tidak menghasilkan.
Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat dan bebas
virus; (2) pergiliran/rotasi tanaman selama beberapa
tahun, terutama di daerah basis (endemis) virus; (3)
pembongkaran/eradikasi tanaman untuk dimusnahkan. d)
Penyakit Lain-lain, Penyakit-penyakit yang lain adalah,
misalnya, bercak daun cercospora oleh jamur Cercospora
batatas Zimmermann, busuk basah akar dan ubi oleh jamur
Rhizopus nigricans Ehrenberg, dan klorosis daun oleh
jamur Albugo ipomeae pandurata Schweinitz.
Pengendalian: dilakukan secara terpadu, meliputi
perbaikan kultur teknik budi daya, penggunaan bibit
yang sehat, sortasi dan seleksi ubi di gudang, dan
penggunaan pestisida selektif.
BAB V
42
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil yang didaptkan bahwa dapat disimpulkan
bahwa tanaman kacang panjang dibudidayakan dengan
stolon/batang rambatnya. cara menanamnya cukup mudah,
dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga
stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam
tanah. pemeliharaannya cukup mudah. ubi jalar akan
tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung,
pemeliharaan dari gulma untuk menghindari persaingan
unsur hara disekitar tanaman. pemberian pupuk UREA atau
Organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus.
Panen ubi jalar yaitu dengan mencangkuli sekitar
tanaman,ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena
cangkul atau alat pertanian.
5.2. Saran
Untuk praktikan selanjutnya agar melakukan
praktikum dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan hasil
yang maksimal, penyiraman dilakukan secara teratur dan
pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang di anjurkan.
43
DAFTAR PUSTAKA
Juanda JS Dede dan Cahyono Bambang. 2000. Ubi Jalar
Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius
Maesan dan Sadikin. 1992. Penyebaran Buncis. Bogor: IPB
Nazir. 2000. Dasar-Dasar Agronomi. Palembang : Universitas
Sriwijaya
Purwono. 2007. Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Bogor : Penebar Swadaya
Rubatzty. 1998. Sayuran Dunia 1. Bandung : ITB
Rukmana. 1998. Bertanam Buncis. Yogyakarta : Kanisius
Sri Setyadi Harjadi, MM, Dr., 1979. Pengantar Agronomi
Budidaya Tanaman. Jakarta
Suprapto dan Marzuki. 2005. Botani Tanaman Jagung.
Medan : Universitas Medan
44