ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

30
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN 1. Proses kehamilan Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010). a) Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan enjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN1. Proses kehamilan

Proses kehamilan merupakan matarantai yang

bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.

(Manuaba, 2010).

a) Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang

dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks.

Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35

tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti

proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan

pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan

menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan

ovarium disertai pembentukan cairan folikel.

Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium

menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.

Selama pertumbuhan enjadi folikel de Graaf, ovarium

mengeluarkan hormon estrogen yang dapat

mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati

ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi,

peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini

menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras

menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin

besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi

pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak

aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka

ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh

fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum

pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan

mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk

pematangan pertama artinya telah siap untuk

dibuahi. (Manuaba, 2010).

b) Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses

yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel

primitif tubulus menjadi spermatosit pertama,

menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid

akhirnya spermatozoa.

Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai

hormonal yang kompleks dari pancaindra,

hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig

sehingga spermatogonium dapat mengalami proses

mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan

sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60

juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa

seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong

sedikit gepeng yang mengandung inti), leher

(penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang

sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga

dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa

mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang

dapat mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk

ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama

tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan

konsepsi (Manuaba, 2010).

c) Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa

disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk

zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti

uraian dibawah ini.

1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi,

diliputi oleh korona radiata yang mengandung

persediaan nutrisi.

2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase

ditengah sitoplasma yang disebut vitelus.

3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang

pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam

vitelus melalui saluran pada zona pelusida.

4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat

yang paling luas yang dindingnya penuh nonjot dan

tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai

waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.

5) Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama

48 jam. Spermatozoa menyebar masuk melalui

kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada

kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu

pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu

mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan

perjalanan menuju tuba falopi

d) Proses Nidasi atau Implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam

sitoplasma, ‘vitelus” membangktkan kembali

pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan

“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan

mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga

pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus

spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati

dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu

dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun

wanita.

Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian

44 dalam bentuk “autosom” sedangkan 2 kromosom

sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu

resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki dua

bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila

spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi

jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y

bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin laki-laki.

Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat

disalahkan dengan jenis kelamin bayinya yang lahir

karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak

suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan

spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa

jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan

seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti,

hasil konseps terus berjalan menuju uterus.

Pembelahan berjalan terus dan didalam morula

terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang

disbut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan

berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang

dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan

nidasi.

e) Pembentukan plasenta

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus

uteri di dinding depan atau belakang. Pada

blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh

tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner cell

mass akan tertanam ke dalam endometrium.terjadinya

nidasi (implantasi) mendorong sel blastula

mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan

ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan yolk sac

(kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk

“ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio

terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan

kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur

ektoderm, endoterm dan mesoderm. Ruangan amnion

dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan

yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan

berkembang menjadi tali pusat.

Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah

bersama dengan hati, limpa dan sumsum tulang. Pada

minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung

dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal

tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi

pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan

ultrasonografi atau sistem Doppler.

2. Fisiologi pertumbuhan janin

Kehamilan berlangsung selama 40 minggu dengan

perhitungan bahwa satu bulan sama dengan 28 hari.

Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari 42

minggu. (Manuaba, 2010). Pada dua minggu pertama,

hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum

yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut

mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut

fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi

pada berbagai periode kehamilan.

Umurkehamila

n

Panjangfetus Pembentukan organ

4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan tulang

8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk, kepala menekur ke dada

12 minggu

9 cm Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai berbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum berdiferensisasi

16 minggu

16-18 cm Genitalia eksterna berbentuk dan dapat dikenal, kulit tipis dan warna merah

20 minggu

25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di kulit

24 minggu

30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis danbulu mata serta kulit keriput, kepala besar. Bila lahir dapat bernapas tetapi hanya bertahan hidup beberapa jam saja

28 minggu

35 cm Kulit warna merah ditutupi vernikskaseosa. Bila lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah. Bayi imatur

32 minggu

40-43 cm Kulit merah dan keriput, bila lahir kelihatan seperti orang tua kecil (littleold man)

36 minggu

46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur

40 minggu

50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ baik. Pada pria, testis sudah berada dalam skrotum sedangkan pada wanita labia mayora berkembang baik. Tulang-tulang kepala menulang

Sumber: Mochtar, 1998

Faktor dan subfaktor pertumbuhan dan perkembangan jnin

a) Faktor ibu

1) Keadaan kesehatan ibu saat hamil.

2) Penyakit yang menyertai kehamilan.

3) Penyulit kehamilan.

4) Kelainan pada uterus.

5) Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet.

6) Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan.

b) Faktor janin

1) Jenis kelamin janin.

2) Penyimpangan genetik: kelaianan kongenital,

pertumbuhan abnormal.

3) Infeksi intrauterin.

c) Faktor plasenta

Plasenta adalah akar janin untuk dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu,

plasenta sangat penting artinya untuk menjamin

kesehatan janin dalam rahim yang ditetapkan dengan

indeks plasenta.

Indeks plasenta=

Berat plasentaBerat badan bayi

Sumber: Manuaba, 2010.a) Pernapasan janin

Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-

gerakan pernapasan, namun air ketuban tidak masuk

ke dalam alveoli paru-parunya. Pusat pernapasan ini

dipengaruhi oleh kadar o2 co2 di dalam tubuh janin.

(Mochtar, 1998).

b) Sirkulasi darah janin

Sistem sirkulasi darah janin yaitu:

1) Foramen Ovale

2) Duktus Arteriosus Botali

3) Arteriae Umbilikales Lateralis

4) Duktus Venosus Aranti

Darah yang kaya o2 dan nutrisi yang berasal dari

uri masuk ke tubuh janin melalui vena umbilikus.

Melalui duktus venosus Aranti sebagian besar darah

tersebut mengalir ke vena kava inferior lalu masuk

ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah tadi

mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava

inferior seperti tadi. Dalam atrium kanan, sebagian

besar darah ini kana mengalir secara fisiologis ke

dalam atrium kiri melalui foramen ovale. Dari

atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri yang

selanjutnya dipompakan ke aorta. Hanya sebagian

kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel

kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari

vena kava superior.

Karena tekanan dari paru-paru yang belum

berkembang maka sebagian besar darah dari ventrikel

kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru

melalui aa.pulmonales akan mengalir melalui duktus

Botali ke aorta. Sebagian kecil darah menuju paru-

paru kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri.

Dari aorta, darah akan mengalir ke seluruh tubuh

membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ tubuh

janin (Mochtar, 1998).

c) Saluran pencernaan (traktus digestivus)

Saluran pencernaan telah siap terbentuk pada

kehamilan 16 minggu. Janin telah dapat menelan air

ketuban dalam jumlah banyak yang diarbsorbsi oleh

mukosa saluran pencernaan. Mekonium yang ada dalam

saluran pencernaan berwarna hijau tua karena

penghancuran bilirubin. Pada gawat janin timbul

hipoksia berat, mekonium keluar karena usus

mengadakan peristaltik dan otot fringter ini lumpuh

(mencret) sehingga air ketuban berwarna kehijauan.

Secara normal janin meminum air ketuban 450 cc

setiap hari. Hati telah berfungsi pada kehamilan 16

minggu yaitu untuk hemopoiesis dan metabolisme

hidrat arang. Glikogen, vitamin A dan vitamin D

disimpan dalam hati (Mochtar, 1998).

d) Saluran kemih (traktus urinarius)

Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12

minggu dimana dalam kandung kemih telah ada air

kemih yang diekskresi ke dalam air ketuban. Pada

bayi baru lahir, kapasitas kandung kemih kira-kira

45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05-0,10 cc

per menit (Mochtar, 1998).

e) Usia kehamilan

Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan

(minggu) atau 10 bulan. Ibu termuda yang hamil dan

melahirkan adalah Lina Medina berumur 4 tahun 8

bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur

52 tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan

(trimestes): kehamilan triwulan I antara 0-12

minggu, kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu

dan kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu

(Mochtar, 1998).

Usia kehamilan dapat ditentukan dengan:

1) Menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele

menggunakan usia kehamilan yang berlangsung

selama 288 hari. Perkiraan kelahiran dihitung

dengan menentukan hari pertama haid terakhir yang

kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegele dapat

dihitung dengan menambahkan hari pertama haid

terakhir dengan tujuh dan bulannya ditambah

sembilan. Contoh: HPHT tanggal 15 January 1993,

maka perhitungan perkiraan kelahiran adalah 15 +

7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga dugaan persalinan

adalah 22 Oktober 1993.

2) Gerakan pertama janin. Dengan memperkirakan

terjadinya gerakan pertama janin pada usia

kehamilan 16 minggu, maka perkiraan usia

kehamilan dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak

akurat.

3) Perkiraan tinggi fundus uteri. Mempergunakan

tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia

kehamilan terutama tepat pada hamil pertama. Pada

kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini

kurang tepat.

Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.

Tinggi Fundus Uteri Usiakehamilan

1/3 di atas simfisis 12 minggu½ di atas simfisi pusat 16 minggu2/3 di atas simfisis 20 mingguSetinggi pusat 22 minggu

1/3 di atas pusat 28 minggu½ pusat-prosesus xifoideus 34 mingguSetinggi prosesus xifoideus 36 mingguDua jari (4 cm) dibawah prosesusxifoideus 40 minggu

4) Penentuan usia kehamilan dengan ultrasonografi.

Dengan menentukan usia kehamilan melalui

ultrasonografi dapat diketahui: diameter kantung

gestasi, jarak kepala-bokong, jarak tulang

biparietal, lingkaran perut dan panjang tulang

femur (sumber: Manuaba, 2010).

3. Tanda dan gejala kehamilan

a) Tanda-tanda presumptif

1) Amenorea (tidak dapat haid)

2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)

3) Mengidam (ingin makan sesuatu)

4) Tidak tahan suatu bau-bauan

5) Pingsan

6) Tidak ada selera makan (anoreksia)

7) Lelah (fetique)

8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri,

disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang

merangsang duktus dan alveoli payudara.

9) Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar.

10) Konstipasi karena tonus otot-otot usus

menurun oleh pengaruh hormon steroid.

11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon

kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka

(chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan

dinding perut (linea nigra = grisea).

12) Epulis: hipertrofi dari papil gusi.

13) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi

pada kaki, betis dan vulva biasanya dijumpai pada

triwulan akhir.

b) Tanda-tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk,

besar dan konsistensi dari rahim.

3) Tanda Hegar

4) Tanda Chadwick

5) Tanda Piscaseck

6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang

= Braxton-Hiks

7) Teraba Ballotement

8) Reaksi kehamilan positif

c) Tanda pasti (tanda positif)

1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau

diraba, juga bagian-bagian janin.

2) Denyut jantung janin

a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

d. Dilihat pada ultrasonografi

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

Sumber: Mochtar, 1998.

4. Perubahan fisiologi pada kehamilan

a) Perubahan pada sistem reproduksi

1. Uterus

a) Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin,

rahim membesar akibat hipertrofi dan

hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut

kolagennya menjadi higrokopik. Endometrium

menjadi desidua, ukuran pada kehamilan cukup

bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih

dari 4000 cc.

b) Berat: berat uterus naik secara luar biasa

dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir

kehamilan (40 pekan).

c) Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan

pertama kehamilan, bentuk rahim seperti

alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk

bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur.

Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur

ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur

bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur

angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim

mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang

sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft)

disebut Tanda Hegar.

d) Posisi rahim dalam kehamilan

Pada permulaan kehamilan dalam letak

antefleksi atau retrofleksi, pada 4 bula

kehamilan rahim tetap berada dalam rongga

pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga

perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai

batas hati dan rahim yang hamil biasanya

mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau

kiri.

e) Vaskularisasi

Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam

diameter, panjang dan anak-anak cabangnya.

Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan

bertambah.

f) Serviks uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi

lunak (soft) disebut tanda goodel. Kelenjar

endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak

cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran

pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini

disebut tanda Chadwick.

2. Indung telur (ovarium)

Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil

alih pengeluaran estrogen dan progesteron.

3. Vagina dan vulva

Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada

vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi,

vagina dan vulva terlihat lebih merah atau

kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio

serviks disebut tanda Chadwick.

4. Dinding perut (abdominal wall)

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan

menyebabkan robeknya serabut elastis dibawah

kulit sehingga timbul striae gravidarum. Bila

terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada

hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi

diatasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada

linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut

linea nigra.

5. Payudara

Selama kehamilan, payudara bertambah besar,

tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli

akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan

vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada

puting susu dan areola payudara, kalau diperas

keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna

kuning.

b) Perubahan pada organ dan sistem lainnya

a. Sistem sirkulasi darah

a. Volume darah

Volume darah total dan volume plasma darah

naik pesat sejak akhir trimester pertama.

Volume darah akan bertambah banyak kira-kira

25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu

diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak

±30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas

kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu

menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam

keadaan dekompensasi kordis.

b. Protein darah

Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah

protein albumin dan gamaglobin menurun dalam

triwulan pertama dan meningkat secara bertahap

pada akhir kehamilan. Beta-globin dan

fibrinogen terus meningkat.

c. Hitung jenis dan hemoglobin

Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan

relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit

cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan

transpor o2 yang sangat diperlukan selama

kehamilan.

d. Nadi dan tekanan darah

Tekanan darah arteri cenderung menurun

terutama selama trimester kedua dan kemudian

akan naik lagi seperti pada pra hamil.tekanan

vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas

atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir

trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai

rata-ratanya 84 permenit.

e. Jantung

Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah

kehamilan 3 bbulan dan menurun lagi pada

minggu-minggu terakhir kehamilan.

b. Sistem pernapasan

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas.

Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke

arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas

vital paru meningkat sedikit selama hamil.

Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.

c. Saluran pencernaan

Salivasi meningkat dan pada trimester pertama

mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran

pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan

akan lebih lama berada dalam saluran makanan.

Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan

obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum)

sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut

sakit pagi (morning sickness).

d. Tulang dan gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar

karena ligamen-ligamen melunak (softening). Juga

terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian.

Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan

kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan

gingivitis kehamilan adalah gangguan yang

disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene

yang buruk disekitar mulut.

e. Kulit

Pada daerah kulit tertentu terjadi

hiperpigmentasi:

a. Muka: disebut masker kehamilan (chloasma

gravida).

b. Payudara: puting susu dan areola payudara.

c. Perut: linea nigra striae.

d. vulva

f. Kelenjar endokrin

a. Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.

b. Kelenjar hipofise dapat membesar terutama

lobus anterior.

c. Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh

5. Pemeriksaan ibu hamil

a) Anamnesa

1. Anamnesa tentang identitas: nama diri sendiri,

suami, alamat, pekerjaan dan sebagainya.

2. Anamnesa obstetri: kehamilan ke berapa; apakah

persalinan lahir spontan aterm, hidup atau dengan

tindakan, usia anak terkecil; untuk primigravida

lama kawin dan usia; tanggal haid terakhir.

3. Anamnesis tentang keluhan utama.

b) Pemerikaan fisik

1. Pemeriksaan fisik umum

a) Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.

b) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan

dan suhu, berat badan.

2. Pemeriksaan khusus obstetri

a) Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding

abdomen, gerak janin yang tampak).

b) Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin,

Ahfeld).

Teknik pemeriksaan leopold:

1) Leopold I

- Kedua telapak tangan pada fundus uteri

untuk menentukan tinggi fundus uteri,

sehingga perkiraan usia kehamilan dapat

disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.

- Bagian apa yang terletak di fundus uteri.

Pada letak membujur sungsang, kepala

bulat terasa keras dan melenting pada

goyangan, pada letak kepala akan teraba

bokong pada fundus: tidak keras tak

melenting dan tidak bulat, pada letak

lintang, fundus uteri tidak diisi oleh

bagian-bagian janin.

2) Leopold II

- Kemudian kedua tangan diturunkan

menelusuri tepi uterus untuk menentukan

bagian apa yang terletak dibagian

samping.

- Letak membujur dapt ditetapkan punggung

anak, yang teraba rata dengan tulang iga

seperti papan cuci.

- Pada letak lintang dapat ditetapkan

dimana kepala janin.

3) Lepold III

- Menentukan bagian apa yang terdapat

diatas simpisis pubis.

- Kepala akan teraba bulat dan keras

sedangkan bokong teraba tidak keras dan

tidak bulat. Pada letak lintang simpisis

pubis akan kosong.

4) Lepold IV

- Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa

menghadap kearah kaki ibu untuk

menetapkan bagian terendah janin yang

masuk ke pintu atas panggul.

- Bila bagian terendah masuk PAP telah

melampaui lingkaran terbesarnya, maka

tangan yang melakukan pemeriksaan

divergen, sedangkan bila lingkaran

terbesarnya belum masuk PAP maka tangan

pemeriksa konvergen.

c) Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).

d) Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin,

gerak janin intrauterin, hal lain yang

terdengar).

e) Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan

serviks, ketuban, penurunan bagian terendah,

penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai

bagian terendah, pelvimetri panggul).

Indikasi pemeriksaan dalam:

- Indikasi sosial untuk menentukan keadaan

kehamilan atau persalinan, sebelum

ditinggalkan oleh penolong.

- Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin

tidak dapat ditentukan.

- Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan

CPD.

- Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-

maju.

- Jika akan diambil tindakan

obstetriboperatif.

- Menentukan nilai skor pelvis.

f) Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan

laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan

air ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).

Sumber: Manuaba, 2010.

6. Jadwal pemeriksaan kehamilan

1) Trimester I dan II

- Setiap bulan sekali.

- Diambil data tentang laboratorium.

- Pemeriksaan ultrasonografi.

- Nasehat tentang diet 4 sehat 5 sempurna,

tambahkan protein 0,5 gram/kg BB (1 telur/ hari).

- Observasi adanya penyakit yang mempengaruhi

kehamilan, komplikasi kehamilan dan imunisasi

tetanus 1.

2) Trimester III

- Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda

kehamilan.

- Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil

pengobatan.

- Diet 4 sehat 5 sempurna.

- Pemeriksaan ultrasonografi.

- Imunisasi tetanus 2.

- Observasi adanya penyakit yang menyertai

kehamilan, komplikasi hamil trimester ke-3.

- Rencana pengobatan.

- Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus

datang untuk melahirkan.

Sumber: Manuaba, 2010.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian

a) Identitas Pasien

Identitas berupa nama, umur, pendidikan,

pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat dan status.

b) Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan

muntah

c) Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia,

siklus, lamanya, banyaknya, HPHT, perkiraan

persalinan, Flour Albus.

d) Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan

keberapa, umur kehamilan, penyulit kehamilan, jenis

persalinan, penolong, jenis kelamin anak dan masa

nifas.

e) Riwayat kontrasepsi

Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya

pemakaian dan keluhan yang dirasakan selama memakai

alat kontrasepsi.

f) Riwayat Penyakit Keluarga

Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita

dan pasangannya, pendidikan, status perkawinan,

latar belakang budaya dan etnik, serta status

sosioekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.

Riwayat keluarga memberikan informasi tentang

dekat pasien, termasuk orang tua, saudara kandung

dan anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi

gangguan genetik atau familial dan kondisi-kondisii

yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita

atau janin.

1. Riwayat pemeriksaan ANC

Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU,

letak anak, DJJ, oedema, reflex tungkai, TD, BB,

keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat.

2. Kebutuhan Dasar Manusia

a. Nutrisi

a) Frekuensi makan      : 3 x sehari

b) Jenis makanan         : nasi, lauk-pauk,

sayur, dan buah-buahan.

c) Minum                      : 6-7  kali sehari

d) Nafsu makan :  tidak nafsu, alasan :

karena mual dan muntah

b. Eliminasi

BAK

Frekwensi             : 6-7 kali sehari

Warna                   : kekuningan

Bau                       : tercium bau aseton

Keluhan                : urin sedikit

BAB

Frekwensi             : 3 kali seminggu

Warna                   : coklat

Bau                       : khas

Konsistensi           : padat

Keluhan                : sulit saat BAB

c. Istirahat Dan Tidur

Tidur siang             :1-2 jam

Tidur malam           : 7-8 jam

d. Personal Hygiene

- Mandi 2 kali sehari.

- Keramas 3 kali seminggu.

- Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.

- Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai

mandi.

- Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

- Kepala                          

- Mata                             

- Leher                            

- Kardiovaskuler            

- Pencernaan/abdomen

- Ekstremitas                

- Sistem persyarafan         

- Genito urinaria               

- Pemeriksaan janin       

- Tinggi badan                        

- Berat badan sebelum hamil  

- Berat badan sekarang           

- Lila                                       

- Tanda-tanda vital

Pemeriksaan penunjang

a. Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil

khususnya hematokrik (menggambarkan anemia).

b. Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi

pemeriksaan Ht, Urinalis untuk protein,

glukosa dan keton. Contoh darah perlu diambil

untuk crossmatching untuk persiapan bila ada

transfusi.

c. Pengkajian khusus fetal

DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.

DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih

sering jika ada tanda-tanda gawat janin.

Warna dan adanya air ketuban : penilaian air

ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan

dalam, dan nilai warna air ketuban jika

selaput ketuban pecah.

Molase atau Penyusupan tulang kepala janin.

Penyusupan adalah indicator penting tentang

seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan

diri terhadap bagian keras (tulang) panggul

ibu.

C. Diagnosa1. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri,

atau kurang pengetahuan tentang proses persalinan.

2. Nyeri akut b/d agen cedera

3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan

4. Keletihan berhubungan dengan kehamilan

D. Perencanaan

1) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status

kesehatan

Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam perawatan.

Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.

Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan :

a) Tidak gelisah

b) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan

dalam peristiwa hidup.

c) Ada kontak mata

d) Tidak ketakuatan

e) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor

f) Tidak ada peningkatan ketegangan

g) Tidak ada peningkatan keringat

h) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam

batas normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-

90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/

menit)

i) Berkonsentrasi

j) Tidak ada blocking pikiran.

Intervensi dan rasional

a. Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk

dilakukan sekurang-kurangnya setiap 4 jam ketika

terjaga.

R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi

b. Kurangi stressor (termasuk membatasi akses

individu pada pasien jika sesuai) dan usahakan

menuntut pasien

R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan iklim tenang dan teraupetik.

c. Berikan kesempatan kepada pasien untuk

mendiskusikan perasaanya dengan orang lain yang

memiliki masalah kesehatan yang sama

R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan

d. Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien.

Berikan makanan bergizi dan tingkatkan kualitas

tidur disertai langkah-langkah yang memberikan

rasa nyaman.

R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkanpasien bahwa kebutuhannya akan terpenuhi.

e. Pantau respon verbal dan non verbal yang

menunjukan kecemasan klien

R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.

f. Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan.

R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) :

kontraksi uterus

Goal: Klien akan terbebas dari nyeri akut.Objective: Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama dalam perawatanOutcomes: Dalam 1x24 jam perawatan, klien :a) Melaporkan nyeri berkurang secara verbal

b) Tidak tampak meringis dan diaforesis

c) Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas

normal (TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90

mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit).

Intervensi :1. Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.

R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis. Untuk menghindari interpretasi subjektif.

2. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman

dan gunakan bantal untuk membebat atau menyokong

daerah yang sakit bila diperlukan.

R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.

3. Rencanakan aktivitas distraksi.

R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak berhubungan dengan nyeri.

4. Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu

kentara, implementasikan teknik mengendalikan nyeri

alternatif.

R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeripasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.

5. Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi

nyeri, bergantung pada gambaran nyeri pasien.

R/ Untuk menentukan keefektifan obat.

3) Keletihan berhubungan dengan kehamilan

Goal : klien mengalami keletihan selama

perawatan

Objective : klien dapat beradaptasi dengan

kehamilannya

Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien :

a) Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik

b) Tidak terjadi kekurangan energi, letargi,

letih. Lesu dan lelah

c) Mampu memulihkan energy setelah tidur

d) Mampu melakukan aktifitas fisik pada

tingkat yang biasa

Intervensi dan Rasional

1. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat

besi dan mineral, jika tidak dikontraindikasikan

R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan

demineralisasi

2. Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien

mengalami keletihan

R/: agar kondisi pasien tidak memburuk

3. Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan

periode istirahat

R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu

menurunkan keletihan dan meningkatkan stamina

4. Tetapkan pola tidur yang teratur

R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu

mengurangi keletihan

5. Hindari situasi yang penuh emosional

R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.

4. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan

Goal : Klien tidak mengalami kopnstipasiObjective : outcome1) Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar

tanpa menggunakan obat

2) Konsistensifses lunak

3) Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )

4) Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )

Rencana tindakan

a. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang

penyebab konstipasi

R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi

b. Auskultasi bising usus

R/ Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltik

c. Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang

mengandung serat

R/ Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler

d. Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari)

jika tidak ada kontraindikasi

R/ Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler

e. Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien

R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsangnafsu makan dan peristaltik

f. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian

pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema)

R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993). Obstetri.

Elstar. Bandung.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta:

EGC.

Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana

Asuhan, Edisi 10, Jakarta: EGC.