Status Pasien

16
STATUS PASIEN Nama : An. Dea Puspita Usia : 2 tahun Jenis Kelamin : P Alamat : - Pekerjaan : - ANAMNESIS Keluhan utama : Bibir robek karna jatuh dari tempat tidur Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien terjatuh dari tempat tidur dan mengalami luka robek pada bibir atas bagian kiri sejak 5 jam yang lalu. Terjadi pendarahan aktif pada bibir yang robek. Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ditanyakan Riwayat Penyakit Keluarga : tidak tanyakan Riwayat Pengobatan Sebelumnya : Pasien dibawa ke bidan dekat rumahnya sesaat setelah kejadian. Kemudian bidan berusaha melakukan penghentian pendarahan dengan cara menekan luka. Lalu pasien di rujuk ke RSIA Zainab dikarenakan sang bidan tidak memiliki benang jenis cat gut. Karn apabila dilakukan penjahitan dengan benang besar akan merusak kosmetika sang anak. Riwayat Kebiasaan dan Gizi : tidak ditanyakan

description

check

Transcript of Status Pasien

Page 1: Status Pasien

STATUS PASIEN

Nama : An. Dea Puspita

Usia : 2 tahun

Jenis Kelamin : P

Alamat : -

Pekerjaan : -

ANAMNESIS

Keluhan utama : Bibir robek karna jatuh dari tempat tidur

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien terjatuh dari tempat tidur dan mengalami luka robek pada bibir atas bagian kiri sejak 5 jam yang lalu. Terjadi pendarahan aktif pada bibir yang robek.

Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ditanyakan

Riwayat Penyakit Keluarga : tidak tanyakan

Riwayat Pengobatan Sebelumnya :

Pasien dibawa ke bidan dekat rumahnya sesaat setelah kejadian. Kemudian bidan berusaha melakukan penghentian pendarahan dengan cara menekan luka. Lalu pasien di rujuk ke RSIA Zainab dikarenakan sang bidan tidak memiliki benang jenis cat gut. Karn apabila dilakukan penjahitan dengan benang besar akan merusak kosmetika sang anak.

Riwayat Kebiasaan dan Gizi : tidak ditanyakan

Riwayat Alergi : tidak ditanyakan

Page 2: Status Pasien

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign

Tekanan Darah : tidak diperiksa Berat Badan : tidak diperiksa

Denyut Nadi : tidak diperiksa Tinggi Badan : tidak diperiksa

Pernapasan : tidak diperiksa

Suhu : tidak diperiksa

GCS : E : td M : td V : td

Status Generalisata

Kepala : tidak diperiksa (Normosefal, Makrosefal, Mikrosefal)

Mata : Conjungtiva (tidak anemis), Sclera (tidak ikterik), Mata : cekung (-/-)

Mulut : tidak diperiksa, Mukosa bibir (kering/tidak), Tonsil (Hiperemis/tidak), (T?/T?)

Leher : tidak diperiksa, Tiroid (membesar/tidak), KGB (membesar/tidak)

Thorak : tidak diperiksa

Inspeksi : -

Palpasi s : -

Perkusi : -

Auskultasi : -

Abdomen

Inspeksi : tidak diperiksa

Auskultasi : tidak diperiksa

Page 3: Status Pasien

Perkusi : tidak diperiksa

Palpasi : tidak diperiksa

Ekstremitas : tidak diperiksa

Diagnosis Kerja : Vulnus Laceratum

Terapi : dilakukan hecting sebanyak 4 jahitan, lalu luka di perban.

Page 4: Status Pasien

VULNUS

Definisi

Vulnus adalah hilangnya sebagian jaringan tubuh seperti kulit, otot, tulang, organ

organ viseral dan pembuluh darah.

Etiologi

Disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,

ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.

Klasifikasi

- Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)

Jenis luka ini disebabkan oleh

karena benturan dengan benda tumpul,

dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan

perdarahan sedikit luka dan

meningkatkan resiko infeksi.

- Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)

Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada

permukaan kulit merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.

Page 5: Status Pasien

- Vulnus Punctum (Luka Tusuk)

Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit,

merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat,

jika yang mengenai abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum(luka tembus).

- Vulnus Contussum (Luka Kontusio)

Penyebab: benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka tertutup, akibat

dari kerusakan pada soft tissue dan ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri

dan berdarah (hematoma) bila kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya

jika organ dalam terbentur dapat menyebabkan akibat yang serius.

Page 6: Status Pasien

- Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat)

Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum merupakan

luka terbuka akibat dari terapi untuk dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan

licin.

- Vulnus Schlopetorum (Luka Tembak)

Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-

hitaman, bisa tidak teratur kadang ditemukan corpus alienum.

Page 7: Status Pasien

- Vulnus Morsum (Luka Gigitan)

Penyebab adalah gigitan binatang atau manusia, kemungkinan infeksi besar

bentuk luka tergantung dari bentuk gigi.

- Vulnus Perforatum (Luka Tembus)

Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena

panah, tombak atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput

serosa/epithel organ jaringan.

- Vulnus Amputatum (Luka Terpotong)

Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar/berat,

gergaji. Luka membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan

hebat, resiko infeksi tinggi, terdapat gejala pathom limb.

Page 8: Status Pasien

- Vulnus Combustion (Luka Bakar)

Penyebab oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia Jaringan kulit

rusak dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula – carbonisasi/hangus). Sensasi

nyeri dan atau anesthesia.

Manifestasi Klinis

- Deformitas: Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah

dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti: rotasi

pemendekan tulang, penekanan tulang.

- Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam

jaringan yang berdekatan dengan fraktur

- Echumosis dari Perdarahan Subculaneous

- Spasme otot spasme involunters dekat fraktur

- Tenderness/keempukan

- Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya

dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

- Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)

- Pergerakan abnormal

- Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

- Krepitasi

Page 9: Status Pasien

Komplikasi

- Kerusakan Arteri: Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak

adanya nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan

dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting,

perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.

- Kompartement Syndrom: Kompartement Syndrom merupakan komplikasi

serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah

dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang

menekan otot, saraf, dan pembuluh darah.

- Infeksi: System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.

- Shock: Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya

permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi.

Proses penyembuhan luka

- Stadium Satu

Pembentukan Hematoma: Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma

disekitar. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak

dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini

berlangsung 24 – 48 jam dan perdarahan berhenti sama sekali.

- Stadium Dua

Proliferasi Seluler: Pada stadium ini terjadi proliferasi dan differensiasi sel

menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,`endosteum, dan bone

marrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini

terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast

beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah

tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini

berlangsung selama 8 jam.

- Stadium Tiga

Pembentukan Kallus: Sel–sel yang berkembang memiliki potensi yang

kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan

mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh

Page 10: Status Pasien

kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel

tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan

kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan

periosteal.

- Stadium Empat

Konsolidasi: Bila aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang

berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan

osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat

dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen

dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu

beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.

- Stadium Lima

Remodelling: Telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama

beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses

resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. Lamellae yang lebih

tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak

dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur

yang mirip dengan normalnya.

Klasifikasi Penyembuhan

1. Penyembuhan Primer (sanatio per primam intentionem)

Didapat bila luka bersih, tidak terinfeksi, dan dijahit dengan baik.

2. Penyembuhan sekunder (sanatio per secundam intentionem)

Didapat pada luka yang dibiarkan terbuka

Luka diisi jaringan granulasi dimulai dari dasar terus naik sampai penuh

Ephitel menutup jaringan granulasi mulai dari tepi

Penyembuhan

3. Penyembuhan Primer tertunda atau Penyembuhan dengan jaringan tertunda

Luka dibiarkan terbuka

Setelah beberapa hari ada granulasi baik dan tidak ada infeksi

Luka dijahit

Page 11: Status Pasien

Penyembuhan

Penatalaksanaan

1. Persiapan Alat dan Obat

Minor Set lengkap steril

Duk 1 buah

Sarung tangan (hand scoen) 1 buah

Kasa steril secukupnya

Bisturi + tangkai / skapel

Bethadin / Poviden Iodine

Larutan H2O2

Larutan NaCl / fisiologis

Spuit injeksi

Lidocain / Aquabides

Jarum Kulit dan otot berbagai ukuran

Benang side + catgut berbagai ukuran

Plester + gunting verban

Verban gulung

Sabun yang mengandung soda

Tempat penampungan sampah / nierbeken

2. Penatalaksanaan

Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan

dilakukan

Memakai sarung tangan

Mencuci dan membersihkan luka dengan larutan NaCl, beri

bethadin diatas luka bila luka lecet

Lakukan anestesi secukupnya bila luka dalam / besar,

kemudian lakukan pencucian luka dengan larutan NaCl selang

seling dengan H2O2 sampai luka bersih.

Page 12: Status Pasien

Jika luka gigitan, cuci bersih dulu dengan sabun dan air

mengalir, selang-seling dengan H2O2

Pasang duk steril di atas luka

Lakukan debridement pada luka

Penjahitan dilakukan primer, jika luka bersih dan penjahitan

dilakukan sekunder bila luka terkontaminasi dan luka gigitan

yang luas.

Jika luka tusuk lakukan cross incise

Luka yang dalam / berongga sebaiknya pasang drain

Jika luka telah selesai dijahit, bersihkan permukaan kulit dan

sekitarnya dengan larutan NaCl dan keringkan

Tutup luka dengan kasa steril dan beri bethadin

Bereskan alat dan sterilkan kembali

Mencuci tangan