LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peradaban manusia sejak kuno hingga kini selalu tergantung pada lingkungan. Keperluan akan makanan senantiasa menjadi masalah yang tak ada putusnya. Kurang pangan seolah-olah sudah merupakan persoalan yang akrab dengan manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sadar atau tidak, baik primitif atau super modern manusianya, ia pasti memerlukan bahan makanan sebagai penyambung hidup. Namun problema bahan pangan tak henti-hentinya mengendala, yang pada gilirannya memaksa manusia memikirkan suatu cara terbaik untuk mendapatkan suatu manfaat dari lingkungan guna mengatasi masalah tersebut. Pada mulanya tindakan agronomi manusia berawal dari berburu dan mengumpulkan hasil hutan dimakan. Mereka berpindah pindah tempat, hanya mengandalkan naluri yang purbais. Gerak pindah mencari pemenuhan hasrat makan 1

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peradaban manusia sejak kuno hingga kini selalu

tergantung pada lingkungan. Keperluan akan makanan

senantiasa menjadi masalah yang tak ada putusnya.

Kurang pangan seolah-olah sudah merupakan persoalan

yang akrab dengan manusia, yang tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan. Sadar atau tidak, baik primitif atau

super modern manusianya, ia pasti memerlukan bahan

makanan sebagai penyambung hidup. Namun problema bahan

pangan tak henti-hentinya mengendala, yang pada

gilirannya memaksa manusia memikirkan suatu cara

terbaik untuk mendapatkan suatu manfaat dari lingkungan

guna mengatasi masalah tersebut.

Pada mulanya tindakan agronomi manusia berawal dari

berburu dan mengumpulkan hasil hutan dimakan. Mereka

berpindah pindah tempat, hanya mengandalkan naluri yang

purbais. Gerak pindah mencari pemenuhan hasrat makan

1

demikian sudah merupakan kegiatan rutin. Dari zaman ke

zaman, teknologi purba yang demikian terus mengalami

perkembangan hingga menjelma menjadi suatu ilmu yang

lazim disebut agronomi.

Ilmu agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara

pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk

memperoleh produksi maksimum. Agronomi berasal dari

kata agros dan nomos. Agros berarti lapangan produksi

(field) dan nomos yaitu pengelolaan.

Dengan demikian agronomi di artikan suatu ilmu yang

mempelajari cara pengolahan tanman pertanin dan

lingkungan guna memperoleh produksi yang maksimal.

Dengan demikian pengertian tersebut mengandung rangka

acuan yang berisi 3 pengertian pokok (unsure unsure

agronomi) antara lain:.lapang produksi (lingkungan

tanaman), pengelolaan (manajemen) dan produksi maksimum

(sebagai hasil proses 2 faktor di atas). Fokus

agronomi:lapang produksi,bisa berupa sebidang

tanah,bak,pot,gelas plastik, dll.Letak yang alamih juga

berupa buatan. Saran agronomi yang bisa menjadi

2

pelengkap lapang adalah: sarana teknologi misalkan:

a.sarana pengolahan, b.sarana penyimpanan, c.sarana

penyimpanan dan d.sarana pengangkut produksi.Sasaran

agronomi adalah memaksimalkan produksi yang mungkin

berupa buah,biji,getah, dalam sasaran satuan kg,ton.

Ilmu agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara

pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya untuk

memperoleh produksi maksimum. Fokus agronomi adalah

lapang produksi, ia bisa berupa sebidang tanah, bak,

pot, gelas plastik dan lain-lain, letak yang alamiah

atau bisa juga yang buatan. Sarana agronomi adalah yang

bisa juga yang buatan. Sarana agronomi adalah yang bisa

menjadi pelengkap lapangan yaitu sarana teknologi.

Misalnya sarana pengolahan, sarana penyimpanan, dan

sarana pengangkutan produksi. Sarana juga dapat

berbentuk penyuluhan dan kegiatan kelompok. Sarana

agronomi adalah memaksimalkan produksi, yang mungkin

berupa buah, biji, getah dalam satuan kg, ton dll.

Tindak agronomi yang sudah sempurna ditandai oleh

adanya lapang produksi, pengelolaan yang terencana,

3

memiliki minat untuk mencapai produksi maksimum dengan

menerapkan berbagai ilmu dan teknologi. Tingkatan

tindak agronomi berjenjang dari yang sederhana samapai

dengan yang maju. Nilainya tergantung pada tingkat

ketiga pengertian pokok agronomi. Sementara itu tingkat

lapang produksi beragam dari yang kotor samapai yang

bersih dan dari yang tradisional samapai dengan yang

modern dengan penyerapan teknologi maju. Tingkatan

tindak agronomi dicerminkan oleh tingkatan pengelolaan

lapang produksi.

Hampir semua kalangan masyarakat memanfaatkan

buncis, mulai dari ibu rumahtangga yang membutuhkan

dalam jumlah sedikit sampai ke industri pengolahanyang

membutuhkan dalam jumlah besar dan continue.Selain

dikonsumsi di dalam negeri ternyata buncis juga telah

diekspor. Negara-negara yang sering mengimpor buncis

dari Indonesia antara lain Singapura,Hongkong,

Australia, Malaysia, dan Inggris. Bentuk-bentuk yang

diekspor  bermacam-macam, ada yang berbentuk polong

segar, didinginkan atau dibekukan,dan adapula yang

4

berbentuk biji kering.Mengingat buncis sangat

dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dan masyarakatluar

negeri maka bisa dibayangkan banyaknya produksi buncis

yang dibutuhkan.Oleh karena itu, buncis dapat dikatakan

merupakan komoditi yang mempunyaimasa depan cerah.

Menurut informasi yang diperoleh dari LIPI

diperkirakan bahwa orang Indonesia membutuhkan kacang-

kacangan 40 gr am/hari.Untuk tetap mempertahankan

eksistensinya maka buncis harus mempunyaikualitas yang

baik. Untuk mendapatkan kualitas yang baik maka

proses pembudidayaan sangat menentukan sekali. Cara

yang dilakukan antara lainmelalui intensifikasi, yaitu

dengan penerapan sapta usaha tani sedangkan

denganekstensifikasi yaitu dengan penambahan luas areal

panen.Pilihan lain untuk menaikkan produktivitas buncis

adalah dengan jalandiversifikasi. Diversifikasi

merupakan suatu usaha menaikkan produksi

denganmemanfaatkan lahan-lahan kosong disekitar

pertanaman sehingga akan dapatdiperoleh

penganekaragaman hasil-hasil pertanian.

5

Kacang buncis merupakan salah satu sayuran yang

jamak diolah menjadi salah satu masakan rumah tangga

masyarakat Indonesia. Bahkan Indonesia termasuk sebagai

Negara yang memproduksi buncis terbesar di dunia

bersama Argentina, China, Perancis, Italia, Belanda,

Spanyol, dan Amerika Serikat. Tetapi buncis bukanlah

tanaman asli Indonsia. Buncis diperkirakan berasal dari

Peru. Buncis dapat menyebar ke seluruh dunia karena

peran dari penjajah Spanyol yang memperkenalkan sayuran

buncis ke seluruh Eropa dan akhirnya berkembang ke

seluruh dunia.

Buncis mempunyai nama latin Phaseolus vulgaris L. Menurut

Deptan (2009) buncis merupakan sayuran buah yang termasuk

famili Leguminosae. Tanaman buncis cocok dibudidayakan

dan diproduksi baik pada dataran rendah maupun dataran

tinggi. Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe

yaitu tipe merambat (bersifat indeterminate) dan tipe

tegak (bentuk semak dan bersifat determinate). Kultipar

merambat memiliki percabangan yang lebih banyak dan

jumlah buku bunga yang lebih banyak sehingga mempunyai

6

potensi hasil yang lebih besar. Tipe buncis rambat

panjangnya dapat mencapai 3 meter dan mudah rebah

sehingga memerlukan lanjaran/turus agar dapat tumbuh

dengan baik, tipe tegak umumnya pendek dengan tinggi

tidak lebih dari 60 cm.

Ubi jalar memiliki prospek dan peluang yang sangat

baik untuk menjamin ketersediaan pangan, terutama jika

produksi padi dan jagung tidak dapat mengimbangi

kebutuhan pangan masyarakat.

Ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang

berprospek cerah, produk ubi jalar tidak hanya

potensial sebagai sumber karbohidrat dalam tatanan

bahan pangan bagi sebagian penduduk dunia, tetapi juga

multi guna untuk diproyeksikan untuk bahan baku

berbagai industri dan pakan ternak. Citra ubi jalar

dapat di tingkatkan menjadi komoditas sampai ke pasar

Internasional.       

Ubi jalar atau ketela rambat atau ( Ipomea batatas

) diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani

dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi

7

jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika

bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli

botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal

tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar

mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara

beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol

menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama

Filipina, Jepang, dan Indonesia.

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui dan mempelajari teknik budidaya

tanaman kacang tanah, buncis, ubi jalar, kacang

panjang, gambas, dan jagung yang baik dan mengetahui

pengelolaan yang tepat sehingga menghasilkan tanaman

yang berkualitas baik dan juga dapat dipasarkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

8

2.1. Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak

yang berasal dari Amerika Selatan. Tepatnya dari

brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang

indian (suku asli bangsa amerika). Pertama kali kacang

tanah masuk ke indonesia diperkirakan dibawa oleh

pedagang spanyol sewaktu melakukan pelayaran dari

meksiko ke maluku setelah 1597. Pada tahun 1863, Holle

memasukkan kacang tanah dari inggris dan pada tahun

1864 Scheffer memasukkan pula kacang tanah dari mesir

(Purwono, 2007)

Klasifikasi tanaman kacang tanah

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dycotiledoneae

Ordo : Leguminales

Famili : Papilonaceae

9

Genus : Arachis

Spesies : Arachis Hypogea L.

Varietas-varietas kacang tanah unggul yang bisa

digunakan adalah tipe tegak dan tipe menjalar. Tipe

tegak adalah jenis kacang yang tumbuh lurus atau

sedikit miring keatas , buahnya terdapat pada ruas-ruas

depan rumpun, umumnya pendek dan kemasakan buahnya

serempak. (Purwono, 2007)

Kacang tanah tipe menjalar adalah jenis yang tumbuh

kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah

terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah

dan umumnya berumur panjang. (Purwono, 2007)

Perakaran kacang tanah banyak, dalam dan

berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai dua meter.

Daun kacang tanah beranak empat helai daun. Setelah

terjadi penyerbukan, ginofor akan tumbuh dari dasar

bunga. Ginofor ini akan terus tumbuh secara geotropisme

(menuju tanah). Setelah menembus tanah dan mencapai

kedalaman 2-7 cm, ginofor tumbuh mendatar, membengkak

10

dan membentuk polong. Panjang ginofor tergantung pada

letak atau jarak bunga dengan permukaan tanah. Biasanya

dengan panjangnya lebih dari 15 cm, ginofor akan

berhenti tumbuh. (Purwono, 2007)

Syarat pertumbuhan kacang tanah -curah hujan yang

sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300

mm/tahun -suhu udara minimal bagi tanaman kacang tanah

adalah 28-320 C -kelembaban udara untuk tanaman kacang

tanah berkisar antara 65-75 %. -penyinaran matahari

secara penuh dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah,

terutama kesuburan dan perkembangan besarnya kacang. -

jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah

adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan

subur -derajat kemasaman tanah yang sesuai adalah Ph

antara 6,0-6,5 -kekurangan air akan menyebabkan tanaman

kurus kerdil, layu dan akhirnya mati. ketinggian tempat

yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah

pada ketinggian 500 mdpl ( Purwono, 2007)

2.2. Kacang Buncis

11

Kacang buncis berasal dari amerika , sedangkan

buncis tipe tegak adalah tanaman asli lembah Tahuaacan-

Meksiko. Penyebar luasan tanaman buncis dari Amerika-

Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran

dimulai di inggris, menyebar kenegara-negara Eropa,

Afrika sampai ke Indonesia. (Soeharoedjian, 1993)

Adapun klasifikasi tanaman buncis adalah sebagai

berikut :

Kingdom       : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio  : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio           : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas            : Magnoliopsida (berkeping dua /

dikotil)

Sub-kelas     : Rosidae

Ordo             : Fabales

Familia          : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus           : Phaseolus

Spesies         : Phaseolus radiatus L

12

Syarat Tumbuh Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris .L.)

antara lain :yang pertama Tanah ,Tanaman buncis dapat

tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi,

yaitu sekitar 1.000 - 1.500 meter di atas permukaan

laut. Jenis tanah yang cocok adalah andosol dan regosol

karena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol

hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai

iklim sedang dengan curah hujan di atas 1.500-2.500

mm/tahun. Yang kedua Curah hujan,Tanaman buncis dapat

tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1.500

- 2.500 mm per tahun. Tanaman ini paling baik ditanam

pada akhir musim kemarau (menjelang musim hujan) atau

akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat

peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga

sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal tanaman

buncis, fase pengisian, dan pemasakan polong. Pada fase

tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak

bila curah hujan terlalu tinggi.Yang ketiga Suhu Suhu

udara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis adalah

20 - 25°C. Pada suhu kurang dari 20 °C tanaman tidak

dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik,

13

akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan

jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya,

pada suhu udara yang lebih tinggi dari 25 °C banyak

polong yang hampa. Hal ini terjadi karena proses

pernapasan (respirasi) lebih besar daripada proses

fotosintesis pada suhu tinggi.Yang keempat Cahaya

Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses

fotosintesis. Umumnya tanaman buncis membutuhkan cahaya

matahari yang besar atau sekitar 400 - 800 footcandles.

(Maesan, 1992)

Oleh karena itu, tanaman buncis termasuk tanaman

yang tidak membutuhkan naungan.Yang kelima Kelembaban

Udara ,Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis

sekitar 50 - 60 % (sedang). Kelembapan ini agak sulit

diukur, tetapi dapat diperkirakan dari lebat dan

rimbunnya tanaman. Kelembapan yang terlalu tinggi dapat

mempengaruhi terhadap tingginya serangan hama dan

penyakit. Beberapa jenis aphis (kutu) dapat berkembang

biak dengan cepat pada kelembapan 70 - 80 %. (Rukmana,

1998)

14

2.3. Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang

berasal dari daerah tropis Amerika. Ubi jalar dapat

tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan

dengan suhu 270C dan lama penyinaran 11-12 jam

perhari . Pada tahun 1960, ubi jalar sudah tersebar ke

hampir setiap daerah Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Papua dan Sumatra. Namun sampai

saat ini hanya Papua saja yang memanfaatkan ubi jalar

sebagai makanan pokok, walaupun belum menyamai padi dan

jagung. (Nazir, 2000)

Kedudukan taksonomi tanaman ubi jalar adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulus

Familia : Convolvulacea

15

Genus : Ipomoea

Species : Ipomoea batatas L.

Komoditas ini mempunyai daya adaptasi luas,

sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di

seluruh nusantara. Ubi jalar dapat tumbuh dengan baik

pada daerah dengan ketinggian 0 – 3000 m dpl. Pada

temperatur 240 C tumbuh dengan baik, namun pertumbuhan

terhambat jika temperatur di bawah 00 C. Curah hujan

yang optimum untuk pertumbuhannya antara 750 mm hingga

1.000 mm per tahun. Menyukai sandy-loam soil dengan kadar

bahan organik tinggi dan permeable sub-soil. Tumbuh kurang

baik pada tanah liat. Tanah dengan kerapatan tinggi

atau aerasi jelek menghambat pembentukan akar dan hasil

rendah. Media yang gembur diperlukan untuk pertumbuhan

umbi, sehingga penanamannya harus dilakukan di atas

guludan. Apabila pertanaman tidak dilakukan di atas

guludan maka umumnya akan dihasilkan umbi yang kecil-

kecil sebab biasanya batang menjalar ke segala arah dan

setiap perakaran pada buku yang berhubungan dengan

16

tanah menghasilkan umbi yang kecil-kecil. Keasaman

tanah optimum untuk pertumbuhannya yaitu antara 5,6 –

6,6. Ubi jalar juga peka terhadap garam. Ubi jalar

merupakan tanaman yang suka cahaya dan tumbuh baik pada

intensitas cahaya yang relatif tinggi. Pembungaan dan

pembentukan akar dipacu dengan hari pendek, 11 jam atau

kurang. Pada panjang hari lebih dari 13,5 jam bunga

akan gagal terbentuk. (Juanda, 2000)

Sistem perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh

faktor genetis oleh tanaman bersangkutan, tetapi telah

dibuktikan juga bahwa sistem perakaran tersebut dapat

dipengaruhi oleh kondisi tanah dan tempat lingkungan.

Pertumbuhan sistem tanaman ini dapat menyimpang dari

kondisi idealnya, jika kondisi tanah sebagai tempat

tumbuhnya tidak pada kondisi optimal. (Juanda, 2000)

Tanaman ubi jalar berbatang lunak, berbentuk

bulat, dan teras bagian tengah bergabus, batang ubi

jalar beruas-ruas dan panjang satu ruas antara 1-3 cm

dan setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau

cabang. Panjang batang utama beragam yaitu tergantung

17

varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2-3 meter

untuk varietas ubi jalar merambat. (Juanda, 2000)

Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering

dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk.

Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek

batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Bibit

berasal dari varietas atau klon unggul. b. Bahan

tanaman berumur 2 bulan atau lebih c. Pertumbuhan

tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat,

normal, tidak terlalu subur. d. Ukuran panjang stek

batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya

rapat dan buku-bukunya tidak berakar. e. Mengalami masa

penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. Bahan

tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan

dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau

melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan

stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus

mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada generasi-

generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5

generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara

18

menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.

(Nazir, 2000)

.

2.4. Kacang Panjang

tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Papilionaceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna sinensis (L.)

Tanaman kacang panjang merupakan tanaman perdu

semusim. Tanaman ini berbentuk perdu yang tumbuhnya

menjalar atau merambat. Daunnya berupa daun majemuk,

terdiri dari tiga helai. Batangnya liat dan sedikit

berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat

nitrogen (N) bebas dari udara. Hal ini

dapat menyuburkan tanah. (Sri Setyadi, 1979)

19

Kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran

sebagai sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagai

pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan dan

ketahanan tubuh serta memperlancar proses pencernaan

karena kandungan seratnya yang tinggi. Kacang panjang

dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

merambat dan tidak merambat. Kelompok kacang panjang

yang banyak dibudidayakan adalah kelompok yang

merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan

buahnya panjang ± 40-70 cm berwarna hijau atau putih

kehiijauan. (Sri Setyadi, 1979)

syarat tumbuh tanaman kacang panjang adalah sebagai

berikut ini : Lahan yang cocok adalah sawah

berpengairan teknis dengan  ketinggian tempat  sekitar

600m dpl, suhu 25-35oC, pH tanah 5,5-6,5 dengan

struktur tanah yang gembur dan kaya bahan organik.

Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada

musim kemarau. Iklimnya kering, curah hujan antara 600-

1.500 mm/tahun. (Nazir, 2000)

Media tanam yang cocok untuk budidaya tanaman

kacang panjang adalah : a.Hampir semua jenis tanah

20

cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling

baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur,

gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya

baik. b.Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH

terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya

nodula-nodula akar. (Nazir, 2000)

Penyakit Utama Kacang Panjang yang pertama

Antraknose Penyebab: jamur Colletotricum lindemuthianum.

Gejala: serangan dapat diamati pada bibit yang baru

berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada

bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan

rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan

fungisida mankozeb dan karbendazim.Yang kedua Penyakit

mozaik Penyebab: virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV.

Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik

yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh

vektor kutu daun. Pengendalian: dengan menggunakan

benih yang sehat dan bebas virus, disemprot dengan

insektisida yang efektif untuk kutu daun dengan bahan

aktif abamektin dan tanaman yang terserang dicabut dan

dibakar. Yang ketiga Penyakit sapu Penyebab: virus

21

Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus. Gejala:

pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas(buku-buku)

batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan

membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun.

Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.

Yang keempat Layu bakteri, Penyebab: bakteri

Pseudomonas solanacearum E.F. Smith. Gejala: tanaman

mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman

mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan

drainase dan mencabut tanaman yang mati, dan

penyemprotan fungisida bahan aktif mankozeb atau

klorotalonil dengan konsentrasi 2-3gr/liter. (Sri

Setyadi, 1979)

Ciri-ciri kacang panjang yang siap dipanen adalah

ukuran dan panjang polong telah maksimal, mudah

dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak

menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore

hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Cara panen

pada tanaman kacang panjang cukup memotong pangkal

buahnya saja. Produksi polong muda per satuan luas

dapat mencapai minimal 2,0 ton/ha, tergantung

22

varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2

ton/ha dan KP-2 sebesar 2,1 ton/ha. Selepas panen,

polong kacang panjang dikumpulkan di tempat

penampungan, lalu dicuci dan ditiriskan. Kemudian

menyortir atau memisahkan polong yang baik dengan yang

rusak. Untuk sasaran pasar ekspor, kriteria mutu polong

muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm, tingkat ketuaan

polong tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol

dan warna hijau dan segar.Untuk mempertahankan

kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum

dipasarkan sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan

remukan es/lemari pendingin, sedangkan polong tua

disimpan di dalam kaleng dan diletakkan di tempat yang

kering dan sirkulasi udara. (Sri Setyadi, 1979)

2.5. Gambas

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan

tanaman gambas diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : plantae

Subkingdom : tracheobionta

Divisi : magnoliophiyta

23

Kelas : magnoliopsida

Subkelas : dilleniidae

Ordo : violales

Famili : cucurbitaceae

Genus : luffa

Spesies : luffa acutangula

Morfologi dari tanaman ini yaitu pada daun memiliki

tekstur permukaan yang kasar yang amat mirip dengan

daun mentimun, tetapi lebih besardan bersudut lebih

banyak dengan cuping yang lebih beragam. Batangnya

bersudut empat atau lima dengan sulur bercabang. Bunga

berwarna kuning, berdiameter sekitar 5 cm. Bunga jantan

5-10 kuntum, berkelompok dalam tandan dan ketiak daun

sedangkan bunga betina tumbuh tunggal dan juga

terbentuk padaketiak daun yang sama. Bunga Luffa

acutangula berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat

kurang sehingga, dapat menyebabkan buah terbentuk tidak

sempurna. Perlakuan dengan zat pengatur tumbuh, asam

indol asetat (Indole Acetic Acetat – IAA) dapat

mengurangi nisbah bunga jantan terhadap bunga betina

dan hari pendek cenderung meningkatkan pembungaan

24

betina. Pada saat penyerbukan tidak memadai, banyak

terbentuk biji hitam pipih, panjang sekitar 12mm dan

lebar 8 mm. (Rubatzty, 1998)

Hama yang dapat menyerang pada tanaman oyong ialah

cacantal (seperti ulat), gejalanya daun menjadi

korokan. Chrysomelidae (Aula copora), gejalanya

menyebabkan daun dan buah berlubang. Liriomyza sp,

gejalanya menyebabkan korokan pada daun.

Ulat(Pyrallidae), gejalanya daun menjadi

trasnparan. Thrips, gejalanya banyak terdapat di

permukaan bawah daun sehingga daun menjadi kering.

(Rubatzty, 1998)

hama yang dapat menyerang tanaman oyong diantaranya

adalah kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah dan lalat

buah. Pengendalian hama tersebut dilakukan tergantung

pada hama yang menyerang. Bila harus menggunakan

pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai

rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat

dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu

aplikasi, interval aplikasi serta cara

aplikasinya.Penyakit yang ditemukan pada tanaman oyong

25

adalah menguningnya dan berlubangnya daun oyong.

Munculnya bercak-bercak kuning pada daun oyong

menandakan bahwa tanaman oyong terserang penyakit.

Bercak tersebut lama-lama menyebabkan daun menguning

dan menjadi kering dan akhirnya buah oyong bisa

membusuk. (Rubatzty, 1998)

penyakit yang bias menyerang tanaman oyong adalah

busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan

virus mosaik. Pemberantasan hama dan penyakit pada

tanaman oyong dapat dilakukan dengan membersihkan

daerah di sekitar bedengan termasuk mencabuti

rumput  liar atau gulma yang ada di sekitar tanaman

serta menyemprotkan pestisida  yang relatif aman untuk

membunuh hama yang dapat menjadi salah satu faktor

perantara penyakit yang menyerang tanaman oyong.

(Ronoprawiro, 1993)

2.6. Jagung

Jagung merupakan tanaman pangan yang banyak digunakan

untuk bahan makanan pokok. Salah satu produk dari

tanaman jagung yang mempunyai prospek cerah untuk

26

dikembangkan adalah jagung semi (baby corn), yaitu

jagung yang dipanen saat masih muda dan belum membentuk

biji. Kendala yang umum timbul dalam memproduksi jagung

semi antara lain adalah belum tersedianya varietas

unggul jagung yang dirakit khusus sebagai jagung semi.

Sebagian besar produksi jagung semi menggunakan

varietas jagung pipil yang sudah tersedia di pasar.

(Suprapto, 2005)

Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung

dikenal dengan nama ilmiah Zea mays L. , familly poaceae

( graminea ). Adapun klasifikasinya adalah sebagai

berikut:

Divisi               : Spermatophyta

Subdivisi         : Magnoliophyta

Kelas               : Commelinidae

Ordo                : Poales

Famili              : Poaceae

Genus              : Zea

Spesies            : Zea mays

Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat

fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya

27

matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang

terbuka berupa sawah atau ladang yang tidak terlindung

dari cahaya matahari.  Lokasi untuk tanaman jagung

sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air

yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk

tanaman jagung. Sebaiknya harus sesuai dengan syarat

tumbuh tanaman jagung atau yang dibutuhkan oleh tanaman

jagung. Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi 

jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh

tanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur

dengan humus,  dan pupuk yang mencukupi persediaan

untuk tumbuh (Suprapto, 2005)

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang

terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar

adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari

radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar

tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu

sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Semenatara akar

udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku

terbawah dekat permukaan tanah, dan keadaan air tanah.

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silindris, dan

28

terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku

ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol.

Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat

penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung

memanjang dan keluar dari buku – buku batang. Jumlah

daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung varietas.

Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun,

lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya

membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat

lidah daun  yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan

berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke

dalam kelopak daun dan batang. (Purwono, 2007)

Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga

disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk

bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina

berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat

di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak

daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada

jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh

dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya

terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ).

29

Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain.

Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya

berasal dari tanaman sendiri. Biji jagung tersusun rapi

pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 – 400

biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian

paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua

yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji.

Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau

lembaga. (Suprapto, 2005)

Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur

hara yang diserap melalui tanah. Hara N, P, dan K

diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering

kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg,

dan S diperlukan dalam jumlah sedang dan disebut hara

sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut hara

makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan

tanaman dalam jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur

C, H, dan O diperoleh dari air dan udara. Beberapa

faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah

untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total

pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah,

30

dan sifat fisik maupun kimia tanah. Keseluruhan faktor

ini berlaku umum untuk setiap unsur hara (Suprapto,

2005)

Pola serapan hara tanaman jagung dalam satu musim

mengikuti pola akumulasi bahan kering Sedikit N, P, dan

K diserap tanaman pada pertumbuhan fase 2, danserapan

hara sangat cepat terjadi selama fase vegetatif dan

pengisian biji. Unsur N dan P terus-menerus diserap

tanaman sampai mendekati matang, sedangkan K terutama

diperlukan saat silking. Sebagian besar N dan P dibawa

ke titik tumbuh, batang, daun, dan bunga jantan, lalu

dialihkan kebiji. Sebanyak 2/3-3/4 unsur K tertinggal

di batang. Dengan demikian, N dan P terangkut dari

tanah melalui biji saat panen, tetapi K tidak.

(Suprapto, 2005)

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1.Waktu dan Tempat

31

Pada praktikum dasar-dasar agronomi ini

dilaksanakan dari bulan maret sampai dengan bulan mei

2015 pukul 07.30 WIB di kebun percobaan fakultas

pertanian universitas andalas padang.

3.2.Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini

adalah cangkul,meteran,parang,bambu,tali raffia,ember

dan mesin traktor.Sedangkan bahan yang digunakan adalah

benih kacang tanah,buncis,ubi jalar,kacang

panjang,gambas dan jagung,serta pupuk urea,pupuk

kandang dan sekam.

3.3.Cara Kerja

1.Pengolahan Tanah dan Bedengan

Yang pertama dilakukan adalah dengan membersihkan

lahan dari sampah-sampah yang masih tersisa-sisa

seperti sampah daun,sampah batang kayu,dan

sebagainya.Selanjutnya membuat bedengan dengan

menggunakan cangkul.Ukuran bedengan adalah 5m x 3 m dan

tinggi ± 30 cm.

32

2.Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Sekam

Yang pertama dilakukan adalah dengan menggemburkan

dulu tanah tersebut supaya tidak padat sehingga mudah

di olah.Dan setelah itu diberi pupuk kandang sebanyak 1

karung yang telah dicampur dengan sekam.Lalu pupuk tadi

di taburkan dibedengan secara merata.Selanjutnya tanah

digemburkan lagi agar pupuk yang telah ditabur tadi

masuk kedalam bagian tanah yang paling bawahh.

3.Penanaman

Setelah di beri pupuk, dibuat lubang tanam dengan

jarak tanam 40 cm x 20 cm.Jarak tanam ini dibuat supaya

tanaman dapat tumbuh dengan baik. Setiap lubang

dimasukkan 1/3 bagian stek ubi jalar, lubang tersebut

ditutup lalu disiram dengan air.

4.Pemeliharaan

Setelah dilakukan penanaman selanjutnya di beri

pupuk. Untuk buncis diberikan pupuk urea sebanyak 50gr,

SP36 150gr, dan KCL 150gr, dan untuk tanaman ubi jalar

di beri pupuk urea 150gr, SP36 75gr, dan KCL 225gr.

33

Seluruh tersebut di campurkan kemudian diberikan

disekitar tanaman. Seluruh tersebut dicampurkan,

kemudian diberikan disekitar tanaman. Apabila terdapat

gulma pada sekitar tanaman tersebut maka pemeliharaan

dilakukan dengan membersihkan tanaman dari gulma

tersebut. Gulma tersebut di cangkul dan kemudian

dimasukan kedalam tanah yang telah digemburkan

5. Panen

Setelah beberapa minggu dilakukan pengamatan,

pemeliharaan dan pemupukan, maka kita dapat melakukan

pemanenan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel hasil pengamatan ubi jalar

Sampel Pengamatan Pertama

Tinggi Batang Helai Daun

34

1 15 6

2 11 5

3 13 4

4 13 5

5 12 5

SampelPengamatan Kedua

Tinggi Batang Helai Daun

1 17 8

2 14 8

3 20 7

4 19 6

5 15 7

SampelPengamatan Ketiga

Tinggi Batang Helai Daun

1 20 11

2 17 14

3 23 15

4 21 11

5 19 12

35

SampelPengamatan Keempat

Tinggi Batang Helai Daun

1 25 21

2 23 19

3 25 19

4 26 25

5 24 22

Grafik Pertumbuhan Ubi Jalar

36

Pengamatan pertama

Pengamatan kedua

Pengamatan ketiga

Pengamatan Keempat

0

5

10

15

20

25

30

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5

4.2. Pembahasan

Ubi jalar adalah tanaman budidaya yang

dimanfaatkan pada bagian akar saat membentuk umbi.

selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga

dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang

dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

Ubi jalar dapat dibudidayakan melalui

stolon/batang rambatnya. cara menanamnya cukup mudah,

dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga

stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam

tanah. pemeliharaannya cukup mudah. ubi jalar akan

tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung,

37

pemeliharaan dari gulma untuk menghindari persaingan

unsur hara disekitar tanaman. pemberian pupuk urea atau

Organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus.

Panen ubi jalar yaitu dengan mencangkuli sekitar

tanaman,ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena

cangkul atau alat pertanian.

Pada praktikum ini dilakukan pengamatan sebanyak

empat kali pengamatan, dimana pengamatan itu dilakukan

satu kali dalam seminggu. Dapat dilihat dari hasil yang

didapatkan bahwa grafik laju pertumbuhan ubi jalar

mengalami kenaikan pada bagian tinggi batang dan jumlah

helaian daunnya.

Stadium hama yang merusak tanaman ubi jalar adalah

larva (ulat). Cirinya adalah membuat lubang kecil

memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian ubi. Di

dalam lubang tersebut dapat ditemukan larva (ulat).

Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian

batang mudah patah, daun-daun menjadi layu, dan

akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian:

(1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama;

(2) pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap

38

gejala serangan hama: bila serangan hama >5 %, perlu

dilakukan pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan

dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat; (4)

penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil,

seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan

konsentrasi yang dianjurkan.

Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.)

berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya

berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang

betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil

meletakkan telur di tempat yang terlindung (ternaungi).

Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat

akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau

ubi yang terdapat di permukaan tanah terbuka. Gejala:

terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang

tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau

menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi

jalar yang sudah berubi. Bila hama terbawa oleh ubi ke

gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga

menurunkan kuantitas dan kualitas produksi secara

39

nyata. Pengendalian: (1) pergiliran atau rotasi tanaman

dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi

jalar, misalnya padi-ubi jalar-padi; (2) pembumbunan

atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka;

(3) pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama

cukup berat; (4) pengamatan/monitoring hama di

pertanaman ubi jalar secara periodik: bila ditemukan

tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan

pengendalian hama secara kimiawi; (5) penyemprotan

insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5

EC atau Monitor 200 LC dengan konsentrasi yang

dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi jalar yang berkulit

tebal dan bergetah banyak; (7) pemanenan tidak

terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih

berat.

Penyakit yang ada pada ubi jalar adalah (a) Kudis

atau Scab, disebabkan cendawan Elsinoe batatas dengan

gejala adanya benjolan pada tangkai sereta urat daun,

dan daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat

serangan yang berat menyebabkan daun tidak produktif

dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun

40

bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Pengendalian:

(1) pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus siklus

hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas

tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3)

kultur teknik budi daya secara intensif; (4) penggunaan

bahan tanaman (bibit) yang sehat. b) Layu fusarium

disebabkan jamur Fusarium oxysporum f. Batatas, dengan

gejala tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu,

dan akhirnya mati. Cendawan fusarium dapat bertahan

selama beberapa tahun dalam tanah. Penularan penyakit

dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa

oleh bibit. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang

sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran /rotasi tanaman

yang serasi di suatu daerah dengan tanaman yang bukan

famili; (3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar

yang tahan terhadap penyakit Fusarium. c) Virus,

Beberapa jenis virus yang ditemukan menyerang tanaman

ubi jalar adalah Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot,

Yellow Dwarf. Gejala: pertumbuhan batang dan daun tidak

normal, ukuran tanaman kecil dengan tata letak daun

bergerombol di bagian puncak, dan warna daun klorosis

41

atau hijau kekuning-kuningan. Pada tingkat serangan

yang berat, tanaman ubi jalar tidak menghasilkan.

Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat dan bebas

virus; (2) pergiliran/rotasi tanaman selama beberapa

tahun, terutama di daerah basis (endemis) virus; (3)

pembongkaran/eradikasi tanaman untuk dimusnahkan. d)

Penyakit Lain-lain, Penyakit-penyakit yang lain adalah,

misalnya, bercak daun cercospora oleh jamur Cercospora

batatas Zimmermann, busuk basah akar dan ubi oleh jamur

Rhizopus nigricans Ehrenberg, dan klorosis daun oleh

jamur Albugo ipomeae pandurata Schweinitz.

Pengendalian: dilakukan secara terpadu, meliputi

perbaikan kultur teknik budi daya, penggunaan bibit

yang sehat, sortasi dan seleksi ubi di gudang, dan

penggunaan pestisida selektif.

BAB V

42

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil yang didaptkan bahwa dapat disimpulkan

bahwa tanaman kacang panjang dibudidayakan dengan

stolon/batang rambatnya. cara menanamnya cukup mudah,

dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga

stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam

tanah. pemeliharaannya cukup mudah. ubi jalar akan

tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung,

pemeliharaan dari gulma untuk menghindari persaingan

unsur hara disekitar tanaman. pemberian pupuk UREA atau

Organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus.

Panen ubi jalar yaitu dengan mencangkuli sekitar

tanaman,ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena

cangkul atau alat pertanian.

5.2. Saran

Untuk praktikan selanjutnya agar melakukan

praktikum dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan hasil

yang maksimal, penyiraman dilakukan secara teratur dan

pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang di anjurkan.

43

DAFTAR PUSTAKA

Juanda JS Dede dan Cahyono Bambang. 2000. Ubi Jalar

Budidaya dan     Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius

Maesan dan Sadikin. 1992. Penyebaran Buncis. Bogor: IPB

Nazir. 2000. Dasar-Dasar Agronomi. Palembang : Universitas

Sriwijaya

Purwono. 2007. Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan

Unggul. Bogor : Penebar Swadaya

Rubatzty. 1998. Sayuran Dunia 1. Bandung : ITB

Rukmana. 1998. Bertanam Buncis. Yogyakarta : Kanisius

Sri Setyadi Harjadi, MM, Dr., 1979. Pengantar Agronomi

Budidaya Tanaman. Jakarta

Suprapto dan Marzuki. 2005. Botani Tanaman Jagung.

Medan : Universitas Medan

44

LAMPIRAN

Pengarahan oleh Asisten

Pengolahan Lahan

45

Penanaman

Pemberian Pupuk

46

Tanman dalam masa pembudidayaan

Tanaman terserang hama dan

penyakit

47

48