Panti Hamil Orang Miskin

26
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PHO Misk (Panti Hamil Orang Miskin): SOLUSI IBU HAMIL MISKIN SEBAGAI USAHA MELAHIRKAN ANAK BANGSA TANPA RESIKO GIZI BURUK BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh: RINI ISTANTI (1384202095/2013) RATMIATIN (1384202093/2013) RENI ANGGRAINI (1384202094/2013) NOVIA PURWIANI (1486206035/2014) STKIP PGRI PACITAN PACITAN 2014

Transcript of Panti Hamil Orang Miskin

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PHO Misk (Panti Hamil Orang Miskin): SOLUSI IBU HAMIL MISKIN

SEBAGAI USAHA MELAHIRKAN ANAK BANGSA

TANPA RESIKO GIZI BURUK

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

RINI ISTANTI (1384202095/2013)

RATMIATIN (1384202093/2013)

RENI ANGGRAINI (1384202094/2013)

NOVIA PURWIANI (1486206035/2014)

STKIP PGRI PACITAN

PACITAN

2014

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PHO Misk (Panti Hamil Orang Miskin): SOLUSI IBU HAMIL MISKIN

SEBAGAI USAHA MELAHIRKAN ANAK BANGSA

TANPA RESIKO GIZI BURUK

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

RINI ISTANTI (1384202095/2013)

RATMIATIN (1384202093/2013)

RENI ANGGRAINI (1384202094/2013)

NOVIA PURWIANI (1486206035/2014)

STKIP PGRI PACITAN

PACITAN

2014

ii

PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : PHO Misk (Panti Hamil Orang

Miskin): SOLUSI IBU HAMIL

MISKIN SEBAGAI USAHA

MELAHIRKAN ANAK BANGSA

TANPA RESIKO GIZI BURUK

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Rini Istanti

b. NIM : 1384202095

c. Jurusan : Pendidikan Matematika

d. Universitas/Institut/Politeknik : STKIP PGRI Pacitan

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Rt 01/Rw 03 Dsn.Kebon Kel. Ploso

Kec. Pacitan. Kab. Pacitan

(087776027914/082331690964)

f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Nely Indra Meifiani, M.Pd.

b. NIDN : 0710058602

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Wahid Hasyim 91 A Peden Ploso

Pacitan

Pacitan, 27 Maret 2015

Ketua Pelaksana Kegiatan

RINI ISTANTI

NIM. 1384202095

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii

Daftar Isi ............................................................................................................... iii

Daftar Tabel ......................................................................................................... iv

Ringkasan ............................................................................................................. v

PENDAHULUAN

GAGASAN

Kondisi kekinian tentang masalan gizi buruk di Indonesia ............................. 2

Solusi yang pernah ditawarkan ........................................................................ 4

Perbaikan gagasan dari sebelumnya ................................................................ 5

Pihak-pihak yang membantu mengimplementasikan gagasan ........................ 6

Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan

gagasan ............................................................................................................ 7

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan ................................................................................... 8

Teknik Implementasi yang Dilakukan ............................................................. 8

Prediksi Hasil ................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan di Indonesia menurut Provinsi

pada September 2014 ............................................................................. 2

Tabel 2. Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang Berdasarkan Data Riskesdes

dan Laporan Rutin Tahun 2013 ............................................................. 3

v

RINGKASAN

Kondisi perekonomian penduduk di Indonesia saat ini masih sangat

memprihatinkan. Dari seluruh jumlah penduduk Indonesia, 27,73 juta orang

(10,96 %) merupakan penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di

bawah garis kemiskinan, salah satu presentase terbesar rakyat miskin ditempati

oleh Provinsi Jawa Timur. Misalnya Pacitan yang merupakan kota kecil juga ikut

menyumbangkan angka kemiskinan di Jawa Timur, penyebabnya yaitu pekerjaan

rakyatnya yang tidak tetap, pekerja lepas dengan perolehan upah yang tidak sesuai

jerih payahnya. Kemiskinan membuat ibu hamil kesulitan untuk mendapatkan

asupan gizi dan pelayanan kesehatan yang layak. Terlebih lagi ketidaksadaran

akan pentingnya asupan gizi seimbang di masa kehamilan juga dirasa sangat

disayangkan. Diperparah lagi dengan tidak adanya kesadaran masyarkat akan

jumlah ideal anak dalam keluarga. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan dan

penanganan khusus bagi ibu hamil miskin untuk dapat terhindar dari masalah gizi

buruk.

Dari tahun ke tahun persentase penderita gizi buruk belum ada penurunan

meskipun banyak solusi yang pernah diimplementasikan tetapi belum ada solusi

yang konkret yang bisa menyelesaikan permasalahan ini. Melalui program ini

kami tim PKM menggagas untuk membangun panti hamil orang miskin sebagai

sarana dalam membantu menyelesaikan masalah bagi ibu hamil miskin sehingga

dapat melahirkan anak yang sehat dan normal. Panti tersebut bukan seperti panti-

panti pada umumnya, panti ini merupakan tempat untuk para ibu hamil

mendapatkan pelayanan yang layak meskipun tidak tinggal di panti tersebut

artinya panti ini merupakan panti berjalan.

Monitoring dan evaluasi terhadap teknis pelaksanaan panti ini akan

dilakukan secara berkala baik terhadap anggota, pelayanannya termasuk pihak-

pihak yang terkait dengan panti. Untuk melihat perkembangan kesehatan dan

kondisi ibu hamil dilakukan monitoring dan evaluasi melalui triwulan pertama,

triwulan kedua, dan triwulan ketiga. Pasca melahirkan ibu akan tetap

mendapatkan pengawasan dari pihak panti berupa pengetahuan mengenai

langkah-langkah dalam mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan bayi

sebagai Golden Period bagi bayi. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara

kontinu diharapkan mampu mengoptimalkan kualitas luaran (ibu dan bayi) dari

panti itu sendiri.

Adapun dengan pihak-pihak yang terlibat dalam jalannya panti seperti

pemerintah, dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup dan masyarakat sekitar juga

lembaga pengabdian kepada masyarakat akan tetap diadakan konsolidasi dan

koordinasi yang berkelanjutan guna menjaga terjalinnya kerja sama yang solid

dan erat demi menyelamatkan masa depan bangsa. Ditambah lagi adanya bonus

demografi yang merupakan demographic divident atau demographic gift yang

akan dimiliki Indonesia dalam beberapa tahun ke depan tentunya perlu

dipersiapkan mulai dari sekarang, salah satu yang menjadi faktor penunjang dari

bonus demografi itu sendiri adalah terkait ibu dan anak-anaknya.

1

PENDAHULUAN

Dari seluruh jumlah penduduk Indonesia, 27,73 juta orang (10,96 %)

merupakan penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis

kemiskinan, salah satu presentase terbesar rakyat miskin ditempati oleh Provinsi

Jawa Timur. Pacitan merupakan kota kecil yang ikut menyumbangkan angka

kemiskinan di Jawa Timur, penyebabnya yaitu pekerjaan rakyatnya yang tidak

tetap, pekerja lepas dengan perolehan upah yang tidak sesuai jerih payahnya.

Selain hal-hal tersebut diatas, kemiskinan di Pacitan diakibatkan karena

kurangnya lapangan pekerjaan, harga kebutuhan semakin meningkat yang tidak

sejalan dengan upah yang diperoleh, juga kurangnya kesadaran akan

pengembangan potensi-potensi yang ada di sekelilingnya. Kemiskinan membuat

ibu hamil kesulitan untuk mendapatkan asupan gizi dan pelayanan kesehatan yang

layak. Terlebih lagi ketidaksadaran akan pentingnya asupan gizi seimbang di

masa kehamilan juga dirasa sangat disayangkan. Diperparah lagi dengan tidak

adanya kesadaran masyarkat akan jumlah ideal anak dalam keluarga. Oleh karena

itu perlu adanya pengetahuan dan penanganan khusus bagi ibu hamil miskin untuk

dapat terhindar dari masalah gizi buruk.

Menilik dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Indonesia sangatlah besar, sehingga hal ini menyebabkan lapangan pekerjaan di

Indonesia semakin sempit. Karena semakin sempitnya lapangan pekerjaan,

disertai dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin besar maka dapat

disimpulkan bahwa seleksi penerimaan pekerjaan semakin ketat. Hal ini berakibat

pada sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang menyebabkan masyarakat harus

rela bekerja apapun meskipun dibayar dengan upah yang sedikit.

Selanjutnya, kebutuhan pokok yang terus meningkat tidak sejalan dengan

upah para pekerja yang rendah. Semakin lama, hal ini membuat perekonomian

masyarakat Indonesia semakin buruk sehingga banyak keluarga yang tidak bisa

mencukupi kebutuhan keluarganya dengan baik. Akibatnya, resiko gizi buruk

(malnutrisi) pada anak yang dimulai sejak dalam kandungan karena ibu hamil

tidak tercukupi asupan gizinya.

Malnutrisi atau yang sering dikenal sebagai gizi buruk merupakan

masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam

waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

gizi. Hal ini terjadi sejak janin masih dalam kandungan dan akan terlihat saat anak

berusia dua tahun, bahkan jika kekurangan gizi tersebut terjadi sangat parah maka

kemungkinan bayi yang lahir tidak akan tertolong. Kekurangan gizi pada usia dini

meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah

sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa. (MCA Indonesia:

2014)

Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat gizi buruk nasional mencapai 37, 2

%, meningkat dari tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Artinya, pertumbuhan

tidak maksimal diderita oleh sekitar 8 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak

2

Indonesia (BPS Indonesia: 2013). Hal ini terjadi mulai janin masih dalam

kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada

usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan

penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa.

Selain itu, Indonesia juga menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak

dengan kondisi gizi buruk. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun

di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.

Berdasarkan uraian di atas, pemenuhan kebutuhan zat gizi dan kesehatan

ibu hamil sangat penting untuk mengatasi adanya resiko bayi lahir dalam keadaan

tidak normal. Hal ini yang mendorong tim PKM-GT STKIP PGRI Pacitan

menggagas adanya panti hamil untuk membantu ibu hamil pra sejahtera dalam

mengkondisikan calon bayi agar lahir dengan sehat, tanpa gangguan gizi buruk

bahkan kecacatan karena kurangnya pengetahuan dan asupan nutrisi dari pihak

orang tua.

Secara garis besar, manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya program

ini antara lain yaitu : 1) Masyarakat akan mendapat pengetahuan tentang

pentingnya asupan gizi yang baik dan seimbang juga bahaya yang timbulkan

akibat kekurangan gizi; 2) Masyarakat miskin terutama ibu hamil akan

memperoleh pelayanan yang layak sebagai sarana untuk membantu meminimalisir

angka kematian ibu dan bayi akibat kekurangan asupan gizi; dan 3) Membantu

meningkatkan pertumbuhan bayi dan balita yang sehat dan normal.

GAGASAN

Kondisi Kekinian

Kesehatan ibu dan anak yang masih begitu jauh dari perhatian, angka

kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, kurangnya kesiapan moril maupun

materil dari seorang ibu, dan minimnya pelayanan guna mendapatkan asupan gizi

bagi keduanya merupakan salah satu masalah yang begitu kompleks bagi bangsa

Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

permasalahan gizi selama ini.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan di Indonesia menurut Provinsi pada

September 2014

NO PROVINSI GB + GK NO PROVINSI GB + GK

1 Aceh 158.040 18 NTB 385.310

2 Sumatera Utara 667.470 19 NTT 105.700

3 Sumatera Barat 108.530 20 Kalimantan Barat 78.530

4 Riau 159.530 21 Kalimantan Tengah 39.450

5 Jambi 109.070 22 Kalimantan Selatan 61.210

6 Sumatera Selatan 370.860 23 Kalimantan Timur 98.480

7 Bengkulu 99.590 24 Sulawesi Utara 60.080

8 Lampung 224.210 25 Sulawesi Tengah 71.650

3

9 Kep. Bangka

Belitung 20.270 26 Sulawesi Selatan 154.400

10 Kepulauan Riau 91.270 27 Sulawesi Tenggara 45.790

11 DKI Jakarta 412.790 28 Gorontalo 23.880

12 Jawa Barat 2.554.060 29 Sulawesi Barat 29.870

13 Jawa Tengah 1.771.530 30 Maluku 47.580

14 DI Yogyakarta 324.403 31 Maluku Utara 11.170

15 Jawa Timur 1.531.890 32 Papua Barat 14.060

16 Banten 381.180 33 Papua 35.610

17 Bali 109.200 34 Indonesia 10.356.690

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia 2011

Berdasarkan data di atas, pulau Jawa memiliki prosentase jumlah penduduk

miskin perkotaan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dipicu oleh kurangnya

lapangan pekerjaan yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang sangat

banyak. Perekonomian masyarakat tidak sejalan dengan tuntunan ekonomi yang

semakin meningkat dan kurangnya kualitas akonomi masyarakat, mengakibatkan

ibu hamil miskin sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sejak masa

kehamilan sampai melahirkan. Kesalahan berprinsip oleh penduduk miskin bahwa

punya banyak anak mendatangkan banyak rezeki juga megakibatkan anak menjadi

terlantar, dan parahnya lagi pertumbuhan dan perkembangan anak tidak normal

akibat asupan gizi yang diperoleh tidak sesuai dengan kapasitasnya. Demikian

pula ibu dan anak masih mengalami berbagai masalah kesehatan dan gizi, yang

ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian

neonatal, prevalensi gizi kurang (BB/U) dan pendek (TB/U) pada anak balita,

prevalensi anemia gizi kurang zat besi pada ibu hamil, gangguan akibat kurang

yodium pada ibu hamil dan bayi serta kurang vitamin A pada anak balita

(BAPPENAS: 2011).

Sebagian basar ibu yang melahirkan sekaligus menjadi penentu dari kualitas

anak bangsa ke depannya tidak bisa mendapatkan haknya guna mengkualitaskan

diri baik fisik maupun psikis pada masa kehamilannya. Hal itu disebabkan

kurangnya wahana yang memberikan pelayanan bagi ibu dan calon bayinya untuk

memperoleh apa saja yang seharusnya perlu diketahui dan dipersiapkan. Karena

ketidaktahuan itulah sering kali kematian ibu dan bayi tidak dapat dihindari, tidak

sedikit pula yang terlahir cacat dan ketika balita mengalami gizi buruk.

Tabel 2. Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang Berdasarkan Data Riskesdes dan

Laporan Rutin Tahun 2013

NO PROVINSI GB + GK NO PROVINSI GB + GK

1 Aceh 134.894 18 NTB 126.292

2 Sumatera Utara 335.206 19 NTT 208.549

3 Sumatera Barat 110.864 20 Kalimantan Barat 122.945

4

4 Riau 161.205 21 Kalimantan Tengah 57.106

5 Jambi 68.287 22 Kalimantan Selatan 103.411

6 Sumatera Selatan 148.006 23 Kalimantan Timur 72.553

7 Bengkulu 34.488 24 Sulawesi Utara 34.585

8 Lampung 143.879 25 Sulawesi Tengah 73.800

9 Kep. Bangka

Belitung 21.143 26 Sulawesi Selatan 209.282

10 Kepulauan Riau 36.197 27 Sulawesi Tenggara 68.149

11 DKI Jakarta 120.960 28 Gorontalo 29.721

12 Jawa Barat 683.927 29 Sulawesi Barat 43.400

13 Jawa Tengah 481.632 30 Maluku 57.533

14 DI Yogyakarta 42.907 31 Maluku Utara 34.083

15 Jawa Timur 570.313 32 Papua Barat 32.257

16 Banten 195.790 33 Papua 79.814

17 Bali 47.005 34 Indonesia 3.336.703

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015

Dapat diketahui dari data tabel sebelumnya dengan tingkat kemiskinan yang

tinggi juga mempengaruhi kesehatan teutama asupan gizi untuk tumbuh kembang

anak sejak masih dalam kandungan. Ketidaktahuan hal tersebut dipicu oleh

kurangnya sosialisasi kepada nasyarakat terutama masyarakat tidak mampuItulah

mengapa seorang ibu harus benar-benar mengkualitaskan diri baik secara fisik

maupun psikisnya.

Selain hal-hal tersebut diatas faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi

perkembangan ibu dan bayi semenjak masih berada dalam kandungan hingga

pertumbuhannya setelah lahir sampai dewasa. Gizi yang baik sangat diperlukan

dalam tumbuh kembang seorang anak, dimana asupan gizi juga ikut menentukan

kualitas kecerdasan dan kesehatan seorang anak. Pengaruh lingkungan terhadap

rasa ingin tahu anak yang masih menggebu sering kali keluar dari jalur apabila

tidak ada pengawasan dari orang tua yang berpengatahuan terkait hal tersebut.

Asupan gizi yang cukup juga pengetahuan akan banyak hal guna mengawal

tumbuh kembang anak sangat diperlukan. Dan faktor ekonomilah yang sering kali

menjadi alasan untuk tidak mendapatkan hal-hal tersebut, juga belum adanya jalan

keluar yang cepat dan tepat terkait masalah ibu dan anak diatas.

Solusi yang pernah ditawarkan

Permasalahan gizi di Indonesia selama ini banyak mendapatkan

penanganan dari pihak-pihak terkait, akan tetapi belum ada solusi yang konkret

dari pemerintah akan hal tersebut. Sampai saat ini solusi yang diberikan oleh

pemeritah cenderung fokus pada wilayah dan bagian-bagian tertentu, artinya

solusi yang diberikan tidak bersifat menyeluruh dan merata. Solusi-solusi tersebut

yaitu melakukan promotif mengenai gizi seimbang, revitalisasi posyandu,

melaksanakan program pemberian makanan tambahan, pelaksanaan Desa siaga.

5

Selain itu pmerintah telah mengembangkan prosedur perawatan gizi buruk,

dengan dua pendekatan. Kasus gizi buruk yang disertai dengan salah satu atau

lebih tanda komplikasi medis seperti anoreksia, anemia berat, dehidrasi, demam

sangat tinggi dan penurunan kesadaran perlu penanganan secara rawat inap, baik

di rumah sakit, puskesmas maupun Therapeutic Feeding Centre (TFC)

(Kementerian Kesehatan Indonesia: 2013). Sedangkan bagi anak gizi buruk tanpa

komplikasi dapat dirawat jalan. Perawatan anak di rumah dilakukan melalui

pembinaan petugas kesehatan dan kader. Pada tahun 2010-2011, dalam upaya

meningkatkan cakupan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil melalui

peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu, telah dilakukan kegiatan kelas ibu

hamil di desa yang diikuti oleh kelompok ibu hamil dengan didampingi oleh

suami/keluarga dan difasilitasi oleh tenaga kesehatan bersama Kader

(Kementerian Kesehatan Indonesia: 2011)

UNICEF mendukung sejumlah inisiatif di tahun 2012 untuk menciptakan

lingkungan nasional yang kondusif untuk gizi. Ini meliputi peluncuran Gerakan

Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition–SUN) dan mendukung pengembangan

regulasi tentang pemberian ASI eksklusif, rencana nasional untuk mengendalikan

gangguan kekurangan iodine, panduan tentang pencegahan dan pengendalian

parasit intestinal dan panduan tentang suplementasi multi-nutrient perempuan dan

anak di Klaten, Jawa Tengah. Manajemen masyarakat tentang gizi buruk akut dan

pemberian makan bayi dan anak menjelma menjadi sebuah paket holistik untuk

menangani gizi buruk, sementara pengendalian gizi anak dan malaria ditangani

bersama untuk mencegah pertumbuhan yang terhambat (stunting) (UNICEF:

2012).

Perbaikan gagasan dari sebelumnya

Upaya perbaikan gizi pada ibu hamil akan lebih maksimal dengan

diadakannya panti hamil orang miskin. Khususnya dalam mengoptimalkan

pelayanan yang terfokus pada orang miskin. Pelayanan yang perlu dilakukan

harus sesuai jalur dalam memenuhi gizi dengan baik, bukan hanya jangka pendek

tetapi juga memikirkan jangka panjangnya. Kegiatan dalam upaya jangka pendek

meliputi penyuluhan gizi, pemeriksaan kehamilan, pemberian Fe dan vitamin A

pada ibu hamil ditambah kegiatan senam ibu hamil dan lainnya. Kegiatan ini

bertujuan untuk memperbaiki gizi di Indonesia terutama daerah-daerah yang

memiliki angka kematian ibu dan bayi akibat gizi buruk yang tinggi, sehingga

tidak hanya berlangsung untuk sementara tetapi berkelanjutan di masa yang akan

datang.

Panti ini merupakan tempat untuk para ibu hamil mendapatkan pelayanan

yang layak meskipun tidak tinggal di panti tersebut. Panti yang pada dasarnya

merupakan tempat tinggal dan berkumpulnya orang-orang yang berkebutuhan

khusus untuk mendapatkan penghidupan yang baik akan tetapi panti hamil orang

miskin ini merupakan tempat bagi ibu hamil miskin mendapatkan pelayanan

6

kesehatan mulai dari asupan makanan yang bergizi, pola hidup sehat,

mendapatkan vitamin dan zat besi juga pelayanan dalam mendapatkan program

yang disediakan artinya apabila ibu hamil itu tidak bisa datang di panti tersebut,

pihak dari panti akan mendatangi, memantau dan membantu menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapi yang berkaitan dengan kandungan si ibu.

Kondisi kandungan ibu bukan hanya terletak pada faktor intern saja tetapi

faktor luar juga berpengaruh. Pada program panti hamil orang miskin ini berupaya

untuk menyelesaikan kedua faktor permasalahan tersebut. Faktor ekstern bisa

berupa faktor lingkungan dan pola hidup sehat ibu hamil. Oleh karena itu di panti

tersebut diadakan monitoring dan evaluasi terhadap lingkungan dan kesehatan ibu

hamil agar dapat memenuhi faktor-faktor yang mendukung kesehatan bagi

keluarga miskin terutama begi ibu hamil.

Monitoring dan evaluasi terhadap teknis pelaksanaan panti ini akan

dilakukan secara berkala baik terhadap anggota, pelayanannya termasuk pihak-

pihak yang terkait dengan panti. Tahapan monitoring dan evaluasi terhadap ibu

hamil dilakukan melalui triwulan pertama, triwulan kedua, dan triwulan ketiga.

Hal tersebut dilakukan untuk melihat perkembangan kesehatan dan kondisi ibu

hamil. Pasca melahirkan, ibu akan tetap mendapatkan pengawasan dari pihak

panti berupa pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam mengoptimalkan

1000 hari pertama kehidupan bayi dimana pada masa itulah yang menjadi Golden

Period bagi bayi. Kegiatan 1.000 hari pertama kehidupan merupakan upaya

perbaikan gizi yang difokuskan sejak bayi dalam kandungan hingga anak

mencapai usia 24 bulan atau disebut periode emas kehidupan. Kegiatannya berupa

perbaikan gizi pada ibu hamil, bayi dan anak sampai usia 24 bulan. Kegiatan ini

adalah bagian utama dari percepatan penanggulangan anak balita pendek

(stunting) dan pencegahan kasus gizi buruk (Kemeterian Kesehatan Republik

Indonesia: 2013). Monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara kontinu

diharapkan mampu mengoptimalkan kualitas luaran (ibu dan bayi) dari panti itu

sendiri.

Dalam pelaksanaan suatu program tidak selalu akan tetapi ada kalanya

terdapat masalah yang tidak terduga. Apabila permasalahan itu muncul dan belum

bisa diselesaikan oleh pihak panti, maka pihak panti akan berypaya untuk

melakukan pelayanan bagi anggota untuk mendapatkan penyelesaian dari

permasalahan yang sedang didahapi. Misalnya, terdapat anggota yang terdeteksi

mengidap penyakit kronis yang membahayakan ibu dan bayi, maka pihak panti

akan membuat rujuan kepada ahli di bidang tersebut.

Pihak-pihak yang membantu mengimplementasikan gagasan

Masalah gizi sekarang masih kurang akan campur tangan dari pemerintah

maupun masyarakat. Meskipun telah banyak solusi yang pernah dilakukan untuk

menekan angka penderita gizi buruk, masalah ini masih belum terselesaikan

dengan baik. Dalam hal ini, perlu peran serta dari pihak-pihak terkait mulai dari

7

pemerintah, lembaga kesehatan, lembaga pertanian, dinas lingkungan hidup dan

masyarakat. Diharapkan peran dan kerjasama antar pihak-pihak tersebut dapat

membantu jalannya program ini dan berhasil memperbaiki angka kematian ibu

melahirkan dan bayi penderita gizi buruk. Pihak-pihak terkait tersebut yaitu:

a. Pemerintah

Pemerintah harus dapat membuat kebijakan yang mengatur dan mengontrol

terlaksananya program pengadaan panti hamil orang miskin ini. Dana-dana

harus diprioritaskan untuk tujuan tersebut di samping harus selalu mendorong

elemen lain untuk bekerja keras mensukseskan program tersebut

b. Lembaga kesehatan

Dalam permasalahan ini peran dari ahli di bidang kesehatan sangat diperlukan

untuk kelancaran pelaksanaan program ini terutama pada penanganan jangka

pendek. Peran lembaga ini merupakan faktor utama pelaksanaan program

yang digagas, diantaranya melakukan penyuluhan mengenai arti penting

kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, meningkatan tenaga

kesehatan yang profesional dan meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan.

c. Dinas lingkungan hidup

Permasalahan ini bukan hanya berasal dari faktor internal saja, tetapi faktor

eksternal juga mempengaruhi misalnya lingkungan. Lingkungan di sekitar ibu

dan bayi harus dijaga agar dapat membantu dalam memecahkan masalah ini.

Pada era globalisasi sekarang ini, semua unsur di bumi sudah terkontaminasi

dengan bahan-bahan kimia akibat aktivitas manusianya yang tidak peduli akan

kelangsungan hidup lingkungan, hewan juga anak cucu mereka. Oleh karena

itu perlu adanya peran dari pihak terkait dalam menanggulangi masalah

tersebut agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat

bermanfaat bagi kesehatan.

d. Masyarakat

Salah satu komponen yang berpengaruh dalm pelaksanaan program ini adalah

masyarakat. Pembangunan panti yang nantinya berada di lingkungan

masyarakat, tentunya membutuhkan kesadaran bagi masyarakat akan

pentingnya kesehatan terutama untuk ibu hamil miskin.

e. Lembaga pengabdian kepada masyarakat

Lembaga pengabdian kepada masyarakat diharapkan perannya dalam

pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan, sehingga dapat terkoordinir

dan terkendali. Pihak ini akan langsnung terjun kepada masyarakat dalam

mengenal kehidupan masyarakat anggota panti.

Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan

gagasan

Langkah awal yang harus dilakukan adalah mensosilisasikan gagasan yang

diajukan kepada pihak-pihak terkait agar pelaksanaan program ini berjalan dengan

lancar. Proses sosialisasi akan dilaksanakan dengan mengirimkan proposal

8

pengetahuan, sehingga nanti dilakukan respon. Lembaga-lembaga terkait akan

sangat mendukung dengan adanya alternatif panti hamil orang miskin sebagai

upaya dalam menekan angka kematian ibu dan bayi akibat malnutrisi yang bisa

dipastikan manfaatnya. Setelah itu apabila telah disetujui, selanjutnya melakukan

survei terhadap keberadaan keluarga miskin terutama ibu hamil miskin. Dengan

latar belakang pekerjaan dan pola hidup yang kurang baik sehingga tidak mampu

untuk memberikan asupan gizi yang baik bagi dirinya dan bayinya maka berhak

untuk mendapatkan pelayanan di panti hamil orang miskin. Di panti tersebut,

mereka akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan gizi ibu hamil, mendapatkan

suplemen zat gizi mikro, pendidikan gizi sebagai upaya jangka pendek menuju

gizi yang lebih baik. Selain itu para ibu hamil miskin diajarkan untuk berpola

hidup sehat agar dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita

berlangsung dengan baik.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Gagasan utama yang diajukan adalah menekan angka kematian ibu dan

bayi juga kecacatan permanen pada bayi dan balita akibat malnutrisi dengan

membangun panti hamil orang miskin. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara

berkala berdasarkan triwulan selama masa kehamilan. Pasca melahirkan, ibu akan

tetap mendapatkan pengawasan dari pihak panti berupa pengetahuan mengenai

langkah-langkah dalam mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan bayi. Pada

masa itulah yang menjadi Golden Period bagi bayi. Monitoring dan evaluasi yang

dilakukan secara kontinu diharapkan mampu mengoptimalkan kualitas luaran (ibu

dan bayi) dari panti itu sendiri. Apabila terdapat permasalahan yang tidak mampu

diselesaikan di panti, pihak panti akan tetap memberi pelayanan bagi anggota

dalam mendapatkan penanganan yang lebih baik.

Teknik Implementasi yang Dilakukan

Teknik pengimplementasian memanfaatkan peran dari pihak-pihak terkait

sehingga dapat memudahkan kegiatan program dapat berjalan dengan lancar.

Pelayanan yang dilakukan oleh pengelola dibuat lebih memusatkan pada

kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan ibu hamil beserta bayinya. Mulai dari

faktor intern dan ekstern juga upaya dalam jangka pendek dan memberikan

pengetahuan dalam mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan bayi sebagai

upaya jangka panjang yang dilakukan. Hal ini diharapkan dapat memberikan

respon yang baik terhadap permasalahan gizi buruk yang selama ini balum ada

penurunan yang signifikan juga solusi yang kongkret dari pihak-pihak terkait.

Prediksi Hasil

Jika gagasan ini terealisasikan, permasalahan gizi di Indonesia yang

selama ini belum terselesaikan dengan baik, melalui program yang diajukan dapat

mengurangi angka penderita gizi buruk serta angka kematian ibu dan bayi akibat

9

malnutrisi juga kurangnya pengetahuan tentang kehamilan. Dengan adanya

pembangunan panti hamil orang miskin masyarakat akan mendapat pengetahuan

tentang pentingnya asupan gizi yang baik dan seimbang juga bahaya yang

timbulkan akibat kekurangan gizi. Terutama ibu hamil akan memperoleh

pelayanan yang layak sebagai sarana untuk membantu meminimalisir angka

kematian ibu dan bayi sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan bayi

dan balita yang sehat dan normal.

Tentunya program ini menimbulkan dampak bagi pihak-pihak terkait

seperti pemerintah, lembaga kesehatan, dinas lingkungan hidup dan terutama

masyarakat. Mereka sebagai penentu jalannya program kagiatan yang digagas.

Jika peran mereka dalam kagiatan ini berfungsi dengan maksimal, maka akan

membawa dampak yang baik dan tujuan kegiatan ini dapat tercapai. Masyarakat

akan tanggap dengan adanya program-program yang memang dapat membantu

menyelesaikan masalah yang selama ini meresahkan di Indonesia apabila

dilakukan sosialisasi. Sosialisasi bukan hanya dilakukan pada pihak-pihak terkait,

tetapi juga komponen yang dapat mendukung adanya program yang dibuat

sehingga tidak ada kesenjangan dalam pelaksanaan program tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2011. Rencana Aksi Nasoinal

Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta: BAPPENAS

BPS Indonesia. 2015. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia

September 2014. (online) https://www.google.com/search?q=brsInd-

20150209133815&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls. Diakses tanggal 25

Maret 2015

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Menuju Masyarakat Sehat

yang Mandiri dan Berkeadilan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Rencana Kerja Pembinaan

Gizi Masyarakat Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Situasi dan Analisis Gizi.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

MCA. 2014. Stuntung dan Masa Deapn Indonesia. (online) https://www.

google.com/search?q=Backgrounder-Stunting-ID&. Diakses tanggal 23

Maret 2015

UNICEF Indonesia. 2012. Laporan Tahunan 2012. (online) https://w

ww.google.com/search?q=UNICEF_Annual_Report_l. Diakses tanggal 13

Maret 2015

10

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

BIODATA KETUA

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Rini Istanti

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Matematika

4 NIM 1384202095

5 Tempat dan Tanggal Lahir Pacitan, 04 Januari 1995

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 087776027914/ 082331690964

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N Ploso 2

Pacitan

SMP N 3

Pacitan

MAN Pacitan

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1

2

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1 Peserta Pelatihan Diklat Jurnalistik

dan Praktek Lapangan “News

Hunting”

MAN Pacitan 2010

2 Peserta Jumbara PMR XI PMI

Kabupaten Pacitan

Pengurus PMI

Kabupaten Pacitan

2011

3 Pemangku Adat Dewan Ambalan

Sudirman-Cut Nyak Dien MAN

Pacitan

MAN Pacitan 2012

4 Peserta JOTA-JOTI Jambore on the

Air and the Internet

Kwartil Cabang

Pacitan

2012

5 Juara 1 Lomba Mading MgCl2

(Mading Competition Club) “Art of

Chemistry”

UNS (Universitas

Negeri Surakarta)

2012

11

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

6 Juara 2 Lomba Kaligrafi Kategori

Umum

Lembaga Bimbingan

Belajar Be Excellent

2012

7 Juara 2 Lomba Mading Kategori

SMA

Lembaga Bimbingan

Belajar Be Excellent

2012

8 Peserta Seminar Keorganisasian

“Bincang Kreatif; Kiat Muda

Membangun Organisasi Solutif”

BEM STKIP PGRI

Pacitan

2013

9 Peserta Kegiatan Talk Show

Valentine Day “Remaja, Cinta &

Valentine”

Smart With Islam

Club (SWIC)

2014

10 Finalis 10 Besar Lomba Karya

Ilmiah Kategori Hasil Penelitian

UPT Perpustakaan

STKIP PGRI Pacitan

2014

11 Sebagai Panitia Seminar Nasional

Pendidikan

LPPM STKIP PGRI

Pacitan

2014

12 Juara 1 lomba Cipta Karikatur

Kategori Mahasiswa pada kegiatan

Gebyar Posdaya dengan tema

“Posdaya Berbasis Local Wisdom

Kabupaten Pacitan”

LPPM STKIP PGRI

Pacitan

2015

13 Sebagai Peserta Workshop

Jurnalistik pada kegiatan Gebyar

Posdaya dengan tema “Posdaya

Berbasis Local Wisdom Kabupaten

Pacitan”

LPPM STKIP PGRI

Pacitan

2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiwa Bidang Gagasan

Tertulis.

Pacitan, 27 Maret 2015

Pengusul

RINI ISTANTI

12

BIODATA ANGGOTA 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ratmiatin

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Matematika

4 NIM 1384202093

5 Tempat dan Tanggal Lahir Pacitan, 22 September 1993

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 087758657728

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama

Institusi

SD Negeri Ketro 5 SMP PGRI

Montongan

SMK PGRI 2

Pacitan

Jurusan - - Pemasaran

Tahun

Masuk-Lulus

1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1

2

3

4

D. Penghargaandalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1. Peserta pendidikan Sistem Ganda PT. Daya Surya

Sejahtera Ponorogo

2010

2. Peserta ORDIKMABA STKIP PGRI

Pacitan

STKIP PGRI

Pacitan

2013

3. Peserta Ladership Basic Training LK

1

HMI Cabang

Pacitan

2014

4. Peserta SEMNAS Pendidikan LPPM STKIP

PGRI Pacitan

2014

5. Peserta Lomba Menulis Karya

Ilmiah pada kegiatan Back To

Library As A Life Style

UPT Perpustakaan

STKIP PGRI

Pacitan

2014

13

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

6. Peserta seminar dengan tema

“Achievement Motivation Design

Your Life Now”

UKM-K

FORKISMA

STKIP PGRI

Pacitan

2014

7. Panitia PKKMB STKIP PGRI

Pacitan

STKIP PGRI

Pacitan

2014

8. Peserta Latihan Kepemimpinan

Tingkat Nasional dan Lokakarya

PDK

Pengurus Besar

HMI

2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiwa Bidang Gagasan

Tertulis.

Pacitan, 27 Maret 2015

Pengusul

RATMIATIN

14

BIODATA ANGGOTA 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Reni Anggraini

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Matematika

4 NIM 1384202094

5 Tempat dan Tanggal Lahir Pacitan, 11 Mei 1995

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 087758366903

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N

LOSARI 1

SMP N 1

TULAKAN

SMA N 1

PACITAN

Jurusan IPA

Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1

2

3

4

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1 Peserta Olimpiade Sains

Nasional Tingkat Kabupaten

Pacitan Bidang Fisika

Dinas Pendidikan

Kabupaten Pacitan

2009

2 Peserta Kemah Budaya

Nasional Tingkat SMP

Dinas Kebuadayaan &

Pariwisata RI

2009

3 Peserta Kegiatan Talk Show

Valentine Day “Remaja,

Cinta & Valentine”

Smart With Islam Club

(SWIC)

2014

4 Juara 3 Lomba Karya Ilmiah

Kategori Hasil Penelitian

STKIP PGRI Pacitan 2014

5 Sebagai Panitia Seminar

Nasional Pendidikan

STKIP PGRI Pacitan 2014

15

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiwa Bidang Gagasan

Tertulis.

Pacitan, 27 Maret 2015

Pengusul

RENI ANGGRAINI

16

BIODATA ANGGOTA 3

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Novia Purwiani

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar

4 NIM 1486206035

5 Tempat dan Tanggal Lahir Pacitan, 6 November 1995

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 081938756654

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama

Institusi

SD Negeri Ketro 1 SMP Negeri 2

Kebonagung

SMK Negeri 2

Pacitan

Jurusan - - Akuntansi

Tahun

Masuk-Lulus

2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1

2

3

4

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1 Peserta pada acara seminar

“Achievement Motivation Design

Your Life Now”

UKM FORKISMA

STKIP PGRI

Pacitan

2014

2 Peserta lomba Cipta Puisi Kategori

Mahasiswa pada kegiatan Gebyar

Posdaya dengan tema “Posdaya

Berbasis Local Wisdom Kabupaten

Pacitan”

LPPM STKIP

PGRI Pacitan

2015

3 Peserta dalam kegiatan Bedah Buku

Novel Assalamu’alaikum Beijing

UKM PACE

STKIP PGRI

2015

17

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

karya Asma Nadia Pacitan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiwa Bidang Gagasan

Tertulis.

Pacitan, 27 Maret 2015

Pengusul

NOVIA PURWIANI

18

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

No Nama/NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi waktu

(jam/minggu) Uraian Tugas

1. Rini Istanti/

1384202095

Pendidikan

Matematika

Pendidikan 15 jam/

minggu

Ketua/ Anggota

pelaksana:

- Mengkoordinasi

pembuatan

artikel

- Membagi tugas

tim

- Memonitoring

pembuatan

artikel

- Mengevaluasi

pembuatan

artikel

- Melaporkan

pelaksaan

kegiatan pada

dosen

pembimbing

2. Ratmiatin/

1384202093

Pendidikan

Matematika

Pendidikan 15 jam/

minggu

Sekretaris/

Anggota

pelaksana:

- Membuat

catatan harian

- Menyusun

laporan

- Membuat

administrasi

kegiatan

3. Reni

Anggraini/

1384202094

Pendidikan

Matematika

Pendidikan 15 jam/

minggu

Bendahara/

Anggota

pelaksana:

- Membuat

catatan

keuangan

- Menyusun bukti

pengeluaran

- Membuat

laporan

keuangan

19

No Nama/NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi waktu

(jam/minggu) Uraian Tugas

4. Novia

Purwiani/

1486206035

Pendidikan

Guru

Sekolah

Dasar

Pendidikan 15 jam/

minggu

Koordinator

Pelaksana/

Anggota

- Menjadi humas

kegiatan

- Mengumpulkan

referensi dan

data

20

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

PERKUMPULAN PENYELENGGARA LEMBAGA

PENDIDIKAN

PERGURUAN TINGGI PGRI PACITAN

STKIP PGRI PACITAN

Jalan Cut Nya’ Dien No 4A Ploso Pacitan 63515

Telp. (0357) 6327222 Fax. (0357) 884742 http: stkippacitan.ac.id

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : RINI ISTANTI

NIM : 1384202095

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : FKIP

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-GT saya dengan judul “PHO Misk

(Panti Hamil Orang Miskin): SOLUSI IBU HAMIL MISKIN SEBAGAI USAHA

MELAHIRKAN ANAK BANGSA TANPA RESIKO GIZI BURUK” yang

diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah

dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,

maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-

benarnya.