Post-kala-azar dermal leishmaniasis: A light and electron microscopic study of 18 cases
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S” GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE...
-
Upload
fajarwidodo -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S” GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE...
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S”
GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF
DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK
RIF’ATUN NI’MAH, S.ST, S.Psi DESA KEBOAN
KECAMATAN NGUSIKAN
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :NURUL JANNATUL WAHIDAH
NIM : 7212079
PRODI DIII KEBIDANANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG2015
ii
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S”
GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF
DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK
RIF’ATUN NI’MAH, S.ST, S.Psi DESA KEBOAN
KECAMATAN NGUSIKAN
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingi Diploma III Kebidanan
Oleh :NURUL JANNATUL WAHIDAH
NIM : 7212079
PRODI DIII KEBIDANANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG2015
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nurul Jannatul Wahidah
Nim : 7212079
Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 25 Mei 1994
Institusi : Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang Berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39
Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj.
Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan
Kabupaten Jombang” adalah bukan Laporan Tugas Akhir orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi.
Jombang, April 2015
Yang menyatakan
Nurul Jannatul Wahidah7212079
Alhamdulillah, berjuta syukur tak mampu membalas semua anugrahMu wahai
Dzat yang Maha Rahman dan R
Kedua orang tua terhebat yang selalu Beliau sebut namaku dalam doanya.( Terimakasih atas cinta yang menguatkan ya UmiSuri)
Best sister all over the world, Diah Dwi Wahyuni( Mbak Wida sayang kamu
My Room mate, Inqinagfirda, Roudatul KomIndah retno agustin, Baiq Yana lestari, Febri Anasaripenghuni kamar 23.( Terimakasih untuk semangatnya, Kalian luar biasa)
Pak Menkora, teman yang paling produktif se Dunia(Terimaksih untuk motiv
My Partner, Fatimatuz Zahro(Makasih yaa sayung, sudah menjadi seperjuangan terbaik selama Kasus)
Dan Orang – orang yang telah membantu saya dalam proses belajar.( Jasa dan kebaikan kalian, hanya Allah yang bisa membalasya, amin)
Tanpa kalian aku bukan siapa
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, berjuta syukur tak mampu membalas semua anugrahMu wahai
yang Maha Rahman dan Rohim. Karya tulis ini aku persembahkan untuk
orang – orang tercinta :
Kedua orang tua terhebat yang selalu Beliau sebut namaku dalam
( Terimakasih atas cinta yang menguatkan ya Umi Sri Agustina dan
all over the world, Diah Dwi Wahyunibak Wida sayang kamu dik )
My Room mate, Fitri Faridatul M, Amirotul Lutfia, Roro NurfitaRoudatul Komala, Ainun Nadziroh, Zufatunnadliroh
retno agustin, Baiq Yana lestari, Febri Anasari dan semua penghuni kamar 23.( Terimakasih untuk semangatnya, Kalian luar biasa)
Pak Menkora, teman yang paling produktif se Dunia(Terimaksih untuk motivasi, efisiensi dan manajemen waktunya Pak )
My Partner, Fatimatuz Zahro(Makasih yaa sayung, sudah menjadi seperjuangan terbaik selama
orang yang telah membantu saya dalam proses belajar.( Jasa dan kebaikan kalian, hanya Allah yang bisa membalasya, amin)
Tanpa kalian aku bukan siapa – siapa
Alhamdulillah, berjuta syukur tak mampu membalas semua anugrahMu wahai
Karya tulis ini aku persembahkan untuk
Kedua orang tua terhebat yang selalu Beliau sebut namaku dalam
Sri Agustina dan Ayah
Nurfita, Zufatunnadliroh,
dan semua
dan manajemen waktunya Pak )
(Makasih yaa sayung, sudah menjadi seperjuangan terbaik selama Studi
orang yang telah membantu saya dalam proses belajar.( Jasa dan kebaikan kalian, hanya Allah yang bisa membalasya, amin)
Berangkatlah dengan penuh keyakinan.
Berjalanlah dengan penuh keikhlasan.
Istiqomahlah dalam menghadapi cobaan, dan
Ketika beribu perjuangan telah kamu lewati.
Ketika beribu doa telah kamu panjatka
Ketika
Because sometime life is risking everything,
vii
MOTTO
Berangkatlah dengan penuh keyakinan.
Berjalanlah dengan penuh keikhlasan.
Istiqomahlah dalam menghadapi cobaan, dan
Pasrahlah!!
Ketika beribu perjuangan telah kamu lewati.
Ketika beribu doa telah kamu panjatkan, dan
Ketika beribu ikhtiar tiada henti meniti.
Because sometime life is risking everything,
no one can’t see but you!
Always Smile and Keep SpiritWida
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GivP30003 Usia
Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di
BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan
Ngusikan Kabupaten Jombang” Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini tidak lepas motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. DR. H Ahmad Zahro, MA Selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi
Darul Ulum Jombang.
2. H. Andi Yudianto, S.Kep.Ners.M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
3. Ninik Azizah, SST, M.Kes. Selaku Ketua Prodi D III Kebidanan sekaligus
Dosen Pembimbing I Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi
Darul ‘Ulum Jombang.
4. Helmi Annuchasary, SKM. Selaku Wali Kelas sekaligus Dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi dan pengarahan
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
ix
5. Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah SST.S.Psi selaku pembimbing lahan yang telah
bersedia memberi kami kesempatan untuk melakukan studi di BPM beliau
dan senantiasa memberi arahan yang tiada henti.
6. Kedua orang tua serta adikkuyang selalu mendukung dan mendo’akan saya
dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
7. H. Ali Muchsin M.Pdi dan Hj. Niswah Qonita As’ad beserta keluarga selaku
pengasuh juga pembina Asrama puteri XI Muzamzamah-Chosyi’ah Pondok
Pesantren Darul ‘Ulum Jombang.
8. Semua pihak dan teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir.
Penulis menyadari penyusunan Laporan Tugas Akhir DIII Kebidanan
Fakultas Ilmu Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pembaca sangat penulis harapkan dalam rangka perbaikan.
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya, Amin.
Jombang, April 2015
Penulis
x
ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S” GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK
RIF’ATUN NI’MAH, SST, S.Psi DESA KEBOAN KECAMATAN NGUSIKANKABUPATEN JOMBANG
2015
Nama Mahasiswa : Nurul Jannatul WahidahNIM : 7212079Nama Dosen Pembimbing : Ninik Azizah, SST.M.Kes
Helmy Annuchasary,SKM.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat besarnya derajat kesehatan pada perempuan. Di BPM Hj.Tutik Rif’atun NI’mah, SST,S.Psi penyebab tertinggi 3,42% ( 5 orang) dari 13% ( 19 orang) dilakukannya rujukan akibat dari kecemasan ibu terhadap presepsi nyeri yang dirasakan. Sehingga penulis ingin memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Tahun 2015.
Metode memperoleh data pada laporan tugas akhir ini mengunakan studi kepustakaan dan studi kasus yang sesuai standar asuhan kebidanan. Dimana penulis memulai dengan melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif, menegakkan diagnosa dan atau masalah, melakukan perencanaan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan kemudian melakukan pencatatan asuhan kebidanan dengan tujuan penulis dapat mengimplementasikan secara langsung asuhan sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanan.
Hasil asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan dalam laporan tugas ini yaitu penulis mamu melaksanakan dan mengaplikasikan secara langsung asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal Ny.”S” GivP30003 UK 39 minggu kala I fase Aktif dengan masase counter pressure di BPM Hj.Tutik Rif’atun Nimah, S.ST, S.Psi Keboan Jombang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan masase counter pressure dan asuhan kebidanan secara komprhensif dapat memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin.
Kata Kunci : AKI, Counter Pressure, Skala Nyeri, Asuhan Komprehensif
xi
ABSTRACT
MIDWIFERY CARE ON NORMAL LABOR TO MRS. "S" GIVP30003 39TH
WEEKS AGE OF PREGNANCY WITH ACTIVE PHASE IN FIRST STAGE BY COUNTER PRESSURE MASSAGE
IN CLINICAL PRACTICE OF HJ. TUTIK RIF'ATUN NI’MAH, SST, Psi KEBOAN VILLAGE, NGUSIKAN
DISTRICT JOMBANG2015
Name : Nurul Jannatul WahidahNIM : 7212079Main of Supervisor : Ninik Azizah, SST.M.KesAssistant of Supervisor : Helmy Annuchasary, SKM.
Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indicators to see the magnitude of women health status. In BPM Hj.Tutik Rif'atun Ni'mah, SST, S.Psi their were 146 mothers in labor, and 13% (19 people) of it were brought to the hospital. The main cause is prolonged labor with amount 3.42% (5 people) as a result of maternal anxiety on their pain. So based on research done by Ida Maryati, et al the author would like to give a comfortness by doing Midwifery Care on Normal Labor to Mrs.S GIVP3A0 39th Weeks Age of Pregnancy With Active Phase in First Stage by Counter Pressure Massage in Clinical Practice of Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah, SST,S.Psi Keboan Village, Ngusikan District Jombang 2015.
Methods of obtaining this paper are by increasing the literature and case studies that follow the standard of midwifery care. Standard of midwifery care are started from the assessment, that’s subjective and objective assessment, diagnose and problem, intervention, implementation, evaluation, and reporting the midwifery care to give the comfortless of labor woman.
The results of midwifery care that has been done shows that maternal with the active phase in first stage which has a pretty high pain scale can relax , no stress, and pain scale is reduced when given massage to her by counter pressure when she had her contraction .
It can be concluded that by providing a counter pressure massage and midwifery care comprehensive can provide comfort and relax to the maternal.
Keywords: AKI, Counter Pressure, Pain Scale, Comprehensive Care
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM ................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................ vi
MOTTO ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR............................................................................ viii
ABSTRAK.............................................................................................. x
ABSTRACT ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xix
DAFTAR TABEL .................................................................................. xx
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup ...................................................................... 6
xiii
1.5 Manfaat ................................................................................. 6
1.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................ 6
1.5.2 Manfaat Praktis .......................................................... 7
1.6 Metode Memproleh Data ....................................................... 7
1.6.1 Studi Kepustakaan ..................................................... 7
1.6.2 Studi Pendahuluan...................................................... 7
1.6.3 Studi Kasus ................................................................ 8
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis........................................................... 12
2.1.1 Konsep Dasar Asuhan Persalinan Normal............... 12
2.1.1.1 Pengertian Persalinan Normal.......................... 12
2.1.1.2 Sebab Mulainya Persalinan.............................. 13
2.1.1.3 Tanda Persalian Sudah Dekat .......................... 14
2.1.1.4 Tanda Masuk dalam Persalinan ....................... 15
2.1.1.5 Tahapan Persalinan.......................................... 16
2.1.1.6 Mendiagnosis Persalinan ................................. 19
2.1.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ......... 21
2.1.1.8 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin ........ 25
2.1.1.9 Adaptasi Psikologis Pada Ibu Bersain. .......... 27
2.1.1.10 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin ...................... 28
2.1.1.11 Pelaksanaan Asuhan Kala I
dengan Partograf........................................... 30
xiv
2.1.2 Konsep Dasar Nyeri dalam Persalinan .................... 44
2.1.2.1 Definisi Nyeri.................................................. 44
2.1.2.2 Etiologi Nyeri Dalam Persalinan ..................... 44
2.1.2.3 Skala Nyeri...................................................... 45
2.1.2.4 Manajemen Nyeri dalam Persalinan................. 46
2.1.2.5 Pendekatan Nonfarmakologis Untuk
Memelihara Kenyamanan
Dan Menejemen Nyeri..................................... 48
2.1.2.6 Pendekatan Farmakologis Untuk
Memelihara Kenyamanan
dan Menejemen Nyeri. .................................... 54
2.1.3 Penelitian Relevan..................................................... 55
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ..................................... 56
2.2.1 Standar Asuhan Kebidanan Sesuai Kepmenkes
RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007 ............................. 56
2.2.1.1 Pengertian Standar Asuhan Kebidanan ............ 56
2.2.1.2 Standar I :Pengkajian....................................... 56
2.2.1.3 Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau
Masalah Kebidanan ......................................... 57
2.2.1.4 Standar III : Perencanaan................................. 57
2.2.1.5 Standar IV : Implementasi ............................... 58
2.2.1.6 Standar V : Evaluasi ........................................ 59
xv
2.2.1.7 Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan ..... 59
2.2.2 Konsep Asuhan Kebidanan ...................................... 60
2.2.2.1 Pengkajian....................................................... 60
2.2.2.2 Merumuskan Diagnosa dan atau
Masalah Kebidanan ......................................... 68
2.2.2.3 Perencanaan .................................................... 69
2.2.2.4 Implementasi................................................... 71
2.2.2.5 Evaluasi........................................................... 74
2.2.2.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan......................... 75
2.2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan .................... 78
2.2.3.1 Peraturan-peraturan bidan................................ 78
2.2.3.2 Kompetensi Bidan Pada Asuhan
Persalinan danKelahiran .................................. 79
2.2.3.3 Standar asuhan persalinan................................ 84
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data .................................................................... 109
3.2 Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan ............... 121
3.3 Perencanaan .......................................................................... 122
3.4 Implementasi ........................................................................ 125
3.5 Evaluasi ................................................................................ 130
3.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan .............................................. 132
xvi
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................... 144
4.1 Pengkajian Data .................................................................... 144
4.2 Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan ............... 148
4.3 Perencanaan .......................................................................... 150
4.4 Implementasi ........................................................................ 151
4.5 Evaluasi ................................................................................ 152
4.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan .............................................. 154
BAB V PENUTUP ................................................................................. 157
5.1 Kesimpulan........................................................................... 157
5.2 Saran..................................................................................... 159
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 160
LAMPIRAN ...........................................................................................
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AKI : Angka Kematian Ibu
APB : Ante Partum Bleeding
APGAR : Appriance Pulse Gremace Activity Respiratory
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
BPM : Bidan Praktik Mandiri
CO2 : Karbondioksida
CPD : Cepallo Pelvic Disproportion
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
HB : Hemoglobin
HPP : Hemorgea Post Partum
HT : Hematokrit
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IM : Intra Muskular
IV : Intra Vena
KIA : Kesehatan Ibu Dan Anak
KMS : Kartu Menuju Sehat
KPD : Ketuban Pecah Dini
K/U : Keadaan Umum
LILA : Lingkar Lengan Atas
L1 : Lumbal Atas / Lumbal Ke 1
MDG’s : Millenium Development Goal’s
PEB : Preeklamsia Berat
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TTV : Tanda – Tanda Vital
UI : Unit Internasional
xviii
VT : Vaginal Toucher
PAP : Pintu Atas Panggul
PASI : Pendamping Air Susu Ibu
RCT : Random Controlled Trial
RR : Respiratory Rate
SAR : Segmen Atas Rahim
SBR : segmen bawah rahim
SC : Sectio Cesarea
SOP : Standar Operasional Prosedur
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TENS : Transcutanous Electrical Nerve Stimulation
T10 : Torakal Ke 10
UUK : Ubun – Ubun Kecil
USG : Ultrasonography
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian – Bagan Tulang Keras............................................... 15
Gambar 2.2 Bagian Lunak Panggul.......................................................... 15
Gambar 2.3 Siklus Pengaruh Kecemasan Pada Kemajuan Persalinan ....... 16
Gambar 2.4 Siklus Pengaruh Kegelisahan Pada Kemajuan Persalinan...... 17
Gambar 2.5 Perubahan Uterus Saat Persalinan ......................................... 18
Gambar 2.6 Halaman Depan Partograf..................................................... 32
Gambar 2.7 halaman Belakang Partograf ................................................. 33
Gambar 2.8 Skala Nyeri........................................................................... 35
Gambar 2.9 Konseling Sebelum Tindakan ............................................... 39
Gambar 2.10 Mencuci Tangan ................................................................. 39
Gambar 2.11 Posisi miring kiri, atau ........................................................ 39
Gamabr 2.12 Posisi Duduk....................................................................... 40
Gambar 2.13 Memijat Daerah Sakrum ..................................................... 40
Gambar 2.14 Titik Pemijatan Daerah Sakrum .......................................... 40
Gambar 2.15 Mencuci Tangan ................................................................. 41
Gambar 2.16 Mengevaluasi Tindakan ...................................................... 41
Gambar 3.1 Melakukan Counter Pressure........................................................... 128
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Posisi Untuk persalinan ............................................................ 22
Tabel 2.3 Riwayat Persalinan................................................................... 48
Tabel 2.4 Implementasi............................................................................ 56
Tabel 3.1 Riwayat persalinan .................................................................. 112
Tabel 3.2 Implementasi ........................................................................... 125
Tabel 3.3 Tabel Pengamatan ................................................................... 127
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Ijin Studi Kasus Dinkes Jombang
Lampiran II : Surat Pengantar Studi Pendahuluan ke BPM
Lampiran III : Surat Balasan Ijin Studi Kasus
Lampiran IV : Lembar Persetujuan Tindakan Medis
Lampiran V : Lembar Fotokopi identitas pasien
Lampiran VI : Lembar Partograf
Lampiran VII : Lembar Dokumentasi
Lampiran VIII : Lembar KIA
Lampiran IX : Lampiran III Lembar Konsul Laporan Tugas Akhir
Lampiran X : Jadwal Kegiatan
Lampiran XI : Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini masih menjadi salah
satu indikator yang digunakan untuk melihat besarnya derajat kesehatan
pada perempuan. Sesuai target MDGs (Millenium Development Goals)
nomor 5, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka
kematian ibu hingga 3/4 sampai tahun 2015 dengan nilai 102 kematian
per 100.000 kelahiran hidup. Dan berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. ( Data SDKI 2012)
Berdasarkan sumber data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Timur Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur pada tahun 2012 –
2013 mencapai angka 97.43 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
Angka Kematian Ibu ( AKI) yang spesifik di Kabupaten Jombang yaitu
sekitar 102.91 per 100.000 kelahiran hidup. ( Data BPS Jatim 2013)
Dari data tersebut terlihatlah adanya kesenjangan antara Target
AKI dan Capaiannya. Salah satu penyebab terjadinya kesenjangan
adalah pertolongan persalinan yang kurang aman. Yang mana
persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
2
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir, karena adanya kontraksi
dapat mengakibatkan rasa nyeri. ( Rohani, 2011 : 14)
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi fisiologis yang berasal
dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang dapat mempengaruhi
kondisi ibu berupa kelelahan dan menimbulkan stress. Stress dapat
menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada
persalinan yang lama. (Maryunani, 2010 : 83)
Penolong persalinan seringkali melupakan untuk menerapkan
teknik pengontrolan nyeri, sehingga ibu mengalami kesakitan hebat.
Sehingga penting bagi seorang penolong persalinan untuk memenuhi
kebutuhan ibu akan rasa nyaman saat persalinan, yakni pengontrolan
nyeri persalinan yang tepat dan efektif. (Mulati, 2007 : 29)
Pengontrolan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis maupun non-
farmakologis. Secara farmakologis merupakan tindakan pengontrolan
nyeri dengan tindakan medis, namun pengontrolan nyeri secara non
farmakologis dapat dilakukan oleh pemberi asuhan keseluruhan,
khususnya bidan. (Maryuani, 2010 :97) Salah satu metode non
farmakologis yang dapat diterapkan adalah masase dengan teknik
Counter Pressure dengan prinsip mengurangi ketegangan ibu. (Rejeki,
2011 : 44).
Hal ini telah dilakukan penelitian oleh Ida Maryati, dkk dari
Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat
3
tentang efektifitas teknik masase (counter-pressure) terhadap
penurunan intensitas nyeri pada fase aktif di Ruang Bersalin RSUD
Majalengka dan RSUD Cideres dengan hasil terdapat pengaruh positif
dari teknik masase (counter-pressure) terhadap penurunan intensitas
nyeri di Kala I fase aktif persalinan normal.
Berdasarkan studi pendahuluan di BPM Hj. Tutik Rifatun
Ni’mah, SST. Pada tanggal 10 Februari 2014 diperoleh data bahwa ada
146 ibu yang melakukan persalinan di BPM Hj.Tutik Rif’atun
Ni’mah,SST, dan 13% ( 19 orang) dari jumlah tersebut dilakukan
rujukan. Adapun penyebab dilakukannya rujukan adalah sebagai berikut
: partus lama 3,42% ( 5 orang) , RIwayat SC 2,05% ( 3 orang) , KPD
1,36% ( 2 orang) , PEB 1,36% ( 2 orang) , Prematur 1,36% ( 2 orang) ,
APB 1,36 % ( 2 orang) , Late HPP 0,68% ( 1 orang), Distosia Bahu
0,68% ( 1 orang). Dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
penyebab tertinggi dilakukannya rujukan adalah adanya partus lama
sebagai akibat dari kecemasan ibu terhadap presepsi nyeri yang
dirasakan.
Sehingga, berdasarkan fenomena diatas, penulis ingin melakukan
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003
Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase
Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi
Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif
Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah,
S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang
Tahun 2015 ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan dan mengaplikasikan secara langsung
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003Usia
Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter
Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa
Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang
1.3.2 Tujuan Khusus
Dapat :
1.3.2.1 Melakukan pengumpulan data dasar, baik data Subjektif maupun
data Objektif pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia
Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter
Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa
Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang
5
1.3.2.2 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada Ibu Bersalin Normal
Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif
Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun
Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten
Jombang
1.3.2.3 Membuat Intervensi yang sesuai pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S”
GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan
Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah,
S.STt, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten
Jombang.
1.3.2.4 Melakukan Implementasi yang telah ditetapkan sesuai intervensi
pada Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39
Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di
BPM Hj. Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST S.Psi Desa Keboan
Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang.
1.3.2.5 Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin
Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase
Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj. Tutik Rif’atun
Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan Ngusikan Kabupaten
Jombang.
6
1.3.2.6 Melakukan pencatatan dan pelaporab asuhan kebidanan pada Ibu
Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu
Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter Pressure Di BPM Hj.
Tutik Rif’atun Ni’mah, S.ST, S.Psi Desa Keboan Kecamatan
Ngusikan Kabupaten Jombang.
1.4 Ruang Lingkup
Sasaran : Ibu Bersalin Normal Ny ”S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39
Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Masase Counter
Pressure
Tempat : BPM “Hj.Tutik Rifatun Ni’mah, S.ST. S.Psi. Desa Keboan
Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang..
Waktu : Bulan Januari – April.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman secara langsung sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama di akademik, serta
menambah wawasan dalam penerapan proses manajemen Asuhan
Kebidanan Normal.
7
1.5.2 Manfaat Praktis
1.5.2.1 Manfaat bagi Bidan Praktik Mandiri
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi bidan untuk
memberikan kualitas pelayanan sehingga dapat memberikan
pelayanan yang aktual, baik, dan komprehensif.
1.5.2.2 Manfaat Institusi Kesehatan
Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai
tambahan pengetahuan serta informasi dan sebagai bahan masukan
institusi dalam penerapan proses manajemen Asuhan Kebidanan
Ibu Bersalin Normal.
1.6 Metode Memproleh Data
Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini
adalah :
1.6.1 Studi Kepustakaan
Penulis mencari, mengumpulan, dan mempelajari refrensi dengan
kasus yang dibahas yaitu Ibu Persalinan Normal dari beberapa buku,
informasi dari internet.
1.6.2 Studi Pendahuluan
Meminta surat pengantar dari institusi, kemudia penulis mendatangi
rumah bidan, meminta izin untuk melakukan penelitian, serta
meminta data Ibu Bersalin Normal yang dibahas.
8
1.6.3 Studi Kasus
Melakukan Studi kasus dengan melakukan pendekatan Asuhan
Kebidanan yang meliputi pengkajian data yakni data subjektif dan
data objektif, menganalisa data untuk menentukan diagnose dan
masalah, menentukan rencana, mengimplementasiakn tindakan, dan
kemudian mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal.
Untuk melakukan pengkajian data dapat menggunakan metode :
1.6.3.1 Anamnesa
Pasien melakukan Tanya jawab dengan klien, serta keluarga yang
dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan.
1.6.3.2 Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien mulai
dari kepala samapai kaki ( Head to toe) secara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi yang menunjang kelancaran persalinan.
1.6.3.3 Pemeriksaan Penunjang
Data ini diperoleh dari pemeriksaan laboratorium, USG, yang telah
dilakukan oleh klien, jika klien belum pernah melakukan
pemeriksaan laboratorium diharapkan penulis dapat merujuk pasien
ke pelayanan kesehtan yang lebih tinggi dengan persetujuan dari
bidan / tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
9
1.6.3.4 Studi Dokumentasi
Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang
bersumber dari catatan bidan, maupun dari sumber lain yang
menunjang seperti hasil pemeriksaan diagnostik.
1.6.3.5 Diskusi
Penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan
yang menangani langsung klien tersebut serta diskusi dengan dosen
pembimbing Studi kasus.
1.7 Sistematika Penulisan
Mempermudah dalam pemahaman Asuhan Kebidanan ini, penulis
menyusun BAB sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi :
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Ruang Lingkup, Manfaat Penulisan,Metode Memperoleh
Data Dan Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi :
10
Tinjauan Teori Medis, Konsep Dasar Persalinan Normal,
Konsep Dasar Nyeri Persalinan, Penelitian Relevan,
Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan, Standar Asuhan
Kebidanan, Landasan Hukum Kewenangan Bidan,
Peraturan-Peraturan Bidan, Kompetensi Bidan, Standart
Pelayanan Bidan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Menjelaskan tentang keseluruhan asuhan kebidanan yang
telah dilaksanakan. Asuhan dilaksanakan dengan runtutan
yang sesuai dengan tinjauan teori mulai dari pengkajian
hingga Pencatatan Asuhan Kebidanan.
Memuat tentang Asuhan Kebidanan berdasarkan
Keputusan Mentri Kesehatan
No.938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan
Kebidanan meliputi Pengkajian Data, Perumusan Diagnosa
Dan Masalah Kebidanan, Perencanaan, Implementasi,
Evaluasi, Dan Pencatatan Asuhan Kebidanan
BAB IV : PEMBAHASAN
Membandingkan antara teori dan dokumentasi pelaksanaan
asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan secara
berkesinambungan ( continuity of care), sesuai
dokumentasi standar asuhan kebidanan untuk melihat
11
adanya kesenajngan atau tidak, dimulai dari pengkajian
data hingga pencatatan asuhan kebidanan
BAB V : PENUTUP
Menguraikan kesimpulan yang merupakan sintesa dari
hasil bahasan yang dapat menjawab permasalahan dan
tujuan penyusunan studi kasus. Serta berisi saran yang
berupa masukan berdasarkan simpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis
2.1.1 Konsep Dasar Asuhan Persalinan Normal
2.1.1.1 Pengertian Persalinan Normal
Persalinan normal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir ibu tersebut. (Ambar, 2010 : 5)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Persalinan dimulai ( inpartu) sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirna plasenta secara lengkap. Ibu dinayatakan belum
inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
(JNPK – KR, 2007 : 37)
Persalinan normal adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi yang
terjadi pada kehamilan aterm ( 37 – 40) lahir spontan, letak belakang
kepala dan lahir tanpa adanya komplikasi baik bagi ibu maupun janin.
(Zakiah, 2013 :11)
13
2.1.1.2 Sebab Mulainya Persalinan
Mulainya proses persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya
berupa teori – teori yang kompleks antara lain, yaitu :
a. Teori penurunan hormon.
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja
sebagai penenang otot – otot polos rahim, jika kadar progesteron
turun akan menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan
menimbulkan his.
b. Teori plasenta menjadi tua
Seiring matangnya usia kehamilan. Vili chorialis dalam plasenta
mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesteron yang mengakibatkan tegangnya pembuluh
darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus.
c. Teori distensi rahim
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.,
Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.
d. Teori iritasi mekanis
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus
frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh
kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus.
14
e. Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior, Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas
otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
f. Teori hipotalamus – pituitary dan glandula suprarenalis.
Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan, Teori
ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering
terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuknya
hipotalamus.
g. Teori protagladin
Protagladin yang dihasilkan oleh desidua disangka sebagai salah satu
sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin yang diberikan secara intervena menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan.
h. Induksi persainan
Persalinan dapat juga ditimbukan dengan jalan sebagai berikut.:
1) Gagang laminaria
2) Amniotomi : pemecahan ketuban.
3) Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
2.1.1.3 Tanda Persalian Sudah Dekat
a. Lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida, terjadi penurunan
fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.
15
Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut :
1) Kontraksi Braxton hicks.
2) Ketegangan dinding perut
3) Ketegangan ligamnetum rotondum.
4) Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus.
b. Terjadinya His Permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi Braxton Hicks yang kadang
dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang ditimbulkan. His
permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah.
2) Datang tidak teratur.
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan peralinan.
4) Durasi pendek.
5) Tidak bertambah bila beraktivitas.
2.1.1.4 Tanda Masuk dalam Persalinan
a. Terjadinya his persalinan.
Karakter dari his persalinan, yaitu :
1) Pinggang terasa sakit menjalar kedepan.
2) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar.
3) Terjadi perubahan pada serviks.
16
4) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan,
maka kekuatannya bertambah.
b. Pengeluaran lendir dan darah
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan.
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis terlepas.
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
c. Pengeluaran cairan
Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka
persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya
ekstraksi vakum, atau section caesaria. (Ari, 2010 : 4-7).
2.1.1.5 Tahapan Persalinan
Tahap persalinan dibagi menjadi 4 fase/kala yaitu :
a. Kala I
Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka sampai
terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks dibagi atas 2
fase :
1) Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
17
2) Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2
jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal
dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4
menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat
kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
10 cm. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam
sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm
tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam.
b. Kala II
Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan
janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multipara. Batasan persalinan kala II
yaitu dimulai saat pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya seluruh tubuh janin. Kontraksi pada kala II ini
biasanya sangat kuat sehingga kemampuan ibu untuk menggunakan
otot-otot abdomen dan posisi presentasi mempengaruhi durasi kala II.
( Tsokronegoro, 2009 : 116).
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1) His semakin kuat dengan interval 2 – 3 menit, dengan durasi 50 –
100 detik.
2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak.
18
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan meneran karena tertekan fleksus frankenhouser.
4) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi
sehingga kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai
hipomochlion, berturut- turut lahir ubun – ubun besar, dahi, hidung,
dan muka serta kepala seluruhnya.
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada pungung.
6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan berikut :
a) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu,
kemudian ditarik cunam ke bawah untuk melahirkan bahu
depan, dn cunam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
b) Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi.
c) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban
c. Kala III
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta.
Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi
uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses
retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan Nitabusch. Lepasnya
plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda
sebagai berikut :
19
1) Uterus menjadi berbentuk bundar.
2) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim.
3) Tali pusat bertambah panjang.
4) Terjadinya perdarahan.
d. Kala IV
Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 - 2 jam, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum.
Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan),
kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan. Perdarahan dianggap
normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc.
( Ari, 2010 : 7 – 9)
2.1.1.6 Mendiagnosis Persalinan
Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu, pasien
merasakan adanya nyeri abdomen berulang disertai keluarnya cairan lendir
yang mengandung darah atau “bloody show”. Agar dapat mendiagnosis
persalinan, bidan harus mampu memastikan perubahan serviks dan
kontraksi yang cukup.
a. Perubahan serviks
Kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara
progresif menipis dan membuka.
20
b. Kontraksi adekuat
Kontraksi dianggap adekuat apabila :
1) Terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit dan setiap kontraksi
sedikitnya 40 detik.
2) Uterus mengeras selama kontraksi, tandanya adalah tidak bisa
menekan uterus dengan menggunakan jari anda.
Maka dapat disimpulkan bahwa gejala persalinan adalah sebagai
berikut.
1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
2) Terdapat tanda-tanda persalinan seperti pengeluaran lendir dan atau
lendir bercampur darah.
3) Dapat berisi ketuban pecah.
4) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks : Perlunakan
serviks, Pendataran serviks, Pembukaan serviks, Timbul dorongan
untuk meneran, Pasien terlihat gelisah., Secara fisik timbul
ketidaknyamanan fisik dan diare, Adanya kontraksi berulang yang
sifatnya hilang timbul, Nyeri pinggang bagian bawah, dan
Ketidaknyamanan pelvis ketika terjadi penurunan kepala.
(Ari, 2010 : 9 – 11).
21
2.1.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan normal ditentukan oleh 5 faktor utama, yaitu Power, Passanger,
Passage, Physic, dan Penolong :
a. Tenaga atau Kekuatan (Power) :
Terdiri dari his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut,
kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum
rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan.
b. Janin (Passanger)
Passanger terdiri dari :
1) Janin : Berhubungan dengan ukuran kepala bayi baik Sub Occipito,
Fronto Occipiti, dan lain-lain.
2) Letak, presentasi, posisi, dan sikap badan janin
a) Letak janin
b) Presentasi merupakan bagian pertama janin yang masuk PAP
c) Sikap adalah postur khas janin tersebut.
d) Posisi adalah titik presentasi yang dihubunkan dengan sisi kiri
atau kanan panggul ibu. (Zakiah, 2013 : 13 - 24)
3) Plasenta dan selaput ketuban : Plasenta berasal dari lapisan
trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi
ibu untuk melakukan fungsi – fungsi yang belum dapat dilakukan
oleh janin itu snediri selama kehidupan intrauterine. Keberhasilan
janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
(Ai, 2012 :44)
22
c. Jalan Lahir (Passage)
Jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jalan lahir bagian
lunak. Jalan lahir bagian tulang terdiri atas tulang – tulang panggul dan
sendi-sendinya, sedang bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan, dan
ligament – ligament.
Gambar 2.1 Bagian – Bagian Tulang Keras
Gambar 2.2 Bagian Lunak Panggul
23
d. Kejiwaan (Psyche)
Keadaan fisiologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Perubahan
psikologis dan prilaku ibu, karena sebagian besar ibu hamil yang
memasuki masa persalinan akan merasa takut.
Adapun perubahan psikologi yang terjadi pada ibu bersalin meliputi :
1) Kecemasan mengakibatkan peningkatan hormone seks yang terdiri
dari bendarpin, adenocus tricotropin, cortisol, dan epineprin.
Gambar. 2.3 Pengaruh kecemasan pada kemajuan persalinan. Menurut Zakiah,
2013 :24
24
2) Ketakutan
Kegelisahan / kekuatan dan respon endokrin akan mengakibatkan
retensi Na, Eksresi K , dan penurunan glukosa.
Gambar 2.4 Siklus pengaruh kegelisahan pada kemajuan persalinan Menurut
Zakiah, 2013 : 25
e. Penolong
Bidan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam proses
persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji
perkembangan persalinan. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam
mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan
kecemasan pada ibu dan keluarga. (Ai, 2012 :49)
25
2.1.1.8 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin
Ada beberapa perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu bersalin,
diantaranya yaitu :
a. Perubahan uterus
Sebelum persalinan uterus terdiri dari serviks uterus dan korpus uterus.
Saat persalinan dimulai, kontraksi uterus menyebabkan korpus uteri
berubah menjadi 2 bagian, yakni bagian atas yang tebal dan berotot
dan bagian bawah yang berotot pasif dan berdinding tipis. Segmen
bawah rahim bertahap membesar karena mengakomodasi isi dalam
rahim, sedangkan bagian atas menebal dan akomodasinya menurun.
Gambar 2.5 perubahan uterus saat persalinan.
b. Perubahan Kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk
kedalam system vaskuler ibu. Sehingga terjadi beberapa perubahan
pembuluh darah perifer, kemungkinan sebagai respon terhadap dilatasi
serviks atau kompresi pembuluh darah ibu oleh janin yang melalui
jalan lahir. Pipi menjadi merah, kaki menjadi panas atau dingin, dan
terjadi prolaps hemoroid.
26
c. Perubahan metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun
anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar
diakibatkan karena kecemasan serta kegiatan otot rangka tubuh.
d. Perubahan pernafasan
Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,
kekhawatiran, kecemasan, serta penggunaan teknik pernafasan yang
tidak benar. Sistem pernapasan juga meningkat.
e. Perubahan pada ginjal
Selama persalinan, ibu dapat mengalami kesulitan untuk berkemih
secara spontan akibat, berbagai alasan, edema jaringan akibat tekanan
bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa malu.
f. Perubahan gastrointestinal
Persalinan mempungaruhi sistem saluran cerna wanita. Selama
persalinan, motalitas dan absorbsi saluran cerna menurun dan waktu
memuntahkan makanan yang belum dicerna setelah bersalin.
g. Perubahan hematologis
Jumlah sel – sel darah putih meningkat secara progresif selama kala
satu persainan sebesar > 25.000 /mm3.
h. Perubahan Muskuloskeletal
Nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi akibat semakin renggangnya
sendi pada massa aterm. (Zakiah, 2013 : 28-35)
27
2.1.1.9 Adaptasi Psikologis Pada Ibu Bersalin.
Mendekati minggu – minggu terakhir menjelang persalinan, ibu hamil
mengalami kegelisahan. Kondisi – kondisi psikologis yang sering
menyertai ibu menjelang persalinan adalah :
a. Adanya perasaan takut
Adanya perasaan takut terhadap kematian akibat persalinan yang
akan dihadapi.
b. Perasaan bersalah
Perasaan ini berhubungan erat dengan kehidupan emosi dan cinta
kasih yang diterima ibu hamil dari orang tuanya, teruatama pada
ibunya.
c. Rasa takut konkrit
Kebanyakan wanita hamil akan dirundung rasa takut yang konkrit
menjelang persalinan seperti ketakutan jika anak yang lahir cacat,
takut bayinya bernasib buruk akibat dosanya, sikap penolakan dan
regresi kalau dirinya dipisahkan dengan bayinya.
d. Trauma kelahiran
Biasaynya berkaitan dengan sikap ibu yang selalu dirundung
ketakutan – ketakutan untuk berpisah dengan janin yang
dikandungnya, sikap protektif ibu yang berlebihan atau perasaan
tidak mampu merawat bayinya.
(Zakiah, 2013 : 34-35)
28
2.1.1.10 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Menurut Asrinah ( 2010) kebutuhan dasar ibu bersalin terdiri dari 2
faktor utama, yaitu :
a. Dukungan fisik dan psikologi
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi
perasaan takut, khawatir , ataupun cemas, terutama pada ibu
primipara. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi
tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan
menghambat proses persalinan. Sehingga bidan diharapkan ibu
sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu
meberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.
b. Posisioning dan aktifitas
Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, sebisa mungkin
bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh
ibu dalam persalinannya. Adapun posisi-posisi yang dianjurkan bagi
ibu bersalin adalah sebagai berikut :
29
Tabel 2.1 Posisi untuk persalinan
Posisi Alasan
Duduk atau setengah duduk Lebih mudah bagi bidan untuk
membimbing kelahiran kepala bayi dan
mengamati perenium
Posisi merangkak - Baik untuk persalinan dengan
punggung yang sakit
- Membantu bayi melakukan rotasi
- Peregangan minimal pada perenium
Berjongkok atau berdiri - Membantu penurunan kepala bayi
- Memperbesar ukuran panggul
- Memperbesar dorongan meneran
Berbaring miring ke kiri - Member rasa santai bagi ibu ynag
letih
- Member oksigenasi yang baik pada
bayi
- Membantu mencegah trjadinya
laserasi.
30
2.1.1.11 Pelaksanaan Asuhan Kala I dengan Partograf
a. Pemantauan partograf
Partograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk memantau
kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan
klinik.
b. Fungsi partograf
1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan
memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksan dalam.
2) Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya penyulit
persalinan sehingga bidan dapat membuat keputusan tindakan
dengan tepat.
3) Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antara bidan
dengan dokter mengenai perjalanan persalinan pasien.
4) Alat dokumentasi riwayat persalinan pasien beserta data
pemberian medikamentosa yang diberikan selama proses
persalinan.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan partograf, bidan harus
dapat mengidentifikasi keadaan pasien apakah memenuhi kriteria
untuk dipantau menggunakan partograf atau tidak.
c. Kriteria pasien yang dapat dipantau menggunakan partograf adalah :
1) Persalinan diperkirakan spontan
2) Janin tunggal
3) Usia kehamilan 36-42 minggu
31
4) Presentasi kepala
5) Tidak ada penyulit persalinan
6) Persalinan sudah masuk dalam kala I fase aktif
d. Kriteria pasien yang tidak perlu dipantau menggunakan partograf
1) Tinggi badan psien kurang dari 145 cm
2) Ada perdarahan antepartum
3) Mengalami pre eklamsia atau eklamsia
4) Anemia
5) Adanya kelainan letak janin
6) Persalinan premature
7) Adanya induksi persalinan
8) Gemeli
9) Adanya rencana persalinan SC
Bagian – bagian partograf merupakan grafik yang diisi berdasarkan
hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan, meliputi :
1) Kemajuan persalinan ;
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan kepala janin
c) Kontrasksi uterus
2) Keadaan janin ;
a) DJJ
b) Warna dan jumlah air ketuban
c) Molase tulang kepala janin
32
3) Keadaan ibu ;
a) Nadi, tekanan darah, dan suhu
b) Urin, volume dan protein
c) Obat-obatan dan cairan IV
e. Cara pengisian partograf
1) Halaman depan
1. Bagian identitas pasien dan keterangan waktu :
(1) Diisi berdasarkan informasi yang dibutuhkan
(2) Meliputi nomor registrasi, nomor puskesmas, nama, tanggal
dan jam datang, usia, dan parietas pasien.
2. Baris untuk menuliskan waktu
Cara mengisi baris ini adalah dengan menuliskan jam
dilakukannya pemeriksaan dalam pertama kali, kemudian kotak
berikutnya diisi dengan penambahan satu jam berikutnya.
3. Grafik DJJ
(1) Hasil pemeriksaan DJJ yang dihitung selama 1 menit penuh
dituliskan dalam grafik ni dalam bentuk noktah ( titik yang
agak besar).
(2) Penulisan noktah disesuaikan dengan letak skala dalam
grafik dan jam pemeriksaan.
(3) Catat hasil pemeriksaan DJJ setiap 1 jam
(4) Antara noktah satu dengan yang lain dihubungkan dengan
garis tegas yang tidak terputus
33
(5) Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antra garis
tebal pada angka 180 dan 100. Penolong harus waspada jika
frekuensi DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas
160.
4. Baris hasil pemeriksaan air ketuban
(1) Setiap melakukan pemeriksaan, hasil apapun yang
berkaitan dengan ketuban harus selalu dituliskan
(2) Cara menuliskannya adalah sebagai berikut
(a) U : kulit ketuban masih Utuh
(b) J : selaput ketuban pecan dan air ketuban jernih.
(c) M : air ketuban bercampur mekonium
(d) D : air ketuban bernoda darah
(e) K : tidak ada cairan ketuban / Kering.
(3) Hasil dituliskan di kolom sesuai dengan jam pemeriksaan.
5. Baris hasil pemeriksaan untuk molase kepala janin /
penyusupan
(1) Molase adalah indikator penting tentang seberapa jauh
kepala janin dapat menyesuaikan diri terhdap bagian keras
panggul. Semakin besar derajat penyusupan tulang kepala
janin atau semakin tumpang tindih antar tulang kepala janin
maka ini semakin menunjukan resiko adanya disporporsi
kepala panggul.
34
(2) Setiap melakukan pemeriksaan dalam, ada atau tidaknya
molase harus dilaporkan melalui baris ini.
(3) Cara menuliskannya menggunakan lambang- lambang
berikut.
(a) 0 : sutura terpisah
(b) 1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak )
bersesuaian
(c) 2 : sutura tumpang tindih tapi dapat diperbaiki
(d) 3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
6. Garis wapada dan garis bertindak
(1) Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan berakhir
pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi
jika laju pembukaan serviks 1 cm / jam. Jika pembukaan
serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (
pembukaan kurang dari 1 cm/jam) , maka harus
dipertimbangkan kemungkinan adanya penyulit persalinan,
misalnya fase aktif yang memanjang, serviks kaku, inersia
uteri hipotonik, dan lin-lain. Pada kondisi ini
pertimbangkan untuk melakukan persiapan rujukan.
(2) Garis bertindak terletak sejajar dan disebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks
melampaui dan berada disebelah kanan garis tindakan,
maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk
35
menyelesaikan persalinan. Sebaiknya pasien sudah berada
di fasilitas pelayanan rujukan sebelum garis bertindak
terlampui.
7. Grafik hasil pemeriksaan dalam
(1) Setiap melakukan pemeriksaan dalam harus selalu
dituliskan dalam grafik ini, karena indikator normal atau
tidaknya persalinan melalui pemantauan partograf adalah
kemajuan pembukaan serviks.
(2) Cara menuliskannya dengan memberikan tanda silang tepat
diatas garis waspada ( jika pembukaan tepat 4 cm) atau
berada di perpotongan antara garis waspada dan sklaa
pembukaan yang ada di sisi paling pinggir grafik ( skala 1 –
10), dilanjutkan dengan menuliskan kapan atau jam berapa
pemeriksaan dilakukan pada baris waktu dibawahnya.
(3) Hasil pemeriksaan berikutnya diisi menyesuaikan dengan
waktu pemeriksaan dan dibuat garis penghubung antara
tanda silang sebelumnya dengan tanda silang berikutnya.
(4) Perlu diingat, hasil pemeriksaan dalam yang dituliskaan
dalam partograf adalah jika pembukaan sudah ebih dari 3
cm atau sudah masuk dalam fase aktif.
(5) Jika hasil pembukaan mendekati garis bertindak, amak
bidan harus merujuk pasien karena mengindikasikan
adanya persalinan lama.
36
8. Grafik hasil pemeriksaan penurunan kepala
(1) Mengacu kepada bagian kepala ( dibagi 5 bagian) yang
teraba pada pemeriksaan abdomen luar diatas simfisis pubis
(2) Cara menuliskannya dengan menggunakan symbol huruf
“O” yang dituliskan di skala 0 – 5 dengan pembagian
perlimaan untuk setiap penurunan kepala. Contohnya, jika
terba 3 / 5 bagian kepala, maka dituliskan skala angka 3,
jika teraba 4/5 bagaian kepala maka ditulisksan di skala 4.
(3) Jika kepala sudah turun dan pembukaan lengkap yaitu 0/5,
amka dituliskan dalam skala 0
9. Grafik hasil observasi kontraksi
(1) Kontraksi diperiksa setiap 30 menit dengan
mengidentifikasi kualitas kontraksi dalam 10 menit.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontraksi
diperiksa 30 menit sekali selama 10 menit.
(2) Cara menuliskannya dengan melakukan arsiran dengan
bentuk tertentu ( sesuai dngan durasi kontraksi) di kotak –
kotak yang ada dalam grafik. Skala dalam grafik 1 – 5,
dimaksudkan untuk menggambarkan jumlah kontrasksi
dalam 10 menit serta bagaiana kualitasnya.
(3) Misalnya dalam 10 menit terdeteksi 2 kontraksi dengan
durasi 20 – 40 detik, amka yang diarsir adalah 2 kotak
dengan arsiran sesuai dengan durasi 20 – 40 detik.
37
10. Baris keterangan pemberian oksitosin
(1) Data yg dituliskan adalah berapa unit oksitosin yang
diberikan di baris pertama
(2) Jumlah tetesan / menit dalam baris kedua
11. Baris keterangan pemeberian cairan IV dan obat
Tulis jenis cairan infus dan jenis obat yang diberikan.
12. Grafik hasil pemeriksan tekanan darah dan nadi
(1) Tekanan darah diperiksa minimal setiap 4 jam yang
dituliskan sesuai dengan skala yang tersedia. Skala dalam
grafik ini adlah 60 – 180
(2) Nadi diperiksa setiap 30 menit berpedoman dengan sklaa
yang sama dengan skala pada tekanan darah
(3) Cara menuliskan hasil pemeriksaan.
(a) Tekanan darah : sistol dilambangkan dengan arah panah
keatas yang dituliskan desusai skala pada grafik,
sedangkan diastole dilambangkan dengan arah panan ke
bawah. Selanjutnya tarik garis kebawah dari panan
sistol dan diastole.
(b) Nadi : hasil pemeriksaan nadi juga sama dengan
penempatan penuliannya dengan tekanan darah, yang
membedakan adalah simbolnay. Untuk nadi dituliskan
dalam bentuk noktah menyesuaikan dengan skala yang
ada. Catat setiap 30 – 60 menit.
38
13. Baris hasil pemeriksaan suhu
(1) Hasil pemeriksaan suhu dituliskan dalam baris hasil
pemeriksaan suhu dengan angka nominal sesuai hasil yang
didapat
(2) Lakukan pencatatan setiap dua jam
14. Baris hasil pemeriksaan urin
(1) Setiap melakukan pemeriksaan urin, hasil harus selalu
dituliskan dalam baris ini
(2) Keterangan kandungan protein dan aseton dalam urin,
cukup dilambangkan dengan tanda (+) atu (-)
(3) Volume dituliskan dengan angka nominal sesuai dengan
data yang ada, catat setiap kali pasien berkemih.
2) Halaman Belakang
Pengisian partograf halaman belakang dilakukan setelah seluruh
proses persalinan selesai. Unsur – unsur yang dicatat dalam bagian
ini adalah sebagai berikut .
1. Data dasar.
a. Isikan data pada masing – masing tempat yang telah
disediakan atau dengan memberi tanda centang (v) pada
kotak disamping jawaban yang sesuai.
b. Untuk pertanyaan nomer 5 lingkari jawaban yang sesuai
c. Untuk pertanyaan nomer 8 jawaban bisa lebih dari satu.
2. Kala I
39
a. Bagaian kala I pada partograf halaman belakang terdiri atas
pertanyaan – pertanyaan partograf saat melewati garis
waspada, masalah lain yang mungkin timbul,
penatalaksanaan masalah, dan hasilnya.
b. Untuk pertanyaan nomer 9 , lingkari jawaban yang sesuai ,
pertanyaan lainnya hanya disisi jika terdapat masalah lain
dalam persalinan.
3. Kala II
a. Data yang harus diisi pada kala II terdiri dari keterangan
tindakan episiotomi, pendamping persalinan , gawat janin,
distosia bahu, maslah lain, serta penatalaksanaan masalah
dan hasilnya.
b. Beri tanda centang (v) pada kotak di samping jawaban yang
sesuai. Bila pertanyaan nomer 13 jawabannya “ya”, tulis
indikasinya
c. Jawaban untuk pertanyaan nomer 14 mungkin lebih dari
Satu
d. Untuk pertanyaan nomr 15 dan 16 jika jawabannya “ya”, isi
tindakan yang dilakukan.
e. Khusus pada pertanyaan nomer 15, ditambahkan ruang baru
untuk menekankan upaya deteksi dini terhadap gangguan
kondisi kesehatan janin selama kala II, hasil pemantauan
harus dicatat ( normal, gawat janin, atau tidak dapat
40
dievaluasi). Bagian ini dapat dijadikan sebagai pelengkap
bagi informasi pada kotak “ya” atau “tidak” untuk
petanyaan nomer 15
f. Untuk masalah lain pada pertanyaan nomer 17 harus
dijelaskan jenis masalah yang terjadi.
4. Kala III
a. Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian
oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, rangsangan pada
fundus kelengkapan plasenta saat dilahrikan, retensi
plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia uterus, jumlah
perdarahan , masalah lain, serta penatalaksanaan dan
hasilnya.
b. Isi jawaban pada tempat yang telah disediakan dan berilah
tanda centang (v) pada kotak disamping jawaban yang
sesuai.
c. Untuk pertanyaan nomer 25, 26 dan 28 lingkari jawaban
yang benar.
5. Bayi Baru Lahir
a. Informasi yang perlu dicatat pada bagian ini antara lain
berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru
lahir, pemberian ASI, masalah lain, serta penatalaksanaan
dan hasilnya.
41
b. Tulis jawaban pada tempat yang telah disediakan, serta
berikan tanda centang (v) pada kotak disamping jawaban
yang sesuai
c. Untuk pertanyaan nomer 36 dan 37, lingkari jawaban yang
sesuai
d. Untuk pertanyaan nomer 38 jawabannya mungkin lebih dari
satu.
6. Kala IV
a. Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, TFU,
konsistensi uterus, kandung kemih dan perdarahan
b. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting, terutama
untuk menilai resiko atau kesiapan penolong
mengantisipasi kompliksai perdarahan pasca persalinan
c. Pemantauan kala IV dilakuakn setiap 15 menit sekali pada
1 jam pertama setelah melahirkan, dan selanjutnya setiap 30
menit pada 1 jam berikutnya.
d. Isikan hasil pemeriksaan pada kolom yang sesuai
e. Bila timbul maslah dalam kala IV, tuliskan jenis dan cara
penanganannya pada bagian masalah kala IV dan bagian
berikutnya
f. Bagian yang diarsir tidak perlu diisi
44
2.1.2 Konsep Dasar Nyeri dalam Persalinan
2.1.2.1 Definisi Nyeri
Nyeri adalah suatu bagian proses melahirkan yang diketahui dan
akan diperkirakan pada hampir semua masyarakat berdasarkan presepsi
pribadi, prilaku eksternal yang ditunjukkan dalam respon terhadap nyeri,
dan pemahaman budaya tentang peran nyeri dalam proses melahirkan
bervariasi di antara komunitas. (Linda. 2007 :259)
Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim, kontraksi
sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang disebut
kontraksi Braxton hicks. Kontraksi Braxton hicks ini akan menjadi
kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur.(Gadysa, 2009 : 16).
2.1.2.2 Etiologi Nyeri Dalam Persalinan
Ada berbagai faktor yang memengaruhi intensitas dan jumlah nyeri
yang dialami ibu selama persalinan. Faktor- faktor tersebut adalah :
1. Membukanya mulut rahin
Nyeri pada kala pembukaan terutama disebabkan oleh membukanya
mulut rahim misalnya peregangan otot polos merupakan rangsangan
yang cukup menimbulkan nyeri. Terdapat hubungan erat antara besar
pembukaan mulut rahim dengan intensitas nyeri ( makin membuka
makin nyeri).
2. Kontraksi dan peregangan rahim
45
Rangsang nyeri disebabkan oleh tertekannya ujung syaraf sewaktu
rahim berkontraksi dan teregangnya rahim bagian bawah.
3. Kontraksi mulut rahim
Teori ini kurang dapat diterima oleh karena jaringan mulut rahim
hanya sedikit mengandung jaringan otot.
4. Peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan
dan selama kala pengeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat
dalam proses persalinan.
2.1.2.3 Skala Nyeri
Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri adalah dengan mengguankan
skala nyeri Bourbonnais berdasarkan penilaian objektif, yaitu :
Gambar 2.8 Skala Nyeri
Keterangan :
Semakin besar nilai, maka semakin berat intensitas nyerinya :
1. Skala 0 = tidak nyeri
2. Skala 1 – 3 = nyeri ringan
46
Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, tindakan
manual dirasakan sangat membantu.
3. Skala 4 – 6 = nyeri sedang
Secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri dan dapat mendeskripsikan nyeri, klien dapat mengikuti
perintah dengan baik dan responsive terhadap tindakan manual.
4. Skala 7 – 9 = nyeri berat
Secara objektif klien dapat mengikuti perintah, dapat menunjukkan
lokasi nyeri tapi tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan relaksasi.
5. Skala 10 = nyeri sangat berat (panik , tidak terkontrol)
Secara objektif klien tidak mau berkomunikasi, berteriak, tidak dapat
menunjukkan lokasi nyeri, klien tidak dapat mengikuti perintah, selalu
mengejan tanpa dapat dikendalikan,
2.1.2.4 Manajemen Nyeri dalam Persalinan
Teori yang mendasari penurunan nyeri persalinan :
1. Teori gate control
Teori ini mendasari banyak teknik untuk managemen nyeri, terutama
pada nyeri persalinan. Berdasarkan teori ini pengiriman nyeri dapat
dimodifikasi atau di blok dengan stimulasi pusat. Selama persalinan,
perjalanan impuls nyeri dari uterus sepanjang serabut neural kecil (
serabut C) pada bagian ascending ke substansia gelatinosa pada bagian
columna spinal. Sel kemudian menghantarkan rangsangan nyeri ke
47
otak. Stimulasi taktil seperti masase dapat menghasilkan pesan yang
berlawanan yang menghantarkan sepanjang serabut neural terbesar dan
tercepat ( serabut delta A). pesan yang berlawanan ini menutup
gerbang masuk “gate” di substansia gelatinosa sehingga memblok
pesan nyeri.
2. Teori endogen opiat
Pada awal 1970 peneliti mengidentifikasi reseptor opiate pada otak
spinalcord . mereka menemukan bahwa system saraf pusat melepas
substansi seperti morphin yang dinamakan endorphin dan enkapalin
ketika terjadi nyeri. Opiate endorphin ini mengikat bagian reseptor
yang peka dan mengubah presepsi nyeri dengan cara yang tidak pernah
dimengerti..Dan salah satu cara yang dilakukan untuk memicu
timbulnya endorphin ini adalah dengan teknik akupuntur dan
acupressure. (Padila, 2014 : 163 – 167)
2.1.2.5 Pendekatan Nonfarmakologis Untuk Memelihara Kenyamanan Dan
Menejemen Nyeri
1. Kehadiran fisik
Dengan kehadiran orang lain, pemberi perawatan biasanya
memberi penenangan pada wanita yag melahirkan. Keterkaitan antara
kehadiran orang lain, bahkan orang asing, telah menunjukkan akibat
penurunan lama persalinan dan memperbaiki hasil kelahiran
.
2. Relasksasi dan distraksi
48
Relasksasi telah digunakan disemua area perawatan kesehatan
untuk menurunkan stress dan ansietas. Relaksasi sadar terhadap otot
seluruh tubuh selama persalinan tampak mengingkatkan keefektifan
kontraksi uterus. Persiapan untuk relakasasi meliputi ruangan yang
tenang, musik lembut, suhu nyaman, dan posisi ibu yang nyaman
semua meingktkan kenyamanan.
3. Posisi maternal dan perubahan posisi
Perubahan posisi, termsuk ambulasi, telah dikaitkan dengan
lebih baik sedikitnya penggunaan medikasi nyeri, kontraksi lebih
efektif, dan rasa kontrol ibu lebih besar.
4. Penggunaan kompres panas dan dingin lokal
Pengunaan kompres panas untuk area yang tegang dan nyeri
dianggap meredakan nyeri dengan mengurangi spasme otot yang
disebabkan oleh iskemia, yang merangsang neuron yang memblok
transmisi lanjut rangsang nyeri dan menyebabkan vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah ke area tersebut. Sedangkan pemberian
kompres dingin menurunkan ketidaknyamanan dengan mengurangi
sensitivitas kulit dan otot superfissal oleh rangsangan sensori dan
dengan mengurangi inflamasi serta kekakuan. (Myles, 2011 : 462)
5. Masase dan pijatan
49
a. Pengertian
Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan
gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri,
menghasilkan relaksasi atau memperbaiki sirkulasi.
b. Tekhnik
1) Efflurage
Tekhnik pemijatan usapan lembut, lambat dan panjang, tidak
putus-putus, dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung jari
yang ditekan lembut dan ringan dan diusahakan ujung jari
tidak lepas dari permukaan kulit.
2) Counter Pressure
Teknik pijatan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau
juga menggunakan bola tenis, tekanan dapat diberikan dalam
gerakan lurus atau lingkaran kecil.
(Padila, 2014 :167)
50
Adapun Langkah masase counter pressure adalah :
1. Memberitahu ibu langkah yang akan dilakukan dan
fungsinya.
Gambar 2.9 Konseling sebelum tindakan
2. Mencuci tangan
Gambar 2.10 Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan medis
Gambar 2.11 Memakai sarung tangan
51
4. Menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman seperti
posisi berbaring miring ke kiri ataupun duduk.
Gambar 2.12 Posisi miring Kiri, atau
Gambar 2.13 Posisi Duduk
52
5. Menekan daerah sakrum secara mantap dengan pangkal
atau kepalan salah satu telapak tangan setiap jam selama
20 menit, lepaskan dan tekan lagi.
Gambar 2.14 Memijat daerah Sakrum
Gambar 2.15 Titik pemijatan sacrum
53
6. Mencuci tangan
Gambar 2.16 Mencuci tangan
7. Mengevalusi teknik massage counter pressure tersebut.
Gambar 2.17 Mengevalusi tindakan
54
2.1.2.6 Pendekatan Farmakologis Untuk Memelihara Kenyamanan dan
Menejemen Nyeri.
1. Pethidin
Adalah jenis obat-obatan narkotik seperti halnya morfin.
Penggunaannya secara luas, termasuk dihunakan dalam mengurangi
rasa sakit pada saat persalinan. Tapi efeknya membuat seseorang tidak
dapat mengendalikan diri dengan apa yang sedang terjadi.
2. Epidural
Teknik epidural merubah persalinan yang sebelumnya terasa
menakutkan, menjadi hal yang menyenangkan. Walaupun terkadang
ada beberapa wanita menyatakan bahwa epidural yang ia gunakan
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Metode spinal
Merupakan metode dengan suntikan mati rasa yang diberikan pada
bagian bawah tulang belakang wanita. (Mary,2010 :122-126)
2.1.3 Penelitian Relevan
Persalinan lama adalah penyebab utama kesakitan ibu selama
persalinan, bila tidak ditangani akan menyebabkan kematian. Salah satu
penyebabnya adalah nyeri persalinan disertai dengan ketegangan. Nyeri
persalinan dapat dikelola melalui penanganan nyeri yang tepat, salah
satunya adalah dengan pijat relaksasi. (Marmi, 2012 :84)
Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian Ida Maryati*, Hartiah
Haroen*Yanti Hermayanti*Imas Masruroh dari Fakultas Keperawatan
55
Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat tentang “efektifitas teknik
masase (counter-pressure) terhadap penurunan intensitas nyeri pada fase
aktif persalinan normal di ruang bersalin RSUD Majalengka dan RSUD
Cideres” .
Dengan hasil terlihat adanya perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum
dan Sesudah Teknik Masase (Counter-pressure) diberikan, yakni
penurunan rata-rata intensitas nyeri kurang lebih 1,74 dengan rentang 0,67
sampai 4,33. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan counter-
pressure dapat mencegah atau menghambat impuls nyeri yang berasal dari
serviks dan korpus uteri dengan memakai landasan teori gate control.
Dengan memakai teknik masase jalur saraf untuk persepsi nyeri ini dapat
dihambat atau dikurangi, lalu intensitas nyeri yang dirasakan ibu
berkurang dan ketegangan tidak terjadi. Sehingga mereka mendapatkan
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dari teknik masase (counter-
pressure) terhadap penurunan intensitas nyeri fase aktif persalinan normal.
2.2 Tinjauan Teori Standar Asuhan Kebidanan
2.2.1 Standar Asuhan Kebidanan Sesuai Kepmenkes RI
No.938/Menkes/SK/VIII/2007
2.2.1.1 Pengertian Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose dan atau masalah
56
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan.
2.2.1.2 Standar I :Pengkajian
A. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari ssemua sumber yang berkaitan dengan kondii klien.
B. Kriteria Pengkajian :
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data SUbjektif (hasil Anamnesa, biodata, keluhan
utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang
sosial budaya)
3. Data objektiif ( hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang.
2.2.1.3 Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
A. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pegnkajian,
menginterpretasinya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.
B. Kriteria Perumusasn diagnose dan atau masalah
1. Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
57
2.2.1.4 Standar III : Perencanaan
A. Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan
masalah yang ditegakkan
B. Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasrkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasim dan asuhan
secara komprehensif
2. Melibatkan klien / pasien dan ata keluarga
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien /
keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasrkan evidence based dan memastikan bahwa suhan yang
diberikan bermanfat unutkklien
5. Mempertibangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya seta fasilitas yang ada
2.2.1.5 Standar IV : Implementasi
A. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidenced based kepada klien /
pasien, dalam bentuk uapya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative. Dilaksanakan secra mandiri, kolaborasi dan rujukan.
58
B. Kriteria
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual dan cultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan perssetujuan dari klien
dan atau keluarganya ( Inform consent)
3. Melaksanakan asuhan tindakan asuhan berdasrkan evidence based
4. Melibatkan klien / psien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien / pasien
6. Melaksnaakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan
sesuai
2.2.1.6 Standar V : Evaluasi
A. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
B. Kriteria Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melakukan asuhan
sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
atau kelaurga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
59
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien /
pasien.
2.2.1.7 Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
A. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan / kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan
B. Kriteria pencatatan Asuhan kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam Medis / KMS/status pasien / buku
KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adlah objektif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil abalisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan
6. P adalah penatalkasanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindkan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi / follow up dan
rujukan.
60
2.2.2 Konsep Standar Asuhan Kebidanan
2.2.2.1 Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Biodata Ibu
1) Nama : Nama ibu bersalin.
2) Usia : Usia ibu bersalin, normalnya 20 – 35
tahun.
3) Agama : Agama ibu bersalin
4) Pendidikan : Pendidikan terakhir ibu bersalin.
5) Pekerjaan : Pekerjaan saat ini ibu bersalin.
6) Suku / bangsa : Suku / bangsa ibu bersalin.
7) Alamat : Alamat tempat tinggal ibu bersalin saaat.
b. Biodata Suami
1) Nama : Nama suami ibu bersalin.
2) Usia : Usia suami ibu bersalin.
3) Agama : Agama suami ibu bersalin
4) Pendidikan : Pendidikan terakhir suami ibu bersalin.
5) Pekerjaan : Pekerjaan saat ini suami ibu bersalin.
6) Suku / bangsa : Suku / bangsa suami ibu bersalin.
7) Alamat : Alamat tempat tinggal suami ibu bersalin
8) No.Hp : Nomer HP penanggung jawab keluarga
2. Keluhan utama
61
Ibu mulai terasa ada kencang-kencang di perut tembus hingga
pinggang, disertai ada pengeluaran cairan / lendir darah dari jalan
lahir.
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : hari pertama haid terakhir ibu bersalin
b. TP : tafsiran persalinan ibu bersalin.
c. Gerakan janin : gerakan janin yang pertama kali dirasakan
d. Frekuensi gerakan janin 24 jam terakhir
e. ANC
Trimester I : minimal 1 x
Trimester II : minimal 1 x
Trimester III : minimal 2 x
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Menarch ibu bersalin. Usia sekitar 12 – 16
tahun.
b. Siklus : Siklus haid ibu bersalin. Biasanya sekitar 23
– 32 hari.
c. Volume : Volume darah yang dikeluarkan ibu bersalin.
d. Keluhan : Keluhan ada disminore / tidak.
62
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
Tabel. 2.2 Tabel riwayat persalinan
Ke UK Penolong Tempat JenisBB /
PBJK Usia ASI
6. Riwaya KB yang lalu
a. Jenis KB yang diapakai
b. Berapa lama pemakaian KB
c. Keluhan saat pemakaian
d. Alasan berganti KB
7. Riwayat kesehatan
Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan ibu bersalin yang
perlu kita ketahui adalah apakah ibu bersalin pernah atau sedang
menderita penyakit seperti jantung, diabetes mellitus, ginjal,
hipertensi, hipotensi, hepatitis, atau anemia.
8. Riwayat Psiko, sosial, dan budaya
a. Status perkawinan
1) Usia nikah pertama kali ibu bersalin
2) Status pernikahan ibu bersalin sah / tidak
3) Lama pernikahan ibu bersalin
4) Perkawinan sekarang adalah suami yang ke berapa.
b. Keadaan lingkungan
63
Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
c. Respon keluarga terhadap persalinan
Bagaimana respons yang positif dari keluarga terhadap
persalinan akan mempercepat proses adaptasi pasien menerima
peran dan kondisinya.
d. Respons pasien terhadap kelahiran bayinya
Bertanya pada ibu bersalin bagaimana perasaannya terhadap
kehamilan dan kelahirannya.
e. Respons suami pasien terhadap kehamilan ini
Bagaiamana respons suami pasien atau dapat juga keapda
pasien.
f. Adat istiadat yang berkaitan dengan persalinan
Bagiamana kepercayaan keluarga tehadap adat dalam proses
persalinan.S
9. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola makan dan minum
1) Kapan atau jam berapa terakhir terakhir kali makan
2) Makanan yang dimakan
3) Jumlah makanan yang dimakan
b. Pola istirahat
1) Kapan terakhir tidur
2) Berapa lama
64
3) Aktivitas sehari – hari
c. Personal hygine
1) Kapan terakhir mandi, keramas, dan gosok gigi.
2) Kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam
d. Aktivitas seksual
1) Keluhan
2) Frekuensi
3) Kapan terakhir melakukan hubungan seksual
B. Data objektif
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan
diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan secara berurutan.
Adapun Langkah – langkah pemeriksaan, yaitu :
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmetis
3. TTV yang meliputi :
a. Tekanan Darah : normalnya 110/70- 120/80 mmHg
b. Nadi : normalnya 80 - 100 x/menit
c. Pernapasan : normalnya 16-24 x/menit
d. Suhu : normalnya 36,50C – 37,50C
e. BB : sesuai IMT
65
f. TB : 145 cm.
g. LILA : Normalnya 23,5 cm
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : Simetris / tidak, rambut bersih / kotor,
kulit kepala bersih / tidak.
Muka : Simetris / tidak, oedema / tidak, terdapat
cloasma gravidarum / tidak, pucat / tidak.
Mata : Simetris / tidak, Conjungtiva anemia/
tidak, sklera ikterus / tidak, katarak / tidak.
Mulut : Simetris / tidak, apakah bibir kering,
pucat, stomatitis, karies pada gigi / tidak.
Hidung : Simetris / tidak, adakah pernafasan cuping
hidung.
Telinga : Simetris / tidak, bersih / tidak, adakah
cairan purulen dan kotoran.
Leher : Simetris / tidak, adakah pembesaran
kelenjar tyroid dan pembengkakan vena
jugularis.
Ketiak : Simetris / tidak, adakah benjolan/
pembesaran kelenjar limfe.
Dada : Simetris / tidak, puting susu datar/
menonjol, bersih / tidak, ASI sudah keluar
66
/ tidak, adakah benjolan / tumor, adakah
hyperpigmentasi.
Abdomen : Membesar sesuai Usia kehamilan / tidak,
terdapat linea nigra dan striae gravidarum
/ tidak, ada luka bekas operasi / tidak.
Vulva : apakah terdapat peradangan, apakah
terlihat adanya pengeluaran cairan, apakah
tampak adanya lendir dan atau darah.
Anus : Hemoroid / tidak.
Ekstremitas atas : Simetris / tidak, varises / tidak,
oedem / tidak.
Ektremitas bawah : Simetris / tidak, varises/ tidak,
oedem / tidak.
2. Pemeriksaan Palpasi
Kepala : Adakah benjolan abnormal, adakah nyeri
tekan
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis / tidak.
Ketiak : Adakah pembesaran kelenjar limfe.
Payudara : Adakah benjolan abnormal, terdapat
nyeri tekan / tidak.
Perut : Pemeriksaan leopold dan kontraksi
uterus
67
Leopold I : Mengetahui TFU, usia kehamilan dan
bagian yang ada di fundus.
Leopold II : Mengetahui bagian yang ada disebelah
kanan dan kiri perut ibu.
Leopold III : Mengetahui bagian terendah janindan
sudah masuk PAP / belum.
Leopold IV: Mengetahui kepala janin sudah masuk
PAP / belum dan seberapa bagian yang
telah masuk PAP.
3. Pemeriksaan Auskultasi
DJJ : 120 – 160 x / menit
4. Pemeriksaan perkusi
Reflek Patella + / +
C. Pemeriksaan Dalam
a. Pembukaan : pembukaan 4 – 10 cm.
b. Efficement : 25% - 100%
c. Ketuban : pecah / belum
d. Presentasi : Letak kepala
e. Dominator : UUK
f. Hodge dan penurunan kepala janin : H II - IV
g. His : minimal 2 x dalam 10 menit selama
> 40 detik
D. Pemeriksaan penunjang
68
Hb : > 11%
Reduksi : negatif
Albumin : negatif
USG : Let Kep. Uk 37 – 40 minggu
2.2.2.2 Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Dalam langkah kedua ini, bidan membagi interpretasi data dalam tiga
bagian.
a. Diagnosis kebidanan / nomenklatur
1) Diagnosa
GxPxAx UK 37-40 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Letak
Kepala, Intra Uteri, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase
Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik.
2) Ds
Ibu mengeluh dan ekspresi muka terlihat kesakitan.
3) Do
Keadaaan umum : baik
Kesadaran : kompos metis
TD : 110/70 mmHg – 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 – 37,5 oC
RR : 12 – 24 x/menit
Leopold I : teraba bokong
Lepold II : Puka / puki
Leopold III : Teraba Kepala
69
Lepolod IV : Divergen
VT : Pembukaan 4 – 10 cm, eff 25 – 100%, ketuban - / + ,
dominator UUk, Hodge II – IV,
His : minimal 2 x dalam 10 menit selama >40 detik
4) Masalah
Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan bayinya
5) Kebutuhan
1) Rasa nyaman.
2) Asuhan sayang ibu meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi.
3) Observasi TTV
4) Observasi kemajuan persalinan
5) Persiapan persalinan.
2.2.2.3 Perencanaan
a. Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4-8 jam diharapkan
persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara
spontan, ibu tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang.
b. Rencana Asuhan
1. Lakukan pendekatan dengan klien
R) Klien lebih kooperatif dan mau untuk dilakukan counter
pressure
2. .Lakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
70
R) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dapat mencegah
terjadinya infeksi nosokomial
3. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R) Memberitahu hasil pemeriksaan dapat membuat ibu mengerti
keadaannya saat ini
4. Pantau tekanan darah, suhu, denyut jantung, nadi, his,
pembukaan, penurunan dan cairan ketuban.
R) pemantauan digunakan untuk mengetahui kemajuan persalinan
pada ibu.
5. Melakukan asuhan sayang ibu yang terdiri dari :
a. Mengajari ibu teknik relaksasi pernafasan yang benar
R) teknik relaksasi pernafasan dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan ibu.
b. Minta ibu tidur miring kiri atau posisi yang dianjurkan.
R) tidur miring kiri dapat membuat sirkulasi ibu ke janin
menjadi lancar.
c. Beri dukungan dan dengarkan keluhan bu
R) memberi dukungan dan mendengarkan keluhan ibu dapat
membuat ibu tenang.
d. Beri ibu minum yang cukup
R) member ibu minum yang cukup dapat mencegah dehidrasi.
e. Minta ibu untuk berkemih sesering mungkin
71
R) kandung kencing yang penuh dapat menghambat
penurunan kepala bayi.
6. Pijat punggung ibu secara perlahan dengan metode Counter
Pressure
R) Memijat punggung dengan Counter Pressure dapat
mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya persalinan lama.
7. Lakukan pendekatan pada tim medis persiapan asuhan persalinan
58 Langkah
R) Persiapan asuhan persalinan 58 langkah untuk melaksanakan
pertolongan persalinan yang aman.
2.2.2.4 Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensihf
dalam berbagai upaya. Dan melakukan tindakan yang telah direncanakan
secara efisien.
Tabel 2.3 Implementasi
No.Hari, Tgl
/ JamKegiatan TTD
1. Melakukan pendekatan dengan klien
2. Melakukan cuci tangan sebelum melakukan
tindakan.
a. Melakukan Cuci tangan dengan 7
langkah sesuai SOP.
3. Memberitahu ibu dan keluarga hasil
72
pemeriksaan yang telah dilakukan.
a. Memberitahu bahwa ibu saat ini
sedang menghadapi persalinan,
pembukaan pada sase aktif keadaan
ibu janin baik.
4. Memantau tekanan darah, suhu, nadi, djj,
his, pembukaan, penurunan, dan cairan
ketuban setiap 30 menit.
a. Memantau dengan hasil TD : 110/70
– 120/80 mmHg , Nadi 80 - 100
x/menit, Pernapasan 16-24 x/menit,
Suhu 36,50C – 37,50C, DJJ 120 – 160
x/menit, His minimal 2x10’’ selama
> 40 detik, Pembukaan 4 – 10 cm,
Penurunan 3/5 – 0/5, dominator
UUK, Ketuban Utuh / jernih.
5. Melakukan Asuhan sayang Ibu, yaitu :
a. Mengajari relaksasi dengan cara
menarik napas dari hidung dan
menghembuskan lewat mulut.
b. Memiringkan tubuh ibu ke kiri atau
posisi yang dianjurkan.
73
c. Mendengarkan keluhan ibu yang
merasa kesakitan dan member
dukungan.
d. Memberi ibu segelas teh hangat atau
air putih.
e. Meminta ibu dan mengantarnya ke
kamar mandi untuk berkemih jika
ibu sanggup dan atau melakukan
kateterisasi sesuai SOP jika
diperlukan.
6. Memijat punggung ibu secara perlahan
dengan teknik Counter Pressure.
a. Memijat dengan teknik counter
pressure yaitu menekan di daerah
sacrum dari atas ke bawah selama 20
menit setiap satu jam sekali.
7. Melakukan kolaborasi tim medis untuk
persiapan asuhan persalinan 58 Langkah
2.2.2.5 Evaluasi
Mengevaluasi setiap asuhan yang telah diberikan.
74
a. Hari dan Tanggal :
Bukti dokumentasi pada saat dilakukan asuhan kebidanan setelah
dilakukan implementasi.
b. Jam :
Bukti dokumentasi waktu dilakukan asuhan kebidanan setelah
dilakukan implementasi.
1. Klien mengerti dan setuju tentang perlakuan yang akan dibrikan pada
dirinnya.
2. Tangan petugas kesehatan sudah terdekontaminasi dengan bersih
3. Ibu mengerti bahwa saat ini ibu sedang menghadapi proses
persalinan,pembukaan fase aktif, serviks mulai tipis, ketuban masih
utuh atau tidak, keadaan ibu dan janin baik.
4. Tekanan darah, suhu, djj, nadi, his, pembukaan, penurunan, dan cairan
ketuban terpantau dengan baik dalam partograf.
5. Asuhan sayang ibu telah dilakukan, terdiri dari :
a. Ibu mampu melakukan teknik relaksasi yang baik dan benar dan
ibu merasa rileks
b. Ibu bersedia untuk miring kiri dan berganti posisi sesuai keinginan
c. Ibu termotivasi dan semangat untuk menghadapi persalinan
d. Ibu bersedia untuk cukup minum dan mau minum air putih / teh.
e. Ibu mau kencing sendiri
6. Ibu merasa rilex dan nyeri berkurang setelah dilakukan pijat disekitar
punggung dengan teknik Counter Pressure di daerah sacrum.
75
7. Kolaborasi tim medis untuk persiapan asuhan persalinan 58 Langkah
sudah siap.
2.2.2.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan
Pencatatan asuhan kebidanan dilakukan sesuai Kala yang ditulis secara
SOAP.
1) Kala I
S : Ibu merasa mules – mules
O :
K/U : baik
Kesadaran : composmetis
TD : 110/70 mmHg-120/80 mmHg
Suhu : 36,5º C-37,5º C
Nadi : 80-100 x/menit
RR : 16-24 x/menit
DJJ : 120 – 160 x / menit
Penurunan :3/5 sampai 0/5
His : (+)
Bandle : (-)
VT : pembukaan 4 - 10 cm, effisemen 25 - 100%,
ketuban negatif, presentasi kepala, dominator UUK, penurunan
3/5 samapi 0/5, Hodge II - IV, penyusupan 0.
76
A : GxPxAx UK 37-40 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Letak
Kepala, Intra Uteri, Kesan jalan lahir normal Kala I fase Aktif dengan
Keadaan umum ibu dan janin baik.
P : Sesuai Landasan Hukum Kewenangan Bidan, Standar 9 (Asuhan
Persalinan Kala I).
2) Kala II
S : Ibu merasa mules – mules dan ingin meneran
O :
K/U : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg-120/80 mmHg
Suhu : 36,5º C-37,5º C
Nadi : 80-100 x/menit
RR : 16-24 x/menit
DJJ : 120 – 160 x / menit
Penurunan :1/5 sampai 0/5
His : (+)
Bandle : (-)
VT : pembukaan 10 cm, effisemen 100%, ketuban
negatif, presentasi kepala, dominator UUK, penurunan 1/5 samapi
0/5, Hodge IV, penyusupan 0.
A : Kala II
77
P : sesuai dengan landasan hukum kewenangan bidan, standar 10 (
Persalinan Kala II yang aman) dan standar 12 (penanganan kala II
Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi)
3) Kala III
S : Ibu merasa mules – mules
O : K/U baik, TFU 1- 3 jari atas simfisis, His Baik, Palapasi tidak ada
janin kedua.
A : Kala III
P : sesuai dengan landasan hukum kewenangan bidan, standar 11 (
Penatalkasanaan aktif persalinan kala III)
4) Kala IV
S : Ibu merasa senang karena bayi dan ari – arinya telah lahir
O : K/U baik
Kesadaran : kompos metis
TTV : Nadi : 80 – 120 x /menit
Suhu : 36,5 – 37,50 C
RR : 18 – 24 x / menit
TFU : 1 – 3 jari bawah pusat
His : Baik
Perdarahan : normal
Lokea : Rubra
Laserasi : derajat 1 -2
A : Kala IV
78
P : sesuai dengan Landasan Hukum Kewenangan Bidan, Standar 14 (
Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan).
2.2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan
2.2.3.1 Peraturan-peraturan bidan
Penyelenggaraan Praktik
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
Pasal 10
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan.
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: pelayanan persalinan normal.
3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berwenang untuk:
a. Episiotomi.
b. Penjahitanluka jalan lahir tingkat I dan II.
c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan.
79
d. Fasilitasi / bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air
susu ibu eksklusif.
e. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
post partum.
f. Penyuluhan dan konseling.
g. Pemberian surat keterangan kematian dan
h. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
2.2.3.2 Kompetensi Bidan Pada Asuhan Persalinan dan Kelahiran
Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang
bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru
lahir.
a. Pengetahuan Dasar
1. Fisiologi persalinan.
2. Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk.
3. Aspek psikologi dan kultural pada persalinan dan kelahiran.
4. Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
5. Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau
alat serupa.
6. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
7. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
80
8. Proses penurunan janin melalui pelvik selama persalinan dan
kelahiran.
9. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan
normal dan ganda.
10. Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran
keluarga / pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan
moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
11. Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
12. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi lahir meliputi pernafasan,
kehangatan dan memberikan ASI / PASI.
13. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir,
jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak
mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan.
14. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI ekslusif.
15. Manajemen fisiologi Kala III.
16. Memberikan suntikan intra muskular meliputi uterotinika,
antibiotika dan sedativa.
17. Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: Distosia
bahu, Asfiksia neonatal, Retensio plasenta, Perdarahan karena
atonia uteri dan mengatasi renjatan.
18. Indikasi tindakan operatif pada persalihan misalnya gawat
janin, CPD.
81
19. Indikator komplikasi persalinan: perdarahan, partus macet,
kelainan presentasi, eklampsia, kelelahan ibu, gawat janin,
infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distocia karena
inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat
menumbuung.
20. Prinsip Manajemen Kala III, secara fisiologis.
21. Prinsip Manajemen aktif Kala III.
b. Pengetahuan Tambahan
1. Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi.
2. Pemberian suntikan anestesi lokal.
3. Akselerasi dan induksi persalinan.
c. Ketrampilan Dasar
1. Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan
tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarang.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi
dan penurunan janin.
4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan
dan frekuensi)
5. Melakuakn pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara
lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian
terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban dan proposi
panggul dengan bayi.
82
6. Melakukan pemantuan kemajuan persalinan dengan
menggunakan partograf.
7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya.
8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamaan yang adekuat
selama persalinan.
9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan
abnormal dan kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai
dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
10. Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm
sesuai dengan indikasi.
11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
13. Melaksanakan manajemen fisiologi Kala III.
14. Melaksanakan Manajemen aktif kala III.
15. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, anti
biotika dan sedativa.
16. Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan
haemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).
17. Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversi uteri dalam
kala III.
18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
19. Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan
dengan benar.
83
20. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.
21. Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
22. Memberikan pertolongan persalinan abnormal: letak sungsang,
partus macet kepala di dasar paanggul, ketuban pecah dini
tanpa infeksi, post term dan pre term.
23. Melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
24. Mengelola perdarahan post partum.
25. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan / kegawatdaruratan
dengan tepat waktu sesuai indikasi.
26. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan
hubungan / tali kasih ibu dan bayi baru lahir.
27. Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan
mendukung ASI ekslusif.
28. Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan
intervensi yang dilakukan.
d. Ketrampilan Tambahan
1. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan
gerakan tangan yang tepat.
2. Memberikan suntikan anestesi lokal jika diperlukan.
3. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vakum jika diperlukan
sesuai kewenangan.
84
4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu,
gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD)
dengan tepat.
5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk
mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.
8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan
akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
2.2.3.3 Standar Asuhan Persalinan
Standart 9 : Asuhan Persalinan Kala 1
a. Tujuan
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang
memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang
bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
b. Pernyataan Standart
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah
di mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan
yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan ibu,
selama proses persalinan berlangsung. Bidan juga
melakukan pertolongan proses persalinan dan kelahiran
85
yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan
tradisi setempat. Disamping itu ibu memilih orang yang
akan mendampinginya selama proses persalinan dan
kelahiran.
c. Hasil
1. Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan
tepat waktu, bila diperlukan.
2. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang
ditolong tenaga kesehatan terlatih.
3. Berkurangnya kematian/kesakitan ibu/bayi akibat partus lama.
d. Prasyarat
1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya
selama proses persalinan dan kelahiran.
2. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mules / ketuban pecah.
3. Bidan telah terlatih dan terlatih untuk:
a) Memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
b) Penggunaan partograf dan pembacaannya
4. Adanya alat untuk pertolongan termasuk beberapa sarung tangan
DTT / steril.
5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih
dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih (satu
untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian).
86
Pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat
mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih.
6. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.
7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA, partograf dan kartu
ibu.
8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri yang
efektif.
e. Proses, Bidan harus
1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya
selama proses persalinan dan kelahiran.
2. Segera mendatangi ibu bumil ketika diberitahu persalinan sudah
mulai / ketuban pecah.
3. Cuci tangan dengan sabun air yang bersih mengalir, kemudian
keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap
kali sebelum dan setelah mlakukan kontak dengan pasien. (kuku
harus dipotong pendek dan bersih). Gunakan sarung tangan
bersih kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh
darah atau cairan tubuh. Gunakan sarung tangan DTT / steril
untuk semua pemeriksaan vagina.
4. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan lengkap.
5. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan
memberikan perhatian terhadap tekanan darah, denyut jantung
87
janin (DJJ), frekuensi dan lama kontraksi dan apakah ketuban
pecah).
6. Lakukan pemeriksaan dalam aseptik dan sesuai dengan
kebutuhan. (jika his teratur dan tidak ada hal yang
mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital ibu / janin
normal, maka tidak perlu segera melakukan periksa dalam).
7. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam
dan harus selalu secara aseptik.
8. Jangan melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina
yang lebih banyak dari jumlah normal bercak darah / show yang
ada pada persalinan. Perdarahan dalam proses persalinan
mungkin disebabkan komplikasi seperti plasenta previa, segera
rujuk ke puskesmas atau rumah sakit setempat (ikuti standart
yang tercantum di standart 16).
9. Catat semua temuandan pemeriksaan dengan tepat dan seksama
pada kartu ibu dan partograf pada saat ashan diberikan.Jika
ditemukan komplikasi atau masalah, segera berikan perawatan
yang memadai dan rujuk ke puskesmas / rumah sakit yang tepat.
10. Catat semua temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan
pada kartu ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus di
evaluasi sedikitnya setiap 4 jam , lebih sering jika diindikasikan,
catatan harus memasukkan denyut jantung janin, periksa dalam,
pecahnya ketuban, perdarahan atau cairan vagina, kontraksi
88
uterus, tanda-tanda vital ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah),
urine, minuman, obat obat yang diberikandan informasi lain yang
berkaitan serta semua perawatan yang diberikan.
11. Catat semua temuan pada partograf dan kartu itu pada saat ibu
sampai dengan fase aktif (pembukaan 4 cm atau lebih).
12. Lengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu yang akan
bersalin. Partograf adalah alat untuk mencatat dan menilai
kemajuan persalinan, dan kondisi ibu dengan janin. Penggunaan
partograf diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis dan
deteksi dini komplikasi dalam proses persalinan, seperti misalnya
partus lama. Penggunaan partograf secara tepat akan
memungkinkan bidan untuk membuat keputusan tentang
perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan
rujukan dini jika diperlukan.
13. Memantau dan mencatat denyut jantuing janin sedikitnya setiap
30 menit selama proses persalinan, jika ada tanda tanda gawat
janin (DJJ kurang dari 100 kali / menit atau lebih dan 180 kali/
menit), harus dilakukan setiap 15 menit, DJJ harus didengarkan
selama dan segera setelah kontraksi uterus, jika ada tanda tanda
jawat janin bidan harus mempersiapkan rujukan ke fasilitas yang
mamadai.
14. Melakukan dan mencatat pada partograf hasil periksa dalam
setiap 4 jam (lebih sering jika ada indikasi medis). Pada setiap
89
periksa dalam, evaluasi dan catat penyusupan kepala janin dan
cairan vagina / air ketuban.
15. Catat pada partograf kontraksi uterus setiap 30 menit pada fase
aktif. Palpasi jumlah dan lamanya kontraksi selama 10 menit.
16. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dengan
palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.
17. Pantau dan catat pada partograf :
a) Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
b) Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala
infeksi
c) Nadi setiap setengah jam
18. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2
jam. Catat pada partograf jumlah pengeluaran urine setiap kali
kecil , dan catat protein atau aseton yang ada dalam urine.
19. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa,
dan memilih posisi yang dirasakan nyaman; kecuali jika belum
terjadi penurunan kepala sementara ketuban belum pecah. (Riset
membuktikan banyak keuntungannya jika ibu tetap aktif
bergerak semampunya ddan merasa senyaman mungkin), jangan
perbolehkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang,
ibu harus selalu berbaring miring, duduk, berdiri, atau
berjongkok. Berbaring terlentang mungkin menyebabkan gawat
janin.
90
20. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna
menghindari dehidrasi dan gawat janin.(Riset menunjukkan
bahwa ada keuntungannya untuk memperbolehkan ibu minum
dan makan makanan kecil selama proses persalinan tanpa
komplikasi dan ada kerugiannya melarang minum atau makan
makanan kecil yang mudah dicerna).
21. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang
baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suami / keluarga /
orang terdekat yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang
mendampingi ibu untuk mengambil peran aktif dalam
memberikan kenyamanan dan dukungan kepada ibu selama
persalinan.
22. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami
dan keluarganya, beritahu mereka kemajuan persalinan secara
berkala.
23. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk
menghadapi kelahiran bayi (lihat standar 10).
24. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (lihat
standart 10).
Standar 10: Persalinan Kala II Yang Aman
a. Tujuan
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
b. Pernyataan Standar
91
Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang
bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak
pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu, ibu
diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selama proses
persalinan.
c. Hasil
1. Persalinan yang bersih dan aman.
2. Meningkatnya kepercayaan terhadap bidan.
3. Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan.
4. Menurunnya komplikasi seperti pendarahan postpartum, asfiksia
neonatorum, trauma kelahiran.
5. Menurunnya angka sepsis puerperalis.
d. Prasyarat
1. Bidan dipanggil apabila ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah.
2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan
secara bersih dan aman.
3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung
tangan dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi (DTT)/steril.
4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih,
dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan
bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), pembalut wanita dan
92
tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan
sarung tangan yang bersih.
5. Tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk
persalinan.
6. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Buku KIA, Kartu ibu partograf.
7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan Obstetri yang
efektif.
e. Proses, Bidan harus:
1. Menghargai ibu selama proses persalinan.
2. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya
selama proses persalinan dan kelahiran.
3. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat
untuk persalinan, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk
mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), tempat
untuk plasenta. (Jika ibu belum mandi, bersihkan daerah
perineum dengan sabun dan air mengalir).
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,
kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk
bersih. (Kuku harus dipotong pendek dan bersih).
5. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang paling nyaman baginya.
(Riset menunjukkan bahwa posisi duduk tau jongkok memberikan
banyak keuntungan).
93
6. Pada Kala II anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin
atau saat kepala bayi sudah kelihatan. (Riset menunjukkan bahwa
menahan nafas sambil meneran adalah berbahaya, dan meneran
sebelum kepala bayi tampak tidaklah perlu. Bahkan meneran
sebelum pembukaan serviks lengkap adalah berbahaya). Jika
kepala belum terlihat, padahal ibu sudah sangat ingin meneran,
periksa pembukaan serviks dengan periksa dalam. Jika
pembukaan belum lengkap, keinginan meneran bisa dikurangi
dengan memiringkan ibu ke sisi sebelah kiri.
7. Pada kala II, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his berakhir,
irama dan frekuensinya harus segera kembali ke normal. Jika
tidak, cari pertolongan medis. (Jika kepala sudah meregangkan
perineum, dan terjadi kelambatan kemajuan persalinan atau DJJ
menurun sampai 100x/menit atau kurang, atau meningkat menjadi
160x/menit atau lebih, maka percepatan persalinan dengan
melakukan episiotom, lihat standar 12).
8. Hindari peregangan vagina secara manual dengaan gerakan
menyapu atau menariknya ke arah luar. (Riset menunjukkan
bahwa hal tersebut berbahaya).
9. Pakai sarung tangan sedapat mungkin, saat kepala bayi kelihatan.
10. Jika ada kotoran keluar dari rektum, bersihkan dengan kain
kering.
94
11. Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his. (Riset
menunjukkan bahwa robekan tingkat dua dapat sembuh sama
baiknya dengan luka episiotomi, sehingga tidak perlu melakukan
episiotomi, kecuali terjadi gawat janin, komplikasi persalinan
pervaginam (sungsang, distosia bahu, fofcep, vacum), atau ada
hambatan pada perineum (misalnya disebabkan jaringan parut
pada perineum).
12. Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa
bersih dan biarkan kepala bayi memutar (seharusnya terjadi
spontan, sehingga bayi tak perlu dibantu. Jika bahu tidak memutar
ikuti standar 18).
13. Begitu bahu sudah pada poisi anterior posterior yang benar,
bantulah persalinan dengan cara yang tepat.
14. Segera setelah lahir, periksa keadaan bayi, letakkan di perut ibu,
dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat.
Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang
bersih dan hangat.
15. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua tempat,
lalu potong diantara dua klem dengan gunting tajam steril / DTT.
16. Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusui. (Riset
menunjukkan hal ini penting untuk keberhasilan dalam
memberikan ASI dan membantu pelepasan plasenta. Kontak kulit
dengan kulit adalah cara yang baik untuk menjaga kehangatan
95
bayi, sementara handuk diselimutkan pada punggung bayi. Jika
bayi tidak didekap oleh ibuya, selimuti bayi dengan kain yang
bersih dan hangat. Tutupi bayi agar tidak kehilngan panas).
17. Menghisap lendir dari janin nafas bayi tidak selalu diperlukan.
Jika bayi tidak menangis spontan, gunakan pengisap DeLee yang
sudah diDTT atau aspirator lendir yang baru dan bersih untuk
membersihkan jalan nafas (lihat standar 24).
18. Untuk melahirkan plasenta, mulailah langkah-langkah untuk
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga yang tercantum di
standar 11.
19. Pada saat plasenta sudah dilahirkan lengkap dan utuh dengan
mengikuti langkah-langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala
tiga (lihat standar 11), lakukan masase uterus agar terjadi
kontraksi dan pengeluaran gumpalan darah.
20. Segera sesudah plasenta dikeluarkan, periksa apakah terjadi
laserasi pada vagina atau perineum. Dengan menggunakan
tekhnik aseptik, berikan anestesi lokal (1% lidokain), lalu jahit
perlukaan danatau laserasi dengan peralatan steril / DTT. (lihat
Standar 12).
21. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat (ingat
perdarahan sulit diukur dan sering diperkirakan lebih sedikit).
22. Bersihkan perineum dengan air matang dan tutupi dengan kain
bersih/telah dijemur.
96
23. Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu.
24. Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan bayi kepada
ibu untuk diberi ASI.
25. Untuk perawatan bayi baru lahir lihar standar 13.
26. Catat semua temuan dengan seksama.
Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Tiga
a. Tujuan
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap untuk mengurangi kejadiaan perdarahan pasca persalinan,
memperpendek waktu persalinan kala 3, mencegah terjadinya atonia
uteri dan retensio plasenta.
b. Pernyataan Standar:
Secara rutin bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala
tiga.
c. Hasil
1. Menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan kala
tiga.
2. Menurunkan terjadinya atonia uteri.
3. Menurunkan terjadinya retensio plasenta.
4. Memperpendek waktu persalinan kala tiga.
5. Menurunkan terjadinya postpartum akibat salah penanganan kala
tiga.
d. Prasyarat
97
1. Bidan sudah terlatih dan terlampir dalam melahirkan plasenta secara
lengkap dengan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala
tiga secara benar.
2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk melahirkan plasenta,
termasuk air bersih, larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi, sabun
dan handuk yang bersih untuk cuci tangan, juga tempat untuk
plasenta. Bidan seharusnya menggunakan sarung tangan DTT /
steril.
3. Tersedia obat-obat oksitosin dan metode yang efektif untuk
penyimpanan dan pengirimanna yang dijalankan dengan baik.
4. Sistem rujukan untuk kegawatdaruratan Obstetri yang efektif.
e. Proses Bidan harus:
1. Berikan penjelasan pada ibu, sebelum melahirkan, tentang prosedur
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga.
2. Masukkan oksitosin 10 IU IM ke dalam alat suntik steril menjelang
persalinan.
3. Setelah bayi lahir (lihat standar 10), tali pusat di klem di dua
tempat, lalu potong diantara dua klem dengan gunting tajam steril /
DTT.
4. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan ganda. jika
tidak ada, beri oksitosin10 UI secara IM (dalam waktu 2 menit
setelah persalinan).
98
5. Tunggu uterus berkontraksi, lakukan penegangan tali pusat terus-
menerus sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke
arah punggung ibu dan ke arah atas (dorso-kranial). Ulangi langkah
inipada setiap ada his. Berhati-hati, jangan menarik tali pusat
berlebihan karena akan menyebabkan inversio uteri.
6. Bila plasenta belum lepas setelah melakukan penatalaksanaan aktif
persalinan kala tiga dalam waktu 15 menit:
a) Ulangi 10 unit oksitosin IM.
b) Periksa kandung kemih, lakukan katerisasi bila penuh.
c) Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk.
d) Teruskan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga
selama 15 menit lagi.
e) Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit.
7. Bila sudah terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk
meneran sedikit pada saat tali pusat ditegangkan ke arah bawah
kemudian ke arah atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga
plasenta tampak pada vulva (jangan mendorong fundus karena
dapat mengakibatkan inversio uteri).
8. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu, pegang plasenta dengan kedua tangan
dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
99
9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, lakukan
masase uterus supaya berkontraksi.
10. Sambil melakukan masase fundus uteri, periksa plasenta dan
selaput ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap.
11. Bila plasenta tidak dilahirkan pasca persalinan lihat standar 21.
12. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat (ingat
perdarahan sulit diukur dan sering diperkirakan lebih sedikit).
13. Bersihkan vulva dan perineum dengan air matang dan tutup
denganpembalut wanita/kain bersih/telah dijemur.
14. Periksa data-data vital. Catat semua temuan dengan seksama.
Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu.
15. Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama.
Standar 12: penanganan kala II Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomi
a. Tujuan
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-
tanda janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.
b. Pernyataan standar
100
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua,
dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar
persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
c. Hasil
a) Penurunan kejadian asfiksia neonatorum berat.
b) Penurunan kejadianlahir mati pada kala II
d. Prasyarat
Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan menjahit
perineum secara benar.
1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan menjahit
perineum secara benar
2. Tersedia sarung tangan/alat/perlengkapan, untuk melakukan
episiotomi, termasuk gunting tajam yang steril / DTT, dan alat /
bahan yang steril / DTT untuk penjahitan perineum, (anestesi lokal
misalnya dengan 10 ml lidokain 1% dan alat suntik/jarum
hipodermik steril).
3. Menggunakan kartu ibu, partograf dan Buku KIA
e. Proses
Jika ada tanda gawat janin berat dan kepala sudah terlihat pada vulva,
episiotomi mungkin salah satu dari beberapa tindakan yang dapat
dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan janin.
f. Bidan harus
3 Mempersiapkan alat-alat steril / DTT untuk tindakan ini.
101
4 Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan yang
akan dirasakan.
5 Kenakan sarung tangan steril / DTT.
6 Jika kepala janin meregangkan perinium, anestesi lokal diberikan
pada saat his. Masukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk
melindungi kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum
sepanjang garis yang akan digunting (sebaiknya dilakukan insisi
medio-lateral). Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit,
(untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah).
Msukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi
kepala bayi, dan dengan tangan kanan, tusukkan jarum sepanjang
garis yang akan digunting hingga teranastesi.
7 Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes kekebalan.
8 Pada Puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti di atas,
kemudian lakukan pengguntingan tunggal yang mantap.
(Sebaiknya Medio-lateral)
9 Tangan kanan melindungi perineum, semnetara tangan kiri
menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu
cepat saat kepala lahir. Minta ibu untuk meneran di antara dua his.
Kemudian lahirkan bayi secara normal.
10 Begitu bayi lahir, tutupi perineum dengan pembalut steril dan
lakukan resusitasi neonatus jika diperlukan. (lihat Standar 24)
102
11 Lahirkan plsenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti
langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, sesuai dengan
Standar 11.
12 Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomi,
perluasan episiotomi dan/atau laserasi.
13 Segera setelah plsenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan
menggunakan tekhnik aseptik, berikan anestesi lokal (lidokain 1%),
lalu jahit perlukaan danatau laserasi dengan peralatan steri/DTT.
(lihat standar 12).
14 Lakukan penjahitan sekitar 1 cm di atas ujung luka episiotomi atau
laserasi di dalam vagina. Lakukan penjahitan secara berlapis. Mulai
dari vagina, ke arah perineum, lalu teruskan dengan perineum.
15 Sesudah penjahitan, lakukan masase uterus untuk memastikan
bahwa uterus berkontraksi dengan baik. Pastikan, bahwa tidak ada
kasa yang tertinggal di vagina dan masukkan jari dengan hati-hati
ke rektum untuk memastikan bahwa penjahitan tidak menembus
dinding rektum. Bila hal tersebut terjadi, lepaskan jahitan dan
lakukan jahitan ulang. periksa vagina dan pastikan tidak ada bahan
yang tertinggal.
16 Kenakan sarung tangan bersih, bersihkan perineum dengan air
matang, buatlah ibu merasa bersih dan nyaman. Periksa apakah
pendarahan dari raerah insisi sudah berhenti. Bila pendarahan
masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomi,
103
temukan titik pendarahan dan segera ikat, jika bukan, ikuti Standar
21.
17 Pastikan bahwa ibu diberi tahu agar menjaga perineum tetap bersih
dan kering, serta menggunakan pembalut wanita / kain bersih yang
telah dijemur.
18 Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama. Ikuti standar
untuk perawatan post partum (Pengurus pusat IBI, 2006).
Standar 14: Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah
Persalinan
a. Tujuan
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama
persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu dan bayi.
Meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi. Memulai pemberian
104
ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung
terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya
b. Pernyataan standar
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi paling sedikit selama 2 jam setelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya
kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
c. Hasil
1. Komplikasi segera dideteksi dan dirujuk
2. Penurunan kejadian infeksi pada ibu dan bayi baru lahir
3. Penurunan kematian akibat perdarahan pasca persalinan primer
4. Pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama sesudah persalinan
d. Prasyarat
1) Ibu dan bayi dijaga oleh bidan terlatih selama dua jam sesudah
persalinan dan jika mungkin bayi tetap bersama ibu.
2) Bidan terlatih dan terampil dalam memberikan perawatan untuk
ibu dan bayi segera setelah persalinan, termasuk keterampilan
pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat.
3) Ibu didukung/ dianjurkan untuk menyusui dengan ASI dan
memberikan kolostrum.
4) Tersedia alat perlengkapan, misalnya untuk membersihkan
tangan yaitu air bersih, sabun dan handuk bersih; handuk/ kain
105
bersih untuk menyelimuti bayi, pembalut wanita yang bersih,
pakaian kering dan bersih untuk ibu, sarung atau kain kering dan
bersih untuk alas ibu, kain/ selimut yang kering untuk
menyelimuti ibu, sarung tangan DTT, tensimeter air raksa,
stetoskop dan termometer.
5) Tersedianya obat-obatan oksitosika, obat lain yang diperlukan
dan tempat penyimpanan yang memadai.
6) Adanya sarana pencatatan: partograf, kartu ibu, kartu bayi, buku
KIA
7) Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri dan
kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif.
e. Proses
Bidan harus:
1) Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan
perawatan pada ibu dan bayi baru lahir. Menggunakan sarung
tangan bersih pada saat melakukan kontak dengan darah atau
cairan tubuh.
2) Mendiskusikan semua pelayanan yang diberikan untuk ibu dan
bayi dengan ibu, suami dan keluarganya.
3) Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan
segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat.
Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang
bersih dan hangat. Bila bayi bernafas/ menangis tanpa kesulitan,
106
dukung ibu untuk memeluk bayinya. Jika bayi mengalai kesulitan
bernafas.
4) Sangat penting untuk menilai keadaan ibu beberapa kali selama
dua jam pertama setelah persalinan. Berada bersama ibu dan
melakukan setiap pemeriksaan ini, jangan pernah meninggalkan
ibu sendirian sampai paling sedikit 2 jam setelah persalinan dan
kondisi ibu stabil. Lakukan penatalaksanaan yang tepat
persiapkan rujukan jika diperlukan.
5) Melakukan penilaian dan masase fundus uteri setiap 15 menit
selama satu jam pertama setelah persalinan, kemudian setiap 30
menit selama satu jam kedua setelah persalinan. Pada saat
melakukan masase uterus, perhatikan berapa banyak darah yang
keluar dari vagina. Periksa perineum ibu apakah membengkak,
hematoma, dan berdarah dari tempat perlukaan yang sudah
dijahit setiap kali memeriksa perdarahan fundus dan vagina.
6) Jika terjadi perdarahan, segera lakukan tindakan sesuai dengan
standar 21. berbahaya jika terlambat bertindak
7) Periksa tekanan darah dan nadi ibu setiap 15 menit selama satu
jam pertama setelah persalinan, dan setiap 30 menit selama satu
jam kedua setelah persalinan.
8) Lakukan palpasi kandung kemih ibu setiap 15 menit selama satu
jam pertama setelah persalinan dan kemudian 30 menit selama
satu jam kedua setelah persalinan. Bila kandung kemih penuh
107
dan meregang, mintalah ibu untuk BAK jangan memasang
kateter kecuali ibu tidak bisa melakukannya sendiri. Mintalah ibu
untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama sesudah melahirkan
9) Periksa suhu tubuh ibu beberapa saat setelah persalinan dan
sekali lagi satu jam setelah persalinan. Jika suhu tubuh ibu >
380C, minta ibu untuk minum 1 liter cairan, jika suhunya tetap >
380C segera rujuk ibu ke pusat rujukan terdekat.
10) Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui. Atur posisi bayi agar
dapat melekat dan mengisap dengan benar. Semua ibu
membutuhkan pertolongan untuk mengatur posisi bayi, baik
untuk ibu yang baru pertama kali menyusui maupun ibu yang
sudah pernah menyusui).
11) Penggunaan gurita atau stagen harus ditunda hingga 2 jam
setelah melahirkan. Kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
harus dinilai, dan jika ibu mengenakan gurita atau stagen hal ini
sulit dilakukan.
12) Lihat standar 13 untuk peristiwa bayi baru lahir
13) Bila bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan setelah
dilakukan resusitasi, maka beritahu orang tua bayi apa yang
terjadi. Berikan penjelasan secara sederhana dan jujur. Biarkan
mereka melihat atau memeluk bayi mereka. Berlakulah bijaksana
dan penuh perhatian. Biarkan orang tua melakukan upacara untuk
bayi yang meninggal sesuai dengan adat istiadatnya atau
108
kepercayaan mereka. Setelah orang tua bayi mulai tenang,
bantulah mereka dan perlakukan bayi dengan baik dan penuh
pengertian terhadap kesedihan mereka.
14) Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian.
Ingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan
mengganti kain pembalut secara teratur, berikan penjelasan
perubahan-perubahan yang terjadi pasca persalinan.
15) Catat semua temuan dan tindakan dengan lengkap dan seksama
pada partograf, kartu ibu dan kartu bayi.
16) Sebelum meninggalkan ibu, bahaslah semua bahaya potensial
dan tanda-tandanya dengan suami dan keluarga. Bahaya potensial
dan tanda-tandanya:
17) Ibu mengalami perdarahan berat
18) Mengeluarkan gumpalan darah
19) Pusing
20) Lemas berlebihan
21) Suhu tubuh ibu >380C
22) Suhu tubuh bayi < 360C atau > 37,50C
23) Bayi tidak mau menyusu
24) Bayi tidak mengeluarkan urine atau mekonium dalam 24 jam
pertama
25) Pastikan bahwa ibu dan keluarganya mengetahui bagaimana dan
kapan harus meminta pertolongan.
109
26) Jangan meninggalkan ibu dan bayi sampai mereka dalam keadaan baik
dan semua catatan lengkap.
109
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S”
GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF
DENGAN MASASE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK
RIF’ATUN NI’MAH, S.ST,S.Psi DESA KEBOAN
KECAMATAN NGUSIKAN
KABUPATEN JOMBANG
3.1 Pengkajian Data
Tempat Pengkajian :BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah, SST. S.Psi
Tanggal : 21 Maret 2015
Jam : 09.30 WIB
3.1.1 Data Subjektif
1. Biodata
a. Biodata Ibu
1) Nama : Ny. S
2) Usia : 36 Tahun
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SD
5) Pekerjaan : Wiraswasta
110
6) Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
7) Alamat : Ds. Betro RT 04 RW 01, kecamatan
Kemlagi, Kabupaten Jombang.
b. Biodata Suami
1) Nama : Tn. W
2) Usia : 40 Tahun
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SMA
5) Pekerjaan : Wiraswasta
6) Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
7) Alamat : Ds. Betro RT 04 RW 01, kecamatan
Kemlagi, Kabupaten Jombang
8) No.Hp : 085731258838
2. Keluhan utama
Ibu merasa perut kencang-kencang tembus hingga pinggang sejak
tanggal 21 Maret 2015 jam 02.00 WIB yang disertai adanya
pengeluaran cairan lendir darah dari jalan lahir.
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 25 – 06 - 2014
b. TP : 01 – 04 - 2015
c. Gerakan janin : usia kehamilan 4 bulan
d. Frekuensi gerakan janin 24 jam terakhir : lebih dari 10 kali
111
e. ANC
Trimester I : Frekuensi : 2 kali
Keluhan : perut kembung
Terapi : Novakalk, Antasid dan
Etabion
Trimester II : Frekuensi : 2 kali
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : Etabion
Trimester III : Frekuensi : 6 kali
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : Etabion dan Betabion
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 Tahun.
b. Siklus : 28 Hari
c. Volume : ± 2 kali ganti pembalut per hari
d. Keluhan : tidak pernah disminore
112
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
Tabel. 3.1 Tabel riwayat persalinan
Ke UK Penolong Tempat JenisBB /
PBJK Usia
I 9 bln Dukun Rumah Spontan 4100 gr
/ 50 cm
PR 1 nov 93
II 9 bln Bidan BPM Spontan 3000 gr
/ 48 cm
PR 2 sep 03
III 9 bln Bidan BPM Spontan 4100 gr
/ 49 cm
PR 7 mrt 07
IV HAMIL INI
6. Riwaya KB yang lalu
Ibu pernah memakai suntik KB 3 bulan setelah kelahiran anak
pertamanya, selama 3 tahun, kemudian berhenti memakai karena
keluhan Berat badan yang selalu bertambah. Dan kemudian sampai
saat ini ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun, namun ibu
menggunakan KB alami dengan koitus intruptus.
7. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak menderita penyakit menular seperti batuk berdarah,
penyakit kuning, jenis penyakit menahun seperti jantung dan jenis
penyakit keturuan seperti sesak, darah tinggi dan kecing manis.
113
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak menderita penyakit menular seperti batuk berdarah,
penyakit kuning, jenis penyakit menahun seperti jantung dan jenis
penyakit keturuan seperti sesak, darah tinggi dan kencing manis.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita
jenis penyakit menahun (jantung) menular (penyakit kuning,
batuk berdarah) dan penyakit menurun (sesak, kencing manis,
darah tinggi).
8. Riwayat Psiko, sosial, dan budaya
a. Status perkawinan
Kawin : 1 kali
Umur Kawin : Istri ( 14 tahun), suami ( 18 tahun)
Lama Kawin : 22 tahun
b. Keadaan lingkungan
Lingkungan rumah ibu bersih dan rapi.
c. Respon ibu dan keluarga terhadap persalinan
Ibu dan suami mengharapkan kelahiran bayinya bisa berjalan
dengan lancar dan selamat.
d. Adat istiadat yang berkaitan dengan persalinan
Ibu percaya bahwa dengan meminum air yang sudah di doakan
“disuwuk” dapat meperlancar proses kelahiran bayi.
114
9. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
1) Saat hamil
Makan : 3-4x/hari, porsi sedikit tapi sering, jenis
makanan nasi, lauk pauk, sayuran hijau,
buah dan makanan manis-manis nafsu
makan bertambah
Minum : ± 7-8 gelas/hari (air putih, susu,
minuman manis).
2) Saat inpartu
Makan : 2x ( nasi, lauk-pauk, sayur, porsi sedikit)
Minum : 1/2 botol minuman 2500 ml
b. Pola istirahat/tidur
1) Saat hamil
Tidur siang : jam 11.00-13.00 WIB
Tidur malam : jam 20.30- 03.30 WIB
2) Saat inpartu : ibu hanya tidur siang sebentar.
c. Pola aktifitas
1) Saat hamil : melakukan pekerjaan rumah seperti biasa
dan dibantu oleh suami
2) Saat inpartu : ibu berjalan di sekitar BPM, mencari
posisi yang nyaman.
115
d. Pola eliminasi
1) Saat hamil
BAK : ± 6-7x/hari, warna kuning jernih, bau
khas.
BAB : 1x/hari warna kuning, bau khas,
konsistensi lunak.
2) Saat inpartu
BAK : ± 6x, warna kuning jernih, bau khas.
BAB : ibu mengatakan belum BAB
e. Pola kebersihan diri (personal hygiene)
1) Saat hamil : Mandi 3x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
baju tiap1x/hari, keramas 2-3x/minggu.
2) Saat inpartu : Ibu belum mandi, gosok gigi, keramas,
dan juga belum ganti baju.
f. Pola sexsualitas
1) Saat hamil : 1-2 x/minggu
2) Saat inpartu : Tidak melakukan hubungan seksual
116
3.1.2 Data objektif
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmetis
3. TTV yang meliputi :
a. Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Pernapasan : 21 x/menit
d. Suhu : 36.6 0C
e. BB saat hamil : 66 kg
f. BB sebelum hamil : 53 kg
g. TB : 160 cm
h. LILA : 25,5 cm
4. KSPR : 10
5. Skala Nyeri : 6
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : Simetris, rambut panjang sedikit
bergelombang, hitam, sedikit kusam, kulit
kepala bersih, rambut tidak berketombe,
tidak rontok, tidak ada lesi.
117
Muka : Simetris, bersih, tidak ada lesi, sedikit
pucat, tidak ada oedem, tidak ada coasma
gravidarum, wajah tampak tegang, keluar
keringat.
Mata : Simetris, sklera putih tidak icterus,
conjungtiva merah muda, tidak ada katarak.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut dan gigi : Simetris, bibir tampak pucat dan kering,
tidak ada stomatitis, gigi bersih, tidak ada
karies gigi.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak
ada lesi.
Leher : Tidak tampak pembengkakan kelenjar
tyroid, tidak tampak pembengkakakn vena
jugularis, tidak tampak tumor atau massa.
Ketiak : tidak tampak pembengkakan kelenjar
limphe.
Dada : simetris, hiperpigmentasi areola mammae,
puting susu menonjol, tidak ada retraksi
dada, dan tidak terdapat lesi.
118
Abdomen : Pembesaran sesuai usia kehamilan,
terdapat strie livide, terdapat linea nigra
tidak ada bekas luka operasi.
Vulva : tidak tampak luka parut, tidak ada varices,
tidak oedem, tampak keluar lendir
bercampur darah (bloody show).
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedem, tidak ada varises,
tidak ada gangguan pergerakan.
Ektremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak
ada gangguan pergerakan.
2. Palpasi
Kepala : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid
dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Ketiak : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe,
tidak ada nyeri tekan
Mamae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat benjolan
abnormal, kolostum sudah keluar (+/+)
Abdomen
Leopold I : TFU pertengahan px-pusat, pada bagian
119
fundus teraba lunak, bulat, tidak melenting
(bokong).
Leopold II : Pada perut ibu sebelah kiri teraba bagian
janin yang panjang, datar dan keras seperti
papan, sedangkan pada sebelah kanan perut
ibu teraba bagian-bagian kecil tanagan dan
kaki janin. (PUKI),
Leopold III : pada bagian terendah janin teraba bulat,
keras, melenting (kepala janin) dan sudah
masuk PAP
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP
(divergen) 3/5
TFU menurut Mc. Donalad : 31 cm
TBBJ : (TFU-11) x 155
(31-11) x 155= 3100 gram
3. Auskultasi
Dada : Pernafasan normal, Tidak terdengar ronchi
dan wheezing
Abdomen (DJJ) : (+) 145x/menit
4. Perkusi
Refleks patella : Reflek patella pada kaki kanan dan kiri ibu
(+/+)
120
C. Pemeriksaan dalam
Tanggal : 21 – 03 – 2015 Jam : 09.30 WIB
Pembukaan : 5 cm
Efficement : 50 %
Ketuban : utuh
Presentasi : belakang kepala
Dominator : Ubun –ubun kecil
Molase : tidak ada penumpukan sutura
Bagian Kecil : tidak teraba bagian terkecil janin
Hodge : II
Penurunan kepala janin : 3/5
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan
3.2 Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
3.2.1 Diagnosis kebidanan / nomenklatur
1) Diagnosa
GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak
Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan
Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik.
a. Ds
Ibu mengatakan ini kehamilan ke empatnya dengan usia
kehamilan 9 bulan dan perutnya terasa kenceng-kenceng menjalar
121
hingga punggung sejak tanggal 21 – 03 – 2015 jam 02.00 WIB
yang disertai keluar lendir bercampur darah.
b. Do
Keadaaan umum : baik
Kesadaran : kompos metis
TP : 01 – 04 2015
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6 oC
RR : 21 x/menit
Nadi : 82 x / menit
Leopold I : teraba bokong
Lepold II : Puki
Leopold III : Teraba Kepala
Lepolod IV : Divergen ( 3/5)
TFU Mc.Donald : 31 cm
TBBJ : 3100 gram
VT : Pembukaan 5 cm, eff 50 %, ketuban + ,
presentasi belakang kepala, dominator
UUK, penyusupan 0, tidak teraba bagian
kecil janin, Hodge II,
His : 4 x 10’38’’
122
2) Masalah
a. Ds
Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan bayinya
b. Do
Inspeksi Muka : Pada pemeriksaan fisik wajah tampak ibu
tegang dan takut menghadapi persalinan.
Skala Nyeri : 6
3) Kebutuhan
a. Rasa nyaman.
b. Asuhan sayang ibu meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi.
c. Observasi TTV
d. Observasi kemajuan persalinan
e. Persiapan persalinan.
1.2.2.2 Perencanaan
a. Diagnosa :
GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak
Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan
Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik.
b. Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4-8 jam diharapkan
persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara
spontan, ibu tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang.
123
c. Rencana Asuhan
1. Lakukan pendekatan kepada Klien dan keluarga
R) Ibu bisa lebih kooperatif dengan Bidan.
2. Lakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
R) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dapat mencegah
terjadinya infeksi nosokomial
3. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R) Memberitahu hasil pemeriksaan dapat membuat ibu mengerti
keadaannya saat ini
4. Pantau tekanan darah, suhu, denyut jantung, nadi, his,
pembukaan, penurunan dan cairan ketuban.
R) pemantauan digunakan untuk mengetahui kemajuan persalinan
pada ibu.
5. Melakukan asuhan sayang ibu yang terdiri dari :
a. Mengajari ibu teknik relaksasi pernafasan yang benar
R) teknik relaksasi pernafasan dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan ibu.
b. Minta ibu tidur miring kiri atau posisi yang dianjurkan.
R) tidur miring kiri dapat membuat sirkulasi ibu ke janin
menjadi lancar.
c. Beri dukungan dan dengarkan keluhan bu
R) memberi dukungan dan mendengarkan keluhan ibu dapat
membuat ibu tenang.
124
d. Beri ibu minum yang cukup
R) member ibu minum yang cukup dapat mencegah dehidrasi.
e. Minta ibu untuk berkemih sesering mungkin
R) kandung kencing yang penuh dapat menghambat
penurunan kepala bayi.
6. Pijat punggung ibu secara perlahan dengan metode Counter
Pressure
R) Memijat punggung dengan Counter Pressure dapat
mengurangi nyeri dan mencegah terjadinya persalinan lama.
7. Kolaborasi dengan Tim Medis
R) Melakukan kolaborasi dengan Tim Medis atau Bidan
pembimbing dapat membantu proses persalinan dengan aman
sesuai langkah Asuhan persalinan Normal.
125
1.2.2.3 Implementasi
Tabel 3.2 Tabel Implementasi
No.Hari, Tgl
/ JamKegiatan TTD
1. 21 – 03 –
2015 /
09.40
Melakukan pendekatan dengen klien
a. Memperkenalkan diri kepada klien dan
menjelaskan tentang tindakan counter
pressure yang akan dilakukan pada
pasien.
b. Menanyakan data klien serta keluhan
nyeri pinggang yang dirasakan oleh
klien.
2. 09.45 Melakukan cuci tangan sebelum melakukan
tindakan.
a. Melakukan Cuci tangan dengan 7
langkah sesuai SOP. ( SOP terlamipr)
3. 09.50 Memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan.
a. Memberitahu bahwa ibu saat ini sedang
menghadapi persalinan, pembukaan 5
cm pada fase aktif keadaan ibu dan janin
baik.
126
4. 10.00 Memantau tekanan darah, suhu, nadi, djj,
his, pembukaan, penurunan, dan cairan
ketuban setiap 30 menit.
a. Memantau dengan hasil terlampir dalam
partograf dan lembar observasi.
5. 10.10 Melakukan Asuhan sayang Ibu, yaitu :
a. Mengajari relaksasi dengan cara
menarik napas dari hidung dan
menghembuskan lewat mulut.
b. Memiringkan tubuh ibu ke kiri atau
posisi yang dianjurkan.
c. Mendengarkan keluhan ibu yang merasa
kesakitan dan member dukungan.
d. Memberi ibu segelas teh hangat atau air
putih.
e. Meminta ibu dan mengantarnya ke
kamar mandi untuk berkemih.
127
6. 10.30 Memijat punggung ibu secara perlahan dengan teknik
Counter Pressure.
a. Sesuai dengan penelitian relevan yang telah dilakukan
oleh Ida dkk, maka Memijat dengan teknik counter
pressure yaitu menekan di daerah dengan kuat. Pada
hal ini penulis melakukan masase setiap ada his.
Terdokumentasi
b. Tabel 3.3 Tabel pengamatan
No. Jam HisCounter
Pressure
Skala
Nyeri
1. 09.30 101 4x 38’’ - 6
2. 102 4x 38’’ + 3
3. 103 4x 36’’ + 3
4. 10.00 101 4x 37’’ - 6
5. 102 4x 38’’ - 6
6. 103 4x 38’’ - 6
7. 10.30 101 4x 42’’ + 4
8. 102 4x 42’’ + 4
9. 103 4x 42’’ + 4
10. 11.00 101 5x 41’’ + 5
11. 102 5x 44’’ + 5
12. 103 5x 45’’ + 5
13. 11.30 101 5x 44’’ + 5
14. 102 5x 44’’ + 5
15. 103 5x 45’’ + 5
7. 11.30
c. Gambar
Gambar 3.1 Melakukan Counter Pressure
Melakukan kolaborasi dengan tim medis
atau bidan pembimbing, diantaranya yaitu :
a. Memeriksa bahwa ketuban sudah pecah
b. Melihat tanda dan gejala kala II (doran,
teknus, perjol, vulka)
c. Memeriksa kelengkapan alat dan
mematahkan ampul oksitosin serta
memasukkan spuit kedalam partus set
d. Memakai celemek plastik
e. Memastikan lengan tidak memakai
perhiasan, mencuci tangan dengan sabun
dan dibilas pada air yang mengalir.
128
lakukan kolaborasi dengan tim medis
Melihat tanda dan gejala kala II (doran,
Memeriksa kelengkapan alat dan
mematahkan ampul oksitosin serta
Memastikan lengan tidak memakai
un
129
f. Memakai sarung tangan DTT / steril
g. Memasukkan oksitosin kedalam spuit
steril dan meletakkannya kedalam partus
set
h. Melakukan vulva hygiene
i. Melakukan pemeriksaan ( pembukaan
lengkap eff 100%)
j. Memasukkan tangan kedalam klorin
0,5% & merendam handscoon keadaan
terbalik
k. Memeriksa DJJ (142 x/ menit)
l. Memberitahukan Ibu Ø sudah lengkap,
keadaan janin & meminta Ibu meneran
saat his
m. Menyiapkan posisi Ibu untuk meneran.
n. Melakukan pimpinan meneran saat ada
his dan istirahat saat tidak ada his, serta
memberi minum dan memeriksa DJJ.
o. menganjurkan Ibu untuk berjalan,
berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika Ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran.
130
1.2.2.4 Evaluasi
a. Hari dan Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2015
b. Jam : 11.35 WIB
1. Ibu kooperatif dan bersedia untuk dilakukan masase counter
pressure
2. Tangan petugas kesehatan sudah terdekontaminasi dengan bersih
3. Ibu mengerti bahwa saat ini ibu sedang menghadapi proses
persalinan,pembukaan fase aktif, serviks mulai tipis, ketuban masih
utuh, keadaan ibu dan janin baik.
4. Tekanan darah, suhu, djj, nadi, his, pembukaan, penurunan, dan
cairan ketuban terpantau dengan baik dalam partograf.
5. Asuhan sayang ibu telah dilakukan, terdiri dari :
a. Ibu mampu melakukan teknik relaksasi yang baik dan benar
dan ibu merasa rileks
b. Ibu bersedia untuk miring kiri dan berganti posisi sesuai
keinginan
c. Ibu termotivasi dan semangat untuk menghadapi persalinan
d. Ibu bersedia untuk cukup minum dan mau minum teh hangat.
e. Ibu mau kencing sendiri
6. Ibu merasa rilex dan nyeri berkurang setelah dilakukan pijat disekitar
punggung dengan teknik Counter Pressure di daerah sacrum.
131
7. Telah melakukan kolaborasi dengan tim medis atau bidan pembimibng
dengan baik, dengan hasil :
a. Sudah terlihat tanda dan gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
b. Alat sudah lengkap, ampul oksitosin terpatahkan dan spuit masuk
kedalam partus set
c. Petugas kesehatan telah memakai celemek plastic
d. Tangan telah bersih
e. Telah memakai sarung tangan steril
f. Oksitosin masuk kedalam spuit steril dan dalam partus set
g. Vagina ibu telah bersih
h. Pembukaan lengkap 10 cm, effisemen 100 %, ketuban - , presentasi
belakang kepala, dominator UUK, penyusupan 0, penurunan 0/5 ,
tidak teraba bagian kecil janin, hodge IV.
i. Handscoon terdekontaminasi
j. DJJ (142 x/ menit)
k. Ibu mengerti bahwa pembukaan sudah lengkap, keadaan janin &
ibu baik.
l. Ibu dalam posisi litotomi.
m. Ibu mampu meneran dengan baik saat ada his.
n. Ibu tidur miring kiri saat tidak ada his.
132
1.2.2.5 Pencatatan Asuhan Kebidanan
Pencatatan asuhan kebidanan dilakukan sesuai Kala yang ditulis secara
SOAP.
1) Kala II
Tanggal 21 Maret 2015 / jam 11.40 WIB
S : Ibu merasa mules – mules dan ingin meneran
O :
K/U : baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6 C
Nadi : 90 x/menit
RR : 24 x/menit
DJJ : 141 x / menit
Penurunan : 0/5
His : (+)
Bandle : (-)
VT : pembukaan 10 cm, effisemen 100%, ketuban
negatif, presentasi belakang kepala, dominator UUK, penyusupan
0,penurunan 0/5, Hodge IV.
133
A : Ny. S GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra
Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala II
dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik
P : sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 15 -
33
1. Saat kepala janin terlihat pada vulva 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan Bayi diatas perut Ibu.
2. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah
bokong Ibu
3. Membuka tutup partus set, memperhatikan kelengkapan alat
dan bahan.
4. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
5. Setelah tampak kepala Bayi (suboktipito) tampak dibawah
sympisis, tangan kanan melindungi perineum dengan lipatan
kain 1/3 bagian, sementara tangan kiri menahan puncak
kepala agar tidak terjadi deflexi yang terlalu cepat.
6. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
7. Menunggu Bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
8. Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, memegang secara
biparietal, cunam kebawah untuk melahirkan bahu depan dan
keatas untuk melahirkan bahu belakang.
134
9. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah kearah
perineum Ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Dengan menggunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
10. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki, pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki) (masukkan telunjuk kaki
dan pegang masing-masing mata kaki dengan Ibu jari & jari-
jari lainnya)
Bayi lahir tanggal 21 – 03 – 2015 jam 11.45 WIB jenis
kelamin laki – laki.
11. Melakukan penilaian sepintas
Bayi segera menangis, menangis kuat, tonus otot baik, warna
kulit merah
12. Mengeringkan tubuh bayi dimulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya. Mengganti handuk basah dengan
handuk yang kering dan membiarkan bayi diatas perut ibu.
13. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus.
14. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi dengan baik.
135
15. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin
10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral.
16. Setelah 2 menit pasca persalinan, menjepi tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat
kea rah distal dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama.
17. Dengan satu tangan, memegang tali pusat yang telah dijepit
dan melakukan pengugntingan tali pusat diantara 2 klem dan
kemudian mengikat tali pusat dengan benang DTT.
18. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu.
19. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi di kepala bayi.
2) Kala III
Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 11.45
S : Ibu merasa senang karena bayi sudah lahir, tapi perut masih
mules – mules.
O : K/U baik, Lahir spontan bayi Laki-laki, Jam 11.45, BB 3400
gram,, PB 50 cm, TFU setinggi pusat, His Baik, Palapasi tidak
ada janin kedua.
Terjadi semburan darah, tali pusat memanjang dan uterus
globuler.
A : Ny. S P40004 Kala III dengan Keadaan Umum ibu dan Bayi baik
136
P : sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 34 -
41
1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva.
2. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut Ibu, di tepi
atas simfisis, untuk mendeteksi kontraksi dan tangan lain
menegangkan tali pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah
belakang atas (darso-kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri).
4. Mengeluarkan plasenta dengan melakukan peregangan dan
dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, meminta Ibu
meneran. menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir. tali Pusat
bertambah panjang, memindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
5. Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta
dengan kedua tangan, memegang dan memutar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian melahirkan dan
menempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
Plasenta lahir spontan dan lengkap pada tanggal 21 – 03 –
2014 jam 11.55 WIB
137
6. Melakukan masase uterus, dengan telapak tangan di fundus
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
7. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian Ibu maupun Bayi
dan memastikan selaput ketuban lengkap dan utuh, kemudian
memasukkan plasenta kedalam tempat plasenta.
Selaput ketuban utuh, kotiledon lengkap.
8. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perenium.
Tidak ada laserasi
3) Kala IV
Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 12.15
S : Ibu merasa senang karena bayi dan ari – arinya telah lahir
O : K/U baik
Kesadaran : kompos metis
TTV : Nadi : 82 x /menit
Suhu : 36,4 C
RR : 19 x / menit
TFU : 2 jari bawah pusat
His : Baik
Perdarahan : normal, ± 100 ml
Lokea : Rubra
Laserasi : tidak ada laserasi
138
A : Ny. S P40004 Kala IV dengan Keadaan Umum ibu dan Bayi baik
P : sesuai dengan langkah Asuhan Persalinan Normal Langkah 42 –
58
1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
2. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam.
3. Setelah satu jam, melakukan penimbangan / pengukuran bayi,
beri tetes mata antibiotic profilaksis dan vitamin K1 1 mg IM di
paha kiri anterolateral.
4. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, memberikan suntikan
imuniasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
5. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. Setiap 30
menit pada jam kedua pasca persalinan
6. Mengajari ibu cara melakukan massase uterus dan menilai
kontraksi.
7. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
8. Memeriksa nadi Ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa
temperatur tubuh Ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama PP.
139
9. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
10. Membuang bahan-bahan terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
11. Membersihkan Ibu dengan menggunakan air DTT, bersihkan
sisa cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu Ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
12. Memastikan Ibu merasa nyaman, menganjurkan keluarga untuk
memberi Ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
13. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
14. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%
membalikkan bagian dalam keluar dan merendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
15. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
16. Melengkapi partograf. (lembar depan dan lembar belakang)
periksa tanda vital, TFU, UC, kandung kemih, perdarahan, dan
asuhan kala IV.
140
4) 6 Jam Post Partum
Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 17.30 WIB
S : Ibu merasa perutnya masih mules-mules
O :
a. Ibu :
K/U baik
Kesadaran : kompos metis
TTV : TD : 120 / 80 mmHg.
Nadi : 88 x /menit
Suhu : 36,4 C
RR : 19 x / menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
His : Baik
Perdarahan : normal ±100 ml
Lokea : Rubra
ASI : Belum keluar
BAB / BAK : - / +
A : Ny. S P40004 6 jam Post Partum dengan keadaan umum ibu dan
bayi baik.
P : 1. Mengajari ibu cari meneteki yang benar, ibu mengerti dan bisa
meneteki sendiri
2. Mengajari ibu cara perawatan tali pusat yang benar.
3. Memberi konseling tetang kebutuhan nutrisi ibu nifas
141
4. Memberikan terapi obat per oral :
a. Vitamin A
b. Etabion
c. Amoxilin
5. Memberitahu ibu tentang kunjungan rumah 3 hari lagi.
5) 3 Hari Post Partum
Tanggal 23 Maret 2015 / Jam 11.00 WIB
S : Ibu mengatakan keadaanya membaik, dan asi sudah mulai lancar.
Bayi sedikit kurang mau menyusu
O :
a. Ibu :
K/U baik
Kesadaran : kompos metis
TTV : TD : 110 / 70 mmHg.
Nadi : 88 x /menit
Suhu : 36,5 C
RR : 18 x / menit
TFU : Pertengahan antara simfisis dan pusat
His : Baik
Perdarahan : normal, 1 hari ganti 2 x pembalut
Lokea : Rubra
ASI : Lancar
BAB / BAK : - / +
142
b. Bayi :
K/U baik
Kesadaran : komposmetis
Nadi : 104 x /menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 40 x/menit
Kulit terlihat agak kuning
Tali pusat basah, sedikit berbau dan ditutup kasa betadin.
A : Ny. S P40004 Hari ke 3 Post Partum dengan keadaan umum ibu dan
bayi baik.
P : 1. Mengevaluasi cara menyusui ibu
2. Memberi konseling tentang tanda bahaya pada bayi
3. Memberi konseling tentang cara perawatan tali pusat yang
benar.
3. Mengingatkan Ibu untuk kontrol ke Bidan pada minggu ke 2
6) Minggu ke -2 Post Partum
Tanggal 28 Maret 2015 / Jam 16.30 WIB
S : Ibu mengatakan keadaanya membaik, dan sudah bisa BAB serta
BAK.
O :
a. Ibu :
K/U baik
Kesadaran : kompos metis
143
TTV : TD : 110 / 70 mmHg.
Nadi : 80 x /menit
Suhu : 36,50 C
RR : 18 x / menit
TFU : Pertengahan antara simfisis dan pusat
His : Baik
Perdarahan : normal, 1 hari ganti 2 x pembalut
Lokea : serosa
ASI : Lancar
BAB / BAK : + / +
c. Bayi :
K/U baik
Kesadaran : komposmetis
Nadi : 122 x /menit
Suhu : 36,90C
RR : 40 x/menit
Tali pusat sudah lepas dan kering.
A : Ny. S P40004 Minggu ke -2 Post Partum dengan keadaan umum
ibu dan bayi baik.
P : 1. Mengevaluasi cara menyusui ibu
2. Memberikan konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi.
3. mengingatkan ibu untuk melakukan imunisasi secara rutin
sesuai jadwal.
144
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara
konsep dasar tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam penerapan Standar
Asuhan Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal
Ny “S” GIVP30003 Usia Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif dengan Massase
Counter Pressure di BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah S.ST,S.Psi, Desa Keboan
Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang”.
Pembahasann ini disusun dengan pendekatan standar asuhan kebidan yang
terdiri dari VI standar, yaitu Pengkajian Data, Merumuskan Diagnosa dan atau
Masalah Kebidanan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Pencatatan Asuhan
Kebidanan.
4.1 Pengkajian Data
Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian dan pengumpulan data
dasar baik pengkajian data secara subjektif mapun data secara objektif.
Data subjektif ini dilakukan dengan melakukan anamnesis kepada pasien
Ny.S maupun kepada keluarga pasien yang meliputi anamnesis identitas ibu,
data biologis, psikologis, sosial, ekonomi, dan beberapa riwayat kesehatan ibu.
Sehingga berdasarkan ananmenis yang dilakukan, didapatkan data pasian,
nama Ny. S usia 36 Tahun GIVP30003 dengan HPHT 25 – 06 – 2014 dan TP 01
– 04 – 2015 yang berarti Usia Kehamilan ibu saat ini yaitu 39 minggu Dengan
145
riwayat kehamilan ibu sekarang telah melakukan pemeriksaan sebanyak 10
kali selama kehamilan, tanpa adanya komplikasi apapun pada riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas lalu. Ibu mengeluh merasa perut kencang-
kencang tembus hingga pinggang sejak tanggal 21 Maret 2015 jam 02.00 WIB
yang disertai adanya pengeluaran cairan lendir darah dari jalan lahir. Dan ibu
merasa cemas juga khawatir dengan keadaannya dan keadaan bayinya.
Sedangkan data objektif didapatkan dengan melakukan beberapa
pemeriksaan yang terdiri dari, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik baik
dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, juga dilakukan pemeriksaan
dalam serta pemeriksaan penunjang. Sehingga didapatkan data paseien dengan
keadaan umum baik dan tanda – tanda vital sesuai batas normal yang meliputi
Tekanan Darah 120 / 80 mmHg, Nadi 82 x/menit, Pernapasan 21 x/menit,
Suhu 36.6 0C, BB saat hamil 66 kg, BB sebelum hamil 53 kg, TB 160 cm,
LILA 25,5 cm, KSPR 10, Skala Nyeri 6. Pada pemeriksaan Abdomen
didapatkan hasil Leopold I teraba bokong dengan TFU pertengahan px-pusat,
Leopold II PUKI, Leopold III kepala janin sudah masuk PAP, Leopold IV
divergen 3/5 sedangkan TFU menurut Mc. Donalad yaitu 31 cm dengan
tafsiran berat badan jamin 3100 gram dan DJJ 145x/menit. Hal ini ditunjang
dengan dilakukannya pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 5 cm,
efficement 50 %, ketuban masih utuh, presentasi belakang kepala, dominator
ubun –ubun kecil, tidak ada molase tidak teraba bagian terkecil janin, Hodge
II dan terjadi penurunan kepala janin sebesar 3/5.
146
Secara teori berdasarkan konsep standar asuhan kebidanan Usia ibu
bersalin, normalnya yaitu 20 – 35 tahun. Dimana pemeriksaan kehamilan
minimal menurut WHO dalam Buku Saku Asuhan Persalinan Normal yang
harus dilakukan oleh setiap ibu hamil adalah 4 kali selama kehamilannya.
Menurut teori dari buku JNPK – KR, 2007 halaman 37 ibu bersalin dikatakan
normal apabila prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai ( inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirna plasenta secara lengkap. Adapun tanda –
tanda ibu sudah masuk dalam proses persalinan yaitu terjadinya his persalinan
yang ditandai dengan Pinggang terasa sakit menjalar kedepan dengan sifat his
teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar. Adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai akibat dari adanya pendataran dan
pembukaan serviks. Dan juga terlihat pengeluaran cairan ketuban. (Ari, 2010 :
4-7).
Menurut Zakiah salah satu faktor penting dalam proses persalinan yaitu
Kejiwaan (Psyche) yang merupakan keadaan fisiologis sebagai adapatsai
psikologis persalinan yang terlihat dari adanya ketakutan dan kecemasan ibu
bersalin. Berdasarkan skala nyeri Bourbonnais. Pasien dikatakan memiliki
skala nyeri 4 – 6 yang tergolong nyeri sedang apabila kriteria objektif klien
mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dan dapat
mendeskripsikan nyeri, klien dapat mengikuti perintah dengan baik dan
responsive terhadap tindakan manual.
147
Dan berdasarkan skor poedji rochjati dalam hal perencanaan persalinan
aman di buku KIA seharusnya ibu hamil dengan jumlah skor 6 – 10 termasuk
dalam kehamilan dengan resiko tinggi sehingga perlu dilakukan rujukan ke
polindes, puskesmas maupun rumah sakit yang harus ditolong oleh bidan
denga pendampingan aktif dari dokter. Dan menurut teori pemeriksaan
Lepolod dikatakan normal apabila pada Leopold I teraba bokong, Leopold II
teraba Puka / Puki, Leopold III teraba Kepala, dan Leopold IV teraba divergen
5/5 – 0/5 dengan TFU sesuai Usia kehamilan dan DJJ normal 120 – 160 x /
menit.
Sehingga dalam hal ini hanya ada beberapa kesenjangan yang terlihat
antara landasan teori dan fakta kasus yang terjadi, pertama yaitu berkenaan
dengan usia ibu bersalin yang lebih dari 35 tahun yang dapat meningkatkan
adanya resiko komplikasi dalam kehamilan dan proses persalinan. Kedua yaitu
kesenjangan penilaian KSPR dengan penyelesaian tindakannya yang
seharusnya dilakukan rujukan ke puskesmas ataupun rumah sakit terkait.
Kesenjangan yang terjadi ini dapat mengakibatkan terjadinya penyulit yang
tak terduga saat proses persalinan. Dan resiko terjadinya angka kematian ibu
dan bayi pun lebih tinggi daripada ibu hamil dengan skor 0 – 6 . Dalam hal ini
sebenarnya bidan sudah memberikan konseling tentang keamanan proses
persalinan yang sebaikanya harus dilakukan di puskesmas atau dirumah sakit
dengan pemantauan dokter, namun karena pasien dan keluarga memiliki rasa
kepercayaan yang tinggi terhadap kualitas pelayanan bidan, maka pasien pun
tetap memilih untuk melahirkan di rumah bidan. Sehingga bidan tetap
148
melakukan pertolongan persalinan normal dengan pemantauan ketat. Namun
untuk status pemeriksaan kehamilan, kesesuaian usia kehamilan dan keluhan
yang dirasakan oleh Ny.S dan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan oleh
penulis semua sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan. Dimana keluhan
nyeri perut tembus hingga pinggang, his semakin sering, dan adanya
pembukaan serviks menandakan pasien dalam tahap inpartu.
4.2 Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Dalam merumuskan diagnosa dan atau masalah kebidanan ini penulis
melakukan analisa data yang telah diperoleh pada hasil pengkajian,
menginterpretasinya secara akurat dan logis sesuai dengan nomenklatur
kebidanan dan kondisi klien yang dapat diselesaikan dengan tindakan mandiri,
kolaborasi maupun rujukan.
Dalam hal ini penulis mengambil diagnosa GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm,
Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir normal, Inpartu
Kala I Fase Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik yang didukung
dengan beberapa data objektif seperti yang telah disampaikan pada standar II.
Dengan masalah Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan
bayinya. Sehingga Ibu membutuhkan Rasa nyaman, Asuhan sayang ibu yang
meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi, Observasi TTV, Observasi
kemajuan persalinan dan Persiapan persalinan.
Berdasarkan teori menurut buku JNPK-KR (2008) tanda-tanda inpartu yaitu,
penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan
149
perubahan pada serviks ( frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan
lendir bercampur darah ( bloody show) melalui vagina.
Menurut Tsokronegoro, 2009 kala I fase aktif adalah kala dimana serviks
membuka dari 4 sampai terjadi pembukaan 10 cm. Fase aktif dibagi dalam 3
fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi
lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10
cm. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.
Dan Ny.S membutuhkan rasa nyaman untuk mengurangi kecemasan akibat
rasa sakit yang dirasakannya ibu bersalin mmbutuhkan asuhan kasih sayang
dan pengalihan rasa nyeri yang dirasaknnya.
Sehingga dengan demikian diagnosa atau masalah aktual yang diidentifikasi
pada kasus Ny.S dalam persalinan normal ini tidak meunjukkan adanya
kesenjangan dengan landasan teori. Karena sudah dipaparkan secara jelas
bahwa Ny.S sudah mengalami tanda-tanda inpartu sebagimana yang telah
tersebut di landasan teori, dan merasa cemas atas proses persalinan yang akan
dia alami. Sehingga bidan harus memberikan asuhan yang efektif dan
komprehensif untuk bisa memberikan rasa nyaman, mengurangi kecemasan
dan meminimalisir terjadinya partus lama.
150
4.3 Perencanaan
Dari diagnosa dan atau masalah yang ada maka penulis menysun rencana
asuhan kebidanaan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien dengan
menetapkan tujuan dan kriteria yang ingin dicapai , penetapan tujuan ini
diharapkan setelah memberikan asuhan kebidanan selama 4-8 jam dalam
persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara spontan, ibu
tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang. Pada studi kasus
Ny.S dengan persalinan normal, rencana asuhan yang diberikan adalah sebagai
berikut yaitu Lakukan pendekatan kepada Klien dan keluarga, Lakukan cuci
tangan sebelum melakukan pemeriksaan, Beritahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan, Pantau tekanan darah, suhu, denyut
jantung, nadi, his, pembukaan, penurunan dan cairan ketuban, Melakukan
asuhan sayang ibu, Pijat punggung ibu secara perlahan dengan metode
Counter Pressure dan Kolaborasi dengan Tim Medis.
Dalam hal ini rencana asuhan yang dilakukan oleh penulis diatas tidak terdapat
kesenjangan antara prencanaan berdasarkan tinjauan pustaka dengan tinjauan
kasus karena penulis melakukan intervensi asuhan kebidanan yang sesuai
berdasarkan tinjauan teori yang sudah direncanakan. Sehingga penulis tidak
menemukan kesulitan dalam hal melakukan perencanaan yang komprehensif
yang sesuai dengan tujuan untuk menolong proses persalinan normal secara
aman dan memberikan rasa nyaman pada pasien.
151
4.4 Implementasi
Dalam implementasi ini penulis melakukan semua asuhan sesuai dengan
intervensi atau perencanaan yang sudah direncanakan pada standar III, namun
untuk perlakukan masase counter pressure nya, penulis melakukan pijatan di
daerah sakrum ibu dengan tekanan kuat dan gerakan melingkar setiap saat
kontraksi itu datang. Padahal secara teori, menurut Padila, 2014 Teknik pijatan
Counter Pressure yaitu pemijatan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan
atau juga menggunakan bola tenis, tekanan dapat diberikan dalam gerakan
lurus atau lingkaran kecil selama 20 menit setiap jam di fase aktif. (Padila,
2014 :167)
Sehingga dalam implementasi ini penulis menemukan kesenjangan dalam
perlakuam memberikan rasa nyaman paada pasien yang dilakukan dengan
masase counter pressure, dimana penulis tidak memberikan asuhan sesuai
dengan teori yang disampaikan Padila untuk melakukan masase setiap 1 jam
sekali selama 20 menit, namun penulis melakukan masase setiap ada his. Hal
ini berkenaan dengan keefetifitasan pemberian masase untuk memberikan rasa
nyaman yang lebih kepada pasien. Karena berdasarkan penilaian dari data
tabel yang penulis lakukan, terlihat adanya perbedaan skala nyeri yang cukup
signifikan dari pemberian masase setiap 1 jam sekali dengan pemberian
masase setiap ada his. Dimana saat dilakukan masase setiap satu jam sekali
skala nyeri tidak berubah, namun saat dilakukan masase di setiap ada his, ibu
merasa lebih nyaman dan skala nyeri berubah.
152
4.5 Evaluasi
Evaluasi pada standar ini adalah memberi nilai terhdap hasil intervensi yang
dilakukan berdasarkan tujuan dan kriteria yang telah ditentukan sebelumya.
Teknik evaluasi dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik yang meliputi
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi untuk memproleh data hasil
kemajuan pasien.
Dalam hal ini. Setelah dilakukan asuhan kebidanan terutama dalam pemberian
masase counter pressure pada Ny.S, skala dan intensitas nyeri yang dirasakan
Ny.S menurun. Penilaian ini dilakukan dengan menghitung rata-rata skala
nyeri setelah dilakukannya tindakan counter pressure selama ada his.
Walaupun dalam penghitungan beberapa waktu skala nyeri yang dirasakan ibu
juga kadang mengalami kenaikan, itu merupakan kenaikan yang wajar yang
disebabkan karena adanya kekuatan his yang semakin kuat seiring
bertambahnya waktu. Selain menurunnya skala nyeri, Ny.S juga mengalami
pembukaan lengkap setelah 2 jam perlakuan masase pada Kala I fase aktif.
Disesuakan dengan Teori gate control yang mendasari teknik Counter
Pressure untuk managemen nyeri, terutama pada nyeri persalinan.
Berdasarkan teori ini pengiriman nyeri dapat dimodifikasi atau di blok dengan
stimulasi pusat. Selama persalinan, perjalanan impuls nyeri dari uterus
sepanjang serabut neural kecil ( serabut C) pada bagian ascending ke
substansia gelatinosa pada bagian columna spinal. Sel kemudian
menghantarkan rangsangan nyeri ke otak. Stimulasi taktil seperti masase dapat
menghasilkan pesan yang berlawanan yang menghantarkan sepanjang serabut
153
neural terbesar dan tercepat ( serabut delta A). pesan yang berlawanan ini
menutup gerbang masuk “gate” di substansia gelatinosa sehingga memblok
pesan nyeri.
Dan seperti yang kita ketahui berdasarkann teori kala I selesai apabila
pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung
kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1
cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam.
Sehingga dalam hal ini tidak terdapat adanya kesenjangan antara teori dan
tinjauan kasus yang ada. Dimana menurut teori gate kontrol, counter pressure
dapat memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin dan itu terbukti dari adanya
evaluasi dari tabel penilaian skala nyeri yang sudah penulis buat. Selain itu,
proses dan kesesuaian pembukaan uterus dari Kala I fase akif sampai
berakhirnya kala I tersebut juga sudah sesuai dengan teori, hal ini dibuktikan
dengan pembukaan yang terjadi pada Ny.S hanya membutuhkan waktu 2 jam
dari pembukaan 5 cm untuk bisa mencapai menuju pembukaan 10 cm.
Padahal seperti yang kita ketahui pada multigravida pembukaan terjadi 2 cm
setiap 1 jam sekali. Ini sudah menandakan bahwa proses pembukaan yang
terjadi pada Ny.S sudah lebih cepat dari teori, mungkin saja akibat dari masase
tersebut.
154
4.6 Pencatatan Asuhan Kebidanan
Adapun pada pencatatan asuhan kebidanan ditulis dengan menggunakan
format SOAP yang sesuai dengan teori standar asuan kebidnan.
1) Kala II
Pada tanggal 21 – 03 -015 jam 11.30 penulis mengambil diagnosa Ny.S
dengan Kala II karena sudah ada pembukaan lengkap dan adanya
dorongan menrean, tekanan pada anus, perenium menonjol , dan vulva
membuka. Sehingga penulis melakukan asuhan sesuai dengan langkah
Asuhan Persalinan Normal Langkah 15 – 33.
Menurut Tsokronegoro, 2009 Kala II meruapakan kala pengeluaran karena
berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai
lahir. Kala ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multipara. Batasan persalinan kala II yaitu dimulai saat pembukaan serviks
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya seluruh tubuh janin.
Kontraksi pada kala II ini biasanya sangat kuat sehingga kemampuan ibu
untuk menggunakan otot-otot abdomen dan posisi presentasi
mempengaruhi durasi kala II. Dengan gejala utama His semakin kuat
dengan interval 2 – 3 menit, dengan durasi 50 – 100 detik, ketuban pecah
ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak, serta kepala lahir
seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
pada pungung.
Sehingga tidak ada kesenjangan anatara penegakan diagnose, dan asuhan
yang diberikan pada kala II ini dengan landasan teori yang sudah ada.
155
Dibuktikan dengan proses kelahiran yang sesuai, tidak lebih dari 1 jam.
Karena Ny.S hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk melahirkan
bayinya.
2) Kala III
Pada tanggal 21 Maret 2015 / Jam 11.45 penulis mengambil diagnose
Ny.S dengan Kala III dengan keadaan umum baik yang ditandai dengan
ibu merasa perut mules – mules, keluar darah yang meyembur dari jalan
lahir, dan uterus globuler. Sehingga penulis melakukan asuhan persalinan
normal langkah 34 – 41.
Menurut Ari, 2010 Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit,
kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan
proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan Nitabusch.
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-
tanda Uterus menjadi berbentuk bundar, Uterus terdorong ke atas, Tali
pusat bertambah panjang, dan Terjadinya perdarahan.
Sehingga sudah jelas tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang
terjadi dalam Kala III ini. Karena Plasenta lahir lengkap setelah 10 menit
bayi lahir.
3) Kala IV
Pada tanggal 21 Maret 2015 / Jam 12.15 penulis mendiagnosa Ny.S
dengan kala IV karena his semakin baik, TFU 2 jari bawah pusat,
156
perdarahan normal tanpa adanya laserasi. Sehingga penulis melakukan
asuhan peralinan normal yang sesuai. Langkah 42 – 58.
Menurut Ari, 2010 Kala IV merupakan kala observasi yang dilakukan
mulai lahirnya plasenta selama 1 - 2 jam, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan
melihat tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital
(tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya
pendarahan. Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi
400 – 500 cc.
4) 6 Jam Post Partum
Pada Tanggal 21 Maret 2015 / Jam 17.30 WIB ibu merasa perutnya masih
mules-mules dengan keadaan umum baik
Sehingga tidak ada kesenjagan antara teori dan suhan yang diberikan.
5) 3 Hari Post Partum
Pada Tanggal 23 Maret 2015 / Jam 11.00 WIB Ibu mengatakan keadaanya
membaik, dan asi sudah mulai lancar. Sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan fakta kasus yang terjadi.
6) Minggu ke -2 Post Partum
Tanggal 28 Maret 2015 / Jam 16.30 WIB Ibu mengatakan keadaanya
membaik, dan sudah bisa BAB serta BAK. Sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan fakta yang terjadi.
157
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal dengan Masase
Counter Pressure yang penulis lakukan paada tanggal 21 Maret 2015 dengan
menggunakan pedoman standar asuhan kebidanan, didapatkan data subjektif
biodata pasien, nama Ny. S usia 36 Tahun GIVP30003 dengan HPHT 25 – 06 –
2014 dan TP 01 – 04 – 2015 yang berarti Usia Kehamilan ibu saat ini yaitu 39
minggu Dengan riwayat kehamilan ibu sekarang telah melakukan pemeriksaan
sebanyak 10 kali selama kehamilan, tanpa adanya komplikasi apapun pada
riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas lalu. Ibu mengeluh merasa perut
kencang-kencang tembus hingga pinggang sejak tanggal 21 Maret 2015 jam
02.00 WIB yang disertai adanya pengeluaran cairan lendir darah dari jalan
lahir. Dan ibu merasa cemas juga khawatir dengan keadaannya dan keadaan
bayinya.
Dan didapatkan data objektif paseien dengan keadaan umum baik dan
tanda – tanda vital sesuai batas normal yang meliputi Tekanan Darah 120 / 80
mmHg, Nadi 82 x/menit, Pernapasan 21 x/menit, Suhu 36.6 0C, BB saat hamil
66 kg, BB sebelum hamil 53 kg, TB 160 cm, LILA 25,5 cm, KSPR 10, Skala
Nyeri 6. Pada pemeriksaan Abdomen didapatkan hasil Leopold I teraba
bokong dengan TFU pertengahan px-pusat, Leopold II PUKI, Leopold III
kepala janin sudah masuk PAP, Leopold IV divergen 3/5 sedangkan TFU
158
menurut Mc. Donalad yaitu 31 cm dengan tafsiran berat badan jamin 3100
gram dan DJJ 145x/menit. Hal ini ditunjang dengan dilakukannya
pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 5 cm, efficement 50 %, ketuban
masih utuh, presentasi belakang kepala, dominator ubun –ubun kecil, tidak
ada molase tidak teraba bagian terkecil janin, Hodge II dan terjadi penurunan
kepala janin sebesar 3/5.
Sehingga dalam hal ini penulis mengambil diagnosa GIVP30003 UK 39
Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Letak Kepala, Kesan jalan lahir
normal, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik
yang didukung dengan beberapa data objektif seperti yang telah disampaikan
pada standar II. Dengan masalah Ibu merasa cemas dan khawatir dengan
keadaanya dan bayinya. Sehingga Ibu membutuhkan Rasa nyaman, Asuhan
sayang ibu yang meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi, Observasi
TTV, Observasi kemajuan persalinan dan Persiapan persalinan.
Dari diagnosa dan atau masalah yang ada maka penulis menysun rencana
asuhan kebidanaan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien dengan
menetapkan tujuan dan kriteria yang ingin dicapai , penetapan tujuan ini
diharapkan setelah memberikan asuhan kebidanan selama 4-8 jam dalam
persalinan ini dapat berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secara spontan, ibu
tidak cemas dan rasa nyeri yang dirsakan ibu berkurang.
Sehingga pada studi kasus Ny.S dengan persalinan normal ini
implementasi utama yang penulis tekankan disini adalah pemberian Masase
Counter Pressure yang dilakukan setiap ada his pada saat proses persalinan
159
berlangsung dengan harapan masase yang diberikan dapat membantu
memberikan rasa nyaman, mengontrol nyeri, menghilangkan stress dan
ketakutan, sehingga ibu merasa rilex dan proses persalinannya pun berjalan
lebih cepat dan lancer.
Evaluasinya yaitu Ny.S mengalami penurunan skala nyeri yang cukup
signifikan saat diberikan masase counter pressure, ny.S tampak rilex dan
santai, serta pembukaan yang terjadi pada Ny.S hanya membutuhkan waktu 2
jam dari pembukaan 5 cm untuk bisa mencapai menuju pembukaan 10 cm.
Padahal seperti yang kita ketahui pada multigravida pembukaan terjadi 2 cm
setiap 1 jam sekali. Ini sudah menandakan bahwa proses persalinan /
pembukaan yang terjadi pada Ny.S sudah lebih cepat dari teori, mungkin saja
akibat dari masase tersebut.
Dan dalam catatan asuhan kebidanan yang dilakukan mulai dari 6 jam post
partum sampai minggu ke 2 post partum dapat berjalan dengan normal dan
baik.
5.2 Saran
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan penulis
menyampaikan pemikiran sebagai berikut :
5.1.1 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan memberikan pendidikan yang lebih intensif kepada mahasiswa
tentang masase Counter Pressure untuk bisa menambah keterampilan
mahasiswa kebidanan dalam memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin.
160
5.1.2 Bagi penulis
Penulis selanjutnya diharapkan penulisan ini dapat dijadikan sebagai
masukan dalam memberikan asuhan kebidanan dan sebagai referensi bagi
penulis lain.
5.1.3 Bagi petugas kesehatan
a. Petugas memberikan asuhan yang komperhensif dan kontineu
secara cepat,aman dan tepat dalam pengontrolan nyeri ibu
bersalin.
b. Petugas memberikan konseling kepada ibu atau keluarga
sehingga ibu/ keluarga mau jika harus diberikan intervensi
berupa masase counter pressure.
c. Petugas mampu melaksanakan masase counter pressure dengan
baik dan benar sesuai teori yang sudah ada.
5.1.4 Bagi klien
Klien dan keluarga mau untuk diberikan masase counter pressure
dalam upaya pengurangan nyeri yang klien rasakan
5.1.5 Bagi Institusi pelayanan
Bagi institusi pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang
optimal, dan selalu memperhatikan standart Asuhan Kebidanan sehingga
dapat mencegah terjadinya infeksi sekunder ataupun infeksi nosokomial
yang memperburuk keadaan klien.
160
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia Yesie. 2011. Siapa Bilang Melahirkan Itu Sakit. Yogyakarta : ANDI
Danuatmaja, B dan Mila M. 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.4thed.Jakarta : EGC.
Dwi Ambar, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidnaan Persalinan Normal. Jakarta :EGC
JNPK-KR. 2007. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Ed.3 (Revisi). Jakarta
Manuaba. 2007. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Marmi. 2012. Intranatal Care. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Maryunani, Anik. 2010. Nyeri dalam Persalinan “Teknik dan Cara Penanganannya”. Jakarta : Trans Info Media.
Mulati.T.S. 2007. Perbedaan antara Pengontrol Nyeri Pinggang Persalinan dengan Teknik Superficial Heat-Cold dan Teknik Counterpressure terhadap Efektifitas Pengurangan Nyeri Pingang Kala I Persalinan Studi di RB wilayah Klaten.. Http ://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/34076976.pdf. Diakses 23 Januari 2014.
Nolan, Mery. 2010. Kelas Bersalin. Jogjakarta : Golden Book
Nurasiah ai dkk. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung : Refika Aditama
Padila, 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :Nuha medika
Rahayu Sri, dkk. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta : EGC.
Rohani , dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Sulistyawati Ari, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika.
161
Varney H. 2007. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Zakiah dkk.2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan (Bd.302). Jombang : Unipdu press
No.1.
DOKUMENTASI
Gambar KeteranganMelakukan konseling
pada keluarga dan meminta inform
consent
Melakukan Counter Pressure dengan ibu berbaring miring kiri
KeteranganMelakukan konseling
pada keluarga dan meminta inform
consent
Melakukan Counter Pressure dengan ibu berbaring miring kiri
Melakukan Counter Pressure dengan ibu
Jongkok
Melakukan Counter Pressure dengan ibu
berdiri
Melakukan Counter Pressure dengan ibu
Jongkok
Melakukan Counter Pressure dengan ibu
berdiri
Kunjungan Rumah 3 hari PP
Memeriksa keadaan
Kunjungan rumah 3 hari PP memeriksa
kondisi bayi
Kunjungan Rumah 3 hari PP
Memeriksa keadaan ibu
Kunjungan rumah 3 hari PP memeriksa
kondisi bayi