LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH DASAR BAB 3 HYDROMETER
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH DASAR BAB 3 HYDROMETER
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH DASAR
BAB 3
HYDROMETER
KELOMPOK 20
ALEXANDER KEVIN 1206253786
HANIF AUDINA 1206240360
YUDHISTIRA HERUBOWO 1206218026
TANGGAL PRAKTIKUM : 12 APRIL 2014
ASISTEN PRAKTIKUM : FARID FARLANDI
TANGGAL DISETUJUI :
NILAI :
PARAF ASISTEN :
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
3. HYDROMETER
3.1 PENDAHULUAN
3.1.1 Tujuan Percobaan
Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter yang lebih kecil
dari 0.074 mm (saringan no. 200 ASTM) dengan cara pengendapan (hydrometer).
3.1.2 Peralatan Dan Bahan
1. Hydrometer (tipe 152 H)
2. Hydrometer jar (1000 ml)
3. Gelas ukur
4. Larutan pendispersi 4% (water glass)
5. Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM, masing – masing 50 gram (untuk 3
sampel)
6. Stopwatch
7. Pengaduk mekanis (mixer)
8. Oven
9. Termometer Celcius
10. Gelas belimbing
11. Saringan No. 200 ASTM
12. Timbangan (ketelitian 0.01 gram)
3.1.3 Landasan Teori
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan
relatif) dari suatu cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air. Hydrometer
biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan
dengan merkuri (raksa) untuk membuatnya mengapung tegak.
Cara kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes dimana benda padat yang
tersuspensi pada fluida (dalam praktikum ini, benda padat yang dimaksud adalah tanah)
akan terkena gaya ke atas sebesar gaya berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian,
semakin rendah kerapatan zat tersebut, semakin jauh hydrometer tenggelam. Seberapa
jauh hydrometer tersebut teggelam dapat dilihat dari skala pembacaan yang terdapat dalam
hydrometer itu sendiri.
Gambar 3.1: hydrometer dalam cairan
Dasar tes ini adalah hukum stokes untuk jatuhnya bola dalam cairan kental dimana
kecepatan terminal jatuh tergantung dari diameter butir dan kepadatan tanah dalam suspensi
dan cairan sehingga diameter butir dapat dihitung dari data tentang jarak dan waktu jatuh.
Hydrometer juga dapat meentukan berat jenis dari suspense dan jika memungkinkan,
persentase partikel dan diameter partikel tertentu setara untuk dihitung.
Praktikum ini didasarkan pada hubungan antara kecepatan jatuh dari suatu butiran di
dalam suatu larutan, diameter butiran, berat jenis butiran, berat jenis larutan dan kepekaan
larutan tersebut. Hubungan tersebut dapat dijabarkan oleh hukum Stokes sebagai :
� =���� ��
�� �
�
��²
� = 2����
���� ��
dengan:
v = kecepatan jatuh dari butiran (cm/s)
�� = berat jenis butiran (gr/cm3)
�� = berat jenis larutan (gr/cm3)
� = kepekatan larutan (dyne.s/cm2)
D = diameter butiran (cm)
Sedangkan Batasan dari Hukum Stokes adalah:
1. Hukum ini hanya berlaku jika : 0.0002 mm < D < 0.2 mm
2. Butiran yang lebih besar dari 0.2 mm akan menyebabkan turbulensi pada larutan,
sedangkan butiran yang lebih dari 0.0002 mm cenderung akan melakukan gerak Brown
(hal ini dipengaruhi oleh gaya tarik dan tolak antar partikel)
3. Jumlah sampel yang dipergunakan harus jauh lebih sedikit dari pada butiran yang dipakai
(±5 %) ini dilakukan agar tidak terjadi interferensi selama pengendapan berlangsung.
Menurut Bowles, hydrometer tipe 152 H dikalibrasi untuk suspensi larutan yang
mengandung 60 gram dalam 1000 ml air
4. Butiran tanah diasumsikan bundar, walaupun asumsi ini tidak 100 % benar. Tanah–tanah
yang akan dipakai harus diuraikan dengan bahan dispersi berikut:
⇒ untuk tanah yang bersifat alkali/basa diberi sodium metafosfat (NaPO₃) dengan nama
dagang Calgon
⇒ untuk tanah yang bersifat asam diberi sodium silikat (Na₂SiO₃) dengan nama dagang
Water Glass
Kecepatan jatuh butiran dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
� =�
�
L2 = L1 + 0,5 (L2 – Vb/A)
dengan :
v = kecepatan jatuh dari butiran
L = tinggi jatuh butiran
T = waktu
Vb = volume Bulb Hydrometer
A = luas penampang Hydrometer
L1 = dapat dilihat pada tabel 6.5 (lampiran*) sesuai pembacaan hydometer tipe 152 H
dan dikoreksi terhadap miniskus
Untuk yang sudah dikoreksi:
RC = Raktual – Zero Correction + CT
dengan :
CT = koreksi terhadap temperatur yang dapat dilihat pada tabel 6.3
untuk GS = 2.65 rumus yang digunakan :
% finer = ��
��� 100%
sedangkan untuk Gs ≥ 2.65 :
%finer =��.�
���100%
dimana:
� =��. 1,65
(�� − 1) 2,65
atau harga a dapat dilihat dalam tabel 6.2 (lampiran*)
Untuk memudahkan perhitungan :
� = �30 � �
(�� − �� )980 �
� = � ��
�
Keterangan :
- satuan dalam L (cm) dan t (menit)
- koefisien K dapat dilihat pada tabel 6.2 (lampiran*)
* semua tabel yang terlampir (6.2–6.5) bersumber dari “Engineering Properties of Soil
and
Their Measurement”
Setelah % finer dan D yang saling terkait telah dihitung, maka didapat suatu grafik
distribusi butiran. Dari grafik ini akan didapat D10, D30 dan D60 dengan cara sebagai
berikut:
D10 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 10% (%finer =
10%)
D30 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 30% (%finer =
30%)
D60 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 60% (%finer =
60%)
Sehingga koefisien keseragaman (CU) kita bisa dapatkan dengan rumus:
� =� ��
� ��
Definisi koefisien keseragaman untuk beberapa nilai:
CU = 1 , tanah yang hanya memililki satu ukuran butiran
2 < CU < 3 , tanah yang gradasinya sangat buruk
CU > 15 , tanah bergradasi baik
Selain itu koefisien curvature (kelengkungan) CC kita bisa dapatkan dengan rumus:
Cc = � �� � � ��
� �� � � ��
1 < CC < 3, dapat dianggap suatu range untuk tanah yang bergradasi baik
3.2 PRAKTIKUM
3.2.1 Persiapan Percobaan
- Menyediakan contoh tanah lolos saringan 200 sebanyak 50 gram kering oven.
- Menimbang 40 gram water glass sebagai bahan dispersi dan memasukkan water glass
ke dalam hydrometer jar, kemudian dicampur dengan aquades hingga mencapai 1000
ml, diaduk hingga homogen dengan mixer. Campuran antara aquades dan water glass
kemudian disebut sebagai larutan dispersi.
- Menuangkan larutan dispersi sebanyak 125 ml ke dalam gelas belimbing yang sudah
berisi tanah sebanyak 50 gram dan mendiamkannya selama ± 18 jam.
- Kemudian menyiapkan satu tabung silinder (1000 ml) , kemudian memasukkan 125
ml larutan dispersi dan menambahkan air suling hingga 1000 ml ke dalam tabung
silinder, tabung ini berfungsi sebagai tabung kontrol.
3.2.2 Jalannya Percobaan
- Memeriksa koreksi miniskus dan koreksi nol pada alat hydrometer tipe 152 H
(larutan dalam kondisi jernih) dengan jalan memasukkannya ke dalam tabung
kontrol dan pembacaan dicatat.
- Memasukkan campuran tanah dan larutan dispersi yang telah direndam selama ± 18
jam ke dalam mixer cup secara hati-hati dengan bantuan pipet agar seluruh isi tanah
dengan butiran kecil ikut masuk ke dalam mixer cup dan kemudian menambahkan
sejumlah air suling dengan pipet untuk membersihkan permukaan gelas dari tanah
agar tanah tidak ada yang tertinggal. Kemudian melaksanakan pengadukan selama
10 menit dengan menggunakan mixer.
- Memindahkan campuran dari mixer cup ke dalam hydrometer jar dengan bantuan
pipet agar seluruh butiran tanah ikut terbawa oleh air ke dalam hydrometer jar lalu
menambahkan air suling hingga mencapai 1000 ml.
- Menutup tabung dengan karet penutup dan mengocoknya secara horizontal selama
kurang lebih satu menit, sampai campuran air dengan butiran tanah serta water glass
homogen (gambar 3.2).
Gambar 3.2 Proses pengadukan hydrometer jar
- Segera setelah tabung diletakkan, masukkan hydrometer tipe 152 H (lakukan dengan
hati-hati seperti gambar 3.3). Tunggu sampai kedudukan hydrometer stabil untuk
membaca skala. Baca hydrometer (R1) tepat pada menit pertama, lalu pada menit
kedua kembali membaca hydrometer (R2) kemudian angkat kembali hydrometer.
Gambar 3.3 Cara memasukkan hydrometer yang benar (tidak dilepaskan tiba-tiba)
- Pada menit yang ke-3, masukkan hydrometer kembali dan baca kembali (R3). Begitu
pula untuk menit ke-4 (R4).
- Kembali melakukan pembacaan hydrometer untuk menit ke-8, 15, 30, 60, 120 dan
1440.
- Pada tiap pembacaan hydrometer, suhu pada tabung control juga selalu ikut dibaca.
- Setelah seluruh sampel sudah dilakukan pencatatan, tuang larutan setiap sampel ke
saringan No. 200 ASTM (jangan dicampur antara satu sampel dengan sampel
lainnya). Butiran tanah yang tertahan pada saringan ini selanjutnya akan dipakai pada
percobaan Sieve analysis.
3.3 HASIL PRAKTIKUM
3.3.1 Data Hasil Praktikum
Zero Correction = 0,5
Meniscus Correction = 0,5
Time of
Reading
Elapsed time min Temp ⁰C Actual Hyd
Readig Ra
11.04 1 30 15,5
11.05 2 30,5 14
11.06 3 30,5 13
11.07 4 30,5 13
11.11 8 30,5 11
11.18 15 31 10,5
11.33 30 31 9
12.03 60 31 8,5
13.03 120 32 7
11.03 1440 31 4
3.3.2 Perhitungan
Sampel
Dari percobaan Specific Gravity (Gs) = 2,64
Berat tanah Ws = 50 gram
Koreksi nol = 0,5
Koreksi miniskus = 0,5
- Nilai a berdasarkan tabel 6-2 :
Tabel 6.2 Correction Factors a for Unit Weight of Solids
Specific Gravity a
2.75 0.98
2.70 0.99
2.65 1.00
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.04
�.��� �.��
�.��� �.�� =
�� �.��
�� �
�.��
�.�� =
� �.��
�� �
� = �,���
Pembacaan pada menit ke 30 :
- Pada T = 31⁰C, Nilai Cт menurut tabel 6-3
Tabel 6.3 Temperature Correction Factors Ct
Temperature (⁰C) Cт
25 +1.30
26 +1.65
27 +2.00
28 +2.50
29 +3.05
30 +3.80
31 +4.65
Maka, Cт = +4.65
Ra = 9
Rc = Ra – zero correction + Cт
Rc = 9 – 0,5 +4,65
Rc = 13,15
% �����=��. �
��� 100%
% �����=��,�� (�,���)
��� 100%
% ����� = 26,35 %
- R (Hydrometer Correction Only for Reading) = Ra + Zerro correction
= 9 + 0,5
= 9,5
- Dari tabel 6-5, dengan R = 9,5
Tabel 6.5 Values of Effective Depth Based on Hydrometer and Sedimentation
Cylinder of Specifi Sizes
�� ��
�� �,� =
��,�� ��,�
��,�� �
�
�,� =
�.�
��,� � �
� = ��,�� cm
Pada menit ke 30, maka �
� =
��,��
�� = 0,49
- Dengan T = 31⁰C dan Gs = 2,64 menurut tabel 6-4 maka :
Tabel 6.4 Values of k Use in Equation for Computing Diameter of Particle in
Hydrometer Analysis
�,��� �,��
�,��� �,�� =
�,����� �,����
�,����� �
�,��
�,�� =
�,����
�,���� � �
� = 0,01214
- Untuk memperoleh nilai D
� = ���
�
� = 0,01214���,��
��
� = �,�� � ��⁻³cm
Perhitungan semua hasil praktikum didapatkan :
Time of Reading
Elapsed time min
Temp ⁰C
Ra Cт % finer R L (cm) L/t (cm/menit)
k D (cm)
11.04 1 30 15,50 3,80 37,68 16,00 13,7 13,70 0,01224 4,53E-02
11.05 2 30,5 14,00 4,23 35,52 14,50 13,92 6,96 0,01219 3,22E-02
11.06 3 30,5 13,00 4,23 33,52 13,50 14,08 4,69 0,01219 2,64E-02
11.07 4 30,5 13,00 4,23 33,52 13,50 14,08 3,52 0,01219 2,29E-02
11.11 8 30,5 11,00 4,23 29,51 11,50 14,41 1,80 0,01219 1,64E-02
11.18 15 31 10,50 4,65 29,36 11,00 14,5 0,97 0,01214 1,19E-02
11.33 30 31 9,00 4,65 26,35 9,50 14,75 0,49 0,01214 8,51E-03
12.03 60 31 8,50 4,65 25,35 9,00 14,8 0,25 0,01214 6,03E-03
13.03 120 32 7,00 5,62 24,29 7,50 15,07 0,13 0,01204 4,27E-03
11.03 1440 31 4,00 4,65 16,33 4,50 15,56 0,01 0,01214 1,26E-03
y = 5,7982ln (x) + 54,94
untuk D₆₀
y = 5,7982ln (x) + 54,94
60 = 5,7982ln (x) + 54,94
Ln x = 0,87
X = 2,39
y = 5.7982ln(x) + 54.94
000
005
010
015
020
025
030
035
040
0.0010.010.11
% f
ine
r
Ukuran butiran
Grafik Distribusi Tanah
untuk D₃₀
y = 5,7982ln (x) + 54,94
30 = 5,7982ln (x) + 54,94
Ln x = -4,30
X = 0,0135
untuk D₁₀
y = 5,7982ln (x) + 54,94
10 = 5,7982ln (x) + 54,94
Ln x = -7,75
X = 0,000431
- Diperoleh hasil
Cu = � ��
� �� =
�,��
�,������=5545,24
Cc=� ���
� �� � ��=
(�,����)�
�,������ � �,��= 0,177
3.4 ANALISA
i. Analisa Percobaan
Pada percobaan hydrometer ini bertujuan untuk menentukan distribusi
dari butiran tanah yang memiliki diameter lebih kecil dari 0.074 mm atau lolos
saringan no. 200 ASTM dengan cara pengendapan (hydrometer). Percobaan
ini dilakukan menggunakan prinsip dari pengendapan yakni butiran yang lebih
besar diameternya akan lebih cepat mengendap sedangkan untuk butiran yang
lebih kecil akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengendap, selain itu
dikarenakan ukuran butiran yang sangat kecil maka percobaan hydrometer ini
juga dilakukan percobaan sieve analysis setelah percobaan hydrometer selesai,
fungsinya untuk mengidentifikasi gradasi butiran dari bahan yang diuji.
Yang pertama dilakukan adalah membuat larutan dispersi yang dibuat
dari sampuran 40 gram waterglass dengan 125 mL air, keduanya dituangkan
kedalam wadah yang kemudian diaduk dengan menggunakan mixer, hal ini
dilakukan untuk didapatkan larutan dispersi antara aquades dan waterglass
yang diinginkan. Selanjutnya menyiapkan tanah lolos saringan 200 sebanyak
50 gram yang ditempatkan dalam wadah gelas belimbing. Langkah berikutnya
yang dilakukan setelah didapatkan larutan dispersi yang diinginkan adalah
menempatkan larutan tersebut kedalam gelas belimbing yang telah berisi tanah
sampel yang kemudian didiamkan selama ± 18 jam untuk mendapatkan
keadaan tanah yang menjadi jenuh oleh air.
Selanjutnya campuran larutan pendisperi dengan tanah dipindahkan
kedalam wadah besi untuk kemudian dicampur kembali menggunakan mixer
selama 10 menit untuk memecah ikatan antar butiran tanah yang mengendap
selama proses pendiaman selama ± 18. Larutan yang telah tercampur
dimasukkan kedalam hydrometer jar dan dibersihkan sampai tidak ada lagi
butiran tanah yang menempel pada wadah mixer menggunakan aquades,
pemindahan bahan uji secara teliti dan hati-hati ini dilakukan agar sampel
tanah yang diuji tidak mengalami perubahan berat dikarenakan ukuran tanah
yang sangat kecil sehingga sangat rentan terjadi pengurangan masa. Stelah
seluruh bahan uji dipindahkan kedalam hydrometer jar diisi penuh air sampai
1000mL. Sebelumnya dalam wadah hydrometer jar yang sama dengan volume
air yang sama diukur terlebih dahulu nilai koreksi nol dan koreksi miniskus,
ini dilakukan karena terjadinya adhesi pada alat hydrometer ketika masuk
kedalam air sehingga permukaan air disekitar pembacaan hydrometer akan
naik dan tidak berada pada ketinggian air yang sebenarnya, maka dari itu
pembacaan koreksi miniskus dan nol perlu dilakukan, selain itu pembacaan
pada jenis air yang jernih sebelum dilakukan percobaan adalah untuk
memudahkan pembacaan berikutnya, karena larutan yang telah tercampur oleh
sampel tanah akan berwarna gelap dan sangat sulit untuk membaca nilai
koreksi nol nya.
Campuran sampel tanah yang telah terisi 1000mL tersebut kemudian
dikocok secara horizontal, pengocokan ini dilakukan untuk memecah
gumpalan atau endapan yang berada pada dasar hydrometer. Setelah itu
menaruh hydrometer kedalam hydrometer jar tersebut dengan hati-hati dan
dilakukan pembacaan dalam rentan waktu 1, 2, 3 ,4, 8, 15, 30, 60, 120, 1440
menit. Selama rentan waktu tersebut melalui wadah yang berbeda namun
dengan volume air yang sama pembacaan suhu juga dilakukan, ini untuk
mengukur suhu air pada saat pembacaan dilakukan akibat kondisi udara
sekitar.
ii. Analisa Hasil
Seperti tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan nilai gradasi dari
bahan sampel yang diuji dan lolos saringan nomor 200, Dari hasil percobaan
dan penghitungan berdasarkan literatur untuk memperoleh diameter sampel
pada waktu pengukuran Berdasarkan rumus : � = ���
�
Maka untuk mengukur diameter dibutuhkan besarnya nilai L yakni
hasil interpolasi dari tabel 6-5 yang diperoleh dari nilai R (Hydrometer
Correction Only for Reading) hasil selisih dari Ra + zerro correction.
Sedangkan nilai k didapatkan dari hasil interpolasi tabel 6-4 yang diperoleh
dari besarnya nilai Gs pada praktikum specific gravity dan suhu pada saat
waktu pengecekan. Sedangkan nilai t adalah menit waktu pengecekan.
Sedangkan persamaan distribusi tanah yang diperoleh dari praktikum
ini adalah :
y = 5,7982ln (x) + 54,94
Maka diperoleh hasil besarnya nilai koefisien keseragaman (Cu) adalah
5545,24 ini menandakan bahwa tanah memiliki gradasi yang baik karena nilai
koefisien keseragamannya bernilai lebih dari 15 (Cu > 15) sedangkan nilai
koefisien curvature (Cc) 0,177 berbanding terbalik, nilai Cc menujukan jika
kondisi sampel tanah memiliki gradasi yang buruk karena rentan nilai Cc tidak
berada diantara rentan nilai 1 < Cc < 3. Ini menunjukan bahwa sampel tanah
memiliki gradasi yang baik namun memiliki koefisien kelengkungan yang
buruk, sehingga jenis tanah tersebut tergolong tanah bergradasi buruk.
iii. Analisa Kesalahan
Analisa kesalahan yang terjadi pada praktikum ini adalah :
- Kesalahan estimasi waktu pembacaan
- Ketidak hati-hatian praktikan ketika memindahkan sampel tanah dari satu
alat uji ke alat uji lainnya yang mengakibatkan pengurangan jumlah massa
tanah
- Kesalahan pembacaan angka pada termometer dan hydrometer
- Kesalahan perhitungan dikarenakan tidak adanya suhu atau angka yang
tepat pada tabel yang ada.
iv. Aplikasi Percobaan
Pada percobaan hydrometer ini dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja
dilapangan seperti:
- Pembuatan pondasi dan letak bangunan : untuk mengetahui letak
bangunan dan pondasi yang sesuai maka uji hydrometer ini berguna untuk
mengetahui karakteristik gradasi tanah serta mengetahui jenis tanah pada
daerah tempat pembangunan.
3.5 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, perhitungan dan analisa maka diperoleh
kesimpulan bahwa :
- Sampel tanah memiliki gradasi yang baik karena nilai Cu yang diperoleh adalah
5545,24 dan berada pada interval (Cu > 15)
- Sedangkan sampel tanah memiliki gradasi yang buruk karena memiliki koefisien
kelengkungan yang buruk yakni sebesar 0,177 dan tidak berada dalam interval
tanah bergradasi baik yaitu (1 < Cc < 3)
3.6 REFERENSI
- Lambe T.W. “Soil Testing For Engineers”. John Willey and Sons. New York.
1951.
- Punmia, B.C. “Soil Mechanic and Foundation”. Standard Book House. Delhie.
1981.
- Wesley, LD. “Mekanika Tanah”. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 1977.