Dasar - Dasar Membangun Reputasi Perusahaan

8
Dasar – Dasar Reputasi Reputasi dibentuk dari berbagai atribut. Gambar di bawah ini bahwa dasar dari reputasi adalah social responsibility, emotional appeal, financial performance, product and service, vision and leadership, dan workplace environtment. Sumber : Firsan Nova, Hal : 314 Ada beberapa faktor lain juga yang menjadi dasar reputasi, antara lain : 1. Komunikasi Robert D. Ross menjelaskan bahwa komunikasi merupakan kegiatan yang penting bagi perusahaan untuk membangun reputasi atau citra positif di mata publiknya. Peran PR salah satunya adalah menjalankan fungsi – fungsi “manajemen komunikasi” antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasarannya. 2. Sikap Profesional Profesionalisme adalah cara bekerja yang sangat didominasi oleh sikap, bukan hanya dari skill atau kompetensi yang dimiliki. PR yang profesional adalah PR yang dalam melakukan tugas dan fungsinya berdasarkan kode etik PR.

Transcript of Dasar - Dasar Membangun Reputasi Perusahaan

Dasar – Dasar ReputasiReputasi dibentuk dari berbagai atribut. Gambar di bawah ini

bahwa dasar dari reputasi adalah social responsibility, emotional appeal,

financial performance, product and service, vision and leadership, dan workplace

environtment.

Sumber : Firsan Nova, Hal : 314

Ada beberapa faktor lain juga yang menjadi dasar reputasi, antara

lain :

1. Komunikasi

Robert D. Ross menjelaskan bahwa komunikasi merupakan

kegiatan yang penting bagi perusahaan untuk membangun

reputasi atau citra positif di mata publiknya. Peran PR

salah satunya adalah menjalankan fungsi – fungsi “manajemen

komunikasi” antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya

dengan publik sebagai khalayak sasarannya.

2. Sikap Profesional

Profesionalisme adalah cara bekerja yang sangat didominasi

oleh sikap, bukan hanya dari skill atau kompetensi yang

dimiliki. PR yang profesional adalah PR yang dalam melakukan

tugas dan fungsinya berdasarkan kode etik PR.

3. Kepercayaan Publik

Reputasi bisa dibangun dengan menumbuhkan kepercayaan dan

kepuasan publik lewat pengalaman, pencapaian atau realisasi

yang telah ada.

4. Inovasi Produk

Berinovasi menciptakan produk atau layanan menunjukkan bahwa

sebuah perusahaan ingin maju dalam bidangnya dan peduli

dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau masyarakat.

2.Etika dan ProfesionalismeEtika adalah nilai- nilai atau norma – norma yang menjadi

pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah

lakunya. Etika adalah studi tentang apa yang merupakan benar

atau salah, atau baik atau buruk perilaku manusia. Lebih

tepatnya, sudah diatur kriteria dimana keputusan yang dibuat

tentang apa yang salah. PR sering dianggap sebagai profesi

yang selalu bekerja di belakang layar, mengatasi permasalahan

akan tetapi PR juga sering dianggap sebagai jantung perusahaan

yang harus dan memiliki etika serta tanggung jawab sosial.

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan

penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi

biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses

sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi

tersebut. Profesionalisme adalah orang yang mempunyai profesi

atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan

mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.  Atau seorang

profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan

suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu

kegiatan tertentu yang menurut keahlian. Profesi Humas adalah

“The practice of skilled art or service based on training, a body of knowledge,

adherence to agree on standart of ethics”.

Perilaku professional didasarkan pada apa yang secara

umum dianggap sebagai nilai – nilai norma, yang dipantau dan

diukur berdasarkan kode perilaku yang berlaku dan dilaksanakan

melalui interpretasi konkrit dari standar kinerja yang

diterima. Prinsip etika professional adalah tindakan seseorang

dirancang untuk menciptakan kebaikan bagi klien maupun

komunitas secara keseluruhan, bukan untuk meningkatkan posisi

dan kekuasaan praktisi. Fungsi dari etika dan profesionalisme

adalah untuk melindungi mereka yang mempercayakan

kesejahteraan di tangan professional.

3. Kode Perilaku Praktisi Humas

Kode Etik adalah standar dasar etika internal profesi.

Tujuannya untuk mengatur tata tertib, juga memelihara perilaku

profesional praktisi humas. Aspek - aspek kode perilaku

seorang praktisi humas, antara lain: Code of Conduct : Seperangkat aturan yang menguraikan tanggung

jawab, atau praktik yang tepat untuk, seorang public

relations. Konsep terkait termasuk etika, kehormatan dan kode

moral, serta hukum.

Code of Profession : Merupakan standar moral,bertindak etis

dan memiliki kualifikasi serta kemampuan tertentu secara

professional.

Code of Publication : Standar moral dan yuridis etis

melakukankegiatan komunikasi, proses dan teknis publikasi

untuk menciptakan publisitas yang positif demi kepentingan

public

Code of Enterprise : Menyangkut aspek hukum perizinan dan

usaha, UU PT, UUHak Cipta, Merek dan Paten, sertaperaturan

lembaga.

Kode etik Humas atau dikenal dengan kode perilaku (Code

of Conduct) saat ini masih mengacu kepada International Public

Relations Association dan Public Relations Society of America.

Kode etik Humas menurut PRSA, antara lain: Honesty : adhere to the highest standards of accuracy and truth in advancing the

interests of those of you represent and in communicating with the public.

Maintain the integrity of relationship with the media, government officials and

the publics.

Fairness : deal fairly with clients, employers, competitors, peers, vendors, the

media, and the general public. Respect all opinions and support the right of free

expression. Build trust with the public by revealing all information needed for

responsible decision making.

Expertise : advance the profession through continued professional development,

research, and education. Build mutual understanding, credibility, and

relationships among a wide array of institutions and audiences.

Honesty : adhere to the highest standards of accuracy and truth in advancing the

interests of those of you represent and in communicating with the public.

Maintain the integrity of relationship with the media, government officials and

the publics.

Advocacy : Serve the public interest by acting as responsible advocates for those

you represent. Provide a voice for the organization through ideas, facts and

viewpoints to aid informed public debate.

Independence : Provide objective counsel to those you represent. Avoid real,

potential or perceived conflicts of interest you will build the trust of clients,

employers and the public.

Kode etik Humas menurut IPRA, antara lain :

1. Ketaatan

Mentaati prinsip prinsip dalam Piagam PBB dan

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;

2. Integritas

Bertindak secara jujur dengan penuh integritas

setiap saat untuk menyakinkan dan mempertahankan

kepercayaan mereka dengan siapa saja praktisi

berhubungan;

3. Dialogue

Berusaha membentuk moral, kultural dan intelektual

untuk melakukan dialog, dan mengakui hak semua pihak

yang terlibat untuk mengemukakan pendapatnya;

4. Keterbukaan

Berlaku Jujur dan terbuka dalam mengungkapkan nama,

organisasi dan kepentingan yang diwakili;

5. Konflik

Menghindari konflik kepentingan dan mengungkapkan

konflik tersebut kepada pihak pihak yang terkait jika

diperlukan;

6. Kerahasiaan

Menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan kepada

mereka;

7. Ketepatan

Melakukan langkah langkah yang wajar untuk

meyakinkan kebenaran dan ketepatan dari semua informasi

yang diberikan;

8. Kebohongan

Mengupayakan dengan segala cara untuk tidak

menyampaikan berita yang salah atau menyesatkan,

melakukan secara hati-hati untuk menghindari hal

tersebut dan memperbaiki secepatnya jika ternyata

terdapat kesalahan;

9. Penipuan

Dilarang mendapatkan informasi dengan cara menipu

atau tidak jujur;

10. Pengungkapan

Dilarang membentuk atau menggunakan organisasi

apapun sebagai suatu wahana terbuka yang sebenarnya

mengandung kepentingan tersembunyi;

11. Keuntungan

Dilarang menjual dokumen kepada pihak ketiga salinan

dokumen yang diperoleh dari pejabat publik;

12. Remunerasi

Dalam memberikan jasa professional, dilarang

menerima imbalan dalam bentuk apapun yang berkaitan

dengan jasa dari seseorang selain dari pihak yang

terkait;

13. Pembujukan

Dilarang baik secara langsung atau tidak langsung

menawarkan atau memberikan imbalan dalam bentuk uang

atau yang lain kepada pejabat pemerintah atau media,

atau pihak lain yang berkepentingan;

14. Pengaruh

Dilarang menawarkan atau melakukan tindakan yang

bertentangan dengan hukum untuk hal yang dapat

mempengaruhi pejabat publik, media dan pihak lain yang

berkepentingan;

15. Persaingan

Dilarang melakukan hal hal yang secara sengaja untuk

merusak reputasi praktisi yang lain;

16. Pemburuan

Dilarang mengambil klien dari praktisi lain dengan

cara cara yang tidak jujur;

17. Pekerjaan

Ketika mempekerjakan seseorang dari pejabat publik

atau pesaing perlu memperhatikan aturan dan kerahasiaan

yang disyaratkan oleh organisasi tersebut;

18. Rekan sejawat

Mengamati Kode etik ini dengan sikap hormat terhadap

anggota IPRA dan praktisi public relations di seluruh

dunia.

Daftar Pustaka

1. Cutlip, Scott M. & Allen H. Center. 2000.

“Efective Public Relations”. New Jersey : Prentice Hall.

2. Nova, Firsan. 2011. “Crisis Public Relations”.

Jakarta : RajaGrafindo Persada

3.Ruslan, Rosady. 1998. “Manajemen Public Relations

dan Media Komunikasi”. Jakarta : Rajawali Press.