Laporan pendahuluan VCO

30
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN Nama : Sendry Febrizky NIM : 03101403053 Kelompok : II (Dua) Waktu Praktikum : Kamis pagi / 11 April 2013 I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan VCO II. TUJUAN PERCOBAAN : 1) Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan secara komersil 2) Dapat mengetahui manfaat enzim dalam pembuatan VCO 3) Dapat mengetahui multifungsi dari VCO III. DASAR TEORI Minyak kelapa murni (dalam Inggris virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB. Minyak kelapa murni diproses dari pengolahan kelapa segar melalui pembuatan santan dengan pemanasan bertahap. Metode ini merupakan cara pengolahan sederhana yang hanya memodifikasi sebagian dari pengolahan minyak kelapa secara tradisional. Oleh karena itu metode ini dapat dilakukan pada tingkat petani, karena alat yang digunakan juga sederhana.

Transcript of Laporan pendahuluan VCO

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN

Nama : Sendry Febrizky

NIM : 03101403053

Kelompok : II (Dua)

Waktu Praktikum : Kamis pagi / 11 April 2013

I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan VCO

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1) Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan

secara komersil

2) Dapat mengetahui manfaat enzim dalam pembuatan VCO

3) Dapat mengetahui multifungsi dari VCO

III. DASAR TEORI

Minyak kelapa murni (dalam Inggris virgin coconut oil)

adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa

segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa

pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB.

Minyak kelapa murni diproses dari pengolahan kelapa

segar melalui pembuatan santan dengan pemanasan

bertahap. Metode ini merupakan cara pengolahan

sederhana yang hanya memodifikasi sebagian dari

pengolahan minyak kelapa secara tradisional.  Oleh

karena itu metode ini dapat dilakukan pada tingkat

petani, karena alat yang digunakan juga sederhana.

Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa bermutu tinggi

dengan kadar air rendah 0,02-0,03%, kadar asam lemak

bebas 0,02%, tidak berwarna (bening), berbau harum, dan

berdaya simpan 6-8 bulan. Minyak kelapa murni merupakan

produk alami yang sangat bermanfaat untuk gizi,

kesehatan, dan perawatan kecantikan.

Pengolahan minyak kelapa murni sebagai berikut krim

dipanaskan sampai mendidih pada suhu 90-100oC. Setelah

minyak agak masak, ditandai dengan terpisahnya blondo

dan minyak (blondo masih berwarna putih), bahan yang

dimasak didinginkan lalu disaring sehingga diperoleh

minyak yang belum masak.  Minyak yang belum masak

dipanaskan pada suhu pemanasan  sama dengan pemanasan

krim.  Pada tahap ini dilakukan sampai diperoleh 

minyak yang agak bening dan jika masih terdapat blondo

warnanya harus coklat muda.  Selanjutnya minyak

didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring. 

Produk akhir yang diperoleh adalah minyak kelapa murni.

Gambar 1. Kelapa Sebagai Bahan Baku VCO

Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat

kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan

tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan

utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti

bakteri dan jamur. Minyak kelapa murni, atau lebih

dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi

proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan

produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang

rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai

daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.

Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak

keunggulan, yaitu:

1) Tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan

baku mudah didapat dengan harga yang murah

2) Pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit,

serta

3) Penggunaan energi yang minimal, karena tidak

menggunakan bahan bakar, sehingga

4) Kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga

terutama asam lemak dalam minyak.

Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau

sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa

kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang

lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning

kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik,

sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang

dari dua bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni

mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak

kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu

dikembangkan.

1. Pemanfaatan minyak kelapa sebagai bahan bakarMinyak kelapa dapat dimanfaatkan secara langsung

menjadi bahan bakar selayaknya solar. Minyak kelapa

memiliki kekentalan 50-60 centistokes, sedangkan solar 5

centistokes. Pada suhu antara 80-90 derajat celcius,

minyak kelapa memiliki kekentalan yang setara dengan

solar. Salah satu inovasi yang dikembang Departemen

Teknik Pertanian IPB yaitu dengan memanfaatkan suhu

knalpot untuk mengubah kekentalan minyak kelapa agar

sama dengan solar. Gas buang knalpot memiliki

temperatur 350-360 derajat celcius sehingga diperlukan

koil pendingin untuk menurunkan temperatur knalpot.

Kemudian minyak kelapa melalui sebuah selang dialirkan

melalui knalpot sebelum menuju ke ruang pembakaran

mesin diesel.

Cara seperti ini tentunya lebih murah dibandingkan

dengan memanfaatkan kokodiesel, yaitu minyak kelapa

yang telah melalui proses industri untuk diubah menjadi

biodiesel. Harga kokodiesel saat ini berkisar Rp.

10.000 per liter, sedangkan minyak kelapa yang tidak

melalui proses pengolahan bisa jauh lebih murah. Selain

itu, kelapa merupakan tanaman yang umum tumbuh di

daerah pesisir, menjadikannya sumber bahan bakar yang

potensial bagi nelayan setempat yang cenderung

mengalami kesulitan bahan bakar, baik masalah harga

maupun ketersediannya. Minyak kelapa yang dimanfaatkan

adalah minyak kelapa yang telah melalui proses

pemanasan guna menghilangkan asam lemak bebasnya

menghasilkan minyak kelapa murni yang jernih, beraroma

wangi, dan tahan lama hanya memerlukan sedikit

pengalaman. Pada dasarnya pembuatan minyak kelapa murni

dilakukan dengan tiga cara seperti berikut :

1. Pemanasan

Proses pembuatan VCO dengan pemanasan hampir sama

dengan cara membuat minyak kelapa secara tradisional.

Pertama, kelapa dibuat santan dengan mencampurkan 1 kg

parutan kelapa dengan 2 liter air. Santan tersebut

kemudian didiamkan selama lebih kurang 12 jam. Setelah

didiamkan, santan akan terbagi menjadi tiga lapisan.

Lapisan pertama disebut krim (kanil—Jawa), lapisan

kedua skim yang berupa protein, dan lapisan ketiga

berupa air.

Lapisan paling atas yang berupa krim diambil dengan

cara disendok supaya tidak bercampur dengan larutan

lapis kedua. Pengambilan krim juga bisa dilakukan

dengan menyedotnya menggunakan selang kecil.

Selanjutnya krim tersebut dipanaskan supaya terbentuk

minyak. Berikut ini proses pemanasan krim sampai

menjadi minyak kelapa murni. Masukkan krim ke dalam

wajan yang sudah mulai dipanaskan. Lebih baik

menggunakan wajan anti lengket agar mudah dalam

membersihkannya.

Wajan yang digunakan untuk memasak krim sebaiknya

tidak digunakan untuk memasak masakan lain supaya aroma

minyak yang dibuat tidak terpengaruh. Gunakan api kecil

dan aduk krim perlahan-lahan supaya tidak hangus dan

blondo tidak menjadi berwarna kecoklatan. Hentikan

pemanasan jika telah terjadi pemisahan blondo dengan

minyak. Selanjutnya angkat dan dingikan. Saring blondo

dari minyak. Pres blondo agar semua minyak keluar.

Semua minyak yang diperoleh ini masih merupakan minyak

mentah. Panaskan kembali minyak hingga didapat minyak

yang lebih jernih.

Jika di dalam minyak masih terdapat blondo,

usahakan tetap berwarna cokelat muda dan tidak hangus.

Saring minyak dengan kertas penyaring untuk mendapatkan

minyak yang jernih. Selain dengan penyaringan, minyak

kelapa juga bisa diendapkan beberapa lama sehingga

diperoleh minyak bening di bagian atas. Dengan cara

ini, untuk mendapatkan 1 liter minyak, membutuhkan 10-

15 butir kelapa.

2. Fermentasi

Dengan pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi,

krim yang didapat dicampurkan dengan enzim untuk

memecahkan emulsi. Enzim yang bisa digunakan di

antaranya enzim mikroba atau ragi dari saccharomyces

cerevisae. Bisa juga menggunakan enzim pemecah emulsi

lainnya, seperti poligalaktruronase, amilase, atau pektinase.

Berikut ini langkah-langkah membuat minyak kelapa

dengan fermentasi :

a. Krim yang diperoleh dari santan dicampur dengan

enzim pemecah emulsi yang berupa cuka nira dengan

perbandingan 2 sendok makan cuka nira untuk 1 liter

krim santan. Campuran diaduk sampai merata dan

difermentasi selama 10-14 jam. Biarkan larutan krim

terfermentasi 1-2 hari.

b. Fermentasi dikatakan berhasil jika diperoleh tiga

lapisan dalam krim yang difermentasi yakni minyak,

blondo, dan air. Pisahkan lapisan minyak secara hati-

hati menggunakan gayung atau selang kecil. Panaskan

kembali minyak tersebut dengan suhu sekitar 60° C

hingga minyak murni berwarna jernih dan beraroma khas.

3. Minyak Pancingan

Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam

santan ditarik oleh minyak pancing sampai akhirnya

menjadi minyak semuanya. Tarikan itu akan mengubah air

dan protein yang sebelumnya terikat dengan molekul

santan menjadi terputus. Teknik ini pada dasarnya

mengubah bentuk emulsi minyak-air menjadi minyak-

minyak.

Berikut ini langkah pembuatan minyak kelapa murni

dengan cara pancingan :

Pilih 10-15 butir kelapa yang sudah tua untuk

memperoleh 1 liter minyak perawan. Kelapa diparut,

dicampur air sebanyak 6 liter, dan diperas hingga

diperoleh santan. Santan tersebut didiamkan selama

lebih kurang 1 jam sehingga krimnya terpisah dengan

skim dan air. Kumpulkan krimnya dan buang airnya. Dari

10-15 butir kelapa biasanya akan diperoleh 3 liter

krim. Krim yang terbentuk dicampur dengan minyak

pancingan berupa minyak kelapa murni yang sudah jadi.

Perbandingan minyak pancing dan krimnya adalah 1 : 3.

Aduk-aduk hingga butiran minyak menjadi kecil-kecil dan

merata. Selanjutnya diamkan selama lebih kurang 8 jam

hingga terbentuk 3 lapisan, yaitu minyak perawan,

blondo, dan paling bawah air. Pisahkan minyak murni

dengan sendok sayur ke wadah lain untuk difilterisasi

atau proses penyaringan. Jika setelah disaring aromanya

masih tetap berbau kurang sedap, berarti proses

penyaringan tersebut belum bersih benar.

4. Metode Basah

Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan

tidak lagi digunakan untuk tujuan komersil. Kelapa

dipilih yang tua, daging buah dipisahkan dari

tempurung, diparut, diperas hingga menjadi santan.

Santan didiamkan dan diambil bagian kentalnya kemudian

digoreng dengan api kecil untuk menguapkan airnya.

Kemudian bagian padat dan cair dipisahkan dengan cara

disaring, yang padatnya dapat dibuang dan cair yang

menjadi produk yang diinginkan.

5. Metode Penambahan Enzim

Dibuat dengan menggerus dengan sejenis ketam sawah

dan diambil airnya. Bagian kental dari santan kelapa

ditambahkan dengan cairan perasan ketam (enzim) dan

diaduk hingga merata. Kemudian didinginkan selama tiga

jam hingga menghasilkan lapisan minyak dan lapisan

padat tipis lainnya.

6. Metode Dingin dan Segar

Kelapa didiamkan selama 2 minggu sampai 1 bulan

agar terbentuk enzim pembentuk minyak dan nantinya

memisahkan minyak dari bagian kasar dan padat. Setelah

didiamkan, kelapa diparut dan diperas tanpa tambahan

air terlebih dahulu. Hasil perasan didiamkan selama 3-5

jam sehingga terbentuk lapisan minyak.

7. Metode Kering

Dilakukan dengan cara penyaringan atau pemisahan

minyak dari bungkil (penyaringan sentrifugal).

Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran

kurang lebih sebesar kepala manusia. Buah terdiri dari

sabut, tempurung, daging buah dan air buah. Santan

kelapa dapat dijadikan bahan pengganti susu atau

minyak. Selain itu, dari daging kelapa dapat diisolasi

komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa dan glukosa.

Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak

digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena

kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan

dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidak

jenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (Iodine

value), maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam

golongan non drying oils, karena bilangan Iod minyak

tersebut berkisar antara 7,5-10,5.

Warna coklat pada minyak yang mengandung protein

dan karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna

alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini

merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil (berasal

dari pemecahan peroksida) dengan asam amino dari

protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna

pada minyak kelapa disebabkan oleh warna dan kotoran-

kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada

minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon

tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi

Ciri-ciri minyak yang mempunyai kualitas yang bagus :

a. Dibuat dari kelapa segar, bukan dari kelapa kering

atau kopra

b. Dibuat dari kelapa yang bukan dari jenis hibrida

c. Diolah tanpa bahan-bahan kimia

d. Dibuat dengan suhu rendah (di bawah 60oC)

e. Tidak melalui proses hidrogenisasi

Minyak terdiri dari asam lemak dimana asam lemak

ini terbagi menjadi dua golongan yaitu asam lemak jenuh

dan asam lemak tidak jenuh. Faktor utama yang

membedakan keduanya adalah ikatan kimianya. Asam lemak

jenuh menunjukkan ikatan kimia yang lebih stabil

dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh berdasarkan

jumlah atom yang terikat. Keadaan struktur kimia yang

stabil inilah yang menyebabkan asam lemak jenuh sukar

dioksidasi dinadingkan asam

lemak tak jenuh.

Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua

kategori utama, yakni RBD (Refined, Bleached, and Deodorised)

dan Virgin. Pembagian ini didasarkan pada proses

pembuatannya. RBD terbuat dari kopra atau daging kelapa

kering sedangkan Virgin terbuat dari daging kelapa segar

yang dikenal dengan sebutan Virgin Coconut Oil.

Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) merupakan

minyak kelapa dengan kualitas tinggi karena tidak

mengandung kolesterol, kadar air dan asam lemak bebas

kecil, serta kandungan asam laurat cukup tinggi

(sekitar 53%). Asam laurat adalah asam lemak jenuh

rantai sedang, apabila dikonsumsi oleh tubuh akan

segera terbakar sehingga menghasilkan energi dan dapat

menciptakan kenetralan terhadap kolesterol.

Bentuk ubahan asam lemak dalam tubuh yang berupa

monolaurin mempunyai sifat anti virus, anti bakteri dan

anti jamur. Oleh karena itu minyak kelapa murni sangat

bermanfaat bagi kesehatan dan keelokan tubuh. Penyakit

kanker, aids, jantung, diabetes, dan obesitas dapat

diatasi dengan menkonsumsi minyak kelapa murni.

Sehubungan dengan manfaat yang sangat banyak, minyak

kelapa murni dapat digunakan dalam industri farmasi,

kosmetika, susu formula, dan minyak goreng berkualitas

tinggi. Sementara ini di Indonesia, minyak kelapa murni

telah dimanfaatkan dalam pembuatan sampo, deterjen,

minyak gosok,

minyak telon dll.

VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa

segar dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui

pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan dengan

minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO

memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak

bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum,

dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO

telah dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi,

kosmetik, dan pangan.

Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa

pemanasan dengan menggunakan minyak pancing sebagai

starter. Dengan cara ini harus disediakan dahulu minyak

pancing. Petani yang baru pertama kali mengolah VCO

biasanya sulit memperoleh minyak pancing. Oleh karena

itu, perlu dicari cara lain yang lebih mudah untuk

memecahkan emulsi santan/krim melalui proses fermentasi

tanpa menggunakan minyak pancing.

Ragi tape yang biasanya digunakan dalam pembuatan

tape, berpeluang digunakan dalam pengolahan VCO karena

ragi tape mengandung mikroflora seperti khamir yang

dapat menghasilkan lipase untuk memecah emulsi santan.

Dengan demikian, selama proses fermentasi akan terjadi

pemutusan ikatan kimia. Percobaan ini bertujuan untuk

mempelajari teknik pembuatan VCO dengan menggunakan

ragi tape.

Manfaat dari VCO diantaranya adalah meningkatkan

daya tahan terhadap penyakit serta mempercepat proses

penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan dari

peningkatan metabolisme dari penembahan energi yang

dihasilkan, sehingga mengakibatkan sel-sel dalam tubuh

bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-sel baru

serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat.

VCO di dalam tubuh menghasilkan energi saja tidak

seperti minyak sayur yang berakhir di dalam tubuh

sebagai energi, kolesterol, dan lemak.

VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari

kelapa tua segar sebagai bahan baku dan diproses tanpa

pemanasan atau dengan pemanasan terbatas, bergizi

tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat. Diproses

dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak

kandungan essensial dari lemak kelapa. Proses yang

tidak melibatkan pemanasan bukan hanya menghasilkan

lemak –lemak rantai sedang tetapi juga dapat menjamin

keberadaan vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung

dalam buah kelapa. VCO bersifat natural, tanpa bahan

pengawet, warna minyak sejernih air, beraroma khas

kelapa dan telah diujilabkan dan bisa dikonsumsi

langsung atau dioleskan.

Komposisi kimia dari VCO adalah:

1) Asam laurat

2) Asam miristat

3) Asam palmitat

4) Asam kapriat

5) Asam oleat

6) Asam stearat

7) Asam linoleat

8) Kadar air

9) Asam lemak bebas

10) Bilangan Iod 6,82 Iod/100g

VCO merupakan jenis minyak yang dapat menyembuhkan

berbagai penyakit. Hal ini didasarkan pada penelitian

bahwa VCO tidak menimbulkan gangguan pada tubuh

manusia. Khasiat yang bisa didapatkan dengan

mengkonsumsi VCO adalah:

1) Mengurangi resiko atherosclerosis (sakit jantung)

2) Menghancurkan virus hepatitis C, HIV, dan herpes.

3) Meningkatkan fungsi kekebalan

4) Meningkatkan stamina tubuh

5) Membantu mengendalikan diabetes

6) Melancarkan pencernaan dan penyerapan nutrisi

7) Membantu penyembuhan kanker kelenjar prostate

8) Menyuburkan rambut

9) Mengatasi gejala kelelahan kronis

10) Mencegah osteoporosis

11) Mencegah penuaan dini

12) Mencegah kegemukan

13) Mengatasi gangguan liver

14) Sebagai antioksidan

Proses penjernihan dilakukan untuk memperoleh VCO

dengan kualitas yang lebih bauk. Penjernihan dapat

dilakukan dengan beberapa metode, salah satu

diantaranya adalah dengan cara penyaringan biasa. Yaitu

dengan cara menyaring dengan menggunakan kertas saring

sehingga nantinya akan diperoleh minyak yang lebih

jernih. Sebelum disaring sebaiknya minyak didiamkan

terlebih dahulu dengan maksud untuk pengendapan. Dengan

pengendapan terlebih dahulu, penyaringan bisa lebih

cepat dan mudah. Karena partikel yang lebih besar sudah

dapat dipisahkan, yang tidak bisa dipisahkan dengan

pengendapan baru dilakukan penyaringan. Pengendapan

juga dimaksudkan untuk memisahkan air dan minyak.

Penyaringan juga dapat dilakukan sampai beberapa

tingkat, tergantung tingkat kejernihan yang diinginkan.

Kertas saring, kapas, kain atau kasa baja stainless

steel dan sebagainya dapat digunakan. Tentunya bahan

saringan harus bersih dan sehat.

VCO akan lebih awet apabila kadar air yang

dikandungnya makin rendah. Kandungan air dikurangi

yaitu pada saat penyaringan, air diserap lebih dahulu

oleh kertas saring kemudian diuapkan.Untuk mengetes

kadar air memang sulit kalau tanpa alat. Cara yang

sederhana ialah dengan memanaskan minyak sampai

mendidih, apabila minyak tidak meletik tandanya minyak

bebas air. Sebaliknya minyak yang belum disaring

apabila dipanaskan sampai titik didih maka akan meletik

dan meletup yang menandakan bahwa kadar airnya masih

tinggi.

Secara sederhana ada dua cara untuk menghasilkan

minyak kelapa murni, proses tersebut adalah proses

panas dan dingin. Secara tradisional, masyarakat

membuat minyak kelapa dari santan yang dipanaskan.

Hasilnya adalah ampas kelapa, blendo atau blondo, dan

minyak goreng. Kalau pemanasan santan ini dilakukan

secara terbatas dengan suhu 60-80oC, hasil minyaknya

akan berwarna kuning tua atau kecokelatan. Ini

merupakan minyak goreng biasa yang tidak bisa

dikategorikan sebagai minyak kelapa murni.

Adapun proses dingin itu dengan cara fermentasi.

Caranya, parutan kelapa diberi ragi air ketam sawah

(yuyu) sebagai biang atau starter. Pada proses

selanjutnya, biang ini bisa menggunakan adonan yang

telah terfermentasi atau minyak kelapa murni hasil

fermentasi yang sudah jadi. Adonan yang telah diberi

biang disimpan selama semalam agar terjadi proses

fermentasi. Paginya, adonan yang telah lunak dijemur

antara dua hingga tiga hari penuh. VCO yang benar-benar

bermutu tinggi dihasilkan dari proses fermentasi dengan

enzim poligalakturonase, alfa amylase, protease, atau pektinase.

Selain penggunaan enzim, fermentasi juga bisa dilakukan

dengan bantuan saccharomyces cereviseae.

VCO ini juga dapat diolah dengan teknologi

pengepresan semi basah yang merupakan alternatif

teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam skala

kecil. Peralatan utamanya mesin parut, pengering, jack

press, pencuci, pemanas vacuum dan filter press.

Keunggulan teknologi pengepresan semi basah :

1) Minyak yang dihasilkan tidak mengalami pemurnian

secara kimiawi, termasuk kategori minyak bumi.

2) Minyak yang dihasilkan dapat digunakan untuk

terapi kesehatan, kosmetik, dan aroma terapi.

3) Bungkilnya dapat dijadikan kelapa parut kering

berlemak rendah sebagai bahan baku kue atau pakan.

4) Semua peralatan dapat dibuat di dalam negeri

IV. Alat dan bahan

4.1. Alat :

1) Beker gelas / erlemeyer

2) Inkubator

3) Pengaduk

4.2. Bahan :

1) Enzim papain/bromelin

2) Santan 200 ml

V. Prosedur Percobaan

Buat larutan enzim (5 gram, 10 gram, 15 gram) dan

masukkan ke dalam santan sambil diaduk secara perlahan.

Kemudian diamkan dan masukkan ke dalam inkubator selama

24 jam. Sehingga santan mengeluarkan minyaknya. Amati

perubahan yang terjadi.

VI. HASIL PENGAMATAN

Variabel

Pembeda

10 Menit Kemudian 1 Hari Kemudian

Santan

kelapa

ditambah

enzim

papain

( 10

gram )

Putih keruh Terbentuk 2 fase

yaitu diatas fase

berupa VCO sedangkan

yang dibawah berupa

santan dan air. VCO

yang terbentuk

sedikit. Dan diatas

VCO terdapat ampas

atau sisa-sisa santan

yang tidak bereaksi,

serta didasar juga

terdapat kotoran

Santan

kelapa

ditambah

enzim

papain

( 15

gram )

Putih keruh Terbentuk 2 fase

yaitu diatas fase

berupa VCO sedangkan

yang dibawah berupa

santan dan air. VCO

yang terbentuk lebih

banyak dibandingkan

dengan penambahan

enzim papain 10 gram.

masih terdapat ampas

atau sisa-sisa santan

yang tidak bereaksi.

Santan

kelapa

ditambah 3

sendok

jeruk

nipis

Putih keruh dengan

ada perbedaan fase

dibawah

Terbentuk 3 fase

yaitu diatas fase

berupa VCO sedangkan

yang dibawah berupa

santan dan air. VCO

yang terbentuk lebih

banyak dibandingkan

dengan penambahan

enzim papain 10 gram

dan 15 gram. Namun,

terdapat ampas atau

sisa-sisa santan yang

tidak bereaksi lebih

banyak dibandingkan

pada penambahan enzim

papain 10 gram.

VII. PEMBAHASAN

Praktikum pada tanggal 11 April 2013 ini merupakan

pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) yang berbahan dasar

santan murni tanpa melakukan proses pemerasan, santan

kelapa yang digunakan harus berasal dari kelapa yang

segar dan tidak ditambah dengan air, karena akan

mempengaruhi dalam proses pembuatan Virgin Coconut Oil

(VCO) itu sendiri. Santan kelapa yang kami gunakan

sebanyak 600 ml yang dimasukkan ke dalam 3 erlemeyer,

dan tiap erlemeyernya berisikan 200 ml santan kelapa.

Proses pembuatan VCO memiliki banyak metode, baik

dengan pemansan ataupun tanpa pemanasan, dengan cara

fermentasi ataupun dengan penambahan enzim. Proses yang

tidak melibatkan pemanasan bukan hanya menghasilkan

lemak-lemak rantai sedang tetapi juga dapat menjaga

keberadaan vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung

dalam buah kelapa. VCO bersifat natural, tanpa bahan

pengawet, warna minyak sejernih air, beraroma khas

kelapa dan telah diuji di laboraturium dan bisa

dikonsumsi lansung serta dioleskan. VCO ini juga dapat

diperoleh dengan teknologi pengepresan semi basah yang

merupakan alternatif teknologi.

Dalam pembuatan VCO ini, kami menggunakan enzim

papain dan perasan air jeruk nipis sebagai bahan

pembuatan untuk menghasilkan VCO. Penambahan enzim

papain yang kami gunakan sebanyak 10 gr, 15 gr dan 3

sendok makan air jeruk nipis. Pada Pembuatan virgin

coconut oil ini dilakukan dengan kondisi yang steril,

maka alat–alat yang digunakan dimasukkan ke dalam alat

autoklaf selama 15 menit supaya alat–alat yang kami

gunakan steril untuk menghasilkan VCO yang diinginkan.

Setelah alat–alat tersebut steril, kami baru memasukan

bahan utama yaitu santan kelapa kedalam erlenmeyer

dengan tambahan enzim papain dan air jeruk nipis.

Pada saat penambahan enzim papain, santan menjadi

berwarna putih keruh, pada penambahan enzim papain

dengan berat 10 gr belum terjadinya endapan.

Selanjutnya, pada penambahan enzim papain dengan berat

15 gr barulah menghasilkan endapan dan pada penambahan

perasan air jeruk nipis dengan 3 sendok makan

menghasilkan adanya 2 lapisan endapan, setelah santan

dan enzim dicampur rata kemudian diaduk dengan batang

pengaduk, lalu campuran tersebut ditutup dengan gabus

kemudian diinkubasi di lemari inkubator. Hal ini

dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi dari

lingkungan luar sehingga enzim dapat bekerja dan minyak

yang dihasilkan masih steril. Selain itu, inkubasi

dilakukan pada suhu 40 oC karena enzim akan bekerja

secara lebih optimal pada suhu ini.

Dalam mendapatkan kandungan VCO dilakukan proses

inkubasi selama 24 jam dalam inkubator, di sini

diharapkan enzim papain dan air jeruk nipis dapat

memecah ikatan peptida menjadi senyawa yang lebih

sederhana. Dari proses pemecahan ikatan tersebut akan

diperoleh kandungan minyak kelapa murni yang dikenal

dengan istilah Virgin Coconut Oil (VCO). Setelah 24 jam,

dihasilkan sejumlah minyak dan endapan (blondo).

Pencampuran antara santan dan enzim papain beserta

perasan air jeruk nipis dilakukan agar enzim dan air

jeruk nipis yang diberikan merata di seluruh bagian

santan sehingga proses ekstraksi oleh enzim dapat

berlangsung lebih baik.

Terdapat tiga lapisan yang terbentuk dalam VCO ini

karena adanya reaksi antara santan dan enzim papain

pada penambahan enzim papain dengan berat 20 gram. Pada

lapisan paling bawah, terdapat air yang mempunyai

densitas yang paling berat, air ini berasal dari santan

yang masih terkandung air, kemudian pada lapisan tengah

terdapatlah lapisan putih keruh. Di bagian atas

terdapat blondo atau padatan, blondo yang merupakan

pengotor dalam bentuk campuran zat padat dan ada

sedikit kandungan VCO, padahal endapan ini memiliki

massa yang paling berat, namun karena ketidakmampuannya

dalam menembus pori-pori VCO yang terbentuk maka

endapan ini terdapat pada lapisan atas.

Kesimpulan yang kami dapatkan bahwa pembuatan VCO

ini memerlukan santan yang benar-benar murni dan masih

dalam kondisi yang bagus, jangan sampai santan menginap

dirumah dengan menyimpannya di frezeer atau dibekukan

karena ini akan merusak rantai penyusun santannya,

sehingga hasil VCO yang didapatkan tidak akan murni

seperti yang diinginkan. Pada percobaan kami ini dapat

dikatakan bahwa VCO yang berbahan dasar santan dengan

enzim papain kurang berhasil karena tidak terdapat

perbedaan fase, kemudian fisik santan juga keruh dan

tidak terbentuk minyak (blondo), sedangkan pada santan

dengan perasan jeruk nipis dapat dikatakan berhasil

karena terdapatnya lapisan minyak (blondo) kemudian

terbentuk 3 fase.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

1. Pembuatan VCO ini bertujuan untuk mendapatkan

minyak kelapa murni yang diinginkan.

2. Semakin besar konsentrasi enzim papain atau

semakin banyak enzim papain yang digunakan maka VCO

yang terbentuk akan semakin banyak.

3. VCO diproses dengan meniru cara alam sehingga

tidak merusak kandungan essensial dari lemak kelapa.

4. VCO merupakan minyak kelapa murni yang

terbuat dari kelapa tua segar sebagai bahan baku dan

diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan

terbatas, bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam

laurat.

5. Hasil VCO yang didapatkan bahwa hasil santan

dengan kandungan jeruk nipis 3 sendok inilah yang

berhasil membentuk lapisan minyak (blondo) dan

membentuk 3 fase.

8.2. Saran

1. Sebaiknya enzim papain yang digunakan

berkonsentrasi tinggi sehingga VCO yang dihasilkan

lebih banyak.

2. Dianjurkan santan kelapa diambil dari buah kelapa

kopro yang segar.

3.Dianjurkan santan kelapa tersebut tidak perlu

dipanaskan.

4. Dianjurkan santan kelapa jangan sampai menginap,

harus santan yang benar-benar baru di parut.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonim(1). 2009. Minyak Kelapa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kelapa diakses

pada tanggal 14 April 2013 Pukul 22.42.

Anonim(2). 2011. Teknologi Pasca Panen Kelapa Murni.

http://balitka. litbang. deptan.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=119:minyak-

kelapa-murnivco&catid=46:paket-teknologi-pasca-

panen&Itemid=80 diakses pada tanggal 14 April 2013

Pukul 22.53.

Collins,C.H dan Lyne, M.P. 1985. Microbiological Methods.

Edisi 5. British: Butterworths.

Dahlan,M.Hatta. 2011. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses.

Inderalaya : Universitas Sriwijaya.

Prawirahartono, S. 1991. Pelajaran SMA Biologi . Jakarta :

Erlangga.

Syamsuri, Istamar, dkk. 2003. Biologi 2000. Jakarta :

Erlangga.

Volk dan Wheeler . 1993. Mikrobiologi Dasar I . Jakarta :

Erlangga.

X. GAMBAR ALAT

Erlemeyer

Inkubator

Neraca Pipet Tetes

Corong Autoklaf

Batangpengaduk Enzim

Papain