PERAN PEMBIMBING DALAM MENANAMKAN NORMA-NORMA KEHIDUPAN BAGI WARGA BINAAN DI PANTI SOSIAL ASUHAN...

104
PERAN PEMBIMBING DALAM MENANAMKAN NORMA-NORMA KEHIDUPAN BAGI WARGA BINAAN DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 6 CENGKARENG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh SITI FATHIMATUZ ZAHRA AL-HASYIM NIM : 106052001973 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/ 1431 H

Transcript of PERAN PEMBIMBING DALAM MENANAMKAN NORMA-NORMA KEHIDUPAN BAGI WARGA BINAAN DI PANTI SOSIAL ASUHAN...

PERAN PEMBIMBING DALAM MENANAMKAN

NORMA-NORMA KEHIDUPAN BAGI WARGA BINAAN

DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA

UTAMA 6 CENGKARENG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

SITI FATHIMATUZ ZAHRA AL-HASYIM

NIM : 106052001973

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/ 1431 H

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, September 2010

SITI FATHIMATUZ ZAHRA AL-HASYIM

NIM : 1 0 6 0 5 2 0 0 1 9 7 3

i

ABSTRAK

Siti Fathimatuz Zahra Al-Hasyim

Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan Bagi Warga

Binaan Sosial Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Anak jalanan adalah anak yang biasa hidup bebas tanpa aturan hidup yang mereka

jalani. Anak jalanan juga tidak mempunyai bekal baik pendidikan maupun keterampilan.

Pada dasarnya semua orang wajib menanamkan norma-norma kehidupan dalam dirinya

masing-masing. Begitu pula dengan anak jalanan atau anak terlantar. Tapi, bagaimana

mungkin itu semua bias tertanam jika tidak ada yang mengarahkan atau membimbingnya.

Oleh karena itu adanya pembimbing sangat membantu anak-anak jalanan atau anak

terlantar dalam menanamkan norma-norma tersebut di atas.

Peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan yang dilakukan

seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu pada suatu masyarakat atau

lingkungan dimana ia berada. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau

pertolongan yang berbentuk pengarahan diberikan pada seseorang agar dapat memahami,

mengarahkan dan suatu usaha yang dilakukan oleh pembimbing pada terbimbingnya

secara terencana, terarah dan bertahap sesuai dengan kesulitan yang dihadapi kliennya.

Seorang Pembimbing diharapkan dapat membantu terbimbing mengarahkan dan

memberikan tuntunan pada masalah terbimbing. norma secara etimologi adalah pedoman

perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok

masyarakat tertentu. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan manusia dalam

masyarakat tersebut dapat berlangsung tertib, teratur dan damai.

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Jakarta Barat. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana metode yang

digunakan oleh pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga

binaan sosial. Dan bagaimana peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma

kehidupan bagi para warga binaan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah 3 orang pembimbing yang terdiri dari 1 orang pembimbing agama

dan 2 orang pembimbing umum serta yang menjadi subjeknya adalah anak bombing yang

berjumlah 10 orang yang saat ini sedang dibina di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama

6 Cengkareng Jakarta Barat.

Hasil dari penelitian ini metode yang digunakan oleh pembimbing dalam

menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan sosial adalah metode ceramah,

metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode pembiasaan, metode keteladanan,

metode sosiodrama, dan metode demonstrasi. Peran pembimbing sangat berperan dalam

menanamkan norma-norma kehidupan terutama pada norma agama yaitu penanaman

nilai aqidah dan ibadah serta pada norma sosial yaitu penanaman nilai-nilai sosial yaitu

rasa kasih sayang dan saling menghargai terhadap guru dan pembimbing bahkan sesama

warga binaan sosial di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan nikmat-Nya serta bimbingan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan judul “Peran Pembimbing Dalam Menanamkan

Norma-Norma Kehidupan Bagi Warga Binaan Sosial Di Panti Sosial Asuhan

Anak Putra Utama 6 Cengkareng”.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun

materil, khususnya kepada :

1. Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat

menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.

2. Bapak Dr.H.Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Dra. Rini Laily Prihatini M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Terima kasih atas bimbingannya selama ini.

4. Bapak Drs. Sugiharto M.A selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama

ini.

5. Ibu Dra Nasichah MA selaku sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. Terima

kasih atas kesabaran dan keikhlasan ibu dalam membimbing saya sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

6. Orang tua saya buyahanda KH.Tasmuni Al-Hasyim dan uminda Yusra

Aisyah BA yang telah memberikan saya dukungan baik dari segi moril

iii

maupun materil dan terima kasih atas doa, dukungan, cinta & kasih sayang

yang telah diberikan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu dakwah & Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

8. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam penulisan

skripsi ini.

9. Bapak H.Jadium Sebayang, Ibu Hj.Nasriwati SH, Bapak Rudi Cahyadi

dan seluruh Pihak Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

yang telah memberikan izin dan banyak membantu penulis dalam

penelitian ini hingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.

10. Abangda Muhammad Ghaddafi Al-hasyim, Adinda-adinda Muhammad

Syahid Fudholli Al-Hasyim, Nasriyatul Wara Al-Hasyim, Muhammad

Nazmil Wafa’ Al-Hasyim & Wiwit Fathima. Yang selalu memberikan

motivasi, doa, kasih sayang dan canda tawa yang menghibur penulis.

11. Special thanks to Kare Community (Chintya Puspita Sari, Diah Wahyu

Larasati, Fita Novarianti, Husnul Chotimah, Risky Sukma Jayanti)

12. Semua sahabat BPI 2006 (Ifah, Upeh, Ana, Nawal, Ulfah, Anis, Zaura,

Feby, Wiwin, Iklima, Nuy, Iklima, Harlia, Hafidz, Dani, Puguh,

Yuswandi, Qusairi, Somad, Jami, Agung, Tyo, Pras, Ari, Febrika) terima

kasih atas doa, kasih sayang dan dukungannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

iv

13. Saudara, kerabat, teman, sahabat yang namanya tak dapat disebutkan satu

per satu. Terima kasih atas segala doanya.

14. Ratno Komaini, Teguh, Rizal, Ilham Jamal, Rifai, dan Eryy. Terima kasih

atas segala doa, dukungan, cinta dan kasih sayang kalian semua.

15. Teman-Teman BPI 2004, 2005, 2007, 2008, dan 2009 terima kasih atas

dukungan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan tidak

mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis mengucapkan banyak

terima kasih. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita semua.

Akhirnya kepada-Nya lah penulis serahkan segala urusan ini. Penulis

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah

khazanah pengetahuan walaupun belum sepenuhnya optimal.

Ciputat, September 2010

Siti Fathimatuz Zahra Al-Hasyim

NIM. 1 0 6 0 5 2 0 0 1 9 7 3

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 5

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 6

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 8

Bab II Landasan Teoritis

A. Peran

Pengertian Peran ...................................................................... 10

B. Bimbingan

Pengertian Bimbingan ............................................................... 11

Tujuan Bimbingan ..................................................................... 14

Fungsi Bimbingan ...................................................................... 15

Metode Bimbingan .................................................................... 17

C. Norma

Definisi Norma .......................................................................... 19

Fungsi Norma ............................................................................ 20

Macam-macam Norma .............................................................. 21

Bab III Gambaran Umum Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng

A. Sejarah Berdirinya ..................................................................... 23

B. Visi dan Misi .............................................................................. 24

C. Program – Program .................................................................... 25

D. Sarana dan Prasarana ................................................................. 26

E. Struktur Organisasi .................................................................... 27

F. Data Pegawai ............................................................................. 28

Bab IV Temuan Lapangan dan Analisis Data

A. Identitas informan

1. Pembimbing ......................................................................... 29

2. Terbimbing .......................................................................... 31

B. Analisis Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma

Kehidupan................................................................................... 34

C. Metode Bimbingan dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan

Bagi Warga Binaan..................................................................... 45

Bab V Penutup

A. Kesimpulan ................................................................................. 51

B. Saran – saran .............................................................................. 52

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

2. Surat Izin Penelitian/Wawancara

3. Surat Permohonan Pengajuan Skripsi

4. Daftar Wawancara

5. Dokumentasi (foto-foto)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan merupakan proses layanan yang diberikan kepada individu-

individu guna membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan

keterampilan–keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan,

rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.

Norma-norma kehidupan itu mempunyai dua macam isi, dan menurut

isinya berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi

seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik.

Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat

sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. Ada bermacam-

macam norma yang berlaku di masyarakat.

Dalam kehidupan bernegara dan beragama norma itu sangat penting untuk

diterapkan dalan kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya norma-norma di kehidupan

ini seseorang tidak dapat menjadi pribadi yang baik dalam kehidupan pribadi dan

bermasyarakat. Norma-norma dikehidupan ini di buat agar manusia memiliki arah

dalam menjalani kehidupannya sehingga terciptanya kehidupan yang aman,

damai, nyaman dan tentram.

Norma-norma kehidupan di negara ini telah ditetapkan dan harus dipatuhi

oleh seluruh masyarakat negara ini. Di negara ini terdapat berbagai macam

norma.norma dan hukum dalam negara ini adalah sebuah peraturan yang dibuat

sebaik mungkin sehingga tidak menyeleweng dari hukum negara.

Dalam kehidupan bernegara dan beragama sudah sepatutnya norma-norma

kehidupan itu ditanamkan sejak usia dini. Norma kehidupan merupakan tuntunan

dalam hidup layaknya Al-Qur’an sebagai pedoman Umat Islam. Penanaman

norma–norma kehidupan tidak hanya di dapatkan Dirumah atau pun di sekolah

saja bahkan di lingkungan pun narma kehidupan itu dapat ditanamkan.

Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak

yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan

dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang

dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua pihak. Fenomena merebaknya anak

jalanan di Indonesia merupakan persoalan social yang komplek.

Tidak semua anak mendapatkan keberuntungan untuk hidup di tengah-

tengah keluarga yang sakinah, mawaddah dan wa rahmah. Di tengah keluarga

yang memiliki kecukupan baik segi moril maupun materil, namun banyak sekali

anak–anak yang kurang beruntung sehingga ia harus berusaha menghidupkan

dirinya sendiri sehingga kadang dapat menimbulkan keresahan bagi warga sekitar

di karenakan tidak terdidiknya anak tersebut dengan baik. Contohnya anak jalanan

yang belakangan ini justru banyak kita temukan di pinggir-pinggir jalanan ibu

kota.

Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang

menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan

jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi masalah bagi banyak pihak,

keluarga, masyarakat dan Negara. Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan

tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal Mereka adalah amanah Allah

yang harus dilindungi, di jamin hak-haknya, sehingga tumbuh kembang menjadi

manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah.

Pada dasarnya semua orang wajib menanamkan norma-norma kehidupan

dalam dirinya masing-masing, begitu pula dengan anak jalanan atau anak

terlantar. Tapi bagaimana mungkin itu semua bisa tertanam jika tidak ada yang

mengarahkan atau membimbingnya. Oleh karena itu adanya pembimbing begitu

membantu anak-anak jalanan atau anak-anak terlantar dalam menanamkan norma-

norma tersebut di atas.

Dengan penanaman norma-norma kehidupan ini diharapkan agar anak-

anak jalanan atau anak-anak terlantar yang telah diasuh oleh panti sosial dapat

mengerti, memahami, mengetahui tentang norma-norma kehidupan serta dapat

melaksanakan secara baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Proses penanaman norma-norma kehidupan bagi warga binaan dapat

dilakukan dengan membiasakan diri menjadi seseorang yang memiliki tujuan

hidup yang jelas. Penanaman norma agama dapat diterapkan dengan melakukan

ibadah kepada sang pencipta, norma sosial dapat diterapkan dengan berinteraksi

sosial dengan semua orang yang berada dalam lingkungan kehidupan, dan norma

susila dapat diterapkan dengan menaati peraturan-teraturan yang telah ditetapkan

oleh negara kita. Penanaman norma-norma kehidupan ditujukan agar anak-anak

jalanan atau anak-anak terlantar dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan

norma-norma yang ada di negara ini.

Alasan mengapa penelitian ini penting bagi saya karena, anak jalanan

adalah anak yang biasa hidup bebas tanpa ada aturan hidup yang mereka jalani.

Anak jalanan juga tidak mempunyai bekal baik pendidikan maupun keterampilan.

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng dapat membantu

anak jalanan atau anak terlantar dalam memberikan pendidikan umum dan

keterampilan. Di samping itu anak jalanan yang sudah berada di dalam Panti

dididik sebaik mungkin sehingga dapat menjadi anak yang normatif.

Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana peran pembimbing di panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng dalam sebuah bentuk karya ilmiah skripsi yang di beri judul “Peran

Pembimbing dalam Menanamkan Norma-Norma Kehidupan bagi Warga

Binaan Sosial di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng”.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penanaman norma-norma kehidupan terhadap anak-anak jalanan atau

anak-anak terlantar yang telah diasuh oleh panti sosial sangatlah penting sekali,

guna memberikan tuntunan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sehingga

mereka akan lebih mamaknai dan memahami akan hakikat kehidupan yang telah

mereka jalani.

Supaya lebih memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini

sehingga sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi penelitian ini pada

Peran Pembimbing Dalam Menanamkan Norma-Norma Kehidupan Bagi Warga

Binaan Sosial Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

Penanaman norma-norma kehidupan yang dimaksud disini adalah penanaman

yang dilakukan oleh 3 orang pembimbing dan 10 anak asuh, disini diutamakan

pada norma agama yaitu peraturan hidup yang harus diterima seseorang sebagai

perintah-perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan

Yang Maha Esa.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dijadikan penelitian dalam penulisan skripsi ini

adalah:

a. Bagaimana peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma

kehidupan diantaranya norma agama, norma sosial dan norma hukum bagi warga

binaan sosial di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng?

b. Bagaimana metode yang digunakan pembimbing dalam menanamkan

norma-norma kehidupan bagi warga binaan sosial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Untuk mengetahui peran pembimbing dalam menanamkan norma-

norma kehidupan diantaranya norma agama, norma sosial dan norma

hukum bagi warga binaan sosial.

b. Untuk mengetahui metode bimbingan dan konseling dalam

menanamkan norma-norma kehidupan di panti sosial.

2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

Sebagai sebuah wacana dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

wawasan dan informasi bagi penulis, khususnya tentang peran pembimbing

dalam menanamkan norma-norma kehidupan serta untuk dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi, khususnya bagi pihak Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng dalam menanamkan norma-norma kehidupan dan dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan untuk menanamkan dan menerapkan norma-

norma kehidupan terhadap warga binaan sosial.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian lapangan (Field reseach) dimana peneliti langsung ke lapangan (objek)

penelitian untuk mengamati sesuatu. Dalam hal ini mengenai peran pembimbing

dalam menanamkan norma-norma kehidupan di Panti Sosial Cengkareng.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.1

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Panti Sosial

Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng yang beralamat di Jalan Kamal No.6

Cengkareng Jakarta Barat. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian mulai tanggal

2 Agustus 2010 sampai dengan 19 Agustus 2010.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian adalah 10 Warga Binaan atau siswa yang telah

mendapatkan didikan dan yang menjai objek pada penelitian ini adalah 3 Orang

pembimbing yang terdiri dari 1 Pembimbing Agama, 2 Pembimbing yang

bergerak di bidang Bimbingan dan penyaluran siswa pembinaan di Panti Asuhan

Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta Barat.

1 Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2007) cet.ke 33, edisi revisi,h.4.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada

kegiatan memperhatikan secara akurat mencatat fenomena yang

muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam

hubungan tersebut.2

Pada penelitian ini penulis melakukan observasi dan terjun

langsung ke lokasi penelitian yaitu Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana peran dan metode yang dilakukan oleh pembimbing dalam

menanamkan norma-norma kehidupan yang diantaranya norma

agama, norma sosial dan norma hukum bagi warga binaan sosial di

panti asuhan anak putra utama 6 cengkareng.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu penulis sebagai

pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan, sedangkan

pembimbing dan siswa sebagai terwawancara(interview) yang

memberi jawaban atas pertanyaan itu.3

Wawancara dilakukan untuk mengetahui peran pembimbing dalam

menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan di Panti

Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

2 Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta;

LP3ES,1983), Cet.Ke-1,h.22 3 Ibid h.22

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data-data tertulis

yang didapat di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi inipun sebagai pelengkap

untuk memperoleh identitas data siswa dan data Panti Sosial Asuhan

Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mendapatkan judul skripsi

yang penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka yaitu skripsi yang ditulis oleh

Mumun Mulyanah dengan judul Upaya Pembimbing Agama Dalam

Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Siswa SDN Kunciran 04 Tangerang dan

skripsi yang ditulis oleh Khayrul Muttaqori Baini dengan judul Peran

Pembimbing Dalam Memberikan Motivasi Hidup Pada Lansia Di Pusaka

Cengkareng Jakarta Barat

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Cetakan I, Januari 2007.

Selanjutnya, untuk mempermudah penulisan dan memahami isi skripsi ini,

penulis membagi atas lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan; terdiri dari Latar belakang masalah,

Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Metodologi

penelitian, Tinjauan pustaka serta Sistematika penulisan

Bab II landasan teoritis: Terdiri dari Pengertian Peran, pengertian

Bimbingan, Tujuan Bimbingan, fungsi Bimbingan, dan Metode Bimbingan,

Definisi norma, Fungsi norma, serta Macam-macam norma

Bab III Gambaran Umum Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng: Terdiri Dari Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi, Program – Program,

Sarana dan Prasarana, serta Struktur Organisasi

Bab IV Temuan Lapangan dan Analisis Data: Terdiri dari Identitas

informan yaitu Pembimbing dan Terbimbing, Peran Pembimbing dalam

Menanamkan Norma-norma Kehidupan serta Analisis Metode pembimbing dalam

menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan.

Bab V Penutup; Terdiri dari Kesimpulan, serta Saran – saran

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah laku

yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus

dilaksanakan.1

Dalam kamus ilmiah popular, peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan

atau bagian dari kedudukan, seseorang dikaitkan berperan atau memiliki peranan

karena orang tersebut mempunyai status dalam masyarakat.

Menurut Soerjano Soekanto, peran dapat dikatakan sebagai perilaku

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.2

Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat terhadap

pemegang peran dari pemegang peran.

Peran memiliki 4 bagian yang penting untuk di ketahui yaitu :

1. Peran Posisi/ Role Position adalah kedudukan sosial yang sekaligus

menjadikan status atau kedudukan dan berhubungan dengan tinggi atau

rendahnya posisi seorang tersebut dalam struktur sosial tertentu.

2. Peran Perilaku/ Role Behavior adalah cara seseorang memainkan

peranannya.

3. Peran Persepsi/ Role Perception adalah bagaimana seseorang harus

bertindak dan berbuat atas dasar pandangannya tersebut.

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka 1998), h. 667 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Balai Pustaka 1998), cet ke 1.

4. Peran Prediksi/ Role Expectation adalah berpernnya seseorang terhadap

peran yang dimainkannya bagi sebagian besar warga masyarakat.

Dalam penjelasan tersebut diatas terlihat suatu gambaran bahwa yang

dimaksud dengan peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-

keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status

tertentu pada suatu masyarakat atau lingkungan dimana ia berada. Demikian pula

halnya dengan koperasi sebagai tempat untuk membina dan mengembangkan ilmu

pengetahuan ekonomi dan sosial pada umumnya.

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance”

berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukkan,

membimbing, menuntun, ataupun membantu.” Sesuai dengan istilahnya, maka

secara umun bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.

Namun, meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atautuntunan

adalah bimbingan.

Kata “bimbingan” juga biasanya disertai dengan kata lain yaitu

“penyuluhan” sehingga orang mengucapkannya dengan bimbingandan

penyuluhan atau “guidance and counseling”. Yang membedakan keduanya hanya

terletak pada pendekatan face to face atau berhadap-hadapan antara pembimbing

dan yang di bimbing pada counseling. Bahkan couseling merupakan bagian atau

inti dari pelayanan bimbingan dalam usaha memecahkan masalah seseorang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembimbing adalah orang yang

membimbing, pemimpin, dan penuntun.3

Definisi bimbingan yang pertama di kemukakan dalam Year’s Book of

Education 1955, yang menyatakan:

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri

untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannnya agar memperoleh

kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.4

Stoops dan Walquist mendefinisikan:

Bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu

perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam

mengarahkanmanfaat yang sebesar-besarnyabaik bagi dirinya maupun bagi

masyarakat.5

Menurut Crow & Crow, bimbingan diartikan sebagai bantuan yang

diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang

baik dan berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia

dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan

arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya

sendiri.6

Menurut Arthur J . Jones , seperti yang dikutip oleh Dr. Tohari Musnamar.

Bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain

dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan problem-

3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka 1998), h. 152. 4 Hallen A., Bimbingan dan Konseling (Jakarta, Ciputat Press, 2002), cet I h. 3.

5 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung, CV.Pustaka Setia,2001),

hal. 9. 6 Djumhur dan Moh.Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Bandung: CV.Ilmu),

cet 24, h. 25.

problem. Tujuan bimbingan ia membantu orang tersebut untuk tumbuh dalam hal

kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.

Moh Surya mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut : Bimbingan

adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari

bimbingan kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman

diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat

perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.7

Dalam buku yang dikutip dari M.Lutfi, Rachman Natawidjaja menyatakan :

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada indiviidu yang

dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami

dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara

wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan

masyarakat, serta kehidupan umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai

perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Selanjutnya Prayitno yang mengemukakan bahwa bimbingan adalah bantuan

yang di berikan kepada orang lain, baik secara perorangan(individu) maupun

kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri

yaitu mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri dan

lingkungannya, secara positif dan dinamis, mengambil keputusan diri sendiri,

mengarahkan diri sendiri dan mewujudkan diri sendiri.8

Dari berbagai pengertian tentang bimbingan di atas maka dapat diketahui

beberapa komponen dalam bimbingan yang sangat mendukung dalam

7 Dewa Ketut Sukardi, Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta: PT. Bhineka

Cipta, 1995), cet I, h. 2. 8 Muhammad Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Jakarta : Lembaga

Peneliti UIN Syarif Hidayatullah), tahun 2009

pelaksanaan bimbingan yaitu : pembimbing, terbimbing, materi, media, dan

tujuan.

Dari beberapa definisi yang dikutip di atas kiranya dapat diambil

kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan

yang berbentuk pengarahan diberikan pada seseorang agar dapat memahami,

mengarahkan dan suatu usaha yang dilakukan oleh pembimbing pada

terbimbingnya secara terencana, terarah dan bertahap sesuai dengan kesulitan

yang dihadapi kliennya. Seorang Pembimbing diharapkan dapat membantu

terbimbing mengarahkan dan memberikan tuntunan pada masalah terbimbing.

2. Tujuan- tujuan Bimbingan

Bimbingan dan konseling menepati bidang pelayanan pribadi dalam

keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini pelayanan

bimbingan dan konseling diberikan pada siswa “dalam rangka upaya agar siswa

dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa

depan”.9

Adapun Tujuan daripada bimbingan menurut Ainur Rahim Faqih adalah :

Memberikan dorongan didalam pengarahan diri.

a. Membantu mengembangkan pemahaman tentang apa yang harus

dipahami.

b. Membantu proses sosialisasi.

c. Membantu memahami tingkah laku manusia

d. Membantu memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara

maksimal.

9 Prayitno dan Erman Amti., Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Rineke

Cipta, 2004), cet. 2 hal. 194

e. Membantu untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam

berbagai aspek fisik, mental dan sosial.10

Individu yang seperti itu akan terhindar dari keragu- raguan dan ketakutan

serta penuh dengan hal-hal yang positif dalam dirinya seperti kreatifitas,

sportifitas dan lain sebagainya serta mampu mengatasi masalah-masalah yang

terjadi pada dirinya sendiri.

Tujuan umum dari layanan bimbingan adalah sesuai dengan tujuan

pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam undang–undang sistem pendidikan

nasional tahun 2003 (UU No 20 / 2003) yaitu : berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan khusus layanan bimbingan adalah untuk membantu terbimbing

agar dapat mencapai tujuan–tujuan perkembangan pribadinya, karier dan belajar.

Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dengan tugas

perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri,

dan bertanggung jawab. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan

pribadi kerja yang produktif. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai

tujuan dan tugas dalam perkembangan pendidikan.11

3. Fungsi Bimbingan

Dalam pelayanan Bimbingan ada 5 Fungsi yang harus diterapkan, yaitu

adalah:

10

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,

2001), Cet II, h. 54. 11

Hallen A., Bimbingan dan Konseling (Jakarta : Ciputat Press, 2002), cet. Ke-1 h. 26.

a. Fungi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu

sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

b. Fungsi Pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari

berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat

mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan, kerugian-

kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

c. Fungsi Pengentasan yaitu pelayanan bimbingan dan konseling akan

menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai masalah yang

dialami oleh peserta didik.

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan yaitu fungsi yang akan

menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai potensi dan

kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya

secara terarah, mantap dan berkelanjutan.

e. Fungsi Advokasi yaitu fungsi yang akan menghasilkan teradvokasinya

atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya

pengembangan seluruh potensi secara optimal.12

Secara keseluruhan, jika semua fungsi-fungsi itu telah terlaksana dengan

baik, dapatlah bahwa peserta didik akan mampu berkembang secara wajar dan

mantap menuju aktualisasi diri secara optimal pula. Keterpasuan semua fungsi

tersebut akan sangat membantu perkembangan peserta didik secara terpadu pula.13

12

Dewa Ketut Sukardi., Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah (Jakarta:

Rineke Cipta, 2000), h. 26-27. 13

Hallen A., Bimbingan dan Konseling (Jakarta, Ciputat Press, 2002), cet I h. 58

4. Metode Bimbingan

Dalam pengertian harfiah “metode” adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Kata metode berasal dari “meta” yang berarti “melalui”

dan “hodos” berarti jalan, namun pengertian hakiki dari “metode” tersebut adalah

segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan baik

sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik.14

Dalam bimbingan banyak metode yang dapat digunakan, beberapa

metode bimbingan diantaranya

a. Metode Ceramah

Adalah suatu metode didalam bimbingan dengan cara penyajian atau

penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh

pembimbing terhadap anak bimbingnya. Dalam mempelajari aturan-aturannya

pembimbing dapat menggunakan alat bantu seperti: Gambar, sketsa, peta dan

alat lainnya. Metode ini banyak sekali digunakan, karena metode ini mudah

dilaksanakan.

b. Metode Tanya Jawab

Adalah suatu cara mengajar dimana seorang pembimbing mengajukan

beberapa pertanyaan kepada anak bimbingnya tentang bahan pelajaran yang

telah mereka baca sambil memperhatikan proses-proses berfikir diantara anak-

anak bimbing. Dengan metode tanya jawab diharapkan agar anak-anak

bimbing dapat menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat berdasarkan

fakta.15

14

M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta:

Bulan Bintang, 1979), Cet ke-4, hal. 43. 15

Ramayulis, Metode pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulis,2001) Cet. 3

hal. 108

c. Metode Pemberian tugas

Adalah suatu cara mengajar dimana seorang pembimbing memberikan

tugas-tugas tertentu kepada anak bimbing, sedangkan hasilnya tersebut

diperiksa oleh pembimbing dan anak bimbing mempertanggungjawabkannya.

Dalam pelaksanaan metode ini anak bimbing dapaat mengerjakannya di

kamar, perpustakaan, atau tempat lainnya untuk mempertangungjawabkan

pada pembimbing dalam pertemuan berikutnya.

d. Metode Sosiodrama

Adalah suatu cara penyajian bahan dengan cara memperlihatkan

peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Metode ini digunakan

dalam bimbingan terutama dalam penanaman norma dan akhlak. Dengan

metode ini lebih bisa menghayati tentang peljaran yang diberikan, misalnya

dalam menerangkan sikap seorang anak yang harus patuh pada orang tuanya

dan memberikan contoh baik pada anak bimbingnya.

e. Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal

dengan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan barang atau benda.

Didalam bimbingan metode ini banyak digunakan terutama dalam

menanamkan norma-norma kehidupan, misalnya beribadah, patuh pada orang

tua, saling tolong menolang dan sebagainya.

Pemakaian metode-metode diatas, seorang pembimbing dapat

memilih metode yang sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan.

C. Norma-norma Kehidupan

1. Definisi Norma

Berikut adalah definisi norma yang di kemukakan oleh para ahli yang telah

dikutip melalui internet pada situs google

Menurut John J Malionis, norma adalah aturan-aturan dan harapan

masyarakat yang memandu perilaku anggota-anggotanya.

Menurut Richard T Schaefer & Robert P Lamm, norma adalah standar

perilaku yang mapan yang di pelihara oleh masyarakat.

Menurut Craig Calhor, norma adalah aturan atau pedoman yang

menyatakan tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi

tertentu.

Menurut Broom & Selznic, norma adalah rancangan ideal perilaku

manusia yang memberikan batas-batas bagi anggota masyarakat dalam mencapai

tujuan hidupnya.

Dan Menurut Giddens, norma adalah prinsip atau aturan yang konkret,

yang seharusnya di perhatikan oleh warga masyarakat. 16

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian norma

secara etimologi adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan

bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Pada dasarnya, norma

disusun agar hubungan manusia dalam masyarakat tersebut dapat berlangsung

tertib, teratur dan damai.

2. Fungsi Norma

Norma memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan bersama warga

masyarakat. Beberapa fungsi tersebut antara lain meliputi:

16

Artikel diakses pada 23 juni 2010 dari http://www.google.co.id/#hl=id&sou rcehp&bi

w=1366 &bih=550&q=pengertian+norma+menurut+para+ahli.htm

a. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang

berlaku. Sehingga dapat menuntun masyarakat itu sendiri untuk tetap

pada posisi normatif.

b. Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Sehingga

terciptanya masyarakat yang tentram.

c. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat, menjadi masyarakat

yang patuh pada norma yang telah di tetapkan serta menjalaninya, dan

d. Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat

yang melanggar norma. Agar tidak ada lagi pelanggaran dalam

menjalankan norma-norma tersebut.

e. Norma juga berfungsi sebagai petunjuk kehidupan sehari-hari sehingga

kita dapat menjalani kehidupan yang sesungguhnya.

Terkait dengan fungsi norma, menurut Emile Durkheim norma akan

kehilangan fungsinya manakala terjadi perubahan sosial secara mendadak.

Perubahan tersebutnya umumnya akan mengakibatkan kekacauan sosial, sebab

masyarakat kehilangan arah dan panduan. Hal ini ditandai oleh runtuhnya norma.

Durkheim menyebut situasi semacam ini sebagai anomi, yaitu hilangnya

arah yang dirasakan dalam masyarakat ketika kontrol sosial terhadap perilaku

individu tidak efektif atau dengan kata lain tanpa norma.

3. Macam-macam Norma

Setiap masyarakat atau Negara diikat oleh norma-norma yang menjamin

keamanan dan keberadaannya demi kelangsungan hidupnya. Norma-norma yang

ada merupakan pedoman hidup anggota masyarakat yang memberikan

keleluasaan sekaligus batasan dalam bertindak dan menentukan sesuatu itu baik

atau buruk. Norma-norma itu antara lain adalah :

a. Norma Agama

Norma agama adalah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang

disampaikan melalui utusan-Nya (Rasul/Nabi) yang berisi perintah, larangan dan

anjuran-anjuran.

Pelanggar norma agama mendapatkan sanksi secara tidak langsung,

artinya pelanggarnya baru akan menerima sanksinya nanti diakhirat berupa

siksaan di neraka.

Beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan, beramal saleh dan berbuat

kebaikan menjadi contoh dalam norma agama.17

b. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah aturan yang bersumber dari hati nurani manusia

tentang baik buruknya suatu perbuatan. Berperilaku jujur, bertindak adil dan

menghargai orang lain menjadi contoh norma kesusilaan.18

c. Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalan peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan

sekelompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntunan

pergaulan shari-hari masyarakat itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa

yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat,

lingkungan atau waktu.

Menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata kotor, kasar dan

sombong merupakan contoh dari norma kesopanan.19

17

Saronji Dahlan & Asy’ari, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta,Penerbit Erlangga:

tahun 2006) hal. 4 18

Ibid

d. Norma Hukum

Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga

tertentu, misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta

memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat

peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai

hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).

Proses terbentuknya norma hukum. Dalam bermasyarakat, walaupun telah

ada norma untuk menjaga keseimbangan, namun norma sebagai pedoman perilaku

kerap dilanggar atau tidak diikuti. Karena itu dibuatlah norma hukum sebagai

peraturan/ kesepakatan tertulis yang memiliki sangsi dan alat penegaknya.

Norma hukum adalah norma yang aturannya pasti (tertulis), mengikat

semua orang, memiliki alat penegak aturan, dibuat oleh penguasa, dan sangsinya

berat. Negara ini adalah negara hukum sehingga hukum itu harus benar-benar

diterapkan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

19

Ibid hal. 8

BAB III

GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

PUTRA UTAMA 6 CENGKARENG

A. Sejarah Berdirinya

Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, memerlukan bimbingan

dan pembinaan yang berkelanujutan agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan

berprestasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat manusia; sehingga

menjadi sumber daya insani yang berdaya guna dan berhasil guna.

Namun ternyata masih banyak terdapat sebagian anak yang hidup dijalan

dan tempat umum serta tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dikenal

dengan anak jalanan. Mereka memerlukan pelayanan dan bantuan sosial agar

dapat hidup layak dan normatif. Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng merupakan salah satu Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Bina Mental

Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta, bertugas

menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar, khususnya

anak jalanan di DKI Jakarta.

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng yang beralamat di

Jalan Kamal Raya No.6 Cengkareng Jakarta Barat ini berdiri pada tahun 2005

dan diresmikan pada tahun 2006. Pendiri dari panti ini adalah dari pihak Pemda

Dinas Sosial. Dari tahun 2006 sampai sekarang panti telah melakukan 2 kali

perubahan pimpinan.

Alasan yang melatar belakangi berdirinya panti ini adalah karena banyaknya

pengemis dan pengamen yang biasa disebut penyandang kesejahteraan sosial

(PMKS). Jadi, harus ditata atau bagi mereka yang tidak mampu, dari pada mereka

di jalan, lebih baik mereka di taruh di panti untik di bina dan di sekolahkan.

Jumlah pendidik/pembimbing/pengajar di panti ini kurang lebih sebanyak 30

orang, sedangkan jumlah siswa atau warga binaan di panti ini sebanyak 102 anak.

Panti sosial ini memiliki daya tampung 200 orang. Luas lahan Panti ini ada

13.000(m2) yang menyatu dengan PSBI.1

Dasar Hukum dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini

adalah:

1. Keputusan Gubernur Nomor 41 Tahun 2002 tentang pembentukan

organisasi dan tata kerja dinas bina mental dan kesejahteraan sosial

Provinsi DKI Jakarta.

2. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 tahun 2007 tentang

perubahan atas keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 163

tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit

pelaksanaan teknis di lingkungan dinas bina mental dan kesejahteraan

sosial Provinsi DKI Jakarta.2

Tujuan dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini

adalah “Meningkatnya taraf kesejahteraan sosial anak”.

B. Visi dan Misi

Visi dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng adalah “Anak

jalanan terentas dalam kehiduupan yang layak dan normatif”

1 Hasil Wawancara pribadi dengan Rudi Cahyadi, di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010 2 Ibid

Misi dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng adalah

“Menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak jalanan dalam panti

dan Melaksanakan penyaluran anak jalanan setelah selesai masa pemantian”.3

C. Program-program

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial anak yang

meliputi identifikasi dan assesmen serta bimbingan dan penyaluran. Membina

anak-anak yang tadinya tidak normatif menjadi normatif. Dan memberikan

materi-materi seperti tentang Agama, kedisiplinan, mental & fisik, senam,

sedangkan untuk pembekalan keterampilan ada komputer dan sablon.4

1. Pembinaan fisik, mental, sosial, pendidikan dan pelatihan keterampilan

usaha kemandirian.

2. Sosialisasi meliputi kehidupan dalam keluarga, masyarakat dan

lingkungan, persiapan pendidikan serta pelaksanaan penyaluran dan

bantuan kemandirian.

3. Pembinaan lanjut meliputi mentoring, konsultasi, asistensi, pemantapan

dan terminasi.

Warga binaan sosial yang merupakan sasaran garapan di Panti Sosial

Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng ini adalah penyamdang masalah

kesejahteraan ssosial anak terlantar, khususnya anak jalanan.

Bentuk pelayanan diantaranya adalah Pendekatan awal, Bimbingan sosial,

Bimbingan fisik dan menta, Pendidikan formal, Bimbingan Resosialisasi,

Penyaluran5

3 Wawancara Pribadi dengan Rudi Cahyadi, di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010 4 Ibid

5 Ibid

D. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng ini adalah sebagai berikut :

1. Kantor

2. Asrama yang terdiri dari 9 Kamar Tidur dan 9 Kamar Mandi

3. Musholla

4. Ruang Keterampilan yang terdiri dari 1 Ruang Angklung, 1 Ruang

Komputer, 1 Ruang Sablon dan 1 Ruang Band.

5. Dapur dan Ruang Makan

6. Lapangan Olah raga

E. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

PANTI ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 6 CENGKARENG

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng dipimpin oleh

Drs.Jadium Sebayang sebagai Kepala Panti, Hj.Nasriwati SH sebagai Kepala

Bagian Tata Usaha, Siti Nurhayati S.St, Jaka Triatna, Agus Handaka, Ari Harsono

K dan Bambang Wijono sebagai Staffnya, Dra. Erna Sarda sebagai Kepala Seksi

Asuhan dan Perawatan, Yusnani, Nurlena, Saeful Bahri dan Wahyuni sebagai

Staffnya, Drs.Iman Jaya sebagai Kepala Seksi Bimbingan dan Penyaluran, Saur

Evi JN, Rudi Cahyadi, Haryanto sebagai Staffnya, dan jabatan fungsional lainnya.

Kepala Panti

Drs. Jadium Sebayang

Ka.Sub. Bagian Tata Usaha

Hj. Nasriwati. SH

Ka.Sie Bimb & Penyaluran

Drs. Iman Jaya

Ka.Sie Asuhan & Perawatan

Dra. Erna Sarda

Sub Kelompok

Jabatan Fungsional

Staff Sub.Bag Tata Usaha

1. Siti Nurhayati S.St

2. Jaka Triatna

3. Agus Handaka

4. Ari Harsono K

5. Bambang Wijono

Staff Sie. Asuhan&Perawatan

1. Yusnani

2. Nurlena

3. Saeful Bahri

4. Wahyuni

Staff Sie.Bimb& Penyaluran

1. Saur Evi J N

2. Rudi Cahyadi

3. Haryanto

K. Data Pegawai

DATA TENAGA SUKARELA DAN PELAYANAN SOSIAL

No Nama ID Jabatan

1 Aries Gunawan 10053 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

2 Nyimas Apriliani 10054 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

3 Siti Ubaidah 10055 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

4 Sulaiman 10056 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

5 Iwan Julpikar 10057 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

6 M.Ibnu Ramdani 10058 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

7 Nofel Tantular 10059 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

8 Ali Sa’ban 10060 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

9 Pendi 10061 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

10 Saipul Bahri 10062 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

11 Lukmana 10063 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

12 Dien Irma Novita 10064 Tenaga Advokasi

13 Nucke Nelisia S.Pi 10065 Tenaga Advokasi

14 Diah Sulastri Ningrum 10066 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

15 Partini 10067 Tenaga Perawat Kebersihan PMKS

16 Rodiah 10068 Tenaga Advokasi

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

A. Identitas Informan

1. Pembimbing

Dari hasil penelitian diketahui identitas pembimbing yang ada di Panti

Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng. Pembimbing yang menjadi

subjek penelitian ini adalah 1 Orang pembimbing Agama atau biasa disebut

Ustadz dan 2 orang pembimbing yang ahli dalam membimbing warga binaan

yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.

Adapun pembimbing Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng tersebut adalah

a. Saur Evi Juniar Nababan

Ibu Saur Evi Juniar Nababan adalah salah satu pembimbing di Panti Sosial

Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng. Ibu Saur kelahiran Medan pada tahun

1963 dan saat ini bertempat tinggal di komplek Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng Jakarta Barat. Ibu Saur mulai menjadi pembimbing di Panti

Sosial pada tahun 2006 tepatnya pada bulan April. Pendidikan terakhir Ibu Saur

adalah SMA.

Sebelum Ibu Saur menjadi pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng Ibu Saur pernah menjadi pembimbing di Panti Sosial

Cahaya Batin Tuna Netra selama 7 tahun dan di Panti Sosial Bina Insan Cacat

tubuh selama 10 tahun. Dengan pengalaman Ibu Saur yang cukup lama

berkecimpung di dunia bimbingan maka sudah tidak diragukan lagi

kemampuannya dalam membimbing dan memberi bimbingan.1

b. Rudi Cahyadi

Bapak Rudi Cahyadi adalah salah satu pembimbing di Panti Sosial Asuhan

Anak Putra Utama 6 Cengkareng. Bapak Rudi tinggal di komplek Panti Sosial

Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng tepatnya di Jalan Kamal Raya Rt 02 Rw

07 No.6 Cengkareng Jakarta Barat. Bapak Rudi kelahiran Jakarta tahun 1976 dan

sudah menjadi pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng selama kurang lebih 1 tahun. Pendidikan terakhir Bapak Rudi adalah

SMA.2

c. Ustadz. Pendi

Ust Pendi adalah salah satu pembimbing rohani di Panti Sosial Asuhan

Anak Putra Utama 6 Cengkareng yang bertempat tinggal di Jalan Nusa Indah

2/7/2 No 66 Rt 03 Rw 05. Ustadz Pendi kelahiran Jakarta 1981 Sebagai

pembimbing rohani di Panti Sosial Ustadz Pendi sangat menjunjung tinggi nilai

moral. Ustadz Pendi sudah menjadi pembimbing di panti selama 4 tahun. Sebelum

menjadi pembimbing di Panti Sosial ini Ustadz Pendi pernah menjadi

pembimbing juga di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 5 Duren Sawit

selama 3 tahun. Pendidikan terakhir Ustadz Pendi adalah SMA.3

2. Terbimbing

1 Hasil wawancra pribadi dengan Ibu Saur Evi Juniar Nababan, Staff bimbingan dan

penyaluran Jakarta 12 Agustus 2010. 2 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Rudi Cahyadi, Staff bimbingan dan penyuluhan

Jakarta 12 Agustus 2010 3 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Ust.Pendi, Pembimbing Agama Jakarta 12

Agustus 2010

Dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba memaparkan identitas

terbimbing yang berjumlah 10 anak bimbing yang berada di Panti Sosial Asuhan

Anak Putra Utama 6 Cengkareng, yang merupakan para siswa yang berada di

panti.

Adapun terbimbing yang ada di panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng yang telah penulis wawancarai di antaranya :

a. Arif Wijayanto

Ia merupakan siswa yang telah berada di panti selama kurang lebih 2

tahun. Ia lahir pada tanggal 28 Desember 1994. Arif adalah anak dari orang tua

yang bekerja sebagai supir dan ibu rumah tangga. Arif berada di panti karena

terjaring pada saat diadakannya rajia. Saat ini arif disekolahkan oleh pihak panti

di sekolah SMK PGRI 5.4

b. Lalu Samsuri

Ia merupakan siswa yang telah berada di panti selama kurang lebih 6

bulan, Ia lahir pada tanggal 15 Oktober 1995. Lalu adalah seorang anak yatim

yang selama ini menjadi anak jalanan yang hidup dalam kebebasan sebab ibunya

hanya bekerja sebagai pedagang. Lalu terjaring dalam suatu rajia sehingga ia

harus tinggal di panti. Saat ini lalu sedang bersekolah di SMK Al-Huda.5

c. Heri Kusniadi

Heri adalah siswa yang sudah berada di panti ini selama lebih dari 2 tahun.

Ia lahir pada tanggal 6 Oktober 1994. Ayah dari heri bekerja sebagai buruh

sedangkan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Heri terjaring dalam rajia

4 Hasil wawancara pribadi dengan Arif Wijayanto di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010 5 Hasil wawancara pribadi dengan Lalu samsuri di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010

sehingga saat ini ia harus berada di panti. Saat ini ia di sekolahkan di SMK Al-

huda.6

d. Widi Arif Saputra

Widi adalah siswa yang telah berada di panti selama kurang lebih 3 tahun.

Ia lahir di ngawi pada tanggal 20 Mei 1995. Widi tidak pernah mengetahui

dimana ayahnya berada. Selama ini widi hidup bersama ibunya yang bekerja di

sebuah apotik. Widi berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia, dan saat ini

ia disekolahkan di SMP Uswatun Hasanah.7

e. Rian Imam Firmansyah

Rian adalah siswa panti yang lahir pada tanggal 26 oktober 1998. Rian

adalah anak dari seorang pedagang dan pemulung. Rian adalah siswa yang berasal

dari Cirebon. Orang tua rian bekerja sebagai buruh. Ia berada di panti karena

terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia disekolahkan di SMP Al-Huda.8

f. Riski Dilansyah

Riski adalah siswa yang berada dipanti selama kurang lebih 3 bulan. Riski

lahir pada tanggal 1 Juli 1997. Ia memiliki orang tua yang bekerja sebagai buruh

pabrik dan TKW. Riski berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat

ini ia di sekolahkan di SMP Uswatun hasanah.9

6 Hasil wawancara pribadi dengan Heri Kusniadi di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010 7 Hasil wawancara pribadi dengan Widy Arif Saputra di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010 8 Hasil wawancara pribadi dengan Rian Imam Firansyah di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010 9 Hasil wawancara pribadi dengan Riski Dilansyah di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010

g. Ahmad Badri

Ahmad adalah siswa yang berada dipanti selama kurang lebih 3 bulan. Ia

kelahiran Jakarta 5 Oktober 1998. Ia memiliki orang tua yang bekerja sebagai

Tukang cuci dan bertempat tinggal di Angke 1 jakarta barat. Ahmad berada di

panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia di sekolahkan di SD

Uswatun hasanah.10

h. Anto

Adalah salah satu siswa dipanti yang sudah berada kurang lebih 2 bulan.

Anto dilhirkan di Jakarta. 1 Juli 1992, Ia memiliki orang tua yang bekerja sebagai

Pemulung dan pengamen. Selama ini ia tinggal dikawasan kumuh daerah pasar

rebo. Anto berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia di

sekolahkan di SMP Uswatun hasanah.11

i. Indra Agus Bekti

Adalah salah satu siswa panti sosial yang lahir di kuningan 18 januari

1998. Iya memiliki orang tua yang bekerja sebagai kuli bangunan dan pedagang.

Sebelum berada dipanti ia tinggal bersama keluarganya di daerah rawa selatan

Jakarta. Indra berada di panti karena terjaring dalam suatu rajia dan saat ini ia di

sekolahkan di SD Uswatun hasanah.12

j. Wanto

Adalah salah satu siswa panti sosial yang lahir di Jakarta, 29 Januari 1999.

Wanto telah berada dipanti sosial kurang lebih selama 3 bulan. Ia memiliki orang

10

Hasil wawancara pribadi dengan Ahmad Badri di Panti sosial asuhan anak putra utama 6

cengkareng Jakarta, 12 Agustus 2010 11

Hasil wawancara pribadi dengan Anto di Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng

Jakarta, 12 Agustus 2010 12

Hasil wawancara pribadi dengan Anto di Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng

Jakarta, 12 Agustus 2010

tua yang bekerja sebagai pedangang. Wanto berada di panti karena terjaring dalam

suatu rajia dan saat ini ia di sekolahkan di SD Uswatun hasanah.13

B. Analisis Peran Pembimbing Dalam Menanamkan Norma-Norma

Kehidupan

Manusia terlahir dalam keadaan bersih sehingga masih banyak yang harus

diisi untuk memberikan pemahaman pada arti kehidupan yang sesungguhnya.

Norma yang telah ditetapkan menjadi bagian dari kehidupan kita karena dengan

norma itulah hidup kita merasa terarah. Begitu pula dengan pembimbing.

Pembimbing bertugas untuk mengarahkan, membantu, dan memberikan pilihan

solusi dalam setiap masalah yang sedang di hadapi.

Pendidikan yang kurang serta pergaulan yang bebas membuat seseorang

dapat melakukan hal-hal yang diluar batas. Anak jalanan yang hidup tanpa arahan

serta bimbingan kadang kala dapat menimbulkan keresahan masyarakat, apalagi

jika anak jalanan itu sudah dikenal liar. Dengan itu disini haruslah ada

pembimbing yang berguna untuk membantu mengarahkan mereka agar kembali

pada kehidupan yang layak dan normatif. Dari hasil penelitian yang telah penulis

lakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng, penulis

menemukan bahwa, peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma

kehidupan bagi warga binaan di panti sosial asuhana anak putra utama 6

cengkareng adalah dengan cara menyekolahkan, mendidik siswa-siswa menjadi

anak yang mandiri dan mempunyai bakat sehingga pada saat keluar dari panti

suatu saat nanti siswa memiliki keterampilan yang cukup membanggakan yang

13

Hasil wawancara pribadi dengan Wanto di Panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng

Jakarta, 12 Agustus 2010

membuat mereka tidak merasa di kucilkan lagi dan siswa kembali ke kehidupan

yang layak dan normatif.

Anak-anak hingga remaja tersebut dibina secara mental dan fisik. Mereka

disekolahkan agar benar-benar bisa hidup mandiri tanpa kembali ke jalan.

Menurut Kepala Panti PSAA Putra Utama 6 Cengkareng, Bapak Drs Jadium

Sebayang MM, para warga binaan sosial (WBS) atau siswa-siswa di tempatnya

berusia antara 6-18 tahun. Menurut Bapak Jadium, setiap panti memiliki inovasi

masing-masing untuk membina WBS atau siswa-siswanya. Semisal untuk

sekolah, anak jalanan yang baru masuk diisolasi. Tujuannya untuk membinanya

agar berperilaku baik dan patuh. Setelah itu diikutkan program pendidikan non

regular, yaitu paket A, B, atau C, disesuaikan dengan umur.

Tenaga pengajarnya sebagian saya datangkan dari sekolah regular.

Sebagian kita sendiri (petugas panti) termasuk saya juga mengajar IPS (ilmu

pengetahuan sosial “Ujar Bapak Jadium

Pendidikan kejar paket diikuti sampai akhir hingga mendapatkan ijazah.

Baru setelah itu WBS atau siswa-siswa bisa melanjutkan ke sekolah regular. Atau

jika anak tersebut memang diketahui benar-benar patuh maka bisa bersekolah ke

sekolah reguler. Untuk sekolah regular WBS atau sisw-siswa diberi pilihan ke

beberapa sekolah di sekiter panti. Antara lain, SD-SMP Uswatun Hasannah, SMP-

SMK Alhuda, SMK PGRI 5, atau SMK Bangun Nusa yang tempatnya tidak jauh

dari lingkungan panti. "Anak-anak yang lulus SMK biasanya langsung diterima

kerja. Mereka cari kerja sendiri, soalnya sebelumnya PKL jadi ada pandangan

dunia kerja." ungkap Bapak Jadium

Jika belum diterima kerja. Bapak Jasium biasanya akan merujuk ke Loka

Bina Karya untuk memperdalam ketrampilan. Tetapi selama tinggal di PSAA.

WBS sudah dibekali dengan berbagai ketrampilan. "Kalau di kita ada pelatihan

komputer desain grafis, satu paket dengan sablon, terus ada band, angklung, serta

marawis," tutur Bapak Jadium. Bahkan hasil latihan musik itu, para WBS atau

anak-anak itu pernah unjuk kebolehan bermain angklung di acara Dahsyat RCTI.

Menurut Bapak Jadium, anak-anaknya itu juga pernah tampil di TV One sebagai

audience salah satu acara religius pada bulan Ramadan. Itu merupakan salah bukti

peningkatan kreatifitas para WBS atau anak-anak selama di bina di PSAA. Itu

juga berguna untuk bekal menyongsong masa depan yang lebih baik. Menariknya,

para anak jalanan itu juga dibekali dengan kelengkapan administrasi seperti, akte

kelahiran serta KTP jika usianya mencukupi. Jika mereka masih berada di luar,

mustahil mereka memiliki tanda tertib administasi kependudukan itu.

Semisal untuk mengurus akta kelahiran bagi yang berusia lebih dari satu

tahun prosedurnya rumit. Antaralain harus mengikuti siding di pengadilan. "Kalau

kami yang mengajukan langsung dilayani," paparnya. Dikatakan Bapak Jadium,

kelengkapan administasi itu tentu sangat diperlukan bagi masa depan anak-

anaknya. Bapak Jadium kini sedang membangunkan lapangan olahraga sebaguna.

Yaitu bisa untuk bulutangkis, tennis, basket, volley dan futsal. Nampak saat

proses pengecoran lapangan tersebut, para anak-anak tersebut bersemangat

membantu.

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan norma

yang sering diterapkan dalam panti sosial ini adalah norma agama. Penanaman

norma dalam kehidupan siswa akan memberikan pengaruh yang baik saat mereka

berada di luar panti atau saat siswa telah dikembalikan kepada keluarganya.

Pembimbing yang selalu menerapkan norma-norma kehidupan dalam

panti akan senantiasa membawa efek baik untuk siswa-siswa yang melihatnya.

Dalam proses penanaman norma-norma kehidupan, di panti sosial ini sangat

menerapkan norma-norma tersebut, selama penulis mengadakan penelitian di

panti sosial tersebut, norma yang sering terliat realitanya adalah norma agama.

Penanaman norma agama dilakukan setiap hari kamis jam 9 pagi. Kegiatan ini

dinamakan bimbingan rohani, pada kegiatan ini tidak semua siswa-siswa

mengikutinya, karena ada siswa-siswa yang masuk sekolah pada jam tersebut.

Kegiatan ini dilakukan guna menambah pengetahuan siswa tentang agama

sehingga nantinya siswa-siswa akan menjadikan agama itu sebagai pedoman

hidup dan hidup mereka menjadi lebih terarah.14

Bimbingan keterampilan yang dilakukan di panti ini dilaksanakan setiap

hari selasa (Angklung) dan hari rabu (Band). Dalam kegiatan bimbingan

keterampilan ini memang tidak semua siswa mengikutinya karena sebagian dari

mereka ada yang masuk sekolah siang atau pagi. Bimbingan keterampilan ini

dilakukan guna membuat siswa-siswa memiliki bakat sehingga jika mereka keluar

atau dikembalikan kepada keluarga mereka memiliki suatu kemampuan khusus.15

Siswa yang sudah lulus atau selesai di sekolahkan oleh pihak panti

diberikan keleluasaan untuk memilih kemana siswa ingin meneruskannya.

Kadang ada siswa yang ingin kembali pada keluarganya dan kadang ada pula

14

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Rudi Cahyadi, Staff bimbingan dan

penyuluhan Jakarta 12 Agustus 2010 15

Ibid

siswa yang ingin lebih mengasah ilmu keterampilannya di panti sosial bina

remaja.

Dari hasil penelitian selama berada di dalam panti sosial asuhan anak putra

utama 6 cengkareng tersebut, maka hasil analisanya adalah Pembimbing sangat

berperan penting dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan

panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng. Pembimbing menjadi orang

tua siswa selama mereka berada di dalam panti sosial tersebut, jadi seua gerak-

gerik dan tingkah lakunya pun menjadi contoh bagi anak-anak.

Pembimbing yang berada di panti sosial tersebut memiliki nilai tingkatan

sosial masing-masing. Siswa berpendapat bahwa pembimbing di panti tersebut

tidak ada yang galak hanya saja mereka bertindak tegas sebagai pembimbing.

Sikap tegas tersebutlah yang akan membawa siswa-siswa tersebut menjadi anak

yang berperilaku dan bersikap baik dimanapun mereka berada. Pembimbing

mengharapkan siswa-siswa dapat merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik

sehingga mereka dapat kembali dalam kehidupan yang layak dan normatif.16

Penanaman norma agama selama bulan ramadhan di laksanakan setelah

selesai sholat tarawih berjamaah di mushollah Panti sosial asuhan anak putra

utama 6 cengkareng. Penanaman norma tersebut dilaksanakan untuk lebih

meningkatkan kualitas keagaaman siswa-siswa di panti. Siswa-siswa yang berada

di panti sosial ini mayoritas menganut agama islam.

Peran pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi

warga binaan member tujuan penting yang diantaranya adalah siswa dapat lebih

memaknai kehidupan, menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan yang

16

Hasil wawancara pribadi dengan Warga Binaan Sosial , Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama

6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 2010

ada baik dari segi agama, masyarakat maupun Negara. Menjadikan siswa anak-

anak yang dapat kembali ke dalam kehidupannya yang normatif memberikan nilai

tambah tersendiri bagi para pembimbing.

Dalam penelitian yang telah dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan.

Dapat diambil kesimpulan bahwa pembimbing itu sangat berperan penting bagi

warga binaan atau siswa yang sedang mendapatkan bimbingan di Panti Sosial

tersebut.

Dalam proses penanaman norma kehidupan bagi warga binaan, banyak

kendala yang dihadapi oleh para pembimbing di Panti sosial tersebut. Kendala

yang dihadapa adalah pada siswa-siswa yang sering membuat onar seperti

berantem, itu yang membuat kadang pembimbing harus lebih bersikap tegas

kepada siswa-siswa. Arti tegas disini tidak berarti pembimbing bersikap kasar

terhadap anak didiknya. Nasehat yang baik dan teguran yang tegas kadang

menjadi senjata bagi pembimbing bagi anak-anak. Kendala terhadap siswa-siswa

juga dipaparkan oleh Bapak Rudi sebagai pembimbing. Menurut bapak rudi

sisiwa-siswa memiliki berbagai macam criteria. Ada anak yang menurut Bapak

rudi patuh atau penurut ada pula yang tidak. Namun dengan keadaan siswa-siswa

yang seperti itu tidak menyurutkan niat baik bapak rudi untuk membimbing

mereka dalam menanamkan norma-norma kehidupan. Begitu besar harapan Bapak

rudi menjadikan siswa-siswa di Panti tersebut menjadi anak yang baik dan dapat

kembali dalam kehidupan yang normatif.17

Berbeda dengan kendala yang dihadapi oleh Ustadz Pendi sebagai

pembimbing agama di Panti tersebut, Kendala yang sering muncul dalam proses

17

Hasil wawancara pribadi dengan Staff Pembimbing dan penyuluhan Panti Sosial Asuhan Anak

Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 2010

bimbingan penanaman norma kehidupan bagi warga binaan adalah sulitnya

menangani siswa-siswa yang berasal dari kehidupan jalanan atau biasa disebut

anak tidak normatif, berbeda dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang

memiliki didikan sejak dari lahir atau biasa disebut anak rumahan. Perbedaan

mereka yang membuat Ustadz pendi kesulitan dalam memberikan bimbingannya

terutama dari segi akhlaknya yang berbeda antara anak rumah dan anak jalanan.18

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai

berikut :

Arif mengakui bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma selama ia

berada di panti dan alhamdulillah selama ini menjalankan norma-norma tersebut.

Bimbingan rohani, Sholat, dan Ngaji adalah beberapa contoh norma agama yang

sering diterapkan selama ia berada di panti. Arif mengetahui bahwa norma itu ada

3 macam tapi ia lupa apa saja norma-norma tersebut.

Dalam pengetahuannya selama ia berada di panti ini ada hukuman bagi

siswa-siswa yang melanggar peraturan panti dan salah satu hukumannya adalah di

keluarkan dari pantu atau dimasukkan ke ruang isolasi. Hukuman itu diberikan

pada siswa yang mencoba keluar atau kabur dari Panti Asuhan Anak Putra Utama

6 Cengkareng ini. Menurut dirinya pembimbing tidak pernah membantunya dalam

menerapkan norma-norma tersebut. Arif pun menyatakan bahwa Menurut arif

tidak ada pembimbing di panti yang galak akan tetapi tegas dalam menghadapi

siswa-siswa di panti ini.19

18

Hasil wawancara pribadi dengan Staff Pembimbing dan penyuluhan Panti Sosial

Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng Jakarta 12 Agustus 201 19

Hasil wawancara pribadi dengan Arif Wijayanto ( WBS panti sosial asuhan anak putra

utama 6 cengkareng) Jakarta 2 Agustus 2010

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai

berikut :

Lalu pun manyatakan bahwa ia pernah di ajarkan tentang norma-norma

kehidupan. Dan salah satunya adalah norma agama yang membantu ia memiliki

kebiasaan sholat, ngaji dan puasa senin kamis. Meskipun ia tidak mengetahui

berapa jumlah norma tapi ia dapat menyebutkan bahwa di negara ini ada norma

hukum, norma agama dan norma sosial.

Pernyataan yang sama dengan Arif jug diungkapkan dengannya bahwa ia

tau di panti itu ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama

berada di panti. Pembimbing yang membantu ia dalam menerapkan norma

tersebut hanya ia rasakan dulu saja dan sekarang sudah tidak lagi. Menurutnya di

panti ini ada 1 pembimbing yang galak dan suka melakukan tindak kekerasan

pada teman-temannya yang tidak menuruti perintah pembimbing tersebut. Lalu

sudah kurang lebih setengah tahun berada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng ini.20

Heri pun menyatakan bahwa ia pernah diajarkan tentang norma-norma dan

ia pun melaksanakan norma yang berlaku tersebut dan salah satunya adalah

Kedisiplinan dan patuh kepada orang tua. Heri mengetahui bahwa norma yang ada

di negara ini ada 5 akan tetapi yang ia ingat hanya norma agama.

Heri pun mengetahui bahwa ada hukuman di panti untuk siswa-siswa yang

melanggar peraturan panti.salah satunya adalah jika merokok di asrama hukuman

yang diberikan adalah di suruh merokok tiga batang sekaligus. Heri menyatakan

bahwa pembibing di panti selalu membantu ia dalam merapkan norma-norma

20

Hasil wawancara dengan Lalu Samsuri ( WBS Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama

6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

tersebut. Heri merasa bahwa di panti tidak ada pembimbing yang galak tapi ia

menyadari bahwa itu adalah sikap tegas. Heri telah berada di panti selama 2 tahun

lebih.21

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai

berikut :

Widi selaku siswa yang selama 3 tahun berada di panti menyatakan bahwa

ia mendapatkan pengajaran atau penanaman tentang norma kehidupan dan insya

allah ia melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan kepadanya. Norma yang

diterapkan oleh pembimbing di panti menurut widi adalah norma sosial, susila dan

agama karena selama di panti widi harus memiliki sikap tenggang rasa, hormat,

sopan santun dan menjalankan sholat 5 waktu.

Meskipun widi tidak tahu ada berapa norma yang ada di negara kita tapi ia

selalu berusaha untuk menjalaninya. Menurut widi pembimbing di panti pernah

menerapkan norma kehidupan itu. Widi berpendapat bahwa di panti sosial ini

tidak ada pembimbing yang galak, hanya saja bersikap tegas pada siswa-siswa.22

Menurut pendapat rian ia pernah diajarkaan tentang norma-norma dalam

kehidupan selama berada di lingkungan panti dan selama berada dipanti ia pun

melaksanakan norma-norma yang telah diajarkan tersebut. Rian mengetahui

bahwa norma yang diterapkan oleh pembimbing adalah norma sholat, ngaji, dan

membersihkan panti. Rian tidak mengetahui berapa jumlah norma yang ada dalam

kehidupan kita sehari-hari.

21

Hasil wawancara dengan Heri Kusniadi (WBS Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama

6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010 22

Hasil wawancara dengan Widi Arif Saputra (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

Rian mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang

melanggar peraturan selam mereka berada di lingkungan panti, salah satu

hukuman yang ia ketahui adalah di masukkan keruangan isolasi. Jiban pun

mengakui bahwa pembimbing tidak pernah membantu dirinya dalam menerapkan

norma-norma tersebut. Menurut jiban ada beberapa pembimbing yang di nilai

galak selama ia berada di lingkungan panti. Ia juga berpendapat bahwa

pembimbing dipanti sangat berperan dalam menanamkan norma-norma

kehidupan. Dan ia pun berpendapat bahwa pengertian norma adalah peraturan

didalam panti.23

Dari hasil wawancara yang dilakukan ia member beberapan pernyataan-

pernyataan yaitu sebagai berikut.

Ahmad mengakui bahwa ia pernah diajarka tentang norma-norma kehidupan

selama ia berada dipanti dan ia pun menjalani norma-norma tersebut. Norma yang

pernah diajarkan oleh pembimbing menurut ahmad adalah norma agama. Ahmad

mengetahui bahwa norma itu ada 4 macam namun ia tidak dapat menyebutkan apa

saja macam-macam norna tersebut.

Ahmad mengetahui bahwa adanya hukuman bagi siswa-siswa yang

melanggar setiap norma yang ada dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan

dari panti. Ahmad juga menjelaskan bahwa ia dibantu oleh pembimbing dalam

menerapkan norma-norma tersebut. Menurut ahmad selama ia berada dipanti tidak

ada pembimbing yang galak hanya saja cerewet dan ia juga mengakui bahwa

pembimbing sangat berperan baginya.24

23

Hasil wawancara dengan Rian Imam Firmansyah (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak

Putra Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010 24

Hasil wawancara dengan Ahmad Badri (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama

6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan anto memaparkan bahwa

selama ia berada dipanti pembimbing pernah mengajaarinya norma-norma dn ia

pun menjalaninya. Dari pertanyaan yang diajukan pembimbing selalu menerapkan

norma agama. Menurut anto norma itu ada 3 macam tetapi ia tidak dapat

menyebutkan apa saja macam-macam norma tersebut.

Anto pun menyatakan hal yang sama dengan teman-temannya bahwa

adanya hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan selama berada

dilingkungan panti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari panti. Anto

beranggapan bahwa ia diajarkan norma-norma oleh pembimbingnya dan

menurutnya tidak ada pembimbing yang galak manun hanya bersikap tegas.

Menurut anto pembimbing sangat berperan baginya dalam menanamkan norma-

norma kehidupan selama ia berada dilingkungan panti.25

Indra yang saat ini berada dipanti memberikan penjelasan bahwa selama ia

berada dilingkungan panti ia pernah mendapatkan pengajaran tentang norma-

norma kehidupan dan kadang ia pun menjalani pelajaran-pelajaran tersebut.

Beberapa norma yang diajarkan oleh pembimbing adalah Belajar, Sholat, dan

Ngaji. Ia mengetahui bahwa norma itu memiliki 5 macam namun ia tidak dapat

menyebutkannya satu per satu karena lupa. Ia pun mengetahui bahwa ada

hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar norma selama berada dilingkungan

panti dan hukumannya dalah dimasukkan keruang isolasi.

Ia pun memberikan penjelasan bahwa pembimbing pernah mengajari atau

menerapkan norma-norma tersebut. Indra juga mengakui bahwa tidak ada

25

Hasil wawancara dengan Anto (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

pembimbing yang galak hanya saja sedikit cerewet. Ia juga berpendapat bahwa

pembimbing dipanti sangat berperan baginya.26

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan wanto memberikan pernyataan

bahwa ia tidak pernah diajarkan tentang norma-norma kehidupannamun ia selalu

menjalankan peraturan atau norma-norma dalam kehidupan seperti apa yang ia

ketahui. Norma-norma yang ia lakukan selama ini adalah belajar, bersih-bersih

dan sholat. Wanto tidak mengetahui berapa macam norma yang ada namun ia

mengetahui bahwa ada hukuman bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan

dipanti dan hukuman itu adalah dikeluarkan dari lingkungan panti. Ia mengakui

bahwa pembimbing sering membantu dirinya dalam menerapkan norma-norma

yang berlaku tersebut. Menurutnya pembimbing dipanti sosial sangat berperan

baginya dalam proses penanaman norma-norma tersebut hanya saja ia tidak

mengetahui apa pengertian norma tersebut.27

C. Metode bimbingan dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi

Warga binaan.

Dalam proses penanaman norma-norma kehidupan bagi warga binaan di

Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng metode yang di gunakan

adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode

sosiodrama dan metode demonstrasi. Metode ceramah adalah suatu proses

bimbingan yang dilakukan dengan menyampaikan materi-materi secara lisan di

depan para siswa yang berada di Panti Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6

Cengkareng dimana pembimbing memberi proses bimbingan dengan memberikan

26

Hasil wawancara dengan Indra Agus Bekti (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010 27

Hasil wawancara dengan Wanto (WBS Pannti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng ) Jakarta 2 Agustus 2010

materi-materi dan nasehat-nasehat sehingga siswa dapat memahami dan

menjalankan norma-norma kehidupan yang telah di ajarkan.

Metode Tanya Jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang

pembimbing mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak bimbing di Panti

Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng tentang bahan pelajaran yang

telah mereka dapatkan.

Metode Pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang

pembimbing memberikan tugas-tugas tertentu kepada anak bimbing di Panti

Sosial Asuhana Anak Putra Utama 6 Cengkareng, sedangkan hasilnya tersebut

diperiksa oleh pembimbing dan anak bimbing mempertanggungjawabkannya.

Dalam pelaksanaan metode ini anak bimbing dapaat mengerjakannya di kamar,

perpustakaan, atau tempat lainnya untuk mempertangungjawabkan pada

pembimbing dalam pertemuan berikutnya.

Metode Sosiodrama adalah suatu cara penyajian bahan dengan cara

memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Metode

ini digunakan dalam bimbingan terutama dalam penanaman norma dan akhlak.

Dengan metode ini lebih bisa menghayati tentang peljaran yang diberikan,

misalnya dalam menerangkan sikap seorang anak yang harus patuh pada orang

tuanya dan memberikan contoh baik pada anak bimbingnya.

Metode Demonstrasi Adalah suatu cara mengajar yang pada umumnya

penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan barang atau

benda. Didalam bimbingan metode ini banyak digunakan terutama dalam

menanamkan norma-norma kehidupan, misalnya beribadah, patuh pada orang tua,

saling tolong menolang dan sebagainya.

Metode yang digunakan oleh Bapak Rudi selaku pembimbing adalah

metode ceramah, pemberian tugas dan sosiodrama dimana bapak Rudi sebagai

pembimbing menanamkan norma pada anak-anak yaitu soal disiplin, rajin ibadah

dan mengajarkan kesopanan kepada anak-anak contohnya menghargai orang yang

lebih tua dan menyayangi orang yng lebih muda.

Penerapan pendidikan yang telah diberikan oleh Ibu Saur adalah metode

demonstrasi yaitu dengan cara pendekatan diri kepada siswa-siswa agar mereka

lebih terbuka dalam segala hal sehingga dengan demikian saya dapat

memberitahukan kepada mereka mana yang baik dan mana yang buruk dan

mereka juga tidak sungkan untuk berbagi dengan saya.

Sedangkan metode yang digunakan oleh Ustadz Pendi adalah metode

ceramah, metode tanya jawab dan demonstrasi yaitu dengan memberikan

pendidikan-pendidikan dalam norma agama khususnya di bidang akhlak, tauhid,

membaca iqro, al-qur’an, tajwid dan memberikan tausiah.

Untuk itu pembimbing sangat memegang peran penting dalam

menanamkan morma-norma kehidupan bagi warga binaan yang saat ini berada di

Panti sosial asuhan anaka putra utama 6 cengkareng. Yang biasa dilakukan oleh

pembimbing-pembimbing di panti ini.

Ada beberapa bimbingan khusus selain menyekolahkan siswa-siswa

hingga lulus yang dilakukan oleh pembimbing dalam proses penanaman norma-

norma kehidupan di panti sosial, diantaranya adalah :

1. Pendidikan Akhlak

Dalam proses bimbingan pendidikan akhlak sangat di utamakan oleh

pihak panti karena mereka mendidik anak yang sudah terbiasa dengan

kehidupan yang bebas dalam artian tak terarah. Dengan adanya

pendidikan akhlak yang diberikan oleh pihak panti diharapkan siswa-

siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya baik di

lingkungan keluarga ataupun di lingkungan masyarakat. Pihak panti ingin

menjadikan mereka anak yang ada dalam kehidupan yang layak dan

normatif.

2. Patuh dan Hormat kepada orang yang lebih tua

Patuh dan hormat kepada orang yang lebih tua atau menghargai sesama

adalah sikap yang sepatutnya dimiliki oleh setiap manusia. Menanamkan

sikap patuh dan hormat memang kadang sulit tapi di panti sosial ini

penanaman sikap tersebut sudah menjadi kewajiban bagi siapa saja yang

berada di dalam panti sosial ini. Dan disinilah peran pembimbing bagi

siswa-siswa yang berada didalam lingkungan panti sosial ini.

3. Tenggang Rasa antar sesama warga binaan sosial

Tenggang rasa adalah

Sebagai sesama warga binaan sosial di panti. Mereka sudah menjadi satu

bagai saudara kandung jadi, tenggang rasa sangat di terapkan di panti

sosial ini.

4. Bimbingan Rohani

Bimbingan rohani adalah bimbingan yang ditujukan langsung pada hati

manusia terutama siswa-siswa yang berada di lingkungan panti sosial.

Bimbingan Rohani yang diberikan oleh pihak panti dilakukan selama 1

minggu 1 kali oleh ustadz yang di datangkan dari luar panti. Sedangkan

Ustadz yang dari dalam Panti berperan setiap hari di panti sosial tersebut.

5. Bimbingan Ketrampilan

Bimbingan keterampilan yang dilakukan oleh pihak panti berguna untuk

siswa-siswa yang suatu saat nanti di lepas dan di kembalikan ke

keluarganya. Bimbingan keterampilan tersebut diberikan agar siswa-siswa

memiliki bakat dalam bidang tersebut.

6. Kejar Paket A, Paket B dan Paket C

Kejar Paket A, B dan C adalah proses pembelajaran bagi siswa yang

mengalami putus sekolah atau bahkan belum pernah sekolah. Bimbingan

ini dilakukan untuk siswa-siswa yang putus sekolah sehingga nantinya

mereka memiliki izajah bahwa mereka telah menyelesaikan sekolahnya.

Selain bimbingan diatas banyak pula bimbingan lain yang diberikan oleh

pembimbing, hanya saja itu terjadi secara spontanitas. Biarpun demikian penulis

yakin bahwa proses bimbingan tersebut benar-benar dijadikan sebuah pelajaran

oleh siswa-siswa di panti sosial tersebut.

Dalam hal ini pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng sangat berperan penting dalam memberikan didikannya kepada

siswa-siswa yang berada di panti tersebut.

Dalam proses atau metode penanaman norma-norma kehidupan bagi

warga binaan sosial atau siswa-siswa di Panti Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng ini menurut Ibu Saur 80% telah berhasil dan sesuai dengan target

yang diinginkan sedangkan menurut Bapak Rudi dan Ustadz Pendi Proses atau

metode tersebut 75% telah berhasil mencapai target yang diinginkannya.

Ibu Saur, Bapak Rudi dan Ustadz Pendi beranggapan bahwa mereka

memegang peran penting bagi siswa-siswa yang berada di lingkungan panti

karena selama ini merekalah yang membantu dan membimbing siswa-siswa

sehingga siswa-siswa tersebut menjadi anak yang berpendidikan, bermoral dan

berakhlak mulia/baik.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan hasil penelitian skripsi yang berjudul peran

pembimbing dalam menanamkan norma-norma kehidupan bagi warga binaan di

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng, akhirnya dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Pembimbing dalam penanaman norma-norma kehidupan yang

dilakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng dengan

cara memberikan bimbingan baik rohani maupun fisik.

2. Peran Pembimbing dalam menanaman Norma Agama dilakukan dengan

memberikan siraman rohani yang dilaksanakan setiap 1 minggu sekali di

mushollah dan mendatangkan ustadz dari luar panti, sedangkan dari dalam

panti ada pembimbing yang selalu mengontrol kegiatan keagamaan siswa-

siswa di panti tersebut.

3. Metode Bimbingan keterampilan juga dilaksanakan oleh pihak panti social

untuk meningkatkan bakat kemampuan siswa dalam memainkan alat

musik daerah yaitu angklung dan alat musik modern yaitu band. Selain itu

di panti sosial ini juga memberikan bimbingan keterampilan sablon

sehingga bisa diterapkan saat siswa-siswa sudah keluar atau di pulangkan

ke keluarga masing-masing.

4. Selama bulan Ramadhan, siswa-siswa mendapatkan bimbingan agama

selama 1 bulan setelah selesai melaksanakan sholat tarawih.

B. Saran

1. Para pembimbing lebih meningkatkan lagi peranan mereka dalam

menanamkan norma-norma kehidupan.

2. Para pembimbing lebih sabar dan jangan putus asa dalam menghadapi

siswa-siswa di panti sosial asuhan anak putra utama 6 cengkareng.

3. Kepala panti sosial ikut berperan penting dalam penanaman norma-norma

kehidupan bagi siswa-siswa.

4. Menjadi pembimbing yang profesional sehingga disegan oleh para siswa

yang berada di panti sosial ini.

DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet.1.

Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991).

Arifin, M., Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), Cet ke-4.

Berry, David, Pokok-pokok Pikiran Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1995).

Dahlan, Saronji & Asy’ari, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2006).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1998).

Djumhur dan Moh.Surya, Bimbingan dan Penyuluhan disekolah, (Bandung:

CV. Ilmu), cet 24.

Faqih, Ainur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta:

UII Press, 2001), cet 2.

Luthfi, M., Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009).

Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2007) Cet. Ke 33, Edisi revisi.

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2004).

Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV

Rajawali, 1984), Cet.1.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei,

(Jakarta: LP3ES, 1983), Cet.Ke-1.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Balai Pustaka,

1998), Cet.1.

Sukardi, Dewa Ketut, Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta:

PT.Bhineka Cipta, 1995), Cet. 1.

Sukardi, Dewa Ketut, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,

(Jakarta: Rineke Cipta, 2000).

Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung, CV. Pustaka

Setia, 2001).

Daftar Wawancara Untuk Pengurus Panti

1. Kapan berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng ini.? Tepatnya tahun berapa diresmikan Panti Sosial ini.?

Kalau panti ini berdiri pada tahun 2005 ya diresmikannya pada tahun 2006.

2. Siapa pendiri Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.?

Kalau panti ini dibangun oleh Dinas Sosial, karena kami berada dibawah

naungan Dinas Sosial.

3. Apa Visi dan Misi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng?

Visi dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng adalah anak

jalanan terentas dalam kehiduupan yang layak dan normatif sedangkan misi

dari Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng adalah

menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak jalanan dalam

panti dan melaksanakan penyaluran anak jalanan setelah selesai masa

pemantian.

4. Apa progran kerja Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng.?

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial anak yang

meliputi identifikasi dan assesmen serta bimbingan dan penyaluran,

membina anak-anak yang tadinya tidak normatif menjadi normatif, dan

memberikan materi-materi seperti tentang agama, kedisiplinan, mental dan

fisik, senam, sedangkan untuk pembekalan keterampilan ada komputer dan

sablon

5. Bagaimana periodesasi kepemimpinan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 ini.?

Pergantian pimpinan disini sudah dilakukan sebanyak 2 kali. Sekarang

pimpinan yang ke dua. Kita mengadakan pergantian pimpinan setiap 5 tahun

sekali.

6. Apa alasan yang melatar belakangi berdirinya Panti sosial Asuhan Anak

Putra Utama 6 ini.?

7. Disinikan kebanyakan pengamen dan pengemis atau taruhlah namanya biasa

disebut Penyandang Kesejahteraan Sosial (PMKS) jadi mesti ditata atau

mereka yang tidak mampu dari pada mereka dijalan, lebih baik mereka di

taruh dipanti untuk dibina dan disekolahkan.

8. Struktur kepengurusan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 ini

seperti apa (bagan), dan siapa saja.?

Kalau untuk struktur bisa lihat bagan yang ada di ruang staff.

9. Berapa jumlah pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6.?

Pembimbing disini kurang lebih ada 4 orang ya.

10. Berapa jumlah warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6.?

Kalau daya tampungnya ada 200 anak tapi sekarang yang ada 102 anak,

anak yang berada di panti ini berusia antara 6 sampai 18 tahun, mereka saat

ini disekolahkan mulai dari SD sampai SMA, dan rata-rata masalah yang

mereka hadapi adalah faktor ekonomi dan kurangnya kasih sayang dari

keluarga dan orang disekitarnya.

11. Apa saja fasilitas yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng ini.?

Kamar tidur ada 9, kamar mandi juga ada 9, ruang komputer ada 1, ruang

angklung juga ada 1, ruang band ada 1, kalau untuk ruang kesehatan untuk

sementara menjadi satu dengan ruang komputer karena dokter juga kan

datangnya setiap hari selasa aja jadi untuk ruang kesehatan itu sendiri belum

ada.

12. Materi-materi bimbingan apa saja yang diberikan di panti ini?

Agama, jasmani, disiplin, mental dan fisik, senam. Untuk pembekalan

keterampilan ada komputer dan sablon. Semua siswa mengikuti kegiatan

tersebut.

13. Apakah ada kegiatan semacam ekstra kurikuler di panti ini?

Ada, komputer dan sablon.

14. Jika ada, apa saja jenis kegiatan tersebut?

Kegiatan tambahan di panti ini ada angklung, band, sama bimbingan mental.

Hasil Wawancara dengan Bapak Rudi Cahyadi (Salah Satu Pembimbing di

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng)

Nama : Rudi Cahyadi

Alamat : Jalan Kamal Raya No. 6 Rt.02 Rw.07 Cengkareng Jakarta

Barat

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 21 Juli 1976

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMU

Waktu wawancara : Kamis, 12 Agustus 2010

1. Sudah berapa lamakah anda menjadi pembimbing di panti ini.?

Kurang lebih 1 Tahun.

2. Sebelum menjadi pembimbing di panti sosial ini, pernahkah anda menjadi

pembimbing atau sejenisnya di instansi/panti lain.?

Belum pernah.

3. Jika pernah berapa lama anda melakukan kegiatan tersebut.?

-----

4. Adakah metode khusus yang diberikan oleh anda untuk melakukan bimbingan

khususnya yang berkaitan dengan penanaman norma-norma kehidupan bagi

warga binaan.?

Metode khusus yang saya berikan adalah mendidik mereka dalam

menjalankan kehidupan mereka sesuai dengan norma yang berlaku. Metode

tersebut saya berikan agar mereka dapat menerapkannya sehingga mereka

dapat kembali kedalam kehidupan yang normatif dan tidak dikucilkan oleh

orang lain.

5. Apakah anda merasa sangat berperan bagi siswa-siswa dipanti ini dalam

menanamkan norma-norma kehidupan.?

Ya, itu pasti ya.

6. Metode apa saja yang anda berikan.?

Menanamkan norma pada anak-anak yaitu soal disiplin, rajin ibadah dan

mengajarkan kesopanan kepada anak-anak contohnya menghargai orang yang

lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda.

7. Apakah proses bimbingan/penanaman tersebut hanya dilakukan di panti saja.?

Ya di panti saja. Karena kalau di sekolahan itu adalah kewenangan dari pihak

sekolah.

8. Bagaimana cara anda mengontrol warga binaan ketika berada diluar panti.?

Biasanya kita keliling, misalnya mereka sekolah kita cek ke sekolah, kalau

yang masih SD biasanya kita antar, sama anak-anak yang baru nanti

pulangnya dijemput dan nanti kesananya tinggal di kontrol aja.

9. Apakah anda selalu menerapkan norma-norma kehidupan baik di panti

maupun di luar panti.?

Ya saya menerapkannya terutama jika saya berada di lingkungan panti karena

pada saat itulah anak-anak yang melihat bisa mencontoh apa yang mereka

lihat.

10. Berapa lama durasi yanga anda butuhkan dalam memberikan bimbingan untuk

satu warga bunaan di panti sosial ini.?

Tergantung dari masalah yang sedang mereka hadapi, kalau kira-kira mereka

belum sadar atau mereka masih berperilaku kurang baik masih terus kita

bimbing sampai mereka dapat merubah dirinya sendiri.

11. Adakah target khusus yang harus dicapai dalam proses penanaman norma-

norma kehidupan ini.?

Ada...

12. Jika ada, apa saja target tersebut.?

Agar mereka mengerti tentang agama dan lingkungan di sekitarnya sehingga

mereka menjadi anak yang baik setelah keluar dari panti ini dan dapat

menjalani kehidupannya yang baru yang lebih normatif.

13. Menurut anda, apakah proses/metode penanaman norma kehidupan ini sesuai

dengan target yang diinginkan.?

Ya sesuai kira-kira 80% berhasil.

14. Adakah kendala selama memberikan layanan bimbingan pada warga binaan di

panti sosial ini.?

Kendalanya ya ada pada anak-anak ya. Anak-anak itu kan ada yang nurut atau

patuh tetapi ada juga yang engga. Itu tergantung dari mereka dan mereka,

karena mereka berasal dari jalanan, jadi agak sedikit kurang bisa diatur.

Cengkareng, 12 Agutus 2010

Pewawancara Terwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Rudi Cahyadi

Hasil Wawancara Dengan Ibu Saur Evi Juniar Nababan (Salah Satu

Pembimbing di Panti Sosial Asuhan Anak Putra 6 Cengkareng)

Nama : Saur Evi Juniar Nababan

Alamat : Kompleks Panti Asuhan Anak putra Utama 6 Cengkareng

Tempat tanggal lahir : Medan 20 Juni 1963

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan terakhir : SMA

Waktu wawancara : Kamis, 12 Agustus 2010

1. Sudah berapa lamakah anda menjadi pembimbing di panti ini.?

Kita disini hampir 4 tahun. Kita disini dari tahun 2006 tanggal 4 April

2. Sebelum menjadi pembimbing di panti sosial ini, pernahkah anda menjadi

pembimbing atau sejenisnya di instansi/panti lain.?

Pernah, di Panti Sosial Cahaya Batin dan di Panti Sosial Bina Insan Cacat

Tubuh.

3. Jika pernah, berapa lama anda melakukan kegiatan tersebut.?

Di Cahaya Batin Tuna Netra 7 tahun dan di Cacat Tubuh 10 tahun.

4. Adakah metode khusus yang diberikan pihak panti untuk melakukan

bimbingan khususnya yang berkaitan dengan penanaman norma-norma

kehidupan bagi warga binaan?oh ya ada, ya salah satunya memberikan

penjelasan pada mereka apa yang harus mereka lakukan sehari-hari dalam

memperbaiki kehidupan mereka sehingga menjadi anak yang baik, patuh, dan

kembali melanjutkan kekehidupannya yang lebih baik pula.

5. Apakah anda merasa sangat berperan bagi siswa-siswa dipanti ini dalam

menanamkan norma-norma kehidupan?ya pastinya sangat berperan ya karena

saya disini sebagai pembimbing mereka.

6. Metode apa saja yang anda berikan?penerapan pendidikan yang telah

diberikan, pendekatan diri kepada siswa-siswa agar mereka lebih terbuka

dalam segala hal sehingga dengan demikian saya dapat memberitahukan

kepada mereka mana yang baik dan mana yang buruk dan mereka juga tidak

sungkan untuk berbagi dengan saya.

7. Apakah proses bimbingan/penanaman tersebut hanya dilakukan dipanti

saja?ya hanya di panti saja.

8. Bagaiman cara anda mengontrol warga binaan ketika berada diluar

panti?iya ada juga. Kita kan telepon ke sekolah,ada ga anak kami yang

namanya ini di sekolah?.oh ga ada bu...ya saya cek ke sekolahan, kadang kan

anak-anak itu suka main PS , kadang saya lihat ke tempat PS itu. Ternyata

mereka ada disana.nanti pas mereka pulang sore saya tanya.tadi kamu sekolah

ga? Kata dia sekolah.tadi saya ke sekolah kok kamu ga ada tapi pas saya lihat

di tempat PS kamu ada di situ.berarti kamu bohong sama saya, kenapa kamu

ga sekolah? Kata anak itu telat bu. Kalo telat seharusnya kamu tetap disekolah

itu ga apa-apa kamu push up atau disuruh apa yang penting kamu sekolah.

Sering kali itu anak ke situ jadi saya sering cek ada anak kami ga disitu.

9. Apakah anda selalu menerapkan norma-norma kehidupan baik di panti

maupun diluar panti?ya.

10. Berapa lama durasi yanga anda butuhkan dalam memberikan bimbingan untuk

satu warga bunaan di panti sosial ini?ya paling kalo mereka ada masalah

secepat mungkin kita selesaikan.Langsung gitu, jadi ga terlalu panjang dan

berbelit-belit biar mereka itu damai jadi ga ada rasa dendam.

11. Adakah target khusus yang harus dicapai dalam proses penanaman norma-

norma kehidupan ini?ada.

12. Jika ada, apa saja target tersebut?target khususnya ya itu mereka kita kasih

sekolah untuk masa depannya biar supaya mereka dapat mengubah dirinya

menjadi yang lebih baik lagi... kami mau anak-anak ini dapat menjalankan

kewajibannya sebagai anak dan mendapatkan hak-haknya seperti pendidikan

agar mreka memiliki masa depan yang cerah dan ketika mereka kami

kembalikan ke masyarakat, masyarakat bisa menerima mereka seperti halnya

anak-anak yang normatif lainnya.

13. Menurut anda, apakah proses/metode penanaman norma kehidupan ini sesuai

dengan target yang diinginkan?ya 75 % berhasil

14. Adakah kendala selama memberikan pada warga binaan di Panti sosial ini?ya

kendalanya itu banyak. Suka ada yang berantem suka kita bilangin

“ee...jangan nanti gini-gini” teriak-teriak, suka nasehatin anak-anak supaya

rajin belajar karena sekarangkan anak-anak susah belajarnya apa lagi anak

SMK ini kan kadang kita juga dapat surat teguran atau surat panggilan tentang

anak-anak yang beberapa hari ga masuk. Ada surat panggilan .saya di panggil

guru wali kelasnya.

Cengkareng, 12 Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Saur Evi Juniar Nababan

Hasil Wawancara Dengan Bapak Ust Pendi (Salah Satu Pembimbing di Panti

Sosial)

Nama : Ustadz Pendi

Alamat : Jalan Nusa Indah 2/7/2 no 66 Rt.03 Rw. 05

Tempat tanggal lahir : 12 Oktober 1981

Jenis kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Waktu wawancara : Kamis, 12 Agustus 2010

1. Sudah berapa lamakah anda menjadi pembimbing di Panti ini?

Sudah 4 tahun

2. Sebelum menjadi pembimbing di Panti sosial ini, pernahkah anda menjadi

pembimbing atau sejenisnya diinstansi/panti lain?

pernah

3. Jika pernah berapa lama anda melakukan kegiatan tersebut?

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 5 duren sawit selama 3 tahun

4. Adakah metode khusus yang diberikan oleh anda untuk melakukan

bimbingan khususnya yang berkaitan dengan penanaman norma-norma

kehidupan bagi warga binaan?

ya ada

5. Apakah anda merasa sangat berperan bagi siswa-siswa dipanti ini dalam

menanamkan norma-norma kehidupan?

ya, saya merasa sangat berperan bagi mereka.

6. Metode apa saja yang anda berikan?

selama ini metode yang saya berikan adalah pendidikan-pendidikan dalam

norma agama khususnya di bidang akhlak, tauhid, membaca iqro, al-

qur’an, tajwid dan memberikan tausiah.

7. Apakah proses bimbingan/penanaman tersebut hanya dilakukan dipanti

saja?

saya kebetulan berada di dalam jadi saya melakukan bimbingannya hanya

di dalam panti saja.

8. Bagaimana cara anda mengontrol warga binaan ketika berada diluar panti?

cara kita mengontrol anak-anak ya kita pantau, kita keliling, kita

perhatikan arahnya kemana terus kita perhatikan dan di pantau terus apa

yang mereka lakukan selama berada didalam maupun diluar panti.

9. Apakah anda selalu menerapkan norma-norma kehidupan baik di panti

maupun diluar panti?

betul, saya disini menerapkan norma-norma seperti norma kesopanan,

norma agama dan sebagainya tapi yang lebih saya tekankan disini adalah

norma agama.

10. Berapa lama durasi yanga anda butuhkan dalam memberikan bimbingan

untuk satu warga bunaan di panti sosial ini?

kira-kira 2 jam saya memberikan bimbingan pada anak-anak tapi jika

anak-anak masih kurang paham waktunya bisa diperpanjang

11. Adakah target khusus yang harus dicapai dalam proses penanaman

norma-norma kehidupan ini?

ada

12. Jika ada, apa saja target tersebut?

Target kami adalah anak-anak dapat memahami dan melaksanakan

kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan kehidupan yang berlaku, dan

mendapatkan hak mereka serta mereka menjalankan kewajibannya dengan

baik dan benar.

13. Menurut anda, apakah proses penanaman norma kehidupan ini sesuai

dengan target yang diinginkan?

Menurut saya 75 % berhasil

14. Adakah kendala selama memberikan layanan bimbingan pada warga

binaan di Panti sosial ini?

Banyak sekali...contohnya kita kan menangani anak jalanan ya.anak

jalanan ini kan ada anak yang ga normatif sama anak perumahan jadi

mereka itu lebih banyak hidup di jalan.terutama dari segi akhlaknya beda

dengan anak rumahan karena mereka lebih sering bergaul dengan anak

yang ga baik (istilahnya).

Cengkareng, 12 Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Ust Pendi

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Arif Wijayanto

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 1994

Nama orang tua

Bapak : Wardoyo

Ibu : Asiah

Pekerjaan orang tua

Bapak : Supir

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl.Gang Slamet Rt.04 Rw.012 Penjaringan

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Pernah

2. Selama disini menjalani norma-norma yang sudah di ajarkan?

selama ini sih dijalanin

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

ada Rohani, Sholat, dan Ngaji

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

kalau ga salah Ada 3

5. Sebutkan macam-macam norma ?

kalau itu saya lupa

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Pasti Ada

7. Apa saja hukuman itu?

Dikeluarin dari panti

8. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma tersebut

Gak pernah

9. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Ga galak tapi tegas

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam

menanamkan norma-morma kehidupan?

Iya, berperan

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

yang harus dijalanin di panti

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SMK PGRI 5

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Arif Wijayanto

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Lalu Samsuri

Tempat tanggal lahir : Lombok, 15 Oktober 1995

Nama orang tua

Ayah : Alm. Lalu Larma

Ibu : Robiah

Pekerjaan orang tua

Ayah : -

Ibu : Dagang

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl.Marawar Rt 01 Rw 15

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Pernah

2. Pernahkah mengerjakan norma-norma yang sudah di ajarkan?

Sholat, Tata tertib, Ngaji, Puasa Senin Kamis

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

Agama

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

Lupa

5. Sebutkan macam-macam norma ?

Hukum, Agama, Sosial

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada, di keluarin atau dimasukin keruang isolasi

7. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma-norma tersebut?

Dulu pernah tapi sekarang udah engga lagi.

8. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Ada, 1, namanya pak ompong. Suka nendang

9. Sudah berapa lama berada di panti ?

sudah setengah tahun.

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam

menanamkan norma-morma kehidupan?

Iya, berperan

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

Peraturan-peraturan

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SMK Al-Huda

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Lalu Samsuri

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Heri Kusniadi

Tempat tanggal lahir : Tangerang, 6 Oktober 1994

Nama orang tua

Ayah : Hamdani

Ibu : Khomsiah

Pekerjaan orang tua

Ayah : Buruh

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Tangerang, Pondok Aren

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Diajarin

2. Pernahkah mengerjakan norma-norma yang sudah di ajarkan?

Dikerjain

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

Kedisiplinan, patuh kepada orang tua

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

norma ada 5

5. Sebutkan macam-macam norma ?

Norma Agama, Pancasila terus....apa lagi ya...lupa

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada. Kalau ngerokok di asrama hukumannya di suruh ngerokok tiga

batang sekaligus.

7. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma norma tersebut?

Dibantuin

8. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

yang galak ga ada

9. Sudah berapa lama berada di panti ?

2 tahun lebih.

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam

menanamkan norma-morma kehidupan?

Iya, berperan

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

Peraturan

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SMK Al-Huda

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Heri Kusniadi

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Widi Arif Saputra

Tempat tanggal lahir : Ngawi, 20 mei 1994

Nama orang tua

Ayah : Zaenal Arifin

Ibu : Siti Mariam

Pekerjaan orang tua

Ayah : Ga tau

Ibu : Kerja di Apotik

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Ngawi

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Diajarin

2. Pernahkah mengerjakan norma-norma yang sudah di ajarkan?

Insya Allah ngelakuin

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

tenggang rasa, hormat dan sopan santun

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

ga tau

5. Sebutkan macam-macam norma ?

-

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada, tapi selama disini ga ada

7. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma-norma tersebut?

pernah

8. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

ga ada

9. berapa lama berada di panti ini?

sudah 3 tahun

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam

menanamkan norma-morma kehidupan?

Iya, berperan

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

Aturan-aturan

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SMP Huswatun Hasanah

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Widi Arif Saputra

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Rian Imam Firmansyah

Tempat tanggal lahir : Pulo gadung, 26 Oktober 1999

Nama orang tua

Bapak : Udin

Ibu : Titin

Pekerjaan orang tua

Bapak :Dagang

Ibu : Pemulung

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat :Cirebon Jawa Barat

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Pernah

2. Selama disini menjalani norma-norma yang sudah di ajarkan?

iya kak di jalanin

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

sholat, ngaji, bersih-bersihin panti.

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

ga tau

5. Sebutkan macam-macam norma ?

--

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada

7. Apa saja hukuman itu?

Dimasukin ke Isolasi

8. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma tersebut

Gak pernah

9. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Galak

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam menanamkan

norma-morma kehidupan?

Iya kak

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

peraturan panti

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SMP Al-Huda

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Rian Imam Firansyah

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Riski Dilansyah

Tempat tanggal lahir : Duren Sawit, 1 Juli 1997

Nama orang tua

Bapak : Sudirman

Ibu : Cicih

Pekerjaan orang tua

Bapak :Buruh pabrik

Ibu : TKW

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Kandang sapi 1 klender Jakarta

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Pernah

2. Selama disini menjalani norma-norma yang sudah di ajarkan?

iya ngejalanin

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

Olah raga, Sholat sama Ngaji

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

ada 5

5. Sebutkan macam-macam norma ?

agama, sholat, ngaji

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada lah

7. Apa saja hukuman itu?

Dikeluarin dari panti

8. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma tersebut

Pernah diajarin sholat

9. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Ga ada yang galak

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam menanamkan

norma-morma kehidupan?

berperan

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

aturan-aturan di Panti kak

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SMP Uswatun Hasanah

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Riski Dilansyah

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Ahmad Badri

Tempat tanggal lahir : Jakarta 5 Oktober 1998

Nama orang tua

Bapak : -

Ibu : Ita

Pekerjaan orang tua

Bapak : -

Ibu : Tukang cuci

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat :Angke 1 Jakarta Barat

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Pernah

2. Selama disini menjalani norma-norma yang sudah di ajarkan?

dijalanin

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

bersih-bersih, sholat sama ngaji.

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

ada 4

5. Sebutkan macam-macam norma ?

ga tau

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada

7. Apa saja hukuman itu?

Dikeluarin dari panti

8. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma tersebut

pernah

9. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Cerewet.

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam menanamkan

norma-morma kehidupan?

iya

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

peraturan di panti

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SD Uswatun Hasanah

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Ahmad Badri

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Anto

Tempat tanggal lahir : Jakarta. 1 Juli 1992

Nama orang tua

Bapak : Yadi

Ibu : Siru

Pekerjaan orang tua

Bapak :Pemulung

Ibu : Ngamen

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat :Pasar Rebo

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Pernah

2. Selama disini menjalani norma-norma yang sudah di ajarkan?

dijalanin

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

Sholat, belajar dan Ngaji

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

Ada 3

5. Sebutkan macam-macam norma ?

saya lupa

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada

7. Apa saja hukuman itu?

Dikeluarin dari panti

8. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma tersebut

pernah

9. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Ga galak tapi tegas

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam

menanamkan norma-morma kehidupan?

Iya, berperan

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

peraturan dari panti

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SMP Uswatun Hasanah

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Anto

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Indra Agus Bekti

Tempat tanggal lahir : Kuningan, 18 Januari 1998

Nama orang tua

Bapak : Iwan

Ibu : Nani

Pekerjaan orang tua

Bapak :Kuli Bangunan

Ibu : Dagang

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat :Rawa selatan

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Pernah

2. Selama disini menjalani norma-norma yang sudah di ajarkan?

Kadang-kadang

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

Belajar, Sholat, dan Ngaji

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

Ada 5

5. Sebutkan macam-macam norma ?

lupa apa

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada

7. Apa saja hukuman itu?

Dimasukin ruang isolasi

8. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma tersebut

Pernah

9. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Ga galak tapi cerewet

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam

menanamkan norma-morma kehidupan?

Berperan

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

Peraturan di panti

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SD Uswatun Hasanah

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Indra Agus Bekti

Hasil wawancara dengan warga binaan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra

Utama 6 Cengkareng.

Nama : Wanto

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 29 Januari 1999

Nama orang tua

Bapak : Lukman

Ibu : Supiah

Pekerjaan orang tua

Bapak : -

Ibu : Dagang

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Klender Jakarta

Agama : Islam

1. Pernahkah diajarkan tentang norma-norma ?

Ga Pernah

2. Selama disini menjalani norma-norma yang sudah di ajarkan?

iya

3. Norma apa saja yang pernah diterapkan oleh pembimbing disini

belajar, bersih-bersih, sama sholat

4. Tau atau tidak, norma ada berapa?

ga tau

5. Sebutkan macam-macam norma ?

-

6. Apakah ada hukuman buat siswa yang melanggar norma disini?

Ada

7. Apa saja hukuman itu?

Dikeluarin

8. Pernahkah pembimbing membantu menerapkan norma tersebut

pernah

9. Adakah guru atau pengajar atau pembimbing yang galak ?

Ga galak

10. Apa menurut kamu pembimbing disini sangat berperan dalam menanamkan

norma-morma kehidupan?

Iya

11. Menurut kamu pengertian norma itu apa?

Ga tau

12. Saat ini kamu sekolah dimana?

SD Uswatun Hasanah

Cengkareng, Agustus 2010

Pewawancara Yang diwawancara

Siti Fathimatuz Zahra Wanto

DAFTAR GAMBAR

Gambar i

Pelayanan kesehatan bagi anak asuhan

Gambar ii

Papan Nama Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar iii

Ruang makan Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar iv

Ruang makan Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar v

Gedung Kantor Staff Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar vi

Mushollah Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar vii

Lapangan Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar viii

Warga Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar ix

Gedung Asrama Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar x

Gedung Belajar siswa Panti Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng

Gambar xi

Foto saat sedang mewawancarai Bpk.Rudi Cahyadi sebagai Pembimbing

Gambar xii

Foto saat mewawancarai Ibu Saur Evi sebagai Pembimbing

Gambar xiii

Foto saat sedang mewawancarai Ust Pendi sebagai Pembimbing Rohani