DOKUMEN LAPORAN PENDAHULUAN
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of DOKUMEN LAPORAN PENDAHULUAN
PT. MURFA SURYA MAHARDIKA
2007
DOKUMEN LAPORAN
PENDAHULUANBIMBINGAN TEKNIS PERINTISAN
PENGEMBANGAN DATA PENDIDIKAN
UNTUK PENGEMBANGAN JARINGAN
PANGKALAN DATA PENDIDIKAN
KABUPATEN/KOTA YANG TERINTEGRASI
DENGAN PANGKALAN DATA DEPDIKNASDudy Rudianto
[ T Y P E T H E C O M P A N Y A D D R E S S ]
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................2
BAB I......................................................5
PENDAHULUAN................................................5
Latar Belakang...........................................5
Maksud dan Tujuan........................................6
Sasaran..................................................6
Sasaran..................................................7
BAB 2......................................................9
Metodologi Kerja...........................................9
SDM dan Kompetensi.......................................9
Pengertian Standar Kompetensi.........................10
Struktur Standar Kompetensi...........................10
Format Standar Kompetensi.............................11
Aspek Koginitif (Pengetahuan)......................13
Aspek psikomotor (keterampilan)....................15
Aspek Afektif......................................16
SDM dan Literasi Komputer / Teknologi Informasi.........18
Pengertian Ragam Literacy...............................18
2
E-Literacy dan Digital Divide.........................20
Evolusi E-Literacy....................................21
Tantangan E-Literacy..................................23
Tingkat Kematangan E-Literacy.........................25
Sumber Data dan Pendataan...............................26
Faktor-Faktor Penghambat..............................28
Kondisi ideal di Lapangan...............................29
Program Bimbingan Teknis................................30
Penyusunan Materi Ajar..................................32
Pengembangan Materi Perangkat Keras dan Troubleshooting
......................................................33
Mengidentifikasi perangkat penyusun komputer.......34
Batasan Variabel.................................34
Panduan Penilaian................................35
Melakukan Inventarisasi Software...................35
Panduan Penilaian................................36
Memilih Casing dan Power Supply....................36
Panduan Penilaian................................37
Memilih Monitor....................................37
Panduan Penilaian................................38
Memilih Harddisk...................................39
Memasang Perkabelan pada Motherboard..............39
3
Melakukan Seting BIOS..............................40
Mengkonfigurasi Harddisk...........................42
Melakukan Instalasi Operating System...............43
Menginstall Modem..................................44
Menguji Kinerja Komputer...........................45
Rentang Variabel.................................45
Pendampingan SDM Operator Entri Data Daerah.............48
4
BAB I PENDAHULUAN Laporan pendahuluan ini berisikan rencana kegiatan yang
dilakukan oleh konsultan untuk dapat menyelesaikan kegiatan
Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan
Pendidikan untuk Kegiatan Pengembangan Jaringan Pangkalan
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang terintegrasi
dengan Pangkalan Data Depdiknas dalam Rangka Program
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Tahun Anggaran 2007.
Laporan Pendahuluan ini juga berisikan metodologi yang akan
digunakan oleh konsultan yang dalam hal ini PT. Murfa Surya
Mahardika (MSM) selaku perusahaan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Selain menggunakan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang digunakan sebagai acuan
penyusunan dokumen laporan pendahuluan ini, sebagian besar
isi dari laporan juga didasarkan pada pengalaman perusahaan
dalam melakukan pekerjaan sejenis.
Latar Belakang Salah satu bukti nyata berjalannya koordinasi pendataan
pendidikan secara nasional adalah hadirnya Pangkalan Data
Pendidikan yang terintegrasi secara nasional – pangkalan
5
data yang ada di pusat maupun yang ada di daerah seluruhnya
terintegrasi membentuk Jaringan Pangkalan Data Pendidikan.
Pada tahun pertama sejak Undang-Undang Otonomi Daerah
diberlakukan, volume data pendidikan yang terjaring dan
sampai di pusat (PSP-Balitbang-Depdiknas) mengalami
penurunan yang sangat drastis. Sekalipun sejak itu volume
data pendidikan yang terjaring dan sampai di pusat kembali
mengalami peningkatan namun sampai dengan saat ini tidak
pernah kembali ke kondisi semula karena laju peningkatannya
yang demikian rendah. Dengan volume data pendidikan yang
terbatas itu tentunya sulit untuk menghasilkan informasi
pendidikan nasional yang representatif, terutama untuk
kepentingan pengambilan keputusan/kebijakan ataupun untuk
kepentingan konsumsi publik.
Untuk membantu mengatasi kendala tersebut di daerah dalam
rangka pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan, maka
pada tahun Anggaran 2007 ini PSP-Balitbang-Depdiknas
menetapkan kegiatan ”Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk
Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/
Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen
Pendidikan Nasional”.
6
Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data
Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan dan/atau kompetensi Sumber Daya
Manusia pendataan pendidikan di setiap Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
2. Menyediakan dukungan teknis demi berfungsinya dengan
baik sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan di
tingkat Kabupaten/Kota yang mencakup perangkat keras,
perangkat lunak serta mekanisme kerja pendataan dan
pengolahan data.
3. Menjamin keberlangsungan Pengembangan Pendataan
Pendidikan Kabupaten/Kota untuk Pengembangan Jaringan
Pangkalan Data pendidikan Kabupaten/Kota yang
terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen
Pendidikan Nasional.
SasaranSasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Bimbingan Teknis
Perintisan Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota
untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data
Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
7
1. Meningkatnya kemampuan dan atau kompetensi Sumber Daya
Manusia pendataan pendidikan di setiap Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
4. Berfungsinya dengan baik sistem pendataan dan
pengolahan data pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota.
5. Terciptanya Pangkalan Data Pendidikan Nasional yang
didukung oleh jaringan pangkalan data Kabupaten/Kota
yang lebih terjamin kesinambungannya.
SasaranRuang lingkup pekerjaan Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data
Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan metodologi Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data
Departemen Pendidikan Nasional.
6. Menyusun materi Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota
untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data
Departemen Pendidikan Nasional yang meliputi:
8
a. Bahan ajar Bimbingan Teknis yang sesuai dengan
metodologi yang telah dikembangkan sebelumnya.
b. Pedoman pelaksanaan Bimbingan Teknis yang dapat
dijadikan acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam
sistem pendataan dan pengolahan data.
c. Instrumen untuk pengukuran kemampuan dan/atau
kompetensi serta evaluasi hasil bimbingan teknis
sebelum dan sesudah pemberian Bimbingan Teknis.
7. Melakukan seleksi dan rekrutmen tenaga Pendamping
Teknis dan melaksanakan pelatihan tentang sistem dan
teknologi informasi yang relevan, sistem pendataan dan
pengolahan data pendidikan serta teknik implementasi
sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan yang
efektif.
8. Merencanakan, memantau, mengendalikan dan melaporkan
Bimbingan Teknis serta mengatasi masalah-masalah yang
muncul dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis tersebut.
9. Melakukan/mendukung pelaksanaan pengecekan akurasi,
penginputan dan kompilasi data-data pendidikan nasional
di setiap Dinas Kabupaten/Kota.
Sesuai dengan keluaran kerja di atas, maka ketiga aktivitas
di atas dapat dipecah menjadi dua kegiatan utama, yaitu:
1. Kegiatan Persiapan, terdiri atas persiapan materi
bimbingan teknis dan persiapan tenaga pendamping teknis
10. Kegiatan Penyelenggaraan bimbingan teknis.
9
BAB 2Metodologi Kerja Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap
kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan
Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan
Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi
dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional, dimana
sasaran akhir dari kegiatan ini adalah meningkatkan
kemampuan dari tenaga pendataan di kabupaten / kota, maka
perlu diketahui terlebih dahulu beberapa pengertian yang
berhubungan dengan kegiatan Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk
Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/
Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data Departemen
Pendidikan Nasional.
SDM dan Kompetensi Sukses tidaknya penjaringan data pendidikan diyakini dapat
terus meningkat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai
apabila kompetensi SDM operator data entri meningkat.
Berbagai pengertian mendasar yang berhubungan dengan
kegiatan bimbingan teknis perlu ditelaah lebih dahulu untuk
11
mendapatkan kesamaan persepsi mengenai ukuran keberhasilan
kegiatan bimbingan teknis.
Berdasar pada arti estimologi standar kompetensi terbentuk
dari dua kosa kata, yaitu standar dan kompetensi. Standar
diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati
sedangkan kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang
dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Sehingga dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi diartikan
sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performen
yang ditetapkan.
Pengertian Standar KompetensiBerdasar pada arti bahasa, standar kompetensi terbentuk atas
kata standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai
"ukuran" yang disepakati, sedangkan kompetensi telah
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat
terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan
sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai
dengan standar performen yang dengan demikian dapatlah
disepakati bahwa standar kompetensi merupakan kesepakatan-
kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu
bidang pekerjaan oleh seluruh "stakeholder" di bidangnya.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi
12
adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka
yang bersangkutan akan mampu:
1. Bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.
11. Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan.
12. Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu
yang berbeda dengan
13. rencana semula.
14. Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya
untuk memecahkan
15. masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi
yang berbeda.
Struktur Standar Kompetensi Standar Kompetensi suatu Bidang Keahlian distrukturkan
dengan bentuk seperti di bawah ini (bentuk ini diterapkan
secara luas di dunia internasional) :
13
Format Standar Kompetensi Sementara untuk format standar kompetensi ditunjukkan
seperti pada tabel berikut ini:
14
Dari berbagai skema di atas, jelaslah terlihat bahwa
penyiapan materi ajar, penyediaan tenaga bimbingan teknis
dan penyelenggaraan bimbingan teknis harus dipersiapan
berdasarkan kaidah-kaidah dasar pengembangan kompetensi SDM.
Dalam menyiapkan materi ajar, tenaga pendidik dan
penyelenggaraan bimbingan teknis, maka perlu juga
diperhatikan kompetensi kunci. Yang dimaksud dengan
kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Kompetensi kunci tersebut terkandung pada setiap unit-unit
kompetensi. Berikut ini adalah 7 (tujuh) kunci kompetensi :
15
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan
informasi
16. Mengkomunikasikan ide dan informasi
17. Merencanakan dan mengatur kegiatan
18. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
19. Menggunakan ide dan teknik matematika
20. Memecahkan persoalan / masalah
21. Menggunakan teknologi
(Sumber: Key Competencies, William Hall & Mark C.
Werner)
Untuk setiap jenjang / level kompetensi, dapat dibuat
menurut urutan-urutan sebagai berikut ini:
1. Unjuk Kerja Level 1
Diartikan bahwa kompetensi dibutuhkan untuk melakukan
aktifitas secara efisien dan memuaskan berdasarkan
kemampuan mandiri dan memperoleh hasil kerja
berdasarkan pada kriteria dan parameter yang telah
ditetapkan.
22. Unjuk Kerja Level 2
Diartikan bahwa kompetensi dibutuhkan untuk mengatur
kegiatan yang memerlukan alternatif / pilihan, aplikasi
dan integerasi sejumlah elemen untuk membuat penilaian
(judgment) atas kualitas proses dan hasil.
16
23. Unjuk Kerja Level 3
Diartikan bahwa kompetensi dibutuhkan untuk
mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan
dan menggunakan kembali prinsip-prinsip (rumus) dalam
rangka menentukan cara terbaik dan tepat untuk
pendekatan kegiatan serta menetapkan kriteria untuk
penilaian kualitas hasil dan proses.
Mengingat dalam awal pengembangan konsep standar kompetensi
didasarkan pada teori psikologi belajar yang dikembangkan
oleh Benjamin S. Bloom dan timnya (Taksonomi Bloom), maka
dalam merumuskan standar kompetensi prinsip-prinsip teori
tersebut akan selalu dipergunakan. Dalam teori belajar
tersebut terbagi atas tiga ranah belajar yaitu kognitif,
psikomotoris dan afektif (pengetahuan, keterampilan dan
sikap) yang dapat diajarkan terintegrasi untuk mencapai
tujuan suatu proses pendidikan dan pelatihan. Setiap tipe
belajar tersebut memiliki karasteristik dan tingkat
pencapaian didasarkan atas tingkat kesulitan yang
dihadapinya.
Aspek Koginitif (Pengetahuan)
Aspek kognitif mencakup pengembangan kemampuan intelektual
dan pengetahuan yang terdiri atas enam katagori utama, yang
tersusun dari yang sederhana hingga yang kompleks berdasar
pada tingkat kesulitan yang ditanganinya. Dalam hal ini
17
aspek yang sederhana harus dikuasai terlebih dahulu sebelum
meningkat ketingkat kesulitan yang berikutnya.
Level Taksonomi Deskripsi Kata Kerja Yang
Dipergunakan
Pengetahuan Mengetahui terminologi secara umum.
Mengetahui fakta yang spesifik.
Mengetahui konsepdasar.
Mendifine,mengenal,mencocokkan,mengingat,mengulang,membedakan,mengidentifikasi,menyebut,melabel,memanggilkembali,menghubungkan,mencatat
Komprehensif Memahami fakta.Mengintepretasikanchart dangrafik.Menjastifikasiprosedur danmetode.Mengestimasikankebutuhan.
Menterjemahkan,merubah,mengaturkembali,mengekspresikan,memberi contoh,mengilustrasikan,menggeneralis,menyimpulkan,mendiagnosis
Aplikasi Mengaplikasikankonsep danprinsip –prinsip ke dalamsituasi yangbaru.Memecahkanproblemmatematika.Menyusun grafikdan
Mengaplikasikan,mengorganisasi-kan,meresturkturisasi,memecahkan,mentransfer,menggunakan,mengklasifikasi,memilih,mendramatisasi,
18
chart.Mendemonstrasikan penggunaanmetodedan prosedur.
membuat sket,mendemonstrasikan,mengilustrasikan,menangani,mengkalkulasi.
Analisis Mengenal danmenggunakanlogikaberfikir untukmenyampaikansuatualasan.Mengevaluasirelevansi data.
Membedakan,memilahkan,membandingkan,mendeferensial-kan,membuat diagram,menjelaskan,menganalisa,mengkatagori-kan,memeriksa,mendebat,menguji,melakukaneksperimen.
Sintesis Mengungkap suatukonsepsi yangterorganisasisecarabaik.Merumuskan suatukonsepsi yangbaru.
Memadukan,mengkomposisi,mengkonstruksi,merencanakan,memodifikasi,menformulasi.
Evaluasi Menjastifikasinilaisuatu pekerjaan.
Menyimpulkan,menjastifikasi,meranking,mendukung,mengradasi,menjelaskan,menilai,menyeleksi,mengapresiasi,membobot,merevisi.
19
Aspek psikomotor (keterampilan)
Aspek psikomotor mencakup kemampuan dalam mengkoordinasikan
gerakan phisik dan menggunakan motoris. Untuk memperoleh
kemampuan tersebut memerlukan pelatihan dan pembiasaan dan
pengukuran yang mencakup tentang kecepatan, jarak, prosedur
dan teknik pelaksanaan.
Level Taksonomi Deskripsi Kata Kerja Yang
Dipergunakan
Imitasi Mengetahuiterminologisecara umum.Mengetahui faktayang spesifik.Mengetahuikonsepdasar.
Mendifine,mengenal,mencocokkan,mengingat,mengulang,membedakan,mengidentifikasi,menyebut,melabel,memanggilkembali,menghubungkan,mencatat
Komprehensif Memahami fakta.Mengintepretasikanchart dangrafik.Menjastifikasiprosedur danmetode.Mengestimasikankebutuhan.
Menterjemahkan,merubah,mengaturkembali,mengekspresikan,memberi contoh,mengilustrasikan,menggeneralis,menyimpulkan,mendiagnosis
20
Aplikasi Mengaplikasikankonsep danprinsip –prinsip ke dalamsituasi yangbaru.Memecahkanproblemmatematika.Menyusun grafikdanchart.Mendemonstrasikan penggunaanmetodedan prosedur.
Mengaplikasikan,mengorganisasi-kan,meresturkturisasi,memecahkan,mentransfer,menggunakan,mengklasifikasi,memilih,mendramatisasi,membuat sket,mendemonstrasikan,mengilustrasikan,menangani,mengkalkulasi.
Analisis Mengenal danmenggunakanlogikaberfikir untukmenyampaikansuatualasan.Mengevaluasirelevansi data.
Membedakan,memilahkan,membandingkan,mendeferensial-kan,membuat diagram,menjelaskan,menganalisa,mengkatagori-kan,memeriksa,mendebat,menguji,melakukaneksperimen.
Sintesis Mengungkap suatukonsepsi yangterorganisasisecarabaik.Merumuskan suatukonsepsi yangbaru.
Memadukan,mengkomposisi,mengkonstruksi,merencanakan,memodifikasi,menformulasi.
Evaluasi Menjastifikasi Menyimpulkan,
21
nilaisuatu pekerjaan.
menjastifikasi,meranking,mendukung,mengradasi,menjelaskan,menilai,menyeleksi,mengapresiasi,membobot,merevisi.
Aspek Afektif
Aspek afektif mencakup hal yang berkaitan dengan emosi
seperti perasaan, apresiasi, entutiasme, motivasi, sikap.
Tabel berikut ini menjelaskan mengenai aspek-aspek afektif.
Level Taksonomi Deskripsi Kata Kerja Yang
Dipergunakan
Receive/Menerima Ingin menerima.Inginmenghadiri.Sadar akansituasi dankondisi sertafenomena.
Menerima,memilih,menanyakan,mendengar,menyeleksi, danmenghadiri.
Responding/
Menerima
Aktifberpartsipasi
Membuktikan,memberitahukan,menolong,melakukan dengansukarela,mengklaim.
Valuing/ Menerima nilai– nilai / norma.Taat kepadanilai / norma.Memegang
Memilih,mendukung,“sharing”mengapresiasi,mengundang,
22
teguh nilai /norma.
bergabung.
Organization/Mengorganisasi
Menghubungkan nilai /norma yangtelah dianutnya.Mengintegrasikan nilai, normakedalamkebiasaan hidupsehari – hari.
Menformulasi,mempertahankan,mengabstrak,menghubungkan,melakukan denganbenar danmenetapkan.
Characterization Menghubungkan nilai /norma yangtelah dianutnya.Mengintegrasikan nilai, normakedalamkebiasaan hidupsehari – hari.
Menformulasi,mempertahankan,mengabstrak,menghubungkan,melakukan denganbenar danmenetapkan.
Pemilihan kata kerja dari masing-masing ranah taksonomi
untuk dipakai pada pernyataan judul unit, sub kompetensi dan
kriteria unjuk kerja, harus disesuaikan dengan tingkat
kesulitan yang terkandung dalam unit serta level kompetensi
yang akan ditetapkan. Berdasar pada domain kognitif,
psikomotor dan afektif, telah digradasi secara sistimatis
dengan menggunakan kata kerja (verbs) sebagaimana tertuang
dalam matrik di atas. Dengan demikian pada saat merumuskan
unit-unit kompetensi gradasi pada level taksonomi tersebut
harus dipergunakan untuk memilih dan menentukan kata kerja
yang tepat sesuai dengan tingkat kesulitan unit dimaksud.
23
Kata-kata kerja yang tertuang dalam matrik terutama
dipergunakan untuk merumuskan Kriteria Unjuk Kerja, agar
memenuhi persyaratan yang terdiri dari kognitif, psikomotor
dan afektif agar mencerminkan tentang hal yang terukur dan
sesuai dengan level yang ditetapkan.
SDM dan Literasi Komputer / Teknologi Informasi Istilah “information literacy” sering dikaitkan dengan
“information competency”, yaitu kemampuan seseorang dalam
mendayagunakan informasi yang diperolehnya untuk membantu
meningkatkan kinerja aktivitas sehari-hari. Seorang individu
dikatakan memiliki “information literacy” yang baik apabila
yang bersangkutan dapat melakukan investigasi terhadap
informasi apa yang dibutuhkan dalam suatu konteks kondisi
tertentu, dapat menyatakannya dalam terminologi yang tepat,
dapat melakukan pencarian secara efektif terhadap informasi
berkualitas dari berbagai sumber data yang tersedia, dapat
melakukan analisa berdasarkan hasil koleksi informasi
tersebut, dapat memanfaatkannya untuk berbagai keperluan
positif dan mendatangkan value yang signifikan, dan dapat
mengolahnya lebih lanjut menjadi sebuah sumber daya
pengetahuan.
Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa keberhasilan
pemerintah dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi
negaranya ini tidak terlepas dari usaha segenap praktisi
industri dan akademisi dalam meningkatkan information
24
literacy dari masyarakat negara terkait, sehingga ketika
teknologi informasi dan komunikasi diperkenalkan, hampir
tidak terjadi hambatan yang berarti dalam menerapkan dan
mengembangkannya di berbagai bidang. Kemampuan menggunakan
perangkat teknologi informasi ini dikenal sebagai “e-
literacy”. Indonesia sebagai salah satu negara yang dianggap
mengalami permasalahan “digital divide” (kesenjangan
digital) terancam akan semakin diasingkan dan ditinggalkan
oleh negara-negara lainnya jika tingkat e-literacy-nya tetap
rendah.
Pengertian Ragam LiteracyDalam berbagai kamus bahasa Inggris, istilah “literacy”
diartikan sebagai “the ability to read and write” atau kemampuan untuk
membaca dan menulis. Kata ini kemudian berkembang dan sering
dipadankan dengan kata “technology” sehingga dikenal istilah
“technology literacy” yang didefinisikan sebagai kemampuan
untuk memahami dan menggunakan teknologi sebagai alat untuk
mempermudah mencapai tujuan (Bunz, 2002). Ketika teknologi
komputer berkembang, dikenal pula istilah “computer
literacy” yang secara luas dipergunakan dalam berbagai
diskursus. Berbagai definisi “computer literacy” kemudian
diperkenalkan di masyarakat luas, dari yang bersifat
sederhana yaitu “the ability to use computer to satisfy personal needs”
(Rhodes, 1986) sampai yang sangat berbau filosofis seperti
“the collection of skills, knowledge, understanding, values, and relationships that
25
allow a person to function comfortably as a productive citizen in a computer-
oriented society” (Watt, 1980). Sejalan dengan perkembangan
teknologi komputer, berkembang pula sejumlah produk-produk
teknologi lain berbasis digital seperti personal digital assistant,
tablet computing devices, pocket communicatior, dan lain sebagainya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi tersebut,
diperkenalkanlah istilah “digital literacy” yang secara
lugas didefinisikan sebagai “the ability to understand and
use information from a variety of sources when presented via
digital devices” (Gilster, 1997) yang oleh Central European
University disempurnakan menjadi “the ability to understand
how information is generated and communicated in all formats
through the creation of critical frameworks for the
retrieval, organisation, evaluation, presentation, and use
of information by using digital technology devices”.
Ketika internet berkembang secara pesat, istilah “internet
literacy”-pun (i-literacy) lahir dengan sendirinya, yaitu
“the ability to use theoretical and practical knowledge
about the internet as a medium of communication and
information retrieval” (Doyle, 1996). Dan ketika terjadi
konvergensi antara teknologi komputer dengan teknologi
komunikasi, dipergunakan pula secara luas istilah
“information technology literacy” maupun “ICT literacy”
(ICT=Information and Communication Technology) yang memiliki
arti kurang lebih sebagai “a combination of intellectual
capabilities, fundamental concepts, and contemporary skills
26
that a person should posses in order to navigate and use
information technology effectively” (Young, 1999).
E-Literacy dan Digital DivideSalah satu bentuk ancaman bagi negara berkembang seperti
Indonesia untuk dapat bersaing di alam globalisasi adalah
adanya fenomena kesenjangan digital atau yang lebih dikenal
sebagai digital divide – yaitu keadaan dimana terjadi gap antara
mereka yang dapat mengakses internet melalui infrastruktur
teknologi informasi dengan mereka yang sama sekali tidak
terjangkau oleh teknologi tersebut (Hayslett-Keck, 2001).
Bahkan bagi mereka yang telah terjangkau oleh infrastruktur
teknologi informasi pun belum tentu dapat memanfaatkannya
secara optimum, dalam arti kata dipergunakan untuk dapat
27
secara signifikan meningkatkan kualitas hidupnya. Fenomena
ini dipandang sebagai sebuah warna digital divide lain yang
disebabkan karena rendahnya “e-literacy” dari kebanyakan
masyarakat Indonesia, yang oleh pemerintah didefinisikan
sebagai “kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya
informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan
komunikasi di kalangan masyarakat dalam rangka pengembangkan
budaya informasi ke arah terwujudnya the information society”
(Kominfo, 2003). Dari definisi tersebut dapat dirumuskan
bahwa yang dimaksud dengan e-literacy di sini merupakan
kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai sejumlah
literacy yang dapat direpresentasikan melalui sebuah fungsi
sebagai berikut:
e-literacy = f (ICT literacy, computer literacy, digital literacy, i-literacy)
Evolusi E-LiteracySiklus evolusi e-literacy di dalam masyarakat berbeda-beda,
yang jika diamati sungguh-sungguh memperlihatkan adanya
ketersamaan pola berdasarkan kelompok generasi (Tapscott,
2000). Pada old generation yang oleh Tapscott diistilahkan
sebagai generasi baby boomers biasanya mengawali proses
evolusi e-literacy-nya dengan kompetensi information literacy
yang telah dikuasainya terlebih dahulu.
28
Generasi yang sarat diwarnai dengan para individu yang
sangat gemar baca buku dan menulis ini tidak semua yang
“bersedia” atau tertarik untuk berinteraksi dengan sejumlah
teknologi digital. Dari beragam produk digital yang terdapat
di pasar, yang paling banyak dipergunakan oleh mereka adalah
digital handphone untuk berkomunikasi secara langsung maupun
via SMS (Short Message System). Adapun perangkat digital lainnya
seperti personal digital assistant, camera digital, tablet computing, digital
videocam, dan lain sebagainya masih sangat sedikit peminatnya.
Namun demikian, benih-benih pertumbuhan digital literacy di
kalangan old generation ini patut diberikan penghargaan. Tahap
selanjutnya dalam evolusi yang cukup sulit dilakukan adalah
meningkatkan kemampuan e-literacy mereka ke arah penggunaan
komputer dan teknologi internet untuk membantu aktivitas
keseharian mereka.
Berbeda dengan komunitas old generation, pada new generation yang
oleh Tapscott istilah ini diberikan kepada para bayi yang
masih memakai popok di tahun 2000-an, evolusi e-literacy
diawali semenjak diperkenalkannya teknologi komputer pada
usia dini.
29
Di Indonesia – khususnya di kota-kota besar – fenomena ini
mulai tampak dengan dilibatkannya teknologi komputer sebagai
salah satu alat bantu ajar yang dipergunakan oleh lembaga
pendidikan pre-school atau taman kanak-kanak dengan salah satu
tujuannya untuk merangsang dan meningkatkan kemampuan
multiple intelligence peserta didik (komputer sebagai alat bermain
dan belajar). Sejalan dengan perkembangan si anak, maka yang
bersangkutan akan mulai mengenal teknologi digital lainnya
yang kelak akan banyak dapat ditemukan pada sejumlah
consumer products, seperti peralatan rumah tangga, perangkat
yang dapat dibawa ke mana-mana (digital mobile devices), mainan,
alat-alat tulis dan kantor, dan lain-lain. Karena mereka
sudah memiliki computer literacy dan digital literacy dari awal, maka
tidak sulit bagi mereka untuk dapat memahami cara kerja
internet dan memanfaatkannya (i-literacy). Pada saat remaja,
dimana mereka sudah mulai memahami akan pentingnya arti
informasi sebagai salah satu faktor produksi penting dan
bahan baku knowledge (pengetahuan), dengan sendirinya
kemampuan information literacy akan terbentuk. Dibandingkan
dengan old generation, terlihat jelas bahwa evolusi e-literacy
pada new generation akan jauh lebih cepat dan efektif.
30
Bagaimana dengan para remaja dan pemuda saat ini, yang
secara kategori generasi berada pada dua titik ekstrim
tersebut? Hasil kajian memperlihatkan bahwa pola evolusi e-
literacy mereka sangat beragam sesuai dengan sejumlah aspek
seperti: latar belakang pendidikan, lingkungan, kemampuan
ekonomi, konteks pekerjaan/aktivitas, lokasi geografis
(tempat tinggal), jenis kelamin, dan lain sebagainya
(Schaumburg, 1999). Oleh karena itu, pola atau siklus
penguasaan sejumlah literacy-nya pun tidak dapat digambarkan
sebagai suatu hal yang bersifat sekuensial, tetapi lebih
merupakan sebuah proses yang simultan seperti yang
digambarkan berikut.
31
Tantangan E-LiteracySetiap negara terdiri dari masyarakat dengan beragam
portofolio generasi yang berbeda tingkat e-literacy-nya.
Semakin banyak jumlah penduduk yang memiliki tingkat e-literacy
yang tinggi, akan semakin kompetitif nilai keunggulan
masyarakat di negara tersebut. Jika ketiga generasi tersebut
dipetakan ke dalam sebuah matriks agar dapat dilihat
keterkaitannya dengan tinggi rendahnya akselerasi e-literacy
yang ada, maka dapat dihasilkan sebuah diagram seperti
berikut ini
32
Pada gambar tersebut terlihat bahwa new generation merupakan
generasi dengan tingkat e-literacy tinggi, namun baru akan
memberikan kontribusi bagi negara di kemudian hari, ketika
mereka sudah beranjak dewasa. Sementara kondisi saat ini
dikendalikan oleh dua generasi, yaitu old generation yang
secara perlahan-lahan akan memberikan tongkat estafetnya
kepada generasi muda (today’s generation). Permasalahan muncul
ketika melihat kenyataan bahwa justru masyarakat Indonesia
yang pada saat ini memegang kendali atas pergerakan roda
perekonomian dilakukan oleh orang-orang yang rata-rata
tingkat e-literacy-nya rendah (karena mereka berada pada
kuadran yang tingkat akselerasi evolusi e-literacy-nya lambat).
Kenyataan ini tidak saja berakibat semakin sulitnya
Indonesia untuk bersaing secara kompetitif dengan bangsa
lain di dunia, namun lebih jauh dapat mengakibatkan
persmasalahan di kemudian hari ketika new generation mengambil
alih kendali perekonomian karena belum disiapkannya sejumlah
infratruktur dan suprastruktur untuk mendukung mereka.
Melihat kenyataan ini, maka tidak ada jalan lain kecuali
mencoba sekuat tenaga untuk menerapkan strategi yang ampuh
agar terjadi akselerasi peningkatan e-literacy para old generation
dan today’s generation secara signifikan dan dramatis (Fulk,
1993). Untuk menjawab permasalahan tersebut, diusulkan tiga
tahapan strategi sebagai pendekatan efektif guna
mengakselerasi peningkatan e-literacy di kalangan old generation
dan today’s generation, yaitu: Menciptakan Konteks (Demand
33
Creation), Melibatkan Teknologi (Supply Providing), dan Merubah
Perilaku (Behaviour Change).
Tingkat Kematangan E-LiteracySetiap individu akan memiliki pola pematangan e-literacy-nya
masing-masing. Kalau dapat menggunakan kerangka konsep atau
teori Personal-Capability Maturity Model (P-CMM), maka kurang lebih
level e-literacy seseorang dapat digambarkan seperti demikian:
1. Level 0 – jika seorang individu sama sekali tidak tahu
dan tidak perduli akan pentingnya informasi dan
teknologi untuk kehidupan sehari-hari;
24. Level 1 – jika seorang individu pernah memiliki
pengalaman satu dua kali dimana informasi merupakan
sebuah komponen penting untuk pencapaian keinginan dan
pemecahan masalah, dan telah melibatkan teknologi
informasi maupun komunikasi untuk mencarinya;
25. Level 2 – jika seorang individu telah berkali-kali
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
membantu aktivitasnya sehari-hari dan telah memiliki
pola keberulangan dalam penggunaannya;
26. Level 3 – jika seorang individu telah memiliki
standar penguasaan dan pemahaman terhadap informasi
maupun teknologi yang diperlukannya, dan secara
konsisten mempergunakan standar tersebut sebagai acuan
penyelenggaraan aktivitasnya sehari-hari;
34
27. Level 4 – jika seorang individu telah sanggup
meningkatkan secara signifikan (dapat dinyatakan secara
kuantitatif) kinerja aktivitas kehidupannya sehari-hari
melalui pemanfaatan informasi dan teknologi; dan
28. Level 5 – jika seorang individu telah menganggap
informasi dan teknologi sebagian bagian tidak
terpisahkan dari aktivitas sehari-hari, dan secara
langsung maupun tidak langsung telah mewarnai perilaku
dan budaya hidupnya (bagian dari information society atau
manusia berbudaya informasi).
Walau bagimanapun juga, peningkatan e-literacy ini akan sangat
dipengaruhi pula oleh sejumlah faktor ekseternal lainnya,
seperti: ketersediaan infrastruktur, keberadaan regulasi,
tingkat pertumbuhan ekonomi, kemauan politik pemerintah
(political will), kualitas penyelenggaraan pendidikan, human
development index, dan lain sebagainya.
Melihat pola e-literacy di atas, maka program Bimtek yang akan
dijalankan menghadapi berbagai kendala yang tidak kecil.
Kendala-kendala tersebut dapat dikatakan sebagai faktor-
faktor penghambat yang harus mendapatkan perhatian
tersendiri dalam menjalankan program Bimtek.
Sumber Data dan PendataanKegiatan Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan
Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan
35
Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi
dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional
merupakan usaha untuk menjamin bahwa pendataan pendidikan
yang dilakukan dapat menghasilkan data-data yang berujung
kepada kualitas informasi yang dihasilkan.
Gambar. Sumber Data Pendidikan
Dari gambar diatas terlihat bahwa data-data diperoleh dari
satuan pendidikan terendah yang berada di tingkat
kabupaten / kota berupa data-data kurikulum, data-data
pengajar, data-data siswa dan data-data sarana prasarana
sekolah. Dalam hal pendataan ini, maka Pusat Statistik
Pendidikan Depdiknas telah mengembangan aplikasi pendataan
berbasis web yang disebut dengan PADATI-WEB. Adapun fitur
36
yang didukung oleh aplikasi PADATI-WEB dalam melakukan
pendataan adalah sebagai berikut:
1. Program aplikasi individual jenjang persekolahan Taman
Kanak-Kanak.
29. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Sekolah Dasar.
30. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Sekolah Menengah Pertama.
31. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Sekolah Menengah Umum.
32. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Sekolah Menengah Kejuruan.
33. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Pendidikan Luar Biasa.
34. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Pendidikan Luar Biasa (Paket A).
35. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Pendidikan Luar Biasa (Paket B).
36. Program aplikasi individual jenjang persekolahan
Pendidikan Luar Biasa (Paket C).
37. Program aplikasi individual jenjang Lembaga
Pendidikan Tinggi
38. Program aplikasi pendukung pendataan di Pendidikan
dasar, Pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
39. Pengembangan program aplikasi integrator dan
Monev.
37
Selain menggunakan PADATI-WEB, proses pendataan juga
dilakukan secara konvensional dengan menggunakan kuisioner
yang dibuat oleh PSP Depdiknas. Kuisioner tersebut dibuat
dan dicetak di tingkat pusat untuk kemudian disebar di
masing-masing dinas Pendidikan tingkat kabupaten / kota.
Tenaga pendata pada dinas pendidikan kabupaten / kota
tersebut kemudian melakukan pendataan ke masing-masing
sekolah di wilayahnya masing-masing. Data-data dari masing-
masing sekolah tersebut kemudian dikumpulkan kembali ke
tingkat dinas pendidikan kabupaten/kota untuk diolah dan
dikirimkan kembali ke tingkat pusat.
Dari hasil pengumpulkan data-data yang telah dilakukan
selama ini, bahwa ternyata yang ada lebih kurang 30% yang
terkumpulan. Dengan demikian, menjadi sulit bagi pihak
Depdiknas untuk berbagai kebijakan yang berhubungan dengan
pendidikan.
Faktor-Faktor PenghambatLemahnya kualitas pendataan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti:
1. Kurangnya biaya operasional pendataan di lapangan,
terutama berkaitan dengan kondisi geografis di daerah;
40. Lemahnya kemampuan SDM di daerah dalam hal
pendataan, baik ditinjau dari aspek kompetensi, tingkat
awarerness dan tingkat ketersediaan tenaga yang ada.
38
41. Faktor Geografis yang berpengaruh langsung
terhadap jangkauan pendataan.
Kegiatan bimbingan teknis pendataan pendidikan pada 470
kabupaten / kota diarahkan kepada pendampingan terhadap
pengguna yang sebelumnya telah dilatih untuk menggunakan
aplikasi pendukung yang ada. Pendampingan terhadap proses
entri data pendidikan dilakukan untuk menjamin ketersediaan
data yang dibutuhkan baik dari segi kualitas dan kuantitas
dengan dengan memperhatikan aspek seperti relavansi konteks
data, akurasi data mentah, tingkat akurasi pemasukan data,
koreksi terhadap data yang ada sampai dengan rekapitulasi
dan pengiriman data-data yang ada.
Elemen bimbingan teknis yang akan diberikan kepada tenaga
operator dilapangan adalah sebagai berikut:
39
Kondisi ideal di Lapangan Dalam melakukan pendataan, tentu terdapat asumsi dimana
lokasi pendataan yang berada di kabupaten/kota berada pada
kondisi idealnya. Asumsi kondisi ideal sehingga data-data
yang dibutuhkan dapat terjaring dengan benar baik dari segi
kualitas dan kuantitas di tingkat pusat adalah sebagai
berikut:
1. Tersedianya data-data yang telah dikumpulkan melalui
kuisioner di tingkat kabupaten / kota.
2. Tersedianya perangkat keras komputer yang memadai untuk
dapat menyimpan dan mengolah data-data yang telah
terkumpulkan.
3. Tersedianya aplikasi pendataan pendidikan yang dapat
digunakan untuk menyimpan dan mengolah data pendidikan
4. Tersedianya jaringan internet yang dapat digunakan
untuk mengirimkan data-data pendidikan yang ada.
Kondisi lapangan ternyata tidak seideal yang diharapkan,
sehingga dibutuhkan adanya program bimbingan teknis agar
dapat dicapai kondisi yang lebih baik sehingga kegiatan
pendataan pendidikan dapat mencapai hasil yang maksimal.
Dari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang ada, maka
kegiatan bimbingan teknis yang dimaksud terdiri atas
aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
40
1. Program Bimbingan teknis dibutuhkan untuk membantu
terselenggaranya kualitas pendataan pendidikan di
seluruh Indonesia.
2. Program Bimbingan Teknis diselenggarakan untuk menjamin
bahwa pengisian data harus dilakukan dengan benar.
Termasuk menjamin kemampuan SDM di dalam melakukan
pengisian data.
3. Melatih tenaga operator pendataan di daerah terkait
dengan pendataan pendidikan, baik dengan menggunakan
mekanisme konvensional atau dengan menggunakan sistem
berbasis teknologi informasi.
Program Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan
Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan
Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi
dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional umumnya
terkendala berbagai masalah seperti telah diterangkan
sebelumnya seperti:
1. Kondisi sarana dan prasarana umum, terutama yang
berkaitan dengan transportasi darat, laut dan udara
sehingga menyulitkan pihak operator pendataan
pendidikan di daerah untuk melakukan koleksi data
42. Kurangnya dukungan dana keuangan dalam melakukan
pendataan pendidikan
41
43. Kurangnya atau lemahnya SDM operator pendataan
pendidikan, baik ditinjau dari aspek kompetensi dan
juga tingkat awareness.
Program Bimbingan Teknis Program Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan Pendataan
Pendidikan Kabupaten / Kota untuk Pengembangan Jaringan
Pangkalan Data Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi
dengan Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional. Sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaan ini, maka kegiatan bimbingan
teknis terdiri dari:
1. Pengembangan metodologi Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota
untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data
Departemen Pendidikan Nasional
44. Penyusunan materi ajar Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota
untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan Data
Departemen Pendidikan Nasional yang meliputi:
a. Materi Bimbingan Teknis Perintisan Pengembangan
Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota untuk
Pengembangan Jaringan Pangkalan Data Pendidikan
Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan Pangkalan
Data Departemen Pendidikan Nasional yang disesuaikan
42
dengan metodologi yang telah dikembangkan
sebelumnya.
b. Tersedianya instrumen pengukuran evaluasi kemampuan
dan atau kompetensi hasil bimbingan teknis sebelum
dan sesudah pemberian Bimbingan Teknis Perintisan
Pengembangan Pendataan Pendidikan Kabupaten / Kota
untuk Pengembangan Jaringan Pangkalan Data
Pendidikan Kabupaten/ Kota yang Terintegrasi dengan
Pangkalan Data Departemen Pendidikan Nasional
45. Melakukan seleksi dan rekrutmen tenaga pendamping
teknis dan melaksanakan pelatihan tentang sistem dan
tekno0logi informasi yang relevan, sistem pendataan dan
pengolahan data pendidikan serta teknik implementasi
sistem pendataan dan pengolahan data pendidikan yang
efektif.
46. Merencanakan, memantau, mengendalikan dan
melaporkan bimbingan teknis serta mengatasi masalah-
masalah yang muncul dalam pelaksanaan bimbingan teknis
tersebut.
47. Melakukan/mendukung pelaksanaan pengecekan
akurasi, penginputan dan kompilasi data-data pendidikan
nasional di setiap kabupaten/kota.
Penyusunan Materi Ajar Penyusunan materi ajar harus dilakukan dengan memperhatikan
aspek pemenuhan terhadap kegiatan pendataan pendidikan.
43
Materi-materi yang dikembangkan digali atas dasar hal-hal
sebagai berikut:
1. Lingkungan pendukung pendataan pendidikan yang terdiri
atas:
a. Pendataan
b. Perangkat Keras Komputer
c. Jaringan Internet
d. Aplikasi Perangkat Lunak Pendataan.
48. Hasil acara Training of Trainer (TOT) yang
diselenggarakan oleh PSP Depdiknas.
Pengembangan materi Bimtek seperti yang tersebut di dalam
dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan terlihat seperti
pada gambar berikut ini:
44
Pengembangan Materi Perangkat Keras dan TroubleshootingUnit materi ini dikembangkan untuk membantu tenaga operator
entri data daerah agar memiliki kemampuan untuk menjalankan,
merawat, memperbaiki (pada skala tertentu) perangkat keras
yang ada sehingga tidak mengalami ketergantungan terhadap
vendor atau pihak lainnya.
Materi-materi bimbingan teknis berkaitan dengan perangkat
keras komputer dan troubleshooting adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi perangkat penyusun komputer
49. Melakukan inventarisasi software
50. Memilih Casing dan Power Supply
51. Memilih Monitor
45
52. Memilih Harddisk
53. Memasang Perkabelan pada Motherboard
54. Melakukan Seting BIOS
55. Mengkonfigurasikan harddisk
56. Melakukan instalasi operating system
57. Menginstall modem
58. Menguji kinerja komputer
59. Melakukan instalasi software aplikasi
60. Mengkonfigurasi software aplikasi
61. Menganalisa kebutuhan perawatan
62. Menentukan ruang lingkup kegiatan perawatan
63. Melakukan perawatan peralatan jaringan
Detail dari masing-masing materi bimtek dalam rangka
pengembangan kompetensi tenaga operator pendataan di daerah
adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi perangkat penyusun komputer
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan tindakan
identifikasi perangkat penyusun komputer yang
terdiri dari persiapan identifikasi,
identifikasi dan memeriksa hasil identifikasi.
Unit kompetensi ini diperlukan untuk membantu
dan memperlancar pelaksanaan perakitan
komputer.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan identifikasi
perangkat penyusun
Perangkat penyusun computer
dan buku manual perangkat
46
komputer penyusun komputer
disiapkan.
Peralatan tulis untuk
identifikasi disiapkan.
Tempat identifikasi
disiapkan dalam keadaan
kering, bersih dan aman. Mengidentifikasi perangkat
penyusun komputer Buku manual perangkat
penyusun komputer dibaca. Perangkat penyusun komputer
didaftar sesuai dengan spesifikasi.
Perangkat penyusun komputer dikelompokkan sesuai dengan daftar yang telah dibuat.
Memeriksa hasil identifikasiperangkat penyusun komputer
Perangkat penyusun komputer diperiksa dan disesuaikan dengan daftar hasil identifikasi.
Perangkat penyusun komputer diletakkan pada tempat yang kering, bersih, aman serta mudah dijangkau.
Batasan Variabel
Batasan variabel yang digunakan pada unit kompetensi ini
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Jenis komputer dan spesifikasi komputer
64. Perangkat peripheral komputer
65. Jumlah atau besar sistem
47
66. Beban kerja tiap perangkat
67. OS yang digunakan
68. Tools yang digunakan
Panduan Penilaian
Penilaian mungkin terjadi pada pekerjaan, atau diluar
pekerjaan atau suatu kombinasi dari keduanya. Penilaian
diluar pekerjaan harus dilaksanakan dalam suatu lingkungan
kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang
semestinya.
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk
menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung
penting, dan mungkin mencakup:
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi
lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi
kemampuan)
69. Studi kasus
70. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan
simulasi kerja
Melakukan Inventarisasi Software
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan tindakan
melakukan inventarisasi software meliputi
menyiapkan inventarisasi software,
identifikasi CD software dan menyimpan CD
sofware. Unit kompetensi ini diperlukan untuk
membuat suatu inventarisasi software yang
48
sewaktu waktu diperlukanSub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyiapkan inventarisasi software
CD software original/legal yang akan dijadikan sebagai inventaris disiapkan.
Peralatan tulis untuk identifikasi CD software disiapkan.
Tempat untuk penyimpanan CD software disiapkan.
Daftar nama CD software inventaris disiapkan.
Identifikasi CD software CD software inventaris diberi kode/label.
CD software inventaris dikelompokkan sesuai dengan nama dan jenis software.
CD software inventaris didaftar sesuai dengan kode/label yang diberikan.
CD software inventaris diidentifikasi sudah sesuai dengan kode/label yang diberikan.
Menyimpan CD software
inventaris
Tempat penyimpanan CD softwareinventaris dibersihkan dan dikeringkan.
Tempat penyimpanan CD sofware inventaris diberi kode/label untuk memudahkan pencarian.
Tempat penyimpanan CD softwareinventaris diberi bahan pengawet dan pengering untuk mencegah kerusakan CD software.
CD software inventaris disimpan pada tempat
49
penyimpanan yang telah disediakan serta ditata secararapi.
Panduan Penilaian
Penilaian mungkin terjadi pada pekerjaan, atau diluar
pekerjaan atau suatu kombinasi dari keduanya. Penilaian
diluar pekerjaan harus dilaksanakan dalam suatu lingkungan
kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang
semestinya.
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk
menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung
penting, dan mungkin mencakup:
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi
lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi
kemampuan)
71. Studi kasus
72. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan
simulasi kerja
Memilih Casing dan Power Supply
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan tindakan
memilih casing dan power
supply yang terdiri dari persiapan hal – hal
yang perlu dipertimbangkan, memilih casing dan
power supply serta memeriksa kelengkapan
casing dan
50
power supply. Unit kompetensi ini diperlukan
unutuk menghindari kesalahan terhadap
pemilihan casing dan power supply yang tidak
sesuai dengan kebutuhan.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan hal – hal yang
perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan casing dan power
supply
Penempatan posisi dari computer nantinya ditentukan.
Jumlah drive bays yang akan diperlukan dihitung dan ditentukan.
Banyaknya perangkat computer yang digunakan ditentukan.
Besarnya daya yang dibutuhkan diketahui dan dihitung.
Memeriksa kelengkapan perangkat casing dan power supply
Kelengkapan perangkat casing dan power supply diperiksa dantidak ada kekurangan atau kerusakan.
Power supply dites dan diidentifikasi tidak ada kerusakan atau error.
Casing dan power supply disimpan dalam tempat yang aman.
Panduan Penilaian
Penilaian mungkin terjadi pada pekerjaan, atau diluar
pekerjaan atau suatu kombinasi dari keduanya. Penilaian
diluar pekerjaan harus dilaksanakan dalam suatu lingkungan
kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang
semestinya.
51
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk
menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung
penting, dan mungkin mencakup:
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi
lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi
kemampuan)
73. Studi kasus
74. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan
simulasi kerja
Memilih Monitor
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan tindakan
memilih monitor yang terdiri dari persiapan
dalam memilih monitor, memilih monitor dan
memeriksa kelengkapan monitor. Unit kompetensi
ini diperlukan untuk menghindari kesalahan
terhadap pemilihan monitor yang tidek sesuai
dengan kebutuhan.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan hal – hal yangperlu dipertimbangkan dalam pemilihan monitor
Besarnya tempat untuk monitorsudah ditentukan.
Penempatan posisi dari monitor sudah ditentukan.
Spesifikasi monitor (Resolusi, type sinkronisasi, ukuran tabung, jenis tabung, dll) sudah ditentukan.
52
Aplikasi dari monitor (untuk desain grafis, teks, program,dll) sudah ditentukan
Besarnya daya atau range tegangan yang dibutuhkan sudah diketahui.
Memilih Monitor Buku manual monitor sudah dibaca dan dipelajari.
Monitor sesuai dengan spesifikasi dan aplikasi yangtelah ditentukan sudah dipilih.
Besar ukuran monitor sudah dipilih.
Memeriksa kelengkapan monitor
Kelengkapan perangkat monitorsudah diperiksa dan tidak adakekurangan atau kerusakan.
Monitor sudah dites dan tidakada error.
Monitor sudah disimpan dalam tempat yang aman.
Panduan Penilaian
Penilaian mungkin terjadi pada pekerjaan, atau diluar
pekerjaan atau suatu kombinasi dari keduanya. Penilaian
diluar pekerjaan harus dilaksanakan dalam suatu lingkungan
kerja yang disimulasikan mendekati pekerjaan yang
semestinya.
Penilaian mungkin menggabungkan serangkaian metode untuk
menilai kemampuan dan penerapan pengetahuan pendukung
penting, dan mungkin mencakup:
53
1. Demontrasi praktis (pengamatan langsung harus terjadi
lebih dari sekali untuk menentukan konsistensi
kemampuan)
75. Studi kasus
76. Contoh-contoh kerja atau kegiatan-kegiatan
simulasi kerja
Memilih Harddisk
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan
memilih harddisk yang terdiri dari komponen,
mengidentifikasi kapasitas
harddisk,mengidentifikasi kecepatan putar,
mengidentifikasi kecepatan transfer, dan
mengidentifikasi waktu akses rata-rata.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mengidentifikasi kapasitas harddisk
Kemampuan daya tampung data diidentifikasi berdasarkan label yang tercantum dalam fisik harddisk.
Kemampuan harddisk daya tampung data diidentifikasi secara rom bios.
Mengidentifikasi kecepatan putar
Kecepatan putar harddisk dapatdiidentifikasi secara label yang tercantum dalam fisik harddisk.
Kecepatan putar harddisk dapat diidentifikasi secara software bantu.
Mengidentifikasi kecepatan transfer
Kecepatan transfer harddisk dapat diidentifikasi secara label yang tercantum dalam
54
fisik harddisk Kecepatan transfer harddisk
dapat diidentifikasi secara software bantu.
Mengidentifikasi waktu aksesrata-rata.
Waktu akses rata-rata harddiskdapat diidentifikasi melalui label yang tercantum dalam fisik harddisk.
Waktu akses rata-rata harddiskdapat diidentifikasi secara software bantu.
Memasang Perkabelan pada Motherboard
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan
Pemasangan perkabelan yang tersambung pada
motherboard dan akpek-aspek yang harus
diperhatikan selama proses pemasanganSub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan hal – hal yangperlu dipertimbangkan dalam pemilihan motherboard
Jenis chasing (chasing TA atauATX) yang dipakai sebagai tempat motherboard ditentukan.
Prosesor dan chipset yang digunakan sudah dipertimbangkan dan ditentukan.
Banyaknya Bus slot yang diperlukan ditentukanditentukan.
Motherboard yang akan digunakan diperiksa memiliki
55
buku manual, kartu garansi danCD driver.
Penggunaan memori pada motherboard dipertimbangkan.
Memilih motherboard Semua bahan pertimbangan tentang spesifikasi motherboard diidentifikasi.
Motherboard yang sesuai dengan spesifikasi chasing dipilih.
Motherboard yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi dipilih.
Memeriksa kelengkapan motherboard
Kelengkapan motherboard (buku manual, CD driver dan kartu garansi) diperiksa dan tidak ada kekurangan atau kerusakan.
Motherboard diidentifikasi sudah sesuai dengan buku manual.
Label garansi pada motherboarddiperiksa dan diidentifikasi sudah terpasang.
Melakukan Seting BIOS
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan dan mengatur konfigurasi
komputer sebelum dapat digunakan.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyalakan computer Sambungan komputer ke saluran listrik PLN diperiksa dan kemungkinan penggunaan perangkat bantu (UPS, AVR,
56
soft start dan lainnya) juga diperiksa
Perangkat bantu (UPS, AVR, soft start atau lainnya) dinyalakan dan diperiksa ketersediaan aliran listriknya
Komputer dinyalakan dan diperhatikan indikator power dari komputer
Memasuki setting BIOS Tombol-tombol kusus untuk konfigurasi atau diagnosa komputer dijelaskan berdasarkan jenis-jenis komputer yang ada
Tombol untuk masuk ke setting BIOS ditekan saat komputer mulai restart
Dipastikan telah memasuki menusetup
Melihat konfigurasi utama Konfigurasi utama atau halamanutama dari seting BIOS dibukadan disebutkan konfigurasi yang ada saat itu
Dilakukan setting konfigurasi pada halaman utama sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, meliputi jam, drive yang digunakan dan sebagainya
Melihat konfigurasi pheriperal
Halaman setting konfigurasi pheriperal dibuka dan disebutkan konfigurasi yang ada saat itu
Dilakukan setting konfigurasi pada halaman konfigurasi pheriperal sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan,
57
meliputi pararel port, serial port, USB, infra red dan sebagainya
Memasang pengamanan Halaman setting pengamanan dibuka dan disebutkan konfigurasi yang ada saat itu
Dilakukan setting pengamanan dan jenis pengamanan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
Mengambil default setup Dijelaskan pengertian default setup dan dijelaskan pula kapan default setup dapat digunakan
Tombol untuk mengambil defaultsetup disebutkan jenis dan kegunaannya
Tombol default setup ditekan untuk kembali ke setup awal sesuai dengan yang diinginkan
Menyimpan atau membatalkan konfigurasi
Dijelaskan pengertian menyimpan atau membatalkan konfigurasi dan kapan harus dilakukan
Tombol atau langkah untuk menyimpan atau membatalkan konfigurasi disebutkan Konfigurasi disimpan atau dibatalkan dan keluar dari setting BIOS
Melakukan restart dan memastikan konfigurasi benar
Dilakukan restart komputer dengan cara keluar dari setting BIOS dan restart
Diamati tanda-tanda atau tampilantampilan yang muncul saat restart untuk memastikan setting sesuai dengan yang
58
diinginkan
Mengkonfigurasi Harddisk
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan dan mengatur hard disk sebelum
dapat digunakan.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mengetahui ukuran hard disk Setup ROM BIOS dibuka untuk mengetahui konfigurasi disk yang terpasang pada komputer
Ukuran dari hard disk yang terpasang diketahui melalui Setup ROM BIOS
Menyiapkan ukuran pembagian hard disk (partisi)
Pengertian dari partisi dapat dijelaskan dan perlunya dilakukan partisi.
Ukuran dari hard disk direncanakan untuk dibagi sesuai dengan keperluan.
Segala aspek yang berhubungan dengan pembagian hard disk (partisi) diketahui sesuai dengan kebutuhan dan operatingsystem yang akan digunakan.
Melihat konfigurasi partisi Perlunya diketahui partisi yang ada dapat dijelaskan.
Berbagai Tools digunakan untuk mengetahui partisi yang telah ada sebelumnya pada harddisk.
Partisi dan penggunaan kapasitas hard disk diketahui berdasarkan tools tertentu.
59
Menghapus partisi Adanya partisi yang tidak sesuai atau tidak diperlukan diidentifikasi.
Partisi yang tidak sesuai atautidak diperlukan dihapus.
Melakukan partisi hard disk Ukuran partisi diset sesuai dengan kebutuhan.
Hard disk dipartisi menggunakan tools tertentu sesuai dengan yang telah direncanakan.
Membuat salah satu partisi menjadi partisi aktif
Pengertian dari partisi aktif dijelaskan
Partisi aktif saat itu diketahui.
Partisi aktif diubah atau diset sesuai dengan yang diinginkan
Memformat hard disk Dijelaskan mengenai perlunya melakukan format disk.
Disk yang sudah dan belum diformat dapat diketahui menggunakan tools tertentu.
Jenis-jenis format dapat dijelaskan beserta mana yang seharusnya dipilih.
Memberikan volume label Dijelaskan pengertian vari volume label dan perlunya mengatur valome label.
Volume label diset atau diubahsesuai dengan kebutuhan.
60
Melakukan Instalasi Operating System
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan instalasi
operating system dan akpek-aspek yang harus
diperhatikan selama proses instalasi.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyalakan komputer Sambungan komputer ke saluran listrik PLN diperiksa dan kemungkinan penggunaan perangkat bantu (UPS, AVR, soft start dan lainnya) juga diperiksa
Perangkat bantu (UPS, AVR, soft start atau lainnya) dinyalakan dan diperiksa ketersediaan aliran listriknya
Komputer dinyalakan dan diperhatikan indikator power dari komputer
Mengubah Boot sequence ke CDROM drive
Setting BIOS dibuka saat komputer mulai restart
Setting halaman boot sequence dibuka dan disebutkan konfigurasi saat itu
Boot sequence diubah ke drive CD ROM
Setting konfigurasi disimpan ke CMOS
Memasukkan CD Setup OS ke CDDrive
CD untuk keperluan instalasi OS dipersiapkan sesuai dengan OS yang akan diinstall
Pintu CD ROM Drive dibuka dan CD installer untuk OS dimasukkan ke dalam CD ROM drive
Melakukan booting dari CD Setting BIOS ditutup dengan cara setting disimpan dan
61
ROM drive komputer direstar Dilakukan booting dari CD ROM
Menjalankan instalasi operating system
Instalasi OS dibuka saat dilakukan booting dari CD ROM
Melakukan setting konfigurasi OS selama instalasi
Proses instalasi diikuti tahapdemi tahap dan diperhatikan serta dijelaskan setiap tampilan atau peringatan yang muncul
Setiap tahap instalasi dilakukan setting konfigurasi sesuai dengan yang diinginkan,seperti harddisk tujuan komponen yang akan diinstal, konfigurasi sistem dan sebagainya
Menginstall Modem
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan
menginstal modem yang terdiri atas komponen,
memasang perngkat modem, menginstall driver
modem, konfigurasi koneksi ke ISP dan dial ke
ISP.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Memasang perangkat modem Perangkat modem dipasang dalam CPU
Kabel telpon dihubungkan ke modem
Menginstall driver modem Driver modem dipilih sesuai dengan hardwarenyanya.
Instalasi driver dilakukan sesuai dengan SOP instalasi.
Mengkonfigurasi koneksi modem ke ISP
Set up koneksi internet dikerjakan dengan benar
62
Pemilihan ISP dikerjakan Nomer telepon untuk dial di
masukan dengan benar. Koneksi internet Account
untuk user dan password dimasukan sesuai dengan haknya.
Melakukan Dial ke ISP Jalankan menu icon dial ke ISP
User dan password yang dimasukan untuk dial sesuai haknya.
Menguji Kinerja Komputer
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan Pengujian
kinerja perangkat komputer yang telah dirakit
dan disetting dan akpekaspek yang harus
diperhatikan selama proses pemasangan.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Mempersiapkan Komputer Daftar pengujian komputer dipersiapkan berdasarkan parameter kinerja komputer dan dijelaskan keperluan masing-masing
Komputer yang akan diuji dinyalakan dan diidentifikasibekerja baik
Mempersiapkan software bantuatau tools untuk pengujian
Berbagai software bantu diidentifikasi dan dijelaskanparameter apa saja yang dapatdiujikan
Digunakan software bantu yang
63
sesuai dengan parameter pengujian yang diinginkan
Melakukan proses pengujian Sofware bantu dioperasikan untuk melakukan pengujian kinerja
Berbagai software bantu digunakan untuk dibandingkan hasilnya antara software satudengan lainnya
Membuat laporan hasil pengujian Hasil pengujian dicatat berdasarkan parameter yang diuji dan software yang digunakan dan dibandingkan dengan nilai komputer standard
Dibuat laporan hasil pengujian dan didiskusikan hasilnya dengan teknisi lain
Dilakukan lankah perbaikan atau setting optimasi sistem untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik
Rentang Variabel
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan
tersedianya :
1. Perangkat komputer yang telah siap dioperasikan beserta
Instruction Manualnya
2. Paket instalasi Software Aplikasi yang akan diinstalasi
3. Installation Manual software tersebut
4. SOP yang berlaku di perusahaan
5. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh
perusahaan
64
6. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan
unit kompetensi ini
Kompetensi yang dipersyaratkan
Penilaian harus mencakup pembuktian berdasarkan pengetahuan
dasar dan ketrampilan dalam bidang-bidang berikut:
1. Hubungan komunikasi, meliputi koordinasi, layanan
konsumen, negosiasi , laporan tertulis .
2. Konsultasi, meliputi konsultasi dengan tenaga kerja
manusia, mendengarkan, menanyakan, meminta umpan balik,
memberi informasi.
3. Pengamatan
Aspek Kritis Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus
mempertimbangkan kompetensi harus diujikan di tempat kerja
atau di tempat lain secara simulasi dengan
1. Kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal
4. Pengetahuan yang dibutuhkan:
5. Pengoperasian Komputer
6. Pengoperasian Sistem Operasi sesuai dengan Instruction
Manual
7. On-site training sesuai dengan software yang akan
diinstalasi
65
Melakukan Instalasi Software Aplikasi
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan instalasi
Softwre Aplikasi pada perangkat komputer dalam
kondisi normal sesuai dengan SOP Installation
Manual. Software Aplikasi merupakan sistem yang
terdiri atas komponen program, data,
konfigurasi serta dokumentasi (online help,
dan lain lain) yang terkait dengannya.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Mempersiapkan instalasi
Software Aplikasi Paket instalasi Software
Aplikasi sudah disediakan dalam media penyimpanan yang sesuai (HD, CD, FD atau media lainnya)
SOP Installation Manual Software Aplikasi sudah disediakan dan dipahami
Perangkat komputer sudah dinyalakan, dengan sistem operasi dan persyaratan nya sesuai dengan SOP InstallationManual
Media paket instalasi SoftwareAplikasi sudah dipasang dan siap diakses.
Log-sheet/report-sheet telah disiapkan
Melaksanakan pekerjaan instalasi Software Aplikasi sesuai SOP Installation Manual
Proses instalasi sesuai SOP Installation Manual sudah dilaksanakan
Seluruh file, icon (jika ada) dan konfigurasi sistem telah ter-copy dan terkonfigurasi
Pada layar muncul pesan bahwa
66
proses instalasi telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan Installation Manual
Mengecek hasil instalasi dengan menjalankan Software Aplikasi (sampling) disertai dengan melakukan troubleshooting secara sederhana
Software Aplikasi dijalankan secara sampling tanpa error
Software aplikasi ditutup tanpa error
Troubleshooting dilakukan sesuai SOP Installation Manual
Membuat laporan hasil instalasi
Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)
Mengkonfigurasi Software Aplikasi
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan instalasi
Softwre Aplikasi pada perangkat komputer dalam
kondisi normal sesuai dengan SOP Installation
Manual. Software Aplikasi merupakan sistem yang
terdiri atas komponen program, data,
konfigurasi serta dokumentasi (online help,
dan lain lain) yang terkait dengannya.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Memeriksa instalasi software
yang akan di konfigurasi Perangkat komputer diperiksa
dan dilaporkan bekerja dengan baik
Operating system diperiksa dandilaporkan bekerja dengan baik
Program aplikasi yang akan dikonfigurasi dijalankan, diperiksa dan dilaporkan bekerja dengan baik
67
Menyiapkan kegiatan konfigurasi software aplikasi
Buku petunjuk software aplikasi disiapkan dan dibaca untuk lebih mengetahui spesifikasinya
Diidentifikasi spesifikasi standard dari aplikasi
Diidentifikasi setting konfigurasi saat
itu dari aplikasi Diidentifikasi kebutuhan
setting konfigurasi yang akan dilakukan dan dan langkah konfigurasi yang harus dilakukan berdasarkan buku manual
Melakukan setting konfigurasi
Halaman atau menu setting konfigurasi dari program aplikasi dibuka
Setting konfigurasi diubah sesuai dengan yang telah direncanakan
Catatan perubahan konfigurasi dicatat dan dilaporkan
Memeriksa hasil konfigurasi Program aplikasi dijalankan ulang dan diperiksa spesifikasi dan atau kinerjanya dan dibandingkan dengan spesifikasi yang diinginkan
Dilakukan setting ulang jika didapatkan hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan
Dibuat catatan perbandingan spesifikasi dan atau kinerja dari aplikasi setelah diakukanperubahan setting konfigurasi
68
Rentang Variabel
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan
tersedianya :
1. Perangkat komputer yang telah siap dioperasikan beserta
Instruction Manualnya
2. Paket instalasi Software Aplikasi yang akan diinstalasi
3. Installation Manual software tersebut
4. SOP yang berlaku di perusahaan
5. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh
perusahaan
6. Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan
unit kompetensi ini
Kompetensi yang dipersyaratkan
Penilaian harus mencakup pembuktian berdasarkan pengetahuan
dasar dan ketrampilan dalam bidang-bidang berikut:
1. Hubungan komunikasi, meliputi koordinasi, layanan
konsumen, negosiasi , laporan tertulis .
2. Konsultasi, meliputi konsultasi dengan tenaga kerja
manusia, mendengarkan, menanyakan, meminta umpan balik,
memberi informasi.
3. Pengamatan
Aspek Kritis Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus
mempertimbangkan kompetensi harus diujikan di tempat kerja
atau di tempat lain secara simulasi dengan
69
1. Kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal
4. Pengetahuan yang dibutuhkan:
5. Pengoperasian Komputer
6. Pengoperasian Sistem Operasi sesuai dengan Instruction
Manual
7. On-site training sesuai dengan software yang akan
diinstalasi
Menganalisa Kebutuhan Perawatan
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan
analisa kebutuhan pelaksanaan perawatan
komputer dan perangkat penunjangSub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Membuat daftar perangkat yang digunakan dalam suatu sistem
Sistem yang terpasang diidentifikasi berdasarkan penggunaannya
Perangkat yang terpasang didaftar berdasarkan jenis-jenis atau fungsinya
Setiap perangkat diidentifikasi spesifikasi dankemampuan kerja (live time)
Menyiapkan kegiatan konfigurasi software aplikasi
Buku petunjuk software aplikasi disiapkan dan dibaca untuk lebih mengetahui spesifikasinya
Diidentifikasi spesifikasi standard dari aplikasi
Diidentifikasi setting konfigurasi saat itu dari aplikasi
Diidentifikasi kebutuhan
70
setting konfigurasi yang akan dilakukan dan langkah konfigurasi yang harus dilakukan berdasarkan buku manual
Mencatat beban kerja tiap perangkat
Dikoordinasikan dengan pengguna mengenai penggunaan setiap perangkat
Beban kerja tiap perangkat ditentukan berdasarkan penggunaan masingmasing perangkat
Usia (live-time) tiap perangkat dianalisa berdasarkan beban kerja
Menganalisa resiko yang muncul setiap terjadi kerusakan tiap perangkat
Daftar peralatan, spefisikasi,beban kerja dan live-time dibuat
Dibuat daftar kemungkinan tingkat atau frekuensi kerusakan berdasarkan daftar yang peralatan
Dikoordinasikan dengan pengguna kemungkinan yang muncul jika tiap perangkat gagal atau mengalami kerusakan
Membuat daftar kebutuhan perawatan
Dilakukan perhitungan biaya perawatan setiap perangkat
Dilakukan analisa kerugian atau biaya sebagai akibat kerusakan peralatan terhadap operasi sistem
Dibuat daftar rekomendasi peralatan -peralatan yang harus dilakukan perawatan berdasarkan biaya perawatan dan resiko kerusakan.
71
Mengkomunikasikan kebutuhanperawatan
Daftar Pengajuan kebutuhan perawatan dikoordinasikan dengan user.
Dibuatkan Dokumentasi kebutuhan perawatan.
Menentukan Ruang Lingkup Perawatan
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan
analisa kebutuhan pelaksanaan perawatan
komputer dan perangkat penunjangSub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Membuat daftar peralatan yang perlu dilakukan perawatan
Peralatan yang terpasang dalamsuatu sistem diidentifikasi dan didaftar berdasarkan spesifikasi, kemampuan kerja
Dikoordinasikan beban kerja tiap peralatan berdasarkan penggunaan dan kemungkinan resiko yang muncul tiap terjadi kerusakan peralatan
Didaftar peralatan yang memerlukan perawatan untuk memperkecil resiko
Membagi daftar peralatan berdasarkan software atau hardware
Tiap peralatan dibagi dalam berdasarkan perangkat hardwareatau software
Dibuat daftar kebutuhan perawatan peralatan berdasarkan hardware atau software
Membuat daftar prioritas peralatan yang harus dilakukan perawatan
Dibuat daftar prioritas peralatan yang memerlukan perawatan segera
Dikoordinasikan dengan user untuk menentukan prioritas
72
perawatan. Membuat rencana kegiatan
perawatan Diidentifikasikan kebutuhan
perawatan setiap perangkat Jadwal dibuat berdasarkan
peralatan dan SDM Dokumentasi jadwal kegiatan
dibuat.
Melakukan Perawatan Peralatan Jaringan
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan melakukan
perawatan perangkat jaringan yang terdiri dari
komponen, menyiapkan peralatan merawat
perangkat jaringan, merawat perangkat jaringan
computer dan membuat laporan perawatan
perangkat jaringan.Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Menyiapkan peralatan merawat perangkat jaringan
Peralatan yang dibutuhkan untuk perawatan jaringan computer seperti tester dan avometer.
Tang creamper kabel jaringan di siapkan.
Alat-alat pendukung seperti clamp kabel, pipa pelindung dan lain-lain disiapkan.
Merawat perangkat jaringan computer
Kabel dilindungi pipa/penutup lainnya agar kabel tidak cepatrusak.
Konektor kabel diperiksa agar tidak terjadi korosi/berkarat.
Hub/Switch diperiksa dan identifikasi suhunya tidak terlalu panas.
Hub/Switch diletakkan dalam
73
rak yang permanent dan dilindungi keamanannya.
Card Ethernet dipasang pada saat computer mati.
Card Ethernet diperiksa posisinya sehingga tidak goyang/kuat.
Penangkal petir diidentifikasi dengan baik.
Membuat laporan perawatan perangkat jaringan computer.
Hasil perawatan secara berkaladi catat
Kehandalan komponen secara keseluruhan, di dokumentasi.
Membuat rencana kegiatan perawatan
Diidentifikasikan kebutuhan perawatan setiap perangkat
Jadwal dibuat berdasarkan peralatan dan SDM
Dokumentasi jadwal kegiatan dibuat.
Mencegah Komputer dari Serangan Virus
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan Cara-cara
mencegah Komputer dari serangan berbagai jenis Virus pada
perangkat komputer.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Mempersiapkan pekerjaan
pencegahan dari serangan berbagai jenis virus
Software Anti Virus yang terbaru dicari informasinya, hal ini bisa dilakukan melaluiInternet.
Karakteristik dan cara penyebarannya dipelajari, Penggunaan perlengkapan K3 serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan
74
prosedur yang diberlakukan. Melaksanakan pencegahan
komputer dari serangan berbagai jenis virus
Live Update Software Anti Virus dijalankan secara teratur untuk mendapatkan program terbaru yang up to date,
Software Anti Virus dijalankansecara Auto-Protect, Script Blocking dan Worm Blocking untuk menghindari serangan virus,
File Attachment email anda danfile yang ditransfer melalui instant messenger discaning.
Sistem yang terpenting diisolasi dari sumber seranganvirus yang potensial, misalnyadari jaringan internet.
Memeriksa komputer dari serangan berbagai jenis virus
Komputer yang terinfeksi diperiksa dengan Software Anti Virus sesuai manual.
Setelah Software Anti Virus dijalankan, bila ditemukan virus dan Software Anti Virus akan memperbaiki file yang terinfeksi secara otomatis. Jika file tersebut tidak dapatdiperbaiki, file akan dikarantina atau dihapus.
Membuat laporan akhir pencegahan dari serangan berbagai jenis virus
Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)
75
Memperbaiki Komputer yang Terinveksi Virus
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan Perbaikan
komputer akibat
terinfeksi Virus baik dalam kondisi komputer yang
normal atau terkena virus.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Mempersiapkan instalasi
Software Anti Virus Jenis virus dipelajari dan
Software Anti Virus dipersiapkan.
SOP Installation Manual Software Anti Virus sudah disediakan dan dilakukan.
Perangkat komputer sudah dinyalakan, dengan sistem operasi dan persyaratan nya sesuai dengan SOP InstallationManual
Log-sheet/report-sheet telah disiapkan
Melaksanakan pencegahan komputer dari serangan berbagai jenis virus
Live Update Software Anti Virus dijalankan secara teratur untuk mendapatkan program terbaru yang up to date,
Software Anti Virus dijalankansecara Auto-Protect, Script Blocking dan Worm Blocking untuk menghindari serangan virus,
File Attachment email anda danfile yang ditransfer melalui instant messenger discaning.
Sistem yang terpenting diisolasi dari sumber seranganvirus yang potensial, misalnya
76
dari jaringan internet. Mengecek hasil instalasi
dengan menjalankan SoftwareAnti Virus disertai dengan melakukan troubleshooting secara sederhana
Software Anti Virus dijalankantanpa Kesalahan
Software Anti Virus ditutup tanpa kesalahan
Troubleshooting dilakukan sesuai SOP Installation Manual
Membuat laporan akhir hasilmembersihkan virus
Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)
Pengembangan Materi Jaringan LAN dan Internet Unit materi ini dikembangkan untuk membantu tenaga bimtek
agar memiliki kemampuan untuk menjalankan, merawat,
memperbaiki (pada skala tertentu) jaringan Local Area
Network (LAN) dan internet yang ada sehingga tidak mengalami
ketergantungan terhadap vendor atau pihak lainnya.
Kompetensi Bidang keahlian Jaringan ini dapat dibagi menjadi
:
1. Analisis Jaringan, merupakan pekerjaan untuk menentukan
atau membuat spesifikasi dari sistem jaringan yang akan
dibuat. Spesifikasi sistem jaraingan akan didapatkan
berdasarkan kebutuhan calon pengguna jaringan.
1. Desain Jaringan, merupakan pekerjaan untuk melakukan
perancangan konfigurasi jaringan dan menentukan
komponen jaringan yang akan dilibatkan. Perancangan
77
dilakuakn berdasarkan spesifikasi kebutuhan jaraingan
yang telah ditentukan.
2. Fabrikasi (Perakitan) Jaringan, merupakan pekerjaan
untuk memilih dan membeli komponen jaringan yang
dibutuhkan, dan melakukan perakitan / instalasi
sederhana untuk mensimulasikan konfigurasi yang telah
dirancang.
3. Pengujian (Testing) Jaringan, merupakan pekerjaan untuk
memeriksa instalasi yang disimulasikan tersebut, apakah
dapat bekerja dengan baik sesuai spesifikasi yang telah
ditetapkan, termasuk melakukan menguji jaringan dan
simulasi setup jaringan.
Unit-unit kompetensi yang dikembangkan dalam pembekalan
pengetahuan mengenai jaringan komputer (baik LAN dan
Internet) adalah sebagai berikut:
1. Membuat desain jaringan lokal (LAN)
2. Membuat desain jaringan berbasis luas (WAN)
3. Mendesain kebutuhan server
4. Mendesain sistem keamanan jaringan
5. Memasang kabel UTP dan BNC pada jaringan
6. Memasang jaringan nirkabel
7. Menginstall non manageable switch pada jaringan
8. Menginstall dan mengkonfigurasikan manageable switch
pada jaringan
78
9. Menginstall dan mengkonfigurasikan static routing pada
routing
10. Mengkonfigurasi dynamic routing pada router
11. Menginstall sumber daya berbagi pakai pada
jaringan komputer
12. Mengkonfigurasikan TCP/IP statis pada pada
workstation yang terhubung ke jaringan
13. Mengkonfigurasikan TCP/IP dinamis pada pada
workstation yang terhubung ke jaringan
14. Mendesain dan Membangun Server
15. Menginstalasi dan mengkonfigurasi server
16. Menginstalasi dan mengkonfigurasi gateway internet
17. Melakukan pengujian pada sistem
18. Mengadministrasi perangkat jaringan
19. Melakukan backup dan restore basis data pengguna
20. Menyelenggarakan administrasi sistem jaringan
21. Memberikan layanan administrasi sistem jaringan
22. Mendukung perangkat lunak sistem
Detail dari masing-masing materi bimtek dalam rangka
pengembangan kompetensi tenaga operator pendataan di daerah
adalah sebagai berikut:
Membuat Desain Jaringan Lokal (LAN)
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit ini menjelaskan kemampuan yang diperlukan
untuk membuat diain jaringan lokal (Local Area
network – LAN). Disain LAN yang dibangun minimal
melibatkan beberapa komponen jaringan yang
79
terpasang untuk keperluan organisasi.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Menentukan persyaratan
pengguna Segmen-segmen sistem yang
diusulkan diidentifikasi berdasarkan kebutuhan bisnis.
Persyaratan segmen ditentukan menggunakan analisis fungsionaLAN.
Kandungan dan volume lalu lintas diperkirakan sesuai kebutuhan organisasi.
Kebutuhan sumber daya ditentukan pada masing-masing segmen LAN.
Fitur-fitur lingkungan fisik dipertimbangkan sebagai efek dari disain LAN
Pilihan topologi dipertimbangkan dengan mengacupada sumber daya yang tersediadan matriks fungsional LAN.
Pilihan topologi dihitung harganya
Topologi LAN yang cocok dipilih berdasarkan pada kebutuhan bisnis dan analisis fungsional
Membuat disain awal jaringan
Persyaratan klien pengguna ditinjau ulang dan persyaratanjaringan LAN diidentifikasi.
Diagram jaringan fisik LAN dikembangkan sesuai persyaratan pengguna
Tipe-tipe terminal dan penempatannya prosesor-prosesor, protokol yang diperlukan dan arsitektur
80
jaringan LAN ditentukan berdasarkan spesifikasi teknikdan persyaratan pengguna
Mengevaluasi lalulintas jaringan
Jalur lalulintas serta pengaruhnya terhadap piranti masukan dan keluaran serta pengaruhnya pada prosesor diprediksi untuk kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang
Disain diukur berdasarkan volume lalu lintas yang diharapkan.
Profil kinerja (baik/buruk) diidentifikasi dan pengaruh pada sistem lain ditinjau ulang
Menyelesaikan disain jaringan Ukuran dan persyaratan ditinjau ulang dan disain akhir diusulkan.
Dukungan dan persyaratan-persyaratan pelatihan ditentukan dan ditambahkan ke persyaratan.
Spesifikasi teknis dan harga terbaru diperoleh dengan menghubungi vendor.
Disain akhir jaringan LAN dilaporan
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini didukung dengan
tersedianya:
1. Informasi kebutuhan LAN, jumlah pengguna, ukuran / rata
rata transaksi, aplikasi dan transfer datanya
81
2. Fitur fitur jaringan yang diinginkan, perkabelan,
protokol, server, dan tingkat keamanan yang akan
digunakan
3. Sistem komputer
Panduan Penilaian
Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk
mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan
dan pengetahuan dibidang berikut ini :
1. Pengetahuan dasar
2. Pengetahuan konsep jaringan komputer : protokol
jaringan, arsitektur jaringan, dsb.
3. Pengetahuan dasar mengenai organisasi dan bisnis
organisasi
4. Pengetahui mengenai produk perangkat keras dan
perangkat lunak dari vendor
Keterampilan dasar
1. Mengoperasikan sistem operasi jaringan
2. Kemampuan untuk menganalisis, merancang, mengevaluasi
pengembangan system berdasarkan fungsi organisasi dan
bisnis organisasi.
Aspek Penilaian
1. Kemampuan untuk menganalisis kebutuhan bisnis
organisasi
82
2. Kemampuan untuk menganalisis kebutuhan sistem jaringan
LAN
3. Kemampuan untuk menetapkan arsitektur jaringan LAN yang
tepat
4. Kemampuan untuk mengembangkan jaringan komputer LAN
berdasarkan Komponen Jaringan.
Membuat Disain Jaringan Berbasis Luas (WAN)
Uraian Unit
Materi Bimtek:
Unit ini menjelaskan kemampuan yang diperlukan
untuk Disain jaringan luas (Wide Area network –
WAN). Disain WAN yang dibangun minimal
melibatkan beberapa komponen jaringan yang
terpasang untuk keperluan organisasi.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Mengidentifikasi
persyaratan WAN Segmen-segmen dari WAN yang
diusulkan diidentifikasi Kebutuhan Segmen WAN
ditentukan menggunakan analisis fungsional.
Kandungan dan volume lalu lintas diperkirakan sesuai harapan penggunaan organisasi.
Mengidentifikasi spesifikasi WAN
Kebutuhan sumber daya diidentifikasi untuk masing-masing segmen WAN.
Fitur-fitur lingkungan fisik WAN dipertimbangkan sebagai efek dari disain WAN
Pilihan topologi WAN dihitung harganya berdasarkan pertimbangan batasan biaya.
Pilihan-pilihan topologi dipertimbang-kan dengan
83
mengacu pada sumber daya yang tersedia dan fungsional WAN.
Topologi WAN yang sesuai dipilih berdasarkan kebutuhan organisasi dan batasan biaya.
Membuat disain awal jaringan WAN
Persyaratan pengguna ditinjau ulang dan persyaratan jaringanWAN diidentifikasi.
Diagram jaringan fisik WAN dikembangkan sesuai persyaratan pengguna
Mengevaluasi lalulintas jaringan
Ukuran dan persyaratan ditinjau ulang dan disain akhir diusulkan.
Dukungan dan persyaratan-persyaratan pelatihan ditentukan dan ditambahkan ke persyaratan.
Spesifikasi teknis dan harga terbaru diperoleh dengan menghubungi vendor.
Disain akhir jaringan LAN dilaporan
84