TUGAS TRANSLATE JURNAL Evidence-Based Techniques to …

28
TUGAS TRANSLATE JURNAL Evidence-Based Techniques to Assess the Performance of Dental Implants Kashi, Ajay, BDS (DDS), MS, PhD ; Saha, Subrata, PhD . The Journal of Oral Implantology ; Abington 39.6 (2013): 655-61. (ProQuest) Penerjemah: LAILY RAHMAH NIM : J2A017012 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017

Transcript of TUGAS TRANSLATE JURNAL Evidence-Based Techniques to …

1

HASIL TERJEMAHAN

Judul

Teknik Berbasis Bukti untuk Menilai Kinerja Implan Gigi

Abstrak

Penggunaan klinis obat berbasis bukti telah dianggap sebagai salah satu

kemajuan medis paling signifikan pada abad terakhir. Seiring meningkatnya biaya

perawatan medis, keputusan klinis harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan

tingkat keberhasilan yang tinggi. Salah satu perawatan kedokteran gigi yang

paling mahal mencakup penggunaan implan gigi untuk merehabilitasi pasien yang

sebagian dan sepenuhnya edentulous. Karena tingginya biaya perawatan dan

varietas implan gigi yang semakin meningkat, dokter tersebut sering dihadapkan

pada situasi yang menantang untuk menentukan prostesis terbaik untuk pasien

mereka. Selanjutnya, menavigasi melalui database literatur yang luas yang

berkaitan dengan implan gigi dan penelitian mereka yang terkait dapat sangat

memakan waktu dan menantang ahli bedah gigi sebelum mereka dapat membuat

keputusan klinis yang tepat. Serupa dengan implan ortopedi lainnya, implan gigi

perlu dievaluasi untuk kemanjuran jangka panjangnya secara in vivo sebelum

diterima secara klinis. Untuk membantu klinisi membuat keputusan yang

berorientasi pada pasien, teknik berbasis bukti menjadi semakin populer. Ini bisa

menjadi alat yang sangat berguna dalam menerjemahkan temuan penelitian ke

dalam praktik klinis, sehingga mempersempit kesenjangan antara penelitian dan

kedokteran gigi klinis. Artikel ini membahas cara-cara di mana teknik berbasis

bukti dapat membantu ahli bedah gigi menganalisis dan membuat keputusan klinis

tentang perawatan implan gigi. [PUBLIKASI ABSTRAK]

Naskah Lengkap

Pendahuluan Singkat

Penggunaan klinis obat berbasis bukti telah dianggap sebagai salah satu

kemajuan medis paling signifikan pada abad terakhir. Seiring meningkatnya biaya

perawatan medis, keputusan klinis harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan

tingkat keberhasilan yang tinggi. Salah satu perawatan kedokteran gigi yang

paling mahal mencakup penggunaan implan gigi untuk merehabilitasi pasien yang

sebagian dan sepenuhnya edentulous. Karena tingginya biaya perawatan dan

varietas implan gigi yang semakin meningkat, dokter tersebut sering dihadapkan

2

pada situasi yang menantang untuk menentukan prostesis terbaik untuk pasien

mereka. Selanjutnya, menavigasi melalui database literatur yang luas yang

berkaitan dengan implan gigi dan penelitian mereka yang terkait dapat sangat

memakan waktu dan menantang ahli bedah gigi sebelum mereka dapat membuat

keputusan klinis yang tepat. Serupa dengan implan ortopedi lainnya, implan gigi

perlu dievaluasi untuk kemanjuran jangka panjangnya secara in vivo sebelum

diterima secara klinis.

Untuk membantu klinisi membuat keputusan yang berorientasi pada

pasien, teknik berbasis bukti menjadi semakin populer. Ini bisa menjadi alat yang

sangat berguna dalam menerjemahkan temuan penelitian ke dalam praktik klinis,

sehingga mempersempit kesenjangan antara penelitian dan kedokteran gigi klinis.

Artikel ini membahas cara-cara di mana teknik berbasis bukti dapat membantu

ahli bedah gigi menganalisis dan membuat keputusan klinis tentang perawatan

implan gigi.

Kata kunci: bukti kedokteran gigi berbasis bukti, obat berbasis bukti, implan gigi,

kedokteran gigi, in vivo, in vitro tunggal, kinerja jangka panjang

Singkatan

EBD : kedokteran gigi berbasis bukti

EBM: obat berbasis bukti

RCT: uji coba terkontrol secara acak

Pengantar

Bukti berbasis obat (EBM) digunakan untuk menganalisis data klinis

secara obyektif dalam hal kualitas dari berbagai penelitian. Ini didefinisikan

sebagai '' proses untuk menemukan, menilai, dan menggunakan temuan penelitian

secara sistematis secara sistematis sebagai dasar keputusan klinis. '' (P236) Obat

berbasis bukti saat ini diakui sebagai prinsip mapan yang membentuk kritis. alat

pengambilan keputusan dari banyak spesialisasi klinis. Namun, dibandingkan

dengan spesialisasi medis tradisional, EBM belum dikenali secara luas dalam

kedokteran gigi dan khususnya dalam menilai kinerja implan gigi. Penerapan

3

prinsip berbasis bukti dalam kedokteran gigi telah menghasilkan istilah

kedokteran gigi berbasis bukti (evidence-based dentistry / EBD). Namun, EBD

tidak dikenal dengan baik dibandingkan dengan EBM, walaupun keduanya

mengikuti prinsip serupa. Artikel ini mencoba untuk menekankan kebutuhan

untuk menggunakan EBD secara umum dan dalam menilai kinerja klinis dan

kelangsungan hidup implan gigi, secara khusus. Istilah EBM dan EBD akan

digunakan secara bergantian dalam artikel ini

Berbagai penulis telah mengajukan definisi untuk EBD. Beberapa di

antaranya adalah sebagai berikut. '' EBD adalah integrasi dan interpretasi bukti

penelitian terkini yang tersedia, dikombinasikan dengan pengalaman pribadi''2

(p1) dan 'praktik kedokteran berbasis bukti adalah integrasi keahlian klinis

individual dengan bukti klinis eksternal terbaik yang tersedia dari sistematik.

penelitian dan integrasi nilai dan harapan pasien. '' 3 (p151) American Dental

Association telah merumuskan definisi berikut untuk EBD berdasarkan konsep

EBM: '' sebuah pendekatan terhadap perawatan kesehatan oral yang memerlukan

integrasi yang bijaksana dari penilaian sistematis terhadap bukti ilmiah yang

relevan secara klinis, berkaitan dengan kondisi dan riwayat pasien dan medis

pasien, dengan keahlian klinis dokter gigi dan kebutuhan dan preferensi

perawatan pasien. '' 4 (p78), 5 (p112) Penyediaan layanan kesehatan di masa

depan mungkin akan menyaksikan pergeseran radikal karena kemajuan besar

Internet, yang telah menyebabkan ledakan informasi dan pergerakan konsumen.

Pasien menjadi lebih diberdayakan dengan informasi tentang penyakit dan

pengobatan mereka sehingga banyak dokter gigi sendiri mungkin tidak terbiasa.6

Informasi perawatan kesehatan umumnya tidak terkontrol dan tidak dinilai.7; Ini

berubah dengan cepat, dan kedokteran gigi mengikuti tren yang sama ini.

Implan gigi telah menjadi pilihan populer untuk menggantikan gigi yang

hilang. Beberapa dekade terakhir telah menunjukkan perbaikan yang signifikan

dalam kelangsungan hidup implan gigi; Misalnya, tingkat kelangsungan hidup 5

tahun saat ini untuk mahkota tunggal yang didukung gigi implan mendekati 95%.

Namun, serupa dengan implan ortopedi lainnya, implan gigi segudang, biasanya

terdiri dari berbagai aspek desain dan permukaan akhir, terlepas dari faktor klinis

4

(misalnya, pemuatan fungsional yang segera vs tertunda), menjadikannya

tantangan bagi dokter untuk memilih prostesis yang paling tepat untuk pasien

mereka dokter dihadapkan pada situasi sulit saat menentukan pilihan terbaik yang

tersedia (misalnya, dalam hal kelangsungan hidup klinis, kinerja klinis pada

kelompok usia tertentu, dan pertimbangan material) untuk pasien yang

membutuhkan implan gigi. Alat tak ternilai yang menjadi penting dalam skenario

ini adalah EBD. EBD dapat digunakan untuk secara ilmiah memvalidasi dan /

atau menilai data penelitian, data klinis, atau kombinasi data penelitian dan klinis

untuk membantu profesional gigi dengan lebih baik dalam kemampuan

pengambilan keputusan mereka. Beberapa manfaat lain dari EBD akan dijelaskan

di bagian selanjutnya dari artikel ini.

Daftar Istilah

Glosarium istilah yang komprehensif untuk EBD berguna untuk

membantu peneliti dan profesional gigi yang terlibat dalam penyediaan layanan

kesehatan gigi. Daftar istilah yang diadopsi dari American Dental Association dan

obat-obatan yang relevan dengan kedokteran gigi dijelaskan lebih lanjut. Obat

berbasis bukti biasanya melibatkan 4 langkah utama:

1. Merumuskan pertanyaan yang jelas berdasarkan masalah pasien

2. Mengidentifikasi data literatur yang relevan

3. Evaluasi kritis terhadap keabsahan dan kegunaan studi yang telah

diidentifikasi

4. Menerapkan temuan ini pada praktik klinis.

Pengobatan berbasis bukti mempengaruhi keputusan medis dengan

menggunakan bukti ilmiah terbaik yang ada. Selain itu, EBM menjembatani

kesenjangan antara penelitian dan praktik klinis, sehingga memungkinkan bukti

ilmiah terbaik untuk memainkan peran penting dalam keputusan medis.

Mengadopsi keahlian klinis individual terhadap data penelitian klinis yang ada

membuktikan EBM.9 Beberapa faktor, termasuk preferensi pasien, bukti

penelitian, dan keadaan klinis, relevan untuk merumuskan keputusan EBM yang

berhasil, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.

5

Kedokteran gigi berbasis bukti dapat memberi manfaat bagi pasien secara

langsung, karena keputusan klinis biasanya didukung oleh bukti berkualitas

tinggi. Dengan kata lain, EBD dimulai dan diakhiri dengan pasien. Selanjutnya,

dokter dapat memperoleh manfaat yang sangat besar dengan menerapkan prinsip-

prinsip EBD dalam praktik klinis rutin mereka. Hal ini juga akan mengurangi

kesenjangan antara penelitian dan praktik klinis (Gambar 2) .10 Ahli bedah gigi

harus didorong untuk berinteraksi dengan pasien secara berkala, mengajukan

pertanyaan klinis, dan pada akhirnya merumuskan keputusan klinis yang paling

sesuai untuk pasien berdasarkan pada bukti klinis terbaik yang tersedia

Hirarki bukti dalam kedokteran gigi berkisar dari hasil meta-analisis uji

coba terkontrol secara acak yang dapat diterapkan pada pasien individual,

terhadap pengalaman sebelumnya dengan kelompok pasien yang lebih kecil (ini

dapat didasarkan pada pengalaman ahli bedah dengan prosedur atau prostesis

sebelumnya) dan pendapat ahli dari dokter. Gambar 3 mengilustrasikan konsep ini

dalam bentuk piramida berbasis bukti yang telah dikembangkan oleh peneliti. Alat

semacam itu bisa sangat berguna untuk menggabungkan EBM dalam

pengambilan keputusan klinis.

Penulis telah menyarankan agar meta-analisis dan uji coba terkontrol

secara acak (RCT) secara umum menetapkan tingkat bukti tertinggi, sementara

studi yang tidak terkontrol atau pendapat ahli dianggap sebagai tingkat bukti

terendah.11 Namun, faktor tambahan termasuk biaya dan sumber daya yang

diperlukan untuk Melakukan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya dapat

menjadi faktor pembatas. Studi observasional dapat memberikan informasi yang

berguna baik dari sisi biologis (misalnya infeksi, peri-implantitis) dan perspektif

teknis (yaitu, implant loosening, overdenture dan prostheses survival) dalam kasus

implan gigi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian Terkait Implan

Kinerja implan dan hasil cenderung bias, yang dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, termasuk tingkat kemampuan ahli bedah dengan implan dan

keakraban staf ruang operasi dengan peralatan. Penempatan bedah implan baru

6

biasanya memerlukan kurva belajar, sehingga menyebabkan peluang lebih tinggi

untuk hasil yang merugikan. Serupa dengan prosedur pembedahan lainnya, dokter

yang menempatkan implan menguasai teknik bedah mereka selama periode waktu

tertentu, sehingga menciptakan ruang untuk hasil inferior awal dan / atau akhir

saat menggunakan prostesis atau teknik baru.

Perbedaan dalam pendekatan bedah antara ahli bedah dapat memiliki hasil

yang membingungkan dalam studi klinis. Misalnya, hanya membandingkan 2

jenis implan atau prosedur klinis yang berbeda mungkin tidak penting untuk

menilai keefektifan klinis mereka. Ukuran hasil yang digunakan dalam literatur

untuk menentukan kurva belajar terutama adalah variabel proses kontinyu

intraoperatif seperti variabel intraoperatif atau variabel hasil dikotomis seperti

tingkat komplikasi.

Namun, tingkat komplikasi setelah operasi implan mungkin bukan alat

terbaik untuk menilai ahli bedah tingkat keahlian, karena mereka mungkin cukup

langka atau dinyatakan setelah masa tindak lanjut yang panjang. Sebagai

alternatif, metode yang dikenal sebagai pengukuran proses, yang merupakan

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan prosedur / subtugas esensial yang

digabungkan dengan pengukuran pascaoperasi seperti penentuan posisi implan

yang benar, mungkin berguna.12

Tujuan utama implan gigi adalah menyediakan fungsi in vivo untuk durasi

terpanjang dalam banyak kasus. Namun, dalam beberapa situasi klinis, misalnya,

selama pergerakan gigi dan ekspansi palatal, implan mini ortodontik dapat

digunakan untuk jangka waktu yang singkat. Faktor-faktor seperti pengalaman

ahli bedah, keakraban ruang operasi dengan peralatan baru, dan kejadian yang

tidak terlihat lainnya selama penempatan implan perlu dipertimbangkan sebelum

implan gigi dievaluasi. Faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya ini

kemungkinan besar akan memainkan peran penting dalam hasil EBM.

Pemeriksaan yang cermat terhadap literatur yang dipublikasikan dapat

dilakukan untuk mendeteksi kekurangan dalam hasil yang dilaporkan dan untuk

lebih memahami keterbatasan mereka. Beberapa komponen yang layak dicermati

saat merujuk pada studi klinis yang dipublikasikan terkait dengan implan gigi

7

mungkin termasuk jumlah pasien yang direkrut, durasi tindak lanjut, dan tidaknya

ukuran outcome termasuk tidak adanya rasa sakit / infeksi, estetika, manfaat

psikologis, dan stabilitas / komplikasi jangka panjang. Selain itu, tingkat

ketahanan hidup jangka panjang dari implan sangat penting bagi klinisi untuk

dipertimbangkan sebelum mereka dapat membuat keputusan untuk

menempatkannya pada pasien mereka.

Uji coba terkontrol secara acak merupakan standar emas di antara studi

klinis yang memberikan hasil yang paling obyektif. Ketika implan gigi baru

dievaluasi untuk kemanjuran klinisnya, mungkin ada hasil yang bertentangan dari

literatur yang diterbitkan. Sebagai contoh, 2 penelitian yang berbeda mungkin

telah melaporkan kesimpulan yang berlawanan tentang implan gigi yang baik

untuk pasien mereka. Namun, salah satu studi mungkin telah menempatkan

implan pada kelompok pasien yang lebih kecil (misalnya 20 pasien) oleh seorang

ahli bedah tunggal, sementara penelitian kedua mungkin telah melakukan

percobaan klinis acak yang lebih besar (misalnya, 2000 pasien). Kesimpulan dari

penelitian kedua mungkin membawa lebih banyak validitas dalam hal lebih dapat

diterima oleh dokter, sementara kesimpulan penelitian pertama mungkin

merupakan opini belaka dari pengalaman seorang dokter. Bila apresiasi terhadap

kesusasteraan, dokter gigi perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang telah

disebutkan sebelumnya sehingga hasil penelitian yang lebih valid dapat digunakan

secara klinis.

Analisis ekonomi sangat penting untuk memahami sepenuhnya nilai relatif

perangkat medis alternatif untuk meningkatkan hasil pasien.13 Ada banyak

komponen dalam analisis ekonomi yang lengkap, sebuah diskusi yang berada di

luar cakupan artikel ini. Poin penting yang harus diingat adalah ketika implan gigi

baru diperkenalkan, ahli bedah perlu mempertimbangkan keabsahan bukti (dalam

literatur yang diterbitkan), misalnya, dalam menunjukkan kinerja superior pada

perangkat yang sudah ada, sebelum menerapkannya ke praktik klinis mereka. .

Kapasitas pasien untuk membeli prostesis mungkin merupakan faktor keputusan

pengobatan yang penting.

8

Hindrances Untuk Praktik EBD

Meskipun EBD mendapatkan penerimaan di antara para clini- cians

sebagai konsep teoritis, potensinya hanya dapat direalisasikan hanya sekali bila

dapat diterapkan secara praktis. Beberapa faktor yang mungkin menghambat

pengenalan EBD mungkin termasuk kurangnya pendidikan / kesadaran yang

berkaitan dengan topik ini, kurangnya prioritas untuk menerapkan konsep ini

dalam praktik klinis, dan kurangnya waktu dan materi sumber yang tersedia

terkait dengan topik tersebut. Ketakutan yang terkait dengan ketidaksetujuan staf

terhadap penerapan konsep EBD perlu ditangani sebelum berhasil diterapkan

secara klinis. Untuk memastikan bahwa generasi mendatang dokter gigi

mengadopsi EBD, mungkin berguna untuk mengenalkan konsep ini selama

pelatihan klinis, misalnya, selama program residensi gigi.

Meta-Analisis

Karena meta-analisis merupakan salah satu bukti klinis tingkat tertinggi

dan memberikan salah satu hasil studi yang paling obyektif, diskusi yang

berkaitan dengan topik ini sangat penting. Pengumpulan data dari beberapa

penelitian merupakan meta-analisis.1 Metodologi adalah alat yang sangat baik

untuk merangkum literatur ilmiah yang ada dan menghasilkan perkiraan tunggal

dengan menggabungkan ukuran efek di seluruh penelitian.14 Lebih jauh lagi,

mereka umumnya memberikan tingkat presisi yang lebih tinggi. bila dibandingkan

dengan jenis penelitian lain karena perkiraan dari studi gabungan didasarkan pada

sampel yang lebih besar daripada studi individual lainnya. Ini akan memberikan

interval kepercayaan 95% lebih sempit daripada studi yang dilakukan sendiri.

Pencarian meta analisis implan gigi di database PubMed (pada bulan

September 2009) antara tahun 1998 dan 2003 menunjukkan total 36 hasil. Ketika

pencarian yang sama dilakukan antara tahun 2004 dan 2009, hal itu menunjukkan

total 82 hasil. Hal ini mendorong untuk melihat bahwa telah terjadi peningkatan

meta-analisis lebih dari 100% dalam 7 tahun terakhir dibandingkan dengan 5

tahun sebelumnya, mungkin karena meningkatnya pengakuan rancangan

penelitian ini dalam menilai kinerja gigi. implan dalam kedokteran gigi klinis

9

Dalam sebuah studi oleh Boioli et al, 15 sebuah meta-analitik cara menilai secara

kuantitatif osseointegrasi pada implan oral titanium planides terendam dan

terendam diinvestigasi.

Alasan penulis untuk melakukan penelitian ini didasarkan pada tidak

adanya normalisasi hasil publikasi di bidang ini. Sebuah meta-analisis literatur

khusus sambil mengadopsi metode statistik yang memadai digunakan selama

studi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kategori implan sesuai

dengan persyaratan kelangsungan hidup yang ada saat ini (pada saat itu) namun

dengan perilaku yang berbeda dari waktu ke waktu. Implantasi nonsubmerger

secara osseointegrasi lebih baik pada awalnya; Namun, mereka dikenai penyebab

kehilangan osseoint pada waktu yang lebih lama.15 Dalam sebuah penelitian yang

berbeda, sebuah meta-analisis terhadap 1266 implan dilakukan untuk menentukan

apakah waktu pemuatan mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.16 Para

penulis mempelajari 13 percobaan prospektif dan menyimpulkan bahwa pemuatan

implan awal tidak terkait dengan hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan

pemuatan konvensional. Namun, mereka menyebutkan bahwa uji coba prospektif

yang lebih kuat harus dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil ini.

Kelemahan yang terkait dengan meta-analisis termasuk kurangnya

metodologi yang diterima atau konsisten dalam sebuah studi ilmiah, yang dapat

memburuk hasilnya. Hal ini dapat menyebabkan perkiraan prosedur klinis secara

tidak akurat. Peringatan penting yang perlu dipertimbangkan dalam meta-analisis

meliputi penyatuan data dan hasil studi yang bertentangan, yang dapat

mempengaruhi hasil. Selain itu, konsistensi dalam metodologi klinis dan

penelitian yang telah digunakan, ukuran sampel, jumlah variabel dalam desain

penelitian, dan probabilitas kesalahan atau bias pada hasil studi klinis perlu

dipertimbangkan saat melakukan suatu meta. -analisis. Dokter dapat berada dalam

posisi yang lebih baik untuk menjelaskan hasil implan dan / atau prosedur klinis

tertentu kepada pasien yang mendapat hasil dari meta-analisis. Namun,

keterbatasan juga perlu diperhatikan saat menganalisis data.

10

Mengukur Efisiasi Dental Implant

Rehabilitasi fungsional (mengunyah dalam kasus implan gigi) dan

penampilan estetika merupakan faktor kunci dalam menilai khasiat implan gigi.

Poin penting lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi

keberhasilan atau kegagalan implan gigi meliputi pelestarian tinggi / ketebalan

tulang alveolar dan mencegah resorpsi fisiologis, sehingga membuat faktor-faktor

ini penting dalam menentukan kemanjuran klinis. Beberapa hasil jangka pendek

(yaitu 1-5 tahun) yang harus dipertimbangkan dalam menilai keefektifan implan

gigi mungkin termasuk tidak adanya rasa sakit dan durasi yang dibutuhkan oleh

pasien untuk mendapatkan kembali fungsi lengkap. Demikian pula, ukuran hasil

jangka panjang (yaitu, 10 tahun dan lebih lama) mungkin termasuk tidak adanya

rasa sakit, ada atau tidak adanya mobilitas, kinerja fungsional (misalnya

kemampuan mengunyah), ada tidaknya infeksi kronis, dan kehilangan tulang

perisai implan.

Komplikasi teknis (misalnya fraktur veneer dan kerangka kerja dalam

kasus overdrive yang didukung implan) perlu faktor inklusi saat menentukan

keefektifan klinis implan gigi. Terlepas dari faktor yang disebutkan sebelumnya,

poin penting untuk menentukan keberhasilan klinis adalah memastikan apakah

pasien memiliki manfaat psikologis (misalnya kepuasan) dalam hal penampilan,

fungsi, kenyamanan, dan penerimaan umum prostesis mereka. Namun, ini

mungkin tidak mudah ditentukan karena bisa sulit diukur pada skala kuantitatif.

Studi pengamatan (yaitu, prospektif) dan / atau perbandingan mungkin sesuai

dengan situasi klinis untuk tindak lanjut implan gigi bila dibandingkan dengan

RCT.

Diskusi

Praktek EBM adalah pembelajaran berbasis masalah seumur hidup, self-

directed, yang mengarah pada kebutuhan akan informasi penting secara klinis

tentang diagnosis, prognosis, terapi, dan masalah klinis dan perawatan kesehatan

lainnya.17 Penulis telah menyebutkan bahwa '' terbaik perawatan medis menuntut

bukti terbaik, yang paling tidak bias dalam hal desain, analisis atau interpretasi. ''

11

4 (p79) Penelitian gigi telah menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam

kesehatan mulut orang Amerika, misalnya dengan mengurangi kejadian gigi.

karies, pengembangan bahan restoratif baru, terapi periodontal yang lebih baik,

dan implan gigi untuk mengganti gigi yang hilang.4 Akseptabilitas hipotesis

teoritis seperti EBD oleh komunitas ilmiah dan nonscientific akan memiliki

kredibilitas jika didukung oleh bukti. Tujuan EBM adalah untuk memberikan

kredibilitas pada ilmu kedokteran dan penemuan ilmiah, yang selanjutnya

menyebabkan pengakuannya sebagai salah satu kemajuan medis paling signifikan

di abad ke-20.1 Selanjutnya, EBM memberikan kemungkinan untuk memberikan

perawatan paling banyak. orang dengan teknik klinis terbaik dan / atau prostesis

paling sukses pada waktu tertentu.

Kontribusi penting yang dapat dibayangkan dari EBM adalah penggunaan

perawatan yang telah terbukti dalam kelompok populasi besar dengan biaya

terjangkau. Seiring meningkatnya biaya perawatan gigi, akan sangat penting

untuk memasukkan EBD secara ekstensif ke dalam pengambilan keputusan klinis

sehingga pasien dapat diobati dengan biaya terjangkau. Penerima manfaat

langsung dari EBD akan menjadi kelompok populasi besar di negara berkembang

dan terbelakang.

Terlepas dari manfaat kesehatan masyarakat ini (di negara berkembang),

kita juga dapat memperkirakan semakin pentingnya EBM di negara maju.

Misalnya, salah satu masalah yang paling menantang bagi Amerika Serikat di

masa depan adalah memberikan perawatan kesehatan yang baik bagi populasi

yang menua.13 Karena demografi Amerika Serikat telah mencerminkan

pergeseran ke arah warga senior yang menjadi mayoritas, maka akan penting agar

pengobatan yang efektif namun terjangkau dapat dikembangkan di masa depan

untuk mempertahankannya.

Obat berbasis bukti dapat secara langsung memainkan peran yang semakin

penting dengan memberikan solusi klinis yang terbukti untuk kelompok populasi

yang luas. Penelitian klinis dan pendidikan untuk mengevaluasi bukti terbaik yang

ada saat ini dan untuk mengidentifikasi informasi baru yang dapat membantu

dokter gigi memberikan perawatan kesehatan kepada pasien diperlukan.4

12

Penemuan Masa Depan

Hambatan untuk penggunaan EBM mencakup kurangnya pengetahuan dan

keterampilan dasar daripada konsep itu sendiri.1 Kedokteran gigi secara

tradisional diajarkan berdasarkan model berbasis mentor-student. Hal ini bisa

bermanfaat bagi dokter yang menjalani pelatihan karena pengetahuan tersebut

ditransfer ke trainee oleh seorang pejabat atau mentor ternama di lapangan. Ini

akan merupakan dokter yang menyampaikan pendapat ahlinya kepada seorang

siswa. Namun, kelemahan dengan pendekatan ini kemungkinan besar adalah

bahwa pelatihan yang dibimbing secara individual mungkin memiliki probabilitas

tinggi untuk tidak memasukkan pendekatan berbasis bukti yang didasarkan pada

uji coba atau teknik klinis yang besar.

Memasukkan teknik pembelajaran berbasis bukti selama pelatihan

profesional dapat bermanfaat bagi pelatih dan trainee sehingga mereka dapat

menganalisis secara kritis data ilmiah. Penelitian selanjutnya harus menekankan

perlunya menggabungkan analisis pohon keputusan untuk menentukan pilihan

pengobatan terbaik yang bermanfaat bagi para dokter selama berbagai tingkat

pelatihan mereka.

Bidang kedokteran gigi implan dipraktekkan oleh banyak subspesialisasi

gigi (misalnya dokter gigi umum, ahli bedah mulut, periodontis, prostodontis, dan

ortho- dontists baru-baru ini) dan relatif baru di bidang kedokteran gigi. Namun,

tidak diakui oleh American Dental Association sebagai spesialisasi, tidak seperti

disiplin ilmu kedokteran gigi lainnya. Ini memiliki manfaat dan kekurangan.

Misalnya, para praktisi dari spesialisasi yang berbeda dapat menggunakan teknik

mereka sendiri untuk memperbaiki pengetahuan tentang kinerja implan dan

kelangsungan hidup. Kekurangannya dengan pendekatan ini adalah kurangnya

badan pengawas untuk memajukan spesialisasi, tidak seperti disiplin lainnya. Ini

akan menjadi skenario ideal untuk pengenalan EBD, di mana ia dapat memainkan

peran pengisian kritis dalam memajukan ilmu pengetahuan berdasarkan pada

solusi pengobatan yang telah terbukti terlepas dari keahlian khusus yang

menerapkan praktik kedokteran gigi implan.

13

Kesimpulan

Dengan banyaknya implan gigi yang tersedia saat ini, data kelangsungan

hidup klinis jangka panjang yang mencerminkan keandalan pasien rehabilitasi

dengan implan ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Misalnya, penulis telah

menyebutkan bahwa ada sedikit penelitian untuk membimbing praktisi tentang

bagaimana rancangan abutment mempengaruhi hasil pemulihan. Landasan umum

tentang penelitian implan dan implan dapat berkembang akan dimungkinkan

dengan penggunaan bukti- teknik berbasis Ini akan memastikan bahwa bukti yang

buruk dan tidak meyakinkan telah dieliminasi sebelum dapat diadopsi menjadi

praktik klinis di masa depan. Perusahaan asuransi bisa mendapatkan keuntungan

dari studi EBD dengan memberikan penggantian prosedur pembedahan yang

didukung oleh bukti sukses klinis yang sangat baik.

Analisis efektivitas biaya dapat diperoleh dari penelitian berbasis bukti

sehingga manfaat maksimal diberikan kepada pasien dengan biaya minimal. Ini

juga dapat membantu untuk merekomendasikan perubahan kebijakan di masa

depan bagi perusahaan asuransi dan dokter untuk memberikan solusi pengobatan

dengan biaya paling efektif. Arah ke depan untuk pendanaan penelitian gigi

federal dapat didorong oleh bukti yang dapat dipercaya dari penelitian

sebelumnya. Penggunaan EBD perlu didorong sedemikian rupa sehingga diadopsi

secara lebih luas dalam pengajaran kedokteran gigi serta praktik kedokteran gigi

swasta untuk memajukan disiplin kedokteran gigi di umum dan kedokteran gigi

implan, khususnya.

Sumber :

https://search.proquest.com/docview/1494068339/fulltext/EAFDE410F7C54DAD

PQ/38?accountid=38628

14

LAMPIRAN

Evidence-Based Techniques to Assess the Performance of Dental Implants

Kashi, Ajay, BDS (DDS), MS, PhD; Saha, Subrata, PhD. The Journal of Oral

Implantology; Abington 39.6 (2013): 655-61.

1. Full text

2. Full text - PDF

3. Abstract/Details

4. References 19

Hide highlighting

Abstract

Translate Abstract

The clinical use of evidence-based medicine has been regarded as one of

the most significant medical advancements of the last century. As the costs of

medical care escalate, clinical decisions have to be made prudently and with a

high degree of efficacy. One of the most expensive treatments in dentistry

includes the use of dental implants to rehabilitate partial and fully edentulous

patients. Due to the high costs of treatments and the ever increasing varieties of

dental implants becoming available, the clinician is often faced with a challenging

situation to decide the best prostheses for their patients. Furthermore, navigating

through the vast database of literature pertaining to dental implants and their

related research can be very time consuming and challenging to a dental surgeon

before they can make appropriate clinical decisions. Similar to other orthopedic

implants, dental implants need to be evaluated for their long-term efficacy in vivo

before they are clinically acceptable. In order to help clinician(s) make patient

oriented decisions, evidence-based techniques are becoming increasingly popular.

This can be a very useful tool in translating research findings into clinical

practice, thus narrowing the gap between research and clinical dentistry. This

article discusses ways in which evidence-based techniques can help dental

surgeons analyze and make informed clinical decisions about dental implant

treatments. [PUBLICATION ABSTRACT]

Full Text

Translate Full text

Turn on search term navigation

15

Headnote

The clinical use of evidence-based medicine has been regarded as one of

the most significant medical advancements of the last century. As the costs of

medical care escalate, clinical decisions have to be made prudently and with a

high degree of efficacy. One of the most expensive treatments in dentistry

includes the use of dental implants to rehabilitate partial and fully edentulous

patients. Due to the high costs of treatments and the ever increasing varieties of

dental implants becoming available, the clinician is often faced with a challenging

situation to decide the best prostheses for their patients. Furthermore, navigating

through the vast database of literature pertaining to dental implants and their

related research can be very time consuming and challenging to a dental surgeon

before they can make appropriate clinical decisions. Similar to other orthopedic

implants, dental implants need to be evaluated for their long-term efficacy in vivo

before they are clinically acceptable. In order to help clinician(s) make patient

oriented decisions, evidence-based techniques are becoming increasingly popular.

This can be a very useful tool in translating research findings into clinical

practice, thus narrowing the gap between research and clinical dentistry. This

article discusses ways in which evidence-based techniques can help dental

surgeons analyze and make informed clinical decisions about dental implant

treatments.

Key Words: evidence based dentistry, evidence based medicine, dental implants,

dentistry, in vivo, single in vitro, long-term performance

Abbreviations

EBD: evidence-based dentistry

EBM: evidence-based medicine

RCT: randomized controlled trials

Introduction

Evidence-based medicine (EBM) is used to analyze clinical data

objectively in terms of quality from different studies. It is defined as ''the process

16

of systematically finding, appraising and using contempo- raneous research

findings as the basis for clinical decisions.''1(p236) Evidence-based medicine is

currently recognized as a well-established principle that forms a critical decision-

making tool of many clinical specialties. However, compared with traditional

medical specialties, EBM is yet to be widely recog- nized in dentistry and

specifically in assessing the performance of dental implants. The application of

evidence-based principles in dentistry has led to the term evidence-based dentistry

(EBD). However, EBD is not well recognized in comparison with EBM, albeit

both follow similar principles. This article attempts to emphasize the need for

using EBD in general and in assessing the clinical performance and survival of

dental implants, specifically. The terms EBM and EBD will be used

interchangeably in this article.

Various authors have proposed definitions for EBD. Some of these include

the following. ''EBD is the integration and interpretation of the available current

research evidence, combined with personal experience''2(p1) and ''the practice of

evidence based medicine is the integration of individual clinical expertise with the

best available external clinical evidence from systematic research and the integra-

tion of patients' values and expectations.''3(p151) The American Dental

Association has formulated the following definition for EBD based on the

concepts of EBM: ''an approach to oral health care that requires the judicious

integration of systematic assessments of clinically relevant scientific evidence,

relating to the patient's oral and medical condition and history, with the dentist's

clinical expertise and the patient's treatment needs and preferen-

ces.''4(p78),5(p112) Health care delivery in the future might witness a radical shift

owing to the enormous advances of the Internet, which has led to information

explosion and the consumer move- ment. Patients are becoming more empowered

with information about their diseases and treat- ments that many dentists

themselves might not be familiar with.6 Health care information is generally

uncontrolled and unevaluated7; it is rapidly chang- ing, and dentistry is following

these same trends.

17

Dental implants have become popular choices to replace missing teeth.

The past several decades have shown significant improvements in the survival of

dental implants; for instance, the current 5-year survival rate for dental implant-

supported single crowns is close to 95%. However, similar to other orthopedic

implants, myriad dental implants, typical- ly comprising various design aspects

and surface finishes, apart from clinical factors (eg, immediate vs delayed

functional loading), make it a challenge for clinicians to choose the most

appropriate prostheses for their patients. Clinicians are faced with difficult

situations when deciding the best available option (eg, in terms of clinical

survival, clinical performance in specific age groups, and material considerations)

for patients requiring dental implants. An invaluable tool that becomes significant

in this scenario is EBD. EBD can be used to scientifically validate and/or assess

research data, clinical data, or a combination of research and clinical data to better

help dental professionals in their decision-making capabilities. Several other

benefits from EBD will be explained in later sections of this article.

Glossary of terms

A comprehensive glossary of terms for EBD is useful to assist researchers

and dental professionals who are involved with providing dental health care. A list

of terms adopted from the American Dental Association and medicine that are

relevant to dentistry are explained further (Table).

Evidence-based medicine typically involves 4 primary steps: (1) formulating a

clear question based on a patient problem, (2) identifying relevant literature data,

(3) critical evaluation of the validity and usefulness of the identified studies, and

(4) applying the findings to clinical practice.9 Evidence- based Medicine

influences medical decisions by using the best available scientific evidence. In

addition, EBM bridges the gap between research and clinical practice, thus

allowing the best available scientific evidence to play an important role in medical

decisions. Adopting individual clinical expertise to existing proven clinical

research data constitutes EBM.9 Several factors, including patient preferences,

research evidence, and clinical circumstances, are relevant to formulate successful

EBM decisions, as shown in Figure 1.

18

Evidence-based dentistry can benefit patients directly, as the clinical

decisions are going to be typically backed by high-quality evidence. In other

words, EBD begins and ends with the patient. Furthermore, clinicians can benefit

immensely by adopting the principles of EBD in their routine clinical practice.

This will also decrease the gap between research and clinical practice (Figure 2).

Dental surgeons should be encouraged to interact with patients at regular

intervals, ask clinical questions, and ultimately formulate clinical deci- sions that

are most suitable to the patient based on the best available clinical evidence.

The hierarchy of evidence in dentistry ranges from results of meta-

analyses of randomized controlled trials that can be applied to an individual

patient, to prior experiences with smaller groups of patients (this can be based on

a surgeon's experience with prior procedures or prostheses) and expert opinions

from clinicians. Figure 3 illustrates this concept in the form of an evidence- based

pyramid that has been developed by researchers. Such tools can be very useful to

incorporate EBM in clinical decision making.

Authors have suggested that meta-analysis and randomized controlled

trials (RCTs) generally consti- tute the highest level of evidence, while

uncontrolled studies or expert opinions would be considered the lowest levels of

evidence.11 Yet additional factors including the costs and resources needed to

conduct these previously mentioned studies can be limiting factors. Observational

studies might provide useful information from both a biological (eg, infections,

peri-implantitis) and technical (ie, implant loosening, overdenture and prostheses

survival) perspective in the case of dental implants.

Factors To Consider In Implant-Related Research

Implant performance and outcomes are prone to bias, which can be due to

several factors, including the level of a surgeon's proficiency with an implant(s)

and the familiarity of the operating room staff with equipment. Surgical placement

of new implants typically requires a learning curve, thus leading to higher chances

for adverse outcomes. Similar to other surgical procedures, clinicians who place

implants master their surgical techniques over a certain period of time, thus

19

creating room for inferior initial and/or final outcomes when using new prostheses

or techniques. Differences in the surgical approach between surgeons can have

confounding results in clinical studies. For instance, simply comparing 2 different

implant types or clinical procedures might not be essential for assessing their

clinical efficacy. The outcome measures used in the literature to determine the

learning curve are mainly intraoperative continuous process variables such as

intraoperative time or dichotomous outcome variables such as complica- tion

rates.12 However, complication rates after implant surgery may not be the best

tool to assess a surgeon's level of expertise, as they might be quite rare or

expressed after a long follow-up period. Alternatively, a method known as process

measurements, which is the time needed to complete the procedure/essential

subtasks com- bined with postoperative measurements such as correct implant

positioning, might be useful.12

The main purpose of dental implants is to provide in vivo function for the

longest possible duration in most cases. However, in some clinical situations, for

example, during tooth movement and palatal expansion, orthodontic mini

implants might be used for short periods of time. Factors such as surgeon

experience, operating room familiarity with new equipment, and other unfore-

seen incidents during implant placement need to be taken into account before

dental implants are evaluated. These previously mentioned factors will most likely

play a significant role in EBM outcomes. A close scrutiny of the published

literature may be conducted to detect flaws in results reported and to better

understand their limitations. Some of the components that might be worth looking

at when referring to published clinical studies related to dental implants might

include the number of patients recruited, the duration of follow-up, and whether or

not outcome measures including absence of pain/infection, esthetics,

psychological benefits, and long-term stability/complications were addressed. In

addition, long-term survival rates of implants are critical for clinicians to consider

before they can make decisions to place them in their patients. Randomized

controlled trials constitute the gold standard among clinical studies that provide

the most objective results. When a new dental implant is evaluated for its clinical

20

efficacy, there might be conflicting results from the pub- lished literature. For

instance, 2 different studies might have reported opposite conclusions about the

dental implants being good for their patients. However, one of the studies might

have placed the implants in a smaller group of patients (eg, 20 patients) by a

single surgeon, while the second study might have carried out a larger randomized

clinical trial (eg, 2000 patients). The conclusions from the second study might

carry more validity in terms of being more acceptable to clinicians, while the first

study's conclusions might constitute a mere opinion from a clinician's experience.

When ap- praising the literature, the dentist needs to consider these previously

mentioned factors so that the more valid study results can be used clinically.

An economic analysis is essential to understand fully the relative value of

alternative medical devices for improving patients' outcomes.13 There are many

components to a complete economic analysis, a discussion of which is beyond the

scope of this article. The important point to remember is that when a new dental

implant is introduced, surgeons need to consider the validity of the evidence (in

published literature), for example, in showing superior performance to already

existing devices, before they implement it into their clinical practice. The patient's

capacity to afford the prostheses might be an important treatment decision factor.

Hindrances To Practicing Ebd

Although EBD is gaining acceptance among clini- cians as a theoretical

concept, its potential can be fully realized only once it can be applied in a

practical way. Some of the factors that might hinder the introduction of EBD

might include a lack of education/awareness related to the topic, lack of priority to

apply the concept in clinical practice, and inadequate time and resource materials

available related to the topic. The fear associated with staff disapproval from

applying the concepts of EBD needs to be addressed before it can be successfully

applied clinically. To ensure that future generations of dentists adopt EBD, it

might be useful to introduce this concept during clinical training, for instance,

during dental residency programs.

21

Meta-Analysis

Since meta-analysis constitutes one of the highest levels of clinical

evidence and provides one of the most objective study results, a discussion related

to this topic is essential. Collection of data from multiple studies constitutes a

meta-analysis.1 Meta- analyses are excellent tools to summarize existing scientific

literature and produce a single estimate by combining the effect sizes across

studies.14 Further- more, they generally provide a greater degree of precision

when compared with other study types because the estimate from the combined

studies is based on a larger sample than any of the individual studies. This will

provide narrower 95% confidence intervals than any study conducted on its own.

A search of the term meta analysis of dental implants in the PubMed

database (in September 2009) between the years 1998 and 2003 revealed a total of

36 results. When the same search was performed between the years 2004 and

2009, it revealed a total of 82 results. It is encouraging to see that there has been a

more than 100% increase in the number of meta-analyses in the past 7 years

compared with the previous 5 years, probably because of the increased

recognition of this study design in assessing the performance of dental implants in

clinical dentistry. In a study by Boioli et al,15 a meta-analytic way of

quantitatively assessing osseointegration in submerged and non- submerged

endosseous titanium oral implants was investigated. The authors' rationale for

conducting this study was based on the lack of normalization of published results

in this area. A meta-analysis of specialized literature while adopting an adequate

statistical method was employed during their study. The results of the study

showed that both categories of implants matched the survival re- quirements that

were current (at that time) but with different behaviors over time. Nonsubmerged

implants osseointegrated better initially; however, they were subjected to causes

of loss of osseointe- gration over longer time periods.15 In a different study, a

meta-analysis of 1266 implants was performed to determine if the loading time

affected their survival.16 The authors studied 13 prospective trials and concluded

that early implant loading was not associated with worse outcomes compared with

22

conventional loading. However, they mention that adequately powered larger

prospective trials need to be carried out to confirm these results.16

A drawback associated with meta-analyses in- cludes lack of accepted or

consistent methodology in a scientific study(s), which can bias the results. This

can lead to inaccurate estimates of the effectiveness of clinical procedures.

Important caveats to consider in a meta-analysis include pooling of data and

conflicting results of studies, which can influence outcomes. In addition, the

consistency in clinical and research methodology that has been used, the sample

sizes, number of variables in a study design, and the probability for error or bias

in the results of clinical studies need to be considered when per- forming a meta-

analysis. Clinicians can be in a better position to explain the outcomes of certain

implants and/or clinical procedures to patients with results from a meta-analysis.

However, limitations also need to be considered when analyzing the data.

Measuring The Efficacy Of Dental Implants

Functional rehabilitation (chewing in the case dental implants) and esthetic

appearance are key factors in assessing the efficacy of dental implants. Other

important points to consider in evaluating the success or failure of dental implants

include preservation of alveolar bone height/thickness and preventing

physiological resorption, thus making these factors significant in determining

clinical efficacy. Some of the short-term (ie, 1-5 years) outcomes to consider in

assessing dental implant efficacy may include absence of pain and the duration

required by patients to regain complete function. Similarly, long-term (ie, 10 years

and longer) outcome measures might include absence of pain, presence or absence

of mobility, functional performance (eg, chewing ability), presence or absence of

chronic infection, and peri-implant bone loss. Technical complications (eg, veneer

and framework fractures in the case of implant- supported overdentures) need to

be inclusion factors when determining the clinical efficacy of dental implants.

Apart from these previously mentioned factors, an important point to deter- mine

clinical success will be to ascertain if patients have psychological benefits (eg,

satisfaction) in terms of appearance, function, comfort, and general acceptance of

23

their prostheses. However, this might not be very easy to determine as they can be

difficult to measure on a quantitative scale. Observational (ie, prospective) and/or

comparative studies might be appropriateinsomeclinical situations for the follow-

up of dental implants when compared with RCTs.

Discussion

The practice of EBM is a lifelong, self-directed, problem-based learning,

which leads to the need for clinically important information about diagnosis,

prognosis, therapy, and other clinical and health care issues.17 Authors have

mentioned that the ''best medical care demands the best evidence, which is the

least biased in terms of design, analysis or interpretation.''4(p79) dental research

has led to significant improvements in the oral health of Americans, for instance,

by reducing the incidence of dental caries, development of new restorative

materials, better periodontal therapies, and dental implants for replacing missing

teeth.4 The accep- tance of a theoretical hypothesis such as EBD by the scientific

and nonscientific communities will have credibility if it is supported by evidence.

The goal of EBM is to provide credibility to medical science and scientific

discoveries, which has further led to its recognition as one of the most significant

medical advancements of the 20th century.1 Furthermore, EBM affords the

possibility of rendering treatment to the most number of people with the best

proven clinical techniques and/or the most successful prostheses at any given

time.

An important contribution that can be envisioned from EBM will be the

use of proven treatments in large population groups at affordable costs. As dental

treatment costs escalate, it will become essential to incorporate EBD extensively

into clinical decision making so that patients can be treated at affordable costs.

The direct beneficiaries from EBD will be large population groups in developing

and underdeveloped countries. Apart from these societal health benefits (in the

developing world), one can also foresee the increasing importance of EBM in the

developed world. For instance, one of the most challenging issues for the United

States in the future will be to provide good health care for an aging population.13

24

As the demographics of the United States already reflect a shift toward senior

citizens' becoming the majority, it will be essential that effective yet affordable

treatments be developed in the future to sustain them. Evidence-based medicine

can directly play an increasingly significant role by providing proven clinical

solutions to vast population groups. Clinical research and education to evaluate

the best currently available evidence and to identify new information that can help

dentists provide health care to patients are necessary.

Future Research

The barriers to the use of EBM include its lack of knowledge and basic

skills rather than the concept itself.1 Dentistry has traditionally been taught based

on a mentor-student-based model. This can be beneficial to the doctor undergoing

training in that the knowledge is transferred to the trainee by a renowned authority

or mentor in the field. This would constitute the clinician imparting his or her

expert opinion to a student. However, a drawback with this approach will most

probably be that mentored training on an individual basis might have a high

probability of not incorporating evidence-based approaches that are based on large

clinical trials or techniques. Incorporating evidence- based learning techniques

during professional training can benefit both the trainer and trainees such that they

are able to critically analyze scientific data. Future studies should emphasize the

need for incorporating decision tree analyses to determine the best treatment

options of benefit to clinicians during various levels of their training.

Conclusion

The field of implant dentistry is practiced by many dental subspecialties

(eg, general dentists, oral surgeons, periodontists, prosthodontists, and ortho-

dontists recently) and is relatively new to the field of dentistry. However, it is not

recognized by the American Dental Association as a specialty, unlike other

disciplines in dentistry. This has both benefits and drawbacks. For instance,

practitioners from different specialties can afford to adopt their own techniques to

better the science of implant perfor- mance and survival. The drawback with this

25

ap- proach will be the lack of an overseeing body to advance the specialty, unlike

other disciplines. This would be an ideal scenario for the introduction of EBD,

where it can play a critical filling role in advancing the science based on proven

treatment solutions regardless of the specialty that practices implant dentistry.

With the vast number of dental implants that are currently available, long-term

clinical survival data that reflect reliability in rehabil- itating patients with these

implants need further investigation. For instance, authors have mentioned that

there is comparatively little research to guide practitioners on how the design of

abutments influence the outcome of restorations.18 A common ground on which

implant and implant-related research can progress will be possible with the use of

evidence-based techniques. This will ensure that poor and inconclusive evidence

is eliminated before it can be adopted into future clinical practice. Insurance

companies can benefit from EBD studies by being able to provide reimbursements

for surgical procedures that are backed by excellent evidence of clinical success.

Cost-effectiveness analysis can be obtained from evidence-based research so that

maximum benefits are provided to patients at minimal costs. This can also help to

recommend future policy changes for both insurance companies and clinicians to

provide the most cost-effective treatment solutions. Future directions for federal

funding of dental research can be driven by reliable evidence from previous

studies.19 The use of EBD needs to be encouraged such that it is adopted more

extensively in dental education as well as private dental practice to advance the

discipline of dentistry in general and implant dentistry, in particular.

References

1. McAllister FA, Graham I, Karr GW, Laupacis A. Evidence- based medicine

and the practicing clinician. J Gen Intern Med. 1999; 14:236-242.

2. Hackshaw A, Paul E, Davenport E. Evidence-based dentist- ry: what is it and

how to practise it. In: Hackshaw A, Paul E, Davenport E, eds. Evidence-Based

Dentistry: An Introduction. Oxford, UK: Wiley-Blackwell; 2006:1-2.

3. Szabo RM. Show me the evidence. J Hand Surg. 2008;33A: 150-156.

26

4. Ismail AI, Bader J. Evidence-based dentistry in clinical practice. J Am Dent

Assoc. 2004;135:78-83.

5. Meyer DM. The ADA perspective. J Evid Based Dent Pract. 2006;6:111-115.

6. Sutherland SE. Evidence-based dentistry: part IV. Research design and levels

of evidence. J Can Dent Assoc. 2001;67:375-378.

7. Sutherland SE. Evidence-based dentistry: part II. Searching for answers to

clinical questions: how to use MEDLINE. J Can Dent Assoc. 2001;67:277-

280.

8. Glossary of terms for evidence-based orthopaedics. J Bone Joint Surg Am.

2008;90-A(2):452.

9. Viveiros H, Mignott T, Bhandari M. Evidence-based orthopaedics: is it

possible? J Long Term Eff Med Implants. 2007; 17:87-93.

10. User's Guides to the Medical Literature: A Manual for Evidence-Based

Clinical Practice. Chicago: American Medical Asso- ciation Press; 2001.

11. Pemberton J, Kraeva J, Bhandari M. Hierarchy of evidence: a simple system

for orthopaedic research? J Long Term Eff Med Implants. 2007;17:95-102.

12. Oldenrijk JV, Sierevelt I, Schafroth MU, Poolman RW. Design considerations

in implant-related randomized trials. J Long Term Eff Med Implants.

2008;17:153-163.

13. Sprague S, Quigley L, Adili A, Bhandari M. Understanding cost effectiveness:

money matters? J Long Term Eff Med Implants. 2007;17:145-152.

14. Hackshaw A, Paul E, Davenport E. Reviewing all the evidence. In: Hackshaw

A, Paul E, Davenport E, eds. Evidence- Based Dentistry: An Introduction.

Oxford, UK: Wiley-Blackwell; 2006: 186-200.

15. Boioli LT, Penaud J, Miller N. A meta-analytic, quantitative assessment of

osseointegration establishment and evolution of submerged and non-

submerged endosseous titanium oral im- plants. Clin Oral Implants Res.

2001;12:579-588.

16. Ioannidou E, Doufexi A. Does loading time affect implant survival? A meta-

analysis of 1266 implants. J Periodontol. 2005;78: 1252-1258.

27

17. Ballini A, Capodiferro S, Toia M, et al. Evidence-based dentistry: what's new?

Int J Med Sci. 2007;4:174-178.

18. Bartlett D. Implants for life? A critical review of implant- supported

restorations. J Dent. 2007;35:768-772.

19. Chiappelli F, Prolo P, Neagos N, et al. Tools and methods for evidence-based

research in dental practice: preparing the future. J Evid Base Dent Pract.

2004;4:16-23.

AuthorAffiliation

Ajay Kashi, BDS (DDS), MS, PhD1* *

Subrata Saha, PhD2

1. Division of General Dentistry, University of Rochester, Eastman Institute for

Oral Health, Rochester, NY

2. Biomedical Engineering Program,SchoolofGraduateStudies, Department of

Orthopaedic Surgery & Rehabilitation Medicine, SUNY Downstate Medical

Center, Brooklyn, NY

* Corresponding author, e-mail: [email protected]

DOI: 10.1563/AAID-JOI-D-10-00084

Word count: 4009

Copyright Allen Press Publishing Services 2013