literatur review : tingkat kecemasan ibu hamil - gravida ke 2 ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of literatur review : tingkat kecemasan ibu hamil - gravida ke 2 ...
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATUR REVIEW : TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL
GRAVIDA KE 2 TRIMESTER KE III DALAM MENGHADAPI
PERSALINAN NORMAL
OKTA CICI OLE
P07520117089
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATUR REVIEW: TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL GRAVIDA KE
2 TRIMESTER KE III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN NORMAL
OKTA CICI OLE
P07520117089
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : “Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Gravida ke 2 Trimester ke
III Dalam Menghadapi Persalinan Normal”
NAMA : OKTA CICI OLE
NIM : P07520117089
Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji
Medan, Juni, 2020
Menyetujui
Pembimbing Utama
Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.psi
NIP : 196310061963122001
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
(Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes)
NIP : 196505121999032001
ii
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : “Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Gravida ke 2 Trimester ke
III Dalam Menghadapi Persalinan Normal”
NAMA : OKTA CICI OLE
NIM P07520117089
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Akhir
Program Jurusan Keperawatan Prodi D-III Poltekkes Kemenkes Medan
Tahun 2020
Penguji I Penguji II
Dr. Dame Evalina Simangunson, SKM, M.Kes Arbani Batubara, S.Kep, Ns,M.Kes
NIP : 197009021993032002 NIP:196308251994031003
Ketua Penguji
Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.psi
NIP : 196310061963122001
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes
NIP : 196505121999032001
iii
ABSTRAK
Latar Belakang. kecemasan pada masa kehamilan terutama pada kehamilan
trimester III seperti rasa cemas dan takut mati, terauma kelahiran, takut bayinya lahir
cacat, kegelisahan mengenai kelahiran bayi dan permulaan pase baru dari hidup
nya juga ibu rasakan timbul pada saat yang sama, rasa itu tidak hanya
muncul pada kehamilan pertamanya perasaan cemas dan gelisah juga pada saat
kehamilan ke 2 nya walaupun mereka sudah memiliki pengalaman dalam menghada
pi persalinan. Tujuan. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil gravida ke 2
trimester ke III dalam menghadapi persalinan Normal. Metode. Penelitian ini
menggunakan Literatur riview (tinjauan literature) yang melakukan pencarian
perpustakaan menggunakan mesin pencarian basis data jurnal internet. Basis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Google Cendikia. Hasil. Dari lima artikel
tentang perbedan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dan multigravida dalam
menghadapi persalinan normal. Didapatkan tiga jurnal yang menyatakan ada
perbedaan tingkat kecemasan antara ibu hamil primigravida dan multigravida dan
dua mengatakan tidak ada perbedaan tingkat kecemasan antara ibu hamil
frimigravida dan multigravida. Kesimpulan. Dari lima artikel tentang perbedan
tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dan multigravida dalam menghadapi
persalinan normal. Didapatkan tiga jurnal yang menyatakan ada perbedaan tingkat
kecemasan antara ibu hamil primigravida dan multigravida, adanya kecemasan ini
kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor yang masuk dalam penelitian ini, yaitu
faktor : faktor-faktor yag mempengaruhi kesemasan ibu hamil di antaranya usia ibu,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan pengalaman persalinan pertama.
Kata kunci: tingkat kecemasa, frivigravida, multigravida.
iv
ABSTRACT
Background. anxiety during pregnancy, especially in the third trimester of
pregnancy such as anxiety and fear of death, terauma birth, fear of birth defects,
anxiety about the birth of a baby and the beginning of a new phase of his life also the
mother feels arises at the same time, the feeling does not only appear on her first
pregnancy was feeling anxious and anxious also during her second pregnancy even
though they already had experience in dealing with labor. Perpuse. To determine
the level of anxiety of gravida pregnant women to the second trimester III in the face
of Normal delivery. Method. This study uses a literature review (literature review)
which searches the library using an internet journal database search engine. The
database used in this study is Google Scholar. Results. Of the five articles about
differences in anxiety levels of primigravida and multigravida pregnant women in the
face of normal labor. Three journals were obtained that stated there were differences
in anxiety levels between primigravida and multigravida pregnant women and two
said there were no differences in anxiety levels between frimigravida and
multigravida pregnant women. Conclusion. Of the five articles about differences in
anxiety levels of primigravida and multigravida pregnant women in the face of normal
labor. Three journals were obtained stating there were differences in anxiety levels
between primigravida and multigravida pregnant women, the presence of this
anxiety might be influenced by several factors included in this study, namely factors:
factors affecting maternal anxiety among mothers, age of education, occupation and
first labor experience.
Key words: anxiety level, frivigravida, multigravida
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukurpenulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih
dan berkatnya yang melimpa, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah dengan judul “Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Gravida Ke 2 Trimester Ke III
Dalam Menghadapi Persalinan Normal Di Klinik NURMA Jl.Sei Mencirem Dusun III
Paya Geli Kec.Sunggal”
Kaya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untukmenyekesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan dan penerapan Ilmu
Mata Kuliah Riset Keperawatan. Dalam penusunan karya tulis ilmiah ini, penulis
banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
Dra.indrawati.s,kep.Ns.Mpsi dosen pembimbing utama saya yag telah banyak
meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing penulis sehingga
karya tulis ilmiah ini dapat selesai.
Ucapan terimakasih ini penulis juga sampaikan kepada :
1. Ibu Dr. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Politeknik
KementerianKesehatan RI Medan
2. Ibu Hj. Johani Dewita Nasution, SKM, M. Kes, selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan RI Medan.
3. Bapak Solihudin Harahap, S. Kep, M. Kes, selaku Sekertaris Jurusan
Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan RI Medan.
4. Ibu Afni Wati, S. Kep, M. Kes, selaku kepala program studi D-III jurusan
keperawatan politeknik kementrian kesehatan RI Medan
5. Ibu Dina Indarsita, S. Kep, M. Kes, selaku Kordinator Mata Kuliah Riset
Keperawatan yang telah banyak memberi materi tentang riset.
6. Ibu Dr. Dame Evalina, SKM, M.Kes dan Pak Arbani Batubara, S.Kep,
Ns,M.Kes selaku dosen penguji saya yang banyak memberi masukan dalam
pengerjaan KTI ini.
vi
7. Kedua orang tua saya Abadi Bukit dan Ibu saya Mastarinan Br Bangun, adik-
adik saya, friska, awal, dan grehan yang telahmembiayai kuliah saya dan
serta mendukung dan mendoakan saya dalam pengerjaan KTI.
8. Mawar angkatan 31 yaitu Sensen aku(elsa barus), Ayas, Gres, Etak, dan
Delput yang selalu memberi semangat dalam pengerjaan kti ini.
9. Keluarga angkat saya Briani sembiring , melly bangun, yemima dan gebby
yang selalu memberi semangat dan dorongan dalam pengerjaan kti ini dan
terimakasi sudah hadir selama 3 tahun ini sahabat sayang aku sasa , fatricia
stevani saragih yang selalu nyemangatin dan selalu ada waktu senang
maupun susah dalam hal apa pun selalu setia.
Medan, 20 Mei 2020
Penulis
(OKTA CICI OLE)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur prosess Penyeleksian Artikel ...............................................................28
viii
DAFTAR TABEL
Table 1. Ringkasan Isi Jurnal ..........................................................................................29
Table 2. Penilaian Kesesuaian antara Tujuan dan Hasil ..............................................33
Table 3. Persamaan dan Perbandingan Penelitian.......................................................38
Table 4. Kelebihan atau Kekurangan .............................................................................39
ix
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Bimbingan Konsultasi ...................................................................49
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. viii
LAMPIRAN......................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………….….………4 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………………………..………..5 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………………………..………..5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………………….………6 A. Kecemasan………………………………………………………………………………………………………….……….6 B. Kehamilan………………………………………………………………………………………………………….…….13 C. Persalinan…………………………………………………………………………………………………….…….………17
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………………………….……………27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………………….……..……29 A. Hasil Jurnal………………………………………………………………………………………………….…..……..29 B. Pembahasan…………………………………………………………………………………………..…….…….….40
xi
BAB V
PENUTUP………………………………………………………………………………………………….………..Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………….…………44 B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………….45
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………..46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat universal,
suatu respons emosional yang tidak menyenangkan, penuh kekhawatiransuatu rasa
takut yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman
atau pikiran sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak teridentifikasi (Solehati &
Kosasih 2018).
Kecemasan dalam kehamilan dapat disebabkan oleh adanya perubahan fisik,
ketakutan terhadap persalinan dan transisi peran menjadi orang tua. Faktor yang
dapat mempengaruhi kecemasan selama kehamilan diantaranya usia ibu, tingkat
pendidikan, dan dukungan keluarga termasuk dukungan suami (Soewandi dalam Ice
Rakizah Syarie,2016).
Menurut Wanda, et.al. ( dalam Nurfaizah & Ismarwati 2017). Faktor yang dapat
mempengaruhi kecemasan selama kehamilan diantaranya, usia ibu, tingkat
pendidikan,dan dukungan keluarga termasuk dukungan suami.
Menurut Maulana (dalam Ice Rakizah Syarfrie 2017) kecemasan pada ibu hamil
juga bisa timbul dikarenakan persepsi yang salah dan kurangnya pengetahuan
tentang persalinan sehingga yang tertanam dibenak kebanyakan ibu cukup
menyeramkan dan menakutkan. Stress yang berlebihan pada ibu hamil dapat
menimbulkan kelelahan, ketidaknyamanan, gelisah, tidak bisa tidur nyenyak, mudah
tersinggung, mudah sesak, tidak mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu,
tertekan, dan ingin lari dari kenyataan. Jika kekhawatiran dan stress ibu berlebihan
bisa mempengaruhi keadaan ibu sehingga dapat merugikan ibu dan bayi.
Kecemasan pada ibu hamil bila tidak ditanggulangi akan membawa dampak
terhadap fisik dsn psikis, baik pada ibu maupun janinnya. Dampk bagi ibu di
antaranya dapat menyebabkan persalinan lama, preeklamsi, serta depresi pasca
2
melahirkan. Selain itu pada bayi yang dilahirkan dapat terjadi bayi berat badan lahir
rendah (BBLR), kelahiran premature, serta, gangguan tumbuh kembang.
Perbedaan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan antara
primigravida dan multigravida. Hasil penelitian mengemukakan bahwa, pada
umumnya primigravida mengalami kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
multigravida dalam menghadapi persalinan, disebabkan karena ibu baru pertama
kali melahirkan. Pada kehamilan pertama (primigravida) mayoritas ibu hamil tidak
mengetahui berbagai cara mengatasi kehamilan sampai pada proses persalinan
dengan lancar dan mudah, sehingga hal ini mempengaruhi kecemasan primigravida
dalam mengahadapi persalinan sehingga timbuk ketakutan tidak dapat menjaga dan
kecemasan kehamilannya, terjadi keguguran, kesukaran persalinan, dan
kecemasan terhadap kesehatan janin yang sedang di kandung. Pada multigravida,
faktor yang mempengaruhi kecemasan itu yaitu pengalaman kehamilan sebelumnya
yang tidak menyenangkan terhadap dirinya dan dukungan keluarga pada
kehamilannya ( Shodiqoh & Fahriani, 2014).
Kehamilan didefinisikan sebagai pertemuan dari spermatozoa dan sel telur
dalam ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilsisasi (pembuahan) hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsunng
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12
minggu. trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27). Dan trimester
keriga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 ( Saifuddin dalam Elisabeth,2018).
Menurut Zenden (dalam Sari & Novriani.,2017) kehamilan merupakan suatu
perubahan yang dapat menimbulkan emosional yang besar pada setiap wanita
karena kehamilan salah satu bentuk jati diri seorang wanita untuk menunjukan
identitas wanita sebagai ibu.
Menurut Ambarwati (dalam susilowati, et.al. 2019) penyebab kecemasan pada
masa kehamilan terutama pada kehamilan trimester III seperti rasa cemas dan takut
mati, terauma kelahiran, takut bayinya lahir cacat, kegelisahan mengenai kelahiran
bayi dan permulaan pase baru dari hidup nya juga ibu rasakan timbul pada saat
yang sama, rasa itu tidak hanya muncul pada kehamilan pertamanya perasaan
3
cemas dan gelisah juga pada saat kehamilan ke 2 nya walaupun mereka sudah
memiliki pengalaman dalam menghadapi persalinan.
Ibu hamil yang mengalami rasa cemas berlebihan akan berdampak buruk
sehingga dapat memicu terjadinya rangsangam kontraksi Rahim. Kondisi tersebut
dapat mengakibatkan keguguran dan tekanan darah yang meningkat sehingga
dapat terjadi preeclampsia (komplikasi pada kehamilan berupa tekanan darah tinggi
yang terjadi di dalam kehamilan akhir atau pada proses persalinan). Selain
preeclampsia, ibu hamil yang kurang mendapat dukungan akan mengalami stress
mental dan rawan mengalami kelahiran premature (kelahiran < usia kehamilan 37
minggu dan bayi lahir dengan berat badan < 250 gram).
Menurut Schetter & Tenner (dalam Nurfaizah Alza & Ismarwati.,2017)
Kecemasan pada kehamilan merupakan reaksi emosional yang terjadi pada ibu
hamil terkait dengan kekhawatiran ibu dengan kesejahtraan diri dan janinnya,
keberlangsungan kehamilan, persalinan, masa setelah persalinan dan ketika telah
berperan menjadi ibu.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan
atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri. Dengan semakin deka tnya jadwal
persalinan wajar timbul perasaan cemas ataupun takut.
Kehamilan yang memasuki tujuh bulan ke atas, tingkat kecemasan ibu hamil
semakin takut dan intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi solusi atau
dukungan yang diberikan pada ibu terutama dukungan yang diperoleh dari suami
atau keluarga ibu akan merasa tenang, Senang, sikap positif, sedangkan solusi dari
tim medis (Bidan atau Dokter kandungan) harus benar-benar memperhatikan yang
akan dialami Ibu saat menimbulkan perasaan persalinan baik secara fisik maupun
psikososial.
Di Minnesota sebanyak 10% ibu hamil mengalami kecemasan dan di
Bangladesh sebanyak 29% ibu hamil mengalami gejala kecemasan. Penelitian di
Swedia tentang antenatal care pada kehamilan 35 minggu sebanyak 24%
mengalami kecemasan. Penelitian yang di lakukan di Afrika dari 500 ibu hamil yang
di teliti secara kohortnprospektif, seluruhnya mengalami kecemasan terutama pada
4
trimester III dengan komposisi 71% mengalami kecemasan sedang dan 29%
mengalami kecemasan berat.(Madhavanprabhakaran et al, dalam Susilowati,et
al.,2019).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2017 rata-rata angka kematian anak berdasarkan faktor risiko yaitu: Umur saat
bersalin, jarak kelahiran dan urutan kelahiran. Anak yang lahir dengan jarak antar
kelahiran yang lebih panjang mempunyai risiko kematian yang lebih rendah.
Sebagai perbandingan, angka kematian bayi yang lahir dengan jarak antar kelahiran
kurang dari 2 tahun adalah 48 per 1.000 kelahiran hidup, sedang untuk bayi yang
lahir empat tahun atau lebih setelah kelahiran sebelumnya adalah 23 per 1.000
kelahiran hidup.
Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota Sumatera Utara tahun 2017
kematian ibu tercatat sebanyak 205 kematian, lebih rendah dari data yang tercatat
pada tahun 2016 yaitu 239 kematian. Jumlah kematian ibu yang tertinggi tahun 2017
tercatat di Kabupaten Labuhan batu dan Kabupaten Deli Serdang sebanyak 15
kematian, disusul Kabupaten Langkat dengan 13 kematian serta Kabupaten Batu
Bara sebanyak 11 kematian. Jumlah kematian terendah tahun 2017 tercatat di Kota
Pematangsiantar dan Gunungsitoli masing-masing 1 kematian. penyebab kematian
terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan.
Pengalaman pertama menjalani proses persalinan pasti begitu membekas dalam
ingatan setiap ibu. Rasa sakit, takut, khawatir, serta bahagia bercampur menjadi
satu dan pada persalinan ke2 umumnya ibu sudah mengetahui seperti apa kontraksi
dan proses lainnya. Tanda-tanda persalinan sudah ibu kenali juga, seperti ada rasa
tidak nyaman di perut, nyeri punggung bawah, serta pecahnya ketuban Meskipun
tampaknya ibu hamil punya waktu 9 bulan dan pengalaman untuk mempersiapkan
proses persalinan, ketika waktunya sudah dekat ibu tetap saja merasa panik dan
cemas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di antas yang menjadi rumusan masalah ini adalah
bagaimana tingkat kecemasan ibu hamil gravida ke 2 timester ke III dalam
menghadapi persalinan normal.
5
C. Tujuan Penelitian
Studi ini bertujuan untuk mencari persamaan, kelebihan, dan kekurangan
penelitian dengan melakukan kajian pustaka dari artikel ilmiah yang terbit pada
jurnal Nasional terindeks.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan teoritis dan bahan praktisi untuk menurunkan tingkat
kecemasan ibu hamil Gravida ke 2 Trimester ke III.
2. Bagi Klinik Bersalin
Sebagai bahan masukan untuk menyusun perencanaan program
pelayanan kesehatan dalam mengatasi tingkat kecemasan ibu hamil grapida
ke 2 dalam menghadapi proses persalinan.
3. Bagi Ibu Hamil
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam menangani kecemasan
pada ibu hamil gravida ke 2 trimester ke III dalam menghadapi persalinan ke
2 nya.
4. Bagi Keluarga
Sebagai bahan informasi agar keluarga dapat ikut serta dalam
mendukung ibu hamil menghadapi persalinan anak ke 2 nya
5. Bagi Peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang penulis peroleh di bangku
perkuliahan,khususnya dalam mata kuliah Maternitas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian kecemasan
Kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat universal, suatu
respons emosional yang tidak menyenangkan, penuh kekhawatiran, suatu rasa takut
yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau
pikiran sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak teridentifikasi (Menurut
Solehati & Kosasih 2018).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku
dapat terganggu, tetapi masih dalam batas-batas normal (Menurut Jaya Kusnandi
2017).
2. Tingkat kecemasan
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan kehidupan sehari-hari.
Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari akan menyebabkan seseorang
menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Individu terdorong untuk
belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan
menurun.Individu lebih memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting saai
itu dan mengesampingkan hal-hal lain sehingga seseorang mengalami perhatian
yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3. Kecemasan Berat
Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak
dapat berfikir tentang hal lain.
7
4. Kecemasan Berat Sekali/ Panik
Tingkat panik ditandai dengan lahan persepsi yang sudah terganggu
sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa walaupun sudah diberikan pengarahan atau tuntunan, serta
terjadinya peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan
pemikiran yang rasional (Menurut Solehati & Kosasih 2018).
3. Tanda dan Gejala Kecemasan
Secara umum, tanda dan gejala kecemasan adalah sebagai berikut :
1. Sistem Fisiologis
Tanda dan gejala kecemasan yang dapat dilihat pada sistem fisiologis antara
lain: meningkatnya nadi, tekanan darah, respirasi, diaphoresis, tangan berkeringat,
nyeri kepala, vertigo, pandangan mata kabur, insomnia atau gangguan tidur,
hiperventilasi, penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan sering berkemih.
2. Sistem Psikologis
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien yang mengalami kecemasan bila
dilihat dari segi psikologis antara lain: menarik diri, depresi, iritabel, menjadi mudah
menangis, apatis, marah, dan merasa ketakutan. Pasien akan merasa bahwa dirinya
tidak berdaya dan merasa malu sehingga menarik diri dari lingkungan dan tidak mau
untuk bersosialisasi. Pada keadaan cemas, pasien sering menjadi iritabel (mudah
tersinggung) dan mudah marah akibat ketidakstabilan emosi.Pasien juga menjadi
mudah menangis akibat perasaan tidak berdaya dengan masalah yang dialaminya.
3. Respon Kognitif
Kecemasan dapat mempengaruhi respon kognitif. Tanda dan gejalaa yang
muncul antara lain: menurunnya perhatian akibat terlalu memikirkan masalah yang
sedang dialami pasien, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, menurunnya
produktivitas akibat perasaan tidk berdaya, pelupa, dan selalu berorientasi pada
kejadian yang telah lalu, kemudian dibandingkan masa yang akan datang (Menurut
Solehati & Kosasih 2018).
8
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain sebagai berikut
1. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian seseorang dimulai sejak usia bayi hingga 18 tahun
dan bergantung pada pendidikan orang tua dirumah, pendidikan disekolah, dan
pengaruh sosialnya, serta pengalaman dalam kehidupannya
2. Tingkat Maturasi
Tingkat maturasi individu akan mempengaruhi tingkat kecemasan. Pada bayi,
tingkat kecemasan lebih disebabkan perpisahan dan lingkungan yang tidak
dikenal.Kecemasan pada remaja lebih banyak disebabkan oleh perkembangan
seksual. Pada orang dewasa, kecemasan lebih banyak ditimbulkan oleh hal-hal
yang berhubungan dengan konsep diri
3. Tingkat Pengetahun
Individu dengan tingkat pengetahuan lebih tinggi akan mempunyai koping
(penyelesaian masalah) yang lebih adaptif terhadap kecemasan daripada individu
yang tingkat pengetahuannya lebih rendah (Menurut Solehati & Kosasih 2018).
5. Tipe Kecemasan
Ada beberapa tipe kecemasan terbagi menjadi :
1. Signal Anxiety
Signal anxiety merupakan respons kecemasan yang berfungsi untuk
mengantisipasi suatu kejadian.
2. Anxiety Trait
Anxiety trait merupakan komponen personalitas yang dapat dilihat dalam jangka
waktu lama dan memerlukan observasi fisiologis, emosi, dan tingkah laku.
3. Anxiety State
Anxiety state terjadi sebagai hasil dari keadaan ketegangan jiwa, yaitu
seseorang akan kehilangan control dan emosinya.
4. Free-Floating Anxiety
Free-floating anxiety merupakan kecemasan yang sering terjdi dan berhubungan
dengan perasaan takut (Menurut Solehati & Kosasih 2018).
9
6. Alat Ukur Kecemasan
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah
ringan, sedang, berat, atau berat sekali.Orang menggunakan alat ukur (instrument)
yang dikenal dengan nama Hamiliton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini
terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok gejala diberi penilaian
angka (skor) antara 0-4, yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan
1 = gejala ringan
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
4 = gejala berat sekali
Total nilai skor kurang dari
14 = tidak ada kecemasan
14-20 = kecemasan ringan
21-27 = kecemasan sedang
28-41 = kecemasan berat
42-56 = kecemasan berat sekali
Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksud untuk menegakkan
diagnosa gangguan cemas. Diagnosa gangguan cemas ditegakan dari pemeriksaan
klinis oleh dokter (psikiater), sedangkan untuk mengukur derajat berat ringannya
gangguan cemas itu digunakan alat ukur HRS-A ( Menurut Dadang Hawari, 2016 ).
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat untuk HRS – A ini adalah sebagai berikut
10
1. Gejala kecemasan score : 0 1 2 3 4
Perasaan cemas (ansietas)
a. cemas
b. firasat buruk
c. takut akan pikiran sendiri
d. mudah tersinggung
2. Ketegangan score : 0 1 2 3 4
a. merasa tegang
b. lesu
c. tidak bisa istirahat tenang
d. mudah terkejut
e. mudah menangis
f. gemetar
g. gelisah
3. Ketakutan score : 0 1 2 3 4
a. pada gelap
b. pada orang asing
c. ditinggal sendiri
d. pada binatang besar
e. pada keramaian lalu lintas
f. pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan Tidur score : 0 1 2 3 4
a. sukar masuk tidur
b. terbangun malam hari
c. tidur tidak nyenyak
d. bangun dengan lesu
e. banyak mimpi-mimpi
f. mimpi buruk
g. mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan score : 0 1 2 3 4
a. sukar konsentrasi
11
b. daya ingat menurun
c. daya ingat buruk
6. Perasaan Depresi (murung) score 0 1 2 3 4
a. hilangnya minat
b. berkurangnya kesenangan pada hobi
c. sedih
d. bangun dini hari
e. perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik/ fisik (otot) score : 0 1 2 3 4
a. sakit dan nyeri di otot-otot
b. kaku
c. kedutan otot
d. gigi menggerutuk
e. suara tidak stabil
8. Gejala somatik/ fisik (sensorik) score : 0 1 2 3 4
a. tinitus (telinga berdenging)
b. penglihatan kabur
c. muka merah atau pucat
d. merasa lemas.
9. Gejala Kardiovaskuler score : 0 1 2 3 4
a. takikardi
b. berdebar-debar
c. nyeri di dada
d. denyut nadi mengeras
e. rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
f. denyut jantung menghilang(berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernafasan) score : 0 1 2 3 4
a. rasa tertekan atau sempit di dada
b. rasa tercekik
c. sering menarik nafas
12
d. nafas pendek atau sesak
11. Gejala Gastrointestinal (pencernaan) score : 0 1 2 3 4
a. sulit menelan
b. perut melilit
c. Gangguan pencernaan
d. nyeri sebelum dan sesudah makan
e. perasaan terbakar diperut
f. rasa penuh atau kembung
g. mual
h. muntah
i. buang air besar lembek
j. konstipasi
k. kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital (perkemihan atau kelamin) score : 0 1 2 3 4
a. sering buang air kecil
b. tidak dapat menahan air seni
c. tidak datang bulan
d. darah haid berlebihan
e. darah haid amat sedikit
f. masa haid berkepanjangan
g. masa haid amat pendek
h. haid beberapa kali dalam sebulan
i. menjadi dingin(frigid)
j. ejakulasi dini
k. ereksi melemah
l. ereksi hilang
m. impotensi
13. Gejala autonomi score : 0 1 2 3 4
a. mulut kering
b. muka merah
c. mudah berkeringat
13
d. kepala pusing
e. kepala terasa berat
f. kepala terasa sakit
g. bulu – bulu berdiri
14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara score : 0 1 2 3 4
a. gelisah
b. tidak tenang
c. jari gemetar
d. kerut kening
e. muka tegang
f. otot tegang / mengeras
g. nafas pendek dan cepat dan muka merah.
B. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah hasil dari bertemu nya sperma dan sel telur. Dari sekitar
20-40 juta sperma yang di keluarkan, hanyasedikit yang bertahan dan beshasil
mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah sedetik itu Cuma 1 sperma saja
yang bisa membuahi sel telur (Mirza 2018).
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau proses penyatuan dari sel
spermatozoa dan sel ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di
hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi. Kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 9-10 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi menjadi 3 trimester. Dimana trimester satu berlangsung dalam 12
minggu.Trimester ke dua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27).Dan trimester ke
tiga 13 minggu ke 28 hingga ke 40 (saifudin. 2019).
1. Katagori ibu hamil
Menurut Janiwarty dan Pieter (2013), katagori ibu hamil dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu:
1. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk
14
pertama kalinya. Pada seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang
hidup (Viable)
2. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang
viable untuk pertama kalinya
3. Multigravida atau pleuripara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan
bayi yang viable (yang dapat hidup) untuk beberapa kali.
4. Grandemultigrapida adalah wanita yang telah hamil lebih dari 5 kali.
1. Tanda-tanda kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Marjati.2011).
1. tanda kemungkinan
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologi yang dapat yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik
kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan ini terdiri dari atas hal-hal seperti,
perut membesar, tanda hegar, tanda goodel, tanda chadwick, kontraksi
Braxton hick, teraba ballottement, pemeriksaan tes biologis kehamilan
(planotes) positif.
2. Tanda pasti
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin.
Yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa seperti, gerakan janin, denyut
jantung janin, bagian-bagian janin, kerangka janin.
4. Perubahan selama kehamilan
1. Trimester pertama
Segela setelah terjadi peningkatan hormon esterogen dan progesterone
dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidak nyamanan secara
fisiologis pada ibu missal nya mual muntah, keletihan dan pembesaran pada
payudara.
15
2. Trimester kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa
dengan kadar hormone yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat
kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar
sehingga belum di rasakan ibu sebagai beban.Ibu sudah menerima
kehamilannya dan dapat di mulai menggunakan energy dan
pikirannyasecara lebih konstruktif.Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya
sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang
merasakan terlepas dari masa kecemasan dan tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga merupakan waktu persiapan aktif terlihat dalam
menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama
wanita berfokus pada bayinya yang akan segera dilahirkan.Pergerakan janin
dan pemberasan uterus, keduanya, menjadi hal yang terus mengingatkan
tentang keberadaan bayi.
Sejumlah kekuatan muncul pada trimester ketiga. Wanitamulai
merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti
apakah nanti bayinya, akan kah nantinya bayinya terlahir normal, atau
bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar.
Wanita akan kembali merasakan ketidak nyamanan fisik yang
semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,
berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten
dari pasangan nya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat
seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena
abdomennya yang semakin memberas menjadi halangan.(marjati.2011).
5. Kecemasan pada kehamilan
Menurut Shodiqoh & fahriani (dalam Susilowati et al.,2019).
Kecemasan yang terjadi pada ibu hamil jika disebabkan karena perubahan
fisik dan psikis yang terjadi akibat ketidak seimbangan hormone progesteron
16
dan esterogen sejak terjadinya proses kehamilan. Hasil membutikan bahwa,
kecemasan pada ibu hamil disebabkan karena kekhawatiran mengenai
apakah bayi mereka akan normal (94%), kekhawatiran mengenai apakah
mereka dan bayinya akan melewati persalinan dengan selamat(93%), dan
kekhawatiran tentangbadan mereka ketimbang kesehatan mereka selama
kehamilan (91%).
Menurut Ambarwati (dalam Susilowati et al.,2019). Kecemasan yang
terjadi pada ibu hamil trimester ketiga seperti:
1. Takut mati
Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah kejadian fisiologis yang
normal, namun tidak lepas dari resiko-resiko dan bahaya kematian. Bahkan
pada proses kelahiran yang normal di sertai dengan kesakitan yang luar
biasa. Peristiwa ini yang menimbulkan ketakutan, khususnya takut mati, baik
kematian bayi ataupun kematian ibu.
2. Trauma kelahiran anak pertama
Berkaitan dengan perasaan yang takut mati yang ada pada ibu pada
saat melahirkan bayinya. Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan
kematian anak pertamanya.
3. Perasaan bersalah
Wanita banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya dalam semua
aktifitas reproduksinya.Jika identifikasi ini menjadi salah dan wanita tersebut
banyak mengembangkan mekanisme rasa bersalah dan rasa berdosa
terhadap ibunya, maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu
berfungsi sebagai ibu yang bahagia.
4. Ketakutan riil
Pada setiap wanita hamil, kecemasan untuk melahirkan bayinya bisa
di perkuat oleh sebab-sebab kontret lainnya. Seperti takut bayi yang
dilahirkan cacat atau lahir dalam kondisi patologis dan takut apabila bayinya
akan bermasalah akibat dosa yang dilakukan pada masa lalu,takut apabila
beban hidupnya akan semakin berat oleh lahirnya bayi dan takut kehilangan
17
bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan sampai waktu melahirkan
bayinya.
C. Persalinan
1. Definisi
Persalinan adalah proses dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus,
ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas
kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya
lendir darah (show)dari vagina.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakangan kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibunya maupun pada janin . Prawirohardjo dalam(Suryani 2011).
Definisi menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, berisiko rendah pada awal pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan.
2. Jenis-jenis persalinan
Persalinan yang berlangsung tidak selalu normal, adakalanya berlangsung
abnorma. Berikut jenis-jenis persalinan yang dapat dialami oleh ibu ,antara lain: jenis
persalinan berdasarkan bentuk terjadinya
1. Persalinan spontan atau persalinan normal
Persalinan spontan atau normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
persentasi belakang tanpa menggunakan alat-alat untuk menolong persalinan sejak
awal inpartu sampai proses pengeluaran bayi. Pertolongan yang diberikan tidak
melukai bayi atau ibunya, umum berlangsung kurang dari 24 jam dengan kekuatan
his dan tenaga ibu mengeda.
2. Persalinan buatan
Persalinan buatan, proses pengeluaran yang dibantu dengan tenaga dari
luar misalnya ekstraksi dengan forcep, vakum atau tindakan seksio sesarea. Proses
pengeluaran bayi dengan alat dilakukan jika ada indikasi, baik itu dari ibunya
maupun janinnya. Kondisi tersebut antara lain : distress gawat janin, pendarahan
pervagina.
18
3. Persalinan anjuran
Persalinan anjuran dilakukan untuk merangsang adanya proses persalinan
yakni menimbulkan munculnya his guna mempercepat proses kelahiran. tindakan
pada persalinan anjuran berupa pemberian obat-obatan yakni: misoprostol, oksitosin
drip, dan luminaria. Kondisi yang sering menjalani proses persalinan anjuran adalah
kehamilan dengan post matur sesuai dengan indikasi.
3. Tanda-tanda persalinan
Tidak ada satupun yang mengetahui apa penyebab nya dimulainya proses
persalinan. Namun beberapa hormonal dan perubahan fisik dapat mengidikasikan
dimulainya proses persalinan. Tanda dan gejala proses persalinan dapat dibedakan
atas:
1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat.
a. Terjadi Lightening
Proses terjadinya penurunan bagian kepala janin memasuki pintu
bawah panggul. berlangsung pada usia kehamilan 36 minggu pada
primigravida dan pada multivara berlangsung pada usia kehamilan 38
minggu.
b. Terjadi perubahan bentuk perut
Penurunan kepala, berdampak terhadap fundus uteri. Fundus uteri
turun dan perut tampak melebar kesamping
c. Terjadi perubahan pola berkemih
Terjadi lightening yang membuat ibu sering mengalami frekuensi
berkemih yang berlebihan dan hampir tidak dapat menahan kontraksi untuk
berkemih.
d. Terjadi Braxton hicks
Braxton hicks diawal kehamilan telah ada, kondisi ini dipengaruhinya
adanya penekanan kepala janin di daerah lumbal dan thorakal pada saat
kepala janin memasuki rongga panggul. Faktor lain yakni pengaruh hormone
estrogen dan progresteron yang berkurang diakhir kehamilan sehingga
memicu sekresi oksitosin dari posterior hiposis .
19
e. Terjadi pengeluaran mucus vagina
Sekresi vagina meningkat yang dikeluarkan lewat vagina.Konsentrasi
nya pada awal kental dan berangsur-angsur seperti lendir. Dengan demikian
serviks mulai mengalami pendataran (effacement) dan terjadi pengeluaran
plug mucus. Plug mucus adalah yang menutupi kanalis servikalis dab sering
bercampur dengan darah (blood sleem).
2. Tanda-tanda timbulnya persalinan (inpartum)
a. Terjadinya His persalinan
His adalah kontraksi Rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri di
perut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi Rahim yang di
mulai pada 2 facemaker yang di letakkan dekat cornu uteri.
b. Keluarnya lendir bercampur darah (show)
Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis sedangkan pengeluaran
darah nya di sebabkan oleh robekan pembuluh darah waktu serviks membuka.
c. Terkadang disertai pecah ketuban
Sebagai ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban menjelang persalinan.Ketika ketuban sudah pecah, maka di targetkan
persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam.
d. Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis serviks secara berangsur-angsur akibat
pengaruh his. Effacement adalah pendekatan atau pemendekan kanalis
servikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga
hilang hanyan ostium ysng tipis seperti kertas.
4. Persiapan proses persalinan
Penting bagi ibu untuk mencari tahuapa itu persalinan dan bagaimana
caranya, pahami setiap proses dana pa saja risikonya. Konsultasikan dengan Dokter
beberapa pilihan proses melahirkan, sebagai tindakan pencegahan dan perawatan
baik persalinan normal maupun melalui proses Caesar.
20
Persiapan fisik dan mental untuk mendukung prosespersalinan yang lancar
persiapan utama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan mental para
ibu.Diantaranya adalah selalu mengkonsumsi makan yang bernutrisi untuk ibu hamil
dan juga melakukan senam hamil atau yoga kehamilan.Selain baik untuk
mengurangi keluhan kehamilan yang di rasakan, seperti sakit pada punggung dang
panggul, senam hamil dan yoga pada kehamilan ini juga memberikan efek tenang
pada diri ibu serta mengurangi rasa cemas dan khawatir. Namun jika masih
mengalami rasa cemas yang berlebihan maka coba untuk menutup mata dan Tarik
napas dan coba bayangkan wajah bayi yang akan dilahirkan , dengan begitu rasa
cemas akan berkurang.
Kebersihan diri juga merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang
harus dilakukan. Pada saat melahirkan tentunya tubuh kita akan dilihat oleh tenaga
medis yang sksn membantu proses persalinan jadi menjaga kebersihan penting
untuk dilakukan. Selain itu, menjaga kebersihan pada saat melahirkan juga akan
menghindari terjadinya infeksi pada saat setelah melahirkan. Pijatan dapat membuat
ibu hamil menjadi rileks dan mempermudah proses persalinan. Terutama pijatan
pada kaki dan panggul. Dukungan orang terdekat pastikan anda dikelilingi oleh
orang terkasih saat melahirkan. Mereka akan memberikan dukungan emosional
yang sangat dibutuhkan sekaligus menjadi tempat berbagi kebahagiaan.
1. Dalam persiapan persalinan ada 2 faktor yaitu:faktor Internal dan Eksternal
a. Faktor internal
1. umur
Faktor umur si ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan.Ibu yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun sangat berisiko
untuk persalinan patologis sebagai indikasi persalinan sectio ceasaria. Kehamilan
ibu dengan usia dibawah 20 tahun berpengaruh kepada kematangan fisik dan
mental dalam menghadapi persalinan. Rahim dan panggul ibu seringkali belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa.akibatnya diragukan kesehatan dan kesehatan
dalam janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup dewasa sehigga
sangat meragukan pada ketrampilan perawatan diri ibu dan bayinya.
21
Bahaya yang dapat terjadi antara lain: bayi lahir belum cukup bulan,
pendarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir ataupu bayi setelah lahir. Kebutuhan
pertolongsn medik, bila terdapt kelainan yaitu:1).Bayi tidak dapat lahir normal, biasa
dengan tenaga ibu sendiri.2).Persalinan membutuhkan tindakan kemungkinan
operasi section caesaria.3).Bayi yang lahir kurang bulan membutuhkan perawatan
khusus.
Sebaiknya usia ibu diatas 35 tahun atau lebih,dimana pada usia tersebut
terjadi perubahan pada alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu
ada kecendrungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu.
Bahaya dapat terjadi pada kelompok ini adalah: 1). Tekannan darah tinggi dan
pre-eklamsia. 2). Ketuban pecah dini yaitu ketuban pecah sebelum persalianan
dimulai. 3). Persalinan tidak lancer, 4). Pendarahan setelah bayi lahir
Kebutuhan pertolongan medis yang dilakukan adalah: 1). perawatan kehamilan
teratur agar dapat ditemukan penyakit atau paktor risiko lain secara dini dan
mendapat pengobatan. 2). pertolongan persalinan membutuhkan tindakan section
caesaria.
Usia kehamilan yang baik pada wanita adalah antara umur 20-35 tahun,
karena pada usia tersebut Rahim sudah siap menerima kehamilan, mental juga
sudah matang dan sudah mampu merawat sendiri bayi dan dirinya.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan jenjang dalam penyelesaian proses
pembelajaran secara formal. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan
pengetahuannya dan perilakunya juga semakin baik. Karena dengan pendidikan
yang makin tinggi, maka informasi dan pengetahuan yang diproleh juga makin
banyak, sehingga perubahan prilaku kearah yang lebih baik diharapkan dapat terjadi
.(suryani 2007)
Tingkat pendidikan sangat sejak proses kehamilan sampai dengan proses
persalinan. Ibu yang berpendidikan tinggi cendrung untuk menikah pada usia yang
matuh diatas 20 tahun. Pendidikan yang semakan menyebabkan kemampuan ibu
22
dalam mengatur jarak kehamilan, jumlah anak, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan
dalam pemeriksaan kehamilan dan proses persalinan.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang hidup
maupun manti. Paritas digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:
a. Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1.
b. Golongan multipara adalah ibu dengan paritas 2-4
c. Golongan grande multipara yaitu paritas lebih dari 4.
4. Jarak Antar Kelahiran
Kehamilan sebelum 2 tahun sering mengalami komplikasi dalam
persalinan.Kesehatan fisik dan Rahim ibu masih butuh cukup istirahat.Ada
kemungkinan ibu masih meyusui.Selain itu anak tersebut masih butuh asuhan dan
perhatian orang tuanya. Bahaya yang mungkinterjadi bagi ibu antara lain:
a. Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah.
b. Bayi premature / lahir belum cukup bulan sebelum 37 minggu.
c. Bayi dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500 gram.
Kebutuhan pertolongan medik yang dibutuhkan adalah: 1)Perawatan kehamilan
yang teratur. 2) pertolongan persalinan kemungkinan dengan tindakan.
5. Riwayat komplikasi
Riwayat persalinan ibu dengan riwayat persalinan tidak normal merupakan risiko
tinggi untuk persalinan berikutnya. Riwayat persalinan tidak normal seperti:
perdarahan, abortus, kematian janin dalam kandungan, preeklamsi/eklamsi,ketuban
pecah dini,kelainan letak pada hamil tua dan riwayat section seasria sebelumnya
merupakan keadaan yang perlu di waspadai,karena kemungkinan ibu akan
mendapatkan kesulitan dalam kehamilan dan saat proses persalianan nya.
(pincus,1998).
23
6. Pekerjaan
Pekerjaan seorang ibu bisa memengaruhi kondisi dari kehamilan.Ibu dengan
pekerjaan yang berat dapat memengaruhi kondisi janin, uterus dar organ reproduksi
lainnya.Hal ini dapat menyebabkan perubahan letak daripada janin dalam
kandungan dan juga bahaya lainnya yang merupakan komplikasi dari kehamilan.
2. Faktor Eksternal
1. Pelayanan Antenatal.
Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi
Petugas Puskesmas.
Antenatal care adalah pelayanan kesehalan oleh tenaga profesional untuk
ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan antenatal care merupakan upaya
peningkatan untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan. Pelayanan
antenatal mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus. Hal ini
meliputi konseling gizi, pemantauan berat badan, penemuan penyimpangan
kehamilan, pemberian intervensi dasar seperti pemberian imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) dan tablet zat besi serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat
merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinan.(Depkes RI, 2005)
Dalam penerapan pelayanan antenatal dikenal standar minimal "5 T" yang
terdiri atas ; 1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan untuk mengetahui stalus
gizi si ibu, 2) Ukur tekanan darah. 3) Ukur tinggi fundus uteri. 4) Pemberian
imunisasi tetanus toksoid (T) lengkap dua kali selama hamil. 5) Pemberian tablet
tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. Untuk pemeriksaan paripurna
meliputi 7 T dengan menambah tes terhadap penyakit menular seksual dan temu
wicara dalam persiapan rujukan. (Depkes RI, 2005)
Dengan demikian maka secara operasional pelayanan antenatal yang tidak
memenuhi standar minimal " 5 T tersebut belum dianggap suatu peiayanan
24
antenatal. Pemeriksaan antenatal care pertama dilakukan pada bulan pertama
kehamilan.Selanjutnya periksa ulang 1 kali sebulan dan periksa ulang 1 kali setiap
minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
2. Jadwal Pemeriksaan antenatal :
a) Trimester I dan Il : dilakukan setiap bulan dengan pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi, penyuluhan diet, observasi penyakit yang
berhubungan dengan kehamilan dan komplikasi kehamilan, pengobatan penyakit
dan imunisasi TT pertama.
b) Trimester I! : dilakukan setiap minggu atau dua minggu sampai ada tanda
- tanda kelahiran, evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan,
bimbingan diet, pemeriksaan USG, imunisasi TT ke II, observasi penyakit dan
komplikasi kehamilan trimester III serta nasehat dan petunjuk tentang tanda inpartus
serta kemana harus datang untuk melahirkan.
3. Tujuan pelayanan antenatal :
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial janin.
c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dengan pemberian ASI
eksklusif.
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dan menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
25
3. Petugas Pelayanan Antenatal.
Dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) dikenal beberapa jenis tenaga
yang memberikan pertolongan pemeriksaan kehamilan dan persalinan kepada
masyarakat.Jenis tenaga tersebut adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan dan perawat. (Depkes RI 2005).
4. Kualitas Pelayanan Antenatal.
Kualitas pelayanan antenatal sangat berpengaruh terhadap kehamilan ibu
bersalin. Dengan pelayanan antenatal yang berkualitas maka komplikasi kehamilan
dapat diketahui secara dini sehingga penanganan pasien akan lebih akurat.
Dalam penerapan pelayanan antenatal dikenal standar minimal "5 T" yang
terdiri atas ; 1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan untuk mengetahui status
gizi si ibu. 2) Ukur tekanan darah. 3) Ukur tinggi fundus uteri. 4) Pemberian
imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap dua kali selama hamil. 5) Pemberian tablet
tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. Untuk pemeriksaan paripurna
meliputi 7 T dengan menambah tes terhadap penyakit menular seksual dan temu
wicara dalam persiapan rujukan. (Depkes RI, 2005).
5. Kerangka konsep
Table 1 Kerangka Konsep Penelitian
1. Tingkat kecemasan
2. Karakteristik
3. Riwayat persalinan
yang lalu
Gravida ke 2
trimester III dalam
menghadapi
persalinan normal
26
6. Definisi Operasional.
Table 2 Definisi Operasional
Variable
Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Gravida ke 2
Trimester ke
III dalam
menghadapi
persalinan
normal
Persiapan fisik
merupakan
persiapan dasar
dalam proses
persalinan
Kuesioner Faktor internal
a. Baik=1
b. Kurang baik=0
Faktor eksternnal
a. Baik = 1
b. Kurang
baik =0
Ordinal
Tingkat
kecemasan
Respon
emosional
terhadap
penilaian yang
menggambarkan
keadaan dalam
persiapan
proses
persalinan
Kuesioner a. Kecemasan
ringan (14-20)
b. Kecemasan
sedang(21-27)
c. Kecemasan
berat (28-41)
d. Panik (42-56)
Ordinal
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Literature review (kajian pustaka) yaitu
melakukan penelusuran pustaka menggunakan mesin pencarian data base jurnal
internet. Data base yang digunakan dalam penelitian adalah Google scholar.
Pencarian menggunakan kata kunci (Key words) “ Tingkat kecemasan ibu hamil
“Jika artikel yang diperoleh tidak sesuai maka kata kunci ditulis lebih lengkap
“Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dan multigravida trimester ke
III dalam menghadapi persalinan normal”.
Adapun kriteria inklusi sumber artikel penelitian adalah : 1) berdasarkan
sumber ; yaitu utama (Primary sources) yaitu artikel ilmiah yang terbit dijurnal
terindeks di Google Scholar. Sumber kedua (secondary sources) seperti buku teks,
Prosiding yang diterbitkan oleh Publisher Nasional dan sumber yang ketiga (tertiary
sources) seperti Majallah Popular, Blog, Bahan Seminar Ilmiah, dll. 2) Berdasarkan
tahun terbit yaitu jurnal dipublikasikan dari tahun 2010 hingga 2020 dan 3) Penulis
berasal dari lembaga pendidikan yang diakui pemerintah. Untuk menyajikan data
hasil penelusuran pustaka dilakukan beberapa tahapan, Pertama melakukan
ringkasan (summary) dimana ringkasan 5 artikel disajikan dalam Tabel meliputi
Judul dan Peneliti, Nama Jurnal, Tahun Terbit dan Indeks, Metode Penelitian dan
Lokasi dan Hasil. Kemudian tahapan kedua adalah menilai kesesuaian antara tujuan
dan hasil. Pada tabel ini penulis merujuk pada tujuan yang ditetapkan oleh peneliti
kemudian membandingkan dengan hasil. Tahap ketiga melakukan penilaian tentang
kesamaan dan juga menilai perbedaan dan tahap ke empat memberikan kritik atau
pendapat terhadap masing-masing artikel, sehingga pada bab hasil penelitian
disajikan empat tabel.
28
Gambar 1. Alur prosess Penyeleksian Artikel
5 Artikel berhubungan
dengan perbedaan tingkat
kecemasan ibu
primigravida dan multi
gravida dalam menghadapi
persalinan normal
2 Artikel penelitian jenis
deskriptif dan 3 jenis
analitik
5 artikel diidentifikasi
melalui Google Scholar
Nama-nama jurnal yaitu :
Pendidikan Kesehatan , e-
Biomedik (eBM), Jurnal
Antara Kebidanan, jurnal
Ncis Incloiicsia dan Jurnal
Berkala Epidemiologi.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Jurnal
Table 3. Ringkasan Isi Jurnal
No
Judul Artikel/ Penulis
Jurnal/Terbit/
Indeks
Metode Penelitian/
Lokasi
Tujuan Dan Sample
Hasil
1. Kecemasan Antara Primigravida Dan Multigravida Dalam Menghadapi Proses Persalinan ( Ita Yuliani, et. al. 2017 )
Jurnal : Pendidikan Kesehatan Volume 6, No. 1, April 2017: 1-4 Indeks : Google Scholar.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik komparasi dengan pendekatan cross sectional.
Tujuan untuk: mengetahui komparasi kecemasan antara primigravida dengan multigravida dalam menghadapi proses persalinan. Sampel: berjumlah 30 ibu primigravida dan 30 ibu multigravida
Responden pada penelitian ini adalah primigravida yang berjumlah 30 orang, sebagian besar (53%) masuk dalam kategori cemas sedang, dan selebihnya (40%) masuk dalam kategori cemas ringan dan sisanya ada (7%) tidak mengalami kecemasan. Sedangkan untuk seluruh responden multigravida yang juga berjumlah 30 orang sebagian besar mengalami cemas ringan (60%), dan selebihnya masuk dalam kategori cemas sedang (27%) dan sisanya ada (13%) yang tidak
30
mengalami kecemasan.
2. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Primigravida Dan Mu ltigravida Di Rsia Kasih Ibu Manado ( Mandagi, et.al. 2013 )
Jurnal: e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 197-201
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecemasan pada ibu hamil primigravida dan multigravida Sampel: penelitian 30 wanita (15 primigravida dan 15 multigravida)
hasil penelitian ditemukan 20 orang tidak mengalami cemas, 30% pada primigravida dan 36,7% pada multigravida. Sebanyak sembilan orang, mengalami cemas ringan, 16,7% primigravida dan 13,3% multigravida. Sebanyak satu orang mengalami cemas sedang yaitu pada primigravida.
3. Gambaran Tingkat Perbandingan Kecemasan Ibu Primigravida Dengan Multigravida Pada Kehamilan Trimester Iii Di Rskdia Siti Fatimah Makassar (Nurjannah Supardi. 2019 )
Jurnal Antara Kebidanan Vol. 2 No. 4 Oktober - Desember Tahun 2019
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan deskriptif.
Tujuan: untuk mengetahui Gambaran Tingkat Perbandingan Kecemasan Ibu Primigravida dengan Multigravida pada Kehamilan Trimester III. Sampel: sebanyak 62 responden
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pada ibu primigravida kecemasan yang paling banyak dialami adalah kecemasan sedang yaitu sebanyak 14 responden (22,6 %) sedangkan pada multigravida kecemasan yang paling banyak dialami
31
adalah kecemasan ringan yaitu sebanyak 23 responden (37,1 %). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu primigravida mengalami kecemasan yang lebih berat dibandingkan dengan multigravida.
4. Perbedaan Tingkat Kecemasan Primigravida Dengan Multigravida Dalam Menghadapi Kehamilan (Agnita Utami & Widia Lestari)
lurnal Ncis Incloiicsia, No. I, Vol.2
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis cross sectional comparative.
Tujuan : untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan primigravida dengan multigiavida dalam menghadapi kehamilan Sampel : 60 Responden terdiri dari 30 orang primigravida dan 30 orang multigravida
Hasil penelitian menunjukan didapatkan primigravida yang mengalami tingkat kecemasan ringan berjumlah 3 orang (10%), sedangkan yang mengalami kecemasan sedang berjumlah 13 orang (43,3%) dan yang mengalami kecemasan berat berjumlah 14 orang (46,7%). Pada multigravida diperoleh hasil yang mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 7 orang 7 orang (23,3%), sedangkan yang mengalami kecemasan sedang berjumlah
32
22 orang (72,3%) dan yang mengalami kecemasan berat 1 orang (3,3%).
5. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Antara Primigravida Dan Multigravida Eka Roisa Shodiqoh1 & Fahriani Syahrul2
Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 141-150
Penelitian dilaksanakan dengan rancangan cross sectional
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan antara primigravida dan multigravida. Sampel : 43 responden terdiri dari primigravida 22 orang dan 21 orang multigravida.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok responden primigravida mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 6 orang (27,3%), tingkat kecemasan berat sebanyak 6 orang (27,3%), dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 10 orang (45,4%).Sedangkan pada kelompok responden multigravida mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 2 orang (9,5%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 4 orang (19,0%), dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 15 orang (71,4%).
Tabel 1 Menjelaskan bahwa terdapat lima artikel tentang perbedaan tingkat
kecemasan ibu hamil primigarvida dan multigravida dalam menghadapi persalinan
yang terbit pada jurnal nasional mulai dari tahun 2013 hingga tahun 2019 dengan
33
rincian sbb; 3 artikel penelitian desain analitik (cross sectional) dan 2 desain
deskriptif. Lima artikel diterbitkan pada jurnal terindeks seperti Google Scholar.
Nama-nama jurnal yaitu : Pendidikan Kesehatan , e-Biomedik (eBM), Jurnal Antara
Kebidanan, jurnal Ncis Incloiicsia dan Jurnal Berkala Epidemiologi.
Table 4. Penilaian Kesesuaian antara Tujuan dan Hasil
Judul Tujuan Hasil Penilaian
Kesesuaian
Kecemasan
Antara
Primigravida Dan
Multigravida
Dalam
Menghadapi
Proses
Persalinan (Ita
Yuliani, et. al.
2017 )
Tujuan untuk:
mengetahui
komparasi
kecemasan antara
primigravida
dengan
multigravida
dalam
menghadapi
proses persalinan.
Responden pada
penelitian ini adalah
primigravida yang
berjumlah 30
orang, sebagian
besar (53%)
masuk dalam
kategori cemas
sedang, dan
selebihnya
(40%) masuk
dalam kategori
cemas ringan
dan sisanya ada
(7%) tidak
mengalami
kecemasan.
Sedangkan untuk
seluruh responden
multigravida
yang juga
berjumlah 30 orang
sebagian besar
mengalami
cemas ringan
(60%), dan
selebihnya
masuk dalam
kategori cemas
Penulis telah
menjawab tujuan
penelitiannya
dengan
menjelaskan
bahwa Tidak ada
perbedaan tingkat
kecemasan antara
primigravida dan
multigravida
dalam
menghadapi
proses persalinan.
Tidak adanya
kecemasan ini
kemungkinan
dipengaruhi
beberapa faktor
yang tidak masuk
dalam penelitian
ini.Namun jika
dilihat secara
deskriptif
primigravida
memiliki kondisi
kecemasan lebih
tinggi. Hal ini
terlihat bahwa
multigravida
34
sedang (27%) dan
sisanya ada
(13%) yang tidak
mengalami
kecemasan.
mengalami
kecemasan lebih
sedikit (6%) dari
pada primigravida.
Disamping itu
pada primigravida
yang mengalami
tingkat kecemasan
ringan lebih sedikit
dengan selisih
20% dibanding
multigravida.
Perbedaan
Tingkat
Kecemasan Pada
Primigravida Dan
Mu ltigravida
Di Rsia Kasih Ibu
Manado
(Mandagi, et.al.
2013 )
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
perbedaan
kecemasan
pada ibu hamil
primigravida dan
multigravida.
Hasil penelitian
ditemukan 20
orang tidak
mengalami
cemas, 30% pada
primigravida
dan 36,7% pada
multigravida.
Sebanyak sembilan
orang, mengalami
cemas ringan,
16,7% primigravida
dan 13,3%
multigravida.
Sebanyak
satu orang
mengalami cemas
sedang yaitu pada
primigravida.
Penulis telah
menjawab tujuan
penelitiannya
dengan
menjelaskan skor
kecemasan lebih
tinggi pada
primigravida
dibandingkan
dengan
multigravida,
namun hasil uji T
menunjukan
kedua kelompok
tidak berbeda
bermakna secara
statistik karena nilai
p = 0,109 >α = 0,05.
Gambaran
Tingkat
Perbandingan
Kecemasan Ibu
Primigravida
Tujuan: untuk
mengetahui
Gambaran Tingkat
Perbandingan
Kecemasan Ibu
Hasil penelitian
yang diperoleh
menunjukkan
bahwa pada ibu
primigravida
Penulis telah
menjawab tujuan
penelitiannya
dengan responden
yang paling
35
Dengan
Multigravida
Pada Kehamilan
Trimester Iii Di
Rskdia Siti
Fatimah
Makassar
(Nurjannah
Supardi. 2019 )
Primigravida
dengan
Multigravida pada
Kehamilan
Trimester III.
kecemasan yang
paling banyak
dialami adalah
kecemasan sedang
yaitu sebanyak 14
responden (22,6 %)
sedangkan pada
multigravida
kecemasan
yang paling banyak
dialami adalah
kecemasan
ringan yaitu
sebanyak 23
responden (37,1
%). Dari hasil
tersebut dapat
disimpulkan
bahwa ibu
primigravida
mengalami
kecemasan
yang lebih berat
dibandingkan
dengan
multigravida.
banyak
mengalami
kecemasan ringan
yaitu pada
responden
multigravida yakni
sebesar 23
responden (37,1
%). Hal ini sejalan
dengan teori yang
mengatakan
bahwa ibu
multigravida
mengalami
kecemasan yang
lebih ringan
karena telah
mempunyai
pengalaman
tentang kehamilan
sebelumnya
sehingga mereka
lebih bisa
menjalani
kehamilannya
dengan lebih
tenang.
36
Perbedaan
Tingkat
Kecemasan
Primigravida
Dengan
Multigravida
Dalam
Menghadapi
Kehamilan
(Agnita Utami
& Widia Lestari).
Tujuan : untuk
mengetahui
perbedaan tingkat
kecemasan
primigravida
dengan
multigiavida dalam
menghadapi
kehamilan.
Hasil penelitian
menunjukan
didapatkan
primigravida yang
mengalami tingkat
kecemasan ringan
berjumlah 3 orang
(10%), sedangkan
yang mengalami
kecemasan sedang
berjumlah 13 orang
(43,3%) dan yang
mengalami
kecemasan berat
berjumlah 14 orang
(46,7%). Pada
multigravida
diperoleh hasil
yang mengalami
kecemasan ringan
yaitu sebanyak 7
orang 7 orang
(23,3%),
sedangkan yang
mengalami
kecemasan sedang
berjumlah 22 orang
(72,3%) dan yang
mengalami
kecemasan berat 1
orang (3,3%).
Penulis telah
menjawab tujuan
penelitiannya
dengan Hasil
penelitian
menunjukkan dari
30 orang ibu
primigravida
mayoritas
mengalami
kecemasan berat
yang berjumlah 14
orang (46,7%),
Dari 30 orang
multigravida
mayoritas
mengalami
kecemasan
sedang dengan
jumlah 22 orang
(72.3%). Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa ada
perbedaan yang
bermakna tingkat
kecemasan
primigravida
dengan
multigravida
dalam
menghadapi
kehamilan (p
valiie= 0,001)
37
Perbedaan
Tingkat
Kecemasan
Dalam
Menghadapi
Persalinan Antara
Primigravida Dan
Multigravida
Eka Roisa
Shodiqoh1
& Fahriani
Syahrul2
Penelitian ini
bertujuan untuk
menganalisis
perbedaan tingkat
kecemasan dalam
menghadapi
persalinan antara
primigravida dan
multigravida.
Berdasarkan hasil
penelitian dapat
diketahui bahwa
pada kelompok
responden
primigravida
mengalami tingkat
kecemasan ringan
sebanyak 6 orang
(27,3%), tingkat
kecemasan berat
sebanyak 6 orang
(27,3%), dan
tingkat kecemasan
sedang sebanyak
10 orang
(45,4%).Sedangkan
pada kelompok
responden
multigravida
mengalami tingkat
kecemasan berat
sebanyak 2 orang
(9,5%), tingkat
kecemasan sedang
sebanyak 4 orang
(19,0%), dan
tingkat kecemasan
ringan sebanyak 15
orang (71,4%).
Penulis telah
menjawab tujuan
penelitiannya
dengan Analisis
perbedaan tingkat
kecemasan dalam
menghadapi
persalinan antara
primigravida dan
multigravida, dari
hasil uji statistik
Wilcoxon Mann–
Whitney U nilai
signifikansi
sebesar 0,006 (p
< 0,05). Hal ini
menyatakan
bahwa ada
perbedaan tingkat
kecemasan dalam
menghadapi
persalinan antara
primigravida dan
multigravida
dalam
menghadapi
persalinan. Hal
tersebut
memperlihatkan
bahwa
primigravida
memiliki tingkat
kecemasan yang
lebih tinggi
dibanding dengan
multigravida.
38
Table 2 Mengambarkan tentang penilaian kesusuaian (consistency) antara
tujuan (Objective) dengan hasil (Results). Pada umumnya tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui perbandingan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dan multi
gravida dalam menghadapi persalinan . Dari lima artikel, empat atau (90%) artikel
telah menyajikan hasilnya sesuai tujuan. Hasil penelitian umumnya melaporkan
menjelaskan skor kecemasan lebih tinggi pada primigravida dibandingkan dengan
multigravida.
Table 5. Persamaan dan Perbandingan Penelitian
Persamaan (Comparing) Perbedaan (Contrasting)
Terdapat tiga penelitian yang memiliki
persamaan dalam hal tujuandan metode
penelitian : untuk mengetahui
perbedaan tingkat kecemasan
primigravida dengan multigiavida dalam
menghadapi pada pasien ibu hamil :
1) Kecemasan Antara Primigravida Dan Multigravida Dalam Menghadapi Proses Persalinan ( Ita Yuliani, et. al. 2017 ).
2) Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Primigravida Dan Mu ltigravida Di Rsia Kasih Ibu Manado ( Mandagi, et.al. 2013 )
3) Perbedaan Tingkat Kecemasan
Dalam Menghadapi Persalinan
Antara Primigravida Dan Multigra
vida Eka Roisa Shodiqoh1
& Fahriani Syahrul2.
Terdapat dua penelitian dengan
perbedaan kontras dengan metode
penelitian deskriptif dengan desain
cross sectional study yaitu:
1) Gambaran Tingkat Perbandingan Kecemasan Ibu Primigravida Dengan Multigravida Pada Kehamilan Trimester Iii Di Rskdia Siti Fatimah Makassar (Nurjannah Supardi. 2019 ).
2) Perbedaan Tingkat Kecemasan
Primigravida Dengan Multigravi
da Dalam Menghadapi
Kehamilan (Agnita Utami
& Widia Lestari).
39
Table 6. Kelebihan atau Kekurangan
Judul Kelebihan/kekurangan
1. Kecemasan Antara Primigravida Dan
Multigravida Dalam Menghadapi
Proses Persalinan ( Ita Yuliani, et. al.
2017 ).
Kekurangan Penelitian ini kurang sesuai
karena terdapat dua hasil yang dapat
disimpulkan:
1. bahwa tidak ada perbedaan tingkat
kecemasan antara primigravida dan
multigravida dalam menghadapi proses
persalinan.
2. jika dianalisa secara deskriptif dalam
kategori cemas ringan dan cemas sedang.
Dalam kategori cemas ringan terdapat
selisih 20% multi lebih banyak mengalami
cemas ringan dan pada kategori terakhir
yaitu cemas sedang terdapat selisih 26%
primigravida lebih banyak mengalami
cemas sedang dibandingkan multigravida.
2. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada
Primigravida Dan Mu ltigravida Di
Rsia Kasih Ibu Manado ( Mandagi,
et.al. 2013 )
Kekurangan Penelitian ini tidak mencantumkan
metodologi di bagian abstrak
3. Gambaran Tingkat Perbandingan Kecemasan Ibu Primigravida Dengan Multigravida Pada Kehamilan Trimester Iii Di Rskdia Siti Fatimah Makassar (Nurjannah Supardi. 2019 )
Penelitian ini sangat baik dan lengkap karena
tujuan dan hasil penelitian sesuai dengan hasil
yang didapat peneliti juga membuat
berbandingan faktor-faktor yag mempengaruhi
kesemasan ibu hamil. Di antaranya usia ibu,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan agama.
4. Perbedaan Tingkat Kecemasan
Primigravida Dengan Multigravida
Dalam Menghadapi Kehamilan (Agnita
Utami & Widia Lestari)
Penelitian ini sangat baik dan lengkap karena
tujuan dan hasil penelitian sesuai dengan hasil
yang didapat peneliti juga membuat
berdasarkan hasil penelitian untuk karakteristik
pekerjaan responden, sebagian besar
responden tidak bekerja atau sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 39 orang (65%)
40
mengalami kecemasan. Menurut Notoatmodjo
(2002) pekerjaan adalah kebutuhan yang
harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya
adalah kegiatan yang menyita waktu, sehingga
ibu hamil yang bekerja mengalami kecemasan
lebih ringan dibandingkan ibu yang tidak
bekerja dikarenakan pekerjaan dapat
mengalihkan perasaan cemas bagi ibu hamil.
5. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam
Menghadapi Persalinan Antara
Primigravida Dan Multigravida
Eka Roisa Shodiqoh1 & Fahriani
Syahrul2.
Penelitian ini lengkap dan sesuai dengan
tujuan dan hasil sehingga kita tau sebaiknya
perencanaan kehamilan/persalinan sangat
penting di laksanakan pada usia 20-35 tahun,
pada usia ini ibu diharapkan telah siap secara
psikologi dalam menghadapi proses
persalinan. Menurut hasil penelitian Laili
(2010).
B. Pembahasan
Dari lima artikel tentang perbedan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dan
multigravida dalam menghadapi persalinan normal. Didapatkan tiga jurnal yang
menyatakan ada perbedaan tingkat kecemasan antara ibu hamil primigravida dan
multigravida, adanya kecemasan ini kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor yang
masuk dalam penelitian ini, yaitu faktor : faktor-faktor yag mempengaruhi
kesemasan ibu hamil di antaranya usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan dan
pengalaman persalinan pertama (Wanda, et.al. dalam , Alza & Ismarwati.,2017).
Misalkan baik primigravida ataupun multigravida merasa tidak nyaman dengan
kondisi tubuh selama hamil dan rasa cemas yang mereka rasakan mengenai proses
persalinan yang akan berlangsung. Bagi multigravida gambaran proses persalinan
sebelumnya mungkin dapat menjadi faktor utama kecemasan itu timbul.
Sedangkan pada primigravida sendiri, kecemasan ini dirasakan karena
primigravida belum pernah tahu bagaimana proses persalinan yang sebenarnya dan
hanya mendengarkan cerita dari lingkungan yang terkadang membuat rasa cemas
41
semakin dirasakan, baik pada primigravida maupun mulitigravida. Kenyataannya
multigravida juga mengalami kecemasan yang sebanding dengan primigravida.
Walaupun multigravida sudah memiliki pengalaman persalinan sebelumnya tidak
berarti membuat multigravida tersebut sudah lebih tenang dalam menghadapi
proses persalinan. Namun cemas ini dianggap wajar karena multigravida
sebelumnya sudah pernah hamil dan melahirkan dan sebelumnya juga sudah
pernah menjalani proses persalinan tersebut sehingga kemungkinan rasa cemas
tersebut muncul apabila mengingat pengalaman kehamilan, proses persalinan, dan
riwayat persalinan sebelumnya (Sondakh & Yuliani. 2017).
Jika dilihat dari kisaran umur sebagian besar responden pada kelompok usia
20-35 tahun mengalami tingkat kecemasan ringan, karena pada kelompok usia
tersebut merupakan umur yang ideal / sesuai bagi para ibu dalam melakukan
persalinan. Pada kisaran usia 20–35 tahun diharapkan para ibu telah siap secara
psikologi dalam menghadapi proses persalinan. pernyataan Kartono (dalam Sodiqoh
& Syahrul.,2014) bahwa kehamilan diusia >20 tahun secara biologis belum optimal
dan cendrung labil, mentalnyapun belum matang sehingga mengalami keguncangan
yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat
gizi selama kehamilannya.
Didapatkan dua jurnal yang menyatakan tingginya gangguan kecemasan
lebih banyak dialami oleh ibu primigravida dibandingkan multigravida pada
kehamilan trimester III di RSKD Siti Fatimah Makassar. Ibu hamil yang mengalami
cemas berlebih salah satu diantaranya dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan
hasil diatas menunjukkan bahwa dengan rendahnya tingkat pendidikan seseorang
akan memperberat tingkat kecemasan seseorang. Hal ini didukung berdasarkan
teori semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin baik tingkat
pengetahuannya (Notoadmojo, 2016). Dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu
mengatasi kecemasan dengan menggunakan koping yang efektif dan konstruktif
dari pada seseorang dengan pendidikan rendah. Adapun salah satu stressor
pencetus kecemasan adalah ancaman terhadap integritas diri meliputi
ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
42
melakukan aktivitas sehari – hari ataupun sesuatu hal yang menurutnya akan
mengancam keselamatan dirinya.
Didapatkan satu jurnal yang menyatakan tingginya tingkat kecemasan
menurut faktor internal dan eksternal penyebab kecemasan pada ibu hamil trimester
III Faktor internal : Kepercayaan tentang persalinan berkaitan dengan rasa percaya
responden dalam menanggapi cerita tentang persalinan dari orang lain atau mitos
yang ada di daerahnya tersebut. Kepercayaan tentang persalinan ini dibagi menjadi
2 penilaian, yaitu Percaya dan Tidak percaya. dapat diketahui bahwa pada
kelompok responden yang mengatakan percaya dengan cerita pengalaman orang
lain / mitos di daerahnya mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 6 orang
(18,8%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 11 orang (34,4%), dan tingkat
kecemasan ringan sebanyak 15 orang (46,9%).Sedangkan pada kelompok
responden yang mengatakan tidak percaya dengan cerita pengalaman orang lain /
mitos di daerahnya mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 2 orang (18,2%),
tingkat kecemasan sedang sebanyak 3 orang (27,3%), dan tingkat kecemasan
ringan sebanyak 6 orang (54,5%).
Faktor Eksternal Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal
yang sangat penting bagi. Informasi dapat mempengaruhi tingkat kecemasan ibu
dalam menghadapi persalinan. Informasi dari tenaga kesehatan dibagi menjadi 3
penilaian, yaitu baik, cukup, dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa pada kelompok responden yang mengatakan bahwa informasi dari
tenaga kesehatan yang didapat itu baik mengalami tingkat kecemasan berat
sebanyak 7 orang (20,6%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 orang (26,5%),
dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 18 orang (52,9%).Sedangkan pada
kelompok responden yang mengatakan bahwa informasi dari tenaga kesehatan itu
cukup mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 1 orang (11,1%) (Shodiqoh &
Syahrul, 2017).
Didapatkan satu jurnal yang dapat dikatakan bahwa usia yang lebih tua
memiliki kematangan emosional yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok
usia yang lebih muda maka dari itu pada ibu hamil yang berusia lebih dari 30 tahun
mengalami kecemasan yang lebih ringan dibandingkan pada kelompok usia muda.
43
Pada usia yang relatif matang, responden memiliki waktu dan pengalaman untuk
belajar lebih lama dibandingkan dengan usia yang relatif muda dan mudah terbawa
oleh perasaan emosi. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmayana (2011) yang
melaporkan bahwa responden yang paling banyak mengalami kecemasan baik
kecemasan ringan, sedang dan berat adalah kelompok umur 20 – 35 tahun yaitu
terdapat 13 responden (30,2 %) mengalami kecemasan ringan, terdapat 11
responden (25,6 %) mengalami kecemasan sedang dan terdapat 5 responden yang
mengalami kecemasan berat (Nurjannah Surpardi, 2019).
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari lima artikel tentang perbedaan tingkat kecemadan ibu hamil primigravida
dan mul tigravida dalam meng hadapi persalinan normal Terbukti dari hasil literature
review :
1. Didapatkan tiga jurnal yang menyatakan faktor-faktor yag mempengaruhi
kesemasan ibu hamil di antaranya usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan
dan pengalaman persalinan pertama.
2. Faktor penyebab tingginya tingkat kecemasan pada primigravida sendiri,
kecemasan ini dirasakan karena primigravida belum pernah tahu bagaimana
proses persalinan yang sebenarnya dan hanya mendengarkan cerita dari
lingkungan yang terkadang membuat rasa cemas semakin dirasakan, baik
pada primigravida maupun mulitigravida.
3. Faktor penyebab pendidikan yang tinggi akan lebih mampu mengatasi
kecemasan dengan menggunakan koping yang efektif dan konstruktif dari
pada seseorang dengan pendidikan rendah. Hal ini didukung berdasarkan
teori semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin baik tingkat
pengetahuannya (Notoadmojo, 2016).
4. Didapatkan satu jurnal yang menyatakan tingginya angka tingkat kcemasan
ibu hamil dapat di lihat dari faktor eksternal dan faktor internal.
5. Pada kisaran usia 20–35 tahun diharapkan para ibu telah siap secara
psikologi dalam menghadapi proses persalinan. pernyataan Kartono (dalam
Sodiqoh & Syahrul.,2014) bahwa kehamilan diusia < 20 tahun secara
biologis belum optimal dan cendrung labil, mentalnyapun belum matang
sehingga mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya
perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya.
45
B. Saran
1. Kepada ibu hamil agar lebih sering atau rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan ANC ( Ante Natal Care ) dan mempunyai motifasi yang tinggi
untuk dapat mengelola kecemasan dengan cara mencari informasi tentas
prosen kehamilan dan persalinan.
2. Sebaiknya keluarga terutama suami mampu memberikan dukungan pada
ibu hamil trimester ketiga. Dengan dukungan dari keluarga terutama
suami maka ibu mampu mengatasi masalahnya dengan baik sampai
pada proses persalinannya nanti.
3. Bagi tenaga kesehatan yang melakukan pengkajian pada ibu hamil
trimester ketiga hendaknya juga memfokuskan pada masalah psikologis.
Seperti mengurangi pengaruh yang negatif dari masyarakat tentang
cerita-cerita yang menakutkan pada kehamilan dan persalinan dengan
memberikan pendidikan kesehatan mengenai anatomi dan fisiologi
kehamilan dan persalinan, memberikan dukungan mental dan penjelasan
tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang dinantikan, dan
menganjurkan latihan-latihan fisik untuk memperkuat otot-otot dasar
panggul.
4. Bagi peneliti selanjutnya agar meneliti riwayat persalinan pada ibu hamil
gravida ke 2 agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
46
Daftar Pustaka
Alza & Ismarwati. 2017. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Ibu Hamil Trimestewr III.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2017. Jakarta.
Fazdria & Sukmadewi. 2016. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Dalam Mengb hadapi Persalinan Di Desa Tualang Teungoh Kecamatan Langsa Kota Kabupaten Kota Langsa 2014.
Ice Rakizah Syafrie. 2017. Gambaran Pengetahuan Dan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Aman Kecamatan Lembong Utara, Kabupaten Lembong Tahun 2016.
Johariyah dan Ema Wahyu Ningrum.2018. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta.CV.Trans Info Medika
Mandagi, et.al. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Primigravida Dan Multigravida Di RSIA Kasih Ibu Manado.
Mandriwati Ayu Gusti.ed all., 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan.Yogyakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nurjannah Supardi. 2019. Gambaran Tingkat Perbandingan Kecemasan Ibu Primigravida Dengan Multigravida Pada Kehamilan Trimester III Di RSKDIA Siti Patimah Makassar Tahun 2012.
Profil kesehatan kab/kota Sumatera Utara tahun. 2017. Provinsi Sumatera Utara.
Sari & Novriani. 2017.Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Menjelang Persalinan Trimester III.
Shodiqoh & Syahrul. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Antara Primigravida Dan Multigravida.
Siallagan & Lestari. 2018. Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan Berdasarkan Status Kesehatan, Graviditas Dan Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Jombang.
Sondakh & Yuliani. 2017. Kecemasan Antara Primigravida Dan Multigravida Dalam Menghadapi Proses Persalinan.
Suryani. 2011.Ajaran Keperawatan Maternitas Asuhan Keperawatan Intranatal.Jakarta:CV.Trans Info Medika.
47
Umi solikhah. 2017.Asuhan Keperawatan.Yogyakarta:Nuha Medika.
Utami & Lestari. 2010. Perbandingan Tingkat Kecemasan Primigravida Dengan Multigravida Dalam Menghadapi Kehamilan.
48
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN
KARYA TULIS ILMIAH
JUDUL KTI : Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Gravida Ke 2 Trimester
Ke III Dalam Menghadapi Persalinan Normal
Nama Mahasiswa : Okta Cici Ole
Nim : P07520117089
Nama Pembimbing : Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.psi
No Tanggal Rekomendasi Pembimbing PARAF
Mahasiswa Dosen
1. 10/12/2019 Konsultasi Judul KTI
2. 11/12/2019 Konsultasi Judul KTI
3. 11/12/2019 Acc Judul KTI
4. 23/12/2019 Konsultasi BAB 1
5. 22/01/2020 Revisi BAB 1
6. 22/01/2020 Konsultasi BAB 1, BAB II,
dan BAB III
7. 06/03/2020 Konsultasi BAB 1, BAB II,
dan BAB III
8. 14/04/2020 Konsultasi BAB 1, BAB II,
BAB III, dan Kuesioner