praktikum fisika dasar 2 transformator
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of praktikum fisika dasar 2 transformator
Laporan Pratikum Fisika Dasar IITransformator
Dosen Pembimbing: Jumingin, S. Si
Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Elsi Aryanti 14222041
2. Gita Lestari 14222053
3. Indah Dewi Mutiara Sari 14222063
4. Leoni Agustina 14222079
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang
2015BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam kehidupan kita sehari-hari pasti kita
akan menjumpai banyak hal yang membutuhkan tenaga
listrik atau PLN. Bahkan banyak diantara kita yang
ketergantungan dengan listrik. Kita juga akan
menjumpai salah satu alat yang disebut trafo. Trafo
atau transformator adalah alat yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan AC. AC adalah arus
bolak balik. Trafo juga ada trafo step up dan step
down.
Transformator adalah alat untuk itu.
Transformator tidak memiliki bagian yang bergerak,
bekerja dengan hukum Faraday tentang induksi, dan
tidak memiliki padanan arus searah yang sederhana.
Transformator ideal terdiri dari dua kumparan dengan
jumlah lilitan yang berbeda, melilit disekitar inti
besi. Jika Ns > Np , transformator disebut
transformator step-up karena menaikkan tegangan primer ke
tegangan yang lebih tinggi Vs, Demikian pula jika Ns
< Np disebut transformator step-down (Halliday, 2010).
Transformator adalah peralatan listrik yang
sangat vital dalam pendistribusian energi listrik,
untuk itu keandalannya harus tetap terjaga agar
proses penyaluran energi listrik berjalan lancar. PT
PLN jasa dan produksi merupakan salah satu yang
bergerak dalam bidang jasa perbaikan trafo
distribusi. PLN J & P dalam proses perbaikan banyak
tahap, bila diperlukan perubahan tertentu dilakukan
agar trafo lebih kuat dan bertahan lama. Salah satu
dari perbaikan transformator adalah sistem
penghilangaan kadar air setelah selesai dilakukan
penggulungan. Alat yang digunakan terdiri dari dua
macam yang pertama sistem ruang heater dan yang
kedua sistem injeksi.
Pentingnya transformator dalam kehidupan sehari-
hari adalah untuk mengukur kadar tegangan listrik
di rumah agar tidak berlebihan dalam pemakaian,
maka dilakukan praktikum ini yang dapat membantu
untuk memahamikonsep, jenis, dan manfaat
transformator. Dalam mengamati prinsip kerja
transformator dibutuhkan aktivitas penentuan
kumparan baik primer maupun sekuder, kuat arus
listrik, serta tegangan listrik. Oleh karena itu
dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan fisika
transformator.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai setelah melakukan
praktikum adalah
1. Mahasiswa memahami konsep, jenis, dan manfaat
transformator
2. mahasiswa memahami prinsip kerja transformator
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Syarat-syarat Transmisi Energi
Ketika sebuah rangkaian AC hanya memiliki beban
resistif, faktor daya dalam Persamaan Prata-rata = EmsIrms
cos Ф adalah cos 0° = 1 dan ggl rms yang digunakan
Erms sama dengan tegangan rms Vrms pada beban. Dengan
demikian, dengan arus rms Irms dalam beban, energi
dipasok dan disipasi pada laju rata-rata (Halliday,
2010).
Prata-rata = EI = IV
Para insinyur dan ilmuwan menganggap bahwa semua
arus dan tegangan bervariasi waktu ditulis sebagai
nilai rms yaitu yang tertulis dalam alat pengukur.
Dalam sistem distribusi daya listrik, sangat
diinginkan untuk faktor keselamatan dan untuk desain
alat yang efisien, memiliki tegangan yang relatif
rendah pada bagian akhir pembangkit (pembangkit
listrik) dan bagian akhir penerimaan (rumah atau
pabrik). Tidak ada yang menginginkan pemanggang
listrik atau kereta listrik mainan bekerja pada,
katakanlah 10 kV. Di sisi lain, dalam transmisi
energi listrik dari pembangkit listrik sampai ke
konsumen kita menginginkan arus praktis yang paling
rendah (oleh sebab itu tegangan praktis yang paling
tinggi) untuk meminimalkan rugi-rugi I2R (sering
disebut sebagai rugi-rugi ohm) dalam jalur transmisi
(Halliday, 2010).
B. Transformator Ideal
Aturan transmisi mengarah ke ketidakcocokan
mendasar antara syarat untuk transmisi tegangan
tinggi yang efisien dan kebutuhan pembangkit dan
kosumsi tegangan rendah yang aman. Kita membutuhkan
alat yang dapat kita gunakan untuk menaikkan (untuk
transmisi) dan untuk menurunkan (untuk penggunaan)
tegangan AC dalam rangkaian, dengan menjaga hasil
kali arus x tegangan relatif konstan. Transformator
adalah alat untuk itu. Transformator tidak memiliki
bagian yang bergerak, bekerja dengan hukum Faraday
tentang induksi, dan tidak memiliki padanan arus
searah yang sederhana. Transformator ideal terdiri
dari dua kumparan dengan jumlah lilitan yang
berbeda, melilit disekitar inti besi. (Kumparan
terisolasi dari inti) dalam penggunaannya, lilitan
primer sebanyak Np lilitan, dihubungkan ke generator
arus bolak-balik dengan ggl E pada tiap waktu tdiberikan oleh
E= Em sin ωt
Lilitan sekunder sebanyak Ns lilitan, dihubungkan
ke resistansi beban R, tetapi rangkaianya adalah
rangkaian terbuka ketika sakelar S terbuka (yang
kita asumsikan saat ini). Dengan demikian, tidak ada
arus yang melalui kumparan sekunder. Kita asumsikan
juga untuk transformator ideal bahwa resistansi pada
lilitan primer dan sekunder dapat diabaikan.
Transformator kapasitas tinggi berdesain balik dapat
memiliki rugi energi serendah 1%, jadi asumsi kita
masuk akal. Untuk kondisi-kondisi yang diasumsikan,
lilitan primer (atau primer) adalah induktansi
murni. Dengan demikian, arus primer (sangat kecil)
yang juga disebut arus magnetisasi Imag, tertinggal
dari tegangan primer sebesar 90°, faktor daya primer
(=cos Ф dalam persamaan Prata-rata = ErmsIrms cos Ф)
bernilai nol, jadi tidak ada daya yang dihantarkan
dari generator ke transformator (Halliday, 2010).
Namun demikian, arus primer kecil yang berubah
secara sinusoidal ФB di dalam inti besi. Inti
berperan untuk memperkuat fluks dan membawanya ke
lilitan sekunder (atau sekunder). Karena ФB berubah-
ubah, fluks ini menghasilkan ggl Eturn (= DфBIdt) pada
tiap lilitan sekunder. Faktanya, ggl per lilitan
Eturn ini bernilai sama pada primer lilitan Np dengan
kata lain, VP = Eturn NP. Demikian pula, pada sekunder
tegangan adalah VS = Eturn Ns. Dengan demikian, kita
dapat menulis
Eturn = VpNp =
VsNs ,
atau
Vs = Vp NsNp (transformasi tegangan)
Menurut Halliday (2010), jika Ns > Np ,
transformator disebut transformator step-up karena
menaikkan tegangan primer ke tegangan yang lebih
tinggi Vs, Demikian pula jika Ns < Np disebut
transformator step-down.
Beberapa hal yang terjadi ketika kita menutup
sakelar S :
1. Arus bolak-balik Is muncul pada rangkaian
sekunder, dengan laju disipasi I2SR (= V2
S/R) pada
beban resistif.
2. Arus ini menghasilkan fluks magnetiknya sendiri
di dalam inti besi, dan fluks ini menginduksi
(dari hukum Faraday dan hukum Lenz) ggl lawannya
di lilitan primer.
3. Namun demikian, tegangan Vp pada primer, tidak
dapat berubah akibat ggl yang berlawanan karena
harus selalu sama dengan ggl E yang disediakan
oleh generator, dengan menutup sakelar S tidak
akan mengubah hal ini.
4. Untuk mempertahankan Vp, generator sekarang
menghasilkan (selain Imag) arus bolak-balik Ip dalam
rangkaian primer, magnitudo dan konstanta fase
dari Ip seperti yang dibutuhkan agar ggl
terinduksi oleh Ip dalam primer tepat saling
meniadakan ggl terinduksi oleh IS disana. Karena
konstanta fase Ip tidak 90° seperti pada Imag, arus
ini dapat mentransfer energi ke primer.
Tingkat transfer energi dari generator ke primer
sama dengan IpVP. Laju di mana primer kemudian
mentransfer energi ke sekunder (via medan magnet
bolak-balik yang menghubungkan kedua kumparan)
adalah IsVS. Karena kita asumsikan bahwa tidak ada
energi yang hilang, konservasi energi mensyaratkan
bahwa,
IpVP = ISVS
Dengan mensubstitusi Vs dari persamaan Vs = Vp NsNp
,
kita peroleh
Is = Ip NpNs (transformasi arus)
Persamaan ini menyatakan bahwa arus Is dalam
sekunder bisa berbeda dengan arus Ip dalam primer,
bergantung pada rasio lilitan Np/Ns. Arus Ip muncul
dalam rangkaian primer karena beban resistif R dalam
rangkaian sekunder. Untuk mencari Ip, kita
substitusi Is = Vs/R ke dalam persamaan Is = Ip NpNs
dan
kita substitusi Vs dari persamaan Vs = Vp NsNp
.Kita
peroleh
Ip = 1R
¿)2 R
Req ini adalah nilai dari beban resistansi seperti
“terlihat” oleh generator, generator menghasilkan
arus Ip dan tegangan Vp seolah-olah generator
dihubungkan dengan resistansi Req. Ada fungsi
transformator yang lainnya. Untuk transfer energi
maksimum dari alat ggl ke beban resistif, resistansi
dari alat ggl harus sama dengan resistansi beban.
Transfromator (diasumsikan ideal) adalah inti besi
yang dililit dengan kumparan primer sebanyak Np
lilitan dan kumparan sekunder Ns lilitan (Halliday,
2010).
C. Daya Hilang pada Transformator
Pemindahan daya dalam suatu transformator dapat
berlangsung dengan efisiensi yang tinggi. Efisiensi
pada transformator didefinisikan sebagai efisiensi =
daya guna = dayakeluarandayamasukan = dayamasukan−dayahilangdayamasukan .
Efisiensi sebesar 98% tidak susah dicapai pada
transformator besar. Daya hilang total sebesar 2%
dari daya masukan ini, terdiri dari daya hilang pada
inti transformator (30% dari daya hilang total) dan
daya hilang pada kawat lilitan (70% dari daya hilang
total), yaitu sebagai daya hilang I2R. Walaupun daya
hilang inti transformator ini cukup kecil, yaitu
sekitar 1% dari daya masukan, untuk daya yang besar
akan banyak artinya. Pada tahun 1965 penggunaan
energi listrik di Amerika Serikat adalah 1012 kwh,
dan diperkirakan daya hilang pada inti transformator
seharga $ 300.000.000,-. Tak heran orang berusaha
memperkecil daya hilang pada inti transformator.
Daya hilang pada inti transformator ada dua macam,
yaitu : daya hilang hysteresis, dan daya hilang oleh
arus pusar. Daya hilang histeresis disebabkan oleh
karena arus sinusoidal, hingga dalam kurva B (H),
medan H berubah dalam siklus. Karena inti bersifat
feromagnetik, rapat fluk B akan berubah sesuai
dengan kurva histeresis. Daya hilang oleh arus pusar
terjadi karena inti bersifat konduktor, dengan suatu
hambatan. Arus pusar yang terjadi mengakibatkan daya
hilang Joule, yaitu I2R pada inti transformator
(Sutrisno, 1979).
Kita sering mengubah tegangan listrik AC dari
satu harga ke harga yang lain. Sebagai contoh,
tegangan untuk radio transistor atau kalkulator
adalah sekitar 6V-12V DC dan ini memerlukan tegangan
AC sebesar itu pula. Akan tetapi tegangan jala-jala
PLN adalah 110 V atau 220 V AC. Untuk merubah
tegangan AC ini dapat digunakan transformator.
Tegangan PLN 110 V AC juga sudah diturunkan dari
harga tegangan tinggi sekitar 20.000 V AC. Transmisi
daya listrik dari pembangkit listrik ke kota-kota
dilakukan dengan tegangan tinggi, agar daya tinggi
dapat dikirimkan dengan arus yang rendah. Tegangan
tinggi ini diturunkan menjadi 110 V atau 220 V dalam
gardu transformator. Tegangan masukan dipasang pada
kumparan (1) yang disebut kumparan primer. Tegangan
keluaran diambil pada kumparan (2) yang disebut
kumparan sekunder. Bila inti transformator dibuat
dari bahan magnet dengan permeabilitas yang tinggi,
sebagian besar fluks akan terkumpul pada inti
transformator. Akibtanya fluks yang masuk pada
kumparan sekunder sama dengan fluks pada kumparan
primer. Bila pada kumparan sekunder ada N2 lilitan,
gaya gerak listrik imbas ε2 pada kumparan sekunder
adalah
ε2 = - N2 dФdt
Jika n > 1 tegangan sekunder lebih besar daripada
tegangan primer. Transformator semacam ini disebut
transformator step-up. Jika n < 1 tegangan sekunder
lebih kecil daripada tegangan primer, dan kita
mempunyai transformator step-down (Sutrisno, 1979).
Transformator adalah peralatan yang digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dalam suatu
rangkaian arus bolak-balik. Transformator terdiri
dari kumparan primer dan sekunder yang digulung pada
inti besi yang sama. Suatu arus bolak-balik dalam
satu kumparan menghasilkan fluks magnet yang terus
berubah melalui intinya. Perubahan fluks ini
menginduksi ggl bolak-balik dalam kumparan yang
lain. Efisiensi transformator biasanya sangat
tinggi. Jadi, kita seringkali dapat mengabaikan
kehilangan daya dan menulis daya dalam primer = daya
dalam sekunder
V1I1 = V2I2
Rasio tegangan sama dengan rasio jumlah putaran pada
dua kumparan tersebut, rasio arus berbanding
terbalik dengan jumlah putaran (Bueche, 2006).
V1V2 =
N1N2 atau
I1I2 =
N2N1
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar II tentang Transformator
dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 April 2015 pada
pukul 10.30-12.30 WIB di Laboratorium Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat
Alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah
1. Multimeter berfungsi mengukur tegangan listrik,arus listrik, hambatan, dan tahanan (resistansi)
2. Kumparan 1000 lilitan berfungsi untuk menyimpanenergi listrik dan menghambat arus AC
3. Kumparan 500 lilitan berfungsi untuk menyimpanenergi listrik dan menghambat arus AC
4. Kumparan 250 lilitan berfungsi untukmenyimpan energi listrik dan menghambat arus AC
5. Resistor berfungsi untuk mengukur hambatan
6. Catu daya berfungsi sebagai tenaga listrik
dan sumber daya listrik
7. Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat
melekatnya resistor, jembatan penghubung,
kumparan, dan inti besi
8. Kabel penghubung berfungsi untuk
menghubungkan catu daya dengan papan rangkaian
9. Jembatan penghubung berfungsi untukmenghubungkan aliran arus listrik
10. Inti besi berfungsi sebagai tempat melekatnya
kumparan
3.3 Cara Kerja
1. Bacalah basmalah terlebih dahulu
2. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan
(konsultasi dengan dosen pengasuh atau asisten)
3. Susun rangkaian
A
V
4. Berikan tegangan masukan pada kumparan primer 3
volt AC
5. Ukur beda potensial pada ujung-ujung resistor
dengan multimeter
6. Ukur kuat arus yang mengalir pada kumparan primer
dan kumparan sekunder
7. Ulangi langkah-langkah ditas untuk tegangan
masukan 6, 9, dan 12 volt AC
8. Tukar posisi kumparan primer dan kumparan
sekundernya, kemudian lakukan lamgkah-langkah
seperti diatas
Tabel hasil pengamatan
Vp
(volt)
Np Ns Vs Ip
(A)
Is η
36912
9. Ucapkan hamdalah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Kumparan Np = 250, Ns = 1000
Vp
(volt)
Np Ns Vs
(volt)
Ip
(A)
Is
(A)
η (%)
3 250 1000 4.2 3 2 93.36 250 1000 10 6.2 21 564.59 250 1000 16 10 31 551.1
12 250 1000 21 12.5 39 546∑η= 1000
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=4.2x23x3
x100%=93.3%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=10x216x6.2
x100%=564.5 %
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=16x319x10
x100%=551.1 %
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=21x3912x12.5
x100%=546%
∑η = ∑ηn = 1754.94 = 438.7 %
Tabel 2. Kumparan Np = 1000, Ns = 250
Vp
(volt)
Np Ns Vs
(volt)
Ip
(A)
Is
(A)
η (%)
3 1000 250 0.2 3.3 0,6 1.2 6 1000 250 1 6.2 1 2.69 1000 250 1.8 9 1.8 412 1000 250 2,4 14 2.6 3.7
∑ η= 4000
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=0.2x0.63x3.2
x100%=1.2%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=1x16x6.2
x100%=2.6%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=1.8x1.89x9
x100%=4%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=2.4x2.612x14
x100%=3.7%
∑η = ∑ηn = 11.54 = 2.8 %
Tabel 3. Kumparan Np = 500, Ns = 1000
Vp
(volt)
Np Ns Vs
(volt)
Ip
(A)
Is
(A)
η (%)
3 500 1000 2.8 3 5.2 161.76 500 1000 5.8 6.2 11 171.59 500 1000 8 9 15 148.112 500 1000 12 13 17 130.7
∑η= 2000
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=2.8x5.23x3
x100%=161.7%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=5.8x116x6.2
x100%=171.5%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=8x159x9
x100%=148.1%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=12x1712x13
x100%=130.7 %
∑η = ∑ηn = 6124 = 153 %
Tabel 4. Kumparan Np = 1000, Ns = 500
Vp
(volt)
Np Ns Vs
(volt)
Ip
(A)
Is
(A)
η (%)
3 1000 500 0.8 3.2 1 8.36 1000 500 2.2 6.2 2.6 15.39 1000 500 3.4 9 4.2 17.612 1000 500 4.4 13 6.6 19.4
∑η=
4000
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=0.8x13x3.2
x100%=8.3%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=2.2x2.66x6.2
x100%=15.3%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=3.4x4.29x9
x100%=17.6%
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=4.6x6.612x13
x100%=19.4%
∑η = ∑ηn = 60.64 = 15.1 %
Berdasarkan teori maka harga Vs
Untuk Np = 250, Ns = 1000
4. Vs=Vp.NsNp
=3x1000250
=12Volt
5. Vs=Vp.NsNp
=6x1000250
=24Volt
6. Vs=Vp.NsNp
=9x1000250
=36Volt
7. Vs=Vp.NsNp
=12x1000250
=48Volt
Untuk Np = 1000, Ns = 250
1. Vs=Vp.NsNp
=3x2501000
=0.75Volt
2. Vs=Vp.NsNp
=6x2501000
=1.5Volt
3. Vs=Vp.NsNp
=9x2501000
=2.25Volt
4. Vs=Vp.NsNp
=12x2501000
=3Volt
Untuk Np = 500, Ns = 1000
1. Vs=Vp.NsNp
=3x1000500
=6Volt
2. Vs=Vp.NsNp
=6x1000500
=12Volt
3. Vs=Vp.NsNp
=9x1000500
=18Volt
4. Vs=Vp.NsNp
=12x1000
500=24Volt
Untuk Np = 1000, Ns = 500
1. Vs=Vp.NsNp
=3x5001000
=1.5Volt
2. Vs=Vp.NsNp
=6x5001000
=12Volt
3. Vs=Vp.NsNp
=9x5001000
=4.5Volt
4. Vs=Vp.NsNp
=12x5001000
=6Volt
Berdasarkan teori maka harga Is
Untuk Np = 250, Ns = 1000
1. Is=Ip.NpNs
=3x2501000
=0.75Volt
2. Is=Ip.NpNs
=6.2x2501000
=1.55Volt
3. Is=Ip.NpNs
=10x2501000
=2.5Volt
4. Is=Ip.NpNs
=12.5x250
1000=3.125Volt
Untuk Np = 1000, Ns = 250
1. Is=Ip.NpNs
=3.2x1000
250=12.8Volt
2. Is=Ip.NpNs
=6.2x1000
250=26.4Volt
3. Is=Ip.NpNs
=9x1000250
=36Volt
4. Is=Ip.NpNs
=14x1000
250=56Volt
Untuk Np = 500, Ns = 1000
1. Is=Ip.NpNs
=3x5001000
=1.5Volt
2. Is=Ip.NpNs
=6.2x5001000
=3.1Volt
3. Is=Ip.NpNs
=9x5001000
=4.5Volt
4. Is=Ip.NpNs
=13x5001000
=6.5Volt
Untuk Np = 1000, Ns = 500
1. Is=Ip.NpNs
=3.2x1000
500=6.4Volt
2. Is=Ip.NpNs
=6.2x1000
500=12.4Volt
3. Is=Ip.NpNs
=9x1000500
=18Volt
4. Is=Ip.NpNs
=13x1000
500=16Volt
B. Pembahasan
Pada praktikum ini kita menentukan banyak lilitan
pada kumparan primer (Np), banyak lilitan pada
kumparan sekunder (Ns), tegangan sekunder (Vs),
tegangan primer (Vp), arus sekunder (Is), arus
primer (Ip), dan efisiensi transformator (η). Antarahasil praktikum dan teori berbeda satu sama lain.
Dengan rumus mencari Vs, Ip, dan Is =
skalayangditunjuk−1skalamaksimum x batas waktu dan η=Vs.Is
Vp.Ipx100 %
Pada tabel 1. banyak lilitan pada kumparan primer
250 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 1000
volt, tegangan sekunder 4.2 volt, tegangan primer 3
volt, arus sekunder 2 A, arus primer 3 A, dan
efisiensi transformator (η) 8.4 %. Banyak lilitanpada kumparan primer 250 volt, banyak lilitan pada
kumparan sekunder 1000 volt, tegangan sekunder 4.2
volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 21 A,
arus primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (η)2170 %. Hasil ini termasuk ke dalam transformator
step up dimana Np = 250 lebih kecil dari pada Ns =
1000, dan Vs = 4.2 volt lebih besar daripada Vp =3
volt.
Dari tabel 2 hasil penelitian diatas diketahui
bahwa banyak lilitan pada kumparan primer 1000 volt,
banyak lilitan pada kumparan sekunder 250 volt,
tegangan sekunder 0.2 volt, tegangan primer 3 volt,
arus sekunder 0.6 A, arus primer 3.2 A, dan
efisiensi transformator (η) 12.8 %. Banyak lilitanpada kumparan primer 1000 volt, banyak lilitan pada
kumparan sekunder 250 volt, tegangan sekunder 1
volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 1 A,
arus primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (η)103.3 %. Hasil tabel 2 ini termasuk ke dalam
transformator step down dimana jumlah lilitan pada
kumparan primer lebih besar daripada jumlah lilitan
pada kumparan sekunder. Dan tegangan sekunder lebih
kecil daripada tegangan primer. Np =1000 >Ns = 250,
dan Vs = 0.2 volt < Vp = 3 volt.
Dari tabel 3 hasil penelitian diatas diketahui
banyak lilitan pada kumparan primer 500 volt, banyak
lilitan pada kumparan sekunder 1000 volt, tegangan
sekunder 2.8 volt, tegangan primer 3 volt, arus
sekunder 5.2 A, arus primer 3 A, dan efisiensi
transformator (η) 1.456 %. Banyak lilitan pada
kumparan primer 500 volt, banyak lilitan pada
kumparan sekunder 1000 volt, tegangan sekunder 5.8
volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 11 A,
arus primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (η)6.592 %. Hasil tabel 3 ini seharusnya termasuk ke
dalam transformator step up dimana jumlah lilitan pada
kumparan primer lebih kecil daripada jumlah lilitan
pada kumparan sekunder. Dan tegangan sekunder lebih
besar daripada tegangan primer. Tetapi terjadi
kesalahan saat praktikum yaitu saat mata melihat
alat praktikum dan tidak sesuai dengan konsep
transformator. Sehingga Np = 500 > Ns = 1000, Vs =
2.8 volt < Vp =3 volt, dan merupakan transformator
step down.
Dari tabel 4 hasil penelitian diatas diketahui
banyak lilitan pada kumparan primer 1000 volt,
banyak lilitan pada kumparan sekunder 500 volt,
tegangan sekunder 0.8 volt, tegangan primer 3 volt,
arus sekunder 1 A, arus primer 3.2 A, dan efisiensi
transformator (η) 85.3 %. Banyak lilitan pada
kumparan primer 1000 volt, banyak lilitan pada
kumparan sekunder 500 volt, tegangan sekunder 2.2
volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 2.6 A,
arus primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (η)591 %. Hasil tabel 4 ini termasuk ke dalam
transformator step down dimana jumlah lilitan pada
kumparan primer lebih besar daripada jumlah lilitan
pada kumparan sekunder. Dan tegangan sekunder lebih
kecil daripada tegangan primer. Np =1000 >Ns = 500,
dan Vs = 0.8 volt < Vp = 3 volt.
Jika Np lebih kecil daripada Ns maka Vs lebih
besar daripada Vp maka termasuk kedalam
transformator step up tetapi jika Jika Np lebih besar
daripada Ns maka Vs lebih kecil daripada Vp maka
termasuk kedalam transformator step down. Hasil
penelitian di tabel 1 dan tabel 3 Np lebih kecil
daripada Ns maka termasuk ke dalam transformator
step up, tetapi hasil tabel 3 tidak sesuai dengan
teori transformator step up. Hal ini dikarenkan Vs
lebih kecil daripada Vp. Hasil penelitian di tabel 2
dan tabel 4 Np lebih besar daripada Ns maka
termasuk ke dalam transformator step down. Hasil Vs
lebih kecil daripada Vp. Hasil berdasarkan teori
sesuai dengan konsep transformator dan tidak terjadi
penyimpangan.
Jika Ns > Np , transformator disebut transformator
step-up karena menaikkan tegangan primer ke tegangan
yang lebih tinggi Vs, Demikian pula jika Ns < Np
disebut transformator step-down (Halliday, 2010).
Jika n > 1 tegangan sekunder lebih besar daripada
tegangan primer. Transformator semacam ini disebut
transformator step-up. Jika n < 1 tegangan sekunder
lebih kecil daripada tegangan primer, dan kita
mempunyai transformator step-down (Sutrisno, 1979).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan, sebagai berikut
1. Bahwa hasil penelitian berdasarkan praktikum
terdapat beberapa ketidak sesuaian dengan konsep
transformator.
2. Berdasarkan perhitungan teori sesuai dengan
konsep trasnformator.
3. Transformator step up adalah transformator yang
berfungsi menaikkan tegangan AC dan Np lebih
kecil daripada Ns maka Vs lebih besar daripada
Vp.
4. Transformator step down adalah transformator yang
berfungsi menurunkan tegangan AC dan Np lebih
besar daripada Ns maka Vs lebih kecil daripada
Vp.
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan percobaan disarankan untuk
memahami dahulu konsep, jenis, dan manfaat
transformator agar praktikum berjalan dengan
lancar dan mudah dipahami.
2. Lakukan pengukuran dengan teliti dan tepat agar
mendapatkan hasil yang maksimal.
Soal Evaluasi
1. Jelaskan prinsip kerja dari transformator?
2. Sebuah transformator dengan perbandingan jumlah
lilitan primer dan jumlah lilitan sekunder 4:3.
Jika diberikan tegangan masukan 120 volt dan kuat
arus yang mengalir pada kumparan sekunder 2A,
tentukan besar efisiensi trasnformator tersebut?
Jawaban
1. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik (hukum faraday). Transformator
terdiri dari kumparan primer, kumparan sekunder,
dan inti besi. Kumparan primer adalah kumparan
yang dihubungkan dengan sumber tegangan. Sedangkan
kumparan sekunder adalah kumparan yang dihubungkan
dengan hambatan atau beban. Transformator yang
digunakan untuk menaikkan tegangan AC adalah
transformator step up. Dan yang menurunkan tegangan
AC adalah transformator step down.
2. Dik: Np=4
Ns=3
Vp=Vs=120 volt
Is=2A
Dit: η?Jawab:
Is=Ip.NpNs
2=Ip.43
Ip=2x34 =1.5 volt
η=Vs.IsVp.Ip
x100 %=120x2120x1.5
x100%=133.3%
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J dan Hecht, Eugene. 2006. FisikaUniversitas Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.
Sutrisno. 1979. Fisika Dasar: Listrik, Magnet dan Termofisika.Bandung : ITB.
Halliday, David dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh. Jilid 2.Jakarta : Erlangga.
Lampiran
Gambar 1. Catu Daya Gambar 2. Papan Rangkaian
(Sumber: Doc. Sari, 2015) (Sumber: Doc. Sari, 2015)