Tugas Translate Jurnal OGK

16
Suhendra (H1K013028) Pemisahan Lipid Bebas dan Terikat dari Sedimen Surficial Equator sebagai Fungsi Ukuran Partikel Abstrak Sedimen permukaan dari dua lingkungan pengendapan di Delta Mahakam dipilih untuk mempelajari percampuran material organik yang masuk ke dalam sedimen equator dan di dalamnya terjadi masukan campuran dan kegiatan mikroba yang tinggi. Lipid bebas dan terikat telah diekstrak dari fraksi <5 µm, 5-50 µm dan >50 µm sedimen surfisial (di atas 2 cm). Hidrokarbon non-aromatik dan asam lemak telah dianalisis menggunakan CGC dan CGC/MS. Letak ikatan rangkap dari asam lemak tak jenuh tunggal juga telah dipastikan. Distribusi hidrokarbon non-aromatik mengandung (i) serangkaian n-alkana yang menunjukkan sebuah distribusi bimodal dengan C max terdapat di antara n-C 26 dan n-C 31 dan di antara n-C 15 dan n-C 19 pada masing-masing lipid bebas dan terikat di semua ukuran fraksi, kecuali di fraksi bebas <5 µm dari KR 17 yang menunjukkan sebuah distribusi monomodal dengan C max terletak pada n-C 30 - n-C 31 , (ii) nilai CPI yang berada pada kisaran 1- 2,2, (iii) UCM yang besar dan (iv) sebuah rangkaian kompleks dari struktur pentasiklik jenuh dan tak jenuh. Kegiatan bakteri di dalam sedimen ditunjukkan dengan adanya kelimpahan dari asam lemak bercabang dan tak jenuh. Rangkaian asam lemak bercabang bertambah dari fraksi kasar ke fraksi yang halus. Kontribusi asam lemak tak jenuh dari berbagai sumber bervariasi dalam kisaran 16,7% sampai 36,3%, dengan senyawa utama berupa C 18:1ω7cis , C 18:1ω9cis , C 16:1ω10 dan C 16:1ω7 . Kata kunci: sedimen surfisial, fraksinasi berukuran butir, asam lemak bebas dan terikat, hidrokarbon non aromatik, asam lemak, penanda bakteri, lingkungan equator PENDAHULUAN Pengawetan material organik di dalam sedimen tergantung pada proses diagenetik awal yang melibatkan degradasi mikroba dan pertukaran kimia yang disertai dengan kondisi lingkungan berupa keasaman dan potensi redoks.

description

Tentang sedimen permukaan di delta Mahakam, Kalimantan

Transcript of Tugas Translate Jurnal OGK

Page 1: Tugas Translate Jurnal OGK

Suhendra (H1K013028)

Pemisahan Lipid Bebas dan Terikat dari Sedimen Surficial Equator sebagai Fungsi Ukuran Partikel

AbstrakSedimen permukaan dari dua lingkungan pengendapan di Delta Mahakam dipilih untuk

mempelajari percampuran material organik yang masuk ke dalam sedimen equator dan di dalamnya terjadi masukan campuran dan kegiatan mikroba yang tinggi.

Lipid bebas dan terikat telah diekstrak dari fraksi <5 µm, 5-50 µm dan >50 µm sedimen surfisial (di atas 2 cm). Hidrokarbon non-aromatik dan asam lemak telah dianalisis menggunakan CGC dan CGC/MS. Letak ikatan rangkap dari asam lemak tak jenuh tunggal juga telah dipastikan.

Distribusi hidrokarbon non-aromatik mengandung (i) serangkaian n-alkana yang menunjukkan sebuah distribusi bimodal dengan Cmax terdapat di antara n-C26 dan n-C31 dan di antara n-C15 dan n-C19 pada masing-masing lipid bebas dan terikat di semua ukuran fraksi, kecuali di fraksi bebas <5 µm dari KR 17 yang menunjukkan sebuah distribusi monomodal dengan Cmax terletak pada n-C30 - n-C31, (ii) nilai CPI yang berada pada kisaran 1-2,2, (iii) UCM yang besar dan (iv) sebuah rangkaian kompleks dari struktur pentasiklik jenuh dan tak jenuh.

Kegiatan bakteri di dalam sedimen ditunjukkan dengan adanya kelimpahan dari asam lemak bercabang dan tak jenuh. Rangkaian asam lemak bercabang bertambah dari fraksi kasar ke fraksi yang halus. Kontribusi asam lemak tak jenuh dari berbagai sumber bervariasi dalam kisaran 16,7% sampai 36,3%, dengan senyawa utama berupa C18:1ω7cis, C18:1ω9cis, C16:1ω10

dan C16:1ω7.

Kata kunci: sedimen surfisial, fraksinasi berukuran butir, asam lemak bebas dan terikat, hidrokarbon non aromatik, asam lemak, penanda bakteri, lingkungan equator

PENDAHULUAN

Pengawetan material organik di dalam sedimen tergantung pada proses diagenetik awal yang melibatkan degradasi mikroba dan pertukaran kimia yang disertai dengan kondisi lingkungan berupa keasaman dan potensi redoks.

Sebagaimana dengan kesepahaman yang berlaku mengenai hubungan antara sumber materi biologi dan senyawa organik di dalam sedimen terkini, salah satunya harus dinilai mengenai perubahan sumber materi dan pengendapan terakhirnya. Mikroorganisme terutama bakteri memainkan peranan sebagai faktor penentu dalam memodifikasi komponen awal dari material organik.

Pemisahan lipid dari sedimen menjadi komponen bebas dan terikat bisa memberikan informasi tambahan mengenai masukan biologi terhadap sedimen, dan diagenesis lipid ke dalam tanah serta lingkungan perairan. Pelepasan alkana dan asam lemak secara efektif melalui saponifikasi dari ekstrak sedimen terlarut (disebut lipid “terikat”) telah terlihat untuk membedakan komposisi dari pengklasifikasian lipid ekstraksi itu sendiri. Tetapi komposisi hidroksil bebas dan teresterifikasi serta senyawa karboksil di dalam lipid ekstraksi belum diteliti, walaupun kedua bentuk ini terdapat di dalam organisme hidup, sebagai sumber awal material organik. Sehingga, di dalam penelitian ini, dua pendekatan harus dikembangkan agar memperoleh informasi yang lebih banyak menggunakan penanda molekular organik di dalam geokimia organik dari sedimen equator surfisial: (i) penggunaan prosedur ekstraksi yang

Page 2: Tugas Translate Jurnal OGK

terseleksi untuk menyediakan dan membandingkan lipid terikat vs bebas yang terekstraksi dan (ii) fraksinasi keselurusan sedimen sebagai sebuah fungsi ukuran atau densitas partikel.

PERCOBAANSampling

Dua sedimen permukaan (0-2 cm) KR 13 (1o 10,64’S; 117o 27,84’E) dan KR 17 (0o

20,85’S; 117o 51,22’E) telah diambil, selama kegiata pelayaran oseanografi MISEDOR pada R/V Jean Charcot, di zona pesisir prodelta Mahakam (Kalimantan) pada bulan Desember 1984, di kedalaman 50 dan 85 m. Lokasi sampling untuk dua sedimen tersebut ditunjukkan dalam Gambar 1. KR 13 dan KR 17 dipilih sebagai representatif sedimen laut dari prodelta tersebut, di bawah pengaruh distributor dari tenggara dan timur laut dari Mahakam itu sendiri. Sedimen tersebut tersusun dari lumpur coklat dan masing-masing memiliki berat kering sedimen sebesar 0,84 g/100 g dan sedimen karbon organik sebesar 0,25 g/100 g. Sedimentologi delta Mahakam telah dideskripsikan oleh Allen et al. (1979). Stasiun pengeboran terletak di bagian timur daerah Kutu, di tenggara Kalimantan (Indonesia). Sedimentasi delta tersebut diketahui terjadi pada saat pertengahan zaman Miosen. Struktur daerah tersebut dicirikan dengan suksesi kapak antiklinik. Stasiun pengeboran tersebut terletak di sisi barat antiklin Handil dimana tidak ada akumulasi hidrokarbon yang diharapkan. Di selat Makassar laju arus rata-rata tahunan yaitu sebesar 0,5 m/s, mengarah dari utara menuju selatan dan arus pasang surut yaitu sekitar 1 m/s. Di stasiun sampling arus terlalu rendah untuk menghasilkan resuspensi sedimen dari dasar tetapi mereka dapat mentransport clay bersuspensi, yang dapat dijelaskan mengapa tiga fraksi (clay, silt, dan sand) telah ditemukan di KR 17 dan hanya salah satu (silt) di KR 13. Dua sampel sedimen menjadi beku pada waktu pengumpulan dan tetap beku di dalam wadah berbahan metal sampai analisis dilakukan.

Kerapatan populasi bakteri major telah dijelaskan oleh Hermin dan Castanier (1987). Di KR 17 dan KR 13, bakteri heterotrof aerob setidaknya 7 dan 2 kali lebih melimpah pada masing-masing stasiun daripada bakteri heterotrof anaerob. Bakteri heterotrof aerob setidaknya 3 kali lebih melimpah di KR 13 daripada yang terdapat di KR 17.

Gambar 1. Lokasi sampling untuk dua sedimen KR 13 dan KR 17

Fraksinasi sedimen (Gambar 2)

Page 3: Tugas Translate Jurnal OGK

Dua sedimen KR 13 dan KR 17 (berat kering 50 g) yang dipilih untuk penelitian ini didispersi dengan 200 ml air distilasi berganda dan digiling selama satu malam (16 jam) dengan 25 batu kelereng (diameter 4 mm). Kemudian, sampel terdispersi melewati saringan stainless, ukuran mesh 50 µm, dengan pencucian menggunakan air distilasi berganda. Penyikatan dihindari untuk meminimalkan kontaminasi dan kerusakan bahan partikel yang mudah rapuh. Material yang lebih kecil daripada 50 µm dibiarkan untuk mengendap secara perlahan dalam silinder kaca menurut hukum Stoke. Material non sedimen, tersusun dari partikel berukuran <5 µm, dipompa sampai kekeruhan menghilang. Bagian sedimen dengan demikian diasumsikan menjadi berukuran 5-50 µm. Akhirnya, fraksinasi ini menghasilkan 3 fraksi, viz: sands >50 µm, silt 5-50 µm dan clay <5 µm. Kami memperoleh, hanya satu fraksi pada KR 13, 5-50 µm mewakili 100% dari total sedimen dan tiga fraksi pada KR 17: <5 µm (mewakili 10,2% dari total berat kering sedimen), 5-50 µm (48,1%) dan >50 µm (40,8%).

Gambar 2. Skema analisis yang digunakan untuk fraksinasi dan analisis sedimen sebagai sebuah fungsi ukuran partikel

Ekstraksi lemak “bebas” (ekstraksi terlarut) dan “terikat”Sampel kering beku digilas selama 15” dan diaduk dengan kuat dengan mixer Turbula.

Setiap ukuran fraksi diekstrak dengan kloroform + metanol (4:1, v/v) di dalam sebuah labu kaca, menggunakan sebuah rasio berat sedimen/volume terlarut 8 selama 1 jam dengan pengadukan yang kuat. Setelah dekantasi, suspensi disaring di bawah vakum pada sebuah filter fiber glass. Sedimen yang tersisa dicuci dengan kloroform dan metanol, semuanya dipindahkan pada filter fiber glass yang kemudian dicuci lagi dua kali dengan campuran yang sama. Ekstrak kloroform/metanol dipekatkan di dalam rotary evaporator Büchi pada suhu ruang dan dikeringkan di bawah nitrogen. Kemudian, residu sedimen yang tersisa setelah ekstraksi dari lemak bebas direfluks dalam 0,5 N KOH-MeOH (250 ml dari 0,5 KOH-MeOH/40 g sampel kering) dengan batang pengaduk di bawah aliran gas N2 selama 4 jam. Ekstrak dipisahkan melalui penyedotan dari residu sedimen pada corong saring kaca dan langsung diasamkan menjadi pH 2 dengan larutan HCl (6 N). Setelah banyak pelarut

Page 4: Tugas Translate Jurnal OGK

dievaporasi dari ekstrak pada suhu 40-45o di bawah tekanan yang diturunkan, larutan air diekstrak tiga kali dengan 200 ml dietil eter. Ekstrak dietil eter yang digabungkan dalam hal ini disebut dengan lemak terikat.

Isolasi dan analisis hidrokarbon non-aromatik (NAH) dan asam lemak metil ester (FAME) “bebas”dan “terikat”

Ekstrak lemak dilarutkan dalam n-heksana dan direfluks selama satu jam. Setelah dekantasi dan eliminasi aspalten, ekstrak tersebut dipindah ke atas sebuah kolom tembaga yang aktif agar mengeliminasi sulfur. Ekstrak lalu dipasang dengan sejumlah alkana n-C22

dan metil ester n-C23 tertentu sebagi standar internal, untuk menilai efisiensi dari langkah analitik tersebut. Ekstrak disaponifikasi di bawah argon dalam tabung Sovirel SVL, dengan KOH-MeOH 2 N selama 2 jam. Setelah pengasaman pada pH 2 dengan 6 N HCl, fraksi yang tidak tersaponifikasi dan asam lemak diekstrak oleh 3x1 ml dari campuran heksana dan dietil eter (9:1, v/v). Ekstrak dievaporasi sampai kering di bawah aliran nitrogen.

Kemudian, ekstrak dari lemak bebas dan terikat dipisahkan dengan kromatografi adsorpsi pada sebuah mikrokolom dengan diameter dalam 4 mm, yang terpenuhi dengan asam silikat Merck G60 (1 g). Fraksi pertama terelusi (6 ml hexana) mengandung hidrokarbon non-aromatik (NAH). Fraksi kedua mengandung hidrokarbon aromatik yang mempunyai lebih dari3 cincin yang dielusi dengan 8 ml hexana + 160 µl etil asetat. Isomer ketiga menunjukkan fragmen ion pada M+*-29 dan M+*-57.

Kehati-hatian yang tinggi dilakukan untuk melawan kontaminasi selama operasi pengambilan sedimen dan pekerjaan laboratorium. Pelarut didistilasi dua kali. Filter dan asam silikat diekstrak dalam sebuah Soxhlet dengan kloroform yang telah didistilasi; kekosongan menunjukkan bahwa hanya sisa senyawa pengganggu yang tersedia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hidrokarbon non aromatikn-Alkana. Komposisi dari NAH secara konsisten didominasi oleh n-alkanan di semua

fraksi KR 13 dan KR 17. Serangkaian n-alkanan dari n-C12 sampai n-C40 menyatakan proporsi variabel dalam fraksi dengan ukuran partikel yang berbeda, dari 62% total NAH ditentukan oleh GC (bebas, 5-50 µm, KR 17) sampai 100% (terikat, <5 µm dan >50 µm, KR 17; Tabel 1). Mereka menunjukkan konsentrasi variabel dari berat kering sedimen sebesar 0,03 g/g (terikat, 5-50 µm, KR 17) sampai dengan 16,7 g/g (terikat, 5-50 µm, KR 13; Tabel 1). n-Alkana menunjukkan sebuah distribusi bimodal dengan Cmax antara n-C26 dan n-C34 dan antara n-C15 dan n-C19 untuk kedua lemak bebas dan terikat di semua fraksi dengan ukuran butir yang berbeda dari KR 13 dan KR 17. Satu pengecualian dijumpai pada lemak bebas, dengan <5 µm, KR 17 yang mempunyai sebuah distribusi monomodal dengan Cmax terletak pada n-C30.

Kelimpahan dan dominasi ganjil/genap yang kecil dari n-alkana C23-C31 akan mengindikasikan bahwa pemasukan sedimen dari tanah agak diencerkan oleh pemasukan dari mikroorganisme laut, material organik daur ulang, dan/atau minyak bumi (lihat nilai Carbon Preference Index dalam Tabel 1, kurang dari 2,2) dalam senyawa bebas dari KR 13 dan di semua fraksi terikat yang berbeda ukuran dari KR 13 dan KR 17 (Tabel 1).

Secara umum, Cmax yang dijumpai di sedimen laut dan pesisir adalah terdapat pada n-C27 atau n-C29. Sebuah Cmax pada n-C31 telah dilaporkan untuk sebuah lingkungan dengan sedimen yang sangat sedikit seperti di sedimen equator dibentuk oleh nipah-nipah dan mangrove.

Page 5: Tugas Translate Jurnal OGK

Sedikitnya dominasi ganjil/genap di dalam alkana (dibedakan dengan distribusi yang sering ditemukan dalam sedimen oxic masa kini yang diambil dekat mulut sungai dapat di interpretasi karena menjadi indikasi dari dominansi sumber dari laut untuk komponen lemak.

Fraksi dengan ukuran butir berbeda dan pola distribusi n-alkana bebas/terikat menunjukkan perbedaan dan Cmax yang tidak tetap di kisaran berat molekul yang kecil. Tidak ada angka karbon yang dominan juga (nilai CPI sangat dekat ke 1).

Fraksi terikat dari KR 13 mengandung kemiripan yang jelas meliputi dari n-C14

sampai n-C23 dan fraksi terikat dari KR 17, kemiripan meliputi dari n-C17 sampai n-C23 tanpa dominasi karbon (lihat Cmax, Tabel 1). Dominasi genap/ganjil yang kecil terlihat di semua fraksi partikel yang berbeda dan kesejajaran jumlah yang setara dari kemiripan ganjil/genap >n-C23 (Tabel 1).

Distribusi n-alkana ini mencerminkan variabilitas dari kegiatan mikroorganisme disertai dengan perbedaan fraksi dan penyatuan metabolit di dalam lemak bebas dan terikat. Dua spesies bakteri fotosintesis telah ditunjukkan dengan terdapatnya distribusi hidrokarbon maksimal pada n-C17. Distribusi alkanan tidak mempunyai dominasi carbon ganjil di atas C17

yang terdapat di bakteri tertentu, beberapa spesies menunjukkan komponen n-C17 yang kuat. Kesamaan distribusi n-alkana dengan rendahnya CPI, dilaporkan di sedimen laut asin, dianggap disebabkan oleh kegiatan bakteri.

Menurut Simoneit dan Kaplan (1980) dominasi dari n-C19 mewakili residu primer dari bakteri dan alga dan nilai terbanyak terdapat pada n-C22 atau n-C23 dan kisaran homolog mulai dari n-C18 sampai n-C25 dengan pada dasarnya tidak ada jumlah karbon dominasi yang mewakili perubahan mikrobial detritus alga. Menurut Gelpi et al. (1970) spesies alga biru hijau yang bervariasi ditemukan mengandung unsur utama n-C15 dan/atau n-C17 sebagai alkana dominasi. Youngblood et al. (1971) telah menunjukkan bahwa n-C15 dan n-C17

mendominasi masing-masing di alga laut coklat dan di alga merah. Gelpi et al. (1970) telah mengamati bahwa beberapa spesies alga mempunyai distribusi alkana bimodal dengan nilai terbanyak terdapat pada n-C17 (major) dan n-C27 (minor).

Seperti yang terlihat dalam Tabel 1, nilai U/R (senyawa tak terpecahkan/terpecahkan dalam GC) di fraksi dengan ukuran partikel berbeda (bebas dan terikat) dari sedimen KR 13 dan KR 17, kisaran dari 0,2 sampai 3,6. Mengenai kriterianya diusulkan oleh Mazurek dan Simoneit (1984), nilai-nilai tadi yaitu kurang dari 4, yang menunjukkan kontaminasi minyak bumi yang rendah dan berarti bahwa UCM sebagian besar berasal dari mikroorganisme.

Proporsi campuran kompleks tak terpecahkan (UCM), pada fraksi ukuran bebas, meningkat dengan kandungan clay dari sedimen KR 17 (lihat U/R dalam Tabel 1). Hal ini bisa menjadi sebuah indikasi bahwa sifat geolipid dari material organik clay diturunkan dari batuan sedimen yang asli dari sedimen yang dihasilkan oleh erosi. Secara alternatif UCM bisa berasal dari minyak yang terbiodegredasi atau material organik dari sistem saluran air tanah dan bisa merepresentasikan hingga geolipid sekunder mengalami deposisi. Dalam kasus ini, patut diperhatikan bahwa material ini lebih cenderung berasosiasi dengan material clay yang halus dan bersifat bebas, dan tidak dengan detritus organik (saat dalam fraksi berbentuk ikatan situasinya terbalik). Sehingga sebuah kemampuan yang dapat mengadsorpsi hidrokarbon polutan oleh fraksi clay dari sedimen terkini yang tidak kukuh mungkin bisa disimpulkan.

Page 6: Tugas Translate Jurnal OGK

Senyawa IsoprenoidPristana terdapat di dalam fraksi bebas dan terikat dari KR 13 dan KR 17, tetapi tidak

dalam ukuran fraksi <5 µm dari KR 17. Pristana adalah salah satu isoprenoid yang paling umum ditemukan di beberapa organisme laut, di air laut, dan di sedimen terkini atau kuno dan tersedia sebagai petunjuk sumber material biogenik laut. Pristana juga ditemukan di dalam minyak mentah dan sampel geologis. Ketidakhadiran pristana dalam fraksi berukuran <5 µm yang bebas dan terikat dari KR 17 bisa memastikan sifat alami geolipid yang terdaur ulang dari material organik clay (lihat di atas UCM), kemampuan clay untuk mengadsorb hidrokarbon, yang melindunginya melawan biodegradasi, dan susunan geolipid secara in situ.

Triterpen pentasiklikSerangkaian triterpen pentasiklik yang komplek baik jenuh dan tidak jenuh juga

ditemukan. Triterpenoid pentasiklik dengan tipe skeleton hopane bisa jadi kelompok ini memiliki kegunaan yang paling luas sebagai petunjuk biologi dalam penelitian geokimia organik.

Gambar 3 memperlihatkan kromatografi terekonstruksi (total ion aliran) dari triterpenoid pentasiklik ditemukan di fraksi berukuran 5-50 µm baik bebas dan ikatan dari KR 13.

Penetapan puncak dilakukan dengan perbandingan dari data yang diterbitkan spektrum massa (Philp, 1985) di dalamnya. Penetapan puncak disajikan dalam Tabel 2. Kromatografi ini didominasi oleh hopane 17α(H), 21β(H). Keberadaan stereomer 17α(H), 21β(H) yang lebih stabil secara termodinamika (diusulkan sebagai petunjuk molekular yang sensitif terhadap polusi minyak bumi oleh Simoneit dan Kaplan 1980) mengindikasikan bahwa masukan komponen minyak bumi yang berat terhadap fraksi ini telah terjadi. Fraksi bebas ukuran 5-50 µm dari KR 13 juga mengandung sejumlah kecil hopana dan hopena 17β(H), 21β(H) yang menunjukkan sintesis terkini. Beberapa hopena telah teridentifikasi di dalam sedimen pesisir dan laut dalam (Baltik, Laut Norwegia) oleh Dastillung et al. (1977) dan dianggap sebagai pelacak untuk kegiatan mikroorganisme.

Page 7: Tugas Translate Jurnal OGK

Hopena major yaitu hop-22(29)-ena yang telah ditemukan di banyak bakteri yang berbeda dan di beberapa cyanobakteria. Kelimpahannya rendah dibandingkan dengan pristana isoprenoid asiklik memberikan bukti lebih lanjut untuk peran dominan metanogen dibandingkan dengan bakteri lain dalam lingkungan ini. Sejumlah kecil neoho-13(18)-ena mungkin juga berasal secara langsung dari bakteri dan bukan dari diagenesis dari hop-22(29)-ena. Selain distribusi fossil hopana 17α(H), 21β(H) dilaporkan terdapat di dalam fraksi yang ditemukan, serangkaian teriterpana sementara diidentifikasi dengan perbandingan spektrum massa mereka dengan yang dilaporkan dalam literatur (Philp, 1985).

Gambar 3. Struktur kromatografi dan koresponden dari triterpenoid pentasiklik yang ditemukan dalam fraksi bebas dan terikat berukuran 5-50 µm dari KR 13. Penetapan puncak

disajikan dalam Tabel 2.

Page 8: Tugas Translate Jurnal OGK

Asam monokarboksilatKonsentrasi asam lemak bebas menurun dari fraksi halus sampai kasar dari KR 17 (Tabel 3). Asam lemak rantai lurus dari fraksi dengan ukuran butir yang berbeda dari KR 13 dan KR 17,

Page 9: Tugas Translate Jurnal OGK

menunjukkan sebuah dominasi jumlah karbon genap yang jelas (dengan Cmax pada n-C16

umum untuk sebagian besar lipid biosintesis). Asam lemak rantai panjang (>C20 merupakan komponen utama (33,1% asam lemak total teridentifikasi) dalam fraksi bebas dari KR 13, menunjukkan masukan yang besar dari sisa-sisa tanaman terestrial. Mereka mewakili 22,3% dari total asam lemak dalam fraksi terikat dari sedimen yang sama, menunjukkan input yang relatif sama dari sisa-sisa tanaman terestrial dan plankton air (alga dan mikroorganisme) (Tabel 3).

Di KR 17, asam lemak rantai panjang, senyawa minor relatif terhadap homolog <C20, yang diwakili di semua fraksi ukuran (bebas dan terikat) dalam proporsi variabel, dari 3,1% (terikat, 5-50 µm) hingga 22,2% (bebas, 5-50 µm), menunjukkan input relatif lebih kecil dari sisa-sisa tanaman terestrial daripada yang diamati pada KR 13. Senyawa ini kemudian muncul juga terutama di fraksi pelarut yang dapat terekstraksi dari daun tanaman tingkat tinggi yang segar tetapi sebagian ditransfer ke fraksi terikat selama peluruhan daun. Menurut Shaw dan Johns (1985), tiga sumber kemungkinan tersedia untuk lipid terikat: (i) bagian lipid yang terdeposit di sedimen yang sudah dalam bentuk terikat. Asam rantai panjang yang paling mungkin terikat secara kovalen pada residu tanaman tinggi yang terlarut dan UCM hidrokarbon yang mungkin terkait dengan fraksi halus dari sedimen ketika diangkut dari tanah; (ii) bakteri dan organisme bentik lainnya merupakan sumber kedua. Biasanya 30% dari asam bakteri muncul pada fraksi terikat dianggap terkait dengan lipid polisakarida yang merupakan pelarut tidak dapat terekstrak; (iii) molekul pelarut yang dapat terekstrak dapat mentransfer kepada fraksi terikat di sedimen dan kontribusi kepada lipid terikat melalui proses ini adalah masuk akal.

Distribusi yang merata dari asam rantai panjang antara fraksi pelarut yang dapat diekstrak dan terikat sangat menunjukkan bahwa input tanaman tingkat tinggi telah jauh terdegradasi sebelum tercampurkan. Hal ini konsisten dengan data sebelumnya pada petunjuk mikroba.

Asam lemak tak jenuhAsam tak jenuh di KR 13 mewakili 14,9% dari total asam lemak dalam bentuk bebas

dan 19,4% dalam bentuk ikatan (Tabel 3). Asam tak jenuh tunggal bentuk bebas dan terikat didominasi oleh: 16:1ω7, 18:1ω7, dan 18:1ω9. 16:1ω10 juga tersedia dalam fraksi berbentuk bebas dan terikat (Tabel 4).

Proporsi asam tak jenuh di KR 17 bervariasi dengan kisaran 16,7% dari total asam (bebas, 5-50 µm) hingga 36,3% (bebas, <5 µm) (Tabel 3), dengan senyawa major terdiri dari 18:1ω7, 18:1ω9, 16:1ω10 dan 16:lω7.

Shaw (1974), melaporkan bahwa asam lemak tak jenuh banyak ditemukan, khusunya pada bakteri gram negatif dan tidak ada atau sangat terbatas di sebagian besar bakteri gram positif, kecuali Lactobacillaceae.

Asam vaccenic (18:lω7) biasanya dianggap sebagai petunjuk adanya bakteri seperti asam lemak bercabang. Namun, 18:lω7 juga dilaporkan di organisme laut lainnya termasuk alga eukariotik. Nilai 18:lω7 sebagai petunjuk adanya bakteri mungkin konsentrasi relatifnya lebih tinggi dalam bakteri daripada dalam organisme lain.

16:lω7 dan 18:lω9 tak jenuh tunggal adalah komponen penting dari banyak spesies fitoplankton. Menurut Sicre et al. (1988), 16:lω10 bisa dianggap sebagai petunjuk adanya bakteri seperti 18:lω7 (Tabel 4).

Asam lemak bercabangRangkaian asam lemak bercabang (iso-, anteiso-) yang melimpah di kedua fraksi

sedimen KR 13 (Tabel 4). Dua rangkaian terdiri dari proporsi yang sangat besar (12,6% dari total asam lemak, bebas dan 16%, terikat) dengan senyawa dominan sebagai berikut: iso15:0,

Page 10: Tugas Translate Jurnal OGK

anteiso16:0, iso16:0, anteiso- dan iso17:0, memastikan kegiatan bakteri yang tinggi dengan petunjuk terkandung dalam fraksi bebas dan terikat. Dominasi jumlah karbon ganjil asam iso- dan anteiso- tercatat di kedua fraksi.

Rangkaian asam lemak bercabang juga sangat terwakili dari n-C13 sampai n-C19 dalam fraksi dengan ukuran yang berbeda dari KR 17, mencapai 29,6% dari total asam lemak (terikat, 5-50 µm) dengan senyawa dominan sebagai berikut (Tabel 4): iso15:0, anteiso15:0, iso14:0, iso16:0, dan iso17:0, memastikan, disini juga, kegiatan bakteri yang tinggi dalam sedimen. Seperti yang teramati pada KR 13, dominasi jumlah karbon ganjil asam iso- dan anteiso- ada di semua fraksi ukuran yang berbeda.

Asam lemak bercabang 15:0 dan 17:0 telah dilaporkan tersedia dalam berbagai sedimen laut baru-baru ini. Dalam sebagian besar sedimen yang diamati asam anteiso- (berbeda dengan temuan kami) dominan daripada asam iso-. Senyawa ini diyakini terbentuk oleh perubahan bakteri dari lipid diatom.

Asam bercabang 15:0 dan 17:0, telah digunakan sebagai indikator sumber bakteri, karena mereka relatif umum dalam bakteri yang diamati oleh Perry et al. (1979). Namun, seperti 18:lω7, asam C15 dan C17 juga terdapat dalam jumlah kecil dalam organisme laut dan tidak ada atau terbatas dalam bakteri gram negatif.

Gambar 4 menunjukkan perbandingan kegiatan bakteri yang dinilai dengan rasio iC15+aC15/C15:0 dalam dua fraksi besar (5-50 µm) dari sedimen KR 13 dan KR 17. Untuk kedua lipid bebas dan terikat, KR 13 tampak menunjukkan jejak bakteri yang tinggi daripada KR 17; data ini sesuai dengan jumlah bakteri yang ditentukan oleh Hermin dan Castanier (1987). Gambar 5 menunjukkan bagian yang terinci dari jejak bakteri ke dalam fraksi berukuran partikel yang berbeda dari KR 17. Jejak bakteri, seperti yang dinilai menggunakan rasio iC15+aC15/C15:0 yang sama menurun dari fraksi kasar ke halus dalam lipid bebas. Bagian yang berbeda dari jejak bakteri teramati dalam lipid terikat, dimana fraksi 5-50 µm dicirikan oleh kegiatan bakteri yang maksimum.

Gambar 4. Perbandingan kegiatan bakteri, dinilai dari rasio konsentrasi asam lemak iC15+aC15/C15:0, dalam dua fraksi utama (5-50 µm) dari sedimen KR 13 dan KR 17.

Page 11: Tugas Translate Jurnal OGK

Gambar 5. Pembagian secara rinci jejak bakteri ke dalam fraksi ukuran partikel yang berbeda dari sedimen KR 17, dinilai dengan menggunakan rasio iC15+aC15/C15:0

Asam siklopropil (cy-17:0 (9) dan cy-19:0(11)))Asam siklopropil cy-17:0 (9) telah ditemukan di semua fraksi ukuran yang berbeda dari

dua sedimen, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil (Tabel 3). Cy-17:0 (11) juga telah ditemukan di semua fraksi ukuran yang berbeda (kecuali dalam bentuk bebas, 5-50 µm dan >50 µm dari KR 17).

Asam siklopropil (17 dan 19) telah diusulkan sebagai biomarker bakteri di sedimen dan telah dilaporkan sebagai konstituen utama dalam sejumlah besar bakteri gram negatif, Eubacteria Lactobacilli dan Clostridia. Mereka telah ditemukan juga di beberapa protozoa dan di beberapa tanaman terestrial. Namun, Parkes dan Taylor (1983) melaporkan, setelah analisis dari lipid bakteri isolat, bahwa asam lemak siklopropil hanya merupakan karakteristik bakteri aerobik.

KESIMPULAN

Fraksinasi dan perbandingan ukuran butir dari lipid bebas dan terikat terekstraksi dari dua sedimen equator prodelta Mahakan terkini, di bawah pengaruh distributor sebelah tenggaran dan timur laut masing-masing menunjukkan bahwa:

(i) Dua sedimen dicirikan dengan masukan campuran bahan organik. Input benua lebih menonjol dalam lipid bebas dari KR 13 daripada dalam lipid bebas dan terikat dari semua fraksi berukuran partikel di KR 17. Hal ini bisa dijelaskan oleh arus selat Makassar yang mengalir ke selatan. Masukan lainnya dari bahan organik daur ulang yang terdegradasi dari sumber laut juga dibuktikan dari pola distribusi n-alkana atau nilai CPI kurang dari 2,2.

(ii) Perbedaan utama yang teramati dalam distribusi berat molekul n-alkana yang rendah dalam fraksi bebas dan terikat. Perbedaan ini diamati antara KR 13 dan KR 17 dapat dikaitkan dengan variabilitas kegiatan bakteri. Populasi heterotrof aerobik yang melimpah dan dalam heterotrof anaerobik berbatas yang rendah, diamati di KR 13 daripada KR 17.

(iii) Kegiatan mikroorganisme yang tinggi diduga dari tanda lipid bebas dan terikat: kelimpahan asam lemak iso- dan anteiso-, dari asam lemak siklopropil dan senyawa tak jenuh seperti C18::lω7, C16:lω10. Khususnya di lipid bebas dari KR 13 dengan kegiatan mikroba yang spesifik: misalnya 17β(H), 21β(H)-hopana, hop-22(29)-ena dan neohop-13(18)-ena telah diidentifikasi.

Page 12: Tugas Translate Jurnal OGK

(iv) Bahan campuran kompleks yang tidak terpecahkan dari hidrokarbon yang utama terkait dengan material clay halus bebas (<5 µm) dan bahan organik silt dibatasi (5-50 µm) untuk KR 17. Hal ini menekankan decoupling antara kedua stok bahan organik. Tidak adanya pristan dan asosiasi UCM dengan fraksi halus bebas dari sedimen menunjukkan sifat geolipid daur ulang dari bahan organik clay.Ditranslet dari:Barouxis, A., Scribe, P., Dagaut, J. dan Salio, A. 1987. Free dnd Bound Lipids from

Equatorial Surfisial Sediments Separated As A Function of Particle Size. Advances in Organic Geochemistry, 13(4-6): 773-783.