Asuhan Keperawatan Ca Bulibuli

79
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. ANATOMI DAN FISIOLOGI BULI –BULI 1. Anatomi Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli-buli dan uretra. Yang termasuk saluran kemih dimulai dari permukaan kalik minor ginjal sampai muara terakhir dari uretra (orifisium uretrae eksternum). Saluran kemih berdinding tiga lapis, yaitu lapisan paling luar berupa jaringan ikat, lapisan tengah jaringan otot, dan lapisan paling dalam mukosa. Secara anatomis saluran kemih dipisahkan menjadi tiga bagian: saluran kemih bagian atas, saluran kemih bagian tengah, dan saluran kemih bagian bawah. Saluran kemih bagian atas berawal dari kalik minor ginjal dan berakhir sampai muara ureter pada kandung kemih, saluran kemih bagian tengah terdiri dari kandung kemih, dan saluran kemih bagian bawah mulai dari orifisium uretra internum sampai urifisum uretra eksternum. Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep. STIKES Lakipadada Tana Toraja NIM : Ns. 14 110

Transcript of Asuhan Keperawatan Ca Bulibuli

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI BULI –BULI

1. Anatomi

Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta

salurannya, ureter, buli-buli dan uretra. Yang

termasuk saluran kemih dimulai dari permukaan kalik

minor ginjal sampai muara terakhir dari uretra

(orifisium uretrae eksternum).

Saluran kemih berdinding tiga lapis, yaitu

lapisan paling luar berupa jaringan ikat, lapisan

tengah jaringan otot, dan lapisan paling dalam

mukosa. Secara anatomis saluran kemih dipisahkan

menjadi tiga bagian: saluran kemih bagian atas,

saluran kemih bagian tengah, dan saluran kemih

bagian bawah. Saluran kemih bagian atas berawal dari

kalik minor ginjal dan berakhir sampai muara ureter

pada kandung kemih, saluran kemih bagian tengah

terdiri dari kandung kemih, dan saluran kemih bagian

bawah mulai dari orifisium uretra internum sampai urifisum

uretra eksternum.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

a. Ginjal

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih

yang terletak di rongga retroperitoneal bagian

bawah, antara vertebra thorakal dua belas atau

lumbal satu dan empat. Besar dan berat ginjal

sangat bervariasi tergantung pada jenis kelamin

dan umur. Ukuran ginjal orang dewasa rata – rata

panjang 11,5 cm, lebar 6 cm dan tebal 3,5 cm.

Beratnya antara 120 – 170 gram atau kurang lebih

0,4% dari berat badan. Secara anatomis posisi

ginjal kanan lebih rendah dibanding ginjal kiri,

juga bentuk glandula suprarenalis kanan dan kiri

tidak sama. Letak anatomis dan bentuk kedua ginjal

yang tidak sama akibat dari posisi dan bentuk

hati. Karena posisi aorta abdominalis dan vena

kava inferior membujur ke kanan dan kiri diantara

kedua ginjal menyebabkan panjang pendeknya arteri

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

dan vena renalis kanan berbeda dengan arteri dan

vena renalis kiri.

Tiap ginjal menerima suplai darah kurang lebih

25% dari isi sekuncup jantung. Ginjal mendapatkan

aliran darah dari arteri renalis yang merupakan

cabang langsung dari aorta abdominalis, Sedangkan

darah vena dialirkan melalui vena renalis yang

bermuara ke dalam vena kava inferior.

Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu

arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan

cabang-cabang dari arteri lain, sehingga jika

terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri

ini, berakibat timbulnya iskemi atau nekrosis pada

daerah yang dilayaninya.

Selain mempunyai fungsi membuang sisa- sisa

metabolisme tubuh melalui urin, ginjal juga

berfungsi dalam mengontrol sekresi hormon-hormon

aldosteron dan ADH (anti diuretic hormone) dalam

mengatur jumlah cairan tubuh, mengatur metabolisme

ion kalsium dan vitamin D,dan menghasilkan

beberapa hormon, antara lain eritropoitin yang

berperan dalam pembentukan sel darah merah, renin

yang berperan dalam mengatur tekanan darah, serta

hormon prostalglandin.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Urin terbentuk melalui tiga tahap yaitu proses

filtrasi, reabsorbsi dan sekresi. Urin terbentuk

dari hasil filtrasi darah dalam unit fungsional

ginjal yang disebut nephron. Nephron terdiri atas

glomerulus dan tubulus proksimal, ansa henle dan

tubulus distal.

Tubulus distal bersatu untuk membentuk distal

pengumpul, yang kemudian duktus ini berjalan lewat

korteks dan medulla renal untuk mengosongkan

isinya kedalam pelvis ginjal. Kemudian pelvis

ginjal akan membentuk ureter.

b. Ureter

Ureter merupakan organ yang berbentuk tabung

kecil yang berfungsi mengalirkan urin dari pielum

ginjal ke dalam kandung kemih. Pada orang dewasa

panjangnya kurang lebih 20 cm pada laki-laki dan

kira-kira 1 cm lebih pendek pada wanita.

Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh

sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan

longitudinal yang dapat melakukan gerakan

peristaltik guna mengeluarkan urin ke kandung

kemih.

Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju

kandung kemih, secara anatomis terdapat beberapa

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

tempat yang ukuran diameternya sempit. Tempat-

tempat penyempitan itu antara lain adalah pada

perbatasan antara pelvis renalis dan ureter,

tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga

pelvis, dan pada saat ureter masuk ke kandung

kemih.

Ureter masuk ke dalam kandung kemih dalam

posisi miring dan berada di dalam otot kandung

kemih (intramural), keadaan ini dapat mencegah

terjadinya aliran balik urin dari kandung kemih ke

ureter pada saat kandung kemih berkontraksi

c. Buli-buli

Buli merupakan suatu organ berongga yang

terletak dibelakang tulang simfisis pubis dan

menempati sebagian besar rongga pelvic. Dalam

keadaan buli penuh, letaknya lebih tinggi dari

tulang simpisis pubis sehingga dapat diraba atau

diperkusi dari luar. Bila isi buli melebihi

kapasitas buli over distensi, baik akut maupun

kronis, maka usus akan terdorong ke atas dan

benjolan dapat terlihat dari luar. Berdasarkan

topografinya pada laki-laki di bagian posterior

buli terdapat vesika seminalis, vasdeferen, ureter

dan rectum. Daerah fundus dan posterior dilapisi

oleh peritoneum. Secara garis besar dibagi atas

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

dua komponen yaitu : korpus yang terletak diatas

orifisium ureter, dan dasar buli yang terdiri dari

trigonum posterior deep destrusor dan dinding

anterior buli. Secara histologis otot longitudinal

dari dasar buli meluas kearah distal kedalam

uretra membentuk lapisan longitudinal yang

melingkari leher buli. (Harrison Simon CW, 1994 &

Tanagho E.A ,1992.

Dinding buli terdiri dari 3 lapisan otot

detrusor yang arah seratnya saling menyilang

sedemikian rupa sehingga kontraksi otot-otot

tersebut menyebabkan buli mengkerut, dengan

demikian terjadi pengosongan isi rongga. Ureter

bermuara pada trigonum buli dengan menembus otot

detrusor secara oblig. Perjalanan ureter yang

seperti ini dapat memberikan suatu mekanisme katup

untuk mencegah kembalinya urin dari buli ke

ginjal.( Steer W.D.,1998)

Ada tiga fungsi utama buli yaitu : sebagai

reservoir urin, fungsi ekpulsi urin, dan anti

refluk. Sebagai reservoir buli-buli berkapasitas

200-400 cc. Fase pengisian buli ditandai dengan

penyesuaian volume buli-buli terhadap peningkatan

jumlah urin pada suatu tekanan yang rendah, 

kurang 20 cm H2O. Dengan penuhnya volume buli-buli

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

akan menyebabkan peregangan dinding yang dapat

merangsang reseptor sehingga otot buli

berkontraksi, tekanan dalam buli meningkat dan

uretra posterior membuka. Keadaan ini dirasakan

sebagai perasaan ingin kemih, namun masih dapat

diatur secara volunter oleh spingter eksterna.

Pada waktu ekpulsi tekanan buli meningkat 70-

100 cmH2O. Kegagalan pada mekanisme penyimpanan

ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau

inkontinensia (Tanagho E.A. ,J.W. McAninch,1992)

d. Uretra

Uretra berawal dari leher kandung kemih

(orifisium uretrae internum ) sampai muara

terakhir (orifisium uretrae eksternum). Panjang

uretra pada pria dewasa kurang lebih 23 – 25 cm

dan berfungsi sebagai kanal komunis untuk sistem

reproduksi dan sistem perkemihan. Uretra posterior

pada pria terdiri atas uretra pars prostatika,

yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar

prostat dan uretra pars membranae.

Uretra anterior terdiri atas pars bulbosa,

pars pendularis, fossa navikularis, dan meatus

uretra eksterna. Didalam lumen uretra anterior

terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi

dalam proses reproduksi, yaitu kelenjar Cowperi

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

yang bermuara di pars bulbosa dan kelenjar Littre

yang bermuara di uretra pars pendularis.

Pada wanita uretra hanya berfungsi untuk

sistem perkemihan dengan panjangnya kurang lebih

3-5 cm dan berada di bawah simfisis pubis yang

bermuara disebelah anterior vagina.

Dalam uretra wanita bermuara kelenjar Skene.

Kurang lebih sepertiga medial uretra, terdapat

sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot

bergaris. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan

tonus otot Levator ani berfungsi mempertahankan

agar urin tetap berada dalam kandung kemih pada

saat perasaan ingin berkemih.

2. Fisiologi

Urin hasil filtrasi mengalir dari duktus

kolengitas masuk kaliks renalis, meregangkan

kaliks renalis dan meningkatkan aktivitas

pacemakernya, yang kemudian mencetuskan kontraksi

peristaltik satu sampai lima kali per menit yang

menyebar ke pelvis renalis lalu turun sepanjang

ureter, dengan demikian mendorong urin dari pelvis

renalis menuju kandung kemih. Ketika terisi urin

secara perlahan-lahan, otot polos kandung kemih

mengalami peregangan, kontraksi berkemih secara

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

spontan, berelaksasi setelah beberapa detik, otot

detrussor berkontraksi, dan tekanan urin kembali

ke garis basal.

Karena kandung kemih terus terisi, refleks

berkemih bertambah sering dan menyebabkan otot

detrussor berkontraksi lebih kuat. Sensasi pertama

yang timbul dari pengisan kandung kemih umumnya

terjadi ketika sekitar 100 – 150 ml urin berada

dalam kandung kemih.

Keinginan buang air kecil sebagian besar

muncul ketika kandung kemih terisi 200 – 300 ml

urin. Pada jumlah urin 400 ml rasa penuh yang

mencolok biasanya akan ditemukan.

Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih

bila kandung kemih terisi. Proses ini terjadi dari

dua langkah, yaitu:

a. Kandung kemih secara progresif terisi sampai

dengan di dindingnya meningkat di atas nilai

ambang, yang kemudian mencetuskan langkah ke

dua, terjadinya distensi atau peningkatan

tegangan pada kandung kemih mencetuskan reflek

I yang menghasilkan kontraksi kandung kremih

dan reflek V yang menyebabkan relaksasi dari

uretra.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

b. Timbulnya reflek syaraf yang disebut reflek

miksi yang berusaha mengosongkan kandung kemih

atau jika ini gagal, setidaknya menimbulkan

kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Ketika

proximal uretra mengalirkan urin maka akan

mengaktifkan reflek II yang akan menghasilkan

kontraksi kandung kemih, dan IV sehingga

sfingter eksternal dan uretra akan berelaksasi,

sehingga urin dapat keluar. Sisa urin dalam

ureter akan terdorong keluar karena pengaruh

gaya gravitasi pada wanita dan laki-laki karena

kontraksi otot volunter. Jika terjadi distensi

pada uretra yang bisa disebabkan karena

sumbatan, atau kelemahan sfingter uretra maka

akan mengaktifkan reflek III, sehingga

kontraksi kandung kemih melemah.

Meskipun reflek miksi adalah reflek autonomik

medulla spinalis, reflek ini juga dihambat atau

ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang

otak. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah

berkemih, bahkan ketika refleks berkemih muncul,

yaitu dengan membuat kontraksi tonik terus menerus

pada sfingter eksternuskandung kemih sampai

mendapat waktu yang baik untuk berkemih. Jika tiba

saat berkemih, pusat kortical dapat merangsang

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

pusat berkemih sakral untuk membantu mencetuskan

reflek berkemih dan dalam waktu bersamaan

menghambat sfingter eksternus kandung kemih

sehingga peristiwa berkemih terjadi

B. KONSEP MEDIS

1. Pengertian

Kanker buli-buli adalah papiloma yang tumbuh

didalam lumen kandung kemih, meskipun pada

pertumbuhannya mungkin menginfiltrasi sampai

dinding kandung kemih (Luckman and Sorensen.

1993).

Karsinoma buli-buli adalah suatu carsinoma

yang terdapat pada vesika urinaria yang ditandai

dengan adanya total hematuria tanpa disertai rasa

nyeri dan bersifat intermitten

Tumor buli-buli adalah tumor buli-buli yang

dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

situ), noduler (infiltratif) atau campuran antara

bentuk papiler dan infiltratif.

2. Etiologi

1. Pekerjaan, pekerja di pabrik kimia,

laboratorium (senyawa amin aromatik

2. Perokok, rokok mengandung amin aromatik dan

nitromasin

3. Infeksi saluran kemih, escherichia coli, dan

proteus yang menghasilkan karsinogen

4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan, untuk

pemakaian jangka panjang dapat meningkatkan

resiko kassinoma buli-buli

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya

karsioma buli-buli diantaranya :

1) Umur

Karsinoma buli-buli meningkat pada dekade

60an

2) Zat karsinogen, baik yang berasal dari

eksogen dari rokok maupun bahan kimia maupun

endogen dari hasil metabolisme

3) Penyebab lain diduga akibat pemakaian

analgetik, sitostatik dan iritasi kronik

oleh batu, sistoiasis atau radiasi.

3. Klasifikasi

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Klasifikasi menurut system TMN :

Tis : Karsinoma insitu

Ta : Karsinoma papiler terbatas pada epitel

T1 : Masuk ke jaringan supepitel

T2 : Masuk permukaan otot

T3 a : Masuk otot lebih ½

T3 b : Masuk jaringan lunak sekitar vesika

T4 : Masuk ke organ sekitarnya

N1 Kelenjer tunggal < 2 cm

N 2 Kelenjer tunggal 2-5 cm, multiple <5 cm

N 3 Kelenjer > 5cm

M1 Metastase jauh

4. Patofisiologi

Sel tumor transisional invasi ke dinding

kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan

merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal

dan organ lain lainnya. Penyebaran secara

hematogen atau limfatogenous menunjukkan

metastasis tumor pada kelenjar limfe regional,

paru, tulang dan hati. Stadium (staging) tumor

kandung kemih penting untuk menentukan program

pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai

berikut :

Ta : tumor terbatas pada epithelium.

Tis : karsinoma in situ

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.

T2 : tumor sampai dengan lapisan otot

superficial.

T3a : tumor sampai dengan otot dalam

T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.

T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar

kandung kemih : prostate, uterus, vagina, dinding

pelvis dan dinding abdomen.

5. Manifestasi Klinik

1) Kencing campur darah yang intermitten

(hematuria)

2) Merasa panas waktu kencing

3) Merasa ingin kencing

4) Sering kencing terutama malam hari dan pada

fase selanjutnya sukar kencing

5) Nyeri suprapubik yang konstan

6) Panas badan dan merasa lemah

7) Nyeri pinggang karena tekanan saraf

8) Nyeri pda satu sisi karena hydronephrosis

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan bimanual sangat berguna untuk

menentukan infiltrasi. Pada sistografi dan

pielografi intravena nampak lesi defek isian dalam

kandung kemih. Endoskopy dilakukan untuk melihat

bentuk dan besar tumor. Perubahan dalam kandung

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

kemih,dan melakukan biopsy. Pemeriksaan sitologi

membantu diagnosis.

Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari

tumor ureter yang menonjol dalam kandung

kemih,karsinoma prostat,dan hipertrofi prostat

lobus median prostat. Untuk membedakan kelainan

ini dibutuhkan Endoscopy dan Biopsy,urografi atau

IVP,Ct Scen,USG dan sitoscopy.

Tingkat keganasan dibedakan menjadi tiga

golongan yaitu : Deferensiasi baik (G I),sedang (G

II),dan kurang berdiferensiasi (G III)

Karsinoma sel transisional dan karsinoma in-

situ akan melepaskan sel-sel kanker yang dapat

dikenali,pemeriksaan sitologi urine yang baru dan

larutan salin yang digunakan sebagai pembilas

kandung kemih akan memberikan informasi tentang

prognosis pasien,khususnya pasien yang beresiko

tinggi untuk terjadinya tumor primer kandung

kemih.

7. Penatalaksanaan

a. Pemeriksaan penunjang

1) Laboratorium

- Hb menurun oleh karena kehilangan darah,

infeksi, uremia, gros atau micros

hematuria

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

- Lukositosis bila terjadi infeksi sekunder

dan terdapat pus dan bakteri dalam urine

- RFT normal

- Lymphopenia (N = 1490-2930)

2) Radiology

- Excretory urogram biasanya normal, tapi

mungkin dapat menunjukkan tumornya.

- Retrograde cystogram dapat menunjukkan

tumor

- Fractionated cystogram adanya invasi tomor

dalam dinding buli-buli

3) Angography untuk mengetahui adanya metastase

lewat pembuluh lymphe

4) Cystocopy dan biopsy

- Cystoscopy hamper selalu menghasilkan

tumor

- Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan

secara rutin.

5) Cystologi

- Pengecatan sieman/papanicelaou pada

sediment urine terdapat transionil cel

dari pada tumor

b. Terapi

1) Operasi

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

a) Reseksi tranurethral untuk

single/multiple papiloma

b) Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-

II-low grade

c) Total cystotomy dengan pegangkatan kel.

Prostate dan urinary diversion untuk :

- Transurethral cel tumor pada grade 2

atau lebih

- Aquamosa cal Ca pada stage B-C

2) Radioterapy

- Diberikan pada tumor yang radiosensitive

seperti undifferentiated pada grade III-

IV dan stage B2-C.

- Radiasi diberikan sebelum operasi selama

3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.

Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu

dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks

dan IVP, kemudian 6 minggu setelah

radiasi direncanakan operasi. Post

operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads

selam 2-3 minggu.

3) Chemoterapi

Obat-obat anti kanker :

Citral, 5 fluoro urasil

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA,

Chemotherapy merupakan paliatif. 5-

Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin

(adriamycin) merupakan bahan yang

paling sering dipakai. Thiotepa dapat

diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai

pengobatan topikal. Klien dibiarkan

menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam

sebelum pengobatan dengan theotipa

dan obat diabiarkan dalam Buli-buli

selama dua jam.

8. Komplikasi

a. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi

b. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke

bladder neck

c. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami

oklusi

C. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien.

b. Riwayat Keperawatan

1) Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan

agak mengedan, ada benjolan pada abdomen

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri

diseluruh tubuh terutama dipinggang.

2) Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit

yang diderita pasien saat masuk rumah

sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat

BAK dan terasa nyeri sera sulit BAB.

3) Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit

yang sama atau penyakit lain yang pernah

diderita oleh pasien).

4) Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang

pernah diderita anggota keluarga yang

menjadi faktor resiko.

5) Riwayat psikososial dan spiritual.

6) Kondisi lingkungan rumah.

7) Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK,

pola aktivitas latihan, pola kebiasaan yang

mempengaruhi kesehatan (rokok,

ketergantungan obat, minuman keras).

c. Pemeriksaan Fisik

a) Aktivitas dan istirahat

Gejala :

Kelemahan dan / atau keletihan

Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan

tidur pada malam hari; adanya faktor-

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

faktor yang mempengaruhi tidur misalnya

nyeri, ansietas, berkeringat malam

Pola tidur (mis; tidur tengkurap)

Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan

karsinogen lingkungan, tingkat stress yang

tinggiu

b) Sirkulasi

Gejala :

Kongesti unilateral pada lengan yang

terkena (system limfe)

Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan

kerja

Kebiasaan : Perubahan pada tanda vital

c) Integritas Ego

Gejala :

Stressor konstan dalam pekerjaan/ pola

dirumah

Stress/takut tentang diagnosa, prognosis

dan harapan yang akan datang

Masalah tentang perubahan dalam penampilan

misalnya alopesia, lesi cacat dan

pembedahan

Menyangkal diagnosis, perasaan tidak

berdaya, putus asa, tidak mampu, tidakProgram Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

mampu, rasa bersalah, kehilangan control,

depresi

Tanda : Menyangkal, menarik

diri, marah

d) Eliminasi

Gejala :

Perubahan pola defekasi misalnya darah

pada feses, nyeri saat defekasi

Perubahan pola eliminasi urinarius

misalnya nyeri atau rasa terbakar pada

saat berkemih, hematuria, sering berkemih

Tanda : Perubahan pada bising

usus, distensi abdomen

e) Makanan/cairan

Gejala :

Kebiasaan diet buruk (mis; rendah serat,

tinggi lemak, aditif, bahan pengawet)

Anoreksia, mual/muntah

Intoleransi makanan

Perubahan pada berat badan; penurunan

berat badan hebat, kaheksia, berkurangnya

massa otot.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Tanda : Perubahan pada

kelembaban/turgor kulit, edema

f) Neurosensori

Gejala : Pusing; sinkope.

g) Nyeri/keamanan

Gejala :

Nyeri bervariasi mis; ketidaknyamanan

ringan sampai nyeri berat (dihubungkan

dengan proses penyakit)

Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi

dan biasanya mengindikasikan penyakit

fibrotik

h) Pernapasan

Gejala :

Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan

seseorang yang merokok)

Pemajanan asbes

i) Keamanan

Gejala :

Massa nodul aksilla

Edema, eritema kulit sekitar

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Pemajanan pada kimia, toksik dan

karsinogen

Pemajanan matahari lama/ berlebihan

Tanda :

Demam

Ruam kulit, ulserasi

j) Seksualitas

Gejala :

Masalah seksual, misalnya dampak pada

hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan

Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun

Multigravida, pasangan seks multipel,

aktivitas seksual dini. Herpes genital

k) Penyuluhan/pembelajaran

Gejala :

Riwayat kanker pada keluarga mis; ibu,

bibi, saudara wanita atau nenek yang

kanker payudara

Sisi primer, penyakit primer, tanggal

ditemukan diagnosa

Penyakit metatastasis; sisi tambahan yang

terlibat.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Riwayat pengobatan; riwayat sebelumnya

untuk tempat kanker dan pengobatan yang

diberikan

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit

(penekanan/kerusakan jaringan syaraf,

infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur

syaraf, inflamasi).

b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan

obstruksi / iritasi kandung kemih.

c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)

berhubungan dengan hipermetabolik yang

berhubungan dengan kanker.

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan

pengobatan.

3. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit

(penekanan/kerusakan jaringan syaraf,

infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur

syaraf, inflamasi).

Tujuan :

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam

diharapkan nyeri pasien terkontrol.

Dengan kriteria hasil:

- Skala nyeri berkurang sampai hilang.

- Pasien mengungkapkan perasaan nyaman

berkurangnya nyeri.

Intervensi:

- Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan

intensitas

R : Memberikan informasi yang diperlukan

untuk merencanakan asuhan

- Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi,

khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan

keluarga tentang cara menghadapinya

R :Untuk mengetahui terapi yang dilakukan

sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan

komplikasi

- Berikan pengalihan seperti reposisi dan

aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan

musik atau nonton TV

R :Untuk meningkatkan kenyamanan dengan

mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri

- Menganjurkan tehnik penanganan stress

(tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),

gembira, dan berikan sentuhan therapeutic

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

R :Meningkatkan kontrol diri atas efek

samping dengan menurunkan stress dan

ansietas

- Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila

perlu

R :Untuk mengetahui efektifitas penanganan

nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana

klien mampu menahannya serta untuk

mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan

anti nyeri

b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan

obstruksi.

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24

jam diharapkan pola eliminasi urine kembali

normal.

Dengan kriteria hasil :

- Tidak ada nyeri saat BAK.

Intervensi :

- Observasi output dan intake cairan selama

24 jam.

R : Untuk mengetahui tingkat keparahan

obstruksi yang terjadi agar dapat di

jadikan acuan dalam melakukan indakan

keperawatan selanjutnya

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

- Anjurkan pasien mempertahankan intake

cairan yang adekuat.

R : Agar dapat memperlunak sehubungan

dengan obstruksi yang terjadi

- Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa

kanker kandung kemih menyebabkan iritasi

kandung kemih sehingga terjadi urgensi.

R : Mengurangi tingka kecemasan keluarga

dan memnambah pengetahuan tentang kanker

kndung kemih pada keluarga

- Kolaborasi pemberian analgesik atau

antipasmodik

R : Untuk mengurangi gejala iritasi saat

BAK dan menghambat kontraksi kandung kemih

yang tidak stabil.

c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)

berhubungan dengan hipermetabolik yang

berhubungan dengan kanker.

Tujuan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24

jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien

adekuat.

Dengan kriteria hasil :

- Porsi makan pasien habis.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

- Pasien menunjukkan berat badan stabil,

hasil lab normal dan tidak ada tanda

malnutrisi.

Intervensi:

- Monitor intake makanan setiap hari, apakah

klien makan sesuai dengan kebutuhannya.

R :Memberikan informasi tentang status gizi

klien.

- Timbang dan ukur berat badan, ukuran

triceps serta amati penurunan berat badan

R :Memberikan informasi tentang penambahan

dan penurunan berat badan klien

- Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan

tinggi kalori dengan intake cairan yang

adekuat

R :Kalori merupakan sumber energi

- Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk

atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu

manis, berlemak dan pedas

R :Mencegah mual muntah, distensi

berlebihan, dispepsia yang menyebabkan

penurunan nafsu makan serta mengurangi

stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan

ansietas

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

- Ciptakan suasana makan yang menyenangkan

misalnya makan bersama teman atau keluarga

R :Agar klien merasa seperti berada dirumah

sendiri

- Berikan pengobatan sesuai indikasi

( Tindakan Kolaborasi)

R :Membantu menghilangkan gejala penyakit,

efek samping dan meningkatkan status

kesehatan klien

d. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis

(kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi,

peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai

dengan peningkatan tegangan, kelelahan,

mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan

tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong

diri, stimulasi simpatetik

Tujuan :

- Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

- Rileks dan dapat melihat dirinya secara

obyektif.

- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu

berpartisipasi dalam pengobatan

Intervensi :

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

- Berikan informasi tentang prognosis secara

akurat

R :Pemberian informasi dapat membantu klien

dalam memahami proses penyakitnya

- Beri kesempatan pada klien untuk

mengekspresikan rasa marah, takut,

konfrontasi. Beri informasi dengan emosi

wajar dan ekspresi yang sesuai

R :Dapat menurunkan kecemasan klien

- Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek

samping. Bantu klien mempersiapkan diri

dalam pengobatan

R :Membantu klien dalam memahami kebutuhan

untuk pengobatan dan efek sampingnya

- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman

R :Memberikan kesempatan pada klien untuk

berpikir/merenung/istirahat

- Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan

sentuhlah dengan wajar

R :Klien mendapatkan kepercayaan diri dan

keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

BAB II

TINJAUAN KASUS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Yusnasari Rombe Polan, S.Kep

Ruangan : Lontara 2 BD - Ruang Perawatan

Urology

Tanggal : 26 – 30 Januari 2015

I. BIODATA

A. Identitas klienProgram Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Nama klien : Tn” L”

Jenis Kelamin : Laki – laki

Tanggal Lahir : 01 Juli 1956

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

Status Perkawinan : Sudah menikah

Pekerjaan : Wiraswasta

No.RM : 69 56 18

Alamat : Jln Manunggal Bhakti,

Nunukan Kal-Tim

Tanggal masuk : 26 Januari 2015

Tanggal pengkajian : 26 Januari 2015

B. Penanggung Jawab

Nama : Ny. “N”

Usia : 40 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan Dengan Klien

: Keluarga

II. RIWAYAT KESEHATAN

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

a.Keluhan Utama : Nyeri

b.Riwayat Keluhan Utama :

Dialami sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu,

yang dirasakan saat berkemih. Nyeri dirasakan di

area suprapubis yang dirasakan seperti teriris-

iris selama 1-2 menit dengan skala 2. Klien juga

mengeluh mengalami kencing berwarna merah dari

awal hingga akhir berkemih, kencing keluar

menetes-netes yang menyebabkan klien merasa tidak

puas saat berkemih. Riwayat mengkomumsi OAT tidak

ada.

Pada saat dikaji tanggal 26 Januari 2015,

klien nampak gelisah dan berusaha untuk

menceritakan semua yang dialaminya dengan harapan

dapat cepat sembuh. Klien mengatakan belum BAB

sejak masuk di RS, klien masih mampu mememenuhi

kebutuhan sehari-harinya.

.Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1) Klien pernah dirawat dan sudah dua kali

menjalani operasi di RS Samarinda denganProgram Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

keluhan yang sama.

2) Klien memiliki alergi terhadap makanan laut,

daging dan kacang-kacangan

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

G1.....

G2.....

G3....

Keterangan :

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

: Laki-laki : Garis pernikahan

: klien

: Perempuan : Garis keturunan

X : Meninggal : Tinggalserumah

G1 : Kakek dan Nenek dari pihak ayah klien

sudah meninggal

G2 : Ayah klien sudah meninggal karena penyebab

yang tidak diketahui

G3 : Klien dengan Ca Buli-buli

d. Riwayat Psikososial

1. Pola Konsep diri:

a. Gambaran diri : Klien mengatakan dirinya

sedang dalam keadaan sakit

b. Identitas diri : Klien adalah seorang

perempuan

c. Peran diri : Klien untuk sementara tidak

dapat melakukan perannya sebagai ibu rumah

tangga

d. Harga diri : Klien ingin dihargai dan

dihormati sebagai manusia walaupun dalam

keadaan sakit

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

e. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan

berharap cepat pulang dan dapat menjalankan

aktivitas seperti biasa

2. Pola Kognitif:

a.Klien mengerti hal-hal yang di tanyakan

b.Klien dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan

3. Pola Koping:

a.Dalam mengambil keputusan klien selalu

dibantu oleh keluarga.

4. Pola interaksi ;

a. Bicara klien jelas dan mengungkapkan apa

yang di rasakan.

b. Klien menggunakan bahasa Indonesia

a. Riwayat Spiritual

1. Ketaatan klien beribadah : Sebelum klien sakit,

klien selalu taat melaksanakan sholat lima

waktu.

2. Dukungan keluarga klien :

Keluarga klien selalu memberikan semangat

kepada klien

3. Ritual yang biasa dijalankan : Tidak ada

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum Klien

1. Tanda-tanda distress : Tidak ada

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

2. Penampilan dihubungkan dengan sesuai dengan

usia : sesuai

3. Ekspresi wajah : Tampak meringis bila nyeri

timbul

4. Kesadaran : Composmentis

5. Tinggi Badan : 165cm BB : 69 kg Gaya

Berjalan : Normal

B. Tanda-tanda Vital

1. TD : 130/ 90 mmHg

2. N : 60 x/menit

3. P : 18 x/menit

4. S : 36,2oC

C. Sistem Pernapasan

a. Hidung dan sinus

Inspeksi

a. Lubang hidung tampak simetris kiri dan

kanan

b. Tidak nampak deviasi septum

c. Tidak nampak adanya polip

Palpasi

a. Keempat sinus tidak ada yang nyeri tekan

b. Tidak teraba massa.

b. Leher

InspeksiProgram Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

b. Tidak nampak adanya pelebaran vena

jugularis

Palpasi

a. Tidak ada massa

b. Tidak teraba adanya pelebaran vena

jugularis

c. Tidak ada kaku kuduk

c. Dada

Inspeksi

a. Bentuk dada normo chest, perbandingan

ukuran anterior – posterior dengan

transversal 2 : 1

b. Tidak ada penggunaan otot bantu

pernapasan

c. Frekuensi pernafasan 18 x / menit

Palpasi

a. Vocal fremitus seimbang getaran kiri dan

kanan

b. Tidak teraba adanya massa

c. Tidak teraba nyeri tekan

Auskultasi

a. Suara nafas vesikuler pada seluruh

lapang paru

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

b. Tidak terdengar bunyi nafas tambahan

Perkusi : bunyi sonor pada semua lapang

paru

D. Sistem Cardiovaskuler

Inspeksi : Konjungtiva tidak anemis, arteri

carotis kuat, tekanan vena jugularis,

tidak terdapat sianosis pada kuku,

CRT < 2 detik.

Palpasi

a. Irama jantung teratur

b. Nadi 60 x/menit

c. Tidak ada nyeri tekan

d. Ictus cordis tidak nampak dan teraba pada

ICS 5-6 linea midclavicula kiri

Perkusi

a. Bunyi pekak pada ICS 2 linea sternalis

kanan

b. Batas-batas jantung :

Pada ICS 3 dan 4 linea sternalis kiri

Pada ICS 5 linea midclavicularis kiri

Auskultasi

a. BJ I : Bunyi Lup penutupan katup

mitral dan trikuspidalis terdengar pada

ICS 4 dan 5

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

b. BJ II : Bunyi dup penutupan katup

pulmonalis dan aorta terdengar pada ICS 2

dan 3

E. Sistem Pencernaana. Mulut

a) Gigi berjumlah 32 buahb) Tidak nampak caries pada gigi

Gusia) Gusi berwarna merah mudab) Tidak nampak adanya perdarahan

Lidah : a. Bersih

b. Tidak terdapat ulkus

c. Tidak ada sariawan

Bibir a) Bibir tampak sedikit keringb) Mukosa mulut merah muda

b. Tenggorokan : tidak ada masalah menelanc. Abdomen

Inspeksia) Nampak simetris kiri dan kananb) Warna kulit sama dengan sekitarnyac) Tidak nampak penonjolan umbilicus

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Auskultasi : peristaltik usus terkesannormal

Palpasia) Tidak teraba adanya massab) Hepar tidak terabac) Ginjal tidak teraba

Perkusi : Tympani pada keempat kuadranabdomen

F. Sistem Indera1. Mata

Inspeksi :b) Nampak simetris kiri dan kananc) Palpebra tidak oedemad) Sclera tidak icteruse) Tidak nampak penonjolan bola mata

Palpasi : tidak ada peningkatan tekananintra okuler

Lapang pandang : baik, bola mata mengikutigerakan objek

2. Telinga

Inspeksi :

a. Nampak simetris kiri dan kanan

b. Terdapat serumen

c. Tidak ada pemakaian alat bantu

Palpasi

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

a. Tidak ada nyeri tekan

b. Tidak teraba massa

Terjadi penurunan kualitas pendengaran

3. Hidung

Inspeksi : Tidak ada sekret yang menghalangi

penghidu

Palpasi : Tidak ada nyeri dan tidak ada

massa

Penciuman baik, mimisan (-)

G. Sistem Persyarafan

Status mental orientasi : dapat mengenal

waktu tempat dan orang, daya ingat sudah

mulai menurun, perhatian dan perhitungan

baik, bahasa baik.

Pemeriksaan GCS skor : E : 4, M : 6 V : 5 =

15

Saraf-saraf cranial

a. N I (olfactorius) : klien dapat mencium

bau-bauan

b. N II (optikus) : klien tidak memakai kaca

mata

c. N III, IV, VI ( oculomotorius

throchlearis abducens)

Reaksi pupil isokor kiri dan kanan

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Gerakan bola mata simetris

Refleks cahaya baik

Gerakan bola mata 6 arah cardial

d. N V ( trigeminus) : refleks dagu baik

Sensorik : Klien dapat merasakan

sensasi usapan pada wajah

Motorik : Kontraksi otot masester

dan temporal (+) saat mengunyah

e. N VII (facialis) :

Gerakan abnormal (-)

Pengecapan lidah : normal

f. N VIII (akustikus) : terjadi penurunan

kualitas pendengaran

g. N IX dan X (glossopharingeus dan vagus)

Terdapat gangguan menelan

h. N XI (assesorius) : klien dapat

memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan

i. N XII (hypoglosus) : tidak ada gangguan

Fungsi motorik

Kekuatan Otot :

Fungsi sensorik

Suhu : Klien dapat membedakan antara

panas dan dinginProgram Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

5 55 5

Nyeri : Klien dapat merasakan sensasi

nyeri

Fungsi Cerebellum : Keseimbangan baik

Refleks Fisiologis : Bisep (+), Trisep (+),

patella (+)

Refleks Patologis : Babinski (-)

H. Sistem Muskuloskeletal

Kepala / rambut / kulit kepala

Inspeksi :

a. Bentuk kepala mesochepal

b. Rambut mulai mengalami kerontokan

Palpasi :

a. Tidak teraba adanya massa

b. Tidak ada nyeri tekan pada kepala

Muka

Inspeksi :

a. Muka nampak simetris kiri dan kanan

b. Bentuk muka oval

c. Ekspresi wajah nampak meringis

d. Klien nampak lesu

Palpasi

a. Tidak teraba adanya massa

b. Tidak teraba nyeri tekan

Vertebra : Nyeri tekan pada seluruh vertebra

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Kaki : Kaki kanan dan kiri dapat

digerakkan

Tangan : Terpasang infus pada tangan kiri

I. Sistem Integumen

Rambut : Berwarna hitam, dan tidak ada

kerontokan

Kulit : Temperature 36,2 0C, warna sawo

matang, kulit kering

Kuku : Warna merah muda, tidak mudah

patah.

J. Sistem Endokrin

Tidak terdapat pembesaran tyroid

Riwayat air seni di kelilingi semut (-)

K. Sistem Perkemihan

Tidak terlihat adanya edema, tidak terlihat

adanya moon face, tidak ada edema anasarka

Keadaan kandung kemih normal

Ada kesulitan dan gangguan dalam berkemih :

nyeri saat berkemih

Urine klien bercampur darah (hematuria)

Klien tidak memiliki penyakit hubungan

seksual

L. Sistem Reproduksi

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Tidak dikaji

M. Sistem Imun

1. Alergi terhadap makanan laut, daging dan

kacang-kacangan

2. Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan

perubahan cuaca

3. Tidak ada riwayat transfusi darah

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan Hematologi

PARAMETER HASIL NILAI NORMAL

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

WBCRBCHGBHCTMCVMCHMCHCPLTRDW-SDRDW-CVPDWMPVP-LCRPCTNEUTLYMPHMONOEOSBASOGDSUreumKreatininSGOTSGPTAlbuminHBsAgAnti HCVNatriumKaliumCloridaGDS

13,53,068,830,098

28,829,356763,517,77,78,612,50.498,703,610,91--9624

1,171618

106125

4.0-10.04.00-6.0012.0-16.037.0-48.080-97

26.5-33.531.5-35.0150-400

37.0-54.010.0-15.010.0-18.06.5-11.013.0-43.0

0.150-0.50052.0-75.020.0-40.02.0 – 8.01.0 – 3.0

0.00 – 0.10

10-50

< 38< 41

3,5 – 5,0

b. USG whole Abdomen

Nampak massa buli-buli

Hipertropi prostatProgram Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Tidak ada metastasis

c. Urinalisis

Warna : KuningkeruhpH : 6SG : Protein :

Glukosa : (-)Bilirubin : (-)Urobilinogen: 0,2Keton :

Kesan :

d. Biopsy

Transisional cell carcinoma grade III

V. TERAPI SAAT INI

1. IVFD RL 20 tpm

2. Ciprofloxacin 3 x 500 mg

3. Ranitidine 1 amp/intravena/8 jam

4. Ketorolac 1 amp/intravena/8 jam

5. Ceftriaxone 1 gr/intravena/12 jam

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

AKTIVITAS SEHARI-HARI

NO KONDISI SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT1

2

Nutrisi

Selera makan

Menu makanan

Makanan yang

disukai

Frekuensi makan

Cara makan

Ritual sebelum

makan

Nafsu makan

Cairan

Jenis minuman

Porsi makan

dihabiskan

nasi+sayur

semua jenis

makanan

3 x sehari

Mandiri

berdoa

baik

Air putih

8gelas/hari

(600cc/hari)

Porsi makan

dihabiskan

Nasi+sayur

Semua jenis

makanan

3 x sehari

Mandiri

Berdoa

Baik

Air putih,susu

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

3

4

5

Frekuensi

Cara pemenuhan

Eliminasi

*BAB

Tempat

pembuangan

Frekuensi

Konsistensi

Warna

*BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Tempat

pembuangan

Istirahat tidur

* Jam tidur

Siang

Malam

* Kebiasaan sebelum

Minum/oral

Toilet

1-2x sehari

Kenyal

Kuning

kecoklatan

3-5xsehari

Kekuning-

kuningan

Bau khas

Toilet

13.00-14.00

19.00-05.00

Menonton

Teratur

8 gelas/hari

Minum/oral

Toilet

Belum pernah

sejak dirawat

3-5kali sehari

Kekuning-

kuningan

Bau Khas

Toilet

13.00-14.00

20.00 - .05.00

Tidak ada

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

6

tidur

* Pola tidur

* Kesulitan tidur

* Efektif tidur

Personal hygiene :

Mandi

* Frekuensi

* Cara

Cuci rambut

Gunting kuku

Aktivitas/mobilitas

fisik

Kegiatan sehari-

hari

Penggunaan alat

bantu

Kesulitan gerakan

tubuh

Tidak ada

8-9jam/hari

2x/hari

Mandiri

Setiap mandi

1xseminggu

Tidak Ada

Tidak Ada

Tidak Ada

Teratur

Ada

7-8 jam

1 x

Mandiri

Setiap mandi

Belum Pernah

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

KLASIFIKASI DATA

(CP.1A)

Nama Klien : Tn “L”

Tanggal Lahir : 01 Juli 1956

No. RM : 69 56 18

Ruang Perawatan : Lontara 2 BD – Urology

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF Klien mengatakan nyeri

di daerah suprapubis

Klien mengatakan nyeri

seperti teriris-iris

Klien mengatakan sulit

berkemih

Klien mengatakan merasa

tidak puas saat berkemih

Klien mengatakan bahwa

ia sangat berharap

dokter dan perawat dapat

membantu menyembuhkan

sakitnya.

Ekspresi wajah

meringis

Klien sering

mengelus bagian yang

sakit

Klien nampak gelisah

Kencing berwarna

merah

TTV :

TD : 130/90 mmhg

N : 60 x/menit

S : 36,2 0C

P : 18 x / menit

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

ANALISA DATA( CP 1B)

Nama Klien : Tn “L”

Tanggal Lahir : 01 Juli 1956

No. RM : 69 56 18

Ruang Perawatan : Lontara 2 BD - Urology

NO DATA ETIOLOGI MASALAH1 DS :

Klienmengatakannyeri didaerahsuprapubis

Klienmengatakannyeri sepertiteriris-iris

DO : Ekspresi wajah

meringis

Proliferasi sel kanker

Penekanan jaringansekitar

Pengaktifan mediator

Nyeri

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Skala nyeri 2(0-10)

TTV : TD : 130/90mmhgN : 60x/mntP : 20x/mntS : 36,2 0 C

Nyeri dipersepsikan

2 DS : Klien

mengatakansulit berkemih

Klienmengatakanmerasa tidakpuas saatberkemih

DO : Kencing

berwarna merah

Perkembangan sel kanker

Pembentukan massa

Obstruksi saluran kemih

Gangguan pola eliminasiBAK

Gangguan polaeliminasi BAK

3 DS : Klien

mengatakanbahwa iasangatberharapdokter danperawat dapatmembantumenyembuhkansakitnya

Klien

Perkembangan penyakityang berlanjut

Proses hospitalisasi

Tekanan psikologis

Ansietas

Ansietas

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

mengatakannyeri saat BAK

DO : Klien nampak

gelisah

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

DIAGNOSA KEPERAWATAN

(CP.2)

Nama Klien : Tn “L”

Tanggal Lahir : 01 Juli 1956

No. RM : 69 56 18

Ruang Perawatan : Lontara 2 BD - Urology

NO MASALAH/DIAGNOSA TANGGAL

DITEMUKAN

TANGGAL

TERATASI1.

2.

3.

Nyeri berhubungan

dengan proses

patologis penyakit

Gangguan pola

eliminasi BAK

berhubungan dengan

adanya obstruksi

saluran kemih.

Ansietas

berhubungan dengan

perkembangan lanjut

oenyakit dan proses

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

hospitalisasi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI(CP 4 & 5)

Nama Klien : Tn “L”

Tanggal Lahir : 01 Juli 1956

No. RM : 69 56 18

Ruang Perawatan : Lontara 2 BD - Urology

NONDX

HARITGL/JAM

IMPLEMENTASI EVALUASI

1 Senin26/01/20

1514.50

1. Mengkaji

tingkat nyeri

atau

ketidaknyamanan

klien pada

skala 0 sampai

S : Klien mengeluh

nyeri pada skala 2

O : Klien nampak

gelisah dan meringis

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

10.

Hasil : klien

mengatakan

masih nyeri

pada skala 2,

klien nampak

gelisah

2. Mengajarkan

teknik

relaksasi dan

distraksi

Hasil : klien

mengerti teknik

yang diajarkan

3. Membantu pasien

untuk lebih

berfokus pada

aktivitas,

bukan pada

nyeri dan rasa

tidak nyaman

dengan

melakukan

pengalihan

melalui

A Masalah belum

teratasi

P Lanjutkan

intervensi 1,2,3

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

interaksi

dengan

keluarga.

Hasil : klien

mengerti dan

keluarga akan

membantu klien.2 15.10 1. Mengbservasi

output dan

intake cairan

selama 24 jam.

Hasil : klien

minum 8 gelas

air/hari,

kencing

berwarna merah

2. Menganjurkan

pasien

mempertahankan

intake cairan

yang adekuat.

Hasil : klien

mengerti

anjuran yang

S : Klien mengeluh

sulit berkemihO :

Kencing berwarna merah

A : Masalah belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

diberikan

3. Menjelaskan

pada pasien dan

keluarga bahwa

kanker kandung

kemih

menyebabkan

iritasi kandung

kemih sehingga

terjadi

urgensi.

Hasil : klien

mengerti apa

yang dijelaskan3 15.30 1. Mengkaji

tingkat

kecemasan klien

Hasil : klien

nampak gelisah

dengan

keadaannya

2. Memberi

informasi

sesuai dengan

kebutuhan klien

S : klien mengatakan

sangat berharap pengobatannya akanberhasil

O klien nampak

gelisah klien mendengarkan

setiap penjelasan yang diberikan

A :Masalah belum teratasiP :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Hasil : klien

mendengarkan

apa yang

dijelaskan

3. Menjelaskan

pengobatan,

tujuan dan efek

samping. Bantu

klien

mempersiapkan

diri dalam

pengobatan

Hasil : klien

mengerti setiap

penjelasan yang

diberikan

4. Memberikan

lingkungan yang

tenang dan

nyaman

Hasil: keluarga

klien membantu

untuk

memberikan

ketenangan bagi

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

klien

5. Mempertahankan

kontak dengan

klien, bicara

dan sentuhlah

dengan wajar.

Hasil : klien

sangat

mengaharapkan

perawat dan

dokter dapat

menolong

penyembuhannya1 Selasa

27/01/2015

14.50

1. Mengkaji

tingkat nyeri

atau

ketidaknyamanan

klien pada

skala 0 sampai

10.

Hasil : klien

mengatakan

masih nyeri

pada skala 2,

klien nampak

S : Klien mengeluh

masih nyeri pada skala 2

O : Klien nampak

gelisah dan meringis

A Masalah belum

teratasi

P Lanjutkan

intervensi 1,2,3

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

gelisah

2. Mengevaluasi

teknik

relaksasi dan

distraksi yang

telah diajarkan

Hasil : klien

mengerti teknik

yang diajarkan

dan sudah

mempraktekkanny

a.

3. Membantu pasien

untuk lebih

berfokus pada

aktivitas,

bukan pada

nyeri dan rasa

tidak nyaman

dengan

melakukan

pengalihan

melalui

interaksi

dengan

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

keluarga.

Hasil : klien

mengerti dan

keluarga akan

membantu klien.2 15.10 1. Mengbservasi

output dan

intake cairan

selama 24 jam.

Hasil : klien

minum 8 gelas

air/hari,

kencing

berwarna merah

2. Menganjurkan

pasien

mempertahankan

intake cairan

yang adekuat.

Hasil : klien

mengerti

anjuran yang

diberikan

3. Menjelaskan

pada pasien dan

S : Klien mengeluh

sulit berkemihO :

Kencing berwarna merah

A : Masalah belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

keluarga bahwa

kanker kandung

kemih

menyebabkan

iritasi kandung

kemih sehingga

terjadi

urgensi.

Hasil : klien

mengerti apa

yang dijelaskan3 15.30 1. Mengkaji

tingkat

kecemasan klien

Hasil : klien

nampak gelisah

dengan

keadaannya

2. Memberi

informasi

sesuai dengan

kebutuhan klien

Hasil : klien

mendengarkan

apa yang

S : klien mengatakan

sangat berharap pengobatannya akanberhasil

O klien nampak

gelisah klien mendengarkan

setiap penjelasan yang diberikan

A :Masalah belum teratasiP :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

dijelaskan

3. Menjelaskan

pengobatan,

tujuan dan efek

samping. Bantu

klien

mempersiapkan

diri dalam

pengobatan

Hasil : klien

mengerti setiap

penjelasan yang

diberikan

4. Memberikan

lingkungan yang

tenang dan

nyaman

Hasil: keluarga

klien membantu

untuk

memberikan

ketenangan bagi

klien

5. Mempertahankan

kontak dengan

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

klien, bicara

dan sentuhlah

dengan wajar.

Hasil : klien

sangat

mengaharapkan

perawat dan

dokter dapat

menolong

penyembuhannya1 Rabu

28/01/2015

14.50

1. Mengkaji

tingkat nyeri

atau

ketidaknyamanan

klien pada

skala 0 sampai

10.

Hasil : klien

mengatakan

masih nyeri

pada skala 2,

klien nampak

gelisah

2. Mengvaluasi

teknik

S : Klien mengeluh

masih nyeri pada skala 2

O : Klien nampak

gelisah dan meringis

A Masalah belum

teratasi

P Lanjutkan

intervensi 1,2,3

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

relaksasi dan

distraksi yang

telah diajarkan

Hasil : klien

mengerti teknik

yang diajarkan

dan sudah

mempraktekkanny

a.

3. Membantu pasien

untuk lebih

berfokus pada

aktivitas,

bukan pada

nyeri dan rasa

tidak nyaman

dengan

melakukan

pengalihan

melalui

interaksi

dengan

keluarga.

Hasil : klien

mengerti dan Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

keluarga akan

membantu klien.2 15.10 1. Mengbservasi

output dan

intake cairan

selama 24 jam.

Hasil : klien

minum 8 gelas

air/hari,

kencing

berwarna merah

2. Menganjurkan

pasien

mempertahankan

intake cairan

yang adekuat.

Hasil : klien

mengerti

anjuran yang

diberikan

3. Menjelaskan

pada pasien dan

keluarga bahwa

kanker kandung

kemih

S : Klien mengeluh

masih sulit berkemih

O : Kencing berwarna

merahA : Masalah belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

menyebabkan

iritasi kandung

kemih sehingga

terjadi

urgensi.

Hasil : klien

mengerti apa

yang dijelaskan3 15.30 1. Mengkaji

tingkat

kecemasan klien

Hasil : klien

nampak gelisah

dengan

keadaannya

2. Memberi

informasi

sesuai dengan

kebutuhan klien

Hasil : klien

mendengarkan

apa yang

dijelaskan

3. Menjelaskan

pengobatan,

S : klien mengatakan

sangat berharap pengobatannya akanberhasil

O klien nampak

gelisah klien mendengarkan

setiap penjelasan yang diberikan

A :Masalah belum teratasiP :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

tujuan dan efek

samping. Bantu

klien

mempersiapkan

diri dalam

pengobatan

Hasil : klien

mengerti setiap

penjelasan yang

diberikan

4. Memberikan

lingkungan yang

tenang dan

nyaman

Hasil: keluarga

klien membantu

untuk

memberikan

ketenangan bagi

klien

5. Mempertahankan

kontak dengan

klien, bicara

dan sentuhlah

dengan wajar.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

Hasil : klien

sangat

mengaharapkan

perawat dan

dokter dapat

menolong

penyembuhannya

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14 110

RENCANA KEPERAWATAN

(CP.3)

Nama Klien : Tn “L”

Tanggal Lahir : 01 Juli 1956

No. RM : 69 56 18

Ruang Perawatan : Lontara 2 BD - Urology

NO

.

NDX DATA PENUNJANGTUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri berhubungandengan aktivasimediator kimiayang ditandaidengan :

DS : Klien

mengatakannyeri didaerah

Nyeriberkurangatau hilangdengankriteriahasil : - klienmengatakannyeriberkurang

1. Minta pasien untuk

menilai nyeri atau

ketidaknyamanan

pada skala 0

sampai 10.

2. Ajarkan penggunaan

teknik relaksasi.

1. Informasi memberikan

data dasar untuk

mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan

intervensi

2. Dapat mengurangi rasa

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14110

suprapubis Klien

mengatakannyeri sepertiteriris-iris

DO : Ekspresi wajah

meringis Skala nyeri 2

(0-10) TTV : TD : 130/90mmhgN : 60x/mntP : 20x/mntS : 36,2 0 C

- skalanyeri 2(0-10)- wajahtampakceria

- TTV dalambatasNormal(100/90-140-90)

3. Bantu pasien untuk

lebih berfokus

pada aktivitas,

bukan pada nyeri

dan rasa tidak

nyaman dengan

melakukan

pengalihan melalui

televisi, radio,

tape, dan

interaksi dengan

pengunjung.

4. Jadwalkan periode

istirahat, berikan

lingkungan yang

tenang.

ketidaknyamanan karena

nyeri

3. Meningkatkan relaksasi

dan pengalihan

perhatian.

4. Menghilangkan

ketidaknyamanan dan

meningkatkan efek

terapi

nonfarmakologis.

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14110

5. Gunakan pendekatan

yang positif Untuk

mengoptimalkan

respons pasien

terhadap

analgesik.

Penurunan kelemahan

dan menghemat energi,

meningkatkan kemampuan

koping.

5. Membantu memurunkan

ambang persepsi nyeri

dan mengoptimalkan

respon terhadap

analgesik.

2 Gangguan polaeliminasi BAKberhubungandengan adanyaobstruksi salurankemih yangditandai dengan:

DS :

Setelahdilakukanperawatandiharapkanpolaeliminasiklienmembaik

1. Observasi output

dan intake cairan

selama 24 jam.

1. Untuk mengetahui

tingkat keparahan

obstruksi yang terjadi

agar dapat di jadikan

acuan dalam melakukan

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14110

Klienmengatakansulit berkemih

Klienmengatakanmerasa tidakpuas saatberkemih

DO : Kencing

berwarna merah

dengancriteria Klien

tidakmengalamikesulitanberkemih

Klienmenyatakanrasa puassetelahberkemih

Karakteristik urinedalambatasnormal

2. Anjurkan pasien

mempertahankan

intake cairan yang

adekuat.

3. Jelaskan pada

pasien dan

keluarga bahwa

kanker kandung

kemih menyebabkan

iritasi kandung

kemih sehingga

terjadi urgensi.

4. Kolaborasi

pemberian

analgesik atau

antipasmodik

indakan keperawatan

selanjutnya.

2. Agar dapat memperlunak

sehubungan dengan

obstruksi yang terjadi

3. Mengurangi tingka

kecemasan keluarga dan

memnambah pengetahuan

tentang kanker kndung

kemih pada keluarga

4. Untuk mengurangi gejala

iritasi saat BAK dan

menghambat kontraksi

kandung kemih yang

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14110

tidak stabil.

3 Ansietasberhubungan denganperkembangan lanjutpenyakit, prognosisdan pengobatanDS :

Klienmengatakanbahwa iasangatberharapdokter danperawat dapatmembantumenyembuhkansakitnya

DO : Klien nampak

gelisah

Kecemasanhilangdengancriteria: Klien

nampakrileks

Klienmenyatakanpemahamantentangpenyakitdan prosespengobatanyang akandijalaninya

1. Berikan informasi

tentang prognosis

secara akurat

2. Beri kesempatan

pada klien untuk

mengekspresikan

rasa marah, takut,

konfrontasi. Beri

informasi dengan

emosi wajar dan

ekspresi yang

sesuai

3. Jelaskan

pengobatan, tujuan

1. Pemberian informasi

dapat membantu klien

dalam memahami proses

penyakitnya.

2. Dapat menurunkan

kecemasan klien

3. Membantu klien dalam

memahami kebutuhan

untuk pengobatan dan

efek sampingnya

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14110

dan efek samping.

Bantu klien

mempersiapkan diri

dalam pengobatan

4. Berikan lingkungan

yang tenang dan

nyaman

5. Pertahankan kontak

dengan klien,

bicara dan

sentuhlah dengan

wajar

4. Memberikan kesempatan

pada klien untuk

berpikir/merenung/istir

ahat.

5. Klien mendapatkan

kepercayaan diri dan

keyakinan bahwa dia

benar-benar ditolong

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14110

Program Profesi Ners Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.STIKES Lakipadada Tana Toraja

NIM : Ns. 14110