Status Pasien 1

29
STATUS PASIEN I. Identitas Pasien Nama : Tn. E Umur : 56 th Jenis kelamin : laki-laki Suku bangsa : sunda Pekerjaan : perangkat desa dan peternak ayam Alamat : singkup RT 04 RW 02 kecamatan jepara Tanggal Pemeriksaan : 2 Oktober 2013 jam 10.00 WIB II. Anamnesa Keluhan utama: Penglihatan kabur pada mata kiri Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poliklinik mata RSUD 45 Kuningan dengan keluhan penglihatan kabur sejak 10 hari yang lalu.

Transcript of Status Pasien 1

Page 1: Status Pasien 1

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. E

Umur : 56 th

Jenis kelamin : laki-laki

Suku bangsa : sunda

Pekerjaan : perangkat desa dan peternak ayam

Alamat : singkup RT 04 RW 02 kecamatan jepara

Tanggal Pemeriksaan : 2 Oktober 2013 jam 10.00 WIB

II. Anamnesa

Keluhan utama:

Penglihatan kabur pada mata kiri

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke poliklinik mata RSUD 45 Kuningan dengan keluhan penglihatan

kabur sejak 10 hari yang lalu. Keluhan tersebut terjadi pada mata kiri pasien. Pada saat

melihat pasien juga merasa silau. Pasien juga mengatakan matanya merah dan berair.

Selain itu pasien merasakan nyeri pada mata kiri pasien. Pasien merasakan seperti ada

benda asing pada mata kirinya. Pasien menceritakan pada awalnya 2 bulan yang lalu

pasien merasakan mata pasien merah, belekan dan berair. Belekan dirasakan pasien

Page 2: Status Pasien 1

terutama pada saat bangun tidur dipagi hari. Pada saat itu penglihatan pasien belum

kabur. Pasien kemudian berobat ke puskesmas. Namun pasien tidak merasakan

perubahan. Kemudian pasien berobat ke dokter umum, dan tidak ada perubahan.

Beberapa hari selanjutnya pasien kembali berobat ke dokter umum yang lainya dan masih

saja tidak ada perubahan yang berarti. Satu bulan yang lalu akhirnya pasien berobat ke

poliklinik mata RSUD 45 Kuningan, diberikan obat, pasien merasakan ada sedikit

perubahan. Namun setelah obat habis pasien merasakan penglihatan menjadi kabur. Dan

pada akhirnya pada hari ini pasien kembali berobat dengan keluhan penglihatan mata kiri

menjadi kabur.

Pasien mengatakan sering “mengucek-ngucek” matanya. Selain itu pasien juga

mengatakan mata pasien terkena debu akibat sering membersihkan kandang ayam

miliknya.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga:

tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama denga pasien

Riwayat Pengobatan Sebelumnya:

pasien sudah pernah berobat ke puskesmas dan ke dokter umum sebanyak dua kali

Page 3: Status Pasien 1

III.Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : composmentis

Vital sign: TD : 160/90

IV. Pemeriksaan Oftalmologi

Pemeriksaan Ocular Dextra Ocular Sinistra

Visus 5/12 1/300

Pinhole - -

Refraksi - -

Lapang pandang - -

Gerakan bola mata Gerak bola mata bebas ke

segala arah

Gerak bola mata bebas

ke segala arah

Palpebra Superior

Edema

Hiperemis

Papil

Entropion

Silia

Pseudoptosis

Sikatriks

Trikiasis

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

Page 4: Status Pasien 1

- -

Palpebra Inferior

Edema

Hiperemis

Entropion

Silia

Sikatriks

Trikiasis

- -

- -

- -

- -

- -

- -

Konjungtiva palpebra

Superior

Inferior

- + hiperemis

- + hiperemis

Konjungtiva bulbi

Injeksi konjungtiva

Injeksi silier

- +

- +

Kornea

Keadaan

Permukaan

DBN Terdapat ulkus central.

Pada bag.tengah

terdapat descemetokel.

Tepi tidak rata

Bilik mata depan

Hifema - -

- -

Page 5: Status Pasien 1

Hipopion

Iris

- Warna

Sinekia - +

Pupil

Bentuk

Refleks cahaya

reguler Sulit dinilai

+ Sulit dinilai

Lensa normal Detail sulit dinilai

Apparatus lakrimalis normal Lakrimasi +

Tonometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 6: Status Pasien 1

V. Resume

Pasien datang dengan keluhan penglihatan mata kiri menjadi kabur sejak 10 hari yang

lalu. Keluhan disertai mata merah, berair, nyeri dan silau. 2 bulan sebelumnya pasien

sudah mengeluhkan mata merah tetapi penglihatn belum kabur seperti sekarang. Pasien

sudah beberapa kali berobat dan belum ada perubahan sampai akhirnya timbul keluhan

seperti sekarang.

Pemeriksaan oftalmologi : (OS)

Visus : 1/300

Konjungtiva palbebra sinistra : hiperemis

Konjungtiva bulbi : terdapat injeksi conjunctiva dan injeksi silier

Kornea : terdapat ulkus central. Pada bag.tengah terdapat descemetokel. Tepi

tidak rata

Lakrimalis : lakrimasi +

VI. Pemeriksaan yang telah dilakukan

-tes flouresen : +

pada slitlamp terlihat hilangnya jaringan kornea pada bagian sentral dan pada bagian

tengah tampak descemetokel

VII. Pemeriksaan Anjuran

- Pewarnaan gram dan KOH

- Kultur

Page 7: Status Pasien 1

VIII. Diagnosis Banding

OS ulkus kornea susp.bakteri + descemetocel

OS ulkus kornea susp jamur +descemetocel

IX. Diagnosis Kerja

OS ulkus kornea susp.bakteri + descemetocel

X. Penatalaksanaan

- pasien dirawat dirumah sakit

- infuse Ringer Laktat

- inj.ciprofloxacin 3x1

- inj. Gentamicin 3x1

- inj. Ranitidine 3x1

- inj. Kaltrofen 2x1

- giflox ditetes tiap ½ jam

- gentamicin e.d tiap ½ jam

- tropin e.d tiap 5x 1tetes

- acyclovir 5x 800mg

- ketokonazol 2x1

- glaukom tab

XI. Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Page 8: Status Pasien 1

Quo ad functionam : dubia ad malam

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Kornea

Page 9: Status Pasien 1

Bola mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata. Dinding bola mata

terdiiri dari sclera dan kornea. Pada kornea terdiri dari lima lapisan, yaitu :

Epitel

Merupakan lapisan paling luar kornea dan berbentuk epitel berlapis gepeng tanpa

tanduk

Membrane bowman

Suatu membrane tipis yang homogeny terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang

mempertahankan bentuk kornea.

Stroma

Lapisan paling tebal dari kornea. Bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata

depan.

Membrane descemet

Lapisan ini merupakan pelindung atau barier infeksi dan masuknya pembuluh darah.

Endotel

Merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea. Endotel

merupakan sebagai pengatur cairan didalam stroma kornea.

Gambar lapisan kornea

(www.duniamata.blogspot.com)

Page 10: Status Pasien 1

B. Definisi Ulkus Kornea

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea sampai lapisan

stroma akibat kematian jaringan kornea.1

C. Epidemiologi1

Penelitian di United Kingdom melaporkan beberapa factor berkaitan dengan

meningkatnya resiko terjadinya invasi pada kornea yaitu penggunaan lensa kontak yang

sama, laki-laki, merokok dan sering terjadi pada bulan maret sampai juli. Dari penelitian

juga didapatkan insidensi terjadinya ulkus kornea meningkat hingga 8 kali lipat pada

mereka yang tidur masih menggunakan lensa kontak.

Ulkus kornea dapat mengenai semua umur. Di Indonesia ulkus kornea tahun 1993

adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus

kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang

tidak di ketahui penyebabnya.

D. Patogenesis

Ulkus kornea terjadi akibat organisme yang memproduksi toksin yang

menyebabkan nekrosis dan pembentukan pus dijaringan kornea. Kornea merupakan

bagian mata yang avaskuler, sehingga apabila terjadi infeksi maka proses infiltrasi dan

vaskularisasi dari limbus baru akan terjadi 48 jam kemudian. Maka badan kornea,

wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai

makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat di

limbus dan tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-

sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan

timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-

Page 11: Status Pasien 1

batas tak jelas dan permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan

timbulah ulkus kornea.2

Patologi dari ulkus kornea

- Tahap progresif infiltrasi

Pada tahap ini dikarakteristikan dengan infiltrasi dari PMN dan/atau limfosit kedalam

epithelium dari sirkulasi perifer. Pada tahap ini nekrosis dapat muncul pada jaringan

tergantung dari virulensi agen pathogen dan kekuatan mekanisme pertahana dari host

tersebut.

- Tahap ulserasi aktifUlserasi aktif terjadi disebabkan karena nekrosis dan pengelupasan dari epithelium,

membrane bowman dan stroma. Dinding dari ulserasi aktif ini akan membengkak

disebabkan oleh lamella yang terimbibis oleh cairan dan leukosit diantaranya. Pada tahap

ini disekitar dan dasar dari ulserasi akan memperlihatkan infiltrasi abu-abu dan

pengelupas.

Pada tahap ini akan muncul hyperemia dari jaringan sirkumkorneal yang merupakan hasil

dari akumulasi eksudar purulen dari kornea. Kongesti vaskular pada iris, badan siliaris

dan iritis terjadi akibat dari absorpsi toxin dari ulserasi. Eksudasi dapat masuk kedalam

COA melalui pembuluh iris dan bandan siliaris menyebabkan hipopion. Ulserasi dapat

berkembang hanya pada bagian superficial ataupuan dapat lebih menembus kedalam

hingga menyebabkan formasi descemetocele hingga perforasi kornea.

- Tahap regresiTahap regersi merupakan tahapan yang diinduksi dari mekanisme pertahanan dan

tatalaksana yang didapatkan yang meningkatkan respon host. Garis demarkasi kemudian

terbentuk di sekitar ulkus, yang terdiri dari leukosit yang menetralkan dan memakan agen

patogen dan debris-debris nekrosis. Digesti dari materi nekrosis ini dapat menyebabkan

ulkus yang semakin besar. Proses ini kemudian diikut dengan vaskularisasi superfisial

yang meningkatkan respon imun humoral dan selular. Ulkus pada tahap ini mulai sembuh

beregenerasi.

- Tahap sikatrik

Page 12: Status Pasien 1

Pada tahap ini terjadi epitelisasi yang progresif yang membentuk lapisan penutup yang

permanen. Dibawah epitel, terdapat jaringan fibrosa terdiri dari fibroblas kornea dan sel

endotel dari pembuluh darah baru. Stroma kemudian menebal dan memenuhi bagian

bawah epitelium, sehingga mendorong epitel ke arah anterior.

Tahap sikatrik dari proses penyembuhan berbeda-beda. Pada ulkus sangat superfisal dan

hanya meliputi epitel, penyembuhan akan terjadi tanpa meninggalkan opasitas.

Sedangkan jika ulkus mencakup membran Bowman dan lamela stroma superfisial,

sikatrik yang tebentuk akan membentuk nebula. Makula dan leukoma dapat terjadi pada

proses penyembuhan ulkus yang meliputi sepertiga dan melebihi stroma kornea.

Gambar 3. Tahap dari Ulkus Kornea Lokal4

Patologi dari ulkus kornea perforasi:

Perforasi pada ulkus kornea muncul jika proses ulserasi menembus hingga membran

descemet. Membran ini kemudian akan menonjol keluar sebagai Descemetocele. Pada

tahap ini, batuk, buang air besar, dapat membuat terjadinya perforasi ulkus kornea.

Segera setelah terjadinya perforasi, aquous humor akan keluar, tekanan intra okular

menurun dan diafragma iris-lensa akan bergerak kearah anterior. Jika perforasinya

kecil dan berlawanan dengan jaringan iris, maka iris dapat prolaps. Leukoma

merupakan hasil yang sering terjadi pada ulkus ini.

Page 13: Status Pasien 1

Patologi dari ulkus kornea mengelupas dan pembentukan staphyloma anterior:

Pada keadaan dimana agen pathogen memiliki virulensi yang tinggi ataupun

membran resistensi dari host sangat rendah, seluruh kornea dapat terkelupas kecuali

pada bagian ujung rim dan seluruh iris akan prolaps. Iris kemudian akan inflamasi

dan eksudat akan menyumbat pupil dan menutupi iris membentuk pseudokornea.

Pseudokornea yang terbentuk dari eksudat ini merupakan layar tipis fibrosa dimana

konjuntiva dan epitel kornea akan tumbuh diatasnya. Karena tipis, dan tidak dapat

menahan tekanan intraocular, pseudokornea ini akan menonjol keluar bersamaan

dengan jaringan iris yang menempel. Sikatrik ini kemudian disebut dengan anteriotr

staphyloma yang bergantung dari perkembnagnnya dapat bersifat parsial atau total.

Ketebalan dari staphyloma ini berbeda-beda yang menghasilkan permukaan lobul-

lobul yang menghitam dengan jaringan iris sehingga nampak seperti anggur hitam.

E. Etiologi2,3

Infeksi

Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella

merupakan penyebab paling sering

Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium

dan spesies mikosis fungoides.

Infeksi virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk khas dendrit

dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan

menimbulkan ulkus.

Acanthamoeba

Infeksi kornea oleh acanthamoeba sering terjadi pada pengguna lensa kontak lunak,

khususnya bila memakai larutan garam buatan sendiri. Infeksi juga biasanya

ditemukan pada bukan pemakai lensakontak yang terpapar air atau tanah yang

tercemar.

b. Noninfeksi

Page 14: Status Pasien 1

Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.

Radiasi atau suhu

Sindrom Sjorgen

Defisiensi vitamin A

Obat-obatan (kortikosteroid, idoxiuridine, anestesi topical, immunosupresif)

Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.

Pajanan (exposure)

Neurotropik

c. Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)

Terjadinya ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor pencetus yaitu rusaknya

sistem barier epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti:3

a. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata, sumbatan

saluran lakrimal)

b. Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi kornea) karena trauma,

penggunaan lensa kontak, luka bakar pada muka

c. Kelainan lokal pada kornea, meliputi edema kornea kronik, keratitis exposure (pada

lagoftalmos, anestesi umum, koma), keratitis karena defisiensi vitamin A, keratitis

neuroparalitik, keratitis superficialis virus

d. Kelainan sistemik, meliputi malnutrisi, alkoholisme, sindrom Steven-Johnson, sindrom

defisiensi imun

e. Obat-obatan penurun sistem imun, seperti kortikosteroid, obat anestesi lokal

F. Klasifikasi1,4

Dikenal dua bentuk ulkus pada kornea yaitu sentral dan perifer

- Ulkus Kornea Sentral

Biasanya merupakan ulkus infeksi yang terjadi sekunder akibat kerusakan epitel

kornea. Lesi terletak disentral, jauh dari limbus yang mempunyai vascularisasi.

Ulkus ini sering disertai dengan hipopion- kumpulan sel-sel radang yang tampak

sebagai suatu lapisan pucat dibagian bilik mata depan yang juga terdapat pada

uveitis anterior berat.

a. Ulkus kornea bakterialis

Page 15: Status Pasien 1

Ulkus Streptokokus

Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea

(serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram

dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan

menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh

streptokokus pneumonia.

Ulkus Stafilokokus

Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai infiltrat

berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara

adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan

infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus sering kali

indolen yaitu reaksi radangnya minimal.

Ulkus Pseudomonas

Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea.ulkus sentral ini dapat

menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam dapat

mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. Gambaran berupa

ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna

kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik

mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.

Ulkus Pneumokokus

Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam.Tepi ulkus akan

terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran

karakteristik yang disebut ulkus serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel

yang penuhdan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat

cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat

banyak kuman. Ulkus ini selalu ditemukan hipopion yang tidak selamanya

sebanding dengan beratnya ulkus yangterlihat.diagnosa lebih pasti bila

ditemukan dakriosistitis.

b. Ulkus kornea fungi

Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa

minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada

Page 16: Status Pasien 1

permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak

kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti

bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal

penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya.

Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada

infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik.Dapat

terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar

disertai hipopion.

c. Ulkus kornea virus

Ulkus kornea Herpes Zoster

Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul

satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel

kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat

terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit

yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes

zoster berwarna abu-abu kotor. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit.

Keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi

sekunder.

Ulkus kornea Herpes Simplex

Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex dapat terjadi tanpa

gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang

kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea

disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi. terdapat hipertesi

pada korneasecara lokal kemudian menyeluruh. Terdapat pembesaran

kelenjar preaurikuler. Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulseratif, jelas

diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya

d. Ulkus kornea acanthamoeba

Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya,

kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen,

cincin stroma, dan infiltrat perineural.

- Ulkus Kornea perifer

Page 17: Status Pasien 1

Kebanyakan ulkus kornea marginal bersifat jinak namun sangat sakit.

Ulkus ini timbul akibat konjungtivitis bakteri akut atau menahun, khususnya

blefarokonjungtivitis stafilokokus dan lebih jarang konjungtivitis Koch-Weeks.

Ulkus ini timbul akibat sensitasi dari produk bakteri, antibodi pembuluh limbus

bereaksi dengan antigen yang telah berdifusi melalui epitel kornea.

Ulkus kornea marginal merupakan peradangan kornea bagian perifer

berbentuk khas yang biasnya terdapat daerah jernih antara limbus kornea dengan

tempat kelainanya. Sumbu memanjang daerah peradangan biasanya sejajar

dengan limbus kornea. Diduga dasar kelainanya ialah suatu reaksi

hipersensitivitas terhadap eksotoksin stafilokokus.

G. Gejala Klinis

Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa:2

1. Gejala subjektif

Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva

Sekret mukopurulen

Merasa ada benda asing di mata

Pandangan kabur

Mata berair

Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus

Silau

Nyeri

Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer

kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.

2. Gejala objektif

Injeksi silier

Hilangnya sebagian kornea dan adanya infiltrat

Hipopion

H. Diagnosa1,2

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium.

Page 18: Status Pasien 1

- Anamnesis

Didapatakan keluhan berupa mata merah, nyeri, penglihatan kabur, silau jika

melihat cahaya, kelopak teras berat. Adanya riwayat trauma, kemasukan benda

asing, pemakaian lensa kontak, ataupun penggunaan steroid jangka panjang.

- Pemeriksaan fisik

Visus : didapatkan adanya penurunan visus pada mata yang mengalami infeksi

oleh karena adanya defek pada kornea

Slit lamp: seringkali iris, pupil, dan lendsa sulit dinilai oleh karena kekeruhan

pada kornea

- Tes Flouresin

Pada ulkus kornea didaptkan hilangnya sebagian permukaan kornea. Utntuk

melihat adanya daerah yang defek pada kornea ( waran hijau menunjukan daerah

yang defek pada kornea)

- Pewarnaan gram dan KOH

Untuk menentuka mikroorganisme penyebab ulkus dan juga jamur

- Kultur

Kadangkala dibutuhkan untuk mengisolasi organism kausatif pada beberapa

kasus

I. Penatalaksanaan2.5

Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis

mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus

kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik,

anti virus, anti jamur dan sikloplegik. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien

tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.

Tujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah

berkembangnya bakteri dan mengurangi reaksi radang, dengan cara:

1.      Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Erosi kornea

yang sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.

2.      Antibiotik

Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas dapat

diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan subkonjungtiva.

Page 19: Status Pasien 1

3.      Pemberian sikloplegika

Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena masa kerjanya lama,

hingga 1-2 minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :

Sedatif, menghilangkan rasa sakit

Dekongestif, menurunkan tanda radang

Menyebabkan paralise m.siliaris dan m.konstriktor pupil. Dengan lumpuhnya

m.siliaris mata tidak mempunyai daya akomodasi sehingga mata dalam keadaan

istirahat. Dengan lumpuhnya m.konstriktor pupil, terjadi midriasis, sehingga

sinekia posterior yang telah terjadi dapat dilepaskan dan dicegah pembentukan

sinekia posterior yang baru.

4.      Bedah

Tindakan bedah meliputi

Keratektomi superficial tanpa membuat perlukaan pada membran Bowman

Tissue adhesive atau graft amnion multilayer

Flap konjungtiva

Patch graft dengan flap konjungtiva

Keratoplasti tembus

Fascia lata graft

J. Komplikasi6

Komplikasi yang paling sering timbul berupa kebutaan parsial atau komplit dalam waktu

sangat singkat, kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan

panopthalmitis, prolaps iris, sikatrik kornea, katarak, glaukoma sekunder.

K. Prognosis

Tergantung dari cepat lambatnya pasien mendapatkan pengobatan, jenis mikroorganisme

penyebab, dan adanya penyulit maupun komplikasi.

Page 20: Status Pasien 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Referat Ulkus kornea, available from: skydrugz.blogspot.com

2. Alboneh,H.2012. LapKas Ulkus Kornea. FK UNDIP

3. Ilyas.S, dkk.Ed. 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Dan Mahasiswa Kedokteran Edisi Ke 2. CV.Sagung Seto: Jakarta

4. Riordan,P.Whitcher,J.2010. Vaughan and Asbury Oftalmologi Umum. EGC: Jakarta

5. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004

6. Mills TJ, Corneal Ulceration and Ulcerative Keratitis in Emergency Medicine. Avaible

from: http://www.emedicine.com/emerg/topic 115.htm.

7. Andrian. Lutfie. Diskusi Keratitis dan Ulkus Kornea. FKUI : Jakarta

Page 21: Status Pasien 1