LAPORAN PENDAHULUAN TUBERKULOSIS

21
BAB I TINJAUAN TEORI TUBERKULOSIS PARU A. DEFINISI Sistem pernafasan terutama berfungsi untuk pengambilan oksigen oleh darah dan pembuangan karbondioksida. Paru dihubungkan dengan lingkungan luarnya melalui serangkaian saluran, berturut-turut hidung, farings, larings, trakea dan bronki. Saluran- saluran itu relatif kaku dan tetap tebuka dan keseluruhannya merupakan bagian konduksi dari sistem pernafasan (Tambayong, 2001). Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang menular yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis (Brunner dan Suddarth, 2002). Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain. 1

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN TUBERKULOSIS

BAB I

TINJAUAN TEORI

TUBERKULOSIS PARU

A. DEFINISI

Sistem pernafasan terutama berfungsi untuk

pengambilan oksigen oleh darah dan pembuangan

karbondioksida. Paru dihubungkan dengan lingkungan

luarnya melalui serangkaian saluran, berturut-turut

hidung, farings, larings, trakea dan bronki. Saluran-

saluran itu relatif kaku dan tetap tebuka dan

keseluruhannya merupakan bagian konduksi dari sistem

pernafasan (Tambayong, 2001).

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang

menular yang terutama menyerang parenkim paru yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis

(Brunner dan Suddarth, 2002).

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi

menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB

(Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya

masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara

(pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman

tersebut menyebar dari paru-paru ke organ yang lain

melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe,

saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ

tubuh lain.

1

B. ETIOLOGI

Sebagian besar pasien menunjukkan demam tinngkat

rendah, keletihan, anoreksia, penurunan berat badan,

berkeringat malam hari, nyeri dada dan batuk menetap.

Pada awalnya mungkin batuk bersifat nonproduktif,

tetapi dapat berkembang ke arah pembentukan sountum

mukopurulen dengan hemoptisis. (Brunner dan Suddarth,

2002 ).

Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium

tuberculosis. Kuman lain yang dapat menyebabkan TBC

adalah Mycobacterium Bovis dan M. Africanus

(www.tempointeraktif.com). Kuman Mycobacterium

tuberculosis adalah kuman berbentuk batang aerobic

tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitive

terhadap panas dan sinar ultraviolet (Smeltzer, 2001)

Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak

(lipid). Lipid inilah yang membentuk kuman lebih

tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan

kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup dalam udara

kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan

bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini teradi

karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat

dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan

menjadikan tuberkulosis aktif lagi

Sifat lain kuman ini adalah aerob, sifat ini

menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan

yang lebih tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini

2

tekanan oksigen pada daerah apikal paru-paru lebih

tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal

ini merupakan tempat prediksi penyakit tuberkulosis.

Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk,

tertawa, dan bersin) dan melepaskan droplet. Sinar

matahari langsung dapat mematikan kuman, akan tetapi

kuman dapat hidup beberapa jam dalam keadaan gelap

(www.tempointeraktif.com).

C. ANATOMI DAN FISIOLOGIS

Sistem pernafasan terutama berfungsi untuk

pengambilan oksigen (O2) oleh darah dan pembuangan

karbondioksida (CO2). Paru dihubungkan dengan

lingkungan luarnya melalui serangkaian saluran,

berturut-turut hidung, farings, larings, trakea dan

bronki. Saluran –saluran itu relatif kaku dan tetap

3

terbuka dan keseluruhannya meerupakan bagian konduksi

dari sistem pernafasan. (Tambayong, 2001)

Hidung merupakan saluran pernafasan yang

pertama, mempunyai dua lubang/cavum nasi. Didalam

terdapat bulu yang berguna untuk menyaring udara,

debu dan kotoran yang masuk dalam lubang hidung.

hidung dapat menghangatkan udara pernafasan oleh

mukosa

Faring merupakan tempat persimpangan antara

jalan pernafasan dan jalan makanan, faring terdapat

dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan

mulut sebelah depan ruas tulang leher. Faring dibagi

atas tiga bagian yaitu sebelah atas yang sejajar

dengan koana yaitu nasofaring, bagian tengah dengan

istimus fausium disebut orofaring, dan dibagian bawah

sekali dinamakan laringofaring

Trakea merupakan cincin tulang rawan yang tidak

lengkap (16-20cincin), panjang 9-11 cm dan dibelakang

terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot

polos dan lapisan mukosa. trakea dipisahkan oleh

karina menjadi dua bronkus yaitu bronkus kanan dan

bronkus kiri

Bronkus merupakan lanjutan dari trakea yang

membentuk bronkus utama kanan dan kiri, bronkus kanan

lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri

cabang bronkus yang lebih kecil disebut bronkiolus

4

yang pada ujung–ujung nya terdapat gelembung paru

atau gelembung alveoli.

Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang

sebagian besar terdiri dari gelembung–gelembung.

Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan

tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Paru-paru

terletak pada rongga dada yang diantaranya menghadap

ke tengah rongga dada/ kavum mediastinum. Paru-paru

mendapatkan darah dari arteri bronkialis yang kaya

akan darah dibandingkan dengan darah arteri

pulmonalis yang berasal dari atrium kiri.besar daya

muat udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai 5000

ml udara. Hanya sebagian kecil udara ini, kira-kira

1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut.

sedangkan kapasitas paru-paru adalah volume udara

yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru yang

dalam keadaan normal kedua paru-paru dapat menampung

sebanyak kurang lebih 5 liter

5

TB Paru adalah penyakit infeksius yang menular

yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan

oleh kuman Micobacterium tuberkulosis. (Brunner dan

Suddarth, 2002 ).

6

Pernafasan ( respirasi ) adalah peristiwa

menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke

dalam tubuh ( inspirasi) serta mengeluarkan udara

yang mengandung karbondioksida sisa oksidasi keluar

tubuh (ekspirasi ) yang terjadi karena adanya

perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-

paru .proses pernafasan tersebut terdiri dari 3

bagian yaitu:

1. Ventilasi pulmoner.

Ventilasi merupakan proses inspirasi dan

ekspirasi yang merupakan proses aktif dan pasif

yang mana otot-otot interkosta interna

berkontraksi dan mendorong dinding dada sedikit ke

arah luar, akibatnya diafragma turun dan otot

diafragma berkontraksi. Pada ekspirasi diafragma

dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi dengan

demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka

udara terdorong keluar.

2. Difusi Gas

Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3

atau partikel lain dari area yang bertekanan

tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas

melalui membran pernafasan yang dipengaruhi oleh

factor ketebalan membran, luas permukaan membran,

komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2

serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2. Dalam

Difusi gas ini pernfasan yang berperan penting

7

yaitu alveoli dan darah.

3. Transportasi Gas

Transportasi gas adalah perpindahan gas dari

paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan

bantuan darah ( aliran darah ). Masuknya O2

kedalam sel darah yang bergabung dengan hemoglobin

yang kemudian membentuk oksihemoglobin sebanyak

97% dan sisa 3 % yang ditransportasikan ke dalam

cairan plasma dalam sel.

D. PATOFISIOLOGI

1 Tuberkulosis Primer

Tuberkulosis primer ialah penyakit TB yang

timbul dalam lima tahun pertama setelah terjadi

infeksi basil TB untuk pertama kalinya (infeksi

primer) (STYBLO,1978 dikutip oleh

Danusantoso,2000:102).

Penularan tuberkulosis paru terjadi karena

kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi

droplet dalam udara. Partikel infeksi ini dapat

menetap dalam udara bebas selama 1- 2 jam. Dalam

suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan

berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel

infeksi ini dapat terhisap oleh orang sehat ia

akan menempel pada jalan napas atau paru-paru.

Bila menetap di jarigan paru, akan tumbuh dan

berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Kuman

8

yang bersarang di jaringan paru-paru akan

membentuk sarang tuberkulosa pneumonia kecil dan

disebut sarang primer atau afek primer dan dapat

terjadi di semua bagian jaringan paru.

Dari sarang primer akan timbul peradangan

saluran getah bening menuju hilus (limfangitis

lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah

bening hilus (limfangitis regional) yang

menyebabkan terjadinya kompleks primer.

Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :

a. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat.

b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas

(kerusakan jaringan paru).

c. Berkomplikasi dan menyebar secara :

1) Per kontinuitatum, yakni menyebar ke

sekitarnya.

2) Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan

maupun paru di sebelahnya. Dapat juga kuman

tertelan bersama sputum dan ludah sehingga

menyebar ke usus.

3) Secara linfogen, ke organ tubuh lainnya.

4) Secara hematogen, ke organ tubuh lainnya

2 Tuberkulosis Post-Primer (Sekunder)

Adalah kuman yang dormant pada tuberkulosis

primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai

infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa

9

(tuberkulosis post-primer). Hal ini dipengaruhi

penurunan daya tahan tubuh atau status gizi yang

buruk. Tuberkulosis pasca primer ditandai dengan

adanya kerusakan paru yang luas dengan terjadinya

kavitas atau efusi pleura. Tuberkulosis post-

primer ini dimulai dengan sarang dini di regio

atas paru-paru. Sarang dini ini awalnya juga

berbentuk sarang pneumonia kecil. Tergantung dari

jenis kuman, virulensinya dan imunitas penderita,

sarang dini ini dapat menjadi :

a. Diresorbsi kembali tanpa menimbulkan cacat

b. Sarang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh

dengan sembuhan jaringan fibrosis

c. Sarang dini yang meluas dimana granuloma

berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya

dan bagian tengahnya mengalami nekrosis dan

menjadi lembek membentuk jaringan keju

d. Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat

penyakit ini dapat berkembang biak dan merusak

jaringan paru lain atau menyebar ke organ tubuh

lain

10

Faktor tosik(rokok, alcohol)

Terpapar penderita TBCLingkungan yang burukSocial ekonomi rendahGizi burukDaya tahan tubuh rendah

Mycobacterium Tuberculosis aktif menjadi kuman patogen

Infeksi paru-paru (tuberculosis paru)panas Menghasilkan sekret

Pembentukan tuberkel oleh makrofag(sarang primer)

Kurang pengetahuan tentang perawatan dan penularan TBC

Tidak bisa batuk efektif

Penumpukan secret >>

E. PATHWAYS TUBERKULOSIS

11

Sesak nafas

hipoksia

Kelelahan

Saluran pencernaan

Pembentukan tuberkel oleh makrofag(sarang primer)

Kurang pengetahuan tentang perawatan dan penularan TBCPenumpukan secret >>

Inefektif bersihan jalan nafasSarang primer + limfangitis local + limfadenitis regionalResti penularan TBC

Kompleks primer

Sembuh totalSembuh dengan sarang gohn Penyebaran ke organ lain

Infeksi endogen oleh kuman dormant

Infeksi post primer

Diresorbsi kembali/sembuhSarang meluas

Membentuk kavitas

Sembuh dengan jaringan fibrotik

Memadat dan membungkus diri (tuberkuloma)Menembus pleura (efusi pleura)

Anerisma arteri pulmonalis

Hemaptoe

Perdarahan >>

Resiko syok hipovolemik

Mengganggu perfusi dan difusi O2

Suplai O2

Gangguan pertukaran gas

Intoleransi aktivitas

Bersih & sembuh

pleura

pleuritis

jantung

perikarditis

tulang

TB tulang

Nyeri pada tulang

otak

meningitis

TIK

Nyeri kepala

Ganggaun rasa nyaman

lambung

HCL

Mual, muntah, anorexia

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

12

F. MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala yang sering ditemui pada

tuberkulosis adalah batuk yang tidak spesifik tetapi

progresif. Biasanya tiga minggu atau lebih dan tidak

ada dahak. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada

bronkus, sifat batuk dimulai dari batuk kering (non

produktif) kemudian setelah timbul peradangan

menjadi produktif (menghasilkan sputum). Selain

gejala batuk disertai dengan gejala dan tanda lain

seperti tersebut di bawah ini :

1. Demam. Terjadi lebih dari sebulan, biasanya pada

pagi hari.

2. Hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.

3. Keringat malam hari tanpa kegiatan.

4. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang

sudah berlanjut, dimana infiltrasinya sudah

setengah bagian paru.

5. Nyeri dada. Timbul bila infiltrasi radang sudah

sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

Gejala ii jarang ditemukan.

6. Kelelahan.

7. Batuk darah atau dahak bercampur darah

G. KLISIFIKASI TUBERKULOSIS

13

Di Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai

adalah :

1. TB paru : sputum BTA (+)

2. TB paru tersangka : sputum BTA (-) dengan klinis

dan radiologis (+)

3. Bekas TB paru : riwayat obat anti tuberkulosis (OAT)

adekuat dengan sputum (-), klinis (-), radiologis

menetap. Klasifikasi TB paru yaitu :

1. TB paru

2. Bekas TB paru

3. TB tersangka, yang terbagi dalam :

a. TB paru tersangka yang diobati : sputum BTA

(-), tapi tanda-tanda lain (+)

b. TB paru tersangka yang tidak diobati : sputum

BTA (-) dan tanda-tanda lain juga meragukan.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis dada merupakan cara

yang praktis untuk menemukan lesi tuberkulosis.

Pada awal penyakit dimana lesi masih merupakan

sarang-sarang pneumonia gambaran radiologis adalah

berupa bercak-bercak seperti awan dengan batas

yang tidak tegas. Bila telah berlanjut, bercak-

bercak awan jadi lebih padat dan batasnya jadi

lebih jelas. Bila lesi sudah diliputi jaringan

14

ikat akan terlihat bulatan dengan batas yang

tegas. Lesi ini dikenal dengan nema tuberkuloma.

Pada satu foto dada sering didapatkan

bermacam-macam bayangan sekaligus (pada

tuberkulosa lebih lanjut) seperti infiltrat +

garis-garis fibrotik + klasifikasi + kavitas

(sklerotik/nonsklerotik). Tuberkulosis sering

memberikan gambaran yang aneh-aneh, sehingga

dikatakan ”tuberkulosis is the greatest imitator”

Pemeriksaan radiologis dapat menunjukkan

gambarang yang bermacam-macam dan tidak dapat

dijadikan gambaran diagnostik yang absolut dari

tuberkulosis.

2. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan Darah

Pada pemeriksaan darah yang diperiksa

adalah jumlah leukosit dan limfosit yang

meningkat pada saat tuberkulosis mulai (aktif).

Pada pemeriksaan Laju Endap Darah mengalami

peningkatan, tapi Laju Endap Daanh yang normal

bukan berarti menyingkirkan adanya proses

tuberkulosis. Bila penyakit mulai sembuh,

jumlah leukosit mulai normal dan jumlah

limfosit masih tetap tinggi dan Laju Endap

Darah mulai turun ke arah normal lagi.

b. Pemeriksaan Sputum

15

Pemeriksaan sputum adalah penting karena

dengan ditemukannya kuman BTA diagnosis

tuberkulosis sudah bisa dipastikan. Penemuan

adanya BTA pada dahak, bilasan bronkus, bilasan

lambung cairan pleura atau jaringan paru adalah

sangat penting untuk mendiagnosa TBC paru.

Pemeriksaan dahak dilakukan tiga kali yaitu

: dahak sewaktu datang, dahak pagi dan dahak

sewaktu berkunjung hari kedua. Bila didapatkan

hasil dua kali positif maka dikatakan

mikroskopik BTA positif. Bila satu pisitif, dua

kali negatif maka pemeriksaan perlu diulang

kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan

satu kali positif maka dikatakan mikroskopik

BTA positif, sedangkan bila tiga kali negatif

dikatakan mikroskopik BTA negatif. Untuk

memastikan jenis kuman yang menginfeksi perlu

diakukan pemeriksaan biakan/kultur kuman atau

biakan yang diambil.

c. Tes Tuberkulin

Biasanya dipakai cara mantoux yakni dengan

menyuntikkan 0,1cc tuberkulin PPD (Purified

Protein Derivate) intra cutan. Setelah 48-72

jam tuberkulin disuntikkan, akan timbul reaksi

berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari

infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara

antibody dan antigen tuberkulin.

16

Hasil tes mentoux dibagi dalam :

1) Indurasi 0-5 mm (diameternya) : mantoux

negative

2) Indurasi 6-9 mm : hasil

meragukan

3) Indurasi 10-15 mm : hasil mantoux

positive

4) Indurasi lebih dari 16 mm : hasil

mantoux positif kuat

Biasanya hampir seluruh penderita

memberikan reaksi mantoux yamg positif (99,8%)

Kelemahan tes ini juga dapat positif palsu

yakni pemberian BCG atau terinfeksi dengan

Mycobacterium lain. Negatif palsu lebih banyak

ditemukan daripada positif palsu

(Bahar,1996:721).

I. PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan TBC paru

Tujuan pemberian obat pada penderita

tuberkulosis paru yaitu; untuk menyembuhkan,

mencegah kematian dan kekambuhan (www.kompas.kom).

Obat yang sekarang digunakan adalah Fix Drugs

Combination (FDC) 4 obat ini merupakan obat baru

yang memiliki kandungan sama dengan obat lama

yaitu; Rivampisin,Isoniazid (INH), Etambutol, dan

Pyrazinamid. Dengan adanya obat FDC 4 ini

17

penderita hanya cukup satu butir saja. Menurut

Endang Nuraini (2002), dengan model pengobatan

lama, yaitu dengan banyaknya obat yang harus

dikonsumsi, tingkat kegagalan penyembuhan sangat

tinggi. Sebab, banyak obat yang dikonsumsi

menimbulkan beberapa efek samping yaitu; mual,

pusing, diare. Akibatnya, banyak penderita yang

menghentikan konsumsi obat. Prinsip di dalam

penyembuhan penyakit TBC adalah kerajinan minum

obat (www.depkes.com).

Dalam pembarian obat ada beberapa macam cara

pengobatan :

(a). Pengobatan untuk penderita aktif selama 6

bualan, dilakukan dua tahap yaitu:

1). Tahap awal : obat diminum tiap hari,

lama pengobatan 2 atau 3 bulan tergantung

berat ringannya penyakit.

2). Obat lanjutan : diminum 3 kali seminggu

lama pengobatan 4 atau 5 bulan tergantung

berat ringannya penyakit.

(b). Pengobatan untuk penderita kambuhan atau

gagal pada pengobatan pertama yang dilakukan

selama 8 bulan, yaitu :

1). Obat diminum setiap hari selama 3 bulan

2). Suntikan Streptomicyn setiap hari selama

2 bulan

18

3). Obat diminum 3 kali seminggu selama 5

bulan

(Depkes RI, 2001).

Untuk keberhasilan pengobatan, oleh badan

kesehatan dunia (WHO) dilakukan strategi DOTS

(Dyrecly Observed Treatment Shortcourse). Strategi

ini merupakan yang paling efektif untuk mengontrol

pengobatan tuberkulosis (www.sinarharapan.com).

Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan

dari semua kalangan, semua orang yang batuk dalam

tiga minggu harus diperiksa dahaknya, harus ada

obat yang disiapkan oleh pemerintah, pengobatan

harus dipantau selama enam bulan oleh Pengawas

Minum Obat dan ada sistem pencatatan/pelaporan.

2. Perawatan bagi penderita TBC

Perawatan yang harus dilakukan pada penderita

tuberkulosis adalah :

a.Awasi penderita minum obat, yang paling

berperan disini adalah orang terdekat penderita

yaitu keluarga.

b.Mengetahui adanya gejala samping obat dan rujuk

bila diperlukan.

c.Mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang

penderita.

d.Istirahat teratur minimal 8 jam perhari.

e.Mengingatkan penderita untuk periksa ulang

dahak pada bulan kedua, kelima, dan keenam.

19

f.Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi

dan pencahayaan yang baik (Pepkes RI,1998)

3. Pencegahan penularan TBC

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :

a. Menutup mulut bila batuk.

b. Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang

dahak pada wadah tertutup yang diberi lysol 5%

atau kaleng yang berisi pasir 1/3 dan diberi

lysol.

c. Makan makanan bergizi.

d. Memisahkan alat makan dan minum bekas

penderita.

e. Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan

ventilasi yang baik.

f. Untuk bayi diberikan imunisasi BCG (Depkes

RI,1998).

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA

1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan

dengan secret yang berlebihan ditandai dengan

suara nafas adventif, gelisah, batuk tidak

efektif, dyspnea.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan

membran kapiler alveolar

3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan

hiperventilasi, nyeri, kecemasan, penurunan energi

20

atau kelemahan, hipoventilasi sindrom

4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan

mengurangi metabolisme nutrisi oleh hati yang

dibuktikan dengan intake yang tidak memadai,

keengganan untuk makan, dan berat badan 20% atau

lebih dibawah yang ideal

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

sekunder akibat penurunan cardiac output atau

penurunan fungsi paru dan perfusi jaringan,

ditandai dengan kelelahan dengan sedikit

aktivitas, ketidakmampuan pasien untuk merawat

dirinya snediri, sesak nafas dan peningkatan

denyut jantung

6. Anxietas berhubungan dengan yang dirasakan atau

kerugian akut kontroL.

(sumber : Her. Heater., 2012. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi

2012-2014 by NANDA International. EGC. Jakarta.)

21