asuhan keperawatan pada ny.s dengan post op ca mamae
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of asuhan keperawatan pada ny.s dengan post op ca mamae
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN POST OP CA MAMAE
DEXTRA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KENYAMANAN DI
RUANG PERAWATAN JABAL RAHMAH 2
RS ALIYAH 2 KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program
Diploma D-III Keperawatan
Oleh :
MUHAMMAD RIKO PRASETIA ALAMSYAH
NIM. P00320018069
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muhammmad Riko Prasetia Alamsyah
Nim : P00320018069
Istitusi pendidikan : Poltekkes Kemenkes Kendari Prodi D III Keperawatan
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan Diagnosa Medis
Post Op Ca Mamae Dextra Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Kenyamanan Di Ruang Perawatan Jabal
Rahmah 2 RS Aliyah 2 Kota Kendari
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari,…… 2021
Yang membuat pernyataan
Penyusun
v
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Muhammad Riko Prasetia Alamsyah
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kendari 18 September 2000
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia
6. Alamat : BTN Graha Mandiri Permai Kel.Kambu,
Kota kendari
7. No. Telpon/Hp : 081247584534
II. PENDIDIKAN
1. Taman Kanak-Kanak Melati Baubau 2006
2. Sekolah Dasar Negeri Kabauria Baubau 2012
3. Madrasah Tsanawiyah Swasta Baubau 2015
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Baubau
5. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2021
vi
MOTTO PENULIS
Dunia ibarat bayangan,
Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari.
Tapi kalau kau membelakanginya,
Ia tak punya pilihan selain mengikutimu
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
SEMOGA BERMANFAAT DAN MENJADI INSPIRASI BAGI PEMBACA
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Proposal KTI sebagai syarat
kelulusan ujian akhir pendidikan Ahli Madiah Keperawatan di Poltekkes
Kemenkes Kendari dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan
Diagnosa Medis Post Op Ca Mamae Dextra Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Kenyamanan Di Ruang Perawatan Jabal Kahmah 2 RS Aliyah 2 Kota Kendari
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tinggi nya kepada
yang terhormat
1. Ibu Askrening, SKM,M.Kes selaku Direktur Poltekkes kemenkes
Kendari yang telah memberi dukungan dalam penyusunan KTI.
2. Bapak Indriono Hadi., S,Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan KTI.
3. Bapak Akhmad, SST., M.Kes selaku pembimbing I yang memberikan
bimbingan, dukungan, dan arahan dalam penyusunan KTI ini.
4. Ibu Dwi Yanthi, S.Kep,Ns.,M.Sc selaku pembimbing II yang
memeirikan bimbingan, dukungan, dan arahan dalam penyusunan KTI
ini.
5. Ibu Rusna Tahir, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji I yang telah
menguji dan memberikan bimbingan, dukungan dan arahan dalam
penyusunan KTI.
6. Bapak Sahmad, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji II yang telah
menguji dan memberikan bimbingan, dukungan dan arahan dalam
penyusunan KTI.
7. Ibu Dewi Sartiya R, M.Kep.,Sp.,Kep MB selaku dosen penguji III
yang telah menguji dan memberikan bimbingan, dukungan dan arahan
dalam penyusunan KTI.
viii
8. Semua dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari yang
telah memberikan bimbingan dengan sabar dan ilmu yang bermanfaat.
9. Staf dan karyawan Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Kendari yang
membantu meminjamkan buku dalam menyelesaikan studi kasus ini.
10. Pihak RS Aliyah 2 Kota Kendari yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang peneliti butuhkan.
11. Terimakasih untuk yang paling istimewa dan paling saya hargai orang
tua saya Bapak Ridwan dan Ibu Rabiana yang telah memberikan saya
semangat, dukungan, nasehat dan membantu biaya selama saya kulia,
serta kakak dan adik saya Muh.Rifqi dan Muhammad Alif Tri Bintang
yang selalu memberikan saya keceriaan dan semangat.
12. Terimakasih untuk yang saya hargai om dan tante saya Ibu Nia dan
Bapak Irfan selaku orang tua kedua saya di Kendari yang sudah
memberikan saya tempat tinggal dan dukungan selama saya kulia.
13. Sahabat-sahabat saya dari Sekolah Dasar, Luluh Octo Astarina, Eka
Tri Arthifani, Mita Fradila Melenia, Nurul Muthmainna Musidi,
Ferdian Adi Saputra N, Adriyan, La Jais dan sahabat-sahabat satu
kelas saya Muhammad Adha Afnur, Ilham Maikal, terimakasih atas
dukungan kalian semua.
14. Untuk Sevta Nidia terimakasih sudah menemani saya selama proses
kuliah sampai pada tahap ini, terimakasih sudah mau membantu saya
dalam mengerjakan tugas, memberikan saya pengetahuan dan
dukungan selama perkuliahan.
15. Untuk semua teman-teman D III Keperawatan angkatan 2018 dan
semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan moral dan spiritual semoga studi kasus ini
bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan, Aamiin.
Kendari, Kamis 08 Maret 2021
Penyusun
ix
A B S T R A K
Muhammad Riko Prasetia Alamsyah (P00320018069) Asuhan Keperawatan Pada
Ny. S Dengan Diagnosa Medis Post Op CA Mamae Dextra Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Kenyamanan Di Ruang Perawatan Jabal Rahmah 2 RS Aliyah 2 Kota
Kendari. Pembimbing I (Akhmad, SST, M.Kes). Pembimbing II (Dwi Yanthi,
S.Kep.,Ns.,MSc).
Latar Belakang : Karsinoma/kanker payudara adalah kanker yang paling sering
terjadi pada wanita di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang
ditandai adanya pertumbuhan abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai
dari sistem saluran kelenjar susu, kemudian tumbuh menyusup ke bagian lain
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Jika tidak cepat di atasi
akibatnya dapat menyerang seluruh bagian tubuh (metastasis).
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan dengan desain deskriptif dengan
rancangan untuk studi kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Diagnosa
Medis Post Op CA Mamae Dextra Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kenyamanan Di
Ruang Perawatan Jabal Rahmah 2 RS Aliyah 2 Kota Kendari.
Hasil : Masalah keperawatan yang didapatkan pada Ny. S adalah nyeri akut
dengan intervensi teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan selama 3 hari
dengan prioritas masalah yaitu nyeri akut.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pelaksanaan dan penerapan asuhan keperawatan
pada Ny. S dengan post operasi kanker payudara di Jabal Rahmah 2 RS Aliyah 2
Kota Kendari, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum pelaksanaan asuhan
keperawatan baik dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan dan dokumentasi
keperawatan pada post operasi kanker payudara sebagian sesuai dengan teori dan
prosedur yang ada.
Tujuan : Tujuan umum, Menggambarkan penerapan asuhan keperawatan pada Ny.
S dengan diagnosa medis post op ca mamae dextra dalam pemenuhan kebutuhan
kenyamanan. Tujuan khusus, Menggambarkan pengkajian keperawatan pada Ny.
S dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan, Menggambarkan diagnosa
keperawatan pada Ny. S dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan,
Menggambarkan rencana keperawatan pada Ny. S dalam pemenuhan kebutuhan
kenyamanan, Menggambarkan implementasi keperawatan pada Ny. S dalam
pemenuhan kebutuhan kenyamanan, Menggambarkan evaluasi keperawatan pada
Ny. S dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan.
Saran : Meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak lagi sehingga
dapat menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada keluarga, orang
disekitar dan terutama pada pasien tentang post operasi kanker payudara atau
kanker payudara dengan ilmu-ilmu terkini.
Key Words : Asuhan Keperawatan, Post Op Ca Mamae Dextra, Kebutuhan
Kenyamanan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii
KEASLIAN TULISAN ...................................................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ................................................................................................ 3
D. Manfaat penulisan ............................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................
A. Kebutuhan Dasar Kenyamanan ............................................................................
1. Pengertian Kebutuhan Kenyamanan .............................................................. 5
2. Respon Tubuh Yang Berperan Penting Dalam Kebutuhan
Kenyamanan ................................................................................................... 6
3. Proses Terjadinya Nyeri ................................................................................. 6
4. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Kenyamanan……. ............................... 7
5. Asuhan Keperawatan………. ...................................................................... 10
xi
B. Tinjauan Tentang Kanker Payudara .....................................................................
1. Pengertian Tentang Kanker Payudara ........................................................ 19
2. Etiologi Tentang Kanker Payudara ............................................................. 21
3. Manifestasi Klinis Tentang Kanker Payudara ............................................ 22
4. Patofisiologi Kanker Payudara ................................................................... 24
5. Pathway Tentang Kanker Payudara…………… ........................................ 26
6. Asuhan keperawatan ................................................................................... 27
C. Analis Tindakan Keperawatan Penerapan Teknik Napas Dalam Terhadap Nyeri
Akut
1. Definisi…. .................................................................................................. 32
2. Batasan Karakteristik .................................................................................. 32
3. Faktor Yang Berhubungan.......................................................................... 32
4. Prosedur Teknik Napas Dalam ................................................................... 32
5. Hubungan Tindakan Keperawatan Teknik Napas Dalam .......................... 33
BAB III METODE PENULISAN ........................................................................................
A. Rancangan Studi Kasus .................................................................................... 34
B. Subyek Studi Kasus .......................................................................................... 34
C. Fokus Studi ....................................................................................................... 35
D. Definisi Operasional ......................................................................................... 35
E. Tempat dan Waktu ............................................................................................ 35
F. Pengumpulan Data ............................................................................................ 36
G. Penyajian Data .................................................................................................. 37
H. Etika Studi Kasus.............................................................................................. 37
xii
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ...................................................
A. Hasil Studi Kasus.............................................................................................. 38
1. Pengkajian .................................................................................................. 38
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................... 43
3. Klsifikasi Data ............................................................................................ 44
4. Analisa Data ............................................................................................... 45
5. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 46
6. Implementasi Keperawatan ........................................................................ 48
7. Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 53
B. Pembahasan Kasus ........................................................................................... 53
1. Pengkajian ................................................................................................. 53
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................... 54
3. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 55
4. Implementasi Keperawatan ........................................................................ 55
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 56
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 59
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 68
1. Dokumentasi ......................................................................................................... 68
2. Pengambilan Data Awal ........................................................................................ 69
3. Format Judul Karya Tulis Ilmiah .......................................................................... 70
4. Lembaran Bimbingan Karya tulis Ilmiah .............................................................. 71
5. Lembar Surat Keterangan Bebas Pustaka ............................................................ 73
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel. 1 Komponen Pengkajian Nyeri JCAHO ............................................................ 14
2. Tabel. 2 Intervensi Nyeri Akut menurut Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) 2018 ................................................................................................ 19
3. Tabel. 3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium .................................................................... 49
4. Tabel. 4 Klasifikasi Data ............................................................................................... 50
5. Tabel. 5 Analisa Data .................................................................................................... 51
6. Tabel. 6 Intervensi Keperawatan................................................................................... 52
7. Tabel. 7 Implementasi Keperawatan. ............................................................................ 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karsinoma/kanker payudara adalah kanker yang paling sering
terjadi pada wanita di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit
yang ditandai adanya pertumbuhan abnormal dari payudara yang tumbuh
cepat, dimulai dari sistem saluran kelenjar susu, kemudian tumbuh
menyusup ke bagian lain melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening. Jika tidak cepat di atasi akibatnya dapat menyerang seluruh bagian
tubuh (metastasis). Oleh sebab itu penting sekali bagi wanita untuk
melakukan deteksi dini kanker payudara, dengan tujuan mendeteksi
kanker sedini mungkin agar lebih mudah ditangani. Salah satu cara yang
paling sederhana dan paling murah untuk deteksi kanker payudara adalah
dengan mengenali payudara sendiri melalui Self Breast Examination atau
pemeriksaan payudara sendiri di singkat dengan SA DA RI. (Irianto, 2015)
Menurut World Health Organization (WHO), 8-9 % perempuan
akan mengalami kanker payudara. Setiap tahun, lebih dari 250.000 kasus
kanker payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175.000 di
Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta
perempuan terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000
meninggal karena kanker payudara. (Mulyani, Nuryani, 2013)
Di Indonesia kanker payudara menduduki tempat kedua (15,8%)
dari sepuluh kanker terbanyak setelah kanker mulut rahim ditempat
pertama. Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berusia
2
lebih dari 40 tahun. Diperkirakan semakin meningkat di masa yang akan
datang (Reksoprodjo dkk, 2010). Hal ini mungkin disebabkan antara lain
oleh gaya hidup yang jauh berbeda, pola makan, polusi lingkungan,
penggunaan insektisida, zat-zat pengawet, penyedap rasa, pewarna, serta
stress yang berkepanjangan.
Sedangkan di RS Aliyah 2 Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara khususnya di ruang perawatan di dapatkan jumlah kasus kanker
payudara yang tercatat pada bulan Januari sampai bulan April 2021
sebanyak 25 kasus. Pada bulan Januari terdapat 7 kasus, bulan Februari
terdapat 7 kasus, bulan Maret terdapat 8 kasus dan bulan April sebanyak 3
kasus. (Rekam Medik Ruang Perawatan RS Aliyah 2 Kota Kendari, 2021).
Pada pasien Post Op Ca Mammae pada umumnya akan mengalami
gangguan citra tubuh dan nyeri dikarenakan proses pembedahan yang
menyebabkan perubahan fisik pada pasien kanker payudara, hal ini sangat
berpengaruh pada gambaran diri seseorang sehingga pada akhirnya akan
mempengaruhi harga diri (Smelzer & Bare, 2015).
Tingginya tingkat kecemasan pada pasien pasca operasi kanker
payudara dikarenakan kecemasan pasien terhadap hilangnya organ atau
anggota gerak pasca operasi, kecemasan terhadap nyeri pasca operasi,
kerentanan selama dalam kkondisi tidak sadar, perubahan peran,
perubahan gaya hidup, terpisahnya dengan orang-orang yang dicintai dan
perasaan takut akan kematian (Black & Tobin, 2014).
Perubahan status fungsional selalu terjadi sebagai tanda pertama
dari penyakit atau kelanjutan dari kondisi kronis, Penelitian (Saputri,
3
Iskandar, Novirianthy, 2017) di RSUDZA Banda Aceh didapatkan
hubungan bermakna antara intensitas nyeri dengan status fungsional pada
penderita kanker payudara pasca pembedahan dengan pValue = 0,000
(p<0,05) dengan kekuatan kolerasi kuat (r=0,086) dan arah korelasi positif.
Hal ini berarti semakin tinggi tingkat intensitas nyeri yang dirasakan
penderita kanker payudara pasca pembedahan maka nilai status fungsional
akan semakin memburuk karena lebih banyak bergantung pada orang lain.
Menurut hasil penelitian Simone (2013) menyatakan bahwa
pengobatan yang paling banyak dilakukan oleh pasien kanker payudara
yaitu operasi dimana sebanyak 92,6% pasien tengah menjalani operasi
kanker payudara dan sebanyak 98% telah menyelesaikan operasi kanker
payudara. Sebelum dilakukan pembedahan pasien harus di infus untuk
pemberian obat-obatan mungkin diperlukan selama pembedahan.
Sebagai seorang perawat harus mampu memberikan pelayanan
kesehatan yaitu pelayanan yang profesional yang didasarkan pada ilmu
dan metodologi keperawatan yang dapat memenuhi kebutuhan klien dari
kebutuhan kenyamanan yang komprehensif ditujukan kepada klien kanker
payudara, maka dari itu, seorang perawat harus mampu memanfaatkan
golden periode dengan baik sehingga tidak terjadi kecacatan dan kematian
Berdasarkan latar belakang di atas ada perlunya bagi wanita agar
memeriksa payudaya sendiri di rumah sedini mungkin agar bisa terhindar
dari komplikasi lebih lanjut yang berdampak terhadap kesehatan, maka
pelunis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Ny. S Dengan Diagnosa Medis Post Op Ca Mamae
4
Dextra Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kenyamanan Di Ruang Perawatan
Jabal Rahmah 2 RS Aliyah 2 Kota Kendari”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Ca
Mamae Dextra Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kenyamanan Di Ruang
Perawatan Jabal Rahmah 2 RS Aliyah 2 Kota Kendari?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan penerapan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan
diagnosa medis post op ca mamae dextra dalam pemenuhan
kebutuhan kenyamanan
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian keperawatan pada Ny. S dalam
pemenuhan kebutuhan kenyamanan
b. Menggambarkan diagnosa keperawatan pada Ny. S dalam
pemenuhan kebutuhan kenyamanan
c. Menggambarkan rencana keperawatan pada Ny. S dalam
pemenuhan kebutuhan kenyamanan
d. Menggambarkan implementasi keperawatan pada Ny. S dalam
pemenuhan kebutuhan kenyamanan
e. Menggambarkan evaluasi keperawatan pada Ny. S dalam
pemenuhan kebutuhan kenyamanan
f. Menggambarkan analisis suatu intervensi keperawatan pada Ny. S
dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan.
5
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang tindakan pertama yang dapat
dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker payudara serta cara
penanganan dan pencegahannya.
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan pada pasien kanker
payudara
3. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan
kebutuhan kenyamanan pada pasien kanker payudara.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Dasar Kenyamanan
1. Pengertian
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transender (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan harus
dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu :
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga
dan sosial.
c. Psikososial
d. , berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
e. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman
eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna,
dan unsur alamiah lainnya (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016)
Dalam meningkatkan kebutuhn rasa nyaman diartikan perawat
lebih memberikan kakuatan, harapan, dorongan, hiburan, dukungan
dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari
rasa nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang
7
mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan
dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien (Wahyudi &
Abd.Wahid, 2016).
2. Respon Tubuh Yang Berperan Penting Dalam Kebutuhan
Kenyamanan (Nyeri)
Terdapat 3 komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi,
presepsi dan relaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls
melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula
spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan
akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula
spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel
saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka
otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi
tentang pengalman dan pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi
kebudayaan dalam upaya mempersiapkan nyeri (Wahyudi &
Abd.Wahid, 2016).
3. Proses Terjadinya Nyeri
a. Reaksi fisiologis
Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke
batang otak dan talamus, sistem saraf otonom menjadi
terstimulasi sebagai bagian dari respon stres. Nyeri dengan
intensitas ringan hingga sedang dan nyeri superfisial
menimbulkan reaksi “Flight atau Fight” yang merupakan
8
sindrom adaptasi umum. Stimulasi pada cabang simpatis pada
sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.Aapabila
nyeri berlangsung terus menerus secara tipikal akan
melibatkan organ-organ viseral, sistem saraf parasimpatis
menghasilkan suatu aksi. Respon fisiologis terhadap nyeri
sangan membahayakan individu. Kecuali pada kasus-kasus
berat yang menyebabkan individu mengalami syok,
kebanyakan individu mencapai tingkat adaptasi, yaitu tanda-
tanda fisik kembali normal. Dengan demikian klien yang
mengalami nyeri tidak akan selalu memperlihatkan tanda-tanda
fisik (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).
b. Reaksi Psikologis
Respon psikologis sangan berkaitan dengan pemahaman
klien tentang nyeri. Klien yang mengartikan nyeri sebagai suatu
yang “negatif” cenderung memiliki suasana hati sedih, berduka,
ketidakberdayaan, dan dapat berbalik menjadi rasa marah atau
frustasi. Sebaliknya, bagi klien yang mimiliki presepsi yang
“positif” cenderung menerima nyeri yang dialaminya (Zakiyah,
2015).
c. Respon Perilaku
Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Gerakan tubuh
yang khas dan ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri dapat
ditunjukan oleh pasien sebagai respon perilaku terhadap nyeri.
9
Respon tersebut seperti : mengerutkan dahi, gelisa, memalingkan
wajah ketika diajak berbicara (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).
4. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Kenyamanan (Nyeri)
a. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi
nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Anak kecil
mempunyai keesulitan memahami nyeri dan prosedur yang
dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri. Anak-anak juga
mengalami kesulitan secara verbal dalam mengungkapkan dan
mengekspresikan nyeri. Sedangkan pasien yang berusia lanjut,
memiliki resiko tinggi mengalami situasi yang membuat mereka
merasakan nyeri akibat adanya komplikasi dalam penyakit
degeneratif.
b. Jenis Kelamin
Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin
misalnya menganggap bahwa seorang laki-laki harus berani dan
tidak boleh menangis sedangkan anak perempuan boleh menangis
dalam situasi yang sama. Namun secara umum, pria dan wanita
tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.
c. Kebudayaan
Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri
adalah suatu yang alamiiyah. Kebudayaan lain cenderung melatih
perilaku yang tertutup (introvert). Sosialisasi budaya menentukan
perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian hal ini dapat
10
mempengaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga
terjadilah presepsi nyeri.
d. Perhatian
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada
nyeri dapat mempengaruhi presepsi nyeri. Perhatian yang
meningkat dihubungkan degan nyeri yang meningkat sedangkan
upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respons nyeri
yang menurun.
e. Makna Nyeri
Individu akan mempresepsikan nyeri berbeda-beda apabila
nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan,
hukuman, dan tantangan. Makna nyeri mempengaruhi pengalaman
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
f. Ansietas
Ansietas seringkali meningkatkan presepsi nyeri tetapi
nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Apabila
rasa cemas tidak mendapat perhatian dapat menimbulkan suatu
masalah penatalaksanaan nyeri yang serius.
g. Gaya Koping
Individu yang memiliki lokus kendali internal
mempresepikan diri mereka sebagai indifidu yang dapat
mengendalikan lingkungan mereka dan hasil akhir suatu peristiwa
seperti nyeri. Sebaliknya, individu yang memiliki lokus kendali
eksternal mempresepsikan faktor lain di dalam lingkungan mereka
11
seperti perawat sebagai individu yang bertanggung jawab terhadap
hasil akhir suatu peristiwa.
h. Keletihan
Rasa keletihan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif
dan menurunkan kemampuan koping sehingga meningkatkan
presepsi nyeri.
i. Pengalaman Sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri sebelumnya
namun tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima
nyeri dengan lebih mudah di masa datang.
j. Dukungan Keluarga Dan Sosial
Kehadiran orang-orang terdekat dan bagaimana sikap mereka
terhadap klien dapat memengaruhi respons nyeri. Pasien dengan
nyeri memerlukan dukungan, bantuan dan perlindungan walaupun
nyeri tetap dirasakan namun kehadiran orang yang dicintai akan
meminimalkan kesepian dan ketakutan (Wahyu & Abd.Wahid,
2016).
5. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian nyeri yang faktual dan tepat dibutuhkan untuk
menetapkan data dasar, menegakkan diagnosa keperawatan yang
tepat, menyeleksi terapi yang cocok, dan mengevaluasi respon
klien terhadap terapi. Keuntungan pangkajian nyeri bagi klien
adalah nyeri dapat di identifikasi, dikenali sebagai suatu yang
12
nyata, dapat diukur, dan dapat dijelaskan serta digunakan untuk
mengevaluasi perawatan (Andarmoyo, 2017)
1) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal, dan jam masuk
rumah sakit, nomor register, diagnosis medis.
2) Alasan masuk rumah sakit
Yaitu keluhan utama pasien saat masuk rumah sakit dan saat
dikaji. Pasien mengeluh nyeri, dilanjutkan dengan riwayat
kesehatan sekarang, dan kesehatan sebelum (Wahyudi &
Abd,Wahid, 2016).
3) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk
meminta pertolongan kesehatan tergantung dari seberapa jauh
dampak trauma kepala disertai dengan penurunan tingkat
kesadaran, salah satunya nyeri (Muttaqin, 2011).
4) Riwayat kesehatan sekarang
Adanya riwayat trauma yang mengenai kepala akibat dari
kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan trauma
langsung ke kepala. Pengkajian yang didapat meliputi tingkat
kesadaran menurun (GCS<15), konklusi, muntah,
takipnea/dispnea, sakit kepala, wajah simetris/tidak, lemah,
luka dikepala, paralisis, akumulasi sekret pada saluran
13
pernapasan, adanya liquor dari hidung dan telinga, serta kejang
(Muttaqin, 2011).
5) Riwayat kesehatan dahulu
Berisi pengalaman penyakit sebelumnya, apakah memberi
pengaruh pada penyakit yang diderita sekarang, riwayat cedera
kepala sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia,
penggunaan obat-obatan antikoagulan, aspirin, vasodilator,
obat-obat adiktif, konsumsi alkohol berlebihan (Muttaqim,
2011).
6) Riwayat kesehatan keluarga
Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang
menderita sakit yang sama seperti klien, dikaji pula mengenai
adanya penyakit keturunan yang menular dalam keluarga
(Muttaqin, 2011)
7) Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk
menilai proses emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya
dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat
serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
harinya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat
(Muttaqin, 2011).
14
8) Pengkajian nyeri
Pengkajian harus dilakukan secara konprehensif. Data yang
terkumpul secara komprehensif dapat dijadikan sebagai acuan
dalam menentukan manajemen yang tepat.
Tabel.1 Komponen Pengkajian Nyeri JCAHO
P (provoking incident) 1. Faktor pencetus atau penyebab
2. Faktor yang meringankan: teknik atau keadaan
yang dapat menurunkan nyeri
3. Faktor yang memperberat: teknik atau keadaan
yang dapat meningkatkan nyeri
Q (Quality/Quantity) Deskripsi nyeri yang dirasakan seseorang,
karakteristik nyeri
R (Region/Relief) Regio yang mengalami nyeri, dapat ditunjukan dengan
gambar
S (Severity) Kekuatan dari nyeri dapat ditunjukan dengan gambar
T (Time) Waktu timbul nyeri, periode (durasi) nyeri dirasakan
Penatalaksanaan nyeri
saat ini
Penatalaksanaan yang digunakan untuk mengontrol
nyeri, hasil, dan keefektifan
Riwayat
penatalaksanaan nyeri
sebelumnya
Riwayat penatalaksanaan nyeri, baik intervensi medis
maupun nonmedis
Dampak nyeri Perubahan gaya hidup seperti tidur, nutrisi dan
sebagainya
15
Tujuan mengontrol
nyeri
Harapan tentang tingkat nyeri, toleransi, dan
pemulihan.
Sumber : (Zakiyah, 2015)
9) Riwayat nyeri
Saat mengkaji nyeri, perawat harus memberikan pasie
kesempatan untuk mengungkapkan cara pandang mereka
terhadap nyeri dan situasi tersebut dengan cara atau kata-kata
mereka sendiri. Langkah ini akan membantuk perawat
memahami makna nyeri pada pasien, pengkajian riwayat nyeri
meliputi beberapa aspek, antara lain :
- Lokasi : untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik,
perawat bisa memberikan bantuan dengan gambar tubuh
untuk pasien agar bisa menandai bagian mana yang
dirasakan nyeri.
- Intensitas nyeri : cara menentukan intensitas nyeri pasien,
biasanya paling banyak menggunakan skala nyeri biasanya
dalam rentang 0-5 atau 0-10. Angka ‘0’ menandakan tidak
adanya nyeri dalam angka tertinggi adalah nyeri ‘terhebat’
yang dirasakan pasien.
- Kualitas nyeri : terkadang nyeri yang dirasakan bisa seperti,
tertusuk-tusuk, teriris benda tajam, disetrum dan rasa bakar.
Perawat dapat mencatat kata-kata yang digunakan pasien
dalam menggambarkan nyerinya.
16
- Pola : pola nyeri meliputi, waktu, durasi, dan kekambuhan
interval nyeri. Maka, perawat perlu mengkaji kapan nyeri
dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri
berulang, dan kapan nyeri terakhir muncul.
- Faktor presipitasi : terkadang, aktivitas tertentu dapat
memicu munculya nyeri. Seperti, aktivitas berlebih yang
mengakibatkan timbulnya nyeri dada, selain itu faktor
lingkungan, suhu lingkungan dapat berpengaruh terhadap
nyeri, stresor fisik dan emosional juga dapat memicu
munculnya nyeri.
- Gejala yang menyertai : nyeri juga bisa menimbulkan
gejala yang menyertai, seperti mual, muntah dan pusing.
- Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : dengan mengetahui
sejauh mana nyeri mempengaruhi aktifitas harian pasien
akan membantu perawat dalam memahami prespektif
pasien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu
dikaji terkait nyeri, yaitu pola tidur, nafsu makan,
konnsentrasi, pekerjaan dan aktivitas diwaktu senggang.
- Sumber koping : setiap individu memiliki strategi koping
berbeda-beda dalam menghadapi nyeri. Strategi tersebut
dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri sebelumnya, atau
pengaruh agama dan budaya.
- Respon afektif : respon afektif pasien terhadap nyeri
bervariasi, bergantung pada siituasi, derajat dan durasi
17
nyeri, dan faktor lainnya. Perawat perlu mengkji adanya
perasaan ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal
pada diri pasien (Mubarak & Chayatin, 2008).
10) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secata lengkap dan
menyeluruh
- Ukur suhu tubuh, tekanan darah, nadi, serta tinggi dan berat
badan pada setiap pemeriksaan.
- Amati seluruh tubuh pasien untuk melihat keberadaan lesi
kulit, hiperpigmentasi, ulserasi, tanda bekas tusukan jarum,
perubahan warna dan ada tidaknya oedema.
- Lakukan pemeriksaan status mental untuk mengetahui
orientasi pasien, memori, komprehensi, kognisi, dan emosi
pasien terutama sebagai akibat dari nyeri.
- Pemeriksaan sendi selalu lakukan pemeriksaan dikedu sisi
pasien apabila kemugkinan untuk mendeteksi adanya
asimetri. Lakukan palpasi untuk mengetahui area spesifik
dari nyeri.
- Pemeriksaan sensorik, menggunakan diagram tubuh
sebagai alat bantu dalam menilai nyeri terutama untuk
menentukan letak dan etiologi nyeri.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Menurut SDKI (2016), diagnosa keperawatan yang muncul
berhubungan dengan gangguan rasa nyaman nyeri adalah :
18
- Nyeri dan Kenyamanan : Nyeri Akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik : Prosedur Operasi
Nyeri akut : pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual/fungsional,
dengan onset mendadak/lambat dan berintesitas ringan
hingga beratn yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
c. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
Tujuan dari rencana tindakan untuknn mengatasi nyeri antara lain :
1) Meningkatkan perasaan nyaman dan aman individu
2) Meningkatkan kemampuan inividu untuk dapat melakukan
aktifitas fisik yang diperlukan untuk penyembuhan (misal :
batuk dan napas dalam,
3) ambulasi).
4) Mencegah timbulnya gangguan tidur (Wahyudi & Abd.Wahid,
2016).
19
Tabel. 2 Intervensi Nyeri Akut Menurut Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) 2018
Diagnosa Keperawatan Luaran/Tujuan
Nyeri akut,
Intervensi utama :
a. Manajemen nyeri
b. Pemberiaan analgesik
Manajemen nyeri, yaitu mengidentifikasi dan mengelola
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungkional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat dan konstan.
Observasi :
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi respons nyeri non verbal.
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentangg
nyeri.
6) Identifikasi perubahan budaya terhadap respon
nyeri.
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan.
9) Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik
20
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis : TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, tekhnik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/.dingin, terapi bermain, tekhnik
distraksi dan tekhnik relaksasi).
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis : suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
3) Fasilitas istrahat & tidur.
4) Pertimbanghkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi :
1) Jelaskan penyebab, metode, dan pemicu nyeri.
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri.
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mendiri.
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
5) Ajarkan tejhnik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
1)
2) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Sumber : Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
21
d. Penatalaksanaan/Implementai Nyeri
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari
proses keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperwatan
dilakukan dan diselesaikan. Pengertian tersebut menekankan
bahwa implementasi adalah melakukan atau menyelesaikan suatu
tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri. Implementasi lebih ditunjukan pada :
1) Upaya perawatan dalam meningkatkan kenyamanan.
2) Upaya pemberian informasi yang akurat.
3) Upaya mempertahankan kesejahteraan.
4) Upaya tindakan peredaan nyeri nonfarmakologis, dan
5) Pemberian terapi nyeri farmakologis (Andarmoyo, 2017).
e. Evaluasi Nyeri
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses
keperawatan untuk mengukur respons klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan.
Evaluasi keperawatan terhadap pasie dengan masalah nyeri
dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespons
rangsangan nyeri, diantaranya :
1) Klien menyatakan adanya penurunan rasa nyeri,
2) Mendapatkan pemahaman yang akurat mengenai nyeri,
22
3) Mampu mempertahankan kesejahteraan dan meningkatkan
kemampuan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki,
4) Mampu menggunakan tindakan-tindakan peredaan nyeri
nonfarmakologis,
5) Mempu menggunakan terapi yang diberikanuntuk mengurangi
rasa nyeri (Andarmoyo, 2017).
B. Tinjauan Tentang Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling
banyak menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya
pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan
sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor
(kanker). Apabila tumor ini tidak diambil, dikhawatirkan akan masuk
dan menyebar ke dalam jaringan yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel
tersebut melepaskan diri dan menyebar keseluruh tubuh. Kanker
payudara umumnya menyerang wanita kelmpok umur 40-70 tahun,
tetapi risiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan
pertumbuhan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah
30 tahun (Wijaya dan Yessie, 2013).
Tahap-tahap stadium kanker payudara biasanya ditandai dengan skala
0 sampai IV. Stadium 0 berarti kanker tersebut merupakan jenis yang
tidak menyebar yang tetap tinggal di tempat awal dimana kanker itu
tumbuh. Sedangkan stadium IV berarti kanker tersebut telah menyebar
hingga sampai ke bagian organ tubuh lainnya (Savitri, 2015).
23
1) Stadium 0
Kanker payudara pada stadium ini disebut juga dengan carsinoma
in situ. Ada tiga jenis carsinoma in situ yaitu Ductal Carsinoma In
Situ (DCIS), Lobular Carsinoma In Situ (LCIS) dan penyakit Paget
pusing susu.
2) Stadium 1
Pada stadium 1, kanker umumnya sudah mulai terbentuk. Stadium
1 kanker payudara dibagi ke dalam dua bagian tergantung ukuran
dan beberapa faktor lainnya.
a. Stadium IA tumor berukuran 2 cm atau lebih kecil dan belum
menyebar keluar payudara.
b. Stadium IB tumor berukuran sekitar 2 cm dan tidak berada
pada payudara melainkan pada kelenjar getah bening.
3) Stadium II
Pada stadium II kanker umumnya telah tumbuh membesar.
Stadium II dibagi dalam dua bagian yaitu :
a. Stadium IIA kanker berukuran sekitar 2-5 cm dan ditemukan
pada 3 lajur kelenjar getah bening.
b. Stadium IIB kanker berukuran sekitar 2-5 cm dan ditemukan
menyebar pada 1-3 lajur getah bening dan atau terletak di dekat
tulang dada.
4) Stadium III
Pada tahap ini, kanker dibagi menjadi stadium yaitu :
24
a. Stadium IIIA kanker berukuran lebih dari 5 cm dan ditemukan
pada 4-9 lajur kelenjar getah bening dan atau di area dekat
tulang dada.
b. Stadium IIIB ukuran kanker sangat beragam dan umumnya
telah menyebar ke dinding dada hingga mencapai kulit
sehingga menimbulkan infeksi pada kulit payudara.
c. Stadium IIIC ukuran kanker sangat beragam dan umumnya
telah menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara
sehingga mengakibatkan pembengkakan atau luka. Kelenjar
juga mungkin sudah menyebar ke 10 lajur kelenjar getah
bening atau kelenjar getah bening yang berada di bawah tulang
selangka atau tulang dada.
5) Stadium IV
Pada stadium ini kanker telah menyebar dari kelenjar getah bening
menuju liran darah dan mencapai organ lain dari tubuh seperti otak,
paru-paru, hati dan tulang.
2. Etiologi
Etiologi dari penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan, akan
tetapi banyak peneliti yang meunjukka adanya beberapa faktor yang
berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan terjadinya
kanker payudara seperti penelitian yang dilakkukan oleh Yulianti I dkk
(2016) yaitu usia responden, usia menarche, usia menopause, lama
pemakaina kontrasepsi, lama menyusui, pola konsumsi makanan
berserat, pola konsumsi makanan berlemak, riwayat
25
obesitas/kegemukan, pola diet, perokok pasif, konsumsi alkohol,
aktivitas fisik, dan riwayat kanker payudara pada keluarga.
Menurut Wijaya dan Yessie (2013) beberapa faktor yang berkaitan erat
dengan munculnya keganasan payudara yaitu : virus, faktor
lingkungan, faktor hormonal dan famillial wanita risiko tinggi dari
para pria.
a) Usia : resiko tertinggi usia diatas 30 tahun
b) Riwayat keluarga : ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu
atau saudara perempuan.
c) Riwayat meastrual :
a. Early menarche (sebelum 12 tahun)
b. Late monopouse (setelah 50 tahun)
d) Riwayat kesehatan : pernah mengalami/sedang menderita otipical
hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy
payudara, Ca endomentrial.
e) Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas usia 30
tahun, menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama.
f) Terapi radiasi : terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
g) Life style : diet tinggi lemak, mengkonsumsi alkohol, obesitas,
trauma payudara, status sosial ekonomi yang tinggi, merokok.
Faktor risiko yang belum bisa dipastikan kaitannya :
a) Pola makan dan asupan vitamin.
b) Kerja shift malam.
c) Bahan kimia lingkungan.
26
3. Manifestasi Klinis
Salah satu cara yang dapat membantu mendeteksi tanda-tanda
kanker payudara sedini mungkin adalah dengan mengenali gejala-
gejalanya. Selain itu, melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara
setiap 5-7 hari setelah masa menstruasi sangan membantu mengetahui
apakah ada benjolan atau perubahan lain pada payudara (savitri, 2015).
Tanda-tanda awal kanker payudara tidak sama pada setiap wanita.
Tanda yang paling umum terjadi adalah perubahan bentuk pyudara
dan putting. Beberapa gejala kanker payudara yang dapat terasa dan
terlihat cukup jelas, antara lain :
1) Munculnya benjolan pada payudara
2) Munculnya benjolan di ketiak (aksila)
3) Perubahan bentuk dan ukuran payudara
4) Keluarnya cairan dari putting
5) Perubahan pada puting susu
6) Kulit payudara berkerut
7) Tanda-tanda kanker telah menyebar
Tanda-tanda gejala lanjut (Wijaya dan Yessie, 2013) :
1) Kulit cekung
2) Retraksi/deviasi putting susu
3) Nyeri tekan atau raba
4) Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
5) Ulserasi pada payudara
27
Tanda matastase :
1) Nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah
2) Batuk menetap
3) Anoreksia
4) BB turun
5) Gangguan pencernaan
6) Pandangan kabur
7) Sakit kepala
4. Patofisiologi
Meskipun belum ada sebab yang spesifik kanker payudara yang
diketahui namun bisa di identifikasi beberapa faktor risiko, faktor ini
penting dalam membantu pengembangan program pencegahan. Hal
yang selalu harus diingat adalah bahwa 60% ysng di diagnosa kanker
payudara tidak mempunyai faktor risiko yang teridentifikasi kecuali
lingkugan hormonl mereka. Dimasa kehidupan, wanita dianggap
berisiko untunk mengalami kanker payudara, namum mengidentifikasi
faktor risiko merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang
mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat
dan pengobatan dini (Wijaya dan Yessie, 2013).
Untuk dapat menegakkan diagnosa kanker dengan baik, terutama
untuk melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan
tentang proses terjadinya kanker dan perubahan strukturnya.
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri :
28
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang mengikuti pengaruh
jaringan sekitarnya.
Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan
normal dengan meninfiltrasi dan memasuki dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Didalam sel tersebut telah terjdi
perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari satu sel yang mengalami transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel
normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu :
a. Fase induksi 15-30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen memburtuhkan waktu bertahun-
tahun sampai dapat berubah jaringan displasia menjadi tumor
ganas.
b. Fase insitu 5-10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pte concerous”yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, saluran cerna, kulit dan
akhirnya di payudara.
c. Fase invasi 1-5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak ddan menginfiltrasi melalui
membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah serta
linfa.
29
d. Fase desiminasi 1-5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lainnya.
Ketika kanker telah memasuki stadium lanjut maka tindakan yang
dapat dilakukan yaitu pengangkatan atau mastektromi payudara,
dan kemoterapi. Jika seorang pasien kannker payudara tidak
mengetahui prosedur dan efek dari pembedahan maka masalah
kesehatan yang dapat terjadi yaitu ansietas, lalu dari tindakan
nastektomi akan terjadi pemutusan jaringan saraf maka pasien
akan mengeluh nyeri dan mastektomi juga dapat mengakibatkan
terjadinya luka terbuka selanjutnya masalah keperawatan yang
dapat terjadi risiko infeksi dan kerusakan integritas kulit. Ketika
payudara diangkat pasien merasa malu dengan kondisinya saat ini
mak masalah keperawatan yang dapat diangkat gangguan citra
tubuh.
30
5. Pathway
Mensuplai
nutrisi ke
jaringan ca
Mendesak
jaringan
sekitar
Mendesak
sel syaraf
Mendesak
pembuluh
darah
Hipermetabolis
ke jaringan
Suplai nutrisi
jaringan lain
Menekan
jaringan pada
mammae
Interupsi sel
saraf
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Aliran darah
terhambat
Berat badan
turun
Peningkatan
konsitensi
mammae
Massa
tumor
mendesak
ke jaringan
luar
Mammae
membengkak
Gangguan
integritas
kulit
ulkus
Perfusi
jaringan
terganggu
Nyeri
Ukuran
mammae
abnormal
Mammae
asimetrik
Gangguan
citra
tubuh
Hipoxia
Defisit
pengetahua
n
Necrose
jaringan
cemas
Resiko
infeksi
Bakteri
patogen
31
6. Asuhan Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian,
diagnosa keperawatan, implementasi dan evaluasi yang ada pegkajian
menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada
keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan
sehat maupun sakit sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
yang bertujuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan
pengetahuan terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2013).
1. Pengkajian
a. Pengkajian identitas
- Identitas pasien
- Identitas penanggung jawab
b. Status kesehatan
- Keluhan utama
- Penyakit yang pernah dialami
- Alergi
- Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
- Riwayat penyakit keluarga
- Diagnosa medis dan therapy
c. Pola Kebutuhan dasar (data bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
- Pola bernapas
- Pola makan-minum
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas dan latihan
32
- Pola istirahat dn tidur
- Pola berpakain
- Pola rasa nyaman
- Pola aman
- Pola kebersihan diri
- Pola komuniikasi
- Pola beribadah
- Pola produktifitas
- Pola rekreasi
- Pola kebutuhan belajar
d. Pengkajian fisik
e. Pemeriksaan penunjang
f. Data laboratorium yang berhubungan
2. Diagnosa keperawatan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa
keperawatan pada pasien dengan Ca Mamae adalah (PPNI, 2017) :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fsik (mis,
prosedur operasi).
3. Perencanaan keperawatan
Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan
kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2019) :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
33
1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan ekspetasi tingkat nyeri menurun.
2) Kriteria hasil :
- Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur meurun
- Menarik diri menurun
- Diaforesis menurun
- Perasaan depresi (tertekan) menurun
- Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
- Anoreksia menurun
- Perineum terasa tertekan menurun
- Uterus teraba membulat menurun
- Ketegangan otot menurun
- Pupil dilatasi menurun
- Muntah menurun
- Mual menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Pola napas membaik
- Tekanan darah membaik
- Proses berpikir membaik
34
- Fokus membaik
- Fungsi berkemih membaik
- Perilaku membaik
- Nafsu makan membaik
- Pola tidur membaik
4. Pelaksanaan keperawatan
Manajemen Nyeri
Observasi :
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Idetifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik :
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
35
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istrahat dan tidur
d) Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakoloigis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan
keperawatan yang telah dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).
36
C. Analis Tindakan Keperawatan : Penerapan Teknik Nafas Dalam
Terhadap Nyeri Akut
a. Definisi
Teknik relaksasi nafas dalam adalah bentuk asuhan keperawatan
untuk mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan
bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, tekhnik relaksasi nafas dalam ini juga
dapat membuat ketentraman hati dan berkurangnya rasa cemas (Arfa,
2013).
b. Batasan Karakteristik
Batasan karakteristik nyeri akut menurut Tim Pokja SDKI DPP
PPNI (2016) pada data mayor, subjektif : mengeluh nyeri, objektif :
tampak meringis, bersikap protektif, gelisa, frekuensi nadi meningkat,
dan sulit tidur. Pada data minor, objektif : tekanan darah meningkat.
c. Faktor yang berhubungan
Terapi non farmakologis yang bisa dilakukan untuk meredakan
nyeri yaitu teknik nafas dalam. Tekhnik relaksasi nafas dalam mampu
menurunkan nyeri pada pasien post operasi, hal ini terjadi karena
relatif kecilnya peran otot-otot skeletal dalam nyeri pasca operasi atau
kebutuhan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
(Majid et al, 2011).
d. Prosedur teknik napas dalam
37
Menurut Potter dan Perry (2010), langkah-langkah teknik relaksasi
nafas dalam yaitu:
1. Ciptakan lingkungan tenang, usahakan tetap rileks dan tenang.
2. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1, 2, 3 perlahan-lahan udara dihembuskan
melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks.
3. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali, menarik nafas lagi
melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan.
4. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, usahakan agar tetap
konsentrasi / mata sambil terpejam, pada saat konsentrasi pusatkan
pada daerah nyeri.
5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang.
6. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istrahat seingkat setiap 5
kali.
7. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan
cepat.
e. Hubungan tindakan keperawatan teknik nafas dalam dengan SDKI dan
SLKI
1. Diagnosa keperawatan
Berdasakan buku SDKI, diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat untuk tindakan teknik nafas dalam yaitu : Nyeri Akut
1) Definisi
38
Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek yang menyadarkan
kita akan adanya cedera. Seringkali nyeri diobaikan dan hanya
dianggap sebagai gejala, bukan sebagai penyakit yang harus
dibati sehingga menjadi nyeri kronis.
2) Batasan karakteristik
Batasan karakteristik nyeri akut menurut Tim Pokja SDKI DPP
PPNI (2016) pada data mayor, subjektif : mengeluh nyeri,
objektif : tampak meringis, bersikap protektif, gelisa, frekuensi
nadi meningkat, dan sulit tidur. Pada minor, objektif : tekanan
darah meningkat.
39
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Rancangan Studi Kasus
Karya tulis ini menggunakan rancangan dengan desain deskriptif.
Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan
sosial.
B. Subyek Studi Kasus
Subyek studi dalam kasus Karya Tulis Ilmiah ini adalah klien
dengan Post Op Kanker Payudara Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Kenyamanan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria yang baru dipenuhi setiap masing-
masing anggota yang akan dijadikan subyek (Natoatmodjo, 2012)
a) Pasien dengan diagnosa post op kanker payudara
b) Pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri akut
c) Pasien yang menjalani rawat inap
d) Pasien yang bersedia menjadi subyek
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota yanng tidak bisa
dijadikan sebagai subyek (Natoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi pada
penulisan ini adalah pasien yang menolah menjadi subyek.
40
a) Pasien pulang, pindah ruangan sebelum 5 hari
b) Pasien yang tidak di diagnosa post op kanker payudara
C. Fokus Studi
1. Asuhan Keperawatan dengan pasien Post Op Kanker Payudara
2. Penerapan Tekhnik Relaksasi Napas Dalam
D. Definisi Operasional
1. Kebutuhan kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transender (keadaan tentang sesuatu
yang melebihi masalah dan nyeri).
2. Teknik napas dalam adalah bentuk asuhan keperawatan untuk
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan.
3. Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek yang menyadarkan kita akan
adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai
gelaja, bukan sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi
nyeri kronis.
4. Kanker payudara adalah prnyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya
pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan
sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor
(kanker).
41
E. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di RS Aliyah 2 Kendari pada tanggal 22 Februari
2021 sampai dengan tanggal 13 Maret 2021.
F. Pengumpulan Data
1) Jenis data
a) Data Primer
Data primer merupakan data diperoleh langsung dari subyek studi
kasus berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan
Keluarga. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara secara langsung dengan subyek
penelitian.
b) Data Sekunder
Data pasien Post Operasi Kanker Payudara yang diperoleh dari
rekam medis di RS Aliyah 2 Kota Kendari.
2) Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi langsung,
wawancara dan studi dokumentasi. Adapun langkah-langkah
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah :
a) Peneliti meminta surat pengantar pengambilan data awal dari
institusi asal peneliti Politeknik Kesehatan Kendari.
42
b) Peneliti mengambil data di RS Aliyah 2 Kota Kendari Peneliti
meminta surat izin peneliti dari badan LITBANG Sulawesi
Tenggara
c) Peneliti meminta surat rekomendasi dari RS Aliyah 2 Kota Kendari
peneliti meminta izin kepada Ruangan Jabal Rahmah Peneliti
mendatangi subyek studi kasus dan menjelaskan tentang tujuan
penelitian.
d) Lembaran persetujuan diberikan kepada subyek studi kasus dan
keluarga.
G. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tekstular atau
narasi disertai dengan ungkapan verbal dari studi kasus yang merupakan
data pendukungnya.
H. Etika Studi Kasus
Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan dengan memenuhi
prinsip-prinsip :
1) Informed consent (lembaran persetujuan)
Informed consent pada penelitian yang melibatkan persipasi individu
dan intervensi, informed consent harus diperoleh sebagai bentuk
persetujuan parsipan terlibat secara volunter dalam penelitian.
2) Informed choice
Untuk pasien memilih pilihan yang ada kepada pesian dengan jelas
mengenai tujuan tindakan medis yang akan dilakukan, tata cara
43
tindakan yang akan dilakukan, resiko yang mungkin dihadapi,
alternatif tindakan medis, dan biaya medis guna mendukung proses
kelahiran.
3) Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan partisipan, maka pada lembar
pengumpulan data tidak dicantumkan data atau nama tetapi kode.
4) Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari partisipan dijaga
oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk
kelompok yang berhubungan dengan penelitian ini.
44
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus
Asuhan keperawatan pada klien dengan post operasi kanker
payudara dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan di ruang Jabal
Rahmah 2 RS Aliyah 2 Kota Kendari.
Nomor rekam medis : 024690
Tanggal masuk rumah sakit : 08-03-2021
Tanggal pengkajian : 09-03-2021
Sumber informasi : Klien dan Suami klien
1. Pengkajian
Pasien bernama Ny. S berumur 46 Tahun, suku Bugis dengan
status menikah dan berjenis kelamin perempuan, agama islam dan
tinggal di Bungkutoko Kota Kendari. Ny. S bekerja sebagai
wiraswasta dengan pendapatan kurang lebih 1 juta rupiah setiap
bulannya. Ny. S anak ke 2 dari 3 bersaudara dan sudah menikah
semua. Ny. S di antar oleh suaminya ke RS Aliyah 2 Kota Kendari
pada tanggal 08-02-2021 dengan keluhan terdapat benjolah pada
payudara bagian kanan, setelah dioperasi diperoleh data Ny. S di
diaognosa Post Operasi Kanker Payudara oleh dokter.
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 09-03-2021 di dapatkan
hasil data subjektif : Ny. S mengeluh nyeri pada payudara bagian
45
kanan setelah operasi. Nyeri bagian kanan disentuh. Data objektif :
nampak klien meringis dan gelisa, nampak klien terlihat protektif
menghindari nyeri, TD : 100/70, RR : 18 kali/menit, HR : 80
kali/menit, Suhu : 360 C.
a. Keluhan utama atau alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan alasan masuk rumah sakit karena klien
merasakan ada benjolan pada payudara bagian kanan, setelah di
operasi klien merasakan nyeri pada payudara bagian kanan dan
terasa seperti tertusuk-tusuk.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan setelah selesai operasi klien merasakan nyeri
pada payudara bagian kanan.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Klien tidak merokok, klien tidak memiliki riwayat penyakit
kanker peyudara dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit yang sama.
4) Riwayat psikososial
Klien mengatakan tidak tau akan penyakitnya dan klien
berharap agar cepat sembuh karena penyakitnya ini sangat
berpengaruh terhadap pekerjaannya. Pola interaksi klien
dengan keluarga dan orang terdekat awalnya tidak terganggu
46
tetapi saat terkena penyakit ini klien mengatakan malu dan
orang-orang terdekat agak menjauh. Jika klien memiliki
masalah klien selalu menyelesaikannya dengan sendiri karena
klien enggan untuk menyuruh orang terdekat untuk membantu.
Hubungan klien dengan tenaga kesehatan selama dirawat
sangat dekat, klien mengatakan tidak mengikuti organisasi
kemasyarakatan.
5) Riwayat spiritual
Saat klien sehat klien mampu menjalankan ibadahnya sendiri
dan tidak ada hambatan serta perasaan yang dirasakan setelah
melakukan ibadah menjadi tenang, saat klien sakit klien
mengatakan ibadahnya agak terganggu karena penyakit yang
dialami.
6) Genogram
= Perempuan = Tinggal serumah
= Laki-laki
= Pasien
47
7) Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum Klien
Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 18 kali/menit
Suhu : 360 C
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 42 kg
Sistem pernapasan
Hidung : Simetris antara lubang hidung kanan dan
kiri, tidak ada sekresi, tidak ada nyeri tekan, fungsi
penciuman normal tidak terganggu.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : Bentuk dada simetris antara kiri dan kanan,
pernapasan normal 18 kali/menit, tidak ada bunyi napas
tambahan.
Sistem kardiovaskuler
Iktus kordis tidak terlihat, suara jantung normal
Sistem pencernaan
Mulut : fungsi pengecapan normal, tidak
ada masalah, tidak ada gangguan menelan dan bibir
terlihat lembab.
48
Abdomen : warna kulit sawo matang, bunyi
peristaltik normal 5-30 kali/menit, tidak ada nyeri tekan
dan tidak kembung.
Anus : pada anus tidak ada masalah.
Sistem indra
Mata : Tidak ada edema pada kelopak
mata, sklera putih, konjungtiva tidak anemis,
penglihatan jelas tidak ada gangguan dan tidak ada
nyeri tekan.
Hidung : Simetris antara lubang hidung
kanan dan kiri, tidak ada sekresi, tidak ada nyeri tekan,
fungsi penciuman normal tidak terganggu.
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran,
tidak ada sekret dan tidak ada nyeri tekan.
Sistem muskulokeletal
Kepala : Bentuk kepala simetris, keadaan
kulit kepala bersih, distribusi rambut baik, rambut tidak
mudah tercabut serta rambut memiliki dua warna yaitu
hitam dan putih, tidak ada nyeri tekan di kepala.
Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tidak
ada masalah.
Sistem integumen
Kulit berwarna sawo matang dan lembab.
Sistem endokrin
49
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
c. Tes diagnostik
1) Laboratorium
Tabel. 3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
WBC 9,2 x 10…UL 4,0-10
MCH 25,1 Pg 27,0-34,0
MCHC 30,0 g/dl 32,0-36,0
RDW-CV 12,6 % 11,0-16.0
RDW-SD 39,7 fL 35,0-56,0
Gula Darah (S) 204 mg/dl < 180
d. Tindakan pengobatan
- Cefotaxime (Pre Op)
- Levemir
- Ondansetron (Pre Op)
- Dexamethason (Pre Op)
- Cefotaxime (3 x 1)
- Ketorolak (3 x 1)
- Ranitidin (2 x 1)
50
2. Klasifikasi Data
Nama : Ny. S
Ruang : Jabal Rahmah 2 RS Aliyah 2 Kota Kendari
Diagnosa medis : Post Operasi Kanker Payudara dextra
Nomor rekam medis : 024690
Tabel. 4 Klasifikasi Data
Data subjektif Data Objektif
- Klien mengatakan nyeri
pada bagian payudara
setelah operasi
P : Karna telah
melakukan operasi
Q : Seperti tertusuk-
tusuk
R : Sebelah kanan
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri muncul
selama 1 menit setelah
di sentuh
- Nampak klien meringis
- Nampak klien terlihat
protektif menghindri
nyeri
- Nampak klien gelisah
- Nampak klien sulit tidur
- Tekanan darah : 100/70
mmHg
- Pernapasan : 18 kali /
menit, Irama : reguler
- Nadi : 80 kali /
menit, regular
- Suhu badan : 36 0C
51
3. Analisa Data
Tabel. 5 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS :
- Klien mengatakan
nyeri pada bagian
payudara setelah
operasi
P : Karna telah
melakukan
operasi
Q : Seperti
tertusuk-tusuk
R : Sebelah kanan
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri muncul
selama 1 menit
setelah di sentuh
DO :
- Nampak klien
meringis
- Nampak klien
protektif
menghindri nyeri
Pembedahan
Adrenalin
meningkat
Vasokontriksi
miokardium
menurun
Aliran O2 arteri
koronaria menurun
Hipoksia otot
Ischemia otot
Terjadinya
metabolisme
anaerob
Peningkatan asam
Reseptor nyeri
terangsang
Nyeri akut
Nyeri Akut
52
- Nampak klien
gelisah
- Tekanan darah :
100/70 mmHg
- Pernapasan : 18
kali / menit,
Irama : reguler
- Nadi : 80 kali /
menit, regular
- Suhu badan : 36
0C
4. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b.d Agen cedera fisik (mis, operasi)
5. Intervensi Keperawatan
Tabel. 6 Intervensi Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
(SDKI)
Kriteria hasil
(SLKI)
Intervensi
(SIKI)
Nyeri akut b.d
Agen cedera
fisik (mis,
abses,
Setelah di lakukan
tindakan
keperawatan selama
3x24 jam, maka
Manajemen Nyeri
Observasi :
- Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
53
amputasi,
terbakar,
terpotong,
mengangkat
berat, prosedur
operasi,
trauma, latihan
fisik berlebih)
Tingkat nyeri
menurun, dengan
kriteria hasil :
- Kemampuan
menuntaskan
aktifitas dari
menurun
menjadi
meningkat
- Keluhan nyeri
dari meningkat
menjadi
menurun
- Meringis dari
meningkat
menjadi
menurun
- Gelisah dari
meningkat
menjadi
menurun
- Sikap protektif
dari meningkat
menjadi
frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon
nyeri non verbal
- Identifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
- Berikan tekhnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. terapi musik,
kompres
dingin/hangat)
- Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis, suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istrahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis
dan sember nyeri
54
menurun
- Frekuensi nadi
dari memburuk
menjadi
membaik
- Tekanan darah
dari memburuk
menjadi
membaik
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan tekhnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
55
6. Implementasi Keperawatan
Tabel. 7 Implementasi Keperawatan
Hari/tanggal
/jam
Diagnosa
keperawatan
Implementasi Evaluasi
Selasa-09-
03-2021
Nyeri akut b.d Agen
cedera fisik (mis,
abses, amputasi,
terbakar, terpotong,
mengangkat berat,
prosedur operasi,
trauma, latihan fisik
berlebih)
- Mengidentifikasi
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
- Mengidentifikasi
skala nyeri
- Mengidentifikasi
faktor yang
memperberat dan
memperingan
nyeri
- Memberikan
tekhnik non
farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri teknik
napas dalam,
kompres air
S: Klien masih
mengeluh nyeri
O: Nampak
klien masih
terlihat meringis
skala nyeri
masih 4 (sedang)
A: Masalah
belum teratasi
P: Intervensi
tetap di lanjutkan
56
hangat
- Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis, suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Memberikan obat
analgeti
Hasil : Klien
masih mengeluh
nyeri dengan
skala nyeri 4
Rabu-10-
03-2021
Nyeri akut b.d Agen
cedera fisik (mis,
abses, amputasi,
terbakar, terpotong,
mengangkat berat,
prosedur operasi,
trauma, latihan fisik
berlebih)
- Mengidentifikasi
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
- Mengidentifikasi
skala nyeri
S : Klien masih
mengeluh nyeri
O : Nampak
klien masih
telihat meringis,
skala nyeri
masih berada di
57
- Mengidentifikasi
faktor yang
memperberat dan
memperingan
nyeri
- Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis, suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Memberikan
tekhnik non
farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri teknik
napas dalam
- Memberikan obat
analgetik
Hasil : Klien
masih mengeluh
nyeri dengan
skala 3
angka 3 (ringan)
A : Masalah
sedikit teratasi
P: Intervensi
tetap di lanjutkan
58
Kamis-11-
03-2021
Nyeri akut b.d Agen
cedera fisik (mis,
abses, amputasi,
terbakar, terpotong,
mengangkat berat,
prosedur operasi,
trauma, latihan fisik
berlebih)
- Mengidentifikasi
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
- Mengidentifikasi
skala nyeri
- Mengidentifikasi
faktor yang
memperberat dan
memperingan
nyeri
- Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis, suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Memberikan
tekhnik non
farmakologis
untuk mengurangi
S : Klien masih
mengeluh nyeri
O : Nampak
klien masih
telihat meringis,
tetapi skala nyeri
sudah turun
berada di angkat
3 (ringan)
A : Masalah
sedikit teratasi
P: Intervensi di
hentikan.
59
rasa nyeri teknik
napas dalam
- Memberikan obat
analgetik
- Mengajarkan
tekhnik non
farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis,
kompres
hangat/dingin)
Hasil : Klien
masih mengeluh
nyeri tetapi skala
nyeri nya sudah
turun dari 4 ke 2
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap hari selama Ny. S dirawat, pada hari ke 3
dirawat Ny. S menunjukan masalah keperawatan nyeri akut
teratasi sebagian, dengan kriteria hasil nyeri menurun, gelisa
menurun, protektif menghindari nyeri menurun.
60
B. Pembahasan Kasus
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membandingkan antara
kasus dan teori, dengan aplikasi asuhan keperawatan pada Ny. S dengan
kasus yang telah dilakukan sejak tanggal 9-11 Maret 2021. Kegiatan yang
dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pada klien Ny. S pengkajian riwayat kesehatan didapatkan nyeri
seperti tertusuk-tusuk dibagian payudara bagian kanan pasca post
operasi. Tekanan darah 100/70 mmHg, respirasi 18 kali/menit, nadi 80
kali/menit dan suhu 360 C.
Pasien Ny. S mengatakan faktor penyebab timbulnya nyeri karena
post operasi kanker payudara bagian kanan.
Gejala yang khas menujukan adanya keganasan antara lain :
adanya retraksi (putting susu tertarik kedalam) berwarna merah atau
kecoklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit
jeruk, atau timbul ulkus pada payudara, menutut Irianto (2015).
Pada pengkajian Ny. S, ditemukan adanya benjolan keras,
kemerahan dan nyeri pada payudara, hal ini dapat disimpulkan bahwa
tanda dan gejala adanya keganasan kanker payudara yang ditemukan
pada kasus Ny. S adalah sesuai dengan teori.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah dan diagnosa keperawatan yang muncul pada kanker
payudara diantaranya adalah : Nyeri akut, ansietas/cemas, resiko
61
infeksi, kurang pegetahuan, kerusakan integritas kulit, gangguan citra
tubuh, ketidakefektifan pola napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan, menurut Nurarif & Kusuma (2013).
Pada kasus Ny. S ditemukan beberapa diagnosa keperawatan baik
pada saat sebelum operasi dan sesudah operasi, diantaranya adalah :
Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya, cemas, nyeri akut,
resiko infeksi, dan gangguan citra tubuh. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa masalah atau diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S
tersebut adalah sesuai dengan teori yang ada.
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan, Menurut Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI, 2018).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. S didapatkan
nyeri pada payudara, bukti nyeri dengan mengobservasi eskpresi wajah
terhadap nyeri, kluhan tentang nyeri dan laporan tentang perilaku
nyeri, sehingga diagnosa nyeri akut dapat ditegakkan.
3. Perencanaan atau Intervensi Keperawatan
Intevensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada klien dari hasil perkiraan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter dan Perry,
2015).
62
Dalam perencanaan keperawatan dilakukan sesuai dengan prioritas
masalah. Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa nyeri akut
antara lain : lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang
meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan
faktor pencetus, observasi reaksi non verbal mengenai
ketidaknyamanan, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti tekhnik
relaksasi, kolaborasi pemberian terapi anti nyeri, monitor tanda-tanda
vital, tingkatkan istrahat.
4. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang di
hadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 2013).
Implementasi hari pertama yaitu dilakukan pada tanggal 09-03-
2021 jam 08.00, berdasarkan intervensi keperawatan SIKI Manajemen
Nyeri, mengidentifikasi lokasi karakteristik dan durasi nyeri.
Implementasi hari kedua yaitu dilakukan pada tanggal 10-03-2021
jam 09.00, berdasarkan intervensi keperawatan SIKI Manajemen
Nyeri, mengidentifikasi skala nyeri dan respon nyeri serta faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri (teknik relaksasi napas dalam).
Implementasi hari ketiga yaitu dilakukan pada tanggal 11-03-2021
jam 13.00 berdasarkan interveni keperawatan SIKI Manajemen Nyeri,
mengidentifikasi skala nyeri dan memberikan teknik relaksasi napas
dalam.
63
5. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan dan untuk
mengkomunikasikan status Ny. S dari hasil tindakan keperawatan.
Evaluasi memberikan informasi, sehingga memungkinkan revisi
perawatan (Hidayat, 2012). Diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi,
terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan) pada tanggal 9,10, dan 11 maret 2021.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sesuai prosedur yang ada. Namun
dalam melakukan penelitian penulis memiliki keterbatasan-keterbatasan
sebagai berikut :
1. Pengurusan surat izin penelitian yang relative lama sehingga
menghambat penelitian dilakukan.
2. Membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan pasien sesuai
kriteria inklusi
3. Penulis tidak dapat mengontrol Ny. S sepenuhnya selama 24 jam
dalam pemberian intervensi, sehingga penulis dalam pemberian
intervensi tidak maksimal.
4. Akibat dari keterbatasan faktor diatas maka penulisan ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima
kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penelitian ini.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan penerapan asuhan keperawatan
pada Ny. S dengan post operasi kanker payudara di Jabal Rahmah 2 RS
Aliyah 2 Kota Kendari, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum
pelaksanaan asuhan keperawatan baik dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan,
evaluasi keperawatan dan dokumentasi keperawatan pada post operasi
kanker payudara sebagian sesuai dengan teori dan prosedur yang ada.
B. Saran
1. Penulis
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak lagi
sehingga dapat menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan
pada keluarga, orang disekitar dan terutama pada pasien tentang post
operasi kanker payudara atau kanker payudara dengan ilmu-ilmu
terkini.
2. Institusi pendidikan
Sebagai referensi bagi pendidikan keperawatan tentang pengetahuan
penyakit post operasi kanker payudara atau kanker payudara.
3. Masyarakat (keluarga, pasien)
65
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan
dini/SADARI untuk pencegahan kanker payudara sedini mungkin
secara mandiri.
4. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan mutu dan kualitas yang prima melalui perawat yang
profesional, terampil dan bermutu dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arfa . ( 2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan
Nyeri. Kota Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.
Andarmayo . (2017). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta : AR-
RUZZ MEDIA
Bararah & Jauhar, (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi
Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Desmawati. (2013). Sistem Hematologi & Imunologi. Jakarta : Penerbit In Media
Irianto K . (2015). Kesehatan Reproduksi, Teori & Praktikum. Bandung :
Alfabeta CV
Majid et al, (2011). Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Muttaqin . 2011). Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Salemba Medika.
Mulyani & Nuryani, (2013). Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta : Nuhamedika.
Natoatmodjo, (2012) . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Reskoprodjo, (2010). Kumpuan Kuliah Ilmu Bedah, 115. Tanggerang : Binarupa
Aksara.
Savitr i. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan Rahim.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
67
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wahyudi & Abd. Wahid , (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta :
Mitra Wacana Media.
Wijaya dan Yessie, (2013). KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan
Dewasa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Yulianti I dkk. Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara. RS Ken Saras Semarang.
2016;4(4)
Zakiyah . (2015). Nyeri : Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik
Keperwatan Berbasis Bukti. Jakarta : Salemba Medika.