HEPATITIS PADA IBU HAMIL BERSALIN DAN NIFAS

15

Transcript of HEPATITIS PADA IBU HAMIL BERSALIN DAN NIFAS

HEPATITIS PADA IBU HAMIL, BERSALIN DAN

NIFAS

1.Lixa Dewi2.Ragil Agustini3.Ulul Izati4.Indah Maswari A.

ANGGOTA

Hepatitis dalam Kehamilan

Di daerah topis, wanita hamil lebih sering menderita hepatitis dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika. Untuk menguatkan dugaan seorang Ibu hamil terserang hepatitis, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan urin, darah dan fungsi hati karena hepatitis menyebabkan kerusakan sel-sel hati yang luas, nekrosis, dan kematian Ibu dan Janin (abortus), partus prematurus dan kematian janin dalam kadungan ( Mochtar, Rustam:1995:180 )

Penanganan yang dilakukan oleh Bidan dalam kasus Hepatitis pada Kehamilan antara lain :

1. Bekerjasama dengan ahli patologi klinik dan ahli penyakit dalam,

2. Penderita hepatitis terutama pada Ibu hamil harus dirawat, memperbanyak istirahat, dan diit hepatitis,

3. Memberi infus cairan dekstrosa, glukosa serta elektrolit yang cukup,

4. Memberikan obat-obat an antibiotika, kortiko-steroid, dan obat untuk memproteksi hati.

Hepatitis dalam PersalinanSalah satu cara penularan HBV (virus hepatitis B ), selain melalui kulit/tusukan jarum yang terpapar HBV dan melalui mukosa / selaput lendir, yaitu melalui pola penularan vertikal dari Ibu hamil yang mengidap infeksi HBV kepada bayi yang dilahirkannya. Penularan HBV dari Ibu kepada bayi nya, dikarenakan adanya kontak atau paparan janin dengan air ketuban yang mengandung HBV, kontak langsung dengan darah Ibu dan sekret vagina Ibu.

Pengaruh Hepatitis dalam persalinan, yakni :1.Tidak dapat dihentikan penyebaran penyakit

meskipun dilakukan abortus atau induksi persalinan.

2.Resiko yang terjadi jika dilakukan persalinan adalah perdarahan hebat atau hipofibrinogenemia.

3.Kala II bisa diperpendek, apabila janin hidup bisa ekstraksi vakum atau forseps, apabila janin sudah mati maka dilakukan embriotomi

4.Resiko anak yang dilahirkan oleh penderita HIV adalah anak akan menderita penyakit hati kronik termasuk kanker hati primer di masa depan.Penanganan yang dapat dilakukan Bidan dalam mengatasi hepatitis dalam persalinan, yakni dengan mencegah penularan vertikal dari Ibu kepada bayi dengan pemberian imunoprofilaksis pasif – aktif pada bayi segera setelah lahir.

Hepatitis dalam Masa Nifas

Menurut penelitian, 40% air susu Ibu pengidap hepatitis mengandung HbsAg namun tidak mengandung HBV ( virus hepatitis B). Karena tidak ada perbedaan frekuensi penularan HBV antara anak yang minum air susu Ibu dengan yang tidak minum. Sehingga Ibu pengidap hepatitis tidak perlu khawatir untuk tidak memberikan ASI kepada bayinya, dengan alasan akan memperparah penularan infeksi HBV dalam diri bayi nya.

PENATALAKSANAAN HEPATITIS

1. Pada kunjungan awal, tanyakan pasien dengan pertanyaan berikut ?a. Pernakah anda menerima transfuse darah? Bila pernah apakah pernah mengalami reaksi yang tidak biasa atau abnormal?b. Apakah anda atau keluarga anda pernah mengidap hepatitis?

2. Minta skrining hepatitis B pada semua pasien obgin

3. Minta skrining hepatitis total, termasuk antigen dan antibodi untuk pasien-pasien berikut :

a. Mereka yang memiliki riwayat positif :– Transfusi darah, hepatitis, atau hepatitis pada anggota keluarga

– Penolakan sebagai pendonor darah karena sampel darah positif hepatitis B atau C

– Teridentifikasi sebagai karier hepatitisb. Mereka dengan pajanan tinggi hepatitis

– Mereka yang bekerja atau menetap di institusi penyandang retardasi-mental, militer, atau perawatan harian,

– Mereka yang terpajan darah atau jarum– Mereka yang memiliki anggota keluarga penderita hepatitis atau karier hepatitis

c. Mereka yang melakukan perjalanan ke atau dari area beresiko tinggi seperti Asia (kecuali Jepang, Afrika, timur tengah, amerika tengah, dan amerika selatan.

4. Minta skrinning hepatitis bagi setiap pasien yang menunjukkan gambaran klinis hepatitis

5. Bila skrinning hepatitis abnormal saat kapanpun , minta uji fungsi hati. Rujuk ke dokter bila fungsi hati terganggu atau terindikasi infeksi aktif.

6. Laporkan diagnosis hepatitis ke departemen kesehatan, untuk tindak lanjut epidemiologi

7. Anjurkan pemberian vaksin hepatitis A dan B bagi mereka yang beresiko, seperti pelancong dari Amerika serikat, anggota medis, dan militer, dan mereka yang tinggal bersama dengan individu terinfeksi. Vaksin hepatitis B dan Havrix dapat diberikan terpisah atau Twinrix ( vaksin hepatitis A nonaktif dan hepatitis B (rekombinan ) dapat diberikan saat kunjungan klinik pada bulan ke-1 dan bulan ke-6.

8. Obati pasien yang pernah terpajan hepatitis A sebagai berikut :

a. Untuk dewasa lebih dari 18 tahun, berikan Havrix dalam 1440 unit enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) per IM disertai 0,02-0,06 ml/kg per IM immunoglobulin (Ig)– Dengan Harvix, pasien memperoleh 80-98% serokonversi saat hari ke 15 dan 100% saat 1 bulan.

– Dengan Ig, pasien memperoleh imunitas pasif dalam 24 jam yang hilang dalam 4-6 bulan

b. Untuk imunitas jangka panjang, berikan dosis kedua Havrix 1440unit ELISA (EL.U) 6 bulan setelah dosis pertama.

9. Obat pasien yang terpajan hepatitis B, seperti berikut :

a. Untuk dewasa yang berusia di atas 18 tahun, berikan 1,0 ml Rekombi vax HB atau 1 ml Engerix-B per IM bersama dengan 0,6 ml/kg immunoglobulin hepatitis per IM.– Immunoglobulin hepatitis memberikan imunitas pasif jangka pendek dalam 24 jam dan lenyap dalam 6-9 bulan.

– Vaksin hepatitis B memberikan imunitas jangka panjang ,gunakan jadwal sebelum pajanan.

b. Ikuti jadwal sebelum pajanan vaksin hepatitis B untuk menghasilkan imunitas jangka panjang– Dosis pertama pada saat kunjungan – Dosis kedua, 1bulan setelah dosis pertama– Dosis ketiga, 5 bulan setelah dosis kedua

10. Untuk pasien dengan daya tahan tubuh rendah atau mereka yang menjalani dialisis, berikan 2,0 ml Engerix- B per IM atau 1,0 ml Rekombivax khusus bagi pasien dengan daya tahan tubuh rendah.

11. Kelola pasien nonakut yang memiliki daya tahan tubuh rendah secara kolaboratif