Mekanika terbang (Rubber Powered)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Mekanika terbang (Rubber Powered)
LAPORAN PRAKTIKUM
KB AE 2012 MEKANIKA TERBANG 1
MODUL AIRCRAFT
Dosen : Dr. Maria F. Soetanto, Dipl.Ing, MT
Budi Hartono, ST. MT
Mahasiswa :
Nurul Fajriah (121221051)
Nurul Umah (121221052)
Oki Setiawan (121221053)
Pandji Yusyidki F (121221054)
Peter Evanstio (121221055)
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK AERONAUTIKA
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
1. LATAR BELAKANGPesawat layang model terbang bebas pelangi 45 merupakan
pesawat model terbang bebas (free flight model) tidak
bermotor yang dapat diterbangkan dengan cara dilemparkan
tangan (hand launched) atau menggunakan tenaga karet yang
dipilin untuk memutar baling-baling / propeller.Dengan
bentang sayap 42 cm, berat siap terbang sekitar 19.1 gram
pesawat layang model ini dapat melayang dengan baik di luar
ruangan (out door flying field) hingga ke ketinggian sekitar
10 meter dan jarak jangkau sekitar 50 hingga 80 meter dengan
waktu penerbangan sampai putaran karet habis.Karet bisa
diputar hingga 2000 putaran dan memutar propeller dengan
kecepatan rotasi dibawah 60 rpm. Pesawat model Pelangi 45 ini
merupakan pengembangan dari Pelangi 60 untuk keperluan
pertandingan atau kompetisi dan tersedia dalam bentuk kit
yang dilengkapi dengan lem CA untuk merakit komponen pesawat
yang terbuat dari kayu balsa dan kertas sampul serta lem PVAc
(lem putih) untuk melapisi kerangka sayapnya
Spesifikasi pesawat model pelangi 45 :
a. Berat pesawat : 50 gram
b. Bentang sayap : 70 cm
c. Struktur utama : Kayu Balsa
d. Penggerak utama : Puntiran Karet Bahan Latex
e. Lebar : 3 mm
f. Panjang : 1 mm
g. Tingkat Elongasi : 300 %
h. Propeller : Plastik Tahan Benturan
2. TUJUANa. Mahasiswa memahami fungsi propeller.
b. Mahasiswa mengetahui pengaruh putaran propeller
terhadap kinerja pesawat.
c. Mahasiswa memahami parameter-parameter yang
mempengaruhi kestabilan pesawat.
3. ALAT DAN BAHAN1) Kit Pesawat model pelangi 70 yang terdiri dari :
a. Bagian Sayap
Leading Edge (LE) Dalam 1 buah
Leading Edge (LE) Luar 1 pasang, kiri dan kanan
Trailing Edge (TE) Dalam 1 buah
Trailing Edge (TE) Luar 1 pasang, kiri dan kanan
Wing Rip 18 buah
Fuselage 1 buah
Leading Edge Stabilo 1 pasang, kiri dan kanan
Trailing Edge Stabilo 1 buah
Rib Stabilo 10 buah
Leading Edge Fin 1 buah
Trailing Edge Fin 1 buah
Rib Fin 1 buah
Wing Jig 1 set
Lem CyanoAcrylate 1 Tube
Lem Putih
Karet 1 meter
Propeller 1 buah
Plan atau gambar rencana
Covering Material
Pemberat Timbal 3 gr 2 buah
2) Pisau cutter
3) Double-tape atau Lem CA
4) Ampelas
5) Karet pemutar
6) Propeller 8”
7) Stopwatch
8) Pengukur jarak
4. DASAR TEORI
4.1. Sayap pesawat terbang[3]
Sayap pada pesawat terbang adalah airfoil yang
disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan merupakan
permukaan yang mengangkat pesawat di udara.
4.2. Horizontal stabilizer[3]
Bagian ekor yang mendatar dan tetap, dimana terdapat
elevator dan trim tabs.
Fungsi elevator :
a. Merupakan bidang kendali pada saat pesawat terbang
melakukan pitch (pitch up dan down).
b. Bergerak pada sumbu lateral.
c. Elevator dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan
stick control.
d. Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah
menstabilkan pesawat dalam arah longitudinal.
e. Pergerakan elevator bersamaan antara kiri dan kanan ,
berdefleksi naik dan turun.
4.3. Vertical stabilizer[4]
Bagian ekor pesawat terbang yang tegak dan tetap,
dimana terdapat rudder dan trim tabs.
Fungsi rudder :
a. Merupakan bidang kendali pada saat pesawat terbang
melakukan yaw.
b. Bergerak pada sumbu vertical (sumbu memanjang tegak lurus
terhadap Center of gravity pesawat).
c. Rudder idkendalikan dari cockpit dengan menggunakan
rudder control.
d. Pergerakan rudder berdefleksi ke kiri atau ke kanan.
4.4. Propeller[10]
Propeller merupakan sistem propulsi yang secara umum
digunakan pada pesawat tanpa awak. Propeller mengubah tenaga
mesin menjadi kekuatan aerodinamis. Bagian dari gaya ke
depan adalah kekuatan dorong dan bagian yang bertindak dalam
bidang rotasi adalah torsi propeller.
Propeller mempunyai banyak tipe, antara lain fixed pitch,
ground adjustable picth, two position, controllable pitch, constant speed, full
feathering, reversing dan beta control. Propeller terdiri dari dua
atau lebih bilah yang terhubung ke porosnya. Setiap bilah
adalah airfoil yang bertindak seperti sayap yang berputar
karena faktor – faktor aerodinamika yang mempengaruhinya
sama dengan airfoil.
Propeller berputar menciptakan tekanan rendah
didepannya, seperti sayap yang membuat tekanan rendah
diatasnya. Hanya tidak seperti sayap yang melaju rata,
propeller ini bergerak lebih cepat diujung ketimbang
dipangkalnya. Untuk mengatasinya sudut bilah dibuat berbeda
antara pangkat dan ujungnya, maka bilah terlihat terpilin.
Bilah seperti ini membuat sudut serang yang cukup rata dan
thrustnya dekati seragam pada tiap titik.
Fungsi propeller : untuk menghasilkan gaya dorong
(thrust) bagi pesawat bermesin turboprop, yang dihasilkan
dari energi yang diekstrasikan dari putaran power turbine
yang memutar shaft power turbin dan reduction gearbox
sehingga memutar propeller untuk menghasilkan thrust.
Pengendalian propeller dilakukan ddengan bantuan
propeller governor dan sebuah overspeed governor untuk
mencegah terjadinya overaspeeding (berlebihnya RPM mesin
yang dapat menyebabkan turunnya efisiensi propeller)
4.5. Center of gravity[2]
Keseimbangan pesawat terbang bergantung pada posisi
Center of Gravity (CG) dan Center of pressure (CP) pada
airfoil . Center of Gravity merupakan titik dimana pesawat
terpusat. Pesawat akan seimbang dikeadaan atau attitude
apapun jika pesawat terbang ditahan tetap di titik center of
gravity. Center of Gravity juga merupakan sesuatu yang
sangat penting karena posisinya sangta berpengaruh pada
kestabilan sebuah pesawat terbang. Center of Gravity
ditentukan tidak hanya oleh distribusi berat pesawat tapi
oleh fuel dan payload distribution dari pesawat tersebut.
Sedangkan Center of Pressure, adalah titik dimana semua gaya
aerodinamis bisa dianggap terkonsentrasi disitu tanpa ada
Momen putar atau torsi. Titik ini dinyatakan dalam
persentasi chord dari airfoil tersebut. Posisi CP dapat
berubah-ubah, jika angle of attack ditambah maka CP bergerak
maju ke depan dan jika angle of attack dikurangi maka CP
akan bergerak mundur ke belakang.
Hubungan antara CG dan CP dapat dipahami dengan
ilustrasi bahwa jika center of pressure ada di depan center
of gravity, maka pesawat akan cenderung pitch down .
Sebaliknya jika lokasi center of pressure ada dibelakang,
pesawat akan cenderung pitch up.
Sedangkan center of lift atau coefisient of lift bekerja
pada saat CP juga bergeser. Jika angle of attack besar maka
Center of Lift (CL) bergerak maju di depan CG. Membuat gaya
yang cenderung menaikkan bidang (pitch up). Di sisi lain,
jika angle of attack dikurangi, Centre of lift bergerak ke
belakang dan cenderung banyak mengurangi angle of attack
sehingga pesawat pitch down.
4.6. Koefisien Oswald[11]
Bilangan oswald (e) bernilai dari 0.8-0.9. Bilangan inidigunakan dalam perhitungan induced drag. Untuk sayap
rectangular, bilangan oswald dapat kita hitung sendiri
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
e=1.78x (1−0.045x (AR0.68 ))−0.64
4.7. Aspek rasio[1]
Aspek ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara
kuadrat span (b2) dengan reference wing area ( S ). Sebuah
wing menghasilkan lift karena adanya penurunan tekanan pada
upper surface dan kenaikan tekanan pada lower surface.
Rumus aspek rasio :
AR=b2s
Dimana : b = span
s = wing area
4.8. Taper ratio[1]
Taper ratio dari wing adalah perbandingan antara tip chord dan center line root chord. Untuk low sweep wing, mempunyai hargaantara 0,4 - 0,5. Sedangkan untuk swept wing, harga X antara 0,2 - 0,3. Rectangular wing yang memiliki milai λ~1,0 ( untapered ), yang mana panjang chord-nya konstan disepanjang span.Untuk unswept wing maka harga λ = 0,45 sudah dapat mengeliminasi efek tersebut dan menghasilkan distribusi lift yang tepat pada elliptical.
Rumus tapper ratio :
λ=Ctip
Croot
4.9. Lift[6]
Lift merupakan gaya yang dihasilkan oleh pesawat. Dalamhal ini yang memberikan gaya lift adalah sayap pesawat terbang. Selain sayap, vertical stabilizer dan horizontal stabilizer juga menghasilkan gaya angkat.
Rumus lift :
L=12ρV2SCL
Dimana : L = Lift
ρ = massa jenis (kg/m3)
V = kecepatan (m/s)
S = Wing area (m2)
CL = Koefisien lift
4.10. Drag[6]
Drag merupakan gaya hambat yang dihasilkan oleh pesawatterbang. Gaya hambat ini terdiri dan induced drag dan parasit drag. Induced drag merupakan gaya hambat akibat lift,Untuk mendapatkan koefisien induced drag dapat dihitung menggunakan rumus :
CDi=CL
2
ΠARe
Dimana : CDi = Koefisien induced drag
CL = Koefisien lift
Π = 3.1412
AR = Aspek rasio
e = Bilangan Oeswald
CD=CD0+CDi
Dimana : CD = Koefisien drag total
CD0 = Koefisien parasit drag
CDi = Koefisien induced drag
Rumus drag :
D=12ρV2SCD
Dimana : D = Drag
ρ = massa jenis (kg/m3)
V = kecepatan (m/s)
S = Wing area (m2)
CD = Koefisien drag
4.11. Kecepatan sudut[8]
Kecepatan sudut adalah besaran vektor (lebih
tepatnya, vektor semu) yang menyatakan frekuensi sudut suatu
benda dan sumbu putarnya. Satuan SI untuk kecepatan sudut
adalah radian per detik, meskipun dapat diukur pula menurut
derajat per detik, rotasi per detik, derajat per jam, dan
lain-lain. Ketika diukur dalam putaran per waktu
(misalnya rotasi per menit), kecepatan sudut sering dikatakan
sebagai kecepatan rotasi dan besaran skalarnya adalah laju
rotasi. Kecepatan sudut biasanya dinyatakan oleh
simbol omega (Ω atau ω).
Rumus kecepatan sudut :
ω=2Πt
Dimana : ω = Kecepatan sudut (rad/detik)
2Π = Jumlah putaran (rad)
t = waktu (detik)
4.12. Rubber Powered[5]
Pesawat yang menggunakan tenaga karet yang dipilin
untuk memutar baling-baling atau propeller. Pesawat model
ini diterbangkan outdoor dan ada pula yang diterbangkan di
dalam ruangan atau indoor. Dengan bentang sayap 42 cm, berat
siap terbang sekitar 19.1 gram pesawat layang model ini
dapat melayang dengan baik di luar ruangan (out door flying
field) hingga ke ketinggian sekitar 10 meter dan jarak
jangkau sekitar 50 hingga 80 meter dengan waktu penerbangan
sampai putaran karet habis.Karet bisa diputar hingga 2000
putaran dan memutar propeller dengan kecepatan rotasi
dibawah 60 rpm.
4.13. Tabel ISA (International Standard Atmosphere)
5. DATA DAN PENGOLAHAN1. Data Pengamatan
a. Data Pesawat
NACA Airfoil
Span, b0.420 m
Chord, c0.077 m
Wing Area, S0.058 m2
Ctip0.058 m
Croot0.085 m
Koefisien Oeswald,e 0.8
Density, 1.19
kg/m3
Percepatan Gravitasi, g
9.79 m/s2
Jumlah Putaran1257 rad
Aspect Ratio, AR3.04
2. Perhitungana. Aspect Ratio (AR)
AR=b2S
AR=0.4202
0.058
AR=3.04
b. Lift
L=W
L=m×g
No Parameter m (kg) L (N)1 Wing 0.0161 0.158
2Wing dan horizontal stabilizer 0.0181 0.177
3 Wing dan vertical stabilizer 0.0171 0.167
4Wing, horizontal dan verticalstabilizer 0.0191 0.187
5 Lengkap dengan pemberat 0.0273 0.267
c. Kecepatan , (v)
V=xt
d. Kecepatan Sudut ()
1putaran=2πradian
200putaran=200×2πradian
200putaran=1257radian
ω=jumlahputaran
t
e. Koefisien Lift, CL
CL=2×L×v2×S
f. Koefisien Induced Drag, CDi
CDi=CL
2
π×AR×e
g. Induce Drag, D
D=2×CDi×v2×S
h. Thrust, T
T=D
i. Torsi, τ
τ=T×x
j. Power, P
P=τ×ω
Nox(m)
t(s)
v(m/s)
ω(rad/s
)CL CDi Di
(N)τ
(Nm)
P(Watt)
1 71.24 5.645
1013.417
0.176
0.004 0.004
0.025
32.790
26.5 1.8 3.611
698.132
0.176
0.004 0.004
0.024
30.448
3 50.98 5.102
1282.283
0.176
0.004 0.004
0.018
23.421
4 30.46 6.522
2731.820
0.176
0.004 0.004
0.011
14.053
5 81.75 4.571
718.078
0.176
0.004 0.004
0.029
37.474
Rata-rata 5.0901288.7
46 - - -0.02
127.63
7
B. Wing dan horizontal stabilizer
Nox(m)
t(s)
v(m/s)
ω(rad/s
)CL CDi Di
(N)τ
(Nm)
P(Watt)
1 122.8
6 4.196439.38
40.28
20.010 0.006
0.076
46.280
2 72.8
0 2.500448.79
90.28
20.010 0.002
0.016 9.584
3 92.7
0 3.333465.42
10.28
20.010 0.004
0.036
21.907
4 72.5
0 2.800502.65
50.28
20.010 0.003
0.020
12.022
5 91.0
6 8.4911185.5
070.28
20.010 0.026
0.234
142.133
Rata-rata 4.264608.35
3 - - - -46.38
5
C. Wing dan vertical stabilizer
Nox(m)
t(s)
v(m/s)
ω(rad/s
)CL CDi Di
(N) τ
(Nm)
P(Watt)
1 82.6
3 3.042477.80
90.46
00.028 0.009
0.071
44.337
2 103.3
9 2.950370.68
90.46
00.028 0.008
0.083
52.120
3 112.4
2 4.545519.27
20.46
00.028 0.020
0.217
136.130
4 61.2
5 4.8001005.3
100.46
00.028 0.022
0.132
82.802
5 31.6
4 1.829766.24
20.46
00.028 0.003
0.010 6.013
Rata-rata 3.433627.86
4 - - - -64.28
0
D. Wing, horizontal dan vertical stabilizer
Nox(m)
t(s)
v(m/s)
ω(rad/s
)CL CDi Di
(N)τ
(Nm)
P(Watt)
1 194.7
1 4.034266.80
20.34
80.016 0.009
0.170
48.176
2 174.0
7 4.177308.75
60.34
80.016 0.010
0.163
46.213
3 83.1
0 2.581405.36
70.34
80.016 0.004
0.029 8.302
4 25 5.6 4.464 224.39 0.34 0.0 0.011 0.27 77.63
0 9 8 16 3 4
5 265.8
3 4.460215.54
70.34
80.016 0.011
0.284
80.574
Rata-rata 3.943284.17
4 - - - -52.18
0
E. Lengkap dengan pemberat
Nox(m)
t(s)
v(m/s)
ω(rad/s
)CL CDi Di
(N)τ
(Nm)
P(Watt)
1 102.4
3 4.115517.13
50.26
30.009 0.005
0.053
28.322
2 101.3
5 7.407930.84
20.26
30.009 0.017
0.171
91.764
315.5
2.72 5.699
461.999
0.263
0.009 0.010
0.157
84.178
417.5
3.59 4.875
350.038
0.263
0.009 0.007
0.130
69.545
5 152.9
7 5.051423.11
00.26
30.009 0.008
0.119
63.989
Rata-rata 5.429536.62
5 - - - -67.56
0
6. PEMBAHASAN
6.1. Penempatan CgPenempatan cg sangat berpengaruh terhadap kinerja
pesawat saat terbang, posisi yang tidak sesuai maka gerakan pesawat saat terbang cenderung tidak stabil, dalam memposisikan pemberat dalam pesawat glider kali inikami melakukan beberapa kali test sampai mendapat titik
dimana saat memposisikan pemberat maka pesawat masih dapat terbang dengan stabil, untuk pesawat glider yang kami rakit posisi center of gravity dapatkan adalah 145 mm dari nose pesawat .
6.2. Penggunaan sayapPada saat praktikum dimana pesawat hanya
menggunakan sayap tanpa adanya horizontal dan vertical stabilizer, pesawat glider masih dapat terbang . Namun, keadaanya tidak begitu stabil dan jarak yang ditempuh pesawat cenderung pendek.
6.3. Penggunaan sayap dan horizontal stabilizerUji terbang selanjutnya yaitu dengan menambah
horizontal stabilizer, pesawat glider masih dapat terbangnamun tidak stabil serta jarak yang ditempuh pun kurang maksimal dimana pesawat mudah mengalami stall dan tidak terbang dengan lurus.
6.4. PenggunaanSayap dan Vertical StabilizerPada uji terbang selanjutnya, kami menggunakan sayap
dan vertical stabilizer, pada kondisi seperti ini pesawatglider masih bisa terbang, namun jarak yang ditempuh pesawat lebih pendek dibanding sebelumnya dan mengalami manuver dan kemudian stall.
6.5. Penggunaan sayap, horizontal dan vertical stabilizerPada pengujian berikutnya kami memasang lengkap
bagian pesawat glider, setelah diuji jarak dan waktu
yang ditempuh pewasat saat terbang relatif sedikit mendekati, dan cenderung stabil saat terbang.
7. KESIMPULANa. Fungsi propeller pada pesawat rubber powered adalah untuk
menghasilkan gaya dorong (thrust) bagi pesawat rubber
powered. Gaya yang dihasilkan ini merupakan hasil dari
tenaga karet yang dipilin atau diputar.
b. Pengaruh putaran pada kinerja propeller adalah apabila
putaran pada karet rubber sebanyak n kali putaran permenit
maka dalam satu menit propeller pesawat akan bergerak
sejauh beberapa meter.Maka semakin banyak putaran karet
pada pesawat maka putaran pada propeller akan semakin cepat
dan jarak jangkauan pesawat akan semakin jauh.
c. Parameter-parameter yang mempengaruhi kestabilan pesawat :
- Sayap berfungsi untuk menghasilkan lift pada pesawat.
Sayap merupakan permukaan yang mengangkat pesawat di
udara.
- Horizontal stabilizer memberi kestabilan longitudinal
pada pesawat.
- Vertikal stabilizer memberi kestabilan direksional pada
pesawat.
- Titik berat (center of gravity) sangat berpengaruh pada kestabilan pesawat. Glider akan seimbang pada kondisi terbang apapun jika glider ditahan di titik center of gravity.
8. DAFTAR PUSTAKA1. Aerodinamika,Goemetri,SayapDanEkor.pdf , diakses 14 Mei 20142. http://www.scribd.com/doc/46126772/Center-of-Pressure-CP-
Center-of-Gravity-CG-dan-Center-of-Lift-CL , diakses 20 Mei 2014
3. http://ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan- mainmenu-68/26-private-pilot/111-bab-1-struktur-pesawat-udara?showall=1 , diakses 20 Mei 2014
4. http://ilmuterbang.wordpress.com/tag/vertical-stabilizer/ , diakses 20 Mei 2014
5. http://bandung-aeromodeling.com/tutorials/manual-pelangi- 45.pdf , diakses 8 Juni 2014
6. http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori- penerbangan-mainmenu-68/151-bab-3a-aerodinamika-penerbangan?showall=1&limitstart= diakses tanggal 8 juni 2014
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatan_sudut diakses tanggal 8 juni 2014
8. https://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20101118072449AA73emc diakses tanggal 8 juni 2014
9. M.nita D scholz “estimating the oeswald factor from basic a/c geometrical parameter” hamburg university germany : 2009,diakses 08 Juni 2014
10. http://www.scribd.com/doc/228625497/Komponen-Pesawat- Terbang-Propeller-1 , diakses 08 Juni 2014