Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Gastritis
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Gastritis
Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan
Pada Gangguan Sistem Pencernaan
Gastritis
Disusun Oleh :
1.Ade Ria Carisna (13011001)
2.Angeludcia C.D Eka (13011005)
3.Siti Ulfiyah (13011019)
Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES Insan Unggul Surabaya
P a g e | 2
Jl. Raya Kletek – Taman, Sidoarjo
No.04
Tahun Ajaran 2014/2015
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................2
BAB 1......................................................3LAPORAN PENDAHULUAN........................................3
1.1 Definisi..............................................31.2 Anatomi dan Fisiologi Lambung (Gaster)................4
1.3 Klasifikasi Gastritis.................................51.4 Etiologi..............................................6
1.5 Patofisiologi........................................101.6 Manifestasi Klinis...................................13
1.7 Komplikasi...........................................161.8 Penatalaksanaan Medis................................16
1.9 Farmakologi..........................................19BAB 2.....................................................21
ASUHAN KEPERAWATAN........................................212.1 Pengkajian...........................................21
2.2 Diagnosa Keperawatan.................................242.3 Intervensi Keperawatan...............................24
2.4 Implementasi Keperawatan.............................292.5 Evaluasi.............................................31
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 3
BAB 3.....................................................34
PENUTUP...................................................343.1 Kesimpulan...........................................34
3.2 Saran................................................34Daftar Pustaka............................................35
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung
yang diakibatkan oleh diet yang tidak benar atau
makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunnee an
suddarth 2001).
Gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa
erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif
atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa berupa
erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif
atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa
lambung.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa
dan submukosa lambung. Secara histopatologi dapat
dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang
pada daerah tersebuh (Suyono Slamet 2001).
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 4
Gastritis adalah episode berulang nyeri
epigastrium, gejala sementara atau cepat hilang,
dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon
yang baik dengan antasid atau supresi asam (Grace,
Pierce A.dkk 2006).
Dari beberapa pengertian tentang gastritis
menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa
gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada
mukosa lambung ditandai dengan adanya radang pada
daerah tersebut yang disebabkan karena
mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan
mukosa lambung (seperti makanan asam atau pedas)
atau bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan
minum alkohol.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis
akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah
kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel
inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis
kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh
ulkus dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori.
1.2 Anatomi dan Fisiologi Lambung (Gaster)
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 5
Lambung dalam bahasa inggris (stomach) dan dalam
bahasa belanda (maag) atau ventrikulus atau gaster.
Berupa suatu kantong yang terletak dibawah sekat
rongga badan.
Lambung menerima persediaan darah yang melimpah
dari arteri gastrika dan arteri lienalis,
persyarafan diambil dari vagus dan dari pleksus
seliaka sistema simpatis.
Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung kedalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting yaitu :
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 6
1. Lendir berfungsi untuk melindungi sel-sel lambung
dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
2. Asam klorida (HCL) berfungsi untuk menciptakan
suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Perkursor pepsin merupakan enzim yang memecahkan
protein.
1.3 Klasifikasi Gastritis
Gastritis menurut jenisanya terbagi menjadi dua
yaitu (David Overdorf 2002)
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat
yang dapat ,enyebabkan mukosa menjadi gangren atau
perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis
besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan
oleh faktor –faktor dari luar, seperti bahan
kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein
lada, steroid, mekanis iritasi bakterial, obat
analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 7
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat
menyebabkan erosi mukosa lambung) ).
2) Gastritis endogen akut adalah gastritis yang
disebabkan oleh kelainan badan.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan
oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau
oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis kronik
dikelompokkan dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe
B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu
menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisinosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe
B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi
Helicobaxter pylori yang menimbulkan ulkus pada
dinding lambung.
1.4 Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang
kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat
dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai
panjang berkisar antara 10 inci dan dapat
mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebanyak 1 galon. Bila lambung damlam keadaan
kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 8
akordion. Ketika lambung mulai terisi akan
mengembang, lipatan-lipatan tersebut secara
bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan
secara bertahap melepaskannya kedalam usus kecil.
Kerika makanan masuk kedalam esopagus, sebuah
cincin otot yang berada pada sambungan antara
esopagus dan lambung (asophageal sphincter) akan
membukan dan membiarkan makanan masuk ke lambung.
Setelah masuk kelambung cincin ini menutup.
Dinding lambung terdiri dari lapisan-lapisan otot
yang kuat. Ketika makanan berada dilambung,
dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan
tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar
yang berada dimukosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim-enzim
dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan
makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah
asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif
sehingga paku besi pun larut dalam cairan ini.
Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-mukosa
bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang
mengeluarkan ion bikarbonat secara regular
sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifat korosif asam
hidroklorida.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 9
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme
pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak
dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab
yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara
lain :
1. Infeksi bakteri.
Sebagian besar populasi di dunia
terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang
hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Walaupun tidak
sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri
tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi
melalui jalur oral atau akibat memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi
oleh bakteri ini. Infeksi H. Pylori sering
terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. Pylori ini sekarang
diketahui sebagai penyebab utama
terjadinya peptic ulcer dan penyebab
tersering terjadinya gastritis. Infeksi
dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan menyebar yang
kemudian mengakibatkan perubahan pada
lapisan pelindung dinding lambung.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 10
Salah satu perubahan itu adalah
atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
secara perlahan rusak. Peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung
yang rendah dapat mengakibatkan racun-
racun yang dihasilkan oleh kanker tidak
dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara
sempurna dari lambung sehingga
meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari
kanker lambung. Tapi sebagian besar orang
yang terkena infeksi H. Pylori kronis
tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai
gejala gastritis, hal ini mengindikasikan
bahwa ada penyebab lain yang membuat
sebagian orang rentan terhadap bakteri ini
sedangkan yang lain tidak.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara
terus menerus. Obat analgesik anti
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti
aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan
cara mengurangi prostaglandin yang
bertugas melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat-obat tersebut hanya
sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil. Tapi jika
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 11
pemakaiannya dilakukan secara terus
menerus atau pemakaian yang berlebihan
dapat mengakibatkan gastritis dan peptic
ulcer.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan
terhadap asam lambung walaupun pada
kondisi normal.
4. Penggunaan kokain
Kokain dapat merusak lambung dan
menyebabkan pendarahan dan gastritis.
5. Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar,
luka trauma, luka bakar atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan juga borok
serta pendarahan pada lambung.
6. Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi
ketika sistem kekebalan tubuh menyerang
sel-sel sehat yang berada dalam dinding
lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 12
dan secara bertahap menipiskan dinding
lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan menganggu
produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah
zat yang membantu tubuh mengabsorbsi
vitamin B12).
7. Crohn’s disease
Walaupun penyakit ini biasanya
menyebabkan peradangan kronis pada dinding
saluran cerna, namun kadang-kadang dapat
juga menyebabkan peradangan pada dinding
lambung. Ketika lambung terkena penyakit
ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease
(yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk
cairan) tampak lebih menyolok daripada
gejala-gejala gastritis.
8. Radiasi and kemoterapi
Perawatan terhadap kanker seperti
kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan
peradangan pada dinding lambung yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi
gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh
terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan
yang terjadi biasanya sementara, tapi
dalam dosis besar akan mengakibatkan
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 13
kerusakan tersebut menjadi permanen dan
dapat mengikis dinding lambung serta
merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung.
9. Penyakit bile reflux
Bile (empedu) adalah cairan yang
membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh.
Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika
dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke
usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah
otot sphincter yang berbentuk seperti
cincin (pyloric valve) akan mencegah
empedu mengalir balik ke dalam lambung.
Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan
benar, maka empedu akan masuk ke dalam
lambung dan mengakibatkan peradangan dan
gastritis.
10. Faktor-faktor lain
Gastritis sering juga dikaitkan
dengan konsisi kesehatan lainnya seperti
HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal
hati atau ginjal.
Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah :
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 14
1. Gastritis akut
1) Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan
pbat anti inflamasi non steroid dalam dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung.
2) Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa
pada dinding lambung dan membuat dinding
lambung lebih rentan terhadap asam lambung
walaupun pada kondisi normal.
3) Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung :
trauma, luka bakar.
4) Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka
trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat
menyebabkan gastritis dan perdarahan pada
lambung.
2. Gastritis kronik
Pada gastritis kronik penyabab tidak
jelas, tetapi berhubungan dengan
Hellicobacter Pylori, apalagi ditemukan ulkus
pada pemeriksaan penunjang.
Menurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab
gastritis adalah :
1. Gastritis akut
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 15
Sering disebabkan akibat diet yang tidak
benar. Penyebab lain dari gastritis akut
mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau
terapi radiasi.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung, atau oleh bakteri Hellicobacter
Pylori.
1.5 Patofisiologi
Pathway Gastritis
1. Gastritis Akut
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 16
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau
Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti
aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti
aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan
peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya
sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah
lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus
menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. Pemberian
aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat
dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor
defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan
makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet)
atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh
dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu
terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut
bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung
akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga
dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis
yang lama dapat menyebabkan gastritis. Stress
seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 17
iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung
mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa
akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa.
Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih
menyebabkan edema lalu rusak.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe
A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai
gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi
sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun,
seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus
atau korpus dari lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H.
pylori) Ini dihubungkan dengan bakteri H. Pylori,
faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau
refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk
bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis
ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa
lambung.
Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung
menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh
sehingga asam lambung dapat menembus lapisan
tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun
bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem
kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 18
Pylori tersebut dengan mengirimkan butir-butir
leukosit, sel T-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan
infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus
lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa
dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat
dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa
perusak radikal superoksida pada sel lapisan
lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan
sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan
sumber nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan
epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk
ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi
(perdarahan). Dalam beberapa hari gastritis dan
bahkan tukak lambung akan terbentuk.
1.6 Manifestasi Klinis
Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari
yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat
yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat
berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
1. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung
sangat hebat sampai terjadi renjatan karena
kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan
bahkan asimtomatis. Keluhan-keluhan itu misalnya
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 19
nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan
tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Kadang-kadang disertai dengan mual- mual dan
muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-
satunya gejala.
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan
bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan
secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan
kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan
yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala
gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi,
pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.
Gastritis kronis
1. Bervariasi dan tidak jelas.
2. Perasaan penuh, anoreksia.
3. Distress epigastrik yang tidak nyata.
4. Cepat kenyang.
Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis
adalah :
1. Gastritis Akut
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 20
1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena
adanya peradangan pada mukosa lambung.
2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu
keluhan yangs ering muncul. Hal ini
dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung
sehingga terjadi peningkatan asam lambung
yang meningkatkan mual hingga muntah.
3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena. Kemudian
disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan.
Gastritis akut :
1) Gastritis Akute Eksogen Simple
Nyeri epigastrik mendadak.
Nausea yang disusul dengan vomitus.
Saat serangan pasien kelihatan
berkeringat, gelisah, sakit perut, dan
kadang disertai panas serta takikardi.
Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
2) Gastritis Akute Eksogen Korosiva
Pasien kolaps dengan kulit dingin.
Takikardi dengan sianosis.
Perasaan seperti terbakar pada
epigastrium.
Nyeri hebat (kolik).
3) Gastritis Infeksiosa Akute
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 21
Anoreksia.
Perasaan tertekan pada epigastrium.
Vomitus.
Hematemesis.
4) Gastritis Hegmonos Akute
Nyeri hebat mendadak di epigastrium,
Neusia.
Rasa tegang pada epigastrium, vomitus.
Panas tinggi dan lemas, takipnea.
Lidah kering sedikit ektrik, takikardi.
Sianosis pada ektermitas.
Abdomen lembek, leukositosis.
2. Gastritis Kronik
1) Pada pasien gastritis kronik umumnya tidak
mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil
mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nauesa
dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan.
Gastritis kronik :
1) Gastritis superfisialis
Rasa tertekan yang samar pada
epigastrium.
Penurunan BB.
Kembung atau rasa penuh pada
epigastrium.
Nousea.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 22
Rasa perih sebelum dan sesduah makan.
Terasa pusing.
Vomitus.
2) Gastritis Atropikan
Rasa tertekan pada epigastrium,
anoreksia.
Rasa penuh pada perut, nousea.
Keluar angin pada mulut, vomitus.
Mudah tersinggung, gelisah.
Mulut dan tenggorokan terasa kering.
3) Gastritis Hypertropik Kronik
Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu
berkurang setelah minum susu.
Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
Kadang disertai melena.
1.7 Komplikasi
Pada gastritis akut. Perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena,
dapat berakhir sebagai syak hemoragik yang bisa
mengakibatkan kematian. Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperhatikan hampir sama namun pada
tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter Pylori, sebesar 100% tukak duodenum dan
60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan endoskopi.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 23
Pada gastritis kronik adalah inflamasi lambung
yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna dan
maligna dari lambung atau oleh Helicobater Pylori.
1) Atrofi lambung dapat menyebabkan ganggguan
penyerapan terhadap vitamin.
2) Anemia pernisinosa yang mempunyai antibodi
terhadap faktor intrinsik dalam serum atau
cairan gasternya akibat gangguan penyerapan
terhadap vitamin B12.
3) Gangguan penyerapan zat besi.
1.8 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah
menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet
lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-
obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan
sebagai berikut :
1. Gastritis Akut
1) Kurangi minum alkohol dan makan sampai
gejala-gejala menghilang, ubah menjadi diet
yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin
diperlukan cairan intravena.
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam
kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam
dengan antasida umum, misalnya aluminium
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 24
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor
pompa proton, antikolinergik dan sukralfat
(untuk sitoprotektor).
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa
kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau
cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas
lambung karena bahaya perforasi.
6) Antasida
Antasida merupakan obat bebas yang dapat
berbentuk cairan atau tablet dan merupakan
obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis
ringan. Antasida menetralisir asam lambung
dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat
asam lambung dengan cepat.
7) Penghambat asam
Ketika antasida sudah tidak dapat lagi
mengatasi rasa sakit tersebut, dokter
kemungkinan akan merekomendasikan obat
seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau
famotidin untuk mengurangi jumlah asam
lambung yang diproduksi.
2. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan
farmakoterapi.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 25
1) Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk
melindungi jaringan-jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke
dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara
teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya
menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan
ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah
bismuth subsalicylate yang juga menghambat
aktivitas H. Pylori.
2) Penghambat pompa proton
Cara yang lebih efektif untuk mengurangi
asam lambung adalah dengan cara menutup
“pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil
asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam
dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa”
ini.
Yang termasuk obat golongan ini adalah
omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan
esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga
menghambat kerja H. pylori.
3) H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik
(mis, tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam
bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 26
Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat
beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H.
pylori. Yang paling sering digunakan adalah
kombinasi dari antibiotik dan penghambat
pompa proton. Terkadang ditambahkan pula
bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi
untuk membunuh bakteri, penghambat pompa
proton berfungsi untuk meringankan rasa
sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan
meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi
terhadap infeksi H. pylori tidak selalu
berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori
sangat beragam, bergantung pada regimen yang
digunakan.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat
tampaknya lebih efektif daripada kombinasi
dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama
(terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan
10 hari) juga tampaknya meningkatkan
efektifitas. Untuk memastikan H. pylori sudah
hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali
setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan
pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua
jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk
memastikan sudah tidak adanya H. pylori.
Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang
positif selama beberapa bulan atau bahkan
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 27
lebih walaupun pada kenyataanya bakteri
tersebut sudah hilang.
1.9 Farmakologi
Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah
Obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif
menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke
dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai
anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar
antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam
yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif
mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik.
Pengobatan gastritis tergantung pada
penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi alkohol
dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan
merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi
bahan tersebut.
Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori
dapat diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi
eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam
antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam
lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor).
Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung
oleh asam lambung, penderita gastritis lazim diberi
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 28
obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung,
misalnya (Mayo Clinic,2007) :
1. Antasid
Obat bebas yang dapat berbentuk cairan
atau tablet dan merupakan obat yang umum
dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralkan asam lambung sehingga
cepat mengobati gejala antara lain promag,
mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker)
Jika antasid tidak cukup untuk mengobati
gejala, dokter biasanya meresepkan obat
penghambat asam antara lain simetidin,
ranitidin, atau famotidin.
3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton)
Obat ini bekerja mengurangi asam lambung
dengan cara menghambat pompa kecil dalam sel
penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam
kelompok ini adalah omeprazole, lanzoprazole,
esomeparazol, rabeprazole, dll. Untuk mengatasi
infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat
dari golongan penghambat pompa proton,
dikombinasikan dengan antibiotika.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 30
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1) Anamnesa meliputi :
1. Identitas Pasien
1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin : Tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin
4. Jenis pekerjaan : Tidak dipengaruhi jenis
pekerjaan
5. Alamat
6. Suku/bangsa
7. Agama
8. Tingkat pendidikan : Bagi orang yang tingkat
pendidikan rendah atau minim mendapatkan
pengetahuan tentang gastritis, maka akan
menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya
menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa
dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan
serta memperparah penyakit ini.
9. Riwayat sakit dan kesehatan
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit saat ini
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 31
3. Riwayat penyakit dahulu
2) Pemeriksaan fisik : Review of System
1. B1 (breath) : Takhipnea
2. B2 (blood) : Takikardi, hipotensi, disritmia,
nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat,
warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : Sakit kepala, kelemahan,
tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder): Oliguri, gangguan keseimbangan
cairan.
5. B5 (bowel) : Anemia, anorexia, mual, muntah,
nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan
pedas.
6. B6 (bone) : Kelelahan, kelemahan.
3) Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah
terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang
positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya
tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi
akibat perdarahan lambung karena gastritis.
2. Uji napas urea
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 32
Suatu metode diagnostik berdasarkan
prinsip bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori
dalam lambung menjadi amoniak dan
karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi
melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi
dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri
H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang
positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan
adanya pendarahan dalam lambung.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas
yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes
ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah
selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui
mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa
nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan,
dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy)
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 33
dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian
akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30
menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh
pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang
kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak
ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang
sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan endoskop.
5. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini
akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat
lebih jelas ketika di rontgen.
6. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan
merupakan tekhnik penting untuk menegakkan
diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan
dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk
dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (Basal
Acid Output) tanpa perangsangan.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 34
Ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis
sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor pankreas
yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang
selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
7. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur
pengeluaran asam maksimal (MAO, Maximum Acid
Output) setelah pemberian obat yang merangsang
sekresi asam seperti histamin atau
pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui
teradinya aklorhidria atau tidak.
4) Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap
penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap
penyakit.
2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan
output cair yang berlebih ( mual dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 35
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi.
5. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan
dengan iritasi mukosa gaster
2.3 Intervensi Keperawatan
No.
Diagno
sa
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Intervensi
Keperawatan
Rasional
1. Tujuan :
Mencegah
output yang
berlebih dan
mengoptimalkan
intake cair.
Kriteria Hasil
:
Mempertahankan
volume cairan
adekuat dengan
dibuktikan
oleh mukosa
bibir lembab,
1. Penuhi
kebutuhan
individual.
Anjurkan klien
untuk minum
(Dewasa : 40-60
cc/kg/jam).
2. Berikan cairan
tambahan
Intravena
sesuai
indikasi.
3. Awasi tanda-
tanda vital,
evaluasi turgor
1. Mengganti
kehilangan
cairan dan
memperbaiki
keseimbangan
cairan dalam
fase segera.
2. Menunjukkan
status
dehidrasi
atau
kemungkinan
kebutuhan
untuk
peningkatan
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 36
turgor kulit
baik,
pengisian
kapiler
berwarna merah
muda, input
dan output
seimbang.
kulit,
pengisian
kapiler dan
membran mukosa.
4. Kolaborasi
pemberian
cimetidine dan
ranitidine.
Intake cairan
yang adekuat
akan mengurangi
resiko
dehidrasi
pasien.
penggantian
cairan.
Cimetidine
dan
ranitidine
berfungsi
untuk
menghambat
sekresi asam
lambung
2. Tujuan :
Gangguan
nutrisi
teratasi
Kriteria Hasil
:
1. Antoprometr
i : Berat
badan,
lingkar
lengan atas
1. Reduksi stress
dan
farmakoterapi
seperti
cytoprotective
agent,
penghambat
pompa proton,
anatasida.
2. Kolaborasi
transfusi
albumin.
3. Konsultasi
1. Stress
menyebabkan
peningkatan
produksi asam
lambung,
untuk klien
dengan
gastritis
penggunaan
penghambat
pompa proton
membantu
untuk
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 37
kembali
normal.
2. Albumin,
hemoglobin
normal.
3. Klinis :
terlihat
segar.
4. Porsi makan
habis.
dengan ahli
diet untuk
menentukan
kalori /
kebutuhan
nutrisi.
4. Tambahkan
vitamin seperti
B12.
5. Batasi makanan
yang
menyebabkan
peningkatan
asam lambung
berlebih,
dorong klien
untuk
menyatakan
perasaan
masalah tentang
makan diet.
6. Berikan nutrisi
melalui
Intravena
sesuai
indikasi.
mengurangi
asam lambung
dengan cara
menutup pompa
asam dalam
sel lambung
penghasil
asam.
Kemudian
untuk
penggunaan
cytoprotectiv
e agent
membantu
untuk
melindungi
jaringan
yang melapisi
lambung dan
usus kecil.
pada klien
dengan
gastritis
antasida
berfungsi
untuk
menetralisir
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 38
asam lambung
dan dapat
mengurangi
rasa sakit.
2. Dengan
tranfusi
albumin
diharapkan
kadar albumin
dalam darah
kembali
normal
sehingga
kebutuhan
nutrisi
kembali
normal.
3. Pemasukan
individu
dapat
dikalkulasika
n dengan
berbagai
perhitungan
yang berbeda,
perlu bantuan
dalam
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 39
perencanaan
diet yang
memenuhi
kebutuhan
nutrisi.
4. Mencegah
terjadinya
anemia.
5. Keragu-raguan
untuk makan
mungkin
diakibatkan
oleh takut
makanan yang
menyebabkan
terjadinya
gejala.
Program ini
mengistirahat
kan saluran
pencernaan
sementara,
dan memenuhi
nutrisi
sangat
penting dan
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 40
dibutuhkan.
3. Tujuan :
Intoleransi
aktivitas
akibat
kelemahan
fisik
teratasi.
Kriteria Hasil
:
1) Klien tampak
lebih mudah
aktivitas.
2) Klien merasa
nyaman
dengan
posisinya.
3) Klien tidak
dibantu oleh
keluarga
dalam
beraktifitas
.
1. Tingkatkan
tirah baring
atau duduk dan
berikan obat
sesuai dengan
indikasi.
2. Berikan
lingkungan yang
tenang dan
nyaman.
3. Ajarkan klien
metode
penghematan
energi untuk
aktivitas
(lebih baik
duduk daripada
berdiri saat
melakukan
aktivitas).
1. Tirah baring
dapat
meningkatkan
stamina tubuh
pasien
sehinggga
pasien dapat
beraktivitas
kembali.
2. Lingkungan
yang nyaman
dan tenang
dapat
mendukung
pola
istirahat
pasien.
3. Klien dapat
beraktivitas
secara
bertahap
sehingga
tidak terjadi
kelemahan.
4. Tujuan : 1. Beri pendidikan Pengkajian /
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 41
Informasi
tepat dan
efektif.
Kriteria Hasil
:
Klien dapat
menyebutkan
pengertian,
penyebab,
tanda dan
gejala,
perawatan,
pencegahan dan
pengobatan.
kesehatan
(penyuluhan)
tentang
penyakit, beri
kesempatan
klien atau
keluarga untuk
bertanya,
beritahu
tentang
pentingnya
obat-obatan
untuk
kesembuhan
klien.
2. Evaluasi
tingkat
pengetahuan
pasien.
Memberikan
pengetahuan
dasar dimana
klien dapat
membuat pilihan
informasi
tentang kontrol
masalah
evaluasi secara
periodik
meningkatkan
pengenalan /
pencegahan dini
terhadap
komplikasi
seperti ulkus
peptikum dan
pendarahan pada
lambung.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 42
kesehatan.
Keterlibatan
orang lain yang
telah menerima
masalah yang
sama dapat
meningkatkan
koping , dapat
meningkatkan
terapi dan
proses
penyembuhan.
5. Tujuan :
Pasien
mengatakan
rasa nyeri
berkurang.
Kriteria Hasil
: Tidak
terjadi
iritasi
berlanjut.
1. Anjurkan puasa
pada pasien
pada 6 jam
pertama.
2. Berikan makanan
lunak sedikit
demi sedikit
dan beri minum
yang hangat.
3. Identifikasi
dan batasi
makanan yang
menimbulkan
ketidaknyamanan
.
1. Mengurangi
inflamasi pada
mukosa lambung.
2. Dilatasi
gaster dapat
terjadi bila
pemberian makan
terlalu cepat
setelah periode
puasa.
3. Dapat
menyebabkan
distres pada
bermacam-macam
individu /
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 43
4. Observasi
keluhan nyeri,
catat lokasi,
lamanya,
intensitasnya,
( skala 0-10 ),
serta perubahan
karakteristik
nyeri.
dispepsia.
4. Perubahan
karakteristik
nyeri dapat
menunjukan
penyebaran
penyakit /
terjadinya
komplikasi.
2.4 Implementasi Keperawatan
Tanggal dan
Jam
No.
Diagnosa
Implementasi Respon Pasien
01 Mei 2015
(09.00)
1 dan 2 1. Memenuhi
kebutuhan
individual.
menganjurkan
klien untuk
minum
(Dewasa : 40-60
cc/kg/jam).
2. Melakukan
pemeriksaan
tanda-tanda
vital, evaluasi
turgor kulit,
DS : Klien
merasa lebih
baik tidak
dehidrasi
lagi.
DS : Setelah
obat diminum
klien merasa
tidak nyeri
kembali.
DO : Turgor
kulit
membaik, TTV
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 44
pengisian
kapiler dan
membran mukosa.
3. Berkolaborasi
memberikan
cimetidine dan
ranitidine.
4. Berkonsultasi
dengan ahli diet
untuk menentukan
kalori /
kebutuhan
nutrisi.
5. Membatasi
makanan yang
menyebabkan
peningkatan asam
lambung
berlebih,
mendorong klien
untuk menyatakan
perasaan masalah
tentang makan
diet.
6. Berikan nutrisi
melalui
Intravena sesuai
normal.
DO : Nafsu
makan klien
kembali
normal.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 45
indikasi.
01 Mei 2015
(11.00)
3 dan 4 1. Membantu
meningkatkan
tirah baring
atau duduk dan
berikan obat
sesuai dengan
indikasi.
2. Mengajarkan
klien metode
penghematan
energi untuk
aktivitas
3. Memberikan
edukasi kepada
klien dan
keluarga klien,
tetntang
pentingnya
menjaga
kesehatan
lambung, dan
memberikan
edukasi cara
pemberian obat.
4. Evaluasi tingkat
pengetahuan
DO : Klien
tampak lebih
leluasa
beraktivitas.
DS : Klien
mampu
bergerak
tanpa
bantuan.
DS : Klien
dan keluarga
klien
bersedia
menerima
edukasi yang
diberikan.
DO : Klien
menguasai
pengetahuan
yang telah
diberikan.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 46
pasien.
5. Memberikan
pengetahuan
dasar dimana
klien dapat
membuat pilihan
informasi
tentang kontrol
masalah
kesehatan.
01 Mei 2015
(13.00)
5 1. Menganjurkan
puasa pada
pasien pada 6
jam pertama.
2. Memberikan
makanan lunak
sedikit demi
sedikit dan
memberi minum
yang hangat.
3. Mengidentifikasi
dan membatasi
makanan yang
menimbulkan
ketidaknyamanan.
4. Mengobservasi
keluhan nyeri,
DS : Klien
menyatakan
rasa nyeri
berkurang
DO : Klien
tampak lebih
nyaman.
DO : Tidak
ada iritasi
pada lambung.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 47
mencatat lokasi,
lamanya,
intensitasnya,
dengan
menggunakan
( skala 0-10 ).
2.5 Evaluasi
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi TTD
01 Mei 2015 1 dan 2 S : Klien
merasa lebih
baik tidak
dehidrasi
lagi. Setelah
obat diminum
klien merasa
tidak nyeri
O : Nafsu
makan kembali
normal. Turgor
membaik. TTV
normal.
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 48
01 Mei 2015 3 dan 4 S : Klien
mampu bergerak
tanpa bantuan.
Klien dan
keluarga klien
bersedia
menerima
edukasi yang
diberikan.
O : Klien
tampak leluasa
braktivitas
tanpa bantuan.
Klien dan
keluarga klien
mampu
melakukan
edukasi yang
diberikan.
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan.01 Mei 2015 5 S : Klien
tidak
merasakan
nyeri kembali.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 49
O : Iritasi
dilambung
hilang.
A : Masalah
teratasi.
P : Intervensi
dihentikan
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 50
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung
yang diakibatkan oleh diet yang tidak benar atau
makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis
akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah
kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel
inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis
kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh
ulkus dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 51
Gejala gastritis akut sangat bervariasi,
mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Gejala
gastritis kronis :
1. Bervariasi dan tidak jelas.
2. Perasaan penuh, anoreksia.
3. Distress epigastrik yang tidak nyata.
4. Cepat kenyang.
3.2 Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dalam sistem
pencernaan itu baik, karena dapat mengganggu
kerusakan organ dalam sehingga memberikan dampak
negatif bagi kesehatan tubuh. Menghindari makanan
yang asam, pedas dan minuman yang beralkohol,
kafein. Dapat memicu cepatnya terjadi gastritis
karena asam lambung tidak bisa menjaga dinding
lambung. Mengakibatkan nyeri di epigastrium. Maka
dari itu jagalah organ organ penting dan kesehatan
dalam tubuh kita ini.
Daftar Pustaka
1. Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01
P a g e | 52
2. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta
3. http://en.wikipedia.org, Gastritis
4. Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep
Proses Penyakit, edisi 4, Alih Bahasa Peter Anugrah. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Asuhan Keperawatan Gastritis 2015, May 01