Tutorial Skenario a Blok 2015
-
Upload
riskifitrinopina -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of Tutorial Skenario a Blok 2015
Tutorial Skenario A Blok 2015
A. Skenario
Nona C, 21 tahun berobat ke puskemas dengan benjolan sebesar telur puyuh pada leher
kiri yang terasa membesar sejak satu bulan terakhir. Berat badan dirasa menurun, nafsu
makan dirasa menurun sejak satu bulan lalu. Dicurigai ada kontak dengan penderita TB
di rumah (Bapak). Riwayat keganasan pada keluarga tidak ada. C datang sambil
membawa hasil aspirasi jarum halus dengan kesan radang kronik spesifik granulomatous
kemungkinan infeksi tuberculosa disertai catatan untuk control ulang aspirasi jarum halus
satu bulan setelah terapi.
Pemeriksaan fisik : pada saat pasien datng pertama kali, 4 (empat) hari sebelumnya
Pemeriksaan umum: Tampak sakit sedang, sensorium kompos mentis, BB :43 kg, TB :
155 cm,sedikit anemis, RR 24 x/menit, nadi 72xmenit, T:37,9 C
Pemeriksaan Spesifik: Status lokalis : Colli sinistra teraba 2 nodul ukuran 2x2 cm dan
2x1 cm berbatas tegas.
Pemeriksaan lab rutin, Hb: 11,4g%,leukosit:10.200/dl, LED:43
mm/jam,Diff.Count:0/1/4/50/40/5
Bagaimana tindakan anda sebagai dokter umum di puskesmas
B. Klarifikasi Istilah
1. Benjolan di leher: masa yang terjadi pada kulit atau muncul dari struktur leher
bagian dalam.
2. TB : kepanjangan dari Tuberculosis penyakit menular yang disebabkan oleh
spesies Mycobacterium yang ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis
pada jaringan setiap organ.
3. Keganasan : suatu gangguan berupa pertumbuhan sel atau jaringan yang
berlebihan (tidak terkontrol) dan dapat terjadi metastase sistemik.
4. Aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy ) : prosedur yang
menggunakan jarum sangat tipis yang melekat pada jarrum suntik untuk menarik
(aspirasi) sejumlah kecil jaringan dari lesi abnormal.
5. Radang kronik spesifik granulomatous : bentuk peradangan, biasanya kronik,
yang ditandai dengan pembentukan granuloma dan disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis.
6. Infeksi : invasi dan multiplikasi mikroorganisme di jaringan tubuh, terutama yang
menyebabkan cedera seluler local akibat metabolism yang
kompetitif,toksin,replikasi intraseluler, atau respon antigen antibody.
7. Compos mentis : sadar sepenuhnya.
8. Anemis : disebut juga anemia adalah penurunan jumlah eritrosit,kuantitas Hb
dalam darah dibawah normal dan merupakan gejala yang ditimbulkan oleh
berbagai penyakit dan kelainan.
9. Colli Sinistra : bagian tubuh yang menghubungkan caput (kepala) dan tractus
thoracis (dada) bagian kiri.
10. Nodul : tonjolan atau nodus kecil yang padat dan dapat dikenali melalui sentuhan.
11. Hb :pigmen pembawa oksigen pada eritrosit,dibentuk oleh eritrosit yang sedang
berkembang didalam sumsum tulang.
12. Leukosit : sel darah tidak bewarna yang mampu bergerak secara ameboid dengan
fungsi utamanya adalah untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang
menyebabkan penyakit.
13. Laju Endap Darah : disebut juga erythrocyte sedimentation rate (ESR) adalah
kecepatan pengendapan selsel eritrosit didalam tabung yang telah diberi
antikoagulan digunakan sebagai penanda non spesifik perjalanan penyakit
khususnya memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut.
14. Diff.Count : Hitung jenis leukosit.
C. Identifikasi Masalah
1. Nona C, 21 tahun berobat ke puskemas dengan benjolan sebesar telur puyuh pada
leher kiri yang terasa membesar sejak satu bulan terakhir. Berat badan dirasa
menurun, nafsu makan dirasa menurun sejak satu bulan lalu.
2. Dicurigai ada kontak dengan penderita TB di rumah (Bapak). Riwayat keganasan
pada keluarga tidak ada.
3. C datang sambil membawa hasil aspirasi jarum halus dengan kesan radang kronik
spesifik granulomatous kemungkinan infeksi tuberculosa disertai catatan untuk
control ulang aspirasi jarum halus satu bulan setelah terapi.
4. Pemeriksaan fisik : pada saat pasien datng pertama kali, 4 (empat) hari sebelumnya
Pemeriksaan umum: Tampak sakit sedang, sensorium kompos mentis, BB :43 kg,
TB : 155 cm,sedikit anemis, RR 24 x/menit, nadi 72xmenit, T:37,9 C
5. Pemeriksaan Spesifik: Status lokalis : Colli sinistra teraba 2 nodul ukuran 2x2 cm
dan 2x1 cm berbatas tegas.
6. Pemeriksaan lab rutin, Hb: 11,4g%,leukosit:10.200/dl, LED:43
mm/jam,Diff.Count:0/1/4/50/40/5
D. Analisis Masalah
1. Nona C, 21 tahun berobat ke puskemas dengan benjolan sebesar telur puyuh pada leher
kiri yang terasa membesar sejak satu bulan terakhir. Berat badan dirasa menurun, nafsu
makan dirasa menurun sejak satu bulan lalu.
a. Apa saja penyakit yang menyebabkan terjadinya benjolan di leher ? ( Dani, Emi,
Ria,ova,poppy)
b. Bagaimana mekanisme terjadinya benjolan di leher ? ( Dani,kiki,Ria,arma,ova)
c. Apa saja jaringan yang memiliki kemungkinan terjadinya pembesaran?
d. Mangapa benjolan tersebut timbul pada region leher nona C ?
(kiki,akib,arma,nindi)
e. Apa hubungan penurunan berat badan, kurang nafsu makan dengan benjolan pada
Nona C? (akib,fiani,nindi,tara)
f. Apa akibat dari adanya benjolan di leher Nona C ? (fiani,emi,tara,poppy)
2. Dicurigai ada kontak dengan penderita TB di rumah (Bapak). Riwayat keganasan pada
keluarga tidak ada.
a. Bagaimana cara penularan TB? ( Dani,kiki,Ria,arma,ova)
b. Apa interpretasi benjolan pada Nona C apabila riwayat keganasan tidak ada?
(akib,fiani,nindi,tara)
3. C datang sambil membawa hasil aspirasi jarum halus dengan kesan radang kronik
spesifik granulomatous kemungkinan infeksi tuberculosa disertai catatan untuk control
ulang aspirasi jarum halus satu bulan setelah terapi.
a. Bagaimana prosedur dari aspirasi jarum halus ? (akib,fiani,nindi,tara)
b. Bagaimana gambaran mikroskopik dari radang kronik spesifik granulomatous ? (
Dani, Emi, Ria,ova,poppy)
c. Bagaimana perbandingan histologi normal dan radang TB pada KGB ? ( Dani,
Emi, Ria,ova,poppy)
d. Bagaimana mekanisme dari radang kronik spesifik granulomatous ? ( Dani, Emi,
Ria,ova,poppy)
e. Bagaimana terapi yang dilakukan untuk penderita TB ? Bagaimana cara penularan
TB? ( Dani,kiki,Ria,arma,ova)
f. Mengapa harus dilakukan control ulang aspirasi jarum halus satu bulan setelah
terapi? (akib,fiani,nindi,tara)
g. Bagaimana cara pemeriksaan lain untuk mendiagnosis penderita TB ?
h. Bagaimana patogenesis dari TB ? ( Dani,kiki,Ria,arma,ova)
i. Bagaimana patofisiologi dari TB ? ( Dani,kiki,Ria,arma,ova)
j. Bagaimana respon imun tubuh dari penderita TB ? (kiki,akib,arma,nindi)
k. Apa indikasi penggunaan aspirasi jarum halus ? (akib,fiani,nindi,tara)
4. Pemeriksaan fisik : pada saat pasien datng pertama kali, 4 (empat) hari sebelumnya
Pemeriksaan umum: Tampak sakit sedang, sensorium kompos mentis, BB :43 kg, TB :
155 cm,sedikit anemis, RR 24 x/menit, nadi 72xmenit, T:37,9 C
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan umum ? (akib,fiani,nindi,tara)
b. Jika ada kelainan, bagaimana mekanismenya ? (akib,fiani,nindi,tara)
5. Pemeriksaan Spesifik: Status lokalis : Colli sinistra teraba 2 nodul ukuran 2x2 cm dan 2x1
cm berbatas tegas.
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan Spesifik ? (akib,fiani,nindi,tara)
b. Jika ada kelainan, bagaimana mekanismenya ? (akib,fiani,nindi,tara)
c. Bagaimana perbedaan nodul yang ditimbulkan dari penyakit infeksi dan
keganasan ? (karakteristik ) ( Dani, Emi, Ria,ova,poppy)
6.Pemeriksaan lab rutin, Hb: 11,4g%,leukosit:10.200/dl, LED:43
mm/jam,Diff.Count:0/1/4/50/40/5
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan lab rutin? (fiani,emi,tara,poppy)
b. Jika ada kelainan, bagaimana mekanismenya ? (fiani,emi,tara,poppy)
E. Keterkaitan Antar Masalah
Kontak dengan penderita TB
Nona C mempunyai benjolan Berat badan dan nafsu makan menurun
Kesan radang kronik spesifik granulomatous
F.Leaning Issues
1.Radang kronik dan penyembuhan ( Dani, Emi, Ria,ova,poppy)
2.TBC ( jenis-jenis,mekanisme,penyebab,penularan, terapi) ( Dani,kiki,Ria,arma,ova)
3.Immunologi (kiki,akib,arma,nindi)
4.Pemeriksaan penunjang pada penderita TB (fine needle aspiration,dll )
(akib,fiani,nindi,tara)
5.Obat-obat TB (Farmakologi, kriteria pengobatan TB) (fiani,emi,tara,poppy)
Pembagian LI
1. Dani ( 1, 2)
2. Kiki (2,3)
3. Akib (3,4)
4. Fiani (4,5)
5. Emi (5,1)
6. Ria (1,2)
7. Arma (2,3)
8. Nindi (3,4)
9. Tara (4,5)
10. Popy (5,1)
11. Ova (1,2)
G.Hipotesis
Nona C mengeluhkan benjolan abnormal di region leher kiri yang diduga karena infeksi
TBC.