ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN1. Proses kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang
bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
(Manuaba, 2010).
a) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang
dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks.
Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35
tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti
proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan
menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan
ovarium disertai pembentukan cairan folikel.
Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium
menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
Selama pertumbuhan enjadi folikel de Graaf, ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat
mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati
ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi,
peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini
menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras
menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin
besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak
aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka
ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh
fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum
pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan
mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk
pematangan pertama artinya telah siap untuk
dibuahi. (Manuaba, 2010).
b) Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses
yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel
primitif tubulus menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid
akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai
hormonal yang kompleks dari pancaindra,
hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig
sehingga spermatogonium dapat mengalami proses
mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan
sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60
juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa
seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong
sedikit gepeng yang mengandung inti), leher
(penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang
sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga
dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang
dapat mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk
ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama
tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi (Manuaba, 2010).
c) Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa
disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk
zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti
uraian dibawah ini.
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi,
diliputi oleh korona radiata yang mengandung
persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase
ditengah sitoplasma yang disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang
pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam
vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat
yang paling luas yang dindingnya penuh nonjot dan
tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai
waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama
48 jam. Spermatozoa menyebar masuk melalui
kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada
kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu
pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu
mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan
perjalanan menuju tuba falopi
d) Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam
sitoplasma, ‘vitelus” membangktkan kembali
pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan
“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan
mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga
pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus
spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati
dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu
dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun
wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian
44 dalam bentuk “autosom” sedangkan 2 kromosom
sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu
resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki dua
bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila
spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi
jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y
bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin laki-laki.
Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat
disalahkan dengan jenis kelamin bayinya yang lahir
karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak
suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan
spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa
jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti,
hasil konseps terus berjalan menuju uterus.
Pembelahan berjalan terus dan didalam morula
terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang
disbut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan
berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang
dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan
nidasi.
e) Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus
uteri di dinding depan atau belakang. Pada
blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh
tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner cell
mass akan tertanam ke dalam endometrium.terjadinya
nidasi (implantasi) mendorong sel blastula
mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan
ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan yolk sac
(kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk
“ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio
terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan
kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur
ektoderm, endoterm dan mesoderm. Ruangan amnion
dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan
yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah
bersama dengan hati, limpa dan sumsum tulang. Pada
minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung
dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal
tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi
pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan
ultrasonografi atau sistem Doppler.
2. Fisiologi pertumbuhan janin
Kehamilan berlangsung selama 40 minggu dengan
perhitungan bahwa satu bulan sama dengan 28 hari.
Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari 42
minggu. (Manuaba, 2010). Pada dua minggu pertama,
hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum
yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut
mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut
fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi
pada berbagai periode kehamilan.
Umurkehamila
n
Panjangfetus Pembentukan organ
4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan tulang
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk, kepala menekur ke dada
12 minggu
9 cm Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai berbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum berdiferensisasi
16 minggu
16-18 cm Genitalia eksterna berbentuk dan dapat dikenal, kulit tipis dan warna merah
20 minggu
25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di kulit
24 minggu
30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis danbulu mata serta kulit keriput, kepala besar. Bila lahir dapat bernapas tetapi hanya bertahan hidup beberapa jam saja
28 minggu
35 cm Kulit warna merah ditutupi vernikskaseosa. Bila lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah. Bayi imatur
32 minggu
40-43 cm Kulit merah dan keriput, bila lahir kelihatan seperti orang tua kecil (littleold man)
36 minggu
46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur
40 minggu
50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ baik. Pada pria, testis sudah berada dalam skrotum sedangkan pada wanita labia mayora berkembang baik. Tulang-tulang kepala menulang
Sumber: Mochtar, 1998
Faktor dan subfaktor pertumbuhan dan perkembangan jnin
a) Faktor ibu
1) Keadaan kesehatan ibu saat hamil.
2) Penyakit yang menyertai kehamilan.
3) Penyulit kehamilan.
4) Kelainan pada uterus.
5) Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet.
6) Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan.
b) Faktor janin
1) Jenis kelamin janin.
2) Penyimpangan genetik: kelaianan kongenital,
pertumbuhan abnormal.
3) Infeksi intrauterin.
c) Faktor plasenta
Plasenta adalah akar janin untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu,
plasenta sangat penting artinya untuk menjamin
kesehatan janin dalam rahim yang ditetapkan dengan
indeks plasenta.
Indeks plasenta=
Berat plasentaBerat badan bayi
Sumber: Manuaba, 2010.a) Pernapasan janin
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-
gerakan pernapasan, namun air ketuban tidak masuk
ke dalam alveoli paru-parunya. Pusat pernapasan ini
dipengaruhi oleh kadar o2 co2 di dalam tubuh janin.
(Mochtar, 1998).
b) Sirkulasi darah janin
Sistem sirkulasi darah janin yaitu:
1) Foramen Ovale
2) Duktus Arteriosus Botali
3) Arteriae Umbilikales Lateralis
4) Duktus Venosus Aranti
Darah yang kaya o2 dan nutrisi yang berasal dari
uri masuk ke tubuh janin melalui vena umbilikus.
Melalui duktus venosus Aranti sebagian besar darah
tersebut mengalir ke vena kava inferior lalu masuk
ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah tadi
mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava
inferior seperti tadi. Dalam atrium kanan, sebagian
besar darah ini kana mengalir secara fisiologis ke
dalam atrium kiri melalui foramen ovale. Dari
atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri yang
selanjutnya dipompakan ke aorta. Hanya sebagian
kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari
vena kava superior.
Karena tekanan dari paru-paru yang belum
berkembang maka sebagian besar darah dari ventrikel
kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru
melalui aa.pulmonales akan mengalir melalui duktus
Botali ke aorta. Sebagian kecil darah menuju paru-
paru kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri.
Dari aorta, darah akan mengalir ke seluruh tubuh
membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ tubuh
janin (Mochtar, 1998).
c) Saluran pencernaan (traktus digestivus)
Saluran pencernaan telah siap terbentuk pada
kehamilan 16 minggu. Janin telah dapat menelan air
ketuban dalam jumlah banyak yang diarbsorbsi oleh
mukosa saluran pencernaan. Mekonium yang ada dalam
saluran pencernaan berwarna hijau tua karena
penghancuran bilirubin. Pada gawat janin timbul
hipoksia berat, mekonium keluar karena usus
mengadakan peristaltik dan otot fringter ini lumpuh
(mencret) sehingga air ketuban berwarna kehijauan.
Secara normal janin meminum air ketuban 450 cc
setiap hari. Hati telah berfungsi pada kehamilan 16
minggu yaitu untuk hemopoiesis dan metabolisme
hidrat arang. Glikogen, vitamin A dan vitamin D
disimpan dalam hati (Mochtar, 1998).
d) Saluran kemih (traktus urinarius)
Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12
minggu dimana dalam kandung kemih telah ada air
kemih yang diekskresi ke dalam air ketuban. Pada
bayi baru lahir, kapasitas kandung kemih kira-kira
45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05-0,10 cc
per menit (Mochtar, 1998).
e) Usia kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan
(minggu) atau 10 bulan. Ibu termuda yang hamil dan
melahirkan adalah Lina Medina berumur 4 tahun 8
bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur
52 tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan
(trimestes): kehamilan triwulan I antara 0-12
minggu, kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu
dan kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu
(Mochtar, 1998).
Usia kehamilan dapat ditentukan dengan:
1) Menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele
menggunakan usia kehamilan yang berlangsung
selama 288 hari. Perkiraan kelahiran dihitung
dengan menentukan hari pertama haid terakhir yang
kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegele dapat
dihitung dengan menambahkan hari pertama haid
terakhir dengan tujuh dan bulannya ditambah
sembilan. Contoh: HPHT tanggal 15 January 1993,
maka perhitungan perkiraan kelahiran adalah 15 +
7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga dugaan persalinan
adalah 22 Oktober 1993.
2) Gerakan pertama janin. Dengan memperkirakan
terjadinya gerakan pertama janin pada usia
kehamilan 16 minggu, maka perkiraan usia
kehamilan dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak
akurat.
3) Perkiraan tinggi fundus uteri. Mempergunakan
tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia
kehamilan terutama tepat pada hamil pertama. Pada
kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini
kurang tepat.
Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.
Tinggi Fundus Uteri Usiakehamilan
1/3 di atas simfisis 12 minggu½ di atas simfisi pusat 16 minggu2/3 di atas simfisis 20 mingguSetinggi pusat 22 minggu
1/3 di atas pusat 28 minggu½ pusat-prosesus xifoideus 34 mingguSetinggi prosesus xifoideus 36 mingguDua jari (4 cm) dibawah prosesusxifoideus 40 minggu
4) Penentuan usia kehamilan dengan ultrasonografi.
Dengan menentukan usia kehamilan melalui
ultrasonografi dapat diketahui: diameter kantung
gestasi, jarak kepala-bokong, jarak tulang
biparietal, lingkaran perut dan panjang tulang
femur (sumber: Manuaba, 2010).
3. Tanda dan gejala kehamilan
a) Tanda-tanda presumptif
1) Amenorea (tidak dapat haid)
2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
3) Mengidam (ingin makan sesuatu)
4) Tidak tahan suatu bau-bauan
5) Pingsan
6) Tidak ada selera makan (anoreksia)
7) Lelah (fetique)
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri,
disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara.
9) Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh
rahim yang membesar.
10) Konstipasi karena tonus otot-otot usus
menurun oleh pengaruh hormon steroid.
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon
kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan
dinding perut (linea nigra = grisea).
12) Epulis: hipertrofi dari papil gusi.
13) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi
pada kaki, betis dan vulva biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
b) Tanda-tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar
2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk,
besar dan konsistensi dari rahim.
3) Tanda Hegar
4) Tanda Chadwick
5) Tanda Piscaseck
6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang
= Braxton-Hiks
7) Teraba Ballotement
8) Reaksi kehamilan positif
c) Tanda pasti (tanda positif)
1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau
diraba, juga bagian-bagian janin.
2) Denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber: Mochtar, 1998.
4. Perubahan fisiologi pada kehamilan
a) Perubahan pada sistem reproduksi
1. Uterus
a) Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin,
rahim membesar akibat hipertrofi dan
hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut
kolagennya menjadi higrokopik. Endometrium
menjadi desidua, ukuran pada kehamilan cukup
bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih
dari 4000 cc.
b) Berat: berat uterus naik secara luar biasa
dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).
c) Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan
pertama kehamilan, bentuk rahim seperti
alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk
bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur.
Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur
ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur
bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur
angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim
mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang
sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft)
disebut Tanda Hegar.
d) Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam letak
antefleksi atau retrofleksi, pada 4 bula
kehamilan rahim tetap berada dalam rongga
pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga
perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai
batas hati dan rahim yang hamil biasanya
mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau
kiri.
e) Vaskularisasi
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam
diameter, panjang dan anak-anak cabangnya.
Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan
bertambah.
f) Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi
lunak (soft) disebut tanda goodel. Kelenjar
endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak
cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut tanda Chadwick.
2. Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil
alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
3. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada
vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi,
vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio
serviks disebut tanda Chadwick.
4. Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan robeknya serabut elastis dibawah
kulit sehingga timbul striae gravidarum. Bila
terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada
hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi
diatasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada
linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut
linea nigra.
5. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar,
tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli
akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan
vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada
puting susu dan areola payudara, kalau diperas
keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna
kuning.
b) Perubahan pada organ dan sistem lainnya
a. Sistem sirkulasi darah
a. Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah
naik pesat sejak akhir trimester pertama.
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira
25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu
diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak
±30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas
kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu
menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
b. Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah
protein albumin dan gamaglobin menurun dalam
triwulan pertama dan meningkat secara bertahap
pada akhir kehamilan. Beta-globin dan
fibrinogen terus meningkat.
c. Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan
relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit
cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan
transpor o2 yang sangat diperlukan selama
kehamilan.
d. Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun
terutama selama trimester kedua dan kemudian
akan naik lagi seperti pada pra hamil.tekanan
vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas
atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir
trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai
rata-ratanya 84 permenit.
e. Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah
kehamilan 3 bbulan dan menurun lagi pada
minggu-minggu terakhir kehamilan.
b. Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas.
Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke
arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas
vital paru meningkat sedikit selama hamil.
Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
c. Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama
mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran
pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan
akan lebih lama berada dalam saluran makanan.
Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan
obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum)
sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut
sakit pagi (morning sickness).
d. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar
karena ligamen-ligamen melunak (softening). Juga
terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian.
Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan
kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan
gingivitis kehamilan adalah gangguan yang
disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene
yang buruk disekitar mulut.
e. Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi
hiperpigmentasi:
a. Muka: disebut masker kehamilan (chloasma
gravida).
b. Payudara: puting susu dan areola payudara.
c. Perut: linea nigra striae.
d. vulva
f. Kelenjar endokrin
a. Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
b. Kelenjar hipofise dapat membesar terutama
lobus anterior.
c. Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh
5. Pemeriksaan ibu hamil
a) Anamnesa
1. Anamnesa tentang identitas: nama diri sendiri,
suami, alamat, pekerjaan dan sebagainya.
2. Anamnesa obstetri: kehamilan ke berapa; apakah
persalinan lahir spontan aterm, hidup atau dengan
tindakan, usia anak terkecil; untuk primigravida
lama kawin dan usia; tanggal haid terakhir.
3. Anamnesis tentang keluhan utama.
b) Pemerikaan fisik
1. Pemeriksaan fisik umum
a) Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.
b) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan
dan suhu, berat badan.
2. Pemeriksaan khusus obstetri
a) Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding
abdomen, gerak janin yang tampak).
b) Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin,
Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold:
1) Leopold I
- Kedua telapak tangan pada fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus uteri,
sehingga perkiraan usia kehamilan dapat
disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
- Bagian apa yang terletak di fundus uteri.
Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat terasa keras dan melenting pada
goyangan, pada letak kepala akan teraba
bokong pada fundus: tidak keras tak
melenting dan tidak bulat, pada letak
lintang, fundus uteri tidak diisi oleh
bagian-bagian janin.
2) Leopold II
- Kemudian kedua tangan diturunkan
menelusuri tepi uterus untuk menentukan
bagian apa yang terletak dibagian
samping.
- Letak membujur dapt ditetapkan punggung
anak, yang teraba rata dengan tulang iga
seperti papan cuci.
- Pada letak lintang dapat ditetapkan
dimana kepala janin.
3) Lepold III
- Menentukan bagian apa yang terdapat
diatas simpisis pubis.
- Kepala akan teraba bulat dan keras
sedangkan bokong teraba tidak keras dan
tidak bulat. Pada letak lintang simpisis
pubis akan kosong.
4) Lepold IV
- Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa
menghadap kearah kaki ibu untuk
menetapkan bagian terendah janin yang
masuk ke pintu atas panggul.
- Bila bagian terendah masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesarnya, maka
tangan yang melakukan pemeriksaan
divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP maka tangan
pemeriksa konvergen.
c) Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
d) Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin,
gerak janin intrauterin, hal lain yang
terdengar).
e) Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan
serviks, ketuban, penurunan bagian terendah,
penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai
bagian terendah, pelvimetri panggul).
Indikasi pemeriksaan dalam:
- Indikasi sosial untuk menentukan keadaan
kehamilan atau persalinan, sebelum
ditinggalkan oleh penolong.
- Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin
tidak dapat ditentukan.
- Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan
CPD.
- Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-
maju.
- Jika akan diambil tindakan
obstetriboperatif.
- Menentukan nilai skor pelvis.
f) Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan
laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan
air ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).
Sumber: Manuaba, 2010.
6. Jadwal pemeriksaan kehamilan
1) Trimester I dan II
- Setiap bulan sekali.
- Diambil data tentang laboratorium.
- Pemeriksaan ultrasonografi.
- Nasehat tentang diet 4 sehat 5 sempurna,
tambahkan protein 0,5 gram/kg BB (1 telur/ hari).
- Observasi adanya penyakit yang mempengaruhi
kehamilan, komplikasi kehamilan dan imunisasi
tetanus 1.
2) Trimester III
- Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda
kehamilan.
- Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil
pengobatan.
- Diet 4 sehat 5 sempurna.
- Pemeriksaan ultrasonografi.
- Imunisasi tetanus 2.
- Observasi adanya penyakit yang menyertai
kehamilan, komplikasi hamil trimester ke-3.
- Rencana pengobatan.
- Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus
datang untuk melahirkan.
Sumber: Manuaba, 2010.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat dan status.
b) Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan
muntah
c) Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia,
siklus, lamanya, banyaknya, HPHT, perkiraan
persalinan, Flour Albus.
d) Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan
keberapa, umur kehamilan, penyulit kehamilan, jenis
persalinan, penolong, jenis kelamin anak dan masa
nifas.
e) Riwayat kontrasepsi
Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya
pemakaian dan keluhan yang dirasakan selama memakai
alat kontrasepsi.
f) Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita
dan pasangannya, pendidikan, status perkawinan,
latar belakang budaya dan etnik, serta status
sosioekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.
Riwayat keluarga memberikan informasi tentang
dekat pasien, termasuk orang tua, saudara kandung
dan anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi
gangguan genetik atau familial dan kondisi-kondisii
yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita
atau janin.
1. Riwayat pemeriksaan ANC
Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU,
letak anak, DJJ, oedema, reflex tungkai, TD, BB,
keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat.
2. Kebutuhan Dasar Manusia
a. Nutrisi
a) Frekuensi makan : 3 x sehari
b) Jenis makanan : nasi, lauk-pauk,
sayur, dan buah-buahan.
c) Minum : 6-7 kali sehari
d) Nafsu makan : tidak nafsu, alasan :
karena mual dan muntah
b. Eliminasi
BAK
Frekwensi : 6-7 kali sehari
Warna : kekuningan
Bau : tercium bau aseton
Keluhan : urin sedikit
BAB
Frekwensi : 3 kali seminggu
Warna : coklat
Bau : khas
Konsistensi : padat
Keluhan : sulit saat BAB
c. Istirahat Dan Tidur
Tidur siang :1-2 jam
Tidur malam : 7-8 jam
d. Personal Hygiene
- Mandi 2 kali sehari.
- Keramas 3 kali seminggu.
- Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
- Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai
mandi.
- Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
- Kepala
- Mata
- Leher
- Kardiovaskuler
- Pencernaan/abdomen
- Ekstremitas
- Sistem persyarafan
- Genito urinaria
- Pemeriksaan janin
- Tinggi badan
- Berat badan sebelum hamil
- Berat badan sekarang
- Lila
- Tanda-tanda vital
Pemeriksaan penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil
khususnya hematokrik (menggambarkan anemia).
b. Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi
pemeriksaan Ht, Urinalis untuk protein,
glukosa dan keton. Contoh darah perlu diambil
untuk crossmatching untuk persiapan bila ada
transfusi.
c. Pengkajian khusus fetal
DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.
DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih
sering jika ada tanda-tanda gawat janin.
Warna dan adanya air ketuban : penilaian air
ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam, dan nilai warna air ketuban jika
selaput ketuban pecah.
Molase atau Penyusupan tulang kepala janin.
Penyusupan adalah indicator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan
diri terhadap bagian keras (tulang) panggul
ibu.
C. Diagnosa1. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri,
atau kurang pengetahuan tentang proses persalinan.
2. Nyeri akut b/d agen cedera
3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
4. Keletihan berhubungan dengan kehamilan
D. Perencanaan
1) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status
kesehatan
Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam perawatan.
Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.
Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan :
a) Tidak gelisah
b) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan
dalam peristiwa hidup.
c) Ada kontak mata
d) Tidak ketakuatan
e) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
f) Tidak ada peningkatan ketegangan
g) Tidak ada peningkatan keringat
h) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam
batas normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-
90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/
menit)
i) Berkonsentrasi
j) Tidak ada blocking pikiran.
Intervensi dan rasional
a. Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk
dilakukan sekurang-kurangnya setiap 4 jam ketika
terjaga.
R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi
b. Kurangi stressor (termasuk membatasi akses
individu pada pasien jika sesuai) dan usahakan
menuntut pasien
R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan iklim tenang dan teraupetik.
c. Berikan kesempatan kepada pasien untuk
mendiskusikan perasaanya dengan orang lain yang
memiliki masalah kesehatan yang sama
R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan
d. Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien.
Berikan makanan bergizi dan tingkatkan kualitas
tidur disertai langkah-langkah yang memberikan
rasa nyaman.
R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkanpasien bahwa kebutuhannya akan terpenuhi.
e. Pantau respon verbal dan non verbal yang
menunjukan kecemasan klien
R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.
f. Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan.
R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) :
kontraksi uterus
Goal: Klien akan terbebas dari nyeri akut.Objective: Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama dalam perawatanOutcomes: Dalam 1x24 jam perawatan, klien :a) Melaporkan nyeri berkurang secara verbal
b) Tidak tampak meringis dan diaforesis
c) Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas
normal (TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90
mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit).
Intervensi :1. Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.
R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis. Untuk menghindari interpretasi subjektif.
2. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
dan gunakan bantal untuk membebat atau menyokong
daerah yang sakit bila diperlukan.
R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.
3. Rencanakan aktivitas distraksi.
R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak berhubungan dengan nyeri.
4. Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu
kentara, implementasikan teknik mengendalikan nyeri
alternatif.
R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeripasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
5. Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi
nyeri, bergantung pada gambaran nyeri pasien.
R/ Untuk menentukan keefektifan obat.
3) Keletihan berhubungan dengan kehamilan
Goal : klien mengalami keletihan selama
perawatan
Objective : klien dapat beradaptasi dengan
kehamilannya
Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien :
a) Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik
b) Tidak terjadi kekurangan energi, letargi,
letih. Lesu dan lelah
c) Mampu memulihkan energy setelah tidur
d) Mampu melakukan aktifitas fisik pada
tingkat yang biasa
Intervensi dan Rasional
1. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat
besi dan mineral, jika tidak dikontraindikasikan
R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan
demineralisasi
2. Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien
mengalami keletihan
R/: agar kondisi pasien tidak memburuk
3. Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan
periode istirahat
R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu
menurunkan keletihan dan meningkatkan stamina
4. Tetapkan pola tidur yang teratur
R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu
mengurangi keletihan
5. Hindari situasi yang penuh emosional
R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.
4. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
Goal : Klien tidak mengalami kopnstipasiObjective : outcome1) Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar
tanpa menggunakan obat
2) Konsistensifses lunak
3) Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
4) Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )
Rencana tindakan
a. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang
penyebab konstipasi
R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi
b. Auskultasi bising usus
R/ Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltik
c. Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang
mengandung serat
R/ Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler
d. Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari)
jika tidak ada kontraindikasi
R/ Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler
e. Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsangnafsu makan dan peristaltik
f. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian
pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema)
R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993). Obstetri.
Elstar. Bandung.
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana
Asuhan, Edisi 10, Jakarta: EGC.