LAPORAN DASAR-DASAR AGRONOMI suci
Transcript of LAPORAN DASAR-DASAR AGRONOMI suci
LAPORAN PRAKTIKUMDASAR-DASAR AGRONOMI
“PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI”
Oleh:SUCI YOLANDA PUTRI
05121007098
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan
khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.
Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan
energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya
fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses
yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses
metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis
tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi
fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas,
kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari.
Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang
berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya
penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman.
Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau
disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman
dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari
panjang, dan tanaman hari pendek.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya
tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan
cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan
gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan
berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut
disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di
tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai
penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini
terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang
tidak terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai
inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak adanya cahaya
sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang
tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan
tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih
lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang
kecambah lebih kokoh.
Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan
memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini,
akan dibahas lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan
dan pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan tanaman
dari sudut pandang proses fisiologi, pertumbuhan
vegetatif, dan pertumbuhan generatif tanaman.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengaruh intensitas cahaya
matahari ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas
cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam
semesta. Energi matahari diradiasikan kesegala arah dan
hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi.
Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju
ke bumi tidak membutuhkan medium untuk
mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke
permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang
menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang
radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan
dalam mikron (Fitter dan Hay, 1991).
Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat
di alam semesta. Tumbuhan adalah organisme benda
hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya,
organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah
diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan
cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis.
Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu
menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk
menjalani proses fotosintesis (AAK, 1983).
Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman
dibedakan menjadi 3, yaiu tanaman C3, C4 dan tanaman CAM.
Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan
CAM adalah pada reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada
tanaman yang bertipe C3 produk awal reduksi CO2 (fiksasi
CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas
sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma
kloroplas yang tidak membutuhkan energi dari cahaya
mataharai secara langsung. Sumber energi yang diperlukan
berasal dari fase terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi
tersebut terjadi secara simultan dan berkelanjutan.
Memerlukan energi sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan
dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan
membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam
bentuk pati. Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada
tanaman C3, telah diketahui bahwa tanaman C3 dapat tumbuh
baik dibawah naungan tau ditempat yang intensitas
mataharinya rendah (Jumin, 2008).
Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu hidup di lahan
yang terpapar intensitas matahari penuh. Pada tanaman
tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi
CO2 (fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan
aspartat (hasilnya berupa asam-asam yang berkarbon C4).
Reaksinya berlangsung di mesofil daun, yang terlebih
dahulu bereaksi dengan H2O membentuk HCO3 dengan bantuan
enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di
samping mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi
memerlukan 2 ATP. Tanaman c4 juga mengalami siklus calvin
seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko.
Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri
mendasarnya adalah memiliki daun yang cukup tebal
sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka
pada malam hari. Pati diuraikan melalui proses glikolisis
dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan
air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah
menjadi malat. Pada siang hari malat berdifusi secara
pasif keluar dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi.
Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang
hari yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan
tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch dan Slack
(Oren, 2002).
Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman,
selalu terdapat keterkaitan antara sinar matahari dan
proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses
pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan
bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. fotosintesis
adalah fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses
fotosintesis ialah proses dimana tumbuhan menyerap karbon
dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
perlu sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya karena
mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat
dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Di dalam
daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang
mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa
warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat
terjadinya sebagian besar proses fotosintesis (Tjasjono,
1995).
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa
organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasiseluler yang terjadi baik
pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang
terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkankarbondioksida, air, dan energi kimia
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum kali ini yang berjudul pengaruh intensitas
cahaya matahari dilaksanakan di Laboratorium Ekologi,
Jurusan Budidaya Pertanian, Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya, Indralaya pada hari Senin, tanggal 29 April
2013 pukul 10.00 WIB-selesai.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah Polybeg ukuran 1kg sebanyak 4 buah, top
soil, air, dan benih kacang hijau (Vigna radiata).
C. Metode Praktikum
Adapun metode praktikum kali ini antara lain:
1. Isi polybeg sampai ¾ bagian dengan top soil.
2. Rendam benih kacang hijau dengan air selama 3-5
menit.
3. Tanam benih kacang hijau yang telah direndam tadi
kedalam polybeg yang telah terisi tanah tadi sebanyak
masing-masing 2 benih.
4. Letakkan 2 polybeg di bawah naungan, dan 2 polybeg
lagi ditempat yang terkena cahaya matahari secara
langsung (tanpa naungan).
5. Amati 2 hari sekali sampai 5 kali pengamatan.
6. Catat hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada praktikum pengaruh intensitas cahaya matahari
kali ini, didapatkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan, yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Sub-divisi :
Angiospermae
Kelas :
Magnoliopsida
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili :
Fabaceae
Sub-famili :
Faboideae
Genus :
Vigna
Spesies : Vigna
radiata
a. Tanpa naungan
PengamatanJumlahtan.Hidup
TanamanTinggitanaman(cm)
Jumlahdaun
(helai)
IHari : rabu
Tgl : 1-5-20133
1 3 22 4 23 2 24 - -
IIHari : jum’atTgl : 3-5-2013
3
1 6 22 6,5 23 6 24 - -
IIIHari : senin
Tgl : 6-5-20134
1 7 22 7,5 23 6,5 24 5 2
IVHari : rabu
Tgl : 8-5-20134
1 8 32 7,7 23 7,5 3
4 7 3
VHari : jum’atTgl : 10-5-2013
4
1 12 52 9 43 8 34 8 3
b. Dengan naungan
PengamatanJumlahtan.hid
upTanaman
Tinggitanaman(cm)
Jumlahdaun
(helai)
IHari : rabu
Tgl : 1-5-20132
1 4 22 - -3 2 24 - -
IIHari : jum’atTgl : 3-5-2013
2
1 8 22 - -3 7 24 - -
IIIHari : senin
Tgl : 6-5-20133
1 9 22 8,5 23 8 24 - -
IVHari : rabu
Tgl : 8-5-20134
1 12 22 9,7 33 10 34 5 2
VHari : jum’atTgl : 10-5-2013
4
1 13 32 10 33 10,5 34 6,7 2
B. Pembahasan
Pembahasan dari hasil yang didapat pada
praktikum pengaruh intensitas cahaya matahari ini
antara lain sebagai berikut :
Praktikan menggunakan kacang hijau untuk
mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap
proses perkecambahan kacang hijau. Ternyata pada
penelitian yang dilakukan praktikan ini cocok dengan
apa yang teori telah jelaskan bahwa tanaman (kacang
hijau) yang diletakkan di tempat yang gelap akan
tumbuh lebih panjang/tinggi daripada tanaman (kacang
hijau) yang diletakkan di tempat yang terang.
Dari rincian-rincian tersebut menunjukkan bahwa
tanaman kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi jika
diletakkan di tempat yang gelap daripada diletakkan
di tempat yang terang. Tanaman kacang hijau yang
diletakkan di tempat yang terang tumbuh lebih pendek
karena umumnya cahaya dapat menguraikan auksin
(hormon pertumbuhan). Peristiwa ini terjadi karena
pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti
yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini
akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan
tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Dan sebaliknya,
tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang
gelap akan tumbuh lebih tinggi karena terjadi
peristiwa pertumbuhan yang cepat di tempat gelap
yang disebut etiolasi. Pada keadaan yang gelap,
hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus
memacu pemanjangan batang.
Tetapi, pertumbuhan meninggi yang baik tidak
menjamin kualitas tumbuhan itu juga baik. Buktinya,
yang seperti praktikan amati, bahwa tanaman kacang
hijau yang diletakkan di tempat yang gelap, meski
tumbuhnya lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik
tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna
batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil
sehingga daun berwarna kuning. Sebaliknya, tanaman
kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang,
meskipun tumbuhnya lebih pendek, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang sehat, jagur, subur,
batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan
berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Tanaman pada keadaan gelap tumbuh lebih cepat
dibanding pada keadaan terang, namun keadaannya
tidak sebaik pada keadaan terang. Hal tersebut
dikarenakan sinar matahari memang berguna bagi
fotosintesis pada tumbuhan, namun efek lain dari
sinar matahari adalah menekan hormon auksin dalam
pertumbuhan sel tumbuhan.
Pada tanaman yang tidak terkena sinar matahari
akan tumbuh dengan cepat, namun dengan kondisi warna
daun pucat, batang ringkih, dan daunnya tidak
berkembang yang dinamakan dengan etiolasi.
ketidakberadaannya cahaya matahari, memacu tumbuhan
untuk memproduksi hormon auksin yang ditemukan pada
sel-sel meristem seperti ujung barang dan ujung
akar. Hal ini dilakukan tumbuhan agar bisa segera
mendapatkan cahaya matahari agar dapat
berfotosintesis.
Tanaman yang tidak mengalami fotosintesis tentu
saja kekurangan nutrisi yang berguana bagi
pertumbuhan dan perkembangan. Sehingga tingginya
batang yang menjulang ke segala arah pada tanaman
berkeadaan gelap akan lebih cepat layu hingga mati.
Pada keadaan remang tanaman akan menjulang ke arah
sinar matahari sebagai ciri tanaman tersebut
berfotosintesis.
Tanaman kacang hijau yang dietiolasi
pertumbuhannya jauh lebih cepat
daripada tanaman yang terkena banyak sinar matahari
maupun di tempat yang redup. Akan tetapi batang tanaman
tersebut tidak bisa tegak, melainkan membungkuk. Begitu
juga dengan daunnya. Daun tanaman tersebut nampak layu
dan tidak segar, serta berwarna hijau muda dan agak
pucat. Hal ini terjadi karena tanaman tidak mendapat
sinar matahari sama sekali sehingga tanaman tidak mampu
menghasilkan karbohidratuntuk pembentukan klorofil.
Tanaman ini juga memiliki kadar air yang berlebih akibat
tidak terkena sinar matahari. Hormon auksin
yang berfungsi untuk pertumbuhan juga bekerja, oleh
karena itu tanaman tumbuh dengan sangat cepat dalam waktu
singkat.
Sedangkan tanaman kacang hijau yang mendapatkan
sedikit sinar matahari / diletakkan di tempat redup,
pertumbuhannya berjalan normal. Tanaman nampak segar
karena mendapatkan cukup sinar matahari.
Daun tanaman tersebut berwarna hijau tua.
Pertumbuhannya berjalan dengan normal ke atas.
Hormon auksin pada tanaman ini berjalan dengan
normal yang mengakibatkan tumbuhan tidak terlalu
tinggi. Daun juga mendapatkan cukup sinar matahari
untuk pembentukan klorofil dari karbohidrat.
Berbeda lagi dengan tanaman yang selalu terkena
cahaya matahari. Pertumbuhan tanaman ini sangat
terhambat walaupun daunnya nampak berwarna hijau tua
yang segar. Hal ini terjadi karena tumbuhan
terlalu banyak mendapatkan cahaya matahari yang
menyebabkan hormon auksin terhambat sehingga tanaman
sangat kerdil / pendek.Dengan demikian sinar
matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut :
1. Cahaya matahari sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman.
2. Tanaman yang diletakkan dibawah sinar matahari
pertumbuhannya sangat baik, yaitu daunnya hijau
segar serta batangnya besar dan segar.
3. Tanaman yang diletakkan dibawah naungan
pertumbuhannya kurang baik, hal ini dibuktikan
dengan daunnya yang agak kekuning-kuningan serta
batangnya kurus tinggi.
4. Tanaman yang berada dibawah naungan yang tumbuh
lebih panjang, karena batang tanaman terus berusaha
mencari sinar matahari, karena sinar matahari sangat
berguna bagi fotosintesis, tumbuhan hijau merubah
radiasi surya menjadi energi kimia yang dapat
digunakan dalam metabolisme.
5. Adanya hormon auksin yang memacu pertumbuhan pucuk
pada tanaman.
B. Saran
Berikan pengetahuan kepada praktikan bagaimana
cara memilih benih yang baik dan percobaan ini
diusahakan lebih teliti lagi agar hasilnya lebih
maksimal serta penempatan benih kacang hijau yang
dibawah naungan lebih baik jika diletakkan di dalam
ruangan yang tidak tembus cahaya sehingga dapat
diamati dengan jelas perbedaannya.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius.
Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Oren, Justice. 2002. Intensitas Cahaya Matahari. Jakarta:
Grafindo Persada.
Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit
ITB Bandung.